-
ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL BERDASARKAN MODEL INDEKS TUNGGAL
PADA SAHAM LQ-45
Septyarini
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma,
Depok
ABSTRAK
Dalam melaksanakan kegiatan investasi, seorang investor
dihadapkan pada dua hal yaitu tingkat pengembalian dan juga risiko
yang mungkin timbul akibat adanya ketidakpastian. Investasi di
pasar modal menjadi pilihan di kalangan investor, karena
menjanjikan tingkat return yang lebih tinggi. Namun kita perlu
ingat bahwa semakin besar return, maka tingkat risikonya akan
semakin besar pula. Maka para investor meminimalkan resiko yang
mereka tanggung dengan melakukan diversifikasi, diversifikasi dapat
diwujudkan dengan cara mengkombinasikan berbagai sekuritas dalam
investasi, dengan kata lain mereka membentuk portofolio. Metode
analisis model indeks tunggal dapat digunakan untuk menentukan
saham-saham yang membentuk portofolio optimal serta proporsinya.
BEJ membuat suatu indeks yang dikenal sebagai indeks liquid 45
(LQ-45). Indeks ini terdiri dari saham-saham yang memiliki
kapitalisasi pasar besar dan likuiditas yang tinggi. Pembentukan
portofolio optimal pada bulan Juli 2007 Juni 2009 dari 23 saham
LQ-45 yang kontinyu masuk dalam indeks LQ-45, terdapat 4 saham yang
dapat membentuk portofolio optimal, yaitu PTBA (Tambang Batubara
Bukit Asam Tbk) sebesar 60,4876%, INKP (Indah Kiat Pulp & Paper
Tbk) sebesar 27,1575%, UNTR (United Tractors Tbk) sebesar 10,7909%,
AALI (Astra Agro Lestari Tbk) sebesar 1,5640%. Portofolio tersebut
menjanjikan tingkat pengembalian sebesar 4,8693% per bulan dengan
standar deviasi / risiko sebesar 23,8590%. Kata kunci: portofolio
saham 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan investasi pada
hakekatnya memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan tertentu.
Motif mencari keuntungan merupakan hal yang membedakan kegiatan
investasi dengan kegiatan menabung adalah untuk perlindungan serta
untuk memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan
mencadangkan sejumlah dana.
Dalam melaksanakan kegiatan investasi, seorang investor
dihadapkan pada dua hal yaitu tingkat pengembalian dan juga risiko
yang mungkin timbul akibat adanya ketidakpastian. Investasi dapat
dilakukan dalam dua bentuk, investasi pada real asset dapat
dilakukan dengan pembelian aset produktif, pendirian pabrik dan
lainnya. Bentuk lain investasi pada financial asset dapat dilakukan
pada pasar uang (berupa sertifikat deposito, commercial paper,
dan
-
lainnya) maupun pasar modal (berupa saham, obligasi, dll).
Investor pada umumnya merupakan pihak yang sangat tidak menyukai
risiko tetapi menginginkan return yang maksimal, untuk itulah
dewasa ini, investasi di pasar modal menjadi pilihan di kalangan
investor, karena menjanjikan tingkat return yang lebih tinggi
dibandingkan dengan investasi di sektor real asset maupun di pasar
uang. Meskipun investasi di pasar modal menjanjikan tingkat return
yang lebih tinggi, namun kita perlu ingat bahwa semakin besar
return, maka tingkat risikonya akan semakin besar pula. Untuk
itulah sebagai seorang investor hal yang paling penting untuk
diperhatikan adalah bagaimana investasi dapat menghasilkan return
optimal pada tingkat risiko yang minimal. Maka para investor
meminimalkan risiko yang mereka tanggung dengan melakukan
diversifikasi, diversifikasi dapat diwujudkan dengan cara
mengkombinasikan berbagai sekuritas dalam investasi, dengan kata
lain mereka membentuk portofolio. Banyaknya jumlah perusahaan yang
listing di BEJ, membuat para investor bingung untuk menentukan
pilihan yang tepat, saham mana yang aman, terbaik dan layak untuk
dibeli. Maka dari itu BEJ berusaha membantu para investor untuk
menentukan pilihannya dengan membuat suatu indeks yang dikenal
sebagai indeks liquid 45 (LQ-45). Indeks ini terdiri dari
saham-saham yang memiliki kapitalisasi pasar besar dan likuiditas
yang tinggi. Dengan adanya indeks ini tentu sangat membantu para
investor untuk memilih mana saham yang tepat, namun bukan berarti
tidak perlu melakukan analisa lagi. Analisis portofolio dapat
digunakan untuk menentukan return
optimal pada risiko yang minimal, salah satu metode analisis
yang digunakan adalah Model Indeks Tunggal. Saham-saham yang
dimasukkan ke dalam rangkaian portofolio merupakan saham-saham yang
memiliki kinerja yang baik. Penilaian kinerja saham ditentukan
dengan menggunakan rasio ERB (excess return to beta). Analisis
dilakukan dengan menghitung koefisien beta yang mencerminkan
tingkat risiko dan tingkat return masing-masing saham yang diamati,
dengan diketahuinya tingkat return saham dan koefisien beta, kita
dapat menentukan exess return to beta (ERB) yang mencerminkan
tingkat keuntungan yang sangat mungkin dapat dicapai. Untuk
mendapatkan ERB yang dikatakan tinggi, diperlukan sebuah titik
pembatas ( C*). Dengan menentukan titik pembatas (C*) akan
diketahui saham-saham yang memiliki nilai ERB yang tinggi, yang
juga merupakan saham-saham yang memiliki tingkat keuntungan yang
optimal dengan tingkat risiko yang minimal. Dengan Model Indeks
Tunggal, juga dapat ditentukan besarnya proporsi dana yang akan
diinvestasikan. 1.2. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan
untuk: 1. Menentukan saham-saham yang
membentuk portofolio optimal dari saham-saham LQ-45 dengan Model
Indeks Tunggal serta proporsinya.
2. Mengetahui return ekspektasi dan risiko portofolio
tersebut.
3. Mengetahui analisis portofolio optimal berdasarkan model
indeks tunggal.
-
2. METODE PENELITIAN 2.1. Objek Penelitian Objek dalam
penelitian ini adalah saham-saham perusahaan yang kontinyu masuk
dalam indeks LQ-45 pada periode Agustus 2007 Januari 2008, Februari
2008 Juli 2008, Agustus 2008 Januari 2009, Februari 2009 Juli 2009.
Berdasarkan data yang dikumpulkan, dari bulan Agustus 2007 Juli
2009 terdapat 23 saham yang tetap. 2.2. Data / Variabel Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa: 1.
Harga penutupan setiap bulan 23
saham dari bulan Juni 2007 Juni 2009.
2. Data IHSG bulanan dari bulan Juni 2007 Juni 2009.
3. Tingkat suku bunga SBI yang berjangka waktu 1 bulan. Data
yang digunakan yaitu dari bulan Juli 2007 Juni 2009.
2.3 Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data
sekunder. Data sekunder diperoleh dari instansi atau lembaga yang
berkaitan, dan telah dipublikasikan seperti melalui internet.
Selain itu, melakukan studi pustaka yang bersumber dari berbagai
buku. Metode ini digunakan sebagai pedoman dalam menjelaskan
teori-teori serta menganalisis data yang berkaitan dengan
pembahasan dalam penelitian ini. 2.4. Alat Analisis Alat analisis
yang digunakan yaitu analisis portofolio menggunakan model indeks
tunggal. Analisis yang dilaksanakan dengan model indeks tunggal
dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Menghitung return dan risiko saham Return saham dapat
dihitung dengan rumus: Notasi: P BtB = harga saham periode t P Bt-1
B = harga saham periode sebelumnya Return ekspektasi saham
dapat
dihitung dengan rumus: Notasi: RBijB = Return saham i periode j
E(RBiB) = tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi N =
jumlah periode Risiko saham dapat dihitung dengan
rumus: Notasi: BiPB2 P = varian
2. Menghitung return dan risiko pasar
Return pasar (IHSG) dapat dihitung dengan rumus:
PBtB PBt-1 Return = PBt-1 B
N
RBij j=1 E(RBiB) = N
B NB [(RBijB E(RBiB)] P2
BiPB2 P = B j=1 B N
IHSGBtB IHSG Bt-1 B RBm,tB = IHSGBt-1 B
-
Notasi: RBm,tB = return pasar periode t IHSG BtB = IHSG periode
t IHSG Bt-1 B = IHSG periode sebelumnya Return ekspektasi pasar
dapat dihitung dengan rumus: Notasi: E(RBMB) = Return ekspektasi
pasar Risiko pasar dapat dihitung dengan rumus: Notasi: BMPB2 P =
varian pasar
3. Menghitung Beta dan Alpha sekuritas Beta sekuritas dapat
dihitung dengan rumus: atau dapat juga diuraikan sebagai
berikut:
Alpha sekuritas dapat dihitung dengan rumus:
4. Menghitung kesalahan residu dan varian dari kesalahan residu
kesalahan residu dapat dihitung dengan rumus: Notasi: eBiB =
kesalahan residu varian dari kesalahan residu dapat dihitung dengan
rumus: Notasi: BeiPB2 P = varian dari kesalahan residu atau dapat
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
5. Menentukan Portofolio Optimal (1) Menghitung excess return to
beta
Notasi: ERBBiB = excess return to beta sekuritas ke-i RBBRB =
return aktiva bebas risiko
N
RBm,t t=1 E(RBMB) = N
B N B [(RBm,tB E(RBMB)] P2
BMPB2 P = B t=1 B N
BiM BiB = P2 PBMB
n
(RBi B - E(RBiB)) . (RBM B - E(RBMB)) t=1 BiB = n
(E(RBMB) - RBM B) P2 t=1
E(RBiB) = BiB + BiB . E(RBMB)
RBiB = BiB + BiB . RBMB + e BiB
BiPB2 P = BiPB2 P . BMPB2 P + BeiPB2 P
B NB [(eBiB E(eBiB)]P2
BeiPB2 P = B t=1 B N
E(RBiB) RBBR ERBBiB = BiB
-
(2) Menentukan besarnya titik
pembatas Besarnya titik pembatas ini dapat ditentukan dengan
langkah- langkah sebagai berikut ini.
1. Urutkan sekuritas-sekuritas berdasarkan nilai ERB terbesar ke
nilai ERB terkecil. Sekuritas-sekuritas dengan nilai ERB terbesar
merupakan kandidat untuk dimasukkan ke portofolio optimal.
2. Hitung nilai Ai dan Bi untuk masing-masing sekuritas ke-i
sebagai berikut:
dan
3. Hitung nilai Ci.
4. Besarnya cut-off point (C*) adalah nilai CBiB yang
terbesar.
5. Sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio optimal adalah
sekuritas-sekuritas yang mempunyai nilai ERB lebih
besar atau sama dengan nilai ERB di titik C*.
Sekuritas-sekuritas yang mempunyai ERB lebih kecil dengan ERB titik
C* tidak diikutsertakan dalam pembentukan portofolio optimal.
(3) Menentukan besarnya proporsi
masing-masing sekuritas tersebut di dalam portofolio optimal.
Besarnya proporsi untuk sekuritas ke i adalah sebesar:
dengan nilai X BiB adalah sebesar:
Notasi: wBiB = proporsi sekuritas ke-i k = jumlah sekuritas di
portofolio optimal
6. Menghitung return dan risiko
portofolio (1) Menghitung return ekspektasi
portofolio 1. Beta dari portofolio (BpB)
merupakan rata-rata tertimbang dari Beta masing-masing sekuritas
(BpB):
[E(RBiB) RBBRB] . Bi ABiB = BeiPB2 P
BiPB2 PB Bi = BeiPB2 P
i
BMPB2 P ABj j=1 CBiB = i
1 + BMPB2 P BBj j=1
XBi wBiB = k
XBj j=1
Bi XBiB = (ERBBiB C*) BeiPB2 P
n
BpB = w BiB . Bi i=1
-
2. Alpha dari portofolio ( BpB) juga merupakan rata-rata
tertimbang dari Alpha tiap-tiap sekuritas ( BpB):
Dengan mensubstitusikan karakteristik ini, yaitu BpB dan BpB,
maka return ekspektasi portofolio adalah sebagai berikut:
(2) Menghitung risiko portofolio Varian dari portofolio
adalah
sebesar: 3. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 3.1. Data Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah saham-saham perusahaan yang masuk
dalam indeks LQ-45. Indeks ini terdiri dari 45 saham yang dipilih
setelah melalui beberapa kriteria sehingga indeks ini terdiri dari
saham-saham yang mempunyai likuiditas yang tinggi dan juga
mempertimbangkan kapitalisasi pasar dari saham-saham tersebut.
Pergantian saham akan dilakukan setiap 6 bulan sekali, yaitu pada
setiap awal bulan Februari dan Agustus. Bila terdapat saham yang
tidak memenuhi kriteria, saham tersebut akan dikeluarkan dari
perhitungan indeks dan digantikan dengan saham yang memenuhi
kriteria. 3.2. Return dan Risiko Aktiva Tunggal Perhitungan return
saham individual didasarkan pada perubahan harga penutupan per
bulan. Dengan memasukkan return saham dalam rumus perhitungan maka
akan diperoleh return ekspektasi dan risiko saham individual.
Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan return ekspektasi dan
risiko dari 23 saham LQ-45.
Tabel 3.1 Return Ekspektasi dan Risiko pada 23
Saham LQ-45 Kode E(RBi B) Bi PB2P BiB AALI 0,032269 0,040545
0,201359
ANTM 0,006004 0,037117 0,192657
ASII 0,030586 0,029521 0,171817
BBCA -0,002471 0,026168 0,161765
BBRI 0,015692 0,023899 0,154594
BDMN 0,001518 0,028804 0,169716
BLTA -0,014981 0,036952 0,192229 BMRI 0,012553 0,022709
0,150694
BNGA 0,003470 0,032180 0,179387
BNII 0,047726 0,034300 0,185202
CTRA 0,016303 0,051975 0,227981
INCO -0,015670 0,082040 0,286426
INDF 0,012639 0,029449 0,171608
INKP 0,060325 0,114970 0,339072
ISAT -0,004861 0,012065 0,109839
MEDC 0,010465 0,030413 0,174393
PGAS -0,001388 0,049969 0,223537
PTBA 0,046162 0,043024 0,207422
SMCB 0,028146 0,042007 0,204956
TINS 0,010503 0,074382 0,272731
TLKM -0,006555 0,009334 0,096613
UNSP 0,008287 0,077331 0,278084
UNTR 0,035984 0,040513 0,201277
n
BpB = w BiB . Bi i=1
E(RBpB) = BpB + BpB . E(RBMB)
BpPB2 P = BpPB2 P . BMPB2 P + ( wBiB . BeiB) P2 P
-
Dengan melihat tabel di atas maka dapat diketahui bahwa terdapat
17 saham yang memiliki tingkat pengembalian yang positif dan 6
saham dengan tingkat pengembalian yang negatif. Saham yang return
ekspektasinya positif adalah saham yang layak untuk dijadikan
alternatif dalam berinvestasi. Dalam tabel tersebut dapat dilihat
bahwa 5 saham yang memiliki return ekspektasi tertinggi adalah
saham INKP (Indah Kiat Pulp & Paper Tbk) dengan rata-rata
keuntungan bulanan sebesar 0,060325 atau 6,0325%, saham BNII (Bank
International Indonesia Tbk) dengan rata-rata keuntungan bulanan
sebesar 0,047726 atau 4,7726%, saham PTBA (Tambang Batubara Bukit
Asam Tbk) dengan rata-rata keuntungan bulanan sebesar 0,046162 atau
4,6162%, saham UNTR (United Tractors Tbk) dengan rata-rata
keuntungan bulanan sebesar 0,035984 atau 3,5984%, dan saham AALI
(Astra Agro Lestari Tbk) dengan rata-rata keuntungan bulanan
sebesar 0,032269 atau 3,2269%. Adapun standar deviasi / risiko dari
5 saham tersebut yaitu INKP 33,9072%, BNII 18,5202%, PTBA 20,7422%,
UNTR 20,1277%, dan AALI 20,1359%. 3.3. Return dan varian Pasar
Indeks pasar yang dapat dipilih untuk pasar BEJ yaitu IHSG (Indeks
Harga Saham Gabungan). Dalam penelitian ini digunakan data IHSG
yang diambil pada akhir bulan. Dari perhitungan IHSG tersebut
diperoleh tingkat pengembalian pasar yang positif yaitu 0,003691
atau 0,3691% per bulan dan varian pasar sebesar 0,010950 atau
1,0950% per bulan. Jika tingkat pengembalian pasar dibandingkan
dengan tingkat pengembalian dari 23 saham
tersebut, ada 15 saham yang memiliki keuntungan di atas
keuntungan pasar. 3.4. Model Indeks Tunggal Nilai Beta dan Alpha
dari masing-masing saham dapat diperoleh dengan menggunakan SPSS
dengan metode analisis regresi linear, dengan menggunakan return
sekuritas per bulan sebagai variabel dependen dan return pasar per
bulan sebagai variabel independen. Berikut ini adalah tabel yang
menunjukkan besarnya Beta dan Alpha dari 23 saham LQ-45.
Tabel 3.2 Beta dan Alpha dari 23 saham LQ-45
Kode Bi B Bi B AALI 1,407164 0,027075
ANTM 1,252253 0,001382
ASII 1,414516 0,025366
BBCA 0,763907 -0,005291
BBRI 1,210685 0,011224
BDMN 1,141404 -0,002695
BLTA 1,484301 -0,020459
BMRI 1,208019 0,008095
BNGA 1,278007 -0,001247
BNII -0,313398 0,048883
CTRA 1,242157 0,011718
INCO 1,733776 -0,022069
INDF 1,343070 0,007682
INKP 1,444167 0,054995
ISAT 0,551368 -0,006896
MEDC 1,228471 0,005931
PGAS 1,168216 -0,005700
PTBA 1,431157 0,040880
SMCB 1,621676 0,022161
TINS 1,628607 0,004492
TLKM 0,596797 -0,008758
UNSP 2,209811 0,000131
UNTR 1,539119 0,030304
-
Saham terhadap kondisi pasar secara umum ditunjukkan oleh
koefisien Beta (). Koefisien beta dapat bernilai positif maupun
negatif. Jika beta positif, maka kenaikan return pasar akan
menyebabkan kenaikan return saham. Sedangkan jika Beta negatif,
maka kenaikan return pasar akan menyebabkan penurunan return saham.
Berdasarkan tabel 3.2 dapat diketahui bahwa terdapat 1 saham dengan
nilai Beta negatif yaitu saham BNII (Bank International Indonesia
Tbk). Besarnya koefisien beta yang normal adalah = 1. Bila < 1
disebut sebagai saham yang lemah, yang berarti jika ada kenaikan
return pasar sebesar X %, maka return saham akan naik kurang dari X
% dan begitu pula sebaliknya. > 1 disebut saham agresif, yang
berarti jika return pasar naik sebesar X % maka return saham akan
mengalami kenaikan lebih dari X % dan begitu pula sebaliknya. Dari
tabel tersebut dapat dilihat saham UNSP (Bakrie Sumatra Plantations
Tbk) memiliki nilai Beta tertinggi yaitu sebesar 2,209811. Nilai
tersebut menunjukkan bahwa perubahan return pasar sebesar 1% akan
mengakibatkan perubahan return dari saham UNSP dengan arah yang
sama sebesar 2,209811%. Bila nilai Beta semakin besar, semakin
besar pengaruh tingkat keuntungan pasar, sehingga semakin tinggi
risiko yang melekat pada saham tersebut. Risiko (varian return)
sekuritas yang dihitung berdasarkan model ini terdiri dari dua
bagian: risiko yang berhubungan dengan pasar (market related risk)
yaitu BiPB2 P . BMPB2 P dan risiko unik masing-masing perusahan
(unique risk) yaitu BeiPB2 P. Varian kesalahan residu dari 23 saham
LQ-45 sebagai berikut.
Tabel 4.3 varian kesalahan residu dari 23 saham
LQ-45 Kode BeiPB2P AALI 0,018863
ANTM 0,019946
ASII 0,007612
BBCA 0,019778
BBRI 0,007849
BDMN 0,014538
BLTA 0,012828
BMRI 0,006729
BNGA 0,014295
BNII 0,033224
CTRA 0,035080
INCO 0,049125
INDF 0,009697
INKP 0,092133
ISAT 0,008736
MEDC 0,013888
PGAS 0,035025
PTBA 0,020596
SMCB 0,013210
TINS 0,045339
TLKM 0,005434
UNSP 0,023859
UNTR 0,014573
3.5. Portofolio Optimal Berdasarkan Model indeks Tunggal Metode
yang digunakan dalam pembentukan portofolio optimal dari 23 saham
ini adalah model indeks tunggal. Dalam pemilihan saham-saham yang
akan dimasukkan dalam suatu portofolio, perlu adanya suatu kriteria
tertentu. Pada model indeks tunggal, langkah pertama yang harus
dilakukan adalah menghitung nilai ERB (excess return to beta) untuk
masing-masing sekuritas. Dalam menghitung ERB dibutuhkan tingkat
pengembalian bebas risiko (RBBRB). Tingkat
-
pengembalian bebas risiko dihitung berdasarkan tingkat suku
bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Dalam penelitian ini, karena
harga saham yang digunakan adalah harga saham per bulan, maka
return bebas risiko yang digunakan dalam satuan bulanan. Untuk
menentukan return bebas risiko per bulan yaitu dengan cara mencari
rata-rata return bebas risiko per tahun dibagi 12 bulan, dan
didapatkan nilai 0,7210%. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan
nilai ERB dari masing-masing sekuritas.
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Excess Return to Beta
(ERB) Kode ERBBiB AALI 0,017808
ANTM -0,000963
ASII 0,016526
BBCA -0,012673
BBRI 0,007006
BDMN -0,004987
BLTA -0,014950
BMRI 0,004423
BNGA -0,002926
BNII -0,129281
CTRA 0,007321
INCO -0,013197
INDF 0,004042
INKP 0,036779
ISAT -0,021892
MEDC 0,002650
PGAS -0,007360
PTBA 0,027217
SMCB 0,012910
TINS 0,002022
TLKM -0,023065
UNSP 0,000487
UNTR 0,018695
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa terdapat 13 saham
yang nilai ERB-nya positif dan 10 saham yang nilai ERB-nya negatif.
Saham dengan nilai ERB negatif berarti saham tersebut mempunyai
tingkat pengembalian saham yang masih di bawah tingkat pengembalian
bebas risiko Saham-saham yang memiliki ERB negatif tidak memenuhi
syarat untuk membentuk portofolio yang optimal. Sedangkan 13 saham
yang memiliki nilai ERB yang positif tersebut memiliki peluang
untuk menjadi bagian dari portofolio yang optimal. Langkah
selanjutnya adalah mengurutkan sekuritas-sekuritas berdasarkan
nilai ERB terbesar ke nilai ERB terkecil. Portofolio optimal akan
terdiri dari saham-saham yang mempunyai nilai ERB yng tinggi. Nilai
Cut of point (C*) akan digunakan sebagai batasan suatu saham masuk
dalam portofolio. Besarnya nilai Cut off point adalah nilai CBiB
terbesar, sedangkan sekuritas yang membentuk portofolio optimal
adalah sekuritas-sekuritas yang mempunyai nilai ERB lebih besar
atau sama dengan nilai ERB di titik C*.
-
Tabel 4.5 Perbandingan Nilai ERB dengan C BiB
masing-masing saham Kode ERBBi B CBi B INKP 0,036779 >
0,007306 PTBA 0,027217 > 0,016584 UNTR 0,018695 > 0,017497
AALI 0,017808 > 0,017562 * ASII 0,016526 < 0,017193
SMCB 0,012910 < 0,016283 CTRA 0,007321 < 0,015882 BBRI
0,007006 < 0,014462 BMRI 0,004423 < 0,012890 INDF 0,004042
< 0,011843
MEDC 0,002650 < 0,011248 TINS 0,002022 < 0,010937 UNSP
0,000487 < 0,009836 ANTM -0,000963 < 0,009393 BNGA -0,002926
< 0,008735 BDMN -0,004987 < 0,008184 PGAS -0,007360 <
0,007917 BBCA -0,012673 < 0,007652 INCO -0,013197 < 0,007112
BLTA -0,014950 < 0,005615 ISAT -0,021892 < 0,005241 TLKM
-0,023065 < 0,004536 BNII -0,129281 < 0,004386
Cut-off point (C*) yang merupakan nilai Ci tertinggi berada pada
angka 0,017562 atau pada saham AALI (Astra Agro Lestari Tbk). Dari
tabel di atas dapat diketahui bahwa ada 4 saham yang memenuhi
kriteria untuk masuk ke dalam pembentukan portofolio yang optimal.
Saham-saham tersebut adalah INKP (Indah Kiat Pulp & Paper Tbk),
PTBA (Tambang Batubara Bukit Asam Tbk), UNTR (United Tractors Tbk),
AALI (Astra Agro Lestari Tbk).
Setelah mengetahui 4 saham yang terpilih untuk masuk ke dalam
pembentukan portofolio yang optimal, selanjutnya menentukan
proporsi (w BiB) yang diinvestasikan pada masing-masing saham di
dalam portofolio tersebut. Besarnya proporsi dana yang
diinvestasikan pada masing-masing saham di dalam portofolio adalah
sebagai berikut: 1. PTBA (Tambang Batubara Bukit
Asam Tbk) sebesar 60,4876% 2. INKP (Indah Kiat Pulp & Paper
Tbk)
sebesar 27,1575% 3. UNTR (United Tractors Tbk) sebesar
10,7909% 4. AALI (Astra Agro Lestari Tbk)
sebesar 1,5640% 3.6. Return Ekspektasi dan Risiko Portofolio
Analisis portofolio menyangkut perhitungan return ekspektasi
portofolio (E(RBpB) dan risiko portofolio ( BpB). Perhitungan
portofolio menggunakan rumus indeks tunggal di dalamnya terdapat
unsur Beta portofolio (BpB) dan Alpha portofolio ( BpB). Beta dan
Alpha portofolio merupakan rata-rata tertimbang (berdasarkan
proporsi) dari Beta dan Alpha masing-masing sekuritas yang
membentuk portofolio. Beta portofolio sebesar 1,445965 dan Alpha
portofolio sebesar 0,043356. Portofolio yang dibentuk dari 4 saham
tersebut dengan proporsi yang telah ditentukan untuk masing-masing
saham, memberikan tingkat pengembalian portofolio sebesar 0,048693
atau 4,8693% per bulan dengan standar deviasi / risiko sebesar
23,8590%. 3.7. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks
Tunggal Dasar keputusan investasi terdiri dari tingkat return yang
diharapkan dan
-
tingkat risikonya. Suatu hal yang sangat wajar jika investor
menuntut tingkat return tertentu atas dana yang telah
diinvestasikannya. Namun perlu diingat bahwa semakin besar return,
maka tingkat risikonya akan semakin besar pula. Maka para investor
meminimalkan risiko yang mereka tanggung dengan melakukan
diversifikasi, diversifikasi dapat diwujudkan dengan cara
mengkombinasikan berbagai saham dalam investasi, dengan kata lain
mereka membentuk portofolio. Pepatah yang dikenal di dunia
investasi: Dont put all eggs in one basket. Maksudnya adalah untuk
mengurangi risiko, kita perlu menyebar penempatan investasi,
sehingga kita terhindar dari risiko kerugian secara total. Dalam
pembentukan portofolio, investor selalu ingin memaksimalkan return
yang diharapkan dengan tingkat risiko tertentu yang bersedia
ditanggungnya, atau mencari portofolio yang menawarkan risiko
terendah dengan tingkat return tertentu. Maka para investor harus
mampu untuk menentukan pilihan yang tepat saham-saham mana saja
yang harus dibeli sehingga terbentuk portofolio optimal. Untuk itu
dilakukan penilaian saham. Penilaian yang dilakukan di sini yaitu
dengan analisis teknikal. Analisis teknikal mendasarkan pada
pergerakan harga saham dari waktu ke waktu. Jadi, untuk mengetahui
pola pergerakan harga saham di masa datang dengan berdasarkan pada
observasi pergerakan harga saham di masa lalu. Data-data yang
dipakai oleh para analis adalah data-data pasar (market data) yang
bersifat historis, seperti harga saham dan IHSG. Bagi para analis
teknikal, data-data pasar itu sudah mencukupi sebagai dasar
pembuatan keputusan investasi, sehingga tidak perlu lagi tergantung
pada data
laporan keuangan. Penggunaan laporan keuangan sebagai dasar
pembuatan keputusan dan waktu analisis yang lebih lama dibanding
penggunaan data-data pasar. Namun asumsi dari analis teknikal yang
menyatakan bahwa harga saham di masa yang akan datang akan
dipengaruhi oleh pergerakan harga saham masa lalu mendapat
tentangan dari para penganut anlisis fundamental yang menyatakan
ketidakpercayaannya terhadap asumsi tersebut. Metode yang digunakan
dalam pembentukan portofolio optimal ini adalah model indeks
tunggal. Model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa
harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga
pasar. Secara khusus dapat diamati bahwa kebanyakan saham cenderung
mengalami kenaikan harga jika indeks harga saham naik. Demikian
sebaliknya, yaitu jika indeks harga saham turun, kebanyakan saham
mengalami penurunan harga. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
keuntungan suatu saham nampaknya berkorelasi dengan perubahan
pasar. Koefisien Beta () menunjukkan kepekaan tingkat keuntungan
suatu saham terhadap tingkat keuntungan indeks pasar. Dalam metode
ini juga dibutuhkan tingkat pengembalian bebas risiko. Saham-saham
yang dimasukkan ke dalam rangkaian portofolio merupakan saham-saham
yang memiliki kinerja yang baik. Penilaian kinerja saham ditentukan
dengan menggunakan rasio ERB (excess return to beta). Excess return
didefinisikan sebagai selisih return diekspektasi dengan return
aktiva bebas risiko. Excess return to beta berarti mengukur
kelebihan return relatif terhadap Beta. Dari penelitian ini dapat
diketahui bahwa ada 4 saham yang memenuhi kriteria untuk masuk ke
dalam
-
pembentukan portofolio yang optimal. Saham-saham tersebut adalah
INKP (Indah Kiat Pulp & Paper Tbk), PTBA (Tambang Batubara
Bukit Asam Tbk), UNTR (United Tractors Tbk), AALI (Astra Agro
Lestari Tbk). Dengan besarnya proporsi dana pada masing-masing
saham yaitu PTBA (Tambang Batubara Bukit Asam Tbk) sebesar
60,4876%, INKP (Indah Kiat Pulp & Paper Tbk) sebesar 27,1575%,
UNTR (United Tractors Tbk) sebesar 10,7909%, AALI (Astra Agro
Lestari Tbk) sebesar 1,5640%. Portofolio yang dibentuk dari 4 saham
tersebut dengan proporsi yang telah ditentukan untuk masing-masing
saham, memberikan tingkat pengembalian portofolio sebesar 0,048693
atau 4,8693% per bulan dengan standar deviasi / risiko sebesar
23,8590%. Return tersebut merupakan return yang cukup menjanjikan,
karena return portofolio tersebut di atas tingkat pengembalian
pasar yang besarnya adalah 0,3691%, dan masih berada di atas
tingkat pengembalian bebas risiko yang besarnya adalah 0,7210 % per
bulan. 4. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI 4.1. Kesimpulan Berdasarkan
analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat diambil
disimpulkan Pembentukan portofolio optimal pada bulan Juli 2007
Juni 2009 dari 23 saham LQ-45 yang kontinyu masuk dalam indeks
LQ-45, terdapat 4 saham yang dapat membentuk portofolio optimal,
yaitu PTBA (Tambang Batubara Bukit Asam Tbk) sebesar 60,4876%, INKP
(Indah Kiat Pulp & Paper Tbk) sebesar 27,1575%, UNTR (United
Tractors Tbk) sebesar 10,7909%, AALI (Astra Agro Lestari Tbk)
sebesar 1,5640%. Portofolio
tersebut menjanjikan tingkat pengembalian sebesar 4,8693% per
bulan dengan standar deviasi / risiko sebesar 23,8590%. 4.2.
Implikasi Berdasar penelitian, model indeks
tunggal dapat digunakan untuk menentukan saham-saham yang
membentuk portofolio optimal serta proporsinya.
Berdasar penelitian, untuk kurun waktu yang akan datang, dalam
memilih keputusan untuk investasi dapat membentuk portofolio dari
saham PTBA (Tambang Batubara Bukit Asam Tbk), INKP (Indah Kiat Pulp
& Paper Tbk), UNTR (United Tractors Tbk), dan AALI (Astra Agro
Lestari Tbk).
-
DAFTAR PUSTAKA Abdul Halim, 2005, Analisis Investasi, Edisi 2,
Salemba Empat, Jakarta. Bodie, Kane dan Marcus, 2006, Investments
(Investasi) , Buku 1 Edisi 6, Salemba Empat, Jakarta. Eduardus
Tandelilin, 2001, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio,
Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta. Frank J. Fabozzi, 1999, Manajemen
Investasi, Buku 1, Salemba Empat, Jakara. Jogiyanto, 2003, Teori
Portofolio dan Analisis Investasi, BPFE, Yogyakarta. Kammaruddin
Ahmad, 1996, Dasar- dasar Manajemen Investasi, Rineka Cipta,
Jakarta.
Sentanoe Kertonegoro, 1995, Analisis dan Manajemen Investasi,
Widya Press Jakarta, Jakarta. Suad Husnan, 1994, Dasar-dasar Teori
Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Kedua, UPP AMP YKPN,
Yogyakarta. Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, 2004, Dasar-dasar
Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Seri Penuntun Belajar, UPP
AMP YKPN, Yogyakarta. William F. Sharpe, Gordon J. Alexander, dan
Jeffery V. Bailey, 1997, Investasi, Jilid 1, PT Prenhalindo,
Jakarta.