Top Banner
i SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN NON PERFORMING LOAN DI SULAWESI SELATAN BAHTIAR HERMAN DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017
82

SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

Oct 28, 2019

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

i

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN NON PERFORMING LOAN DI SULAWESI

SELATAN

BAHTIAR HERMAN

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 2: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

ii

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN NON PERFORMING LOAN DI SULAWESI

SELATAN

Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh

gelar Serjana Ekonomi

disusun dan diajukan oleh

BAHTIAR HERMAN

A111 13 501

kepada

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 3: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

iii

Page 4: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

iv

Page 5: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

v

Page 6: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

vi

PRAKATA

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Penngkatan Non Performing Loan

Di Sulawesi Selatan”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan mencapai

gelar Serjana Ekonomi pada program studi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi,

Universitas Hasanuddin.

Dalam penyusunan skripsi ini banyak menemui hambatan tetapi berkat

keyakinan, kesabaran dan bantuan berbagai pihak, penulis akhirnya mampu

menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati,

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan

yang setinggi-tingginya kepada:

1. Kedua orang tua tercinta Bapak Herman Nohong dan Ibunda Ernawati

Daud, terima kasih atas doa dan dukungan yang tak pernah putus.

Terima kasih atas segala pengorbanan dan ilmu sabar yang diajarkan

serta limpahan kasih sayang yang tulus, dan adik saya Silvana Herman,

terima kasih atas segala perhatian, kasih sayang, dan motivasi serta

doanya.

2. Bapak Prof. Dr. H. Gagaring Pagalung, SE.,MS.Ak selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin, Ibu Prof. Dr. Siti Khaerani,

S.E., M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Ibu Dr.

Page 7: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

vii

Kartini, S.E., M.Si., AK. C.A. selaku Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, dan Ibu Prof. Dr. Rahmatiah, S.E., M.A. selaku Wakil Dekan III

Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

3. Bapak Drs. Muh. Yusri Zamhuri, MA., Ph.D selaku ketua Jurusan Ilmu

Ekonomi Universitas Hasanuddin dan Bapak Dr. Ir. Muhammad Jibril

Tajibu, S.E., M.Si. selaku Sekretaris Departemen Ilmu Ekonomi serta

Bapak Prof. Drs. Marsuki, DEA, Ph.D selaku Penasehat Akademik

penulis. Terima kasih atas segala bantuan yang senantiasa diberikan

hingga penulis dapat menyelesaikan studi di Departemen Ilmu Ekonomi.

4. Bapak Dr. Anas Iswanto Anwar, SE., M.Si selaku Pembimbing I dan Ibu

Dr. HJ. Sri Undai Nurbayani, SE., M.Si selaku pembimbing II dalam

penyusunan skripsi ini, terima kasih atas segala keikhlasan dan

ketersediaan meluangkan waktu dalam memberikan arahan, segala

pemikiran, ide, bantuan, nasehat, serta ilmu dalam menyelesaikan skripsi

ini.

5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi yang telah menginspirasi dan

bersedia membagi ilmunya kepada penulis, terimakasih atas

pembelajaran dan bantuan selama tahun kuliah penulis.

6. Segenap Pegawai Akademik, Kemahasiswaan dan Perpustakaan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin. Ibu Saharibulan,

Ibu Saidah, Pak Masse, Pak Aspar, Pak Akbar, Pak Safar, Pak Umar,

Pak Bur dan Pak Budi terima kasih telah membantu dalam pengurusan

administrasi selama masa studi penulis.

7. Terima kasih buat keluarga kecil saya selama kuliah yaitu om

Dr.Mursalim Nohong S,E,.M.S,i tante Rahmatia Karodda ,dan sepupu

saya Uci, Eki,dan mondo terima kasih atas segala perhatian, kasih

Page 8: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

viii

sayang, dan motivasi serta doanya dari awal saya masuk kuliah hingga

sekarang. Terima kasih banyak telah menjadi bagian motivator yang luar

biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Terima kasih buat teman-teman, pelatih, pengurus dan maneger

EKOWOWITS yang senantiasa memberikan dukungan dan doanya

dalam penulisan skripsi ini.

9. Sahabatku serta saudara-saudara angkatan 2013 “SPARK”. Kiky Risky

Amalia, Merlyn PD, Nurfaini Rofifah, Irmayati Aisyah, Putri Rezky Indria,

Aseptiana Widiastuti, Rahayu Nurhidayah, Hardianti Nur, Mujahidah, Andi

Munashirah, Muthya Zulhira, Nurul Aulia Ananda, Nurul Izza, Putri

Widyastuti, Latifa Qalby, Andi Astrini S.Y, Andi Gaung Lessang, Andi

Suryani, Annisa Elma Nabila, crocodile team : aan, Arinal Haq, Arung

Pairunan, Muh. Sapar, Nabil, Muhammad Arifandi, M Ridhol AM, A

Achmad Muh, Muh Jasman Karase, Adiatma, Angga Krisna,

Azharifarmawan, Bayu Pamungkas DJ, Rasul, Sudirman,Aska Mallongi,

Atika Paranoan, Aldilla Gea Azuari, Chaerunnisa Astari, Cindy Noviela S,

Sri Devi, Dinda, Dwiki Argawinata, Eka Kaharuddin, Fakhrul Indra, Herlina

Hamzah, ImranAmri, Jelita, Khaerunnida, Marwa Sari, Melatituhfatunn,

Rafidah Musyirah, Mutriani Dewi, Nia Indriani, Nur Hidayah, Hasmawati

Ibrahim, Nurjannah R, Nurul Fatmawati, Ririn Ariska, Siska H,

Suryaningsih, Syakirah, Rara Ayuba,Yasin Susilo. Terima kasih atas

segala dukungandan bantuannya yang diberikan kepada penulis

sehingga bisa menyelesaikan tugas akhir ini.

10. Untuk Sahabat-sahabatku terkece Muktamar Ade Kusuma, Hendra, Arief

Azhari Aras, dan Agus Kessang terima kasih telah memberikan bantuan,

Page 9: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

ix

dukungan, dorongan,doa, serta hiburan sehingga saya bisa

menyelesaikan tugas akhir ini.

11. Terima kasih juga buat kakanda Ratih Astari yang telah senantiasa

membantu menyusun skripsi ini yang dimulai dari zaman-zaman cari topik

dan ajukan judul hingga di acc, dan susun proposal hingga menguji-uji

data hehe, terima kasih sudah dengan sabar mau membantu,

mengarahkan.

12. Terima kasih juga buat bos Dinda Deya Nita yang telah senantiasa

membantu menyusun skripsi ini dari mencari judul,bolak-balik mencari

data, membuat surat, print, fotocopy dll. Terima kasih sudah dengan

sabar mau membantu, mengarahkan, dan mendengar segala curhatan

yang tidak jelas selama ini.

13. Teman-teman dan seluruh keluarga besar Ilmu Ekonomi yang bernaung

dalam “RUMAH MERAH’’ HIMAJIE (Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu

Ekonomi).

14. Terima kasih juga buat teman-teman dan keluarga serta semua pihak

yang telah memberikan bantuannya selama menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam

skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik bagi pembaca

demi kesempurnaan, skripsi ini. Penulis juga mengharapkan semoga skripsi ini

dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi kita semua. Amin.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Makassar,

Bahtiar Herman

Page 10: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

x

ABSTRAK

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Non Performing Loan di Sulawesi Selatan

Analysis of Factors Affecting Non Performing Loan in South Sulawesi

Bahtiar Herman

Anas Iswanto Anwar

HJ. Sri Undai Nurbayani

Penelitian ini diberi judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Non Performing

Loan di Sulawesi Selatan”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis

faktorfaktor yang mempengaruhi kredit bermasalah yang terjadi pada perbankan

di Sulawesi Selatan. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Ordinary Least Square (OLS). Data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data time series dari tahun 2006-2015 (10 tahun). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ketiga variabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Perkapita Riil,inflasi, dan Loan to Deposit Ratio secara simultan mempunyai

pengaruh signifikan terhadap NPL. Secara parsial, PDRB Perkapita berpengaruh

positif dan signifikan terhadap NPL sedangkan inflasi berpengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap NPL, dan LDR berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap NPL. Sebesar 89,6% variasi variabel independen dalam penelitian ini

dapat menjelaskan variabel NPL pada perbankan di Sulawesi Selatan,

sedangkan sisanya sebesar 11,4%, dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

dimasukkan dalam model estimasi.

Kata kunci: Non Performing Loan (NPL), Inflasi, PDRB Perkapita Riil, dan Loan

to Deposit Ratio (LDR).

This study entitled " Analysis of Factors Affecting the Non Performing Loan in

South Sulawesi " . The purpose of this study is to analyze the factors that affect

non-performing loans in the banking industry in South Sulawesi . Method of data

analysis used in this study is Ordinary Least Square (OLS). The data used in this

study is time series data from the years 2006-2015 (10 years). The results

showed that the three variables there are, Gross Domestic Product (GDP) Per

Capita Real, inflation and the loan to deposit ratio simultaneously have a

significant influence on the NPL. Partially , Gross Domestic Product (GDP) Per

Capita Real positive and significant impact on NPL meanwhile inflation has

negative and insignificant effect on NPL and LDR significantly and negatively

related to the NPL . Amounted to 89.6 % of the variation of independent variables

in this study may explain the variable NPL in banking in South Sulawesi, while

the remaining 11.4 %, explained by other variables not included in the model

estimation .

Keywords : Non Performing Loan (NPL), Inflation, Real GDP Per Capita, and the

Loan To Deposit Ratio (LDR).

Page 11: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................... .....v

PRAKATA ....................................................................................................... vi

ABSTRAK ....................................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR GRAFIK ........................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 7

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 7

1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori ........................................................................................... 9

2.1.1 Bank ................................................................................................ 9

2.1.2 Kredit Perbankan ............................................................................. 12

2.1.3 Non Performing Loan ....................................................................... 14

2.1.4 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ........................................ 16

2.1.5 Inflasi ...............…...……………………………………………………...18

2.1.6 Loan to Deposit Ratio (LDR).........……………………………………...21

Page 12: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

xii

2.2 Hubungan Teoritis Antar Variabel-Variabel…………………………………..23

2.2.1 Hubungan Antara PDRB Terhadap Non Performing Loan....………23

2.2.2 Hubungan Antara Inflasi Terhadap Non Performing Loan…....……...24

2.2.3 Hubungan Antara LDR Terhadap Non performing Loan.....……....…25

2.3 Tinjauan Empiris ................................................................................ …...27

2.4 Kerangka Pemikiran…………………………………………………………….29

2.5 Hipotesis ................................................................................................... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian………………………………………………………32

3.2 Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 32

3.3 Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 32

3.4 Metode Analisis Data ................................................................................ 33

3.4.1Uji Statistik ............................................................................................... 34

3.4.1.1 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)............................................34

3.4.1.2 Koefisien Determinasi ...........................................................................35

3.4.1.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ........................................................... 35

3.5 Definisi Operasional ..........…………………………………………………….36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ........................................................................ 38

4.1 .1 Perkembangan Non Performing Loan di Provinsi Sulawesi Selatan ...... 38

4.1 .2 Perkembangan PDRB PERKAPITA di Provinsi Sulawesi Selatan ......... 40

4.1 .3 Perkembangan INFLASI di Provinsi Sulawesi Selatan .......................... 42

4.1 .4 Perkembangan LDR di Provinsi Sulawesi Selatan .............................. 44

4.2 ANALISIS DATA ..................................................................................... 45

4.2 .1 Hasil Estimasi Analisis Faktor yang Mempengaruhi

Page 13: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

xiii

Peningkatan Non Performing Loan di Sulawesi Selatan ........................... 46

4.2 .2 Uji Determinasi (R2) ............................................................................ 48

4.2 .3 Uji Statistik F ....................................................................................... 48

4.2 .4 Uji Statistik t ........................................................................................ 48

4.3 Analisis Pembahasan Variabel Independent

Terhadap Variabel Dependent Periode 2006-2015 ................................. 49

4.3 .1 Pengaruh PDRB perkapita Terhadap NPL Periode 2006-2015 ........... 49

4.3 .2 Pengaruh INFLASI Terhadap NPL Periode 2006-2015 ....................... 50

4.3 .3 Pengaruh LDR Terhadap NPL Periode 2006-2015 ............................. 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1 Kesimpulan .......................................................................................... 52

5. 2 Saran ................................................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 55

LAMPIRAN ...................................................................................................... 60

Page 14: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

xiv

DAFTAR GRAFIK

Grafik ...................................................................................... Halaman

1.1 Data NPL, PDRB, dan PDRB perkapita 5 tahun ........................................... 4

4.1 Fluktuasi NPL Provinsi Sulawesi Selatan 2006-2015 ................................... 39

4.2 Fluktuasi PDRB Provinsi Sulawesi Selatan 2006-2015 ............................... 41

4.3 Fluktuasi Inflasi Provinsi Sulawesi Selatan 2006-2015 ............................... 42

4.4 Fluktuasi LDR Provinsi Sulawesi Selatan 2006-2015 ................................... 44

Page 15: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

xv

DAFTAR TABEL

1.1 Data NPL, PDRB, dan PDRB perkapita 5 tahun ........................................... 4

4.1 Tabel 4.6 NPL kredit per jenis penggunaan 2010-2015 ...............................49

4.5 Hasil estimasi .............................................................................................. 45

Page 16: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran ................................................................................. Halaman

1 Data Base ............ ......................................................................................... 60

2 Hasil Regresi ............ .................................................................................... 61

Page 17: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah merupakan salah satu

indikator kunci untuk menilai kinerja fungsi bank. Salah satu fungsi bank adalah

sebagai lembaga intermediary atau penghubung antara pihak yang memiliki

kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana.Kegiatan perekonomian

suatu negara tidak terlepas dari lalu lintas pembayaran uang. Perbankan memegang

peran yang sangat strategis karena perbankan dapat dikatakan sebagai inti dari

sistem keuangan pada tiap negara. Oleh karena itu kemajuan suatu bank di suatu

negara dapat pula dijadikan sebagai tolak ukur kamajuan negara yang

bersangkutan.Kegiatan pokok dari perbankan ialah menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk tanbungan, giro, deposito dll kemudian menyalurkannya

kembali dalam bentuk kredit.

Secara umum, kondisi makroekonomi indonesia hingga tahun ini belum

menunjukkan perubahan yang signifikan, misalnya ditandai dengan masih tingginya

suku bunga dan gejolak kurs yang belum stabil, kondisi ini mempengaruhi bank

dalam mengucurkan kreditnya, ada kecendrungan bank untuk mempertahankan

likuiditasnya dari pada mengucurkan kredit. Disamping itu bank mengalami kesulitan

dalam melakukan penilaian akurat mengenai resiko kredit maupun resiko pasar

akibat beberapa hal (Dahlan,2005), seperti :

1. Adanya jaminan terselubung Bank Indonesia terhadap kelangsungan hidup

bank-bank dalam mencegah kegagalan sistematik dalam perbankan.

Page 18: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

2

Akibatnya bank didorong untuk menganbil utang yang berlebihan dan

memakai kredit ke sektor yang beresiko tinggi, singgah distorsi dalam alokasi

kredit dan meningkatkan resiko terjadinya krisis perbankan.

2. Besarnya pemberian kredit dan jaminan baik secara langsung maupun tidak

langsung kepada individu atau kelompok usaha yang terkait dengan bank

sehingga mendorong tingginya resiko kredit bermasalah bahkan melanggar

ketentuan BMPK (Batas Maksimum Pemberian Kredit).

3. Lemahnya kemampuan manajemen bank.

4. Informasi yang kurang transparan mengenai kondisi perbankan.

Dalam kondisi seperi ini perbankan tidak dapat melaksanakan fungsinya

sebagai sumber pembiayaan bagi perekonomian terutama dalam menggerakkan

sektor. Kegiatan ekonomi semakin terhambat yang mengakibatkan bertambahnya

jumlah Non Performing Loan (NPL).

Mengkaji peranan bank yang memiliki fungsi sebagai penghimpun dana dari

masyarakat dan menyalurkan kembali dana ke masyarakat. Dalam peranannya,

terdapat hubungan antara bank dan nasabah yang didasarkan pada unsur

kepercayaan dan hukum. Suatu bank hanya dapat melakukan kegiatan dan

mengembangkan banknya apabila masyarakat percaya untuk menempatkan

uangnya di bank. Berdasarkan kepercayaan dari msyarakat tersebutlah bank dapat

dana dari masyarakat untuk ditempatkan di banknya dan menyalurkannya kembali

uangnya ke masyarakat dalam bentuk kredit

Salah satu kegiatan bank yang sangat penting dan utama adalah

menyalurkan kredit kepada masyarakat, baik kredit perorangan maupun kredit

lembaga atau kredit perusahaan, karena sumber utama pendapatan bank dari kredit

Page 19: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

3

merupakan bunga. Bila diperhatikan neraca bank akan terlihat bahwa yang

mendominasi sisi aktiva bank adalah besarnya jumlah kredit. Oleh karena itu,

pengelolaan kredit harus lebih baik mengingat bahwa kredit merupakan asset utama

dan sekaligus sumber pendapatan bank.

Walapun kredit dianggap sebagai salah satu sumber pendapatan terbesar,

namun bukan berarti perbankan lancar atau tidak memiliki risiko dalam kegiatan

penyaluran kreditnya. Sebagian memiliki risiko yang cukup besar dan dapat

mengancam kesehatan bank. Untuk itu, kualitas kredit haruslah sangat

diperhatikan.Rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) dapat

menunjukkan kualitas kinerja perbankan dalam penyaluran kreditnya terutama

dalam upaya memperoleh laba dari pendapatan bunganya.

Dengan semakin meningkatnya atau semakin tingginya kredit dari bank yang

disalurnkan ke masyarakat, maka kemungkinan akan timbulnya kredit bermasalah

adalah sangat mungkin terjadi karena tidak semua jumlah kredit yang disalurkan ke

msyarakat dalam kondisi sehat, namun ada juga kredit dengan keadaan yang buruk.

Jika kredit yang disalurkan mengalami masalah atau bahkan mengalami kredit

macet, maka akan berdampak pada berkurangnya sebagian besar pendapatan

bank. Akan tetapi, disisi lain, bank tetap harus membayar bunga kepada masyarakat

penabung/deposan yang menitipkan dananya. Apapun yang terjadi dengan kredit

yang disalurkan, bank tidak dapat menggunakan alasan kredit macet untuk tidak

membayar bunga kepada penabung/deposan. Akibatnya, laba bank akan menurun

dan apabila kredit bermasalah ini terjadi pada skala kredit yang cukup besar, maka

bank akan rugi.

Page 20: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

4

Non Performing Loan (NPL) adalah tidak kembalinya kredit itu tepat pada

waktunya sesuai perjanjian kredit atau kredit bermasalah. Kredit bermasalah selalu

ada dalam kegiatan perkreditan bank, oleh karena itu setiap bank berusaha

menekan seminimal mungkin besarnya kredit bermasalah agar tidak melebihi

ketentuan Bank Indonesia sebagai pengawas perbankan. Kredit bermasalah adalah

jumlah keseluruhan dari kredit kurang lancar, ditambah kredit diragukan, dan kredit

macet (Sutarno, 2003). Berbagai paket deregulasi bidang perbankan seperti

misalnya memberi kemudahan pendirian bank, memungkinkan munculnya BMKP

(Batas Maksimum Pemberian Kredit), terutama bank yang berada dalam satu group

usaha.

Berasarkan data dari kanwil Kota Makassar, NPL yang paling tinggi terjadi

pada tahun 2005 yaitu 12,94% bahkan melebihi maksimal NPL yaitu 5%. Kenaikan

tersebut disebabkan oleh kondisi makro ekonomi yang kurang stabil seperti

kenaikan harga BBM. Menurunnya aktifitas perekonomian mempengaruhi kegiatan

bisnis. Daya beli masyarakat yang menurun sehingga menyebabkan kesulitan untuk

membayar angsuran.

Tabel 1.1

Data NPL, PDRB, dan PDRB PERKAPITA 2011-2015

Di Sulawesi Selatan

2011 2012 2013 2014 2015

NPL 2,63% 2,64% 3,13% 3,33% 3,40%

PDRB (Juta Rp)

55.116.92 64.184.59 64.873.48

69.781.67 74.744.12

PDRB Perkapita

6.791.446,34 7.206.473,84

7.776.673,86

8.275.654,77 8.772.409,73

Sumber : BPS sulsel.

Page 21: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

5

NPL di tahun 2006, dan 2007 mulai mengalami penurunan sebesar 2,71%

dan 0,60% menjadi masing-masing yaitu sebesar 10,23% dan 9,53%. Dalam

beberapa tahun terakhir persentase kredit macet (Non Performing Loan) di Sulawesi

Selatan cenderung mengalami fluktuasi selama tahun 2011-2015. Persentase NPL

beberapa tahun sudah mulai stabil, pada 2011 yaitu sebesar 2,63% kemudian pada

tahun 2012-2015 mengalami peningkatan yaitu 2,64% , 3,13%, 3,33% dan 3,40%

jadi jika melihat angka ini terjadi fluktuasi.

Ada tiga hal yang dapat mempengaruhi Perkembangan NPL yaitu faktor

intern bank, faktor intern debitur dan faktor extern non bank dan debitur. Faktor

intern bank terkait dengan analisis yang tidak sesuai dengan prinsip analisis kredit

5C (Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition) dan pengawasan bank,

LDR (Loan to Deposit Ratio), CAR (Capital Adequacy Ratio), Bunga. Sementara

faktor intern debitur terdiri dari usia dan karakter. Sedangkan yang termasuk faktor

extern non bank dan debitur adalah kurs,Inflasi, bencana alam, PDRB , perubahan

kondisi moneter negara serta peraturan pemerintah yang bisa saja berdampak pada

situasi keuangan (Rifaatul,2013).

Inflasi dapat dikatakan sebagai salah satu faktor yang menyebabkan NPL

bertambah. Inflasi yang merupakan kecenderungan dari harga-harga yang naik

secara umum dan terus menerus merupakan suatu fenomena ekonomi atau

peristiwa moneter yang terjadi disemua negara, Inflasi dapat berpengaruh buruk

bagi perekonomian. Apabila terjadi inflasi yang parah tak terkendali (hiperinflasi)

maka keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Hal

ini mengakibatkan minat masyarakatuntuk menabung, atau berinvestasi dan

berproduksi menjadi berkurang. Harga meningkat dengan cepat, masyarakat akan

Page 22: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

6

kewalahan menanggung dan mengimbangi harga kebutuhan sehari-hari yang terus

meroket.Bagi perusahaan sebuah inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi

maupun operasional mereka sehingga pada akhirnya merugikan bank itu sendiri.

Kenaikan bunga kredit tentu akan menghambat pertumbuhan kredit itu sendiri. Di

sisi lain, sebagai akibat dari perubahan harga karena terjadinya inflasi, juga akan

mempengaruhi kemampuan masyarakat untuk melunasi piutang kreditnya pada

perbankan (Putong, 2002)

Sedangkan laju pertumbuhan PDRB adalah suatu cerminan dari

pertumbuhan ekonomi suatu daerah. PDRB merupakan jumlah nilai tambah yang

dihasilkan oleh seluruh unit usaha (sektor-sektor ekonomi) dalam suatu wilayah dan

periode waktu tertentu. Dengan melihat nilai PDRB di suatu daerah maka dapat

ditaksir rata-rata pendapatan masyarakat di daerah tersebut, dan selanjutnya adalah

keputusan masyarakat untuk menghabiskan seluruh pendapatannya untuk

dikonsumsi atau menyisihkan sebagian untuk disimpan di bank. Selain itu,

peningkatan nilai PDRB juga menarik minat investor untuk berinvestasi di daerah

tersebut sehingga akan berdampak juga pada kredit yang akan disalurkan bank bagi

para investor tersebut. Menurut Sukirno (dikutip oleh Ny Nyoman Yuliarmi dan Gede

Agus Dian Maha Yoga, 2013) PDRB di suatu daerah adalah ukuran pencapaian

kegiatan ekonomi di daerah tersebut.

Semakin tingginya PDRB yang merupakan gambaran dari pendapatan

regional akan mencerminkan meningkatnya juga kemampuan investasi masyarakat

Berdasarkan teori Keynes, simpanan sangat erat kaitannya dengan pendapatan

seseorang. PDRB Sulawesi Selatan mengalami peningkatan tiap tahunnya, dari

tabel 1.1 diatas, pada tahun 2011 PDRB Sulawesi Selatan senilai 55.116,92 milyar

Page 23: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

7

rupiah, tahun 2012 PDRB Sulawesi Selatan meningkat pesat menjadi 202.184,59

milyar rupiah, pada tahun 2013 senilai 217.618,45 milyar rupiah, lalu pada tahun

2014 senilai 234.083.97 dan pada tahun 2015 meningkat menjadi 250.729,55 milyar

rupiah. Perubahan nilai PDRB menggambarkan perubahan kemampuan masyarakat

untuk melunasi kreditnya.Perubahan kemampuan masyarakat dalam melunasi kredit

ini tentu saja akan mempengaruhi jumlah Non Performing Loan (NPL) pada

perbankan. Apabila PDRB dikaitkan dengan sejumlah penduduk akan

menggambarkan tingkat pendapatan perkapita suatu wilayah. PDRB perkapita

adalah total PDRB dibagi dengan jumlah penduduk. PDRB perkapita sulawesi

selatan atas dasar harga konstan tahun 2012 sebesar 24.686.090 Juta Rupiah jauh

lebih tinggi bila dibandingkan tahun 2011 sebesar 6.791.446 Juta Rupiah.

Variabel selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah LDR, rasio LDR ini juga

merupakan salah satu indikator besarnya pemberian kredit yang disalurkan oleh

bank, maka semakin tinggi rasio LDR kemungkinan jumlah kredit yang akan

diberikan menjadi semakin meningkat. Hal ini juga menunjukan bahwa pada saat

jumlah kredit yang diberikan dan rasio LDR tinggi, kemungkinan laba yang diperoleh

bank melalui pendapatan bunga pun akan tinggi. Di sisi lain, semakin banyak jumlah

kredit yang diberikan akan menimbulkan risiko yang cukup tinggi terhadap

penyaluran kredit tersebut.

Dengan adanya batas waktu atas pengembalian pinjaman kredit sehingga

kredit yang dipinjamkan akan menjadi bermasalah. Terdapat beberapa peneletian

terdahulu yang terkait dengan pengaruh LDR terhadap NPL dilakukan oleh Juliana

(2011), menunjukkan tingkat LDR berpengaruh lemah serta negatif terhadap NPL

pada PT. Bank BUMN di Indonesia. Aqidah (2011), menunjukkan tingkat LDR

Page 24: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

8

berpengaruh signifikan terhadap NPL pada PT Bank Tabungan Negara

Cab.Makassar. Sedangkan pada penelitian Utomo (2008), menunjukkan bahwa LDR

menunjukkan korelasi terhadap NPL pada tingkat signifikan 10 persen pada arah

hubungan yang positif. Besarnya LDR sebuah bank, mampu menggambarkan besar

peluang munculnya kredit bermasalah. Sehingga besarnya rasio LDR pada

perbankan perlu diperhatikan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil

penelitian dengan judul skripsi “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi

Peningkatan Non Performing Loan di Sulawesi Selatan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka, perumusan masalah yang dapat di ambil

sebagai dasar dalam penelitian ini adalah :

“Bagaimana pengaruh Produk Domestik Regional Bruto PDRB perkapita,

inflasi, dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Non Performing Loan (NPL) di

Sulawesi Selatan”.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Untuk menganalisis seberapa berpengaruh Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) perkapita, Inflasi, Loan to Deposit Ratio (LDR), terhadap Non

Performing Loan (NPL) di Sulawesi Selatan”

1.4 Manfaat penelitian

1. Untuk memberikan gambaran bagaimana Produk Domestik Reginal Bruto

(PDRB) perkapita , inflasi, Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh

terhadap Non Performing Loan dan memiliki dampak penting dalam

Page 25: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

9

perkembangan usaha perbankan di Sulawesi Selatan selama periode 2006-

2015.

2. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi industri perbankan dalam

mengelola kinerja perusahaannya. sehubungan dengan masalah yang

dihadapi tentang Non Performing Loan (NPL).

3. Digunakan sebagai alat untuk membantu mahasiswa dalam pengembangan

ilmu pengetahuan khususnya didalam dunia perbankan. Serta menjadikan

bahan pertimbangan untuk melaksanakan penelitian selanjutnya dengan

tema yang sama.

Page 26: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

10

Page 27: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis.

2.1.1.Pengertian dan teori Bank.

Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November

1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya

kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak (Kasmir, 2002). Bank merupakan

lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari

masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kemasyarakat serta memberikan

jasa bank laimya (Kasmir 2003).

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Keuntungan utama dari bisnis perbankan yang berdasarkan prinsip konvensional

diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpan dengan

bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan. Keuntungan dari selisih bunga ini dikenal

dengan istilah spread based (Undang - Undang No. 10 tahun 1998).

Menurut Prof. G. M. Verryn Stuart, bank is a company who satisfied other

people by giving a credit with the money they accept as a gamble to the other,

eventhough they should supply the new money. Menurut Hasibuan, 2007 Artinya,

Page 28: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

11

bank adalah badan usaha yang wujudnya memuaskan keperluan orang lain, dengan

memberikan kredit berupa uang yang diterimanya dari orang lain, sekalipun dengan

jalan mengeluarkan uang baru kertas atau logam.

Bank umum merupakan salah satu industri tertua yang bergetak di bidang

keuangan pada awalnya berkembang di daratan Eropa. Sifat jasa yang diberikan bank

umum lebih luas, dalam artian memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu

pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah. Bank umum

memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu Negara karena bank umum

merupakan sarana untuk menjalankan kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank

Indonesia dalam hal menaikkan dan menurunkan jumlah uang beredar untuk

menghindari terjadinya inflasi dan deflasi agar tercipta kestabilan moneter (Kasmir,

2004).

Bank umum memiliki beberapa fungsi yaitu dapat sebagai agent of trust, agent

of development, dan agent of services. Pertama, dalam fungsinya sebagai agent of

trust, dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik dalam hal

penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan

dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan. Masyarakat percaya

bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan

baik, bank tidak akan bangkrut, dan juga percaya bahwa pada saat yang telah

dijanjikan masyarakat dapat menarik lagi simpanan dananya di bank. Pihak bank

sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur atau

masyarakat apabila dilandasi unsur kepercayaan. Pihak bank percaya bahwa debitur

tidak akan menyalahgunakan pinjamannya, debitur akan mengelola dana pinjaman

Page 29: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

12

dengan baik, debitur akan mempunyai kemampuan untuk membayar pada saat jatuh

tempo, dan juga bank percaya bahwa debitur mempunyai niat baik untuk

mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo (Sri

Susilo.dkk, 2000).

Fungsi kedua bank adalah sebagai agent of development. Sektor dalam

kegiatan perekonomian masyarakat yaitu sektor moneter dan sektor riil, tidak dapat

dipisahkan. Kedua sektor tersebut berinteraksi saling mempengaruhi satu dengan

yang lain. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter

tidak bekerja dengan baik. Tugas bank sebagai penghimpunan dan penyaluran dana

sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan

bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan juga

konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi, distribusi, konsumsi

selalu berkaitan dengan penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi,

konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat (Sri

Susilo.dkk, 2000).

Fungsi terakhir perbankan adalah sebagai agent of services. Di samping

melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan

penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa-jasa yang

ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara

umum. Jasa-jasa bank ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, jasa

penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian

tagihan. Ketiga fungsi bank di atas diharapkan dapat memberikan gambaran yang

menyeluruh dan lengkap mengenai fungsi bank dalam perekonomian, sehingga bank

Page 30: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

13

tidak hanya dapat diartikan sebagai lembaga perantara keuangan atau financial

intermediary (Sri Susilo.dkk, 2000).

2.1.2 Kredit Perbankan

Kredit bersal dari bahasa Yunani yaitu credere, yang berarti kepercayaan.

Dengan demikian istilah kredit memiliki arti khusus, yaitu meminjamkan uang

(penundaan pembayaran). Apabila orang mengatakan membeli secara kredit maka

hal itu berarti si pembeli tidak harus membayarnya pada saat itu juga. Menurut

Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 kredit adalah; penyediaan uang

atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian

bunga. Kredit adalah penyerahan barang, jasa, atau uang dari satu pihak (kreditor /

atau pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah atau

pengutang / borrower) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi

kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa kredit adalah penyerahan nilai ekonomi sekarang atas

kepercayaan dengan harapan mendapatkan kembali suatu nilai ekonomi yang sama

di kemudian hari (Rivai, 2006).

Dalam pemberian kredit terdapat beberapa unsur yang harus dipenuhi. Unsur-

unsur tersebut terdiri dari kepercayaan, kesepakatan, jangka waktu, risiko, dan balas

jasa. Kepercayaan yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan

akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu dimasa yang akan datang.

Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak

Page 31: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

14

menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing. Jangka waktu adalah jangka

waktu pengembalian kredit. Risiko disini disebabkan oleh adanya suatu tenggang

waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak tertagihnya atau macet.

Balas jasa. Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut

yang kita kenal dengan nama bunga (Hasibuan, 2007).

Pemberian kredit mempunyai tujuan tertentu yang tidak akan terlepas dari misi

bank tersebut didirikan. Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit antara lain;

mencari keuntungan, membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, dan

membantu pemerintah (Simorangkir, 2000).

Dalam prinsip-prinsip pemberian kredit melakukan penilaian kriteria kriteria

serta aspek penilaiannya tetap sama. Biasanya kriteria penilaian yang harus dilakukan

oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan dilakukan

dengan analisis 5C dan 7P. Metode analisis 5C adalah terdiri dari; yang

pertama,Character yaitu suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang-orang

yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya. Kedua, Capacity yaitu untuk

melihat kemampuan nasabah dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan

pendidikannya. Ketiga,Capital yaitu kemampuan untuk melihat keefektifan

penggunaan modal. Keempat, Colleteral merupakan jaminan yang diberikan calon

nasabah baik yang bersifat fisik maupun non-fisik. Dan yang terakhir, Condition yaitu

kemampuan menilai kredit berdasarkan kondisi ekonomi dan politik sekarang dan

dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta prospek usaha dari

sektor yang ia jalankan (Manurung, 2004).

Page 32: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

15

Metode analisis lain yaitu metode analisis 7P. Metode analisis 7P terdiri dari;

pertama, Personality yaitu menilai nasabah dari segi kepribadian atau tingkah lakunya

sehari-hari maupun masa lalunya. Kedua, Party yaitu mengklasifikasikan nasabah ke

dalam klasifikasi atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta

karakternya. Ketiga, Perpose yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam

mengambil kredit. Keempat, prospect yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa

yang akan datang menguntungkan atau tidak. Kelima, payment merupakan ukuran

bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang diambil atau dari sumber mana

saja dana untuk pengembalian kredit. Keenam, profitability yaitu untuk menganalisis

bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Ketujuh, protection yang

tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan

perlindungan (Kasmir, 2008).

2.1.3 Non Performing Loan

Setiap bank akan menjumpai pinjaman yang membawa resiko lebih besar

daripada yang diperkirakan saat memberikan persetujuan permohonan kredit dalam

fortopolio kreditnya, bahkan juga pinjaman yang mungkin membawa resiko jauh lebih

besar daripada yang lazimnya masih bisa dihadapi. Pinjaman-pinjaman yang

demikian dikategorikan dalam pinjaman yang bermasalah. Kredit bermasalah atau

problem loan dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan

akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan

kendali debitur (Rifaatul,2013).Kredit bermasalah sering juga disebut Non Performing

Loan yang dapat diukur dari kolektibilitasnya. Kolektibilitas merupakan gambaran

Page 33: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

16

kondisi pembayaran pokok dan bunga pinjaman serta tingkat kemungkinan

diterimanya kembali dana yang ditanamkan dalam surat-surat.

Kredit bermasalah adalah salah satu dari resiko pembayaran khususnya

apabila sumber pembayaran yang diharapkan tidak cukup tersedia untuk membayar

hutang. Di sisi lain, kredit bermasalah terjadi akibat kegagalan pembayaran kembali

dari kesepakatan yang dihasilkan sehingga tertundanya penerimaan yang berpotensi

munculnya kerugian (Asrof, 1994).

Hampir dari setiap bank mengalami kredit macet alias nasabah tidak mampu

lagi untuk melunasi kreditnya. Kemacetan suatu fasilitas kredit disebabkan oleh dua

faktor yaitu, pertama, dari pihak perbankan dalam hal ini pihak analisis kredit kurang

teliti baik dalam mengecek kebenaran dan keaslian dokumen maupun salah dalam

melakukan perhitungan dengan rasio-rasio yang ada. Akibatnya, apa yang terjadi

tidak diprediksi sebelumnya.

Kemacetan suatu kredit dapat pula terjadi akibat kolusi dari pihak analis kredit

dengan pihak debitur sehingga analisnya dilakukan secara tidak objektif. Kedua, dari

pihak nasabah dalam hal ini adanya usur kesengajaan dimana nasabah sengaja tidak

membayar kewajibannya kepada bank sehingga kredit yang diberikan dengan sendiri

macet. Kemudian adanya unsur ketidaksengajaan artinya nasabah memiliki kemauan

untuk membayar, tetapi tidak mampu dikarenakan usaha dibiayai kerena musibah

seperti kebanjiran, kebakaran atau nasabah meninggal.

Dampak kredit bermasalah (Non Performing Loan) sangat besar. NPL ini akan

bedampak pada likuiditas, rentabilitas,solvabilitas, profitabilitas, bonafiditas, tingkat

kesehatan bank dan modal kerja. Dari segi likuiditas perbankan, apabila kredit yang

Page 34: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

17

jatuh tempo atau mulai diwajibkan membayar angsuran, namun tidak mampu

mengangsur, karena kredit tidak lancar atau bermasalah, maka bank terancam tidak

likuid atau tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dari sisi rentabilitas,

ketika bank mengalami kredit tidak lancar dan bermasalah maka kemampuan pada

bank untuk memperoleh penghasilan berupa bunga akan menjadi tidak lancar pula.

Dari sisi solvabilitas, atau kemampuan bank memenuhi kewajiban jangka panjangnya.

Adanya kredit bermasalah akan menyebabkan bank mengalami kerugian, apabila

kerugiannya besar maka bank akan dilikuidasi. Dari sisi profitabilitas atau keuntungan

bank, dengan adanya kredit bermasalah akan menyebabkan kecilnya keuntungan

pada bank.

2.1.4 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkapita

Pendekatan pembangunan tradisional lebih dimaknai sebagai pembangunan

yang lebih memfokuskan pada peningkatan PDRB suatu provinsi, kabupaten atau

kota. Sedangkan pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari pertumbuhan angka PDRB

(Produk Domestik Regional Bruto). Saat ini umumnya PDRB baru dihitung

berdasarkan dua pendekatan, yaitu dari sisi sektoral/lapangan usaha dan dari sisi

penggunaan. Selanjutnya PDRB juga dihitung berdasarkan harga berlaku dan harga

konstan. Total PDRB menunjukkan jumlah seluruh nilai tambah yang dihasilkan oleh

penduduk dalam periode tertentu (Kuncoro, 2004).

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut Badan Pusat Statistik

didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha

dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang

dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah. Produk domestik regional bruto

Page 35: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

18

atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung

menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai dasar dimana dalam perhitungan

ini digunakan tahun 1993. Produk domestik regional bruto atas dasar harga konstan

digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun

(Sukirno,2005).

Angka PDRB dapat diperoleh melalui tiga pendekatan yaitu, pertama menurut

pendekatan produksi, dalam pendekatan produksi produk domestik regional bruto

adalah menghitung nilai tambah dari barang dan jasa yang diproduksikan oleh suatu

kegiatan ekonomi di daerah tersebut dikurangi biaya antara masing-masing total

produksi bruto tiap kegiatan subsektor atau sektor dalam jangka waktu tertentu. Nilai

tambah merupakan selisih antara nilai produksi dan nilai biaya antara yaitu bahan

baku/penolong dari luar yang dipakai dalam proses produksi. Kedua, menurut

pendekatan pendapatan dimana dalam pendekataan pendapatan nilai tambah dari

setiap kegiatan ekonomi diperkirakan dengan menjumlahkan semua balas jasa yang

diterima faktor produksi, yaitu upah dan gaji dan surplus usaha, penyusutan dan pajak

tidak langsung neto. Pada sektor pemerintahan dan usaha yang sifatnya tidak mencari

untung, surplus usaha tidak diperhitungkan. Surplus usaha meliputi bunga yang

dibayarkan neto, sewa tanah dan keuntungan. Metode pendekatan pendapatan

banyak dipakai pada sektor jasa, tetapi tidak dibayar setara harga pasar, misalnya

sektor pemerintahan. Hal ini disebabkan kurang lengkapnya data dan tidak adanya

metode yang akurat yang dapat dipakai dalam mengukur nilai produksi dan biaya

antara dari berbagai kegiatan jasa, terutama kegiatan yang tidak mengutip biaya.

Ketiga, menurut pendekatan pengeluaran, pendekatan dari segi pengeluaran adalah

menjumlahkan nilai akhir dari barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri. Jika

Page 36: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

19

dilihat dari segi penggunaan maka total penyediaan/produksi barang dan jasa itu

digunakan untuk konsumsi rumah tangga, konsumsi lembaga swasta yang tidak

mencari untung, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto

(investasi),perubahan stok dan ekspor neto (Tarigan, 2005).

2.1.5 Pengertian dan Teori Inflasi

Menurut (Pohan, 2008).Inflasi merupakan kenaikan harga secara terus-

menerus dan kenaikan harga yang terjadi pada seluruh kelompok barang dan jasa.

Akan tetapi bila kenaikan harga hanya dari satu atau dua barang saja tidak disebut

inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas atau menyebabkan kenaikan sebagian

besar dari harga barang-barang lain. Kenaikan harga-harga barang itu tidaklah harus

dengan persentase yang sama.

Inflasi dapat berpengaruh buruk bagi perekonomian. Apabila terjadi inflasi

yang parah tak terkendali (hiperinflasi) maka keadaan perekonomian menjadi kacau

dan perekonomian dirasakan lesu. Hal ini mengakibatkan minat masyarakatuntuk

menabung, atau berinvestasi dan berproduksi menjadi berkurang. Harga meningkat

dengan cepat, masyarakat akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga

kebutuhan sehari-hari yang terus meroket.Bagi perusahaan sebuah inflasi

menyebabkan naiknya biaya produksi maupun operasional mereka sehingga pada

akhirnya merugikan bank itu sendiri. Inflasi berpotensi mengerek bunga kredit.

Kenaikan bunga kredit tentu akan menghambat pertumbuhan kredit itu sendiri.

Sementara pendapatan dari sektor kredit akan menjadi kecil. Hal ini berimbas kepada

profitabilitas bank yang bersangkutan.

Page 37: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

20

lengkap yang mencakup semua aspek penting dari proses kenaikan harga.

Teori tersebut diantaranya yaitu Secara garis besar ada tiga kelompok teori mengenai

inflasi, masing - masing teori ini menyatakan aspek-aspek tertentu dari proses inflasi

dan masing - masing bukan teori inflasi yang:

1. Teori Keynes

Menurut teori ini adalah inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup di

luar batas kemampuan ekonominya. Proses inflasi, menurut pandangan ini, tidak lain

adalah proses perebutan bagian rezeki diantara kelompok-kelompok sosial yang

menginginkan bagian yang lebih besar daripada yang bisa disediakan oleh

masyarakat tersebut. Proses perebutan ini akhirnya diterjemahkan menjadi keadaan

dimana permintaan masyarakat akan barang-barang selalu melebihi jumlah barang-

barang yang tersedia (Boediono,1985).

2. Teori Kuantitas

Menurut teori ini inflasi terjadi karena adanya penambahan volume uang yang

beredar (apakah berupa penambahan uang giral atau kartal) tanpa diimbangi oleh

penambahan arus barang dan jasa serta harapan masyarakat mengenai kenaikan

harga dimasa akan datang (Boediono,1985).

3. Teori Strukturalis

Teori inflasi jangka panjang karena menyoroti sebab-sebab inflasi yang

berasal dari kekakuan struktur ekonomi. Karena struktur pertambahan produksi

barang-barang ini terlalu lambat dibanding dengan pertumbuhan kebutuhannya,

Page 38: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

21

sehingga menaikkan harga bahan makanan dan kelangkaan devisa. Akibat

selanjutnya, adalah kenaikan harga-harga lain, sehingga terjadi inflasi.

Terjadinya inflasi akan mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan

ekonomi suatu Negara. Hal-hal yang mungkin timbul sebagai efek dari inflasi

diantaranya adalah; Pertama Equity Effect, yaitu dampak inflasi terhadap pendapatan.

Efek terhadap pendapatan sifatnya tidak merata, ada yang dirugikan tetapi ada pula

yang diuntungkan dengan adanya inflasi. Kedua, Efek terhadap Efisiensi (Efficiency

Effects) yaitu apabila inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi.

Perubahan ini dapat terjadi melalui kenaikan permintaan akan berbagai macam

barang yang kemudian dapat mendorong terjadinya perubahan dalam produksi

beberapa barang tertentu. Ketiga, Efek terhadap Output (Output Effects) yaitu, apabila

inflasi mungkin dapat menyebabkan terjadinya kenaikan produksi. Alasannya dalam

keadaan inflasi biasanya kenaikan harga barang mendahului kenaikan upah sehingga

keuntungan pengusaha naik. Kenaikan keuntungan ini akan mendorong kenaikan

produksi. Namun apabila laju inflasi ini cukup tinggi (hyper inflation) dapat mempunyai

akibat sebaliknya, yakni penurunan output (Nopirin, 2000).

2.1.6 Loan to Deposit Ratio (LDR)

Bank sebagai lembaga keuangan yang mempunyai fungsi utama sebagai

lembaga intermediasi yaitu menghubungkan pihak yang kelebihan dana atau surplus

dana dengan pihak yang memerlukan dana atau deficit dana dan untuk mengukur

fungsi intermediasinya digunakan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) yang merupakan

rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank terhadap dana yang diterima

atau yang berhasil dihimpun oleh bank atau sering di sebut dana pihak ketiga, rasio

Page 39: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

22

ini menunjukkan salah satu penilaian likuiditas bank. LDR menyatakan seberapa jauh

kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan nasabah

dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Jadi,

seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah dapat mengimbangi kewajiban bank

untuk segera memenuhi permintaan nasabah yang ingin menarik uangnya yang telah

digunakan oleh bank untuk memberikan kredit. Semakin tinggi rasio tersebut

mngindikasikan semakin baik kemampuan bank yang bersangkutan. Hal ini

disebabkan jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin

besar (Dendawijaya, 2009).

Loan to Deposit Ratio (LDR) sebagai salah satu ukuran untuk melihat fungsi

intermediasi perbankan dan LDR digunakan sebagai ukuran kinerja keuangan karena

LDR mengukur efektivitas perbankan dalam penyaluran kredit melalui dana yang

berhasil dihimpun dari masyarakat. LDR melihat seberapa total kredit terhadap total

dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit. (Riyadi, 2004).

Sedangkan menurut (Kasmir, 2007) Loan to Deposit Ratio merupakan rasio

untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah

dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Tingginya rasio LDR ini di satu

sisi menunjukkan pendapatan bank yang semakin besar tetapi menyebabkan suatu

bank menjadi tidak likuid dan memberikan konsekuensi meningkatnya risiko yang

harus ditanggung oleh bank berupa meningkatnya jumlah Non Performing Loan atau

Credit Risk yang mengakibatkan bank mengalami kesulitan untuk mengembalikan

dana yang telah dititipkan oleh nasabah karena kredit yang disalurkan mengalami

kegagalan atau bermasalah.

Page 40: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

23

Namun, disisi lain rendahnya rasio LDR walaupun menunjukkan tingkat

likuiditas yang semakin tinggi tetapi menyebabkan bank memiliki banyak dana

menganggur (idle fund) yang pabila tidak dimanfaatkan dapat menghilangkan

kesempatan bank untuk memperoleh pendapatan sebesarbesarnya, dan

menunjukkan bahwa fungsi utama bank sebagai financial intermediary tidak berjalan.

Oleh karena itu Bank Indonesia menetapkan batas toleransi untuk LDR yaitu 78%-

100%, rasio ini juga merupakan indikator kerawanan dan kemampuan suatu bank,

bank sebagai lembaga intermediasi atau lembaga kepercayaan dan sebagai indikator

pengukur fungsi intermediasi perbankan (Bank Indonesia, 2010).

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi LDR sebagai berikut. Bank

merupakan suatu lembaga kepercayaan masyarakat, sehingga menjadi suatu

kewajiban bagi bank untuk tetap menjaga kepercayaan masyarakat, dimana dapat

ditempuh dengan memelihara tingkat likuiditas guna memenuhi kewajibannya kepada

pihak penghimpun dana untuk operasional bank yang berasal dari masyarakat luas

dan juga dari pemegang saham bank atas dana yang dihimpun dari masyarakat (giro,

tabungan, deposito berjangka) maupun pihak lainnya, maka bank akan mengeluarkan

biaya dana sedangkan dana yang berasal dari pemegang saham bank tidak perlu

mengeluarkan biaya dana. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam

menghimpun dana perlu dipertimbangkan resiko keseimbangan antara penyaluran

kredit dan dana dari pihak ketiga (LDR) diantaranya, resiko kecukupan modal, resiko

kredit, resiko suku bunga (Nasiruddin,2005).

Page 41: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

24

2.2 Hubungan Antar Variabel

2.2.1 Hubungan Antara PDRB perkapita Terhadap Non Performing Loan

Berdasarkan beberapa teori yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat

disimpulkan bahwa konsumsi masyarakat ditentukan oleh pendapatan masa kini,

pendapatan tertinggi yang pernah didapatkan, harapan atas pendapatan di masa

yang akan datang dan kebutuhan jangka panjang. Angsuran pelunasan kredit

merupakan suatu bentuk konsumsi masyarakat yang harus dibayarkan pada

waktunya. Perubahan pendapatan akan mempengaruhi kemampuan masyarakat

dalam memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran kredit.

Pemberian kredit sebagai salah satu instrumen perbankan untuk menunjang

pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan dan PDRB sebagai tolak ukur

pertumbuhan ekonomi suatu negara tentu saja memiliki suatu keterkaitan. Dengan

demikian, Non Performing Loan (NPL) yang merupakan salah satu resiko pemberian

kredit juga memiliki keterkaitan. PDRB memiliki hubungan negatif dengan Non

Performing Loan, artinya jika PDRB perkapita naik maka kemampuan masyarakat

untuk membayarkan angsuran kreditnya akan meningkat sehingga NPL akan

menurun. Sebaliknya, apabila PDRB perkapita melakukan pembayaran angsuran

kredit akan menurun sehingga NPL akan bertambah.

Rifaatul (2013), semakin besar pendapatan masyarakat maka akan

mempengaruhi penurunan NPL, sedangkan apabila terjadi penurunan pada

pendapatan masyarakat maka akan mempengaruhi peningkatan besaran NPL.

Artinya bahwa pendapatan menjadi peran penting dalam peningkatan dan penurunan

NPL. Dengan pendapatan rill masyarakat yang besar maka akan dapat mendorong

Page 42: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

25

penurunan besaran NPL pada perbankan sebab para debitur mampu membayar

angsuran sesuai tanggal jatuh tempo dalam perjanjian yang telah dibuat.

PDRB Perkapita berpengaruh terhadap kredit macet dengan arah positif,

artinya apabila pendapatan semakin meningkat, maka kredit macet semakin

meningkat. Kondisi ini terjadi karena pendapatan yang meningkat dari bank, maka

akan dipergunakan bank untuk memberikan pinjaman kepada nasabah, jumlah

pinjaman atau kredit yang meningkat akan menimbulkan resiko yang lebih tinggi,

sehingga kredit macet akan semakin tinggi Suparsih (2012)

2.2.2 Hubungan Inflasi Terhadap Non Performing Loan

Menurut Kamus Bank Indonesia, inflasi adalah keadaan perekonomian yang

ditandai oleh kenaikan harga secara cepat sehingga berdampak pada menurunnya

daya beli, sering pula diikuti menurunnya tingkat tabungan dan atau investasi karena

meningkatnya konsumsi masyarakat dan hanya sedikit untuk tabungan jangka

panjang.Inflasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi

masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi

atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran

distribusi barang.

Secara umum inflasi didefinisikan naiknya harga barang dan jasa sebagai

akibat jumlah uang (permintaan) yang lebih banyak dibandingkan jumlah barang atau

jasa yang tersedia (penawaran). Sebagai akibat dari inflasi adalah menurunnya nilai

uang. Meskipun kredit bank berjalan lancar dimana utang pokok dan bunga telah

dibayar, namun dengan berjalannya waktu, nilai uang tetap turun karena inflasi,

sehingga daya beli uang menjadi lebih rendah dibandingkan sebelumnya yaitu pada

Page 43: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

26

saat kredit diberikan. Apalagi bila kredit tidak berjalan lancar (bermasalah)

(Nopirin,2000). Terjadinya inflasi yang merupakan kenaikan harga-harga yang

berlangsung secara terus menerus menyebabkan kemampuan dari produsen untuk

membeli faktor produksi seperti bahan baku akan menjadi berkurang. Kekurangan

bahan baku menyebabkan penurunan dari jumlah produksi atau output sehingga

terjadi penambahan biaya bagi produsen yang akan mendorong produsen untuk

bekerja sama dengan perbankan dengan mengambil pinjaman atau kredit pada

perbankan untuk tetap melancarkan dan mengembangkan kegiatan produksinya.

Dengan naiknya harga-harga barang, kecenderungan masyarakat untuk lebih

mengkonsumsi barangbarang yang lebih murah sehingga jika produsen tidak mampu

untuk bersaing maka pendapatan yang diperolehnya akan semakin berkurang. Hal

tersebut akan mempengaruhi kemampuan masyarakat untuk membayar

2.2.3 Hubungan Loan to Deposit Ratio Terhadap Non Performing Loan

Likuiditas merupakan rasio keuangan untuk mengukur kemampuan

operasional bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih

(Wiagustini, 2010). Indikator likuiditas dan penurunan fungsi intermediasi perbankan

ini dapat dilihat dari Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah perbandingan antara total

kredit yang diberikan dengan total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dapat dihimpun oleh

bank (Riyadi, 2006).

Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan salah satu rasio likuiditas untuk

mengukur kemampuan membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah

deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.

Semakin tinggi rasio ini maka semakin rendah likuiditasnya.Penyaluran kredit

Page 44: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

27

merupakan kegiatan utama bank, oleh karena itu kegiatan penghimpunan dana kredit

dari masyarakat sangat menentukan besar kecilnya keuntungan bank sekaligus risiko

yang akan diambil oleh pihak bank. Oleh karena itu, besar kecilnya rasio ini sangat

mempengaruhi adanya kredit bermasalah atau Non Performing Loan.

Rasio LDR ini juga merupakan salah satu indikator besarnya pemberian kredit

yang disalurkan oleh bank, maka semakin tinggi rasio LDR kemungkinan jumlah kredit

yang akan diberikan menjadi semakin meningkat. Hal ini juga menunjukan bahwa

pada saat jumlah kredit yang diberikan dan rasio LDR tinggi, kemungkinan laba yang

diperoleh bank melalui pendapatan bunga pun akan tinggi. Di sisi lain, semakin

banyak jumlah kredit yang diberikan akan menimbulkan risiko yang cukup tinggi

terhadap penyaluran kredit tersebut. Dengan adanya batas waktu atas pengembalian

pinjaman kredit sehingga kredit yang dipinjamkan akan menjadi bermasalah.

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan pengaruh LDR

terhadap NPL dilakukan oleh Juliana (2011), menunjukkan tingkat LDR berpengaruh

lemah serta negatif terhadap NPL pada PT. Bank BUMN di Indonesia. Aqidah (2011),

menunjukkan tingkat LDR berpengaruh signifikan terhadap NPL pada PT Bank

Tabungan Negara Cab.Makassar. Sedangkan pada penelitian Utomo (2008),

menunjukkan bahwa LDR menunjukkan korelasi terhadap NPL pada tingkat signifikan

10 persen pada arah hubungan yang positif.

2.3 Tinjauan Empiris.

Adapun penelitian tedahulu yang relevan dan menjadi landasan dalam

penelitian ini antara lain:

Page 45: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

28

Pram Purnama (Alam, 2008) melakukan penelitian yang menganalisis faktor-

faktor yang menyebabkan peningkatan NPL dan dampaknya terhadap penyaluran

kredit dengan studi kasus di Bank BRI, menggunakan analisis linear berganda dengan

hasil bahwa variabel suku bunga rill dan kebijakan Bank Indonesia memiliki pengaruh

positif signifikan terhadap NPL, variabel LDR memiliki pengaruh negatif dan signifikan

terhadap NPL.

Anin Diyanti (2012) melakukan penelitan yang menguji pengaruh faktor

internal dan eksternal terhadap terjadinya non performing loan studi kasus pada bank

umum komersial yang menyediakan layanan kredit pemilikan rumah padaperiode

2008-2011 dengan menggunakan analisis regresi linear berganda menunjukkan

bahwa Bank Size, CAR, LDR dan GDP berpengaruh negatif signifikan terhadap NPL,

inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap NPL

Abed Nego (2005) melakukan penelitian yang menguji faktor-faktor yang

mempengaruhi kredit macet pada bank komersial di Sulawesi Selatan dengan

menggunakan analisis regresi berganda yang menunjukkan bahwa tingkat suku

bunga kredit dan indeks harga konsumen sama-sama mempunyai pengaruh positif

dan signifikan terhadap variabel dependen yakni jumlah kredit macet di Sulawesi

Selatan. Secara parsial, tingkat suku bunga kredit dan inflasi samasama memiliki

hubungan dan pengaruh yang signifikan terhadap jumlah kredit macet di Sulawesi

Selatan. Dan secara simultan, tingkat suku bunga kredit dan inflasi secara

keseluruhan memiliki hubungan yang signifikan terhadap jumlah kredit macet di

Sulawesi Selatan.

Page 46: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

29

Hermawan (Soebagio, 2005) melakukan penelitian yang menguji faktorfaktor

yang mempengaruhi terjadinya Non Performing Loan pada bank umum komersial

(studi empiris pada sektor perbankan di Indonesia) dengan menggunakan analisis

regresi linier berganda (multiple regression analysis model) dengan persamaan

kuadrat terkecil (Ordinary Least Square) menujjukkan bahwa LDR dan inflasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap NPL pada bank umum komersial.

Sedangkan Capital Adequacy Ratio (CAR), GDP, Kurs, dan tingkat bunga pinjaman

memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap NPL pada bank umum

komersial.Dengan uji F pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa secara

keseluruhan variabel mikro mempunyai pengaruh yang cukup signifikan tehadap Non

Performing Loan.

Suryanti (Lubis, 2006) melakukan penelitian yang menguji faktor-faktor yang

mempengaruhi peningkatan Non Performing Loan (NPL) perbankan di Sumatera

Utara menggunakan analisis linear berganda dengan model kuadrat kecil biasa (OLS)

dengan hasil bahwa variabel suku bunga SBI mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap peningkatan NPL perbankan di Sumatera Utara, variabel inflasi tahun

sebelumnya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan NPL perbankan

di Sumatera Utara, dan variabel PDRB memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

peningkatan NPL perbankan di Sumatera Utara.

2.4 Kerangka Penelitian

Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang tertuang

dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari

kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah

Page 47: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

30

yang ditetapkan. Atas dasar tinjauan teoritis sebagaimana yang telah dijelaskan diatas

dan di sesuaikan dengan kondisi yang terjadi di Indonesia, maka faktor-faktor yang

mempengaruhi Non Performing Loan dapat digambarkan dengan model sebagai

berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Penelitian

( - )

( + )

( - )

konsumsi masyarakat ditentukan oleh pendapatan masa kini, pendapatan

tertinggi yang pernah didapatkan, harapan atas pendapatan di masa yang akan

datang dan kebutuhan jangka panjang. Angsuran pelunasan kredit merupakan suatu

bentuk konsumsi masyarakat yang harus dibayarkan pada waktunya. Perubahan

pendapatan akan mempengaruhi kemampuan masyarakat dalam memenuhi

PDRBperkapita( X1 )

Loan to Deposit

Ratio ( X3 )

INFLASI ( X2 ) Non Performing

Loan NPL ( Y )

(((

Page 48: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

31

kewajibannya untuk membayar angsuran kredit, yang pada akhirnya mempengaruhi

NPL.

Menurut Martono dan Agus Harjito (2008), inflasi akan mempengaruhi

kegiatan ekonomi baik secara makro maupun mikro termasuk kegiatan investasi.

Inflasi juga menyebabkan penurunan daya beli masyarakat yang berakibat pada

penurunan penjualan. Penurunan penjualan yang terjadi dapat menurunkan return

perusahaan. Penurunan return yang terjadi akan mempengaruhi kemampuan

perusahaan dalam membayar angsura kredit. Pembayaran angsuran yang semakin

tidak tepat menimbulkan kualitas kredit semakin buruk bahkan terjadi kredit macet

(Taswan, 2006) sehingga meningkatkan angka Non-Performing Loan.

Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan salah satu rasio likuiditas untuk

mengukur kemampuan membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah

deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.

Semakin tinggi rasio ini maka semakin rendah likuiditasnya. Penyaluran kredit

merupakan kegiatan utama bank, oleh karena itu kegiatan penghimpunan dana kredit

dari masyarakat sangat menentukan besar kecilnya keuntungan bank sekaligus risiko

yang akan diambil oleh pihak bank. Oleh karena itu, besar kecilnya rasio ini sangat

mempengaruhi adanya kredit bermasalah atau Non Performing Loan.

2.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat

praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Berdasarkan rumusan

masalah, landasan teoritis dan penelitian sebelumnya, maka hipotesis dalam

penelitian ini yaitu :

Page 49: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

32

1. Produk Domestik Regional Bruto memiliki pengaruh yang negatif dan

signifikan terhadap Non Performing Loan di Sulawesi Selatan.

2. Inflasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Non Performing

Loan di Sulawesi Selatan.

3. Loan to Deposit Ratio (LDR) memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan

terhadap Non Performing Loan di Sulawesi Selatan

Page 50: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

33

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penilitian iniadalah faktor-faktor yang mempengaruhi

peningkatan Non Per-forming Loan (NPL) pada perbankan di wilayah Sulawei

Selatan, seperti : PDRB perkapita, Inflasi, dan Loan Deposit Ratio (LDR).

3.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

berupa data runtun waktu (time series), dan bersumber dari Bank Indonesia dan

Badan Pusat Statistik (BPS) dalam kurun waktu 2006 – 2015 (10 Tahun). Selain itu

juga diperoleh dari penelitian kepustakaan (Library Research), study literature,

website yang berhubungan dengan inflasi, PDRB Perkapita, LDR serta NPL

(www.bi.go.id, www.bps.go.id ).

3.3. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kepustakaan (Library

Research), yaitu penelitian yang dilakukan adalah melalui bahan-bahan kepustakaan

berupa tulisan-tulisan ilmiah, jurnal, artikel, majalah, laporan-laporan penelitian ilmiah

yang ada hubungannya dengan topik yang diteliti. Teknik pengumpulan data yang

dipergunakan adalah pencatatan langsung berupa data time series dari tahun 2006

hingga tahun 2015 (sampel data 10 tahun).

Page 51: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

34

3.4. Metode Analisis Data

Dalam menganalisa besarnya pengaruh variabel-variabel bebas terhadap

variabel terikat digunakan digunakan model ekonometrika. Teknik analisis yang

digunakan adalah metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square atau OLS).

Data yang digunakan dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan

analisis statistika yaitu persamaan linear berganda. Model persamaan yang

digunakan adalah sebagai berikut:

Y = f( X1,X2,X3,) .........................………………………………...…….....(1)

Fungsi tersebut kemudian ditransformasikan ke dalam persamaan non linear

sebagai berikut:

eY= β0X1β1eβ2X2 + β3X3 + µ............................................................................(2)

Kemudian fungsi tersebut ditransformasikan ke dalam model persamaan

regresi linear dengan spesifikasi model sebagai berikut :

Y = 𝒍𝒏𝜷 + β1𝒍𝒏𝑿1+β2X2+ β3X3 + µ.........………………………………..(3)

Dimana :

Y = Non Performing Loan (Pesen)

α = Intercept / Konstanta

β1,β2,β3, = Koefisien Regresi

Page 52: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

35

X1 = PDRB Perkapita Riil (Rupiah)

X2 = Inflasi (Persen)

X3 = Loan to Deposit Ratio (Persen)

μ = Term of Error

3.4.1 Uji Statistik

Uji signifikansi merupakan prosedur yang digunakan untuk menguji kebenaran

atau kesalahan dari hasil hipotesis nol dari sampel. Ide dasar yang melatarbelakangi

pengujian signifikansi adalah uji statistik (estimator) dari distribusi sampel dari suatu

statistik di bawah hipotesis nol. Keputusan untuk mengolah H0 dibuat berdasarkan

nilai uji statistik yang diperoleh dari data yang ada (Gujarati, 1995)

3.4.1.1 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)

Hal ini dilakukan dengan cara pengujian variabel-variabel independent secara

parsial (individu), digunakan untuk mengetahui signifikasi dan pengaruh variabel

independent secara individu terhadap variasi terhadap variabel independent lainnya.

Disini peneliti menggunakan uji t melalui probabilitas, penjelasannya sebagai berikut:

𝑡−ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔=β1SE (β1) dimana:

𝛽1 = nilai koefisien regresi

Se = nilai standar error dari 𝛽1

Dengan menggunakan tingkat keyakinan (level of significant) atau α tertentu,

df=n-k (df=degree of freedom). Apabila nilai t hitung > t tabel, maka Ho ditolak, artinya

variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan (Ari

Sudarman, 1984).

Page 53: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

36

Hipotesis yang digunakan :

Ho : β1 < 0 ; berarti variabel independent tidak mempengaruhi variabel dependent.

H1 ; β1 > 0 ; berarti variabel independent mempengaruhi variabel dependent.

Apabila probabilitas < dari 0.05, atau 5% maka dapat dikatakan signifikan.

3.4.1.2 Koefisien Determinasi ( R2 )

Nilai koefisien determinasi 𝑅2 menunjukan besarnya variabel-variabel

independent dalam mempengaruhi variabel dependent. Nilai 𝑅2 berkisar antara 0 dan

1 ( 0 ≤ 𝑅2 ≤ 1 ). Semakin besar nilai 𝑅2, maka semakin besar variasi variabel

dependent yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel independent.

Sebaliknya, makin kecil nilai 𝑅2, maka semakin kecil variasi variabel dependent yang

dapat di jelaskan oleh variasi variabel independent. Sifat dari koefisien determinasi

adalah :

1. 𝑅2 merupakan besaran yang non negatif.

2. Batasnya adalah ( 0 ≤ 𝑅2 ≤ 1 ). (Gujarati, 1995)

Apabila R2 bernilai 0 berarti tidak ada hubungan antara variabel-variabel

independent dengan variabel dependent. Semakin besar nilai 𝑅2 maka semakin tepat

garis regresi dalam menggambarkan nilai-nilai observasi.

3.4.1.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Hal ini dilakukan dengan cara pengujian terhadap variabel – variabel

independent secara bersama-sama yang dilakukan untuk melihat pengaruh variabel

independent secara individu terhadap variabel dependent. Disini peneliti melakukan

Page 54: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

37

uji F dengan menggunakan probabilitas, perhitungannya adalah sebagai berikut :

F−hitung=R2 / (K – 1)(1 – R2)/(n – K) dimana :

𝑅2 = Adalah koefisien determinasi.

n = Adalah jumlah sampel (observasi).

K = Adalah banyaknya parameter/koefisien regresi plus constant.

Dengan tingkat keyakinan α tertentu df (n-k, k-1), jika F hitung > F tabel, maka

Ho ditolak, yang berarti bahwa uji secara serempak semua variabel independen yang

digunakan dapat menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap variabel

dependen. Hipotesis yang digunakan :

Ho : β1 = β2 = β3 = 0 , maka variabel independent secara bersama-sama

tidak

mempengaruhi variabel dependent.

Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0 , maka variabel independent secara bersama-sama

mempengaruhi variabel dependent.

Apabila probabilitas (F-Statistik) < dari 0.05 , maka bisa dikatakan signifikan.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil keputusan dengan menggunakan probabilitas

5%.

3.5.Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional dari masing-masing variabel dalam penelitian ini dapat

dijelaskan sebagai berikut :

Page 55: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

38

1. Non Performing Loan (NPL)(Y)

NPL, nilai rasio dari perbandingan antara kredit bermasalah terhadap total

kredit yang disalurkan, meliputi kredit kurang lancar, diragukan dan macet, dalam

kurun waktu 2006 – 2015 (10 Tahun), dalam bentuk persentase

2. Produk Domestik Regional Bruto perkapita (X1)

PDRB Perkapita adalah angka PDRB suatu wilayah dibagi jumlah

penduduk wilayah tersebut dalam satu periode. Pendapatan per kapita menunjukkan

pendapatan yang diterima orang perorangan atas kegiatan ekonomi pada suatu

wilayah yang diukur dalam harga konstan dinyatakan dalam satuan rupiah dalam

kurun waktu 2006 – 2015 (10 Tahun)

3. Inflasi(X2)

Inflasi Merupakan kecendrungan kenaikan harga-harga barang secara umum

dan terus menerus. Variabel inflasi dalam penelitian ini diukur dalam satuan

persentase (%) dengan rentang waktu 2006 – 2015 (10 Tahun). Inflasi dapat diukur

dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks harga

Indeks harga konsumen (IHK),

4. Loan to Deposit Ratio (X3)

Nilai rasio LDR diperoleh dari perbandingan antara total kredit yang disalurkan

terhadap dana total pihak ketiga yang berhasil dihimpun, dana pihak ketiga terdiri dari

tabungan, deposito, giro.Variabel Loan to Deposit Ratio dalam penelitian ini diukur

dalam satuan persentase (%) dan dengan rentang waktu 2006 – 2015 (10 Tahun).

Page 56: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

38

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Provinsi Sulsel yang beribukota di Makassar dan sebagai pusat

pengembangan dan pelayanan pembangunan di wilayah Kawasan Timur Indonesia

terletak antara 0012’ – 80 Lintang Selatan dan 116048’ – 122036’ Bujur Timur.

Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Provinsi Sulawesi Tengah

2. Sebelah Timur : Teluk Bone dan Provinsi Sulawesi Tenggara

3. Sebelah Selatan : Laut Flores

4. Sebelah Barat : Selat Makassar

Luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan tercatat 6.236.171 km persegi yang

meliputi 21 Kabupaten dan 3 Kota yang terdiri dari 275 kecamatan. Secara geografis

provinsi Sulawesi Selatan membujur dari Selatan ke utara dengan panjang garis

pantai mencapai 2500 m

4.1.1 Perkembangan Non Performing Loan di Provinsi Sulawesi Selatan

Dalam penelitian ini variable independen adalah rasio NPL. Rasio NPL

merupakan perbandingan antara kredit bermasalah terhadap total kredit. Kredit

bermasalah mencakup kredit kurang lancar, diragukan, dan macet selama periode

tahun 2006 – 2015 yang menunjukkan posisi NPL yang mengalami fluktuasi setiap

tahunnya. Pada tahun 2005 NPL mengalami kenaikan yang cukup pesat sebesar

Page 57: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

39

sebesar 9,4% menjadi 12,94%. Kenaikan tersebut disebabkan oleh kondisi makro

ekonomi yang kurang stabil seperti kenaikan harga BBM. Menurunnya aktifitas

perekonomian mempengaruhi kegiatan bisnis. Daya beli masyarakat yang menurun

sehingga menyebabkan kesulitan untuk membayar angsuran. NPL di tahun 2006,

dan 2007 mulai mengalami penurunan sebesar 2,71% dan 0,60% menjadi masing-

masing yaitu sebesar 10,23% dan 9,53%. NPL menurun drastis di tahun 2008

sebesar 7,21% menjadi 2,32% disebabkan karena tingkat kepercayaan masyarakat

mulai berkurang akibat adanya krisis kepercayaan global dan terjadi penarikan

tabungan akibat lonjakan inflasi di tahun 2008. Selanjutnya di tahun 2009 NPL di

Sulsel mengalami lagi peningkatan sebesar 0,76% menjadi 3,08%, dan menurun di

tahun 2010 menjadi 2,94% kemudian dari tahun 2011-2015 NPL mengalami

peningkatan menjadi 2,63%, 2,74% , 2,85% , 3,13% , 3,19%. Walaupun Pada lima

tahun terakhir posisi NPL terus meningkat, perkembangan NPL di Sulsel masih

terkendali karena masih berada pada batas aman dan tidak melebihi ketetapan

otoritas BI sebesar 5 %, yang dapat diamati pada Tabel berikut :

Table 4.1:Non Performing Loan Provinsi Sulawesi Selatan 2006 - 2015

Sumber : Bank Indonesia

0

5

10

15

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

per

sen

tahun

NPL

NPL

Page 58: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

40

4.1.2 Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto di Provinsi

Sulawesi Selatan

Dalam kerangka ekonomi makro, pendapatan nasional yang dapat di

wujudkan dalam bentuk Produk Domestik Regional Bruto merupakan gambaran

aktivitas perekonomian dalam suatu daerah. Pengukuran PDRB sangat diperlukan

dalam kebijakan makroekonomi. Pengukuran tersebut dapat digunakan untuk

menghadapi berbagai masalah sentral yang berkaitan dengan pertumbuhan

ekonomi, siklus usaha, hubungan antara kegiatan ekonomi dan pengangguran, serta

ukuran faktor penentu inflasi. PDRB juga mengGambarkan aktivitas perekonomian

suatu daerah. Perekonomian secara umum dikatakan membaik jika terjadi

peningkatan PDRB.

Pada tahun 2006, 2007 dan 2008, PDRB perkapita Sulawesi Selatan

meningkat masing-masing 4,83%, 5,83% dan 5,86% menjadi Rp. 5.117.456,22

,Rp5.367.670,29,dan Rp5.707.838,95. Selanjutnya pada tahun 2009, 2010, dan

2011, PDRB perkapita Sulawesi Selatan mengalami peningkatan masing masing

4,84%, 6,49% dan 6,58% senilai masing-masing Rp 5.916.855,35, Rp6.372.287,16

dan Rp 6.791.446,34. Dan pada tahun 2012, PDRB perkapita Sulawesi Selatan

mengalami peningkatan sebesar 6,11% menjadi Senilai Rp 7.206.473,84 , pada

tahun 2013 adalah 7.776.673,86 , 2014 dan 2015 meningkat yaitu 8.275.654,77 dan

8.772.409,72 .

Page 59: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

41

Table 4.2: Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Sulawesi Selatan 2006 – 2015

Sumber : Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan

4.1.3 Perkembangan Inflasi di Provinsi Sulawesi Selatan

Perkembangan kondisi perekonomian suatu negara dapat mempengaruhi

aktivitas perbankan di negara tersebut. Salah satu indikatornya adalah inflasi dimana

naik turunnya inflasi dapat menyebabkan gejolak ekonomi. Inflasi biasanya oleh

naiknya produksi barang dan jasa. Inflasi disebabkan oleh kenaikan jumlah uang

beredar (JUB). Perkembangan inflasi di Sulsel tahun 2006-2012 seperti pada

Gambar 4.2 di bawah ini menunjukkan tidak stabilnya kenaikan besaran inflasi yang

berfluktuatif tiap tahunnya

0

1000000000

2000000000

3000000000

4000000000

5000000000

6000000000

7000000000

8000000000

9000000000

10000000000

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

per

sen

tahun

PDRB

PDRB

Page 60: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

42

Tabel 4.3: inflasi Provinsi Sulawesi Selatan 2006 – 2015

Sumber : Bank Indonesia

Pada Tabel 4.2 dapat di amati angka inflasi yang tidak stabil dan cenderung

berfluktuasi. Kenaikan harga BBM pada akhirnya berdampak pada kenaikan harga

di semua sektor. Tahun 2006 inflasi menurun hingga mencapai 6,6% yang mulai

menunjukkan perbaikan disebabkan penundaan kenaikan tarif listrik oleh pemerintah

yang diikuti daya beli masyarakat mulai melemah akibat inflasi di tahun 2005.

Dengan menurunnya inflasi, BI memiliki ruang untuk menurunkan BI rate sepanjang

tahun 2006. Penurunan tersebut diambil untuk mempertahankan presepsi positif

pelaku ekonomi, mendukung perbaikan iklim usaha dan menjaga stabilitas moneter.

Sehingga berdampak di tahun 2007 inflasi mengalami penurunan sebesar 0,96%

menjadi 5,64%.

0,00%

2,00%

4,00%

6,00%

8,00%

10,00%

12,00%

14,00%

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Per

sen

Tahun

inflasi

inflasi

Page 61: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

43

Inflasi juga meningkat tajam pada tahun 2008 yakni sebesar 12,23%,

penyumbang inflasi terbesar pada tahun 2008 adalah lebih banyak dari sisi cost

push inflation. Meningkatnya harga minyak dunia yang akhirnya membuat

pemerintah juga menaikkan harga BBM dimana hal ini memberikan kontribusi yang

sangat signifikan terhadap tingkat inflasi. Hal-hal lain seperti kelangkaan sumber

energi baik gas maupun minyak di berbagai daerah maupun kekurangan suplai listrik

yang mengharuskan terjadinya pemadaman juga berperan meningkatkan inflasi

karena mendorong peningkatan biaya produksi

Tahun 2009 mulai terjadi perlambatan inflasi mencapai sebesar 3,21%.

Selanjutnya pada tahun 2010 inflasi mengalami kenaikan sebesar 3,34% menjadi

sebesar 6,64%. Hal ini oleh disebabkan terjadinya krisis di Eropa dan berpengaruh

pada perekonomian global yang berdampak pada negara-negara berkembang salah

satunya Indonesia sehingga berpengaruh pula pada provinsi Sulsel. Namun, pada

tahun 2011 inflasi kembali turun menjadi 2,85% karena pemerintah berhasil

mengantisipasi kenaikan inflasi. Tahun 2012 inflasi sebesar 4,49% naiknya inflasi

pada tahun 2012 dipicu oleh kenaikan hanya sejumlah komoditi bahan makan, dan

inflasi pada tahun 2013 dan 2014 adalah sebesar 8,83% , 8,36%, kemudian 2015

menurun hingga sebesar 3,62%. Tetapi, besaran inflasi masih berada dibawah batas

aman 7%.

4.1.4 Perkembangan Loan to Deposit Ratio di Provinsi Sulawesi

Selatan.

Loan to Deposit Ratio atau disingkat merupakan perbandingan antara total

kredit dengan jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh bank. DPK

Page 62: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

44

terdiri dari tabungan, deposito, giro sedangkan total kredit merupakan jumlah total

kredit yang disalurkan adalah kegiatan utama bank. Pada periode tahun penelitian,

perkembangan LDR mengalami fluktuasi tiap tahunnya seperti yang terlihat pada

Gambar 4.4 terjadi kenaikan di tahun 2006 LDR di Sulawesi Selatan mengalami

penurunan sebesar 3,93% menjadi 85,51%. Menurunnya LDR disebabkan oleh

krisis likuiditas dimana bank memilih menyalurkan dananya ke instrumen finansial

seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Utang Negara (SUN). Tahun 2007

dan 2008 LDR di provinsi Sulawesi Selatan meningkat menjadi 91,24% dan

109,74%. Sedangkan tahun 2009 LDR menurun menjadi 108,42% penurunan LDR

disebabkan banyaknya DPK yang dihimpun perbankan lebih besar dibandingkan

dengan kredit yang disalurkan pihak perbankan. Ditahun 2010, 2011 dan 2012 LDR

mengalami peningkatan dengan masing-masing sebesar 115,35%, 124,62%, dan

128,44% , kemudian 2013, dan 2014 mengalami peningkatan menjadi sebesar

124,72% , 126,39% dan pada tahun 2015 sebesar 121,05% , peningkatan tersebut

didorong oleh akselerasi penyaluran kredit yang lebih cepat dibandikan

penghimpunan DPK.

Tabel 4.4: Loan to Deposit Ratio Provinsi Sulawesi Selatan 2006– 2015

Sumber : Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan

0,00%

50,00%

100,00%

150,00%

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Per

sen

tahun

LDR

LDR

Page 63: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

45

4.2 ANALISIS DATA

Dalam menganalisa besarnya pengaruh variabel-variabel bebas terhadap

variabel terikat digunakan model ekonometrika. Teknik analisis yang digunakan

penelitian ini adalah metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square atau

OLS). Data yang digunakan dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan

analisis statistika yaitu persamaan linear berganda. Untuk memperoleh hasil

estimasi yang sebagaimana diharapkan, pengelohan data dalam penelitian ini

menggunakan software Eviews 9.0.

4.2.1 Hasil Estimasi Analisis Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Non

Performing Loan di Sulawesi Selatan.

Tabel 4.5 Hasil estimasi

Dependent Variable: Y

Method: Least Squares

Date: 05/04/17 Time: 11:15

Sample: 2006 2015

Included observations: 10

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

X1 1.773232 0.723379 2.451317 0.0497

X2 -0.053770 0.160453 -0.335114 0.7489

X3 -5.486630 0.969961 -5.656547 0.0013

C -12.81693 12.73729 -1.006252 0.3531

Page 64: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

46

1. Uji signifikansi individu variabel PDRB (X1) pada Gambar 4.5

menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,0497 kurang dari tingkat

signifikansi 5 persen (0,05). Koefisien regresi wariabel PDRB (X1)

menunjukkan angka 1,77 artinya setiap kenaikan PDRB sebesar 1

persen mengakibatkan kenaikan Non Performing Loan NPL sebesar 1,77

persen. Dengan demikian variabel PDRB berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Non Performing Loan NPL di Sulawesi Selatan

periode 2006-2015.

2. Variabel Inflasi (X2) nilai probabilitasnya adalah 0,7489 lebih dari tingkat

signifikansi 5 persen, (0,05). Koefisien regresi X2 menunjukkan angka

angka -0,05, Maka inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap Non Performing Loan NPL di Sulawesi Selatan periode 2006-

2015.

3. Kemudian variabel Loan to Deposit Ratio (X3) pada Tabel 4.5

menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,0013 kurang dari tingkat

signifikansi 5 persen, (0,05). Koefisien regresi Loan to Deposit Ratio

menunjukkan angka -5.48 artinya setiap kenaikan loan to deposit sebesar

R-squared 0.896803 Mean dependent var 1.294799

Adjusted R-squared 0.845205 S.D. dependent var 0.533000

S.E. of regression 0.209704 Akaike info criterion 0.002931

Sum squared resid 0.263854 Schwarz criterion 0.123965

Log likelihood 3.985346 Hannan-Quinn criter. -0.129843

F-statistic 17.38043 Durbin-Watson stat 1.825668

Prob(F-statistic) 0.002309

Page 65: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

47

1 persen mengakibatkan penurunan tehadap Non performing loan

sebesar 5,48 persen. Dengan demikian Loan to Deposit Ratio

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap non performing loan di

provinsi sulawesi selatan periode 2006-2015.

4.2.2. Uji Determinasi (R2)

Hasil regresi model pengaruh variabel PDRB (X1), Inflasi (X2), Loan to

Deposit Ratio (X3) terhadap variabel Non Performing Loan NPL (Y) diperoleh R-

Square sebesar 0,89 pada tabel 4.5. Hal ini berarti variasi variabel independent

PDRB (X1), Inflasi (X2), Loan to Deposit Ratio (X3) dapat menjelaskan variasi

variabel Non Performing Loan NPL (Y) di Sulawesi Selatan sebesar 89 persen.

Adapun sisa variasi variabel lain diluar model sebesar 11 persen.

4.2.3. Uji Statistik F

Pengujian validitas model yakni pengaruh semua variabel Independen

didalam model dapat diperoleh dari uji F-statistic koefisien regresi variabel

independent secara serentak terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil

pengamatan data pada tabel 4.5 diketahui bahwa dengan probabilitas F statistic

sebesar 0.002309 menggunakan taraf keyakinan 89 persen (α=0,11). Dapat

diartikan bahwa secara bersama-sama variabel PDRB (X1), Inflasi (X2), Loan to

Deposit Ratio (X3) memiliki pengaruh terhadap variabel Non Performing Loan NPL

(Y) pada tingkat kepercayaan taraf keyakinan 89 persen (α=0,11).

Page 66: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

48

4.2.4 Uji Statistik t

Di Sulawesi Selatan periode 2006-2015 dengan menggunakan taraf

keyakinan 95% (α = 0.05) dan degree of freedom (df = n-k = 10-3 = 7) di peroleh t-

tabel sbebsar 2.365. Di ketahui bahwa variabel PDRB perkapita (X1) memiliki t-

statistik sebesar 2.451, sehingga disimpulkan bahwa variabel PDRB perkapita (X1)

signifikan terhadap variabel Non Performing Loan (Y). Dimana t-sataistik > t- tabel

(2.451 > 2.365). Kemudian variabel INFLASI (X2) memiliki t-statistik 0.335, sehingga

dapat disimpulkan bahwa variabel INFLASI (X2) tidak signifikan terhadap variabel

Non Performing Loan (Y). Dimana t-statistik < t-tabel (0.336 < 2.365). Dan variabel

Loan to Deposit Ratio (X3) memiliki t-statistik 5.656, sehingga dapat di simpulkan

bahwa variabel Loan to Deposit Ratio (X3) signifikan terhadap variabel Non

Performing Loan (Y). Dimana t–statistik > t-tabel (5.656 > 2.365).

4.3 Analisis Pembahasan Variabel Independent Terhadap Variabel Dependent

Periode 2006-2015

4.3.1 Pengaruh PDRB perkapita Terhadap NON PERFORMING LOAN

Periode 2006-2015

Temuan penelitian dari hasil estimasi tabel 4.5. menunjukkan bahwa PDRB

perkapita berpengaruh positif dan signifikan terhadap NPL. PDRB perkapita

merupakan variabel makroekonomi yang menggambarkan pertumbuhan suatu

wilayah. Dari tabel 4.1 dan tabel 4.2 jumlah PDRB perkapita dari tahun ke tahun

memang selalu meningkat dalam segi nominal begitu juga dengan kredit macet.

Page 67: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

49

Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis penelitian maupun penelitian terdahulu yang

menyatakan bahwa kenaikan PDRB perkapita akan dapat menekan risiko kredit

bermasalah (NPL), karena pada dasarnya syarat untuk mengurangi terjadinya kredit

macet dengan melihat PDRB perkapita yang terus meningkat harus memperhatikan

kondisi bidang usaha lainnya yang baik, yang ditandai dengan naiknya produktivitas

tiap bidang usaha.

Kredit macet atau NPL sangat dipengaruhi oleh kredit modal kerja, investasi,

dan konsumsi, Jika dilihat data dari tabel dari tahun 2010-2015 yang paling

mempengaruhi NPL adalah kredit macet modal kerja. Kredit modal kerja merupakan

kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam

operasionalnya. Sebagai contoh kredit modalkerja diberikan hanya untuk membeli

bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainya, tidak untuk

meninggkatkan produktifitas usahanya. Kredit macet modal kerja tiap tahunnya

mengalami peningkatan bahkan 2 kalilipat dari investasi dan konsumsi, ini

menunjukan bahwa banyak pemilik modal yang usahanya tidak sehat,sehingga

perusahan tidak memdapatkan hasil yang kurang produktif yang menyebakan

perusahaan tidak mampu membayar kreditnya.

Tabel 4.6 NPL kredit per jenis penggunaan. .( Juta Rp.)

Jenis

kredit

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Modal Kerja

749,145 816,154 946,012 1,116,341 1,381,941 1,529,042

Investasi 247,070 352,163 404,433 497,908 618,903 829,374

Konsumsi 272,838 341,843 464,772 535,063 618,608 675,986

Sumber: Bank Indonesia

Page 68: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

50

Kenaikan Produk Domestik Bruto Indonesia akan menyebabkan kenaikan

adanya kredit bermasalah pada bank umum konvensional. Hasil ini tidak sesuai

dengan hipotesis penelitian maupun penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa

kenaikan PDB akan dapat menekan risiko kredit bermasalah. Terjadinya kenaikan

pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan bahwa semua bidang usaha sedang

dalam kondisi baik yang ditandai dengan peningkatan produktivitas. Saat

pertumbuhannya naik, biasanya kegiatan usaha juga akan menguntungkan

sehingga pendapatan yang diterima masyarakat akan meningkat. Ketika pendapatan

meningkat maka akan mendorong masyarakat untuk meningkatkan saving. Seperti

teori pertumbuhan neo klasik yang dibawa oleh Sollow-Swan, dimana pertumbuhan

ekonomi ditandai dengan pertumbuhan output dan adanya kecenderungan

menabung dari masyarakat. Semakin tingginya dana yang masuk pada perbankan

sebagai akibat kenaikan saving masyarakat maka akan menyebabkan terjadinya

penawaran kredit yang lebih tinggi. Pada akhirnya hal ini dapat meningkatnya risiko

kredit bermasalah sehingga rasio NPL akan ikut naik. Putri (2016)

Hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Putri (2016), Rahmawulan (2008), Poetry dan Sanrego (2011) dan Ahmed

(2006), OCTAVIA (2014)

4.3.2 Pengaruh Inflasi Terhadap Non Performing Loan Periode 2006-2015

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, variabel inflasi tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kredit macet. Hasil ini bertentangan

dengan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa inflasi memiliki pengaruh

positif terhadap kredit bermasalah. Naik turunnya inflasi tidak mempengaruhi

Page 69: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

51

pergerakan kredit bermasalah. Meskipun inflasinya naik, hal ini tidak mempengaruhi

kewajiban debitur untuk mengembalikan kredit yang dipinjamnya. Masyarakat di

Indonesa ternyata memiliki kecenderungan untuk tetap mengonsumsi barang dan

jasa meskipun harganya naik, sehingga tidak terjadi penurunan daya beli

masyarakat yang dapat menyebabkan penurunan penjualan produsen. Sehingga

meskipun inflasinya naik, tidak akan menganggu pendapatan dan keuntungan

produsen selaku debitur sehingga tidak berdampak pada kemampuannya dalam

membayar kredit. Adanya peningkatan pada kredit maupun pembiayaan bermasalah

bisa disebabkan oleh faktor lain, seperti itikad baik tidaknya masing-masing debitur

dalam mengembalikan pinjamannya tersebut.

Begitu juga pada pembiayaan bermasalah bank umum syariah tidak

dipengaruhi oleh inflasi di Indonesia dalam jangka panjang. Naik turunnya inflasi

tidak mempengaruhi pergerakan kredit maupun pembiayaan bermasalah. Meskipun

inflasinya naik, hal ini tidak mempengaruhi kewajiban debitur untuk mengembalikan

kredit ataupun pembiayaan yang dipinjamnya. Masyarakat di Indonesa ternyata

memiliki kecenderungan untuk tetap mengonsumsi barang dan jasa meskipun

harganya naik, sehingga tidak terjadi penurunan daya beli masyarakat yang dapat

menyebabkan penurunan penjualan produsen. Sehingga meskipun inflasinya naik,

tidak akan menganggu pendapatan dan keuntungan produsen selaku debitur

sehingga tidak berdampak pada kemampuannya dalam membayar kredit. Adanya

peningkatan pada kredit maupun pembiayaan bermasalah bisa disebabkan oleh

faktor lain, seperti itikad baik tidaknya masing-masing debitur dalam mengembalikan

pinjamannya tersebut. Putri (2016). Hasil ini sejalan dengan penelitian Khemraj dan

Pasha (2009), Firmansyah (2012), Makri (2013), Tanaskovic dan Jandric (2014).

Page 70: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

52

4.3.3 Pengaruh LDR Terhadap Non Performing Loan Periode 2006-2015

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pinjaman yang disalurkan pihak

perbankan yang tinggi tidak menyebabkan terjadinya NPL pada perbankan yang

artinya kinerja perbankan dalam melakukan analisis kredit 5C (Character, Capacity,

Capital, Condition dan Collateral) kepada para calon debitur, memperlihatkan hasil

kinerja yang bagus dalam penyaluran kreditnya. Selain itu, kredit yang disalurkan

perbankan kepada debitur dengan menganalisis kemampuan dari pihak debitur dan

mengetahui seluk beluk calon debiturnya. ketika kredit yang diberikan kepada

debitur, debitur mampu menyalurkan kredit yang dipinjaminya sektor . Hasil dari

Penyaluran tersebut ada berupa profit yang diperoleh dari pangsa sektor sehingga

debitur memiliki kemampuan untuk membayar kreditnya tepat waktu pada

perbankan sesuai dengan perjanjian. Sehingga mampu meminimalisir dan

menurunkan tekanan terjadinya NPL.

LDR berhubungan negatif dan berpengaruh signifikan terhadap NPL di

Sulawesi Selatan. Hal ini berarti semakin besar LDR maka akan mempengaruhi

penurunan pada NPL, sedangkan apabila semakin kecil LDR maka akan

mempengaruhi besarnya NPL. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pinjaman

yang disalurkan pihak perbankan yang tinggi tidak menyebabkan terjadinya NPL

pada perbankan yang artinya kinerja perbankan dalam melakukan analisis kredit

kepada para calon debitur, memperlihatkan hasil kinerja yang baik bagi perbankan

dalam penyaluran kredit. Mahmudah (2013)

Page 71: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

53

Hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Anin Diyanti (2012) dan Pram Purnama Alam (2008) yang menyatakan bahwa LDR

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap NPL.

Page 72: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh PDRB perkapita, Inflasi,

dan LDR terhadap NPL di Sulawesi Selatan selama tahun 2006-2015. Berdasarkan

hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. PDRB perkapita rill (X1) berhubungan positif dan berpengaruh signifikan

terhadap NPL di Sulawesi Selatan periode 2006-2015.

2. Inflasi (X2) berhubungan negatif dan tidak signifikan terhadap Non

Performing Loan di Sulawesi Selatan periode 2006-2015.

3. LDR (X3) berhubungan negatif dan berpengaruh signifikan terhadap NPL di

Sulawesi Selatan. Hal ini berarti semakin besar LDR maka akan

mempengaruhi penurunan pada NPL, sedangkan apabila semakin kecil LDR

maka akan mempengaruhi besarnya NPL.

5.2 Saran

Berdasarkan analisis pengaruh beberapa variabel yaitu PDRB perkapita,

inflasi, dan LDR adapun beberapa saran yang dikemukakan yaitu :

1. Pemerintah perlu menunjang peningkatan nilai PDRB serta menekan

inflasi, melakukan upaya dengan mengurangi jumlah uang beredar,

mengatur penggunaan APBN sesuai dengan perencanaan,

meningkatkan tarif pajak agar penghasilan rumah tangga berkurang dan

daya beli masyarakat berkurang, memperluas cakupan lapangan

Page 73: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

55

pekerjaan dan kesempatan kerja bagi masyarakat sehingga pendapatan

riil masyarakat akan ikut meningkat, dengan begitu dapat pula

mengurangi terjadinya pembengkakan NPL.

2. Perbankan di Sulawesi Selatan harus tetap menjaga rasio LDR dengan

memperhatikan penyaluran kredit dari DPK kepada pihak kreditur dengan

menjalankan prinsip kehati-hatian dalam menyaluran kredit dengan

memperhatikan kelayakan calon debiturnya dalam menerima pinjaman

dengan tetap mengacu pada pedoman pemberian kredit untuk

mengurangi kredit kurang lancar, kredit diragukan dan kredit macet

sehingga berada pada posisi di bawah 5%. Perbankan segera melakukan

tindakan penyelamatan ketika NPL terjadi serta dari pihak Bank

Indonesia melakukan tindakan pengawasan bagi tiap-tiap bank. Dalam

menjalankan kegiatan intermediasinya, perbankan harus tetap mengacu

pada kondisi makroekonomi maupun kondisi mikroekonomi sebagai

pertimbangan dalam melakukan kegiatan penyaluran kredit sehingga

dapat meminimalisir terjadinya Non Performing Loan (NPL). Hal lain yang

wajib diperhatikan oleh bank-bank pelaksana adalah dengan

menjalankan dan mematuhi setiap kebijakan juga peraturan yang

dikeluarkan oleh Undangundang, Bank Indonesia, Peraturan Pemerintah

dan peraturan-peraturan lainnya terkait dengan aktivitas perbankan.

3. Penelitian selanjutnya disarankan menambahkan variable-variabel lain

yang diharapkan bisa mencari solusi terbaik mengatasi NPL di Sulawesi

Selatan.

Page 74: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

55

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, Syeda Zabeen. 2006. An Investigation of The Relationship between Non-

Performing Loans, Macroeconomic Factors, and Financial factors in Context

of Private Commercial Bank in Bangladesh. Independent University,

Bangladesh

Aqidah, Nur Ariani. 2011. Implikasi Kebijakan Pemberian Kredit Dan Pengaruh Loan

To Deposit Ratio Terhadap Non Performing Loan Pada PT Bank Tabungan

Negara (Persero) Tbk Cabang Makassar. Skripsi.

Arof, M. 1995. “Manajemen Penyelamatan Kredit Atau Kredit Bermasalah” Pengembangan Perbankan Institut Bankir Indonesia. Po.47 pp.65-76.

Bank Indonesia. 2001. Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/30 DPNP tanggal 14 Desember. Jakarta.

_____________. 2004. Surat Edaran Bank Indonesia No.6/ 23 DPNP tanggal 31 Mei. Jakarta.

_____________. 2010. Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 12/ 19 / PBI. Jakarta.

_____________. 2011. Booklet Perbankan Indonesia volume 8. Jakarta

_____________. 2011. Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 13/ 13 / PBI. Jakarta.

_____________. 2012. Statistik Perbankan Indonesia 2007 sampai 2011. Jakarta.

Baharuddin, Eva, 2008. Analisis Kesenjangan Ekonomi antar Kabupaten/kota di provinsi gorontalo, artikel http://repository.unhas.ac.id

Boediono.1985. Ekonomi Makro. Yogyakarta : BPFE.

Dendawijaya, Lukman. 2003. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

_____________. 2009. Manajemen Perbankan Edisi Kedua. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Dianti, Anin. 2012. Analisis pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap

terjadinya non-performing loan. Skripsi Program Sarjana Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Firmansyah, Irman. 2014. “Determinant of Non Performing Loan: The Case Of

Islamic Bank In Indonesia”. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan Vol.

17, (No.

2),Oktober.http://www.bi.go.id/id/publikasi/jurnalekonomi/Documents/Deter

minant%20of%20Non%20Performing%20Loan%3B%20The%20Case%20o

Page 75: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

56

f%20Islamic%20Bank%20in%20Indonesia.pdf diakses pada 26 September

2015

Hasibuan, Malayu S.p. 2007. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Bumi aksara.

Hamzah, Suharwan, 2013, Pembangunan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Komoditi

Unggulan Kabupaten Polewali Mandar. artikel http://repository.unhas.ac.id

Juliana. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Non Performing Loan

(NPL) Pada Bank BUMN di Indonesia. Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi

Jurusan Manajemen Universitas Hasanuddin, Makassar.

Jusaeman, A. 2014. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Mutu

Modal Manusia di Kabupaten Soppeng. artikel http://repository.unhas.ac.id

Kasmir. 2002. Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi keenam. Jakarta: Rajawali

Pers.

Khemraj, Tarron and Sukrishnalall Pasha. 2014. The Determinants Of Non-

Performing Loans: An Econometric Case Study Of Guyana. MPRA Paper No.

53128, posted on 23 January.

https://ideas.repec.org/p/pra/mprapa/53128.html diakses pada 26 September

2015.

Kasmir. 2003. Dasar-Dasar Perbankan.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

_______2004. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kasmir. 2008. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Kasmir. 2004. Manajemen Perbankan. Rajawali Pers . Jakarta.

______. 2007. Manajemen Perbankan. PT. RajaGrafindo Persada. Edisi 1. Jakarta

Kuncoro, Mudrajad. 1997. Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah dan Kebijakan.

(2nd ed.). Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Lubis, Suryanti. 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Non

Performing Loan Pada Perbankan Di Sumatera Utara. Universitas Sumatera

Utara Fakultas Ekonomi Departemen Ekonomi Pembangunan. Medan.

Manurung, Mandala dan Prathama Rahardja. 2004. Uang, Perbankan, dan Ekonomi

Moneter(Kajian Kontekstual Indonesia). Jakarta : Penerbit FE UI

Makri, Vasiliki, Athanasios Tsagkanos, dan Athanasios Bellas. Determinants of Non-

Performing Loans: The Case of Eurozone. Panoeconomicus No.2.

http://www.doiserbia.nb.rs/img/doi/1452595X/2014/1452-595X1402193M.pdf

diakses pada 26 September 2015.

Page 76: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

57

Mahmudah , Rifaatul. 2013. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINON-

PERFORMING LOAN DI SULAWESI SELATAN. Universitas hasanuddin.

Martono dan Agus Harjito. 2008 “Manajemen Keuangan”. Edisi pertma. Cetakan

ketuju. Yogyakarta. Ekonesia

Martono. “Bank dan Lembaga Keuangan Bank”. Ekonisia, 2010

Nasiruddin. 2005. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Loan To Deposit Ratio (LDR)

di BPR Wilayah KerjaKantor Bank Indonesia Semarang. Tesis Program

Magister Manajemen Universitas Diponegoro

Nopirin, Ph.D. 2000. Ekonomi Internasional Edisi 3. Yogyakarta. BPFE.

Nego, Abed. 2005. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kredit Macet Pada

Bank-Bank Komersial Di Sulawesi Selatan. Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas

Ekonomi Universitas Hasanuddin (Tidak Dipublikasikan).

Putri, Eka Pradika.2016. Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Kredit

Bermasalah Bank Umum Konvensional Dan Pembiayaan Bermasalah Bank

Umum Syariah. Jurnal ilmiah. FEB Universitas Brawijaya.

Putong, Iskandar. 2002. Pengantar Teori Ekonomi Makro dan Mikro. Ghalia

Indonesia. Jakarta.

Purnama, Pram. 2008. faktor-faktor yang menyebabkan peningkatan NPL dan

dampaknya terhadap penyaluran kredit dengan studi kasus di Bank BRI.

TesisProgram Magister Manajemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor.

Poetry, Zakiyah Dwi dan Yulizar D Sanrego. 2011. “Pengaruh Variabel Makro dan

Mikro Terhadap NPL Perbankan Konvensional dan NPF Perbankan Syariah”.

Jurnal TAZKIA Islamic Finance & Business Review Vol. 6 (No. 2) Agustus –

Desember. http://tifbrtazkia.org/index.php/TIFBR/article/download/53/ diakses

pada 22 Agustus 2015.

Pohan, Aulia, 2008. Kerangka Kebijakan Moneter dan Implikasinya di Indonesia.

Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Rahmawulan, Yunis, 2008. “Perbandingan Faktor Penyebab Timbulnya NPL dan

NPF Pada Perbankan Konvensional dan Syariah di Indonesia”. Tesis

Universitas Indonesia, tidak dipublikasikan.

Rifqa Latafadina, 2014. Analisis Transformasi Struktur Perekonomian di Sulawei

Tengah. artikel http://repository.unhas.ac.id

Page 77: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

58

Rivai, Veithzal. 2006. Credit Manajemen Handbook. 2006. Jakarta: PT.Raja Grafindo

Persada.

Riyadi, Slamet. 2004. Banking Asset & Liabillity Management Edisi ke-2. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Jakarta.

Riyadi, Selamet. “Banking Assets and Liability Management”. 3rd edition, Lembaga

Penerbit FEUI, Jakarta, 2006. Siamat, Dahlan. 2005. Lembaga Keuangan: Kebijakan Moneter dan Perbankan.

Jakarta: Salemba Empat.

Sri Susilo Y, Sigit Triandaru, A. Totok Budi Santoso. 2000. Bank Dan Lembaga

Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat

Simorangkir, O.P. 2000. Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Nonbank.

Jakarta:

Ghalia Indonesia.

Sukirno, Sadono. 1991. Krisis Ekonomi dan Masa Depan Reformasi. LPFE-UI. Jakarta.

--------------------. 2000. Makro Ekonomi Modern. Rajawali Pers. Jakarta.

---------------------. 2000. Pengantar Teori Makroekonomi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

----------------------, 2005. Mikro Ekonomi Teori Pengantar, Edisi Ketiga, Raja Grafindo Persada, Jakarta

---------------------. 2006. Ekonomi Pembangunan : Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Suparsih, Elly (2012). PENGARUH BESAR PINJAMAN KREDIT, TINGKAT SUKU

BUNGA DAN PENDAPATAN TERHADAP KREDIT MACET. Universitas Pandanaran Semanrang.

Sutarno. (2003). Aspek-Aspek Hukum Perkreditan pada Bank. Bandung: Alfa Beta. Taswan. 2006. Manajemen Perbankan. Yogyakarta : UPP STIM YPKP Tanasković, Svetozar dan Maja Jandrić. Macroeconomic and Institutional

Determinants of Nonperforming Loans. Journal of Central Banking Theory and Practice, No.1. http://www.cbcg.me/repec/cbk/journl/vol4no1-4.pdf diakses pada 26 September 2015

Page 78: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

59

Tarigan, Robinson. 2005. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi Edisi Revisi. Jakarta

: PT Bumi Aksara.

Waluyo, Dwi Eko. 2006. Ekonomika Makro, Edisi Revisi. Malang: UMM PRESS.

___________. Undang – Undang No.10 Tahun 1998 Tentang Perbankan. PT.Sinar Grafika.

Wiagustini, Ni luh Putu. “Dasar – Dasar Manajemen Keuangan”. Denpasar. Udayana

University Press. 2010

Sukirno, Sadono. 2005. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Soebagio, SE., Hermawan. 2005. Analisis yang Mempengaruh Terjadinya Non

Performing Loan (NPL) pada Bank Umum Komersial (Studi Empiris pada

Sector Perbankan Indonesia). Semarang

Utomo, Andri Priyo. 2008. Pengaruh Non Performing Loan Terhadap Kinerja

Keuangan Bank Berdasarkan Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Dan Rasio

Profitabilitas Pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. Jurnal Program Pasca

Sarjana Universitas Gunadarma, Jakarta

Page 79: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

LAMPIRAN

TABEL DATA

TAHUN

PDRB

PERKAPITA

(juta Rp)X1

INFLASI

(%)X2

LDR

(%)X3

NPL

(%)Y

2006 5.117.456,22 6,6 85,51 10,23

2007 5.367.670,29 5,64 91,24 9,53

2008 5.707.838,95 12,23 109,74 2,32

2009 5.916.855,35 3,21 108,41 3,08

2010 6.372.287,16 6,64 115,35 2,94

2011 6.791.446,34 3,79 124,62 2,63

2012 7.206.473,84 4,3 123,28 2,74

2013 7.776.673.86 8,83 124,72 2,85

2014 8.275.654,77 8,36 126,39 3,13

2015 8.772.409,73 3,62 121,05 3,19

Page 80: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

HASIL ESTIMASI

Dependent Variable: Y

Method: Least Squares

Date: 05/04/17 Time: 11:15

Sample: 2006 2015

Included observations: 10

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

X1 1.773232 0.723379 2.451317 0.0497

X2 -0.053770 0.160453 -0.335114 0.7489

X3 -5.486630 0.969961 -5.656547 0.0013

C -12.81693 12.73729 -1.006252 0.3531

R-squared 0.896803 Mean dependent var 1.294799

Adjusted R-squared 0.845205 S.D. dependent var 0.533000

S.E. of regression 0.209704 Akaike info criterion 0.002931

Sum squared resid 0.263854 Schwarz criterion 0.123965

Log likelihood 3.985346 Hannan-Quinn criter. -0.129843

F-statistic 17.38043 Durbin-Watson stat 1.825668

Prob(F-statistic) 0.002309

Page 81: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

BIODATA

Identitas Diri

Nama Lengkap : Bahtiar Herman

Tempat, Tanggal Lahir : Tibawa, 10 Juni 1995

Jenis Kelamin : laki-laki

Alamat Rumah : BTP Blok AF no.35

Nomor HP : 08233339980

Alamat E-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan

Pendidikan Formal

1. TK Pertiwi Tahun 2000-2001

2. SD Negeri 2 Iloponu Tahun 2001-2007

3. SMP Negeri 4 Panca Rijang Tahun 2007-2010

4. SMA Negeri 1 Panca Rijang Tahun 2010-2013

5. Universitas Hasanuddin Tahun 2013-2017

Pendidikan Non Formal

1. Basic Character and Study Skill (BCSS) Universitas Hasanuddin 2013

2. Latihan Kepemimpinan Tingkat I Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu

Ekonomi 2015

Page 82: SKRIPSI - core.ac.uk · vi PRAKATA Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga

Pengalaman Organisasi

1. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi

2. Pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi periode 2015-

2016

3. Pengurus Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi periode 2016-2017

4. Pengurus IPMI Sidrap 2014-2015

Demikian biodata ini dibuat dengan sebenarnya.

Makassar, 10 Agustus 2017

BAHTIAR HERMAN