perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI XENIA PADA PERSILANGAN BUAH NAGA PUTIH (Hylocereus undatus) DENGAN BUAH NAGA KUNING (Selenicereus megalanthus) Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : NASRUDIN H 0106083 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
46
Embed
Skripsi - core.ac.uk · Tanaman buah naga merupakan salah satu jenis tanaman yang dapat menyerbuk secara alami, yang dilakukan secara spontan oleh angin, serangga, atau binatang-binatang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
STUDI XENIA PADA PERSILANGAN
BUAH NAGA PUTIH (Hylocereus undatus) DENGAN
BUAH NAGA KUNING (Selenicereus megalanthus)
Skripsi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pertanian
di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
Jurusan/Program Studi Agronomi
Oleh :
NASRUDIN
H 0106083
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
STUDI XENIA PADA PERSILANGAN BUAH NAGA PUTIH (Hylocereus undatus) DENGAN
1. Persentase Kemampuan Silang Buah Naga Putih dan Buah Naga Kuning............................................................................................... 17
2. Persentase Jumlah Buah Gugur pada Buah Naga Hasil Persilangan ........................................................................................ 18
3. Rata-rata Umur Panen Buah Naga Hasil Persilangan....................... 19
4. Persentase Bentuk Buah Naga Hasil Persilangan ............................. 21
5. Rata-Rata Berat Buah Naga Hasil Persilangan ................................. 22
6. Rata-Rata Jumlah Biji Buah Naga Hasil Persilangan ....................... 24
7. Persentase Jumlah Biji Bernas dan Biji Tidak Bernas...................... 27
8. Rata-Rata Kadar Gula Buah Naga Hasil Persilangan ....................... 27
9. Warna Kulit Buah Naga Hasil Persilangan....................................... 27
10. Warna Daging Buah Naga Hasil Persilangan ................................... 28
11. Hasil Analisis Korelasi ..................................................................... 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
1. (a) Bunga Buah Naga Putih ........................................................... 16
(b) Bunga Buah Naga Kuning........................................................ 16
2. Buah hasil Persilangan Kuning dengan Putih................................... 25
3. Warna Kulit Buah Naga Hasil Persilangan.................................... 27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1. Alur Persilangan Buah Naga....................................................... 36
2. Perkembangan Buah Naga Putih ................................................ 36
3. Perkembangan Buah Naga Kuning ............................................ 37
4. Ciri-ciri Buah Yang Akan Gugur ............................................... 37
5. Penyerbukan Alami Buah Naga oleh Lebah Madu .................... 37
6. Warna Kulit Buah Hasil Persilangan .......................................... 38
7. Warna Daging Buah Hasil Persilangan ...................................... 38
8. Jumlah Biji pada Persilangan KP ............................................... 38
9. Analisis Korelasi Hasil Persilangan PP ...................................... 39
10. Analisis Korelasi Hasil Persilangan PK...................................... 39
11. Analisis Korelasi Hasil Persilangan KP...................................... 40
12. Analisis Korelasi Hasil Persilangan KK ..................................... 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
STUDI XENIA PADA PERSILANGAN BUAH NAGA PUTIH (Hylocereus undatus) DENGAN
BUAH NAGA KUNING (Selenicereus megalanthus)
NASRUDIN H 0106083
RINGKASAN
Ada 4 jenis buah naga yang telah dibudidayakan, yaitu buah berdaging putih (Hylocereus undatus), buah berdaging merah (Hylocereus polyrhizus), buah berdaging ungu (Hylocereus costaricensis), dan buah berkulit kuning (Selenicerius megalanthus). Buah naga yang paling banyak dibudidayakan saat ini adalah buah naga putih, tetapi buah naga ini memiliki kekurangan dibandingkan buah naga yang lain yakni, rasanya yang kurang manis. Buah naga kuning memiliki rasa yang paling manis, tetapi buah naga ini memiliki ukuran yang kecil sehingga kurang diminati konsumen.
Persilangan merupakan cara yang paling sering dilakukan untuk meningkatkan variasi genetik, karena murah, efektif, dan relatif mudah dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan silang dua spesies buah naga, yaitu buah naga putih dengan kuning yang di saling silangkan dan pengaruh persilangan terhadap timbulnya xenia pada buah yang terbentuk. Xenia adalah pengaruh asal serbuk sari terhadap kenampakan buah.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai dengan bulan April 2010. Bertempat di Kebun Gito Busono, Blimbing, Gatak, Sukoharjo. Penelitian ini merupakan penelitian pemuliaan tanaman pada buah naga melalui persilangan dialel lengkap dengan macam persilangan tunggal (kuning X putih), persilangan sebalik (putih X kuning), dan persilangan sendiri (kuning X kuning dan putih X putih). Variabel penelitian meliputi morfologi bunga, kemampuan silang, jumlah buah gugur, umur panen, bentuk buah, berat buah, jumlah biji, kadar gula, warna kulit, dan warna daging buah. Data-data hasil penelitian ini dianalisis secara diskriptif dan kemudian dilakukan analisis korelasi antar variabel pengamatan.
Persilangan buah naga putih (Hylocereus undatus) dengan kuning (Selenicereus megalanthus) memiliki tingkat keberhasilan tinggi pada semua kombinasi persilangan, yakni lebih dari 80%, meski dua spesies ini berasal dari dua genus yang berbeda. Umur panen, berat buah, jumlah biji dan kadar gula dipengaruhi oleh asal serbuk sari, yang biasanya di sebut xenia. Persilangan dengan asal sebuk sari buah naga putih memperpendek umur panen dan menambah berat buah naga kuning. Jumlah biji dan kadar gula pada persilangan dengan asal sebuk sari buah naga putih mengakibatkan menurunnya jumlah biji bernas dan kadar gula dari buah naga kuning.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
STUDY OF XENIA TO THE CROSS OF WHITE DRAGON FRUIT (Hylocereus undatus) WITH YELLOW DRAGON FRUIT (Selenicereus megalanthus)
NASRUDIN H 0106083
SUMMARY
There’re 4 kinds of dragon fruit which have been cultivated, namely fruit with white flesh (Hylocereus undatus), red flesh (Hylocereus polyrhizus), purple flesh (Hylocereus costaricensis), and yellow peel (Selenicerius megalanthus). Most are cultivated dragon fruit now is the white one, but it has more weaknees than the other such as it is not sweet enough. While the yellow dragon fruit has sweetest taste, but it is small in size, cause it doesn’t interested enough by consumer.
Crossing is one of the has metheds use that to increase genetic variation, cheaper, efective, and relatively easy to be done. The purpose of this research is to know cross ability between two spesies of dragon fruits, they’re white dragon fruit with yellow one, and the effect of cross pollinate to the emerge of xenia on its fillia. Xenia were the kind of source of impact of pollen to the morfologi.
This research was conducted in December 2009 to April 2010 in Gito Busono Garden, Blimbing, Gatak, Sukoharjo. This research includes in preservation research trough full dialel crossing consist of singgle cross (yellow X white), opposite cross (white X yellow), and self cross (yellow X yellow and white X white). Variables observed were morfology of flower, crossing ability, amount of drop of fruit, harvest time, shape of fruit, weight of fruit, amount of seed, degree of sugar, colour of peel, and colour of flesh. Datas would be analysed descriptively and use a corelation among the variable of research.
Crossing abilities between white dragon fruit (Hylocereus undatus) with yellow (Selenicereus megalanthus) had succesfull level to the all of cross combination that was more than 80%, although both of them from the different genus. Harvest time, weight of fruit, amount of seed, degree of sugar influence by source of pollen, which commonly called xenia. Crossing from white dragon fruit decrease harvest time and increase weight yellow dragon a fruit. Amount of seed and degree of sugar of white dragon fruit’s pollen cause decrease amount of bernas seeds and degree of yellow dragon fruit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman buah naga (Dragon fruit) merupakan salah satu komoditas
buah-buahan yang pada awalnya dikenal sebagai tanaman hias oleh
masyarakat Taiwan, Vietnam, maupun Thailand. Akan tetapi, seiring
berjalannya waktu masyarakat mulai mengenal buah tersebut untuk
dikonsumsi. Oleh sebab itu, bagi masyarakat di negara-negara tersebut, usaha
budidaya tanaman buah naga terus dilakukan karena sangat menguntungkan.
Buah naga berkhasiat bagi kesehatan manusia diantaranya yaitu
penyeimbang kadar gula darah, membersihkan darah, menguatkan ginjal,
menyehatkan lever, perawatan kecantikan, menguatkan daya kerja otak,
meningkatkan ketajaman mata, mengurangi keluhan panas dalam sariawan,
Kadar gula buah merupakan salah satu faktor penentu kualitas buah.
Kadar gula merupakan hasil fotosintesis tanaman yang disimpan dalam buah,
berfungsi sebagai cadangan makanan. Buah naga kuning memiliki kadar gula
yang besar yakni sekitar 17 sampai 20 %briks, sedangkan yang putih hanya
memiliki kadar gula 10 sampai 13 %briks. Pengukuran kadar gula buah naga
hasil persilangan menunjukkan bahwa macam persilangan mempengaruhi
kadar gula buah naga. Hal ini dimungkinkan karena asal serbuk sari dan
tingkat kemasakan buah naga. Kadar gula pada persilangan buah naga putih
dengan kuning menunjukan bahwa kadar gula mengalami kenaikan apabila di
bandingkan dengan persilangan buah naga putih dengan putih. Sementara itu
persilangan buah naga kuning dengan putih menunjukan bahwa kadar gula
mengalami penurunan walaupun kecil, apabila dibandingkan dengan
persilangan buah naga kuning dengan buah naga kuning (Tebel 8).
Tabel 8. Rata-Rata Kadar Gula Buah Naga Hasil Persilangan
Persilangan Rata-rata kadar gula buah (%brix) K X P 19,53 + 1,57 P X K 15,47 + 1,95 K X K 19,95 + 1,69 P X P 11,84 + 1,52
Keterangan: K : Buah naga kuning P : Buah naga putih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Hasil persilangan dengan tetua jantan dari buah naga kuning
memberikan peningkatan kadar gula buah naga. Persilangan dengan
menggunakan tetua jantan dari buah naga putih dapat menurunkan kadar gula
buah naga, hal ini menunjukkan terjadinya xenia yaitu efek dari sumber
serbuk sari pada buah hasil persilangan. Pengaruh kadar gula di dalam buah
hasil persilangan diakibatkan adanya interaksi antara sumber serbuk sari
terhadap jaringan tetua betina karena dipengaruhi oleh hormon tertentu yang
disekresikan oleh biji yang terbentuk (Mizrahi et al., 2004).
I. Warna Kulit Buah
Warna kulit buah hasil persilangan diamati untuk mencirikan kemiripan
buah hasil persilangan terhadap tetuanya. Warna kulit buah hasil persilangan
antara buah naga putih dan buah naga kuning tidak mengalami perubahan
(Gambar 3). Warna kulit buah hasil persilangan, menunjukan bahwa warna
kulit buah naga sama dengan tetua betina (Tabel 9). Meskipun warna kulit
buah hasil persilangan ini tidak sama persis, yang terkadang muncul warna
kulit buah merah atau kuning yang cerah dan terkadang muncul warna yang
kurang cerah, hal tersebut hanya di sebabkan oleh perbedaan letak buah pada
sulur. Letak buah ini berpengaruh terhadap intensitas cahaya matahari yang di
terima oleh buah. Yusoff et al. (2008), menyatakan bahwa pertumbuhan buah
di bawah naungan menyebabkan warna kulit buah menjadi kurang cerah.
Tabel 9. Warna Kulit Buah Naga Hasil Persilangan
Persilangan Warna kulit buah K X P Kuning P X K Merah K X K Kuning P X P Merah
Keterangan: K : Buah naga kuning P : Buah naga putih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Gambar 3. Warna Kulit Buah Naga Hasil Persilangan
Hasil persilangan antara tetua betina buah naga putih baik pada
persilangan buah naga putih dengan putih atau buah naga putih dengan
kuning warna kulit buah yang dihasilkan adalah merah, sedangkan pada
persilangan dengan tetua betina buah naga kuning pada persilangan KK dan
KP, warna kulit buah yang dihasilkan adalah kuning. Menurut Dwidjoseputro
(1980), pada buah-buahan yang telah masak, klorofil telah menghilang
(teraurai) dan hanya warna kuning atau merah yang kemudian nampak.
Dalam hal ini maka kloroplas telah berganti isi kemudian disebut kromoplas.
Persilangan ini menunjukan bahwa dalam mempengaruhi warna kulit buah
hasil persilangan lebih di dominansi oleh induk betina bila dibandingkan
dengan jantan. Mizrahi et al. (2004), menyatakan bahwa tidak terdapat xenia
pada persilangan buah naga terhadap warna buah yang diamati pada
penelitian yang telah dilakukan.
J. Warna Daging Buah
Warna daging buah merupakan salah satu faktor daya tarik buah naga.
Warna daging buah pada persilangan antara buah naga putih dan kuning
menghasilkan warna daging buah yang sama dengan warna daging buah dari
induk betina (Tabel 10).
Tabel 10. Warna Daging Buah Naga Hasil Persilangan
Persilangan Warna daging buah K X P Putih P X K Putih K X K Putih P X P Putih
Keterangan: K : Buah naga kuning P : Buah naga putih
KK
KP
PK
PP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Hasil persilangan pada tetua betina buah naga putih baik pada
persilangan buah naga putih dengan putih atau pada persilangan buah naga
putih dengan kuning, warna daging buah yang dihasilkan berwarna putih,
sedangkan pada persilangan dengan tetua betina buah naga kuning pada
persilangan buah naga kuning dengan kuning atau pada persilangan buah
naga kuning dengan putih warna daging buah yang dihasilkan adalah putih.
Persilangan ini menunjukan bahwa dalam mempengaruhi warna daging buah
hasil persilangan lebih di dominansi oleh induk betina bila dibandingkan
dengan jantan.
Mizrahi et al. ( 2004) melaporkan bahwa tidak ada xenia akibat
persilangan buah naga terhadap warna daging buah yang diamati dalam
penelitiannya. Dominansi tetua betina terhadap tetua jantan pada persilangan
buah naga diperkirakan terjadi karena perkembangan buah termasuk warna
daging buah disuplai oleh tetua betina.
K. Hubungan antar Variabel Penelitian
Korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya
hubungan antar dua variabel (atau lebih). Arah tersebut dinyatakan dalam
bentuk hubungan positif atau negatif, sedangkan kuatnya hubungan
dinyatakan dengan besarnya koefisien korelasi. Hubungan antara dua variabel
dinyatakan positif jika nilai suatu variabel ditingkatkan maka akan
meningkatkan nilai variabel lainnya, sebaliknya jika nilai variabel tersebut
diturunkan maka akan menurunkan nilai variabel yang lain. Hubungan dua
variabel dinyatakan negatif jika nilai suatu variabel ditingkatkan maka akan
menurunkan nilai variabel lainnya, sebaliknya jika nilai variabel tersebut
diturunkan maka akan menaikkan nilai variabel yang lain.
Hasil analisis korelasi antar sifat komponen hasil buah naga
menunjukkan bahwa antar variabel buah berkorelasi satu dengan yang
lainnya artinya ada hubungan perubahan sifat komponen hasil satu dengan
komponen hasil buah yang lain (Tabel 11). Variabel berat buah berkerolasi
terhadap jumlah biji, panjang, diameter, dan kadar gula. Variabel jumlah biji
berkorelasi terhadap panjang dan diameter buah. Beberapa variabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
pengamatan tidak menunjukkan hubungan korelasi pada seluruh macam
persilangan. Variabel tersebut antara lain umur panen dengan berat buah,
jumlah biji, panjang, dan diameter buah. Hal ini menunjukkan bahwa pada
semua hasil persilangan tidak akan ada hubungan antara variabel tersebut.
Tabel 11. Hasil Analisis Korelasi
Keterangan : Angka yang dicetak miring menunjukan nilai korelasi
Macam Persilangan Korelasi PP PK KP KK
Umur panen vs Berat Buah
0.101 0.730 Tidak Berkorelasi
-0.349 0.498 Tidak berkorelasi
0.164 0.756 Tidak Berkorelasi
0,041 0,879 Tidak Berkorelasi
Umur panen vs Kadar Gula
-0.556 0.039 Berkorelasi
-0.398 0.434 Tidak Berkorelasi
0.248 0.636 Tidak Berkorelasi
0,091 0,737 Tidak Berkorelasi
Umur panen vs Jumlah Biji
-0.222 0.445 Tidak Berkorelasi
-0.523 0.287 Tidak Berkorelasi
0.686 0.133 Tidak Berkorelasi
-0,361 0,170 Tidak Berkorelasi
Umur panen vs Panjang
-0.261 0.368 Tidak Berkorelasi
-0.293 0.573 Tidak Berkorelasi
0.252 0.630 Tidak Berkorelasi
-0,013 0,961 Tidak Berkorelasi
Umur panen vs Diameter
0.396 0.161 Tidak Berkorelasi
0.314 0.545 Tidak Berkorelasi
0.295 0.570 Tidak Berkorelasi
0,056 0,835 Tidak Berkorelasi
Berat Buah vs Kadar Gula
0.207 0.477 Tidak Berkorelasi
0.896 0.016 Berkorelasi
-0.192 0.716 Tidak Berkorelasi
0,616 0,011 Berkorelasi
Berat Buah vs Jumlah Biji
0.608 0.021 Berkorelasi
0.976 0.001 Berkorelasi
0.774 0.071 Berkorelasi
0,814 0,000 Berkorelasi
Berat Buah vs Panjang
0.595 0.025 Berkorelasi
0.976 0.001 Berkorelasi
0.812 0.050 Berkorelasi
0,915 0,000 Berkorelasi
Berat Buah vs Diameter
0.931 0.000 Berkorelasi
0.583 0.225 Tidak Berkorelasi
0.985 0.000 Berkorelasi
0,929 0,000 Berkorelasi
Kadar Gula vs Jumlah Biji
0.060 0.839 Tidak Berkorelasi
0.864 0.026 Berkorelasi
0.076 0.886 Tidak Berkorelasi
0,443 0,086 Tidak Berkorelasi
Kadar Gula vs Panjang
0.040 0.891 Tidak Berkorelasi
0.781 0.067 Tidak Berkorelasi
0.339 0.511 Tidak Berkorelasi
0,636 0,008 Berkorelasi
Kadar Gula vs Diameter
0.084 0.776 Tidak Berkorelasi
0.688 0.131 Tidak Berkorelasi
-0.127 0.810 Tidak Berkorelasi
0,721 0,002 Berkorelasi
Jumlah Biji vs Panjang
0.865 0.000 Berkorelasi
0.959 0.003 Berkorelasi
0.786 0.064 Tidak Berkorelasi
0,730 0,001 Berkorelasi
Jumlah Biji vs Diameter
0.394 0.163 Tidak Berkorelasi
0.407 0.423 Tidak Berkorelasi
0.868 0.025 Berkorelasi
0,773 0,000 Berkorelasi
Panjang vs Diameter
0.394 0.164 Tidak Berkorelasi
0.489 0.325 Tidak Berkorelasi
0.841 0.036 Berkorelasi
0,875 0,000 Berkorelasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Angka yang dicetak tebal menunjukan tingkat signifikansi korelasi
Berdasarkan nilai koefisien korelasi diatas menunjukkan bahwa pada
semua macam persilangan, sifat berat buah berkorelasi terhadap sifat jumlah
biji dan panjang buah. Hal ini menunjukkan besarnya jumlah biji dan panjang
buah maka akan diikuti meningkatnya berat buah. Ini sesuai dengan
penelitian Simatupang (2009), pada tanaman kepuh bahwa peningkatan sifat
jumlah biji cenderung akan diikuti oleh peningkatan pada sifat berat buah.
Korelasi antar berat dengan diameter buah menunjukkan adanya hubungan,
dari keempat macam persilangan hanya pada persilangan PK yang tidak
menunjukkan adanya korelasi. Diduga semakin besar diameter buah maka
akan diikutinya berat buah. Selanjutnya korelasi antara sifat kadar gula
dengan berat buah menunjukkan bahwa hanya pada persilangan PK yang
menunjukkan adanya korelasi. Hal ini menunjukkan bahwa kadar gula buah
tidak ditentukan oleh berat buah.
Jumlah biji pada persilangan PP, PK dan KK menunjukan bahwa sifat
jumlah biji berkorelasi terhadap panjang buah, hal ini berarti bahwa semakin
meningkatnya jumlah biji maka akan diikuti pula meningkatnya panjang
buah. Beberapa variabel menunjukkan adanya korelasi dengan variabel
lainnya hanya berdasarkan pada asal tetua betinanya yaitu variabel jumlah biji
dengan diameter, serta antara panjang dengan diameter buah hanya
berkorelasi pada persilangan KP dan KK, sedangkan pada persilangan PK dan
PP tidak berkorelasi. Hal ini menunjukkan bahwa hanya pada persilangan
dengan induk betina buah naga kuning, meningkatnya diameter buah akan
diikuti pula jumlah biji dan panjang buah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Persilangan Intergenerik antar buah naga putih dengan kuning
memiliki tingkat keberhasilan tinggi (kompatibel), dengan persentase
keberhasilan persilangan KP 100%, KK 100%, PP 100%, dan PK 80%.
2. Persilangan yang dilakukan menunjukkan terjadinya efek xenia pada
variabel umur panen, berat buah, jumlah biji, dan kadar gula.
3. Berdasarkan uji korelasi terdapat korelasi antara berat buah terhadap
jumlah biji dan panjang buah pada semua macam persilangan.
B. Saran
1. Persilangan buah naga dengan tetua jantan putih terhadap induk betina
kuning dapat diaplikasikan dengan tujuan untuk memperpendek umur
panen buah.
2. Untuk meningkatkan kadar gula pada buah naga, dapat dilakukan
dengan persilangan menggunakan tetua jantan dari buah naga kuning.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
DAFTAR PUSTAKA
Aini, NM. Pengaruh Macam Persilangan Terhadap Hasil dan Kemampuan Silang Buah Naga Jenis Merah (Hylocereus polyrhizus). Diakses tanggal 13 September 2009.
Andipati. 2006. Buah Naga. http://andipati.wordpress.com/2006/08/04/buah-naga/. Diakses tanggal 13 September 2009.
Bullant, C. dan Gallais. 1998. Xenia Effects In Maize Whit Normal Endosprem : I Importance and Stability. Crop Sci .39:1517-1525
Coulter, J.M. 1973. Fundamental of Plant Breeding. Prakash Publisher. Jaipur.
Darjanto dan Satifah, S. 1990. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga dan Teknik Penyerbukan Silang Buatan. Gramedia. Jakarta.
Darmono. 2006. Menghasilkan Anggrek Silang. Penebar Swadaya. Jakarta.
Dewi, D. R. 2004. Induksi Pembungaan dan Kemampuan Silang Beberapa Varietas Kedelai (Glycine Max (L) Merill). Skripsi S1. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak dipublikasikan. Surakarta.
Dinas Pertanian Jawa Timur. 2007. Budidaya Buah Naga (Dragon Fruit). http://www.diperta-jatim.go.id/index. Diakses tanggal 13 September 2009.
Dwijoseputro, D.1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta.
Frankle, R. and Galun, E. 1977. Pollination Mechanism Reproduction and Plant Breeding. Springer. Verlag. Berlin Heidelberg. New York.
Goldsworthy. R. P. dan N. M Fisher, 1992. The Physiology of Tropical Field Crop. Diterjemahkan oleh Tohari. 1998. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Haryanti, S. 2004. Pengaruh Radiasi Sinar Gama Co-60 Terhadap Pertumbuhan dan Kemampuan Silang Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max (L) Merril). Skripsi S1. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak dipublikasikan. Surakarta.
Hidayah, E. B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. ITB. Bandung.
Janick, J. 1963. Horticultural Science. WH. Freeman and Co. San Fransisco.
Kartono. 2005. Persilangan Buatan pada Empat Varietas Kedelai. Buletin Teknik Pertanian. vol.10 (2) : 49-52.
Kristanto, D. 2008. Buah Naga Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. Penebar Swadaya. Jakarta.
34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Lichtenzveig, J., S. Abbo., A. Nerd., N. Tel-Zur., and Y. Mizrahi. 2000. Cytology and Mating Systems in the Climbing Cacti Hylocereus and Selenicereus. American Journal of Botany. 87 : 1058-1065.
Mizrahi,Y., J. Mouyal., A. Nerd., and Y. Sitrit. 2004. Metaxenia in The Vine Cacti Hylocereus polyrhizus and Selenicereus spp. Annals of Botany 93: 469-472.
Muhadianto, N. 2007. Budidaya Buah Naga (Dragon Fruit). http://www.diperta-jatim.go.id/index.php?gate=home&task=detail&id=24. Diakses pada tanggal 7 Mei 2009.
Murti, RH., T. Kurniawati, Nasrullah. 2004. Pola Pewarisan Karakter Buah Tomat (Inheritance of Characters Tomato Fruit). Jurnal Zuriat. Vol 15(20): 140.
Mutia, M. 2008. Pengaruh Tipe Persilangan Terhadap Hasil Buah Naga Jenis Putih (Hylocereus undatus). Skripsi S1 Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak dipublikasikan. Surakarta.
Poespodarsono, S. 1986. Pemuliaan Tanaman 1. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Brawijaya Fakultas Pertanian. Malang.
Rimbawanto, A. 2008. Pemuliaan Tanaman dan Ketahanan Penyakit pada Sengon. Makalah Workshop Penanggulangan Serangan Karat Puru pada Tanaman Sengon. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan.
Setiamihardja, P. 1993. Persilangan Antar Spesies pada Tanaman Cabai. Zuriat. 4 (2) : 112-115.
Setyowati, A. 2008. Analisis Morfologi Dan Sitologi Tanaman Buah Naga Kulit Kuning (Selenicereus megalanthus). Skripsi S1 Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak dipublikasikan. Surakarta.
Simatupang, B. 2009. Kajian Korelasi Antar Sifat Komponen Hasil Dan Sidik Lintas Tanaman Kepuh (Sterculia foetida Linn) Terhadap Hasil Dan Rendemen Minyak. Tesis. Universitas Sebelas Marert Surakarta. Tidak dipublikasikan. Surakarta.
Sumoprastowo, R.M. 2000. Memilih dan Menyimpan Sayur Mayur dan Bahan Makanan. Bumi Aksara. Bogor.
Suwarno, W. B. 2008. Inkompatibilitas, Sterilitas Jantan, dan Poliploidi. http://willy.situshijau.co.id. Diakses 13 Juni 2010.
Tel-Zur, N., S. Abbo, D. Bar-Zvi and Y. Mizrahi. 2003. Chromosome Doubling in Vine Cacti Hybrids. Journal of Heredity 94 :329-333.
Tjitrosoepomo, G. 1989. Morfologi Tumbuhan. UGM press. Yogyakarta.
35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Weiss, J., A. Nerd and Y. Mizrahi. 1994. Flowering Behaviour And Pollination Requirements In Climbing Cacti With Fruit Crop Potential. Hort Science. 29: 1487-1492
Winarsih, S. 2007. Mengenal dan Membudidayakan Buah Naga. Aneka Ilmu. Semarang.
Yusoff, M., R.A. Halim, M.T.M. Mohamed., S.O.S. Restan., Z. Meon. 2008. Growth, Yield and Fruit Quality of Red Dragon (Hylocereus polyrhizus) Fruit as Affected by Plant Support System and Intercropping with Long Bean (Vigna sinensis). Journal of Food, Agriculture and Enviroment. Vol. 6(3&4): 305-311.
Zapata, T.R, and M.T.K. Arroyo. 1978. Plant reproductive ecology of a secondary deciduous tropical forest in Venezuela. Journals Biotropica Vol 40:221-230.