5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 1/84
P t tr«, 2 w c " u - - /
))0
SKRIPSI
OPTIMASI KONDISI PENYANGRAIAN UNTUK MENGHASILKAN
BUBUK KAKAO iTheobroma cacao LJ DENGAN SIFAT FISIK, KIMIA,
DAN ORGANOLEPTIK TERBAIK
Oleh :
A\VADSEWET
ji'02400066
2004
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 2/84
Awad Sewet F02400066. Optimasi Kondisi Penyangraian untuk Menghasilkan
Bubuk Kakao (Theobroma cacao L.) dengan Sifat Fisik, Kimia, dan Organoleptik
Terbaik. Di bawah bimbingan : Sugiyono, Sri Mulato dan Misnawi. 2004
ABSTRAK
Persaingan dalam perdagangan kakao dunia semakin meningkat. Oleh
karena itu Indonesia sebagai negara penghasil kakao terbesar ketiga di dunia
harus mencari terobosan-terobosan agar mampu bersaing, salah satu terobosan
yang dapat dilakukan adalah peningkatan kualitas dan kuantitas produk olahan
kakao dengan memodifikasi proses pengolahan. Produksi bubuk kakao dengan
optimasi proses penyangraian merupakan salah satunya.
Proses penyangraian dapat mengembangkan aroma, rasa, dan warna yang
diinginkan serta mengurangi kandungan air dan membantu pe1epasan kulit dari
permukaan inti biji,Penelitian ini bertujuan untuk mencari kondisi optimum penyangraian biji
kakao menggunakan karakteristik fisik, kimia, dan organoleptik bubuk kakao
yang dihasilkan dari variasi suhu dan lama penyangraian. Sasaran yang
diharapkan adalah meningkatkan nilai tambah biji kakao kelas mutu B dengan
menghasilkan bubuk kakao yang berkualitas.Rancangan percobaan yang digunakan adalah Response Surface Methodolgy
(RSM) menggunakan dua faktor kritis, yaitu suhu dan lama penyangraian. Data
perubahan diamati berdasarkan perubahan warna, bilangan peroksida,
organoleptik, dan mikrobiologi.Bahan baku yang digunakan adalah biji kakao lindak (Theobroma cacao L.)
dengan fermentasi penuh, Hasil penelitian menunjukkan bahwa biji kakao jenis
lindak kelas mutu B (0.7-0.9 glbiji) dengan kadar air awal 7.2 %, kadar kulit 18.9
%, dan kadar lemak 46.8 % mengalami penurunan kadar air sebesar 64-92 % (bb)
dan penurunan densitas kamba sebesar 10-25% selama proses penyangraian.
Pada optimasi kondisi, diketahui kualitas semua jenis bubuk kakao
berdasarkan nilai "Hue adalah sarna. Bilangan peroksida pada 16 jenis bubuk
kakao masih memenuhi standar yaitu antara 5.30-9.20 miliekuivalenllOOOg.Nilai
optimalnya dengan P = 0.0007 adalah bubuk kakao dengan suhu 110°C selarna
30.09 menit.Pada uji organoleptik, atribut warna (P =0.0167), aroma (P =0.0142), dan
rasa (P = 0.0125J yang paling disukai ada pada bubuk kakao dengan suhupenyangraian 140 C selama 20 menit, sedangkan pada atribut tekstur, kualitas
semua jenis bubuk kakao sarna.Berdasarkan atribut warna, aroma.rasa, diatas, diketahui sampel yang
memiliki tingkat penerimaan umum tertinggi adalah sampel hasil penyangraian
pada suhu 140°C selama 20 menit dengan P = 0.0064. Produk bubuk kakao ini
memiliki tingkat sanitasi yang baik karena kandungan mikroba total hanya
2.9 x 102 koloni/gram dengan kandungan Escherichia coli nol.
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 3/84
OPTIMASI KONDISI PENYANGRAIAN UNTUK MENGHASILKAN
BUBUKKAKAO (Tkeobroma cacao L)DENGAN SIFAT FISIK, KIMIA,
DAN ORGANOLEPTIK TERBAIK
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Teknologi Pangan dan Gizi,
Fakultas Teknologi Pertanian,
lnstitut Pertanian Bogor
Oleh:
AWADSEWET
F02400066
2004
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 4/84
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
OPTIMASI KONDISI PENYANGRAIAN UNTUK MENGHASILKAN
BUBUK KAKAO (Theohroma cacao L.) DENGAN SIFAT FISIK, KIMIA,
DAN ORGANOLEPTIK TERBAIK
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh geJar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Teknologi Pangan dan Gizi,
FakuItas Teknologi Pertanian,
Institut Pertanian Bogor
Oleh:
AWADSEWET
F02400066
Dilahirkan pada tanggall0 Juni 1981
di Lombok
Tanggal Lulus: 24 September 2004
Menyetujui,
28 Oktober 2004
Pembimbing Lapangan II
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 5/84
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 10 Juni 1981 di Lombok
NTB. Penulis adalah anak ketiga dari pasangan H. Umar Sewet
dan Hj. Maemunah, Riwayat pendidikan penulis dirnulai dari SO
Negeri 1 Prawira (1988-1994), MTsN Mataram (1994-1997), dan
SMU Negeri 1 Mataram (1997-2000).
Penulis mas uk Institut Pertanian Bogor melalui Jalur USMI (Undangan
Seleksi Masuk IPB) pada tahun 2000 dan terdaftar sebagai mahasiswa pada
Program Studi Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas
Teknologi Pertanian, Selama menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor, penuIis
pemah menjadi pengurus BEM Fateta (2002-2003), finalis LKIP Nasional ke-16 di
UNS Solo, Pengurus HMI Cabang Bogor Komisariat Fateta (2002-2003), anggota
mud a PATPI (2001-2002), dan panitia beberapa acara seperti Lepas Landas
Sarjana, HACCP, BAUR, MPF, Lomba Jamu Gendong Se-Bogor dan
Management and Leadership Training.
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Teknologi
Pertanian IPB, penulis melakukan penelitian dengan judul "Optimasi Kondisi
Penyangraian untuk Menghasilkan Bubuk Kakao (Theobroma Cacao L)
dengan Sifat Fisik, Kimia, dan Organoleptik Terbaik" dibawah bimbingan Dr.
If. Sugiyono, M.App.Sc., Dr. Ir. Sri Mulato, MS., dan Dr. If. Misnawi.
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 6/84
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur dipanjatIcan ke hadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat, hidayah, serta nikmat yang telah diberikan-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Japoran skripsi dengan juduI : "Optimasi Kondisi Penyangraian
untuk Menghasilkan Bubuk Kakao tTheobroma Cacao L) dengan Sifat Fisik,
Kimia, dan Organoleptik Terbaik"
Pada kesempatan in i penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besamya untuk semua pihak yang telah membantu penyeJesaian penulisan
skripsi ini, terutama kepada :
1. Abah, Maq, Abang serta seluruh keluarga yang selalu memberikan doa, kasihsayang, semangat, dan materi sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan
dan tugas akhir ini.
2. Dr. Ir. Sugiyono, M.App.Sc., selaku Dosen Pembimbing atas bimbingan dan
arahan yang telah diberikan kepada penulis selama perkuliahan dan penyelesaian
tugas akhir ini.
3. Dr. Ir. Sri Mulato, MS., dan Dr. Misnawi, selaku Pembimbing Lapangan yang
telah memberikan bimbingan dan araban secara profesional kepada penulis
selama pelaksanaan tugas akhir.
4. Dr. Ir.Yadi Haryadi, MSc., atas kesediaannya selaku Dosen Penguji.
5. Rekan-rekan TPG angkatan 37, 38,39, Adek, dan semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu per satu. Terima kasih atas dukungan dan kebersamaannya
selama ini.
Penulis telah berusaha sebaik mungkin dalam menyelesaikan laporan skripsi
ini, namun laporan ini masih jauh dari kesernpumaan. Oleh karena itu penulis
bersedia menerima kritik dan saran untuk perbaikan di masa datang. Semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang mernerlukan.
Bogor, Oktober 2004
Penulis
iii
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 7/84
DAFTARISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................ ii i
DAFT AR IS1....... IV
DAFT AR TABEL VII
DAFTAR GAMBAR.............................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN x
L PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. LAT AR BELAKANG 1
B. TUJUAN 2
II. KEADAAN UMUM INSTANSI........................................................... 3
A. SEJARAH..... 3
B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI...... . 3
C. VIS! DAN MISL. 4
D. RENCANA STRATEGIS 4
E. SUMBERDAYA............................................................................. 5
III. TINJAUAN PUST AKA............................ 6
A. BOTANI........................................................................................... 6
B. BAHAN BAKU...... 6
c. PENGOLAHAN............................................................................... 7
1. Pemecahan buah dan pemisahan biji 7
2. Fermentasi 7
3. Pengeringan................................................................................ 10
4. Sortasi dan dan penyimpanan 11
5. Penyangraian 11
6. Pemisahan nib (keping biji) dari kuliL...................................... 13
7. Pemastaan.......... 13
8. Pengepresan lemak..................................................................... 14
D. BUBUK KAKAO............................................................................. 14
E. MANFAAT COKELAT................................................................... 16
F. RESPONSE SURFACE METHODOLOGY..................................... 17
IV
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 8/84
G. KEAMANAN PANGAN 18
IV. METODOLOGI PENELITIAN 20
A. WAKTU DAN TEMP AT PENELITIAN.... 20
B. BAHAN DAN ALAT...................................................................... 20
C. METODE PENELITIAN................................................................. 20
D. PENGAMATAN 23
1. Kadar air biji kakao kering......................................................... 23
2. Kadar kulit biji kakao kering... 23
3. Kadar lemak metode ekstraksi soxhleL.................................... 24
4. Rendemen selama proses pengolahan bubuk kakao 25
5. Perubahan warna........................................................................ 25
6. Bilangan peroksida..................................................................... 26
7. Uji organoleptik 27
8. Uji mikrobiologi.............. 2 8
V. HASIL DAN PEMBAHASAN.... 29
A. BAHAN BAKU 29
1. Kadar air..................................................................................... 29
2. Kadar kulit..... 29
3. Kadar lemak 30
B. PROSES PENGOLAHAN............................................................... 31
1. Pembersihan dan sortasi biji kakao 31
2. Penyangraian.............................................................................. 32
3. Pemisahan nib (keping biji) dari kulit 34
4. Pemastaan................................................................................... 36
5. Pengepresaniemak........................................................ 37
6. Penepungan bungkil kakao 39
7. Pengayakan 40
C. KINERJA ALA-r SANGRAI 40
1. Perubahan suhu selama proses penyangraian biji kakao 40
2. Perubahan kadar air dan densitas kamba 43
D. OPTIMASI KONDISI PENYANGRAlAN..................................... 47
L Perubahan warna 47
v
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 9/84
2. Bilangan peroksida..................................................................... 48
3. Uji organoleptik 50
4. Uji mikrobiologi......................................................................... 54
VI. KESIMPULAN DAN SARAN 56
A. KESIMPULAN 56
B. SARAN 56
DAFT AR PUST AKA .......... 57
LAMPlRAN 69
V I
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 10/84
DAFTAR TAB.EL
Halaman
Tabell. Komposisi sumber daya manusia PPKKL.......................................... 5
Tabel Z. Mutu biji kakao atas dasar ukuran biji................................................. 6
Tabe13.
Tabe14.
Tabel5.
Tabel6.
Tabe17.
Tabel8.
Tabel9.
Syarat mutu bubuk kakao non-alkalis.................................................. 15
Kandungan gizi bubuk kakao per 100 gram ....".................................. 16
Variasi suhu dan lama pada penyangraian berdasarkan RSM............. 22
Kadar air pada biji kakao kering.......................................................... 29
Kadar kulit pada biji kakao kering... 30
Kadar lemak pada biji kakao kering 31
Perubahan warna (oHue) pada 16 bubuk kakao dengan colorimeter... 48
Tabel 10. Bilangan peroksida 16 sampel bubuk kakao........................................ 49
Tabel 11. Hasil uji skalar hedonik pada uji organoleptik 51
Tabel 12. Jumlah mikroba hasil uji TPC dan MPN .. 55
VB
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 11/84
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Alur pembuatan bubuk kakao 22
Gambar 2. Mesin sortasi biji kakao...................................................................... 32
Gambar 3. Mesin penyangrai biji kakao tipe batch 34
Gambar 4. Mesin pemecah kulit biji kakao 35
Gambar 5. Mesin pemasta kasar 36
Gambar 6. RepinerlMesin pemasta halus 37
Gambar 7. Mesin pengepres hidro1ik.................................................................. 38
Gambar 8. Mesin penepunglCounching 39
Gambar 9. Mesin pengayak................................................................................. 40
Gambar 10. Hasil pengukuran suhu pada penyangraian suhu 110°C selama 60
menit 42
Gambar 11. Hasil pengukuran suhu pada penyangraian suhu BODC selama 60
menit 42
Gambar 12. Hasil pengukuran suhu pada penyangraian suhu 140°C selama 60
menit 43
Gambar 13. Perubahan kadar air pada penyangraian 110°c selama 60 menit...... 43
Gambar 14. Perubahan kadar air pada penyangraian 130°c selama 60 menit.i..; 44
Gambar 15. Perubahan kadar air pada penyangraian 140DC selama 60 menit.i... 44
Gambar 16. Perubahan densitas kamba pada penyangraian l lODC selama 60
menit.................................................................................................. 45
Gambar 17. Perubahan densitas kamba pada penyangraian 130°C selama 60
menit.................................................................................................. 46
Gambar 18. Perubahan densitas kamba pada penyangraian 140
D
C selama 60
menit.................................................................................................. 46
Gambar 19. Pengaruh suhu dan lama penyangraian terhadap bilangan peroksida .. 50
Gambar 20. Pengaruh suhu dan lama penyangraian terhadap karakteristik
organoleptik warna.. 52
Gambar 21. Pengaruh suhu dan lama penyangraian terhadap karakteristik
organoleptik aroma 52
YIll
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 12/84
Gambar 22. Pengaruh suhu dan lama penyangraian terhadap karakteristik
organoleptik rasa.............................................................................. 53
Gambar 23. Pengaruh suhu dan lama penyangraian terhadap karakteristik
organoleptik um Ulll.......................................................................... 54
IX
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 13/84
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Struktur organisasi PPKKl 60
Lampiran 2. Denah lokasi kantor PPKKI 61Lampiran 3. Rendemen biji kakao yang disangrai................................................ 62
Lampiran4. Rendemen biji kakao sangrai yang dipisahkan kulitnya................... 62
Lampiran 5. Rendemen nib kakao yang dipasta kasar.......................................... 63
Lampiran 6. Rendemen pasta kasar yang direfining menjadi pasta halus 63
Lampiran 7. Rendemen bungkil kakao dari proses pengepresan.......................... 64
Lampiran 8. Rendemen lemak kakao dari proses pengepresan 64
Lampiran 9. Ukuran partikel produk..................................................................... 65
Lampiran 10. Perubahan warna (L*a*b*) pada bubuk kakao dengan Colorimeter 66
Lampiran 11. Bilangan peroksida 16 sampel bubuk kakao '" 67
Lampiran 12. Hasil uji organoleptik pada atribut wama........................................ 68
Lampiran 13. Hasil uji organoleptik pada atribut aroma 68
Lampiran 14. Hasil uji organoleptik pada atribut rasa........................................... 68
Lampiran 15. Hasil uji organoleptik pada atribut tekstur 69
Lampiran 16. Hasil uji organoleptik pada atribut keseluruhan.............................. 69
Lampiran 17. Hasil Uji signifikansi ANDV A berdasarkan RSM.......................... 70
x
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 14/84
I. PENDAHULUAN
A. LATARBELAKANG
Biji kakao merupakan biji dari buah tanaman kakao (Theobroma cacao
LINN) yang telah difermentasi, dibersihkan, dan dikeringkan. Biji kakao
digolongkan dalam jenis mulia dan jenis lindak, Menurut ukuran bijinya, biji
kakao digolongkan menjadi lima golongan ukuran dengan penandaan : AA, A,
B, C, dan sangat kecil (Askindo, 1990).
Negara-negara penghasil kakao terbesar di dunia adalah Pantai Gading,
Ghana, Indonesia, Brazilia, Nigeria, dan Equador. Kakao di Indonesia telah
dikenal sejak tabun 1560, tetapi bam menjadi komoditi yang penting sejak
tahun 1951 (Siregar et al., 2003).
Produksi kakao Indonesia saat in i meneapai 435 ribu ton dan diperkirakan
akan terns meningkat secara nyata karena program peremajaan tanaman yang
teratur dan perluasan kebun barn (Ed da n F Man, 2004). Pada satu sisi,
peningkatan produksi tersebut memberikan kontribusi yang positif pada
peningkatan pendapatan ekspor. Namun di sisi lain, suatu tindakan antisipatif
perlu dilakukan untuk menghadapi fluktuasi dan penurunan harga secara drastis
yang sewaktu-waktu dapat terjadi karena kelebihan pasokan biji kakao di pasaran
dunia.
Oleh karena itu, perIu dilakukan upaya-upaya strategis untuk mengurangi
ketergantungan pasar komoditas primer di luar negeri dengan perluasan pasar
melalui pendekatan diversifikasi dan pengembangan produk kakao. Salah satu
diantaranya adalah dengan optimasi kondisi penyangraian untuk menghasilkan
bubuk kakao berkualitas tinggi,
Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia
(PPKKI). Adapun bahan baku yang digunakan adalab biji kakao lindak
(Theobroma cacao L.) yang difermentasi penuh, namun termasuk ukuran B.
Kualitas bijinya sama dengan ukuran A, perbedaan hanya pada ukuran biji
saja,
1
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 15/84
Dengan optirnasi kondisi penyangraian untuk menghasilkan bubuk kakao
berkualitas, diharapkan adanya peningkatan nilai tambah yang lebih besar pada
produk-produk pertanian, peluang lapangan kerja di pedesaan, pengembangan
industri terkait, dan peningkatan konsumsi per kapita kakao di dalam negeri yang
saat ini relatif rendah, yang berarti akan mengurangi ketergantungan terhadap
pasar komoditas primer di luar negeri. Konsumsi kakao di dalam negeri saat in i
ditaksir masih <0.05 kg/orang/tahun, diharapkan dapat ditingkatkan menjadi >1
kg pactabeberapa tahun mendatang.
B. TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi optimumpenyangraian biji kakao dengan menggunakan karakteristik fisik, kimia, dan
organoleptik bubuk kakao yang dihasilkan dari variasi suhu dan lama
penyangraian. Sasaran yang diharapkan adalah meningkatkan nilai tambah biji
kakao ukuran B dengan menghasilkan bubuk kakao yang berkualitas.
2
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 16/84
II. KEADAAN UMUM INSTANSI TEMPAT PENELITIAN
A. SEJARAH
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (PPKKI) didirikan pada
tanggal 1 januari 1911 dengan nama pada waktu itu Besoekisch Proefstation.
Setelah mengalami beberapa kali perubahan baik nama maupun pengelola, saat
ini secara fungsional PPKKl berada di bawah Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian Republik Indonesia,
sedangkan secara struktural dikelola oleh Lembaga Riset Perkebunan
Indonesia-Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia (LRPI~APPI). Secarakhusus, struktur organisasi PPKKI dapat dilihat pada Lampiran 1.
PPKKI adalah lembaga non-profit yang memperoleh mandat untuk
melakukan penelitian dan pengembangan komoditas kopi dan kakao secara
nasional, sesuai dengan keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia No.
789/Kpts/Orgl1981 tanggal 20 Oktober 1981. PPKKl juga berperan sebagai
penyedia data dan informasi yang berhubungan dengan kopi dan kakao,
Sejak didirikan pada tahun 1911, PPKKl berkantor di R. P. B.
Sudirman No. 90 Jember. Namun mulai tahun 1987 seluruh
kegiatan/operasional dipindahkan ke kantor barn yang berlokasi di Kaliwining
yang berjarak 20 km arah Barat Daya dari kota Jember (Lampiran 2).
B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Sebagai lembaga non-profit, PPKKI melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sebagai berikut : (1) melakukan penelitian guna mendapatkan
varietaslklon unggul barn dan paket teknologi dibidang budidaya dan
pengelolaan hasil kopi dan kakao, (2) melakukan kegiatan pelayanan kepada
petan:ifperkebunan kopi dan kakao di seluruh wilayah Indonesia guna
memecahkan masalah serta mempercepat alih teknologi, dan (3) membina
kemampuan di bidang sumberdaya manusia, sarana, dan prasarana guna
mendukung kegiatan penelitian dan pelayanan.
3
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 17/84
C. VISI DAN MIS!
Dalam menjalankan tugasnya ke depan, PPKKI memiliki visi menjadi
lembaga penelitian yang handal dan produktif dalam menciptakan dan
mengembangkan teknologi yang terkait dengan perkebunan kopi dan kakao.Oleh karena itu, visi ini didukung dengan beberapa misi, yaitu : (1)
menjadi pelopor kemajuan industri kopi dan kakao, (2) menjadi mitra pelaku
usaha dengan pemerintah dalam mengembangkan inovasi teknologi barn, dan
(3) menjadi pusat informasi dan pengembangan sumber daya manusia dalam
meningkatkan daya saing.
D. RENCANA STRATEGIS
PPKKI memiliki beberapa rencana strategis yang digunakan untuk
mencapai visi dan misinya. Adapun rencana strategis tersebut dibagi menjadi
lima poin, yaitu : (1) menentukan arah penelitian yang difokuskan pada isu
strategis dengan memperhatikan peluang, kendala, dan sumber dana yang
tersedia yang lebih lanjut dijabarkan dalam rencana operasional penelitian, (2)
menyatukan persepsi antara pengambil kebijakan, perencana, peneliti, dan
pengguna teknologi dalam menentukan arah dan prioritas penelitian, (3)menyatukan arah peneIitian dalam rangka mendorong munculnya efek
sinergistik dalam kegiatan ristek pada lingkup PPKKI, lingkup badan Litbang
Penelitian, serta lingkup nasional dan internasional, (4) mempercepat
munculnya inovasi dan terobosan teknologi sebagai jawaban terhadap peluang
dan kendala yang dihadapi, dan (5) memberikan pelayanan bagi masyarakat di
dalam pengusahaan kopi dan kakao sekaligus memanfaatkan umpan batik
informasi sebagai bahan penyempumaan kegiatan penelitian dan
pengembangan lebih Ianjut,
E. SUMBER DAVA
PPKKI memiliki sumber daya manusia sebanyak 208 orang yang
tersebar pada empat unit kerja yaitu bidang penelitian, bidang pelayanan,
bidang administrasi, dan bidang kebun percobaan. Unit kerja yang paling besar
4
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 18/84
tenaga kerjanya adalah bidang penelitian yaitu 45 %, sedangkan bidang
administrasi sekitar 28 %, bidang kebun percobaan 25 %, dan yang paling
sedikit tenaga kerjanya ada pada bidang pelayanan sebanyak 1.9 %. Tingkat
pendidikan dari tenaga kerja berbeda-beda, mulai dari SD sampai S3. Adapun
komposisi dari sumber daya manusia yang dimiliki oleh PPKKI dapat dilihat
pada TabeI 1.
Tabell. Komposisi sumber daya manusia PPKKI
Unit K eI ja
PendidikanPenelitian Pelayanan A dm inistrasi
Kebun Jumlah
Percobaan
S3 4 - 1 - S
S2 17 1 2
-20
S1 26 1 4 9 40
SO 6 - 6 - 12
SLTA 22 2 16 7 47
SLTP 8 - 11 4 23
SD/Lainnya 12 - 18 31 61
Jumlah 94 4 S9 S1 208
PPKKI memiliki jasa infonnasi, publikasi, dan pustaka dengan koleksi
lebih dari 10 ribu judul bukulmajalah yang 80 % diantaranya berkaitan dengan
komoditas kopi dan kakao, selain itu ada jasa pelatihan teknis dan manajemen
agribisnis kopi dan kakao. PPKKI juga memberikan kesempatan untuk
melaksanakan kegiatan magang, studi banding, dan wisata pendidikan.
Saat ini, PPKKI teIah memiliki kebun percobaan dan kebun koleksi
plasma nutfah seluas 370 ha yang tersebar di beberapa wilayah, yaitu : Jember
(160 ha), Malang (100 ha), dan Bondowoso (110 ha). Selain itu juga ada
beberapa laboratorium, yaitu Laboratorium Pemuliaan T anaman,
Laboratorium Agronomi, Laboratorium Tanah dan Agroklimat, Laboratorium
Proteksi Tanaman, Laboratorium Pasca Panen, Bengkel Rekayasa Alat, dan
Mesin Pengolahan Kopi-Kakao, serta Laboratorium Kultur Jaringan.
5
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 19/84
III. TINJAUAN PUSTAKA
A. BOTANI
Kakao merupakan tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang atau
cabang. Daerah utama penanaman kakao adalah hutan hujan tropis di Amerika
Tengah, tepatnya wilayah 18° Lintang Utara sampai IS o Lintang Selatan.
(Siregar et al., 2003).
Tanaman kakao ini digolongkan kedalam kelompok tanaman caolifloris,
termasuk dalam Genus Theobroma, Famili Sterculiaceae, dan Spesies
theobroma cacao LINN. Criollo dan trinitario adalah nama fine cocoa atau
kokoa mulia, sedangkan jenis forastero dikenal dengan nama bulk cocoa atau
kakao lindak (Susanto, 1994).
B. BAHAN BAKU
Syarat umum biji kakao yang akan diekspor ditentukan atas dasar ukuran
biji, tingkat kekeringan, dan tingkat kontaminasi benda asing. Ukuran biji
dinyatakan dalam jumlah biji per 100 g biji kakao kering (kadar air maksimal
7.5 % bb). Berdasarkan SNI.OI-2323-2001, klasifikasi mutu atas dasarukuran
biji dikelompokkan menjadi lima tingkat, seperti yang terlihat pada Tabe12.
Tabel 2. Mutu biji kakao atas dasar ukuran biji
Ukuran Jumlah bij_iJIOO gram
AA Maks.85
A Maks.lOO
B I Maks.110
C I Maks.120
S >120
C. PENGOLAHAN
Proses pengolahan kakao dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap
pengolahan produk primer dan tahap pengolahan produk sekunder. Tahap
pengolahan produk primer, yaitu : pemecaban buah dan pemisahan biji,
fermentasi, pengeringan, sortasi dan penyimpanan. Hasil akhir dari tahap ini
6
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 20/84
adalah biji kakao kering. Sedangkan tahap pengolahan produk sekunder
yang menjadi fokus dari penelitian ini adalah penyangraian, pemisahan nib
(keping biji) dari kulit, pemastaan, pengepresan lemak, penepungan
bungkil, dan pengayakan produk kakao. Hasil akhir dari tahap ini adalah
pasta, lemak, dan bubuk kakao. Adapun penjelasan dari masing-masing
tahapan adalah :
1. Pemecahan buah dan pemisahan biji
Dalam menghasilkan biji kakao yang kering dan bermutu baik,
aspek pemecahan buah dan sortasi biji merupakan faktor yang
menentukan. Pemecahan buah hams dilakukan secara hati-hati supaya
tidak melukai biji yang kemudian diikuti dengan pemisahan biji dari kulitbuah yang sekaligus sortasi biji agar diperoleh ukuran biji yang seragam
(Mulato dan Sukrisno, 2003a).
2. Fermentasi
Proses fennentasi rnerupakan salah satu tahap penting yang
berpengaruh nyata terhadap kualitas biji. Dari beberapa penelitian,
diketahui bahwa biji kakao yang tidak difermentasi atau setengah
fermentasi akan dihasilkan rasa, aroma maupun penampilan yang kurang.
Kita ketahui bahwa biji kakao kebanyakan digunakan untuk bahan baku
pangan, sehingga masalah rasa, aroma dan penampilannya merupakan
hal yang sangat diperhatikan. (Atmana, 2002).
Tujuan fermentasi adalah untuk mematikan biji sehingga
perubahan di dalam biji akan mudah terjadi, seperti misalnya warna
keping biji, peningkatan rasa dan aroma serta perbaikan konsistensi
keping biji, Tujuan lainnya adalah untuk melepaskan pulp. Selama
fennentasi biji beserta pulpnya mengalami penurunan berat sampai 25 %.
Perubahan biji selama fermentasi meliputi peragian gula menjadi alkohol,
fennentasi asam cuka dan meningkatnya suhu. Disamping itu, aroma pun
meningkat selama proses fermentasi gan pH biji mengalami perubahan
(Siregar et al., 2003).
7
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 21/84
Aroma khas kakao ditentukan oleh senyawa penyusunnya yang
terbentuk selama fermentasi, bahkan pembentukan aroma ini masih
berlangsung sampai saat penyangraian. Aroma tidak akan muncul pada
saat penyangraian apabila sebelumnya tidak dilakukan fermentasi ,
Disamping itu aroma khas kakao kurang berkembang sebelum dilakukan
penyangraian, dengan demikian ferrnentasi dan penyangraian merupakan
rangkaian proses pengolahan yang hams dilakukan untuk mendapatkan
aroma yang optimal.
Selama fermentasi berlangsung, terjadi perubahan senyawa kimia
dalam pulp dan kotiledon. Perubahan ini dibantu oleh aktivitas enzim
yang dapat menghidrolisis polifenol menjadi antosianin, hidrolisis
protein menjadi asam amino dan polipeptida lain, beserta perubahan gula
menjadi alkohol, yang lebih lanjut alkohol tersebut akan dipecah menjadi
asam-asam organik. Selain itu akan terjadi flavonoid kompleks yang
mengakibatkan wama coklat pada bijinya, sedangkan antosianin sebagai
hasil hidrolisis polifenol dapat mengubah wama biji menjadi ungu
(Beckett, 2000).
Pada awal fermentasi mikroba yang aktif dalam pemecahan
substrat pulp adalah kamir dan bakteri asam laktat. Kamir dapat
mengubah substrat gula menjadi etanol dan CO2 , sedangkan bakteri gram
positif dapat mengubah gula menjadi asam laktat. Proses ini terjadi pada
kondisi anaerobik, akan tetapi aktivitas kamir dan bakteri asam laktat in i
tidak berlangsung lama karena terjadinya kematian. Kematian kedua
jenis mikroba in i terutama disebabkan oleh panas akibat pemecahan
sukrosa, glukosa, fiuktosa dan gula sederhana lain yang menimbulkan
energi panas serta pengaruh aerasi selama proses pengadukan.
Selain itu, panas juga dihasilkan selama pemecahan etanol oleh
bakteri asam asetat dan terbentuk asam organik dalam reaksi eksotennik
yang dapat meningkatan suhu menjadi SO°e. Peningkatan suhu inilah
yang merupakan salah satu alasan kenapa kamir dan bakteri asam laktat
hanya ditemui pada tahap awal fermentasi (sampai hari ke-Z).
8
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 22/84
Keberhasilan fennentasi yang diukur berdasarkan pembentukan
aroma kakao dinyatakan dalam indeks fermentasi. Indeks fennentasi
tersebut berhubungan dengan waktu fennentasi dan kandungan
theobromin serta polifenol.
Semakin lama waktu fermentasi maka indeks fermentasinya
semakin besar, hal inimenunjukkan bahwa aroma kakao yang terbentuk
semakin tajam, demikian juga dengan kadar polifenol dan theobromin
yang tinggi selama fermentasi, maka aroma yang terbentuk semakin baik,
Hasil ini menunjukkan bahwa polifenol dan theobromin merupakan
senyawa calon aroma kakao (Beckett, 2000).
Akan tetapi menurut Biehl et al., (1985), gula reduksi, asam amino
dan peptida merupakan prekursor dari aroma, sedangkan polidroksifenol
merupakan substrat dan prekursor terjadinya reaksi Maillard. Gula
reduksi yang terukur selama proses fennentasi berasal dari penguraian
karbohidrat pada pulp oleh aktivitas enzim karbohidratase, disamping
enzim pektinase. Sedangkan adanya asam amino adalah produk dari
hidrolisis enzim proteolitik yang mampu memecah protein menjadi asam
amino dan peptida.
Adanya aktivitas proteolitik sangat menentukan terbentuknya
aroma. Aktivitas proteolitik dapat meningkat apabila selama
fermentasinya terjadi kenaikan temperatur yang sangat lambat dari 30oC-
4SoC sebelum kematian biji, sehingga dihasilkan aroma yang baik.
Pembentukan panas, asam organik terutama asam asetat, degradasi
pulp, kematian biji dan reaksi post mortem yang bertanggung jawab
terhadap pembentukan aroma sangat tergantung dari aerasi. Akan tetapi
apakah aerasi yang berlebihan dapat mengatasi masalah untukmempercepat terbentuknya aroma dan mempercepat waktu fennentasi,
sampai sekarang belum ada penelitian yang mendukung.
Keuntungan-keuntungan fennentasi antara lain biji kakao dapat
dikeringkan Iebih cepat dan biji kering dapat disimpan lebih lama dengan
resiko pertumbuhan jamur Iebih kecil. Kerugiannya antara lain dapat
9
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 23/84
menurunkan bobot kering biji karena dekomposisi gula pada daging
buah.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa perlakuan fennentasi
berpengaruh terhadap suhu fennentasi, bobot biji ha sil f erment as i, bobot
biji hasil pengeringan (rendemen), kenampakan fisik, wama keping biji,
indeks fermentasi , kadar kulit, pH dan kadar air relatif Lama fermentasi
u ntu k mengh as ilk an biji kakao bermutu baik adalah 3-5 hari. Selisih
rendemen antara biji yang tidak difermentasi dan yang difennentasi
adalah 1.37-3.83 % atau setara dengan penurunan bobot kering 3.10-9.44
% (Yusianto et al., 1995).
3. Pengeringan
Sebelum dikeringkan, biji yang telah difermentasi mengalami
proses pencucian, tapi ada juga yang pengolahan tanpa pencucian. Biji
yang lebih dahulu mengalami pencucian biasanya manghasilkan kulit biji
yang tipis sehingga rapuh dan mudah terkepulas, sedangkan biji tanpa
pencucian memiliki rendemen yang tinggi dan kuIitnya tidak rapuh.
Aroma biji tanpa pencucian juga lebih baik karena tidak ada bagian yang
dibilas oleh air (Siregar et al., 2003).
Persyaratan maksimum kadar air biji kakao sesuai dengan standar
kakao Indonesia (SNI.OI-2323-2001) adalah 7.5 % baik untuk biji kakao
yang difermentasi maupun yang tidak difermentasi. Fennentasi dapat
mempercepat waktu pengeringan karena terjadinya pembuangan cairan
daging buah dan penguapan.
Selama proses pengeringan berlangsung, Iaju pengeringan
ditentukan oleh adanya perpindahan panas dari udara sekeliling ke dalam
biji. Jika udara sekelilingnya lembab, akan terjadi pengembunan
sehingga komoditi yang dikeringkan akan menjadi basah. Oleh karena
itu dalam proses pengeringan dibutuhkan energi panas untuk
menguapkan air (Sarmidi, 1993).
10
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 24/84
4. Sortasi dan penyimpanan.
Sortasi biji yang telah dikeringkan dilaksanakan atas dasar berat
biji, kemumian, wama dan bahan ikutan, serta jamur. Dalam menetapkan
kualitas biji, faktor-faktor seperti kulit ari, kadar lemak, kadar air turut
diperhatikan. Biji kakao Ghana yang mempunyai standar kadar kulit ari
11.5-12 %, kadar lemak 57-58 %, dan kelembaban biji 6-7 %
digolongkan bennutu baik (Siregar et al., 2003).
Dalam proses penyimpanan, dilakukan proses fumigasi yang
bertujuan untuk mengatasi infestasi dan kontaminasi hama gudang pada
penyimpanan biji kakao, karena tiga persyaratan dasar biji kakao agar
bisa diimpor ke Amerika serikat, yaitu : memenuhi persyaratan-
persyaratan yang berhubungan dengan jamur, serangga dan korotan,
bebas dari pencemaran bahan kimia dan residu pestisida (Wahyudi,
2001).
Penggunaan karbon dioksida sebagai fumigan pada fumigasi biji-
bijian didasarkan pada pertimbangan bahwa karbon dioksida tidak
menimbulkan residu, ramah lingkungan dan aman dalam pelaksanaan
fumigasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyimpanan biji kakao
dalam ruang dengan kandungan karbon dioksida konsentrasi tinggi dapat
membunuh dan mengendalikan infestasi serangga gudang, menghambat
pertumbuhan jamur dan tidak berpengaruh negatif terhadap mutu
(Wahyudi,2001).
Fumigasi biji kakao menggunakan karbon dioksida konsentrasi
tinggi (80 %) dengan waktu fumigasi 4 hari dapat mencapai moralitas
total terhadap serangga uji E. cautella, A. fasciculatus dan T. Castaneum
seperti hasil pada fumigasi menggunakan metil bromida dosis 15 g/ton
biji kakao selama 24 jam atau fosfin dosis 0.66 g!ton biji kakao selama 4
hari (Wahyudi, 2001).
5. Penyangraian
Salah satu tahap yang menentukan kualitas produk kakao sekunder
adalah proses penyangraian. Penyangraian bertujuan untuk
11
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 25/84
mengembangkan rasa, aroma, warna, memudahkan pelepasan kuIit,
mengurangi kandungan air, dan mengendorkan kulit sebingga dengan
mudah dapat dipisahkan kulitnya pada proses pembersihan.
Rasa dan aroma kakao sangrai ditentukan oleh suhu dan lama
penyangraian, panas spesifik biji, kadar air biji, ukuran biji, bentuk biji,
asal biji, jenis, dan cara pengolahan, serta lama penyimpanannya. Susut
sangrai berkaitan erat dengan adanya penguapan air dan pirolisis bahan-
bahan organik. Nilai susut-organik sering digunakan sebagai ukuran
untuk mengetahui lamanya penyangraian, disamping juga
mempertimbangkan kadar air awalnya.
Biji yang berbentuk relatifbulat, pada suhu dan lama penyangraian
yang sama akan lebih cepat mengalami perubahan daripada yang
berbentuk hemtellipsotda. Biji berukuran lebih ked! juga akan lebih
cepat berubah warna daripada yang berukuran lebih besar. Jika
penyangraian biji-biji yang lebih kecil dicampur dengan biji yang
berukuran besar, maka biji yang lebih kecil akan tersangrai lebih gelap
warnanya (Widyotomo dan Sri, 2000).
Menurut Lee SY, et al., (2001), perubahan pertama yang terjadi
pada proses penyangraian diantaranya adalah penurunan kadar air dan
pengeringan biji kakao. Perubahan kedua adalah terjadinya penghilangan
rasa asam dengan menguapkan komponen asam organik volatil, seperti
asam asetat yang sangat dominan terbentuk selama fennentasi biji dan
tertinggaI dalam biji. Selain iru, komponen utama seperti tanin yang
menyebabkan rasa pahit sepat dapat teroksidasi selama proses
penyangraian. Pengembangan komponen rasa dapat diketahui dari aroma
yang terbentuk.
Tingkat suhu penyangraian beragam tergantung jenis biji dan
penggunaan selanjutnya. Tingkat suhu penyangraian dibagi menjadi tiga
golongan, yaitu : (a) Penyangraian suhu rendah yaitu pada suhu 110-
11SoC dengan waktu 60 menit. Produk yang dihasilkan adalah lemak
kakao, gula-gula, dan red cocoa powder. (b) Penyangraian suhu
menengah yaitu pada suhu 140°C dengan waktu 40 menit. Produk yang
12
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 26/84
dihasilkan adalah bubukkakao, liquor, vamicelly, dan chocolate bars. (c)
Penyangraian suhu tinggi yaitu pada suhu 190-200°C dengan waktu 15-
20 menit. Produk yang dihasilkan adalah kakao bahan coating, black
liquor cocoa, bahan pengisi chocolate bars (Minifie, 1980).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan suhu dan lama
penyangraian biji kakao mulia akan menurunkan titik cair dan bilangan
iod serta meningkatkan kandungan asam lemak bebas dari kandungan
peroksida lemak yang dihasilkan. Sifat lemak yang dihasilkan dari biji
kakao yang disangrai pada suhu hingga iso'c dengan waktu sangrai 50
menit masih memenuhi persyaratan standar mutu lemak kakao yang
berlaku (Widyotomo dan Sri, 2000).
6. Pemisahan nib (keping biji) dari kulit
Kulit biji kakao tidak cocok untuk dikonsumsi oleh manusia karena
memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi yang dapat
mengakibatkan rasa pedih. Kulit biji juga dapat menyebabkan kapasitas
penghancuran biji secara mekanis menjadi rendah (Beckett, 2000).
Menurut Minifie (1980), pemisahan kulit biji secara manual pada
biji kakao berkadar air 6.5 % diperoleh komponen nib sebanyak 87.1 %
sedangkan pemisahan secara mekanis jarang dapat mencapai lebih dari
83 % dan nib lazimnya masih mengandung 1.5-2 % kulit biji. Hal ini
berarti kandungan murni tidak lebih dari 82 %.
Penghancuran dalam proses pengolahan kakao bertujuan untuk
memperbesar luas permukaan nib, sehingga pada saat perlakuan
pengepresan dengan bantuan pemanasan massa kakao akan memberikan
pengaruh semakin banyaknya kakao yang dapat diekstrak. Kadar kulit
dan kadar air biji kakao akan mempengaruhi tingkat kesulitan dalam
penghancuran nib menjadi massa kakao (Beckett, 2000).
7. Pemastaan
Pecahan-pecahan nib hasil penyangraian kemudian didinginkan
untuk kemudian diangkut ke unit proses pemastaan (penghalusan).
Selama proses pemastaan, suhu pasta telah dikontrol sehingga proses
13
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 27/84
sangrai lanjut (over roasting) fasa cair tidak berlangsung, Setelah proses
pemastaan selesai, pasta yang terbentuk disimpan didalam tangki-tangki
yang bersih (Mulato dan Sukrisno, 2003a).
8. Pengepresan lemak
Pengepresan bertujuan untuk memisahkan lemak atau minyak dati
pasta kasar/pasta halus. Banyaknya lemak yang dapat diekstrak
tergantung pada lamanya pengepresan, tekanan yang digunakan, dan
ukuran partikel pasta yang diekstrak. Pada penelitian ini, tekanan
pengepresan yang digunakan sebesar 2000 psi dan lamanya pengepresan
dibuat tetap sehingga pengaruh pengepresan lemak pada tiap sampel
dianggap sama. Faktor yang dapat dikendalikan adalah ukuran partikelpasta kakao dengan pemastaan halus/r~finer.
Lemak kakao dikeluarkan dari pasta kakao dengan cara dipres.
Pasta kakao yang masih panas dimasukkan ke dalam alat pres hidrolis
tipe silinder. Dinding silinder diberi lubang-Iubang sebagai penyaring.
Cairan lemak akan melewati lubang-Iubang tersebut dan bungkil inti biji
akan tertahan di dalam silinder.
Rendemen lemak yang diperoleh dari pengepresan dipengaruhi
oleh. beberapa faktor antara lain suhu pasta, kadar air pasta, ukuran
partikel pasta, kadar protein pasta, tekanan kempa, dan waktu
pengepresan Bungkil pasta kasar yang telah dipisahkan lemaknya
kemudian digiling/ditepung sampai menjadi bubuk, selanjutnya diayak
dengan saringan ukuran 200 mesh (Mulato dan Sukrisno, 2003a).
D. BUBUK KAKAO
Bubuk kakao adalah produk kakao berbentuk bubuk yang diperoleh dari
pasta kakao setelah dihilangkan sebagian lemaknya dengan atau tanpa
perlakuan alkalisasi. Pada penelitian ini bubuk kakao yang dihasilkan termasuk
bubuk kakao non-alkalis. Dalam SNLOl-3747-1995 diterangkan syarat mutu
bubuk kakao non-alkalis sebagai berikut (Tabel 3) :
14
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 28/84
Tabel 3. Syarat mutu bubuk kakao non-alkalis
Kriteria Syaratmutu
Bentuk Bubuk
Bau dan rasa Normal (khas kakao moo)
Benda asing Tidak ada
Warna Cokelat terang-cokelat tua
Kada r l emak I Minimal 8%
Kehalusan
ILolos ayakan 200 mesh
Escherchia icoli OAPM lgra rn
Warna bubuk kakao akan semakin terang apabila kandungan lemak
yang ada pada bubuk kakao semakin sedikit. Bubuk kakao dapat disebut
sebagai "Chocolate Flavored" jika mengandung lemak minimal 20 %. Bubuk
kakao yang mengandung lemak yang tinggi akan menghasilkan mouthfeel yang
lebih enak pada produk akhimya. Susu cokelat tanpa lemak kemungkinan
memiliki rasa yang lebih baik jika ditambahkan bubuk kakao yang lebih tinggi
lemaknya daripada bubuk kakao rendah lemak (De Zaan, 1993).
Menurut sejarah, pada mulanya minuman cokelat dibuat dengan
mencampur hasil gilingan biji kakao dengan air mendidih. Minuman ini
berlemak dan sulit dicerna oleh perut. Tahun 1828, Van Hauten menemukan
cara menurunkan kadar lemak biji kakao dengan pengepresan hidrolik,
sehingga bungkil dapat ditepungkan dan dibuat minuman dengan lebih mudah.
Sejak itulah, bubuk kakao menjadi bahan minuman yang populer. Sekarang kita
dapat menemukan berbagai jenis bubuk kakao yang beredar di pasaran,
diantaranya adalah bubuk kakao minuman (drinking cocoa), bubuk kakao
Instant (cocoa Instant), dan cokelat minuman (drinking chocolate).
Bubuk kakao mengandung berbagai zat gizi yang diperlukan oleh tubuh
manusia, diantaranya adalah lemak, protein, karbohidrat, vitamin A, B, D, dan
E. Adapun kandungan gizi per 100 gram bubuk kakao menurut Russel (1972)
dapat dilihat pada Tabe14.
15
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 29/84
tabe14. Kandungan gizi bubnk kakao per 100 gram.
Zat Gizi K adar dalam bubuk kakao
Protein (%) 22.4
Leruak(%) 10.0
Karbohidrat (%) 46.7
Theobromina (%) 2.8V itam in A (S I) 15.0
Thiamin (mg) 0.37
R ib of la vin (m g) 0.37
A sam P anto tenat (m g) 1. 5
N ia sin (r ug ) 3.0
Vitamin D (Sl) 20.0V itam in E (S I) 1.0
B io tin (m g ) 0.03
E. MANFAAT COKELAT
{::O:kelatmerupakan nama I S m dati kakao yang telah diolah menjadi
prod'qk. Kata cokelat barasal dari xocoat l (bahasa suku Aztec) yang berarti
rtl'nmnan pahit. Dalam perkembangannya cokelat tidak hanya menjadi
minuman, tetapi juga menjadi snack yang disukai anak-anak, remaja ataupun
orang dewasa. Selain rasanya enak, cokelat temyata berkhasiat membuat umur
sesorang menjadi lebih panjang jika diimbangi dengan mengontrol aktivitas
fisik yang dilakukan. Diduga antioksidan fenol yang terkandung dalam cokelat
adalah penyebabnya. Cokelat mempunyai kemampuan untuk menghambat
oksidasi kolesterol (Low Density Lipoprotein!kolesterol jahat) dan
meningkatkan fungsi kekebalan tubuh sebingga dapat mencegah resiko
penyakit jantung koroner dan kanker (Khomsan, 2004).
Menurut kepercayaan suku Maya, kakao adalah makanan para dewa.
Rasa asli kakao sebenamya pahit akibat kandungan alkaloid, tetapi setelah
melalui rekayasa proses dapat dihasilkan cokelat sebagai makanan yang disukai
oleh siapapun. Biji kakao kaya akan asarn amino triptopan yang bermanfaat
untuk optimalisasi kerja melatonin. Hormon melatonin dikeluarkan oleh
kelenjar pineal dan ekskresinya terjadi pada malam hari ketika matahari mulai
terbenam. Ketika hormon melatonin semakin meningkat, tubuli secara alamiah
meminta kita untuk segera beristirahat, Meskipun cokelat mengandung lemak
tinggi, relatif tidak mudah tengik karena mengandung polifenol (6 %) yang
berfungsi sebagai antioksidan pencegah ketengikan (Khomsan, 2004).
16
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 30/84
Cokelat tidak akan rnenirnbulkan kecanduan, tetapi bagi sebagian orang
rasa cokelat yang enak mungldn menyebabkan kerinduan untuk
mengkonsumsinya kembali, in i yang disebut chocolate craving. Hal ini juga
sering dikaitkan dengan kandungan phenylethylamine yang merupakan suatu
substansi mirip amphetamine yang dapat meningkatkan serapan triptopan ke
dalam otak yang kemudian pada gilirannya menghasilkan dopamine. Dampak
dopamine adalah muncul perasaan senang dan perbaikan suasana hati,
Phenylethylamine juga dianggap mempunyai khasiat aphrodisiac yang
memuneulkan perasaan seperti orangjatuh einta.
Belum ada bukti bahwa cokelat menimbulkan jerawat atau sebagai
penyebab utama munculnya plak gigi. Hanya saja eokelat hams diwaspadai,
khususnya bagi orang-orang yang rentan menderita batu ginja1.Konsumsi 100
gram cokelat akan meningkatkan ekskresi oksalat dan kalsium tiga kali lipat.
Oleh karena itu, kiat sehat yang bisa dianjurkan adalah minurnlah banyak air
sehabis rnakan cokelat (Khomsan, 2004).
F. RESPONSE SURFACE METHODOLOGY
Montgomery (1991) di da/am Ratnasari (2004) mendefinisikan Response
Surface Methodology (RSM) sebagai suatu kumpulan teknik penyelesaian
masalah dengan menggunakan matematika dan statistik dalam bentuk model
matematika atau fungsi dalam menganalisa permasalahan tersebut, respon yang
ingin dicapai dipengaruhi oleh beberapa peubah sebingga respon tersebut berada
pada titik optimurnnya.
Definisi RSM menurut Geovanni (1983) di dalam Ratnasari (2004) adalah
suatu metode statistik yang menggunakan data kuantitatif dari desain percobaan
untuk menentukan dan menyelesaikan persamaan multivariansi. Persamaan
tersebut dapat ditampilkan sebagai grafik yang dapat digunakan untuk tiga hal,
yaitu : (1) untuk menggambarkan bagaimana variabel uji rnempengarubi respon,
(2) untuk menentukan hubungan antara seluruh variabel tes, (3) untuk
menggambarkan efek kombinasi dan seluruh variabel tes terhadap respon.
RSM memerlukan proses empat langkah. Pertama, mengidentifikasi dua
atau tiga faktor kritis yang paling penting pada produk atau proses yang dipelajari.
17
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 31/84
Kedua, mendefinisikan kisaran level faktor yang akan menentukan produk untuk
diujikan. Ketiga, menentukan spesifik tes yang dapat dibuat dengan desain
percobaan dan dapat teruji, Keempat, mengalisis data dari percobaan tersebut
selanjutnya menggunakan RSM, kemudian diinterpretasikan (Geovanni, 1983 di
dalam Ratnasari, 2004)
G.KEAMANANPANGAN
Keamanan pangan masih menjadi isu sensitif yang selalu dibicarakan pada
setiap pertemuan pangan internasional. Berbagai kasus keracunan dan penyakit
melalui makanan yang tercemar banyak terjadi di negara-negara yang sedang
berkembang. Menurut laporan WHO tahun 1993, sekitar 70 % penyakit diare
yang terjadi disebabkan karena mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi oleh
mikroorganisme (Agustina, 2002).
Undang-undang RI no. 7/1996 tentang pangan mendefinisikan bahwa
keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah
pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda asing yang dapat
mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia. Dengan
demikian tuntutan konsumen akan produk pangan yang terjamin keamanannya
semakin dibutuhkan (Agustina, 2002).
Berdasarkan infonnasi dan data yang tersedia, dapat diidentifikasi empat
masalah utama keamanan pangan di Indonesia, yaitu: (1) masih banyak ditemukan
produk pangan yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan dalam peredaran, (2)
masih banyak kasus penyakit dan keracunan melalui makanan yang sebagian
besar belum dilaporkan dan belum diidentifikasi penyebabnya, (3) masih banyak
ditemnkan sarana produksi dan distribusi pallgan yang tidak memenuhi
persyaratan, terutama industri kecil atau industri rumah tangga, industri jasa boga,
dan penjual makanan jajanan, dan (4) rendahnya pengetahuan dan kepedulian
konsumen tentang keamanan pangan (Fardiaz, 2000).
Selain menjaga kebersihan diri dari pengolah makanan, juga penting sekali
menjaga kebersihan lingktmgan temp at kerja dan sekitamya. Kerusakan makanan
hasil olahan sering disebabkan oleh cemaran yang datang dari lingkungan sekitar.
Sampah merupakan faktor penting terjadinya pencemaran tersebut, untuk itu
18
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 32/84
penanganan sampah yang benar sangat perIu diperhatikan. Tempat sampah
diusahakan jauh dari lokasi pengolahan agar tidak terjadi kontaminasi. Demikian
pula dengan alat pengolahannya. Alat pengolahan hams dibersihkan dan tahan
selama proses pengolahan (Sudarmadji, 1993).
Salah satu pesan dasar gizi seimbang yang terkait dengan masalah
keamanan pangan adalah makanlah makanan yang aman bagi kesehatan. Makanan
yang aman dalam hal ini adalah makanan yang tidak tercemar, tidak mengandung
mikroorganisme atau bakteri dan bahan kimia berbahaya, telah diolah dengan tata
cara yang benar sehingga fisik dan zat gizinya tidak rusak, serta tidak
bertentangan dengan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, kualitas makanan
baik secara bakteriologi, kimia, dan fisik hams selalu diperhatikan (Oepkes RI,
1990).
Mutu mikrobiologi makanan sangat dipengaruhi oleh cara penyiapannya.
Makanan yang disiapkan tidak dalam keadaan panas memiliki resiko kontaminasi
mikrobiologi yang cukup tinggi. Menurut hasil pengujian delapan Balai
Laboratorium Kesehatan terhadap contoh makanan jasa boga, rumah makan, dan
makananjajanan menunjukkan bahwa 2491 contoh makanan yang diperiksa, 23.6
% menunjukkan hasil yang positif adanya bakteri Escherichia coli. Keadaan ini
memmjukkan tingkat sanitasi yang masih rendah (Winamo, 1993).
Menurut Fardiaz (1992), Escherichia coli adalah anggota dari famili
Enterobacteriaceae yang termasuk bakteri basili gram negatif anaerobik
fakultatif. Bakteri dalam kelompok ini tumbuh pada kondisi aerobik maupun
anaerobik, Pada kondisi aerobik, bakteri inimengoksidasi asam amino, sedangkan
pada kondisi anaerobik, metabolisme menjadi bersifat fermentatif Hampir semua
spesies dalam kelompok ini dapat tumbuh pada medium sederhana pada kisaran
pH dan suhu yang luas, yaitu mulai suhu kurang dari 10°C sampai lebih dari 40°C.
Meskipun bubuk kakao bukan tennasuk dalam kategori makanan di atas, namun
perlu dilakukan uji MPN untuk mengetahui tingkat sanitasi dan tingkat
kebersihannya seperti halnya bubuk kakao yang telah beredar di pasaran.
19
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 33/84
IV. METODOLOGI
A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Penelitian telah dilaksanakan selama 3 bulan 2 minggu dimulai tanggal
22 April 2004 sampai dengan 9 Agustus 2004 yang dibagi menjadi dua tahap,
Tahap I, mulai 22 April 2004 sampai 25 Juni 2004 di Bengkel Rekayasa Alat
dan Mesin, Laboratorium Pasca Panen dan Laboratorium Tanah dan
Agroklimat, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Tahap II, mulai 27
Juni 2004 sampai 9 Agustus 2004 di Laboratorim Teknologi Pangan dan Gizi
serta Laboratorium Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga Institut
Pertanian Bogor.
B. BAHAN DAN ALAT
Penelitian ini menggunakan bahan baku berupa biji kakao kering jenis
lindak, sedangkan bahan kimia yang digunakan adalah bahan-bahan untuk
analisa bilangan peroksida dan uji mikrobiologi (MPN dan IPC). Alat-alat
yang digunakan, yaitu: gelas piala, cawan gelas, sendok, kertas saring, corong
plastik, thermocouple, kabel, komputer, mesin sangrai biji kakao, mesin
pemisah kulit kakao, mesin pemasta kasar, mesin pemasta haIus/refiner, alat
pengepres lemak kakao, mesin penepung/caunching, mesin pengayak, oven,
desikator, termometer, timbangan analitik, baskom dan plastik pembungkus,
pisau, wadah porselen,cangkir, sendok, dan perlengkapan untuk uji perubahan
warna (colorimeter), uji organoleptik, uji bilangan peroksida, dan uji
mikrobiologi (MPN dan IPC).
C. METODE PENELITIAN
Penelitian terbagi ke dalam dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan
penelitian utama. Penelitian pendahuluan bertujuan untuk mengetahui
karakteristik bahan baku yaitu biji kakao lindak ukuran B dengan menganalisa
kadar air, kadar kulit, kadar lemak.
20
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 34/84
Penelitian utama dibagi menjadi dua tahap. Tahap I, bertujuan untuk
mengamati kinerja alat sangrai. Analisis yang dilakukan adalah pengukuran
perubahan suhu, perubahan kadar air, dan densitas kamba selama proses
penyangraian.
Tahap II, bertujuan mengoptimasi kondisi penyangraian untuk
menghasilkan bubuk kakao berkualitas dan disukai konsumen. Variabel respon
yang diamati adalah perubahan warna, bilangan peroksida, uji organoleptik
Khusus untuk uji mikrobiologi, sampel yang digunakan adalah biji
kakao kering, biji kakao sangrai dengan suhu 140°C selama 20 menit, dan
bubuk kakao terbaik hasil uji organoleptik (bubuk kakao dengan suhu sangrai
140°C selama 20 menit.).
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Respone Surface
Methodology (RSM) yang menggunakan bantuan software ECHIP6 untuk
menampilkan rancangan percobaan, mengalisis data secara statistik,
menampilkan model matematika dari data yang dianalisis, menampilkan
contour maps.
RSM menggunakan suhu dan lama penyangraian sebagai faktor kritikal
atau variabel bebas. Sedangkan perubahan warna, bilangan peroksida, uji
organoleptik sebagai variabel respon. Suhu penyangraian diatur pada suhu 110-
140°C sedangkan lama sangrai 20-60 menit. Setelah kedua faktor tersebut
dimasukkan ke dalam RSM diperoleh 16 kombinasi perlakuan seperti yang
tercantum dalam Tabel 5. Selanjutnya adalah proses pengolahan bubuk kakao
dilakukan seperti alur pada Gambar I.
Nilai variabel respon yang diperoleh dari hasil analisis dimasukkan ke
dalam rancangan percobaan yang telah dibuat, kemudian software ECHIP6
menganalisa data-data tersebut sehingga diperoleh model matematika,ditampilkan dalam bentuk contour plot, sehingga diketahui nilai optimum
untuk kedua variabel bebas yang digunakan.
21
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 35/84
Tabel5. Variasi suhu dan lama pad a penyangraian berdasarkan RSM
Suhu penyangraian (C) I Lama penyangraian (menit)
no 20
110 33
110 47
110 60110 60
120 60
125 20
125 20
130 33
130 60
140 20
140 I 20
140 40
140 40
140 60
140 60
Biji kakao kering
LPembersihan dan sortasi
LPenimbangan bahan masing-masing 5 kg
LPenyangraian biji kakao
(perubahan suhu selama proses diamati dengan thermocouple)
LPemecahan dan pemisahan nib dari kulit
~------------~! ). Kulit biji (dibuang)
[ Nib kakao I1
Pemastaan kasar dan pemastaan halus
1Pengepresan lemak dari pasta halus
,...--------,
t ). I Lemak kakaoI Btmgkil kakao I L -
LPenepungan dan pengayakan bungkil kakao
!
I Bubuk kakao I
Gambar 1. AIur pembuatan bubuk kakao
22
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 36/84
D. PENGAMATAN
Dalam penelitian pendahuluan, ada beberapa pengamatan yang
dilakukan, yaitu pengamatan kadar air, kadar kuIit, dan kadar lemak. Hal ini
bertujuan untuk melihat karakteristik awal yang dimiliki bahan baku yaitu biji
kakao jenis lindaklforastero ukuran B (101-110 bijillOO gram). Metode yang
digunakan untuk ketiga pengamatan tersebut yaitu :
1. Kadar air biji kakao kering (Asklndo, 1990)
Cawan logam dengan penutupnya (yang tidak berkarat)
dikeringkan kemudian ditimbang. Sebanyak ± 10 gram biji kakao yang
telah dihancurkan dengan mortar ditimbang dengan teliti dalam wadah
logam tersebut. Wadah beserta isinya dipanaskan dalam oven bersuhu
103°C ± 2°C selama 16 jam dengan tidak sekali-sekali membuka oven.
Sesudah dikeluarkan dari oven, segera cawan beserta isinya ditempatkan ke
dalam eksikator dan dinginkan. Setelah itu, timbang dengan ketelitian 0,001
gram. Selanjutnya kadar air (berdasarkan bobot kering) contoh dapat
dihitung dengan nnnus :
Kadar Air (% bb) =IoAl -M2 x 100 %M l -M O
Dimana: MO =berat cawan dan tutupnya (g)
Ml = berat cawan, tutup, dan sampel sebelum dikeringkan (g)
M2 = berat cawan, tutup, dan sampel setelah dikeringkan (g)
Perubahan kadar air pada proses penyangraian juga diamati, metode
yang digunakan adalah mengukur kadar air biji kakao yang disangrai tiap
10 menit selama 60 menit. Penurunan kadar air juga ditunjukkan dengan
perubahan densitas kamba.
2. Kadar kulit biji kakao kering (Askindo, 1990)
Ditimbang biji kakao yang masih utuh kulitnya sebanyak + 100
gram. Kemudian dipisahkan kulit dari keping bijinya dan dipindahkan pada
23
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 37/84
cawan yang telah diketahui bobotnya. Cawan beserta benda-benda tersebut
ditimbang dengan neraca analitik. Selanjutnya kadar kulit contoh dapat
dihitung dengan rumus :
Kadar Kulit (%) = M2 - Ml x 100%M O
Dimana : MO= berat biji kakao yang masih utuh kulitnya(g)
MI =berat cawan kosong (g)
M2 =berat cawan kosong dan kulit biji (g)
3. Kadar lcmak mctodc ekstraksi soxhlct (Apriyantono et al.; 1989)
Labu lemak yang akan digunakan dikeringkan dalam oven,
didinginkan dalam desikator, dan ditimbang. Kemudian pelarut hexana
dituangkan secukupnya sesuai dengan ukuran soxhlet yang digunakan.
Sampel dalam bentuk bubuk ditimbang sebanyak 3-5 gram, kemudian
dibungkus dengan kertas hulls. Kertas hulls berisi sampel tersebut
diletakkan dalam alat ekstraksi soxhlet, kemudian dirangkaikan (dipasang
alat kondensor diatasnya dan labu lemak dibawalmya).
Refluks dilakukan selama minimum 3 jam sampai pelarut yang
turun kembali ke labu lemak berwarna jemih. Selanjutnya labu lemak yang
berisi lemak hasil ekstraksi dipanaskan dalam oven bersuhu 10SoCsampai
pelarut menguap semua. Setelah didinginkan dalam desikator, ditimbang
kemudian dihitung kadar lemaknya dengan rumus :
Kadar lemak (%) = herat lemak x 100 %berat sampel
Penelitian utama dilaksanakan dalam dua tahap, tahap r yaitu proses
pengolahan bubuk kakao seperti yang dijelaskan sebelumnya. Pada tahap ini,
biji kakao diolah dengan mesin-rnesin hasil rancangan dari Pusat Penelitian
Kopi dan Kakao Indonesia. Semua mesin yang digunakan dioperasikan tanpa
24
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 38/84
ada variasi/modifikasi perlakuan, kecuali pada proses penyangraian yang
divariasikan suhu dan lama penyangraiannya. Perubahan suhu dan lama
penyangraian dapat diamati dengan thermocouple. Alat ini dapat menunjukkan
fluktuasi suhu penyangraian per menit sehingga besar kecilnya api tungku dapat
diatur dan disesuaikan dengan panas yang dibutuhkan bahan. Pengamatan yang
dilakukan pada tiap proses adalah menghitung rendemen produk yang
dihasilkan pada masing-masing mesin.
Penelitian tahap II adalah tahap analisis 16 jenis bubuk kakao yang
dihasilkan dari proses pengolahan (tahap I). Adapun variabeI yang diamati
adalah perubahan wama, bilangan peroksida, uji organoleptik, dan uji
mikrobiologi. Adapun metode pengamatan yang digunakan pada kedua tahap
penelitian utama ini adalah :
4. Rendemen selama proses pengolahan bubuk kakao
Rendemen merupakan persentase bahan baku utama yang menjadi
produk akhir atau perbandingan produk akhir dengan bahan baku utama.
Rendemen dapat dinyatakan dalam desimal atau persen.
bRendemen = - x 100 %
a
Keterangan: a =berat bahan baku awaI
b =berat produk akhir
5. Perubahan warna
Pengukuran wama dilakukan dengan menggunakan alat Minolta
Chromameter CR-310. SampeI diletakkan pada tempat yang tersedia,
setelah menekan tombol start diperoleh nilai L, a, dan b, masing-masing
dengan kisaran nilai 0 sampai +/- 100. Ketiga parameter tersebut
merupakan ciri sistem notasi warna Hunter. Selanjutnya dari nilai a dan b
dapat dihitung °Hue dengan rumus sebagai berikut :
25
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 39/84
"Hue = ta n -1 (~ ),
a
jika hasilnya 18 -54 ° m aka produk berw arna Red (R )
54 -90 ° m aka produk berw arna Yellow Red (YR)
90-12 6° m ak a prod uk berw arna Y ellow (Y)
126-162 ° m akaproduk berw arna Yellow Green (YG)
162-198 ° m aka produk berw arna Green (G )
198-2340
m aka produk berw am a Blue Green (BG)
234 -270 ° m aka produk berw am a Blue (B )
2 70-306° m aka produk berw arna B Iue Purple (B P)
306-342 ° m aka produk berw am a Purple (P )
342 -18 ° m aka produk berw arna R ed Purple (R P)
6. Bilangan peroksida (Apriyantono et al.; 1989)
P enentu an bilangan pero ksid a biasany a d id asark an pad a penguk uran
sejum lah iod yang dibebaskan dari potasium iodid a m elalui reaksi oksidasi
sejurnlah perok sid a d alam lem ak lm inyak pad a suhu ruang d id alam m ed ium
asam aset at lk l o ro fo rm .
A dapun pereaksi yang digunakan ad alah pelarut yang terd iri dari 60
% asam asetat glasial dan 40 % k loro form , potasium iod id a jenuh, larutan
pati 1 % d an sod ium tiosulfat 0,01 N . S ed angk an peralatan yang d igunak an
antara lain neraca analitik , buret, erlenm ey er, stirer, pipet, d an k am ar gelap.
Pertam a, d itim bang 5 gram bubuk kakao ke dalam erlenm eyer 2 50
m l, d itam bahkan 30 m l pelarut, d ikocok sam pai sem ua sam pel larut.
D itam bahkan 0,5 m l larutan potasium iodida jenuh , d iam kan selam a 2
m enit d alam ruang gelap sam bil d igoyang. D itam bahk an 30 m l air d estilata.
K elebihan iod d ititer d engan larutan sod ium tiosulfat 0,01 N tergantung d ari
banyaknya jum lah iod yang d ibebaskan. Dengan cara yang sam a, d ibuat
penetapan untuk blanko. Selanjutnya bilangan peroksida bubuk kakao
dih itung d engan rum us :
2 6
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 40/84
Miliekuivalen per 1000 gram contoh =A x N x 1000/G
Keterangan :
A = ml sodium tiosulfat yang dipakai bubuk kakao - ml sodiumtiosulfat yang dipakai penetapan blanko.
N =Normalitas sodium tisulfat
G =Berat bubuk kakao (gram)
7. Uji organoleptik
1. Cara Penyiapan Contoh
Contoh untuk uji skalar hedonik (bubuk kakao yang telahdilarutkan dengan air hangat) disajikan dalam wadah cangkir.
2. Cam Penyajian Contoh
Contoh uji skalar hedonik disajikan secara acak sebanyak 16
cangkir di tempat yang sarna yaitu meja panjang.
3. Cara Pengujian
Penilaian terhadap uji skalar hedonik harus dilakukan secara
spontan. Untuk itu panelis dapat mengisi formulir isian yang telah
disiapkan oIeh penyaji. Panelis akan menguji wama, aroma, rasa dan
tekstur dari 16 jenis sarnpeI, dan penilaian dilakukan pada 5 tingkat
kesukaan.
4. Pengolahan Data
Hasil uji skalar hedonik ditabulasikan dalam suatu tabel,
kemudian dilakukan analisis dengan RSM. Hasil penilaian panelis
tersebut kemudian ditampilkan dalam bentuk c on to ur map riga dimensi
yang telah ditentukan titik optimum dan signifikansinya antara 16 jenis
bubuk kakao. Tingkat signifikansi ditunjukkan dengan nilai-P kurang
dari 0.005. Nilai-P adalah taraf (keberartian) terkecil sehingga nilai
statistik yang diamati masih berarti.
27
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 41/84
8. Uji mikrobiologi
a. Most Probable Number
Sampel kakao 25 g +Larutan pengencer 225 ml (NaCl 0,85%)
t
Dicampur dalam stomaker selama 2 menitt
Diambill ml dan + 9 mllarutan pengencer (10-1) duplo
1Diarnbil l ml dan + 9 mllarutan pengencer (10-
2) duplo
1Diambil 1 ml dan + 9 ml Jarutan pengencer (10-
3) duplo
!Diarnbil 1 ml dan + 9 ml larutan pengencer (10-4) duplo
1Masing-masing sampel dimasukkan ke dalam durham dan ditambahkan BGLBB
!Inkubasi pada 37°C selama 48 jam
!Dilihat coliform yang terbentuk (jika positifuji dilanjutkan)
!Inkubasi pada 45°C selama 48 jam (uji E. coli)
1Diose sampel kemudian digoreskan pada media EMB
1Jika terbentuk warna hijau metalik, dilanjutkan dengan uji IMViC
b. Tot al P la te Co un t
Sampel kakao 25 g + Larutan pengencer 225 ml (NaCI 0,85%)
1Dicampur dalam stomaker selama 2 menit
!Diambill ml dan + 9 mllarutan pengencer (10-
1) duplo
!DiambiI 1 mI dan + 9 mllarutan pengencer (10-
2) duplo
1Diambill ml dan + 9 rnllarutan pengencer (10-3) duplo
!Diambil 1 ml dan + 9 mllarutan pengencer (10-4) duplo
!Masing-masing sampel dimasukkan ke cawan Petri kemudian dituangkan PCA
1Inkubasi pada 37°C, 48 jam sampai 72 jam
tDihitung jumlah koloni yang terbentuk
28
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 42/84
v. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. BAHAN BAKU
Biji kakao yang digunakan adalah biji kakao jenis Iindak dari kebun
kakao Kaliwining PPKKL Biji kakao ini bukan merupakan hasil panen puncak
kakao sehingga ukuran bijinya relatif sedanglkecil yaitu termasuk dalam ukuran
B yang setara dengan 0.7-0.9 g/biji. Biji kakao lindak yang digunakan adalah
yang sudah difermentasikan selama empat hari, di penjemuran selama tiga hari,
dan disimpan satu hari kemudian diukur kadar air, kadar kulit dan kadar
lemaknya.
1.Kadar air
Kadar air merupakan salah satu sifat fisik yang sangat penting karena
berpengaruh langsung terhadap rendemen hasil (yield) dan daya tahan biji
kakao dad kerusakan terutama serangan jamur dan serangga saat
penggudangan dan pengangkutan. Kerusakan yang terjadi pada biji kakao
menyebabkan timbulnya cacat citarasa dan aroma dasar yang tidak dapat
diperbaiki pada proses pengolahan selanjutnya. Berdasarkan SNLOl-2323-
2001, standar kadar air biji kakao mutu ekspor adalah maksimal 7.5 %.
Jika lebih tinggi dad nilai tersebut, biji kakao tidak aman disimpan dalam
waktu lama, sedang jika kadar air terlalu rendah biji kakao cenderung
menjadi rapuh. Pada penelitian ini, kadar biji kakao yang digunakan
memenuhi standar, yaitu rata-rata 7.2 % yang disajikan pada Tabel 6.
Tabe16. Kadar air pada biji kakao kering
Sampel Berat awal Berat akhir -cawan kosong Kadar air(biii kakao kering) (gram) (gram) (%)
1 10.0039 9.3407 7.1
2 10.0127 9.3315 7.3
Rata-rata 7.2
2. Kadar kulit
Biji kakao terdiri atas nib yang dilindungi oleh kuht (shell). Kadar
kulit dihitung atas dasar perbandingan berat kulit dan berat total biji kakao
29
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 43/84
(kulit + keping) pada kadar air 6-7.5 %. Bahan yang dipakai, kadar kulitjuga
berpengaruh pada rendemen dan hasil Iemak. Biji kakao dengan kadar kulit
tinggi pada umumnya menghasilkan rendemen dan hasil lemak yang rendah,
tetapi cenderung lebih kuat atau tidak rapuh saat ditumpuk di dalam gudang
sehingga biji tersebut dapat disimpan dalam waktu yang Iebih lama.
Kadar kulit biji kakao selain dipengaruhi oleh jenis bahan tanaman,
juga dipengaruhi oleh cara pengolahannya seperti proses fermentasi dan
pencucian. Makin singkat waktu fermentasi, kadar kulit biji kakao makin
tinggi karen a sebagian besar sisa Iendir (pulp) masih menempel pada biji.
Namun demikian, kandungan kulit biji tersebut dapat dikurangi dengan
proses pencucian. Biji kakao yang digunakan pada penelitian ini tidak
mendapatkan perlakuan pencucian sebelumnya.
Standar kadar kulit biji kakao rnenurut SN1.01-2323-2001 adalah
antara 11-13 %. Namun demikian, nilai kadar kulit umumnya disesuaikan
dengan permintaan konsumen. Biji kakao yang digunakan pada peneIitian ini
memiliki kadar kulit yang cukup tinggi yaitu 18.9 % (TabeI 7), karena
ukuran biji kakao sangrai yang digunakan tennasuk ukuran B, dan sebagian
ada yang tennasuk ukuran C, sehingga kadar kulitnya tinggi.
Tabel 7. Kadar kulit pada biji kakao kering
SampelBerat awal (gram) Berat kulit (gram)
Kada r k ulit
(biji kakao kering) (%)
I 100 19.5 19.5
2 100 18.3 18.3
Rata-rata 18.9
3. Kadar lemak
Lemak kakao merupakan campuran trigliserida, yaitu senyawa
gliserol dan riga asam lemak. Lebih dari 70 % trigliserida terdiri dari tiga
senyawa tidak jenuh tunggal yaitu oleodtpalmttin (POP), oleodistearin
(SOS), dan oleopalmistearin (POS). Lemak kakao mengandung juga di-
unsaturated trigliserida dalam jumlah yang sangat terbatas. Komposisi asam
lemak kakao sangat berpengaruh pada titik leleh dan tingkat kekerasarmya.
Titik leleh lemak kakao yang baik untuk makanan cokelat mendekati suhu
30
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 44/84
badan manusia dengan tingkat kekerasan minimum pada suhu kamar (Mulato
dan Sukrisno, 2003b).
Menurut Mulato dan Sukrisno (2003b), kisaran kadar lemak biji
kakao Indonesia adalah antara 49-52 %. Sedangkan biji kakao yang
digunakan pada penelitian ini mengandung kadar lemak sekitar 46.8 % (Tabel
8). Kadar lemak yang rendah ini disebabkan karena ukuran biji yang kecil.
Selain diukur kadar lemak awal, juga dilakukan pengukuran kadar
lemak pada bubuk kakao untuk mengetahui seberapa besar lemak kakao yang
dapat diambil dari pasta halus saat proses pengepresan lemak.
Tabel 8. Kadar lemak pada biji kakao kering
SampelBerat Labu Labu + beret
K ad ar le m aksampel k o s o n g s am p el a kh ir
( biji k ak ao k er in g)(gram) (gram) (gram)
(%)
1 2.0 105.3 106.2 47.1
2 2.0 104.9 105.8 46.4
Rata-rata 46.8
B. PROSESPENGOLAHAN
Pada proses pengolahan bubuk kakao, masing-masing disiapkan 5 kg
biji kakao kering yang merupakan kapasitas minimal dari mesin penyangrai
kakao. Untuk mendapatkan karakteristik sifat fisik, kimia, dan organoleptik
bubuk kakao yang optimal dengan menggunakan mesin penyangrai yang ada,
maka biji kakao kering tersebut divariasikan suhu dan lama penyangraiannya
berdasarkan RSM design, sedangkan tahap pengolahan sebelum dan
selanjutnya dibuat tetap. Adapun pembahasan dari masing-masing tahap/proses
pengolahan sebagai berikut :
1. Pembersihan dan sortasi biji kakao
Sebelum masuk dalam tahapan pengolahan, biji kakao hams
disortasi dan dibersihkan terlebih dahulu. Hal ini selain bertujuan untuk
mendapatkan keseragaman ukuran biji menurut ukurannya juga untuk
mendapatkan biji kakao yang bersih, bebas dari kontaminan seperti
potongan-potongan besi, batu krikil, ranting, biji-biji saling melekat, dan
31
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 45/84
dad biji-biji dati buah mentah sebelum proses penyangraiatl yang dapat
mengganggu proses pengolahan.
Proses sortasi dan pembersihan dapat dilakukan secara manual
ataupun secara mekanis, hal in i tergantung darimana sumber/produsennya.
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia telah merancang mesin sortasi
biji kakao yang dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Mesin sortasi biji kakao
Akhir-akhir ini, pelaksanaan sortasi dan pembersihan ini dilakukan
pekebun atau eksporter sebehun dikirim ke pabrikan cokelat. Dengan
peJayanan ini, pabrikan punya keuntungan efisiensi tenaga kerja dan
mengurangi resiko kesehatan, baik terhadap pekerja maupun konsumen
akhir, karena pada saat pembersihan dan sortasi terjadi penyebaran bakteri,
spora jamur, dan sebagainya dari biji ke udara. Karena hal inilah, pabrikan
memisahkan proses pembersihan dan sortasi dari proses utama lairrnya
untuk mencegah kontaminasi pada produk akhir oleh mikroba dan bahan-
bahan berbahaya lainnya.
2. Penyangraian
Penyangraian merupakan pengolaban pendahuluan untuk semua
hasil olahaa akhir kakao. Tujuan penyangraian adalah mengembangkan
citarasa dan aroma khas cokelat, menurunkan kadar air, mematikan
mikroba, menggelembungkan kulit biji hingga mudah dipisahkan dari nib,
32
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 46/84
dan membuat nib lebih renyah sehingga memudahkan penghancuran dan
penghalusan (Minifie, 1980)
Menurut Mulato dan Sukrisno (2003b), proses penyangraian biji
kakao dapat dilakukan dalam tiga cara, yaitu seluruh biji (kulit dan inti biji),
inti biji saja, dan pasta inti biji. Pada penelitian ini, dipilih proses
penyangraian biji kakao dengan menggunakan seluruh biji. Selama proses
penyangraian, ada empat tahapan reaksi fisik dan kimia berjalan secara
berurutan, yaitu: (1) penguapan air dari dalam biji, (2) pelepasan kulit pada
permukaan inti biji, (3) pencoklatan inti biji, dan (4) penguapan senyawa
volatil (senyawa yang mudah menguap) antara lain asam, aldehid, furan,
pirazin, alkohol, dan ester.
Melalui proses fermentasi dan pengeringan yang tepat, biji kakao
mengandung cukup banyak senyawa calon pembentuk citarasa dan aroma
khas cokelat antara lain asam amino dan gula reduksi. Selama proses
sangrai, keduanya akan bereaksi membentuk senyawa Maillard. Sedangkan
senyawa gula non-reduksi (sukrosa) akan terhidrolisa oleh air membentuk
senyawa gula reduksi dan kemudian akan melanjutkan reaksi Maillard.
Selain keberadaan senyawa calon pembentuk aroma dan citarasa,
kesempurnaan reaksi sangrai dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu : panas,
waktu, dan kadar air.
Kondisi penyangraian sangat dipengaruhi oleh tipe alat, suhu, serta
waktu penyangraian. Pada umumnya suhu penyangraian yang digunakan
untuk menghasilkan produk bubuk kakao antara 106-120oC dengan
lamanya penyangraian yang bervariasi, mulai dari 15 menit hingga 2 jam,
tergantung pada tipe penyangrai dan tujuan hasil olahan akhir serta kadar
air b iji k ak ao . Pada penelitian ini, hasil akhir yang diinginkan adalah bubuk
kakao dengan variasi suhu dan lamanya penyangraian diatur dengan RSM
design.
Pada prinsipnya ada dna tipe penyangrai, yaitu tipe kontinyu dan
tipe batch. Penyangrai tipe batch biasanya berbentuk drum berputar dengan
pemanasan dari luar memakai burner minyak tanah, kayu, arang, atau LPG
(Liquid Petroleum Gas). Penyangrai tipe kontinyu biasanya menggunakan
33
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 47/84
udara panas yang dialirkan berlawanan arab dengan aliran biji kakao
(Minifie, 1980). Pada penelitian ini, mesin penyangrai yang digunakan
merupakan mesin penyangrai tipe batch yang dapat dilihat pada Gambar 3.
Mesin penyangrai biji kakao ini memiliki kapasitas maksimal 10 kg dan
minimal lima kg, rendemen biji kakao sangrai sekitar 84 %.
Gambar 3. Mesin penyangrai biji kakao tipe batch.
3.Pemisahan nib (keping biji) dari kulit
Nib merupakan bagian dari biji kakao yang paling berharga,
sedangkan kulit merupakan bagian yang hampir tidak punya nilai. Oleh
sebab itu pemisahan nib dari kulit merupakan proses yang mutlak
dilakukan. Proses pemisahan nib dari biji ini dilakukan setelah biji kakao
disangrai dan mengalami proses tempering. Biji kakao sangrai ini
dimasukkan dalam mesin pemecah kulit (Gambar 4) yang memiliki
kapasitas sekitar 28 kg/jam.
34
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 48/84
Gambar 4. Mesin pemecah kulit biji kakao
Adapun proses yang terjadi pada me sin pemecah kulit in i adalah biji
kakao sangrai dipecah dengan dilewatkan antara dua roll bergerigi atau
dengan roll pemukul, yang rnelempar biji ke plat baja, Walaupun telah
pecah dan terpisah, nib dan kulit masih tercampur dan membutuhkan
pemisahan lebih lanjut dengan blower. Mesin pemisah menggunakan
kombinasi antara ayakan dan aliran udara untuk memisahkan kulit dari nib
berdasarkan ukuran dan berat jenis.
Proses pemisahan kulit ini sangat kritis karen a berhubungan
Iangsung dengan kemumian produk akhir. Nib kakao tidak mungkin bebas
dari kulit, karena teknik pemisahan tidak mungkin sempuma. Pada
penelitian ini, rendemen nib yang dihasilkan hanya 64 %. Hal ini pertama
disebabkan karena ukuran biji kakao yang relatif keeil (ukuran B, bahkan
ada yang sebagian memiliki ukuran C). Kedua disebabkan karena mesin
yang dipasang kurang baik khususnya pada bagian pengaturan aliran udara,
dan ketiga adalah operator mengendalikan mesin dengan kurang baik yang
menyebabkan kehllangan nib yang terikut dengan kulit.
Menurut Minifie (1980), hasil pemisahan nib dari biji ini terdiri dari
beberapa bagian, yaitu : nib besar, nib kecil, nib halus, kulit halus, dan kulit
kasar.
a. Nib besar mengandung air 2.0-35 %, lemak kakao 52.5-55.5 %.
35
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 49/84
b. Nib kecil mengandung air 3.5-6.0 %, lemak kakao 35.0-48.0 %.
c. Nib halus mengandung air 3.8-7.5%, dan lemak kakao 30.0-36.0%.
d. Kulit halus mengandung air 7.0-9.0 % , lemak kakao 5.0-17.0 % .
e. Kulit besar mengandung air 8.0-10.0 % dan lemak kakao 2.3-3.0 %.
4. Pemastaan
Tahap proses berikutnya adalah pemastaan dimana terjadi
penggilingan nib kakao menjadi pasta kakao. Berdasarkan tahap
pengolahannya, proses pemastaan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
proses pemastaan kasar dan proses pemastaan halus.
Proses pemastaan kasar bertujuan untuk menghancurkan nib kakao
dan mengeluarkan lemak yang ada pada nib kakao tersebut dengan cara
menggiling nib pada suhu sekitar 40-60oC. Hasil pemastaan berupa
hancuran nib yang bercampur dengan lemak in i disebut dengan pasta kasar.
Mesin yang digunakan pada proses pemastaan kasar ini (Gambar 5)
memiliki kapasitas sekitar 9-10 kg/jam dengan rendemen rata-rata 92 %
dapat menghasilkan pasta kasar dengan ukuran granula 12.15 mikron.
Gambar 5. Mesin pemasta kasar
Tingkat kehalusan ukuran partikel sangatlah penting. Jika pasta
kakao ditujukan untuk produksi lemak dan bubuk, sebaiknya tidak
menggunakan pasta kasar karena dapat menyebabkan proses pengepresan
lemak menjadi tidak sempuma, karena masih banyak lemak tertinggal
36
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 50/84
dalam struktur jaringan sel. Bukan hanya berpengaruh terhadap rendemen
Iemak, ukuran partikel yang dihasilkan proses pemastaan kasar sangat
berpengaruh terhadap ukuran partikel bungkil kakao. Oleh karena itulah
dilakukan proses pemastaan kedua yaitu proses pemastaan halus dengan
refiner.
Sesuai dengan namanya, proses pemastaan halus ini bertujuan untuk
mereduksi ukuran partikel pasta sampai dapat diterima oleh konsumen
dalam arti tidak lagi menimbulkan kesan masir/tekstur masih kasar di dalam
mulut. Tingkat kehalusan pasta kakao sangat berpengaruh terhadap
kecepatan dan hasil ektraksi lemak serta mutu bungkil kakao yang
diperoleh. Semakin halus pasta kakao, semakin baik bungkil kakao dan
semakin baik pula mutu bubuk kakao yang diperoleh. Ada beberapa ripe
mesin pemasta halus yang dapat digunakan, salah satunya adalah yang
digunakan pada penelitian ini yaitu refiner (Gambar 6). Mesin ini memiliki
kapasitas 5 kg/jam dengan rendemen 80 %, dapat menghasilkan pasta halus
dengan ukuran granula 7.29 mikron.
Gambar 6. Refiner/Mesin pemasta halus
5. Pengepresan lemak
Pengepresan bertujuan untuk mengeluarkan lemak dari pasta kakao.
Ada dua macam pengepresan, yaitu pengepresan hidrolik dan pengepresan
ulir (Expeller press). Pada penelitian ini, mesin yang digunakan adalah
mesin pengepres hidrolik (Gambar 7).
37
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 51/84
Gambar 7. Mesin pengepres hidrolik
Adapun metode pengepresan diterangkan berikut ini. Sebelum
proses pengepresan dilakukan, usahakan untuk mengukur suhu Iingkungan.
Jika suhu lingkungan masih rendah, maka proses pengepresan akan
terhambat oleh lemak yang membeku sebelum sempat dikeluarkan dari
pasta halus. Suhu lingkungan yang baik untuk dilakukannya proses
pengepresan sekitar 300e (pukull 0.00-13.00). Setelah itu baru pasta kakao
yang telah dipanaskan (± 33°C) ditimbang sekitar 500-1000 gram,
kemudian dimasukkan ke dalam mangkuk-mangkuk baja berbentuk
silinder,
Dasar mangkuk berlubang-lubang dan dilapisi saringan dengan
ukuran 120 mesh sebanyak 2-3 lapis untuk mencegah lolosnya bungkil
kakao. Tekanan pengepresan ± 2000 psi selama 45-60 menit akan
menghasilkan bungkiI dengan rendemen sebesar 73 % dan ukuran granula
sekitar 36.45 mikron, sedangkan rendemen Iemak kakao sebesar 23 % dari
total pasta halus yang dimasukkan. Kadar lemak pada bungkil yang telah
dibuat menjadi bubuk kakao sekitar 13.7 % dari kadar lemak awa146.8 %
38
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 52/84
6. Penepungan bungkil kakao
Bungkil kakao merupakan hasil samping ekstraksi lemak kakao.
Bungkil kakao hasil pengepresan biasanya masih mengandung lemak cukup
tinggi antara 10-30 %. Bungkil dari biji kakao yang difermentasi
mempunyai kandungau citarasa yang baik sehiugga dapat digunakan
sebagai bahan baku kuelbiskuit, minuman cokelat, pennen cokelat, sumber
citarasa kue/makanan, sumber pewarna makanan.
Pemanfaatan bungkil kakao akan lebih besar jika bahan
dipersiapkan dengan baik, mulai dari biji kakao diferrnentasi dengan baik
sampai ke tahap penghalusan bungkil dan diayak untuk mendapatkan bubuk
kakao. Pemanfaatan bungkil ini kemungkinan masih dapat dikembangkan
dengan menjadikan substrat produk lainnya. Jika tidak dimanfaatkan, ampas
kakao akan mencemari lingkungan.
Bungkil hasil pengepresan hidrolik umumnya sangat keras, sehingga
untuk memperoleh bubuk kakao, bungkil tersebut hams dihancurkan.
Metode penghancuran/penepungan dijelaskan berikut ini. Bungkil kakao
hasil pengepresan dimasukkan ke dalam mesin counching yaitu mesin
pemasta halus/mesin penepungan (Gambar 8)
Gambar 8. Mesin penepungiCounching
Pada mesin counching ini, bungkiI dilewatkan pada roll-roll yang
berputar sehingga hancur dan menjadi tepung yang masih kasar. Mesin
penepungan bungkil ini sebenarnya digunakan untuk pernastaan halus
39
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 53/84
sehingga bam dilengkapi dengan heater tanpa ada pendingin, sehingga
dapat menaikkan suhu bungkil kakao lebih dari 34°C.
Pada suhu 34°C, lemak kakao telah mencair sebagian sehingga yang
diperoleh bukannya bubuk kakao tetapi gurnpalan-gumpalan bungkil kakao.
Untuk menghindari terbentuknya gumpalan-gumpalan tersebut, m a k C i
bungkil kakao setelah proses pengepresan dikering-anginkan selama ± 20
jam sebelum dilakukan proses penepungan. Pada saat proses penepungan,
mesin dihentikan setiap menit untuk menguraikan bungkil yang akan
menggumpal dan mengambil bungkil yang mulai halus untuk dimasukkan
ke dalam mesin pengayak.
7. Pengayakan
Pengayakan diperlukan untuk memperoleh bubuk kakao dengan
tingkat kehalusan tertentu dan seragam. Partikel kakao yang belum 1010s
ayakan ditepungkan kembali, sedangkan basil pengayakan diolah Iebih
lanjut sesuai dengan hasil akhir yang dikehendaki. Pada penelitian ini,
d igunak an m e s in ay ak an d eng an saringan 2 00 m esh, d apat m enghasilk an
bubuk kakao dengan ukuran granula 7.29 mOOoD(Gambar 9).
Gambar 9. Mesin pengayak
C. K!NERJA ALAT SANGR.<\.!
1. Perubahan suhu selama proses penyangraian biji kakao
Selama proses penyangraian, terjadi perubahan-perubahan seperti
wama kotiledon menjadi cokelat tua, rasa sepat berkurang, dan aroma khas
cokelat menjadi tajam, Salah satu faktor penting yang menentukan
40
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 54/84
perubahan tersebut adalah suhu dan lama penyangraian. Penyangraian pada
suhu rendah atau terlalu cepat menyebabkan aroma cokelat kurang tajam,
sedangkanjika suhu terlalu tinggi atau terIalu lama menyebabkan timbulnya
aroma gosong.
Ada beberapa masalah teknis yang hams diperhatikan sebelum dan
selarna proses penyangraian. Pertama adalah diketahui perbedaan suhu pada
tennometer yang dipasang di bagian cerobong asap dengan suhu yang ada
pada bahanlsilinder dalam. Berdasarkan hasil optimasi alat sebelumnya,
diketahui suhu pada cerobong asap lebih tinggi 10-20De dan suhu yang ada
pada bahan/silinder dalam. Namun perbedaan suhu ini hanya terjadi sekitar
5-10 menit pertama, selanjutnya suhu pada cerobong asap dan pada bagian
bahan relatif sarna.
Kedua, diusahakan kondisi tabung bahan bakar telah terisi kurang
lebih setengah dari volume total, kemudian isi tabung bahan bakar dengan
angin sampai batas maksimal. Hal ini untuk meminimalisasi fruktuasi suhu
yangtajarn.
Hasil penelitian menunjukkan terjadi fruktuasi suhu yang sangat
bervariasi tiap proses penyangraian, karena itu suhu selama proses
penyangraian khususnya suhu bahan benar-benar diperhatikan. Salah satu
alat pengontrol kondisi suhu adalah thermocouple. Thermocouple berfungsi
untuk mendeteksi perubahan suhu tiap titik pada alat penyangrai. Ada tujuh
titik yang dikontrol tiap menit, yaitu pada bagian tungku, bagian silinder
luar, bagian bahan, bagian silinder dalarn, bagian cerobong asap,
lingkungan, dan tempering. Hasil pemantauan suhu oleh thermocouple
dapat disimpan dalam komputer dan ditabulasikan ke dalam gambar seperti
berikut,
Suhu bahan pada menit ke-I sampai menit ke-5 mengalami
penurunan disebabkan suhu yang ada di dalarn silinder dipergunakan untuk
menguapkan air yang terkandung dalarn biji, namun setelah itu suhu bahan
meningkat lagi untuk proses pemasakan biji dan pembentukan aroma dan
rasa. Pada Gambar 10, Gambar 11, dan Gambar 12, dapat diamati
41
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 55/84
terjadinya fruktuasi pada tujuh titik suhu, namun fruktuasinya relatif stabil
tennasuk fruktuasi pada suhu bahan.
180
-suhu siHnder dim
160
140
]'" 120
:. y
8.100·
"<:::J
'" eo
20
Gambar 10. Hasil pengukuran suhu pada penyangraian suhu 110°C selama 60 menit
450
350
--suhulbnder
100'
-m ..........uhu baban
400
300
~"~'5Uhu si l indo- r
dIm
--suhuasap
--sulu
lingkungan
--suIu
t-emporiog
100
- '"i-.f---t-.-+--+--!--t-t-+--l-+-I-+-+-+--+-+--I-1-t-+-+--!-I-I~---+---+---l"-l_'--+-t---I.....-I~i~~H---t~I-+-+--+--+-+~N'~-I----1--+-+---t·-t--+--l-H
~ ~ ~ ~ ~ m ~ ~ m ~ m ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ m ~ ID ~ M ~ ~ m ~ ~ m~~~~~NN NNN~"M~~~~v v~~~~~~w ~ ~
Waktu (MenUI
o
Gambar 11. Hasil pengukuran suhu pada penyangraian suhu 130°C selama 60 menit
42
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 56/84
300 ' ." - -."""-" ,,,,_ _ _ - _ -..__._--.__.__._-_.__.__._ _-_ .._..- _ _ ,
250·
-suhu tungku
Jsuhu m,UnderU , ar
-o-suhu bahan
-suhu silinder dIm
I-suhuasap
I-suhu !mgkugan
/- suhu temperin~
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
Waktu (Menil)
Gambar 12_Hasil pengukuran suhu pada penyangraian suhu 140°C selama 60 menit
2. Perubahan kadar air dan densitas kamba
Berdasarkan variasi suhu dan Iamanya penyangraian, didapatkan
data tentang perubahan kadar air tiap 10 menit pada 3 sampel yang dapat
mewakili semua sampel pada RSM design, yaitu sampel dengan suhu
penyangraian 11o n e , 130°C, dan 140°C masing-masing selama 60 menit.
Data perubahan kadar air dapat dilihat pada Gambar 13, Gambar 14, serta
Gambar 15.
B·
7
B·
5·
3
2·
Wl!lktu (Manit)
Gambar 13. Perubahan kadar air pada penyangraian 110°C selama 60 menit
43
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 57/84
B,..••••• c.ccc c••••••••••••••••••• c•••• c.. c•••••••••••• c.cc c.c ••• c c·· •••••••••••••••••• "cc.c ••••••••••••••••••••••••• cc•••c, •••••••••• ,
B
5
2·
Gambar 14. Perubahan kadar air pada penyangraian 130°C selama 60 menit
7·
G·
W-l'Iktu (MoIInll)
Gambar 15. Perubahan kadar air pada penyangraian 140°C selama 60 menit
Perubahan kadar air pada awalnya terjadi karena penguapan air dari
dalam biji oleh energi panas yang tersedia pada ruang sangrai. Kadar air biji
kakao kering pada mulanya 7.2 % turun secara cepat pada 10 menit pertama
yaitu 4 % pada suhu sangrai 110°C, 3.95 % pad a suhu sangrai 130°C, dan
5 % pada suhu sangrai 140°C. Setelah itu, penurunan kadar air beriangsung
relatif lambat dan mencapai 2.55 % pada menit ke-60 dengan suhu sangrai
no'c, 1.95 % pada menit ke-40 dengan suhu sangrai 130°C, dan 1.35 %
pada menit ke- 30 dengan suhu sangrai 140°C.
I
I
44
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 58/84
-e-
i,52
. . : .i,51
~
i,5
Kadar air biji kakao sangrai rata-rata 1-2 % , sedangkan kadar air
pada menit ke-60 adalah 2.55 % pada suhu sangrai 110°C, L05 % pada
suhu sangrai 130oe, dan 0.55 % pada suhu sangrai 140°C. Hal in i
memmjukkan bahwa biji kakao sangrai pada suhu 110°C masih belum
terlalu matang, pada suhu 1300e sudah cukup matang dan pada suhu 140°C
terlalu matanglbiji kakao sudah mulai gosong. Berdasarkan data di atas,
diketahui penurunan kadar air sebesar 64-92 %.
Saat terjadi proses penguapan air, beberapa senyawa volatil yang
terkandung di dalam biji juga ikut teruapkan, Sebelum menguap, senyawa-
senyawa tersebut berubah menjadi uap dan berekspansi sebagai akibat
pemanasan yang berlebihan.
Setelah proses penguapan berakhir, posisi yang semula ditempati
senyawa-senyawa tersebut menjadi kosong dan meninggalkan pori-pori
dalam biji, hal in i juga yang mempennudah proses pelepasan kulit yang
menempel di permukaan nib.
Peristiwa penguapan air dan komponen volatil ini juga ditandai
dengan penurunan salah satu sifat fisik, yaitu densitas kamba pada biji
kakao yang cukup signifikan. Seperti yang terlihat pada Gambar 16,
Gambar 17, dan Gambar 18.
0,55- "~"•. _. •.~cc~,_ __ ·~L"~'~"._._ .... y _ _ __ ~"·~"~ •• ' · ·' ." "' _T '~ ·~ ·· "· ·· · "~ '" ~ · ~" ·· ·"_ · _· "· T. ~__ _ _ _' ~" ~" ·· ·· _······~TC.- ~. . ". "" "_ . .. .~ .. ~
0.53
J
0 .54 .
0.49 .
0.48
0.47 .
0.45 + - . - - -~ - - -~ - - ~ ~- - ~
o 10 500
_klu [Monlt)
Gambar 16. Perubahan densitas kamba pada penyangraian 11o'c selama 60 meni t
45
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 59/84
~ 0.5
~iOA8.:1 !l.0
5 0.46
'"
0,54
0.52
OA4
0,42
OA~--_---~---~--_---_---_------i
o 200 30
W~trtu (Monm
40 50
Gambar 17. Perubahan densitas kamba pada penyangraian 130°c selama 60 menit
0.6 -.••...•....•......•.. --..-.-----•........... - ..•....--.------.....•---..-.•..--.•.------......•. --....•..."---------.-.-.".--.--...•.•...-""---..•..--"•..•....•...."-------······--···_·······1
I
!I!I
I
Ii
Ii
i
0,5·
0,1 -
o 50'0 40
Gambar 18. Perubahan densitas kamba pada penyangraian 140°C selama 60 menit
Pada awalnya, biji kakao dengan kadar air biji kakao kering 7.2 %
mempunyai densitas kamba rata-rata 0.55 kglliter. Setelah biji kakao
disangrai selam 10 menit, densitas kamba berkurang menjadi 0.54 kg/liter
pada suhu sangrai 1l0oC, 0.53 kg/liter pada suhu sangrai l30oC, dan 0.50
kg/liter pada suhu sangrai 140°C. Setelah itu densitas kamba turun secara
tajam pada menit ke-20 pada suhu sangrai 130°C dan 140°C, yaitu 0.47
kg/liter dan 0.42 kg/liter. Sedangkan pada suhu sangrai IIODC, penurunan
46
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 60/84
densitas kamba tampak relatif stabiL Berdasarkan data di atas, diketahui
penurunan densitas kamba berdasarkan penurunan kadar air sebesar 10-25
% . Proses penguapan akan terhenti saat kandungan senyawa volatil di
dalam biji kakao sudah habis.
D. OPTIMASI PENYANGRAIAN BIJI KAKAO
1. Pengukuran perubaban warna
Selain penurunan kadar air dan densitas kamba, perubahan warna
pada proses penyangraian juga harns diperhatikan. Selama proses
penyangraian, terjadi reaksi Maillard antara gula pereduksi dengan asam
amino yang hasil akhimya adalah melanoidin. Adanya melanoidin
ditunjukkan dengan adanya wama cokelat pada sampel yang
dipanaskanldisangrai. Namun jika energi panas terns diberikan ke dalam
silinder sangrai, maka biji kakao akan mengalami proses berikutnya yaitu
pirolisis. Pirolisis merupakan reaksi dekomposisi senyawa hidrokarbon yang
ada dalam biji kakao membentuk senyawa karbon, peristiwa ini ditandai
dengan perubahan warna biji kakao yang semuIa coklat menjadi kelritam-
hitaman
Ada beberapa komponen penting yang membentuk kombinasi wama
pada bubuk kakao, diantaranya adalah °Hue yaitu derajat yang terbentuk dari
kombinasi wama dari sistem notasi wama Hunter yaitu kuningla dan warna
merahlb. Adapun perbedaan nilai °Hue untuk semua sampel bubuk kakao
dapat dilihat pada Tabe19.
Berdasarkan analisis RSM, diketahui bahwa kondisi optimum dari
°Hue pada 16 jenis sampel bubuk kakao tidak menunjukkan perbedaan yang
signifikan (P = 0.5150), sehingga disirnpulkan bahwa kualitas sernua bubuk
kakao berdasarkan °Hue adalah sarna. Tingkat kesukaan konsumen terhadap
wama bubuk kakao dapat dilihat pada pembahasan untuk uji organoleptik.
47
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 61/84
Tabe19. Perubahan wama (oHue)pada 16bubuk kakao dengan colorimeter
Varia be l b eb as V ar ia be l r es ponW arn a sa mp el
Suhu Lama "Hue
110°C 2 0 m enit 78.3 C o kla t a ga k te ra ng
1l0oC 3 3 m enit 57.3 Coklat_ agak teran_ g1l0oC 4 7 m en it -7 1 M e rah m arun J ! £ . . a k teran...£
110°C 60menit -72.7 M e rah m arun agak terang
110°C 6 0 m enit 22 .8 M e rah agak terang
120°C 60 menit 64 .3 Coklat ter3I_ lg_ekali
12SOC 2 0 m enit 71.5 Coklat teran_ g_sekali
125°C 2 0 m en it -39.3 M erah m arunllg_ ak terang
l300C 3 3 m en it 64.5 C ok la t te ra ng s ek ali
l300C 6 0 m en it72.8 Cokla t te r3I_ lg_eka li
140°C 2 0 m enit47.5 M e rah agak terang
140°C 2 0 m enit 21.8 M e rah ag ak teran _g_
140°C 4 0 m enit 78.6 Cokla t te raJ lg_seka li
140°C 4 0 m en it -87.4 M erah m arun~ak terang
140°C 6 0 m en it 7 1 . 6 C ok la t te ra ng se ka li
140°C 60 m enit 77.6 Cokl at t er an g
2. Bilangan peroksida
Sebagaimana dijelaskan sebeltunnya, proses pengepresan adalah
tahap pengolahan kakao yang mengeluarkan lemak dari pasta. Pada tahap
ini, semua sampel pasta dipres dengan alat yang sama tanpa ada variasi
perlakuan, sehingga kadar lemak yang dikandung oleh bubuk kakao rata-
rata 13.7 %.
Selama proses pengurangan lemak dati pasta, terjadi perubahan
fisiko kimia seperti pelepasan citarasa cokelat dati padatannya. Pada
penelitian ini, pengukuran perubahan kimia hasil proses penyangraian yang
juga berpengaruh terhadap citarasa bubuk kakao adalah pembentukan
senyawa peroksida.
Senyawa peroksida merupakan produk yang terbentuk pada awal
proses oksidasi Iemak saat radikal bebas bereaksi dengan oksigen. Bilangan
peroksida pada lemak menunjukkan tingkat oksidasi yang terjadi. Peroksida
bersifat tidak stabil dan akan terdekomposisi secepat pembentukannya.
48
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 62/84
Setelah periode induksi, kecepatan pengikatan oksigen dari udara
makin bertambah dan peroksida akan terbentuk didalam lemak.
Pembentukan peroksida berlangsung terus sampai tercapai kondisi
maksimum. Setelah tercapai kondisi maksimum, kandungan peroksida akan
menurun, sedangkan kandungan oksigen bertambah besar. Penurunan
kandungan peroksida terjadi karena adanya pembentukan senyawa aldehida,
alkohol, hidrokarbon, dan senyawa lain yang mudah menguap/volatil.
Peroksida akan terurai lagi menjadi senyawa-senyawa yang menyebabkan
bau tengik dan rasa getir pada produk pangan.
Menurut Widyotomo dan Sri (2000), Biji kakao yang disangrai pada
suhu 11O-BOaC selama 20-30 menit menghasilkan bilangan peroksida
yang masih pada kisaran standar yaitu 1-10.32 miliekuivalenil000g. Pada
penelitian ini, bilangan peroksida pada semua sarnpel pun masih memenuhi
standar, yaitu 5.30-9.20 miliekuivaienJ1000g (TabellO).
Tabel10. Bilangan peroksida 16 sampel bubuk:kakao
Variabel bebas Variabel respon
Suhu Lama Bilangan peroksida
no-c 20 menit 5 .7
110
0
e 33 menit 5.7no'c 47 menit 5.6
ne-e 60 menit 7.2
no'c 60 menit 7.0
l200eI 60 menit 7.9
1250e 20 menit 5.3
125°C 20 menit 6.l
130°C 33 menit 6.0
1300eI
60 menit 8.9
1400e 20 menit
6.41400e 20 menit 65
1400e 40 menit 6.7
1400e 40menit 6.4
140°C 60 menit 7.5
1400e 60 menit 9.2
Bubuk. kakao yang memiliki senyawa peroksida rendah umumnya
memiliki daya simpan yang cukup lama, selain itu komponen citarasa yang
49
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 63/84
dimilikinya masih dapat dipertahankan sehingga masih layak diterima oleh
konsumen. Hal ini merupakan dasar penentuan bilangan peroksida yang
paling optimal (nilai bilangan peroksida paling rendah). Dari hasil
penelitian diketahui bilangan peroksida optimal dengan perbedaan yang
signifikan diantara 15 jenis bubuk kakao yang lain (P =0.0007) ada pada
bubuk kakao dengan suhu penyangraian 110°C selama 30.09 menit , Adapun
perubahan bilangan peroksida selama proses penyangraian dengan waktu
tertentu dapat dilihat pad a Gambar 19.
bil.peroksida
Gambar 19. Pengaruh suhu dan lama penyangraian terhadap bilangan peroksida.
3. Uji organoleptik
Uji organoleptik yang digunakan adalah uji skalar hedonik untuk
menilai preferensi/tingkat kesukaan panelis terhadap atribut warna, aroma,
rasa, tekstur, dan penerimaan umum/keseluruhan pada sampel yang
disajikan, Pada uji skalar hedonik ini, panelis yang menguji adalah panelis
terlatih sebanyak 5 orang. Kisaran skor nilai yang diberikan mulai dari 1-5.
Tujuan uji skalar hedonik ini adaIah untuk melihat apakah suatu
sifat sensori tertentu atau suatu bahanJproduk pangan seperti bubuk kakao
secara keseluruhan dapat diterima oleh masyarakat, Karena itu, tanggapan
suka atau tidak suka juga harus diperoleh dari sekelompok orang yang dapat
mewakili pendapat umum atau mewakili suatu populasi masyarakat tertentu
50
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 64/84
seperti panelis terlatih yang benar-benar mengerti adanya perbedaan yang
ada pada beberapa sampel meskipun perbedaan yang timbul itu relatif keeil.
Hasil uji organoleptik: menunjukkan bahwa dari 16 sampel bubuk
kakao temyata memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yang
dapat dilihat pada TabeI 11.
Tabel11. Hasil uji skalar hedonik pada uji organoleptik:
Variabel bebas Variabel re~>Q_on
Suhu Lama warna Aroma Rasa Tekstur Umum
no'c 20 menit3 3.2 2.8 I 3.6 3
110°C 33 menit3 3.2 3 3.6 3.2
nc'c 47 menit 3 2.6 3 I 3.2 3
no'c 60 menit 3 3.4 3 3.2 3.2
no'c 60menit 3.2 3 2.8 3.4 3.2
120°C 60 rnenit 2.6 2.8 2.4 3.6 2.8
125°C 20 menit 3.4 3.8 3 i 3.2 3.4
125°C 20 menit2.6 2.8 3.2 3.6 3.4
130°C 33 menit I 3 3.2 2.6 I 3.8 2.6
130°C 60 menit 3.2 2.6 2.4 3.2 2.8
140°C 20 menit 4 4 4.6 3 4
140°C 20 menit 4 5 3.6 3.6 4
140°C 40 menit 3.2 3.4 3 3 2.81400e 40 menit 3.2 3.2 3.4 3.2 3.4
140°C 60 menitI 3 3.6 3.4 3.6 3.4
140°C 60 menit 3.3 3.2 2.8 3.6 3
Wama yang paling disukai (optimal) dan menunjukkan perbedaan
yang signifikan diantara 15jenis bubuk kakao yang lain (P=0.0167) adalah
wama yang dihasilkan dengan kondisi proses penyangraian suhu 140°C
selama 20 menit. Wama yang dihasilkan pada kondisi tersebut adalah
merah agak terang (Gambar 20).
51
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 65/84
warna
2,9
3,3
3,2
3,1
3,0
Gambar 20. Pengaruh suhu dan lama penyangraian terhadap karakteristik
organoleptik warna
Proses penyangraian menyebabkan berlangsungnya reaksi Maillard
yang menghasilkan warna dan flavor khas kakao. Salah satu komponen
flavor yang paling dominan adalah pirazin, Perubahan dan jumlah pirazin
hasil proses penyangraian dapat diketahui dengan jelas pada analisis
kromatografi gas, namun tingkat kesukaan terhadap flavor ditunjukkan
dengan uji organoleptik.
Pada atribut aroma dan rasa, terlihat sampel hasil penyangraian pada
suhu 140°C selama 20-26 menit memiliki nilai tertinggi dan menunjukkan,
perbedaan yang signifikan diantara 15 jenis bubuk kakao yang lain (P =
0.0142 pada atribut aroma dan P = 0.0125 pada atribut rasa). Hal ini
menunjukkan bahwa pembentukan flavor bubuk kakao pada suhu dan
waktu ini sudah optimal. Hasil pengukuran aroma dan rasa bubuk kakao ini
dapat dilihat pada Gambar 21 dan Gambar 22.
a r o m a
Gambar 21. Pengaruh suhu dan lama penyangraian terhadap karakteristik
organoleptik aroma
52
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 66/84
2.6
3.0
2.8
Gambar 22. Pengaruh suhu dan lama penyangraian terhadap karakteristik
organoleptik rasa
Meskipun proses penyangraian tidak berpengaruh nyata terhadap
atribut tekstur, namun atribut in i turut menentukan kualitas fisik dari bubuk
kakao. Pada hasil uji organoleptik, terlihat sampel umumnya memiliki
tekstur yang sama karena sama-sama menggunakan ayakan dengan ukuran
saringannya 200 mesh.
Berdasarkan analisis RSM, diketahui bahwa tingkat kesukaan
terhadap tekstur tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (P=0.7338)
diantara 16 jenis bubuk kakao yang lain, sehingga disimpulkan bahwa
kualitas bubuk kakao berdasarkan tingkat kesukaan terhadap tekstur adalah
sarna.
Atribut penerimaan umum ini adalah atribut yang menilai secara
keseluruhan hasil dari atribut mutu sebelumnya. Pada Gambar 23, terlihat
bahwa sampel yang paling banyak disukai dan menunjukkan perbedaan
yang signifikan diantara 15jenis bubuk kakao yang lain (P=0.0064) adalah
sampeJ hasil penyangraian pada suhu 140°C selama 20 menit. Hal ini
disebabkan sampel tersebut telah memiliki flavor (aroma dan rasa) serta
warna yang optimal dan disukai konsumen.
53
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 67/84
Umum
2.9
3.3
3.2
3.1
3.0
Gambar 33. Pengaruh suhu dan lama penyangraian terhadap karakteristik
organoleptik umum
9. Uji mikrobiologi
Setelah diperoleh produk bubuk kakao yang paling optimum,
selanjutnya dilakukan analisis tambahan yaitu uji mikrobiologi yang
bertujuan untuk mengetahui tingkat sanitasi bubuk kakao tersebut yang
dihasilkan dari teknologi yang sedang diaplikasikan.
Adapun uji mikrobiologi yang dilakukan diantaranya adalah uji
Total Plate Count (TPC) untuk mengetahuijumlah mikroba yang ada pada
produk, serta uji Most Probable Number (MPN) untuk mengetahui jumlah
bakteri kolifonn khususnya Escherichia colt yang ada pada produk tersebut.
Tabel 12 . menunjukkan jumlah koloni/gram sampel uji TPC dan jumlah
Escherichia coli/gram sampel uji MPN pada sampel biji kakao k erin g, b iji
kakao sangrai (suhu penyangraian 140DC , selama 20 menit), serta bubuk
kakao terbaik (suhu penyangraian 140DC , selama 20 menit),
Pada uji TPC, diketahui bahwa sampel yang paling tinggi jumlah
mikrobanya ada pada sampel biji kakao yang belum disangrai, yaitu 7.5 x
107 ko lo ni/g ram , n amun setelah proses penyangraian, jumlahnya turun
drastis yaitu 4.6 x 103koloni/gram. Setelah rnenjadi bubuk kakao, jurnlah
mikroba totalnya menjadi 2.9 x 102koloni/gram. Berdasarkan SNLOI-3747-
1995 untuk produk olahan kering seperti bubuk kakao diketahui bahwa
54
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 68/84
mikroba pada uji TPC maksimall.O x 106koloni/gram. Jadi kualitas bubuk
kakao yang dihasilkan telah memenuhi syarat untuk dipasarkan.
Berdasarkan hasil uji MPN, temyata pada biji kakao sebelum dan
setelah penyangraian serta pada bubuk kakao tidak ditemukan Escherichia
coli (0 <= 3 Escherichia coli/gram). Hal ini menunjukkan tingkat sanitasi
pengolahan bubuk kakao cukup baik dan sesuai dengan SNI.01-3747 -1995
untuk produk bubuk kakao.
Tabel l z. Jumlah mikroba hasil uji TPC dan MPN
No Total Plate Count Kolonilgram M PNSampel Pengenceran
Simplo Duplo (rata-rata) E.coli/gram
1 Biji kakao kering 10-3 TBUD TBUD
104 TBUD TBUD
7.5 x 107
0=<310') TBUD TBUD
10'6 68 81
2 10-" 42 50 IBiji kakao sangrai 1O .j 6 4 4.6 X 103 0=<3
(suhu 140°C, 20 menit)10-4 - -
3 Bubuk kakao terbaik 10 -1 30 28
(suhu 140°C, 20 menit)}O"1
3 2 2.9x 10
2
0=<310 -3 - -
55
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 69/84
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Hasil penelitian ini memmjukkan bahwa biji kakao jenis lindak ukuran
B dengan kadar air awal 7.2 %, kadar kulit 18.9 % dan kadar lemak 46.8 %
mengalami penurunan kadar air sebesar 64-92 % dan densitas kamba sebesar
10-25 % selama proses penyangraian.
Pad a optimasi kondisi, diketahui kualitas semua bubuk kakao
berdasarkan nilai °Hue adalah sarna (P = 0.5150). Bilangan peroksida pada 16
jenis bubuk kakao masih memenuhi standar, yaitu antara 5.30-9.20
miliekuivalen/I OOOg.Nilai optimalnya dengan P = 0.0007 adalah bubuk kakao
dengan suhu 110°C selama 30.09 menit.
Pada uji organoleptik, atribut warna (P = 0.0167) dan flavor (P =
0.0142 pada atribut aroma dan P = 0.0125 pada atribut rasa) yang paling
disukai ada pada bubuk kakao dengan suhu penyangraian 140°C selama 20
menit. Pada atribut tekstur, terlihat sampel yang paling optimal adalah sampel
hasil penyangraian pada suhu 110°C selama 20 menit, nam un tid ak memiliki
perbedaan yang signifikan dengan sampel yang lain (P =0.7338)
Berdasarkan atnbut keseluruhanJtingkat penerimaan umum tertinggi
adalah sampel hasil penyangraian pada suhu 140°C selama 20 menit dengan P
= 0.0064. Produk bubuk kakao ini memiliki tingkat sanitasi yang baik karena
kandungan mikroba total hanya 2.9 x 102
kolonilgram d en ga n k an du ng an
Escherichia coli no1.
B. SARAN
Perin dilakukan penelitian lebih lanjut tentang kualitas citarasa yang
dihasilkan dari reaksi Maillard, kemudian divariasikan bahan baku yang
digunakan baik ukuran, tingkat fermentasi biji kakao, maupun pengolahan
b ub uk k ak ao alkalis. Selanjutnya dilakukan uji penyimpanan dan umur simpan
produk.
56
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 70/84
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, C . 2002. Keamanan Mikrobiologis Makanan Jajanan dari Tiga Kantin
Sekolah di Bogor. Skripsi. Departemen Teknologi Pangan dan Gizi, FakultasTeknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogar. Bogar.
Apriyantono, A, Dedi, F., Ni Luh Puspitasari., Sedarnawati, Slamet, B. 1989.
Analisis Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi,
Institut Pertanian Bogor.
Askindo. 1990. Standar Biji Kakao. Direktorat Standarisasi dan Pengendalian
Mutu. Pusat Pengujian Mutu Barang. Departemen Perdagangan. Pusat
Karantina Pertanian Departemen Pertanian. Rev: Februari.
Atmana, S. A. 2000. Proses Enzimatis Pada Fennentasi untuk Perbaikan Mutu
Kakao. Direktorat Teknologi Proses Industri. BPP· Teknologi. Jakarta.
Beckett, S. T. 2000. The Science of Chocolate. The Royal Society of Chemistry.
Thomas Graham House. Science Park. Milton Road. Cambridge CB4 )WF.
United Kingdom.
Biehl, 8., Bnmner, Passero, Quesnel, Adomako. 1985. Acidification Proteolysis
and Flavour Potential in Fermenting Cocoa Beans. Journal Science. Food
Agricultural.
De Zaan, B. V. 1993. The Cocoa Manual. France.
Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat. 1990. Aspek Gizi Makanan
Jajanan. Disampaikan pada seminar sehari tentang Peranan Organisasi
KemasyarakataniPotensi dalam Pembinaan dan Pemasyarakatan Makanan
Jajanan yang Sehat dan Aman . Jakarta.
Ed dan F Man (2004). Cocoa Report Market No. 371. Ed and F Man Ltd.
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. PT. GramediaPustaka Utama. Jakarta.
Fardiaz, S. 2000. Riset Mikrobiologi Pangan untuk Meningkatkan Keamanan
Pangan di Industri. Yayasan Srikandi untuk Keamanan Pangan. Bogar.
Geovanni, M. 1983. Respone Suface Methodology and Product Optimization. 1.
Food Tech. 11 : 4145. Di dalam Ratnasari, D. R. 2004. Optimasi Proses
Pengolahan Cassava (Manihot esculenta Crantz) French Fries Berdasarkan
Kajian Preferensi Konsumen. Skripsi. Departemen Teknologi Pangan dan
Gizi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
57
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 71/84
Khomsan, A. 2004. Cokelat Baik untuk Jantung dan Suasana Hati. Peranan Pangan
Dan Gizi Untuk Kualitas Hidup, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Jakarta.
Lee, S. Y., Seung, S. Y., M an-Jong, L., Ik-Boo, K., dan Yu-Ryang, P. 2001.
Optimization of Nibs Roasting in Cocoa Bean Processing with Lotte-Better
Taste and Color Process. Jurnal of Food Science and Technology. Vol. 10,No.3, pp. 286-293. Korea.
M inif ie, B. W. 1980. Chocolate, Cocoa and Confectionery ; Science and
Technology (2nd edn.). AVI Publ. Co. : WestPort, Conn.
Montgomery, D. C. 1991. Design and Analysis of Experiments. Di dalam
Ratnasari, D. R. 2004. Optirnasi Proses Pengolahan Cassava (Manihot
esculenta Crantz) French Fries Berdasarkan Kajian Preferensi Konsumen.
Skripsi. Departemen Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas Teknologi
Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Mulato, S. dan Sukrisno, W. 2003a. Alat dan Mesin Pengolahan Kopi dan kakao
Produk Primer dan Sekunder. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.
Jember.
Mulato, S. dan Sukrisno, W. 2003b. Proses Pengolahan Baku Biji Kakao. Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Jember.
Russel, C. L. 1972. Chocolate Production and Use. Books for Industry, Inc. New
York. Di dalam Lembaga Koko Malaysia. 1997. Kisah Koko. Borneo Line
Printing SDN. BHD. Malaysia.
Siregar, T. H. S., Slamet, R., Laeli, N. 2003. Pembudidayaan, Pengolahan dan
Pemasaran Cokelat. Cetakan ke-13. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.
Standar Nasional Indonesia. 1996. Bubuk Kakao. SNI. 01-3747-1995. Departemen
Perindustrian dan Perdagangan. Asosiasi Kakao Indonesia.
Stan dar Nasional Indonesia. 2001. Biji Kakao. SNI. 01-2323-2001. Departemen
Perindustrian dan Perdagangan. Asosiasi Kakao Indonesia
Sudarmadji, A. D. 1993. Resiko Bahaya dalam Keamanan Pangan dan Faktor
Penyebabnya. Risalah Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi V, LIPI.
Jakarta.
Susanto, F. X. 1994. Tanaman Kakao Budidaya dan Pengolahan Hasil. Kanisius.
Yogyakarta.
Wahyudi, T. 2001. Aplikasi Karbon Dioksida Konsentrasi Tinggi Dalam
Penyimpanan dan Ftunigasi Biji Kakao. Warta Pusat Penelitian Kopi dan
Kakao Indonesia. 17(1) : 90-97. Jember.
58
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 72/84
Widyotomo, S. dan Sri, M. 2000. Alsin Produksi Lemak dan Bubuk Kakao. Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao. Proyek kawasan Sentra Produksi. Dinas
Perkebunan Daerah Tingkat I Palu. Sulawesi Tengah.
Winarno, F. G. 1993. Proyek Makanan Jajanan IPS. Lembaga Pengabdian
Masyarakat . IPB, Bogor.
Yusianto., Budi, S., Teguh, W. 1995. Analisis Mutu Kakao Lindak (Theobroma
cacao L.) Pada Beberapa Perlakuan Fennentasi. Jumal Penelitian
Kopi dan Kakao. 11(1) : 45-55. Jember.
59
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 73/84
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 74/84
L am p ir an 1 . S tr uk tu r o rg an is as i P PKK I
STRUKTUR ORGANISASI
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
DIREKTUR
Dr .I r. Z aenud i n, su .
1 -I
K eQa la B id an g U s ah a K e g a la B id an g R is et K eQ ala B iro U m um SD MDr .I r. S o et an to Abdue ll ah , su . D r.Ir. J oh n B ak o B ao n., M . Sc Ir. Su ry o W ard ani, M P
1 1 1 r
Ka. K a . U r us an K a. U rusan K a. U rusan K e tu a K e lompok Ka . U r us an K a. K a.Urusan P ro du ks i d an Pemasaran PHP . P enel it i P emu li aan Organisasi Urusan Urusan
SP T Kebu n P er co b aa n Rencana Tata Rumah Akutansi
(KP) K e rja d an Ke tu a K e lompokLaksana Tangga dan
PelaporanP enel it i Ag ro nom i
dan SD M Keuangan
I
Ke tu a K e lompok
P enel it i Ag ro kl ima t
Pusat K e tu a K e lompok1 I I 1
KP KP KPBahan Informasi Peneli ti Per lindungan T ata U s ah a P er be ng ke la n d ananam
Andu Sumber Kali danK e tu a K e lompok Sekretariat P e r l. Kenda ra an. Distribusi PelatihanO' ~('!ln wrnrno
P en eliti P as ca p an e n
60
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 75/84
Lampiran 2. Denah lokasi kantor PPKKI
DENAH LOKASI KANTOR PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
¢::::I Ke Surabaya
Pasar Mangli
Kantor Pusat
Di Kaliwining
u
< >
Kantor PerwakilanJI. P.B. Sudirman 90
~ & O = ! < - - - -Jember
61
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 76/84
Lampiran 3. Rendemen biji kakao yang disangrai
Sampel B erat a wa l B er at a kh irRendemen (%)
( bi ji k ak ao ) (kg) (kg)
140°C,20 menit 5.2 4.9 94
1300e, 3 3 m en it 5.2 4.9 94
no-c 47 menit 5 4.2 84125ue, 20 menit 5 3.7 74
140ue.40 menit 5 4.7 94
110ue, 33 menit 5 4.5 90
140(le, 60 menit 5 4.6 92
120ue, 60 menit 5.2 4.9 94
140°C, 40 menit 5 2.6 52
140°C, 60 menit 5 4.6 92
11 o U e , 60 menit 5 3.3 66
110°C, 6 0 m en it 5 3.3 66
11 o-c, 20 menit 5 4.7 94
125°C, 20 menit 5 3.8 76
140
u
e. 20 menit 5.2 5 96130°C,60 menit 5 4.6 92
Rata-rata 84
Lampiran 4. Rendemen biji kakao sangrai yang dipisahkan kulitnya
Sampel B erat a wa l BeratRendernen (%)
( bi ]i kakao) (kg) a kh ir /n ib ( kg )
140ue, 20 rnenit 4.9 3.1 63
130uC,33 menit 4.9 3.3 67
no-c. 47 menit 4.2 2.6 62125"e, 20 menit 3.7 3.0 81
140ue, 40 menit 4.7 2.6 55
110ue, 33 rnenit 4.5 3.0 67
140ue, 60 menit 4.6 3.1 67
120ue, 60 menit 4.9 3.3 67
140°C, 40 rnenit 2.6 1 .5 58
140(tC,60 menit 4.6 2.9 63
110°C, 60 menit 3.3 1.5 45
110uC, 60 menit 3.3 2.5 76
no-c. 20 menit 4.7 3.2 68
125ue, 20 menit 3.8 2.7 71
140ue, 20 menit 5 2.8 56
130°C, 60 rnenit 4.6 2.8 61
Rata-rata 64
62
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 77/84
Lampiran 5. Rendemen nib kakao yang dipasta kasar
Sampel Berat awalBerat
akhir/pasta R endem en (%)(nib kakao) (kg)
kasar (kg)
140ue, 20 meni t 3.1 3.0 97
Bolle 33 meni t 3.3 3.1 94] lOoe, 47 meni t 2.6 2.5 96
125°C, 20 meni t 3.0 2.9 97
l40Ile, 40 meni t 2.6 2.5 96
IIoue, 33 meni t 3.0 2.8 93
140ue, 60 meni t 3.1 3.0 97
120ue 60 meni t 3.3 3.3 100
140°C, 40 meni t 1.5 1.4 93
140°C 60 menit 2.9 2.8 97
II o'c, 60 meni t 1.5 1.3 87
uo'c. 60 meni t 2.5 2.3 92
110uC, 20 meni t 3.2 2.6 81
125°C 20 meni t 2.7 2.2 81140°C, 20 meni t 2.8 2.3 82
Boile 60 meni t 2.8 2.3 82
Rata-rata 92
Lampiran 6. Rendemen pasta kasar yang direfining menjadi pasta halus
SampeJ B erat aw alB er at a kh ir
/p as ta h alu s Rendemen (%)(pasta kasar ) (kg)
(kg)
140°C, 20 meni t 1.5 1.1 73no-c 33 meni t 1.5 0.9 60
11 olle, 47 meni t 1.1 1.0 91
12511C. 20 meni t 1.7 1.3 76
1401le,40 meni t 1 .2 0.9 75
IIOuC 33 meni t 1 . 4 1.0 71
140°C, 60 meni t 1.5 1.2 80
I20uC, 60 meni t 1.5 1.3 87
I40°e, 40 menit 1.5 1.2 80
140°C, 60 menir 1.4 1.3 93
110°C, 60 meni t 1.0 1.0 100
110ue 6 0 m e nit 1.0 0.9 90
11DoC,20 meni t 1.0 0.7 70125ue 20 meni t 1.0 1.0 100
140°C, 20 meni t 1.5 0.9 60
130uC, 60 meni t 1.5 1.0 67
Rata-rata 80
63
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 78/84
Lampiran 7. Rendemen bungkil kakao dari proses pengepresan
SampeI B erat aw aI B erat bun gk iI Rendemen(P asta halus ) (gram) k ak ao ( gr am ) ( ' Y o )
140ue 20 meni t 600 461.1 77130()e, 33 meni t 600 439.5 73
IIOue, 47 meni t 500 362.6 73125
11e, 20 meni t 770 568.8 74
140uc_ 40 menit 850 582 68110ue, 33 meni t 520 358.2 69140lle 60 m e n it 680 491 72120ue, 60 meni t 520 380 73140ue 40 meni t 360 287 80140ue, 60 meni t 520 399 7711o-c, 60 meni t 625 472 76nose, 60 rnenit 570 473 8 3] 1Que 20 meni t 683 515 75
1251 1e, 20 menit 630 472 75
140lle 20 m e n it 384 305 79
iso-c, 60 meni t 1000 624.6 62
Rata-rata 74
Lampiran 8. Rendemen lemak kakao dari proses pengepresan
Sam pel Berat aw al Berat lem ak Rendemen
(P as ta h al us )_ (gram) k ak ao ( gr am ) (%)
1401le,20 meni t 600 130 22
iso-c, 33 m enit 600 160 27
no-c, 47 meni t 500 100 20125ue, 20 meni t 770 190 25
140uC,40 meni t 850 242 28
11Que,33 meni t 520 135 26
1401le,60 meni t 680 150 22
1201Je, 60 meni t 520 125 24
140ue, 40 meni t 360 80 22
140ue, 60 meni t 520 130 25
II o-c, 60 meni t 360 50 14
no-c, 60 meni t 520 120 23
11 e c ; 20 rnenit 625 155 25
125ue, 20 meni t 670 152 23
140ue, 20 meni t 683 158 23
130ue, 60 rnenit 630 140 22Rata-rata 23
64
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 79/84
Lampiran 9. Ukuran partikel produk
a. Pasta halus kakao, ukuran partikelnya 2.43 -7.29 mikron
b. Pasta kasar kakao, ukuran partikelnya 7.29 - 12.15 mikron
c. Bubuk kakao, ukuran partikelnya 7.29 - 31.59 mikron
65
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 80/84
d. Bubuk kakao , ukuran partikelnya 19.44 - 36.45 m ikron
L am piran 10. Perubahan w am a (L*a*b*) pada bubuk kakao dengan C olorim eter
SampeJL a b "Hue Wama I
(bubuk kakao )
140uC 20 menit 9056 2.22I
2.43 47.5 Merah agak terang
130uC, 33 menit 75.94 3.47 7.27 64.5 Coklat terang sekali
nouc, 47 menit 91.19 0.58 -1.68 -71.0 Merah marun agak terang
125(JC,20 menit 82.73 1.88 -]55 -39.3 Merah marun agak terang
140°C. 40 menit 92.19 -0.17 3.70 -87.4 Merah marun azak terang
110°C, 33 menit 80.62 2.19 3.42 57.3 Coklat agak terang_
140uC, 60 menit 83.34 2.68 I 8.08 71.6 Coklat terana sekali
120uC, 60 menit 71.65 3.68 7.65 64.3 Coklat terang sekali140uC 40 menit 77.01 1.18 5.84 78.6 Coklai terang sekali
140uC, 60 menit 81.28 1.14 5.18 77.6 Coklat terang
110vC 60 menit 90.69 0.34 -1.09 -72.7 Merah marun agak terang
110uC, 60 menit 90,04 2.02 0.85 22.8 Merah agak terang
11o-c. 20 menit 88.74 0.45 2.17 78.3 Coklat agak terana
125°C, 20 menit 75.30 3.20 9.56 71.5 Coklat terang sekali
140°C. 20 menit 95.07 0.20 0,08 21.8 Merah agak lerang
130uC,60 menit 83.42 2.28 7.38 72.8 Coklat terang sekali
K eterangan :
L
adanb
M e nu nju kk an tin gk at pencahayaanllightness
Nilai un tuk menghi tung n ila i "Hue
: Derajat H ue yang m enunjukkan jenis w am a
P erhitungan "H ue :
°Hue = tan -1 (b/a)
66
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 81/84
L amp ira n 1 1. B ila ngan pero ksid a 1 6 sampel bubuk k ak ao
Sampel Berat Berat mlNThio
Bilangan peroksida
(Bubuk kakao ) sampel blanko Thio (miliekivalenll000g)
140°C, 20 menit 5.3315 0.02 2.42 0.013902 6.25815.021 2.44 6.7004
BOlle, 33 menit 5.9124 2.62 6.1135
5.3424 2.32 5.9851
no-c, 47 menit 5.3124 2.24 5.8095
5.1205 2.02 5.4299
1250e, 20 menit 5.3649 2.02 5.1826
5.7152 2.25 5.4244
140\'e, 40 menit 5.6659 2.72 6.6248
5.3541 2.62 6.7509
ne-e, 33 rnenit 5.8649 2.42 5.6889
5.6749 2.42 5.7876
140!le, 60 rnenit 5.0649 3.42 9.3322
5.3131 3.44 8.9486
120ue, 60 menit 5.3416 3.02 7.8078
5.2332 3.02 7.9698
140°C, 40 menit 5.6243 2.62 6.4266
5.3265 2.52 6.5249 I
140uC, 60 menit 5.3524 2.86 7.3765
5.1015 2.82 7.6302
110uC, 60 menit 5.1122 2.68 7.2336
5.3105 2.80 7.2776
11Ooe, 60 menit 5.2097 2.64 6.9914
5.1245 2.66 7.1619
110°C, 20 rnenit 5.3221 2.22 5.7467
5.0215 2.12 5.8138
12SoC, 20 menit 5.1245 2.32 6.2396
5.2352 2.30 6.0545
140(le, 20 menit 5.2468 2.52 6.6240
5.3416 2.42 6.2462
130uC, 60 menit 5.1214 3.22 8.6864
5.0021 3.32 9.1715
67
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 82/84
Larnpiran 12. Hasil uji organoleptik pada atribut wama
PanelisKodesampel
981 194 763 462 128 748 242 631 669 967 992 427 386 235 153 116
14 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3
24 3 3 3 1 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1
34 3 3 2 1 2 2 4 4 2 4 4 2 3 2 4
44 3 3 3 4 4 3 2 2 3 5 2 3 2 4 3
54 3 3 3 4 4 3 2 2 4 4 3 3 4 4 4
rata-
1 3 2I
rata4 3 3 2.6 ! 3.2 3 2.6 3 3.2 4 3.2 3 3.2 3.4 3
Lampiran 13. Hasil uji organoleptik pada atribut aroma
PanclisKodesampel
981 194 763 462 128 748 242 631 669 967 992 427 386 235 153 116
14 4 3 3 3 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4
24 3 3 5 1 1 3 3 5 2 5 3 3 3 5 3
34 3 2 2 2 3 3 2 2 2 5 3 4 1 2 3
45 4 3 4 4 4 3 2 3 3 5 2 4 4 4 3
53 3 2 2 4 4 3 3 3 3 5 3 3 4 4 3
--~"~- ~ --- --- - --~ -- --rata-
rata4 3 . 4 2.6 3.2 2.8 3.2 3.2 2.8 3 . 4 2.6 5 3 3.6 3.2 3.8 3 . 2
Lampiran 14. Hasil uji organoleptik pada atribut rasa
KodesampelPanelis
981 194 763 462 128 748 242 631 669 967 992 427 386 235 153 116
15 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
25 3 2 2 0 1 2 3 3 0 3 2 3 4 5 0
34 1 4 3 2 2 2 4 3 2 4 3 3 3 1 4
44 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3
54 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3
rata-
rata4.6 3 3 3 24 2.8 2 . 6 3 . 2 3 2 . 4 3 , 6 2 . 8 3 . 4 3 . 4 3 2.8
68
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 83/84
Lampiran 15. Hasil uji organoleptik pada atribut tekstur
PanelisKodesampel
981 194 763 462 128 748 242 631 669 967 992 427 3 86 235 153 116
13 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4
23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
32 I 2 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 2 4
44 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
53 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
rata-
3 Iata
3 3.2 3.6 3.6 3.6 3.8 3.6 3.2 3.2 3.6 3.4 3.6 3.2 3.2 3.6
Lampiran 16. Hasil uji organoleptik pada atribut keseluruhan
PanelisKodesampel
981 194 763 462 128 I 748 242 631 669 967 992 427 386 235 153 116
I
15 4 3 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4
I
3 4 4
24 3 2 2 1 1 2 3 3 1 4 2 3 4 5 1
34 1 4 3 2 2 2 4 3 2 4 3 3 3 1 4
44 3 3 4 4 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3
53 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
rata-
rata4 2.8 3 3.2 2.8 3 2.6 3.4 3.2 2.8 4 3.2 3.4 3.4 3.4 3
Keteranganr Kode Sampel :
981 = 140°C, 20 meni t 992 = 140°C, 20 meni t
= tidak suka 194 =140{)c, 40 menit 427 = no'c, 60 menit
= agak tidak suka763 =1 10°C, 47 meni t 386 =140oC, 60 meni t
2462 =1 10°C, 33 rnenit 235 =140oC, 40 menit
3 = netral128 =120
oC, 60 meni t 153 = 12SoC, 20 meni t
4 = agaksuka 748 = 140°C, 60 meni t 116 =110°C, 20 meni t
= s an ga t s uk a242 =1 30°C, 33 meni t
S
631 =12SoC, 20 meni t
669 = 110°C, 60 menit
%7 =130oc, 60 meni t
69
5/13/2018 skripsi coklat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-coklat 84/84
L am piran 17. H asil u ji signifikansi A NO V A berdasarkan R SM
No Variabel Respon Mean P Variabel Bebas
1 3131.85 0.5150 suhu
°Hue600032 0.2530 lama
9640.6 0.1420 suhu=lama
3793.87 ERROR
2 0.0522608 0.8412 suhu
Bilangan Peroksida1.04991 0.0007 lama
0.174757 0.4608 suhu*Iarna
0.297108 ERROR
3 0.531364 0.0167 suhu
Organoleptik : 0209156 0.0875 lama
warna 0.307478 0.0572 suhu*lama
0.0666341 ERROR
4 0.941965 0.0142 suhu
Organoleptik : 0.458667 0.0939 lama
aroma 0.439674 0.1194 suhu*lama
0.151641 ERROR
5 0.838026 0.0125 suhu
Organoleptik : 0.19374] 0.2079 lama
rasa 0.333064 0.1052 suhu*lama
0.104996 ERROR
6 0.0924809 0.3331 suhu
Organoleptik : 0.0758865 0.7338 lama
tekstur 0.140914 0.2010 suhu*lama
0.0752136 ERROR
7 0.459462 0.0064 suhu
Organoleptik : 0.364017 0.0163 lama
umum 0.280654 0.0507 suhu*larna
0.0569783 ERROR
70