BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak merupakan pendidikan yang sangat penting bagi perkembangan psikofisik anak. Taman Kanak- Kanak merupakan sebagai wadah untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki anak, pendidikan pada usia Taman Kanak-kanak bersifat fundamental artinya hasil pendidikan usia Taman Kanak-kanak akan mendasari berbagai aspek perkembangan berikutnya (Santoso, 2003). 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah
suatu pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan anak merupakan pendidikan yang sangat penting bagi
perkembangan psikofisik anak. Taman Kanak-Kanak merupakan sebagai wadah
untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki anak, pendidikan pada usia
Taman Kanak-kanak bersifat fundamental artinya hasil pendidikan usia Taman
Kanak-kanak akan mendasari berbagai aspek perkembangan berikutnya (Santoso,
2003).
Perkembangan berbicara merupakan suatu proses yang menggunakan
bahasa ekspresif. Perkembangan berbicara pada anak tidak terlepas dari kenyataan
adanya perbedaan kecepatan dalam berbicara, maupun kualitas anak dalam
menghasilkan bahasa, anak yang satu lebih cepat, lebih luwes, lebih rumit dalam
mengungkapkan bahasanya, ataupun lebih lambat dari yang lain.
Perkembangan berbicara pada anak berawal dari anak menggumam
maupun membeo. Dyson (dalam Bromley, 1992) berpendapat bahwa
11
perkembangan berbicara memberikan kontribusi yang besar terhadap
perkembangan bahasa pada anak.
Dalam perkembangan berbicara anak terjadi peningkatan dalam hal
kualitas dan kwantitas (keluwesan dan kerumitan) produk bahasanya. Secara
bertahap kemampuan anak akan meningkat, bermula dri mengekspresikannya
dengan komunikasi yang bermula dengan menggunakan gerakan dan isyarat
untuk menunjukkan keinginannya secara bertahap berkembang menjadi
komunikasi melalui ujaran yang tepat dan jelas.
Dalam meningkatkan perkembangan berbicara anak di Kelompok B yang
usianya 5-6 tahun ini, peran guru pembimbing sangat mempengaruhi kecepatan
dan ketepatan berbicara anak. Pada usia ini anak sudah dapat berbicara lancar
dengan menggunakan berbagai kosa kata baru. Menurut Itaris dkk ( dalam
Bromley, 1992), menjelang usia 5-6 tahun, anak dapat memehami sekitar 8000
kata dalam satu tahun berikutnya kemampuan anak dapat mencapai 9000 kata.
Kesulitan dalam perkembangan bahasa adalah masalah yang sering ditemui pada
anak usia dini. Kesulitan ini dapat diidentifikasi melalui sikap anak yang kurang
suka berbicara seperti anak normal lainnya.
Kenyataan yang dialami di kelompok B TK Tunas agung sampai bulan
kedua semester II sebagian anak masih belum mampu berbicara/berkomunikasi
lisan dengan baik sesuai yang diharapkan dalam tingkat capaian perkembangan
anak, khususnya dalam bercerita gambar seri (kelancaran dan ketepatan dalam
pengucapan kata-kata). Hal ini dibuktikan dengan hasil perkembangan bahasa di
kelompok B yang berjumlah 20 anak, 6 orang anak sudah berkembang sesuai
harapan (BSH) pada indikator dalam Rencana Kegiatan Harian 30%, 9 orang anak
2
sudah mulai berkembang (MB) sesuai dengan indikator yang diharapkan dalam
Rencana Kegiatan Harian 45%, 5 orang anak yang belum berkembang (BB)/
masih dibantu oleh guru perkembangan yang sesuai dengan indikator seperti
diharapkan dalam Rencana Kegiatan Harian 25%, disebabkan anak pasif dan
kurang mandiri, hanya terfokus pada cerita guru dan anak hanya diam
mendengarkan apa yang diucapkan guru sehingga gurulah yang lebih banyak
berbicara. Kurangnya kemampuan dan keberanian anak dalam mengungkapkan
pendapat dan bercerita. Sebagian anak saat guru menjelaskan masih ada anak
yang bercakap-cakap dengan temannya dan pembelajaran guru yang
menggunakan strategi yang tidak tepat dengan menggunakan alat evaluasi dengan
teknik penugasan, tidak memanfaatkan sumber belajar yang ada di lingkungan
anak, tidak dapat mengembangkan inovasi baru dalam mengajar terutama dalam
mengungkapkan keaktifan, keberanian, ketepatan dan mimik/ekspresi pada saat
berbicara atau bercerita.
Untuk memperbaiki hal tersebut di atas, maka pembelajaran harus
dirancang menarik dan menyenangkan. Strategi belajar ini dapat diwujudkan
melalui model pembelajaran picture and picture dengan menggunakan metode
bercerita dengan alat evaluasi percakapan. Anak diberi kebebasan untuk bercerita
dengan bahasa anak sendiri. Model pembelajaran picture and picture yaitu model
pembelajaran dengan menggunakan media berupa gambar dan menekankan pada
proses dan cara anak berpikir dalam mengurutkan gambar yang tersedia. Dalam
pembelajaran menggunakan media gambar ini bertujuan untuk mempermudah dan
memperjelas materi pembelajaran.
(Ahmadnurhidayatarya.blog.spot.com/2011/03)
3
Moh Uzer Usman (2000)menyatakan bahwa belajar akan lebih efektif
dibantu dengan alat peraga pengajaran (media) dari pada bila anak belajar tanpa
dibantu dengan alat pengajaran.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul “Upaya meningkatkan Pengembangan
Berbicara (Komunikasi Lisan) melalui Model Pembelajaran Picture and picture
pada Anak Kelompok B TK Tunas Agung”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah penggunaan model pembelajaran picture and picture dapat
meningkatkan pengembangan berbicara (komunikasi lisan) pada Anak
Kelompok B TK Tunas Agung?
2. Bagaimana aktivitas Anak Kelompok B TK Tunas Agung dalam
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran picture and
picture tentang pengembangan berbicara (komunikasi lisan)?
3. Bagaimana aktivitas kelompok B dalam pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran picture and picture tentang
pengembangan berbicara (komunikasi lisan)?
C. Rencana Pemecahan Masalah
Permasalahan kurangnya pengembangan bahasa anak dalam berbicara/
komunikasi lisan mengakibatkan rendahnya hasil belajar dalam pengembangan
4
bahasa anak, akibatnya anak pasif dan kurang mandiri, hanya terfokus pada cerita
guru, kurangnya kemampuan anak dalam mengungkapkan pendapat dan bercerita.
Sebagian anak saat guru menjelaskan masih ada anak yang bercakap-cakap
dengan temannya dan pembelajaran guru yang menggunakan strategi
pembelajaran yang tidak tepat, tidak memanfaatkan sumber belajar yang ada di
lingkungan anak, tidak dapat mengembangkan inovasi baru dalam mengajar
terutama dalam keaktifan, keberanian, ketepatan dan mimik/ekspresi pada saat
berbicara atau bercerita. Guru selalu memberikan ceramah di depan kelas
sehingga anak terpaku dengan cerita guru, akibatnya hasil pengembangan anak
kurang maksimal.
Untuk memperbaiki hal tersebut di atas, diadakan inovasi dengan
menggunakan model pembelajaran picture and picture. Dalam pembelajaran
menggunakan media gambar yang bertujuan untuk mempermudah dan
memperjelas materi pembelajaran. Guru memberi kesempatan kepada anak untuk
mengeksplorasi dan mengemukakan pendapatnya sesuai dengan gambar yang
dilihatnya, kemudian anak diberi kesempatan untuk mempraktekkan hal-hal yang
telah mereka pelajari. Setelah anak-anak mendapatkan kesulitan belajar itulah saat
anak memerlukan bimbingan dari guru atau orang tua.
Adapun kelebihan dari model pembelajaran picture and picture adalah
sebagai berikut :
1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa
2. Melatih berpikir logis dan sistematis
3. Meletakkan dasar-dasar yang konskrit untuk berpikir
5
4. Membantu tumbuhnya pengertian perkembangan bercerita dengan
berbahasa Indonesia yang baik.
(Ahmadnurhidayatarya.blog.spot.com/2011/03)
Tabel 1.1 Rencana Pemecahan Masalah
S PTingkat
Pencapaian Perkembangan
Capaian Perkembangan
Indikator Materi
S1
P1 Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca
Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca
Berani bertanya secara sederhana
Anak bertanya tentang perkembangbiakan angsa, kemudian mengurutkan gambar angsa sesuai urutan yang benar
P2 Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca
Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca
B ercerita tentang gambar yang disediakan atau dibuat sendiri
Anak bercerita tentang perkembangbiakan kupu-kupu, kemudian mengurutkan gambar perkembangbiakan kupu-kupu sesuai urutan yang benar
S2
P1 Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal sombol-simbol untuk persiapan membaca
Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal sombol-simbol untuk persiapan membaca
Berani bertanya secara sederhana
Anak bertanya tentang tempat hidup binatng dan mengurutkan gambar seri memasukkan binatang ke kandang sesuai urutan yang benar.
P2 Berkomunikasi secara lisan,
Berkomunikasi secara lisan,
Bercerita tentang
Anak bercerita dan
6
memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca
memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca
gambar yang disediakan atau yang dibuat sendiri.
mengurutkan gambar seri memberi makan binatang sesuai urutan yang benar.
(Kurikulum 2010)
Keterangan: S: Siklus P: Pertemuan
Langkah-langkah model pembelajaran picture and picture adalah sebagai
berikut :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Menyajikan materi sebagai pengantar
3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan
dengan materi
4. Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang /
mengurutkan gambar-gambar sesuai urutan yang logis
5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
6. Dari alasan atau urutan gambar tersebut guru mulai menanamkan
konsep/materi dengan kompetensi yang ingin dicapai
7. Kesimpulan/rangkuman
(Ahmadnurhidayatarya.blogspot.com/2011/03)
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran
7
pengembangan bahasa dengan menerapkan model pembelajaran picture
and picture
2. Untuk mengetahui aktivitas anak kelompok B TK Tunas Agung dalam
proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran picture and
picture
3. Untuk mengetahui pengembangan berbicara (komunikasi lisan) melalui
model pembelajaran picture and picture B TK Tunas Agung
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperbaiki mutu
proses pembelajaran, antara lain :
1. Bagi Guru
Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru di sekolah karena
akan mampu membelajarkan konsep pengembangan bahasa dengan menggunakan
model pembelajaran picture and picture.
2. Bagi Anak
Penelitian ini diharapkan bermanfaat yaitu anak akan termotivasi karena
mereka memperoleh pengalaman baru dalam proses pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
Diharapkan sekolah akan memperoleh tambahan informasi mengenai
inovasi dalam proses pembelajaran, dan kesempatan untuk mengembangkan
strategi pembelajaran di TK khususnya model pembelajaran picture and picture
pada bidang pengembangan bahasa.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Karakteristik Perkembangan Anak
Perkembangan awal usia 2-5 tahun merupakan masa keemasan (Golden
Age). Perkembangan ini lebih kritis dari perkembangan selanjutnya. Jarak usia
kritis ditandai dengan adanya masa yang akan dilalui anak. Menururt Baltes, dkk
(1988), Psikologi perkembangan berkaitan dengan perubahan-perubahan perilaku
dalam diri seseorang sepanjang rentang kehidupannya, serta berkaitan dengan
perbedaan dan kemiripan diantara orang-orang dalam sifat perubahan tersebut.
Misalkan perkembangan bicara pada anak bukanlah sesuatu yang muncul secara
tiba-tiba, tetapi diperoleh melalui perkembangan yang bertahap.
Pandangan baru mengemukakan bahwa perkembangan berlangsung
dimanapun dalam urutan yang sama, tetapi kecepatan mungkin akan menjadi
bervariasi (Hetheringtin, dkk, 1999).
Beberapa karakteristik perkembangan anak usia dini adalah sebagai
berikut (Hartati, 2005) :
a. Memiliki Rasa Ingin Tahu yang Besar
Anak usia dini sangat tertarik dengan dunia sekitarnya, ia ingin
mengetahui segala sesuatu yang terjadi di sekelilingnya.
99
b. Merupakan Pribadi yang Unik
Meskipun terdapat banyak kesamaan dalam pola umum perkembangan
setiap anak meskipun kembar memiliki keunikan masing-masing.
c. Suka Berimajinasi dan Berfantasi
Anak usia dini sangat suka membayangkan dan mengembangkan berbagai
hal jauh melampaui kondisi mata.
d. Masa Paling Potensial Untuk Belajar
Anak usia dini sering juga disebut dengan istilah golden atau usia emas,
karena pada rentang usia ini anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan
yang sangat pesat pada berbagai aspek.
e. Menunjukkan Sikap Egosentris
Egosentris artinya “berpusat pada aku” artinya bahwa anak usia dini pada
umumnya hanya memahani sesuai dari sudut pandangnya sendiri bukan sudut
pandang orang lain (Hurlock, 1993).
f. Memiliki Rentang Daya Konsentrasi yang Pendek
Anak usia dini memang mempunyai rentang perhatian yang pendek
sehingga perhatiannya mudah beralihkan pada kegiatan lain.
g. Sebagai Bagian Dari Makhluk Sosial
Perkembangan berbicara merupakan suatu proses yang menggunakan
bahasa ekspresif dalam membentuk arti. Perkembangan berbicara pada anak tidak
terlepas dari kenyataan adanya perbedaan kecepatan dalam berbicara, maupun
kualitas dan kuantitas anak dalam menghasilkan bahasa.
10
Karakteristik kemampuan bahasa pada anak usia TK (4-6 tahun) ini
meliputi : kemampuan anak untuk dapat berbicara dengan baik, melaksanakan tiga
perintah secara berurutan dengan benar, mendengarkan dan menceritakan kembali
cerita sederhana dengan urutan yang mudah dipahami, menyebutkan nama, jenis
kelamin dan umurnya. Menggunakan kata-kata sambung seperti : bagaimana, apa,
mengapa, kapan, membandingkan dua hal, memahami konsep timbal balik,
menyusun kalimat, mengucapkan lebih dari tiga kalimat.
Perkembangan bicara anak menurut (Hildebrand, 1990; 289-290) adalah
untuk menghasilkan bunyi verbal, kemampuan mendengar dan membuat bunyi-
bunyi verbal merupakan hal utama untuk menghasilkan bicara. Kemampuan
bicara anak juga akan meningkat melalui pengucapan suku kata yang berbeda-
beda dan diucapkan secara jelas. Pengucapan merupakan faktor penting dalam
berbicara dan pemahaman. Kemampuan bicara akan lebih mantap bila anak
memberi arti kata-kata baru, menggabungkan kata-kata baru serta memberi
pernyataan dan pertanyaan.
Secara umum karakteristik kemampuan bahasa anak usia TK adalah
sebagai berikut :
a. Usia 4-5 tahun
1) Terjadi perkembangan yang tepat dalam kemampuan bahasa anak
2) Telah menguasai 90% dari fonem dan sintaks bahasa yang
digunakan
3) Dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan, anak sudah dapat
mendengarkan orang lain berbicara dan menanggapi pembicaraan
tersebut.
11
b. Usia 5-6 tahun
1) Sudah dapat mengucapkan lebih dari 2500 kosa kata
2) Lingkup kosa kata yang dapat diucapkan anak menyangkut warna,
bentuk, ukuran bentuk dan warna, rasa, bau, kecantikan, kecepatan,
suhu, perbedaan, perbandingan jarak, permukaan (kasar-halus).
3) Sudah dapat melakukan peran sebagai pendengar yang baik
4) Dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan, anak sudah dapat
mendengarkan orang lain berbicara dan menanggapi pembicaraan
tersebut.
5) Percakapan yang dilakukan oleh anak usia 5-6 tahun telah
menyangkut berbagai komentarnya terhadap apa yang dilakukan
oleh dirinya sendiri dan orang lain serta apa yang dilihatnya.
2. Perkembangan Bahasa Anak TK
a. Pengertian Bahasa
Bahasa adalah sebagai sistem simbol yang teratur dan untuk menstransfer
berbagai ide maupun informasi yang terdiri dari simbol-simbol visual maupun
verbal, simbol-simbol visual tersebut dapat dilihat, ditulis dan dibaca, sedang
simbol-simbol verbal dapat diucapkan dan didengarkan. Bahasa mencakup cara
untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan individu dinyatakan dalam
bentuk lambang atau simbol seperti lisan, tulisan, isyarat, bilangan, lukisan
maupun mimik yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu.
12
b. Tujuan Pengembangan Bahasa Anak TK
Pengembangan bahasa anak Taman Kanak-Kanak bertujuan agar anak
mampu mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang sederhana secara tepat,
mampu berkomunikasi secara efektif dan membangkitkan minat untuk dapat
berbahasa Indonesia.
c. Ruang Lingkup Pengembangan Bahasa
Secara umum kemampuan berbahasa anak usia 5-6 tahun dapat
dikelompokkan dalam kegiatan berikut :
Tabel 2.1 Kemampuan Berbahasa
Tingkat Pencapaian Perkembangan
Capaian Perkembangan
Indikator
1. Mengerti beberapa perintah secara bersamaan
Mengerti beberapa perintah secara bersamaan
Meniru kembali 4-5 urutan kata
2. Mengulang kalimat yang lebih komplek
Mengulang kalimat yang lebih komplek
-Menirukan kalimat sederhana-Mengulang kalimat yang telah didengarnya
3. Menjawab pertanyaan yang lebih komplek
Menjawab pertanyaan yang lebih komplek
-Menjawab pertanyaan tentang keterangan/ informasi-Menggunakan dan dapat menjawab pertanyaan apa, mengapa, dimana, berapa, bagaimana
4. Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca
Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca
-Berani bertanya secara sederhana-Bercerita tentang gambar yang disediakan atau dibuat sendiri-Menyanyi lebih dari 20 lagu anak-anak
5. Menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap
Menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap
-Menceritakan pengalaman/kejadian secara sederhana-Memberikan keterangan/informasi tentang sesuatu hal-Bercerita menggunakan kata ganti aku, saya, kamu, dia,
13
mereka6. Memiliki lebih banyak
kata-kata untuk mengekspresikan ide pada orang lain
Memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekspresikan ide pada orang lain
-Melengkapi kalimat sederhana yang sudah dimulai dengan guru, misal: Kemarin ibu pergi ke …-Mau meng-ungkapkan pendapat secara sederhana
7. Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal
Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal
-Menyebutkan simbol-simbol huruf vokal dan konsonan yang dikenal dilingkungan sekitar
8. Mehami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf
Memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf
-Membaca gambar yang memiliki kata/kalimat sederhana-Menghubungkan tulisan sederhana dengan simbol yang melambangkannya-Membaca buku cerita bergambar yang memiliki kalimat sederhana dengan menunjuk beberapa kata yang dikenalnya-Mengucapkan syair lagu sambil diiringi senandung lagunya.
d. Perkembangan Bicara Anak TK
1) Pengertian bicara
Berbicara bukanlah sekedar pengucapan kata atau bunti, tetapi merupakan
suatu alat untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan atau
mengkomunikasikan pikiran, ide, maupun perasaan. Berbicara merupakan suatu
keterampilan berbahasa yang berkembang dan dipengaruhi oleh keterampilan
menyimak. Berbicara dan menyimak adalah kegiatan komunikasi dua arah atau
tatap muka yang dilakukan secara langsung (Brooks, dalam Tarigan, 1986).
Ada dua type perkembangan berbicara anak :
a) Egisentric Speech, terjadi ketika anak berusia 2-3 tahun. Dimana anak
berbicara kepada dirinya sendiri (monolog).
14
b) Socialized Speech, terjadi ketika anak berinteraksi dengan temannya
ataupun lingkungannya, hal ini berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan adaptasi sosial anak.
2) Fungsi bicara
Fungsi bicara adalah untuk mengungkapkan atau mengemukakan suatu
maksud tertentu atau keinginan baik dari diri sendiri maupun dari orang lain.
Dengan berbicara anak akan menemukan pengalaman dan meningkatkan
pengetahuan dalam mengembangkan bahasanya.
3) Tujuan bicara
Tujuan berbicara adalah untuk memberitahukan, melaporkan, menghibur,
membujuk dan meyakinkan seseorang.
4) Faktor yang mempengaruhi bicara
Hal-hal yang mempengaruhi perkembangan berbicara adalah :
a) Kecerdasan
Beberapa ahli penelitian menyebutkan adanya hubungan antara
pengukuran intelegensi dengan pengukuran bicara (kosa kata). Seorang ilmuwan
Rusia, Vygotsky mengatakan bahwa bicara adalah alat bantu dari belajar.
b) Jenis kelamin
Bahwa perkembangan anak perempuan akan lebih cepat dibandingkan
anak laki-laki. Remaja putri lebih banyak yang memiliki kemampuan superior
dalam verbal performence, dibandingkan dengan remaja putra. Masalah-masalah
keterlambatan atau gangguan bicara,seperti gagap juga sering dijumpai pada anak
laki-laki.
15
c) Kondisi fisik
Perkembangan dan pemerolehan bicara mensyaratkan berbagai kondisi
fisik, diantaranya adalah bahwa pada orang tersebut tidak ada masalah pada organ
bicara (gigi, lidah, bibir, tenggorokan, pita suara, organ pendengaran/telinga, dan
sistem neoromuscular di otak) agar perkembangan bicara anak berjalan dengan
normal, kesemua alat tersebut harus dapat berfungsi dengan baik dan efektif.
d) Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terdekat anak yang paling penting untuk
memfasilitasi perkembangan bicara pada anak. Sejak masih bayi sampai usia 6
tahun, anak lebih banyak menghabiskan waktunya untuk berada di rumah,
sehingga mereka lebih banyak berinteraksi dengan anggota keluarga. Anak yang
orang aktif mengajak bicara, membaca cerita dan secara intens berinteraksi secara
verbal akan memperoleh kemampuan bicra yang lebih baik.
e) Kondisi ekonomi
Bahwa anak-anak yang berasal dari kelas menengah memiliki
perkembangan bicara yang lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak dari kelas
ekonomi rendah.
f) Setting sosial/lingkungan budaya
Indonesia memiliki budaya yang beraneka ragam, perbedaan budaya ini
membuat perbedaan pada bicara anak; Petty, dkk (1980)
1) Tahap Perkembangan Bicara Anak TK
Vygotsky (1986) menjelaskan tiga tahap perkembangan bicara anak
adalah:
16
a. Tahap Eksternal terjadi ketika anak berbicara secara
eksternal dimana sumber sumber berpikir berasal dari luar diri anak. Sumber
berpikir ini sebagian besar berasal dari orang dewasa yang memberikan
pengarahan, informasi dan melakukan tanya jawab dengan anak.
b. Tahap egosentris dimana berbicara sesuai dengan jalan
pikirannya dan pembicaraan orang dewasa bukan lagi menjadi persyaratan.
c. Tahap berbicara internal dimana dalam proses anak telah
memiliki penghayatan sepenuhnya.
2) Cara Menstimulasi Bicara Anak TK
Beberapa cara menstimulasi bicara anak TK adalah sebagai berikut :
a. Sering mengajak bicara, jadikan anak sebagai partner dalam
percakapan/coba untuk bicara dengan anak secara interaktif, tidak mengarahkan.
b. Selalu menghargai, memberi pujian dan mendorong anak
untuk mengutarakanya, meskipun cara pengucapannya belum tepat.
c. Mengajak anak bermain peran, misalnya dokter-dokteran
atau sekolah-sekolahan, dalam permainan ini akan banyak bercakap-cakap.
d. Temani anak saat menonton TV, ajak anak membicarakan
tontonan yang disukai anak tersebut.
e. Mengajak anak bercerita mengenai kejadian yang
dialaminya sepanjang hari.
f. Membacakan cerita dan anak diajak untuk mengulang isi
cerita dengan bahasa mereka atau mengajukan pertanyaan berhubungan dengan isi
cerita (James, dkk, 1990).
17
3. Konsep Belajar Sambil Bermain
a. Pengertian
Menurut pandangan behaviorisme, belajar adalah suatu proses perubahan
perilaku yang diamati (observable) dapat diukur (measurable). Menurut
pandangan konstruktivisme anak adalah pembangun aktif pengetahuannya sendiri.
Anak membangun pengetahuannya ketika bermain. De Vries (2000), aliran ini
banyak mewarnai konsep belajar anak dan menekankan pentingnya keterlibatan
anak dalam proses belajar menyenangkan bagi anak, alami melalui bermain dan
memberi kesempatan pada anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Dari
pengertian tersebut dapat dicermati bahwa unsur-unsur belajar tersebut adalah :
1. Proses kegiatan
2. Pengalaman
3. Perubahan perilaku
Anak belajar melalui bermain, menururt Spadel dalam Kostelnik (1995)
“Bermain diartikan sebagai suatu fundamental, karena melalui bermain anak
memperoleh dan memproses informasi, belajar tentang hal-hal baru dan melatih
keterampilan yang sudah ada”. Melalui bermain anak dapat memahami dan
menciptakan serta memanipulasi simbol-simbol dan melakukan percobaan dengan
peran-peran sosial (Masitoh, dkk. 2004; 5.3-5.8)
Bermain merupakan proses belajar yang menyenangkan, dapt membantu
anak mengenal dunianya, mengembangkan konsep-konsep baru, mengambil
resiko, meningkatkan keterampilan sosial dan membentuk perilaku. Dengan
merancang pembelajaran tertentu untuk dilakukan sambil bermain, maka anak
belajar sesuai dengan tuntutan taraf perkembangannya.
18
Jenis bermain bagi anak merupakan sesuatu yang harus dihargai,
didukung, diberi semangat dan dibantu, karena bermain bagi anak adalah
eksplorasi, eksperimen, peniruan (imitation) dan penyesuaian. Salah satu hal yang
terbaik yang dapat dilakukan seorang pendidik anak prasekolah adalah
memfasilitasi serta berpartisipasi dalam permainan (J. Ronald Lally dalam Play).
Berdasarkan pengamatan, pengalaman dan hasil penelitian para ahli dapat
dikatakan bahwa bermain mempunyai arti sebagai berikut:
1. Anak memperoleh kesempatan mengembangkan potensi-potensi
yang ada padanya.
2. Anak akan menemukan dirinya, yaitu kekuatan dan kelemahannya,
kemampuannya, serta juga minat dan kebutuhannya.
3. Memberikan peluang bagi anak untuk berkembang seutuhnya, baik
fisik, intelektual, bahasa dan perilaku (psikososial dan emosional).
4. Anak terbiasa menggunakan seluruh aspek panca indranya
sehingga terlatih dengan baik.
5. Secara alamiah memotivasi anak untuk mengetahui sesuatu lebih
mendalam lagi.
Piaget (2000:45), bermain terdiri dari atas tanggapan yang diulang sekedar
untuk kesenangan fungsional.
Bermain dapat dijelaskan dengan 3 (tiga) Teori Bermain, yaitu :
1. Teori Kohn Stamn
Menurut pendapatnya ciri yang pokok pada bermain ialah selalu terdapat
suasana bermain. Dorongan untuk bermain adalah keinginan akan suasana itu,
bukan mencapai prestasi. Tujuan bermain terletak di dalamnya kesibukan itu
19
sendiri. Pada setiap permainan terdapat upaya untuk mengatasi rintangan dan
untuk mengembangkan keaktifan motorik maupun rohani. Oleh karena itu
bermain menurut Kohn Stamn, bermain adalah perilaku dalam sebuah suasana
yang dicari, karena suasana itu sendiri untuk memperkuat kesadaran akal yang
dihayati dalam permainan itu (Depdiknas, 2003:36)
2. Teori Psiko Analisa
Freud memandang bermain sama seperti fantasi. Seseorang dapat
memproyeksikan harapan atau konflik pribadi. Dengan demikian Freud percaya
bahwa anak bermain memegang peranan penting dalam perkembangan emosi
anak.
3. Teori Rekreasi / Teori Pelepas Lelah
Teori ini berasal dari dua orang ilmuwan Jerman, yaitu Schaller dan
Lazarus. Mereka berpendapat bahwa “Bermain adalah utnuk melepaskan lelah /
rekreasi” (Depdiknas, 2003:37)
Kelelahan perlu pemulihan tenaga. Hal ini dapat dilakukan secara aktif
dengan jalan bermain, atau secara pasif dengan cara beristirahat.
b. Fungsi Bermain bagi Anak
Beberapa nilai yang terkandung dalam bermain yang berfungsi bagi
perkembangan anak yaitu :
1) Nilai Fisik dan Kesehatan
Melalui bermain anak dapat melatih mengembangkan otot-ototnya dan
bagian tubuh lain yang pada gilirannya akan menyehatkan dirinya.
20
2) Nilai Pendidikan
Berbagai konsep (bentuk, warna, ukuran, jumlah) serta problem soving
dapat diperoleh anak melaui bermain.
3) Nilai Kreatif
Anak dapat mencobakan berbagai kemampuannya.
4) Nilai Sosial
Sikap kerjasama, menghargai, sportivitas, disiplin dapat dipupuk melalui
bermain.
5) Nilai Moral
Bermain merupakan latihan mengembangkan moral, karena ia belajar
untuk jujur, menerima kekalahan, menjadi pemimpin yang baik.
6) Nilai pengenalan diri
Anak berkesempatan mengenali kekuatan dan kelemahan dirinya melalui
kegiatan bermain.
c. Manfaat Bermain
Bermain mempunyai manfaat yang besar bagi perkembangan anak secara
keseluruhan, diantaranya :
1) Bermain memicu kreativitas.
2) Bermain bermanfaat mencerdaskan otak.
3) Bermain bermanfaat menanggulangi konflik.
4) Bermain bermanfaat untuk melatih empati.
5) Bermain bermanfaat mengasah panca indra.
6) Bermain sebagai media terapi (pengobatan).
7) Bermain itu melakukan penemuan.
21
4. Model Pembelajaran Picture and picture
a. Pengertian
Model Pembelajaran Picture and picture adalah suatu model pembelajaran
yang meggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis.
Pembelajaran ini memiliki ciri aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan. Model
apapun yang digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap
proses pembelajaran. Inovatif setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu
yang baru, berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Dan kreatif setiap
pembelajarannya harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk
menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan
menggunakan metode, tehnik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang
diperoleh dari proses pembelajaran. Model pembelajaran ini mengandalkan
gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi
faktor utama dalam proses pembelajaran.
(Ahmadnurhidayatarya.blogspot.com/2011/03)
Model pembelajaran Picture and Picture adalah model pembelajaran yang
mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-
gambar ini menjadi faktor utama dalam pembelajaran, sehingga sebelum proses
pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam
bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar. Atau jika di sekolah
sudah menggunakan 1CT dalam menggunakan Power Point atau software yang
lain. Model pembelajaran ini lebih menekankan pada proses dan cara mereka
berpikir dalam mengurutkan gambar yang tersedia.
(http://www.arisandi.com)
22
Model pembelajaran Picture and Picture merupakan salah satu bentuk
model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu
model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok,
pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang
saling asah, silih asih dan silih asuh. Model pembelajaran Picture and Picture
adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan /
diurutkan menjadi urutan logis. Menurut Johnson, dkk prinsip dasar dalam model
pembelajaran kooperatif Picture and Picture adalah sebagai berikut:
1) Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.
2) Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua
anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.
3) Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan
tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.
4) Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
5) Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan
membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses
belajarnya. (http://ras-eko.blogspot.com)
Model pembelajaran Picture and Picture ini selalu menggunakan media
pembelajaran berupa gambar, sama dengan Example Non Examples. Hanya
perbedaannya terdapat pada : jika Example Non Examples menekankan pada
analisis dan deskripsi siswa terhadap gambar. Namun jika Picture and Picture
menekankan pada proses dan cara anak berpikir dalam mengurutkan gambar yang
tersedia. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran.
23
(http://blog.elearning.unesa.ac.id)
b. Tujuan Model Pembelajaran Picture and picture
Tujuan Model Pembelajaran Picture and picture adalah untuk memberikan
situasi pembelajaran yang tersusun rapi dan untuk memberikan suatu aktivitas
kepada siswa. (Ahmadnurhidayatarya.blogspot.com/2011/03)
c. Langkah-langkah Model Pembelajaran Picture and Picture
Adapun langkah-langkah Model Pembelajaran Picture and picture adalah
sebagai berikut :
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
Dilangkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apa yang menjadi
kompetensi dasar. Dengan demikian maka siswa dapat mengukur sejauh mana
yang harus dikuasainya. Disamping itu guru harus menyampaikan indikator-
indikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan
dapat dicapai oleh peserta didik.
2) Menyajikan materi sebagai pengantar
Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini
guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses
pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi
yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan motivasi dan
tehnik yang baik dalam pemberian materi akan mearik minat siswa untuk belajar
lebih jauh tentang materi yang dipelajari.
24
3) Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan
berkaitan dengan materi.
Dalam proses penyajian materi guru mengajar siswa ikut terlibat aktif
dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditujukan oleh
guru atau oleh temannya. Dengan picture atau gambar kita akan menghemat
energi kita dan siswa akan lebih mudah memehami materi yang diajarkan. Dalam
perkembangan selanjutnya sebagai guru anda dapat memodifikasikan gambar atau
mengganti gambar dengan video atau mendemostrasikan kegiatan tertentu.
4) Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian
memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang
logis.
Dilangkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan
secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu
cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan
tugas yang harus diberikan. Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa
untuk diurutkan, dibuat atau dimodofikasi. Jika menyusun bagaimana susunannya,
jika melengkapi gambar mana gambar atau bentuknya, panjangnya, tingginya atau
sudutnya.
5) Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
Setelah itu ajaklah siswa menemukan rumus, tinggi, jalan crita atau
tuntutan KD dengan indikator yang akan dicapai. Ajaklah sebanyak-banyaknya
peran siswa dan teman yang lain untuk membantu sehingga proses diskusi dalam
IPBM semakin menarik.
25
6) Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan
konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan
penekanan-penekanan pada hal ini dicapai dengan meminta siswa lain untuk
mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa
hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indikator yang telah ditetapkan.
7) Kesimpulan/rangkuman
(Ahmadnurhidayatarya.blogspot.com/2011/03)
d. Peran Guru dan Peran Siswa pada Pembelajaran
Peran guru dalam pembelajaran adalah untuk menyediakan alat/media
gambar dan informasi yang diperlukan yang dapat mendukung kemajuan belajar
anak melalui pengembangan kemampuan yang berkaitan.
Peran anak adalah membangun pengetahuan bagi dirinya sendiri, membuat
pilihan dan keputusan, menceritakan dan mengurutkan gambar sesuai urutan yang
benar, memunculkan pertanyaan dan menemukan jawabannya (Masitoh, dkk :
2004; 7-16)
e. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Picture and Picture
1) Kelebihan model pembelajran picture and picture adalah :
a) Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa
b) Melatih berpikir logis dan sistematis
c) Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang
suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa
dalam praktik berpikir.
d) Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik.
26
e) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.
2) Kelemahan model pembelajran picture and picture adalah :
a) Memakan waktu yang banyak
b) Banyak siswa yang pasif
c) Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan di kelas.
d) Banyak siswa yang tidak senang apabila disuruh bekerja sama
dengan yang lain.
e) Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang memadai.
(http://ras-eko.blogspot.com)
f. Cara mengatasinya
1) Dalam melaksanakan pembelajaran harus menggunakan waktu
seefektif mungkin, misalnya berapa waktu yang diberikan kepada
setiap anak agar tidak melebihi batas waktu yang sudah ditentukan.
2) Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan agar
anak yang pendiam lebih aktif dalam pembelajaran.
3) Memotivasi anak untuk selalu bekerja sama dengan teman.
4) Menyediakan fasilitas, alat dan biaya yang digunakan untuk proses
pembelajaran.
B. Kerangka Berpikir
Beberapa teori tentang pengembangan bahasa anak diaplikasikan dalam
berbicara (komunikasi lisan) melalui materi mengurutkan gambar seri
(perkembangan kupu-kupu dan angsa). Pemahaman mengenai tugas pekembangan
anak sangat diperlukan agar guru dan orang tua dapat memberikan bantuan dan
27
rangsangan yang tepat. Secara garis besar karakteristik anak TK adalah sebagai
berikut : anak usia Taman Kanak-Kanak dalam rentang usia 4-5 atau 6 tahun
berada dalam masa usia emas (golden age) segala sesuatunya sangat berhatga,
baik fisik, emosi dan intelektualnya.
Bidang pengembangan di TK yang dipilih oleh peneliti dalam penelitian
tindakan kelas adalah pengembangan bahasa dalam berbicara (komunikasi lisan)
menekankan pada keragaman kegiatan bermain yang disediakan untuk anak
dilingkungannya. Kegiatan ini memperkaya kesempatan pengalaman anak melalui
beberapa jenis bermain yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan
perkembangan anak. Misalnya untuk melatih berbicara anak dapat menggunakan
media gambar seri, anak bercerita tentang gambar seri yang disediakan walaupun
dengan bahasa anak sendiri. Dengan demikian dapat melatih keberanian anak
dalam mengungkapkan pendapat dan kelancaran berbicara melalui cerita.
Pengembangan bahasa di TK dapat disajikan oleh guru secara efektif
dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture sebagai implikasi
dari prinsip bahwa anak-anak menggunakan gambar sebagai media dalam proses
pembelajaran. Tujuan model pembelajaran Picture and Picture bagi anak-anak
adalah : untuk memberikan situasi pembelajaran yang tersusun rapi dan untuk
memberikan suatu aktivitas kepada anak.
(Ahmadnurhidayatarya.blogspot.com/2011/03)
C. HIPOTESA
Berdasarkan penelaahan kajian teori dan kerangka beripikir di atas, maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah “Apabila menerapkan model pembelajaran
28
picture and picture maka hasil belajar tentang meningkatkan pengembangan
berbicara (komunikasi lisan) di Kelompok B Taman Kanak-Kanak Tunas Agung
Kecamatan Takisung dapat meningkat”.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
Penelitian Tindakan Kelas(PTK), yakni bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh
pelaku tindakan yang dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di
kelas. Menurut Suharsimi (2003;3) PTK merupakan suatu pencermatan terhadap
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam kelas secara bersama.
Penelitian kelas atau PTK memiliki peranan yang sangat penting dan
strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan
dengan benar (Kunanda, 2008;41).
Pembelajaran akan mencapai hasil yang optimal jika guru kreatif dan
inovatif, yang selalu mempunyai keinginan terus menerus untuk memperbaiki dan
meningkatkan mutu proses belajar di kelas, sehingga mutu pendidikan dapat
ditingkatkan. Karena itu upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu
proses belajar mengajar di kelas harus dilakukan. Salah satu upaya tersebut adalah
dengan melaksanakan PTK (Sariji, 2010 ; 7-8). Dengan melaksanakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) kekurangan dalam proses belajar mengajar akan diketahui
dan dapat menentukan alternatif pemecahannya, sehingga mutu pendidikan akan
meningkat. Hal ini didukung oleh pendapat Aslamiah (2008 : 24) bahwa
penelitian tindakan kelas (PTK) pada saat ini menjadi salah satu cara dalam
meningkatkan mutu hasil belajar anak di kelas. Oleh sebab itu PTK menjadi
3030
Perencanaan Tindakan
Perencanaan Tindakan Ulang
Refleksi
Observasi dan Evaluasi
Pelaksanaan Tindakan
Perencanaan Tindakan
Refleksi
Observasi dan Evaluasi
Pelaksanaan Tindakan
Perencanaan Tindakan
Refleksi
Observasi dan Evaluasi
Pelaksanaan Tindakan
Siklus 2
Siklus 1
Siklus 3
strategis inovatif dalam kelas yang dilaksanakan oleh guru, sehingga penelitian
kelas ini perlu dilaksanakan.
Dari beberapa pendapat ahli di atas penelitian tindakan kelas secara garis
besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui yaitu :
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pengamatan
4. Refleksi
Adapun model penjelasan untuk masing-masing tahapan dan siklus PTK
tersebut adalah sebagai berikut :
31
Gambar 3.1 Alur PTK (Contoh PTK dari Sulaiman, 2011)
Rincian kegiatan adalah sebagai berikut :
Tahap 1 : Menyusun rancangan tindakan (planning)
Dalam tahapan ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,
dimana, oleh siapa, bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Dalam tahap
menyusun rancangan ini peneliti menentukan titik dan fokus peristiwa yang perlu
mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah
instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi
selama tindakan berlangsung.
Tahap 2 : Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu mengenal
tindakan di kelas setelah dibuat yang dapat berupa suatu penerapan model
pembelajaran tertentu yang bertujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan
model yang sedang dijalankan. Tindakan tersebut dapat dilakukan oleh mereka
yang terlibat langsung dalam pelaksanaan suatu model pembelajaran yang
hasilnya juga akan dipergunakan utuk menyempurnakan pelaksanaan tugas.
Tahap 3 : Pengamatan (observing)
Kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat ini berfungsi untuk
melihat dan mendokumentasikan pengaruh-pengaruh yang diakibatkan oleh
tindakan di dalam kelas. Hasil pengamatan merupakan dasar dilakukannya
refleksi sehingga pengamatan yang dilakukan harus dapat menceritakan keadaan
yang sesungguhnya.
Tahap 4 : Refleksi (reflekting)
Merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan. Refleksi disini meliputi kegiatan analisis, sintesis, penafsiran
32
(penginterpretasi) menjelaskan dan menyimpulkan hasil dari refleksi adalah
diadakannya revisi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan, yang akan
dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada pertemuan selanjutnya
(Suharsimi dkk, 17-19)
B. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada anak kelompok B Taman Kanak-kanak
Tunas Agung Desa Benua Tengah Kecamatan Takisung Tahun Ajaran 2011/2012.
Jumlah anak 20 orang terdiri dari 13 orang laki-laki dan 7 orang perempuan.
Materi pembelajaran yang dibahas pada penelitian ini yaitu bidang pengembangan
bahasa.
Penelitian dilakukan di Taman Kanak-kanak Tunas Agung tempat dimana
saya bekerja. Alasan peneliti mengadakan penelitian di Taman Kanak-kanak
Tunas Agung adalah :
1. Mempunyai jumlah murid yang cukup untuk dilakukan penelitian
2. Disekolah tersebut tersedia sarana dan prasarana dengan kualitas yang
memadai
3. Adanya ketersediaan dan dukungan teman-teman guru
C. Faktor yang Diteliti
1. Aktivitas Guru
Faktor yang diteliti yaitu mengamati tahapan demi tahapan yang dilakukan
guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar melalui model pembelajaran
33
picture and picture yang sudah direncanakan menggunakan lembar observasi
aktivitas guru.
2. Aktivitas Anak
Faktor yang diteliti aktifitas anak dalam proses pembelajaran menceritakan
dan mengurutkan gambar seri yang terdiri dari keaktifan, keberanian dan
ketepatan dalam mengurutkan gambar.
3. Faktor Hasil Pengembangan Fisik
Faktor hasil pengembangan anak yaitu pengukuran hasil pengembangan anak
setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Picture and Picture yang meliputi aspek lafal (vokal dan konsonan), intonasi,
mimik / ekspresi dan memampuan mengurutkan gambar seri diberi skor
berdasarkan ketuntasan belajar individual dan klasikal dengan penilaian , ,
, .
D. Skenario Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Siklus pertama terdiri
dari 2 kali pertemuan dan siklus 2 terdiri dari 2 pertemuan. Secara rinci kegiatan
yang dilakukan pada setiap tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan (Planning)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan konsep
mengurutkan gambar seri dengan menggunakan model pembelajaran
Picture and Picture.
b. Menyusun SKM, RKH pada tiap pertemuan.
34
c. Meyusun lembar kerja anak yang berhubungan dengan materi
pembelajaran.
d. Menyiapkan bahan pembelajaran dan membuat alat peraga.
e. Membuat instrumen penilaian berupa format observasi untuk
pengamatan kegiatan pembelajaran guru dan anak.
f. Menunjuk observer yaitu teman sejawat yang sesuai dengan kualifikasi.
Nama : Ibu Lastriningsih, NIP. 19731227 200801 2 011
Observer memiliki kualifikasi pernah melakukan PTK.
Tabel 3.1 Skema Rencana Kegiatan Penelitian Tindakan
S P Indikator Materi PendekatanLokasi Pembe-lajaran
S1
P1Berani bertanya secara sederhana
Anak bertanya tentang perkembangbiakan angsa, kemudian mengurutkan gambar angsa sesuai urutan yang benar
Model pembelajaran picture and picture
TK Tunas Agung
P2B ercerita tentang gambar yang disediakan atau dibuat sendiri
Anak bercerita tentang perkembangbiakan kupu-kupu, kemudian mengurutkan gambar perkembangbiakan kupu-kupu sesuai urutan yang benar
Model pembelajaran picture and picture
TK Tunas Agung
S2
P1Berani bertanya secara sederhana
Anak bertanya tentang tempat hidup binatng dan mengurutkan gambar seri memasukkan binatang ke kandang sesuai urutan yang benar.
Model pembelajaran picture and picture
TK Tunas Agung
P2Bercerita tentang gambar yang
Anak bercerita dan mengurutkan gambar seri memberi makan
Model pembelajaran picture and
TK Tunas Agung
35
disediakan atau yang dibuat sendiri.
binatang sesuai urutan yang benar.
picture
(Kurikulum 2010)
Ket: S : Siklus P : Pertemuan
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Siklus 1
Pertemuan 1 :
1) Capaian Perkembangan
a) Membedakan perilaku sopan santun (NAM)
b) Menunjukkan sikap toleransi (SE)
c) Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata,
serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca (Bhs)
d) Mengklasifikasi benda berdasarkan warna, bentuk dan ukuran
(Kognitif)
e) Meniru bentuk (Fisik Motorik)
2) Indikator
a) Berbuat baik terhadap semua makhluk Tuhan (NAM)
b) Mau berbagi dengan teman (SE)
c) Berani bertanya secara sederhana (Bahasa)
d) Menunjuk sebanyak-banyaknya benda, hewan, tanaman yang
mempunyai warna, bentuk, ukuran atau menurut ciri-ciri
tertentu (Kognitif)
e) Membuat lingkaran, segitiga dan bujur sangkar dengan rapi
36
(Fisik Motorik)
3) Tujuan
a) Anak dapat menyebutkan perbuatan yang baik terhadap
binatang.
b) Anak dapat berbagi miliknya dengan teman.
c) Anak mempunyai keberanian untuk bertanya tentang sesuatu
hal.
d) Anak dapat menyebutkan dan mengelompokkan binatang
menurut perkembangbiakannya.
e) Anak dapat membuat bentuk dengan rapi.
4) Materi
a) Menyebutkan perbuatan yang baik terhadap binatang angsa
(memberi makan dan minum binatang)
b) Tanya jawab tentang berbagi telur angsa dengan teman
c) Anak bertanya tentang perkembangbiakan kupu-kupu
kemudian mengurutkan gambar perkembangbiakan kupu-kupu
sesuai urutan yang benar.
d) Menyebutkan dan memberi tanda V binatang yang bertelur dan
tanda X binatang yang beranak
e) Membuat segiempat pada binatang yang bertelur dan lingkaran
pada binatang yang beranak
5) Tema / Sub Tema
Binatang / perkembangbiakan binatang.
37
6) Skenario Tindakan
I. Kegiatan awal ±30 menit
a. Salam, bernyanyi dan berdo’a
b. Mengkondisikan kelas
c. Bercakap-cakap tentang tema dan subtema (binatang,
perkembangbiakan binatang)
d. Tanya jawab tentang perbuatan yang benar terhadap
binatang (misal : memberi makan dan minum binatang)
e. Guru membimbing anak menyebutkan dan memberi tanda
√ binatang yang bertelur dan tanda X binatang yang
beranak.
II. Kegiatan inti ±60 menit
a. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
b. Guru menyampaikan materi tentang perkembangbiakan
angsa
c. Guru menjelaskan/ memberi gambaran tentang urutan
perkembangbiakan angsa.
d. Guru memperlihatkan gambar secara acak/ tidak
berurutan.
e. Guru memberi kesempatan kepada anak untuk bertanya.
f. Guru menunjuk / memeanggil anak secara bergantian.
g. Anak yang mendapat giliran bercerita dan mengurutkan
gambar perkembangbiakan angsa sesuai urutan yang
benar.
38
h. Guru menanyakan kepada anak apa alasannya dalam
mengurutkan gambar.
i. Guru membagikan LKK gambar seri perkembang-biakan
angsa.
j. Anak mengurutkan gambar seri perkembangbiakan angsa
sesuai urutan yang benar.
k. Guru membagikan LKS mengurutkan gambar seri
perkembangbiakan angsa.
l. Anak menempel gambar perkembangbiakan angsa sesuai
urutan yang benar.
m. Kesimpulan / rangkuman.
III. Istirahat ±30 menit
a. Berdo’a, cuci tangan sebelum dan sesudah makan
b. Bermain bersama
IV. Kegiatan Akhir ±30 menit
a. Guru mengajak anak membuat lingkaran kemudian duduk
b. Guru menjelaskan kegiatan selanjutnya yaitu membuat
segiempat pada binatang yang bertelur dan lingkaran pada
binatang yang beranak
c. Guru membagikan LKS kemudian anak mengerjakannya
d. Tanya jawab tentang berbagi dengan teman (berbagi telur
angsa kepada teman)
e. Kesimpulan pembelajaran hari ini dan informasi
pembelajaran esok hari.
39
f. Persiapan pulang, bernyanyi, berdo’a dan salam.
7) Alat / Sumber Belajar
a) Kurikulum 2010
b) Gambar seri perkembangbiakan angsa
c) Majalah anak cerdas dan pandai
8) Strategi
a) Model Pembelajaran : Picture and Picture
b) Metode : Bercakap-cakap, tanya Jawab, bercerita, pemberian
Tugas
c) Evaluasi : Percakapan, Observasi, Forto Folio, Unjuk kerja
Pertemuan 2 :
1) Capaian Perkembangan
a. Membedakan perilaku baik dan buruk
b. Menunjukkan rasa empati (SE)
c. Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata,
serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca
(Bahasa)
d. Menyebutkan lambang bilangan 1 sampai 10 (Kognitif)
e. Menggunting sesuai pola (Fisik Motorik)
2) Indikator
a. Menunjukkan perbuatan-perbuatan yang benar dan yang salah
(NAM)
b. Suka menolong (SE)
40
c. Bercerita tentang gambar yang disediakan atau dibuat sendiri
(Bahasa)
d. Membilang (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda) 1
sampai 10 (Kognitif)
e. Menggunting dengan berbagai media berdasarkan bentuk/pola
(lurus, lengkung, gelombang, zig-zag, lingkaran, segitiga, segi
empat) (FISIK MOTORIK)
3) Tujuan
a. Anak dapat menyebutkan dan membedakan perbuatan yang
benar dan salah terhadap binatang.
b. Anak dapat bersikap saling membantu dan menolong sesama
makhluk Tuhan
c. Anak dapat menceritakan tentang gambar yang dilihatnya
d. Anak dapat mengenal dan menyebutkan lambang bilangan
e. Anak dapat menggunting sesuai pola dengan rapi
4) Materi
a. Menyebutkan perbuatan yang baik terhadap binatang, misalnya:
tidak menyakiti binatang kupu-kupu
b. Menolong kupu-kupu yang sakit
c. Menceritakan dan mengurutkan gambar seri perkembangbiakan
kupu-kupu
d. Menggunting angka dan menempel pada gambar binatang yang
sesuai jumlahnya
e. Menggunting gambar kupu-kupu
41
5) Tema / Sub Tema
Binatang / perkembangbiakan binatang
6) Skenario Tindakan
I. Kegiatan awal ±30 menit
a. Salam, bernyanyi dan berdo’a.
b. Mengkondisikan kelas
c. Bercakap-cakap tentang tema dan subtema (binatang dan
perkembangbiakan binatang).
d. Tanya jawab tentang perbuatan yang benar terhadap
binatang.(misal: tidak menyakiti binatang).
e. Guru membimbing anak menggunting angka dan
menempelkan pada gambar binatang yang sesuai dengan
jumlah gambar.
II. Kegiatan inti ±60 menit
a. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
b. Guru menyampaikan materi tentang perkembangbiakan
kupu-kupu.
c. Guru menjelaskan/ memberi gambaran tentang urutan
perkembangbiakan kupu-kupu.
d. Guru memperlihatkan gambar secara acak/ tidak berurutan.
e. Guru menunjuk / memanggil anak secara bergantian.
f. Anak yang mendapat giliran bercerita dan mengurutkan
gambar perkembangbiakan kupu-kupu sesuai urutan yang
benar.
42
g. Guru menanyakan kepada anak apa alasannya dalam
mengurutkan gambar.
h. Guru membagikan LKK gambar seri perkembangbiakan
kupu-kupu.
i. Anak mengurutkan gambar seri perkembangbiakan kupu-
kupu sesuai urutan yang benar.
j. Guru membagikan LKS mengurutkan gambar seri
perkembangbiakan kupu-kupu.
k. Anak menempel gambar perkembangbiakan kupu-kupu
sesuai urutan yang benar.
l. Kesimpulan / rangkuman.
III. Istirahat ±30 menit
a. Cuci tangan, berdoa sebelum dan sesudah makan
b. Bermain bersama
IV. Kegiatan akhir ±30 menit
a. Guru mengajak anak membuat lingkaran kemudian duduk
b. Guru menjelaskan kegiatan selanjutnya, yaitu menggunting
gambar kupu-kupu.
c. Guru membagikan LKS, kemudian anak mengerjakan
menggunting gambar kupu-kupu.
d. Tanya jawab tentang kegiatan yang sudah dilakukan,
berbuat baik dan selalu menolong terhadap binatang
e. Kesimpulan pembelajaran hari ini dan informasi
pembelajaran esok hari.
43
f. Persiapan pulang, bernyanyi, berdo’a dan salam.
7) Alat / Sumber Belajar
a) Kurikulum 2010
b) Gambar seri perkembangbiakan kupu-kupu
c) gunting
d) Lem
e) Gambar kupu-kupu
f) Majalah anak Ceria dan Cerdas
8) Strategi
a) Model pembelajaran : Picture and Picture
b) Metode : Bercakap-cakap, Tanya Jawab, Bercerita, Pemberian
Tugas
c) Evaluasi : Percakapan, Hasil Karya, Forto Folio, Unjuk kerja
b. Siklus 2
Pertemuan 3 :
1) Tingkat Pencapaian Perkembangan
a) Membedakan perilaku baik dan buruk (NAM)
b) Bersikap kooperatif dengan teman (SE)
c) Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata,
serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca
(Bahasa)
d) Mengklasifikasikan benda berdasarkan warna, bentuk dan
ukuran (Kognitif)
44
e) Mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara
detail (FM)
2) Capaian Perkembangan
a) Melakukan kegiatan yang bermanfaat (NAM)
b) Bersikap kooperatif dengan teman (SE)
c) Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata,
serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca
(Bahasa)
d) Mengklasifikasikan benda berdasarkan warna, bentuk dan
ukuran (Kognitif)
e) Mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara
detail (FM).
3) Indikator
a) Memelihara kebersihan lingkungan, misal: tidak mencoret-
coret tembok, membuang sampah pada tempatnya, dll. (NAM)
b) Dapat bekerjasama dengan teman. (SE)
c) Berani bertanya secara sederhana (Bahasa)
d) Mengelompokkan benda dengan berbagai cara menurut ciri-
ciri tertentu, misal: menurut warna, bentuk dan ukuran.
(Kognitif)
e) Mewarnai bentuk gambar sederhana. (FM)
4) Tujuan Pembelajaran
a) Anak dapat menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan.
b) Anak dapat bersikap saling membantu sesama teman.
45
c) Anak dapat mengemukakan pendapat / bertanya tentang
sesuatu hal.
d) Anak dapat mengelompokkan binatang berdasarkan tempat
hidupnya.
e) Anak dapat membedakan warna dan dapat mewarnai gambar
dengan rapi.
5) Materi Pembelajaran
a) Tanya jawab memberisihkan kandang binatang setiap hari.
b) Tanya jawab bergotong royong membuat kandang binatang.
c) Mengurutkan gambar seri binatang masuk ke kandang.
d) Mengelompokkan binatang yang hidup di air dan di darat.
e) Mewarnai gambar kandang binatang.
6) Strategi
a) Model pembelajaran : Picture and Picture
b) Metode pembelajaran : Tanya jawab, pemberian tugas,
praktek langsung, bercakap-cakap.
7) Tema dan Sub Tema
Binatang dan tempat hidup bintang.
8) Skenario Tindakan
I. Kegiatan awal ( ± 30 menit)
a. Salam, bernyanyi dan berdo’a.
b. Bercakap-cakap tentang tema dan subtema, yaitu binatang
dan tempat hidup binatang.
46
c. Tanya jawab tentang memelihara lingkungan kandang,
misal: memberisihkan kandang binatang setiap hari.
d. Tanya jawab tentang bekerjasama dalam membuat
kandang binatang.
e. Guru membimbing anak mengelompokkan binatang sesuai
tempat hidupnya (di air dan di darat).
II. Kegiatan inti ( ±60 menit )
a. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
b. Guru menjelaskan/ memberi gambaran tentang urutan
gambar seri binatang masuk ke kandang.
c. Guru memperlihatkan gambar secara acak/ tidak
berurutan.
d. Guru memberi kesempatan kepada anak untuk bertanya,
kemudian guru menunjuk/ memanggil siswa secara
bergantian.
e. Anak yang mendapat giliran bercerita dan mengurutkan
gambar seri memasukkan binatang ke kandang.
f. Guru menanyakan alasan/ dasar pemikiran urutan gambar
tersebut.
g. Guru membagikan LKK gambar seri binatang masuk ke
kandang.
h. Anak mengurutkan gambar seri binatang masuk ke
kandang sesuai urutan yang benar.
47
i. Guru membagikan LKS mengurutkan gambar seri
binatang masuk ke kandang.
j. Anak menempel gambar binatang masuk ke kandang
sesuai urutan yang benar.
k. Kesimpulan / rangkuman.
III. Istirahat ±30 menit
a. Cuci tangan, berdoa, makan dan minum
b. Bermain
IV. Kegiatan akhir ±30 menit
a. Guru mengajak anak duduk membentuk lingkaran.
b. Guru menjelaskan kegiatan selanjutnya, mewarnai gambar
kandang burung dengan pensil warna.
c. Guru membagikan LKS kemudian anak mewarnai gambar
dengan tenang.
d. Tanya jawab kegiatan yang sudah dilakukan dan informasi
kegiatan esok hari.
e. Bernyanyi, do’a, pulang dan salam.
9) Alat / Sumber Belajar
a) Kurikulum 2010
b) Majalah anak Cerdas Pandai
c) Gambar kandang binatang
d) Pensil warna
e) Gambar seri binatang masuk kandang
48
10) Evaluasi
a) Percakapan
b) Observasi
c) Penugasan
d) Hasil karya
Pertemuan 4 :
1) Tingkat Pencapaian Perkembangan
a) Membedakan perilaku baik dan buruk. (NAM)
b) Memiliki sikap gigih (tidak mudah menyerah). (SE)
c) Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata
serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca.
(Bahasa)
d) Mengklasifikasikan benda yang lebih banyak ke dalam
kelompok yang sama atau kelompok yang sejenis atau
kelompok berpasangan lebih dari 2 variasi. (Kognitif).
e) Melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan.
((FM)
2) Capaian Perkembangan
a) Melakukan kegiatan yang bermanfaat. (NAM)
b) Memiliki sikap gigih (tidak mudah menyerah). (SE)
c) Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata,
serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca.
(Bahasa)
49
d) Mengklasifikasikan benda yang lebih banyak ke dalam
kelompok yang sama atau kelompok yang sejenis atau
kelompok berpasangan yang lebih dari 2 variasi. (Kognitif)
e) Bereksplorasi dengan berbagai media. (FM)
3) Indikator
a) Berprilaku hidup hemat air, listrik, peralatan sendiri. (NAM)
b) Melaksanakan tugas sendiri sampai selesai. (SE)
c) Bercerita tentang gambar yang disediakan atau dibuat sendiri.
(Bahasa)
d) Memasangkan benda sesuai dengan pasangannya, jenisnya,
4. Tahap Refleksi..................................................................................................54
E. Data dan Cara Pengumpulan Data....................................................................55
1. Sumber Data.....................................................................................................55
2. Jenis data yang diperoleh adalah data yang terdiri dari data kualitatif..............55
107
F. Teknik Pengambilan Data.................................................................................55
1. Data dari hasil portopolio anak pada lembar pemberian tugas..........................55
2. Data tentang situasi belajar mengajar pada saat dilaksanakannya tindakan diambil dengan menggunakan lembar observasi...............................................55
G. Teknik Analisis Data.........................................................................................55
H. Indikator Keberhasilan......................................................................................55
I. Hipotesis Tindakan...........................................................................................56
J. Jadwal Penelitian..............................................................................................56
BAB IV............................................................................................................................57
PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN TEMUAN....................................................57
A. Deskripsi setting / Lokasi Penelitian.................................................................57
B. Persiapan Penelitian..........................................................................................57
C. Pelaksanaan Tindakan Kelas.............................................................................58