1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, pendidikan merupakan salah satu unsur yang terpenting. Pendidikan yang baik akan berdampak pada mengembangkan potensi diri setiap individu untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dengan demikian, untuk meningkatkan mutu pendidikan perlu mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang berkualitas dengan mengadakan pembaharuan dalam model, metode, pendekatan dan media dalam proses pembelajaran. Gagne dan Briggs (dalam Hamalik. 1994:89 ) menyatakan bahwa Instruction atau pembelajaran adalah “suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, pendidikan
merupakan salah satu unsur yang terpenting. Pendidikan yang baik akan
berdampak pada mengembangkan potensi diri setiap individu untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dengan
demikian, untuk meningkatkan mutu pendidikan perlu mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran yang berkualitas dengan mengadakan
pembaharuan dalam model, metode, pendekatan dan media dalam proses
pembelajaran.
Gagne dan Briggs (dalam Hamalik. 1994:89) menyatakan bahwa
Instruction atau pembelajaran adalah “suatu sistem yang bertujuan untuk
membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang,
disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses
belajar siswa yang bersifat internal”.
Proses belajar akan mencapai hasil yang maksimal apabila didasari dengan
pemahaman akan konsep-konsep dasar pada bidang ilmu itu sendiri dan bukan
hanya sekedar hapalan semata. Salah satu bidang ilmu yang memegang peranan
penting dalam kehidupan adalah Matematika. Matematika merupakan ilmu yang
universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran
dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Dengan demikian,
1
2
mata pelajaran matematika dapat membekali peserta didik untuk berpikir logis,
analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta bekerjasama untuk bertahan hidup pada
keadaan yang terus berubah dan tak pasti.
Namun, berdasarkan wawancara yang dilaksanakan di SD Triamarta
Kecamatan Kediri, Tabanan khususnya kelas IV mayoritas siswa menyatakan
bahwa mata pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang sulit dan tidak
disenangi oleh siswa. Sedangkan, salah satu dari siswa tersebut menyatakan mata
pelajaran matematika itu menyenangkan bila bisa menjawab soal-soal dari bapak
guru. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar siswa
tidak menyukai pelajaran matematika karena dianggap sulit, dan apabila
matematika itu dapat dimengerti maka akan menjadi mata pelajaran yang
menyenangkan.
Selain itu, berdasarkan wawancara yang dilaksanakan kepada guru mata
pelajaran matematika ditemui salah satu kendala yang dihadapi guru dalam
mengajar matematika adalah terbatasnya media pembelajaran yang ada disekolah,
sehingga guru sulit untuk menjelaskan apa yang ingin disampaikan kepada peserta
didik. Walaupun dapat dijelaskan oleh guru kadang-kadang siswa tidak mengerti
dengan apa yang dijelaskan guru dan pembelajarannya pun kadang-kadang
menjadi kurang efektif karena siswa merasa jenuh dan kurang tertarik terhadap
materi yang diajarkan.
Beberapa gejala juga ditemui dalam observasi yang dilaksanakan dikelas
IV seperti: penyampaian materi oleh guru kepada peserta didik masih berlangsung
secara tradisional atau konvensional yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru,
penggunaan media dalam proses pembelajaran masih terbatas sehingga siswa sulit
3
memahami konsep matematika khususnya pada materi bangun ruang. Akibatnya
terjadi banyak kesulitan siswa dalam menjawab soal-soal, baik soal-soal ulangan
harian maupun soal-soal ulangan umum. Dengan proses pembelajaran tersebut
wajarlah bila hasil belajar matematika siswa kelas IV masih dibawah standar
yaitu dengan nilai rata-rata 50.
Dari data tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar
matematika pada siswa kelas IV di SD Triamarta Kecamatan Kediri, Tabanan
perlu ditingkatkan.
Berdasarkan temuan dari hasil wawancara dan observasi, maka peneliti
mengadakan diskusi dengan kepala sekolah, wali kelas IV dan guru mata
pelajaran matematika di SD Triamarta Kecamatan Kediri Tabanan, maka peneliti
memberi gambaran mengenai model yang tepat digunakan dalam pembelajaran
matematika. Adapun model sebagai gambaran dalam diskusi untuk meningkatkan
hasil belajar matematika adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams Achievement Divisions (STAD).
Beranjak dari permasalahan tersebut pula, maka peneliti mencoba
melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Bermedia Bangun Ruang
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV Semester Genap
Di SD Triamarta Kecamatan Kediri, Tabanan”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka dapat
diidentifikasikan masalah yang muncul adalah sebagai berikut.
4
1. Kurangnya pengetahuan guru akan perkembangan model dan metode dalam
pembelajaran.
2. Penyampaian materi masih bersifat tradisional atau konvensional.
3. Penggunaan media dalam pembelajaran masih terbatas.
4. Siswa merasa bosan dan tidak tertarik dengan materi yang diajarkan.
5. Siswa sulit memahami konsep matematika khususnya materi bangun ruang.
1.3 PEMBATASAN MASALAH
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti akan membatasi
dan memfokuskan penelitian ini hanya pada “hasil belajar pada materi Balok dan
Kubus siswa kelas IV semester genap di SD Triamarta Kecamatan Kediri,
Tabanan setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD) bermedia bangun ruang”. Media bangun ruang
yang digunakan dalam penelitian ini hanya Balok dan Kubus.
1.4 PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN
Mengacu pada latar belakang masalah di atas, maka masalah yang
dapat dikaji dalam penelitan ini adalah sebagai berikut.
Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD) bermedia bangun ruang dapat meningkatkan hasil
belajar Matematika siswa khususnya pada materi Balok dan Kubus siswa kelas IV
semester genap di SD Triamarta Tabanan ?
5
1.5 TUJUAN PENELITIAN
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
meningkatkan hasil belajar Matematika khususnya pada materi Balok dan Kubus
siswa kelas IV semester genap di SD Triamarta Kecamatan Kediri, Tabanan
setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
NoSkor TesSkor Kemajuan1Lebih dari 10 poin di bawah skor
awal52Antara 1 sampai 10 poin di bawah skor awal103Antara 0 sampai 10
poin di atas skor awal204Lebih dari 10 poin di atas skor awal305Nilai
sempurna (tidak berdasarkan skor awal30
e. Penghargaan kelompok
Penghargaan kelompok adalah pemberian predikat pada masing-masing
kelompok dengan melihat skor kemajuan kelompok. Langkah pertama sebelum
memberikan penghargaan kelompok adalah menghitung rata-rata skor kelompok.
Untuk memperoleh rata-rata kelompok dilakukan dengan menjumlahkan skor
kemajuan masing-masing anggota kelompok, kemudian jumlah itu dibagi jumlah
anggota kelompok yang mengikuti kuis. Rata-rata skor kelompok ini disebut
prestasi masing-masing kelompok atau skor kemajuan kelompok (X).
Berdasarkan skor tersebut guru memberi hadiah berupa predikat kepada masing-
masing kelompok yang memenuhi kreteria tertentu. Adapun kreteria dan predikat
kelompok adalah sebagai berikut.
Tabel 2.3. Kriteria dan Predikat Kemajuan Kelompok Kooperatif
11
NoKriteria Rerata KelompokPredikat1X < 15Tanpa Predikat215 < X <
20Kelompok Cukup (Good Team)320 < X < 25Kelompok baik (Great Team)4X
> 25Kelompok Sangat Baik (Super Team)
Keterangan:
X = rata-rata skor kelompok
Dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD, Slavin juga
mengemukakan bahwa terdapat beberapa tahap yang perlu diperhatikan, yaitu:
tahap persiapan (preparation), tahap penyajian kelas (teach), tahap belajar dalam
kelompok (team studi), dan penghargaan kelompok (team recognition). Tahap-
tahap pembelajaran tersebut dibagi menjadi tahap persiapan, tahap pembelajaran
yang mencakup komponen penyajian kelas, belajar kelompok, tes, dan tahap akhir
adalah penghargaan kelompok yang meliputi menentukan skor kemajuan
individu, dan pengakuan prestasi kelompok. Masing-masing persiapan dapat
dipaparkan sebagai berikut.
1. Persiapan
Hal-hal yang dipersiapkan pada tahap ini adalah materi pelajaran, membagi
siswa dalam kelompok-kelompok kecil, menentukan skor awal siswa. STAD
terdiri dari siklus kegiatan pembelajaran yang tetap yaitu mengajar, belajar
dalam kelompok, tes, dan penghargaan kelompok.
2. Penyajian kelas
Kegiatan pembelajaran dalam STAD dimulai dengan penyajian materi
pelajaran, yang diawali dengan pendahuluan, menjelaskan materi, dan latihan
12
terbimbing, pada pendahuluan ditekankan pada apa yang akan dipelajari siswa
dalam tugas kelompok. Hal ini penting dilakukan untuk memotivasi siswa
tentang materi yang akan mereka pelajari.
3. Kegiatan kelompok
Pada kegiatan kelompok siswa bersama kelompoknya melakukan diskusi
kelompok, membahas tentang materi yang diberikan dan diharapkan saling
membantu dalam menyelesaikan soal permasalahan.
4. Tes
Tes dikerjakan secara individu. Skor yang diperoleh siswa dalam mengerjakan
tes akan dipergunakan sebagai skor kelompok.
5. Penghargaan kelompok
Setelah tes dilakukan, dihitung skor kemajuan individu dan skor kelompok
serta memberi penghargaan pada kelompok-kelompok tersebut. Apabila
mungkin, skor kelompok diumumkan pada pertemuan pertama setelah tes. Hal
ini akan meningkatkan motivasi mereka untuk melakukan yang terbaik.
Menurut Nurhadi (dalam Trianto, 2011:70) ada beberapa kelemahan dari
model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut.
1. Dalam pembelajaran di kelas membutuhkan waktu yang relatif lama sehingga
kadang materi yang disampikan tidak terselesaikan.
2. Menuntut guru untuk membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang lebih
matang.
3. Membutuhkan fasilitas yang memadai seperti labolatorium, tempat duduk
siswa harus terkondisi untuk belajar kelompok.
4. Karena bersifat kelompok, maka kondisi siswa kadang agak ribut.
Oleh karena model pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai
kelebihan dan kelemahan, sebaiknya guru atau pendidik menggunakan model
pembelajaran ini disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan sehingga
13
menghasilkan hasil belajar yang memuaskan dan dapat meningkatkan hasil belajar
siswanya.
Adapun langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam kelas
adalah sebagai berikut.
1. Sebelum pebelajar berkumpul menurut kelompok STAD masing-masing, guru
menjelaskan ringkasan materi dengan cara mendemonstrasikan dan
mengajukan pertanyaan sekitar 10-15 menit.
2. Guru mempersilahkan pebelajar berkumpul menurut kelompok STAD masing-
masing.
3. Semua kelompok disuruh menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan sesuai
dengan petunjuk yang telah ditetapkan.
4. Masing –masing pebelajar berdiskusi dan saling bertukar pendapat agar semua
pebelajar dalam satu kelompok memahami tugas-tugas yang telah dikerjakan.
5. Salah seorang anggota kelompok bertugas menulis jawaban yang telah
disepakati bersama.
6. Guru mengumpulkan laporan masing-masing kelompok.
7. Laporan pebelajar dikoreksi, dikomentari, dinilai dan dikembalikan pada
pertemuan berikutnya.
8. Hasil kuis dikoreksi dan dibuatkan daftar kemajuan secara individu dan
kelompok.
2.4 Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari
“Medium” yang secara harfiah berarti “perantara” atau “pengantar” yaitu
perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa
ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Schramm (dalam
Akhmad Sudrajat, 2008) mengemukakan bahwa “Media pembelajaran
adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk
keperluan pembelajaran”. Sementara itu, Briggs (dalam Akhmad Sudrajat,
14
2008 ) berpendapat bahwa “Media pembelajaran adalah sarana fisik untuk
menyampaikan isi atau materi pembelajaran seperti; buku, film, video dan
lain sebagainya. Sedangkan National Education Association (dalam
Akhmad Sudrajat, 2008) mengungkapkan bahwa “Media pembelajaran
adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar,
termasuk teknologi perangkat keras”.
Dari ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dapat
merangsang pikiran,perasaan dan kemauan peserta didik sehingga dapat
mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Dari berbagai pengelompokan media pembelajaran secara
sederhana media pembelajaran dapat dipilah menjadi tiga kelompok saja
yaitu sebagai berikut.
a. Media Visual
Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan
menggunakan indra penglihatan. Jenis media inilah yang paling sering
digunakan oleh guru-guru untuk membantu menyampaikan isi atau materi
dalam proses pembelajaran. Media Visual ini terdiri atas media yang tidak
dapat diproyeksikan (non projected visual), dan media yang dapat
diproyeksikan (projected visual). Media yang dapat diproyeksikan dapat
berupa gambar diam (still pictures) atau bergerak (motion pictures).
Contoh dari media visual adalah tabel, poster, foto, dan slide.
b. Media Audio
15
Media Audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk
auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemauan para siswa untuk mempelajari materi
pembelajaran, contohnya program kaset suara dan program radio.
Penggunaan media audio dalam proses pembelajaran pada umumnya
untuk melatih keterampilan yang berhubungan dengan aspek-aspek
keterampilan mendengarkan.
c. Media Audiovisual
Sesuai dengan namanya, media ini merupakan kombinasi antara
audio dan visual atau biasa disebut media pandang-dengar. Dalam
batas-batas tertentu, media ini dapat juga menggantikan peran dan tugas
guru yang dalam hal ini guru tidak selalu berperan sebagai penyaji materi
(narasumber) karena penyajian materi dapat digantikan oleh media. Oleh
sebab itu, peran guru dapat juga beralih menjadi fasilitator belajar yaitu
memberikan kemudahan bagi para siswa untuk belajar. Contoh dari media
audiovisual diantaranya program video/televisi pendidikan, video/televisi
intruksional, dan program slide suara (soundslide), dan pembelajaran
dengan komputer. (Hernawan, 2008:203)
2.5 Media Bangun Ruang
Media bangun ruang merupakan “bangun geometri tiga dimensi dengan
batas-batas berbentuk bidang dan atau bidang lengkung” (Sri Subarinah dalam
Dalman, 2006:136). Pengertian tersebut menekankan bahwa bangun ruang
merupakan hubungan dari bidang datar.
16
Menurut Siskandar dan Mohamad dalam Dalman (1990:370) bangun
ruang adalah “kotak yang terbagi menjadi bagian luar kotak, kotak itu sendiri, dan
bagian dalam kotak”.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa bangun
ruang merupakan hubungan dari batas-batas suatu bidang datar yang berbentuk
bidang dan atau lengkung yang terbagi menjadi bagian luar kotak, kotak itu
sendiri, dan bagian dalam kotak.
Pada hakekatnya proses pembelajaran merupakan proses komunikasi
dikelas, dimana pembelajar (guru) berperan sebagai komunikator yang akan
menyampaikan pesan/bahan ajar kepada pebelajar (siswa) sebagai penerima
pesan. Tujuan dari pembelajaran adalah mengantarkan siswa menuju perubahan
tingkah laku, baik intelektual, moral, maupun sosial agar dapat hidup mandiri baik
secara individu maupun makhluk sosial.
Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam
pengajarannya yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar
yang dicapainya. Hamalik (2005:211) menyebutkan bahwa ada beberapa alasan,
mengapa media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa yaitu sebagai
berikut.
1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi siswa.
2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih mudah
dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan
pengajaran lebih baik.
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi tidak semata-mata berkomunikasi
verbal melalui penelusuran kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan
dan guru tidak menghabiskan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap
jam pelajaran.
17
4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
5. Taraf berpikir siswa (manusia) mengikuti tahap perkembangan dimulai dari
berpikir konkret menuju ke berpikir abstrak, dari berpikir sederhana ke
berpikir kompleks.
2.6 Hasil Belajar
Dari sekian banyak ahli pendidikan dan psikologi tidak ada yang
memiliki definisi dan perumusan yang sama mengenai hasil belajar,
namun di antara mereka memiliki pemahaman yang sama mengenai
makna hasil belajar. Dimyati dan Moedjiono (1994:35) menyatakan bahwa
hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak mengajar atau
tindak belajar. Demikian pula dalam Kamus Beasar Bahasa Indonesia
disebutkan bahwa ”hasil belajar merupakan sesuatu yang diadakan,dibuat,
dijadikan oleh suatu usaha atau dapat juga berarti pendapatan atau
perolehan, buah” (Poerwadarminta,1996:337).
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dalam konteks penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perolehan siswa setelah
mengalami interaksi proses pembelajaran. Hasil belajar Matematika adalah
perolehan belajar yang dicapai oleh seseorang setelah mengalami proses
interaksi pembelajaran mata pelajaran Matematika.
Secara umum dinyatakan bahwa ada banyak faktor yang
mempengaruhi hasil belajar. Berkaitan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar, menurut Rusyan (1993:2) “Faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi tiga yaitu;
18
(1) faktor kesiapan,yaitu kapasitas baik fisik maupun mental untuk
melakukan sesuatu, (2) motivasi, yaitu dorongan dari diri sendiri untuk
melakukan sesuatu, (3) tujuan yang ingin dicapai”.
Selain hal tersebut diatas, ada beberapa faktor ekstrensik yang juga
mempengaruhi hasil belajar, “faktor-faktor tersebut adalah faktor
guru,siswa, kurikulum, dan lingkungan” (Ali, 1992:5). Keempat faktor
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut
1). Faktor GuruSetiap guru memiliki pola mengajar sendiri-sendiri yang
tercermin dalam tingkah laku saat mengajar. Gaya mengajar guru mencerminkan bagaimana pelaksanaan pengajaran guru yang bersangkutan dipengaruhi oleh pandangannya sendiri tentang mengajar, konsep, psikologi dan kurikulum. 2). Faktor Siswa
Setiap siswa mempunyai keragaman dalam hal kecakapan maupun kepribadian, kecakapan yang dimiliki masing-masing itu meliputi kecakapan potensial maupun kecakapan yang diperoleh dari hasil belajar.3). Faktor Kurikulum
Bahan-bahan pengajaran sebagai isi kurikulum mengacu pada tujuan yang hendak dicapai.4). Faktor Lingkungan
Lingkungan meliputi keadaan tata ruang dan berbagai situasi yang ada disekitar kelas atau sekitar tempat berlangsungnya proses belajar mengajar.
2.7 KERANGKA BERPIKIR
Terkait dengan mata pelajaran matematika yang pada dasarya merupakan
pelajaran yang sulit dan ditakuti oleh siswa, sudah jelas hasil belajar siswa
menjadi kurang maksimal. Buktinya, berdasarkan hasil observasi pada proses
pembelajaran matematika di kelas IV SD Triamarta Kecamatan Kediri Tabanan
diperoleh bahwa model dan metode yang digunakan cendrung masih
konvensional yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru. Ditemukan juga guru
jarang menggunakan media pembelajaran, walaupun menggunakan media,
terbatas pada media grafis (gambar) saja.
19
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan metode
pembelajaran yang berorientasi pada pebelajar dalam bentuk kelompok-kelompok
kecil yang beranggotakan 4-5 orang siswa secara heterogen, yang nantinya dapat
saling membantu untuk menyelesaikan suatu masalah yang diberikan. Media
bangun ruang yang merupakan bangun tiga dimensi dalam bentuk kubus dan
balok secara konkrit akan membantu siswa untuk mengerti materi dan mengurangi
pemahaman secara abstrak. Dengan demikian, siswa akan lebih aktif,
bersemangat, mampu mengembangkan keterampilan sosial, dan akhirnya mampu
mengoptimalkan potensi dirinya sendiri.
Maka dari itu, peneliti menduga bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) bermedia bangun
ruang tepat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar pada materi balok dan
kubus siswa kelas IV semester genap di SD Triamarta Kecamatan Kediri,
Tabanan.
2.8 HIPOTESIS
Berdasarkan teori dan kerangka berpikir di atas maka berikut ini dapat
diajukan hipotesis yang dirumuskan sebagai berikut.
“Jika penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD) bermedia bangun ruang dapat diterapkan dengan
baik maka dapat diduga hasil belajar pada materi balok dan kubus siswa kelas IV
semester genap di SD Triamarta Kecamatan Kediri, Tabanan dapat meningkat”.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Karakteristik Subjek Penelitian
Dalam penelitian yang akan dilakukan, maka peneliti mengambil sebuah
subjek penelitian di SD Triamarta Kecamatan Kediri, Tabanan yang melibatkan
para siswa kelas IV dengan jumlah 20 orang.
3.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang
dilaksanakan pada semester genap serta berlangsung dari bulan April sampai
bulan Mei 2013.
Dalam penelitian ini, jenis penelitian tindakan yang akan digunakan adalah
penelitian tindakan kolaboratif, yaitu kolaborasi atau kerjasama antara guru dan
peneliti. Peneliti dan guru menyiapkan instrumen evaluasi / observasi, ikut terlibat
dalam pembelajaran dan dalam perencanaan tindakan yang akan dilaksanakan ,
serta melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario yang sudah disiapkan
bersama. Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus, tapi tidak menutup
kemungkinan dilanjutkan ke siklus berikutnya apabila belum memenuhi target
21
penelitian. Masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan ditambah 1 kali
pertemuan untuk evaluasi belajar siswa.
3.3 Rancangan Penelitian
Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus, tapi tidak menutup
kemungkinan dilanjutkan ke siklus berikutnya apabila belum memenuhi target
penelitian. Akhir siklus I ditandai dengan pelaksanaan ulangan harian begitupun
dengan siklus II dan siklus selanjutnya bila belum memenuhi target penelitian.
Adapun rancangan dari penelitian tindakan kelas ini adalah :
Siklus I Siklus II
Gambar : 1.1 Rancangan Penelitian Tindakan Kelas (Kasbullah, 2007)
3.3.1 Rencana Tindakan
Adalah perencanaan yang dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan
proses pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan pada rancangan tindakan ini
adalah : (1) menyiapkan meteri yang akan diajarkan, (2) menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan model dan metode serta
materi pembelajaran, (3) menyiapkan media pembelajaran, (4) menyiapkan
instrument penilaian/tes.
3.3.2 Pelaksanaan
Adalah upaya yang dilakukan oleh guru / peneliti untuk melakukan
perbaikan atau peningkatan yang diinginkan. Kegiatan yang dilakukan pada
rancangan pelaksanaan ini adalah : melaksanakan proses pembelajaran sesuai
Rencana Tindakan
Pelaksanaan
Evaluasi/ Observasi/
Refleksi Refleksi Rencana Tindakan
Evaluasi/Observasi Pelaksanaan
21
22
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah
dipersiapkan,yaitu: (1) penyampaian materi ajar di kelas dengan metode
demontrasi tanya-jawab, (2) membentuk kelompok-kelompok heterogen, (3)
memberikan tugas pada masing-masing kelompok, (4) mengumpulkan laporan
masing-masing kelompok.
3.3.3 Evaluasi / Observasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui hasil dari pembelajaran. Kegiatan
yang dilakukan pada rancangan evaluasi ini adalah : (1) penilaian tugas
kelompok, dan (2) penilaian terhadap hasil ulangan harian. Observasi
dilakukan untuk mengamati guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
Kegiatan yang dilakukan dalam observasi ini adalah: (1) mengobservasi guru
dalam membuka pelajaran, menyampaikan materi dan menutup pelajaran, dan
(2) mengobservasi siswa dalam kerja kelompok.
3.3.4 Refleksi
Refleksi dilakukan untuk melihat, mengkaji dan mempertimbangkan
dampak tindakan yang telah diberikan. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti
bersama-sama guru dapat melakukan perbaikan kekurangan-kekurangan
dalam proses pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan pada rancangan refleksi
ini adalah peneliti mengkaji dan merenungkan hasil penilaian terhadap
pelaksanaan tindakan tersebut dengan maksud jika terjadi hambatan, akan
dicari pemecahan masalahnya untuk direncanakan tindakan pada siklus
selanjutnya
3.4. Dentifikasi Variabel
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua variabel, yakni variabel
bebas dan variabel terikat. Adapun variabel yang digunakan dalam penilitian ini,
sebagai berikut.
3.4.1 Variabel Bebas : Model pembelajaran kooperatif tipe STAD bermedia
bangun ruang.
3.4.2 Variabel Terikat : Hasil belajar.
3.5 Metode Dan Instrumen Pengumpulan Data
23
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode dan instrumen yakni
dengan menggunakan metode tes dan instrumen pengumpulan data berupa soal-
soal tes. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam metode ini berupa soal-
soal latihan untuk mengukur hasil belajar setelah menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD bermedia bangun ruang.
3.6 Teknik Analisis dan Kriteria Keberhasilan
Setelah data tes hasil belajar dan lembar observasi dalam penelitian
ini terkumpul maka selanjutnya akan dilakukan analisis data. Dalam
menganalisis data ini digunakan metode analisis statistik deskriptif. Untuk
data hasil belajar langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: menghitung
nilai rata-rata kelas, menganalisis data ketuntasan belajar siswa secara
individu, dan menentukan persentase ketuntasan belajar secara klasikal.
1. Menghitung mean (rata-rata) skor siswa
Adapun rumusnya adalah sebagai berikut.
M = X1 + X2 + X3...... Xn
N
Keterangan:
M = Mean
X = Skor siswa
N = Jumlah siswa
(Nurkancana, 1990:173)
2. Menganalisis data ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal yang
dihitung dengan norma absolut dengan skala seratus (persentil).
Adapun rumusnya adalah:
24
P = § x 100%
Keterangan:
P = Persentil
X = Skor yang dicapai
SMI = Skor Maksimal Ideal
(Nurkancana,1990:90)
Pedoman yang digunakan untuk menilai hasil belajar siswa dapat
ditentukan dengan membandingkan M (%) atau rata-rata persen dengan
PAP skala lima seperti dalam tabel berikut ini
Tabel 3.2 Pedoman PAP Skala Lima
PersentaseNilai
HurufNilai
AngkaKriteria Hasil
Belajar 85% - 100% A 4 Sangat Baik 70% - 84% B 3
Baik 55% - 69% C 2 Cukup 40% - 54% D 1
Kurang 0% - 39% E 0 Sangat Kurang
Menentukan persentase ketuntasan belajar secara klasikal
Adapun rumusnya adalah:
KB = § x 100%
Keterangan:
KB = Ketuntasan Belajar
Untuk menentukan keberhasilan siswa, maka dilakukan penskoran
dan penentuan standar keberhasilan belajar. Secara umum sistem penilaian
25
dalam penelitian ini menggunakan ”mastery learning” yaitu siswa anan
dikategorikan berhasil apabila telah mencapai 75% secara individu. Pada
penelitian ini, keberhasilan proses pembelajaran ditentukan pada
pencapaian penguasaan materi yaitu sebesar 75% secara individu dan
secara klasikal. Apabila tingkat pencapaian penguasaan materi telah
mencapai 75% secara individu dan secara klasikal, maka penelitian ini
akan dihentikan, serta akan disimpulkan bahwa siklus tersebut telah
berhasil.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Data Observasi Awal
Sebelum melaksanakan tindakan penelitian siklus I, peneliti
melaksanakan kegiatan observasi awal untuk mengetahui hasil belajar
siswa. Berikut ini adalah data hasil belajar siswa pada tahap observasi
Matematika kls IV2Menggambar bangun sesuai sifat-sifat bangun ruang yang diberikan Tanya jawab, Penugasan, DiskusiBuku Paket Matematika
kls IV, gambar 3Menggambar berbagai jarring-jaring kubus dan balok Tanya Jawab, Penugasan, DiskusiBuku Paket Matematika kls IV, gambar
Sintaks Pembelajaran Kooperatif
FaseAktivitas GuruFase-1Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi siswa belajar.Fase-2Menyajikan InformasiGuru Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.Fase-3Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.Fase-4Membimbing kelompok bekerja dan belajar. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.Fase-5EvaluasiGuru Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.Fase-6Memberikan penghargaanGuru mencari cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
E. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan I
1. Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
a. Koordinasi Kelas
1) Mengucapkan salam.
2) Absensi.
43
3) Guru menyiapkan siswa belajar.
b. Apersepsi
Guru bertanya kepada siswa: “Apa saja yang termasuk bangun
ruang” ?
c. Guru menjelaskan tujuan dan langkah pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (40 menit)
a. Kegiatan Eksplorasi
1) Siswa membentuk kelompok secara heterogen dan sama rata.
2) Siswa mendengarkan arahan dari guru.
3) Siswa mengamati gambar.
4) Siswa membaca buku tentang materi mengenal sifat-sifat bangun
ruang.
b. Kegiatan Elaborasi
1) Siswa mengadakan diskusi secara kelompok dan menyebutkan sifat-
sifat bangun ruang sederhana dibantu bimbingan guru
2) Siswa berdiskusi tentang menggambar bangun sesuai sifat-sifat
bangun ruang yang diberikan
3) Siswa mengadakan tanya jawab dengan teman kelompok dan guru
mengenai berbagai jaring-jaring balok.
c. Kegiatan Konfirmasi
1) Guru memberikan komentar terhadap penjelasan siswa mengenai
bangun ruang.
2) Guru menyebutkan nama siswa yang hasil diskusinya paling tepat
3) Guru menjelaskan kembali tentang materi bangun ruang (balok )
4) Guru mempertegas materi yang sudah diberikan.
5) Guru mempersilakan siswa menanyakan hal-hal yang belum
dimengerti
3. Kegiatan penutup (10 menit)
a. guru bersama siswa meresume atau menyimpulkan materi pelajaran
b. Mengevaluasi siswa
c. Memberikan tindak lanjut
44
d. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
e. Menutup pelajaran.
F. Alat dan Sumber Belajar
Alat : Media Gambar
Sumber :
a. Silabus
b. Buku Paket Matematika SD kelas IV
G. Penilaian
Teknik : Tes tertulis
Bentuk : Obyektif
Instrumen : Soal
2. Sifat-sifat Kubus
Perhatikan bangun ruang kubus
disamping !
Kubus terdiri dari
6 bidang sisi, yaitu :
Sisi bawah KLMN
Sisi atas OPQR
Sisi kiri KNRO
Sisi Kanan LMQP
Sisi depan KLPO
Sisi belakang NMQR
8 titik sudut, yaitu :
Titik sudut K, L, M, N, O, P, Q dan R
12 rusuk, yaitu :
Rusuk KL, KM, NM, NK, KO, LP, MQ, NR, OP, PO, OR dan RO
K
N
L
M
O
R Q
P
45
Setelah bagian-bagian dari kubus dipahami sekarang kita perhatikan sifat-
sifat kubus
Terdapat enam sisi yang sama luasnya, yaitu :
Sisi KLMN = OPQR = KMRO = LMQP = KLPO = MNOR.
Terdapat 3 pasang sisi yang sejajar ( //)
Artinya jika dua sisi diperpanjang tidak akan berpotongan, yaitu :
Sisi bawah KLMN // sisi atas OPQR
Sisi kiri KNRO // sisi kanan LMQP
Sisi depan KLPO // sisi belakang NMQR
Terdapat 3 pasang rusuk yang sejajar (//)
Artinya jika dua rusuk diperpanjang tidak akan berpotongan, yaitu :
Rusuk KL // rusuk MN // rusuk QR // rusuk OP
Rusuk KO // rusuk LP // rusuk MQ // rusuk NR
Rusuk KN // rusuk LM // rusuk PQ // rusuk OR
Kedua rusuknya sama panjang, yaitu :
Rusuk KL = LM = MN = NK= KO = LP = MQ = NR = OP = PQ = OR =
RO
C. Alokasi Waktu : 2x35 menit ( 70 Menit )
D. Metode Pembelajaran
1. Metode ceramah digunakan untuk mewujudkan indikator menyebutkan
sifat-sifat bagun ruang sederhana.
2. Metode penugasan digunakan untuk mewujudkan indikator menggambar
bangun sesuai sifat-sifat bangun ruang yang diberikan.
3. Metode pengamatan digunakan untuk mewujudkan indikator menggambar
Matematika kls IV2Menggambar bangun sesuai sifat-sifat bangun ruang yang diberikan Tanya jawab, Penugasan, DiskusiBuku Paket Matematika
kls IV, gambar 3Menggambar berbagai jarring-jaring kubus dan balok Tanya Jawab, Penugasan, DiskusiBuku Paket Matematika kls IV, gambar
E. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
d. Koordinasi Kelas
4) Mengucapkan salam.
5) Absensi.
6) Guru menyiapkan siswa belajar.
e. Apersepsi
Guru bertanya kepada siswa: “Apa saja yang termasuk bangun
ruang” ?
f. Guru menjelaskan tujuan dan langkah pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (40 menit)
d. Kegiatan Eksplorasi
5) Siswa membentuk kelompok secara heterogen dan sama rata.
6) Siswa mendengarkan arahan dari guru.
7) Siswa mengamati gambar.
8) Siswa membaca buku tentang materi mengenal sifat-sifat bangun
ruang.
e. Kegiatan Elaborasi
4) Siswa mengadakan diskusi secara kelompok dan menyebutkan sifat-
sifat bangun ruang sederhana.
5) Siswa berdiskusi tentang menggambar bangun sesuai sifat-sifat
bangun ruang yang diberikan
6) Siswa mengadakan tanya jawab dengan teman kelompok dan guru
mengenai berbagai jaring-jaring kubus dan balok.
f. Kegiatan Konfirmasi
47
6) Guru memberikan komentar terhadap penjelasan siswa mengenai
bangun ruang.
7) Guru menyebutkan nama siswa yang hasil diskusinya paling tepat
8) Guru menjelaskan kembali tentang materi bangun ruang (balok dan
kubus)
9) Guru mempertegas materi yang sudah diberikan.
10) Guru mempersilakan siswa menanyakan hal-hal yang belum
dimengerti
Kegiatan penutup (10 menit)
a. guru bersama siswa meresume atau menyimpulkan materi pelajaran
b. Mengevaluasi siswa
c. Memberikan tindak lanjut
d. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
e. Menutup pelajaran.
E. Penilaian
a. Aspek yang dinilai :
1. Kognitif
2. Afektif
3. Psikomotor
b. Contoh soal atau instrumen
c. Penskoran
Skor masing-masing soal obyektif = 1
Penilaian dengan PAP
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = ---------------------------------------- X 100%
Jumlah skor ideal
Penguasaan
48
(%)Kriteria Nilai AngkaKriteria Nilai Huruf90-10010Istimewa80-899Sangat Baik70-798Baik60-797Lebih dari cukup50-596Cukup40-495Hampir cukup30-394Kurang20-293Sangat kurang10-192Buruk00-091Sangat buruk
F. Sumber Belajar
1. Buku Matematika kls IV Sekolah Dasar
2. Media dan alat peraga yang menunjang pembelajaran
3. Lingkungan sekitar sekolah
4. Pengalaman siswa
Soal-soal
( Tes Objektif )
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang
(X) pada huruf a,b,c atau d di bawah ini !
1. Balok terdiri dari ..............................
a. 8 bidang sisi b. 6 bidang sisi c. 4 bidang sisi
2. Balok mempunyai titik sudut .............................
a. 8 titik sudut b. 6 titik sudut c. 4 titik sudut
3. Jumlah rusuk pada balok adalah ............................
a. 6 b. 10 c. 12
4. Suatu bangun ruang sederhana memiliki 6 bidang sisi yang kongruen, 12 rusuk
yang Sama panjang 8 titik sudut siku-siku adalah bangun ruang ......................
a. Balok b. Kubus c. Limas
5. Sisi kubus berbentuk ............................
a. Persegi panjang b. Persegi c.Belah
ketupat
6. Kubus memiliki ..................... rusuk sejajar yang sama panjang
a. 4 b. 8 c. 12
49
7. Bangun ruang yang mempunyai 6 sisi persegi yang sama luasnya
adalah ................
a. Balok b. Tabung c. Kubus
8. Perhatikan pernyataan tentang bangun ruang :
1) Mempunyai 8 titik sudut
2) Mempunyai 12 rusuk
3) Mempunyai 3 pasang sisi yang berhadapan
4) Sisi yang berhadapan sama besar
Bangun ruang yang sesuai dengan pernyataan tersebut adalah .....................
a. Balok b. Tabung c. Kubus
9. Berikut adalah sifat balok kecuali .....................
a. Mempunyai 6 sisi
b. Mempunyai 12 rusuk
c. Semua sisi sama besar
10. Yang merupakan sifat kubus ........................
a. Mempunyai 8 rusuk
b. Mempunyai 12 sisi
c. Mempunyai 6 sisi yang sama besar
Kuci Jawaban
1. B 6. C
2. A 7. C
3. C 8. A
4. A 9. C
5. B 10.C
Mengetahui/Menyetujui Tabanan, 11 April 2013
Guru kelas IV Peneliti
Ni Putu Eka Danwantari, S.Pd Ni Ketut Kartini
Nim : 1091031010
50
Mengetahui/ Menyetujui
Kepala SD Triamarta Kediri
Drs. Gusti Bagus Budiantara
Lampiran 02. Lembar kerja Siswa Siklus I
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
SIKLUS I
KELOMPOK :
NAMA : 1.____________________
2.____________________
3.____________________
4.____________________
5.____________________
Amatilah gambar bangun ruang berikut, lalu diskusikan bersama kelompokmu
A
D
B
C
E
H G
F
51
Jawabanlah pertanyaan berikut !
1. Apa nama bangun ruang diatas ?
2. Berapa jumlah titik sudutnya ? Sebutkan namanya !
3. Berapa jumlah sisinya ? Sebutkan !
4. Ada berapa jumlah rusuknya ?
Sebutkanlah nama-nama rusuk yang sejajar !
5. Adakah rusuk-rusuk yang sama panjang ?
Jika ada, Sebutkan !
Lampiran 03. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SD/MI : SD Triamarta
Kelas/Semester : IV/2
Mata Pelajaran : Matematika
Jumlah Pertemuan : 2 kali pertemuan
Standar Kompetensi :
8. Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar
Kompetensi Dasar :
8.2 Menentukan jaring-jaring balok dan kubus
Indikator Kompetensi:
8.2.1 Menggambar berbagai jaring-jaring kubus dan balok
8.2.2 Mengidentifikasi jaring-jaring kubus dan balok dari berbagai bentuk
52
jaring-jaring bangun ruang
A. Tujuan Pembelajaran
3. Melalui membaca isi buku dan diskusi kelompok, siswa dapat menggambar
berbagai jaring-jaring kubus dan balok
4. Melalui diskusi kelompok siswa dapat mengidentifikasi jaring-jaring kubus
dan balok dari berbagai bentuk jaring-jaring bangun ruang
B. Materi Pembelajaran
Mengenal sifat-sifat Bangun Ruang
Sifat-sifat Balok
Perhatikan Bangun Ruang Balok diatas !
Balok terdiri dari :
6 bidang sisi yaitu :
Sisi bawah ABCD Sisi kanan BCGF
Sisi atas EFGH Sisi depan ABFE
Sisi kiri ADHE Sisi belakang DCGH
8 titik sudut yaitu :
Titik sudut A, B, C, D, E, F dan H
12 rusuk yaitu :
Rusuk AB, BC, CD, DA, AE, BF, CG, DH, EF, FG, GH, dan HE
Setelah bagian-bagian dari balok dipahami sekarang kita perhatikan sifat-sifat
balok
Terdapat 3 pasang sisi yang sama luasnya, yaitu :
Sisi bawah ABCD = sisi atas EFGH
Sisi kiri ADHE = sisi kanan BCGF
Sisi depan ABFE = sisi belakang DCGH
Terdapat 3 pasang sisi yang sejajar (//), yaitu :
A
D
B
C
E
H G
F
A B
CD
E F
H G
E
H G
F
E F
53
Sisi bawah ABCD // sisi atas EFGH
Sisi kiri ADHE // sisi kanan BCGF
Sisi depan ABFE // sisi belakang DCGH
Terdapat 3 pasang rusuk yang sama panjang, yaitu :
Rusuk AB = rusuk DC = rusuk EF = rusuk HG
Rusuk AE = rusuk BF = rusuk CG = rusuk DH
Rusuk AD = rusuk BC = rusuk FG = rusuk EH
Terdapat 3 pasang rusuk yang sejajar (//), yaitu :
Rusuk AB // rusuk DC // rusuk EF // rusuk AG
Rusuk AE // rusuk BF // rusuk CG // rusuk DH
Rusuk AD // rusuk DC // rusuk FG // rusuk EH
C. Alokasi waktu : 2 x 35 menit (70 menit)
D. Model dan Metode Pembelajaran
a. Metode ceramah digunakan untuk mewujudkan indikator menyebutkan
sifat-sifat bangun ruang sederhana
b. Metode penugasan digunakan untuk mewujudkan indikator
menggambar bangun sesuai sifat-sifat bangun ruang yang diberikan
c. Metode pengamatan digunakan untuk mewujudkan indikator
Matematika kls IV2Menggambar bangun sesuai sifat-sifat bangun ruang yang diberikan Tanya jawab, Penugasan, DiskusiBuku Paket Matematika
kls IV, gambar 3Menggambar berbagai jarring-jaring kubus dan balok Tanya Jawab, Penugasan, DiskusiBuku Paket Matematika kls IV, gambar
Sintaks Pembelajaran Kooperatif
FaseAktivitas GuruFase-1Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi siswa belajar.Fase-2Menyajikan InformasiGuru Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.Fase-3
54
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.Fase-4Membimbing kelompok bekerja dan belajar. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.Fase-5EvaluasiGuru Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.Fase-6Memberikan penghargaanGuru mencari cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
E. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan I
1. Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
g. Koordinasi Kelas
7) Mengucapkan salam.
8) Absensi.
9) Guru menyiapkan siswa belajar.
h. Apersepsi
Guru bertanya kepada siswa: “Apa saja yang termasuk bangun
ruang” ?
i. Guru menjelaskan tujuan dan langkah pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (40 menit)
g. Kegiatan Eksplorasi
9) Siswa membentuk kelompok secara heterogen dan sama rata.
10) Siswa mendengarkan arahan dari guru.
11) Siswa mengamati gambar.
12) Siswa membaca buku tentang materi mengenal sifat-sifat bangun
ruang.
h. Kegiatan Elaborasi
7) Siswa mengadakan diskusi secara kelompok dan menyebutkan sifat-
sifat bangun ruang sederhana dibantu bimbingan guru
8) Siswa berdiskusi tentang menggambar bangun sesuai sifat-sifat
bangun ruang yang diberikan
9) Siswa mengadakan tanya jawab dengan teman kelompok dan guru
mengenai berbagai jaring-jaring balok.
i. Kegiatan Konfirmasi
55
11) Guru memberikan komentar terhadap penjelasan siswa mengenai
bangun ruang.
12) Guru menyebutkan nama siswa yang hasil diskusinya paling tepat
13) Guru menjelaskan kembali tentang materi bangun ruang (balok )
14) Guru mempertegas materi yang sudah diberikan.
15) Guru mempersilakan siswa menanyakan hal-hal yang belum
dimengerti
3. Kegiatan penutup (10 menit)
a. guru bersama siswa meresume atau menyimpulkan materi pelajaran
b. Mengevaluasi siswa
c. Memberikan tindak lanjut
d. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
e. Menutup pelajaran.
F. Sumber Belajar
a. Silabus
b. Buku Paket Matematika SD kelas IV
c. Media dan alat peraga yang menunjang pembelajaran
d. Lingkungan sekitar sekolah
e. Penglaman sekolah
G. Penilaian
Teknik : Tes tertulis
Bentuk : Obyektif
Instrumen : Soal
2. Sifat-sifat Kubus
Perhatikan bangun ruang kubus
disamping !
K
N
L
M
O
R Q
P
56
Kubus terdiri dari
6 bidang sisi, yaitu :
Sisi bawah KLMN
Sisi atas OPQR
Sisi kiri KNRO
Sisi Kanan LMQP
Sisi depan KLPO
Sisi belakang NMQR
8 titik sudut, yaitu :
Titik sudut K, L, M, N, O, P, Q dan R
12 rusuk, yaitu :
Rusuk KL, KM, NM, NK, KO, LP, MQ, NR, OP, PO, OR dan RO
Setelah bagian-bagian dari kubus dipahami sekarang kita perhatikan sifat-
sifat kubus
Terdapat enam sisi yang sama luasnya, yaitu :
Sisi KLMN = OPQR = KMRO = LMQP = KLPO = MNOR.
Terdapat 3 pasang sisi yang sejajar ( //)
Artinya jika dua sisi diperpanjang tidak akan berpotongan, yaitu :
Sisi bawah KLMN // sisi atas OPQR
Sisi kiri KNRO // sisi kanan LMQP
Sisi depan KLPO // sisi belakang NMQR
Terdapat 3 pasang rusuk yang sejajar (//)
Artinya jika dua rusuk diperpanjang tidak akan berpotongan, yaitu :
Rusuk KL // rusuk MN // rusuk QR // rusuk OP
Rusuk KO // rusuk LP // rusuk MQ // rusuk NR
Rusuk KN // rusuk LM // rusuk PQ // rusuk OR
Kedua rusuknya sama panjang, yaitu :
Rusuk KL = LM = MN = NK= KO = LP = MQ = NR = OP = PQ = OR =
RO
K
O R
N
ML
P Q
R O K
Q P L
57
C. Alokasi Waktu : 2x35 menit ( 70 Menit )
D. Metode Pembelajaran
4. Metode ceramah digunakan untuk mewujudkan indikator menyebutkan
sifat-sifat bagun ruang sederhana.
5. Metode penugasan digunakan untuk mewujudkan indikator menggambar
bangun sesuai sifat-sifat bangun ruang yang diberikan.
6. Metode pengamatan digunakan untuk mewujudkan indikator menggambar
Matematika kls IV2Menggambar bangun sesuai sifat-sifat bangun ruang yang diberikan Tanya jawab, Penugasan, DiskusiBuku Paket Matematika
kls IV, gambar 3Menggambar berbagai jarring-jaring kubus dan balok Tanya Jawab, Penugasan, DiskusiBuku Paket Matematika kls IV, gambar
E. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
a. Koordinasi Kelas
1.) Mengucapkan salam.
2.) Absensi.
3.) Guru menyiapkan siswa belajar.
b. Apersepsi
Guru bertanya kepada siswa: “Apa saja yang termasuk bangun ruang” ?
c. Guru menjelaskan tujuan dan langkah pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (40 menit)
j. Kegiatan Eksplorasi
1.) Siswa membentuk kelompok secara heterogen dan sama rata.
58
2.) Siswa mendengarkan arahan dari guru.
3.)Siswa mengamati gambar.
4.) Siswa membaca buku tentang materi mengenal sifat-sifat bangun ruang.
k. Kegiatan Elaborasi
1.) Siswa mengadakan diskusi secara kelompok dan menyebutkan sifat-
sifat bangun ruang sederhana
2.) Siswa berdiskusi tentang menggambar bangun sesuai sifat-sifat
bangun ruang yang diberikan
3.) Siswa mengadakan tanya jawab dengan teman kelompok dan guru
mengenai berbagai jaring-jaring kubus dan balok
l. Kegiatan Konfirmasi
1.) Guru memberikan komentar terhadap penjelasan siswa mengenai
bangun ruang.
2.) Guru menyebutkan nama siswa yang hasil diskusinya paling tepat
3.) Guru menjelaskan kembali tentang materi bangun ruang (balok dan
kubus)
4.) Guru mempertegas materi yang sudah diberikan.
5.) Guru mempersilakan siswa menanyakan hal-hal yang belum
dimengerti
Kegiatan penutup (10 menit)
a. guru bersama siswa meresume atau menyimpulkan materi pelajaran
b. Mengevaluasi siswa
c. Memberikan tindak lanjut
d. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
e. Menutup pelajaran.
E. Penilaian
a. Aspek yang dinilai :
1. Kognitif
2. Afektif
3. Psikomotor
59
b. Contoh soal atau instrumen
c. Penskoran
1. Skor masing-masing soal obyektif = 1
2. Skor masing-masing soal isian = 2
3. Skor masing-masing soal uraian = 3
4. Skor maksimal ideal = 50
Penilaian dengan PAP
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = ---------------------------------------- X 100%
Jumlah skor ideal
Penguasaan(%)Kriteria Nilai AngkaKriteria Nilai Huruf90-10010Istimewa80-899Sangat Baik70-798Baik60-797Lebih dari cukup50-596Cukup40-495Hampir cukup30-394Kurang20-293Sangat kurang10-192Buruk00-091Sangat buruk
F. Sumber Belajar
5. Buku Matematika kls IV Sekolah Dasar
6. Media dan alat peraga yang menunjang pembelajaran
7. Lingkungan sekitar sekolah
8. Pengalaman siswa
Isilah titik-titik dibawah ini !
C
F
D
E
G
J I
H
60
1. Nama bangun ruang diatas adalah ...........
2. Banyak titik sudut ada ..........................
3. Banyak sisi ada ..........................
4. Sisi FJGC sejajar dengan sisi ..................
5. Sisi CDHG sejajar dengan sisi .......................
6. Sisi GHIJ sejajar dengan sisi .........................