1 PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN KARIR KARYAWAN PT TELKOM KANTOR DIVISI REGIONAL III TAHUN 2008 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen Bisnis Disusun oleh : Nama : Asri Sukmawati NIM : 1.04.40.0924 Angkatan : 8 ( Delapan ) Program : S-1 Reguler MANAJEMEN BISNIS TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA INSTITUT MANAJEMEN TELKOM YAYASAN PENDIDIKAN TELKOM 2008
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP
PENINGKATAN KARIR KARYAWAN PT TELKOM KANTOR
DIVISI REGIONAL III TAHUN 2008
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen Bisnis
Disusun oleh : Nama : Asri Sukmawati
NIM : 1.04.40.0924
Angkatan : 8 ( Delapan )
Program : S-1 Reguler
MANAJEMEN BISNIS TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
INSTITUT MANAJEMEN TELKOM
YAYASAN PENDIDIKAN TELKOM
2008
2
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
TERHADAP PENINGKATAN KARIR KARYAWAN KANTOR DIVRE III PT TELKOM BANDUNG TAHUN 2008
Disusun Oleh : Nama : Asri Sukmawati NIM : 1.04.40.0924 Angkatan : 8 ( Delapan ) Program : S – 1 Reguler
Disetujui : Bandung, Agustus 2008
Pembimbing I, Pembimbing II,
(Drs. Tarcisius T. Sipayung., MM) (Bambang Budiono., MT)
INSTITUT MANAJEMEN TELKOM YAYASAN PENDIDIKAN TELKOM
2008
3
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan
untuk mendapat gelar akademik (Sarjana, Magister, dan atau
Doktor), baik di INSTITUT MANAJEMEN TELKOM maupun di
perguruan tinggi lainnya.
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing / tim
promotor.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah
ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan
jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan
nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di
kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam
pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik
berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini,
serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan
tinggi ini.
Bandung, Agustus 2008 Yang membuat pernyataan, (Asri Sukmawati) NIM : 1.04.40.0924
4
5
KATA PENGANTAR
Alhamdu lillahi rabbil a’lamiin, puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, dalam upaya
memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana Manajemen
Bisnis Telekomunikasi dan Informatika pada Institut Manajemen Bisnis
TELKOM.
Selama masa penelitian hingga selesainya skripsi ini penulis
banyak mendapatkan arahan, dorongan, dukungan serta bantuan dari
berbagai pihak sehingga berbagai hambatan yang penulis temui dari
awal hingga akhir penulisan dapat diatasi. Untuk itu penulis haturkan
terima kasih kepada :
1. Bapak T.T. Sipayung, selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan kontribusi yang sangat besar untuk meluangkan
waktunya dalam membimbing dengan penuh kesabaran dan
memberi arahan, saran serta berbagai ilmu dan nasehat sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
2. Bapak Bambang Budiono, selaku dosen pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya dalam membimbing dengan penuh kesabaran
dan memberi arahan, saran serta berbagai ilmu dan nasehat
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
3. Karyawan kantor Divre III dan HR Area 03 PT Telkom sebagai
tempat penelitian.
4. Bapak dan Ibu dosen pengajar, civitas dan administrasi IM Telkom.
5. Keluarga besar warnet Cyber Corner, khususnya Teh Prima, Teh
Keterangan : DIV : DIVISI REGIONAL III SECR : DIVISION SECRETARY
COMM : DIVISION COMMUNICATION
PBF : BIDANG PRODUCT & BUSINESS PERFORMANCE
ANPP : BIDANG ACCESS NETWORK PLANNING & PERFORMANCE
MS : BIDANG MARKETING & SALES CC : BIDANG CUSTOMER CARE GS : BIDANG GENERAL SUPPORT
Tabel 1.2
Komposisi Karyawan Kantor Divre III PT Telkom Bandung menurut Band Posisi dan Jabatan posisi Juni 2008
Karyawan Kantor Divre III PT Telkom Bandung
BP Jabatan Jumlah Karyawan
I EGM, Deputy EGM 2 II OSM, SM 6 III Division Communication, Divison Secretary, Manager 23 IV Asman, Off1, Secretatry EGM, Secretary Deputy 82 V AJM, Off 2, SPV 40 VI Ass spv, Off 3, SR Tech 23 VII Staff admin, Staff Sales, Staff Customer Service, Tech 2
Jumlah 178 (Sumber : Data Internal – Administrasi and Services HR Area 03 PT Telkom tahun 2008 )
1.2 Latar Belakang Permasalahan
Era globalisasi dapat dikatakan suatu masa dimana persaingan
dalam dunia usaha dan bisnis tidak hanya berskala nasional atau
regional, tetapi lebih berskala internasional. Oleh karena itu, setiap
perusahaan dituntut untuk bisa bersaing dengan para kompetitor secara
ketat. Dunia usaha yang semakin kompetitif tersebut telah membawa
34
pelaku ekonomi dalam dunia usaha untuk merumuskan kembali
strateginya, agar tetap eksis serta dapat tumbuh dan berkembang.
Beberapa organisasi di negara maju telah menunjukkan
keberhasilan dengan menggunakan praktek pengelolaan Sumber Daya
Manusia ( SDM ) yang efektif dengan cara peningkatan keterampilan
dan keahlian SDM organisasi. PT Telkom sebagai operator
telekomunikasi pertama di Indonesia selalu diposisikan sebagi perintis
dan penggerak industri telekomunikasi di Indonesia. Sampai dengan
Triwulan (TW) III tahun 2007, PT Telkom masih berada sebagai market
leader untuk sektor fixed phone, cellular, dan fixed wireless. Di sektor
fixed phone yang dikelola oleh Divre I – VII, PT Telkom menguasai
90% pasar di Indonesia. Demikian juga di sektor cellular, PT Telkom
berhasil menguasai pasar sebesar 53,9% yang dikelola oleh Telkomsel.
Sementara itu, Flexi berhasil merebut 70,8% pasar di Indonesia untuk
sektor fixed wireless.
Hal tersebut dirasakan oleh PT Telkom Divisi Regional (Divre)
III Bandung agar selalu meningkatkan efisiensi dan efektivitas
kinerjanya untuk dapat bersaing dengan para kompetitor. Tahun 2006,
Divre III berhasil meraih peringkat III dalam usahanya untuk
memberikan kontribusi terhadap total pendapatan Telkom dengan
pendapatan mencapai Rp 2,8 triliun. Sementara itu, untuk penggunaan
akses internet Dial Up TelkomNet Instan dalam program Weekend-net
Promo, pertumbuhan di wilayah operasi Telkom Divisi Regional (Divre)
III Jawa Barat dan Banten tampak lebih menonjol dbanding wilayah-
wilayah lainnya. Dari sisi jumlah pengguna, untuk periode Maret
dibanding April s/d Juni 2006, Divre III berhasil membukukan
pertumbuhan 17,06% (Sabtu) dan 19,50% (Minggu). Demikian pula,
35
dari sisi pemakaian, pertumbuhan Divre III merupakan yang tertinggi,
yaitu 29,36% (Sabtu) dan 41,85% (Minggu).
Tujuan serta sasaran perusahaan dapat lebih mudah tercapai
apabila perusahaan juga memiliki SDM yang berkualitas. Kriteria SDM
yang berkualitas salah satunya adalah SDM yang memiliki kinerja yang
tinggi. Upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan harus didukung
oleh perusahaan, salah satunya dengan adanya manajemen karir.
Manajemen karir yang baik pada perusahaan menjadi faktor motivasi
bagi karyawan untuk lebih meningkatkan kinerja. Karir merupakan
indikator proses pengembangan diri karyawan dalam suatu perusahaan.
Melalui pendidikan dan pelatihan, karyawan diberikan
kesempatan yang sama untuk menapaki karir yang lebih baik dan
terbuka. Seperti yang dikemukakan oleh Henry Simamora (1997 : 346 –
349), bahwa salah satu tujuan utama pendidikan dan pelatihan adalah
mempersiapkan karyawan untuk dipromosikan dan menduduki posisi
baru yang membutuhkan tingkat keahlian yang lebih tinggi.
Pendidikan dan pelatihan memungkinkan karyawan menguasai
keahlian yang dibutuhkan pekerjaan berikutnya di jenjang atas
perusahaan, dan memudahkan transisi dari pekerjaan karyawan saat ini
ke posisi yang melibatkan tanggung jawab yang lebih besar. Menyadari
pentingnya pendidikan dan pelatihan, Divre III PT Telkom menyediakan
anggaran sebesar 4, 48% dari anggaran total pendidikan dan pelatihan
Telkom.
Sampai dengan TW II tahun 2008, karyawan yang mengalami
peningkatan karir adalah sebanyak 19% (34 karyawan) dari total 178
karyawan yang bekerja di kantor Divre III PT Telkom Bandung.
Peningkatan karir paling banyak terjadi pada Band Posisi IV dengan
36
jabatan Assisten Manager dan Officer 1. Berikut adalah tabel persentase
peningkatan karir karyawan posisi Juni 2008.
Tabel 1.3
Prosentase Peningkatan Karir Karyawan
Posisi Juni 2008
Karyawan Kantor Divre III PT Telkom Bandung
BP Jabatan Persentase
Peningkatan karir
I EGM, Deputy EGM 0% II OSM, SM 0% III Manager 17% IV Ass.Man, Off 1, Secretary EGM, Secretary Deputy 35% V AJM, Off 2, SPV 24% VI Ass. SPV, Off 3, SR Tech 24% VII Staff Admin, Staff Sales, Staff Customer Service, Tech 0%
Jumlah 100%
(Sumber : Data Internal – Career Development HR Area 03 PT Telkom tahun 2008 ) Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis dengan pihak
HR Area 03 PT Telkom Bandung, 90% karyawan Divre III PT Telkom
sudah pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan. Karyawan yang telah
mengikuti pendidikan dan pelatihan tidak secara langsung mengalami
peningkatan karir. Proses peningkatan karir karyawan kantor Divre III
PT Telkom Bandung dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Kompetensi,
2. Performansi,
3. Nilai Assessment Center,
4. Pendidikan dan Pelatihan,
37
5. Pengalaman kerja, dan
6. Kesehatan
Faktor utama yang mempengaruhi peningkatan karir karyawan
kantor Divre III adalah faktor kompetensi, dilanjutkan dengan faktor
performansi dan nilai assessment centre. Faktor pendidikan dan
pelatihan menempati urutan yang keempat dalam pengaruhnya terhadap
peningkatan karir karyawan. Untuk faktor pengalaman kerja dan nilai
kesehatan, keduanya memiliki bobot kualifikasi yang sama dalam
peningkatan karir.
Pendidikan dan pelatihan bertujuan untuk mengurangi adanya
gap kompetensi karyawan yang terjadi di posisi saat ini atau posisi yang
akan dipangkunya. Dari keenam faktor peningkatan karir yang telah
disebutkan di atas, faktor pendidikan dan pelatihan merupakan faktor
yang masih bisa direncanakan dan dikontrol oleh manajemen perusahaan
dalam upaya peningkatan karir karyawan, karena itu penulis ingin
meneliti bagaimana pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap
peningkatan karir karyawan kantor Divre III PT Telkom Bandung.
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan
permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut :
1. Bagaimana pendidikan dan pelatihan di kantor Divre III PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk Bandung?
2. Bagaimana peningkatan karir di kantor Divre III PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk Bandung?
3. Bagaimana pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap
peningkatan karir karyawan di kantor Divre III PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk Bandung?
38
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai
berikut :
1. Mengetahui pendidikan dan pelatihan di kantor Divre III PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk Bandung.
2. Mengetahui peningkatan karir di kantor Divre III PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk Bandung.
3. Mengetahui pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap
peningkatan karir karyawan di kantor Divre III PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk Bandung.
1.5 Kegunaan Praktis
Dari hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan kegunaan
atau manfaat sebagai berikut :
1. Kegunaan Praktis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi Divre III
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk sebagai masukan dalam
penyempurnaan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
karyawan.
2. Kegunaan untuk Pengembangan Ilmu / Teoritis
a. Berguna bagi penulis dalam menambah wawasan dan
pengetahuan baik teori maupun praktis selama
melaksanakan penelitian, khususnya yang berkaitan denga
pendidikan dan pelatihan serta peningkatan karir
karyawan di kantor Divre III PT Telkom Bandung.
39
b. Diharapkan dapat menambah literatur hasil penelitian
dalam bidang SDM, dan diharapkan dapat dipakai sebagai
rujukan untuk penelitian berikutnya.
1.6 Ruang lingkup penelitian
Dalam penelitian ini diperlukan batasan – batasan yang
bertujuan untuk menjaga konsistensi tujuan dari penelitian itu sendiri,
sehingga masalah yang diteliti tidak meluas serta pembahasan lebih
terarah. Batasan dalam penelitian ini yaitu :
1. Lokasi penelitian dilakukan di kantor Divre III PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
2. Dalam penelitian ini, untuk variabel pendidikan dan pelatihan
penulis menggunakan teori Haris (2006 : 56) yaitu jenis
pendidikan dan pelatihan, sasaran pendidikan dan pelatihan,
materi pendidikan dan pelatihan, fasilitas pendidikan dan
pelatihan, tenaga pengajar atau instruktur, pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan serta evaluasi pendidikan dan
pelatihan.
3. Jenis pendidikan dan pelatihan yang diteliti adalah jenis
pendidikan dan pelatihan formal, dimana karyawan ditugaskan
perusahaan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan.
4. Dalam penelitian ini, untuk variabel peningkatan karir penulis
menggunakan teori A.A. Mangkunegara (2001 :67 ) yaitu
peningkatan wewenang dan tanggung jawab, serta peningkatan
kesejahteraan karyawan.
40
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka
a. Penelitian
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Fetrika Bunganuary dengan
judul ”Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Pengembangan
Karir Karyawan Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat” mahasiswa
Sekolah Tinggi Manajemen Bisnis Telkom program S – 1 jurusan
manajemen bisnis telekomunikasi dan informatika.
b. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Dinas Pendidikan Jawa Barat yang terletak
di Jl. Dr. Rajiman no 6 Bandung.
c. Unit bidang studi
Unit bidang studi Sumber Daya Manusia.
d. Pendekatan dan Analisis
Pendekatan dan analisis yang digunakan adalah metode deskriptif,
dengan teknik analisis data yang digunakan adalah Korelasi Rank
Spearman.
e. Kesimpulan
Hasil analisis dan pembahasan terhadap seluruh hasil penelitian,
kesimpulan yang didapat adalah :
1. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan (diklat) kepemimpinan
tahun 2005 pada Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat dinilai
telah berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari haisl
penilaian responden sebagai berikut:
41
• 79, 69 % responden menyatakan jenis diklat yang diikuti
sesuai dengan latar belakang pendidikan dan bidang
pekerjaan peserta.
• 76, 56% responden menyatakan sasaran atau penjelasan
tujuan yang ingin dicapai setelah diklat telah cukup jelas
• 73,44% responden menyatakan materi pelatihan sesuai
dengan tuntutan pekerjaan dan metode penyampaian materi
dalam kegiatan diklat secara keseluruhan dapat meotivasi
belajar peserta.
• 76,83% responden menyatakan sarana dan prasarana yang
tersedia dapat memotivasi proses pembelajaran peserta dan
telah mendukung kelancaran proses pembelajaran.
• 72,4% responden menyatakan tenaga pengajar
berpengetahuan dan berketrampilan dengan baik dan
cakap.
• 68,75% responden menyatakan pelaksanaan kegiatan diklat
sesuai dengan program kerja yang telah direncanakan.
• 75,5% responden menyatakan pada setiap akhir kegiatan
diklat selalu dilakukan tes evaluasi.
2. Pelaksanaan Pengembangan Karir di Dinas Pendidikan Propinsi
Jawa Barat dinilai telah berjalan baik, hal ini dapat dilihat dari
hasil penilaian responden sebagai berikut :
• 72,4% responden menyatakan Individual Career Planning
( Pengetahuan tentang keahlian, minat, keterbatasan diri
dan pilihan karir yang tersedia, identifikasi sasaran karir
dan merencanakan jalur yang ditempuh) telah cukup
mereka mengerti dan jelas.
42
• 67,4% responden menyatakan Career Counceling
(Informasi kesempatan karir, persyaratan untuk menduduki
suatu jabatan, diskusi tentang perencanaan karir,
pengembangan karir dapat menyediakan karyawan yang
dibutuhkan organisasi) yang dilakukan oleh organisasi
sudah baik.
3. Tingkat keeratan hubungan antara pendidikan dan pelatihan
terhadap pengembangan karir karyawan pada Dinas Pendidikan
Jawa Barat dengan menggunakan korelasi rank Spearman
adalah sebesar 0, 493 yang berarti mempunyai tingkat keeratan
hubungan yang cukup kuat
f. Perbedaan riset
Yang membedakan penelitian penulis dengan penelitian
sebelumnya adalah variabel Y, yakni peningkatan karir. Penulis
sebelumnya menggambarkan peningkatan karir melalui individual
career planning dan career counseling. Sedangkan penulis, membatasi
variabel peningkatan karir yang terfokus pada peningkatan prestasi
kerja, peningkatan wewenang dan tanggung jawab serta peningkatan
kesejahteraan karyawan. Selain itu, teknik analisis data yang digunakan
oleh penulis saat ini menggunakan analisis jalur (path analysis), berbeda
dengan peelitian sebelumnya yang menggunakan korelasi Rank
Spearman. Teknik sampling yang digunakan oleh penulis sebelumnya
menggunakan metode sensus, pada penelitian ini penulis menggunakan
stratified random sampling.
43
2.2 Manajemen
Manajemen erat hubungannya dengan organisasi, karena seluruh
kegiatan organisasi, baik proses pelaksanaan kegiatan yang dilakukan
untuk mencapai tujuan organisasi, maupun penyediaan dan penggunaan
sarana dan prasarana untuk melakukan seluruh kegiatan, memerlukan
pengelolaan yang tepat.
Menurut James A.F. Stoner yang dikutip oleh Sadili Samsudin
dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia
(2006:18)menyebutkan, manajemen adalah suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota
organisasi serta penggunaan semua sumber daya yang ada pada
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Sehingga dapat penulis simpulkan bahwa manajemen berarti
rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai
tujuan yang telah ditetapkan melalui kerjasama orang lain.
2.3 Manajemen Sumber Daya Manusia
Dilihat dari
pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa manajemen dalam
mencapai tujuan yang ditentukan, tidak terlepas dari pengendalian
sumber daya manusia.
Menurut James A.F. Stoner yang dikutip oleh Sadili Samsudin
dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (2006:32),
manajemen sumber daya manusia adalah suatu prosedur yang
berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau
perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada
posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.
Menurut Hasibuan ( 2000 : 3 ) :
44
“Manajemen sumber daya manusia adalah proses pendayagunaan
bahan baku dan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan. Proses ini melibatkan organisasi, arahan, koordinasi, dan
evaluasi manusia guna mencapai tujuan tersebut”.
Jadi manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses
menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, manajer dan
tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktifitas organisasi atau
perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain dan
implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan, evaluasi
kinerja, dan pengembangan karyawan. Pengembangan karyawan dapat
dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan.
2.4 Pendidikan dan Pelatihan
2.4.1 Pengertian Pendidikan dan Pelatihan
Menurut Flippo yang diterjemahkan oleh Moh. Masud ( 1997 :
240 ) :
” Pengembangan terdiri atas (1) Pelatihan (training) untuk
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan untuk melakukan
pekerjaan tertentu dan (2) Pendidikan yang berhubungan dengan
peningkatan pengetahuan umum dan latar belakang”.
Dari pendapat tersebut jelas bahwa pendidikan dimaksudkan
untuk meningkatkan pengetahuan, pengertian dan latar belakang umum.
Biasanya pendidikan lebih bersifat teoritis daripada praktis.
Untuk lebih memahami tentang pelatihan akan diuraikan
beberapa pendapat ahli, diantaranya adalah : Haris ( 1997 : 306 )
mengemukakan bahwa :
45
”Pelatihan adalah usaha yang terencana dari organisasi untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan karyawan.”
Sikula yang diterjemahkan oleh Mangkunegara ( 2001 : 44 )
juga mengemukakan bahwa :
” .... pelatihan ( training ) adalah suatu proses pendidikan
jangka pendek.”
Kemudian menurut Jucius sebagaimana dikutip oleh Hasibuan
organisasi akan sumber daya manusia dengan kebutuhan
sumber daya manusia terhadap jenjang karir mereka yang
54
mengharapkan selalu meningkat; Perencanaan Karir
Organisasional lebih menekankan pada jenjang atau jalur karir
yang merupakan perangkat untuk menghubungkan pekerjaan
dalam suatu organisasi.
2. Perencanaan Karir Individual ( Individual Career Planning )
Perencanaan Karir Individual terfokus pada individu dan
keinginan, keahlian dan hasrat mereka. Perencanaan Karir
Individual meliputi latihan diagnostik dan prosedur untuk
membantu orang tersebut menentukan ‘siapa saya’ ada dalam
potensi kemampuan. Prosedur ini meliputi suatu ‘pengecekan
realitas’ untuk membantu suatu individu mencapai sesuatu
yang bermakna dari kekuatan dan kelemahannya.
Karir Individual maupun Organisasional perlu diselaraskan,
karena seorang karyawan yang mempunyai rencana karir namun tidak
dapat diikuti dalam organisasi, cepat atau lambat karyawan tersebut akan
meninggalkan organisasi. Sehingga dalam hal ini, organisasi harus
membantu karyawannya dalam perencanaan karir sehingga keduanya
dapat memenuhi kebutuhan mereka.
2.5.3 Program Pengembangan Karir
Menurut Flippo yang diterjemahkan oleh Moh. Masud ( 1997 :
278 ), program pengembangan karir yang dirancang dengan tepat
menyangkut tiga unsur utama, yaitu :
1. Membantu para karyawan dalam menilai kebutuhan –
kebutuhan karir internal mereka sendiri.
2. Mengembangkan dan menyiarkan kesempatan – kesempatan
karir yang tersedia dalam organisasi itu.
55
3. Menghubungkan kebutuhan – kebutuhan dan kemampuan –
kemampuan karyawan dengan kesempatan – kesempatan karir.
Karir seseorang adalah suatu kebutuhan yang sangat pribadi dan
sangat penting. Sikap dasar organisasi haruslah mengizinkan setiap
orang untuk mengambil keputusan sendiri dalam hubungan ini.
Sadili Samsudin (2006 : 153) menyatakan bahwa ada tiga fase
dalam desain pengembangan karir, yaitu :
1. Fase Perencanaan
a. Menyelaraskan rancangan karir pekerja dengan rancangan
karir organisasi.
b. Tujuan untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan
pekerja dalam melaksanakan tugas.
2. Fase Pengarahan
Fase pengarahan dimaksudkan untuk membantu para pekerja
agar mampu mewujudkan perencanaan karir menjadi
kenyataan. Dalam hal ini ada dua pendekatan, yaitu :
a. Pengarahan dengan menyelenggarakan konseling karir.
b. Pendekatan dengan menggunakan pelayanan informasi.
3. Fase Pengembangan
Pekerja harus berusaha mewujudkan kreativitas dan inisatif
yang dapat mendukung untuk menduduki posisi pada masa
mendatang. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah :
a. Penyelenggaraan sistem mentor.
b. Pendidikan dan pelatihan.
c. Rotasi Jabatan.
d. Program beasiswa atau ikatan dinas.
56
2.5.4 Manajemen Karir Di Divre III PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk
Berdasarkan KD. 41 / PS330/COP-B0011000/2007, dalam
rangka mengelola perusahaan agar tetap tumbuh dan berkembang
dengan kualitas karyawan yang kompeten dan profesional maka salah
satu caranya adalah melalui program pengembangan. Pengembangan
karir ditujukan untuk memberikan peluang kepada karyawan dalam
mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan posisi dalam perusahaan.
Bagi karyawan, karir merupakan indikator proses pengembangan diri
dalam perusahaan sedangkan bagi perusahaan, karir menggambarkan
posisi – posisi yang diperlukan dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Perencanaan karir organisasional, Divre III PT Telkom menekankan
pada career path (jalur karir) dan career movement (pergerakan karir).
Jalur karir PT Telkom diatur dalam kerangka band, kelas, dan stream
serta kesesuaian persyaratan. Pengaturan jalur karir hanya diperuntukkan
bagi karyawan yang direkrut dengan status karyawan tetap untuk
mengisi posisi kosong minimal pada Band Posisi VI.
Pergerakan karir merupakan komponen yang mengatur mekanisme,
syarat, dan kriteria proses perpindahan posisi dalam job stream atau
antar job stream dengan mengacu pada career path yang telah
ditetapkan.
Pergerakan karir untuk posisi executive, yaitu pergerakan dan
peluang karir yang diberikan secara khusus kepada karyawan yang
memiliki kompetensi dan potensi tinggi dan termasuk dalam talent pool,
yaitu para kandidat yang telah lulus seleksi sebagai talent untuk posisi
executive.
Pola pergerakan karir antar Band Posisi diatur secara gradual,
artinya bergerak satu band secara bertahap dari satu band posisi ke band
57
posisi di atasnya, sedangkan pola pergerakan karir antar kelas posisi
dalam satu band posisi yang dapat dilakukan ke kanan atau ke kiri secara
berurutan atau tidak.
Pola pergerakan berdasarkan stream diatur sebagai berikut:
a. Band Posisi VII sampai dengan Band Posisi IV hanya boleh
dalam stream yang sama kecuali pergerakan ke posisi multi
stream.
b. Band Posisi III sampai dengan Band Posisi I dapat dilakukan
lintas stream.
Selain itu, untuk perencanaan karir individual bagi para
karyawannya, Telkom menyediakan Personal Career Development
Worksheet, yang merupakan formulir tahunan yang harus diisi oleh
setiap karyawan yang berisi rencana pengembangan karir karyawan,
hasil evaluasi dan atau konseling.
Setiap karyawan wajib menyusun Personal Career Development
Worksheet di setiap awal tahun sesuai dengan format formulir yang
ditetapkan dan diajukan bersamaan dengan pelaksanaan penilaian
kinerja individu kepada atasan yang bersangkutan untuk mendapatkan
persetujuan. Telkom berusaha untuk menyelaraskan karir individual
maupun organisasional, agar karyawan yang mempunyai rencana karir
dapat memenuhi kebutuhannya.
2.6 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
2.6.1 Kerangka pemikiran
Karir seseorang adalah suatu kebutuhan yang sangat pribadi
dan sangat penting. Sikap dasar organisasi haruslah mengizinkan setiap
orang untuk mengambil keputusan sendiri dalam hubungan ini.
Peningkatan karir dapat dilihat dari segi jabatan atau wewenang dan
58
tanggung jawab seseorang. Peningkatan karir juga dapat diukur dari
peningkatan kesejahteraan, yang diperoleh dari peningkatan jabatan,
peningkatan wewenang dan tanggung jawab berdasarkan peraturan
kompensasi yang berlaku.
Peningkatan karir karyawan dipengaruhi oleh kompetensi,
performansi, pendidikan dan pelatihan, nilai assessment center,
kesehatan dan pengalaman kerja. Pendidikan dan pelatihan karyawan
dilakukan untuk menutup gap kompetensi yang terjadi pada posisi yang
dipangku saat ini atau posisi yang akan dipangku nanti disesuaikan
dengan job requirement yang berlaku.
Mengingat bahwa peran pendidikan dan pelatihan (diklat)
dalam proses peningkatan karir sangat dibutuhkan, maka
penyelenggaraan diklat harus efektif. Efektivitas diklat dapat diukur dari
efektivitas elemen – elemen diklat, yaitu : (1) Jenis pendidikan dan
pelatihan, (2) Sasaran pendidikan dan pelatihan, (3) Materi pendidikan
dan pelatihan, (4) Fasilitas pedidikan dan pelatihan, (5) Tenaga pengajar,
(6) Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, (7) Evaluasi pendidikan dan
pelatihan. Setelah mengikuti diklat, karyawan diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan perusahaan. Hal ini dapat dibuktikan dengan
peningkatan karir karyawan melalui peningkatan kinerja. Pada proses
assessment yang dilakukan oleh perusahaan setiap tahun, karyawan yang
mengalami peningkatan kinerja dapat mencapai nilai kompetensi dan
nilai performansi sesuai dengan persyaratan untuk kenaikan posisi.
Sehingga karyawan mendapat kesempatan untuk mengalami
peningkatan karir.
41
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Karyawan
Pendidikan dan Pelatihan
1.Jenis pendidikan dan pelatihan2.Sasaran pendidikan dan pelatihan3.Materi pendidikan dan pelatihan4.Fasilitas pendidikan dan pelatihan5.Tenaga pengajar / instruktur6.Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan7.Evaluasi pendidikan dan pelatihan
Kompetensi PerformansiNilai
Assessment Center
Kesehatan Pengalaman Kerja
Karir
1. Peningkatan wewenang dan tanggung jawab2. Peningkatan kesejahteraan karyawan
= variable yang diteliti
Keterangan :
43
2.6.2 Hipotesis
Arikunto ( 1998 : 67) mengemukakan bahwa : ”Hipotesis
adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbuka melalui data yang terkumpul.”
Dari uraian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
diartikan bahwa hipotesis adalah suatu jawaban sementara atau suatu
kesimpulan sementara, yang setelah diuji mungkin benar mungkin salah.
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka penulis
merumuskan hipotesis sebagai berikut :
”Pendidikan dan pelatihan berpengaruh positif terhadap peningkatan
karir karyawan di kantor Divre III PT Telkom Bandung”.
44
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian yang digunakan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian yang bersifat kausal. Riset kausal merupakan riset yang
bertujuan utama membuktikan hubungan sebab-akibat atau hubungan
mempengaruhi dipengaruhi dari variabel-variabel yang diteliti
(Istijanto,2005:21). Desain kausal berguna untuk menganalisis
hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya, atau
bagaimana satu variabel mempengaruhi variabel lainnya.
3.2 Variabel Penelitian dan Operasionalisasi Variabel
Menurut B. Simamora ( 2004 : 26 ), variable merupakan
karakteristik, sifat atau atribut yang memiliki beragam nilai.
Berdasarkan judul skripsi “Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan
terhadap Peningkatan Karir Karyawan”, maka terdapat dua
himpunan variable yang akan ditelaah dalam penelitian ini, yaitu :
1. Pendidikan dan pelatihan sebagai variable bebas
(independent / X ) :
a. Jenis diklat yang diikuti (X1
b. Sasaran dari diklat yang ingin dicapai (X
)
2
c. Materi dan metode diklat (X
)
3
d. Kesesuaian fasilitas (X
)
4
e. Tenaga Pengajar (X
)
5
f. Pelaksanaan diklat (X
)
6
g. Evaluasi diklat (X
)
7)
45
2. Peningkatan karir karyawan sebagai variable terikat ( dependen /
Y), dengan subvariabel :
a. Peningkatan wewenang dan tanggung jawab
b. Peningkatan kesejahteraan
Untuk lebih memperjelas variabel-variabel yang akan diteliti dapat
dilihat pada tabel 3.1 operasionalisasi variabel.
46
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Sub variabel Indicator Item Skala Jenis diklat yang diikuti ( X1
Analisis kebutuhan diklat
)
Atasan melakukan penilaian kompetensi karyawan
1 Ordinal
Atasan memberikan usulan mengenai kebutuhan diklat bagi bawahan
2 Ordinal
Karyawan mengusulkan diklat yang dibutuhkan kepada atasan
3 Ordinal
Diklat yang diikuti sesuai dengan bidang pekerjaan
4 Ordinal
Diklat yang diikuti sesuai dengan jabatan
5 Ordinal
Sasaran diklat ( X2
Sasaran diklat yang ingin dicapai )
Peserta mengetahui sasaran pelaksanaan diklat
6 Ordinal
Tujuan diklat
Tujuan diklat sesuai dengan tujuan organisasi
7 Ordinal
Peserta mengetahui dan memahami tujuan dari diklat
8 Ordinal
Materi dan metode diklat (X3
Materi diklat
)
Materi diklat sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai
9 Ordinal
Materi diberikan secara 10 Ordinal
47
sistematis (berdasarkan tahapan – tahapan) Materi diklat sesuai dengan tuntutan pekerjaan
11 Ordinal
Metode diklat Metode diklat sesuai dengan tingkat kemampuan karyawan yang menjadi peserta
12 Ordinal
Metode penyampaian materi diklat dapat memotivasi belajar peserta
13 Ordinal
Fasilitas diklat (X4
Kesesuaian fasilitas diklat )
Fasilitas diklat mendukung pelaksanaan diklat
14 Ordinal
Fasilitas diklat dapat memotivasi belajar peserta diklat
15 Ordinal
Tenaga pengajar / instruktur (X5
Mempunyai kualifikasi yang memadai
)
Tenaga pengajar mempunyai keahlian yang berhubungan dengan materi diklat
16 Ordinal
Keahlian berkomunikasi
Tenaga pengajar mampu membangkitkan motivasi peserta diklat
17 Ordinal
Pelaksanaan diklat (X6
Waktu pelaksanaan diklat )
Waktu pelaksanaan diklat tidak mengganggu pekerjaan di kantor
18 Ordinal
Waktu pelaksanaan diklat cukup 19 Ordinal
48
untuk memahami materi diklat Tujuan program kerja organisasi
Pelaksanaan diklat sesuai dengan tujuan program kerja organisasi
20 Ordinal
Evaluasi diklat (X7
Reaksi karyawan )
Diklat yang telah diikuti dirasakan bermanfaat untuk mengerjakan pekerjaan pada masa sekarang
21 Ordinal
Diklat yang telah diikuti dirasakan bermanfaat untuk pekerjaan di posisi yang akan dipangkunya
22 Ordinal
Karyawan puas dengan diklat yang diikutinya
23 Ordinal
Pembelajaran Diklat yang diikuti menghasilkan proses belajar yang efektif
24 Ordinal
Perubahan perilaku kerja
Materi diklat dapat diaplikasikan di tempat kerja
25 Ordinal
Karyawan menerapkan pengetahuan dari diklat pada situasi kerja sebenarnya
26 Ordinal
Karyawan menguasi pekerjaan setelah menyelesaikan program diklat
27 Ordinal
49
Perbaikan pada perusahaan
Karyawan yang telah menyelesaikan diklat mampu mencapai atau melampaui target yang telah ditetapkan perusahaan
28 Ordinal
Diklat bermanfaat bagi unit kerja dan perusahaan
29 Ordinal
Diklat dapat meningkatkan kinerja perusahaan
30 Ordinal
50
Variabel Sub Variabel Indikator Item Skala Peningkatan Karir (Y)
Peningkatan
Wewenang dan
Tanggung Jawab
Dapat melaksanakan seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab
1 Ordinal
Pemahaman karyawan akan tugas
yang menjadi tanggung jawab
semakin meningkat
2 Ordinal
Rasa tanggung jawab dalam
melaksanakan seluruh tugas semakin
meningkat.
3 Ordinal
Hasil diklat sudah dimanfaatkan
seluruhnya oleh perusahaan
4 Ordinal
Kesempatan lebih besar untuk 5 Ordinal
51
menduduki jabatan yang lebih tinggi
Promosi jabatan setelah mengikuti
diklat
6 Ordinal
Peningkatan kesejahteraan
Promosi jabatan setelah mengikuti
Diklat
6 Ordinal
52
3.2.1 Skala Pengukuran
Untuk skala pengukurannya digunakan skala Likert.
Menurut Umar ( 2002 : 98 ) skala Likert berhubungan dengan
pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu. Alternatif
pernyataannya, misalnya adalah dari setuju sampai tidak setuju,
senang sampai tidak senang, puas sampai tidak puas atau baik
sampai tidak baik.
Selanjutnya dalam penelitian penulis menetapkan
indikator dari masing – masing variabel, indikator – indikator
tersebut menggunakan skala ordinal, menurut Hariwijaya (2004
: 53) skala ordinal adalah “Skala yang mengurutkan data dari
tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi atau
sebaliknya dengan interval yang tidak sama”
Untuk mengurangi adanya Error Central Tendency
yaitu dimana responden cenderung memilih jawaban yang
netral atau ditengah sehingga sulit untuk dianalisis, maka
alternatif jawaban dibuat dalam jumlah genap dan diberi bobot
nilai. Dalam hal ini, skala pengukuran dan skor nilainya adalah
sebagai berikut :
53
Tabel 3.2
Kriteria Bobot Nilai Alternatif
Jawaban Skor
Sangat Setuju (SS) 4
Setuju (S) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Adapun kriteria interpretasi persentase hasil pengolahan
data yang menggunakan skala Likert dengan skor satu sampai
empat baik untuk variabel Pendidikan dan Pelatihan (variabel
X) serta Peningkatan Karir (variabel Y) dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 3.3
Kriteria Interpretasi Skor
Persentase Kategori 25% - 43,75% Sangat Buruk
43,76% - 62,51% Buruk 62,52% - 81,27% Baik 81,28% - 100% Sangat Baik
54
3.3 Data dan Teknik Pengumpulan data
3.3.1 Jenis data
Data yang diperlukan dalam laporan penelitian ini
bersifat kuantitatif karena data diperoleh dengan mengukur
nilai beberapa variabel dalam sampel atau populasi.
3.3.2 Pengumpulan Data
Untuk menunjanng analisis, perlu didukung oleh data
primer maupun data sekunder. Adapun teknik pengumpulan
data dilakukan dengan :
• Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat dari
sumber pertama baik individu maupun
perseorangan, seperti hasil wawancara atau hasil
pengisian kuesioner. ( Umar, 2000 : 130 )
Teknik pengumpulan data dengan cara studi
lapangan (field research), yaitu melalui
penyebaran kuesioner kepada responden yang
menjadi anggota sampel yang merupakan
karyawan Divre III PT Telkom. Juga melalui
wawancara, dalam hal ini penulis mengadakan
tanya jawab dengan pihak Competency
55
Development dan pihak Career Development HR
Area 03.
• Data Sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang telah
diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak
pengumpul data primer atau pihak lain. Data
sekunder disajikan dalam bentuk tabel – tabel
atau diagram – diagram. ( Umar, 2000 : 130 )
Teknik pengumpulan data dengan cara studi
pustaka, dimana data diperoleh dengan
mengumpulkan bahan dari berbagai sumber
seperti dokumen perusahaan, artikel, berita, buku,
internet yang dianggap relevan dan reliable
dengan topik penelitian.
3.4 Teknik Sampling
3.4.1 Populasi Penelitian
Kuncoro (2003:103) menjelaskan ”Populasi
merupakan kelompok elemen yang lengkap, dimana kita
tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian”.
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di
kantor Divre III PT Telkom yang berjumlah 178 orang.
56
3.4.2 Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang
diambil sebagai sampel (jumlah responden). Dalam
menentukan jumlah sampel, penulis menggunakan Metode
Slovin (Ridwan & Kuncoro, 2005:211) dengan rumus sebagai
berikut:
Keterangan :
n : ukuran sampel
N : ukuran populasi
e : % Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir
(batas kesalahan ± 10%)
n
Teknik sampling yang digunakan adalah teknik
sampling yang memberikan peluang bagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
= 99.44 dibulatkan menjadi 100 orang
21 NeNn
+=
n = 178 1+ 178 (10%) 2
57
Adapun teknik yang digunakan adalah stratified random
sampling (probability sampling). Teknik ini digunakan bila
populasi mempunyai unsur (anggota) yang tidak homogen.
Suatu organisasi yang mempunyai berbagai macam unit atau
divisi, untuk menentukan sampel yang diambil dari masing –
masing unit digunakan rumus :
ni = Ni x n o ∑ Ni ( Wahyu MS. 1997 :54)
Keterangan : ni : Banyaknya sampel masing – masing unit n o : Banyaknya sampel yang diambil dari seluruh unit Ni : Banyaknya populasi dari masing – masing unit
∑ Ni : Jumlah
populasi dari masing – masing unit
58
Tabel 3.4
Penyebaran Sampel Berdasarkan Lokasi Kerja
LOKASI KERJA JUMLAH KARYAWAN
PERHITUNGAN SAMPEL
JUMLAH SAMPEL YANG DIAMBIL UNTUK MASING –
MASING LOKASI KERJA Division Secretary 5 5 / 178 x 100 3 Division Communication 7 7 / 178 x 100 4 Bidang Product & Business Performance 24 24 / 178 x 100 14 Bidang Access Network Planning & Performance 28 28 / 178 x 100 15 Bidang Marketing & Sales 29 29 / 178 x 100 16 Bidang Customer Care 22 22 / 178 x 100 13 Bidang General Support 38 38 / 178 x 100 21 Bidang Human Resources 25 25 / 178 x 100 14
JUMLAH 178 100
3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Data
3.5.1 Uji Validitas
Untuk mengetahui apakah kuesioner yang telah dibuat dapat
digunakan atau tidak, maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas
dan realibilitas terhadap kuesioner yang akan disebarkan, sebelum
kuesioner tersebut disebarkan kepada responden sesungguhnya.
Uji Validitas (Suliyanto, 2005:25) adalah sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya. Pengertian valid tidaknya suatu alat ukur, tergantung
kemampuan alat tersebut untuk mengukur objek yang diukur
dengan cermat dan tepat, dengan mengukur korelasi antara variabel
atau item dengan skor total variabel.
Menurut Maskun (2000:52), syarat minimum untuk dianggap
memenuhi syarat adalah bila r = 0,3 jadi, bila nilai r kurang dari 0,3
maka butir dalam instrumen tersebut dikatakan kurang valid atau
mempunyai tingkat keabsahan yang kurang baik. Oleh karena itu,
pada saat melakukan uji validitas nilai yang harus diperhatikan
adalah nilai yang tertera pada kolom “corrected item-total
correlation”.
3.5.2 Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas digunakan untuk mengetahui ketepatan,
ketelitian, atau keakuratan yang ditunjukkan oleh suatu angka yang
disebut koefisien reliabilitas. Walaupun secara teoritis, besarnya
koefisien realibilitas berkisar antara 0,00 – 1,00, akan tetapi pada
kenyataannya koefisien reliabilitas sebesar 1,00 tidak pernah
dicapai dalam pengukuran karena manusia sebagai subjek
pengukuran merupakan sumber kekeliruan yang potensial. Menurut
Sekaran (2003:311), suatu instrumen alat ukur dikatakan reliabel
dan bisa diproses pada tahap selanjutnya jika nilai alpha cronbach >
0,7. Jika suatu instrumen alat ukur memiliki nilai alpha cronbach <
0,7 maka instrumen alat ukur tersebut tidak reliabel dan tidak boleh
diproses pada tahap selanjutnya. Untuk reliabilitas menggunakan
teknik dari alpha cronbach. Oleh karena itu, pada saat melakukan
uji realibilitas nilai yang harus diperhatikan adalah nilai yang tertera
pada kolom “cronbach’s alpha if item deleted”.
Untuk mempermudah perhitungan uji validitas dan
reliabilitas, maka digunakan program Excel for Windows dan
program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) version
13.0 for Windows .
3.5.3 Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Data
Data yang telah di-coding selanjutnya diuji menggunakan
SPSS, dengan program ini, data hasil coding akan diolah menghasilkan
informasi yang menunjukkan tingkat validitas dan reliabilitas dari setiap
pertanyaan yang diberikan kepada responden.
Uji validitas bertujuan untuk mengetahui ketepatan dan
kecermatan suatu instrumen alat ukur. Sedangkan reliabilitas digunakan
untuk memperoleh informasi yang diinginkan dan dapat dipercaya serta
mampu mengungkap informasi yang sebenarnya di dalam penelitian.
Desain kuesioner pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 1 dan
hasil pengolahan data kuesioner dari responden dapat dilihat pada
lampiran 2.
3.5.3.1 Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Variabel Pendidikan
dan Pelatihan
Uji validitas diambil berdasarkan data yang didapat dari hasil
kuesioner sebanyak 30 responden, dengan melihat nilai yang tertera
pada kolom “corrected item-total correlation” untuk masing-masing
variabel pengukuran yang diperoleh dengan menggunakan SPSS 13.0.
Dari hasil perhitungan yang sudah dilakukan, semua item yang terdapat
dalam kuesioner memiliki nilai ≥ 0,361 sehingga semua item yang ada
didalam kuesioner tersebut dapat dikategorikan valid.
Sedangkan uji reliabilitas diperoleh dengan menggunkan teknik
dari “alpha cronbach”, untuk masing-masing variabel pengukuran yang
juga diperoleh dengan menggunakan SPSS 13.0. Variabel dikatakan
reliabel bila memenuhi nilai minimal Alpha 0.7 (untuk penelitian sosial
pada umumnya).
Dari hasil perhitungan dengan melihat nilai yang tertera pada kolom
“cronbach’s alpha”, semua nilai dari masing-masing item nilainya ≥ 0,7.
Sehingga semua item yang ada dalam kuesioner tersebut dapat
dikategorikan reliabel.
Hasil perhitungan uji validitas dan uji reliabilitas dari jenis
pendidikan dan pelatihan (variabel X1
Tabel 3.5
), dapat dilihat pada tabel 3.5 dan
tabel 3.6 di bawah ini.
Hasil Uji Reliabilitas Jenis Pendidikan dan Pelatihan ( X1
)
Dari hasil perhitungan diperoleh hasil uji reliabilitas sebesar 0,795
dengan N of Item = 5. Suatu koefisien dikatakan reliable bila melebihi
Minimal Alpha Cronbach's Alpha N of Items Keterangan 0.7 0.795 5 Reliabel
0,7. Maka dapat disimpulkan bahwa item pernyataan tersebut sudah
reliable, karena r hitung > 0,7.
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Jenis Pendidikan dan Pelatihan ( X1
Variabel
)
Sub Variabel
Indicator R Hitung
R Tabel
Keterangan
Jenis diklat yang diikuti ( X1
Analisis kebutuhan diklat )
Atasan melakukan penilaian kompetensi karyawan
0.521 0.361 Valid
Atasan memberikan usulan mengenai kebutuhan diklat bagi bawahan
0.621 0.361 Valid
Karyawan mengusulkan diklat yang dibutuhkan kepada atasan
0.488 0.361 Valid
Diklat yang diikuti sesuai dengan bidang pekerjaan 0.615 0.361 Valid Diklat yang diikuti sesuai dengan jabatan 0.637 0.361 Valid
Valid tidaknya sebuah item pertanyaaan ditentukan dengan
membandingkan r hitung dengan r table, dengan jumlah sampel sebesar
30 karyawan, maka r table yang menjadi pembanding sebesar 0,361.
Jika r hitung > r tabel maka item pertanyaan dikatakan valid, atau r
hitung > 0.361
Hasil perhitungan uji validitas dan uji reliabilitas dari Sasaran diklat
(X2
Tabel 3.7
), dapat dilihat pada tabel 3. 7dan tabel 3.8 di bawah ini.
Hasil Uji Reliabilitas Sasaran Pendidikan dan Pelatihan
( X2
Minimal Alpha
)
Cronbach's Alpha N of Items Keterangan 0.7 0.818 3 Reliabel
Dari hasil perhitungan diperoleh hasil uji reliabilitas sebesar 0, 818
dengan N of Item = 3. Suatu koefisien dikatakan reliable bila melebihi
0,7. Maka dapat disimpulkan bahwa item pernyataan tersebut sudah
reliable, karena r hitung > 0,7.
Tabel 3.8
Hasil Uji Validitas Sasaran Pendidikan dan Pelatihan ( X2
Variabel
)
Sub Variabel
Indicator R Hitung
R Tabel
Keterangan
Sasaran diklat ( X2
Sasaran diklat yang ingin dicapai
)
Peserta mengetahui sasaran pelaksanaan diklat 0.627 0.361 Valid
Tujuan diklat
Tujuan diklat sesuai dengan tujuan organisasi
0.713 0.361 Valid
Peserta mengetahui dan memahami tujuan dari diklat
0.681 0.361 Valid
Hasil perhitungan uji validitas dan uji reliabilitas dari Materi dan metode
diklat (X3
), dapat dilihat pada tabel 3.9dan tabel 3.10 di bawah ini.
Tabel 3.9
Hasil Uji Reliabilitas Materi dan Metode diklat (X3
)
Dari hasil perhitungan diperoleh hasil uji reliabilitas sebesar 0, 858
dengan N of Item = 5. Suatu koefisien dikatakan reliable bila melebihi
0,7. Maka dapat disimpulkan bahwa item pernyataan tersebut sudah
reliable, karena r hitung > 0,7.
Minimal Alpha Cronbach's Alpha N of Items Keterangan 0.7 0.858 5 Reliabel
Tabel 3.10
Hasil Uji Validitas Materi dan Metode diklat (X3
Variabel
)
Sub Variabel
Indicator R Hitung
R Tabel
Keterangan
Materi dan metode diklat (X3
Materi diklat
)
Materi diklat sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai
0.721 0.361 Valid
Materi diberikan secara sistematis (berdasarkan tahapan – tahapan)
0.553 0.361 Valid
Materi diklat sesuai dengan tuntutan pekerjaan
0.603 0.361 Valid
Metode diklat
Metode diklat sesuai dengan tingkat kemampuan karyawan yang menjadi peserta
0.811 0.361 Valid
Metode penyampaian materi diklat dapat memotivasi belajar peserta
0.703 0.361 Valid
Hasil perhitungan uji validitas dan uji reliabilitas dari Fasilitas diklat
(X4
), dapat dilihat pada tabel 3.11 dan tabel 3. 12 di bawah ini.
Tabel 3.11
Hasil Uji Reliabilitas Fasilitas Diklat (X4
)
Dari hasil perhitungan diperoleh hasil uji reliabilitas sebesar 0, 772
dengan N of Item = 2. Suatu koefisien dikatakan reliable bila melebihi
0,7. Maka dapat disimpulkan bahwa item pernyataan tersebut sudah
reliable, karena r hitung > 0,7.
Minimal Alpha Cronbach's Alpha N of Items Keterangan 0.7 0.772 2 Reliabel
Tabel 3.12
Hasil Uji Validitas Fasilitas Diklat (X4
Variabel
)
Sub Variabel
Indicator R Hitung
R Tabel
Keterangan
Fasilitas diklat (X4
Kesesuaian fasilitas diklat
) Fasilitas diklat mendukung pelaksanaan diklat
0.651 0.361 Valid
Fasilitas diklat dapat memotivasi belajar peserta diklat
0.651 0.361 Valid
Hasil perhitungan uji validitas dan uji reliabilitas dari Tenaga pengajar /
instruktur (X5
), dapat dilihat pada tabel 3.13 dan tabel 3. 14di bawah ini.
Tabel 3.13
Hasil Uji Reliabilitas Tenaga pengajar / instruktur (X5
)
Dari hasil perhitungan diperoleh hasil uji reliabilitas sebesar 0, 773
dengan N of Item = 2. Suatu koefisien dikatakan reliable bila melebihi
0,7. Maka dapat disimpulkan bahwa item pernyataan tersebut sudah
reliable, karena r hitung > 0,7
Tabel 3.14
Hasil Uji Validitas Tenaga pengajar / instruktur (X5
Variabel
)
Sub Variabel Indicator R Hitung
R Tabel
Keterangan
Tenaga pengajar / instruktur (X5
Mempunyai kualifikasi yang memadai
)
Tenaga pengajar mempunyai keahlian yang berhubungan dengan materi diklat
0.632 0.361 Valid
Keahlian berkomunikasi
Tenaga pengajar mampu 0.632 0.361 Valid
Minimal Alpha Cronbach's Alpha N of Items Keterangan 0.7 0.773 2 Reliabel
membangkitkan motivasi peserta diklat
Hasil perhitungan uji validitas dan uji reliabilitas dari Pelaksanaan diklat
(X6
Tabel 3.15
), dapat dilihat pada tabel 3.15 dan tabel 3.16 di bawah ini.
Hasil Uji Reliabilitas Pelaksanaan diklat (X6
)
Dari hasil perhitungan diperoleh hasil uji reliabilitas sebesar 0, 705
dengan N of Item = 3. Suatu koefisien dikatakan reliable bila melebihi
0,7. Maka dapat disimpulkan bahwa item pernyataan tersebut sudah
reliable, karena r hitung > 0,7
Tabel 3.16
Hasil Uji Validitas Pelaksanaan diklat (X6
Variabel
)
Sub Variabel
Indicator R Hitung
R Tabel
Keterangan
Pelaksanaan diklat (X6
Waktu pelaksanaan diklat
) Waktu pelaksanaan diklat tidak mengganggu pekerjaan di kantor
0.629 0.361 Valid
Waktu pelaksanaan diklat cukup untuk memahami materi diklat
0.483 0.361 Valid
Tujuan program kerja organisasi
Pelaksanaan diklat sesuai dengan tujuan program kerja organisasi 0.490 0.361 Valid
Hasil perhitungan uji validitas dan uji reliabilitas dari Evaluasi diklat
(X7
), dapat dilihat pada tabel 3.17 dan tabel 3.18 di bawah ini.
Minimal Alpha Cronbach's Alpha N of Items Keterangan 0.7 0.705 3 Reliabel
Tabel 3.17
Hasil Uji Reliabilitas Evaluasi diklat (X7
)
Dari hasil perhitungan diperoleh hasil uji reliabilitas sebesar 0, 846
dengan N of Item = 10. Suatu koefisien dikatakan reliable bila melebihi
0,7. Maka dapat disimpulkan bahwa item pernyataan tersebut sudah
reliable, karena r hitung > 0,7
Tabel 3.18
Hasil Uji Validitas Evaluasi diklat (X7
Variabel
)
Sub Variabel Indicator R Hitung
R Tabel
Keterangan
Evaluasi diklat (X7
Reaksi karyawan
)
Diklat yang telah diikuti dirasakan bermanfaat untuk mengerjakan pekerjaan pada masa sekarang
0.604 0.361 Valid
Diklat yang telah diikuti dirasakan bermanfaat untuk pekerjaan di posisi yang akan dipangkunya
0.618 0.361 Valid
Karyawan puas dengan diklat yang diikutinya 0.703 0.361 Valid
Pembelajaran Diklat yang diikuti menghasilkan proses belajar yang efektif
0.472 0.361 Valid
Perubahan perilaku kerja
Materi diklat dapat diaplikasikan di tempat kerja
0.417 0.361 Valid
Karyawan menerapkan pengetahuan dari diklat pada situasi kerja sebenarnya
0.619 0.361 Valid
Karyawan menguasi 0.472 0.361 Valid
Minimal Alpha Cronbach's Alpha N of Items Keterangan 0.7 0.846 10 Reliabel
pekerjaan setelah menyelesaikan program diklat
Perbaikan pada perusahaan
Karyawan yang telah menyelesaikan diklat mampu mencapai atau melampaui target yang telah ditetapkan perusahaan
0.493 0.361 Valid
Diklat bermanfaat bagi unit kerja dan perusahaan
0.614 0.361 Valid
Diklat dapat meningkatkan kinerja perusahaan
0.513 0.361 Valid
Dari tabel-tabel hasil uji validitas dan reliabilitas, dapat
disimpulkan bahwa semua item valid dan reliabel, sehingga semua item
dapat digunakan dalam proses pengumpulan data.
3.5.3.2 Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Variabel
Peningkatan Karir (Y)
Pada bagian ini responden diberikan 6 (enam) pernyataan yang
setiap item pernyataannya berhubungan dengan pengaruh pendidikan
dan pelatihan terhadap peningkatan karir karyawan kantor Divre III PT
Telkom Bandung.
Hasil pengolahan data dijelaskan dalam tabel 3.18 dan tabel 3.19
Tabel 3.18
Hasil Uji Reliabilitas Peningkatan Karir (Y)
Minimal Alpha Cronbach's Alpha N of Items Keterangan 0.7 0.815 6 Reliabel
Dari hasil perhitungan diperoleh hasil uji reliabilitas sebesar 0, 815
dengan N of Item = 6. Suatu koefisien dikatakan reliable bila melebihi
0,7. Maka dapat disimpulkan bahwa item pernyataan tersebut sudah
reliable, karena r hitung > 0,7
Tabel 3.19
Hasil Uji Validitas Peningkatan Karir (Y)
Variabel Sub Variabel Indicator R Hitung
R Tabel
Keterangan
Peningkatan Karir (Y)
Peningkatan
wewenang dan
tanggung jawab
Dapat melaksanakan seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab
0.618 0.361 Valid
Pemahaman karyawan
akan tugas yang
menjadi tanggung
jawab semakin
meningkat
0.556 0.361 Valid
Rasa tanggung jawab
dalam melaksanakan
seluruh tugas semakin
meningkat.
0.547 0.361 Valid
Hasil diklat sudah
dimanfaatkan
seluruhnya oleh
perusahaan
0.456 0.361 Valid
Kesempatan lebih besar
untuk menduduki
jabatan yang lebih
tinggi
0.739 0.361 Valid
Promosi jabatan setelah 0.632 0.361 Valid
mengikuti diklat
Peningkatan kesejahteraan
Promosi jabatan setelah
mengikuti Diklat 0.632 0.361 Valid
Valid tidaknya sebuah item pertanyaaan ditentukan dengan
membandingkan r hitung dengan r table, dengan jumlah sampel sebesar
30 pegawai, maka r table yang menjadi pembanding sebesar 0,361. Jika
r tabel < r hitung maka item pertanyaan dikatakan valid, atau 0,361 < r
hitung.
Dari data diatas dapat diketahui bahwa semua item pernyataan
pada variabel reliable, karena memenuhi persyaratan r hitung > r table.
Dari tabel-tabel hasil uji validitas dan reliabilitas, dapat
disimpulkan bahwa semua item valid dan reliabel, sehingga semua item
dapat digunakan dalam proses pengumpulan data.
3.6 Analisis Jalur (Path Analysis)
Untuk mengetahui pengaruh, teknik analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Analisis Jalur (Path Analysis). Dengan
menggunakan analisis jalur ini, dapat ditunjukkan pengaruh dari satu
variabel penyebab (eksogen) terhadap variabel akibat (endogen) melalui
koefisien lintasan atau koefisien jalur dengan simbol Pyxi
Hubungan antar variabel dalam analisis jalur ada 2, yaitu :
.
1. Pengaruh langsung biasanya digambarkan dengan panah
satu arah dari satu variabel ke variabel lainnya.
2. Pengaruh tidak langsung digambarkan dengan panah satu
arah pada satu variabel ke variabel lain, kemudian dari
variabel lain panah satu arah ke variabel berikutnya.
Persyaratan yang diperlukan dalam analisis jalur adalah:
1. Hubungan antar variabel harus merupakan hubungan linier
dan aditif.
2. Semua variabel residu tidak mempunyai korelasi satu sama
lain.
3. Skala pengukuran baik pada variabel penyebab maupun
pada variabel akibat sekurang-kurangnya interval. Untuk
melakukan transformasi dari ordinal ke interval digunakan
Succesive Interval Methods (SIM).
Langkah Succesive Interval Methods (SIM) :
a. Tentukan berapa banyak orang yang mendapatkan skor 1,
2, 3, dan 4 dari setiap butir pertanyaan pada kuesioner,
yang disebut dengan frekuensi.
b. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan
hasilnya disebut dengan proporsi. Tentukan proporsi
kumulatif.
c. Dengan menggunakan tabel distribusi normal baku, hitung
nilai Z tabel untuk setiap proporsi kumulatif yang
diperoleh.
d. Tentukan Nilai Densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh
(dari tabel).
e. Tentukan Nilai Skala (NS) dengan menggunakan rumus:
NS = (density at lower limit - density at upper limit)
(area below upper limit - area below lower limit)
f. Tentukan nilai transformasi (Y) dengan menggunakan
rumus:
Y = NS + k
k = 1 - |NS min
Langkah-langkah pengerjaan analisis jalur adalah sebagai
berikut :
|
1) Gambarkan terlebih dahulu diagram jalurnya sesuai
dengan hipotesis yang akan diuji. Adapun bentuk
persamaan jalurnya adalah sebagai berikut :
εXρ...XρXρ KYX2YX1YX K21++++=Y
Keterangan :
Y : variabel akibat (endogenus)
ρ : koefisien jalur antara variabel akibat dan variabel
penyebab
ε : variabel residu
2) Hitung matrik korelasi antar variabel eksogen & endogen.
=
1
...1
...1
R 2
121
XX
k
k
XX
XXXX
rrr
Rumus untuk menentukan korelasinya adalah sebagai berikut :
k
YYnXXn
YXYXnr
n
h
n
hhh
n
h
n
hjhjh
n
h
n
h
n
hhjhhjh
yx ....,2,1;
1
2
1
2
1
2
1
2
1 1 11
=
−
−
−=
∑ ∑∑ ∑
∑ ∑ ∑
= == =
= = =
3) Hitung matrik korelasi antar variabel eksogen yang
menyusun sub struktur.
=
1
...1
...1
R 2
121
XX
k
k
XX
XXXX
rrr
4) Hitung Matrik invers.
=−
kk
k
k
C
CCCCC
R
222
11211
1
5) Hitung semua koefisien jalur ,X 1uρ X i = 1,2,...,k dengan
rumus :
=
kU
u
u
k XX
XX
XX
X
X
X
r
rr
2
1
U
2u
1U
kk
2k22
1k1211
X
X
X
C
CCCCC
P
PP
6) Hitung R2 y (X1X2...Xk) yang merupakan koefisien
determinasi total X1, X2,...Xk
[ ]
=
KU
U
U
KUUu
XX
XX
XX
XXXXXXk
r
rr
PPPxxxyR
2
1
21 )...( 21
2
terhadap Y yang rumusnya :
7) Hitung PyE
)...(1 212
ky xxxyRP −=ε
berdasarkan rumus :
8) Uji keberartian model secara keseluruhan dengan
menggunakan uji F. Hipotesis pada pengujian ini adalah
sebagai berikut:
Ho : PYX1 = PYX2 = .... = PYxk
H1 : sekurang-kurangnya ada sebuah
= 0
PYxj
Statistik ujinya :
≠ 0
F = (n – k- 1- R2 YX1X2...Xk
k ( 1 - R
)
2 YX1X2...X
Statistik uji di atas mengikuti distribusi F-Snedecor
dengan derajat bebas penyebut (v
k
1 = k) dan derajat bebas
pembilang (v2
Kriteria Pengujian :
= n - k –1), dimana n adalah jumlah sampel
dan k adalah jumlah variabel penelitian.
Tolak H0 bila Fhitung > F
9) Jika uji F signifikan maka selanjutnya diuji masing-masing
koefisien jalur untuk mengetahui keberartiannya yang
dikenal dengan Teori Trimming, dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
tabel
a. Kita tentukan hipotesis uji misalkan
H0 : Pyx1 = 0 versus H1 : pyx1
b. Gunakan statistik uji :
≠ 0
)1()1( 21
2 x2..xk)1(
1
−−−
=
knCRR
Pt
xxxy
yx
Keterangan :
i = 1,2,...,k
k = banyaknya variabel penyebab dalam sub struktur t
berdistribusi t- studen dengan derajat bebas (n-k-1)
c. Tolak H0 jika thitung > t
d. Jika Htabel
0
Pada bagian sebelumnya telah ditentukan bahwa variabel akibat
pada penelitian ini adalah Peningkatan Karir (Y), sedangkan variabel
penyebabnya adalah Pendidikan dan Pelatihan (X). Untuk itu, struktur
hubungan sebab akibat dapat digambarkan sebagai berikut :
diterima berarti variabel tersebut dapat kita
keluarkan dari persamaan analisis jalur. Dan hitung
ulang persamaan jalur yang baru tanpa variabel yang
non signifikan. Selanjutnya setelah mendapat
persamaan jalur yang baru diuji lagi signifikansinya
sampai semua variabel penyebab yang kita punyai
signifikan terhadap variabel akibat. Inilah yang akan
menjadi model persamaan analisis jalur.
Gambar 3.1
Diagram Jalur Hubungan Struktural antara Variabel Penelitian
Keterangan :
X1
X
= Jenis pendidikan dan pelatihan
2
X
= Sasaran pendidikan dan pelatihan
3
X
= Materi pendidikan dan pelatihan
4
X
= Fasilitas pendidikan dan pelatihan
5
X
= Tenaga pengajar
6
X
= Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
7
Y = Variabel Peningkatan Karir
= Evaluasi pendidikan dan pelatihan
ε = Variabel residu (Factor Error)
Dari gambar diatas dapat ditentukan bahwa Pyx1, Pyx2, Pyx3,
Pyx4, Pyx5, Pyx6 dan Pyx7
Y = Pyx
merupakan koefisien jalur, dan bentuk
persamaan jalurnya adalah sebagai berikut :
1 + Pyx2 + Pyx3 + Pyx4 + Pyx5 + Pyx6 + Pyx7 + ε
(Variabel penyebab / eksogenus)
(Variabel akibat/endogenus)
X1
X5
X4
X3
X2
X6
X7
Y e
Untuk menghitung koefisien jalur antara variabel penyebab
dengan variabel akibat didasarkan pada struktur hubungan antar
variabel penyebab dengan sebuah variabel akibat. Koefisien jalur
merupakan koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y.
Adapun rumus yang digunakan menggunakan rumus Korelasi Pearson,
dengan rumus sebagai berikut :
Pyx = ryx =
√( n∑X
n ∑ XY – (∑X) – (∑Y) 2 – (∑X)2) (n∑Y2 – (∑Y)2
)
3.7 Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diuji
dengan menggunakan analisis jalur (path analysis). Adapun
pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis jalur yang sesuai
paradigma yang mencerminkan hipotesis tersebut. Pengujian
hipotesis ini menggunakan metode uji t dengan rumus:
3,2,1,
)1 -k -n ()CRxx(yxR1(
Pyx
ii3212
i =−
= it
3.7.1 Pengujian Secara Keseluruhan (Simultan)
Hipotesis pada pengujian secara keseluruan ini adalah :
H0 : PYX = 0, yaitu tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel Jenis diklat yang diikuti (X1), Sasaran dari diklat (X2),
Materi dan metode diklat (X3), Fasilitas diklat (X4), Tenaga
pengajar diklat (X5), Pelaksanaan diklat (X6), dan Evaluasi
diklat (X7
H
) terhadap peningkatan karir (Y).
1 : PYXi ≠ 0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel Jenis diklat yang diikuti (X1), Sasaran dari diklat (X2),
Materi dan metode diklat (X3), Fasilitas diklat (X4), Tenaga
pengajar diklat (X5), Pelaksanaan diklat (X6), dan Evaluasi
diklat (X7
Dalam penelitian ini, dasar pengambilan keputusan, untuk
menentukan hipotesis adalah berdasarkan uji F, yaitu :
) terhadap peningkatan karir (Y).
a. Jika statistik t hitung < t tabel, maka Ho diterima
b. Jika statistik t hitung > t tabel, maka Ho ditolak
3.7.2 Pengujian Secara Individual (parsial)
Apabila pada pengujian secara keseluruhan H0 ditolak
berarti sekurang-kurangnya ada sebuah PYXi ≠ 0. Untuk
mengetahui PYXi
Langkah kerja pada pengujian koefisien ini adalah
menentukan hipotesis statistik yang akan diuji sebagai berikut :
mana yang sama dengan nol, atau untuk
menguji hipotesis konseptual yang diajukan, maka dilakukan
pengujian secara individual.
1. Jenis diklat yang diikuti (X1
H
) terhadap peningkatan karir
(Y)
0 : PYX = 0, yaitu tidak terdapat pengaruh yang signifikan
dari variabel jenis diklat yang diikuti (X1) terhadap
peningkatan karir (Y).
H1 : PYXi ≠ 0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel jenis diklat yang diikuti (X1
Dalam penelitian ini, dasar pengambilan keputusan,
untuk menentukan hipotesis adalah berdasarkan uji t, yaitu:
) terhadap
peningkatan karir (Y).
a. Jika statistik -t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho
b. Jika statistik t hitung > t tabel, atau t hitung < -t tabel
maka H
diterima.
o
2. Sasaran dari diklat (X
ditolak.
2
H
) terhadap peningkatan karir (Y)
0 : PYX = 0, yaitu tidak terdapat pengaruh yang signifikan
dari variabel sasaran dari diklat (X2
H
) terhadap peningkatan
karir (Y).
1 : PYXi ≠ 0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel sasaran dari diklat (X2
Dalam penelitian ini, dasar pengambilan keputusan,
untuk menentukan hipotesis adalah berdasarkan uji t, yaitu:
) terhadap peningkatan karir
(Y).
a. Jika statistik -t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho
b. Jika statistik t hitung > t tabel, atau t hitung < -t tabel
maka H
diterima.
o
3. Materi dan metode diklat (X
ditolak.
3
H
) terhadap peningkatan karir
(Y)
0 : PYX = 0, yaitu tidak terdapat pengaruh yang signifikan
dari variabel materi dan metode diklat (X3) terhadap
peningkatan karir (Y).
H1 : PYXi ≠ 0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel materi dan metode diklat (X3
Dalam penelitian ini, dasar pengambilan keputusan,
untuk menentukan hipotesis adalah berdasarkan uji t, yaitu:
) terhadap
peningkatan karir (Y).
a. Jika statistik -t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho
b. Jika statistik t hitung > t tabel, atau t hitung < -t tabel
maka H
diterima.
o
4. Fasilitas diklat (X
ditolak.
4
H
) terhadap peningkatan karir (Y)
0 : PYX = 0, yaitu tidak terdapat pengaruh yang signifikan
dari variabel fasilitas diklat (X4
H
) terhadap peningkatan
karir (Y).
1 : PYXi ≠ 0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel fasilitas diklat (X4
Dalam penelitian ini, dasar pengambilan keputusan,
untuk menentukan hipotesis adalah berdasarkan uji t, yaitu:
) terhadap peningkatan karir
(Y).
a. Jika statistik -t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho
b. Jika statistik t hitung > t tabel, atau t hitung < -t tabel
maka H
diterima.
o
5. Tenaga pengajar (X
ditolak.
5
H
) terhadap peningkatan karir (Y)
0 : PYX = 0, yaitu tidak terdapat pengaruh yang signifikan
dari variabel tenaga pengajar (X5) terhadap peningkatan
karir (Y).
H1 : PYXi ≠ 0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel tenaga pengajar (X5
Dalam penelitian ini, dasar pengambilan keputusan,
untuk menentukan hipotesis adalah berdasarkan uji t, yaitu:
) terhadap peningkatan karir
(Y).
g. Jika statistik -t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho
h. Jika statistik t hitung > t tabel, atau t hitung < -t tabel
maka H
diterima.
o
6. Pelaksanaan diklat (X
ditolak.
6
H
) terhadap peningkatan karir (Y)
0 : PYX = 0, yaitu tidak terdapat pengaruh yang signifikan
dari variabel pelaksanaan diklat (X6
H
) terhadap peningkatan
karir (Y).
1 : PYXi ≠ 0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel pelaksanaan diklat (X6
Dalam penelitian ini, dasar pengambilan keputusan,
untuk menentukan hipotesis adalah berdasarkan uji t, yaitu:
) terhadap peningkatan
karir (Y).
a. Jika statistik -t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho
b. Jika statistik t hitung > t tabel, atau t hitung < -t tabel
maka H
diterima
o
7. Evaluasi diklat (X
ditolak
7
H
) terhadap peningkatan karir (Y)
0 : PYX = 0, yaitu tidak terdapat pengaruh yang signifikan
dari variabel evaluasi diklat (X7) terhadap peningkatan
karir (Y).
H1 : PYXi ≠ 0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel evaluasi diklat (X7
Dalam penelitian ini, dasar pengambilan keputusan,
untuk menentukan hipotesis adalah berdasarkan uji t, yaitu:
) terhadap peningkatan karir
(Y).
a. Jika statistik -t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho
b. Jika statistik t hitung > t tabel, atau t hitung < -t tabel
maka H
diterima.
o
3.8 Tahapan Penelitian
ditolak.
Dalam penelitian ini, penulis melakukan tahapan penelitian seperti
pada gambar 3.2 di bawah ini.
Gambar 3.2
Tahapan Penelitian
Identifikasi Permasalahan
Tujuan Penelitian
Tinjauan Pustaka Observasi Objek
Penelitian
Identifikasi Variabel Penelitian
Persiapan Pengumpulan Data Identifikasi Populasi penelitian Identifikasi Jumlah Sampel Penyusunan Kuesioner
Penyebaran Kuesioner dan Pencarian Data Sekunder
Pengolahan Data
Interpretasi Hasil Pengolahan Data
Kesimpulan dan Saran
Kerangka Teoritis
Hipotesis
3.9 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dibuat untuk memberi gambaran
umum tentang penelitian dan hasil penelitian yang dilakukan.
Berikut ini urutan penulisannya :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini bersisi uraian secara singkat mengenai
gambaran umum perusahaan, sejarah singkat
perusahaan, latar belakang penelitian, perumusan
masalah, tujuan penelitian, dan ruang lingkup
penelitian.
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Pada bab ini akan diuraikan tinjauan pustaka, teori-
Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Peningkatan Karir Pegawai
PT Telkom Kantor Divisi Regional III Tahun 2008
Yth. Bapak / Ibu / Saudara –i Pegawai PT Telkom Kantor Divre III Bandung
Dengan hormat,
Dalam rangka penyusunan tugas akhir (skripsi) yang merupakan syarat
kelulusan program S-1 Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika,
Institut Manajemen Telkom, saya bermaksud mengadakan penelitian dalam
bentuk kuesioner kepada para pegawai PT Telkom Kantor Divre III mengenai
tanggapan terhadap pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di Divre III.
Di tengah kesibukan dan keterbatasan waktu yang Anda miliki, dengan
segala kerendahan hati saya mengharapkan kesediaan waktu untuk dapat
mengisi kuesioner ini.
Informasi tersebut hanya dipergunakan untuk kepentingan akademis
semata, tidak untuk dipublikasikan dan bersifat rahasia, dengan demikian tidak
akan mempengaruhi keberadaan Bapak / Ibu / Saudara – i sebagai pegawai.
Atas kesediaan dan kerjasama, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Asri Sukmawati NPM 1.04.400.924
Responden :
BAGIAN I
DATA RESPONDEN
Berilah tanda (√) pada salah satu kolom di bawah ini yang sesuai dengan pilihan anda.
1. Jenis Kelamin
Pria Wanita
2. Rentang Usia Anda
18 -25 tahun 41 – 45 tahun
26 – 30 tahun 36 – 40 tahun
31 – 35 tahun 51 – 55 tahun
46 – 50 tahun > 55 tahun
3. Pendidikan Terakhir
SD SMU S-1
SLTP Diploma (D1 – D3) S-2 / S-3
4. Jabatan
SM / OSM Off 1 Off 3 Lain – lain :
Manager Off 2 Staff ..................
5. Unit :
Division Secretary Product & Bus. Perf.
Division Communication Access NW Planning & Perf
Marketing & Sales Customer Care
General Support Human Resources
6. Masa Kerja
< 6 tahun 16 -20 tahun 31 -35 tahun
6 – 10 tahun 21 – 25 tahun > 35 tahun
11 – 15 tahun 26 – 30 tahun
BAGIAN II
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Berilah tanda (√) pada salah satu kolom di bawah ini yang sesuai dengan pilihan anda. SS = Sangat Setuju S = Setuju TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan SS S TS STS
1 Atasan melakukan penilaian kompetensi pegawai
2. Atasan memberikan usulan mengenai kebutuhan diklat bagi bawahan.
3. Saya mengusulkan pendidikan dan pelatihan
yang dibutuhkan kepada Atasan
4. Diklat yang saya ikuti sesuai dengan bidang
pekerjaan saya
5. Diklat yang diikuti sesuai dengan jabatan
6. Sasaran diklat disampaikan secara jelas di awal
sesi diklat
7. Tujuan diklat sesuai dengan tujuan organisasi
8. Tujuan diklat disampaikan secara jelas di awal
sesi diklat
9. Materi diklat yang diberikan sesuai dengan
tujuan diklat yang hendak dicapai
10. Materi diklat diberikan secara sistematis
11. Materi yang diberikan sesuai dengan tuntutan
pekerjaan
12. Metode diklat sesuai dengan tingkat kemampuan pegawai yang menjadi peserta
13. Metode penyampaian materi diklat dapat memotivasi belajar peserta
14. Fasilitas diklat mendukung pelaksanaan diklat
15. Fasilitas diklat dapat memotivasi belajar peserta diklat
16. Tenaga pengajar / instrukur diklat mempunyai keahlian yang berhubungan dengan materi yang diberikan
17. Tenaga pengajar mampu membangkitkan motivasi peserta diklat
18. Waktu pelaksanaan diklat tidak mengganggu pekerjaan di kantor
19. Waktu pelaksanaan diklat cukup untuk memahami materi diklat
20. Pelaksanaan diklat sesuai dengan tujuan program kerja organisasi
21. Diklat yang telah diikuti dirasakan bermanfaat untuk mengerjakan pekerjaan pada masa sekarang
22. Pelatihan – pelatihan yang telah Anda ikuti bermanfaat untuk pekerjaan di posisi yang akan Anda tempati
23. Anda puas dengan pendidikan dan pelatihan yang telah diikuti
24. Pendidikan dan pelatihan yang telah diikuti menghasilkan proses belajar yang efektif
25. Materi pendidikan dan pelatihan dapat diaplikasikan di tempat kerja
26. Anda menerapkan pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan dan pelatihan pada situasi kerja sebenarnya
27. Anda menguasai pekerjaan setelah menyelesaikan program pendidikan dan pelatihan
28. Setelah menyelesaikan program pendidikan dan pelatihan, Anda mampu mencapai atau melampaui target yang telah ditetapkan
29. Pendidikan dan pelatihan bermanfaat bagi unit kerja dan perusahaan
30. Pendidikan dan pelatihan dapat meningkatkan kinerja perusahaan
BAGIAN III
PENINGKATAN KARIR
Berilah tanda (√) pada salah satu kolom di bawah ini yang sesuai dengan pilihan anda. SS = Sangat Setuju S = Setuju TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju No Pernyataan SS S TS STS
1 Setelah mengikuti Diklat, kemampuan saya
melaksanakan seluruh tugas yang menjadi
tanggung jawab semakin meningkat.
2. Setelah mengikuti Diklat, pemahaman saya
akan tugas yang menjadi tanggung jawab saya
menjadi semakin meningkat.
3. Setelah mengikuti Diklat, rasa tanggung jawab
saya dalam melaksanakan seluruh tugas
semakin meningkat.
4. Kemampuan dari peserta yang telah mengikuti
Diklat sudah dimanfaatkan seluruhnya oleh
perusahaan
5. Setelah mengikuti Diklat, kesempatan untuk
promosi jabatan lebih besar dibanding yang
belum mengikuti Diklat
6. Setelah mengikuti Diklat, saya mendapat
promosi jabatan
- Terima Kasih -
OUTPUT UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Variabel Pendidikan dan Pelatihan Reliability Statistics