BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan yang baik merupakan keharusan dalam mengaitkan sumber daya manusia yang berkwalitas lebih-lebih dalam era globalisasi saat ini, dimana manusia memiliki ketangguhan dan kemampuan berkwalitaslah yang dapat bertahan, sekaligus dapat menguasai kehidupan. Untuk menyelenggarakan pendidikan yang baik seluruh komponen hendaknya dapat melakukan fungsinya dengan baik. Sebab tanpa berfungsinya setiap komponen tidak akan mungkin pendidikan terselenggara dengan baik. Untuk mewujudkan hal tersebut di atas di perlukan suatu motivasi yang menggerakkan seseorang (peserta didik) bertingkah laku. Dalam hal ini perlu disadari bahwa pengajaran tidaklah menitik beratkan pada metode imposisi yakni pengajaran dengan cara penuangan hal- 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penyelenggaraan pendidikan yang baik merupakan keharusan dalam
mengaitkan sumber daya manusia yang berkwalitas lebih-lebih dalam era
globalisasi saat ini, dimana manusia memiliki ketangguhan dan kemampuan
berkwalitaslah yang dapat bertahan, sekaligus dapat menguasai kehidupan. Untuk
menyelenggarakan pendidikan yang baik seluruh komponen hendaknya dapat
melakukan fungsinya dengan baik. Sebab tanpa berfungsinya setiap komponen
tidak akan mungkin pendidikan terselenggara dengan baik.
Untuk mewujudkan hal tersebut di atas di perlukan suatu motivasi yang
menggerakkan seseorang (peserta didik) bertingkah laku. Dalam hal ini perlu
disadari bahwa pengajaran tidaklah menitik beratkan pada metode imposisi yakni
pengajaran dengan cara penuangan hal-hal yang di anggap penting oleh guru bagi
siswanya. Begitu pentingnya masalah peserta didik sebagai objek tujuan sehingga
perlu mencari pengenalan atas kebutuhan dan kesanggupannya serta menciptakan
situasi pendidikan yang sangat erat kaitannya dengan usaha-usaha memberikan
motivasi yang tinggi bagi siswa untuk mempelajari suatu bidang studi, khususnya
bidang studi IPS.
Dengan adanya motivasi belajar yang tinggi di harapkan siswa dapat
mengikuti proses belajar mengajar dengan baik, karna motivasi di tandai dengan
reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan seperti siswa ingin mendapatkan nilai yang
1
baik, mendapatkan penghargaan, adanya harapan untuk sukses dan lain-lain,
dengan adanya tujuan tersebut siswa akan termotivasi dan dapat menentukan
berhasil tidaknya siswa dalam belajar. Pengajaran yang bermotivasi menuntut
kreativitas guru untuk berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang
relevan yang sesuai guna membangkitkan motivasi belajar siswa.
Salah satu paktor yang dapat memberikan motivasi belajar siswa yaitu
apabila guru menggunakan strategi pembelajaran yang tepat, seperti keterampilan
dasar mengajar guru yang sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran, dan
yang paling utama guru harus dapat memotivasi siswa dengan keterampilan
membuka pelajaran sebelum memulai materi.
Dari pengamatan yang telah penulis lakukan di lapangan motivasi belajar
siswa di SD Negri 200120 Padangsidimpuan sangat rendah, dalam hal ini penulis
melihat bahwa siswa mengikuti pelajaran tidak serius, sering terlambat masuk,
ribut di dalam kelas sewaktu guru memberikan materi pelajaran dan lain-lain. Hal
ini di akibatkan guru dalam memberikan materi pembelajaran tidak
menggunakan strategi yang sesuai dengan pembelajaran.
Telah banyak upaya yang di lakukan guru untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa seperti memberikan bimbingan, pendekatan, hadiah, pujian,
persaingan, agar siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan fakta di atas penulis terdorong untuk melakukan sebuah
penelitian. Maka penulis merumuskan judul penelitian ini sebagai berikut.
“ Hubungan Keterampilan Membuka Pelajaran Dengan Motivasi Belajar Siswa
Di Kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan.”
2
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas,
motivasi dapat di bagi menjadi 2 (dua) yaitu motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrensik. Motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan faktor
pendorong dari dalam diri individu dalam proses belajar mengajar. Siswa yang
termotivasi secara intrinsik dapat dilihat dari kegiatan yang tekun dalam
mengerjakan tugas-tugas belajar adapun Faktor yang turut mempengaruhi
motivasi intrinsik seseorang antara lain, sikap, ketekunan, rasa ingin lebih baik,
kecerdasan, ingin sukses dan lain-lain.
Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang keberadaannya
karena pengaruh rangsangan dari luar, bukan keinginan yang sebenarnya yang
ada dalam diri siswa untuk belajar seperti halnya faktor motivasi ekstrinsik dapat
berupa peraturan, sarana dan prasarana kewibawaan guru, keterampilan guru
membuka pelajaran dan lain-lain.
Faktor-faktor yang di sebabkan di atas merupakan paktor yang sangat
menentukan dalam menumbuhkan motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar
mengajar. Untuk itu dalam proses belajar mengajar guru harus melakukan
strategi pembelajaran seperti halnya keterampilan dasar mengajar guru yang
sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran, sebelum memulai materi terlebih
dahulu guru membuka pelajaran dengan cara membuat kaitan, menarik perhatian,
memberi acuan kepada siswa agar siswa bisa termotivasi dalam mengikuti proses
belajar mengajar.
3
C. Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya faktor-faktor yang menjadi akar penyebab
permasalahan dalam motivasi belajar siswa tersebut, penulis perlu membatasi
permasalahan agar lebih terfokus pada masalah yang di teliti.
Disamping pertimbangan waktu, dana maupun referensi yang
berhubungan dengan topik permasalahan itu sendiri. Dalam hal ini penulis hanya
akan mengkaji salah satu faktor yang menjadi akar penyebab permasalahan yaitu
yang berhubungan dengan keterampilan membuka pelajaran dan motivasi belajar
siswa di SD Negeri 200120 padangsidimpuan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka
penulis merumuskan masalah penelitian ini, sebagai berikut :
1. Bagaimanakah gambaran keterampilan guru dalam membuka pelajaran di
kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan?
2. Bagaimanakah gambaran motivasi belajar siswa di kelas IV SD Negeri
200120 Padangsidimpuan?
3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara keterampilan guru membuka
pelajaran dengan motivasi belajar siswa di kelas IV SD Negeri 200120
Padangsidimpuan?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Suatu penelitian yang dilaksanakan tentu saja mempunyai tujuan dan
manfaat tertentu. Maka sejalan dengan rumusan masalah yang diajukan pada
4
penulisan skripsi ini, tujuan dan manfaat yang akan dicapai adalah sebagai
berikut:
1. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dengan jelas tentang gambaran Keterampilan Guru
Dalam Membuka Pelajaran Di Kelas IV SD Negeri 200120
Padangsidimpuan
2. Untuk mengetahui gambaran Motivasi Belajar Siswa Di Kelas IV SD
Negri 200120 Padangsidimpuan .
3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang singnifikan antara
keterampilan guru dalam Membuka Pelajaran serta menumbuhkan
motivasi belajar siswa di kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan.
2. Kegunaan Penelitian
Sedangkan menjadi manfaat atau kegunaan yang dapat diambil dari
hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai masukan informasi bagi kepala sekolah dalam upaya mencapai
mutu pendidikan yang lebih optimal.
2. Sebagai acuan bagi guru bidang study khususnya IPS dalam melakukan
langkah-langkah pembelajaran seperti hubungan keterampilan membuka
pelajaran dengan motivasi belajar siswa.
3. Menjadi pedoman bagi siswa untuk mengetahui betapa pentingnya
motivasi belajar khususnya dalam bidang study IPS.
5
BAB II
LANDASAN TEORETIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik
1. Hakekat Motivasi Belajar Siswa.
Dalam menjalankan tugas guru sehari-hari, sering kali pengajar berhadapan
dengan siswa-siswi yang tidak berprestasi akademisnya tidak sesuai dengan
harapan pengajar. Bila hal ini terjadi dan ternyata kemampuan kognitif siswa cukup
baik, pengajar cendrung mengatakan bahwa siswa tidak termotivasi dan
menganggap hal ini sebagai kondisi yang menetap.
Motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri individu yang
merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan atau sesuatau yang menjadi
dasar atau alasan seseorang berprilaku. Menurut Mc.Donald “motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang di tandai dengan munculnya
“feeling”dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.”1 Dari
pengertian yang di kemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting
(1). Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap
individu manusia (2). Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/”feeling”,afeksi
seseorang. (3).motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Berarti dengan
ketiga elemen tersebut motivasi dapat dikatakan sesuatu yang kompleks.
1 Sardiman, Intraksi Dan Motivasi Belajar Mengajar ( Jakarta, Raja Grapindo Persada, 2004), hal. 73.
6
Kemudian Oemar Hamalik mengatakan dalam buku proses belajar mengajar
bahwa “motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang
ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.”2
Sementara menurut Hamjah B.uno dalam bukunya teori motivasi dan
pengukurannya bahwa “motivasi merupakan konsep hipotesis untuk suatu kegiatan
yang dipengaruhi oleh persepsi dan tingkah laku seseorang untuk mengubah situasi
yang tidak memuaskan.”3 Sedangkan Menurut Martin dan Brigg “motivasi adalah
kondisi internal dan eksternal yang mempengaruhi bangkitnya arah serta tetap
berlangsungnya suatu kegiatan atau tingkah laku.”4 Berarti dalam hal ini secara
lebih spesifik motivasi belajar dapat dilihat dari karakteristik tingkah laku siswa
yang menyangkut minat, ketajaman perhatian, konsentrasi dan ketekunan dalam
kegiatan belajar.
Selanjutnya dalam buku Husaini Usman mengatakan bahwa “motivasi adalah
merupakan keinginan yang terdapat pada diri seseorang yang merangsangnya untuk
melakukan tindakan-tindakan atau sesuatu yang menjadi dasar atau alasan
seseorang berprilaku.”5
Dari beberapa teori yang telah di kemukakan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa motivasi merupakan kondisi internal dan eksternal yang terdapat pada diri
seseorang yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan terhadap
adanya tujuan.
2 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, ( Jakarta, Bumi Aksara, 2003), hal 1583 Hamjah B. uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, ( Jakarta, Bumi Aksara , 2008), hal 64 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontermporer (Jakarta, Bumi Aksara, 2009), hal.32.5 Husaini Usman, Manajemen, Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan ( Jakarta, Bumi Aksara, 2009)
hal. 250.
7
Setelah diuraikan tentang teori motivasi kemudian perlu di paparkan tentang
teori belajar karna motivasi belajar terdiri dari dua suku kata yaitu motivasi dan
belajar.
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai
tindakan belajar hanya dialami oleh siswa itu sendiri. Seseorang yang melakukan
kegiatan belajar mengajar akan mencapai perubahan-perubahan yang positif dalam
hal pengetahuan, kecakapan, kebiasaan, sikap, minat dan sebagainya.
Muhibbin Syah, mengatakan bahwa “Belajar adalah kegiatan yang
berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap
penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan.”6 Berarti berhasil atau gagalnya
pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami
siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau
keluarganya sendiri. Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-
mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk
informasi/materi pelajaran.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa: “Belajar adalah
proses perubahan perilaku berkat pengalaman, dan latihan.”7 Sedangkan Oemar
Hamalik berpendapat bahwa: “Belajar adalah modfikasi mempertegas kelakuan
melalui pengalaman.”8 Selanjutnya Djalaluddin rahmad berpendapat bahwa:
“Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk tingkah laku yang
secara keseluruhan sebagai suatu hasil dari pengalaman diri”.9
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa: Belajar
merupakan perubahan tingkah laku pada individu sebagai hasil interaksi denga
lingkungannya, misalnya perubahan pengetahuan, kelakuan, dan sifatnya menetap.
Tujuan belajar merupakan cara akurat untuk menentukan hasil belajar siswa.
Dengan kata lain proses belajar siswa ditentukan oleh sejauh mana tujuan belajar
yang sudah dapat dicapai peserta didik.
Menurut Ahmad Sabri mengatakan bahwa “Belajar adalah suatu proses
yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang”10.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang
dikatakan belajar apabila terjadi perubahan tingkah laku, atau terjadinya perubahan
dalam diri individu baik dalam hal pengetahuan, kebiasaan, sikap dan sebagainya
yang relatif tetap sebagai hasil pengalaman seseorang yang mengacu kepada
tingkat keberhasilan yang dapat diukur melalui evaluasi. Perubahan-perubahan
yang terjadi pada diri siswa terhadap suatu keadaan merupakan keberhasilan belajar
yang diorientasikan kepada prestasi belajar yang diperoleh. Prestasi tersebut
sebagai hasil belajar itu sendiri.
Setelah di ketahui tentang teori motivasi dan teori belajar maka dapat di
paparkan beberapa indikator yang meliputi, diantaranya; adanya keinginan
berprestasi , adanya harapan, dan adanya penghargaan.
a. Adanya Keinginan Berprestasi Dalam Belajar
Siswa yang ingin berprestasi dalam belajar berarti siswa tersebut telah ada
dorongan dari dalam diri untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam
10 Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dengan Mikro Teaching, (Jakarta, 2005), hal. 33
9
mencapai tujuan pembelajaran, siswa yang ingin berprestasi dalam belajar,
misalnya siswa ingin mendapatkan nilai yang baik (angka), agar nantinya siswa
tersebut bisa naik kelas untuk memperoleh nilai yang baik maka siswa memerlukan
motivasi dengan motivasi maka akan timbul keinginan siswa agar memperoleh
prestasi dalam belajar. Sedangkan orang yang motivasi berprestasinya tinggi
mempunyai ciri-ciri : 1) bertanggung jawab atas segala perbuatanya, mengaitkan
diri pada karir atau masa depan tidak menyalahkan orang laing dalam
kegagalannya 2) berusaha mencari umpan balik atas segala perbuatannya selalu
bersedia mendengarkan pendapat orang lain sebagai masukan dalam memperbaiki
dirinya.
B. Sukarno mengatakan dalam buku manajemen teori dan praktik dan riset
pendidikan bahwa “prestasi belajar dan motivasi belajar berkorelasi positif
terhadap kemampuan praktik mengajar.”11
Sementara Mc Cleland mengatakan dalam buku manajemen teori praktik
dan riset pendidikan bahwa “bangsa yang dalam ekonominya terbelakang dapat
ditingkatkan secara dramatis dengan merangsang rakyatnya untuk berprestasi
tinggi.”12
Selanjutnya Atkinson mengatakan dalam buku teori motivasi dan
pengukurannya bahwa “motivasi berprestasi dimiliki oleh setiap orang sedangkan
intensitasnya tergantung pada kondisi mental orang tersebut.”13
Brophy menjelaskan “suatu daftar strategi motivasi yang di gunakan guru
untuk memberikan stimulus siswa akan produktif dalam belajar diantaranya,
11 Husaini Usman, op. cit, hal 27412 Ibib, hal 26413 Hamjah B. uno, op.cit, hal, 8
10
keterkaitan dengan kondisi lingkungan, kondisi belajar yang bermakna, harapan
unruk berhasil, berisi kesuksesan program, konpetensi yang positif, nilai hasil
belajar.”14
Berdasarkan teori di atas bahwa adanya keinginan berprestasi belajar
tergantung pada kondisi mental dengan merangsangnya untuk berprestasi tinggi
sedangkan prestasi belajar dan motivasi belajar berkorelasi positif terhadap
kemampuan mengajar.
b. Adanya Harapan
Manusia biasanya meletakkan nilai pada sesuatu yang diharapkan dari
karyanya oleh karna itu manusia mempunyai urutan kesenangan dari sejumlah hasil
yang di harapkan begitu juga siswa dalam belajar dengan adanya harapan yang di
berikan pada siswa dalam belajar maka ia akan termotivasi, misalnya siswa ada
harapan untuk mendapatkan nilai yang baik. Dengan demikian pada dirinya akan
tumbuh harapan .
Teori harapan dari Vroom yang telah di kembangkan poster dan lawler serta
ahli-ahlinya bahwa “harapan adalah kadar kekuatan atau keyakinan usaha dalam
bekerja akan menghasilkan penyelesaian tugas.”15 Kemudian Oemar Hamalik
menjelaskan bahwa “Para siswa memiliki harapan-harapan tertentu setelah
menyelesaikan pelajaran, atau tugas, atau suatu proyek”16 Berarti harapan
dinyatakan sebagai kemungkinan prestasi belajar seseorang terhadap usaha yang
telah dilakukannya. Sedangkan menurut Sondang P.Siagian dalam buku teori
14 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya , ( Jakarta, Bumi Aksara, 2006) hal. 8. 15 Husaini Usman, op.cit hal. 26116 Oemar Hamalik, op. cit, hal. 118
11
motivasi dan aplikasinya mengatakan bahwa “seseorang mempunyai keinginan
untuk menghasilkan sesuatu karya pada waktu tertentu tergantung pada tujuan-
tujuan khusus orang yang bersangkutan dan pada persepsi orang tersebut tentang
nilai suatu prestasi kerja sebagai wahana untuk mencapai tujuan.”17
Sementara Keller menjelaskan Menumbuhkan harapan siswa merupakan
“salah satu syarat dalam membangkitkan keyakinan pada diri siswa terhadap tugas-
tugas pembelajaran, hal ini dilakukan dengan menyajikan tingkat tantangan yang
memungkinkan siswa mendapat pengalaman sukses yang bermakna di bawah
kondisi belajar dan untuk kerja tertentu.”18
Berdasarkan teori di atas bahwa harapan merupakan salah satu syarat untuk
membangkitkan keyakinan siswa dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran.
c. Adanya Penghargaan
Setelah kebutuhan individu terpenuhi, maka muncul kebutuhan baru yang
di inginkan manusia yaitu kebutuhan akan penghargaan atau ingin berprestasi,
misalnya kebutuhan mendapat ucapan terima kasih, hadiah, pujian, ucapan selamat
jika berjumpa, menunjukkan rasa hormat dan lain-lain.
Menurut teori alderver disebutkan bahwa “manusia itu memiliki kebutuhan yang disingkat ERG ( Existence, Relatedness, Growth ). Manusia pada hakikatnya ingin di hargai dan di akui keberadaannya, ingin di undang dan dilibatkan. Disamping itu manusia sebagai mahluk sosial ingin berhubungan atau bergaul dengan manusia lainnya ( relasi ) manusia juga ingin meningkatkan taraf hidupnya menuju kesempurnaan (ingin selalu berkembang ).”19
Sementara menurut James Pophan dan Evi L.Baker menjelaskan bahwa
“Penghargaan (hadiah) adalah pemberian sesuatu yang dapat memberi arti bagi
17 Sondang P.Siagian, Teori Motivasi Dan Aplikasinya, ( Jakarta, Rineka Cifta, 2004) hal, 17918 Made Wena, op. cit. hal. 42. 19 Husaini Usman, op. cit. hal, 259.
12
seseorang sehingga ia merasa puas untuk kemudian mengulangi prilaku yang
semula.”20
Sedangkan Nurul fikri mengatakan bahwa “penghargaan merupakan bentuk
positif dan sekaligus sebagai motivasi yang baik.”21
Selanjutnya menurut Slameto bahwa “penghargaan merupakan kebutuhan
rasa berguna, penting, dihargai, dikagumi, di hormati oleh orang lain. Secara tidak
langsung ini merupakan kebutuhan perhatian, ketenaran, status, martabat dan lain
sebagainya.”22
Berdasarkan teori di atas bahwa penghargaan itu merupakan kebutuhan
manusia sebagai mahluk sosial yang pada hakikatnya manusia ingin di hargai
keberadaannya seperti mendapatkan hadiah, ucapan terima kasih, pujian, ucapan
selamat jika berjumpa dan sebagainya.
Dari teori -teori di atas dapat di simpulkan bahwa Motivasi belajar siswa
adalah suatu dorongan, baik bersifat internal maupun eksternal yang membuat
siswa bergerak, bersemangat dan senang belajar secara serius dan terus menerus
selama proses belajar mengajar.
2. Hakikat Keterampilan Membuka Pelajaran
Salah satu usaha mengkondisikan kelas adalah adanya kegiatan membuka
pelajaran sebelum memasuki kegiatan inti. Oleh karena itu kegiatan membuka
pelajaran merupakan bagian dari proses belajar mengajar yang memiliki peran yang
20 W. James Pophan dan Evi L.Baker, Teknik Belajar Secara Sistematis, (Jakarta, Rineka Cipta, 1992), hal 105
21 Nurul fikri, Meningkatkan Motivasi Dan Kesulitan Belajar Siswa , ( Jakarta, Bumi Aksara, 2000), hal 357
22 Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya ( Jakarta, Rineka Cifta, 2003) hal. 171
13
penting dalam menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Tercapainya tujuan
pengajaran bergantung pada metode mengajar guru di awal pelajaran. Seluruh
rencana dan persiapan sebelum mengajar dapat menjadi tidak berguna jika guru
gagal dalam memperkenalkan pelajaran.
Keterampilan membuka pelajaran adalah usaha yang dilakukan oleh guru
dalam kegiatan pembelajaran untuk menciftakan prakondisi bagi siswa agar mental
maupun perhatian terpusat pada pengalaman belajar yang disajikan sehingga akan
mudah mencapai kopetensi yang diharapkan. Membuka pelajaran juga merupakan
kegiatan dan pernyataan guru untuk mengaitkan pengalaman siswa dengan tujuan
yang ingin dicapai. Dengan kata lain membuka pelajaran itu adalah kegiatan
mempersiapkan mental dan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan
dipelajari. Seperti menarik perhatian siswa, membuat kaitan dan memberikan
acuan.
Turney mengatakan bahwa Keterampilan membuka pelajaran adalah
“kegiatan yang di lakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan
menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan di pelajari.”23
Sedangkan dalam buku Wina Sanjaya mengatakan bahwa “membuka
pelajaran adalah usaha yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran
untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat
pada pengalaman belajar yang disajikan sehingga akan mudah mencapai kopetensi
yang di harapkan.”24 Selanjutnya dalam buku Syiful Bahri Djamarah mengatakan
23 Bambang Setiyadi dan Junaidi Mistar, Strategi Pembelajaran Bahasa Inggris ( Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), hal, 353.
24 Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kopetensi ( Jakarta: Kencana, 2008), hal, 47.
14
bahwa “keterampilan membuka pelajaran adalah perbuatan guru untuk menciftakan
siap mental dan menimbulkan perhatian anak didik agar terpusat pada materi yang
akan dipelajari.”25
Dari beberapa teori di atas dapat kita simpulkan bahwa keterampilan
membuka pelajaran merupakan skill atau kemampuan dasar yang dimiliki oleh
setiap guru dan selanjutnya membuka pelajaran merupakan kegiatan awal yang
dilakukan oleh guru setiap kali mengawali kegiatan pembelajaran yang bertujuan
untuk menyiapkan mental siswa dan sekaligus untuk memusatkan perhatian siswa
kepada pelajaran yang akan dipelajarinya sehingga mencapai kopetensi yang
diharapkan.
Untuk mengetahui lebih jelas bahwa keterampilan membuka pelajaran
bukanlah sekedar kegiatan mengabsen siswa, atau meminta siswa ber do’a. Akan
tetapi kegiatan membuka pelajaran adalah kegiatan menyiapkan mental siswa
untuk siap menerima dan mengikuti pelajaran yang akan disampaikan. Oleh karena
itu ada beberapa komponen yang harus dilaksanakan oleh seorang guru dalam
kegiatan membuka pelajaran, dan merupakan keterampilan dasar yang harus
dikuasai guru dalam kegiatan membuka pelajaran, meliputi; menarik perhatian,
memberi acuan dan membuat kaitan.
a. Menarik Perhatian
Untuk menimbulkan perhatian siswa terhadap hal-hal yang di pelajari, guru
dapat melakukan usaha-usaha, seperti menimbulkan rasa ingin tahu, menunjukkan
25 Syiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Intraksi Edukatif (Jakarta : Rineka Cipta, 2000) hal.138
15
sikap hangat dan antusias, memberikan variasi mengajar gerak dan mimik. Dalam
buku Bambang Setiyadi menjelaskan bahwa “untuk menarik perhatian, guru dapat
melakukan hal-hal sebagai berikut (1) gaya mengajar guru (2) penggunaan berbagai
media (3) perubahan pola intraksi guru terhadap siswa.”26
1) Gaya Mengajar Guru
Berbagai gerak atau posisi guru, kontak pandang atau suara guru,
pengguaan pause atau komentar yang jelas, dapat menarik perhatian siswa .
2). Penggunaan Berbagai Media
Untuk menarik perhatian siswa, guru dapat menggunakan berbagai jenis
media yang berkaitan dengan materi yang di ajarkan, misalnya menggunakan
gambar disertai model atau benda yang sebenarnya.
3) Perubahan Pola Intraksi Guru Siswa
Agar siswa tertarik pada hal-hal yang akan dipelajari, guru harus
menciftakan berbagai variasi pola intraksi. Misalnya, guru bertanya sisewa
menjawab kemudian siswa yang lain memberi tanggapan yang dilanjutkan
dengan komentar atau tambahan dari siswa lainnya.dengan demikian pola intraksi
tidak hanya guru siswa melainkan siswa-siswa, siswa-guru atau guru
menunjukkan suatu media kemudian siswa mengamati dan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada guru.
Kemudian menurut Wina Sanjaya bahwa menarik perhatian siswa,
“meupakan kegiatan yang bisa dilakukan melalui: meyakinkan siswa bahwa
materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan berguna untuk dirinya,
26 Bambang Setiyadi dan Junadi Mistar, op.cit, hal. 3.56
16
melakukan hal-hal yang dinggap aneh bagi siswa, dan melakukan interaksi yang
menyenangkan.”27 Sedangkan Syaiful Bahri Djamarah mengemukakan bahwa
“menarik perhatian adalah mengubah gaya mengajar guru, seperti guru biasa
berdiri didepan kemudian berdiri di belakang.”28
Selanjutnya menurut E. Mulyasa mengatakan bahwa “menarik perhatian
adalah menarik perhatian peserta didik terhadap pelajaran yang akan disajikan
yang dapat dilakukan melalui gaya mengajar guru menggunakan mendia dan
sumber belajar yang bervariasi.”29 Dari beberapa hal tersebut dibahas lebih lanjut
dalam pembahasan tentang mengadakan variasi.
Berdasarkan penjelasan di atas bahwa menarik perhatian siswa, guru dapat
melakukan hal-hal seperti: gaya mengajar, penggunaan media, intraksi guru
terhadap siswa.
b. Memberi Acuan
Memberi acuan dalam membuka pelajaran bertujuan untuk memberikan
gambaran singkat pada siswa tentang berbagai topik atau kegiatan yang akan di
pelajari siswa.
Abimanyu dan Raka menjelaskan bahwa “memberi acuan adalah usaha
mengemukakan secara spesifik dan singkat serangkaian alternative yang
memungkinkan peseta didik memperoleh gambaran yang jelas mengenai hal-hal
yang akan di pelajari dan cara yang hendak ditempuh dalam mempelajari materi
pembelajaran.”30 Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah mengemukakan
27 Wina sanjaya, op, cit, hal, 4828 Syaiful Bahri Djamrah , loc. cit 29 Mulyasa, Menjadi Guru Profesional ( Jakarta, Remaja Rosda Karya, 2005 ) hal. 8530 Ibib. Hal. 86
17
bahwa “memberi acuan merupakan menentukan batas-batas tugas anak didik
yang segera harus dikerjakan.”31
Sementara menurut Wina Sanjaya memberikan acuan “merupakan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan yang dapat dilakukan dengan cara:
mengemukakan tujuan yang akan dicapai serta tugas-tugas yang harus dilakukan
dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan, menjelaskan langkah-langkah
atau tahapan pembelajaran sehingga siswa memahami apa yang harus dilakukan,
menjelaskan target atau kemampuan yang harus dimiliki setelah pembelajaran
berlangsung.”32
Selanjutnya menurut Bambang Setiadi dan Junaidi Mistar mengatakan
bahwa “memberi acuan merupakan memberikan gambaran singkat kepada siswa
tentang berbagai topik atau kegiatan yang akan dipelajari siswa.”33
Berdasarkan penjelasan tersebut dalam memberi acuan kepada siswa, guru
dapat memberikan gambaran yang jelas tentang hal-hal yang akan dipelajari dan
di tempuh dalam mempelajari materi pelajaran.
c. Membuat Kaitan
Untuk membuat kaitan dalam membuka pelajaran, guru dapat melakukan
dengan menghubungkan antara materi yang akan disampaikan dengan materi
yang telah di pelajari. Mulyasa mengatakan “mengaitkan pelajaran dapat
dilakukan dengan (1) Mengajukan pertanyaan apersepsi (2) Mengulas sepintas
Keterampilan membuka pelajaran merupakan keterampilan dasar mengajar
guru yang harus di ketahui oleh guru, karna di dalam proses pembelajaran guru
harus mengetahui strategi belajar mengajar seperti keterampilan membuka
pelajaran tidak mungkin guru langsung memberikan pembahasan materi
( kegiatan inti) tanpa mendahului dengan membuka pelajaran.
Sebelum memulai materi hendaknya guru terlebih dahulu melakukan
kegiatan membuka pelajaran baru kegiatan inti ( pembahasan) dan yang terakhir
kegiatan menutup pelajaran, yang paling utama disini di ketahui adalah
keterampilan membuka pelajaran yang bertujuan untuk menciftakan prakondisi
siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada pelajaran dengan adanya
tujuan tersebut di harapkan siswa termotivasi untuk mengikuti proses belajar
mengajar dengan ditandai reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan sehingga
merangsangnya melakukan sesuatu yang menjadi dasar atau alasan berprilaku
dalam proses pembelajaran .
Apabila motivasi belajar siswa dilakukan guru dengan membuka pelajaran
terlebih dahulu sebelum memulai materi maka peserta didik (siswa) akan lebih
tertarik mengikuti pelajaran yang akan disajikan. Sebaiknya dengan cara ini terus
dilakukan guru dalam proses pembelajaran kemungkinan akan memberikan
motivasi yang positif bagi siswa.
20
Berdasarkan uraian dalam kerangka berpikir maka penulis menduga adanya
hubungan membuka pelajaran dengan motivasi belajar siswa di kelas IV SD
Negeri 200120 Padangsidimpuan.
C. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis adalah merupakan jawaban sementara yang perlu di uji
kebenarannya lewat penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto berpendapat
“Hipotesis berarti di bawah kebenaran (belum tentu benar) dan baru dapat
diangkat menjadi suatu kebenaran jika memang telah disertai dengan bukti-
bukti.”38 Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Furchan “Hipotesis adalah
alat yang sangat besar kegunaannya dalam penyelidikan ilmiah”39.
Sehubungan dengan pengertian hipotesis yang telah di kemukakan di atas
masih perlu diperjelas bagaimana sebenarnya ciri-ciri hipotesis tersebut.
Menurut Arief Furchan, ciri-ciri hipotesis yang baik adalah :
“1).Hipotesis harus mempunyai daya penjelas, 2) Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada diantara variabel-variabel, 3) Hipotesis harus dapat diuji, 4) Hipotesis hendaknya konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada, 5) Hipotesis hendaknya dinyatakan sederhana dan seringkas mungkin”40.
Berdasarkan teori diatas, maka hipotesis harus dapat diuji kebenarannya
berdasarkan data empiris dan perumusannya harus sederhana dan terbatas,
hipotesis itu harus didasarkan pada teori yang kuat sehingga kedudukannya di