PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008-2011 DRAFT SKRIPSI Untuk memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Skripsi Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Zaky Silemut Ate 084020202 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PASUNDAN
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN
PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2008-2011
DRAFT SKRIPSI
Untuk memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Skripsi
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Zaky Silemut Ate
084020202
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2012
PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN
PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2008-2011
SKRIPSI
Untuk memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Skripsi
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan
Bandung, Mei 2012
Mengetahui,
Pembimbing
Ifa Ratifah, SE., M.Si.
Dekan Ketua Program Studi
Dr. H. R. Abdul Maqin, SE., M.P. Dr. H. Sasa S Suratman, SE., M.Sc.
PERNYATAAN
(Program Studi Strata 1)
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Karya tulis, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik sarjana, baik di Universitas Pasundan maupun di
perguruan tinggi lainnya.
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa ada
bantuan dari pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar nama pusataka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya
bersedia menerima sanksi berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh
karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku
di perguruan tinggi.
Bandung, …………………………..
Yang membuat pernyataa
(Zaky Silemut Ate)
NRP. 084020202
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas Terhadap Return Saham. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh antara rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI baik secara parsial maupun simultan.
Sampel dalam penelitian ini didasarkan pada metode probability sampling. Metode probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Dalam hal ini jumlah sampel yang diteliti sebanyak 21 perusahaan.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif asosiatif. Data yang dipergunakan dalam penelitian adalah data kuantitatif yaitu laporan keuangan perusahaan manufaktur. Objek penelitian adalah rasio likuiditas, leverage, aktivitas, profitabilitas dan return saham. Sedangkan subjek penelitian pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur dengan menggunakan laporan keuangan yang telah diaudit periode tahun 2008-2011. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi, korelasi, pengujian hipotesis menggunakan uji t dan uji F serta koefisien determinasinya.
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh persamaan regresinya adalah Y= 0,306 + 0,067X1 - 0,190X2 + 0,113X3 + 0,167X4. Persamaan regresi tersebut memiliki nilai a sebesar 0,306 artinya pada saat tingkat likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas sebesar 0 satuan maka return saham adalah sebesar 0,576 satuan. Nilai koefisien multipel antara variabel X1 terhadap Y positif sebesar 0,067, hal ini menunjukkan bahwa pada kenaikan tingkat likuiditas sebesar 1%, hal tersebut akan meningkatkan return saham 0,067, dengan asumsi bahwa variabel X2, X3, X4
dianggap konstan. Begitu juga dengan variabel-variabel yang lainnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat nilai korelasi yang diperoleh sebesar 0,753 artinya bahwa keempat faktor tersebut yaitu likuiditas, leverage¸aktivitas dan profitabilitas secara simultan memiliku hubungan yang kuat terhadap return saham. Nilai determinasi secara simultan diperoleh sebesar 0,74, yang artinya variabel X1,2,3,4 secara simultan memberikan kontribusi 74% terhadap return saham. Hasil uji F sebesar 7,345 yang artinya bahwa X1,2,3,4 berpengaruh terhadap return saham.
KATA PENGANTAR
Assalamua’laikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
segala rahmat, anugerah dan karunia sehingga dengan ijin-Nya penulis dapat
menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu.
Tidak lupa pula shalawat beriring salam juga penulis panjatkan kepada junjungan kita
Nabi Besar Muhammad SAW yang membawa rahmat bagi semesta alam (rahmatan
lil ‘alamin). Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada program studi Akuntansi fakultas Ekonomi Universitas
Pasundan Bandung. Skripsi ini berjudul “PENGARUH RASIO LIKUIDITAS,
LEVERAGE, AKTIVITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN
SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERCANTUM DI
BURSA EFEK INDONESIA”.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan dorongan,
bimbingan, masukan dan kritik serta pendapat dari berbagai pihak sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Bapak dan Ibuku tercinta yang selalu memberikan
kasih sayang dan doa restunya. Terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis
ucapkan kepada yang terhormat Ibu H. Ifa Ratifah, SE., M.Si selaku pembimbing
yang telah meluangkan waktu, menyumbangkan fikiran dan tenaga serta memberikan
masukkan, saran dan pendapat yang berharga sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik, serta ayahanda dan ibunda yang senantiasa mendoakan
penulis. Semoga Allah SWT selalu melindungi, mencintai dan melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada mereka serta menempatkan mereka dalam kedudukan yang
mulia (Amin). Penulis menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan dalam rangka
penyelesaian penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Melalui kesempatan ini pula, dengan kerendahan hati penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang yang terhingga kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat, anugerah dan karunia-
Nya sehingga dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian
dan penyusunan skripsi ini dengan baik.
2. Rasulullah SAW yang menjadi teladan kita semua.
3. Prof. Dr. H. M. Didi Turdmidzi, Drs., M.Si. Rektor Universitas Pasundan.
4. Dr. H. R. Abdul Maqin, SE., M.Si., MP. Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pasundan.
5. H. Sasa S Suratman, SE., M.Sc. Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Pasundan.
6. Dadan Soekardan, SE., M.Si. Sekretaris Program Studi Akuntansi
Untuk dapat memilih investasi yang aman, diperlukan satu analisis yang
cermat, teliti, dan didukung dengan data-data yang akurat. Teknik yang benar dalam
analisis akan mengurangi resiko bagi investor dalam berinvestasi. Secara umum ada
banyak analisis dalam melakukan penilaian investasi, tetapi yang paling banyak
dipakai adalah analisis yang bersifat fundamental, analisis teknikal, analisis ekonomi,
dan analisis rasio keuangan(Anoraga dan Pakarti, 2001).
Informasi fundamental adalah informasi yang dikaitkan dengan kondisi
perusahaan (emiten) yang meliputi kondisi seluruh perusahaan yang digambarkan
melalui kinerja keuangan perusahaan. Analisis mengenai informasi fundamental ini
digunakan untuk memprediksi harga saham dengan harapan mengetahui tingkat
kembalian (return) saham yang akan diterima oleh investor.Karena itu analisis ini
digunakan untuk mengetahui hal-hal apa saja yang dapat mempengaruhi return
saham.
Analisis fundamental berlandaskan kepercayaan bahwa nilai saham
dipengaruhi oleh kinerja keuangan perusahaan yang menerbitkannya. Jika kinerja
perusahaan meningkat maka harga saham akan merefleksikannya melalui
peningkatan harga saham tersebut (Suad Husnan, 1998).
Analisis fundamental merupakan studi yang mempelajari hal-hal yang
berhubungan dengan keuangan suatu bisnis dengan maksud untuk lebih memahami
sifat dasar dan karakteristik perusahaan publik yang menerbitkan saham. Analisis
fundamental didasarkan kepercayaan bahwa nilai suatu saham sangat dipengaruhi
oleh kinerja perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Jika prospek suatu
perusahaan sangat kuat dan baik, maka harga saham perusahaan tersebut diperkirakan
akan merefleksikan kekuatan tersebut dan harganya akan meningkat (Ang, 1997).
Analisis ini sebenarnyadilihat dari historis perusahaan atas kekuatan
keuangannya. Data yang digunakannya adalah data historis, yaitu data yang telah
terjadi dan mencerminkan keadaan keuangan yang telah lewat dan bukan
mencerminkan keadaan keuangan sebenarnya pada saat analisis dilakukan. Dengan
dilakukannya analisis ini investor akan mempelajari laporan keuangan perusahaan,
yang terdiri dari neraca, laporan rugi/laba serta laporan perubahan modal.
Hal yang penting dan biasanya menjadi pusat perhatian para investor dan
analis keuangan dalam menganalisis data historis adalah posisi keuntungan kompetitif
perusahaan, profit margin dan pertumbuhan laba perusahaan, likuiditas perusahaan,
likuiditas aktiva perusahaan yang berhubungan dengan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, tingkat leverage terhadap
shareholders’ equity dan pertumbuhan operasional perusahaan (Ang, 1997).
2.1.2 Analisis Laporan Keuangan
2.1.2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Agar laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami dan
dimengerti oleh berbagai pihak, perlu dilakukan analisis laporan keuangan. Menurut
Kasmir (2011:66) analisis laporan keuangan adalah laporan keuangan yang disusun
berdasarkan data yang relevan serta dilakukan dengan prosedur akuntansi dan
penilaian yang benar, akan terlihat kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya.
Kondisi keuangan yang dimaksud adalah diketahuinya berapa jumlah harta
(kekayaan), kewajiban (hutang) serta modal (ekuitas) dalam neraca yang dimiliki.
Kemudian juga akan diketahui jumlah pendapatan yang diterima dan jumlah biaya
yang dikeluarkan selama periode tertentu.
Analisa laporan keuangan adalah menganalisis akun-akun yang ada dalam
laporan keuangan menjadi suatu informasi dan melihat hubungannya yang bersifat
signifikan atau yang mempunyai arti antara satu dengan yang lain baik antara data
kuantitatif maupun data non-kuantitatif agar dapat mengetahui kondisi keuangan
lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.
InputLaporan Keuangan Data Lain
Metode atau teknik analisis laporan keuanganOutput
Informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan
Gambar 2.1Konversi Data Menjadi Informasi
Sumber: Sofyan Syafri Harahap dalam “Analisan Kritis Atas Laporan Keuangan”
(2010:191)
Menurut Bernstein (1983:3) analisa laporan keuangan mencakup penerapan
metode dan teknik analitis atas laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari
laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam proses
pengambilan keputusan.
2.1.2.2 Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan
Kegiatan analisis laporan keuangan dilakukan dengan cara menentukan dan
mengukur antara pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan. Analisis laporan
keuangan dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan yang dimiliki
dalam satu periode dan dapat juga dilakukan lebih dari satu periode
Analisis laporan keuangan yang dilakukan untuk beberapa periode adalah
menganalisis antara pos-pos yang ada dari satu periode laporan ke periode laporan
lainnya. Ini dilakukan agar lebih tepat dalam menilai kinerja perusahaan dari satu
periode ke periode lainnya. Menurut Kasmir (2011:68), secara umum dikatakan
bahwa tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan adalah:
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode
tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah
dicapai untuk beberapa periode.
2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi
kekurangan perusahaan.
3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu
dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan
saat ini.
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu
penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis
tentang hasil yang dicapai mereka.
Sofyan Syafri Harahap (2010:195) mengemukakan bahwa secara lengkap
kegunaan analisis laporan keuangan ini dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang
terdapat dari laporan keuangan biasa.
2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari
suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit).
3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya
dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern
laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari
luar perusahaan.
5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-
model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi,
peningkatan (rating).
6. Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek
tertentu.
7. Dapat menentukan peringkat perusahaan menurut criteria tertentu yang sudah
dikenal dalam dunia bisnis.
2.1.2.3Tahap-tahap Analisis Laporan Keuangan
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2010:223), tahap-tahap analisis laporan
keuangan meliputi:
1. Mengenali perusahaan
2. Menguasai situasi ekonomi
3. Menilai reliability terhadap laporan keuangan
4. Menilai akurasi laporan keuangan
5. Membaca informasi laporan keuangan secara eksplisit
6. Manganalisis hubungan antara pos laporan keuangan
7. Melihat trend/growth
8. Melakukan analisis perbandingan
9. Menilai kompisisi arus kas
10. Melakukan evaluasi fakta dan kualitas perusahaan dari hasil analisis
11. Melakukan prediksi atau proyeksi
12. Kesimpulan dan saran.
Irfan Fahmi (2010:3) mengemukakan 5 (lima) tahap dalam menganalisis
kinerja keuangan suatu perusahaan secara umum, yaitu:
1. Melakukan review terhadap data laporan keuangan.
2. Melakukan perhitungan.
3. Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh.
4. Melakukan penafsiran (interpretation) terhadap berbagai permasalahan
yang ditemukan.
5. Mencari dan memeberikan pemecahan masalah (solution) terhadap
berbagai permasalahan yang ditemukan.
2.1.2.4 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan
Dalam melakukan analisis laporan keuangan dibutuhkan metode serta teknik
analisis. Hal ini dilakukan agar laporan keuangan tersebut dapat memberikan hasil
yang maksimal. Karena, para pamakai hasil analisis tersebut akan mudah untuk
menginterpretasikannya.
Menurut Munawir (2004:36) secara umum metode analisis laporan keuangan
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Metode Analisis Horizontal (dinamis)
Adalah analisa dengan mengadakan pembandingan laporan keuangan untuk
beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui
perkembangannya.
2. Metode Analisis Vertikal (statis)
Adalah apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode
atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara satu pos dengan
pos lainnya dalam laporan keuangan terebut, sehingga hanya akan diketahui
keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja.
Adapun jenis-jenis teknik analisis laporan keuangan yang dapat dilakukan
menurut Kasmir (20111:70), adalah sebagai berikut:
1. Analisis perbandingan antara lsporan keuangan.
2. Analisis trend.
3. Analisis persentase per komponen.
4. Analisis sumber dan penggunaan kas.
5. Analisis sumber dan penggunaan dana.
6. Analisis rasio.
7. Analisis kredit.
8. Analisis laba kotor.
9. Analisis titik pulang pokok atau titik impas (break event point).
2.1.3 Analisis Rasio Keuangan
Johar Arifin (2004:7),mengemukakan bahwa “rasio keuangan merupakan alat
analisis yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan
hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu
laporan keuangan. Laporan keuangan yang dimaksud adalah neraca dan laporan laba
rugi. Neraca menggambarkan posisi aktiva, kewajiban, dan ekuitas yang dimiliki
perusahaan pada saat tertentu. Laporan laba rugi mencerminkan hasil yang dicapai
oleh perusahaan selama suatu periode tertentu, biasanya satu tahun.”
Menurut Susan Irawati (2006:32) rasio keuangan merupakan suatu teknik
analisis dalam bidang manajemen keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur
kondisi-kondisi keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu ataupun hasil-hasil
usaha dari suatu perusahaan pada setiap periode tertentu dengan jalan
membandingkan dua buah variabel yang diambil dari laporan keuangan perusahaan,
baik daftar neraca maupun rugi-laba.
Analisis rasio keuangan yang mencakup analisis kekuatan dan kelemahan di
bidang finansial akan sangat membantu dalam mengukur kinerja keuangan di
masalalu, kini dan prospeknya di masa mendatang. Menurut Bambang Riyanto
(1995)analis keuangan dalam mengadakan analisis dapat menggunakan 2 macam
carapembandingan yaitu :
1. Membandingkan rasio sekarang dengan rasio-rasio dari waktu yang lalu
atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu yang akan datang
dari perusahaan yang sama.
2. Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan dengan rasio-
rasiosemacam dari perusahaan sejenis atau industri sejenis untuk waktu
yang sama.
Menurut Ang (1997), rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi 5macam
yaitu :
1. Rasio Likuiditas, yaitu rasio yang mengukur kemampuan likuiditas
jangkapendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar relatif terhadap
hutanglancarnya.
2. Rasio Solvabilitas, yaitu rasio yang mengukur kemampuan
perusahaanuntuk memenuhi segala kewajiban jangka panjangnya.
3. Rasio Aktivitas, yaitu rasio yang mengukur seberapa jauh
efektivitasperusahaan dalam mengerjakan sumber dananya.
4. Rasio Profitabilitas, yaitu rasio yang mengukur kemampuan
perusahaanmemperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total
aktivamaupun modal sendiri.
5. Rasio Pasar, yaitu rasio yang mengukur harga pasar saham relatif
terhadapnilai bukunya.
2.1.3.1Rasio Likuiditas (Current Ratio)
Current ratiomerupakan bagian dari rasio likuiditas yang
menggambarkanakun dari aktiva lancar (mudah dijadikan uang) dengan hutang lancar
atau hutang jangka pendek. Current ratio yang tinggimenunjukan adanya kelebihan
uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan denganyang dibutuhkan sekarang.
Selain itu Current ratio juga menunjukan tingkat keamanan (Marginof safety)
kreditor jangka pendek atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-
hutangtersebut. Semakin tinggi rasio ini akan semakin aman bagi kreditor. Angka
satu kali (1X) mencerminkan aktiva lancar sama dengan utang lancar. Jadi masih
terlalu mepet, walaupun sudah menggambarkan ketersediaan aktiva yang ada mampu
untuk menutup utang lancar. Angka di atas 1,5X lebih aman digunakan sebagai batas
bawah (Toto Prihadi, 2008).
Dengan demikian semakin tinggi current ratio maka laba (profit) yang
diperoleh suatu perusahaan pun akan tinggi.
CR secara matematis dirumuskan sebagai berikut:
Current Ratio = Current Assets Current Liabilities
2.1.3.2 Rasio Leverage (Debt to Equity Ratio)
Debt Equity Ratio (DER) merupakan rasio solvabilitas yang digunakan
untukmengukur kemampuan modal sendiri perusahaan untuk dijadikan jaminan
semua hutangperusahaan. Debt Equity Ratio (DER) merupakan rasio hutang yang
digambarkan denganperbandingan antara seluruh hutang, baik hutang jangka panjang
maupun hutang jangkapendek dengan modal sendiri perusahaan (Van Horne, 2005).
Semakin besar hutang, semakin besar risiko yang ditanggung perusahaan.
Olehsebab itu perusahaan yang tetap mengambil hutang sangat tergantung pada biaya
relatif.Biaya hutang lebih kecil daripada dana ekuitas. Dengan menambahkan hutang
ke dalamneracanya, perusahaan secara umum dapat meningkatkan profitabilitasnya,
yangkemudian menaikkan harga sahamnya, sehingga meningkatkan kesejahteraan
parapemegang saham dan membangun potensi pertumbuhan yang lebih besar.
SebaliknyaBiaya hutang lebih besar daripada dana ekuitas. Dengan menambahkan
hutang ke dalamneracanya, justru akan menurunkan profitabilitas perusahaan (Walsh,
Ciaran, 2004).
Selama ekonomi sulit atau suku bunga tinggi, perusahaan dengan Debt
EquityRatio (DER) yang tinggi dapat mengalami masalah keuangan, sebaliknya
selamaekonomi baik atau suku bunga rendah akan meningkatkan keuntungan, yaitu
denganmembiayai pertumbuhan dengan harga yang murah/rendah (Lani Salim,
2003).
DER secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
Debt to equity Ratio = Total Kewajiban SHE
2.1.3.3Rasio Aktivitas (Total Asset Turn Over)
Total asset turn over(TATO)merupakan salah satu rasio aktivitas. Total asset
turn over(TATO) merupakan ukuran keseluruhan perputaran seluruh asset. Rasio ini
mengukur sejauh manakemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan
seluruh aktiva yangdimilikinya atau perputaran aktiva-aktiva tersebut (Toto Prihadi,
2008).
Rasio ini sering digunakan karena mencakup keseluruhan. Tanpa
mempersoalkan jenis usaha apapun, TATO menggambarkan seberapa besar
dukungan semuaaktiva yang dimiliki untuk memperoleh penjualan.
Nilai TATO yang semakin besarmenunjukkan nilai
penjualannya juga semakin besar dan harapan memperoleh
labajuga semakin besar pula. Dengan demikian meningkatnya nilai TATO
maka laba perusahaan pun akan meningkat.
TATO secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
TATO = PenjualanTotal Aktiva
2.1.3.4 Rasio Profitabilitas (Return On Asset)
Return On Asset(ROA)ukuran kemampuan perusahaan untukmenghasilkan
tingkat kembalian (laba) perusahaan atau efektivitas perusahaan di
dalammenghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva(asset) yangdimiliki
oleh perusahaan. Semakin tinggi nilai ROA menunjukkan semakin efisienperusahaan
menggunakan aktivanya sendiri untuk menghasilkan laba (Brigham, 2001).
ROA secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
ROA = Laba Bersih Total Asset
2.1.4 Return Saham
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi di pasar modal. Return
sendiri dapat berupa return realisasi (actual return) dan return ekspektasi (expected
return). Return realisasi merupakan return yang telah terjadi dan dapat dihitung
dengan data historis (Halim, 2005).Return ini merupakan salah satu alat untuk
mengukur kinerja keuangan perusahaan juga digunakan sebagai dasar dalam
penentuan return ekspektasi dan resiko di masa mendatang. Sedangkan return
ekspektasi merupakan return harapan, yaitu suatu return yang diharapkan dari
investor dalam menanamkan modalnya.
Komponen suatu return terdiri dari jua jenis yaitu current income (pendapatan
lancar) dan capital gain (keuntungan selisih harga). Current income (pendapatan
lancar) adalah keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periodik
seperti pembayaran bunga deposito, obligasi, deviden, dan sebagainya. Sedangkan
capital gain adalah keuntungan yang diterima karena selisih antara harga jual dengan
harga beli saham dari suatu instrumen investasi. Capital gain sangat bergantung dari
harga pasar instrumen investasi yang bersangkutan, yang berarti bahwa instrumen
investasi tersebut harus diperdagangkan dipasar. Karena dengan adanya perdagangan
akan timbul perubahan nilai suatu instrumen investasi. Instrumen yang dapat
memberikan capital gain seperti obligasi dan saham. (Ang, 1997). Penjumlahan dari
deviden yield ditambah capital gain merupakan total return. (Jogiyanto,
1998).Capital gain (loss) merupakanreturn realisasi yang menggambarkan selisih
antara harga saham periode sekarang dengan harga saham periode sebelumnya.
Dalam penelitian ini returnsaham digunakan sebagai variabel dependen.
Rit = Pit Pit-1 + Dt
Pit-1
2.1.4.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return Saham
Menurut Amenc dan Sourd (2003), return saham sangat sensitif terhadap
factor fundamental dan harapan para investor. Berbagai kajian menunjukkan bahwa
pasar modal dipengaruhi baik oleh faktor internal maupun faktor eksternal
perusahaan. Factor internal antara lain adalah kualitas manajemen, pendanaan, bentuk
investasi dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal antara lain adalah penetepan
harga, kekacauan, peperangan, inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar mata uang dan
sebagainya. Namun demikian, secara umum harga saham individual bergerak searah
dengan pergerakan pasar secara keseluruhan.
Prinsip ini mendasari dikembangkannya model indeks tunggal (single index
model) yang berpengaruh terhadap return saham adalah sebagai berikut:
1. “Model Indeks TunggalBila dilakukan pengamatan pada pasar saham, maka akan terlihat bahwa pada saat pasar membaik, harga saham-saham individual juga akan
meningkat. Demikian pula sebaliknya, pada saat pasar memburuk maka harga saham-saham akan turun. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keuntungan suatu saham berkorelasi dengan perubahan pasar (Husnan, 2005). Model indeks tunggal memformulasikan bahwa perubahan harga saham dipengaruhi oleh perubahan indeks pasar.
2. Model Multi FaktorModel multi factor yang dikembangkan dengan mengacu pada konsep arbitrage pricing theory (APT), didasari atas asumsi bahwa berbagai faktor ekonomi, baik secara langsung maupun tidak langsung berpengatuh terhadap return saham. Pada konsep ini, variable yang mempengaruhi return saham tidak hanya indeks pasar, tetapi juga berbagai faktor terkait lainnya. Secara teoritis disebutkan dalam model penilaian kinerja saham bahwa terdapat kaitan antara perubahan harga saham dengan berbagai faktor yang mewakili aktivitas dengan ekonomi riil. Jumlah faktor yang berpengaruh adalah lebih dari satu dan faktor-faktor yang berpengaruh tersebut perlu dicari melalui penelitian empiris (Husnan, 2005)
3. Model Faktor Berdasarkan Variabel MakroekonomiModel ini diturunkan langsung dari Arbitrage Pricing Theory (APT). Faktor resiko yang mempengaruhi return dari suatu aset didekati dengan variable makroekonomi yang diamati yang dapat diperkirakan oleh para ekonom. Model dengan pilihan lima variable makroekonomi dan faktor pasar, berasal dari uji empiris yang dilakukan oleh Roll dan Ross (1980) dengan metode faktor analisis. Faktor klasik dalam model APT adalah industrial production, interest rates, oil price, difference in bond rating dan market director.
4. Model Faktor Berdasarkan Faktor FundamentalPendekatan ini merupakan prosedur yang lebih pragmatis. Tujuan pendekatan ini adalah untuk menjelaskan return dari aset berdasarkan variabel yang tergantung pada karakteristik dari perusahaan. Model tidak menggunakan asumsi teoristik, tetapi lebih menggunakan pertimbangan pemecahan faktorial terhadap rata-rata return dari aset secara langsung. Model mengasumsikan bahwa return dari aset merupakan fungsi dari atribut yang terdapat pada perusahaan.”
Menurut Ang (1997) faktor yang mempengaruhi return suatu investasi yaitu:
1. “Faktor internal perusahaan seperti kualitas dan reputasi manajemennya, struktur permodalannya, struktur hutang perusahaan dan sebagainya.
2. Faktor eksternal, misalnya pengaruh kebijakan moneter dan fiscal, perkembangan sektor industrinya, faktor ekonomi, misalnya terjadi inflasi dan sebagainya.”
2.1.5 Pengaruh Rasio Likuiditas terhadap Return Saham
Likuiditas sangat membantu bagi manajemen untuk mengecek efisiensi modal
kerja yang digunakan dalam perusahaan, juga penting bagi pemegang saham yang
ingin mengetahui prospek dari dividen di masa yang akan datang (Munawir,
1998:71).
Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk menganalisis posisi
keuangan jangka pendek perusahaan. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa
jauh aktiva lancar perusahaan bisa digunakan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Suatu perusahaan yang mampu memenuhi segala kewajibannyasudah
dapat dikatakan likuid.
Rasio likuiditas yang umum digunakan adalah current ratio(Sawir,
2001).Current Ratio (CR) merupakan rasio yang bertujuan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin
tinggi Current Ratio (CR) suatu perusahaan berarti semakin kecil resiko kegagalan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Akibatnya resiko yang
ditanggung perusahaan juga semakin kecil(Ang, 1997). Dengan semakin kecilnya
resiko yang ditanggung perusahaan maka diharapkan akan meningkatkan minat para
investor untuk menananamkan dananya dalam perusahaan tersebut, sehingga investor
lebih menyukai Current Ratio (CR) yang tinggi dibandingkan Current Ratio (CR)
yang rendah. Semakin tinggi current ratio, ini berarti semakin besar kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, sebaliknya semakin kecil
current ratio, maka semakin kecil pula kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya, sehingga perusahaan akan mengalami kesulitan untuk
menjalankan perusahaannya dalam jangka pendek. Dengan demikian untuk
berinvestasi investor cenderung untuk menghindari perusahaan yang memiliki
current ratio yang kecil, sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa Current Ratio
yang besar (kecil) maka semakin besar (kecil) pula return saham tersebut(Agus
Sartono, 2001:116)
Beberapa penelitian empiris yang telah dilakukan seperti penelitian Zmijewski
(1983) dan Mas’ud Machfoed (1994) telah membuktikan bahwa makin tinggi
likuiditas suatu perusahaan yang diukur dapat diukur dari nilai Current Ratio (CR)
maka akan semakin tinggi return saham. Berdasarkan hal tersebut makaCurrent Ratio
berpengaruhpositif terhadap return saham.
2.1.6 Pengaruh Rasio Leverage terhadap Return Saham
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio leverage yang digunakan
untukmengukur kemampuan modal sendiri perusahaan untuk dijadikan jaminan
semua hutangperusahaan. Debt to Equity Ratio merupakan rasio hutang yang
digambarkan denganperbandingan antara seluruh hutang, baik hutang jangka panjang
maupun hutang jangkapendek, dengan modal perusahaan (Van Horne, 1997).Debt to
Equity Ratio sebagai akat ukur dalam mengukurkemampuan ekuitas perusahaan
untuk dijadikan jamina. Jika leverage suatu perusahaan rendah maka risiko kerugian
perusahaan akan rendah pula, begitu juga sebaliknya jika leverage perusahaan tinggi
maka risiko kerugian perusahaan akan tinggi.
Leverage ratio mempengaruhi return yang akan diperoleh investor. Menurut
Robert Ang, (1997) ada dua alasan mengapa leverage ratio yang tinggi akan secara
langsung mengurangi return yang akan diterima investor:
- Semakin banyaknya perusahaan berhutang, makan semakin banyak
juga perjanjian hutang yang akan menyangkut kebijakan dividen.
Bukan hanya perjanjian yang membatasi jumlah pembayaran dividen,
tetapi juga proporsi laba bersih yang boleh dibagikan sebagai dividen.
- Hutang menimbulkan komitmen perusahaan untuk membiayai beban
bunga, yang akan mengurangi free cash flow perusahaan.
Debt to Equity Ratio memberikan pengaruh positif bagi return saham,
semakin besar rasio hutang / Debt toEquity Ratio harga saham akan cenderung turun.
Semakin tinggi DER menunjukkan komposisitotal hutang dengan modal sendiri,
sehingga berdampak semakin besar beban perusahaanterhadap pihak luar (kreditor).
Meningkatnya beban terhadap kreditor menunjukkan, sumbermodal perusahaan
sangat tergantung dengan pihak luar, sehingga mengurangi minat investordalam
menanamkan dananya dalam perusahaan tersebut. Menurunnya minat
investorberdampak pada penurunan return saham perusahaan.
2.1.7 Pengaruh Rasio Aktivitasterhadap Return saham
TATO (Total Assets Turn Over) merupakan salah satu rasio aktivitas, yaitu
rasio yang menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan
aktiva yang dimilikinya atau perputaran aktiva-aktiva tersebut. TATO digunakan
untuk mengukur seberapa efisiennya seluruh aktiva perusahaan dimanfaatkan dalam
menunjang penjualan (Ang, 1997).
Nilai rasio TATO (Total Assets Turn Over) yang tinggi menunjukkan semakin
efisien suatu perusahaan dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya dan
menunjukkan semakin besar penjualan yang dihasilkan. Nilai TATO (Total Assets
Turn Over) yang tinggi akan mengurangi ketidakpastian investor dalam menanamkan
dananya. Dari penjualan yang tinggi diharapkan dapat dihasilkan return yang tinggi
pula. Karena itu Apabila TATO mengalami peningkatan maka otomatis return saham
pun akan tinggi (Ang, 1997).
Hasil penelitian yang menggunakan TATO telah dilakukan oleh Tuasikal
(2002), dengan judul ”Pengaruh informasi akuntansi untuk memprediksi return saham
: studi terhadap perusahaan pemanukfakturan dan non pemanukfakturan”, hasil
penelitian tersebut menyatakan bahwa variabel TATO berpengaruh terhadap return
Oleh karena itu keberhasilan seorang manajer dalam menjalankan operasi
perusahaan melalui kebijakan-kebijakan yang ditetapkannya dapat dilihat dari
keberhasilan dalam memaksimalkan kekayaan pemiliknya. Biasanya seorang investor
akan memilih perusahaan yang dapat memaksimalkan nilai pasar kekayaan melalui
harga saham yang tinggi dengan melakukan analisis rasio Likuiditas (Current ratio),
rasio Leverage(Debt ratio), rasio Aktivitas (Inventory Turn Over) dan rasio
Profitabilitas (ROA).
Dengan demikian semakin tinggi rasio Likuiditas, rasio Aktivitas, dan rasio
Profitabilitasperusahaan tersebut maka semakin tinggi nilai perusahaan tersebut,
maka tingkat pengembalian saham yang dirasakan semakin tinggi. Berbeda dengan
rasio Leverage (debt ratio), semakin tinggi rasio Leverage(debt ratio) maka semakin
rendah tingkat pengembalian saham perusahaan tersebut.
2.2 Kerangka Pemikiran
Kegiatan investasi merupakan suatu tindakkan yang diambil berdasarkan
kemampuan investor/calon investor dalam mengambil keputusan untuk menanamkan
modal yang dimilikinya. Modal yang ditanam oleh seorang investor tersebut tentunya
mmpunyai harapan untuk mendapatkan return yang lebih besar dari modal yang
ditanam. Karena itu, sebelum melakukan pengambilan keputusan untuk menanam
modal di suatu perusahaan, investor/calon investor diharapkan mampu menganalisis
atau memprediksi seberapa besar return yang akan diterima nantinya.
Untuk menganalisis/memprediksi return yang akan diterima investor/calon
investor diperlukan informasi yang jelas. Baik berupa informasi secara fundamental
maupun informasi secara teknikal. Analisis Fundamental merupakan
analisis yang berhubungan dengan faktorfundamental perusahaan
yang ditunjukkan dalam laporan keuangan perusahaan. Atasdasar
laporan keuangan para investor dapat melakukan penilaian kinerja
keuanganperusahaan terutama keputusan dalam hal melakukan
investasi. Bagi para pemilik ataupemegang saham bermanfaat
untuk melihat tingkat kembalian yang tercermin dalam laporan rugi
laba dan besarnya dividen yang menjadi hak para pemegang
saham.Sedangkan analisis teknikal didasarkan pada data (perubahan) harga saham
di masa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga saham di masa mendatang
(Halim, 2005).
Informasi tersebut dapat didapatkan melalui berbagai macam media. Salah
satu media yang paling tepat digunakan untuk menganalisis seberapa besar return
yang akan diterima yaitu laporan keuangan.
Suatu laporan keuangan (financial statement) akan menjadi lebih bermanfaat
untuk pengambilan keputusan, apabila dengan informasi laporan keuangan tersebut
dapat diprediksi apa yang akan terjadi di masa mendatang. Dengan mengolah lebih
lanjut laporan keuangan melalui proses perbandingan, evaluasi dan analisis tren, akan
diperoleh prediksi tentang apa yang mungkin akan terjadi di masa mendatang,
sehingga disinilah laporan keuangan tersebut begitu diperlukan. Yang nanti hasilnya
akan mampu membantu dalam memberikan pertimbangan mengenai kondisi
perusahaan/badan usaha di masa mendatang.
Semakin baik kualitas laporan keuangan yang disampaikan maka akan
semakin meyakinkan terhadap kinerja keuangan perusahaan tersebut. Lebih jauh
perusahaan di prediksikan akan mampu untuk tumbuh dan memperoleh profitabilitas
secara kontinuitas yang otomatis pula tentunya pihak-pihak yang berhubungan
dengan perusahaan akan merasa puas tanpa ada mengalami masalah ataupun
kemacetan urusan di masa mendatang (Irfan Fahmi, 2011:22).
Irfan Fahmi mengemukakan bahwa laporan keuangan merupakan sutu
informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan, dimana selanjutnya itu
akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang kinerja suatu
perusahaan.
Lebih lanjut Munawir (2002:56) mengatakan “Laporan keuangan merupakan
alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi
keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.”
Dengan begitu laporan keuangan diharapkan akan membantu bagi para pengguna
(user) untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial.
Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa manajemen membuat laporan
keuangan dan pihak luar dari perusahaan menjadikan laporan keuangan tersebut
sebagai informasi untuk membuat keputusan. Bahwa seorang investor/calon investor
yang ingin membeli atau menjual saham dapat terbantu dengan memahami dan
manganalisis laporan keuangan dan selanjutnya bias menilai perusahaan mana yang
akan mempunyai prospek yang menguntungkan di masa yang akan datang.
Rasio keuangan merupakan hal yang sangat penting gunanya untuk
melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan. Bagi investor yang ingin
menanamkan modalnya dalam jangka pendek dan menengah pada umumnya lebih
berminat kepada kondisi keuangan jangka pendek dan kemampuan perusahaan untuk
membayar return yang diharapkan. Informasi tersebut dapat diketahui dengan cara
menghitung rasio-rasio keuangan. Secara jangka panjang rasio keuangan juga
digunakan sebagai acuan untuk melihat kinerja dari perusahaan.
Analisis rasio keuangan sendiri dimulai dengan laporan keuangan dasar yaitu
dari neraca (balancesheet), perhitungan rugi laba (income statement) dan laporan arus
kas (cash flow statement)(Irham Fahmi, 2011:45).
Menurut Jullimursyida Ganto (Jurnal Media Riset Akuntansi, Auditing dan
Informasi, Vol.8 No.1, April, 2008) kinerja keuangan yang baik dari sebuah
perusahaan merupakan pertimbangan utama bagi investor. Semakin baik tingkat
kinerja keuangan suatu perusahaan maka diharapkan return saham meningkat bagi
investor/calon investor. Return saham yang tinggi merupakan daya tarik bagi investor
untuk menanamkan modalnya di pasar modal. Dengan demikian kalau kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat maka return saham juga akan
meningkat. Semakin tinggi return atau keuntungan yang diperoleh, maka semakin
baik posisi pemilik perusahaan.
Jadi untuk menilai kinerja keuangan perusahaan perlu menggunakan rasio
keuangan yang merupakan perbandingan angka-angka yang terdapat pada pos-pos
laporan keuangan.
Analisis rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio likuiditas,
rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas. Rasio likuiditas yaitu rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya
bila jatuh tempo. Rasio leverage yaitu rasio yang mengukur hingga sejauh mana
perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio aktivitas yaitu rasio yang mengukur seberapa
efektif perusahaan menggunakan sumber dayanya. Rasio profitabilitas yaitu rasio
yang mengukur efektivitas manajemen yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan
dari penjualan dan investasi perusahaan.
Dengan demikian Konsep analisis perubahan return sahamdapat
dijelaskan dalam diagram kerangka pemikiran teoritis, sebagai
berikut ;
(Irham Fahmi, 2011)
(Ang, 1997) (Ang, 1997)
(Ang, 1997)(Ang, 1997)
(Agus Sartono, 2001) (Suad Husnan,2005)
(Robert Ang, 1997) (Robert Ang, 1997)
(Van Horne, 1997)
Laporan Keungan
Analisis Rasio
Rasio ProfitabilitasRasio Likuiditas
Return Saham
Rasio Leverage Rasio Aktivitas
GAMBAR 2.2
SKEMA KERANGKA PEMIKIRAN
2.3 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam
bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan
baru berdasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan
masalah penelitian, belum jawaban yang empiris (Sugiyono, 2011:92).
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka penulis
mengajukan hipotesis penelitian, yaitu:
“Terdapat pengaruh rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio
profitabilitas terhadap return saham baik secara parsial maupun simultan.”
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2011:2) metode penelitian adalah :
“Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat
empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan dan
kegunaan.”
Metode penelitian dalam penelitian ini bersifat kuantitatif. Karena data
penelitian dalam penelitian ini berupa angka-angka dan analisis menggunakan
statistik.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian studi empiris
dengan pendekatan analisis deskriptif dan analisis asosiatif. Analisis deskriptif adalah
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel independen dan variabel
dependen, baik itu satu variabel ataupun lebih dari satu variabel tanpa
membandingkan dengan variabel lain yang diteliti dan dianalisis sehingga
menghasilkan kesimpulan. Sedangkan analisis asosiatif yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.
Pengertian metode penelitian studi empiris menurut Sugiyono (2010:2)
sebagaia berikut:
“Penelitian empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh
indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-
cara yang digunakan”
3.2 Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel
3.2.1 Definisi Variabel dan Pengukurannya
Dalam penelitian ini penulis akan melakukan pengukuran terhadap suatu
variabel dengan menggunakan instrument penelitian. Lalu penulis akan melanjutkan
analisis untuk mencari pengaruh suatu variabel dengan variabel lain. Menurut
Sugiyono (2010:59), berdasarkan hubungan antara satu variabel dengan variabel lain,
maka macam-macam variabel dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent,
dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas
merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel dependent (terikat) (Sugiyono, 2011:39). Maka dalam
penelitian ini yang menjadi variabel bebas (independent variable) adalah rasio
likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas. Rasio
likuiditas merupakan alat ukur yang mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya bila jatuh tempo(J. Fred Weston dan
Thomas E. Copeland, 1992:225).Rasio leverage merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai oleh
hutang(J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland, 1992:225).Rasio aktivitas
adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan
menggunakan sumber dayanya(J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland,
1992:225).Rasio Profitabilitas merupakan alat ukur dari efektivitas
manajemen yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan
investasi perusahaan(J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland, 1992:225).
2. Variabel Terikat(Dependent Variable)
Sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
variabel bebas (Sugiyono, 2011:39). Dan dalam penelitian ini yang menjadi
variabel terikat adalah return saham. Return saham adalah salah satu tingkat
pengembalian saham yang diharapkan atau investasi yang dilakukan dalam
saham atau beberapa kelompok saham melalui suatu portfolio (Jogiyanto,
2000).
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Sesuai dengan judul penelitian yaitu “Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage,
Aktivitas dan Profitabilitas Terhadap Return Saham”. Maka berikut adalah variabel-
variabel yang diterapkan dalam penelitian, yaitu :
1. Rasio Likuiditas sebagai variabel bebas (X1)
2. Rasio Leverage sebagai variabel bebas (X2)
3. Rasio Aktivitas sebagai variabel bebas (X3)
4. Rasio Profitabilitas sebagai variabel bebas (X4)
5. Return Saham sebagai variabel terikat (Y).
Untuk lebih rinci mengetahui variabel penelitian yang digunakan oleh penulis
dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini :
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas Terhadap Return Saham
No Variabel Sub Variabel Indikator Skala
Ukuran
1 Rasio Likuiditas (X1) Current Ratio Current AssetsCurrent Liabilities
(J. Fred Weston &Thomas E. Copeland, 1992:227)
Rasio
2. Rasio Leverage (X2) Debt to Equity
Ratio
Total LiabilitiesSHE
(J. Fred Weston &Thomas E. Copeland, 1992:228)
Rasio
3. Rasio Aktivitas (X3) Asset Turn over PenjualanTotal Assets
(J. Fred Weston &Thomas E. Copeland, 1992:229)
Rasio
4. Rasio Profitabilitas
(X4)
ROA Laba BersihTotal Assets
(Toto Prihadi, 2008:71)
Rasio
5. Return Saham (Y) Rit (Pit Pit-1) + Dt
Pit-1
(Jogiyanto, 2008:197)
Rasio
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi Penelitian
Menurut Sugiono (2011:80) populasi dapat didefinisikan sebagai berikut :
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.
Untuk melakukan penelitian, diperlukan data yang akurat demi mendukung
keabsahan suatu penelitian.
Yang akan menjadi populasi dalam penelitian adalah 146 perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI. Hal ini karena perusahaan manufaktur melakukan
pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi sehingga membutuhkan tingkat
aktivitas dan biaya yang tinggi dalam pengoperasiannya.
3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel penelitian merupakan langkah untuk menentukan besarnya ukuran
sampel yang akan diambil dalam melaksanakan penelitian.
Menurut Sugiyono (2011:81) sampel dapat didefinisikan sebagai berikut:
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.”
Dalam penelitian ini dengan berpedoman pada Winarno (1994:100) yang
menyatakan bahawa :
“Untuk pedoman umum dapat dikatakan bila populasi dibawah 100 orang
maka dapat digunakan sampel 50% dan jika diatas 100 orang sebesar 15%.”
Dari data yang diperoleh diketahui terdapat 146 perusahaan manufakturyang
terdaftar di BEI.
Dengan berpedoman pada Winarno maka sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 21 perusahaan yang tergolong ke dalam perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2011.
3.3.3 Teknik Sampling
Menurut Sugiyono (2011:81) teknik sampling adalah merupakan teknik
pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan.
Teknik sampling yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah
probability sampling. Menurut Sugiyono (2011:84) probability sampling adalah :
“Teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi, simple random sampling, stratified random sampling, disproportionate stratified random, sampling area.”
Teknik probability sampling yang digunakan dalam pengambilan sampel pada
penelitian ini lebih tepatnya penulis menggunakan teknik simple random sampling.
Karena perusahaan yang di jadikan sampel diambil dari seluruh perusahaan
manufaktur dari berbagai sektor. Oleh karena itu seluruh perusahaan manufaktur
mempunyai kesempatan yang sama untuk diteliti. Pengertian simple random
sampling sampling menurut Sugiyono (2011:82) adalah teknik penentuan sampel dari
populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu.
Tabel 3.2
Daftar Perusahaan Manufaktur yang Dijadikan Sampel
Periode 2008 Sampai Dengan 2011
Sumber : Data Sekunder Yang Sudah di OIah
No Nama Perusahaan
1 P.T. ALLBOND MAKMUR USAHA TBk.
2 P.T. APAC CITRA CENTERTEX TBK.
3 PT. ASTRA GRAPHIA TBk
4 PT. ASTRA INTERNATIONAL TBk
5 P.T. HANSON INTERNATIONAL TBK.
6 P.T. INDORAMA SYNTETICS TBK.
7 P.T. INTRACO PENTA TBK.
8 PT. KIMIA FARMA TBK
9 P.T. MULTI PRIMA SEJAHTERA TBK.
10 P.T. MULTISTRADA ARAH SARANA TBK.
11 P.T. NIPRESS TBK.
12 P.T. POLYCHEM INDONESIA TBK.
13 P.T. PRIMA ALLOY STEEL TBK.
14 P.T. SANEX QIANJIANG MOTOR INTERNATIONAL TBK.
15 P.T. SELAMAT SEMPURNA TBK. P.T. UNITEX TBK.
16 P.T. SEPATU BATA TBK.
17 P.T. SUGI SAMAPERSADA TBK.
18 P.T. TUNAS RIDEAN TBK.
19 PT. ULTRA JAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY TBK
20 P.T. UNILEVER INDONESIA TBK
21 P.T. UNITED TRACTOR TBK.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang diharapkan, maka harus dibutuhkan
data dan informasi yang akurat guna mendukung penelitian. Teknik pengumpulan
data yang dilakukan oleh penulis pada penelitian ini yaitu menggunakan penelitian
kepusatakaan (library research). Teknik pengumpulan data ini berguna untuk
mendapatkan gambaran/kondisi maupun landasan teoritis yang berhubungan dengan
judul penelitian. Penelitian ini dilakukan oleh penulis yaitu dengan cara membaca dan
mempelajari literatur-literatur, buku-buku, artikel, koran, majalah, internet dan
sumber-sumber data sekunder lainnya yang dapat membantu penulis dalam
penelitiannya. Pengambilan sumber data diperoleh dai internet melalui situs
www.idx.co.id .
Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari
laporan yang diterbitkan dan dipublikasikan terlebih dahulu oleh pihak yang
berwenang. Sumber data yang digunakan diperoleh dari website Bursa Efek
Indonesia (www.idx.co.id). Perusahaan yang diteliti yaitu perusahaan manufaktur
yang listing di Bursa Efek Indonesia. Periode penelitian yang dilakukan oleh penulis
adalah sejak tahun 2008 sampai dengan 2011. Data yang akan digunakan dalam
penelitian adalah :
1. Data harga saham penutupan pada akhir tahun sesuai periode laporan
2. Laporan keuangan tahunan, selama tahun 2008 sampai dengan 2011,
perusahaan manufaktur yang listing di BEI.
3.5 Model Penelitian
Dalam penelitian, model penelitian adalah sebuah abstraksi dari fenomena-
fenomena yang diteliti. Sesuai dengan judul penelitian yang dicanangkan penulis
yaitu “Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas Terhadap
Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur”, karena itu untuk menggambarkan
hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, penulis
menggambarkan model penelitian sebagai berikut :
Gambar 3.1 Model Penelitian
Rasio Likuiditas (X1)
Rasio Leverage (X2)
Rasio Aktivitas (X3)
Rasio Profitabilitas (X4)
Return Saham (Y)
3.6 Analisa Data dan Rancangan Pengujian Hipotesis
3.6.1 Analisa Data
Menurut Sugiyono (2011:147), mengemukakan bahwa :
“Analisa data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisa data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.”
Setelah mendapatkan data yang dibutuhkan untuk penelitian, peneliti akan
melakukan serangkaian tahap untuk menghitung dan mengolah data-data yang
diperoleh agar dapat mendukung hipotesis yang telah diajukan. Adapun tahap-tahap
perhitungan dalam pengolahan data, yaitu sebagai berikut :
1. Menghitung Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas atau sering juga disebut dengan nama rasio modal kerja
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu
perusahaan (Kasmir, 2011:130). Caranya adalah dengan membandingkan
komponen yang ada di neraca, yaitu total aset lancer dengan total hutang
jangka pendek. Penilaian dapat dilakukan untuk beberapa periode sehingga
terlihat perkembangan likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu. Ukuran
perusahaan yang baik tidak hanya sekedar likuid saja, tetapi harus memenuhi
standar likuiditas tertentu sehingga tidak membahayakan kewajiban lainnya.
Dalam praktiknya standar likuiditas yang baik adalah 200% atau 2:1. Namun,
standar likuiditas ini tidak mutlak dilakukan karena tergantung jenis
industrinya. Jenis rasio likuiditas yang digunakan adalah current ratio.
Current ratio adalah rasio untuk mengukur sampai seberapa jauh aset lancar
perusahaan mampu untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya (Toto
Prihadi, 2008:21). Rumus current ratio adalah :
Current Ratio = Current AssetsCurrent Liabilities
2. Menghitung Rasio Leverage
Rasio Leverageyaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaanuntuk
memenuhi segala kewajiban jangka panjangnya (Ang, 1997). Debt Equity
Ratio (DER) merupakan rasio solvabilitas yang digunakan untukmengukur
kemampuan modal sendiri perusahaan untuk dijadikan jaminan semua
hutangperusahaan. Debt Equity Ratio (DER) merupakan rasio hutang yang
digambarkan denganperbandingan antara seluruh hutang, baik hutang jangka
panjang maupun hutang jangkapendek dengan modal sendiri perusahaan (Van
Horne, 2005). DER secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
Debt to Equity Ratio = Total Kewajiban SHE
3. Menghitung Rasio Aktivitas
Rasio Aktivitas, yaitu rasio yang mengukur seberapa jauh
efektivitasperusahaan dalam mengerjakan sumber dananya (Ang, 1997). Total
asset turn over(TATO)merupakan salah satu rasio aktivitas. Total asset turn
over(TATO) merupakan ukuran keseluruhan perputaran seluruh asset. Rasio
ini mengukur sejauh manakemampuan perusahaan menghasilkan penjualan
berdasarkan seluruh aktiva yangdimilikinya atau perputaran aktiva-aktiva
tersebut (Toto Prihadi, 2008).TATO secara matematis dirumuskan sebagai
berikut :
TATO = PenjualanTotal Aktiva
4. Menghitung Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas, yaitu rasio yang mengukur kemampuan
perusahaanmemperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total
aktivamaupun modal sendiri (Ang, 1997).Return On Assets(ROA)merupakan
ukuran kemampuan perusahaan untukmenghasilkan tingkat kembalian
perusahaan atau efektivitas perusahaan di dalammenghasilkan keuntungan
dengan memanfaatkan aktiva yangdimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi
nilai ROA menunjukkan semakin efisienperusahaan menggunakan aktiva
sendiri untuk menghasilkan laba (Brigham, 2001).ROA secara matematis
dirumuskan sebagai berikut :
ROA = Laba Bersih Total Aktiva
5. Menghitung Return Saham dengan rumus :
Rit = Pit Pit-1 + Dt
Pit-1
Keterangan :
Rit = Return Saham
Pit = Harga saham tahun sekarang
Pit-1 = Harga saham tahun sebelumnya
Dt = Dividen
6. Pengujian Asumsi Klasik
Dalam hal ini peneliti akan melakukan uji statistik regresi dalam mempelajari
hubungan yang ada diantara variabel-variabel sehingga diantara hubungan
tersebut dapat ditaksir nilai variabel tidak bebas jika variabel bebasnya
diketahui atau sebaliknya.
o Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, baik variabeldependen maupun variabel
independen, keduanya mempunyai distribusi normal
atautidak. Model regresi yang baik adalah, model regresi yang
mempunyai distribusinormal atau mendekati normal (Imam
Ghozali, 2001).
Uji normalitas menguji apakah model regresi variabel
independen dan variabeldependen, keduanya terdistribusikan
secara normal atau tidak. Uji ini adalah untukmenguji normal
atau tidaknya suatu distribusi data.
Pedoman pengambilan keputusan :
Nilai Sig. atau Signifikansi atau Nilai Probabilitas <
0,05 maka, distribusiadalah tidak normal.
Nilai Sig. atau Signifikansi atau Nilai Probabilitas >
0,05 maka, distribusiadalah normal.
o Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi terdapatkorelasi antara variabel bebas (Imam
Ghozali, 2001). Untuk mendeteksi ada atautidaknya
multikolinearitas didalam suatu model regresi, adalah sebagai
berikut :
Persamaan regresi untuk Sub Sektor Industri Textil
Nilai R2 sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-
variabel bebasbanyak yang tidak signifikan mengikat
variabel terikat.
Menganalisis matrik korelasi variabel bebas jika,
terdapat korelasi antarvariabel bebas yang cukup tinggi
(lebih besar dari 0,90), hal inimerupakan indikasi adanya
multikolinearitas.
o Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah dimana kesalahan pengganggu saling korelasi. Uji
autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi dalam hal
variabel independen. Menurut Wahid Sulaiman (2002:139) menyatakan
bahwa standar autokorelasi adalah sebagai berikut :
- 1.65 < DW < 2.35, kesimpulan tidak ada Autokorelasi.
- 1.21 < DW < 1.65 atau 2.35 < DW < 2.79, kesimpulannya tidak dapat
disimpulkan.
- DW < 1.21 atau DW > 2.79, kesimpulannya terjadi autokorelasi.
o Uji Heteroskedastisitas
Dalam regresi linier diasumsikan bahwa varians bersyarat
dari E (εi2) = Var (εi) = ơi
2(homokedastisitas), apabila varians bersyarat εi=ơi2
untuk setiap 1, ini berarti varians heterogen atau homokedastisitas. Akibatnya
tiap pengamatan dalam suatu penelitian tidak mempunyai kekonsistenan. Cara
mendeteksinya :
- Secara sederhana dengan melihat diagram pancar apabila diagram
pancarnya mengikuti pola tertentu akan bersifat heterokedastisitas,
sedangkan diagram yang pancarannya acak akan cenderung disifati
homokedastisitas.
- Dengan melakukan pengujian hipotesis yang salah satunya dengan uji
korelasi Rank Spearman. Uji korelasi Rank Spearman memiliki
keterbatasan, yakni hanya dapat dilakukan untuk persamaan regresi
linier yang sederhana (hanya memiliki satu variabel bebas dan satu
variabel terikat).
7. Analisis Regresi Sederhana (Parsial)
Teknik analisis regresi digunakan untuk memprediksikan seberapa jauh nilai
variabel terikat (Y) bila variabel bebas (X) dimanipulasi, diubah-ubah atau di
naik turunkan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Andi Supangat
(2007:295) bahwa: “garis regresi dapat dipergunakan untuk menaksir
besarnya variabel yang satu berdasarkan besar variabel yang lain dan dapat
juga dipergunakan untuk mengetahui macam korelasinya (positif atau
Teknik ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis
hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau rasio
dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama. Rumus
koefisien korelasi adalah sebagai berikut :
r xy=n Σ X iYi−ΣX i ΣYi
√{¿¿¿¿
Ŷ = α + bX
(Sugiyono, 1997:244)
Dengan batas-batas koefisien korelasi sebagai berikut :
(Sudjana, 1997:244)
Tanda Positif menyatakan bahwa antara variabel X dan Y terdapat korelasi
positif berarti nilai variabel X lebih kecil berpasangan dengan nilai variabel Y
yang kecil dan nilai X yang besar berpasangan dengan Y yang besar.
Tabel 3.3Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi
Terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat Rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat Kuat
(Sugiyono, 2007:231)
9. Analisis Regresi Berganda (Simultan)
Analisis regresi berganda ialah alat analisis peramalan nilai pengaruh dua
variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada
-1 ≤ r ≤ + 1
atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua variabel
bebas atau lebih (X1), (X2),......(Xn) dengan satu variabel terikat.
Y = α + b1 X1 + b2X2 + b3 X3 + b4 X4 + ε
(Sugiyono, 2004:217)
Keterangan :
Y = Return sahamX1= Tingkat LikuiditasX2= Tingkat LeverageX3= Tingkat AktivitasX4= Tingkat Profitabilitasα = Konstanta yang merupakan nilai variabel Y pada saat X1, X2, X3, dan X4= 0b1 = koefisien regresi antara X1terhadapY, bila nilai X2, X3, dan X4 dianggap
konstan.b2 = koefisien regresi antara X2terhadapY, bila nilai X1, X3, dan X4 dianggap
konstan.b3 = koefisien regresi antara X3terhadapY, bila nilai X1, X2, dan X4 dianggap
konstan.b4 = koefisien regresi antara X4terhadapY, bila nilai X1, X2, dan X4 dianggap
konstan.ε = faktor-faktor lain yang mempengaruhi variabel Y.
10. Analisis Korelasi Berganda (Simultan)
Analisis korelasi berganda berfungsi untuk mencari besarnya pengaruh atau
hubungan antara variabel bebas (X1, X2, X3 dan X4) atau lebih secara simultan
(bersama-sama) dengan variabel terikat (Y)
11. Uji Koefisien Regresi
a. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
Hal ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat pengaruh signifikan
antara masing-masing variabel independen dan dependen secara terpisah.
Rumus yang digunakan untuk melakukan perhitungan menurut Sugiyono
(2004:150) adalah sebagai berikut :
Pengujian signifikan koefisien korelasi dapat dihitung dengan uji t.
t= r √n−2√1−r 2
Keterangan :
t = Distribusi tn= Jumlah datar = Koefisien korelasi parsialr2= Koefisien determinasi
t hasil perhitungan ini selanjutnya dibandingkan dengan t table dengan
menggunakan tingkat kesalahan 0,05 uji satu pihak dengan degree of
freedomdf = n – 2, kriteria sebagai berikut :
H0 diterima jika nilai –ttable< thitung< ttable
H0 ditolak jika nilai thitung>ttable atau -thitung<–ttable
b. Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1),
(X2),......(Xn) secara bersama-sama bepengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen (Y). Rumus uji F menurut Sudjana (1992:238) adalah
sebagai berikut :
F= R2/k(1−R2)/(n−k−1)
Keterangan :
R2 = Koefisien Determinasi
K = Jumlah variabel independenn = Jumlah data atau kasus
F hasil perhitungan ini dibandingkan dengan F tabel yang diperoleh
dengan menggunakan tingkat resiko atau signifikan level 5% atau dengan
degree freedom – n – k – 1 dengan ktieria sebagai berikut :
Ho ditolak jika Fhitung>Ftabel
Ho diterima jika Fhitung<Ftabel
12. Analisis Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah ”ukuran (besaran) untuk menyatakan tingkat
kekuatan hubungan dalam bentuk persen (%) (Andi Supangat, 2007: 310).
Menurut Sugiyono (2007:231) koefisien ini disebut ”koefisien penentu,
karena varians yang terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan melalui
varians yang terjadi pada variabel independen.”
Koefisien determinasi dapat dirumuskan sebagai berikut:
R=r2× 100%
Dengan batas-batas R2 sebagai berikut:
Keterangan: R = Koefisien Determinasi
r = Koefisien Korelasi
0 ≤ R2 ≤ 1
3.6.2 Rancangan Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji dan dibuktikan dalam penelitian ini berkaitan
dengan ada tidaknya pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat.
Pengujian hipotesis yang dilakukan adalah pengujian hipotesis nol (Ho) yang
menyatakan bahwa koefisien korelasi tidak berarti atau tidak signifikan sedangkan
hipotesis alternatif (Hα) menyatakan bahwa koefisien korelasinya berarti atau
dignifikan.
Adapun perumusan rancangan pengujian hipotesis yang digunakan yaitu :
1. Menyatakan hipotesis (H0) dan hipotesis alternatif (Hα)
Adapun yang menjadi H0danHαdalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Secara Parsial
1. Tingkat Likuiditas
H01 : r = 0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari tingkat
likuiditas terhadap return saham pada perusahaan manufaktur.
H01 : r ≠ 0 : terdapat pengaruh yang signifikan dari tingkat
likuiditas terhadap return saham pada perusahaan manufaktur.
2. Tingkat Leverage
H02 : r = 0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari tingkat
leverage terhadap return saham pada perusahaan manufaktur.
H02 : r ≠ 0 : terdapat pengaruh yang signifikan dari tingkat
leverage terhadap return saham pada perusahaan manufaktur.
3. H03 : r = 0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari tingkat
aktivitas terhadap return saham pada perusahaan manufaktur.
H03 : r ≠ 0 : terdapat pengaruh yang signifikan dari tingkat
aktivitas terhadap return saham pada perusahaan manufaktur.
4. H04 : r = 0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari tingkat
profitabilitas terhadap return saham pada perusahaan manufaktur.
H04 : r ≠ 0 : terdapat pengaruh yang signifikan dari tingkat
profitabilitas terhadap return saham pada perusahaan manufaktur.
b. Secara Simultan
H05 : r = 0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari tingkat
likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas terhadap return saham
pada perusahaan manufaktur.
H05: r ≠ 0 : terdapat pengaruh yang signifikan dari tingkat
likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas terhadap return saham
pada perusahaan manufaktur.
2. Penetapan Tingkat Signifikansi
Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan tingkat
signifikansi sebesar 0,05 (α=0) atau tingkat keyakinan sebesar 0,95 karena
tingkat signifikansi itu yang umum digunakan penelitian ilmu-ilmu sosial
dan dianggap cukup tepat untuk mewakili hubungan antar-variabel yang
diteliti (Nazir, 2000:460).
3. Penetapan Kriteria Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
Hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya diuji dengan menggunakan
metode pengujian statistik uji t dan uji F dengan kriteria penerimaan dan
penolakan hipotesis sebagai berikut :
Uji t
H0 diterima jika nilai –ttable< thitung< ttable
H0 ditolak jika nilai thitung>ttable atau -thitung<–ttable
Uji F
Ho ditolak jika Fhitung>Ftabel
Ho diterima jika Fhitung<Ftabel
4. Penarikan Kesimpulan
Dari hipotesis-hipotesis yang didapat tadi, maka ditarik kesimpulan
apakah variabel-variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh yang
signifikan atau tidak terhadap variabel terikat, dan pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat dan pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat secara parsial. Dalam hal ini ditunjukkan dengan
penolakan (Ho) atau penerimaan hipotesis alternatif (Hα).
3.7 Proses Penelitian
Penelitian merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus
menerus, terencana dan sistematis dengan maksud untuk mendapatkan pemecahan
masalah. Oleh karena itu langkah-langkah yang diambil dalam penelitian haruslah
tepat dan saling mendukung antara komponen satu dengan komponen lainnya.
Adapun proses penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.2
PROSES PENELITIAN
Topik Penlitian
Latar Belakang Masalah
Identifikasi Masalah
Tinjauan Pustaka
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pengumpulan dan Pengolahan Data
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia
Pada abad ke-19 dalam upaya meningkatkan perekonomian Indonesia,
pemerintah Belanda mengembangkan secara besar-besaran sektor perkebunan. Untuk
menjalankan usaha tersebut diperlukan dana yang tidak sedikit. Dana ini diperoleh
dari para penabung yang sebagian besar adalah orang Belanda dan bangsa Eropa
lainnya.
Seiring perkembangannya industri tersebut maka dirasakan dana yang tidak
mencukupi lagi. Akhirnya pengusaha Belanda mendirikan Verenigin voor
Effrchtenhandel di Batavia pada tanggal 14 Desember 1912 dan ini merupakan titik
awal perdagangan efek Indonesia. Efek yang diperdagangkan pada masa itu sangat
terbatas, yaitu meliputi saham dan obligasi dari perusahaan Belanda pada sektor
perkebunan yang berkedudukan di Indonesia.
Perkembangan pasar modal di Batavia, disusul pembukaan Bursa Efek di
Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925 dan di Semarang pada tanggal 1 Agustus
1925. Perang Dunia II telah banyak membuat perubahan pada keadaan dalam negeri
di Indonesia. Mengingat keamanan meliputi prioritas utama maka pemerintah Hindia
Belanda mengambil langkah memusatkan Bursa Efek di Jakarta dan menutup Bursa
Efek di Surabaya dan Semarang. Namun akhirnya Bursa Efek di Jakarta juga ditutup
pada tanggal 10 Mei 1940. Pada tahun 1952, tujuh tahun setelah Indonesia
memproklamirkan kemerdekaan bursa saham di buka lagi di Jakarta dengan
memperdagangkan saham dan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan
Belanda sebelum perang dunia. Kegiatan bursa saham kemudian terhenti lagi ketika
pemerintah meluncurkan program nasionalisasi pada tahun 1956.
Tidak sampai tahun 1987, bursa saham kembali dibuka dan ditangani oleh
Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam), industri baru di bawah Departemen
Keuangan. Kegiatan perdagangan dan kapitalisasi pasar saham pun mulai meningkat
dan maencapai puncaknya pada tahun 1990 seiring dengan perkembangan pasar
finansial dan sektor swasta.
Pada tanggal 13 Juli 1992, bursa saham di swastanisasi bursa saham menjadi
PT. Bursa Efek Jakarta ini mengakibatkan beralih fungsi Bapepam menjadi Badan
Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM). Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.
Pada tahun 1995 adalah tahun Bursa Efek Jakarta memasuki babak baru.
Tepatnya pada tanggal 22 Mei 1995, BEJ meluncurkan Jakarta Automated Trading
System (JATS), yaitu sebuah sistem perdagangan otomatis yang menggantikan sistem
perdagangan secara manual. Dengan adanya sistem-sistem baru ini maka dapat
memfasilitasi perdagangan saham dengan frekuensi yang lebih besar dan lebih
menjamin kegiatan pasar yang wajar dan transparan dibanding dengan perdagangan
manual.
Swastanisasi sejumlah BUMN telah memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap pertumbuhan Bursa Efek Jakarta. Di akhir tahun 1996 lima BUMN tersebut
adalah Semen Gresik, Indosat, Telkom, Tambang Timah dan BNI.
Pada tahun 2000, sistem Perdagangan Tanpa Warkat (Sriplesstrading) mulai
diaplikasikan di pasar modal Indonesia. Pada tahun 2002, BEJ mulai
mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading). Dan pada tahun
2007 Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan
berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
4.1.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Bursa Efek Indoenesia
Struktur organisasi Bursa Efek Indonesia adalah garis atau lini, dimana dalam
kesehariannya BEI dipimpin oleh Direktur Utama yang membawahi satu orang
direktur yaitu Direktur Pemeriksaan dan Divisi Komunikasi Perusahaan. Selain kedua
bagian tersebut Direktur Utama juga secara tidak langsung dibantu oleh sekretaris
perusahaan dan beberapa orang peneliti senior.
Direktur Operasi membawahi empat orang direktur untuk membantu tugas
kesehariannya, yaitu Direktur Pencatatan, Direktur Perdagangan, Direktur
Keanggotaan dan Direktur Administrasi.
1. Direktur Pemeriksaan membawahi 4 divisi, yaitu :
a. Divisi Pengawasan, bertugas mengadakan beberapa kegiatan untuk
meningkatkan kemampuan sistem pengawasan Bursa Efek Indonesia,
antara lain penyempurnaan sistem monitoring perdagangan melalui
parameter perdagangan bursa.
b. Divisi Hukum, bertugas menyiapkan kontrak-kontrak yang disiapkan
oleh perusahaan dan menyempurnakan peraturan biasa.
c. Satuan Pemeriksaan Anggota Bursa, bertugas membantu tim audit
dalam memeriksa dan mengaudit laporan keuangan para emiten.
d. Satuan Pemeriksaan Internal, bertugas memeriksa dan mengaudit
laporan keuangan perusahaan.
2. Direktur Pencatatan membawahi dua divisi, yaitu :
a. Divisi Pencatatan Sektor Jasa, bertugas mengevaluasi dan mengontrol
perusahaan-perusahaan dalam sektor jasa.
b. Divisi Pencatatan Sektor Pabrikan, bertugas mengevaluasi dan
mengontrol perusahaan-perusahaan dalam sektor pabrikan.
3. Direktur Perdagangan membawahi dua divisi, yaitu :
a. Divisi Perdagangan, bertugas menyediakan sarana perdagangan yang
12 PT. Kimia Farma 1.871 1.826 1.921 1.94 7.558 1.89013 PT. Lautan Luas 1.296 1.216 1.086 1.368 4.966 1.24214 PT. Modern Int. 1.337 1.163 0.924 0.844 4.268 1.06715 PT. Mustika Ratu 0.868 0.945 0.956 0.962 3.731 0.933
12 PT. Kimia Farma 0.038 0.04 0.084 0.096 0.258 0.06513 PT. Lautan Luas 0.042 0.028 0.029 0.026 0.125 0.03114 PT. Modern Int. 0.003 0.016 0.053 0.053 0.125 0.03115 PT. Mustika Ratu 0.063 0.057 0.065 0.061 0.246 0.062
Fred, Weston J & Thomas E. Copeland. 1992. Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Ganto, Jullimursyida. 2008. Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Terhadap Return Saham di BEI, Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol.8 No.1, 2008.
Harahap, Sofyan Syafri. 2010. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Hartono, Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kelima. Yogyakarta: BPFE.
Horne, James Van & John M. Wachowis. 2001 Financial Management and Policy, 12th Revised. Prentice Hall.
Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.