Top Banner
SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI KECAMATAN SYIAH KUALA (KAJIAN PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM) POPI NOVYANTY NIM. 160602271 PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH 2019 M/1441 H Disusun Oleh:
129

SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

Nov 11, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

SKRIPSI

ANALISIS PENDAPATAN USAHA

JASA LAUNDRY DI KECAMATAN SYIAH KUALA

(KAJIAN PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM)

POPI NOVYANTY

NIM. 160602271

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

BANDA ACEH

2019 M/1441 H

Disusun Oleh:

Page 2: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

iii

NIM

Page 3: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

iv

Page 4: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

v

Page 5: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

vi

Page 6: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Skripsi ini. Shalawat dan salam penulis sanjungkan

kepangkuan Nabi Muhammad SAW serta keluarga dan sahabat

beliau yang memberikan pencerahan bagi kita hingga dapat

merasakan nikmat iman nikmat kemuliaan ilmu pengetahuan.

Penulisan Skripsi ini yang berjudul “Analisis Pendapatan

Usaha Jasa Laundry Di Kecamatan Syiah Kuala (Kajian

Perspektif Ekonomi Islam)” untuk melengkapi salah satu

persyaratan dalam menyelesaikan studi pada Program Ekonomi

Syariah UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Dalam penyusunan Skripsi

ini, penulis mendapat bimbingan, arahan dan bantuan dari banyak

pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ungkapan terima

kasih kepada:

1. Dr. Zaki Fuad, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam

2. Dr. Nilam Sari, M. Ag selaku Ketua Program Studi

Ekonomi Syariah dan Ibu Cut Dian Fitri, M. Si, Ak selaku

Sekretaris Program Studi Ekonomi Syariah.

3. Muhammad Arifin, Ph.D selaku Ketua Laboratorium

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

Page 7: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

viii

4. Khairul Amri, SE., M.Si selaku pembimbing I dan Dr.

Yusniar, M.M selaku pembimbing II yang telah

meluangkan waktu di celah-celah kesibukannya, dan

memberikan ilmu dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Kepada Fithriady, Lc., MAselaku penguji I dan Azimah

Dianah, SE., M.Si., Ak selaku Penguji II saya yang telah

memberikan masukan dan saran atas skripsi ini.

6. Dr. Muhammad Zulhilmi, MA selaku Penasehat Akademik.

Dan seluruh Dosen dan Civitas Akademika Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Ar-

Raniry Banda Aceh

7. Ayahanda Zubir dan Ibunda Tuti Setia Rahayu yang

senantiasa mendidik, memberi dukungan dan doa kepada

penulis. Serta untuk adik-adik tersayang Ilham Wijaya,

Intan Tri Utami dan Muhammad Diyan Rafiif yang selalu

memberi semangat kepada penulis untuk menyelesaikan

penulisan skripsi ini

8. Teman terbaik selama menempuh pendidikan di kampus

UIN Ar-raniry Gusvi Rossa, Yuli Rasma dan Esa Dina

Islami yang telah membantu dan menemani dalam

penulisan skripsi ini.

9. Seluruh teman-teman seperjuangan Prodi Ekonomi Syariah

khususnya mahasiswa lanjutan 2016.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-

banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu. Semoga

Page 8: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

ix

segala bantuan yang telah diberikan menjadi amal ibadah dan

mendapat imbalan pahala dari Allah SWT. Penulis menyadari

bahwa penulisan ini masih ada kekurangan, oleh karena itu penulis

mengharap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak

untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca dan pihak-pihak yang membutuhkan.

Banda Aceh, 20 Desember 2019

Penulis,

Popi Novyanty

Page 9: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

x

TRANSLITERASI ARAB-LATIN DAN SINGKATAN

Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri P dan K

Nomor: 158 Tahun 1987 – Nomor: 0543 b/u/1987

1. Konsonan

No Arab Latin No Arab Latin

Ṭ ط Tidak dilambangkan 16 ا 1

Ẓ ظ B 17 ب 2

‘ ع T 18 ت 3

G غ Ṡ 19 ث 4

F ف J 20 ج 5

Q ق Ḥ 21 ح 6

K ك Kh 22 خ 7

L ل D 23 د 8

M م Ż 24 ذ 9

N ن R 25 ر 10

W و Z 26 ز 11

H ه S 27 س 12

Page 10: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

xi

‘ ء Sy 28 ش 13

Y ي Ṣ 29 ص 14

Ḍ ض 15

2. Vokal

Vokal Bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri

dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

a. Vokal Tunggal

Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda

atau harkat, transliterasinya sebagai berikut:

Tanda Nama Huruf Latin

Fatḥah A

Kasrah I

Dammah U

b. Vokal Rangkap

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa

gabungan antara harkat dan huruf, transliterasinya

gabungan huruf, yaitu:

Tanda dan Huruf Nama Huruf Latin

ي Fatḥah dan ya Ai

Page 11: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

xii

و Fatḥah dan wau Au

Contoh:

Haula : هول kaifa : كيف

3. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa

harkat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Harkat dan Huruf Nama Huruf dan tanda

ا /ي Fatḥah dan alif

atau ya

Ā

ي Kasrah dan ya Ī

ي Dammah dan

wau

Ū

Contoh:

qāla: قال

Ramā: رمى

qīla: قيل

ل :yaqūlu ي قو

Page 12: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

xiii

4. Ta Marbutah (ة)

Transliterasi untuk ta marbutah ada dua.

a. Ta marbutah (ة) hidup

Ta marbutah (ة) yang hidup atau mendapat harkat fatḥah,

kasrah dan dammah, transliterasinya adalah t.

b. Ta marbutah (ة) mati

Ta marbutah (ة) yang mati atau mendapat harkat sukun,

transliterasinya adalah h.

c. Kalau pada suatu kata yang akhir katanya ta marbutah (ة)

diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al, serta

bacaan kedua kata itu terpisah maka ta marbutah (ة) itu

ditransliterasikan dengan h.

Contoh:

raudah al-atfāl / raudatulatfāl : روضة الطفال

al-Madīnah al-Munawwarah/ : المدي نة المن ور

Al- MadīnatulMunawwarah

Talhah : طلحة

Page 13: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

xiv

Catatan:

Modifikasi

1. Nama orang berkebangsaan indonesia ditulis seperti biasa

tanpa transliterasi seperti M. Syahudi Ismail. Nama lainnya

ditulis sesuai kaidah penerjemahan. Contoh: Hamad Ibn

Sulaiman.

2. Nama negara dan kota ditulis menurut ejaan Bahasa

Indonesia, seperti Mesir bukan Misr, Beirut, bukan Bayrut,

dan sebagainya.

3. Kata-kata yang sudah dipakai (serapan) dalam kamus

Indonesia tidak ditranliterasi. Contoh: Tasauf, bukan

Tasawuf.

Page 14: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

xv

ABSTRAK

Nama : Popi Novyanty

NIM : 160602271

Fakultas / Prodi : Ekonomi Dan Bisnis Islam/ Ekonomi Syariah

Judul Skripsi : Analisis Pendapatan Usaha Jasa Laundry Di

Kecamatan Syiah Kuala (Kajian Perspektif

Ekonomi Islam)

Pembimbing I : Khairul Amri, SE., M.Si

Pembimbing II : Dr. Yusniar, MM

Kata Kunci : Analisis Pendapatan, Ratio (R/C)

Penelitian ini mengkaji analisis pendapatan usaha jasa laundry. Tujuan

penelitian ini untuk mengetahui besar pendapatan rata-rata usaha jasa

laundry. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang bersifat

deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi,

wawancara dan dokumentasi, sedangkan proses analisis data

menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa usaha jasa laundry di Kecamatan Syiah Kuala

meningkatkan pendapatan pengusaha laundry secara signifikan. Adapun

jumlah rata-rata pendapatan pengusaha laundry sebesar Rp 65.687. Usaha

jasa laundry yang ditinjau dari R/C ratio di Kecamatan Syiah Kuala dapat

menguntungkan pengusaha laundry. Hal ini ditunjukkan oleh hasil

perbandingan diantara penerimaan dengan biaya (R/C ratio) sebesar 1,2

yang berarti bahwa setiap Rp. 1 yang dikeluarkan oleh pengusaha laundry

menghasilkan pendapatan sebesar Rp 1,2. Usaha laundry yang terdapat di

Kecamatan Syiah Kuala sudah berdasarkan prinsip syariah. Hal ini dapat

dilihat dari proses pencucian yang dilakukan oleh usaha laundry tersebut.

Mencuci menggunakan air muthlaq, yakni air yang berasal dari tanah atau

mata air seperti sumur, kemudian dikumpulkan minimal dua qullah atau

setara dengan 234,375 liter air. Disamping itu, guna lebih memastikan

pakaian yang dicuci, maka dalam proses pembilasan akhir sebelum

pengeringan, agar diupayakan ada guyuran air yang mengaliri semua

cucian baik melalui kran, selang air (toler), gayung dan sebagainya.

Page 15: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

xvi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL KEASLIAN ..................................... i

HALAMAN JUDUL KEASLIAN ......................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN ................................................ iii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI.................................. iv

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................... v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI............................ vi

KATA PENGANTAR ............................................................ vii

HALAMAN TRANSLITERASI ........................................... x

ABSTRAK ............................................................................... xv

DAFTAR ISI ........................................................................... xvi

DAFTAR TABEL ................................................................... xix

DAFTAR GAMBAR .............................................................. xx

DAFTAR LAMPIRAN........................................................... xxi

BAB I PENDAHULUAN .................................................... 1 1.1 Latar Belakang .................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................... 7

1.3 Tujuan Penelitian ................................................. 7

1.4 Manfaat Penelitian ............................................... 8

1.5 Sistematika Pembahasan ..................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI ................................................ 10

2.1 Teori Pendapatan ................................................. 10

2.1.1 Pengertian Pendapatan .............................. 10

2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Pendapatan ................................................ 12

2.2 Konsep Penyusutan ............................................. 18

2.2.1 Pengertian Penyusutan .............................. 18

2.2.2 Faktor-Faktor Dalam Menentukan Beban

Penyusutan ................................................ 18

2.2.3 Metode Penyusutan Aset Tetap ................. 19

2.3 Teori Sektor Jasa ................................................. 23

2.3.1 Pengertian Sektor Jasa ............................... 23

2.3.2 Karakteristik Sektor Jasa ........................... 24

2.3.3 Klasifikasi Sektor Jasa .............................. 26

2.4 Usaha Laundry .................................................... 29

Page 16: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

xvii

2.4.1 Aktifitas Usaha Laundry ........................... 30

2.4.2 Jenis-Jenis Usaha Laundry ........................ 33

2.5 Teori Ekonomi Islam ........................................... 34

2.5.1 Dasar Hukum Ekonomi Islam ................... 36

2.5.2 Karakteristik Ekonomi Islam .................... 38

2.5.3 Tujuan Ekonomi Islam .............................. 43

2.5.4 Pendapatan Dalam Perspektif Ekonomi

Islam .......................................................... 43

2.6 Fiqh Thaharah...................................................... 47

2.6.1 Pengertian Thaharah .................................. 47

2.6.2 Jenis-Jenis Najis ........................................ 49

2.6.3 Alat-Alat Thaharah .................................... 50

2.6.4 Tata Cara Thaharah ................................... 54

2.7 Penelitian Terdahulu............................................ 56

2.8 Kerangka Pemikiran ............................................ 58

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................. 60

3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian .......................... 60

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................... 60

3.3 Populasi Dan Sampel........................................... 60

3.3.1 Populasi ..................................................... 60

3.3.2 Sampel ....................................................... 61

3.4 Sumber Data ........................................................ 61

3.5 Metode Pengumpulan Data ................................. 62

3.6 Variabel Dan Cara Pengukurannya ..................... 63

3.6.1 Biaya Jasa .................................................. 63

3.6.2 Jasa dan Penerimaan .................................. 64

3.6.3 Pendapatan ................................................ 64

3.7 Analisis Data ........................................................ 65

3.7.1 Biaya Usaha Laundry ................................ 65

3.7.2 Pendapatan Usaha Laundry ....................... 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...... 67

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................... 67

4.2 Karakteristik Responden ..................................... 72

4.3 Karakteristik Usaha Laundry ............................... 76

4.4 Analisis Pendapatan ............................................ 85

4.5 Analisis Ratio R/C ............................................... 86

Page 17: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

xviii

4.6 Proses Pencucian Laundry................................... 88

4.7 Hasil Pembahasan................................................ 90

BAB V PENUTUP ................................................................. 93

5.1 Kesimpulan .......................................................... 93

5.2 Saran .................................................................... 94

DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 95

LAMPIRAN ............................................................................ 98

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................... 110

Page 18: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

xix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nama Desa Dan Jumlah Usaha Laundry ............... 5

Tabel 4.1 Kemukiman Dan Desa ........................................... 67

Tabel 4.2 Luas Wilayah ......................................................... 68

Tabel 4.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok

Umur ...................................................................... 71

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok

Umur ...................................................................... 72

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat

Pendidikan ............................................................. 74

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman

Usaha ..................................................................... 76

Tabel 4.7 Distribusi Respnden Berdasarkan Pemakaian

Pewangi Pada Pakaian Laundry ............................. 77

Tabel 4.8 Distribusi Respponden Berdasarkan Pemakaian

Deterjen Pada Pakaian Laundry ............................. 78

Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah

Pemakaian Plastik Pada Pakaian Laundry ............. 80

Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan

Tenaga Kerja Pada Laundry .................................. 81

Tabel 4.11 Rata-Rata Rekapitulasi Biaya Tetap Usaha Jasa

Laundry .................................................................. 82

Tabel 4.12 Rata-Rata Rekapitulasi Biaya Tidak Tetap Usaha

Jasa Laundry .......................................................... 83

Tabel 4.13 Rata-Rata Rekapitulasi Hasil Produksi Usaha Jasa

Laundry .................................................................. 85

Tabel 4.14 Rata-Rata Pendapatan Pengusaha Laundry ........... 86

Page 19: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

xx

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran ........................................... 59

Page 20: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jumlah Penduduk Di Kecamatan Syiah Kuala .... 98

Lampiran 2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Usia ...... 99

Lampiran 3 Tabel Biodata Responden Usaha Laundry Di

Kecamatan Syiah Kuala ...................................... 100

Lampiran 4 Tabel Biaya Tidak Tetap Usaha Laundry............ 101

Lampiran 5 Tabel Biaya Tetap Usaha Laundry ...................... 105

Lampiran 6 Tabel Pendapatan Usaha Laundry Di

Kecamatan Syiah Kuala ...................................... 108

Lampiran 7 Foto Wawancara .................................................. 109

Page 21: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia adalah negara yang sedang berkembang dan

saat ini sedang melaksanakan pembangunan di segala bidang, baik

dibidang ekonomi, sosial kebudayaan, politik maupun bidang

lainnya. Keberhasilan pembangunan tidak terlepas dari partisipasi

seluruh rakyat dan sikap mental, tekad dan semangat serta disiplin

para penyelenggara negara. Dimana bidang ekonomi mendapat

perhatian khusus, karena hal ini merupakan sarana untuk menuju

tercapainya suatu masyarakat yang adil dan makmur.Semakin

pesatnya perkembangan perekonomian di Indonesia khususnya di

usaha mikro sektor jasa perlu menjadi perhatian khusus bagi

pemerintah karena banyak bermunculan perusahaan mikro dengan

berbagai bentuk dan jenis usaha (Hadiyanto, 2016).

Dewasa ini, keberadaan usaha kecil mempunyai peran yang

cukup besar terhadap perekonomian. Hal ini memberikan dampak

positif terhadap perekonomian suatu daerah khususnya dan negara

pada umumnya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2008 Pasal 1 Ayat 2 tentang usaha mikro, kecil,

dan menengah. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang

berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan

usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik

Page 22: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

2

langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria usaha kecil.

Salah satu sektor jasa yang sedang berkembang adalah usaha

laundry atau disebut juga dengan jasa binatu. Jasa Binatu

merupakan pelayanan standar yang biasanya disediakan oleh hotel.

Hotel menyediakan fasilitas untuk mencuci dan menyetrika pakaian

tamu-tamunya. Semakin lama inap tamu, semakin besar

kemungkinan untuk menggunakan jasa binatu. Kalau untuk

sekarang jasa binatu sudah dikenal dengan laundry atau usaha

laundry. Usaha laundry merupakan salah satu kegiatan usaha yang

banyak diminati oleh masyarakat. Kebutuhan ekonomi masyarakat

yang semakin tinggi membuat masyarakat mulai berkutat dengan

kesibukannya tanpa sempat melakukan kegiatan domestik ini

(Lubis, 2015).

Di sisi lain, asisten rumah tangga juga semakin sulit untuk

didapatkan karena menurunnya minat untuk bekerja sebagai asisten

rumah tangga dan tingginya kesempatan untuk bekerja sebagai

buruh pabrik atau menjadi Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri.

Kedua kondisi tersebut menimbulkan peluang bagi usaha laundry,

khususnya skala mikro dan kecil. Selain itu, pekerjaan mencuci dan

menyetrika pakaian sering kali menjadi urusan yang merepotkan

dan banyak menyita waktu sehingga membutuhkan bantuan orang

lain. Apabila pakaian tidak ditangani setiap harinya, pakaian akan

menumpuk menjadi bau dan bisa jadi rusak. Dari pada hal itu

terjadi, mereka pasti akan berfikir untuk menggunakan jasa

Page 23: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

3

laundry. Praktis tidak banyak menyita waktu, serta tenaga.

Pergeseran gaya hidup, pola fikir, dan tuntutan kehidupan yang

semakin meningkat ini ternyata menumbuhkan peluang bisnis

berupa jasa pencucian dan setrika. Kesibukan masyarakat sekarang

sering kali menjadi peluang bisnis tersendiri.

Usaha laundry tersebut tumbuh di berbagai daerah, terutama

disekitar kampus dan dekat kos, tempat penginapan atau hotel,

maupun kawasan pemukiman. Fungsi laundry sendiri antara lain

melaksanakan pencucian laundry (cara pencucian atas

bahan/pakaian dengan mempergunakan air) dan dry cleaning (cara

pencucian atas bahan/pakaian dengan mempergunakan bahan

kimia/solvent) atas semua bahan/pakaian yang dicucikan (Lubis,

2015).

Situasi dan kondisi kesibukan masyarakat di Kota Banda

Aceh yang meningkat menyebabkan kurangnya waktu dalam

melakukan hal tersebut, sebagian masyarakat beranggapan kegiatan

mencuci dan menyetrika memakan banyak waktu. Hal ini lah yang

menyebabkan masyarakat lebih memilih menggunakan jasa usaha

laundry. Pada saat sekarang ini jenis usaha laundry berkembang

pesat dan tersebar luas di berbagai sudut Kota Banda Aceh. Hal ini

dipengaruhi oleh masyarakat yang bekerja dan juga mahasiswa

oleh karena itu akan berdampak pada peluang usaha atau jasa

laundry untuk berkembang.

Berdasarkan hasil survei awal, diketahui bahwa usaha laundry

sebagian besar dimiliki oleh perorangan yang dikelola secara

Page 24: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

4

sederhana. Usaha laundry ini banyak di manfaatkan sebagian besar

para pelaku bisnis, karena untuk memulai usaha ini tidak terlalu

sulit dan tidak memerlukan keterampilan khusus sehingga menjadi

sarana dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. Usaha laundry

akan terus berkembang di masyarakat, namun kelemahan usaha

laundry selama ini di Kecamatan Syiah Kuala kurangnya konsep

syariah di dalam prosesnya baik dalam pencuciannya,

penjemurannya, pengemasannya, sehingga itu di perlukan untuk

penelitian lebih lanjut.

Islam sangat menjaga kebersihan dan kesucian. Dalam

pembahasan fiqh, secara umum selalu diawali dengan uraian

tentang thaharah. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surah

Al-Baqarah ayat 222 yang artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai

orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang

mensucikan diri” (Q.S Al-Baqarah (2): 222).

Dari Q.S Al-Baqarah (2): 222 dapat dijelaskan dalam setiap

ibadah yang dilakukan oleh seorang muslim harus dalam keadaan

suci baik dari hadast kecil maupun hadast besar, serta suci dari

najis baik dari najis ringan, sedang dan berat. Peluang usaha

laundry di Kota Banda Aceh sangatlah menjanjikan dilihat dari

yang sebagian masyarakatnya tidak memiliki banyak waktu untuk

mencuci dan menjemur. Kondisi tersebut merupakan peluang yang

sangat baik terutama bagi orang-orang yang memiliki dana lebih

dan berada di wilayah yang dekat dengan pusat keramaian.

Page 25: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

5

Di Kota Banda Aceh berkembang berbagai sektor industri,

yang mencakup sub sektor industry besar dan kecil.

Berkembangnya sektor industri ini diharapkan dapat menjadi

penggerak bagi pertumbuhan ekonomi di Banda Aceh, tidak saja

dari segi penyediaan lapangan pekerjaan tetapi juga sarana untuk

meningkatkan pendapatan masyarakat.

Adapun objek yang penulis teliti adalah kecamatan Syiah

Kuala yang merupakan salah satu kecamatan di kota Banda Aceh,

dengan jumlah desa sebanyak 10 (sepuluh) desa yaitu Ie Masen

Kayee Adang, Kopelma Darussalam, Rukoh, Peurada, Pineung,

Lamgugop, Jeulingke, Tibang, Alue Naga dan Deah Raya.Hal ini

dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 1.1 Nama Desa dan Jumlah Usaha Laundry di

Kecamatan Syiah Kuala

No Nama Desa atau Kelurahan Jumlah Usaha Laundry

1 Ie Masen Kayee Adang 4

2 Kopelma Darussalam 8

3 Rukoh 20

4 Peurada 17

5 Pineung 9

6 Lamgugob 9

7 Jeulingke 15

Page 26: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

6

8 Tibang 3

9 Alue Naga -

10 Deah Raya -

JUMLAH 85

Sumber: Data diolah, Tahun 2019

Berdasarkan hasil observasi awal dari Tabel 1.1 diketahui

bahwa di kecamatan Syiah Kuala terdapat 10 desa dan setiap desa

memiliki jumlah laundry yang berbeda. Desa yang memiliki usaha

laundry yang paling banyak adalah desa Rukoh dan Peurada,

sedangkan desa yang tidak memiliki usaha laundry adalah desa

Alue Naga dan Tibang.

Pada jasa laundry ada beberapa biaya yang dikeluarkan. Salah

atunya adalah biaya sarana. Biaya sarana produksi merupakan

biaya yang dikeluarkan dalam proses layanan laundry. Biaya

produksi dalam penelitian ini merupakan biaya detergen, biaya

pewangi, biaya plastik, biaya tenaga kerjadan biaya penyusutan

alat. Rata-rata harga jual (layanan) laundry adalah satu hari di

Kecamatan Syiah Kuala adalah Rp6000,- per kg, dan jumlah rata-

rata jasa yang dihasilkan dalam satu hari adalah berjumlah 50,3 kg.

Sedangkan total rata-rata nilai pendapatan kotor sebesar

Rp297.000,- per hari dikurangi biaya pengeluaran sebesar

Rp216.960,- per hari. Sehingga mampu menghasilkan rata-rata

pendapatan bersih pada usaha laundry sebesar Rp252.280,- per

hari. Besar kecilnya pendapatan usaha laundry yang di terima oleh

Page 27: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

7

pengusaha laundry di Kecamatan Syiah Kuala di pengaruhi oleh

penerimaan dan biaya yang dikeluarkan. Apabila biaya yang

dikeluarkan lebih tinggi maka akan menimbulkan kerugian usaha

laundry.

Berkaitan dengan pemaparan tersebut, maka penulis

menuangkan permasalahan yang mengenai “Analisis Pendapatan

Usaha Jasa Laundry di Kecamatan Syiah Kuala (Kajian

Perspektif Ekonomi Islam)”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan sebelumnya, maka masalah penelitian ini

secara umum dirumuskan sebagai berikut:

a. Berapa besar pendapatan rata-rata usaha jasa laundry di

Kecamatan Syiah Kuala?

b. Apakah usaha sektor jasa laundry di Kecamatan Syiah

Kuala menguntungkan pengusaha laundry?

c. Apakah jasa usaha laundry di Kecamatan Syiah Kuala

sudah berdasarkan prinsip syariah?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan

penelitian ini secara umum adalah:

a. Untuk mengetahui besar pendapatan rata-rata usaha jasa

laundry di Kecamatan Syiah Kuala.

b. Untuk mengetahui tingkat keuntungan yang diperoleh

pengusaha laundry di Kecamatan Syiah Kuala dari usaha

laundry.

Page 28: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

8

c. Untuk mengetahui jasa usaha laundry di Kecamatan Syiah

Kuala sudah berdasarkan prinsip syariah.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

beberapa pihak, diantaranya:

1. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan yang telah didapatkan dibangku

perkuliahan. Sehingga dapat mengembangkan ilmu

dalam berbisnis dan meningkatkan semangat

kewirausahaan.

2. Bagi Peneliti Lain

a. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa atau pihak

manapun yang ingin meneliti tentang pendapatan

dan keuntungan usaha laundry di Kecamatan Syiah

Kuala.

b. Untuk menambah pengetahuan dan memberikan

informasi bagi masyarakat atau mahasiswa

khususnya di jurusan Ekonomi Syariah.

1.5 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada Bab pendahuluan yang berisi latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, dan sistematika penulisan.

Page 29: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

9

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan landasan teori tentang teori

pendapatan, konsep penyusutan, teori sektor jasa,

usaha laundry, teori ekonomi islam, penelitian

terdahulu dan kerangka pemikiran.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada Bab metode penelitian ini membahas tentang

jenis dan pendekatan penelitian, lokasi dan waktu

penelitian, populasi dan sampel, sumber data,

metode pengumpulan data, variable dan cara

pengukurannya, analisis data.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada Bab hasil dan pembahasan ini membahas

tentang gambaran umum lokasi penelitian,

karakteristik responden, analisi pendapatan,

analisis ratio R/C, proses pencucian laundry, serta

hasil pembahasan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab terakhir yang berisikan

kesimpulan dan saran-saran penulis.

Page 30: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Pendapatan

2.1.1 Pengertian Pendapatan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendapatan adalah

hasil kerja (usaha dan sebagainya). Pendapatan juga diartinya

sebagai pencarian atau penemuan (tentang sesuatu yang tidak ada

sebelumnya. Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai

maksimum yang dapat di konsumsi oleh seorang dalam suatu

periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir

periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut menitik

beratkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi

selama satu periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah

harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang

diperoleh selama satu periode, bukan hanya dikonsumsi.

Menurut Tohar yang dalam Arifini (2013), mengatakan bahwa

pendapatan bagi sejumlah pelaku ekonomi merupakan uang yang

telah diterima oleh pelanggan dari perusahaan sebagai hasil

penjualan barang dan jasa. Pendapatan juga diartikan sebagai

jumlah penghasilan, baik dari perorangan maupun keluarga dalam

bentuk uang yang diperolehnya dari jasa setiap bulan, atau dapat

juga diartikan sebagai suatu keberhasilan usaha.

Menurut Sadono Sukirno dalam Arifini (2013) mengatakan

dalam teori ekonomi mikro bahwa pendapatan adalah perolehan

yang berasal dari biaya-biaya faktor produksi atau jasa-jasa

Page 31: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

11

produktif. Pengertian tersebut menunjukan bahwa pendapatan

adalah seluruh perolehan baik yang berasal dari biaya faktor

produksi maupun total output yang dihasilkan untuk seluruh

produksi dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu.

Pendapatan merupakan jumlah yang dibebankan kepada

langganan atas barang dan jasa yang dijual, dan merupakan unsur

yang paling penting dalam sebuah perusahaan, karena pendapatan

akan dapat menentukan maju-mundurnya suatu perusahaan. Oleh

karena ituperusahaan harus berusaha semaksimal mungkin untuk

memperoleh pendapatan yang diharapkannya. Pendapatan pada

dasarnya diperoleh dari hasil penjualan produk atau jasa yang

diberikan.

Menurut Ilmu Ekonomi, pendapatan merupakan nilai

maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu

periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir

periode seperti keadaan semula. Defenisi pendapatan menurut ilmu

ekonomi menutup kemungkinan perubahan lebih dari total harta

kekayaan badan usaha pada awal periode dan menekankan pada

jumlah nilai statis pada akhir periode. Dengan kata lain, pendapatan

adalah jumlah kenaikan harta kekayaan karena perubahan penilaian

yang bukan diakibatkan perubahan modal dan hutang.

Pendapatan adalah merupakan hasil yang didapatkan dari

usaha seseorang sebagai ganti jerih payah atas usaha yang

dikerjakan, sedangkan pendapatan industri adalah pendapatan yang

diperoleh karena telah mengorganisasikan seluruh faktor produksi

Page 32: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

12

yang dikelolanya, pendapatan yaitu pendapatan yang diperoleh dari

jumlah produk fisik yang dihasilkan dikalikan dengan harga

jualnya atau dalam matematik dapat dinyatakan :

TR = Q x P (1.1)

Keterangan:

TR : Total revenue (pendapatan kotor total)

P : Price / harga

Q : Quantity / Jumlah barang

2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan

Beberapa variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang

diperkirakan mempengaruhi pendapatan pada industri makanan

khas adalah sebagai berikut :

1. Modal adalah semua bentuk kekayaan yang dapat

digunakan langsung maupun tidak langsung dalam proses

produksi untuk menambah output. Modal ataubiaya adalah

salah satu faktoryang sangat penting bagi setiap usaha,

baik skala kecil, menengah maupun besar (Butarbutar,

2017).

2. Menurut Sukirno, (2000:7) tenaga kerja bukan saja berarti

jumlah buruh yang terdapat dalam perekonomian. Akan

tetapi tenaga kerja juga meliputi keahlian dan

keterampilan yang mereka miliki. Dari segi keahlian dan

pendidikan tenaga kerja dibedakan menjadi 3 golongan,

yaitu:

Page 33: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

13

a. Tenaga kerja kasar merupakan tenaga kerja yang tidak

berpendidikan atau rendah tingkat pendidikannya dan

tidak memiliki keahlian dalam bidang pekerjaan.

b. Tenaga kerja terampil merupakan tenaga kerja yang

memiliki keahlian dari pelatihan atau pengalaman

kerja seperti montir mobil, tukang kayu, dan ahli

mereparasi TV dan radio.

c. Tenaga kerja terdidik merupakan tenaga kerja yang

memiliki pendidikan cukup dan ahli dalam bidang

tertentu seperti dokter, akuntan, ahli ekonomi, dan

insinyur.

3. Lama usaha merupakan lamanya pedagang berkarya pada

usaha perdagangan yang sedang dijalani saat ini. Lamanya

suatu usaha dapat menimbulkan pengalaman berusaha.

Lama pembukaan usaha dapat mempengaruhi tingkat

pendapatan, lama seorang pelaku bisnis menekuni bidang

usahanya akan mempengaruhi produktivitasnya sehingga

dapat menambah efisiensi dan mampu menekan biaya

produksi lebih kecil dari pada hasil penjualan. Semakin

lama menekuni bidang usaha perdagangan akan semakin

meningkatkan pengetahuan tentang selera atau perilaku

konsumen (Butarbutar, 2017).

Berdasarkan penggolongannya, Badan Pusat Statistik (BPS,

2014) membedakan pendapatan menjadi 4 golongan adalah:

Page 34: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

14

1. Golongan pendapatan sangat tinggi, adalah jika

pendapatan rata-rata lebih dari Rp 3.500.000,00 per bulan

2. Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rata-

rata antara Rp 2.500.000,00 – s/d Rp 3.500.000,00 per

bulan

3. Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-

rata antara Rp 1.500.000,00 s/d Rp 2.500.000,00 per bulan

4. Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan rata-

rata Rp 1.500.000,00 per bulan.

Pendapatan rumah tangga adalah penghasilan dari seluruh

anggota rumah tangga yang disumbangkan untuk memenuhi

keluarga ataupun perorangan anggota rumah tangga. Pendapatan

seseorang dapat berubah dari waktu kewaktu sesuai dengan

kemampuan mereka. Oleh sebab itu dengan berubahnya

pengeluaran mereka untuk mengkonsumsi suatu barang. Jadi,

pendapatan merupakan faktor penting dalam mempengaruhi

konsumsi seseorang atau masyarakat terhadap suatu barang.

Rahardja dan Manurung dalam Qolbina (2017), membagi

sumber penerimaan rumah tangga sebagai pendapatan menjadi tiga

bagian, yaitu:

1. Pendapatan dari gaji dan upah yang merupakan balas jasa

sebagai tenaga kerja. Besar gaji/upah dipengaruhi

produktivitas, di antaranya tingkat keahlian (skill), kualitas

modal manusia (human capital), dan kondisi kerja

(working condition).

Page 35: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

15

2. Pendapatan dari aset produktif, berupa pemasukan balas

jasa penggunaan, diantaranya aset finansial (deposito,

modal dan saham), dan aset bukan finansial (rumah, tanah

dan bangunan).

3. Pendapatan dari pemerintah (transfer payment), berupa

pendapatan yang diterima sebagai balas jasa atas input

yang diberikan, misalnya dalam bentuk subsidi, tunjangan

atau jaminan sosial.

Menurut teori Friedman dalam Qolbina (2017), bahwa

pendapatan masyarakat dapat digolongkan menjadi dua, yaitu

pendapatan permanen (permanent income) dan pendapatan

sementara (transitory income).

Budiono dalam Qolbina (2017), menyatakan faktor yang

mempengaruhi tingkat pendapatan adalah jumlah faktor produksi

yang dimiliki dari hasil produksi barang dan jasa, harga perunit dari

masing-masing faktor produksi, dan harga yang ditentukan oleh

kekuatan permintaan.

Menurut Arifini (2013), pendapatan usaha laundry dapat

dihitung melalui selisih antara penerimaan dan pengeluaran, untuk

menghitung pendapatan usaha laundry dikenal dua pendekatan

yaitu:

1. Income Approach (pendekatan pendapatan)

Pada pendekatan ini pendapatan dapat dibedakan ke dalam

dua hal, yaitu pendapatan kotor dan pendapatan bersih.

Pendapatan kotor memiliki pengertian yang sama dengan

Page 36: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

16

penerimaan, yaitu jumlah produk yang dihasilkan pada

suatu periode produksi dikalikan dengan harga per satuan

produk tersebut. Pendapatan kotor dapat diperhitungkan

dengan rumus:

TR = Y. Py (1.2)

Keterangan:

TR : Total revenue (pendapatan kotor total)

Y : Jumlah produksi

Py : harga per satuan produk

Pendapatan bersih dalam usaha laundry merupakan selisih

antara nilai output dengan semua biaya yang dikeluarkan

secara nyata (TC eksplisit) dalam suatu periode produksi.

Pendapatan bersih ini diperhitungkan dengan rumus:

I = TR – TC (eksplisit) (1.3)

Keterangan:

I : Pendapatan Bersih

TR : pendapatan kotor

TC : Biaya Total

2. Profit Approach (pendekatan produksi)

Keuntungan merupakan selisih antara nilai output dengan

semua biaya yang dikeluarkan baik secara nyata (TC

eksplisit) maupun tidak nyata (TR implisit).

Keuntungan dapat dirumuskan sebagai berikut :

Π = TR – TC (1.4)

Page 37: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

17

Keterangan

Π : Keuntungan

TR : Pendapatan Kotor

TC : total biaya ( ekplisit + implisit)

Sedangkan menurut Handoko (2013:53) dalam mengusahakan

usaha laundrynya, pengusaha mengeluarkan biaya dan memperoleh

pendapatan. Biaya usaha laundry itu didefinisikan sebagai nilai

semua masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan di dalam

produksi, tetapi tidak termasuk tenaga kerja keluarga pengusaha

laundry. Biaya usaha laundry dapat diklasifikasikan menjadi dua

yaitu:

1. Biaya tetap (FC = fixed cost)

Biaya tetap didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap

jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang

diperoleh banyak atau sedikit. Jadi besarnya biaya tetap

tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang

diperoleh. Contoh biaya tetap antara lain: sewa tempat

usaha, alat-alat laundry, air dan listrik.

2. Biaya variabel (VC = variable cost)

Biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang besar

kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh,

sehingga biaya ini sifatnya berubah-ubah tergantung dari

besar kecilnya produksi yang diinginkan. Contoh biaya

variabel adalah biaya untuk sarana produksi meliputi biaya

tenaga kerja, dan input (deterjen, pewangi, plastik).

Page 38: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

18

Menurut Handoko (2013: 61) rumus menghitung biaya

Usaha laundry adalah:

TC = FC+ VC (1.5)

Keterangan

TC : Biaya Total Usaha laundry

FC : Biaya Tetap

VC : Biaya variabel

2.2 Konsep Penyusutan

2.2.1 Pengertian Penyusutan

Pengertian penyusutan menurut Rudianto (2012: 260),

“Penyusutan adalah pengalokasian harga perolehan aset tetap

menjadi beban ke dalam periode akuntansi yang menikmati

manfaat dari aset tetap tersebut”. Sedangkan menurut Martani

(2012: 313), “Depresiasi/penyusutan terhadap aset tetap dimulai

ketika aset tetap tersebut telah siap untuk digunakan yaitu telah

berada pada lokasi dan kondisi yang dibutuhkan untuk beroperasi

sesuai dengan tujuan manajemen”.

Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa penyusutan merupakan suatu pengalokasian atas harga

perolehan aset tetap berwujud yang dibebankan setiap periode

akuntansi selama masa manfaatnya.

2.2.2 Faktor-faktor Dalam Menentukan Beban

Penyusutan

Ada tiga faktor yang perlu dipertimbangkan dalam

menentukan beban penyusutan setiap periode, menurut Baridwan

(2010: 307) yaitu:

Page 39: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

19

1. Harga perolehan (cost)

Yaitu uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul dan

biaya-biaya lain yang terjadi dalam memperoleh suatu aset

dan menempatkannya agar dapat digunakan.

2. Nilai sisa (residu)

Nilai sisa suatu aset yang dipenyusutan adalah jumlah

yang diterima bila aset itu dijual, ditukarkan atau cara-cara

lain ketika aset tersebut sudah tidak dapat digunakan lagi,

dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi pada saat

menjual/menukarnya.

3. Taksiran umur kegunaan (masa manfaat)

Taksiran umur kegunaan (masa manfaat) suatu aset

dipengaruhi oleh cara-cara pemeliharaan dan kebijakan-

kebijakan yang dianut dalam reparasi. Taksiran umur ini

bisa dinyatakan dalam satuan periode waktu,satuan hasil

produksi atau satuan jam kerjanya. Dalam menaksir umur

(masa manfaat) aset, harus dipertimbangkan sebab-sebab

keausan fisik dan fungsional.

2.2.3 Metode Penyusutan Aset Tetap

Perhitungan penyusutan untuk tiap periode pemakaian akan

tergantung dengan metode yang dipakai oleh pengusaha. Ada

beberapa metode yang bisa digunakan untuk menghitung beban

penyusutan. Ketepatan dalam memilih metode penyusutan untuk

aset tetap juga harus diperhatikan. Ketepatan dalam menghitung

Page 40: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

20

n

biaya penyusutan aset tetap akan mempengaruhi besarnya laba rugi

dalam setiap panen.

Metode yang dapat digunakan untuk menghitung beban

penyusutan menurut Baridwan (2010:308) yaitu:

1. Metode garis lurus (straight line method)

Metode ini adalah metode penyusutan yang paling

sederhana dan banyakdigunakan. Dalam cara ini beban

penyusutan tiap periode jumlahnya sama (kecuali kalau

ada penyesuaian-penyesuaian). Rumus yang digunakan

metode ini adalah:

Penyusutan = HP-HS (1.6)

Keterangan:

HP : Harga perolehan

NS : Nilai sisa

n : Taksiran umur manfaat

2. Metode jam jasa (service hours method)

Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa aset

(terutama mesin-mesin) akan lebih cepat rusak bila

digunakan sepenuhnya (full time) dibanding dengan

penggunaan yang tidak sepenuhnya (part time). Dalam

cara ini beban penyusutan dihitung dengan dasar satuan

jam jasa. Beban penyusutan periodik besarnya akan sangat

tergantung pada jam jasa yang terpakai (digunakan).

Rumus yang digunakan metode ini adalah:

Page 41: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

21

n

n

Penyusutan = HP-HS (1.7)

Keterangan:

HP : Harga perolehan

NS : Nilai sisa

n : Taksiran jam jasa

3. Metode hasil produksi (productive output method)

Dalam metode ini umur kegunaan aset ditaksir dalam

satuan jumlah unit hasil produksi. Beban penyusutan

dihitung dengan dasar satuan hasil produksi, sehingga

penyusutan tiap periode akan berfluktuasi sesuai dengan

fluktuasi dalam hasil produksi. Dasar teori yang dipakai

adalah bahwa suatu aset itu dimiliki untuk menghasilkan

produk, sehingga penyusutan juga didasarkan pada jumlah

produk yang dapat dihasilkan.

Rumus yang digunakan metode ini adalah:

Penyusutan = HP-HS (1.8)

Keterangan:

HP : Harga perolehan

NS : Nilai sisa

n : Taksiran hasil produksi (unit)

4. Metode beban berkurang (reducing charge method)

Beban penyusutan tahun pertama dengan menggunakan

metode ini akanlebih besar dari pada beban penyusutan

tahun-tahun berikutnya. Ada empat cara untuk

menghitung beban penyusutan yang menurun dari tahun

ke tahun yaitu:

Page 42: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

22

2

a. Metode jumlah angka tahun (sum of years digits

method)

Beban penyusutan dihitung dengan cara mengalikan

bagian pengurang (reducing fractions) yang setiap

tahunnya selalu menurun dengan harga perolehan

dikurangi nilai residu. Jika aset tetap mempunyai

umur ekonomis panjang, maka penyebut (jumlah

angka tahun) dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Jumlah angka tahun = n (n+1) (1.9)

Keterangan:

N : Taksiran umur manfaat

b. Metode saldo menurun (declining balance method)

Metode ini menetapkan beban penyusutan dihitung

dengan cara mengalikan tarif yang tetap dengan nilai

buku aset karena nilai buku aset setiap tahun selalu

menurun maka beban penyusutan tiap tahunnya juga

menurun. Tarif ini dihitung dengan menggunakan

rumus:

Penyusutan = Hp x Tarif penyusutan (1.10)

Keterangan:

HP : Harga perolehan

Page 43: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

23

c. Metode saldo menurun ganda (double declining

balance method)

Dalam metode ini, beban penyusutan setiap tahunnya

menurun. Untuk dapat menghitung beban penyusutan

yang selalu menurun, dasar yang digunakan adalah

persentase penyusutan dengan cara garis lurus ini

dikalikan dua dan setiap tahunnya dikalikan pada nilai

buku aset tetap. Karena nilai buku selalu menurun

maka beban penyusutan juga selalu menurun.

d. Metode tarif menurun (declining rate on cost method)

Metode ini menggunakan tarif persentase yang selalu

menurun, tarif persentase ini setiap periode dikalikan

dengan harga perolehan. Penurunan tarif persentase

setiap periode dilakukan tanpa menggunakan dasar

yang pasti, tetapi ditentukan berdasarkan

kebijaksanaan pimpinan perusahaan. Karena tarif tarif

persentasenya setiap periode selalu menurun maka

beban penyusutannya juga selalu menurun.

2.3 Teori Sektor Jasa

2.3.1 Pengertian Sektor Jasa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sektor adalah

lingkungan suatu usaha. Sektor juga diartikan sebagai bagian

daerah pertempuran (penjagaan atau pertahanan). Sedangkan jasa

adalah perbuatan yang baik atau berguna dan bernilai bagi orang

lain, negara, instansi, dan sebagainya. Jasa juga merupakan

Page 44: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

24

perbuatan yang memberikan segala sesuatu yang diperlukan orang

lain baik itu layanan maupun servis. KBBI juga mengartikan jasa

sebagai aktivitas, kemudahan, manfaat, dan sebagainya yang dapat

dijual kepada orang lain (konsumen) yang menggunakan atau

menikmatinya (KBBI, 2018).

Sektor Jasa adalah tindakan atau kerja yang menciptakan

manfaat bagi pelanggan pada waktu dan tempat tertentu, sebagai

hasil dari tindakan mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam

diri atau atas nama penerima jasa tersebut (Tjiptono, 2011: 20).

Menurut Kotler (2000) dalam Tjiptono (2011), sektor jasa

adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh

suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat

intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan

kepemilikan sesuatu. Walaupun demikian produk jasa bisa

berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. Maksudnya ada

produk jasa murni ada pula jasa yang membutuhkan produk fisik

sebagai persyaratan utama.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

sektor jasa bukan suatu barang melainkan suatu proses atau

aktivitas yang tidak berwujud untuk memenuhi kebutuhan

pelanggan.

2.3.2 Karakteristik Sektor Jasa

Menurut Amstrong (2013 : 236-238), terdapat 4 karakteristik

sektor jasa :

Page 45: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

25

1. Intangibility (Hal yang tidak dapat dipahami)

Jasa bersifat intangibility yang artinya tidak dapat dilihat,

dirasa, dicium, didengar dan diraba sebelum dibeli dan

dikonsumsi. Konsumen jasa tidak memiliki jasa yang

dibelinya melainkan hanya dapat menggunakan,

memanfaatkan, atau menyewa jasa tersebut. Konsumen

jasa tidak dapat menilai hasil jasa sebelum menikmatinya

sendiri, hal ini karena jasa mengandung unsur experience

quality, yaitu karakteristik-karakteristik yang hanya dapat

dinilai pelanggan setelah mengkonsumsinya. Nilai penting

dari sifat intangible adalah nilai tak terwujud yang dialami

konsumen dalam bentuk kenikmatan, kepuasan, atau

kenyamanan.

2. Inseparability (Ketidakterpisahan)

Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual lalu

dikonsumsi, sedangkan untuk jasa umumnya dijual

terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi

pada waktu dan tempat yang sama. Karakteristik ini

berarti bahwa pemberian jasa diperlukan interaksi

langsung antara produsen dengan konsumen (pengguna

jasa) dan inilah ciri khusus dan unsur terpenting dari

pemasaran jasa. Selain itu diperlukan juga perhatian

khusus untuk keterlibatan pelanggan dalam proses jasa,

fasilitas pendukung dan juga pemilihan lokasi (untuk

penyedia jasa yang didatangi pelanggan).

Page 46: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

26

3. Variability (Bervariasi)

Jasa memiliki karakteristik ini karena jasa mempunyai

sifat sangat variabel yang merupakan non-standardized

output yang artinya mempunyai banyak variasi

bentuk,kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan,

dan dimana jasa tersebut dihasilkan. Dalam melakukan

pembelian jasa konsumen harus menyadari tingginya

variasi dari jasa yang akan dibeli. Menurut Bovee et al.

(1995) ada tiga faktor yang menyebabkanvariabilitas

kualitas jasa yaitu kerjasama atau partisipasi pelanggan

selama penyampaian jasa, moral/motivasi karyawan dalam

melayani pelanggan, dan beban kerja perusahaan.

4. Perishability (Mudah rusak)

Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak

dapat disimpan. Bila permintaan berfluktuasi, berbagai

masalah akan muncul berkaitan dengan kapasitas.

Misalnya menganggur saat permintaan sepi dan pelanggan

tidak terlayani dengan resiko mereka kecewa ataupun

beralih ke penyedia jasa lainnya saat permintaan puncak.

2.3.3 Klasifikasi Sektor Jasa

Sejauh ini banyak pakar yang mengemukakan skema

klasifikasi jasa, dimana masing-masing ahli menggunakan dasar

perbedaan disesuaikan dengan sudut pandangnya sendiri-sendiri.

Secara garis besar klasifikasi jasa dapat dilakukan berdasarkan

tujuh kriteria pokok yaitu:

Page 47: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

27

1. Segmen pasar

Berdasarkan segmen pasar, jasa dapat dibedakan menjadi:

a. Jasa yang ditujukan pada konsumen akhir seperti

taksi, asuransi jiwa, katering, jasa tabungan, dan

pendidikan.

b. Jasa bagi konsumen organisasi seperti biro periklanan,

jasa akuntansi dan perpajakan, dan jasa konsultasi

manajemen.

2. Tingkat keberwujudan

Berdasarkan tingkat keberwujudan, jasa dapat dibedakan

menjadi:

a. Rented-good service

Dalam tipe ini konsumen menyewa dan menggunakan

produk tertentu berdasarkan tarif yang disepakati

selama jangka waktu spesifik, seperti penyewaan

kendaraan, VCD, apartemen, dan lain- lain.

b. Owned-good service

Pada tipe ini produk yang dimiliki konsumen

disepakati, dikembangkan, atau ditingkatkan

kinerjanya melalui pemeliharaan atau perawatan oleh

perusahaan jasa seperti jasa reparasi AC, arloji, motor,

komputer, dan lain-lain.

c. Non-good service

Karakteristik khusus pada jenis ini adalah jasa

personal yang bersifat intangible yang ditawarkan

Page 48: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

28

kepada para pelanggan, seperti supir, dosen, penata

rias, pemandu wisata, dan lain-lain.

3. Keterampilan penyedia jasa

Berdasarkan tingkat penyedia jasa terdapat dua tipe pokok

jasa, yaitu:

a. Professional service seperti dosen, konsultan

manajemen, pengacara, dokter, dan lain-lain.

b. Non professional service seperti supir taksi, tukang

parkir, pengantar surat, tukang sampah, dan lain-lain.

4. Tujuan organisasi penyedia jasa

Berdasarkan tujuan organisasi, jasa dapat diklasifikasikan

menjadi:

a. Commercial service/profit service seperti jasa

penerbangan, bank, penyewa mobil, hotel, dan lain-

lain.

b. Non-profit service seperti sekolah, panti asuhan,

perpustakaan, museum. dan lain-lain.

5. Regulasi

Dari aspek regulasi, jasa dapat dibagi menjadi:

a. Regulated service seperti jasa pialang, angkutan

umum, media masa, perbankan, dan lain-lain.

b. Non-regulated service seperti jasa makelar, katering,

kost, asrama, kantin sekolah, dan lain-lain.

6. Tingkat intensitas karyawan

Page 49: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

29

Berdasarkan tingkat intensitas karyawan (keterlibatan

tenaga kerja), jasa dapat dikelompokkan menjadi dua

macam, yaitu:

a. Equipment-based service seperti cuci mobil otomatis,

jasa sambungan telepon internasional dan lokal, ATM

(Anjungan Tunai Mandiri), dan lain-lain.

b. People-based service seperti pelatih sepak bola,

satpam, akuntan, konsultan hukum, bidan, dokter, dan

lain-lain.

7. Tingkat kontak penyedia jasa dan pelayanan

Berdasarkan tingkat kontak ini, secara umum jasa dapat

dikelompokkan menjadi:

a. High-contact service seperti universitas, bank, dokter,

penata rambut, dan lain-lain.

b. Low-contact service seperti bioskop, jasa, PLN, jasa

komunikasi, jasa layanan pos, dan lain-lain (Tjiptono,

2011: 42).

2.4 Usaha Laundry

Usaha laundry merupakan industri jasa yang kegiatannya

melakukan cuci dan menyetrika pakaian. Kegiatan laundry ini

awalnya hanya untuk pangsa pasar terbatas, seperti laundry untuk

para tamu yang menginap di hotel. Semakin banyaknya

ketersediaan mesin cuci dengan harga yang relatif terjangkau,

disertai munculnya teknologi baru seperti alat pengering yang

Page 50: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

30

membuatpakaian tidak perlu lagi di jemur (apalagi pada waktu

musim hujan), kondisi cuaca saat ini yang mengakibatkan pakain

sering lebih mudah menjadi kotor, bahkan dimusim penghujan,

dengan mencuci manual pasti akan sulit menjadi kering, oleh

karenanya banyak masyarakat yang menyerahkan pakaian kotor

mereka ke laundry.

Dengan perkembangan model busana dan aneka pernak

perniknya, misalkan kain berkombinasi dengan bordiran, mute,

payet rumbai kaca, bulu, logam dan masih banyak lagi. Sebagai

kelengkapan rumah tangga pun semakin beragam seperti bedcover,

duved cover, berbagai jenis handuk dan lainnya. Dengan

perkembangan kain serta modelnya maka pencucian dan

perawatannya menjadi sulit, disinilah jasa laundry mulai

diperlukan.

Laundry bukan sekedar tempat mencuci melainkan sebagai

tempat perawatan pakaian agar lebih bersih dan awet, dan faktor

serba instant serta praktis menjadi trend bagi masyarakat saat ini.

Begitu pentingganya keberadaan laundry saat ini maka prospek

usaha laundry begitu berkembang pesat. Dahulunya laundry masih

dikelola kebanyakan dihotel-hotel tapi saat ini masyarakat umum

mulai memanfaatkan jasa laundry (Lokmansyah: 2016).

2.4.1 Aktifitas Usaha Laundry

Didalam suatu usaha terdapat suatu bentuk standar operasi

prosedur (SOP), untuk pencucian pakaian dibedakan menjadi dua:

Page 51: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

31

1. Pencucian kiloan adalah pencucian dengan menggunakan

dasar perhitungan dari berat timbangan pakaian.

Keunggulan dari pencucian kiloan yaitu harganya yang

terjangakau dan proses pencucian dapat dilakukan dengan

cepat, pencucian kiloan terdiri dari:

a. Cuci komplit

b. Cuci saja

c. Setrika

d. Keringkan

e. Cuci tidak di campur

2. Pencucian khusus adalah pencucian dengan perhitungan

potongan pakaian,dengan perhatian khusus disesuaikan

bahan dan jenis pakaian sesuai washing carelabel tips

sebagai petunjuk pencucian yang tertera pada label dalam

pakaian. Untuk mengetahui symbol atau label yang tertera

didalam pakaian yaitu:

Pakaian akan lebih awet dan terjaga warna aslinya walau

telah dicuci berkali-kali, dan selalu dalam keadaan rapi

karena setiap satu jenis pakaian diberi hanger dan plastik

sendiri. Perlunya sistem pemisahan pakaian dalam

pencucian kiloan bertujuan untuk mempermudah dan lebih

mengefektifkan didalam proses pengerjaan. Kapasitas

mesin untuk satu kali mencuci yaitu 5 kg pakaian,

tentunya konsumen yang memberikan order tidak semua

genap 5 kg. Oleh karena itu agar dalam proses pencucian

Page 52: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

32

dapat lebih efifien, pakaian konsumen disatukan untuk

mendapatkan jumlah 5 kg. Namun pakaian yang disatukan

rawan terjadi resiko tertukar antar pakaian dan terjadi

kelunturan. Untuk mengatasi maka dibuat sistem sebagai

berikut:

a. Pemberian nomor dan penembakan top pin

b. Pemisahan pakaian luntur

c. Penggabungan pakaian

Setelah proses pencucian dilanjutkan dengan proses

pengeringan. Pakaian keluar dari mesin cuci telah kering 80%,

untuk proses selanjutnya pakaian dikeringkan menggunakan dryer

agar dapat kering 100%.

Setelah proses pengeringan dilakukan, proses setrika pakaian

merupakan bagian penting dalam penggarapan proses laundry.

Agar proses menstrika lebih efisien pisahkan bahan-bahan sejenis

dari yang tipis sampai yang bahan tebal seperti jeans. Tujuannya

agar suhu setrika tidak sering di ubah dan pemanasan

setrikaberurutan dari dingin, hangat, sampai panas.

Setelah proses setrika selesai dilanjutkan dengan proses

penyemprotan pewangi dan penegepakan. Proses pengepakan

diawali dahulu dengan pakaian tebal pada bagian bawah lalu

semakin keatas pakaian lebih tipis. Setelah pakaian tertata rapi baru

dilanjutkan dengan proses packing kedalam plastik.Setelah proses

packing, dilanjutkan pemberian nama, nomor nota dan jumlah

pakaian dengan spidol permanent pada permukaan atas pada

Page 53: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

33

plastik. Letakkan cuci kiloan yang sudah di packing dan di tempel

nota pada rak, urutkan penempatan dari nomor kecil ke nomor

besar (Lubis, 2015).

2.3.2 Jenis-jenis Usaha Laundry

Secara sederhana, laundry dapat diartikan sebagai suatu tempat

untuk mencuci dan mengeringkan pakaian, baik yang dilakukan di

rumah, hotel, maupun fasilitas khusus. Usaha laundry sendiri dapat

dibagi ke dalam beberapa jenis (Lubis, 2015), yaitu:

1. Laundry komersial

Beroperasi di sektor swasta dengan melayani cucian

seperti hotel, rumah makan, pengiriman dan

pengangkutan, domestik atau umum, panti jompo/ rumah

sakit/ klinik. Produk yang dilayani meliputi sprei dan

sarung bantal, alas kasur, handuk, selimut,rolling towel,

taplak meja, napkin, pakaian pribadi.

2. Laundry industrial

Beroperasi di sektor swasta dan tekstil yang menangani

cucian seperti pabrik-pabrik dan sumber industri lain,

kantor, supermarket, toko eceran, pusat pelayanan. Produk

yangdilayani meliputi pakaian pelindung (seperti baju

kerja, celemek, seragam, sarung tangan), barang

keselamatan yang mencakup sarung tangan, helm, kain

tetesan pelukis,lapisan tempat duduk, kain lap/ kain untuk

pengepelan lantai.

3. Laundry rumah sakit

Page 54: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

34

Melayani cucian yang meliputi rumah sakit, klinik, jasa

mengenai gigi, jasa perawatan anak, panti jompo, institusi

kesehatan mental, pusat pelayanan kesehatan umum.

Produk yang dilayani umumnya meliputi berbagai material

yang mencakup linen bangsal umum,seragam operasi,

kebutuhan rumah sakit yang bersifat khusus, pakaian

pasien.

4. Laundry kelembagaan

Beroperasi di area seperti institusi sistem, tahanan rumah

dan institusi kesehatan mental.Produk yang dilayani mirip

dengan laundry komersil dan rumah sakit.

5. Laundry on-premises (instansi pribadi)

Umumnya beroperasi di hotel tersendiri, industry, rumah

merawat/menyusu, rumah sakitpribadi dan industri pabrik.

Jasa yang disediakan digunakan untuk keperluan internal.

6. Laundry koin

Umumnya dijalankan oleh perorangan atau instansi kecil

seperti apartemen, rumah susun.

2.5 Teori Ekonomi Islam

Ekonomi Islam adalah sebuah sistem ilmu pengetahuan yang

menyoroti masalah perekonomian. Sama seperti konsep ekonomi

konvensional lainnya. Hanya dalam sistem ekonomi ini, nilai-nilai

Islam menjadi landasan dan dasar dalam setiap aktifitasnya.

Page 55: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

35

Beberapa ahli mendefinisikan ekonomi islam sebagai suatu

ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam usaha untuk

memenuhi kebutuhan dengan alat pemenuhan kebutuhan yang

terbatas dalam kerangka syariah. Namun, definisi tersebut

mengandung kelemahan karena menghasilkan konsep yang tidak

kompatibel dan tidak universal. Karena dari definisi tersebut

mendorong seseorang terperangkap dalam keputusan yang apriori

(apriory judgement) benar atau salah tetap harus diterima.

Definisi yang lebih lengkap harus mengakomodasikan

sejumlah prasyarat yaitu karakteristik dari pandangan hidup islam.

Syarat utama adalah memasukkan nilai-nilai syariah dalam ilmu

ekonomi. Ilmu ekonomi islam adalah ilmu sosial yang tentu saja

tidak bebas dari nilai-nilai moral. Nilai-nilai moral merupakan

aspek normatif yang harus dimasukkan dalam analisis fenomena

ekonomi serta dalam pengambilan keputusan yang dibingkai

syariah.

a. M. Umer Chapra

Islami economics was defined as that branch which helps

realizehuman well-being through and allocation and

distribution of scarceresources that is inconfinnity with

Islamic teaching without undulycurbing Individual fredom

or creating continued macroeconomic andecological

imbalances. Jadi, menurut Chapra ekonomi Islam adalah

sebuah pengetahuan yang membantu upaya relisasi

kebahagiaan manusia melalui alokasi dan distribusi

Page 56: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

36

sumber daya yang terbatas yangberada dalam koridor yang

mengacu pada pengajaran Islam tanpa memeberikan

kebebasan individu atau tanpa perilaku makro ekonomi

yang berkesinambungan dan tanpa ketidakseimbangan

lingkungan (Santoso, 2016).

b. Menurut Syed Nawab Haider Naqvi, ilmu ekonomi Islam,

singkatnya merupakan kajian tentang perilaku ekonomi

orang Islam representatif dalam masyarakat muslim

moderen (Lahuri, 2012).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ekonomi

Islam adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya untuk

memandang, menganalisis, dan akhirnya menyelesaikan

permasalahan-permasalahan ekonomi dengan cara-cara yang

Islami. Ilmu Ekonomi Syariah adalah ilmu yang mempelajari

aktivita satau perilaku manusia secara aktual dan empirikal, baik

dalam produksi,distribusi, maupun konsumsi berdasarkan Syari’at

Islam yang bersumber AlQuran dan As-Sunnah serta Ijma’ para

ulama dengan tujuan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan

akhirat.

2.5.1 Dasar Hukum Ekonomi Islam

Sebuah ilmu tentu memiliki landasan hukum agar bisa

dinyatakan sebagai sebuah bagian dari konsep pengetahuan.

Demikian pula dengan penerapan syariah di bidang ekonomi

bertujuan sebagai transformasi masyarakat yang berbudaya Islami.

Page 57: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

37

Aktifitas ekonomi sering melakukan berbagai bentuk

perjanjian. Perjanjian merupakan pengikat antara individu yang

melahirkan hak dan kewajiban. Untuk mengatur hubungan antara

individu yang mengandung unsur pemenuhan hak dan kewajiban

dalam jangka waktu lama, dalamprinsip syariah diwajibkan untuk

dibuat secara tertulis yang disebut akad ekonomi dalam Islam. Ada

beberapa hukum yang menjadi landasan pemikiran dan penentuan

konsep ekonomi dalam Islam.

Beberapa dasar hukum Islam tersebut diantaranya adalah

sebagai berikut:

a. Al-Qur’an

Al-Qur’an memberikan ketentuan-ketentuan hukum

muamalat yang sebagian besar berbentuk kaidah-kaidah

umum; kecuali itujumlahnya pun sedikit. Misalnya, dalam

Q.S. Al-Baqarah ayat 188 terdapat larangan makan harta

dengan cara yang tidak sah, antara lain melalui suap.

“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta

sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang

bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu

kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian

daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan

berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui” (Q.S Al-

Baqarah: 188)

Dalam Q.S. An-Nisa ayat 29 terdapat ketentuan

bahwa perdagangan atas dasar suka rela merupakan salah

Page 58: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

38

satu bentuk Muamalat yang halal, yang arti dari ayat

tersebut, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah

kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang

batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku

dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah

kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah

Maha Penyayang kepadamu” (Q.S. An-Nisa: 29). b. Hadist

Hadist memberikan ketentuan-ketentuan hukum

muamalat yang lebih terperinci dari pada Al-Quran, hadis

Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Ad-

Daruquthni, dan lain-lain dari Said Al-khudri ra. Bahwa

Rasulullah SAW bersabda:

Artinya : “Janganlah merugikan diri sendiri dan janganlah

merugikan orang lain”. (H.R Al-Baihaqi)

2.5.2 Karakteristik Ekonomi Islam

Yusuf al-Qaradhawi menyatakan bahwa ekonomi Islam itu

adalah ekonomi yang berasaskan ketuhanan, berwawasan

kemanusiaan, berakhlak dan ekonomi pertengahan. Sesungguhnya

ekonomi Isalam adalah ekonomi ketuhana ekonomi kemanusiaan,

ekonomi akhlak, dan ekonomi pertengahan. Dari pengertian yang

dirumuskan al-Qaradhawi ini muncul empat nilai-nilai utama yang

Page 59: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

39

terdapat dalam ekonomi Islam sehingga menjadi karakteristik

ekonomi Islam (Rozalinda, 2015: 10), yaitu:

1. Iqtishad Rabbani (Ekonomi Ketuhanan)

Ekonomi Islam adalah ekonomi Ilahiyyah kerena titik

awalnya berangkat dari Allah SWT dan tujuannya

untuk menvapai Ridha Allah. Karena itu seorang

Muslim dalam aktivitas ekonominya, misalnya ketika

membeli atau menjual dan sebagainya bararti

menjalankan ibadah kepada Allah. Semua aktivitas

ekonomi dalam Islam kalau dilakukan sesuai dengan

syariatnya dan niat ikhlas maka akan bernilai ibadah di

sisi Allah. Hai itu sesuai dengan tujuan penciptaan

manusia di muka bumi, yaitu untuk beribadah kepada-

Nya.

2. Iqtishad Akhlaqi (Ekonomi Akhlah)

Hal yang membedakan antara system ekonomi Islam

dengan sistem ekonomi lain adalah dalam sistem

ekonomi Islam antara ekonomi dengan akhlak tidak

pernah terpisahkan sama sekali, seperti tidak pernah

terpisahnya antara ilmu dengan akhlak, antara siyasah

dengan akhlak karena akhlak adalah urat nadi

kehidupan Islami. Kesatuan antara ekonomi dengan

akhlak ini semakin jelas terlihat pada setiap aktivitas

ekonomi, bai yang berkaitan dengan produksi,

konsumsi, distribusi dan sirkulasi. Seorang Muslim

Page 60: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

40

baik secara pribadi maupun kelompok tidak bebas

mengerjakan apa saja diinginkannya ataupun yang

menguntungkannya saja., karena setiap Muslim terikat

oleh iman dan akhlak yang harus diaplikasikan dalam

setiap aktivitas ekonomi, di samping terikat dengan

undang-undang dan hukum syariat.

3. Iqtishad Insani (Ekonomi Kerakyatan)

Ekonomi Islam bertujuan untuk mewujudkan

kehidupan yang baik dengan member kesempatan bagi

manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk

itu, manusia perlu hidup dengan pola kehidupan

rabbani sekaligus manusiawi sehingga ia mampu

melaksanakan kewajibannya kepada tuhan, kepad

dirinya, keluarga dan kepada manusia lain secara

umum. Manusia dalam sitem ekonomi Islam adalah

tujuan sekaligus sasaran dalam setiap kegiatan ekonomi

karena ia telah dipercayakan sebagai khalifah-Nya (QS

Al-Baqarah [2]: 30). Allah memberikan kepada

manusia beberapa kemampuan dan sarana yang

memungkinkan mereka melaksanakan tugasnya.

Karena itu, manusia wajib beramal dengan berkreasi

dan berinovasi dalam setiap kerja keras mereka.

Dengan demikian akan dapat terwujud manusia sebagai

tujuan kegiatan ekonomi delama pandangan Islam

sekaligus merupakan sarana dan pelakunya dengan

Page 61: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

41

memanfaatkan ilmu yang telah diajarkan Allah

kepadanya.

4. Iqtishad Washathi (Ekonomi Pertengahan)

Karakkteristik Islam adalah sikap pertengahan,

seimbang (tawazun) antara dua kutub (aspek duniawi

dan ukhrawi) yang berlawanan dan bertentangan. Arti

tawazun (seimbang) di antara dua kutub ini adalah

memberikan kepada setiap kutub itu haknya masing-

masing secara adil atau timbangan yang lurus tanpa

megurangi atau melebihkannya seperti aspek

keakhiratan dan keduniawian. Dalam sistem Islam,

individualisme dan sosialisme bertemu dalam bentuk

perpaduan yang harmonis. Di mana kebebasan individu

dengan kebebasan masyarakat seimbang, antara hak

dan kewajiban serasi, imbalan dan tanggung jawab

terbagi dengan timbangan yang lurus.

Tidak banyak yang dikemukakan dalam alquran dan banyak

prinsip-prinsip yang mendasar saja, karena dasar-dasar yag sangat

tepat, Al-quran dan sunah banyak sekali membahas tentang

bagaimana seharusnya kaum muslimin berprilaku sebagai

konsumen produsen dan pemilik modal, tetapi hanya sedikit sistem

ekonomi.

Al-Qur’an mendorong umat Islam untuk menguasai dan

memanfaatkan sektor-sektor dan kegiatan ekonomi dalam skala

yang lebihluas dan komprehensif, seperti perdagangan, industri,

Page 62: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

42

keuangan jasa, dan sebagainya, yang ditujukan untuk kemaslahatan

dan kepentingan bersama (Rosiana dkk, 2017).

Sebagaimana firman Allah dalam Q.S Al-Hasyr ayat 7 yang

artinya: “Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah

kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk

kota-kota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat,

anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang

dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara

orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul

kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu,

Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya

Allah Amat keras hukumannya”(Q.S Al-Hasyr : 7).

Q.S An-Nuur ayat 37 yang artinya: “Laki-laki yang tidak

dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari

mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari)

membayarkan zakat. mereka takut kepada suatu hari yang (di hari

itu) hati dan penglihatan menjadi goncang” (QS. An-Nuur: 37). Dalam melakukan kegiatan ekonomi, Al-Qur’an melarang

Umat Islam mempergunakan cara-cara yang batil seperti dengan

melakukan kegiatan riba, melakukan penipuan, mempermainkan

takaran, dan timbangan, berjudi, melakukan praktik suap-menyuap,

dan cara-cara batil lainnya. Seperti fiman Allah yang lainnya dalam

Q.S. Al-Baqarah ayat 275 yang artinya:

“Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat

berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan

syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang

demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),

Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah

menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang

telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus

berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah

diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya

(terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba),

Page 63: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

43

Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal

di dalamnya” (QS. Al-Baqarah: 275).

2.5.4 Tujuan Ekonomi Islam

Ekonomi Islam mempunyai tujuan untuk:

a. Memberikan keselarasan bagi kehidupan di dunia.

b. Nilai Islam bukan semata hanya untuk kehidupan muslim

saja tetapiseluruh makluk hidup dimuka bumi.

c. Esensi proses ekonomi Islam adalah pemenuhan

kebutuhan manusia yang berlandaskan nilai-nlai Islam

guna mencapai pada tujuan agama (falah).

Ekonomi Islam menjadi rahmat seluruh alam, yang tidak

terbatasoleh ekonomi, sosial, budaya, dan politik dari bangsa.

Ekonomi Islammampu mampu menangkap nilai fenomena

masyarakat sehingga dalamperjalanannya tanpa meninggalkan

sumber teori Ekonomi Islam (Wigayati, 2011).

2.5.4 Pendapatan Dalam Perspektif Islam

Ekonomi sebagaimana yang diketahui adalah kegiatan manusia

dengan masyarakat untuk memanfaatkan dan mempergunakan

unsur-unsur produksi dengan sebaik-baiknya guna memenuhi

berbagai rupa kebutuhan. Keadaan ekonomi dalam suatu

masyarakat sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya pendapatan,

jenis pekerjaan dan jumlah tanggungan dalam keluarga. Pendapatan

sering dijadikan tolak ukur dalam tingkat kesejahteraan suatu

masyarakat. Sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-An’am ayat 99

yang artinya:

Page 64: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

44

“Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu

Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan

Maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang

menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir

yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai

yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami keluarkan

pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa.

perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan

(perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang

demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang

yang beriman” (QS. Al-An’am: 99).

Dalam QS. Al-An’am: 99 menunjukkan hubungan dari

pendapatan yaitu Allah menerangkan bahwa dia menciptakan bumi

sebagai hamparan dan langit sebagai atap, menurunkan air hujan

menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan menjadikan tumbuh-

tumbuhan itu berubah. Maka dia mengeluarkan dari tumbuhan-

tumbuhan tanaman yang menghijau. Semuanya itu diciptakan Allah

untuk menusia, agar manusia memperhatikan proses penciptaan itu,

mempelajari, dan mengelolahnya sehingga bermanfaat bagi

manusia, hingga mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dan

pendapatan yang dimilikinya semakin tinggi.

Dalam perspektif ekonomi Islam, ada satu titik awal yang

benar-benar harus kita perhatikan, yaitu ekonomi dalam Islam itu

sesungguhnya bermuara kepada akidah Islam yang bersumber dari

syariatnya. Ekonomi Islam juga memiliki nilai nilai tertentu

(Amalia, 2011), yaitu:

1) Nilai dasar kepemilikan, menurut sistem ekonomi Islam,

yaitu:

Page 65: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

45

a. Kepemilikan bukanlah penguasaan mutlak atas

sumber-sumber ekonomi, tetapi setiap orang atau

badan kemampuannya untuk memanfaatkan sumber-

sumber ekonomi tersebut.

b. Lama kepemilikan manusia atas sesuatu benda

terbatas pada lamanya manusia tersebut hidup di

dunia.

c. Sumber daya yang menyangkut kepentingan umum

atau yang menjadi hidup orang banyak harus menjadi

pemilik umum.

2) Keseimbangan

Keseimbangan yang terwujud dalam kesederhanaan,

hemat, dan menjauhi sikap pemborosan.

3) Keadilan

Keadilan di dalam Al-Qur’an, kata adil disebutkan lebih

dari seribu kali, setelah perkataan Allah dan ilmu

pengetahuan. Nilai keadilan sangat penting dalam ajaran

Islam, terutama dalam kehidupan hukum sosial, politik,

dan ekonomi. Untuk itu keadilan harus diterapkan dalam

kehidupan ekonomi seperti proses distribusi, produksi,

konsumsi, dan lain sebagainya.

Dalam menganalisis kesejahteraan, penghitungan pendapatan

berdasarkan Islam juga harus mampu mengenali bagaimana

interaksi instrument-instrumen wakaf, zakat, dan sedekah dalam

meningkatkan kesejahteraan umat. Dalam Al-Qur’an telah

Page 66: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

46

dijelaskan bahwa manusia yang mendapatkan rezki dan karunia

dari Allah swt dari pendapatan yang dia hasilkan, maka dia harus

mengeluarkan zakatnya. Karena apapun yang dilakukan oleh

manusia, pasti akan ada balasannya. Seperti yg dijelaskan oleh

Allah Swt dalam surah Al-Baqarah ayat 265 yang artinya sebagai

berikut: “Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya

karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka,

seperti sebuah kebun yang terletak di dataran Tinggi yang disiram

oleh hujan lebat, Maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali

lipat. jika hujan lebat tidak menyiraminya, Maka hujan gerimis

(pun memadai). dan Allah Maha melihat apa yang kamu perbuat”

(Q.S Al-Baqarah: 265).

Dalam Q.S Al-Baqarah: 265 menjelaskan tentang

perumpamaan orang pentingnya menginfakkan harta dari hasil

pendapatan yang kita miliki seperti pengusaha yang menginfakkan

hartanya dijalan Allah Swt, karena disetiap harta yang kita miliki

ada haknya orang miskin. Dan hak mereka kita berikan dengan

mengeluarkan zakat dari pendapatan yang kita dapatkan. Memberi

pajak dari hasil usaha pada pemerintah untuk pembangunan

ekonomi negara, harta atau pendapatan hasil usaha yang

diinfakkan akan diganti oleh Allah Swt dengan berlipat ganda

melalui berbagai pihak yang tidak disangka-sangka.

Page 67: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

47

2.6 Fiqh Thaharah

2.6.1 Pengertian Thaharah

Thaharah menurut bahasa artinya “bersih” sedangkan menurut

syara’ berarti bersih dari hadast dan najis. Bersuci karena hadast

hanya di bagian badan saja. Hadast ada dua, yaitu: hadast besar dan

hadast kecil. Menghilangkan hadast besar dengan mandi atau

tayamum dan menghilangkan hadast kecil dengan wudlu’ atau

tayamum. Bersuci dari hadast berlaku pada badan, pakaian dan

tempat. Cara menghilangkannya harus dicuci dengan air suci dan

mensucikan (Rifai’, 1978: 46).

Islam mengajarkan manusia untuk bersuci dan mensucikan

diri. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. At-Taubah ayat

108 yang artinya “Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-

lamanya. Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar takwa

(mesjid Quba), sejak hari pertama adalah patut kaum sholat

didalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin

membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-

orang bersih” (Q.S. At-Taubah : 108). Dan juga dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah

ra.:

Artinya: “Bersuci merupakan sebagian dari iman” (Shahih Muslim

No.330).

Page 68: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

48

Dari ayat Al Quran dan hadits tersebut dapat kita ketahui

bahwa thaharah merupakan hal yang sangat penting, terutama

dalam hal beribadah. Karena bersuci merupakan syarat sahnya

shalat, sehingga harus dipahami betul bagaimana penerapan

thaharah yang sesuai dengan aturan Islam.

Dari beberapa pengertian tentang thaharah tersebut, secara

garis besar thaharah berarti mensucikan dan membersihkan diri

dari najis dan hadats sebagai salah satu syarat melakukan ibadah

yang dapat dilakukan dengan wudhu, mandi dan tayamum dengan

alat yang digunakan yaitu air, debu, dan atau batu. Hakikat

thaharah adalah memakai air atau tanah atau salah satunya

menurut sifat yang disyar’atkan untuk menghilangkan najis dan

hadats. Thaharah secara garis besar ada tiga macam yaitu:

1. Thaharah dari hadats, dilakukan karena dasar-dasar

kebajikan. Pokok pegangannya bahwa perasaan halus dan

jiwa yang mendapat cahaya kemalaikatan, serta perasaan

yang meminta kita menjauhkan diri dari keadaan yang

tidak menyenangkan perasaan (hadats), dan jiwa yang

merasa tentram dan senang dengan keadaan suci.

Thaharah dapat meliputi seluruh tubuh seperti jima’,

keluar mani, haid dan nifas atau bagian tertentu dari tubuh

seperti kencing, kemih, buang air besar dan yang

disamakan dengannya. Dapat diambil kesimpulan bahwa

thaharah yang lengkap dibebankan bagi orang yang hadats

Page 69: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

49

lengkap, dan thaharah tidak lengkap dibebankan bagi

orang yang berhadats tidak lengkap pula.

2. Thaharah dari najis yang terdapat di badan, kain dan

tempat baik tempat ibadah maupun tempat umum.

Thaharah dari najis digerakkan oleh kehajatan hidup

manusia yang secara kodratnya manusia tidak menyukai

dirinya kotor.

3. Thaharah dari kotoran yang bersifat fitrah, seperti bulu

ketiak, bulu hidung dan bulu kemaluan. Najasah atau najis

menurut bahasa ialah kotoran dan lawan suci menurut

syara’, yang membatalkan shalat, seperti kotoran manusia

dan kemih (Ahmad, 2014).

2.6.2 Jenis-Jenis Najis

Dari keterangan tersebut telah diterangkan dengan jelas

mengenai jenis-jenis najis, dan dari najis- najis tersebut dapat kita

diklasifikasikan menjadi:

1. Najasah mukhaffafah ialah najis yang disucikan cukup

dengan memercikkan air pada najis, yang termasuk dalam

najis ini adalah air kencing anak laki-laki yang belum

makan makanan pokok.

2. Najasah mutawasithah ialah najis yang disucikan dengan

hanya dengan mengalirkan air di atasnya saja, kalau di

hukmi dan dengan menghilangkan ainnya kalau dia a’in.

Page 70: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

50

3. Najasah mughalladhah ialah najis yang perlu dibasuh

tujuh kali, salah satunya dengan air yang bercampur

dengan tanah, yaitu jilatan anjing (menurut As Syafi’i).

Klasifikasi najis tersebut dijelaskan mengenai najis-najis dan

cara mensucikannya. Dari yang najis ringan (mukhaffafah) dan

najis ringan (mughalladhah). Najasah atau najis di dalam

pembahasan fiqh sering disebut dengan istilah khaba’its adalah

benda-benda yang dianggap buruk yang kita disuruh menjauhkan

diri darinya dan juga bersuci darinya. Khaba’its (najasah) ini ada

yang bersifat jasmani (dapat dilihat) dan ada yang bersifat ruhani

(tidak dapat dilihat). Khaba’its atau najis dalam islam ini dapat di

golongkan menjadi jasmani yaitu najis yang dapat dilihat secara

fisik seperti kotoran ayam, air kencing dan benda-benda najis

lainnya yang dapat di rasakan dengan panca indra. Dan yang kedua

adalah najis ruhani yaitu najis yang tak dapat dirasakan dengan

panca indra, tidak dapat dilihat dengan kasap mata, seperti sifat-

sifat yang tidak terpuji yang ada pada diri seseorang, yang cara

membersihkannya yaitu dengan cara bertaubat dengan sugguh-

sungguh (Suhendra, 2017).

2.6.3 Alat-Alat Thaharah

Thaharah dari najis merupakan usaha untuk mensucikan dan

menghilangkan najis ataupun hadats agar dapat melakukan ibadah

dalam keadaan suci, karena pentingnya thaharah dalam

pelaksanaan ibadah. Dan agar najis dapat hilang dan menjadi suci

Page 71: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

51

maka diperlukan alat ataupun media yang dapat digunakan.

Adapun alat yang dapat digunakan dalam thaharah yaitu:

1. Air, yakni yang suci dan mensucikan, macam- macam air

yang suci dan mensucikan adalah:

a. Air yang turun dari langit, yaitu air hujan, atau air

embun yang masih sifat, rasa dan baunya.

b. Air yang keluar dari bumi yaitu mata air. Adapun air

susu dan air kelapa tidak termasuk dalam golongan

tersebut, hal ini sesuai dengan firman Allah dalam

QS. Al-Anfal ayat 11 yang artinya:

“(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu

mengantuk sebagai suatau penenteraman daripada-

Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari

langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan

menghilangkan dari kamu ganguan-gangguan syaitan

dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh

dengannya telappak kaki(mu)” (QS. Al-Anfal ayat

11). Dari ayat tersebut Allah menjelaskan kepada kaum

muslim bahwa di samping memberikan bantuan yang lain

berupa malaikat yang datang secara berturut-turut, juga

memberikan bantuan yang lain berupa situasi dan kondisi yang

menguntungkan bagi kaum muslimin. Seperti pertolongan

Allah pada saat kaum muslim berada dalam ketakutan

menghadapi musuh, mereka diselimuti rasa ngantuk, sehingga

Page 72: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

52

mereka melihat jumlah bala tentara musuh yang banyak dan

persiapannya yang lengkap. Maka dengan adanya rasa takut

tidak lagi mereka rasakan dan mereka kembali menjadi

tentram.

Adapun macam-macam air dapat dibedakan menjadi

empat macam yaitu sebagai berikut:

a. Air muthlaq, yaitu air suci yang mensucikan,

maksudnya adalah air yang masih murni baik sifat,

bau maupun rasanya, dan dapat dikatakan sebagai air

yang benar-benar bebas dari kotoran dan kuman,

dalam hukum fiqh air tersebut disebut dengan air suci

yang mensucikan, artinya, air tersebut halal diminum

dan dapat untuk dipakai menghilangkan najis, baik

mukhafafah, mutawasithah, maupun mughaladzah.

Yang termasuk dalam kategori air mutlaq adalah air

hujan, air laut, air sungai, salju yang telah cair

menjadi air, air embun, air sumur atau air mata air.

b. Air musyammas, yaitu air yang terjemur sinar

matahari, hukumnya suci mensucikan pada benda

lainakan tetapi makruh menggunakannya. Menurut

fiqh Islam menggunakan air yang dipanaskan dengan

sinar matahari dalam tempat logam yang terbuat dari

seng(besi), tembaga, baja, alumunium tidak

dianjurkan karena benda-benda tersebut mudah

berkarat. Menurut kajian kesehatan menggunakannya

Page 73: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

53

tidak dianggap sebagai sesuatu yang sehat karena

apabila dipakai akan menimbulkan penyakit kulit.

c. Air musta’mal, yakni air yang sudah dipakai, artinya

air yang sudah dipakai untuk menghilangkan hadats

kecil maupun hadats besar. Hukumnya tidak dapat

mensucikan dari hadats atau najis, kecuali lebih dari

dua kullah.

d. Air mutaghayar, yakni air mutlaq yang sudah berubah

salah satu dari bau, rasa atau warnanya. Perubahan

tersebut terkadang berubah karena bercampur dengan

benda suci, dan terkadang bercampur dengan benda

najis. Apabila air itu berubah karena benda najis maka

menjadi air mutanajis, tapi apabila bercampur dengan

benda suci maka perubahan tersebut dapat terjadi

karena beberapa sebab, yakni berubah dengan sebab

tempatnya seperti air yang mengalir di batu belerang,

berubah karena lama terletak seperti air kolam,

berubah karena sesuatu yang terjadi padanya seperti

berubah karena ikan, berubah dengan sebab tanah

yang suci atau daun kering yang jatuh ke dalamnya.

hukum air tersebut adalah suci mensucikan tetapi

kalau perubahan itu sudah menjadi sangat kotor maka

hukumnya tidak mensucikan.

Page 74: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

54

2. Tanah atau debu yang suci sebagai pengganti mandi atau

wudhu apabila dalam keadaan darurat yaitu dengan cara

tayamum.

3. Batu atau benda keras yang suci yang disamakan

hukumnya dengan batu, kecuali benda keras yang asalnya

dari kotoran binatang atau manusia. Untuk istinjak atau

mensucikan kotoran atau najis.

Dari keterangan tersebut pada dasarnya alat thaharah yang

paling pertama dan utama adalah air, tetapi apabila air tidak

memungkinkan dapat menggunakan debu, dan apabila debu tidak

memungkinkan juga maka bisa menggunakan batu atau benda

keras yang disamakan hukumnya dengan batu. Hal ini

membuktikan kepada kita tentang agama Islam yang tidak

memberatkan umatnya dengan memberikan alternative-alternative

seperti halnya dalam bersuci (Suhendra, 2017).

2.6.4 Tata Cara Thaharah

Thaharah dalam islam sangat dianjurkan dan diatur tata

caranya secara detail dan lengkap. Dan mengenai tata cara

thaharah dari najis terdapat perbedaan pendapat antara imam yang

satu dengan yang lain, dan perbedaannya pun sangat komplek,

tetapi pada dasarnya tidak jauh berbeda hanya saja masing-masing

imam mempunyai dasar tersendiri dalam menentukan hukum

khususnya di dalam fiqh.

Tata cara thaharah secara umum adalah sebagai berikut:

Page 75: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

55

1 Membersihkan lahir dari hadats, najis, dan kelebihan-

kelebihan (fudhulat) yang ada dalam badan.

2 Membersihkan anggota badan dari dosa-dosa.

3 Membersihkan hati dari akhlak tercela.

4 Membersihkan hati dari selain Allah.

Tata cara pakaian bernajis dengan mesin cuci terdapat dua

jenis. Pertama, mesin cuci otomatis, yaitu mesin cuci yang

mengalirkan air dari atas dan air tersebut langsung dialirkan keluar,

setelah itu dialirkan kembali air baru dan dialirkan keluar, demikian

secara terus-menerus sesuai kehendak pemakai mesin cuci. Maka

dalam jenis mesin cuci demikian, ulama sepakat bahwa pakaian

yang dicuci dengan mesin cuci jenis ini dapat dihukumi suci.

Sedangkan jenis kedua, yaitu mesin cuci biasa (‘adi). Mesin

cuci jenis ini adalah yang umum terlaku dan digunakan masyarakat.

Yaitu mesin cuci yang mengalirkan air ke dalam tempat

penampungan pakaian, namun air tidak langsung dikeluarkan, tapi

dibiarkan ke dalam tempat penampungan pakaian, yang di

dalamnya bercampur pakaian suci dan najis. Setelah jeda waktu

cukup lama, air tersebut dikeluarkan dan diganti dengan air baru

yang juga mengalami proses yang sama dengan cara kerja air yang

awal. Maka dalam mesin cuci jenis kedua ini, pakaian yang terkena

najis tidak dapat dihukumi suci menurut pandangan mayoritas

ulama, bahkan pakaian yang suci ikut menjadi najis, jika memang

masih terdapat wujud najis pada salah satu pakaian yang ada dalam

mesin cuci tersebut.

Page 76: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

56

2.7 Penelitian Terdahulu

Penelitian terkait ini persetujuan untuk membedakan penelitian

yang dilakukan oleh penulis, maka penulis mencantumkan

penelitian-penelitian terdahulu, agar menunjukkan keaslian dalam

penelitian. Berdasrkan pengamatan penulis adapun karya ilmiah

yang telah dilakukan oleh lainnya adalah

N

O

Penelitian

dan Judul

Penelitian

Metode

Penelitian

Persama

an Perbedaan

1

Oktaviani

Rahmawati

(2014)

“Upaya

Peningkatan

Kesejahtera

an

Perekonomi

an

Masyarakat

Melalui

Usaha

Keripik

Belut di

Metode

penelitian

yang

digunakan

adalah

metode

kualitatif

Persama

an

dengan

penelitia

n ini

adalah

meneliti

tentang

sektor

usaha

Perbedaannya

dengan penelitian ini

adalah penelitian

terdahulu

menggunakan

metode kualitatif

sedangkan peneliti

menggunakan

metode kuantitatif

Page 77: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

57

Kelurahan

Sidoangung

Kecamatan

Godean"

2

Osin

Tompodong

(2013)

“Analisis

Net Profit

Margin

Pada Usaha

Laundry di

Kota

Manado”

Metode

penelitian

yang

digunakan

adalah

metode

kuantitatif

dengan

mengguna

kan rumus

net profit

margin

Persama

an

dengan

penelitia

n ini

adalah

menguku

r

pendapat

an

laundry

Perbedaannya

dengan penelitian ini

adalah penelitian

terdahulu

menggunakan rumus

net profit margin

sedangkan penelitian

ini menggunakan

rumus pendapatan

dan analisis usaha

R/C

3

Arifini

(2017)

“AnalisisPe

ndapatan

Pengrajin

Perak Di

Desa

Metode

penelitian

yang

digunakan

adalah

metode

kuantitatif

Persama

an

dengan

penelitia

n ini

adalah

meneliti

Perbedaannya

dengan penelitian ini

adalah pada

penelitian

sebelumnya meneliti

menggunakan

tentang teknik

Page 78: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

58

Kamasan

Kabupaten

Klungkung”

dengan

teknik

analisis

data

regresi

linier

berganda,

uji asumsi

klasik, uji-

F, dan uji-

T

tentang

besarnya

pendapat

an

analisis data regresi

linier berganda, uji

asumsi klasik, uji-F,

dan uji-T sedangkan

penelitian ini

meneliti

menggunakan rumus

pendapatan dan

analisis usaha R/C,

secara ringkas dapat

dilihat pada tabel

2.8 Kerangka Pemikiran

Usaha laundry adalah usaha yang mulai berkembang dan

berjamur di Kecamatan Syiah Kuala. Sektor jasa ini diusahakan

oleh pengusaha dengan tujuan untuk membantu masyarakat yang

sibuk dan memperoleh keuntungan dengan modal usaha yang tidak

terlalu besar. Dalam melakukan usaha (pelayanan) ini maka

menimbulkan input yaitu biaya dan output yaitu penerimaan

dengan menggunakan alat analisis: biaya usaha laundry dan

pendapatan laundry. Sehingga menghasilkan pendapatan pengusaha

laundry.

Page 79: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

59

Input Output

Biaya Penerimaan

Alat Analisis:

-Biaya Usaha laundry

-Pendapatan Usaha laundry

Pendapatan Pengusaha Laundry

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Pengusaha

Usaha Laundry

Jasa (Pelayanan)

Page 80: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

60

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Pada umumnya jenis penelitian terbagi dua yaitu penelitian

kualitatif dan penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah

data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan gambar

statistik. Penelitian kuantitatif adalah pendekatan-pendekatan

terhadap kajian-kajian empiris untuk mengumpulkan, menganalisa,

dan menampilkan data dalam bentuk numerik daripada naratif

(Yusuf, 2014: 328).

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat

deskriptif. Penelitian deskriptif pada umumnya merupakan

penelitian non hipotesis, yang memberikan gambaran secara

lengkap dan jelas atas keadaan atau fenomena yang terjadi.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan kepada para pengusaha laundry

Kecamatan Syiah Kuala. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei

hingga Juni 2019. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kecamatan

Syiah Kuala karena melihat bahwa laundry di wilayah ini terus

berkembang yang disebabkan mayoritas masyarakat sibuk.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek

atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

Page 81: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

61

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 90). Suatu penelitian dibutuhkan

populasi sebagai sasaran untuk memperoleh data dan informasi

untuk menjawab permasalahan penelitian.

Hubungannya dengan objek penelitian, jumlah usaha laundry

di Kecamatan Syiah Kuala berjumlah 85 usaha laundry, maka yang

menjadi populasi pada penelitiah ini adalah semua usaha laundry di

Kecamatan Syiah Kuala.

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2011: 91) sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jika

subjek berada dalam lingkup yang sangat besar maka dapat diambil

antara 10%-15% atau 20%-25%. Oleh karena itu, sampel dalam

penelitian ini adalah 15% dari jumlah total usaha laundryyaitu

sebanyak 12 usaha dari 85 usaha, sedangkan cara pengambilan

sampel dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling).

Dalam hal ini diambil informan sebanyak 12 tempat usaha yang

akan mewakili seluruh pengusaha laundry di Kecamatan Syiah

Kuala.

3.4 Sumber Data

Adapun sumber data adalah subjek dari mana data dapat

diperoleh. Peneliti dalam mendapatkan data bisa bersumber dari

data primer dan data sekunder:

Page 82: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

62

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh lewat pengamatan

atau wawancara langsung dengan narasumber. Hal ini

adalah pengusaha laundry di Kecamatan Syiah Kuala

untuk mendapatan info guna penyusunan skripsi ini.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti

yang data yang berasal dari buku-buku, kitab, Alqur’an

maupun hadits, yang berkaitan dengan masalah yang

diteliti.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai

berikut:

1. Observasi.

Teknik observasi dilakukan dengan cara mengadakan

pengamatan langsung terhadap aktivitas para pengusaha

laundry di Kecamatan Syiah Kuala dalam pengelolaan

usahanya. Hasil observasi tersebut diharapkan dapat

menjadi bahan banding hasil wawancara terhadap

responden penelitian.

2. Wawancara

Teknik wawancara merupakan teknik utama yang

dilakukan untuk mengumpulkan data dengan melakukan

wawancara langsung kepada pengusaha yang menjadi

Page 83: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

63

responden dengan menggunakan pedoman wawancara

secara terstruktur guna memperoleh data mengenai

karakteristik responden, pendapatan yang diperoleh, atau

biasa yang dikeluarkan oleh pengusaha laundry di

Kecamatan Syiah Kuala.

3. Dokumentasi.

Pengumpulan data dengan dokumentasi dimaksudkan

untuk memperoleh data sekunder keadaan geografis dan

demografis di Kecamatan Syiah Kuala.

3.6 Variabel dan Cara Pengukurannya

Variabel yang akan diteliti dan diukur dalam penelitian ini

yaitu biaya jasa, produksi dan penerimaan, dan pendapatan.

3.6.1 Biaya jasa

Biaya jasa yaitu biaya yang dikeluarkan dalam satu kali

pelayanan, meliputi:

Biaya Tetap

(Fixed cost)

Biaya sewa tempat usaha (dinyatakan dalam

rupiah)

Biaya penyusutan alat-alat (dinyatakan dalam

rupiah)

Bunga modal, baik modal dari bank maupun

dari pihak lain selama Usaha laundy

berlangsung, diukur dalam satuan rupiah

Biaya air dan listrik

Page 84: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

64

Biaya

variabel

(Variabel

cost)

Biaya sarana usaha laundry (deterjen,

pewangi, plastik) (dinyatakan dalam rupiah).

Upah tenaga kerja, meliputi biaya tenaga

kerja luar keluarga dan dalam keluarga

(dinyatakan dalam rupiah)

Biaya-biaya lain, meliputi biaya tak terduga yang

mempengaruhi besarnya pengeluaran dalam suatu usaha laundry

(dinyatakan dalam rupiah).

3.6.2 Jasa dan Penerimaan

a) Jasa yaitu pemberian suatu kinerja atau tindakan tak

kasat mata dari satu pihak ke pihak yang lain,

dinyatakan dalam kilogram (kg).

b) Penerimaan, yaitu nilai yang diperoleh dengan jalan

mengalikan jumlah produksi fisik dengan harga

penjualan dalam satuan rupiah per kilogram.

3.6.3 Pendapatan

Pendapatan adalah total penerimaan yang dikurangi dengan

total biaya yang dikeluarkan. Sedangkan dalam bentuk

matematisnya adalah sebagai berikut:

I = TR –TC (3.1)

Keterangan:

I : Pendapatan Usaha laundry (Rp)

TR : Total Penerimaan/Nilai Produksi (Rp)

TC : Total Pengeluaran/Biaya (Rp)

Page 85: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

65

3.7 Analisis Data

Untuk menganalisis data dalam penelitian ini maka digunakan

analisis deskriptif kuantitatif untuk menjawab permasalahan

tentang berapa besar pendapatan pengusaha di Kecamatan Syiah

Kuala dan apakah menguntungkan pengusaha, maka digunakan

rumus pendapatan dan analisis R/C.

3.7.1 Biaya Usaha Laundry

Untuk mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan, maka

dengan rumus:

TC = TVC + TFC (3.2)

Keterangan:

TC : Total biaya yang dikeluarkan

TVC : Total biaya variabel yang dikeluarkan

TFC : Total biaya tetap yang dikeluarkan

3.7.2 Pendapatan Usaha Laundry

Untuk mengetahui besarnya pendapatan

pengusahalaundrymaka dianalisis dengan analisis biaya dan

pendapatan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Pd = TR – TC (3.3)

Keterangan :

Pd : Pendapatan usaha laundry

TR : Total penerimaan

TC : Total biaya

Tingkat pendapatan usaha laundry padi dalam satu kali proses

produksi dianalisis dengan rumus:

(3.4)

Page 86: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

66

Keterangan :

TR : Total Penerimaan

TC : Total Biaya Produksi

Kriteria:

Jika R/C Ratio ≥ 1 maka usaha laundry dikatakan

memperoleh keuntungan

Jika R/C Ratio < 1 maka usaha laundry dikatakan

mengalami kerugian

Jika R/C Ratio = 1 maka usaha laundry dikatakan tidak rugi

dan tidak untung (impas).

Page 87: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

67

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Dasar Pembentukan Kecamatan

Kecamatan Syiah Kuala merupakan salah satu kecamatan di

kota Banda Aceh yang terbentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah

No.5 Tahun 1983 tentang perubahan batasan wilayah Kotamadya

Dati II Banda Aceh, terjadi perluasan wilayah Kota Banda Aceh

61,36 km2 dengan Kecamatan Syiah Kuala mencakup 19 desa.

Peraturan Daerah Kota Banda Aceh No.8 Tahun 2000 tentang

pembentukan susunan organisasi dan tata kerja, pemekaran

kecamatan dalam kota Banda Aceh yaitu dari 4 kecamatan menjadi

9 kecamatan menyebabkan sebagian wilayah Kecamatan Syiah

Kuala berkurang. Jumlah kemukiman yang ada di Kecamatan

Syiah Kuala yaitu 3 kemukiman dengan 10 desa.

Mukim :

Tabel 4.1 Kemukiman dan Desa Di Kecamatan Syiah Kuala

No. Mukim Desa

1. Kayee Adang

Pineung

Lamgugob

Ie Masen Kayee Adang

Peurada

2. Tgk. Syech Abd. Rauf

Jeulingke

Tibang

Deah Raya

Page 88: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

68

Alue Naga

3. Tgk Chik Dilamnyong Kopelma Darussalam

Rukoh

Sumber: Kantor Kecamatan Syiah Kuala, Tahun 2019

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa di Kecamatan Syiah

Kuala terdapat 3 kemukiman dengan 10 desa. Kemukiman Kayee

Adang terdapat 4 desa diantaranya Pineung, Lamgugob, Ie Masen

Kayee Adang, Peurada. Kemukiman Tgk. Syeck Abd. Rauf

terdapat 4 desa diantaranya Jeulingke, Tibang, Deah Raya, Alue

Naga. Pada Kemukiman Tgk Chik Dilamnyong terdapat 2 desa

diantaranya Kopelma Darussalam dan Rukoh.

Desa

Tabel 4.2 Luas Wilayah Desa Di Kecamatan Syiah Kuala

No Desa Luas (Ha)

1. Desa Pineung 61,5

2. Desa Lamgugob 153,2

3. Desa Ie Masen Kayee Adang 70,2

4. Desa Peurada 31,79

5. Desa Jeulingke 154,4

6. Desa Tibang 230,7

Page 89: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

69

7. Desa Deah Raya 178,2

8. Desa Alue Naga 242,6

9. Kopelma Darussalam 206,2

10. Desa Rukoh 95,2

Luas Wilayah 1424,2

Sumber: Kantor Kecamatan Syiah Kuala, Tahun 2019

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa luas wilayah

Kecamatan Syiah Kuala sebesar 1424,2 Ha. Setiap desa memiliki

luas wilayah yang bervariasi. Desa Pineung memiliki luas wilayah

61,5 Ha. Desa Lamgugob memiliki luas wilayah 153,2 Ha. Desa Ie

Masen Kayee Adang memiliki luas wilayah 70,2 Ha. Desa Peurada

memiliki luas wilayah 31,79 Ha. Desa Jelingke memiliki luas

wilayah 154,4 Ha. Desa Tibang memiliki luas wilayah 230,7 Ha.

Desa Alue Naga memiliki luas wilayah 242,6 Ha. Kopelma

Darussalam memiliki luas wilayah 206,2 Ha, dan Desa Rukoh

memiliki luas wilayah 95,2 Ha.

4.1.2 Keadaan Geografis

Kecamatan Syiah Kuala mempunyai luas wilayah 14.244 Km2

(1.424,4 Ha). Dengan letak geografis 95,35579 BT dan

05,556816 LU. Kecamatan Syiah Kuala ini berbatasan dengan

Selat Malaka di sebelah Utara dan Kecamatan Kuta Alam di

sebelah Barat. Sedangkan di sebelah Selatan berbatasan dengan

Page 90: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

70

Kecamatan Ulee Kareng dan di sebelah Timur dengan batas

berbatasan dengan Kabupaten Aceh Besar.

Secara Topografi Kecamatan Syiah Kuala berada pada

ketinggian rata-rata 7 meter diatas permukaan laut (dpl).

Kecamatan Syiah kuala dipergaruhi dua musim, yaitu musim barat

(bulan April - Oktober) saat angin bertiup kearah barat, serta

musim timur (bulan Oktober - April) saat angin kebanyakan bertiup

kearah selatan dan timur. Selain itu musim kemarau terjadi pada

bulan Mei - Agustus dan musim hujan pada bulan September -

April. Curah hujan rata-rata kota Banda Aceh terutama kecamatan

Syiah kuala berkisar antara 1500 - 2250 mm/tahun. Curah hujan

terbanyak terjadi pada bulan November, Desember dan Januari.

Suhu udara rata-rata berkisar antara 24,9°C - 27,5°C dan suhu

udara maksimum 32,8°C (pada bulan Juni) serta suhu udara

minimum 20,4°C (pada bulan September) dengan kelembapan

nisbi antara 69 % - 81%.

4.1.3 Keadaan Demografi

Berdasarkan data yang diperoleh pada kantor Kecamatan Syiah

Kuala pada tahun 2017 tercatat jumlah penduduk sebanyak 37.193

jiwa/orang, yang terdiri dari 18.966 laki-laki dan perempuan

sebanyak 18.227 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak

10.442 KK. Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan penduduk

Kecamatan Syiah Kuala berdasarkan tingkat usia dapat dilihat dari

tabel di bawah ini:

Page 91: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

71

Tabel 4.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Pada Kecamatan Syiah Kuala Tahun 2017

NO KELOMPOK

UMUR

LAKI-

LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 0-4 tahun 1570 1562 3132

2 5-9 tahun 1066 1000 2066

3 10-14 tahun 924 828 1752

4 15-19 tahun 2118 2382 4500

5 20-24 tahun 4553 4850 9403

6 25-29 tahun 2290 1818 4108

7 30-34 tahun 1506 1253 2759

8 35-39 tahun 1103 999 2102

9 40-44 tahun 924 857 1781

10 45-49 tahun 801 780 1581

11 50-54 tahun 635 652 1287

12 55-59 tahun 611 568 1179

13 60-64 tahun 420 325 745

14 65-69 tahun 235 148 383

15 70-74 tahun 117 85 202

16 75 + tahun 93 120 213

TOTAL 18966 18227 37193

RATA RATA 1185.375 1139.1875 2324.5625 Sumber: Kantor Kecamatan Syiah Kuala, Tahun 2019

Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah penduduk

berdasarkan kelompok umur di Kecamatan Syiah Kuala pada tahun

2017 di dominasi oleh penduduk yang berusia 20 – 24 tahun

sebesar 9403 jiwa. Sedangkan yang paling rendah adalah kelompok

umur 70 – 74 tahun sebesar 202 jiwa. Selama ini Kecamatan Syiah

Kuala merupakan wilayah yang termasuk padat penduduknya, hal

ini dikarenakan wilayah kecamatan Syiah Kuala adalah salah satu

kawasan pendidikan yang ada di kota Banda Aceh, sehingga

banyak penduduk pendatang dari kabupaten/kota lain yang

Page 92: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

72

berdomisili di kecamatan Syiah Kuala selama melanjutkan

pendidikan di Kota Banda Aceh.

4.2 Karakteristik Responden

Sampel dalam penelitian ini sebanyak 12 usaha laundry di

Kecamatan Syiah Kuala, pada bagian ini akan di jelaskan beberapa

ciri atau karakteristik responden menurut tingkat umur, tingkat

pendidikan, status kepemilikan, dan pengalaman usaha laundry.

4.2.1 Tingkat Umur

Tingkat umur merupakan salah satu faktor yang berpengaruh

terhadap kegiatan produktivitas dalam upaya peningkatan produksi.

Untuk mengetahui karakteristik responden menurut tingkat umur,

dapat dilihat pada table 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Komposisi Responden Berdasarkan Kelompok Umur

Pada Kecamatan Syiah Kuala Tahun 2019

No. Kelompok umur

(tahun)

Banyaknya

(orang)

Persentase

1. 30-39 3 25

2. 40-49 7 58

3. >50 2 17

Jumlah 12 100%

Sumber: Pengelolahan Data Primer, Tahun 2019

Page 93: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

73

Berdasarkan Tabel 4.4 tampak bahwa pengusaha laundry yang

berumur 30 -39 tahun sebanyak 3 orang atau 25%, yang berumur

40-49 tahun sebanyak 7 orangatau 58 %, dan yang berumur > 50

tahun sebanyak 2 orang atau 17%. Di tarik kesimpulan bahwa data

menunjukkan bahwa masyarakat di Kecamatan Syiah Kuala, yang

memiliki pekerjaan sebagai pegusaha laundry berada padausia yang

produktif. Dalam rentan usia ini, masyarakat yang berada pada usia

produktif memiliki kemampuan fisik yang memungkinkan untuk

mengolah usaha laundry yang dimiliki. Dalam hal ini, masyarakat

pada usia yang produktif dapat mengolah usaha laundry dengan

cara efektif dan efisien serta mampu menerima inovasi-inovasi baru

dalam meningkatkan usahanya sehingga dapat memberikan hasil

yang optimal.

4.2.2 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan salah satu indikator keadaan

sosial ekonomi suatu masyarakat. Dalam bidang membuka usaha,

pendidikan sangat mempengaruhi kemampuan berfikir dan

pengambilan keputusan dalam usaha laundrynya. Tingkat

pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal yang pernah

diikuti pengusaha. Untuk mengetahui tingkat pendidikan

responden, dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut:

Page 94: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

74

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat

Pendidikan Di Kecamatan Syiah Kuala

No

Pendidikan

yang

ditamatkan

Banyaknya

(orang)

Persentase

(%)

1. Tidak tamat SD - -

2. Tamat SD - -

3. Tamat SMP - -

4. Tamat SMA 2 17

5. Sarjana 10 83

Jumlah 12 100

Sumber: Pengelolahan Data Primer, Tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.5, dapat disampaikan bahwa dari 12

responden terdapat 2 orang atau 17% responden yang hanya

mengenyam pendidikan sampai tingkat pendidikan sekolah

menengah atas (SMA), dan 10 orang atau 83% yang menamatkan

pendidikan sampai Perguruan Tinggi. Hal ini memberikan

pengaruh besar terhadap cara mengelolah usaha dengan baik yang

efisien dan efektif agar dapat memperoleh hasil yang maksimal.

4.2.3 Status Kepemilikan Tempat Usaha

Status kepemilikan tempat usaha memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap pendapatan pengusaha, ketika tempat usaha

Page 95: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

75

yang digunakan oleh pengusaha untuk mengelolah usaha

merupakan milik sendiri, maka keuntungan yang diperoleh oleh

pengusaha jauh lebih besar dibandingkan jika tempat usaha yang

dimiliki tersebut merupakan sewa. Hal ini disebabkan karena

pengusaha yang mengelolah usaha harus membagi keuntungan

tersebut dengan pemilik tempat usaha.

Adapun status kepemilikan tempat usaha yang digunakan oleh

pengusaha laundry di Kecamatan Syiah Kuala merupakan sewa

atau milik orang lain sehingga keuntungan yang diperoleh dibagi

dengan pemilik tempat usaha tersebut.

4.2.4 Pengalaman Usaha Laundry

Pengalaman usaha laundry juga merupakan salah satu faktor

yang berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan produksi.

Pengalaman yang lebih lama membuat pengusaha memiliki

kemampuan dalam melakukan kegiatan produksi dibandingkan

dengan pengusaha yang kurang berpengalaman. Namun hal itu

bukan merupakan kemutlakan bahwa pengusaha yang

berpengalaman akan lebih baik dibandingkan dengan yang kurang

berpengalaman karena terdapat faktor lain didalam melakukan

suatu kegiatan produksi.

Untuk mengetahui karaksteristik responden menurut

pengalaman usaha laundry di Kecamatan Syiah Kuala dapat dilihat

pada Tabel 4.6 berikut:

Page 96: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

76

Table 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman

Usaha Laundry Di Kecamatan Syiah Kuala

No Pengalaman Usaha

laundry (pertahun)

Jumlah

responden

Persentase (%)

1. 1 - 5 4 33,3

2. 6 - 10 8 66,6

Jumlah 12 100

Sumber: Pengelolahan Data Primer, Tahun 2019

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sekitar 8 orang

atau 66,6% responden mempunyai pengalaman usaha laundry

antara 6-10 tahun, dan 4 orang atau 33,3% responden juga yang

mempunyai pengalaman usaha laundry antara 1-5 tahun. Hal

tersebut menunjukkan bahwa rata-rata responden petani padi di

Kecamatan Syiah Kuala telah memiliki pengalaman dalam

mengelolah usaha laundry sehingga bisa disimpulkan bahwa

mereka telah memilikiilmu dan pengetahuan tentang laundry serta

telah mengetahui cara yangtepat dalam menjaga kelangsungan

usahanya.

4.3 Karakteristik Usaha Laundry

Pada bagian ini akan dijelaskan tentang karakteristik usaha

laundry seperti pemakaian pewangi, pemakaian deterjen,

pemakaian sabun, penggunaan plastik, penggunaan tenaga kerja,

dan hasil produksi laundry, variabel- variabel tersebut akan di

uraikan dibawah ini:

Page 97: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

77

4.3.1 Pemakaian Pewangi

Untuk mencapai hasil yang memuaskan dalam bersaing, maka

pengusaha menggunakan pewangi yang baik. Pewangi yang

digunakan oleh setiap pengusaha laundry bervariasi, tergantung

dari jumlah pakaian dan jenis pewangi yang digunakan. Adapun

distribusi responden menurut banyaknya pewangi yang digunakan

dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:

Table 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Pemakaian

Pewangi Pada Pakaian Laundry Di Kecamatan Syiah Kuala

Sumber: Pengelolahan Data Primer, Tahun 2019

Dari tabel 4.7, dapat disimpulkan bahwa pengusaha laundry

yang menggunakan pewangi antara 0,11 – 0,49 kg sebanyak 7

orang atau 58%, 0,5-1 kg sebanyak 5 orang atau 42% jumlah

tersebut disesuaikan dengan berbagai faktor seperti banyaknya

pakaian, semakin banyak pakaian yang akan diberi pewangi maka

akan semakin banyak pewangi yang digunakan.

No Jumlah

pewangi (kg)

Banyaknya

(orang)

Persentase

(%)

1. 0,11 – 0,49 7 58

2. 0,5 - 1 5 42

Jumlah 12 100

Page 98: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

78

4.3.2 Pemakaian Deterjen

Deterjen merupakan bahan campuran yang terbuat dari bahan

turunan minyak bumi. Deterjen berfungsi untuk membantu

pembersihan pakaian atau berbagai alat rumah tangga. Deterjen

yang digunakan pada setiap cucian bervariasi, tergantung dari

jumlah pakaian yang akan dicuci. Adapun distribusi responden

menurut banyaknya deterjen yang digunakan dapat dilihat pada

Tabel 4.8 berikut:

Table 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Pemakaian

Pewangi Pada Pakaian Laundry Di Kecamatan Syiah Kuala

Sumber: Pengolahan Data Primer, Tahun 2019

Berdasarkan table 4.8 diketahui bahwa sebanyak 7 orang atau

58% menggunakan deterjen antara 0,11 – 0,49 dan sebanyak 5

orang atau 42% menggunakan 0,5 – 1 kg deterjen. Jumlah tersebut

disesuaikan dengan jumlah banyak sedikitnya pakaian yang dicuci.

Sedikit pakaian yang akan dicuci maka sedikit pula deterjennya.

Begitupun sebaliknya, semakin banyak pakaian maka deterjen yang

digunakan pun banyak.

No Jumlah

deterjen (kg)

Banyaknya

(orang)

Persentase

(%)

1. 0,11 – 0,49 7 58

2. 0,5 - 1 5 42

Jumlah 12 100

Page 99: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

79

4.3.3 Pemakaian Sabun

Zat-zat yang terdapat dalam deterjen belum mencukupi untuk

membersihkan pakaian yang kotor. Untuk membersihkan kotoran

secara optimal yang terdapat pada pakaian, maka pengusaha

laundry menambahkan bahan luar seperti sabun melalui pencucian

yang dilakukan sebelum pencucian pada mesin cuci.

Sabun adalah salah satu unsur penting dalam proses pencucian

pakaian. Penggunaan sabun disesuaikan dengan keadaan pakaian

yang akan dicuci. Beberapa jenis sabun digunakan untuk

membersihkan pakaian yang kotor yang sulit dijangkau oleh mesin

cuci. Jumlah sabun yang digunakan juga tergantung dari banyak

atau sedikitnya pakaian yang kotor. Jenis sabun yang digunakan

pada laundry yang terdapat di Kecamatan Syiah Kuala adalah jenis

sabun krim dan batangan.

4.3.4 Pemakaian Plastik

Pemakaian plastik pada usaha laundry dimaksudkan untuk

pakaian yang sudah diproduksi atau yang sudah dilakukan

pencucian dengan bersih dikemas ke dalam plastik. Hal ini

dilakukan untuk mengantisipasi pakaian agar tidak terkontraminasi

kotor kembali. Untuk mengetahui jumlah pemakaian plastik yang

sering digunakan oleh pengusaha laundry di Kecamatan Syiah

Kuala, dapat dilihat pada tabel 4.9 dibawah berikut:

Page 100: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

80

Table 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah

Pemakaian Plastik Pada Pakaian Laundry Di Kecamatan

Syiah Kuala

Sumber: Pengolahan Data Primer, Tahun 2019

Dari Table 4.9, dapat disimpulkan bahwa pengusaha laundry

yang menggunakan plastik antara 0,11 – 0,49 kg sebanyak 7 orang

atau 58%, 0,5-1 kg sebanyak 5 orang atau 42%. Pemakaian plastik

ini tergantung dari jumlah banyak sedikitnya pakaian yang akan

dikemas. Semakin banyak pakaian maka semakin banyak juga

plastik yang digunakan untuk pengemasan pakaian laundry, begitu

pula sebaliknya. Sedikit pakaian yang akan dikemas maka sedikit

pula pemakaian plastik.

4.3.5 Penggunaan Tenaga Kerja

Kegiatan usaha laundry membutuhkan tenaga lebih dalam

memproduksi pakaian konsumen agar terlihat lebih bersih. Tenaga

kerja merupakan salah satu input yang harus dikeluarkan pada saat

proses kegiatan produksi pakaian konsumen yang bersih.

Penggunaan tenaga kerja ini terbagi menjadi dua yakni tenaga kerja

dalam proses pencucian dan tenaga kerja dalam proses

No Jumlah

plastik (kg)

Banyaknya

(orang)

Persentase

(%)

1. 0,11 – 0,49 7 58

2. 0,5 - 1 5 42

Jumlah 12 100

Page 101: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

81

penyetrikaan. Untuk mengetahui upah tenaga kerja, dapat dilihat

pada tabel 4.10 berikut:

Table 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Rata-Rata

Penggunaan Tenaga Kerja Pada Laundry Di Kecamatan Syiah

Kuala

Kegiatan

Tenaga

Kerja

(Orang)

Biaya Upah / kg

Pencucian 1 1000

Penyetrikaan 1 1000

Jumlah 2 2000

Sumber: Pengolahan Data Primer, Tahun 2019

Dari Tabel 4.10, dapat dilihat bahwa rata-rata upah pencuci

pakaian laundry sebesar Rp.1000,00 per kg dan rata-rata

penyetrikaannya sebesar Rp. 1000,00 per kg. Setiap usaha laundry

yang ada di Kecamatan Syiah Kuala diupah per kg.

4.3.6 Biaya Tetap Usaha Laundry

Penggunaan alat-alat usaha laundry dalam proses produksi

dimaksudkan untuk memudahkan pengusaha laundry dalam

melakukan usaha laundrynya. Adapun alat-alat yang digunakan

dalam usaha laundry adalah mesin cuci, setrika, mesin pompa air.

Biaya yang dikeluarkan untuk alat-alat yang digunakan

berdasarkan nilai penyusutan peralatan yang digunakan tiap tahun.

Biaya penyusutan adalah selisih antara harga beli dan harga jual

saat dibagi dengan lama penggunaan alat tersebut. Adapun biaya

Page 102: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

82

tetap yang digunakan dalam kegiatan produksi usaha laundry

adalah sebagai berikut:

Table 4.11 Rata-Rata Rekapitulasi Biaya Tetap Usaha

Laundry Di Kecamatan Syiah Kuala

No Jenis biaya

tetap

Jumlah

biaya tetap Rata-rata

1. Mesin Cuci 770.833 64.236

2. Setrika 67.500 5.625

3. Mesin Pompa

Air

114.930 9.577

4. Sewa Tempat

Usaha

159.500.000 14.500.000

Jumlah 160.453.263 3.644.860

Sumber: Pengolahan Data Primer, Tahun 2019

Dari Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa selama proses produksi

usaha laundry, rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan pengusaha

laundry adalah sebesar Rp3.644.860,-. Rata-rata biaya terkecil yang

dikeluarkan oleh pengusaha laundry adalah biaya setrika sebesar

Rp5.625,- dan rata-rata biaya terbesar yang dikeluarkan adalah

biaya sewa tempat usaha sebesar Rp14.500.000,- Jumlah tersebut

merupakan rekapitulasi dari jumlah biaya sewa tempat usaha

ditambah dengan peralatan yang digunakan selama proses

produksi.

Page 103: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

83

4.3.7 Biaya Tidak Tetap (Variabel)

Biaya variable merupakan biaya yang dapat berubah mengikuti

besar kecilnya produksi atau biaya yang habis terpakai dalam sekali

produksi. Biaya sarana produksi yang dikeluarkan secara rutin oleh

pengusaha laundry yang terdiri biaya pewangi, deterjen, sabun, dan

plastik.besarnya biaya sarana produksi yang dikeluarkan oleh

pengusaha laundry dapat dilihat pada tabel 4.12.

Table 4.12 Rata-Rata Rekapitulasi Biaya Tidak Tetap Usaha

Laundry Di Kecamatan Syiah Kuala

No Jenis biaya

tidak tetap

Jumlah

biaya tidak

tetap

Rata-rata

1. Pewangi 191.180 15.931,7

2. Deterjen 88.520 7.376,67

3. Sabun 25.000 2.083,33

4. Plastik 180.300 15.025

5. Listrik 150.500 12.541,66

6. PDAM 15.000 5.000

7. Tenaga Kerja 1.196.000 99.667

Jumlah 1.846.500 39.897,33

Sumber: Pengolahan Data Primer, Tahun 2019

Page 104: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

84

Dari Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa selama proses produksi,

pengusaha laundry mengeluarkan biaya pewangi rata-rata sebanyak

Rp15.931,7, rata-rata biaya deterjen sebanyak Rp7.376,67, rata-rata

biaya sabun sebanyak Rp2.083,33, rata-rata biaya plastik sebanyak

Rp15.025, rata-rata biaya listrik sebanyak Rp12.541,66, rata-rata

biaya PDAM sebanyak Rp5.000,- dan rata-rata biaya tenaga kerja

sebanyak Rp99.667,-. Jumlah tersebut diperoleh dari perhitungan

jumlah biaya keseluruhan pewangi, deterjen, sabun, plastik, listrik,

PDAM dan tenaga kerja yang digunakan.

4.3.8 Hasil Produksi Usaha Laundry

Produksi usaha laundry yang dihasilkan pada satu hari oleh

setiap usaha laundry bervariasi, hal ini disebabkan oleh adanya

berbagai macam perbedaan banyak atau sedikitnya pakaian

konsumen. Rata-rata hasil produksi usaha laundry dari 12

responden di Kecamatan Syiah Kuala adalah sebanyak 50 kg.

Berikut distribusi responden menurut jumlah produksi usaha

laundry yang dihasilkan responden di tahun 2019.

Page 105: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

85

Table 4.13 Rata-Rata Rekapitulasi Hasil Produksi Usaha

Laundry Di Kecamatan Syiah Kuala

No Banyaknya

produksi (kg)

Banyaknya

orang

Persentase

(%)

1. 10 - 50 9 75

2. 51 - 100 3 25

Jumlah 12 100

Sumber: Pengolahan Data Primer, Tahun 2019

Berdasarkan Tabel 4.13, menunjukkan bahwa produksi usaha

laundry dalam sehari di lihat lihat dari 2 responden terdapat 9 orang

atau 75% yang memproduksi 10-50 kg, sebanyak 3 orang atau 25%

responden memproduksi 51-100 kg. Jumlah tersebut disebabkan

oleh adanya berbagai macam perbedaan banyak atau sedikitnya

pakaian konsumen.

4.4 Analisis Pendapatan

Mengetahui besarnya pendapatan yang didapatkan oleh

pengusaha laundry yang dikelolanya perlu dilakukan analisis

pendapatan. Analisis pendapatan yang dihitung berdasarkan

besarnya penerimaan dikurangi dengan total biaya yang

dikeluarkan. Berdasarkan hal tersebut, maka besarnya pendapatan

rata-rata pengusaha laundry dalam sehari di Kecamatan Syiah

Kuala dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut.

Page 106: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

86

Table 4.14 Rata-Rata Pendapatan Pengusaha Laundry Di

Kecamatan Syiah Kuala

No. Uraian Rata-rata

1.

Produksi usaha

laundry

Harga jual

50

6.000

Jumlah

penerimaan (Rp) Rp. 299.000

2.

Biaya produksi

- Biaya tetap

- Biaya variabel

Rp. 79.438

Rp. 153.875

Jumlah biaya (Rp) Rp. 233.313

3. Pendapatan (Rp) Rp. 65.687

Sumber: Pengolahan Data Primer, Tahun 2019

Berdasarkan Tabel 4.14 menunjukkan bahwa rata-rata

produksi usaha laundry dari 12 responden adalah sebanyak 50 kg

dengan harga jual Rp6.000,-. Jadi nilai produksinya sebesar

Rp299.000,- dikurangi biaya produksinya sebesar Rp233.313,-.

Sehingga mampu menghasilkan rata-rata pendapatan bersih usaha

laundry dalam sehari adalah sebesar Rp65.687,-.

4.5 Analisis Ratio R/C

Analisis ratio R/C adalah singkatan dari Return Cost Ratio.

Atau dikenal sebagai perbandingan (nisbah) antara penerimaan dan

Page 107: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

87

biaya. Penggunaan R/C ratio ini diketahui bertujuan untuk

mengetahui sejauh mana hasil yang deperoleh dari usaha yang

menguntungkan pada periode tertentu. Sebuah usaha akan

dikatakan layak dijalankan jika nilai R/C yang diperoleh tersebut

dinyatakan lebih besar dari 1. Hal tersebut dapat terjadi sebab, jika

nilai R/C semakin tinggi, maka tingkat keuntungan yang diperoleh

dalam suatu usaha bisa menjadi lebih tinggi. Secara matematik, hal

ini dapat di tuliskan sebagai berikut.

a = R/C (4.1)

Keterangan:

R = Penerimaan

C = Biaya

Untuk mengetahui keuntungan pengusaha laundry dapat

dihitungkan dengan rumus sebagai berikut:

a = R/C

a =

a = 1,2

Berdasarkan data diatas, nilai ratio sebesar 1,2 atau lebih besar

dari 1 yang berarti bahwa setiap satu rupiah yang dikeluarkan oleh

pengusaha laundry dapat menghasilkan pendapatan sebasar 1,2

rupiah. Hal ini berarti bahwa setiap usaha laundry di Kecamatan

Syiah Kuala layak untuk dikembangkan dan memberikan

keuntungan untuk para pengusaha laundry, ini dikarenakan R/C>1.

Dengan demikian tingkat pendapatan bersih rata-rata pengusaha

Page 108: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

88

laundry di Kecamatan Syiah Kuala dalam sehari sebesar

Rp65.687,-.

4.7 Proses Pencucian Laundry

Usaha laundry di Kecamatan Syiah Kuala memiliki persamaan

pada setiap proses pencuciannya. Dalam melakukan proses

pencucian mengikuti prinsip thaharah menjadi landasan utama

yakni mencuci menggunakan air muthlaq, yakni air yang berasal

dari tanah atau mata air seperti sumur, kemudian dikumpulkan

minimal dua qullah atau setara dengan 234,375 liter air, sebagai

standar yang diberikan nabi dalam hal mencuci, standar ini menjadi

rujukan disebabkan dengan air dua qullah ini maka air tersebut

tidak akan dipengaruhi oleh kotoran ataupun najis, kecuali air yang

berukuran dua qullah tadi berubah bau, warna dan rasa.

Laundry berlebel syari’ah ataupun tidak, jika pemilik laundry

memiliki pengetahuan secara benar bagaimana membersihkan

najis, seharusnya menjalankan aturan-aturan agar pelanggan tidak

dirugikan pada saat digunakan untuk menjalankan ibadah shalat.

Dari 12 responden yang diteliti penulis akan menjelaskan beberapa

wawancara mengenai proses pencucian laundry.

Pertama, wawancara dengan pemilik laundry Thaharah

Laundry. Beliau menjelaskan bahwa bila hanya sekedar mencuci

baju dikenai biaya Rp3.000,- per kg. Namun apabila disertai

dengan setrika dikenai biaya tambahan sebesar Rp3.000,-. Untuk

mensucikan bajuselain dibersihkan dengan air, diperlukan juga

Page 109: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

89

sabun untuk membantu membersihkan noda atau najis yang

melekat padanya.

Tahap pertama dalam proses pencucian laundry ini adalah

menimbang terlebih dahulu sebelum dipilah-pilah bajunya dan

akhirnyadimasukan kedalam mesin cuci, pelanggan juga terlebih

dahulu ditanyai ingin cuci kering, cuci basah, tambah pewangi atau

cuci setrika. Setelah dipilah–pilah, kemudian baju dimasukkan ke

dalam mesin cuci.

Ada tiga tahap proses pencucian ketika baju di dalam mesin

cuci. Pertama tahap pengairan yang dilakukan di dalam mesin cuci.

Kedua, proses pemberian sabun atau deterjen. Terakhir yaitu

pemberian pewangi. Untuk pakaian putih danyang digunakan untuk

sembayang masih ada proses finising yaitu jika diperlukan baju pun

disikat agar noda hilang, dan disiram dengan air yang mengalir.

Setelah itu semua baju dijemur. Setelah kering baju langsung

dilipat atau disetrika sesuia permintaan konsumen dan dimasukan

ke dalam plastik.

Wawancara kedua peneliti melakukan penelitian di laundry

Rafa Clean. Proses pencucian laundry pada Rafa Clean yaitu

menimbang terlebih dahulu pakaain yang selanjutnya di masukan

kedalam mesin cuci, lalu pembasuhan awal, pemberian sabun,

pembasuhan kedua hingga diakhiri dengan pemberian pewangi

dilakukan didalam mesin cuci.Setelah selesai proses pencucian

pakaian dijemur dan disetrika sesuai pesanan. Setelah itu

dimasukan kedalam plastik.

Page 110: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

90

Wawancara ketiga peneliti melakukan penelitian di Royal

Laundry. Pada awal proses pencucian diawali dengan menimbang

terlebih dahulu pakaian, yang selanjutnya direndam kedalam

sebuah ember besar. Kemudian pakaian dimasukan kedalam mesin

cuci, mulai pembasuhan awal, pemberian sabun, pembasuhan

kedua hingga diakhiri dengan pemberian pewangi dilakukan di

dalam mesin cuci. Apabila baju yang putih danyang terbuat dari

bahan yang mudah luntur seperti kain batik atau jarit dll, bilamana

ada pakaian yang terdapat noda atau terkena luntur pakaian yang

pakaian dikucek di luar mesin cuci. Setelah selesai, proses

selanjutnya ialah menjemur pakaian dan kemudian disetrika sesuai

pesanan kemudian dimasukkan kedalam plastik.

Wawancara keempat peneliti melakukan penelitian di Bilqis

Laundry (Syar’i). Adapun proses pencucian laundrydisini tidak

jauh berbeda dengan proses pencucian laundrydi tempat lain yaitu

menimbang terlebih dahulupakaian yang selanjutnya direndam

terlebih dahulu dengan ember, setelah 30 menit baru baju diangkat

dari ember dan dimasukkan ke dalam mesin cuci, mulai

pembasuhan awal, pemberian sabun, pembasuhan kedua hingga

diakhiri dengan pemberian pewangi dilakukan di dalam mesin cuci.

Setelah selesai proses pencucian, pakaian dijemur dan disetrika

sesuai pesanan. Setelahnya pakaian dimasukan kedalam plastik.

4.7 Hasil Pembahasan

Berdasarkan latar belakang penelitian dimana peneliti ingin

mengetahui besarnya pendapatan rata-rata usaha laundry di

Page 111: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

91

Kecamatan Syiah Kuala dan apakah laundry syariah yang terdapat

di Kecamatan Syiah Kuala menguntungkan pengusaha laundry.

Setelah peneliti melakukan penelitian di daerah tersebut hasil

penelitian menunjukkan bahwa laundry syariah menguntungkan

bagi pengusaha laundry. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-

rata pendapatan pengusaha laundry sebesar Rp65.687,-.

4.7.1 Besar Rata-Rata Pendapatan

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap 12 responden diperoleh

produksi laundry dalam sehari berkisar 598 kg dengan rata-rata

sebanyak 50 kg per responden dengan harga penjualan Rp6.000,-.

Penerimaan yang diperoleh oleh 12 responden adalah sebesar

Rp3.588.000,- dengan rata-rata Rp299.000,- per responden.

Sedangkan pendapatan yang diperoleh oleh 12 responden sebesar

Rp788.241,- dengan rata-rata Rp65.687,- per responden.

4.7.2 Keuntungan

Dari hasil penelitian dapat dikatakan pendapatan pengusaha

laundry di Kecamatan Syiah Kuala menguntungkan. Hal itu

ditunjukkan dengan nilai hasil analisis R/C > 1. Analisis Ratio yang

didapat adalah sebesas 1,2 hal ini berarti ratio 1,2 lebih besar dari

1. Hal ini menunjukkan bahwa setiap satu rupiah yang dikeluarkan

oleh pengusaha laundry dapat menghasilkan pendapatan sebasar

1,2 rupiah. Sehingga dapat disimpulkan usaha laundry di

Kecamatan Syiah Kuala layak untuk dikembangkan dan

memberikan keuntungan untuk para pengusaha laundry, ini

dikarenakan R/C > 1. Dengan demikian tingkat pendapatan bersih

Page 112: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

92

rata-rata pengusaha laundry di Kecamatan Syiah Kuala dalam

sehari sebesar Rp65.687,-.

4.3.7 Jasa Berdasarkan Prinsip Syariah

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 12 responden diperoleh

bahwa laundry yang terdapat di Kecamatan Syiah Kuala sudah

berdasarkan prinsip syariah. Hal ini dapat dilihat dari proses

pencucian yang dilakukan, mencuci menggunakan air muthlaq,

yakni air yang berasal dari tanah atau mata air seperti sumur,

kemudian dikumpulkan minimal dua qullah atau setara dengan

234,375 liter air.

Page 113: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

93

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil di Kecamatan Syiah Kuala mengenai

analisis pendapatan usaha jasa laundry di Kecamatan Syiah Kuala

(kajian perspektif ekonomi islam) maka diperoleh kesimpulan

sebagai berikut:

1. Usaha jasa laundry di Kecamatan Syiah Kuala dapat

meningkatkan pendapatan pengusaha laundry secara

signifikan. Adapun jumlah pendapatan pengusaha laundry

adalah sebesar Rp65.687,- per hari.

2. Berdasarkan usaha jasa laundry yang ditinjau dari R/C ratio

di Kecamatan Syiah Kuala dapat disimpulkan

menguntungkan bagi pengusaha laundry. Hal ini

ditunjukkan oleh hasil perbandingan diantara penerimaan

biaya ratio (R/Cratio) sebesar 1,2 yang berarti satu rupiah

yang dikeluarkan oleh pengusaha laundry dapat

menghasilkan pendapatan sebasar 1,2 rupiah.

3. Usaha laundry yang terdapat di Kecamatan Syiah Kuala

sudah berdasarkan prinsip syriah. Hal ini dapat dilihat dari

proses pencucian yang dilakukan oleh usaha laundry

tersebut. Mencuci menggunakan air muthlaq, yakni air yang

berasal dari tanah atau mata air seperti sumur, kemudian

dikumpulkan minimal dua qullah atau setara dengan

234,375 liter air.

Page 114: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

94

5.2 Saran

Setelah dikemukakan beberapa kesimpulan tentang hasil

analisis, maka selanjutnya dapat dikemukakan saran. Kepada para

pengusaha laundry dan pengguna mesin cuci agar lebih cermat dan

teliti dalam mencuci pakaian. Guna lebih memastikan pakaian yang

dicuci, maka dalam proses pembilasan akhir sebelum pengeringan,

agar diupayakan ada guyuran air yang mengaliri semua cucian baik

melalui kran, selang air (toler), gayung dan sebagainya.

Hal demikian agar mempermudah pemilik laundry untuk

menjaga kesucian pakaian satu dengan yang lain. Dan dalam

pemberian pewangi hendaknya diteliti terlebih dahulu, apakah

pewangi tersebut mengandung alkohol atau tidak. Sehingga tidak

merugikaan pelanggan.

Page 115: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

95

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, M. S. (2014). Thaharah: Makna Zawahir dan Bawathin

Dalam Bersuci. Jurnal Ilmu Syariah. 2(1). 58-59

Amalia, E. (2011). Transformasi Nilai-Nilai Ekonomi Islam Dalam

Mewujudkan Keadilan Distributif Bagi Penguatan Usaha

Kecil Mikro Di Indonesia. Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah.

3(1). 65-92.

Amalia, L. N. (2008). Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap

Penerapan Akad Ijarah Pada Bisnis Jasa Laundry. Jurnal

Ekonomi dan Hukum Islam. 5 (2): 166-189.

Arifini, N., K. (2013). Analisis Pendapatan Pengrajin Perak Di

Desa Kamasan Kabupaten Klungkung. Jurnal Ekonomi

Pembangunan. 2(6). 294-305.

Baridwan, Zaki. (2010) Intermediate Accounting. Yogyakarta:

BPFE

Butarbutar, G., R. (2017) Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Pendapatan Usaha Industri Makanan Khas

Di Kota Tebing Tinggi. Jurnal Ekonomi. 4(2). 623-624

Fandy, T. (2011). Pemasaran Jasa. Malang: Bayu Media.

Hadiyanto, H. (2016) Analisis Permasalahan-Permasalahan Usaha

Kecil Dan Menengah Sektor Jasa Di Kota Bengkulu.

Jurnal Ekonomi dan Perencanaan Pembangunan. 6(3):

60-71.

Handoko, H., B. (2013) Sukses Wira Usaha Laundry di Rumah.

Jakarta: Gramedia.

https://islam.nu.or.id/post/read/101869/cara-menyucikan-pakaian-

najis-lewat-mesin-cuci diakses pada tanggal 14 September

2020

Page 116: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

96

Lahuri, S. B. (2012) Teori Uncertainty (Ketidakpastian) Dalam

Keuangan Islam. Jurnal Ekonomi Islam. 1(1). 31-48.

Lokmansyah, E. L., Hariani, R. (2016) Kajian Usaha Laundry di

Dusun Pogung Kidul Desa Siduandi Kecamatan Mlati.

Jurnal Bumi Indonesia. 5(1). 58-72

Lubis, P., Rosyid R., Dan Rustiarso. (2015) Analisis SWOT

Keberhasilan Usaha Kampus Laundry Mahasiswa

Penerima PMW Untan Pontianak. Jurnal Pendidikan Dan

Pembelajaran. 4(9). 1-12

Martani, D., Dkk. (2012) Akutansi Keuangan Menengah Berbasis

PSAK. Jakarta: Salema Empat

Philip, K.,Gary A. (2013) Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi ke-12.

Jakarta: Penerbit Erlangga.

Qolbina, F. (2017) Dampak Kegiatan Pertambangan Pasir

Terhadap Pendapatan Keluarga Pemilik Tambang di Desa

Petapahan Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar. Jurnal

Ekonomi. 4(1). 1266-1280.

Rosiana, L., Arifin, Z., Sunarti. (2017) Implementasi Etika Bisnis

Islam Guna Membangun Bisnis Yang Islami (Studi Pada

Waroeng Steak and Shake Cabang Malang). Jurnal

Administrasi Bisnis. 53(1). 196-201.

Rozalinda. (2014) Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya Pada

Aktivitas Ekonomi. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Rifa’I, Moh. (1978) Ilmu Fiqh Islam Lengkap. Semarang: Karya

Toha Putra.

Rudianto. (2012) Pengantar Akutansi Konsep & Tekhnik

Penyusunan Keuangan. Jakarta: Erlangga

Santoso, S. (2016) Sejarah Ekonomi Islam Masa Kontemporer.

Jurnal Ekonomi Syariah. 3(1). 59-86.

Page 117: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

97

Sugiyono. (2011) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan

R&D. Bandung: Alfabeta.

Suhendra, D. (2017) Fikih (Fiqh) Air Dan Tanah Dalam Taharah

(Thaharah) Menurut Perspektif Ilmu Kimia. Jurnal Ilmu

Kimia. 10(1). 172-174

Tompodung, O. (2014) Analisis Net Profit Margin Pada Usaha

Laundry di Kota Manado. Jurnal EMBA. 2(2).

Wigayati, S. (2011) Perilaku Konsumen Dalam Perspektif

Ekonomi Islam. Jurnal Malia. 1(1). 22-39.

Page 118: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

98

LAMPIRAN 1

TABEL JUMLAH PENDUDUK DI KEC. SYIAH KUALA

NO NAMA

DESA

JUMLAH

LAKI-

LAKI

JUMLAH

PEREMPUAN

KEPALA

KELUARGA

TOTAL

PENDUDUK

DESA

1

Ie Masen

Kayee

Adang

2237 2178 1097 4415

2 Pineung

2228 2161 1023 4389

3 Lamgugob

2290 2113 1388 4403

4 Kopelma

Darussalam 2149 2579 1752 4728

5 Rukoh

2704 2479 1591 5183

6 Jeulingke

3448 3119 1583 6567

7 Tibang

811 704 460 1515

8 Deah Raya

551 472 239 1023

9 Alue Naga

896 732 477 1628

10 Peurada

1652 1690 832 3342

TOTAL 18966 18227 10442 37193

Page 119: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

99

LAMPIRAN 2

TABEL JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN TINGKAT USIA

DI KEC. SYIAH KUALA

NO KELOMPOK

UMUR

LAKI-

LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 0-4 tahun 1570 1562 3132

2 5-9 tahun 1066 1000 2066

3 10-14 tahun 924 828 1752

4 15-19 tahun 2118 2382 4500

5 20-24 tahun 4553 4850 9403

6 25-29 tahun 2290 1818 4108

7 30-34 tahun 1506 1253 2759

8 35-39 tahun 1103 999 2102

9 40-44 tahun 924 857 1781

10 45-49 tahun 801 780 1581

11 50-54 tahun 635 652 1287

12 55-59 tahun 611 568 1179

13 60-64 tahun 420 325 745

14 65-69 tahun 235 148 383

15 70-74 tahun 117 85 202

16 75 + tahun 93 120 213

TOTAL 18966 18227 37193

RATA RATA 1185.375 1139.1875 2324.5625

Page 120: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

100

LAMPIRAN 3

TABEL BIODATA RESPONDEN USAHA LAUNDRY DI

KECAMATAN SYIAH KUALA

No Nama

Responden Umur JK

Penga

laman

Pendi

dikan

Pekerjaan Status

Tempat

Usaha

Luas

Tempat

Usaha

Nama Usaha Utama Sampingan

1 Rosmah 44 P 5 S1 Tidak Ya Sewa 1 ruko

Alesha

Laundry

2 Cut Imelda 38 P 6 DIII Ya Tidak Sewa 1 ruko Rafa Clean

3 Suryati 47 P 6 SMA Ya Tidak Sewa 1 ruko Balondry

4

Rahmat

Hidayat 42 L 7 S1 Tidak Ya Sewa 1 ruko

Cendana

Laundry

5 Samsidar 45 P 6 S1 Tidak Ya Sewa 1 ruko

Thaharah

Laundry

6 Nur Baiti 42 P 5 S1 Ya Tidak Sewa 1 ruko Aluna Jaya

7 Marliani 40 P 8 S1 Ya Tidak Sewa 1 ruko

ZZT

Laundry

8

Muhammad

Rizki 35 L 3 S1 Ya Tidak Sewa 1 ruko

Royal

Laundry

9 Rauna 50 P 9 S1 Tidak Ya

Milik

Sendiri 1 ruko Super Wash

10 Ramadhan 41 L 7 S1 Tidak Ya Sewa 1 ruko

Alifa

Laundry

11 Ratna Dewi 37 P 5 SMA Ya Tidak Sewa 1 ruko

Bilqis

Laundry

(Syari)

12 Safariah 53 P 8 S1 Tidak Ya Sewa 1 ruko

Bahagia

Laundry

TOTAL 514 75

Rata-rata 42.83 6.25

Page 121: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

101

LAMPIRAN 4

TABEL BIAYA TIDAK TETAP (VARIABEL) USAHA

LAUNDRY DI KECAMATAN SYIAH KUALA

NO NAMA

Pewangi Deterjen

Jumlah Harga Nilai Jumlah Harga Nilai

(L) (Rp/Liter) (Rp) (kg) (Rp/kg) (Rp)

1 Rosmah 0,25 34000 8500 0,25 26000 6500

2 Cut Imelda 0,28 50000 14000 0,32 16000 5120

3 Suryati 0,13 36000 4680 0,15 20000 3000

4

Rahmat

Hidayat 0,7 50000 35000 0,6 20000 12000

5 Samsidar 0,5 54000 27000 0,5 25000 12500

6 Nur Baiti 0,5 40000 20000 0,6 19000 11400

7 Marliani 0,25 50000 12000 0,30 15000 4500

8

Muhammad

Rizki 0,11 40000 4400 0,15 20000 3000

9 Rauna 0,5 30000 15000 0,5 27000 13000

10 Ramadhan 0,14 40000 5600 0,15 25000 3750

11 Ratna Dewi 0,5 50000 35000 0,5 20000 10000

12 Safariah 0,25 40000 10000 0,25 15000 3750

TOTAL 0 514000 191180 0 248000 88520

Rata-rata 42833.33333 15931.7 20666.6667 7376.67

Page 122: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

102

...lanjutan

Plastik Sabun Listrik PDAM

TOTAL Jumlah

(kg)

Harga

(Rp/kg)

Nilai

(Rp)

Jumla

h

(pcs)

Nilai

(Rp)

Nilai

(Rp)

Nilai

(Rp)

0,25 43000 10750 1 1000 12000 38750

0,25 35000 8750 1 2000 10000 3000 42870

0,25 30000 7500 1 2000 10000 27180

0,6 46000 27000 3 3000 15000 92000

0,6 43000 25800 2 2000 16000 83300

0,5 40000 20000 2 4000 12000 67400

0,25 30000 7500 1 1000 11000 2000 38000

0,25 35000 8750 2 2000 9000 27150

0,5 45000 22500 2 2000 15500 68000

0,25 42000 10500 1 2000 20000 41850

0,5 45000 22500 2 2000 10000 10000 89500

0,25 35000 8750 1 2000 10000 34500

0 469000 180300 19

2500

0 150500 15000 650500

39083.3

333 15025

1.583

33

2083

.33

12541.

66667 5000

54208.3

33

Page 123: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

103

TABEL BIAYA TIDAK TETAP (VARIABEL) USAHA

LAUNDRY DI KECAMATAN SYIAH KUALA

NO NAMA

RESPONDEN

Tenaga Kerja

Jumlah

(Orang) Jam Upah

Jumlah

Produksi Nilai (Rp)

1 Rosmah 2 8 2000

45 90,000

2 Cut Imelda 2 8 2000

40 80,000

3 Suryati 2 8 2000

38 76,000

4

Rahmat

Hidayat 2 8 2000

80 160,000

5 Samsidar 2 8 2000

70 140,000

6 Nur Baiti 2 8 2000

50 100,000

7 Marliani 2 8 2000

40 80,000

8

Muhammad

Rizki 2 8 2000

35 70,000

9 Rauna 2 8 2000

65 130,000

10 Ramadhan 2 8 2000

50 100,000

11 Ratna Dewi 2 8 2000

45 90,000

12 Safariah 2 8 2000

40 80,000

Total 24 96 24000

598 1,196,000

Rata-rata 2 8 2000

50 99,667

Page 124: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

104

TABEL BIAYA TIDAK TETAP (VARIABEL) USAHA

LAUNDRY DI KECAMATAN SYIAH KUALA

NO NAMA RESPONDEN Sewa Tempat

Usaha

1 Rosmah 13000000

2 Cut Imelda 15000000

3 Suryati 13500000

4 Rahmat Hidayat 15000000

5 Samsidar 17000000

6 Nur Baiti 14000000

7 Marliani 13000000

8 Muhammad Rizki 12500000

9 Rauna

10 Ramadhan 20000000

11 Ratna Dewi 13500000

12 Safariah 13000000

Total 159500000

Rata-rata 14500000

Page 125: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

105

LAMPIRAN 5

TABEL BIAYA TETAP USAHA LAUNDRY DI

KECAMATAN SYIAH KUALA

No Nama

Responden

PENYUSUTAN

Setrika

Jumlah Harga

Beli

Harga

Jual

Umur

Ekonomis

Nilai

Penyusutan

1 Rosmah 1 320000 250000 24 2916.666667

2 Cut Imelda 2 300000 150000 24 6250

3 Suryati 1 300000 150000 24 6250

4

Rahmat

Hidayat 1 400000 250000 24 6250

5 Samsidar 2 350000 250000 12 8333.333333

6 Nur Baiti 1 350000 200000 24 6250

7 Marliani 1 350000 275000 24 3125

8

Muhammad

Rizki 1 400000 350000 12 4166.666667

9 Rauna 2 350000 275000 24 3125

10 Ramadhan 1 400000 160000 36 6666.666667

11 Ratna Dewi 1 350000 250000 12 8333.333333

12 Safariah 1 300000 160000 24 5833.333333

Total 15 4170000 2720000 264 67500

Rata-rata 1.25 347500 226666.67 22 5625

Page 126: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

106

TABEL BIAYA TETAP USAHA LAUNDRY DI

KECAMATAN SYIAH KUALA

No Nama

Responden

PENYUSUTAN

Mesin Cuci

Jumlah Harga Beli Harga Jual Umur

Ekonomis

Nilai

Penyusutan

1 Rosmah 2 3000000 2500000 12 41666.66667

2 Cut Imelda 2 2700000 1200000 24 62500

3 Suryati 2 3000000 1500000 24 62500

4

Rahmat

Hidayat 2 3500000 2000000 12 125000

5 Samsidar 3 3400000 2800000 12 50000

6 Nur Baiti 2 3300000 1900000 24 58333.33333

7 Marliani 3 3000000 2000000 24 41666.66667

8

Muhammad

Rizki 2 3500000 3200000 12 25000

9 Rauna 3 3250000 2800000 12 37500

10 Ramadhan 2 3500000 2800000 12 58333.33333

11 Ratna Dewi 2 3000000 1500000 12 125000

12 Safariah 2 3500000 1500000 24 83333.33333

Total 27 38650000 25700000 204 770833.3333

Rata-rata 2.25 3220833.33 2141666.7 17 64236.11111

Page 127: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

107

TABEL BIAYA TETAP USAHA LAUNDRY DI

KECAMATAN SYIAH KUALA

No Nama

Responden

PENYUSUTAN

Mesin Pompa Air

Jumlah Harga Beli Harga Jual Umur

Ekonomis

Nilai

Penyusutan

1 Rosmah 1 450000 150000 48 8333.333333

2 Cut Imelda 1 450000 180000 36 7500

3 Suryati 1 500000 150000 36 9722.222222

4

Rahmat

Hidayat 1 700000 650000 12 4166.666667

5 Samsidar 1 650000 450000 12 16666.66667

6 Nur Baiti 1 650000 500000 12 12500

7 Marliani 1 475000 300000 24 7291.666667

8

Muhammad

Rizki 1 600000 450000 12 12500

9 Rauna 1 700000 500000 24 8333.333333

10 Ramadhan 1 450000 160000 24 12083.33333

11 Ratna Dewi 1 500000 300000 24 8333.333333

12 Safariah 1 450000 180000 36 7500

Total 12 6575000 3970000 300 114930.5556

Rata-rata 1 547916.667 330833.33 25 9577.546296

Page 128: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

108

LAMPIRAN 6

TABEL PENDAPATAN USAHA LAUNDRY DI

KECAMATAN SYIAH KUALA

N

o

Nama

Responden

BIAYA

V

BIAYA

T

TOTAL

BIAYA

(TC)

HASIL

P

HARGA

J

PENERIMAAN

(TR)

PD =

TR-TC a = R/C

1 Rosmah

128,750

52,916

181,666

45

6,000

270,000

88,334 1.486244

2 Cut Imelda

122,870

76,250

199,120

40

6,000

240,000

40,880 1.2053033

3 Suryati

103,180

78,472

181,652

38

6,000

228,000

46,348 1.2551472

4 Rahmat

Hidayat

252,000

135,416

387,416

80

6,000

480,000

92,584 1.2389783

5 Samsidar

223,300

75,000

298,300

70

6,000

420,000

121,700 1.4079785

6 Nur Baiti

167,400

77,083

244,483

50

6,000

300,000

55,517 1.2270792

7 Marliani

118,000

52,083

170,083

40

6,000

240,000

69,917 1.4110758

8 Muhammad

Rizki

97,150

41,666

138,816

35

6,000

210,000

71,184 1.5127939

9 Rauna

198,000

48,958

246,958

65

6,000

390,000

143,042 1.5792159

10 Ramadhan

141,850

77,083

218,933

50

6,000

300,000

81,067 1.3702822

11 Ratna Dewi

179,500

141,666

321,166

45

6,000

270,000

(51,166) 0.8406867

12 Safariah

114,500

96,666

211,166

40

6,000

240,000

28,834 1.1365466

Total

1,846,500

953,259

2,799,759

598

72,000

3,588,000

788,241 15.671332

Rata-rata

153,875

79,438

233,313

50

6,000

299,000

65,687 1

Page 129: SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHA JASA LAUNDRY DI ...

109

LAMPIRAN 6

FOTO WAWANCARA