Struktur dan Budaya Organisasi, serta Gaya Kepemimpinan Terhadap Efektivitas Organisasi dengan Manajemen Pengetahuan Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris di Perusahaan Jasa yang Listing di BEI) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Disusun Oleh: Gandhi Cahyo Wicaksono
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Struktur dan Budaya Organisasi, serta Gaya Kepemimpinan Terhadap Efektivitas Organisasi dengan Manajemen Pengetahuan
Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris di Perusahaan Jasa yang Listing di BEI)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Disusun Oleh:
Gandhi Cahyo Wicaksono
0 6 1 3 81
Universitas Sultan Ageng TirtayasaFakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi
2010
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama : Gandhi Cahyo Wicaksono
NPM : 061381
Jurusan : Akuntansi
Judul Skripsi : Struktur dan Budaya Organisasi, Serta Gaya Kepemimpinan
Terhadap Efektivitas Organisasi dengan Manajemen Pengetahuan
Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris di Perusahaan Jasa
yang Listing di BEI)
Serang, Agustus 2010
Menyetujui
Mengetahui:
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing II
Wulan Retnowati, SE.AK.M.Ak.NIP. 197 003 112 005 012 001
Sidang Sarjana Jurusan Akuntansi Fakultas EkonomiUniversitas Sultan Ageng Tirtayasa
Pada tanggal 3 September 2010Tim Penguji:
Mengetahui:
Ketua Tim Penguji
Bustanul Arifin, SE., M.Si.NIP. 132 296 857
Anggota Tim Penguji 2
Fara Fitriyani, SE.NIP. 19840916 200812 2001
Anggota Tim Penguji 1
Andi, SE., M.Si.NIP. 132 302 511
Ketua Jurusan Akuntansi
Rudi Zulfikar, SE, Ak., MM., M.SiNIP. 19720502 200112 1001
Dekan Fakultas Ekonomi
H. Wawan Prahiawan, SE., MMNIP. 19650813 200112 1001
Struktur dan Budaya Organisasi, Serta Gaya Kepemimpinan Terhadap Efektivitas Organisasi dengan Manajemen Pengetahuan Sebagai Variabel
Intervening (Studi Empiris di Perusahaan Jasa yang Listing di BEI)
ABSTRAK
Oleh : Gandhi Cahyo W
Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh struktur organisasi, budaya organisasi, gaya kepemimpinan dan manajemen pengetahuan terhadap efektivitas organisasi perusahaan jasa. Dalam penelitian ini juga dijelaskan bagaimana peran manajemen pengetahuan sebagai variabel penghubung (mediasi) yang menghubungkan pengaruh antara struktur organisasi, budaya organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap efektivitas organisasi melalui perbandingan hubungan langsung dengan hubungan tidak langsung. Penelitian ini bertujuan untuk mencari bukti empirik, yang mendukung dugaan bahwa struktur organisasi, budaya organisasi, gaya kepemimpinan dan manajemen pengetahuan berpengaruh terhadap efektivitas organisasi perusahaan jasa. Dan penelitian ini juga bertujuan untuk membuktikan peran manajemen pengetahuan sebagai variabel penghubung (intervening). Dalam penelitian ini, sampel yang diambil adalah sebesar 90 orang tetapi sampel yang dapat diolah adalah 56 orang yang terdiri dari manajer pemasaran, manajer HRD dan manajer operasional dari perusahaan jasa yang menjadi sampel penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan cara survei langsung pada kantor cabang dari perusahaan – perusahaan jasa yang menjadi sampel penelitian dengan menyebarkan kuesioner. Pengujian hipotesis diuji secara empiris dengan menggunakan simple dan multiple regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur, budaya organisasi, gaya kepemimpinan dan manajemen pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap efektivitas organisasi, serta membuktikan bahwa manajemen pengetahuan memediasi pengaruh antara struktur organisasi, budaya organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap efektivitas organisasi.
Kata Kunci : Struktur Organisasi, Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Manajemen Pengetahuan dan Efektivitas Organisasi.
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum, Wr., Wb.,
Alhamdulillahirobbil’alamin, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala nikmat, Rahmat, Hidayah dan Petunjuk-Nya kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik guna memenuhi syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi di
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten. Sholawat serta salam senatiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat-sahabat dan
para pengikutnya.
Proses penyusunan skripsi ini merupakan pengalaman dan semangat yang
paling berharga dan tidak akan terlupakan, yang telah membuat wawasan penulis
bertambah. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan masukan dan mendorong
mahasiswa lain untuk menyempurnakan dan melakukan penelitian secara lebih
mendalam.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Rahman Abdullah, M.Sc. Selaku Rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa Banten
2. Bapak H. Wawan Prahiawan, SE. MM. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten.
3. Bapak Rudi Zulfikar, SE.Ak., MM., M.Si Selaku Ketua Jurusan Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Ibu Lia Uzliawati SE., M.Si., Selaku Sekertaris Jurusan Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Bapak Bustanul Arifin, SE., M.Si., selaku Pembimbing I yang telah banyak
meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan, bimbingan dan saran-
sarannya .
6. Ibu Wulan Retnowati, SE.AK.M.Ak., selaku Dosen Pembimbing II, terima kasih
telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan, bimbingan
dan saran-sarannya.
7. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Akuntansi yang telah banyak memberikan ilmu
kepada penulis. Tak lupa juga untuk para staf dan karyawan jurusan Akuntansi.
8. Kedua orang tuaku tercinta yang memberikan baik moril maupun materil serta
doa tulus, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan skripsi ini
9. Sahabat dan teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan semangat dan
saran.
Tak lupa juga kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu, penulis ucapkan terima kasih. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Serang, 15 Agustus 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan.................................................................................................. i
menciptakan pengetahuan lagi, dan seterusnya. (Bambang Setiarso, 2006)
Bambang Setiarso (2006) mengemukakan bahwa knowledge management
termasuk strategi dari tanggung jawab dan tindak lanjut (commitment), baik untuk
meningkatkan efektifitas organisasi maupun untuk meningkatkan
peluang/kesempatan. Tujuan dari knowledge management adalah meningkatkan
kemampuan organisasi untuk melaksanakan proses inti lebih efisien. Davenport dkk
dalam Bambang Setiarso (2006) menjelaskan sasaran umum dari sistem knowledge
management dalam praktek adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan pengetahuan: pengetahuan diciptakan begitu manusia
menentukan cara baru untuk melakukan sesuatu atau menciptakan know-how.
Kadang-kadang pengetahuan eksternal dibawa ke dalam organisasi/institusi;
2. Menangkap pengetahuan: pengetahuan baru diidentifikasikan sebagai
bernilai dan direpresentasikan dalam suatu cara yang masuk akal;
3. Menjaring pengetahuan: pengetahuan baru harus ditempatkan dalam
konteks agar dapat ditindaklanjuti. Hal ini menunjukkan kedalaman manusia
(kualitas tacit) yang harus ditangkap bersamaan dengan fakta explicit;
4. Menyimpan pengetahuan: pengetahuan yang bermanfaat harus disimpan
dalam format yang baik dalam penyimpanan pengetahuan, sehingga orang
lain dalam organisasi dapat mengaksesnya;
5. Mengolah pengetahuan: seperti perpustakaan, pengetahuan harus dibuat
up-to-date. Hal tersebut harus di review untuk menjelaskan apakah relevan
atau akurat.
6. Menyebarluaskan pengetahuan: pengetahuan harus tersedia dalam format
yang bermanfaat untuk semua orang dalam organisasi yang memerlukan,
dimanapun dan tersedia setiap saat.
Namun yang menjadi dimensi dalam penelitian ini hanyalah penciptaan pengetahuan,
penyebaran pengetahuan dan penerapan pengetahuan dalam perusahaan.
2.6 Penelitian Sebelumnya
2.6.1 Struktur Organisasi, Manajemen Pengetahuan, dan Efektivitas Organisasi
Struktur desentralisasi telah sering dilihat sebagai fasilitasi atas kesuksesan
pengetahuan manajemen (Damanpour, 1991; Deal dan Kennedy, 1982; Gold, 2001;
dalam W. Zheng dkk, 2009). Desentralisasi memfasilitasi komunikasi internal,
inovasi, dan meningkatkan kreativitas (Bennet dan Gabriel,1999; Miller, 1971;
Khandawalla, 1977 dalam W. Zheng dkk, 2009). Ciri-ciri organisasi dengan derajat
desentralisasi yang tinggi menunjukkan bahwa unit-unit yang berada pada tingkat
yang lebih rendah, lebih memiliki otonomi (seperti penentuan anggaran) daripada
organisasi dengan derajat desentralisasi yang rendah (sentralisasi).
2.6.2 Budaya Organisasi, Manajemen Pengetahuan, dan Efektivitas Organisasi
Penelitian empiris menunjukkan bahwa budaya organisasi merupakan faktor
kunci menuju keefektifan organisasi (Deal and Kennedy, 1982; Denison, 1990;
Gordon dan Di Tomaso, 1992; Ouchi dan Jager, 1978; Peters dan Waterman, 1982;
Wilkins dan Ouchi, 1983; dalam W. Zheng dkk, 2009). Bukti dari kontribusi positif
atas kemampuan beradaptasi, konsistensi, keterlibatan, dan misi termasuk Brockman
dan Morgan’s (2003) dalam W. Zheng dkk (2009) menemukan hubungan positif
diantara para pengusaha dan inovasi; Young (1999) dalam W. Zheng dkk (2009)
mempelajari pengaruh yang baik dari fleksilibitas atas kemampuan mentransfer
pengetahuan: Huber (1991) dalam W. Zheng dkk (2009) berpendapat bahwa
konsistensi membantu organisasi untuk menafsirkan informasi baru yang melewati
unit; O’Reilly (1989) dalam W. Zheng dkk (2009) mengidentifikasikan peran yang
signifikan dari keterlibatan dalam memfasilitasi inovasi; dan Davenport dan Prusak
(1998) dalam W. Zheng dkk (2009) fokus pada kejelasan visi dari manajemen
pengetahuan. Oleh karena itu, budaya organisasi berhubungan positif dengan
manajemen pengetahuan.
Waterman (1990) dalam W. Zheng dkk (2009) mengemukakan bahwa budaya
organisasi tidak diberikan pengaruhnya secara langsung pada efektivitas organisasi.
Pengaruhnya cukup mendesak melewati keadaan atau kondisi perilaku anggota
organisasinya. Dalam dunia yang penuh ketidakpastian, bagian yang paling penting
dari pengambilan keputusan adalah memperdalam informasi dari lingkungan yang
tidak jelas strukturnya.
2.6.3 Gaya Kepemimpinan, Manajemen Pengetahuan, dan Efektifitas Organisasi
Barkah (2002:44) menemukan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh
dominan terhadap prestasi kerja suatu organisasi dan iklim organisasi berpengaruh
positif terhadap prestasi kerja suatu organisasi.
Nonaka dan Konno (1998) menemukan bahwa terjadinya manajemen
pengetahuan yang sukses ketika pemimpin dan cakupan kepemimpinan membantu
perkembangan dinamis dari penciptaan pengetahuan. Dalam konteks ini, peranan
pemimpin dan kepemimpinan menyediakan dan memungkinkan ruang untuk
penciptaan pengetahuan. Pemimpin harus mendukung proses munculnya dengan usul
yang visioner dan sebuah komitmen personal dari waktu dan kekuasaan. Pendukung
yang sebenarnya dari pemimpin dan kepemimpinan dalam penciptaan pengetahuan
adalah responsibility, justification, financial backing, dan caring. Oleh karena itu,
mengelola timbulnya pengetahuan dalam organisasi memerlukan jenis kepemimpinan
yang berbeda (Nonaka & Konno, 1998).
Dalam Z.M. Wang dan T. Satow (1994) dalam penelitiannya yang berjudul
“Leadership Styles and Organizational Effectiveness in Chinese-Japanese Joint
Ventures” menemukan bahwa dimensi fungsional gaya kepemimpinan seperti
expectancy, sentiment dan informativeness dapat memicu efektivitas organisasi ke
level yang tinggi. Hal ini dikarenakan gaya kepemimpinan dalam joint venture di
china dan jepang mengadopsi gaya kepemimpinan yang cenderung positif dalam
manajemennya.
2.6.4 Hubungan Antara Manajemen Pengetahuan Dengan Efektivitas Organisasi
dan Peran Manajemen Pengetahuan Sebagai Variabel Mediasi
Manajemen pengetahuan mencakup usaha–usaha dalam menfasilitasi aktivitas
mendapatkan, menciptakan, menyimpan, membagikan, menyebarkan, dan
mengembangkan pengetahuan secara individu dan kelompok (Demerest, 1997;
Rowley, 2001; Soliman dan Sponner, 2000; dalam W. Zheng dkk, 2009).
Pengetahuan yang baik mengatur kontribusinya kepada efektivitas organisasi.
Pengetahuan adalah bagaimana organisasi tahu bahwa hal tersebut menjelaskan
kinerjanya (Argote dan Inggram dalam W. Zheng dkk, 2009). Beberapa studi empiris
menerima hubungan yang signifikan diantara pengetahuan manajemen dan
keefektifan organisasi. Sebagai contoh, menciptakan pengetahuan dan
membagikannya telah ditemukan berkontribusi terhadap peningkatan kinerja dan
inovasi (Darr, 1995; Epple, 1996; Mcevily dan Chakravarthy, 2002). Penyatuan
pengetahuan dapat membawa ke eektivitas pengembangan produk, mengurangi
kerusakan berat, garansi cacat, dan meningkatkan efisiensi pengembangan software
(Tiwana dalam W. Zheng dkk, 2009).
Manajemen pengetahuan menyajikan tidak hanya sebagai pendahulu dari
efektivitas organisasi, tetapi juga sebagai media penghubung antara faktor organisasi
dan efektivitasnya. Sumber pengetahuan adalah keluaran dari budaya organisasi,
struktur, dan strateginya, karena pengetahuan diciptakan, dibuat, dan digunakan
menurut nilai budaya dan norma, kemudian menanamkannya dalam hubungan
struktural, dan dicerminkan dalam prioritas stratejik (W. Zheng dkk, 2009).
Berdasarkan studi tersebut dan lainnya, hal tersebut menghipotesiskan bahwa
manajemen pengetahuan berkontribusi positif terhadap efektivitas organisasi. Konsep
selanjutnya tergambarkan dalam tabel 2.2 dibawah ini.
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah menjelaskan hubungan antara karakteristik
internal perusahaan yang terdiri dari struktur organisasi, budaya organisasi dan gaya
kepemimpinan dengan efektivitas organisasi serta manajemen pengetahuan sebagai
variabel intervening dengan melakukan studi kasus pada beberapa perusahaan jasa di
Indonesia, dan diantara perusahaan yang menjadi sampel terdaftar dalam Bursa Efek
Indonesia (BEI). Data yang diperlukan untuk observasi terdapat 3 variabel yaitu:
variabel dependent (efektivitas organisasi), variabel independent (struktur organisasi,
budaya organisasi, dan gaya kepemimpinan) dan variabel intervening (manajemen
pengetahuan).
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara ilmiah yang dilakukan untuk mendapatkan data
yang obyektif, valid, dan reliabel dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan
dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah (Sugiyono, 2007:1).
Metode penelitian menyangkut prosedur dan cara melakukan pengolahan data
yang diperlukan untuk menjawab atau memecahkan masalah penelitian termasuk
menguji hipotesis. Penelitian ini ditempuh melalui penelitian survey dimana
informasi yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Penelitian survey
merupakan penelitian yang mengambil sampel dari populasi dan menggunakan
kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang paling pokok. Umumnya survey
dibatasi pada survey sampel dimana informasi dikumpulkan dari sebagian populasi
untuk mewakili seluruh populasi dan lingkungan penelitian ini berada pada
lingkungan yang sebenarnya/lapangan (Singarimbun dan Effendi, 1995;3).
3.2.1 Desain Penelitian
Menurut Husein Umar (2008:4) desain penelitian adalah suatu rencana kerja
yang terstruktur dalam memilih sumber-sumber daya, data dan hal hubungan-
hubungan antar variabel secara komperhensif, demikian rupa agar hasil penelitiannya
dapat memberikan jawaban atas pertanyaan penelitian
Usaha mengungkapkan sebuah permasalahan dalam penelitian perlu
digunakan suatu metode agar tujuan penelitian dapat tercapai sesuai dengan apa yang
diharapkan. Untuk mengungkap permasalahan ini, maka peneliti menggunakan
metode asosiatif. Metode asosiatif merupakan metode yang digunakan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2004:11). Adanya
penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk
menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu gejala. Bentuk metode asosiatif atau
hubungan yang digunakan yaitu bentuk hubungan kausal yaitu hubungan sebab
akibat, bila nilai variabel X naik maka nilai variabel Y juga naik dan sebaliknya.
3.2.2 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok objek
yang diteliti yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lain dalam kelompok
tersebut (Husein Umar, 2004:47). Pengelompokan variabel, yaitu :
1. Variabel independent (bebas)
Merupakan variabel yang menjadi sebab timbulnya variabel dependen. Pada
judul penelitian ini adalah Stuktur Organisasi sebagai variabel independen
pertama (X1), Budaya Organisasi sebagai variabel independen kedua (X2), dan
Gaya Kepemimpinan sebagai variabel independen ketiga (X3).
2. Variabel dependent (terikat)
Merupakan variabel yang di pengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variabel bebas. Pada judul penelitian ini adalah Efektivitas Organisasi.
3. Variabel Intervening
Merupakan variabel yang menghubungkan dan berada diantara variabel
depanden dan independen serta berhubungan langsung dengan variabel
independen dan variabel dependen. Pada judul penelitian ini adalah
Manajemen Pengetahuan.
3.2.3 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Indikator Skala
Sumber Data
Independen
Struktur Organisasi
(X1)
Struktur organisasi mengindikasikan ketahanan susunan dari tugas dan aktivitas (Skivington & Daft, 1991). Telah ditemukan bahwa struktur desentralisasi mendorong komunikasi dan meningkatkan kepuasan kerja (Burns & Stalker, 1961; Dewar & Werbel, 1979)
Pelimpahan Wewenang :
1. Anggaran2. Program &
Kegiatan3. Penentuan
Pegawai4. Prioritas
Kegiatan5. Penambahan &
Ordinal
Pemutasian Pegawai
Kuesioner
Budaya Organisasi
(X2)
Budaya organisasi sebagai suatu presepsi bersama yang dianut oeh anggota organisasi. Sistem ini bila diamati secara seksama merupakan seperangkat karakteristik utama yang dihargai oeh organisasi tersebut (Robbin dalam P Sedjo 2005)
1. Kemampuan Beradaptasi
2. Konsistensi3. Misi4. Keterlibatan
Organisasi
Ordinal
Gaya Kepemimpina
n (X3)
Gaya kepemimpinan demokratis memcerminkan perilaku pemimpin yang menyadari bahwa organisasi harus disusun sedemikian rupa sehingga menggambarkan aneka tugas dan kegiatan yang harus dilaksanakan demi tercapainya tujuan organisasi
1. Hubungan dengan bawahan
2. Mendengarkan pendapat
3. Membantu kesulitan bawahan
4. Penyelesaian masalah rumit
Ordinal
Dependen Efektivitas Organisasi
(Y)
Derajat dimana organisasi merealisasikan tujuannya (Daft, 1991). Efektivitas organisasi pada dasarnya adalah efektivitas para anggotanya dalam melksanakan tugas sesuai dengan kedudukan Dan peran mereka masing-masing.
1. Sukses keseluruhan
2. Pangsa Pasar3. Profitabilitas4. Tingkat
pertumbuhan5. Kemampuan
berinovasi
Ordinal
InterveningManajemen Pengetahuan
(i / X4)
Manajemen pengetahuan mencakup usaha-usaha dalam memfasilitasi aktivitas dalam mendapatkan, menciptakan, menyimpan, membagikan, menyebarkan Dan mengembangkan pengetahuan secara individu dan kelompok (Demerest, 1997; Rowley, 2001; Soliman & Sponner, 2000)
1. Menciptakan pengetahuan
2. Pembagian pengetahuan
3. Penerapan pengetahuan
Ordinal
3.2.4 Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2004:72) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi
penelitian ini adalah perusahaan jasa yang terdaftar di BEI.
Menurut Sugiyono (2004:73) sampel (sampling) adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel penelitian adalah
sebagian dari populasi yang diambil sebagian sumber data dan dapat mewakili
seluruh populasi. Responden sampel penelitian ini adalah para manajer pemasaran,
operasional dan HRD di setiap perusahaan jasa yang menjadi sampel penelitian.
3.2.5 Teknik Penarikan Sampel
Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak dalam
jenis usaha jasa. Sedangkan sampel penelitian ini adalah perusahaan yang dipilih
dengan metode porposive sampling. Metode purposive sampling merupakan suatu
penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2004:61). Dengan
metode ini, sampel dipilih dengan kriteria pemilihan sampel yang ditentukan.
Untuk dapat menjadi sampel penelitian ini, suatu perusahaan harus memenuhi
kriteria-kriteria sebagai berikut :
a. Perusahaan tersebut telah berdiri minimal 5 (lima) tahun;
b. Perusahaan terdiri dari beberapa divisi;
c. Perusahaan telah listing di BEI selama 4 tahun terakhir;
d. Perusahaan menerbitkan Laporan Pertanggung-jawaban terbuka
selama 4 tahun terakhir;
e. Perusahaan memiliki PER (Price Earning Ratio) diatas 10 persen
dan mencetak laba.
f. Selain memiliki kantor pusat, perusahaan harus memiliki kantor
cabang minimal 5 kantor cabang yang tersebar di kota - kota lain di
Indonesia & bersedia untuk dijadikan sampel penelitian.
Data asli perusahaan jasa yang terdaftar di BEI terdapat sebanyak 142
perusahaan jasa yang terbagi menjadi perusahaan insfrastruktur, utilitas, transportasi,
keuangan (perbankan, pembiayaan, asuransi, dan lainnya), dan jasa lainnya.
Berdasarkan kriteria sampel diatas maka terdapat sebanyak 30 perusahaan jasa yang
menjadi sampel penelitian. Kuesioner yang disebar kepada 30 perusahaan jasa yang
terdaftar di BEI sebanyak 90 kuesioner.
Tabel 3.2Daftar Nama-Nama Perusahaan Jasa
No Nama Perusahaan No Nama Perusahaan1 Adira Dinamika Multi Finance Tbk 16 Indosat Tbk2 Asuransi Ramayana Tbk 17 Jasa Marga (Persero) Tbk3 Bakrie & Brothers Tbk 18 Mandala Multifinance Tbk4 Bank Bukopin Tbk 19 Mas Murni Indonesia Tbk5 Bank ICB Bumiputra Tbk 20 Panin Insurance Tbk6 Bank Tabungan Negara Tbk 21 Panin Life Tbk7 Bank CIMB Niaga Tbk 22 Panorama Sentrawisata Tbk8 Bank Mega Tbk 23 Panorama Transportasi Tbk9 Bank Permata Tbk 24 Pudjiadi Prestige Limited Tbk10 Bank Rakyat Indonesia Tbk 25 Pudjiadi & Son Estate Tbk11 BFI Finance Indonesia Tbk 26 Samudra Indonesia Tbk12 Buana Finance Tbk 27 Star Pacific Tbk13 First Media Tbk 28 Telekomunikasi Indonesia Tbk14 Hotel Mandarin Regency Tbk 29 Trust Finance Tbk15 Hotel Sahid Jaya Tbk 30 Wahana Ottomitra Multiartha Tbk
Adapun skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap pendapat
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,
2005 : 86).
Tabel 3.3Skor Skala likert
Kriteria Jawaban Skor
Tidak setuju 1Kurang setuju 2
Netral 3Setuju 4
Sangat setuju 5
3.2.6 Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari data primer (Husein
Umar 2004:41). Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik
individu atau perseorangan seperti hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti.
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari kuesioner yang
disebar oleh peneliti kepada 90 manajer di perusahaan jasa yang menjadi sampel
penelitian.
3.2.7 Teknik Pengambilan Data
Ditinjau dari segi masalah yang diteliti, teknik dan alat digunakan serta tempat
dan waktu penelitian, penulis mengambil dua metode penelitian yang digunakan yaitu
:
1. Riset Keputakaan (Library Research)
Yaitu mencari dan mengumpulkan data dari literatur yang ada
hubungannya dengan masalah yang diteliti. Atau data sekunder dapat
dikumpulkan dengan cara penelitian kepustakaan (library research) yaitu
dengan cara mengumpulkan bahan-bahan berupa teori-teori yang berasal
dari literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, dimana
data ini diperoleh melalui dokumen-dokumen, buku-buku, atau tulisan
ilmiah lainnya, dengan maksud untuk melengkapi data primer yang ada di
lapangan.
2. Riset Lapangan (Field Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan datanya diperoleh dengan cara sebagai
berikut :
a. Kuesioner
Peneliti membuat daftar pertanyaan yang ada hubungannya denga
variabel independen dan variabel dependen. Data yang dikumpulkan
berasal dari jawaban langsung dari manajer. Pertanyaan ini diajukan
melalui kuesioner yang sengaja disusun untuk mengetahui hubungan
antara struktur, budaya dan strategi organisasi dengan keefektifan
organisasi serta pengetahuan manajemen sebagai variabel intervening.
3.2.8 Analisis Data
3.2.8.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi (Sugiyono, 2005:142). Statistik deskriptif bertujuan untuk
memberikan gambaran/deskripsi data yang dilihat dari rata-rata
3.2.8.2 Uji Validitas
Uji validitas adalah untuk melihat apakah item pertanyaan yang dipergunakan
mampu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh
kuesioner.
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner tersebut
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Menurut Ghozali (2006:45) uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau
valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner
tersebut.
Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai square root of average
variance extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi anatara konstruk dengan
konstruk lainnya dalam model. Apabila nilai akar kuadrat dari AVE setiap konstruk
lebih besar daripada nilai korelasi antara konstruk lainnya dalam model maka
masing-masing indikator pernyataan adalah valid (Ghozali, 2006: 25).
3.2.8.3 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran
terhadap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala
yang sama dengan menggunakan alat pengukuran yang sama.
Pengujian bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan
dapat diandalkan (reliabel) atau tidak reliabilitas (konsistensi) adalah tingkat
ketepatan, ketelitian atau keakuratan sebuah instrumen. Reliabilitas menyangkut
masalah ketepatan alat ukur. Uji reliabilitas dilakukan dengan software Partial Least
Square (PLS). Pendekatan yang dilakukan untuk uji reliabilitas adalah pendekatan
reliabilitas konsistensi internal. Adapun teknik digunakan untuk mengukur
konsistensi internal adalah uji Composite Reliability ≥ 0,70 (Ghozali,2006: 43). Jika
data yang diuji menunjukkan hasil uji Composite Reliability diatas atau sama dengan
0,70 , maka data dikatakan reliable atau konsisten.
3.2.9 Rancangan Pengujian Hipotesis
3.2.9.1 Structural Equation Modelling (SEM) melalui Partial Least Square (PLS)
Pengumpulan data yang dilakukan dengan pendekatan Structural Equation
Model (SEM) dengan menggunakan software Partial Least Square (PLS). PLS
adalah model persamaan struktural (SEM) yang berbasis komponen atau varian
(variance). Menurut Ghozali (2006: 18) PLS merupakan pendekatan alternatif yang
bergeser dari pendekatan SEM berbasis kovarian menjadi berbasis varian. SEM yang
berbasis kovarian umumnya menguji kausalitas/teori sedangkkan PLS lebih bersifat
predictive model.
PLS merupakan metode analisis yang powerfull (Wold, 1985 dalam Ghozali
2006: 18) karena tidak didasarkan pada banyak asumsi. Misalnya, data harus
terdistribusi normal, sampel tidak harus besar. Selain dapat digunakan untuk
mengkonfirmasi teori, PLS juga dapat digunakan untuk menjelaskan ada tidaknya
hubungan antar variabel laten. PLS dapat sekaligus menganilisis konstruk yang
dibentuk dengan indikator refleksif dan formatif. Hal ini tidak dapat dilakukan oleh
SEM yang berbasis kovarian karena akan menjadi unidentified model.
Model persamaan struktural merupakan persamaan teknik analisis
multivariate yang memungkinkan peneliti untuk menguji hubungan antar variabel
yang kompleks baik recursive maupun non recursive untuk memperoleh gambaran
menyeluruh tentang keseluruhan model. Tidak seperti model multivariate biasa
(analisis faktor regresi berganda) SEM dapat menguji bersama-sama yaitu :
Model struktural : hubungan antara konstruk independen dan dependen.
Model measurement: hubungan (nilai loading) antara indikator dengan konstruk
(variabel laten).
Digabungkannya pengujian model struktural dengan model pengukuran
tersebut memungkinkan untuk :
Menguji kesalahan pengukuran (measurement error) sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari SEM.
Melakukan analisis faktor bersamaan dengan pengujian hipotesis.
Dalam analisis dengan menggunakan PLS ada 2 hal yang dilakukan yaitu:
Menilai Outer Model atau Measurement Model
Ada tiga kriteria untuk menilai outer model yaitu Convengent Validity,
Diseriminant Validity, dan Composite Reliability. Convergent validity dari
model pengukuran dengan refleksif indikator dinilai berdasarkan korelasi
antara item score/component score yang dihitung dengan PLS. ukuran
refleksif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan
konstruk yang diukur.
Namun, menurut Chin (1998) dalam Ghozali (2006: 24) untuk
penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,5
sampai 0,6 dianggap cukup memadai. Discriminant Validity dari model
pengukuran dengan refleksif indikator dinilai berdasarkan Cross Loading
pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran
lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka hal tersebut menunjukkan
konstruk laten memprediksi ukuran pada blok mereka lebih baik daripada
ukuran blok lainnya. Metode lain untuk menilai Discriminant Validity adalah
membandingkan nilai Root Of Average Variance Extracted (AVE) setiap
konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antara konstruk dengan konstruk
lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai Discriminant Validity
yang baik (Fornell dan Larcker, 1981 dalam Ghozali 2006: 25). Berikut ini
rumus untuk menghitung AVE :
Sumber : Ghozali, I (2006)
Dimana λi adalah component loading ke indikator ke var ( εi ) = 1 - λi2. Jika
semua indikator di standardized, maka uraian ini sama dengan Average
Communalities dalam blok. Fornell dan Lacker (1981, dalam Ghozali 2006)
menyatakan bahwa pengukuran ini dpaat digunakan untuk mengukur
reliabilitas component score variabel laten dan hasilnya lebih konservatif
dibanding dengan composite reliability. Direkomendasikan nilai AVE harus
labih besar dari nilai 0,50.
Composite reliability blok indikator yang mengukur suatu konstruk
dapat dievaluasi dengan dua macam ukuran yaitu internal consistency yang
dikembangkan oleh Wert, et al (1979, dalam Ghozali, 2006: 25), dengan
menggunakan output yang dihasilkan PLS maka Composite reliability dapat
dihitung dengan rumus :
∑ λi 2
AVE =
∑ λi 2 + ∑ I var ( εi )
( ∑ λi )2
ρc =
( ∑ λi )2 + ∑ I var ( εi )
Sumber : Ghozali, I (2006)
Dimana λi adalah component loading ke indikator dan var ( εi ) = 1 - λi2.
Dibanding dengan Cronbach Alpha,ukuran ini tidak mengasumsikan tau
quivalence antar pengukuran dengan asumsi semua indikator diberi bobot
sama. Sehingga Cronbach Alpha cenderung lower estimate reliability,
sedangkan ρc merupakan closer approximation dengan asumsi estimate
parameter adalah akurat. ρc sebagai ukuran internal consistence hanya dapat
digunakan untuk konstruk reflektif indikator (Ghozali, 2006: 25).
Menilai Inner Model atau Structural Model
Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk melihat
hubungan antara konstruk, nilai signifikasi dan R square dari model
penelitian. Model struktural dievaluasi dengan mengggunakan R-square untuk
konstruk dependen, Stone-Geisser Q-square test untuk predictive relevance
dan uji t serta signifikansi dari koefesien parameter jalur struktural (Ghozali,
2006: 26). Dalam menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat R-
square untuk setiap variabel laten dependen. Perubahan nilai R-square dapat
digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten independen tertentu terhadap
variabel laten dependen apakah mempunyai pengaruh yang substantif.
Pengaruh besarnya dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
R2 included - R2 excluded
f² = 1- R2 included
Sumber : Ghozali, I (2006)
Dimana R2 included dan R2 excluded adalah R-square dari variable laten
dependen ketika predictor variable laten digunakan atau dikeluarkan di dalam
persamaan struktural. Disamping melihat R-square, model PLS juga
direvaluasi dengan melihat Q-Square predictive relevance untuk model
konstruk. Q-Square predictive relevance mengukur seberapa baik nilai
observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q-
Square predictive relevance lebih besar dari 0 menunjukkan bahwa model
mempunyai nilai predictive relevance, sedangkan nilai Q-Square predictive
relevance kurang dari 0 menunjukkan bahwa model kurang memiliki
predictive relevance (Ghozali, 2006: 26)
EfektivitasOrganisasi
StrukturOrganisasi
ManajemenPengetahua
n
BudayaOrganisasi
GayaKepemimpina
n
Gambar 3.1 Model Penelitian
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Umum Responden
4.1.1 Demografi Responden
Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajer pemasaran,
manajer operasional dan manajer HRD di perusahaan jasa yang terdaftar di BEI.
Dalam penelitian ini analisis data menggunakan pendekatan Partial Least Square
(PLS) dengan menggunakan software SmartPLS. PLS adalah model persamaan
struktural (SEM) yang berbasis komponen atau varian (variance). Data yang diolah
adalah jawaban responden terkait dengan Struktur Organisasi, Budaya Organisasi,
Gaya Kepemimpinan, Manajemen Pengetahuan, dan Efektivitas Organisasi.
4.2 Hasil Penelitian
Penelitian ini melakukan penyebaran kuesioner sebanyak 90 kuesioner. Dari
jumlah tersebut kuesioner yang kembali berjumlah 64 kuesioner atau hanya 71,11%
responden yang mengembalikan. Kuesioner yang tidak kembali berjumlah 26
kuesioner atau 28,89%, kuesioner yang tidak lengkap berjumlah 8 kuesioner atau
hanya 8,89%, sedangkan 56 kuesioner atau 62,22% kuesioner dari penelitian ini dapat
digunakan. Kalkulasi antara jumlah kuesioner yang disebarkan dan yang berhasil
dikumpulkan terdapat pada table 4.1
Tabel 4.1Persentase Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner
No. Keterangan Jumlah Persentase
1 Kuesioner yang dikirim 90 100%
2 Kuesioner yang kembali 64 71,11%
3 Kuesioner yang tidak kembali 26 28,89%
4 Kuesioner yang tidak lengkap 8 8,89%
5 Kuesioner yang bisa diolah 56 62,22%
Sumber : penulis, 2010
Kuesioner tersebut disebar kepada manajer pemasaran, manajer HRD dan
manajer operasional di perusahaan jasa yang terdaftar di BEI. Adapun perusahaan –
perusahaan jasa tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2
Tabel 4.2Daftar Nama-Nama Perusahaan Jasa
No Nama Perusahaan No Nama Perusahaan1 Adira Dinamika Multi Finance Tbk 16 Indosat Tbk2 Asuransi Ramayana Tbk 17 Jasa Marga (Persero) Tbk3 Bakrie & Brothers Tbk 18 Mandala Multifinance Tbk4 Bank Bukopin Tbk 19 Mas Murni Indonesia Tbk5 Bank ICB Bumiputra Tbk 20 Panin Insurance Tbk6 Bank Tabungan Negara Tbk 21 Panin Life Tbk7 Bank CIMB Niaga Tbk 22 Panorama Sentrawisata Tbk8 Bank Mega Tbk 23 Panorama Transportasi Tbk9 Bank Permata Tbk 24 Pudjiadi Prestige Limited Tbk10 Bank Rakyat Indonesia Tbk 25 Pudjiadi & Son Estate Tbk11 BFI Finance Indonesia Tbk 26 Samudra Indonesia Tbk12 Buana Finance Tbk 27 Star Pacific Tbk13 First Media Tbk 28 Telekomunikasi Indonesia Tbk14 Hotel Mandarin Regency Tbk 29 Trust Finance Tbk15 Hotel Sahid Jaya Tbk 30 Wahana Ottomitra Multiartha Tbk
4.2.1 Statistik Deskriptif
Pengolahan statistik deskriptif yang digunakan oleh penulis adalah
menggunakan software SPSS versi 15.0. Dengan hasil dari 56 responden diantaranya
sebanyak 37,50% berjenis kelamin perempuan dan 62,50% berjenis kelamin laki-laki.
Adapun tingkat usia responden dominan berada pada interval 31-40 tahun sebanyak
50,00%. Dengan berlatar pendidikan Strata Satu (S1) yaitu sebanyak 57,14%. Jabatan
yang dimiliki oleh responden adalah manajer dengan masa kerja yang dominan
berada pada interval 11-15 tahun atau 44,64%. Berikut disajikan tabel-tabel yang
menggambarkan statistik deskriptif responden.
Tabel 4.3Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frequency Percent12
Laki-lakiPerempuan
3521
62,,537,5
Total 56 100,0
Sumber : kuesioner diolah (2010)
Tabel 4.4Data Responden Berdasarkan Usia Reponden
Frequency Percent1 21-30 20 35,712 31-40 28 50,00
3 41-50 8 14,29
Total 56 100.0
Sumber : kuesioner diolah (2010)
Tabel 4.5Data responden berdasar Pendidikan Terakhir