BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Perkembangan ilmu kedokteran sekarang ini, ditunjang dengan sumber daya yang ada diharapkan mampu memberikan konstribusi yang cukup dalam berbagai aspek kehidupan. Masalah penyakit tulang Skoliosis merupakan salah satu masalah yang dirasa perlu untuk mendapatkan perhatian lebih. Karena masalah penyakit Skoliosis di Indonesia menurut penulis merupakan masalah serius, bukan hanya merupakan masalah fisik semata tetapi merupakan masalah estetika yang sangat mempengaruhi kehidupan seharian tiap individu. Penderita akan lebih mudah mengalami kemurungan dan rasa sedih yang amat sangat karena badan mereka tidak seimbang, tinggi atau berat sebelah,. Kebanyakan mereka yang menghadapi penyakit ini hanya menyedari tentang masalah tersebut ketika usia remaja, apabila keluarga atau rakan menyedari perubahan dalam tubuh mereka. Biasanya skoliosis baru diketahui ketika anak sudah masuk sekolah atau masuk Play group .Kelainan skoliosis ini kerap luput dari pandangan orang tua. Frekuensinya lebih tinggi pada wanita . Walaupun skoliosis tidak mendatangkan rasa sakit, penderita perlu dirawat seawal mungkin. Tanpa perawatan, tulang belakang menjadi semakin bengkok dan menimbulkan berbagai komplikasi. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu kedokteran sekarang ini, ditunjang dengan sumber daya yang ada
diharapkan mampu memberikan konstribusi yang cukup dalam berbagai aspek kehidupan.
Masalah penyakit tulang Skoliosis merupakan salah satu masalah yang dirasa perlu untuk
mendapatkan perhatian lebih. Karena masalah penyakit Skoliosis di Indonesia menurut
penulis merupakan masalah serius, bukan hanya merupakan masalah fisik semata tetapi
merupakan masalah estetika yang sangat mempengaruhi kehidupan seharian tiap individu.
Penderita akan lebih mudah mengalami kemurungan dan rasa sedih yang amat sangat
karena badan mereka tidak seimbang, tinggi atau berat sebelah,.
Kebanyakan mereka yang menghadapi penyakit ini hanya menyedari tentang masalah
tersebut ketika usia remaja, apabila keluarga atau rakan menyedari perubahan dalam
tubuh mereka. Biasanya skoliosis baru diketahui ketika anak sudah masuk sekolah atau
masuk Play group .Kelainan skoliosis ini kerap luput dari pandangan orang tua.
Frekuensinya lebih tinggi pada wanita . Walaupun skoliosis tidak mendatangkan rasa
sakit, penderita perlu dirawat seawal mungkin. Tanpa perawatan, tulang belakang
menjadi semakin bengkok dan menimbulkan berbagai komplikasi.
Berdasarkan latar belakang diatas maka seyogianya masalah-masalah Skoliosis sebisa
mungkin dideteksi dengan secepatnya dan ditanggulangi dengan dasar pengetahuan
pathogenesis yang benar, sehingga didapatkan hasil yang baik.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1 .DEFINISI
Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang abnormal kearah samping yang
dapat terjadi pada segmen Servikal (leher), Torakal (dada), maupun Lumbal (pinggang) .
2. ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
Terdapat 3 penyebab umum dari skoliosis:
1. Kongenital
2. Neuromuskular
3. Idiopatik
2.1 KONGENITAL
Skoliosis kongenital bukan penyebab skoliosis yang penting karena ianya jarang
didapati. Biasanya berhubungan dengan suatu kelainan dalam pembentukan tulang belakang
atau tulang rusuk yang menyatu. Kelainan tulang belakang ini biasanya mudah di deteksi
pada pemeriksaan foto Thorax. Umumnya skoliosis kongenital dihubungkan dengan kelainan
genetika atau terjadinya gangguan organisasi semasa janin didalam rahim (pada fase
organogenesis).
Pembentukan tulang belakang merupakan sebuah proses yang rumit dengan
melibatkan pertumbuhan dan penyatuan bagian kaudal satu sklerotom dengan bagian cranial
sklerotom disebelahnya. Tidak mengherankan dapat terjadi kesalahan-kesalahan yang
mengakibatkan penyatuan atau penambahan serta pengurangan jumlah vertebra (sindrom
Klippel-Feil). Pada beberapa kasus hanya terbentuk separuh vertebra saja (hemivertebra).
2
Kelainan-kelainan yang disebutkan diatas bisa menimbulkan asimetri dan seterusnya
mengarah ke skoliosis.
Skoliosis kongenital di kelaskan mengikut kelas anomalinya. Dalam hal ini
pengelasan menurut MacEwen digunakan:i.
Kegagalan Penyatuan
1. Parsial (wedge vertebra)
2. Komplit (hemivertebra)
Kegagalan Segmentasi
1. Unilateral (unilateral unsegmented bar)
2. Bilateral (block vertebra)
Campuran
o
Gambar 2.1 Kegagalan Penyatuan
Top left: anterior central defect. Top right: incarcerated hemivertebra. Bottom, from
left to right: free hemivertebra, wedge vertebra, and multiple hemivertebrae.
3
Gambar 2.2Kegagalan segmentasi
Left: block vertebra. Right: unilateral unsegmented bar.
Gambar 2.3 Campuran
Mixed vertebral deformity involving the thoracolumbar spine
4
Gambar 2.4 foto hemivertebra
Gambar 2.5 penderita skoliosis kongenital.
5
2.2 Neuromuskular
Skoliosis neuromuscular boleh diartikan sebagai suatu kelainan pada bidang koronal
dan sagital tulang belakang pada pesakit dengan kelainan dari pusat myoneural. Pada
kelainan tulang belakang neuromuscular ini perkembangan skoliosisnya lebih pesat
ketimbang skoliosis idiopatik.
Perkembangan skoliosis neuromuscular berterusan sehingga dewasa. Pada jangka
waktu yang panjang penderita bisa sakit lumpuh, kehilangan kemampuan untuk duduk dan
disertai penurunan fungsi tubuh secara keseluruhan. Selain itu juga, fungsi paru juga bisa
terancam.
Skoliosis neuromuscular diklasifikasikan oleh “Scoliosis Research Society” ke dua
bagan. Yaitu neuropathy dan miopathy. Kelainan pada neuropathy telah dibahgikan lagi
menjadi lesi motorneuron atas dan lesi pada motorneuron bawah. Kumpulan penyakit yang
termasuk dalam kategori lesi pada motoneuron atas adalah :
1. Cerebral palsy
2. Syringomelia
3. Spinal cord trauma
Kumpulan penyakit yang termasuk dalam kategori lesi pada motorneuron bawah pula adalah:
1. Poliomyelitis
2. Atrofi otot tulang belakang
3. Neurofibromatosis
Manakala dalam golongan miopathy didapati penyakit seperti :
1. Arthrogryposis
2. Muscular dystrophy
6
Patofisiologi skoliosis neuromuscular masih lagi tidak difahami dengan baik. Namun
dapat ditarik kesimpulan bahwa skoliosis neuromuscular disebabkan oleh kelemahan otot
pada tulang belakang. Berbagai kelainan tersebut menyebabkan otot atau saraf di
sekitar tulang belakang tidak berfungsi sempurna dan menyebabkan bentuk tulang belakang
menjadi melengkung
2.3 Idiopatik
Bertahun tahun, skoliosis yang tidak diketahui penyebabnya disebut dengan
“idiopatik”. Namun, ada penelitian yang menyatakan bahwa scoliosis idiopatik merupakan
penyakit genetik dan diturunkan melalui gen autosomal dominan dengan penetrance
incomplete. Scoliosis idiopatik prevalensinya lebih sering terjadi pada perempuan dewasa,
delapan kali lipat dibandingkan dengan laki laki dewasa, dan terjadi sekitar 70 persen
diantara kejadian kasus skoliosis lainnya.
Onset kejadian dari skoliosis idiopatik ini dibagi atas 3 periode utama. Periode itu
adalah zona infantile, juvenile, dan adolescent.
1. Infantile ( anak - anak )
Terjadi pada anak sejak lahir hingga berumur 3 tahun. Pada umumnya, di deteksi pada
tahun pertama sejak kelahiran. Kasus ini lebih sering terjadi di Inggris, biasanya pada
laki- laki dan biasanya lokasi terjadinya adalah pada lekukan thoracic sebelah kiri.
Mayoritas sembuh secara spontan, walaupun tidak diobati dan mungkin ini dikarenakan
hasil dari pembentukan ketika di rahim; beberapa kasus berkembang menjadi struktur
lekukan yang cukup kaku, keras dan prognosis yang jelek.
2. Juvenile ( remaja )
Terjadi pada umur 4 tahun hingga 10 tahun. Perbedaan antara kasus remaja awal
dengan fase anak-anak akhir biasanya sulit di pisahkan kecuali didasarkan atas
pemeriksaan x-ray. Kebanyakan dari kasus ini dideteksi pada umur lebih dari 6 tahun dan
berlokasi pada kurva thorax kanan. Pada kelompok umur ini, prevalensi kasus diantara