ISI 1. NAMA ATAU TEMA BLOK Skizofrenia/ Blok Brain and Mind System 2. FASILITATOR/ TUTOR Dr. Tri Widyawati, M.Si 3. DATA PELAKSANAAN a. Hari : Senin, 15 Maret 2010 dan Kamis, 18 Maret 2010 b. Pemicu ke : 6 (enam) c. Waktu : 10.30- 13.00 d. Ruangan : Ruang Tutorial I (Gedung Baru) 4. PEMICU A, 28 tahun, pria, belum menikah, diantar polisi ke rumah sakit karena mengamuk dan memukul seorang pria 60 tahun yang tidak dikenalnya di jalan. Ketika perawat menanyakan siapa namanya, A membentak perawat dan berkata, “Kamu tidak tahu siapa saya? Betapa bodohnya…. Sayakan walikota Medan yang baru saja dilantik minggu lalu, apa kamu tidak pernah baca Koran? Tanpa bicarapun semua orang dapat mengenal siapa saya dan mengetahui apa yang ada dalam pikiran saya.” Saat dilakukan wawancara dan pemeriksaan psikiatri, A terlihat sibuk berbicara sendiri dan memaki- maki. Ketika ditanya dengan siapa ia berbicara, A mengatakan ia sedang berkomunikasi dengan staf ahlinya yang bodoh dan tidak punya inisiatif. Mereka bisa berkomunikasi dengan melalui telepati, setelah secara tiba- tiba ada kekuatan ghaib yang memasukkan pikiran asing ke pikirannya, 1
65
Embed
skizofrenia, mekanisme pertahanan ego, gangguan kepribadian, gangguan proses berpikir
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ISI
1. NAMA ATAU TEMA BLOK
Skizofrenia/ Blok Brain and Mind System
2. FASILITATOR/ TUTOR
Dr. Tri Widyawati, M.Si
3. DATA PELAKSANAAN
a. Hari : Senin, 15 Maret 2010 dan Kamis, 18 Maret 2010
b. Pemicu ke : 6 (enam)
c. Waktu : 10.30- 13.00
d. Ruangan : Ruang Tutorial I (Gedung Baru)
4. PEMICU
A, 28 tahun, pria, belum menikah, diantar polisi ke rumah sakit karena mengamuk
dan memukul seorang pria 60 tahun yang tidak dikenalnya di jalan. Ketika perawat
menanyakan siapa namanya, A membentak perawat dan berkata, “Kamu tidak tahu
siapa saya? Betapa bodohnya…. Sayakan walikota Medan yang baru saja dilantik
minggu lalu, apa kamu tidak pernah baca Koran? Tanpa bicarapun semua orang dapat
mengenal siapa saya dan mengetahui apa yang ada dalam pikiran saya.”
Saat dilakukan wawancara dan pemeriksaan psikiatri, A terlihat sibuk berbicara
sendiri dan memaki- maki. Ketika ditanya dengan siapa ia berbicara, A mengatakan ia
sedang berkomunikasi dengan staf ahlinya yang bodoh dan tidak punya inisiatif. Mereka
bisa berkomunikasi dengan melalui telepati, setelah secara tiba- tiba ada kekuatan ghaib
yang memasukkan pikiran asing ke pikirannya, sejak saat itu A mengatakan ia menjadi
lebih pintar dan bisa mengobati orang. Segala pikiran dan perbuatan yang dilakukan A
kini dikendalikan oleh kekuatan ghaib tersebut. Namun banyak orang yang cemburu
dengan kehebatannya sehingga berusaha mencelakakan dan mengguna- gunai A, salah
satunya pria yang 60 tahun yang dipukulnya tadi. A yakin bahwa pria tersebut berniat
untuk membunuhnya.
1
More Info I
Tak lama kemudian ibu A datang ke rumah sakit dan memberikan keterangan bahwa A
sudah menunjukkan perubahan perilaku sejak kurang lebih 6 bulan yang lalu; A yang semula
rajin bekerja menjadi malas keluar rumah, malas mandi dan malas bertemu siapa saja. Satu
bulan terakhir, A mulai berbicara- bicara sendiri dan marah- marah tanpa sebab.
Sebelumnya A dikenal sebagai anak yang baik, rajin dan tidak banyak bicara. A belum
punya pacar dan tidak mempunyai teman dekat. Sehari- hari sepulang dari kantor, A lebih
suka menghabiskan waktu di kamar sendiri, dengan saudara- saudaranya pun A tidak begitu
dekat, A begitu kelihatan tidak terlalu perduli dengan pujian dan kritikan orang, sehingga
terkesan A sangat dingin.
Riwayat trauma pada kepala dan penggunaan zat adiktif tidak dijumpai.
Hasil pemeriksaan:
Status presens
Sensorium : compos mentis.
TD: 120/80 mmHg; Pols: 80x/menit; pernafasan: 16x/menit; suhu normal.
Pemeriksaan fisik dalam batas normal.
Pemeriksaan neurologis dalam batas normal.
Pemeriksaan laboratorium: urine/ darah rutin: dalam batas normal.
Berdasarkan hasil pemeriksaaan yang dilakukan, dokter menganjurkan A untuk dirawat inap
dan memberikan suntikan haloperidol intramuskular.
More Info II
Keesokan harinya, saat kunjungan pagi, dokter menjumpai A dalam keadaan mata mendelik
ke atas, lidah tertarik ke dalam.
Apa yang terjadi pada A?
5. TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Mengetahui dan memahami mekanisme pertahanan ego.
B. Mengetahui dan memahami gangguan kepribadian.
C. Mengetahui dan memahami gangguan isi pikiran dan proses pikir.
D. Mengetahui dan memahami skizofrenia.
E. Mengetahui dan memahami obat antipsikotik.
6. PERTANYAAN YANG MUNCUL DALAM DISKUSI KELOMPOK
A. Apa yang dimaksud dengan mekanisme pertahanan ego? Apa saja jenis- jenis
mekanisme pertahanan ego yang ada?
2
B. Apa yang dimaksud dengan gangguan kepribadian? Apa saja jenis gangguan
kepribadian dan bagaimana ciri dari gangguan kepribadian tersebut ? Apa kriteria
yang digunakan untuk menegakkan diagnostik gangguan kepribadian?
C. Apa yang dimaksud dengan gangguan isi dan proses berpikir? Apa contoh gangguan
isi dan proses pikir yang ada?
D. Apa yang dimaksud dengan skizofrenia? Mengapa skizofrenia bisa terjadi?
E. Apa saja obat- obatan yang termasuk antipsikotik? Bagaimana kerja obat- obatan
tersebut dan apa efek samping yang dapat ditimbulkan?
7. JAWABAN ATAS PERTANYAAN
A. MEKANISME PERTAHANAN EGO (EGO DEFENSE MECHANISM)
Menurut Sigmund Freud, Mekanisme Pertahanan Ego (MPE) bersumber dari bawah
sadar (unconscious) yang digunakan Ego untuk mengurangi konflik antara dunia internal
seseorang dengan realitas eksternal. Fungsi pertama dan utama defense mechanism adalah
untuk mempertahankan diri dalam menghadapi realitas eksternal yang penuh tantangan.
Bila realitas eksternal menuntut terlalu banyak, melebihi kapasitas diri untuk mengatasinya,
maka kepribadian akan mengaktifkan defense mechanism. Begitu pula sebaliknya, bila
hasrat dan dorongan dari dalam diri terlalu kuat, dan bila dorongan itu akan mengancam
keharmonisan relasi individu dengan realitas eksternal, maka defense mechanism akan
diaktifkan untuk meredamnya. (1)
Freud menggunakan istilah mekanisme pertahanan ego untuk menunjukkan proses tak
sadar yang melindungi individu dari kecemasan melalui pemutarbalikan kenyataan. Pada
dasarnya strategi-strategi ini tidak mengubah kondisi objektif bahaya. MPE hanya mengubah
cara individu mempersepsi atau memikirkan masalah itu. Dalam teori psikoanalitik yang
dikemukakan Freud, istilah mekanisme pertahanan ego cenderung dikonotasikan negatif.
Mekanisme ini dianggap maladaptif dan patologis. Namun, setelah berkembangnya ego
psychology, konsepsi mengenai MPE telah berubah. Menurut teori ini, ego defense
merupakan mekanisme psikis yang kita perlukan untuk adaptif dengan realitas eksternal.
Bila individu menggunakan defense mechanism secara efektif dan sesuai dengan tahapan
perkembangannya, maka dikatakan individu tersebut menggunakan defense mechanism
yang matang. Bila individu menggunakan defense mechanism yang tidak efektif dan tidak
sesuai dengan tahapan perkembangannya, dikatakan individu tersebut menggunakan
defense mechanism yang tidak matang, atau bahkan archaic (primitif).(1)
3
Seperti yang telah dikemukakan di atas, defense mechanism adalah mekanisme
pertahanan yang diperankan oleh Ego. Ego adalah salah satu dari tiga struktural kehidupan
manusia yang dikemukakan Sigmund Freud dalam teori psikoanalitiknya. Dua komponen
lainnya adalah Id dan Superego. Ketiga struktur ini memiliki fungsi dan tugas masing-
masing.
Dalam teori itu dikemukakan, Id adalah struktur kepribadian yang orisinil, bersifat impulsif
dan paling primitif. Pada mulanya, yang ada adalah Id. Id terletak di ketidaksadaran,
sehingga tidak bersentuhan langsung dengan realitas. Oleh karena itu, Id dikenal dengan
istilah pleasure principal. Pleasure principal berprinsip pada kesenangan dan berusaha
menghindari rasa sakit. Id-lah yang memunculkan berbagai hasrat dan dorongan dasar yang
kemudian menggerakkan tingkah laku. Dua dorongan dasar yang utama adalah dorongan
seksual dan dorongan agresi. Ada kesan bahwa Id berisi segala sesuatu yang buruk dalam
diri manusia. Sesungguhnya tidak demikian. Dorongan dan hasrat dari Id, yakni seksualitas
dan agresivitas menjadi baik atau buruk, tergantung dari pengarahan yang dilakukan.
Struktur kepribadian yang bertugas mengarahkan berbagai dorongan Id agar tidak
bertentangan dengan realitas eksternal adalah Ego.
Ego merupakan komponen kepribadian yang bertugas sebagai eksekutor. Sistem
kerjanya memakai prinsip realistic karena struktur keperibadian ini memang bersentuhan
langsung dengan realitas eksternal. Ego mengatur interaksi dan transaksi antara dunia
internal individu dengan realiitas eksternal. Untuk melaksanakan tugas itu. Ego memiliki tiga
fungsi, yaitu reality testing, identify dan defense mechanism. Reality testing adalah
kemampuan utama Ego, yaitu untuk mempersepsi realitas. Kemudian Ego akan
menyesuaikan diri sedemikian rupa agar dapat menguasai realitas tersebut. Identify adalah
fondasi kepribadian. Identitas terbentuk sejak awal kehidupan, mengalami krisis di masa
remaja, dan terus berkembang dalam perjalanan hidupnya. Pembentukan identitas terjadi
melalui interaksi individu dengan orang- orang yang penting dalam kehidupannya.
Superego merupakan kekuatan moral dan etik dari kepribadian. Superego merupakan
struktur kepribadian (bagian dari dunia internal) yang mewakili nilai- nilai realitas eksternal.
Superego memakai prinsip idealistic (idealistic principle), yakni mengejar hal- hal yang
bersifat moralitas. Superego mendorong individu untuk mematuhi nilai- nilai yang berlaku di
realitas eksternal. Hal ini dilakukan untuk menghindari konflik antara individu dengan realitas
eksternal. Superego diibaratkan sebagai “polisi internal” yang mendorong kita untuk tidak
melanggar nilai dan norma yang berlaku dalam realitas eksternal, dengan atau tanpa orang
lain yang mengawasi.(1)
4
Klasifikasi Mekanisme Pertahanan Ego
Berdasarkan buku Dinamika Kepribadian (Arif, 2006), mekanisme pertahanan ego
dikelompokkan menjadi tiga (1), yakni:
a. Mekanisme Pertahanan Ego yang Tergolong Matang (Mature)
1. Sublimasi
Sublimasi adalah mekanisme yang mengubah atau mentrasformasikan dorongan-
dorongan primitif, baik dorongan seksual dan agresi, menjadi dorongan yang sesuai
dengan norma dan budaya yang berlaku di realitas eksternal.
Misalnya: dorongan seksual diubah menjadi dorongan kreatif untuk menghasilkan
karya seni; dorongan agresi diubah menjadi daya juang untuk mencapai suatu tujuan.
2. Kompensasi
Kompensasi merupakan upaya untuk mengatasi suatu kekurangan dalam suatu
bidang dengan cara mengupayakan kelebihan di bidang lain.
Misalnya: seseorang yang tidak memiliki prestasi akademik yang baik memiliki
prestasi olahraga yang sangat baik.
3. Supresi
Supresi merupakan satu- satunya mekanisme pertahanan ego yang dilakukan secara
sadar. Supresi merupakan upaya peredaman kembali suatu dorongan libidinal
(dorongan Id) yang berpotensi konflik dengan realitas eksternal. Peredaman dorongan
ini dianggap telah melalui suatu pertimbangan rasional.
Contoh: salah seorang teman Anto menyinggung dan membangkitkan amarah dan
dorongan agresinya. Namun, Anto meredam kembali dorongan untuk bertindak agresi
secara impulsif karena akan mengakibatkan dampak yang serius pada relasi saya
dengannya. Kemudian, Anto memilih untuk mengungkapkan perasaan secara asertif
di waktu yang lebih tepat.
4. Humor
Melalui humor, seseorang dapat mengubah penghayatan akan suatu peristiwa yang
tidak menyenangkan menjadi menyenangkan. Humor juga dapat berfungsi
menyalurkan agresivitas tanpa bersifat destruktif.
Misalnya: menertawakan diri sendiri ketika apa yang dikehendaki tidak tercapai.
5
b. Mekanisme Pertahanan Ego yang Tergolong Tidak Matang (Immature)
1. Represi
Represi adalah upaya meredam suatu dorongan libidinal yang berpotensi konflik
dengan realitas eksternal. Yang membedakannya dengan supresi adalah represi
dilakukan tanpa membiarkannya sadar terlebih dahulu. Oleh karena dorongan yang
diredam ini tidak melalui kesadaran, orang yang bersangkutan tidak mungkin
mengolahnya secara rasional.
Contoh: seseorang yang kurang asertif mungkin akan lebih sering mengggunakan
represi untuk meredam kemarahan dan agresivitanya ketika ia tidak berani menolak
hal- hal yang tidak disukainya. Dari luar kelihatan sabar, tetapi diketidaksadarannya
dipenuhi gejolak amarah.
Dibutuhkan energi psikis yang lebih besar untuk melakukan represi dibandingkan
dengan supresi. Hal ini dapat menyebabkan kepribadian melemah. Saat kepribadian
semakin lemah, represi yang dilakukan semakin tidak efektif. Dorongan yang hendak
diredam seringkali lolos dengan berbagai cara. Misalnya: fenoma slip of the tongue,
yaitu ketika suatu ucapan yang netral menjadi agresif ataupun porno. Fenomena
latah juga termasuk di dalamnya. Orang yang sungguh- sungguh latah akan
mengucapkan kata- kata porno saat ia latah.
2. Proyeksi
Proyeksi merupakan mekanisme di mana seseorang secara psikis menolak dan
mengeluarkan bagian diri yang tidak dikehendakinya. Bagian yang tidak dikehendaki
ini tampil pada orang lain. Orang yang melakukan proyeksi tidak dapat mengenali
tampilan yang dilihatnya pada orang lain sebagai bagian dari dirinya.
Contoh: seseorang yang tidak mengenal hasrat seksual yang bergejolak dalam
dirinya akan melihat kebanyakan orang lain berpikir dan bertingkah laku porno.
3. Introyeksi
Mekanisme ini dilakukan dengan cara “mengambil alih” suatu ciri kepribadian yang
ditemukannya pada orang lain. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan struktur
kepribadian pada orang yang bersangkutan.
Contoh: dalam beberapa organisasi tertentu, senior sering memberikan tekanan
psikis yang sangat berat kepada anggota baru. Dalam kondisi stress berat, anggota
baru tersebut akan lebih mudah mengintroyeksikan tindakan seniornya ini. Untuk
perlindungan diri, para anggota baru tersebut mengubah salah satu struktur
kepribadiannya, serupa dengan senior yang “menyiksanya”.
6
4. Reaksi Formasi
Reaksi formasi merupakan suatu upaya melakukan hal yang sebaliknya untuk
melawan suatu dorongan internal yang dapat menimbulkan konflik.
Contoh: seorang yang memiliki hasrat seksual yang tinggi berlaku seolah- olah dia
sangat membenci segala sesuatu yang berbau seks.
5. Undoing
Undoing adalah upaya simbolik untuk membatalkan suatu impuls yang telah terwujud
menjadi tingkah laku. Hal ini biasanya dilakukan dengan melakukan ritual tertentu.
Contoh: seseorang tidak dapat menahan diri untuk melakukan masturbasi. Kemudian
dia menyesal dan melakukan upaya untuk “membersihkan” pelanggaran yang dia
lakukan dengan suatu ritual, misalnya mandi dan mencuci tangan. Hal ini akan
berulang kali dilakukannya bila dia mengulang perbuatan masturbasi.
6. Rasionalisasi
Rasionalisasi adalah upaya mendistorsikan persepsinya akan suatu realitas. Pikiran
akan memberikan alasan- alasan yang kelihatannya masuk akal. Hal ini dilakukan
agar suatu kenyataan yang semula berbahaya dan dapat mengguncang
kepribadiannya, menjadi lebih mudah diterima.
Misalnya: bagi seorang yang self-esteemnya rapuh, penolakan cinta dari lawan jenis
akan mengguncang kepribadiannya. Orang yang bersangkutan kemudian melakukan
rasionalisasi dengan mendistorsikan kenyataan. Dia beranggapan bahwa lawan jenis
tersebut menolaknya karena merasa tidak layak untuk menjadi kekasihnya.
7. Isolasi
Isolasi merupakan suatu cara untuk meredam suatu aspek yang dianggap paling
berbahaya. Akibatnya, kepribadian menghayati pengalaman tersebut secara parsial
tidak utuh. Seorang yang harmonis dengan realitas eksternal dapat menghayati
pengalaman hidupnya secara utuh. Keutuhan itu dapat dilihat dari aspek kognitif
(pikiran), afektif (perasaan) dan konatif (tingkah laku).
Misalnya: ketika seorang mendapat bonus gaji, orang tersebut akan memikirkan hal-
hal yang menyenangkan. Perasaan akan gembira dan wajahnya berseri- seri pada
hari itu. Pada orang yang melakukan isolasi, contoh: seseorang yang tidak sanggup
menerima kenyataan bahwa orang yang paling dikasihinya meninggal tidak merasa
sedih dan tidak menunjukkan kesedihan. Yang ada hanyalah perasaan hampa.
Sesungguhnya kesedihan yang dialami orang tersebut sangat besar, lebih besar dari
7
yang sanggup ditanggungnya sehingga ia memendamnya. Hal ini tidak sehat karena
akan mengganggu kepribadian di masa yang akan datang.
8. Intelektualisasi
Mekanisme ini terlalu menonjolkan aspek inteleknya secara berlebihan. Tujuannya
untuk mengkompensasi bagian kepribadian lain yang kurang.
Contoh: seorang yang kurang terampil menjalin relasi sosial yang hangat dengan
orang lain, memperlihatkan upaya yang terlalu besar untuk menonjolkan
kepintarannya.
9. Displacement
Displacement dilakukan dengan cara mengganti objek yang menjadi sasaran
kemarahan.
Misal: seseorang sangat marah terhadap atasannya karena penghinaan yang
dilakukan sang atasan. Namun, karena tidak mungkin melampiaskan kemarahannya,
dia mengalihkan dorongan tersebut kepada orang lain. Misalnya kepada
bawahannya yang mungkin hanya melakukan kesalahan kecil.
10. Denial
Denial merupakan suatu mekanisme dengan menyangkal bahwa suatu peristiwa
sungguh- sungguh terjadi. Hal ini dilakukan karena tidak sanggup menerima
kenyataan tersebut.
11. Regresi
Regresi artinya mundur secara mental dari suatu tahap perkembangan. Hal ini
dilakukan karena seseorang tidak sanggup atau mengalami kesulitan untuk maju ke
tahap perkembangan selanjutnya.
Misalnya: seorang bapak paruh baya yang tidak merasa dengan dirinya yang
semakin tua, kembali ke fase phallic. Sehingga ia akan menunjukkan kegenitan dan
seductiveness.
c. Mekanisme Pertahanan Ego yang Tergolong Primitif (Archaic)
1. Splitting
Splitting adalah mekanisme yang dilakukan bayi untuk memudahkannya menangani
berbagai pengalaman yang dialaminya. Splitting membagi suatu objek atau
pengalaman menjadi dua, yakni baik dan buruk. Mekanisme ini tidak mampu melihat
daerah “abu- abu” di antaranya. Secara primitif, hal yang menyenangkan akan
8
dihayati baik sedangkan yang tidak menyenangkan akan dihayati tidak baik. Semakin
tumbuh dan kepribadian semakin matang, spiltting jarang dilakukan. Mekanisme
pertahanan ini biasanya dilakukan oleh orang dengan gangguan mental yang berat.
2. Projective Identification
Defense mechanism ini jarang ditemui pada kepribadian yang cukup matang.
Mekanisme ini akan lebih sering ditemukan dalam kepribadian yang sangat
terganggu, misalnya pada pasien skizofrenia.
3. Primitive Idealization
Mekanisme ini dilakukan untuk mempertahankan harga diri mendasarnya (basic self-
esteem) ketika mengalami ancaman. Hal ini dilakukan dengan mengidealisasikan
orang lain dan kemudian mengembangkan kesatuan dengan orang tersebut. Orang
yang diidealisasikan akan dipandang sepenuhnya memiliki nilai- nilai positif dan tidak
memiliki nilai- nilai negatif sama sekali. Fantasi kesatuan dengan orang tersebut akan
membantu menambal harga diri yang terluka.
Contoh: seseorang perempuan yang semasa kecilnya tidak pernah mendapat kasih
sayang dari orangtua, kemudian mengidealisasikan suaminya. Suaminya dianggap
sangat sempurna walaupun kenyataannya sangat kontras dengan idealisasinya
tersebut.
4. Omnipotence
Arti omnipotence adalah maha kuasa. Orang yang menggunakan mekanisme ini
menganggap dirinya maha kuasa dan mampu melakukan apapun juga, tidak takut
atau kuatir pada apapun juga. Mekanisme ini biasanya dilakukan oleh bayi pada fase
oral.
5. Manic Defense
Mekanisme pertahanan ego ini dikembangkan oleh Melanie Klein. Menurut Klein,
setiap orang memiliki dua posisi mental. Pertama adalah paranoid- schizoid position,
di mana seseorang merasa terpisah dari orang lain. Dia tida dapat menghargai
sepenuhnya keberadaan orang lain. Orang lain dipandang sebagai objek- bukan
subjek. Orang lain dipandang sebagai ancaman bagi diri atau sarana pemuas
kebutuhan semata. Posisi kedua adalah depressive position, yaitu ketika seorang
sepenuhnya menyadari keberadaan orang lain dan memiliki ketergantungan
terhadap mereka. Memandang orang lain sebagai subjek yang juga memiliki
9
perasaan dan pengalaman- pengalaman manusiawi yang serupa. Menurut Klein, kita
beralih dari satu posisi ke posisi yang lain. Saat berada dalam posisi paranoid-skizoid
kita cenderung menyakiti orang, baik dengan tindakan aktual maupun khayalan. Saat
berada dalam posisi depresi, kita menyadari bahwa kita telah menyakiti orang lain.
Kesadaran ini menimbulkan perasaan bersalah dan takut kehilangan orang tersebut.
Pada manic defense, seseorang menyangkal bahwa ia sangat tergantung pada
orang yang dilukainya. Ia menyangkal takut kehilangan orang tersebut atau
menyangkal telah melakukan hal yang merugikan orang tersebut. mekanisme manic
defense bersikukuh pada fantasi bahwa ia akan tetap bahagia seorang diri dan tidak
membutuhkan orang lain.
B. GANGGUAN KEPRIBADIAN (PERSONALITY DISORDER)
Kata personality berasal dari bahasa Yunani kuno prosopon atau persona, yang artinya
‘topeng’ yang biasa dipakai artis dalam teater. Kaplan dan Saddock mendefinisikan
kepribadian sebagai totalitas sifat emosional dan perilaku yang menandai kehidupan
seseorang dari hari ke hari (4). Pada orang normal, biasanya kepribadian relatif stabil dan
dapat diramalkan. Menurut Kusumanto Setyonegoro kepribadian adalah ekspresi seseorang
, yang keluar dari pengetahuan dan perasaan (3). Definisi lain mengemukakan bahwa
kepribadian adalah pola perilaku yang khas bagi seseorang. Orang lain dapat mengenal
orang tersebut dari pola perilakunya itu. (5)
Gangguan kepribadian adalah suatu varian dari sifat karakter diluar rentang yang
ditemukan pada sebagian besar orang. Menurut DSM-IV, gangguan kepribadian adalah pola
yang bersifat menetap dalam mempersepsi, memikirkan dan berhubungan dengan
lingkungan dan diri sendiri. Pola ini diperlihatkan di berbagai macam konteks sosial dan
pribadi. Pola ini tidak fleksibel dan maladaptif serta menyebabkan hendaya fungsi sosial
atau distress subjektif yang signifikan. Jadi, seseorang dikatakan memiliki gangguan
kepribadian apabila sifat kepribadian tidak fleksibel, maladaptif, dan menyimpang dari
ekspektasi budaya orang yang bersangkutan. Hal ini telah berlangsung dalam jangka waktu
yang lama, muncul pada setiap situasi serta mengganggu fungsi kehidupannya sehari- hari.
10
Klasifikasi
Klasifikasi menurut PPDGJI-III (1993) Klasifikasi menurut DSM-IV (1994)
1. Gangguan Kepribadian Paranoid
2. Gangguan Kepribadian Skizoid
3. Gangguan Kepribadian Dissosial
4. Gangguan Kepribadian Emosional tak
Stabil (Impulsif/ambang)
5. Gangguan Kepribadian Histrionik
6. Gangguan Kepribadian Anankastik
7. Gangguan Kepribadian Cemas
(menghindar)
8. Gangguan Kepribadian Dependen
9. Gangguan Kepribadian Khas lainnya
10. Gangguan Kepribadian yang tak
tergolongkan
Kelompok A (odd/ eccentric cluster)
1. Gangguan Kepribadian Paranoid
2. Gangguan Kepribadian Skizoid
3. Gangguan Kepribadian Skizotipal
Kelompok B (dramatic/ erratic cluster)
4. Gangguan Kepribadian Antisosial dan Psikopati.
5. Gangguan Kepribadian Ambang
6. Gangguan Kepribadian Histrionik
7. Gangguan Kepribadian Narsisistik
Kelompok C (anxious/ fearful cluster)
8. Gangguan Kepribadian Menghindar
9. Gangguan Kepribadian Dependen
10. Gangguan Kepribadian Obsesif Kompulsif
11. Gangguan Kepribadian yang tak dispesifikasikan
SKIZOFRENIAGejala:- Delusi- Halusinasi- Gangguan bicara terdisorganisasi- Masalah perilaku (agitasi liar, cara
berpakaian yang tidak sesuai, kurangnya hygiene diri)
- Menarik diri dari pergaulan sosial
PROGNOSIS- 10-20% pasien yang mendapat perawatan psikiatrik prognosisnya baik.- >50% hasilnya buruk.- 20-30% mampu menjalani hidup agak normal, 20-30% mengalami gejala