SKENARIO KASUS 1 BLOK AGROMEDICINE “Potensial Hazard Di Lingkungan Pertanian” Penerapan agromedicine sangat membantu peningkatan derajat kesehatan para pekerja di sektor pertanian. Menurut apriyantono (2006), tenaga kerja yang berada pada sektor pertanian memiliki ciri-ciri : (1) tingkat pendidikan rendah; (2) keterampilan rendah; dan (3) belum terorganosasikan dengan baik. Selain itu juga pertanian mengandung seluruh spektrum keselamatan kerja dan resiko maasalah kesehatan. Bahaya potensial di pertanian yang menimbulkan gangguan kesehatan adalah pemekaian bahan kimia misalnya pestisida dan pupuk yang dapat menimbulkan gangguan pada kulit dan keracunan. Mekanisasi berupa pemakaian mesin-mesin dan alat berat dapat menimbulkan cedera dan kecelakaan kerja. Debu binatang dan tumbuhan dapat menimbulkan alergi dan penyakit pernafasan. Indonesia merupakan negara tropis, memiliki resiko terkena sengatan matahari dan hawa panas. Selain itu, tidak adanya atau kurangnya air bersih dan higiene tidak memadai dapat menimbulkan penyakit menular. Kontak atau terkena tanaman beracun / berbahaya, serangan binatang buas, sengatan serangga dan gigitan ular dapat menyebabkan resiko bahaya yang paling sering ditemukan (Apryantono, A. 2006. Konsep Pembangunan Pertanian di Indonesia. Makalah Rapat Kerja Tahunan. Jakarta) 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
SKENARIO KASUS 1
BLOK AGROMEDICINE
“Potensial Hazard Di Lingkungan Pertanian”
Penerapan agromedicine sangat membantu peningkatan derajat kesehatan para
pekerja di sektor pertanian. Menurut apriyantono (2006), tenaga kerja yang berada
pada sektor pertanian memiliki ciri-ciri : (1) tingkat pendidikan rendah; (2)
keterampilan rendah; dan (3) belum terorganosasikan dengan baik. Selain itu juga
pertanian mengandung seluruh spektrum keselamatan kerja dan resiko maasalah
kesehatan. Bahaya potensial di pertanian yang menimbulkan gangguan kesehatan
adalah pemekaian bahan kimia misalnya pestisida dan pupuk yang dapat
menimbulkan gangguan pada kulit dan keracunan. Mekanisasi berupa pemakaian
mesin-mesin dan alat berat dapat menimbulkan cedera dan kecelakaan kerja. Debu
binatang dan tumbuhan dapat menimbulkan alergi dan penyakit pernafasan.
Indonesia merupakan negara tropis, memiliki resiko terkena sengatan matahari
dan hawa panas. Selain itu, tidak adanya atau kurangnya air bersih dan higiene
tidak memadai dapat menimbulkan penyakit menular. Kontak atau terkena
tanaman beracun / berbahaya, serangan binatang buas, sengatan serangga dan
gigitan ular dapat menyebabkan resiko bahaya yang paling sering ditemukan
(Apryantono, A. 2006. Konsep Pembangunan Pertanian di Indonesia. Makalah
Rapat Kerja Tahunan. Jakarta)
1
Step 1
Klasifikasi Terminologi Masalah
10 Agromedicine
Jawab :
10 Agromedicine : Subdivisi dari kedokteran okupasi yang mengintegrasikan
dari ilmu kedokteran dasar, klinik, ilmu sosial, yang memfokuskan pada
masalah kesehatan dan keselamatan lingkungan agrikultura (meliputi pertanian,
perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan) termasuk petani dan
keluarganya, pekerja dalam lingkungan agroindustri, sampai kepada konsumen
produk agrikultura.
2
Step 2
Definisi Masalah
10 Jelaskan mengenai definisi agromedicine?
20 Bagaimanakah ruang lingkup yang tercangkup di agromedicine?
30 Apakah potensial hazard yang ada pada sektor pertanian?
40 Bagaimanakah prinsip tatalaksana dan pencegahan potensial hazard yang
ada pada sektor pertanian?
3
Step 3
Curah Pendapat
1. Jelaskan mengenai definisi agromedicine?
Secara prinsip agromedicine memiliki makna penerapan sistem kesehatan di
bidang budaya pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Agromedicine
juga punya makna yaitu bagian dari kedokteran komunitas yang memfokuskan
diri pada komunitas petani yang mencakup pekerja, keluarga, lingkungan rumah,
dan konsumen hasil pertanian.
Secara istilah agromedicine ialah subdivisi dari kedokteran okupasi yang
mengintegrasikan dari ilmu kedokteran dasar, klinik, ilmu sosial, yang
memfokuskan pada masalah kesehatan dan keselamatan lingkungan agrikultura
(meliputi pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan) termasuk
petani dan keluarganya, pekerja dalam lingkungan agroindustri, sampai kepada
konsumen produk agrikultura.
2. Bagaimanakah ruang lingkup yang tercangkup di agromedicine?
Ruang lingkup yang terdapat pada agromedicine ialah :
a0 Traumatic injury
b0 Pulmonary exposures
c0 Agrichemical injury
4
d0 Lain-lain:
; Zoonosis
; Food safety
; Rural Community Health services
3. Apakah potensial hazard yang ada pada sektor pertanian?
Potensial hazard yang ada pada sektor pertanian ialah :
; Mekanisasi : penggunaan alat-alat yang digunakan
; Pemakaian bahan kimia : seperti penggunaan pupuk dan pestisida
; Debu Organik : debu dari hasil tani
; Kontak dengan organisme hidup : gigitan serangga dan ular.
4. Bagaimanakah prinsip tatalaksana dan pencegahan potensial hazard yrd
ang ada pada sektor pertanian?
Prinsip tatalaksana potensial hazard ialah :
; Identifikasi potensial hazard penyebab
; Diagnosis
; Terapi
; Penanganan untuk mencegah hazard
Prinsip pencegahan potensial hazard => Five Level Prevention
; Health promotion
5
; Spesific protection
; Early diagnosis and prompt treatment
; Disability limitation
; Rehabilitation
Pengendalian potensial hazard
a0 Elimination = menghilangkan
b0 Reduction = menurunkan tingkat bahaya
c0 Engineering control = tidak ada kontak
d0 Administration control = instruksi
e0 Personal Protective Equipment = penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
6
Step 4
Analisis Masalah
1. Jelaskan mengenai definisi agromedicine?
Secara prinsip agromedicine memiliki makna penerapan sistem kesehatan di
bidang budaya pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Agromedicine
juga punya makna yaitu bagian dari kedokteran komunitas yang memfokuskan
diri pada komunitas petani yang mencakup pekerja, keluarga, lingkungan rumah,
dan konsumen hasil pertanian.
Secara istilah agromedicine ialah subdivisi dari kedokteran okupasi yang
mengintegrasikan dari ilmu kedokteran dasar, klinik, ilmu sosial, yang
memfokuskan pada masalah kesehatan dan keselamatan lingkungan agrikultura
(meliputi pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan) termasuk
petani dan keluarganya, pekerja dalam lingkungan agroindustri, sampai kepada
konsumen produk agrikultura.
2. Bagaimanakah ruang lingkup yang tercangkup di agromedicine?
Agroindustri adalah kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan
baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut.
Secara eksplisit pengertian Agroindustri pertama kali diungkapkan oleh Austin
(1981) yaitu perusahaan yang memproses bahan nabati (yang berasal dari
tanaman) atau hewani (yang dihasilkan oleh hewan). Proses yang digunakan
7
mencakup pengubahan dan pengawetan melalui perlakuan fisik atau kimiawi,
penyimpanan, pengemasan dan distribusi.
Produk Agroindustri ini dapat merupakan produk akhir yang siap dikonsumsi
ataupun sebagai produk bahan baku industri lainnya. Agroindustri merupakan
bagian dari kompleks industri pertanian sejak produksi bahan pertanian primer,
industri pengolahan atau transformasi sampai penggunaannya oleh konsumen.
Agroindustri merupakan kegiatan yang saling berhubungan (interlasi) produksi,
pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, pendanaan, pemasaran dan distribusi
produk pertanian. Dari pandangan para pakar sosial ekonomi, agroindustri
(pengolahan hasil pertanian) merupakan bagian dari lima subsistem agribisnis
yang disepakati, yaitu subsistem penyediaan sarana produksi dan peralatan. usaha
tani, pengolahan hasil, pemasaran, sarana dan pembinaan. Agroindustri dengan
demikian mencakup Industri Pengolahan Hasil Pertanian (IPHP), Industri
Peralatan Dan Mesin Pertanian (IPMP) dan Industri Jasa Sektor Pertanian (IJSP).
Industri Hasil Pengolahan Hasil Pertanian (IPHP) dapat dibagi menjadi beberapa
bagian sebagai berikut :
; IPHP Tanaman Pangan, termasuk di dalamnya adalah bahan pangan kaya
karbohidrat, palawija dan tanaman hortikultura.
; IPHP Tanaman Perkebunan, meliputi tebu, kopi, teh, karet, kelapa, kelapa
sawit, tembakau, cengkeh, kakao, vanili, kayu manis dan lain-lain.
; IPHP Tanaman Hasil Hutan, mencakup produk kayu olahan dan non kayu
seperti damar, rotan, tengkawang dan hasil ikutan lainnya.
8
; IPHP Perikanan, meliputi pengolahan dan penyimpanan ikan dan hasil laut
segar, pengalengan dan pengolahan, serta hasil samping ikan dan laut.
; IPHP Peternakan, mencakup pengolahan daging segar, susu, kulit, dan hasil
samping lainnya.
Industri Peralatan dan Mesin Pertanian (IPMP) dibagi menjadi dua kegiatan
sebagai berikut :
; IPMP Budidaya Pertanian, yang mencakup alat dan mesin pengolahan lahan
(cangkul, bajak, traktor dan lain sebagainya).
; IPMP Pengolahan, yang meliputi alat dan mesin pengolahan berbagai
komoditas pertanian, misalnya mesin perontok gabah, mesin penggilingan
padi, mesin pengering dan lain sebagainya.
Industri Jasa Sektor Pertanian (IJSP) dibagi menjadi tiga kegiatan sebagai berikut:
; IJSP Perdagangan, yang mencakup kegiatan pengangkutan, pengemasan serta
penyimpanan baik bahan baku maupun produk hasil industri pengolahan
pertanian.
; IJSP Konsultasi, meliputi kegiatan perencanaan, pengelolaan, pengawasan
mutu serta evaluasi dan penilaian proyek.
; IJSP Komunikasi, menyangkut teknologi perangkat lunak yang melibatkan
penggunaan komputer serta alat komunikasi modern lainya.
Dengan pertanian sebagai pusatnya, agroindustri merupakan sebuah sektor
ekonomi yang meliputi semua perusahaan, agen dan institusi yang menyediakan
9
segala kebutuhan pertanian dan mengambil komoditas dari pertanian untuk diolah
dan didistribusikan kepada konsumen. Nilai strategis agroindustri terletak pada
posisinya sebagai jembatan yang menghubungkan antar sektor pertanian pada
kegiatan hulu dan sektor industri pada kegiatan hilir. Dengan pengembangan
agroindustri secara cepat dan baik dapat meningkatkan, jumlah tenaga kerja,
pendapatan petani, volume ekspor dan devisa, pangsa pasar domestik dan
internasional, nilai tukar produk hasil pertanian dan penyediaan bahan baku
industri.
Salah satu kendala dalam pengembangan agroindustri di Indonesia adalah
kemampuan mengolah produk yang masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan
sebagian besar komoditas pertanian yang diekspor merupakan bahan mentah
dengan indeks retensi pengolahan sebesar 71-75%. Angka tersebut menunjukkan
bahwa hanya 25-29% produk pertanian Indonesia yang diekspor dalam bentuk
olahan. Kondisi ini tentu saja memperkecil nilai tambah yang yang diperoleh dari
ekspor produk pertanian, sehingga pengolahan lebih lanjut menjadi tuntutan bagi
perkembangan agroindustri di era global ini.
Teknologi yang digolongkan sebagai teknologi agroindustri produk pertanian
begitu beragam dan sangat luas mencakup teknologi pascapanen dan teknologi
proses. Untuk memudahkan, secara garis besar teknologi pascapanen digolongkan
berdasarkan tahapannya yaitu, tahap atau tahap sebelum pengolahan, tahap
pengolahan dan tahap pengolahan lanjut. Perlakuan pascapanen tahap awal
meliputi, pembersihan, pengeringan, sortasi dan pengeringan berdasarkan mutu,
10
pengemasan, transport dan penyimpanan, pemotongan/pengirisan, penghilangan
biji, pengupasan dan lainnya. Perlakuan pascapanen tahap pengolahan antara lain,
fermentasi, oksidasi, ekstraksi buah, ekstraksi rempah, distilasi dan sebagainya.
Sedangkan contoh perlakuan pascapanen tahap lanjut dapat digolongkan ke dalam
teknologi proses untuk agroindustri, yaitu penerapan pengubahan (kimiawi,
biokimiawi, fisik) pada hasil pertanian menjadi produk dengan nilai ekonomi