KATA PENGANTAR Pertama-tama marilah kita mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya lah kami dapat menyusun laporan tutorial blok 8 ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Di sini kami membahas sebuah kasus yang kemudian dipecahkan secara kelompok berdasarkan sistematikanya mulai dari klarifikasi istilah, identifikasi masalah, menganalisis, meninjau ulang dan menyusun keterkaitan antar masalah, serta mengidentifikasi topik pembelajaran. Bahan laporan ini kami dapatkan dari hasil diskusi antar anggota kelompok, teks book, media internet. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih setulus- tulusnya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, orang tua, tutor, dan para anggota kelompok yang telah mendukung baik moril maupun materil dalam pembuatan laporan ini. Kami mengakui dalam penulisan laporan ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami memohon maaf dan mengharapkan kritik serta saran dari pembaca demi kesempurnaan laporan kami di kesempatan mendatang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Terima kasih. Palembang, 01 Juni 2012 Penulis 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KATA PENGANTAR
Pertama-tama marilah kita mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa karena atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya lah kami dapat menyusun laporan tutorial
blok 8 ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Di sini kami membahas sebuah kasus yang kemudian dipecahkan secara kelompok
berdasarkan sistematikanya mulai dari klarifikasi istilah, identifikasi masalah, menganalisis,
meninjau ulang dan menyusun keterkaitan antar masalah, serta mengidentifikasi topik
pembelajaran.
Bahan laporan ini kami dapatkan dari hasil diskusi antar anggota kelompok, teks
book, media internet.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih setulus-tulusnya kepada Tuhan Yang
Maha Kuasa, orang tua, tutor, dan para anggota kelompok yang telah mendukung baik moril
maupun materil dalam pembuatan laporan ini. Kami mengakui dalam penulisan laporan ini
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami memohon maaf dan mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca demi kesempurnaan laporan kami di kesempatan mendatang.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Terima kasih.
Palembang, 01 Juni 2012
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
SKENARIO A : 3
A. Klarifikasi Istilah 3
B. Identifikasi Masalah 4
C. Analisis Masalah 6
D. Keterkaitan Antar Masalah 55
E. Identifikasi Topik Permasalahan (Learning Issue) 56
F. Sintesis 57
G. Kerangka Konsep 129
H. Kesimpulan 130
DAFTAR PUSTAKA 131
2
A. SKENARIO
Miss A 25 tears old. Her BW is 72 kg and height is 154 cm. She always exercises
aerobic (running & swimming) around 2 hours (one hour in the morning and one hour in the
evening) everyday, and she scares to eat fat and protein, she only eat fruits and vegetables
and rice. She also drinks slimming tea everyday, her BW decreases 16 kg in two months
(formerly her BW = 88 kg). Now she always feel tired and always suffer from common cold.
Her menstrual cycle also delayed and irregular. Skin fold calipers show that her lipid content
4%. Both of her parents are obese. She went to a family doctor for consultation and the
doctor said that Miss A suffered with Hypochrome Mycrocyter Anemia with hypopotasium
Na (Sodium) : 120 mEq/L , K (Potasium) : 2,8 mEq/L
No. Kenyataan Kesesuaian Konsen
1. Miss A 25 tahun, Berat Badan 72
kg, dan Tinggi Badan 154 cm.TSH
2. Miss A setiap hari (2 jam/hari)
selalu latihan aerobic tapi dia tidak
makan makanan berlemak dan
berprotein dan hanya makan buah,
sayuran & nasi.
TSH
4
3. Miss A minum slimming tea setiap
hari sehingga berat badannya turun
16 kg dalam 2 bulan (BB awal: 88
kg)
TSH
4. Miss A sering merasa capek, sering
flu, dan siklus menstruasinya tidak
teratur
TSH
5. Lipatan kulit menunjukkan
kandungan lemaknya 4%TSH
6. Kedua orang tuanya obesitas TSH
7. Dokter mendiagnosa Miss A
mengalami hypochrome mycrocyter
anemia dengan hypopotasium dan
hyposodium.
TSH VVVV
8. Pemeriksaan Tambahan yang
meliputi:
Physical examination: BP: 140/90
mmHg; PR: 94x/menit
Laboratory finding
The result: Hb: 10.5 g/dl, MCV= 70
fl MCH = 25 pg ;
BSN : 110 mg/dl, HbA1c : 6.2 %
Total kolesterol : 120 mg/dl, HDL :
50 mg/dl, LDL : 90 mg/dl
Na (Sodium) : 120 mEq/L, K
(Potasium) : 2,8 mEq/L
TSH
D. ANALISIS MASALAH
5
Masalah 1
Miss A 25 tahun, Berat Badan 72 kg, dan Tinggi Badan 154 cm.
1. Bagaimana cara mengukur BMI dan klasifikasinya?
Jawab:
Menurut Hull (2000) penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa
berumur diatas 18 tahun. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu
hamil dan olahragawan. Disamping itu pula IMT tidak bisa diterapkan pada penyakit
khusus lainnya seperti adanya asites, edema dan hepatomegali .
Menurut sistem Satuan Internasional: BMI = Berat (Kg) / Tinggi2 (m2)
Berikut ini adalah tabel BMI berdasar klasifikasi World Health Organization (WHO)
untuk menentukan apakah seseorang (dewasa) termasuk kategori underweight,
normal, atau obesitas.
Tabel Body Mass Index (BMI):
KLASIFIKASI BMI (kg/m2)
BERAT BADAN KURANG kurang dari 18.50
Sangat Kurus kurang dari 16.00
Kurus 16.00 – 16.99
Agak Kurus 17.00 – 18.49
NORMAL 18.50 – 24.99
KELEBIHAN BERAT
BADAN
25.00 dan lebih
Pra-Obesitas 25.00 – 29.99
OBESITAS 30.00 dan lebih
Obesitas Kelas I 30.00 – 34.99
Obesitas Kelas II 35.00 – 39.99
Obesitas Kelas III 40.00 dan lebih
Misal seseorang dengan tinggi badan 1,80 m dan berat badan 70 Kg, maka BMI-nya
adalah: 70/(1,82) = 21,61 sehingga berdasarkan tabel di atas termasuk orang dengan
kategori berat badan NORMAL.
6
Berat badan yang sehat, normal, atau ideal (Healthy Weight) adalah berat
badan yang bukan Underweight, bukan pula Overweight (Kegemukan) atau obesitas,
berarti BMI 20 – 25, lingkar pinggang dibawah 88 cm untuk wanita dan di bawah
102 cm untuk pria.
Indonesia menyesuaikan batas ambang BMI sesuai dengan pengalaman klinis
dan hasil penelitian di beberapa negara berkembang. Batas BMI untuk Indonesia
adalah sebagai berikut:
BMI yang normal berkisar antara 18,5 – 24,99. Sesorang dikatakan kurus bila BMI
nya <18,5 dan gemuk bila BMI nya > 25. Jika BMI >30, orang tersebut menderita
obesitas dan perlu diwaspadai karena biasanya orang tersebut juga menderita
penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus, hipertensi, hiperkolesterol dan
kelainan metabolism lain yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut baik klinis atau
laboratorium.
2. Berapa BMI Miss A?
Jawab:
Miss A berumur 25 tahun memiliki berat badan 72 kg dan tinggi badan 154 cm
(1,54 m). Berdasarkan rumus BMI maka BMI Miss A adalah sebagai berikut:
BMI = Berat (Kg) / Tinggi2 (m2)
BMI = 72 / (1,54)2
BMI = 30,36
Menurut tabel klasifikasi dan interpretasi IMT (BMI) berdasarkan Depkes (2003),
maka Miss A tergolong gemuk (kelebihan berat badan tingkat berat).
3. Adakah hubungan status, usia, dan jenis kelamin dengan BMI seseorang?
Jawab:
7
Ada, pada masa pertumbuhan kebutuhan semua zat gizi tinggi (bayi, anak‐
anak, dan remaja) sedangkan makin tua seseorang maka kalori (karbohidrat dan
lemak) yang dibutuhkan menurun, tetapi kebutuhan protein, vitamin, dan mineral
cukup tinggi sebagai antioksidan yang melindungi sel‐sel tubuh (Citraningsih,2003).
Persentase lemak tubuh biasanya meningkat sejalan dengan bertambahnya umur.
Keadaan kelebihan berat badan menurut banyak penelitian lebih sering terjadi
pada wanita dibandingkan pria (Sutedjo, 1994 dalam Tanaya, 1999). Hal ini sesuai
dengan teori Kuczmarski (1992) dan Garrow (1993) yang menyatakan bahwa gizi
lebih banyak terjadi pada perempuan daripada laki‐laki. Hal ini dapat terjadi karena
pada Wanita mempunyai lebih banyak sel lemak per kilogram berat badan
dibandingkan pria, karena wanita mempunyai BMR lebih rendah daripada pria,
sehingga kelebihan energi yang dikonsumsi akan disimpan dalam bentuk lemak di
bawah kulit ( Eschleman, 1984 dalam Tanaya 1999).
Status
Biasanya, wanita pasca melahirkan atau yang sudah pernah melahirkan BMI nya
lebih tinggi dari pada wanita yang belum pernah melahirkan jika dilihat dari satu
wanita yang sama.
Usia
Biasanya, wanita pasca menopouse lebih berisiko BMI nya lebih tinggi dari biasanya
dikarenakan kadar estrogen yang menurun mengakibatkan timbunan lemak di
jaringan perifer dikarenakan jumlah HDL yang turut menurun mengikuti kadar
estrogen yang menurun.
Jenis Kelamin
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh
yang berlebihan.
Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi, sebagai
penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya. Rata-rata wanita memiliki
lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria. Perbandingan yang normal antara
lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23%
pada pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh
lebih dari 25% dianggap mengalami obesitas.
8
Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah kisaran berat
badannya yang normal dianggap mengalami obesitas.
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan sebanyak
5% dari antara orang-orang yang gemuk).
Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi
juga kepada lokasi penimbunan lemak tubuh. Pola penyebaran lemak tubuh pada pria
dan wanita cenderung berbeda. Wanita cenderung menimbun lemaknya di pinggul
dan bokong, sehingga memberikan gambaran seperti buah pir. Sedangkan pada pria
biasanya lemak menimbun di sekitar perut, sehingga memberikan gambaran seperti
buah apel. Tetapi hal tersebut bukan merupakan sesuatu yang mutlak, kadang pada
beberapa pria tampak seperti buah pir dan beberapa wanita tampak seperti buah apel,
terutama setelah masa menopause.
Masalah 2
Miss A setiap hari (2 jam/hari) selalu latihan aerobic tapi dia tidak makan makanan
berlemak dan berprotein dan hanya makan buah, sayuran & nasi.
1. Bagaimana cara/aturan latihan aerobik yang benar?
Jawab:
Olahraga yang berlangsung secara kontinyu lebih dari empat menit dan
dilakukan dengan intensitas rendah termasuk golongan aerobik. Jadi olahraga
aerobik bukan hanya senam aerobik, tetapi masih banyak jenis olahraga lainnya,
seperti bersepeda, berenang, jalan cepat dan lari lintas alam. suatu aktivitas
dinyatakan sebagai aktivitas aerobik jika 70% penampilannya menggunakan
olahdaya aerob dan waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan
tugas/penampilannya lebih dari 8 menit.
A. Persiapan
9
Sebelum melaksanakan olahraga (khususnya senam aerobik) untuk
pertama kali dianjurkan untuk memeriksakan kondisi kesehatan kepada
dokter bagi mereka yang berusia 35 tahun ke atas dan belum pernah melakukan
olahraga secara teratur. Hal ini berlaku juga bagi seseorang yang berusia di
bawah 35 tahun, namun memiliki keluhan dan riwayat kesehatan yang kurang
baik. Memeriksakan kondisi kesehatan diri pada dokter terpercaya bertujuan
untuk mencegah resiko yang akan terjadi dan memperoleh saran-saran yang
tepat sehubungan dengan kondisi kesehatan saat berolahraga.
Sebaiknya sebelum melakukan aktivitas senam aerobik, sudah selayaknya dalam
kondisi yang segar, cukup beristirahat sesuai takaran, dan dalam kondisi sehat.
Apabila berolahraga dalam kondisi tidak segar dan sehat maka kinerja fisik tidak
akan optimal, selain itu juga bila terlalu dipaksakan dapat menyebabkan sakit.
Oleh sebab itu apabila tidak dalam kondisi fit (segar dan sehat) maka disarankan
untuk mengurangi tingkat intensitas latihan / menunda latihan senam aerobik.
B. Takaran Latihan
Untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan mempertahankannya, maka latihan olahraga harus dilakukan dengan kaidah – kaidah yang benar atau disebut dengan takaran latihan. Takaran latihan akan membantu memberikan acuan / arahan dalam melaksanakan latihan sehingga latihan tersebut dapat memberikan hasil dan manfaat yang positif. Oleh sebab itu sudah selayaknya berolahraga dengan mengikuti takaran latihan yang baik. Ketiga aspek takaran latihan tersebut adalah:
a. Intensitas Latihan
Dosis latihan yang harus dilakukan seseorang berdasarkan program
yang disusun disebut sebagai intensitas latihan. Intensitas latihan yang
baik berada dalam rentang 70 – 85 % dari denyut nadi maksimal
(DNM). Rentang daerah ini lazim disebut sebagai Training Zone atau
daerah latihan. Suatu latihan yang dilakukan seseorang dinilai telah
memenuhi takaran yang baik apabila denyut nadi latihannya berada dalam
rentang 70– 85% dari denyut nadi maksimalnya (DNM).
Tingkat usia sangat berpengaruh terhadap DNM seseorang seperti
ditunjukkan rumus DNM dibawah ini :
Contoh : Andi berusia 20 Tahun. Berapakah DNM dan rentang training
zone yang ia miliki ?
10
Jawab :
1) Denyut Nadi Maksimum = 220 – Usia (Tahun)
= 220 – 20
= 200 (Denyut nadi maksimal Rita) 2) Training Zone minimum = 70 % x DNM
= 70 % x 200= 140 detak / menit
3)Training Zone maksimum = 85 % x DNM= 85 % x 200= 170 detak / menit
Jadi Andi memiliki denyut nadi maksimal 200 detak / menit, dengan rentang intensitas latihan yang baik antara 140 sd 170 detak / menit.Untuk mengetahui jumlah denyut nadi dalam satu menit
dua cara mengetahui nya, yaitu pertama menggunakan alat yang
bernama pulse meter. Alat ini umumnya hanya terdapat di laboratorium
olahraga dan tersedia secara terbatas. Dengan cara memasukkan jari
telunjuk selama 1 menit, maka secara otomatis hasil penghitungan denyut
nadi akan dapat diketahui. Cara kedua yaitu dengan cara menghitung
denyut nadi dengan cara meraba titik denyut nadi pada pergelangan
tangan atau pada panggal leher menggunakan jari telunjuk dan jari
tengah. Cara ini di sebut sebagai palpasi atau menghitung denyut nadi
secara manual. Cara ini jauh lebih sukar dibandingkan dengan
penggunaan pulse meter karena dibutuhkan kepekaan dan ketepaatan
yang tinggi dalam mendeteksi dan menghitung denyut nadi, namun
dengan bantuan dan bimbingan para ahli, maka menghitung dengan cara
palpasi akan menjadi mudah dan menyenangkan.
Dalam menghitung denyut nadi selama 1 menit, terdapat beberapa
cara menghitung antara lain:
Dalam menghitung denyut nadi selama 1 menit, terdapat beberapa
cara menghitung antara lain :
1. Hitung denyut nadi selama 60 detik penuh
2. Hitung denyut nadi selama 30 detik. Hasilnya dikalikan 2.
3. Hitung denyut nadi selama 15 detik. Hasilnya dikalikan 4.
4. Hitung denyut nadi selama 10 detik. Hasilnya dikalikan 6.
5. Hitung denyut nadi selama 6 detik. Hasilnya dikalikan 10.
b. Lama/Durasi Latihan
11
Lama latihan berbanding terbalik dengan intensitas latihan.
Intensitas latihan yang berat memerlukan waktu yang lebih pendek
dibandingan dengan intensitas latihan yang ringan. Semakin berat latihan
maka semakin singkat waktu latihan, semakin ringan intensitas
latihan maka semakin lama waktu latihan.
Suatu latihan akan bermanfaat dengan baik bila dilakukan dengan
tempo yang tepat. Latihan dengan tempo yang terlampau lama atau terlalu
pendek akan memberikan hasil yang kurang efektif. Dalam senam
aerobik, total waktu latihan yang baik umumnya antara 30–60 menit
dalam satu sesi latihan.
c. Frekuensi Latihan
Frekuensi latihan adalah berapa kali latihan intensif yang dilakukan
oleh seseorang. Latihan dapat dikatakan intensif apabila memenuhi dua
kaidah di atas yaitu memenuhi takaran intensitas dan tempo latihan yang
baik.
Frekuensi latihan untuk senam aerobik disarankan 3 – 5 kali dalam
satu minggu. Hal ini dianggap cukup. Apabila frekuensi latihan kurang
dari 3 kali maka tidak memenuhi takaran latihan, sedangkan
apabila lebih dari 4 kali maka dikhawatirkan tubuh tidak cukup
beristirahat dan melakukan adaptasi kembali ke keadaan normal sehingga
dapat menimbulkan sakit / over training.
C. Gejala Fisik Awal Latihan
Sesak nafas pada menit – menit pertama latihan berarti tidak cukup
pemanasan. Merasa mual dan mau muntah, mata berkunang – kunang, kepala
pusing, maka takaran latihan terlalu besar.
D. Makanan dan Minuman
Disarankan makan berat maksimal dua jam sebelum berolahraga. Sebelum,
dan sesudah latihan dianjurkan untuk minum. Selama latihan diperbolehkan
untuk minum untuk mencegah dehidrasi. Minuman jangan terlalu manis.
E. Perlengkapan Latihan
Gunakan pakaian dari bahan yang mampu menyerap keringat dengan baik,
tidak terlalu ketat dan mampu menyerap panas tubuh dengan baik, disarankan
menggunakan pakaian senam. Wanita dianjurkan untuk menggunakan sport bra
atau BH olahraga yang memang didesain khusus untuk aktivitas olahraga
12
sehingga berolahraga menjadi lebih tenang dan nyaman. Gunakan sepatu
olahraga yang cocok untuk jenis cabang olahraga, untuk senam dapat
menggunakan tipe running atau jogging shoes, dengan menggunakan alas kaki
yang tebal dan nyaman yang berfungsi melindungi tulang kaki dari resiko cedera.
Gunakan hand decker atau wrist band untuk mempercantik penampilan. Bawa
handuk dan air minum secukupnya.
F. Waktu Latihan
Pada dasarnya latihan olahraga boleh dilakukan setiap saat, namun perlu
dipertimbangkan tingkat suhu, cuaca dan kelembaban yang ada karena apabila
berlatih dalam kondisi yang kurang bersahabat maka kualitas latihan tidak
akan mencapai puncaknya. Untuk didaerah tropis, seperti Indonesia,
disarankan berlatih pagi hari sebelum jam 10.00 dan untuk sore hari latihan
setelah pukul 15.00. selain itu hindarkan juga jarak waktu latihan yang
terlampau dekat dengan waktu beristirahat / tidur (3 jam sebelum tidur latihan
harus selesai).
2. Apa akibat latihan aerobic yang berlebihan jika tidak diimbangi dengan asupan
nutrisi yang cukup?
Jawab:
Latihan aerobik yang berlebih tanpa diimbangi dengan asupan nutrisi yang cukup
dapat membuat tubuh menjadi kekurangan gizi dan mulai memberi makan otot
dengan cadangan yang digunakan untuk produksi energi. Ketika kita melakukan
latihan dengan intensitas tinggi (berlebih) , efeknya lemak tidak lagi terbakar, tetapi
malah memicu pembakaran protein yang terdapat pada otot. Akibatnya massa otot
akan menyusut, begitu juga dengan kadar testosterone sehingga memperlambat
metabolisme. Efek yang ditimbulkan juga dapat berupa sebagai berikut:
1. Sistem kekebalan dan fungsi kognitif menurun
2. Mengalami kecemasan dan depresi
3. Mudah mengalami penyakit seperti maag dan thypus
4. Mengalami anorexia nervosa (makan sedikit dan olahraga berlebihan).
Jika latihan aerobik yang berlebihan dilakukan tanpa diiringi dengan asupan
natrusi yang cukup maka akan meningkatkan risiko berbagai masalah. Misalnya saja,
dalam konteks kurangnya asupan cairan (air). Kurangnya asupan cairan dapat
13
menimbulkan dehidrasi bagi tubuh. Dehidrasi membuat seseorang kehilangan nafsu
makan dan dapat membuat seseorang kehilangan berat badan begitu banyak yang
bisa berbahaya bagi kesehatannya. Untuk mencegah dehidrasi terutama dalam
melakukan latihan aerobik, seseorang disarankan untuk minum banyak cairan,
terutama air.
3. Apa akibat jika seseorang hanya mengkonsumsi buah, sayuran dan nasi tanpa asupan
lemak dan protein?
Jawab:
Mengkonsumsi buahan sangat baik bagi tubuh kita, selain mengandung air dan
vitamin. Buah juga sebagai antioksidan. Mengkonsumsi sayuran membawa dampak
yang baik bagi tubuh, dengan mengkonsumsi sayuran dapat meningkatkan
kemampuan intestinum untuk melakukan penyerapan. Mengkonsumsi nasi
memberikan manfaat yang penting bagi tubuh karena nasi adalah sumber karbohidrat
yang efisien bagi tubuh karena lebih cepat dikonversikan menjadi energi ketimbang
lemak. Jika tidak diimbangi dengan asupan lemak dan protein. Maka akan
meningkatkan risiko masalah-masalah baru. Misalnya, jika kurang asupan lemak
maka fungsi hormon pun terganggu apalagi jika hal ini terjadi pada wanita. Hormon
gonadtropin wanita seperti estrogen itu bahan bakunya adalah steroid yang
merupakan derivat dari lemak. Fungsi dari estrogen itu sendiri juga untuk proses
menstruasi. Jika kadar estrogen dalam tubuh wanita itu berkurang dari keadaan
fisiologis tubuh wanita tersebut maka akan meningkatkan risiko siklus menstruasinya
yang tidak lancar. Sedangkan, akibat dari pengurangan asupan protein juga akan
meningkatkan risiko berbagai masalah. Defisiensi protein dapat menggangu
fisiologis tubuh. Misalnya, sebagaimana kita ketahui bahwa bahan baku dari enzim
dan hormon adalah protein. Jika terjadi penurunan kadar protein dalam tubuh maka
akan meningkatkan risiko gangguan hormonal maupun enzimatis.
Efek terhadap Keseimbangan Asam Basa tubuh
Mengatur dan menjaga pola makan adalah kunci utama untuk menjaga
keseimbangan asam basa tubuh kita. Kita tahu bahwa pH darah kita bersifat agak
sedikit basa (7,365) , oleh karena itu kita dianjurkan untuk lebih banyak
mengkonsumsi makanan pembentuk basa dari pada makanan pembentuk asam.
14
Dengan proporsi 80% makanan pembentuk basa dan 20% makanan pembentuk asam.
Tabel dibawah ini adalah kelompok makanan Asam-Basa
Kesimpulan tabel diatas adalah sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan makanan
pembentuk basa, sedangkan makanan hewani dan karbohidrat merupakan makanan
pembentuk asam. Jadi bila tubuh kekurangan protein dan lemak, maka keseimbangan
asam basa dalam tubuh dapat terganggu.
4. Bagaimana metabolisme:
a. Lemak
Jawab:
Metabolisme Lemak dalam Tubuh
Metabolisme Lemak:
1. Di mulut, lemak mulai mengalami tahapan pencernaan, terjadi
penyesuaian suhu tertentu pada saat lemak dikunyah di mulut
2. Pada lambung, lemak mengalami proses pencernaan dengan bantuan
asam dan enzim menjadi bentuk yang lebih sederhana.
3. Selanjutnya lemak akan memasuki hati, empedu, dan masuk ke dalam
usus kecil. Dari kantung empedu lemak akan bergabung dengan bile yang
merupakan senyawa yang penting untuk proses pencernaan pada usus kecil
15
4. Selanjutnya hasil pemecahan tersebut akan diubah oleh enzim lipase
pankreas menjadi asam lemak dan gliserol
5. Kelebihan lemak kemudian disimpan dalam tubuh, dan sebagian akan
bergabung dengan senyawa lain seperti fiber yang akan di keluarkan
melewati usus besar.
Jalur utama metabolisme lipid lipolisis, betaoxidation, ketosis, dan
lipogenesis.
Lipolisis (pemecahan lemak) dan beta-oksidasi terjadi di dalam mitokondria.
Ini merupakan proses siklus di mana dua karbon dikeluarkan dari asam lemak
per siklus dalam bentuk asetil KoA, yang berlangsung melalui siklus Krebs
untuk menghasilkan ATP, CO 2, dan air.
Ketosis terjadi ketika laju pembentukan keton oleh hati lebih besar dari
kemampuan jaringan untuk mengoksidasi mereka. Ini terjadi selama
kelaparan berkepanjangan dan ketika sejumlah besar lemak yang dimakan
dengan tidak adanya karbohidrat (Anonim. 2011).
Metabolisme Lipogenesis terjadi di sitosol. Situs utama sintesis trigliserida
adalah hati, jaringan adiposa, dan mukosa usus. Asam lemak berasal dari
hidrolisis lemak, dan juga dari sintesis asetil CoA melalui oksidasi lemak,
glukosa, dan beberapa asam amino. Lipogenesis dari asetil KoA juga terjadi
dalam langkah-langkah dari dua atom karbon. NADPH yang dihasilkan oleh
shunt pentosa-fosfat dibutuhkan untuk proses ini. Membentuk fosfolipid
membran sel interior dan eksterior dan sangat penting untuk kontrol sinyal di
sel.
b. Karbohidrat
16
Dimulai dengan glikolisis, yang melepaskan energi dari glukosa atau
glikogen untuk membentuk dua molekul piruvat, yang masuk siklus Krebs
(atau siklus asam sitrat), proses oksigen-membutuhkan, di mana mereka
benar-benar teroksidasi. Sebelum siklus Krebs dapat dimulai, piruvat
kehilangan kelompok karbon dioksida untuk membentuk asetil koenzim A
(asetil-KoA). Reaksi ini tidak dapat diubah dan memiliki konsekuensi
metabolik penting. Konversi piruvat menjadi asetil-KoA membutuhkan
vitamin B.
Hidrogen dalam karbohidrat dibawa ke rantai transpor elektron, di mana
energi disimpan dalam molekul ATP. Metabolisme dari satu molekul glukosa
menghasilkan tiga puluh satu molekul ATP. Energi yang dilepaskan dari ATP
melalui hidrolisis (reaksi kimia dengan air) kemudian dapat digunakan untuk
bekerja biologis.
Hanya beberapa sel, seperti sel-sel hati dan ginjal, dapat memproduksi
glukosa sendiri dari asam amino, dan hanya hati dan sel-sel otot menyimpan
glukosa dalam bentuk glikogen. Sel-sel tubuh lain harus mendapatkan
glukosa dari aliran darah.
Dalam kondisi anaerobik, laktat dibentuk dari piruvat. Reaksi ini penting
dalam otot ketika kebutuhan energi melebihi pasokan oksigen. Glikolisis
17
terjadi dalam (bagian cairan) sitosol dari sel dan memiliki peran ganda. Hal
ini menurunkan monosakarida untuk menghasilkan energi, dan menyediakan
gliserol untuk sintesis trigliserida. Siklus Krebs dan rantai transpor elektron
terjadi di mitokondria. Sebagian besar energi berasal dari karbohidrat,
protein, dan lemak dihasilkan melalui siklus Krebs dan sistem transpor
elektron.
Glycogenesis adalah konversi glukosa yang berlebih akan glikogen.
Glikogenolisis adalah konversi glikogen menjadi glukosa (yang dapat terjadi
beberapa jam setelah makan atau semalaman) dalam hati atau, dengan tidak
adanya glukosa-6-fosfat dalam otot, untuk laktat. Glukoneogenesis adalah
pembentukan glukosa dari sumber noncarbohydrate, seperti asam amino
tertentu dan fraksi gliserol dari lemak saat asupan karbohidrat terbatas. Hati
adalah situs utama untuk glukoneogenesis.
c. Protein
Jawab:
TRANSPORT PROTEIN
Protein diabsorpsi di usus halus dalam bentuk asam amino → masuk darah
Dalam darah asam amino disebar keseluruh sel untuk disimpan
Didalam sel asam amino disimpan dalam bentuk protein (dengan
menggunakan enzim)
Hati merupakan jaringan utama untuk menyimpan dan mengolah protein
PENGGUNAAN PROTEIN UNTUK ENERGI
Jika jumlah protein terus meningkat → protein sel dipecah jadi asam
amino untuk dijadikan energi atau disimpan dalam bentuk lemak
Pemecahan protein jadi asam amino terjadi di hati dengan proses:
deaminasi atau transaminasi
Deaminasi: proses pembuangan gugus amino dari asam amino
Transaminasi: proses perubahan asam amino menjadi asam keto
PEMECAHAN PROTEIN
1. Transaminasi:
18
alanin + alfa-ketoglutarat → piruvat + glutamat
1. Diaminasi:
asam amino + NAD+ → asam keto + NH3
NH3 → merupakan racun bagi tubuh, tetapi tidak dapat dibuang oleh ginjal →
harus diubah dahulu jadi urea (di hati) → agar dapat dibuang oleh ginjal
EKSKRESI NH3
NH3 → tidak dapat diekskresi oleh ginjal
NH3 harus dirubah dulu menjadi urea oleh hati
Jika hati ada kelainan (sakit) → proses perubahan NH3 → urea terganggu
→ penumpukan NH3 dalam darah → uremia
NH3 bersifat racun → meracuni otak → coma
Karena hati yang rusak → disebut Koma hepatikum
PEMECAHAN PROTEIN
Deaminasi maupun transaminasi merupakan proses perubahan protein → zat
yang dapat masuk kedalam siklus Krebs
Zat hasil deaminasi/transaminasi yang dapat masuk siklus Krebs adalah: alfa
1. Bagaimana mekanisme capek yang dialami Miss A sesuai dengan skenario?
Jawab:
Olahraga berat yang tidak disertai dengan fase recovery, menyebabkan
penumpukkan asam laktat, berakibat pada Miss A merasakan tubuhnya lemah untuk
melakukan kegiatan sehari-hari. Pada saat berolahraga berat, tubuh Miss A dipaksa
untuk meningkatkan kadar gula dalam darah melalui glikogenolisis dan
glukoneogenesis. Sehingga Miss A mampu melaksanakan olahraga berat. Namun
setiap ia selesai berolahraga, ia merasakan tubuhnya sangat lemah. Ditambah lagi ia
melakukan diet ketat, berakibat asupan nutrisi dan sumber energy aktivitas sel
berkurang. Tidak ada atau berkurangnya energy pada otot menyebabkan otot
kelelahan dan dapat menyebabkan gemetar saat atau setelah mengangkat sesuatu
yang berat.
2. Bagaimana mekanisme sering flu yang dialami Miss A sesuai dengan skenario?
Jawab:
Miss A mengurangi asupan protein. Padahal protein adalah bahan dasar pembentuk
enzim dan hormon. Dengan kata lain Imunoglobin yang berfungsi sebagai daya tahan
tubuh juga turun. Ini mengakibatkan ia gampang flu.
3. Bagaimana mekanisme siklus menstruasi yang dialami Miss A sesuai dengan
skenario?
Jawab:
Siklus menstruasi terganggu sebagai akibat dari penurunan BB secara drastis. Penurunan BB secara drastis akan mengakibatkan ketidakseimbangan hormonal pada Miss A.
Kurangnya asupan lemak maka fungsi hormon pun terganggu apalagi jika hal ini terjadi pada wanita. Hormon gonadtropin wanita seperti estrogen itu bahan bakunya adalah steroid yang merupakan derivat dari lemak. Fungsi dari estrogen itu sendiri juga untuk proses menstruasi. Jika kadar estrogen dalam tubuh wanita itu berkurang dari keadaan fisiologis tubuh wanita tersebut maka akan meningkatkan risiko siklus menstruasinya yang tidak lancar
Masalah 5
Lipatan kulit menunjukkan kandungan lemaknya 4%
35
1. Bagaimana cara mengukur kandungan lemak dalam tubuh?
Jawab:
Pengukuran lemak tubuh dapat dilakukan dengan berbagai cara, contohnya
menggunakan dua metode, yaitu bisa dengan metode manual dengan menggunakan
skinfold caliper atau metode elektik dengan bioelectrical impedence.
Pengkuran lemak tubuh yang ini menggunakan alat yang bernama skinfold caliper,
yang dijepitkan di bagian tubuh yang telah ditentukan. Bentuk alat ini seperti penjepit
tetapi di bawah tempat menjempit ada angka-angka yang akan mengukur lemak di
lipatan kulit kita. Bagian-bagian tubuh yang umumnya digunakan adalah bagian
lengan atas (bicep, tricep), bagian punggung (supskapula), bagian perut bawah.
Pengukuran dengan skinfold caliper ini sangat dibutuhkan ketelitian dan pengalaman
yang cukup. Sebab ketika menjepit, kita harus bisa memastikan apakah yang diambil ini
lemak atau otot. Sebab jika yang dijepit adalah otot, orang yang kita ukur akan merasa
36
kesakitan. Setelah melakukan pengukuran dengan skinfold caliper di bagian-bagian yang
telah ditentukan sesuai prosedur, langkah berikutnya adalah melakukan estimasi lemak.
Setelah dilakukan perhitungan estimasi lemak ini lah baru kita bisa mengetahui berapa
kandungan lemak tubuh seseorang .
Body Impedance Analysis
Selain penggunaanya praktis, hasil yang diukur oleh alat ini juga lebih banyak
macamnya. Alat bioelectrical impedance ini bentuknya mirip seperti timbangan
elektronik biasa, tapi ada pada bagian remotenya yang bisa ditarik keatas dengan
pegangan seperti motor-motoran. Jika kita akan melakukan pengkuran lemak tubuh
pegangan ini harus kita pegang saat menaiki alat ini dengan posisi memegangnya
tegak lurus dengan badan kita. Tidak lupa pula sebelumnya, kita telah mengisi data-
data yang diminta oleh alat ini.
Selain dua metode di tas, pengukuran lemak dapat dilakukan dengan cara
Metode underwater weight melakukan pengukuran dengan cara memasukkan
seseorang ke dalam air di wadah tertentu. Selanjutnya, lemak tubuh dihitung
37
berdasarkan jumlah air yang tersisa. Gambarannya, cara ini hampir serupa dengan
kejadian saat Archimedes menemukan rumus tekanan.
Cara lainnya dengan menggunakan alat bod pod. Alat ini berupa ruang
berbentuk seperti telur berukuran besar. Seseorang yang ingin diukur lemaknya
hanya diminta masuk ke dalam ruangan itu. Jumlah lemak diketahui dengan
menghitung jumlah udara yang tersisa.
Metode berikutnya yang boleh dibilang paling canggih di antara cara lainnya
adalah dengan menggunakan DEXA (dual energy X-ray absorptiometry). Alat ini
merupakan alat yang sama untuk mengukur kepadatan tulang pada penderita
osteoporosis. Alat canggih ini tak hanya mampu menghitung jumlah lemak namun
sekaligus penyebarannya.
Sayangnya, ketiga metode ini cukup rumit dan tak semua orang mampu
mengaksesnya. Tapi jangan khawatir, pasalnya ada beberapa cara lain untuk
mengukur lemak. Misalnya dengan menggunakan jangka kulit untuk mengukur
ketebalan lipatan kulit pada beberapa bagian tubuh seperti lengan dan perut.
Cara lain yang lebih sederhana adalah dengan tes lemak, melalui analisis
bioelektrik. Penggunaannya cukup simpel, hanya dengan mengalirkan sejumlah arus
listrik ringan ke seluruh tubuh, lantas mesin langsung menganalisanya.
Proses ini memakan waktu singkat tak sampai 10 menit. Namun hasilnya,
pasien tak hanya bisa mengetahui jumlah lemak, mereka juga bisa mengetahui
kandungan air tubuh. Dan tak jarang berat badan ideal yang perlu dicapai. Analisa
lemak semacam ini bisa didapati di body care centre seperti Impressions.
2. Berapa kandungan lemak yang normal dan bagaimana interpretasi kandungan lemak
pada Miss A?
Jawab:
Persentase lemak tubuh adalah perbandingan berat lemak tubuh dibandingkan dengan
total berat penyusun tubuh lainnya (lemak, otot, tulang, air).
Pada dasarnya, semakin rendah kadar lemak dalam tubuh, semakin bagus pula bentuk
tubuh orang tersebut. Untuk lelaki, persentase kadar lemak ideal adalah 11-15%, dan
bagusnya pada persentase 7-10%. Untuk wanita, persentase kadar lemak idealnya
lebih tinggi daripada lelaki, yaitu sekitar 19-22%, dan bagusnya pada persentase 15-
18%.
38
3. Apa yang terjadi bila kandungan lemak tidak normal?
Jawab:
Akibat Kadar Lipid (Lemak) Tidak Normal
Akibat Kekurangan dan Kelebihan Lemak
Kekurangan asam lemak esensial (Omega -3 dan Omega -6) pada masa janin
mengakibatkan penurunan pada pertumbuhan otak. Pertumbuhan otak yang
terganggu akan mengakibatkan penurunan fungsi otak, yaitu kemampuan kognitif
rendah, yang tidak dapat diperbaiki kemudian.
Kekurangan asam linoleat pada anak-anak dan orang dewasa mengakibatkan
kelainan pada kulit yaitu ekzema. Pada ekzema kulit mengalami inflamasi yaitu
radang disertai panas kering dan bersisik. Ekzema terjadi pada bayi yang mendapat
makanan Ekzema terjadi pada bayi yang mendapat makanan mengandung asam
linoleat kurang dari 0,1% energi makanan. Pada orang dewasa ekzema terjadi jika
makanan tidak mengandung lemak. Untuk memenuhi kecukupan asam lemak
esensial, susu formula bayi sekarang ditambah asam linolenat sehingga rasio asam
linoleat terhadap asam linolenat mendekati 5 : 1.
Akibat kekurangan asam lemak esensial pertama kali ditemukan pada anak-
anak yang mendapat makanan yang dapat dikatakan tanpa lemak. 400 bayi yang
diberi makanan yang mengandung asam linoleat dalam jumlah yang berbeda. Anak-
anak yang mendapat makanan dengan kandungan asam linoleat kurang dari 0,1%
energi makanan menunjukkan gejala kekurangan asam lemak esensial.
Akibat kekurangan asam lemak esensial pada orang dewasa diamati pada
seorang pria yang ususnya dibuang, disisakan sepanjang 60 cm. Kemudian dia
mendapat makanan tanpa lemak melalui vena saja. Setelah 100 hari dia menderita
radang kulit bersisik.
Kekurangan lemak mengakibatkan perubahan pada komposisi asam lemak di
berbagai jaringan, terutama membran sel. Selain itu terjadi penurunan efisiensi
produksi energi di dalam sel.
Penyerapan vitamin larut dalam lemak yaitu vitamin A, D, E, dan K rendah jka
makanan sehari-hari mengandung sedikit lemak. Kandungan vitamin-vitamin
tersebut di dalam hidangan makanan rendah lemak mungkin juga sedikit.
Akibat apa yang ditimbulkan oleh konsumsi berlebih lemak? Konsumsi
berlebih lemak akan mengakibatkan kegemukan karena kadar energi di dalam lemak
lebih dari 2 kali kadar energi di dalam karbohidrat. Rasa makanan berlemak yang
39
umumnya enak, cenderung mendorong konsumsi berlebih. Kegemukan berkaitan
dengan timbulnya penyakit kronis seperti jantung dan pembuluh darah dan diabetes
melitus.
Peningkatan kadar kolesterol di dalam darah merupakan faktor resiko penyakit
jantung dan pembuluh darah dengan gejala awal tekanan darah tinggi (hipertensi)
kebiasaan dan pola makan berperan besar dalam pengendalian kadar kolesterol di
dalam darah. Upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan kadar normal
kolesterol di dalam darah meliputi mempertahankan berat badan normal, tidak
mengkonsumsi berlebih lemak dan lemak jenuh, mengatur keseimbangan konsumsi
asam lemak tak jenuh dan menguranggi konsumsi makanan berkadar tinggi
kolesterol.
Penelitian di Jepang menunjukkan, konsumsi berlebih asam lemak linoleat dan
perubahan pada keseimbangan asam lemak esensial yang dikonsumsi
mengakibatkan tubuh hiperaktif terhadap berbagai zat penyebab alergi.
Meningkatkan rasio asam lemak Omega -3 atau Omega -6 di dalam sel berperan
dalam alergi dan inflamasi akan menurunkan reaktifitas tubuh terhadap alergi dan
inflamasi.
Pengamatan pada hewan percobaan menunjukkan konsumsi berlebih lemak
jenuh maupun lemak tak jenuh, mendorong terjadinya pertumbuhan tumor. Perlu
diingat, faktor resiko kanker banyak sekali, makanan hanya salah satu di antaranya.
Perubahan dan pola makana tidak menjamin seseorang terhindar dari kanker.
Penelitian pada hewan menunjukkan, untuk menghindari penyakit kronis
seyogyanya konsumsi asam lemak Omega -6 dikurangi dan konsumsi asam lemak
Omega -3 ditingkatkan. Konsumsi asam linolenat sebanyak 8,4% energi
menunjukkan hasil terbaik.
Dislipidemia adalah kondisi kadar lemak abnormal dalam darah. Dislipidemia
merupakan faktor risiko utama terjadinya aterosklerosis (proses pembentukan plak
pada lapisan endotel akibat penimbunan lemak). Aterosklerosis sendiri dapat
merusak jantung, otak dan mengganggu sirkulasi darah di arteri perifer.
Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyebab utama kematian pada
pertengahan (40-50 tahun) maupun lanjut usia (lansia). Kadar kolesterol dalam darah
merupakan faktor risiko utama Penyakit Jantung Koroner (PJK).
40
Beberapa penelitian pada pasien dengan Penyakit Jantung Koroner (PJK)
menunjukkan penurunan kadar kolesterol dengan menghambat enzim HMG Co-A
reductase dapatmenurunkan risiko kejadian dan kematian Penyakit Jantung Koroner
(PJK). Beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa penurunan kadar LDL yang
drastis dapat menurunkan risiko progresi terjadinya PJK pada pasien yang pernah
terkena PJK dan pasien yang belum terkena PJK.
Stroke
Stroke merupakan suatu istilah yang menggambarkan kejadian klinis akibat
penyumbatan atau perdarahan di salah satu pembuluh darah arteri yang
memperdarahi sistem saraf pusat, sehingga terjadi kematian jaringan otak.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kolesterol LDL yang tinggi, kolestrerol
HDL yang rendah dan trigliserida yang tinggi merupakan faktor risiko penting
terjadinya Thrombo-embolic stroke.
Penyakit Arteri Perifer (Peripheral Artery Disease = PAD)
Penyakit Arteri Perifer pada umumnya merupakan manifestasi terjadinya
aterosklerosis pada lumen (rongga) arteri yang sangat kecil, sirkulasi ke jaringan
perifer terganggu.
Kadar lipoprotein yang tinggi akan menyebabkan PAD. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa aterosklerosis pada sirkulasi darah perifer dianggap sama
dengan aterosklerosisyang terjadi di sirkulasi jantung. Pasien dengan PAD, rata –
rata tidak disertai denganmiocardial infarction (kematian sel otot jantung)
atau stroke, dan rata – rata mempunyai kesamaan risiko kematian kardiovaskuler
yang disebabkan pada pasien dengan riwayat PJK atau penyakit pembuluh darah
otak.
Salah satu penelitian besar yaitu LIPID Studi (3514 pasien berumur 65-75
tahun) menunjukkan bahwa terapi pravastatin 40 mg per hari dapat menurunkan
angka kematian PJK 24%, menurunkan angka kematian miocardial infarction 26%
dan menurunkan angka kejadian stroke 12%; dalam periode pemantauan selama 6
tahun.
4. Apa saja fungsi kandungan lemak dibawah lipatan kulit?
Jawab:
41
a. Lemak merupakan sumber energi setelah karbohidrat.Kebutuhan energi tubuh
hendaknya dipenuhi oleh konsumsikarbohidrat dan lemak agar protein dapat
menjalankanfungsinya sebagai zat pembangun. Sebagai sumber energi lemak menghemat
protein yaitu mengurangi jumlah proteinyang digunakan sebagai sumber energi
b. Lemak dapat disimpan sebagai cadangan energi berupa jaringan lemak.
c. Lapisan lemak di bawah kulit merupakan insulator sehinggatubuh dapatn
mempertahankan suhu normal. Apabila lapisanlemak terlalu tebal, karena terlalu
gemuk, pada cuaca panasorang akan kegerahan. Sebaliknya pada orang kurus,
lapisanlemak dibabah kulit sangat tipis, pada cuaca dingin orangkurus akan
kedinginan.
d. Lemak merupakan bantal pelindung bagi organ vital seperti bola mata dan ginjal.
e. Cadangan lemak yang normal terdapat di bawah kulit dan sekeliling organ tubuh,
berfungsi sebagai bantalan pelindung dan menunjang letak organ tubuh.
“subcutaneous fat” (lemak di bawah kulit) akan melindungi kehilangan panas
tubuh melalui kulit, berarti juga mengatur suhu tubuh.
5. Bagaimana mekanisme penyimpanan lemak?
Jawab:
Lemak dicerna melalui saluran pencernaan. Lemak yang berasal dari usus,
yang terdiri atas trigliserid dan kolesterol disebut dengan kilomikron. Kemudian
kilomikron tersebut akan dialirkan ke darah. Kilomikron tersebut kemudian terurai
kembali. Trigliserid yang berasal dari kilomikron tersebut akan terurai menjadi asam
lemak bebas dan kilomikron remnant. Asam lemak bebas akan ditranspor ke jaringan
lipid dan otot untuk sumber energi. Sedangkan kilomikron tersebut akan di bawa ke
hati menjadi kolesterol bebas.
Kolesterol dari kilomikron tadi di uraikan lagi menjadi asam empedu dan ke
jalur endogen.
Kolesterol dari hati dikeluarkan ke dalam darah dalam bentuk VLDL dan
berubah menjadi IDL oleh enzim lipoprotein lipase. IDL kemudian akan berubah
menjadi LDL yang kaya akan kolesterol. Kolesterol ini akan dilepaskan ke dalam
darah menuju sel-sel tubuh. Dan jika kolesterol ini berlebih maka akan dibuang oleh
HDL.
42
Secara ringkas, asam lemak ditransportasikan dari hati sebagai kompleks
VLDL. Asam lemak kemudian akan diubah menjadi trigliserida di sel adiposa untuk
disimpan. G3P untuk membuat trigliserida.
Masalah 6
Kedua orang tuanya obesitas
1. Apa saja faktor-faktor yang bisa menyebabkan terjadinya obesitas?
Jawab:
a. Faktor genetik
Apabila salah satu orang tua obesitas, maka persentase anak obesitas adalah 40-
50%. Jika kedua orang tua obesitas, maka persentase anak obesitas adalah 70-80%.
Penyebab monogenik misalnya defisiensi leptin kongenital dan mutasi MCR-4.
b. Faktor psikologis
Seseorang yang mengalami stress, dapat memicu pola makan yang abnormal. Yang
pertama makan di malam hari dan yang kedua makan dalam jumlah yang banyak.
Hal ini disebabkan oleh sejumlah hormon yang disekresi sebagai tanggapan dari
keadaan psikologis sehingga terjadi peningkatan metabolisme energi untuk
melakukan aktivitas fisik. Jika seseorang tersebut tidak melakukan aktivitas fisik,
maka kelebihan energi tersebut akan disimpan sebagai lemak.
c. Pola hidup yang kurang tepat
Kebiasaan yang kurang baik yang dilakukan terus-menerus akan menjadi pola
hidup yang kurang tepat. Misalnya kebiasaan dengan makan berlebihan dan waktu
makan tidak teratur.
d. Kurang melakukan aktivitas fisik
Asupan kalori yang berlebihan dan aktivitas fisik yang kurang menyebabkan lemak
menumpuk di tubuh karena banyak tidak digunakan sebagai energi.
e. Faktor lain:
1) Metabolisme basal
Semakin lanjut usia, maka metabolisme basal semakin menurun. Sehingga aktivitas
fisik semakin berkurang menyebabkan energi yang digunakan juga berkurang.
2) Hormon Insulin
Terjadi peningkatan resistensi insulin sehingga glukosa dalam darah meningkat.
3) Enzim Tubuh
43
Enzim adipose tissue lipoprotein lipase bertugas mengontrol kecepatan trigliserida
di dalam darah yang dipecah menjadi asam lemak dan disalurkan ke sel-sel tubuh
untuk disimpan. Jika energi yang digunakan adalah glikogen maka akan cepat lapar
sehingga menimbulkan rasa untuk makan lagi.
4) Obat-obat tertentu
Obat obat seperti obat oral antidiabetes dan pil kontrasepsi dapat meningkatkan
nafsu makan. Selain itu obat untuk penyembuhan penyakit dalam waktu yang lama.
2. Bagaimana pengaruh faktor genetic terhadap obesitas?
Jawab:
Faktor kecacatan genetic yang menyebabkan obesitas biasanya dipengaruhi perubahan atau mutasi kepada beberapa gen seperti gen leptin dan perubahan pada keronsong gen leptin. 77% dari obesitas adalah gen.Anak yang memiliki berat badan berlebihan memiliki orang tua yang juga obesitas. Jika salah satu orang tua yang mengalami obesitas maka kemungkinan anaknya memiki obesitas sebesar 40 % namun jika kedua orang tua yang obesitas, maka anakanya akan memiliki resiko 70 % mengalami obesitas.
Masalah 7
Dokter mendiagnosa Miss A mengalami hypochrome mycrocyter anemia dengan
hypopotasium dan hyposodium.
1. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan anemia?
Jawab:
- Pendarahan hebat
- Pendarahan akut
- Kecelakaan
- Pembedahan
- Persalinan
- Pecah pembuluh darah
- Pendaran kronik
- Pendarahan hidung
- Wasir
- Ulkus peptikum
44
- Kanker atau polip di saluran pencernaan
- Tumor ginjal atau kandung kemih
- Pendarahan menstruasi yang sangat banyak
- Berkurangnya pertumbuhan sel darah merah karena:
a. Kekurangan zat besi
b. Kekurangan vitamin B12
c. Kekurangan asam folat
d. Kekurangan vitamin C
e. Penyakit kroniuk
- Dari factor genetic: Anemia diturunkan dari generasi ke generasi
- Kurang mengkonsumsi bahan makanan hewani
- Kebiasaan diet untuk menurunkan berat badan
- Kemiskinan yang menyebabkan orang kurang mengkonsumsi makanan bergizi
2. Apa saja tipe-tipe anemia?
Jawab:
A. Faktor-faktor morfologik sel darah merah
1. Anemia normokromik normositik
SDM memiliki ukuran dan bentuk normal serta jumlah hemoglobin normal (MCV)
dan MCHC normal atau normal rendah. Penyebab anemia jenis ini adalah
kehilangan darah akut, hemolisis, penyakit kronis yang meliputi infeksi, gangguan
endokrin, gangguan ginjal, kegagalan sumsum tulang, dan penyakit-penyakit
infiltratif metastatik pada sumsum tulang.
2. Anemia normokromik makrositik
SDM lebih besar dari normal tetapi normokromik karena MCV meningkat dan
MCHC normal. Keadaan ini disebabkan oleh terganggunya atau terhentinya
sintesis DNA seperti yang ditemukan pada defisiensi B12 atau asam folat atau
keduanya. Anemia normokromik dapat juga terjadi pada kemoterapi kanker karena
agen-agen mengganggu sintesis DNA.
3. Anemia hipokromik mikrositik
SDM dengan ukuran kecil dan pewarnaan yang kurang. Warna yang kurang
menandakan hemoglobin yang kurang (MCV dan MCHC menurun). Keadaan ini
umumnya mencerminkan insufisiensi sintesis heme atau kekurangan zat besi,
keadaan sideroblastik, dan kehilangan darah kronis, atau gangguan sintesis globin
seperti thalasemia.. thalasemia menyangkut ketidaksesuaian jumlah rantai alfa dan
45
beta yang disintesis, dengan demikian tidak dapat terbentuk molekul hemoglobin
tetrameter normal.
B. Etiologi
1. Peningkatan hilangnya SDM, dapat disebabkan oleh:
a) Perdarahan, dapat diakibatkan dari trauma atau ulkus atau akibat perdarahan
kronis karena polip di kolon, keganasan, hemoroid, atau menstruasi.
b) Penghancuran SDM
1) Intrinsik
- Hemoglobinopati, hemoglobin yang diwariskan seperti penyakit sel
sabit.
- Gangguan sintesis globin, seperti thalasemia
- Kelainan membran SDM, seperti sferositosis herediter dan eliptositosis.
- Defesiensi enzim, seperti G6PD dan piruvat kinase.
2) Ekstrinsik
Respon isoimun yang mengenai individu-individu berbeda dalam spesies
yang sama dan disebabkan oleh transfusi darah yang tidka cocok. Respons
autoimun terdiri atas produksi antibodi terhadap sel-sel darah merah tubuh
sendiri. Anemia hemolitik autoimun dapat terjadi tanpa diketahui
penyebabnya setelah pemberian obat-obatan tertentu, seperti alfa-
metildopa, quinin, sulfonamid, atau L-dopa, atau pada keadaan-keadaan
penyakit lain, seperti limfoma, leukimia limfositik kronis, lupus
eritomatosus, artritis reumatoid, dan infeksi virus.
Malaria merupakan penyakit parasit yang ditularkan ke manusia melalui
gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi. Malaria menyebabkan
anemia hemolitik berat ketika SDM diinfestasi oleh parasit Plasmodium,
yang menyebabkan kelainan sehingga permukaan SDM menjadi tidak
teratur. Kemudian SDM yang mengalami kelainan segera dikeluarkan dari
sirkulasi oleh limpa.
Hipersplenisme dapat juga menyebabkan hemolisis akibat peningkatan
nyata SDM yang terperangkap dan hancur. Karena limpa yang membesar
mengisolasi semua jenis sel darah merah, seorang pasien dengan
hipersplenia akan memperlihatkan pansitopenia dan sumsum tulang yang
normal atau hiperselular. Luka bakar berat, terutama saat bantalan kapiler
46
pecah dapat menyebabkan hemolisis. Katup jantung buatan juga
menyebabkan hemolisis oleh destruksi mekanis.
2. Penurunan atau kelainan pembentukkan sel
a. Keganasan jaringan padat metastatik, leukimia, limfoma, dan mieloma multipel;
pajanan terhadap obat-obatan dan zat kimia toksik; radiasi dapat mengurangi
produksi efektif SDM.
b. Penyakit-penyakit kronis yang mengenai ginjal dan hati, serta infeksi dan
defisiensi endokrin. Kekurangan vitamin-vitamin penting, seperti B12, asam
folat, vitamin C, dan zat besi dapat mengakibatkan pembentukkan SDM tidak
efektif, menimbulkan anemia.
a. Anemia Aplastik
Disebabkan oleh tidak berfungsinya sumsum tulang. Contoh radiasi sinar gamma,
sinar-x secara berlebihan, zat kimia dan obat-obatan tertentu.
b. Anemia Megaloblastik
Hilangnya salah satu faktor ini (B12, asam folat dan faktor intrinsik yang berasal dari
mukosa lambung) dapat memperlambat produksi eritroblas dalam sumsum tulang.
Akibatnya sel darah merah tumbuh terlalu besar. Hal ini terjadi pada anemia
pernisiosa (defisiensi B12 dan asam folat) atau hilangnya lambung pada saat
gastrektomi total. Pada keadaan ini, karena eritroblas tidak dapat berproliferasi cukup
cepat untuk membentuk SDM dalam jumlah normal, sel-sel yang terbentuk menjadi
terlalu besar, aneh, dan membrannya rapuh.
c. Anemia Hemolitik
Kelainan SDM karena keturunan. Sel nya mudah rapuh, mudah pecah pada saat
melewati kapiler, terutama pada saat melalui limpa.
1) Anemia sel sabit, mengandung tipe hemoglobin abnormal yang disebut dengan
hemoglobin S, yang memiliki kelainan rantai beta pada molekul hemoglobin. Bila
hemoglobin ini terpapar dengan oksigen kadar rendah, ia akan mengendap
menjadi kristal-kristal panjang di dalam SDM. Kristal-kristal ini akan
memperpanjang sel dan lebih memberi gambarna seperti bulan sabit, dan bukan
menyerupai lempeng bikonkaf. Hemoglobin yang mengendap juga merusak
membran sel sehingga menjadi sangat rapuh.
47
2) Sferositas herediter, SDM berukuran kecil berbentuk sferis, dan tidak berbentuk
lempeng bikonkaf. Sel-sel ini mudah dipecahkan walaupun dengan sedikit tekanan
pada saat melwati limpa dan pembuluh darah sempit lainnya.
3) Eritroblastis fetalis
Antibodi Rh positif pada janin diserang oleh Rh negatif pada ibu menyebabkan sel
dengan Rh positif menjadi rapuh, yang dengan cepat menimbulkan pecahnya sel.
3. Bagaimana patofisiologi dari hypopotasium dan hyposodium?
Jawab:
Hipokalemia (kadar kalium yang rendah dalam darah)
DEFINISI
Hipokalemia (kadar kalium yang rendah dalam darah) adalah suatu keadaan dimana
konsentrasi kalium dalam darah kurang dari 3.8 mEq/L darah.
PENYEBAB
Ginjal yang normal dapat menahan kalium dengan baik.
Jika konsentrasi kalium darah terlalu rendah, biasanya disebabkan oleh ginjal yang
tidak berfungsi secara normal atau terlalu banyak kalium yang hilang melalui
saluran pencernaan (karena diare, muntah, penggunaan obat pencahar dalam waktu
yang lama atau polip usus besar).
Hipokalemia jarang disebabkan oleh asupan yang kurang karena kalium banyak
ditemukan dalam makanan sehari-hari.
Kalium bisa hilang lewat air kemih karena beberapa alasan.
Yang paling sering adalah akibat penggunaan obat diuretik tertentu yang
menyebabkan ginjal membuang natrium, air dan kalium dalam jumlah yang
berlebihan.
Pada sindroma Cushing, kelenjar adrenal menghasilkan sejumlah besar hormon
kostikosteroid termasuk aldosteron.
Aldosteron adalah hormon yang menyebabkan ginjal mengeluarkan kalium dalam
jumlah besar.
48
Ginjal juga mengeluarkan kalium dalam jumlah yang banyak pada orang-orang
yang mengkonsumsi sejumlah besar kayu manis atau mengunyah tembakau
tertentu.
Penderita sindroma Liddle, sindroma Bartter dan sindroma Fanconi terlahir dengan
penyakit ginjal bawaan dimana mekanisme ginjal untuk menahan kalium
terganggu.
Obat-obatan tertentu seperti insulin dan obat-obatan asma (albuterol, terbutalin dan
teofilin), meningkatkan perpindahan kalium ke dalam sel dan mengakibatkan
hipokalemia.
Tetapi pemakaian obat-obatan ini jarang menjadi penyebab tunggal terjadinya
hipokalemia.
Hiponatremia (kadar natrium darah yang rendah)
DEFINISI
Hiponatremia (kadar natrium darah yang rendah) adalah konsentrasi natrium yang
lebih kecil dari 136 mEq/L darah.
PENYEBAB
Dalam skenario hal ini bisa disebabkan oleh efek diuretik yang ditimbulkan oleh
slimming tea. Sehingga Na ikut terbuang bersama urin, akibat absorbsinya terganggu.
Konsentrasi natrium darah menurun jika natrium telah dilarutkan oleh terlalu
banyaknya air dalam tubuh.
Pengenceran natrium bisa terjadi pada orang yang minum air dalam jumlah yang
49
sangat banyak (seperti yang kadang terjadi pada kelainan psikis tertentu) dan pada
penderita yang dirawat di rumah sakit, yang menerima sejumlah besar cairan
intravena.
Jumlah cairan yang masuk melebihi kemampuan ginjal untuk membuang
kelebihannya.
Asupan cairan dalam jumlah yang lebih sedikit (kadang sebanyak 1L/hari), bisa
menyebabkan hiponatremia pada orang-orang yang ginjalnya tidak berfungsi dengan
baik, misalnya pada gagal ginjal.
Hiponatremia juga sering terjadi pada penderita gagal jantung dan sirosis hati,
dimana volume darah meningkat.
Pada keadaan tersebut, kenaikan volume darah menyebabkan pengenceran natrium,
meskipun jumlah natrium total dalam tubuh biasanya meningkat juga.
Hiponatremia terjadi pada orang-orang yang kelenjar adrenalnya tidak berfungsi
(penyakit Addison), dimana natrium dikeluarkan dalam jumlah yang sangat banyak.
Pembuangan natrium ke dalam air kemih disebabkan oleh kekurangan hormon
aldosteron.
Penderita Syndrome of Inappropriate Secretion of Antidiuretik Hormone (SIADH)
memiliki konsentrasi natrium yang rendah karena kelenjar hipofisa di dasar otak
mengeluarkan terlalu banyak hormon antidiuretik.
Hormon antidiuretik menyebabkan tubuh menahan air dan melarutkan sejumlah
natrium dalam darah.
4. Bagaimana patofisiologi dari hypochrome mycrocyter anemia?
Jawab:
Anemia mycrocitic hipochromer adalah anemia dengan ciri ukuran sel darah merah
lebih kecil dari ukuran normal dan berwarna coklat, yang disebabkan kekurangan ion
Fe sebagai komponen hemoglobin, disertai dengan penurunan sintesa hemoglobin.
Patofisiologi simpanan zat besi habis, kadar serum menurun, dengan gejala klinis
timbul karena jumlah hemoglobin tidak adekuat untuk mengangkut oksigen ke
50
jaringan tubuh. Manifestasi klinik pucat, fertigo keletihan, sakit kepala, depresi,
takikardi, dan amenore.
Dalam skenario hal ini disebabkan karena salah satu dari efek meminum slimming
tea (thanin), yaitu menghambat absorbsi zat besi dan B1.
*note: obese memiliki resiko diabetes yang lebih tinggi dibandingkan orang normal
Kolesterol normal (total <200 HDL>30 LDL<100)
Hipokalemi hiponatremi -> efek konsumsi diuretik berlebihan, keseimbangan asam basa terganggu (penyerapan kalium dan natrium terganggu, pengeluaran kalium dan natrium dari urin dan keringat)
54
D. KETERKAITAN ANTAR MASALAH
55
Miss A, 25 tahun, 72 kg, 154 cm
Faktor Genetik (Kedua Orang Tua Obese)
Hanya mengkonsumsi buah, nasi dan sayur, tidak mengkonsumsi lemak dan protein
Konsumsi Slimming Tea
Aerobik 2 jam/hari
1. Berat badan turun drastic (16 kg)
2. Lelah3. Sering Flu4. Siklus Menstruasi
tidak teratur
Pemeriksaan
Hasil Pemeriksaan
a. BP: 140/90 mmHg; PR: 94x/menit
b. Hb: 10.5 g/dl, MCV= 70 fl MCH = 25
pg
c. BSN : 110 mg/dl , HbA1c : 6.2 %
d. Total kolesterol : 120 mg/dl, HDL : 50
mg/dl, LDL : 90 mg/dl
e. Na (Sodium) : 120 mEq/L , K
(Potasium) : 2,8 mEq/L
Kandungan Lipid 4%
Menderita Hypochrome Mycrocyter
Anemia
E. IDENTIFIKASI TOPIK PERMASALAHAN (LEARNING ISSUE)
No. Pokok Pembahasan What I Know What I Don’t Know How I
Learn
1 Obesitas Faktor Penyebab
Obesitas
Pengaruh Faktor
genetik
Internet,
textbook,
journal
2 Metabolisme
Karbohidrat
Pengertian dan
Klasifikasi
Proses Penghasilan
ATP dari karbohidrat
3 Metabolisme Lemak Proses Absorpsi Lemak Proses Metabolisme
Lemak
4 Metabolisme Protein Biosintesis protein Proses Penggunaan
Protein untuk energi
5 Metabolisme
Vitamin
Klasifikasi dan fungsi
vitamin
Proses Metabolisme
Protein
6 Metabolisme Mineral Macam-macam mineral
yang penting bagi tubuh
Proses Metabolisme
Mineral
7 Keseimbangan asam
basa (Cairan Tubuh)
Mekanisme tubuh dalam
mengatur keseimbangan
asam basa
Gangguan
Keseimbangan asam
basa tubuh
8 Kebutuhan Kalori &
Pola Diet serta BMI
Cara Mengukur BMI
dan klasifikasinya
Cara menghitung
kebutuhan kalori
seseorang
9 Slimming tea (Zat
diuretic)
Kandungan Slimming
tea
Efek Slimming Tea
10 Anemia Macam-Macam Anemia Penyebab Anemia
11 Latihan Aerobik Manfaat latihan aerobic Cara dan aturan
latihan aerobic
12 Hypopotasium dan
Hyposodium
Pengertian dan
Penyebabnya
Efek bagi tubuh
56
F. SINTESIS
1. Obesitas
Tipe pada obesitas dapat dibedakan menjadi 2 klasifikasi, yaitu Tipe obesitas berdasarkan
bentuk tubuh dan Tipe obesitas berdasarkan keadaan sel lemak.
2.2.1 Tipe Obesitas Berdasarkan Bentuk Tubuh.
a. Obesitas tipe buah apel (Apple Shape)
Type seperti ini biasanya terdapat pada pria. dimana lemak tertumpuk di sekitar perut.
Resiko kesehatan pada tipe ini lebih tinggi dibandingkan dengan tipe buah pear (Gynoid)
b. Obesitas tipe buah pear (Gynoid)
Tipe ini cenderung dimiliki oleh wanita, lemak yang ada disimpan di sekitar pinggul
dan bokong. Resiko terhadap penyakit pada tipe gynoid umumnya kecil.
c. Tipe Ovid (Bentuk Kotak Buah)
Ciri dari tipe ini adalah "besar di seluruh bagian badan". Tipe Ovid umumnya terdapat
pada orang-orang yang gemuk secara genetik.
2.2.2 Tipe Obesitas Berdasarkan Keadaan Sel Lemak
a. Obesitas Tipe Hyperplastik
Obesitas terjadi karena jumlah sel lemak yang lebih banyak dibandingkan keadaan
normal.
b. Obesitas Tipe Hypertropik
Obesitas terjadi karena ukuran sel lemak menjadi lebih besar dibandingkan keadaan
normal,tetapi jumlah sel tidak bertambah banyak dari normal.
c. Obesitas Tipe Hyperplastik Dan Hypertropik
Obesitas terjadi karena jumlah dan ukuran sel lemak melebihi normal. Pembentukan
sel lemak baru terjadi segera setelah derajat hypertropi mencapai maksimal dengan
perantaraan suatu sinyal yang dikeluarkan oleh sel lemak yang mengalami hypertropik
2.3 Gejala-Gejala Terjadinya Obesitas
57
Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada
bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun
penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat
tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu),
sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung
bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan
kaki). Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit.
Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih
sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang
secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering ditemukan edema
(pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.
2.4 Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Obesitas
Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang
diperlukan oleh tubuh. Penyebab terjadinya ketidakseimbangan antara asupan dan
pembakaran kalori ini masih belum jelas.
Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor :
a. Faktor Makanan
Jika seseorang mengkonsumsi makanan dengan kandungan energi sesuai yang
dibutuhkan tubuh, maka tidak ada energi yang disimpan.sebaliknya jika
mengkonsumsi makanan dengan energi melebihi yang dibutuhkan tubuh, maka
kelebihan energi akan disimpan, Sebagai cadangan energi terutama sebagai lemak
seperti telah diuraikan diatas.
b. Faktor Keturunan
Penelitian pada manusia maupun hewan menunjukan bahwa obesitas terjadi karena
faktor interaksi gen dan lingkungan.
c. Faktor Hormon
Menurunya hormon tyroid dalam tubuh akibat menurunya fungsi kelenjar tyroid akan
mempengaruhi metabolisme dimana kemampuan menggunakan energi akan
berkurang.
d. Faktor Psikologis
Pada beberapa individu akan makan lebih banyak dari biasa bila merasa diperlukan
suatu kebutuhan khusus untuk keamanan emosional (security food).
58
e. Gaya Hidup (Life Style) yang Kurang Tepat
Kemajuan sosial ekonomi, teknologi dan informasi yang global telah menyebabkan
perubahan gaya hidup yang meliputi pola pikir dan sikap, yang terlihat dari pola
kebiasaan makan dan beraktifitas fisik.
f. Pemakaian Obat-Obatan
Efek samping beberapa obat dapat menyebabkan meningkatnya berat badan, misalnya
obat kontrasepsi.
2.5 Cara Pengukuran Tingkat Obesitas
A. Pengukuran Secara Antropometrik
1. Body Mass Index (BMI)
Body Mass Index (BMI) adalah sebuah ukuran “berat terhadap tinggi” badan
yang umum digunakan untuk menggolongkan orang dewasa ke dalam kategori
Underweight (kekurangan berat badan), Overweight (kelebihan berat badan) dan
Obesitas (kegemukan).
2. RLPP (rasio lingkar pinggang dan pinggul)
Untuk menilai timbunan lemak perut dapat digunakan cara lain, yaitu dengan
mengukur rasio lingkar pinggang dan pinggul (RLPP) atau mengukur lingkar
pinggang (LP).
Rumus yang digunakan cukup sederhana yaitu :
Sebagai patokan, pinggang berukuran ≥ 90 cm merupakan tanda bahaya bagi
pria, sedangkan untuk wanita risiko tersebut meningkat bila lingkar pinggang
berukuran ≥ 80 cm. Jadi “Jangan hanya menghitung tinggi badan, berat badan dan
IMT saja, lebih baik jika disertai dengan mengukur lingkar pinggang”.
3. Indeks BROCCA
Salah satu cara lain untuk mengukur obesitas adalah dengan menggunakan indeks
Individu yang kekurangan magnesium akan mengalami gangguan sintesis dan sekresi
hormon paratiroid.
Defisiensi magnesium dapat mempengaruhi morfologi dan komposisi tulang yang dapat
menyebabkan hambatan pertumbuhan tulang, susunan tulang abnormal, dan osteopenia
Kekurangan magnesium kemungkinan akan menghambat efek rangsangan hormon
paratiroid pada hidroksilasi calsitrol dan calcidiol
Namun masih diperlukan lagi studi mengenai penyebab penurunan calcidiol dan calcitriol
pada individu yang kekurangan magnesium. Pasien yang mengalami defisiensi
magnesium akan secara bermakna mengalami peningkatan reabsorbsi sitrat pada tubulus
ginjal Ekskresi sitrat yang rendah merupakan faktor resiko pembentukkan batu ginjal
pada pasien hyperoxaluric hypomagnesemia.
Kekurangan magnesium akan menghambat aktivitas adenylate cyclase lalu akan
menrunkan kadar cAMP sehingga akan meingkatkan aktivitas cyclooxigenase dan
merangsang sintaesis prostanoid.
Magnesium dapat memiliki efek toksis yaitu diawali dengan penurunan tekanan darah
yang berlangsung sejalan dengan hipermegnesemia, hal ini akan menghambat aliran
kalsium dan aksi vasokonstriksi dari epinefrin dan angiotensin II. Efek selanjutnya adalah
kelesuan, kebingungan dan gangguan fungsi ginjal yang mungkin berhubungan dengan
hipotensi. Selain itu terjadi perubahan ECG, tachycardia atau bradychardia, kelemahan
100
otot dan hyporeflexia. Terjadinya hypocalcemia dan hypokalemia mungkin berkontribusi
pada kelemahan otot yang progresif dan kesulitan bernafas.
5. KELEBIHAN ”MAGNESIUM”
Akibat kelebihan magnesium belum diketahui dengan pasti. Kelebihan magnesium
biasanya terjadi pada penyakit gagal ginjal.
6. SEJARAH”MAGNESIUM”
Nama ini berasal dari perkataan Yunani bagi sebuah daerah di Thessaly yang bernama
Magnesia. Joseph Black dari England mengenal pasti magnesium sebagai sejenis unsur
pada tahun 1755, Sir Humphry Davy mengasingkan logam magnesium secara elektrolisis
pada tahun 1808 daripada campuran magnesia dan HgO, sementara A. A. B. Bussy pula
telah menyediakannya dalam bentuk koheren pada tahun 1831. Magnesium merupakan
unsur kelapan paling berlimpah dalam kerak Bumi. Ia merupakan logam Alkali Bumi,
maka tidak wujud secara semula jadi dalam keadaan tak bergabung dengan lain-lain
unsur. Ia wujud dalam mendapan besar magnesit, dolomit, dan mineral lain.
METABOLISME’’MAGNESIUM”
Magnesium merupakan trace mineral yang diketahui diperlukan untuk beratus-ratus
fungsi tubuh yang berbeda. Magnesium ditemukan di dalam sel, di mana zat ini
mengaktifkan enzim yang diperlukan untuk metabolisme karbohidrat dan asam amino.
Magnesium juga membantu mengatur keseimbangan asam-alkalin di dalam
tubuh. Magnesium membantu meningkatkan penyerapan dan metabolisme mineral-
mineral yang lain seperti kalsium, fosfor, natrium serta kalium.
ABSOBSI”MAGNESIUM”
Bioavailabilitas magnesium dapat dipengaruhi oleh zat gizi lainnya. Pola makan tinggi
serat yang berasal dari buah-buahan, sayuran, dan padi-padian akan menguangi absorbsi
magnesium fraksional. Walaupun diet yang tinggi sayuran memiliki kandungan
magnesium yang tinggi. Magnesium yang terserap akan berkurang karena pengaruh serat
pangan. Tidak hanya itu, asam fitat mungkin dapat mengurangi absorbsi magnesium
karena berikatan dengan Mg pada gugus fosfatnya. Diet tinggi fosfat mampu mengurangi
absorbsi magnesium. Protein dapat mempengaruhi absorbsi magnesium intestinal.
Absorbsi magnesium rendah saat asupan protein kurang dari 30 gr perhari.
101
Absorbsi magnesium pada orang sehat dipengaruhi oleh konsentrasi magnesium dalam
bahan makanan dan kehadiran komponen pemicu atau penghambat absorbsi. Absorbsi
dimulai setelah satu jam kemudian masuk pada fase stabilisasi dimana absorbsi
berlangsung 4-6% per jam. Fase ini berada 2-8 jam setelah makan kemudian akan
mengalami penurunan absorbsi hingga jam ke sepuluh.
Pada orang dewasa rata-rata absorbsi diperkirakan 21% pada pria dan 27% pada wanita.
Magnesium diserap di sepanjang usus termasuk kolon pada tikus dan beberapa penelitian
menunjukkan bahwa absorbsi kolon adalah yang terbesar. Hasil penelitian yang lain juga
menunjukkan bahwa terdapat kemungkinan penyerapan di kolon pada manusia. Studi
jangka panjang pada individu yang sehat menunjukkan tidak terdapat hubungan antara
peningkatan asupan kalsium oral terhadap absorbsi atau retensi magnesium. Penelitian
lain menunjukkan bahwa terjadi penurunan absorbsi magnesium pada kadar fosfat yang
tinggi, namun hasil ini masih belum konsisten. Peningkatan asupan zink akan
menurunkan absorbsi dan keseimbangan magnesium. Kekurangan vitamin B6 yang
terjadi pada wanita akan berpengaruh pada keseimbangan magnesium negatif karena akan
meningkatkan sekresinya melalui urin. Peningkatan asupan serat akan menurunkan
absorbsi magnesium pada manusia.
Metabolisme Kalium
Seperti halnya natrium, kalium merupakan ion bermuatan positif, akan tetapi berbeda
dengan natrium, kalium terutama terdapat di dalam sel. Perbandingan natrium dan kalium di
dalam cairan intraselular adalah 1:10, sedangkan di dalam cairan ekstraselular 28:1.
Sebanyak 95% kalium tubuh berada di dalam cairan intraselular.
Absorpsi dan Ekskresi Kalium
Kalium diabsorpsi dengan mudah dalam usus halus. Sebanyak 80-90% kalium yang
dimakan diekskresi melalui urin, selebihnya dikeluarkan melalui feses dan sedikit melalui
keringat dan cairan lambung. Taraf kalium normal darah diperiksa oleh ginjal melalui
kemampuannya menyaring, mengabsorpasi kembali dan mengeluarkan kalium di bawah
natrium melalui mekanisme pertukaran di dalam tubuh ginjal.
102
Fungsi kalium
Kalium memegang peranan dalam pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit
serta keseimbangan asam basa. Bersama kalium, kalium berperan dalam transmisi saraf dan
relaksasi otot. Di dalam sel, kalium berfungsi sebagai katalisator dalam banyak reaksi
biologik., terutama dalam metabolisme energi dan sintesis glikogen dan protein. Kalium
berperan penting dalam pertumbuhan sel. Taraf kalium dalam otot berhubungan dengan
massa otot dan simpanan glikogen, oleh karena itu bila otot berada dalam pembentukan
dibutuhkan kalium dalam jumlah cukup. Tekanan darah normal memerlukan perbandingan
antara natrium dan kalium yang sesuai di dalam tubuh.
Perkiraan kebutuhan kalium
Kalium merupakan bagian esensial semua sel hidup, kelium banyak terdapat dalam
bahan makanan, baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Kekurangan kalium jarang terjadi.
Kebutuhan minimum akan kalium ditaksir sebanyak 2000 mg sehari.
Sumber kalium
Kalium terdapat di dalam semua makanan berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan.
Sumber utama adalah makanan mentah/segar, terutama buah, sayuran dan kacang-kacangan.
( lihat tabel ).
Tabel kandungan kalium beberapa bahan makanan ( mg/100 gram )
Bahan Makanan Mg
Beras giling 241
Singkong 394
Kentang 396
Kacang tanah 421
Kacang merah 1151
Kacang hijau 1132
Kacang kedelai 1504
103
Jambu monyet, biji 420
Kelapa 555
Apokat 278
Pisang 435
Pepaya 221
Mangga 214
Durian 601
Anggur 111
Jeruk manis 162
Nenas 125
Semangka 102
Selada 254
Bayam 461
Tomat 235
Wortel 245
Akibat kekurangan kalium
Kekurangan kalium karena makanan jarang terjadi, sepanjang seseorang cukup makan
sayuran dan buah segar. Kekurangan kalium dapat terjadi karena kebanyakan kehilangan
melalui saluran cerna atau ginjal. Kehilangan banyak melalui saluran cerna dapat terjadi
karena muntah-muntah, dieare kronis atau kebanyakan menggunakan laksan ( obat pencuci
perut ). Kebanyakan melalui ginjal adalah karena penggunaan obat-obat diuretik terutama
untuk pengobatan hipertensi. Kekurangan kalium menyebabkan lemah, lesu, kehilangan
nafsu makan, kelumpuhan, mengigau, dan konstipasi.
104
Akibat kelebihan kalium
Kelebihan kalium akut dapat terjadi bila konsumsi melalui cerna ( enteral ) atau tidak
melalui saluran cerna ( parentelar ) melebihi 12,0 g/m2 permukaan tubuh sehari ( 18 g untuk
orang dewasa ) tanpa diimbangi oleh kenaikan ekskresi. Hiperkalemia akut dapat
menyebakan gagal jantung yang berakibatan kematian. Kelebihan kalium juga dapat terjadi
bila ada gangguan fungsi ginjal.
7. Keseimbangan Asam Basa
Gangguan keseimbangan air – elektrolit gangguan keseimbangan asam basa Sistem Buffer: zat yang dapat mencegah perubahan kadar ion hidrogen bebas dlm larutan, bila
mendapat tambahan asam/ basa
Istilah Asidemia = pH darah < 7.35 Alkalemia = pH darah > 7.45 Asidosis = kadar bikarbonat serum ↓ Alkalosis = kadar bikarbonat serum ↑
Tubuh melindungi diri dari perubahan pH dengan:
1. Mengencerkan produk asam2. Sistem buffer3. Regulasi pernapasan – mengatur kadar pCO2 plasma4. Reabsorbsi bikarbonat yang difiltrasi di ginjal, ekskresi H+ & NH4
+
HCO3-
pH = 6.1 + log ------------
H2CO3
H2O CO2 – pengeluarannya diatur oleh pernapasan
Metabolic acidosis CO2 keluar >>>, sehingga H2CO3 ↓↓
GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM BASA pH darah adalah resultan 2 komponen: komponen metabolik dan komponen respiratorik pH normal: 7.35 – 7.45 BE (base akses) merupakan komponen metabolik yaitu jumlah basa yg perlu dikoreksi
Normal = ± 2.3 mEq/ L
BE (+) kelebihan basa
BE (–) kekurangan basa/ kelebihan asam
pCO2 = merupakan komponen respiratorik status asam basaNormal = 35 – 45 mmHg
Meningkatkan metabolisme (demam, distress pernapasan, kejang, dll) Meningkatkan asam organik (dehidrasi, hipoxia, hipoperfusi) Ketosis (DM, kelaparan)
2. Kehilangan bikarbonat berlebihan, misalnya: diare, drainase ileostomi3. Pemberian asam (HCl, asam amino)4. Kegagalan ginjal untuk mengeluarkan asam yg berlebihan
Derajat beratnya asidosis metabolic ditentukan oleh turunnya base akses Kompensasi: hiperventilasi... CO2 ↑ keluar (napas cepat, dalam = kussmaul respiration) Komplikasi: hipotensi, edema paru, hipoksia jaringan, depresi SSP, koma, kejang
Alkalosis Metabolik Konsentrasi H+ turun Sebab:
1. Muntah (HCl, K+ hilang)2. K+ hilang berlebihan (melalui urin, GIT)3. Penambahan HCO3 ke dalam CES (misalnya th/ iv)4. ↑ reabsorbsi HCO3. Misalnya: sindroma Cushing, Bartter, Hipoaldosteronisme primer
Kompensasi: hipoventilasi hipoksemia Lab: pH ↑, CO ↑, BE (+), pO2 ↓, HCO3 ↑
Asidosis Respiratorik Akibat dr hipoventilasi alveolar sehingga produksi CO2 > ekskresi CO2
Terjadi pada: Penyakit paru berat: membran hialin, bronchopneumonia, edema paru Penyakit neuromuskuler: sindroma Guillian Barre, overdosis obat sedatif Obstruksi jalan napas: bronchospasme
KompensasiGinjal membentuk dan meningkatkan reabsorbsi bikarbonat
Gejala klinik: Hipoksia Vasodilatasi (karena CO2 ↑)
Laboratorium: pH ↓ - pCO2 ↑ - HCO3 ↑ - BE (+)
Alkalosis Respiratorik Ekskresi CO2 melalui paru-paru berlebihan sehingga pCO2 ↓
Gangguan respiratorik – dikompensasi oleh ginjal Gangguan metabolik – dikompensasi oleh mekanisme respirasi
Tingkat kompensasi dibagi dalam:
Tidak dikompensasi (mekanisme kompensasi tidak bekerja) Kompensasi partial (pH tidak sampai normal) Kompensasi penuh (pH kembali normal) Kompensasi berlebihan
Perkiraan gangguan asam basa dpt diketahui dg memeriksa darah arteri (pemeriksaan ASTRUP = Analisa Gas Darah)Yang dinilai adalah: pH, pCO2, HCO3, BE
Selain itu ada faktor penting lain: pO2, O2 saturation
Koreksi kelainan asam basa1. Asidosis metabolik
Tujuan koreksi – mengganti defisit basa
Dipakai Na bikarbonat/ natrium laktat
Rumus: BE x BB x 0.3 = jumlah mEq bikarbonat yg diperlukan
2 – 4 mEq/ kgBB
Cara: diencerkan dengan D 5 % - berikan perlahan-lahan
3. Alkalosis RespiratorikAkut rebreathing system (↑ inspirasi CO2)
Kronik kontra indikasi untuk rebreathing system
4. Asidosis respiratorik↑ ventilasi ventilator
8. Kebutuhan Kalori & Pola Diet dan BMI
Diet etik merupakan salah satu syarat utama dalam penyembuhan suatu penyakit. Makanan yang memenuhi kebutuhan gizi dan termakan habis akan
107
mempercepat perbaikan gizi pasien, sehingga kondisi umumnya dalam waktu singkat dapat dikembalikan ke taraf normal.
Di indonesia, kecukupan gizi seorang sehari yang dianjurkan oleh Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI adalah seperti yang terlihat pada tabel. Kecukupan ini disusun untuk berbagai golongan jenis kelamin dan umur dengan aktivitas sedang. Penyesuaian kebutuhan kalori untuk perorangan dihitung berdasarkan FAO/WHO 1973 Energy and Protein Requirements
Kebutuhan Kalori menurut berat badan dan aktivitas
Golongan umur (tahun) Kebutuhan Kalori
<1
1-3
4-6
7-9
Laki-laki: remaja, dewasa
10-12
13-15
16-19
20-39
40-49
50-59
60-69
>70
Wanita: remaja, dewasa
10-12
13-15
16-19
20-39
40-49
50-59
60-69
≥70
1.090
1.360
1.830
2.190
2.600
0,97 M x A
1,02 M x A
1,00 M x A
0,95 M x A
0,90 M x A
0.80 M x A
0,70 M x A
2.350
1,13 F x A
1,05 F x A
1,00 F x A
0,95 F x A
0,90 F x A
0.80 F x A
0,70 F x A
Keterangan:M = berat badan x 46 kalori = kebutuhan kalori laki-laki dewasa pada berat badan tertentu
108
F = berat badan x 40 kalori = kebutuhan kalori wanita dewasa pada berat badan tertentuA = indeks akivitas: Ringan = 0.90Sedang = 1,0Aktif = 1,17
Sesuai dengan keadaan pasien dan penyakitnya, makanan pasien dapat digolongkan menjadi makanan umum dan makanan khusus. Makanan umum adalah makanan yang mengandung cukup kalori dan zat-zat makanan unuk berbagai golongan sesuai dengan jenis kelamin, umur, dan aktivitas. Makanan ini dapat berupa makanan biasa, makanan lunak, makanan saring, makanan cair, makanan lewat pipa. Pemberiannya tergantung keadaan serta toleransi pasien terhadap makanan. Makanan khusus adalah makanan yang mengandung atau tidak mengandung zat-zat tertentu untuk penyakit tertentu atau untuk persiapan pemeriksaan tertentu. Yang termasuk makanan khusus, misalnya diet tinggi kalori tinggi protein, diet rendah kalori, diet rendah garam, makanan prabedah atau pascabedah, diet pada penyakit saluran cerna, diet pada penyakit hati dan kandung empedu, diet diabetes melitus, diet pada penyakit jantung dan pembuluh darah, diet pada penyakit ginjal dan saluran kemih, diet rendah purin, diet pada komplikasi kehamilan, serta diet untuk pemeriksaan.Diet rendah kalori
Pemberian diet rendah kalori bertujuan menurunkan berat badan hingga normal. diet ini diindikasikan untuk kegemukan dan pada kebutuhan kalori mnurun, seperti pada hipotiroid, istirahat di tempat tidur untuk jangka waktu lama, serta usia lanjut.
Syarat diet ini, kalori dikurangi 500-1000 kalori dibawah kebutuhan normal yang akan menyebabkan penurunan berat badan ½ -1 kg/minggu. Pengurangan kalori dilakukan dengan pengurangan karbohidrat dan lemak. Jumlah protein normal atau sedikit di atas kebutuhan normal, yaitu 1-1 ½ g/kg BB, cukup vitamin dan mineral, serta tinggi serat untuk memberikan rasa kenyang. Pada diet 1200 kalori, kandungan vitamin B kompleksnya rendah.
Dikenal 3 macam diet rendah kalori, yaitu diet rendah kalori I, II, dan III. Diet rendah kalori I mengandung 1200 kalori, 59 g protein, 35 g lemak, 173 g karbohidrat. Diet rendah kalori II mengandung 1500 kalori, 71 g protein, 48 g lemak, 206 g karbohidrat. Diet rendah kalori III mengandung 1700 kalori, 75 g protein, 48 g lemak, 250 g karbohidrat.Indeks Massa Tubuh (IMT)
Indeks massa tubuh (IMT) merupakan rumus matematis yang berkaitan dengan lemak tubuh orang dewasa, dan dinyatakan sebagai berat badan ( dalam kilogram) dibagi dengan kwadrat tinggi badan (dalam ukuran meter): IMT = BB/TB2.
Rumus ini hanya cocok diterapkan pada mereka yang berusia antara 19-70 tahun, berstruktur tulang belakang normal, bukan atlet atau binaragawan, juga bukan ibu hamil atau menyusui. Cara ini digunakan terutama jika pengukuran tebal lipatan kulit tidak dapat dilakukan (lansia), atau nilai bakunya tidak tersedia. Penggolongan
109
status gizi berdasarkan nilai IMT ini dapat dilihat dalam tabel (bandingkanlah kedua pengelompokan ini).Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan IMT
Status Gizi IMT
KKP I
KKP II
KKP III
Normal
Obesitas I
Obesitas II
Obesitas III
<16
16,0 – 16,9
17,0 – 18,4
≥18,5 - < 25
25 – 25,9
30 – 40
> 40
(dikutip dari: “Modern nutrition in health and disease” oleh Maurice ES et al edisi VIII, Lea & Febinger 1994).
110
Batas Ambang Nilai Indeks Massa Tubuh (IMT)
Status Gizi IMT
Kurus tingkat berat
Kurus tingkat ringan
Normal
Gemuk tingkat ringan
Gemuk tingkat berat
<17
17,0 – 18,4
18,5 – 25
25,1 – 27,0
>27
(dikutip dari: “Pedoman praktis untuk mempertahankan berat badan berdasarkan IMT dan gizi seimbang”, Depkes 1996).
Jika tinggi badan tidak dapat diukur, terutama pada lansia yang telah renta atau mengalami kelainan tulang belakang (misalnya kifosis, skoliosis) tinggi lutut (TL) dan panjang rentang tangan (PRT) dapat digunakan sebagai pengganti.
9. Slimming Tea (Zat Diuretik)
Bahaya Slimming Tea dan Obat Pelangsing
Setelah diselidik-selidik, slimming tea itu mengandung laxative atau obat
pencahar. Di Amerika Serikat, badan pengawasan obat dan makanan Food and Drug
Administration (FDA) melakukan penelitian dan menemukan bahwa laxative ini
hanya menyebabkan diare yang terus menerus dan tidak ada hasil yang menunjukkan
adanya pengurangan asupan kalori ke dalam tubuh oleh obat ini.
Dalam laporan FDA itu, ditemukan bahwa ada 3 efek samping yang bisa
terjadi pada mereka yang mengkonsumsi slimming tea itu, antara lain:
a. Jangka pendek : perut keram, mual-mual, muntah-muntah, diare yang berlangsung
berhari-hari.
b. Kronis: Dalam laporan FDA disebutkan orang-orang yang mengkomsumsi lebih
lama akan mengalami usus rusak dan bahkan mungkin diperlukan operasi
pembuangan usus yang rusak itu.
c. Parah/akut: Pingsan berkelanjutan, kekurangan air, kurangnya kandungan
potasium dalam darah, kelumpuhan, detak jantung tidak teratur, dan mungkin
membawa kepada kematian. Obat-obat penurun berat badan baik dalam bentuk
minuman jus maupun pil, juga diperkirakan mengandung laxative.
Bahan laxative itu mengandung Senna, Aloe, akar Rhubarb (Rhubarb sendiri
adalah tanaman yang berair dimana daunnya bisa untuk salad, dan akarnya bisa
dimakan seperti lobak), castor oil. Sejak jaman dahulu kala bahan-bahan ini
111
digunakan sebagai obat untuk melancarkan pencernaan atau menyembuhkan sulit
buang air besar.Kita perlu juga berhati-hati mengkonsumsi teh hijau, karena didalam
teh hijau terdapat kafein, dan stimulan sepertilaxative itu sendiri. Ibu-ibu yang sedang
hamil harus berhati-hati dalam mengkonsumsi teh hijau karena kandungan kafeinnya
sangat besar. Sementara ibu-ibu yang sedang menyusui, sebaiknya berkonsultasi
dengan dokter dahulu sebelum mengkonsumsi teh hijau karena dapat menimbulkan
restlessness (sukar diam), sukar tidur, anemia dan effect negatif lainnya pada anak-
anak yang sedang disusuinya. Kita juga harus berhati-hati dalam mengkonsumsi teh
hijau bila kita mempunyai penyakit jantung, darah tinggi, ginjal, overactive thyroid,
nervous disorder, blood clotting disorder. Disamping itu kita perlu juga hati-hati
terhadap obat-obatan dan minuman green tea, orange tea, green tea extract, atau
herbal medicine yang mengandung Ephedrine atau Ephedra yang dikenal sebagai dari
tanaman Ma huang. Demikian pengumuman FDA di websitenya setelah mendapati
16,000 laporan yang menyebutkan kandungan ini penyebab dari serangan jatung,
stroke dan mati mendadak.
Barangkali kita harus mulai meyakini diri sendiri bahwa tidak ada yang instan
dalam penurunan badan, tetap harus disertai oleh gerak badan atau olahraga dan
makan makanan yang sehat.
Dengan melakukan olah raga ringan tetapi rutin berkelanjutan setiap hari selama
paling sedikit 15 sampai 20 menit seperti berjalan kaki, bahkan melaksanakan
rutinitas pekerjaan rumah seperti berkebun dan menggosok lantai selama 30 menit
sehari dapat membantu menurunkan berat badan. Kurangi sedikit asupan karbohidrat
seperti nasi, roti, kentang dan mie setidaknya sepertiga atau seperempat dari biasanya.
Tentu saja diet ini harus diimbangi dengan sayur-sayuran, buah-buahan, dan protein
yang rendah kolesterol seperti ayam. Jangan lupa mengurangi asupan gula dan snack.
Semua ini lebih mujarab daripada minum slimming tea, green tea extract, ataupun pil
pelangsing.
10. Anemia
Definisi anemia
Menurut definisi, anemia adalah pengurangan jumlah sel darah merah, kuantitas
hemoglobin, dan volume pada sel darah merah (hematokrit) per 100 ml darah. Dengan
demikian, anemia bukan suatu diagnosis melainkan pencerminan dari dasar perubahan
112
patofisiologis, yang diuraikan oleh anamnesa dan pemikiran fisik yang teliti, serta asi
didukung oleh pemeriksaan laboratorium. 3.
Manifestasi klinik
Pada anemia, karena semua sistem organ dapat terlibat, maka dapat menimbulkan
manifestasi klinik yang luas. Manifestasi ini bergantung pada:
(1) kecepatan timbulnya anemia
(2) umur individu
(3) mekanisme kompensasinya
(4) tingkat aktivitasnya
(5) keadaan penyakit yang mendasari, dan
(6) parahnya anemia tersebut.
Karena jumlah efektif sel darah merah berkurang, maka lebih sedikit O2 yang
dikirimkan ke jaringan. Kehilangan darah yang mendadak (30% atau lebih), seperti pada
perdarahan, menimbulkan simtomatoogi sekunder hipovolemia dan hipoksemia. Namun
pengurangan hebat massa sel darah merah dalam waktu beberapa bulan (walaupun
pengurangannya 50%) memungkinkan mekanisme kompensasi tubuh untuk menyesuaikan
diri, dan biasanya penderita asimtomatik, kecuali pada kerja jasmani berat.
Mekanisme kompensasi bekerja melalui:
(1) peningkatan curah jantung dan pernafasan, karena itu menambah pengiriman O2
ke jaringan-jaringan oleh sel darah merah
(2) meningkatkan pelepasan O2 oleh hemoglobin
(3) mengembangkan volume plasma dengan menarik cairan dari sela-sela jaringan, dan
(4) redistribusi aliran darah ke organ-organ vital (deGruchy, 1978 ). 4.
113
Etiologi
1. Karena cacat sel darah merah (SDM)
Sel darah merah mempunyai komponen penyusun yang banyak sekali. Tiap-tiap
komponen ini bila mengalami cacat atau kelainan, akan menimbulkan masalah bagi SDM
sendiri, sehingga sel ini tidak berfungsi sebagai mana mestinya dan dengan cepat
mengalami penuaan dan segera dihancurkan. Pada umumnya cacat yang dialami SDM
menyangkut senyawa-senyawa protein yang menyusunnya. Oleh karena kelainan ini
menyangkut protein, sedangkan sintesis protein dikendalikan oleh gen di DNA.
2. Karena kekurangan zat gizi
Anemia jenis ini merupakan salah satu anemia yang disebabkan oleh faktor
luar tubuh, yaitu kekurangan salah satu zat gizi. Anemia karena kelainan dalam SDM
disebabkan oleh faktor konstitutif yang menyusun sel tersebut. Anemia jenis ini tidak dapat
diobati, yang dapat dilakukan adalah hanya memperpanjang usia SDM sehingga mendekati
umur yang seharusnya, mengurangi beratnya gejala atau bahkan hanya mengurangi penyulit
yang terjadi.
3. Karena perdarahan
Kehilangan darah dalam jumlah besar tentu saja akan menyebabkan kurangnya
jumlah SDM dalam darah, sehingga terjadi anemia. Anemia karena perdarahan besar dan
dalam waktu singkat ini secara nisbi jarang terjadi. Keadaan ini biasanya terjadi karena
kecelakaan dan bahaya yang diakibatkannya langsung disadari. Akibatnya, segala usaha
akan dilakukan untuk mencegah perdarahan dan kalau mungkin mengembalikan jumlah
darah ke keadaan semula, misalnya dengan tranfusi.
4. Karena otoimun
Dalam keadaan tertentu, sistem imun tubuh dapat mengenali dan menghancurkan
bagian-bagian tubuh yang biasanya tidak dihancurkan. Keadaan ini sebanarnya tidak
seharusnya terjadi dalam jumlah besar. Bila hal tersebut terjadi terhadap SDM, umur SDM
akan memendek karena dengan cepat dihancurkan oleh sistem imun.
114
Diagnosis (gejala atau tanda-tanda)
Tanda-tanda yang paling sering dikaitkan dengan anemia adalah:
1. kelelahan, lemah, pucat, dan kurang bergairah
2. sakit kepala, dan mudah marah
3. tidak mampu berkonsentrasi, dan rentan terhadap infeksi
4. pada anemia yang kronis menunjukkan bentuk kuku seperti sendok dan rapuh, pecah-
pecah pada sudut mulut, lidah lunak dan sulit menelan.
Karena faktor-faktor seperti pigmentasi kulit, suhu dan kedalaman serta distribusi kapiler
mempengaruhi warna kulit, maka warna kulit bukan merupakan indeks pucat yang dapat
diandalkan. Warna kuku, telapak tangan, dan membran mukosa mulut serta konjungtiva dapat
digunakan lebih baik guna menilai kepucatan.
Takikardia dan bising jantung (suara yang disebabkan oleh kecepatan aliran darah
yang meningkat) menggambarkan beban kerja dan curah jantung yang meningkat. Angina
(sakit dada), khususnya pada penderita yang tua dengan stenosis koroner, dapat diakibatkan
karena iskemia miokardium. Pada anemia berat, dapat menimbulkan payah jantung kongesif
sebab otot jantung yang kekurangan oksigen tidak dapat menyesuaikan diri dengan beban
kerja jantung yang meningkat. Dispnea (kesulitan bernafas), nafas pendek, dan cepat lelah
waktu melakukan aktivitas jasmani merupakan manifestasi berkurangnya pengiriman O2.
Sakit kepala, pusing, kelemahan dan tinnitus (telinga berdengung) dapat menggambarkan
berkurangnya oksigenasi pada susunan saraf pusat. Pada anemia yang berat dapat juga timbul
gejala saluran cerna yang umumnya berhubungan dengan keadaan defisiensi. Gejala-gejala
ini adalah anoreksia, nausea, konstipasi atau diare dan stomatitis (sariawan lidah dan mulut).
Klasifikasi anemia
Pada klasifikasi anemia menurut morfologi, mikro dan makro menunjukkan ukuran
sel darah merah sedangkan kromik menunjukkan warnanya. Sudah dikenal tiga klasifikasi
besar.
Yang pertama adalah anemia normositik normokrom. Dimana ukuran dan bentuk sel-
sel darah merah normal serta mengandung hemoglobin dalam jumlah yang normal tetapi
individu menderita anemia. Penyebab anemia jenis ini adalah kehilangan darah akut,
hemolisis, penyakit kronik termasuk infeksi, gangguan endokrin, gangguan ginjal, kegagalan
sumsum, dan penyakit-penyakit infiltratif metastatik pada sumsum tulang.
115
Kategori besar yang kedua adalah anemia makrositik normokrom. Makrositik berarti
ukuran sel-sel darah merah lebih besar dari normal tetapi normokrom karena konsentrasi
hemoglobinnya normal. Hal ini diakibatkan oleh gangguan atau terhentinya sintesis asam
nukleat DNA seperti yang ditemukan pada defisiensi B12 dan atau asam folat. Ini dapat juga
terjadi pada kemoterapi kanker, sebab agen-agen yang digunakan mengganggu metabolisme
sel.
Kategori anemia ke tiga adalah anemia mikrositik hipokrom. Mikrositik berarti kecil,
hipokrom berarti mengandung hemoglobin dalam jumlah yang kurang dari normal. Hal ini
umumnya menggambarkan insufisiensi sintesis hem (besi), seperti pada anemia defisiensi
besi, keadaan sideroblastik dan kehilangan
darah kronik, atau gangguan sintesis globin, seperti pada talasemia (penyakit hemoglobin
abnormal kongenital).
Anemia dapat juga diklasifikasikan menurut etiologinya. Penyebab utama yang dipikirkan
adalah
(1) meningkatnya kehilangan sel darah merah dan
(2) penurunan atau gangguan pembentukan sel.
Meningkatnya kehilangan sel darah merah dapat disebabkan oleh perdarahan atau
oleh penghancuran sel. Perdarahan dapat disebabkan oleh trauma atau tukak, atau akibat
pardarahan kronik karena polip pada kolon, penyakit-penyakit keganasan, hemoriod atau
menstruasi. Penghancuran sel darah merah dalam sirkulasi, dikenal dengan nama hemolisis,
terjadi bila gangguan pada sel darah merah itu sendiri yang memperpendek
hidupnya atau karena perubahan lingkungan yang mengakibatkan penghancuran sel darah
merah. Keadaan dimana sel darah merah itu sendiri terganggu adalah:
1. hemoglobinopati, yaitu hemoglobin abnormal yang diturunkan, misal nya anemia sel sabit
2. gangguan sintetis globin misalnya talasemia
3. gangguan membran sel darah merah misalnya sferositosis herediter
4.defisiensi enzim misalnya defisiensi G6PD (glukosa 6-fosfat dehidrogenase).
116
Yang disebut diatas adalah gangguan herediter. Namun, hemolisis dapat juga
disebabkan oleh gangguan lingkungan sel darah merah yang seringkali memerlukan respon
imun. Respon isoimun mengenai berbagai individu dalam spesies yang sama dan diakibatkan
oleh tranfusi darah yang tidak cocok. Respon otoimun terdiri dari pembentukan antibodi
terhadap sel-sel darah merah itu sendiri. Keadaan yang di namakan anemia hemolitik
otoimun dapat timbul tanpa sebab yang diketahui setelah pemberian suatu obat tertentu
seperti alfa-metildopa, kinin, sulfonamida, L-dopa atau pada penyakit-penyakit seperti
limfoma, leukemia limfositik kronik, lupus eritematosus, artritis reumatorid dan infeksi
virus. Anemia hemolitik otoimun selanjutnya diklasifikasikan menurut suhu dimana antibodi
bereaksi dengan sel-sel darah merah –antibodi tipe panas atau antibodi tipe dingin.
Malaria adalah penyakit parasit yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk
anopheles betina yang terinfeksi. Penyakit ini akan menimbulkan anemia hemolitik berat
ketika sel darah merah diinfestasi oleh parasit plasmodium, pada keadaan ini terjadi
kerusakan pada sel darah merah, dimana permukaan sel darah merah tidak teratur. Sel darah
merah yang terkena akan segera dikeluarkan dari peredaran darah oleh limpa(Beutler, 1983)
Hipersplenisme (pembesaran limpa, pansitopenia, dan sumsum tulang hiperselular
atau normal) dapat juga menyebabkan hemolisis akibat penjeratan dan penghancuran sel
darah merah. Luka bakar yang berat khususnya jika kapiler pecah dapat juga mengakibatkan
hemolisis.
Klasifikasi etiologi utama yang kedua adalah pembentukan sel darah merah yang
berkurang atau terganggu (diseritropoiesis). Setiap keadaan yang mempengaruhi fungsi
sumsum tulang dimasukkan dalam kategori ini. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah:
(1) keganasan yang tersebar seperti kanker payudara, leukimia dan multipel mieloma; obat
dan zat kimia toksik; dan penyinaran dengan radiasi dan
(2) penyakit-penyakit menahun yang melibatkan ginjal dan hati, penyakit-penyakit infeksi
dan defiensi endokrin.
Kekurangan vitamin penting seperti vitamin B12, asam folat, vitamin C dan besi
dapat mengakibatkan pembentukan sel darah merah tidak efektif sehingga menimbulkan
anemia. Untuk menegakkan diagnosis anemia harus digabungkan pertimbangan morfologis
dan etiologi.
117
Anemia aplastik
Anemia aplastik adalah suatu gangguan pada sel-sel induk disumsum tulang yang
dapat menimbulkan kematian, pada keadaan ini jumlah sel-sel darah yang dihasilkan tidak
memadai. Penderita mengalami pansitopenia yaitu kekurangan sel darah merah, sel darah
putih dan trombosit. Secara morfologis sel-sel darah merah terlihat normositik dan
normokrom, hitung retikulosit rendah atau hilang dan biopsi sumsum tulang menunjukkan
suatu keadaan yang disebut “pungsi kering” dengan hipoplasia yang nyata dan terjadi
pergantian dengan jaringan lemak. Langkah-langkah pengobatan terdiri dari mengidentifikasi
dan menghilangkan agen penyebab. Namun pada beberapa keadaan tidak dapat ditemukan
agen penyebabnya dan keadaan ini disebut idiopatik. Beberapa keadaan seperti ini diduga
merupakan keadaan imunologis.
Gejala-gejala anemia aplastik
Kompleks gejala anemia aplastik berkaitan dengan pansitopenia. Gejala-gejala lain
yang berkaitan dengan anemia adalah defisiensi trombosit dan sel darah putih.
Defisiensi trombosit dapat mengakibatkan:
(1)ekimosis dan ptekie (perdarahan dalam kulit)
(2)epistaksis (perdarahan hidung)
(3)perdarahan saluran cerna
(4)perdarahan saluran kemih
(5)perdarahan susunan saraf pusat.
Defisiensi sel darah putih mengakibatkan lebih mudahnya terkena infeksi.
Aplasia berat disertai pengurangan atau tidak adanya retikulosit jumlah granulosit yang
kurang dari 500/mm3 dan jumlah trombosit yang kurang dari 20.000 dapat
mengakibatkan kematian dan infeksi dan/atau perdarahan dalam beberapa minggu atau
beberapa bulan. Namun penderita yang lebih ringan dapat hidup bertahun- tahun. Pengobatan
terutama dipusatkan pada perawatan suportif sampai terjadi penyembuhan sumsum tulang.
Karena infeksi dan perdarahan yang disebabkan oleh defisiensi sel lain merupakan penyebab
utama kematian maka penting untuk mencegah perdarahan dan infeksi.
118
Pencegahan anemia aplastik dan terapi yang di lakukan
Tindakan pencegahan dapat mencakup lingkungan yang dilindungi (ruangan dengan
aliran udara yang mendatar atau tempat yang nyaman) dan higiene yang baik. Pada
pendarahan dan/atau infeksi perlu dilakukan terapi komponen darah yang bijaksana, yaitu sel
darah merah, granulosit dan trombosit dan antibiotik. Agen-agen perangsang sumsum tulang
seperti androgen diduga menimbulkan eritropoiesis, tetapi efisiensinya tidak menentu.
Penderita anemia aplastik kronik dipertahankan pada hemoglobin (Hb) antara 8 dan 9 g
dengan tranfusi darah yang periodik.
Penderita anemia aplastik berusia muda yang terjadi secara sekunder akibat kerusakan sel
induk memberi respon yang baik terhadap tranplantasi sumsum tulang dari donor yang cocok
(saudara kandung dengan antigen leukosit manusia [HLA] yang cocok). Pada kasus-kasus
yang dianggap terjadi reaksi imunologis maka digunakan globulin antitimosit (ATG) yang
mengandung antibodi untuk melawan sel T manusia untuk mendapatkan remisi sebagian.
Terapi semacam ini dianjurkan untuk penderita yang agak tua atau untuk penderita yang tidak
mempunyai saudara kandung yang cocok.
Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi besi secara morfologis diklasifikasikan sebagai anemia mikrositik
hipokrom disertai penurunan kuantitatif pada sintetis hemoglobin.
Defisiensi besi merupakan penyebab utama anemia di dunia. Khususnya terjadi pada wanita
usia subur, sekunder karena kehilangan darah sewaktu menstruasi dan peningkatan kebutuhan
besi selama hamil.
Penyebab lain defisiensi besi adalah:
(1)asupan besi yang tidak cukup misalnya pada bayi yang diberi makan susu belaka
sampai usia antara 12-24 bulan dan pada individu tertentu yang hanya memakan sayur-
sayuran saja;
(2)gangguan absorpsi seperti setelah gastrektomi dan
119
(3)kehilangan darah yang menetap seperti pada perdarahan saluran cerna yang lambat karena
polip, neoplasma, gastritis varises esophagus, makan aspirin dan hemoroid.
Dalam keadaan normal tubuh orang dewasa rata-rata mengandung 3 sampai 5 g besi,
bergantung pada jenis kelamin dan besar tubuhnya. Hampir dua pertiga besi terdapat dalam
hemoglobin yang dilepas pada proses penuaan serta kematian sel dan diangkut melalui
transferin plasma ke sumsum tulang untuk eritropoiesis. Dengan kekecualian dalam jumlah
yang kecil dalam mioglobin (otot) dan dalam enzim-enzim hem, sepertiga
sisanya disimpan dalam hati, limpa dan dalam sumsum tulang sebagai feritin dan sebagai
hemosiderin untuk kebutuhan-kebutuhan lebih lanjut.
Patofisiologi anemia defisiensi besi
Walaupun dalam diet rata-rata terdapat 10 - 20 mg besi, hanya sampai 5% - 10% (1 -
2 mg) yang sebenarnya sampai diabsorpsi. Pada persediaan besi berkurang maka besi dari
diet tersebut diserap lebih banyak. Besi yang dimakan diubah menjadi besi fero dalam
lambung dan duodenum; penyerapan besi terjadi pada duodenum dan jejunum proksimal.
Kemudian besi diangkut oleh transferin plasma ke sumsum tulang untuk sintesis hemoglobin
atau ke tempat penyimpanan di jaringan.
Tanda dan gejala anemia pada penderita defisiensi besi
Setiap milliliter darah mengandung 0,5 mg besi. Kehilangan besi umumnya sedikit
sekali, dari 0,5 sampai 1 mg/hari. Namun wanita yang mengalami menstruasi kehilangan
tambahan 15 sampai 28 mg/bulan. Walaupun kehilangan darah karena menstruasi berhenti
selama hamil, kebutuhan besi harian tetap meningkat, hal ini terjadi oleh karena volume
darah ibu selama hamil meningkat, pembentukan plasenta, tali pusat dan fetus, serta
mengimbangi darah yang hilang pada waktu melahirkan.
Selain tanda dan gejala yang ditunjukkan oleh anemia, penderita defisiensi besi yang berat
(besi plasma lebih kecil dari 40 mg/ 100 ml;Hb 6 sampai 7 g/100 ml)mempunyai rambut
yang rapuh dan halus serta kuku tipis, rata, mudah patah dan sebenarnya berbentuk seperti
sendok (koilonikia). Selain itu atropi papilla lidah mengakibatkan lidah tampak pucat, licin,
mengkilat, merah daging, dan meradang dan sakit. Dapat juga timbul stomatitis angularis,
pecah-pecah dengan kemerahan dan rasa sakit di sudut-sudut mulut.
120
Pemeriksaan darah menunjukkan jumlah sel darah merah normal atau hampir normal dan
kadar hemoglobin berkurang. Pada sediaan hapus darah perifer, eritrosit mikrositik dan
hipokrom disertain poikilositosis dan aniositosis. Jumlah retikulosit mungkin normal atau
berkurang. Kadar besi berkurang walaupun kapasitas meningkat besi serum meningkat.
Pengobatan anemia pada penderita defisiensi besi
Pengobatan defisiensi besi mengharuskan identifikasi dan menemukan penyebab
dasar anemia. Pembedahan mungkin diperlukan untuk menghambat perdarahan aktif
yang diakibatkan oleh polip, tukak, keganasan dan hemoroid; perubahan diet mungkin
diperlukan untuk bayi yang hanya diberi makan susu atau individu dengan idiosinkrasi
makanan atau yang menggunakan aspirin dalam dosis besar. Walaupun modifikasi diet dapat
menambah besi yang tersedia (misalnya hati, masih dibutuhkan suplemen besi untuk
meningkatkan hemoglobin dan mengembalikan persediaan besi. Besi tersedia dalam bentuk
parenteral dan oral. Sebagian penderita memberi respon yang baik terhadap senyawa-
senyawa oral seperti ferosulfat. Preparat besi parenteral digunakan secara sangat selektif,
sebab harganya mahal dan mempunyai insidens besar terjadi reaksi yang merugikan.
Anemia megaloblastik
Anemia megaloblastik diklasifikasikan menurut morfologinya sebagai anemia
makrositik normokrom.
Sebab-sebab atau gejala anemia megaloblastik
Anemia megaloblastik sering disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 dan asam folat
yang mengakibatkan sintesis DNA terganggu. Defisiensi ini mungkin sekunder karena
malnutrisi, malabsorpsi, kekurangan faktor intrinsik (seperti terlihat pada anemia pernisiosa
dan postgastrekomi) infestasi parasit, penyakit usus dan keganasan, serta agen
kemoterapeutik. Individu dengan infeksi cacing pita (dengan Diphyllobothrium latum) akibat
makan ikan segar yang terinfeksi, cacing pita berkompetisi dengan hospes dalam
mendapatkan vitamin B12 dari makanan, yang mengakibatkan anemia megaloblastik (Beck,
1983).
Walaupun anemia pernisiosa merupakan prototip dari anemia megaloblastik defisiensi
folat lebih sering ditemukan dalam praktek klinik. Anemia megaloblastik sering kali terlihat
pada orang tua dengan malnutrisi, pecandu alkoholatau pada remaja dan pada kehamilan
121
dimana terjadi peningkatan kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan fetus dan laktasi.
Kebutuhan ini juga meningkat pada anemia hemolitik, keganasan dan hipertiroidisme.
Penyakit celiac dan sariawan tropik juga menyebabkan malabsorpsi dan penggunaan obat-
obat yang bekerja sebagai antagonis asam folat juga mempengaruhi.
Pencegahan anemia pada penderita anemia megaloblastik
Kebutuhan minimal folat setiap hari kira-kira 50 mg mudah diperoleh dari diet rata-
rata. Sumber yang paling melimpah adalah daging merah (misalnya hati dan ginjal) dan
sayuran berdaun hijau yang segar. Tetapi cara menyiapkan makanan yang benar
juga diperlukan untuk menjamin jumlah gizi yang adekuat. Misalnya 50% sampai 90% folat
dapat hilang pada cara memasak yang memakai banyak air. Folat diabsorpsi
dari duodenum dan jejunum bagian atas, terikat pada protein plasma secara lemah dan
disimpan dalam hati. Tanpa adanya asupan folat persediaan folat biasanya akan habis
kira-kira dalam waktu 4 bulan. Selain gejala-gejala anemia yang sudah dijelaskan penderita
anemia megaloblastik sekunder karena defisiensi folat dapat tampak seperti malnutrisi dan
mengalami glositis berat (radang lidah disertai rasa sakit), diare dan kehilangan nafsu makan.
Kadar folat serum juga menurun (<4 mg/ml).
Pengobatan anemia pada penderita anemia megaloblastik.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya pengobatan bergantung pada identifikasi
dan menghilangkan penyebab dasarnya. Tindakan ini adalah memperbaiki defisiensi diet dan
terapi pengganti dengan asam folat atau dengan vitamin B12. penderita kecanduan alkohol
yang dirawat di rumah sakit sering memberi respon “spontan” bila di berikan diet seimbang.
11. Latihan Aerobik
Aerobik berasal dari kata aero yang berarti oksigen. Jadi aerobik sangatlah erat
dengan penggunaan oksigen. Dalam hal ini berarti latihan aerobik adalah latihan yang
menggunakan sistem kerja dengan menggunakan osigen sebagai kerja utama. Olahraga yang
berlangsung secara kontinyu lebih dari empat menit dengan intensitas rendah termasuk
golongan aerobik. Jadi olahraga yang bersifat aerobik bukan hanya senam aerobik, tetapi
masih banyak jenis olahraga lainnya, misalnya bersepeda, berenang, jalan cepat, lari lintas
alam, lari maraton.
122
Latihan aerobik menggunakan oksigen untuk menghasilkan sebagian besar kebutuhan energy
tubuh. Hal ini juga membawa ke dalam bermain satu set cukup kompleks peristiwa
fisiologis.Untuk menyediakan oksigen yang menghasilkan energi yang cukup ke otot-otot,
peristiwa berikut terjadi:
- Greater pergerakan udara melalui paru-paru.
- Peningkatan pergerakan oksigen dari paru-paru ke dalam aliran darah.
- Peningkatan pengiriman darah oksigen-sarat untuk otot-otot bekerja dengandipercepat
tindakan jantung memompa.
- Peraturan ukuran pembuluh darah untuk menyalurkan darah dari jaringan tidak
aktif untuk bekerja otot.
- Greater pergerakan oksigen dari darah ke jaringan otot.
- Dipercepat kembali veinous darah ke jantung.Benar dilakukan latihan aerobik, dari
waktu ke waktu, menyebabkan perubahan positif dalam sistem CR tubuh. Perubahan
ini memungkinkan jantung dan sistem pembuluhdarah untuk memberikan darah yang
kaya oksigen lebih banyak ke otot-otot yang bekerjaselama latihan. Juga, otot-otot
secara teratur digunakan selama latihan aerobik mengalami perubahan positif.
Dengan menggunakan lebih banyak oksigen, perubahan inimembiarkan otot-otot
membuat dan menggunakan lebih banyak energi selama latihan dan,sebagai akibatnya, otot-
otot dapat bekerja lebih lama dan lebih keras. ( Selama latihan aerobik maksimum, orang
dilatih memiliki konsumsi maksimumoksigen meningkat ( O2 max). O2 max). Dia lebih
mampu untuk proses oksigen dan bahan bakar sehingga dapat memberikan lebih banyak
energi untuk otot-otot bekerja.O2 max, , juga disebut kapasitas aerobik, adalah satu indikator
diterima secara luassebagian besar tingkat kesegaran CR satu.Cara terbaik untuk menentukan
kapasitas aerobik adalah mengukur di laboratorium.Hal ini lebih mudah, namun, untuk
memperkirakan pengambilan oksigen maksimal denganmenggunakan metode lain.
Latihan aerobik adalah jenis terbaik kegiatan untuk mencapai dan mempertahankan persentase lemak
tubuh yang rendah. Dalam kehadiran oksigen, sel-sel otot menghasilkan energi dengan
memecahkarbohidrat dan lemak. Bahkan, lemak hanya digunakan sebagai sumber energi
ketikaoksigen hadir. Oleh karena itu, latihan aerobik adalah jenis terbaik kegiatan untuk
mencapaidan mempertahankan persentase lemak tubuh yang rendah.Kapasitas maksimal
aerobik seseorang dapat diubah melalui pelatihan fisik. Untuk mencapai tingkat yang sangat
tinggi kebugaran aerobik, seseorang harus berlatih keras.Cara terbaik untuk meningkatkan
kebugaran CR adalah untuk berpartisipasi secara teratur dalam program latihan yang
123
menuntut aerobik.Banyak faktor yang negatif dapat mempengaruhi kemampuan seseorang
untuk melakukan baik aerobik. Ini meliputi:
- Umur
- Anemia
- Karbon monoksida dari asap rokok atau polusi.
- Ketinggian tinggi (tekanan oksigen berkurang).
- Penyakit (penyakit jantung)
- Obesitas.
- Gaya hidup menetap
Kondisi yang mengurangi kemampuan tubuh untuk membawa, transportasi, atau
oksigenmenggunakan mengurangi kemampuan seseorang untuk melakukan aerobik.
Ketidakaktifanmenyebabkan banyak penurunan kebugaran fisik yang terjadi dengan
bertambahnya usia.Beberapa dari ini penurunan kebugaran aerobik dapat diperlambat dengan
mengambil bagian dalam program latihan rutin.kondisi medis tertentu juga mengganggu
transportasi oksigen.
Fungsi dari latihan aerobik
- Memperbaiki fungsi jantung. Jantung akan mendapat lebih banyak suplai
darah pert detakan. Hal ini berarti denyut jantung akan menurun pada saat
relaksasi dan latihan
- Menurunkan berat badanselama berolahraga makan lemak tubuh akan ikut terbakar.
- Membantu sistem imun
- Memperbaiki kesehatan mentalOlahraga secara teratur akan membantu mengeluarkan
endorphine (natural painkiller) yang akan mengurangi stress, kegelisahan, dan
depresi.
- Meningkatkan konsumsi oksigen maksimal (VO2 max)
- Memperbaiki kesehatan otot
- Meningkatkan suplai darah ke otot dan memaksimalkan penggunaan oksigen
dalamtubuh
- Meningkatkan kadar LDL (good cholesterol) dalam tubuh
- Memperbaiki toleransi glukosa dan menurunkan insulin resistance
- Menurunkan kadar tinggi trigliserid dalam darah
- Dll
124
12. Hypopotasium dan Hyposodium
Hiponatremia (kadar natrium darah yang rendah)
DEFINISIHiponatremia (kadar natrium darah yang rendah) adalah konsentrasi natrium yang lebih kecil dari 136 mEq/L darah.
PENYEBABKonsentrasi natrium darah menurun jika natrium telah dilarutkan oleh terlalu banyaknya air dalam tubuh. Pengenceran natrium bisa terjadi pada orang yang minum air dalam jumlah yang sangat banyak (seperti yang kadang terjadi pada kelainan psikis tertentu) dan pada penderita yang dirawat di rumah sakit, yang menerima sejumlah besar cairan intravena. Jumlah cairan yang masuk melebihi kemampuan ginjal untuk membuang kelebihannya.
Asupan cairan dalam jumlah yang lebih sedikit (kadang sebanyak 1L/hari), bisa menyebabkan hiponatremia pada orang-orang yang ginjalnya tidak berfungsi dengan baik, misalnya pada gagal ginjal.
Hiponatremia juga sering terjadi pada penderita gagal jantung dan sirosis hati, dimana volume darah meningkat. Pada keadaan tersebut, kenaikan volume darah menyebabkan pengenceran natrium, meskipun jumlah natrium total dalam tubuh biasanya meningkat juga.
Hiponatremia terjadi pada orang-orang yang kelenjar adrenalnya tidak berfungsi (penyakit Addison), dimana natrium dikeluarkan dalam jumlah yang sangat banyak. Pembuangan natrium ke dalam air kemih disebabkan oleh kekurangan hormon aldosteron.
Penderita Syndrome of Inappropriate Secretion of Antidiuretik Hormone (SIADH) memiliki konsentrasi natrium yang rendah karena kelenjar hipofisa di dasar otak mengeluarkan terlalu banyak hormon antidiuretik. Hormon antidiuretik menyebabkan tubuh menahan air dan melarutkan sejumlah natrium dalam darah. Penyebab SIADH:
1. Meningitis dan ensefalitis 2. Tumor otak 3. Psikosa 4. Penyakit paru-paru (termasuk pneumonia dan kegagalan pernafasan akut) 5. Kanker (terutama kanker paru dan pankreas) 6. Obat-obatan:
- chlorpropamide (obat yang menurunkan kadar gula darah) - Carbamazepine (obat anti kejang) - Vincristine (obat anti kanker) - Clofibrate (obat yang menurunkan kadar kolesterol) - Obat-obat anti psikosa - Aspirin , ibuprofen dan analgetik lainnya yang dijual bebas
125
- Vasopressin dan oxytocin (hormon antidiuretik buatan).
GEJALABeratnya gejala sebagian ditentukan oleh kecepatan menurunnya kadar natrium darah. Jika kadar natrium menurun secara perlahan, gejala cenderung tidak parah dan tidak muncul sampai kadar natrium benar-benar rendah. Jika kadar natrium menurun dengan cepat, gejala yang timbul lebih parah dan meskipun penurunannya sedikit, tetapi gejala cenderung timbul.
Otak sangat sensitif terhadap perubahan konsentrasi natrium darah. Karena itu gejala awal dari hiponatremia adalah letargi (keadaan kesadaran yang menurun seperti tidur lelap, dapat dibangunkan sebentar, tetapi segera tertidur kembali).
Sejalan dengan makin memburuknya hiponatremia, otot-otot menjadi kaku dan bisa terjadi kejang. Pada kasus yang sangat berat, akan diikuti dengan stupor (penurunan kesadaran sebagian) dan koma.
DIAGNOSADiagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan darah dan gejala-gejalanya.
PENGOBATANHiponatremia berat merupakan keadaan darurat yang memerlukan pengobatan segera. Cairan intravena diberikan untuk meningkatkan konsentrasi natrium darah secara perlahan. Kenaikan konsentrasi yang terlalu cepat bisa mengakibatkan kerusakan otak yang menetap. Asupan cairan diawasi dibatasi dan penyebab hiponatremia diatasi. Jika keadaannya memburuk atau tidak menunjukkan perbaikan setelah dilakukannya pembatasan asupan cairan, maka pada SIADH diberikan demeclocycline atau diuretik thiazide untuk mengurangi efek hormon antidiuretik terhadap ginjal.
126
Hipokalemia (kadar kalium yang rendah dalam darah)
DEFINISI
Hipokalemia (kadar kalium yang rendah dalam darah) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi kalium dalam darah kurang dari 3.8 mEq/L darah.
PENYEBAB
Ginjal yang normal dapat menahan kalium dengan baik. Jika konsentrasi kalium darah terlalu rendah, biasanya disebabkan oleh ginjal yang tidak berfungsi secara normal atau terlalu banyak kalium yang hilang melalui saluran pencernaan (karena diare, muntah, penggunaan obat pencahar dalam waktu yang lama atau polip usus besar). Hipokalemia jarang disebabkan oleh asupan yang kurang karena kalium banyak ditemukan dalam makanan sehari-hari.
Kalium bisa hilang lewat air kemih karena beberapa alasan. Yang paling sering adalah akibat penggunaan obat diuretik tertentu yang menyebabkan ginjal membuang natrium, air dan kalium dalam jumlah yang berlebihan.
Pada sindroma Cushing, kelenjar adrenal menghasilkan sejumlah besar hormon kostikosteroid termasuk aldosteron. Aldosteron adalah hormon yang menyebabkan ginjal mengeluarkan kalium dalam jumlah besar.
Ginjal juga mengeluarkan kalium dalam jumlah yang banyak pada orang-orang yang mengkonsumsi sejumlah besar kayu manis atau mengunyah tembakau tertentu. Penderita sindroma Liddle, sindroma Bartter dan sindroma Fanconi terlahir dengan penyakit ginjal bawaan dimana mekanisme ginjal untuk menahan kalium terganggu.
Obat-obatan tertentu seperti insulin dan obat-obatan asma (albuterol, terbutalin dan teofilin), meningkatkan perpindahan kalium ke dalam sel dan mengakibatkan hipokalemia. Tetapi pemakaian obat-obatan ini jarang menjadi penyebab tunggal terjadinya hipokalemia.
GEJALA
Hipokalemia ringan biasanya tidak menyebabkan gejala sama sekali.
Hipokalemia yang lebih berat (kurang dari 3 mEq/L darah) bisa menyebabkan kelemahan otot, kejang otot dan bahkan kelumpuhan.
Irama jantung menjadi tidak normal, terutama pada penderita penyakit jantung.
127
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan darah dan gejala-gejalanya.
PENGOBATAN
Kalium biasanya dapat dengan mudah digantikan dengan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung kalium atau dengan mengkonsumsi garam kalium (kalium klorida) per-oral. Kalium dapat mengiritasi saluran pencernaan, sehingga diberikan dalam dosis kecil, beberapa kali sehari.
Sebagian besar orang yang mengkonsumsi diuretik tidak memerlukan tambahan kalium. Tetapi secara periodik dapat dilakukan pemeriksaan ulang dari konsentrasi kalium darah sehingga sediaan obat dapat diubah bilamana perlu.
Pada hipokalemia berat, kalium bisa diberikan secara intravena. Hal ini dilakukan dengan sangat hati-hati dan biasanya hanya dilakukan di rumah sakit, untuk menghindari kenaikan kadar kalium yang terlalu tinggi.
128
G. KERANGKA KONSEP
129
H. KESIMPULAN
Miss A menjadi obesitas karena adanya faktor genetik dimana kedua orang
tuanya mengalami obesitas. Akibat obesitas yang dialami Miss A, ia pun berkeinginan
untuk menurunkan berat badannya, namun ia melakukannya dengan cara yang salah
yaitu pola makannya yang salah dan olahraga yang salah pula. Ia tidak mengkonsumsi
lemak dan protein yang dapat menyebabkan daya tahan tubuhnya pun akan menurun
dan terjadinya ketidakseimbangan hormonal yang ditandai dengan siklus menstruasi
yang tidak teratur. Ia pun meminum slimming tea, dimana slimming tea ini memiliki
sifat diuretik yang dapat menurunkan berat badan dengan cara mengurangi cairan
tubuh bukan kandungan lemak tubuh akibatnya terjadilah hipopotasium dan
hiposodium pada Miss A. Slimming tea ini pun bisa menghambat proses absorpsi zat
besi dan vitamin B1. Inilah yang menjadi penyebab terjadinya Hypochrome
Mycrocyter Anemia pada Miss A.
130
Daftar Pustaka
Arisman.2010. Gizi dalam Daur Kehidupan Edisi 2. Jakarta: EGC
Boyle, MA and SL Roth.2010. Personal Nutrition. Wadsworth, Cengage Learning
Guyton, Arthur C dan John E Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC.