Sasbel1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Tendon Achilles1.1
Menjelaskan Makroskopik Anatomi Tendon Achilles1.2 Menjelaskan
Mikroskopik Anatomi Tendon Achilles2. Memahami dan Menjelaskan
Ruptur Tendo Achilles2.1 Menjelaskan Definisi Ruptur Tendo
Achilles2.2 Menjelaskan Etiologi Ruptur Tendo Achilles2.3
Menjelaskan Manifestasi Klinik Ruptur Tendo Achilles2.4 Menjelaskan
Diagnosis & Diagnosis Banding Ruptur Tendo Achilles2.5
Menjelaskan Patofisiologi Ruptur Tendo Achilles2.6 Menjelaskan
Komplikasi Ruptur Tendo Achilles2.7 Menjelaskan Pemeriksaan Fisik
& Penunjang Ruptur Tendo Achilles2.8 Menjelaskan
Penatalaksanaan Ruptur Tendo Achilles
Jawaban1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Tendon Achilles1.1
Menjelaskan Makroskopik Anatomi Tendon AchillesTendo calcaneus ( L.
Tendo calcaneus, tendo Achilles) merupakan tendo paling kuat dalam
tubuh. Tendo tersebut memiliki panjang kira-kira 15 cm, merupakan
lanjutan aponeurosis rata, yang terbentuk separuh jalan di bawah
betis tempat venter gastrocnemius berakhir. Aponeurosis menerima
serat musculus soleus seperti daging secara langsung pada permukaan
profundanya di proksimal tetapi menebal seiring serat soleus
menjadi tendinosa di inferior. Oleh karena itu, tendo menjadi lebih
tebal (lebih dalam) tetapi lebih sempit ketika turun sampai secara
esensial menjadi bulat pada potongan melintang di superior
calcaneus. Kemudian tendo membesar ketika masuk di sentral pada
permukaan posterior tuberositas calcanei. Biasanya membentuk spiral
berputar 90o selama penurunannya, sehingga serat gastrocnemius
menepel di lateral dan serat musculus soleus menempel di medial.
Susunan tersebut dianggap signifikan terhadap kemampuan elastic
tendo untuk mengabsorpsi energy (benturan) dan recoil, yang
melepaskan energy sebagai bagian daya pendorong yang dikerahkannya.
Meskipun sama-sama memiliki tendo communis, dua otot musculus
triceps surae mampu bekerja sendiri, dan sering melakukan hal
demikian: Anda berjalan dengan musculus soleus tetapi memenangkan
lompat jauh dengan musculus gastrocnemius.Bursa subcutanea
calcanea, terletak di Antara kulit dan tendo calcaneus,
memungkinkan kulit bergerak pada tendo yang longgar, dan suatu
bursa tendinis calcanei profunda (bursa retrocalcaneus / bursa
tendinis calcanei), terletak di Antara tendo dan calcaneus,
memungkinkan tendo bergeser pada tulang.Untuk menguji musculus
triceps surae, kaki diplantarfleksi melawan resistensi (misalnya,
dengan berdiri pada jari kaki, berat tubuh [gravitasi] memberikan
resistensi). Jika normal, tendo calcanei dan musculus triceps surae
dapat dilihat dan dipalpasi.L. Moore, Keith.2013. Anatomi
Berorientasi Klinis. Jakarta : Erlangga (Indonesia)Gerak sendi:-
Fleksi Dorsalis : M. tibialis anterior, M. extensor digitorum
longus, M. proneus tertius dan M. extensor hallucis longus.- Fleksi
Plantar : M. gastrocnemius, M. soleus, M. plantaris, M. flexor
hallucis longus, M. peroneus longus dan brevis M. tibialis
posterior
1.2 Menjelaskan Mikroskopik Anatomi Tendon AchillesTendo
Achilles adalah tendo pada bagian tungkai bawah. Ia berfungsi untuk
melekatkan otot Gastrocnemius dengan otot soleus ke salah satu
tulang penyusun pergelangan kaki, yaitu Calcaneus. Tendon bertindak
sebagai transduser dari gaya yang dihasilkan oleh kontraksi otot
terhadap tulang. Kolagen merupakan 70% dari berat kering tendon,
sekitar 95% dari kolagen tersebut merupakan kolagen tipe I, dengan
jumlah elastin yang kecil. Serat elastin dapat menjalani tekanan
sebesar 200% sebelum rusak. Jika serat elastin ada pada tendon
dalam proporsi yang besar maka akan ada penurunan dalam besarnya
gaya yang ditransmisikan ke tulang. Fibril kolagen terikat ke
fasikula, mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfatik serta
saraf. Fasikula-fasikula tersebut secara bersamaan di kelilingi
oleh epitenon dan membentuk struktur kasar dari tendon, yang
kemudian tertutup oleh paratenon, terpisah dari epitenon oleh
lapisan tipis cairan untuk memungkinkan pergerakan tendon dengan
mengurangi pergesekan.
Struktur terbesar dalam skema di atas adalah tendon atau ligamen
i. Ligamentum atau tendon kemudian dipecah menjadi entitas yang
lebih kecil disebut fasciles (lembaran). Lembaran berisi fibril
dasar ligamentum atau tendon, dan fibroblas, yang merupakan sel-sel
biologis yang menghasilkan ligamen atau tendon. Ada karakterisitik
struktural pada tingkat ini yang memainkan peran penting dalam
mekanisme ligamen atau tendon, yaitu crimp dari fibril. Crimp
merupakan struktur bergelombang dari fibril, dan ia akan memberikan
kontribusi signifikan terhadap hubungan stress regangan nonlinear
untuk ligamen dan tendon.TENDON1. Tendon mengandung kolagen tipe
I1. Tendon mengandung matriks proteoglycan1. Tendon mengandung
fibroblast yang tersusun secara paralel
Fungsi dasar:1. Tendon membawa kekuatan tarik dari otot ke
tulang1. Tendon membawa kekuatan tekan ketika membungkus tulang
seperti katrol
Struktur:1. Kolagen (70% dari berat kering tendon)1. Glycine
(33%)1. Proline (15%)1. Hydroxyproline (15%)
Blood Supply1. Pembuluh darah di perimysium (meliputi tendon)1.
Pada periosteol insertion1. Jaringan sekitarnya
Tambajong J,Wonodirekso S.1996. Buku Teks Histologi. Jakarta :
EGC (Indonesia)
2. Memahami dan Menjelaskan Ruptur Tendo Achilles2.1 Menjelaskan
Definisi Ruptur Tendo AchillesRupture tendon Achilles adalah roben
atau putusnya hubungan tendon (jaringan penyambung) yang disebabkan
oleh cidera dari perubahan posisi kaki secara tiba-tiba atau
mendadak dalam keadaan dorsifleksi pasif maksimal. (muttaqin, A.
2011)
2.2 Menjelaskan Etiologi Ruptur Tendo Achillesa)Penyakit
tertentu, seperti arthritis dan diabetesb)Obat-obatan, seperti
kortikosteroid dan beberapa antibiotik yang dapat meningkatkan
risiko pecahc)Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar
pada olah raga badminton, tenis, basket dan sepak bolad)Trauma
benda tajam atau tumpul pada bawah betise)Obesitas(Anderson Silvia
Prince. 1996).
2.3 Menjelaskan Manifestasi Klinik Ruptur Tendo Achillesa)Rasa
sakit mendadak yang berat dirasakan pada bagian belakang
pergelangan kaki atau betis seperti adanya rasa sakit pada tendon
achilles sekitar 1-3 inci di atas tulang tumit. daerah ini paling
sedikit menerima supplai darah dan mudah sekali mengalami cedera
meskipun oleh sebab yang sederhana, meskipun oleh sepatu yang
menyebabkan iritasi.b)Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar
dan merasakan adanya kelemahan yang luas pada serat-serat protein
kolagen, yang mengakibatkan robeknya sebagian serat atau seluruh
serat tendon.c)Terlihat depresi di tendon 3-5 cm diatas tulang
tumitd)Tumit tidak bisa digerakan turun naike)Sebuah kesenjangan
atau depresi dapat dilihat di tendon sekitar 2 cm di atas tulang
tumitf)Biasanya, snap tiba-tiba atau pop dirasakan di bagian
belakang pergelangan kaki.Pasien mungkin menggambarkan sensasi
ditendang di bagian belakang kaki.g)Nyeri bisa berat. nyeri yang
datang secara tiba-tiba selama melakukan kegiatan, khususnya saat
mengubah arah lari atau pada saat lari mendaki. Atlet mungkin
merasakan adanya bagian yang lembek bila meraba daerah sekitar
tendon, hal ini dikarenakan adanya cairan peradangan yang berkumpul
dibawah selaput peritenon.h)nyeri lokal, bengkak dengan gamblang
kesenjangan sepanjang Achilles tendon dekat lokasi penyisipan, dan
kekuatan plantarflexion lemah aktif semua sangat menyarankan
diagnosis.(Anderson Silvia Prince. 1996)
2.4 Menjelaskan Diagnosis & Diagnosis Banding Ruptur Tendo
AchillesDiagnosisDalam mendiagnosis ruptur tendo Achilles, ahli
bedah kaki dan pergelangan kaki akan mengajukan pertanyaan tentang
bagaimana dan kapan cedra terjadi dan apakah pasien sebelumnya
cedera tendo atau gejala serupa juga dialami. Dokter bedah akan
memeriksa kaki dan pergelangan kaki, perasaan cacat pada tendon
yang menunjukkan air mata. Rentang gerak dan kekuatan otot akan
dievaluasi dan dibandingkan dengan kaki terluka dan pergelangan
kaki. Jika tendo Achilles pecah, pasien akan memiliki kekuatan yang
kurang dalam mendorong ke bawah (seperti pada pedal gas) dan akan
mengalami kesulitan naik pada jari kaki. Diagnosis ruptur tendo
Achilles biasanya langsung dan dapat dilakukan melalui pemeriksaan
jenis ini. Dalam beberapa kasus, ahli bedah dapat memesan tes
pencitraan MRI atau lainnya.Diagnosis Banding0. Ruptur tendon
AchillesYaitu putusnya tendon achilles secara paksa, karena terlalu
sering di beri tekanan, periode tendon achilles di dahului tahap
tendonisitis yang membuat tendo semakin lemah.
0. Tendo calcaneal bursitisBursa adalah kantung berisi cairan
yang dirancang untuk membatasi gesekan. Ketika bursa ini meradang
disebut bursitis. Tendo calcaneal bursitis adalah peradangan pada
bursa di belakang tilang tumit. Bursa ini biasanya membatasi
gesekan. Dimana achilles tendon fibrosa tebal di belakang tumit
meluncur turun naik.
0. Achilles tendoncitisCedera ini biasanya terjadi saat
kontraksi kuat dari otot seperti ketika berjalan/ berlari, achiles
tendoncitis adalah sebuah strain kekerasan yang dapat membuat
trauma tendon achilles dan betis.
0. Achilles tendinopathy atau tendonosisKronis yang berlebihan
bisa berpengaruh pada perubahan tendon achilles yang juga
menyebabkan degenerasi dan penebalan tendon.
2.5 Menjelaskan Patofisiologi Ruptur Tendo AchillesRupture
traumatic tendon Achilles, biasanya terjadi dalam selubung tendo
akibat perubahan posisi kaki secara tiba-tiba atau mendadak dalam
keadaan dorsifleksi pasif maksimal sehingga terjadi kontraksi
mendadak otot betis dengan kaki terfiksasi kuat kebawah dan diluar
kemampuan tendon Achilles untuk menerima suatu beban.Rupture tendon
Achilles sering terjadi pada atlet atletik saat melakukan lari atau
melompat. Kondisi klinik rupture tendon Achilles menimbulkan
berbagai keluhan, meliputi nyeri tajam yang hebat, penurunan fungsi
tungkai dalam mobilisasi dan ketidakmampuan melakukan
plantarfleksi, dan respons ansietas pada klien. (muttaqin, A.
2011)Saat istirahat, tendon memiliki konfigurasi bergelombang
akibat batasan di fibrilkolagen. Stress tensil menyebabkan
hilangnya konfigurasi bergelombang ini, hal ini yang menyebabkan
pada daerah jari kaki adanya kurva tegangan-regangan. Saat serat
kolagen rusak, tendon merespons secara linear untuk meningkatkan
beban tendon. Jika renggangan yang ditempatkan pada tendon tetap
kurang dari 4 persen- yaitu batas beban fisiologi secara umum serat
kembali ke konfigurasi asli mereka pada penghapusan beban. Pada
tingkat keteganganantara 4-8 persen, serat kolagen mulai meluncur
melewati 1 sama lain karena jalinan antarmolekul rusak. Pada
tingkat tegangan lebih besar dari 8 persen terjadi rupture secara
makroskopik karena kegagalan tarikan oleh karena kegagalan
pergeseran fibriller dan interfibriller.Penyebab pasti pecah
Achilles tendon dapat terjadi tiba-tiba, tanpa peringatan, atau
akibat tendinitis Achilles . Tampaknya otot betis yang lemah dapat
menyebabkan masalah. Jika otot-otot menjadi lemah dan lelah, mereka
dapat mengencangkan dan mempersingkat kontraksi. Kontraksi
berlebihan juga dapat menjadi masalah dengan mengarah pada
kelelahan otot. Semakin lelah otot betis, maka semakin pendek dan
akan menjadi lebih ketat. Keadaan sesak seperti ini dapat
meningkatkan tekanan pada tendon Achilles dan mengakibatkan
kerobekan. Selain itu, ketidakseimbangan kekuatan otot-otot kaki
anterior bawah dan otot-otot kaki belakang yang lebih rendah juga
dapat mengakibatkan cedera pada tendon Achilles. Achilles tendon
robek lebih mungkin ketika gaya pada tendon lebih besar dari
kekuatan tendon. Jika kaki yang dorsofleksi sedangkan kaki bagian
bawah bergerak maju dan betis kontrak otot, kerobekan dapat
terjadi. Kerobekan banyak terjadi selama peregangan kuat dari
tendon sementara otot betis berkontraksi.(Price, Sylvia Anderson.
1995.)
2.6 Menjelaskan Komplikasi Ruptur Tendo Achilles
Komplikasi rupture tendon Achilles yaitu infeksi. infeksi adalah
adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang
disertai dengan gejala klinis, masuk dan berkembang biaknya bibit
penyakit atau parasit, mikroorganisme kedalam tubuh manusia.
Penyakit yang disebabkan oleh suatu bibit penyakit seperti bakteri,
virus, jamur dan lain-lainnya.
2.7 Menjelaskan Pemeriksaan Fisik & Penunjang Ruptur Tendo
Achilles
Pemeriksaan FisikDari pergerakan tumit dan otot. Apabila
pergerakannya lemah atau tidak ada pergerakan maka dicurigai tendo
achilles mengalami rupture. Lakukan pemeriksaan umum kaki dan
pergelangan kaki, berkonsentrasi pada area tertentu sebagai
berikut:Periksa untuk kelembutan pergelangan kaki posterior,
bengkak, atau jeda yang teraba di tendon.Periksa kekuatan otot.
Pasien masih mungkin dapat plantarflex pergelangan kaki dengan
kompensasi dengan otot lain, tetapi kekuatan akan lemah.
Thompson test Posisi pasien tengkurap ,kemudian betis pasien
diremas. Apabila tendo achilles normal, maka akan terjadi plantar
fleksi tendo Achilles. Namun apabila terjadi ruptur, maka tidak ada
pergerakan.Obriens Test Posisi pasien tengkurap, kemudian pada
daerah midline 10 cm proksimal dari calcaneus masukkan jarum
berukuran 25. Lakukan gerak dorso fleksi secara pasif, apabila
gerak jarum seperti plantar fleksi pertanda bahwa tendo achilles
tidak mengalami cedera. Bila jarum tidak bergerak, menandakan tendo
achilles yang mangalami ruptur. Tidak disarankan untuk dilakukan
pada pasien dalam keadaan sadarCopeland Test Posisi pasien
tengkurap, kemudian pada betis dipasang torniket. Pergelangan kaki
dilakukan dorsofleksi secara pasif. Apabila tendo utuh, maka
tekanan akan naik sekitar 35-60 mmHg. Namun bila tendo mengalami
ruptur, tekanan hanya naik sedikit atau tidak bergerak sama
sekali.
Pemeriksaan Penunjang
A. Foto RntgenFoto rntgen ini awalnya untuk memastikan ada
tidaknya Calcaneous spur. Pada penderita plantar fascitis dengan
calcaneous sering tebal pada bagian fascianya dua kali dari
normal.
B. MRI ( Magnetic Resonance Imaging )Magnetic Resonance Imaging
(MRI) dapat digunakan untuk membedakan pecah tidak lengkap dari
degenerasi tendon Achilles, dan MRI juga dapat membedakan antara
paratenonitis, tendinosis, dan bursitis. Teknik ini menggunakan
medan magnet yang kuat seragam untuk menyelaraskan jutaan proton
berjalan melalui tubuh. proton ini kemudian dibombardir dengan
gelombang radio yang mengetuk beberapa dari mereka keluar dari
keselarasan. Ketika proton kembali mereka memancarkan gelombang
radio mereka sendiri yang unik yang dapat dianalisis oleh komputer
dalam 3D untuk membuat gambar yang tajam penampang silang dari area
of interest. MRI dapat memberikan kontras yang tak tertandingi
dalam jaringan lunak untuk foto berkualitas sangat tinggi sehingga
timur untuk teknisi untuk menemukan air mata dan cedera
lainnya.
C. RadiografiRadiografi untuk mengevaluasi struktur tulang jika
bukti hadir dari patah tuberositas calcaneal dan avulsion Achilles
tendon,radiografi biasanya menggunakansinar-Xuntuk menganalisis
titik cedera. Ini sangat tidak efektif untuk mengidentifikasi
cedera jaringan lunak. Sinar-X dibuat ketika elektron energi tinggi
menghantam sumber logam. Gambar X-ray diperoleh dengan memanfaatkan
karakteristik redaman yang berbeda padat (misalnya kalsium dalam
tulang) dan jaringan kurang padat (misalnya otot) ketika sinar
tersebut melewati jaringan dan terekam dalam film. Sinar-X umumnya
terkena mengoptimalkan visualisasi benda padat seperti tulang,
sementara jaringan lunak masih relatif undifferentiated di latar
belakang. Radiografi memiliki sedikit peran dalam penilaian cedera
tendon Achilles dan lebih berguna untuk mengesampingkan luka lain
seperti patah tulang calcaneal.
D. Musculoskeletal ultrasonografiMusculoskeletal
ultrasonografidapat digunakan untuk menentukan ketebalan tendon,
karakter, dan kehadiran air mata. Ia bekerja dengan mengirimkan
frekuensi yang sangat tinggi dari suara melalui tubuh Anda.
Beberapa suara yang dipantulkan kembali dari ruang antara cairan
interstitial dan jaringan lunak atau tulang. Gambar-gambar
tercermin dapat dianalisis dan dihitung ke dalam gambar.
Gambar-gambar diambil secara real time dan dapat sangat membantu
dalam mendeteksi gerakan tendon dan memvisualisasikan kemungkinan
cedera atau air mata. Perangkat ini membuatnya sangat mudah untuk
melihat kerusakan struktural pada jaringan lunak, dan metode yang
konsisten untuk mendeteksi jenis cedera. Pencitraan ini modalitas
murah, tidak melibatkan radiasi pengion dan, di tangan
ultrasonographers terampil, mungkin sangat handal.(muttaqin,
A.2011)
2.8 Menjelaskan Penatalaksanaan Ruptur Tendo Achilles
Terapi FisikSeorang individu yang mengalami ruptur tendon
Achilles-nya harus mencari pengobatan medis yang segera. Terapi
fisik umumnya tidak ditunjukkan untuk fase akut pengobatan, tetapi
menjadi bagian penting dalam proses pemulihan total.
Pengobatan KonservatifImobilisasi langsung untuk ruptur tendo
Achilles baik secara parsial,maupun seluruhnya. Latihan bergerak
sangat penting dalam proses pemulihan rupture tendo Achilles
Pemakaian boot orthosis yang bisa dilepas dengan sisipan untuk
tumit agar ujung tendin dapat berdekatan bersama-sama. Kelebihan
dari pemakaian boot ini adalah pasien dapat bergerak. Pada robekan
parsial dilakukan pemasangan gips sirkuler di atas lutut selama 4-6
minggu dalam posisi fleksi 30-40 pada lutut dan fleksi plantar pada
pergelangan kaki. fisioterapiPada sebuah studi yang dilakukan oleh
Twaddle dan Poon yand dipublikasian di American Journal of Sports
Medicine pada tahun 2007, pasien dalam kelompok bedah memperbaiki
tendon Achilles dengan menjalani menggunakan prosedur Krackow,
diikuti oleh pemasangan gips equinus, sedangkan pasien non-bedah
yang ditempatkan langsung di cor. Setelah pelepasan gips, pasien
dipakaikan orthosis yang dapat dilepas dengan posisi pergelangan
kaki pada 20 dari fleksi plantar. Pasien melepas splint selama 5
menit setiap jam, dan duduk dengan kaki menggantung, melatih
dorsofleksi secara aktif dan fleksi plantar pasif, yang
memungkinkan kaki untuk jatuh secara nyaman.Pada minggu ke-4,
orthosis dibawa ke posisi netral, dengan protokol ROM yang sama
seperti minggu sebelumnya. Pada 6 minggu, pasien diizinkan untuk
menanggung berat badan yang ditoleransi sambil mengenakan orthosis.
Pada saat ini, mereka juga diperbolehkan untuk melepas orthosis di
malam hari. Pada minggu ke-8, pasien diperbolehkan melepas orthosis
dan kemudian mulai terapi fisik untuk peregangan dan penguatan. Ada
3 kasus reruptures, 2 di bedah dan 1 pada kelompok nonsurgical.
Dari 2 reruptures bedah, 1 jatuh dari tangga, dan yang lainnya
ditabrak mobil saat mencoba menghentikan perampokan. Pasien
nonsurgical tergelincir dari tanggul di minggu ke-16. Semua
reruptures dirawat melalui pembedeahan.Lainnya, protokol
konservatif yang lebih baru menggunakan periode
nonweight-bearing-casting, baik di atas atau di bawah lutut, dengan
kaki di equinus sekitar 2-4 minggu, dan kemudian seri casting atau
dengan penurunan derajat fleksi plantar ke netral pada interval 2
hingga 4 minggu.Percutaneous SurgeryPada tindakan ini,dibuat
sayatan kecil selebar 2-4 cm. Melalui luka tusuk, jahitan melewati
ujung distal dan proksimal, yang diperkirakan ketika pergelangan
kaki berada pada equinus maksimal. Jahitan itu kemudian dipotong
pendek, diikat menggunakan simpul, dan mendorong subkutan.
Luka-luka kecil dibersihkan dan dipasang perban kering dan steril
Setelah itu, pasien menggunakan bantalan gips yang tanpa beban.
Penggunaan gips dilakukan selama 4 minggu, diikuti oleh 4 minggu di
bantalan berat dan pemakaian gips dengan elevasi tumit rendah.
Open Surgical RepairPerbaikan terbuka dilakukan dengan
menggunakan pendekatan longitudinal medial. Insisi medial memiliki
keuntungan visualisasi yang lebih baik pada tendon plantaris, serta
menghindari cedera pada saraf Sural. Insisi garis tengah jarang
digunakan karena tingginya tingkat komplikasi luka dan adesi. Pada
pendekatan ini, dibuat sayatan sepanjang 3-10 cm. setelah paratenon
disayat secara longitudinal, ujung tendon dapat dikenali dengan
mudah dan didekatkan dengan menggunakan jahitan tipe
Kesler/Krackow/Bunnell dengan menggunakan nonabsorbable suture.
Selanjutnya, epitenon disambung dengan teknik cross-stitch.
Paratenon harus disambung kembali agar tidak terjadi adesi.
Kemudian, penutupan oleh kulit akan membatasi terjadinya komplikasi
luka.Setelah operasi, pergelangan kaki dipertahankan dalam fleksi
saat pemasangan orthosis. Setelah periode imobilisasi, kaki
digerakkan secara netral ke plantar atau sedikit dalam orthosis
kaku, dan pasien diperbolehkan memakai bantalan berat parsial.
Imobilisasi biasanya dihentikan 4-6 minggu setelah perbaikan. Pada
saat itu, jangkauan yang aktif dan aktif-dibantu gerak, berenang,
bersepeda stasioner, dan berjalan dalam sepatu dilengkapi dengan
mengangkat tumit dapat dimulai. Dalam kebanyakan kasus, pasien
dapat beraktivitas kembali dalam jangka waktu 4 bulan. Tindakan
operasi untuk perbaikan ruptur Achilles tendon telah dilaporkan
memiliki tingkat yang lebih rendah dalam terjadinya rerupture;
peningkatan kekuatan otot pasca operasi,dan daya tahan, dan
membutuhkan waktu yang lebih singkat agar dapat kembali
beraktivitas normal jika dibandingkan dengan tindakan konservatif.
Namun, kemungkinan terjadinya komplikasi luka seperti infeksi,
drainase, pembentukan sinus, dan pengelupasan kulit lebih tinggi
daripada tindakan non-operasi.
Pengobatan lainnyaPasien dengan diabetes, masalah penyembuhan
luka, penyakit vaskular, neuropati, atau komorbiditas sistemik yang
serius dianjurkan untuk memilih pengobatan nonoperative karena
risiko yang signifikan dari pengobatan operasi (misalnya, infeksi,
luka rincian, dehiscence perbaikan, komplikasi perioperatif). Gips
kaki pendek dipasang pada kaki yang terkena,sementara pergelangan
kaki ditempatkan di plantar fleksi sedikit (equinus
gravitasi).Dengan menjaga kaki dalam posisi ini, ujung tendon
secara teoritis lebih baik. Imobilisasi Cast dilanjutkan selama
sekitar 6-10 minggu. Dorsofleksi Paksa merupakan kontraindikasi.
Pergelangan kaki secara bertahap dapat dorsofleksi ke posisi yang
lebih netral setelah periode imobilisasi (~ 4-6 minggu). Posisi ini
ditopang dengan casting serial atau pergelangan kaki orthotics yang
disesuaikan. Berjalan dengan menggunakan cor diperbolehkan saat
masa tersebut. Setelah pelepasan cor, tumit di sepatu diangkat
setinggi 2 cm dab dipakai selama 2-4 bulan. Selama waktu ini,
program rehabilitasi dimulai. Keuntungan pengobatan nonoperative
termasuk komplikasi luka tidak ada (misalnya, kerusakan kulit,
infeksi, pembentukan bekas luka, cedera neurovaskular), biaya rumah
sakit menurun dan biaya dokter, morbiditas lebih rendah, dan tidak
ada paparan anestesi. Kekurangan pengobatan nonoperative termasuk
insiden yang lebih tinggi rerupture (hingga 40%) dan lebih sulit
perbaikan reruptur bedah. Selain itu, tepi tendon dapat
menyembuhkan dalam posisi memanjang karena celah di ujung tendon
yang mengakibatkan penurunan daya fleksi plantar dan daya
tahan.
Postoperative Course Latihan beban fungsional dan ROM ,dengan
melakukan ini, durasi waktu perawatan dapat menurun, pasien pun
dapat lebih cepat berolahraga Pemasangan gips Fisioterapi Pemakaian
orthosis Tendon akan tersambung dalam 4-8 minggu taetapi pasien
tidak berolahraga berat selama 6 bulanPrognosis ruptur tendo
AchillesKebanyakan orang yang mengalami ruptur tendo Achilles,
tendo akan kembali normal. Jika operasi dilakukan, tendo mungkin
menjadi lebih kuat dan kecil kemungkinannya untuk ruptur lagi.
Biasanya, kegiatan berat, seperti berjalan baru bisa dilakukan
kembali setelah 6 minggu. Atlet biasanya kembali berolahraga,
setelah 4 sampai 6 minggu setelah cedera terjadi.
Pencegahan ruptur tendo AchillesLakukan pemanasan dan peregangan
sebelum melakukan kegiatan olahraga. Biasakan latihan yang
memperberat betis. Jangan memaksakan latihan jika kaki terasa
lelah. Jaga berat badan ideal agar tidak obesitas. Kenakan sepatu
yang baik dengan bantalan yang tepat.
Faktor predisposisiOrang-orang yang biasa jatuh korban pecah
Achilles atau robek termasuk atlet rekreasi, orang-orang usia tua,
air mata Achilles tendon sebelumnya atau pecah, suntikan tendon
sebelumnya atau penggunaan kuinolon, perubahan ekstrim dalam
intensitas pelatihan atau tingkat aktivitas, dan partisipasi dalam
aktivitas baru.Sebagian besar kasus pecah Achilles tendon yang
traumatis olahraga cedera. Umur rata-rata pasien adalah 30-40 tahun
dengan rasio laki-perempuan hampir 20:1. antibiotik fluorokuinolon,
seperti ciprofloxacin, dan glukokortikoid telah dikaitkan dengan
peningkatan risiko pecah Achilles tendon. Suntikan steroid langsung
ke tendon juga telah dikaitkan dengan pecah.Kuinolon telah
dikaitkan dengan Achilles tendinitis dan ruptur tendon Achilles
untuk beberapa waktu sekarang. Kuinolon adalah agen-agen
antibakteri yang bertindak pada tingkat DNA dengan DNA girase
menghambat. DNA girase merupakan enzim yang digunakan untuk
bersantai DNA beruntai ganda yang penting untuk Replikasi DNA.
Kuinolon adalah khusus dalam fakta bahwa ia dapat menyerang DNA
bakteri dan mencegah mereka dari replikasi dengan proses ini, dan
sering diresepkan untuk lansia. Sekitar 2% sampai 6% dari semua
orang tua di atas usia 60 yang telah memiliki Achilles pecah dapat
dikaitkan dengan penggunaan kuinolon.(Anderson Silvia Prince.
1996)