DITA EVITA HERSAFITRI1102012069SKENARIO 1 : KESEHATAN IBU,ANAK
DAN REMAJALI 1. Memahami dan Menjeaskan Perilaku Beresiko dan
Perilaku Kesehatan pada Masa Pubertas
Sehat adalah keadaan sejahtera seutuhnya baik secara fisis, jiwa
maupun sosial, bukan hanya terbebas dari penyakit atau kecacatan.
Remaja merupakan kelompok masyarakat yang hampir selalu diasumsikan
dalam keadaan sehat. Padahal banyak remaja yang meninggal sebelum
waktunya akibat kecelakaan, percobaan bunuh diri, kekerasan,
kehamilan yang mengalami komplikasi dan penyakit lainnya yang
sebenarnya bisa dicegah atau diobati. Banyak juga penyakit serius
akibat perilaku yang dimulai sejak masa remaja contohnya merokok,
penyakit menular seksual, penyalahgunaan narkotika, alkohol,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA), Human
Immunodeficiency Virus Acquired Immunodeficiency Syndrome
(HIV-AIDS), kurang gizi, dan kurang berolahraga. Semua ini, yang
akan mencetuskan penyakit atau kematian pada usia muda.Pada masa
remaja terjadi perubahan baik fisis maupun psikis yang menyebabkan
remaja dalam kondisi rawan pada proses pertumbuhan dan
perkembangannya. Masa ini merupakan masa terjadinya proses awal
pematangan organ reproduksi dan perubahan hormonal yang nyata.
Remaja menghadapi berbagai masalah yang kompleks terkait dengan
perubahan fisis, kecukupan gizi, perkembangan psikososial, emosi
dan kecerdasan yang akhirnya menimbulkan konflik dalam dirinya yang
kemudian memengaruhi kesehatannya. Remaja yang mengalami gangguan
kesehatan berupaya untuk melakukan reaksi menarik diri karena
alasan-alasan tersebut. Pencegahan terhadap terjadinya gangguan
kesehatan pada remaja memerlukan pengertian dan perhatian dari
lingkungan baik orangtua, guru, teman sebayanya, dan juga pihak
terkait agar mereka dapat melalui masa transisi dari kanak menjadi
dewasa dengan baik Yang termasuk dalam kelompok remajaRemaja
dimengerti sebagai individu yang berada pada masa peralihan dari
masa kanak ke masa dewasa. Peralihan ini disebut sebagai fase
pematangan (pubertas), yang ditandai dengan perubahan fisis,
psikis, dan pematangan fungsi seksual. Pada masa pubertas, hormon
yang berhubungan dengan pertumbuhan aktif diproduksi, dan
menjadikan remaja memiliki kemampuan reproduksi. Perkembangan
psikologis ditunjukkan dengan kemampuan berpikir secara logis dan
abstrak sehingga mampu berpikir secara multi-dimensi. Emosi pada
masa remaja cenderung tidak stabil, sering berubah, dan tak
menentu. Remaja berupaya melepaskan ketergantungan sosial-ekonomi,
menjadi relatif lebih mandiri. Masa remaja merupakan periode krisis
dalam upaya mencari identitas dirinya.Ditinjau dari sisi bahwa
remaja belum mampu menguasai fungsi fisis dan psikisnya secara
optimal, remaja termasuk golongan anak. Untuk hal ini, remaja
dikelompokkan menurut rentang usia sesuai dengan sasaran pelayanan
kesehatan anak. Disesuaikan dengan konvensi tentang hak-hak anak
dan UU RI no. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, remaja
berusia antara 10-18 tahun. Pengertian Perilaku BeresikoPerilaku
yang dapat membahayakan aspek-aspek psikososial sehingga remaja
sulit berhasil dalam melalui masa perkembangannya. Perilaku
berisiko dilakukan remaja dengan tujuan tertentu yaitu untuk dapat
memenuhi perkembangan psikologisnya. Contoh : Merokok, penggunaan
narkoba agar diterima teman sebayanya, bukti kemandirian dari orang
tuaHubungan Perilaku BerisikoTingkah laku berisiko cenderung
dihubungkan satu sama lain dengan memperkirakan bahwa permulaan
dari suatu perilaku dapat menunjukkan bahwa perilaku lain mempunyai
kemungkinan besar sebagai awal dari masa yang akan datang. Hubungan
yang erat antara minum alkohol dan kecelakaan yang tidak disengaja
telah banyak diketahui. Hubungan alkohol dengan kecelakaan
kendaraan bermotor merupakan penyebab utama kematian pada akhir
remaja. Alkohol juga dihubungkan dengan kecelakaan termasuk bukan
penggunaan kendaraan dan olah raga air. Penyalahgunaan obat
mempunyai hubungan positif dengan mulanya perilaku seksual dini.
Remaja wanita yang dilaporkan menggunakan obat-obat yang tidak sah
dan merokok sigaret lebih suka tidak menggunakan kontrasepsi dan
tidak menginginkan kehamilan. Di antara masalah penyalahgunaan
obat, pola penggunaan dihubungkan dengan berbagai kebiasaan yang
diperkirakan. Permulaan kebiasaan minum alkohol dan merokok
merupakan hal yang merusak. Sebagai rangkaian kemajuan selanjutnya,
penggunaan mariyuana didahului dengan minum alkohol dan merokok;
alkohol, sigaret (rokok) dan mariyuana mendahului obat-obat illegal
yang lain (termasuk pelanggaran hokum, kokain, heroin, sedatif dan
tranquiliser) dan penggunaan obat psikoaktif akan diikuti oleh
obat-obat bius yang lain. Pada anak wanita, merokok sering
merupakan prediksi yang penting untuk penyalahgunaan obat bius yang
lain. Penggunaan obat bius secara umum akan mengakibatkan mudahnya
penggunaan obat bius yang lain yang menyebabkan efek kumulatif dari
semua obat bius.Konsekuensi medis dari perilaku berisiko dapat
berdampak jangka pendek maupun jangka panjang dari tingkah laku
berisiko. Dampak jangka pendek terlihat dalam beberapa minggu atau
bulan, yaitu selama masa remaja; efek jangka panjang akan muncul
umumnya setelah masa remaja. Konsekuensi jangka pendek dari
penggunaan alkohol terlihat pada umumnya di ruang gawat darurat
yang dikaitkan dengan kecelakaan. Bahan psikoaktif delta-9-tetra
hidrokanabinol dalam mariyuana menyebabkan perubahan suasana hati.
Risiko jangka panjang tidak akan didokumentasi. Disfungsi
psikologis pada umumnya sering dilaporkan dalam penggunaan obat
bius. Petunjuk penting untuk kekurangan disfungsi termasuk di sini
adalah gangguan motivasi secara umum dan gangguan perkembangan di
dalam sekolah. Pencarian identitas bagi yang sudah berpengalaman
pada pecandu sangat sulit karena tidak mungkin untuk
mengidentifikasi karena remaja tidak mungkin memakai obat-obatan
tanpa jalan pintas
Perlunya memperhatikan kesehatan remajaPertumbuhan dan
perkembangan yang pesat dari aspek fisis, emosi, intelektual, dan
sosial pada masa remaja merupakan pola karakteristik yang
ditunjukkan dengan rasa keingintahuan yang besar, keinginan untuk
bereksperimen, berpetualang, dan mencoba bermacam tantangan, selain
cenderung berani mengambil risiko tanpa pertimbangan matang
terlebih dahulu. Ketersediaan akan akses terhadap informasi yang
baik dan akurat, serta pengetahuan untuk memenuhi keingintahuan
mempengaruhi keterampilan remaja dalam mengambil keputusan untuk
berperilaku. Remaja akan menjalani perilaku berisiko, bila
keputusan yang diambil dalam menghadapi konflik tidak tepat dan
selanjutnya menerima akibat yang harus ditanggung seumur hidupnya
dalam berbagai bentuk masalah kesehatan fisis dan
psikososial.Beberapa alasan mengapa program kesehatan remaja ini
perlu diperhatikan antara lain disebabkan:1. Jumlah remaja di
Indonesia lebih kurang 20% dari populasi;2. Remaja merupakan aset
sekaligus investasi generasi mendatang;3. Upaya pemenuhan Hak Asasi
Manusia;4. Untuk melindungi sumber daya manusia potensial.
Keadaan kesehatan remaja di IndonesiaRemaja menghadapi masalah
kesehatan yang kompleks, walaupun selama ini diasumsikan sebagai
kelompok yang sehat. Dari beberapa survei diketahui besaran masalah
remaja, sebagaimana ditunjukkan oleh data berikut: survei demografi
dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan 17% perempuan
yang saat ini berusia 45-49, menikah pada usia 15 tahun; Sementara
itu, terdapat peningkatan secara substansial pada usia perempuan
pertama kali menikah. Perempuan usia 30-34 tahun yang menikah pada
usia 15 tahun sebesar 9%, sedangkan perempuan usia 20-24 tahun yang
menikah pada usia 15 tahun sebesar 4% (BPS and Macro International,
2008).Menurut survei kesehatan reproduksi remaja Indonesia (SKRRI)
tahun 2007, persentase perempuan dan lelaki yang tidak menikah,
berusia 15-19 tahun merupakan : Perokok aktif hingga saat ini:
Perempuan: 0,7%; sedangkan lelaki: 47,0%. Mantan peminum alkohol:
Perempuan: 1,7%; dan lelaki: 15,6%. Peminum alkohol aktif:
perempuan: 3,7%; lelaki: 15,5 %. Lelaki pengguna obat dengan cara
dihisap: 2,3%; dihirup: 0,3 %; ditelan 1,3%. Perempuan pertama kali
pacaran pada usia 20 th. Merekomendasikan pe biaya u/ pelayanan
kesehatan, kelangsungan hidup anak dan program keluarga berencana
yg memenuhi kebutuhan remaja puteri1. Kehamilan yang tidak
diinginkan (KTD) Suatu kehamilan yang karena suatu sebab maka
keberadaannya tdk diinginkan oleh salah satu atau kedua orangtua
bayi tersebut.Faktor penyebabnya: Karena kurangnya pengetahuan yg
lengkap & benar ttg proses terjadinya kehamilan & metode2
pencegahannya Akibat terjadi tindak perkosaan Kegagalan alat
kontrasepsiJika remaja mengalami KTD:Hanya ada pilihan
Mempertahankan atau Aborsi, hal ini akan beresiko terhadap fisik,
psikis dan sosial remaja. Mempertahankan Kehamilan1. Risiko Fisik:
kesulitan dalam persalinan seperti pendarahan, komplikasi lain
(PEB, persalinan prematur, IUGR, CPD) hingga kematian 2. Risiko
Psikis/Psikologis. pihak perempuan menjadi ibu tunggal karena
pasangan tidak mau menikahinya/ tidak mempertanggung jawabkan
perbuatannya. Kalau mereka menikah: perkawinan bermasalah yang
penuh konflik krn sama-sama belum dewasa & siap memikul
tanggung jawab sebagai orang tua. Pasangan muda terutama pihak
perempuan : dibebani o/ berbagai perasaan yg tdk nyaman (dihantui
rasa malu terus menerus, rendah diri, bersalah/ berdosa, depresi
atau tertekan, pesimis dll) hingga gangguan kejiwaan 3. Risiko
Sosial berhenti/putus sekolah atas kemauan sendiri krn rasa
malu/cuti melahirkan. dikeluarkan dari sekolah sekolah tdk
mentolerir siswi hamil. menjadi objek gosip, kehilangan masa remaja
yg seharusnya dinikmati, & terkena cap buruk karena melahirkan
anak "di luar nikah" kelahiran anak di luar nikah masih menjadi
beban orang tua maupun anak yg lahir. 4. Risiko EkonomiMerawat
kehamilan, melahirkan & membesarkan bayi/anak membutuhkan biaya
besarMengakhiri Kehamilan Abortus dalah berakhirnya suatu kehamilan
(oleh akibat-akibat tertentu) sebelum buah kehamilan tersebut mampu
untuk hidup diluar kandungan, dimana beratnya < 500 gram atau
sebelum kehamilan usia 20 mgg Abortus terbagi 2: Abortus spontan
keguguran Abortus buatan pengguguran, aborsiImami/KRR 24
Risiko aborsi tdk aman1. Risiko Fisik: Pendarahan &
komplikasi lain (infeksi, emboli, KE, robekan ddg rahim, kerusakan
leher rahim) kematian. Aborsi yang berulang: komplikasi & juga
mengakibatkan kemandulan. 2. Risiko Psikis Pelaku aborsi: perasaan
takut, panik, tertekan atau stress, trauma mengingat proses aborsi
dan kesakitan. Kecemasan karena rasa bersalah/ dosa akibat aborsi
bisa berlangsung lama Depresi Perasaan sedih karena kehilangan bayi
Kehilangan kepercayaan diri3. Risiko Sosial Ketergantungan pada
pasangan menjadi > besar karena perempuan merasa sudah tidak
perawan, pernah mengalami KTD dan aborsi. Remaja perempuan >
sukar menolak ajakan seksual pasangannya. Pendidikan terputus dan
masa depan terganggu. 4.Risiko Ekonomi. Biaya aborsi cukup tinggi.
Bila terjadi komplikasi maka biaya menjadi semakin tinggi.Kerugian
& bahaya KTD pd remaja Remaja jadi putus sekolah Kehilangan
kesempatan meniti karir Menjadi orangtua tunggal & pernikahan
dini yg tdk terencana Kesulitan dalam beradaptasi secara psikologis
(sulit mengharapkan adanya perasaan kasih sayang) Kesulitan
beradaptasi menjadi orangtua (tidak bisa mengurus kehamilannya
& bayinya) Perilaku yang tidak efektif (stress, konflik)
Kesulitan beradaptasi dengan pasangan Mengakhiri kehamilannya
aborsi ilegal kematian & kesakitan ibu LI 3. Memahami dan
Menjeaskan Penatalaksanaan Resiko Tinggi Kehamilan 1. Pengertian
Kehamilan Resiko Tinggi.Kehamilan usia dini memuat risiko yang
tidak kalah berat. Pasalnya, emosional ibu belum stabil dan ibu
mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul akibat
ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara
emosional ketika si ibu mengandung bayinya. (Ubaydillah, 2000).2.
Dampak Kehamilan Resiko Tinggi pada Usia Muda.a.
Keguguran.Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak
disengaja. misalnya : karena terkejut, cemas, stres. Tetapi ada
juga keguguran yang sengaja dilakukan oleh tenaga non profesional
sehingga dapat menimbulkan akibat efek samping yang serius seperti
tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada
akhirnya dapat menimbulkan kemandulan.b. Persalinan prematur, berat
badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan.Prematuritas terjadi
karena kurang matangnya alat reproduksiterutama rahim yang belum
siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir rendah (BBLR)
juga dipengaruhi gizi saat hamil kurang dan juga umur ibu yang
belum menginjak 20 tahun. cacat bawaan dipengaruhi kurangnya
pengetahuan ibu tentang kehamilan, pengetahuan akan asupan gizi
rendah, pemeriksaan kehamilan (ANC) kurang, keadaan psikologi ibu
kurang stabil. selain itu cacat bawaan juga di sebabkan karena
keturunan (genetik) proses pengguguran sendiri yang gagal, seperti
dengan minum obat-obatan (gynecosit sytotec) atau dengan
loncat-loncat dan memijat perutnya sendiri.Ibu yang hamil pada usia
muda biasanya pengetahuannya akan gizi masih kurang, sehingga akan
berakibat kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat pertumbuhan
dengan demikian akan mengakibatkan makin tingginya kelahiran
prematur, berat badan lahir rendah dan cacat bawaan.c. Mudah
terjadi infeksi.Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah,
dan stress memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala
nifas.d. Anemia kehamilan / kekurangan zat besi.Penyebab anemia
pada saat hamil di usia muda disebabkan kurang pengetahuan akan
pentingnya gizi pada saat hamil di usia muda.karena pada saat hamil
mayoritas seorang ibu mengalami anemia. tambahan zat besi dalam
tubuh fungsinya untuk meningkatkan jumlah sel darah merah,
membentuk sel darah merah janin dan plasenta.lama kelamaan seorang
yang kehilangan sel darah merah akan menjadi anemis..
e. Keracunan Kehamilan (Gestosis).Kombinasi keadaan alat
reproduksi yang belum siap hamil dan anemia makin meningkatkan
terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-eklampsia atau
eklampsia. Pre-eklampsia dan eklampsia memerlukan perhatian serius
karena dapat menyebabkan kematian.f. Kematian ibu yang
tinggi.Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena
perdarahan dan infeksi. Selain itu angka kematian ibu karena gugur
kandung juga cukup tinggi.yang kebanyakan dilakukan oleh tenaga non
profesional (dukun).Adapun akibat resiko tinggi kehamilan usia
dibawah 20 tahun antara lain:a. Resiko bagi ibunya :(1) Mengalami
perdarahan.Perdarahan pada saat melahirkan antara lain disebabkan
karena otot rahim yang terlalu lemah dalam proses involusi. selain
itu juga disebabkan selaput ketuban stosel (bekuan darah yang
tertinggal didalam rahim).kemudian proses pembekuan darah yang
lambat dan juga dipengaruhi oleh adanya sobekan pada jalan
lahir.(2) Kemungkinan keguguran / abortus.Pada saat hamil seorang
ibu sangat memungkinkan terjadi keguguran. hal ini disebabkan oleh
faktor-faktor alamiah dan juga abortus yang disengaja, baik dengan
obat-obatan maupun memakai alat.(3) Persalinan yang lama dan
sulit.Adalah persalinan yang disertai komplikasi ibu maupun
janin.penyebab dari persalinan lama sendiri dipengaruhi oleh
kelainan letak janin, kelainan panggul, kelaina kekuatan his dan
mengejan serta pimpinan persalinan yang salahKematian ibu.Kematian
pada saat melahirkan yang disebabkan oleh perdarahan dan infeksi.b.
Dari bayinya :(1) Kemungkinan lahir belum cukup usia
kehamilan.Adalah kelahiran prematur yang kurang dari 37 minggu (259
hari). hal ini terjadi karena pada saat pertumbuhan janin zat yang
diperlukan berkurang.
(2) Berat badan lahir rendah (BBLR).Yaitu bayi yang lahir dengan
berat badan yang kurang dari 2.500 gram. kebanyakan hal ini
dipengaruhi kurangnya gizi saat hamil, umur ibu saat hamil kurang
dari 20 tahun. dapat juga dipengaruhi penyakit menahun yang
diderita oleh ibu hamil.(3) Cacat bawaan.Merupakan kelainan
pertumbuhan struktur organ janin sejak saat pertumbuhan.hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kelainan genetik dan
kromosom, infeksi, virus rubela serta faktor gizi dan kelainan
hormon.(4) Kematian bayi.kematian bayi yang masih berumur 7 hari
pertama hidupnya atau kematian perinatal.yang disebabkan berat
badan kurang dari 2.500 gram, kehamilan kurang dari 37 minggu (259
hari), kelahiran kongenital serta lahir dengan
asfiksia.(Manuaba,1998).Faktor-Faktor Resiko pada KehamilanMenurut
Azrul Azwar (2008) faktor-faktor resiko pada ibu hamil meliputi:1.
Umura. Terlalu muda yaitu < 20 tahun Pada usia ini rahim dan
panggul ibu belum berkembang dengan baik sehingga perlu diwaspadai
kemungkinan mengalami persalinan yang sulit.b. Terlalu tua yaitu
> 35 tahun Pada umur ini kesehatan dan rahim ibu sudah tidak
baik seperti pada umur 20-35 tahun sebelumnya sehingga perlu
diwaspadai kemungkinan terjadinya persalinan lama, perdarahan dan
resiko cacat bawaan.2. ParitasParitas lebih dari 3 perlu diwaspadai
kemungkinan persalinan lama, karena semakin banyak anak keadaan
rahim ibu semakin lemah.3. Interval Jarak persalinan terakhir
dengan awal kehamilan sekarang < 2 tahun, bila jarak terlalu
dekat maka rahim dan kesehatan ibu bulum pulih, keadaan ini perl
diwaspadai persalinan lama, kemungkinan pertumbuhan janin kurang
baik atau perdarahan.4. Tinggi badan Tinggi badan < 145 cm, pada
keadaan ini paerlu diwaspadai ibu yang mempunyai panggul sempit
sehingga sulit untuk melahirkan5. Lingkar Lengan AtasLila < 23,5
cm, ini berarti ibu beresiko memderita KEK (Kekurangan Energi
Kronik) atau kekurangan gizi yang lama. Pada keadaan ini perlu
diwaspadai kemungkinan ibu melahirkan bayi dengan berat badan lahir
rendah, pertumbuhan dan perkembangan otak janin terhambat sehingga
mempengaruhi kecerdasan anak dikemudian hari.6. Riwayat Keluarga
menderita penyakit kencing manis (DM), Hipertensi dan riwayat cacat
kongenital.7. Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang
belakang atau panggul Menurut Wordpress (2008), faktor resiko atau
resiko sedang dalam kehamilan yaitu: tinggi badan kurang dari 145
cm, jarak antara kelahiran/ kehamilan kurang dari 2 tahun, paritas
lebih dari 3 orang, usia >35 tahun dan