Top Banner
PLENO SKENARIO 1 BLOK AGROMEDICINE Kelompok 2
37

Sken 1 Kelompok 2

Jul 08, 2016

Download

Documents

KELOMPOK 2
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Sken 1 Kelompok 2

PLENO SKENARIO 1BLOK AGROMEDICINE

Kelompok 2

Page 2: Sken 1 Kelompok 2

Kelompok 2 : Adityo Muhammad F 1118011001 Asih Sulistiyani 1118011014 Bela Riski Dinanti 1118011019 Fatwa Maratus S 1118011040 Gita Augesti 1118011050 Intan Ratna K 1118011060 Karimah Ihda H 1118011064 Muhammad Yogie fadli 1118011082 Nyimas Farisa N 1118011093 Ririn Rahayu MS 1118011111 Rizky Bayu Ajie 1118011112

Page 3: Sken 1 Kelompok 2

SKENARIO Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2012), lebih kurang

60% penduduk Indonesia Bekerja di sektor pertanian, peternakan dan perikanan. Resiko kesehatan yang terdapat di sektor tersebut harus mendapat perhatian. Kasus seperti Avian influenza, beberapa waktu yang lalu sempat menghebohkan Indonesia dan beberapa negara di Asia Tenggara. Terdapat beberapa subtype virus avian influenza dan beberapa diantaranya bersifat zoonotic.

Virus avian influenza banyak menyerang peternakan ayam dan pekerjanya. Oleh karena itu, diperlukan beberapa tindakan untuk mencegah penularan tersebut kepada manusia. Selain itu diperlukan juga pemberian informasi supaya masyarakat tidak takut untuk mengkonsumsi daging ayam. Sektor pertanian pun bahaya potensial yang ada dapat menimbulkan permasalahan kesehatan sehingga perlu mendapat perhatian.

Page 4: Sken 1 Kelompok 2

STEP 1 Zoonotic =penyakit yang biasa terdapat

pada hewan. Bahaya potensial= bahan yang berpotensi

menjadi bahaya untuk kesehatan/ menyebabkan masalah kesehatan.

Page 5: Sken 1 Kelompok 2

STEP 21. Bahaya potensial di bidang pertanian,

peternakan dan perikanan?2.Bagaimana cara mengetahui resiko

kesehatan di skenario ?3.Bagaimana pencegahan Avian influenza ?4.Masalah kesehatan apa yang sering dijumpai

di sektor pertanian ?

Page 6: Sken 1 Kelompok 2

STEP 3 DAN 41. Jenis-jenis bahaya potensial :

a. Mekanik atau fisik Getaran

faktor fisik yang ditimbulkan oleh subjek dengan getaran osilasi, misalnya mesin, peralatan atau perkakas kerja yang bergetar dan memberikan pajanan kepada pekerja melalui transmisi.

Page 7: Sken 1 Kelompok 2

Adapun besar getaran yang memajan tubuh ditentukan oleh:

1. Sifat getaran, yaitu frekuensi, intensitas/amplitudo, dan durasi dari vibrasi.

2. Mekanika input independen, yaitu tahanan yang diberikan oleh struktur tubuh terhadap getaran.

Sebab-sebab dari gejala akibat getaran adalah :1. Efek mekanis kepada jaringan2. Rangsangan reseptor saraf didalam jaringan

Page 8: Sken 1 Kelompok 2

EFEK AKUT :

Ketidaknyamanan  Gangguan aktivitas Perubahan fungsi fisiologis  Perubahan neuromuscular  Perubahan cardiovaskular, respiratori, endokrin

dan metabolik.

Page 9: Sken 1 Kelompok 2

EFEK KRONIS :

Risiko kesehatan spinal Low back pain dapat disebabkan

oleh berbagai macam vibrasi pada sistem muskuloskeletal.

Penyakit lain Nervous system, vestibular organ

dan pendengaran. Sistem pencernaan dan sirkulasi.

Page 10: Sken 1 Kelompok 2

KebisinganApabila bunyi tersebut tidak disukai atau tidak dikehendaki maka dinyatakan/dirasakan sebagai suatu kebisingan (noise). Tidak ada definisi yang pasti tentang kebisingan karena kondisi bising setiap orang berbeda, namun dapat diukur terutama di tempat

Page 11: Sken 1 Kelompok 2

SUMBER BISING :Eksternal : jalan raya, tetangga, industri

di luar pabrik Internal : dari pabrik sendiri z: bunyi

mesin, kompressor, penggilingan dll Contoh kebisingan :

1. 100-115 : pabrik pengalengan, ruang ketel, musik keras, buldozer, ruang

diesel2. 115 – 130 dB L mesiun diesel besar, mesin

turbin, kompressor, mesin turbo pesawat3. 140 : mesin jet pesawat saat take-off

Page 12: Sken 1 Kelompok 2

PENGARUH KEBISINGAN : Gangguan fisiologis : Tensi , nadi , pucat,

gangguan sensorik, konstriksi pemb darah perifer

Gangguan komunikasi : masking effect, berteriak kecelakaan kerja

Gangguan keseimbangan : rasa melayang, pusing, mual

Gangguan psikologis : gastritis, stress, lelah, psikosomatik

Effek pada pendengaran : TTS dan PTS / NIHL

Page 13: Sken 1 Kelompok 2

2. Baha potensial bahan kimia Dibagi berdasarkan gol. zat kimia, misalnya: Pelarut organik (golongan hidrokarbon) yaitu

Metanol, Benzene, Karbon Tetrachlorida, Toluena, Karbon disulfide.

Golongan basa kuat : NaOH, KOH Golongan asam kuat : H2SO4, HCl, HCN Golongan logam : Pb, As, Cr, Cd, Al, Hg, Mg,

dll

Page 14: Sken 1 Kelompok 2

BENTUK BAHAN KIMIA :1. Debu : partikel sangat halus, tdk terlihat mata2. gas : 3. uap : bentuk gas dalam suhu kamar, tekanan normal wujud padat/cair4. uap logam (fumes)5. asap (smoke) partikel kecil karbon,

ukuran < 0.5 mikron6. Kabut : titik-titik air yg mengambang di udara

Page 15: Sken 1 Kelompok 2

KRITERIA BAHAN KIMIA BERBAHAYA :

1. bahan beracun : oral LD 50 > 25 atau 200 mg/kgbbkulit LD50 > 25 atau 400 mg/kgbbrespirasi LD 50 > 0,5 mg/liter

2. Bahan sangat beracun3. Cairan mudah terbakar4. Cairan sangat mudah terbakar5. gas mudah terbakar6. bahan mudah meledak7. bahan reaktif8. bahan oksidator

Page 16: Sken 1 Kelompok 2

3. Ergonomi beban kerja tidak sesuai dengan kemampuan

pekerja.4. Biologi

kontak dengan organisme hidup misalnya virus, bakteri, parasit, dan organisme lain

Page 17: Sken 1 Kelompok 2

17

5. PSIKOLOGIRISIKO PEKERJAAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PSIKIS PADA KELOMPOK TENAGA KERJA DISEBUT SEBAGAI STRES KERJA

STRESOR ( PEMICU STRES ) STRES

Page 18: Sken 1 Kelompok 2

PENYEBAB STRES KERJA

1. FAKTOR INTRINSIK PEKERJAAN A. LINGKUNGAN FISIK B. TUNTUTAN TUGAS2. PERAN INDIVIDU DLM ORGANISASI3. HUBUNGAN DALAM PEKERJAAN4. FAKTOR EKSTERNAL5. DUKUNGAN SOSIAL

Page 19: Sken 1 Kelompok 2

2. CARA MENGETAHUI RESIKO KESEHATANA. LANGSUNGB. TIDAK LANGSUNG

Page 20: Sken 1 Kelompok 2

04/27/2023 Peny. Akibat Kerja/A.S. 20

DIAGNOSIS & IDENTIFIKASI: Pendekatan Epidemiologis (Komunitas):

Untuk identifikasi hubungan kausal antara pajanan dan penyakit: Kekuatan asosiasi Konsistensi Spesifisitas Hubungan waktu Hubungan dosis

Page 21: Sken 1 Kelompok 2

04/27/2023 Peny. Akibat Kerja/A.S. 21

Pendekatan Klinis (Individu):7 langkah mendiagnosis penyakit akibat

kerja: Diagnosis klinis Pajanan yang dialami Hubungan pajanan dengan penyakit Pajanan yang dialami cukup besar Peranan faktor individu Faktor lain diluar pekerjaan Diagnosis PAK atau bukan PAK

Page 22: Sken 1 Kelompok 2

3. PENCEGAHAN AVIAN INFLUENZA Setiap orang yang berhubungan dengan bahan yang

berasal dari saluran cerna unggas harus menggunakan pelindung (masker, kacamata renang)

Bahan yang berasal dari saluran cerna unggas seperti tinja harus ditatalaksana dengan baik ( ditanam / dibakar) agar tidak menjadi sumber penularan bagi orang disekitarnya.

Alat-alat yang dipergunakan dalam peternakan harus dicuci dengan desinfektan

Page 23: Sken 1 Kelompok 2

PENCEGAHAN AVIAN INFLUENZA Kandang dan tinja tidak boleh dikeluarkan

dari lokasi peternakan Mengkonsumsi daging ayam yang telah

dimasak pada suhu 80°C selama 1 menit, sedangkan telur unggas perlu dipanaskan pada suhu 64°C selama 5 menit.

Melaksanakan kebersihan lingkungan. Melakukan kebersihan diri.

Page 24: Sken 1 Kelompok 2

4. GANGGUAN KESEHATAN DISEKTOR PERTANIAN Gangguan kesehatan tersebut antara lain :

Gangguan muskuloskeletal Terutama LBP dan Trauma

Gangguan pernafasan antara lain   Kontak dengan organisme hidup misalnya gigitan

ular dan gigitan serangga. Gangguan kulit antara lain Dermatiis kontak

iritan, Dermatitis kontak alergi dan cedera gigitan binatang.

Page 25: Sken 1 Kelompok 2

STEP 5: LO

Pengendalian bahaya potensialResiko dibidang kesehatan pada sektor pertanianPencegahan flu babi5 level of prevention untuk pekerja diskenarioPenanganan Avian Influenza dan Flu Babi

Page 26: Sken 1 Kelompok 2

STEP 7

1. Pengendalian bahaya potensial

Prinsip-prinsip dasar pengendalian yang harus diikuti yaitu melalui tahapan sebagai berikut :•Pengenalan potensi bahaya yang ada maupun resiko yang mungkin timbul (Hazards Identification).•Penilaian tingkat resiko yang mungkin timbul (Risks Assessment).•Penentuan dan pemilihan tindakan pencegahan dan pengendalian yang tepat dengan menggunakan metode hirarki pengendalian (Risks Control).•Penunjukan atau penugasan kepada siapa yang akan diberi tugas dan tanggung jawab untuk melakukan tindakan pencegahan dan pengendalian.•Tinjauan ulang untuk mengukur efektifitas penerapan sarana pengendalian yang telah diterapkan (Review of Control).

Page 27: Sken 1 Kelompok 2

Bahaya potensial dapat dikendalikan melalui 2 (dua) metode:~ Sarana pengendalian permanen atau pengendalian jangka panjang (Long Term  Gain) ~ Sarana pengendalian sementara atau pengendalian jangka pendek (Short Term Gain).

Page 28: Sken 1 Kelompok 2
Page 29: Sken 1 Kelompok 2

2. Adapun terdapat empat jenis tipe bahaya yang berpotensi muncul dalam bidang perikanan:

a. Bahaya biologis -> Kontaminasi mikrobiologi, kontaminasi peralatan, kontaminasi dari individu pekerja dan ataupun kontaminasi yang disebabkan oleh kesalahan dari proses penanganan produk dalam proses

b. Bahaya kimia -> Proses pengujian logam berat

c. Bahaya fisik -> jenis bahan yang disebabkan oleh benda asing yang masuk ke dalam produk sebagai akibat proses yang tidak sesuai dengan standar

d. Bahaya Psikologis, dapat berupa stress psikologis, baik stress yang ditimbulkan akibat hubungan pekerja dengan pekerja maupun pekerja dengan pekerjaan.

Page 30: Sken 1 Kelompok 2

3. Pencegahan Flu Babi

1) Ikuti perkembangan informasi dari otoritas kesehatan lokal. 

2) Tunda perjalanan jika sedang sakit.3) Konsultasi dengan dokter jika anda sakit.4) Terapkan gaya hidup sehat. 5) Tetaplah menjaga jarak.6) Gunakan penutup hidung dan mulut.7) Tinggallah di rumah jika sedang sakit.8) Hindari kontak terlalu dekat.9) Hindari bersentuhan mata, hidung atau mulut.10)Cuci tangan Anda sesering mungkin.

Page 31: Sken 1 Kelompok 2

4. 5 Level of Prevention yang berkaitan dengan skenario:

1)Peningkatan kesehatan (health promotion)

•Penyediaan makanan sehat dan cukup (kualitas maupun kuantitas)•Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, misalnya penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan tinja dan limbah.•Olahraga secara teratur sesuai kemampuan individu.Kesempatan memperoleh hiburan demi perkembangan mental dan sosial.

Page 32: Sken 1 Kelompok 2

2) Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu (general and specific protection)

•Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat umum maupun tempat kerja dengan menggunakan alat perlindungan diri.•Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-bahan racun maupun alergi.•Pengendalian sumber-sumber pencemaran, misalnya dengan kegiatan jumsih “ jum’at bersih “ untuk mebersihkan sungai atau selokan bersama – sama.

Page 33: Sken 1 Kelompok 2

3) Penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat (early diagnosis and prompt treatment)•Melaksanakan skrining•Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan . Misalnya pemeriksaan darah, rontgent paru

4) Pembatasan kecacatan (dissability limitation)•Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh dan tak terjadi komplikasi, misalnya menggunakan tongkat untuk kaki yang cacat•Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan dengan cara tidak melakukan gerakan – gerakan yang berat atau gerakan yang dipaksakan pada kaki yang cacat.

Page 34: Sken 1 Kelompok 2

5) Pemulihan kesehatan (rehabilitation)•Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri.•Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit.

Page 35: Sken 1 Kelompok 2

5. Penanganan Avian Influenza dan Swine Flu (Flu Babi).Tiga prinsip penatalaksanaan pasien dengan avian influenza dan Swine Flu adalah:

1) Implementasi dini dalam mengontrol infeksi untuk meminimalisasi penyebaran nosokomial.

2) Penatalaksanaan secara tepat untuk mencegah semakin beratnya penyakit dan mencegah kematian.

3) Identifikasi dinidan pemantauan terhadap resiko infeksi untuk mempermudah intervensi dini dengan terapi antiviral untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas serta membatasi penyebaran penyakit.

Page 36: Sken 1 Kelompok 2

Obat-obat antiviral :osetalmivir, zananmivir, amantadin, dan rimantadin.Menurut American Academy of Pediatrics, osetalmivir dapat diberikan pada anak dengan usia 1 tahun keatas dan tidak direkomendasikan untuk anak yang berumur kurang dari 1 tahun.

Dosis untuk terapi osetalmivir adalah: 2 mg/kgBB/kali, diberikan dua kali sehari selama 5 hari. Sedangkan untuk profilaksis diberikan pada anak dengan usia 12 tahun ke atas, diberikan sekali sehari selama 7 hari.

Alternatif dosis lain yang dapat juga digunakan menurut WHO adalah:Anak dengan BB ≤ 15 kg : 2x30mg/hariAnak dengan BB 15-23 kg : 2x45mg/hariAnak dengan BB 23-40kg : 2x60mg/hariAnak dengan BB >40kg: 2x75mg/hari

Page 37: Sken 1 Kelompok 2

TERIMAKASIH ☻