-
i
SKEMA KOGNITIF SISWA SMA DAN PERUBAHANNYA
MELALUI ASIMILASI DAN AKOMODASI TENTANG
GERAK LURUS: SEBUAH STUDI KASUS
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun Oleh:
Beatrix Elvi Dasilva
NIM: 121424001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iv
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN
If you can’t explain it simply, you don’t understand it well
enough
-Albert Einstein-
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi
kekuatan kepadaku”
(Filipi 4:13)
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus dan Sta. Perawan Maria
Ayah, Ibu dan adik-adik yang sangat ku sayang
Bpk Yohanes Karut
Ibu Kristina Mbit
Agnes Kurniati Karut, Maria Simforiani Ulus, Gradiana Elsari
Magu
Semua sahabat dan teman-teman
Serta Almameter Tercinta
Sanata Dharma
♡♠♡Terima kasih untuk doa dan dukungan kalian....... ♡♠♡
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vii
ABSTRAK
SKEMA KOGNITIF SISWA SMA DAN PERUBAHANNYA MELALUI
ASIMILASI DAN AKOMODASI PADA MATERI GERAK LURUS:
SEBUAH STUDI KASUS
Beatrix Elvi Dasilva. 2016 “ Skema Kognitif Siswa SMA dan
Perubahannya
melalui Asimilasi dan Akomodasi tentang Gerak Lurus: Sebuah
Studi
Kasus”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika. Jurusan
Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan
Ilmu
Pendidikan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pemahaman siswa dan
melihat
perubahannya secara asimilasi dan akomodasi pada materi gerak
lurus.
Subyek penelitian ini adalah 5 orang siswa SMA di Yogyakarta,
yang
terdiri dari 2 orang kelas X dan 3 orang kelas XI. Peneliti
melakukan penelitian
tanpa memberikan materi terlebih dahulu. Penelitian dilaksanakan
pada bulan
Februari-April 2016 di luar jam sekolah. Metode yang digunakan
dalam
pengambilan data adalah wawancara klinis. Pengambilan data awal
didapatkan
melalui pretest. Hasil pretest ini digunakan sebagai pedoman
saat wawancara.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa skema kognitif awal siswa
kurang
lengkap bahkan terjadi miskonsepsi. Pemahaman siswa berubah
secara asimilasi
dan akomodasi terjadi saat siswa diberikan stimulus berupa
pertanyaan pengecoh,
ilustrasi dan contoh-contoh yang berlawanan dengan pemahaman
awal siswa.
Kata Kunci: skema kognitif, asimilasi, akomodasi, wawancara
klinis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
viii
ABSTRACT
SENIOR HIGH SCHOOL STUDENT’S COGNITIVE SCHEME AND THE
CHANGES THROUGH ASSIMILATION AND ACCOMMODATION
ABOUT STRAIGHT MOTION: A CASE STUDY
Beatrix Elvi Dasilva. 2016 “ Senior High School Student’s
Cognitif Schemes
and The Changes through Assimilation and Accommodation about
Straight
Motion : A Case Study”. Thesis. Physics Education Study
Program.
Department of Mathematics and Science Education. Faculty of
Teachers
Training and Education. Sanata Dharma University Yogyakarta.
This research aims to uncover the student’s understanding and
seeing the
changes in the assimilation and Accommodation of straight motion
material.
The subject of this research is 5 senior high scool students in
Yogyakarta,
consisting of 2 person from grade X and 3 person from grade XI.
Researchers do
the research without giving the material before. This research
was on February-
April in outside school hours. The method used in taking the
data is a clinical
interview. First data retrieval is obtained through a pretest.
The results of a pretest
is used as guideline while interviews.
The results of this study shows the student’s understanding
about straight
motion was incomplete and had misconception. The student’s
understanding
changes through the events of assimilation and accommodation,
occurs when
students are given a stimulus in the form of trick questions,
illustrations and
examples that are contrary to the students’ earlier
understanding.
Keywords: Cognitive scheme, assimilation, accommodation,
clinical interview
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas kasih
karuniaNya,
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Skema Kognitif
dan
Perubahannya melalui Asimilasi dan Akomodasi tentang Gerak
Lurus: Sebuah
Studi Kasus” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas
Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini adalah penelitian bersama yang melibatkan 4 orang
peneliti
yaitu Yovita Klaudia, Anastasia Susi Murwaningsih, Lisa Ratna
Sary beserta
penulis dalam sebuah tim dengan topik yang sama dan materi yang
berbeda-beda.
Cara kerja tim adalah dengan mempelajari teori bersama-sama
tetapi landasan
teori dirumuskan sendiri-sendiri. Metode penelitian dikembangkan
bersama-sama
namun, proses pengambilan data dilakukan sendiri-sendiri dengan
partisipan yang
berbeda-beda. Selanjutnya, metode analisis data di didiskusikan
bersama dan hasil
analisis data adalah respon dari masing-masing partisipan.
Kebersamaan
penelitian ini adalah pengembangan teori dan metode, tetapi
hasilnya sendiri –
sendiri. Dalam penyusunan skipsi, kami tidak saling menggunakan
kalimat, dalam
arti tidak ada penjiplakan kalimat. Kalimat-kalimat yang ditulis
dalam skripsi ini
adalah kalimat yang penulis tulis sendiri. Jika kebetulan ada
kalimat yang sama,
itu adalah hasil diskusi kelompok dan bukan penjiplakan antara
satu dengan yang
lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
x
Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapat
banyak
bimbingan, saran dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada
kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph.D. selaku Dosen pembimbing
skripsi
atas waktunya dalam membimbing dengan penuh perhatian, serta
yang
telah banyak meluangkan waktu dan masukkan selama penulisan
skripsi
ini.
2. Bapak Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S., selaku Ketua Program
Studi
Pendidikan Fisika, Bpk Severinus Domi, M.Si., selaku dosen
pembimbing
akademik, dan segenap dosen program Studi Pendidikan Fisika yang
telah
memberikan pengetahuan, bimbingan dan pengalaman yang luar
biasa
kepada penulis selama penulis belajar di Universitas Sanata
Dharma.
3. Segenap staf sekretariat JPMIPA, Mbak Tari, Mas Arif dan Pak
Sugeng
yang telah membantu segala sesuatu tentang administrasi selama
penulis
kuliah di Universitas Sanata Dharma.
4. Siswa-siswi yang sudah bersedia membantu menjadi partisipan
dalam
penelitian ini.
5. Keluarga besar, Ayah, Ibu, Neti, Ipong dan Enu yang
senantiasa
mendukung dan mendoakan penulis dengan penuh cinta.
6. Sahabat-sahabatku tersayang, Hermana, Penni, Edo, Entong yang
selalu
siap membantu dan selalu setia mendengar curhatan selama 4 tahun
ini.
7. Teman seperjuangan selama proses skripsi: Yovita, Lisa dan
Uci. Terima
kasih untuk suka dan duka yang kita jalani selama ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xi
8. Teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2012 yang sudah
berbagi
pengalaman indah, cerita, suka, duka dan pengetahuan yang
sangat
berharga selama empat tahun kita berdinamika bersama.
9. Teman-teman PPL SMA N 1 Banguntapan serta Keluarga KKN 48
yang
sudah berbagi pengalaman indah.
10. Teman-teman kos putri majus yang sudah memberikan semangat
selama
proses kuliah
11. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak sempat penulis
sebutkan
satu persatu atas dukungan dan semangat yang telah diberikan
sehingga
sangat membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.
Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca khususnya dan
dalam
bidang ilmu pengetahuan umumnya.
Yogyakarta, Juni 2015
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
......................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
............................................
HALAMAN PENGESAHAN
........................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN
....................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
........................................................
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPANTINGAN AKADEMIS ............
.........................................
ABSTRAK
.....................................................................................................
ABSTRACT
...................................................................................................
KATA PENGANTAR
...................................................................................
DAFTAR ISI
..................................................................................................
DAFTAR TABEL
..........................................................................................
DAFTAR GAMBAR
.....................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
..................................................................................
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
xi
xiii
xiv
xv
BAB I PENDAHULUAN
..............................................................................
A. Latar Belakang
.............................................................................
B. Rumusan Masalah
........................................................................
C. Batasan Masalah
..........................................................................
D. Tujuan Penelitian
.........................................................................
E. Manfaat Penelitian
.......................................................................
1
1
3
3
3
3
BAB II LANDASAN TEORI
.......................................................................
A. Konstruktivisme
...........................................................................
B. Skema
Kognitif.............................................................................
C. Perubahan Skema Kognitif……………………………………...
D. Deskripsi Materi Gerak Lurus…………………………………...
5
5
6
7
10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
......................................................
A. Jenis
Penelitian…..........................................................................
B. Partisipan
Penelitian......................................................................
16
16
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xii
C. Desain
Penelitian..........................................................................
D. Waktu Penelitian………………………………………………...
E. Metode Pengumpulan Data……………………………………...
F. Instrumen Pengumpulan Data…………………………………...
G. Metode Analisis Data……………………………………………
17
17
18
19
19
BAB IV DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
.......................
A. Data.
.............................................................................................
B. Analisis Data dan
Pembahasan.....................................................
1. Skema/pemahaman awal tentang gaya gesek……………….
2. Perubahan pemahaman secara asimilasi…………………….
3. Perubahan pemahaman secara akomodasi…………………..
21
21
21
21
29
40
BAB V KESIMPULAN DAN
SARAN.........................................................
A. Kesimpulan
..................................................................................
B. Saran
.............................................................................................
71
71
72
DAFTAR
PUSTAKA.....................................................................................
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Proses perubahan pemahaman Partisipan C secara
asimilasi.... 29
Tabel 2 : Proses perubahan pemahaman Partisipan E secara
asimilasi…. 32
Tabel 3 : Proses perubahan pemahaman Partisipan F secara
asimilasi..... 35
Tabel 4 : Proses perubahan pemahaman Partisipan B secara
akomodasi
tentang konsep jarak dan
perpindahan......................................
40
Tabel 5 : Proses perubahan pemahaman Partisipan D secara
akomodasi
tentang konsep jarak dan dan
perpindahan................................
43
Tabel 6 : Proses perubahan pemahaman Partisipan C secara
akomodasi
tentang konsep kelajuan dan
kecepatan.....................................
49
Tabel 7: Proses perubahan pemahaman Partisipan D secara
akomodasi
tentang konsep kelajuan dan
kecepatan.....................................
53
Tabel 8: Proses perubahan pemahaman Partisipan F secara
akomodasi
tentang konsep kelajuan dan
kecepatan.....................................
62
Tabel 9: Proses perubahan pemahaman Partisipan E secara
akomodasi
tentang konsep
percepatan.........................................................
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 : Diagram proses perubahan skema
kognitif…..................... 9
Gambar 2 : Tanda panah yang menunjukkan
perpindahan................... 12
Gambar 3 : Skema kogn itif siswa C tentang gerak
lurus..................... 22
Gambar 4 : Skema kognitif siswa E tentang gerak
lurus..................... 24
Gambar 5 : Skema kognitif siswa F tentang gerak
lurus....................... 26
Gambar 6 : Skema perubahan pemahamaman secara akomodasi pada
siswa C setelah diberikan analogi, ilustrasi serta
pertanyaan tentang konsep kelajuan dan
kecepatan..........................................................................
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Soal tes konseptual dan jawaban
...................................... 75
Lampiran 2 : Analisa hasil tes
konseptual.............................................. 85
Lampiran 3 : Transkrip wawancara Partisipan
B…................................. 87
Lampiran 4 : Transkrip wawancara Partisipan
C…................................. 99
Lampiran 5 : Transkrip wawancara Partisipan
D…................................. 117
Lampiran 6 : Transkrip wawancara Partisipan
E..................................... 136
Lampiran 7 : Transkrip wawancara Partisipan
F…................................. 155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fisika merupakan salah satu cabang ilmu sains yang
mempelajari
fenomena alam yang sistematis (Gedgrave, 2009: 1). Menurut
Woodbum
& Obourn seperti yang dikutip dalam Gedgrave (2009: 1) sains
dalam hal
ini Fisika sebagai upaya yang dilakukan manusia untuk
mendeskripsikan
apa peristiwa atau keadaan dengan tepat. Oleh karena itu,
untuk
mempelajari Fisika, siswa perlu melibatkan indera untuk
pengamatan dan
melakukan proses kognisi untuk dapat membangun pengetahuan.
Namun,
berdasarkan pengamatan saat melaksanakan Program Pengalaman
Lapangan pada bulan Juli sampai Oktober 2016 di SMA Negeri 1
Banguntapan Bantul, salah satu persoalan besar dalam proses
pembelajaran Fisika adalah siswa sulit membangun pemahaman
tentang
fenomena fisika. Hal ini terjadi karena pembelajaran fisika
melibatkan
banyak konsep, teori, hukum, dan persamaan-persamaan
matematis.
Berbagai metode telah dikembangkan dalam rangka untuk
mengubah pemahaman siswa. Akpinar dan Tan menggunakan metode
Conceptual Change Test (CCT) dimana siswa mereorganisasi
miskonsepsi
mereka hanya dengan membaca buku untuk materi relativitas (2011:
139-
144). Hasil penelitian ini sangat dipengaruhi oleh keterampilan
membaca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
tiap anak yang berbeda-beda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
metode
CCT ini belum bisa menghilangkan konsepsi namun metode ini
lebih
efektif dari metode Traditional Text (TT). Pada penelitian ini
pemahaman
siswa juga diungkapkan melalui metode wawancara.
Penelitian lain dilakukan oleh Jacquelyn yakni tentang
penggunaan
metode wawancara klinis dalam proses pembelajaran kemudian
dibandingkan dengan kelas tradiosional melalui hasil post-test
(2009).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari metode wawancara jauh
lebih
baik dari pada metode tradisional di kelas. Kedua penelitian
penelitian
diatas hanya melihat perubahan konsep dengan metode tertentu
tanpa
memperhatikan bagaimana pemahaman siswa berubah.
Teori kognitif Piaget menjelaskan bahwa pemahaman seseorang
tersusun dalam skema yang berkembang dari skema yang sederhana
ke
skema yang lebih rumit melalui proses asimilasi, proses
akomodasi
hingga pada tahap ekuilibrasi (Gallagher and Reid, 1981: 48).
Penelitian
ini membantu memfasilitasi pemahaman siswa dalam
mengungkapkan
skema kognitif dan perubahannya melalui asimilasi dan akomodasi
pada
materi gerak lurus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan kasus diatas penulis merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana skema kognitif siswa pada materi gerak lurus?
2. Bagaimana perubahan skema kognitif siswa secara
asimilasi,
akomodasi pada materi gerak lurus?
C. Batasan Masalah
Dari latar belakang ini terdapat beberapa masalah yang terkait
dengan
skema kognitif siswa untuk materi Gerak Lurus. Pada penelitian
ini
masalah dibatasi pada:
1. Penelitian akan dilakukan pada 5 orang siswa kelas X atau
kelas XI
2. Materi pembelajaran fisika tentang Gerak Lurus.
D. Tujuan Peneliti
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui skema kognitif siswa
dan untuk
mengetahui terjadinya perubahan skema kognitif siswa secara
asimilasi
dan akomodasi pada gerak lurus.
E. Manfaat penelitian
1. Untuk pendidikan di Indonesia :
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan
di
Indonesia dengan meningkatnya keefektifan pembelajaran
Fisika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
4
2. Untuk para guru :
Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu pedoman
dalam
memilih strategi pembelajaran Fisika di kelas
3. Bagi peneliti :
Sebagai seorang calon guru, peneliti dapat mengasah
kemampuan
memahami cara berpikir siswa sehingga kelak dapat menjadi
pendidik
yang berkualitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konstruktivisme Piaget
Konstruktivisme merupakan salah satu teori belajar yang
menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari konstruksi
siswa
sendiri melalui komunikasi dan interaksi dengan sumber serta
pengalaman
belajar (Osborne and Dillon, 2010: 74 & Loughran, 2010: 34).
Proses
penyusunan pengetahuan tersebut dilakukan melalui kemampuan
siswa
dalam berpikir dan menghadapi tantangan, menyelesaikan, dan
membangun sebuah konsep pengetahuan yang utuh dari
keseluruhan
pengalaman nyata yang pernah dialaminya (Ormrod, 2009: 41)
Menurut Piaget perkembangan seorang anak sebagian besar
bergantung pada interaksinya dengan lingkungan (Slavin, 2011:
42). Teori
perkembangan kognitif Piaget menyatakan bahwa kecerdasan
seorang
berakar pada dua aktivitas biologis yakni aktivitas untuk
beradaptasi
terhadap lingkungan fisik dan mengorganisasikan lingkungan atau
disebut
adaptasi dan organisasi (Simatwa, 2010: 367). Dalam upaya
memahami
proses kognitif dalam beradaptasi dan mengorganisasikan
lingkungan ada
empat konsep dasar yang menjadi acuan proses terjadinya
perkembangan
mental yakni skema, asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi (Surna
&
Panderoit, 2014: 56)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
6
1. Skema Kognitif
Scheme as a pattern of behaviour or as an action which
displays
coherence and order (Ginsburg & Opper, 1979: 20). Scheme
refers to the
basic structure underlying the child’s overt actions (Ginsburg
& Opper,
1975: 22). Skema merupakan pola perilaku dan struktur dasar
yang
mendasari tindakan seorang. Menurut Woolfolk (2009: 51), skema
adalah
sistem tindakan atau pikiran yang terorganisasi, yang
memungkinkan
seseorang untuk mempresentasikan secara mental atau
―memikirkan
tentang‖ berbagai objek dan kejadian didunia.
Menurut Asri Budiningsih dalam Irham (2013: 179) skemata
berfungsi untuk menggambarkan atau mempresentasikan
organisasi
pengetahuan dan berfungsi sebagai kerangka atau tempat
mengaitkan
pengetahuan baru dan pengetahuan lama yang dimiliki seseorang.
Skema
akan beradaptasi dan berubah selama perkembangan kognitif
sesorang
(Suparno, 2001: 21). Proses yang menggerakkan perubahannya
adalah
asimilasi dan akomodasi.
Skema kognitif siswa dapat dipresentasikan dengan banyak
cara.
Salah satunya adalah dengan menggunakan peta konsep. Peta
konsep
adalah suatu gambaran skematis untuk mempresentasikan suatu
rangkaian
konsep dan kaitan-kaitan antar konsep-konsep. Menurut Novak dan
Gowin
dalam Suparno (2005: 121), peta konsep adalah suatu gambaran
skematis
untuk mempresentasikan suatu rangkaian konsep dan kaitan-kaitan
antar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
7
konsep-konsep. Peta ini mengungkapkan hubungan-hubungan yang
berarti
antar konsep-konsep dan menekankan gagasan-gagasan pokok.
2. Perubahan Skema Kognitif
Skema yang dimiliki seorang sebagai hasil dari pengalaman
dapat
diubah dan membentuk skema baru. Perubahan skema kognitif
ini
merupakan hasil adaptasi dengan lingkungan. Adapun perubahan
skema
melalui tiga proses yakni penambahan, penyesuaian dan
restrukturisasi
yang dijabarkan sebagai berikut (Khodijah, 2014 :77):
a. Asimilasi
Untuk dapat mempelajari sesuatu seorang anak harus memiliki
kemampuan untuk merespon pengalaman atau konsep baru; harus
memiliki kemampuan mengasimilasi (Gallagher & Reid, 1981:
5).
Asimilasi adalah proses memahami objek atau peristiwa baru
berdasar
skema yang telah ada sehingga pengertian orang itu
berkembang
(Slavin, 2011: 43). Dengan kata lain, asimilasi adalah proses
kognitif
dimana terjadinya penyatuan informasi baru ke dalam skema atau
pola
yang sudah ada dalam pikirannya (Suparno, 2001: 22).
Assimilation
can never be pure because by incorporating new elements into
its
earlier schemata the intelligence constantly modifies the latter
in order
to adjust them to new elements (Piaget, 1956: 6). Menurut
Wadswoorth
dalam Suparno (1997:31) asimilasi tidak menyebabkan perubahan
atau
pergantian skema, melainkan mengembangkan skema.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
8
b. Akomodasi
Akomodasi terjadi ketika seseorang harus mengubah
skema-skema
yang sudah ada ataupun menciptakan skema baru untuk merespon
situasai baru (Woolfolk, 2009: 51). Seseorang memodifikasi
pengetahuan (mengakomodasi) ketika apa yang mereka ketahui
tidak
sesuai dengan kenyataan (Gallagher & Reid, 1981: 6). Proses
ini dapat
terjadi saat seseorang tidak dapat mengasimilasikan pengalaman
yang
baru dengan skema yang dimiliki. Asimilasi dan akomodasi
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan (Farooq,
2011:
1261). But if, in reflex adaptation, allowances must be made
for
accommodation, accommodation cannot be dissociated from
progressive assimilation, inherent in very use of the reflex
(Piaget,
1956: 32)
c. Ekuilibrasi
Asimilasi dan akomodasi selalu berlangsung secara paralel
agar
terjadi keseimbangan atau ekuilibrium. Disekuilibrium adalah
ketidakseimbangan antara asimilasi dan akomodasi yang
mengawali
terjadinya perubahan skema kognitif (Ormrod, 2009: 42).
Ekuilibrasi
adalah proses bergerak dari keadaan disekuilibrium ke
ekuilibrium
(Suparno, 2001: 23). Ekuilibrasi adalah proses memulihkan
keseimbangan antara pemahaman sekarang dan pengalaman-
pengalaman baru (Slavin, 2011: 43). Ekuilibrasi membuat
seseorang
dapat menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamnya
(skema).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
9
Bila terjadi ketidakseimbangan, maka seseorang terpacu untuk
mencari
keseimbangan dengan jalan asimilasi atau akomodasi.
Mekanisme asimilasi dan akomodasi, dan kekuatan penggerak
ekuilibrasi, akan menghasilkan pertumbuhan intelektual yang
pelan
tapi pasti (Hergenhann and Olson, 2010: 316). Proses ini
digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 1. Diagram proses perubahan skema kognitif
Lingkungan Fisik
Struktur Kognitif Belajar
Akomodasi Asimilasi
Persepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
10
B. Deskripsi Materi
1. Pengertian Gerak
Sebuah obyek bergerak terhadap yang lain bila posisinya diukur
relatif
terhadap benda kedua berubah dengan waktu (Alonso and Finn,
1990:
58). Relatif artinya obyek yang bergerak tergantung pada
keadaan
obyek terhadap obyek lain yang berfungsi sebagai acuan
(Giancoli,
2001: 23 & Alonso and Finn, 1990: 58). Jika seseorang yang
sedang
mengendarai motor dari rumah menuju bengkel dikatakan
bergerak
relatif terhadap rumah, tetapi teknisi yang berada dibengkel
bisa
berkata orang tersebut bergerak relatif terhadap bengkel. Oleh
karena
itu, untuk melukiskan gerakan, pengamat harus mendefinisikan
suatu
kerangka acuan.
2. Posisi, Jarak dan Perpindahan
Letak sebuah partikel dalam suatu kerangka acuan tertentu
dinyatakan dengan sebuah vektor posisi yang digambarkan dari
titik
asal kerangka ke partikel tersebut (Halliday and Resnick, 1985:
45).
Posisi suatu benda pada cartesian dapat terletak di kiri atau di
kanan
kerangka acuan, sehingga untuk membedakannya digunakan tanda
negatif dan positif. Selain tanda positif dan negatif, posisi
sebuah
benda juga ditentukan oleh jaraknya terhadap titik acuan (Alonso
and
Finn, 1990: 59).
Jarak didefinisikan sebagai panjang lintasan yang ditempuh
oleh
suatu benda dalam selang waktu tertentu (Giancoli, 2001: 23).
Jarak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
11
juga bergantung pada kerangka acuan. Pernyataan seperti ―Kampus
III
Paingan berjarak 100 m‖ tidak ada artinya, kecuali jika
diperjelas 100
m dari mana.
Perpindahan adalah perubahan posisi suatu benda karena
adanya
perubahan waktu (Tipler, 1991: 24). Perpindahan adalah seberapa
jauh
jarak benda tersebut dari titik awalnya (Giancoli, 2001: 24).
Untuk
melihat perbedaan antara jarak total dan perpindahan,
dimisalkan
seorang anak berjalan sejauh 3 m ke arah utara dan kemudian
berbelok
ke arah sejauh 4 m. Jarak total yang ditempuh anak tersebut
adalah 7
m, tetapi perpindahannya hanya 5 m karena anak tersebut
hanya
berjarak 5 m dari titik awalnya.
Perpindahan merupakan besaran vektor yang ditunjukkan oleh
segmen garis berarah yang berarah dari posisi awal menuju
posisi
akhir (Giancoli, 2001: 24). Untuk perpindahan satu dimensi
sepanjang
sumbu X, arah perpindahan dinyatakan oleh tanda positif atau
negatif.
Tanda positif menyatakan perpindahan berarah ke kanan dan
tanda
negatif menyatakan perpindahan berarah ke kiri (Tipler, 1991:
23).
Misalkan pada waktu awal t1 benda berada pada sumbu x di titik
x1
pada sistem koordinat seperti yang ditunjukkan pada gambar
1.
Beberapa saat kemudian, pada waktu t2, benda tersebut berada di
titik
x2. Perpindahan benda ini adalah x2-x1 dan ditunjukkan oleh
panah
yang menunjuk ke kanan pada gambar 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
12
Gambar 2. Tanda panah menunjukkan perpindahan x2-x1. Jarak
dinyatakan dalam meter.
Untuk mudahnya dapat dituliskan:
𝜟x = x2 – x1 (1)
Dimana simbol 𝜟 berarti ―perubahan pada‖. Dengan demikian 𝜟x
berarti ―perubahan pada x‖ yang merupakan perpindahan.
3. Kelajuan dan Kecepatan
Kelajuan menyatakan seberapa jauh sebuah benda berjalan
dalam
suatu selang waktu tertentu. Kelajuan rata-rata partikel
didefinisikan
sebagai jarak yang ditempuh sepanjang lintasannya dibagi waktu
yang
diperlukan untuk menempuh jarak tersebut (Giancoli, 2001:
25).
Kelajuan rata-rata = .
Kelajuan adalah besaran skalar dan diperoleh dengan membagi
skalar
jarak dan skalar waktu. Satuan SI kelajuan rata-rata adalah
meter per
x2 x1
O
Jar
ak
Jarak (m)
Jarak
X
Y
B A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
13
sekon atau m/s, ini merupakan kecepatan benda yang bergerak
sejauh
satu meter dalam satu detik dengan kecepatan konstan (Alonso
and
Finn, 1990: 60)
Konsep kecepatan serupa dengan konsep kelajuan tetapi
berbeda
karena kecepatan mencakup arah gerak ( Tipler, 1991: 23).
Kecepatan
partikel adalah laju perubahan posisi terhadap waktu (Halliday
and
Resnick, 1985: 45). Misalkan pada saat t1 sebuah partikel ada di
titik A
dalam gambar 2. Posisinya dinyatakan dalam bidang x
dinyatakan
dengan vektor posisi x1. Pada saat t2 berikutnya misalnya
partikel
berada di titik dan ditunjukkan oleh vektor posisi x2.
Vektor
perpindahan yang menyatakan perubahan posisi partikel ketika
berpindah dari A ke B adalah 𝜟x (x2-x1) dan selang waktu untuk
gerak
diantara kedua 𝜟t titik ini adalah ( t2-t1). Kecepatan rata-rata
partikel
dalam selang waktu didefinisikan sebagai:
vrata-rata = 𝜟x/ 𝜟t =
Kecepatan adalah besaran vektor dan diperoleh dengan membagi
vektor 𝜟x oleh skalar 𝜟t (Alonso and Finn, 1990: 59). Arahnya
sama
dengan arah 𝜟x dan besarnya |𝜟x/ 𝜟t|. Besarnya ini dinyatakan
dalam
satuan SI jarak dibagi waktu yaitu meter per sekon atau m/s
(Halliday
and Resnick, 1985: 46).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
14
Contoh soal :
Sebuah mobil bergerak ke utara sejauh 4 m setelah itu
membelok
ke timur sejauh 3 m. Waktu yang diperlukan mobil adalah 2 s.
Tentukan :
a. kelajuan rata-rata mobil tersebut
b. kecepatan rata-rata mobil
Jawab :
a. Kelajuan rata-rata
ṽ = = = 3,5 m/s
b. Kecepatan rata-rata
Menentukan perpindahan benda :
Perpindahannya:
|𝜟x| = = 5 m
Besar : Vrata-rata = |𝜟x/ 𝜟t| = = 2,5 m/s
Arah: mengikuti arah tanda panah
S
T B
U
4 m
3 m
𝜟x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
15
4. Percepatan
Percepatan sebuah partikel adalah laju perubahan kecepatan
terhadap waktu (Halliday and Resnick, 1985: 50). Percepatan
rata-rata
a untuk suatu selang waktu tertentu 𝜟t = t2– t1adalah :
arata-rata = 𝜟v/𝜟t =
Percepatan adalah termasuk besaran vektor, karena diperoleh
dari
pembagian sebuah vektor 𝜟v dengan skalar 𝜟t. Arahnya sama
dengan
arah 𝜟v dan besarnya |𝜟v/𝜟t| (Halliday and Resnick, 1985:
50).
Dimensi percepatan adalah panjang dibagi (waktu)2. Satuan SI
yang
digunakan adalah meter per sekon per sekon, ditulis lebih
ringkas
meter per sekon kuadrat atau m/s2 (Tipler, 1991: 31).
Contoh Soal :
Mobil yang pada mulanya diam, 5 sekon kemudian bergerak ke
timur
dengan kecepatan sebesar 10 m/s. Tentukan besar percepatan
rata-rata.
Jawab:
arata-rata = |𝜟v/𝜟t| = = 2 m/s2
Arah percepatan adalah ke timur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
16
BAB III
METODOLOGI
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif. Menurut
Suparno
(2014: 7) penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian
yang
menghasilkan data deskriptif kualitatif berupa kata-kata
tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian ini
dikatakan
penelitian kualitatif karena penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan
skema kognitif awal siswa dan perubahannya.
B. Partisipan Penelitian
Partisipan penelitian ini adalah 3 orang siswa kelas XI dan 2
orang
siswa kelas X. Dari 5 siswa 2 diantaranya adalah siswa laki-laki
sedangkan
sisanya siswa perempuan. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan
adalah convenience sampling. Convenience sampling adalah
suatu
kelompok individual yang sesuai dan siap untuk diteliti
(Suparno, 2014:
45). Partisipan yang dipilih terdiri dari murid peneliti saat
melaksanakan
Program Pengalaman Lapangan dan murid les privat. Peneliti
menggunakan teknik convenience sampling dengan alasan bahwa
penelitian ini membutuhkan keterbukaan partisipan sehingga akan
lebih
baik jika partisipan adalah murid yang sudah dikenal dengan baik
oleh
peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
17
Lima orang siswa dalam penelitian ini ikut berpartisipasi
secara
sukarela atas permintaan peneliti. Peneliti menghubungi
partisipan secara
pribadi tanpa melalui sekolah. Sebagai feedback untuk siswa,
peneliti
menyediakan waktu untuk belajar kelompok bersama partisipan
secara
gratis. Sebelum mulai penelitian, partisipan dan peneliti
menandatangani
surat pernyataan. Surat pernyataan dari pihak partisipan berisi
tentang
kesanggupan partisipan mengikuti penelitian sampai selesai
sedangkan
dari pihak peneliti menyatakan kesanggupan untuk memberikan les
privat
gratis kepada siswa sesuai dengan kesepakatan. Surat pernyataan
ini
ditandatangani oleh kedua belah pihak.
C. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus.
Studi
kasus adalah suatu penelitian yang mendetail dari suatu subyek,
keadaan
atau kejadian khusus (Suparno, 2014: 136).
D. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - April 2016.
Tempat
penelitian tidak selalu sama tergantung kesepakatan peneliti
dan
partisipan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
18
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah
pretest
dan wawancara. Pretest dalam penelitian ini berupa soal—soal
konseptual
dalam bentuk pilihan ganda. Pretest ini digunakan untuk melihat
skema
awal partisipan dan digunakan sebagai pedoman untuk wawancara.
Setelah
melaksanakan pretest, setiap siswa diwawancara. Metode
wawancara
dalam penelitian ini bersifat bebas dan klinis. Wawancara klinis
dilakukan
dengan mewawancarai siswa tentang pemikiran mereka terkait gerak
lurus
di ruang yang tenang tanpa penonton, dan waktu yang tepat.
Wawancara
klinis ini bertujuan untuk mendiagnosa miskonsepsi pada siswa
sekaligus
melakukan remediasi. Dalam proses wawancara peneliti
mengembangkan
pertanyaan yang berpedoman dari pemikiran siswa tanpa
diberikan
treatment terlebih dahulu. Partisipan diberikan kebebasan untuk
menjawab
tanpa ada pengaruh dari peneliti. Kegiatan wawancara antara
peneliti dan
partisipan, direkam menggunakan recorder agar data yang
diperlukan
tidak hilang atau lupa.
Sebelum melakukan wawancara peneliti melakukan beberapa
persiapan. Adapun persiapan yang dilakukan berupa menyiapkan
kisi-kisi
untuk wawancara. Kisi-kisi ini berupa indikator-indikator yang
hendak
dicapai. Selain itu, peneliti juga mengadakan latihan wawancara
dengan
mahasiswa semester satu jurusan Bio Teknologi Universitas Atma
Jaya
serta dengan siswa kelas XI. Data yang diperoleh dari latihan
wawancara
ini tidak digunakan sebagai data dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
F. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah soal konseptual yang
digunakan
untuk mengetahui skema awal siswa. Soal-soal ini merupakan
penjabaran
dari indikator-indikator yang dibuat peneliti. Soal test ini
sudah di validasi
oleh dosen pembimbing. Selain soal test, instrumen dalam
penelitian ini
yaitu peneliti itu sendiri dengan metode wawancara yang bersifat
bebas
dan klinis. Panduan yang digunakan peneliti saat wawancara
adalah hasil
test skema awal siswa. Selain itu, peneliti juga menggunakan
kisi-kisi
yang sudah dibuat.
G. Metode Analisis Data
Berdasarkan hasil tes konseptual sebelum wawancara, peneliti
membuat analisis jawaban dari kelima siswa yang akan
diwawancara.
Hasil analisis ini digunakan untuk mengetahui bagian mana saja
yang
belum dipahami partisipan. Bagian-bagian yang belum dipahami,
akan
digunakan sebagai pedoman peneliti dalam melakukan
wawancara.
Data hasil wawancara yang direkam menggunakan recorder,
selanjutnya dianalisis untuk mengungkapkan perubahan skema
kognitif
partisipan tentang gerak lurus dengan tahapan sebagai berikut
:
1. Transkrip hasil wawancara
Hasil rekaman wawancara ditulis menjadi bentuk dialog tertulis
untuk
mempermudah identifikasi pemahaman siswa. Transkrip ini
dilengkapi
dengan catatan siswa saat wawancara berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
20
2. Mengidentifikasi pemahaman awal siswa
Peneliti membuat skema awal partisipan dalam bentuk peta
konsep.
Peta konsep ini dibuat berdasarkan hasil pretest yang sudah
dikonfirmasi saat wawancara
3. Mengidentifikasi proses perubahan skema
Dari transkrip wawancara, dicermati dan dikutip dialog yang
menunjukkan terjadinya perubahan pemahaman secara asimilasi
dan
akomodasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
21
BAB IV
DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Data
Data disajikan dalam bentuk tabel hasil pretest dan transkrip
wawancara terlampir
B. Analisis Data dan Pembahasan
Berdasarkan pretest dan wawancara yang sudah dilakukan peneliti
berhasil
mengungkapkan skema kognitif siswa tentang konsep-konsep dalam
gerak lurus.
Adapun konsep-konsep tersebut yakni jarak, perpindahan,
kecepatan, kelajuan dan
percepatan. Selain mengungkap skema awal, peneliti juga
berhasil
mengembangkan pemahaman siswa melalui pertanyaan-pertanyaan,
analogi,
ilustrasi dan contoh-contoh. Skema awal dan perubahan skema pada
materi gerak
lurus selama wawancara klinis adalah sebagai berikut:
1. Skema Awal Siswa
Pada penelitian ini, peneliti mempresentasikan skema
kognitif
menggunakan peta konsep. Hal ini bertujuan agar peneliti dapat
melihat
keutuhan dari bangunan pengetahuan yang dimiliki siswa. Selain
itu peneliti
juga mengetahui keluasan dan kedalaman pemahaman. Peneliti
hanya
mengambil tiga orang siswa yang skemanya paling jelas. Skema
dibuat
berdasarkan hasil pre-test yang sudah dikonfirmasikan saat
wawancara.
Berikut adalah skema kognitif tiga orang siswa yakni siswa C, E
dan siswa F.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
22
1.1. Skema Kognitif Awal Siswa C
Gambar 3. Skema kognitif siswa C pada materi gerak lurus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
23
Peta konsep yang dibuat peneliti seperti ditunjukkan pada gambar
3
mempresentasikan skema kognitif siswa C. Skema diatas
menunjukkan bahwa
siswa memiliki pemahaman yang kurang lengkap bahkan terjadi
miskonsepsi
terkait konsep-konsep dalam gerak lurus. Menurut siswa C, sebuah
benda
dikatakan bergerak jika benda mengalami perpindahan. Hal ini
menunjukan
bahwa siswa C tidak memiliki pemahaman yang mendalam. Siswa juga
tidak
menjelaskan bahwa ada titik yang dijadikan titik acuan.
Selain itu, siswa C tidak dapat membedakan jarak dan
perpindahan. Siswa C
bahkan memiliki konsep yang salah tentang konsep kecepatan dan
tidak dapat
mendefinisikan kelajuan. Menurut siswa C, kecepatan merupakan
jarak per waktu.
siswa bahkan menyebutkan bahwa angka yang ditunjuk jarum pada
spidometer
merupakan contoh kecepatan. Pernyataan siswa ini tidak sesuai
dengan teori yang
menyatakan bahwa kecepatan partikel adalah laju perubahan posisi
terhadap
waktu (Halliday and Resnick, 1985: 45).
Namun demikian, konsep yang dimiliki siswa tentang percepatan
sudah cukup
lengkap. Siswa menyatakan bahwa percepatan merupakan perubahan
kecepatan
tiap satuan waktu. Pernyataan ini sudah sesuai dengan teori yang
menyatakan
bahwa, percepatan sebuah partikel adalah laju perubahan
kecepatan terhadap
waktu (Halliday dan Resnick, 1985).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
24
1.2. Skema Kognitif Awal Siswa E
Gambar 4. Skema kognitif siswa E pada materi gerak lurus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
25
Peta konsep yang dibuat peneliti seperti ditunjukkan gambar
4
menunjukkan skema kognitif siswa pada materi gerak lurus.
Menurut siswa E,
sebuah benda yang bergerak ditandai dengan adanya perpindahan.
Pemahaman
siswa ini kurang lengkap. Siswa tidak menyebutkan adanya titik
acuan. Menurut
Alonso dan Finn, benda bergerak terhadap benda lain sebagai
acuan dan acuan ini
tidak harus titik yang ditinggalkan atau titik awal (1990:
58).
Berbeda dengan siswa C, siswa E dapat membedakan jarak dan
perpindahan dengan cukup baik. Menurut siswa, perpindahan
merupakan
perubahan posisi sedangkan jarak adalah lintasan total yang
ditempuh benda.
Namun, siswa belum menyebutkan adanya variabel waktu. Giancoli
menyatakan
bahwa panjang lintasan dan perubahan posisi ada karena benda
bergerak terhadap
waktu (2001).
Terkait konsep kecepatan, siswa E menyatakan bahwa jarak
yang
ditempuh tiap satuan waktu merupakan kecepatan. Kecepatan
termasuk dalam
kelompok besaran skalar. Contohnya adalah angka yang ditunjuk
jarum pada
spidometer. Pernyataan siswa menunjukkan bahwa siswa E memiliki
konsep yang
salah terkait kecepatan. Konsep yang dimiliki siswa E tentang
kecepatan
merupakan konsep kelajuan. Halliday dan Resnick menyatakan bahwa
kecepatan
merupakan laju perubahan posisi terhadap waktu (1985). Selain
miskonsepsi pada
konsep percepatan, siswa juga mengalami miskonsepsi pada konsep
percepatan.
Menurut siswa E, percepatan merupakan kecepatan rata-rata.
Pemahaman siswa
ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa percepatan
merupakan laju
perubahan kecepatan terhadap waktu (Halliday and Resnick,
1985).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
26
1.3. Skema kognitif awal siswa F
Gambar 5. Skema Kognitif siswa F pada materi gerak lurus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
27
Peta konsep yang dibuat peneliti seperti ditunjukkan pada gambar
5
menunjukkan skema konitif siswa F. Secara umum, siswa memiliki
konsep yang
tidak lengkap bahkan terdapat salah konsep. Saat siswa diminta
untuk
mendefinisikan gerak, siswa menyatakan bahwa gerak merupakan
proses
perubahan posisi sebuah benda. Siswa belum menyatakan adanya
titik acuan.
Namun, siswa F dapat mendefinisikan jarak dan perpindahan lebih
baik dari siswa
C dan E hanya saja siswa tidak bisa membahasakannya dengan baik.
Namun
demikian, siswa dapat menjawab pertanyaan pretest dengan baik
(lampiran 2). Hal
ini juga ditunjukkan pada transkrip wawancara (lampiran 7).
Siswa F tidak dapat
membahasakan definisi jarak dan perpindahan dengan baik. Namun,
siswa
menyatakan bahwa jarak termasuk besaran skalar sedangkan
perpindahan
termasuk besaran vektor.
Sama dengan siswa C dan E, siswa F juga memiliki konsep yang
salah
tentang kecepatan dan juga tidak dapat mendefinisikan kelajuan.
Menurut siswa F,
kecepatan adalah jarak yang ditempuh tiap satuan waktu.
Contohnya adalah angka
yang ditunjuk jarum pada spidometer. Namun, siswa dapat
mendefinisikan konsep
percepatan dengan baik. Siswa menyatakan bahwa percepatan
merupakan
perubahan percepatan tiap waktu. Siswa juga dapat merumuskan
persamaan
percepatan
Lima orang siswa yang diwawancara memiliki skema awal yang
berbeda-
beda. Siswa F memiliki skema yang paling lengkap dan siswa C
memiliki skema
yang kurang. Semua siswa tidak dapat mendefinisikan definisi
gerak dengan baik
dan tidak dapat mendefinisikan kelajuan sama sekali. Bahkan,
kelima siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
28
memiliki konsep yang salah tentang kecepatan dan menyatakan
bahwa kecepatan
merupakan jarak tiap satuan waktu.
Kelima siswa ini memiliki persoalan yang yang hampir sama
padahal berasal
dari sekolah yang berbeda-beda. Persoalan ini patut di
pertanyakan. Ada masalah
dengan proses pembelajaran Fisika di sekolah. Siswa tidak
memahami konsep,
melainkan ―hanya menghafal‖ rumus saja sehingga siswa cenderung
lupa dengan
apa yang sudah diajarkan. Dari data dan analisis ditunjukkan
bahwa siswa bahkan
tidak dapat menjelaskan konsep-konsep dasar dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
29
2. Perubahan Pemahaman Siswa secara Asimilasi
2.1. Perubahan Pemahaman siswa C secara Asimilasi pada
Definisi
Gerak
Tabel 1. Perubahan pemahaman siswa pada definisi gerak
E: Peneliti, M: Siswa C
Pemahaman Siswa Pertanyaan, Ilustasi dan Analogi
yang Diberikan
Pemahaman awal: gerak ditandai
dengan perpindahan
E: kamu tau gerak itu apa?
M: eh apa ya... benda yang berpindah
posisi (lampiran 4 hal. 99)
Pemahaman ini sudah betul. Peneliti
memberikan pertanyaan konfirmasi
E: berarti kalau nggak berpindah
posisi bukan gerak? (lampiran 4 hal.
99)
Siswa mengubah pemahamannya dan
menyatakan bahwa benda yang kembali
ke titik semula juga termasuk gerak
M: e... eh gerak juga mbak. Kalau
bendanya berpindah terus kembali ke
titik awal juga. (lampiran 4 hal. 99)
Peneliti mencoba memberikan ilustrasi
terkait contoh gerak.
E: nah misalnya kamu naik motor dari
rumah ke sekolah. Kamu kan berpindah
dari rumah ke sekolah. Terus kalau
saya buat pernyataan “ faris berjalan
dari rumah ke sekolah dengan
menggunakan sepeda motor. Faris
dikatakan bergerak terhadap rumah”.
Bener nggak pernyataan itu? (lampiran
4 hal. 99)
Siswa mengaku tidak mengetahui
apakah pernyataan tersebut benar atau
salah.
Peneliti mencoba memberikan
pertanyaan lain terkait arti kata
―bergerak terhadap‖
E: ―bergerak terhadap‖ rumah itu
maksudnya apa sih?
(lampiran 4 hal. 99)
Menurut siswa, kata “bergerak
terhadap” menyatakan bahwa ada
satu benda yang diam.
M: yang satu diam kayaknya. (lampiran 4 hal. 99)
Peneliti mencoba mengarahkan siswa
dan menanyakan benda yang diam itu
disebut sebagai apa.
Siswa tidak dapat menjawab pertanyaan
peneliti.
Peneliti mencoba menanyakan kembali
tentang ciri gerak.
E: atau begini tadi di awal kamu bilang
kalau gerak itu kalau kembali ke
titik semula. Nah kalau mobil jeep
bergerak terhadap rumah kan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
30
berarti jeepnya bergerak. Posisinya
berpindah nggak?
M: apanya? Jeepnya?
E: ia jeepnya. Tadi kan kamu bilang
kalau itu contoh gerak. Jadi gerak
itu apa?
(lampiran 4 hal. 101)
Siswa mengubah pemahaman awal dan
menyimpulkan bahwa sebuah benda
dikatakan gerak jika benda mengalami
perpindahan.
M:eh berarti yang bener ini mbak
“posisinya berubah”
(lampiran 4 hal. 101)
Peneliti mencoba menanyakan kembali
tentang arti kata ―bergerak terhadap‖
melalui dua buah ilustrasi yang sudah
diberikan saat pre test
Sebuah mobil sedan digandeng mobil
jeep sedang melaju menuju bengkel.
Pernyataan yang benar menurut siswa
―mobil jeep bergerak terhadap rumah‖.
Ilustrasi lain :
E: misalnya kamu berjalan dari rumah
ke sekolah. Kamu dikatakan
bergerak terhadap rumah. (lampiran
4 hal. 102)
Siswa menyebutkan bahwa dalam gerak
ada titik berfungsi sebagai tolak ukur.
M: ya nek menurut aku berarti ada
tolak ukur mbak
E: oh tolak ukur.
M: ia mbak. Ada titik yang dijadikan
tolak ukur. Bisa nggak mbak?
E: hahaha.... jadi gerak tadi apa ris?
Selain posisi berubah.
M: ada titik yang jadi tolak ukur
mbak. (lampiran 4 hal. 102)
Siswa C menyatakan bahwa benda dikatakan bergerak jika benda
mengalami perpindahan. Namun, saat peneliti memberikan
pertanyaan
konfirmasi ―berarti kalau nggak berpindah posisi bukan gerak?”
siswa
mengubah pernyataannya dan menyatakan bahwa benda yang kembali
ke titik
semula juga dikataka bergerak. Peneliti mencoba memberikan
sebuah ilustrasi
“ faris berjalan dari rumah ke sekolah dengan menggunakan sepeda
motor.
Faris dikatakan bergerak terhadap rumah. ”. Siswa diberi
pertanyaan arti kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
31
―bergerak terhadap‖. Siswa menyatakan ―yang satu diam
kayaknya”.
Pernyataan siswa ini sudah menunjukkan bahwa ada titik yang
dijadikan titik
acuan. Siswa dapat menyebutkan ada titik acuan atau tolak ukur
―ya nek
menurut aku berarti ada tolak ukur mbak”.
Peneliti mencoba mengubah pernyataan siswa terkait ciri gerak
dengan
memberikan sebuah ilustrasi dan kembali meminta siswa
menyimpulkan apa
yang dimaksud dengan gerak. Berikut kutipan wawancaranya:
E: atau begini tadi di awal kamu bilang kalau gerak itu kalau
kembali ke titik
semula. Nah kalau mobil jeep bergerak terhadap rumah kan berarti
jeepnya
bergerak. Posisinya berpindah nggak?
M: apanya? Jeepnya?
E: ia jeepnya. Tadi kan kamu bilang kalau itu contoh gerak. Jadi
gerak itu
apa?
M:eh berarti yang bener ini mbak ―posisinya berubah‖
Dari kutipan wawancara diatas menunjukkan bahwa siswa
mengubah
(akomodasi) pemahaman sebelumnya yang menyatakan bahwa benda
yang
kembali ke titik semula juga termasuk gerak. Hal ini menunjukkan
bahwa
asimilasi dan akomodasi tidak dapat dipisahkan satu sama lain
seperti yang
dinyatakan oleh Piaget (1956) dan Farooq (2011).
Proses diatas menunjukkan bagaimana perubahan pemahaman
siswa
secara asimilasi. Dalam situasi ini peneliti hanya melihat
pemahaman awal dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
32
pemahaman akhir saja. Siswa mengembangkan pemahaman awalnya
dan
menyatakan bahwa selain ditandai dengan perpindahan ternyata ada
benda
diam yang dijadikan acuan. Pemahaman mulai berkembang saat
siswa
diberikan pertanyaan konfirmasi dan ilustrasi konkret, dan makna
kata tertentu.
Dari proses diatas juga menunjukkan bahwa dalam belajar Fisika
kemampuan
bahasa siswa mempengaruhi pemahamannya.
2.2 Perubahan Pemahaman siswa E secara Asimilasi pada Definisi
Gerak
Tabel 2. Perubahan pemahaman siswa E pada konsep gerak
E: Peneliti, W: siswa E
Pemahaman Siswa Pertanyaan dan Ilustrasi
Pemahaman awal : gerak ditandai
dengan perpindahan.
W: Gerak itu kalau bendanya
berpindah tempa t
E: gimana kalau misalnya kamu dari
rumah ke Indomaret trus kembali ke
rumah lagi. Termasuk gerak?
W: termasuk.
E: berarti gerak itu bukan hanya jika
posisinya berubah?
W: setaukuku sih berpindah tempat
mbak (lampiran 6 hal. 136)
Pemahaman siswa kurang lengkap.
Siswa belum menyebutkan adanya
titik acuan. Peneliti memberikan
ilustrasi berikut : wina yang naik
motor kesekolah. Wina dikatakan
bergerak terhadap rumah. Siswa
diberi pertanyaan apakah pernyataan
tersebut benar atau salah?
Pernyataan (wina dikatakan bergerak
terhadap) itu benar
(1) Siswa diberikan pertanyaan
lanjutan tentang apakah wina
dikatakan bergerak terhadap sekolah?
Wina tidak bergerak terhadap
sekolah.
S: Nggak mbak kan dari rumah ke
sekolah. (lampiran 6 hal. 136)
2) Diberi pertanyaan apa arti dari kata
―bergerak terhadap‖?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
33
Bergerak terhadap itu maksudnya
dalam gerak titik awal sebagai acuan
W: Bergerak terhadap itu berarti
dia meninggalkan, misalnya
bergerak terhadap rumah berarti dia
menjauhi rumah. (lampiran 6 hal.
137)
3) Diberikan ilustrasi
E:misalnya gini posisi kamu
sekarang di titik A. Terus kamu
berpindah ke titik B. Misalnya lagi
nih, ada yang nunggu kamu di titik B,
menurut orang yang di titik B kamu
berpindah posisi nggak?
Siswa menjawab ditinjau orang yang
di titik B : Wina berpindah
E: jadi patokannya boleh pake titik
akhir juga? (lampiran 6 hal. 138)
W: Boleh. Siswa mengubah pernyataan
sebelumnya (akomodasi).
Peneliti meminta siswa
menyimpulkan apa itu gerak
Gerak ditandai dengan perpindahan
dan memiliki titik patokan. Patokan
ini tidak harus titik awal.
W: gerak itu ada perubahan posisi
dan punya titik patokan (lampiran
6 hal. 138)
Siswa mengembangkan pemahaman
awalnya (asimilasi)
Pemahaman awal siswa E tentang gerak adalah bahwa sebuah
benda
dikatakan bergerak jika ada perpindahan “Gerak itu kalau
bendanya berpindah
tempat”. Namun, saat peneliti memberikan pertanyaan pengecoh
siswa
menjawab bahwa benda yang kembali ke titik semula juga termasuk
gerak yang
ditunjukkan pada kutipan wawancara berikut:
E: gimana kalau misalnya kamu dari rumah ke Indomaret trus
kembali
ke rumah lagi. Termasuk gerak?
W: termasuk.
Hal diatas menunjukkan bahwa pemahaman kurang mendalam
dengan
kata lain hanya berupa hasil hafalan saja. Selain hanya hafalan,
pemahaman ini
juga kurang lengkap. Siswa E belum bisa menyebutkan bahwa di
dalam gerak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
34
harus ada titik yang dijadikan titik acuan. Siswa juga tidak
dapat menjelaskan
bahwa benda yang bergerak, berpindah posisi terhadap waktu.
Peneliti mencoba mengubah pemahaman siswa dengan memberikan
ilustrasi tentang Wina naik motor ke sekolah dan Wina dikatakan
bergerak
terhadap sekolah. Peneliti kemudian bertanya kepada siswa apakah
pernyataan
tersebut benar atau salah. Menurut siswa D pernyataan itu sudah
benar. Setelah
itu peneliti bertanya bagaimana jika Wina dikatakan bergerak
terhadap sekolah.
Siswa menjawab Wina tidak bergerak terhadap sekolah karena
menurut siswa
titik acuan merupakan titik yang ditinggalkan benda. Hal ini
ditunjukan saat
peneliti menanyakan arti kata ―bergerak terhadap‖. Siswa
mengatakan
―Bergerak terhadap itu berarti dia meninggalkan, misalnya
bergerak terhadap
rumah berarti dia menjauhi rumah”. Pernyataan ini tidak sesuai
dengan
definisi gerak yang sesungguhnya dimana suatu benda dikatakan
bergerak jika
kedudukan benda senantiasa berubah terhadap suatu acuan
tertentu. Acuan
dalam konteks ini tidak harus titik yang ditinggalkan benda
(Alonso and Finn:
1990).
Peneliti memberi ilustrasi lain yang serupa dimisalkan Wina
bergerak dari
titik A ke titik B. Di titik B ada orang yang menunggu Wina.
Peneliti kemudian
bertanya kepada siswa, apakah menurut orang yang ada di titik B,
Wina
mengalami perpindahan atau tidak. Siswa menjawab bahwa menurut
orang yang
ada di titik B Wina berpindah. Peneliti memberikan pertanyaan
lanjutan apakah
titik akhir bisa dijadikan titik acuan juga. Menurut siswa titik
yang dituju bisa
dijadikan titik acuan. Dalam hal ini siswa mengubah pernyataan
sebelumnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
35
dan mengalami akomodasi. Dibagian akhir, peneliti meminta siswa
memberikan
kesimpulan terkait definisi gerak. Siswa mengatakan bahwa gerak
ditandai
dengan perpindahan dan memiliki titik patokan. Patokan ini tidak
harus
titik awal. Siswa mengembangkan pemahaman awalnya dan
menyatakan
bahwa ternyata selain ditandai dengan perpindahan, didalam gerak
ada titik yang
dijadikan titik acuan. Peristiwa ini tergolong asimilasi karena
peneliti hanya
mempertimbangkan skema awal dan skema akhir saja walaupun selama
proses
terdapat peristiwa akomodasi.
2.3 Perubahan Pemahaman siswa F secara Asimilasi pada Definisi
Gerak
Tabel 3. Perubahan pemahaman siswa F pada konsep gerak
E: Peneliti, G: siswa F
Pemahaman Siswa Pertanyaan dan ilustrasi
Pemahaman awal (lampiran 7 hal. 154):
Gerak adalah proses perpindahan
suatu benda.
E: menurut kamu gerak itu apa?
G: gerak itu proses perpindahan suatu
benda
E: berarti gerak itu perpindahan?
G: ia mbak
E: berarti kalau gak berpindah bukan
gerak?
G: bukan
Pernyataan siswa sudah betul hanya
saja siswa tidak menyebutkan adanya
variabel waktu. Untuk
mengkonfirmasi jawaban siswa
peneliti memberikan sebuah contoh.
E: coba pakai contoh. Misalnya
motor dari titik A menuju titik B
kemudian kembali ke titik A lagi.
termasuk gerak nggak?
(lampiran 7 hal. 154)
Siswa mengatakan bahwa benda yang
kembali ke titik semula juga gerak.
Pernyataan siswa ini salah. Peneliti
menanyakan apakah motor
mengalami perpindahan atau tidak.
Motor tidak mengalami perpindahan.
Siswa mengubah definisi gerak dan
menyatakan bahwa gerak merupakan
perpindahan suatu benda terhadap
benda disekitarnya.
G: sebenarnya salah tadi
pengertiannya.
Pernyataan siswa sudah cukup betul
tapi kurang lengkap. Untuk
membantu siswa, peneliti
menanyakan kembali soal pretest.
E: coba kita lihat soal yang tadi ya.
Sebuah mobil sedan digandeng
mobil jeep sedang melaju menuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
36
E: salahnya kenapa?
G: gerak itu perpindahan benda
terhadap benda yang disekitarnya.
E: maksudnya gimana?
G: benda itu dinyatakan bergerak jika
benda-benda yang disekitarnya tidak
bergerak. Aduh.. nyusun kata-
katanya susah e
(lampiran 7 hal. 154).
bengkel (soal pretest nomor 2).
Pernyataan yag benar kamu pilih
yang A (jeep bergerak terhadap
rumah). Kenapa pilih yang A?
(lampiran 7 hal. 154)
Siswa menyatakan mobil dikatakan
bergerak terhadap rumah karena sebuah
benda dikatakan bergerak jika benda
tersebut berpindah terhadap benda
sekitarnya.
Jawaban siswa ini belum lengkap.
Peneliti mencoba memberikan
sebuah pertanyaan lanjutan apakah
mobil bisa dikatakan bergerak
terhadap bengkel.
Siswa menyatakan bahwa mobil
bergerak terhadap bengkel. Benda
bergerak terhadap benda disekitarnya
dalam artian benda yang ditinggalkan
saja.
E: bendanya bergerak terhadap titik
yang ditinggalkan atau terhadap
titik yang dituju?
G: bergerak terhadap titik yang
ditinggalkan (asimilasi 1)
(lampiran 7 hal. 156).
Pernyataan siswa ini masih salah
karena titik acuan dalam gerak tidak
harus titik yang ditinggalkan.
Peneliti memberikan sebuah ilustrasi.
E: gini aja, misalnya kamu ada
didalam mobil terus dibengkel
ada yang nunggu kamu. Menurut
orang ini kamu bergerak nggak?
(lampiran 7 hal. 156)
Siswa menyatakan bahwa menurut
orang yang menunggu di bengkel mobil
tersebut mengalami perpindahan. Siswa
menyimpulkan bahwa mobil juga bisa
dikatakan bergerak terhadap bengkel.
G: ia kalau menurut orang ini (orang
di bengkel) mbak
E: berarti bisa nggak dilihat dari titik
ini juga?
G: oh bisa bisa
E: berarti bergerak terhadap rumah
bisa terhadap bengkel juga bisa?
G: bisa mbak (akomodasi)
(lampiran 8 hal. 156)
Siswa mengubah pernyataan
sebelumnya yang menyatakan bahwa
titik acuan hanya titik yang
ditinggalkan benda. Siswa
mengalami akomodasi.
Karena jawaban siswa sudah lebih
baik, peneliti mencoba meminta
siswa apa yang dimaksud dengan
gerak.
E: bisa simpulkan apa dari situ?
Mobil kan bergerak terhadap
rumah dan mobil juga bisa
dikatakan bergerak terhadap
bengkel. Arti dari kata “bergerak
terhadap” itu apa sih?
(lampiran 7 hal. 156)
Bergerak terhadap adalah sudut
pandang.
G: sudut pandang mbak. Haha...
Siswa dapat menjawab dengan baik
bahwa dalam gerak ada titik yang
dijadikan titik acuan hanya saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
37
(lampiran 7 hal. 156) siswa menggunakan kata ―sudut
pandang‖
Tabel 3 menunjukkan proses perubahan pemahaman siswa E pada
konsep
gerak. Siswa memiliki pemahaman awal yang cukup baik tentang
definisi gerak.
Siswa mengatakan “gerak itu proses perpindahan suatu benda”.
Hanya saja
siswa tidak dapat menjelaskan secara lengkap bahwa benda yang
bergerak
mengalami perpindahan untuk selang waktu tertentu. Untuk
mengecoh siswa,
peneliti memberikan pertanyaan ilustrasi pengecoh ―misalnya
motor dari titik A
menuju titik B kemudian kembali ke titik A lagi. termasuk gerak
nggak?”. Ilustrasi
ini membuat siswa memikirkan kembali jawabannya dan mengubahnya.
Siswa
mengatakan “gerak itu perpindahan benda terhadap benda yang
disekitarnya”.
Jawaban siswa ini menunjukkan bahwa ada titik yang dijadikan
titik acuan. Untuk
mengkonfirmasi jawaban siswa peneliti memberikan sebuah
ilustrasi lagi tentang
mobil sedan yang digandeng mobil jeep sedang melaju menuju
bengkel (soal
pretest nomor 2 lampiran 1 hal 106). Dari hasil pretest
pernyataan yang benar
menurut siswa adalah jeep bergerak terhadap rumah. Siswa
memberikan
pertanyaan lanjutan apakah mobil juga bergerak terhadap bengkel.
Siswa
menyatakan bahwa mobil tidak bisa dikatakan bergerak terhadap
bengkel.
Ternyata titik acuan (benda disekitar) yang dimaksud siswa
adalah benda yang
ditinggalkan mobil. Proses ini termasuk ke dalam peristiwa
asimilasi, siswa
mengembangkan pemahaman awalnya.
Pemahaman siswa ini masih salah karena menurut teori benda
dikatakan
bergerak jika benda itu berpindah kedudukan terhadap benda
lainnya baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
38
perubahan kedudukan yang menjauhi maupun yang mendekati (Alonso
and Finn,
1990: 58). Untuk mengubah pemahaman siswa peneliti memberikan
ilustrasi
tambahan. Dimisalkan ada orang yang menunggu di bengkel apakah
menurut
orang tersebut mobil bergerak. Ilustrasi ini membuat siswa
memikirkan kembali
jawabannya. Siswa kemudian mengubah pernyataanya dan menyatakan
bahwa
mobil juga bisa dikatakan bergerak terhadap bengkel. Siswa
mengalami
peristiwa akomodasi. Siswa akhirnya menyimpulkan didalam gerak
ada titik
acuan yang ditunjukkkan pada kutipan berikut :
E: bisa simpulkan apa dari situ? Mobil kan bergerak terhadap
rumah dan mobil
juga bisa dikatakan bergerak terhadap bengkel. Arti dari kata
“bergerak
terhadap” itu apa sih?
G: sudut pandang mbak
Proses ini merupakan proses perubahan secara asimilasi.
Siswa
mengembangkan skema awalnya sebagai respon terhadap
pertanyaan-
pertanyaan dan ilustrasi yang diberikan peneliti. Siswa
membentuk skema baru
dan menyatakan bahwa selain ditandai dengan perpindahan, didalam
gerak ada
titik acuan tertentu.
Asimilasi dan akomodasi tidak dapat dipisahkan satu sama lain,
hal ini
ditunjukkan pada proses di atas. Namun dalam hal ini peneliti
hanya
mempertimbangkan asimilasi saja sehingga proses diatas
digolongkan sebagai
asimilasi. Peneliti hanya mempertimbangkan pemahaman awal dan
pemahaman
akhir saja walaupun selama proses terdapat peristiwa
akomodasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
39
Ketiga proses diatas menunjukkan peritiwa asimilasi pada
definisi gerak.
Pada siswa C, E dan F terjadi perkembangan skema. Proses ini
sesuai dengan
pengertian asimilasi menurut Slavin dimana, asmilasi adalah
proses memahami
objek atau peristiwa baru berdasar skema yang telah ada sehingga
pengertian
orang itu berkembang (2011: 43). Namun, selama proses terdapat
juga peristiwa
akomodasi. Hal ini menunjukkan bahwa asimilasi tidak dapat
dipisahkan dengan
akomodasi seperti yang dikatakan Farooq (2011: 1261)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
40
3. Perubahan Pemahaman secara Akomodasi
3.1 Perubahan pemahaman secara Akomodasi siswa B pada konsep
jarak
dan perpindahan
Tabel 4. Perubahan Pemahaman siswa B pada konsep jarak dan
perpindahan
E: Peneliti, L: Siswa B
Pemahaman Siswa Pertanyaan, Ilustasi dan
Analogi yang Diberikan
Pemahaman awal: siswa tidak dapat
mendefinisikan dan membedakan jarak
dan perpidahan
E: tau nggak bedanya jarak dengan
perpindahan?
L: nggak. Lupa mbak. Haha....
Siswa B tidak dapat
mendefinisisikan jarak dan
perpindahan. Peneliti mencoba
memberikan sebuah soal.
E: misalnya kamu naik motor
dari titik A ke titik B lalu ke C
kemudian kembali ke titik B
terus ke A lagi. Dari A ke B 2
meter dan dari B ke C 2 meter.
Jaraknya berapa?
Perpindahannya berapa?
Siswa dapat menentukan jarak namun
tidak dapat menentukan perpindahan
L: jaraknya 8 m. Perpindahannya nggak
tau
Jawaban siswa terkait jarak sudah
betul namun belum dapat
mendefinisikan perpindahan.
Peneliti mencoba menanyakan
apakah motor tersebut berpindah
tempat.
Benda yang kembali ke titik semula tidak
mengalami perpindahan.
E: coba kita tinjau dari kata
perpindahan. Motormu berpindah
nggak?
L: nggak mbak
E: jadi perpindahannya?
L: nol mbak
Jawaban siswa sudah tepat.
Peneliti mencoba meminta siswa
menyimpulkan definisi jarak dan
perpindahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
41
E: sekarang tau nggak bedanya jarak
dan perpindahan?
L: tau mbak
E: apa?
L: jarak itu yang kita tempuh.
Perpindahan itu ke titik yang terakhir.
Kalau misalnya mobil balik lagi ke
posisi semula berarti nggak ada
perpindahan
Jarak adalah lintasan total sedangkan
perpindahan adalah perubahan posisi
benda.
E:oh begitu toh. Berarti dalam
perpindahan itu apanya yang
berubah?
L: jarak mbak. Eh bingung mbak.
E: tadi kan udah sebut perpindahan itu
ke titik yang terakhir. Jadi apanya
yang berubah?
L: perubahan posisi mbak
E: kalau jarak tadi apa?
L: yang kita tempuh.
Pemahaman siswa cukup lengkap
walaupun siswa belum dapat
menjelaskan adanya variabel
waktu.
Siswa mengalami akomodasi
dari pemahaman awal. siswa
sudah dapat mendefinisikan jarak
dan perpindahan.
Tabel 4 menunjukan proses perubahan pemahaman siswa B melalui
akomodasi
tentang konsep jarak dan perpindahan. awalnya siswa tidak dapat
mendefinisikan jarak
dan perpindahan. Untuk mengubah pemahaman siswa, peneliti
mencoba
memberikan sebuah soal “misalnya kamu naik motor dari titik A ke
titik B lalu ke
C kemudian kembali ke titik B terus ke A lagi. Dari A ke B 2
meter dan dari B ke
C 2 meter. Jaraknya berapa? Perpindahannya berapa”. Dari soal
ini siswa sudah
dapat menentukan jarak yang, namun belum bisa menentukan
perpindahan yang
dialami. Peneliti mencoba menggunakan pertanyaan lain terkait
apakah motor
tersebut berpindah tempat atau tidak. Pertanyaan ini membuat
dapat
menyimpulkan bahwa jarak adalah lintasan total sedangkan
perpindahan adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
42
perubahan posisi benda. Pernyataan siswa ini sudah cukup tepat
dan sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa jarak adalah panjang lintasan
yang
ditempuh oleh suatu benda dalam selang waktu tertentu (Giancoli,
2001: 23)
sedangkan perpindahan adalah perubahan posisi suatu benda karena
adanya
perubahan waktu (Tipler, 1991: 24).
Proses diatas menunjukkan bagaimana pemahaman siswa berubah.
Proses
inilah yang disebut akomodasi. Pada konteks ini siswa
menciptakan skema baru
dimana awalnya siswa tidak dapat mendefinisikan jarak dan
perpindahan sama
sekali. Setelah diberikan soal, ilustrasi dan beberapa
pertanyaan siswa dapat
mendefinisikan jarak dan perpidahan dengan baik. Hal ini sesuai
dengan definisi
akomodasi menurut Woolfolk dimana akomodasi terjadi ketika
seseorang harus
mengubah skema ataupun menciptakan skema baru untuk merespon
situasai baru
(Woolfolk, 2009: 51).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
43
3.2 Perubahan Pemahaman siswa D secara Akomodasi pada konsep
jarak
dan perpindahan
Tabel 5. Perubahan Pemahaman siswa D pada konsep jarak dan
perpindahan
terkait dengan besaran skalar dan besaran vektor.
E: peneliti, P: siswa D
Pemahaman Siswa Pertanyaan dan Ilustrasi
Pemahaman awal:
Besaran vektor adalah besaran yang
memiliki nilai dan arah sedangkan
besaran skalar adalah besaran yang
hanya memiliki nilai saja. Jarak
termasuk besaran vektor dan
perpindahan termasuk besaran
skalar.
E: tau tentang besaran skalar dan
besaran vektor?
P: ia. kalau vektor itu ada arah.
Skalar itu nggak pake arah.
E: terus yang besaran vektor yang
mana?
P: sek sek sek. Besaran vektor itu
jarak (terlihat bingung)
E: jadi kan ada besaran skalar dan
besaran vektor. Besaran vektor
tadi apa?
P: vektor ada arahnya
E: arahnya aja po?
P: ada arah ada satuannya?
E: satuan? Maksudmu nilainya?
P: ia mbak.
E:sedangkan kalau besaran skalar?
P: hanya ada nilai
E:berarti dari antara jarak dan
pepindahan yang termasuk
besaran vektor yang mana dan
besaran skalar yang mana?
P:besaran vektor yang jarak
besaran skalar yang
perpindahan
(lampiran 5 hal. 123)
2)Siswa memiliki pemahaman awal
yang salah tentang jarak termasuk
besaran vektor dan perpindahan
termasuk besaran skalar. Untuk
mengubah pemahaman siswa peneliti
menanyakan soal sebelumnya
dimana benda bergerak dari titik A
kemudian ke titik B dan ke titik C.
Dari soal ini siswa menyatakan
bahwa perpindahan yang dialami
benda adalah negatif tiga. Peneliti
menanyakan kepada siswa apa arti
tanda negatif.
E: hmm coba lihat soal yang tadi.
Perpindahan kan -3. Itu artinya
apa?
(lampiran 5 hal. 124)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
44
3) Siswa menjawab bahwa -3
menunjukkan satuannya.
P: nah ini. Apanya ini. Ini
satuannya berarti -3 itu artinya
satuan dari perpindahan.
(lampiran 6 hal. 124)
4) Satuan yang dimaksud siswa
adalah besar atau nilainya. Seperti
yang ditunjukkan di pemahaman
awal siswa tidak bisa
membahasakan ―nilai‖. Siswa selalu
menggunakan kata ―satuan‖.
Siswa tidak bisa menjelaskan bahwa
tanda negatif menunjukkan arah
gerak benda. Peneliti mencoba
menggunakan soal lain.
E: gini aja, coba lihat contoh yang
tadi. A dan C terpisah sejauah 1
m.
A C
Awalnya benda ke titik C terus
kembali ke titik A lagi. Nah
perpindahannya berapa tadi?
(Lampiran 5 hal. 124) 5)
Benda yang kembali ke titik
semula tidak mengalami
perpindahan.
E: Awalnya benda ke titik C terus
kembali ke titik A lagi. Nah
perpindahannya berapa tadi?
P: nol
(Lampiran 5 hal. 124)
6) Peneliti mencoba mengkaitkan
dengan menggunakan tanda panah
yang menyatakan arah gerak benda.
E: nah untuk kasus tadi kamu bisa
jelaskan dengan dua panah itu
nggak kenapa perpindahannya
nol?
(Lampiran 5 hal. 124) 7)
Siswa menyatakan bahwa benda
tidak memiliki perpindahan karena
kembali ke titik semula.
P: karena ini dari A ke C terus dari
C ke A lagi.
P: (bingung)
(Lampiran 5 hal. 124)
8) Pernyataan siswa belum tepat
sasaran. Siswa belum dapat
menyatakan bahwa panah
menunjukkan arah gerak. Peneliti
menanyakan lagi apa makna gambar
panah.
E: panah ini bisa menjelaskan itu
nggak?
E: panah ini menunjukkan apa? 9)
Siswa menjawab bahwa panah
menunjukkan arah. P: arah mbak
(lampiran 6 hal. 124)
10) Siswa dapat menyatakaan bahwa
panah menunjukkan arah. Peneliti
mencoba meminta siswa menarik
kesimpulan.
E: nah dari dua panah itu bisa
menjelaskan nggak perpindahan
itu besaran skalar atau besaran
vektor? 11)
Siswa dapat menjawab bahwa
perpindahan termasuk besaran
vektor dan jarak termasuk besaran
12)Jawaban siswa sudah sesuai
dengan konsep jarak dan
perpindahan. Untuk meyakinkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
45
vektor
P: besaran vektor itu perpindahan,
soalnya ada arahnya. Besaran
skalar itu jarak.
(Lampiran 5 hal. 124)
jawaban siswa peneliti mencoba
menanyakan kembali pertanyaan
belum bisa dijawab sebelumnya.
E: soal yang tadi perpindahannya -3.
Nah negatifnya menunjukkan apa
sih?
C A B
-3 -2 -1 0 1 2 3 (m)
13)
Pemahaman siswa tentang jarak
dan perpindahan belum mendalam.
P: satuan. Itu nilainya.
E: bisa nggak kalau
perpindahannya ditulis 3 aja?
P: bisa
E: kenapa?
P: karena hitungnya dari titik A ke
titik C
E: berarti 3 = -3 dong?
P: nggak mbak
(Lampiran 5 hal. 125)
14) Peneliti mencoba menanyakan
kembali konsep perpindahan yang
menyatakan bahwa perpindahan
merupakan perubahan posisi.
E: perpindahan tadi 𝜟x. Artinya apa?
(lampiran 5 hal. 125)
15) Siswa menyatakan bahwa
perpindahan merupakan posisi
akhir dikurang posisi awal. Dengan pertanyaan panduan
peneliti siswa mampu menyatakan
bahwa benda mengalami
perpindahan 𝜟x = -3 m P: x2-x1 mbak
E: x2 nya mana?
P: x2 nya ituA ke C dapat nilainya...
(bingung)
E: nggak nggak. Sy cuma tanya
tanya titik akhirnya mana?
P: titik C mbak. x2 nya.
E: titik awalnya mana?
P: titik A mbak
E: jadi x2-x1 berapa?
P: -3-0
E: berapa?
P: -3 mbak. Berarti perpindahnya -
3. (Lampiran 5 hal. 125)
16) Siswa dapat menjelaskan konsep
perpindahan. Peneliti menanyakan
kembali makna tanda negatif.
E: sekarang tau kenapa
perpindahannya bernilai negatif?
17) Tanda negatif menunjukkan
bahwa benda bergerak ke arah kiri.
P: ya karena ininya negatif (
menunjuk skala negatif). Ke kiri
18) Siswa dapat menjelaskan dengan
baik bahwa tanda negatif atau positif
menunjukkan arah ke kiri atau
kekanan. Peneliti kembali meminta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
46
gitu lho.
E: ke kiri itu menunjukkan apa?
P: negatif
E: ia. Kiri kanan itu sebenarnya
menunjukkan apa?
P: arah
E: berarti negatif menunjukkan
apa?
P: arahnya kekiri
(Lampiran 5 hal. 125)
siswa menyimpulkan.
E: jadi perpindahan itu termasuk
besaran apa?
19) Siswa dapat menyimpulkan
bahwa jarak termasuk besaran
skalar dan perpindahan termasuk
besaran vektor.
E: jadi perpindahan itu termasuk
besaran apa?
P: vektor
E: kalau jarak?
P: scalar (Lampiran 6 hal. 125)
Siswa D memiliki pemahaman yang salah tentang konsep jarak
dan
perpindahan. Siswa menyatakan bahwa jarak termasuk besaran
vektor dan
perpindahan besaran skalar. Pernyataan siswa menunjukkan bahwa
siswa
tidak memahami jarak dan perpindahan dengan baik. Untuk
mengubah
pemahaman siswa, peneliti menanyakan kembali tentang soal
sebelumnya
seperti yang ditunjukkan pada tabel 5 nomor 2)
yang menyatakan bahwa
perpindahan yang dialami benda adalah negatif tiga. Peneliti
menanyakan
tanda negatif menunjukkan apa. Siswa mengatakan “Ini satuannya
berarti -3
itu artinya satuan dari perpindahan”. Satuan yang dimaksud siswa
adalah
besar atau nilainya. Seperti yang ditunjukkan di pemahaman awal
siswa tidak
bisa membahasakan ―nilai‖. Siswa selalu menggunakan kata
―satuan‖. Siswa D
tidak bisa menjelaskan bahwa tanda negatif menunjukkan arah
gerak benda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
47
Peneliti mencoba menggunakan soal lain tentang benda yang
bergerak dan
kembali ke titik semula. Pada soal ini, peneliti mengubah soal
dalam bentuk
gambar seperti yang ditunjukkan pada tabel 5 no 4)
. Menurut siswa benda
yang kembali ke titik semula tidak mengalami perpindahan
yang
ditunjukkan pada kutipan wawancara berikut:
E: Awalnya benda ke titik C terus kembali ke titik A lagi.
Nah
perpindahannya berapa tadi?
P: nol
Peneliti mencoba mengkaitkan dengan menggunakan tanda panah
yang
menyatakan arah gerak benda. Mengapa benda dikatakan tidak
memiliki
perpindahan dan hubungannya dengan anak panah. Siswa menjawab
karena
benda kembali ke titik semula ―karena ini dari A ke C terus dari
C ke A lagi”.
Jawaban siswa sudah betul namun siswa belum menyinggung bahwa
yang
mempengaruhi perpindahan adalah arah gerak benda. Peneliti
menanyakan lagi
apa arti gambar panah. Siswa menyatakan bahwa panah menunjukkan
arah
gerak
E: panah ini menunjukkan apa?
P: arah mbak
Siswa pun menyimpulkan dan menyatakan ―besaran vektor itu
perpindahan,
soalnya ada arahnya. Besaran skalar itu jarak”. Jawaban siswa
sudah sesuai
dengan konsep jarak dan perpindahan. Proses ini dinamakan proses
perubahan
secara akomodasi. Siswa mengubah skema awalnya yang menyatakan
bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
48
perpindahan termasuk besaran skalar dan jarak termasuk besaran
vektor.
Dengan bantuan pertanyaan dan ilustrasi yang diberikan peneliti
siswa
mengubah pemahamannya dan menyatakan bahwa perpindahan
termasuk
besaran skalar dan jarak termasuk besaran vektor. Selama proses
perubahan
peneliti juga menemukan terjadinya peristiwa asimilasi dimana
siswa
menyatukan pertanyaan-pertanyaan dan ilustrasi yang diberikan
dengan apa
yang suda dimiliki siswa. Hal ini menunjukkan bahwa asimilasi
dan akomodasi
merupakan satu kesatuan. Proses diatas digolongkan sebagai
asimilasi karena
peneliti hanya mempertimbangkan pemahaman awal dan pemahaman
akhir
saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
49
3.3 Perubahan pemahaman awal secara Akomodasi siswa C pada
konsep
kelajuan dan konsep kecepatan
Tabel 6. Tabel perubahan pemahaman siswa C pada konsep kelajuan
dan konsep
kecepatan
E: Peneliti, M: siswa C
Pemahaman Siswa Pertanyaan dan Ilustrasi
Pemahaman awal: tidak bisa
mendefinisikan kelajuan dan kecepatan
merupakan jarak dibagi waktu
E: pas kamu naik motor di spidometer itu
ada jarum yang selalu naik turun. Nah
misalnya jarum itu menunjuk ke angka
50 km/jam itu artinya apa?
M: kecepatan artinya 1 jam bisa
menempuh jarak 50 km.
E: oh. Angka itu menunjukkan apa
sebenarnya?
M: angka itu?
E: hm ia
M: kelajuan mbak. Tapi nggak tau bener
apa salah mbak. Soalnya nggak tau apa
itu kelajuan. (Lampiran 4 hal 108)
Siswa juga tidak bisa membedakan
kelajuan dengan kecepatan.
E: kecepatan tu apa sih sebenarnya?
M: kecepatan itu v =
E: kalau kelajuan?
M: nggak tau. Haha.... (Lampiran 4 hal
108)
Siswa mengaku tidak dapat
mendefinisikan kelajuan dan
mengalami miskonsepsi pada konsep
kelajuan.
Peneliti mencoba mengecoh siswa
dengan jawaban siswa sebelumnya
bahwa kecepatan dan kelajuan
memiliki satuan yang sama.
E: haha.... kalo kalau satuannya
sama gimana?
Kelajuan adalah jarak dibagi waktu juga.
M: berarti sama
E: coba ditulis aja. Kelajuan itu apa?
M:(menulis) kelajuan itu nggak tau
lambangnya mbak. Kelajuan = .
(Lampiran 4 hal 108)
Peneliti menanyakan kembali apakah
kelajuan sama dengan kecepatan.
Kelajuan tidak sama dengan kecepatan
E: berarti kelajuan sama dengan
Peneliti menanyakan ke siswa,
kelajuan termasuk besaran skalar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
50
kecepatan?
M: kayaknya beda e
(Lampiran 4 hal 108)
atau besaran vektor
E:Yang termasuk besaran vektor
yang mana? Kelajuan atau
kecepatan?
Siswa mengatakan bahwa kelajuan
termasuk besaran vektor dan kecepatan
termasuk besaran skalar
M: kecepatan besaran skalar
E: kalau kelajuan besaan vektor?
M: ia mbak
(Lampiran 4 hal 108)
Peneliti mencoba mengkaitkan
jawaban siswa dengan jawaban
sebelumnya bahwa angka yang
ditunjukkan di spidometer
menunjukkan kelajuan pada saat itu.
E: berarti untuk yang tadi kelajuan
sepeda motor pada saat itu 60
km/jam. Karena kamu bilang
kelajuan itu besaran vektor
berarti yang di spidometer itu ada
penunjuk arahnya juga?
Siswa mengatakan bahwa di spidometer
tidak ada penunjuk arah. Siswa kemudian
mengubah jawaban sebelumnya. Siswa
mengatakan bahwa kelajuan termasuk
besaran skalar dan kecepatan termasuk
besaran vektor
M: nggak
E: berarti?
M: kebalik kebalik. Hehe...
E: jadi yang vektor yang mana?
M: kecepatan
E: oh gitu. Berarti kelajuan besaran
apa?
M: skalar. (Lampiran 4 hal 109)
Peneliti menggunakan pemahaman
siswa ini untuk memperjelas bahwa
kelajuan meruapakan jarak dibagi
waktu. Peneliti mencoba
menggunakan konsep kecepatan.
Untuk meluruskan pemahaman awal
siswa tentang persamaan kecepatan
v = s/t,. Peneliti mencoba
mengkaitkan dengan jarak dan
perpindahan. Peneliti menanyakan
kembali dari jarak dan perpindahan
yang termasuk besaran vektor yang
mana?
E: yang punya arah tadi jarak atau
perpindahan? (Lampiran 4 hal 109)
M: Perpindahan mbak Peneliti mencoba meminta
menyimpulkan tentang persamaan
kecepatan.
E: Jadi kalau kecepatan itu besaran
vektor harusnya gimana
persamaannya?
Siswa menjawab persamaan kecepatan
itu seharusnya perpindahan dibagi waktu
dan kelajuan adalah jarak dibagi waktu
M: perpindahan dibagi waktu
E: Kalau kelajuan ??
M:
E: s itu apa?
(Lampiran 4 hal 110)