Skala Richter atau SR didefinisikan sebagai logaritma (basis 10)
dari amplitudo maksimum, yang diukur dalam satuan mikrometer, dari
rekaman gempa oleh instrumen pengukur gempa (seismometer)
Wood-Anderson, pada jarak 100 km dari pusat gempanya. Sebagai
contoh, misalnya kita mempunyai rekaman gempa bumi (seismogram)
dari seismometer yang terpasang sejauh 100 km dari pusat gempanya,
amplitudo maksimumnya sebesar 1 mm, maka kekuatan gempa tersebut
adalah log (10 pangkat 3 mikrometer) sama dengan 3,0 skala Richter.
Skala ini diusulkan oleh fisikawan Charles Richter. Untuk
memudahkan orang dalam menentukan skala Richter ini, tanpa
melakukan perhitungan matematis yang rumit, dibuatlah tabel
sederhana seperti gambar di samping ini. Parameter yang harus
diketahui adalah amplitudo maksimum yang terekam oleh seismometer
(dalam milimeter) dan beda waktu tempuh antara gelombang-P dan
gelombang-S (dalam detik) atau jarak antara seismometer dengan
pusat gempa (dalam kilometer). Dalam gambar di samping ini
dicontohkan sebuah seismogram mempunyai amplitudo maksimum sebesar
23 milimeter dan selisih antara gelombang P dan gelombang S adalah
24 detik maka dengan menarik garis dari titik 24 dt di sebelah kiri
ke titik 23 mm di sebelah kanan maka garis tersebut akan memotong
skala 5,0. Jadi skala gempa tersebut sebesar 5,0 skala Richter.
Skala Richter pada mulanya hanya dibuat untuk gempa-gempa yang
terjadi di daerah Kalifornia Selatan saja. Namun dalam
perkembangannya skala ini banyak diadopsi untuk gempa-gempa yang
terjadi di tempat lainnya. Skala Richter ini hanya cocok dipakai
untuk gempa-gempa dekat dengan magnitudo gempa di bawah 6,0. Di
atas magnitudo itu, perhitungan dengan teknik Richter ini menjadi
tidak representatif lagi. Perlu diingat bahwa perhitungan magnitudo
gempa tidak hanya memakai teknik Richter seperti ini. Kadang-kadang
terjadi kesalahpahaman dalam pemberitaan di media tentang magnitudo
gempa ini karena metode yang dipakai kadang tidak disebutkan dalam
pemberitaan di media, sehingga bisa jadi antara instansi yang satu
dengan instansi yang lainnya mengeluarkan besar magnitudo yang
tidak sama. Skala Efek gempa Richter < 2.0 Gempa kecil , tidak
terasa 2.0-2.9 Tidak terasa, namun terekam oleh alat 3.0-3.9
Seringkali terasa, namun jarang menimbulkan kerusakan Dapat
diketahui dari bergetarnya perabot dalam ruangan, suara gaduh
bergetar. 4.0-4.9 Kerusakan tidak terlalu signifikan. Dapat
menyebabkan kerusakan besar pada bangunan pada area yang kecil.
Umumya 5.0-5.9 kerusakan kecil pada bangunan yang didesain dengan
baik 6.0-6.9 Dapat merusak area hingga jarak sekitar 160 km 7.0-7.9
Dapat menyebabkan kerusakan serius dalam area lebih luas 8.0-8.9
Dapat menyebabkan kerusakan serius hingga dalam area ratusan
mil
Skala Efek gempa Richter 9.0-9.9 Menghancurkan area ribuan mil
10.0-10.9 Terasa dan dapat menghancurkan sebuah benua Dapat terasa
di separuh sisi bumi. Biasanya hanya terjadi akibat tumbukan
meteorit 11.0-11.9 raksasa. Biasanya disertai dengan gemuruh.
Contohnya tumbukan meteorit di teluk Chesepeak. Bisa terasa di
seluruh dunia. Hanya terekam sekali, saat tumbukan meteorit di
12.0-12.9 semenanjung Yucatan, 65 juta tahun yang lalu yang
membentuk kawah Chicxulub > 13.0 Belum pernah terekam
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di
permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba
yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan
oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah,
mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang di alami selama
periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat
Seismometer. moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana
gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia.skala rickter adalah skala
yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di
ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala yang sama
selama rentang angka mereka valid. gempa 3 magnitude atau lebih
sebagian besar hampir tidak terlihat dan besar nya 7 lebih
berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas,
tergantung pada kedalaman gempa. Gempa Bumi terbesar bersejarah
besarnya telah lebih dari 9, meskipun tidak ada batasan besarnya.
Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0
magnitudo gempa di Jepang pada tahun 2011 (per Maret 2011), dan itu
adalah gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas
getaran diukur pada modifikasi Skala Mercalli.
Jenis Gempa BumiJenis gempa bumi dapat dibedakan
berdasarkan:Berdasarkan Penyebab
Gempa bumi tektonik
Gempa Bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu
pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai
kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempa
bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di Bumi,
getaran gempa Bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian Bumi.
Gempa bumi tektonik disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi
karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang
karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba.
Gempa bumi tumbukan
Gempa Bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid
yang jatuh ke Bumi, jenis gempa Bumi ini jarang terjadi
Gempa bumi runtuhan
Gempa Bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada
daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat
lokal.
Gempa bumi buatan
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh
aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu
yang dipukulkan ke permukaan bumi.
Gempa bumi vulkanik (gunung api)
Gempa Bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa
terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin
tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan
menimbulkan terjadinya gempa bumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa
di sekitar gunung api tersebut.Berdasarkan Kedalaman
Gempa bumi dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada
lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi. Gempa bumi dalam pada
umumnya tidak terlalu berbahaya.
Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada
antara 60 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi
menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya
lebih terasa.
Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada
kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya
menimbulkan kerusakan yang besar.Berdasarkan Gelombang/Getaran
Gempa
Gelombang Primer
Gelombang primer (gelombang lungitudinal) adalah gelombang atau
getaran yang merambat di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7-14
km/detik. Getaran ini berasal dari hiposentrum.
Gelombang Sekunder
Gelombang sekunder (gelombang transversal) adalah gelombang atau
getaran yang merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan
yang sudah berkurang,yakni 4-7 km/detik. Gelombang sekunder tidak
dapat merambat melalui lapisan cair.
Penyebab terjadinya gempa BumiKebanyakan gempa Bumi disebabkan
dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang disebabkan
oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian
membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut
tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah
gempa Bumi akan terjadi.
Gempa Bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan
tersebut. Gempa Bumi yang paling parah biasanya terjadi di
perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa Bumi
fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan
litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada
kedalaman lebih dari 600 km. Beberapa gempa Bumi lain juga dapat
terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa Bumi
seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung
berapi. Beberapa gempa Bumi (jarang namun) juga terjadi karena
menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam
Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat
terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam Bumi
(contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas Bumi dan di
Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari
peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan
memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah.
Gempa Bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga
seismisitas terinduksi.
Sejarah gempa Bumi besar pada abad ke-20 dan 21
11 April 2012, Gempa bumi di sepanjang Pulau Sumatera berskala
8.6 SR, berpotensi sampai Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu, dan
Lampung. Gempa terasa sampai India. 11 Maret 2011, Gempa Bumi di
Jepang, 373 km dari kota Tokyo berskala 9,0 Skala Richter yang
sebelumnya di revisi dari 8,8 Skala Richter, gempa ini juga
menimbulkan gelombang tsunami di sepanjang pesisir timur Jepang 26
Oktober 2010, Gempa Bumi di Mentawai berskala 7.2 Skala Richter,
korban tewas ditemukan hingga 9 November ini mencapai 156 orang.
Gempa ini kemudian juga menimbulkan tsunami. 16 Juni 2010, Gempa
Bumi 7,1 Skala Richter menggguncang Biak, Papua. 7 April 2010,
Gempa Bumi dengan kekuatan 7.2 Skala Richter di Sumatera bagian
Utara lainnya berpusat 60km dari Sinabang, Aceh. Tidak menimbulkan
tsunami, menimbulkan kerusakan fisik di beberapa daerah, belum ada
informasi korban jiwa. 27 Februari 2010, Gempa Bumi di Chili dengan
8.8 Skala Richter, 432 orang tewas (data 30 Maret 2010).
Mengakibatkan tsunami menyeberangi Samudera Pasifik yang menjangkau
hingga Selandia Baru, Australia, kepulauan Hawaii, negara-negara
kepulauan di Pasifik dan Jepang dengan dampak ringan dan menengah.
12 Januari 2010, Gempa Bumi Haiti dengan episenter dekat kota Logne
7,0 Skala Richter berdampak pada 3 juta penduduk, perkiraan korban
meninggal 230.000 orang, luka-luka 300.000 orang dan 1.000.000
kehilangan tempat tinggal. 30 September 2009, Gempa Bumi Sumatera
Barat merupakan gempa tektonik yang berasal dari pergeseran patahan
Semangko, gempa ini berkekuatan 7,6 Skala Richter (BMG Indonesia)
atau 7,9 Skala Richter (BMG Amerika) mengguncang Padang-Pariaman,
Indonesia. Menyebabkan sedikitnya 1.100 orang tewas dan ribuan
terperangkap dalam reruntuhan bangunan. 2 September 2009, Gempa
Tektonik 7,3 Skala Richter mengguncang Tasikmalaya, Indonesia.
Gempa ini terasa hingga Jakarta dan Bali, berpotensi tsunami.
Korban jiwa masih belum diketahui jumlah pastinya karena terjadi
Tanah longsor sehingga pengevakuasian warga terhambat.
Kerusakan akibat gempa Bumi di San Francisco pada tahun 1906
Sebagian jalan layang yang runtuh akibat gempa Bumi Loma Prieta
pada tahun 1989
3 Januari 2009 - Gempa Bumi berkekuatan 7,6 Skala Richter di
Papua. 12 Mei 2008 - Gempa Bumi berkekuatan 7,8 Skala Richter di
Provinsi Sichuan, China. Menyebabkan sedikitnya 80.000 orang tewas
dan jutaan warga kehilangan tempat tinggal. 12 September 2007 -
Gempa Bengkulu dengan kekuatan gempa 7,9 Skala Richter 9 Agustus
2007 - Gempa Bumi 7,5 Skala Richter 6 Maret 2007 - Gempa Bumi
tektonik mengguncang provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Laporan
terakhir menyatakan 79 orang tewas [1].
27 Mei 2006 - Gempa Bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah
Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih
pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa Bumi tersebut berkekuatan
5,9 pada skala Richter. United States Geological Survey melaporkan
6,2 pada skala Richter; lebih dari 6.000 orang tewas, dan lebih
dari 300.000 keluarga kehilangan tempat tinggal. 8 Oktober 2005 -
Gempa Bumi besar berkekuatan 7,6 skala Richter di Asia Selatan,
berpusat di Kashmir, Pakistan; lebih dari 1.500 orang tewas. 26
Desember 2004 - Gempa Bumi dahsyat berkekuatan 9,0 skala Richter
mengguncang Aceh dan Sumatera Utara sekaligus menimbulkan gelombang
tsunami di samudera Hindia. Bencana alam ini telah merenggut lebih
dari 220.000 jiwa. 26 Januari 2004 - Gempa Bumi dahsyat berkekuatan
7,7 skala Richter mengguncang India dan merenggut lebih dari 3.420
jiwa. 26 Desember 2003 - Gempa Bumi kuat di Bam, barat daya Iran
berukuran 6.5 pada skala Richter dan menyebabkan lebih dari 41.000
orang tewas. 21 Mei 2002 - Di utara Afganistan, berukuran 5,8 pada
skala Richter dan menyebabkan lebih dari 1.000 orang tewas. 26
Januari 2001 - India, berukuran 7,9 pada skala Richter dan
menewaskan 2.500 ada juga yang mengatakan jumlah korban mencapai
13.000 orang. 21 September 1999 - Taiwan, berukuran 7,6 pada skala
Richter, menyebabkan 2.400 korban tewas. 17 Agustus 1999 - barat
Turki, berukuran 7,4 pada skala Richter dan merenggut 17.000 nyawa.
25 Januari 1999 - Barat Colombia, pada magnitudo 6 dan merenggut
1.171 nyawa. 30 Mei 1998 - Di utara Afganistan dan Tajikistan
dengan ukuran 6,9 pada skala Richter menyebabkan sekitar 5.000
orang tewas. 17 Januari 1995 - Di Kobe, Jepang dengan ukuran 7,2
skala Richter dan merenggut 6.000 nyawa. 30 September 1993 - Di
Latur, India dengan ukuran 6,0 pada skala Richter dan menewaskan
1.000 orang. 12 Desember 1992 - Di Flores, Indonesia berukuran 7,9
pada skala richter dan menewaskan 2.500 orang. 21 Juni 1990 - Di
barat laut Iran, berukuran 7,3 pada skala Richter, merengut 50.000
nyawa. 7 Desember 1988 - Barat laut Armenia, berukuran 6,9 pada
skala Richter dan menyebabkan 25.000 kematian. 19 September 1985 -
Di Mexico Tengah dan berukuran 8,1 pada Skala Richter, meragut
lebih dari 9.500 nyawa. 16 September 1978 - Di timur laut Iran,
berukuran 7,7 pada skala Richter dan menyebabkan 25.000 kematian. 4
Maret 1977 - Vrancea, timur Rumania, dengan besar 7,4 SR, menelan
sekitar 1.570 korban jiwa, diantaranya seorang aktor Rumania Toma
Caragiu, juga menghancurkan sebagian besar dari ibu kota Rumania,
Bukares (Bucureti). 28 Juli 1976 - Tangshan, Cina, berukuran 7,8
pada skala Richter dan menyebabkan 240.000 orang terbunuh. 4
Februari 1976 - Di Guatemala, berukuran 7,5 pada skala Richter dan
menyebabkan 22.778 terbunuh. 29 Februari 1960 - Di barat daya
pesisir pantai Atlantik di Maghribi pada ukuran 5,7 skala Richter,
menyebabkan kira-kira 12.000 kematian dan memusnahkan seluruh kota
Agadir. 26 Desember 1939 - Wilayah Erzincan, Turki pada ukuran 7,9,
dan menyebabkan 33.000 orang tewas. 24 Januari 1939 - Di Chillan,
Chili dengan ukuran 8,3 pada skala Richter, 28.000 kematian.
31 Mei 1935 - Di Quetta, India pada ukuran 7,5 skala Richter dan
menewaskan 50.000 orang. 1 September 1923 - Di Yokohama, Jepang
pada ukuran 8,3 skala Richter dan merenggut sedikitnya 140.000
nyawa.
Akibat Gempa Bumi
Bangunan roboh Kebakaran Jatuhnya korban jiwa Permukaan tanah
menjadi merekat dan jalan menjadi putus Tanah longsor akibat
guncangan Banjir akibat rusaknya tanggul Gempa di dasar laut yang
menyebabkan tsunami
Cara Menghadapi Gempa BumiBila berada didalam rumah:
Jangan panik dan jangan berlari keluar, berlindunglah dibawah
meja atau tempat tidur. Bila tidak ada, lindungilah kepala dengan
bantal atau benda lainnya. Jauhi rak buku, lemari dan kaca jendela.
Hati-hati terhadap langit-langit yang mungkin runtuh, benda-benda
yang tergantung di dinding dan sebagainya.
Bila berada di luar ruangan:
Jauhi bangunan tinggi, dinding, tebing terjal, pusat listrik dan
tiang listrik, papan reklame, pohon yang tinggi dan sebagainya.
Usahakan dapat mencapai daerah yang terbuka. Jauhi rak-rak dan kaca
jendela.
Bila berada di dalam ruangan umum:
Jangan panik dan jangan berlari keluar karena kemungkinan
dipenuhi orang. Jauhi benda-benda yang mudah tergelincir seperti
rak, lemari, kaca jendela dan sebagainya.
Bila sedang mengendarai kendaraan:
Segera hentikan di tempat yang terbuka. Jangan berhenti di atas
jembatan atau dibawah jembatan layang/jembatan penyeberangan.
Bila sedang berada di pusat perbelanjaan, bioskop, dan lantai
dasar mall:
Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti
semua petunjuk dari pegawai atau satpam.
Bila sedang berada di dalam lift:
Jangan menggunakan lift saat terjadi gempabumi atau kebakaran.
Lebih baik menggunakan tangga darurat. Jika anda merasakan getaran
gempabumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol.
Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan
mengungsilah. Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung
dengan menggunakan interphone jika tersedia.
Bila sedang berada di dalam kereta api:
Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan
terjatuh seandainya kereta dihentikan secara mendadak Bersikap
tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta Salah mengerti
terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan
kepanikan
Bila sedang berada di gunung/pantai:
Ada kemungkinan lonsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah
langsung ke tempat aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari
tsunami. Jika Anda merasakan getaran dan tanda-tanda tsunami
tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.
Beri pertolongan:
Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami
kesulitan datang ke tempat kejadian maka bersiaplah memberikan
pertolongan pertama kepada orang-orang berada di sekitar Anda.
Evakuasi:
Tempat-tempat pengungsian biasanya telah diatur oleh pemerintah
daerah. Pengungsian perlu dilakukan jika kebakaran meluas akibat
gempa bumi. Pada prinsipnya, evakuasi dilakukan dengan berjalan
kaki dibawah kawalan petugas polisi atau instansi pemerintah. * * *
Bawalah barang-barang secukupnya.
Dengarkan informasi:
Saat gempa bumi terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk
mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan
bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar. Anda dapat
memperoleh informasi yang benar dari pihak berwenang, polisi, atau
petugas PMK. Jangan bertindak karena informasi yang tidak
jelas.
Magnitudo gempa adalah sebuah besaran yang menyatakan besarnya
energi seismik yang dipancarkan oleh sumber gempa. Besaran ini akan
berharga sma, meskipun dihitung dari tempat yang berbeda. Skala
yang kerap digunakan untuk menyatakan magnitudo gempa ini adalah
Skala Richter (Richter Scale). Secara umum, magnitudo dapat
dihitung menggunakan formula berikut:
dimana
adalah magnitudo, adalah amplitudo gerakan tanah (dalam
mikrometer) adalah periode gelombang adalah jarak pusat gempa atau
episenter adalah kedalaman gempa adalah faktor koreksi yang
bergantung pada kondisi lokal & regional daerahnya
Selain Skala Richter diata, ada beberapa definisi magnitudo yang
dikenal dalam kajian gempa bumi adalah yang diperkenalkan oleh
Guttenberg menggunakan fase gelombang permukaan gelombang Rayleigh,
(body waves magnitudo) diukur berdasar amplitudo gelombang badan,
baik P maupun S.
Magnitudo LokalMagnitudo lokal diperkenalkan oleh Richter untuk
mengukur magnitudo gempa-gempa lokal, khususnya di California
Selatan. Nilai amplitudo yang digunakan untuk menghitung magnitudo
lokal adalah amplitudo maximum gerakan tanah (dalam mikron) yang
tercatat oleh seismograph torsi (torsion seismograph)
Wood-Anderson, yang mempunyai periode natural = 0,8 sekon,
magnifikasi (perbesaran) = 2800, dan faktor redaman = 0,8. Jadi
formula untuk menghitung magnitudo lokal tidak dapat diterapkan di
luar California dan data amplitudo yang dipakai harus yang tercatat
oleh jenis seismograph di atas.
Magnitudo gelombang badanMagnitudo gempa yang diperoleh berdasar
amplitudo gelombang badan (P atau S) disimbulkan dengan . Dalam
prakteknya (di USA), amplitudo yang dipakai adalah amplitudo
gerakan tanah maksimum dalam mikron yang diukur pada 3 gelombang
yang pertama dari gelombang P (seismogram periode pendek, komponen
vertikal), dan periodenya adalah periode gelombang yang mempunyai
amplitudo maksimum tersebut. Sudah tentu rumus yang dipakai untuk
menghitung mb ini dapat digunakan disemua tempat (universal). Tapi
perlu dicatat bahwa faktor koreksi untuk setiap tempat (stasiun
gempa) akan berbeda satu sama lain.
Magnitudo gelombang permukaan
Magnitudo yang diukur berdasar amplitudo gelombang permukaan
disimbulkan dengan . secara praktis (di USA) amplitudo gerakan
tanah yang dipakai adalah amplitudo maksimum gelombang permukaan,
yaitu gelombang Rayleigh (dalam mikron, seismogram periode panjang,
komponen vertikal, periode sekon) dan periodenya diukur pada
gelombang dengan amplitudo maksimum tersebut.
Hubungan antar magnitudoDalam menentukan magnitudo, tidak ada
keseragaman materi yang dipakai kecuali rumus umumnya, yaitu
persamaan di atas tadi. Untuk menentukan misalnya, orang dapat
memakai data amplitudo gelombang badan (P dan S) dari sebarang fase
seperti P, S, PP, SS, pP, sS (yang jelas dalam seismogram).
Seismogram yang dipakaipun dapat dipilih dari komponen vertikal
maupun horisontal (asal konsisten). Demikian juga untuk penentuan .
Oleh karena itu, kiranya dapat dimengerti bahwa magnitudo yang
ditentukan oleh institusi yang berbeda akan bervariasi, walaupun
mestinya tidak boleh terlalu besar. Namun demikian, tampaknya ada
hubungan langsung antara ditulis sebagai: dan , yang secara
empiris
Energi gempaKekuatan gempa disumbernya dapat juga diukur dari
energi total yang dilepaskan oleh gempa tersebut. Energi yang
dilepaskan oleh gempa biasanya dihitung dengan mengintegralkan
energi gelombang sepanjang kereta gelombang (wave train) yang
dipelajari (misal gelombang badan) dan seluruh luasan yang dilewati
gelombang (bola untuk gelombang badan, silinder untuk gelombang
permukaan), yang berarti mengintegralkan energi keseluruh ruang dan
waktu. Berdasar perhitungan energi dan magnitudo yang pernah
dilakukan, ternyata antara magnitudo dan energi mempunyai relasi
yang sederhana, yaitu: dengan satuan energi dyne cm atau erg.
Berdasar persamaan tersebut, kenaikan magnitudo gempa sebesar 1
skala richter akan berkaitan dengan kenaikan amplitudo yang
dirasakan disuatu tempat sebesar 10 kali, dan kenaikan energi
sebesar 25 sampai 30 kali. Untuk mendapatkan gambaran seberapa
besar energi yang dilepaskan pada suatu kejadian gempa, kita dapat
menggunakan persamaan di atas untuk menghitung energi gempa yang
mempunyai magnitudo mb = 6.8. Perhitungan energi ini akan
menghasilkan angka sebesar 1022 erg = 1015 joule = 278 juta kWh.
Angka ini mendekati energi listrik yang dihasilkan oleh generator
berkekuatan 32 mega watt selama 1 tahun. Jadi untuk gempa dengan
magnitudo 7.8, energinya menjadi kurang lebih 30 kali lipat dari
itu (30 x 278 juta kWh).