Page 1
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2.2. SIZING
2.2.1. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
a. Menentukan efisiensi screen
b. Menentukan recovery
b.2.2. Dasar Teori
Sizing merupakan proses pengklasifikasian material karena
perbedaan ukuran dan berat jenis atau dapat juga dikatakan
sebagai penyeragaman butir.
Sizing dapat pula diartikan sebagai proses pemisahan
campuran partikel menjadi kelompok-kelompok partikel yang
berukuran sama atau menjadi kelompok partikel yang mempunyai
kisaran ukuran minimum dan maksimum tertentu (Sukamto, 2001).
Pemisahan dilakukan diatas ayakan berupa batang – batang
sejajar plat berlubang atau ayakan kawat yang dapat meloloskan
material atau tidak dapat meloloskan material. Material yang tidak
lolos atau tinggal diatas ayakan disebut over size, sedangkan yang
lolos disebut under size.
Bijih
Crushing/Grinding
Screening Over size (kasar)
Under size (halus)
*Sumber : http://www.mineralprocessing.co.id/ , 2012
Gambar 2.2.1. Bagan Sederhana Pemisahan Partikel
Ada beberapa tujuan yang ingin diperoleh dari proses sizing,
diantaranya tujuan tersebut adalah :
Novia Anita PutriH1C111028
Page 2
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
a. Menyiapkan umpan proses pengolahan untuk memperoleh
distribusi ukuran partikel mineral yang relatif seragam sesuai
dengan ukuran maksimal derajat liberasi mineral berharganya
b. Mencegah partikel mineral halus masuk ke mesin peremuk
sehingga kapasitas dan efisiensi proses peremukan dapat lebih
ditingkatkan
c. Mencegah partikel mineral kasar yang belum terliberasi
mengalir ke proses pengolahan berikutnya, sehingga perolehan
mineral berharganya lebih dapat ditingkatkan
d. Menghasilkan produk akhir yang berukuran relatif seragam
agar sesuai dengan spesifikasi pasar.
Sizing merupakan proses pengelompokkan mineral yang
terbagi dalam dua cara :
a. Screening adalah proses pengelompokkan mineral berdasarkan
ukuran lubang ayakan sehingga ukurannya seragam. Alat untuk
melakukan screening disebut screen.
b. Classifying adalah proses pengelompokkan material yang
mendasarkan pada kecepatan jatuh material dalam suatu media
(air atau udara), dipengaruhi oleh densitas, volume dan bentuk
material, sehingga hasilnya tidak seragam. Alat untuk
melakukan classifying disebut classifier.
Ukuran butir yang dipisahkan secara classifying berukuran
lebih kecil dari 20 mesh, sedangkan pada screening untuk ukuran
lebih besar dari 20 mesh (Sukamto, 2001).
Tujuan utama dalam industri mineral, adalah:
a. Untuk mencegah masukan terlalu kecil ke dalam crushing
machines, jadi dapat meningkatkan kapasitas dan efisiensi.
b. Untuk mencegah materi terlalu besar dan melewatkan ke tahap
berikutnya dalam penghancuran (crushing) dan penggerusan
(grinding).
c. Untuk menghasilkan ukuran produk akhir yang baik. Hal ini
adalah penting dalam menggali, dimana ukuran produk akhir
adalah satu bagian penting dari spesifikasi.
Novia Anita PutriH1C111028
Page 3
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Adapun pembahasan yang lebih spesifik mengenai sizing,
dengan menggunakan proses screening dan classifiying adalah
sebagai berikut.
a. Screening
Proses pengolahan mineral memerlukan ukuran-ukuran
partikel dengan distribusi kecil (berukuran relatif seragam) yang
sesuai dengan ukuran maksimal derajat liberalisasi mineral
berharganya. Keseragaman ukuran-ukuran partikel mineral dapat
diperoleh melalui proses pengayakan.
Screening dilakukan untuk menyeragamkan ukuran
material yang selanjutkan akan masuk ke tahap pengolahan.
Biasanya alat screen ini langsung berhubungan dengan alat
crusher.
Screen sendiri merupakan alat yang digunakan untuk
pemilahan ukuran butir material dengan cara melewatkan material
dari atas ayakan, material yang lebih kecil dari lubang ayakan
dapat lolos kebawah ayakan sebagai produk halus (undersize)
sedangkan partikel yang lebih kasar dari ukuran ayakan teratahan
di atas ayakan sebagai produk kasar (oversize).
Di dalam industri pengolahan mineral, proses pengayakan
umumnya dilakukan terhadap partikel mineral yang berukuran
relatif kasar (>250 mm). Sebaliknya partikel mineral yang relatif
halus (<250 mm) biasanya dipilah dengan cara klasifikasi
menggunakan berbagai jenis classifyer dan siklon.
Permukaan ayakan mempunyai sejumlah lubang-lubang
berukuran tertentu. Satuan ukuran lubang-lubang ayakan pada
setiap inchi luas permukaannya disebut mesh, dengan kata lain
jika ayakan berukuran 200 mesh, berarti setiap luas 1 inchi persegi
dari luas permukaan ayakan teradapat 200 lubang atau satu
lubang berukuran sekitar 74 mm. Ukuran lubang ayakan dapat
juga disebut sebagai batas keterpisahan ukuran material yang
diacak
(Prodjosoemarto, 2001).
Novia Anita PutriH1C111028
Page 4
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan material
untuk menerobos lubang ayakan adalah:
1) Ukuran lubang ayakan
Semakin besar diameter lubang bukaan akan semakin
banyak material yang lolos.
2) Ukuran relatif partikel
Material yang mempunyai diameter sama dangan
panjangnya akan memiliki kecepatan dan kesempatan masuk
yang berbeda bila posisinya berbeda, yaitu satu melintang dan
lainnya membujur.
3) Pantulan dari material
Pada waktu material jatuh ke screen maka material akan
membentuk kisi-kisi screen sehingga akan terpental ke atas
dan jatuh pada posisi yang tidak teratur.
4) Kandungan air
Kandungan air yang banyak akan sangat membantu tapi
bila hanya sedikit akan menyumbat screen.
Berdasarkan bentuk permukaannya, screen terbagi atas:
1) Parallel rod screen
Terbuat dari steel bars, kayu atau cast iron. Contohnya
grizzly.
2) Panched plate
Dibuat pada belt conveyor atau plat baja.
3) Woven wire screen
Terbuat dari kawat yang dianyam, berupa baja,
tembaga, monel atau alloy lainnya.
Adapun faktor-faktor lain yang mempengaruhi kelolosan
partikel dari permukaan screen adalah:
1) Ukuran lubang bukaan.
2) Ukuran partikel yang dapat melewati lubang bukaan.
3) Presentase bukaan terhadap total permukaan screen.
4) Sudut jatuh partikel terhadap permukaan screen.
5) Kecepatan pada waktu partikel melewati permukaan dari
screen.
Novia Anita PutriH1C111028
Page 5
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
6) Kesempatan partikel untuk menyusun lapisan-lapisan
berdasarkan ukuran dari partikel yang akan diayak.
(Sukamto, 2001)
Berdasarkan bentuk permukaannya, screen terbagi atas:
1) Parallel rod screen
Terbuat dari steel bars, kayu atau cast iron. Contohnya
grizzly.
2) Panched plate
Dibuat pada belt conveyor atau plat baja.
3) Woven wire screen
Terbuat dari kawat yang dianyam, berupa baja,
tembaga, monel atau alloy lainnya.
*Sumber:Laporan Praktikum Pengolahan Bahan Galian Antony O.H. Pandiangan, 2012
Gambar 2.2.2.Rangkaian alat crusher dan sizing
Sizing merupakan proses pengelompokkan mineral yang
terbagi dalam dua cara :
a. Screening
Screening adalah proses pengelompokkan mineral
berdasarkan ukuran lubang ayakan sehingga ukurannya
seragam. Alat untuk melakukan screening disebut screen.
Biasanya alat screen ini langsung berhubungan dengan alat
crusher.
Novia Anita PutriH1C111028
Page 6
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber : ikamart.com,
2013
Gambar 2.2.3
Screen
Batu
Proses
pengolahan mineral memerlukan ukuran-ukuran partikel dengan
distribusi kecil (berukuran relatif seragam) yang sesuai dengan
ukuran maksimal derajat liberalisasi mineral berharganya.
Keseragaman ukuran-ukuran partikel mineral dapat diperoleh
melalui proses pengayakan.
*Sumber : www.wikipedia.org, 2013
Gambar 2.2.4Flowchart Proses Pengayakan Bijih
Pemisahan dilakukan di atas ayakan berupa batang-
batang baja yang berbentuk kisi-kisi (bar screen), jaring-jaring
kawat (vibrating screen) atau berbentuk silinder (revolving atau
cylinder screen) yang dapat meloloskan material atau tidak dapat
meloloskan material. Material yang tidak lolos atau tinggal diatas
ayakan disebut over size, sedangkan yang lolos disebut under
size.
Novia Anita PutriH1C111028
Page 7
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Screen sendiri merupakan alat yang digunakan untuk
pemilahan ukuran butir material dengan cara melewatkan
material dari atas ayakan, material yang lebih kecil dari lubang
ayakan dapat lolos kebawah ayakan sebagai produk halus
(undersize) sedangkan partikel yang lebih kasar dari ukuran
ayakan teratahan di atas ayakan sebagai produk kasar
(oversize).
Tujuan dilakukannya proses screening adalah :
1) Menghasilkan produk akhir yang berukuran relatif seragam
agar sesuai dengan spesifikasi pasar.
2) Meningkatkan kapasitas unit operasi lainnya.
3) Mencegah undersize masuk ke dalam mesin crusher.
4) Mencegah oversize masuk ke proses pengolahan selanjutnya.
5) Mencegah terjadinya over crushing atau over grinding.
Screen berdasarkan bentuk permukaannya dibedakan
menjadi tiga, yaitu :
1) Parralel rod screen
Alat screen terbuat dari steel bars, kayu atau cast iron
dengan peletakan secara memanjang.
Novia Anita PutriH1C111028
Page 8
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber : www.esi.info. 2013
Gambar 2.2.5Parralel Rod Screen
2) Panched plate
Panched plate biasanya diletakkan pada belt conveyor
atau plat baja.
*Sumber : Alleluia Victoria Aljonak Sitanggang, 2012
Gambar 2.2.6Panched Plated
3) Woven wire screen
Woven wire screen merupakan anyaman dari kawat
baja, tembaga, monel atau alloy-alloy lainnya.
Novia Anita PutriH1C111028
Page 9
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber :
www.graepel.co.uk, 2013
Gambar 2.2.7Woven Wire Screen
Selama penyaringan ideal, plus product hanya berisi oleh
partikel yang berukuran lebih besar dari lubang bukaan.
Sedangkan minus product terdiri dari partikel yang lebih kecil dari
lubang bukaan. Namun, dalam kenyataannya, ditemukan partikel
oversize pada minus product dan beberapa partikel undersize
pada plus product. Hasil ini dipengaruhi dari adhesi partikel kecil
ke yang besar dan partikel tersebut tidak sempat menyentuh
permukaan screen. Kehadiran dari partikel besar pada undersize
kemungkinan disebabkan oleh lebih besar daripada lubang
bukaan atau kerusakan pada lubang bukaan screen.
Berdasarkan tipe ayakan yang dipergunakan, screen
diklasifikasikan ke dalam 2 jenis, yaitu :
1) Fixed screen (ayakan tetap)
Fixed screen terbuat dari batangan baja yang keras,
dirangkai sejajar dan dipasang miring yang disesuaikan
dengan angle of repose material agar material yang kecil lolos
dan material yang besar menggelinding di atasnya. Contoh
dari metode ini adalah grizzly.
Novia Anita PutriH1C111028
Page 10
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber: www.hotfrog.ca,2013
Gambar 2.2.8Grizzly Screen
Grizzlies biasanya digunakan untuk proses sizing
material umpan utama dari crusher. Palang dari grizzly
biasanya dipasang pada sudut antara 20-50 derajat, semakin
besar kemiringan semakin, semakin besar keluarannya, tetapi
lebih rendah efisiensi. Ukuran partikel Screening dari grizzlies
mungkin menjadi sebesar 300 mm, atau sekecil 20 mm.
Kapasitasnya dapat mencapai 1000 ton per jam, sesuai
dengan areanya.
Novia Anita PutriH1C111028
Page 11
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber: www.Alibaba.com,2013
Gambar 2.2.9Grizzly Screen Cruching Plant
Material yang sangat kasar biasanya disaring dengan
menggunakan grizzly, dalam bentuk yang paling sederhana,
terdiri dari satu rangkaian palang sejajar yang berat ditetapkan
dalam satu bingkai. Beberapa grizzlies menggunakan rantai
sebagai ganti palang dan beberapa diguncang atau
digetarkan secara mekanik untuk membantu proses sizing
serta untuk mencegah pemindahan dari oversize.
Keuntungan menggunakan grizzly sebagai metode
untuk memilah bahan galian atau agregat batuan, antara lain :
a) Harga relatif murah
b) Digunakan untuk material yang kasar
c) Peralatannya sederhana.
Sedangkan kerugian menggunakan grizzly sebagai
metode memilah bahan galian, yaitu :
a) Memerlukan banyak tempat
b) Mudah tersumbat karena tidak ada getaran.
c) Kurang efisien
2) Moving Screen (ayakan bergerak)
Merupakan screen dengan tipe ayakan bergerak
sehingga akan cepat terpilah. Screen tipe ini mempunyai
efisiensi yang tinggi dibandingkan fixed screen. Adapun jenis-
jenis dari moving screen, yaitu :
Novia Anita PutriH1C111028
Page 12
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
a) Vibrating screen
Berdasarkan mekanisme kerja alat vibrating screen
dibedakan menjadi :
(1) Unbalanced
Alat ini dilengkapi dengan per, roll dan
pemberat sehingga pada saat roll berputar akan
menimbulkan getaran pada screen
*Sumber : www.ibulk.no, 2013
Gambar 2.2.10 Unbalanced Vibrating Screen
(2) Cam and Spring
Getaran alat ini dihasilkan oleh getaran
berputar dari gear yang bergerigi yang dihubungkan
Novia Anita PutriH1C111028
Page 13
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
dengan bagian screen sehingga gerakan putaran gear
diubah menjadi gerakan naik turun.
(3) Excentric
Alat ini dapat bergetar karena adanya gerakan
excentric pada shaft sehingga menimbulkan gerakan
naik turun.
*Sumber : www.weiku.com, 2013
Gambar 2.2.11Excentric Vibrating Screen
(4) Electromagnetic
Electromagnetic merupakan jenis moving
screen yang bergetar akibat pengaruh adanya gaya
tarik magnet. Magnet dibuat secara induksi yaitu
dengan mengalirkan listrik pada kumparan kawat
email.
Novia Anita PutriH1C111028
Page 14
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber : www.sdstjx.en.Alibaba.com, 2013
Gambar 2.2.12Electromagnetic Vibrating Screen
b) Shaking
Shaking screen biasanya digunakan dalam
preparasi batubara. Permukaannya horizontal atau sedikit
miring 10˚-15˚. Gerakan alat ini maju, ke atas, mundur
begitu seterusnya sehingga lebih menguntungkan
dibandingkan dengan vibrating screen.
*Sumber : www.weiku.com, 2013
Gambar 2.2.13Shaking Screen
c) Trommol Screen
Novia Anita PutriH1C111028
Page 15
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber : www.ultraplantltd.com, 2013
Gambar 2.2.14Trommol Screen
Bentuk-bentuk dari alat trommol screen yaitu
cylindrical, conical, prismatic dan pyramidal. Umumnya
trommol screen ini memiliki diameter 3 - 4 feet dan
panjangnya 5 – 10 feet. Sheel digerakkan oleh pulley
dengan perantaraan central shaft. Cylindrical dan prismatic
dipasang miring sedangkan conical dan pyramidal
dipasang pada poros yang horizontal.
Novia Anita PutriH1C111028
Page 16
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber : made-in-china.com, 2013
Gambar 2.2.15Pyramidal Trommol Screen
Revolving screen sering disebut trommel. Bentuknya
dapat berupa silinder atau kerucut yang miring terhadap
horizontal. Kemiringan ayakan dimaksudkan untuk
memudahkan pengeluaran partikel kasar.
Berdasarkan prinsip kerjanya trommel dibagi atas
tiga jenis, yaitu:
(1) Trommel dengan silinder tunggal
Ayakan jenis ini terdiri dari satu silinder yang
memiliki lubang pada kedua keujungnya. Silinder
tersebut diputar pada porosnya secara horizontal.
Silinder dibuat dari anyaman kawat atau pelat-pelat
belubang.
Pada trommel silinder tunggal, material
dimasukkan ke lubang pemasukan di sebelah kiri atas
silinder. Trommel merupakan ayakan yang diameter
lubangnya makin ke kanan makin besar atau makin ke
kana ukuran mesh nya makin kecil. Material yang tidak
dapat melewati lubang ayakan yang terletak di ujung
kanan dikeluarkan melalui lubang silinder yang terletak
di ujung kanan yang disebut lubang pengeluaran.
Novia Anita PutriH1C111028
Page 17
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber: Laporan Praktikum Pengolahan Bahan Galian Antony O.H. Pandiangan, 2012
Gambar 2.2.16Trommel dengan Silinder Tunggal
(2) Trommel Bertingkat
Trommel bertingkat ini lebih dikenal dengan
Conical Trommel memiliki bentuk potongan kerucut.
Kemiringan pada ayakan jenis ini berkisar antara 0,75
inchi sampai 3 inchi setiap panjang 1 feet, hal ini
tergantung pada sifat material yang akan diayak.
Trommel jenis ini sangat cocok untuk mengayak partikel
yang kasar.
Conical trommel mempunyai ayakan yang
tersusun secara bertingkat. Di dekat ujung lubang
pemasukan adalah ayakan yang mempunyai mesh
paling besar untuk melewatkan partikel yang sangat
halus terlebih dahulu. Kemudian ayakan dengan mesh
sedang terletak di tengah untuk melewatkan partikel
yang agak kasar. Selanjutnya ayakan yang paling kanan
dekat lubang pengeluaran merupakan ayakan dengan
mesh terkecil untuk melewatkan partikel yang kasar.
Novia Anita PutriH1C111028
Page 18
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber: Laporan Praktikum Pengolahan Bahan Galian Antony O.H. Pandiangan, 2012
Gambar 2.2.17 Trommel Bertingkat
(3) Trommel Silinder Gabungan
Trommel silinder gabungan merupakan trommel
yang terdiri dari dua permukaan ayakan atau lebih yang
konsentris pada poros yang sama. Semua permukaan
ayakan berbentuk silinder. Permukaan ayakan dengan
lubang paling kasar terletak di silinder bagian dalam dan
semakin ke luar lubang ayakan makin halus. Panjang
setiap silinder juga tidak sama,makin keluar silinder makin
pendek, hal ini untuk memudahkan dalam memisahkan
material hasil ayakan. Material yang akan
diayak,dimasukkan melalui lubang pemasukan pada
silinder yang bagian dalam. Setelah mengalami
perputaran material yang paling kasar langsung keluar
dari silinder terdalam ke penampung 1, sedang material
yang lolos dari ayakan pertama menjadi umpan untuk
ayakan kedua yang lubangnya agak halus. Disini material
yang kasar keluar dari silinder kedua ke penampung IV.
Material yang agak kasar dan halus menjadi umpan
diayakan ketiga pada silinder terluar.Material halus dari
ayakan ketiga langsung melewati lubang ayakan ke
penampung IV,
Novia Anita PutriH1C111028
Page 19
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber: Laporan Praktikum Pengolahan Bahan Galian Antony O.H. Pandiangan, 2012
Gambar 2.2.18 Trommel Silinder Gabungan
*Sumber: Laporan Praktikum Pengolahan Bahan Galian Antony O.H. Pandiangan, 2012
Gambar 2.2.19Trommel Screen
d) Reciprocating Screen
Reciprocating Screen merupakan jenis gyratory
horizontal motion yang menggunakan umpan akhir dari
rectangular screen dengan batang berputar yang kurang
seimbang, perputaran sekitar 1000 putaran/menit.
Novia Anita PutriH1C111028
Page 20
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber : www.weiku.com, 2013
Gambar 2.2.20Reciprocating Screen
Screen jenis ini digunakan untuk pemisahan
hasil/produk, terutama kering, bahan ringan dalam
jangkauan 10 mm sampai 250 µm dan kadang-kadang
sampai 40 µm.
*Sumber : franzsagemueller.com, 2013
Gambar 2.2.21Proses Reciprocating Screen
e) Gyratory Screen
Gyratory Screen merupakan jenis dari imparts
gyratory motion, digunakan secara luas untuk aplikasi
penyaringan baik basah atau kering hingga 40 µm. Seperti
reciprocating screen, kaki bola mungkin saja dipasangkan
di bawah peralatan screen ini untuk mengurangi blending.
Novia Anita PutriH1C111028
Page 21
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber : www.weiku.com, 2013
Gambar 2.2.22Gyratory Screen
Ada beberapa tujuan yang ingin diperoleh dari proses
sizing, diantaranya tujuan tersebut adalah :
1) Menyiapkan umpan proses pengolahan untuk memperoleh
distribusi ukuran partikel mineral yang relatif seragam sesuai
dengan ukuran makasimal derajat liberalisasi mineral
berharganya.
2) Mencegah partikel mineral halus masuk ke mesin peremuk
sehingga kapasitas dan efisiensi proses peremukan dapat
lebih ditingkatkan.
3) Mencegah partikel mineral kasar yang belum terliberalisasi
mengalir ke proses pengolahan berikutnya, sehingga
perolehan mineral berharganya lebih dapat ditingkatkan.
4) Menghasilkan produk akhir yang berukuran relatif seragam
agar sesuai dengan spesifikasi pasar.
(Sitanggang, 2012)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan material
untuk menerobos ukuran ayakan adalah :
1) Ukuran bukaan ayakan
Semakin besar diameter lubang bukaan akan semakin
banyak material yang lolos.
2) Ukuran relatif partikel
Material yang mempunyai diameter yang sama dengan
panjangnya akan memiliki kecepatan dan kesempatan masuk
yang berbeda bila posisinya berbeda, yaitu yang satu
melintang dan lainnya membujur.
3) Pantulan dari material
Novia Anita PutriH1C111028
Page 22
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Pada waktu material jatuh ke screen maka material
akan membentur kisi-kisi screen sehingga akan terpental ke
atas dan jatuh pada posisi yang tidak teratur.
4) Kandungan air
Kandungan air yang banyak akan sangat membantu
tapi bila hanya sedikit akan menyumbat screen.
(Anonim, 2013)
Di dalam industri pengolahan mineral, proses
pengayakan umumnya dilakukan terhadap partikel mineral yang
berukuran relatif kasar (>250 mm). Sebaliknya partikel mineral
yang relatif halus (<250 mm) biasanya dipilah dengan cara
klasifikasi menggunakan berbagai jenis classifyer dan siklon.
Permukaan ayakan mempunyai sejumlah lubang-lubang
berukuran tertentu. Satuan ukuran lubang-lubang ayakan pada
setiap inchi luas permukaannya disebut mesh, dengan kata lain
jika ayakan berukuran 200 mesh, berarti setiap luas 1 inchi
persegi dari luas permukaan ayakan teradapat 200 lubang atau
satu lubang berukuran sekitar 74 mm. Ukuran lubang ayakan
dapat juga disebut sebagai batas keterpisahan ukuran material
yang diacak (Prodjosoemarto, 2001).
Analisis ayak dilakukan pada seri ayakan dengan ukuran
lubang berbanding 2 ukuran standar adalah lubang ayakan
yang dibuat dari kawat yang berdiameter 0,0021 inch, dianyam
sehingga jumlah lubang 200 buah untuk ukuran inch linear,
lubang ayakan ini sebesar 74 mikro (200 mesh), lubang-lubang
dari atas ke bawah mengecil dan digetarkan dengan alat
penggetar.
Mekanisme pengayakan tergantung pada :
1) Stratifikasi
Tujuan ayak pengayakan lebih efesiensi dipengaruhi
oleh 4 faktor yaitu :
a) Tebalnya lapisan pada ayakan
b) Laju gerakan partikel
Novia Anita PutriH1C111028
Page 23
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
c) Karakteristik stroke (pergerakan, oleh panjang strick,
arah, gerakan frekuensi)
d) Kandungan air
2) Peluang untuk dipisahkan
Rumus Goudin untuk peluang partikel lolos lubang
ayakan adalah :
Dimana :
a = tebal ayakan
b = tebal kawat ayakan
d = ukuran partikel
p = peluang untuk dipisahkan
b. Classifiying
Classifying adalah proses pengelompokkan material yang
mendasarkan pada kecepatan jatuh material dalam suatu media
(air atau udara), dipengaruhi oleh densitas, volume dan bentuk
material, sehingga hasilnya tidak seragam. Alat untuk melakukan
classifying disebut classifier.
Pada industri pengolahan mineral, proses pengayakan
umumnya dilakukan terhadap partikel mineral yang berukuran
relatif kasar (>250mm). Sebaliknya partikel mineral yang relatif
halus (<250 mm) biasanya dipilah dengan cara klasifikasi
menggunakan berbagai jenis classifayer dan cyclone (siklon).
Novia Anita PutriH1C111028
Page 24
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber : franzsagemueller.com, 2013
Gambar 2.2.23Hydro Cyclone
Permukaan ayakan mempunyai sejumlah lubang-lubang
berukuran tertentu. Satuan ukuran lubang-lubang ayakan pada
setiap inchi luas permukaannya disebut mesh, dengan kata lain
jika ayakan berukuran 200 mesh, berarti setiap luas 1 inchi2 dari
luas permukaan ayakan teradapat 200 lubang atau satu lubang
berukuran sekitar 74 mm. Ukuran lubang ayakan dapat juga
disebut sebagai batas keterpisahan ukuran material yang diacak.
Kecepatan pengendapan tergantung pada ukuran, bentuk
dan berat jenis partikel. Dalam classifying ini partikel kasar, berat
dan berbentuk bulat akan mengendap lebih cepat daripada
partikel yang ringan dan berbentuk tidak teratur. Ukuran butir
yang dapat dipisahkan 20 – 300 mesh.
Novia Anita PutriH1C111028
Page 25
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber : franzsagemueller.com, 2013
Gambar 2.2.24Spiral Classifayer
Produk dari proses klasifikasi ada 2 (dua), yaitu :
1) Produk yang berukuran kecil/halus (slimes) mengalir di bagian
atas disebut overflow.
2) Produk yang berukuran lebih besar/kasar (sand) mengendap
di bagian bawah (dasar) disebut underflow.
Proses pemisahan dalam classifier dapat terjadi dalam
tiga cara (concept), yaitu :
1) Partition concept
2) Tapping concept
3) Rein concept
Hal ini dapat berlangsung apabila sejumlah partikel
dengan bermacam-macam ukuran jatuh bebas di dalam suatu
media atau fluida (udara atau air), maka setiap partikel akan
menerima gaya berat dan gaya gesek dari media. Pada saat
kecepatan gerak partikel menjadi rendah (tenang/laminer),
ukuran partikel yang besar-besar mengendap lebih dahulu,
kemudian diikuti oleh ukuran-ukuran yang lebih kecil, sedang
yang terhalus (antara lain slimes) akan tidak sempat mengendap.
Kecepatan dalam pengendapan classifying menurut
hukum Stoke :
Keterangan :
g = 9,81 m/det
D = diameter partikel
ρa = densitas solid
Novia Anita PutriH1C111028
Vt = ( g . D2 . (ρa - ρr) ) 18ƞ
Page 26
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
ρr = densitas fluida
η = viscositas
Berdasarkan media pemisahan yang dipergunakan untuk
mengklasifikasikan material, classifying dibedakan menjadi :
1) Sorting classifier dengan menggunakan cairan kental
Pada sorting classifier, kondisi pengendapannya
adalah hindered settling, yaitu pengendapan yang mengalami
hambatan meskipun dalam media yang kental mineral
mempunyai berat jenis yang berat lebih dulu mengendap bila
dibandingkan dengan mineral yang mempunyai berat jenis
ringan.
Pemisahan dicapai atas dasar sorting, yaitu sizing
yang berdasarkan berat jenis dan bentuk. Classifier ini
biasanya digunakan untuk produkta yang relatif kasar.
Contoh-contoh yang termasuk dalam sorting classifier
adalah:
a) Evan classifier
Alat ini terdiri dari sloping launder (pencuci miring)
yang dilengkapi dengan rectangular box yang terbuka dan
terletak pada daerah pencucian. Air dimasukkan melalui
pipa yang diatur dengan sebuah klep. Partikel lebih cepat
akan dikeluarkan melalui spigot, sedangkan partikel yang
pengendapannya lambat (over low) akan dikembalikan ke
daerah pencucian.
b) Richard hindered settling classifier
Pada alat ini digunakan kolom cylindrical sorting
sebagai ganti dari rectangular boxes dari evan classifier.
Sedangkan hidraulic water dimasukkan dari bagian bawah
kolom cylinrical sorting. Classifier ini merupakan tipe yang
lebih sempurna jika dibandingkan dengan evans classifier.
c) Fahrenwald sizer
Alat ini terdiri dari tangki yang berbentuk
trapesium, dilengkapi dengan 5 buah rectangular
classifying pocket dan cylindrical pocket akan
Novia Anita PutriH1C111028
Page 27
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
menghasilkan produkta melalui spigot dimana ukuran butir
dari rectangular pocket yang pertama sampai ke cylindrical
semakin halus.
d) Hydrotator classifier
Pada alat ini hindered setting zone terdapat pada
bagian dasar dari classifier suplements, sedangkan free
settling zone terdapat pada bagian atas. Zona-zona ini
terjadi akibat adanya peningkatan aliran pada zona bawah
sedangkan pada zona atas tidak terjadi peningkatan
kecepatan aliran. Hydrotator classifier sekarang ini
dilengkapi dengan mesin pengontrol pulp density dan alat
pemisah slimce particle dari overlow dan underflow. Alat ini
digunakan untuk pencucian batubara.
2) Sizing classifier dengan menggunakan cairan encer.
Dalam sizing classifier diperlukan penambahan air
disamping air yang telah ada dalam suspense. Sizing
classifier ini menggunakan kondisi free settling yaitu
pengendapan dari material secara individu yang mengendap
secara langsung atau tanpa hambatan dari material lain.
Novia Anita PutriH1C111028
Page 28
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber : franzsagemueller.com, 2013
Gambar 2.2.25Sizing Classifayer
Sizing classifier dibagi menjadi lima macam, yaitu :
a) Settling cone
Settling cone merupakan conical sheet metal shell
dengan puncak (apex) pada bagian bawah. Umpan
dimasukkan pada bagian atas (centre) ke bagian dalam
sebuah cylindrical kecil atau cylindriconical shell, yang
berfungsi untuk mencegah lewatnya umpan ke overflow.
Debit air yang masuk lebih besar daripada debit air yang
keluar. untuk mengatur pengeluaran underflow digunakan
semacam pelampung.
*Sumber :
franzsagemueller.com, 2013
Gambar 2.2.26Settling Cone Classifier
b) Mechanical classifier
Mekanisme pemisahan pada mechanical classifier
menghasilkan empat zone :
(1) Zone A
Merupakan zone yang pertama kali terbentuk
dan lapisan ini merupakan lapisan yang tidak aktif
yang berfungsi untuk lapisan dasar dari alat.
(2) Zone B
Novia Anita PutriH1C111028
Page 29
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Merupakan zone bergerak, material-material
yang ada mengalami penggarukkan dan ukurannya
agak kasar yaitu berupa pasir yang dikeluar sebagai
underflow.
(3) Zone C
Merupakan quich sand yang berupa suspensi
antara air dan solid yang berbeda dalam keadaan
agitasi dan mempunyai gaya apung sehingga seolah-
olah merupakan suspensi yang mempunyai densitas
yang sama. Zone ini mempunyai volume yang tetap.
Apabila ada partikel baru yang masuk ke dalam zone
ini yang mempunyai ukuran dan densitas yang sama
maka partikei tersebut akan mendesak partikel yang
ada dalam zone C untuk mengendap sehingga
partikel-partikel di dalam zone ini akan tetap.
(4) Zone D
Merupakan zone yang selalu bergerak dengan
arah horisontal. Hal ini disebabkan karena adanya
aliran media dan partikel ke arah tepi overflow
discharge yang mengalirkan partikel yang halus.
c) Rake classifier
Rake classifier menggunakan satu set rake yang
bergerak dalam gerakan eksentrik menyebabkan ia
mencelupkan ke bahan menetap dan bergerak ke atas
sebuah jalan cenderung untuk jarak pendek. Para rake
kemudian ditarik, dan kembali ke titik awal, di mana siklus
diulangi; bahan diselesaikan secara perlahan bergerak naik
tanjakan menuju titik pembuangan kebesaran.
Dalam jenis duplex, satu set rake bergerak ke atas
bidang miring, sedangkan pengembalian set lain. Simplex
dan quadruple mesin juga dibuat di mana terdapat satu
atau empat rakitan. Material yang terlalu kecil tetap dalam
suspensi di kolam cairan di bagian bawah penggaruk
merakit.
Novia Anita PutriH1C111028
Page 30
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Pengklasifikasi rake dasarnya digunakan untuk
sirkuit tertutup grinding, mencuci dewatering dan desliming,
khususnya dimana pasir kering bersih adalah penting.
Waktu tinggal ekstra pulp dalam rake classifier kadang-
kadang dapat bermanfaat dalam sianidasi dari emas bijih
dimana sampai 75 persen pembubaran dapat terjadi
selama grinding.
*Sumber: Laporan Praktikum Pengolahan Bahan Galian Antony O.H. Pandiangan, 2012
Gambar 2.2.27Rake Classifier
Beberapa contoh classifier dengan jenis rake
classifire adalah :
(1) Dorr rake classifier
Alat ini terdiri dari tanki yang biasanya terbuat
dari besi, beton, kayu maupun metal lainnya dan
settling box yang berbentuk segi empat. Bagian atas
(sand discharge end) terbuka sedangkan bagian
bawah (slime overflow end) tertutup oleh tail board dan
bibir overflow. Rake yang digunakan satu, dua maupun
tiga buah.
Rake ini digerakkan oleh head motion yang
terletak pada sand discharge end. Gerakan yang
dihasilkan diteruskan pada sebuah sistem dari heavy
gear, pinion, crank dan excentric.
Novia Anita PutriH1C111028
Page 31
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber : franzsagemueller.com, 2013
Gambar 2.2.28Dorr Rake Classifier
Gerakan garuk (raking) yang diberikan oleh
head motion akan disalurkan pada bidang datar
vertikal yang berbentuk segi empat (indicator diagram)
dengan bagian sudut atas bundar. Sesaat sebelum
raking stroke dimulai, rake blade diturunkan dan akan
memberikan gerakan maju ke arah depan discharge
end classifier. Pada batas raking stroke maka blade
akan naik dan bergerak lagi ke titik semula.
(2) Dorr bowl classifier
Alat ini dilengkapi dengan settling tank yang
luas dan berbentuk silinder dengan bagian atas dan
bawah berbentuk flat cone. Dorr bowl classifier dengan
settling area yang luas digunakan untuk material
berukuran yang sangat halus daripada dorr rake
classifier. Penyekat overflow yang panjang dan settling
tank yang relatif luas akan mengurangi amplitudo dari
gelombang pulp dan akan menghasilkan ukuran
overflow yang lebih tepat. Dorr rake dan dorr bowl
classifier sangat banyak digunakan.
(3) Dorr multizone classifier
Alat ini menggunakan dua settling zone, hindered
settling atau kecepatan, zone dekat rake dan free
Novia Anita PutriH1C111028
Page 32
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
settling atau zone diam, sorting zone pada ruang yang
mengelilingi di atas hindered settling zone. Alat ini
cocok untuk material yang relatif kasar dan slope yang
diterapkan 2 – 3 inchi/feet.
d) Drag classifier
Alat ini terdiri dari sebuah bak miring yang panjang,
pada dasar bak ini butiran besar dan berat akan
diendapkan sedangkan butiran halus dan ringan akan
menjadi overflow. Jenis classifier yang termasuk alat ini
adalah Esperanza classifier.
*Sumber : libraryhack.anotherbyte.ne.com, 2013
Gambar 2.2.29Drag Classifier
e) Spiral classifier
Termasuk dalam alat ini adalah akins classifier.
Peralatan ini biasanya menggunakan bak yang miring
dari mechanical classifier dimana pulp ditempatkan dan
digerakkan dengan sebuah atau lebih spiral ribbon yang
berputar pada suatu poros (shaft). Spiral ribbon ini
bertindak sebagai rake pada dorr classifier atau
scraping flight pada esperanza classifier yang berfungsi
tidak hanya untuk memindahkan material yang
mengendap tapi juga untuk mengangkat material. Di
Novia Anita PutriH1C111028
Page 33
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
dalam akins classifier endapan solid dijungkir balikkan
oleh spiral sebelum pengeluaran akhir.
Keuntungan dari akins classifier adalah :
(1) Kapasitas tinggi
(2) Volume settling zone besar dan luas
(3) Ongkos pemakaian dan pemeliharaan rendah
(4) Efisien dan mudah penanganannya
Pada diameter spiral 10 -100 inchi dengan kecepatan
putar untuk spiral berukuran besar adalah 6 rpm dan
untuk spiral berukuran kecil yaitu 20 rpm. Spiral
classifier ini dioperasikan dengan kemiringan (slope) 3 –
4 inchi/feet.
*Sumber : http://www.mlzgw.com.jpg, 2012
Gambar 2.2.30 Spiral classifier
Novia Anita PutriH1C111028
Page 34
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
f) Hardinge Counter Current Classifier
Hardinge Counter Current Classifier pada bentuknya,
alat ini berupa tabung yang didalamnya terdapat suatu
pengaduk. Alat ini diletakkan dalam keadaan sedikit
miring agar overflow dapat mengalir keluar. Pada kedua
sisinya terdapat lubang pengeluaran yaitu untuk
overflow dan yang lainnya untuk underflow.
3) Sizing classifier menggunakan udara (Pneumatic classifier)
Sizing classifier yang menggunakan udara
dinamakan pneumatic classifier. Kebanyakan penggunaan
classifier ini adalah untuk menghilangkan debu-debu dengan
menggunakan hembusan udara yang dilengkapi dengan alat
pengumpul debu/ kotoran.
Pemisahan partikel-partikel dalam alat ini dipengaruhi
oleh:
a) Distribusi ukuran butir, bentuk butir, berat jenis,
kelembaban partikel itu.
b) Kecepatan pengaliran udara, temperatur, kelembaban,
viskositas dari udara yang dialirkan
c) Sifat permukaan, besarnya gaya yang ditimbulkan dan
alat yang digunakan.
Classifier dengan media udara ini dibedakan menjadi
dua bagian:
a) Berdasarkan gravitasi
b) Berdasarkan inersia (movement)
Prinsip pemisahan pada pneumatic di dasarkan
kepada gravity dan fnertic. Bentuk – bentuk peralatan pada
pneumatic classifier antara lain :
Novia Anita PutriH1C111028
Page 35
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
a) Gravity type
b) Inestia type
c) Centifugal raughing type
d) Gravitation roughing type
Adapun peralatan – peralatan yang sering digunakan
adalah :
a) Peralatan yang menggunakan Centrifugal Roughing
(1) Gayco Centifugal Classifier
(2) Raymond Whizzer Classifier
(3) Stirtevent Whirlwind Classifier
(4) Hardinye Loop Classifier
b) Peralatan yang menggunakan Gravitational Roughing
(1) Double Cone Classifier
(2) Hardinye Superfine Classifier
(3) Mechanical type Gravitational
(4) Inertia Classifier.
c) Micros Cope Sizing
(Sukamto, 2001).
Novia Anita PutriH1C111028
Page 36
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber : http://www.Inert Gas Large.com, 2012
Gambar 2.2.31Pneumatic Classifier
Kapasitas pada classifier dipengaruhi oleh :
1) Kemiringan alat
2) Kecepatan masuknya umpan
3) Dillution
4) Kecepatan penggarukan
Kapasitas classifier dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
C = a.A.v.y
Dimana :
C = kapasitas, ton solid/jam
A = luas penampang melintang, ft2
v = kecepatan, ft/menit
y = volume solid, %
a = konstanta, nilainya = 1,875
Efisiensi untuk classifier sulit ditentukan secara tepat,
tapi dapat dihitung dengan rumus berikut :
c(f-t)
f(c-t)
Dimana :
E = Efisiensi
Novia Anita PutriH1C111028
E = 100 x
Page 37
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
c = Presentase berat material dalam overflow yang lebih
kecil dari mesh of separation
f= Presentase berat material dalam umpan yang lebih
kecil dari mesh of separation
t = Presentase berat material dalam underflow yang lebih
kecil dari mesh of separation.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemisahan :
1) Kemiringan classifier (slope)
Untuk pemisahan yang kasar biasanya slope dibuat
antara 2,5 – 3,5 inchi per feet, sedangkan yang lebih halus
sekitar 1,5 -2,5 inchi per feet. Jika slope besar maka
memberikan kesempatan pada partikel menjadi overflow
lebih besar. Tetapi kemungkinan material yang telah digaruk
kembali jatuh (mengendap) sehingga classifier akan
menghasilkan produk yang bersih.
2) Feed Rate
Ditentukan oleh kapasitas overflow dan overflow
tergantung pada penjang dari bibir overflow yang memberi
kesempatan pada material untuk keluar sebagai overflow.
(Anonim, 2013)
Di dalam industri pengolahan mineral, proses
pengayakan umumnya dilakukan terhadap partikel mineral yang
berukuran relatif kasar (>250mm). Sebaliknya partikel mineral
yang relatif halus (<250mm) biasanya dipilah dengan cara
klasifikasi menggunakan berbagai jenis classifyer dan siklon.
Permukaan ayakan mempunyai sejumlah lubang-lubang
berukuran tertentu. Satuan ukuran lubang-lubang ayakan pada
setiap inchi luas permukaannya disebut mesh, dengan kata lain
jika ayakan berukuran 200 mesh, berarti setiap luas 1
inchipersegidari luas permukaan ayakan terdapat 200 lubang
atau satu lubang berukuran sekitar 74 mm. Ukuran lubang
ayakan dapat juga disebut sebagai batas keterpisahan ukuran
material yang diacak.
Perbedaan pengendapan partikel dalam air antara lain :
Novia Anita PutriH1C111028
Page 38
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
1) Free Setting : yaitu suatu peristiwa jatuhnya material atau
pengendapan material secara individu tanpa di pengaruhi oleh
material lain dalam fluida yang diam ataupun bergerak.
2) Hindsed Setting : yaitu pengendapan material dalam fluida
yang dipengaruhi oleh material lain.
(Sitanggang, 2012)
Permukaan ayakan terdiri atas 3 tipe yaitu :
1) Plat berlubang (Peucheel Screen) plat baja yang di beri
lubang dengan bentuk tertentu, terbuat dari karet keras dan
plat plastik.
2) Anyaman kawat dari metal yang dianyam sedemikian rupa
sehingga menghasilkan lubang dengan bentuk tertentu.
3) Batang sejajar (Baja Screen) yaitu permukaan ayakan yang di
buat dari lubang atau rel yang dibuat sejajar dengan jarak
tertentu.
Adapun faktor – faktor lain yang mempengaruhi kelolosan
partikel dari permukaan screen adalah :
7) Ukuran lubang bukaan.
8) Ukuran partikel yang dapat melewati lubang bukaan.
9) Prosentase bukaan terhadap total permukaan screen.
10) Sudut jatuh partikel terhadap permukaan screen.
11) Kecepatan pada waktu partikel melewati permukaan dari
screen.
12) Kesempatan partikel untuk menyusun lapisan – lapisan
berdasarkan ukuran dari partikel yang akan diayak.
Untuk klasifikasi fraksi tanah secara umum yang biasa
digunakan adalah sebagai berikut :
a. BouldIer (batuan besar)
Pecahan-pecahan bahan yang lebih kecil yang terlepas
dari batuan dasar, biasanya mempunyai ukuran 250 – 300 mm.
Pecahan-pecahan yang lebih kecil dari batuan besar disebut
batu bulat, berukuran minimum 50 - 75 mm, atau dengan ukuran
minimum 3 - 5 mm.
Novia Anita PutriH1C111028
Page 39
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber : tanaangga.wordpress.com, 2013
Gambar 2.2.32Boulder
b. Gravel (kerikil)
Kerikil adalah istilah umum yang digunakan untuk
menerangkan pecahan-pecahan batuan yang berukuran
maksimum 150 mm sampai > 5 mm. Mungkin berupa batu pecah
(Cruchod Stone) bila diproduksi di pabrik, berupa kerikil tepung
(Back-run Gravel) bila digali dengan deposit yang terdapat
secara alami dan mengandung bahan yang lebih halus, atau
berupa kerikil berbentuk kacang (Pea-gravel), jika kerikil tersebut
telah disaring sampai berukuran sebesar 3 – 5 mm. Kerikil
adalah bahan yang tidak berkohesi, yakni kerikil tersebut tidak
mempunyai adhesi partikel atau gaya tarik antar partikel.
*Sumber:
id.wikipedia.org, 2013
Gambar 2.2.33
Novia Anita PutriH1C111028
Page 40
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Kerikil
c. Sand (pasir)
Partikel-partikel tambang yang lebih kecil dari kerikil tetapi
lebih besar dari kira-kira 0,05-0,074 mm. Boleh jadi berbentuk
halus, sedang, atau kasar bergantung kepada ukuran dari
kebanyakan dari partikel tersebut. Pasir juga adalah material
yang tidak berkohesi, akan jika pasir tersebut dalam keadaan
lembab atau mengandung uap air akan mengandung kohesi
yang sangat nyata yang akan menghilang bila bahan mengering
atau menjadi jenuh.
*Sumber :
http://marvellchristian.blogspot.com, 2013
Gambar 2.2.34Material Pasir
Pasir adalah bahan konstruksi yang disukai, mempunyai
daya dukung istimewa jika pasir tersebut dibatasi. Medium yang
tak dibatasi sampai kepada pasir halus akan mengalir dari bawah
pondasi, trotoar, dan sebagainya dan proses ini dapat dipercepat
Novia Anita PutriH1C111028
Page 41
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
oleh air yang mengalir dan oleh aksi gelombang atau arus yang
mengikisnya. Karena air mengalir dengan mudah melalui pasir,
maka setiap konstruksi tahan air harus mengandung bahan-
bahan yang tidak berpasir seperti lumpur, lempung atau
campuran dari keduanya.
d. Silt (lanau)
Partikel-partikel tambang yang mempunyai ukuran dari
0,05 sampai maksimum 0,074 mm sampai dengan 0,002 sampai
dengan 0,006 mm. Lanau ini dinamai lanau organik jika
mengandung bahan-bahan organik yang agak banyak dan
dinamai lanau tidak organik jika tak terdapat bahan-bahan
organik. Lanau biasanya menunjukkan kohesi atau gaya tarik
antar partikel dan adhesi dan dapat juga mempunyai kohesi
nyata, yang hilang kalau dikeringkan.
*Sumber :fhm13fas.wordpress.com, 2013
Gambar 2.2.35Material Lanau
Umumnya kohesi lanau di dalam tanah adalah
disebabkan oleh partikel-partikel yang tersebar di seluruh massa.
Sering kali sebagian kecil sebanyak 5%-8% partikel lempung
Novia Anita PutriH1C111028
Page 42
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
akan memberikan karakteristik lempung yang penting kepada
lanau dapat dikrompesi.
e. Clay (lempung)
Untuk mengetahui ukuran butir atau distribusi butir
dilakukan analisa mekanis atau tes gradasi. Untuk tanah yang
berbutir halus, ukuran butir < 0,074 mm atau lolos saringan No.
200, dilakukan dengan analisa hydrometer. Sedangkan untuk
tanah yang berbutir kasar yang mempunyai ukuran > 0,074 mm
atau tertahan pada saringan No. 200 dilakukan dengan analisa
saringan atau analisa ayak/sieve analysis.
Novia Anita PutriH1C111028
Page 43
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber : dvbwuccgeoclass.blogspot.com, 2013
Gambar 2.2.36Material Lempung
(Anonim, 2013)..
Macam-macam operasi pengayakan sebagai penyeragaman ukuran
butir adalah :
a. Scalping, mengeluarkan sejumlah kecil over size material
dengan umpan yang umumnya berukuran kecil.
b. Pencucian, untuk menghilangkan material halus yang
menempel pada material kasar.
(Sitanggang, 2012)
2.2.3. Alat dan Bahana. Alat
1) Vibrating Screen, digunakan untuk mengelompokkan
material berdasarkan lubang bukaan dari screen.
Novia Anita PutriH1C111028
Page 44
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber : Laboratorium Pengolahan Bahan Galian, 2013
Gambar 2.2.17 Vibrating Screen
2) Peralatan safety, digunakan sebagai peralatan pengaman
diri pada waktu kegiatan praktikum.
*Sumber : Laboratorium Pengolahan Bahan Galian, 2013
Gambar 2.2.18 Peralatan Safety
3) Timbangan, digunakan mengukur dan menimbang berat
material.
Novia Anita PutriH1C111028
Page 45
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber : Laboratorium Pengolahan Bahan Galian, 2013
Gambar 2.2.19 Timbangan
4) Alat tulis, digunakan untuk mencatat data-data yang didapat
ketika praktikum.
*Sumber : Laboratorium Pengolahan Bahan Galian, 2013
Gambar 2.2.20 Alat Tulis
5) Penggaris, digunakan untuk mengukur dimensi material.
Novia Anita PutriH1C111028
Page 46
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber : Laboratorium Pengolahan Bahan Galian, 2013
Gambar 2.2.21Penggaris
6) Stopwatch, digunakan untuk mengukur lamanya waktu
kegiatan screening.
*Sumber : Laboratorium Pengolahan Bahan Galian, 2013
Gambar 2.2.22Stopwatch
7) Karung, digunakan sebagai tempat penampungan hasil
screening.
Novia Anita PutriH1C111028
Page 47
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber: Laboratorium Pengolahan Bahan Galian, 2013
Gambar 2.2.23Karung
b. Bahan
1) Serpentinit hasil crusher
*Sumber : Laboratorium Pengolahan Bahan Galian, 2013
Gambar 2.2.24 Serpentinit Hasil Crusher
2.2.4. Prosedur Kerja
a. Menyiapkan bahan di satu tempat
Novia Anita PutriH1C111028
Page 48
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM PENGOLAHANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
b. Menimbang berat bahan menggunkan timbangan
c. Mengukur besar lubang bukaan masing-masing
screen dengan menggunakan penggaris.
d. Menyiapkan tempat penampungan material hasil
screen berdasarkan ukuran masing-masing lubang bukaan.
e. Menyalakan vibrating screen sesuai SOP.
f. Memasukkan bahan secara perlahan-lahan, hal ini
agar kerja screen dapat maksimal.
g. Mematikan screen setelah 5 menit. Timbang dan
catat fraksi-fraksi yang terbentuk.
h. Mengambil dan meletakkan di tempat yang sudah
ditentukan berdasarkan ukuran lubang bukaannya apabila masih
ada material yang tertinggal atau tersangkut di screen maka.
i. Menghitung efisiensi dan recovery screen pada
masing-masing deck.
Novia Anita PutriH1C111028