-
STRATEGI PENYALURAN ZAKAT DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DALAM
MENINGKATKAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)
KAUM DHUAFA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
SITI SYURAIDAH
206046103884
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H / 2011 M
-
iv
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI..iv
DAFTAR LAMPIRAN.vii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian..6
D. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan....7
E. Kajian Pustaka....9
F. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep.10
G. Sistematika Penelitian...13
BAB II TUJUAN TEORITIS STRATEGI
A. Pengertian Strategi ...15
B. Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah.....22
C. Lembaga Pemodalan Zakat...................30
1. Urgensi Pengelolaan Zakat.30
2. Organisasi Lembaga Pengelolaan Zakat.35
-
v
BAB III PROFILE LAZ DOMPET DHUAFA REPUBLIKA
A. Sejarah Singkat LAZ Dompet Dhuafa Republika38
B. Visi dan Misi LAZ Dompet Dhuafa Republika...40
C. Struktur Organisasi...41
D. Program-Program LAZ Dompet Dhuafa ....42
1. Program Ekonomi Pembiayaan Mikro Syariah..43
2. Program Sosial48
3. Program Pendidikan dan Dakwah..50
BAB IV STRATEGI PENYALURAN ZAKAT PADA LAZ DOMPET
DHUAFA REPUBLIKA
A. Penghimpunan Dana Ziswaf pada DDR...58
B. Strategi Penyaluran Zakat Terhadap UMKM Dompet Dhuafa
Republika..................64
C. Kendala yang di temukan dalam penyaluran zakat terhadap
UMKM pada DDR67
D. Analisa Penulis Terhadap Strategi Penyaluran Zakat
..................67
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...69
B. Saran.....71
DAFTAR PUSTAKA..74
LAMPIRAN
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Zakat sebagai salah satu Rukun Islam yang asasi merupakan media
yang tepat
untuk menghubungkan antara yang kaya dan miskin, sekaligus
berfungsi untuk
membina ukhuwah islamiyah. Karena pada dasarnya prinsip zakat
adalah harta yang
mampu dibagikan kepada mustahik dan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dan
agama.1
Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan
pengolahan
sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan terpadu
serta dimanfaatkan
bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga
perekonomian bahu-
membahu mengelola dan menggerakan semua potensi ekonomi agar
berdaya dan
berhasil guna secara optimal.2
Ilmu ekonomi lahir bertujuan untuk membantu manusia dalam
pemenuhan
kebutuhannya. Dalam ilmu ekonomi dipelajari pemanfaatan suatu
benda secara
efektif dan efisien. Bidang keilmuan yang memperoleh pembaharuan
secara memadai
salah satunya adalah ekonomi yang kelak popular dengan nama
ekonomi Islam.
Menurut MA. Mannan Ekonomi Islam adalah pengetahuan dan
penerapan perintah-
perintah (Injunctions) dan tata cara (rules) yang diterapkan
oleh syariah yang
1 Abdullah Zaky Al-kaaf, Ekonomi Dalam Persfektif Islam,
(Bandung: Pustaka Setia, 2002) cet, 1 h. 132
2 Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank, (Jakarta, Bumu
Aksara, 2002), h. 1
-
2
mencegah ketidakadilan dalam penggalian dan penggunaan sumber
daya material
guna memenuhi kebutuhan manusia yang memungkinkan mereka
melaksanakan
kewajibannya kepada Allah dan masyarakat.3
Sedangkan menurut A.M. Al-Assal ekonomi islam adalah cara
bagaimana
mengatur kehidupan perekonomian secara islami dan mempunyai
prinsip saling
menguntungkan, sebagaimana para ahli mendefinisikan Ekonomi
Islam merupakan
sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang disimpulkan dari
al-quran dan as-
sunnah dan merupakan bangunan perekonomian yang didirikan diatas
landasan dasar-
dasar keimanan dan moral sesuai dengan kondisi lingkunan dan
masa.4
Secara terperinci, tujuan ekonomi islam dapat dijelaskan sebagai
berikut:
pertama, kesejahteraan ekonomi adalah tujuan ekonomi yang
terpenting.
Kesejahteraan ini mencangkup kesejahteraan individu, masyarakat
dan negara.
Kedua, tercukupinya kebutuhan dasar manusia, meliputi makan,
minum, pakaian,
tempat tinggal, kesehatan, pendidikan, keamanan serta sistem
negara yang menjamin
terlaksananya kecukupan kebutuhan dasar secara adil. Ketiga,
penggunaan sumber
daya secara optimal, efisien, efektif, hemat dan tidak
mubazir.5
3 M. abdul Mannan. Ekonomi Islam : Teori dan Praktek,
(Yogyakarta, PT. Dana Bakti Wakaf, 1995)
4 Ahmad Muhammad Al-Assal, Al-Nizam Al-Iqtisad fil al-islam.
Mabaadiuhu wa ahdafuhu, (System Ekonomi Islam, Prinsip dan
Tujuannya ), terj.H.Abu Ahmadi dkk.,PT. Bina Ilmu Surabaya,
1980,h.11
5 Anas Zarqa, Islamic Economics: An Approacch to Human Welfare,
dalam aidit Ghazali dan Syed Omar dalam
httpnurkholis77.staff.uii.ac.idkorupsi-dan
aibatnyaanalisis-perspektif-ekonomi-islam di akses pada 7 November
20010
-
3
Potensi potensi dasar yang dianugrahkan Allah kepada ummat Islam
belum
dikembangkan secara optimal. Padahal ummat Islam memiliki banyak
intelektual dan
ulama, disamping potensi sumber daya manusia dan ekonomi yang
melimpah. Jika
seluruh potensi itu dikembangkan secara seksama, dirangkai
dengan potensi aqidah
islamiyah (tauhid), tentu akan diperoleh hasil yang optimal.
Pada saat yang sama, jika
kemandirian, kesadaran beragama dan ukhuwah Islamiyah kaum
muslimin juga
makin meningkat maka pintu-pintu kemungkaran akibat kesulitan
ekonomi akan
makin dapat dipersempit.6 Al-Quran memberikan petunjuk dengan
jelas dalam hal
zakat, ia mendorong untuk berlomba-lomba mengerjakan amal sholeh
serta
menunaikan zakat.
Sering kali seseorang memiliki keahlian untuk melakukan produksi
namun
terkendala di modal, untukl itu diperlukan lembaga keuangan yang
bersedia
memberikan pinjaman untuk modal usaha. Pengusaha-pengusaha yang
dimiliki
perusahaan yang sudah besar sangat mudah memperoleh bantuan dana
dari bank,
namun bagi pengusaha kecil terutama bagi kaum dhuafa yang
bergerak di UMKM,
memerlukan dana untuk modal sangat sulit.
Kemampuan wirausaha sangat tingi, namun tidak diiringi dengan
cukupnya
modal dapat menghalangi seseorang berwirausahawan untuk
menjalankan usahanya.
Sangat disayangkan apabila hal tersebut sampai terjadi, karena
lapangan pekerjaan
yang seharusnya terbuka menjadi tertutup karena usaha yang tidak
berjalan lagi.
6 Dompet Dhuafa Republika, Panduan Zakat Praktis, 2010
-
4
Aspek sosial islam ini hingga 15 abad dalam pengelolaannya
sudah
mengalami perubahan. Asalnya hanya sekedar bagi-bagi habis, kini
melalui program
pemberdayan ekonomi melalui UMKM mampu memandirikan sekaligus
menjadikan
mereka tidak tergantung dengan pemberian. Ini memang tujuan dari
zakat, yaitu
membersihkan rohani dan memberdayakan umat islam.7
Secara hakiki yang paling berkepentingan untuk membayar zakat
dan atau
memberi infak/sedekah adalah si pembayar zakat atau pemberi
infak atau sedekah itu
sendiri, yaitu para muzaki, munfik, dan musadik dalam
menjalankan perintah Allah
SWT demi kebaikan di dunia dan akhirat.8
Dengan demikian mayoritas penduduk Indonesia secara ideal bisa
terlibat
dalam mekanisme pegelolaan zakat. Apabila ini terbiasa
terlaksana dalam aktifitas
sehari-hari umat Islam, maka secara hipotik zakat berpotensi
mempengaruhi aktifitas
ekonomi secara nasional, termasuk didalamnya adalah penguatan
pemberdayaan
ekonomi nasional.9
Program gerakan Zakat Untuk Bangsaku misalnya bisa dilakukan
pemerintah
untuk memicu semangat dan kesadaran masyarakat. Program itu
tentunya disertai
dengan penyuluhan ke masyarakat dan komunikasi yang efektif
lewat media massa.
Dengan gencarnya iklan di media massa tentang pentingnya arti
zakat untuk
7 Eri Sudewo. Praktisi Zakat dan Entrepreneur, Wawancara Majalah
Swadaya
8 Diakses pada 12 oktober 2010 dari
http://www.bazisdki.go.id/panduan/zakat/158-hakekat-pembayaran-zis
9 H. M. Djamal Doa. Membangun Ekonomi Ummat Melalui Pengelolaan
Zakat Harta, (Jakarta: Nuansa Madani, 2002), cet.1, h.3
-
5
membantu sesama pastinya akan menggugah para muzakki. Selain itu
fatwa Majlis
Ulama Indonesia tentang kewajiban berzakat melalui
Lembaga-lembaga Zakat dinilai
juga cukup efektif untuk bisa menyadarkan ummat.
Dalam menyalurkan dana zakat produktif bagi para kaum dhuafa
untuk
UMKM diperlukan strategi yang tepat agar DDR dapat menyalurkan
dana tersebut
pada usaha yang tepat dan mendapatkan keuntungan dari hasil
kerjasama yang
dilakukan.
Perkembangan yang terjadi menunjukan bahwa DDR memiliki strategi
dalam
melakukan aktifitasnya, dan telah menjalankan fungsinya untuk
mengembangkan
UMKM kaum dhuafa.
Maka LAZ Dompet Dhuafa Republika adalah sebuah lembaga solusi
dalam
penanggulangan kemiskinan dengan cara mengoptimalkan pengumpulan
dan
pendayagunaan zakat, infak dan shadaqah dengan cara memberikan
pembiayaan bagi
kaum dhuafa untuk pemberdayaan UMKM.
Terdorong dari pemikiran inilah, penulis mencoba untuk menyusun
sebuah
tulisan dalam bentuk skripsi dengan judul STRATEGI PENYALURAN
ZAKAT
DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DALAM MENINGKATKAN USAHA
MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) KAUM DHUAFA
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Mengingat sangat luasnya pembahasan maka penulis mengarah
persoalan
hanya pada lembaga amil zakat dompet dhuafa republika dalam
menstrategikan
-
6
penyaluran dana zakat produktif dan solutif. Dari pembahasan
diatas, penulis
mengangkat perumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penghimpunan dana pada Dompet Dhuafa Republika
dalam
menyalurkan zakat untuk meningkatkan Usaha Mikro Kecil Dan
Menengah (UMKM)?
2. Bagaimana strategi penyaluran zakat terhadap UMKM pada
Dompet
Dhuafa Republika?
3. Kendala apa saja yang ditemukan dalam penyaluran zakat
terhadap
UMKM pada Dompet Dhuafa Republika?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah :
1. Mengetahui konsep tentang pemberdayaan zakat produktif.
2. Mengetahui Strategi penyaluran zakat produktif dan solutif
terhadap
perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kaum
dhuafa.
3. Dengan mengetahui aplikasi pendapatan dan penyaluran zakat,
diharapkan
dapat dipahami dan direalisasikan melalui Lembaga Amil Zakat
agar
teralokasi dengan efisien dan efektif.
Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini adalah :
1. Manfaat teoritis : hasil ini diharapkan berguna bagi
kalangan
pelajar, mahasiswa dan akademisi lainnya.
-
7
2. Manfaat praktis : hasil penulisan ini diharapkan berguna
bagi
pelaku-pelaku ekonomi islam serta pengelola
zakat agar sesuai dengan visi dan misinya.
3. Manfaat kebijakan : hasil penulisan ini diharapkan dapat
memberikan
manfaat kepada pemerintah, khususnya BAZNAS
dalam menentukan kebijakannya dan juga
pemberdayaan masyarakat duafa.
D. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan
Penelitian merupakan upaya untuk menambah dan memperluas
pengetahuan,
yang selain untuk menghasilkan pengetahuan yang baru sama sekali
yaitu yang
sebelumnya belum dikenal, juga termasuk pengumpulan keterangan
baru yang
bersifat memperkuat teori-teori yang sudah ada atau bahkan
menyangkal teori-teori
yang sudah ada.10
Metode penelitian yang dipakai dalam penulisan skripsi ini
adalah penelitian.
Keperpustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field
research). Metode
ini disebut juga dengan Triangulation Method, yaitu upaya untuk
mengadakan
pengecekan kebenaran data melalui cara lain atau melakukan
pengumpulan data yang
sama dengan menggunakan instrument lain.11
10 Sutrisno hadi, Metodologi Research untuk Penulisan Paper,
Skripsi, Thesis, Disertasi (Yogyakarta: Andi Offiset,1997). H.
40
11 Arikunco Suharsimi,.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1998), h.214
-
8
Penelitian kepustakaan dilakukan untuk mencapai pemahaman
yang
konprehensif tentang konsep yang akan dikaji. Bahan yang
digunakan untuk kajian
pustaka adalan buku-buku, majalah, surat kabar, google dan
artikel-artikel yang
berkaitan dan relevan dengan penelitian.
Peneliti juga langsung terjun kelapangan untuk mendapatkan data
hasil
pengamatan lapangan atau infirmasi. Teknik pengumpulan data yang
penulis lakukan
menggunakan wawancara sebagai alat untuk mencarai data. Penulis
mendatangi
pihak yayasan secara langsung dan melakukan wawancara tatap
muka.
Sumber data yang didapat peneliti adalah data primer yaitu data
yang
didapat langsung dari sumbernya.12 Data primer ini diperoleh
dari LAZ Dompet
Dhuafa Republika berupa Laporan keuangan,
dokumentasi-dokumentasi seperti
laporan perkembangan program ekonomi. media yang diterbitkan LAZ
Dompet
Dhuafa Republika serta hasil wawancara dengan divisi program
ekonomi mengenai
strategi penyaluran yang digunakan LAZ Dompet Dhuafa Republika
dalam
penggunaan dana zakat yang disalurkan, sedangkan data skunder
yaitu data yang
diperoleh secara tidak langsung, berupa keterangan yang ada
hubungannya dengan
penelitian yang sifatnya melengkapi atau mendukung data
primer.13 Dalam penelitian
ini data skunder tersebut berupa data-data yang diambil dan di
dapat dari studi
dokumentasi dan studi kepustakaan.
12Ibid,. h.134 13Ibid., h. 134
-
9
Data yang dihasilkan merupakan data kualitatif yang akan
dikembangkan oleh
penulis dengan metode Deskripsi. Maksud Deskripsi yaitu untuk
menggambarkan
secara jelas peranan efektifitas zakat produktif dan solutif di
yayasan Domprt Dhuafa
Republika.
Sedangkan acuan untuk teknik penulisan digunakan buku
Pedoman
Penulisan Skripsi, Tesis dan Desertasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta 2008.
E. Kajian Pustaka
Berdasarkan telaah yang telah dilakukan terhadap beberapa
sumber
keperpustakaan, peneliti melihat bahwa masalah pokok dalam
penelitian ini
tampaknya kurang mendapatkan perhatian dari pada peneliti, untuk
tidak mengatakan
belum pernah diteliti sama sekali.
Fadhilah pada tahun 200714, sifat penelitian kualitatif tentang
efektifitas zakat
dalam meningkatkan pendapatan mustahik dan disimpulkan bahwa
penyaluran zakat
yang dimaksud adalah pola penyaluran zakat dalam bentuk
pemberdayaan (produktif)
yang disertai target terjadinya kemandirian ekonomi bagi
mustahik dan
mengupayakan adanya peningkatan pendapatan bagi mustahik.
disertai target
terjadinya kemandirian ekonomi bagi mustahik dan mengupayakan
adanya
peningkatan pendapatan bagi mustahik.
14 Faradilla, Efektifitas Penyaluran Zakat dalam Meningkatkan
Pendapatan Mustahik pada LAZNAS Bangun Sejahtera Mitra BSM Ummat.
Skripsi Jurusan Muamalah Fak. Syariah & Hukum, UIN Ciputat,
2006
-
10
Muhammad Soleh pada tahun 2006, dengan judul penelitian Peranan
BMT
dalam Memberdayakan Ekonomi Masyarakat adapun tujuan dari
penelitian ini untuk
mengetahui peranan BMT center dalam meberdayakan ekonomi
masyarakat, melalui
BMT binaanya.
Cecep Suyudi pada tahun 2008, dengan judul penelitian Strategi
Lembaga
Nirlaba dalam Upaya Pemberdayaan UMKM (Study pada Lembaga
Nirlaba Syariah
Masyarakat Mandiri parung bogor) adapun tujuan dari skripsi ini
adalah memahami
dan meneliti lebih jauh strategi yang dilembaga keuangan syariah
dalam upaya
pemberdayaan UMKM dan untuk mengetahui keunggulan strategi
yang
dikembangkan masyarakat mandiri.
F. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep
Istilah lain dari kata zakat adalah sedekah. Sedekah terbagi
menjadi dua. Ada
materi serta ada yang tak berwujud. Yang awam melihat, materi
mempunyai peran
lebih. Bagi mereka, dengana tunaikan zakat 2,5 % selesailah
tugas umat islam ke tiga.
Adahal jika dikaitkan dengan kandungan kalifah filard, ternyata
2,5 % itu tak cukup.
Tiap orang akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya. Pemimpin
bukan hanya para
pejabat atau direktur saja. Pemimpin adalah minimal dia memimpin
dirinya sendiri.
Membawa diri sebagai pemimpin, artinya dia harus bisa memberi
kebaikan dan
kenyamanan bagi lingkungannya.15
15 Dompet Dhuafa Republika, Masakini Ramadhan, Edisi Special
Ramadhan 1431 H
-
11
Sesuai penggolongannya, zakat penghasilan dihitung seperti zakat
pertanian
dan zakat harta (emas) sekaligus. Nishabnya setara dengan zakat
pertanian, yaitu
sebesar 5 ausaq atau 653 kg gabah atau setara dengan 520 kg
beras, serta dikeluarkan
pada saat menerima pendapatan dari hasil kerja. Kondisi ini
didasarkan pada urf
(tradisi) disebuah negara. Penganalogian pada zakat pertanian
dilakukan karena ada
kemiripan antara keduanya (al-syabah), karena penghasilan yang
diterima tidak
terkait antara bulan yang satu dengan yang lainnya. Dianalogikan
pada zakat emas
karena diterimanya dalam bentuk uang. Kadar zakat penghasilan
adalah 2,5% dari
pendapatan yang diterima16.
Masyarakat yang terhubung batinnya antara mereka yang
berkecukupan dan
mereka yang membutuhkan. Itulah indahnya kepedulian yang
dibingkai dalam
silaturrahim dalam Islam. Secara terminologi, infak dan sedekah
mengandung
pengertian mengeluarkan harta untuk suatu kepentingan yang
diperintahkan ajaran
Islam diluar zakat.17
Para jumhur mufasir dan ulama kontemporer juga menyepakati suatu
kondisi
sosial yang mewajibkan orang untuk peduli. Pada banyak riwayat
dikatakan bahwa
infak dan sedekah bukan mengurangi harta, bahkan sebaliknya,
menjadi banyak dan
berkah. Dalam hal lain juga disampaikan bahwa infak dan sedekat
dapat
menghindarkan orang dari bala dan kesempitan.
16 Diakses pada 12 oktober 2010 dari
http://www.dompetdhuafa.org/dd.php?x=zakat 17 Ibid.,
-
12
Dilihat dari data FOZ (Forum Zakat) Indonesia menyebutkan tahun
2006,
total zakat yang dihimpun LAZ dan BAZ (Badan Amil Zakat) seluruh
Indonesia
hanya Rp 500-an miliar. Tahun 2007S berkisar Rp 600 miliar.
Himpunan total itu, tak
mencapai 10% potensi terendah.18
Ada beberapa pilar instrumen yang bisa dilihat agar pembangunan
negeri
berjalan baik. Pertama dari sektor pajak. Dana ini bisa sebagai
instrumen fiskal.
Dihimpun setiap tahun serta dianggarkan untuk tahun berikut dan
digunakannya
untuk operasional pemerintah, menggaji pegawai pemerintah dan
militer,
membangun infrastruktur. Kedua, sektor perbankan. Sektor ini
memainkan peran
penting dalam mendongkrak usaha dan perkembangan bisnis
masyarakat. Maju
mundurnya sebuah negara, bisa dilihat dari sehat tidaknya
lembaga keuangan
khususnya perbankan. Ketiga, sektor asuransi. Kehadirannya amat
dibutuhkan
terutama untuk menjamin agar seseorang atau keluarga mendapat
jaminan hidup
layak. Keempat, sektor dana pension. Dana pensiun ternyata juga
jadi sumber yang
besar. Dana ini pun bisa dikelola dalam usaha yang
menguntungkan.
Kelima, sektor dana haji. Tabung Haji Malaysia telah buktikan.
Dana yang
dihimpun diinvestasikan dalam usaha yang menguntungkan.
Keuntungannya dipakai
membayar ongkos haji.
Keenam, sektor CSR (Corporate Social Responbilty). Indonesia
masih
mengabaikan sektor ini. Jika dana ini bisa dihimpun seperti PKBL
(Program
18 http://www.FOZ Indonesia. co. id
-
13
Kemitraan dan Bina Lingkungan) BUMN, maka manfaatnya juga besar.
Sebab
dengan penyisihan dari total laba sebesar 5%, potensinya yang
dihimpun amat besar.
Ketujuh, sektor zakat. Untuk sektor ini pemerintah Indonesia
masih setengah
hati. Jangankan zakat yang cuma 2.5% dan mesti dihimpun rupiah
demi rupiah.
Meneg BUMN sendiri menolak membeli BUMN yang sudah dijual. Jika
pemerintah
serius, dana zakat jadi sumber yang bisa didulang tiap tahun.
Penerima zakat sudah
jelas yaitu delapan asnaf. Kedelapan, sektor sedekah atau infak.
Dana ini bisa
dihimpun jika program yang ditawarkan memang bisa melipatkan
kebajikan,
terutama didorong motivasi agama.
Dan yang terakhir, kesembilan adalah sektor wakaf. Lembaga
Al-Azhar Kairo
Mesir jadi contoh betapa dana wakaf bisa membuat Al-Azhar Kairo
hidup berabad-
abad lamanya. Artinya, manfaat yang bisa diberikan kepada
penerima atau umat
bermanfaat besar. Jutaan pelajar dan mahasiswa yang mendapat
beasiswa Al-Azhar19.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulisan skripsi ini dibagi kedalam beberapa
bab yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini mencangkup : Latar Belakang masalah,
Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat
Penelitian, Metode Penelitian dan Tehnik Penulisan, Kajian
19 Ahmad Sahidin. Mengatasi Kemiskinan Tak Lain Bicara Kebijakan
Politik. (Wawancara) Sudewo, Erie. Sosial Entrepreneur.
-
14
Pustaka, Kerangka Teori dan kerangka Konsep, sistematika
Penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
Dalam bab ini mencangkup : Strategi yang digunakan Dompet
Dhuafa republika dalam menyalurkan zakat terhadap UMKM,
Lembaga Pengelola Zakat.
BAB III : PROFILE LAZ DOMPET DHUAFA REPUBLIKA
Bab ini akan menguraikan tentang : Sejarah Pendirian ,
Tujuan
dan Fungsi, Motto, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, Akte
Pendirian (Berbadan Hukum), program-program Domper Dhuafa
Republika.
BAB IV : STRATEGI PENYALURAN ZAKAT PADA LAZ
DOMPET DHUAFA REPUBLIKA
Dalam bab ini membahas tentang : Penghimpunan dana Ziswaf
pada LAZ Dompet Dhuafa Republika, Analisis strategi
penyaluran zakat terhadap UMKM pada LAZ Dompet Dhuafa
Republika, dan kendala yang dihadapi dalam menyalurkan zakat
terhadap UMKM.
BAB V : PENUTUP
Dalam Bab ini akan disebutkan kesimpulan dan saran yang di
ambil setelah dilakukan pembahasan pada bab sebelumnya.
-
15
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
STRATEGI
A. Pengertian Strategi
Istilah strategi diawali atau bersumber dari dan popular di
dunia militer. Kata
strategi berasal dari kata Yunani yaitu Strategos, yang berarti
jendral, militer dan
gabungan kata stratus (tentara) dan ago (pemimpin.)1
Menurut Websters New Dictionary, strategi adalah ilmu untuk
merencanakan
dan mengarahkan oprasi-oprasi militer berskala besar,
menggerakan pasukan ke
posisi yang paling menguntungkan sebelum pertempuran yang
sebenarnya dengan
musuh.2 Sehingga penggunaan istilah strategi lebih dominant
dalam situasi
peperangan, sebagai tugas seorang komandan dalam menghadapi
musuh, yang
bertanggung jawab mengatur cara atau taktik untuk memenangkan
peperangan.3
Kata strategi berasal dari yunani, yaitu stratogos atau
strategis yang berarti
jendral. Strategi berarti seni para jendral.4 Dalam pembahasan
kata Strategisulit
untuk dibantah bahwa penggunaannya dibawah atau bersumber dari
dan popular di
1 Fred R.David, Manajemen Strategi, Edisi Bahasa Indonesia,
(Jakarta: PT Indeks Kelompok
Gramedia, 2004), Edisi 9, h.34 2 Ibid, 3 Hadari Nawawi,
Manajemen Strategi, Organisasi Non Profit Bidang Pemerintah,
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2003),cet 2, h. 147 4
Djaslim Saladin, Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan,
(Bandung, Linda Karya,
2004), h. 1
-
16
lingkungan militer. Di lingkungan tersebut penggunannya lebih
dominan dalam
situasi peperangan sebagai tugas seorang komandan dalam
menghadapi musuh.5
Henry Mintzberg mendefinisikan strategi sebagai 5P, yaitu:
strategi sebagai
perfektif, strategi sebagai posisi, strategi sebagai
perencanaan, strategi sebagai pola
kegiatan, dan strategi sebagai penipuan (ploy) yaitu muslihat
rahasia. Sebagai
perfektif, dimana strategi dalam membentuk misi, misi
menggambarkan perspektif
kepada semua aktifitas. Sebagai posisi, dimana dicari pilihan
untuk bersaing. Sebagai
perencanaan, dalam hal strategi menentukan tujuan performasi
perusahaan. Sebagai
pola kegiatan, dimana dalam strategi dibentuk suatu pola, yaitu
umpan balik dan
penyesuaian.
Dari berbagai pengertian dan devinisi mengenai strategi, secara
umum dapat
didefinisikan bahwa strategi itu adalah suatu seni. Walaupun
diadakan suatu analisis
peralatan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi strategi,
tetapi proses perumusan
strategi tetap lebih banyak didominasi oleh pemikiran instuisi,
perasaan, persepsi dan
pendapat individu.6
Seiring dengan perkembangan zaman dan pola pikir manusia,
strategi militer
sering kali diadopsi dan diterapkan dalam lembag aprofit ataupun
non profit. Banyak
terdapat kesamaan atau kemiripan antara strategi bisnis atau non
bisnis dengan
strategi militer. Diantaranya profit atau non profit maupun
militer berusaha untuk
menggunakan kekuatan-kekuatan mereka sendiri dalam menggempur
kelemahan
lawan. Seperti yang diungkapkan Carl Von Clausewitz 1780-1831
bahwa Strategi
5 Hadari Nawawi, Manajemen Strategik, (Gjah Mada University
Press, 2003), Cet. 2, h. 147 6 Sukristono, Perencanaan Strategi
Bank, (Jakarta: PT Dhasa Warna, 1992), h. 335
-
17
terbaik selalu menjadi amat kuat, mula-mula secara umum kemudian
dengan tujuan
tertentu tidak ada hukum yang lebih jelas dan lebih sederhana
untuk strategi
menyatukan kekuatan.7
Memang sangat jelas pengertian tentang strategi di atas, namun
perlu
dispesifikasikan dan di rumuskan tentang pengertian strategi
yang mengarah ke
bidang bisnis atau non bisnis, berikut dibawah ini berupa
pengertianstrategi bisnis
atau non bisnis:
1. Strategi merupakan suatu upaya bagaimana tujuan-tujuan
perencanaan dapat
dicapai dengan mempergunakan sumber-sumber yang dimiliki oleh
suatu
lembaga atau perusahaan disamping diusahakan pula untuk
mengatasi
kesulitan-kesulitan serta tantangan-tantangan yang ada.8
2. Strategi merupakan seperangkat tujuan dan rencana tindakan
yang spesifik,
yang apabila dicapai akan memberikan suatu keunggulan
kompetititf yang
diharapkan.9
3. Strategi merupakan alat untuk mencapai perubahan dalam
kaitannya dengan
tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas
alokasi sumber
daya.10
7 Warren J. Keegan, Manajemen Pemasaran gelobal, Terjemahan
Alexander Sindoro &
Tanty Syahlena tarigan, MM., (Jakarta, PT. Indeks Kelompok
Gramedia, 2003), Edisi 6, h 1 8 Veitzhal Rivai, MBA, dkk., Credit
Management Hand Book : Teori, Konsep, Prosedur, dan
Aplikasi Panduan Praktisi Mahasiswa, Bankir&Nasabah,
(Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006) Edisi 1, h. 150
9 Blocher, dkk., Manajemen Biaya, Terjemahan Dra A. Susty
Ambarriani, M. Si., (Jakarta Salemba Empat, 2000), h.3
-
18
Strategi saja tidak cukup, dibutuhkan pengaturan atau manajemen
yang
memungkinkan perusahan atau lembaga mencapain tujuannya.
Manajemen
strategilah yang lebih tepat supaya strategi-strategi perusahaan
atau lembaga dapat
terlaksana dengan baik.
Manajemen strategi sendiri adalah perencanaan berskala besar
(disebut
perencanaan strategis) yang berorientasi pada jangkauan masa
depan yang jauh
(disebut VISI), yang diterapkan sebagai keputusan manajemen
puncak (keputusan
yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan
organisasi berinteraksi
secara efektif (disebut MISI), dalam usaha menghasilkan suatu
(perencanaan
oprasional untuk menghasilkan barang dan/atau jasa serta
pelayanan) yang
berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian
tujuan (disebut tujuan
strategi dan berbagai sasaran tujuan oprasional organisasi).11
Pengertian yang cukup
luas ini menunjukan bahwa manajemen strategi merupakan suatu
system yang
sebagai satu kesatuan memiliki berbagai komponen yang saling
berhubungan dan
saling mempengaruhi, dan bergerak secara serentak (bersama-sama)
kearah yang
sama pula, sebagaimana dijelaskan dalam bagan berikut ini:12
10 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membadah Kasus Bisnis,
(Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2006), Cet 12, h.3
11 Hadari Nawawi, Op. Cit. h 149-152 12 Ibid.,
-
19
Dari pengertian yang diuraikan dapat disimpulkan beberapa
karakteristiknya
sebagai berikut :
1. Manjemen strategi diwujudkan dalam bentuk perencanaan
berskala besar
dalam arti mencangkup seluruh komponen di lingkungan sebuah
organisasi yang dituangkan dalam bentuk rencana strategis
(RENSTRA)
yang dijabarkan menjadi perencanaan oprasional (RENOP), yang
kemudian dijabarkan pula dalam program kerja dan proyek
tahunan.
Rencana strategis berorientasi pada jangkaun masa depan,
untuk
organisasi profit kurang lebih sampai 10 tahun mendatang, sedang
untuk
organisasi non profit khususnya dibidang pemerintahan untuk
satu
generasi, kurang lebih untuk 25-30 tahun.
2. VISI MISI, pemilihan strategi yang menghasilkan strategi
induk (utama),
dan tujuan organisasi untuk jangka panjang, merupakan acuan
dalam
merumuskan rencana strategi (RENSTRA), namun dalam teknik
penempatannya sebagai keputusan manajemen puncak secara
tertulis
semua acuan tersebut terdapat di dalamnya.
3. RENRA dijabarkan menjadi rencana oprasional yang antara lain
berisi
program-program oprasional termasuk proyek, dengan sasaran
jangka
sedang masing-masing, juga sebagai keputusan manajemen
puncak.
4. Penentapan RENTRA dan RENOP harus melibatkan manajemen
puncak
karena sifatnya sangat mendasar atau prinsipil dalam
melaksanakan
-
20
seluruh misi organisasi, untuk mewujudkan, mempertahankan
dan
mengembangkan eksistensi jangka sedang termasuk jangka
panjang.
5. Pengimplementasian strategi dalam program-program termasuk
proyek-
proyek untuk mencapai sasarannya masing-masing dilakukan
melalui
fungsi-fungsi manajemen yang mencangkup pengorganisasian,
pelaksanaan (actuating), penganggaran dan control.13
Fungsi manajemen strategi adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengurangi ketidakpastian dan kekomplekan dalam
menyusun
perencanaan sebagai fungsi manajemen dan dalam proses
pekerjaan
dengan menggunakan semua sumber daya yang ada secara nyata
dimiliki
melalui proses yang terintegrasi dengan fungsi manajemen lainnya
dan
dapat dinilai hasilnya berdasarkan tujuan organisasi.
2. Sebagai paradigma baru di lingkungan organisasi non profit,
dapat
mendorong perilaku proaktif semua pihak untu ikut serta
posisi
wewenang dan tanggung jawab masing-masing.
3. Sebagai sarana dalam mengkomunikasikan gagasan, kreatifitas,
prakasa,
inovasi dan informasi baru serta cara merespon perubahan dan
perkembangan lingkungan operasional pada semua pihak sesuai
wewenang dan tanggung jawabnya.14
13 Ibid., 14 Ibid., h. 183
-
21
Di dalam proses manajemen strategi terdapat tahap-tahap
manajemen strategi
terdiri dari tiga tahap, yaitu:
a. Perumusan Strategi
Mencangkup kegiatan mengembangkan visi dan misi organisasi,
mengindentifikasi peluang dan ancaman eksternal organisasi,
menentukan kekuatan
dan kelemahan internal organisasi, menetapkan tujuan jangkan
panjang organisasi,
membuat strategi alternative untuk organisasi dan memilih
strategi tertentu untuk
digunakan. Baik buruknya keputusan-keputusan strategi tersebut
memiliki
multifungsi dan dampak yang lama untuk organisasi.
b. Pelaksanaan Strategi
Disebut tahapan tindakan dalam manajemen strategi. Melaksanakan
strategi
berarti mendorong dan memobilisasi para manajer dan karyawan
untuk melaksanakan
strategi-strategi yang dirumuskan. Pelaksanaan strategi sering
dianggap sebagai tahap
yang paling sulit, dalam manajemen strategi menuntut disiplin,
komitmen dan
pengorbanan pribadi. Ketrampilan anatar pribadi sangat penting
untuk keberhasilan
pelaksanaan strategi mempengaruhi semua strategi dan lembaga
atau organisasi.
Tantngan dalam tahap pelaksanaan strategi adalah mendorong para
manajer dan
karyawan diseluruh lembaga atau organisasi untuk bekerja dengan
rasa bangga dan
antusias guna tujuan-tujuan yang ditetapkan.
c. Evaluasi Strategi
Adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Tiga kegiatan
pokok dalam
evaluasi strategi adalah:
-
22
1. Mengkaji ulang faktor-faktor eksternal dan internal yang
menjadi perumusan
strategi yang menjadi perumusan strategi yang diterapkan
sekarang ini.
2. Mengukur kinerja.
3. Melakukan tindakan-tindakan korelatif.15
Evaluasi strategi perlu dilakukan karena keberhasilan saat ini
bukan
merupakan jaminan untuk keberhasilan di hari esok.
Proses manajemen strategi ditunjukan untuk membuat organisasi
dapat
menyesuaikan diri secara efektif terhadap perubahan dalam jangka
panjang.
Sebagaimana diterangkan oleh Waterman : di lingkungan bisnis/non
bisnis saat ini,
di bandingkan dengan era sebelumnya, satu-satunya hal yang tetap
adalah perubahan.
Organisasi-organisasi yang berhasil adalah organisasi yang
secara sefektif mengelola
perubahan dan selalu menyesuaikan birokrasi, strategi, system
produk dan budaya
mereka supaya dapat bertahan dan berkembang melalui guncangan
dan kekuatan-
kekuatan yang menghancurkan persaingan.16
B. Pengertian Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM)
Usaha Kecil dan Menengah terdiri dari empat kata yaitu usaha,
Mikro, Kecil
dan Menengah atau Tengah. Dalam literature yang tedapat di kamus
besar bahasa
Indonesia. Pengertian secra bahasa kata Usaha adalah kegiatan
dengan
mengerahkan tenaga, pikiran atau badan untuk mencapai suatu
maksud pekerjaan
15 Fred R. david, Op. Cit., h 6-7 16 Ibid.,
-
23
(perbuatan, prakarsa, ikhtiar, dan daya upaya ) untuk mencapai
sesuatu. Dan untuk
kata mikro adalah kecil, tipis, sempit atau berkaitan dengan
jumlah yang sedikit
atau ukuran yang kecil, sedangkan untuk kecil menurut kamus
besar bahasa
Indonesia adalah kurang besar (keadaannya atau sebagainya) tidak
besar. Serta untuk
kata menengah yang berasal dari kata dasar tengah, kamus besar
bahasa Indonesia
mengartikan sebagai tempat (arah, titik) diantara dua tepi
(batas). Untuk kata syariah
atau syariat, kamus besar bahasa Indonesia mengartikannya adalah
hukum agama
yang menetapkan peraturan hidup manusia, hubungan manusia dengan
Allah SWT,
hubungan manusia dengan manusia dan alam sekitar berdasarkan
al-quran dan
hadist.17
Sedangkan pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKM) di
beberapa
Negara tidak selalu sama, tergantung kepada konsep yang
digunakan oleh Negara
tersebut. Oleh karena itu pengertian usaha kecil dan menengah
teryata berbeda di satu
Negara dengan negara lainnya. Misalnya di United Kingdom adalah
suatu usaha bila
jumlah karyawannya antara 1-200 orang, di Jepang antara 1-300
orang, di USA
antara 1-500 orang.18 Untuk Indonesia sendiri, mendefinisikan
Usaha Kecil sebagai
perusahaan yang mempunyai pekerja kurang dari 20 orang atau
nilai asset Rp.
200.000.000,- (dua ratus juta rupiah). Usaha yang terlalu kecil
dengan jumlah pekerja
yang kurang dari 5 orang di katakana usaha kecil level
mikro.
17 http://www.pusatbahasa.diknas.go.id diakses pada 20 november
2010 18 Titik Sartika Partomo M.S dan Abd. Racman Soejoedono,
Ekonomi Skala Kecil Menengah
dan Koprasi, dalam Lilis Sali Satunnisa, BMT Sebagai mitra
Pengusaha Kecil dan Menengah, study kasus pada BMT Fajar Shiddiq
Jakarta, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Jakarta,
2004), h.11
-
24
Di Indonesia sendiri terdapat beberapa definisi usaha mikro
menurut SK
mentri keuangan No.40/KMK.06/2003 adalah usaha produktif milik
keluarga atau
perorangan WNI dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.
100.000.000,-
(seratus juta rupuah) pertahun serta mengajukan kredit kebank
paling banyak
50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).19 Berdasarkan UU
No.9/1995 tentang usaha
kecil, yang dimaksud usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rayat
yang berskala kecil
dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan serta
kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.
Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai
berikut:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua
Ratus Juta
Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.
1.000.000.000,- (Satu
Miliar Rupiah)
3. Milik Warga Negara Indonesia.
4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan
yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung
maupun tidak
langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar
5. Berbentuk usaha orang perorangan , badan usaha yang tidak
berbadan
hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk
koperasi20.
19 Saat Soeharto, Jurus Ampuh Mengatasi Kemiskinan, dalam Euis
Amalia Keadilan
Distributif dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM dan UKM di
Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2009), h.42
20Sri Adiningsih,Regulasi Dalam Revitalisasi Usaha Kecil dan
Menengah Di Indonesia, (Artikel : 2009)
-
25
Keriteria sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2), nilai
nominalnya
dapat diubah sesuai dengan perkembangan perekonomian, yang
diatur dengan
peraturan pemerintah.
Departemen keuangan memiliki kriteria khusus mengenai usaha
kecil yang
termuat dalam keputusan mentri keuangan RI Nomor
316/KMK.616/1994 tentang
pedoman pembinaan Usaha Kecil dan Komprasi melalui pemanfaatan
dana dari
bagian laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Keputusan tersebut
membahas apa
yang dimaksud dengan usaha kecil dan kemudian didefinisikan
sebagai perorangan
atau badan usaha yang telah melakukan kegiatan usaha dengan
omset pertahun
setinggi-tingginya Rp. 600.000.000,- (Enam ratus juta
rupiah).21
Seiring dengan berjalannya waktu pada tahun 2008 yang lalu
dengan
persetujuan bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bersama
pemerintah membuat
undang-undang baru yaitu UU No.20 Tahun 2008. Berdasarkan UU
No.20 Tahun
2008 definisi dari Usaha Mikro Kecil dan Mengah (UMKM) yaitu
usaha produktif
milik orang perorangan yang memenihi kriteria usaha mikro
sebagaimana diatur
dalam undang-undang ini yaitu:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00
(Lima puluh
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan banguna tempat usaha.
21 Euis amalia, Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam
Penguatan Peran LKM dan UKM
di Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009),
h.43
-
26
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.
300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah).
Agar lebih lengkap pemahaman kita terhadap UMKM maka ada
baiknya
melihat beberapa definisi yang ada dari berbagai pihak yang
memiliki keterlibatan
dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), definisinya
sebagai berikut :22
1. UU No.9/1995 tentang Usaha Kecil, Usaha Kecil adalah asset
yang
kurang dari 200 juta di luar tanah dan bangunan. Omset tahunan
kurang
dari Rp. 1 Miliyar. Di miliki oleh orang Indonesia. Independent,
tidak
terafiliasi dengan usaha-usaha menengah besar boleh berbadan
hukum,
boleh juga tidak.
2. Badan Pusat Statistik, Usaha Miko mempunyai pekerja lima
orang,
termasuk tenaga keluarga yang tidak di bayar. Sedangkan Usaha
Kecil
mempunyai pekerja 5-19 orang. Dan Usaha Menengah mempunyai
pekerja 10-99 orang.
3. Bank Indonesia, Usaha Mikro (SK Dir BI No. 31/24/KEP/DIR tgl
5 Mei
1998): usaha yang dijalankan oleh rakyat miskin atau mendekati
miskin.
Dimiliki keluarga, sumber daya lokal dan teknologi sederhana.
Lapangan
usaha mudah untuk exit dan Entry. Usaha Menengah (SK Dir BI
No.30/45/Dir/UK tgl 5 Januari 1997): asset 5 miliyar untuk
sektor non-
22 Indra Ismawan, Sukses di Era Ekonomi Liberal Bagi Koperasi
dan Perusahaan Kecil dan
Menengah, (Gramedia: Jakarta, 2001 ), h. 37
-
27
industri. Asset Rp. 600 Juta diluar tanah dan bangunan untuk
sector non-
industri manufacturing. Omzet tahunan Rp. 3 miliyar.
Untuk melakukan pemberdayaan yang komprehensif maka kita
perlu
memahami karakteristik dan problem UMKM, sehingga dengan
mengetahui
kondisinya maka dapat dilakukan diagnosa lebih baik untuk
menentukan solisi
terbaik yang kemudian dapat dijabarkan dalam sebuah strategi.
Adapun karakteristik
UMKM adalah sebagai berikut:23
1. Mempunyai skala yang kecil, baik modal,pengunaan tenaga kerja
maupun
orientasi pasar.
2. Banyak berlokasi di pedesaan, kota-kota kecil atau daerah
pinggiran kota
besar.
3. Status usaha milik pribadi atau keluarga.
4. Sumber tenaga kerja berasal dari lingkungan social budaya
(etnis dan
geografis) yang direkrut melalui pola pemagangan atau melalui
pihak
ketiga
5. Pola kerja seringkali parttime, atau sebagai usaha sampingan
dari
kegiatan lainnya.
6. Memiliki kemampuan terbatas dalam mengadopsi teknologi,
dan
pengelolaan usaha dan administrasinya sederhana.
23Alila Pramiyanti, Study Kelayakan Bisnis Untuk UKM,
(Yogyakarta: Media Presindo,
2008), h. 5
-
28
7. Struktur permodalan sangat terbatas dan keurangan modal kerja
serta
sangat bergantung terhadap sumber modal sendiri dan lingkungan
pribadi.
8. Strategi perusahaan sangat dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan yang
sering berubah secara cepat
Sektor-sektor UMKM, usaha-usaha kecil dan mikro terdapat pada
seluruh
sector perekonomian yaitu (DEKOPIN,2002):24
1. Sektor perkebunan, usaha perkebunan yang termasuk usaha kecil
dan mikro
disini adalah usaha perkebunan pada kebun-kebun rakyat yang
terbagi
dalam lahan sempit.
2. Sector pertanian, usaha pertanian termasuk kategori usaha
kecil karena
sebagian besar dari mereka mengusahakan lahan pertanian yang
luasnya
kurang dari satu hektar.
3. Sector industry, usaha kecil dan mikro pada sector ini
berwujud berbagai
industry kecil rumah tangga, yang menghasilkan berbagai jenis
barang
kerajinan dan keperluan rumah tangga.
4. Sector perdagangan, usaha kecil dan mikro ini berwujud usaha
perdagangan
yang dijalankan rakyat kecil di pasar-pasar tradisional, toko,
kios, dan
warung-warung disepanja jalan dan kampung-kampung.
5. Sector kehutanan, pada sector kehutanan ini usaha kecil dan
mikro berwujud
pada rupa-rupa usaha pemanfaatan hasil hutan.
24Ishak RS, IPemberdayaan Masyarakat Miskin, www.dekopin.com.,
di akses pada 2
Desember 2010
-
29
Setelah memahami karakteristik UMKM maka langkah lebih lanjut
adalah
memahami permasalah-permasalah di dalam dunia UMKM, adapun
permasalahan
tersebut antara lain :25
1. Kelemahan di bidang organisasi dan manajemen
2. Kelemahan dalam struktur permodalan dan keterbatasan untuk
memperoleh
jalur akses terhadap sumber-sumber permodalan.
3. Kelemahan dalam memperoleh peluang dan memperluas pangsa
pasar.
4. Keterbatasan dalam kelemahan pemanfaatan akses dan
penguasaan
teknologi, khususnya teknologi terapan.
5. Masih rendahnya kualitas SDM yang meliputi aspek
kompetensi,
keterampilan, etos kerja, karakter, kesadaran akan pentingnya
konsisten
mutu dan standarisasi produk dan jasa, serta wawasan
kewirausahaan.
6. Keterbatasan penyediaan bahan baku mulai dari jumlah yang
dapat dibeli,
standarisasi kualitas yang ada, maupun panjangnya rantai
distribusi bahan
baku yang berakibat pada harga bahan baku itu sendiri.
7. Sistem kemitraan yang pernah digulirkan selama ini, cenderung
mengalami
distorsi di tingkat implementasi sehingga berdampak pada
sub-ordinasinya
pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dibandingkan dengan
mitra
usahanya ( usaha besar)
25Alila Pramiyati, Studi Kelayakan Bisnis Untuk UKM, (Media
Presindi : Yogyakarta,
2008), h.10
-
30
C. Lembaga Pengelolaan Zakat
1. Urgensi Pengelolaan Zakat
Amil zakat ialah orang atau individu yang bertugas melakukan
pekerjaan yang
berkaitan dengan penghimpunan, pengelolaan, pencatatan dan
pendayagunaan dana
zakat. Mereka dipilih oleh pemerintah apabila mereka bekerja
pada Badan Amil
Zakat (BAZ) dan dipilih oleh pengurus Lembaga Amil Zakat (LAZ)
untuk dinegara
Indonesia. Amil zakat berhak untuk menghimpun dana zakat, dan
mendayagunakan
dana tersebut serta melakukan tugas-tugas lain yang berkaitan
dengan zakat seperti
mengajarkan masyarakat tentang hokum zakat, menerangkan tentang
sifat-sifat
pemilik harta yang wajib dikeluarkan zakat dan golongan-golongan
yang berhak
menerima zakat, memindahkan, menyimpan, menjaga, mengembangkan
serta
memanfaatkan harta zakat sesuai mengikut ketetapan dan
syarat-syarat yang telah
dibuat.
Badan Amil Zakat dan Lembaga Amil Zakat yang ada pada masa kini
juga
diangap memiliki hak sebagaimana ditetapkan di dalam syariat
islam. Oleh karena itu
BAZ dan LAZ wajib mengikuti syarat-syarat yang di tetapkan di
dalam mengambil
bagian amil zakat.
Di antara tugas-tugas yang diamanahkan kepada amil-amil zakat
ada yang
berbentuk pemberian kuasa, karena ia berkaitan dengan tugas asas
dan
kepemimpinan. Oleh yang demikian orang yang memegang amanah ini
di syaratkan
supaya mengikuti syarat-syarat yang telah di tetapkan oleh
ulama-ulama fiqih di
antaranya ialah: islam, pria, jujur (beramanah) dan mengetahui
hokum-hukum zakat
di dalam lapangan kerja.
-
31
Selain dari itu terdapat juga beberapa tugas lain sebagai
bantuan yang boleh
diserahkan kepada orang-orang yang tidak dapat memenuhi sebagian
dari syarat-
syarat yang telah di tetapkan sebagaimana di atas seperti
kerja-kerja yang berkaitan
dengan pengurusan computer, keuangan dan lain sebagainya.
Amil-amil zakat berhak mendapatkan tambahan dari kerja mereka
yaitu dari
golongan amil zakat yang di berikan oleh pihak pemerintah atau
pengurus LAZ yang
melantik mereka dengan kadar tidak lebih dari gaji yang telah di
tetapkan, walaupun
mereka bukan dari kalangan orang-orang fakir yang mengambil dari
jumlah dana
yang di bayar untuk semua amil zakat, persiapan pembiayaan
oprasional kantor
dengan tidak lebih dari satu perdelapan dari hasil pungutan
zakat (12,5%).
Perlu di perhatikan juga, amil zakat tidak boleh di pekerjakan
lebih dari
keperluan dan sebaik-baiknya gaji kesemua amil zakat yang
dipekerjakan atau
sebagian dari mereka adalah diambil dari dana Anggaran Belanja
dan Pendapatan
Negara (APBN) dan Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah (APBD)
sehingga
dana zakat boleh didayagunakan kepada golongan-golongan lain
yang berhak
menerima zakat. Golongan amil zakat tidak boleh menerima apa-apa
bentuk hadiah
atau hibah baik berupa dana atau uang tunai maupun dalam bentuk
barang.
Pemerintah dan pengurus LAZ menyediakan sarana oprasional
seperti
perlengkapan kantor, telepon, faks, computer, yang mana semua
dipergunakan Amil
Zakat untuk melakukan kegiatannya, baik menghimpun, mengelola
dan
mendayagunakan dana zakat.
Pihak yang sudah memilih dan sudah menetapkan seseorang sebagai
Amil
Zakat tetap harus mengawasi dan memperhatikan sebagaimana yang
telah
-
32
dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Amil Zakat hendaklah
seseorang yang
jujur (amanah) dan dia adalah orang yang bertanggung jawab untuk
menggantikan
segala kerusakan, kehilangan dana zakat yang disebabkan oleh
kecerobihan dan
kelalaian.
Amil-amil zakat sepatutnya menjaga dirinya dengan mengikuti
adab-adab
islam secara umum seperti sopan santun, lemah lembut terhadap
orang-orang yang
mengeluarkan zakat, senantiasa berdoa kepada mereka dan juga
kepada golongan-
golongan yang berhak menerima zakat, mengajar tentang
hulum-hukum zakat dan
menjelaskan kepentingannya didalam masyarakat islam untuk
mencapai perpaduan
masyarakat dan mendayagunakan zakat secepat mungkin kepada
golongan-golongan
yang berhak menerima zakat.
Di Indonesia profesi amil zakat masih belum menjadi sebuah
profesi yang di
pilih oleh masyarakat Indonesia. Padahal semua aturan untuk
menjadi seorang amil
zakat sudah jelas dan tegas digambarkan. Sebagaimana halnya
zakat harta dan profesi
yang belum tersosialisasikan dengan baik, peran dan profesi Amil
Zakat juga
demikian.
Allah telah berfirman dalam surat At-Taubah: 60 yang berbunyi
:
)/ : ( sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang
fakir, orang-
orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang di
bujuk hatinya
-
33
untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang untuk
jalan Allah
dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu
ketetapapan
yang diwajibkan Allah dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana (Qs.
At-Taubah: 60).
Dalam surat At-Taubah:60 tersebut dikemukakan bahwa salah satu
golongan
yang berhak menerima zakat (mustahik zakat) adalah orang-orang
yang bertugas
mengurus zakat (amili alaiha). Sedangkan dalam At-Taubah:103
dijelaskan bahwa
zakat itu di ambil (dijemput) dari orang-orang yang berkewajiban
untuk berzakat
(muzakky) untuk kemudian diberikan kepada mereka yang berhak
menerima
(mustahik). Imam Qutbi ketika menafsirkan ayat tersebut
(At-Taubah:60) menyatakan
bahwa amil itu adalah orang-orang yang ditugaskan (di utus oleh
imam atau
pemerintah) untuk mengambil, menuliskan, menghitung dan mencatat
zakat yang
diambilnya dari para muzakky untuk kemudian diberikan kepada
yang berhak
menerimanya.
Diambilnya zakat dari muzakki melalui amil zakat untuk kemudian
disalurkan
kepada mustahik, menunjukan kewajiban zakat itu bukanlah
semata-mata bersifat
amal kariatif (kedermawanan), tetapi juga ia suatu kewajban yang
juga bersifat
otoritatif (ijabari)26. Pengelolaan zakat lembaga pengelola
zakat, apalagi yang
memiliki kekuatan hokum formak, akan memiliki beberapa
keuntungan27 antara lain :
26Abdul Qodir. Zakat Dalam Dimensi Madhah dan Sisial, Raja
Grafindo Persada. Jakarta,
1998. h. 85 27 Ibid, h. 87
-
34
Pertama, untuk menjamin kepastian dan disiplin pembayaran
zakat.
Kedua, untuk menjaga perasaan rendah diri para mustahik zakat
apabila
berhadapan langsung untuk menerima zakat dari para muzakki.
Ketiga, untuk mencapai efisien dan efektivitas, serta sasaran
yang tepat dalam
penggunaan harta zakat menurut skala prioritas yang ada pada
suatu saat.
Keempat, untuk memperlihatkan syiar islam dalam semangat
penyelenggaraan
pemerintah islami.
Dalam Bab II pasal 5 Undang-undang tahun 1999 tentang
pengelolaan zakat
dikemukakan bahwa pengelolaan zakat bertujuan untuk : a. Untuk
meningkatkan
pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai sesuai
dengan tuntunan
agama. b. meningkatkan fungsi dan peranan piata keagamaan dalam
upaya
mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan social. c.
meningkatkan hasil
guna dan daya guna zakat.
Persyaratan lembaga pengelolaan zakat, Yusuf Al-Qardhowi dalam
bukunya,
fiqih zakat28, menyatakan bahwa seseorang yang ditunjuk sebagai
amil zakat atau
pengelola zakat, harus memiliki beberapa persyaratan sebagai
berikut: pertama,
beragama islam. Kedua, mukallaf yaitu orang dewasa yang akal
sehat akal pikirannya
yang siap menerima tanggung jawab mengurus urusan ummat. Ketiga,
memiliki sifat
amanah dan jujur. Keempat, mengerti dan memahami hokum-hukum
zakat yang
menyebabkan ia mampu melakukan sosialisasi segala sesuatu yang
berkaitan dengan
zakat kepada masyarakat. Kelima, memiliki kemampuan untuk
melaksanakan tugas
28 Yusuf Al-Qaradhawi , Fiqh Zakat, Muassasah Risalah. Beirut.
1991. Juz. II, h. 586
-
35
dengan sebaik-baiknya. Keenam, hemat penulis adalah kesungguhan
amil zakat
dalam melaksanakan tugasnya. Amil yang baik adalah amil yang
full-time dalam
melaksanakan tugasnya, tidak asal-asalan dan tidak pula
sambilan.
2. Organisasi Lembaga Pengelolaan Zakat
Sebagai organisasi nirlaba milik masyarakat Indonesia,
organisasi pengelolaan
zakat juga memiliki karakteristik seperti organisasi nirlaba
lainnya, yaitu: a. sumber
daya (baik dana maupun barang) berasal dari para donator yang
mempercayakan
kepada lembaga. b. menghasilkan berbagai pengelolaan jasa dalam
bentuk pelayanan
kepada masyarakat. c. kepemilikan organisasi pengelola zakat
tidak seperti lazimnya
pada organisasi bisnis.
Organisasi pengelola zakat mempunyai karakteristik yang
membedakannya
dengan organisasi nirlaba lainnya29, yaitu: 1. Terkait dengan
aturan-aturan dan
prinsip-prinsip syariah islam. 2. Sumber dana utama adalah
zakat, infaq, shadaqoh,
dan wakaf. 3. Memiliki Dewan Pengawas dalam struktur
organisasinya.
A. Susunan Organisasi Badan amil Zakat
1. Badan amil zakat.
2. Dewan pertimbangan
3. Komisi pengawas.
4. Badan pelaksana.
29Ibid h. 1
-
36
5. Angota pengurus Badan Amil Zakat terdiri atas unsur
masyarakat dan
unsure pemerintah.
B. Fungsi dan Tugas Pokok Pengurus Badan Amil Zakat (BAZ)
1. Dewan Pertimbangan
a. Fungsi yaitu memberikan pertimbangan, fatwa, sara dan
rekomendasi
kepada badan pelaksana dan komisi pengawas dalam pemgelolaan
badan amil zakat, meliputi aspek syariah dan aspek
manajerial.
b. Tugas pokok adalah 1. Memberikan garis-garig kebijakan
umum
Badan Amil Zakat. 2. Mengesahkan rencana kerja dari Badan
Pelaksanaan dan komisi pengawas. 3. Mengeluarkan fatwa
syariah
baik diminta maupun tidak berkaitan dengan hokum zakat wajib
diikuti oleh pengurus Badan Amil Zakat. 4. Memberikan
pertimbangan, saran dan rekomendasi kepada Badan Pelaksana
dan
komisi pengawas baik diminta maupun tidak. 5. Memberikan
persetujuan atas laporan tahunan hasil kerja Badan Pelaksana
dan
Komisi Pengawas. 6. Menunjuk akuntan public.
2. Komisi Pengawas
a. Fungsi yaitu sebagai pengawas internal lembaga atas
oprasional
kegiatan dilaksanakan badan pelaksana.
b. Tugas pokok adalah: pertama, mengawasi pelaksanaan kerja
yang
telah disahkan. Kedua, mengawasi pelaksanaan
kebijakan-kebijakan
yang telah ditetapkan Dwan Pertimbangan. Ketiga, mengawasi
-
37
oprasional kegiatan yang dilaksanakan badan pelaksana, yang
mencangkup pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan.
Keempat, melakukan pemeriksaan oprasional dan pemeriksaan
syariah.
3. Badan Pelaksana
a. Fungsinya adalah sebagai pengelola zakat.
b. Tugas pokok meliputi: 1. Membuat rencana kerja. 2.
Melaksanakan
oprasional pengelolaan zakat sesuai dengan rencana kerja yang
telah
ditetapkan . 3. Menyusun laporan tahunan. 4. Menyampaikan
laporan
pertanggung jawaban kepada pemerintah. 5. Bertindak dan
bertanggung jawab untuk dan atas Badan Amil Zakat ke dalam
maupun ke luar.
-
38
BAB III
PROFIL LEMBAGA AMIL ZAKAT
DOMPET DHUAFA REPUBLIKA
A. Sejarah Singkat Lembaga Amil Zakat Dompet dhuafa
Republika
LAZ Dompet Dhuafa Republika adalah lembaga nirlaba milik
masyarakat
indonesia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan
kaum dhuafa
dengan dana ZISWAF (Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf, serta dana
lainnya yang halal
dan legal, dari perorangan, kelompok, perusahaan/lembaga)1.
Kelahirannya berawal
dari empati kolektif komunitas jurnalis yang banyak berinteraksi
dengan masyarakat
miskin, sekaligus kerap jumpa dengan kaum kaya. Digagaslah
manajemen galang
kebersamaan dengan siapapun yang peduli kepada nasif dhuafa.
Empat orang
wartawan yaitu Parni Hadi, Haidar bagir, S. Sinansari Ecip, dan
Eri Sudewo berpadu
sebagai Dewan Pendiri lembaga independen Dompet Dhuafa
Republika.2
Sejak kelahiran Harian Umum Republika awal 1993, wartawannya
aktif
mengumpulkan zakat 2,5% dari penghasilan. Dana tersebut
disalurkan langsung
kepada dhuafa yang kerap dijumpai dalam tugas. Dengan manajemen
dana yang
dilakukan pada waktu sia-sia, tentu saja penghimpunan maupun
pendayagunaan dana
tidak dapat maksimal.
1 Company profile LAZ Dompet Dhuafa Republika, h.1 2 Wawancara
Pribadi dengan Asep Beny (General Afairs LAZ Dompet Dhuafa
Republika),
Ciputat, 2 Desember 2010
-
39
Dalam sebuah kegiatan di Gunung Kidul Yogyakarta, para
wartawan
menyaksikan aktivitas pemberdayaan kaum miskin yang didanai
mahasiswa. Dengan
menyisihkan uang saku, mahasiswa membantu masyarakat miskin.
Aktivitas sosial
yang telah dilakukan sambilan di lingkungan Republika pun
terdorong untuk
dikembangkan.
Apalagi kala itu, masyarakat luas telah terlibat menyalurkan
ZISnya melalui
DD. Sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, Dompet Dhuafa
Republika
tercatat di Departemen Sosial RI sebagai organisasi yang
berbentuk Yayasan.
Pembentukan yayasan dilakukan di hadapan Notaris H. Abu Yusuf,
SH tanggal 14
September 1994, diumumkan dalam Berita Negara RI No.
163/A.YAY.HKM/1996/PNJAKSEL.3
Berdasarkan Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan
zakat, DD merupakan institusi pengelola zakat yang dibentuk oleh
masyarakat.
Tanggal 8 Oktober 2001, Menteri Agama Republik Indonesia
mengeluarkan Surat
Keputusan Nomor 439 Tahun 2001 tentang pengukuhan Dompet Dhuafa
Republika
sebagai Lembaga Amil Zakat tingkat nasional. Lembaga amil zakat
merupakan salah
satu unit bisnis nirlaba yang didirikan dengan mempunyai Visi
dan Misi yang hendak
di capai.
3 Company Profile LAZ Dompet Dhuafa Republika, h.5
-
40
B. Visi dan Misi LAZ Dompet Dhuafa Republika
Visi dari didirikannya LAZ Dompet Dhuafa Republika adalah
Bertekad
menumbuhkembangkan jiwa dan kemandirian masyarakat yang bertumpu
pada
sumber daya lokal melalui sistem yang berkeadilan.
Sedangkan misi yang hendak dicapai oleh LAZ Dompet Dhuafa
Republika
yaitu :4
1. Membangun diri menjadi lembaga yang berfungsi sebagai
lokomotif
gerakan pemberdayaan masyarakat.
2. Menumbuhkembangkan jaringan lembaga pemberdayaan
masyarakat.
3. Menumbuhkembangkan dan mendayagunakan aset masyarakat
yang
berbasis kekuatan sendiri.
4. Mengadvokasi paradigma ekonomi berkeadilan
Selain Visi dan Misi, LAZ Dompet Dhuafa Republika juga memiliki
beberapa
tujuan dalam pendiriannya, yaitu :5
1. Meningkatnya efektivitas kinerja lembaga.
2. Meningkatnya otonomi jaringan lembaga melalui devolusi
(desentralisasi
dan pelimpahan wewenang).
3. Meluasnya pemahaman, penerimaan dan pelaksanaan ekonomi
berkeadilan.
4 Wawancara Pribadi dengan Asep Beny. 5 Company Profile LAZ
Dompet Dhuafa Republika, h. 7.
-
41
4. Meningkatnya pendayagunaan aset masyarakat melalui
pengelolaan
ziswaf dan derma.
5. Tercapainya kemandirian komunitas sasaran.
Visi Misi serta tujuan pendirian lembaga di atas, merupakan
arahan yang akan
dijalankan oleh setiap individu di dalam organisasi tersebut
sesuai dengan perannya
masing-masing.peranan-peranan itu tertuang di dalam struktur
organisasi yang
menimbulkan konsekuensi terhadap hak dan kewajiban
individu-individu di LAZ
Dompet Dhuafa Republika.
C. Struktur Organisasi
Organisasi merupakan sebuah perkumpulan yang terdiri dari
beberapa bagian.
Setiap bagian tersebut memiliki tugas dan kewajiban
masing-masing. Struktur kepala
organisasi LAZ Dompet Dhuafa Republika dapat terlihat sebagai
berikut :
Broard of Trustee (Wali Amanat) : Parni Hadi
Eri Sudewo
Haidar Bagir
S. Sinansari Encip
Houtman Z. Arifin
Board of Supervisory(Dewan Pengawas) : Kh. Didin Hafidhuddin
Rahmad Riyadi
Erry Riyana Hardjapamekas
-
42
Board of Sharia (Dewan Syariah) : Prof. Dr. Muhammad Amin
Suma
Bobby Herwibowo, LC.
Izzanudin Abdul Manaf, LC.
President Director (President Direktur) : Ismail A. Said
Executive Director (Direktur Eksekutif) : Ahmad Juwaini
Internal Audit (Internal Audit) : Tri Estriani
Comunication & Remo Director (Komunikasi & Direktur
Remo) : Yuli Pujihardi
Program Director (Program Direktur) : M. Arifin Purwakananta
Business Director (Bisnis Direktur) : Kusnandar
Finance Director (Direktur Keuangan) :6 Rini Suprihartanti
Pada dasarnya struktur organisasi LAZ Dompet Dhuafa Republika di
atas,
sama dengan struktur organisasi perusahaan-perusahaan pada
umumnya. Akan tetapi
tugas dan kewajiban yang diembannya memiliki perbedaan.
Perbedaan tersebut
sesuai dengan tujuan pedirian lembaga ini yang berkhidmat untuk
mengangkat harkat
social kemanusiaan kaum dhuafa, bukan sekedar mencari keuntungan
semata, yang
tercermin dari kegiatan usaha yang dilakukan lembaga
tersebut.
D. Program-program LAZ Dompet Dhuafa Republika
LAZ Dompet Dhuafa Republika merupakan salah satu lembaga amil
zakat
yang berusaha memberikan pelayanan secara profesionalisme yang
berkaitan dengan
6 Company Profile Dompet Dhuafa Republika
-
43
pengumpulan, penyimpanan, penjagaan, pencatatan, dan penyaluran
atau istribusi
harta zakat.
Setelah beroprasi lebih dari 11 tahun dan yayasan telah
mampu
mempekerjakan sekitar 40 staff tetap termasuk penggalang dana,
pendapatan LAZ
Dompet Dhuafa Republika terus meningkat, lokasi proyek LAZ
Dompet Dhuafa
Republika pun tidak lagi terbatas di pulau jawa saja akan tetapi
meluas keseluruh
wilayah Indonesia.7 Sehingga kegiatannya pun bergeser dari
sebatas program sosial
menjadi pengembangan sumber daya manusia dan ekonomi.
1. Program Ekonomi Pembiayaan Mikro Syariah
a. BMT Center
Kerinduan terhadap lahirnya lembaga keuangan yang berpihak
kepada kaum
lemah merupakan cita-cita awal DD. Sejak munculnya BMT (Baitul
Maal Wa
Tamwil) di Jakarta dan Semarang (BMT Insan Kamil dan Binama),
terasa perlu
adanya lembaga yang menggalang tumbuhnya lembaga keuangan serupa
dalam satu
sinergi. Tahun 1994-1995 serangkaian diklat dan pertemuan yang
berintikan
pemasyarakatan ekonomi syariah mulai disokong DD. Pada 1994 itu
DD telah
didaulat oleh puluhan lembaga BMT di segenap wilayah untuk
membangun sebuah
lembaga holding BMT guna menopang sinergi dan permodalan
itu.
Belasan tahun kemudian, DD telah berhasil mensponsori lebih
kurang
pendirian 60 LKMS (Lembaga Keuangan Mikro Syariah-termasuk BMT)
dan
7 Wawancara pribadi dengan Rovi Octaviano Vustany (Direct
Channel Unit
head LAZ Dompet Dhuafa Republika)
-
44
tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera. Sebagai kelanjutan dari
langkah ini tahun 2006
DD memfasilitasi silaturahmi 200 pengelola BMT se-Jawa dan
Sumatera sekaligus
menandai berdirinya Perhimpunan BMT Indonesia yang kemudian
dikenal dengan
nama BMT Center. Sampai tahun 2008, geliat dari koordinasi ini
terus berlangsung di
bawah jejaring DD yang kini beranggotakan lebih dari 269.543
orang dengan aset
yang dikelola mencapai Rp. 266 miliar dengan pengelolaan dana ke
tiga sebesar Rp.
233 miliar.
Bahwa sinergi BMT Center aneka program telah digulirkan dan
meliputi
advokasi, konsultasi, jasa audit syariah, training, pooling
fund, dan penempatan dana.
Aliansi ini berlanjut dengan menangani sindikasi pembiayaan,
aktivitas kliring, dan
penjaminan dana. Dalam unit bisnisnya kini juga telah
ditumbuhkan lembaga
pembiayaan ventura yang diperkenalkan sebagai BMT Ventura. Semua
lini keuangan
mikro berbasis syariah ini semakin penting guna membantu
berbagai pembiayaan
kalangan lemah yang biasanya menjadi pihak terlemah dari arus
besar ekonomi
ribawi yang masih terlalu tangguh untuk dilawan secara
sendiri-sendiri oleh pelaku
keuangan berbasis syariah.
b. Baitul Maal Desa (BMD)
Program ini bertujuan untuk memudahkan bagi masyarakat khususnya
di
pedesaan dalam rangka meningkatkan kemandirian dalam kehidupan
ekonomi.
Program Baitul Maal Desa (BMD) ini sebenarnya adalah perluasan
dari konsep BMT
(Baitul Maal wat Tamwil) yang sudah lebih dahulu berkembang.
Program BMD
menitikberatkan pada pengembangan potensi lokal setempat.
-
45
Banyak desa-desa di Indonesia yang memiliki potensi ekonomi yang
besar
seperti pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, kelautan,
industri kerajinan, dan
sebagainya. Potensi ini kadangkala tidak berkembang disebabkan
kurangnya
perhatian dan pengetahuan dari para pelakunya yang banyak
berasal dari kalangan
rakyat kecil. Dengan Program BMD ini, diharapkan, potensi bisa
lebih maju,
berkembang dan menghidupi ekonomi daerah setempat. Program BMD
telah
diujicobakan di wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dompet Dhuafa melalui BMD mendata potensi ekonomi setempat,
kemudian
memfasilitasi produksinya, hingga membantu dalam bidang
pemasaran produk
tersebut. Baitul Maa Desa (BMD) diawasi langsung oleh Direktorat
Program Dompet
Dhuafa Republika guna menjamin akuntabilitas dan ketepatan
sasaran. Dana yang
diberikan kepada masyarakat sifatnya bergulir (revolving fund).
Dana awal terus
berputar dari satu mustahik ke mustahik lain, berbeda dengan
dana pinjaman dari
institusi perbankan yang mesti dikembalikan. Dana bergulir ini
dimaksudkan untuk
merangsang minat dan kreativitas usaha masyarakat, tanpa harus
takut dengan
pengambalian. Setelah satu Mustahik berhasil, dana ini akan
berpindah ke Mustahik
lainnya dan seterusnya.
c. Pemberdayaan Peternak
Kampoeng Ternak, sesuai namanya merupakan lembaga mandiri di
bawah
DD yang semula dipantik oleh animo dan keberhasilan program
Tebar Hewan
Kurban. Dari tahun ke tahun, sambutan masyarakat akan
keberhasilan program yang
melibatkan penyediaan ribuan hewan ternak sehat itu makin tak
terbendung. Hal ini
-
46
sekaligus menginspirasi lahirnya pola pemberdayaan berbasis
peternakan yang dapat
menyejahterakan warga pedesaan.
Program Pokok dari Kampoeng Ternak utamanya adalah melakukan
pengembangan riset peternakan untuk melahirkan hewan ternak
sehat, dan yang
kedua adalah pemberdayaan peternak dhuafa. Program riset dan
pengembangan
Kampoeng Ternak meliputi pembibitan (breeding), pakan,
teknologi, manajemen, dan
veteriner. Sedangkan program pemberdayaan peternak dibangun
dengan menginisiasi
kelompok peternak di daerah binaan DD. Kelompok peternak ini
disebut mitra DD
yang akan menjadi bagian dari proses penyiapan ternak dalam lini
pengadaan ternak
saat Tebar Hewan Kurban setiap tahun.
Selama tahun 2008, Kampoeng Ternak didukung pendanaan oleh DD
sebesar
Rp. 600 juta lebih. Telah memberdayakan lebih dari 1247 KK dan
melibatkan 6.640
jiwa. Kampoeng Ternak kini melakukan aktivitas penyediaan ternak
sehat yang
mampu memproduksi hewan untuk memasok THK sekitar 1000 ekor
domba dan
sapi. Sedangkan untuk kemitraan dengan peternak dhuafa, DD
menyiapkan tim yang
mendampingi peternak di dusun-dusun mitra di seluruh pelosok
tanah air untuk
menyiapkan hewan yang akan dipotong di daerah peternak dan
sekitarnya pada saat
Tebar Hewan Kurban yang fenomenal itu.
d. Pemberdayaan Petani
Lembaga Pertanian Sehat (LPS) Dompet Dhuafa berdiri pada bulan
Juni 1999
yang semula bernama Laboratorium Pengendalian Biologi DD
Republika yang
berfungsi untuk meneliti dan mengembangkan sarana pertanian
tepat guna untuk
membantu petani kecil.
-
47
Pertama kali diproduksi oleh Laboratorium Pengendalian Biologi
DD
Republika adalah biopestisida (pengendali hama tanaman) berbahan
aktif virus
serangga NPV (nuclear polyhedrosis virus) yang ramah lingkungan.
Produk
biopestisida yang berbahan aktif virus patogen serangga hama
tersebut, merupakan
yang pertama diproduksi di Indonesia dengan nama VIR-L, VIR-X
dan VIR-H.
Kemudian hasil dari penelitian dan perakitan teknologi tepat
guna pada tahun 2000
dihasilkan pupuk organik OFER dan pestisida nabati PASTI
berbahan aktif ekstrak
akar tuba (Derris sp.).
Pada tahun 2002 Laboratorium Pengendalian Biologi berubah nama
menjadi
Usaha Pertanian Sehat (UPS), hal ini berkaitan erat dengan upaya
pengembangan
pemasaran produk-produk yang dihasilkan Laboratorium sebelumnya.
Pemisahan
laboratorium dan usaha dilakukan pada awal tahun 2003 menjadi
LPS yang berada di
Jejaring Aset Sosial (JAS) dan UPS yang berada di Jejaring Aset
Reform (JAR).
Selain produk Laboratorium, UPS juga mulai membantu pemasaran
produk pertanian
dari petani-petani yang telah menggunakan teknologi ramah
lingkungan, diantaranya
berupa Beras Sehat Bebas Pestisida.
Kemudian menginjak awal tahun 2004 Laboratorium Pertanian Sehat
dan
Usaha Pertanian Sehat disatukan kembali menjadi Lembaga
Pertanian Sehat Dompet
Dhuafa di bawah koordinasi Jejaring Aset Reform (JAR) dengan
mandat yang lebih
luas tidak hanya penelitian dan produksi sarana pertanian sehat,
tetapi juga berupaya
untuk melakukan pemberdayaan petani dhuafa melalui Program
Pemberdayaan
Pertanian Sehat (P3S). Pada tahun 2005 seiring dengan perubahan
internal lembaga
holding Dompet Dhuafa, LPS menjadi salah satu jejaring
pengembangan ekonomi
-
48
yang diharapkan dapat menjadi sebuah lembaga mandiri secara
financial dari sektor
produksi dan bisnis dengan tetap tidak kehilangan jatidirinya
sebagai jejaring dari
lembaga nirlaba Dompet Dhuafa.
e. Pemberdayaan Komunitas
Komunitas pengason adalah Program Development (Pembangunan).
Seiring
dengan peran yang lebih sentral yang dimainkan DD di kancah
program
development, ke depan DD akan menguatkan sisi development ini
dengan mendesain,
mengarahkan, dan mengimplementasikan program pembangunan yang
berorientasi
pada wilayah atau berbasis komunitas. Dengan demikian diharapkan
program DD
dapat mengakomodir kebutuhan regional/kewilayahan, berimplikasi
langsung dengan
komunitas setempat dan dapat melahirkan agen-agen perubahan di
masyarakat
setempat untuk menjamin keberlanjutan program.
2. Program Sosial
a. Rumah bersalin Cuma-Cuma (RBC)
RBC merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak,
khususnya
dalam bidang persalinan yang diperuntukan bagi kaum dhuafa
secara Cuma-Cuma.
Jenis pelayanan yang tersediya di RBC berupa pemeriksaan
kehamilan, persalinan
normal 24 jam, KB, imunisasi, senam hamil, ANC Mobile, Akses
Kesehatan,
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, serta pengobatab umum bagi iu
dan anak bebas
biaya. Meski Cuma-Cuma, RBC tetap mengedepankan layanan
professional dan
maksimal bagi setiap pasiennya.
Tidak hanya itu, anggota (member) juga mendapatkan
kesempatan
pendampingan dalam bidang agama, pendidikan, dan ekonomi sesuai
dengan potensi
-
49
yang dimilikinya. Melalui upaya ini diharapkan dapat terbentuk
keluarga-keluarga
mandiri. RBC beralamat di komplek pesantren At-Taazhimiyah jl.
Holis 448A
Bandung.8
Wujud profesionalitas, RBC merekrut tenaga medis yang
memiliki
kompetensi di bidangnya, antara lain ; 3 orang dokter umum, 8
orang bidan, dan 3
orang perawat berpengalaman. Untuk lebih meningkatkan pelayanan
dan
mendekatkan diri.
b. Lembaga Pelayanan Masyarakat (LPM)
LPM merupakan lembaga pelayanan bagi masyarakat, yang terbuka
setiap
hari kerja, pukul 09:00 sampai dengan 15:00. Layanan LPM
meliputi kesehatan,
pendididkan, sandang pangan, transportasi, hingga ekonomi.
Layanan ini
bekerjasama dengan berbagai pihak untuk menjaga amanah dan
optimalisasi dana
zakat, bantuan yang diberikan pun sesuai permasalahannya,
seperti bantuan kesehatan
berupa pengantar pemeriksaan klinik dan obat, dan tebus resep,
pemeriksaan
laboraturium. Bantuan pendididkan berupa bantuan yang dibayarkan
langsung ke
sekolah. Transportasi bantuan diberikan surat jalan pengganti
tiket. Sandang pangan
bantuan dalam bentuk pakaian, buku, beras dan tiket makan.
Ekonomi bantuan dalam
bentuk pinjaman tanpa bungan.
8Summary Dompet Dhuafa Republika 2010
-
50
3. Program pendidikan dan Dakwah
a. Bursa Anak Asuh
Bursa anak asuh adalah ajang mempertemukan calon anak asuh
dengan calon
orang tua asuh. Anak asuh yang ditawarkan dalam bursa ini adalah
anak-anak yang
berdasarkan survey lapangan yang dilakukan Tim DD, adalah
anak-anak yang wajib
dibantu agar kelangsungan pendidikannya dapat terjamin. Kondisi
orang tua/wali dari
anak-anak tersebut pada umumnya adalah kaum dhuafa dengan
pekerjaan sebagai
buruh tani, pemulung, korban bencana/kerusuhan, pengungsi Dan
;aim-lain.
Pembinaan terhadap anak asuh dilakukan secara terus menerus oleh
para
koordinator anak asuh (Kakak Asuh) yang dipilih dari kelompok
mahasiswa yang
punya kepedulian. Pembinaan bulanan akan dilakukan Tim DD saat
diadakan
pertemuan dengan semua anak asuh dalam rangka penyaluran dana
bea siswa
bulanan.
Pembinaan juga diarahkan terhadap para orang tua dari anak asuh,
baik dalam
rangka meningkatkan pendapatan maupun meningkatkan motivasi
menyekolahkan
anak. Pembinaan terhadap orang tua dari anak asuh akan
disinkronisasikan dengan
program pemberdayaan masyarakat Dompet Dhuafa Bandung, dengan
menggunakan
dana Zakat, Infak dan Sedekah
Klasifikasi Dana Berdasarkan asumsi bahwa biaya pendidikan
minimal yang
dibutuhkan setiap anak per bulan adalah uang SPP/BP3 dan biaya
transport, maka
biaya pendidikan untuk masing-masing jenjang pendidikan sebagai
berikut :
-
51
Sekolah Perbulan Pertahun
SD
SMP
SMU
Perguruan Tinggi
Rp. 30.000,-
Rp. 500.000,-
Rp. 100.000,-
Rp. 150.000,-
Rp. 360.000,-
Rp. 600.000,-
Rp. 1. 200.000,-
Rp. 1.800.000,-
Persyaratan Anak Asuh:
1. Tidak mampu, yang dibuktikan dengan keterangan miskin dan
survey Tim
DD.
2. Sungguh-sungguh dalam menjalani pendidikan.
3. Bersedia mengikuti pembinaan-pembinaan rutin
Persyaratan Orang Tua Asuh Peserta ditargetkan minimal 100 orang
dalam
setiap pelaksanaan kegiatan. Mereka terdiri dari :
1. Mampu menanggung biaya pendidikan anak asuh.
2. Bersedia menjadi orang tua asuh untuk 1 tahun dan mengirim
biaya
minimal untuk 6 bulan.
3. Bersedia mengikuti kegiatan pertemuan antara anak asuh dengan
orang tua
asuh dalam rangka pembinaan dan silaturahmi (akan
dijadwalkan
tersendiri)
b. Sekolah Unggul Bebas Biaya
Smart Ekselensia Indonesia sekolah unggul bebas biaya, Dalam
sebuah sistem
pendidikan berkualitas sudah seharusnya menggunakan paradigma
berpikir "Starting
-
52
with the end". Artinya dalam mendesain sebuah program harus
dimulai dengan
pertanyaan : Apa yang ingin anda hasilkan? Lantas apa yang kita
punya saat ini dan
kemudian bagaimana caranya dengan apa yang kita punya tersebut
meraih apa yang
kita inginkan. Dengan paradigma berpikir seperti ini kita
setidaknya akan
memperoleh 3 (tiga) keuntungan yaitu :
1. Institusi pendidikan akan berkembang secara
berkesinambungan
2. Dorongan motivasi untuk melakukan perubahan jauh lebih
kuat
3. Parameter keberhasilan program akan jauh lebih terukur
Oleh karena itu Program Pendidikan SMART Ekselensia Indonesia
yang
merupakan proyek masa depan yang idealis, perlu melakukan
reformasi/perubahan
dalam hal paradigma pendidikan. Sehingga kita mempunyai
kesadaran yang sama,
bahwa untuk mencetak kualitas lulusan yang unggul diperlukan
calon siswa yang
relevan dan potensial. Dan untuk menjaring para calon siswa yang
potensial
diperlukan sebuah program seleksi yang benar-benar ketat dan
sesuai sasaran.
Smart Ekselensia Indonesia adalah sekolah tingkat menengah
berasrama dan
bebas biaya yang berada di bawah naungan Lembaga Pengembangan
Insani (LPI)
Dompet Dhuafa. Didirikan pada tahun 2004, sekolah ini telah
memiliki siswa didik
berjumlah 137 untuk 4 angkatan.
Sekolah yang diperuntukkan bagi anak-anak dari kalangan dhuafa
yang
berprestasi dari seluruh Indonesia ini digagas untuk
meningkatkan harkat dan derajat
kaum dhuafa melalui program pendidikan dan pembinaan yang
komprehensif dan
berkesinambungan. Diharapkan, setelah melalui proses pendidikan
dan pembinaan di
-
53
SMART EI, setiap siswa memiliki bekal berkarya untuk bangsa,
negara dan
agamanya. Proses seleksi hingga kedatangan calon siswa, serta
pendidikan selama
berada di kampus SMART EI, tidak dipungut biaya apapun.
Persyaratan Umum yang harus dipenuhi antara lain:
1. Berasal dari keluarga dhuafa (sesuai kriteria Dompet Dhuafa
)
2. Laki-laki
3. Lulus/Tamat SD atau sederajat
4. Bersedia untuk mengikuti program belajar 5 tahun atau hingga
selesai
5. Memeroleh izin dari orang tua/wali
6. Memiliki prestasi akademik, dengan kriteria
7. Mendapat Rangking 1-5 di Kelas IVVI
8. Rata-rata Nilai Rapor minimal 7,0 dan Rapor tidak ada nilai
5
9. Memiliki prestasi kegiatan pendukung, seperti olah raga,
kesenian,
organisasi, atau keterampilan Bersedia mengikuti seluruh tahapan
seleksi
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
10. Berbadan sehat dan tidak memiliki penyakit menular
11. Bersedia mengikuti seluruh tahapan seleksi sesuai dengan
ketentuan yang
berlaku (sistem gugur).
Persyaratan Khusus yang harus dipenuhi antara lian :
1. Mengisi formulir pendaftaran calon peserta seleksi
(disediakan panitia)
2. Fotokopi rapor kelas IV VI yang telah dilegalisir oleh
sekolah asal.
3. Fotokopi ijasah/STTB/ STK (bila belum memeroleh dapat
disusulkan)
-
54
4. Fotokopi piagam penghargaan/ sertifikat (bila ada)
5. Surat keterangan tidak mampu dari Dewan Kesejahteraan Masjid
(DKM).
6. Surat Keterangan Gaji/Penghasilan orang tua/wali dan/atau
anggota
keluarga yang menopang/ikut membantu pendapatan keluarga dari
RT
atau RW atau Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM) setempat.
(Disediakan
panitia)
7. Surat pernyataan/izin mengikuti pendidikan di SMART EI dari
orang tua
(disediakan panitia)
8. Fotokopi rekening listrik 2 bulan terakhir (bila ada)
9. Fotokopi KTP/Surat Keterangan Domisili Tetap dari RT atau
RW.
10. Fotokopi Kartu Keluarga/KK.
11. Pas Foto Calon Peserta ukuran 4 X 6 sebanyak 4 lembar.
c. Bea Study Sarjana
Beastudi Etos adalah beastudi yang diperuntukkan bagi mahasiswa
berpotensi
namun memiliki keterbatasan ekonomi di sebelas perguruan tinggi
negeri (PTN) di
Indonesia. Bentuk beastudi yang diberikan adalah biaya masuk
perguruan tinggi, SPP
semester I dan II, akomodasi asrama selama tiga tahun, uang saku
sebesar Rp
400.000,00 Rp 450.000,00 per bulan selama tiga tahun, dan
pelatihan
pengembangan diri (self development training)
Latar Belakang yang menjadi pertimbangan khusus LAZ Dompet
Dhuafa
Republika dalam menyalurkan Bea Study Sarjana adalah Potensi
kaum dhuafa yang
kurang tersalurkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi, Biaya
-
55
kuliah semakin tidak terjangkau, dan Perlu upaya sistematis
untuk membangun
mental dan karakter mahasiswa dari kalangan tidak mampu. Adapun
Visi Program
Bea Study Sarjana, Memutuskan rantai kemiskinan dan Membentuk
generasi mandiri
secara ekonomi dan sikap.
Ketentuan pemberian Beastudi Etos yaitu Biaya masuk perguruan
tinggi, SPP
semester I dan II, Uang saku sebesar Rp. 350.000,00 Rp
400.000,00/bulan
(tergantung wilayah) selama tiga tahun, Akomodasi asrama selama
tiga tahun, dan
Pelatihan pengembangan diri (Self Development Training). Empat
domain
pembinaan adalah Akademik, Agama, Pengembangan Diri, Sosial,
dan
Pengembangan Kapasitas Guru.
d. Makmal Pendidikan
Makmal Pendidikan adalah sebuah laboratorium pendidikan yang
berusaha
menjawab kebutuhan peningkatan kualitas guru dan sekolah melalui
program-
programnya yakni pelatihan guru, pendampingan, dan sahabat guru
indonesia.
Pelatihan guru bertujuan untuk meningkatkan kualitas guru akan
berdampak pada
pengelolaan pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas hasil
belajar siswa.
Peningkatan kualitas hasil belajar yang dimaksud adalah daya
kreatifitas,
penalaran, kearifan sosial dan peningkatan nilai akademik. Untuk
mempertahankan
kualitas sebagaimana dipaparkan di atas, maka diperlukan sebuah
mekanisme yang
mampu membuat guru senantiasa mengaplikasikan segenap
kemampuannya secara
optimal. Untuk itulah Makmal Pendidikan juga memberikan
pendampingan bagi para
guru. Program pendampingan ini dilakukan melalui kegiatan
workshop untuk
-
56
mengasah terus berbagai jenis ketrampilan guru, lesson study
untuk menciptakan
learning community di kalangan guru sehingga memunculkan
keterampilan leaning
how to learn.
Salah satu faktor pendukung kesuksesan hasil belajar adalah
sarana dan
prasarana yang memadai. Salah satu sarana yang paling penting
adalah gedung
sekolah itu sendiri. Lebih khusus lagi adalah ruang belajar atau
ruang kelas.
Berdasarkan data Balitbang Depdiknas, 2003,dari 937.500 SD/MI di
Indonesia
24,96% dinyatakan rusak berat, sementara dari 206.000 SMP/MTs,
7,42% juga dalam
kondisi yang parah. Namun cerita miris tentang pendidikan
Indonesia tidak hanya
sampai di situ, karena kondisi di atas juga diperparah dengan
kualitas mengajar guru
yang masih di bawah standar. Berdasarkan laporan Pusat Data dan
Informasi
Pendidikan Balitbang Diknas, 2004. Prosentase guru SD/MI yang
tidak layak
mengajar mencapai 49,3%, sementara untuk tingkat SMP/MTs
mencapai 35,9%. Di
sisi lain masih banyak fenomena gedung sekolah yang baik namun
belum ditunjang
dengan kualitas guru yang baik pula. Berdasarkan permasalahan di
atas nampaknya
sangat perlu partisipasi seluruh lapisan masyarakat untuk
membantu meningkatkan
kualitas pendidikan baik sarana/prasarana dan yang utama adalah
kualitas
pengajarannya. Untuk itulah Makmal Pendidikan Lembaga
Pengembangan Insani
(LPI) hingga kini telah aktif membantu masyarakat untuk
mendapatkan pendidikan
berkualitas melalui berbagai program, di antaranya,
menyelenggarakan training dan
workshop bagi para guru serta program pendampingan bagi sekolah
yang memiliki
potensi untuk dikembangkan. Visi dari program ini adalah
Memperbesar alternatif
sekolah yang bermutu bagi seluruh lapisan masyarakat. Sedangkan
Misi yang ingin
-
57
dicapai yaitu Melakukan penelitian berkelanjutan bagi
peningkatan mutu pendidikan
dan pengajaran, Meningkatkan kualitas dan Memberdayakan tenaga
kependidikan
melalui training, Meningkatkan manajemen sekolah melalui
workshop dan pelatihan,
Melakukan pendampingan bagi sekolah-sekolah yang memiliki
potensi berkembang
dan dijadikan model, Meningkatkan partisipasi dan kontribusi
masyarakat untuk
mendukung program peningkatan kualitas pendidikan.
-
58
BAB IV
STRATEGI PENYALURAN ZAKAT
PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA
A. Penghimpunan Dana Ziswaf Pada Dompet Dhuafa Republika
Dalam rangka mengembangkan kapasitas dan sertifikasi profesi
perhimpunan
dana (fundraiser) di kalangan mahasiswa dan Indonesia
Magnificence of Zakat (IMZ)
Dompet Dhuafa Republika sebagai Lembaga yang focus dalam
pengembangan
Sumber Daya Manusia (SDM). bekerja sama dengan DKM Al Huriyah
IPB dan BEM
Fateta mengelar training Register Fundraising Program (RFP).
Dari data yang di sampaikan Manager Fundraising Dompet Dhuafa,
kaitanya
dalam rangka meningkatkan kompetensi dan keahlian dalam
mengembangkan
filatropi di dunia. Terdapat potensi zakat di Indonesia yang
telah mencapai Rp19,9
triliun (berdasarkan penelitian Pusat Bahasa dan Budaya
Universitas Islam Negeri
Jakarta). Namun pada realitanya penghimpunan nasional tercatat
masih kurang dari
Rp 1 trilyun1. Hal ini menurut Urip potensi sumber dana cukup
besar walau pada
kenyataanya relaitas kemiskinan masih harus terus dicari jalan
keluarnya2.