A. Sistem Reproduksi Aves BetinaAnatomi alat reproduksi ayam
betina terdiri atas dua bagian utama, yakni ovarium dan oviduk.
Ovarium adalah tempat sisntesis hormon steroid seksual,
gametogenesis dan perkembangan serta pemasakan kuning telur
(folikel). Oviduk adalah tempat menerima kuning telur masak,
sekresi putih telur dan pembentukan kerabang kuning telur (Yuwanta,
2004).Organ reproduksi ayam betina terdiri atas indung telur
(ovarium) dansaluran telur (oviduk). Ovarium ayam terletak pada
rongga badan sebelah kiri. Pada saat perkembangan embrionik ovarium
dan oviduk sebelah kiri mengalami perkembangan sempurna sedangkan
ovarium dan oviduk sebelah kanan mengalami degenerasi menjadi
rudimen (Hartanto, 2010).Pada hewan betina terdapat sepasang ovary,
hanya yang dextrum mengalami atrophis (mengecil dan tidak bekerja
lagi). Dari ovary menjulur oviduct panjang berkelok-kelok,
berlubang pada bagian cranial dengan suatu bentuk corong. Lubang
oviduct itu disebut ostium abdominalis (Jasin,
1984).1.OvariumOvarium pada unggas dinamakan folikel. Bentuk
ovarium seperti buah anggur dan terletak pada rongga perut
berdekatan dengan ginjal kiri dan bergantung pada ligamentum
meso-ovarium. Besar ovarium pada saat ayam menetas 0.3 g kemudian
mencapai panjang 1.5 cm pada ayam betina umur 12 minggu dan
mempunyai berat 60 g pada tiga minggu sebelum dewasa kelamin
(Yuwanta, 2004).Ovarium ayam betina biasanya terdiri dari 5-6
folikel yang sedang berkembang, berwarna kuning besar (yolk) dan
sejumlah besar folikel putih kecil yang menunjukkan sebagai kuning
telur yang belum dewasa(Suprijatna, 2005).Ayam yang belum dewasa
memiliki ovarium dan oviduk kecil yang belumberkembang sempurna.
Pertumbuahan kelenjar telur dirangsang oleh FollicleStimulating
Hormon (FSH) yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari
anterior.Hormon ini menyebabkan ovarium berkembang dan folikel
mengalamipertumbuhan.Produksi FSH secara normal dirangsang
olehpeningkatan periode pencahayaan. Secara alami, peningkatan FSH
disebabkanoleh pertambahan periode siang hari pada musim
semi(Hartanto, 2010).Ovarium ayam dewasa menskresikan hormon
estrogen dan progesteron. Hormon estrogen menyebabkan terjadinya
1)perkembangan oviduk; 2) peningkatan kadar kalsium darah, protein,
lemak,vitamin dan bahan-bahan lain yang diperlukan dalam proses
pembentukan telur;3) merangsang peregangan tulang pulbis untuk
mempersiapkan ayam betinadalam proses bertelur(Suprijatna,
2005).Hormon progesteron berfungsi sebagaireleasing factordi
hipotalamusyang menyebabkan pembesaran Luteinizing hormon (LH) dari
pituitari anterior.LH berfungsi merangsang sel-sel granulosa dan
sel-sel techa pada folikel yangmasak untuk memproduksi estrogen.
Kadar estrogen yang tinggi menyebabkan produksi LH semakin tinggi.
Tingginya kadar LH menyebabkan terjadinya proses ovulasi pada
folikel yang masak.Ovarium pada ayam dibagi dalam dua bagian,
yaitucortexpada bagianluar danmedullapada bagian
dalam.Cortexmengandung folikel yang sedang tumbuh. Jumlah sel telur
dapat mencapai 12.000 buah. Ovarium ayam biasanya terdiri dari 5-6
folikel yang sedang tumbuh, berwarna kuning(yolk) dan sejumlah
besar folikel putih kecil yang menunjukkan sebagai folikelyolkyang
belum masak (Partodihardjo, 1992).2.OvidukOviduk merupakan saluran
tempat disekresikan albumen, membrankerabang dan pembentukan
kerabang. Oviduk memiliki sistem penyediaan darahyang baik dan
memiliki dinding-dinding otot yang hampir selalu bergerak
selamaproses pembentukan telur. Oviduk pada ayam yang belum dewasa
berukuran kecildan meningkat saat memasuki periode produktif.
Ukuran oviduk mengalamiperubahan sejalan dengan aktivitas
reproduksi(Suprijatna, 2005).Oviduk pada ayam identik dengan rahim
atau uterus pada mamalia. Rahimpada mamalia merupakan tempat
perkembangan embrio sedangkan oviduk padaayam merupakan tempat
pembentukan telur. Oviduk juga berfungsi tempatpenyimpanan sperma
sementara(Hartanto, 2010).Dinding oviduct selanjutnya tersusun
aatas musculus dan epithelium yang bersifat glandulair, yang member
sekresi yang kelak membungkus telur, yakni albumen sebagai putih
telur, membrane tipis di sebelah luar albumen dan cangkok yang
berbahan zat kapur yang dibuat oleh kelenjar disebelah caudal.
Uterus yang sebenarnya belum ada (Jasin, 1984).Ukuran oviduk
bervariasi tergantung pada tingkat daur reproduksi setiapspesies
unggas. Perubahan ukuran dipengaruhi oleh tingkat hormon
gonadotropinyang disekresikan oleh pituitari anterior serta
produksi hormon estrogen dariovarium.Oviduk pada ayam dibagi dalam
5 bagian yaituinfundibulum, magnum, isthmus, uterus dan
vagina(Hartanto, 2010).1.Infundibulumatau PapilonInfundibulum
terdiri atas corong atau fibria dengan panjang 9 cm yangberfungsi
menerima folikelyolkyang telah diovulasikan. Bagian
kalasiferousmerupakan tempat terbentuknya kalaza. Dalam keadaan
normal infundibulumtidak aktif, dan aktif ketika
folikelyolkdiovulasikan(Suprijatna, 2005).Panjang infundibulum
adalah 9 cm dan fungsi utama infundibulum hanya menangkap ovum yang
masak. Bagian ini sangat tipis dan mensekresikan sumber protein
yang mengelilingi membrane vitelina. Kuning telur berada pada
bagian ini berkisar 15-30 menit. Perbatasan antara infundibulum dan
magnum dinamakan sarang spermatozoa yang merupakanterminal akhir
dari lalu lintas spermatozoa sebelum terjadi pembuahan (Yuwanta,
2004).2.MagnumMagnum merupakan bagian yang terpanjang dari oviduk
(33 cm). magnum tersusun dari galndula tubuler yang sangat
sensible. Sintesis dan sekresi putih telur terjadi di sini. Mukosa
dari magnum tersusun dari sel gobelet. Sel gobelet mensekresikan
putih telur kental dan cair. Kuning telur berada di magnum untuk
dibungkus dengan putih telur selama 3.5 jam( Yuwanta,
2004).3.IsthmusIsthmus mensekresikan membran atau selaput telur.
Panjang saluran isthmus adalah 10 cm dan telur berada di sini
sekitar 1 jam 15 menit sampai 1,5 jam. Isthmus bagian depan yang
berdekatan dengan magnum berwarna putih, sedangkan 4 cm terakhir
dari isthmus mengandung banyak pembuluh darah sehingga memberikan
warna merah (Yuwanta, 2004).Isthmus merupakan bagian oviduk dengan
panjang 10 cm yang tersusunatas kelenjar dengan jumlah sedikit.
Isthmus berfungsi mensekresikan selaputtelur atau membran
kerabang(Hartanto, 2010).4.UterusUterus disebut juga glandula
kerabang telur, panjangnya 10 cm. pada bagian ini terjadi dua
fenomena, yaitu hidratasi putih telur atau plumping, kemudian
terbentuk kerabang telur.Warna kerabang telur yang terdiri atas sel
phorphirin akan terbentuk di bagian ini pada akhir meineralisasi
kerabang telur. Lama mineralisasi antara 20-21 jam (Yuwanta,
2004).5.VaginaPanjang vagina pada ayam 7 cm. Vagina merupakan
bagian akhir darisaluran oviduk yang bermuara pada kloaka. Vagina
merupakan tempat telurditahan untuk sementara dan dikeluarkan
apabila sudah sempurna. Perjalanan folikelyolkpada
saluranreproduksi dalam prosespembentukan telur disajikan pada
tabelberikut (Suprijatna, 2005):
Tabel 2.1Perkiraan panjang bagian oviduk dan waktu pembentukan
telur(Suprijatna, 2005)
BagianovidukPerkiraan panjang (cm)Perjalananyolk(jam)
Infundibulum 11,00,25
Magnum 33,63,0
Isthmus 10,61,25
Uterus 10,120,75
Vagina 6,9-
Pada vagina hampir tidak terdapat sekresi di dalam pembentukan
telur, kecuali pembentukan kutikula. Telur melewati vagina dengan
capat, yaitu sekitar tiga menit, kemudian dikeluarkan (oviposition)
dan 30 menit setelah peneluran akan kembali terjadi ovulasi
(Yuwanta, 2004).6.KloakaKloaka merupakan bagian ujung luar dari
oviduk tempat dikeluarkannya telur. Total wajtu yang diperlukan
dalam pembentukan sebutir telur adalah 25-26 jam. Inilah mengapa
seekor ayam tidak mampu bertelur lebih dari sebutir per harinya. Di
samping itu, saluran reproduksi ayam betina bersifat tunggal.
Artinya, hanya oviduk bagian kiri yang mampu berkembang. Padahal,
ketika ada benda asing seperti yolk dan gumpalan darah, ovulasi
tidak dapat terjadi. Proses pengeluaran telur ini diatur oleh
hormone oksitosin dari pituitarian bagian belakang (pituitaria pors
posterior). Secara garis besar, mekanisme pembentukan telur dapat
dilihat pada table berikut (Yuwanta, 2004):
B. Sistem Reproduksi Aves JantanSistem reproduksi ayam jantan
terdiri dari dua testis yang terletak pada dorsal area rongga
tubuh, dekat bagian akhir anterior ginjal. Testis tidak pernah
turun ke dalam skrotum eksternal seperti pada mamalia. Bentuknya
elipsoid dan berwarna kuning terang, sering pula berwarna kemerahan
jkarena banyaknya cabang-cabang pembuluh darah pada
permukaannya(Suprijatna, 2005).Pada hewan jantan terdapat sepasang
testis yang bulat, berwarna putih, melekat di sebelah anterior dari
ren dengan satu alat penggantung. Testis sebalah kanan lebih kecil
dari pada bagian kiri. Dari masing-masing testis terjulur saluran
vas deferensia sejajar dengan ureter yang berasal dari ren. Di
dalam kloaka pada beberapa spesies memiliki penis sebagai alat
untuk menuangkan sperma ke kloaka hewan betina (Jasin,
1984).1.TestisTestis ayam jantan terletak di rongga badan dekat
tulang belakang, melekat pada bagian dorsal dari rongga abdomen dan
dibatasi oleh ligamentum mesotchium, berdekatan dengan aorta dan
vena cava, atau di belakang paru-paru bagian depan dari ginjal.
Meskipun dekat dengan rongga udara, temperature testis selalu 41-43
Ckarena spermatogenesis (pembuatan sperma) akan terjadi pada
temperature tersebut (Yuwanta, 2004).Testis ayam berbentuk biji
buah buncis dengan warna putih krem. Testis terbungkus oleh dua
lapisan tipis transparan, lapisan albughin yang lunak. Bagian dalam
testis terdiri atas tubuli seminiferi (85-95% dari volume testis),
yang merupakan tempat terjadinya spermatogenesis, dan jaringan
inertitial yang terdiri atas sel glanduler (sel leydig) tempet
disekresikannya hormone steroid, androgen, dan testosterone.
Besarnya testis bergantung pada umur, strain, musim dan
pakan(Yuwanta, 2004).Testis terdiri dari sejumlah besar saluran
kecil yang bergulung-gulung dan dari lapisan-lapisannya dihasilkan
sperma. Saluran tubulus seminiferus akhirnya menuju keductus
deferent,yaitu sebuah saluran yang berfungs mengalirkan sperma
keluar dari tubuh. Masing-masingductus deferentbermuara ke dalam
sebuah papila kecil yang bersama berperan sebagai
organintromittent.Papila terletak di dinding dorsal
kloaka(Suprijatna, 2005).2.Saluran deferensSaluran degerens dibagi
menjadi dua bagian, yaitu bagian atas yang merupakan muara sperma
dari testis, serta bagian bawah yang merupakan perpanjungan dari
saluran epididimis dan dinamakan saluran deferens. Saluran deferens
ini akhirnya bermuara di kloaka pada daerah proktodeum yang
bersebelahan dengan urodeum dan koprodeum. Di dalam saluran
deferens, sperma mengalami pemasakan dan penyimpanan sebelum
diejakulasikan. Pemasakan dan penyimpanan sperma terjadi pada 65%
bagiandistal saluran deferens(Yuwanta, 2004).
3.Vesikula seminalisPada sebagian aves memiliki vesicula
seminalis yang merupakan gelembung kecil bersifat kelenjar sebagai
tempat menampung sementara sperma sebelum dituangkan melalui papil
yang terletak pada kloaka4.Alat kopulasiAlat kopulasi pada ayam
berupa papilla (penis) yang mengalami rudimenter, kecuali pada itik
berbentuk spiral yang panjangnya 12-18 cm. pada papilla ini juga
diproduksi cairan transparan yang bercampur dengan sperma saat
terjadinya kopulasi (Yuwanta, 2004).
Mekanisme spermatogenesisSpermatogenesis adalah pembentukan sel
sperma yang terjadi di epithelium (tubuli ) seminiferi di bawah
control hormone gonadotropin dari hipofisis (pituitaria bagian
depan). Tubuli seminiferi ini terdiri atas sel sertoli dan sel
germinalis. Spermatogenesis terjadi dalam tiga fase, yaitu fase
spermatogenial, fase meiosis dan fase spermiogenesis yang
membutuhkan waktu 13-14 hari (Yuwanta, 2004).Spermatozoa
menunjukkan bagian ujung kepala jyang panjang diikuti oleh satu
ekor yan gpanjang. pH semen sekitar 7,0-7,4. Volume ejakulasi
selama satu kali perkawinan mencapai 1,0 ml pada permulaan hari itu
dan berkurang sedikit dari 1,0 ml setelah beberapa kali perkawinan
(Suprijatna, 2005).
C. Hormon ReproduksiAvesHormon yang mempengaruhi proses
reproduksi pada ayam betinaterutama dipengaruhi oleh hormon yang
dihasilkan dari kelenjar pituitari danovarium. Kelenjar pituitari
dibagi dalam dua lobus yaitu pituitari anterior(adenohipofisa) dan
pituitari posterior (neurohipofisa). Pituitari anteriormenghasilkan
hormon reproduksi meliputi 1) Follicle Stimulating Hormon (FSH),2)
Luteinizing hormon (LH), 3) Luteotropic hormon (prolaktin/LTH) dan
hormonmetabolisme meliputi1) Growth hormon(GH),2)
Adrenocorticitropin (ACTH),3) Tyrotropin (TSH), 4) Melatonin (MSH).
Pituitari posterior menghasilkanhormon oxytocin dan vasopressin.
Ovarium menghasilkan hormon estrogen,progesteron dan
androgen(Yuwanta, 2004).Follicle Stimulating Hormon (FSH) adalah
hormon gonadotropin yangmenunjang aktivitas gonad (Partodiharjo,
1992). Fungsi hormon FSH adalahmenstimulasi pertumbuhan folikel
ovarium dan mengaktifkan kerja ovariumuntuk mempersiapkan ayam
betina bereproduksi (Jull, 1951). Hormon FSHmempunyai berat molekul
antara 30.000-67.000 Dalton. FSH memiliki sifat larutdalam air dan
molekul cukup stabil pada pH 4-11. Titik isoelektrik FSH pada pH
4,8. Pada umumnya FSH mengandung fruktosa, heksosa, heksosamin, dan
asam sialat. Asam sialat berperan penting untuk fungsi biologi FSH,
jika asam sialatdihancurkan atau lepas dari rangkaian asam amino
maka FSH kehilangan dayakerja (Partodiharjo, 1992).Luteinizing
hormon (LH) adalah hormon gonadotropin yang perperandalam proses
ovulasi folikelyolkyang telah masak. Hormon LH merobekmembran
vetilen folikel pada bagian stigma sehingga ovum bisa diovulasikan
dariovarium (Suprijatna,2005).Hormon LH memilki beratmolekul
sekitar 32.000 Dalton dengan jumlah asam amino kurang lebih
216.Molekul LH terdiri atas 2 sub unit yaitu sub unit alfa dengan
jumlah asam aminosedikit (96 buah) dan sub unit beta mempunyai asam
amino banyak (120 buah).Hormon LH mengandung sedikit asam sialat
(Partodiharjo, 1992).Luteotropic hormon (prolaktin/LTH) adalah
hormon yang dihasilkan daripituitari anterior yang berpengaruh
negatif terhadap kerja hormon gonadotropin.Hormon prolaktin
menyebabkan sifat mengeram dan berhentinya produksi
telur(Suprijatna,2005).Hormon prolaktin padaayam secara alami
disekresi pada akhir periode bertelur.Mekanisme terjadinya mengeram
diawali dari hasil akhir aktivitas hormonendokrin yang merupakan
mediator untuk sekresi vasoactive intestinal polypeptide(VIP) yang
merupaka 28 asam aminoneuropeptide.VIP dihasilkan dari bagianutama
hipotalamus yang mengaktifkan sekresi prolaktin dari pituitari
anterior.Hormon prolaktin mempertahankan kebiasaan mengeram dengan
adanya aksi genreseptor prolaktin(Hartanto, 2010). Hormon prolaktin
pada merpati menyebabkansekresi susu tembolok (Yuwanta, 2004).
Hormon prolaktin terdiri dari198 asam amino yang memilki berat
molekul sekitar 23.300 Dalton dengan titikisoeletrik pada pH 5,7
(Partodiharjo, 1992).Hormon oxytocin adalah hormon yang disekresi
dari pituitari posterior.Hormon oxytocin perperan terhadap proses
peneluran (ovoposition) yaitumenstimulasi kontraksi oviduk untuk
menggerakkan telur keluar dari oviduk(Suprijatna,2005).Injeksi
hormonoxytocin secara intravena mampu menpercepat proses peneluran
danmenstimulasi ayam untuk bertelur.Hormon estrogen adalah hormon
steroid yang dihasilkan ovarium,tersusun atas 18 atom karbon dengan
inti steroid cyclopentano perhydrophenanthren (Partodiharjo, 1992).
Hormon estrogen berperan dalam prosespertumbuhan dan perkembangan
folikel serta menstimulasi pelepasan LH(Hartanto, 2010). Fungsi
hormon estrogen yang lain meliputi 1) mempengaruhi perkembangan
karakter seksual sekunder betina, 2) mempengaruhi pigmentasi bulu
spesifik bagi ayam betina, 3) mempengaruhi perkembangan oviduk
untuk persiapan bertelur, 4) mempengaruhi perkembangan tulang
pulbis dan kloaka sehingga mempermudah proses bertelur, 5)
meningkatkan metabolisme kalsium untuk pembentukan kerabang telur,
6) meningkatkan metabolisme lemak untuk pertumbuhanyolk,7)
mempengaruhi tingkah laku kawin dan mengeram (Yuwanta, 2004).Hormon
progesteron dihasilkan dariepiteliun supervisialovum.
Hormonprogesteron berfungsi menstimulasi hipotalamus untuk
mengaktifkanfactorreleasing hormoneagar memacu sekresi LH dari
pituitari anterior. Fungi yanglain yaitu bersama androgen mengatur
perkembangan oviduk untuk sekresialbumen dari magnum (Yuwanta,
2004). Pemberian progesteron dengan dosis tinggi akan mengakibatkan
folikel atresia,ovulasi terhambat dan insting keibuan.Progesteron,
yang bekerja terhadap hormon releasing factor pada hipothalamus,
menyebabkan terlepasnya luteinizing jhormone(LH) dari pituitari
anterior yang selanjutnya menyebabkan terlepasnya sebuah yolk yang
telah masak dari ovarium. Progesteron juga penting untuk
menjalankan fungsi oviduk. Ketika yolk turun melalui oviduk,
bahan-bahan telur lainnya dibentuk di sini. Pengeluaran telur dari
oviduk kemungkinan juga dipengaruhi oleh kontrol hormonal. Injeksi
ikstrak pituitari posterior akan menyebabkan pengeluaran sebuah
telur dari juterus. Namun, penghilangan pituitari posterior tidak
menghilangkan kemampuan pengeluaran telur (oviposisi)(Suprijatna,
2005).Hormon androgen pada ayam betina berperan dalam pertumbuhan
jengger,sifat bertarung dan membantu sekresi albumen dari
magnum(hartanto, 2010).Sekresi hormon-hormon pada ayam dipengaruhi
oleh cahaya. Cahaya berhubungan dengan waktu biologi (circadian
clock) yang diatur oleh kelenjar pineal dalam mensekresikan
melatonin yang mampu mengatur aktivitas harian ayam. Kelenjarpineal
menghasilkan hormon melatonin yang disekresikan pada malam
harisehingga tidak ada aktivitas pada malam hari. Hormon melatonin
berperan dalammengatur ritme harian dan fungsi fisiologis
bagian-bagian lain (Yuwanta, 2004).Cahaya alami dan
buatanmenyebabkan proses peneluran terjadi lebih awal. Hasil
produksi optimal padaayam dapat dicapai dengan pencahayaan secara
kontinyu selama 12-14 jam.Cahaya berwarna merah dan orange
mempunyai pengaruh stimulasi yang lebihkuat terhadap hipofisis dan
gonad. Gambaran mekanisme kerja hormon dan organtarget pada ayam
betina disajikan pada gambar 2.4 (Hartanto, 2010).
D. Pembentukan TelurTelur ayam terdiri dari sebuah sel
reproduktif seperti pada mamalia. Pada ayam, sel tersebut
dikelilingi oleh kuning telur (yolk), albumen, membran kerabang,
kerabang, dan kutiula. Ovarium bertanggung jawab terhadap
pembentukan kuning telur, sedangkan bagian telur lainnya berasal
dari oviduk(Suprijatna, 2005).A.Ovarium1.Pembentukan kuning telur
(yolk)Kuning telur (yolk) bukan sel reproduktif sejati, tetapi
merupakan sumber bahan pakan bagi sel kecil (balstoderm) dan
selanjutnya digunakan oleh embrio untuk menunjang
pertumbuhannya(Suprijatna, 2005).Apabila ayam dara mencapai dewasa
kelamin, ovarium dan oviduk mengalami perubahan-perubahan sekitar
11 hari sebelum ayam dara bertelur pertama, yaitu jkelenjar
pituitari anterior memprosuksi folicle stimulating hormon (FSH).
Akibatnya, ukuran folikel ovarium bertambah. Ovarium yang aktif
mulai mengasilkan hormon estrogen, progesteron, dan testosteron
(sex steroid). Tingkat estrogen plasma darah yang tinggi memulai
perkembangna tulang medulair, merangsang protein yolk, dan
pembetnukkan lemak oleh hait. Jsementara ukuran joviduk bertambah
besar sehingga memungkinkan memproduksi protein albume, membran
kerabang, kalsium karbonat kerabang, dan kutikula(Suprijatna,
2005).Yolk pertama menjadi dewasa karena sebagian besar bahan yolk
yang diproduksi di hati dialirkan oleh darah langsung ke yolk. Satu
atau dua hari kemudian, yolk kedua mulai berkembang, dan
seterusnya, sampai pada saat telur pertama dikeluarkan sekitar 5-10
yolk sedang dalam proses perkembangan. Setiap yolk menjadi dewasa
membutuhkan waktu 10-11 hari. Pada awalnya, penimbunan bahan yolk
sangat lambat dan warnanya terang. Akhirnya, ovum mencapai diameter
6 mm pada saat pertumbuhannya mencapai tingkat yang terbesar dan
diameter bertambah sekitar 4 mm setipa hari. Selam periode yang
singkat, sekitar 7 hari sebelum ovulasi 95-99 %, material yolk
jditambahkan(Suprijatna, 2005).Bahan pewarna yolk adalah
xanthophyl, suatu pigmen karoten dari pakan yang dimakan ayam.
Pigmen tersebut ditransfer ke dalam aliran darah dan yolk.
Akibatnya, pigmen lebih banyak ditimbun di dalam yolk selama ayam
makan daripada selama waktu gelap bila ayam tidak makan. Hal ini
mengakibatkan timbulnya lapisan terang dan gelap pada bahan yolk,
tergantung pada pigmen yang tersedia dalam pakan. Sekitar 7-11
lingkaran atau lapisan dibentuk oleh setipa butir yolk. Pembentukan
yolk agak seragam. Total ketebalan keduanya, bagian gelap maupun
terang, selama penimbunan 24 jam adalah sekitar 1,5-2,0
mm(Suprijatna, 2005).Yolk tersusun atas lemak (lipida) dan protein
yang bergabung membentuk lipoprotein. Sepertiga bagian gabungan
tersebut adalah fraksi yang rendah densitasnya (low density
fraction,LDF) dan diketahui disintesis oleh hati melalui kerja
estrogen. Pada ayam betina yang sedang produksi LDF tidak tampak
pada plasma darah sebagai partikel utuh untuk penimbunan secara
langsung pada folikel ovarium yang sedang berkembang (Suprijatna,
2005).Bahan yolk diletakkanberdekatan dengan germinal disk yang
selanjutnya diletakkan pada permukaan masa yolk yang globular.
Ketika telur dikeluarkan telur berputar sehingga germinal disk naik
kepermukaan (Suprijatna, 2005).Proses pertumbuhan folikelyolkdan
lipogenesis terbagi dalam tiga faseyaitu fase lambat, menengah dan
cepat. Fase pertumbuhan lambat terjadi padaanak ayam ketika
menetas, ovum sudah terbentuk dengan diameter 0,5 mm.Ovum
mengandung protein granula atau cairan perivitelin yang terbungkus
olehepithelium follicular,kemudian berkembang sesuai dengan
pertumbuhan ayamhingga mencapai 1 mm pada umur 6 minggu. Pada saat
ayam mencapai dewasa kelamin, ovum sudah berbentuk folikel yang
merupakan akumulsi dari lipida dan protein berkembang menjadi
folikelyolk(Yuwanta, 2004).
Fase pertumbuhan menengah terjadi proses seleksi ovum ukuran 1-3
mmyang berlangsung selama 50 hari, kemudian dilanjutkan selama 10
hari untukmendapatkan ukuran ovum kira-kira 35mm. Pada fase
perkembangan cepat terjadiproses deposisi lemak dan protein. Fase
menengah dan cepat menyebabkanterbentuknya latebra yang berfungsi
sebagai pengatur keseimbangan kuning telurselama proses pembentukan
telur (Yuwanta, 2004). Perbandingan ketiga fasetersebut disajikan
pada tabel 2.2.Ovum dalam pertumbuhannya dibungkus oleh membran
tipis disebutmembran vitelin. Bagian luar dibungkus jaringan ikat
yang disebut folikel yangyang terikat dengan ovarium dengan
perantarafolikel stalk. Folikel mempunyaibanyak vaskularisasi yang
berfungsi untuk mentransfer sari-sari makanan gunamenunjang
pertumbuhan ovum(Hartanto, 2010).
Tabel 2.4 Fase pertumbuhan folikel(Yuwanta, 2004)KeteranganFase
pertumbuhan
LambatMediumCepat
Lama (bulan)4-520,5
Diameter (mm)10006-405-8
Warna disekresikanPutihKuning pucatKuning
DisekresikanProteinProteinProtein dan lemak
Folikel dikelilingi oleh pembuluh darah, kecuali pada
bagianstigma.Melalui pembuluh darah ovarium mendapat suplai makanan
dariaorta dorsalis.Material kimiawi yang diangkut melalui sistem
vaskularisasi ke dalam ovariummelalui beberapa lapisan yaitutheca
layer, lamina basalisdanperivitellin.Thecalayermerupakan lapisan
terluar yang bersifat permiabel sehingga cairan plasmadapat
menembus ke jaringan. Lapisan kedua berupalamina basalisyang
berfungsisebagai filter untuk menyaring komponen cairan plasma yang
lebih besar. Lapisanketiga yaituperivitellinyang berupa material
protein (Yuwanta, 2004). Secaraanatomi struktur
folikelyolkdisajikan pada gambar 2.3.Oosit di dalam membran plasma
berikatan dengan sejumlah reseptor yangakan
membentukendociticsehingga terbentuk material penyusun kuning
telur.Sebagian besar penyusun kuning telur adalah material
glandular berupahighdensity lipoprotein(HDL) danlipovitelin.
Senyawa ini dengan ion kuat dan pHtinggi akan membentuk kompleks
fosfoprotein, fosvitin, ion kalsium, dan ion besi.Senyawa-senyawa
ini membentukvitelogeninyang merupakan prekusor proteinyang
disintesis di dalam hati sebagai respon terhadap estradiol
(Yuwanta, 2004).
2.OvulasiSaat ova dewasa akan dilepaskan dari ovarium masuk ke
dalam oviduk dengan suatu proses yang dikenal sebagai ovulasi.
Setiap ovum menggantung pada ovarium dengan sebuah tangkai kecil
yang terdiri dari arteri yang memasok darah pada yolk yang sedang
berkembang. Arteri mempunyai banyak cabang-cabang pada permukaan
membrane yolk. Sementara folikel kelihatan sangat vascular, kecuali
pada stigma sebuah pita kecil yang mengelilingi yolk hampir tanpa
pembuluh darah (Suprijatna, 2005).Apabila ovum dewasa hormone
progesterone dihasilkan oleh ovarium, memacuk hipotalamus untuk
melepaskanLuteinising Hormone (LH)dari pituitary anterior. Hal ini
mengakibatkan folikel yang telah dewasa pecah pada lokasi stigma
untuk melepaskan ovum dari ovarium. Selanjutnya yolk dikelilingi
oleh membrane viteline (membrane yolk) (Suprijatna, 2005).a.Ovulasi
pertamaDewasakelamin di tandai dengan ovulasi pertama, tetapi dapat
di percepat atau di perlambat. Pembatasan pakan atau
pembatasanpemberiancahaya selam periode pertumbuhan dara adalah dua
prosedur utama yang digunakan, tetapi masih ada cara
lain(Suprijatna, 2005).Sejauh ini, tidak diketahui apa yang
mengatur waktu ayam pertama kali ovulasi.Namun, sistem saraf dan
sekresi hormonal adalah yang utama. Ovulasi kedua diatur dengan
kelurnya telur pertama sekitar 15-40 menit setelah telur pertama
keluar dari vent. Ovulasi selanjutnya berlangsung dengan waktu yang
sama setwlah telur sebelumnya keluar(Suprijatna, 2005).b.Telur yang
dihasilkan pada waktu clutchLamanya clutch bervariasi dari 2 sampai
lebih dari 100 hari sebelum suatu hari tidk bertelur. Jumlah telur
per clutch berkisar 3-8 butir, setelah itu ayam tidak bertelur
lagi. Lamanya clutch sangat konsisten bagi individual. Ayam petelur
yang buruk memiliki clutch yang pendek, sedangkan ayam petelur yang
baik memiliki waktu clutch yang panjang. Apabila clutch panjang
dicapai oleh ayam bertelur selang sehari (skip a day) atau lebih,
ovulasi dan menghasilkan clutch yang lain. Ayam petelur yang jelek
memiliki waktu istirahat yang lama antarclucth daripada ayam
petelur yang Ayam bertelur pada hari yang berurutan disebut clutch.
Setelah itu, satu hari atau baik(Suprijatna, 2005).c.Waktu yang
diperlukan untuk produksi sebutir telurWaktu yang diperlukan bagi
sebutir telur keluar dari oviduk bervariasi antarindividu.
Sebgianbesar, ayam betina bertelur berurutan dengan interval waktu
23-26 jam, apabila wktunya lebih lama dari 24 jam, setiap telur
berikutnya akan ditelurkan lebih lambat pada hari tersebut.
Akibatnya, ovulasi yolk untuk telur berikutnya akan lebih lambat.
Akhirnya, telur yang dikeluarkan terlalu lambat sehingga telur
tidak keluar pada hari tersebut (skipped) (Suprijatna,
2005).d.Siklus ovulasiSiklus ovulasi di definisikan sebagai
interval waktu antara ovulasi yang berurutan ayam betina dengan
clutch yang panjang memproduksi telur pertama pada awal pagi,
antara 1-2 jam setelah matahari terbit atau cahay artificial
fihidupkan. Ovulasi yolk berikutnya cept, yaitu setelah telur
keluar pada hari brikutnya dengan sedikit terlambat. Ayam betina
dengnclutch yang pendek memproduksi telur pertamanya lebih lambat
pada siang hari. Ovulasi yolk berikutnya terjadi lebih lambat dan
waktu keterlambatannya menjaadi lebih besar. Sebagian ovulasi
terjadi selama pagi haeri. Ovulasi pada sore hari tidak alami.
Apabila telur berikutnya tidak keluar sampai sore hari, ovulasi
berikutnya biasanya melompat (skipped)(Suprijatna, 2005).e.Produksi
telur pada saat awal produksiSelama minggu pertama periode
bertelur, ovulasi sangat tidak teratur karena mekanisme hormonal
ayamtidak seimbang. Seringkali produksi telur hanya 2-4 butir.
Namun, pada minggu ke-2 atau ke-3, kecepatan ovulasi meningkat
sampai puncak produksi, kemudian menurun perlahan setiap minggu
sepanjang sisa siklus bertelur(Suprijatna, 2005).f.Cahaya dan
ovulasiCahaya alami atau artificial merangsang kelenjar pituitary
dan memaksanya untuk mensekresikan hormone FSH yang meningkat
jumlahnya sehingga mengaktifkan ovarium. Lama dan intensitas cahay
adalah penting. Prosedur untuk pengawasan penerangan suatu flock
ayam petelur sangat rumit(Suprijatna, 2005).g.Bersarang sebagai
suatu indikasi ovulasiUmumnya, ayam betina mencari sarang 24 jam
setelah ovulasi. Beberapa ilmuwan mengembangkan teori bersarang
sebagai indikasi yang baik bagi ovulasi daripada bertelur itu
sendiri. Telur yang telh terbentuk sempurna pada kloaka bukan
merupakan suatu kegiatan apa-apa bagi induk untuk berusaha mencari
sarang daripada rangsangan pada atau dekat waktu ovulasi. Beberapa
induk ovulasi, tetapi ovanya tidak mencapai oviduk, kemudian induk
akan mencari sarang sehari kemdian(Suprijatna, 2005).h.Ovulasi
gandaSecara normal, hanya satu yolk diovulasika setiap hari. Namun,
kemungkinan dua butir dilepaskan dan pada kejadian langka mungkin
tiga butir. Apabila dua ova diovulasikan pada waktu bersamaan,
hanya satu yang akan masuk oviduk. Namun, bila keduanya ditangkap
secara simultan, akan terjadi telur dengan yolk ganda. Sekitar dua
pertiga telur dengan yolk ganda merupakan akibat ovulasi dalam
selang waktu tiga jam masing-masing. Apabila terjadi perbedaan
waktu yang sangat besar, dua butir telur akan diproduksi pada hari
yang sama, tetapi biasanya telur kedua berkerabang lunak
(Suprijatna, 2005).Telur dengan yolk ganda biasanya terjadi pada
awal periode produksi telur karena ovarium sangat aktif. Kasus
tersebut sering terjadi pad strain tipe pedaging daripada strain
tipe petelur. Penyebab lainnya karena reaksi genetis. Beberapa ayam
menghasilkan persentasi telur yolk ganda yang tinggi daripada
lainnya. Ayam dara yang memasuki periode produksi pada musim panas
dan semi menghasilkn sejumlah besar telur yolk gand daripada ayam
dara yang memasuki periode produksi pada musim gugur dan
dingin(Suprijatna, 2005).3.Kerabang telur cacatApabila interval
normal, sekitar 23-26 jam antara ovulasi dipecah lebih banyak telur
yang dihasilkan dengan kerabang yangcacat, termasuk tekstur yang
kasar, white bands, dan calcium splashing chalky white deposits.
Kejadian tersebut lebih banyak terjadi pada ayam tipe pedaging dari
pada tipe petelur. Dari 5-7% telur yang diproduksi oleh induk tipe
petelur dapat mengalami kerabang yan gcacat. Dengan mengabaikan
tipe ayan, leibh bany telur dengan kerabang cacat bila ayam
dipelihara pada sangkar daripada dipelihar pada lantai
litter(Suprijatna, 2005).4.Besar yolk mempengaruhi besar telurBesar
telur yang telah lengkap lebih erat berhubungan dengan besar yolk
daripad dengan faktor lain, meskipun variasi sekresi albumen pada
oviduk juga mempunyai pengaruh. Hubungan yolk-albumen berubah
selama periode bertelur. Telur yan gdiproduksi pada permulaan
periode bertelur memiliki yolk sekitar 22-25% dari total bobot
telur. Yolk terbentuk 30-35% pada induk yang sedang berproduksi
baik selama periode bertelur. Ketika ukuran telur bertambah, besar
yolk bertambah lebih banyak dari pada jumlah albumen. Apabila
ukuran telur kecil, peningkatan protein dalam pakan dapat
meningkatkan bobot total sampai 1,5 ons/lusin(3,5 g/butir) atau
sebalikny(Suprijatna, 2005).
5.Blood spot dan meat spotSering kali bila kantong yolk pecah
sepanjang stigma, pembuluh darah kecil dekat daerah itu pecah dan
meninggalkangumpalan darah yang menempel pada yolk yang akan
terbawa sampai telur dilengkapi pada oviduk. Pendarahna berkaitan
dengan banyak hal, yaitu genetis, pakan, umur induk, dan yang
lainnya. Prevalensi kejadian tersebut lebih sering terjadi pada
telur dengna kerabang berwarna cokelat daripada telur dengan
kerabang putih(Suprijatna, 2005).Beberapa jaringan yang rontok dari
kantong folikular atau oviduk kemungkinan juga akan terdapat dalam
bagian telur yang sedang berkembang begiru telur melalui ovbiduk.
Jaringan kecil ini menjadi gelap dengna bertambhnyaumur dan disebut
sebagai meat spot. Beberapa bloodspot berwarna gelap sering juuga
dilasifikasikan secara kurang tepat sebagai meat spot(Suprijatna,
2005).
B.OviductOviduk adalah sebuah pipad yang panjang dimana yolk
lewat dan bagain telur lainnyadisekresikan. Secara normal ukurannya
kecil, diameternya relative kecil, tetapi menjelang ovulasi pertama
ukuran dan ketebalan dindingnya bertamah besar(Suprijatna,
2005).Bagain-bagian oviduk dan kegunaannya dirangkum sebagai
berikut:1.InfundibulumBagian atas yang berbentuk seperti corong
dari oviduk adalah infundibulum. Apabila berfungsi, panjangnya
sekitar 3,5 inci (9 cm). Dalam keadaan normal tidak aktif, kecuali
segera setelah ovulasi, kegunaannya adalah untuk menangkap dan
menelan yolk sehingga mengakibatkan yolk masuk ke dalam oviduk.
Setelah ovulasi, yok jatuh ke dalam kantong ovarium atau rongga
tubuh, kemudian diambil oleh infundibulum. Yolk tinggal pada bagian
ini hanya untuk periode yang singkat, sekitar 15 menit, kemudian di
dorong mealalui oviduk dengan kontraksi oviduk(Suprijatna,
2005).a.Malfungsi infundibulumUntuk berfungsi secara sempurna,
infundibulum harus mengambil semua yolk yang jatuh kedalam rongga
tubuh. Namun, dijumai bahwa sekitar 4% tidak ditangkap oleh
infundibulum, tetapi tetap dalam rongga tubuh yang selanjutnya
diserap ke dalam tubuh sekitar satu hari. Persentsenya bervariasi
antarstrain ayam, eberapa di antaanya mencapai 10% dari yolk-nya
terdaapt dalam rongga tubuh. Pada ayam tipe pedaging. Hal tersebtu
lebih sering terjadi daipada ayam tipe petelur(Suprijatna,
2005).b.Internal layerKemampuan infundibulum untuk menangkap
sebagian besar yolk hilang dan menimbunnya dalam rongga tubuh lebih
cepat daripada kemampuannya menyerap. Ayam yang demikian ini
dikenal sebagai dinternal layer, meskipun istilah itu tidak
mendefinisikan secar baik kondisi tersebut. Abdomen menjadi
memanjang dan ayam berdiri dengan posisi tegak(Suprijatna,
2005).2.MagnumMagnum adalah bagian oviduk yang mensekresikan
albumen dan panjangnya sekitar 13 inci (33 cm). diperlukan wktu
sekitar tiga jam bagi telur yang sedang berkembang untuk melalui
magnum(Suprijatna, 2005).Albumen pada sebutir telur terdiri dari
empat lapisan. Masing-masing adalah chalazae (27,0%),putih kental
(57,0%),putih telur encer dalam (17,3%),dan putih telur encer
bagian luar (23,0%). Keempat lapisan tersebut diproduksi pad
magnum, tetapi putik telur incer luar (outer thin white) tidak
lengkap sampai air di tambahkan di uterus(Suprijatna, 2005).
a.ChalazaePada sebutir telur yang dipecah, terdapat dua pita
yangberbelit dan memanjang dari ujun gyolk melalui albumen. Itula
yang disebut chalazae. Albumen-chalaziferous diproduksi bila yolk
pertama memasuki magnum, tetapi lilitan untuk membentuk du chalazae
terjadi lebih akhir saat telur berputar pada ujung akhir oviduk.
Lilitan dengan arah yang berlawanan dari chalazae dimaksudkan untuk
memelihara yolk tetap berada di pusat setelah telur
keluar(Suprijatna, 2005).b.Putihtelur bagian dalam yan gencer
(liquid inner white)Begitu telur yan gsedang berkambang meluncur
melalui magnum hanya satu tipe albumen diproduksi. Namun,
penambahan air dan perputaran telur menjadika perkembangn telur
lebih besar pada berbagai ayam petelur. Salah satu di antranya
adalah putih telur bagian dalam yang cair(Suprijatna, 2005).c.Putih
telur yang padat (dense white)Putih telur yang kental terdiri dari
musin dan merupakan bagain terbesar dari albumen telur. Jumlah
putih telur kental (thick white) yang dihasilkan oleh magnum cukup
besar. Dengan dihasilkannya musin dan penambahan air sat telur
bergerak melalui oviduk, cenderung mengurangi jumlah putih telur
tebal dan meningkatkan jumlah putih telur encer (thin white). Pada
waktu telur dikeluarkan, sepertiganya ter diri dari putih telur
encer, yang tersisa terdiri sebih setenganya albumen pada
telur(Suprijatna, 2005).3.IsthmusPerkembangan telur selanjutnya
ditekan di dalam isthmus sekitar 1 jam, 15 manit. Isthmus merupakan
bagain yang pendiek, sekita 4 inci (10 cm). di sini, membrane
kerabang bagaina dalam dan luar dibentuk sebagai suatu pembentukan
kembali bentuk akhir dari telur kandungan pada masa ini tidak
secara lengakpa mengisi membrane kerabang dan telur menyerupai
suatu kantong hanya sebgain yang teridi air(Suprijatna,
2005).Membran kerabanga adalah material seperti kertas yang disusun
dariserat protein. Bagian dalam dibentuk pertama, didikuti oleh
membrane bagain luar, sekitar tiga kali lebih tebal dari bagain
dlaam. Deduanya dibentuk secaa bersamaan sebagai suatu kesatuan
waktu telur dikeluarkan. Pada beberaap bagain, membrane keduanya
dipisahkan untuk mementuk rongga udara (air cell). Daerah pemisahan
biasanya dib again ujung tumpul telur, tetapi mungkin juga slaah
tempat (missplaced) dan terjadi pada ujung lonjong atau pada sisi
telur dalam persentase yang kecil(Suprijatna, 2005).a.Rongga
udaraTelur pertama dikeluarkan, tida, ada rongga udaranya. Namun,
setelah telur berumur agak lama dan kandungna interior mengalami
dehidrasi, diameter dan kedalaman rongg audara bertambah. Diameter
rongga udara sekitar0,7 inci (1,8 cm). besar rongga udara merupakan
indicator umur telur. Semakin bertambah umur, kandungna telur
semakin mengau dan rongga udara semakin besar. Namun, ukurannya
dapat diubah tergantung kondisi tempat terlur disimpan(Suprijatna,
2005).b.Membran kerabangMembran keabang berperan sebagai suatu
pertahanan jterhadappenetrasi dari luar oleh organism seperti
bakteri. Juga membantu mencegah kandungna telur dari evaporasi yan
gterlalu cepa tdan melindungi isi telur (Suprijatna,
2005).4.UterusUterus merupakan kelenjar kerabang yang utama. Pada
ayam yang berproduksi, panjangnya 4,0-4,7 inci(10-12 cm). telur
yang sedang berkembang tinggal di uterus sekitar 18-20 jam, lebih
lama daripada di bagian lain dari oviduk (Suprijatna, 2005).
a.KerabangKlasifikasi kerabang telur dimulai sebelum teluir
masuk ke uterus. Sekelompok kecil kalsium terlihat pada
membrankerabangbagian luar (outer shell membrane) sebelum telur
meninggalkan isthmus. Hal ini adalah awal laetak untuk penimbunan
kalsium dlam uterus. Jumlahnya kemungkinan ditruunkan dari induk
dan mengambil peranan dlaam penimbunan kalsium. Kerabang telur yang
lengkap disusun dari hampir seluruhnya kalsit (CaCo3) dengan
sedikit penimbunan sodium. Potassium, dan magnesium(Suprijatna,
2005).b.Faktor penyebab kemunduran kualitas kerabang telur
(Suprijatna, 2005):1.Kuaitas berkurang dengan semakin lamanya ayam
bertelur, sehingga tidak dapat memproduksi alsium yang
cukup.2.Temperature lingkungan meningkat.3.Stres.4.Penyakit ayam
yang utama (bronchitis, new castle diseasedan
sebagainya.5.Obat-obatan tertentu.5.VaginaDisinikutikula ditimbun
pada kerabang untuk mengisi sebagian pori-pori kerabang.
Telurtinggaldlaam vaginaselam beberap menit dalam keadaan tertentu.
Telur melalui oviduk akan keluar dengan ujung yang runcing telebih
dahulu. Telura akan berputar secara horizontal sebelu oviposisi dan
akan keluar dengan ujung tumpul(Suprijatna, 2005).
Pengaruh Hormon Terhadap Peneluran FSH berpengaruh terhadap
perkembangan folikel pada ovarium sehingga mempunyai ukuran yang
tertentu. Pada saat perkembangan ovum FSH merangsang ovarium untuk
mensekresikan estrogen yang akan mempengaruhi perkembangan
pematangan oviduk untuk dapat mensekresikan kalsium, protein,
lemak, vitamin, dan substansi lain dari dalam darah untuk
pembentukan komponen telur (Nesheim et al., 1979). Hasil sekresi
komponen telur tersebut akan mengakibatkan terjadinya perkembangan
telur pada oviduk, sehingga dihasilkan telur utuh di dalam oviduk
setelah didahului proses ovulasi (Nalbandov, 1990).Ovum akan
berkembang terus sehingga terjadi pematangan ovum. Proses
pematangan ovum disebabkan adanya LH. Setelah ovum masak maka
selaput folikel akan pecah dan ovum jatuh ke dalam mulut
infundibulum (peristiwa ovulasi), proses ovulasi ini juga
disebabkan peranan LH (Nalbandov, 1990).Proses pembentukan komponen
telur di dalam oviduk berlangsung dengan adanya hormon estrogen,
juga terjadi pembentukan granula albumen oleh stimulasi dari hormon
androgen dan progresteron sampai tercapai telur sempurna
(Nalbandov, 1990). Setelah telur sempurna, maka pituitaria pars
posterior akan mensekresikan oksitosin yang merangsang oviduk
sehingga terjadi ovoposition dan merangsang uterus untuk
mengeluarkan telur pada proses peneluran (Nesheim et al.,
1979).
Siklus irama bertelurAyam bertelur dengan irama bertelur, yaitu
bertelur satu atau lebih pada hari berurutan dan kemudian diikuti
satu hari istirahat. Ayam bisa bertelur lima butir atau lebih dalam
satu irama bertelur atau disebut clutch (Nalbandov, 1990).Ovulasi
biasa terjadi pada siang hari, terutama pada jam-jam pagi dan
jarang terjadi setelah jam 15.00. Telur setelah ovulasi , sekitar
3,5 jam berada di magnum untuk mendapat selubung albumen, 1,25 jam
di ithmus dengan terbentuknya membran kerabang dan 21 jam di uterus
untuk terbentuknya kerabang keras. Sehingga secara total dibutuhkan
25 sampai 26 jam untuk waktu pembentukan telur. Ovulasi berikut
pada satu irama bertelur terjadi 30 sampai 60 menit setelah
ovoposition sebelumnya. Jadi karena waktu ovulasi tidak terjadi
secara teratur setiap siklus 24 jam, maka waktu ovulasi pada hari
berikutnya pada clutch yang sama akan terlambat. Akhirnya akan
semakin terlambat sampai mencapai jam 14.00 - 15.00. Bila batas
waktu ini tercapai, maka akan terjadi penundaan ovulasi, sehingga
bertelurnya tertunda satu hari atau beberapa hari sebelum irama
bertelur baru dapat dimulai. Ovulasi pada irama bertelur baru
terjadi pada pagi hari (Nalbandov, 1990).Ada beberapa tipe clutch,
yaitu reguler, ireguler dan kontinyu. Reguler terjadi apabila
jumlah telur dan jumlah hari istirahat dalam satu irama bertelur
mempunyai jumlah yang sama. Ireguler terjadi apabila jumlah telur
dan jumlah hari istirahat dalam satu irama bertelur tidak sama.
Kontinyu terjadi jika terjadi pengulangan jumlah telur dan satu
hari istirahat yang sama pada satu irama peneluran. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada keterangan berikut:1. Reguler: + + + -
- + + + - - + + + dst.2. Ireguler: + + + + - - + + + - - + + + + +
dst.3. Kontinyu: + + + + + - + + + + + - + + + + + dst.Keterangan:
+ telur.- waktu istirahat.
DAFTAR PUSTAKA
Yuwanta, Tri. 2004.Dasar Ternak Unggas. Yogyakarta:
Kanisius.Suprijatna,Edjeng.2005.Ilmu Dasar Ternak Unggas.Depok:
Penebar Swadaya.Jasin, Maskoeri. 1984.Sistematik Hewan. Surabaya:
Sinar Jaya.Quthb, Sayyid. 2004.Tafsir Zhilalil Quran. Jakarta: Gema
Insani.Hartanto, 2010.Pengaruh Ranggas Paksa (Forced Molting)
Metode PuasaDan Suplementasi Tepung Bekicot (Achatina Fulica)
PadaRansum Terhadap Bobot Ovarium Dan PertumbuhanFolikel Yolk Ayam
Arab (Gallus Turcicus).Malang: UIN Malang.Partodiharjo, 1992.Ilmu
Reproduksi Ternak. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.