1 SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN DUAMPANUA KABUPATEN PINRANG SKRIPSI DiajukanuntukMemenuhi Salah SatuSyaratgunaMemperolehGelarSarjana Pendidikanpada Program StudiPendidikanSosiologi FakultasKeguruandanIlmuPendidikan UniversitasMuhammadiyah Makassar Oleh NURMIATI NIM. 10538332115 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI JANUARI, 2020
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN
DUAMPANUA KABUPATEN PINRANG
SKRIPSI
DiajukanuntukMemenuhi Salah SatuSyaratgunaMemperolehGelarSarjana
Pendidikanpada Program StudiPendidikanSosiologi
FakultasKeguruandanIlmuPendidikan
UniversitasMuhammadiyah Makassar
Oleh
NURMIATI
NIM. 10538332115
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
JANUARI, 2020
2
3
4
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
‘’Pencapaianmu Tak Bernilai Apa-Apa
TanpaAdanya Sebuah Proses’’
Bersabarlah dalam berusaha dengan tekun dan pantang menyerah serta
bersyukur atas apa yang telah diperoleh karena sesungguhnya bersama
kesyukuran itu ada keringanan. Karena itu bila kau sudah selesai (mengerjakan
yang lain). Dan berharaplah kepada Tuhanmu. (Q.S Al Insyirah :6-8).
Kupersembahkan karya ini kepada :
Bapak dan Ibunda tercinta
Saudara-Saudara tersayang
Serta sahabat-sahabatku
Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih
vi
5
ABSTRAK
NURMIATI, 2019. Sistem Perjodohan Anak di Desa Paria Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang . Skripsi program studi Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing 1 Nursalam dan Pembimbing II Risfaisal Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Sistem Perjodohan Anak di Desa Paria Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang . Masalah dalam penelitian ini adalalah bagaimana sistem perjodohan anak di desa paria kecamatan duampanua kabupaten pinrang dan bagaimana peran orang tua dalam menentukan jodoh anaknya di desa paria kecamatan duampanua kabupaten pinrang Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Penelitian ini berlokasi Desa paria kabupaten pinrang .pengumpulan data dalam Penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara , dan dokumentasi . Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam msenentukan jodoh anak tidak didominasi lagi oleh orang tua melainkan anak itu sudah di beri kebebasan untuk memilih jodohnya, karna anak yang menjadi pemeran utama dalam menentukan pasangan hidupnya Kata kunci.Perjodohan,Orang Tua, Anak.
6
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah swt., yang telah
memberi kekuatan dan kesehatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “Sistem Perjodohan Anak di Desa Paria Kecamatan
Duampanua Kabupaten Pinrang . Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menyinari dunia ini dengan cahaya
islam. Semoga kita termasuk umat beliau yang akan mendapatkan Syafa’aat di
hari kemudian. Aamiin.
Penyusun menyadari bahwa sejak penyusunan proposal sampai skripsi ini
rampung, banyak hambatan, rintangan, dan halangan, namun berkat izin Allah
SWT, dan bantuan, motivasi, serta doa dari berbagai pihak semua ini dapat
teratasi dengan baik. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.
Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis haturkan kepada orang tua
tercinta, Ayahanda Tundung dan Ibunda Naria, serta saudaraku atas segala
pengorbanan, pengertian, kepercayaan, dan doanya sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi dengan baik. Semoga Allah SWT, senantiasa melimpahkan
Rahmat dan Berkah-Nya kepada kita semua.
Selama dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapat
bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan material maupun moral. Oleh karena
7
itu, penulis menyampaikan penghargaan dan penghormatan serta ucapan
terimakasih kepada Dr. H Nursalam M.Si (Pembimbing I) dan kepada
Risfaisal, S.Pd., M.Pd (Pembimbing II) yang sudah bersusah payah membimbing
penulis dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih kepada Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar Prof. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE, MM., yang
banyak berpikir demi kemajuan Universitas Muhammadiyah Makassar. Ucapan
terima kasih dan penghargaan juga penulis sampaikan kepada Erwin Akib,
S.Pd, M.Pd, Ph.D, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Penulis juga
hanturkan terima kasih kepada Drs. H. Nurdin, M.Pd. Ketua Jurusan Pelaksana
Tugas Pendidikan Sosiologi. Selain itu, terima kasih dan penghargaan kepada
seluruh staf Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan
bantuan dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan studi. Penulis juga
hanturkan rasa hormat dan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada
Bapak/Ibu dosen atas segala arahan, petunjuk dan jasa-jasanya yang telah
memberikan ilmu kepada penulis.
Terima kasih kepada bapak Ma’muni Kepala Desa dan bapak Jamaluddin
wakil Kepala Desa serta staf Desa dan masyarakat Desa Paria yang telah
memberi kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di Desa Paria.
Serta ucapan terima kasih kepada sahabat-sahabat seperjuanganku
(Herawati, Ritasari, Kustiana, Yuyun) teman-teman seperjuanganku khususnya
kelas E yang telah memberikan motivasi dan masukan selama proses hingga
selesainya penelitian ini. Untuk teman-teman Program Studi Pendidikan Sosiologi
angkatan 2015.
8
Terlalu banyak orang yang berjasa kepada penulis selama menempuh
pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar, sehingga tidak akan termuat
bila dicantumkan namanya satu per satu, oleh karena itu kepada mereka semua
tanpa terkecuali penulis ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya dan
penghargaan setinggi-tingginya. Semoga Allah SWT., membalas semua kebaikan
dan jerih payah kita dengan pahala yang melimpah dan tak terbatas.
Aamiin Ya Rabbal Alamin…
Makassar,November2019
Penulis
9
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ......................................................................................… i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................................ iii
resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau foto.
50
2. Trigulasi waktu adalah waktu juga sering mempengruhi kredibilitas data. Data
yang dikumpul dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber
masih segar belum banyak masalah akan memberikan data yang lebih valid
sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data
dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara ,
observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil
uji menghasilkan data yang berbeda maka dilakukan secara berulang-ulang
sehingga ditemukan kepastian datanya. Triangulasi dapat juga dilakukan
dengan cara mengecek hasil penelitian dari tim peneliti lain yang diberi tugas
melakukan pengumpulan data.
3. Trigulasi teori adalah penggunaan berbagai perspektif untuk menafsirkan
sebuah set data. Penggunaan beragam teori dapat membantu memberikan
pemahaman yang lebih baik saat memahami data. Jika beragam teori
menghasilkan kesimpulan analisis sama maka validitas ditegakkan.
51
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Bentuk Perjodohan
Desa Paria Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang berdasarkan pada
anggapan bahwa masyarakat berasal dari satu rumpu yang telah saling terkaitan
dalam perjodohan, sehingga ikatan hubungan keluarga semakin erat. Pada tahapan
perjodohan di Desa tersebut proses perjodohan paling awal menuju suatu
perkawinan dalam adat bugis yang umumnya mempunyai kecenderungan
penentuan jodoh dari lingkungan keluarga sendiri karena dianggap sebagai
hubungan perkawinan atau perjodohan yang ideal yang dimaksud adalah siala
massaposiseng (perjodohan antara sepupu satu kali), siala massapokedua
(perjodohan antara sepupu dua kali), dan siala massapoketallu (perjodohan antara
sepupu tiga kali). Ketiga jenis perjodohan tersebut adalah suatu hal yang
diwajibkan.
Adapun perjodohan yang terjadi di Desa paria Kecamatan Duampanua
Kabupaten Pinrang yanitu perjodohan anak yang didasarkan oleh kedudukan yang
dijodohkan memiliki stratifikasi sosial yang sederajat dalam masyarakat, baik
dilihat dari segi keturunan (Bangsawan atau Orang biasa), pendidikan, kedudukan
dalam struktur pemerintah, maupun harta kekayaan.
B. Keadaan Geografis
Desa merupakan salah satu dari 14 Desa dan Kelurahan Wilaya
Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang yang terbagi atas tiga Dusun yaitu:
40
52
Dusun Paria, Dusung Manggolo, Dusun Pallameang. Yang daerahnya meliputi
daerah pegunungan, dataran rendah, dan pesisir.
Luasa wilaya Desa Paria Kecamatan Duampanua adalah 1.990 Hektar
yang terbagi atas tiga dusun tersebut.
C. Keadaan Demografi
Jumlah penduduk bulan Aguatus 2018 mencapai 3.671 jiwa yang tersebar
kedalam tiga wilayah dusun Desa Paria dan perincian sebagaimana tabel dibawa
ini:
Tabel 1
Distribusi Jumlah Penduduk Menurut Dusun
No Dusun Penduduk
1. Paria 1.236
2. Mangolo 604
3. Pallameang 1831
Jumlah 3.671
Sumber : Kantor Desa Paria 2018
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa dusun Pallameang jumlah
penduduk lebih banyak dibandingkan dengan dusun Paria, dan dusun Mangolo.
Selanjutnya untuk mengetahui jumlah penduduk menurut jenis kelamin
dapat dilihat pada tabel berikut:
53
Tabel 2
Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
No Dusun Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. Paria 587 649 1.236
2. Mangolo 343 261 604
3. Pallameang 825 1.006 1.831
Total 1.755 1.916 3.671
Sumber : Kantor Desa Paria 2018
Dari angka-angka yang tertera pada tabel diatas menunjukan bahwa dari
3.671 jumlah penduduk Desa Paria, terdapat 1.831 jiwa penduduk di Dusun
Pallameang yang terdiri dari 825 jiwa laki-laki dan 1.006 jiwa perempuan. Selain
itu juga terlihat bahwa Dusun yang paling sedikit penduduknya adalah Dusun
Mangolo yaitu sebanyak 604 jiwa yang terdiri dari 343 jiwa laki-laki dan 261 jiwa
perempuan. Sedangkan Dusun Paria tidak terlalu padat dan tidak terlalu sedikit
penduduknya yaitu 1.236 jiwa yang terdiri dari 587 laki-laki dan 649 jiwa
perempuan.
Jumlah penduduk Desa paria seperti yang sebutkan diatas semakin
mengalami perubahan dari tahun ke tahun dikarenakan adanya pertambahan
secara alamiah dan juga tingginya arus imigrasi. Untuk mengetahui keadaan dan
komposisi menurut umur penduduk yang mendiami wilayah Desa Paria dapat
dilihat pada tabel berkut ini:
54
Tabel 3
Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur
No. Kelompok
Umur (Tahun)
Jumlah Jiwa Total
Dusun
Paria
Dusun
Mangolo
Dusun
Pallameang
1. 0-4 126 67 319 512
2. 5-6 178 69 295 542
3. 7-15 263 143 533 939
4. 16-58 565 276 488 1.329
5. 59 keatas 104 49 196 349
Jumlah 1.236 604 1.831 3.671
Sumber : Kantor Desa Paria 2018
Tabel diatas menunjukan bahwa dari 3.671 penduduk Desa Paria
komposisi penduduk yang berumur antara 16-58 tahun yang terbanyak, dengan
jumlah penduduk di Dusun Paria sebanyak 565 jiwa, Dusun Mangolo sebanyak
276 jiwa, Dusun Pallameang sebanyak 488 jiwa dengan demikian dapat
disempulkan bahwa komposisi yang mendiami Desa Paria Kec. Duampanua Kab.
Pinrang adalah dikategorikan sebagai usia pekerja (Produktif) adalah sebanyak
1.329 jiwa.
D. Keadaan Pendidikan
Untuk mengetahui keadaan penduduk Desa Paria Kac. Duampanua Kab.
Pinrang, dilihat dari segi pendidikan formal yang mereka tempuh. Untuk lebih
jelas dapat dilihat dari tabel dibawa ini:
55
Tabel 4
Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
No. Tingkat
Pendidikan
Jumlah Jiwa Total
Dusun
Paria
Dusun
Mangolo
Dusun
Pallameang
1. Belum Sekolah 221 74 288 583
2. Tidak Perna
Sekolah
- - - -
3. Tidak Tamat SD 118 68 208 394
4. Tamat
SD/Sederajat
235 136 275 646
5. Tamat
SLTP/Sederajat
223 89 437 749
6. Tamat
SLTA/Sederajat
307 132 486 925
7. D1, D2, & D3 74 43 77 194
8. S1 & S2 58 62 60 180
Total 1.236 604 1.831 3.671
Sumber : Kantor Desa Paria 2018
Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ternyata tingkat pendidikan yang
mendiami wilayah Desa Paria Kac. Duampanua Kab. Pinrang sangat bervariasi
mulai dari tingkat sekolah sampai dengan tingkat pendidikan tinggi. Dari 3.671
penduduk Desa Paria Kac. Duampanua Kab. Pinrang tingkat pendidikan
56
terbanyak diperoleh adalah tamatan SLTA/Sederajat yaitu sebanyak 925 jiwa dan
yang paling sedikit tingkat pendidikan Strata 1 (S1) dan Strata 2 (S2) yaitu hanya
sebanyak 180 jiwa
E. Mata Pencarian Penduduk
Selanjutnya tabel berikut ini akan menggambarkan tentang lapangan kerja
penduduk Desa Paria Kec. Duampanua Kab. Pinrang pada tabel dibawah ini:
Tabel 5Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pekerjaan
No. Jenis Lapangan Kerja Jumlah
1. Pertania 310
2. Budidaya Tambak 272
3. Nelayan 25
4. Perkebunan 31
5. PNS 42
6. Polri 6
7. TNI 5
8. Pedagang 125
9. Pertukangan 19
10. Peternak 37
Jumlah 872
Sumber Desa Paria 2018
Tabel lima diatas angka-angka yang tertera menunjukan bahwa penduduk
Desa Paria Kac. Duampanua Kab. Pinrang didominasi oleh Pertanian dan Budi
Daya Tambak ini dikarekan salah satu Desa yang dijadikan pusat perairan yang
57
dimiliki sungai saddang maka dari itu mengembang sektor Pertanian dan Budi
Daya Tambak, biasa dikatakan pusat perairan yang cukup besar di Desa tersebut.
Sedangkan Perdagangan hanya mencapai 125 jiwa untuk mengethui dari beberapa
sektor khususnya sektor Pertanian dan Budi Daya Tambak.
58
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Sistem Perjodohan Anak di desa Paria Kecamatan Duampanua
Kabupaten Pinrang
Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh
aturan untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik
oleh masyarakat, terkadang masih kita jumpai tindakan-tindakan yang tidak sesuai
dengan aturan yang berlaku pada masyarakat, misalnya sistem perjodohan yang
marak terjadi dikalangan masyarakat terkhusus di Desa Paria Kecamatan
Duampanua Kabupaten Pinrang.
Menurut salah satu masyarakat biasa, hal ini diungkapkan oleh seorang
informan NH (35 tahun ) bahwa:
Perjodohan adalah suatu proses perencana menjalin suatu keluarga oleh wali yang bersifat mengikat, dan lebih sering dilakukan tanpa sepengetahuan anak yang dijodohkan. Kedua calon mempelai itu dijodohkan semenjak kecil, bahkan kadang sebelum mereka dilahirkan sedangkan perkiraan seandainya anaknya perempuan, maka anaknya dijodohkan dengan anak temannya misalnya, sehingga keduanya tidak punya pilihan selain menerimahnya.(Wawancara,15 Oktober 2019)
Sistem perjodohan adalah suatu proses yang sudah direncanakan tanpa
sepengetahuan anaknya oleh kedua orang tua untuk menjalin suatu keluarga baik
dari orang tualaki-laki maupun orang tua perempuan untuk menjodohkan
anaknya.
Menurut salah satu masyarakat biasa, hal ini diungkapkan oleh seorang
informan ML (30 Tahun) bahwa :
47
59
Kenapa sistem perjodohan masih ada sampai saat ini karena kami sebagai orang tua tidak menginginkan hubungan rumah tangga anak rusak atau salah memilih makanya diadakan sistem perjodohan. (Wawancara, 15 Oktober 2019). Dengan adanya sistem perjodohan di Desa Paria masyarakat lebih mudah
untuk menentukan pasangan anakya, karena orang tua menginginkan rumah
tangga anaknya bahagia jadi menurut orang tuanya dengan adanya sistem
perodohan mereka lebih mudah dalam menentukan jodoh anaknya.
Menurut salah satu masyarakat biasa, hal ini diungkapkan oleh seorang
informan HS (25 Tahun) bahwa :
Perjodohan perlu dipertahankan karena perjodohan itu dilakukan dari dulu samapai sekarang walaupun memiliki dampak negatif dan positif, dampak positifnya bisa memperkuat tali hubungan kekeluargaan sedangkan dampak negatifnya biasa terjadi perceraian. (Wawancara, 17 Oktober 2019)
Sistem perjodohan tidak selamanya berpengaruh positif tetapi juga dapat
berpengaruh negatif karena pada basanya perceraian terjadi karena dijodohkan
oleh orang tuanya dan untuk itu orang tua lebih berhati-hati lagi dalam
menentukan jodoh ananknya.
Menurut salah satu masyarakat biasa, hal ini diungkapkan oleh seorang
informan PG (45 Tahun) bahwa :
Dengan adanya sistem perjodohan orang tua ingin menjodokan anaknya dikarenakan orang tua terkadang berfikir bahwa menikah dalam perjodohan lebih baik dari pada menikah dengan pacar. (Wawancara, 20 Oktober 2019) Dengan adanya sistem perjodohanorang tua lebih memilih menikahkan
anknya dengan orang yang dijodohkan di bandingkan dengan pacar anaknya
karena sebagian orang tua melihat laki-laki dari pekerjaannya dimana ketika laki-
60
laki yang akan dijodohkan dengan anaknya menurutnya sudah mapan
dibandingkan dengan pacar anaknya yang terkadang belum bekerja.
Menurut salah satu masyarakat biasa, hal ini diungkapkan oleh seorang
informan RN (35 Tahun) bahwa :
Bagaimana pendapat masyarakat di Desa Paria terhadap sistem perjodohan anak, yang diketahui oleh masyarakat di Desa Paria sistem perjodohan sangat baik karena sebelum dijodohkan keluarga harus melakukan perkenalan agar tidak terjadi perselisihan kedepannya. (Wawancara, 25 Oktober 2019) Dengan adanya sistem perjodohanmasyarakat di Desa Parial lebih mudah
mengenal pasangan anak-anaknya karena sebelum dijodohkan mereka telah
mengenal asal-usul keluarga tersebut, jadi tidak ada keraguan bagi orang tua
untuk menjodohkan anaknya.
Berdasarka observasi di atas bahwa sistem perjodohan adalah dalam suatu
hubungan keluarga yang dimana masih menjalankan adat istiadatnya dari salah
satu keluarga dan mungkin juga keluarga ini memang sudah tau bahwa dia adalah
jodoh anaknya, dan sesungguhnya juga perempuan maupun laki-laki harus
menuruti perkataan orang tuanya karena itu sudah menjadi adatnya, akan tetapi
mereka sudah dewasa dan mereka sudah tau bahwa mana pasangan yang baik
untuk dirinya.
2. Peran orang tua dalam menentukan jodoh anaknya di Desa Paria
Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang
Menurut salah satu masyarakat biasa, hal ini diungkapkan oleh seorang
informan CM (40 Tahun) bahwa :
Peran orang tua sangat penting menjodohkan anaknya karena demi kebaikan dan kelangsungan hidup anaknya kedepannya menjadi orang tua
61
di Desa Paria juga tidak sembarang menjodohkan anaknya dengan yang bukan kerabatnya. (Wawancara, 27 Oktober 2019)
Dengan adanya peran orang tua maka anak yang dijodohkan tidak
sembarang orang melainkan yang dekat dengan keluarga mereka demi kebaikan
anak-anaknya. Orang tersebut biasanya masih memilih hubungan keluarga
sehingga mudah untuk mengenal asal-usulnya.
Menurut salah satu masyarakat biasa, hal ini diungkapkan oleh seorang
informan LD (30 Tahun) bahwa :
Mengapa orang tua ingin menjodohkan anaknya kemungkinan oang tuanya ingin melihat anaknya bahagia dan kemungkinan juga mereka masih melakukan adat istiadat. (Wawancara, 28 Oktober 2019).
Orang yang dijodohkan oleh orang tuanya selain ingin melihat anak-
anaknya bahagia tetapi juga karena adat istadat, dimana keduanya merupakan
kebiasaan masyarakat Desa Paria.
Menurut salah satu masyarakat biasa, hal ini diungkapkan oleh seorang
informanSN (35 Tahun) bahwa :
Sistem perjodohan mempunyai dampak positif dan negatif, dampak postifnya kemungkinan anaknya tidak merasakan kebahagiaan dan dampak negatifnya gosip masyarakat terhadap keluarganya. (Wawancara, 29 Oktober 2019) Sistem perjodohan tidak semua berpengaruh positif akan tetapi bisa
berpengaruh negatif kepada anak yang dijodohkan, dimana positifnya yaitu
menghindari dari dari pergaulan bebas diluar nikah. Karena mereka tidak
berpacaran sebelum menikah, dan negatifnya adalah perasaan tidak suka
berkelanjutan tehadap pasangan, hingga menimbulkan perceraian.
62
Menurut salah satu masyarakat biasa, hal ini diungkapkan oleh seorang
informan SN (30 Tahun) bahwa:
Pendapat orang tua tentang sistem perjodohan itu di karnakan mungkin ini cara lebih biak dan kebahagian anaknya karena sebelumnya keluarga laki-laki dan perempuan sudah salimg mengenal jadi mereka beranggapan bahwa dengan menjodohkan anaknya adalah piihan terbaik(wawancara,30 Oktober 2019)
Pendapat orang tua sistem perjodohan adalah cara yang biak untuk
kebahagian anaknya maka orang tua akan merasa bahwa pasangan yang
dipilihkan oleh orang tua sudah cocok untuk dijodohkan dengan anaknya.
Menurut salah satu masyarakat biasa, hal ini diungkapkan oleh seorang
informanTK (30 Tahun) bahwa;
Alasan orang tua ingin menjodohankan anaknya mungkin karana orang tua sudah tau yang terbaik untuk anaknya dan apalagi seorang anak sudah dewasa pasti orang tuanya tidak mau kalau anaknya memilih yang tidak baik sesuai dengan pendapatnya.(Wawancara,01 November 2019) Dengan adanya sistem perjodohan orang tua ingin memilikan jodoh yang
terbaik untuk anak-anaknya. Karena orang tua menganggap bahwa dengan
dijodohkan anaknya maka rumah tangganya akan baik-baik saja dimana jodoh
yang dipilihkan adalah pilihan orang tuanya sendiri.
Berdasarka observasi di atas bahwa peran orang tua sangat penting dalam
menentukan jodoh anakya karena dimana orang tua lebih berpengalaman dalam
masalah rumah tangga, dan tentunya orang tua menginginkan yang terbaik untuk
jodoh anak-anaknya.
63
B. Pembahasan
Dalam pembehasan menjelaskan terkait dari hasil pene;itian menurut
pembahasan oleh peneliti yang di tuangkan dalam pembahasan .sehingga dapat
memberikan pemahaman pembaca terkait apa yang di teliti.
1. Sistem Perjodohan Anak di desa Paria Kecamatan Duampanua
Kabupaten Pinrang
Sistem perjodohan di masyarakat Desa Paria terdiri dari 2 jenis, yaitu
sistem eksogami dan sistem endogami. sistem eksogamiadalahpara anggota
keluarganya atau anaknya diharuskan untuk memilih jodohnya di luar keluarga
atau kerabatnya sendiri. Sistem ini biasanya dilakukan dan diketahui oleh
masyarakat umum. Sedangkan sistem endogami merupakan kebalikan dari sistem
eksogami yaitu keluarga mengharuskan anggotanya atau anaknya memilih jodoh
di lingkungan kelompoknya sendiri. Dalamhalini masyarakat cenderung
menggunakan sistem endogami untuk melakukan perjodohan bagi anaknya. Hal
ini disebabkan karena mereka lebih mudah mengenal siapa calon yang akan
bersanding dengan anaknya. Sehingga kemungkinan terjadinya ketidakcocokan
dapat di minimalisir.
Selain itu sistem ini juga dipengaruhi oleh faktor keterjangkauan.
keterjangkauan dimaksud adalah dari segi jarak tempuh. Mereka lebih memilih
perjodohan dengan orang yang masih memiliki hubungan kekeluargaan karena
mereka masih memikirkan bibit, bebet, dan bobot yang baik bagi anaknya.
Selainitu sebagian besar jarak rumah mereka saling berdekatan / mudah untuk
dijangkau dengan menggunakan alat transportasi apapun bahkan dalam waktu
64
yang tidak lama.Masyarakat Desa Paria cenderung menggunakan sistem
perjodohan endogami karena menurut mereka menjodohkan anaknya dengan
kerabat sendiri atau masih ada ikatan darah memiliki tujuan agar ikatan
persaudaraannya semakin erat dan juga agar nanti tidak ada penyesalan dalam
memilihkan jodoh bagi anaknya.
Sistem perjodohan endogami juga memiliki sisi lain, yaitu dampak negatif
yang ditimbulkan, diantaranya sistem endogami dapat berpengaruh pada
kecacatan mental atau fisik pada anak, dan meretaknya hubungan kekerabatan.
Perkawinan yang menggunakan sistem endogami dikhawatirkan akan memiliki
resiko kecatatan fisik pada keturunannya yang disebabkan oleh bawaan orang tua.
Meskipun begitu dalam penelitian ini pada masyarakat Desa Paria hal seperti ini
tidak terjadidampak lain dari perkawinan endogami dikhawatikan akan memiliki
dampak pada retaknya hubungan kekerabatan. Dampak negatif perkawinan
endogami ini jika diakhiri dengan perceraian maka yang terjadi pada
meregangnya hubungan kekerabatan dan bahkan menimbulkan konflik yang
menyebabkan kurangnya rasa aman dalam hubungan keluarga. Pada masyarakat
Desa Paria, masyarakat yang melakukan pernikahan secara endogami ini
mempunya cara sendiri untuk menimalisir terjadinya keretakan dalam hubungan
kekerabatan jika nantinya anak-anak mereka harus bercerai, yaitu dengan cara
musyawarah dalam keluarga sebelum mengambil keputusan.
Kemurnian keturunan salah satu hal yang melatarbelakangi perkawinan
endogami di Desa Paria. Masyarakat Desa Paria masih memperhatikan dalam
mencari jodoh untuk anak-anaknya dengan melihat bibit, bebet, dan bobotnya.
65
Masyarakat Desa Paria berharap dengan menikahkan atau menjodohkan anak-
anak mereka dengan saudara yang sudah mereka kenal latarbelakangnya yaitu
sifat dan wataknya akan menghasilakan keturunan yang baik nantinya. Orang tua
yang berasal dari keluarga yang bibit,bebet, dan bobotnya baik maka akan
menghasilkan keturunan yang baik. Melakukan perkawinan dengan saudara akan
lebih jelas keturunan yang dihasilkan daripada menikahkan anak-anak mereka
dengan seseorang di luar hubungan saudara yang belum pasti sifat dan wataknya.
Selain itu latar belakang perkawinan endogami pada masyarakat Desa Paria
adalah rendahnya tingkat pendidikan di desa tersebut. Hal ini bisa dilihat bahwa
mayoritas masyarakat Desa Paria mengenyampendidikan hanya sampai tingkat
menengah atas. Bahkan banyak diantaranya tidak tamat SMP, ada juga yang
butahuruf. Ini menyebabkan pengetahuan masyarakat akan dampak dari
perkawinan endogami sangat minim dandampak dari tingkat pendidikan yang
rendah menyebabkan pola pikir masyarakat sempit dan pola pikir untuk masa
depan berkurang.
Dalam realitas perjodohan yang sangat ekstrim, banyak ditemukan dalam
Masyarakat Desa Paria, yang melakukan perjodohan tersebut pada anak usia dini
dengan pasangan dari anggota keluarga yang lain pada usia yang sebanding,
bahkan terkadang dengan selisih usia yang tidak sebanding. Tidak jarang pula
mereka menjodohkan putra-putrinya ketika mereka masih berada dalam
kandungan atau pada saat baru dilahirkan. Seperti yang diketahui, yang menjadi
masalah ketika menjalani sebuah hubungan dengan keterpaksaan, maka akan
banyak perasaan yang dikorbankan, baik untuk pria atau wanitanya dan kejujuran
66
akan sulit sangat berat dilaksanakan. Perjodohan tersebut berarti sebuah
pemaksaan untuk menimbulkan cinta yang benar-benar bisa terjadi atau bahkan
tidak sama sekali. Menurut para orang tua dalam Masyarakat Desa Paria,
perjodohan dianggap sebagai hal yang wajar-wajar saja, bahkan sangat baik bagi
masa depan anak dengan selalu melegitimasi pada agama. Perilaku seperti ini
sampai sekarang masih tetap dipertahankan dan dilestarikan secara turun-temurun
antar generasi, dan apabila terdapat pemberontakan dari yang dijodohkan,
dianggap melanggar tradisi.
Perjodohan merupakan suatu proses penunjugan calon mempelai laki-laki
ataupun perempuan yang dilalkukan oleh orang tua, keluarga, kerabat, ataupun
teman. Meskipun hampir semua telah mengetahui bahwa persoalan jodoh itu
ditangan Tuhan karena sudah merupakan takdir yang hanya dialah yang tahu dan
merupakan pilihan Tuhan yang teramat baik untuk keduanya, manusia hanya bisa
berusaha namun beliaulah (Tuhan) yang penentu segalanya.
Hal ini menunjukan bahwa jodoh seseorang itu telah diatur oleh Allah
swt., dan semua kembali pada diri seseorang itu sendiri karena baik dan buruknya
jodohnya merupakan timbal balik atau cerminan dirinya yang selama ini mereka
perbuat dalam hidupnya.
Pernikahan merupakan sunnatullah dan merupakan unsur pokok karenanya
diperintahkan untuk menyegerakan menikah dengan maksud yaitu untuk
menghidari fitna dan zina bagi yang mampu. Salah satu prinsip moral yang paling
penting dalam pandangan Islam adalah perkawinan dan membentuk keluarga.
67
Hubungan antara seorang laki-laki dan perempuan adalah merupakan
tuntunan yang dicsiptkan oleh Allah swt dan untuk menghalalkan hubungan ini
maka disyaratkan akad nikah. Pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang
diatur dengan pernikahan ini akan membawa keharmonisan, keberkahan dan
kesejahteraan bagi laki-laki maupun perempuan, bagi keturunan diantara
keduanya bahkan bagi masyarakat yang berada disekeliling kedua insan tersebut.
Dalam hal ini sudah sangat jelas bahwa pasangan-pasangan dari sejenis
mahluk itu sendiri namun, dari jenis-jenis pernikahan ada pernikahan yang
dinamankan pernikahan serumpun (endogami). Pernikahan endogami adalah
pernikahan antar etnis, suku, kekerabatan dalam lingkungan yang sama.8 atau
lebih spesifik lagi pernikahan saudara sepupu yang dimana diketahui masih
memiliki hubungan yang teramat dekat.
Biasanya kedua belah pihak yang sepakat menjodohkan antara
keluarganya ini melakukan perjanjian pada saat kedua calon ini masih kecil dan
belum mengetaui apa-apa. Nanti setelah masing-masing mulai menginjak dewasa
barulah mereka dipanggil kemudian duduk bersamadan membahas perjodohan itu
kepada kedua calon tersebut barulah pada saat itu para orang tua meminta
persetujuan dari kedua calaon yang akan dijodohkan, namu mereka tetap
diberikan kebebasan untuk berfikir dan memberi jawaban iya atau tidak setujuh
dengan perjodohannya.
Terlebih dahulu kedua belah pihak yang nyatanya adalah keluarga sendiri
membicarakan persoalan waktu, tempat dan hal-hal yang akan bawa lainnya
sebelum pertemuan sesungguhnya dilakukan agar nantinya pada waktu yang
68
ditentukan semua bisa berjalan dengan dengan lancar. Pembahasan persoalan
waktu, tempat dan hal-hal yang akan bawa.
Pada saat pertemuan itu dilakukan pihak laki-laki yang datang ke rumah
pihak perempuan, kedua calon jelas didampingi oleh masing-masing orang tua
keduanya, orang yang dipercayakan dan orang yang dituakan lainnya. Dengan
itikat baik tentunya mereka memenuhi syarat dan ketentuan dari pihak yang telah
tentukan oleh kedua belah pihak sebelumnya.
Biasanya pembicaraan dilakukan akan dimulai dengan basa-basi atau
candaan kemudian seraya pihak perempuan menyuguhi tamu dari pihak laki-laki
makanan dan lainya yang di butuhkan sebagai penghormatan (sipaka tau) setelah
itu tentunya barulah mulai membahas keporsoalan intinya yaitu pertunangan
keduanya dan tentu sebelumnya kedua calon dan keluarga akan tetap dimintai
persetujuan sebelum melanjutkan pembiraan terutama dari pihak perempuan.
Setelah semua setujuh dengan pertunangan yang dilakukan maka barulah
pembicaraan akan dilanjtkan, biasanya saat pertunangan sebelum pemasangan
cicin untuk pengikat diterlebih dahulu dibahas.
Sebelum memasuki bagian pernikahan terlebiih dahulu orang tua atau
keluarga dari pihak laki-laki dengan didampingi orang yang dituakan datang
kerumah perempuan untuk terlebih dahulu melamar. Melamar biasanya dilakukan
oleh keluarga laki-laki saja atau tanpa didampingi oleh lakilaki yang menjadi
calon mempelai.
Proses pelamaran berlangsung anatar keluarga perempuan dan keluarga
laki-laki namun tetap dihadiri sang perempuan karena berada dirumahnya dan
69
akan ditanya secara langsung atau pihak perempuan sendiri yang akan
menyampaikannya, setelah mendapat persetujuan dari sang perempuan dan pihak
keluarganya barulah akan dibahas persoalan selanjutnya.
Setelah semua pembicaraan yang termasuk syarat telah disepakati oleh
kedua belah pihak barulah pertunagan akan dilaksanakan yaitu pemasangan cicin
kepada kedua calon yang dipasangkan oleh keduanya secara bergantin atau bisa
juga dipasangkan oleh orang tua calon untuk menghormati orang yang dituakan
(sipaka tau) dan semuanya berjalan dengan lisan tanpa karna saling percaya kedua
belah pihak dan kebiasaan yang ada.
Suatu kebiasaan umum yang melekat pada keluarga maupun masyarakat,
yakni perjodohan sebagai suatu lembaga dan tiap kebudayaan menetapkan
sejumlah peraturan yang biasanya kaku dan rumit. Untuk mempertemukan
pasangan pria dan wanita secara pantas. Pada umumnya kebudayaan menetapkan
semacam pertukaran hadiah sebagai pendahuluan penting. Ditetapkan pula tata
cara tertentu, tindakan atau kata-kata yang membuat khalayak umum untuk
mengetahui dan menerima kenyataan bahwa seorang pria dan seorang wanita
bermaksud hidup bersama dan mulai membangun keluarga, seperti telah
dikemukakan diatas bahwa perjodohan adalah ajang didalam membentuk keluarga
baru, dimana bukan saja sebagai suatu rangkaian tali hubungan antara jaringan
sosial antara anggota-anggotanya.
Anak adalah individu yang unik. Banyak yang menagatkan bahwa anak
adalah miniatur dari orang dewasa. Padahal mereka betul-betul unik. Mereka
belum banyak memiliki sejarah masa lalu dan Pengalaman mereka sangat terbatas
70
apalagi mengenai tentang penentuan dalam pasangan hidupnya. Di sinilah peran
orang tua yang memiliki pengalaman hidup lebih banyak sangat dibutuhkan
membimbing dan mendidik anaknya. Oleh karena itu anak perlu dikondisikan
agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan dididik sebaik mungkin
agar di masa depan dapat menjadi generasi penerus yang berkarakter serta
berkepribadian baik.
Mahar adalah harta yang diberikan pihak calon suami kepada calon
istrinya untuk dimiliki sebagai penghalal hubungan mereka. Mahar ini menjadi
hak istri sepenuhnya, sehingga bentuk dan nilai mahar ini pun
sangat ditentukan oleh kehendak istri. Bisa saja mahar itu berbentuk
uang, benda atau pun jasa, tergantung permintaan pihak istri. Mahar dan Nilai
Nominal. Mahar ini pada hakikatnya dinilai dengan nilai uang, sebab mahar
adalah harta, bukan sekedar simbol belaka. Itulah sebabnya seorang dibolehkan
menikahi budak bila tidak mampu memberi mahar yang diminta oleh wanita
merdeka. Kata ‘tidak mampu’ ini menunjukkan bahwa mahar dismasa lalu
memang benar-benar harta yang punya nilai nominal tinggi.
Ada kalanya sebagian dari para orang tua yang akan melangsungkan
pernikahan atau perjodohan, salah satu diantara mereka membuat persyaratan-
persyaratan tertentu (janji pernikahan) kepada calon menantu, dan sesuatu hal
tidak bisa dipungkiri dan mungkin saja terjadi, kadangkala sebagian dari
persyaratan-persyaratan itu justru memberatkan atau membebani dan mungkin
juga ada yang melanggarnya.
71
Dalam proses pemilihan jodoh yang saling berkaitan adalah keluarga calon
pengantin.Kedua jaringan keluarga yang akan menikah di hubungkanan,oleh
karena itu juga jaringan-jaringan lain yang lebih jauh menyangkut kedua keluarga
yang akan menikah dengan siapa karena kedua keluarga itu saling
membandingkan.Dimana ukurannya adalah kira-kira sama.Baik secara ekonomi
ataupun secara sosial.
Cara pemilihan jodoh dapat di ketahui melalui cara tawar-menawar yang
telah di kenal dalam sejarah perkawin itu sendiri.Perkawinan di maksudkan untuk
mempererat hubungan keluarga, lebih lagi kedua individu tersebut keluarga
memikirkan bahwa perkawinan itu suatu yang biak dan tujuannya bermanfaat bagi
kedua belah pihak maupun dari segi-segi lainnyayang berhubungan dengan tujuan
perkawinan. Seperti terpenting dalam perjanjian perkawin oleh karena itu dapat
dipastikan bahwa semua sistem pemilihan jodoh anak menunjukan kepada
pernikahan homogeny sebagai hasil dari tawar-menawar.
Artinya keluarga-keluarga yang kaya memandang dia sebagai calon
menantu yang baik bagi anak laki-laki mereka,sebaliknya begitu juga jika
keluargayang kedudukannya lebih tinggi atau berkuasa.Keluarga-keluarga lainnya
pada tingkat itu memandang hal itu cocok.Dan keluarga tidak perlu mengikat diri
dengan keluarga yang serasi.
Meskipun disadari,perjodohan adalah hubungan yang permanen antara
laki-laki dan perempuan yang diikuti oleh masyarakat yang bersangkutan
berdasarkan atas peraturan perjodohan yang berlaku dalam suatu perkawinan
untuk mewujudkan adanya keluarga dan memberikan adanya keabsahan atas
72
status kelahiran anak-anak mereka. Perjodohan tidak hanya mewujudkan adanya
hubungan antara meraka yang jodoh saja tetapi juga melibatkan hubungan-
hubungan di antara kerabat-kerabat dari masing-masing pasangan tersebut.
Perjodohan anak merupakan suatu perstiwa yang sangat penting dan tak
pernah terlupakan dalam perjalanan hidup seseorang dalam membentuk dan
membina keluarga bahagia.Untuk itu diperlukan perencanaan yang matang dalam
mempersiapkan segala sesuatunya meliputi aspek fisik,mental dan sosial ekonomi.
Perjodohan akan membentuk suatu perkawinan atau ikatan keluarga yang
merupakan unit terkecil yang menjadi sendi dasar utama bagi kelangsungan dan
perkembangan suatu masyarakat bangsa dan negara.
Tetapi pada masyarakat tertentu masalah pemilihan jodoh dan perkawinan
ini sangat sering dikaitkan dengan masalah agama, keyakinan tertentu,dan adat
istiadat, tata cara dan kebudayaan tertentu, dan sebagainya. Adapun proses
pengaturan perkawinan menunjukkan lingkup kemunkinan yang
menarik.Beberapa masyarakat mengikuti suatu peraturan tertentu dimana dua
anak dari keluarga yang berbeda telah ditentukan oleh kerabatnya menjadi
pasangan suami istri,sehingga pilihan-pilihan pribadi menjadi tidak perlu lagi.
Orang tua berhak mengatur perkawinan atau tanpa mempertimbangkan keinginan
pasangan.
Ada kalanya sebagian dari para orang tua yang akan melangsungkan
pernikahan atau perjodohan, salah satu diantara mereka membuat persyaratan-
persyaratan tertentu (janji pernikahan) kepada calon menantu, dan sesuatu hal
tidak bisa dipungkiri dan mungkin saja terjadi, kadangkala sebagian dari
73
persyaratan-persyaratan itu justru memberatkan atau membebani dan mungkin
juga ada yang melanggarnya.
Adapu sistem perjodohan di desaparia kecamatan duampanua yaitu
tergantug keluarga di mana keluarga laki-laki melihat perempua yang menurut
keluarganya cocok di jodohkan dan setalah di ketahui oleh keluarga laki-laki dan
perempuan barulah di situ di komunikasikan dengan laki-laki yang akan di
jodohkan dan tanpa membantah laki-laki yang di jodohkan menerima perjodohan
tersebut dengan alasan mengikuti kemauan keluarga, orang tua dan kemauannya
sendiri.
Anak yang dijohkan memang pada awalnya merasa kecewa dan terpaksa
setelah mengetahui bahwa mereka akan dijodohkan, tetapi dengan berjalannya
waktu anak yang dijodohkan merasa bahagia karena mereka saling memahami
satu sama lain.
2. Peran orang tua dalam menentukan jodoh anaknya di Desa Paria
Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang
Orang tua merupakan pendidik utama bagi anak-anak mereka, karna
pembelajaran yang didapatkan seorang anak berasal dari orang tuanya. Corak
pendidikan dalam rumah tangga secara umum tidak berpangkal tolak dari
kesadaran dan pengertian yang lahirkan pengetahuan mendidik, melainkan secara
kodrati suasana dan strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun
situasi atau iklim pendidikan.
Untuk itu, dalam menentukan jodoh biasanya orang tua sangat berperan
penting dan anaknya akan mengikuti pilihan orang tuanya, perjodohan dikalangan
74
masyarakat Desa Paria sudah menjadi adat istiadat dikalangan mereka hingga saat
ini. Proses pemilihan jodoh ini sangat dipengaruhi oleh berbagai kepentingan,
salah satunya kepentingan orang tua dan keluarga, karena mereka beranggapan
bahwa penentuan jodoh adalah hak mereka.
Dalam hal ini, semua yang menentukan adalah keluarga besar dan si anak
yang akan dijodohkan tidak mengetahuinya, anak tidak diberi kesempatan untuk
memberikan pendapatnya, apakah ia mau menerima perjodohan ini atau tidak.
Jika keluarga besar sudah sama-sama saling setuju, maka anak tidak dapat
menolak. Di sini anak sama sekali tidak mempunyai hak untuk menentukan
pilihannya sendiri, sehingga ada keterpaksaan di dalam menjalankan kehidupan
berumah tangga.
Meski demikian perjodohan dilingkungan masyarakat Desa Paria pada
dasarnya dilandasi rasa tanggug jawab yang besar seorang ayah terhadap anak
agar terjaga diri dan keluarganya.
Perjodohan di masyarakat Desa Paria bermula dari pesannya orang tua
terdahulu yang mengharuskan putra putrinya untuk menikah dengan kerabat
terdekat, karena putri mereka dididik untuk tidak mempertanyakan atau dididik
agar selalu mematuhi perintah orang tua, maka perintah orang tua terdahulu tidak
dapat ditolak. Alasan keluarga untuk menjodohkan anaknya adalah untuk
menghindari konflik yang timbul akibat perbedaan status, karena dengan
menikahkan anaknya kepada saudara terdekat dapat dipastikan sudah sama-sama
saling faham dan memaklumi. Selain itu alasan lainnya adalah untuk
keberlangsungan keluarga yang baik untuk masa yang akan datang.
75
Pertama, keraguan orang tua dengan jodoh pilihan
anakmemunculkankekhawatiran bagi orang tua dalam memberikan restu kepada
sang anak untuk menikah. Oleh karena itu orang tua seringkali memilihkan jodoh
untuk anaknya berdasarkan pertimbangan bibit, bobot, dan bebet yang dimiliki
oleh sang calon. Pertimbangan inilah yang mendorong para orang tua melakukan
perjodohan bagi anaknya dengan memilihkan pasangan yang sudah mereka kenal.
Pemilihan ini biasa dilakukan kepada kerabat sendiri.Hal ini sebagai
pertimbangan bahwa dengan menjodohkan anak dengan kerabat yang sudah
dikenal jauh sebelumnya dapat membantu mereka untuk mendapatkan jodoh yang
terbaik dan dinilai sesuai untuk anaknya.Selain karena kekhawatiran orang tua
akan kualitas calon yang dipilih oleh anaknya, perjodohan dengan motif
kekerabatan juga dinilai efisien untuk menjalin hubungan atau menjaga jarak antar
keluarga. Mereka tidak ingin memutus hubungan kekeluargaan yang telah lama
terjalin. Sehingga dipilih untuk melakukan perjodohan dengan kerabat agar
hubungan mereka semakin dekat antara satu dengan yang lainnya.
Kedua, anak sebagai beban.Sebagian orang tua di Desa Paria menganggap
anak adalah sebagai beban bagi keluarganya karena faktor ekonomi yang rendah
yang menyebabkan orang tua merasa tidak sanggup membiayai kebutuhan anak.
Hal ini menjadi alasan lain bagi orang tua menjodohkan anaknya pada usia yang
terbilang cukup muda. Sehingga mereka rela merampas hak seorang anak demi
kepentingan perekonomian keluarga. Harapan orang tua menjodohkan anak-anak
mereka dengan anak orang yang lebih mampu agar nantinya perekonomian
keluarga bisa terangkat dalam artian tidak kekurangan lagi.
76
Ketiga, tujuan untuk memperoleh pasangan yang baik.Orang tua merasa
khawatir jika anaknya memilih pasangannya sendirikarena belum tentu bibit,
bebet, dan bobotnya bagus. Hal ini yang menyebabkan orang tua di Desa Paria ini
mencarikan pasangan hidup untuk anak-anaknya. Ini karena orang tua tersebut
menginginkan anaknya mendapatkan pasangan atau jodoh yang baik, yang sudah
jelas asal usul keluarganya.
Keinginan orang tua yang menginginkan anaknya memperoleh pasangan
yang baik membuat orang tua menjadikan perjodohan dengan kerabat sendiri atau
masih ada ikatan kekeluargaan sebagai langkah akhir agar anaknya bisa
mendapatkan pasangan hidup yang baik.Selainitu mereka melakukan perjodohan
dengan kerabat sendiri bukan hanya untuk mencarikan jodoh yang terbaik untuk
anak mereka malainkan mereka ingin mempererat tali silaturahmi antar keluarga
atau famili. Tujuan itu bermaksud supaya tidak menghilangkan garis keturunan
dalam keluarga. Olehkarena itu mereka menjadikan sebuah tradisi perjodohan
dalam keluarga mereka.
Keempat, tujuan untuk membantu perekonomian keluarga.Selain
kepentingan untuk kekerabatan para pelaku mempunyai kepentingan ekonomi
dalam perjodohan yang dilakukan di daerah Desa Paria. Hal tersebut dilakukan
agar dengan adanya perjodohan, mereka bisa mengangkat derajat keluarga.
Tujuan inilah yang hendak dicapai para orang tua melakukan perjodohan bagi
anak-anak mereka. Mereka berfikir bahwa dengan cara menjodohkan anaknya
diharapkan nantinya sang menantu atau keluarga menantu dapat membantu
perokonomian keluarga agar lebih baik lagi. Sebagian keluarga beranggapan
77
bahwa anak merupakan beban yang harus ditanggung oleh orang tua ketika
mereka belum berkeluarga atau menikah. Terlebih bagi mereka yang memiliki
status ekonomi menengah ke bawah.
Bagi mereka menikahkan atau menjodohkan anaknya dengan orang yang
dinilai mampu untuk menanggung segala kebutuhan hidupnya akan memberikan
kontribusi lebih untuk menopang kebutuhan ekonomi mereka. Oleh karena itu
seringkali tujuan yang dicapai agar nanti si menantu mampu meringankan beban
yang mereka miliki dengan menikahi anaknya yang menjadi beban keluarga juga
mampu membantu perekonomian keluarga dengan memberikan kontribusi materi
kepada keluarga.
Kebutuhan ekonomi yang membuat orang tua menjodohkan anaknya
dengan keluarga yang lebih mapan ketimbang keluarganya.Orang tua berharap
menantunya bisa membantu kebutuhan ekonomi keluarganya. Motif tujuan
ekonomi inilah yang mendorong terjadinya perjodohan pada masyarakat desa
Paria.
Timbulnya iklim atau suasana tersebut, karena adanya interaksi yaitu
hubungan pengaruh secara timbal balik antara orang tua dan anak. Sebagai peletak
pertama pendidikan, orang tua memegang peranan penting bagi pembentukan
watak dan kepribadian anak, maksudnya bahwa watak dan kepribadian tergantung
kepada pendidikan awal yang berasal dari orang tua terhadap anaknya. Maka
begitu penting peran orang tua terhadap anaknya untuk mengajarkan masalah
tanggung jawab sebelum mereka para anak yang berumah tangga. Pada tabel di
78
bawah ini beberapa orang tua yang mengajarkan anaknya masalah tanggung
jawab sebelum berumah tangga.
Didalam satu keluarga sering kita ketemukan orang tua yang berperan
dalam pencarian jodoh anak khususnya anak wanitanya, semua ini di lakukan
tidak lain hanya untuk untuk kebaikan sang anak
Orang tua adalah pemimpin dalam keluarga yang mempunyai peran besar
dalam menentukan kearah mana keluarga itu nantinya. Oleh karena itu orang tua
sering ingin melihat keluarganya hidup dalam kebahagiaan,ketetenraman, dan
kesejahteraan serta jauh dari keresahan terlebuh lagi ketika hal itu berpindah dan
dirasakan oleh anaknya kelak sewaktu berkeluarga, oleh sebab itu disetiap
penentuan jodoh anak sering dicampuri dan ditetukan oleh orang tua.
kerabat-kerabat dimasing- Perkawinan tidak hanya mewujudkan antara
hubungan meraka saja, tetapi juga melibatkan hubungan diantara masing
pasangan tersebut. Perjodohan antara laki dan perempuan, jika hal itu yang di
ingainkan oleh orang tuanya pasti berdasarkan menurut kebudayaannya masing-
masing. Seringkali orang tidak dapat berbuat apa apa dalam hal ini orang tua pada
umumnya lebih memikirkan sosial ekonomi keluarga masing-masing dari pada
mengusahakan kebahgian perjodohan anak mereka
Selain faktor pendidikan, juga tak kalah pentingnya adalah status sosial
calon menantu. Adapun yang dimaksudkan status sosial disini adalah posisi
seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang lain,
dalam arti lingkungan pergaulanya, prestasinya dan hak-hak serta kewajiban-
kewajibannya.
79
Menikah dengan seseorang atas pilihan orangtua adalah pilihan alternatif
lain yang cukup aman. Karena orangtua punya pengalaman hidup lebih matang.
Mereka telah mengenyam pengalaman dalam urusan menikah dan pilihan
pasangan. Mereka juga punya pengalaman bagaimana seseorang itu akhirnya
berangkat dewasa. Mereka bisa menilai pribadi orang lain jauh lebih baik dan
bijaksana. Tentu saja hal ini tergantung orangtua masing-masing. Sebab ada juga
orangtua yang tidak punya kualitas pengalaman hidup sehingga kurang bisa
menilai orang lain secara tepat.
Dalam melakukan pilihan teman jodoh, orangtua bersikap lebih obyektif
daripada atas pilihan sendiri. Sebab ketika seseorang jatuh cinta, peranan logika
bisa dipertanyakan. Penilaian-penilaian lebih banyak tertutupi oleh kabut
emosional. Kalau sudah cinta, tahi kucing pun berasa coklat. Begitu kira-kira
sebagaimana dikatakan dalam sebuah lagu.
Banyak kalangan menilai bahwa pernikahan karena dijodohkanorangtua
adalah kuno, ketinggalan jaman dan mengekang kebebasan pribadi. Karena sebaik
apapun pilihan orangtua, mereka bukanlah pihak yang menjalani perkawinan itu
sendiri. Jadi apa hak mereka untuk menentukan pilihan jodoh ini, sementara
mereka tak menjalani sendiri pilihan yang dilakukan. Banyak juga yang
menganggap pilihan orangtua sudah tak sesuai lagi dengan jaman. Nilai-nilai yang
dipakai orangtua sudah tak lagi terupdate dengan keadaan dan perkembangan
jaman. Perlu diingat bagaimanapun tingginya pendidikan anak, tapi sebagai
seorang anak tidak akan bisa menandingi orangtua dalam masalah pengalaman