SISTEM PENILAIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMSISTEM PENILAIAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM A. Aspek-aspek Pendidikan Agama Islam Yang
Dinilai. Penilaian Pendidikan Agama Islam disekolah dilakukan
terhadap semua aspek. Aspek-aspek pokok penilaian meliputi : 1.
Pengetahuan agama Islam 2. Keterampilan agama Islam 3. Penghayatan
agama Islam 4. Pembiasaan dan pengamalan agama Islam Kelompok pokok
Penilaian Agama Islam diatas termasuk dalam tiga Domain yaitu : 1.
Domain Kognitif 2. Domain Psikomotorik 3. Domain Afektif Perlu
diketahui bahwa semua unsur pokok pendidikan agama Islam mengandung
aspek Kognitif, namun pada dasarnya aspek Kognitif ini dominasinya
ada pada unsur pokok yaitu, keimanan, syariah dan sejarah.
Sedangkan aspek Spikomotorik domonasinya ada pada unsur pokok
ibadah dan Al-Quran. Nilai aspek atau domain Afektif pada dasarnya
dominasinya terdapat pada unsur pokok akhlak. Dengan demikian
penilaian pendidikan agama Islam dapat menggunakan rumus berikut :
1. 3K + 3A + 4PM 10 2. 4K + 6APM 20 Catatan : 1. 3K = 3A = 4PM = 10
= 2. 4K = 6APM = Contoh : Misalkan siswa A memperoleh nilai
Kognitif yang diambil dari penilaian harian 6. Aspek Afektif
melalui pengamatan guru baik dalam kelas maupundiluar kelas
memperoleh 7. Sedangkan aspek Psikomotorik sewaktu dilakukan
praktek maka A memperoleh nilai 6, maka nilai A didalam raport
apabila menggunakan rumus satu adalah sebagai berikut : 3K + 3A +
4PM = 18 + 21 + 24 10 10 = 63 = 6,3 dibulatkan menjadi 6 10
sedangkan bila menggunakan rumus ke-2 dapat dilakukan sebagai
berikut :
4K + 6APM = 24 + 78/2 10 10 = 24 + 39 = 6,3 = 6 10
B. Tahapan-tahapan Penilaian Pendidikan Agama Islam Kegiatan
penilaian yang dilakukan terhadap Pendidikan Agama Islam dapat
dilakukan melalui empat tahapan. 1. Merencanakan Dalam merencanakan
penilaian Pendidikan Agama Islam dapat dilakukan melalui tes dan
non tes. Penilaian dengan tes dapat dilakukan tes tertulis, tes
lisan dan tes perbuatan. Sedangkan non tes dapat direncanakan
melalui wawancara, pengamatan / observasi, angket, skala sikap dan
catatan anekdot ( catatan harian ). Teknik tes agama Islam
digunakan untuk penilaian aspek kognitif dengan tes obyektif,
uraian dan mengarang. Semua materi pendidikan Agama Islam yang
bersifat ilmu pengetahuan dapat dinilai dengan teknik tes. Teknik
non tes dalam pendidikan agama Islam digunakan untuk menilai aspek
afektif yaitu penilaian sikap keberagaman siswa dengan alat
penilaian : a. Wawancara yaitu melakukan dialog dengan siswa untuk
mengetahui keberagaman siswa dan sangat baik untuk mengungkapkan
aspek afektif dari materi keimanan dan akhlak. b. Observasi yaitu
penilaian yang dilakukan melalui pengamatan dan pergaulan langsung
tentang sikap dan perilaku siswa berkaitan dengan akhlak. c. Angket
yaitu pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada siswa, gunanya
untuk mendapatkan informasi diutamakan mengenai kehidupan beragama.
d. Skala sikap yaitu pengamatan dan pencatatan reksi sikap terhadap
tugas yang diberikan. e. Catatan Anekdot yaitu catatan tertentu
terhadap sikap siswa dalam rangka pembinaan sikap keberagaman yang
baik. 2. Menyusun Soal. Sebelum menyusun soal, terlebih dahulu
disusun kisi-kisi soal. Kisi-kisi soal dibuat terutama untuk soal
yang materinya banyak seperti pada umumnya. Dengan membuat
kisi-kisi soal yang disusun akan menjadi terarah sesuai dengan
bahan / materi dan tujuan pengajaran. Bentuk kisikisi soal sangat
tergantung pada tujuan pengajaran yang akan dicapai. Contoh format
kisi-kisi soal : Jenis Sekolah : Sekolah Dasar Mata Pelajaran :
Kelas / Cawu : Alokasi Waktu : Jumlah Soal :
No. Tpu PB / SPB Tema dan soal per PB Bahan kelas Uraian materi
Aspek Indi-kator Bentuk Tingkat kesulitan No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 Penjelasan a. No = Nomor urut kisi-kisi b. TPU ( Tujuan
Pembelajaran Umum ) diambil dari GBPP mata pelajaran Pendais. c. PB
/ SPB ( Pokok Bahasan / Sub Pokok bahasan ) Agar dipilih yang
esensial dengan kriteria sebagai berikut : 1) Merupakan kelanjutan
PB sebelumnya. 2) Pokok Bahasan yang penting untuk dikuasai siswa.
3) Pokok Bahasan yang diperlukan untuk mempelajari mata pelajaran.
4) Topik yang kontinue dan terdapat pada semua jenjang. 5) Pokok
Bahasan yang memiliki nilai terapan dalam kehidupan sehari-hari. d.
Jumlah soal perpokok bahasan ditentukan berdasarkan : 1) jumlah jam
atau lamanya untuk menyelesaikan pokok bahasan tersebut. 2) Tingkat
esensial pokok bahasan. e. Bahasan kelas misalnya kelas IV, V dan
VI. f. Uraian materi diambil dari GBPP Pendidikan Agama Islam g.
Aspek yang diukur oleh Domain Kognitif sedapat mungkin meliputi
pengetahuan, pemahaman, penerapan, sintetis dan evaluasi. h.
Indikator : dirumuskan secara simgkat dan jelas dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1) Memuat ciri-ciri TPU 2)
Membuat kata kerja operasional. 3) Berkaitan dengan uraian materi
PB / SPB. 4) Membuat soal dengan bentuk yang dimaksud. i. Tingkat
kesukaran misalnya mudah, sedang, sukar dengan perbandingan 1 : 2 :
1. j. Bentuk soal ada dua bentuk yaitu pilihan ganda atau uraian.
Uraian biasanya dipilih yang berstruktur. k. Nomor soal ditulis
secara berurutan. Persyaratan kisi-kisi : a. Mewakili materi
esensial dari PB / SPB b. Komponennya terinci dan mudah dipahami.
c. Soalnya dapat dibuat d. Dibuat kunci jawaban agar memudahkan
guru memeriksa dan memberi nilai, termasuk soal obyektif. 3.
Pelaksanaan Penulisan soal memerlukan persiapan yang diharapkan
dapat menghasilkan soal yang baik. Halhal yang perlu disiapkan
dalam penulisan soal Pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut
: a. Persiapan Apabila kita ingin menulis soal, maka perlu
mempersiapkan bahan ( materi ) yang akan dipergunakan antara lain
:
1) GBPP kurikulum Pendidikan Agama Islam 2) Buku paket
Pendidikan Agama Islam 3) Buku-buku penunjang yang telah di sahkan
4) Buku lain yang menunjang misal, gambar koran dan sebagainya. 5)
Materi dari lingkungan seperti catatan yang diberikan guru. b.
Pelaksanaan Penulisan soal Penulisan soal Pendidikan Agama Islam
dilaksanakan untuk soal ulangan umum, ulangan harian dan tugas. 1)
Ulangan Harian Penyusunan soal ulangna harian dilaksanakan pada
setiap akhir suatu pokokbahasan, dan paling lama pada akhir pokok
bahasan kedua. Penulisan disesuaikan dengan karakteristik mata
pelajaran, tingkat kelas dan kondisi yang ada dengan mengutamakan
bentuk soal uraian terbatas. 2) Ulangan Umum Penulisan soal ulangan
umum dilakukan untuk semua materi ( pokok bahasan ) dalam satu
Catur Wulan. Pelaksanaannya mulai kelas I sampai dengan kelas VI
bentuk soal mengutamakan soal uraian terbatah atau obyektif c.
Tugas Penyusunan soal ulangan umum dilaksanakan dari kelas I sampai
kelas VI. Pelaksanaannya dilakukan secara terus menerus dengan
memperhatikan tugas dari mata pelajaran lain. 4. Petunjuk Menjawab
Soal Untuk memperoleh hasil yang baik dalam menjawab soal perlu
adanyapetunjuk yang jelas dalam menjawab soal. a. Petunjuk umum
Petunjuk mengerjakan tes 1) Tulis nama, dan nomor tes 2) Baca
petunjuk pengisianpada setiap kelompok soal 3) Jika ada soal yang
kurang jelas lapor pada pengawas 4) Jawablah soal yang kamu anggap
mudah 5) Kerja pada lembar yang tersedia 6) Untuk pilihan ganda
berilah tanda silang ( x ) pada huruf didepan jawaban yang benar.
Jika jawaban yang telah diberikan silang ingin memperbaiki maka
jawaban yang salah dapat diberikan tanda dengan garis lurus
mendatar ( = ). Kemudian dapat menentukan jawaban yang diinginkan.
Contoh : A B C D
diperbaiki dengan A B C D 7) Untuk soal uraian, jawaban harus
jelas dan lengkap. Apabila jawaban salah agar segera memperbaikinya
dengan mencoret jawaban yang salah kemudian menulis kembali. 8)
Jangan menggunakan pena yang tulisannya tembus. 9) Bila waktu masih
ada periksa kembali hasil pekerjaanmu 10) Bekerjalah dengan tenang,
cermat dan tepat. b. Petunjuk khusus Dalam mengerjakan soal perlu
adanya petunjuk khusus sesuai dengan bentuk soal yang diberikan.
Petunjuk khusus mengerjakan soal : 1) Beanar Salah Berikan tanda
silang ( x ) pada huruf B bila pernyataan benar dan huruf S bila
pernyataan salah. 2) Pilihan Ganda Berilah tanda silang ( x ) pada
salah satu huruf yang terdapat didepan jawaban yang paling benar
pada lembar jawaban. 3) Menjodohkan Jodohkanlah jawaban dilajur
kanan dengan pertanyaan dilajur kiri yang sesuai dengan huruf pada
kotak ( 0 ) yang tersedia pada jawaban. 4) Lisan Isilah titik-titik
dibawah ini dengan jawaban yang tepat. 5) Jawaban Singkat Jawablah
soal dibawah ini dengan singkat dan jelas. 6) Tes Uraian Jawablah
soal dibawah ini dengan jelas dan lengkap. Tulisan jelas dan dapat
dibaca. 5. Penyusunan Soal Menyusun soal yang baik hendaknya
memperhatiakan kaidah penulisan soal sebagai berikut : a. Rumusan
soal harus jelas dan tidak meragukan. b. Rumusan tidak boleh
mengandung kata memberikan petunjuk pada jawaban. c. Rumusan tidak
boleh mengandung kata negatif ganda. d. Jumlah item soal benar
salah seimbang. e. Urutan item soal sedapat mungkin jangan
mengikuti pola yang tetap. f. Pernyataan hendaknya pendek. Contoh :
1) Soal Benar Salah Contoh soal Benar Salah ; ( B S ) : salah satu
rukun iman ialah meyakini adanya yang ghaib. 2) Pilihan Ganda
Pada soal ini siswa diminta jawaban yang menurut mereka paling
benar diantara jawaban yang ada. Contoh : Shalat sunat rawatib
tidak pernah dikerjakan sesudah shalat . a. Zhuhur b. Ashar c.
Magrib d. Isya 3) Contoh soal menjodohkan a. Kota kelahiran Nabi
Muhammad A. Masjid Al-Aqsa b. Nabi Muhammad memulai Isra B. Madinah
c. Nabi Muhammad berdagang ke C. Taif d. Nabi Muhammad memulai
Miraj D. Mekkah e. Nabi Muhammad Hijrah E. Syam F. Masjid Al-Haram
4) Contoh Soal isian ( melengkapi ) Takbir pertama dalam shalat
disebut . 5) Contoh soal jawaban singkat Hari akhir disebut juga
hari .. 6) Bentuk soal uraian Menyususn bentuk soal uraian obyektif
berstruktur ( terbatas ) perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut : a. Disusun dengan bahasan yang mudah dimengerti siswa.
Contoh : * sebutkan enam rukun Iman ! b. Batasan Jawaban / ruang
lingkup yang ditanyakan harus jelas. Contoh : * Mengapa kita wajib
membayar zakat fitrah ? c. Semua siswa harus mengerjakan soal yang
sama. d. Seimbang antara waktu dengan jawaban yang akan ditulis
siswa. C. Penilaian Ekstra Kurikuler Penilaian kegiatan ekstra
kurikuler Pendidikan Agama Islam adalah berupa kegiatan yang
dilakukan berkaitan dengan program kurikuler Pendidikan Agama Islam
serta pembentukan akhlak siswa. Kegiatan penilaian ekstra kurikuler
ini dapat dilakukan terhadap unsur pokok ibadah, Al-Quran dan
akhlak. Misalnya pada unsur pokok ibadah : kegiatan ekstra
kurikuler difokuskan untuk melatih siswa dalam praktek whudu dan
shalat, sedangkan untuk materi Al-Quran adalah latihan membaca
dengan tajwit dan menghapal surat-surat pendek. Kegiatan ekstra
kurikuler pada akhlak ditentukan pada kemampuan siswa untuk hormat
kepada orang tua, guru, teman sebaya dan
orang yang lebih tua. Penilaian terhadap kegiatan ini
dicantumkan dalam raport dengan bentuk kwalitatif : a. ( Amat Baik
) c. ( cukup ) b. ( Baik ) d. ( kurang ) D. Kriteria Kenaikan Kelas
Untuk menentukan kenaikan kelas maka perlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut : 1. Memperhatikan perkembangan belajar siswa
secara keseluruhan baik kognitif, afektif dan psikomotorik sejak
dari Catur Wulan 1 ( satu ) sampai dengan Catur Wulan 3 ( tiga )
pada setiap kelas, penekanan diutamakan pada Catur Wulan ke-3 (tiga
). Nilai pada pelajaran Pendidikan Agama Islam sekurang-kurangnya
enam. 2. Apabila siswa belum mencapai nilai persyaratan minimal
enam, karena suatu hal dan hal itu masuk akal, maka diberikan
kesempatan untuk mengikuti tes ulangan untuk memperbaiki nilai
perolehan dengan ketentuan nilai tes ulangan kedua kemudian dibagi
dua. 3. Keputusan kenaikan kelas ditetapkan dalam rapat kenaikan
kelas yang dihadiri oleh semua guru dan dipimpin oleh kepala
sekolah dengan meperhatikan berbagai pertimbangan prestasi Catur
Wulan 1 dan 2 dan kegiatan ekstra kurikuler serta akhlak yang
bersangkutan 4. Guru Pendidikan Agama Islam dapat memberikan saran
kepada kepala sekolah apa bila terdapat hal-hal yang meragukan
berkaitan dengan persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan yang
berhubungan dengan penentuan kenaikan kelas.
Saran: 1. Ada bainya diperkenankan rumus umum penilaiansoal ujin
obyektif yaitu :
S = B Atau S = R S = Skor B = Jawaban yang benar, R = right,
jawaban benar Rumus ini berlaku untuk semua jenis soal obyektif,
terkecuali digunakan rumus denda yaitu : 1. S = R - W W = wrong,
jawaban salah ( rumus Salah Benar ) 2S=R-W 0-1 0 = option (
banyaknya pilihan alternatif ) 1 = bilangan tetap untuk pengurangan
karena denda. Untuk sekolah Dasar rumus denda tidak perlu,
terkecuali untuk tambahan ilmu.
JENIS TEKNIK DAN ALAT PENILAIAN PAIJENIS TEKNIK DAN ALAT
PENILAIAN PAI
Ada beberapa jenis penilaian yang digunakan untuk mengetahui
perkembangan dan kemajuan belajar siswa. Penilaian dapat
dilaksanakan dengan teknik tes dan non tes. A. Jenis Jenis
Penilaian. Dibawah ini dikemukakan jenis-jenis penilaian yang dapat
digunakan oleh guru agama. 1. Ulangan Harian Ulangan harian
dilakukan dengan tertulis, lisan, perbuatan dan pengamatan pada
akhir atau pokok bahasan atau lebih. Pelaksanaannya disesuaikan
dengan jenis mata pelajaran, tingkat kelas dan kondisi yang ada
dengan mengutamakan bentuk soal uraian. Untuk kelas I penilaian
dapat dilakukan secara lisan atau tes tertulis ringan yang
dibacakan oleh guru. Ulangan harian dilaksanakan minimal tiga kali
setiap catur wulan dan disesuaikan dengan pokok bahasan yang
disajikan. 2. Pemberian Tugas Penilaian terhadap tugas yang
diberikan kepada siswa untuk semua mata pelajaran mulai kelas I
sampai kelas VI. Pelaksanaannya dilakukan secara terus menerus
dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai dengan
jenis dan ciri mata pelajaran. Pelaksanaan pemberian tugas perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Pemberian tugas
Pendidikan Agama Islam diusahakan agar tidak memberatkan siswa,
sebab guru-guru mata pelajaran lain mungkin juga memberikan tugas.
b. Jenis materi pemberian tugas harus didasarkan kepada tujuan
tugas, yaitu melatih siswa menerapkan, dan menggunakan hasil
perolehannya ( pengalamannya ) dalam kenhidupan seharihari. c.
Diusahakan agar pemberian tugas Pendidikan Agama Islam tidak
bersamaan dengan mata pelajaran lainnya.
3. Ulangan Umum Pelaksanaan ulangan umum Pendidikan Agama Islam
dapat dilakukan dengan tes tertulis, lisan ataupun perbuatan pada
setiap akhir catur wulan. Atas prinsip penilaian, bahwa : Pendidkan
Agama Islam tidak melalaikan aspek Afektif yang dilaksanakan selama
catur wulan berlangsung dengan teknik non tes. Untuk itu diharapkan
semua guru agama mempunyai catatan khusus melalui pengamatan
tentang sikap dan akhlak
siswa tiap catur wulan. Pelaksanaan penilaian dimulai dari kelas
I sapai kelas VI. Teknik tes yang digunakan disesuaikan dengan
jenis dan ciri mata pelajaran, tingkat kelas, jenis dan kondisi
yang ada. Bentuk soal uraian sangat ditekankan dalam ulangan umum
untuk merangsang daya pikir siswa, dan dapat melatih mereka
mengemukakan ide, tanggapan dan pemikirannya. Dibawah ini
dikemukakan Pelaksanaan Pemberian Angka ( penskoran ) 1. Ulangan
Harian a. Nilai ulangan harian diperoleh dari tes lisan atau
tertulis dan dari pengamatan guru atau tes perbuatan siswa. Tes
tertulis dapat berbentuk pilihan ganda, menjodohkan, benar-salah,
isian / melengkapi dan uraian. b. Hasil ulangan harian yang
diperoleh dari tes lisan, tertulis, dan tes perbuatan, setelah
dikoreksi perlu diberi nilai ( skor ) 1-10 dengan diberi catatan
atau komentar. c. Dalam perangkat tes yang terdiri dari : tes
obyektif dan uraian cara menghitung nilai tesnya dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut : 1. Pilihan ganda, setiap soal diberi
bobot : 1 2. Menjodohkan, setiap soal diberi bobot : 1 3. Isian,
setiap soal diberi bobot : 2 4. Uraian, setiap soal diberi bobot :
5 Mengenai pembobotan soal-soal diatas disesuaikan dengan jumlah
dan banyaknya soal yang diujikan. Contoh tes pendidikan Agama Islam
kelas IV yang dikerjakan oleh Ahmad 1. Pilihan ganda 10 soal benar
: 7 2. Menjodohkan 5 soal benar : 3 3. Isian 10 soal benar : 5 4.
Uraian 5 soal benar : 3 hasil pekerjaan tes Ahmad mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam No Bentuk Soal Jumlah Soal Bobot Soal Skor
Maksimal Skor Perolehan Ket. 1 2 3 4 Pilihan Ganda Menjodohkan
Isian Uraian
10 5 10 5 1 10 2 3 10 5 20 15 7 3 10 9
Jumlah 50 29 Skor tertinggi ( maksimal ) untuk tes tersebut
diatas adalah 50. Jika Irma memperoleh skor dari 4 kelompok soal
tes diatas 29 maka nilai ulangan dihitung dengan rumus sebagai
berikut : Nilai Perolehan ------------------ X 10 Skor Maksimal
Nilai perolehan = 29 Nilai maksimal = 50 Jadi nilai ulangan untuk
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam aspek kognitif adalah sebagai
berikut : 29 290 --- X 10 ---- = 5,8 50 50
d. Tes Obyektif Menghitung nilai tes obyektif pada seperangkat
tes terdiri dari tes obyektif maka menggunakan rumus sebagai
berikut : NO = Jumlah skor yang diperoleh siswa X 10
Jumlah maksimal Keterangan : NO = nilai obyektif 10 = skala 1 10
Besar bobot soal ditentukan oleh guru e. Menghitung nilai bentuk
tes uraian 1) Pada prinspnya tes uraian perlu diberikan skor yang
lebih tinggi dari pada tes obyektif. 2) Berdasarkan perbandingan
tes obyektif dan uraian ditentukan oleh guru. 3) Mengingat
pertimbangan praktis dari segi Pelaksanaan di lapangan ( jika
menggunakan tes uraian terbatas ) maka diperkirakan tingkat
kesulitan masing-masing soal sama. 1. Contoh soal Pendidikan Agama
Islam kelas V yang dikerjakan oleh Rina 1) Sebutkan tiga manfaat
zakat fitrah Alternatif jawaban a. Membersihkan Harta b. Memberikan
hak orang miskin c. Mengurangi kesenjangan sosial 2) Apa yang
dimaksud dengan Malaikat Alternatif jawaban a. Hamba Allah yang
taat b. Hamba Allah yang diciptakan dari Nur c. Makhluk Allah yang
ghaib d. Petugas Allah e. Penyampai wahyu 3) Mengapa kita harus
berdoa Alternatif jawaban a. Memohon ampun b. Memohon keselamatan
c. Memohon rizki 2. Contoh menghitung nilai tes uaraian yang
dikerjakan diatas dengan hasil berikut : No Jawaban Skor Maksimal
Skor Perolehan Keterangan 1.
2.
3. a. Membersihkan harta b. Memberi makan orang miskin c. a.
Hamba Allah yang taat b.
c. Hamba yang diciptakan dari Nur d. Makhluk ghaib e. Pesuruh
Allah a. b. Memohon kesela- matan c. Memohon rizki 1) 1) 3
0,6 0,6 3 0,6 0,6 1) 3 1) 2
2,4
2 a dan b benar c = salah
a, c, d dan e = benar b = salah
a = salah b = benar c = benar Jumlah 9 6,4
Keterangan : untuk masing-masing soal diberi skor ( nilai ) 3,3
soal = 9 ( jumlah skor maksikal ) Nilai perolehan tersebut N
Perolehan NU = -------------------------- X 10 Jumlah skor maksimal
Keterangan : NU = NilaiUraian N Perolehan = nilai yang diperoleh
Jumlah skor maksimal = jumlah skor dari masing-masing soal 10
adalah angka skala ( rentang ) nilai 1 - 10.
B. Teknik Penilaian Teknik penilaian yang digunakan disekolah
dapat dikatagorikan dalam dua golongan pokok : 1) Teknuk test 2)
Teknik non test 1. Teknik test Teknik test merupakan teknik yang
digunakan untuk melaksanakan tes berupa pertanyaan yang harus
dijawab, pertanyaan yang harus ditanggapi, atau tugas yang harus
dilaksanakan oleh siswa. Pekerjaan mereka diukur sejauh mana
seorang siswa telah menguasai pelajaran disampaikan meliputi aspek
pengetahuan keterampilan. 2. Teknik non test Teknik non test adalah
prosedur yang dikerjakan guru agama untuk memperoleh gambaran
mengenai karakteristik minat, sikap dan kepribadian siswa. Dalam
proses belajarmengajar pada umumnya kegiatan penilaian mengutamakan
teknik tes mengingat lebih berperannya aspek pengetahuan dan
keterampilan dalam mengambil keputusan didalam kelas. Namun dalam
Pendidikan Agama Islam, aspek efektif ini tidak dapat diabaikan,
bahkan aspek ini merupakan penghayatan siswa terhadap materi
pendidikan agama yang diterima dari guru agama maka pengamatan guru
catatan dan tanya jawab ( interview ) dapat digunakan sebagai alat
evaluasi.
C. Alat Penilaian Alat penilaian yang dapat digunakan untuk
menilai siswa secara garis besar dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
1. Tes Tertulis Tes tertulis merupakan alat penilaian terhadap
pengerjaan soal dalam bentuk tertulis, dan dikerjakan oleh siswa
dalam bentuk jawaban pertanyaan maupun tanggapan dan pernyataan
atau tugas yang diberikan. 2. Tes Lisan Alat penilaian yang
penyajian dan pengerjaan siswa dalam bentuk lisan, atas jawaban
terhadap pertanyaan maupun tanggapan atas pertanyaan yang dilakukan
oleh siswa.
3. Tes Perbuatan Alat penilaian yang digunakan melalui penugasan
dan dapat dapat disampaikan secara tertulis maupun lisan dan
pengerjaannya dilakukan dalam bentuk penampilan atau perbuatan.
LEMBAR TES PERBUATAN Kegiatan : PB / SPB : Tanggal : Asek Yang
dinilai Jumlah Rata rata No. N a m a Persiapan Pelaksanaan Hasil
Skor Skor 1234567
Keterangan : Kolom 1 Nomor = Nomor urut siswa Kolom 2 Nama =
Nama siswa Kolom 3 Persiapan = Kesiapan siswa dalam menghadapi
pelaksanaan kegiatan praktek belajar sesuai dengan tugas yang
diberikan oleh guru. Kolom 4Pelaksanaan = Penilaian yang dilakukan
selama pelaksanaan kegiatan praktek berlangsung. Kolom 5 Hasil =
Hasil yang diperoleh siswa dari kegiatan pelaksanaan pada kolom 4 (
kolom aspek yang dinilai diisi dengan penilaian secara kualitatif
atau kuantitatif ) Kolom 6 Jumlah Skor = Merupakan jumlah 3, 4 dan
5 Kolom 7Rata-rata skor = Merupakan hasil rata-rata dari jumlah
skor dibagi aspek yang ada.
D. Alat Penilaian Teknik Non Tes Alat penilaian adalah untuk
memperoleh gambaran tentang minat, sikap atau kepribadian siswa
dengan pengelompokan berikut : a. Pengamatan Alat penilaian yang
pengisiannya dilakukan oelh guru berdasarkan pengamatan terhadap
perilaku siswa, baik ketika pelajaran sedang berjalan maupun
kegiatan diluar kelas. b. Skala Sikap Alat penilaian yang digunakan
untuk mengungkapkan sikap siswa melalui pengerjaan tugas tertulis.
c. Angket Alat penilaian yang menyajikan tugas maupun cara
mengerjakannya dengan cara tertulis. Penyusunan materi angket soal
diarahkan guna menjaring ( memperoleh ) informasi mengenai berbagai
faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar. d. Catatan
Harian Suatu catatan mengenai prilaku siswa yang dipandang
mempunyai kaitan erat dengan perkembangan pribadinya. Misalnya
catatan mengenai siswa yang memperhatikan prilaku khusus. Contoh
Format lembar peragaan Kegiatan : Diskusi PB / SPB : Tanggal : 05
Mei 2001 S K O R Jumlah Rata-rata No. Nama 1 2 3 4 5 6 Skor
Skor
Keterangan : 1 = Keberanian mengemukakan pendapat 2 = Keaktifan
/ peran serta 3 = Menghargai pendapat teman 4 = Kerjasama dalam
kelompok 5 = Memecahkan masalah 6 = .. ( dapat diisi dengan aspek
lainnya ) Kolom 1 Nomor = Nomor urut siswa Kolom 2 Nama = Nama
siswa
i. Setiap akhir catur wulan, skor pengamatan tes perbuatan
dijumlahkan kemudian dibagi dengan banyak kali pengamatan / tes
perbuatan. Contoh : Rahmad mengadakan penilaian pengamatan / tes
perbuatan pada catur wulan ke-1 sebanyak 4 kali. Skor pengamatan
perbuatan Irhas adalah 6,0 : 7,0 : 7,0 :7,0. Rata-rata skor
pengamatan yang diperoleh Irhas adalah : Jumlah skor Rata-rata =
-------------N = 27 --4 = 6,75 = 6,8 g Rata-rata skor pengamatan
perbuatan ii. Rata-rata skor pengamatan perbuatan dijumlahkan
dengan rata-rata skor tertulis pada ulangan harian dibagi 2. Contoh
: * Rata-rata skor tertulis / ulangan harian = 8,9 * Rata-rata skor
pengamatan / perbuatan = 6,8 15,7 Jumlah = ---- = 7,8 = 7,9 ( x ) 2
Hasil perhitungan dari rata-rata tes tertulis dan tes pengamatan /
perbuatan yang merupakan ulangan harian ( x ) inilah yang digunakan
untuk menghitung rumus pada saat menentukan nilai untuk pengisian
raport akhir catur wulan. 2. Pemberian Tugas a. Setiap tugas yang
harus dinilaisecara kualitatif dan kuantitatif b. Nilai tugas
dijumlahkan kemudian dicari nilai rata-rata c. Rata-rata nilai
tugas digunakan untuk menghitung nilai raport pada akhir catur
wulan. Conoh : Bu Ati memberikan tugas pada catur 1 sebanyak 8
kali. Nilai yang diperoleh Rosa untuk tugas tersebut adalah 8, 7,
6, 5, 9, 7, 6, 10. Jumlah nilai Rosa untuk tugas adalah : N = 8 + 7
+ 6 + 5 + 9 + 7 + 6 + 10 = 58 Rata-rata nilai dari tugas Rosa
adalah : 58 = 7,25 = 7,3 (y) 8 Rumus nilai rata-rata = N F N =
jumlah banyak nilai
F = frekkuensi banyak jumlah nilai. 3. Ulangan Umum a. Hasil
ulangan umum yang diperoleh setelah dikoreksi diberi catatan atau
komentar. Ulangan umum dilakukan satu kali pada akhir catur wulan.
b. Bentuk soal ulangan umum bisa menggunakan bentuk tes obyektif
dan tes uraian. c. Perhitungan nilai bentuk tes obyektif dan uraian
sama dengan perhitungan pada ulangan harian. E. Ciri ciri penilaian
yang baik : 1. Validitas 2. Realibilitas 3. Obyektifitas 4.
Praktikabilitas 5. Ekonomis F. Cara Pengolahan Hasil Penilaian
Pengolahan skor sehingga menjadi nilai yang tercantum dalam raport
adalah sebagai berikut : 1. Menghitung rata-rata Nilai Ulangan
harian ( tertulis, pengamatan / perbuatan ) x 2. Menghitung
rata-rata tugas ( y ) 3. Menghitung perolehan nilai ulangan umum (
p ) 4. Menghitung nilai untuk setiap catur wulan kelas I sampai
kelas VI ( termasuk kenaikan kelas ) dengan rumus : NR = X + Y + 2P
4 NR = Nilai Raport X = Rata-rata nilai ulangan harian Y =
Rata-rata nilai tugas P = Nilai ulangan umum / EBTA Contoh
penilaian untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Nilai
Fatimah pada catur wulan ke-1 untuk mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam sebagai berikut : a. Rata-rata ulangan harian ( termasuk
pengamatan atau perbuatan ) = 6,9 b. Rata-rata tugas = 7,4 c.
Ulangan umum = 6,3 N = 6,9 + 7,4 + 2 ( 6,3 ) 4 = 6,9 + 7,4 + 12,6 4
= 26,90 = 6,725 = 6,5 4
Jadi nilai Fatimah pada raport catur wulan ke-1 mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam yaitu 6,5. Khusus untuk nilai STTB dihitung
dengan menggunakan rumus berikut : N = P + Q + 2P 4 Keterangan : N
= Nilai STTB P = Nilai prestasi mata pelajaran raport cawu ke-1
kelas VI Q = Nilai prestasi mata pelajaran raport cawu ke-2 kelas
VI R = Nilai ulangan umum / EBTA / EBTANAS Contoh : Nilai prestasi
Hamid dalam raport untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
sebagai berikut : a. Nilai Cawu ke-1 = 8 b. Nilai Cawu ke-2 = 7,5
c. Nilai EBTA / EBTANAS = 7,4 Maka nilai Hamid untuk mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dalam S T T B adalah 8. Niali dalam S T T B
tidak menggunakan angka dibelakang koma, tetapi menggunakan angka
pembulatan dengan ketentuan 0,5 atau lebih dibulatkan keatas,
kurang dari 0,5 dihilangkan.
PENGEMBANGAN SISTEM EVALUASI PAIPENGEMBANGAN SISTEM EVALUASI PAI
A. Latar Belakang Dengan berlakunya Undang-Undang Repoblik
Indonesia Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (
UUSPN ) serta segenap Peraturan Pemerintah sebagai pedoman
pelaksanaan, perlu diupayakan penyesuaian kurikulum sebagai jenis
dan jenjang pendidikan dengan tuntutan perangkat dasar Sistem
Pendidikan Nasional tersebut. Ditegaskan dalam UUSPN bahwa yang
dimaksudkan dengan kurikulum adalah seperangkat rencana dan
peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar
mengajar. Kurikulum sebagai perangkat rencana dan pengaturan guna
mencapai tujuan pendidikan nasional merupakan sesuatu yang sangat
penting bagi segenap lembaga pendidikan. Tersirat dalam pengertian
kurikulum sesuai UUSPN adalah pengaturan mengenai penilaian
sebagian bagian yang tidak dapat dipisahkan dari tujuan pendidikan
Nasional maupun penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
Penilaian kegiatan belajar mengajar yang menjadi tanggung jawab
lembaga pendidikan merupakan kegiatan yang perlu direncanakan dan
diatur sejalan dengan kurikulum yang berlaku.
Dalam UUSPN No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Bab XII pasal 43 dan 44 yang menyatakan bahwa penilaian pendidikan
mencakup penilaian kegiatan dan kemajuan belajar peserta didik
serta hasil belajar suatu jenis dan atau jenjang pendidikan. Dalam
PP No. 28 tahun 1990 tentang pendidikan dasar Bab IX berbunyi :
Penilaian pendidikan dasar diselenggarakan untuk memperoleh
keterangan tentang proses belajar mengajar dan upaya mencapai
tujuan pendidikan dasar dalam rangka pembinaan dan pengembangannya,
serta untuk penentuan akredilitasi satuan pendidikan dasar yang
bersangkutan.
B. Penilaian 1. Pengertian Penilaian Secara harfiah kata
penilaian berasal dari bahasa Inggris evaluation dalam bahasa Arab
Al Taqdir; dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Penilaian
dapat digunakan untuk semua aspek kehidupan. Dalam buku ini kita
hanya mempokuskan penilaian dalam bidang Pendidikan Agama Islam
atau penilaian pendidikan Islam. Penilaian Pendidikan Agama Islam
adalah usaha untuk mendapatkan nilai yang terdapat dalam proses
belajar mengajar yang dilihat dari hasil yang dicapai oleh setiap
siswa dalam jangka waktu tertentu. Misalnya penilaian harian,
mingguan, bulanan, catur wulan, akhir tahun dan akhir tahun ajaran
dan EBTA serta EBTANAS.
2. Fungsi Penilaian a. Perbaikan proses belajar mengajar. b.
Untuk menentukan nilai kenaikan kelas maupun penentuan lulus atau
tidak c. Penempatan siswa. d. Diagnostik, yaitu untuk memeriksa dan
mengalisa kelemahan siswa dan upaya mengatasinya. 3. Tujuan
Penilaian Penilaian bertujuan memperoleh data mengenai pencapaian
tujuan hasil belajar mengajar yang menuju ketingkat kemampuan dan
keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan-tujuan pembelajaran serta
mengukur atau menilai efektifitas pengalaman belajar, kegiatan
belajar dan metode mengajar Pendidikan Agama Islam yang
dipergunakan.
C. Prisip dan Obyek Penilai 1. Prinsip Penilaian Ada beberapa
prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penilaian yaitu :
a. Prinsip kontinuitas Penilaian harus dilakukan secara terus
menerus dan berkesinambungan, oleh sebab itu penilaian
tidak hanya dilakukan peda waktu tertentu seperti sebulan sekali
hanya, catur wulan dan sebagainya, tetapi sebaiknya dilakukan
setiap kegiatan belajar mengajar berlangsung. penilaian seperti ini
sangat diperlukan untuk mengetahui keadaan kemampuan siswa menyerap
materi yang diberikan dan efektivitas metode yang digunakan.
Disamping itu untuk menentukan perlu tidaknya perbaikan proses
belajar mengajar dan perbaikan bagi siswa atau diagnostik seperti
telah dikemukakan pada bagian 2.d. b. Prinsip Individual Prinsip
penilaian ini harus diberikan kepada setiap siswa untuk menilai
pekerjaannya sendiri. Hal ini memberikan kesadaran kepada setiap
siswa untuk mengetahui keadaan kualitas belajar yang telah
dicapainya. Dalam penilaian individu ini perlu di pertimbangkan
situasi dan kondisi masing-masing siswa dalam menilai kemajuan dan
pengawasan siswa terhadap pencapaian tujuan. c. Prinsip Keseluruhan
Dengan prinsip keseluruhan, konprehensif dimaksudkan disini agar
evaluasi / penilaian hasil belajar tersebut dapat terlaksana dengan
baik apabila penilaian tersebut dilaksanakan secara bulat, utuh dan
menyeluruh. Penilaian itu harus dapat menjangkau tiga aspek yang
perlu dinilai yaitu aspek kognitif, aspek efektif dan aspek
psikomotor sesuai dengan porsi masing-masing dalam penilaian
pendidikan agama Islam. d. Prinsip Obyektivitas Prinsip
obyektivitas atau maudluuiyyah, dapat dinyatakan sebagai penilaian
yang baik apabila dapat terlepas dari faktor-faktor yang sifatnya
subyektif. Oleh sebab itu penilaian harus dilakukan secara wajar
sesuai dengankeadaan, kondisi apa adanya, tidak dicampuri oleh
kepentingan-kepentingan yang bersifat subyektif. Jika tidak
obyektif akan dapat menodai kemurnian pekerjaan penilaian itu
sendiri.
2. Obyek Penilaian Dimaksud dengan obyek atau sasaran penilaian
pendidikan agama Islam ialah segala sesuatu yang bertalian dengan
kegiatan atau proses pendidikan dapat dilakukan terhadap siswa,
guru maupun kurikulum pendidikan agama Islam. Pada kesempatan kali
ini sasaran atau obyek penilaian yang akan dibahas ada yang
berkenaan dengan proses atau kegiatan proses pendidikan agama Islam
yang dialami oleh siswa untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan
belajar siswa, maka obyek dari penilaian pendidikan agama Islam
meliputi tiga aspek, yaitu (1) aspek kemampuan, (2) aspek
kepribadian, (3) aspek sikap.
D. Peran Penilaian dalam Proses Belajar Mengajar ( PBM ) Ada
beberapa peran penilaian dalam PBM
1. Mengetahui tingkat pencapaian siswa dalam kegiatan suatu
proses belajar mengajar. 2. Menetapkan keefektifan pengajar dan
rencana kegiatan. 3. Sebagai laporan kemajuan belajar siswa. 4.
Menghilangkan kendala dalam kegiatan belajar mengajar dan
memperbaiki kesalahan setra menyempurnakan kekurangan yang terdapat
sewaktu praktek.