Page 1
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PENGGAJIAN
PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN
PEMBANGUNAN (BPKP) PERWAKILAN
PROVINSI SUMATERA UTARA
Oleh:
RORIA LAURA ELISABETH TAMPUBOLON
NIM 1605071064
PROGRAM STUDI PERBANKAN DAN KEUANGAN
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MEDAN
2019
Page 2
ABSTRACT
Payroll accounting information systems are needed to support the effectiveness of payroll
internal controls. To find out the role of the accounting information system in supporting the
effectiveness of payroll internal control, the authors conducted a study at the Financial and
Development Supervisory Agency (BPKP) of the North Sumatra Province Representative, a
government agency engaged in the field of supervision and development. The purpose of this
study is to find out whether the payroll system applied at the Badan Pengawasan Keuangan
dan Pebangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara is in accordance with PP No.
60 Tahun 2008.
To obtain the required data, the author exists. interview and documentation. The results of
the study obtained by the author, it turns out that Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara has implemented an adequate
payroll system, this is evident from the established criteria, which consist of elements of the
accounting information system as intended , input, output, data processing, data storage,
control and procedures, so as to support the effectiveness of payroll internal control, namely:
(1) Control environment, (2) Risk determination, (3) Control activities, (4) Information and
communication, ( 5) Monitoring.
Based on the results of discussion and research, it can be concluded that an adequate payroll
system can support the effectiveness of payroll internal control.
Keywords: System, Payroll, Internal Control
Page 3
ABSTRAK
Sistem informasi akuntansi penggajian diperlukan dalam menunjang keefektifan
pengendalian internal penggajian. Untuk mengetahui peranan sistem informasi akuntansi
dalam menunjang efektivitas pengendalian internal penggajian, maka penulis melakukan
penelitian pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara, instansi pemerintah yang bergerak dalam bidang pengawasan dan
pembangunan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah sistem
penggajian yang diterapkan pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
Perwakilan Provinsi Sumatera Utara telah sesuai dengan PP No. 60 Tahun 2008.
Untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis ada. wawancara dan dokumentasi. Hasil
penelitian yang diperoleh oleh penulis, ternyata Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara telah menerapkan sistem
penggajian dengan memadai, hal ini terlihat dari kriteria – kriteria yang telah ditetapkan,
yaitu terdiri dari unsur-unsur sistem informasi akuntansi seperti adanya tujuan, masukan,
keluaran, pengolahan data, penyimpanan data, pengendalian dan prosedur, sehingga dapat
menunjang keefektifan pengendalian internal penggajian yaitu : (1) Lingkungan
pengendalian, (2) Penetapan risiko, (3) Aktivitas pengendalian, (4) Informasi dan
komunikasi, (5) Pemantauan.
Berdasarkan hasil pembahasan dan penelitian, dapat disimpulkan bahwa sistem penggajian
yang memadai dapat menunjang efektivitas pengendalian internal penggajian.
Kata Kunci: Sistem, Penggajian, Internal Kontrol
Page 4
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat diberi kesempatan untuk menyelesaikan
penulisan Tugas Akhir yang berjudul “Sistem Pengendalian Internal Penggajian
pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara”
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada keluarga tercinta teristimewa kepada Orang tua penulis, Bapak Drs.
Panusunan Tampubolon, M.Pd dan Ibu Yanti Siregar, A.Md, yang telah memberikan
semangat, motivasi, serta dukungan baik moril maupun material serta doanya kepada
penulis.
Penyusunan Tugas Akhir ini ditulis berdasarkan dari hasil penelitian yang
dilaksanakan di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara. Penyusunan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat
untuk menyelesaikan pendidikan Diploma 3 di Politeknik Negeri Medan
Dalam penulisan laporan ini penulis banyak mendapat bantuan serta bimbingan,
untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. M. Syahruddin, S.T., M.T., Direktur Politeknik Negeri Medan
2. Darwin S.H. Damanik, S.E., M.Si, Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri
Medan.
3. Sastra Karo-karo, S.E.Ak., M.Si, Sekretaris Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri
Medan.
4. Jonni H. Silaen, S.E M.Si., Kepala Program Studi Perbankan dan Keuangan
Politeknik Negeri Medan.
Page 5
ii
5. Riswanto, S.E., M.M. Ak. CA. CPA Dosen Pembimbing Utama yang telah
memberikan pengarahan, bimbingan, saran serta dorongan kepada penulis dalam
menyusun laporan ini.
6. Arlina Pratiwi Purba, S.E.Ak.M.Si, Dosen Pembimbing Pendamping yang
memberikan arahan dan Bimbingan.
7. Jantianus S, S.E., M. Kom, Dosen wali kelas BK-6B.
8. Seluruh Pengajar Politeknik Negeri Medan yang telah memberikan arahan
bimbingan.
9. Kepada seluruh Pegawai BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara yang tidak
bisa saya ucapkan satu persatu, atas informasi dan kerja sama yang baik.
10. Josua Kristian Limbong, Jose Christovel Situmorang, dan Hilda Kholisane
Waruwu yang telah memberikan motivasi dan dukungannya.
11. Seluruh teman-teman yang ada di BK-6B yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini belum sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan Tugas Akhir
ini. Penulis berharap, Tugas Akhir ini bermanfaat bagi para pembaca dan semua
pihak yang memerlukannya.
Medan, Agustus 2019
Penulis
Roria Laura Elisabeth Tampubolon
NIM 1605071064
Page 6
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 5
1.5 Batasan Penelitian ......................................................................................... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Akuntansi ......................................................................................... 6
2.1.1 Pengertian Sistem ............................................................................. 6
2.1.2 Pengertian Gaji ................................................................................. 7
2.1.3 Pengertian Sistem Pengendalian Internal Penggajian ...................... 7
2.1.4 Pengertian Sistem Penggajian .......................................................... 7
2.1.5 Dokumen yang digunakan ................................................................ 8
2.2 Pengendalian Intern...................................................................................... 9
2.2.1 Tujuan Pengendalian Intern ............................................................. 9
2.2.2 Unsur – unsur Pengedalian Intern .................................................... 10
2.2.3 Komponen sistem Pengendalian Internal Penggajian ...................... 10
BAB 3 METODE PENELITIAN
Page 7
iv
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................ 22
3.1.1 Lokasi Penelitian ................................................................................. 22
3.1.2 Waktu Penelitian ................................................................................. 22
3.2 Jenis Data ...................................................................................................... 23
3.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 23
3.4 Teknik Pengolahan Data ............................................................................... 25
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara ...................................... 26
4.1.1 Sejarah Singkat BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara .......... 30
4.1.2 Ruang Lingkup BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara ........... 26
4.2 Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Data ................................................... 37
4.2.1 Pertanyaan 1 ..................................................................................... 37
4.2.2 Pertanyaan 2 ..................................................................................... 38
4.2.3 Pertanyaan 3 ..................................................................................... 40
4.2.4 Pertanyaan 4 ..................................................................................... 41
4.2.5 Pertanyaan 5 ..................................................................................... 42
4.2.6 Pertanyaan 6 ..................................................................................... 42
4.2.7 Pertanyaan 7 ..................................................................................... 43
4.2.8 Pertanyaan 8 ..................................................................................... 44
4.2.9 Pertanyaan 9 ..................................................................................... 44
4.2.10 Pertanyaan 10 ................................................................................... 48
4.3 Pembahasan ................................................................................................... 50
4.3.1 Sistem Penggajian yang diterapkan Perusahaan .............................. 50
4.3.2 Lingkungan Pengendalian ................................................................ 50
4.3.3 Penilaian Resiko pada BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara 56
4.3.4 Aktivitas Pengendalian dan Fungsi yang Terkait dalam Sistem
Pengendalian Internal Penggajian pada BPKP Perwakilan Provinsi
Sumatera Utara ................................................................................. 57
4.3.5 Informasi dan Komunikasi ............................................................... 60
Page 8
v
4.3.6 Pemantauan ...................................................................................... 60
4.3.7 Dokumen yag digunakan dalam Sistem Pengendalian Internal
Penggajian ........................................................................................ 61
4.3.8 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pengendalian Internal
Penggajian ........................................................................................ 65
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ....................................................................................................... 69
5.2 Saran .............................................................................................................. 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Page 9
vi
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Hal
Tabel 3.1 Waktu Kegiatan Penulisan Tugas Akhir ........................................ 22
Tabel 4.1 Fungsi Terkait dalam Sistem Pengendalian Internal Penggajian ... 58
Tabel 4.2 Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Pengendalian Internal
Penggajian ...................................................................................... 61
Tabel 4.3 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pengendalian Internal
Penggajian ...................................................................................... 65
Page 10
vii
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Hal
Gambar 4.1 Logo Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan ............. 35
Gambar 4.2 Struktur Organisasi BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara 36
Gambar 4.3 Daftar Gaji Pegawai Bulan Juni 2019 ......................................... 45
Gambar 4.4 Daftar Lembur Pegawai Bulan Mei 2019 .................................... 46
Gambar 4.5 Daftar Absensi Pegawai Bulan April 2019 ................................. 47
Gambar 4.6 Bukti Kas Keluar (SP2D) Bulan Mei 2019 ................................. 47
Gambar 4.7 Surat Perintah Membayar (SPM) Bulan April 2019 ................... 48
Gambar 4.8 Daftar Gaji Pegawai Bulan Juni 2019 ......................................... 62
Gambar 4.9 Daftar Lembur Pegawai Bulan Mei 2019 .................................... 62
Gambar 4.10 Daftar Absensi Pegawai Bulan April 2019 ................................. 63
Gambar 4.11 Bukti Kas Keluar (SP2D) Bulan Mei 2019 ................................. 64
Gambar 4.12 Surat Perintah Membayar (SPM) Bulan April 2019 ................... 64
Page 11
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya sangat membutuhkan Symber
Daya Manusia (SDM) sebagai tenaga kerja. Sumber Daya Manusia atau SDM
adalah salah satu faktor yang sangat penting mewujudkan tujuan instansi.
Tenaga kerja memberi sumbangn berupa tenaga kerja, pikiran, pengalaman,
dan keahlian.
Berbicara mengenai tenaga kerja ini maka kita tidak dapat berpaling dari
biaya gaji. Menurut teori Mulyadi, gaji merupakan bagian dari kompensasi
yang paling besar yang diberikan perusahaan sebagai balas jasa pada
karyawan. Pada hakikatnya, tenaga kerja akan lebih produktif dan akan
memiliki rasa tanggungjawab yang besar apabila tenaga kerja tersebut
menerima gaji yang seimbang dengan kontribusinya terhadap perusahaan.
Kebijakan mengenai penggajian dan pengupahan yang baik bukan hanya
penting pada tarif penarikan tenaga kerja saja, tetapi kebijakan mengenai
kenaikan pangkat atau promosi yang baik harus menjamin pula bahwa
besarnya gaji dan upah untuk tiap – tiap pekerjaan harus didasarkan pada nilai
(harga) pekerjaan itu. Dengan demikian wajar apabila perusahaan
memberikan perhatian yang cukup kepada kebijakan penggajian dan
pengupahan yang baik.
Permasalahan yang sering terjadi dalam pengelolaan gaji dan upah adalah
adanya perhitungan baik jam kerja maupun tarif upah, memasukkan karyawan
fiktif, pemotongan gaji yang salah dan pembayaran gaji yang salah orang
berakibat bagi perusahaan akan mengalami kerugian dan bagi karyawan dapat
berakibat penurunan pangkat dan mutase.
Page 12
2
Pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan ada saat – saat dimana
permasalahan di atas pernah terjadi. Ketika jam hadir seorang pegawai tidak
sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku, tetapi pemotongan gaji tidak
diterapkan pada pegawai tersebut, atau sebaliknya pemotongan gaji
berdampak pada pegawai lain. Hal seperti ini sudah sepatutnya diteliti untuk
melihat kecenderungan seperti apa yang menjadikan situasi tersebut terjadi.
Untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara perusahaan dan
karyawan, maka penggolongan gaji dan upah yang memadai adil dan jelas.
Baik dalam hal ini adalah perusahaan memberikan gaji dan upah sesuai
dengan tarif upah dan jam kerja sesuai dengan catatan perusahaan dengan
yang diterima karyawan, sedangkan adil berdasarkan prestasi kerja masing –
masing karyawan sehingga jelas antara hak dan kewajiban perusahaan dan
karyawan yaitu bagi karyawan sebagai pekerja dan bagi perusahaan sebagai
pembayar gaji.
Perusahaan harus menggunakan sistem akuntansi penggajian dan pengupahan
yang tepat, secara efektif dan efisien. Pengawasan internal yang baik dan
memadai sangat diperlukan sesuai dengan perkembangan zaman dan juga
perkembangan dunia usaha. Istilah pengawasan internal pun mengalami
perkembangan tidak hanya untuk mengawasi kecermatan dan pembukuan,
tetapi mempunyai arti luas yaitu meliputi seluruh organisasi perusahaan. Gaji
dan upah yang dibagikan harus sesuai standar atau diatas standar yang
ditetapkan oleh pemerintah.
Usaha perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidup adalah
menyesuaikan diri terhadap perkembangan dunia usaha. Masalah yang
dihadapi manajemen dalam hal pengambilan keputusan membutuhkan
informasi yang akurat. Informasi merupakan kebutuhan utama manajemen
dalam rangka melaksanakan fungsi – fungsi yang dihimpun keduanya, tidak
Page 13
3
dapat disangkal lagi bahwa keberhasilan manajemen sangat dipengaruhi dan
bergantung pada ketepatan informasi yang disajikan dalam berbagai bentuk
laporan dimana laporan tersebut harus memberikan manfaat seoptimal
mungkin dan tidak menyesatkan bagi pihak – pihak yang membutuhkan.
Informasi yang berkaitan dengan pembayaran gaji dan upah antara lain jam
kerja, jam lembur, penggolongan gaji dan upah karyawan jenis karyawan atau
informasi lainnya agar dapat diketahui efektivitas usahanya. Untuk
menghindari dan mencegah penyelewengan, maka diperlukan suatu sistem
pengendalian internal. Dengan demikian manajemen perusahaan dapat
mengetahui jika terjadi penyimpangan yang merugikan.
Pembayaran gaji atau upah inipun tidak boleh dilakukan oleh sembarang
orang karena pembayaran gaji melibatkan kas perusahaan, dimana kas ini
merupakan aset perusahaan paling lancer dan paling mudah diselewengkan,
sehingga harus diawali dan dikendalikan dengan ketat dan tepat. Pengawasan
dan pengendalian ini biasanya dilakukan oleh pihak auditor internal
perusahaan.
Sistem dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan
mengendalikan operasi perusahaan. Salah satu sistem yang dapat digunakan
oleh manajemen perusahaan adalah sistem akuntansi gaji dan upah. Untuk
mengatasi adanya kesalahan dan penyimpangan dalam perhitungan dan
pembayaran gaji dan upah maka peru dibuat suatu sistem penggajian dan
pengupahan. Sistem akuntansi gaji dan upah juga dirancang oleh
perusahaan/instansi pemerintah untuk memberikan gambaran yang jelas
mengenai gaji dan upah karyawan.
Pengembangan sistem penggajian merupakan salah satu cara yang ditempuh
dalam pengelolaan sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan.
Page 14
4
Pengelolaan dan pengendalian gaji yang tidak sesuai prosedur yang telah
ditetapkan akan mengakibatkan kesenjangan. Proses pengendalian (processing
controls) ialah pengendalian internal yang berguna untuk mendeteksi
bahwasannya jangan sampai ada data yang error karena kesalahan proses.
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi
Sumatera Utara adalah salah satu instansi milik pemerintah yang mengawasi
keuangan dan pembangunan provinsi Sumatera Utara. Instansi ini beralamat
di Jl.Jend. Gatot Subroto Km. 5,5 Medan.
Melihat fokus kerja dari instansi ini adalah pengawasan, maka penulis ingin
meneliti mengenai pengendalian (pengawasan) dengan judul “Sistem
Pengendalian Internal Penggajian pada Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis mengambil rumusan
masalah yaitu:
1. Bagaimana sistem pengendalian internal penggajian pada Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi
Sumatera Utara?
2. Apakah kegiatan operasional dan penggajian pada Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara
telah sesuai dengan teori komponen pengendalia internal menurut PP No.
60 Tahun 2008?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan tentang:
Page 15
5
1. Sistem pengendalian internal penggajian pada Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera
Utara.
2. Kesesuaian kegiatan operasional dan sistem penggajian pada Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi
Sumatera Utara dengan teori komponen pengendalian internal menurut PP
No.60 Tahun 2008.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang sistem
pengendalian internal penggajian pada suatu perusahaan peraturan –
peraturan pemerintah yang terkait dengan penggajian pada suatu
perusahaan, dan membandingkan antara ilmu yang dipelajari dengan
keadaan sebenarnya pada suatu perusahaan/instansi pemerintah,
khususnya dalam peneilitian ini adalah pada Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera
Utara.
2. Bagi Politeknik Negeri Medan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan tambahan informasi
bagi peneliti lain tentang materi yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti dalam rangka penggalian dan oengembangan ilmu pengetahuan.
3. Bagi Pihak Lain
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana penambah informasi dan
pengetahuan terkait dengan perlunya sistem pengendalian internal
penggajian pada suatu perusahaan.
Page 16
6
1.5 Batasan Penelitian
Batasan dalam penelitian ini adalah sistem pengendalian internal penggajian
pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara.
Page 17
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Akuntansi
2.1.1 Pengertian Sistem
Informasi keuangan mempunyai peranan penting dalam suatu perusahaan.
Informasi keuangan tersebut akan diperlukan oleh pihak – pihak dari dalam
maupun dari luar perusahaan. Demi terpenuhinys kebutuhan informasi yang
relevan, maka disusunlah suatu sistem akuntansi. Sistem ni direncanakan dan
disusun untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak luar maupun
pihak dalam perusahaan.
Untuk merincikan penjelasan diatas, berikut ini akan diuraikan pengertian
sistem:
“Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berkaitan dan bekerja sama
dalam melakukan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan.” (V. Wiratna
Sujarweni 2015:1)
“Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang
terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.” (Mulyadi, 2016:4)
“Sistem adalah suatu rangkaian yang berfungsi menerima input (masukan),
mengolah onput, dan menghasilkan output (keluaran).” (Sujarweni,
2015: 1)
Dari pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa sistem adalah
sekelompok komponen/elemen yang saling berkaitan dan terpadu untuk
mencapai tujuan tertentu.
Page 18
8
2.1.2 Pengertian Gaji
“Gaji umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan
oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manajer yang dibayarkan
setiap bulannya.’ (Mulyadi, 2016: 309)
“Gaji adalah pemayaran atas jasa – jasa yang dilakukan oleh karyawan yang
dilakukan oleh perusahaan setiap bulannya.” (Sujarweni, 2015: 127)
Berdasarkan pengertian gaji tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa gaji
adalah suatu bentuk balas jasa yang diberikan oleh persusahaan kepada
pegawai secara periodic atas jasa – jasa pegawai terhadap perusahaan.
2.1.3 Pengertian Sistem Pengendalian Internal
Menurut PP No. 60 Tahun 2008 Sistem Pengendalian Internal adalah proses
yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus –
menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan
memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan
efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan
terhadap peraturan perundang – undangan.
2.1.4 Pengertian Sistem Penggajian
“Sistem penggajian adalah sistem akuntansi gaji yang dirancang untuk
menangani transaksi perhitungan gaji karyawan dan pembayarannya.
Perancangan sistem akuntansi penggajian dan pengupahan ini harus dapat
menjamin validitas, otorisasi kelengkapan, klasifikasi penilaian, ketepatan
waktu, dam ketepatan posting serta ikhtisar dari setiap transaksi penggajian
dan pengupahan.” (Mulyadi, 2016)
Page 19
9
“Sistem penggajian adalah sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk
memebri upah dan gaji kepada para karyawannya atas jasa – jasa yang mereka
berikan.” (Sujarweni, 2015: 127)
Dari defenisi – defenisi di atas, dapat disimpulka bahwa sistem akuntansi
penggajian merupakan rangkaian prosedur perhitungan dan pembayaran gaji
secara menyeluruh bagi karyawan secara efisien dan efektif. Tentunya dengan
sistem akuntansi penggajian yang baik perusahaan akan dapat mampu
memotivasi semangat kerja karyawan yang kurang produktif dan
mempertahankan karyawannya yang produktif, sehingga tujuan perusahaan
untuk mencari laba tercapai dengan produktivitas kerja karyawan yang tinggi.
2.1.5 Dokumen yang Digunakan
Menurut Mulyadi (2016: 310 – 316) dokumen yang digunakan dalam sistem
akuntansi penggajian dan pengupahan adalah:
1. Dokumen Pendukung Perubahan Gaji
Dokumen ini umumnya dikeluarkan oleh fungsi kepegawaian berupa surat
– surat keputusan yang bersangkutan dengna keputusan karyawan, sepeeti
misalnya surat keputusan pengangkatan karyawan baru, kenaikan pangkat,
perubahan tarif upah, penurunan pangkat, pemberhentian sementara,
pemindahan, dan lain sebagainya.
2. Kartu Jam Hadir
Dokumen ini digunakan oleh fungsi kepegawaian bagian pencatat waktu
untuk mencatat jam hadir setiap karyawan di perusahaan Catatan jam hadir
ini dapat berupa daftar hadir biasa, dapat pula berbentuk kartu hadir yang
diisi dengan mesin pencatat waktu.
3. Daftar Gaji
Dokumen ini berisi jumlah gaji dan upah setiap karyawan, dikurangi
pengurangan – pengurangan, utang karyawan, iuran untuk organisasi
karyawan dan lain sebagainya..
Page 20
10
4. Rekap Daftar Gaji
Dokumen ini merupakan ringkasan gaji dan upah per departemen, yang
dibuat berdasarkan gaji dan upah.
5. Surat Pernyataan Gaji
Dokumen ini dibuat oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah bersamaan
dengan pembuatan daftar gaji dan upah dalam kegiatan yang terpisah dari
pembuatan daftar gaji dan upah. Dokumen ini dibuat sebagai catatan bagi
setiap karyawan mengenai rincian gaji dan upah yang diterima setiap
karyawan beserta berbagai potongan yang menjadi beban setiap karyawan.
6. Amplop Gaji
Uang gaji dan upah karyaawan diserahkan kepada setiap karyawan dalam
amplop gaji dan upah. Di halaman depan amplop gaji dan upah seyiap
karyawan ini berisi informasi mengenai nama karyawan, nomor identifikasi
karyawan dan jumlah gaji bersih yang diterima karyawan dalam bulan
tertentu.
2.2 Pengendalian Intern
Menurut Peraturan Pemerintah (PP No. 60 Tahun 2008 4) “Sistem
pengendalian intern adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang
dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk
memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui
kegiatan yang efetif dan efisiensi, keandalan pelaporan keuangan,
pengamanan aset Negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang –
undangan.”
Menurut Arens (2015: 377), “Pengendalian intern adalah proses yang
dirancang untuk memberikan kepastian yang aayk mengenai pencapaian
tujuan manajemen dalam reabilitasi pelaporan keuangan,efektivitas dan
efisiensi operasi, serta ketaatan pada ketentuan hokum dan peraturan yang
berlaku.”
Page 21
11
Menurut Agoes (2008: 100), “Pengendalian intern adalah suatu proses yang
dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personal lain entitas yang
didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga
golongan.”
Dari defenisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengendalian internal
adalah suatu proses yang dijalankan oleh pihak manajemen dalam suatu
perusahaan untuk menilai dan mengawasi kegiatan operasional pada
perusahaan.
2.2.1 Tujuan Pengendalian Intern
Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Internal Pemerintah (SPIP) bertujuan memberikan keyakinan yang memadai
bagi tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapain tujuan penyelenggaraan
Pemerintah Negara, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset Negara,
dan ketaatan terhadpa Peraturan perundang – undangan.
2.2.2 Unsur – unsur Pengendalian Intern
Unsur – unsur sistem pengendalian internal menurut Peraturan Pemerintah no.
60 Tahun 2008 halaman 29 – 30, yakni:
1) Lingkungan pengendalian adalah kondisi dalam instansi pemerintahan
yang mempegaruhi efektivitas pengendalian intern yang mewajibka
pimpinan instansi pemerintah untuk menciptakan dan memelihara
lingkungan pengendalian dalam keseluruhan organisasi yang
menimbulkannperilaku positif dan mendukung terhadap pengendalian
intern dan manajemen yang sehat.
2) Penilaian resiko adalah kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian
yang mengancam pencapaian utjuan dan sasaran instansi pemerintah
dimana pengendalian intern harus memberika penilaian atas resiko yang
dihadapi unt organisasi baik dari luar maupun dari dalam.
3) Kegiatan pengendalian adalah tindakan yang diperlukan untuk mengatasi
resiko serta penetapan dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur yang akan membantu untuk memastikan bahwa arahan pimpinan instansi pemerintah
Page 22
12
dilaksanakan. Kegiatan pengendalian harus efisien dan efektif dalam
pencapaian tujuan organisasi.
4) Informasi dan komunikasi harus dicatat dan dilaporkan kepada piimpinan
instansi pemerintah dan pihak ain yang ditentukan. Informasi disajikan
dalam suatu bentuk dan saran tertentu serta tepat waktu sehingga
memungkinkan pimpinan instansi pemerintah melaksanakan
pengendalian dan tanggung jawabnya.
5) Pemantauan pengendalian intern adlaah proses penilaian atas mutu
kinerja sistem pengendalian intern dan proses yang memberikan
keyakinan bahwa temuan audit dan evaluasi lainnya segera
ditindaklanjuti. Pemantauan harus dapat menilai kualitas kinerja dari
waktu ke waktu dan memastikan bahwa rekomendasi hasil audit dan reviu
lainnya harus segera ditindaklanjuti.
2.2.3 Komponen Sistem Pengendalian Internal Penggajian
Berikut merupakan komponen pengendalian intern penggajian menurut
Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008, yakni:
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian adalah kondisi dalam instansi pemerintah yang
mempengaruhi efektivitas pengendalian intern. Unsur – unsur lingkungan
pengendalian dapat dowujudkan melalui:
a. Penegakan integritas dan nilai – nilai etika
Sesuai dengan PP No. 60 Tahun 2008 Pasal 5, dijelaskan bahwa Instansi
Pemerintah telah menyusun dan menerapkan aturan perilaku serta
kebijakan lain yang berisi tentang standar perilaku etis, praktik yang
dapat diterima, termasuk benturan kepentingan. Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera
Utara sendiri menerapkan peraturan perilaku tersebut. Hal – hal yang
perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
1) Aturan perilaku tersebut sifatnya menyeluruh dan langsung
berkenaan dengan hal – hal yang tidak wajar kelayakan penggunaan
sumber daya, benturan kepentingan, kegiatan politik pegawai.
Page 23
13
Pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
Perwakilan Provinsi Sumatera Utara penegakan integritas dan nilai –
nilai etika tersebut berupa hal – hal yang berkaitan dengan
ketidakseimbangan sumber daya manusia dengan peraturan yang
telah ditetapkan, kegiatan yang menyangkut nama baik kantor,
pimpinan, pegawai – pegawai lain, dan bahkan pegawai itu sendiri.
2) Secara berkala pegawai menandatangani pernyataan komitmen untuk
menerapkan aturan perilaku tersebut.
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara juga memberlakukan prosedur ini guna
memastikan pegawai tetap berpegang pada komitmen yang telah
ditandatanganinya. Pernyataan komitmen pada Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera
Utara berupa perjanjian secara tertulis yang diserahkan dan
ditandatangani langsung oleh setiap pegawai.
3) Pegawai memperlihatkan bahwa yang bersangkutan mengetahui
perilaku yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima, hukuman
yang akan dikenakan terhadap perilaku yang tidak dapat diterima dan
tindakan yang harus dilakukan jika yang bersangkutan mengetahui
adanya sikap perilaku yang tidak dapat diterima.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang berlaku, Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan juga mempertimbangkan
setiap perilaku pegawai apakah itu dapat ditolerir atau tidak. Apabila
perilaku pegawai tersebut sudah diluar batas dan tidak dapat diterima,
maka Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
Perwakilan Provinsi Sumatera Utara memberlakukan sanksi baik itu
sesuai peraturan pemerintah maupun peraturan dari kantor sendiri.
4) Pimpinan instansi pemerintah membina serta mendorong terciptanya
budaya yang menekankan pentingnya nilai – nilai integritas dan
Page 24
14
etika. Hal ini bisa dicapai melalui komunikasi lisan dalam rapat,
diskusi, dan melalui keteadanan sehari – harinya.
Pimpinan pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara disebut Kepala
Perwakilan. Kepala Perwakilan sendiri bertugas untuk mendorong
setiap pegawai meningkatkan keharmonisan antar pegawai,
memotivasi setiap pegawai untuk menjaga budaya kerja (dalam hal
ini BPKP menggunakan nilai – nilai pionir), dan diskusi sehari – hari.
5) Pimpinan instansi pemerintah sesuai dengan kewenangannya
memberikan penghargaan untuk meningkatkan penegakan integritas
dan kepatuhan terhadap nilai – nilai etika, kompensasi dan kenaikan
jabatan didasarkan pada prestasi dan kinerja.
Kepala Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara juga berhak untuk
mempertimbangkan kenaikan jabatan (promosi) terhadap pegawai
yang pantas mendatkanya. Dalam hal ini, pegawai dengan prestasi
dan kinerja yang baik akan dipertimbangkan kenaikan jabatannya.
b. Komitmen terhadap Kompetensi
Sesuai dengan PP No. 60 Tahun 2008 Pasal 6 dijelaskan bahwa
pimpinan instansi pemerintah menetapkan kegiatan yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan tugas dan fungsi pada masing – masing posisi
pada instansi pemerintah. Komitmen terhadap Kompetensi merupakan
sebuah penerapan yang harus dilakukan dalam kegiatan kerja sesuai
fungsinya. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
Perwakilan Provinsi Sumatera Utara sendiri juga menerapkan komitmen
terhadap kompetensi sebagaimana telah ditetapkan Peraturan
Pemerintah. Hal – hal yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai
berikut:
Page 25
15
1) Pimpinan instansi pemerintah menganalisis tugas yang perlu
dilaksanakan atas suatu pekerjaan dan memberikan pertimbangan
serta pengawasan yang diperlukan.
Kepala Perwakilan pada Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara dalam
hal ini perlu menganalisis setiap tugas – tugas dan pekerjaan serta
mengawasi kegiatan kerja tersebut guna mengindari penyelewengan
komitmen.
2) Pimpinan instansi pemerintah menetapkan dan memutakhirkan uraian
jabatan atau perangkat lain untuk mengidentifikasi dan
mendefenisikan tugas khusus.
Kepala Perwakilan pada Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara juga
memberikan tugas – tugas tertentu kepada masing – masing posisi.
Dalam hal ini, dimaksudkan agar semua tugas terjalankan dengan
baik sesuai dengan porsinya masing – masing.
3) Terdapat proses untuk memastikan bahwa pegawai yang terpilih
untuk menduduki suatu jabatan telah memiliki pengetahuan,
keahlian, dan kemampuan yang dimiliki.
Pernyataan ini bermaksud agar proses perekrutan pegawai
berlangsung dengan semestinya, Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan sendiri mengharuskan setiap pegawainya adalah
sumber daya manusia yang berkualitas.
4) Terdapat program pelatihan yang memadai untuk memenuhi
kebutuhan pegawai untuk membantu memastikan bahwa seluruh
pegawai sudah menerima pelatihan yang tepat.
Peraturan Pemerintah mengharuskan adanya program pelatihan untuk
memastikan bahwa sumber daya manusai yang akan direkrut
berkualitas. Begitu juga pada Badan Pengawasan Keuangan dan
Page 26
16
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara. Sebelum
mempekerjakan pegawai baru, dilakukan pelatihan.
c. Kepemimpinan yang Kondusif
Sesuai dengan PP No. 60 Tahun 2008 Pasal 7, dijelaskan bahwa
pimpinan instansi pemerintah memiliki sikap yang selalu
mempertimbangkan resiko dalam pengambian keputusan serta
mendukung fungsi tertentu dalam penerapan SPIP, antara lain
pencatatan dan pelaporaan keuangan, sistem manajaemen informasi,
pengelolaan pegawai, dan pengawasan baik intern maupun ekstern.
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara adalah salah satu instansi pemerintah yang
bergerak dalam bidang pengawasan dan pembangunan. Maka dari itu,
sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang berlaku instansi pemerintah
ini menerapkan lingkungan pengendalian ini. Hal – hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
1) Penyelenggaraan manajemen keuangan, akuntansi, dan anggaran
dikendalikan oleh pejabat pengelola keuangan sehingga terdapat
sinkronisasi dengan menggunakan fungsi manajemen informasi
untuk mendapatkan data operasional dan penting yang mendukung
upaya penyempurnaan sistem informasi.
Pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
Perwakilan Provinsi Sumatera Utara, hal tersebut ditangani oleh
Kepala Subbagian Keuangan sehingga semua hal yang berkaitan
dengan keuangan terhindar dari hal – hal yang merugikan
perusahaan.
2) Pimpinan instansi pemerintah memberi perhatian yang besar pada
pegawai operasional dan menekankan pentingnya pembinaan sumber
daya manusia yang baik.
Kepala Perwakilan sangat dibutuhkan dalam memperhatikan dan
mengawasi kegiatan kerja dan setiap pegawainya. Hal ini dibutuhkan
Page 27
17
agar menghindari komunikasi yang kurang antara pimpinan dan
pegawai, dan menghindari ketidakpedulian terhadap kegiatan kerja.
d. Struktur Organisasi
Sesuai dengan PP No. 60 Tahun 2008 pasal 8, dijelaskan bahwa struktur
organisasi instansi pemerintah disesuaikan dengan ukuran dan sifat
kegiatan yang akan memberikan kejelasan wewenang dan
tanggungjawab kejelasan hubungan intern dalam instansi serta
melaksanakan evaluasi dan penyesuaian secara periodik terhadap
struktur organisasi. Struktur organisasi pada instansi pemerintah harus
berdasarkan tugas yang akan dilakukannya. Semakin tinggi jabatan,
semakin besar tangungjawab dan tugas yang harus dilakukan. Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi
sumatera Utara telah menerapkan hal tersebut sesuai dengan Peraturan
Pemerintah yang berlaku. Hal – hal yang perlu dipertimbangkan adalah
sebagai berikut:
1) Struktur organisasi mampu memfasilitasi arus informasi di dalam
instansi pemerintahan secara menyeluruh. Maksud pernyataan ini
adalah struktur organisasi bertangungjawab penuh terhadap semua
kegiatan kerja dan informasi yang berkaitan dengan kantor.
2) Instansi pemerintah bertanggungjawab atas kegiatan atau fungsi
utama yang sepenuhnya menyadari fungsi dan tanggungjawabnya.
Sama halnya dengan Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara, kantor
ini adalah instansi pemerintah yang bergerak dalam bidang
pengawasan dan pembangunan. Oleh karena itu, tangungjawab penuh
yang berkaitan dengan pengawasan keuangan dan pembangunan ada
pada instansi ini.
3) Hubungan dan jenjang pelaporan ditetapkan serta secara efektif
memberikan informasi yang dibutuhkan pimpinan instansi
pemerintah untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.
Page 28
18
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara adalah instansi yang setiap bidangnya
berkaitan satu sama lain. Masing – masing bidang memiliki
tanggungjawab yang harus dilaksanakan yang nantinya akan
dinformasikan kepada Kepala Perwakilan untuk selanjutnya
ditangani.
e. Pendelegasian Wewenang dan Tanggungjawab
Sesuai dengan PP No. 60 Tahun 2008 Pasal 9, dijelaskan bahwa
wewenang diberikan kepada pegawai yang memiliki tujuan yang terkait
dengan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP). Setiap
pegawai yang bekerja pada instansi pemerintah memiliki tangungjawab
yang berkaitan dengan SPIP. Akan tetapi, konteks ini berbicara tentang
pejabat – pejabat kantor yang memang tugasnya berkaitan langsung
dengan SPIP seperti, Kepala Perwakilan, Kepala Subagian Keuangan,
Kepala Subbagian Kepegawaian, dll.
2. Penilaian Resiko
Penilaian resiko diawali dengan penetapan maksud dan tujuan instansi
pemerintah yang jelas dan konsisten baik pada tingkat kegiatan, selanjutnya
instansi pemerintah mengidentifikasi secara efisien dan efektif resiko yang
dapat menghambat pencapaian tujuan tersebut, baik yang bersumber dari
dalam maupun dari luar instansi. Terhadap resiko yang pernah
diidentifikasi, akan dianalisis untuk mengetahui pengaruhnya terhadap
pencapaian tujuan. Pimpinan instansi pemerintah merumuskan pendekatan
manajemen resiko dan kegiatan penilaian resiko yang dibutuhkan untuk
memperkecil resiko. Sesuai dengan PP No. 60 Tahun 2008 Pasal 13, 16, 17
dijelaskan bahwa penilaian resiko yang dilaksanakan adalah sebagai
berikut:
1) Penetapan tujuan instansi secara keseluruhan yaitu dengan menetapkan
tujuan instansi dengan berpedoman pada peraturan perundang –
Page 29
19
undangan. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
Perwakilan Provinsi Sumatera Utara adalah instansi pemerintah yang
tujuan kegiatannya sebagai pengawas keuangan dan pembangunan
negara dimana kegiatan tersebut berpedoman langsung pada Peraturan
Pemerintah.
2) Penetapan tujuan pada tingkatan kegiatan harus didasarkan pada tujuan
dan rencana strategis pada peningkatan kegiatan yang saling
melengkapi, menunjang dan tidak bertentangan.
3) Identifikasi resiko
Pimpinan instansi pemerintah menggunakan metodologi identifikasi
resiko yang sesuai untuk tujuan instansi dan tujuan pada tingkatan
kegiatan secara komprehensif (PP No. 60 Tahun 2008 Pasal 16)
4) Analisi resiko
Analisi resiko dilaksanakan untuk menentukan dampak resiko terhadap
pencapaian tujuan instansi (PP No. 60 Tahun 2008 Pasal 17)
5) Mengelola resiko selama perubahan
Instansi pemerintah memiliki mekanisme dalam pemerintahan,
ekonomi, industri, peraturan, operasional atau kondisi lain yang dapat
mempengaruhi tercapainya maksud dan tujuan instansi pemerintah
secara keseluruhan (PP No. 60 Tahun 2008 Pasal 18)
3. Aktivitas Pengendalian
Instansi pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai
dengan ukuran, komplesitas, dan sifat dari tugas dan fungsi instansi
pemerintah yang sekurang – kurangnya memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1) Kegiatan pengendalian diutamakan pada kegiata pokok
2) Kegiatan pengendalian harus dikaitkan dengan penilaian resiko
3) Kegiatan pengendalian yang dipilih harus disesuaikan dengan sifat
khusus instansi
Page 30
20
4) Lebijakan dan prosedur harus ditetapkan secara tertulis
5) Prosedur yang telah ditetapkan harus dilaksanakan secara sesuai
6) Kegiatan pengendalian dievaluasi secara teratur untuk memastikan
kegiatan tersebut berfungsi sesuai dengan yang diharapkan
Penyelenggaraan kegiatan pengendalian terdiri dari:
1) Reviu atas kinerja pemerintah
2) Pembinaan sumber daya manusia
3) Pengendalian atas pengelolaan sistem informasi
4) Penetapan dan reviu atas indicator dan ukuran kinerja
5) Otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting
6) Pencatatan yang tepat waktu dan akurat
7) Pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya
8) Akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatan
9) Dokumentasi yang baik atas sistem pengendalian intern
Penyelenggaraan dalam kegiatan pengendalian dilaksanakan dengan
membandingkan kinerja dan tolak ukur kinerja yang telah ditetapkan. Khusus
pembinaan sumber daya manusia pimpinan instansi pemerintah sekurang –
kurangnya melakukan hal sebagai berikut:
1) Mengkomunikasikan visi, misi, tujuan, nilai, dan strategi instansi kepada
pegawai
2) Membuat strategi perencanaan dan pembinaan sumber daya manusia yang
mendukung pencapaian visi dan misi
3) Membuat uraian jabatan, prosedur rekruitmen, program pendidikan dan
pelatihan pegawai, sistem kompensasi, program kesejahteraan dan fasilitas
pegawai, sistem kompensasi, program kesejahteraan dan fasilitas pegawai,
ketentuan disiplin pegawai, sistem penilaian kinerja, serta rencana
pengembangan karir.
Page 31
21
Adapun aktivitas pengendalian pada Badan Pegawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara yang
berhubungan dengan sistem kompensasi yang pada umumnya disebut dengan
kegiatan penggajian yakni:
1) Fungsi Kepegawaian
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencari pegawai baru, menyeleksi
calon pegawai, memutuskan penempatan pegawai baru, membuat surat
keputusan tariff kerja gaji pegawai, mengurus kenaikan pangkat dan
golongan gaji, mengurus mutase pegawai, dan pemberhentian pegawai.
2) Fungsi Finger Print/Pencatatan Waktu
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat catatan waktu hadir bagi
semua pegawai Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
Perwakilan Provinsi Sumatera Utara.
3) Fungsi Pembuat Daftar Gaji
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat daftar gaji yang berisi
penghasilan yang menjadi hak dan berbagai potongan yang menjadi beban
setiap pegawai selama jangka waktu pembayaran gaji. Daftar gaji
diserahkan oleh fungsi pembuat daftar gaji kepada fungsi/sub bagian
keuangan untuk selanjutnya dilakukan pembuatan bukti kas keluar yang
dipakai sebagai dasar untuk melakukan pembayaran gaji kepada pegawai.
4) Subbagian Keuangan
Sub bagian keuangan pada Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara bertanggung
jawab atas semua kegiatan yang berkaitan dengan gaji, Pembayaran gaji
dilakukan oleh sub bagian keuangan dengan cara mentrasnfer ke rekening
setiap pegawai yang telah ditetapkan oleh instansi pemerintah,
5) Pembinaan Sumber Daya Manusia
Instansi pemerintah memiliki strategi pembinaan sumber daya manusia
yang utuh dalam bentuk rencana strategis, rencana kerja tahunan, dan
Page 32
22
dokumen perencanaan sumber daya manusia lainnya yang meliputi
kebijakan, program dan praktik pengelolaan pegawai yang akan menjadi
panduan bagi intansi tersebut.
4. Informasi dan Komunikasi
Instansi pemerintah harus memiliki informasi yang relevan dan dapat
diandalkan baik informasi keuangan maupun non keuangan, yang
berhubungan dengan peristiwa – peristiwa internal serta eksternal.
Informasi tersebut harus direkam dan dikomunikasikan kepada pimpinan
instansi pemerintah dan lainnya di seluruh instansi pemerintah yang
memerlukannya dalam bentuk serta dalam kerangka waktu yang
bersangkutan dalam melaksanakan pengendalian intern dan tanggungjawab
operasionalnya. Sama halnya dengan Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara, yang dalam
setiap kegiatannya juga pasti memiliki informasi yang perlu
dikomunikasikan kepada Kepala Perwakilan. Hal tersebut perlu dilakukan
agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam setiap kegiatan kerja.
5. Pemantauan
Pemantauan sistem pengendalian internal dilaksanakan melalui
pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan tindaklanjut rekomendasi
hasil audit dan reviu lainnya. Pemantauan berkelanjutan diselenggarakan
melalui kegiatan pengelolaan rutin, supervise, pembandingan, rekonsiliasi,
dan tindakan lain yang terkait dalam pelaksanaan tugas. Evaluasi terpisah
diselenggarakan melalui penilaian sendiri, reviu, dan pengujian efektivitas
sistem pengendalian intern yang dapat dilakukan oleh aparat pengawasan
intern pemerintah. Tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya
harus segera diselesaikan dan dilaksanakan sesuai dengan mekanisme
penyelesaian rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya yang sedang/telah
ditetapkan.
Page 33
23
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.1.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan Perwakilan Provinsi Sumatera Utara (BPKP) yang beralamat di
Jl. Jend. Gatot Subroto Km 5,5 Medan.
3.1.2 Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian tugas akhir ini membutuhkan waktu kurang lebih 5 bulan
yaitu dimulai dari bulan April sampai dengan bulan Agustus yang melalui
proses pencatatan, pelaksanaan, dan penulisan laporan. Adapun jadwal
penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Waktu Kegiatan Penulisan Tugas Akhir 2017
No Kegiatan
Waktu Kegiatan Penulisan Tugas Akhir
April Mei Juni Juli Agustus
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
2 Pengumpulan Data
3 Tabulasi Dan
Analisa Data
4 Menyusun Konsep
Laporan
5 Konsultasi pada
Pembimbing
6 Sidang Tugas Akhir
7 Perbaikan Laporan
Page 34
24
Sumber: Pedoman Penulisa TA Jurusan Akuntansi 2017
3.2 Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer (primary data) dan Data
Sekunder (secondary data). “Data primer adalah data yang mengacu pada
informasi yang diperoleh dari tangan pertamaoleh peneliti untuk tujuan spesifik
penelitian” (Umasekaran, 2011). “Data sekunder adalah data yang tersedia dan
dikumpulkan oleh pihak lain” (Sanusi, 2014:104). Jenis data primer yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil wawancara dengan Kepala
Subbagian Keuangan pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara. Jenis data sekunder yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen – dokumen yang terkait dengan
sistem pengendalian internal penggajian..
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data atau informasi dalam studi kasus tentu perlu dilakukan
kegiatan pengumpulan data. Dalam proses pengumpulan data tentu diperlukan
sebuah alat atau instrumen pengumpulan data.
Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penulisan Tugas
Akhir ini adalah teknik wawancara dan teknik dokumentasi. Wawancara
dilakukan oleh penulis dengan narasumber yang merupakan pegawai tetap Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera
Utara, Bapak Lefendri. Beliau merupakan Kepala Subbagian Keuangan pada
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi
Sumatera Utara. Dokumentasi dilakukan dengan mendokumentasikan dan
Tugas Akhir
8 Penggandaan
Laporan
24
Page 35
25
melampirkan data – data terkait yang bersumber langsung dari subbagian
keuangan.
1. Wawancara
“Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan
informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan – pertanyaan
pada responden.” (Subagyo, 2015: 39)
Dalam penelitian ini, penulis melakukan kegiatan tanya jawab secara
langsung mengenai hal – hal yang berkaitan dengan Sistem Pengendalian
Internal Penggajian pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara, yaitu:
a. Pengertian gaji pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara
b. Komponen sistem pengendalian internal pengajian pada Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi
Sumatera Utara
c. Penilaian resiko pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara
d. Aktivitas pengendalian serta fungsi – fungsi yang terkait dalam sistem
pengendalian internal penggajian pada Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara
e. Informasi dan Komunikasi dalam sistem pengendalian internal pada
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara
f. Pemantauan terhadap sistem pengendalian internal penggajian pada Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi
Sumatera Utara
g. Faktor – faktor yang mempengaruhi penggajian pada Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara
Page 36
26
h. Kriteria penggajian untuk Tenaga Harian Lepas (pegawai honorer) pada
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara
i. Dokumen – dokumen yang berkaitan dengan sistem penggajian paada
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara
j. Prosedur penggajian pada Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara
2. Dokumentasi
“Teknik dokumentasi adalah mengumpulkan data sekunder dari berbagai
sumber baik secara pribadi maupun kelembagaan” (Sanusi, 2014:114).
Adapun data yang dimaksud dalam penelitian ini seperti laporan keuangan,
rekapitulasi personalia, struktur organisasi, peraturan-peraturan, riwayat
perusahaan, dan sebagainya. Biasanya telah tersedia di lokasi perusahaan.
3.4 Teknik Pengolahan Data
Adapun teknik pengolahan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini
adalah “metode analisa deskriptif, yaitu suatu metode yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud untuk membuat kesimpulan
yang berlaku umum atau generalisasi.” (Sanusi, 2014:115).
Page 37
27
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dibentuk berdasarkan
Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga
Pemerintah Non Kementerian sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Peraturan Presiden RI Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. BPKP merupakan aparat pengawas
intern pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Berdasarkan Perpres tersebut, BPKP mempunyai tugas utama menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan
pembangunan nasional. Untuk menyelenggarakan tugasdan fungsi di daerah,
BPKP membentuk Kantor Perwakilan BPKP disetiap Provinsi.
Sesuai dengan Peraturan Kepala BPKP Nomor 17 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, Provinsi
Sumatera Selatan, Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa
Tengah, Provinsi Timur dan Provinsi Sulawesi Selatan,
Perwakilan BPKP bertugas:
1. Melaksanakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara
dan/atau daerah atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
2. Melaksanakan kegiatan pengawasan kebendaharaan umum negara
berdasarkan penetapan oleh menteri keuangan selaku bendahara umum
negara;
3. Melaksanakan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden dan atau
atas permintaan kepala daerah;
Page 38
28
4. Melaksanakan pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern
pemerintah pada wilayah kerjanya; dan
5. Melaksanakan penyelenggaraan dan pelaksanaan fungsi lain dibidang
pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.
Perwakilan BPKP menyelenggarakan fungsi:
1. Pemberian asistensi penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah dan
laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah daerah;
2. Pemberian asistensi terhadap pengelolaan keuangan negara/daerah, Badan
usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah;
3. Pengawasan terhadap badan usaha milik negara, badan-badan lain yang
didalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan badan usaha milik daerah
atas permintaan pemangku kepentingan, serta kontraktor bagi hasil dan
kontrak kerja sama, dan pinjaman/ bantuan luar negeri yang diterima
pemerintah pusat, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
4. Evaluasi terhadap pelaksanaan tata kelola dan laporan akuntabilitas kinerja
pada badan usaha milik negara, badan-badan lain yang didalamnya terdapat
kepentingan pemerintah, dan badan usaha milik daerah atas permintaan
pemangku kepentingan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
5. Pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan
lainya terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban
akuntabilitas penerimaan negara/daerah dan akuntabilitas pengeluaran
keuangan negara/daerah dan akuntabilitas pengeluaran keuangan
negara/daerah serta pembangunan nasional dan/atau kegiatan lain yang
seluruh atau sebagian keuangan dibiayai oleh anggaran negara/daerah serta
pembangunan nasional dan/atau kegiatan lain yang seluruh atau sebagian
keuangannya dibiayai oleh anggaran negara/daerah dan/atau subsidi
termasuk badan usaha badan usaha dan badan lainnya yang didalamnya
terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari pemerintah pusat
Page 39
29
dan/atau pemerintah daerah serta akuntabilitas pembiyaan keuangan
negara/daerah;
6. Pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan aset
negara/daerah;
7. Pemberian konsultasi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian intern
dan tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan
program/kebijakan pemerintah yang strategis.
8. Pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau
kegiatan Yang dapat menghambat kelancaran pembangunan, audit atas
penyesuain Harga, audit klaim, audit investigatifterhadap kasus-kasus
penyimpangan yang Berindikasi merugikan keuangan negara/daerah, audit
penghitungan kerugian Keuangan negara/daerah, pemberian keterangan ahli,
dan upaya pencegahan Korupsi;
9. Pengoordinasian dan sinergi penyelenggara pengawasan intern terhadap
akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional bersama-
sama dengan aparat pengawasan intern pemerintah lainnya;
10. Pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultasi penyelenggaran
sistem pengendalian intern kepada instansi pemerintah pusat, pemerintah
daerah, dan badan-badan yang ada didalamnya terdapat kepentingan
keuangan atau kepentingan lainnya pemerintah pusat dan/atau pemerintah
daerah
11. Pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan pemerintah pusat
dan/atau pemerintah daerah sesuai peraturan perundang-undangan;
12. Pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintah;
13. Pengolahan data dan informasi hasil pengawasan atas penyelenggaran
akuntabilitas keuangan negara kementerian/lembaga dan pemerintah daerah;
dan
14. Pelaksanaan dan pelayanan administrasi perwakilan BPKP
Page 40
30
Terkait dengan peningkatan kualitas akuntabilitas keuangan negara, Presiden
memperkuat wewenang BPKP dengan menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres)
Nomor 4 tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas
Keuangan Negara. Disamping itu, untuk mempercepat implementasi
penyelenggaraan SPIP, Presiden menerbitkan Inpres Nomor 9 Tahun 2011
tentang Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi. Terakhir dalam
rangka, meningkatkan kualitas, transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan
pembangunan nasional dan pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja
negara/daerah guna mempercepat peningkatan kesejahteraaan rakyat, telah
diterbitkan Inpres Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem
pengendalian Intern dan Keandalan penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern
dalam rangka Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat.
Adapun Visi, Misi, Nilai – nilai Pionir, dan Moto Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai
berikut:
1. Visi
Auditor internal pemerintah RI berkelas dunia untuk meningkatkan
akuntabilitas dan pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional.
2. Misi
1) Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan
keuangan dan pembangunan nasional guna mendukung tata kelola
pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif
2) Membina penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah yang
efektif
3) Mengembangkan Kapabilitas pengawasan intern pemerintah yang
professional dan kompeten
3. Nilai – nilai Pionir
1) Profesional
Page 41
31
2) Integritas
3) Orientasi Pengguna
4) Nurani dan Akal Sehat
5) Independen
6) Responsibel
4. Moto
1) Kerja keras
2) Kerja cerdas
3) Kerja tuntas
4) Kerja ikhlas
5) Kerja penuh integrtas
4.1.1 Sejarah Singkat Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara
BPKP adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berada dan
bertanggungjawab kepada Presiden RI. Sejarah Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) tidak dapatdilepaskan dari sejarah
panjang perkembangan lembaga pengawasan sejak sebelum era Kemerdekaan.
Dengan besluit Nomor 44 tanggal 31 Oktober 1936 secara eksplisit ditetapkan
bahwa Djawatan Akuntan Negara (Regering Accountantsdienst) bertugas
melakukan penelitian terhadap pembukuan dari berbagai perusahaan negara dan
jawatan tertentu. Dengan demikian, dapat dikatakan aparat pengawasan pertama
di Indonesia adalah Djawatan Akuntan Negara (DAN). Secara struktural DAN
yang bertugas mengawasi pengelolaan perusahaan negara berada di bawah
Thesauri Jenderal pada Kementerian Keuangan.
Dengan Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 1961 tentang Instruksi bagi Kepala
Djawatan Akuntan Negara (DAN), kedudukan DAN dilepas dari Thesauri
Jenderal dan ditingkatkan kedudukannya langsung di bawah Menteri Keuangan.
Page 42
32
DAN merupakan alat pemerintah yang bertugas melakukan semua pekerjaan
akuntan bagi pemerintah atas semua departemen, jawatan, dan instansi di
bawah kekuasaannya. Sementara itu fungsi pengawasan anggaran dilaksanakan
oleh Thesauri Jenderal. Selanjutnya dengan Keputusan Presiden Nomor 239
Tahun 1966 dibentuklah Direktorat Djenderal Pengawasan Keuangan Negara
(DDPKN) pada Departemen Keuangan. Tugas DDPKN (dikenal kemudian
sebagai DJPKN) meliputi pengawasan anggaran dan pengawasan badan
usaha/jawatan, yang semula menjadi tugas DAN dan Thesauri Jenderal.
DJPKN mempunyai tugas melaksanakan pengawasan seluruh pelaksanaan
anggaran negara, anggaran daerah, dan badan usaha milik negara/daerah.
Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 70 Tahun 1971 ini, khusus pada
Departemen Keuangan, tugas Inspektorat Jenderal dalam bidang pengawasan
keuangan negara dilakukan oleh DJPKN.
Dengan diterbitkan Keputusan Prsiden Nomor 31 Tahun 1983 tanggal 30 Mei
1983. DJPKN ditransformasikan menjadi BPKP, sebuah lembaga pemerintah
non departemen (LPND) yang berada di bawah dan bertanggungjawab
langsung kepada Presiden. Salah satu pertimbangan dikeluarkannya Keputusan
Presiden Nomor 31 Tahun 1983 tentang BPKP adalah diperlukannya badan
atau lembaga pengawasan yang dapat melaksanakan fungsinya secara leluasa
tanpa mengalami kemungkinan hambatan dari unit organisasi pemerintah yang
menjadi obyek pemeriksaannya. Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983
tersebut menunjukkan bahwa Pemerintah telah meletakkan struktur organisasi
BPKP sesuai dengan proporsinya dalam konstelasi lembaga – lembaga
Pemerintah yang ada. BPKP denga kedudukannya yang terlepas dari semua
departemen atau lembaga sudah tentu dapat melaksanakan fungsinya secara
lebih baik dan objektif.
Page 43
33
Tahun 2001 dikeluarkan Keputusan Presiden Nomor 103 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga
Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005. Dalam Pasal 52 disebutkan,
BPKP mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pendekatan yang dilakukan BPKP diarahkan lebih bersifat preventif atau
pembinaan dan tidak sepenuhnya audit atau represif. Kegiatan sosialisasi,
asistensi atau pendampingan, dan evaluasi merupakan kegiatan yang mulai
digeluti BPKP. Sedangkan audit investigatif dilakukan dalam membantu aparat
penegak hukum untuk menghitung kerugian keuangan negara.
Pada masa reformasi ini BPKP banyak mengadakan Memorandum of
Understanding (MoU) atau Nota Kesepahaman dengan pemda dan
departemen/lembaga sebagai mitra kerja BPKP. MoU tersebut pada umumnya
membantu mitra kerja untuk meningkatkan kinerjanya dalam rangja mencapai
good governance.
Sesuai arahan Presiden RI tanggal 11 Desember 2006, BPKP melakukan
reposisi dan revitalisasi fungsi yang kedua kalinya. Reposisi dan revitalisasi
BPKP diikuti dengan penajaman visi, misi, dan strategi. Visi BPKP yang baru
adalah “Auditor Intern Presiden yang Proaktif dan Terpercaya dalam
Mentransformasikan Manajemen Pemerintah Menuju Pemerintahan yang Baik
dan Bersih”
Tanggal 28 Agustus 2008 terbit Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang
Page 44
34
memberi amanah BPKP untuk melakukan pengawasan intern terhadap
akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan tertantu yang meliputi :
a. Kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
b. Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara;
c. Kegiatan lain berdasarkzn penugasan Presiden.
Dengan memperhatikan hal tersebut diatas, maka visi BPKP dilakukan
penajaman menjadi “Auditor Prediden yang Responsif, Interaktif, dan
Terpercaya untuk Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara yang
Berkualitas”.
Dengan visi ini, BPKP menegaskan akan tugas pokoknya pada pembangunan
fungsi preventif. Hasil pengawasan preventif (pencegahan) dijadikan model
sistem manajemen dalam rangka kegiatan yang bersifat pre-emptive. Apabila
setelah hasil pengawasan preventif dianalisis terdapat indikasi perlunya audit
yang mendalam, dilakukan pengawasan represif non justicia.
Pengawasan represif non justicia digunakan sebagai dasar untuk membangun
sistem manajemen pemerintah yang lebih baik untuk mencegah moral hazard
atau potensi penyimpangan (fraud). Tugas perbantuan kepada penyidik POLRI,
Kejaksaan dan KPK, sebagai amanah untuk meuntaskan penanganan TPK guna
memberikan efek deterrent represif justicia, sehingga juga sebagai fungsi
pengawalan atas kerugian keuangan negara untuk dapat mengoptimalkan
pengembalian keuangan negara.
Awal tahun 2011, Presiden RI telah menerbitkan Inpres Nomor 4 Tahun 2011,
tanggal 17 Februari 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas
Akuntabilitas Keuangan Negara.Pada diktum keempat Inpres tersebut, Kepala
BPKP melaksanakan :
Page 45
35
1. Asistensi kepada menteri/lembaga/pemerintah daerah, untuk meningkatkan
pemahaman bagi pejabat pemerintah pusat/daerah dalam pengelolaan
keuangan negara/daerah, meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan dan meningkatkan kualitas laporan keuangan dan tata
kelola.
2. Evaluasi terhadap penyerapan anggaran kementerian/lembaga/pemerintah
daerah, dan memberikan rekomendasi langkah – langkah strategis
percepatan penyerapan anggaran, dan
3. Audit tujuan tertentu terhadap program – program strategis nasional yang
mendapat perhatian publik dan menjadi isu terkini.
4. Rencana aksi yang jelas, tepat dam terjadwal dalm mendorong
penyelenggaraan SPIP pada setiap kementerian/lembaga/pemerintah
daerah.
Pada akhir 2014, sekaligus awal pemerintahan Jokowi, peran BPKP ditegaskan
lagi melalui Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. BPKP berada di bawah dan
bertanggungjawab langsung kepada Presiden dengan tugas menyelenggarakan
urusan pemerintah di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan
pembangunan nasional.
Selain itu Presiden juga mengeluarkan instruksi Presiden Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem Pengendalian Intern
dan kehandalan penyelenggaraan fungsi Pengawasan Intern dalam rangka
Mewujudkan Kesejahteraan rakyat. Rakyat dengan menugaskan Kepala
Negara/daerah serta efisiensi dan efektifitas anggaran pengeluaran
negara/daerah, meliputi :
a. Audit dan evaluasi terhadap pengelolaan Penerimaan Pajak, Bea, dan
Cukai.
b. Audit dan evaluasi terhadap pengelolaan penerimaan negara bukan pajak
pada instansi pemerintah, badan hukum lain dan wajib bayar.
Page 46
36
c. Audit dan evaluasi terhadap pengelolaan Pendapatan Asli Daerah.
d. Audit dan evaluasi terhadap pemanfaatan asset negara/daerah.
e. Audit dan evaluasi terhadap program/kegiatan strategis di bidang
kemaritiman, ketahanan energi, ketahanan pangan, infrastruktur,
pendidikan, dan kesehatan.
f. Audit dan evaluasi terhadap pembiayaan pembangunan nasional/daerah.
g. Evaluasi terhadap penerapan sistem pengendalian intern dan sistem
pengendalian kecurangan yang dapat mencegah, mendeteksi dan
menangkal korupsi.
h. Audit investigatif terhadap penyimpangan yang berindikasi merugikan
keuangan negara/daerah untuk memberikan dampak pencegahan ang
efektif.
Sehubungan dengan hal di atas, BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara
sebagai unut kerja BPKP merupakan kepanjangan tangan dari BPKP di daerah.
Sesuai dengan komitmen Pimpinan BPKP, maka seluruh pejabat dan pegawai
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara akan bekerja dengan 5 As, yaitu:
Kerja Keras, Tuntas, Cerdas, Penuh Integritas, dan Ikhlas.
Gambar 4.1
Sumber : Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Gambar 4.1 Logo Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Page 47
37
Sumber : BPKP, 2019
Makna Logo Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) :
1. Dua kurva berwarna biru dan merah, serta tulisan “BPKP” berwarna hitam
merupakan komposisi yang mencerminkan kekuatan integritas dan
profesionalisme BPKP yang terarah pada satu tujuan, dan merupakan simbol
dari “pengetahuan, akhlak, dan semangat” yang mendasari terwujudnya
kekuatan dalam kebersamaan untuk menjadi pionir yang tangguh.
2. Warna biru melambangkan pengetahuan, keandalan, dapat diandalkan, dapat
dipercaya, perdamaian, kebijaksanaan, dan ketenangan.
3. Warna merah melambangkan keberanian, semaat, ketegasan, keuletan,
kekuatan, pionir, energi, kepemimpinan, dan kebersamaan.
4. Warna hitam melambanga=kan kekuatan, keanggunan, kecanggihan,
pengalaman, tegas, keras, dan kokoh.
5. Tulisan “BPKP” dengan huruf kecil melambangkan rasa kedekatan, adanya
unsur kesetaraan, low profile, rendah hati, tidak sombong, jauh dari kesan
angkuh, sehingga mitra kerja merasa lebih dekat dengan BPKP.
6. Huruf kecil “BPKP” yang ditulis miring ke depan memberikan gambaran
bahwa BPKP selalu siap untuk berlari ke depan (sprint), sehingga selalu satu
langkah lebih maju dari mitra kerja BPKP.
Riri Adda Sari
(Kepala Bagian TU)
Lefendri
(Kasubbag
Keuangan)
Iwan Setiawan
(Kasubbag Umum)
Didin A
Solehuddin(Kasubba
g Kepegawaian)
Yono Andi Atmoko
(Kepala Perwakilan)
Abror
Umar
(Korwas 1
IPP)
Hasanudin
(Korwas 2
IPP)
Darmawan
(Korwas 1
APD)
Rustam
(Korwas
2 APD)
Roy
C.A.A.Y
(Korwas
1 AN)
Sri A.
Sembiring
(Korwas 2
AN)
Zainuri
(Korwas
1 INV)
Subroto
(Korwas
2 INV)
Hartanto
S.P
(Korwas
P3A)
Page 48
38
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara
Sumber: BPKP, 2019
4.1.2 Ruang Lingkup Kegiatan Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara
Hasil penyelenggaraan pengawasan BPKP ditunjukkan oleh kualitas
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara dalam empat perspektif
akuntabilitas, yaitu:
1) Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Negara
2) Akuntabilitas Kebendaharaan Umum Negara dan Pengelolaan Aset
3) Akuntabilitas Perwujudan Iklim bagi Kepemerintahan yang baik dan
bersih
4) Akuntabitas Pengelolaan Program Lintas Sektoral
4.2 Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tugas akhir
ini adalah metode wawancara dan dokumentasi. Untuk metode wawancara,
diajukan beberapa pertanyaan kepada Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara. Wawancara
dilakukan oleh penulis dengan narasumber dari Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara yaitu Kepala
Subbagian Keuangan, Bapak Lefendri. Dan untuk metode dokumentasi,
Page 49
39
dilampirkan beberapa dokumen yang berkaitan dengan sistem pengendalian
internal penggajian pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara.
4.2.1. Pertanyaan 1.
Apa pengertian gaji pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara?
Pengertian Gaji pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara
Gaji pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
Perwakilan Provinsi Sumatera Utara adalah pengeluaran untuk kompensasi
yang harus dibayarkan kepada pegawai pemerintah berupa gaji pokok
ditambah dengan tunjangan – tunjangan yang sah dan berhak diterima oleh
penerima agji berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
Dalam menentukan besarnya gajiperlu diperhatikan kemampuan keuangan
negara, selain itu harus pula memperhatikan keadaan tempat dimana pegawai
negeri itu dipekerjakan.
Pembayaran gaji tersebut diberikan kepada pegawai setiap awal bulan
sebelum yang bersangkutan melaksanakan tugasnya.
4.2.2. Pertanyaan 2.
Bagaimana lingkungan pengendalian pada Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara dan apa – apa saja
hal yang perlu diperhatikan?
Lingkungan Pengendalian dan hal – hal yang perlu diperhatikan dalam
lingkungan pengendalian pada Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara
Page 50
40
Lingkungan Pengendalian pada Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara menerapkan hal
ini sesuai dengan PP No.60 Tahun 2008 yakni terdiri dari:
1. Penegakan Integritas dan Nilai – nilai etika.
Hal ini mempertimbangkan tentang:
a. Aturan perilaku yang sifatnya berkaita langsung dengan
ketidakseimbangan sumber daya manusia atau tidak terlaksananya
peraturan – peraturan yang telah ditetapkan dimana hal tersebut
berkaitan langsung dengan nama baik instansi, pimpinan, dan pegawai –
pegawai lain. Hal lain yang perlu dipertimbangkan dan dilaksanakan
juga adalah
b. Penandatanganan pernyataan komitmen yang dilakukan secara berkala.
Hal ini dilakukan untuk memastikan pegawai tidak bermain – main
dengan komitmennya dalam bekerja.
c. Memperlihatkan perilaku – perilaku yang baik dan dapat diterima dan
memberlakukan hukuman kepada pegawai yang bersangkutan apabila
melakukan hal yang tidak dapat diterima
d. Kepala Perwakilan memberi motivasi secara berkala kepada pegawai
yang menunjukkan pentingnya integritas dan nilai – nilai etika dan
mendorong setiap pegawai untuk tetap melakukan budaya kerja atau
biasa kita sebut nilai – nilai pionir BPKP.
e. Kepala Perwakilan dengan sewajarnya memberikan penghargaan
kepada pegawai dengan prestasi dan kinerja yang bagus. Bisa saja dalam
bentuk kenaikan jabata (promosi) atau penghargan dalam bentuk lain.
2. Komitmen terhadap Kompetensi
Hal ini mempertimbangkan tentang:
a. Analisis tugas yang perlu dilaksanakan oleh Kepala Perwakilan yang
dalam pengawasan dan pertimbangannya dilakukan analisis setiap
tugas dan pekerjaan guna menghindari penyelewengan komitmen.
Page 51
41
b. Kepala Perwakilan memberikan tugas – tugas tertentu kepada setiap
pegawai sesuai dengan posisi masing – masing yang berguna agar
semua tugas dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan
bagiannya.
c. Program pelatihan dalam rangka perekrutan pegawai baru. Pada Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan, setiap
pegawai baru akan diberi program pelatihan (yang biasanya dilakukan
di kantor BPKP Pusat) kemudian setelah selesai akan ditempatkan di
Kantor Perwakilan yang sudah ditetapkan.
3. Kepemimpinan yang Kondusif
Hal ini mempertimbangkan tentang:
a. Penyelenggaraan manajemen serta pelapran keuangan yang pada
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara sendiri dilaksanakan oleh Kepala Subbagian
Keuangan untuk mendapatkan data yang operasional dan relevanm
b. Kepala Perwakilan sendiri harus memberi perhatian yang besar dan
mengawasi setiap kegiatan kerja dan menghindari kurangnya
komunikasi antar pegawai
c. Struktur Organisasi
d. Hal ini mempertimbangkan tentang:
e. Struktur organisasi pada Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara
bertanggungjawab penuh pada semua informasi dan kegiatan kerja
yang dilakukan dalam instansi
f. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara bertanggungjawab dalam pengawasan dan
pembangunan. Oleh karena itu setiap hal yang berkaitan dengan
pengawasan keuangan dan pembangunan, tanggungjawabnya ada pada
instansi ini
Page 52
42
g.
4.2.3. Pertanyaan 3.
Bagaimana penilaian resiko dalam sistem pengendalian internal penggajian
pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara?
Penilaian resiko dalam sistem pengendalian internal penggajian pada Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi
Sumatera Utara
Dalam penilaian resiko pada sistem pengendalian internal penggajian hal – hal
yang dipertimbangkan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara adalah
1. Penetapan tujuan instansi yang berpedoman pada peraturan perundang –
undangan (SPIP) dimana setiap tingkatan tujuan kegiatan tersebut
didasarkan pada kegiatan peningkatan kegiatan yang saling melengkapi,
menunjang, dan tidak saling bertentangan
2. Identifikasi resiko dimana Kepala Perwakilan mengunakan metodologi
identifikasi resiko yang sesuai dengan tujuan Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera
Utara.
3. Analisi resiko yang dilakukan untuk melihat kemungkinan resiko yang
terjadi dalam suatu kegiatan yang diakukan di kantor untuk pencapaian
instansi.
4.2.4. Pertanyaan 4.
Apa saja aktivitas pengendalian dan fungsi – fungsi yang terkait dalam system
pengendalian internal penggajian pada Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara?
Page 53
43
Aktivitas pengendalian dan fungsi – fungsi yang terkait dengan sistem
penggajian pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
Perwakilan Provinsi Sumatera Utara
Aktivitas pengendalian pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara berhubungan dengan sistem
pengendalian internal penggajian dan kompensasi yang biasa disebut dengan
kegiatan penggajian yang memiliki aktivitas pengendalian/fungsi – fungsi
sebagai berikut:
1. Fungsi Kepegawaian
Fungsi ini dilakukan oleh bagian SDM (Sumber Daya Manusia) dan
administrasi yang mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Mengelola data mengenai peringkatan berkala, mengupdate data
pegawai, mutase pegawai, pemberhentian pegawai dan pension.
b. Mengelola proses penggajian yaitu membuat daftar gaji karyawan dan
menghitung gaji pokok ditambah tunjangan – tunjangan dan dikurangi
potongan – potongan
2. Fungsi Keuangan
Fungsi keuangan bertanggungjawab atas semua transaksi keuangan baik itu
penerimaan kas dan pengeluaran kas. Bagian yang bertanggungjawab atas
kegiatan ini adalah subbagian keuangan.
3. Fungsi Bank
Fungsi bank bertugas mencairkan dana dan menyimpan dana yang dikirim
perusahaan dan mentransferkan dana tersebut ke rekening masing – masing
pegawai pada tanggal yang telah ditentukan.
4.2.5. Pertanyaan 5.
Bagaimana kegiatan informasi dan komunikasi dalam sistem pengendalian
internal penggajian pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara?
Page 54
44
Informasi dan komunikasi dalam sistem pengendalian internal penggajian
pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara
Instansi pemerintah seperti Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara harus memiliki informasi yang
relevan. Baik dari sisi keuangan maupun non keuangan. Setiap informasi
harus saling dikomunikasikan antara pimpinan dan pegawainya. Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi
Sumatera Utara sendiri telah berhasil menerapkan informasi dan komunikasi
dalam setiap kegiatan kerjanya dengan lancar.
4.2.6. Pertanyaan 6.
Bagaimana pemantauan terhadap sistem pengendalian internal penggajian
pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara?
Pemantauan terhadap sistem pengendalian internal penggajian pada Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi
Sumatera Utara
Dalam hal ini, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
Perwakilan Provinsi Sumatera Utara menyelenggarakan pemantauan melalui
kegiatan pengelolaan rutin, rekonsiliasi, dan pembandingan, atau tindakan lan
yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas.
4.2.7. Pertanyaan 7.
Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi penggajian pada Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi
Sumatera Utara?
Faktor – faktor yang mempengaruhi penggajian pada Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara
Page 55
45
Dalam sistem pengendaian internal penggajian pada Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara,
sudah diterapkan besarnya gaji yang akan diterima oleh pegawai setiap
bulannya. Akan tetapi, untuk kompensasi di luar gaji, ada beberapa faktor
yang mempengaruhi besar – kecilnya jumlah gaji/tunjangan yang diterima
oleh pegawai, seperti:
1. Ketidakhadiran dan keterlambatan pegawai yang dalam kesehariannya
BPKP memberlakukan sistem fingerprint untuk merekam absensi
pegawai. Jika pegawai tidak hadir atau terlambat melakukan absen, maka
tunjangan yang akan diterima akan dikurangi oleh pihak Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi
Sumatera Utara sesuai dengen ketentuan yang berlaku.
2. Sistem penggajian pegawai dinyatakan dalam golongan. Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) adalah instansi
pemerintah dimana pegawai yang bekerja dalam instansi pemerintah ini
adalah dominan berstatus Pegawai Negeri Sipil. Pegawai Negeri Sipil
sendiri memiliki golongan yang berbeda – beda. Maka golongan tersebut
mempengaruhi besar – kecilnya gaji yang diterima oleh pegawai setiap
bulannya.
3. Jam lembur adalah salah satu faktor yang mempengaruhi penggajian.
Setiap perusahaan/instansi pemerintah ada kebijakan sendiri untuk hal
tersebut. Begitupun Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Perwakilan Sumatera Utara memiliki kebijakan untuk penggajian
yang berkaitan dengan jam lembur.
4. Lamanya masa kerja dalam Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara
mempengaruhi besar kecilnya gaji yang diterima oleh pegawai. Dalam hal
ini berbicara tentang pegawai Badan Pengawasan Keuangan dan
Pmebangunan yang berstatus Pegawai Negeri Sipil dengan masa kerja
Page 56
46
yang lebih lama adalah pegawai dengan golongan dan jabatan yang lebih
tinggi daripada pegawai yang masa kerjanya tidak lama.
4.2.8. Pertanyaan 8.
Bagaimana sistem penggajian untuk Tenaga Harian Lepas (pegawai honorer)
pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara?
Kriteria Sistem Penggajian untuk Tenaga Harian Lepas (THL)
Tenaga Haarian Lepas adalah orang yang melakukan pekerjaan tertentu yang
dalam hal waktu, volume, dan upahnya didasarkan pada kehadiran. Hal ini
sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor Kep-100/Men/VI/2004 Tahun 2004.
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakila Provinsi
Sumatera Utara mempekerjakan beberapa Tenaga Harian Lepas guna
memperlancar kegiatan kerja. Sistem penggajian untuk Tenaga Harian Lepas
ini sendiri telah ditetapkan dan dilaksanakan sebagaimana mestinya. Besar
kecilnya jumlah gaji yang diterima oleh Tenaga Harian Lepas pada Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi
Sumatera Utara tidak ditentukan berdasarkan golongan, tetapi berdasarkan
kehadiran Tenaga Harian Lepas tersebut.
4.2.9. Pertanyaan 9.
Apa saja dokumen – dokumen yang terkait dengan sistem pengendalian
internal penggajian pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara?
Dokumen – dokumen yang Berkaitan dengan Sistem Penggajian pada Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi
Sumatera Utara
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi
Sumatera Utara menggunakan bukti – bukti dan transaksi sebagai dasar atas
pencatatan penggajian. Instansi ini juga memasukkan angka – angka dalam
Page 57
47
laporan keuangan secara lengkap dan relevan agar tidak terjadi kesalahan
dalam pencatatan. Dokumen yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Daftar Gaji
Daftar gaji ini memberikan informasi mengenai jumlah penghasilan yang
diperoleh setiap pegawai selama satu bulan. Dalam daftar gaji tercantum
semua hal yang mempengaruhi besarnya gaji yang diperoleh oleh pagawai.
Mulai dari gaji pokok, tunjangan – tunjangan yang diperoleh,
sertapengurangan atas potongan – potongan yang pada akhirnya dijadikan
penghasilan bersih.
Gambar 4.3 Daftar Gaji Pegawai Bulan Juni 2019 Sumber : BPKP, 2019
2. Daftar Lembur
Daftar lembur merupakan daftar jam kerja lembur setiap karyawan yang
melakukan lembur. Dalam daftar lembur ini tertera hari, tanggal, dan waktu
pegawai melakukan lembur. Termasuk jika itu hari libur nasional.
Page 58
48
Gambar 4.4 Daftar Lembur Pegawai Bulan Mei 2019 Sumber : BPKP, 2019
3. Slip Gaji
Slip gaji merupakan dokumen bukti pemberitahuan yang berisi daftar gaji
dari setiap karyawan yang ditambah dengan tunjangan – tunjangan dan
dikurangi dengan potongan – potongan yang akan diberikan kepada
karyawan.
4. Daftar Absensi
Daftar absensi dipergunakan dalam sistem penggajian guna menentukan
jumlah tunjangan yang seharusnya diterima oleh pegawai terkait dengan
penambahan tunjangan apabila pegawai tersebut bekerja lebih dari jam
kerja, dan pengurangan tunjangan apabila pegawai tersebut bekerja kurang
dari jam kerja bahkan tidak hadir.
Page 59
49
Gambar 4.5 Daftar Absensi Pegawai Bulan April 2019 Sumber : BPKP, 2019
5. Bukti Kas Keluar
Bukti kas keluar pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara adalah berupa SP2D (Surat
Perintah Pencairan Dana), yaitu surat yang dipergunakan untuk mencairkan
dana melalui bank yang ditunjuk setelah Surat Perintah Membayar diterima
oleh kuasa BUD (Bendahara Umum Daerah)
Gambar 4.6 Bukti Kas Keluar (SP2D) Bulan Mei 2019
Page 60
50
Sumber : BPKP, 2019
6. Surat Perintah Membayar (SPM)
Surat Perintah Membayar (SPM) adalah dokumen yang diterbitkan oleh
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna atau pejabat lain yang ditunjuk untuk
mencairkan dana atau dokumen lain yang dipersamakan.
Gambar 4.7 Surat Perintah Membayar (SPM) Bulan April 2019 Sumber : BPKP, 2019
4.2.10. Pertanyaan 10.
Page 61
51
Bagaimana prosedur penggajian pada Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara?
Prosedur Penggajian pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara
Badan Pegawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi
Sumatera Utara memiliki prosedur tersendiri dalam sistem pengendalian
internal penggajian. Adapun prosedur – prosedur tersebut antara lain sebagai
berikut:
1. Prosedur Perekapan Daftar Hadir
Rekap daftar hadir diterima oleh bagian SDM dari data fingerprint semua
pegawai. Setelah itu rekapan tersebut dikirim ke kantor pusat dan
dilanjutkan ke bagian SDM. Kemudian data fingerprint tersebut dikirimke
bagian keuangan pada kantor pusat untuk kemudian dikirim ke Bank.
2. Prosedur Pembuatan Slip Gaji
Slip gaji dibuat langsung oleh bagian SDM yang ada di kantor pusat.Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakian Provinsi
Sumatera Utara hanya menerima slip gaji dari yang dikirim oleh kantor
pusat tersebut. Disini juga terdapat prosedur pembuatan bukti kas keluar.
3. Prosedur Pembuatan Bukti Kas Keluar
Bukti kas keluar pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara adalah SP2D (Surat Perintah
Pencairan Dana), dimana SP2D sendiri boleh diterbitkan setelah kewajiban
atas Surat Perintah Membayar (SPM) telah dilaksanakan. Surat Perintah
Membayar berupa dokumen yang menunjukkan jumlah dana yag harus
dibayarkan terkait dengan gaji pegawai. Setelah itu, bukti kas keluar atau
yang disebut dengan SP2D boleh diterbitkan.
4. Prosedur Pembayaran Gaji
Jika semua data dan dokumen telah dilengkapi, maka pembayaran gaji
Page 62
52
akan dilakukan. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
Perwakilan Provinsi Sumatera Utara adalah instansi pemerintah yang
dalam melakukan pembayaran gaji pegawai menggunakan sistem transfer.
Sistem transfer adalah sistem dimana pembayaran gaji akan dilakukan
dengan mentransfer gaji tersebut ke rekening masing – masing pegawai
yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
4.3 Pembahasan
Dalam sub bab ini akan dibahas tentang hasil penelitian yang dilakukan pada
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi
Sumatera Utara. Penulis membandingkan Peraturan Pemerintah yang berlaku
dengan hasil penelitian yang dilaksanakan.
4.3.1 Sistem Penggajian yang diterapkan Perusahaan
Sistem penggajian yang diterapkan pada Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara adalah sistem
satuan waktu sebagaimana dimaksudkan penetapan besarnya gaji wajib
disusun oleh perusahaan dengan memperhatikan golongan, jabatan, masa
kerja, pendidikan, dan kompetensi.
4.3.2 Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian pada Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara adalah untuk
menjaga aset dan barang milik negara yang terdapat pada Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara.
Adapun lingkungan pengendalian tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Penegakan integritas dan nilai etika.
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara biasanya melakukan kegiatan rutin yang
Page 63
53
dianjurkan kepada setiap pegawai yaitu mengadakan ibadah umat Kristen
sekali dalam satu bulan yang bertempat di aula BPKP dan ibadah umat
Muslim yang bertempat di Mushola BPKP. Selain itu pegawai juga
diharuskan untuk ikut melaksanakan kegiatan senam pagi setiap hari
Jumat. Dalam hal penandatanganan komitmen secara berkala, instansi ini
mengharuskan setiap pegawainya tetap berkomitmen atas tugas 0
tugasnya. Selain itu, Kepala Perwakilan secara berkala memberikan
motivasi kepada setiap pegawai untuk mendorong pegawai aa=gar tetap
bekerja sesuai dengan nilai – nilai pionir Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara
sebagaimana telah dibahas pada profil perusahaan. Serta pemberian
apresiasi terhadap pegawai berprestasi dan kenaikan pagkat terhadap
pegawai yang memiliki kinerja yang bagus. Hal tersebut dapat dilihat dari
Penetapak Angka Kredit pegawai dimana PAK tersebut merincikan nilai
kinerja yang didapat oleh pegawai yang akan dipertimbangkan untuk
kenaikan jabatan atau promosi lainnya. Secara penegakan integritas dan
nilai etika pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
Perwakilan Provinsi Sumatera Utara sudah sesuai dengan teori komponen
pengendalian internal menurut PP No.60 Tahun 2008 Pasal 5.
2. Komitmen terhadap Kompetensi
Pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
Perwakilan Provinsi Sumatera Utara pegawai diharuskan mengikuti diklat
atau pelatihan yang telah ditugaskan kepada mereka. Biasanya diklat pada
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara akan dilakukan setiap tiga bulan sekali sebagai
program pelatihan dan pembelajaran bagi pegawai. Diklat ini bisa saja
diklat yang ditujukan untuk auditor dan lainnya. Komitmen terhadap
kompetensi pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Page 64
54
(BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara sudah sesuai dengan teori
komponen pengendalian internal menurut PP No.60 Tahun 2008 Pasal 6.
3. Kepemimpinan yang kondusif. Perwujudan peran aparat pengawasan
intern pemerintah yang efektif Kepala Perwakilan pada Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembanguan (BPKP) Perwakilan Provinsi
Sumatera Utara biasanya melakukan pendekatan secara langsung yaitu
dengan menjumpai pegawai secara langsung untuk mengetahui resiko
sekecil apapun yang mungkin terjadi. Perwujudan peran aparat
pengawasan intern pemerintah pada Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara sudah sesuai
dengan teori pengendalian internal menurut PP No.60 Tahun 2008 Pasal 7.
4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara telah sesuai dengan struktukr
organisasi yang benar dimana telah ditetapkan, dan sudah dilakukan
analisis secara berkala tentang bentuk struktur yang tepat agar pemberian
tugas dapat diketahui dengan jelas dan dapat dijalankan sesuai dengan
kebutuhan masing – masing. Pada badan Keuangan dan Pembangunan
susunan struktur organisasi meliputi:
a. Kepala Perwakilan
Kepala Perwakilan adalah pimpinan utama dalam sebuah instansi
dimana Kepala Perwakilan ini bertugas memantau setiap kegiatan
kerja pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
Perwakilan Provinsi Sumatera Utara dan memantau setiap pegawainya.
b. Kepala Bagian Tata Usaha
Kepala bagian Tata Usaha adalah pimpinan teratas untuk bidang Tata
Usaha. Tata Usaha pada Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara terdiri dari
Page 65
55
beberapa sub bagian yang dipimpin oleh masing – masing kepala
subbagian, yaitu:
a. Subbagian Kepegawaian
Subbagian Kepegawaian adalah subbgaian yang bertugas dalam
menata dan memantau perihal kepegawaian. Seperti halnya
kenaikan pangkat, absensi, izin luar negeri, mutasi pegawai,
perektrutan pegawai baru, dan hal – hal terkait dengan
kepegawaian lainnya.
b. Subbagian Umum
Subbagian Umum adalah subbagian yang menangani semua hal –
hal umum pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara. Hal – hal umum
yang dimaksud seperti sarana dan prasarana kantor, fasilitas –
fasilitas yang ada dikantor, persediaan ATK (Alat Tulis Kantor)
dan lain – lain.
3). Subbagian Keuangan
Subbagian Keuangan adalah subbagian yang mengelola setiap
keuangan dan transaksi – transaksi internal maupun eksternal yang
terjadi dalam Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara. Apapaun yang
berkaitan dengan keuangan, subbagian keuangan harus mampu
mengerjakan tugasnya dengan baik. Seperti pengelolaan anggaran,
penggajian pegawai, dan lain – lain.
c. Koordinator Pengawas (Korwas)
Korwas sendiri adalah pegawai yang bertugas untuk mengawasi
bidangnya masing – masing yang nantinya akan berhubungan langsung
dengan Kepala Perwakilan. Pada Bada Pengawasan Keuangan dan
Page 66
56
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara Korwas
sendiri memiliki beberapa bagian, yaitu:
1). Korwas Instansi Pemerintah Pusat (IPP)
Korwas dalam bidang Instansi Pemerintah Pusat berperan dalam
mendukung pelaksanaan fungsi Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara dalam
audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan pengawasan lainnya
terhadap perencanaan,pelaksanaan, dan pertanggungjawaban
akuntabilitas penerimaan, dan pengeluaran keuangan negara,
pembangunan nasional, dan kegiatan lain.
2). Korwas Investigasi
Korwas dalam bidang Investigasi pada Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi
Sumatera Utara berperan dalam audit investigatif, audit dalam
Perhitungan Kerugian Keuangan Negara, evaluasi hambatan
kelancaran pembangunan, pengkajian aspek pencegahan korupsi
atas peraturan perundang – undangan yang berindikasi menjadi
penyebab korupsi, sosialisasi anti korupsi, dan kegiatan lain.
3). Korwas Akuntan Negara
Ko rwas dalam bidang Akuntan Negara pada Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi
Sumatera Utara berperan dalam audit umum atas laporan
keuangan sepeti proses audit terhadap laporan keuangan badan
usaha yang terdiri atas neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan
keuangan
4). Korwas Akuntabilitas Pemerintah Daerah
Korwas dalam bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah berperan
dalam memfasilitasi beberapa kabupaten/kota dalam hal
Page 67
57
penganggaran, penatausahaan, pelaporan keuangan, pengelolaan
barang milik daerah serta pengelolaan gaji PNS daerah.
5). Korwas Program dan Pelaporan serta Pembinaan JFA/P3A
Korwas dalam bidang Program dan Pelaporan serta Pembinaan
pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
Perwakilan Provinsi Sumatera Utara mempunyai tugas memimpin,
mengelola daln melaksanakan kegiatan penyiapan rencana dan
program kegiatan, penyusunan laporan berkala atas hasil – hasil
pengawasan serta program pembinaan. Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi
Sumatera Utara dalam bidang P3A ini menerapkan tugas di atas
dengan cara menyiapkan bahan rencana/perjanjian kinerja,
menyelenggarakan diklat sertifikasi dann pembinaan Jabatan
Fungsional Auditor (JFA), dan kegiatan lain.
Struktur organisasi pada Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara sudah
sesuai dengan komponen pengendalian internal menurut PP No.60
Tahun 2008 Pasal 8.
5. Penyusunan dan Penerapan Kebijakan tentang Pembinaan Sumber Daya
Manusia
Perekrutan pegawai baru pada Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara dilaksanakan
dari pusat. Dimana pegawai benar – benar diseleksi secara ketat agar
mendapatkan pegawai baru yang terampil, jujur, disiplin, beritegritas.
Demi meningkatkan keterampilan pegawai baru maka instansi akan
menugaskan mereka untuk mengikuti pelatihan terlebih dahulu.
Penyusunan dan penerapan kebijakan tentang pembinaan sumber daya
manusia pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
Page 68
58
Perwakilan Provinsi Sumatera Utara sudah sesuai dengan teori komponen
pengendalian internal menurut PP No.60 Tahun 2008.
6. Pendelegasian Wewenang dan Tanggungjawab yang Tepat
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara menetapkan wewenang dan tanggungjawab
dengan garis otoritas, serta menyediakan kerangka umum untuk
perencanaan, pengarahan, dan pengendalian kegiatan operasionalnya.
Pendelegasian wewenang dan tanggungjawab pada Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara
sudah sesuai dengan teori pengendalian internal menurut PP No.60 Tahun
2008 Pasal 9.
7. Hubungan Kerja yang Baik dengan Instansi Pemerintahan Terkait
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara memiliki hubungan kerja yang baik dengan
instansi pemerintah yang mengelola anggaran, akuntansi, dan
perbendaharaan, serta melakukan pembahasan secara berkala tentang
pelaporan keuangan, dan pengendalian internal, serta kinerja. Hubungan
kerja dengan instansi pemerintahan terkait pada Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara
sudah sesuai dengan teori pengendalian internal menurut PP No.60 Tahun
2008.
4.3.3 Penilaian Resiko pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara
Penilaian resiko yang diterapkan pada Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara berguna untuk
mengidentifikasi resiko – resiko yang dapat menghambat pencapaian tujuan
instansi ini. Kepala Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan
Page 69
59
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara sudah seharusnya
merumuskan pendekatan manajemen resiko untuk memperkecil resiko.
Adapun penilaian resiko tersebut antara lain:
1. Penetapan Tujuan Instansi secara Keseluruhan
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara dalam kegiatan kerjanya berpedoman langsung
pada pemerintah dan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
Semua pegawai bahkan Kepala Perwakilan pun melakukan tugasnya tanpa
menyeleweng dari peraturan tertulis tersebut sehingga tujuan dari instansi
ini jelas adanya yaitu sebagai pengawas keuangan dan pembangunan.
Penetapan Tujuan Instansi pada Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera sudah sesuai dengan
teori pengendalian internal menurut PP No. 60 Tahun 2008 Pasal 13.
2 Analisi Resiko
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara menggunakan metodologi analisi resiko untuk
tujuan instansi. Seperti halnya jika mereka ingin melakukan pencapaian
tertentu perihal anggaran pembangunan untuk daerah mauun negara, analisi
resiko untuk memperkirakan kemungkinan dampak apa yang akan terjadi
dalam kegiatan tersebut. Analisi resiko pada Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara sudah
sesuai dengan teori pengendalian internal menurut PP No. 60 Tahun 2008
Pasal 17.
4.3.4 Aktivitas Pengendalian dan Fungsi yang Terkait dalam Sistem
Pengendalian Internal Penggajian pada Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara
Page 70
60
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi
Sumatera Utara memiliki aktivitas pengendalian yang sesuai dengan
karakteristik dan tugasnya dalam pengawasan keuangan dan
pembangunan,yaitu:
1 Kegiatan diutamakan pada kegiatan pokok,yaitu dalam bidang pengawas
keuangan dan pembangunan
2 Kegiatan dikaitkan dengan penilaian resiko.
3 Kebijakan dan prosedur harus ditetapkan secara tertulis. Selaian
berpedoman dengan Peraturan Pemerintah, Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara memiliki
peraturan – peraturan tertulis yang diterapkan didalamnya dan harus diikuti
oleh setiap pegawai
4 Kegiatan pengendalian harus dievaluasi secara teratur. Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara
mengadakan raoat evaluasi setiap awal bulan untuk melihat kekurangan
dan kendala apa sajaa yang terjadi selama kegiatan kerja di bulan
sebelumnya untuk berikutnya dapat diperbaiki.
Tabel 4.1
Fungsi yang Terkait dalam Sistem Pengendalian Internal Penggajian
Fungsi yang terkait menurut BPKP Perwakilan Provinsi
Sumatera Utara
a. Fungsi kepegawaian
b. Fungsi fingerprint/pencatatan waktu
c. Fungsi keuangan
d. Fungsi bank
Sumber: Data Diolah
Page 71
61
6) Fungsi Kepegawaian
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencari pegawai baru, menyeleksi
calon pegawai, memutuskan penempatan pegawai baru, membuat surat
keputusan tariff kerja gaji pegawai, mengurus kenaikan pangkat dan
golongan gaji, mengurus mutase pegawai, dan pemberhentian pegawai.
Funsi kepegawaian juga mengelola fungsi lain yang berkaitan dengan
kepegawaian seperti:
7) Fungsi Finger Print/Pencatatan Waktu
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat catatan waktu hadir bagi
semua pegawai Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara.
8) Fungsi Keuangan
Fungsi keuangan pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara bertanggung jawab atas
semua kegiatan yang berkaitan dengan gaji, Pembayaran gaji dilakukan
oleh sub bagian keuangan dengan cara mentrasnfer ke rekening setiap
pegawai yang telah ditetapkan oleh instansi pemerintah,
9) Fungsi Bank
Fungsi bank pada sistem pengendalian internal penggajian di Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi
Sumatera Utara adalah untuk memeprmudan distribusi penggajian pada
setiap pegawai. Dalam hal ini bank bergerak sebagai pihak ketiga antara
pemerintah dan instansi hanya sebagai penyimpan dan distributor dana.
Dari tabel diatas, dapat dilihat fungsi yang terkait dalam sistem pengendalian
internal penggajian pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara melibatkan fungsi bank karena
sistem pembayarannya dilakukan melalui transfer bank ke rekening masing –
masing pegawai. Dampak apabila perusahaan tidak melibatkan fungsi bank
maka pembagian gaji kepada pegawai akan menghabiskan banyak waktu.
Page 72
62
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi
Sumatera Utara tidak melibatkan fungsi pencatat waktu karena dalam
melakukan pencatatan waktu dan pembuatan gaji telah dilakukan oleh fungsi
kepegawaian. Aktivitas pengendalian dan fungsi yang terkait pada Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi
Sumatera Utara telah sesuai dengan teori pengendalian internal menurut PP
No. 60 Tahun 2008.
4.3.5 Informasi dan Komunikasi
Sebagai unit kerja pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara, dalam pengelolaan ICT
(Information and Communicatin Technology), diharapkan dapat membantu
instansi dalam menunjang dan mewujudkan fungsinya selaku Aparat
Pengawasan Internal Pemerintah yang profesional. Sesuai visi Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sebagai auditor Presiden,
maka instansi ini harus menjaga dan meningkatkan kapasitasnya sebagai
provider jasa pengawasan bagi Presiden RI. Sehingga dalam penerapannya,
informasi yang aktual tersebut harus juga disampaikan kepada Kepala
Perwakilan untuk selanjutnya dikomunikasikan lebih lanjut agar tidak ada
kesalahpahaman dalam kegiatan kerja.
Secara penerapan, informasi dan komunikasi pada Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara
telah sesuai dengan teori sistem pengendalian internal menurut PP No. 60
Tahun 2008
4.3.6 Pemantauan
Penilaian intern dalam pemantauan pada Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara adalah
pemantauan berkelanjutan atas kinerja pengawasan Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP), penilaian intern secara berkala yang
Page 73
63
dilaksanakan oleh Inspektorat Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP). ,pelaksanaan pemantauan berkelanjutan, penilaian
intern secara berkala untuk mengevaluasi kesesuaian antara pelaksanaan
kegiatan pengawasan intern. Dalam hal ini, Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara melakukan
pemantauan melalui penilaian sendiri, reviu, dan pengujian efektivitas sistem
pengendalian intern yang diawasi oleh aparat pengawasan internal
pemerintah. Secara pemantauan, Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembnagunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara telah
menerapkannya sesuai dengan teori sistem pengendalian internal menurut PP
No. 60 Tahun 2008.
4.3.7 Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Pengendalian Internal
Penggajian
Tabel 4.2
Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Pengendalian Internal
Penggajian
Dokumen yang digunakan pada BPKP Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara
a.Daftar gaji
b.Daftar lembur
c.Slip gaji
d.Daftar absensi
e.Bukti kas keluar (SP2D)
f.Surat Perintah Membayar (SPM)
Sumber: Data Diolah
a. Daftar Gaji
Page 74
64
Daftar gaji pegawai pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara adalah dokumen yang
merincikan perihal gaji setiap pegawai yang memuat nama, jabatan,
jumlah gaji, golongan, potongan – potongan seperti potongan pajak
penghasilan, dan iuran pegawai.
Gambar 4.8 Daftar Gaji Pegawai bulan Juni 2019
Sumber : BPKP, 2019
b. Daftar Lembur
Daftar lembur pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera adalah dokumen yang merincikan
tentang jam kerja berlebih pegawai dimana di dalam daftar lembur tersebut
tertera jam lembur, dan upah lembur yang telah disesuaikan dengan
peraturan yang berlaku.
Page 75
65
Gambar 4.9 Daftar Lembur bulan Mei 2019 Gambar 4
Sumber : BPKP, 2019
c. Daftar Absensi
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara memiliki dokumen lain yang tidak kalah penting
dan terkait dengan penggajian, yaitu daftar absensi. Daftar absensi adalah
dokumen yang merincikan tentang kehadiran setiap pegawai, termasuk jam
hadir, jam pulang, izin, dan tanpa izin.
Gambar 4.10 Daftar Absensi Pegawai bulan April 2019
Sumber : BPKP, 2019
Page 76
66
4. Bukti Kas Keluar (SP2D)
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara dalam sistem pengendalian internalnya memiliki
dokumen yang biasa disebut Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D). SP2D
merupakan surat perintah yang diterbitkan oleh Kuasa Bendahara Umum
Negara untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN. Dalam hal ini,
setelah Surat Perintah Membayar (SPM) dilaksanakan, akan diterbitkan
SP2D sebagai bukti bahwa Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara telah
mendistribusikan gaji sesuai dengan ketentuannya.
Gambar 4.11 Bukti Kas Keluar (SP2D) bulan Mei 2019
Sumber : BPKP, 2019
5. Surat Perintah Membayar (SPM)
Dalam sistem pengendalian internal penggajian, Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara
juga memiliki Surat Perintah Membayar (SPM) yang diterbitkan oleh
Page 77
67
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang
ditunjuk untuk mencairkan dana.
Gambar 4.12 Surat Perintah Membayar (SPM) bulan April 2019
Sumber : BPKP, 2019
Dari table dan diatas, dokumen yang digunakan dalam sistem pengendalian
internal penggajian pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara tidak menggunakan amplop gaji
lagi karena sistem pembayaran gaji pegawai setiap bulan ditransfer ke
rekening masing – masing pegawai melalui fungsi bank. Sedangkan kartu jam
hadir tidak digunakan pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara dalam dokumennya karena
sistem penggajian pada instansi ini ditentukan berdasarkan golongan bukan
berdasarkan jam kerja. Untuk pencatatan jam hadir dan pulang pegawai,
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi
Sumatera Utara menggunakan sistem fingerprint . Instansi ini juga tidak
menggunakan surat pernyataan gaji karena sudah menggunakan dokumen
rekap daftar gaji. Berbicara tentang perbandingan dokumen yang digunakan
dalam teori sistem pengendalian internal menurut PP No. 60 Tahun 2008
dengan dokumen terkait yang digunakan dalam sistem penggajian pada Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi
Page 78
68
Sumatera Utara, tidak sepenuhnya sesuai dengan PP No. 60 Tahun 2008
karena tidak adanya dokumen – dokumen tertentu seperti kartu jam hadir,
amplop gaji, dan surat pernyataan gaji karena sistem penggajian sekarang
lebih melibatkan fungsi bank untuk efisiensi.
4.3.8 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pengendalian Internal
Penggajian
Tabel 4.3
Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pengendalian Internal
Penggajian
Jaringan Prosedur yang membenrtuk sistem penggajian
menurut BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara
a.Prosedur perekapan daftar hadir
b.Prosedur pembuatan slip gaji
c.Prosedur pembuatan bukti kas keluar
d.Prosedur pembayaran gaji
Sumber: Data Diolah, 2019
Prosedur penggajian pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:
a. Prosedur Pencatatan Waktu Hadir
Prosedur ini bertujuan untuk mencatat waktu hadir pegawai. Pencatatan
waktu hadir dapat menggunakan daftar hadir biasa yang harus
ditandatangani setiap pegawai pada jam masuk dan jam pulang atau dapat
menggunakan kartu hadir (berupa clock card) yang diisi secara otomatis
dengan menggunakan mesin pencatat waktu (time recorder machine).
Pencatatan waktu hadir ini diselenggarakan untuk menentukan
gaji/tunjangan pegawa. Bagi pegawai yang digaji bulanan, daftar hadir
digunakan untuk mennetukan apakah pegawai dapat memperoleh gaji dan
tunjangan penuh atau harus dipotong akibat ketidakhadiran. Daftar hadir ini
juga digunakan untuk melihat apakah waktu hadir pegawai sesuai dengan
Page 79
69
jam kerja yang biasa atau sudah termasuk jam lembur (overtime), sehingga
dapat digunakan untuk menentukan pegawai akan menerima gaji atau
tunjangan lembur.
Sebagaimana telah diatur pada Peraturan Pemerintah yang berlaku, Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi
Sumatera Utara harus melakukan prosedur penggajian sesuai dengan
ketentuannya. Dalam hal ini perekapan daftar hadir seorang pegawai
dilaksanakan dengan prosedur – prosedur sebagai berikut:
1) Setiap pegawai tetap maupun Tenaga Harian Lepas wajib melakukan
absensi kehadiran melalui fingerprint
2) Absensi dilakukan sebanyak dua kali yaitu masuk kerja pagi dengan
batas fingerprint tepat pukul 08.00 WIB dan pulang kerja sore tanpa
batas waktu karena kemungkinan adanya jam lembur
3) Subbagian kepegawaian melakukan pengecekan melalui database
absensi
4) Setiap akhir bulan subbagian keuanagn membuat rekapitulasi
kehadiran pegawai berdasarkan absensi dan membuat arsip data
kehadiran pegawai
5) Laporan kehadiran pegawai kemudian diserahkan ke subbagian
keuangan setiap bulan
6) Subbagian keuangan akan memeriksa laporan absensi untuk kemudian
menentukan jumlah gaji yang didapat
b. Prosedur Pembuatan Slip Gaji
Data yang dipakai sebagai dasar pembuatan slip gaji adalah surat – surat
keputusan mengenai pengangkatan karyawan baru, kenaikan pangkat,
pemberhentian pegawai, penurunan pangkat, daftar hadir, dan daftar gaji
bulan sebelumnya.
c. Prosedur Pembuatan Bukti Kas Keluar
Page 80
70
Bukti kas keluar dibuat sebagai bukti pada sub bagian keuangan untuk
mengeluarkan sejumlah uang pada tanggal tertentu untuk melakukan
pembayaran gaji pegawai yang ada dalam instansi yang bersangkutan. Pada
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara, bukti kas keluar yang digunakan adalah Surat
Perintah Pencairan Dana (SP2D). SP2D sendiri diterbitjan setelah instansi
memenuhi kewajibannya mengenai Surat Perintah Membayar (SPM).
d. Prosedur Pembayaran Gaji
Dalam prosedur pembayaran gaji, biaya tenaga kerja didistribusikan
kepada bagian – bagian yang menikmati manfaat tenaga kerja. Distribusi
biaya tenaga kerja ini dimaksudkan untuk pengendalian biaya..
Dari tabel diatas, jaringan prosedur sistem pengendalian internal
penggajian menurut Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara tidak memiliki prosedur
distribusi biaya gaji karena distribusi sudah dilakukan melalui transfer bank
ke rekening setiap pegawai.
Secara perbandingan, prosedur – prosedur yang diterapkan pada Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi
Sumatera Utara telah sesuai dengan prosedur – prosedur pada teori sistem
pengendalian internal menurut PP No. 60 Tahun 2008.
Page 81
71
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil simpulan:
1. Secara keseluruhan sistem pengendalian internal penggajian pada Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi
Sumatera Utara tidak memiliki kendala karena sudah terstruktur dan
tersistem serta telah dilaksanakan sebagaimana mestinya.
2. Kegiatan operasional dan sistem penggajian pada Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara
telah sesuai dengan teori sistem pengendalian internal menurut PP No. 60
Tahun 2008 dengan adanya aspek – aspek meliputi penegakan integritas,
komitmen terhadap kompetensi, struktur organisasi, dan hubungan kerja
yang baik.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian dan pembahasan mengenai Sistem Pengendalian
Internal Penggajian pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Perwakian Provinsi Sumatera Utara penulis memyarankan agar
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi
Sumatera Utara dapat mempertahankan sistem pengendalian internal
penggajian dan kegiatan operasional yang sudah berjalan dengan baik.
Page 82
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sutrisno. 2008. Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik.
Jakarta: Salemba Empat
Mulyadi. 2013. Sistem Akuntansi. Universtas Gadjah Mada: Salemba Empat
Mulyadi.2016. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salema Empat
Nazir. 2014. Metodologi Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia
Peraturan Perundang – undangan Pemerintah PP No.60 Tahun 2008 Ribka F, Tampi,
Jantje Tinangon. 2015. Analisis Sistem Pengendalian Intern Terhadap Penggajian
pada Grand Sentral Supermarket Tomohon. Jurnal EMBA: Vol.3 No.3 Sept, Hal 63
- 73
Sujarweni, V. Wiratna. 2015. Sistem Akuntansi. Yogyakarta: Pustaka Baru
Page 83
1. Nama Lengkap/Panggilan : Roria Laura Elisabeth Tampubolon/Roria
2. NIM/IPK : 1605071064
3. Tempat/Tgl Lahir : Medan / 11 Agustus 1998
4. Agama : Kristen
5. Asal Sekolah : SMA Negeri 4 Medan
6. Alamat : Jl. Pendidikan No. 142B Medan
7. No. HP : 081264636753
8. E-mail/IG/Line : [email protected]
rorialet / @rorialet
9. Hobby : Bernyanyi, Bermain musik
10. Keahlian/Keterampilan : Mampu berbahasa inggris dengan baik, memasak
11. Motto hidup : Balas dendam terbaik adalah dengan menjadikan
dirimu lebih baik
Demikianlah biodata ini saya buat dengan sebenarnya dengan penuh tanggung jawab
untuk dapat dipergunakan sesuai keperluan.
Medan, April 2019
Hormat Saya,
Roria Laura Elisabeth
Tampubolon