Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Apotek merupakan salah satu jenis usaha dibidang kesehatan yang melakukan pekerjaan kefarmasian. Apotek diberikan kewenangan dalam penyaluran obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, obat psikotropik dan obat narkotik. Persediaan produk merupakan salah satu aktifitas kerja yang sangat penting bagi perkembangan usaha, termasuk usaha Apotek (yulia nias titi, 2009). Dalam mengembangkan suatu usaha harus diperlukan suatu sistem yang melakukan manajemen persediaan dengan baik. Manajemen persediaan merupakan suatu cara mengendalikan persediaan agar dapat melakukan pemesanan yang tepat yaitu dengan biaya yang optimal. Oleh karena itu konsep mengelola sangat penting diterapkan agar tujuan efektifitas dan efisiensi tercapai. Manajemen persediaan yang baik merupakan salah satu faktor keberhasilan suatu perusahaan untuk melayani kebutuhan konsumen dalam menghasilkan suatu produk layanan yang berkualitas dan perencanan persediaan (Imam Budi Cahyonan, 2008).
68

sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

Jan 10, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang

Apotek merupakan salah satu jenis usaha dibidang kesehatan

yang melakukan pekerjaan kefarmasian. Apotek diberikan kewenangan

dalam penyaluran obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras,

obat psikotropik dan obat narkotik. Persediaan produk merupakan

salah satu aktifitas kerja yang sangat penting bagi perkembangan

usaha, termasuk usaha Apotek (yulia nias titi, 2009). Dalam

mengembangkan suatu usaha harus diperlukan suatu sistem yang

melakukan manajemen persediaan dengan baik. Manajemen persediaan

merupakan suatu cara mengendalikan persediaan agar dapat

melakukan pemesanan yang tepat yaitu dengan biaya yang optimal.

Oleh karena itu konsep mengelola sangat penting diterapkan agar

tujuan efektifitas dan efisiensi tercapai. Manajemen persediaan

yang baik merupakan salah satu faktor keberhasilan suatu

perusahaan untuk melayani kebutuhan konsumen dalam menghasilkan

suatu produk layanan yang berkualitas dan perencanan persediaan

(Imam Budi Cahyonan, 2008).

Page 2: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

Salah satu cara untuk menganalisis perencanaan persediaan

adalah dengan metode analisis ABC. Analisis ABC disebut juga

sebagai analisis Pareto atau hukum Pareto 80/20 adalah salah satu

metode yang digunakan dalam manajemen logistik untuk membagi

kelompok barang menjadi tiga yaitu A, B dan C. Kelompok A

merupakan barang dengan jumlah item sekitar 20% tapi mempunyai

nilai investasi sekitar 80% dari nilai investasi total, kelompok

B merupakan barang dengan jumlah item sekitar 30% tapi mempunyai

nilai investasi sekitar 15% dari nilai investasi total, sedangkan

kelompok C merupakan barang dengan jumlah item sekitar 50% tapi

mempunyai nilai investasi sekitar 5% dari nilai investasi total.

Dengan pengelompokan tersebut maka cara pengelolaan masing-masing

akan lebih mudah, sehingga perencanaan, pengendalian fisik,

keandalan pemasok dan pengurangan besar stok pengaman dapat

menjadi lebih baik. Penggunan analisis ABC pada perencanaan

dimaksudkan untuk memprioritaskan perencanaan obat yang sering

digunakan dan biasanya jenisnya sedikit, akan tetapi mempunyai

biaya investasi yang besar(Ali Maimun, 2008). Hal tersebut tidak

menimbulkan masalah ketika data yang diolah masih dalam jumlah

Page 3: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

sedikit. Jika data sediaan dalam jumlah banyak, tentu membutuhkan

waktu dan tenaga yang cukup banyak (Ancelmatini, 2013).

Metode Analisis ABC dapat memecahkan masalah dalam

persediaan obat dengan melakukan perencanaan sediaan untuk

mengetahui prioritas item yang digunakan diapotek, yaitu dengan

melihat persentase kumulatif dari jumlah pemakaian (nilai pakai),

persentase kumulatif dari jumlah investasi (nilai investasi), dan

skor total nilai pakai dan nilai investasi (nilai indeks kritis).

Dengan mengetahui kelas-kelas tersebut, dapat diketahui item

persediaan tertentu yang harus mendapat perhatian lebih intensif

atau serius dibandingkan item lain.

Berdasarkan Uraian diatas maka diperlukan sebuah sistem yang

bisa mengendalikan persediaan sehingga penulis melakukan

penelitian dan menuangkannya dalam bentuk tugas akhir dengan

judul “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT

DENGAN METODE ANALISIS ABC PADA APOTEK MIRIN FARMA’’.

1. 2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, rumusan

permasalahan sebagai berikut :

Page 4: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

1. Bagaimana merancang dan membangun sistem pendukung keputusan

yang dapat membantu Apotek dalam pengendalian persediaan dan

pemakaian obat sesuai kebutuhan

2. Bagaimana menerapkan metode Analisa ABC dalam sistem

pendukung keputusan Pengendalian Persediaan Obat.

3. Bagaiman merancang dan membangun sistem yang dapat digunakan

untuk menghasilkan laporan yang berkaitan dengan pengadaan

dan pemakaian obat secara lengkap.

1. 3. Maksud dan Tujuan Penelitian

1. 3. 1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian adalah untuk membuat suatu program

aplikasi pengambilan keputusan untuk pengendalian persediaan

obat pada apotek mirin farma.

1. 3. 2. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang ada maka tujuan dari

dibuatnya sistem ini adalah :

1. Merancang dan membangun sistem pendukung keputusan yang

dapat membantu Apotek dalam pengendalian pengadaan obat

dan pemakaian obat sesuai kebutuhan.

Page 5: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

2. Menerapkan metode Analisis ABC dalam sistem pendukung

keputusan Pengendalian Pengadaan Obat.

3. Sistem dapat menghasilkan laporan yang berkaitan dengan

pengadaan dan pemakaian obat secara lengkap

1. 4. Manfaat Penilitian

1. 3. 1. Bagi Apotek Mirin Farma

Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

melakukan perencanaan dan pengendalian persediaan obat.

Dapat mengetahui persediaan obat yang

perputarannya cepat, sedang dan lambat.

Meningkatkan pelayanan pemberian obat secara

optimal kepada pasien.

1. 3. 2. Bagi Penulis

Dapat mengetahui gambaran pengendalian persediaan obat

dengan metode Analisis ABC.

Menambah wawasan dan pengetahuan dalam hal Sistem

Pendukung Keputusan.

Page 6: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

BAB II

LANDASAN TEORI

2. 1. Sistem Pendukung Keputusan

Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support Sistem) merupakan

suatu istilah yang mengacu pada suatu sistem yang memamfaatkan

dukungan computer dalam proses pengambilan keputusan.Untuk

Page 7: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

memberikan pengertian tersebut, disini akan diuraikan definisi

mengenai Sistem Pendukung Keputusan Yaitu, SPK merupakan suatu

sistem yang interaktif,yang membantu pengambil keputusan melalui

penggunaan data dan model-model keputusan untuk memecahkan

masalah yang sifatnya semi terstruktur maupun yang tidak

terstruktur.

SPK atau Decission Support Sistem (DSS) merupakan suatu kumpulan

sistem yang dapat mendukung proses pengambilan keputusan, yang

selanjutnya dapat menunjang pengambilan keputusan dalam

memperoleh data dan menguji beberapa alternatif-alternatif solusi

yang mengandung konsekuensi-konsekuensi selama proses pemecahan

masalah berlangsung.Atau boleh disebut merupakan aplikasi dari

sebuah sistem informasi yang membantu proses pengambilan

keputusan.

SPK tidak ditekankan untuk membuat keputusan, tetapi untuk

melengkapi mereka yang terlibat dalam pengambilan keputusan

dengan sekumpulan kemampuan untuk mengolah informasi yang

diperlukan dalam proses pengambilan keputusan dan sistem ini

Page 8: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

bukan dimaksudkan untuk mengganti pengambilan keputusan dalam

membuat suatu keputusan,melainkan mendukung pengambil keputusan.

2. 2. Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan

Sistem pendukung keputusan (SPK) mulai dikembangkan pada

tahun 1960-an, tetapi istilah sistem pendukung keputusan itu

sendiri baru muncul pada tahun 1971, yang diciptakan oleh G.

Anthony Gorry dan Micheal S.Scott Morton, keduanya adalah

profesor di MIT. Hal itu mereka lakukan dengan tujuan untuk

menciptakan kerangka kerja guna mengarahkan aplikasi komputer

kepada pengambilan keputusan manajemen.

Sementara itu, perintis sistem pendukung keputusan yang lain

dari MIT, yaitu Peter G.W. Keen yang bekerja sama dengan Scott

Morton telah mendefenisikan tiga tujuan yang harus dicapai oleh

sistem pendukung keputusan, yaitu:

1 Sistem harus dapat membantu manajer dalam membuat keputusan

guna memecahkan masalah semi terstruktur.

2 Sistem harus dapat mendukung manajer, bukan mencoba

menggantikannya.

Page 9: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

3 Sistem harus dapat meningkatkan efektivitas pengambilan

keputusan manajer.

2. 2. 1. Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan

Sistem pendukung keputusan dirancang secara khusus untuk

mendukung seseorang yang harus mengambil keputusan-keputusan

tertentu. Berikut ini beberapa karakteristik sistem pendukung

keputusan :

1 Interaktif

Sistem pendukung keputusan memiliki user interface yang

komunikatif sehingga pemakai dapat melakukan akses secara cepat

ke data dan memperoleh informasi yang dibutuhkan.

2 Fleksibel

Sistem pendukung keputusan memiliki sebanyak mungkin variabel

masukkan, kemampuan untuk mengolah dan memberikan keluaran yang

menyajikan alternatif-alternatif keputusan kepada pemakai.

3 Data kualitas

Page 10: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

Sistem pendukung keputusan memiliki kemampuan menerima data

kualitas yang dikuantitaskan yang sifatnya subyektif dari

pemakainya, sebagai data masukkan untuk pengolahan data.

Misalnya: penilaian terhadap kecantikan yang bersifat kualitas,

dapat dikuantitaskan dengan pemberian bobot nilai seperti 75 atau

90.

4 Prosedur Pakar

Sistem pendukung keputusan mengandung suatu prosedur yang

dirancang berdasarkan rumusan formal atau juga beberapa prosedur

kepakaran seseorang atau kelompok dalam menyelesaikan suatu

bidang masalah dengan fenomena tertentu.

2. 2. 2. Kemampuan Sistem Pendukung Keputusan

Menurut ada beberapa kemampuan sistem pendukung keputusan,

diantaranya adalah sebagai berikut :

1 Menunjang pembuatan keputusan manajemen dalam menangani

masalah semi terstruktur dan tidak terstruktur.

2 Membantu manajer pada berbagai tingkatan manajemen, mulai

dari manajemen tingkat atas sampai manajemen tingkat bawah.

Page 11: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

3 Menunjang pembuatan keputusan secara kelompok dan perorangan.

4 Menunjang pembuatan keputusan yang saling bergantungan dan

berurutan.

5 Menunjang tahap-tahap pembuatan keputusan antara lain

intelligence, design, choice dan implementation.

6 Menunjang berbagai bentuk proses pembuatan keputusan dan

jenis keputusan.

7 Kemampuan untuk melakukan adaptasi setiap saat dan bersifat

fleksibel.

8 Kemudahan melakukan interaksi sistem.

9 Meningkatkan efektivitas dalam pembuatan keputusan daripada

efisiensi.

10 Mudah dikembangkan oleh pemakai akhir.

11 Kemampuan pemodelan dan analisis dalam pembuatan keputusan.

12 Kemudahan melakukan pengaksesan berbagai sumber dan format

data.

Disamping berbagai kemampuan yang dikemukakan di atas, sistem

pendukung keputusan memiliki juga keterbatasan, antara lain:

Page 12: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

1 Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak

dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak

semuanya mencerminkan persoalan yang sebenarnya.

2 Kemampuan suatu sistem pendukung keputusan terbatas pada

pengetahuan dasar serta model dasar yang dimilikinya.

3 Proses-proses yang dapat dilakukan oleh sistem pendukung

keputusan biasanya tergantung juga pada kemampuan perangkat

lunak yang digunakannya.

4 Sistem pendukung keputusan tidak memiliki intuisi seperti

yang dimiliki oleh manusia. Karena sistem pendukung keputusan

hanya suatu kumpulan perangkat keras, perangkat lunak dan

sistem operasi yang tidak dilengkapi oleh kemampuan berpikir.

Secara implisit, sistem pendukung keputusan berlandaskan pada

kemampuan dari sebuah sistem berbasis komputer dan dapat melayani

penyelesaian masalah.

2. 2. 3. Keuntungan Sistem Pendukung Keputusan

Beberapa keuntungan penggunaan sistem pendukung keputusan

antara lain adalah sebagai berikut :

Page 13: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

1 Mampu mendukung pencarian solusi dari berbagai permasalahan

yang kompleks.

2 Dapat merespon dengan cepat pada situasi yang tidak

diharapkan dalam konsisi yang berubah-ubah.

3 Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada

konfigurasi berbeda secara cepat dan tepat.

4 Pandangan dan pembelajaran baru.

5 Sebagai fasilitator dalam komunikasi.

6 Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja.

7 Menghemat biaya dan sumber daya manusia (SDM).

8 Menghemat waktu karena keputusan dapat diambil dengan cepat.

9 Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat

bekerja lebih singkat dan dengan sedikit usaha.

10 Meningkatkan produktivitas analisis.

2. 2. 4. Beberapa Keterbatasan Sistem Pendukung Keputusan

1. Ada beberapa kemapuan manajemen dan bakat manusia yang tidak

dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak

semuanya mencerminkan persoalan sebenarnya.

Page 14: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

2. Kemampuan suatu Sistem Pendukung Keputusan terbatas pada

perbendaharaan pengetahuan yang dimilikinya ( pengetahuan

dasar serta model dasar ).

3. Proses - proses yang dapat dilakukan Sistem Pendukung

Keputusan biasanya juga tergantung pada perangkat lunak yang

digunakan.

4. Sistem Pendukung Keputusan tidak memiliki kemampuan intuisi

seperti yang dimiliki manusia. Sistem ini dirancang hanyalah

untuk membantu pengambilan keputusan dalam melaksanakan

tugas (Aan Hidayat, 2011).

2. 3. Komponen-Komponen Sistem Pendukung Keputusan

SPK dapat terdiri dari tiga subsistem utama yang menentukan

kapabilitas teknik SPK yaitu sebagai berikut:

1 Subsistem Manajemen Database (Database Management Subsystem)

2 Subsistem Manajemen Basis Model (Model Base Management

Subsystem)

3 Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog (Dialog

Generation and Management Software).

2. 3. 1. Subsistem Manajemen Database

Page 15: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

Ada beberapa perbedaan antara database untuk sistem pendukung

keputusan dan Non- sistem pendukung keputusan. Pertama, sumber

data untuk sistem pendukung keputusan lebih kaya dari pada non-

sistem pendukung keputusan dimana data harus berasal dari luar

dan dari dalam karena proses pengambilan keputusan.

Perbedaan lain adalah proses pengambilan dan ekstraksi data

dari sumber data yang sangat besar. sistem pendukung keputusan

membutuhkan proses ekstraksi dan DBMS yang dalam pengelolaannya

harus cukup fleksibel untuk memungkinkan penambahan dan

pengurangan secara cepat.

Dalam hal ini, kemampuan yang dibutuhkan dari manajemen

database dapat diringkas, sebagai berikut:

1. Kemampuan untuk mengkombinasikan berbagai variasi data

melalui pengambilan dan ekstraksi data.

2. Kemampuan untuk menambahkan sumber data secara cepat dan

mudah.

3. Kemampuan untuk menggambarkan struktur data logikal sesuai

dengan pengertian pemakai sehingga pemakai mengetahui apa

Page 16: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

yang tersedia dan dapat menentukan kebutuhan penambahan dan

pengurangan.

4. Kemampuan untuk menangani data secara personel sehingga

pemakai dapat mencoba berbagai alternatif pertimbangan

personel.

5. Kemampuan untuk mengelola berbagai variasi data.

2. 3. 2. Subsistem Manajemen Basis Model

Salah satu keunggulan sistem pendukung keputusan adalah

kemampuan untuk mengintegrasikan akses data dan model-model

keputusan. Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan model-model

keputusan ke dalam sistem informasi yang menggunakan database

sebagai mekanisme integrasi dan komunikasi diantara model-model.

Karakteristik ini menyatukan kekuatan pencarian dan pelaporan

data.

Salah satu persoalan yang berkaitan dengan model adalah bahwa

penyusunan model seringkali terikat pada struktur model yang

mengasumsikan adanya masukan yang benar dan cara keluaran yang

tepat. Sementara itu, model cenderung tidak mencukupi karena

adanya kesulitan dalam mengembangkan model yang terintegrasi

Page 17: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

untuk menangani sekumpulan keputusan yang saling bergantungan.

Cara untuk menangani persoalan ini dengan menggunakan koleksi

berbagai model yang terpisah, dimana setiap model digunakan untuk

menangani bagian yang berbeda dari masalah yang dihadapi.

Komunikasi antara berbagai model digunakan untuk menangani bagian

yang berbeda dari masalah tersebut. Komunikasi antara berbagai

model yang saling berhubungan diserahkan kepada pengambil

keputusan sebagai proses intelektual dan manual.

Salah satu pandangan yang lebih optimistis, berharap untuk

bisa menambahkan model-model ke dalam sistem informasi dengan

database sebagai mekanisme integrasi dan komunikasi di antara

mereka.

Kemampuan yang dimiliki subsistem basis model meliputi hal-

hal sebagai berikut:

1. Kemampuan untuk menciptakan model-model baru secara cepat dan

mudah.

2. Kemampuan untuk mengakses dan mengintegrasikan model-model

keputusan.

Page 18: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

3. Kemampuan untuk mengelola basis model dengan fungsi manajemen

yang analog dan manajemen database (seperti mekanisme untuk

menyimpan, membuat dialog, menghubungkan, dan mengakses

model).

2. 3. 3. Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog

Fleksibilitas dan kekuatan karakteristik sistem pendukung

keputusan timbul dari kemampuan interaksi antara sistem dan

pemakai, yang dinamakan subsistem dialog. Bennet mendefinisikan

pemakai, terminal, dan sistem perangkat lunak sebagai komponen-

komponen dari sistem dialog sehingga subsistem dialog terbagi

menjadi tiga bagian sebagai berikut:

1. Bahasa aksi, meliputi apa yang dapat digunakan oleh pemakai

dalam berkomunikasi dengan sistem. Hal ini meliputi

pemilihan-pemilihan seperti papan ketik (keyboard), panel-

panel sentuh, joystick, perintah suara dan sebagainya.

2. Bahasa tampilan dan presentasi, meliputi apa yang harus

diketahui oleh pemakai. Bahasa tampilan meliputi pilihan-

Page 19: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

pilihan seperti printer, tampilan layar, grafik, warna,

plotter, keluaran suara, dan sebagainya.

3. Basis pengetahuan, meliputi apa yang harus diketahui oleh

pemakai agar pemakaian sistem bisa efektif. Basis pengetahuan

bisa berada dalam pikiran pemakai, pada kartu referensi atau

petunjuk, dalam buku manual, dan sebagainya.

Kombinasi dari kemampuan-kemampuan di atas terdiri dari apa

yang disebut gaya dialog misalnya pendekatan tanya jawab, bahasa

perintah, menu-menu, dan mengisi tempat kosong.

Kemampuan yang harus dimiliki oleh sistem pendukung keputusan

untuk mendukung dialog pemakai atau sistem meliputi hal-hal

sebagai berikut:

1. Kemampuan untuk menangani berbagai variasi dialog, bahkan

jika mungkin untuk mengkombinasikan berbagai gaya dialog

sesuai dengan pilihan pemakai.

2. Kemampuan untuk mengakomodasikan tindakan pemakai dengan

berbagai peralatan masukan.

3. Kemampuan untuk menampilkan data dengan berbagai variasi

format dan peralatan keluaran.

Page 20: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

4. Kemampuan untuk memberikan dukungan yang fleksibel untuk

mengetahui basis pengetahuan pemakai

(http://skripsitehnikinformasi.blogspot.com/2013/08/skripsi-

sistem-pendukung-keputusan.html).

2. 4. Manajemen Persediaan

Persediaan adalah barang yang disimpan yang akan digunakan

untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan produksi

atau perakitan, untuk dijual kembali, Meskipun sebenarnya

persediaan hanyalah suatu sumber dana yang menganggur, karena

sebelum persediaan digunakan berarti dana yang terikat didalamnya

tidak dapat digunakan untuk keperluan yang lain. Begitu

pentingnya persediaan ini sehinggan para akuntan memasukannya

dalam neraca sebagai salah satu pos aktiva lancer. Sebagai salah

satu aset penting dalam perusahaan karena biasanya mempunyai

nilai yang cukup besar serta mempunyai nilai yang cukup besar

serta mempunyai pengaruh terhadap besar kecilnya biaya operasi

perencanaan dan pengendalian persediaan merupakan suatu kegiatan

penting yang mendapat perhatian khusus dari manajemen perusahaan.

Sistem pengendalian persediaan dapat didefinisikan sebagai

Page 21: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

serangkaian kebijakan pengendalian untuk menentukan tingkat

persediaan yang harus dijaga, kapan pesanan untuk menambah

persediaan harus dilakukan dan berapa besar pesanan yang harus

diadakan. Sistem ini menentukan dan menjamin tersediaannya

persediaan yang tepat dalam kualitas dan waktu yang tepat,

mengendalikan persediaan yang tepat bukan hal yang mudah.

Apabilah jumlah persediaan terlalu besar mengakibatkan timbulnya

dana menganggur yang besar (yang tertanam dalam persediaan),

meningkatkan biaya penyimpanan, dan risiko kerusakan barang yang

lebih besar. Namun, jika persediaan lebih sedikit mengakibatkan

risiko terjadinya kekurangan persediaan (stockout) karena

seringkali barang tidak dapat didatangkan secara mendadak dan

sebesar yang dibutuhkan, yang menyebabkan terhentinya proses

produksi, tertundanya penjualan, bahkan hilangnya pelanggan.

2. 4. 1. Persediaan

Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-

barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu

periode usaha yang masih dalam proses produksi. Adapun jenis-

jenis persediaan adalah:

Page 22: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

a). Batch Stock

Yaitu persediaan yang diadakan karena kita membeli atau

membuat bahan-bahan dalam jumlah yang lebih besar daripada

jumlah yang dibutuhkan pada saat itu.

Keuntungan yang diperoleh dari adanya batch stock ialah :

Memperoleh potongan harga pada harga pembelian

Memperoleh efisiensi produksi

Adanya penghematan di dalam biaya angkutan

b). Fluctuation Stock

Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan

konsumen yang tidak dapat diramalkan. Bila terdapat fluktuasi

permintaan yang sangat besar maka persediaan ini dibutuhkan

sangat besar pula untuk menjaga kemungkinan naik turunnya

permintaan tersebut.

c). Anticipation Stock

Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan

yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat

dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau

penjualan yang meningkat.

Page 23: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

Sedangkan biaya-biaya yang timbul dari adanya persediaan adalah

(Assauri):

a). Biaya Pemesanan (Ordering Costs)

Adalah biaya yang dikeluarkan berkenaan dengan pemesanan

barang-barang dari penjual, sejak dari pesanan dibuat dan

dikirim ke penjual sampai barang tersebut. Dikirim dan

diserahkan serta diinspeksi digudang. Jadi biaya ini

berhubungan dengan pesanan tetapi sifatnya agak konstan,

dimana besarnya biaya yang dikeluarkan tidak tergantung pada

besarnya atau banyaknya barang yang dipesan. Yang termasuk

dalam biaya pemesanan ialah semua biaya yang dikeluarkan dalam

rangka mengadakan pemesanan bahan tersebut, di antaranya:

Biaya administrasi pembelian dan penempatan order

Biaya pengangkutan dan bongkar muat

Biaya penerimaan dan biaya pemeriksaan.

b). Biaya Penyimpanan (Holding Cost)

Adalah biaya-biaya yang diperlukan berkenaan dengan adanya

persediaan yang meliputi seluruh pengeluaran yang dikeluarkan

perusahaan sebagai akibat adanya jumlah persediaan. Yang

Page 24: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

termasuk dalam biaya ini ialah semua biaya yang timbul karena

barang disimpan yaitu biaya pergudangan yang terdiri dari:

Biaya sewa gudang

Upah dan gaji tenaga pengawas dan pelaksana pergudangan

Biaya peralatan material dan yang lainnya

c). Biaya Kekurangan Persediaan (Out of Stock Costs)

Adalah biaya yang timbul sebagai akibat terjadinya persediaan

yang lebih kecil daripada jumlah yang diperlukan seperti

kerugian atau biaya-biaya tambahan yang diperlukan karena

seorang pelanggan meminta atau memesan suatu barang sedangkan

barang atau bahan yang dibutuhkan tidak tersedia. Selain itu

juga dapat merupakan biaya-biaya yang timbul akibat pengiriman

kembali pesanan tersebut.

d). Biaya-biaya yang berhubungan dengan kapasitas (Capacity

Associated Costs)

Adalah biaya-biaya terdiri atas biaya kerja lembur, biaya

latihan, dan biaya pengangguran (idle time stock). Biaya-biaya

ini terjadi karena adanya penambahan atau pengurangan

kapasitas atau bila terlalu banyak atau terlalu sedikitnya

kapasitas yang digunakan pada suatu waktu tertentu.

Page 25: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

2. 5. Analisis ABC

Pada umumnya persediaan terdiri dari berbagai jenis barang

yang sangat banyak jumlahnya, begitu juga dengan persediaan obat.

Berbagai macam item obat memiliki tingkat prioritas yang berbeda.

Sehingga, untuk mengetahui obat mana yang perlu mendapatkan

prioritas dapat menggunakan analisis ABC.

Analisis ABC merupakan salah satu cara pengendalian

persediaan dengan mengelompokkan persediaan menjadi 3 klasifikasi

berdasarkan nilai investasi barang untuk memberikan prioritas

perhatian pada barang-barang dengan nilai investasi tinggi dan

jumlah pemakaian besar. (Supriadi, 2004)

Sedangkan Assauri (2004) menyatakan bahwa dalam penentuan

kebijaksanaan pengawasan persediaan yang ketat dan agak longgar

terhadap jenis-jenis bahan yang ada dalam persediaan, maka dapat

digunakan metode analisis ABC. Metode ini menggunakan Pareto

Analysis , yang menekankan bahwa sebagian kecil dari jenis-jenis

bahan yang terdapat dalam persediaan mempunyai nilai penggunaan

yang cukup besar yang mencakup lebih daripada 60% dari seluruh

nilai penggunaan bahan yang terdapat dalam persediaan. Adalah

Page 26: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

tidak efisien dan efektif, apabila kita melakukan pengawasan dan

pengendalian yang ketat terhadap jenis-jenis bahan yang mempunyai

nilai penggunaan yang rendah. Oleh karena itu cukup menekankan

pengawasan persediaan yang ketat terhadap jenis persediaan yang

mempunyai nilai penggunaan yang terbesar.

Sedangkan menurut Heizer dan Render, analisis ABC adalah

sebuah aplikasi persediaan dari prinsip Pareto. Prinsip Pareto

menyatakan bahwa terdapat sedikit hal yang penting dan banyak hal

yang sepele. Tujuannya adalah membuat kebijakan persediaan yang

memusatkan sumber daya pada komponen persediaan penting yang

sedikit dan bukan pada yang banyak tetapi sepele. Untuk

menentukan volume analisis ABC, permintaan tahunan dari setiap

barang persediaan dihitung dan dikalikan dengan harga per unit.

Barang kelas A adalah barang-barang dengan volume investasi

tahunan tinggi. Walaupun barang seperti ini mungkin hanya

mewakili sekitar 15% daritotal persediaan barang, mereka

merepresentasikan 70% hingga 80% dari total pemakaian investasi.

Kelas B adalah untuk barang-barang persediaan yang memiliki

volume invesasi tahunan menengah. Barang ini merepresentasikan

Page 27: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

sekitar 30% barang persediaan dan 15% hingga 25% dari nilai

total. Barang-barang yang memiliki volume investasi tahunan

rendah adalah kelas C, yang mungkin hanya merepresentasikan 5%

dari volume investasi tahunan tetapi sekitar 55% dari total

barang persediaan.

2. 6. Siklus Pengembangan Sistem

2. 6. 1. Analisis Sistem

Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari

suatu sistem informasi dengan maksud untuk mengidentifikasikan

dan mengevaluasikan permasalahan-permasalahan, hambatan-hambatan

yang terjadi dalam kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga

dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya. Didalam tahap analisis

sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh

analis sistem sebagai berikut :

1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah.

2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.

3. Analyze, yaitu menganalisa sistem.

4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.

Page 28: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

Model analisis merupakan representasi teknis yang pertama

dari sistem, saat ini ada dua yang mendominasi pemodelan

analisis, yaitu :

1. Analisis Terstruktur. Dengan menggunakan notasi yang sesuai

dengan prinsip analisis operasional, kita menciptakan model

yang menggambarkan muatan dan aliran inforasi, kita membagi

sistem secara fungsional dan secara behavior, dan

menggambarkan esensi dari apa yang harus dibangun.

2. Analisis Berorientasi Objek, mendefinisikan semua kelas yang

relevan terhadap masalah berserta operasi-operasi dan

atribut-atribut yang diasosiasikan dengan kelas itu,

keterhubungan dikelas-kelas dan perilaku yang dimilikinya.

Alat-alat yang digunakan dalam analisis terstruktur adalah :

1. Diagram E-R (Entity Relationship Diagram)

2. Diagram Konteks (Context Diagram)

3. Diagram arus data (Data Flow Diagram)

1. Diagram Konteks

Page 29: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

Diagram konteks adalah arus data yang berfungsi untuk

menggambarkan keterkaitan aliran-aliran data antara sistem dengan

bagian-bagian luar. Kesatuan luar ini merupakan sumber arus data

atau tujuan data yang berhubungan dengan sistem informasi

tersebut. Diagram konteks memberikan batasan yang jelas mengenai

besaran-besaran entitas yang berada diluar sistem yang sedang

dibuat, artinya diagram ini menggambarkan secara jelas batasan-

batasan dari sebuah sistem yang sedang dibuat.

2. Diagram Alir Data (Data Flow Diagram)

Merupakan representasi grafik dari suatu sistem yang

menunjukkan proses atau fungsi, aliran data, tempat penyimpanan

data dan entitas eksternal. Data Flow Diagram (DFD) juga digunakan

untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru

yang akan dikembangkan. Beberapa simbol yang digunakan di DFD

adalah :

a. External Entity, merupakan kesatuan dilingkungan luar sistem

yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang

berada dilingkungan luarnya yang akan memberikan input atau

Page 30: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

memeriksa output dari sistem. Disimbolkan dengan suatu

notasi kotak.

Gambar 2.1 Kesatuan Luar (External Entity)

b. Data Flow (arus data), di DFD diberi simbol suatu panah.

Arus data ini mengalir diantara proses (process), simpanan

data (data store) dan kesatuan luar (external entity). Arus

data ini menunjukkan arus dari data yang dapat berupa

masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.

Gambar 2.2 Arus Data (Data Flow)

c. Process (proses). Suatu proses adalah kegiatan atau kerja

yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil

suatu arus dara yang masuk kedalam proses untuk dihasilkan

Page 31: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

Identifikasi

NamaProses

arus data yang masuk ke dalam proses untuk dihasilkan arus

data yang akan keluar dari proses.

Gambar 2.3 Proses (Process)

d. Data Store (simpanan data), merupakan simpanan dari data

yang dapat berupa suatu file atau database, suatu arsip atau

catatan manual.

Media

Data Store

Gambar 2.4 Penyimpanan Data (Data Storage)

3. Kamus Data

Salah satu komponen kunci dalam sistem manajemen database

adalah file khusus yang disebut kamus data (data dictionary). Kamus

data merupakan katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan

informasi dari suatu sistem informasi. Dengan menggunakan kamus

Page 32: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

data, analisis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir

berisi informasi tentang struktur database.

Untuk setiap elemen data yang disimpan dalam database seperti

nomor pokok pegawai, diuraikan secara lengkap mulai dari nama,

tempat penyimpanan, program komputer yang berhubungan dan lain-

lain. Kamus data biasanya dipelihara secara otomatis oleh sistem

manajemen database. Cara mendefinisikan kamus data yaitu :

a. Menggambarkan arti aliran data atau penyimpanan yang

ditunjuk dalam DFD.

b. Menggabungkan komponen dari kumpulan data yang mengalir

yaitu kumpulan komponen yang mungkin bisa dipecah lagi

menjadi data elementer.

c. Menggambarkan data yang tersimpan.

d. Menentukan nilai dibagian elementer dari informasi yang

relevan di DFD dan data storenya.

2. 6. 2. Desain Sistem

Page 33: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis

sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus

dikerjakan. Tiba waktunya sekarang bagi analis sistem untuk

memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Tahap ini disebut

dengan desain sistem (systems design).

Menurut Verzello dan Reuter, dalam Jogiyanto (2005:196)

desain sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus

pengembangan sistem; pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan

fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi;

menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.

Menurut Burch dan Grudnitski, dalam Jogiyanto ( 2005:196 )

desain sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran,

perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa

elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan

berfungsi.

Tahap desain sistem mempunyai dua tujuan utama, yaitu:

1. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem

Page 34: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang

lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik

lainnya.

Desain sistem dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu desain

sistem secara umum (general systems design) dan desain sistem

terinci (detailed system design).

a. Desain Sistem Secara Umum

Tujuan dari desain sistem secara umum adalah untuk memberikan

gambaran secara umum kepada user tentang sistem yang baru, yang

mana merupakan persiapan dari desain sistem secara rinci. Desain

secara umum dilakukan oleh analis sistem untuk

mengidentifipkasikan komponen-komponen sistem informasi yang akan

didesain secara rinci oleh pemrogram komputer dan ahli teknik

lainnya.

Pada tahap ini, komponen-komponen sistem informasi dirancang

dengan tujuan untuk dikomunikasikan kepada user. Komponen sistem

informasi yang didesain adalah model, output, input, database,

teknologi dan kontrol.

Page 35: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

b. Desain Sistem secara Rinci (Detailed System Design)

Desain Output Terinci

Desain output terinci dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana

dan seperti apa bentuk output-output dari sistem yang baru.

Desain Output Terinci terbagi atas dua, yaitu desain output

berbentuk laporan di media kertas dan desain output dalam

bentuk dialog di layar terminal.

a. Desain output dalam bentuk laporan

Desain ini dimaksudkan untuk menghasilkan output dalam

bentuk laporan di media kertas. Bentuk laporan yang paling

banyak digunakan adalah dalam bentuk tabel dan berbentuk

grafik atau bagan.

b. Desain output dalam bentuk dialog layar terminal

Desain ini merupakan rancang bangun dari percakapan antara

pemakai sistem (user) dengan komputer. Percakapan ini dapat

terdiri dari proses memasukkan data ke sistem, menampilkan

output informasi kepada user, atau keduanya

Page 36: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

Beberapa stategi dalam membuat layar dialog terminal :

1. Dialog pertanyaan / jawaban

2. Menu

Menu banyak digunakan karena merupakan jalur pemakai yang

mudah dipahami dan mudah digunakan. Menu berisi beberapa

alternatif atau option atau pilihan yang disajikan kepada

user. Pilihan menu akan lebih baik bila dikelompokkan sesuai

fungsinya.

Desain Input Terinci

Masukan merupakan awal dimulainya proses informasi. Bahan

mentah dari informasi adalah data yang terjadi dari transaksi-

transaksi yang dilakukan oleh organisasi. Data hasil dari

transaksi merupakan masukan untuk sistem informasi. Hasil dari

sistem informasi tidak lepas dari data yang dimasukkan. Desain

input terinci dimulai dari desain dokumen dasar sebagai penangkap

input yang pertama kali. Jika dokumen dasar tidak didesain dengan

baik, kemungkinan input yang tercatat dapat salah bahkan kurang.

Fungsi dokumen dasar dalam penanganan arus data :

Page 37: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

1. Dapat menunjukkan macam dari data yang harus dikumpulkan dan

ditangkap

2. Data dapat dicatat dengan jelas, konsisten dan akurat

3. Dapat mendorong lengkapnya data, disebabkan data yang

dibutuhkan disebutkan satu persatu di dalam dokumen dasarnya

Desain Database Terinci

Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling

berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di simpanan luar

komputer dan digunakan perangkat lunak tertentu untuk

memanipulasinya. Database merupakan salah satu komponen yang

penting di sistem informasi, karena berfungsi sebagai basis

penyedia informasi bagi para pemakainya. Penerapan database dalam

sistem informasi disebut database system.

Pada tahap ini, desain database dimaksudkan untuk

mendefinisikan isi atau struktur dari tiap-tiap file yang telah

diidentifikasikan di desain secara umum.

Desain Teknologi

Page 38: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

Tahap desain teknologi terbagi atas dua, yaitu desain

teknologi secara umum dan terinci. Pada tahap ini kita menentukan

teknologi yang akan dipergunakan dalam menerima input,

menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan

mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara

keseluruhan. Teknologi yang dimaksud meliputi:

1. Perangkat keras (hardware), yang terdiri dari alat masukan,

alat pemroses, alat output dan simpanan luar

2. Perangkat lunak (software), yang terdiri dari perangkat lunak

sistem operasi (Operating system), perangkat lunak bahasa

(language software) dan perangkat lunak (application software)

3. Sumber daya manusia (brainware), misalnya operator komputer,

pemrogram, spesialis telekomunikasi, sistem analis dan lain

sebagainya

Desain teknologi sangat diperlukan pada tahap implementasi

dan pengujian untuk membuktikan bahwa sistem dapat berjalan

secara semestinya.

2. 6. 3. Implementasi Sistem

Page 39: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

Whitten, et al (2004: 34) mengungkapkan ” Sistem

Implementasi adalah konstruksi, instalasi, pengujian, dan

pengiriman sistem kedalam produksi (artinya operasi sehari-

hari)”.

Sistem telah dianalisa dan didesain secara rinci dan

teknologi telah diseleksi dan dipilih. Tiba saatnya sekarang

sistem untuk diimplementasikan (diterapkan). Tahap implementasi

sistem merupakan tahap meletakkan sistem supaya siap untuk

dioperasikan. Tahap implementasi sistem dapat terdiri dari

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menerapkan Rencana Implementasi

Rencana implementasi merupakan kegiatan awal dari tahap

implementasi sistem. Rencana implementasi dimaksudkan terutama

untuk mengatur biaya dan waktu yang dibutuhkan selama tahap

implementasi.

2. Melakukan Kegiatan Implementasi

Kegiatan implementasi dilakukan dengan dasar kegiatan yang

telah direncanakan dalam rencana implementasi. Kegiatan-

Page 40: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

kegiatan yang dapat dilakukan dalam tahap implementasi ini

adalah sebagai berikut :

Telah diketahui bahwa manusia merupakan faktor yang perlu

dipertimbangkan dalam sistem informasi. Jika sistem informasi

ingin sukses, maka personil-personil yang terlibat harus

diberi pengertian dan pengetahuan yang cukup tentang sistem

informasi dan posisi serta tugas mereka.

a. Persiapan Tempat dan Instalasi Perangkat Keras dan Perangkat

Lunak

Jika peralatan baru akan dimiliki, maka tempat atau ruangan

untuk peralatan ini perlu dipersiapkan terlebih dahulu.

Keamanan fisik dari tempat ini perlu juga dipertimbangkan.

Sistem komputer yang besar membutuhkan tempat dengan

lingkungan yang lebih harus diperhitungkan. Langkah

selanjutnya setelah persiapan fisik tempat adalah

menginstalasi perangkat keras yang sudah dikirim dan

menginstalasi perangkat lunak yang sudah ada.

b. Pemrograman dan Pengetesan Sistem

Page 41: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

Pemrograman merupakan kegiatan menulis kode program yang akan

dieksekusi oleh komputer. Kode program yang ditulis oleh

pemrogram harus berdasarkan dokumentasi yang disediakan oleh

analis sistem hasil dari desain sistem secara rinci. Sebelum

program diterapkan, maka program harus terlebih dahulu bebas

dari kesalahan-kesalahan. Oleh sebab itu, program harus diuji

untuk menemukan kesalahan-kesalahan yang mungkin dapat

terjadi. Program dites untuk tiap-tiap modul dan dilanjutkan

dengan pengetesan untuk semua modul yang telah dirangkai.

c. Pengetesan Sistem

Pengetesan sistem biasanya dilakukan setelah pengetesan

program. Pengetesan sistem dilakukan untuk memeriksa

kekompakan antar komponen sistem yang diimplementasikan.

Tujuan utama dari pengetesan sistem ini adalah untuk

memastikan bahwa elemen-elemen atau komponen-komponen dari

sistem telah berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.

2. 6. 4. Operasi dan Pemeliharaan

Page 42: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

Setelah masa sistem berjalan sepenuhnya menggantikan sistem

lama, sistem memasuki pada tahapan operasi dan pemeliharaan.

Zwass (1999) membagi pemeliharaan perangkat lunak menjadi tiga

macam, yaitu :

a. Pemeliharaan Perfektif

Pemeliharaan Perfektif ditujukan untuk memperbarui sistem lama

sebagai tanggapan atas perubahan kebutuhan pemakai dan

kebutuhan organisasi, meningkatkan efesiensi sistem, dan

memperbaiki dokumentasi.

b. Pemeliharaan Adaptif

Pemeliharaan Adaptif berupa perubahan aplikasi untuk

menyesuaikan diri terhadap lingkungan perangkat keras dan

perangkat lunakbaru. Sebagai contoh pemeliharaan ini dapat

berupa perubahan aplikasi dari mainframe ke lingkungan client/

server atau mengkonversi dari sistem berbasis berkas ke

lingkungan basis data.

c. Pemeliharaan Korektif

Page 43: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

Pemeliharaan korektif berpa pembetulan atas kesalahan-

kesalahan yang ditemukan pada saat sistem berjalan.

2. 7. Teknik Pengujian Sistem

2. 7. 1. White Box

Pengujian perangkat lunak adalah elemen kritis dari jaminan

kualitas perangkat lunak dan merepresentasikan kajian pokok dari

spesifikasi, desain dan pengkodean.

Pengujian sistem/ perangkat lunak memiliki sejumlah aturan

yang berfungsi sebagai sasaran pengujian, diantaranya adalah

sebagai berikut :

1. Pengujian adalah proses eksekusi suatu program dengan maksud

menemukan kesalahan

2. Test case yang baik adalah test case yang memiliki probabilitas

tinggi untuk menemukan kesalahan yang belum pernah ditemukan

sebelumnya

3. Pengujian yang sukses adalah pengujian yang mengungkap semua

kesalahan yang belum pernah ditemukan sebelumnya

Page 44: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

6

7 8

1

2

3

5

4

Pengujian White Box, adalah metode pengujian yang menggunakan

struktur kontrol desain prosedur untuk memperoleh test case. Dengan

menggunakan metode white box, perekayasa sistem dapat melakukan test

case yang memberikan jaminan bahwa semua jalur independen pada

suatu modul telah digunakan paling tidak satu kali, menggunakan

semua keputusan logis pada sisi true dan false, mengeksekusi semua

loop pada batasan mereka dan pada batas operasional mereka, dan

menggunakan stuktur data internal untuk menjamin validitasnya.

Pengujian Basis Path adalah teknik pengujian white box yang diusulkan

pertama kali oleh Tom McCabe. Metode basis path ini memungkinkan

desainer test case mengukur kompleksitas logis dari desain

prosedural dan menggunakannya sebagai pedoman untuk menetapkan

basis set dari jalur eksekusi. (Roger S. Pressman, 2002 : 536).

10

9

Page 45: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

Gambar 2.5 Contoh Bagan Alir

Bagan alir digunakan untuk menggambarkan struktur kontrol

program. Dan untuk menggambarkan grafik alir, harus memperhatikan

representasi desain prosedural pada bagan alir. Pada gambar

dibawah ini, grafik alir memetakan bagan alir tersebut ke dalam

grafik alir yang sesuai (dengan mengasumsikan bahwa tidak ada

kondisi senyawa yang diisikan di dalam diamond keputusan dari

bagan alir tersebut). Masing-masing lingkaran, yang disebut simpul

grafik alir, merepresentasikan satu atau lebih statemen

prosedural. Urutan kotak proses dan permata keputusan dapat

memetakan simpul tunggal. Anak panah tersebut yang disebut edges

atau links, merepresentasikan aliran kontrol dan analog dengan

anak panah bagan alir. Edge harus berhenti pada suatu simpul,

Page 46: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

11

1

2,3

4,5

10

R37

6

8

9

R2 R1

R4

Gambar 2.6 Contoh Grafik Alir

meskipun bila simpul tersebut tidak merepresentasikan statemen

prosedural. (Roger S. Pressman, 2002 : 536).

Kompleksitas siklomatis adalah metriks perangkat lunak yang

memberikan pengukuran kuantitatif terhadap kompleksitas logis

suatu program. Bila metriks ini digunakan dalam konteks metode

pengujian basis path, maka nilai yang terhitung untuk

Page 47: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

kompleksitas siklomatis menentukan jumlah jalur independen. Jalur

independen adalah jalur yang melalui program yang mengintroduksi

sedikitnya satu rangkaian statemen proses baru atau suatu kondisi

baru. Bila dinyatakan dengan terminologi grafik alir, jalur

independen harus bergerak sepanjang paling tidak satu edge yang

tidak dilewatkan sebelum jalur tersebut ditentukan. Sebagai

contoh, serangkaian jalur independen untuk grafik alir yang

ditunjukkan pada gambar 2.6 adalah :

Jalur 1 : 1 – 11

Jalur 2 : 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 10 – 1 – 11

Jalur 3 : 1 – 2 – 3 – 6 – 8 – 9 – 10 – 1 – 11

Jalur 4 : 1 – 2 – 3 – 6 – 7 – 9 – 10 – 1 – 11

Jalur 1, 2, 3, dan 4 yang ditentukan di atas terdiri dari sebuah

basis set untuk grafik alir pada gambar 2.6. Bagaimana kita tahu

banyaknya jalur yang dicari? Komputasi kompleksitas siklomatis

memberikan jawaban. Fondasi kompleksitas siklomatis adalah teori

grafik, dan memberi kita metriks perangkat lunak yang sangat

berguna. Kompleksitas dihitung dalam salah satu dari tiga cara

berikut :

Page 48: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

1. Jumlah region grafik alir sesuai dengan kompleksitas

siklomatis.

2. Kompleksitas siklomatis, V(G), untuk grafik alir G ditentukan

sebagai

V(G) = E – N + 2 di mana E adalah jumlah edge grafik alir dan N

adalah jumlah simpul grafik alir.

3. Kompleksitas siklomatis, V(G), untuk grafik alir G juga

ditentukan sebagai V(G) = P + 1, dimana P adalah jumlah simpul

predikat yang diisikan dalam grafik alir G.

Pada gambar 2.6 grafik alir, kompleksitas siklomatis dapat

dihitung dengan menggunakan masing-masing dari algoritma yang

ditulis di atas :

1. Grafik alir mempunyai 4 region

2. V(G) = 11 edge – 9 simpul + 2 = 4

3. V(G) = 3 simpul yang diperkirakan + 1 =4

Dengan demikian, kompleksitas siklomatis dari grafik alir

pada gambar 2.6 adalah 4. Yang lebih penting, nilai untuk V(G)

memberi kita batas atas untuk jumlah jalur independen yang

membentuk basis set, dan implikasinya, batas atas jumlah

Page 49: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

pengujian yang harus didesain dan dieksekusi untuk menjamin semua

statemen program.

2. 7. 2. Black Box

Black box aproach adalah suatu sistem dimana input dan

outputnya dapat didefinisikan tetapi prosesnya tidak diketahui

atau tidak terdefinisi. Metode ini hanya dapat dimengerti oleh

pihak dalam (yang menangani sedangkan pihak luar hanya mengetahui

masukan dan hasilnya). Sistem ini terdapat pada subsistem tingkat

terendah.

Metode ujicoba blackbox memfokuskan pada keperluan fungsional

dari software. Karena itu ujicoba blackbox memungkinkan pengembang

software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih

seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Ujicoba blackbox

bukan merupakan alternatif dari ujicoba whitebox, tetapi merupakan

pendekatan yang melengkapi untuk menemukan kesalahan lainnya,

selain menggunakan metode whitebox. Ujicoba blackbox berusaha untuk

menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya :

1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang.

Page 50: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

2. Kesalahan interface.

3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal.

4. Kesalahan performa dan kesalahan inisialisasi.

Tidak seperti metode whitebox yang dilaksanakan diawal

proses, ujicoba blackbox diaplikasikan dibeberapa tahapan

berikutnya. Karena ujicoba blackbox dengan sengaja mengabaikan

struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi

domain. Ujicoba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan-

pertanyaan berikut :

1. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji?

2. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji

yang baik ?

3. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input

tertentu ?

4. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?

Page 51: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

5. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi

oleh sistem?

6. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data

pada operasi sistem?

Dengan mengaplikasikan ujicoba blackbox, diharapkan dapat

menghasilkan sekumpulan kasus uji yang memenuhi kriteria

berikut :

1. Kasus uji yang berkurang, jika jumlahnya lebih dari 1, maka

jumlah dari uji kasus tambahan harus didesain untuk mencapai

ujicoba yang cukup beralasan.

2. Kasus uji yang memberitahukan sesuatu tentang keberadaan atau

tidaknya suatu jenis kesalahan, dari pada kesalahan yang

terhubung hanya dengan suatu ujicoba yang spesifik.

2. 8. Perangkat Lunak Pendukung

2. 8. 1. Microsoft Visual Basic 6.0

Microsoft Visual Basic 6.0 adalah merupakan sebuah bahasa

pemrograman komputer yang menjadi sarana (Tools) untuk

Page 52: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

menghasilkan program-program aplikasi yang berbasis windows.

Sarana akses data yang lebih cepat dan handal untuk membuat

aplikasi basis data yang berkemampuan tinggi.

1.Tambahan contol – control baru lebih canggih serta

peningkatan kaidah struktur bahasa visual basic.

2.Visual Basic memiliki beberapa versi atau edisi yang

disesuaikan dengan kebutuhan pemakainya.

Visual Basic mempunyai banyak kelebihan dibandingkan

Software/bahasa pemograman yang lain. Dibawah ini adalah beberapa

keuntungan tersebut:

1. Menghilangkan kompleksitas pemanggilan fungsi Windows API

(Application Programming Interface), karena banyak fungsi-fungsi

tersebut sudah di-"embedded" (Sistem Embedded adalah sistem

komputer yang dirancang khusus untuk tujuan tertentu demi

meningkatkan fungsi suatu mesin.) ke dalam syntax Visual

Basic.

2. Cocok digunakan untuk mengembangkan aplikasi/program yang

bersifat Rapid Application Development (adalah sebuah model

Page 53: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

proses perkembangan software sekuensial linier yang

menekankan siklus perkembangan yang sangat pendek).

3. Juga sangat cocok digunakan untuk membuat program/aplikasi

Bisnis.

4. Digunakan oleh hampir semua keluarga Microsoft Office

sebagai bahasa Macro-nya, segera akan diikuti oleh yang

lain.

5. Dapat membuat ActiveX Control

Page 54: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

Gambar 2.7. Interface (antarmuka) Visual Basic 6.0

2. 8. 2. MySQL

MySQL adalah suatu program aplikasi basis data komputer

relasional yang digunakan untuk merancang, membuat dan mengolah

berbagai jenis data dengan kapasitas yang besar. Database adalah

kumpulan tabel-tabel yang saling berelasi. Antar tabel yang satu

dengan yang lain saling berelasi, sehingga sering disebut basis

data relasional. Relasi antar tabel dihubungkan oleh suatu key,

yaitu primary key dan foreign key.

Table adalah objek utama dalam database yang digunakan untuk

menyimpan sekumpulan data sejenis dalam sebuah objek. tabel

terdiri atas :

1. Field Name : atribut dari sebuah table yang menempati bagian

kolom.

2. Record : Isi dari field atau atribut yang saling berhubungan

yang menempati bagian baris.

Page 55: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

Query (Structured Query Language) adalah bahasa untuk melakukan

manipulasi terhadap database. Digunakan untuk menampilkan,

mengubah, dan menganalisa sekumpulan data. Query dibedakan

menjadi 2, yaitu :

a. DDL (Data Definition Language) digunakan untuk membuat atau

mendefinisikan obyek-obyek database seperti membuat tabel,

relasi antar tabel dan sebagainya.

b. DML (Data Manipulation Language) digunakan untuk manipulasi

database, seperti : menambah, mengubah atau menghapus data

serta mengambil informasi yang diperlukan dari database.

Gambar 2.8. MySQL

Page 56: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

MySQL adalah sebuah software yang Open Source. sehingga

bebas dipakai dan dimodifikasi oleh semua orang. Setiap orang

dapat mendownload MySQL dari internet dan menggunakannya tanpa

perlu membayar.

a. Didukung sepenuhnya oleh bahasa pemrograman C, C++, Eiffel,

Java, Perl, PHP, Python dan Tcl untuk mengakses database

MySQL.

b. Dapat bekerja pada banyak platform yang berbeda, termasuk

juga di dalamnya windows.

c. Banyak tipe kolom : signed/unsigned integer 1, 2, 3, 4, dan

8 bytes, FLOAT, DOUBLE, CHAR, VARCHAR, TEXT, BLOB, DATE,

TIME, DATETIME, TIMESTAMP, YEAR, SET, dan tipe ENUM.

d. Mendukung sepenuhnya parameter SQL GROUP BY dan ORDER BY.

Fungsi yang dapat dipakai dalam group query : (COUNT (),

COUNT (DISTINCT), AVG (), STD (), SUM (), MAX () and MIN

()).

e. Sistem privilege dan password dapat terjaga kerahasiaannya

dapat di verifikasi berdasarkan nama host-nya. Password

Page 57: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

terjaga kerahasiaannya karena semua password disimpan dalam

keadaan terenkripsi.

2. 8. 3. Crystall Report 8.0

Crystal Report merupakan salah satu produk dari Seagate

Software yang menangani perkembangan teknologi penyajian laporan.

Crystal report merupakan program khusus untuk membuat laporan

yang terpisah dengan program Microsoft Visual Basic 6.0 tetapi

keduanya dapat dihubungkan (Linkage). Mencetak dengan Crystal

Report hasilnya lebih baik dan lebih mudah karena pada Crystal

Report banyak tersedia objek-objek maupun komponen yang mudah

digunakan. (http://kampoeng-it.blogspot.com/2010).

Menggunakan Crystal Report 8.5 padaVisual Basic 6.0 memang

banyak cara, bisa gunakan data environment untuk Connection ke

databasenya atau bisa juga menggunakan crviewer dan kita kirim

parameternya dalam crviewer tersebut.

Page 58: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

Gambar 2.9 Crystal ReportMYSQLWhite BoxBlack Box

Page 59: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

2. 9. Kerangka PikirAnalisis ABC

Page 60: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3. 1. Objek Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan kerangka pemikiran seperti

yang telah diuraikan dalam bab I dan bab II, maka yang menjadi

objek penelitian adalah Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian

Persediaan Obat pada Apotek Mirin Farma.

3. 2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode

deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan

pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data,

menganalisis dan menginterprestasikan. Metode ini bertujuan

untuk pemecahan masalah secara sistematis dan factual mengenai

faktafakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang

diteliti.

Tahapan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut :

Page 61: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

3. 2. 1. Tahap Analisis

Pada tahap ini dilakukan analisis sistem yang terdiri dari :

a. Analisis Sistem Berjalan

Pada tahap ini dilakukan analsis sistyem yang berjalan

dilapangan yaitu mulai dari tahapan pemasukan

berkas/permohonan, proses penyeleksian sampai dengan

proses pengambilan keputusan penentuan kelompok Tani yang

berhak menerima bantuan.

b. Analisis Sistem yang Diusulkan

Pada tahap ini dilakukan analisa sistem mengenai kelayakan

dan kebutuhan sistem yang akan dibangun. Studi

kelayakan berguna untuk memastikan bahwa solusi yang

diusulkan tersebut benar-benar dapat dicapai dengan

sumber daya dan dengan memperhatikan kendala ytang

terdapat pada perusahaan serta dampak terhadap

lingkungan sekeliling. Dan analisis kebutuhan ini

diperlukan untuk menentukan keluaran yang akan

dihasilkan sistem, masukan yang diperlukan sistem,

Page 62: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

lingkup proses yang digunakan untuk mengolah masukan

menjadi keluaran, volume data yang akan ditangani sistem,

jumlah pemakai dan kategori pemakai serta kontrol terhadap

sistem.

3. 2. 2. Tahap Desain

Pada tahap ini dilakukan desain sistem yakni desain output,

desain input, desain database, desain teknologi dan desain

model :

a. Desain Output

Pada Tahap ini dilakukan desain output secara umum dan

terinci dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana dan

seperti apa bentuk output-output dari sistem yang baru,

baik desain output berbentuk laporan dimedia kertas dan

desain output dalam bentuk dialog pada layar terminal.

b. Desain Input

Pada Tahan ini dilakukan desaian input secara umum

dan terincin. Desain input secara umum untuk memberikan

gambaran secara umum kepada user tentang sistem yang baru,

yang mana merupakan persiapan dari desain sistem secara

Page 63: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

rinci. Sedangkan pada desain terinci dilakukan desain

tampilan input yang akan digunakan untuk entry data awal

kedalam sistem.

c. Desain Database

Pada tahap ini dilakukan desain database yang

dimaksudkan untuk mendefinisikan isi atau struktur dari

tiap-tiap file yang telah diidentifikasikan didesain secara

umum.

d. Desain Teknologi

Pada tahap ini kita menentukan teknologi yang akan

dipergunakan dalam menerima input, menjalankan model,

menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan

mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari

sistem secara keseluruhan. Teknolgi yang dimaksud meliputi

perangkat keras, perangkat lunak yang akan digunakan serta

sumber daya manusia yang akan menggunakan sistem ini

nantinya. Desain teknologi sangat diperlukan pada tahap

implementasi dan pengujian untuk membuktikan bahwa sistem

dapat berjalan secara semestinya.

e. Desain Model

Page 64: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

Pada tahap ini dilakukan desain model secara umum berupa

desain sistem secara fisik dan logika. Desain fisik dapat

digambarkan dengan bagan alir sistem dan bagan alir dokumen.

Desain secara logika digambarkan dengan diagram arus data

(DAD). Pada tahap desain model terinci, model akan

mendefinisikan secara rinci urutan-urutan langkah dari

masing-masing proses yang digambarkan di DAD. Berikut desain

model secara fisik sistem yang akan dibuat :

3. 2. 3. Tahap Pembuatan

Pada tahap ini dilakukan pembuatan sistem dengan

menggunakan Bahasa Pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0

dengan memanfaatkan Database MySQL. Pada tahap ini kita

melakukan tahap produksi sistem hasil analisa dan desain sistem

sebelumnya. Termasuk didalamnya menginstal paket tambahan

untuk menjalankan program, menulis listing program dan

membangunnya dalam bentuk sebuah formulir, antarmuka dan

integrasi sistem-sistem program yang terdiri dari input,

proses dan output, yang tersusun dalam sebuah sistem menu

sehingga dapat dijalankan oleh pengguna sistem.

Page 65: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

3. 2. 4. Tahap Pengujian

Setelah dilakukan tahap analisa, desain dan produksi

sistem, maka kita melakukan tahap pengujian, dimana seluruh

perangkat lunak, program tambahan dan semua program yang

terlibat dalam pembangunan sistem diuji untuk memastikan

sistem dapat berjalan dengan semestinya. Testing difokuskan

pada logika internal, fungsi eksternal dan mencari segala

kemungkinan kesalahan dari sistem yang dibuat. Pada tahap ini

dilakukan review dan evaluasi terhadap sistem yang

dikembangkan, apakah sudah sesuai dengan rancangan atau

belum. Jika terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan yang

diharapkan, kemudian dilakukan revisi atau perbaikan supaya

produk tersebut dapat dioperasikan dengan baik dan siap untuk

diimplementasikan. Pengujian yang dilakukan dengan

menggunakan teknik pengujian perangkat lunak yang telah ada yaitu

:

a. Pengujian White Box terhadap sistem yang akan digunakan

b. Pengujian Black Box melalui program Visual Basic 6.0

dan Database MySQL.

Page 66: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

Setelah dilakukan uji coba sistem secara internal,

kemudian dilakukan pengujian antarmuka sistem, apakah sebuah

sistem setelah diberikan ke pengguna dapat dioperasikan atau

tidak.

3. 2. 5. Tahap Implementasi

Tahap implementasi sistem (System Implementation)

merupakan tahap meletakkan sistem supaya siap untuk

dioperasikan. Pada tahap ini akan dilakukan pengetesan sistem

secara bersama antara analis sistem (system analist),

pemrogram (programer) dan pemakai sistem (user). Adapun beberapa

langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah :

a. Penerapan / Penggunaan Program

Penerapan instalasi dari program yang telah dibangun

ini nantinya akan diterapkan pada Dinas Pertanian dan

Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo.

b. Instalasi Program

Setelah menetapkan bidang yang nantinya akan

menggunakan program ini, langkah selanjutnya adalah

Page 67: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

menginstall program. Proses penginstallan tidak memakan

waktu yang lama.

c. Pelatihan pengguna

Langkah berikut tidak kalah pentingnya dengan langkah-

langkah sebelumnya, yakni kita harus melatih penggunaan

program pada karyawan yang nantinya akan menggunakan

program ini dengan hanya melatih beberapa orang saja

yang khusus menangani data pemberian bantuan sosial kepada

kelompok tani.

d. Entry data

Setelah pelatihan pengguna dilakukan, maka hal

selanjutnya yang kita lakukan adalah memasukkan data. Ini

dilakukan agar nantinya program yang telah dibangun apakah

bisa digunakan atau tidak dan bisa dinilai oleh

pengguna apakah program yang telah dibangun ini dapat

mengoptimalkan sistem pemberian bantuan sosial kepada petani

(Rahmat, 2013).

3. 3. Jadwal Penelitian

Page 68: sistem pendukung keputusan pengendalian persediaan obat menggunakan metode analisis abc

Deskripsi AktivitasTAHUN 2012-2013

Oktober November Desember Januari Februari1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pra PenelitianPengumpulan data dan analisa

Desain SistemPengembangan Aplikasi (Coding)Implementasi dan PengujianEvaluasiPenyusunan Laporan

Desain Rekayasa dan analisaKebutuhan Sistem

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian