Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Apotek merupakan salah satu jenis usaha dibidang kesehatan
yang melakukan pekerjaan kefarmasian. Apotek diberikan kewenangan
dalam penyaluran obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras,
obat psikotropik dan obat narkotik. Persediaan produk merupakan
salah satu aktifitas kerja yang sangat penting bagi perkembangan
usaha, termasuk usaha Apotek (yulia nias titi, 2009). Dalam
mengembangkan suatu usaha harus diperlukan suatu sistem yang
melakukan manajemen persediaan dengan baik. Manajemen persediaan
merupakan suatu cara mengendalikan persediaan agar dapat
melakukan pemesanan yang tepat yaitu dengan biaya yang optimal.
Oleh karena itu konsep mengelola sangat penting diterapkan agar
tujuan efektifitas dan efisiensi tercapai. Manajemen persediaan
yang baik merupakan salah satu faktor keberhasilan suatu
perusahaan untuk melayani kebutuhan konsumen dalam menghasilkan
suatu produk layanan yang berkualitas dan perencanan persediaan
(Imam Budi Cahyonan, 2008).
Page 2
Salah satu cara untuk menganalisis perencanaan persediaan
adalah dengan metode analisis ABC. Analisis ABC disebut juga
sebagai analisis Pareto atau hukum Pareto 80/20 adalah salah satu
metode yang digunakan dalam manajemen logistik untuk membagi
kelompok barang menjadi tiga yaitu A, B dan C. Kelompok A
merupakan barang dengan jumlah item sekitar 20% tapi mempunyai
nilai investasi sekitar 80% dari nilai investasi total, kelompok
B merupakan barang dengan jumlah item sekitar 30% tapi mempunyai
nilai investasi sekitar 15% dari nilai investasi total, sedangkan
kelompok C merupakan barang dengan jumlah item sekitar 50% tapi
mempunyai nilai investasi sekitar 5% dari nilai investasi total.
Dengan pengelompokan tersebut maka cara pengelolaan masing-masing
akan lebih mudah, sehingga perencanaan, pengendalian fisik,
keandalan pemasok dan pengurangan besar stok pengaman dapat
menjadi lebih baik. Penggunan analisis ABC pada perencanaan
dimaksudkan untuk memprioritaskan perencanaan obat yang sering
digunakan dan biasanya jenisnya sedikit, akan tetapi mempunyai
biaya investasi yang besar(Ali Maimun, 2008). Hal tersebut tidak
menimbulkan masalah ketika data yang diolah masih dalam jumlah
Page 3
sedikit. Jika data sediaan dalam jumlah banyak, tentu membutuhkan
waktu dan tenaga yang cukup banyak (Ancelmatini, 2013).
Metode Analisis ABC dapat memecahkan masalah dalam
persediaan obat dengan melakukan perencanaan sediaan untuk
mengetahui prioritas item yang digunakan diapotek, yaitu dengan
melihat persentase kumulatif dari jumlah pemakaian (nilai pakai),
persentase kumulatif dari jumlah investasi (nilai investasi), dan
skor total nilai pakai dan nilai investasi (nilai indeks kritis).
Dengan mengetahui kelas-kelas tersebut, dapat diketahui item
persediaan tertentu yang harus mendapat perhatian lebih intensif
atau serius dibandingkan item lain.
Berdasarkan Uraian diatas maka diperlukan sebuah sistem yang
bisa mengendalikan persediaan sehingga penulis melakukan
penelitian dan menuangkannya dalam bentuk tugas akhir dengan
judul “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT
DENGAN METODE ANALISIS ABC PADA APOTEK MIRIN FARMA’’.
1. 2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, rumusan
permasalahan sebagai berikut :
Page 4
1. Bagaimana merancang dan membangun sistem pendukung keputusan
yang dapat membantu Apotek dalam pengendalian persediaan dan
pemakaian obat sesuai kebutuhan
2. Bagaimana menerapkan metode Analisa ABC dalam sistem
pendukung keputusan Pengendalian Persediaan Obat.
3. Bagaiman merancang dan membangun sistem yang dapat digunakan
untuk menghasilkan laporan yang berkaitan dengan pengadaan
dan pemakaian obat secara lengkap.
1. 3. Maksud dan Tujuan Penelitian
1. 3. 1. Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian adalah untuk membuat suatu program
aplikasi pengambilan keputusan untuk pengendalian persediaan
obat pada apotek mirin farma.
1. 3. 2. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang ada maka tujuan dari
dibuatnya sistem ini adalah :
1. Merancang dan membangun sistem pendukung keputusan yang
dapat membantu Apotek dalam pengendalian pengadaan obat
dan pemakaian obat sesuai kebutuhan.
Page 5
2. Menerapkan metode Analisis ABC dalam sistem pendukung
keputusan Pengendalian Pengadaan Obat.
3. Sistem dapat menghasilkan laporan yang berkaitan dengan
pengadaan dan pemakaian obat secara lengkap
1. 4. Manfaat Penilitian
1. 3. 1. Bagi Apotek Mirin Farma
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
melakukan perencanaan dan pengendalian persediaan obat.
Dapat mengetahui persediaan obat yang
perputarannya cepat, sedang dan lambat.
Meningkatkan pelayanan pemberian obat secara
optimal kepada pasien.
1. 3. 2. Bagi Penulis
Dapat mengetahui gambaran pengendalian persediaan obat
dengan metode Analisis ABC.
Menambah wawasan dan pengetahuan dalam hal Sistem
Pendukung Keputusan.
Page 6
BAB II
LANDASAN TEORI
2. 1. Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support Sistem) merupakan
suatu istilah yang mengacu pada suatu sistem yang memamfaatkan
dukungan computer dalam proses pengambilan keputusan.Untuk
Page 7
memberikan pengertian tersebut, disini akan diuraikan definisi
mengenai Sistem Pendukung Keputusan Yaitu, SPK merupakan suatu
sistem yang interaktif,yang membantu pengambil keputusan melalui
penggunaan data dan model-model keputusan untuk memecahkan
masalah yang sifatnya semi terstruktur maupun yang tidak
terstruktur.
SPK atau Decission Support Sistem (DSS) merupakan suatu kumpulan
sistem yang dapat mendukung proses pengambilan keputusan, yang
selanjutnya dapat menunjang pengambilan keputusan dalam
memperoleh data dan menguji beberapa alternatif-alternatif solusi
yang mengandung konsekuensi-konsekuensi selama proses pemecahan
masalah berlangsung.Atau boleh disebut merupakan aplikasi dari
sebuah sistem informasi yang membantu proses pengambilan
keputusan.
SPK tidak ditekankan untuk membuat keputusan, tetapi untuk
melengkapi mereka yang terlibat dalam pengambilan keputusan
dengan sekumpulan kemampuan untuk mengolah informasi yang
diperlukan dalam proses pengambilan keputusan dan sistem ini
Page 8
bukan dimaksudkan untuk mengganti pengambilan keputusan dalam
membuat suatu keputusan,melainkan mendukung pengambil keputusan.
2. 2. Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan (SPK) mulai dikembangkan pada
tahun 1960-an, tetapi istilah sistem pendukung keputusan itu
sendiri baru muncul pada tahun 1971, yang diciptakan oleh G.
Anthony Gorry dan Micheal S.Scott Morton, keduanya adalah
profesor di MIT. Hal itu mereka lakukan dengan tujuan untuk
menciptakan kerangka kerja guna mengarahkan aplikasi komputer
kepada pengambilan keputusan manajemen.
Sementara itu, perintis sistem pendukung keputusan yang lain
dari MIT, yaitu Peter G.W. Keen yang bekerja sama dengan Scott
Morton telah mendefenisikan tiga tujuan yang harus dicapai oleh
sistem pendukung keputusan, yaitu:
1 Sistem harus dapat membantu manajer dalam membuat keputusan
guna memecahkan masalah semi terstruktur.
2 Sistem harus dapat mendukung manajer, bukan mencoba
menggantikannya.
Page 9
3 Sistem harus dapat meningkatkan efektivitas pengambilan
keputusan manajer.
2. 2. 1. Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan dirancang secara khusus untuk
mendukung seseorang yang harus mengambil keputusan-keputusan
tertentu. Berikut ini beberapa karakteristik sistem pendukung
keputusan :
1 Interaktif
Sistem pendukung keputusan memiliki user interface yang
komunikatif sehingga pemakai dapat melakukan akses secara cepat
ke data dan memperoleh informasi yang dibutuhkan.
2 Fleksibel
Sistem pendukung keputusan memiliki sebanyak mungkin variabel
masukkan, kemampuan untuk mengolah dan memberikan keluaran yang
menyajikan alternatif-alternatif keputusan kepada pemakai.
3 Data kualitas
Page 10
Sistem pendukung keputusan memiliki kemampuan menerima data
kualitas yang dikuantitaskan yang sifatnya subyektif dari
pemakainya, sebagai data masukkan untuk pengolahan data.
Misalnya: penilaian terhadap kecantikan yang bersifat kualitas,
dapat dikuantitaskan dengan pemberian bobot nilai seperti 75 atau
90.
4 Prosedur Pakar
Sistem pendukung keputusan mengandung suatu prosedur yang
dirancang berdasarkan rumusan formal atau juga beberapa prosedur
kepakaran seseorang atau kelompok dalam menyelesaikan suatu
bidang masalah dengan fenomena tertentu.
2. 2. 2. Kemampuan Sistem Pendukung Keputusan
Menurut ada beberapa kemampuan sistem pendukung keputusan,
diantaranya adalah sebagai berikut :
1 Menunjang pembuatan keputusan manajemen dalam menangani
masalah semi terstruktur dan tidak terstruktur.
2 Membantu manajer pada berbagai tingkatan manajemen, mulai
dari manajemen tingkat atas sampai manajemen tingkat bawah.
Page 11
3 Menunjang pembuatan keputusan secara kelompok dan perorangan.
4 Menunjang pembuatan keputusan yang saling bergantungan dan
berurutan.
5 Menunjang tahap-tahap pembuatan keputusan antara lain
intelligence, design, choice dan implementation.
6 Menunjang berbagai bentuk proses pembuatan keputusan dan
jenis keputusan.
7 Kemampuan untuk melakukan adaptasi setiap saat dan bersifat
fleksibel.
8 Kemudahan melakukan interaksi sistem.
9 Meningkatkan efektivitas dalam pembuatan keputusan daripada
efisiensi.
10 Mudah dikembangkan oleh pemakai akhir.
11 Kemampuan pemodelan dan analisis dalam pembuatan keputusan.
12 Kemudahan melakukan pengaksesan berbagai sumber dan format
data.
Disamping berbagai kemampuan yang dikemukakan di atas, sistem
pendukung keputusan memiliki juga keterbatasan, antara lain:
Page 12
1 Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak
dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak
semuanya mencerminkan persoalan yang sebenarnya.
2 Kemampuan suatu sistem pendukung keputusan terbatas pada
pengetahuan dasar serta model dasar yang dimilikinya.
3 Proses-proses yang dapat dilakukan oleh sistem pendukung
keputusan biasanya tergantung juga pada kemampuan perangkat
lunak yang digunakannya.
4 Sistem pendukung keputusan tidak memiliki intuisi seperti
yang dimiliki oleh manusia. Karena sistem pendukung keputusan
hanya suatu kumpulan perangkat keras, perangkat lunak dan
sistem operasi yang tidak dilengkapi oleh kemampuan berpikir.
Secara implisit, sistem pendukung keputusan berlandaskan pada
kemampuan dari sebuah sistem berbasis komputer dan dapat melayani
penyelesaian masalah.
2. 2. 3. Keuntungan Sistem Pendukung Keputusan
Beberapa keuntungan penggunaan sistem pendukung keputusan
antara lain adalah sebagai berikut :
Page 13
1 Mampu mendukung pencarian solusi dari berbagai permasalahan
yang kompleks.
2 Dapat merespon dengan cepat pada situasi yang tidak
diharapkan dalam konsisi yang berubah-ubah.
3 Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada
konfigurasi berbeda secara cepat dan tepat.
4 Pandangan dan pembelajaran baru.
5 Sebagai fasilitator dalam komunikasi.
6 Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja.
7 Menghemat biaya dan sumber daya manusia (SDM).
8 Menghemat waktu karena keputusan dapat diambil dengan cepat.
9 Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat
bekerja lebih singkat dan dengan sedikit usaha.
10 Meningkatkan produktivitas analisis.
2. 2. 4. Beberapa Keterbatasan Sistem Pendukung Keputusan
1. Ada beberapa kemapuan manajemen dan bakat manusia yang tidak
dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak
semuanya mencerminkan persoalan sebenarnya.
Page 14
2. Kemampuan suatu Sistem Pendukung Keputusan terbatas pada
perbendaharaan pengetahuan yang dimilikinya ( pengetahuan
dasar serta model dasar ).
3. Proses - proses yang dapat dilakukan Sistem Pendukung
Keputusan biasanya juga tergantung pada perangkat lunak yang
digunakan.
4. Sistem Pendukung Keputusan tidak memiliki kemampuan intuisi
seperti yang dimiliki manusia. Sistem ini dirancang hanyalah
untuk membantu pengambilan keputusan dalam melaksanakan
tugas (Aan Hidayat, 2011).
2. 3. Komponen-Komponen Sistem Pendukung Keputusan
SPK dapat terdiri dari tiga subsistem utama yang menentukan
kapabilitas teknik SPK yaitu sebagai berikut:
1 Subsistem Manajemen Database (Database Management Subsystem)
2 Subsistem Manajemen Basis Model (Model Base Management
Subsystem)
3 Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog (Dialog
Generation and Management Software).
2. 3. 1. Subsistem Manajemen Database
Page 15
Ada beberapa perbedaan antara database untuk sistem pendukung
keputusan dan Non- sistem pendukung keputusan. Pertama, sumber
data untuk sistem pendukung keputusan lebih kaya dari pada non-
sistem pendukung keputusan dimana data harus berasal dari luar
dan dari dalam karena proses pengambilan keputusan.
Perbedaan lain adalah proses pengambilan dan ekstraksi data
dari sumber data yang sangat besar. sistem pendukung keputusan
membutuhkan proses ekstraksi dan DBMS yang dalam pengelolaannya
harus cukup fleksibel untuk memungkinkan penambahan dan
pengurangan secara cepat.
Dalam hal ini, kemampuan yang dibutuhkan dari manajemen
database dapat diringkas, sebagai berikut:
1. Kemampuan untuk mengkombinasikan berbagai variasi data
melalui pengambilan dan ekstraksi data.
2. Kemampuan untuk menambahkan sumber data secara cepat dan
mudah.
3. Kemampuan untuk menggambarkan struktur data logikal sesuai
dengan pengertian pemakai sehingga pemakai mengetahui apa
Page 16
yang tersedia dan dapat menentukan kebutuhan penambahan dan
pengurangan.
4. Kemampuan untuk menangani data secara personel sehingga
pemakai dapat mencoba berbagai alternatif pertimbangan
personel.
5. Kemampuan untuk mengelola berbagai variasi data.
2. 3. 2. Subsistem Manajemen Basis Model
Salah satu keunggulan sistem pendukung keputusan adalah
kemampuan untuk mengintegrasikan akses data dan model-model
keputusan. Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan model-model
keputusan ke dalam sistem informasi yang menggunakan database
sebagai mekanisme integrasi dan komunikasi diantara model-model.
Karakteristik ini menyatukan kekuatan pencarian dan pelaporan
data.
Salah satu persoalan yang berkaitan dengan model adalah bahwa
penyusunan model seringkali terikat pada struktur model yang
mengasumsikan adanya masukan yang benar dan cara keluaran yang
tepat. Sementara itu, model cenderung tidak mencukupi karena
adanya kesulitan dalam mengembangkan model yang terintegrasi
Page 17
untuk menangani sekumpulan keputusan yang saling bergantungan.
Cara untuk menangani persoalan ini dengan menggunakan koleksi
berbagai model yang terpisah, dimana setiap model digunakan untuk
menangani bagian yang berbeda dari masalah yang dihadapi.
Komunikasi antara berbagai model digunakan untuk menangani bagian
yang berbeda dari masalah tersebut. Komunikasi antara berbagai
model yang saling berhubungan diserahkan kepada pengambil
keputusan sebagai proses intelektual dan manual.
Salah satu pandangan yang lebih optimistis, berharap untuk
bisa menambahkan model-model ke dalam sistem informasi dengan
database sebagai mekanisme integrasi dan komunikasi di antara
mereka.
Kemampuan yang dimiliki subsistem basis model meliputi hal-
hal sebagai berikut:
1. Kemampuan untuk menciptakan model-model baru secara cepat dan
mudah.
2. Kemampuan untuk mengakses dan mengintegrasikan model-model
keputusan.
Page 18
3. Kemampuan untuk mengelola basis model dengan fungsi manajemen
yang analog dan manajemen database (seperti mekanisme untuk
menyimpan, membuat dialog, menghubungkan, dan mengakses
model).
2. 3. 3. Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog
Fleksibilitas dan kekuatan karakteristik sistem pendukung
keputusan timbul dari kemampuan interaksi antara sistem dan
pemakai, yang dinamakan subsistem dialog. Bennet mendefinisikan
pemakai, terminal, dan sistem perangkat lunak sebagai komponen-
komponen dari sistem dialog sehingga subsistem dialog terbagi
menjadi tiga bagian sebagai berikut:
1. Bahasa aksi, meliputi apa yang dapat digunakan oleh pemakai
dalam berkomunikasi dengan sistem. Hal ini meliputi
pemilihan-pemilihan seperti papan ketik (keyboard), panel-
panel sentuh, joystick, perintah suara dan sebagainya.
2. Bahasa tampilan dan presentasi, meliputi apa yang harus
diketahui oleh pemakai. Bahasa tampilan meliputi pilihan-
Page 19
pilihan seperti printer, tampilan layar, grafik, warna,
plotter, keluaran suara, dan sebagainya.
3. Basis pengetahuan, meliputi apa yang harus diketahui oleh
pemakai agar pemakaian sistem bisa efektif. Basis pengetahuan
bisa berada dalam pikiran pemakai, pada kartu referensi atau
petunjuk, dalam buku manual, dan sebagainya.
Kombinasi dari kemampuan-kemampuan di atas terdiri dari apa
yang disebut gaya dialog misalnya pendekatan tanya jawab, bahasa
perintah, menu-menu, dan mengisi tempat kosong.
Kemampuan yang harus dimiliki oleh sistem pendukung keputusan
untuk mendukung dialog pemakai atau sistem meliputi hal-hal
sebagai berikut:
1. Kemampuan untuk menangani berbagai variasi dialog, bahkan
jika mungkin untuk mengkombinasikan berbagai gaya dialog
sesuai dengan pilihan pemakai.
2. Kemampuan untuk mengakomodasikan tindakan pemakai dengan
berbagai peralatan masukan.
3. Kemampuan untuk menampilkan data dengan berbagai variasi
format dan peralatan keluaran.
Page 20
4. Kemampuan untuk memberikan dukungan yang fleksibel untuk
mengetahui basis pengetahuan pemakai
(http://skripsitehnikinformasi.blogspot.com/2013/08/skripsi-
sistem-pendukung-keputusan.html).
2. 4. Manajemen Persediaan
Persediaan adalah barang yang disimpan yang akan digunakan
untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan produksi
atau perakitan, untuk dijual kembali, Meskipun sebenarnya
persediaan hanyalah suatu sumber dana yang menganggur, karena
sebelum persediaan digunakan berarti dana yang terikat didalamnya
tidak dapat digunakan untuk keperluan yang lain. Begitu
pentingnya persediaan ini sehinggan para akuntan memasukannya
dalam neraca sebagai salah satu pos aktiva lancer. Sebagai salah
satu aset penting dalam perusahaan karena biasanya mempunyai
nilai yang cukup besar serta mempunyai nilai yang cukup besar
serta mempunyai pengaruh terhadap besar kecilnya biaya operasi
perencanaan dan pengendalian persediaan merupakan suatu kegiatan
penting yang mendapat perhatian khusus dari manajemen perusahaan.
Sistem pengendalian persediaan dapat didefinisikan sebagai
Page 21
serangkaian kebijakan pengendalian untuk menentukan tingkat
persediaan yang harus dijaga, kapan pesanan untuk menambah
persediaan harus dilakukan dan berapa besar pesanan yang harus
diadakan. Sistem ini menentukan dan menjamin tersediaannya
persediaan yang tepat dalam kualitas dan waktu yang tepat,
mengendalikan persediaan yang tepat bukan hal yang mudah.
Apabilah jumlah persediaan terlalu besar mengakibatkan timbulnya
dana menganggur yang besar (yang tertanam dalam persediaan),
meningkatkan biaya penyimpanan, dan risiko kerusakan barang yang
lebih besar. Namun, jika persediaan lebih sedikit mengakibatkan
risiko terjadinya kekurangan persediaan (stockout) karena
seringkali barang tidak dapat didatangkan secara mendadak dan
sebesar yang dibutuhkan, yang menyebabkan terhentinya proses
produksi, tertundanya penjualan, bahkan hilangnya pelanggan.
2. 4. 1. Persediaan
Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-
barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu
periode usaha yang masih dalam proses produksi. Adapun jenis-
jenis persediaan adalah:
Page 22
a). Batch Stock
Yaitu persediaan yang diadakan karena kita membeli atau
membuat bahan-bahan dalam jumlah yang lebih besar daripada
jumlah yang dibutuhkan pada saat itu.
Keuntungan yang diperoleh dari adanya batch stock ialah :
Memperoleh potongan harga pada harga pembelian
Memperoleh efisiensi produksi
Adanya penghematan di dalam biaya angkutan
b). Fluctuation Stock
Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan
konsumen yang tidak dapat diramalkan. Bila terdapat fluktuasi
permintaan yang sangat besar maka persediaan ini dibutuhkan
sangat besar pula untuk menjaga kemungkinan naik turunnya
permintaan tersebut.
c). Anticipation Stock
Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan
yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat
dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau
penjualan yang meningkat.
Page 23
Sedangkan biaya-biaya yang timbul dari adanya persediaan adalah
(Assauri):
a). Biaya Pemesanan (Ordering Costs)
Adalah biaya yang dikeluarkan berkenaan dengan pemesanan
barang-barang dari penjual, sejak dari pesanan dibuat dan
dikirim ke penjual sampai barang tersebut. Dikirim dan
diserahkan serta diinspeksi digudang. Jadi biaya ini
berhubungan dengan pesanan tetapi sifatnya agak konstan,
dimana besarnya biaya yang dikeluarkan tidak tergantung pada
besarnya atau banyaknya barang yang dipesan. Yang termasuk
dalam biaya pemesanan ialah semua biaya yang dikeluarkan dalam
rangka mengadakan pemesanan bahan tersebut, di antaranya:
Biaya administrasi pembelian dan penempatan order
Biaya pengangkutan dan bongkar muat
Biaya penerimaan dan biaya pemeriksaan.
b). Biaya Penyimpanan (Holding Cost)
Adalah biaya-biaya yang diperlukan berkenaan dengan adanya
persediaan yang meliputi seluruh pengeluaran yang dikeluarkan
perusahaan sebagai akibat adanya jumlah persediaan. Yang
Page 24
termasuk dalam biaya ini ialah semua biaya yang timbul karena
barang disimpan yaitu biaya pergudangan yang terdiri dari:
Biaya sewa gudang
Upah dan gaji tenaga pengawas dan pelaksana pergudangan
Biaya peralatan material dan yang lainnya
c). Biaya Kekurangan Persediaan (Out of Stock Costs)
Adalah biaya yang timbul sebagai akibat terjadinya persediaan
yang lebih kecil daripada jumlah yang diperlukan seperti
kerugian atau biaya-biaya tambahan yang diperlukan karena
seorang pelanggan meminta atau memesan suatu barang sedangkan
barang atau bahan yang dibutuhkan tidak tersedia. Selain itu
juga dapat merupakan biaya-biaya yang timbul akibat pengiriman
kembali pesanan tersebut.
d). Biaya-biaya yang berhubungan dengan kapasitas (Capacity
Associated Costs)
Adalah biaya-biaya terdiri atas biaya kerja lembur, biaya
latihan, dan biaya pengangguran (idle time stock). Biaya-biaya
ini terjadi karena adanya penambahan atau pengurangan
kapasitas atau bila terlalu banyak atau terlalu sedikitnya
kapasitas yang digunakan pada suatu waktu tertentu.
Page 25
2. 5. Analisis ABC
Pada umumnya persediaan terdiri dari berbagai jenis barang
yang sangat banyak jumlahnya, begitu juga dengan persediaan obat.
Berbagai macam item obat memiliki tingkat prioritas yang berbeda.
Sehingga, untuk mengetahui obat mana yang perlu mendapatkan
prioritas dapat menggunakan analisis ABC.
Analisis ABC merupakan salah satu cara pengendalian
persediaan dengan mengelompokkan persediaan menjadi 3 klasifikasi
berdasarkan nilai investasi barang untuk memberikan prioritas
perhatian pada barang-barang dengan nilai investasi tinggi dan
jumlah pemakaian besar. (Supriadi, 2004)
Sedangkan Assauri (2004) menyatakan bahwa dalam penentuan
kebijaksanaan pengawasan persediaan yang ketat dan agak longgar
terhadap jenis-jenis bahan yang ada dalam persediaan, maka dapat
digunakan metode analisis ABC. Metode ini menggunakan Pareto
Analysis , yang menekankan bahwa sebagian kecil dari jenis-jenis
bahan yang terdapat dalam persediaan mempunyai nilai penggunaan
yang cukup besar yang mencakup lebih daripada 60% dari seluruh
nilai penggunaan bahan yang terdapat dalam persediaan. Adalah
Page 26
tidak efisien dan efektif, apabila kita melakukan pengawasan dan
pengendalian yang ketat terhadap jenis-jenis bahan yang mempunyai
nilai penggunaan yang rendah. Oleh karena itu cukup menekankan
pengawasan persediaan yang ketat terhadap jenis persediaan yang
mempunyai nilai penggunaan yang terbesar.
Sedangkan menurut Heizer dan Render, analisis ABC adalah
sebuah aplikasi persediaan dari prinsip Pareto. Prinsip Pareto
menyatakan bahwa terdapat sedikit hal yang penting dan banyak hal
yang sepele. Tujuannya adalah membuat kebijakan persediaan yang
memusatkan sumber daya pada komponen persediaan penting yang
sedikit dan bukan pada yang banyak tetapi sepele. Untuk
menentukan volume analisis ABC, permintaan tahunan dari setiap
barang persediaan dihitung dan dikalikan dengan harga per unit.
Barang kelas A adalah barang-barang dengan volume investasi
tahunan tinggi. Walaupun barang seperti ini mungkin hanya
mewakili sekitar 15% daritotal persediaan barang, mereka
merepresentasikan 70% hingga 80% dari total pemakaian investasi.
Kelas B adalah untuk barang-barang persediaan yang memiliki
volume invesasi tahunan menengah. Barang ini merepresentasikan
Page 27
sekitar 30% barang persediaan dan 15% hingga 25% dari nilai
total. Barang-barang yang memiliki volume investasi tahunan
rendah adalah kelas C, yang mungkin hanya merepresentasikan 5%
dari volume investasi tahunan tetapi sekitar 55% dari total
barang persediaan.
2. 6. Siklus Pengembangan Sistem
2. 6. 1. Analisis Sistem
Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari
suatu sistem informasi dengan maksud untuk mengidentifikasikan
dan mengevaluasikan permasalahan-permasalahan, hambatan-hambatan
yang terjadi dalam kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga
dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya. Didalam tahap analisis
sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh
analis sistem sebagai berikut :
1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah.
2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.
3. Analyze, yaitu menganalisa sistem.
4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.
Page 28
Model analisis merupakan representasi teknis yang pertama
dari sistem, saat ini ada dua yang mendominasi pemodelan
analisis, yaitu :
1. Analisis Terstruktur. Dengan menggunakan notasi yang sesuai
dengan prinsip analisis operasional, kita menciptakan model
yang menggambarkan muatan dan aliran inforasi, kita membagi
sistem secara fungsional dan secara behavior, dan
menggambarkan esensi dari apa yang harus dibangun.
2. Analisis Berorientasi Objek, mendefinisikan semua kelas yang
relevan terhadap masalah berserta operasi-operasi dan
atribut-atribut yang diasosiasikan dengan kelas itu,
keterhubungan dikelas-kelas dan perilaku yang dimilikinya.
Alat-alat yang digunakan dalam analisis terstruktur adalah :
1. Diagram E-R (Entity Relationship Diagram)
2. Diagram Konteks (Context Diagram)
3. Diagram arus data (Data Flow Diagram)
1. Diagram Konteks
Page 29
Diagram konteks adalah arus data yang berfungsi untuk
menggambarkan keterkaitan aliran-aliran data antara sistem dengan
bagian-bagian luar. Kesatuan luar ini merupakan sumber arus data
atau tujuan data yang berhubungan dengan sistem informasi
tersebut. Diagram konteks memberikan batasan yang jelas mengenai
besaran-besaran entitas yang berada diluar sistem yang sedang
dibuat, artinya diagram ini menggambarkan secara jelas batasan-
batasan dari sebuah sistem yang sedang dibuat.
2. Diagram Alir Data (Data Flow Diagram)
Merupakan representasi grafik dari suatu sistem yang
menunjukkan proses atau fungsi, aliran data, tempat penyimpanan
data dan entitas eksternal. Data Flow Diagram (DFD) juga digunakan
untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru
yang akan dikembangkan. Beberapa simbol yang digunakan di DFD
adalah :
a. External Entity, merupakan kesatuan dilingkungan luar sistem
yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang
berada dilingkungan luarnya yang akan memberikan input atau
Page 30
memeriksa output dari sistem. Disimbolkan dengan suatu
notasi kotak.
Gambar 2.1 Kesatuan Luar (External Entity)
b. Data Flow (arus data), di DFD diberi simbol suatu panah.
Arus data ini mengalir diantara proses (process), simpanan
data (data store) dan kesatuan luar (external entity). Arus
data ini menunjukkan arus dari data yang dapat berupa
masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.
Gambar 2.2 Arus Data (Data Flow)
c. Process (proses). Suatu proses adalah kegiatan atau kerja
yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil
suatu arus dara yang masuk kedalam proses untuk dihasilkan
Page 31
Identifikasi
NamaProses
arus data yang masuk ke dalam proses untuk dihasilkan arus
data yang akan keluar dari proses.
Gambar 2.3 Proses (Process)
d. Data Store (simpanan data), merupakan simpanan dari data
yang dapat berupa suatu file atau database, suatu arsip atau
catatan manual.
Media
Data Store
Gambar 2.4 Penyimpanan Data (Data Storage)
3. Kamus Data
Salah satu komponen kunci dalam sistem manajemen database
adalah file khusus yang disebut kamus data (data dictionary). Kamus
data merupakan katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan
informasi dari suatu sistem informasi. Dengan menggunakan kamus
Page 32
data, analisis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir
berisi informasi tentang struktur database.
Untuk setiap elemen data yang disimpan dalam database seperti
nomor pokok pegawai, diuraikan secara lengkap mulai dari nama,
tempat penyimpanan, program komputer yang berhubungan dan lain-
lain. Kamus data biasanya dipelihara secara otomatis oleh sistem
manajemen database. Cara mendefinisikan kamus data yaitu :
a. Menggambarkan arti aliran data atau penyimpanan yang
ditunjuk dalam DFD.
b. Menggabungkan komponen dari kumpulan data yang mengalir
yaitu kumpulan komponen yang mungkin bisa dipecah lagi
menjadi data elementer.
c. Menggambarkan data yang tersimpan.
d. Menentukan nilai dibagian elementer dari informasi yang
relevan di DFD dan data storenya.
2. 6. 2. Desain Sistem
Page 33
Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis
sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus
dikerjakan. Tiba waktunya sekarang bagi analis sistem untuk
memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Tahap ini disebut
dengan desain sistem (systems design).
Menurut Verzello dan Reuter, dalam Jogiyanto (2005:196)
desain sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus
pengembangan sistem; pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan
fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi;
menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.
Menurut Burch dan Grudnitski, dalam Jogiyanto ( 2005:196 )
desain sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran,
perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa
elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan
berfungsi.
Tahap desain sistem mempunyai dua tujuan utama, yaitu:
1. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem
Page 34
2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang
lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik
lainnya.
Desain sistem dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu desain
sistem secara umum (general systems design) dan desain sistem
terinci (detailed system design).
a. Desain Sistem Secara Umum
Tujuan dari desain sistem secara umum adalah untuk memberikan
gambaran secara umum kepada user tentang sistem yang baru, yang
mana merupakan persiapan dari desain sistem secara rinci. Desain
secara umum dilakukan oleh analis sistem untuk
mengidentifipkasikan komponen-komponen sistem informasi yang akan
didesain secara rinci oleh pemrogram komputer dan ahli teknik
lainnya.
Pada tahap ini, komponen-komponen sistem informasi dirancang
dengan tujuan untuk dikomunikasikan kepada user. Komponen sistem
informasi yang didesain adalah model, output, input, database,
teknologi dan kontrol.
Page 35
b. Desain Sistem secara Rinci (Detailed System Design)
Desain Output Terinci
Desain output terinci dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana
dan seperti apa bentuk output-output dari sistem yang baru.
Desain Output Terinci terbagi atas dua, yaitu desain output
berbentuk laporan di media kertas dan desain output dalam
bentuk dialog di layar terminal.
a. Desain output dalam bentuk laporan
Desain ini dimaksudkan untuk menghasilkan output dalam
bentuk laporan di media kertas. Bentuk laporan yang paling
banyak digunakan adalah dalam bentuk tabel dan berbentuk
grafik atau bagan.
b. Desain output dalam bentuk dialog layar terminal
Desain ini merupakan rancang bangun dari percakapan antara
pemakai sistem (user) dengan komputer. Percakapan ini dapat
terdiri dari proses memasukkan data ke sistem, menampilkan
output informasi kepada user, atau keduanya
Page 36
Beberapa stategi dalam membuat layar dialog terminal :
1. Dialog pertanyaan / jawaban
2. Menu
Menu banyak digunakan karena merupakan jalur pemakai yang
mudah dipahami dan mudah digunakan. Menu berisi beberapa
alternatif atau option atau pilihan yang disajikan kepada
user. Pilihan menu akan lebih baik bila dikelompokkan sesuai
fungsinya.
Desain Input Terinci
Masukan merupakan awal dimulainya proses informasi. Bahan
mentah dari informasi adalah data yang terjadi dari transaksi-
transaksi yang dilakukan oleh organisasi. Data hasil dari
transaksi merupakan masukan untuk sistem informasi. Hasil dari
sistem informasi tidak lepas dari data yang dimasukkan. Desain
input terinci dimulai dari desain dokumen dasar sebagai penangkap
input yang pertama kali. Jika dokumen dasar tidak didesain dengan
baik, kemungkinan input yang tercatat dapat salah bahkan kurang.
Fungsi dokumen dasar dalam penanganan arus data :
Page 37
1. Dapat menunjukkan macam dari data yang harus dikumpulkan dan
ditangkap
2. Data dapat dicatat dengan jelas, konsisten dan akurat
3. Dapat mendorong lengkapnya data, disebabkan data yang
dibutuhkan disebutkan satu persatu di dalam dokumen dasarnya
Desain Database Terinci
Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di simpanan luar
komputer dan digunakan perangkat lunak tertentu untuk
memanipulasinya. Database merupakan salah satu komponen yang
penting di sistem informasi, karena berfungsi sebagai basis
penyedia informasi bagi para pemakainya. Penerapan database dalam
sistem informasi disebut database system.
Pada tahap ini, desain database dimaksudkan untuk
mendefinisikan isi atau struktur dari tiap-tiap file yang telah
diidentifikasikan di desain secara umum.
Desain Teknologi
Page 38
Tahap desain teknologi terbagi atas dua, yaitu desain
teknologi secara umum dan terinci. Pada tahap ini kita menentukan
teknologi yang akan dipergunakan dalam menerima input,
menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan
mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara
keseluruhan. Teknologi yang dimaksud meliputi:
1. Perangkat keras (hardware), yang terdiri dari alat masukan,
alat pemroses, alat output dan simpanan luar
2. Perangkat lunak (software), yang terdiri dari perangkat lunak
sistem operasi (Operating system), perangkat lunak bahasa
(language software) dan perangkat lunak (application software)
3. Sumber daya manusia (brainware), misalnya operator komputer,
pemrogram, spesialis telekomunikasi, sistem analis dan lain
sebagainya
Desain teknologi sangat diperlukan pada tahap implementasi
dan pengujian untuk membuktikan bahwa sistem dapat berjalan
secara semestinya.
2. 6. 3. Implementasi Sistem
Page 39
Whitten, et al (2004: 34) mengungkapkan ” Sistem
Implementasi adalah konstruksi, instalasi, pengujian, dan
pengiriman sistem kedalam produksi (artinya operasi sehari-
hari)”.
Sistem telah dianalisa dan didesain secara rinci dan
teknologi telah diseleksi dan dipilih. Tiba saatnya sekarang
sistem untuk diimplementasikan (diterapkan). Tahap implementasi
sistem merupakan tahap meletakkan sistem supaya siap untuk
dioperasikan. Tahap implementasi sistem dapat terdiri dari
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menerapkan Rencana Implementasi
Rencana implementasi merupakan kegiatan awal dari tahap
implementasi sistem. Rencana implementasi dimaksudkan terutama
untuk mengatur biaya dan waktu yang dibutuhkan selama tahap
implementasi.
2. Melakukan Kegiatan Implementasi
Kegiatan implementasi dilakukan dengan dasar kegiatan yang
telah direncanakan dalam rencana implementasi. Kegiatan-
Page 40
kegiatan yang dapat dilakukan dalam tahap implementasi ini
adalah sebagai berikut :
Telah diketahui bahwa manusia merupakan faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam sistem informasi. Jika sistem informasi
ingin sukses, maka personil-personil yang terlibat harus
diberi pengertian dan pengetahuan yang cukup tentang sistem
informasi dan posisi serta tugas mereka.
a. Persiapan Tempat dan Instalasi Perangkat Keras dan Perangkat
Lunak
Jika peralatan baru akan dimiliki, maka tempat atau ruangan
untuk peralatan ini perlu dipersiapkan terlebih dahulu.
Keamanan fisik dari tempat ini perlu juga dipertimbangkan.
Sistem komputer yang besar membutuhkan tempat dengan
lingkungan yang lebih harus diperhitungkan. Langkah
selanjutnya setelah persiapan fisik tempat adalah
menginstalasi perangkat keras yang sudah dikirim dan
menginstalasi perangkat lunak yang sudah ada.
b. Pemrograman dan Pengetesan Sistem
Page 41
Pemrograman merupakan kegiatan menulis kode program yang akan
dieksekusi oleh komputer. Kode program yang ditulis oleh
pemrogram harus berdasarkan dokumentasi yang disediakan oleh
analis sistem hasil dari desain sistem secara rinci. Sebelum
program diterapkan, maka program harus terlebih dahulu bebas
dari kesalahan-kesalahan. Oleh sebab itu, program harus diuji
untuk menemukan kesalahan-kesalahan yang mungkin dapat
terjadi. Program dites untuk tiap-tiap modul dan dilanjutkan
dengan pengetesan untuk semua modul yang telah dirangkai.
c. Pengetesan Sistem
Pengetesan sistem biasanya dilakukan setelah pengetesan
program. Pengetesan sistem dilakukan untuk memeriksa
kekompakan antar komponen sistem yang diimplementasikan.
Tujuan utama dari pengetesan sistem ini adalah untuk
memastikan bahwa elemen-elemen atau komponen-komponen dari
sistem telah berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.
2. 6. 4. Operasi dan Pemeliharaan
Page 42
Setelah masa sistem berjalan sepenuhnya menggantikan sistem
lama, sistem memasuki pada tahapan operasi dan pemeliharaan.
Zwass (1999) membagi pemeliharaan perangkat lunak menjadi tiga
macam, yaitu :
a. Pemeliharaan Perfektif
Pemeliharaan Perfektif ditujukan untuk memperbarui sistem lama
sebagai tanggapan atas perubahan kebutuhan pemakai dan
kebutuhan organisasi, meningkatkan efesiensi sistem, dan
memperbaiki dokumentasi.
b. Pemeliharaan Adaptif
Pemeliharaan Adaptif berupa perubahan aplikasi untuk
menyesuaikan diri terhadap lingkungan perangkat keras dan
perangkat lunakbaru. Sebagai contoh pemeliharaan ini dapat
berupa perubahan aplikasi dari mainframe ke lingkungan client/
server atau mengkonversi dari sistem berbasis berkas ke
lingkungan basis data.
c. Pemeliharaan Korektif
Page 43
Pemeliharaan korektif berpa pembetulan atas kesalahan-
kesalahan yang ditemukan pada saat sistem berjalan.
2. 7. Teknik Pengujian Sistem
2. 7. 1. White Box
Pengujian perangkat lunak adalah elemen kritis dari jaminan
kualitas perangkat lunak dan merepresentasikan kajian pokok dari
spesifikasi, desain dan pengkodean.
Pengujian sistem/ perangkat lunak memiliki sejumlah aturan
yang berfungsi sebagai sasaran pengujian, diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Pengujian adalah proses eksekusi suatu program dengan maksud
menemukan kesalahan
2. Test case yang baik adalah test case yang memiliki probabilitas
tinggi untuk menemukan kesalahan yang belum pernah ditemukan
sebelumnya
3. Pengujian yang sukses adalah pengujian yang mengungkap semua
kesalahan yang belum pernah ditemukan sebelumnya
Page 44
6
7 8
1
2
3
5
4
Pengujian White Box, adalah metode pengujian yang menggunakan
struktur kontrol desain prosedur untuk memperoleh test case. Dengan
menggunakan metode white box, perekayasa sistem dapat melakukan test
case yang memberikan jaminan bahwa semua jalur independen pada
suatu modul telah digunakan paling tidak satu kali, menggunakan
semua keputusan logis pada sisi true dan false, mengeksekusi semua
loop pada batasan mereka dan pada batas operasional mereka, dan
menggunakan stuktur data internal untuk menjamin validitasnya.
Pengujian Basis Path adalah teknik pengujian white box yang diusulkan
pertama kali oleh Tom McCabe. Metode basis path ini memungkinkan
desainer test case mengukur kompleksitas logis dari desain
prosedural dan menggunakannya sebagai pedoman untuk menetapkan
basis set dari jalur eksekusi. (Roger S. Pressman, 2002 : 536).
10
9
Page 45
Gambar 2.5 Contoh Bagan Alir
Bagan alir digunakan untuk menggambarkan struktur kontrol
program. Dan untuk menggambarkan grafik alir, harus memperhatikan
representasi desain prosedural pada bagan alir. Pada gambar
dibawah ini, grafik alir memetakan bagan alir tersebut ke dalam
grafik alir yang sesuai (dengan mengasumsikan bahwa tidak ada
kondisi senyawa yang diisikan di dalam diamond keputusan dari
bagan alir tersebut). Masing-masing lingkaran, yang disebut simpul
grafik alir, merepresentasikan satu atau lebih statemen
prosedural. Urutan kotak proses dan permata keputusan dapat
memetakan simpul tunggal. Anak panah tersebut yang disebut edges
atau links, merepresentasikan aliran kontrol dan analog dengan
anak panah bagan alir. Edge harus berhenti pada suatu simpul,
Page 46
11
1
2,3
4,5
10
R37
6
8
9
R2 R1
R4
Gambar 2.6 Contoh Grafik Alir
meskipun bila simpul tersebut tidak merepresentasikan statemen
prosedural. (Roger S. Pressman, 2002 : 536).
Kompleksitas siklomatis adalah metriks perangkat lunak yang
memberikan pengukuran kuantitatif terhadap kompleksitas logis
suatu program. Bila metriks ini digunakan dalam konteks metode
pengujian basis path, maka nilai yang terhitung untuk
Page 47
kompleksitas siklomatis menentukan jumlah jalur independen. Jalur
independen adalah jalur yang melalui program yang mengintroduksi
sedikitnya satu rangkaian statemen proses baru atau suatu kondisi
baru. Bila dinyatakan dengan terminologi grafik alir, jalur
independen harus bergerak sepanjang paling tidak satu edge yang
tidak dilewatkan sebelum jalur tersebut ditentukan. Sebagai
contoh, serangkaian jalur independen untuk grafik alir yang
ditunjukkan pada gambar 2.6 adalah :
Jalur 1 : 1 – 11
Jalur 2 : 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 10 – 1 – 11
Jalur 3 : 1 – 2 – 3 – 6 – 8 – 9 – 10 – 1 – 11
Jalur 4 : 1 – 2 – 3 – 6 – 7 – 9 – 10 – 1 – 11
Jalur 1, 2, 3, dan 4 yang ditentukan di atas terdiri dari sebuah
basis set untuk grafik alir pada gambar 2.6. Bagaimana kita tahu
banyaknya jalur yang dicari? Komputasi kompleksitas siklomatis
memberikan jawaban. Fondasi kompleksitas siklomatis adalah teori
grafik, dan memberi kita metriks perangkat lunak yang sangat
berguna. Kompleksitas dihitung dalam salah satu dari tiga cara
berikut :
Page 48
1. Jumlah region grafik alir sesuai dengan kompleksitas
siklomatis.
2. Kompleksitas siklomatis, V(G), untuk grafik alir G ditentukan
sebagai
V(G) = E – N + 2 di mana E adalah jumlah edge grafik alir dan N
adalah jumlah simpul grafik alir.
3. Kompleksitas siklomatis, V(G), untuk grafik alir G juga
ditentukan sebagai V(G) = P + 1, dimana P adalah jumlah simpul
predikat yang diisikan dalam grafik alir G.
Pada gambar 2.6 grafik alir, kompleksitas siklomatis dapat
dihitung dengan menggunakan masing-masing dari algoritma yang
ditulis di atas :
1. Grafik alir mempunyai 4 region
2. V(G) = 11 edge – 9 simpul + 2 = 4
3. V(G) = 3 simpul yang diperkirakan + 1 =4
Dengan demikian, kompleksitas siklomatis dari grafik alir
pada gambar 2.6 adalah 4. Yang lebih penting, nilai untuk V(G)
memberi kita batas atas untuk jumlah jalur independen yang
membentuk basis set, dan implikasinya, batas atas jumlah
Page 49
pengujian yang harus didesain dan dieksekusi untuk menjamin semua
statemen program.
2. 7. 2. Black Box
Black box aproach adalah suatu sistem dimana input dan
outputnya dapat didefinisikan tetapi prosesnya tidak diketahui
atau tidak terdefinisi. Metode ini hanya dapat dimengerti oleh
pihak dalam (yang menangani sedangkan pihak luar hanya mengetahui
masukan dan hasilnya). Sistem ini terdapat pada subsistem tingkat
terendah.
Metode ujicoba blackbox memfokuskan pada keperluan fungsional
dari software. Karena itu ujicoba blackbox memungkinkan pengembang
software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih
seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Ujicoba blackbox
bukan merupakan alternatif dari ujicoba whitebox, tetapi merupakan
pendekatan yang melengkapi untuk menemukan kesalahan lainnya,
selain menggunakan metode whitebox. Ujicoba blackbox berusaha untuk
menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya :
1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang.
Page 50
2. Kesalahan interface.
3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal.
4. Kesalahan performa dan kesalahan inisialisasi.
Tidak seperti metode whitebox yang dilaksanakan diawal
proses, ujicoba blackbox diaplikasikan dibeberapa tahapan
berikutnya. Karena ujicoba blackbox dengan sengaja mengabaikan
struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi
domain. Ujicoba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan berikut :
1. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji?
2. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji
yang baik ?
3. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input
tertentu ?
4. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?
Page 51
5. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi
oleh sistem?
6. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data
pada operasi sistem?
Dengan mengaplikasikan ujicoba blackbox, diharapkan dapat
menghasilkan sekumpulan kasus uji yang memenuhi kriteria
berikut :
1. Kasus uji yang berkurang, jika jumlahnya lebih dari 1, maka
jumlah dari uji kasus tambahan harus didesain untuk mencapai
ujicoba yang cukup beralasan.
2. Kasus uji yang memberitahukan sesuatu tentang keberadaan atau
tidaknya suatu jenis kesalahan, dari pada kesalahan yang
terhubung hanya dengan suatu ujicoba yang spesifik.
2. 8. Perangkat Lunak Pendukung
2. 8. 1. Microsoft Visual Basic 6.0
Microsoft Visual Basic 6.0 adalah merupakan sebuah bahasa
pemrograman komputer yang menjadi sarana (Tools) untuk
Page 52
menghasilkan program-program aplikasi yang berbasis windows.
Sarana akses data yang lebih cepat dan handal untuk membuat
aplikasi basis data yang berkemampuan tinggi.
1.Tambahan contol – control baru lebih canggih serta
peningkatan kaidah struktur bahasa visual basic.
2.Visual Basic memiliki beberapa versi atau edisi yang
disesuaikan dengan kebutuhan pemakainya.
Visual Basic mempunyai banyak kelebihan dibandingkan
Software/bahasa pemograman yang lain. Dibawah ini adalah beberapa
keuntungan tersebut:
1. Menghilangkan kompleksitas pemanggilan fungsi Windows API
(Application Programming Interface), karena banyak fungsi-fungsi
tersebut sudah di-"embedded" (Sistem Embedded adalah sistem
komputer yang dirancang khusus untuk tujuan tertentu demi
meningkatkan fungsi suatu mesin.) ke dalam syntax Visual
Basic.
2. Cocok digunakan untuk mengembangkan aplikasi/program yang
bersifat Rapid Application Development (adalah sebuah model
Page 53
proses perkembangan software sekuensial linier yang
menekankan siklus perkembangan yang sangat pendek).
3. Juga sangat cocok digunakan untuk membuat program/aplikasi
Bisnis.
4. Digunakan oleh hampir semua keluarga Microsoft Office
sebagai bahasa Macro-nya, segera akan diikuti oleh yang
lain.
5. Dapat membuat ActiveX Control
Page 54
Gambar 2.7. Interface (antarmuka) Visual Basic 6.0
2. 8. 2. MySQL
MySQL adalah suatu program aplikasi basis data komputer
relasional yang digunakan untuk merancang, membuat dan mengolah
berbagai jenis data dengan kapasitas yang besar. Database adalah
kumpulan tabel-tabel yang saling berelasi. Antar tabel yang satu
dengan yang lain saling berelasi, sehingga sering disebut basis
data relasional. Relasi antar tabel dihubungkan oleh suatu key,
yaitu primary key dan foreign key.
Table adalah objek utama dalam database yang digunakan untuk
menyimpan sekumpulan data sejenis dalam sebuah objek. tabel
terdiri atas :
1. Field Name : atribut dari sebuah table yang menempati bagian
kolom.
2. Record : Isi dari field atau atribut yang saling berhubungan
yang menempati bagian baris.
Page 55
Query (Structured Query Language) adalah bahasa untuk melakukan
manipulasi terhadap database. Digunakan untuk menampilkan,
mengubah, dan menganalisa sekumpulan data. Query dibedakan
menjadi 2, yaitu :
a. DDL (Data Definition Language) digunakan untuk membuat atau
mendefinisikan obyek-obyek database seperti membuat tabel,
relasi antar tabel dan sebagainya.
b. DML (Data Manipulation Language) digunakan untuk manipulasi
database, seperti : menambah, mengubah atau menghapus data
serta mengambil informasi yang diperlukan dari database.
Gambar 2.8. MySQL
Page 56
MySQL adalah sebuah software yang Open Source. sehingga
bebas dipakai dan dimodifikasi oleh semua orang. Setiap orang
dapat mendownload MySQL dari internet dan menggunakannya tanpa
perlu membayar.
a. Didukung sepenuhnya oleh bahasa pemrograman C, C++, Eiffel,
Java, Perl, PHP, Python dan Tcl untuk mengakses database
MySQL.
b. Dapat bekerja pada banyak platform yang berbeda, termasuk
juga di dalamnya windows.
c. Banyak tipe kolom : signed/unsigned integer 1, 2, 3, 4, dan
8 bytes, FLOAT, DOUBLE, CHAR, VARCHAR, TEXT, BLOB, DATE,
TIME, DATETIME, TIMESTAMP, YEAR, SET, dan tipe ENUM.
d. Mendukung sepenuhnya parameter SQL GROUP BY dan ORDER BY.
Fungsi yang dapat dipakai dalam group query : (COUNT (),
COUNT (DISTINCT), AVG (), STD (), SUM (), MAX () and MIN
()).
e. Sistem privilege dan password dapat terjaga kerahasiaannya
dapat di verifikasi berdasarkan nama host-nya. Password
Page 57
terjaga kerahasiaannya karena semua password disimpan dalam
keadaan terenkripsi.
2. 8. 3. Crystall Report 8.0
Crystal Report merupakan salah satu produk dari Seagate
Software yang menangani perkembangan teknologi penyajian laporan.
Crystal report merupakan program khusus untuk membuat laporan
yang terpisah dengan program Microsoft Visual Basic 6.0 tetapi
keduanya dapat dihubungkan (Linkage). Mencetak dengan Crystal
Report hasilnya lebih baik dan lebih mudah karena pada Crystal
Report banyak tersedia objek-objek maupun komponen yang mudah
digunakan. (http://kampoeng-it.blogspot.com/2010).
Menggunakan Crystal Report 8.5 padaVisual Basic 6.0 memang
banyak cara, bisa gunakan data environment untuk Connection ke
databasenya atau bisa juga menggunakan crviewer dan kita kirim
parameternya dalam crviewer tersebut.
Page 58
Gambar 2.9 Crystal ReportMYSQLWhite BoxBlack Box
Page 59
2. 9. Kerangka PikirAnalisis ABC
Page 60
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3. 1. Objek Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan kerangka pemikiran seperti
yang telah diuraikan dalam bab I dan bab II, maka yang menjadi
objek penelitian adalah Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian
Persediaan Obat pada Apotek Mirin Farma.
3. 2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode
deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan
pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data,
menganalisis dan menginterprestasikan. Metode ini bertujuan
untuk pemecahan masalah secara sistematis dan factual mengenai
faktafakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
diteliti.
Tahapan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut :
Page 61
3. 2. 1. Tahap Analisis
Pada tahap ini dilakukan analisis sistem yang terdiri dari :
a. Analisis Sistem Berjalan
Pada tahap ini dilakukan analsis sistyem yang berjalan
dilapangan yaitu mulai dari tahapan pemasukan
berkas/permohonan, proses penyeleksian sampai dengan
proses pengambilan keputusan penentuan kelompok Tani yang
berhak menerima bantuan.
b. Analisis Sistem yang Diusulkan
Pada tahap ini dilakukan analisa sistem mengenai kelayakan
dan kebutuhan sistem yang akan dibangun. Studi
kelayakan berguna untuk memastikan bahwa solusi yang
diusulkan tersebut benar-benar dapat dicapai dengan
sumber daya dan dengan memperhatikan kendala ytang
terdapat pada perusahaan serta dampak terhadap
lingkungan sekeliling. Dan analisis kebutuhan ini
diperlukan untuk menentukan keluaran yang akan
dihasilkan sistem, masukan yang diperlukan sistem,
Page 62
lingkup proses yang digunakan untuk mengolah masukan
menjadi keluaran, volume data yang akan ditangani sistem,
jumlah pemakai dan kategori pemakai serta kontrol terhadap
sistem.
3. 2. 2. Tahap Desain
Pada tahap ini dilakukan desain sistem yakni desain output,
desain input, desain database, desain teknologi dan desain
model :
a. Desain Output
Pada Tahap ini dilakukan desain output secara umum dan
terinci dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana dan
seperti apa bentuk output-output dari sistem yang baru,
baik desain output berbentuk laporan dimedia kertas dan
desain output dalam bentuk dialog pada layar terminal.
b. Desain Input
Pada Tahan ini dilakukan desaian input secara umum
dan terincin. Desain input secara umum untuk memberikan
gambaran secara umum kepada user tentang sistem yang baru,
yang mana merupakan persiapan dari desain sistem secara
Page 63
rinci. Sedangkan pada desain terinci dilakukan desain
tampilan input yang akan digunakan untuk entry data awal
kedalam sistem.
c. Desain Database
Pada tahap ini dilakukan desain database yang
dimaksudkan untuk mendefinisikan isi atau struktur dari
tiap-tiap file yang telah diidentifikasikan didesain secara
umum.
d. Desain Teknologi
Pada tahap ini kita menentukan teknologi yang akan
dipergunakan dalam menerima input, menjalankan model,
menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan
mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari
sistem secara keseluruhan. Teknolgi yang dimaksud meliputi
perangkat keras, perangkat lunak yang akan digunakan serta
sumber daya manusia yang akan menggunakan sistem ini
nantinya. Desain teknologi sangat diperlukan pada tahap
implementasi dan pengujian untuk membuktikan bahwa sistem
dapat berjalan secara semestinya.
e. Desain Model
Page 64
Pada tahap ini dilakukan desain model secara umum berupa
desain sistem secara fisik dan logika. Desain fisik dapat
digambarkan dengan bagan alir sistem dan bagan alir dokumen.
Desain secara logika digambarkan dengan diagram arus data
(DAD). Pada tahap desain model terinci, model akan
mendefinisikan secara rinci urutan-urutan langkah dari
masing-masing proses yang digambarkan di DAD. Berikut desain
model secara fisik sistem yang akan dibuat :
3. 2. 3. Tahap Pembuatan
Pada tahap ini dilakukan pembuatan sistem dengan
menggunakan Bahasa Pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0
dengan memanfaatkan Database MySQL. Pada tahap ini kita
melakukan tahap produksi sistem hasil analisa dan desain sistem
sebelumnya. Termasuk didalamnya menginstal paket tambahan
untuk menjalankan program, menulis listing program dan
membangunnya dalam bentuk sebuah formulir, antarmuka dan
integrasi sistem-sistem program yang terdiri dari input,
proses dan output, yang tersusun dalam sebuah sistem menu
sehingga dapat dijalankan oleh pengguna sistem.
Page 65
3. 2. 4. Tahap Pengujian
Setelah dilakukan tahap analisa, desain dan produksi
sistem, maka kita melakukan tahap pengujian, dimana seluruh
perangkat lunak, program tambahan dan semua program yang
terlibat dalam pembangunan sistem diuji untuk memastikan
sistem dapat berjalan dengan semestinya. Testing difokuskan
pada logika internal, fungsi eksternal dan mencari segala
kemungkinan kesalahan dari sistem yang dibuat. Pada tahap ini
dilakukan review dan evaluasi terhadap sistem yang
dikembangkan, apakah sudah sesuai dengan rancangan atau
belum. Jika terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan yang
diharapkan, kemudian dilakukan revisi atau perbaikan supaya
produk tersebut dapat dioperasikan dengan baik dan siap untuk
diimplementasikan. Pengujian yang dilakukan dengan
menggunakan teknik pengujian perangkat lunak yang telah ada yaitu
:
a. Pengujian White Box terhadap sistem yang akan digunakan
b. Pengujian Black Box melalui program Visual Basic 6.0
dan Database MySQL.
Page 66
Setelah dilakukan uji coba sistem secara internal,
kemudian dilakukan pengujian antarmuka sistem, apakah sebuah
sistem setelah diberikan ke pengguna dapat dioperasikan atau
tidak.
3. 2. 5. Tahap Implementasi
Tahap implementasi sistem (System Implementation)
merupakan tahap meletakkan sistem supaya siap untuk
dioperasikan. Pada tahap ini akan dilakukan pengetesan sistem
secara bersama antara analis sistem (system analist),
pemrogram (programer) dan pemakai sistem (user). Adapun beberapa
langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah :
a. Penerapan / Penggunaan Program
Penerapan instalasi dari program yang telah dibangun
ini nantinya akan diterapkan pada Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo.
b. Instalasi Program
Setelah menetapkan bidang yang nantinya akan
menggunakan program ini, langkah selanjutnya adalah
Page 67
menginstall program. Proses penginstallan tidak memakan
waktu yang lama.
c. Pelatihan pengguna
Langkah berikut tidak kalah pentingnya dengan langkah-
langkah sebelumnya, yakni kita harus melatih penggunaan
program pada karyawan yang nantinya akan menggunakan
program ini dengan hanya melatih beberapa orang saja
yang khusus menangani data pemberian bantuan sosial kepada
kelompok tani.
d. Entry data
Setelah pelatihan pengguna dilakukan, maka hal
selanjutnya yang kita lakukan adalah memasukkan data. Ini
dilakukan agar nantinya program yang telah dibangun apakah
bisa digunakan atau tidak dan bisa dinilai oleh
pengguna apakah program yang telah dibangun ini dapat
mengoptimalkan sistem pemberian bantuan sosial kepada petani
(Rahmat, 2013).
3. 3. Jadwal Penelitian
Page 68
Deskripsi AktivitasTAHUN 2012-2013
Oktober November Desember Januari Februari1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pra PenelitianPengumpulan data dan analisa
Desain SistemPengembangan Aplikasi (Coding)Implementasi dan PengujianEvaluasiPenyusunan Laporan
Desain Rekayasa dan analisaKebutuhan Sistem
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian