Top Banner
Sistem Penangkal Petir dan Sistem Pemadam Kebakaran Kelompok 1 : Andika Mamahani Sally Randang Krisandi V Kalangi
46

Sistem Penangkal Petir Dan Sistem Pemadam Kebakaran

Sep 14, 2015

Download

Documents

fredrik sendow

Sistem Penangkal Petir dan Sistem Pemadam Kebakaran
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Sistem Penangkal Petir dan Sistem Pemadam Kebakaran

Sistem Penangkal Petir dan Sistem Pemadam KebakaranKelompok 1 :Andika MamahaniSally RandangKrisandi V Kalangi

Sebagai sebuah bangunan yang tinggi, petir menjadi lebih dari sebuah ancaman. Petir dapat merusak struktur yang terbuat dari bahan, seperti batu, kayu, beton dan baja yang dapat mengalirkan arus listrik yang tinggi dari petir sehingga dapat memanaskan bahan dan akan menyebabkan potensi kebakaran atau kerusakan berbahaya lainnya.

SejarahSebuah konduktor petir mungkin telah sengaja digunakan di Menara Miring Nevyansk, Rusia. Puncak dari menara-menara di mahkotai dengan batang logam dalam bentuk bola dengan paku diatasnya. Penangkal petir ini didasarkan melalui bingkai rebar, yang menembus seluruh bangunan. Menara Nevyansk dibangun antara tahun 1725 dan 1732, atas perintah industrialis Akinfiy Demidov. Menara Nevyansk dibangun 25 tahun sebelum percobaan Benjamin Franklin dan penjelasan ilmiah. Namun, maksud sebenarnya dibalik atap logam dan baja tulangan tetap tidak diketahui.

Di Amerika Serikat, batang konduktor petir runcing juga disebut "penarik petir" atau "Franklin rod" diciptakan oleh Benjamin Franklin pada 1749 sebagai bagian dari eksplorasi terobosan tentang listrik. Meski bukan yang pertama yang menunjukkan hubungan antara listrik dan petir, Franklin adalah orang pertama yang mengusulkan sistem yang bisa diterapkan untuk pengujian hipotesis. Franklin berspekulasi bahwa, dengan sebuah batang besi yang semakin tajam pada ujungnya, "Saya pikir api listrik akan ditarik diam-diam keluar dari awan, sebelum ia datang cukup dekat untuk menyerang ...."

Pada abad ke-19, penangkal petir menjadi motif dekoratif. Penangkal petir yang dihiasi dengan bola kaca hias. Daya tarik hias dari bola-bola kaca telah digunakan pada baling-baling cuaca. Tujuan utama dari bola adalah untuk mengetahui adanya sambaran petir dengan hancurnya bola atau jatuhnya bola. Jika setelah badai bola ditemukan hilang atau rusak, pemilik properti harus mengecek bangunan, batang, dan landasan kawat dari kerusakan.

Bola kaca padat kadang-kadang digunakan dalam metode untuk mencegah sambaran petir pada kapal dan objek lain. Idenya adalah bahwa benda-benda berkaca atau yang non-konduktor jarang tersambar petir. Berdasarkan teori itu, harus ada sesuatu yang bersifat kaca yang dapat mencegah sambaran petir. Oleh karena itu, metode terbaik untuk mencegah sambaran petir pada kapal kayu adalah dengan mengubur bola kaca kecil padat di ujung tertinggi pada tiang kapal. Perilaku petir yang berbeda membuat pengamat menyimpulkan bahwa metode yang diperoleh dapat dipercaya bahkan telah ada pengembangan penangkal petir di laut setelah eksperimen awal Franklin.

Penangkal petir adalah sebuah batang logam atau konduktor yang dipasang di atas gedung dan pada perangkat listrik yang terhubung ke tanah melalui kawat, untuk melindungi bangunan pada saat terjadi petir. Sebuah batang logam, yang lebih tinggi dari gedung, dipasang di dinding bangunan. Salah satu ujung batang kawat ini berada di luar atap bangunan dan yang lainnya terkubur di dalam tanah. Jika petir menyambar bangunan itu, maka secara langsung petir akan menyambar pada kawat batang logam, kemudian petir akan melewati kawat menuju tanah, sehingga potensial listrik dari petir dapat dinetralkanPenangkal PetirPenangkal petir adalah salah satu komponen di dalam sistem perlindungan dari petir. Selain itu, penangkal petir ditempatkan sesuai struktur pada bagian tertinggi dari bangunan. Sistem perlindungan dari petir biasanya mencakup hubungan antar konduktor logam pada atap, jalur konduktor logam dari atap ke tanah, koneksi ikatan objek logam dalam struktur dan jaringan landasan. Bagian atap penangkal petir terdiri dari strip logam atau batang, biasanya dari tembaga atau aluminium. Sistem perlindungan dari petir dipasang pada bangunan, pohon, monumen, jembatan atau kapal layar untuk melindungi dari bahaya petir. Penangkal petir kadang-kadang disebut finial atau terminal udara. Penangkal petir pertama kali diciptakan oleh Benjamin Franklin di Amerika pada 1749 dan dikembangkan oleh Prokop divis di Eropa pada 1754.

Proses terjadinya petir akibat perpindahan muatan negatif (elektron) menuju ke muatan positif (proton). Para ilmuwan menduga lompatan bunga api listriknya sendiri terjadi, ada beberapa tahapan yang biasanya dilalui. Pertama adalah pemampatan muatan listrik pada awan bersangkutan. Umumnya, dibagian paling atas awan akan menumpuk listrik muatan negatif, dibagian tengah adalah listrik bermuatan positif, sementara di bagian dasar adalah muatan negatif yang berbaur dengan muatan positif dan pada bagian inilah petir biasa berlontaran. Petir dapat terjadi antara awan dengan awan, dalam awan itu sendiri, antara awan dan udara, antara awan dengan tanah (bumi).

Proses Terjadinya Petir1. Proses Ionisasi

Sambaran Petir merupakan peristiwa alam yaitu proses pelepasan muatan listrik (Electrical Discharge) yang terjadi di atmosfer, hal ini disebabkan berkumpulnya ion bebas bermuatan negatif dan positif di awan, ion listrik dihasilkan oleh gesekan antar awan dan juga kejadian ionisasi ini disebabkan oleh perubahan bentuk air mulai dari cair menjadi gas atau sebaliknya, bahkan padat (es) menjadi cair. Ion bebas menempati permukaan awan dan bergerak mengikuti angin yang berhembus, bila awan-awan terkumpul di suatu tempat maka awan bermuatan ion tersebut akan memiliki beda potensial yang cukup untuk menyambar permukaan bumi maka inilah yang disebut petir.

Terdapat 2 teori yang mendasari proses terjadinya petir :

2.Gesekan Antar Awan

Pada awalnya awan bergerak mengikuti arah angin, selama proses bergeraknya awan ini maka saling bergesekan satu dengan yang lainya, dari proses ini terlahir electron-electron bebas yang memenuhi permukaan awan. Proses ini bisa di simulasikan secara sederhana pada sebuah penggaris plastik yang digosokkan pada rambut maka penggaris ini akan mampu menarik potongan kertas. Pada suatu saat awan ini akan terkumpul di sebuah kawasan, saat inilah petir dimungkinkan terjadi karena electron-elektron bebas ini saling menguatkan satu dengan lainnya. Sehingga memiliki cukup beda potensial untuk menyambar permukaan bumi.

Instalasi penangkal petir yang sering di aplikasikan padai umumnya terbagi 2 macam, yaitu :

Instalasi penangkal petir konvensional.Instalasi penangkal petir sistem radio aktif.

Kedua sistem penangkal petir ini mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing dan juga harus disesuaikan dengan kondisi medan masing-masing lokasi.

Instalasi Penangkal PetirUntuk sistem instalasi penangkal petir konvensional ini diperlukan komponen pokok sebagai berikut:

Air Konvensial Terminal khusus sistem Instalasi Penangkal Petir. Kabel BC grounding khusus sistem Instalasi Penangkal Petir.Spit Grounding khusus system. Instalasi Penangkal Petir Metal Grounding khusus sistem Instalasi Penangkal Petir.

Instalasi Penangkal Petir Konvensional

Sistem proteksi instalasi penangkal petir sistem radio aktif lebih cocok diterapkan pada daerah yang bangunannya agak jarang, baik dari bahan logam maupun bukan logam. Misalnya untuk daerah yang jarang ada pemukiman penduduk dan jarak antar bagunan cukup jauh. Instalasi penangkal petir sistem radio aktif dapat melindungi sambaran langsung petir terhadap bangunan dan dapat memproteksi wilayah yang jauh lebih luas akibat serangan petir. Instalasi penangkal petir sistem radio aktif ini terdiri dari sejumlah elemen, yang bekerja bersama-sama untuk mencegah bahaya petir. Jalur Instalasi Tunggal / Franklin Rod

Instalasi Penangkal Petir Sistem Radio Aktif

Penangkal Petir Franklin Rod adalah rangkaian jalur elektris dari atas bangunan menuju sisi bawah/tanah dengan jalur kabel tunggal, dengan cara memasang alat berupa batang tembaga dengan daerah perlindungan berupa kerucut imajiner dengan sudut puncak 112 derajat. Agar daerah perlindungan luar maka Franklin Rod di pasang pada bangunan teratas (tinggi 1 - 3 Meter). Makin jauh dari Franklin Rod maka perlindungan akan semakin lemah pada areal tersebut.

Ujung Penerima Sambaran / SplitzerDudukan / Pipa penyanggaKabel PenghantarGrounding SystemAssesories

Berikut material yang di perlukan untuk instalasi penangkal petir konvensional :

Radius proteksi instalasi penangkal petir konvensional berbeda dengan radius proteksi penangkal petir elektrostatis, hal ini di sebabkan karena instalasi penangkal petir konvensional bersifat pasif. Secara teori radius penangkal petir konvensional antara 2 Meter sampai 4 Meter atau 45 derajat dengan ketinggian splitzer 1 Meter. Maka dari itu jika luas struktur bangunan atau areal yang akan di lindungi sangat luas lebih praktis dan ekonomis dipasang penangkal petir elektrostatis. Terminal petir elektrostatis dengan merk Flash Vectron memiliki radius proteksi 157 Meter.

Muatan listrik di atmosfir merupakan peristiwa alam yang menyebabkan timbulnya petir. Badai yang terjadi diawan adalah merupakan kumpulan muatan listrik yang bergantungan di atmosfir. Udara sebagai isolator akan memisahkan muatan listrik diawan dari awan yang lain.Selama terjadi badai di atmosfir, muatan listrik akan terus terus terbentuk yang akan menimbulkan potensial muatan listrik berlawanan yang serupa ke bumi dan akan mengumpul dibawah permukaan awan yang nantinya akan menimbulkan petir.

Cara Kerja Penangkal PetirFaktor-faktor yang perlu dipertimbangan dalam merencanakan dan memasang sistem penangkal petir:Keamanan secara teknis, tanpa mengabaikan factor keserasian arsitektur, yang utama kepada diperolehnya nilai perlindungan terhadap sambaran petir yang efektif.Penampang hantaran-hantaran pentanahan yang digunakanKetahanan mekanisKetahanan terhadap korosiBentuk dan ukuran bangunan yang dilindungiFaktor ekonomis

Sistem Penangkal PetirSystem FranklinSistem ini sangat sederhana dan karenanya hanya berlaku untuk gedung-gedung kecil tetapi seumumnya dianggap kurang memuaskan. Yakni merupakan suatu tongkat logam belaka dengan puncak penghantar listrik yang baik dan dihubungkan dengan kabel penghantar baik juga dengan suatu plat atau pipa logam yang ditanam didalam tanah. Tongkat itu diletakkan diatas suatu bangunan dan dibuat sepanjang mungkin.

System Franklin terdiri dari komponen :

Alat penerima logam tembaga (logam bulat panjang runcing)Kawat penyalur dari tembagaPertanahan kawat penyalur sampai pada bagian tanah basah.Sistem perlindungan dengan bentuk sudut 45.Batang yang runcing ( bahan copper spit ) dipasang paling atas bangunan dan batang tembaga elektroda yang ditanamkan ke tanah.Batang elektroda pentanahan tersebut dibuatkan bak kontrol untuk memudahkan pemeriksaan dan pengetesan nilai groundingSistem ini cukup praktis dan biayanya murah meskipun jangkauannya terbatasSystem Faraday

Cara ini didasarkan atas percobaan-perccobaan Faraday. Ruang didalam suatu kurungan logam tidak lagi peka atau dapat dipengaruhi oleh pengaruh-pengaruh listrik dari luar. Oleh kurungan logam, ruang atau bangunan dapat diisolasi dari pengaruh listrik petir juga. Prinsip ini dikembangkan oleh Melsens sebagai system pengamanan terhadap bahaya petir. Jelaslah bahwa kurungan Faraday lebih efisien dalam menanggulangi bahaya petir dari pada tongkat Franklin, namun lebih mahal juga.Sistem Sangkar Faraday terdiri dari komponen :Alat penerima kawat mendatarKawat dari tembagaPertanahan kawat penyalur sampai pada bagian tanah yang basahPerlindungan bangunan dengan jarak antar kawat mendatar tidak melebihi 20 m pada titik-titik yang tertentu diberi ujung vertikal 0.5 m.Sistem pemasangan dibuat memanjang sehingga jangkauannya lebih luas dari system Franklin, namun biaya sedikit mahal juga menggangu keindahan.

Sistem Radio Aktif ,Terdiri dari komponen :

Elektrode : Udara disekeliling elektrode akan di ionisasi, akibat pancaran partikel alpa dari isotop (americum 241). Elektrode akan terus-menerus menciptakan arus ion (Min. 108 ion/det).Coaxial cable : Untuk menghindari kerusakan benda-benda akibat muatan listrik petir yang menuju tanah maka coaxial cabel dibungkus pipa isolasi. Metode tahanan langsung dari muatan listrik petir ke dalam tanah menyebabkan seluruh unit mempunyai potensial yang sama dengan bumi. Sehingga benda-benda yang berada disekitar sistem akan aman.Pentanahan (Grounding) : Perlu test lokasi geografis dari pentanahan untuk mendapat resistansi dibawah 5 ohm. Tahanan bumi maksimum yang terbaik untuk sistem grounding ini harus lebih kecil dari 5 ohm untuk proteksi sebuah bangunan. Sedang untuk proteksi perangkat listrik dan elektronik sebaiknya jauh dibawah resistansi 1 ohm.

Akibat Yang Ditimbulkan Petir

Akibat Elektrikal, terjadinya arus listrik berkekuatan tinggi dapat mencapai ribuan ampere.Akibat Thermal, terjadinya panas sehingga dapat membakar benda-benda yang terkena (pohon hangus).Akibat Mekanikal, terjadinya pergeseran atau pergerakan benda-benda yang di lalui arus listrik akibat getaran, ledakan atau pemuaian.

Fire Alarm Protection

Fire alarm protection (alarm kebakaran) merupakan salah satu alat pemadam kebakaran yang memberi tanda dengan berbunyi ketika terjadi kebakaran. Semua komponen dari alarm kebakaran harus diperiksa secara teratur untuk memastikan bahwa peralatan tersebut bekerja dengan baik.

Bagian-bagian yang terdapat pada alarm kebakaran, antara lain:

Pendeteksi (Detektor)Bel dan suara/sirineLampu tanda (healthy indicator and fire indicator)Sinyal pengendali (remote signalling)Tombol resetName plate berisi spesifikasi dari alarm kebakaran tersebutPemasangan komponen sistem terdiri dari detektor panas, detektor asap, detaktor nyala api, detektor gas, TPM, alarm kebakaran, panel kebakaran, kabel , catu daya, peralatan bantu instalasi.

Kualitas Jaringan

Fire Alarm Protection adalah bentuk pengamanan terhadap kecelakaan akibat kebakaran. Oleh karena itu pemasangan FAP menggunakan banyak pertimbangan dan pemeriksaan sampai rangkaian pengaman tersebut benar-benar diyakini dapat beroperasi dengan baik. Beberapa tahap pemeriksaan yang dilakukan antara lain :

1. Pemeriksaan lapangan. Dilakukan sebelum jaringan terpasang, berupa pemeriksaan kondisi lapangan apakah sudah sesuai dengan rencana kerja yang akan dilakukan, termasuk jenis komponen dan sistem pemasangannya.2. Pretesting. Dilakukan setelah jaringan terpasang. Pretesting ini , pengecekan terhadap komponen yang terpasang, apakah sudah sesuai dengan spesifikasi yang ada di job discription atau belum. Termasuk juga jika ada perlengkapan yang dirasa tidaksesuai dapat dilakukan pengkajian ulang disini.3. Final test. Dilakukan pengoperasian sistem. Uji coba terhadap sistem dilakukan selama 10 hari. Jika tidak terjadi masalah maka sistem dinilai sudah siap untuk dioperasikan/digunakan.4. Retesting. Test ulang dilkukan jika pada final test terdapat suatu masalah yang akan mempengaruhi sistem apabila system dioperasikan. Kekurangan yang ada disempurnakan dengan tetap mengacu pada penggunaan perlengkapan yang memenuhi spesifikasi/standar.

Pengujian JaringanAda beberapa kriteria yang harus diuji sebelum suatu rangkaian FAP dinyatakan dapat beroperasi dengan baik, yaitu :Meyakinkan bahwa tidak ada kebocoran tegangan antara rangkaian penghantar dan ground.Memeriksa semua penghantar di rangkaian dengan alat penguji isolasi kabelPengukuran tahanan dari setiap rangkaianMeyakinkan bahwa setiap unit pemeriksaan (control unit) dalam keadaan normalMenguji setiap indikator dan sinyal pada pengoperasian alarm bekerja dengan baikMenguji kepekaan smoke detector dengan menggunakan barang nyata yang mudah terbakar misalnya kertas atau rokokMemeriksa kesiapan power utama dan juga cadangan untuk meyakinkan bahwa tenaga ini siap digunakan setiap saat.

Perlengkapan Pemasangan Fire Alarm Protection

Manual Pull Station; cara pemasangan pull station ada 2 yaitu dengan model terminal dan wire leads.Water Flow Detectors and valve supervisory switches; Dibutuhkan untuk pemeriksaan aliran air. Alat ini terhubung dengan masingmasing katub sprinkler (alat penyiram)Ceiling-mounted smoke detector; Pemasangan smoke detector di langit-langit jaraknya tidak boleh kurang dari 4 inch (100 mm) dari dinding tembok paling luar dan tidak boleh lebih tinggi dari 30 feet (9 m) dari lantai.Wall mounted smoke detector; Pemasangan smoke detector di dinding jaraknya tidak boleh kurang dari 4 inch (100 mm), tetapi tidak boleh lebih dari 12 inch (300 mm) di bawah langit-langit.Smoke detector near air registers; Pemasangan didekat ventilasi tanpa penutup sekitar 60 inch (1520 mm).Duct smoke detector; Lengkap dengan pengukur kecepatan udara, temperatur, dan kelembaban ketika sistem beroperasi.Audible alarm-indicating devices; Dipasang tidak kurang dari 6 inch (150 mm) dibawah langit-langit.Visible alarm indicating device; Pemasangan berdekatan dengan setiap alarm bel atau alarm sirine dan sekitar 80 inch diatas lantai.Device location-indicating lights; Diletakkan di tempat yang paling strategis berdekatan dengan perlengkapan monitornya.Announciator; Dipasang pada panel paling atas tidak lebih dari 72inch (1830 mm)

Jenis alarm kebakaran yang sering digunakan adalah :1) Rotary Hand BellJenis alarm ini ideal digunakan di lokasi untuk kemah, taman kota, dan kawasan penumpukan barang di luar ruangan. Jika terjadi kebakaran maka kaca penutup tombol alarm harus dipecah dan sirine tanda kebakaran akan berbunyi.Cara kerja rotary alarm protection :Saat terjadi kebakaran maka bagian dari rotary alarm protection yang dinamakan breakglass dipecah sehingga menyentuh tombol. Dengan demikian bel/sirine akan berbunyi.

Smoke detectorsJenis alarm ini lebih tahan lama dibanding alat lain. Kekuatan suara hingga 85db, mampu bertahan hingga 2 tahun, dengan supply baterei sekitar 9 volt. Detektor asap memiliki dua sensor yang berbeda. Pertama yang berhubungan dengan mata detektor, dan yang kedua melalui ionisasi. Adanya asap akan dideteksi melalui mata detektor menggunakan inframerah untuk mendeteksi partikel unsur/butir di dalam atmospir, sedangkan ionisasi detektor menggunakan komponen elektrik untuk menentukan kehadiran asap.

Cara kerja smoke detector :Saat terjadi kebakaran asap akan dideteksi melalui mata detektormenggunakan inframerah untuk mendeteksi partikel unsur/butir di dalam atmospir, sedangkan ionisasi detektor menggunakan komponen elektrik untuk menentukan kehadiran asap. Jika bagian detector tersebut terkena asap dengan batas tertentu maka smoke detector akan membunyikan sirine tanda bahaya kebakaran. Biasanya smoke detector dipasang bersama dengan penyiram air otomatis.

Syarat pemasangan smoke detector :Jika dipasang dilangit-langit jaraknya tidak boleh kurang dari10 cm dari dinding dan tingginya dari lantai tidak boleh lebih dari 9 m.Jika dipasang di dinding adalah 3 10 cm dibawah langitlangit.Jika dipasang di dekat ventilasi udara jarak antara smokedetector dengan ventilasi minimal 15,2 cm.

Stand Alone AlarmKekuatan suara hingga 105 db dan dilengkapi strobe biru ekstra terang [cahaya/ ringan]. Biaya lebih rendah. Stand Alone Alarm ini ideal digunakan untuk tempat kerja dan gudang terisolasi.

Kebakaran Ada dua macam system proteksi kebakaran, yaitu :Sistem proteksi aktif adalah kemampuan peralatan dalam mendeteksi dan memadamkan kebakaran, pengendalian asap, dan sarana penyelamatan kebakaran.Sistem proteksi pasif adalah kemampuan stabilitas struktur dan elemennya, konstruksi tahan api.Kompar temenisasi dan pemisahan, serta proteksi pada bukaan yang ada untuk menahan dan membatasi kecepatan menjalarnya api dan asap kebakaran. Proteksi api pasif menekan kandungan api atau memperlambat penjalaran api. Semua ini harus sesuai dengan peraturan yang ditetapkan pada peraturan bangunan dan peraturan api. Tolak ukur proteksi api pasif adalah kemampuan untuk mengendalikan kandungan api dalam kompartemen- kompartemen, hal ini berarti membatasi penjalaran api dan asap dalam hal periode waktu yang telah dijelaskan dalam peraturan bangunan dan peraturan api. Proteksi api pasif tidak membutuhkan proses elektrik ataupun elektronik. Ada dua tipe utama dari proteksi api pasif, yaitu:

Intumescent fire protection adalah sistem proteksi api pasif yang berupa lapisan coating. Bahan ini memiliki ketebalan tertentu, dapat di finishing dengan indah, dan memiliki nilai estetik yang cukup tinggi, serta tahan pada kondisi lingkungan yang korosif.

Vermiculite fire protection adalah bagian struktural bangunan akan dilapisi oleh bahan permaikulit, yaitu lapisan yang sangat tipis. Pilihan ini lebih murah dibandingkan Intumescent fire protection , namun lebih tidak estetik. Pada lingkungan yang korosif, bahan permaikulit bukan merupakan suatu pilihan yang tepat, karena bahan permaikulit memungkinkan air masuk dan menyebabkan korosi. Dengan menggunakan sistem proteksi pasif, gedung didesain agar struktural stabil selama terjadi kebakaran, sehingga cukup waktu untuk evakuasi penghuni secara aman, cukup waktu bagi petugas pemadam kebakaran memasuki lokasi untuk memadamkan api dan dapat menghindari kerusakan pada properti lainnya.

Sistem Proteksi Aktif

Sistem Proteksi Aktif merupakan system perlindungan terhadap kebakaran melalui sarana aktif yang terdapat pada bangunan atau system perlindungan dengan menangani api/kebakaran secara langsung.

1. Sistem Pipa TegakPerancangan dan pemasangan system pipa tegak harus sesuai dengan SNI 03-1745-2000, atau edisi terbaru, Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem Pipa Tegak dan Slang Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan gedung. Bangunan gedung yang disyaratkan Dalam hal disyaratkan oleh persyaratan teknis ini atau persyaratan teknis lain yang dicantumkan pada Lampiran Acuan, Sistem pipa tegak harus dipasang sesuai ketentuan butir 5.2 pada Permen_26_2008. Gedung baru harus dilengkapi dengan Sistem Pipa Tegak Kelas I sesuai dengan ketentuan dalam butir 5.2 bila salah satu kondisi berikut ini ada:Lebih dari tiga tingkat diatas tanahLebih dari 15 m di atas tanah dan ada lantai antara atau balkonLebih dari satu tingkat dibawah tanahLebih dari 6 m di bawah tanah

2. Sistem Springkler Otomatik

Springkler otomatik harus dipasang dan sepenuhnya siap beroperasi dalam jenis hunian yang dimaksud dalam persyaratan teknis ini atau dalam persyaratan teknis/ standar yang dirujuk pada Permen_26_2008. Pemasangan harus sesuai dengan SNI 03-3989-2000, atau edisi terbaru. Standar untuk Hunian Residential sampai dengan ketinggian empat lantai , atau Standar Instalasi Sistem Springkler untuk Rumah Tinggal Satu atau Dua Keluarga dan Rumah Fabrikasi . Perpipaan springkler yang melayani tidak lebih dari enam springkler untuk setiap daerah berbahaya terisolasi harus diizinkan untuk disambung langsung ke pasokan air bersih Sistem Plambing yang memiliki kapasitas cukup untuk menyediakan air 6,1 mm/menit untuk seluruh daerah yang terisolasi tersebut.

Sebuah katup penutup dengan indikator, diawasi sesuai butir 5.3.1.7 atau ketentuan SNI 03-3989-2000, atau edisi terbaru, harus dipasang dalam suatu lokasi yang terlihat, mudah dicapai, di antara springkler dan sambungan ke system pasokan air bersih Sistem Plambing.

Pompa Pemadam KebakaranPompa stasioner harus di seleksi berdasarkan pada kondisi saat pompa dipasang dan digunakan. Pabrik pompa atau perwakilan yang ditunjuk harus diberikan informasi lengkap mengenai karakteristik cairan dan pasokan dayanya. Suatu denah yang lengkap dan data yang merinci tentang pompa, penggerak pompa, kontrol, penyediaan daya, fiting, sambungan isap dan keluar, dan kondisi penyediaan cairan, harus disiapkan untuk mendapatkan persetujuan dari OBS. Setiap pompa, penggerak pompa, peralatan kontrol, perletakan dan penyediaan daya, dan penyediaan cairan, harus mendapat persetujuan OBS untuk setiap kondisi spesifik lokasi yang ditemukan.

Penyediaan Air

Jaringan pipa utama layanan kebakaran private harus dipasang sesuai ketentuan standar SNI 03-3989-2000, atau edisi terbaru, dan Standard for the Installation of Private Fire Mains and TheirAppurtenances. Bila tidak ada penyediaan air yang mencukupi dan dapat diandalkan untuk keperluan pemadaSman kebakaran, maka harus memenuhi ketentuan dalam Standard on Water Supplies for Suburban and Rural Fire Fighting. Pemasangan peralatan untuk Melindungi penyediaan air umum (PDAM) dari pencemaran harus mematuhi persyaratan dalam SNI 03-3989-2000, atau edisi terbaru, Standard for the Installation of Private Fire Mains and Their Appurtenances, dan Persyaratan Teknis Plambing (plumbing code ). Peralatan pencegah aliran balik ( backflow prevention devices ) harus diperiksa, diuji, dan dipelihara sesuai dengan ketentuan dalam Standar untuk Pemeriksaan, Pengujian dan Pemeliharaan Sistem Proteksi Kebakaran Berbasis Air.

SEKIAN DAN TERIMAKASIHPENUTUP