Top Banner
i SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA (BILINGUAL) PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Kendal) SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sosiologi dan Antropologi Oleh: Muhammad Bahrul Ulum 3501407047 JURUSAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011 i
110

SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

Mar 29, 2018

Download

Documents

hoangduong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

i

i

SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA (BILINGUAL)PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

DI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL(Studi Kasus di SMA Negeri 1 Kendal)

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sosiologi dan Antropologi

Oleh:

Muhammad Bahrul Ulum

3501407047

JURUSAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGIFAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2011

i

Page 2: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

ii

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Dosen pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia

ujian skripsi pada:

Hari : Jum’at

Tanggal : 5 Agustus 2011

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dra. Elly Kismini, M. Si Drs. Sunarto, M. Si

NIP. 19620306 198601 2 001 NIP.1963 0612 198601 1002

Mengetahui

Ketua Jurusan Sosiologi dan Antropologi

Drs. MS. Mustofa, M.A

NIP. 19630602198803 1 00

ii

Page 3: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

iii

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu

Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 24 Agustus 2011

Penguji Skripsi

Prof. Dr. Tri Marhaeni P.A, M.Hum

NIP. 19650609 198901 2 001

Anggota I Anggota II

Dra. Elly Kismini, M. Si Drs. Sunarto, SH. M. Si

NIP. 19620306 198601 2 001 NIP. 1963 0612 198601 1002

Mengetahui :

Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Drs. Subagyo, M.Pd.

NIP. 19510808 198003 1 003

iii

Page 4: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

iv

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya

sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau

temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik

ilmiah.

Semarang, 5 Agustus 2011

Muhammad Bahrul Ulum

NIM. 3501407047

iv

Page 5: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

v

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

1. Sesulit apapun masalah yang kita miliki, hadapilah dengan kepala yang dingin dan jiwa

yang tenang.

2. Sebaik-baiknya orang adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain.

(Penulis)

Persembahan :

1. Bapak dan Ibu tercinta yang telah bekerja keras meyekolahkan saya, sehingga bisa

mendapatkan gelar S1.

2. Keluarga besar khususnya kakak-kakak saya (Mbak Elsi, Nunung, Istiqomah, Mas

Syafaat) dan adik-adik saya (Ola, Lubis dan Hanan).

3. Teman-teman SOSANT 07 (Hana, Anis, Lia, Nita, Bagus, Dewi markonde, Mas Dwi,

Lely, Wendika, Arini, Puput, Syeilla, Topan, Kiki, Lingga, Alye, Beta, Mbak Mumun

dan semua teman-teman yang belum tersebut).

4. Teman-teman Kost Mbah No (Budi, Efendi, Anggun, Aries, Bangkit, Yudi, Yudha,

Bella, Difta dan Rifqi).

5. Almamater.

v

Page 6: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

vi

vi

PRAKATA

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta shalawat dan salam tak lupa dihaturkan untuk

nabi besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang

berjudul "Sistem Pembelajaran Dwibahasa (Bilingual) di Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (Studi kasus di SMA Negeri 1 Kendal). Skripsi ini disusun dalam rangka

menyelesaikan studi Strata satu untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada jurusan

Sosiologi Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan,

motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langssung maupun tidak langsung,

maka dalam kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada

yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang

atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan studi strata satu

di Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. Subagyo M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, yang

telah memberikan dukungan untuk kelancaran skripsi.

3. Drs. MS. Mustofa, M.Si., Ketua Jurusan Sosiologi Antropologi Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan

penelitian.

4. Dra. Elly Kismini M.Si, Dosen Pembimbing I, yang dengan kesabaran dan ketekunan

telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.

vi

Page 7: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

vii

vii

5. Drs. Sunarto, SH. M.Si., Dosen Pembimbing II yang dengan kesabaran telah banyak

memberikan bimbingan, bantuan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Drs. Iskandar, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kendal yang telah memberikan ijin

untuk pelaksanaan penelitian dan membantu dalam pemberian data informasi

sekolah.

7. Dra. Tri Istini, Drs. M. Djazuli, dan Bapak Fendy Dwi Hardiyanto, S. Pd., selaku

guru sosiologi di SMA Negeri 1 Kendal yang telah memberikan informasi tentang

sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan

dukungan dan bantuan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Semoga amal baik yang diberikan kepada penulis mendapat imbalan dari Allah

SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, 2011

Penulis

vii

Page 8: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

viii

viii

SARI

Ulum, Muhammad Bahrul. 2011. “Sistem Pembelajaran Dwibahasa (Bilingual) pada Mata Pelajaran Sosiologi di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (Studi kasus di SMA Negeri 1 Kendal)” Skripsi. Jurusan Sosiologi Antropologi. Dra. Elly Kismini M.Si, dan Drs. Sunarto, SH. M.Si. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang 77 Hal.

Kata kunci: Sistem Pembelajaran Dwibahasa (Bilingual), Mata Pelajaran Sosiologi, RSBI.

Pendidikan di zaman modernisasi dan globalisasi berorientasi untuk membentuk lulusan yang mempunyai nilai lebih (value added) dan mampu bersaing dengan negara lain. Salah satu caranya adalah menerapkan pembelajaran dwibahasa (bilingual) yaitu sistem pembelajaran yang menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam proses pembelajaran. Di SMA Negeri 1 Kendal sebagai RSBI sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual) juga diterapkan pada mata pelajaran sosiologi. Guru sosiologi dan siswa di SMA Negeri 1 Kendal dituntut untuk mampu mengikuti sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual). Permasalahan tersebut yang kemudian membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian. Permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi di rintisan sekolah bertaraf internasional SMA Negeri 1 Kendal? (2) Apa saja hambatan-hambatan dalam sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi di sekolah rintisan bertaraf internasional SMA Negeri 1 Kendal? (3) Bagaimana persepsi guru sosiologi dan siswa terhadap sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi di rintisan sekolah bertaraf internasional SMA Negeri 1 Kendal?

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Lokasi penelitian di SMA Negeri 1 Kendal. Subjek dalam penelitian ini adalah guru sosiologi di SMA Negeri 1 Kendal yang berjumlah 3 orang dan siswa berjumlah 12 orang. Informan pendukung adalah kepala sekolah untuk mengetahui gambaran umum SMA Negeri 1 Kendal. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Validitas data yang digunakan adalah teknik triangulasi data. Teknik analisis data mencakup empat hal yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pembelajaran sosiologi di SMA Negeri 1 Kendal menggunakan dwibahasa (bilingual). (1) Sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual) meliputi materi, media, metode, dan evaluasi yang diterapkan oleh guru. (2) Materi yang digunakan guru bersumber dari buku paket sosiologi yang bilingual serta dari majalah, koran, artikel dan internet. Namun dalam penyampaian materi guru belum sepenuhnya menggunakan bahasa Inggris, guru juga masih menggunakan bahasa Indonesia

viii

Page 9: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

ix

ix

bahkan terkadang masih disisipi dengan menggunakan bahasa Jawa. (3) Media yang digunakan guru menggunakan LCD dan komputer untuk menayangkan slide materi sosiologi yang bilingual. (4) Metode yang diterapkan guru sosilogi di SMA Negeri 1 Kendal dengan cara ceramah interaktif, tanya jawab, dan berdiskusi. Dalam berdiskusi siswa dibiasakan untuk menggunakan multimedia sebagai wujud pembelajaran yang berbasis ICT (information and communication tehnology). Selain itu guru juga menggunakan metode pembelajaran inovatif seperti snow ball trowing agar siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran sosiologi yang bilingual. Evaluasi yang diterapkan guru menggunakan soal bahasa Inggris. (6) Evaluasi meliputi tes harian (daily test), mid semester (middle test), dan ujian akhir. Siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru masih ada yang menggunakan bahasa Indonesia, siswa juga terkadang masih kebingungan dalam memahami soal ulangan yang diberikan guru sehingga dapat mengakibatkan nilai ulangan siswa tidak tuntas. hal ini dikarenakan faktor penguasaan bahasa Inggris yang kurang. (7) Hambatan-hambatan dalam sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi adalah guru dan siswa belum sepenuhnya menguasai bahasa Inggris. Selain itu, belum berjalannya program English daymenjadikan pembelajaran bilingual terhambat. (8) Guru sosiologi dan siswa mempunyai persepsi yang berbeda-beda terhadap sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual). Persepsi tersebut merupakan bentuk apresiasi guru dan siswa selama mengikuti sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi.

Saran yang dikemukakan penulis antara lain: (1) Guru-guru sosiologi di SMA Negeri 1 Kendal perlu mendapatkan pelatihan bahasa Inggris secara merata karena pada dasarnya guru-guru sosiologi di SMA Negeri 1 Kendal belum sepenuhnya menguasai bahasa Inggris, (2) Siswa SMA Negeri 1 Kendal perlu dibiasakan berbahasa Inggris terutama di dalam kegiatan belajar mengajar dan menggerakkan lebih aktif dalam program English day untuk menunjang sistem pembelajaran dwibahsa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi, (3) Bagi kepala sekolah seharusnya ikut berperan aktif dalam mendorong terlaksananya pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi di SMA Negeri 1 Kendal.

ix

Page 10: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

x

x

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN.............................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN........................................................................ iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................. v

PRAKATA...................................................................................................... vi

SARI ................................................................................................................ viii

DAFTAR ISI................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Perumusan Masalah............................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6

D. Kegunaan Penelitian.............................................................................. 7

E. Batasan Istilah ..................................................................................... 8

x

Page 11: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

xi

xi

F. Sistematika Skripsi ................................................................................. 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI................................... 12

A. Kajian Pustaka ..................................................................................... 12

B. Landasan Teori..................................................................................... 27

C. Kerangka Berpikir ................................................................................ 29

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 31

A. Dasar Penelitian ................................................................................... 31

B. Lokasi Penelitian.................................................................................. 31

C. Fokus Penelitian .................................................................................. 32

D. Subjek Penelitian.................................................................................. 32

E. Sumber Data ....................................................................................... 33

F. Teknik Pengumpulan data .................................................................... 34

G. Validitas Data ...................................................................................... 37

H. Metode Analisis Data ........................................................................... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 42

A. Gambaran Umum Sekolah ............................................................... 42

1. Sejarah, Kondisi fisik dan Lingkungan Sekolah .............................. 42

2. Visi dan Misi Sekolah .................................................................. 45

3. Keadaan Guru, Siswa dan Pegawai ................................................. 46

4. SMA Negeri 1 Kendal sebagai RSBI ............................................. 50

xi

Page 12: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

xii

xii

B. Sistem Pembelajaran Dwibahasa (Bilingual) pada Mata

Pelajaran Sosiologi ........................................................................... 51

1. Materi dan Sumber dalam Sistem Pembelajaran

Dwibahasa (Bilingual) pada Mata Pelajaran Sosiologi .................... 57

2. Media dalam Sistem Pembelajaran Dwibahasa (Bilingual)

pada Mata Pelajaran Sosiologi ........................................................ 59

3. Metode dalam Sistem Pembelajaran Dwibahasa (Bilingual)

pada Mata Pelajaran Sosiologi ........................................................ 62

4. Evaluasi dalam Sistem Pembelajaran Dwibahasa (Bilingual)

pada Mata Pelajaran Sosiologi ........................................................ 65

C. Hambatan-hambatan dalam Sistem Pembelajaran

Dwibahasa (Bilingual) pada Mata Pelajaran Sosiologi ......................... 68

D. Persepsi Guru Sosiologi dan Siswa terhadap Sistem

Pembelajaran Dwibahasa (Bilingual) pada Mata Pelajaran

Sosiologi ............................................................................................ 71

BAB PENUTUP .................................................................................................... 74

A. Simpulan.............................................................................................. 74

B. Saran.................................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 76

LAMPIRAN .......................................................................................................... 78

xii

Page 13: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

xiii

xiii

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir....................................................................... 30

Gambar 2. Profil SMA Negeri 1 Kendal .................................................................. 44

Gambar 3. Power Point Bilingual............................................................................ 60

Gambar 4. Susana Diskusi di dalam Kelas............................................................... 63

Gambar 5. Suasana Penugasan di Perpustakaan ....................................................... 67

xiii

Page 14: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

xiv

xiv

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 1. Data Responden dalam wawancara ........................................................ 35

Tabel 2. Jenjang Pendidikan dan Jumlah Guru SMA Negeri 1 Kendal ..................... 47

Tabel 3. Jumlah Siswa di SMA Negeri 1 Kendal ..................................................... 48

Tabel 4. Status dan Jumlah Pegawai di SMA Negeri 1 Kendal................................. 49

xiv

Page 15: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

xv

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Penelitian dan Pedoman Wawancara

Lampiran 2. Daftar Informan

Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian Fakultas Ilmu Sosial

Lampiran 4. Surat Ijin penelitian Disdikpora Kota Kendal

Lampiran 5. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

xv

Page 16: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki misi utama untuk menghasilkan sumberdaya manusia

yang berkualitas. Banyak lembaga pendidikan, baik formal maupun nonformal

bersaing menawarkan program-program pendidikannya yang mampu

menghasilkan lulusan yang memiliki nilai tambah (Valued added). Bahkan banyak

lembaga pendidikan asing yang mendirikan lembaganya atau berkolaborasi

dengan lembaga pendidikan lokal menyelenggarakan pendidikan di Indonesia

dengan menawarkan kelebihan-kelebihan penguasaan bahasa asing pada

lulusannya.Dan realitanya masyarakat sangat responsif dengan kondisi tersebut,

dengan harapan lulusan dari lembaga pendidikan asing tersebut memiliki

kemampuan penguasaan bahasa asing sebagai salah satu bentuk alat atau media

antisipasif pada era perdagangan bebas dunia.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang di dalamnya terdapat

sistem belajar mengajar antara pendidik (guru) dan peserta didik (siswa). Dalam

perkembangan zaman, sekolah mempunyai kedudukan vital dalam dunia

pendidikan. Sekolah merupakan ujung tombak dari proses modernisasi (agent of

change) yang diupayakan melalui kebijakan pemerintah. Produk atau tujuan dari

sebuah sekolah harus berupa lulusan yang memiliki kompetensi unggul agar

mampu menghadapi kompetisi di jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau di

Page 17: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

2

2

dalam pasar kerja. Perkembangan sekolah di Indonesia dituntut untuk dapat

bersaing negara lain. Perkembangan tersebut berdampak pada peningkatan mutu

dan kualitas sekolah sebagai jenjang menghadapi arus globalisasi. Peningkatan

mutu dan kualitas sekolah secara tidak langsung mengarah kepada peningkatan

sistem yang ada di dalam sekolah. Status atau strata sekolah dalam pendidikan

nasional maupun internasional sehingga memunculkan Sekolah Bertaraf

Internasisonal (SBI) maupun yang masih dalam tahap Rintisan Bertaraf

Internasional (RSBI).

Salah satu upaya untuk menyelenggarakan pendidikan yang bemutu dan

berkualitas sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem pendidikan Nasional pada Pasal 50 Ayat (3) yang berbunyi

bahwa Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menyelenggarakan sekurang-

kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang yang dikembangkan

menjadi Sekolah Bertaraf Internasional. Pengembangan sekolah bertaraf

internasional dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan daya saing bangsa

Indonesia di forum internasional. Sekolah bertaraf internasional adalah sekolah

yang menggunakan kurikulum kesetaraan secara internasional dan bekerjasama

dengan sekolah internasional lain baik dalam negeri maupun luar negeri. Dalam

buku pedoman penjaminan mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional pada

jenjang dasar dan menengah menyatakan bahwa Sekolah/Madrasah Bertaraf

Internasional merupakan Sekolah/Madrasah yang sudah memenuhi Standar

Nasional Pendidikan (SNP) dan diperkaya dengan mengacu pada standar

Page 18: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

3

3

pendidikan salah satu anggota Organizastion for Economic Co-operation and

Development (OECD) dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan

tertentu dalam bidang pendidikan sehingga memiliki daya saing di forum

internasional. Adapun yang termasuk anggota Organization for Economic Co-

operation and Development (OECD) adalah Negara-negara maju seperti; Amerika

serikat, Inggris, Jepang, Jerman, Turki dan Itali.

Pergeseran paradigma dan globalisasi pendidikan menuntut peningkatan

penyelenggaraan sistem pembelajaran berkualitas yang berorientasi internasional.

Selain itu dengan melihat adanya realita yang ada, di sekolah-sekolah berinisiatif

mengadakan perbaikan-perbaikan sistem pembelajaran, antara lain dengan

menerapkan sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual). Alasan itu kemudian

mendorong terbentuknya program rintisan sekolah yang bertaraf internasional

yang dikembangkan oleh pemerintah. Para siswa terpilih akan dibiasakan

berbahasa Inggris, tak hanya dalam proses belajar mengajar namun juga pada

pergaulan sehari-hari antarsiswa. Demikian pula terhadap guru-guru yang nantinya

akan mengajar di dalam kelas juga diharapkan mampu menguasai bahasa Inggris.

Sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual) adalah model pembelajaran terbaru

sebagai model unggulan yang digulirkan oleh Departemen Pendidikan Nasional

sejak tahun 2004 merupakan implementasi dari Undang-Undang No.20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 33 ayat (3), yang menyatakan

bahwa bahasa asing dapat dipergunakan sebagai bahasa pengantar pada satuan

pendidikan tertentu untuk mendukung kemampuan berbahasa asing peserta didik.

Page 19: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

4

4

Artinya bahwa pemerintah dan Dinas Pendidikan diharapkan menyelenggarakan

sistem pendidikan berkualitas yang menghasilkan lulusan yang mampu bersaing

dengan sumber daya manusia negara lain.

Salah satu landasan dalam pembelajaran dwibahasa (bilingual) di Rintisan

SMA Bertaraf Internasional yaitu menetapkan standar kompetensi bahasa Inggris

dengan kriteria TOEFL (Test Of English For Foreign Language) minimal 450,

menggunakan bahasa Inggris dalam komunikasi sehari-hari di sekolah, dan

menunjukkan kemampuan mengolah teks, grafik, diagram, gambar, dan spasial

sebagai landasan argumentasi yang disajikan dalam bahasa Inggris (Depdiknas,

2009:20). Kriteria inilah yang kemudian membedakan antara sekolah RSBI

dengan sekolah lain yang bukan RSBI.

SMA Negeri 1 Kendal merupakan sekolah bertaraf internasional yang

beralamat di Jl. Soekarno-Hatta, Kendal. Sekolah ini dibuka sejak tahun 1962 dan

mulai tahun ajaran 2008/ 2009 SMA Negeri 1 Kendal ditetapkan sebagai Rintisan

Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI), SMA Negeri 1 Kendal menggunakan kurikulum kesetaraan

seperti sekolah yang ada pada negara anggota Organization for Economic Co-

operation and Development (OECD) dan terakreditasi A.

Sistem pembelajaran di SMA Negeri 1 Kendal menggunakan bahasa secara

dwibahasa (bilingual) yaitu menggunakan dua bahasa pengantar yaitu bahasa

Indonesia dan bahasa Inggris. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional

yang menjadi trendsenter bahasa di dunia. Pada dasarnya tidak semua guru dan

Page 20: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

5

5

siswa di SMA Negeri 1 Kendal mampu menguasai bahasa Inggris. Namun

Sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasisonal (RSBI), SMA Negeri 1 Kendal

dituntut untuk menerapkan sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual).

Sosiologi merupakan salah satu mata pelajaran yang termasuk dalam

golongan ilmu pengetahuan sosial (IPS) dan termasuk sebagai salah satu mata

pelajaran ujian nasional (UAN) di sekolahmenengah atas pada umumnya.SMA

Negeri 1 Kendal mata pelajaran sosiologi diajarkan dengan pembelajaran secara

dwibahasa (bilingual). Realitanya, guru dan siswa di SMA Negeri 1 Kendal tidak

semuanya mampu menguasai memahami materi pelajaran sosiologi dengan bahasa

Inggris. Dengan sistem pembelajaran secara dwibahasa (bilingual) maka guru

maupun siswa dituntut untuk mampu berkompetensi dalam proses belajar

mengajar terutama dalam mata pelajaran sosiologi. Dengan demikian tentu

memerlukan sistem yang sesuai mulai dari materi, media, metode dan evaluasi

dalam pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi di SMA

Negeri 1 Kendal sebagai sekolah rintisan sekolah bertaraf internasional.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji tema

penelitian yang dikemas dalam judul “Sistem Pembelajaran Dwibahasa

(Bilingual) pada Mata Pelajaran Sosiologi di Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional ( studi kasus di SMA Negeri 1 Kendal)”.

Page 21: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

6

6

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah,

yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran

sosiologi di rintisan sekolah bertaraf internasional SMA Negeri 1 Kendal?

2. Apa saja hambatan-hambatan dalam sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual)

pada mata pelajaran sosiologi di rintisan sekolah bertaraf internasional SMA

Negeri 1 Kendal?

3. Bagaimana persepsi guru sosiologi dan siswa terhadap sistem pembelajaran

dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi di rintisan sekolah bertaraf

internasional SMA Negeri 1 Kendal?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang akan menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran

sosiologi di rintisan sekolah bertaraf internasional SMA Negeri 1 Kendal.

2. Mengetahui hambatan-hambatan dalam sistem pembelajaran dwibahasa

(bilingual) pada mata pelajaran sosiologi di rintisan sekolah bertaraf

internasional SMA Negeri 1 Kendal.

3. Mengetahui persepsi guru sosiologi dan siswa terhadap sistem pembelajaran

dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi di rintisan sekolah bertaraf

internasional SMA Negeri 1 Kendal.

Page 22: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

7

7

D. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini mencakup manfaat teoritis dan praktis

yaitu :

1. Manfaat secara teoretis yaitu :

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi yang bermanfaat

mengenaisistem pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran

sosiologi di rintisan sekolah bertaraf internasional SMA Negeri 1 Kendal.

b. Mengetahui bagaimana tanggapan guru dan siswa serta hambatan-

hambatan dalam sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata

pelajaran sosiologi di rintisan sekolah bertaraf internasional SMA Negeri 1

Kendal.

c. Menambah khasanah ilmu pengetahuan sosial khususnya Sosiologi dan

Antropologi dan ilmu pendidikan pada umumnya.

2. Manfaat secara praktis yaitu :

a. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan wawasan sehingga dapat

dilakukan penelitian lanjutan.

b. Bagi kepala sekolah dapat bermanfaat dalam membantu meningkatkan

pembinaan dan supervisi kepada guru dan siswa secara efektif dan efisien.

c. Bagi guru dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan dan

perbandingan tentang sistem pembelajaran antara sekolah RSBI dengan

sekolah yang belum RSBI, serta sebagai koreksi dan pembenahan terhadap

Page 23: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

8

8

berbagai kekurangan dalam usaha memajukan pendidikan di SMA Negeri

1 Kendal.

E. Batasan Istilah

Untuk mempermudah dan menghindari adanya permasalahan dan kerancuan

dalam penelitian ini, maka perlu adanya pembatasan istilah yang sesuai dengan

ruang lingkup permasalahan yang diteliti yaitu :

1. Sistem Pembelajaran Dwibahasa (Bilingual)

Sistem adalah suatu kesatuan berbagai unsur yang mempunyai hubungan

fungsional dan berinteraksi secara dinamis untuk mencapai tujuan (Sugandi,

2007:19). Menurut Bachtiar (dalam Soenarya, 2000:12) sistem adalah sejumlah

satuan yang berhubungan satu dengan lainnya sedemikian rupa sehingga

membentuk suatu kesatuan yang biasanya berusaha mencapai tujuan tertentu.

Hamalik (2010) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi

unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling

mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sistem pembelajaran

dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi di rintisan sekolah SMA 1

Negeri Kendal agar dapat dilakukan tentunya memerlukan bantuan berbagai

pihak, mulai serta fasilitas yang mendukung demi terwujudnya pembelajaran yang

lebih berkualitas.

Dwibahasa merupakan istilah yang terdiri dari dua kata yaitu dwi artinya dua

dan bahasa yang berarti percakapan. Kedwibahasaan adalah perihal pemakaian

Page 24: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

9

9

dua bahasa (Tarigan, 1988:2).Dwibahasa (bilingual) adalah mampu atau biasa

memakai dua bahasa dengan baik atau segala sesuatu yang bersangkutan dengan

dua bahasa (KKBI, 2007:151).

Istilah dwibahasa sama artinya dengan bilingual yang dalam dunia

pendidikan merupakan sistem pembelajaran yang menggunakan dua bahasa yaitu

bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual)

merupakan sistem pembelajaran dua bahasa yang meliputi materi, metode, media

dan evaluasi yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kendal yang salah satunya

diterapkan pada mata pelajaran sosiologi.

2. Mata Pelajaran Sosiologi

Sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan umum yang memusatkan perhatian

pada proses yang berlaku umum bagi semua golongan dan lembaga (Departemen

Pendidikan Nasional, 1989). Sosiologi diajarkan di sekolah untuk memberikan

kompetensi kepada peserta didik dalam memahami konsep-konsep sosiologi

seperti sosialisasi, kelompok sosial, struktur sosial, lembaga sosial, perubahan

sosial, dan konflik sampai pada terciptanya integrasi sosial. Mata pelajaran

sosiologi diberikan pada tingkat pendidikan dasar sebagai bagian integral dari IPS,

pada tingkat pendidikan menengah diberikan sebagai mata pelajaran sendiri

(BSNP,2006a:1).

3. SMA Negeri 1 Kendal

SMA Negeri 1 Kendal merupakan rintisan sekolah bertaraf internasional di

Kendal yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta, Kabupaten Kendal. SMA Negeri 1

Page 25: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

10

10

Kendal dibuka sejak tahun 1962 dan mulai tahun ajaran 2008/ 2009 SMA Negeri 1

Kendal ditetapkan sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI).

Rintisan SMA Bertaraf Internasional adalah SMA nasional yang telah memenuhi

seluruh standar nasional pendidikan, menerapkan sistem kredit semester dan

dalam proses menuju SMA bertaraf internasional (Depdiknas, 2009:10). Sebagai

Rintisan Bertaraf Internasional (RSBI), SMA Negeri 1 Kendal menggunakan

kurikulum kesetaraan seperti sekolah yang ada pada negara anggota Organization

for Economic Co-operation and Development (OECD) dan terakreditasi A.

F. Sistematika Skripsi

Bagian penelitian ini secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga bagian

yaitu bagian awal (prawacana), bagian pokok, dan bagian akhir. Secara sistematis

disajikan sebagai berikut :

Bagian awal skripsi ini berturut-turut berupa sampul berjudul, lembar

berlogo, halaman judul dalam, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan,

pernyataan (keaslian karya ilmiah), motto dan persembahan, prakata, sari, daftar

isi, daftar gambar (bila ada) dan lampiran (bila ada).

Bagian inti skripsi terdiri atas beberapa bagian yaitu pendahuluan, metode

penelitian, hasil dan pembahasan penelitian.

Page 26: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

11

11

Bab I Pendahuluan

Bab pendahuluan ini berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah,

pembatasan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, batasan istilah dan

sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka, Landasan Teori, dan Kerangka Berpikir

Bab ini akan diuraikan mengenai teori-teori yang diharapkan mampu

menganalisis atau mempermudah dalam memperoleh hasil penelitian.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini peneliti akan menjelaskan tentang metode yang digunakan meliputi

metode pendekatan penelitian, metode pengumpulan data dan metode analisis

data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berisi tentang hasil penelitian yang meliputi gambaran umum penelitian dan

pembahasan mengenai sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata

pelajaran sosiologi dan pembahasan mengenai hambatan-hambatan serta persepsi

guru dan siswa terhadap sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata

pelajaran sosiologi di rintisan sekolah bertaraf internasional SMA Negeri 1

Kendal.

Bab V Penutup

Bab penutup ini berisikan tentang kesimpulan dan saran, peneliti akan

menjelaskan inti dari permasalahan yang diangkat.

Bagian akhir skripsi terdiri atas daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

Page 27: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

12

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1.Rintisan SMA Bertaraf Internasional (R-SMA-BI)

Rintisan SMA bertaraf internasional adalah SMA nasional yang telah

memenuhi standar nasional pendidikan, menerapkan sistem kredit semester

dan dalam proses menuju SMA bertaraf internasional (Depdiknas, 2009:10).

Sekolah menengah atas yang dapat mengikuti program rintisan SMA bertaraf

internasional harus memiliki kriteria minimal sebagai berikut :

a. Sekolah menengah atas negeri atau swasta yang telah memenuhi standar

nasional pendidikan dan terakreditasi A.

b. Kepala sekolah memenuhi standar nasional pendidikan, berkompeten

dalam pengelolaan manajemen mutu pendidikan, serta mampu

mengoperasikan komputer, dan dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris.

c. Memiliki tenaga pengajar fisika, kimia, biologi, matematika dan mata

pelajaran lainnya yang berkompeten dalam menggunakan ICT dan

pengantar bahasa Inggris.

d. Tersedia sarana prasarana yang memenuhi standar untuk menunjang proses

pembelajaran bertaraf internasional antara lain :

1) Memiliki tiga laboratorium IPA (Fisika, Kimia, biologi)

2) Memiliki perpustakaan yang memadai

12

Page 28: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

13

13

3) Memiliki laboratorium komputer

4) Tersedia akses internet

5) Memiliki web sekolah

6) Memiliki kultur sekolah yang kondusif (bersih, bebas asap rokok, bebas

kekerasan, indah dan rindang)

e. Memiliki dana yang cukup untuk membiayai pengembangan program

rintisan SMA bertaraf internasional.

f. Penyelengaraan sekolah dalam satu shift (tidak double shift).

g. Jumlah lapangan belajar pada satu satuan pendidikan minimal 9 (sembilan)

atau setara dengan 288 siswa.

h. Memiliki lahan minimal 10.000 m2.

i. Memiliki akses jalan masuk yang mudah dilalui oleh kendaraan roda empat

(Depdiknas, 2009:8).

2.Guru

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia tentang Guru dan Dosen

No.14 tahun 2005 menyatakan guru adalah pendidik profesional dengan tugas

utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Guru adalah figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang

peran penting dalam pendidikan. Guru merupakan tenaga profesional yang

Page 29: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

14

14

bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil

pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan dan pelatihan, serta

melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Riffa’i (2009) menyatakan kompetensi guru atau pendidik meliputi empat

kompetensi yaitu meliputi :

a. Kompetensi pedagogik, yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta

didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan

peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

b. Kompetensi kepribadian, yaitu kemampuan yang berkaitan dengan

performans pribadi seorang pendidik, seperti berpribadi mantab, stabil,

dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan bagi perserta didik, dan berakhlak

mulia.

c. Kompetensi profesional, yaitu kemampuan penguasaan materi pembelajaran

secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik

memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional

pendidikan.

d. Kompetensi sosial, yaitu kemampuan berkomunikasi dan bergaul secara

efektif, dengan : peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang

tua atau wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam

pendidikan formal pada umumnya karena bagi siswa, guru sering dijadikan

Page 30: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

15

15

tokoh teladan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri (Saondi dkk, 2010:3).

Kehadiran guru dalam proses belajar mengajar di sekolah masih tetap

memegang peranan yang penting. Peran tersebut belum dapat diganti dan

diambil alih oleh siapapun.Hal ini disebabkan karena guru mempunyai unsur-

unsur manusiawi yang tidak terdapat diaganti oleh siapapun.

Uzer Usman (2009) menyatakan ada empat peran paling dominan yang

melekat pada seorang guru, yaitu :

a. Guru sebagai Demonstrator

Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecturer, atau pengajar, guru

hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan

akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti

meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal

ini akan sangat menetukan hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa. Guru

harus membekali dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan agar supaya

materi pelajaran yang disampaikan oleh guru betul-betul dimiliki oleh

peserta didik.

b. Guru sebagai Pengelola Kelas

Sebagai pengelola kelas (lerning manager),guru hendaknya mampu

mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari

lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Pengawasan terhadap belajar

lingkungan itu turut menentukan sejauhmana lingkungan tersebut menjadi

lingkungan belajar yang baik. Lingkungan yang baik ialah yang bersifat

Page 31: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

16

16

menantang dan mendorong siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan

kepuasan dalam mencapai tujuan.

c. Guru sebagai Mediator

Guru sebagai mediator hendaknya memiliki pengetahuan dan pemaknaan

yang cukup tentang media pendidikan, karena media pendidikan merupakan

alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Selain

itu guru juga sebagai jembatan dalam pemecahan masalah siswa selama

proses belajar mengajar.

d. Guru sebagai Fasilitator

Guru sebagai fasilitator mengadakan evaluasi pada waktu-waktu tertentu

selama satu periode pendidikan, selalu mengadakan, penilaian terhadap hasil

yang telah dicapai. Tujuan dari adanya penilaian guru adalah dapat

mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap

pelajaran, serta ketetapan atau keefektifan metode mengajar.

Peran dan fungsi guru berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan di

sekolah. Peran dan fungsi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Sebagai pendidik dan pengajar, bahwa guru harus memiliki kesetabilan

emosi, ingin memajukan peserta didik, bersikap realistis, jujur, dan terbuka,

serta peka terhadap perkembangan, terutama inovasi pendidikan. Untuk

mencapai semua itu, guru harus memiliki pengetahuan yang luas, menguasai

berbagai jenis bahan pembelajaran, menguasai teori dan praktik pendidikan,

serta menguasai kurikulum dan metodologi pembelajaran.

Page 32: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

17

17

b. Sebagai anggota masyarakat, bahwa setiap guru harus pandai bergaul

dengan masyarakat. Untuk itu, guru harus menguasai psikologi sosial,

memiliki pengetahuan tentang hubungan antar manusia, memliki

keterampilan membina kelompok, keterampilan dalam bekerja sama dengan

kelompok, dan menyelesaikan tugas bersama dalam kelompok.

c. Sebagai pemimpin, bahwa setiap guru adalah pemimpin yang harus

memiliki kepribadian, menguasai ilmu kepemipinan, prinsip hubungan antar

manusia, teknik berkomunikasi, serta menguasai berbagai aspek kegiatan

organisasi sekolah.

d. Sebagai administrator, bahwa setiap guru akan dihadapkan pada berbagai

tugas administrasi yang harus dikerjakan di sekolah, sehingga harus

memiliki pribadi yang jujur, teliti, rajin, serta memahami strategi, dan

manajemen pendidikan.

e. Sebagai pengelola pembelajaran, bahwa setiap guru harus mampu dan

menguasai berbagai metode pembelajaran dan memahami situasi belajar-

mengajar di dalam maupun di luar kelas.

Guru yang efektif dan kompeten secara profesional memiliki karakteristik

sebagai berikut: (1) memiliki kemampuan menciptakan iklim belajar yang

kondusif, (2) kemampuan mengambangkan strategi dan manajemen

pembelajaran, (3) memiliki kemampuan memberikan umpan balik

(feedback)dan penguatan (reinforcement), dan (4) memiliki kemampuan untuk

peningkatan diri (Mulyasa, 2009:21).

Page 33: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

18

18

3. Sistem Pembelajaran Dwibahasa (Bilingual)

Secara harfiah bilingualisme yaitu berkenaan dengan penggunaan dua

bahasa atau dua kode bahasa. Secara sosiolinguistik bilingualisme diartikan

sebagai penggunaan dua bahasa oleh penutur dalam pergaulannya dengan orang

lain secara bergantian (Agustina dkk, 2004:84). Sistem pembelajaran

dwibahasa (bilingual) merupakan sistem pembelajaran yang mengunakan dua

bahasa pengantar. Globalisasi pendidikan berdampak bagaimana pendidikan di

Indonesia harus diadakan inovasi-inovasi yang dapat meningkatkan kualitas

suatu pendidikan. Bahasa yang menjadi penopang selain bahasa Indonesia

adalah bahasa Inggris. Sebagai bahasa internasional, bahasa Inggris banyak

berperan dalam meningkatkan kualitas peserta didik yang nantinya dapat

berperan aktif dalam dunia global.Sekolah-sekolah juga mulai muncul label

rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) maupun sekolah bertaraf

internasional (SBI).

Penelitian mengenai pola pembelajaran dwibahasa (bilingual) di sekolah

RSBI sebelumnya yaitu penelitian oleh Mahda Alatas tahun 2008 yang berjudul

Proses Pembelajaran di SMP Negeri 2 Semarang sebagai Rintisan Sekolah

Bertaraf Internasional (Studi Deskriptif Kualitatif Proses Perencanaan,

Pelaksanaaan, dan Evaluasi Pembelajaran) yang berisi tentang ciri khusus

yang dimiliki kelas Imersi adalah menggunakan bahasa pengantar yaitu bahasa

Inggris yang dilengkapi dengan kamus pendamping tiap mata pelajaran.

Kurikulum yang digunakan sesuai dengan kurikulum yang digunakan sekarang

Page 34: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

19

19

yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Dengan demikian perlu

adanya perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dalam proses pembelajaran.

Dalam pembelajaran dwibahasa (bilingual) juga diperlukan model-model

pembelajaran supaya materi yang akan disampaikan dapat dipahami oleh siswa.

Ida Bagus Putu Arniyana dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA

No.2 bulan April tahun 2008 dengan penelitian yang berjudul Pengembangan

Model Pembelajaran Bilingual Peview-Review dipandu Strategi Kooperatif

STAD dalam pembelajaran Sains di SMA, menyatakan bahwa untuk mengatasi

kesulitan dalam proses belajar mengajar secara bilingual guru perlu

mengadakan model pembelajaran yang inovatif. Model pembelajaran ini yaitu

guru menyampaikan materi dengan bahasa Indonesia. Kemudian dibentuklah

kelompok yang diberi kuis, dan kuis tersebut dikerjakan dengan menggunakan

bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Pada bagian terakhir dilakukan pemberian

hadiah (reward) kepada kelompok terbaik dalam penggunaan bahasa Indonesia

dan bahasa Inggris. Model pembelajaran ini digunakan untuk memacu motivasi

dan minat siswa terhadap pembelajaran bilingual. Dari penelitian di atas dapat

dapat diketahui bahwa dalam pembelajaran dwibahasa (bilingual), guru harus

mempersiapkan metode pembelajaran yang mampu menarik minat siswa dalam

pembelajaran dwibahasa (bilingual) sehingga siswa dapat memahami materi

yang disampaikan dengan menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan

bahasa Inggris.

(http://jurnal.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=tampil&id=3087)

Page 35: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

20

20

Pembelajaran dwibahasa (bilingual) juga sangat bermanfaat dalam

peningkatan mutu kualitas peserta didikdalam berkomunikasi terutama bahasa

Inggris. Itta dalam Jurnal Pendidikan Penabur No.9/tahun ke-6/Desember 2007

dengan judul penelitian Kemampuan Berbahasa Inggris Anak dengan

Pembelajaran Bilingual yang menyatakan beberapa Kelompok Bermain dan

Taman Kanak-Kanak di Jakarta menerapkan pembelajaranbilingual yaitu

bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.Penelitian dilakukan di Kelompok

Bermain (KB) TKK 6 BPK PENABUR Jakartadengan menyebar angket kepada

ibu-ibu anak KB tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwapara ibu

berpendapat kemampuan anak mereka dalam bahasa Inggris dan perkembangan

kognitifanak serta hasil belajar mereka pada rentang baik sampai sangat baik.

(http://jurnal.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=tampil&id=25072).

Departemen Pendidikan Nasional sejak tahun 2004 merupakan

implementasi dari Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem

Pendidikan Nasional pasal 33 ayat (3), yang menyatakan bahwa bahasa asing

dapat dipergunakan sebagai bahasa pengantar pada satuan pendidikan tertentu

untuk mendukung kemampuan berbahasa asing peserta didik. Dengan demikian

penerapan sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual) merupakan harapan agar

mutu dan kualitas pendidikan dapat lebih baik dan dapat bersaing dengan

pendidikan di negara maju.

Dalam penelitian tentang sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada

mata pelajaran sosiologi di rintisan sekolah bertaraf internasional SMA Negeri

Page 36: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

21

21

1 Kendal lebih khusus terfokus pada sistem pembelajaran yaitu materi, media,

metode, evaluasi dan hambatan-hambatan pada proses pembelajaran dwibahasa

(bilingual) pada mata pelajaran sosiologi. Selain itu juga mengungkap

bagaimana persepsi guru dan siswa tentang adanya sistem pembelajaran

dwibahasa (bilingual) di rintisan sekolahbertaraf internasional SMA Negeri 1

Kendal.

4. Pembelajaran

a. Pengertian Pembelajaran

Oemar Hamalik (2010:57) menyatakan bahwa pembelajaran adalah suatu

kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,

perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan

pembelajaran. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai,

dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Proses pembelajaran

setiap satuan pedidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi

aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan

kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik. Standar proses meliputi perencanaan proses

pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran,

dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran

yang efektif dan efisien.

Page 37: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

22

22

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran,

Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator pencapaian

kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar dan sumber

belajar. Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP.

Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan

kegiatan penutup. Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran

untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan

sebagai bahan penyusun laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki

proses pembelajaran. Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan

terprogram dengan menggunakan tes dan notes dalam bentuk tertulis maupun

lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa

tugas, proyek dan produk, porto folio dan penilaian diri. Penilaian hasil

pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan Panduan

Penilaian Kelompok Mata Pelajaran. Pengawasan proses pembelajaran berupa

pemantauan, supervisi, evaluasi pelaporan, dan tindak lanjut yang dilakukan

oleh kepala sekolah dan pengawasan satuan pendidikan.

b. Karakteristik Pembelajaran

Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru pada

hakekatnya adalah untuk membangun kreatifitas berfikir yang dapat

meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik serta dapat meningkatkan

Page 38: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

23

23

kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya peningkatan

penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Belajar dan pembelajaran

diarahkan untuk membangun kemampuan berfikir dan kemampuan menguasai

materi pelajaran, dimana pengetahuan itu tidak diperoleh dengan cara diberikan

atau ditransfer dari orang lain,tetapi dibentuk dan dikonstruksi oleh individu itu

sendiri sehingga peserta didik itu mampu mengembangkan intelektualnya.

Sagala (2005:63) menyatakan bahwa pembelajaran mempunyai dua

karakteristik, yaitu:

1) Dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara

maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat, akan

tetapi menghendaki aktifitas siswa dalam proses berfikir.

2) Dalam pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab

terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan

kemampuan berfikir siswa, yang ada pada gilirannya kemampuan berfikir

itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka

konstruksi sendiri.

Dengan demikian pembelajaran harus lebih menekankan pada aktivitas

siswa, dan guru berperan sebagai pembimbing yang mengarahkan siswa supaya

tidak menyimpang dari tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Untuk itu perlu

diketahui apa saja yang menjadi tujuan pembelajaran ini.

Menurut Ibrahim (2002:48) tujuan pembelajaran merupakan rumusan

perilaku yang telah diterapkan sebelumnya untuk menjadi milik dan harus

Page 39: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

24

24

nampak pada diri siswa sebagai akibat dari perbuatan belajar yang telah

dilakukan baik kognitif, afektif, dan psikomotorik.

c. Komponen-Komponen dalam Pembelajaran

Menurut Syaiful (2002) komponen-komponen dalam pembelajaran

meliputi :

1. Bahan pelajaran, yaitu substansi yang akan disampaikan dalam proses

belajar mengajar. Tanpa adanya bahan pelajaran, proses belajar mengajar

tidak akan berjalan.

2. Metode, yaitu suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode dipergunakan

guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

setelah pengajaran berakhir.

3. Sumber pelajaran, yaitu segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai

tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau berasal untuk belajar

seseorang. Dengan demikian, sumber-sumber belajar merupakan

bahan/materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal

baru bagi siswa.

4. Alat, yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai

tujuan pengajaran. Alat berfungsi sebagai perlengkapan, dan pembantu

dalam mempermudah usaha mencapai tujuan pembelajaran.

5. Evaluasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-

dalamnya, yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa guna mengetahui

Page 40: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

25

25

sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan

mengembangkan kemampuan siswa.

d. Tahap-Tahap Pembelajaran

Adanya tahapan pembelajaran dimaksudkan supaya kegiatan belajar

mengajar yang dilakukan dapat terlaksana dengan baik sehingga tujuan yang

telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik pula. Adapun tahap-tahap

pembelajaran tersusun sebagai berikut:

1) Tahap Persiapan

Tahap persiapan ini di awali dengan kesiapan guru dalam penguasaan

bidang keilmuan yang menjadi kewenangannya, merupakan modal bagi

terlaksananya proses pembelajaran yang baik. Guru profesional dituntut untuk

memiliki persiapan dan penguasaan cukup memadai, baik dalam bidang

keilmuan maupun dalam merancang program pembelajaran yang akan

disajikan.

2) Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan proses pembelajaran menggambarkan dinamika kegiatan

belajar siswa yang dipandu dan dibuat dinamis oleh guru. Oleh karena itu guru

dituntut untuk memiliki pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan

dalammengaplikasikan metodologi dan pendekatan pembelajaran secara tepat.

Kompetensi profesional dari guru tesebut dikombinasikan dengan kemampuan

dalam memahami dinamika perilaku dan perkembangan yang dijalani siswa.

Page 41: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

26

26

Adapun keberhasilan proses pembelajaran banyak bertumpu pada sikap dan

belajar siswa, baik perorangan maupun kelompok. Tersedianya sumber belajar

dengan memanfaatkan media pembelajaran secara tepat merupakan kondisi

positif yang mampu mendorong kegiatan belajar siswa yang proaktif dan

efektif. Memelihara suasana pembelajaran yang dinamis dan menyenangkan

merupakan kondisi esensial yang perlu tercipta dalam setiap proses

pembelajaran.

3) Tahap Evaluasi

Adapun yang dimaksud dengan evaluasi adalah alat yang digunakan untuk

mengungkap taraf keberhasilan proses pembelajaran, khususnya untuk

mengukur hasil belajar siswa. Melalui evaluasi dapat diketahui efektifitas proses

pembelajaran dan tingkat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi

merupakan laporan dari proses pembelajaran khususnya laporan tentang

kemajuan pretasi belajar siswa. Evaluasi secara otomatis merupakan

pertanggung jawaban guru dalam pelaksanaan pembelajaran.

4) Tahap Tindak Lanjut

Pada tahap ini dipilah menjadi dua yaitu promosi dan rehabilitasi. Promosi

merupakan penetapan untuk melangkah dan peningkatan lebih lanjut akan

keberhasilan belajar siswa. Bentuk promosi dapat berupa melanjutkan pokok

bahasan atasmateri pembelajaran atau keputusan tentang kenaikan kelas.

Sedangkan rehabilitasi adalah perbaikan atas kekurangan yang telah terjadi

dalam proses pembelajaran, khususnya apabila terjadi tingkat keberhasilan

Page 42: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

27

27

siswa yang kurang memadai. Bentuk rehabilitasi kita kenal dengan istilah

remidial.

B. Landasan Teori

Teori yang digunakan dalam penelitian tentang sistem pembelajaran

dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi di rintisan sekolah bertaraf

internasional SMA Negeri 1 Kendal adalah Teori Stimulus-Respon.

Teori stimulus-respon ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar

yang sederhana.Dengan demikian seseorang dapat menjelaskan suatu kaitan erat

antara pesan-pesan dan reaksi audience. McQuail (dalam Burhan, 2006:281)

menjelaskan elemen-elemen dalam teori stimulus-responadalah : (a) pesan

(Stimulus), (b) seorang penerima atau receiver (Organisme), dan (c) efek

(Respons).

Prinsip teori stimulus-respon ini mengasumsikan bahwa pesan informasi

dipersiapkan dan didistribusikan secara sistematis dan dalam skala yang

luas.Sehingga secara serempak pesan tersebut dapat diterima oleh sejumlah besar

individu, bukan ditujukan pada seorang atau indivudu. Kemudian sejumlah besar

individu itu akan merespons pesan informasi itu..

Gagne (dalam Chatarina, 2007:4) menyatakan belajar merupakan sebuah

sistem yang di dalamnya terdapat pelbagai unsur yang saling kait terkait sehingga

menghasilkan perubahan perilaku. Beberapa unsur tersebut yaitu :

Page 43: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

28

28

1. Pembelajar, dapat berupa peserta didik, pembelajar, warga belajar dan peserta

pelatihan.

2. Rangsangan (stimulus). Peristiwa yang merangsang penginderaan pembelajar

disebut situasi stimulus. Agar pembelajar mampu belajar optimal, ia harus

memfokuskan pada stimulus tertentu yang diminati.

3. Memori. Memori pembelajar berisi berbagai kemampuan yang berupa

pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dihasilkan dari aktivitas belajar

sebelumnya.

4. Respon. Tindakan yang diaktualisasi memori disebut respon. Respon dalam

pembelajaran diamati pada akhir proses belajar yang disebut perubahan perilaku

atau perubahan kinerja (performance).

Keempat unsur belajar tersebut dapat dapat dideskripsikan yaitu aktifitas

belajar akan terjadi pada diri pembelajar apabila interaksi antara situasi stimulus

dengan isi memori sehingga perilakunya berubah dari waktu sebelum dan sesudah

adanya situasi stimulus tersebut. Perubahan perilaku pada diri pembelajar itu

menunjukkan bahwa pembelajar telah melakukan aktifitas belajar.

Terkait dengan penelitian ini, dalam sistem pembelajaran dwibahasa

(bilingual) juga terdapat penyampaian pesan (stimulus) yaitu berupa sistem

pembelajaran sosiologi secara dwibahasa (bilingual) yang disampaikan oleh guru,

seorang penerima (receiver)yaitu berupa peserta didik, dan efek (respon) yaitu

berupa hasil yang ingin dicapai dari pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata

Page 44: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

29

29

pelajaran sosiologi di rintisan sekolah bertaraf internasional SMA Negeri 1

Kendal.

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dijelaskan bahwa adanya

rintisan sekolah bertaraf internasional SMA Negeri 1 Kendal akan mendorong

sekolah untuk mengadakan inovasi-inovasi terutama dalam sistem pembelajaran

yaitu pembelajaran dwibahasa (bilingual). Pembelajaran dwibahasa (bilingual)

pada mata pelajaran sosiologi merupakan bentuk respon yang datang.Sistem

pembelajaran sosiologi merupakan sistem yang terdiri dari berbagai subsistem

yaitu materi, metode, media, dan evaluasi pembelajaran. Komponen-komponen

inilah yang nantinya mendukung dalam proses sistem pembelajaran dwibahasa

(bilingual) pada mata pelajaran sosiologi.

Guru dalam sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata

pelajaran sosiologi berperan sebagai seoarang yang memberikan stimulus kepada

siswa. Siswa dalam pembelajaran ini berperan sebagai penerima (receiver)dan

hasil yang dicapai dalam sistem pembelajaran sosiologi secara dwibahasa

(bilingual) merupakan respon (efek) yang dihasilkan dari pembelajaran tersebut.

Sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi

tentu akan ada faktor penghambat yang menjadi kendala dalam berlangsungnya

proses belajar mengajar. Hambatan-hambatan ini yang kemudian harus

Page 45: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

30

30

diperhatikan oleh guru dan siswa serta pihak yang berkait di dalamnya supaya

tujuan dari proses belajar mengajar dapat tercapai.

Secara singkat kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan

sebagai berikut :

E.

F.

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir.

Sistem Pembelajaran Sosiologi Dwibahasa

(Bilingual)

Metode Pembelajaran

Evaluasi Pembelajaran

Media Pembelajaran

Siswa

Tujuan Pembelajaran

Materi Pembelajaran

Guru

Hambatan

Page 46: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

31

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Dasar Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu penelitian

yang tidak menggunakan angka-angka atau statistik namun lebih pada deskripsi

dalam mengolah data. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2004:4)

mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati. Kirk dan Miller (dalam Moleong, 2004:4) mendefinisikan bahwa

penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang

secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam

kawasannya maupun dalam peristilahannya.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana sistem

pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi dan bagaimana

hambatan-hambatan pada proses pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata

pelajaran sosiologi serta bagaimana persepsi guru dan siswa terhadap sistem

pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi di rintisan

sekolah bertaraf internasional SMA Negeri 1 Kendal.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Kendal yang terletak di Jalan

Soekarno-Hatta, Kelurahan Purwokerto, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal.

31

Page 47: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

32

32

Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan pada alasan bahwa sebagai salah satu

RSBI, pembelajaran yang diterapkan pada mata pelajaran sosiologi

mennggunakan pembelajaran dwibahasa (bilingual). Akan tetapi pada realitanya

guru sosiologi dan siswa di SMA Negeri 1 Kendal belum sepenuhnya menguasai

bahasa Inggris. Atas dasar alasan inilah penulis tertarik untuk melakukan

penelitian di SMA Negeri 1 Kendal.

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian pada penelitian ini adalah sistem pembelajaran dwibahasa

(bilingual) pada mata pelajaran sosiologi di rintisan sekolah bertaraf internasional

SMA Negeri 1 Kendal yang meliputi proses pembelajaran dwibahasa (bilingual)

pada mata pelajaran sosiologi, hambatan-hambatan dan persepsi guru dan siswa

terhadap sistem pembelajaran sosiologi secara bilingual.

D. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru sosiologi, siswa dan Kepala

Sekolah SMA Negeri 1 Kendal. Guru yang menjadi subjek dalam penelitian ini

berjumlah tiga guruyaitu : Fendy Dwi Hardiyanto S. Pd, Drs. M. Djazuli S. Pd.,

Dra. Tri Istini, dan siswa dari kelas X dan XI IPS yang berjumlah 12 dengan

rincian 7 siswa dari kelas X dan 5 siswa dari kelas XI IPS, serta Drs. Iskandar

selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Kendal. Pemilihan subjek ini karena

keakuratan dalam memberikan informasi yang ingin diperoleh oleh peneliti,

sehingga data yang perlukan peneliti telah tercapai.

Page 48: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

33

33

E. Sumber Data Penelitian

a. Data primer

Data primer dalam penelitian ini yaitu berupa pengamatan dan wawancara

terhadap kepala sekolah, guru dan siswa. Dalam penelitian ini data akan dicari

lewat pengamatan data wawancara pada kepala sekolah, guru dan siswa

tentang bagaimana sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata

pelajaran sosiologi dan hambatan-hambatan pada proses pembelajaran

dwibahasa (bilingual) di rintisan sekolah bertaraf internasional SMA Negeri 1

Kendal.

Guru sosiologi dan siswa kelas X dan XI IPS merupakan informan kunci.

Guru di dalam penelitian ini diharapkan mampu memberi informasi tentang

bagaimana sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran

sosiologi terutama mengenai materi, sumber, metode, media, evaluasi,

hambatan dan persepsi terhadap sistem pembelajaran sosiologi secara

bilingual. Sedangkan siswa kelas X dan XI IPS diharapkan mampu

memberikan informasi tentang bagaimana pelaksanaan, persepsi dan

hambatan dalam pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran

sosiologi.

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan data tambahan berupa informasi yang akan

melengkapi data primer. Data tambahan yang dimaksud meliputi dokumen

atau arsip didapatkan dari berbagai sumber, foto pendukung yang sudah ada,

Page 49: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

34

34

maupun foto yang dihasilkan sendiri, serta data yang terkait dalam penelitian

ini.

Foto dalam penelitian ini dapat digunakan untuk menjelaskan bagaimana

proses pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi dan

gambaran umum serta profil dari SMA Negeri 1 Kendal. Data tambahan

dalam penelitian ini adalah buku, dokumen, arsip, jadwal pelajaran.

F. Tehnik pengumpulan data

a. Observasi

Observasi menurut Arikunto (1998:146) atau yang disebut dengan

pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek

dengan menggunakan seluruh alat indera. Observasi ialah pengamatan dan

pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.

Observasi awal dalam penelitian ini dilakukan peneliti pada tanggal 17

Januari 2011 (observasi awal) dan diteruskan mulai tanggal 4 Mei sampai 19

Mei. Observasi dalam penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana

pembelajaran sosiologi di SMA Negeri 1 Kendal serta profil dan gambaran

umum sekolah SMA Negeri 1 Kendal. Observasi juga dilakukan dengan

mengikuti proses kegiatan belajar mengajar secara langsung di dalam kelas X

dan kelas X1 IPS.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

Page 50: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

35

35

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu. (Moleong, 2006:186)

Wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada guru, siswa, dan kepala

sekolah. Guru dalam penelitian ini berjumlah tiga guru yaitu : Fendy Dwi

Hardiyanto S. Pd, Drs. M. Djazuli S. Pd.,Dra. Tri Istini, yang dilakukan pada

tanggal 9 Mei, 11 Mei, 14 Mei dan 19 Mei. Wawancara dengan kepala

sekolah yaitu Drs. Iskandar dilakukan pada tanggal 14 Mei. Sedangkan

wawancara dengan siswa dari kelas X dan XI IPS yang berjumlah 12 dengan

rincian 7 siswa dari kelas X dan 5 siswa dari kelas XI IPS dilakukan pada

tanggal 4 Mei sampai tanggal 19 Mei. Tujuan dari wawancara adalah untuk

mencari data tentang sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata

pelajaran sosiologi, hambatan-hambatan dan persepsi terhadap pembelajaran

dwibahasa (bilingual) sosiologi di SMA Negeri 1 Kendal. Berikut adalah data

responden :

Tabel 1. Data responden dalam wawancara

No Nama Jabatan Akademik

Kelas Usia(tahun)

Jenis Kelamin

1 Drs. Iskandar Kepala Sekolah

- 49 Laki-laki

2 Dra. Tri Istini Guru Sosiologi

- 49 Perempuan

3 Drs. M. Djazuli Guru Sosiologi

- 54 Laki-laki

Page 51: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

36

36

4 Fendy Dwi H. S. Pd.

Guru Sosiologi

- 26 Laki-laki

5 Widya Amalia Siswa X2 16 Perempuan

6 Apriwieda Yani Siswa X9 16 Perempuan

7 Dinar Laksitani Siswa X2 16 Perempuan

8 Intan Oktavia W.R. Siswa X2 15 Perempuan

9 Radityo M. Harsono

Siswa X5 16 Laki-laki

10 Aulia Rahma Siswa X10 16 Perempuan

11 Akbar Dwiguna Siswa X3 15 Laki-laki

12 Ulfi Nihaya Siswa XI IPS 1 17 Perempun

13 Niken Dwi H. Siswa XI IPS 3 17 Perempuan

14 Hendri Apriliyanto Siswa XI IPS 2 17 Laki-laki

15 Ratri Purnama Sari Siswa XI IPS 3 17 Perempuan

16 Arien Sweiteniasari Siswa XI IPS 4 17 Perempuan

(Sumber : data wawancara peneliti mulai tanggal 4-19Mei).

c. Dokumentasi

Dokumen terdiri atas tulisan pribadi seperti buku harian, surat-surat,

dokumen resmi, foto dan bahan statistik (Nasution, 2003:85).Teknik

pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data yang

Page 52: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

37

37

diperoleh melalui dokumen-dokumen. Dokumentasi berguna untuk

mengungkap data yang telah ada.

Dokumentasi dalam penelitian ini berupa catatan-catatan atau foto yang

dibuat oleh penulis pada saat wawancara maupun observasi ketika berada di

lapangan digunakan untuk menyusun skripsi ini. Dokumentasi tersebut

menganai profil sekolah, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), silabus

dan contoh-contoh soal serta foto pada saat pembelajaran dan wawancara

berlangsung.

Penelitian ini memerlukan dokumen yang dapat mendukung dan

memberikan keterangan yang jelas mengenai sistem pembelajaran dwibahasa

(bilingual) pada mata pelajaran sosiologi di sekolah rintisan bertaraf

internasional SMA Negeri 1 Kendal. Dokumen pendukung dapat berupa

arsip-arsip penting sekolah. Arsip dapat berupa jumlah siswa, jumlah guru,

dan jumlah pegawai.

G. Validitas Data

Validitas data adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan kevalidan

atau kesahihan sesuatu instrumen yang digunakan dalam penelitian.Suatu

instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang

diteliti secara tepat (Arikunto, 2006:168). Validitas membuktikan bahwa apa yang

diamati oleh peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dalam dunia

kenyataan, dan apakah penjelasan yang diberikan tentang dunia memang sesuai

dengan sebenarnya ada atau terjadi. (Nasution, 2003:105)

Page 53: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

38

38

Validitas data yang digunakan untuk memeriksa data dalam penelitian ini

adalah triangulasi data. Patton (dalam Moleong, 2006:330) mengemukakan

trianggulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang bebeda

dalam penelitian kualitatif.

Trianggulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil pengamatan atau

observasi. Hasil wawancara dengan kepala sekolah SMA Negeri 1 Kendal

menyatakan bahwa guru sosiologi dan siswa sudah mampu mengikuti dan

menerapkan sistem pembelajaran bilingual. Hasil data wawancara tersebut

kemudian disesuaikan dengan hasil dari pengamatan yang dilakukan oleh

penulis. Hasil pengamatan ternyata menyatakan hal yang berbeda. Tidak

semua guru sosiologi dan siswa mampu mengikuti dan menerapkan

pembelajaran sosiologi secara bilingual. Hal ini sesuai dengan apa yang

diamati oleh peneliti bahwa tidak semua guru sosiologi dan siswa mampu

mengikuti dan menerapkan pembelajaran sosiologi secara bilingual. Sehingga

data observasi menjadi data yang utama dari pada data pada saat wawancara.

2. Membandingkan apa yang disampaikan guru kepada siswa dalam kegiatan

pembelajaran di kelas dengan apa yang disampaikan kepada peneliti dalam

proses wawancara. Dalam kegiatan pembelajaran ternyata ada guru sosiologi

yang sudah mampu dan adapula yang belum mampu menyampaikan materi

sosiologi secara bilingual kepada siswa. Namun dalam wawancara siswa

Page 54: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

39

39

menyatakan bahwa ternyata materi yang disampaikan guru ada yang sudah

mampu tersampaikan ada yang masih membingungkan. Sehingga dalam hal

ini terjadi persamaan apa yang dilakukan guru di dalam kelas dan apa yang

disampaikan siswa dalam wawancara dengan penulis.

3. Membandingkan perpektif guru sosiologi dengan pandangan siswa kelas X

dan kelas XI IPS dan kepala sekolah SMA Negeri 1 Kendal terhadap kegiatan

pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi. Hasil

wawancara dengan kepala sekolah menyatakan bahwa sistem pembelajaran

bilingual pada mata pelajaran sosiologi membantu guru dan siswa dalam

membekali bahasa asing. Pada subjek lain yaitu guru sosiologi menyatakan

bahwa pembelajaran bilingual dapat membiasakan guru dan siswa dalam

berbahasa Inggris terutama di lngkungan sekolah. Sementara salah satu siswa

dari siswa kelas X menyatakan bahwa pembelajaran bilingual masih

menyenangkan. Namun salah satu siswa kelas XI IPS menyatakan bahwa

pembelajaran bilingual membingungkan siswa dalam memahami materi

sosiologi. Dengan demikian terdapat berbagai perpektif yang menggambarkan

bagaimana respon atau tanggapan guru sosiologi dan siswa selama mengikuti

sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi.

H. Metode Analisis Data

Analisis adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan (Nasution,

2003:126). Analisis data mempunyai langkah-langkah yang bersifat umum, yaitu:

Page 55: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

40

40

a. Reduksi data

Laporan lapangan sebagai bahan mentah disingkatkan, direduksi, disusun

lebih sistematis, ditonjolkan pokok-pokok yang penting, diberi susunan yang

lebih sistematis, sehingga mudah dikendalikan. Data yang direduksi memberi

gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan, juga mempermudah

peneliti untuk mencari kembali data yang diperoleh bila diperlukan.

b. Display data

Data laporan lapangan yang tebal akan sulit melihat hubungan antara

detail yang banyak, dengan sendirinya sukar pula melihat gambaran

keseluruhannya untuk mengambil kesimpulan yang tepat. Dengan demikian,

agar dapat melihat gambaran keseluruhannya atau bagian-bagian tertentu dari

penelitian itu, harus diusahakan membuat berbagai macam matriks, grafik,

networks dan charts, sehingga peneliti dapat menguasai data dan tidak

tenggelam dalam tumpukan detail.

c. Menarik kesimpulan atau verifikasi

Verifikasi sejak mula peneliti berusaha untuk mencari makna data yang

dikumpulkannya.Peneliti mencari pola, thema, hubungan, persamaan, hal-hal

yang sering timbul, dan hipotesis, jadi dari data yang diperoleh peneliti sejak

mulanya mencoba mengambil kesimpulan (Nasution, 2003:129-130).

Ada empat komponen yang saling interaktif yakni saling mempengaruhi

dan terkait.Peneliti dalam awal penelitian mengumpulkan atau mengoleksi

data dari lapangan, setelah mengoleksi data yang banyak maka diadakan

Page 56: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

41

41

reduksi data, selain untuk pengumpulan digunakan juga waktu untuk

menyajikan data. Kesimpulan dilakukan apabila ketiga kegiatan sebelumnya

sudah dilakukan.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dimulai dengan pengamatan di

SMA Negeri 1 Kendal, melakukan wawancara dengan 12 siswa yaitu 7 dari

kelas X dan 5 dari kelas XI IPS, tiga guru sosiologi yaitu Dra. Tri Istini, Drs. M.

Djazuli, dan Bapak Fendy Dwi Hardiyanto, S.Pd., dan Drs. Iskandar selaku kepala

sekolah. Peneliti juga mencari data melaui dokumen dan arsip-arsip yang

berkaitan dengan sistem pembelajaran sosiologi secara bilingual. Setelah

proses pengumpulan data selesai maka peneliti mulai mereduksi data dengan

memilah data yang diperlukan dan membuang data yang tidak diperlukan.

Setelah mereduksi data kemudian peneliti mencoba manyajikan data

penelitian dan peneliti mulai menarik kesimpulan atau verifikasi data tersebut.

Page 57: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

42

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Sekolah

1. Sejarah, Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah

SMA 1 Kendal didirikan bulan Juli 1961, atas instruksi Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan kepada direktur SMA Negeri 1 Semarang, dan merupakan filial dari

SMA Negeri 1 Semarang. Maka pada awal Agustus 1961 Bapak Kartono, Direktur

SMA Negeri 1 Semarang mengadakan peninjauan di Kendal dan membentuk

Panitia Pendiri SMA yang kemudian menjadi Panitia Pendiri SMA Negeri 1 Kendal

dengan susunan:

Ketua I : Bapak R.S Danoesoegito

Ketua II : Bapak R.Kaolan Brotosiswoyo

Penulis I : Bapak Soemardi Tjarjohartono

Penulis II : Bapak Riyadi

Bendahara I : Bapak S. Kartowikromo

Bendahara II : Bapak Dwijososoesastro

Seksi Pendidikan : Nyonya O. Sahid

Seksi Teknik Pembangunan : Bapak Sahid

Penasihat : Bapak R. Soeprapto Atmodirejo

Pada Tahun 1966 terjadi perubahan kepanitiaan dengan susunan :

Ketua : Bapak R. Kaolan Brotosiswoyo

42

Page 58: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

43

43

Penulis : Bapak Soenardi Tjarjohartono

Bendahara I : Bapak Dwijososoesastro

Bendahara II : Bapak Wirjoatmojo

Bagian Teknik Pembangunan : Bapak R. Soemitro

Penasihat : Bapak R. Soeprapto Atmodirejo

Mula-mula panitia menyiapkan gedung "Bhakti" yang terletak di jalan

Notomudigdo, sebelah timur Pendopo Kabupaten Kendal. Tetapi, karena tidak

memenuhi syarat pada tanggal 2 Oktober 1962 panitia memindahkan SMA Kendal

yang waktu itu jumlah muridnya 25 orang ke gedung bekas asrama SGB Negeri

Kendal di Jalan Pemuda 58 (sekarang tidak dipakai lagi).

Dengan banyak perbaikan akhirnya mulai 1 Agustus 1962, SMA 1 Kendal

dinegerikan.Artinya sudah berdiri sendiri dan lepas dari ikatannya dari SMA 1

Semarang. Di gedung tua tersebut bertahan sampai tahun 1977. Sejak tahun 1977

SMA 1 Kendal pindah ke daerah Kecamatan Patebon menempati gedung baru milik

sendiri yang dibangun oleh pemerintah melalui Proyek Pelita. Sampai sekarang

SMA Negeri1 Kendal bertempat di daerah tersebut tepatnya di Jl. Soekarno-Hatta

Kendal.Perkembangan selanjutnya, mulai tahun ajaran 2008/ 2009 SMA Negeri 1

Kendal ditetapkan sebagai sekolah RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional)

sampai sekarang.

Dengan usia yang sekarang, SMA Negeri 1 Kendal sejak berdiri tahun 1961

mengalami beberapa kali pergantian pimpinan yaitu, 1) R. Soeprapto Atmodirejo

(1961-1974), 2) Abdul Moenir Soediro, B. A. (1974-1975), 3) Drs. Muchsin (1975-

Page 59: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

44

44

1977), 4) Drs. Mintoro Hadisusanto (1977-1989), 5) Soebari, B.A. (1989-1991), 6)

Drs. Purnomo Sidik (1991-1992), 7) Muchtomi, B.A. (1992-1994), 8) Mahjudi,

B.A (1994-1998), 9) Dra. Supiyatun (1998-2001), 10) Drs. Kurniyanto Sukirman

(2001-2003), 11) Drs. Sutopo (2003-2009), 12) Drs. Iskandar (2009- sekarang).

Secara administratif, SMA Negeri 1 Kendal terletak di Desa Purwokerto,

Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah, berbatasan dengan:

Sebelah selatan : perumahan penduduk

Sebelah barat : perumahan penduduk

Sebelah timur : jalur lambat

Sebelah utara : SMK N 1 Kendal

Gambar 2. Profil Sekolah SMA Negeri 1 Kendal

(sumber : dokumentasi peneliti pada tanggal 4 Mei 2011).

Page 60: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

45

45

SMA Negeri 1 Kendal memiliki fasilitas gedung yang memadai, dengan 30

ruang kelas, masing-masing tingkatan kelas memiliki 10 ruang kelas. Di dalam

kelas, selain prasarana yang umum seperti meja kursi peserta didik, meja kursi

guru, dan papan tulis, juga dilengkapi dengan LCD, komputer kelas, layar LCD,

dan AC. Ruang penunjang lainnya terdiri dari ruang kepala sekolah, ruang wakil

kepala sekolah, ruang guru, ruang Tata Usaha (TU), ruang tunggu, ruang aula,

ruang perpustakaan siswa, ruang kesenian, ruang laboratorium (fisika, kimia,

biologi, bahasa, dan komputer), ruang multimedia, ruang layanan BK (Bimbingan

dan Konseling), masjid, ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah), ruang OSIS

(Organisasi Siswa Intra Sekolah), kantin sekolah, koperasi sekolah, dapur, gudang,

pos keamanan, rumah penjaga sekolah, tempat parkir, lapangan olah raga, dan

toilet.

SMA Negeri 1 Kendal merupakan salah satu sekolah unggulan di Kabupaten

Kendal. Prestasi tersebut dapat berupa prestasi akademik maupun non akademik.

SMA Negeri 1 Kendal terus mengalami kemajuan dengan menjadi sekolah rintisan

bertaraf internasional.

2. Visi dan Misi Sekolah

SMA Negeri 1 Kendal merupakan sekolah unggulan yang mempunyai visi

sekolah “mewujudkan manusia beriman, bertaqwa, berbudipekerti luhur dan unggul

dalam berprestasi di era global”. Adapun misi dari SMA Negeri 1 Kendal adalah

sebagai berikut:

a. Pembelajaran efektif, efisien, berdasarkan Kurikulum menuju SBI

Page 61: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

46

46

b. Peningkatan iman dan takwa (Imtaq) seluruh warga SMA Negeri 1 Kendal

c. Aplikasi nilai-nilai luhur bangsa dalam kehidupan sehari-hari

d. Sarana prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan, sesuai SBI

e. Kerja sama yang baik dengan semua stakeholder yang ada

f. Mempersiapkan peserta didik berkompetisi di era global

g. Tugas pokok dan fungsi masing-masing komponen sekolah berjalan kondusif.

Visi dan misi SMA Negeri 1 Kendal tersebut bertujuan agar semua yang

menjadi tujuan dari sistem pendidikan yang diterapkan mampu tercapai guna

kemajuan dan nama baik SMA Negeri 1 Kendal.

3. Keadaan Guru, Siswa dan Pegawai

SMA Negeri 1 Kendal mempunyai 66 guru.Guru yang berijazah berjumlah 52

orang dan guru yang tidak tetap sebanyak 14 orang. Guru Bahasa Inggris

berjumlah 6 orang.Kemudian guru Matematika dan Bahasa Indonesia masing-

masing berjumlah 5 orang.Sedangkan guru Ekonomi, Bimbingan dan Konseling,

Kewarganegaraan, TIK dan Bahasa Jepang masing-masing berjumlah 4

orang.Selain dari mata pelajaran yang telah disebutkan, rata-rata guru tiap mata

pelajaran berjumlah 2 sampai 3 orang. Keadaan guru di SMA Negeri 1 Kendal

menempuh jenjang pendidikan terakhir S1 berjumlah 62 orang, S2 berjumlah 1

orang, dan D3 berjumlah 3 orang.

Guru di SMA Negeri I Kendal juga di bekali dengan pelatihan-pelatihan

tentang bahasa Inggris dan penguasaan dalam bidang ICT (Information and

Communication Technology).SMA Negeri 1 Kendal juga bekerja sama dengan

Page 62: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

47

47

Institut Bahasa Inggris World Pro yaitu lembaga pelatihan bahasa Inggris dari

Semarang yang melatih guru dalam bidang bahasa Inggris sebagai wujud dari

pembelajaran bilingual yang mutlak dilakukan pada mata pelajaran MIPA

(Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) serta pengembangan terhadap IPS (Ilmu

Pengetahuan Sosial). Penguasaan ICT bagi guru berguna untuk penggunaan media

pembelajaran terutama komputer dan LCD serta fasilitas internet dan area hotspot

yang dapat dimanfaatkan guru untuk menunjang sistem pembelajaran di SMA

Negeri 1 Kendal sebagai sekolah rintisan bertaraf internasional.

Tabel 2. Jenjang pendidikan dan jumlah guru SMA Negeri 1 Kendal

No Jenjang Pendidikan Guru Jumlah

1 Jenjang S1 62 orang

2 Jenjang S2 1 orang

3 Jenjang D3 3 orang

Jumlah keseluruhan 66 orang

(Sumber : data sekolah tahun ajaran 2010/2011).

SMA Negeri 1 Kendal mempunyai siswa berjumlah 1077 orang. Siswa yang

menempati kelas X berjumlah 345 orang, siswa kelas XI 352 orang, dan siswa kelas

XII berjumlah 380 orang serta mempunyai kelas sebanyak 30 kelas. Masing-masing

kelas dibagi ke dalam beberapa rombongan belajar dan untuk kelas XI dan XII

terbagi pula menjadi 2 jurusan yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan

IlmuPengetahuan Sosial (IPS). Jumlah peserta didik yang termasuk dalam jurusan

Page 63: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

48

48

IlmuPengetahuan Alam lebih banyak dari peserta didik jurusan Ilmu Pengetahuan

Sosial. Hal itu dibuktikan dengan jumlah kelas dari jurusan Ilmu Pengetahuan Alam

kelas XI dan kelas XII yang masing-masing ada 6 kelas, dengan jumlah peserta

didik kelas XI.IPA 228 orang dan jumlah peserta didik kelas XII.IPA 244 orang.

Sedangkan jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial kelas XI dan XII masing-masing

terdiri dari 4 kelas dengan jumlah peserta didik kelas XI.IPS 123 dan kelas XII.IPS

138 peserta didik.

Tabel 3. Jumlah siswa di SMA Negeri 1 Kendal

No Kelas Jumlah siswa

1 Kelas X 345

2 Kelas XI 352

3 Kelas XII 380

Jumlah keseluruhan 1077 siswa

(Sumber : data sekolah tahun ajaran 2010/2011).

Adapun syarat masuk untuk menjadi siswa SMA Negeri 1 Kendal adalah

sebagai berikut :

1. Seleksi Administrasi, meliputi : Nilai rapor SMP atau MTS kelas VII sampai

dengan IX untuk mata pelajaran Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia dan

Bahasa Inggris rata-rata 7,5.

2. Achievement test, meliputi : Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS

dengan skor minimal 7 dalam rentang nilai 0-10.

Page 64: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

49

49

3. Tes Kemampuan Bahasa Inggris, meliputi : Reading, Listening, Writing, dan

Speaking dengan skor minimal 7 dalam rentang nilai 0-10.

4. Lulus Tes Psikologi (Psychotest), meliputi : IQ, CQ, TC dan tes kepribadian.

5. Lulus Tes Wawancara Minat Masuk SMA Negeri 1 Kendal.

Tenaga kependidikan di SMA Negeri 1 Kendal berjumlah 22 orang. Dari

jumlah tersebut, 5 di antaranya merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS), sedangkan

lainnya masih berstatus sebagai Pegawai Tidak Tetap (PTT). Jumlah tenaga yang

memiliki jenjang pendidikan S1 hanya satu orang, kemudian D3 ada 3 orang,

SMA/SMK sebanyak 11 orang, SMP sebanyak 3 orang, dan lainnya berpendidikan

terakhir SD.

Tabel 4. Status dan jumlah pegawai di SMA Negeri 1 Kendal

No Status pegawai Jumlah

1 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 5 orang

2 Pegawai Tidak Tetap (PTT) 17 orang

Jumlah keseluruhan 22 orang

(Sumber : data sekolah tahun ajaran 2010/2011).

Page 65: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

50

50

4. SMA Negeri 1 Kendal sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional

(RSBI)

SMA Negeri 1 Kendal merupakan SMA RSBI dan salah satu sekolah unggulan

di Kendal dan telah terakreditasi A (amat baik) dengan nilai akreditasi 92,83.

Sebagai rintisan sekolah bertaraf internasional, SMA Negeri 1 Kendal mempunyai

sistem pendidikan yang berbeda dengan sekolah lain di Kendal terutama yang

bukan RSBI. Perbedaan tersebut dapat diketahui salah satunya dari bagaimana

sistem pembelajaran yang diterapkan di SMA Negeri 1 Kendal. Kepala sekolah

SMA Negeri 1 Kendal Drs. Iskandar mengatakan :

“Perbedaan SMA 1 Kendal dengan SMA lain selain RSBI, itu juga bisa dilihat dari sistem pembelajarannya mas, di sini itu pembelajaran sudah berbasis ICT dan menggunakan bilingual pada penyampaian materinya” (hasil wawancara pada tanggal 14 Mei 2011).

Sistem pembelajaran di SMA Negeri 1 Kendal berbasis ICT (Information and

Comunication Technology) yaitu pembelajaran yang berupa informasi-informasi

yang di komunikasikan melalui alat-alat dan teknologi modern.Alat-alat tersebut

berupa LCD, Laptop, komputer dan Internet. Adanya ICT maka di SMA Negeri 1

Kendal difasilitasi dengan area Hotspot sebagai acuan untuk mendapatkan

informasi secara cepat. Selain dengan berbasis ICT, hal lain yang membedakan dari

SMA Negeri 1 Kendal adalah adanya sistem pembelajaran bilingual. Sistem

pembelajaran bilingual adalah sistem pembelajaran yang menggunakan dua bahasa

pengantar dalam proses belajar mengajar yaitu menggunakan bahasa Indonesia dan

bahasa Inggris dan menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

Page 66: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

51

51

Mata pelajaran yang menggunakan pembelajaran bilingual adalah mata pelajaran

MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) serta pengembangan pada mata

pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial).

Selain berbasis ICT dan sistem pembelajaran bilingual, SMA Negeri 1 Kendal

juga mempunyai sekolah kembaran (sister school) yang menjadi relasi kerjasama

dalam pengembangan SMA Negeri 1 Kendal. Seperti yang dituturkan oleh Bapak

Iskandar :

“Kita juga mempunyai kerjasama dengan sekolah lain, ya...dari luar negeri mas namanya Henderson Secondary School Singapore yang kita jadikan sister school”(hasil wawancara pada tanggal 14 Mei 2011).

Kerjasama antara SMA Negeri 1 Kendal dengan Hendrson Secondary School

Singapore berupa kerjasama dalam pengembangan pendidikan dan pengembangan

kurikulum. Kerjasama tersebut sebagai wujud SMA Negeri 1 Kendal yang telah

RSBI menjadi sekolah bertaraf internasional (SBI).

B. Sistem Pembelajaran Dwibahasa (Bilingual) pada Mata Pelajaran Sosiologi

SMA Negeri 1 Kendal merupakan rintisan sekolah bertaraf internasional yang

sistem pembelajarannya berbeda dengan sekolah yang belum RSBI.Pembelajaran

dwibahasa (bilingual) adalah sistem pembelajaran yang diterapkan di SMA Negeri

1 Kendal selaku rintisan sekolah bertaraf internasional. Lulusan SMA Negeri 1

Kendal diharapkan mampu mempunyai nilai tambah (value added) yang dapat

bersaing dengan negara lain di zaman global. Sistem pembelajaran dwibahasa

(bilingual) adalah sistem pembelajaran yang menggunakan dua bahasa pengantar

Page 67: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

52

52

yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Sosiologi merupakan mata pelajaran

yang diajarkan mulai kelas X dan pada kelas penjurusan XI IPS dan XII IPS. Di

SMA Negeri 1 Kendal mata pelajaran sosiologi diajarkan secara dwibahasa

(bilingual).Hal ini merupakan tuntutan karena SMA Negeri 1 Kendal merupakan

rintisan sekolah bertaraf internasional. Seperti yang di tuturkan oleh Bapak Iskandar

selaku kepala sekolah:

“Pembelajaran di sini mengunakan bilingual terutama pada mata pelajaran MIPA...sosiologi juga sudah menggunakan bilingual” (hasil wawancara pada tanggal 14 Mei 2011).

Kemudian dengan pertanyaan Ibu Istini selaku guru sosiologi kelas XI :

“Sosiologi di SMA 1 memang harus bilingual mas, wong kita sudah RSBI kok, jadi harus berorientasi internasional” (hasil wawancara pada tanggal 14 Mei 2011).

Pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi merupakan

wujud dari visi dan misi SMA Negeri 1 Kendal. Pembelajaran dwibahasa

(bilingual) yang diajarkan dengan bahasa Inggris diharapkan mampu membekali

siswa dalam bidang kemampuan bahasa, karena bahasa Inggris merupakan bahasa

internasional. Pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi

diadakan karena adanya tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam proses

pembelajaran. Tujuan pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran

sosiologi yaitu :

1. Sebagai perwujudan dari visi dan misi SMA Negeri 1 Kendal.

2. Sebagai iklim pembiasaan kepada guru dan siswa agar dapat menggunakan

bahasa Inggris dalam komunikasi sehari-hari khususnya di lingkungan sekolah.

Page 68: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

53

53

3. Untuk memperkenalkan istilah-isilah asing baru yang sering ada dalam mata

pelajaran sosiologi.

4. Sebagai sarana untuk membekali siswa dalam memasuki era globalisasi dan

modernisasi.

Hal di atas serupa dengan apa yang di tuturkan oleh Bapak Fendy :

“Tujuan dari pembelajaran bilingual, itu pertama sebagai perwujudan visi dan misi, kemudian sebagai sarana pembiasaan dalam komunikasi dengan bahasa Inggris, serta pengenalan istilah-istilah asing” (hasil wawancara pada tanggal 9Mei 2011).

Hal tersebut juga dikuatkan oleh Ibu Istini :

“Tujuan dari adanya pembelajaran dwibahasa tentu untuk membekali siswa dalam hal bahasa, terutama bahasa Inggris yang pada zaman globalisasi dan modern sekarang sangat penting” (hasil wawancara pada tanggal 14 Mei 2011).

Guru sosiologi dalam pembelajaran dwibahasa (bilingual) mempunyai peran

yang penting. Sebelum melakukan pembelajaran terlebih dahulu guru

mempersiapkan bahan-bahan ajar yang berkaitan dengan pembelajaran sosiologi.

Persiapan-persiapan yang dilakukan guru sebelum mengajar yaitu menyusun

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan silabus. Dalam menyususn RPP dan

silabus guru sosiologi di haruskan menyusun dalam dua bahasa yaitu bahasa

Indonesia dan bahasa Inggris. RPP dalam bentuk bahasa Inggris disebut Lesson

Plan atau Lesson Study, sedangkan silabus dalam bentuk bahasa Inggris disebut

Sillabus. Perangkat tersebut juga termasuk program tahunan (annual program) dan

program semester. Seperti yang di tuturkan Bapak fendy selaku guru sosiologi kelas

X dan XI :

Page 69: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

54

54

“Persiapannya sebelum mengajar ya dengan membuat RPP atau istilahnya Lesson Plan, selain itu juga silabus, serta mencari sumber-sumber yang berkaitan dengan sosiologi terutama yang berhubungan dengan bahasa Inggrisnya”(hasil wawancara dengan pada tanggal 9 Mei 2011).

Kemudian yang dituturkan oleh Bapak Djazuli :

“Kalau saya sebelum mengajar ya membuat RPP dan mencari bahan-bahan yang akan saya ajarkan dalam pembelajaran bilingual” (hasil pada tanggal 11Mei 2011).

Selain mempersiapkan Lesson Plan dan Sillabus, guru sosiologi juga mencari

bahan-bahan dan referensi yang didapat dari internet maupun dari buku paket dan

lembar kerja siswa (LKS). Referensi lain dibutuhkan untuk melengkapi segala

materi yang kurang atau belum ada pada buku paket atau LKS.

Pembelajaran di pendidikan formal pada umunya dilakukan dengan

menggunakan bahasa Indonesia.SMA Negeri 1 Kendal sebagai rintisan sekolah

bertaraf internasional memberlakukan sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual)

pada mata pelajaran yang diharuskan, salah satunya adalah pada mata pelajaran

sosiologi. Adanya sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran

sosiologi menuntut guru untuk bekerja lebih dalam mempersiapkan pembelajaran.

Terdapat berbagai perbedaan antara pembelajaran dwibahasa (bilingual) dengan

nonbilingual. Perbedaan-perbedaan tersebut di antaranya guru harus membuat

perangkat pembelajaran dengan dua bahasa, guru harus menyampaikan materi

pelajaran dengan dua bahasa, guru harus menyiapkan bentuk tugas dan evaluasi

dengan menggunakan dua bahasa. Seperti yang telah dituturkan oleh Bapak Fendy :

“Bedanya dalam pembelajaran bilingual guru harus bekerja ekstra keras lagi. Guru harus membuat perangkat dan menyampaikan materi kepada anak-anak

Page 70: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

55

55

dengan menggunakan dua bahasa. Jadi guru harus bekerja dua kali”(hasil wawancara pada tanggal 9 Mei 2011).

Dalam sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual) terdapat berbagai kelebihan

dan kelemahan. Kelebihan dalam pembelajaran dwibahasa pada mata pelajaran

sosiologi yaitu guru sosiologi dan siswa menjadi lebih tahu tentang bagaimana

manfaat bahasa asing terutama bahasa Inggris dalam berkomunikasi dalam proses

belajar mengajar. Sedangkan kelemahan dari adanya pembelajaran dwibahasa

(bilingual) pada mata pelajaran sosiologi yaitu guru dan siswa masih merasa

kesulitan untuk berdaptasi dengan materi yang menggunakan bahasa Inggris

sehingga sistem pembelajaran sosiologi dapat menjadi terhambat. Seperti yang

disampaikan oleh Apriwieda siswi kelas X9 :

“Saya senang dengan adanya pembelajaran sosiologi yang bilingual dapat menambah pengetahuan istilah asing, memperlancar bahasa komukasi dengan bahasa inggris, dan yang lebih saya suka lagi karena dapat menambah vocabsaya mas…walaupun kadang masih bingung dengan materinya”(hasil wawancara pada tanggal 4 Mei 2011).

Hal tersebut juga disampaikan oleh Widya siswi kelas X2 :

“Cara saya mengungkapkan pertanyaan kadang ya pake bahasa Inggris kadang juga pake bahasa Indonesia.Namun lama-lama juga terbiasa dengan bahasa Inggris”(hasil wawancara pada tanggal 17 Mei 2011).

Guru dalam pembelajaran sosiologi secara dwibahasa (bilingual) juga selalu

memberikan semangat dan dorongan kepada siswa agar selalu berusaha terbiasa

dengan pembelajaran dwibahasa (bilingual) dan menghimbau kepada siswa agar

meningkatkan belajar terutama dengan materi sosiologi yang menggunakan bahasa

Inggris.

Page 71: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

56

56

Menurut Syaiful (2002) komponen-komponen dalam pembelajaran meliputi :

1. Bahan pelajaran, yaitu substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar

mengajar. Tanpa adanya bahan pelajaran, proses belajar mengajar tidak akan

berjalan.

2. Metode, yaitu suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode dipergunakan guru dan

penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah

pengajaran berakhir.

3. Sumber pelajaran, yaitu segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat

dimana bahan pengajaran terdapat atau berasal untuk belajar seseorang. Dengan

demikian, sumber-sumber belajar merupakan bahan/materi untuk menambah

ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi siswa.

4. Alat, yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan

pengajaran. Alat berfungsi sebagai perlengkapan, dan pembantu dalam

mempermudah usaha mencapai tujuan pembelajaran.

5. Evaluasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-

dalamnya, yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa guna mengetahui sebab

akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan

kemampuan siswa.

Page 72: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

57

57

1. Materi dan Sumber dalam Sistem Pembelajaran Dwibahasa (Bilingual)

pada Mata Pelajaran Sosiologi

Sosiologi diajarkan di sekolah untuk memberikan kompetensi kepada peserta

didik dalam memahami konsep-konsep sosiologi seperti sosialisasi, kelompok

sosial, struktur sosial, lembaga sosial, perubahan sosial, dan konflik sampai pada

terciptanya integrasi sosial. Mata pelajaran sosiologi diberikan pada tingkat

pendidikan dasar sebagai bagian integral dari IPS, pada tingkat pendidikan

menengah diberikan sebagai mata pelajaran sendiri (BSNP,2006a:1). Sistem

pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi tentu tidak

mudah dan membutuhkan persiapan khusus. Persiapan khusus yang dilakukan guru

dapat berupa memahami materi dan menyiapkan semua bahan pembelajaran

sosiologi yang bilingual sebelum diajarkan kepada siswa karena materi harus

memakai bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.Materi-materi yang akan

disampaikan oleh guru sosiologi adalah materi yang sesuai dengan standar

kompetensi yang telah ditentukan di dalam silabus.

Materi-materi dalam pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran

soisologi yang digunakan guru tidak semuanya disampaikan dengan menggunakan

billingual. Guru sosiologi harus memilah terlebih dahulu apakah materi yang akan

disampaikan dapat tersampaikan dengan bilingual, karena materi yang akan

diajarkan guru mempunyai tingkat kesulitan masing-masing. Guru juga terkadang

masih menggunakan bahasa Jawa untuk menegaskan materi yang diajarkan kepada

siswa. Seperti yang dituturkan oleh Bapak Fendy dalam sebuah wawancara :

Page 73: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

58

58

“Materi yang saya sampaikan tidak selamanya menggunakan bilingual, ada beberapa materi yang saya rasa kadang lebih tepat saya sampaikan dengan bahasa Indonesia saja, walaupun sebenarnya pembelajarannya harus bilingual”(hasil wawancara tanggal 9 Mei 2011).

Materi dalam Pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran

sosiologi juga membutuhkan sumber-sumber, bahan-bahan atau referensi lain yang

dapat menunjang materi pembelajaran selain dari buku paket sosiologi. Buku paket

yang digunakan guru sosiologi berupa buku paket yang bilingual. Sumber-sumber

lain tersebut dapat diperoleh oleh guru sosiologi dari lembar kerja siswa (LKS),

internet, artikel dari koran maupun majalah yang berkaitan dengan pembelajaran

sosiologi. Seperti yang dituturkan oleh Ibu Istini dalam petikan wawancara :

“Sumber-sumber atau referensi yang saya gunakan selain buku paket yang bilingual itu, ya bisa dari internet, dari koran, majalah, artikel-artikel juga bisa, yang penting ada kaitannya dengan sosiologi” (hasil wawancara pada tanggal 19 Mei 2011).

Hal serupa juga dituturkan oleh Bapak Djazuli :

“Kalau saya sebagai sumber utama itu berupa buku paket mas, namun kadang juga saya sisipi dari koran dan internet karena sekarang untuk mendapatkan informasi sudah mudah tak seperti zaman dahulu.Ya pokoknya banyaklah referensi yang digunakan” (hasil wawancara pada tanggal 11 Mei 2011).

Cara belajar siswa dalam memperdalam materi juga mempunyai cara yang

berbeda-beda. Sumber-sumber yang didapatkan siswa juga bervariasi. Selain

menggunakan buku paket dan LKS, siswa juga menambah referensi dari internet

dengan membuka Goegle, artikel dan koran. Siswa juga mendapatkan materi dari

media massa seperti berita-berita yang ditayangkan di televisi. Hal tersebut seperti

yang dikatakan oleh Arin Sweiteniasari siswi kelas XI IPS 4 :

Page 74: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

59

59

“Dalam memahami materi saya juga mencari referensi lain selain dari yang disampaikan oleh bu Is misalnya dari artikel-artikel berbahasa Inggris dan berita dari televisi terutama berita sosial politik” (hasil wawancara pada tanggal 11 Mei 2011).

Hal serupa juga dikatakan oleh Intan dan Dinar siswi dari kelas X2 :

“Belajarnya mandiri terkadang searching di Internet, jika ada yang gak tahu ya tanya gurunya” (hasil wawancara pada tanggal 13 Mei 2011).

“kalo saya kadang selain belajar mandiri juga terkadang goegling mas” (hasil wawancara pada tanggal 13 Mei 2011).

Guru dalam menyampaikan materi sosiologi secara bilingual juga mengunakan

peta konsep (map of concept) sebelum masuk pada materi yang akan diajarkan

kepada siswa. Peta konsep ini membantu siswa dalam mengetahui tentang apa saja

yang akan dipelajari dalam satu kompetensi dasar.

2. Media dalam Sistem Pembelajaran Dwibahasa (Bilingual) pada Mata

Pelajaran Sosiologi

Media merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan materi dalam

proses belajar mengajar. Media dibutuhkan karena dapat memudahkan dalam

menyampaikan materi. Media juga berperan dalam menarik perhatian siswa karena

di dalam media terdapat bagian-bagaian yang bersifat variatif.

Guru dalam pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi

mengunakan media yang berbeda-beda. Namun media utama yang digunakan guru

sosiologi di SMA Negeri 1 Kendal adalah menggunakan LCD, dan komputer.Hal

ini dikarenakan pembelajaran di SMA Negeri 1 Kendal telah berbasis ICT

(Information and Comunication Technology). Untuk itu guru dan siswa diharuskan

Page 75: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

60

60

untuk dapat menggunakan media dalam pembelajaran. Media digunakan guru

dalam pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi untuk

menayangkan power point. Power point biasanya dibuat guru sosiologi pada setiap

materi yang akan diajarkan. Penggunaan power point dapat memudahkan guru

dalam menyampaian materi sosiologi. Selain sebagai media yang simpel, power

point juga dapat menayangkan gambar, suara dan tulisan yang dapat divariasi sesuai

dengan pengunaan.

Gambar 3. Power point bilingual

(dokumentasi peneliti pada tanggal 14 Mei 2011)

Cara guru sosiologi dalam penyampaian materi menggunakan media power

point dengan membuat tampilan materi yang disusun menggunakan dua bahasa.

Pertama guru membuat materi yang bertuliskan bahasa Inggris, kemudian pada

paragrap berikutnya guru memberi terjemahan ke dalam bahasa Indonesia. Hal ini

Page 76: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

61

61

agar memudahkan siswa dalam memahami materi. Seperti yang dikatakan Radityo

siswa kelas X5 :

“Power point memang sering digunakan pak Fendy sehinga saya dapat membaca antara yang bahasa Indonesia dan bahasa Inggrisnya” (hasil wawancara pada tanggal 15 Mei 2011).

Media yang menarik akan membuat siswa menjadi bersemangat dalam

mengikuti pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi. Guru

sosiologi di SMA Negeri 1 Kendal menggunakan media yang mudah di pahami

oleh siswa. Selain itu, guru sosiologi selalu mengaitkan dengan apa yang ada dalam

buku paket maupun realita yang ada di masyarakat.

Siswa dalam sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran

sosiologi juga diharuskan untuk dapat menggunakan media pembelajaran yang ada.

Media yang ada misalnya dengan menggunakan komputer dalam diskusi atau

mencari tugas yang di berikan oleh guru.Hal ini sebagai wujud kepedulian SMA

Negeri 1 Kendal dalam mempersiapkan lulusan yang mampu bersaing di era global.

Selain menggunakan power point, guru juga terkadang menggunakan media

yang masih sederhana. Media sederhana tersebut dapat berupa gambar-gambar yang

didapatkan dari internet, koran dan majalah. Media sederhana digunakan guru

sebagai bentuk variasi agar siswa tidak merasa bosan dengan media yang digunakan

dalam proses pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi.

Page 77: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

62

62

3. Metode dalam Sistem Pembelajaran Dwibahasa (Bilingual) pada Mata

Pelajaran Sosiologi

Metode merupakan cara yang digunakan guru dalam menyampaikan materi

pembelajaran. Dalam sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata

pelajaran sosiologi, guru mempersiapkan metode yang tepat dalam menyampaikan

materi kepada siswa. Setiap guru sosiologi di SMA Negeri 1 Kendal mempunyai

cara yang berbeda-beda dalam menggunakan metode pembelajaran.

Bapak Djazuli dalam sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata

pelajaran sosiologi lebih menyukai metode pembelajaran sosiologi dengan ceramah

interakatif dan tanya jawab. Metode ceramah interaktif dan tanya jawab digunakan

Bapak Djazuli karena dapat membuat siswa menjadi aktif dalam pembelajaran

sosiologi. Dalam metode ceramah interaktif dan tanya jawab, pada awalnya guru

mulai menyampaikan materi sosiologi yang ditanyangkan di LCD secara bilingual

lkepada siswa. Kemudian disela pertengahan materi guru mulai memberikan

pertanyaan kepada siswa dengan menggunakan bahasa Inggris dan siswa

diharuskan pertanyaan yang dilontarkan oleh guru. Adakalanya siswa menjawab

dengan bahasa Inggris dan adapula siswa yang masih menjawab dengan

menggunakan bahasa Indonesia. Hal tersebut seperti yang dilakukan Bapak Djazuli

pada saat pembelajaran di kelas X 10. Selain ceramah interkatif dan tanya jawab,

Bapak Djazuli juga menerapakan metode lain seperti Snow Ball Throwing. Snow

Ball Throwing merupakan metode inovatif dalam pembelajaran dengan alat utama

Page 78: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

63

63

yaitu menggunakan bola.Dalam Snow Ball Throwing siswa yang terkena bola

diharuskan menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Bapak Djazuli.

Metode diskusi juga diterapkan oleh Ibu Istini dalam pembelajaran dwibahasa

(bilingual) pada mata pelajaran sosiologi di SMA Negeri 1 Kendal. Diskusi yang

diterapkan Bu Istini lebih mengenai materi yang akan diajarkan. Dalam diskusi ini,

Bu Istini membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok dan setiap kelompok akan

mendapatkan materi yang menjadi bahan diskusi. Setiap kelompok wajib membuat

power point dan menyajikan materi dalam bentuk yang bilingual. Dengan dikusi

tersebut siswa diharapkan mampu berkomunikasi dengan bahasa Inggris dalam

proses pembelajaran sosiologi. Seperti yang dilakukan Bu Istini di kelas X1 IPS 4.

Gambar 4. Suasana diskusi di dalam kelas

(dokumentasi peneliti pada tanggal 14 Mei 2011)

Selain Bapak Ibu Istini, Bapak Fendy juga menerapkan metode yang berbeda

dalam sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi di

Page 79: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

64

64

SMA Negeri 1 Kendal. Bapak Fendy menerapkan metode pembelajaran sosiologi

dengan diskusi. Diskusi yang dilakukan Bapak Fendy berupa diskusi materi dengan

mengaitkan materi yang diajarkan dengan fenomena masyarakat yang terjadi pada

zaman sekarang. Dengan metode diskusi diharapkan siswa mampu mengetahui dan

memahami istilah-istilah baru yang belum di ketahui oleh siswa. Misalnya kata

hegemoni dan kata prestise. Pengenalan-pengenalan istilah asing merupakan salah

satu tujuan pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi.

Guru sosiologi di SMA Negeri 1 Kendal dalam sistem pembelajaran dwibahasa

(bilingual) pada mata pelajaran sosiologi mempunyai cara lain dalam usaha

memudahkan pemahaman siswa. Cara lain yang digunakan guru dengan membuat

kata kunci (key word) pada setiap materi sosiologi yang diajarkan. Key word adalah

kata-kata penting yang merupakan kata kunci dalam memahami materi

pembelajaran sosiologi. Key word dibuat guru dalam bentuk bahasa Inggris.Dengan

adanya key word diharapkan siswa menjadi mudah dalam mempelajari materi

sosiologi secara bilingual.

Metode yang diterapkan oleh guru sosiologi di SMA Negeri 1 Kendal

berpengaruh terhadap pemahaman minat dan pemahan siswa terhadap materi

sosiologi.Siswa merasa senang apabila metode yang diterapkan guru tidak hanya

tulisan, tetapi juga disisipi gambar-gambar dan slide yang menarik. Seperti yang

dikatakan oleh Ulfi Nihaya siswi kelas X1 IPS 1 :

“saya sangat senang apabila metode yang diterapkan guru diselingi dengan gambar-gambar, jadi saya tidak merasa bosan. Apalagi bilingual kan materinya tambah double-double”(hasil wawancara pada tanggal 12 Mei 2011).

Page 80: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

65

65

Metode yang diterapkan guru dalam pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada

mata pelajaran sosiologi dapat menambah pengetahuan siswa terutama terhadap

teknologi. Siswa dalam berdiskusi diharuskan memakai komputer dan LCD serta

mempresentasikan hasil diskusi dengan membuat power point. Siswa yang pada

awalnya kurang mengerti terhadap teknologi lama-kelamaan menjadi paham dan

dapat menggunakannya dalam pembelajaran. Seperti yang dikatakan Niken siswi

kelas X1 IS 3 :

“Guru sih sukanya suruh menggunakan komputer dan power point pas waktu diskusi di kelas. Lama-lama saya menjadi terbiasa dengan multimedia” (hasil wawancara pada tanggal 6 Mei 2011).

Selain karena faktor dorongan dari guru, siswa SMA Negeri 1 Kendal rata-rata

sudah memiliki laptop. Hal ini yang memudahkan guru dalam mentransfer materi

sosiologi.Setelah selesai pembelajaran siswa selalu meminta file-file materi

pembelajaran sosiologi kepada guru. Tujuan siswa adalah untuk mempelajari lagi

materi yang telah disampaikan oleh guru, terutama pada bagian materi yang

berbahasa Inggris.

4. Evaluasi dalam Sistem Pembelajaran Dwibahasa (Bilingual) pada Mata

Pelajaran Sosiologi

Evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan guru sosiologi untuk mengukur

kemampuan siswa dalam pembelajaran yang dilakukan dalam waktu rentang

tertentu. Evaluasi bertujuan mengetahui sejauhmana pemahaman dan pengetahuan

siswa terhadap mata pelajaran sosiologi.

Page 81: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

66

66

Evaluasi dilakukan guru sosiologi di SMA Negeri 1 Kendal setiap materi dalam

satu kompetensi dasar telah selesai diajarkan. Dua jam pelajaran dari setiap dasar

kompetensi merupakan tahap evaluasi yang menurut isltilah di SMA 1 Kendal

disebut daily test (ulangan harian). Selain itu juga terdapat Mid Semester (middle

test) dan ujian akhir. Guru akan melakukan evaluasi apabila siswa benar-benar telah

dirasa menguasai materi pembelajaran sosiologi.

Pada awalnya guru mempersiapkan materi yang akan digunakan untuk bahan

evaluasi. Kemudian guru membuat soal-soal yang berupa soal uraian dan

pengembangan. Walaupun pembelajaran sosiologi dilakukan secara bilingual,

namun soal-soal yang diberikan guru sosiologi di SMA Negeri 1 Kendal berupa

soal yang menggunakan bahasa Inggris pada setiap butir soal. Daily test yang

diberikan guru kepada siswa mempunyai bentuk dua soal yaitu soal berkode A dan

soal berkode B. Soal berkode A akan diberikan guru kepada siswa yang duduk

disebelah kiri dan soal berkode B akan diberikan kepada siswa yang duduk di

sebelah kanan. Pengkodenan pada soal bertujuan agar siswa tidak melakukan

kecurangan-kecurangan dan mengerjakan ulangan harian dengan sungguh-sungguh.

Pada dasarnya evaluasi bertujuan untuk menilai hasil belajar siswa. Selain daily

test, penilaian tidak hanya dari ulangan harian (daily test), akan tetapi hasil dari

diskusi, keaktifan siswa di dalam kelas, sikap dan penerapan dari materi yang

diajarkan juga menjadi bagian dari penilaian guru sosiologi di SMA Negeri 1

Kendal.

Page 82: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

67

67

Guru dalam melakukan evaluasi selalu menekankan kepada siswa agar

menjawab soal-soal yang diberikan dengan menggunakan bilingual. Siswa di SMA

Negeri 1 Kendal ada yang sudah mampu menjawab soal ulangan dengan

menggunakan bahasa Inggris ada juga yang masih menjawab dengan bahasa

Indonesia. Bagi siswa yang mampu menjawab soal dengan menggunakan bahasa

Inggris akan mendapatkan nilai tambahan dari pada siswa yang menjawab dengan

bahasa Indonesia. Guru akan menambahkan nilai pada ranah psikomotorik bagi

siswa yang mampu menjawab soal ulangan dengan menggunakan bahasa Inggris.

Hal ini seperti yang dituturkan Ibu Istini :

“Evaluasi selain untuk menilai pengetahuan siswa atau kognitif, juga menilai pada afektif dan psikomotornya” (hasil wawancara tanggal 14 Mei 2011).

Gambar 5. Suasana penugasan di perpustakaan

(dokumentasi peneliti pada tanggal 12 Mei 2011)

Page 83: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

68

68

Penilaian lain yang diberikan guru adalah dengan cara penugasan-penugasan

kepada siswa. Penugasan-penugasan yang diberikan guru kepada siswa dapat

berupa penugasan individu dan penugasan kelompok. Penugasan individu dapat

berupa makalah yang bilingual, sedangkan penugasan kelompok dapat berupa tugas

diskusi di perpustakaan dan tugas pengamatan di suatu tempat di masyarakat.

Guru di dalam memberikan nilai kepada siswa, mempunyai kriteria ketuntasan

minimal (KKM) yang menjadi patokan apakah siswa tuntas dalam mengikuti tes

atau siswa belum tuntas (remidi). Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang harus

dicapai siswa dalam mata pelajaran sosiologi adalah 7,5. Batas minimal ini tidak

hanya berlaku pada mata pelajaran sosiologi saja, akan tetapi juga berlaku pada

semua mata pelajaran di SMA Negei 1 Kendal.

Siswa yang belum mencapai nilai maka diharuskan untuk mengkuti remidial.

Remidial bertujuan untuk mendorong siswa supaya lebih giat belajar dan

mendorong siswa untuk mampu mancapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Remidial yang diberikan guru kepada siswa dapat berupa penugasan adapula tes

ulang. Bobot soal dari tes remidial diberikan guru lebih ringan dan mudah dari soal

ulangan yang ada pada ulangan sebelumnya.

C. Hambatan-hambatan dalam Sistem Pembelajaran Dwibahasa (Bilingual)

pada Mata Pelajaran Sosiologi

Guru dan siswa di SMA Negeri 1 Kendal dalam sistem pembelajaran dwibahasa

(bilingual) pada mata pelajaran sosiologi tidak selalu berjalan lancar, akan tetapi

Page 84: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

69

69

mengalami berbagai hambatan-hambatan dan kesulitan-kesulitan pada saat

pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi. Hambatan yang

dialami guru adalah guru belum sepenuhnya mendapat pelatihan dan menguasai

bahasa Inggris. Guru harus menunggu giliran untuk mendapat kesempatan

mengikuti pelatihan bahasa Inggris. Seperti yang dituturkan oleh Bapak Fendy :

“Beberapa guru sosiologi disini memang sudah ada yang mendapatkan pelatihan bahasa Inggris dari World Pro khususnya, berhubung saya guru baru ya masih menunggu giliran” (hasil wawancara pada tanggal 9 Mei 2011).

Hal senada juga diperkuat oleh Bapak Djazuli :

“Saya belum sepenuhnya menguasai bahasa Inggris walaupun sudah pernah mendapatkan pelatihan” (hasil wawancara pada tanggal 11 Mei 2011).

Selain itu hambatan yang dialami guru adalah belum berjalannya program

english day secara maksimal. English day berguna untuk membiasakan guru dan

siswa menggunakan bahasa Inggris dalam berkomunikasi khususnya di lingkungan

SMA Negeri 1 Kendal.

Selain faktor teknis, masalah ideologi juga menjadi penghambat dalam sistem

pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi. Guru

sebenarnya lebih setuju apabila pembelajaran sosiologi menggunakan bahasa

Indonesia saja. Seperti yang dituturkan oleh Bapak Fendy :

“Sebenarnya pembelajaran bilingual sangat bagus, tapi juga terkadang saya merasa ini bertentangan dengan ideologi saya sebagai bangsa Indonesia yang harusnya berbahasa Indonesia.Tapi inilah kebijakan sistem” (hasil wawncara pada tanggal 9 Mei 2011).

Hambatan juga dialami siswa SMA Negeri 1 Kendal.Hambatan yang dialami

siswa adalah siswa masih mengalami kebingungan dalam pembelajaran dwibahasa

Page 85: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

70

70

(bilingual) pada mata pelajaran sosiologi. Kebingungan tersebut dapat ditemui

misalnya pada saat ulangan atau mid semester. Soal-soal yang diberikan guru tidak

sepenuhnya dapat dimengerti oleh semua siswa. Siswa masih saja mengalami

kesalahan dalam menterjemahkan soal ulangan dan mid semester. Hal ini seperti

yang dikatakan Hendri Apriliyanto siswa kelas XI IPS 2 :

“Saya terkadang masih bingung dengan maksud soal yang diberikan guru pada saat ulangan dan mid, jadi maksud guru kemana saya kemana. Padahal yakin jawabannya benar, eh ternyata saya keliru memahami soalnya. Itu yang kadang membuat saya remidi” (hasil wawancara pada tanggal 16 Mei 2011).

Hambatan lainyang dialami adalah tidak semua siswa mampu menguasai bahasa

Inggris. Siswa masih terbiasa pada dengan sistem pembelajaran yang diterapkan

pada saat masih SMP/MTS yang hanya dengan menggunakan bahasa Indonesia saja

terutama pada siswa yang masih duduk di kelas X. Bagi siswa yang masih duduk di

kelas X, pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi

merupakan hal baru yang masih butuh adaptasi bagi semua siswa. Seperti yang

dikatakan Aulia Rahma siswi kelas X 10 :

“Pembelajaran bilingual ki menurutku hal yang masih baru, jadi perlu adaptasi lagi karna saya masih terbiasa dengan sistem pembelajaran pas SMP” (hasil wawancara pada tanggal 14 Mei 2011).

Hal ini diperkuat dengan perkataan Ratri Purnamasari siswi kelas XI IPS 3 :

”Pada dasarnya saya masih rendah dalam bahasa Inggris, jadi agak susah mengikuti pembelajaran sosiologi dalam bilingual.”(hasil wawancara pada tanggal 6 Mei 2011).

Siswa dalam pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi

juga merasa terbebani karena harus memahami materi sosiologi dengan

Page 86: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

71

71

menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Siswa pada umumnya lebih

senang apabila pembelajaran sosiologi disampaikan dengan menggunakan bahasa

Indonesia. Inilah yang kemudian membuat pembelajaran sosiologi terhambat.

Seperti yang dituturkan Bapak Djazuli :

“Sebagian siswa disini masih suka dengan pembelajaran sosiologi dengan bahasa Indonesia saja. Ini yang kadang membuat siswa menjadi kurang tertarik dengan pembelajaran bilingual” (hasil wawancara pada tanggal 11 Mei 2011).

D. Persepsi Guru dan Siswa terhadap Sistem Pembelajaran (Bilingual) pada

Mata Pelajaran Sosiologi

Guru dan siswa mempunyai persepsi berbeda-beda terhadap sistem

pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi di SMA Negeri 1

Kendal. Persepsi guru dan siswa merupakan bentuk penilaian terhadap berjalannya

sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi.

Teori stimulus respon McQuail (dalam Burhan, 2006:281) menjelaskan elemen-

elemen dalam teori stimulus-respon adalah : (a) pesan (Stimulus), (b) seorang

penerima atau receiver (Organisme), dan (c) efek (Respons). Prinsip teori stimulus-

respon ini mengasumsikan bahwa pesan informasi dipersiapkan dan didistribusikan

secara sistematis dan dalam skala yang luas. Sehingga secara serempak pesan

tersebut dapat diterima oleh sejumlah besar individu, bukan ditujukan pada seorang

atau indivudu. Kemudian sejumlah besar individu itu akan merespons pesan

informasi itu.

Page 87: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

72

72

Guru dalam pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi

adalah sebagai seorang yang menstimulus siswa dengan materi, metode, media dan

evaluasi yang diterapkan selama proses belajar mengajar. Efek yang dimaksud

dalam pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi adalah

tujuan yang dicapai selama pembelajaran berlangsung. Ketercapainya tujuan

pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi ini dapat dilihat

dengan bagaimana respon setiap siswa yang menerima stimulus(receiver) guru

sosiologi.

Pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi merupakan

pembelajaran yang berguna bagi siswa dalam memasuki era globlalisasi yang sarat

dengan kemajuan IPTEK. Seperti yang dituturkan Bapak Fendy :

“Pembelajaran bilingual sangat bagus dan penting, dapat dijadikan bekal bagi anak zaman sekarang. Lihat saja bagaimana fenomena facebook dan twitter di dalamnya juga banyak istilah-istilah dalam bahasa Inggris. Kalau anak sudah dibiasakan dengan bahasa Inggris. Maka hal ini tentunya akan sangat membantu mereka” (hasil wawancara pada tanggal 9 mei 2011).

Selain untuk membekali siswa, sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada

mata pelajaran sosiologi juga dapat menambah memotivasi siswa dalam belajar.

Seperti yang dikatakan widya siswi kelas X 2 :

“Saya sangat tertarik, karena sosiologi diajarkan dengan bahasa Inggris saya lebih semangat dan semakin penasaran” (hasil wawancara pada tanggal 17 Mei 2011).

Sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi dapat

membiasakan guru dan siswa dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris

khususnya dilingkungan sekolah. Seperti yang dituturkan Ibu Istini :

Page 88: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

73

73

“Sistem pembelajaran bilingual secara tidak langsung membiasakan kami dalam berbahasa Inggris. Kami sering lho berkomunikasi dengan guru lain menggunakan bahasa Inggris begitu juga pada saat di kelas” (hasil wawancara pada tanggal 14 Mei 2011).

Hal tersebut juga dikatakan oleh Apriwieda Siswi kelas X9 :

“Saya senang dengan adanya pembelajaran sosiologi yang bilingual dapat menambah pengetahuan istilah asing, memperlancar bahasa komukasi dengan bahasa Inggris, dan yang lebih saya suka lagi karena dapat menambah vocabsaya mas”(hasil wawancara pada tanggal 4 Mei 2011).

Ada pula yang beranggapan bahwa pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada

mata pelajaran sosiologi membingungkan siswa dalam memahami materi sosiologi.

Seperti yang dikatakan Akbar Dwiguna siswa kelas X 3 :

“Menurut saya pembelajaran bilingual sangat membingungkan karena saya kurang menguasai bahasa Inggris” (hasil wawancara pada tanggal 5 Mei 2011).

Persepsi guru dan siswa merupakan bentuk apresiasi terhadap terselenggaranya

sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi di SMA

Negeri 1 Kendal.

Page 89: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

74

74

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Guru sosiologi dan siswa dalam sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual)

pada mata pelajaran sosiologi belum sepenuhnya mampu menguasai dan

menerapkan pembelajaran bilingual terutama dalam kaitannya dengan

penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran

sosiologi.

2. Hambatan yang dialami guru dan siswa dalam sistem pembelajaran dwibahasa

(bilingual) pada mata pelajaran sosiologi dapat berdampak pada kurang

maksilmalnya hasil yang ingin dicapai dari proses pembelajaran bilingual.

Hambatan ini dikarenakan bahwa pembelajaran bilingual masih dianggap

sebagai pembelajaran yang masih sukar untuk dipahami karena faktor ketidak

mampuan penguasaan bahasa asing terutama bahasa Inggris.

3. Guru sosiologi dan siswa SMA Negeri 1 Kendal mempunyai persepsi yang

berbeda-beda terhadap sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata

pelajaran sosiologi. Persepsi tersebut merupakan bentuk apresiasi guru

sosiologi dan siswa selama mengikuti proses pembelajaran sosiologi.

74

Page 90: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

75

75

B. Saran

1. Guru-guru sosiologi di SMA Negeri 1 Kendal perlu mendapatkan pelatihan

bahasa Inggris secara merata karena pada dasarnya guru-guru sosiologi di

SMA Negeri 1 Kendal belum sepenuhnya menguasai bahasa Inggris.

2. Bagi siswa SMA Negeri 1 Kendal perlu dibiasakan berkomunikasi dengan

berbahasa Inggris terutama di dalam kegiatan belajar mengajar dan

menggerakkan lebih aktif dalam program English day untuk menunjang

sistem pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi di

SMA Negeri 1 Kendal.

3. Bagi kepala sekolah seharusnya ikut berperan aktif dalam mendorong

terlaksananya pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran

sosiologi di SMA Negeri 1 Kendal.

Page 91: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

76

76

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Alatas, Mahda. 2008. ”Proses Pembelajaran di SMP Negeri 2 Semarang sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (Studi Deskriptif Kualitatif Proses Perencanaan, Pelaksanaaan, dan Evaluasi Pembelajaran)”. Skripsi. Semarang: Unnes.

Arniyana, Ida B.P. 2008. “Pengembangan Model Pembelajaran Bilingual Peview-Review dipandu Strategi Kooperatif STAD dalam pembelajaran Sains di SMA”. Bali: dalam Jurnal pendidikan dan pengajaran UNDIKSHA. http://jurnal.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=tampil&id=3087. (21febuari 2011).

Agustina, dkk.2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

BSNP, 2006a. Standar Isi Mata Pelajaran Sosiologi SMA/MA. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Departemen Pendidikan Nasional. 2007.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Bandung: Balai Pustaka.

Dimyati, Muhammad. 1989. Pengajaran Ilmu-ilmu Sosial di Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Hamalik, Oemar. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Ibrahim. 2002. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi: UPI.

Nasution. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Moleong, Lexy. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. 2009. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakaya.

76

Page 92: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

77

77

Riffa’i, dkk. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: UPT UNNES Press.

Saondi, dkk. 2010. Etika Profesi Keguruan. Bandung: PT. Refika Aditama.

Sagala, Saeful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sugandi, Ahmad. 2007. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT UNNES Press.

Syaiful, dkk. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Soenaryo, Endang. 2000. Pengantar Teori Perencanaan Pendidikan Berdasarkan Sistem. Yogyakarta: Adicipta Karya Nusa.

Suwandi dan Basrowi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Syani, Abdul. 2007. Sosiologi (Skematika, Teori, dan Penerapan). Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Itta. 2007. “Kemampuan Berbahasa Inggris Anak dengan Pembelajaran Bilingual”.Jakarta: dalam Jurnal Pendidikan Penabur. http://jurnal.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=tampil&id=25072. (21 febuari 2011).

Tim Penyusun. 2009. Panduan Penyelengaraan Program Rintisan SMA Bertaraf Internasional (R-SMA-BI). Jakarta: DEPDIKNAS.

Tarigan, Henry G. 1988. Pengajaran Kedwibahasaan. Bandung: Angkasa.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Yahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta: Diperbanyak Oleh Biro Hukum dan Organisasi.

Uzer, Usman. 2009. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Page 93: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

78

78

LAMPIRAN

78

Page 94: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

79

79

Lampiran 1

INSTRUMENT PENELITIAN

SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA (BILINGUAL) PADA MATA

PELAJARAN SOSIOLOGI DI RINISAN SEKOLAH BERTARAF

INTERNASIONAL

(Studi Kasus di SMA Negeri 1 Kendal)

(Pedoman Penelitian)

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Oleh karena itu untuk memperoleh

kelengkapan data yang diperlukan, disediakan pedoman penelitian. Adapun aspek-

aspek dalam penelitian ini adalah:

A. Obyek Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

a. Profil SMA N 1 Kendal

b. Visi dan Misi SMA N 1 Kendal

c. Data siswa SMA N 1 Kendal

d. Data guru dan karyawaan SMA N 1 Kendal

e. Data sarana dan prasarana SMA N 1 Kendal

f. Jadwal pelajaran SMA N 1 Kendal

g. Tata tertib siswa, guru, dan karyawan SMA N 1 Kendal

2. Sasaran Penelitian

a. Guru mata pelajaran sosiologi

Page 95: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

80

80

b. Siswa X dan XI IS

c. Kepala sekolah

B. Hal-Hal Yang Diteliti

1. Guru mata pelajaran sosiologi kelas

a. Pelaksanaan dalam pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata

pelajaran sosiologi.

b. Materi, metode, media dan evaluasi yang digunakan guru dalm sistem

pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata pelajaran sosiologi.

c. Hambatan guru dalam pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata

pelajaran sosiologi.

2. Siswa/peserta didik

a. Keadaan siswa dalam pembelajaran sosiologi.

b. Persepsi siswa terhadap pembelajaran sosiologi secara dwibahasa

(bilingual).

c. Hambatan siswa dalam pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada mata

pelajaran sosiologi.

3. Kepala Sekolah

a. Gambaran umum dari SMA Negeri 1 Kendal.

b. Faktor-faktor yang mengahambat kegiatan pembelajaran dwibahasa

(bilingual) pada mata pelajaran sosiologi.

Page 96: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

81

81

PEDOMAN PENGAMATAN (OBSERVASI)

SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA (BILINGUAL) PADA MATA

PELAJARAN SOSIOLOGI DI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF

INTERNASIONAL

(Studi Kasus di SMA Negeri 1 Kendal)

Berilah tanda (√) pada kolom di bawah ini!

No Indikator Keterangan

Ya Tidak

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Pembelajaran dwibahasa (bilingual) pada pada mata pelajaran

sosiologi.

Materi yang disampaikan guru sosiologi dalam pembelajaran

bilingual.

Metode yang diterapkan oleh guru sosiologi dalam pembelajaran

bilingual.

Media yang digunakan oleh guru sosiologi dalam pembelajaran

bilingual.

Model evaluasi yang diterapkan guru sosiologi dalam

pembelajaran bilingual.

Alat-alat yang digunakan guru sosiologi dalam pembelajaran

bilingual.

Komunikasi antara guru dan siswa dalam pembelajaran sosiologi

secara bilingual.

Interaksi yang terjadi antara guru dan siswa dalam pembelajaran

bilingual.

Guru menstimulus siswa dalam pembelajaran sosiologi secara

bilingual.

Keaktifan dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran sosiologi

secara bilingual di dalam kelas.

Page 97: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

82

82

INSTRUMENT PENELITIAN

SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA (BILINGUAL) PADA MATA

PELAJARAN SOSIOLOGI DI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF

INTERNASIONAL

(Studi Kasus di SMA Negeri 1 Kendal)

(Wawancara Untuk Guru)

A. Identitas Informan

Nama :……………………..

Umur :……………………..

Jenis Kelamin :……………………..

Pekerjaan :……………………..

Alamat :……………………..

B. Daftar Pertanyaan

No Indikator Keterangan

1 Perlaksanaan

sistem

pembelajaran

bilingual

a). Bagaimana persiapan bapak/ibu dalam pelaksanaan

pembelajaran sosiologi secara bilingual?

b). Apa saja tujuan pembelajaran sosiologi secara bilingual?

c). Bagaimana cara bapak/ibu menjelaskan mata pelajaran

sosiologi secara bilingual?

d). Menurut bapak/ibu, bagaimana perbedaan antara

pembelajaran bilingual dengan non bilingual?

e). Bagaimana kelebihan dan kekurangan pembelajaran

sosiologi secara bilingual?

Page 98: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

83

83

f). Bagaimana antusias siswa dalam pembelajaran sosiologi

secara bilingual?

2 Materi, metode,

media, dan

eveluasi

a) Bagaimana stimulus yang Bapak/Ibu berikan terhadap

siswa dalam pembelajaran sosiologi secara dwibahasa

(bilingual)?

b) Bagaimana materi yang bapak/ibu berikan terhadap

siswa dalam pembelajaran sosiologi secara bilingual?

c) Sumber apa saja yang menjadi referensi bapak/ibu

dalam pembelajaran sosiologi secara bilingual?

d) Bagaimana metode yang bapak/ibu gunakan dalam

pembelajaran sosiologi secara bilingual?

e) Bagaimana media yang bapak/ibu gunakan dalam proses

pembelajaran sosiologi secara bilingual?

f) Bagaimana evaluasi yang bapak/ibu terapkan dalam

pembelajaran soisologi secara bilingual?

g) Bagaimana cara bapak/ibu dalam menetapkan standard

ketuntasan dalam evaluasi?

h) Upaya apa yang bapak/ibu lakukan terhadap siswa yang

belum mencapai standard ketuntasan?

Page 99: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

84

84

3 Hambatan-

hambatan dalam

pelaksanaan

pembelajaran

bilingual

a). Apa saja hambatan yang bapak/ibu alami dalam

pembelajaran sosiologi secara bilingual?

b). Bagaimana upaya bapak/ibu dalam mengatasi hambatan

tersebut?

c). Bagaimana pembenahan khusus yang dilakukan

bapak/ibu dalam pembelajaran sosiologi secara

bilingual?

d). Menurut bapak/ibu seperti apa seharusnya pembelajaran

sosiologi secara bilingual?

Page 100: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

85

85

INSTRUMENT PENELITIAN

SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA (BILINGUAL) PADA MATA

PELAJARAN SOSIOLOGI DI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF

INTERNASIONAL

(Studi Kasus di SMA Negeri 1 Kendal)

(Wawancara Untuk Siswa)

A. Identitas Informan

Nama :……………………..

Umur :……………………..

Jenis Kelamin :……………………..

Kelas :……………………..

Alamat :……………………..

B. Daftar Pertanyaan

No Indikator Keterangan

1 Pelaksanaan

sistem

pembelajaran

bilingual

a). Bagaimanakah cara belajar anda dalam sistem

pembelajaran sosiologi secara bilingual?

b). Bagaimanakah cara anda untuk dapat memahami

pembelajaran sosiologi secara bilingual?

c). Bagaimanakah cara anda dalam mengungkapkan

pertanyaan kepada guru dalam pembelajaran sosiologi?

d). Menurut anda, apakah pembelajaran sosiologi secara

bilingual dapat menambah motivasi anda dalam belajar?

e). Bagaimana penilaian anda terhadap sistem pembelajaran

Page 101: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

86

86

2

3

Materi, metode,

media, dan

evaluasi

Hambatan-

hambatan dalam

pembelajaran

bilingual

sosiologi secara bilingual?

f). Bagaimana respon anda terhadap sistem pembelajaran

sosiologi secara bilingual?

a). Bagaimana menurut anda materi yang disampaikan guru

dalam pembelajaran sosiologi secara bilingual?

b). Bagaimana cara anda dapat memahami materi yang

disampaikan oleh guru secara bilingual?

c). Bagaimanakah metode yang diterapkan guru dalam

pembelajaran sosiologi secara bilingual?

d). Bagiamanakah metode yang disampaikan oleh guru dalam

pemebelajaran bilingual?

e). Bagaimanakah cara anda menjawab tugas-tugas dan

evalusi yang di berikan guru?

a). Menurut anda, apakah pembelajaran sosiologi secara

bilingual membingungkan?

b). Faktor apa saja yang membuat sistem pembelajaran

sosiologi secara bilingual terhambat?

c). Bagaimana kesulitan yang anda alami ketika menerima

penjelasan guru dengan sistem bilingual?

d). Bagaimana kesulitan yang anda alami ketika menjawab

tugas guru dengan sistem bilingual?

e). Bagaimana cara anda dalam mengatasi hambatan dalam

pembelajaran sosiologi secar bilingual?

f). Bagaimanakah seharusnya menurut anda proses sistem

pembelajaran sosiologi secara bilingual?

Page 102: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

87

87

INSTRUMENT PENELITIAN

SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA (BILINGUAL) PADA MATA

PELAJARAN SOSIOLOGI DI RINISAN SEKOLAH BERTARAF

INTERNASIONAL

(Studi Kasus di SMA Negeri 1 Kendal)

(Wawancara Untuk Kepala Sekolah)

A. Identitas Informan

Nama :……………………..

Umur :……………………..

Jenis Kelamin :……………………..

Pekerjaan :……………………..

Alamat :……………………..

B. Daftar Pertanyaan

No Indikator Keterangan

1 Gambaran umum

sekolah

a). Bagaimana latar belakang SMA N 1 kendal?

b). Bagaimana fasilitas di SMA N 1 Kendal?

c). Bagaimana sistem pembelajaran di SMA N 1 Kendal?

d). Bagiamana perbedaan antara sistem pembelajaran antara

RSBI dengan non RSBI?

e). Bagaimanakah kurikulum yang digunakan?

f). Bagaimana kerja sama sekolah dengan lembaga

pendidikan lain?

g). Bagaimana latar belakang diadakannya sistem

Page 103: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

88

88

2 Hambatan-

hambatan dalam

pembelajaran

bilingual

pembelajaran bilingual?

h). Apa saja tujuan dari pembelajaran bilingual?

i). Bagaimana persepsi bapak/ibu terhadap pembelajaran

bilingual pada mata pelajaran sosiologi?

a). Bagaimana hambatan yang muncul dalam sistem

pembelajaran bilingual?

b). Mengapa guru dan siswa mengalami kesulitan dalam

sistem pembelajaran bilingual?

c). Bagaimana peran bapak/ibu dalam mengatasi kesulitan

dalam sistem pembelajaran bilingual?

d). Bagaimana cara guru dan siswa dalam menerapkan

pembelajaran bilingual?

e). Bagaimana cara bapak/ibu mengatasi hambatan-hambatan

dalam pembelajaran sosiologi secara bilingual?

f). Bagaimana tindak lanjut dari hambatan-hambatan

tersebut?

Page 104: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

89

89

Lampiran 2

Daftar Informan

A. Kepala Sekolah dan Guru Sosiologi

1. Nama : Drs. Iskandar

Umur : 49 tahun

Status : Kepala Sekolah

Alamat : Jln. Candi Tembaga Utara no. 679 Semarang.

2. Nama : Dra. Tri Istini

Umur : 49 tahun

Status : Guru Sosiologi

Alamat : Jln. Gunung Jati Selatan I no. 306 Perum mangkang Indah Semarang

3. Nama : Drs. M. Djazuli

Umur : 54 tahun

Status : Guru Sosiologi

Alamat : Jln. Raya Kaliwungu no.376 Kendal

4. Nama : Fendy Dwi Hardiyanto, S. Pd.

Umur : 26 tahun

Status : Guru Sosiologi

Page 105: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

90

90

Alamat : Ds. Worosari, Kec. Patean Kendal

B. Siswa Kelas X dan XI IS

1. Nama : Widya Amalia

Umur : 16 tahun

Kelas : X2

Alamat : Ds. Pojok Sari Kendal

2. Nama : Apriwieda yani

Umur : 16 tahun

Kelas : X9

Alamat : Ds. Sapen Kendal

3. Nama : Dinar Laksitani

Umur : 16 tahun

Kelas : X2

Alamat : Perumahan Kaliwungu Indah Kendal

4. Nama : Intan Oktavia Wuri Irawan

Umur : 15 tahun

Kelas : X2

Alamat : Perumahan Purwokerto Indah Kendal

Page 106: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

91

91

5. Nama : Radityo M. Harseno

Umur : 16 tahun

Kelas : X5

Alamat : Jln. Raya Pegandon no 15 Kendal

6. Nama : Aulia Rahma

Umur : 16 tahun

Kelas : X10

Alamat : Perumda no 43 Kendal

7. Nama : Akbar Dwiguna

Umur : 15 tahun

Kelas : X3

Alamat : Kaliwungu Kendal

8. Nama : Ulfi Nihaya

Umur : 17 tahun

Kelas : XI IS 1

Alamat : Ds. Nolokerto Kendal

9. Nama : Niken Dwi H.

Umur : 17 tahun

Page 107: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

92

92

Kelas : XI IS 3

Alamat : Jln. Amarta no.3 Purin Kendal

10. Nama : Hendri Apriliyanto

Umur : 17 tahun

Kelas : XI IS 2

Alamat : Brangsong Kendal

11. Nama : Ratri Purnama Sari

Umur : 17 tahun

Kelas : XI IS 3

Alamat : Kaliwungu Kendal

12. Nama : Arien Sweiteniasari

Umur : 17 tahun

Kelas : XI IS 4

Alamat : Ds. Karangsari Kendal

Page 108: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

93

93

Lampiran 3

Page 109: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

94

94

Lampiran 4

Page 110: SISTEM PEMBELAJARAN DWIBAHASA … orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN ... dan Pedoman Wawancara

95

95

Lampiran 5