Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Sistem Pembayaran Non Tunai Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia
Sistem Pembayaran Non Tunai Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
Tim Penyusun Chandra Murniadi
Siti Astiyah Wahyu Yuwana
Wirza Ayu Novriana Widyadita Hasna Zulda
Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral (PRES) Bank Indonesia Telp: 021 29817321 Fax.: 021 2311580 email: [email protected] Hak Cipta © 2014, Bank Indonesia 2014
Kodifikasi Peraturan Perbankan Indonesia
Infrastruktur
Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
i
DAFTAR ISI
Paragraf Halaman Daftar Isi Hal. i – v
Rekam Jejak Regulasi Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
Hal. vi
Dasar Hukum Hal. vii Regulasi Terkait Hal. vii – viii Regulasi Bank Indonesia
Hal. v
Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
Ketentuan Umum Par 1 Hal. 1
Landasan Hukum Par 2 Hal. 1 – 2
Ketentuan dan Prosedur Par 3 Hal. 2 – 3
Pengelolaan Risiko Sistem Pembayaran Par 4 – 5 Hal. 3 – 4
Dana yang Digunakan dalam Penyelesaian Akhir (Settlemet Assets)
Par 6 Hal.4
Kepastian Penyelesaian Akhir (Finality of Settlement) Par 7 Hal. 5 – 6
Keamanan dan Kehandalan Sistem BI-RTGS Par 8 Hal. 6
Efisiensi Penyelenggara Sistem BI-RTGS Par 9 Hal. 6 – 7
Kepesertaan Par 10 Hal. 7 – 8
Tata Kelola yang Baik (Good Governance) dalam Penyelenggaraan System BI-RTGS
Par 11 Hal. 8
Pengawasan Sistem BI-RTGS (Oversight) Par 12 Hal. 8 – 9
Sanksi
Par 13 Hal. 9
Pelaksanaan Transaksi melalui Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (Sistem BI-RTGS) dalam rangka Perlindungan kepada Nasabah Peserta Sistem BI-RTGS
Tata Cara Pengisian Instruksi Transfer Par 14 Hal. 9
Pelaksanaan Instruksi Transfer dari Nasabah Peserta Pengirim Par 15 Hal. 10
Kesesuaian Penulisan Instruksi Transfer Par 16 Hal. 11
Penyampaian Dana kepada Nasabah Peserta Penerima Par 17 Hal. 11 – 14
Pengumuman Biaya Transfer dan Jam Pelayanan Nasabah untuk Transfer melalui Sistem BI-RTGS
Par 18 Hal. 14
Tata Cara Penghitungan Bunga dan Kompensasi Par 19 Hal. 14
Lain-Lain
Par 20 Hal. 14
Penetapan Biaya Penggunaan Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (Sistem BI-RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia dalam Rangka Penerapan Treasury Single Account
Pelaksana TSA Par 21 Hal. 14 – 15
Jenis Transaksi, Penggunaan Transaction Reference Number (TRN), dan Sansi Transaksi dalam Penerapan TSA
Par 22 Hal. 15
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
ii
Pengenaan Biaya Transaksi TSA Par 23 Hal. 15 – 16
Masa Transisi Sistem
Par 24 Hal. 16
Batasan Nilai Nominal Per Transaksi Antar Bank untuk Kepentingan Nasabah melalui Sistem bank Indonesia Real Time Gross Settlement (Sistem BI-RTGS) Sehubungan dengan Hari Libur Nasional Tertentu.
Pembatasan Nilai Nominal Per Transaksi yang Dapat Dilakukan melalui Sistem BI-RTGS pada Periode Tertentu
Par 25 Hal. 16 – 17
Penyelenggaraan Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
Ketentuan Peralihan Par 24 Hal. 17
Lampiran Hal. 18 – 348 Lampiran 1 Pedoman Penyelenggaraan Sistem Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS)
Hal. 18
Halaman Judul Hal. 18
Bab I Pendahuluan Hal. 19 – 22
A. Latar Belakang Hal. 19 – 20
B. Ketentuan Umum Hal. 20 – 22
Bab II Landasan Hukum Hal. 23 – 24
Bab III Ketentuan dan Prosedur Hal. 25 – 69
A. Ketentuan dan Prosedur Umum Hal. 25
1. Disain Sistem Hal. 25 – 26
2. Pelaksanaan Operasional RT Hal. 26 – 29
3. Fungsi-Fungsi dalam RT Hal. 29 – 41
4. Pengoperasian dan Prosedur Pembukuan Transaksi Secara Umum
Hal. 41 – 46
5. Transaksi dengan Pengaturan Khusus Hal. 46 – 48
6. Fasilitas warehouse dalam Sistem BI-RTGS Hal. 48 – 49
7. Jam Operasional Hal. 49 – 50
8. Perubahan Jam Operasional Hal. 50
9. Permintaan Perpanjangan Window Time TRN oleh Peserta Hal. 51 – 52
10. Libur Fakultatif Hal. 52
11. Hal-hal yang harus dilakukan Penyelenggara dan Peserta dalam Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS
Hal. 52 – 62
a. Penyelenggara Hal. 53 – 55
b. Peserta Hal. 55 – 62
12. Akses Informasi perihal Ketentuan dan Prosedur Hal .62
B. Kondisi gangguan dan/atau Keadaan Darurat Hal. 62
1. Kondisi gangguan dan/atau Keadaan Darurat di Penyelenggara
Hal. 62 – 64
2. Kondisi gangguan dan/atau Keadaan Darurat di Peserta Hal. 64 – 69
C. Penggunaan Bilyet Giro Bank Indonesia (BGBI) dalam Kondisi Tertentu
Hal. 69
Bab IV Pengelolaan Risiko Kredit dan Risiko Likuiditas Hal. 70 – 77
A. Metode Penyelesaian Akhir Hal. 70 – 72
B. Jenis Transaksi Hal. 72 – 74
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
iii
C. Penyediaan Informasi Saldo Rekening Giro Hal. 74
D. Fasilitas Likuiditas Intrahari dan Fasilitas Likuiditas Intrahari Syariah
Hal. 74
E. Throughout Guidelines Hal. 74 – 75
F. Gridlock Resolution Hal. 74
G. Queue Mechanism Hal. 74 – 77
Bab V Dana Yang Digunakan Dalam Penyelesaian Akhir (Settlement Assets)
Hal. 78
Bab VI Kepastian Penyelesaian Akhir Hal. 79 – 85
A. Transaksi bersifat final dan tidak dapat dibatalkan Hal. 79
B. Mekanisme Koreksi Transaksi Hal. 79 – 82
C. Pengembalian Dana (Retur) Hal. 82
D. Disain Sistem BI RTGS menjamin bahwa Peserta pengirim tidak dapat membatalkan atau menarik kembali dana yang sudah diterima Peserta penerima
Hal. 82
E. Pembatalan transaksi dalam antrian (queue cancellation) Hal. 82 – 83
F. Pembatalan transaksi oleh sistem Hal. 83
G. Bukti Penyelesaian Akhir Transaksi Hal. 83 – 84
H. Jam Operasional Sistem BI-RTGS Hal. 84
Bab VII Keamanan dan Keandalan Sistem BI-RTGS Hal. 85 – 91
A. Sistem BI-RTGS dilaksanakan dengan standar keamanan yang tinggi
Hal. 85 – 88
B. Kondisi gangguan dan/atau Keadaan Darurat Hal. 88 – 89
C. Kondisi gangguan dan/atau Keadaan Darurat Hal. 89
D. Pelatihan terhadap petugas yang terlibat dalam penyelenggaraan Sistem BI-RTGS
Hal. 89
E. Peninjauan secara berkala atas standar keamanan Sistem BI-RTGS dengan mengacu pada standar internasional
Hal. 89
F. Pelaksanaan security audit secara berkala Hal. 90
G. Pedoman Teknis Sistem BI-RTGS Hal. 90
H. Penyusunan capacity planning Hal. 90
Bab VIII Efisiensi Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS Hal. 91 – 93
A. Kebijakan Penetapan Biaya Transaksi Sistem BI-RTGS Hal. 91
B. Jenis dan Besarnya Biaya dalam Sistem BI-RTGS Hal. 91 – 92
C. Tata Cara Penghitungan dan Pembebanan Biaya Hal. 92
Bab IX Kepesertaan Hal. 93
A. Kriteria Peserta Hal. 93
B. Persyaratan menjadi Peserta Hal. 93 – 94
C. Tata Cara menjadi Peserta Hal. 94 – 103
D. Tata Cara Perubahan Kepesertaan Hal. 103 – 116
E. Kegiatan Penyelenggara Dalam Rangka Memastikan Kepatuhan Peserta dan Calon Peserta terhadap Ketentuan yang ditetapkan oleh Penyelenggara dan/atau Perjanjian Penggunaan Sistem BI-RTGS antara Penyelenggara dan Peserta
Hal. 116 – 117
F. Kegiatan Administratif dalam Kepesertaan Sistem BI RTGS Hal. 117 – 125
Bab X Tata Kelola Yang Baik Dalam Penyelenggaraan Sistem BI RTGS Hal. 126
Lampiran Hal. 127
Lampiran 3.1 : RCC Reason Code List Hal. 127 – 135
Lampiran 3.2 : Standardisasi Pengisian Message Transaksi Sistem BI-RTGS
Hal. 136 – 205
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
iv
Lampiran 3.3 : Jam Operasional Sistem BI-RTGS Hal. 206 – 207
Lampiran 3.4 : Surat Penunjukan Pengambilan Fisik Uang Hal. 208
Lampiran 3.5 : Pedoman Penyusunan Kebijakan dan Prosedur Tertulis
Hal. 209 – 217
Lampiran 3.6 : Ruang Lingkup Pelaksanaan Pemeriksaan Internal Hal.218
Lampiran 3.7 : Ruang Lingkup Pelaksanaan Security Audit Hal. 219 – 220
Lampiran 3.8a : Surat Permohonan Penggunaan Fasilitas Guest Bank untuk Peserta Sistem BI-RTGS
Hal.221
Lampiran 3.8b : Surat Permohonan Penggunaan Fasilitas Guest Bank untuk Peserta Sistem BI-RTGS dan BI-SSSS
Hal.222
Lampiran 3.9 : Pedoman Teknis Penggunaan Fasilitas Guest Bank Hal. 223 – 253
Lampiran 3.10 : Surat Permohonan Penggunaan Cek BI/BGBI Hal. 254
Lampiran 3.11 : Stempel Contingency Plan Sistem BI-RTGS Hal. 255
Lampiran 4.1 : Daftar Transaction Reference Number (TRN) Hal. 256-258
Lampiran 6.1 : Laporan Sistem BI-RTGS pada Peserta Hal. 259 – 264
Lampiran 9.1 : Perjanjian Penggunaan Sistem BI-RTGS antara Penyelenggara dengan Peserta Langsung (Bank)
Hal. 265 – 276
Lampiran 9.2 : Perjanjian Penggunaan Sistem BI-RTGS antara Penyelenggara dengan Peserta Langsung (Pihak selain Bank)
Hal. 277 – 287
Lampiran 9.3 : Perjanjian Penggunaan Sistem BI-RTGS antara Penyelenggara dengan Peserta Tidak Langsung (Bank)
Hal. 288 – 298
Lampiran 9.4 : Perjanjian Penggunaan Sistem BI-RTGS antara Penyelenggara dengan Peserta Tidak Langsung (Pihak selain Bank)
Hal. 299 – 308
Lampiran 9.5 : Surat Permohonan Pembukaan Rekening Giro Rupiah dan Peserta Langsung
Hal. 309 – 310
Lampiran 9.6 : Data Kepesertaan Peserta Langsung Hal. 311
Lampiran 9.7 : Surat Kuasa Hak Substitusi untuk Peserta Langsung
Hal. 312 – 313
Lampiran 9.8 : Surat Kuasa tanpa Hak Substitusi untuk Peserta Langsung
Hal. 314 – 315
Lampiran 9.9 : Surat Kuasa tanpa Hak Substitusi untuk Peserta Langsung/Peserta Tidak Langsung Khusus Pengambilan Fisik Uang
Hal. 316
Lampiran 9.10: Surat Kuasa tanpa Hak Substitusi untuk Peserta Langsung/Peserta Tidak Langsung Khusus Pengambilan Advis
Hal. 317
Lampiran 9.11: Surat Pemberitahuan Perubahan Direksi untuk Peserta Langsung
Hal. 318 – 319
Lampiran 9.12: Surat Permohonan Pembuatan Spesimen Tanda Tangan bagi Pejabat Penerima Kuasa Direksi
Hal. 320
Lampiran 9.13: Surat Permohonan Pembuatan Spesimen Tanda Tangan bagi Pejabat Penerima Kuasa Substitusi untuk Pengambilan Fisik Uang
Hal. 321
Lampiran 9.14: Surat Pernyataan Spesimen Tanda Tangan bagi Pejabat Penerima Kuasa Direksi
Hal. 322
Lampiran 9.15: Surat Pernyataan Spesimen Tanda Tangan bagi Penerima Kuasa Substitusi untuk Pengambilan Fisik Uang
Hal. 323
Lampiran 9.16: Surat Pemberitahuan Penandatangan Perjanjian Hal. 324
Lampiran 9.17: Surat Kuasa Penandatangan Perjanjian Hal. 325
Lampiran 9.18: Surat Penyampaian Authenticator Text Hal. 326
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
v
Lampiran 9.19: Permohonan Pembukaan Rekening Giro Rupiah dan Peserta Tidak Langsung
Hal. 327
Lampiran 9.20: Data Kepesertaan Peserta Tidak Langsung Hal. 328
Lampiran 9.21: Surat Kuasa Hak Substitusi untuk Peserta Tidak Langsung
Hal. 329 – 330
Lampiran 9.22: Surat Kuasa tanpa Hak Substitusi untuk Peserta Tidak Langsung
Hal. 331 – 332
Lampiran 9.23: Surat Pemberitahuan Perubahan Direksi untuk Peserta Tidak Langsung
Hal. 333 – 334
Lampiran 9.24: Surat Bank Peserta Merger Hal. 335
Lampiran 9.25: Contoh Surat dari Bank Hasil Merger mengenai Pelaksanaan Merger
Hal. 336 – 337
Lampiran 9.26: Surat Pernyataan Bank Hasil Merger Hal. 338 – 339
Lampiran 9.27: Surat Bank Hasil Konsolidasi Hal. 340
Lampiran 9.28: Surat Bank Peserta Konsolidasi Hal. 341
Lampiran 9.29: Surat Pernyataan Pencabutan Kuasa Hal. 342
Lampiran 9.30: Surat Pemberitahuan Pencabutan Wewenang Direksi
Hal. 343
Lampiran 2 Perhitungan Bunga dan Kompensasi Hal. 344 – 347
Lampiran 3 Jenis Transaksi, Penggunaan Transaction Reference Number (TRN) dan Sandi Transaki Dalam Rangka Penerapan TSA Melalui Sistem BI-RTGS dan SKNBI
Hal. 348 – 349
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
vi
Rekam Jejak Regulasi Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
6/8/PBI/2004Sistem BI-RTGS
6/13/PBI 2004Perubahan atas 6/8/PBI/2004
10/6/PBI/2008Sistem BI-RTGS
SE 7/62/DASP 2005Sistem BI-RTGS
SE 10/11/DASP 2008Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS
SE 12/1/DASP 2010Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS
SE 6/14/DASP 2004Pedoman Penyusunan
Kebijakan & Prosedur Tertulis, Laporan Pemeriksaan Internal,
serta Laporan Hasil Security Audit
Pasal 23
SE 8/12/DASP 2006Penetapan Biaya Penggunaan
Sistem BI-RTGS Selama Periode Uji Coba TSA Pemerintah melalui
Mekanisme Rekening Pengeluaran Kuasa Bendahara
Umum Negara Pusat/ Daerah pd BU
SE 8/20/DASP 2006Penetapan Biaya Penggunaan Sistem BI-RTGS & SKN-BI dlm
Rangka Pelaksanaan Uji Coba TSA Pemerintah
SE 9/22/DASP 2007Penetapan Biaya Penggunaan
Sistem BI-RTGS & SKN-BI Dalam Rangka Pelaksanaan Uji Coba TSA
Pemerintah
SE 6/45/DASP 2004Batasan Nominal Transaksi Antar Bank Untuk Kepentingan Nasabah
Melalui Sistem BI-RTGS Sehubungan Dengan Hari Libur
Nasional Tertentu
SE 7/47/DASP 2005Batasan Nilai Nominal Per
Transaksi Antar Bank untuk Kepentingan Nasabah Melalui Sistem BI-RTGS Sehubungan dengan Hari Libur Nasional
SE 10/10/DASP 2008Pelaksanaan Transaksi Melalui Sistem
Sistem BI-RTGS dlm rangka Perlindungan kpd Nasabah Peserta
Sistem BI-RTGS
SE 10/12/DASP 2008Penetapan Biaya Penggunaan Sistem
BI-RTGS dan SKN-BI dlm Rangka Penetapan TSA
SE 10/9/DASP 2008Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan dan
Pengawasan Sistem BI-RTGS
-Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang
-Keputusan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Nomor 2/1/KEP.PPATK/2003 tentang Pedoman Umum Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang bagi Penyedia Jasa Keuangan
-Peraturan Perbankan Indonesia Nomor 14/27/PBI/2012 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi Bank Umum
-Peraturan Perbankan Indonesia Nomor 14/10/PBI/2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Perbankan Indonesia Nomor 7/14/PBI/2005 tentang Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit dalam Valuta Asing oleh Bank
-Peraturan Perbankan Indonesia Nomor 14/3/PBI/2012 tentang Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi Penyelenggaraan Jasa Sistem Pembayaran Selain Bank
-Peraturan Perbankan Indonesia Nomor 12/13/PBI/2010 tentang Perubahan atas PBI No.10/29/PBI/2008 tentang Fasilitas Likuiditas Intrahari Bagi Bank Umum
-Peraturan Perbankan Indonesia Nomor 11/32/PBI/2009 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Perbankan Indonesia Nomor 2/24/PBI/2000 tentang Hubungan Rekening Giro antara Bank Indonesia Dengan Pihak Ekstern
-Peraturan Perbankan Indonesia Nomor 11/30/PBI/2009 tentang Fasilitas Likuiditas Intrahari Berdasarkan Prinsip Syariah
-Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/38/DASP 2012 tentang Pedoman Standar Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran Selain Bank
-Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/22/DPM 2012 tentang Perubahan
Kedua Atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/23 DPD 2005 tentang
Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh
Bank
-Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/29/DASP 2010 tentang Tata Cara Pemberian Fasilitas Likuiditas Intrahari bagi Bank Umum
-Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/4/DASP 2010 tentang Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/17/DPM 2009 tentang Tata Cara Pemberian Fasilitas Likuiditas Intrahari Berdasarkan Prinsip Syariah
-Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/31/DPNP 2009 tentang Pedoman
standar Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme bagi Bank Umum
-Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/25/DASP 2007 tentang Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 8/34/DASP 2006 tentang Hubungan Rekening Giro Antara Bank Indonesia Dengan Pihak Ekstern
-Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/32/DPNP 2003 tentang Perubahan atas Surat Edaran bank Indonesia Nomor 3/29/DPNP 2001 tentang Pedoman Standar Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah
Diubah
Dicabut
Terkait
PBI Masih Berlaku
PBI/SK Dir BI Tidak Berlaku
SE Masih Berlaku
SE Tidak Berlaku
Keterangan:
SE 16/18/DPSP 2014Perubahan Atas SE BI no. 12/1/DASP
tanggal 21 Januari 2010 perihal Penyelenggaraan Sistem Bank
Indonesia Real Time Gross SettlementBab III huruf A.11 butir a.2).e) dan
huruf A.12 Lampiran SE No. 12/1/
DASP 2010
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
vii
Dasar Hukum : - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998 - Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2004
Regulasi Terkait : - Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang - Keputusan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Nomor 2/1/KEP.PPATK/2003 tentang
Pedoman Umum Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang bagi Penyedia Jasa Keuangan
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/27/PBI/2012 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi Bank Umum
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/10/PBI/2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/14/PBI/2005 tentang Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit dalam Valuta Asing oleh Bank
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/3/PBI/2012 tentang Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Penyelenggaraan Jasa Sistem Pembayaran Selain Bank
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/13/PBI/2010 tentang Perubahan atas PBI No.10/29/PBI/2008 tentang Fasilitas Likuiditas Intrahari Bagi Bank Umum
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/32/PBI/2009 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 2/24/PBI/2000 tentang Hubungan Rekening Giro antara Bank Indonesia Dengan Pihak Ekstern
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/30/PBI/2009 tentang Fasilitas Likuiditas Intrahari Berdasarkan Prinsip Syariah
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/38/DASP 2012 perihal Pedoman Standar Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran Selain Bank
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/22/DPM 2012 perihal Perubahan Kedua Atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/23/DPD 2005 tentang Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/29/DASP 2010 perihal Tata Cara Pemberian Fasilitas Likuiditas Intrahari bagi Bank Umum
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/4/DASP 2010 perihal Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/17/DPM/2009 tentang Tata Cara Pemberian Fasilitas Likuiditas Intrahari Berdasarkan Prinsip Syariah
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/31/DPNP 2009 perihal Pedoman standar Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Bank Umum
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/25/DASP 2007 perihal Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 8/34/DASP/2006 tentang Hubungan Rekening Giro Antara Bank Indonesia dengan Pihak Ekstern
Regulasi Bank Indonesia : - Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/6/PBI/2008 tentang Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement - Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 16/18/DPSP 2014 perihal Perubahan Atas Surat Edaran Bank Indonesia
Nomor 12/1/DASP/2010 tanggal 21 Januari 2010 perihal Penyelenggaraan Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/1/DASP/2010 perihal Penyelenggaraan Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 10/12/DASP 2008 perihal Penetapan Biaya Penggunaan Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia Dalam Rangka Penerapan Treasury Single Account
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
viii
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 10/10/DASP 2008 perihal Pelaksanaan Transaksi Melalui Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (Sistem BI-RTGS) dalam rangka Perlindungan kepada Nasabah Peserta Sistem BI-RTGS
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 10/9/DASP 2008 perihal Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan dan Pengawasan Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/47/DASP 2005 perihal Batasan Nilai Nominal Per Transaksi Antar Bank untuk Kepentingan Nasabah Melalui Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement Sehubungan dengan Hari Libur Nasional.
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
1
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
Stabilitas Sistem Pembayaran Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement BAB I Ketentuan Umum
1 Pasal 1 10/6/PBI/2008 SE 12/1/DASP/2010 Huruf A angka 1
1. Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement, yang selanjutnya disebut Sistem BI-RTGS, adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar Peserta dalam mata uang Rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika per transaksi secara individual.
2. Penyelenggara Sistem BI-RTGS, yang selanjutnya disebut Penyelenggara, adalah Bank Indonesia c.q. Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran (DASP).
3. Peserta Sistem BI-RTGS, yang selanjutnya disebut Peserta, adalah bank dan pihak selain bank yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Penyelenggara, serta Bank Indonesia.
4. Rekening Giro adalah rekening Peserta dalam mata uang Rupiah yang ditatausahakan di Bank Indonesia yang digunakan untuk penyelesaian akhir transaksi.
5. Penyelesaian Akhir (settlement), yang selanjutnya disebut Penyelesaian Akhir, adalah kegiatan pendebetan dan pengkreditan Rekening Giro Peserta di Bank Indonesia. Ketentuan mengenai penyelenggaraan sistem BI-RTGS sebagaimana tersebut di atas dituangkan dalam Pedoman Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS Bab I mengenai Pendahuluan (Lampiran 1 Bab I).
BAB II Landasan Hukum 2 Pasal 2
10/6/PBI/2008 ayat (1) SE 10/9/DASP Huruf A No. 1d Pasal 2 10/6/PBI/2008 ayat (2)-(4)
(1) Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS harus didasarkan pada dasar hukum yang kuat. Dasar hukum yang kuat mengatur antara lain mengenai keabsahan penyelenggaraan Sistem BI-RTGS, kepastian hukum pelaksanaan transaksi melalui Sistem BI-RTGS, kepastian Penyelesaian Akhir (finality of settlement) dan kepastian hukum mengenai hal-hal yang harus dilakukan Penyelenggara dan kewajiban Peserta. Pengaturan tersebut selain didasarkan pada ketentuan ini dan ketentuan yang dikeluarkan oleh Penyelenggara juga ketentuan hukum yang berlaku seperti Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang merupakan dasar hukum untuk pembuatan perjanjian antara Penyelenggara dan Peserta. Kepastian hukum mengenai hal-hal yang harus dilakukan Penyelenggara dan kewajiban Peserta meliputi hak, kewajiban, serta tanggung jawab Penyelenggara dan Peserta.
(2) Penyelenggara harus mengupayakan secara maksimal agar penyelenggaraan Sistem BI-RTGS memiliki dasar hukum yang kuat sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Dalam rangka mengupayakan penyelenggaraan Sistem BI-RTGS yang memiliki dasar hukum yang kuat, Penyelenggara antara lain melakukan
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
2
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
SE 12/1/DASP/2010 Huruf A angka 2
identifikasi kondisi atau keadaan tertentu melalui permintaan opini hukum.
(3) Penyelenggara berwenang untuk mengatur hubungan hukum antara Penyelenggara dan Peserta dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang diatur dalam ketentuan ini. Prinsip-prinsip yang diatur dalam ketentuan ini antara lain adalah prinsip pengelolaan risiko, serta prinsip kejelasan mengenai hal-hal yang harus dilakukan oleh Penyelenggara dan kewajiban Peserta.
(4) Hubungan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dituangkan dalam bentuk peraturan yang dikeluarkan oleh Penyelenggara dan perjanjian antara Penyelenggara dan Peserta. Ketentuan mengenai penyelenggaraan sistem BI-RTGS sebagaimana tersebut di atas dituangkan dalam Pedoman Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS Bab II mengenai Landasan Hukum (Lampiran 1 Bab 2).
BAB III Ketentuan dan Prosedur 3 Pasal 3
10/6/PBI/2008
(1) Penyelenggara harus menyusun ketentuan dan prosedur yang memberikan kejelasan kepada Peserta mengenai risiko finansial yang dihadapi Peserta sehubungan dengan keikutsertaannya dalam Sistem BI-RTGS. Ketentuan dan prosedur memuat antara lain disain sistem (system design), alur transaksi (flow of transactions), jam operasional dan prosedur manajemen risiko yang dapat menjelaskan segala risiko finansial yang berpotensi timbul sehubungan dengan keikutsertaan dalam Sistem BI-RTGS. Yang dimaksud dengan “risiko finansial” adalah risiko yang muncul dari transaksi keuangan yang berupa risiko likuiditas dan risiko kredit. Yang dimaksud dengan “risiko likuiditas” adalah risiko yang dihadapi Peserta apabila lawan transaksinya tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo, tetapi tidak berarti Peserta yang menjadi lawan transaksi tersebut berada dalam kondisi insolvensi (keadaan tidak mampu membayar). Yang dimaksud dengan “risiko kredit” adalah risiko yang dihadapi Peserta apabila lawan transaksinya tidak dapat memenuhi kewajibannya karena insolvensi.
(2) Ketentuan dan prosedur yang disusun oleh Penyelenggara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi ketentuan dan prosedur penyelenggaraan Sistem BI-RTGS dalam kondisi normal, kondisi gangguan, dan/atau keadaan darurat.
(3) Penyelenggara harus mempublikasikan ketentuan dan prosedur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Peserta dan pihak lainnya. Publikasi mengenai ketentuan dan prosedur yang telah disusun oleh Penyelenggara dilakukan antara lain melalui website Bank Indonesia atau disampaikan dalam forum pertemuan antara Penyelenggara dan Peserta.
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
3
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
SE 12/1/DASP/2010 Huruf A angka 3
Ketentuan mengenai penyelenggaraan sistem BI-RTGS sebagaimana tersebut di atas dituangkan dalam Pedoman Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS Bab III mengenai Ketentuan dan Prosedur (Lampiran 1 Bab 3).
BAB IV Pengelolaan Risiko Sistem Pembayaran 4 Pasal 4
10/6/PBI/2008 ayat (1) SE 10/9/DASP/2008 Huruf A No. 3b SE 10/9/DASP/2008 Huruf A No. 3c – d Pasal 4 10/6/PBI/2008 ayat (2) SE 12/1/DASP/2010 Huruf A angka 4
(1) Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS harus dilengkapi dengan prosedur yang jelas dalam melakukan pengelolaan risiko sistem pembayaran. Pengelolaan risiko sistem pembayaran oleh Penyelenggara dapat dilakukan antara lain dengan penyediaan: Fasilitas Likuiditas Intrahari, fasilitas monitoring saldo secara real time, gridlock detection dan gridlock resolution. Selain itu juga diperlukan tersedianya fasilitas pada Penyelenggara untuk melakukan monitoring antrian transaksi dan mengubah urutan prioritas transaksi. Pengelolaan risiko sistem pembayaran oleh Peserta dapat dilakukan antara lain dengan melakukan monitoring antrian transaksi dan mengubah urutan prioritas transaksi. Himbauan kepada Peserta agar pengiriman transaksi tidak terakumulasi pada akhir jam operasional Sistem BI-RTGS yang dapat mengakibatkan kemacetan transaksi (gridlock), yaitu dengan memberikan pedoman untuk mengirimkan persentase tertentu dari volume transaksi sampai dengan batas waktu tertentu (throughput guidelines atau graduated payment schedule). Pembedaan biaya transaksi Sistem BI-RTGS berdasarkan waktu, untuk memberikan dorongan/insentif kepada Peserta agar mengirimkan transaksi lebih awal guna meminimalkan risiko likuiditas dan mencegah terjadinya gridlock.
(2) Prosedur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus menjelaskan tanggung jawab Penyelenggara dan Peserta untuk mengelola risiko sistem pembayaran dan harus mendorong Penyelenggara dan Peserta untuk mengelola risiko tersebut. Ketentuan mengenai penyelenggaraan sistem BI-RTGS sebagaimana tersebut di atas dituangkan dalam Pedoman Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS Bab IV mengenai Pengelolaan Risiko Kredit dan Risiko Likuiditas (Lampiran 1 Bab 4).
5 Pasal 5 10/6/PBI/2008 huruf a
Dalam rangka meminimalkan risiko sistem pembayaran: a. Bank Indonesia dapat menetapkan jenis transaksi yang harus diselesaikan
melalui Sistem BI-RTGS. Penetapan jenis transaksi yang harus diselesaikan melalui Sistem BI-RTGS didasarkan atas pertimbangan untuk meminimalkan risiko dalam sistem pembayaran dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan.
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
4
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
SE 10/9/DASP/2008 huruf B Pasal 5 10/6/PBI/2008 huruf b
Jenis transaksi sebagaimana dimaksud dalam huruf a yaitu: 1. transaksi Pasar Uang Antar Bank (PUAB) atau Pasar Uang Antar Bank
Syariah (PUAS); 2. transaksi antara bank dengan Bank Indonesia dalam rangka jual/beli
Surat Berharga seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Utang Negara (SUN);
3. transaksi antar bank dalam rangka jual/beli Surat Berharga yang penyelesaiannya dilakukan dengan mekanisme Delivery Versus Payment (DVP) melalui BI-SSSS;
4. transaksi antar bank, baik untuk kepentingan bank sendiri maupun untuk kepentingan nasabah bank, dengan nilai nominal sesuai ketentuan batas nominal transfer kredit yang diatur dalam ketentuan mengenai system kliring nasional Bank Indonesia;
5. transaksi-transaksi lain yang harus diselesaikan oleh Peserta melalui Sistem BI-RTGS yang akan diberitahukan oleh Bank Indonesia.
Selain jenis transaksi yang harus dilakukan melalui Sistem BI-RTGS sebagaimana dimaksud di atas, Penyelenggara berwenang untuk menetapkan transaksi-transaksi lain yang dapat diselesaikan melalui Sistem BI-RTGS.
b. Bank Indonesia menyediakan Fasilitas Likuiditas Intrahari sebagaimana dimaksud dalam ketentuan mengenai Fasilitas Likuiditas Intrahari dan Fasilitas Likuiditas Intrahari Syariah.
BAB V
Dana yang Digunakan dalam Penyelesaian Akhir (Settlement Assets)
6 Pasal 6 10/6/PBI/2008 SE 12/1/DASP/2010 huruf A angka 5
(1) Penyelesaian Akhir atas transaksi melalui Sistem BI-RTGS dilakukan dengan menggunakan dana yang terdapat pada Rekening Giro Peserta di Bank Indonesia. Rekening Giro Peserta di Bank Indonesia sebagai sumber dana Penyelesaian Akhir transaksi melalui Sistem BI-RTGS diatur sesuai dengan ketentuan mengenai hubungan rekening giro antara Bank Indonesia dengan pihak ekstern.
(2) Penyelesaian Akhir transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila dana yang terdapat pada Rekening Giro Peserta di Bank Indonesia memiliki saldo yang cukup. Yang dimaksud dengan saldo yang cukup termasuk pula Fasilitas Likuiditas Intrahari yang diperoleh Peserta dari Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan yang mengatur mengenai Fasilitas Likuiditas Intrahari dan Fasilitas Likuiditas Intrahari Syariah. Ketentuan mengenai penyelenggaraan sistem BI-RTGS sebagaimana tersebut di atas dituangkan dalam Pedoman Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS Bab V mengenai Dana yang digunakan dalam Penyelesaian Akhir (Lampiran 1 Bab 5).
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
5
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
BAB VI Kepastian Penyelesaian Akhir (Finality of Settlement) 7 Pasal 7
10/6/PBI/2008
(1) Penyelenggara menjamin bahwa disain Sistem BI-RTGS dapat memastikan hal-hal sebagai berikut: a. seluruh transaksi melalui Sistem BI-RTGS yang telah dilakukan
Penyelesaian Akhirnya bersifat final dan tidak dapat dibatalkan secara sepihak oleh Peserta pengirim (final and irrevocable); Transaksi yang dapat dilakukan melalui Sistem BI-RTGS pada prinsipnya berupa transfer kredit, yaitu transaksi yang dilakukan oleh Peserta pengirim untuk mendebet Rekening Giro Peserta pengirim di Bank Indonesia dan mengkredit Rekening Giro Peserta penerima di Bank Indonesia. Khusus untuk Bank Indonesia sebagai Peserta, selain berupa transfer kredit dapat pula berupa transfer debet, yaitu transaksi yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk mendebet Rekening Giro Peserta penerima di Bank Indonesia dan mengkredit rekening lainnya di Bank Indonesia. Transfer debet tersebut hanya dapat dilakukan oleh Bank Indonesia dalam rangka penyelesaian kewajiban Peserta kepada Bank Indonesia atau kepada pemerintah Republik Indonesia dan koreksi atas transaksi selain untuk kepentingan nasabah Peserta yang diinput oleh Bank Indonesia.
Yang dimaksud dengan “tidak dapat dibatalkan secara sepihak oleh Peserta pengirim” adalah Peserta pengi rim tidak dapat mendebet rekening Peserta penerima. Yang dapat dilakukan oleh Peserta pengirim adalah melakukan mekanisme koreksi atau mekanisme lainnya yang ditetapkan oleh Penyelenggara.
b. Penyelesaian Akhir transaksi Sistem BI-RTGS dilakukan secara seketika (real time); dan Yang dimaksud dengan “dilakukan secara seketika” adalah pelaksanaan pendebetan rekening Peserta pengirim dan pengkreditan rekening Peserta penerima dilakukan segera setelah diterimanya perintah transfer dan dilakukannya proses validasi oleh sistem di Penyelenggara.
c. Penyelesaian Akhir harus dilaksanakan pada jam operasional yang telah ditetapkan oleh Penyelenggara. Penyelenggara harus menetapkan jam operasional penyelenggaraan Sistem BI-RTGS, kondisi yang memungkinkan perubahan jam operasional, dan prosedur perubahan jam operasional, serta menjamin ketepatan pelaksanaan jam operasional. Penyelenggara harus menginformasikan secara jelas mengenai jam operasional penyelenggaraan Sistem BI-RTGS, kondisi yang memungkinkan perubahan jam operasional, dan prosedur perubahan jam operasional.
(2) Penetapan jam operasional oleh Penyelenggara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c mencakup pula kondisi yang memungkinkan
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
6
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
SE 12/1/DASP/2010 huruf A angka 6
perubahan dan/atau perpanjangan jam operasional. Ketentuan mengenai penyelenggaraan sistem BI-RTGS sebagaimana tersebut di atas dituangkan dalam Pedoman Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS Bab VI mengenai Kepastian Penyelesaian Akhir (Lampiran 1 Bab 6).
BAB VII Keamanan dan Kehandalan Sistem BI-RTGS 8 Pasal 8
10/6/PBI/2008 SE 12/1/DASP/2010 huruf A angka 7
(1) Sistem BI-RTGS harus diselenggarakan dengan tingkat keamanan yang tinggi dan dapat berfungsi (available) sepanjang jam operasional yang ditetapkan serta memiliki prosedur penanganan kondisi gangguan dan/atau keadaan darurat. Tingkat keamanan yang tinggi terkait dengan standar keamanan yang terpercaya dan layak diterapkan dengan mempertimbangkan aspek manfaat dan biaya (commercially reasonable) yang meliputi prinsip: a. kerahasiaan informasi (confidentiality); b. keutuhan informasi yang tidak mengalami perubahan atau modifikasi
oleh pihak yang tidak berhak (integrity); c. metode yang digunakan untuk memverifikasi identitas pihak yang
mengakses atau hardware yang digunakan dalam Sistem BI-RTGS (authentication);
d. Pihak yang mengakses informasi tidak dapat menyangkal aktivitas akses yang dilakukannya (non-repudiability); dan
e. dapat diaudit (auditability). Yang dimaksud dengan “dapat berfungsi ( available)” adalah sistem dapat beroperasi dengan baik sepanjang jam operasional.
(2) Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan Sistem BI-RTGS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Penyelenggara harus: a. menyediakan sistem cadangan; b. menyusun mekanisme dan prosedur keberlangsungan
penyelenggaraan Sistem BI-RTGS (Business Continuity Plan/BCP); dan c. melakukan hal-hal lain yang diperlukan dalam rangka menjamin
keamanan dan kehandalan Sistem BI-RTGS.
Business Continuity Plan (BCP) antara lain memuat alternatif penyelesaian transaksi melalui sistem lain apabila Sistem BI-RTGS tidak dapat beroperasi baik di Penyelenggara maupun Peserta. Ketentuan mengenai penyelenggaraan sistem BI-RTGS sebagaimana tersebut di atas dituangkan dalam Pedoman Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS Bab VII mengenai Keamanan dan Keandalan Sistem BI-RTGS (Lampiran 1 Bab 7).
BAB VIII Efisiensi Penyelenggara Sistem BI-RTGS 9 Pasal 9
10/6/PBI/2008
(1) Penyelenggara menyampaikan informasi kepada Peserta mengenai tujuan, manfaat, dan hal-hal lain yang terkait dengan penyelenggaraan Sistem BI-RTGS. Termasuk dalam hal-hal lain misalnya dasar penetapan biaya transaksi
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
7
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
SE 12/1/DASP/2010 huruf A angka 8
yang ditanggung oleh Peserta, biaya penyediaan likuiditas untuk melakukan Penyelesaian Akhir dan lain-lain.
(2) Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS harus efisien dan praktis untuk Peserta dan perekonomian secara umum. Prinsip efisien dan praktis pada ayat ini dievaluasi pada tahap pengembangan dan selama penyelenggaraan Sistem BI-RTGS. Apabila tingkat efisiensi dan kepraktisan penyelenggaraan Sistem BI-RTGS tidak dapat dicapai secara optimal, maka kondisi tidak optimal tersebut hanya dapat dibenarkan atas dasar pertimbangan manfaat, termasuk manfaat untuk perekonomian secara umum, antara lain penyelenggaraan Sistem BI-RTGS ditujukan untuk meminimalkan risiko sistem pembayaran dan mendukung stabilitas sistem keuangan.
Ketentuan mengenai penyelenggaraan sistem BI-RTGS sebagaimana tersebut di atas dituangkan dalam Pedoman Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS Bab VIII mengenai Efisiensi Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS (Lampiran 1 Bab 8).
BAB IX Kepesertaan 10 Pasal 10
10/6/PBI/2008 ayat (1) – (2)a
SE 10/9/DASP/2008 huruf A No. 8 a
Pasal 10 10/6/PBI/2008 ayat (2) b
SE 10/9/DASP/2008 huruf A No. 8 a
Pasal 10 10/6/PBI/2008 ayat (2) c
SE 10/9/DASP/2008
(1) Penyelenggara harus menjamin bahwa kriteria kepesertaan bersifat obyektif dan transparan. Yang dimaksud dengan obyektif adalah keikutsertaan dan penghentian Peserta dalam Sistem BI-RTGS didasarkan pada syarat-syarat yang telah ditetapkan.
(2) Untuk memastikan bahwa calon Peserta dan Peserta memenuhi
persyaratan dan ketentuan yang ditetapkan oleh Penyelenggara, Penyelenggara berwenang untuk: a. mewajibkan calon Peserta untuk menyampaikan dokumen yang
ditetapkan Penyelenggara;
antara lain terkait dengan kepemilikan Rekening Giro dan penyediaan perangkat Sistem BI-RTGS;
b. mewajibkan Peserta untuk menyampaikan laporan berkala dan
insidentil
serta memenuhi setiap kewajiban yang ditetapkan Penyelenggara, antara lain terkait dengan penyusunan Kebijakan dan Prosedur Tertulis dan laporan hasil audit; dan
c. melakukan pemeriksaan langsung (on site inspection)
dilakukan terhadap calon Peserta dan Peserta.
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
8
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
huruf A No. 8 b
SE 12/1/DASP/2010 huruf A angka 9
Ketentuan mengenai penyelenggaraan sistem BI-RTGS sebagaimana tersebut di atas dituangkan dalam Pedoman Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS Bab IX mengenai Kepesertaan (Lampiran 1 Bab 9).
BAB X Tata Kelola yang Baik (Good Governance) dalam Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS
11 Pasal 11 10/6/PBI/2008
SE 10/9/DASP/2008 huruf A no. 9 SE 12/1/DASP/2010 huruf A no. 10
Dalam menyelenggarakan Sistem BI-RTGS, Penyelenggara harus menerapkan tata kelola secara efektif, akuntabel dan transparan,
antara lain melalui: a. fungsi internal audit; b. pengawasan terhadap Sistem BI-RTGS oleh pengawas sistem
pembayaran; c. pengkonsultasian rencana kebijakan dengan Peserta; dan d. publikasi laporan.
Ketentuan mengenai penyelenggaraan sistem BI-RTGS sebagaimana tersebut di atas dituangkan dalam Pedoman Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS Bab X mengenai Tata Kelola yang Baik dalam Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS (Lampiran 1 Bab 10).
BAB XI Pengawasan Sistem BI-RTGS (Oversight) 12 Pasal 12
10/6/PBI/2008 ayat (1) SE 10/9/DASP/2008 huruf C Pasal 12 10/6/PBI/2008 ayat (2) – (3)
(1) Bank Indonesia sebagai pengawas sistem pembayaran (overseer) mengawasi penyelenggaraan Sistem BI-RTGS untuk memastikan bahwa Sistem BI-RTGS diselenggarakan dengan aman dan efisien.
Dalam rangka memastikan penyelenggaraan Sistem BI-RTGS sesuai dengan prinsip-prinsip dalam CP-SIPS (The Core Principles for Systemically Important Payment System) yang diterbitkan oleh Bank for International Settlement (BIS) sebagaimana diatur dalam Ketentuan Sistem BI-RTGS. Berkenaan dengan kegiatan pengawasan tersebut, Penyelenggara harus melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Menyusun Kebijakan dan Prosedur Tertulis (KPT); b. Melakukan security audit terhadap Sistem BI-RTGS dan jaringan
terkait; c. Menyampaikan KPT, Laporan Hasil Security Audit (LHSA), Laporan
Hasil Pemeriksaan Internal (LHPI) dan laporan penyelenggaraan lainnya serta memberikan informasi lainnya yang diperlukan kepada unit kerja pengawasan sistem pembayaran di Bank Indonesia; dan
d. Memastikan kepatuhan Peserta terhadap ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan terhadap Perjanjian antara Penyelenggara dan Peserta.
(2) Dalam mengawasi penyelenggaraan Sistem BI-RTGS sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Bank Indonesia dapat meminta Penyelenggara untuk menyusun laporan berkala dan laporan insidentil. Yang dimaksud dengan “laporan insidentil” antara lain adalah laporan mengenai dilakukannya diskresi oleh Penyelenggara dan laporan lain
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
9
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
yang diperlukan oleh Bank Indonesia sebagai pengawas sistem pembayaran.
(3) Bank Indonesia dapat meminta Peserta untuk menyampaikan informasi terkait penyelenggaraan Sistem BI-RTGS. Permintaan informasi terkait penyelenggaraan Sistem BI-RTGS dilakukan antara lain dalam rangka pelaksanaan asesmen Bank Indonesia terhadap pemahaman Peserta mengenai CP-SIPS.
BAB XII Sanksi 13 Pasal 13
10/6/PBI/2008 (1) Dalam penyelenggaraan Sistem BI-RTGS, Penyelenggara dapat
mengenakan sanksi administratif kepada Peserta.
Tata cara pengenaan dan jenis sanksi administratif dimuat dalam perjanjian antara Penyelenggara dengan Peserta.
(2) Sanksi administratif yang dapat dikenakan oleh Penyelenggara kepada Peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah berupa teguran tertulis, kewajiban membayar, dan/atau perubahan status kepesertaan. Yang dimaksud dengan “perubahan status kepesertaan” antara lain adalah perubahan status kepesertaan aktif (active) menjadi ditangguhkan (suspend).
Pelaksanaan Transaksi melalui Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (Sistem BI-RTGS) dalam rangka Perlindungan kepada Nasabah Peserta Sistem BI-RTGS1
BAB I Tata Cara Pengisian Instruksi Transfer 14 SE
10/10/DASP/2008 Huruf B
(1) Peserta pengirim harus mensyaratkan kepada nasabahnya untuk mengisi instruksi transfer secara lengkap dan benar serta memperhatikan ketentuan yang berlaku, antara lain ketentuan yang mengatur mengenai tindak pidana pencucian uang dan prinsip-prinsip mengenal nasabah (know your customer principles).
(2) Instruksi transfer yang dibuat oleh nasabah pengirim paling kurang memuat: a. identitas nasabah pengirim; b. identitas nasabah penerima dana; c. identitas Peserta penerima; dan d. jumlah dana yang ditransfer.
(3) Identitas nasabah pengirim dan nasabah penerima sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan huruf b meliputi paling kurang nama dan nomor rekening atau, jika nasabah pengirim atau nasabah penerima dana tidak memiliki rekening pada bank Peserta, identitas tersebut meliputi paling kurang nama dan alamat.
(4) Identitas Peserta penerima sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c meliputi paling kurang nama Peserta, nama kantor Peserta, dan lokasi
1 Ketentuan Umum dalam Surat Edaran Bank Indonesia no. 10/10/DASP tanggal 5 Maret 2008 ini sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia no. 10/6/PBI/2008.
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
10
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
kantor Peserta.
BAB II Pelaksanaan Instruksi Transfer dari Nasabah Peserta Pengirim 15 SE
10/10/DASP/2008 Huruf C
(1) Peserta pengirim dapat menyetujui untuk meneruskan instruksi transfer nasabah melalui Sistem BI-RTGS apabila instruksi transfer tersebut telah memuat informasi yang lengkap dan diisi dengan benar serta telah tersedia dana yang akan ditransfer.
(2) Instruksi transfer yang diteruskan oleh Peserta pengirim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sesuai dengan instruksi transfer yang diperintahkan oleh nasabahnya.
(3) Dalam hal Peserta pengirim menyetujui untuk melaksanakan instruksi transfer dari nasabahnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berlaku ketentuan sebagai berikut: a. untuk instruksi transfer yang diterima paling lambat pada saat
berakhirnya jam pelayanan nasabah untuk transfer melalui Sistem BI-RTGS yang ditetapkan Peserta pengirim, Peserta pengirim harus dengan segera dan tanpa menunda meneruskan instruksi transfer tersebut.
b. untuk instruksi transfer dari nasabah yang diterima setelah berakhirnya jam pelayanan nasabah sebagaimana dimaksud pada huruf a, paling lambat pada hari kerja berikutnya Peserta pengirim harus meneruskan instruksi transfer dengan segera dan tanpa menunda setelah Peserta berhasil melakukan log-on ke RCC, dengan memperhatikan penyelesaian transaksi-transaksi lainnya yang diprioritaskan, seperti transaksi bank dengan rekening Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) dan transaksi Kas-Penarikan Tunai.
(4) Dalam hal terjadi kondisi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b, maka pendebetan rekening nasabah pengirim harus dilakukan pada tanggal yang sama dengan tanggal penerusan instruksi transfer oleh Peserta pengirim.
(5) Dalam hal Peserta pengirim tidak melaksanakan instruksi transfer dari nasabahnya sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4), dan Peserta pengirim telah mendebet rekening nasabahnya, maka: a. nasabah Peserta berhak atas bunga sesuai dengan bunga yang
berlaku untuk jenis rekening nasabah pengirim pada Peserta b. pengirim terhitung sejak tanggal pendebetan rekening nasabah
pengirim sampai tanggal penerusan instruksi transfer. Peserta pengirim harus memperhatikan terpenuhinya hak nasabah tersebut; atau
c. Peserta pengirim harus melakukan reversal, yaitu mengkredit kembali dana nasabah yang sudah didebet ke rekening nasabah sesuai tanggal pendebetan.
(6) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) tidak berlaku untuk transfer yang berasal dari setoran tunai.
(7) Instruksi transfer yang diterima oleh Peserta dengan amanat untuk dilaksanakan pada tanggal tertentu (transaksi titipan), harus diteruskan oleh Peserta pengirim pada tanggal yang sama dengan tanggal yang diperintahkan oleh nasabah.
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
11
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
BAB III Kesesuaian Penulisan Instruksi Transfer 16 SE
10/10/DASP/2008 huruf D
(1) Peserta pengirim bertanggungjawab atas kesesuaian penulisan instruksi transfer yang dikirim melalui Sistem BI-RTGS dengan instruksi yang dibuat oleh nasabah pengirim.
(2) Dalam hal Peserta pengirim mengirimkan instruksi transfer tidak sesuai dengan instruksi transfer yang dibuat oleh nasabah pengirim, maka Peserta pengirim harus, atas beban Peserta pengirim, menerbitkan instruksi transfer baru sesuai dengan instruksi transfer nasabah pengirim tanpa menunggu pengembalian dana dari Peserta penerima atau nasabah penerima yang tidak berhak sesuai dengan prosedur sebagaimana diatur dalam ketentuan yang mengatur mengenai penyelenggaraan Sistem BI-RTGS.
(3) Penerbitan instruksi transfer baru sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dilakukan: a. pada tanggal yang sama dengan tanggal diketahuinya ketidaksesuaian
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), apabila ketidaksesuaian diketahui paling lambat 30 (tiga puluh) menit sebelum berakhirnya batas waktu (window time) jenis transaksi tersebut; atau
b. paling lambat pada hari kerja berikutnya dengan ketentuan harus dengan segera dan tanpa menunda melakukan penerbitan instruksi transfer baru setelah Peserta berhasil melakukan log-on ke dalam RCC dengan memperhatikan penyelesaian transaksi-transaksi lainnya yang diprioritaskan, apabila ketidaksesuaian diketahui setelah batas waktu sebagaimana dimaksud pada huruf a.
(4) Dalam hal terjadi kondisi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), nasabah Peserta berhak atas bunga sesuai dengan bunga yang berlaku untuk jenis rekening nasabah Peserta yang dibebani untuk transfer terkait, terhitung sejak tanggal pendebetan rekening nasabah Peserta sampai tanggal pelaksanaan instruksi transfer yang baru. Peserta pengirim harus memperhatikan terpenuhinya hak nasabah tersebut.
(5) Dalam hal Peserta pengirim telah melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka dana yang salah terkirim dapat diminta kembali oleh Peserta pengirim kepada Peserta penerima.
BAB IV Penyampaian Dana kepada Nasabah Peserta Penerima 17 SE
10/10/DASP/2008 Huruf E
(1) Peserta penerima harus menyampaikan dana kepada nasabah penerima dana sebagaimana tercantum dalam confirmation advice yang diterimanya dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku, antara lain ketentuan yang mengatur mengenai tindak pidana pencucian uang dan prinsip-prinsip mengenal nasabah (know your customer principles), serta pembatasan transaksi rupiah dan pemberian kredit valuta asing oleh bank. Confirmation advice merupakan hasil olahan komputer (computer print-out) yang tercetak di Peserta penerima, yang menunjukkan bahwa Rekening Giro Peserta penerima di Bank Indonesia telah dikredit.
(2) Peserta penerima harus menyampaikan dana yang ditujukan kepada nasabah penerima dana segera setelah Penyelenggara mengkredit Rekening Giro Peserta penerima di Bank Indonesia, yang dibuktikan dengan confirmation advice, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Transfer untuk nasabah penerima dana yang memiliki rekening di
kantor Peserta penerima
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
12
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
1) Untuk dana yang dikreditkan ke Rekening Giro Peserta penerima di Bank Indonesia paling lambat pada saat berakhirnya batas waktu penyelesaian transfer atas nama nasabah, Peserta penerima harus dengan segera dan tanpa menunda mengkredit dana tersebut ke rekening nasabah penerima pada tanggal valuta yang sama dengan tanggal pengkreditan Rekening Giro Peserta penerima di Bank Indonesia.
2) Apabila Peserta penerima tidak dapat mengkredit dana ke rekening nasabah penerima pada tanggal valuta yang sama sebagaimana dimaksud pada huruf a, paling lambat pada hari kerja berikutnya Peserta penerima harus dengan segera dan tanpa menunda mengkredit dana tersebut ke rekening nasabah penerima setelah Peserta berhasil melakukan log-on ke RCC, dengan menggunakan tanggal valuta yang sama dengan tanggal pengkreditan Rekening Giro Peserta penerima di Bank Indonesia. Alasan yang dapat diterima untuk tidak mengkredit rekening penerima pada tanggal valuta yang sama antara lain karena sistem teknologi informasi di Peserta penerima belum terintegrasi dan/atau kantor Peserta penerima berada di wilayah dengan sarana komunikasi dan transportasi yang tidak mendukung.
3) Dalam hal sistem internal Peserta penerima tidak memungkinkan Peserta penerima untuk melakukan pengkreditan pada hari kerja berikutnya dengan menggunakan tanggal valuta yang sama dengan tanggal pengkreditan Rekening Giro Peserta penerima sebagaimana dimaksud pada huruf b, maka nasabah penerima berhak atas bunga sesuai dengan bunga yang berlaku untuk jenis rekening nasabah penerima pada Peserta penerima terhitung sejak tanggal pengkreditan Rekening Giro Peserta penerima di Bank Indonesia sampai tanggal pengkreditan rekening nasabah penerima. Peserta penerima harus memperhatikan terpenuhinya hak nasabah tersebut.
4) Untuk dana yang dikreditkan ke Rekening Giro Peserta penerima di Bank Indonesia setelah berakhirnya batas waktu penyelesaian transfer atas nama nasabah atau pada periode perpanjangan waktu penyelesaian transfer atas nama nasabah yang ditetapkan Penyelenggara, paling lambat pada hari kerja berikutnya Peserta penerima harus dengan segera dan tanpa menunda mengkredit dana tersebut ke rekening nasabah penerima setelah Peserta berhasil melakukan log-on ke RCC, dengan menggunakan tanggal valuta 1 (satu) hari setelah tanggal pengkreditan Rekening Giro Peserta penerima di Bank Indonesia.
5) Apabila Peserta penerima tidak mengkredit dana ke rekening nasabah penerima pada hari kerja berikutnya sebagaimana dimaksud pada angka 2) dan angka 4), Peserta penerima harus membayar kompensasi kepada nasabah penerima dana sesuai bunga yang berlaku untuk jenis rekening tersebut ditambah dengan tingkat kompensasi sebesar 200 (dua ratus) basis points dengan ketentuan sebagai berikut: a) untuk keterlambatan pengkreditan sebagaimana dimaksud
pada huruf b, kompensasi bunga dihitung sejak tanggal valuta
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
13
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
pengkreditan Rekening Giro Peserta penerima di Bank Indonesia.
b) untuk keterlambatan pengkreditan sebagaimana dimaksud pada huruf d, kompensasi bunga dihitung sejak 1 (satu) hari setelah tanggal valuta pengkreditan Rekening Giro Peserta penerima di Bank Indonesia.
6) Ketentuan kewajiban pembayaran tambahan kompensasi sebagaimana dimaksud pada huruf e tidak berlaku apabila Peserta penerima menunda pelaksanaan pengkreditan atas dasar permintaan pihak yang berwenang atau ketentuan yang berlaku. Yang dimaksud dengan “pihak yang berwenang” antara lain kepolisian, kejaksaan dan pengadilan. Yang dimaksud “ketentuan yang berlaku” antara lain adalah ketentuan mengenai penerapan prinsip-prinsip mengenal nasabah (know your customer principles), ketentuan mengenai pembatasan transaksi rupiah dan pemberian kredit valuta asing oleh bank, serta Undang-undang Republik Indonesia tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, khususnya yang terkait dengan pemantauan atas transaksi yang mencurigakan (suspicious transaction).
b. Transfer untuk nasabah penerima dana yang tidak memiliki rekening di Peserta penerima 1) Peserta penerima harus mengirim surat pemberitahuan mengenai
telah tersedianya dana hasil transfer kepada nasabah penerima dana pada tanggal yang sama dengan tanggal pengkreditan Rekening Giro Peserta penerima di Bank Indonesia atau paling lambat pada hari kerja berikutnya. Surat pemberitahuan merupakan dasar bagi penerima dana untuk mengambil dana di kantor Peserta penerima. Penyampaian surat pemberitahuan pada hari kerja berikutnya dilakukan apabila kantor Peserta penerima sudah tutup atau pengkreditan Rekening Giro Peserta penerima dilakukan dalam periode perpanjangan Jam Operasional.
2) apabila berdasarkan pertimbangan tertentu Peserta penerima tidak dapat mengirim surat pemberitahuan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada huruf a, surat pemberitahuan harus dikirim pada tanggal diterimanya informasi transfer di Peserta penerima atau paling lambat hari kerja berikutnya. Penyampaian surat pemberitahuan pada hari diterimanya informasi transfer di kantor Peserta penerima atau paling lambat hari kerja berikutnya berlaku jika kantor Peserta penerima berada di wilayah dengan sarana komunikasi dan transportasi yang tidak mendukung.
(3) Dalam hal Peserta pengirim telah melakukan instruksi transfer sesuai dengan instruksi transfer dari nasabah pengirim namun Peserta penerima melakukan pengkreditan dana kepada nasabah penerima dana yang berbeda dari nasabah penerima dana yang tercantum dalam confirmation advice, Peserta penerima harus menyampaikan dana kepada nasabah penerima dana yang berhak pada tanggal yang sama dengan tanggal diketahuinya kesalahan tanpa menunggu pengembalian dana dari nasabah. Yang dimaksud dengan tanggal diketahuinya kesalahan adalah: a. apabila kesalahan diketahui oleh Peserta penerima, yaitu tanggal yang
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
14
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
sama dengan tanggal diketemukannya kesalahan tersebut. b. apabila kesalahan diberitahukan oleh Peserta pengirim, yaitu tanggal
pada saat Peserta penerima selesai melakukan verifikasi dan rekonsiliasi dokumen terkait dengan tranfer dana tersebut.
(4) Dalam hal terjadi kondisi sebagaimana dimaksud pada angka 3, Peserta penerima harus membayar bunga kepada nasabah penerima yang berhak sesuai dengan tingkat bunga yang berlaku untuk jenis rekening nasabah penerima tersebut, terhitung sejak tanggal seharusnya rekening nasabah penerima yang berhak dikredit sesuai dengan ketentuan pada huruf b, sampai tanggal pelaksanaan pengkreditan pada rekening nasabah penerima yang berhak.
(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf c dan d hanya berlaku untuk transfer yang ditujukan kepada nasabah penerima yang memiliki rekening pada Peserta penerima.
BAB V
Pengumuman Biaya Transfer dan Jam Pelayanan Nasabah Untuk Transfer Melalui Sistem BI-RTGS
18 SE 10/10/DASP/2008 huruf F
Peserta harus mengumumkan secara tertulis di setiap kantor Peserta tentang informasi besarnya biaya transfer dan jam pelayanan nasabah untuk transfer melalui Sistem BI-RTGS yang ditetapkan Peserta. Informasi berupa pengumuman besarnya biaya transfer dan jam pelayanan nasabah untuk transfer melalui Sistem BI-RTGS tersebut diletakkan di setiap kantor Peserta pada tempat yang mudah terlihat oleh nasabah. Dalam menetapkan jam pelayanan nasabah untuk transfer melalui Sistem BI-RTGS, Peserta harus mengacu pada batas waktu penyelesaian transfer atas nama nasabah yang ditetapkan oleh Penyelenggara dan mempertimbangkan waktu yang diperlukan Peserta untuk menyelesaikan proses penerusan instruksi transfer dari nasabah.
BAB VI Tata Cara Penghitungan Bunga dan Kompensasi 19 SE
10/10/DASP/2008 huruf G
Tata cara penghitungan bunga dan kompensasi diatur sebagaimana dimaksud pada Lampiran 2.
BAB VII Lain-Lain 20 SE
10/10/DASP/2008 huruf H
(1) Kewajiban Peserta untuk melakukan pembayaran bunga dan kompensasi dalam ketentuan ini tidak berlaku bagi Bank Indonesia sebagai Peserta.
(2) Untuk bank syariah dan unit usaha syariah, ketentuan pengenaan bunga dan kompensasi dalam ketentuan ini disesuaikan dengan prinsip syariah yang berlaku.
Penetapan Biaya Penggunaan Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (Sistem BI-RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia dalam Rangka Penerapan Treasury Single Account
BAB I Pelaksana TSA 21 SE
10/12/DASP/2008 Romawi I
Pelaksana TSA ditetapkan sebagai berikut: 1. Pemerintah c.q. Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Departemen
Keuangan Republik Indonesia, menetapkan Bank dan Pihak Selain
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
15
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
Bank yang merupakan mitra kerja KPPN sebagai pelaksana TSA. 2. Penetapan Bank dan Pihak Selain Bank sebagai pelaksana TSA
sebagaimana dimaksud pada angka 1 diberitahukan secara tertulis kepada Bank Indonesia oleh Pemerintah c.q. Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Departemen Keuangan Republik Indonesia.
3. Dalam penerapan TSA, Pemerintah c.q. Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Departemen Keuangan Republik Indonesia menetapkan Peserta Sistem BI-RTGS dan/atau Peserta SKNBI sebagai pelaksana TSA, yang meliputi: a. Kantor Pusat Peserta Sistem BI-RTGS dan/atau Kantor Pusat
Peserta SKNBI yang menjadi mitra kerja KPPN; b. Kantor Cabang Peserta Sistem BI-RTGS dan/atau Kantor
Cabang Peserta SKNBI yang menjadi mitra kerja KPPN sebagaimana dimaksud pada huruf a; dan
c. Kantor lainnya dari Peserta Sistem BI-RTGS dan/atau Kantor lainnya dari Peserta SKNBI yang melakukan transaksi terkait penerapan TSA.
BAB II
Jenis Transaksi, Penggunaan Transaction Reference Number (TRN), dan Sansi Transaksi dalam Penerapan TSA
22 SE 10/12/DASP/2008 Romawi II
(1) Jenis transaksi, penggunaan TRN, dan sandi transaksi dalam rangka penerapan TSA diatur sebagaimana tercantum pada Lampiran 3.
(2) Peserta Sistem BI-RTGS yang melakukan transaksi dalam rangka penerapan TSA harus menggunakan TRN dan mengisi payment detail yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagaimana tercantum pada Lampiran 3.
(3) Peserta SKNBI yang melakukan transaksi dalam rangka penerapan TSA harus menggunakan sandi transaksi dan mengisi keterangan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagaimana tercantum pada Lampiran 3.
(4) TRN IFTSA001 hanya dapat digunakan untuk transaksi dengan nominal Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) ke atas, sedangkan untuk transaksi dengan nominal di bawah Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) harus melalui SKNBI.
(5) Untuk transaksi di bawah Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) yang dilakukan setelah jadwal pengiriman Data Keuangan Elektronik (DKE) Kredit pada Kliring Kredit Siklus Kedua berakhir, Peserta Sistem BI-RTGS masih dapat mengirimkan transaksi dengan menggunakan TRN IFTSA002.
BAB III Pengenaan Biaya Transaksi TSA 23 SE
10/12/DASP/2008 Romawi III
Pengenaan biaya transaksi TSA diatur sebagai berikut : (1) Peserta Sistem BI-RTGS atau Peserta SKNBI yang melakukan transaksi
dengan menggunakan TRN atau sandi transaksi dalam rangka penerapan TSA sebagaimana dimaksud pada Paragraf 25 ayat (1) dikenakan biaya transaksi sebesar Rp0,00 (nol rupiah) per transaksi.
(2) Dalam hal Peserta Sistem BI-RTGS atau Peserta SKNBI sebagaimana dimaksud dalam angka 1 menggunakan TRN atau sandi transaksi selain TRN atau sandi transaksi yang tercantum pada Lampiran 3, maka Peserta Sistem BI-RTGS atau Peserta SKNBI tersebut dikenakan biaya transaksi melalui Sistem BI-RTGS atau SKNBI sebagaimana diatur dalam ketentuan yang mengatur mengenai biaya dalam penggunaan Sistem BI-RTGS dan
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
16
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
biaya dalam penyelenggaraan SKNBI. (3) Peserta Sistem BI-RTGS atau Peserta SKNBI yang menggunakan TRN atau
sandi transaksi dalam rangka TSA selain untuk transaksi TSA dikenakan biaya transaksi melalui Sistem BI-RTGS dan SKNBI sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai biaya dalam penggunaan Sistem BI-RTGS dan biaya dalam penyelenggaraan SKNBI, ditambah dengan biaya administrasi sebesar Rp5.000,00 (lima ribu rupiah) per transaksi.
(4) Pengenaan biaya transaksi dan biaya administrasi sebagaimana dimaksud pada angka 3 dilakukan dengan cara mendebet Rekening Giro Peserta Sistem BI-RTGS atau Peserta SKNBI di Bank Indonesia pada saat Bank Indonesia mengetahui adanya kesalahan penggunaan TRN dan/atau sandi transaksi.
BAB IV Masa Transisi Sistem 24 SE
10/12/DASP/2008 Romawi IV
(1) Khusus untuk transaksi TSA yang dilakukan melalui SKNBI, mekanisme pembebanan biaya transaksi Rp0,00 (nol rupiah) dilakukan sebagai berikut : a. Bank yang melakukan transaksi TSA melalui SKNBI dikenakan biaya
transaksi kliring kredit sesuai dengan ketentuan yang mengatur mengenai biaya dalam penyelenggaraan SKNBI.
b. Pada awal bulan berikutnya, Bank Indonesia mengembalikan biaya transaksi kliring kredit sebagaimana dimaksud dalam huruf a kepada Bank.
(2) Mekanisme sebagaimana dimaksud dalam angka 1 dilakukan paling lambat sampai dengan akhir Desember 2008.
(3) Dalam hal pelimpahan pajak belum dilakukan setiap hari namun dilakukan pada hari kerja tertentu, maka TRN BIRSA501 belum dapat digunakan sehingga pelimpahan pajak tetap menggunakan TRN dan dikenakan biaya sesuai dengan ketentuan yang berlaku mengenai Sistem BI-RTGS.
Batasan Nilai Nominal Per Transaksi Antar Bank untuk Kepentingan Nasabah melalui Sistem bank Indonesia Real Time Gross Settlement (Sistem BI-RTGS) Sehubungan dengan Hari Libur Nasional Tertentu.
BAB I
Pembatasan Nilai Nominal Per Transaksi yang Dapat Dilakukan melalui Sistem BI-RTGS pada Periode Tertentu
25 SE 7/47/DASP/2005
Sehubungan dengan terjadinya peningkatan volume transaksi pembayaran antar Bank melalui Sistem BI-RTGS yang sangat signifikan pada periode waktu tertentu, seperti menjelang dan setelah Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru maka untuk menjaga kelancaran kegiatan operasional Sistem BI-RTGS dipandang perlu untuk melakukan pembatasan nilai nominal per transaksi yang dapat dilakukan melalui Sistem BI-RTGS pada periode tertentu sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ini yaitu sebagai berikut: 1. Transaksi antar Peserta untuk kepentingan nasabah yang menggunakan
TRN IFT00000 bagi Bank, dan BIRBI540 bagi Bank Indonesia, dengan batasan nilai nominal per transaksi di bawah Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah), tidak dapat dilakukan melalui Sistem BI-RTGS.
2. Bagi transaksi antar Peserta untuk kepentingan nasabah yang berupa transaksi multiple credit, batasan nilai nominal per transaksi untuk setiap
Infrastruktur Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
17
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
rekening penerima dana yang dituju ditetapkan sesuai dengan batasan nilai nominal per transaksi sebagaimana dimaksud dalam angka 1.
3. Batasan nilai nominal per transaksi sebagaimana dimaksud dalam angka 1 dan angka 2, berlaku untuk periode transaksi yang Penyelesaian Akhirnya dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2005 sampai dengan tanggal 9 November 2005 dan tanggal 19 Desember 2005 sampai dengan tanggal 30 Desember 2005.
4. Agar transaksi antar Peserta untuk kepentingan nasabah sebagaimana dimaksud dalam angka 1 dan angka 2 dapat tetap dilakukan oleh Bank maka transaksi tersebut dapat diselesaikan melalui kliring penyerahan sesuai dengan jadwal yang akan diumumkan oleh penyelenggara kliring.
5. Berkaitan dengan ketentuan pembatasan nilai nominal per transaksi sebagaimana dimaksud dalam angka 1 dan angka 2, seluruh Peserta harus mengumumkan hal tersebut kepada nasabahnya sebelum tanggal 24 Oktober 2005.
Penyelenggaraan Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
BAB I Ketentuan Peralihan 24 SE
12/1/DASP/2010 huruf B
(1) Peserta yang telah menyampaikan konfirmasi tertulis mengenai keikutsertaannya dalam Mekanisme USD/IDR PvP kepada Penyelenggara sebelum berlakunya Surat Edaran ini dapat menggunakan Mekanisme USD/IDR PvP sejak tanggal implementasi Mekanisme USD/IDR PvP yang ditetapkan oleh Penyelenggara.
(2) Nama Peserta yang telah menyampaikan konfirmasi dan penetapan tanggal implementasi Mekanisme USD/IDR PvP sebagaimana dimaksud pada angka 1 akan diberitahukan oleh Penyelenggara melalui pengumuman dan/atau sarana lainnya seperti administrative message.
(3) Peserta sebagaimana dimaksud pada angka 1 harus memenuhi persyaratan untuk dapat menggunakan Mekanisme USD/IDR PvP sebagaimana diatur dalam Bab IX mengenai Kepesertaan paling lambat 4 (empat) bulan sejak berlakunya Surat Edaran ini.
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
PEDOMAN PENYELENGGARAAN
SISTEM BANK INDONESIA-
REAL TIME GROSS SETTLEMENT
(BI-RTGS)
17
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
DAFTAR ISI
BAB JUDUL BAB HALAMAN
I Pendahuluan I.1 s/d I.4
II Landasan Hukum II.1 s/d II.2
III Ketentuan dan Prosedur III.1 s/d III.45
IV Pengelolaan Risiko Kredit dan Risiko Likuiditas IV.1 s/d IV.8
V Dana yang Digunakan dalam Penyelesaian Akhir V.1
VI Kepastian Penyelesaian Akhir VI.1 s/d VI.6
VII Keamanan dan Kehandalan Sistem BI-RTGS VII.1 s/d VII.6
VIII Efisiensi Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS VIII.1 s/d VIII.2
IX Kepesertaan IX.1 s/d IX.33
X Tata Kelola yang Baik dalam Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS X.1
18
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak tanggal 17 November 2000, Bank Indonesia telah mengimplementasikan
Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (Sistem BI-RTGS), yang
merupakan sistem transfer dana elektronik antar Peserta, dalam mata uang Rupiah
yang penyelesaian transaksinya dilakukan secara seketika per transaksi secara
individual. Manfaat diterapkannya Sistem BI-RTGS, selain menurunkan risiko
sistem pembayaran nasional dengan meningkatkan kepastian Penyelesaian Akhir,
juga menyediakan tambahan pilihan sarana transfer yang praktis, cepat, efisien, aman
dan andal. Selain itu juga untuk menyediakan informasi saldo Rekening Giro Peserta
secara real time dan menyeluruh sehingga dapat membantu Peserta, khususnya Bank,
dalam meningkatkan disiplin dan profesionalismenya dalam mengelola likuiditas.
Pada saat pertama kali diimplementasikan, landasan hukum dari penyelenggaraan
Sistem BI-RTGS adalah:
1. Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 2/24/PBI/2000 tanggal
17 November 2000 tentang Hubungan Rekening Giro antara Bank Indonesia
dengan Pihak Ekstern sebagaimana telah diubah terakhir dengan PBI Nomor
11/32/PBI/2009 tanggal 30 September 2009; dan
2. Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) Nomor 2/24/DASP tanggal
17 November 2000 perihal Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
sebagaimana telah diubah terakhir dengan SE BI Nomor 5/17/DASP tanggal 15
Agustus 2003.
Untuk menyempurnakan ketentuan Bank Indonesia mengenai Sistem BI-RTGS
tersebut di atas, pada tanggal 11 Maret 2004 Bank Indonesia telah memberlakukan
PBI Nomor 6/8/PBI/2004 tentang Sistem BI-RTGS yang kemudian diubah dengan
PBI Nomor 6/13/PBI/2004 pada tanggal 9 Juni 2004. Sebagai petunjuk pelaksanaan
atas PBI Sistem BI-RTGS tersebut, Bank Indonesia telah mengeluarkan SE BI
Nomor 7/62/DASP tanggal 30 Desember 2005 perihal Sistem Bank Indonesia Real
Time Gross Settlement yang menggantikan SEBI Nomor 2/24/DASP tanggal
17 November 2000 perihal Bank Indonesia Real Time Gross Settlement sebagaimana
telah diubah terakhir dengan SEBI Nomor 5/17/DASP tanggal 15 Agustus 2003.
Dalam rangka menindaklanjuti hasil self-assessment atas pemenuhan prinsip-prinsip
yang diatur dalam The Core Principles for Systemically Important Payment System
(CP-SIPS) yang dikeluarkan oleh Bank for International Settlement (BIS) dan hasil
konsultasi dengan bank sentral negara lain, Bank Indonesia memandang perlu untuk
melakukan penyempurnaan kembali ketentuan mengenai Sistem BI-RTGS yang
mengacu pada CP-SIPS. Berkenaan dengan hal tersebut di atas, pada tanggal
18 Februari 2008 Bank Indonesia memberlakukan PBI No. 10/6/PBI/2008 tentang
Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement yang menggantikan PBI
No. 6/8/PBI/2004 sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 6/13/PBI/2004.
Selanjutnya …
19
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
Selanjutnya sebagai petunjuk pelaksanaan dari PBI tersebut, Bank Indonesia
memberlakukan Surat Edaran No. 10/11/DASP tanggal 5 Maret 2008 perihal
Penyelenggaraan Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement yang mengatur
mengenai penyelenggaraan Sistem BI-RTGS dan antara lain memuat ketentuan
mengenai prosedur penyelenggaraan Sistem BI-RTGS baik dalam kondisi normal,
kondisi gangguan dan/atau keadaan darurat, persyaratan kepesertaan, pengelolaan
risiko likuiditas, mekanisme dan kepastian Penyelesaian Akhir, keamanan dan
kehandalan Sistem BI-RTGS serta efisiensi penyelenggaraan Sistem BI-RTGS.
Upaya pengembangan Sistem BI-RTGS dilakukan secara berkelanjutan oleh Bank
Indonesia selaku Penyelenggara. Pada bulan Januari tahun 2010, pengembangan
Sistem BI-RTGS dilakukan dengan cara menghubungkan Sistem BI-RTGS dengan
sistem real-time gross settlement (RTGS) dalam mata uang Dolar Amerika Serikat
yang diselenggarakan di Hong Kong. Sistem RTGS dalam mata uang Dolar Amerika
Serikat di Hong Kong tersebut adalah United States Dollar Clearing House
Automated Transfer System (USD CHATS). Keterhubungan Sistem BI-RTGS
dengan USD CHATS dimaksudkan untuk menyediakan sarana Penyelesaian Akhir
(settlement) sisi Rupiah (pada Sistem BI-RTGS) dan settlement sisi Dolar Amerika
Serikat (pada USD CHATS) dari transaksi jual-beli mata uang Dolar Amerika
Serikat terhadap mata uang Rupiah di Indonesia secara bersamaan (simultaneous
settlements). Mekanisme settlement 2 (dua) mata uang pada 2 (dua) sistem RTGS
secara bersamaan tersebut dikenal dengan istilah mekanisme payment-versus-
payment (PvP). Dengan mekanisme PvP melalui Sistem BI-RTGS dan USD
CHATS, potensi timbulnya foreign exchange settlement risk dalam settlement
transaksi jual-beli mata uang Dolar Amerika Serikat terhadap mata uang Rupiah
yang dilakukan antar Peserta dapat dimitigasi.
Guna mengakomodasi pelaksanaan mekanisme PvP antara Sistem BI-RTGS dengan
USD CHATS tersebut, maka Bank Indonesia mencabut SEBI No. 10/11/DASP
tanggal 5 Maret 2008 perihal Penyelenggaraan Sistem Bank Indonesia Real Time
Gross Settlement dan menggantikannya dengan SEBI ini.
B. Ketentuan Umum
Dalam Surat Edaran ini, yang dimaksud dengan:
1. Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement, yang selanjutnya disebut
Sistem BI-RTGS, adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar Peserta
dalam mata uang Rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika per
transaksi secara individual.
2. Penyelenggara Sistem BI-RTGS, yang selanjutnya disebut Penyelenggara,
adalah Bank Indonesia c.q. Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
(DASP).
3. Peserta Sistem BI-RTGS, yang selanjutnya disebut Peserta, adalah bank dan
pihak selain bank yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh
Penyelenggara, serta Bank Indonesia.
4. Bank adalah bank umum sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang
mengatur mengenai perbankan atau perbankan syariah.
5. Pihak …
20
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
5. Pihak Selain Bank adalah pihak-pihak selain Bank yang dapat membuka
Rekening Giro di Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia
yang mengatur mengenai hubungan rekening giro antara Bank Indonesia
dengan pihak ekstern.
6. Peserta Langsung adalah Peserta yang dapat melakukan transaksi Sistem BI-
RTGS secara langsung dengan menggunakan RTGS Terminal (RT) milik
Peserta yang bersangkutan.
7. Peserta Tidak Langsung adalah Peserta yang melakukan transaksi Sistem BI-
RTGS melalui RT milik Peserta Langsung berdasarkan perjanjian antara
Peserta Langsung dan Peserta Tidak Langsung.
8. Rekening Giro adalah rekening Peserta dalam mata uang Rupiah yang
ditatausahakan di Bank Indonesia yang digunakan untuk penyelesaian akhir
transaksi.
9. Penyelesaian Akhir (settlement), yang selanjutnya disebut Penyelesaian Akhir,
adalah kegiatan pendebetan dan pengkreditan Rekening Giro Peserta di Bank
Indonesia.
10. RTGS Central Computer, yang selanjutnya disebut RCC, adalah sistem
komputer yang berada di lokasi Penyelenggara, yang digunakan untuk
memproses Penyelesaian Akhir (settlement) semua transaksi yang dikirim oleh
Peserta dan terdiri dari RTGS Central Computer Utama dan RTGS Central
Computer Back-up.
11. RTGS Central Computer Utama, yang selanjutnya disebut RCC Utama, adalah
RCC yang dipergunakan dalam kondisi normal.
12. RTGS Central Computer Back-up, yang selanjutnya disebut RCC Back-up,
adalah RCC yang digunakan sebagai pengganti apabila terjadi kondisi
gangguan dan/atau keadaan darurat yang menyebabkan Penyelenggara tidak
dapat menggunakan RCC Utama.
13. RTGS Terminal, yang selanjutnya disebut RT, adalah sistem komputer yang
berada di lokasi Peserta yang terhubung dengan RCC secara online, yang
digunakan Peserta untuk melakukan berbagai transaksi Sistem BI-RTGS dan
terdiri dari RTGS Terminal Server, yaitu RTGS Terminal Server Utama, RTGS
Terminal Server Back-up dan RTGS Terminal Workstation.
14. RTGS Terminal Server Utama, yang selanjutnya disebut RT Server Utama,
adalah perangkat komputer yang telah dipasang aplikasi RT dan database
Sistem BI-RTGS yang digunakan Peserta untuk memproses transaksi dalam
kondisi normal.
15. RTGS Terminal Server Back-up, yang selanjutnya disebut RT Server Back-up,
adalah perangkat komputer yang telah dipasang aplikasi RT dan database
Sistem BI-RTGS yang digunakan Peserta untuk memproses transaksi dalam
kondisi gangguan dan/atau keadaan darurat yang menyebabkan Peserta tidak
dapat menggunakan RT Server Utama.
16. RTGS Terminal Workstation, yang selanjutnya disebut RT Workstation, adalah
perangkat komputer yang telah dipasang aplikasi RT dan terhubung dengan RT
Server …
21
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
Server Utama atau RT Server Back-up yang digunakan Peserta untuk
melakukan pembukuan transaksi dan berbagai fungsi Sistem BI-RTGS lainnya.
17. United States Dollar Clearing House Automated Transfer System, yang
selanjutnya disebut USD CHATS, adalah suatu sistem transfer dana real time
gross settlement dalam mata uang Dolar Amerika Serikat di Hong Kong.
18. Mekanisme United States Dollar/Indonesian Rupiah Payment-versus-Payment,
yang selanjutnya disebut Mekanisme USD/IDR PvP, adalah mekanisme
Penyelesaian Akhir (settlement) untuk transaksi jual-beli mata uang Dolar
Amerika Serikat terhadap mata uang Rupiah antar Peserta, dimana proses
penyelesaian akhir kedua mata uang dilakukan secara bersamaan (simultaneous
settlements) pada RCC (untuk mata uang Rupiah) dan sistem komputer dari
penyelenggara USD CHATS di Hong Kong (untuk mata uang Dolar Amerika
Serikat), dan antara RCC serta sistem komputer dari penyelenggara USD
CHATS terkoneksi melalui seperangkat infrastruktur teknologi informasi dan
komunikasi yang terdiri dari:
a. Indonesian Rupiah Cross Currency Payment Matching Processor, yang
selanjutnya disebut IDR CCPMP;
b. United States Dollar Cross Currency Payment Matching Processor, yang
selanjutnya disebut USD CCPMP; dan
c. Jaringan komunikasi yang menghubungkan RCC dengan infrastruktur
teknologi informasi Mekanisme USD/IDR PvP di Hong Kong.
19. Transaksi PvP adalah transaksi untuk Penyelesaian Akhir (settlement) sisi mata
uang Rupiah pada Sistem BI-RTGS dari transaksi jual-beli mata uang Dolar
Amerika Serikat terhadap mata uang Rupiah antar Peserta yang diselesaikan
melalui Mekanisme USD/IDR PvP.
20. Sistem Antrian adalah mekanisme yang mengatur urutan transaksi pembayaran
dari Peserta tertentu yang belum dapat dilakukan Penyelesaian Akhirnya oleh
RCC Utama atau RCC Back-up karena saldo Rekening Giro Peserta tidak
mencukupi.
21. Jam Operasional adalah waktu RCC melakukan kegiatan operasional, yaitu
sejak RCC open sampai dengan RCC cut off sesuai dengan yang ditetapkan
Penyelenggara.
22. Fasilitas Guest Bank adalah fasilitas RT di lokasi Penyelenggara yang
disediakan oleh Penyelenggara sebagai RT back-up dalam hal terjadi kondisi
gangguan dan/atau keadaan darurat yang menyebabkan RT Peserta Langsung
tidak dapat digunakan oleh Peserta Langsung maupun Peserta Tidak Langsung
yang menggunakan RT yang disediakan Peserta Langsung.
23. Keadaan Darurat adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kekuasaan
Penyelenggara dan/atau Peserta, termasuk tetapi tidak terbatas pada kebakaran,
kerusuhan massa, sabotase serta bencana alam seperti gempa bumi dan banjir,
yang dibenarkan oleh pihak penguasa atau pejabat yang berwenang setempat,
termasuk Bank Indonesia.
BAB …
22
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
BAB II
LANDASAN HUKUM
Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS didasarkan pada landasan hukum sebagai berikut:
1. Peraturan Bank Indonesia mengenai Sistem Bank Indonesia Real Time Gross
Settlement (PBI Sistem BI-RTGS)
PBI Sistem BI-RTGS merupakan landasan hukum penyelenggaraan Sistem BI-
RTGS yang mengacu pada CP-SIPS, yang pada prinsipnya bertujuan antara lain
untuk menjamin keamanan dan efisiensi penyelenggaraan Sistem BI-RTGS.
2. Peraturan Bank Indonesia mengenai Hubungan Rekening Giro Antara Bank
Indonesia Dengan Pihak Ekstern (PBI Hubungan Rekening Giro)
PBI Hubungan Rekening Giro antara lain mengatur mengenai pihak-pihak yang
dapat memiliki Rekening Giro di Bank Indonesia dan ketentuan serta persyaratan
untuk memiliki Rekening Giro di Bank Indonesia. Mengingat salah satu persyaratan
untuk menjadi Peserta dalam Sistem BI-RTGS adalah memiliki Rekening Giro di
Bank Indonesia sebagai sarana untuk Penyelesaian Akhir transaksi Sistem BI-RTGS,
maka kewajiban Peserta Sistem BI-RTGS dalam pembukaan Rekening Giro di Bank
Indonesia dilakukan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan dalam
PBI Hubungan Rekening Giro dimaksud.
3. Peraturan Bank Indonesia mengenai Bank Indonesia Scripless Securities Settlement
System (PBI BI-SSSS)
PBI BI-SSSS antara lain mengatur mengenai mekanisme penyelesaian akhir terhadap
transaksi surat berharga yang digunakan untuk operasi pasar terbuka yang
Penyelesaian Akhir dananya dilakukan melalui Sistem BI-RTGS. Selain itu,
ketentuan ini juga mengatur mengenai penyediaan Fasilitas Likuiditas Intrahari (FLI)
dengan menggunakan jaminan antara lain Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat
Utang Negara (SUN) yang ditatausahakan di BI-SSSS.
4. Peraturan Bank Indonesia mengenai Fasilitas Likuiditas Intrahari (PBI FLI)
PBI FLI antara lain mengatur mengenai penyediaan FLI untuk kepentingan
kelancaran Penyelesaian Akhir transaksi Sistem BI-RTGS bagi Bank yang
menjalankan kegiatan usaha secara konvensional.
5. Peraturan Bank Indonesia mengenai Fasilitas Likuiditas Intrahari Syariah (PBI FLIS)
PBI FLIS antara lain mengatur mengenai penyediaan FLIS untuk kepentingan
kelancaran Penyelesaian Akhir Sistem BI-RTGS bagi Bank yang menjalankan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dan unit usaha syariah (UUS).
6. Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) mengenai Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan dan
Pengawasan Sistem BI-RTGS
SEBI …
23
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
SEBI ini merupakan peraturan pelaksanaan dari PBI Sistem BI-RTGS yang
mengatur mengenai pokok-pokok pengaturan penyelenggaraan Sistem BI-RTGS
yang harus menjadi pedoman bagi Penyelenggara dalam mengatur dan melaksanakan
penyelenggaraan Sistem BI-RTGS.
7. Surat Edaran Bank Indonesia mengenai Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS
SEBI ini mengatur pelaksanaan penyelenggaraan Sistem BI-RTGS di sisi
Penyelenggara dan Peserta.
8. Surat Edaran Bank Indonesia mengenai Hubungan Rekening Giro Antara Bank
Indonesia Dengan Pihak Ekstern (SEBI Hubungan Rekening Giro)
SEBI Hubungan Rekening Giro merupakan petunjuk pelaksanaan PBI Hubungan
Rekening Giro yang mengatur secara rinci mengenai ketentuan dan persyaratan
kepemilikan Rekening Giro di Bank Indonesia yang menjadi dasar kepemilikan
Rekening Giro bagi Peserta.
9. Surat Edaran Bank Indonesia mengenai Bank Indonesia Scripless Securities
Settlement System (SEBI BI-SSSS)
SEBI BI-SSSS merupakan petunjuk pelaksanaan PBI BI-SSSS yang mengatur secara
rinci mengenai mekanisme penyelesaian akhir terhadap transaksi surat berharga dan
penatausahaan SBI dan SUN di BI-SSSS.
10. Surat Edaran Bank Indonesia mengenai Fasilitas Likuiditas Intrahari (SEBI FLI)
SEBI FLI merupakan petunjuk pelaksanaan PBI FLI yang mengatur secara rinci
mengenai mekanisme penggunaan FLI oleh Bank yang menjalankan kegiatan usaha
secara konvensional.
11. Surat Edaran Bank Indonesia mengenai Fasilitas Likuiditas Intrahari Syariah (SEBI
FLIS)
SEBI FLIS merupakan petunjuk pelaksanaan PBI FLIS yang mengatur secara rinci
mengenai mekanisme penggunaan FLIS oleh Bank yang menjalankan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah dan UUS.
12. Perjanjian penggunaan Sistem BI-RTGS antara Penyelenggara dan Peserta
(Perjanjian Sistem BI-RTGS)
Perjanjian Sistem BI-RTGS didasarkan pada asas kebebasan berkontrak sebagaimana
dimaksud dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan merupakan dasar hukum
yang mengikat bagi Penyelenggara dan Peserta. Perjanjian Sistem BI-RTGS antara
lain berisi hal-hal yang harus dilakukan oleh Penyelenggara dan kewajiban Peserta,
tanggung jawab Penyelenggara dan Peserta, jenis-jenis transaksi yang wajib dan/atau
dapat dilakukan Peserta melalui Sistem BI-RTGS dan keabsahan alat bukti transaksi
Sistem BI-RTGS.
BAB …
24
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
25
BAB III
KETENTUAN DAN PROSEDUR
A. Ketentuan dan Prosedur Umum
1. Disain Sistem
a. Komponen Sistem BI-RTGS
Sistem BI-RTGS terdiri dari 3 (tiga) komponen pokok, yaitu:
1) RTGS Central Computer (RCC)
RCC merupakan sistem komputer yang berada di lokasi
Penyelenggara, yang digunakan untuk memproses Penyelesaian
Akhir semua transaksi yang dikirim oleh Peserta. RCC terdiri dari
2 (dua) komponen utama, yaitu:
a) Interbank Funds Transfer System (IFTS)
IFTS adalah sub sistem yang berfungsi untuk menerima dan
memproses data transaksi, menyediakan data-data di
database RCC yang dapat di-enquiry oleh Peserta, laporan-
laporan settlement dan laporan-laporan lainnya bagi semua
Peserta.
b) Settlement Account (SA)
SA adalah sub sistem yang mencatat saldo Rekening Giro
seluruh Peserta secara real time.
RCC terdiri dari RCC Utama dan RCC Back-up.
2) RTGS Terminal (RT)
RT merupakan sistem komputer yang berada di lokasi Peserta yang
terhubung dengan RCC secara online yang berfungsi untuk
melakukan berbagai transaksi.
RT terdiri dari RT Server Utama, RT Server Back-up, dan
RT Workstation.
3) Jaringan komunikasi data
Jaringan komunikasi data terdiri dari:
a) infrastruktur komunikasi yang menghubungkan antara RT
Peserta dengan RCC; dan
b) infrastruktur komunikasi yang menghubungkan RCC dengan
infrastruktur teknologi informasi USD/IDR PvP di Hong
Kong.
b. Pengiriman Message Transaksi
Sistem BI-RTGS menggunakan V-shaped structure dalam proses
pengiriman message dari Peserta pengirim kepada Peserta penerima
melalui Bank Indonesia sebagai Penyelenggara Sistem BI-RTGS.
Dengan …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
26
Dengan struktur ini, seluruh informasi yang terkandung dalam suatu
transaksi akan dikirimkan oleh Peserta pengirim ke RCC dan akan
diteruskan kepada Peserta penerima apabila transfer sudah di-settle di
RCC di Penyelenggara.
2. Pelaksanaan Operasional RT
a. Struktur Organisasi
Struktur organisasi atau departemen dalam RT terdiri dari:
1) Central Department
Central department merupakan departemen yang mengelola RT
Server yang langsung terhubung dengan RCC serta terdaftar
sebagai Peserta dengan 1 (satu) member code. Setiap Peserta hanya
mempunyai 1 (satu) central department yang dapat terhubung
dengan maksimal 998 (sembilan ratus sembilan puluh delapan)
subsidiary department. Central department mempunyai
kewenangan untuk melakukan berbagai fungsi dalam RT termasuk
untuk melakukan monitoring kegiatan dari subsidiary department-
nya. Setiap central department harus memiliki paling sedikit 2
(dua) RT Server yang terdiri dari RT Server Utama dan RT Server
Back-up serta 1 (satu) printer. RT Server tersebut terhubung
dengan RT Workstation baik yang berada pada central department
maupun subsidiary department, dimana jumlah RT Workstation
pada seluruh departemen maksimal 999 (sembilan ratus sembilan
puluh sembilan) workstation.
2) Subsidiary Department
Subsidiary department merupakan departemen yang hanya
memiliki RT Workstation untuk melaksanakan berbagai fungsi RT
dan memonitor kegiatan transaksi milik departemen yang
Peserta Penerima
Peserta Pengirim
Bank Indonesia sebagai Penyelenggara Sistem BI-RTGS
bersangkutan …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
27
bersangkutan. Untuk mengidentifikasi asal transaksi maka setiap
subsidiary department diberikan department code.
b. Pengoperasian fungsi RT pada setiap departemen
Fungsi RT yang dapat dioperasikan untuk setiap departemen tergantung
pada kebijakan masing-masing Peserta. Pada umumnya setiap
departemen dapat melakukan fungsi-fungsi antara lain:
1) membuat (construct) transaksi keluar (outgoing transaction);
2) melakukan otorisasi, mengirim, mengubah dan membatalkan
transaksi;
3) mencetak dan mengirim copy transaksi;
4) menayangkan (display) dan mencetak status transaksi;
5) menayangkan dan mencetak ulang rincian transaksi;
6) mengelola Sistem Antrian untuk transaksi dengan tingkat
kepentingan normal yang berasal dari departemen masing-masing;
7) mengendalikan operasi printer;
8) mencetak laporan-laporan atas transaksi yang berasal dari
departemen masing-masing;
9) melakukan fungsi supervisory; dan
10) memelihara dan meng-up-date database masing-masing.
c. Wewenang pengoperasian pada Operating System (O/S)
Kewenangan pengoperasian O/S pada masing-masing Peserta terdiri dari
administrator, RT super, dan RT user.
1) Administrator (adm)
Administrator bertanggungjawab untuk:
a) mengelola user O/S yang meliputi RT super dan RT user;
dan
b) melakukan set-up dan release aplikasi RT.
Apabila password administrator tidak dapat digunakan maka harus
dilakukan install ulang oleh Peserta sendiri. Dalam hal Peserta
mengalami kesulitan dalam melakukan install ulang, Peserta yang
bersangkutan dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
a) Peserta mengajukan surat permintaan install ulang O/S yang
ditandatangani oleh Direksi yang mempunyai spesimen tanda
tangan di Penyelenggara dan ditujukan kepada:
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
c.q. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3
Jalan MH. Thamrin No.2
Jakarta 10350
b) Peserta menyerahkan perangkat RT Server untuk dilakukan
install ulang kepada Penyelenggara dengan alamat
sebagaimana …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
28
sebagaimana dimaksud pada huruf a).
2) RT super
RT super digunakan untuk:
a) Pendaftaran printer;
b) Reset user, system status, dan log on status yang masih dalam
status in progress;
c) Restore database;
d) Ad hoc back-up; dan
e) Konfigurasi pencetakan laporan.
3) RT user
RT user digunakan untuk seluruh kegiatan pengoperasian RT
Peserta.
d. Wewenang pengoperasian pada aplikasi RT
Kewenangan pengoperasian aplikasi RT pada masing-masing Peserta
ditunjukkan oleh tingkatan user yang terdiri dari level administrator,
supervisor dan operator.
1) Administrator (adm)
Penyelenggara akan memberikan 2 (dua) user dengan level
administrator beserta password-nya kepada Peserta yang diwakili
oleh Direksi atau pejabat yang diberi kuasa pada instalasi pertama.
Untuk keperluan pengamanan aplikasi RT, Peserta diminta untuk
mengubah password administrator segera pada hari yang sama
setelah password diterima dari Penyelenggara.
User administrator bertanggungjawab untuk:
a) mengelola database aplikasi RT yang antara lain meliputi
database member control, department, RT Workstation,
Account Identifier Data (AID), dan Authenticator Text (AT);
dan
b) mengelola user aplikasi RT yang meliputi pendaftaran,
perubahan, dan penghapusan petugas-petugas yang ditunjuk
dan menentukan kewenangan untuk mengoperasikan
berbagai fungsi dalam aplikasi RT.
User administrator pada central department dapat
mendaftarkan user-user dengan level administrator,
supervisor dan operator, baik pada central department sendiri
maupun pada subsidiary department. Untuk pendaftaran user,
diperlukan 2 (dua) user level administrator yang bertugas
untuk mendaftarkan dan melakukan approval. Apabila
password user setingkat administrator tidak dapat digunakan
maka reset password hanya dapat dilakukan oleh 2 (dua)
administrator lain. Apabila seluruh password user setingkat
administrator tidak dapat digunakan maka reset password
harus …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
29
harus dilakukan oleh petugas yang ditunjuk dengan cara
menjalankan CD aplikasi reset password yang telah diberikan
oleh Penyelenggara.
2) Supervisor (spv)
Supervisor (spv) memiliki kewenangan operasional dalam aplikasi
RT untuk melaksanakan berbagai fungsi yang berkaitan dengan
kegiatan supervisi terhadap pekerjaan dari operator antara lain
menyetujui (approve) dan mengirimkan transaksi atau aktivitas
administratif lainnya. Kewenangan supervisor dapat dibatasi
berdasarkan pemberian fungsi dan/atau pembatasan nominal (global
limit) dalam pengiriman transaksi. Dalam hal password user
setingkat supervisor tidak dapat digunakan maka reset password
harus dilakukan oleh 2 (dua) user setingkat administrator.
3) Operator (opr)
Operator (opr) memiliki kewenangan untuk melakukan input data
(construct data) ke dalam Sistem BI-RTGS sesuai dengan perintah
transfer. User setingkat operator tidak dapat mengakses pengelolaan
Sistem Antrian serta fungsi-fungsi supervisi. Setiap kegiatan yang
berkaitan dengan pengiriman transaksi yang dilakukan oleh operator
masih memerlukan persetujuan dari supervisor. Dalam hal password
user setingkat operator tidak dapat digunakan maka reset password
harus dilakukan oleh 2 (dua) user setingkat administrator.
3. Fungsi-fungsi dalam RT
Dalam RT terdapat fungsi-fungsi sebagai berikut:
a. System
System adalah fasilitas dalam Sistem BI-RTGS yang digunakan untuk
melakukan kegiatan sebagai berikut:
1) System start-up dan department start-up
System start-up merupakan kegiatan mengaktifkan RT Server pada
masing-masing Peserta. System start-up dilakukan oleh user
setingkat administrator pada central department. Selanjutnya
subsidiary department dapat melakukan department start-up yang
dilakukan oleh user setingkat administrator pada subsidiary
department atau oleh user setingkat administrator pada central
department.
System start-up dilakukan pada setiap awal hari kerja setelah proses
batch pada hari kerja sebelumnya atau setelah pemeliharaan
database.
2) System shut-down dan department shut-down
Department shut-down merupakan kegiatan untuk menonaktifkan
department. Central department shut-down dilakukan oleh user
setingkat administrator pada central department. Subsidiary
department …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
30
department shut-down dilakukan oleh user setingkat administrator
pada subsidiary department atau oleh user setingkat administrator
pada central department. Subsidiary department shut-down harus
dilakukan sebelum central department shut-down.
System shut-down merupakan kegiatan menutup sistem aplikasi RT
pada akhir hari kerja (end of day system shut-down). Kegiatan ini
dilakukan oleh user setingkat administrator pada central
department setelah department shut-down. Setelah system shut-
down, dilanjutkan dengan end of day process untuk persiapan
proses hari kerja berikutnya.
3) Penutupan sistem dalam Jam Operasional (mid-day shut-down)
Peserta dapat melakukan penutupan sistem dalam Jam Operasional
yang bersifat sementara. Setelah itu Peserta dapat mengaktifkan
sistem kembali (system start-up) oleh user setingkat administrator
pada central department untuk melanjutkan kegiatan operasional.
b. Interbank Fund Transfer System (IFTS)
IFTS adalah fasilitas dalam Sistem BI-RTGS yang digunakan untuk
melakukan transaksi dengan kegiatan sebagai berikut:
1) Construct
Construct data transaksi keluar merupakan kegiatan input data
transaksi berdasarkan perintah transfer dalam bentuk warkat atau
data elektronik yang ditentukan oleh masing-masing Peserta.
Construct data terdiri dari Construct Single Credit, Construct
Multiple Credit dan Credit Notification. Hasil dari kegiatan ini
adalah construct copy yang akan tercetak pada departemen yang
bersangkutan. Kegiatan ini dilakukan oleh user setingkat operator
yang telah didaftarkan ke dalam Sistem BI-RTGS.
2) Amend IFTS Transaction
Amend data merupakan kegiatan untuk melakukan koreksi data
yang telah di-input setelah dilakukan reject oleh supervisor atau
ditolak oleh RCC dengan status Negative Acknowledgement (NK).
Hasil dari kegiatan ini adalah amend copy yang akan tercetak pada
departemen yang bersangkutan. Kegiatan ini dilakukan oleh user
setingkat operator yang telah didaftarkan ke dalam Sistem BI-
RTGS.
3) Reconstruct PvP transaction
Reconstruct PvP transaction merupakan kegiatan untuk melakukan
koreksi atas data Transaksi PvP yang telah ditolak oleh RCC
dengan status pemrosesan Rejected by Host (RH). Kegiatan ini
dilakukan dengan menggunakan data Transaksi PvP yang telah
di-input …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
31
di-input sebelumnya sehingga petugas tidak perlu meng-input
ulang seluruh data.
Hasil dari kegiatan ini adalah reconstruct copy yang akan tercetak
pada departemen yang bersangkutan. Kegiatan ini dilakukan oleh
user setingkat operator yang telah didaftarkan pada Sistem BI-
RTGS. Setelah kegiatan reconstruct ini masih diperlukan approval
oleh user setingkat supervisor.
4) Approval/Reject IFTS
a) Approval merupakan kegiatan untuk melakukan persetujuan
data transaksi yang di-input oleh operator.
b) Reject merupakan kegiatan untuk melakukan penolakan data
transaksi yang di-input oleh operator.
5) Cancel Rejected IFTS
Cancel merupakan kegiatan untuk melakukan pembatalan data
transaksi yang telah di-reject oleh supervisor.
6) Cancel PvP Transaction
Cancel PvP Transaction merupakan kegiatan untuk melakukan
pembatalan data Transaksi PvP. Transaksi PvP yang dapat
dibatalkan adalah transaksi yang memiliki status pemrosesan
Pending for Matching (PM), PvP Matched (MT), Hold IDR Fund
(HD) dan Hold Counterparty Currency (HC).
7) Queue handling
a) Queue handling merupakan kegiatan untuk melakukan
pembatalan antrian dan resequence transaksi dengan tingkat
kepentingan normal.
b) Dalam hal saldo Rekening Giro Peserta tidak mencukupi
untuk menyelesaikan suatu transaksi maka transaksi yang
bersangkutan akan dimasukkan dalam Sistem Antrian pada
RCC.
c) Khusus untuk Mekanisme USD/IDR PvP, Transaksi PvP
akan masuk ke dalam Sistem Antrian setelah menemukan
transaksi sisi mata uang Dolar Amerika Serikat (berstatus
pemrosesan PvP Matched (MT)) namun belum berhasil
meng-hold dana sisi mata uang Rupiah karena
ketidakcukupan saldo Rekening Giro Peserta pembayar sisi
mata uang Rupiah, dan Transaksi PvP akan berstatus
pemrosesan Pending for Holding IDR Fund (PH).
d) Penanganan antrian dapat dilakukan oleh Peserta melalui
fungsi Outgoing Queue Maintenance. Fungsi ini digunakan
oleh Peserta untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
(1) Melihat daftar transaksi keluar dengan tingkat
kepentingan prioritas dan normal;
(2) Mengubah …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
32
(2) Mengubah nomor urut antrian transaksi dengan tingkat
kepentingan normal. Pengurutan kembali nomor antrian
agar tidak menggunakan nomor yang berurutan karena
akan menyebabkan kesulitan apabila terdapat transaksi
yang akan disisipkan diantara urutan yang telah ada;
dan
(3) Membatalkan transaksi dengan tingkat kepentingan
normal.
e) Pada saat cut off warning transaksi yang masih berada dalam
antrian akan dibatalkan oleh RCC dan status transaksi akan
menjadi Reject by Host Acknowledge Print (RH AK PR).
Pada saat yang bersamaan, pada printer Peserta akan tercetak
cancel copy.
f) Khusus untuk Mekanisme USD/IDR PvP, apabila Transaksi
PvP pada saat PvP cut off masih berada dalam antrian
(berstatus pemrosesan Pending for Holding IDR Fund (PH)),
Transaksi PvP tersebut akan dibatalkan oleh RCC dan status
pemrosesannya menjadi Rejected by Host (RH).
c. Audit Trail
Audit trail adalah fungsi yang digunakan untuk melihat dan/atau
mencetak seluruh transaksi yang telah diproses oleh RT. Melalui fungsi
ini dapat diperoleh informasi mengenai status dari transaksi baik
transaksi keluar maupun transaksi masuk secara individual maupun
ringkasannya dalam bentuk tayangan ataupun cetakan setiap saat pada
Jam Operasional dengan masa retensi selama 25 (dua puluh lima) hari
kerja. Central department dapat melihat seluruh transaksi, sedangkan
subsidiary department hanya dapat melihat transaksi yang berasal dari
subsidiary department yang bersangkutan. Melalui fungsi ini user dapat
melakukan kegiatan sebagai berikut:
1) List/Print Transaction Status
Peserta dapat melihat dan/atau mencetak status transaksi saat ini
atau transaksi periode sebelumnya.
2) List/Print Transaction History
Peserta dapat melihat dan/atau mencetak riwayat status
selengkapnya untuk transaksi saat ini atau yang telah diproses,
misalnya transaksi yang dikirim ulang karena adanya kegagalan
transmisi.
3) List/Print Unfinished Transaction
Peserta dapat melihat transaksi-transaksi yang belum/tidak
terselesaikan seperti transaksi yang diubah dan ditolak oleh
supervisor dan yang ditunda karena dana tidak cukup.
4) Display/Reprint …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
33
4) Display/Reprint Transaction
Peserta dapat melihat tayangan dan/atau mencetak rincian
transaksi-transaksi tertentu yang sedang berjalan maupun yang
telah diproses.
5) Print Summary Report
Peserta dapat melihat dan/atau mencetak ringkasan seluruh
transaksi yang dikirim dan diterima pada saat berjalan atau yang
telah diproses.
d. Supervisory (Fungsi-fungsi pimpinan)
Fungsi-fungsi yang terdapat dalam menu supervisory adalah kegiatan
yang dilakukan dalam rangka monitoring transaksi. Fungsi-fungsi ini
diberikan kepada level administrator atau supervisor. Kegiatan-kegiatan
yang terdapat dalam fungsi ini adalah:
1) Log-on ke RCC
a) Log-on adalah kegiatan untuk menghubungkan antara RT
Server dengan RCC.
b) Log-on harus dilakukan setelah system start-up dan RCC
open.
c) Dalam hal Peserta melakukan log-on sebelum RCC open
maka Peserta harus melakukan log-on ulang agar RT
terhubung secara online dengan RCC. Transaksi yang dikirim
sebelum status RCC open harus di-construct ulang.
d) Keberhasilan proses log-on akan tertayang dan tercetak pada
report log-on. Sebaliknya jika log-on tidak berhasil akan
tertayang dan tercetak informasi penolakan disertai kode
error dari RCC.
e) Dalam hal terjadi disconnect (force log-off) dengan RCC,
maka Peserta harus melakukan log-on ulang.
f) Kegiatan log-on merupakan kewenangan central department.
2) Log-off dari RCC
a) Log-off adalah kondisi terputusnya hubungan antara RT
dengan RCC yang disebabkan antara lain oleh:
(1) Peserta melakukan log-off;
(2) Status RCC cut off; atau
(3) Terjadi gangguan jaringan komunikasi data.
b) Kegiatan log-off sebagaimana dimaksud pada butir a) (1)
merupakan kewenangan central department.
3) Member’s Enquiry
Fungsi ini disediakan bagi Peserta untuk melakukan kegiatan
sebagai berikut:
a) Mencetak rekapitulasi mutasi transaksi (Member Own Total);
b) Melihat …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
34
b) Melihat posisi saldo rekening (Account Position Enquiry);
c) Mencetak simulasi settlement saldo rekening (Simulated
Settlement Balance); dan
d) Mencetak posisi rekening konsolidasi (Consolidated Bank
Position Enquiry).
4) Retrieve Transaction from RCC
Merupakan fungsi untuk mengambil data (format cetak) transaksi
yang telah di-settle di RCC. Data transaksi yang dapat diambil
secara online dari RCC adalah data yang tersedia dalam jangka
waktu 9 (sembilan) hari kerja terakhir.
5) Recap Transaction from RCC
Merupakan fungsi untuk mengambil data (format cetak)
rekapitulasi seluruh transaksi. Jenis laporan rekapitulasi meliputi:
a) Member Total Recap Report
Member Total Recap Report merupakan laporan yang
memperlihatkan ringkasan total transaksi IFTS yang dikirim
dan diterima dari semua Peserta.
b) Detail Recap Report
Detail Recap Report merupakan laporan yang berisi rincian
transfer-transfer keluar berdasarkan Input Sequence Number
(ISN) yang ditentukan dan advis yang diterima berdasarkan
Output Sequence Number (OSN) yang diberikan oleh RCC.
6) Send Administrative Message
Merupakan kegiatan pengiriman pesan dari Peserta kepada
Penyelenggara atau Peserta lainnya. Pembuatan dan approval
administrative message dilakukan oleh 2 (dua) user setingkat
supervisor atau manager.
e. Enquiry
Fungsi ini dapat digunakan untuk melihat dan mencetak transaksi. Fungsi
ini dapat diberikan kepada semua level kewenangan dalam Sistem BI-
RTGS, yaitu kepada operator, supervisor maupun administrator.
User dari central department dapat melihat seluruh transaksi, sedangkan
subsidiary department hanya dapat melihat transaksi yang dibuat oleh
departemennya sendiri.
Fungsi Enquiry terdiri dari:
1) Unfinished IFTS Enquiry
Fungsi ini digunakan untuk melihat rincian transaksi IFTS yang
berstatus belum selesai. Transaksi–transaksi ini adalah:
a) Transaksi yang telah di-construct namun belum mendapatkan
persetujuan atau belum ditolak oleh supervisor;
b) Transaksi yang telah ditolak oleh supervisor atau oleh RCC
tetapi belum diubah atau dibatalkan oleh supervisor;
c) Transaksi …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
35
c) Transaksi yang telah mendapat persetujuan awal (pre
approval) namun masih memerlukan persetujuan lebih lanjut
(final approval);
d) Khusus untuk Mekanisme USD/IDR PvP, meliputi Transaksi
PvP (dengan TRN: IFTPvP00) yang berada dalam posisi:
(1) telah mendapat persetujuan namun belum menemukan
transaksi sisi mata uang Dolar Amerika Serikat (status
pemrosesan Pending for Matching (PM));
(2) telah menemukan transaksi sisi mata uang Dolar
Amerika Serikat (status pemrosesan PvP Matched
(MT));
(3) akan meng-hold dana sisi mata uang Rupiah pada
Rekening Giro Peserta pembayar sisi mata uang Rupiah
namun belum berhasil karena ketidakcukupan saldo
(status pemrosesan Pending for Holding IDR Fund
(PH));
(4) telah berhasil meng-hold dana sisi mata uang Rupiah
pada Rekening Giro Peserta pembayar sisi mata uang
Rupiah (status pemrosesan Hold IDR Fund (HD); atau
(5) siap untuk dilakukan Penyelesaian Akhir dimana
holding dana sisi mata uang Dolar Amerika Serikat
telah pula berhasil dilakukan (status pemrosesan Hold
Counterparty Currency (HC)).
e) Transaksi-transaksi yang masih dalam Sistem Antrian (masih
menunggu Penyelesaian Akhir).
2) Completed IFTS Enquiry
Fungsi ini digunakan untuk melihat rincian transaksi IFTS yang
telah selesai. Transaksi–transaksi ini adalah:
a) Transaksi-transaksi yang telah dibatalkan oleh supervisor
atau oleh RCC; dan
b) Transaksi-transaksi yang telah di-settle.
3) Warehouse IFTS Enquiry
Fungsi ini digunakan untuk melihat rincian transaksi yang akan
diselesaikan pada tanggal valuta 1 (satu) atau 2 (dua) hari
berikutnya (transaksi titipan/warehouse).
f. Batch
Batch merupakan proses akhir hari untuk persiapan awal hari kerja
berikutnya. Proses batch hanya dapat dilakukan oleh user setingkat
supervisor pada central department. Proses batch terdiri dari kegiatan:
1) Print End of Day Reports
Laporan-laporan akhir hari yang akan dicetak terdiri dari:
a) Incoming Message End of Day Listing
Merupakan laporan mengenai seluruh transaksi IFTS dan
pesan-pesan …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
36
pesan-pesan administratif yang diterima dari RCC.
b) Outgoing Message End of Day Listing
Merupakan laporan mengenai seluruh transaksi IFTS dan
pesan-pesan administratif yang dikirim ke RCC.
c) Daily Total Report
Merupakan laporan yang memuat rangkuman jumlah dan
nilai dari semua transaksi IFTS dan pesan-pesan administratif
yang dikirim dan diterima.
d) System Audit Trail
Merupakan rincian laporan yang memperlihatkan aktivitas-
aktivitas pengguna Sistem BI-RTGS.
2) Back-up Daily Files
Fungsi ini merupakan fungsi yang digunakan untuk melakukan
back-up harian terhadap files data RT ke dalam media
penyimpanan pada waktu proses batch. Files yang di-back-up
terdiri dari:
a) Transaction file;
b) Transaction history file;
c) Transaction image file;
d) WareHost transaction file;
e) WareHost transaction image file;
f) Account identifier file;
g) Member file;
h) System parameter file;
i) Member control file;
j) Department parameter file;
k) Department printer file;
l) Workstation parameter file;
m) User parameter file;
n) Transaction reference file;
o) System log file; dan
p) Communication log file.
3) Reset System Files
Fungsi ini digunakan untuk persiapan operasional hari berikutnya.
Apabila seluruh file telah di-reset maka sistem telah siap untuk
melaksanakan kegiatan hari kerja berikutnya. Jika reset file tidak
dilakukan maka pada saat system start-up hari kerja berikutnya
akan muncul error message.
g. Database
1) System Information
Merupakan fungsi yang digunakan untuk melihat dan mencetak
informasi antara lain status Sistem BI-RTGS, cut-off time Sistem
BI-RTGS …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
37
BI-RTGS, tanggal valuta terakhir, tanggal valuta sekarang dan
tanggal valuta berikutnya.
2) Member Control File
Fungsi ini digunakan untuk mendefinisikan parameter yang berlaku
bagi Peserta seperti:
a) IFTS Global Limit;
b) Password Expiry Period;
c) Inactive Period;
d) Timeout Interval;
e) Auto-refresh Interval;
f) PvP Notification Alert; dan
g) Print.
Perubahan terhadap data dalam file ini dilakukan setelah proses
batch pada akhir hari oleh 2 (dua) user setingkat administrator.
3) Departement Parameter File
Fungsi ini digunakan untuk mendefinisikan parameter yang berlaku
bagi departemen individual yang terdiri dari
pendaftaran/penambahan, perubahan dan penghapusan. Setiap
perubahan berlaku setelah mendapat persetujuan dari petugas lain
yang berwenang. Penghapusan suatu departemen dilakukan setelah
data workstation dan para user pada departemen tersebut dihapus.
4) Workstation Parameter File
Fungsi ini digunakan untuk mendefinisikan parameter mengenai
workstation yang terdapat dalam RT yang terdiri dari
pendaftaran/penambahan, perubahan dan penghapusan. Setiap
perubahan terhadap parameter ini dilakukan selama Jam
Operasional dan perubahan tersebut berlaku setelah mendapat
persetujuan dari pejabat yang berwenang.
5) User Parameter File
Fungsi ini digunakan untuk mendefinisikan fungsi-fungsi setiap
user yang terdiri dari pendaftaran/penambahan, perubahan dan
penghapusan. File ini berisi:
a) Details;
b) Function Assignment;dan
c) Password Control.
Untuk melakukan perubahan parameter ini user yang diubah harus
melakukan sign-off terlebih dahulu. Setiap perubahan terhadap
parameter ini dilakukan selama Jam Operasional. Penambahan dan
perubahan user berlaku setelah mendapat persetujuan dari pejabat
yang berwenang. Adapun persetujuan penghapusan user dilakukan
setelah proses batch selesai.
6) Member …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
38
6) Member File
Fungsi ini digunakan untuk menampilkan informasi dari semua
Peserta yang berpartisipasi dalam Sistem BI-RTGS. Informasi ini
disediakan oleh Penyelenggara. User hanya dapat melihat dan
mencetak file ini tanpa kewenangan untuk mengubah. Apabila
terdapat perubahan data Peserta maka member file tersebut akan di-
update dari RCC. File ini berisi detil dari Peserta yang meliputi:
a) Member Code;
b) Member Name;
c) Bank Code;
d) BI Branch Code;
e) Member Type;
f) Member Group; dan
g) Principal Member.
7) PvP Member File
Fungsi ini digunakan untuk menampilkan informasi Peserta yang
merupakan pengguna Mekanisme USD/IDR PvP pada Sistem BI-
RTGS. Informasi ini disediakan oleh Penyelenggara. User hanya
dapat melihat dan mencetak file ini tanpa kewenangan untuk
mengubah. Apabila terdapat perubahan/penambahan data maka
PvP member file tersebut akan di-update dari RCC. File ini berisi
detil dari Peserta yang menggunakan fitur PvP dalam Sistem BI-
RTGS:
a) PvP ID;
b) Participant Type;
c) Member Code; dan
d) Member Name.
Participation type dalam penggunaaan Mekanisme USD/IDR PvP
pada Sistem BI-RTGS dikaitkan dengan kepesertaan Peserta pada
USD CHATS dan dibedakan menjadi direct participant/DP dari
USD CHATS (terisi: direct) dan indirect USD CHATS user/ICU
(terisi: indirect). DP dari USD CHATS adalah Peserta yang
merupakan bank peserta langsung dari USD CHATS, yang
mempunyai rekening dalam mata uang Dolar Amerika Serikat yang
ditatausahakan di penyelenggara/settlement institution (SI) dari
USD CHATS. Sedangkan ICU dari USD CHATS adalah Peserta
yang merupakan peserta tidak langsung dari USD CHATS, yang
mempunyai rekening dalam mata uang Dolar Amerika Serikat yang
ditatausahakan di DP dari USD CHATS.
Member Code pada PvP Member File akan terisi kode Peserta
dengan format menggunakan Bank Identifier Code (BIC) 11 digit
yang dikeluarkan oleh Society for Worldwide Interbank Financial
Telecommunication (SWIFT).
8) PvP …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
39
8) PvP Correspondent Member File
Fungsi ini digunakan untuk menampilkan informasi bank
koresponden Dolar Amerika Serikat, yaitu DP dari USD CHATS
atau SI dari USD CHATS, yang digunakan oleh Peserta untuk
penyelesaian Transaksi PvP. Informasi ini disediakan oleh
Penyelenggara. User hanya dapat melihat dan mencetak file ini
tanpa kewenangan untuk mengubah. Apabila terdapat perubahan
data maka PvP Correspondent Member File tersebut akan di-
update dari RCC. File ini berisi detil bank koresponden Dolar
Amerika Serikat dari Peserta pengguna USD/IDR PvP pada Sistem
BI-RTGS.
PvP Correspondent Member Code pada PvP Correspondent
Member File akan terisi kode bank koresponden Dolar Amerika
Serikat dengan format menggunakan SWIFT BIC 11 digit.
9) Account Identifier Data (AID) File
Fungsi ini digunakan untuk menyimpan informasi nasabah-nasabah
dari Peserta yang rutin melakukan transfer dana yang ditunjukkan
dengan suatu nomor AID. Penggunaan AID ditujukan untuk
mempermudah dan mempercepat pengisian data transfer. AID
adalah suatu kode 6 (enam) karakter alfanumerik yang digunakan
untuk mengidentifikasikan data-data nasabah atau rekening-
rekening pemerintah atau rekening-rekening Bank Indonesia guna
melaksanakan transaksi pengiriman dana (terdiri dari nomor
rekening, nama rekening atau nama pemilik rekening, dan alamat
pemilik rekening). AID tidak akan terbawa ke RCC (kecuali nomor
rekening, nama rekening atau nama pemilik rekening yang
terbentuk dari pemilihan suatu AID) melainkan merupakan
database lokal RT Peserta.
Penambahan, perubahan dan penghapusan AID dilakukan selama
Jam Operasional dan berlaku setelah mendapat persetujuan dari
pejabat yang berwenang.
10) Transaction Reference File
Fungsi ini digunakan untuk menampilkan data Transaction
Reference Number (TRN) yang ditetapkan oleh Penyelenggara.
Perubahan terhadap file ini hanya dapat dilakukan oleh
Penyelenggara. User hanya dapat melihat dan mencetak file ini
tanpa kewenangan untuk mengubah. Apabila terdapat perubahan
data TRN maka Transaction Reference File tersebut akan di-update
dari RCC.
11) Authenticator Text (AT)
a) Authenticator Text File
AT adalah seperangkat text yang digunakan untuk
mendapatkan encryption key melalui suatu algoritma
otentikasi …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
40
otentikasi (authentication). Encryption key digunakan untuk
encrypt dan decrypt log-on message yang dikirimkan dari RT
ke RCC dan sebaliknya. 1 (satu) set AT terdiri dari 5 (lima)
komponen AT (disebut AT 1 – AT 5), tanggal efektif dan
kadaluarsa. Setiap komponen AT berisi sedikitnya 6 (enam)
sampai dengan paling banyak 10 (sepuluh) karakter
(alfanumerik). Satu set AT yang aktif (active set) adalah AT
yang sedang digunakan untuk message authentication
security antara RT dan RCC.
User dapat mengefektifkan reserved set untuk menggantikan
active set pada setiap saat. Jika hal ini akan dilakukan,
Peserta harus memberitahukan kepada Penyelenggara
sebelum melakukan perubahan tersebut.
Setiap Peserta diharuskan memberikan komponen AT 1,
AT 2 dan AT 3, sedangkan Penyelenggara akan memberikan
komponen AT 4 dan AT 5. Satu set AT yang sama tidak
dapat digunakan sampai dengan 3 (tiga) periode dari AT
yang terdahulu. Jika terdapat suatu kesamaan (duplikasi),
maka akan ditampilkan error message.
b) Generate AT Check Character
Fungsi ini digunakan untuk menghasilkan 1 (satu) karakter
dari AT guna menghindari terjadinya kesalahan selama
dilakukan data entry dari AT.
12) Print Control/Database Summary
Fungsi ini digunakan untuk mencetak files yang ada di database.
h. Utilities
Fungsi ini digunakan untuk melakukan kegiatan sebagai berikut:
1) Change Password
Fungsi ini digunakan oleh user untuk mengubah password jika
diperlukan. Password yang sama dapat digunakan kembali oleh
user setelah 3 (tiga) kali penggantian password.
2) Display/Print System Audit Trail
Merupakan kegiatan untuk menampilkan dan mencetak system
audit trail.
3) Send Broadcast Message
Fungsi ini digunakan oleh user yang sedang sign-on pada RT
Server yang sama untuk mengirimkan administrative message.
4) Switch Printer
Fungsi ini digunakan oleh user untuk mengalihkan antrian cetakan
dari satu printer ke printer lainnya.
5) IFTS …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
41
5) IFTS Incoming Interface
Fungsi ini digunakan oleh user untuk melakukan transfer file
standar yang telah ditetapkan dari Sistem BI-RTGS ke sistem
internalnya.
6) IFTS Outgoing Interface
Fungsi ini digunakan oleh user untuk melakukan transfer file
standar yang telah ditetapkan dari sistem internal ke Sistem BI-
RTGS. Pengiriman ke RCC dilakukan setelah dilakukan proses
persetujuan secara manual.
7) Auto IFTS Outgoing Interface
Fungsi ini digunakan oleh user untuk melakukan transfer file
standar yang telah ditetapkan dari sistem internal ke Sistem BI-
RTGS yang diikuti dengan pengiriman langsung ke RCC tanpa
dilakukan proses persetujuan secara manual.
4. Pengoperasian dan Prosedur Pembukuan Transaksi Secara Umum
Prosedur umum pengoperasian Sistem BI-RTGS pada Peserta adalah sebagai
berikut:
a. Administrator pada central department melakukan system start-up dan
department start-up.
b. Supervisor pada central department melakukan log-on ke RCC
Kegiatan ini menghasilkan laporan log-on. Apabila log-on gagal akan
muncul status penolakan disertai kode error dari RCC sebagaimana
dimaksud pada Lampiran 3.1. Selanjutnya setelah diketahui penyebab
kegagalannya, supervisor melakukan log-on kembali.
Apabila RT Peserta tetap tidak dapat log-on ke RCC melalui jaringan
komunikasi data utama maka Peserta harus menghubungi help-desk
Sistem BI-RTGS untuk meminta pengalihan jaringan komunikasi data
utama menjadi jaringan komunikasi data back-up.
c. Selanjutnya setiap RT Workstation dapat melakukan pengiriman
transaksi IFTS dan pesan-pesan administratif dengan proses sebagai
berikut:
1) Peserta membuat dokumen/warkat sumber atau data elektronik
sebagai dasar perekaman data transaksi. Format dokumen/warkat
tersebut diatur oleh masing-masing Peserta.
2) Operator memasukkan password dan melakukan perekaman data
transaksi antara lain dengan memasukkan data sebagai berikut:
a) Member Code Peserta pengirim;
b) Member Code Peserta penerima;
c) Tanggal valuta;
d) Jumlah nominal;
e) Related TRN (Rel TRN), merupakan referensi internal
Peserta …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
42
Peserta sehubungan dengan transaksi Sistem BI-RTGS;
f) Jenis transaksi berdasarkan TRN;
g) Nomor rekening, nama dan alamat pemberi amanat/rekening
yang akan dibebani;
h) Nomor rekening, nama dan alamat penerima amanat/rekening
yang akan menerima;
i) Payment detail, memuat keterangan mengenai transaksi
seperti tujuan transaksi;
j) Member to member information;
k) Currency;
l) Exchange rate;
m) Interest rate;
n) Period; dan
o) Deal/stock code.
Perekaman data tersebut menghasilkan construct copy atau daftar
IFTS outgoing summary transaction sebagai bukti perekaman telah
dilakukan. Sistem BI-RTGS akan memberikan penomoran pada
transaksi atau pesan yang dikirim ke Peserta lainnya (outgoing
transaction) yang disebut dengan nomor BOR (Bank’s Own
Reference). BOR terdiri dari 6 (enam) digit dan selalu dimulai
dengan “000001” pada awal hari dengan nomor maksimum
“999999” per hari. Nomor BOR ini akan di-reset setiap hari setelah
batch akhir hari selesai dilakukan. Tata cara pengisian data
perekaman tersebut di atas harus mengikuti prosedur sebagaimana
dimaksud pada Lampiran 3.2.
Khusus untuk Transaksi PvP, disamping data sebagaimana
dimaksud pada angka 2), operator juga harus melengkapi data pada
Tab PvP Info yang akan muncul setelah operator memilih TRN:
IFTPvP00. Data yang ada di Tab PvP Info tersebut meliputi:
a) Ordering Institution;
b) Beneficiary Institution;
c) Sender Correspondent;
d) Receiver Correspondent;
e) Counterparty (CP) Sender Correspondent;
f) Counterparty (CP) Receiver Correspondent;
g) Sender Nominal Amount; dan
h) Receiver Nominal Amount.
3) Supervisor dapat melakukan persetujuan, penolakan atau
pembatalan transaksi yang telah di-input oleh operator. Dalam hal
terdapat pembatasan kewenangan supervisor untuk melakukan
approval maka terhadap transaksi yang nominalnya melebihi
pembatasan …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
43
pembatasan yang ditetapkan harus dilakukan 2 (dua) tahap
approval yaitu pre approval dan final approval.
a) Persetujuan
Supervisor melakukan persetujuan atas data transaksi yang
di-construct oleh operator apabila data transaksi telah sesuai
dengan dokumen/warkat sumber sebagai dasar perekaman
data transaksi. Jika data transaksi yang di-transmit ke RCC
telah sesuai dengan persyaratan pengiriman transaksi ke RCC
(valid) maka status transaksi adalah AP AK (Approved
Acknowledged) dan pada saat yang bersamaan akan
menghasilkan transmit copy yang dapat dicetak. Jika data
transaksi tidak valid pada saat di-transmit ke RCC maka
status transaksi adalah AP NK (Approved Negative
Acknowledgement). Jika transaksi telah diterima dan di-settle
di RCC maka status transaksi adalah CP AK (Completed
Acknowledged). Pada saat yang bersamaan dihasilkan
completion advice yang dapat dicetak sedangkan Peserta
penerima akan menerima confirmation advice.
Semua transaksi yang dikirim ke RCC akan diberikan nomor
ISN oleh RCC, sedangkan untuk transfer yang diterima oleh
Peserta dari RCC akan diberi nomor OSN oleh RCC. ISN dan
OSN terdiri dari 6 (enam) digit (dimulai dari 000001 sampai
dengan 999999) untuk masing-masing Peserta per hari. ISN
dan OSN tersebut harus berpasangan untuk tujuan
pengendalian urutan transaksi dan memastikan tidak terdapat
transaksi yang hilang. ISN dan OSN akan di-reset setiap hari
setelah batch processing hari sebelumnya telah dilaksanakan.
Khusus untuk Transaksi PvP yang valid dengan status AP
AK (Approved Acknowledged), RCC akan meneruskan data
Transaksi PvP tersebut ke IDR CCPMP untuk proses
matching dengan data transaksi sisi mata uang Dolar
Amerika Serikat pada USD CCPMP. RCC juga akan
mengirimkan notifikasi kepada Peserta penerima pembayaran
sisi mata uang Rupiah, yang berisikan informasi Transaksi
PvP sebagaimana dimaksud pada angka 3) yang telah di-
input pada Sistem BI-RTGS.
Status setelah pengiriman data Transaksi PvP ke IDR
CCPMP adalah PM AK (Pending for Matching
Acknowledged), dan akan menghasilkan PvP Pending for
Matching advice. Setelah data Transaksi PvP diterima di IDR
CCPMP maka proses selanjutnya adalah:
(1) IDR CCPMP dan USD CCPMP melakukan proses
matching antara data Transaksi PvP pada IDR CCPMP
dengan data transaksi sisi mata uang Dolar Amerika
Serikat …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
44
Serikat pada USD CCPMP. Adapun data yang
digunakan untuk proses matching adalah sebagai
berikut:
(a) Settlement date;
(b) Sender currency,
(c) Receiver currency;
(d) Ordering institution;
(e) Beneficiary institution;
(f) Sender amount;
(g) Receiver amount;
(h) Sender correspondent;
(i) Receiver correspondent;
(j) Counterparty sender correspondent; dan
(k) Counterparty receiver correspondent.
(2) Apabila data transaksi sisi mata uang Dolar Amerika
Serikat pada USD CCPMP sebagaimana dimaksud
pada angka (1) sama dengan data Transaksi PvP pada
IDR CCPMP maka status Transaksi PvP berubah
menjadi MT AK (PvP Matched Acknowledged) dan
menghasilkan PvP Matched advice. Proses matching
yang dilakukan pada CCPMP dilakukan berdasarkan
prinsip First In First Out (FIFO);
(3) Apabila tidak ditemukan data yang sama antara data
transaksi sisi mata uang Dolar Amerika Serikat pada
USD CCPMP dengan data Transaksi PvP pada IDR
CCPMP, maka status Transaksi PvP tetap PM AK
(Pending for Matching Acknowledged);
(4) Selanjutnya, untuk Transaksi PvP dengan status MT
AK (PvP Matched Acknowledged), saldo Rekening
Giro Peserta pembayar sisi mata uang Rupiah di RCC
akan di-hold sebesar nominal Transaksi PvP. Dalam hal
saldo Rekening Giro Peserta pembayar sisi mata uang
Rupiah di RCC mencukupi maka status Transaksi PvP
menjadi HD AK (Hold IDR Fund Acknowledged) dan
menghasilkan Hold Fund advice. Namun dalam hal
saldo Rekening Giro Peserta pembayar sisi mata uang
Rupiah tidak mencukupi maka Transaksi PvP akan
masuk ke dalam sistem antrian dan Transaksi PvP
tersebut berstatus PH AK (Pending for Holding IDR
Fund Acknowledged);
(5) Setelah berhasil dilakukan holding IDR fund di RCC
dan selanjutnya berhasil pula dilakukan holding fund
sisi …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
45
sisi mata uang Dolar Amerika Serikat di sistem
komputer dari penyelenggara USD CHATS maka status
Transaksi PvP menjadi HC AK (Hold Counterparty
Currency Acknowledged), di mana selanjutnya akan
dilakukan settlement sisi mata uang Rupiah di RCC dan
settlement sisi mata uang Dolar Amerika Serikat di
sistem komputer dari penyelenggara USD CHATS
secara simultan. Proses settlement tersebut
menghasilkan completion advice untuk Peserta
pembayar sisi mata uang Rupiah, confirmation advice
untuk Peserta penerima pembayaran sisi mata uang
Rupiah, dan status Transaksi PvP menjadi CP AK
(Completed Acknowledged).
b) Penolakan (reject amend)
Supervisor melakukan penolakan (reject amend) atas data
transaksi yang di-construct oleh operator apabila data
transaksi tidak sesuai dengan dokumen/warkat sumber
sebagai dasar perekaman data transaksi. Pada saat yang
bersamaan pada printer Peserta akan tercetak Reject Copy.
Untuk selanjutnya operator menyesuaikan data transaksi
dengan dokumen/warkat sumber.
Status transaksi setelah reject amend adalah RJ NT (Reject
Not Transmit).
c) Pembatalan (reject cancel)
Supervisor dapat melakukan pembatalan (reject cancel) atas
data transaksi yang di-construct oleh operator. Pada saat
yang bersamaan pada printer Peserta akan tercetak cancel
copy.
Status transaksi setelah reject cancel adalah CA NT
(Cancelled Not Transmit).
4) Kegiatan monitoring terhadap pelaksanaan pengiriman transaksi
yang keluar dan masuk, termasuk melihat warehouse transaction
dilakukan melalui menu “Enquiry” sebagai berikut:
a) Unfinished IFTS Enquiry
Dengan status : WA, RJ, AP, ED, SP, RD, NK, UP, PM, MT,
PH, HD (uraian kode status sebagaimana tercantum pada
Buku Pedoman Teknis Sistem BI-RTGS).
b) Completed IFTS Enquiry
Dengan status: CA, CP, RH (uraian kode status pada Buku
Pedoman Teknis Sistem BI-RTGS).
c) Warehouse IFTS Enquiry
Dengan status FD (Future Date) – Tanggal yang akan datang.
Buku …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
46
Buku Pedoman Teknis Sistem BI-RTGS tersebut disampaikan
kepada Peserta secara terpisah dari Surat Edaran ini.
5) Untuk kepentingan pengambilan keputusan supervisor dan
administrator dapat melihat data-data yang diperlukan melalui
menu “Supervisory”.
6) Apabila diperlukan, administrator dan supervisor dapat memonitor
seluruh aktivitas yang terjadi melalui RT, melalui menu “Audit
Trail”.
7) Selama Jam Operasional, supervisor dimungkinkan untuk
mengambil data transaksi dari RCC dan mencetaknya pada printer
Peserta untuk transaksi tanggal valuta terakhir dan valuta sekarang
dengan key nomor ISN/OSN masing-masing transaksi. Retrieval
data transaksi dilakukan dengan tata cara sebagai berikut:
a) Peserta harus mengajukan permintaan ISN/OSN kepada
Penyelenggara melalui fasilitas telepon. Selain itu
dimungkinkan untuk mencetak laporan ringkas per Peserta
dan rincian incoming transfer dan outgoing transfer;
b) Penyelenggara memberikan nomor ISN/OSN melalui fasilitas
telepon;
c) Peserta melakukan retrieval transaksi melalui RT oleh user
setingkat supervisor atau administrator.
8) RT dapat mengirimkan pesan-pesan administratif kepada RT
lainnya dan RCC. Pengiriman transaksi ini dilakukan oleh 2 (dua)
user setingkat supervisor atau administrator.
9) Pada akhir hari setelah Peserta menyelesaikan seluruh transaksi,
dilakukan hal–hal sebagai berikut:
a) supervisor pada central department melakukan log-off dari
RCC;
b) user setingkat administrator melakukan department shut-
down;
c) user setingkat administrator melakukan system shut-down;
dan
d) supervisor melakukan batch akhir hari.
5. Transaksi dengan Pengaturan Khusus
Beberapa transaksi Sistem BI-RTGS perlu diatur khusus mekanisme
pelaksanaannya sebagai berikut:
a. Transaksi Pasar Uang Antar Bank Rupiah tidak mempersyaratkan
pengiriman bukti transaksi seperti promes atau dokumen lainnya kepada
Penyelenggara.
b. Transaksi penarikan tunai
1) Pelaksanaan pembukuan transaksi penarikan tunai mengacu pada
Jam Operasional Sistem BI-RTGS sebagaimana dimaksud pada
Lampiran …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
47
Lampiran 3.3.
2) Batas waktu transfer penarikan tunai dalam Sistem BI-RTGS
sampai dengan pukul 11.00 WIB. Pengambilan fisik uang harus
memperhatikan jam pelayanan loket kas masing-masing kantor
Bank Indonesia. Dalam hal sampai dengan jam pelayanan loket kas
berakhir Peserta belum melakukan pengambilan fisik uang maka
Bank Indonesia akan mengembalikan dana tersebut ke Rekening
Giro Rupiah Peserta yang bersangkutan.
3) Pengambilan fisik uang dilakukan dengan menyerahkan surat
penunjukan pengambilan fisik uang yang ditandatangani oleh
pejabat atau petugas yang berwenang dan telah memiliki spesimen
tanda tangan di unit kerja kas KPBI atau unit kerja yang
membawahi layanan nasabah di KBI. Format surat penunjukan
sebagaimana dimaksud pada Lampiran 3.4.
4) Pengambilan fisik uang dilakukan oleh petugas yang diberi kuasa
oleh Direksi atau oleh pejabat lain yang menerima kuasa khusus
dengan hak substitusi dari Direksi dengan ketentuan sebagai
berikut:
a) KPBI
Petugas yang bersangkutan harus telah didaftarkan dalam
sistem antrian penarikan uang tunai (queue management
system) di unit kerja kas di KPBI.
b) KBI
Petugas harus memiliki spesimen tanda tangan di KBI yang
bersangkutan.
c. Transaksi dengan Pemerintah sebagai nasabah Bank Indonesia
1) Pembukuan Transaksi
Pembukuan transaksi yang ditujukan untuk rekening pemerintah
dapat dilakukan setelah RCC buka sampai dengan jam tutup TRN.
Hal-hal yang terkait dengan pembukuan transaksi pelimpahan
setoran penerimaan negara melalui Sistem BI-RTGS tersebut
adalah sebagai berikut:
a) Pelimpahan setoran penerimaan negara dilakukan melalui RT
Peserta untuk untung rekening Sub RKUN Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN) di KPBI atau KBI.
b) Pelaksanaan pelimpahan melalui Sistem BI-RTGS dibatasi
paling lambat pukul 16.30 WIB.
c) Bukti setoran atas pelimpahan ke rekening Sub RKUN KPPN
adalah:
(1) Bukti setoran terdiri dari completion advice yang
tercetak pada Peserta yang ditandatangani oleh pejabat
Peserta atau re-print confirmation advice yang tercetak
di …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
48
di Bank Indonesia dan dibubuhi stempel tandatangan
pejabat Bank Indonesia setempat.
(2) Jika kantor Peserta yang melakukan penyetoran
merupakan pengelola RT Server maka bukti setoran
berupa completion advice.
(3) Jika kantor Peserta yang melakukan penyetoran bukan
merupakan pengelola RT Server maka bukti setoran
bagi kantor Peserta tersebut berupa re-print
confirmation advice yang diambil di Bank Indonesia
setempat.
d) Apabila terjadi kekurangan/kelebihan jumlah dana yang
dilimpahkan dan/atau terjadi kesalahan penulisan kantor
Bank Indonesia yang dituju maka Peserta dapat meminta
pengembalian dana kepada kantor Bank Indonesia penerima
dana yang salah tersebut sesuai dengan mekanisme koreksi
sebagaimana dimaksud dalam Bab VI.
2) Transaksi dalam rangka pelaksanaan Treasury Single Account
(TSA)
Mekanisme dan penetapan biaya transaksi dalam rangka
pelaksanaan TSA dilakukan sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia yang mengatur mengenai penetapan biaya penggunaan
Sistem BI-RTGS dalam rangka penerapan TSA.
d. Transaksi PvP
1) Transaksi PvP hanya dapat dilakukan oleh Peserta yang telah
terdaftar sebagai pengguna Mekanisme USD/IDR PvP.
2) Penyelesaian akhir Transaksi PvP mengikuti proses sebagaimana
dimaksud pada butir 4.c.
3) Transaksi PvP hanya dapat dilakukan sepanjang Sistem BI-RTGS
dan USD CHATS beroperasi. Disamping itu pengiriman Transaksi
PvP hanya dapat dilakukan sepanjang window time PvP. Dalam hal
Peserta mengirimkan Transaksi PvP diluar window time PvP atau
pada saat sistem USD CHATS tidak beroperasi/libur maka
transaksi tersebut ditolak oleh RCC, berstatus RH (Rejected by
Host) dan tercetak Completion Advice.
6. Fasilitas warehouse dalam Sistem BI-RTGS
Untuk transaksi yang dikirim ke RCC dengan tanggal valuta T+1 dan T+2, jika
data transaksi valid maka transaksi tersebut disimpan di warehouse database
RCC. Pada saat tanggal valuta jatuh tempo maka transaksi akan di-settle pada
awal hari oleh RCC. Dalam hal saldo tidak mencukupi, transaksi tersebut
masuk dalam Sistem Antrian dengan tingkat kepentingan sesuai dengan jenis
transaksi/TRN. Untuk Transaksi PvP, pada tanggal valuta jatuh tempo maka
transaksi akan dikirimkan ke IDR CCPMP untuk dilakukan proses
sebagaimana dimaksud pada butir 4.c. Waktu pengiriman transaksi warehouse
(settlement …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
49
(settlement dengan tanggal valuta T+1 atau T+2) adalah sesuai dengan window
time masing-masing jenis transaksi sebagaimana dimaksud pada Lampiran 3.3.
7. Jam Operasional
Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS dilaksanakan setiap hari kerja kecuali
ditetapkan lain oleh Penyelenggara. Kegiatan selama Jam Operasional adalah
sebagai berikut:
a. Sejak RCC open sampai dengan cut off warning
1) Transaksi-transaksi melalui Sistem BI-RTGS yang dapat dilakukan
dalam periode ini meliputi transaksi sebagaimana dimaksud pada
Lampiran 3.3. Pelaksanaan pengiriman transaksi melebihi waktu
yang telah ditetapkan secara otomatis akan ditolak oleh RCC.
2) Transaksi PvP hanya dapat dilakukan dalam periode antara PvP
open sampai dengan PvP cut off. Dalam periode ini terdapat
beberapa kegiatan sebagai berikut:
a) RT masing-masing Peserta secara periodik menampilkan
notifikasi berupa pop up message yang berisi Transaksi PvP
masing-masing Peserta yang masih outstanding (status
Pending for Matching (PM), PvP Matched (MT), Pending for
Holding IDR Funds (PH), dan Hold IDR Fund (HD)).
b) Pada saat PvP cut off warning, RCC mengirimkan notifikasi
berupa pop up message yang berisi Transaksi PvP masing-
masing Peserta yang masih outstanding dan Peserta
menerima PvP outstanding report.
c) Pada saat PvP cut off, semua transaksi yang masih
outstanding ditolak oleh RCC (status pemrosesan menjadi
Rejected by Host (RH)) dan Peserta menerima PvP cut off
position report.
b. Waktu antara cut off warning sampai dengan pre cut off
Dalam periode ini terdapat beberapa kegiatan sebagai berikut:
1) RCC secara otomatis melakukan special gridlock resolution, yaitu
menyelesaikan seluruh antrian Peserta berdasarkan kecukupan dana
masing-masing transaksi.
2) Pada saat cut off warning:
a) Peserta menerima:
(1) “cut off warning report”, yang memuat informasi
waktu pelaksanaan cut off warning; dan
(2) “Pre Cover Position report”, yang memuat informasi
posisi saldo Rekening Giro Peserta.
b) Transaksi yang masuk ke dalam Sistem Antrian akan ditolak
secara otomatis oleh RCC sedangkan transaksi yang masih
dalam Sistem Antrian akan dibatalkan secara otomatis oleh
RCC. Atas transaksi yang dibatalkan, Peserta pengirim akan
menerima …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
50
menerima completion advice dengan reason code tertentu.
3) Peserta diberikan kesempatan untuk melakukan transfer antar
Peserta dalam rangka menutupi kekurangan likuiditas (Interbank
Cover Position).
c. Waktu antara pre cut off sampai dengan cut off (BI Cover Position)
1) Dalam hal Peserta diberikan fasilitas pendanaan oleh Bank
Indonesia, maka pengkreditan Rekening Giro Peserta dilakukan
pada periode ini.
2) Pada saat pre cut off, Peserta menerima pre cut off notification
report dan member reconciliation report.
d. Waktu RCC cut off
Pada waktu RCC cut off, seluruh transaksi yang dikirimkan melalui RT
akan ditolak secara otomatis oleh RCC. Pada saat cut off, Peserta
menerima cut off notification report, cut off position report dan member
statement.
Rincian kegiatan dan Jam Operasional pada huruf a sampai dengan huruf d
sebagaimana dimaksud pada Lampiran 3.3. Penetapan waktu yang menjadi
acuan dalam Jam Operasional tersebut adalah waktu di RCC.
8. Perubahan Jam Operasional
Perubahan Jam Operasional dilakukan atas dasar kebijakan Penyelenggara dan
dapat berupa perpanjangan atau pengurangan Jam Operasional.
a. Perpanjangan Jam Operasional dilakukan dalam hal terjadi:
1) Gangguan atau kerusakan pada RCC;
2) Keterlambatan waktu Penyelesaian Akhir hasil kliring;
3) Adanya kebijakan yang menyebabkan Penyelenggara harus
memperpanjang Jam Operasional, antara lain adanya permintaan
pemerintah dalam rangka pembayaran pajak, untuk kepentingan
Bank Indonesia dalam pelaksanaan kebijakan moneter atau adanya
gangguan pada jaringan komunikasi yang menghubungkan RCC
dengan RT Peserta dan/atau yang menghubungkan RCC dengan
infrastruktur teknologi informasi Mekanisme USD/IDR PvP di
Hong Kong; atau
4) Adanya permintaan perpanjangan window time TRN dari Peserta
yang berdampak pada perubahan Jam Operasional.
b. Pengurangan Jam Operasional dilakukan dalam hal tidak terdapat lagi
transaksi yang masih harus diselesaikan.
c. Khusus untuk transaksi penarikan tunai, pelimpahan pajak, dan Transaksi
PvP, dalam hal terjadi perpanjangan atau pengurangan Jam Operasional
maka tidak selalu diikuti dengan perpanjangan atau pengurangan window
time ketiga transaksi tersebut.
d. Perubahan Jam Operasional akan diinformasikan kepada seluruh Peserta
melalui fasilitas administrative message.
9. Permintaan …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
51
9. Permintaan Perpanjangan Window Time TRN oleh Peserta
Permintaan perpanjangan window time TRN oleh Peserta dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Permintaan dapat diajukan oleh Peserta apabila terdapat gangguan pada
Peserta.
b. Permintaan diajukan kepada Penyelenggara melalui fasilitas
administrative message yang ditujukan ke RCC atau sarana lainnya
dengan menjelaskan kondisi gangguan yang telah terjadi di Peserta, dan
telah didahului dengan konfirmasi melalui telepon.
c. Permintaan diajukan paling lambat 30 (tiga puluh) menit sebelum
berakhirnya window time TRN yang dimintakan perpanjangan.
d. Permintaan perpanjangan window time TRN tidak dapat diajukan untuk
transaksi penarikan tunai, pelimpahan pajak dan/atau Transaksi PvP.
e. Penggunaan sarana lain untuk mengajukan perpanjangan window time
TRN sebagaimana dimaksud pada huruf b dilakukan dengan tata cara
sebagai berikut:
1) Peserta yang berkantor pusat di wilayah kerja KPBI
Peserta menyampaikan surat permintaan perpanjangan window time
TRN kepada Penyelenggara yang ditandatangani oleh pejabat yang
memiliki spesimen tanda tangan di Penyelenggara.
2) Peserta yang berkantor pusat di wilayah kerja KBI
a) dalam hal jam kerja KBI setempat belum berakhir maka
Peserta menyampaikan surat permintaan perpanjangan
window time TRN kepada KBI setempat yang ditandatangani
oleh pejabat yang memiliki tanda tangan di KBI setempat.
b) dalam hal jam kerja KBI setempat telah berakhir maka
Peserta menyampaikan surat permintaan perpanjangan
window time TRN kepada Penyelenggara yang
ditandatangani oleh Direksi yang memiliki spesimen tanda
tangan di Penyelenggara melalui faksimili. Pada hari kerja
berikutnya, asli surat disampaikan kepada KBI setempat
untuk diteruskan kepada Penyelenggara.
f. Dalam hal permintaan perpanjangan window time TRN disetujui,
Penyelenggara akan memperpanjang window time TRN yang masih
terbuka pada saat permintaan perpanjangan diterima oleh Penyelenggara
secara proporsional sesuai dengan permintaan Peserta.
Contoh: Pada pukul 16.00 WIB terdapat persetujuan perpanjangan
window time TRN selama 30 (tiga puluh) menit. Sehubungan dengan hal
itu:
1) seluruh TRN yang window time-nya belum berakhir diperpanjang
selama 30 (tiga puluh) menit, misalnya TRN IFT00000 yang
seharusnya berakhir pada pukul 16.30 WIB menjadi berakhir pada
pukul …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
52
pukul 17.00 WIB dan untuk TRN IFTMM001 yang seharusnya
berakhir pada pukul 18.00 WIB menjadi berakhir pada pukul 18.30
WIB; dan
2) berdasarkan disetujuinya perpanjangan window time tersebut,
Penyelenggara memperpanjang Jam Operasional secara
proporsional.
g. Perpanjangan window time TRN yang dapat diberikan Bank Indonesia
yaitu selama 30 (tiga puluh) menit atau 60 (enam puluh) menit.
h. Dalam hal telah terdapat Peserta yang mengajukan perpanjangan window
time TRN selama 60 (enam puluh) menit maka Peserta lain tidak dapat
mengajukan perpanjangan window time TRN.
i. Persetujuan atau penolakan atas permohonan perpanjangan window time
TRN disampaikan oleh Penyelenggara kepada Peserta melalui fasilitas
administrative message atau, apabila terdapat gangguan pada RT Server
Peserta, melalui sarana lainnya.
j. Permintaan perpanjangan window time TRN yang disetujui
Penyelenggara akan diinformasikan kepada seluruh Peserta melalui
fasilitas administrative message.
k. Atas perpanjangan window time TRN yang disetujui, Peserta dikenakan
biaya yang besarnya akan diumumkan Penyelenggara. Biaya tersebut
akan dibebankan secara langsung oleh Bank Indonesia ke Rekening Giro
Peserta paling lambat pada hari kerja berikutnya.
l. Setiap permintaan perpanjangan window time TRN yang telah disetujui
oleh Penyelenggara tidak dapat dibatalkan oleh Peserta yang
bersangkutan.
10. Libur Fakultatif
Dalam hal daerah tertentu ditetapkan libur secara fakultatif berlaku ketentuan
sebagai berikut:
a. Penyelenggara mengumumkan libur fakultatif tersebut melalui fasilitas
administrative message kepada seluruh Peserta yang menginformasikan
bahwa kantor Bank Indonesia dan Peserta yang berada di wilayah kerja
kantor Bank Indonesia tersebut tidak melakukan kegiatan operasional
Sistem BI-RTGS.
b. Dalam hal Peserta yang berada di luar wilayah kantor Bank Indonesia
yang ditetapkan libur fakultatif mengirimkan transaksi kepada kantor
Bank Indonesia yang ditetapkan libur fakultatif maka berlaku ketentuan
sebagai berikut:
1) Penyelesaian transaksi yang ditujukan ke rekening pemerintah atau
rekening internal BI dilakukan pada hari kerja berikutnya.
2) Untuk transaksi penarikan tunai akan dikembalikan ke rekening
Peserta pengirim oleh Penyelenggara pada hari yang sama.
11. Hal-hal yang harus dilakukan Penyelenggara dan Peserta dalam
penyelenggaraan Sistem BI-RTGS
a. Penyelenggara …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
53
a. Penyelenggara
Dalam rangka penyelenggaraan Sistem BI-RTGS, Penyelenggara
melakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Menyediakan sarana dan prasarana penyelenggaraan Sistem BI-
RTGS
Penyediaan sarana dan prasarana Sistem BI-RTGS oleh
Penyelenggara meliputi penyediaan perangkat keras (hardware)
pada Penyelenggara, aplikasi RCC (software), jaringan komunikasi
data leased line, fasilitas dial up dan perangkat pendukung lainnya
termasuk untuk pelaksanaan mekanisme USD/IDR PvP pada
Sistem BI-RTGS.
2) Menjamin RCC, jaringan komunikasi data leased line, dan fasilitas
dial up berfungsi dengan baik
Dalam rangka menjamin RCC, jaringan komunikasi data leased
line, dan fasilitas dial up agar dapat berfungsi dengan baik,
Penyelenggara melakukan:
a) Pengelolaan RCC
Kegiatan pengelolaan RCC antara lain meliputi:
(1) penentuan petugas yang berhak mengoperasikan RCC;
(2) mengelola database RCC; dan
(3) mengelola dan menetapkan parameter RCC.
b) Pengoperasian RCC
Kegiatan pengoperasian RCC meliputi:
(1) proses awal hari;
(2) proses operasional; dan
(3) proses akhir hari.
c) Pengelolaan jaringan komunikasi data leased line dan
fasilitas dial up
Pengelolaan jaringan komunikasi data leased line dan
fasilitas dial up dilakukan antara lain dengan menyediakan
petugas help desk untuk membantu apabila terjadi
permasalahan jaringan komunikasi data leased line Peserta
dan mengelola fasilitas dial up yang digunakan sebagai
jaringan komunikasi data back up.
d) Meletakkan RCC dalam ruangan tertutup dengan akses
terbatas pada pegawai-pegawai yang berwenang untuk
menggunakan RCC.
e) Memiliki standar layanan minimum penyelenggaraan Sistem
BI-RTGS.
3) Melakukan konsultasi dengan satuan kerja di Bank Indonesia yang
berwenang melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan
Melakukan …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
54
sistem pembayaran sesuai dengan ketentuan internal Bank
Indonesia.
4) Memiliki pedoman Disaster Recovery Plan (DRP) atau Business
Continuity Plan (BCP).
5) Menyediakan jaringan komunikasi data leased line yang
menghubungkan RT Server Utama atau RT Server Back-up dengan
RCC Utama atau RCC Back-up.
Penyelenggara hanya menyediakan 1 (satu) jaringan komunikasi
data leased line yang menghubungkan RT Server Utama atau RT
Server Back-up dengan RCC Utama atau RCC Back-up. Dalam hal
Peserta menambah jaringan komunikasi data selain yang
disediakan Penyelenggara, maka biaya penambahan penyediaan
dan penggunaaan jaringan komunikasi data dimaksud menjadi
beban Peserta. Jenis dan penggunaan jaringan komunikasi data
tersebut disesuaikan dengan standar yang ditetapkan dan
memperoleh persetujuan dari Penyelenggara.
6) Menyediakan aplikasi RT dan perubahannya
Dalam hal terjadi perubahan aplikasi RT, maka Penyelenggara
akan mengirimkan aplikasi RT terbaru beserta pedoman
instalasinya kepada seluruh Peserta.
7) Melakukan pemantauan terhadap:
a) Keberhasilan akses komunikasi RT Peserta dengan RCC;
b) Keberhasilan akses komunikasi antara RCC dengan
infrastruktur teknologi informasi lainnya dari USD/IDR PvP
seperti IDR CCPMP dan USD CCPMP; dan
c) Kecukupan saldo Rekening Giro Peserta di Bank Indonesia
pada akhir hari.
8) Menyediakan help desk untuk menangani masalah operasional
Sistem BI-RTGS yang dihadapi Peserta.
9) Memberikan pelayanan yang berkaitan dengan kepesertaan dalam
Sistem BI-RTGS, yang antara lain meliputi:
a) Pendaftaran kepesertaan dalam Sistem BI-RTGS; dan
b) Perubahan kepesertaan dalam Sistem BI-RTGS, meliputi
antara lain:
(1) Perubahan dari Peserta Tidak Langsung menjadi
Peserta Langsung atau sebaliknya;
(2) Keikutsertaan dalam Mekanisme USD/IDR PvP;
(3) Merger, Konsolidasi, atau Pemisahan;
(4) Perubahan bank koresponden dari Peserta pengguna
Mekanisme USD/IDR PvP;
(5) Perubahan member code;
(6) Perubahan …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
55
(6) Perubahan nama;
(7) Perubahan alamat;
(8) Perubahan kegiatan usaha Bank dari konvensional
menjadi syariah; dan
(9) Perubahan status kepesertaan menjadi suspend, freeze
atau close.
10) Memberikan pelatihan kepada calon Peserta dan pelatihan secara
berkala kepada Peserta.
11) Memastikan bahwa penyedia jasa yang terkait dengan
penyelenggaraan Sistem BI-RTGS melaksanakan kewajibannya
untuk menjaga kelangsungan operasional Sistem BI-RTGS sesuai
dengan Service Level Agreement (SLA) yang telah ditetapkan
dalam kontrak antara Penyelenggara dengan penyedia jasa.
12) Menetapkan nilai nominal transaksi antar-Bank untuk kepentingan
nasabah yang dapat dilakukan melalui Sistem BI-RTGS yaitu lebih
dari Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per transaksi.
b. Peserta
1) Dalam rangka penyelenggaraan Sistem BI-RTGS, Peserta
Langsung dan Peserta Tidak Langsung wajib:
a) menggunakan TRN sesuai dengan peruntukannya dan
memenuhi tata cara pengisian informasi TRN yang
ditetapkan oleh Penyelenggara yang disampaikan kepada
Peserta melalui administrative message, surat atau sarana
lain.
b) menggunakan aplikasi RT sesuai dengan Buku Pedoman
Teknis Sistem BI-RTGS yang disampaikan Penyelenggara
kepada Peserta secara terpisah dari Surat Edaran ini.
c) mengatur kewenangan penggunaan aplikasi RT, termasuk
menyimpan dan menjaga kerahasiaan password penggunaan
aplikasi RT.
d) memelihara dan menyimpan dengan baik password
administrator Structured Query Language (SQL) database
untuk database SQL pada RT Server Utama dan/atau RT
Server Back-up.
e) melakukan instalasi setiap terjadi perubahan aplikasi RT yang
disampaikan oleh Penyelenggara sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan.
f) menyimpan dengan baik aplikasi RT yang telah diberikan
oleh Penyelenggara, termasuk setiap terdapat versi baru di
tempat yang aman dan bebas dari berbagai sumber yang
dapat merusak aplikasi RT.
g) menjamin integritas database Sistem BI-RTGS yang ada
pada …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
56
pada RT Server Utama dan RT Server Back-up termasuk
yang disimpan untuk back-up dalam bentuk Compact Disk
(CD), tape, cartridge, disket dan lain-lain.
h) menyimpan seluruh data elektronik transaksi pembayaran
sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam ketentuan
yang mengatur dokumen perusahaan.
i) memberikan informasi yang diminta oleh Penyelenggara
dalam rangka konfirmasi kepatuhan Peserta pada ketentuan
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia baik sebagai regulator
maupun Penyelenggara, dan Perjanjian Penggunaan Sistem
BI-RTGS antara Penyelenggara dan Peserta.
2) Dalam rangka penyelenggaraan Sistem BI-RTGS, Peserta
Langsung wajib:
a) menjamin RT Server Utama, RT Server Back-up dan RT
Workstation berfungsi dengan baik.
RT Server Utama dan RT Workstation dikatakan berfungsi
dengan baik apabila perangkat keras (hardware) dan
perangkat lunak (software) di dalamnya dapat digunakan
untuk melakukan berbagai transaksi sepanjang Jam
Operasional Sistem BI-RTGS. RT Server Back-up dikatakan
berfungsi dengan baik apabila perangkat keras (hardware)
dan perangkat lunak (software) di dalamnya dapat digunakan
menggantikan RT Server Utama untuk melakukan transaksi
sewaktu-waktu apabila diperlukan.
Terkait dengan RT Server Back-up berlaku ketentuan sebagai
berikut:
(1) RT Server Back-up sekurang-kurangnya dilengkapi
dengan 1 (satu) RT Workstation serta 1 (satu) printer.
Berdasarkan konfigurasi sistem back-up dan proses up-
dating datanya, RT Server Back-up dapat dibedakan
menjadi:
(a) Hot back-up
Hot back-up adalah sistem teknologi informasi
cadangan dengan karakteristik:
i. sudah dipasang dengan aplikasi yang sama
dengan aplikasi pada RT Server Utama;
ii. terhubung langsung dengan RT Server
Utama (online); dan
iii. up-dating data dilakukan setiap saat
bersamaan dengan up-dating data pada RT
Server Utama (synchronised).
(b) Warm …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
57
(b) Warm back-up
Warm back-up adalah sistem teknologi informasi
cadangan dengan karakteristik:
i. sudah dipasang dengan aplikasi yang sama
dengan aplikasi pada RT Server Utama; dan
ii. up-dating data dan aplikasi dilakukan
secara berkala, sehingga kepindahan ke RT
Server Back-up mensyaratkan proses
restore untuk menyamakan data di RT
Server Back-up dengan posisi terakhir di
RT Server Utama.
(c) Cold back-up
Cold back-up adalah sistem teknologi informasi
cadangan yang tidak terhubung langsung dengan
RT Server Utama sehingga pada saat akan
menggunakan RT Server Back-up diperlukan
tahapan untuk mengaktifkan RT Server Back-up,
dan restore data untuk menyamakan data di RT
Server Back-up dengan RT Server Utama. Untuk
menjamin kesiapan RT Server Back-up Peserta
harus melakukan proses up-dating data sekurang-
kurangnya 1 (satu) kali sehari pada setiap akhir
hari.
(2) Pemilihan konfigurasi back-up yang ada pada Peserta
diserahkan kepada setiap Peserta berdasarkan
pertimbangan tingkat urgensi Sistem BI-RTGS bagi
Peserta.
(3) RT Server Back-up dapat diletakkan pada lokasi yang
sama dengan RT Server Utama (on-site back-up)
ataupun diletakkan di lokasi yang berbeda dengan RT
Server Utama (off-site back-up). Untuk menjamin
kelangsungan operasional Sistem BI-RTGS, masing-
masing Peserta sebaiknya memiliki off-site back-up. Di
samping itu, RT Server Back-up sebaiknya ditempatkan
di lokasi yang jaringan komunikasinya berada di bawah
Sentral Telepon Otomat (STO) yang berbeda dengan
RT Server Utama.
(4) Untuk menjamin RT Server Back-up dapat berfungsi
dengan baik, Peserta dapat melakukan uji coba koneksi
RT Server Back-up dengan tata cara sebagai berikut:
(a) Peserta menyampaikan permohonan uji coba
koneksi RT Server Back-up melalui fasilitas
administrative message atau surat kepada
Penyelenggara …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
58
Penyelenggara. Jadwal uji coba koneksi RT
Server Back-up dilaksanakan setiap bulan pada
hari Senin minggu pertama dan minggu ketiga.
(b) pemberitahuan persetujuan uji coba koneksi RT
Server Back-up akan diberitahukan oleh
Penyelenggara kepada Peserta melalui sarana
administrative message
(c) pelaksanaan uji coba koneksi RT Server Back-up
akan dipantau oleh petugas dari Penyelenggara
sampai 1 (satu) jam sejak proses akhir hari RCC
berakhir.
(5) Untuk menjamin data back-up dapat dibaca kembali,
Peserta melakukan uji coba restore data back-up.
b) Mengoperasikan RT Server Back-up sewaktu-waktu untuk
kegiatan operasional dalam kondisi normal.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menjamin dapat
dioperasikannya RT Server Back-up apabila terjadi gangguan
pada RT Server Utama.
Prosedur pengoperasian RT Server Back-up:
(1) Peserta menyampaikan permohonan penggunaan RT
Server Back-up melalui fasilitas administrative
message ke RCC atau surat yang ditujukan kepada
Penyelenggara;
(2) pemberitahuan persetujuan pengunaan RT Server Back-
up dan prosedur yang harus dilakukan oleh Peserta
akan diberitahukan oleh Penyelenggara kepada Peserta
melalui sarana administrative message; dan
(3) pelaksanaan penggunaan RT Server Back-up dipantau
oleh Penyelenggara sampai 1 (satu) jam sejak proses
akhir hari RCC berakhir.
c) Menyusun Kebijakan dan Prosedur Tertulis (KPT) yang
mendukung sistem kontrol internal yang baik dalam
pelaksanaan operasional Sistem BI-RTGS.
Penyusunan KPT ini harus dibuat dalam Bahasa Indonesia
atau dalam bahasa asing dengan terjemahan dalam Bahasa
Indonesia yang mengacu pada dan tidak bertentangan dengan
Surat Edaran ini serta mengacu kesepakatan tertulis antar
Peserta (Bye-Laws). KPT dimaksud sekurang-kurangnya
memuat materi sebagai berikut:
(1) Struktur organisasi satuan kerja pelaksana Sistem BI-
RTGS;
(2) Penanggungjawab Sistem BI-RTGS;
(3) Wewenang pengoperasian Sistem BI-RTGS;
(4) Sistem …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
59
(4) Sistem pengamanan, (seperti sistem pengamanan
aplikasi);
(5) Prosedur pengoperasian dan pembukuan transaksi
Sistem BI-RTGS;
(6) Prosedur operasional transaksi treasury;
(7) Pengawasan operasional Sistem BI-RTGS; serta
(8) Prosedur Contingency Plan.
Rincian cakupan minimum materi diatur dalam “Pedoman
Penyusunan Kebijakan dan Prosedur Tertulis” sebagaimana
dimaksud pada Lampiran 3.5.
Khusus untuk Peserta Langsung yang menyediakan RT untuk
digunakan oleh Peserta Tidak Langsung, KPT tersebut juga
harus memuat materi sebagaimana dimaksud pada angka (1)
sampai dengan angka (8) yang diterapkan pada Peserta Tidak
Langsung.
d) KPT sebagaimana dimaksud pada huruf c) dan setiap
perubahannya disampaikan dalam bentuk hardcopy dengan
surat pengantar yang ditandatangani oleh Direktur Kepatuhan
(khusus bagi Bank sebagai Peserta) atau direktur yang
membawahi satuan kerja pengawasan intern (khusus bagi
Pihak Selain Bank sebagai Peserta) kepada:
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Bank Indonesia
Gedung D Lantai 3
Jalan MH. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
KPT disampaikan paling lambat 6 (enam) bulan sejak
kepesertaan dalam Sistem BI-RTGS dan setiap perubahan
disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan terhitung sejak
terjadinya perubahan. Perubahan yang wajib disampaikan
adalah perubahan yang mendasar terhadap operasional
Sistem BI-RTGS.
e) Melakukan pemeriksaan internal yang menjamin keamanan
operasional Sistem BI-RTGS sekurang-kurangnya 1 (satu)
kali dalam setahun.
Pelaksanaan pemeriksaan internal ini wajib dilakukan dengan
mengacu pada dan tidak bertentangan dengan Surat Edaran
ini, kesepakatan tertulis antar Peserta (Bye-Laws) dan paling
kurang mencakup ruang lingkup pemeriksaan internal
sebagaimana diatur dalam Lampiran 3.6.
Khusus untuk Peserta Langsung yang menyediakan RT bagi
Peserta Tidak Langsung, pemeriksaan internal tersebut
mencakup pula pemeriksaan internal pada Peserta Tidak
Langsung …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
60
Langsung dengan ruang lingkup yang sama pada Lampiran
3.6.
f) Menyampaikan laporan hasil pemeriksaan internal
sebagaimana dimaksud pada huruf e).
Laporan hasil pemeriksaan internal yang disampaikan berupa
ringkasan hasil pemeriksaan internal yang dilakukan oleh
Peserta, antara lain berupa temuan, tanggapan auditee dan
rekomendasi hasil pemeriksaan internal. Penyampaian
laporan hasil pemeriksaan internal dilakukan dengan surat
pengantar yang ditandatangani oleh Direktur Kepatuhan
(khusus bagi Bank sebagai Peserta) atau direktur yang
membawahi satuan kerja pengawasan intern (khusus bagi
Pihak Selain Bank sebagai Peserta) kepada:
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
c.q. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3
Jalan MH. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
g) Melakukan security audit sekurang-kurangnya 1 (satu) kali
dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak menjadi Peserta dan
setiap terjadi perubahan dalam sistem teknologi informasi
internal Peserta yang terkait dengan Sistem BI-RTGS.
Pelaksanaan security audit ini wajib dilakukan dengan
mengacu pada dan tidak bertentangan dengan Surat Edaran
ini, kesepakatan tertulis antar Peserta (Bye-Laws) dan
mengacu pada cakupan minimum security audit yang
ditetapkan oleh Penyelenggara. dan paling kurang mencakup
ruang lingkup security audit sebagaimana diatur dalam
Lampiran 3.7.
Khusus untuk Peserta Langsung yang menyediakan RT bagi
Peserta Tidak Langsung, security audit tersebut mencakup
pula security audit pada Peserta Tidak Langsung dengan
ruang lingkup yang sama pada Lampiran 3.7.
h) Menyampaikan laporan hasil security audit sebagaimana
dimaksud pada huruf g).
Laporan hasil security audit yang disampaikan berupa
ringkasan hasil security audit yang dilakukan oleh Peserta,
antara lain berupa temuan, tanggapan auditee dan
rekomendasi hasil security audit. Laporan hasil security audit
disampaikan dengan surat pengantar yang ditandatangani
oleh Direktur Kepatuhan (khusus bagi Bank sebagai Peserta)
atau direktur yang membawahi satuan kerja pengawasan
intern (khusus bagi Pihak Selain Bank sebagai Peserta)
kepada:
Direktorat …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
61
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
c.q. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3
Jalan MH. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
i) Menyusun kebijakan teknologi informasi terkait dengan
Sistem BI-RTGS yang di-review dan di-up date secara
reguler.
j) Memiliki pedoman Disaster Recovery Plan (DRP) atau
Business Continuity Plan (BCP) yang sekurang-kurangnya
memuat langkah-langkah yang akan dilakukan dalam hal
terjadi gangguan untuk memastikan bahwa operasional
Sistem BI-RTGS di Peserta tetap dapat dilakukan atau upaya
lainnya yang perlu dilakukan dalam hal sistem back-up tidak
dapat digunakan.
Penyusunan pedoman DRP atau BCP ini wajib dilakukan
dengan mengacu pada dan tidak bertentangan dengan PBI
tentang Sistem BI-RTGS dan aturan pelaksanaannya serta
kesepakatan tertulis antar Peserta (Bye-Laws).
Pedoman DRP atau BCP dimaksud sekurang-kurangnya
memuat materi sebagai berikut:
(1) Unit kerja sebagai penanggungjawab;
(2) Mekanisme koordinasi apabila penanggungjawab
terdiri dari beberapa unit;
(3) Mekanisme pelaporan dan monitoring; dan
(4) Petugas operasional (termasuk data nomor telepon yang
dapat dihubungi setiap saat).
k) menyediakan dan menggunakan jaringan komunikasi data
back-up dalam hal terdapat gangguan pada jaringan
komunikasi data utama.
l) melakukan langkah-langkah preventif yang diperlukan
sehingga perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak
aplikasi (system software) yang digunakan dalam Sistem BI-
RTGS dan/atau dalam kaitannya dengan Sistem BI-RTGS
bebas dari segala jenis virus.
m) menjamin keamanan dan kehandalan jaringan komunikasi
data yang menghubungkan RT Server Utama dan/atau RT
Server Back-up dengan RCC Utama dan/atau RCC Back-up,
dalam hal Peserta menggunakan jaringan komunikasi data
selain yang telah disediakan Penyelenggara sebagaimana
dimaksud pada butir a.1).
n) menjamin keamanan jaringan komunikasi data yang
digunakan untuk menghubungkan RT Server Utama dan/atau
RT …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
62
RT Server Back-up dengan RT Workstation dan/atau RT
Workstation back-up, sehingga bebas dari segala
kemungkinan sumber perusak Sistem BI-RTGS termasuk
tetapi tidak terbatas pada kemungkinan pemalsuan (fraud),
pembobolan data elektronis (hacking), serta perusakan sistem
dengan cara membanjiri sistem dengan data dan pesan
pembayaran.
o) menjamin bahwa sistem komputerisasi Peserta aman dan
bebas dari segala kemungkinan sumber perusak Sistem BI-
RTGS termasuk tetapi tidak terbatas pada kemungkinan
pemalsuan (fraud), pembobolan data elektronis (hacking),
serta perusakan sistem dengan cara membanjiri sistem
dengan data dan pesan pembayaran, dalam hal Peserta
menghubungkan RT dengan sistem komputerisasi internal
lainnya yang telah atau yang akan ada pada Peserta.
p) menyampaikan laporan mengenai lokasi RT Server Back-up,
termasuk nama dan alamat penyelenggara RT Server Back-up
dalam hal Peserta menggunakan jasa pihak lain, lengkap
dengan konfigurasi RT Server Back-up dalam hubungannya
dengan RT dan sistem-sistem komputerisasi lainnya yang ada
pada Peserta serta metode pengamanan (security features)
yang digunakan.
q) Pengurus dan atau pejabat eksekutif Bank Peserta
sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia
mengenai fit and proper test wajib melaksanakan langkah-
langkah yang diperlukan untuk memastikan ketaatan Peserta
terhadap ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai
penyelenggaraan Sistem BI-RTGS, prinsip-prinsip
penyelenggaraan dan pengawasan Sistem BI-RTGS, dan
perlindungan kepada nasabah Peserta. Langkah-langkah yang
perlu dilakukan antara lain melakukan monitoring atas
penerapan security audit dan pemeriksaan internal.
12. Akses Informasi perihal Ketentuan dan Prosedur
Peserta dapat mengakses ketentuan dan prosedur yang dikeluarkan oleh
Penyelenggara melalui:
b. Website Penyelenggara;
c. Compact Disc (CD); atau
d. Media lain yang disediakan oleh Penyelenggara.
B. Kondisi gangguan dan/atau Keadaan Darurat
1. Kondisi gangguan dan/atau Keadaan Darurat di Penyelenggara
a. Kondisi gangguan pada RCC Utama atau Keadaan Darurat di lokasi
produksi Penyelenggara
1) Penyelenggara
a) Dalam …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
63
a) Dalam hal terjadi gangguan pada RCC Utama sehingga
Penyelenggara tidak dapat menggunakan RCC Utama, maka
Penyelenggara menggunakan RCC Back-up.
b) Penyelenggara memberitahukan kepada seluruh Peserta
apabila terjadi gangguan pada RCC Utama dan langkah-
langkah yang perlu dilakukan melalui sistem Laporan Harian
Bank Umum (LHBU) atau sarana lain.
2) Peserta
a) Menghentikan transaksi selama proses recovery dan Peserta
tidak boleh mengirimkan transaksi sampai dengan adanya
pemberitahuan lebih lanjut.
b) Setelah proses Recovery selesai, melakukan online retrieve
untuk me-retrieve 5 (lima) transaksi terakhir “Retrieve Txn
from RCC” yang dikirim RT dan cek status transaksi.
c) Melakukan “Member Own Total” untuk memeriksa posisi
saldo.
d) Peserta harus menginformasikan kepada Penyelenggara
apabila terdapat ISN IFTS Txn yang “hilang atau tidak
lengkap”.
b. Kondisi gangguan pada jaringan komunikasi data Mekanisme USD/IDR
PvP
Dalam hal terjadi gangguan pada jaringan komunikasi data USD/IDR
PvP yang menyebabkan tidak dapat dilaksanakannya Mekanisme
USD/IDR PvP, maka Penyelenggara menginformasikan kepada Peserta
melalui administrative message untuk menyelesaikan Transaksi PvP
diluar Mekanisme USD/IDR PvP.
c. Kondisi gangguan pada RCC Utama dan RCC Back-up
1) Dalam hal terjadi kondisi gangguan pada RCC Utama dan RCC
Back-up maka Penyelenggara menerapkan BCP dan
memberitahukan kondisi tersebut kepada Peserta berikut langkah-
langkah yang perlu dilakukan melalui sistem LHBU atau sarana
lainnya.
2) Langkah-langkah yang harus dilakukan antara lain Peserta
menyampaikan kepada Bank Indonesia Cek BI dan/atau Bilyet
Giro Bank Indonesia (BGBI) yang telah diberi cap Contingency
Plan di belakang warkat tersebut.
d. Pengaruh terjadinya kondisi gangguan pada RCC Utama dan Keadaan
Darurat pada lokasi produksi Penyelenggara terhadap kewajiban Peserta
1) Dalam hal RCC Utama tidak berfungsi sehingga menyebabkan
Peserta tidak dapat melaksanakan transaksi melalui Sistem BI-
RTGS, kewajiban Peserta yang terkait dengan pelaksanaan
transaksi melalui Sistem BI-RTGS yang tidak dapat terlaksana
karena tidak berfungsinya RCC ditunda pelaksanaannya sampai
dengan …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
64
dengan berakhirnya kondisi tidak berfungsinya RCC.
Contoh: RCC tidak dapat berfungsi melebihi batas waktu transaksi
untuk untung nasabah. Sehubungan dengan hal ini bagi Bank yang
telah menerima instruksi transfer dari nasabah sebelum berakhirnya
jam pelayanan nasabah untuk transfer melalui Sistem BI-RTGS di
Bank yang bersangkutan melaksanakan instruksi transfer dari
nasabah tersebut keesokan harinya.
2) Dalam hal terjadi kondisi sebagaimana dimaksud pada angka 1),
Peserta harus melakukan langkah-langkah yang diperlukan yang
terkait dengan penyelesaian kewajiban Peserta antara lain
menyarankan kepada nasabah untuk menggunakan sarana kliring
dengan memperhatikan ketentuan yang mengatur mengenai batasan
nominal warkat atau data keuangan elektronik, sarana transfer
lainnya atau diambil secara tunai.
e. Pengaruh terjadinya kondisi gangguan pada jaringan komunikasi yang
menghubungkan RCC dengan USD CHATS
Dalam hal terjadi kondisi gangguan pada jaringan komunikasi yang
menghubungkan RCC dengan infrastruktur teknologi informasi
Mekanisme USD/IDR PvP sehingga Peserta tidak dapat melaksanakan
Penyelesaian Akhir transaksi jual-beli USD/IDR melalui Mekanisme
USD/IDR PvP, maka penyelesaian akhir atas transaksi jual beli
USD/IDR tersebut dapat dilakukan antara lain dengan memperhatikan
mekanisme sebagaimana dimaksud dalam kesepakatan antar Peserta yang
tertuang dalam Bye Laws Mekanisme USD/IDR PvP.
2. Kondisi gangguan dan/atau Keadaan Darurat di Peserta
a. Kondisi gangguan pada RT Server Utama
Dalam hal terjadi gangguan terhadap RT Server Utama sehingga Peserta
tidak dapat menggunakan RT Server Utama, maka Peserta harus
menggunakan RT Server Back-up.
Penyelenggara dapat memberikan persetujuan kepada Peserta yang RT
Server Utamanya mengalami kondisi gangguan untuk langsung
menggunakan Fasilitas Guest Bank dalam melakukan transaksi Sistem
BI-RTGS. Hal tersebut antara lain didasarkan pada pertimbangan bahwa
waktu yang dibutuhkan untuk menghidupkan RT Server Back-up cukup
lama sehingga Peserta tidak mempunyai cukup waktu untuk melakukan
transaksi tertentu, seperti transaksi penarikan tunai, transaksi dengan
pemerintah dan kewajiban antar Peserta yang telah jatuh tempo sesuai
dengan Jam Operasional.
Apabila RT Server Back-up yang digunakan merupakan warm back-up
atau cold back-up maka Peserta harus melakukan restore back-up data ke
sistem back-up dengan prosedur rekonsiliasi sebagai berikut:
1) me-restore data back-up terakhir melalui fungsi aplikasi RT super;
2) melakukan proses batch processing (end of day report, back-up,
dan …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
65
dan reset system);
3) menggunakan konfigurasi utility untuk melakukan setting BOR
terakhir ke BOR yang belum dipakai dalam hari tersebut untuk
mencegah adanya duplikasi BOR;
4) melakukan fungsi system start-up;
5) melakukan fungsi department start-up;
6) melakukan log-on ke RCC;
7) melakukan member enquiry-member own total;
8) melakukan cetak retrieve transaction dari RCC untuk 5 (lima)
transaksi terakhir;
9) melakukan rekonsiliasi antara data 5 (lima) transaksi terakhir
menurut catatan Peserta dengan retrieve transaksi dari RCC untuk
5 (lima) transaksi terakhir; dan
10) re-construct transaksi yang telah di-approve pada saat kegagalan
terjadi dimana acknowledgement belum diterima oleh RCC.
b. Kondisi gangguan pada RT Server Utama dan RT Server Back-up atau
Keadaan Darurat di lokasi Peserta
Dalam hal Peserta mengalami kondisi gangguan pada RT Server Utama
dan RT Server Back-up atau mengalami Keadaan Darurat, Peserta dapat
melakukan transaksi Sistem BI-RTGS dengan mekanisme sebagai
berikut:
1) Menggunakan Fasilitas RT yang disediakan oleh Penyelenggara di
lokasi Kantor Pusat Bank Indonesia (Fasilitas Guest Bank) dengan
ketentuan sebagai berikut:
a) Syarat permohonan penggunaan Fasilitas Guest Bank
Peserta dapat mengajukan permohonan penggunaan Fasilitas
Guest Bank dalam hal:
(1) RT Server Utama dan RT Server Back-up tidak
berfungsi;
(2) RT Server Utama tidak berfungsi dan Peserta
membutuhkan waktu cukup lama untuk menghidupkan
RT Server Back-up sehingga Peserta tidak mempunyai
cukup waktu untuk melakukan transaksi tertentu;
(3) jaringan komunikasi data antara RT Peserta dengan
RCC tidak berfungsi; dan/atau
(4) terjadi Keadaan Darurat yang menyebabkan RT Server
Utama dan RT Server Back-up tidak dapat digunakan.
b) Prosedur permohonan penggunaan Fasilitas Guest Bank
Peserta mengajukan permohonan penggunaan Fasilitas Guest
Bank dengan prosedur sebagai berikut:
(1) Peserta mengajukan permohonan penggunaan Fasilitas
Guest …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
66
Guest Bank kepada Penyelenggara melalui surat dengan
didahului permintaan melalui telepon. Surat dimaksud
disampaikan kepada Penyelenggara dan dapat
disampaikan terlebih dahulu melalui faksimili sebelum
penggunaan Fasilitas Guest Bank dengan
memperhatikan kecukupan waktu untuk melakukan
persiapan penggunaan Fasilitas Guest Bank dan window
time transaksi. Contoh surat permohonan penggunaan
Fasilitas Guest Bank adalah sebagaimana dimaksud
pada Lampiran 3.8.a (untuk Peserta Sistem BI-RTGS)
dan Lampiran 3.8.b (untuk Peserta Sistem BI-RTGS
yang juga peserta BI-SSSS).
(2) Surat permohonan sebagaimana dimaksud pada angka
(1) disampaikan kepada Penyelenggara dengan alamat:
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
c.q. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3
Jl. M.H. Thamrin No.2
Jakarta 10350
(3) Dalam hal Peserta juga merupakan peserta BI-SSSS
maka surat permohonan tersebut juga ditembuskan
kepada penyelenggara BI-SSSS.
(4) Peserta dapat menggunakan Fasilitas Guest Bank
setelah asli surat permohonan sebagaimana dimaksud
pada angka (1) diterima oleh Penyelenggara.
(5) Penyelenggara tidak bertanggung jawab atas segala
kerugian yang timbul pada Peserta sehubungan dengan
pelaksanaan transaksi melalui Fasilitas Guest Bank.
c) Penggunaan Fasilitas Guest Bank
Peserta Sistem BI-RTGS dapat menggunakan Fasilitas Guest
Bank dengan ketentuan sebagai berikut:
(1) Fasilitas Guest Bank dapat digunakan selama Jam
Operasional Sistem BI-RTGS.
(2) Transaksi yang dapat dilakukan melalui Fasilitas Guest
Bank adalah seluruh transaksi Sistem BI-RTGS yang
window time-nya masih terbuka pada saat penggunaan
Fasilitas Guest Bank.
(3) Peserta harus membawa data back-up RT terakhir
untuk di-restore pada Fasilitas Guest Bank dengan
menggunakan media, antara lain CD atau flash disk.
(4) Peserta membawa data transaksi yang akan dibukukan
melalui Fasilitas Guest Bank. Data transaksi tersebut
dapat berupa warkat pembukuan atau data elektronik
yang …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
67
yang akan di up-load ke dalam aplikasi RT.
(5) Dalam hal jumlah Peserta yang mengajukan
permohonan melebihi kapasitas Fasilitas Guest Bank
yang disediakan, Penyelenggara dapat menetapkan
batas maksimal waktu penggunaan Fasilitas Guest
Bank.
(6) Dalam hal terjadi Keadaan Darurat, Penyelenggara
dapat membebaskan biaya penggunaan Fasilitas Guest
Bank.
Pedoman teknis penggunaan Fasilitas Guest Bank ádalah
sebagaimana dimaksud pada Lampiran 3.9.
2) Dalam hal Fasilitas Guest Bank yang disediakan oleh
Penyelenggara sebagaimana dimaksud pada angka 1) tidak
berfungsi, belum tersedia atau Peserta tidak memiliki waktu yang
cukup untuk mengajukan permohonan penggunaan Fasilitas Guest
Bank, maka transaksi dilakukan dengan menggunakan Cek BI
dan/atau BGBI sesuai mekanisme sebagai berikut:
a) Penyampaian surat permohonan untuk menggunakan Cek BI
dan/atau BGBI:
(1) Peserta yang berkedudukan di wilayah kerja KPBI
Peserta mengajukan surat permohonan dengan
menggunakan format sebagaimana dimaksud pada
Lampiran 3.10 yang ditandatangani oleh
Direksi/pejabat penerima kuasa dengan hak substitusi
dari Direksi yang telah memiliki spesimen tanda tangan
di Penyelenggara.
Surat permohonan tersebut disampaikan kepada
Penyelenggara dengan alamat:
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
c.q. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3
Jl. M.H. Thamrin No.2
Jakarta 10350
(2) Peserta yang berkedudukan di luar wilayah kerja KPBI
Peserta mengajukan surat permohonan kepada KBI
setempat dengan menggunakan format sebagaimana
dimaksud pada Lampiran 3.10 yang ditandatangani
oleh Direksi/pejabat penerima kuasa dengan hak
substitusi dari Direksi yang telah memiliki spesimen
tanda tangan di KBI setempat.
Surat permohonan tersebut antara lain memuat:
(1) alasan yang menyebabkan dilakukannya penggunaan
Cek BI dan/atau BGBI;
(2) pernyataan …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
68
(2) pernyataan bahwa yang bersangkutan membebaskan
Bank Indonesia dari tanggung jawab (indemnity) atas
keterlambatan pelaksanaan transfer dan segala kerugian
yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan construct
oleh Bank Indonesia; dan
(3) jumlah dan nilai nominal Cek BI dan/atau BGBI yang
akan diserahkan serta lokasi cabang Peserta yang akan
melakukan transaksi menggunakan Cek BI dan/atau
BGBI.
b) Apabila permohonan disetujui, Peserta menyampaikan Cek
BI dan/atau BGBI yang diberi stempel Contingency Plan
sebagaimana dimaksud pada Lampiran 3.11 di belakang Cek
BI atau BGBI. Khusus untuk kantor cabang Peserta,
penyerahan Cek BI dan/atau BGBI tersebut dilampiri dengan
surat permohonan penggunaan Cek BI dan/atau BGBI
kepada kantor Bank Indonesia setempat. Cek BI dan/atau
BGBI diterima oleh kantor Bank Indonesia paling lambat
sampai dengan jam tutup TRN transaksi yang bersangkutan.
c) Penyelesaian transaksi dengan menggunakan Cek BI dan/
atau BGBI dibatasi hanya untuk transaksi antar Peserta bukan
untuk untung nasabah, kecuali transaksi yang ditujukan untuk
nasabah Bank Indonesia.
d) Cek BI dan/atau BGBI tersebut dibukukan oleh Bank
Indonesia melalui RT kantor Bank Indonesia.
e) Pembukuan transaksi oleh Bank Indonesia tetap mengacu
pada Jam Operasional Sistem BI-RTGS yang berlaku
sebagaimana dimaksud pada Lampiran 3.3.
f) Bukti pembukuan transaksi akan terkirim ke RT Peserta
apabila RT Peserta telah berjalan normal. Khusus untuk
transaksi setoran pajak maka bukti pelimpahan yang
diserahkan kepada Kas Negara adalah re-print completion
advice yang dibubuhi stempel tanda tangan pejabat Bank
Indonesia.
g) Atas transaksi yang dibukukan tersebut, Penyelenggara akan
membebankan biaya transaksi sesuai dengan tarif yang
berlaku dan akan dibebankan secara langsung ke Rekening
Giro Peserta paling lambat pada hari kerja berikutnya.
Sehubungan dengan kondisi di atas yang menyebabkan Peserta
tidak dapat melaksanakan Penyelesaian Akhir transaksi jual beli
USD/IDR melalui Mekanisme USD/IDR PvP, maka penyelesaian
akhir atas transaksi jual beli USD/IDR tersebut dapat dilakukan
antara lain dengan memperhatikan mekanisme sebagaimana
dimaksud dalam kesepakatan antar Peserta yang tertuang dalam
Bye-Laws …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
69
Bye-Laws Mekanisme USD/IDR PvP.
c. Kondisi gangguan pada jaringan komunikasi data dari RT Peserta ke
RCC
1) Kondisi gangguan pada jaringan komunikasi data utama dari RT ke
RCC
Dalam hal terjadi kondisi gangguan pada jaringan komunikasi data
utama dari RT ke RCC maka Peserta menggunakan jaringan
komunikasi data back-up, apabila telah tersedia, jaringan
komunikasi data dengan Sentral Telepon Otomat (STO) yang
berbeda.
2) Kondisi gangguan pada jaringan komunikasi data utama dan
jaringan komunikasi data back-up dari RT ke RCC
Dalam hal jaringan komunikasi data utama dan jaringan
komunikasi data back-up dari RT ke RCC mengalami kondisi
gangguan, Peserta dapat melakukan transaksi Sistem BI-RTGS
dengan mekanisme sebagai berikut:
a) Menggunakan fasilitas RT yang disediakan oleh
Penyelenggara di lokasi Kantor Pusat Bank Indonesia
(Fasilitas Guest Bank) sesuai dengan mekanisme
sebagaimana dimaksud pada butir b.1).
b) Dalam hal Fasilitas Guest Bank yang disediakan oleh
Penyelenggara sebagaimana dimaksud pada huruf a) tidak
berfungsi, belum tersedia atau Peserta tidak memiliki waktu
yang cukup untuk mengajukan permohonan penggunaan
Fasilitas Guest Bank, maka transaksi dilakukan dengan
menggunakan Cek BI dan/atau BGBI sesuai mekanisme
sebagaimana dimaksud pada butir b.2).
C. Penggunaan BGBI dalam kondisi tertentu
Selain dalam kondisi gangguan dan/atau Keadaan Darurat sebagaimana dimaksud
pada huruf B, khusus untuk transaksi-transaksi tertentu, antara Peserta dengan
Pemerintah yang telah mendapat persetujuan Bank Indonesia, Peserta dapat
menggunakan BGBI untuk dibukukan oleh Penyelenggara melalui Sistem BI-RTGS.
Persetujuan Bank Indonesia tersebut diberikan sepanjang transaksi antara Peserta
dengan Pemerintah dimaksud terkait dengan tugas Bank Indonesia di bidang
moneter, perbankan dan sistem pembayaran.
BAB …
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
BAB IV
PENGELOLAAN RISIKO KREDIT DAN RISIKO LIKUIDITAS
Keikutsertaan dalam sistem pembayaran dapat menimbulkan risiko finansial, yaitu risiko
yang muncul dari transaksi keuangan yang berupa risiko likuiditas dan risiko kredit. Risiko
likuiditas adalah risiko yang dihadapi Peserta apabila lawan transaksinya tidak dapat
memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo, tetapi tidak berarti Peserta yang menjadi
lawan transaksi tersebut berada dalam kondisi insolvensi. Risiko kredit adalah risiko yang
dihadapi Peserta apabila lawan transaksinya tidak dapat memenuhi kewajibannya karena
insolvensi. Untuk menghilangkan risiko kredit dalam sistem pembayaran nilai besar,
Sistem BI-RTGS didisain dengan metode Penyelesaian Akhir (settlement) secara real time
gross, dimana Penyelesaian Akhir untuk setiap transaksi dilakukan secara seketika per
transaksi secara individual dengan memperhatikan kecukupan saldo Rekening Giro Peserta
pengirim.
A. Metode Penyelesaian Akhir
1. Alur Penyelesaian Akhir transaksi Sistem BI-RTGS secara umum adalah
sebagai berikut:
Mulai
Proses Pengiriman
Transaksi
Dana Cukup?Proses Sistem
Antrian
Proses
Penyelesaian
Akhir
Ya
Tidak
Selesai
1
2
2.b
3
2.a
Keterangan:
1. Peserta melakukan pengiriman transaksi melalui RT Peserta.
2. RCC menerima transaksi dari Peserta pengirim dan melakukan validasi terhadap
kecukupan dana yang meliputi saldo Rekening Giro dan FLI Peserta pengirim.
2.a Dalam hal dana Peserta pengirim tidak mencukupi, transaksi Peserta pengirim
masuk dalam Sistem Antrian sampai dengan dana mencukupi untuk Penyelesaian
Akhir transaksi. Apabila sampai dengan berakhirnya window time TRN atau cut off
warning transaksi masih berada dalam Sistem Antrian, maka transaksi tersebut
dibatalkan oleh RCC.
2.b Dalam hal dana Peserta pengirim mencukupi, RCC melakukan proses Penyelesaian
Akhir.
3. Proses Penyelesaian Akhir di RCC dilakukan dengan mendebet Rekening Giro Peserta
pengirim dan secara simultan mengkredit Rekening Giro Peserta penerima. Peserta
pengirim dan penerima menerima acknowledgement Penyelesaian Akhir transaksi di
masing-masing RT Peserta.
2. Alur …
70
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
2. Alur Penyelesaian Akhir pada Sistem BI-RTGS untuk Transaksi PvP adalah
sebagai berikut:
Mulai
Proses Pengiriman
Transaksi PvP
Dana Cukup?Proses Sistem
Antrian
Proses Hold Fund
Ya
Tidak
Selesai
Proses Matching
Proses
Penyelesaian
Akhir
Matched?
Ya
Tidak
Counter-party
Hold Fund?
Ya
Tidak
2
1
2.a
2.b
3
3.b
3.a
5
5.b
5.a
6
4
Keterangan:
1. Peserta melakukan pengiriman Transaksi PvP melalui RT Peserta.
2. RCC menerima Transaksi PvP dari RT Peserta pengirim dan melakukan proses matching.
2.a Dalam hal Transaksi PvP belum matched dengan lawan transaksi sisi mata uang
Dolar Amerika Serikat, Transaksi PvP tersebut akan tetap menunggu proses
matching dan belum dapat diproses selanjutnya.
2.b Dalam hal Transaksi PvP telah matched dengan lawan transaksi sisi mata uang Dolar
Amerika Serikat, RCC melakukan validasi Transaksi PVP terkait kecukupan dana
Peserta pengirim.
3. RCC melakukan validasi terhadap kecukupan dana Peserta pengirim yang meliputi saldo
Rekening Giro dan FLI Peserta pengirim.
3.a Dalam hal dana Peserta pengirim tidak mencukupi, Transaksi PvP Peserta pengirim
masuk dalam Sistem Antrian sampai dengan dana mencukupi untuk proses Hold
Fund. Apabila sampai dengan berakhirnya window time Transaksi PvP (TRN:
IFTPVP00), Transaksi PvP masih berada dalam Sistem Antrian, maka Transaksi
PvP tersebut dibatalkan oleh RCC.
3.b Dalam hal dana Peserta pengirim mencukupi, RCC melakukan proses Hold Fund.
4. RCC …
71
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
4. RCC melakukan proses Hold Fund pada Rekening Giro Peserta pengirim sejumlah nominal
Transaksi PvP.
5. Setelah proses Hold Fund, RCC melakukan validasi status lawan transaksi sisi mata uang
Dolar Amerika Serikat.
5.a Dalam hal lawan transaksi sisi mata uang Dolar Amerika Serikat belum dilakukan
proses Hold Fund, Transaksi PvP tetap dalam kondisi Hold Fund dan belum dapat
diproses selanjutnya.
5.b Dalam hal lawan transaksi sisi mata uang Dolar Amerika Serikat telah pula
dilakukan proses Hold Fund, RCC melakukan proses Penyelesaian Akhir.
6. Proses Penyelesaian Akhir di RCC dilakukan dengan mendebet Rekening Giro Peserta
pengirim dan secara simultan mengkredit Rekening Giro Peserta penerima. Peserta
pengirim dan penerima menerima acknowledgement Penyelesaian Akhir Transaksi PvP di
masing-masing RT Peserta.
B. Jenis Transaksi
1. Jenis transaksi pembayaran yang wajib dilakukan melalui Sistem BI-RTGS
adalah:
a. transaksi Pasar Uang Antar Bank (PUAB) atau Pasar Uang Antar Bank
Syariah (PUAS);
b. transaksi antara Bank dengan Bank Indonesia dalam rangka jual/beli
surat berharga seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Utang
Negara (SUN);
c. transaksi antar Bank dalam rangka jual/beli surat berharga yang
penyelesaiannya dilakukan dengan mekanisme Delivery Versus Payment
(DVP) melalui BI-SSSS;
d. transaksi antar bank, baik untuk kepentingan bank sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah bank, dengan nilai nominal sesuai ketentuan batas
nominal transfer kredit yang diatur dalam ketentuan mengenai Sistem
Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI); dan
e. transaksi-transaksi lain yang harus diselesaikan Peserta melalui Sistem
BI-RTGS yang akan diberitahukan oleh Bank Indonesia.
2. Jenis transaksi pembayaran yang dapat dilakukan melalui Sistem BI-RTGS
adalah:
a. Transfer dari Peserta kepada Peserta lainnya, meliputi antara lain:
1) Transfer dari Bank kepada Bank atau Pihak Selain Bank;
2) Transfer dari Bank kepada Bank Indonesia selain dalam rangka
jual/beli SBI dan SUN;
3) Transfer dari Pihak Selain Bank kepada Bank atau Pihak Selain
Bank;
4) Transfer dari Bank Indonesia kepada Bank atau Pihak Selain Bank;
dan
5) Transfer dari Bank atau Pihak Selain Bank kepada Bank atau Pihak
Selain Bank dalam rangka penyelesaian akhir sisi rupiah transaksi
jual beli Dolar Amerika Serikat dengan Mekanisme USD/IDR PvP.
b. Transfer dari Peserta kepada nasabah Peserta lainnya dan sebaliknya,
meliputi antara lain:
1) Transfer …
72
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
1) Transfer dari Peserta ke rekening yang ditatausahakan di Bank
Indonesia, antara lain:
a) Pemerintah:
(1) Transaksi untuk Bendaharawan Umum Negara (BUN)
dalam rangka rekapitalisasi, penjaminan dan
pembayaran lainnya;
(2) Transaksi untuk Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
(3) Transaksi untuk Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara terkait dengan pelimpahan pajak;
(4) Transaksi dalam rangka Treasury Single Account
(TSA);
(5) Transaksi untuk rekening pemerintah lainnya.
b) Lembaga Keuangan Internasional.
c) Lembaga lain.
2) Transfer dari rekening yang ditatausahakan di Bank Indonesia
kepada Peserta, antara lain:
a) Pemerintah:
(1) transaksi untuk pembagian Dana Perimbangan, antara
lain Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi
Khusus (DAK);
(2) transaksi dalam rangka TSA; dan
(3) transaksi dari rekening pemerintah lainnya.
b) Rekening internal Bank Indonesia.
c) Lembaga lain.
3) Transaksi Peserta pengirim kepada nasabah Peserta penerima; dan
4) Transaksi nasabah Peserta pengirim kepada Peserta penerima.
c. Transaksi dari nasabah Peserta pengirim kepada nasabah Peserta
penerima.
Transaksi sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf c
dilakukan dengan menggunakan TRN sebagaimana dimaksud pada Lampiran
4.1. Perubahan (penambahan atau pengurangan) TRN diberitahukan oleh
Penyelenggara kepada Peserta melalui fasilitas administrative message. Tata
cara pengisian informasi untuk setiap transaksi harus mengikuti aturan
sebagaimana dimaksud pada Lampiran 3.2.
d. Penyelesaian Akhir hasil kliring
Selain digunakan untuk melaksanakan transaksi-transaksi sebagaimana
dimaksud pada butir B.1 dan butir B.2.a sampai dengan butir B.2.c,
Sistem BI-RTGS juga digunakan sebagai sarana untuk Penyelesaian
Akhir transaksi yang berasal dari hasil perhitungan Sistem Kliring
Nasional Bank Indonesia (SKNBI).
3. Untuk Peserta selain Bank, jenis transaksi yang dapat dilakukan melalui Sistem
BI-RTGS …
73
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
BI-RTGS diatur sesuai dengan perjanjian antara Penyelenggara dengan
Peserta.
Transaksi yang dilakukan melalui Sistem BI-RTGS berupa transfer kredit yaitu
transaksi yang dilakukan oleh Peserta pengirim untuk mendebet Rekening Giro
Peserta pengirim di Bank Indonesia dan mengkredit Rekening Giro Peserta penerima
di Bank Indonesia. Adapun transaksi berupa transfer debet hanya dapat dilakukan
oleh Bank Indonesia sebagai Peserta, dalam rangka penyelesaian kewajiban Peserta
kepada Bank Indonesia atau kepada Pemerintah Republik Indonesia dan koreksi atas
transaksi untuk kepentingan selain nasabah Peserta, yang diinput oleh Bank
Indonesia. Yang dimaksud transfer debet yaitu transaksi yang dilakukan oleh Bank
Indonesia untuk mendebet Rekening Giro Peserta penerima di Bank Indonesia dan
mengkredit rekening lainnya yang ada di Bank Indonesia.
C. Penyediaan informasi saldo Rekening Giro
Dengan mekanisme penyelesaian transaksi yang bersifat real time gross, saldo
Rekening Giro Peserta akan ter-update secara real time. Peserta dapat mengetahui
informasi saldo Rekening Gironya secara on line melalui RT Peserta.
D. Fasilitas Likuiditas Intrahari (FLI) dan Fasilitas Likuiditas Intrahari Syariah (FLIS)
Dalam rangka pengelolaan risiko likuiditas, Bank Indonesia menyediakan FLI dan
FLIS.
1. Mekanisme penggunaan
a. FLI/FLIS dapat digunakan oleh Bank Peserta Sistem BI-RTGS setelah
Bank tersebut memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam
ketentuan Bank Indonesia mengenai FLI dan FLIS.
b. Setelah Bank Peserta memenuhi persyaratan penggunaan FLI/FLIS,
FLI/FLIS Peserta dapat digunakan secara otomatis dalam hal saldo
Rekening Giro Rupiah Bank Peserta tidak mencukupi untuk melakukan
transaksi keluar (outgoing transaction).
c. Jangka waktu penggunaan FLI/FLIS adalah sebagaimana diatur dalam
ketentuan Bank Indonesia mengenai FLI dan FLIS.
2. Mekanisme pelunasan
a. Pelunasan FLI/FLIS dilakukan secara otomatis setiap terdapat transaksi
masuk (incoming transaction) ke Rekening Giro rupiah Bank Peserta
yang menggunakan FLI/FLIS.
b. Jangka waktu pelunasan FLI/FLIS adalah sebagaimana diatur dalam
ketentuan Bank Indonesia mengenai FLI dan FLIS.
E. Throughput Guidelines
Throughput guidelines adalah suatu target dimana Peserta diharapkan telah
menyelesaikan persentase tertentu dari total pembayaran selama 1 (satu) hari. Untuk
membantu Peserta, khususnya Bank dalam memperlancar pengelolaan pembayaran
sepanjang hari, Peserta dapat mengacu pada Graduated Payment Schedule di bawah
ini:
1. Minimal …
74
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
1. Minimal 30% dari total nilai pembayaran keluar (outgoing payments)
diselesaikan sebelum pukul 10.30 WIB.
2. Minimal 30% berikutnya dari total nilai pembayaran keluar (outgoing
payments) diselesaikan antara pukul 10.30 - 14.30 WIB.
3. Sejumlah 40% dari total nilai pembayaran keluar (outgoing payments)
diselesaikan antara pukul 14.30 - 16.30 WIB (kecuali untuk transaksi
pendanaan akhir hari (end-of-day funding)
F. Gridlock Resolution
Gridlock merupakan suatu keadaan dimana terjadi kemacetan Penyelesaian Akhir
secara menyeluruh (systemic) yang disebabkan karena antrian Peserta tidak dapat
dilakukan Penyelesaian Akhirnya. Untuk mencegah terjadinya gridlock terdapat
suatu fungsi dalam Sistem BI-RTGS berupa gridlock resolution, yang dilakukan
dalam hal Sistem Antrian telah mencapai suatu kriteria tertentu yang ditetapkan oleh
Penyelenggara sebagai berikut:
1. Jangka waktu kemacetan per transaksi tiap Peserta dalam Sistem Antrian;
2. Jumlah nilai transaksi yang belum diselesaikan per Peserta; atau
3. Jumlah transaksi yang belum diselesaikan per Peserta.
Penyelesaian gridlock tersebut akan dilakukan secara otomatis oleh RCC apabila
salah satu kriteria yang ditetapkan Penyelenggara telah terpenuhi dengan metode
First Avalaible First Out (FAFO) dengan memperhatikan level transaksi.
Penyelenggara dapat menjalankan gridlock resolution secara manual dengan metode
FAFO dan memperhatikan level transaksi sebagaimana dimaksud pada butir G.1,
meskipun kriteria yang ditetapkan tidak terpenuhi.
G. Queue Mechanism
Transaksi yang dikirimkan pada kondisi saldo tidak mencukupi akan masuk dalam
Sistem Antrian. Sistem Antrian tersebut menetapkan level transaksi yang masuk
berdasarkan tingkat kepentingan transaksi.
1. Tingkat kepentingan transaksi
Tingkat kepentingan transaksi yang masuk dalam Sistem Antrian dibedakan
menjadi tingkat kepentingan prioritas dan normal, yang ditunjukkan dengan
dua digit angka antara 01 s.d. 99.
a. Tingkat kepentingan prioritas
1) Tingkat kepentingan prioritas terdiri dari level 01 dan level 02 s.d.
98 dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Level 01 disebut dengan antrian “Super Priority” yaitu level
yang hanya dapat digunakan dalam kondisi tertentu apabila
salah satu atau beberapa transaksi yang berada pada level 02
s.d. 98 memerlukan penyelesaian terlebih dahulu. Kondisi ini
misalnya dalam rangka penyelesaian gridlock, yaitu dalam
hal terjadi kemacetan sistem akibat tidak dapat
diselesaikannya transaksi dalam Sistem Antrian maka
transaksi yang dananya mencukupi akan diselesaikan terlebih
dahulu …
75
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
dahulu yaitu dengan mengubah levelnya menjadi 01 oleh
Penyelenggara.
b) Level 02 s.d. 98 adalah level prioritas transaksi yang
diberikan secara otomatis oleh sistem berdasarkan kriteria
TRN yang digunakan.
2) Transaksi dengan tingkat kepentingan prioritas terdiri dari:
a) transaksi dari Peserta ke rekening Pemerintah Republik
Indonesia di Bank Indonesia dan sebaliknya;
b) transaksi dari Peserta kepada Bank Indonesia dan sebaliknya;
c) transaksi dari Peserta kepada pihak lain yang memiliki
rekening di Bank Indonesia dan sebaliknya;
d) transaksi dari nasabah Peserta ke rekening Pemerintah
Republik Indonesia di Bank Indonesia dan sebaliknya.
b. Tingkat kepentingan normal (level 99)
Level 99 adalah transaksi dengan tingkat kepentingan normal yaitu level
yang diberikan secara otomatis untuk transaksi antar Peserta selain Bank
Indonesia atau transaksi antar Peserta selain Bank Indonesia untuk
kepentingan nasabahnya. Transaksi yang berada pada level 99 tidak
dapat diubah menjadi level yang lebih tinggi baik oleh Peserta maupun
Bank Penyelenggara.
Penyelesaian transaksi dengan tingkat kepentingan prioritas dilakukan terlebih
dahulu daripada transaksi dengan tingkat kepentingan normal. Adapun dalam
masing-masing level antrian, penyelesaian transaksi dilakukan berdasarkan atas
urutan transaksi (First In First Out atau FIFO).
Transaksi dalam Sistem Antrian tersebut akan diberi nomor secara otomatis
oleh RCC yang disebut dengan Nomor Urut Antrian (Queue Sequence Number
atau QSN) yang terdiri dari 6 (enam) angka. QSN ini digunakan oleh Peserta
yang akan mengubah urutan antrian transaksinya.
2. Perubahan urutan antrian transaksi (resequence queueing transaction)
a. Perubahan urutan antrian transaksi dengan tingkat kepentingan normal
dapat dilakukan oleh central department Peserta. Perubahan urutan
antrian transaksi dalam antrian dengan tingkat kepentingan prioritas (2
s.d. 98) hanya dapat dilakukan oleh Penyelenggara.
b. Permintaan perubahan urutan antrian transaksi dengan tingkat
kepentingan prioritas hanya dapat diajukan paling lambat 30 (tiga puluh)
menit sebelum window time untuk TRN transaksi tersebut berakhir dan
selama transaksi tersebut masih dalam antrian.
c. Peserta dapat mengajukan permintaan perubahan urutan antrian transaksi
dengan tingkat kepentingan prioritas dengan tata cara sebagai berikut:
1) Peserta mengajukan permintaan perubahan urutan antrian transaksi
dengan tingkat kepentingan prioritas melalui fasilitas
administrative message atau sarana lainnya apabila terdapat
gangguan …
76
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
gangguan pada RT Server Peserta.
2) Penggunaan sarana lain untuk mengajukan permintaan perubahan
urutan antrian transaksi dengan tingkat kepentingan prioritas
dilakukan dengan tata cara sebagai berikut:
a) Peserta yang berkantor pusat di wilayah kerja KPBI
Peserta menyampaikan surat permintaan perubahan urutan
antrian transaksi dengan tingkat kepentingan prioritas kepada
Penyelenggara yang ditandatangani oleh pejabat yang
memiliki spesimen tanda tangan di Penyelenggara.
b) Peserta yang berkantor pusat di wilayah kerja KBI
(1) Dalam hal jam kerja KBI setempat belum berakhir
maka Peserta menyampaikan surat permintaan
perubahan urutan antrian transaksi dengan tingkat
kepentingan prioritas kepada KBI setempat yang
ditandatangani oleh pejabat yang memiliki spesimen
tanda tangan di KBI setempat.
(2) Dalam hal jam kerja KBI setempat telah berakhir maka
Peserta menyampaikan surat permintaan perubahan
urutan antrian transaksi dengan tingkat kepentingan
prioritas kepada Penyelenggara yang ditandatangani
oleh Direksi yang memiliki spesimen tanda tangan di
Penyelenggara melalui faksimili. Pada hari kerja
berikutnya, asli surat disampaikan kepada KBI
setempat untuk diteruskan kepada Penyelenggara.
BAB …
77
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
BAB V
DANA YANG DIGUNAKAN DALAM
PENYELESAIAN AKHIR (SETTLEMENT ASSETS)
Penggunaan dana dalam rangka Penyelesaian Akhir Sistem BI-RTGS diatur sebagai
berikut:
1. Penyelesaian Akhir atas transaksi melalui Sistem BI-RTGS dilakukan dengan
menggunakan dana Rekening Giro Peserta yang ditatausahakan di Bank Indonesia.
2. Penyelesaian Akhir transaksi sebagaimana dimaksud pada angka 1 dilakukan apabila
dana Rekening Giro Peserta memiliki saldo yang cukup.
3. Yang dimaksud dengan saldo yang cukup adalah saldo Rekening Giro Peserta
ditambah FLI/FLIS yang diperoleh Peserta dari Bank Indonesia sesuai dengan
ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai FLI/FLIS.
4. FLI/FLIS akan digunakan dalam hal saldo Rekening Giro Peserta tidak mencukupi
untuk melakukan transaksi keluar (outgoing transaction).
5. Peserta dapat menggunakan FLI/FLIS sepanjang Peserta memenuhi persyaratan yang
telah ditetapkan oleh Bank Indonesia sesuai mekanisme penggunaan dan pelunasan
sebagaimana dimaksud dalam Bab IV mengenai pengelolaan risiko kredit dan risiko
likuiditas.
6. FLI/FLIS yang digunakan oleh Peserta akan dilunasi secara otomatis dari transaksi
yang masuk (incoming transactions) ke Rekening Giro Peserta.
BAB …
78
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
BAB VI
KEPASTIAN PENYELESAIAN AKHIR
A. Transaksi bersifat final dan tidak dapat dibatalkan
Transaksi melalui Sistem BI-RTGS yang telah dilakukan Penyelesaian Akhirnya
bersifat final dan tidak dapat dibatalkan.
B. Mekanisme koreksi transaksi
Transaksi sebagaimana dimaksud pada huruf A hanya dapat dikoreksi dengan
mekanisme sebagai berikut:
1. Koreksi transaksi antar Peserta kecuali dengan Bank Indonesia
a. Koreksi untuk ketidaksesuaian data identitas Peserta penerima, identitas
nasabah penerima dan/atau jumlah dana yang ditransfer, Peserta pengirim
melakukan permintaan koreksi kepada Peserta penerima dengan cara:
1) mengirimkan transaksi satu rupiah, yaitu transaksi dengan nominal
Rp 1,00 (satu rupiah), kepada nomor rekening tertentu yang
selanjutnya disebut “nomor rekening 1 (satu)”, dengan TRN
IFTRJ000 dengan payment detail yang berisi perubahan identitas
Peserta penerima dan/atau identitas nasabah penerima (ultimate
beneficiary) atau permintaan pengembalian dana; dan
2) mengirimkan administrative message yang berisi pembebasan
tanggung jawab (indemnity) Peserta penerima oleh Peserta
pengirim yang berisi pernyataan:
a) pembebasan tanggung jawab Peserta penerima, termasuk
seluruh karyawannya dan pihak-pihak lainnya yang terkait
dengan pembayaran, terhadap berbagai kemungkinan klaim,
gugatan, kewajiban, biaya-biaya termasuk biaya penyelesaian
hukum dan biaya lainnya, tuntutan atau kerugian yang
diakibatkan oleh pengembalian dana yang dilakukan oleh
Peserta penerima, baik atas permintaan Peserta pengirim atau
karena Peserta penerima harus melaksanakan kewajiban
sesuai dengan pernyataan dalam pembebasan tanggung jawab
(indemnity); dan
b) kesediaan Peserta pengirim untuk menanggung segala biaya
yang terkait dengan klaim, gugatan, tuntutan, dan kewajiban
lainnya, termasuk biaya penyelesaian hukum dan biaya
lainnya, serta kerugian yang dihadapi oleh Peserta penerima
sebagai akibat dari penarikan kembali dana dari nasabah
penerima yang tidak berhak.
b. Koreksi untuk transaksi yang terjadi duplikasi pelaksanaan instruksi
transfer, Peserta pengirim melakukan permintaan koreksi kepada Peserta
penerima dengan cara:
1) mengirimkan transaksi satu rupiah, yaitu transaksi dengan nominal
Rp 1,00 (satu rupiah) dengan TRN IFTRJ000, kepada nomor
rekening tertentu yang selanjutnya disebut “nomor rekening 1
(satu)”, dengan payment detail yang berisi permintaan
pengembalian …
79
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
pengembalian dana; dan
2) mengirimkan administrative message yang berisi pembebasan
tanggung jawab (indemnity) Peserta penerima oleh Peserta
pengirim sebagaimana dimaksud pada butir a.2).
c. Koreksi untuk ketidaksesuaian pada data selain data sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b, permintaan koreksi kepada Peserta
penerima dilakukan dengan mengirimkan administrative message yang
berisi:
1) permintaan perubahan data; dan
2) pembebasan tanggung jawab (indemnity) Peserta penerima oleh
Peserta pengirim sebagaimana dimaksud pada butir a.2).
2. Koreksi untuk transaksi Peserta dengan Bank Indonesia
a. Koreksi untuk ketidaksesuaian data identitas Peserta penerima, identitas
nasabah penerima dan/atau jumlah dana yang ditransfer, Peserta pengirim
melakukan permintaan koreksi kepada Bank Indonesia dengan cara:
1) mengirimkan transaksi satu rupiah, yaitu transaksi dengan nominal
Rp 1,00 (satu rupiah), kepada nomor rekening 1 (satu) yaitu nomor
rekening 561990003 “Rekening Antara Sehubungan Transaksi
RTGS ke BIASA Yang Masih Harus Diselesaikan”, dengan TRN
BIRBK561 dan payment detail yang berisi:
a) perubahan identitas Peserta penerima dan/atau identitas
nasabah penerima (ultimate beneficiary); atau
b) permintaan pengembalian dana, yang disertai alasan
permintaan pengembalian dana dan referensi Nomor SAKTI
transaksi yang dikembalikan.
2) mengirimkan administrative message yang berisi pembebasan
tanggung jawab (indemnity) Bank Indonesia oleh Peserta pengirim
sebagaimana dimaksud pada butir 1.a.2).
b. Koreksi untuk duplikasi pelaksanaan instruksi transfer, Peserta pengirim
melakukan permintaan koreksi kepada Bank Indonesia dengan cara:
1) mengirimkan transaksi satu rupiah, yaitu transaksi dengan nominal
Rp 1,00 (satu rupiah) kepada nomor rekening 1 (satu) yaitu nomor
rekening 561990003 “Rekening Antara Sehubungan Transaksi
RTGS ke BIASA Yang Masih Harus Diselesaikan”, dengan TRN
BIRBK561, dan payment detail yang berisi permintaan
pengembalian dana yang disertai alasan permintaan pengembalian
dana dan referensi Nomor SAKTI transaksi yang dikembalikan;
dan
2) mengirimkan administrative message yang berisi pembebasan
tanggung jawab (indemnity) Bank Indonesia oleh Peserta pengirim
sebagaimana dimaksud pada butir 1.a.2).
c. Koreksi untuk ketidaksesuaian pada data selain data sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b, permintaan koreksi kepada Bank
Indonesia dilakukan dengan mengirimkan administrative message yang
berisi:
1) permintaan …
80
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
1) permintaan perubahan data; dan
2) pembebasan tanggung jawab (indemnity) Bank Indonesia oleh
Peserta pengirim sebagaimana dimaksud pada butir 1.a.2).
d. Dalam hal terdapat kesalahan penulisan kantor Bank Indonesia tujuan
untuk transaksi penarikan tunai yang berkaitan dengan lokasi
pengambilan fisik uang maka Peserta pengirim mengirimkan permintaan
pengembalian dengan cara:
1) mengirimkan transaksi satu rupiah, yaitu transaksi dengan nominal
Rp 1,00 (satu rupiah) dengan TRN BIRBK561 kepada nomor
rekening 561.990003 “Rekening Antara Sehubungan Transaksi
RTGS Bank ke BIASA Yang Masih Harus Diselesaikan” dan
mengisi referensi nomor SAKTI, jumlah transaksi dan alasan
permintaan pengembalian dana dalam kolom payment detail; dan
2) mengirimkan administrative message yang berisi pembebasan
tanggung jawab (indemnity) Bank Indonesia oleh Peserta pengirim
sebagaimana dimaksud pada butir 1.a.2).
3. Koreksi untuk transaksi yang dikirim oleh Bank Indonesia kepada Peserta
lainnya
a. Untuk Transfer Kredit
1) Koreksi untuk transfer kredit yang ditujukan untuk Peserta
penerima
a) Koreksi untuk transfer kredit yang disebabkan oleh kesalahan
dalam mencantumkan jumlah nilai nominal
Bank Indonesia menerbitkan transfer debet atas beban Peserta
penerima sebesar jumlah nominal yang telah dikredit dan
untuk selanjutnya Bank Indonesia mengirimkan transfer
kredit kepada Peserta penerima sesuai dengan jumlah
nominal yang seharusnya.
b) Koreksi untuk transfer kredit yang disebabkan oleh kesalahan
dalam mencantumkan Peserta penerima
Bank Indonesia menerbitkan transfer debet atas beban Peserta
penerima yang tidak berhak dan untuk selanjutnya Bank
Indonesia mengirimkan transfer kredit untuk untung Peserta
penerima yang seharusnya.
2) Koreksi untuk transfer kredit yang dikirimkan kepada nasabah
Peserta penerima
Koreksi untuk transfer kredit yang dikirimkan kepada nasabah
Peserta dilakukan dengan cara:
a) mengirimkan transaksi satu rupiah, yaitu transaksi dengan
nominal Rp1,00 (satu rupiah) dengan TRN BIRBI221,
dengan payment detail yang berisi perubahan data nasabah
penerima atau permintaan pengembalian dana; dan
b) mengirimkan administrative message yang berisi
pembebasan tanggung jawab (indemnity) Peserta penerima
oleh Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada butir
1.a.2).
b. Untuk …
81
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
b. Untuk Transfer Debet
1) Koreksi untuk transfer debet yang disebabkan oleh kesalahan
dalam mencantumkan jumlah nilai nominal
Bank Indonesia menerbitkan transfer kredit untuk untung Peserta
penerima sebesar jumlah nominal yang telah didebet dan untuk
selanjutnya Bank Indonesia mengirimkan transfer debet kepada
Peserta penerima sesuai dengan jumlah nominal yang seharusnya.
2) Koreksi untuk transfer debet yang disebabkan oleh kesalahan
dalam mencantumkan Peserta penerima
Bank Indonesia menerbitkan transfer kredit untuk untung Peserta
penerima yang tidak berhak, untuk selanjutnya Bank Indonesia
mengirimkan transfer debet untuk untung Peserta penerima yang
seharusnya.
C. Pengembalian Dana (Retur)
Pengembalian dana oleh Peserta penerima dilakukan dengan mekanisme sebagai
berikut :
1. Dalam hal Peserta menerima transfer yang data penerima dana di confirmation
advice-nya tidak cocok dengan data yang tercantum dalam tata usaha rekening
atau administrasi di Peserta atau identitas penerima dana maka Peserta
penerima harus segera mengembalikan transfer tersebut kepada Peserta
pengirim dengan menggunakan TRN IFTRJ000. Khusus untuk transfer dari
Bank Indonesia, pengembalian dana oleh Peserta penerima dilakukan dengan
menggunakan TRN BIR99999 dengan rekening penampungan 561990001
”Transaksi tolakan atas bank atas single credit Bank Indonesia”.
2. Dalam hal Peserta melakukan kesalahan penulisan kantor Bank Indonesia
tujuan untuk transaksi penarikan tunai dan Bank yang bersangkutan tidak
mengajukan permintaan pengembalian dana maka Bank Indonesia akan secara
otomatis mengembalikan dana ke Rekening Giro Bank tersebut.
3. Pengembalian dana oleh Peserta penerima sebagaimana dimaksud pada angka
1 dan 2 dilakukan tanpa melalui mekanisme koreksi oleh Peserta pengirim
sebagaimana dimaksud pada huruf B.
D. Disain Sistem BI-RTGS menjamin bahwa Peserta pengirim tidak dapat membatalkan
atau menarik kembali dana yang sudah diterima Peserta penerima
1. Peserta hanya dapat melakukan transaksi yang mengkredit rekening Peserta
lainnya.
2. Jika Peserta ingin melakukan koreksi atas transaksi yang telah dilakukan
Penyelesaian Akhirnya, Peserta harus menggunakan mekanisme koreksi
sebagaimana diatur dalam huruf B.
E. Pembatalan transaksi dalam antrian (queue cancellation)
Pembatalan transaksi dapat dilakukan apabila transaksi masih berada dalam antrian.
Pembatalan transaksi dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut:
1. Pembatalan transaksi dalam antrian dengan tingkat kepentingan ”normal” dapat
dilakukan oleh central department Peserta. Pembatalan transaksi dalam antrian
dengan tingkat kepentingan ”prioritas” hanya dapat dilakukan oleh
Penyelenggara.
2. Permintaan …
82
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
2. Permintaan pembatalan transaksi dalam antrian dengan tingkat kepentingan
”prioritas” hanya dapat diajukan kepada Penyelenggara paling lambat 30 (tiga
puluh) menit sebelum berakhirnya window time untuk TRN transaksi tersebut
dan selama transaksi tersebut masih dalam antrian.
3. Peserta dapat mengajukan permintaan pembatalan transaksi dalam antrian
dengan tingkat kepentingan ”prioritas” dengan tata cara sebagai berikut:
a. Peserta mengajukan permintaan pembatalan transaksi dalam antrian
dengan tingkat kepentingan ”prioritas” melalui fasilitas administrative
message atau sarana lainnya apabila terdapat gangguan pada RT Server
Peserta.
b. Penggunaan sarana lain untuk mengajukan permintaan pembatalan
transaksi dalam antrian dengan tingkat kepentingan ”prioritas” dilakukan
dengan tata cara sebagai berikut:
1) Peserta yang berkantor pusat di wilayah kerja KPBI
Peserta menyampaikan surat permintaan pembatalan transaksi
dalam antrian dengan tingkat kepentingan ”prioritas” kepada
Penyelenggara yang ditandatangani oleh pejabat yang memiliki
spesimen tanda tangan di Penyelenggara.
2) Peserta yang berkantor pusat di wilayah kerja KBI
a) Dalam hal jam kerja KBI setempat belum berakhir maka
Peserta menyampaikan surat permintaan pembatalan
transaksi dalam antrian dengan tingkat kepentingan
”prioritas” kepada KBI setempat yang ditandatangani oleh
pejabat yang memiliki spesimen tanda tangan di KBI
setempat.
b) Dalam hal jam kerja KBI setempat telah berakhir maka
Peserta menyampaikan surat permintaan pembatalan
transaksi dalam antrian dengan tingkat kepentingan
”prioritas” kepada Penyelenggara yang ditandatangani oleh
Direksi yang memiliki spesimen tanda tangan di
Penyelenggara melalui faksimili. Pada hari kerja berikutnya,
asli surat disampaikan kepada KBI setempat untuk diteruskan
kepada Penyelenggara.
F. Pembatalan transaksi oleh Sistem
Transaksi dalam antrian akan dibatalkan secara otomatis oleh sistem dalam hal:
1. Window time TRN telah berakhir; atau
2. Cut-off warning.
G. Bukti Penyelesaian Akhir transaksi
1. Bukti pembukuan yang harus ditatausahakan oleh Peserta adalah warkat-
warkat yang digunakan sebagai dasar pembukuan dan Hasil Olahan Komputer
(HOK) serta completion advice atau confirmation advice yang tercetak pada
printer Peserta.
2. Bukti pendukung pembukuan pada Sistem BI-RTGS adalah laporan-laporan
Sistem BI-RTGS dan advice-advice yang tercetak sehubungan dengan
pelaksanaan setiap kegiatan melalui RT Peserta.
3. Bukti …
83
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
3. Bukti untuk Penyelesaian Akhir transaksi future date berupa completion advice
yang akan tercetak di printer Peserta pada tanggal Penyelesaian Akhir
(settlement).
4. Berdasarkan proses pencetakannya, laporan dibedakan menjadi:
a. Laporan yang tercetak secara otomatis berdasarkan data yang diterima
dari RCC, terdiri dari:
1) RCC Administrative Message;
2) Cut-off warning report;
3) Pre cut-off Notification report;
4) Cut-off Notification Report;
5) Pre Cover Position Report (Cut off warning);
6) Member Reconciliation Report (pre cut-off);
7) Member Cut off Position Report (cut-off);
8) Member Statement Report (cut-off);
9) PvP Outstanding Transaction Report; dan
10) PvP Cut-off Position Report.
b. Laporan yang tercetak secara otomatis pada saat proses batch pada akhir
hari, terdiri dari:
1) Listing Akhir Hari message masuk - Incoming Message End of Day
Listing;
2) Listing Akhir Hari message keluar - Outgoing Message End Of Day
Listing;
3) Laporan Total Harian - Daily Total Report; dan
4) System Audit Trail.
c. Laporan yang dapat dicetak di RT sesuai dengan kebutuhan Peserta dan
didaftarkan/dipilih melalui fungsi “Member Control File”, misalnya
IFTS Construct Reports, Amend Reports, Pre-Approval Reports, dan
lain-lain.
Rincian laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran 6.1.
5. Bukti pembukuan dan bukti pendukungnya disimpan sesuai jadwal retensi
yang ditetapkan oleh masing-masing Peserta.
H. Jam Operasional Sistem BI-RTGS
Penyelesaian Akhir harus dilaksanakan pada Jam Operasional yang telah ditetapkan
oleh Penyelenggara sebagaimana diatur dalam Bab III mengenai ketentuan dan
prosedur.
BAB …
84
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
BAB VII
KEAMANAN DAN KEANDALAN SISTEM BI-RTGS
A. Sistem BI-RTGS dilaksanakan dengan standar keamanan yang tinggi
1. Standar Keamanan Sistem BI-RTGS
Dalam rangka menjaga keamanan dan keandalan Sistem BI-RTGS,
Penyelenggara menerapkan standar keamanan Sistem BI-RTGS yang meliputi
keamanan pada aplikasi dan jaringan komunikasi data, baik pada sisi
Penyelenggara maupun Peserta. Standar keamanan tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Keamanan aplikasi
Fitur-fitur keamanan dalam aplikasi sekurang-kurangnya meliputi:
1) Password
a) Kriteria password :
(1) minimum terdiri dari 8 karakter;
(2) harus terdiri dari kombinasi antara huruf, angka dan
karakter spesial.
b) Password harus diganti secara periodik. Penggantian
password maksimal dilakukan setiap 90 (sembilan puluh)
hari.
c) Password yang sama dapat digunakan kembali setelah 2
(dua) kali penggantian password.
2) Enkripsi dan dekripsi
a) Antara RT dan RCC
Setiap pengiriman message dari RT ke RCC atau sebaliknya
akan dilakukan proses enkripsi. Sedangkan untuk setiap
penerimaan message di RT atau RCC akan dilakukan proses
dekripsi.
b) Antara RT dengan sistem internal Peserta
Penyelenggara menyediakan fasilitas enkripsi dan dekripsi
untuk pengiriman dan penerimaan message antara RT dengan
sistem internal Peserta.
3) Message Digest
Setiap pengiriman message antara RT dan RCC akan diberikan
suatu angka rahasia yang di-generate oleh sistem yang berfungsi
untuk menjamin integritas data.
4) Sequence Number
Sistem BI-RTGS menggunakan 3 (tiga) tipe sequence number
untuk sinkronisasi setiap message yang dikirim atau diterima, yaitu
ISN, OSN, dan BOR.
5) Screen Time Out
Aplikasi akan melakukan sign off secara otomatis dalam hal user
tidak melakukan aktivitas selama periode waktu tertentu.
6) Kontrol …
85
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
6) Kontrol akses operasi dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
a) Level user;
b) Pemberian fungsi user; dan
c) Akses antar departemen.
7) Kontrol akses transaksi dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
a) Approval limit; dan
b) Member global limit.
b. Keamanan jaringan komunikasi data
1) Jaringan komunikasi data Sistem BI-RTGS yang disediakan oleh
Penyelenggara menggunakan protokol SNA dan dial up.
2) Dalam hal Peserta menggunakan jaringan komunikasi data selain
jaringan komunikasi data yang disediakan oleh penyelenggara
sebagaimana dimaksud pada angka 1), maka Peserta harus
menjamin keamanan jaringan komunikasi data tersebut.
3) Terkait dengan pelaksanaan mekanisme USD/IDR PvP maka untuk
keamanan jaringan komunikasi data yang menghubungkan RCC
dengan host USD CHATS, Penyelenggara menggunakan PvP
gateway.
2. Standar keamanan minimum yang harus dimiliki Peserta dalam rangka
menjaga keamanan Sistem BI-RTGS adalah sebagai berikut:
a. Pengamanan fisik dan lingkungan
Seluruh peralatan Sistem BI-RTGS wajib ditempatkan dalam ruangan
khusus yang aman. Yang dimaksud dengan aman antara lain adanya
pintu akses, pengatur suhu ruangan, alat pemadam kebakaran dan
Uninterruptible Power Supply (UPS).
b. Pengamanan perangkat keras
1) Seluruh peralatan Sistem BI-RTGS harus dilindungi dari
penyalahgunaan, modifikasi dan pengrusakan.
2) Seluruh perangkat keras harus diperiksa dan dipelihara.
Pemeriksaan dan pemeliharaan seluruh perangkat keras
dimaksudkan untuk memastikan bahwa perangkat keras tersebut
berfungsi dengan baik. Untuk mendukung hal tersebut maka
pemeriksaan dan pemeliharaan dilakukan secara berkala.
c. Pengamanan perangkat lunak
1) Seluruh perangkat lunak harus diperiksa dan dipelihara sesuai
dengan aplikasi RT terkini.
2) Peserta tidak diperbolehkan mengubah, menggandakan,
memindahtangankan, menghilangkan dan atau merusak perangkat
lunak baik yang ada pada RT Server Utama, RT Server Back-up,
RT Workstation maupun softcopy aplikasi RT.
3) Peserta wajib melaporkan pengembangan aplikasi internal yang
terkait Sistem BI-RTGS.
4) Sistem harus terlindungi dari virus (secara berkala dilakukan
pengkinian anti virus).
5) Penggunaan …
86
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
5) Penggunaan aplikasi RT harus sesuai petunjuk yang diberikan
Bank Indonesia.
d. Pengamanan jaringan komunikasi data
1) Jaringan komunikasi data beserta perangkatnya harus dipelihara.
2) Jaringan komunikasi data Sistem BI-RTGS internal Peserta harus
terpisah dari jaringan lainnya.
3) Jaringan komunikasi internal yang terkait dengan Sistem BI-RTGS
harus dapat dipastikan aman dengan menjaga kerahasiaan data dan
aman dari virus.
e. Pengamanan data dan komunikasi
1) Data yang tersimpan dalam media elektronik harus mendapat
pengamanan yang memadai serta kerahasiaannya harus dijaga
dengan baik.
Yang dimaksud pengamanan yang memadai antara lain adalah
terlindung dari akses petugas yang tidak berhak.
2) Peserta diharuskan menyimpan back-up data ke dalam media
elektronik.
3) Back-up data harus disimpan di dalam ruang khusus yang dapat
menjamin data tidak rusak.
4) Hasil Olahan Komputer (HOK) Sistem BI-RTGS disimpan sesuai
dengan aturan pengarsipan intern Peserta dan masa retensi sesuai
Undang-undang tentang Dokumen Perusahaan.
5) Seluruh media back-up aplikasi (CD, disket dan media lainnya),
ketentuan, sistem dan prosedur yang diberikan oleh Penyelenggara
harus didokumentasikan dengan baik dan disimpan dalam ruang
khusus yang aman.
f. Pengamanan Sumber Daya Manusia
1) Jumlah petugas yang menangani Sistem BI-RTGS harus
disesuaikan dengan span of control untuk meminimalisasi human
error dan fraud.
2) Peserta harus mengadakan pelatihan secara reguler.
3) Petugas yang menangani Sistem BI-RTGS harus memahami sistem
dan prosedur yang telah ditetapkan baik oleh Penyelenggara
maupun internal Peserta.
g. Pengamanan operasional
1) Pengamanan kewenangan user
a) Pengguna dan administrator harus memiliki dan memahami
pengamanan sistem.
b) Aplikasi wajib dilengkapi pengamanan yang memadai,
meliputi:
(1) penggunaan user ID dan password secara benar,
dengan cara menjaga kerahasiaan password serta
mengganti password secara berkala;
(2) penyimpanan yang aman terhadap:
(a) password …
87
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
(a) password RT Adm 1, RT Adm 2, RT super,
administrator database SQL;
(b) CD Reset Password ; dan
(c) CD aplikasi RT.
(3) pengiriman transaksi bertingkat sesuai kewenangan
petugas;
(4) pengaturan kewenangan pengoperasian Sistem BI-
RTGS; dan
(5) petugas pengganti untuk pengguna dan administrator.
2) Pengamanan prosedur
Peserta wajib menyusun KPT sesuai dengan PBI tentang Sistem
BI-RTGS dan Surat Edaran ini.
B. Kondisi gangguan dan/atau Keadaan Darurat
Dalam hal terjadi kondisi gangguan dan/atau Keadaan Darurat, Penyelenggara
menjamin keandalan dan ketersediaan Sistem BI-RTGS dengan melakukan hal-hal
sebagai berikut:
1. Menyediakan sistem back-up
a. Perangkat Keras (Hardware)
1) Mempunyai RCC Back-up yang telah dipasang dengan aplikasi
yang sama dengan RCC utama; dan
2) Mempunyai RCC Back-up yang berada di lokasi berbeda dengan
lokasi RCC Utama (offsite back-up).
b. Jaringan komunikasi data
1) Menyediakan jaringan komunikasi data back-up berupa fasilitas
dial up.
2) Menyediakan jaringan komunikasi data back-up yang
menghubungkan RCC dengan infrastruktur Mekanisme USD/IDR
PvP.
2. Menggunakan replikasi online antara RCC Utama dengan RCC Back-up untuk
menjamin data di RCC Back-up sama dengan RCC Utama
3. Menyediakan sarana penyelesaian transaksi Sistem BI-RTGS bagi Peserta
sebagai berikut:
a. Fasilitas Guest Bank
Fasilitas Guest Bank merupakan fasilitas RT di lokasi Penyelenggara,
yang disediakan sebagai back-up dalam hal terjadi kondisi gangguan
dan/atau Keadaan Darurat yang menyebabkan Peserta tidak dapat
menggunakan RT. Penggunaan Fasilitas Guest Bank ini mengacu pada
ketentuan dan prosedur sebagaimana dimaksud dalam Bab III mengenai
Ketentuan dan Prosedur.
b. Cek …
88
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
b. Cek BI dan BGBI
Cek BI dan BGBI merupakan sarana yang dapat digunakan oleh Peserta
dalam penyelesaian transaksi Sistem BI-RTGS dalam kondisi gangguan
dan/atau Keadaan Darurat. Penggunaan Cek BI dan BGBI ini mengacu
pada mekanisme sebagaimana dimaksud dalam Bab III mengenai
Ketentuan dan Prosedur.
C. Pelaksanaan pengujian terhadap sistem back-up serta mekanisme dan prosedur BCP
1. Pengujian terhadap Sistem BI-RTGS back-up
a. Pengujian terhadap Sistem BI-RTGS back-up di Penyelenggara
Dalam rangka meningkatkan keandalan Sistem BI-RTGS back-up untuk
menjamin kelangsungan operasional Sistem BI-RTGS, Penyelenggara
melakukan hal-hal antara lain uji coba DRP dengan menggunakan RCC
Back-up di lokasi DRC Penyelenggara secara berkala.
b. Pengujian terhadap Sistem BI-RTGS back-up di Peserta
Dalam rangka meningkatkan keandalan Sistem BI-RTGS back-up,
Peserta wajib:
1) Menjamin RT Server Back-up dan RT Workstation berfungsi
dengan baik; dan
2) Menggunakan RT Server Back-up dalam operasional kondisi
normal.
2. Periode pelaksanaan uji coba
Uji coba DRP diselenggarakan oleh Penyelenggara secara periodik dengan
melibatkan Peserta.
D. Pelatihan terhadap petugas yang terlibat dalam penyelenggaraan Sistem BI-RTGS
Untuk mendukung keamanan dan keandalan Sistem BI-RTGS, diperlukan sumber
daya manusia yang kompeten dalam mengoperasikan Sistem BI-RTGS, baik di
Penyelenggara maupun Peserta.
Dalam rangka meningkatkan kompetensi petugas yang terlibat dalam
penyelenggaraan Sistem BI-RTGS dilakukan kegiatan antara lain sebagai berikut:
1. Melakukan pelatihan kepada petugas operasional Sistem BI-RTGS secara
berkala.
2. Melakukan diskusi dan knowledge sharing antar petugas operasional Sistem
BI-RTGS secara berkala.
3. Menjamin terlaksananya transfer of knowledge apabila terjadi pergantian
petugas operasional Sistem BI-RTGS.
E. Peninjauan secara berkala atas standar keamanan Sistem BI-RTGS dengan mengacu
pada standar internasional
Dengan perkembangan teknologi, terutama teknologi informasi maka Sistem BI-
RTGS juga perlu memperhatikan perkembangan tersebut dan melakukan
penyesuaian apabila diperlukan, termasuk teknologi pengamanannya. Berkaitan
dengan hal tersebut, Penyelenggara harus melakukan peninjauan secara berkala
terhadap standar keamanan dengan mengacu pada standar internasional.
F. Pelaksanaan …
89
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
F. Pelaksanaan security audit secara berkala
Dalam rangka menjamin keandalan dan keamanan Sistem BI-RTGS, Penyelenggara
melaksanakan security audit secara berkala dengan auditor independen. Security
audit dilaksanakan antara lain terhadap aplikasi, jaringan komunikasi data dan
prosedur operasional.
G. Pedoman Teknis Sistem BI-RTGS
Dalam rangka memperlancar operasional Peserta, Penyelenggara menyusun dan
menyediakan Pedoman Teknis Sistem BI-RTGS yang disampaikan kepada Peserta
secara terpisah dari Surat Edaran ini.
H. Penyusunan capacity planning
Dalam rangka menjaga keandalan dan ketersediaan Sistem BI-RTGS, Penyelenggara
menyusun disain sistem dengan memperhitungkan kapasitas sistem yang memenuhi
kebutuhan bisnis saat ini dan yang akan datang, termasuk melakukan monitoring
terhadap kapasitas sistem dan melakukan penyesuaian kapasitas apabila terjadi
peningkatan bisnis.
BAB …
90
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
BAB VIII
EFISIENSI PENYELENGGARAAN SISTEM BI-RTGS
A. Kebijakan Penetapan Biaya Transaksi Sistem BI-RTGS
Penetapan biaya transaksi dalam penyelenggaraan Sistem BI-RTGS didasarkan pada
perhitungan biaya yang harus dikeluarkan Penyelenggara yang meliputi komponen-
komponen biaya sebagai berikut:
1. Biaya Investasi:
a. Biaya perangkat keras (hardware);
b. Biaya pengembangan aplikasi (software);
c. Biaya jaringan komunikasi data;
d. Biaya pemeliharaan (maintenance) Sistem BI-RTGS;
e. Biaya enhancement Sistem BI-RTGS;
f. Biaya security audit; dan
g. Biaya lisensi.
2. Biaya Operasional
Biaya operasional Sistem RTGS, antara lain biaya personil dan biaya non
personil.
Selain memperhitungkan hal tersebut di atas, Penyelenggara juga
mempertimbangkan tujuan penyelenggaraan Sistem BI-RTGS, yaitu untuk
memperlancar dan mengurangi risiko sistem pembayaran. Dengan pertimbangan
tersebut, Penyelenggara dapat tidak membebankan beberapa komponen biaya
tertentu.
B. Jenis dan Besarnya Biaya dalam Sistem BI-RTGS
1. Jenis biaya dalam penggunaan Sistem BI-RTGS terdiri dari:
a. Biaya transaksi;
b. Biaya pengiriman administrative message;
c. Biaya perpanjangan window time TRN;
d. Biaya penggunaan Fasilitas Guest Bank; dan
e. Biaya lainnya yang diperlukan.
2. Besarnya Biaya
Besarnya biaya sebagaimana dimaksud pada angka 1 akan diberitahukan oleh
Penyelenggara melalui pengumuman dan/atau sarana lainnya seperti
administrative message.
3. Dalam hal Peserta menggunakan Fasilitas Guest Bank yang disediakan
Penyelenggara, Peserta akan dikenakan biaya sebagai berikut:
a. Biaya penggunaan Fasilitas Guest Bank
1) Biaya penggunaan Fasilitas Guest Bank dihitung berdasarkan
durasi penggunaan Fasilitas Guest-Bank yang mengacu pada waktu
system start-up sampai dengan system shut-down.
2) Durasi …
91
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
2) Durasi penggunaan Fasilitas Guest Bank dihitung berdasarkan
akumulasi penggunaan Fasilitas Guest Bank dalam 1 (satu) hari
dengan pembulatan waktu 1 (satu) jam ke atas.
3) Dalam hal terjadi gangguan jaringan internal di Bank Indonesia
pada saat penggunaan Fasilitas Guest Bank, Penyelenggara dapat
menyesuaikan durasi penggunaan Fasilitas Guest Bank.
4) Dalam hal terjadi Keadaan Darurat, Penyelenggara dapat tidak
membebankan biaya penggunaan Fasilitas Guest Bank.
b. Biaya transaksi dan biaya pengiriman administrative message.
4. Biaya transaksi dengan menggunakan Cek BI dan/atau BGBI
Dalam hal Penyelenggara melakukan construct atas nama Peserta berdasarkan
Cek BI dan/atau BGBI yang disampaikan Peserta maka Peserta dikenakan
biaya transaksi.
C. Tata Cara Penghitungan dan Pembebanan Biaya
1. Biaya transaksi dan biaya pengiriman administrative message
Penyelenggara menghitung jumlah biaya sebagaimana dimaksud dalam butir
B.1.a dan butir B.1.b pada setiap akhir hari dan membebankan biaya tersebut
paling lambat pada hari kerja berikutnya.
2. Biaya perpanjangan Window Time TRN
Penyelenggara menghitung jumlah biaya perpanjangan window time TRN
sebagaimana dimaksud dalam butir B.1.c pada saat terjadinya perpanjangan
window time TRN dan membebankan biaya tersebut paling lambat pada hari
kerja berikutnya.
3. Biaya penggunaan Fasilitas Guest Bank
Penyelenggara menghitung jumlah biaya sehubungan dengan penggunaan
Fasilitas Guest Bank sebagaimana dimaksud dalam B.1.d dan membebankan
biaya tersebut paling lambat pada hari kerja berikutnya.
4. Biaya transaksi dengan menggunakan Cek BI dan/atau BGBI
Penyelenggara menghitung jumlah biaya sebagaimana dimaksud dalam butir
B.4 pada saat penggunaan Cek BI dan/atau BGBI dan membebankan biaya
tersebut paling lambat pada hari kerja berikutnya.
Pembebanan biaya-biaya tersebut di atas dilakukan dengan cara mendebet
Rekening Giro Peserta.
BAB …
92
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
BAB IX
KEPESERTAAN
Kriteria dan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi Peserta serta kewajiban pihak-
pihak yang telah menjadi Peserta diatur sebagai berikut:
A. Kriteria Peserta
1. Pihak yang dapat mengajukan permohonan menjadi Peserta adalah pihak yang
memiliki Rekening Giro di Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia yang mengatur mengenai Hubungan Rekening Giro antara Bank
Indonesia dengan Pihak Ekstern.
2. Peserta dibedakan menjadi Peserta Langsung dan Peserta Tidak Langsung.
a. Peserta Langsung adalah Peserta yang dapat melakukan transaksi Sistem BI-
RTGS secara langsung dengan menggunakan RTGS Terminal (RT) milik
Peserta yang bersangkutan.
b. Peserta Tidak Langsung adalah Peserta yang melakukan transaksi Sistem
BI-RTGS melalui RT milik Peserta Langsung berdasarkan perjanjian.
3. Pada saat yang bersamaan, Peserta Tidak Langsung hanya dapat menggunakan RT
milik satu Peserta Langsung dan didasarkan pada perjanjian sebagaimana
dimaksud pada butir 2.b.
4. Calon Peserta dapat memilih untuk menjadi Peserta Langsung atau Peserta Tidak
Langsung. Peserta Tidak Langsung dapat mengajukan permohonan untuk berubah
menjadi Peserta Langsung dan sebaliknya.
B. Persyaratan menjadi Peserta
1. Peserta Langsung
Calon Peserta Langsung harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Memiliki Rekening Giro di Bank Indonesia.
b. Menyediakan perangkat Sistem BI-RTGS, yang meliputi:
1) 1 (satu) buah RT Server Utama;
2) minimal 1 (satu) buah RT Server Back-up;
3) minimal 2 (dua) buah RT Workstation;
4) minimal 1 (satu) buah printer;
5) Systems Network Architecture (SNA) card untuk saluran komunikasi
leased line dan SNA Server Software;
6) modem untuk saluran komunikasi dial up;
7) 2 (dua) nomor telepon untuk keperluan komunikasi Data Over Voice
(DOV) dan dial up; dan
8) software sistem operasi untuk RT Server Utama, RT Server Back-up
dan RT Workstation,
sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh Penyelenggara.
c. Khusus bagi calon Peserta yang merupakan Pihak Selain Bank, selain harus
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada butir 1.a dan butir 1.b,
keikutsertaannya …
93
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
keikutsertaannya sebagai Peserta juga didasarkan atas hasil kajian Bank
Indonesia yang menyatakan bahwa keikutsertaan Pihak Selain Bank tersebut
dalam Sistem BI-RTGS dapat memperlancar sistem pembayaran nasional.
d. Menandatangani perjanjian penggunaan Sistem BI-RTGS antara
Penyelenggara dengan Peserta Langsung dengan format sebagaimana
dimaksud pada Lampiran 9.1 atau Lampiran 9.2.
2. Peserta Tidak Langsung
Calon Peserta Tidak Langsung harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Memiliki Rekening Giro di Bank Indonesia.
b. Menandatangani perjanjian penggunaan Sistem BI-RTGS antara
Penyelenggara dengan Peserta Tidak Langsung dengan format sebagaimana
dimaksud pada Lampiran 9.3 atau Lampiran 9.4.
c. Melakukan perjanjian bilateral dengan Peserta Langsung yang memiliki RT
yang akan digunakan oleh Peserta Tidak Langsung, yang sekurang-
kurangnya memuat klausula sebagai berikut:
1) Pengaturan hak dan kewajiban Peserta Langsung dan Peserta Tidak
Langsung;
2) Tanggung jawab atas kerahasiaan dan/atau penyalahgunaan data dan
informasi;
3) Mekanisme pelaksanaan transaksi baik dalam keadaan normal maupun
pada saat terjadi kondisi gangguan atau Keadaan Darurat di Peserta
Langsung;
4) Mekanisme penyelesaian perselisihan antara Peserta Langsung dan
Peserta Tidak Langsung serta antara Peserta Tidak Langsung dengan
Peserta Langsung/Peserta Tidak Langsung lawan transaksi; dan
5) Besarnya biaya penggunaan RT Peserta Langsung oleh Peserta Tidak
Langsung;
6) Pernyataan bahwa perjanjian tersebut tidak bertentangan dengan
ketentuan Bank Indonesia dan perjanjian sebagaimana dimaksud pada
huruf b.
d. Khusus untuk calon Peserta Tidak Langsung yang merupakan Unit Usaha
Syariah (UUS), dalam hal UUS tersebut bermaksud untuk menggunakan RT
Peserta Langsung Bank konvensionalnya maka klausula sebagaimana
dimaksud pada butir c.1) sampai dengan butir c.6) dapat dituangkan dalam
bentuk kesepakatan atau dokumen internal Bank.
C. Tata Cara menjadi Peserta
1. Tata cara menjadi Peserta Langsung adalah sebagai berikut:
a. Permohonan diajukan kepada:
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
c.q. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3
Jalan MH. Thamrin No. 2, Jakarta 10350.
b. Khusus …
94
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
b. Khusus bagi calon Peserta Langsung yang berkantor pusat di luar wilayah
kerja Kantor Pusat Bank Indonesia (KPBI), permohonan tersebut diajukan
melalui Kantor Bank Indonesia (KBI) yang mewilayahi kantor pusat calon
Peserta.
c. Permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b harus
dilengkapi dengan:
1) Informasi mengenai kesiapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada
butir B.1.
2) Fotokopi surat keputusan mengenai pemberian izin usaha.
Contoh surat permohonan sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.5.
d. Apabila calon Peserta Langsung telah memenuhi persyaratan sebagaimana
dimaksud pada huruf a atau huruf b, dan huruf c, persetujuan menjadi
Peserta Langsung akan disampaikan melalui surat yang memuat antara lain
hal-hal sebagai berikut:
1) persetujuan menjadi Peserta Langsung;
2) nama dan nomor Rekening Giro serta member code;
3) permintaan pembuatan AT 1, AT 2 dan AT 3 dari RT Peserta untuk
dipertukarkan dengan AT 4 dan AT 5 dari Penyelenggara;
4) permintaan kelengkapan administrasi berupa:
a) Data kepesertaan sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.6.
b) Surat kuasa khusus, dengan ketentuan sebagai berikut:
(1) Surat kuasa khusus dibuat dengan 1 (satu) kali hak
substitusi dari Direksi kepada pejabat atau petugas di
kantor pusat dan/atau kantor cabang Peserta, yang berlaku
untuk 1 (satu) kantor wilayah kerja Bank Indonesia, untuk
melakukan:
(a) penandatanganan Cek BI dan BGBI;
(b) penandatanganan surat menyurat dan/atau dokumen
yang terkait dengan hubungan Rekening Giro
Peserta dengan Bank Indonesia serta terkait dengan
kepesertaan dan operasional dalam Sistem BI-
RTGS;
(c) hal-hal antara lain sebagai berikut:
i. pengambilan fisik uang yang terlebih dahulu
telah dilakukan pendebetan Rekening Giro
Peserta melalui Sistem BI-RTGS dan
menandatangani surat menyurat dan/atau
dokumen yang berkaitan dengan hal tersebut;
ii. pengambilan laporan dan/atau advis-advis
yang terkait dengan Rekening Giro Peserta
serta terkait dengan kepesertaan dan
operasional dalam Sistem BI-RTGS;
iii. pengambilan buku Cek BI dan BGBI;
iv. penyerahan …
95
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
iv. penyerahan dan pengambilan AT; dan
v. penyerahan dan pengambilan surat dan
berbagai dokumen, baik berupa dokumen
tertulis maupun dokumen elektronik, yang
terkait dengan Rekening Giro Peserta serta
terkait dengan kepesertaan dan operasional
dalam Sistem BI-RTGS.
(2) Jumlah pejabat atau petugas yang diberi kuasa ditetapkan
maksimum sebagai berikut:
(a) Jumlah pejabat penerima kuasa dan/atau kuasa
substitusi dari Direksi untuk melakukan kegiatan
sebagaimana dimaksud pada butir (1)(a) sampai
dengan butir (1)(c) dalam surat kuasa di atas:
i. di KPBI: 10 (sepuluh) orang; dan
ii. di masing-masing KBI: 5 (lima) orang.
(b) Petugas penerima kuasa dari pejabat sebagaimana
dimaksud pada angka (1) atau Direksi untuk
melakukan pengambilan fisik uang:
i. di KPBI: sesuai ketentuan mengenai sistem
antrian penarikan uang tunai (Queue
Management System) di Direktorat Pengedaran
Uang; dan
ii. di masing-masing KBI: 10 (sepuluh) orang.
Jumlah petugas pengambilan fisik uang termasuk
petugas pihak ketiga yang ditunjuk untuk melakukan
pengambilan fisik uang.
(c) Petugas penerima kuasa dari pejabat sebagaimana
dimaksud pada angka (1) atau Direksi untuk
melakukan kegiatan sebagaimana dimaksud pada
butir (1)(c)(i) sampai dengan butir (1)(c)(v) dalam
surat kuasa di atas disesuaikan dengan keperluan
Peserta.
(3) Dalam hal terjadi perubahan penetapan jumlah maksimum
pejabat atau petugas penerima kuasa, akan diinformasikan
kepada calon Peserta melalui surat.
(4) Hal-hal yang dikuasakan dalam surat kuasa sebagaimana
dimaksud pada butir (1) dapat dituangkan dalam satu atau
lebih surat kuasa sesuai dengan kebutuhan Peserta. Contoh
surat kuasa sebagaimana tercantum dalam Lampiran 9.7
sampai dengan Lampiran 9.10.
c) Surat pemberitahuan wewenang Direksi dan apabila diperlukan
menyertakan surat pemberitahuan perubahan Direksi dengan
contoh sebagaimana tercantum dalam Lampiran 9.11.
d) Surat …
96
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
d) Surat permohonan dari Direksi atau kuasanya untuk membuat
spesimen tanda tangan bagi:
(1) pejabat atau petugas yang diberi kuasa untuk melakukan
kegiatan sebagaimana dimaksud pada butir b)(1)(a), butir
b)(1)(b) dan butir b)(1)(c); dan
(2) petugas yang diberi kuasa untuk melakukan pengambilan
fisik uang, khusus bagi calon Peserta yang berada di
wilayah kerja KBI.
Contoh surat permohonan sebagaimana dimaksud pada
Lampiran 9.12 dan Lampiran 9.13.
e) Surat pemberitahuan mengenai nama dan jabatan Direksi atau
pejabat yang akan melakukan penandatanganan perjanjian
penggunaan Sistem BI-RTGS.
Contoh surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada
Lampiran 9.16.
Dalam hal penandatanganan perjanjian akan dilakukan oleh
pejabat selain Direksi maka diperlukan surat kuasa dari Direksi
dengan format sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.17.
f) Surat pemberitahuan persetujuan menjadi Peserta disampaikan
paling lambat 1 (satu) bulan sejak permohonan dan dokumen
pendukung secara lengkap diterima oleh Penyelenggara.
e. Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b
tidak disetujui, penolakan keikutsertaan dalam Sistem BI-RTGS akan
disampaikan melalui surat kepada calon Peserta dengan menyebutkan alasan
penolakan paling lambat 1 (satu) bulan sejak permohonan dan dokumen
pendukung secara lengkap diterima oleh Penyelenggara.
f. Dalam hal permohonan calon Peserta disetujui, Penyelenggara akan
menyampaikan surat berisi informasi antara lain mengenai pelatihan,
pemasangan jaringan komunikasi data leased line dan instalasi aplikasi RT.
g. Berdasarkan surat persetujuan sebagaimana dimaksud pada huruf d, calon
Peserta Langsung menyampaikan kelengkapan administrasi sebagai berikut:
1) Surat pemberitahuan AT 1, AT 2 dan AT 3 di dalam amplop tertutup
dan bersegel dengan format sebagaimana dimaksud pada Lampiran
9.18;
2) Surat penyampaian kelengkapan administrasi sebagaimana dimaksud
pada butir d.5);
h. Penyampaian kelengkapan administrasi sebagaimana dimaksud pada butir
d.5), dilakukan dengan tata cara sebagai berikut:
1) Bagi calon Peserta Langsung yang berkantor pusat di wilayah kerja
KPBI surat disampaikan langsung kepada:
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
c.q. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3
Jalan …
97
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
Jalan MH. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
Surat kuasa pengambilan fisik uang disampaikan langsung kepada:
Direktorat Pengedaran Uang
Bagian Pengelolaan Uang Keluar (PgUK)
Bank Indonesia
Jalan MH. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
2) Bagi calon Peserta Langsung yang berkantor pusat di luar wilayah
kerja KPBI:
a) Data kepesertaan dan surat kuasa penandatanganan perjanjian
serta surat pemberitahuan kewenangan Direksi ditujukan kepada
Penyelenggara melalui KBI yang mewilayahi kantor pusat calon
Peserta;
b) surat yang berkaitan dengan kegiatan operasional Peserta di KBI
yaitu:
(1) surat kuasa khusus dengan satu kali hak substitusi dari
Direksi kepada pejabat atau petugas di kantor cabang
Peserta sebagaimana dimaksud pada butir d.5)b);
(2) surat kuasa pejabat penerima kuasa substitusi, apabila
diperlukan;
(3) surat kuasa pengambilan fisik uang;
(4) surat kuasa pengambilan laporan; dan/atau
(5) surat permohonan pembuatan spesimen tanda tangan atau
surat pernyataan spesimen tanda tangan,
disampaikan kepada KBI yang mewilayahi kantor pusat calon
Peserta.
i. Penyelenggara menyampaikan AT 4 dan AT 5 kepada calon Peserta
Langsung dalam amplop tertutup untuk diinput dalam RT. Penyampaian
tersebut dilakukan melalui petugas calon Peserta yang diberi kuasa khusus
oleh pejabat calon Peserta Langsung yang berwenang. Khusus untuk calon
Peserta Langsung yang berkantor pusat di luar wilayah kerja KPBI, AT
disampaikan melalui KBI yang mewilayahi kantor pusat Peserta.
j. Penyelenggara menyampaikan informasi mengenai keikutsertaan Peserta
baru kepada:
1) seluruh Peserta melalui fasilitas administrative message atau sarana
lainnya apabila terdapat gangguan pada RCC sehingga Penyelenggara
tidak dapat mengirimkan administrative message.
2) seluruh satuan kerja Bank Indonesia terkait dan instansi atau pihak
yang berwenang dalam melakukan pengawasan terhadap Peserta.
k. Bagi Peserta Langsung selain Bank, persyaratan kelengkapan administrasi
yang harus dilengkapi sekurang-kurangnya meliputi dokumen sebagaimana
dimaksud …
98
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
dimaksud pada butir d.5)a), butir d.5)c), butir d.5)e) dan dokumen lain yang
diperlukan sesuai dengan kepentingan Peserta.
2. Peserta Tidak Langsung
Tatacara menjadi Peserta Tidak Langsung adalah sebagai berikut:
a. Permohonan diajukan kepada :
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
c.q. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3
Jalan MH. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
b. Khusus bagi calon Peserta yang berkantor pusat di luar wilayah kerja KPBI,
permohonan diajukan melalui KBI yang mewilayahi kantor pusat calon
Peserta.
c. Dalam surat permohonan tersebut calon Peserta menginformasikan dan
menyampaikan:
1) alasan menjadi Peserta Tidak Langsung;
2) Peserta Langsung yang menyediakan RT untuk Peserta Tidak
Langsung yang bersangkutan;
3) perjanjian antara Peserta Langsung dengan Peserta Tidak Langsung;
dan
4) Prosedur operasional penggunaan RT, misalnya pelaksanaan transaksi
oleh Peserta Tidak Langsung, apakah dilakukan di lokasi kantor
Peserta Tidak Langsung yang secara sistem terhubung ke RT Peserta
Langsung atau dilakukan di lokasi RT Peserta Langsung.
Contoh surat permohonan sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.19.
d. Apabila calon Peserta telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
pada huruf B.2, persetujuan keikutsertaan dalam Sistem BI-RTGS akan
disampaikan melalui surat kepada calon Peserta yang memuat antara lain
hal-hal sebagai berikut:
1) persetujuan menjadi Peserta Tidak Langsung;
2) nama dan nomor Rekening Giro serta member code;
3) informasi pelatihan;
4) permintaan pembuatan AT 1, AT 2 dan AT 3 dari RT Peserta untuk
dipertukarkan dengan AT 4 dan AT 5 dari Penyelenggara
5) permintaan kelengkapan administrasi berupa:
a) Data kepesertaan sebagaimana tercantum pada Lampiran 9.20.
b) Perjanjian penggunaan RT yang telah ditandatangani Peserta
Langsung dan Peserta Tidak Langsung.
c) Surat kuasa khusus, dengan ketentuan sebagai berikut:
(1) Surat kuasa dibuat dengan satu kali hak substitusi dari
Direksi kepada pejabat atau petugas di kantor pusat
dan/atau kantor cabang Peserta, yang berlaku untuk 1
(satu) …
99
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
(satu) kantor wilayah kerja Bank Indonesia, untuk
melakukan:
(a) penandatanganan Cek BI dan BGBI;
(b) penandatanganan surat menyurat dan/atau dokumen
yang terkait dengan hubungan Rekening Giro
Peserta dengan Bank Indonesia serta terkait dengan
kepesertaan dan operasional dalam Sistem BI-
RTGS;
(c) hal-hal sebagai berikut:
i. pengambilan fisik uang yang terlebih dahulu
telah dilakukan pendebetan Rekening Giro
Peserta melalui Sistem BI-RTGS oleh Bank
Indonesia dan menandatangani surat menyurat
dan/atau dokumen yang berkaitan dengan hal
tersebut;
ii. pengambilan laporan dan/atau advis-advis
yang terkait dengan Rekening Giro Peserta
serta terkait dengan kepesertaan dan
operasional dalam Sistem BI-RTGS;
iii. pengambilan buku Cek BI dan BGBI;
iv. penyerahan dan pengambilan AT; dan
v. penyerahan dan pengambilan surat dan
berbagai dokumen, baik berupa dokumen
tertulis maupun dokumen elektronik, yang
terkait dengan Rekening Giro Peserta serta
terkait dengan kepesertaan dan operasional
dalam Sistem BI-RTGS.
(2) Jumlah pejabat atau petugas yang diberi kuasa ditetapkan
maksimum sebagai berikut:
(a) Jumlah pejabat penerima kuasa dan/atau kuasa
substitusi dari Direksi untuk melakukan kegiatan
sebagaimana dimaksud pada angka (1) dalam surat
kuasa di atas:
i. di KPBI: 10 (sepuluh) orang; dan
ii. di masing-masing KBI: 5 (lima) orang.
(b) Petugas penerima kuasa dari pejabat sebagaimana
dimaksud pada angka (1) atau Direksi untuk
melakukan pengambilan fisik uang:
i. di KPBI: sesuai sistem antrian penarikan uang
tunai (Queue Management System) di
Direktorat Pengedaran Uang;dan
ii. di masing-masing KBI: 10 (sepuluh) orang.
Jumlah …
100
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
Jumlah petugas pengambilan fisik uang termasuk
petugas pihak ketiga yang ditunjuk untuk melakukan
pengambilan fisik uang.
(c) Petugas penerima kuasa dari pejabat sebagaimana
dimaksud pada angka (1) atau Direksi untuk
melakukan kegiatan sebagaimana dimaksud pada
butir (1)(c) dalam surat kuasa di atas sesuai
kepentingan Peserta.
(3) Dalam hal terjadi perubahan penetapan jumlah maksimum
pejabat atau petugas penerima kuasa, akan diinformasikan
kepada calon Peserta melalui surat.
(4) Hal-hal yang dikuasakan dalam surat kuasa sebagaimana
dimaksud pada angka (1) dapat dituangkan dalam 1 (satu)
atau lebih surat kuasa sesuai dengan kepentingan Peserta.
Contoh surat kuasa sebagaimana dimaksud pada Lampiran
9.9, Lampiran 9.10, Lampiran 9.21 dan Lampiran 9.22.
d) Surat pemberitahuan perubahan Direksi dengan contoh
sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.23, apabila diperlukan.
e) Surat permohonan dari Direksi atau kuasanya untuk membuat
spesimen tanda tangan bagi:
(1) pejabat atau petugas yang diberi kuasa untuk melakukan
kegiatan sebagaimana dimaksud pada butir c)(1); serta
(2) petugas yang diberi kuasa untuk melakukan pengambilan
fisik uang, khusus bagi calon Peserta yang berada di
wilayah kerja KBI.
Contoh surat permohonan sebagaimana dimaksud pada
Lampiran 9.12 dan Lampiran 9.13.
Dalam hal pejabat atau petugas penerima kuasa telah memiliki
spesimen tanda tangan di Bank Indonesia yang telah
ditatausahakan di Bank Indonesia, maka calon Peserta wajib
membuat surat pernyataan dari Direksi atau kuasanya yang
menyatakan bahwa spesimen tanda tangan dari pejabat atau
petugas penerima kuasa tersebut yang telah ditatausahakan di
Bank Indonesia masih berlaku.
Contoh surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada Lampiran
9.14 dan Lampiran 9.15.
f) Surat pemberitahuan mengenai nama dan jabatan Direksi atau
pejabat yang akan melakukan penandatanganan perjanjian
penggunaan Sistem BI-RTGS.
Contoh surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada
Lampiran 9.16.
Dalam hal penandatanganan perjanjian akan dilakukan oleh
pejabat selain Direksi maka diperlukan surat kuasa dari Direksi
dengan format sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.17.
g) Surat …
101
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
g) Surat pemberitahuan persetujuan menjadi Peserta disampaikan
paling lambat 1 (satu) bulan sejak permohonan dan dokumen
pendukung secara lengkap diterima oleh Penyelenggara.
e. Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b
tidak disetujui, penolakan keikutsertaan dalam Sistem BI-RTGS akan
disampaikan melalui surat kepada calon Peserta dengan menyebutkan alasan
penolakan paling lambat 1 (satu) bulan sejak dokumen diterima lengkap
oleh Penyelenggara.
f. Berdasarkan surat persetujuan sebagaimana dimaksud pada huruf d, calon
Peserta menyampaikan kelengkapan administrasi sebagaimana dimaksud
pada butir d.5).
g. Penyampaian kelengkapan administrasi sebagaimana dimaksud pada butir
d.5), dilakukan dengan tata cara sebagai berikut:
1) Bagi calon Peserta yang berkantor pusat di wilayah kerja KPBI, surat
disampaikan langsung kepada :
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
c.q. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3
Jalan MH. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
Surat kuasa pengambilan fisik uang disampaikan langsung kepada:
Direktorat Pengedaran Uang
Bagian Pengelolaan Uang Keluar (PgUK)
Bank Indonesia
Jalan MH. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
2) Bagi calon Peserta yang berkantor pusat di luar wilayah kerja KPBI:
a) Data kepesertaan dan surat kuasa perjanjian serta surat
pemberitahuan kewenangan Direksi ditujukan kepada
Penyelenggara melalui KBI yang mewilayahi kantor pusat calon
Peserta;
b) surat yang berkaitan dengan kegiatan operasional Peserta di KBI
yaitu:
(1) surat kuasa khusus dengan 1 (satu) kali hak substitusi dari
Direksi kepada pejabat atau petugas di kantor cabang
Peserta sebagaimana dimaksud pada butir d.5)c);
(2) surat kuasa pejabat penerima kuasa substitusi apabila
diperlukan;
(3) surat kuasa pengambilan fisik uang;
(4) surat kuasa pengambilan laporan; dan/atau
(5) surat permohonan pembuatan spesimen tanda tangan atau
surat pernyataan spesimen tanda tangan,
disampaikan …
102
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
disampaikan kepada KBI yang mewilayahi kantor pusat calon
Peserta.
h. Penyelenggara menginformasikan kepada:
1) seluruh Peserta melalui fasilitas administrative message atau sarana
lainnya apabila terdapat gangguan pada RCC sehingga Penyelenggara
tidak dapat mengirimkan administrative message segera setelah
Penyelenggara menyetujui permintaan tertulis dari instansi atau pihak
yang berwenang dalam melakukan pengawasan terhadap Peserta.
2) seluruh satuan kerja terkait dan instansi atau pihak yang berwenang
dalam melakukan pengawasan terhadap Peserta.
i. Bagi Peserta Tidak Langsung selain Bank, persyaratan kelengkapan
administrasi yang harus dilengkapi sekurang-kurangnya meliputi dokumen
sebagaimana dimaksud pada butir d.5)a), butir d.5)b), butir d.5)d) dan
dokumen lain yang diperlukan sesuai dengan kepentingan Peserta.
D. Tata Cara Perubahan Kepesertaan
1. Perubahan dari Peserta Tidak Langsung menjadi Peserta Langsung
Tata cara perubahan Peserta Tidak Langsung menjadi Peserta Langsung adalah
sebagai berikut:
a. Peserta Tidak Langsung mengajukan surat permohonan kepada:
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
c.q. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3
Jalan MH. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
Khusus bagi Peserta Tidak Langsung yang berkantor pusat di luar wilayah
kerja KPBI, surat permohonan diajukan melalui KBI yang mewilayahi
kantor pusat Peserta Tidak Langsung.
Dalam surat tersebut Peserta Tidak Langsung menginformasikan
pemenuhan persyaratan untuk menjadi Peserta Langsung sebagaimana
dimaksud pada butir B.1.
Contoh surat permohonan sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.5.
b. Dalam hal Peserta Tidak Langsung telah memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud pada butir B.1, Penyelenggara menyampaikan surat
kepada Peserta Tidak Langsung yang memuat hal-hal sebagai berikut:
1) persetujuan menjadi Peserta Langsung;
2) informasi pelatihan, pemasangan jaringan komunikasi data leased line
dan instalasi aplikasi RT;
3) permintaan pembuatan AT 1, AT 2, dan AT 3 di RT Peserta sesuai
dengan Buku Pedoman Teknis Sistem BI-RTGS yang dikeluarkan
oleh Bank Indonesia secara terpisah dari Surat Edaran ini, untuk
dipertukarkan dengan AT 4 dan AT 5 di Penyelenggara. Pertukaran
AT akan dilakukan pada saat menjelang pelaksanaan perubahan status
kepesertaan dari Peserta Tidak Langsung menjadi Peserta Langsung;
4) permintaan …
103
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
4) permintaan kelengkapan administrasi sebagaimana dimaksud pada
butir C.1.d.5) huruf a) sampai dengan e).
Surat pemberitahuan tersebut disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan
sejak permohonan dan dokumen pendukung secara lengkap diterima oleh
Penyelenggara.
c. Berdasarkan surat persetujuan sebagaimana dimaksud pada huruf b, Peserta
menyampaikan hal-hal sebagai berikut:
1) Data kepesertaan;
2) Surat penyampaian AT 1, AT 2, dan AT 3 di dalam amplop tertutup
dan bersegel dengan format surat sebagaimana tercantum dalam
Lampiran 9.18;
3) Surat penyampaian kelengkapan administrasi sebagaimana dimaksud
pada butir b.4);
4) Surat penyampaian tembusan berita acara pemasangan jaringan
komunikasi data leased line, pelaksanaan instalasi aplikasi RT dan
pelatihan operasional.
d. Penyampaian surat sebagaimana dimaksud pada huruf c, dilakukan dengan
tata cara sebagai berikut:
1) Bagi Peserta Tidak Langsung yang berkantor pusat di wilayah kerja
KPBI, surat disampaikan kepada :
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
c.q. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3
Jalan MH. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
Khusus untuk surat kuasa pengambilan fisik uang disampaikan
langsung kepada:
Direktorat Pengedaran Uang
Bagian Pengelolaan Uang Keluar (PqUK),
Bank Indonesia,
Jalan MH. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
2) Bagi Peserta Tidak Langsung yang berkantor pusat di luar wilayah
kerja KPBI:
a) Data kepesertaan, surat kuasa penandatanganan perjanjian dan
AT ditujukan kepada Penyelenggara melalui KBI yang
mewilayahi kantor pusat Peserta;
b) surat yang berkaitan dengan kegiatan operasional Peserta di KBI
yaitu:
(1) surat kuasa khusus dengan 1 (satu) kali hak substitusi dari
Direksi kepada pejabat atau petugas di kantor cabang
Peserta sebagaimana dimaksud pada butir C.1.d.5)b);
(2) surat …
104
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
(2) surat kuasa pejabat penerima kuasa substitusi apabila
diperlukan;
(3) surat kuasa pengambilan fisik uang;
(4) surat kuasa pengambilan laporan; dan/atau
(5) surat pernyataan spesimen tanda tangan,
disampaikan kepada KBI yang mewilayahi kantor pusat calon
Peserta.
e. Penyelenggara menyampaikan AT 4 dan AT 5 kepada Peserta dalam
amplop tertutup untuk di-input melalui RT Peserta. Khusus untuk Peserta
yang berkantor pusat di luar wilayah kerja KPBI, AT disampaikan melalui
KBI yang mewilayahi kantor pusat Peserta.
f. Keikutsertaan Peserta yang bersangkutan dalam Sistem BI-RTGS
diberitahukan kepada seluruh Peserta melalui fasilitas administrative
message atau sarana lainnya apabila terdapat gangguan pada RCC.
2. Perubahan dari Peserta Langsung menjadi Peserta Tidak Langsung
Tata cara perubahan Peserta Langsung menjadi Peserta Tidak Langsung adalah
sebagai berikut:
a. Peserta Langsung mengajukan surat permohonan kepada:
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
c.q. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3
Jalan MH. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
Khusus bagi Peserta Langsung yang berkantor pusat di luar wilayah kerja
KPBI, surat permohonan diajukan melalui KBI yang mewilayahi kantor
pusat Peserta Langsung.
Dalam surat tersebut Peserta Langsung menyampaikan:
1) alasan perubahan menjadi Peserta Tidak Langsung;
2) Peserta Langsung yang menyediakan RT untuk Peserta Tidak
Langsung yang bersangkutan;
3) konsep perjanjian antara Peserta Langsung dengan Peserta Tidak
Langsung; dan
4) Prosedur operasional penggunaan RT, misalnya pelaksanaan transaksi
oleh Peserta Tidak Langsung, apakah dilakukan di RT Peserta Tidak
Langsung atau dilakukan di lokasi RT Peserta Langsung.
Contoh surat permohonan sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.19.
b. Apabila calon Peserta telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud
pada huruf a, persetujuan keikutsertaan dalam Sistem BI-RTGS akan
disampaikan melalui surat kepada Peserta Langsung yang memuat antara
lain hal-hal sebagai berikut:
1) persetujuan menjadi Peserta Tidak Langsung;
2) informasi …
105
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
2) informasi mengenai pemutusan jaringan komunikasi data leased line
yang menghubungkan RT Peserta Langsung dengan RCC oleh
Penyelenggara;
3) permintaan kelengkapan administrasi berupa:
a) Data kepesertaan sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.20;
b) Perjanjian penggunaan RT yang telah ditandatangani Peserta
Langsung dan Peserta Tidak Langsung;
c) Surat kuasa khusus sebagaimana dimaksud pada butir
C.2.d.5)c);
d) Surat pemberitahuan perubahan Direksi dengan contoh
sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.23, apabila diperlukan;
dan
e) Surat permohonan dari Direksi atau kuasanya untuk membuat
spesimen tanda tangan bagi:
(1) pejabat atau petugas yang diberi kuasa untuk melakukan
kegiatan sebagaimana dimaksud pada butir C.2.d.5)c);
serta
(2) petugas yang diberi kuasa untuk melakukan pengambilan
fisik uang, khusus bagi calon Peserta yang berada di
wilayah kerja KBI.
Contoh surat permohonan sebagaimana dimaksud pada
Lampiran 9.12 dan Lampiran 9.13.
Dalam hal pejabat atau petugas penerima kuasa telah memiliki
spesimen tanda tangan sebagai Peserta Langsung yang telah
ditatausahakan di Bank Indonesia, maka calon Peserta Tidak
Langsung wajib membuat surat pernyataan dari Direksi atau
kuasanya yang menyatakan bahwa spesimen tanda tangan dari
pejabat atau petugas penerima kuasa tersebut yang telah
ditatausahakan di Bank Indonesia masih berlaku.
Contoh surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada
Lampiran 9.14 dan Lampiran 9.15.
f) Surat pemberitahuan mengenai nama dan jabatan Direksi atau
pejabat yang akan melakukan penandatanganan perjanjian
penggunaan Sistem BI-RTGS sebagaimana dimaksud pada
Lampiran 9.16. Dalam hal penandatanganan perjanjian akan
dilakukan oleh pejabat selain Direksi maka diperlukan surat
kuasa dari Direksi dengan format sebagaimana dimaksud pada
Lampiran 9.17.
g) Surat pemberitahuan persetujuan menjadi Peserta Tidak
Langsung disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan sejak
permohonan dan dokumen pendukung secara lengkap diterima
oleh Penyelenggara.
c. Dalam …
106
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
c. Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b
tidak disetujui, penolakan perubahan menjadi Peserta Tidak Langsung akan
disampaikan melalui surat kepada calon Peserta Tidak Langsung dengan
menyebutkan alasan penolakan paling lambat 1 (satu) bulan sejak dokumen
diterima lengkap oleh Penyelenggara.
d. Berdasarkan surat persetujuan sebagaimana dimaksud pada huruf b, calon
Peserta Tidak Langsung menyampaikan kelengkapan administrasi
sebagaimana dimaksud pada butir b.3).
e. Penyampaian kelengkapan administrasi sebagaimana dimaksud pada huruf
d, dilakukan dengan tata cara sebagai berikut:
1) Bagi calon Peserta Tidak Langsung yang berkantor pusat di wilayah
kerja KPBI, surat disampaikan langsung kepada :
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
c.q. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3
Jalan MH. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
Surat kuasa pengambilan fisik uang disampaikan langsung kepada:
Direktorat Pengedaran Uang
Bagian Pengelolaan Uang Keluar (PgUK)
Bank Indonesia
Jalan MH. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
2) Bagi calon Peserta Tidak Langsung yang berkantor pusat di luar
wilayah kerja KPBI:
a) surat kuasa penandantanganan perjanjian serta surat
pemberitahuan kewenangan Direksi ditujukan kepada
Penyelenggara melalui KBI yang mewilayahi kantor pusat calon
Peserta;
b) surat yang berkaitan dengan kegiatan operasional Peserta Tidak
Langsung di KBI yaitu:
(1) surat kuasa khusus dengan 1 (satu) kali hak substitusi dari
Direksi kepada pejabat atau petugas di kantor cabang
Peserta sebagaimana dimaksud pada butir b.3)c);
(2) surat kuasa pejabat penerima kuasa substitusi apabila
diperlukan;
(3) surat kuasa pengambilan fisik uang;
(4) surat kuasa pengambilan laporan; dan/atau
(5) surat permohonan pembuatan spesimen tanda tangan atau
surat penyataan spesimen tanda tangan,
disampaikan kepada KBI yang mewilayahi kantor pusat calon
Peserta.
f. Penyelenggara …
107
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
f. Penyelenggara menginformasikan perubahan menjadi Peserta Tidak
Langsung ini kepada:
1) seluruh Peserta melalui fasilitas administrative message atau sarana
lainnya apabila terdapat gangguan pada RCC sehingga Penyelenggara
tidak dapat mengirimkan administrative message segera setelah
Penyelenggara menyetujui permintaan tertulis dari instansi atau pihak
yang berwenang dalam melakukan pengawasan terhadap Peserta; dan
2) seluruh satuan kerja terkait dan instansi atau pihak yang berwenang
dalam melakukan pengawasan terhadap Peserta.
3. Status Kepesertaan dan Perubahan Status Kepesertaan
a. Status Kepesertaan
Status kepesertaan dalam Sistem BI-RTGS dibedakan menjadi:
1) Aktif (active)
Peserta dengan status kepesertaan aktif (active) dapat melakukan hal-
hal sebagai berikut:
a) Mengirim transfer;
b) Menerima transfer; dan
c) Melakukan seluruh fungsi lainnya dalam RT antara lain system,
utilities, audit trail, enquiry, administrative message, database
maintenance dan queue management.
2) Ditangguhkan (suspend)
Peserta dengan status kepesertaan ditangguhkan (suspend) dapat
menerima transfer dan melakukan seluruh fungsi lainnya dalam RT
kecuali mengirim transfer. Selama Peserta berstatus ditangguhkan
(suspend), dana yang diterima Peserta tidak dapat digunakan untuk
menyelesaikan transaksi yang berada dalam Sistem Antrian.
3) Dibekukan (freeze)
Peserta dengan status kepesertaan dibekukan (freeze) hanya dapat
melakukan enquiry untuk melihat semua atau beberapa transaksi
tertentu yang telah dibuat, diubah, ditolak, dibatalkan, dan disetujui,
serta transaksi yang masih belum diselesaikan (pending) atau telah
diselesaikan pada RCC atau RT, dan transaksi titipan (warehouse).
4) Ditutup (close)
Peserta dengan status kepesertaan ditutup (close) terjadi karena
adanya perubahan status sebagaimana dijelaskan pada huruf b.
b. Perubahan Status Kepesertaan
1) Alasan perubahan status kepesertaan dari aktif (active) menjadi
ditangguhkan (suspend):
a) Rekening Giro Peserta di Bank Indonesia bersaldo negatif
sampai dengan waktu tutup Sistem BI-RTGS (cut-off time);
dan/atau
b) Adanya …
108
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
b) Adanya permintaan tertulis dari instansi atau pihak yang
berwenang dalam melakukan pengawasan terhadap Peserta yang
didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut:
(1) Adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-
undangan di bidang perbankan, sistem pembayaran, atau
peraturan perundang-undangan yang terkait dengan Pihak
Selain Bank, serta ketentuan internal Peserta; dan/atau
(2) Tindakan preventif terhadap kemungkinan terjadinya
risiko yang dapat membahayakan kelangsungan usaha
Peserta yang bersangkutan dan/atau sistem perbankan.
Yang dimaksud tindakan preventif antara lain pembekuan
kegiatan usaha oleh instansi yang berwenang di bidang
perbankan.
Untuk Bank, instansi yang berwenang melakukan pengawasan
terhadap Peserta yaitu Bank Indonesia.
2) Perubahan status dari aktif (active) menjadi ditangguhkan (suspend)
dan sebaliknya, yang disebabkan oleh Rekening Giro Peserta di Bank
Indonesia bersaldo negatif sampai dengan waktu tutup Sistem BI-
RTGS (cut-off time), berlaku tata cara sebagai berikut:
a) Dalam hal Rekening Giro Peserta bersaldo negatif sampai
dengan waktu tutup Sistem BI-RTGS (cut-off time) maka pada
awal hari kerja berikutnya saat buka Sistem BI-RTGS (RCC
open) status kepesertaan secara otomatis akan berubah menjadi
ditangguhkan (suspend).
b) Perubahan kepesertaan sebagaimana tersebut di atas
diberitahukan kepada:
(1) seluruh Peserta melalui fasilitas administrative message
atau sarana lainnya apabila terdapat gangguan pada RCC
sehingga Penyelenggara tidak dapat mengirimkan
administrative message, pada pukul 09.00 WIB pada hari
diberlakukannya perubahan status kepesertaan tersebut;
dan
(2) seluruh satuan kerja terkait dan instansi atau pihak yang
berwenang dalam melakukan pengawasan terhadap
Peserta.
c) Dalam hal Rekening Giro Peserta di Bank Indonesia tidak lagi
bersaldo negatif, maka akan dilakukan perubahan status
kepesertaan menjadi aktif (active) dan perubahan tersebut
diberitahukan kepada pihak-pihak sebagaimana dimaksud pada
huruf b).
3) Perubahan status kepesertaan dari aktif (active) menjadi ditangguhkan
(suspend) dan sebaliknya, yang didasarkan pada permintaan tertulis
dari instansi atau pihak yang berwenang dalam melakukan
pengawasan …
109
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
pengawasan terhadap Peserta dilakukan dengan ketentuan sebagai
berikut:
a) Penyelenggara melakukan perubahan status kepesertaan sesuai
dengan permintaan instansi yang berwenang dimaksud; dan
b) Penyelenggara menginformasikan kepada:
(1) seluruh Peserta melalui fasilitas administrative message
atau sarana lainnya apabila terdapat gangguan pada RCC
sehingga Penyelenggara tidak dapat mengirimkan
administrative message segera setelah Penyelenggara
menyetujui permintaan tertulis dari instansi atau pihak
yang berwenang dalam melakukan pengawasan terhadap
Peserta; dan
(2) seluruh satuan kerja terkait dan instansi atau pihak yang
berwenang dalam melakukan pengawasan terhadap
Peserta.
4) Perubahan status kepesertaan dari aktif (active) menjadi dibekukan
(freeze) dikarenakan adanya permintaan tertulis dari instansi atau
pihak yang berwenang dalam melakukan pengawasan terhadap
Peserta, yang didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut:
a) Adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di
bidang perbankan, sistem pembayaran, atau peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan Pihak Selain Bank,
serta ketentuan internal Peserta; dan/atau
b) Tindakan preventif terhadap kemungkinan terjadinya risiko yang
dapat membahayakan kelangsungan usaha Peserta yang
bersangkutan dan/atau sistem perbankan. Yang dimaksud
tindakan preventif antara lain pembekuan kegiatan usaha oleh
instansi yang berwenang di bidang perbankan.
5) Perubahan status kepesertaan dari aktif (active) menjadi dibekukan
(freeze) dan sebaliknya, dilakukan sesuai dengan ketentuan pada
angka 3).
6) Peserta dengan status ditangguhkan (suspend) dan dibekukan (freeze)
sebagaimana dimaksud pada angka 3) dan 4) dapat diubah menjadi
Peserta aktif (active) apabila terdapat permintaan tertulis dari instansi
atau pihak yang berwenang dalam melakukan pengawasan terhadap
Peserta untuk mengubah status kepesertaan tersebut.
7) Alasan perubahan status kepesertaan menjadi ditutup (close)
didasarkan pada hal-hal sebagai berikut:
a) Untuk Bank sebagai Peserta:
(1) Adanya permintaan tertulis dari instansi atau pihak yang
berwenang dalam melakukan pengawasan terhadap Bank
tersebut, yang didasarkan atas pertimbangan sebagai
berikut:
(a) Adanya …
110
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
(a) Adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-
undangan di bidang perbankan, sistem pembayaran
dan/atau ketentuan internal Peserta;
(b) Tindakan preventif terhadap kemungkinan terjadinya
risiko yang dapat membahayakan kelangsungan
usaha Peserta yang bersangkutan dan/ atau sistem
perbankan; dan/atau
(c) Keputusan mengenai merger, konsolidasi, atau
pencabutan izin usaha Bank karena self-liquidation.
(2) Adanya keputusan pencabutan izin usaha Bank.
b) Untuk Peserta Selain Bank, adanya permintaan tertulis dari
Peserta selain Bank tersebut, instansi atau pihak yang
berwenang dalam melakukan pengawasan terhadap Peserta
Selain Bank dengan menyampaikan permohonan perubahan
status kepesertaan kepada Penyelenggara, dengan menyebutkan
alasan perubahan status tersebut.
8) Dalam hal Peserta berubah status menjadi ditutup (close),
Penyelenggara melakukan hal-hal sebagai berikut:
a) Memindahkan saldo Rekening Giro Peserta ke rekening lain di
Bank Indonesia atau rekening lain yang ditetapkan oleh Peserta
yang bersangkutan;
b) Mengubah status kepesertaan menjadi ditutup (close) setelah
Rekening Giro Peserta bersaldo nihil; dan
c) Memberitahukan perubahan status kepesertaan kepada:
(1) Peserta yang bersangkutan melalui surat;
(2) seluruh Peserta melalui fasilitas administrative message
atau sarana lainnya apabila terdapat gangguan pada RCC
sehingga Penyelenggara tidak dapat mengirimkan
administrative message, bersamaan dengan
diberlakukannya perubahan status kepesertaan tersebut;
dan
(3) seluruh satuan kerja terkait di Bank Indonesia dan instansi
atau pihak yang berwenang dalam melakukan pengawasan
terhadap Peserta.
c. Perubahan kepesertaan karena merger, konsolidasi, pemisahan dan adanya
permintaan tertulis dari Peserta khusus untuk Peserta Selain Bank atau pihak
yang berwenang melakukan pengawasan terhadap Peserta Selain Bank
1) Perubahan kepesertaan karena merger
Dalam hal terdapat Bank Peserta yang akan melakukan merger,
berlaku tata cara sebagai berikut:
a) Setiap Bank Peserta merger menyampaikan surat kepada :
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
c.q. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Bank …
111
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3
Jalan MH. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
Surat tersebut berisi:
(1) Pemindahan saldo Rekening Giro Bank Peserta merger ke
Rekening Giro Bank Peserta hasil merger;
(2) Permohonan penutupan Rekening Giro dan permintaan
penghentian kepesertaan Sistem BI-RTGS;
(3) Pengalihan hak dan kewajiban dari Bank Peserta merger
kepada Rekening Giro Bank tertentu yang ditetapkan
sebagai Bank Peserta hasil merger;
(4) Waktu pelaksanaan merger;
(5) Pencabutan spesimen tanda tangan seluruh pejabat yang
berwenang dari Bank Peserta merger.
Format surat sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.24.
Surat tersebut disampaikan dengan melampirkan fotokopi surat
keputusan izin merger dari Bank Indonesia dengan dilampiri
fotokopi akta perubahan Anggaran Dasar yang dilegalisasi oleh
Direksi/notaris.
b) Bank Peserta hasil merger menyampaikan surat pemberitahuan
merger yang dilampiri dengan surat pernyataan merger kepada:
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
c.q. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3
Jalan MH. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
(1) Surat Pemberitahuan merger memuat informasi antara
lain:
(a) Bank Peserta merger;
(b) waktu pelaksanaan pemindahan saldo, penutupan
Rekening Giro dan penghentian kepesertaan dalam
Sistem BI-RTGS dari Bank Peserta merger; serta
(c) informasi mengenai pemberitahuan merger yang
dimuat dalam surat kabar nasional.
(2) Surat Pernyataan antara lain memuat pernyataan:
(a) pengambilalihan hak dan kewajiban Bank Peserta
merger terhitung sejak tanggal legal merger;
(b) pemberlakuan spesimen tanda tangan untuk Bank
Peserta hasil merger dan penegasan status spesimen
Bank Peserta merger;dan
(c) pengambilalihan tanggung jawab operasional Bank
Peserta merger karena adanya perbedaan tanggal
legal merger dan operational merger.
Format …
112
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
Format surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada
Lampiran 9.25 dan Lampiran 9.26.
Surat tersebut disampaikan dengan disertai fotocopy akta
merger dan fotocopy surat persetujuan dari Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia yang dilegalisasi oleh Direksi/penerima
kuasa/pihak yang berwenang, fotocopy Surat Keputusan Bank
Indonesia tentang merger dan perkiraan jangka waktu
pelaksanaan merger.
c) Berdasarkan surat dari Bank Peserta Hasil merger sebagaimana
dimaksud pada huruf b), Penyelenggara memberitahukan kepada
seluruh Peserta melalui fasilitas administrative message atau
sarana lainnya apabila terdapat gangguan pada RCC mengenai
telah disetujuinya merger beserta perkiraan jangka waktu
pelaksanaan merger.
d) Setiap Bank Peserta merger memindahkan saldo Rekening Giro-
nya ke Rekening Giro Bank Peserta Hasil merger melalui RT
Peserta sesuai dengan jadwal operational merger.
e) Setelah Rekening Giro Bank Peserta merger bersaldo nihil,
status Bank Peserta merger diubah menjadi ditutup (close).
f) Pemberitahuan penghentian kepesertaan Sistem BI-RTGS dan
penutupan Rekening Giro Bank Peserta merger disampaikan
oleh Penyelenggara melalui surat kepada Bank Peserta hasil
merger.
g) Penghentian kepesertaan Bank Peserta merger dari Sistem BI-
RTGS dan penutupan Rekening Giro diberitahukan kepada
seluruh Peserta melalui fasilitas administrative message atau
sarana lainnya apabila terdapat gangguan pada RCC.
h) Dengan adanya perubahan kepesertaan karena merger, maka
perjanjian penggunaan Sistem BI-RTGS yang telah
ditandatangani oleh Penyelenggara dan Peserta yang menjadi
Peserta hasil merger diberlakukan sebagai perjanjian antara
Penyelenggara dengan Peserta hasil merger.
2) Perubahan Kepesertaan karena Konsolidasi
Dalam hal terdapat Bank Peserta yang akan melakukan konsolidasi,
berlaku tata cara sebagai berikut:
a) Bank Peserta hasil konsolidasi menyampaikan surat kepada:
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
c.q. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3
Jalan MH. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
Surat tersebut berisi:
(1) Permohonan pembukaan Rekening Giro Bank Peserta
hasil konsolidasi dengan melampirkan dokumen-dokumen
sebagaimana …
113
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
sebagaimana dimaksud pada ketentuan yang mengatur
mengenai Hubungan Rekening Giro antara Bank
Indonesia dengan Pihak Ekstern;
(2) Permohonan kepesertaan dalam Sistem BI-RTGS dengan
melampirkan dokumen-dokumen sebagaimana dimaksud
pada huruf B mengenai persyaratan menjadi Peserta serta
sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia mengenai
Hubungan Rekening Giro antara Bank Indonesia dengan
Pihak Ekstern;
(3) Pernyataan pengambilalihan hak dan kewajiban Bank
Peserta konsolidasi; dan
(4) Waktu pelaksanaan konsolidasi.
Format surat sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.27.
b) Setiap Bank Peserta konsolidasi menyampaikan surat kepada:
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
c.q. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3
Jalan MH. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
Surat tersebut memuat permohonan atau permintaan untuk:
(1) menutup Rekening Giro Peserta;
(2) menghentikan kepesertaan dalam Sistem BI-RTGS;
(3) mencabut spesimen tanda tangan pejabat penerima kuasa
Direksi; dan
(4) mengalihkan hak dan kewajiban dari seluruh Bank Peserta
konsolidasi kepada Rekening Giro Bank Peserta hasil
konsolidasi.
Format surat sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.28.
Surat tersebut disampaikan dengan melampirkan fotokopi surat
keputusan izin konsolidasi dari instansi yang berwenang.
c) Penyelenggara menyampaikan surat kepada Bank Peserta hasil
konsolidasi yang memuat hal-hal sebagaimana dimaksud pada
butir C.1.d.
d) Berdasarkan surat dari Bank Peserta hasil konsolidasi
sebagaimana dimaksud pada huruf b), Penyelenggara
memberitahukan kepada seluruh Peserta melalui fasilitas
administrative message atau sarana lainnya apabila terdapat
gangguan pada RCC mengenai telah disetujuinya konsolidasi,
perkiraan jangka waktu pelaksanaan konsolidasi dan nama,
nomor, serta member code Bank Peserta hasil konsolidasi.
e) Bank Peserta konsolidasi memindahkan saldo Rekening Giro ke
Rekening Giro Bank hasil konsolidasi melalui RT Peserta yang
bersangkutan.
f) Setelah …
114
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
f) Setelah Rekening Giro Bank Peserta konsolidasi bersaldo nihil,
status Bank Peserta konsolidasi diubah menjadi ditutup (close).
g) Pemberitahuan penghentian kepesertaan Sistem BI-RTGS dan
penutupan Rekening Giro Bank Peserta konsolidasi disampaikan
oleh Penyelenggara melalui surat kepada Bank Peserta
konsolidasi.
h) Penutupan Rekening Giro dan penghentian kepesertaan Bank
Peserta konsolidasi dari Sistem BI-RTGS diberitahukan kepada
seluruh Peserta melalui fasilitas administrative message atau
sarana lainnya apabila terdapat gangguan pada RCC.
i) Dengan adanya perubahan karena konsolidasi, Bank Peserta
hasil konsolidasi harus menandatangani perjanjian penggunaan
Sistem BI-RTGS yang baru. Perjanjian antara Penyelenggara
dan seluruh Peserta yang mengalami perubahan karena
konsolidasi menjadi berakhir.
3) Perubahan Kepesertaan karena Pemisahan
Dalam hal terdapat Bank Peserta yang akan melakukan pemisahan,
berlaku tata cara sebagai berikut:
a) Bank Peserta yang akan melakukan pemisahan menyampaikan
surat pemberitahuan kepada:
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
c.q. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3
Jalan MH. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
Surat tersebut berisi penjelasan mengenai rencana pelaksanaan
pemisahan, antara lain tanggal pelaksanaan pemisahan.
b) Dalam hal Bank hasil pemisahan bermaksud untuk menjadi
Peserta Sistem BI-RTGS, maka Bank tersebut harus memenuhi
persyaratan menjadi Peserta sebagaimana dimaksud pada huruf
B dan mengajukan permohonan menjadi Peserta sebagaimana
dimaksud pada huruf C.
4) Perubahan kepesertaan karena adanya permintaan tertulis dari instansi
atau pihak yang berwenang dalam melakukan pengawasan terhadap
Peserta Selain Bank.
Dalam hal instansi atau pihak yang berwenang dalam melakukan
pengawasan terhadap Peserta Selain Bank mengajukan permintaan
menjadi ditutup (close), berlaku tata cara sebagai berikut:
a) Instansi atau pihak yang berwenang dalam melakukan
pengawasan terhadap Peserta Selain Bank menyampaikan surat
kepada satuan kerja di Bank Indonesia yang memberikan
rekomendasi keikutsertaan dalam Sistem BI-RTGS dengan
tembusan kepada :
Direktorat …
115
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
c.q. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3
Jalan MH. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
Surat tersebut memuat permohonan atau permintaan untuk:
(1) memindahkan saldo Rekening Giro Peserta ke rekening
lain di Bank Indonesia atau ke rekening lain yang ditunjuk
oleh Peserta; dan
(2) menutup Rekening Giro dan menghentikan kepesertaan
dalam Sistem BI-RTGS,
dengan dilampiri surat pencabutan izin usaha dari instansi yang
berwenang dalam melakukan pengawasan terhadap Peserta
Selain Bank apabila ada.
b) Penyelenggara menyampaikan surat kepada Peserta yang
memuat permintaan agar Peserta menyampaikan surat kepada
Penyelenggara untuk memindahkan saldo, menghentikan
kepesertaan dalam Sistem BI-RTGS dan menutup Rekening
Giro Peserta.
c) pada tanggal pelaksanaan penutupan Rekening Giro, Peserta
menerbitkan dan menyampaikan BGBI ke Penyelenggara untuk
memindahkan saldo Rekening Giro. Jumlah saldo yang
dipindahkan adalah jumlah saldo setelah memperhitungkan
biaya transfer.
d) setelah Rekening Giro Peserta bersaldo nihil, status Peserta akan
diubah oleh Penyelenggara menjadi ditutup (close).
e) pemberitahuan penghentian kepesertaan Sistem BI-RTGS dan
penutupan Rekening Giro Peserta disampaikan oleh
Penyelenggara melalui surat kepada Peserta yang bersangkutan
dan instansi berwenang yang melakukan pengawasan terhadap
Peserta.
f) penghentian kepesertaan dari Sistem BI-RTGS dan penutupan
Rekening Giro diberitahukan kepada seluruh Peserta melalui
fasilitas administrative message atau sarana lainnya apabila
terdapat gangguan pada RCC sehingga Penyelenggara tidak
dapat mengirimkan administrative message.
E. Kegiatan Penyelenggara Dalam Rangka Memastikan Kepatuhan Peserta dan Calon
Peserta terhadap Ketentuan yang ditetapkan oleh Penyelenggara dan/atau Perjanjian
Penggunaan Sistem BI-RTGS antara Penyelenggara dan Peserta
Dalam rangka untuk mengetahui adanya potensi risiko khususnya risiko operasional
Sistem BI-RTGS di sisi Peserta atau calon Peserta, dan memastikan kepatuhan Peserta
terhadap ketentuan yang ditetapkan Penyelenggara dan Perjanjian Penggunaan Sistem
BI-RTGS, Penyelenggara melakukan member certification yang mencakup hal-hal
sebagai berikut:
1. Meminta …
116
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
1. Meminta data kepada Peserta atau calon Peserta Sistem BI-RTGS
a. Permintaan data kepada Peserta dilakukan dalam rangka mendapatkan
informasi antara lain mengenai kepatuhan Peserta terhadap ketentuan yang
ditetapkan Penyelenggara dan Perjanjian Penggunaan Sistem BI-RTGS,
ringkasan hasil pemeriksaan internal Peserta, dan ringkasan hasil security
audit Peserta.
b. Permintaan data kepada calon Peserta dilakukan dalam rangka mendapatkan
informasi antara lain mengenai kesiapan operasional untuk menjadi Peserta
Sistem BI-RTGS.
c. Permintaan data antara lain dilakukan melalui kuesioner, wawancara,
kunjungan ke lokasi Peserta dan/atau permintaan penyampaian laporan.
Kunjungan ke lokasi Peserta dapat dilakukan oleh pihak lain yang ditunjuk
oleh Penyelenggara.
2. Melakukan analisis atas data yang telah disampaikan oleh Peserta sebagaimana
dimaksud dalam angka 1 dan KPT.
F. Kegiatan Administratif dalam Kepesertaan Sistem BI-RTGS
1. Tata Cara Perubahan Kuasa
Perubahan kuasa dilakukan dalam rangka penambahan atau pencabutan
pejabat/petugas penerima kuasa atau perubahan wewenang pejabat/petugas
penerima kuasa, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Dalam hal terjadi penambahan pejabat/petugas penerima kuasa, Peserta
harus menyampaikan surat pemberitahuan yang memuat penambahan
pejabat/penerima kuasa berikut permohonan pembuatan spesimen tanda
tangan bagi pejabat penerima kuasa yang bersangkutan, yang dilampiri
dengan surat kuasa dengan format sebagaimana dimaksud pada
Lampiran 9.7 sampai dengan Lampiran 9.13 untuk Peserta Langsung atau
Lampiran 9.9, Lampiran 9.10, Lampiran 9.12, Lampiran 9.13, Lampiran
9.21 dan Lampiran 9.22 untuk Peserta Tidak Langsung. Surat kuasa tersebut
berlaku efektif terhitung 5 (lima) hari kerja sejak dokumen diterima secara
lengkap oleh Bank Indonesia sesuai dengan persyaratan penandatanganan
dan kecukupan materai, termasuk pula telah diterimanya fotokopi kartu
identitas dan dibuatnya spesimen tanda tangan penerima kuasa.
b. Dalam hal terjadi pencabutan seluruh atau sebagian pejabat/petugas
penerima kuasa, Peserta harus menyampaikan surat pernyataan pencabutan
kuasa yang ditandatangani oleh Direksi/pemberi kuasa dengan format
sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.29. Dalam surat pernyataan
pencabutan kuasa yang ditandatangani oleh Direksi/pemberi kuasa
disebutkan tanggal berlakunya pencabutan kuasa terhitung sejak tanggal
diterimanya surat pernyataan secara lengkap oleh Bank Indonesia.
c. Dalam hal terjadi perubahan susunan Direksi, maka Peserta menyampaikan
surat pemberitahuan perubahan Direksi dan/atau surat pemberitahuan
pencabutan wewenang Direksi kepada Bank Indonesia. Contoh surat
pemberitahuan perubahan Direksi sebagaimana dimaksud pada Lampiran
9.23, sedangkan contoh surat pemberitahuan pencabutan wewenang Direksi
sebagaimana …
117
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.30. Surat pemberitahuan
perubahan Direksi berlaku efektif terhitung 5 (lima) hari kerja sejak
dokumen diterima secara lengkap oleh Bank Indonesia sesuai dengan
persyaratan penandatanganan dan kecukupan materai, termasuk pula telah
diterimanya fotokopi kartu identitas dan dibuatnya spesimen tanda tangan
Direksi. Surat pemberitahuan pencabutan wewenang Direksi berlaku efektif
terhitung sejak tanggal surat tersebut diterima secara lengkap oleh Bank
Indonesia.
d. Dalam hal terjadi perubahan kewenangan untuk mewakili pemberi kuasa
oleh penerima kuasa secara sendiri atau secara bersama-sama, Peserta harus
menyampaikan surat pemberitahuan yang dilampiri dengan surat kuasa baru
dengan format sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.7 sampai dengan
Lampiran 9.13 untuk Peserta Langsung atau Lampiran 9.9, Lampiran 9.10,
Lampiran 9.12, Lampiran 9.13, Lampiran 9.21 dan Lampiran 9.22 untuk
Peserta Tidak Langsung serta dilampiri dengan surat pernyataan tetap
diberlakukannya spesimen tanda tangan pejabat yang mengalami perubahan
kewenangan. Surat kuasa tersebut berlaku efektif terhitung 5 (lima) hari
kerja sejak dokumen diterima secara lengkap oleh Bank Indonesia sesuai
dengan persyaratan penandatanganan dan kecukupan materai, termasuk pula
telah diterimanya fotokopi kartu identitas dan dibuatnya spesimen tanda
tangan penerima kuasa.
Dalam hal Peserta tidak memberitahukan perubahan kewenangan
pejabat/petugas penerima kuasa kepada Penyelenggara maka data yang telah
ditatausahakan di Penyelenggara dianggap masih berlaku sampai dengan
perubahan kewenangan berlaku efektif.
e. Surat pemberitahuan perubahan surat kuasa disampaikan kepada
Penyelenggara dengan tata cara sebagai berikut:
1) Perubahan surat kuasa yang berkaitan dengan kegiatan operasional
Peserta yang berkantor pusat di wilayah kerja KPBI dilakukan sebagai
berikut:
a) Dalam hal kantor Peserta penerima kuasa berada di wilayah
kerja KPBI:
(1) perubahan surat kuasa disampaikan oleh kantor pusat
Peserta kepada:
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
c.q. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3
Jalan MH. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
(2) perubahan surat kuasa pengambilan fisik uang,
disampaikan langsung kepada:
Direktorat Pengedaran Uang
Bagian Pengelolaan Uang Keluar (PgUK)
Bank Indonesia
Jalan MH. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
b) Dalam …
118
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
b) Dalam hal kantor Peserta penerima kuasa berada di wilayah
kerja KBI yang telah mengimplementasikan Sistem Informasi
Nasabah (SINAS) maka perubahan surat kuasa disampaikan
kepada KBI yang mewilayahi kantor Peserta penerima kuasa.
c) Dalam hal kantor Peserta penerima kuasa berada di wilayah
kerja KBI yang belum mengimplementasikan SINAS maka
perubahan surat kuasa disampaikan langsung kepada :
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
c.q. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3
Jalan MH. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
2) Perubahan surat kuasa yang berkaitan dengan kegiatan operasional
Peserta yang berkantor pusat di luar wilayah kerja KPBI dilakukan
sebagai berikut:
a) Dalam hal kantor Peserta penerima kuasa berada di wilayah
kerja KPBI atau KBI yang telah mengimplementasikan SINAS
maka perubahan surat kuasa disampaikan langsung kepada:
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
c.q. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3
Jalan MH. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
atau
KBI yang mewilayahi kantor Peserta penerima kuasa.
b) Dalam hal kantor Peserta penerima kuasa berada di wilayah
kerja KBI yang belum mengimplementasikan SINAS maka
perubahan surat kuasa disampaikan kepada KBI yang
mewilayahi kantor pusat Peserta.
c) Dalam hal kantor Peserta penerima kuasa berada di wilayah
kerja KBI yang bersangkutan maka perubahan surat kuasa
disampaikan kepada KBI yang bersangkutan.
3) Setiap ada penambahan, perubahan, dan/atau pencabutan kuasa
Direksi untuk pejabat penerima kuasa di kantor Peserta yang berada
di wilayah kerja KBI yang belum mengimplementasikan SINAS maka
KPBI atau KBI penerima penambahan, perubahan, dan/atau
pencabutan surat kuasa menginformasikan melalui sarana
administrative message kepada KBI yang mewilayahi kantor Peserta
penerima kuasa dengan tembusan kepada Peserta yang bersangkutan.
2. Perubahan Kegiatan Usaha Peserta dari Bank Konvensional Menjadi Bank yang
Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah (Konversi)
Perubahan kegiatan usaha Peserta dari Bank konvensional menjadi Bank yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dilakukan dengan tata
cara sebagai berikut:
a. Peserta …
119
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
a. Peserta setelah konversi mengajukan surat permohonan kepada:
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
c.q. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3
Jalan MH. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
b. Surat sebagaimana dimaksud pada huruf a diajukan paling lambat 5 (lima)
hari kerja setelah konversi dan disertai lampiran berupa:
1) fotokopi perubahan Anggaran Dasar Peserta yang telah disahkan oleh
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan telah dilegalisasi oleh
Notaris;
2) Surat Pernyataan dari Peserta setelah konversi yang antara lain
memuat:
a) hak dan kewajiban Peserta sebelum konversi merupakan hak dan
kewajiban Peserta setelah konversi;
b) pemberlakuan spesimen tanda tangan pejabat Peserta sebelum
konversi yang masih berlaku untuk Peserta setelah konversi; dan
3) surat keputusan perubahan kegiatan usaha dari Bank Indonesia.
Khusus untuk Bank yang kantor pusatnya berkedudukan di luar negeri,
lampiran yang harus disampaikan cukup berupa surat keputusan perubahan
kegiatan usaha dari Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada butir b.3).
c. Penyelenggara memberitahukan perubahan kegiatan usaha Peserta dalam
penyelenggaraan Sistem BI-RTGS kepada:
1) Peserta yang bersangkutan melalui surat;
2) Peserta lainnya melalui fasilitas administrative message atau sarana
lain apabila terdapat gangguan pada RCC sehingga Penyelenggara
tidak dapat mengirimkan administrative message;
3) seluruh satuan kerja terkait di Bank Indonesia; dan
4) instansi atau pihak yang berwenang dalam melakukan pengawasan
terhadap Peserta melalui surat.
2. Perubahan member code
Peserta dapat mengajukan perubahan member code. Perubahan tersebut dapat
disebabkan antara lain karena Peserta yang bukan merupakan anggota SWIFT
berubah menjadi anggota SWIFT. Peserta yang akan mengubah member code
tersebut harus mengajukan permohonan perubahan member code yang ditujukan
kepada :
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
c.q. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3
Jalan MH. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
Perubahan member code diberitahukan kepada:
a. Peserta …
120
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
a. Peserta yang bersangkutan melalui surat;
b. seluruh Peserta lainnya melalui fasilitas administrative message, atau sarana
lainnya apabila terdapat gangguan pada RCC sehingga Penyelenggara tidak
dapat mengirimkan administrative message;
c. seluruh satuan kerja terkait di Bank Indonesia; dan
d. instansi atau pihak yang berwenang dalam melakukan pengawasan terhadap
Peserta Selain Bank melalui surat.
3. Perubahan nama Peserta
Apabila terjadi perubahan nama Peserta, Peserta tersebut harus mengajukan
perubahan nama dengan tata cara sebagai berikut:
a. Peserta mengajukan surat permohonan kepada :
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
c.q. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3
Jalan MH. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
Surat tersebut disertai lampiran berupa foto kopi:
1) perubahan Anggaran Dasar Peserta yang telah disahkan oleh Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia dan telah dilegalisasi oleh Notaris;
2) surat keputusan perubahan nama dari Bank Indonesia khusus untuk
Bank; dan
3) khusus untuk Bank yang kantor pusatnya berkedudukan di luar negeri
cukup menyampaikan surat keputusan perubahan nama dari Bank
Indonesia.
b. Penyelenggara memberitahukan perubahan nama Peserta kepada:
1) Peserta yang bersangkutan melalui surat;
2) Peserta lainnya melalui fasilitas administrative message atau sarana
lain apabila terdapat gangguan pada RCC sehingga Penyelenggara
tidak dapat mengirimkan administrative message;
3) seluruh satuan kerja terkait di Bank Indonesia; dan
4) instansi atau pihak yang berwenang dalam melakukan pengawasan
terhadap Peserta melalui surat.
4. Permohonan Peserta untuk dapat Menggunakan Mekanisme USD/IDR PvP
Untuk dapat menggunakan Mekanisme USD/IDR PvP, Peserta harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut:
a. Kriteria
Peserta yang dapat menggunakan Mekanisme USD/IDR PvP harus
memenuhi kriteria sebagai berikut:
1) bagi Bank, memiliki izin untuk melakukan kegiatan devisa dari
otoritas terkait;
2) bagi …
121
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
2) bagi Lembaga Selain Bank, memiliki kebutuhan untuk menggunakan
Mekanisme USD/IDR PvP; dan
3) merupakan peserta USD CHATS, baik sebagai Direct Participant
(DP) atau indirect CHATS user (ICU), sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan yang mengatur mengenai USD CHATS.
b. Persyaratan
Peserta yang dapat menggunakan Mekanisme USD/IDR PvP harus
memenuhi persyaratan tambahan sebagai berikut:
1) bagi Bank, menyampaikan dokumen pendukung yang dapat
membuktikan Bank dimaksud dapat melakukan kegiatan devisa,
antara lain berupa surat persetujuan sebagai bank devisa dari Bank
Indonesia;
2) bagi Pihak Selain Bank, menyampaikan analisa kebutuhan untuk
menggunakan Mekanisme USD/IDR PvP;
3) menyampaikan surat yang menerangkan bahwa Peserta merupakan
peserta USD CHATS, baik sebagai DP maupun sebagai ICU; dan
4) menyampaikan informasi mengenai:
a) Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication
(SWIFT) Bank Identifier Code (BIC) dari Peserta; dan
b) SWIFT BIC dari:
(1) settlement institution, untuk Peserta yang merupakan DP;
atau
(2) bank koresponden, untuk Peserta yang merupakan ICU.
c. Tata Cara
Tata cara menjadi Peserta pengguna Mekanisme USD/IDR PvP adalah
sebagai berikut:
1) Permohonan diajukan kepada:
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
c.q. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3
Jalan MH. Thamrin No. 2
Jakarta 10350.
2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b harus
dilengkapi dengan persyaratan sebagaimana dimaksud pada butir b.
3) Apabila permohonan Peserta sebagaimana dimaksud pada angka 1)
disetujui, Penyelenggara melakukan hal-hal sebagai berikut:
a) menyampaikan surat penegasan kepada Peserta yang
bersangkutan, yang antara lain memuat:
(1) tanggal efektif Peserta dapat menggunakan Mekanisme
USD/IDR PvP;
(2) konfirmasi …
122
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
(2) konfirmasi atas SWIFT BIC sebagaimana dimaksud pada
butir b.4);
(3) jadwal pelatihan, apabila diperlukan.
b) mengumumkan kepada Peserta lainnya tentang persetujuan
Peserta yang bersangkutan untuk dapat menggunakan
Mekanisme USD/IDR melalui administrative message.
4) Apabila permohonan Peserta sebagaimana dimaksud pada angka 1)
tidak disetujui, Penyelenggara menyampaikan surat pemberitahuan
kepada Peserta yang bersangkutan.
5. Perubahan lokasi RT Server Utama Peserta
Untuk perubahan lokasi RT Server Utama berlaku tata cara sebagai berikut:
a. Peserta yang bersangkutan harus mengajukan surat yang berisi permohonan
pemindahan jaringan komunikasi data leased line, pemberitahuan perubahan
lokasi RT Server Utama dan 2 (dua) saluran telepon di lokasi baru yang
dilampiri dengan formulir data kepesertaan yang baru dengan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran 9.6 kepada:
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
c.q. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3
Jalan MH. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
b. Perubahan lokasi RT Server Utama berlaku setelah mendapat surat
pemberitahuan dari Penyelenggara.
6. Perubahan AT
Perubahan AT dilakukan secara berkala atau sewaktu-waktu sesuai dengan
kebutuhan Peserta atau Penyelenggara yang pelaksanaannya diatur sebagai
berikut:
a. Penggantian AT secara berkala
Masa berlaku AT dibagi menjadi 5 kelompok sebagai berikut:
1) kelompok A, berakhir tanggal 17 Juli;
2) kelompok B, berakhir tanggal 17 Agustus;
3) kelompok C, berakhir tanggal 17 September;
4) kelompok D, berakhir tanggal 17 Oktober; dan
5) kelompok E, berakhir tanggal 17 November.
Adapun penggantian AT secara berkala dilakukan dengan tata cara sebagai
berikut:
1) Bagian PlS menyampaikan kepada seluruh Peserta melalui
administrative message mengenai penggantian AT Sistem BI-RTGS.
6) Peserta melakukan pengecekan tanggal kadaluwarsa AT melalui RT
masing-masing.
7) Peserta …
123
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
7) Peserta membuat dan menyampaikan AT 1, AT 2 dan AT 3 kepada :
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
c.q. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3
Jalan MH. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
8) Khusus bagi Peserta yang berkantor pusat di luar wilayah kerja KPBI,
surat penyampaian AT1, AT 2, dan AT 3 dari Peserta serta AT 4 dan
AT 5 dari Penyelenggara dikirimkan melalui Kantor Bank Indonesia
(KBI) yang mewilayahi kantor pusat Peserta. AT 4 dan AT 5 yang
disertai informasi mengenai tanggal efektif dan kadaluwarsa untuk
Peserta disampaikan dalam amplop tertutup untuk di-input dalam RT
Peserta.
9) Setelah AT diterima secara lengkap oleh Peserta dan Penyelenggara,
maka Peserta melakukan input AT pada RT Peserta dan
Penyelenggara melakukan input AT pada RCC sebelum berakhir masa
berlakunya AT.
b. Penggantian AT sewaktu-waktu
Penyelenggara maupun Peserta sewaktu-waktu dapat melakukan
penggantian AT, dengan tata cara sebagai berikut:
1) Peserta mengajukan surat permohonan penggantian AT disertai
dengan AT 1, AT 2, dan AT 3 dalam amplop tertutup dan bersegel
kepada:
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
c.q. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Bank Indonesia, Gedung D Lantai 3
Jalan MH. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
2) Khusus bagi Peserta yang berkantor pusat di luar wilayah kerja KPBI,
surat tersebut disampaikan melalui KBI yang mewilayahi kantor pusat
Peserta.
3) Bagian PlS atau KBI menyampaikan AT 4 dan AT 5 yang disertai
informasi mengenai tanggal efektif dan kadaluwarsa untuk Peserta
dalam amplop tertutup dan bersegel untuk di-input dalam RT Peserta.
4) Setelah AT diterima secara lengkap oleh Peserta dan Penyelenggara,
maka Peserta melakukan input AT pada RT Peserta dan
Penyelenggara melakukan input AT pada RCC sebelum berakhir masa
berlakunya AT.
7. Informasi Kelengkapan Dokumen
Dalam hal terdapat kekurangan dokumen yang berkaitan dengan penambahan,
perubahan, penutupan dan/atau pencabutan rekening dan kepesertaan Sistem BI-
RTGS, Penyelenggara menginformasikan kepada Peserta melalui sarana telepon,
administrative …
124
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
administrative message atau surat untuk melengkapi kekurangan dokumen
tersebut.
125
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
BAB X
TATA KELOLA YANG BAIK
DALAM PENYELENGGARAAN SISTEM BI-RTGS
Dalam menyelenggarakan Sistem BI-RTGS, Penyelenggara menerapkan tata kelola secara
efektif, akuntabel dan transparan, dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Menetapkan rencana strategis penyelenggaraan Sistem BI-RTGS secara berkala.
Rencana strategis tersebut mencakup antara lain pengembangan sistem yang sedang
dikerjakan, aplikasi versi terbaru maupun rencana-rencana ke depan yang
pelaksanaannya dikomunikasikan terlebih dahulu kepada Peserta.
2. Mensosialisasikan rencana strategis kepada seluruh Peserta, baik secara formal
maupun secara informal.
3. Menetapkan sistem pelaporan dan monitoring kinerja.
4. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada lembaga yang berwenang sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
126
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 Lampiran 3.1
BI-RTGS TERMINAL NT SYSTEM DESIGN SPECIFICATIONS Reason Code List
RREEAASSOONN CCOODDEE LLIISSTT
APPENDIX D. REASON CODE LIST ................................................................................... D-1
D.1. Reason Code Convention ....................................................................................... D-1
D.2. Normal Reason Code .............................................................................................. D-1
D.3. Reject reason code for all common messages to All Transaction .......................... D-2
D.4. Reject reason code on IFTS transactions ................................................................ D-3
D.5. Reject reason code on Administrative Transaction ................................................ D-3
D.6. Reject reason code for RCC batch processing ........................................................ D-4
D.7. Reject reason code for RCC Screen Message ......................................................... D-5
D.8. Reject reason code for communication error .......................................................... D-6
D.9. RCC System Error .................................................................................................. D-6
D.10. Reject Reason Code Commonly Used Within RCC ............................................... D-7
127
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 Lampiran 3.1
APPENDIX D. REASON CODE LIST
D.1. Reason Code Convention
000 - Normal Reason Code
100..199 - Reject reason code for all common messages to all transactions
200..299 - Reject reason code on IFTS transactions
300..399 - Reject reason code on Administrative (Logon/Logoff, Online Enquiry, Queue
Enquiry and Queue Maintenance) transactions
400..599 - Reject reason code for RCC batch processing
600..799 - Reject reason code for RCC Screen Message
850..899 - Reject reason code for communication error
900..999 - RCC system error
D.2. Normal Reason Code
Code Description Remarks
000 Normal Inserted by RT, SA, and IFTS
128
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 Lampiran 3.1
D.3. Reject reason code for all common messages to All Transaction
Code Description Remarks
100 Sending member not found Sending member not defined in RCC member file
101 Receiving member not found Receiving member not defined in RCC member file
102 Inactive RT The RT status is down
103 RT not logon The RT logon status is ‘No’
104 Payment is not accepted after
cutoff
105 System not re-opened yet The request is raised after batch completion and before
RCC re-opened
106 IFTS Value day already cutoff The request is raised after IFTS value day cutoff and
before the batch completion
158 ISN out of sequence ISN in the RT input message does not match with the
one expected by RCC
159 Duplicate BOR detail
unmatched
RCC receive another message from the same RT with
the same BOR but discovers that the details of the two
messages are different
129
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 Lampiran 3.1
D.4. Reject reason code on IFTS transactions
Code Description Remarks
200 Transaction amount is invalid Transaction amount = 0 for IFTS
201 Invalid transaction date Transaction date this value date
202 Insufficient fund in settlement
account
203 Insufficient funds in Statutory
reserve account
There are insufficient funds in Statutory reserve
account. The RCC will cancel the transaction.
204 By-order-of-account number is
Mandatory.
According to setup for TRN in the TRN File, blank
entry is not allowed for the by-order-of-account
number. The RCC will reject the transaction
205 By-order-of-account number is
not required
According to setup for TRN in TRN File, blank entry
is not allow for the By-order-of-account. The RCC
will reject the transaction
206 Beneficiary account number is
mandatory
According to the setup for TRN in the TRN File, blank
entry is not allowed for Beneficiary Account number.
The RCC will reject the transaction
207 Beneficiary account number is
not required
According to the setup for TRN in TRN File, entry is
not allow for Beneficiary account number. The RCC
will reject the transaction
208 Sending member account
Closed, Frozen or Suspended
The status of sending member is ‘closed’, ‘frozen’ or
‘suspend’.
209 Receiving member account
Closed, Frozen or Suspended.
The status of Receiving member is ‘closed’, ‘frozen’
or ‘suspend’.
210 TRN does not exist The RCC cannot find the TRN in TRN File.
D.5. Reject reason code on Administrative Transaction
Code Description Remarks
300 Invalid recap/retrieval request The recap or retrieval date is before last value date or
after this value date
350 Queue Cancelled by RCC Queue transaction has been cancelled by RCC
351 Queue Cancelled by RT Queue transaction has been cancelled by RT
353 Queue Queued record not exist Queued record does not exist in both priority and
normal FIFO queue
130
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 Lampiran 3.1
D.6. Reject reason code for RCC batch processing
Code Description Remarks
400 Queue Cancelled by CUTOFF Queue transaction has been cancelled by CUTOFF
401 RCC opening process started
successfully
The RCC opening process has been started
successfully.
402 RCC opening process
completed. The RCC opening process has ended.
403 Cutoff report is generated The cutoff report are generated
404 RCC value date changed RCC has advanced to next value date.
405 Cutoff warning started The cutoff warning process started
406 Cutoff warning completed The cutoff warning process completed
407 Pre-cutoff started The Pre-cutoff process started
408 Pre-cutoff completed The Pre-cutoff process completed
409 RCC cutoff started The RCC cutoff process started
410 RCC cutoff completed The RCC cutoff process completed
411 RCC cutoff failed The RCC cutoff process has failed
412 Batch file upload started Batch file upload has started
413 Batch file upload error The RCC encountered error uploading the batch file.
Contact RCC Technical Support.
131
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 Lampiran 3.1
D.7. Reject reason code for RCC Screen Message
Code Description Remarks
500 Member record not found The member record is not found
501 User name does not exist or
Password is incorrect
The user name does not exist of the password is
incorrect. Re-enter the correct user name and
password combination to gain access to the RCC
function
502 User group not found The RCC cannot find the user group in the User File.
503 Temporary record not found The RCC cannot find the temporary database record.
504 Enquiry function not allowed The user is not allowed to perform the enquiry
function
505 Print function not allowed The user is not allowed to perform the print function
506 Update/Delete function not
allowed
The user is not allowed to perform the update/delete
function.
507 ‘ADD’ record successfully
created
The ‘ADD’ maintenance entry has been created in the
Temporary File.
508 ‘DELETE’ record successfully
created
The ‘DELETE’ maintenance entry has been created in
the Temporary File.
509 ‘UPDATE’ record successfully
created
The ‘UPDATE’ maintenance entry has been created
in the Temporary File.
510 Record printed successfully The record has been printed successfully
511 Open Spooler Error The RCC encounter error while printing the report to
the Spooler. Contact RCC technical support.
132
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 Lampiran 3.1
D.8. Reject reason code for communication error
Code Description Remarks
850 Invalid message data type The data type differ from the expected format
851 Invalid message header Errors detected in the message header
852 Decryption process down The RCC encountered Decryption error. Contact RCC
Technical Support.
853 Encryption process down The RCC encountered Encryption error. Contact RCC
Technical Support.
854 Primary CPU is down The primary CPU is down. Contact RCC Technical
Support.
855 Process was terminated The process was terminated.
D.9. RCC System Error
Code Description Remarks
901 Open Logger error The RCC encountered error opening the logger.
Contact RCC Technical Support.
902 Possible TMF error, Inform
System Administrator
The RCC encountered a possible TMF error. Contact
RCC Technical Support.
903 Backup process creation failed Creation of backup process has failed. Contact RCC
Technical Support.
999 Unexpected error
133
Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 Lampiran 3.1
D.10. Reject Reason Code Commonly Used Within RCC
Code Description
00 Settled
01 Transaction Code Invalid
02 Queue Transaction Indicator Invalid
03 Paying Bank Not Found
04 Payee Bank Not Found
05 Transaction Amount Should Equal Zero
06 Originator Invalid
07 Paying Bank Inactive
08 Payee Bank Inactive
09 SA Processing Cycle Not Start
10 Rejected Due To Queue Exist
11 Rejected Due To Insufficient Fund
12 Queued Due To Queue Exist
13 Queued Due To Insufficient Fund
14 Remain Queued Due To Insufficient Fund
15 After Value Date Cutoff
16 Queue Has Been Re-Sequence
17 Queue cancelled by RT
18 Queue cancelled by RCC
99 Unexpected Error
134
Lampiran 3.2
MATRIKS STANDARDISASI PENGISIAN MESSAGE TRANSAKSI SISTEM BI-RTGS
No Field-field pada
Screen BI-RTGS
(Construct Single Credit)
Transaksi “Peserta Ke BI” Transaksi “Antar Peserta kecuali BI”
1. From Member Mandatory Member Code Peserta
Pengirim
Mandatory Member Code Peserta
Pengirim
2. To Member Mandatory Member Code Kantor Pusat
Bank Indonesia (KPBI) atau
Kantor Bank Indonesia
(KBI) tertuju
Mandatory Member Code Peserta
Penerima
3. Value Date Mandatory Tanggal Efektif
Pembukuan/Settlement di
RCC, dengan pilihan Tanggal
:
- Hari Ini (T+0/This Value
Date), atau
- Hari Kerja 1 (satu) hari
kerja kemudian
(T+1/Next–1 Value Date),
atau
- Hari Kerja 2 (dua) hari
kerja kemudian
(T+2/Next–2 Value Date)
Mandatory Tanggal Efektif
Pembukuan/Settlement di
RCC, dengan pilihan Tanggal
:
- Hari Ini (T+0/This Value
Date), atau
- Hari Kerja 1 (satu) hari
kerja kemudian
(T+1/Next–1 Value Date),
atau
- Hari Kerja 2 (dua) hari
kerja kemudian
(T+2/Next–2 Value Date)
4. Total Amount Mandatory Nominal Transaksi Mandatory Nominal Transaksi
5. Rel TRN Optional Nomor Referensi/Validasi
Internal dari Peserta
Pengirim
Optional Nomor Referensi/Validasi
Internal dari Peserta
Pengirim
6. TRN Mandatory TRN “Transaksi Peserta Ke
BI” yang diinginkan Mandatory TRN “Transaksi Antar
Peserta” yang diinginkan
135
Lampiran 3.2
MATRIKS STANDARDISASI PENGISIAN MESSAGE TRANSAKSI SISTEM BI-RTGS
No Field-field pada
Screen BI-RTGS
(Construct Single Credit)
Transaksi “Peserta Ke BI” Transaksi “Antar Peserta kecuali BI”
7. To Branch/Sub- Branch Optional - Optional “Kode Kantor Cabang (KC)”
dan “Kode Kantor Di Bawah
KC (Kantor Cabang Pembantu
(KCP), Kantor Kas, atau
Kantor Unit)” dari Bank
Penerima
a. By Order Of - AID Optional AID yang ditatausahakan oleh
Peserta Pengirim. AID ini
berfungsi untuk membantu user
dalam mengisi By Order Of –
Account No dan By Order Of –
Name & Address secara
otomatis.
Optional AID yang ditatausahakan oleh
Peserta Pengirim. AID ini
berfungsi untuk membantu user
dalam mengisi By Order Of –
Account No dan By Order Of –
Name & Address secara
otomatis.
b. By Order Of - Account No Optional No. Rekening Giro Peserta
Pengirim yang ditatausahakan
di BI (RCC)
Nomor Rekening Giro
Peserta Pengirim di BI
(RCC) diisi 9 digit “angka”,
tanpa special character spt : . ,
/ , -
Optional No. Rekening Giro Peserta
Pengirim yang ditatausahakan
di BI (RCC)
Nomor Rekening Giro
Peserta Pengirim di BI
(RCC) diisi 9 digit “angka”,
tanpa special character spt : . ,
/ , -
c. By Order Of - Name &
Address Optional Nama dan Lokasi Peserta
Pengirim, dengan pilihan :
1. BANK … DEPT/DIV …
Optional Nama dan Lokasi Peserta
Pengirim, dengan pilihan :
1. BANK … DEPT/DIV …
136
Lampiran 3.2
MATRIKS STANDARDISASI PENGISIAN MESSAGE TRANSAKSI SISTEM BI-RTGS
No Field-field pada
Screen BI-RTGS
(Construct Single Credit)
Transaksi “Peserta Ke BI” Transaksi “Antar Peserta kecuali BI”
JAKARTA/kota lain di
mana Dept/Div tsb berada
2. BANK …
CABANG/KOTA … (di
lndonesia)
3. BANK … KOTA … (di
Luar Negeri)
4. BANK … ATTN … (diisi
Nama Rekening Milik
Bank Pengirim Sendiri,
Bukan Nama Nasabah
Bank Pengirim)”
JAKARTA/kota lain di
Indonesia atau di Luar
Negeri
Dilarang diisi BIC (SWIFT
Code) dari Bank Pengirim.
Dilarang diisi kata-kata :
OURSELVES atau DARI
KAMI SENDIRI.
Lokasi/nama Kota Bank
Pengirim dari ke-4 pilihan di
atas, baik di wilayah
JAKARTA/kota lain di
mana Dept/Div tsb berada
2. BANK …
CABANG/KOTA … (di
lndonesia)
3. BANK … KOTA … (di
Luar Negeri)
4. BANK … ATTN … (diisi
Nama Rekening Milik
Bank Pengirim Sendiri,
Bukan Nama Nasabah
Bank Pengirim)”
JAKARTA/kota lain di
Indonesia atau di Luar
Negeri
Dilarang diisi BIC (SWIFT
Code) dari Bank Pengirim.
Dilarang diisi kata-kata :
OURSELVES atau DARI
KAMI SENDIRI.
Lokasi/nama Kota Bank
Pengirim dari ke-4 pilihan di
atas, baik di wilayah
137
Lampiran 3.2
MATRIKS STANDARDISASI PENGISIAN MESSAGE TRANSAKSI SISTEM BI-RTGS
No Field-field pada
Screen BI-RTGS
(Construct Single Credit)
Transaksi “Peserta Ke BI” Transaksi “Antar Peserta kecuali BI”
Indonesia atau di Luar
Negeri, wajib diisi.
Indonesia atau di Luar
Negeri, wajib diisi.
d. Beneficiary - AID Optional AID yang ditatausahakan oleh
Peserta Pengirim. AID ini
berfungsi untuk membantu user
dalam mengisi Beneficiary –
Account No dan Beneficiary –
Name & Address secara
otomatis.
Optional AID yang ditatausahakan oleh
Peserta Pengirim. AID ini
berfungsi untuk membantu user
dalam mengisi Beneficiary –
Account No dan Beneficiary –
Name & Address secara
otomatis.
e. Beneficiary - Account No Mandatory No. Rekening Tertuju Yang
Akan DiKredit Di Sistem
Akunting internal Bank
Indonesia (BI_SOSA)
No. Rekening di BI tersebut
diisi 9 digit “angka”, tanpa
special character : . , / , -
Optional No. Rekening Giro Peserta
Penerima yang ditatausahakan
di BI (RCC)
Nomor Rekening Giro Bank
Penerima di BI (RCC) diisi 9
digit “angka”, tanpa special
character spt : . , / , -
f. Beneficiary - Name &
Address Mandatory Nama Rekening Tertuju Yang
Akan DiKredit Di Sistem
Akunting internal Bank
Indonesia (BI-SOSA)
Mandatory Nama dan Lokasi Peserta
Penerima, dengan pilihan :
1. BANK … DEPT/DIV …
JAKARTA/kota lain di
mana Dept/Div tsb berada
2. BANK …
CABANK/KOTA … (di
lndonesia)
3. BANK … KOTA … (di
138
Lampiran 3.2
MATRIKS STANDARDISASI PENGISIAN MESSAGE TRANSAKSI SISTEM BI-RTGS
No Field-field pada
Screen BI-RTGS
(Construct Single Credit)
Transaksi “Peserta Ke BI” Transaksi “Antar Peserta kecuali BI”
Luar Negeri)
4. BANK … ATTN … (diisi
Nama Rekening Milik
Bank Penerima Sendiri,
Bukan Milik Nasabah Bank
Penerima)”
JAKARTA/kota lain di
Indonesia atau di Luar
Negeri
Dilarang diisi BIC (SWIFT
Code) dari Bank Penerima.
Dilarang diisi kata-kata :
YOURSELVES atau UNTUK
ANDA SENDIRI.
Lokasi/nama Kota Bank
Penerima dari ke-4 pilihan di
atas, baik di wilayah
Indonesia atau di Luar
Negeri, wajib diisi.
g. Payment Details Mandatory Keterangan “Transaksi
Peserta Ke BI” Yang Dibuat
Oleh Peserta Pengirim.
Optional Keterangan “Transaksi
Antar-Peserta” yang dibuat
Peserta Pengirim.
139
Lampiran 3.2
MATRIKS STANDARDISASI PENGISIAN MESSAGE TRANSAKSI SISTEM BI-RTGS
No Field-field pada
Screen BI-RTGS
(Construct Single Credit)
Transaksi “Peserta Ke BI” Transaksi “Antar Peserta kecuali BI”
Untuk Transaksi Pembayaran
Ke Rekening Pemerintah
(Rekening 501xxxxxx dan
502xxxxxx), pengisian
keterangan dapat dilengkapi dengan Kode dan Nama MAP
atau MAK, sebagaimana
diatur oleh instansi yang
berwenang.
Untuk transaksi pembayaran ke
rekening pemerintah dengan
TRN BIRGO100, BIRGO101,
BIRGO102, BIRGO103,
BIRGO104 dan BIRGO105,
pada baris pertama field
payment detail wajib diisi
dengan sandi bank (7 karakter
numerik). Jika tidak diisi akan
ditolak oleh RCC dengan
reason 650 ”invalid message
code”.
Jika pengisian pada field ini
tidak mencukupi, dapat
diteruskan pada field Member
Jika pengisian pada field ini
tidak mencukupi, dapat
diteruskan pada field Member
To Member Information baris
ke-3.
140
Lampiran 3.2
MATRIKS STANDARDISASI PENGISIAN MESSAGE TRANSAKSI SISTEM BI-RTGS
No Field-field pada
Screen BI-RTGS
(Construct Single Credit)
Transaksi “Peserta Ke BI” Transaksi “Antar Peserta kecuali BI”
To Member Information.
h. Member To Member
Information Optional Dapat diisi penerusan
pengisian Keterangan
“Transaksi Peserta Ke BI” dari Payment Details
Mandatory
i. Baris kesatu (1)
- Kode Status Pengirim,
apakah Residence (diisi :
/FEAB/R) atau Non-
Residence (diisi :
/FEAB/NR). Pilihan
Pengisian Kode Status
Pengirim tersebut
(/FEAB/R atau
/FEAB/NR) merujuk ke
Definisi Penduduk dalam
ketentuan Bank
Indonesia yang mengatur
mengenai Lalu-Lintas
Devisa (LLD)
- Jika Status Pengirim
masuk dalam Definisi
Penduduk, maka diisi :
/FEAB/R.
- Jika Status Pengirim
tidak masuk dalam
Definisi Penduduk,
maka diisi :
/FEAB/NR.
141
Lampiran 3.2
MATRIKS STANDARDISASI PENGISIAN MESSAGE TRANSAKSI SISTEM BI-RTGS
No Field-field pada
Screen BI-RTGS
(Construct Single Credit)
Transaksi “Peserta Ke BI” Transaksi “Antar Peserta kecuali BI”
- Jika tidak ada Data
Pengirim pada field
ORIGINATING
PARTY, Status
Pengirim yang
dilaporkan adalah
Status Data Pengirim
pada field BY ORDER
OF - Jika ada Data
Pengirim pada field
ORIGINATING
PARTY, Status
Pengirim yang
dilaporkan adalah
Status Data Pengirim
pada field
ORIGINATING
PARTY
- Kode Status Pengirim –
Penerima yang merujuk
ke ketentuan Bank
Indonesia yang mengatur
mengenai Pembatasan
142
Lampiran 3.2
MATRIKS STANDARDISASI PENGISIAN MESSAGE TRANSAKSI SISTEM BI-RTGS
No Field-field pada
Screen BI-RTGS
(Construct Single Credit)
Transaksi “Peserta Ke BI” Transaksi “Antar Peserta kecuali BI”
Transaksi Rupiah (PTR),
dengan kombinasi
pengisian sebagai berikut :
1. Jika Pengirim dan
Penerima adalah
Citizen, maka diisi
/PTR/LOCAL-LOCAL
2. Jika Pengirim adalah
Citizen dan Penerima
adalah Non-Citizen,
maka diisi
/PTR/LOCAL-
FOREIGN 3. Jika Pengirim adalah
Non-Citizen dan
Penerima adalah
Citizen, maka diisi
/PTR/FOREIGN-
LOCAL 4. Jika Pengirim dan
Penerima adalah Non-
Citizen, maka diisi
/PTR/FOREIGN-
FOREIGN
143
Lampiran 3.2
MATRIKS STANDARDISASI PENGISIAN MESSAGE TRANSAKSI SISTEM BI-RTGS
No Field-field pada
Screen BI-RTGS
(Construct Single Credit)
Transaksi “Peserta Ke BI” Transaksi “Antar Peserta kecuali BI”
- Pilihan Local, jika
Pengirim dan/atau
Penerima tidak masuk
dalam definisi WNA sebagaimana dalam
ketentuan Bank
Indonesia yang
mengatur mengenai
Pembatasan Transaksi
Rupiah.
- Pilihan Foreign, jika
Pengirim dan/atau
Penerima masuk
dalam definisi WNA
sebagaimana dalam
ketentuan Bank
Indonesia yang
mengatur mengenai
Pembatasan Transaksi
Rupiah.
- Jika tidak ada Data
Pengirim pada field
ORIGINATING
PARTY, Status
Pengirim yang
144
Lampiran 3.2
MATRIKS STANDARDISASI PENGISIAN MESSAGE TRANSAKSI SISTEM BI-RTGS
No Field-field pada
Screen BI-RTGS
(Construct Single Credit)
Transaksi “Peserta Ke BI” Transaksi “Antar Peserta kecuali BI”
dilaporkan adalah
Status Data Pengirim
pada field BY ORDER
OF - Jika ada Data
Pengirim pada field
ORIGINATING
PARTY, Status
Pengirim yang
dilaporkan adalah
Status Data Pengirim
pada field
ORIGINATING
PARTY - Jika tidak ada Data
Penerima pada field
ULTIMATE
BENEFICIARY,
Status Penerima yang
dilaporkan adalah
Status Data Penerima
pada field
BENEFICIARY - Jika ada Data
Penerima pada field
ULTIMATE
145
Lampiran 3.2
MATRIKS STANDARDISASI PENGISIAN MESSAGE TRANSAKSI SISTEM BI-RTGS
No Field-field pada
Screen BI-RTGS
(Construct Single Credit)
Transaksi “Peserta Ke BI” Transaksi “Antar Peserta kecuali BI”
BENEFICIARY,
Status Penerima yang
dilaporkan adalah
Status Data Penerima
pada field ULTIMATE
BENEFICIARY
- Jika Status Penerima
tidak diketahui pasti,
khususnya untuk Status
Nasabah di Peserta
Penerima (pada field
ULTIMATE
BENEFICIARY),
pengisian Status
Penerima tidak
Mandatory (Pelaporan
Status Nasabah di
Peserta Penerima
menjadi kewajiban
Peserta Penerima).
Dengan demikian
pelaporan oleh Peserta
Pengirim hanya Status
Pengirim saja, yaitu :
/PTR/LOCAL atau
146
Lampiran 3.2
MATRIKS STANDARDISASI PENGISIAN MESSAGE TRANSAKSI SISTEM BI-RTGS
No Field-field pada
Screen BI-RTGS
(Construct Single Credit)
Transaksi “Peserta Ke BI” Transaksi “Antar Peserta kecuali BI”
/PTR/FOREIGN
- Pengisian /FEAB/.. dan
/PTR/…..-….. dipisah satu
(1) spasi, contoh :
/FEAB/R /PTR/LOCAL-
LOCAL
ii. Baris kedua (2)
- Kode Biaya Penerusan
Di Peserta Penerima,
yang dibebankan kepada
Nasabah Peserta Penerima.
Pengisiannya adalah
sebagai berikut : /BEN/.
Jika dikosongkan tetap
diartikan Biaya
Penerusan Di Peserta
Penerima ditanggung
Nasabah Peserta Penerima.
iii. Baris ketiga (3)
Dapat diisi penerusan
pengisian Keterangan
“Transaksi Antar
147
Lampiran 3.2
MATRIKS STANDARDISASI PENGISIAN MESSAGE TRANSAKSI SISTEM BI-RTGS
No Field-field pada
Screen BI-RTGS
(Construct Single Credit)
Transaksi “Peserta Ke BI” Transaksi “Antar Peserta kecuali BI”
Peserta” dari Payment
Details
a. Sender’s Ref No Optional No Referensi Dari
Originating Party (Nasabah
Peserta Pengirim)
Optional
atau
Mandatory
(Jika
Originating
Party
berasal dari
Luar
Negeri)
No Referensi dari
Originating Party.
Jika Originating Party berasal
dari Luar Negeri, Sender’s
Ref No wajib diisi
(mandatory)
b. Originating Party - Name &
Address Mandatory Nama Originating Party
(Nasabah Peserta Pengirim)
Yang menginstruksikan Bank
Pengirim
Mandatory Nama dan Alamat Originating
Party (Nasabah Peserta
Pengirim)
c. Receiver’s Ref No Optional - Optional -
d. Ultimate Beneficiary - Name
& Address Optional Isi Data = Isi Data Pada
Beneficiary – Name &
Address (Nama Rekening
Tertuju Yang Akan DiKredit
Di Sistem Akunting internal
Bank Indonesia (BI-SOSA)
Mandatory Nama dan Alamat Nasabah
Peserta Penerima (untuk
Transaksi Antar Peserta yang terkait dengan
Nasabah, dengan TRN :
IFT00000, IFTFX001,
IFTSX000, & IFTNA000)
e. Ultimate Beneficiary - Kosong - Mandatory No. Rekening Nasabah
148
Lampiran 3.2
MATRIKS STANDARDISASI PENGISIAN MESSAGE TRANSAKSI SISTEM BI-RTGS
Account No Peserta Penerima (untuk
Transaksi Antar-Peserta yang terkait dengan
Nasabah, dengan TRN :
IFT00000, IFTFX001, &
IFTSX000)
Pengisian harus dengan
“angka” dan/atau “huruf”,
tanpa special character spt : .
, / , -
10. Currency Mandatory
jika
dipersyarat
kan oleh
(required
by) TRN
Sandi Valuta Asing Mandatory
jika
dipersyarat
kan oleh
(required
by) TRN
Sandi Valuta Asing
11. Exchange Rate Mandatory
jika
dipersyarat
kan oleh
(required
by) TRN
Kurs (Rp/Valas) Mandatory
jika
dipersyarat
kan oleh
(required
by) TRN
Kurs (Rp/Valas)
12. Interest rate Mandatory
jika
dipersyarat
kan oleh
(required
by) TRN
Suku Bunga Mandatory
jika
dipersyarat
kan oleh
(required
by) TRN
Suku Bunga
149
Lampiran 3.2
MATRIKS STANDARDISASI PENGISIAN MESSAGE TRANSAKSI SISTEM BI-RTGS
13. Period Mandatory
jika
dipersyarat
kan oleh
(required
by) TRN
Jangka Waktu Mandatory
jika
dipersyarat
kan oleh
(required
by) TRN
Jangka Waktu
14. Deal/Stock Code Optional Deal Code dari suatu Dealing
System atau Kode Sekuritas
yang diperdagangkan
Optional Deal Code dari suatu Dealing
System atau Kode Sekuritas
yang diperdagangkan
150
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Transaksi Inter-Bank Money Market (Pasar Uang Antar-
Bank/PUAB Rupiah) Jangka Waktu 1 s.d. 99 Hari Kalender dengan TRN IFTMM000
Construct Single Credit
From Member
Member Code
Bank Pengirim (Mandatory)
Member Name Bank Pengirim Source Manual
To Member
Member Code
Bank Penerima (Mandatory)
Member Name Bank Penerima
Value Date Tgl. Efektif Txn.
(Mandatory) Total Amount
Nominal Txn.
(Mandatory)
Rel TRN
Nomor
Referensi/Validasi
Internal Bank Pengirim (Mandatory)
TRN IFTMM000
(Mandatory) To Branch / Sub Branch Optional
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID Optional AID Optional
Account No
No. Rekg. Giro Bank Pengirim di BI-
RTGS Central Computer/RCC (Optional)
Account No No. Rekg. Giro Bank Penerima di BI-
RTGS Central Computer/RCC (Optional)
Name & Address Name & Address
BANK ….. DEPARTMENT ….. JAKARTA/kota lain (Bank Pengirim)
(Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code) (Mandatory)
BANK ….. DEPARTMENT ….. Jakarta/kota lain (Bank Penerima)
(Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code) (Mandatory)
Payment Details Member to Member Information
KETERANGAN TRANSAKSI (Optional)
/FEAB/R (atau) /FEAB/NR (dan) /PTR/LOCAL-LOCAL (atau) /PTR/LOCAL-FOREIGN (atau) /PTR/FOREIGN-LOCAL
(atau) /PTR/FOREIGN-FOREIGN (Mandatory pd Brs-1)
/BEN/ (Optional pd Brs-2)
Additional Info
Sender Ref No Optional Receiver Ref No Optional
Originating Party Ultimate Beneficiary
Name & Address Name & Address
Optional
Optional
Account no Optional
Currency Blank Exchange Rate Blank Interest Rate
Suku
Bunga
Txn. (Mandat
ory)
Period
Jk. Wkt.
Txn.
(Mandato
ry)
Deal / Stock Code Optional
151
Lampiran 3.2
Keterangan :
- Member To Member Information baris pertama (1) untuk Transaksi Antar-
Bank, harus diisi (mandatory) dengan /FEAB/R apabila Pengirim adl Residence
atau /FEAB/NR apabila Pengirim adl Non-Residence
- Member To Member Information baris pertama (1) untuk Transaksi Antar-
Bank, juga harus diisi (mandatory) dengan Kode Status Pengirim-Penerima,
dengan pilihan : /PTR/LOCAL-LOCAL (Pengirim : Citizen dan Penerima :
Citizen), /PTR/LOCAL-FOREIGN (Pengirim : Citizen dan Penerima : Non-
Citizen), /PTR/FOREIGN-LOCAL (Pengirim : Non-Citizen dan Penerima :
Citizen) atau /PTR/FOREIGN-FOREIGN (Pengirim : Non-Citizen dan
Penerima : Non-Citizen)
- Member To Member Information baris kedua (2) untuk Transaksi Antar-
Bank, diisi (optional) dengan /BEN/ yang berarti biaya penerusan di Bank
Penerima ditanggung Nasabah Bank Penerima. Apabila dikosongkan diartikan
biaya penerusan di Bank Penerima tetap ditanggung Nasabah Bank Penerima.
- Sender Ref No, pengisiannya bersifat mandatory, jika Originating Party berasal
dari Luar Negeri
- Ultimate Beneficiary – Account No harus diisi dengan Huruf dan/atau Angka ,
tanpa special character ( . , / , atau - )
- Mandatory: Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
152
Lampiran 3.2
CONTOH 1 : Transaksi Antar-Bank dengan TRN IFTMM000
Construct Single Credit
From Member IBBKIDJA PT. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Source Manual
To Member BMEGIDJ1 PT. BANK MEGA
Value Date 23 / 10 / 2000 Total Amount 10.000.000.000,00
Rel TRN 98672P TRN IFTMM000 To Branch / Sub Branch
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID AID
Account No Account No
Name & Address Name & Address
BII TREASURY DIV.
JAKARTA
BANK MEGA ATTN. TREASURY DEPT.
JAKARTA
Payment details Member to Member Information
PLACING
VD. 23/10/2000 MAT. 24/10/2000
/FEAB/R /PTR/LOCAL-LOCAL
/BEN/
Additional Info
Sender Ref No Receiver Ref No
Originating Party Ultimate Beneficiary
Name & Address Name & Address
Account no
Currency Exchange Rate Interest Rate 10,2500 Period 1
Deal / Stock Code
Contoh :
BII melakukan Transaksi Penempatan Dana (Placing) pada Bank Mega sebesar Rp.10
Milyar dengan Suku Bunga 10,25 %, Tanggal Valuta 23 Oktober 2000, dan Jatuh
Tempo tangal 24 Oktober 2000
153
Lampiran 3.2
CONTOH 2 : Transaksi Antar-Bank dengan TRN IFTMM000
Construct Single Credit
From Member IBBKIDJA PT. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Source Manual
To Member BMEGIDJ1 PT. BANK MEGA
Value Date 23 / 10 / 2000 Total Amount 7.502.136.458,00
Rel TRN 68641T TRN IFTMM000 To Branch / Sub Branch
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID AID
Account No Account No
Name & Address Name & Address
BII
TREASURY DIV. JAKARTA
BANK MEGA
ATTN. TREASURY DEPT. JAKARTA
Payment details Member to Member Information
PELUNASAN TAKING P+I
VD. 20/10/2000 MAT. 23/10/2000
/FEAB/R /PTR/LOCAL-LOCAL
/BEN/
Additional Info
Sender Ref No Receiver Ref No
Originating Party Ultimate Beneficiary
Name & Address Name & Address
Account no
Currency Exchange Rate Interest Rate 10,2550 Period 1
Deal / Stock Code
Contoh :
BII melakukan Transaksi Pelunasan Pinjaman (Taking) dari Bank Mega sebesar Rp.
7.502.136.458,00 dengan Suku Bunga 10,255 %, Tanggal Valuta 20 Oktober 2000
(Jum’at), dan Jatuh Tempo tanggal 23 Oktober 2000 (Senin)
154
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Transaksi Intraday Inter-Bank Money Market (Pasar Uang Antar-
Bank/PUAB Rupiah Jangka Sangat Pendek/Intrahari) dengan TRN IFTMM001
Construct Single Credit
From Member
Member Code
Bank Pengirim
(Mandatory)
Member Name Bank Pengirim Source Manual
To Member
Member Code
Bank Penerima
(Mandatory)
Member Name Bank Penerima
Value Date Tgl. Efektif Txn.
(Mandatory) Total Amount
Nominal Txn.
(Mandatory)
Rel TRN
Nomor Referensi/Validasi
Internal Bank Pengirim
(Mandatory)
TRN IFTMM001
(Mandatory) To Branch / Sub Branch Optional
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID Optional AID Optional
Account No No. Rekg. Giro Bank Pengirim di BI-RTGS Central Computer/RCC
(Optional)
Account No No. Rekg. Giro Bank Penerima di BI-
RTGS Central Computer/RCC (Optional)
Name & Address Name & Address
BANK ….. DEPARTMENT ….. JAKARTA/kota lain (Bank
Pengirim) (Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code)
(Mandatory)
BANK ….. DEPARTMENT ….. JAKARTA/kota lain (Bank
Penerima) (Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code)
(Mandatory)
Payment details Member to Member Information
KETERANGAN TRANSAKSI
(Optional)
/FEAB/R (atau) /FEAB/NR (dan) /PTR/LOCAL-LOCAL (atau)
/PTR/LOCAL-FOREIGN (atau) /PTR/FOREIGN-LOCAL (atau) /PTR/FOREIGN-FOREIGN (Mandatory pd Brs-1)
/BEN/ (Optional pd Brs-2)
Additional Info
Sender Ref No Optional Receiver Ref No Optional
Originating Party Ultimate Beneficiary
Name & Address Name & Address
Optional
Optional
Account no Optional
Currency Blank Exchange Rate Blank Interest Rate
Suku
Bunga
Txn. (Mandat
ory)
Period Blank
Deal / Stock Code Optional
155
Lampiran 3.2
Keterangan :
- Member To Member Information baris pertama (1) untuk Transaksi Antar-
Bank, harus diisi (mandatory) dengan /FEAB/R apabila Pengirim adl Residence
atau /FEAB/NR apabila Pengirim adl Non-Residence
- Member To Member Information baris pertama (1) untuk Transaksi Antar-
Bank, juga harus diisi (mandatory) dengan Kode Status Pengirim-Penerima,
dengan pilihan : /PTR/LOCAL-LOCAL (Pengirim : Citizen dan Penerima :
Citizen), /PTR/LOCAL-FOREIGN (Pengirim : Citizen dan Penerima : Non-
Citizen), /PTR/FOREIGN-LOCAL (Pengirim : Non-Citizen dan Penerima :
Citizen) atau /PTR/FOREIGN-FOREIGN (Pengirim : Non-Citizen dan
Penerima : Non-Citizen)
- Member To Member Information baris kedua (2) untuk Transaksi Antar-
Bank, diisi (optional) dengan /BEN/ yang berarti biaya penerusan di Bank
Penerima ditanggung Nasabah Bank Penerima. Apabila dikosongkan diartikan
biaya penerusan di Bank Penerima tetap ditanggung Nasabah Bank Penerima.
- Sender Ref No, pengisiannya bersifat mandatory, jika Originating Party berasal
dari Luar Negeri
- Ultimate Beneficiary – Account No harus diisi dengan Huruf dan/atau Angka ,
tanpa special character ( . , / , atau - )
- Mandatory: Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
156
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Transaksi Inter-Bank Money Market (Pasar Uang Antar-
Bank/PUAB Rupiah) Jangka Panjang (> 99 Hari Kalender) dengan TRN IFTPL000
Construct Single Credit
From Member
Member Code
Bank Pengirim
(Mandatory)
Member Name Bank Pengirim Source Manual
To Member
Member Code
Bank Penerima
(Mandatory)
Member Name Bank Penerima
Value Date Tgl. Efektif Txn.
(Mandatory) Total Amount
Nominal Txn.
(Mandatory)
Rel TRN
Nomor Referensi/Validasi
Internal Bank Pengirim
(Mandatory)
TRN IFTPL000
(Mandatory) To Branch / Sub Branch Optional
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID Optional AID Optional
Account No No. Rekg. Giro Bank Pengirim di BI-RTGS Central Computer/RCC
(Optional)
Account No No. Rekg. Giro Bank Penerima di BI-
RTGS Central Computer/RCC (Optional)
Name & Address Name & Address
BANK ….. DEPARTMENT ….. JAKARTA/kota lain (Bank
Pengirim) (Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code)
(Mandatory)
BANK ….. DEPARTMENT ….. JAKARTA/kota lain (Bank
Penerima) (Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code)
(Mandatory)
Payment details Member to Member Information
KETERANGAN TRANSAKSI
(Optional)
/FEAB/R (atau) /FEAB/NR (dan) /PTR/LOCAL-LOCAL (atau)
/PTR/LOCAL-FOREIGN (atau) /PTR/FOREIGN-LOCAL (atau) /PTR/FOREIGN-FOREIGN (Mandatory pd Brs-1)
/BEN/ (Optional pd Brs-2)
Additional Info
Sender Ref No Optional Receiver Ref No Optional
Originating Party Ultimate Beneficiary
Name & Address Name & Address
Optional
Optional
Account no Optional
Currency Blank Exchange Rate Blank Interest Rate
Suku Bunga
Txn.
(Mandatory)
Period Blank
Deal / Stock Code Optional
157
Lampiran 3.2
Keterangan :
- Member To Member Information baris pertama (1) untuk Transaksi Antar-
Bank, harus diisi (mandatory) dengan /FEAB/R apabila Pengirim adl Residence
atau /FEAB/NR apabila Pengirim adl Non-Residence
- Member To Member Information baris pertama (1) untuk Transaksi Antar-
Bank, juga harus diisi (mandatory) dengan Kode Status Pengirim-Penerima,
dengan pilihan : /PTR/LOCAL-LOCAL (Pengirim : Citizen dan Penerima :
Citizen), /PTR/LOCAL-FOREIGN (Pengirim : Citizen dan Penerima : Non-
Citizen), /PTR/FOREIGN-LOCAL (Pengirim : Non-Citizen dan Penerima :
Citizen) atau /PTR/FOREIGN-FOREIGN (Pengirim : Non-Citizen dan
Penerima : Non-Citizen)
- Member To Member Information baris kedua (2) untuk Transaksi Antar-
Bank, diisi (optional) dengan /BEN/ yang berarti biaya penerusan di Bank
Penerima ditanggung Nasabah Bank Penerima. Apabila dikosongkan diartikan
biaya penerusan di Bank Penerima tetap ditanggung Nasabah Bank Penerima.
- Sender Ref No, pengisiannya bersifat mandatory, jika Originating Party berasal
dari Luar Negeri
- Ultimate Beneficiary – Account No harus diisi dengan Huruf dan/atau Angka ,
tanpa special character ( . , / , atau - )
- Mandatory : Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
158
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Setelmen Rupiah dari Transaksi Rupiah-leg-Valas Antar-Bank di
Indonesia (Transaksi Domestic Forex) dengan TRN IFTFX000
Construct Single Credit
From Member
Member Code Bank
Pengirim
(Mandatory)
Member Name Bank Pengirim Source Manual
To Member Member Code Bank
Penerima (Mandatory) Member Name Bank Penerima
Value Date Tgl. Efektif Txn.
(Mandatory) Total Amount
Nominal Txn. (Mandatory)
Rel TRN
Nomor Referensi/Validasi
Internal Bank Pengirim (Mandatory)
TRN IFTFX000
(Mandatory) To Branch / Sub Branch Optional
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID Optional AID Optional
Account No
No. Rekg. Giro Bank Pengirim di
BI-RTGS Central Computer/RCC
(Optional)
Account No No. Rekg. Giro Bank Penerima di BI-
RTGS Central Computer/RCC (Optional)
Name & Address Name & Address
BANK ….. DEPARTMENT ….. JAKARTA/kota lain (Bank Pengirim)
(Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code)
(Mandatory)
BANK ….. DEPARTMENT ….. JAKARTA/kota lain (Bank Penerima)
(Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code)
(Mandatory)
Payment details Member to Member Information
KETERANGAN TRANSAKSI (Optional)
/FEAB/R (atau) /FEAB/NR (dan) /PTR/LOCAL-LOCAL (atau) /PTR/LOCAL-FOREIGN (atau) /PTR/FOREIGN-LOCAL
(atau) /PTR/FOREIGN-FOREIGN (Mandatory pd Brs-1)
/BEN/ (Optional pd Brs-2)
B
Additional Info
Sender Ref No Optional Receiver Ref No Optional
Originating Party Ultimate Beneficiary
Name & Address Name & Address
Optional
Optional
Account no Optional
Currency
Kode Valas (Mandatory
) Exchange Rate
Kurs
Txn.
(Mandatory)
Interest Rate Blank Period Blank
Deal / Stock Code Optional
159
Lampiran 3.2
Keterangan :
- Member To Member Information baris pertama (1) untuk Transaksi Antar-
Bank, harus diisi (mandatory) dengan /FEAB/R apabila Pengirim adl Residence
atau /FEAB/NR apabila Pengirim adl Non-Residence
- Member To Member Information baris pertama (1) untuk Transaksi Antar-
Bank, juga harus diisi (mandatory) dengan Kode Status Pengirim-Penerima,
dengan pilihan : /PTR/LOCAL-LOCAL (Pengirim : Citizen dan Penerima :
Citizen), /PTR/LOCAL-FOREIGN (Pengirim : Citizen dan Penerima : Non-
Citizen), /PTR/FOREIGN-LOCAL (Pengirim : Non-Citizen dan Penerima :
Citizen) atau /PTR/FOREIGN-FOREIGN (Pengirim : Non-Citizen dan
Penerima : Non-Citizen)
- Member To Member Information baris kedua (2) untuk Transaksi Antar-
Bank, diisi (optional) dengan /BEN/ yang berarti biaya penerusan di Bank
Penerima ditanggung Nasabah Bank Penerima. Apabila dikosongkan diartikan
biaya penerusan di Bank Penerima tetap ditanggung Nasabah Bank Penerima.
- Sender Ref No, pengisiannya bersifat mandatory, jika Originating Party berasal
dari Luar Negeri
- Ultimate Beneficiary – Account No harus diisi dengan Huruf dan/atau Angka ,
tanpa special character ( . , / , atau - )
- Mandatory: Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
160
Lampiran 3.2
CONTOH : Transaksi Antar-Bank dengan TRN IFTFX000
Construct Single Credit
From Member IBBKIDJA PT. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Source Manual
To Member BDINIDJA PT. BANK DANAMON INDONESIA
Value Date 23 / 10 / 2000 Total Amount 4.471.000.000,00
Rel TRN 89346B TRN IFTFX000 To Branch / Sub Branch
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID AID
Account No Account No
Name & Address Name & Address
BII TREASURY DIV.
JAKARTA
BANK DANAMON ATTN. TREASURY DEPT.
JAKARTA
Payment details Member to Member Information
PEMBELIAN USD 500.000,00
/FEAB/R /PTR/LOCAL-LOCAL /BEN/
Additional Info
Sender Ref No Receiver Ref No
Originating Party Ultimate Beneficiary
Name & Address Name & Address
Account no
Currency USD Exchange Rate 8.942,00 Interest Rate Period
Deal / Stock Code
Contoh :
BII melakukan Transaksi Beli USD/IDR dengan Bank Danamon sebesar USD 0.5
Mio / Rp.4.471.000.000,00 dengan Kurs Rp.8.942,00/USD 1, dan Tanggal Valuta 23
Oktober 2000
161
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Setelmen Rupiah dari Transaksi Rupiah-leg-Valas Antara Bank di
Indonesia dengan Bank di Luar Negeri (Transaksi Cross-Border Forex) atau Setelmen Rupiah dari
Transaksi Rupiah-leg-Valas yang melibatkan Nasabah Bank Domestik dengan TRN IFTFX001
Construct Single Credit
From Member
Member Code
Bank Pengirim
(Mandatory)
Member Name Bank Pengirim Source Manual
To Member
Member Code
Bank Penerima
(Mandatory)
Member Name Bank Penerima
Value Date Tgl. Efektif Txn. (Mandatory) Total Amount Nominal Txn.
(Mandatory)
Rel TRN
Nomor Referensi/Validasi
Internal Bank Pengirim
(Mandatory)
TRN IFTFX001
(Mandatory) To Branch / Sub Branch Optional
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID Optional AID Optional
Account No
No. Rekg. Giro Bank Pengirim di BI-RTGS
Central Computer/RCC
Atau
Rekg. Lain Milik Bank Pengirim Sendiri,
Bukan Milik Nasabah Bank Pengirim
(Optional)
Account No
No. Rekg. Giro Bank Penerima di BI-RTGS
Central Computer/RCC
Atau
Rekg. Lain Milik Bank Penerima Sendiri, Bukan
Milik Nasabah Bank Penerima
(Optional)
Name & Address Name & Address
(diisi Nama Bank Pengirim, dgn pilihan di bawah ini)
BANK ….. DEPARTMENT ….. JAKARTA/kota lain, atau
BANK ….. CABANG/KOTA ….. (di Indonesia), atau
BANK ….. KOTA ….. (Kota di Luar Negeri), atau
BANK ….. ATTN ….. (diisi Nama Rekg Milik Bank Pengirim Sendiri,
Bukan Nama Nasabah Bank Pengirim) JAKARTA/ kota lain
(Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code)
(Mandatory)
(diisi Nama Bank Penerima, dgn pilihan di bawah ini)
BANK ….. DEPARTMENT ….. JAKARTA/kota lain, atau
BANK ….. CABANG/KOTA ….. (di Indonesia), atau
BANK ….. KOTA ….. (Kota di Luar Negeri)
BANK ….. ATTN ….. (diisi Nama Rekg Milik Bank Penerima Sendiri,
Bukan Nama Nasabah Bank Penerima) JAKARTA/kota lain
(Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code)
(Mandatory)
Payment details Member to Member Information
KETERANGAN TRANSAKSI
(Optional)
/FEAB/R (atau) /FEAB/NR (dan) /PTR/LOCAL-LOCAL (atau)
/PTR/LOCAL-FOREIGN (atau) /PTR/FOREIGN-LOCAL (atau)
/PTR/FOREIGN-FOREIGN (Mandatory pd Brs-1)
/BEN/ (Optional pd Brs-2)
B
Additional Info
Sender Ref No Optional Receiver Ref No Optional
Originating Party Ultimate Beneficiary
Name & Address Name & Address
Optional
NAMA NASABAH DI BANK PENERIMA YANG MENERIMA
PEMBAYARAN RUPIAH DARI TRANSAKSI RUPIAH-LEG-VALAS
(Mandatory)
Account no
REKG. NASABAH DI BANK PENERIMA,
PENERIMA RUPIAH
(Mandatory)
Currency Kode Valas
(Mandatory) Exchange Rate
Kurs Txn.
(Mandator
y)
Interest Rate Blank Period Blank
Deal / Stock Code Optional
162
Lampiran 3.2
Keterangan :
- Member To Member Information baris pertama (1) untuk Transaksi Antar-
Bank, harus diisi (mandatory) dengan /FEAB/R apabila Pengirim adl Residence
atau /FEAB/NR apabila Pengirim adl Non-Residence
- Member To Member Information baris pertama (1) untuk Transaksi Antar-
Bank, juga harus diisi (mandatory) dengan Kode Status Pengirim-Penerima,
dengan pilihan : /PTR/LOCAL-LOCAL (Pengirim : Citizen dan Penerima :
Citizen), /PTR/LOCAL-FOREIGN (Pengirim : Citizen dan Penerima : Non-
Citizen), /PTR/FOREIGN-LOCAL (Pengirim : Non-Citizen dan Penerima :
Citizen) atau /PTR/FOREIGN-FOREIGN (Pengirim : Non-Citizen dan
Penerima : Non-Citizen)
- Member To Member Information baris kedua (2) untuk Transaksi Antar-
Bank, diisi (optional) dengan /BEN/ yang berarti biaya penerusan di Bank
Penerima ditanggung Nasabah Bank Penerima. Apabila dikosongkan diartikan
biaya penerusan di Bank Penerima tetap ditanggung Nasabah Bank Penerima.
- Sender Ref No, pengisiannya bersifat mandatory, jika Originating Party berasal
dari Luar Negeri
- Ultimate Beneficiary – Account No harus diisi dengan Huruf dan/atau Angka ,
tanpa special character ( . , / , atau - )
- Mandatory: Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
163
Lampiran 3.2
CONTOH 1 : Transaksi Antar-Bank dengan TRN IFTFX001
Construct Single Credit
From Member IBBKIDJA PT. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Source Manual
To Member SCBLIDJX STANDARD CHARTERED BANK
Value Date 23 / 10 / 2000 Total Amount 8.950.000.000,00
Rel TRN 89356B TRN IFTFX001 To Branch / Sub Branch
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID AID
Account No Account No
Name & Address Name & Address
BII TREASURY DIV.
JAKARTA
STANCHART BANK JAKARTA
Payment details Member to Member Information
PEMBELIAN USD 1.000.000,00
/FEAB/R /PTR/LOCAL-FOREIGN /BEN/
Additional Info
Sender Ref No Receiver Ref No
Originating Party Ultimate Beneficiary
Name & Address Name & Address
STANCHART BANK SINGAPORE
Account no 100001238
Currency USD Exchange Rate 8.950,00 Interest Rate Period
Deal / Stock Code
Contoh :
BII melakukan Transaksi Beli USD/IDR dengan Stanchart Bank Singapore, yang
mempunyai Account IDR (Rp) di Stanchart Bank Jakarta dengan Nomor Rekening
100001238, sebesar USD 1 Mio / Rp. 8.950.000.000,00 dengan Kurs
Rp.8.950,00/USD 1, dan Tanggal Valuta 23 Oktober 2000
164
Lampiran 3.2
CONTOH 2 : Transaksi Antar-Bank dengan TRN IFTFX001
Construct Single Credit
From Member IBBKIDJA PT. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Source Manual
To Member BNINIDJA PT. BANK NEGARA INDONESOIA
Value Date 23 / 10 / 2000 Total Amount 17.770.000.000,00
Rel TRN 89256B TRN IFTFX001 To Branch / Sub Branch
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID AID
Account No Account No
Name & Address Name & Address
BII TREASURY DIV. JAKARTA
BANK NEGARA INDONESIA CABANG GAMBIR
JAKARTA
Payment details Member to Member Information
PEMBELIAN USD 500.000,00
/FEAB/R /PTR/LOCAL-LOCAL /BEN/
Additional Info
Sender Ref No Receiver Ref No
Originating Party Ultimate Beneficiary
Name & Address Name & Address
BADAN PENYEHATAN PERBANKAN NASIONAL
Account no 08900039843701
Currency USD Exchange Rate 8.885,00 Interest Rate Period
Deal / Stock Code
Contoh :
BII melakukan Transaksi Beli USD/IDR dengan BPPN, yang mempunyai Account
IDR (Rp) di BNI Cabang Gambir dengan Nomor Rekening 08900039843701, sebesar
USD 2 Mio / Rp.17.770.000.000,00 dengan Kurs Rp.8.885,00/USD 1, dan Tanggal
Valuta 23 Oktober 2000
165
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Transaksi Antar-Bank Lainnya dan Transaksi Antar-Bank Untuk
Kepentingan Nasabah, dengan TRN IFT00000
Construct Single Credit
From Member
Member Code
Bank Pengirim
(Mandatory)
Member Name Bank Pengirim Source Manual
To Member
Member Code
Bank Penerima
(Mandatory)
Member Name Bank Penerima
Value Date Tgl. Efektif Txn. (Mandatory) Total Amount Nominal Txn.
(Mandatory)
Rel TRN
Nomor Referensi/Validasi
Internal Bank Pengirim
(Mandatory)
TRN IFT00000
(Mandatory) To Branch / Sub Branch Optional
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID Optional AID Optional
Account No
No. Rekg. Giro Bank Pengirim di BI-
RTGS Central Computer/RCC
Atau
Rekg. Lain Milik Bank Pengirim
Sendiri, Bukan Milik Nasabah Bank
Pengirim
(Optional)
Account No
No. Rekg. Giro Bank Penerima di BI-RTGS
Central Computer/RCC
Atau
Rekg. Lain Milik Bank Penerima Sendiri, Bukan
Milik Nasabah Bank Penerima
(Optional)
Name & Address Name & Address
(diisi Nama Bank Pengirim, dgn pilihan di bawah ini)
BANK ….. DEPARTMENT ….. JAKARTA/kota lain, atau
BANK ….. CABANG/KOTA ….. (di Indonesia), atau
BANK ….. KOTA ….. (Kota di Luar Negeri), atau
BANK ….. ATTN ….. (diisi Nama Rekg Milik Bank Pengirim Sendiri,
Bukan Nama Nasabah Bank Pengirim)
(Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code)
(Mandatory)
(diisi Nama Bank Penerima, dgn pilihan di bawah ini)
BANK ….. DEPARTMENT ….. JAKARTA/kota lain, atau
BANK ….. CABANG/KOTA ….. (di Indonesia), atau
BANK ….. KOTA ….. (Kota di Luar Negeri)
BANK ….. ATTN ….. (diisi Nama Rekg Milik Bank Penerima Sendiri,
Bukan Nama Nasabah Bank Penerima)
(Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code)
(Mandatory)
Payment details Member to Member Information
KETERANGAN TRANSAKSI
(Optional)
/FEAB/R (atau) /FEAB/NR (dan) /PTR/LOCAL-LOCAL (atau)
/PTR/LOCAL-FOREIGN (atau) /PTR/FOREIGN-LOCAL (atau)
/PTR/FOREIGN-FOREIGN (Mandatory pd Brs-1)
/BEN/ (Optional pd Brs-2)
B
Additional Info
Sender Ref No Optional atau Mandatory (jika
Originating Party dari LN) Receiver Ref No Optional
Originating Party Ultimate Beneficiary
Name & Address Name & Address
NAMA & ALAMAT NASABAH PENGIRIM PADA BANK PENGIRIM
(Optional – Diisi)
NAMA & ALAMAT NASABAH PENERIMA PADA BANK
PENERIMA
(Mandatory)
Account no
REKG. NASABAH PENERIMA DI BANK
PENERIMA
(Mandatory)
Currency Blank Exchange Rate Blank Interest Rate Blank Period Blank
Deal / Stock Code Optional
166
Lampiran 3.2
Keterangan :
- Member To Member Information baris pertama (1) untuk Transaksi Antar-
Bank, harus diisi (mandatory) dengan /FEAB/R apabila Pengirim adl Residence
atau /FEAB/NR apabila Pengirim adl Non-Residence
- Member To Member Information baris pertama (1) untuk Transaksi Antar-
Bank, juga harus diisi (mandatory) dengan Kode Status Pengirim-Penerima,
dengan pilihan : /PTR/LOCAL-LOCAL (Pengirim : Citizen dan Penerima :
Citizen), /PTR/LOCAL-FOREIGN (Pengirim : Citizen dan Penerima : Non-
Citizen), /PTR/FOREIGN-LOCAL (Pengirim : Non-Citizen dan Penerima :
Citizen) atau /PTR/FOREIGN-FOREIGN (Pengirim : Non-Citizen dan
Penerima : Non-Citizen)
- Member To Member Information baris kedua (2) untuk Transaksi Antar-
Bank, diisi (optional) dengan /BEN/ yang berarti biaya penerusan di Bank
Penerima ditanggung Nasabah Bank Penerima. Apabila dikosongkan diartikan
biaya penerusan di Bank Penerima tetap ditanggung Nasabah Bank Penerima.
- Sender Ref No, pengisiannya bersifat mandatory, jika Originating Party berasal
dari Luar Negeri
- Ultimate Beneficiary – Account No harus diisi dengan Huruf dan/atau Angka ,
tanpa special character ( . , / , atau - )
- Mandatory: Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
167
Lampiran 3.2
CONTOH 1 : Transaksi Antar-Bank dengan TRN IFT00000
Construct Single Credit
From Member IBBKIDJA PT. BANK INTERNASIONAL INDONESIA Source Manual
To Member CENAIDJA PT. BANK CENTRAL ASIA
Value Date 23 / 10 / 2000 Total Amount 1.500.000.000,00
Rel TRN 69879991023 TRN IFT00000 To Branch / Sub Branch
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID AID
Account No Account No
Name & Address Name & Address
BII CAB. SOLO JL. SLAMET RIYADI
SOLO
BCA CAB. SURABAYA JL. PEMUDA
SURABAYA
Payment details Member to Member Information
PEMBAYARAN PEMBELIAN RUMAH SAUDARA
/FEAB/R /PTR/LOCAL-LOCAL /BEN/
Additional Info
Sender Ref No Receiver Ref No
Originating Party Ultimate Beneficiary
Name & Address Name & Address
DOYOK
POLO
Account no 12345678904
Currency Exchange Rate Interest Rate Period
Deal / Stock Code
Contoh :
Doyok melakukan Transfer Dana sebesar Rp.1.500.000.000,00 untuk Polo yang
mempunyai Rekening Tabungan 12345678904 di BCA Cab. Surabaya Jl. Pemuda
melalui BII Cab. Solo Jl. Slamet Riyadi untuk pembayaran rumah
168
Lampiran 3.2
CONTOH 2 : Transaksi Antar-Bank dengan TRN IFT00000
Construct Single Credit
From Member SCBLIDJX STANDARD CHARTERED BANK Source Manual
To Member BDINIDJA PT. BANK DANAMON INDONESIA
Value Date 25 / 01 / 2002 Total Amount 1.000.000.000,00
Rel TRN 251202TN011 TRN IFT00000 To Branch / Sub Branch
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID AID
Account No 521050000 Account No 523011000
Name & Address Name & Address
STANDARD CHARTERED BANK JAKARTA
PT. BANK DANAMON INDONESIA JL. ABDUL MUIS
JAKARTA
Payment details Member to Member Information
PEMBAYARAN PEMBELIAN GARMENT
/FEAB/R /PTR/LOCAL-LOCAL /BEN/
Additional Info
Sender Ref No Receiver Ref No
Originating Party Ultimate Beneficiary
Name & Address Name & Address
ALI BUTO
BURHANUDDIN ABDULLAH
Account no 56112365478
Currency Exchange Rate Interest Rate Period
Deal / Stock Code
Contoh :
Ali Buto melakukan Transfer Dana sebesar Rp.1.000.000.000,00 untuk Burhanuddin
Abdullah yang mempunyai Rekening Tabungan 56112365478 di Bank Danamon
Jakarta Jl. Abdul Muis melalui Standard Chartered Bank Jakarta Jl. Sudirman untuk
pembayaran pembelian garment
169
Lampiran 3.2
CONTOH 3 : Transaksi Antar-Bank dengan TRN IFT00000
Construct Single Credit
From Member BRINIDJA PT. BANK RAKYAT INDONESIA Source Manual
To Member BNINIDJA PT. BANK NEGARA INDONESIA
Value Date 25 / 01 / 2002 Total Amount 500.000.000,00
Rel TRN 251202CB009 TRN IFT00000 To Branch / Sub Branch
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID AID
Account No 520002000 Account No 520009000
Name & Address Name & Address
BRI CIREBON JL. JEND. SUDIRMAN
CIREBON
BNI JAYAPURA JL. JEND. SUDIRMAN
JAYAPURA
Payment details Member to Member Information
PEMBAYARAN PEMBELIAN UDANG BULAN JANUARI 2002
/FEAB/R /PTR/LOCAL-LOCAL /BEN/
Additional Info
Sender Ref No Receiver Ref No
Originating Party Ultimate Beneficiary
Name & Address Name & Address
TONY SUKOCO
AMIR KASIEPO
Account no 400123456987
Currency Exchange Rate Interest Rate Period
Deal / Stock Code
Contoh :
Tony Sukoco melakukan Transfer Dana sebesar Rp.500.000.000,00 untuk Amir
Kasiepo yang mempunyai Rekening Tabungan 400123456987 di BNI Jayapura Jl.
Jend. Sudirman melalui BRI Cirebon Jl. Jend. Sudirman untuk pembayaran pembelian
udang bulan Januari 2002
170
Lampiran 3.2
CONTOH 4 : Transaksi Antar-Bank dengan TRN IFT00000
Construct Single Credit
From Member HSBCIDJA HONGKONG SHANGHAI BANK CORP. Source Manual
To Member IBBKIDJA PT. BANK INTERNASIONAL INDONESIA
Value Date 25 / 01 / 2002 Total Amount 25.000.000,00
Rel TRN 251202LN016 TRN IFT00000 To Branch / Sub Branch
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID AID
Account No Account No
Name & Address Name & Address
HSBC HONGKONG
BII JAKARTA JL. M.H. THAMRIN
JAKARTA
Payment details Member to Member Information
KIRIMAN UANG UNTUK TAMBAHAN BANGUN RUMAH
/FEAB/NR /PTR/FOREIGN-LOCAL /BEN/
Additional Info
Sender Ref No HKID00909009076879 Receiver Ref No
Originating Party Ultimate Beneficiary
Name & Address Name & Address
ABDUL KHAMIM
AHMAD ALIMAN
Account no 98745632112
Currency Exchange Rate Interest Rate Period
Deal / Stock Code
Contoh :
Abdul Khamim melakukan Remittance melalui HSBC HongKong dan diteruskan oleh
HSBC Jakarta sebesar equivalen Rp.25.000.000,00 untuk Ahmad Aliman yang
mempunyai Rekening Tabungan 98745632112 di BII Jakarta Jl. M.H. Thamrin untuk
tambahan bangun rumah
171
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Setelmen Pembayaran Antar-Bank yang terkait dengan Transaksi
Jual-Beli Sekuritas (Obligasi atau Saham), dengan TRN IFTSX000
Construct Single Credit
From Member
Member Code
Bank Pengirim
(Mandatory)
Member Name Bank Pengirim Source Manual
To Member
Member Code
Bank Penerima
(Mandatory)
Member Name Bank Penerima
Value Date Tgl. Efektif Txn. (Mandatory) Total Amount Nominal Txn.
(Mandatory)
Rel TRN
Nomor Referensi/Validasi
Internal Bank Pengirim
(Mandatory)
TRN IFTSX000
(Mandatory) To Branch / Sub Branch Optional
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID Optional AID Optional
Account No
No. Rekg. Giro Bank Pengirim di BI-
RTGS Central Computer/RCC
Atau
Rekg. Lain Milik Bank Pengirim
Sendiri, Bukan Milik Nasabah Bank
Pengirim
(Optional)
Account No
No. Rekg. Giro Bank Penerima di BI-RTGS
Central Computer/RCC
Atau
Rekg. Lain Milik Bank Penerima Sendiri, Bukan
Milik Nasabah Bank Penerima
(Optional)
Name & Address Name & Address
(diisi Nama Bank Pengirim, dgn pilihan di bawah ini)
BANK ….. DEPARTMENT ….. JAKARTA/kota lain, atau
BANK ….. CABANG/KOTA ….. (di Indonesia), atau
BANK ….. KOTA ….. (Kota di Luar Negeri), atau
BANK ….. ATTN ….. (diisi Nama Rekg Milik Bank Pengirim Sendiri,
Bukan Nama Nasabah Bank Pengirim)
(Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code)
(Mandatory)
(diisi Nama Bank Penerima, dgn pilihan di bawah ini)
BANK ….. DEPARTMENT ….. , atau
BANK ….. CABANG/KOTA ….. (di Indonesia), atau
BANK ….. KOTA ….. (Kota di Luar Negeri)
BANK ….. ATTN ….. (diisi Nama Rekg Milik Bank Penerima Sendiri,
Bukan Nama Nasabah Bank Penerima)
(Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code)
(Mandatory)
Payment details Member to Member Information
KETERANGAN TRANSAKSI
(Optional)
/FEAB/R (atau) /FEAB/NR (dan) /PTR/LOCAL-LOCAL (atau)
/PTR/LOCAL-FOREIGN (atau) /PTR/FOREIGN-LOCAL (atau)
/PTR/FOREIGN-FOREIGN (Mandatory pd Brs-1)
/BEN/ (Optional pd Brs-2)
B
Additional Info
Sender Ref No Optional Receiver Ref No Optional
Originating Party Ultimate Beneficiary
Name & Address Name & Address
NAMA NASABAH “PIHAK SERAH DANA DARI TRANSAKSI JUAL-
BELI SEKURITAS” PADA BANK PENGIRIM
(Optional - Diisi)
NAMA NASABAH “PIHAK SERAH SEKURITAS DARI TRANSAKSI
JUAL-BELI SEKURITAS” PADA BANK PENERIMA
(Mandatory)
Account no
REKG.NASABAH PADA BANK
PENERIMA, PENERIMA DANA
(Mandatory)
Currency Blank Exchange Rate Blank Interest Rate Blank Period Blank
Deal / Stock Code Optional
172
Lampiran 3.2
Keterangan :
- Member To Member Information baris pertama (1) untuk Transaksi Antar-
Bank, harus diisi (mandatory) dengan /FEAB/R apabila Pengirim adl Residence
atau /FEAB/NR apabila Pengirim adl Non-Residence
- Member To Member Information baris pertama (1) untuk Transaksi Antar-
Bank, juga harus diisi (mandatory) dengan Kode Status Pengirim-Penerima,
dengan pilihan : /PTR/LOCAL-LOCAL (Pengirim : Citizen dan Penerima :
Citizen), /PTR/LOCAL-FOREIGN (Pengirim : Citizen dan Penerima : Non-
Citizen), /PTR/FOREIGN-LOCAL (Pengirim : Non-Citizen dan Penerima :
Citizen) atau /PTR/FOREIGN-FOREIGN (Pengirim : Non-Citizen dan
Penerima : Non-Citizen)
- Member To Member Information baris kedua (2) untuk Transaksi Antar-
Bank, diisi (optional) dengan /BEN/ yang berarti biaya penerusan di Bank
Penerima ditanggung Nasabah Bank Penerima. Apabila dikosongkan diartikan
biaya penerusan di Bank Penerima tetap ditanggung Nasabah Bank Penerima.
- Sender Ref No, pengisiannya bersifat mandatory, jika Originating Party berasal
dari Luar Negeri
- Ultimate Beneficiary – Account No harus diisi dengan Huruf dan/atau Angka ,
tanpa special character ( . , / , atau - )
- Mandatory: Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
173
Lampiran 3.2
CONTOH : Transaksi Antar-Bank dengan TRN IFTSX000
Construct Single Credit
From Member IBBKIDJA PT. BANK INTERNASONAL INDONESIA Source Manual
To Member DEUTIDJA DEUTSCHE BANK
Value Date 23 / 10 / 2000 Total Amount 19.877.190.267,00
Rel TRN 2365489 TRN IFTSX000 To Branch / Sub Branch
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID AID
Account No Account No 019173000
Name & Address Name & Address
BII
TREASURY DIV
JAKARTA
DEUTSCHE BANK,
ATTN. GLOBAL MARKET OPERATION
JAKARTA
Payment details Member to Member Information
PEMBELIAN OBLIGASI PEMERINTAH
VAL. 16 08 2000
MAT. 25 07 2002
/FEAB/R /PTR/LOCAL-LOCAL
/BEN/
Additional Info
Sender Ref No Receiver Ref No
Originating Party Ultimate Beneficiary
Name & Address Name & Address
Account no
Currency Exchange Rate Interest rate Period
Deal / Stock Code VR 001
Contoh :
BII melakukan transfer dana sebesar IDR.20.000.000.000,- untuk Deutsche Bank,
Jakarta untuk pembelian obligasi pemerintah seri VR-001 dengan harga beli 98,625%
untuk val. 16 Agustus 2000 s/d 25 Juli 2002 tingkat suku bunga 13,04488%, last
kupon tanggal 25 Juli 2000, yang pembayarannya ditujukan untuk Deutsche bank
attn. Global Market Operations.
174
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Transaksi Antar-Bank Yang Tidak Ada Nomor Rekening Pada
ULTIMATE BENEFICIARY ACCOUNT NO
Construct Single Credit
From Member
Member Code
Bank Pengirim
(Mandatory)
Member Name Bank Pengirim Source Manual
To Member
Member Code
Bank Penerima
(Mandatory)
Member Name Bank Penerima
Value Date Tgl. Efektif Txn. (Mandatory) Total Amount Nominal Txn.
(Mandatory)
Rel TRN
Nomor Referensi/Validasi
Internal Bank Pengirim
(Mandatory)
TRN IFTNA000
(Mandatory) To Branch / Sub Branch Optional
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID Optional AID Optional
Account No
No. Rekg. Giro Bank Pengirim di BI-
RTGS Central Computer/RCC
Atau
Rekg. Lain Milik Bank Pengirim
Sendiri, Bukan Milik Nasabah Bank
Pengirim
(Optional)
Account No
No. Rekg. Giro Bank Penerima di BI-RTGS
Central Computer/RCC
Atau
Rekg. Lain Milik Bank Penerima Sendiri, Bukan
Milik Nasabah Bank Penerima
(Optional)
Name & Address Name & Address
(diisi Nama Bank Pengirim, dgn pilihan di bawah ini)
BANK ….. DEPARTMENT ….. JAKARTA/kota lain, atau
BANK ….. CABANG/KOTA ….. (di Indonesia), atau
BANK ….. KOTA ….. (Kota di Luar Negeri), atau
BANK ….. ATTN ….. (diisi Nama Rekg Milik Bank Pengirim Sendiri,
Bukan Nama Nasabah Bank Pengirim)
(Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code)
(Mandatory)
(diisi Nama Bank Penerima, dgn pilihan di bawah ini)
BANK ….. DEPARTMENT ….. JAKARTA/kota lain, atau
BANK ….. CABANG/KOTA ….. (di Indonesia), atau
BANK ….. KOTA ….. (Kota di Luar Negeri)
BANK ….. ATTN ….. (diisi Nama Rekg Milik Bank Penerima Sendiri,
Bukan Nama Nasabah Bank Penerima)
(Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code)
(Mandatory)
Payment details Member to Member Information
KETERANGAN TRANSAKSI
(Optional)
/FEAB/R (atau) /FEAB/NR (dan) /PTR/LOCAL-LOCAL (atau)
/PTR/LOCAL-FOREIGN (atau) /PTR/FOREIGN-LOCAL (atau)
/PTR/FOREIGN-FOREIGN (Mandatory pd Brs-1)
/BEN/ (Optional pd Brs-2)
B
Additional Info
Sender Ref No Optional Receiver Ref No Optional
Originating Party Ultimate Beneficiary
Name & Address Name & Address
NAMA NASABAH PENGIRIM PADA BANK PENGIRIM
(Optional – Diisi)
NAMA NASABAH PENERIMA PADA BANK PENERIMA
(Mandatory)
Account no Kosongkan
Currency Blank Exchange Rate Blank Interest Rate Blank Period Blank
Deal / Stock Code Optional
175
Lampiran 3.2
Keterangan :
- Member To Member Information baris pertama (1) untuk Transaksi Antar-
Bank, harus diisi (mandatory) dengan /FEAB/R apabila Pengirim adl Residence
atau /FEAB/NR apabila Pengirim adl Non-Residence
- Member To Member Information baris pertama (1) untuk Transaksi Antar-
Bank, juga harus diisi (mandatory) dengan Kode Status Pengirim-Penerima,
dengan pilihan : /PTR/LOCAL-LOCAL (Pengirim : Citizen dan Penerima :
Citizen), /PTR/LOCAL-FOREIGN (Pengirim : Citizen dan Penerima : Non-
Citizen), /PTR/FOREIGN-LOCAL (Pengirim : Non-Citizen dan Penerima :
Citizen) atau /PTR/FOREIGN-FOREIGN (Pengirim : Non-Citizen dan
Penerima : Non-Citizen)
- Member To Member Information baris kedua (2) untuk Transaksi Antar-
Bank, diisi (optional) dengan /BEN/ yang berarti biaya penerusan di Bank
Penerima ditanggung Nasabah Bank Penerima. Apabila dikosongkan diartikan
biaya penerusan di Bank Penerima tetap ditanggung Nasabah Bank Penerima.
- Sender Ref No, pengisiannya bersifat mandatory, jika Originating Party berasal
dari Luar Negeri
- Ultimate Beneficiary – Account No harus diisi dengan Huruf dan/atau Angka ,
tanpa special character ( . , / , atau - )
- Mandatory: Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
176
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Transaksi Antar-Bank Tolakan/Pengembalian (Reject), dengan
TRN IFTRJ000
Construct Single Credit
From Member
Member Code
Bank Pengirim
(Mandatory)
Member Name Bank Pengirim Source Manual
To Member
Member Code
Bank Penerima
(Mandatory)
Member Name Bank Penerima
Value Date Tgl. Efektif Txn. (Mandatory) Total Amount Nominal Txn.
(Mandatory)
Rel TRN
Nomor Referensi/Validasi
Internal Bank Pengirim
(Mandatory)
TRN IFTRJ000
(Mandatory) To Branch / Sub Branch Optional
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID Optional AID Optional
Account No
No. Rekg. Giro Bank Pengirim di BI-
RTGS Central Computer/RCC
Atau
Rekg. Lain Milik Bank Pengirim
Sendiri, Bukan Milik Nasabah Bank
Pengirim
(Optional)
Account No
No. Rekg. Giro Bank Penerima di BI-RTGS
Central Computer/RCC
Atau
Rekg. Lain Milik Bank Penerima Sendiri, Bukan
Milik Nasabah Bank Penerima
(Optional)
Name & Address Name & Address
(diisi Nama Bank Pengirim, dgn pilihan di bawah ini)
BANK ….. DEPARTMENT ….. JAKARTA/kota lain, atau
BANK ….. CABANG/KOTA ….. (di Indonesia), atau
BANK ….. KOTA ….. (Kota di Luar Negeri), atau
BANK ….. ATTN ….. (diisi Nama Rekg Milik Bank Pengirim Sendiri,
Bukan Nama Nasabah Bank Pengirim)
(Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code)
(Mandatory)
(diisi Nama Bank Penerima, dgn pilihan di bawah ini)
BANK ….. DEPARTMENT ….. JAKARTA/kota lain, atau
BANK ….. CABANG/KOTA ….. (di Indonesia), atau
BANK ….. KOTA ….. (Kota di Luar Negeri)
BANK ….. ATTN ….. (diisi Nama Rekg Milik Bank Penerima Sendiri,
Bukan Nama Nasabah Bank Penerima)
(Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code)
(Mandatory)
Payment details Member to Member Information
KETERANGAN TRANSAKSI
(Optional)
/FEAB/R (atau) /FEAB/NR (dan) /PTR/LOCAL-LOCAL (atau)
/PTR/LOCAL-FOREIGN (atau) /PTR/FOREIGN-LOCAL (atau)
/PTR/FOREIGN-FOREIGN (Mandatory pd Brs-1)
/BEN/ (Optional pd Brs-2)
B
Additional Info
Sender Ref No Optional Receiver Ref No Optional
Originating Party Ultimate Beneficiary
Name & Address Name & Address
NAMA & ALAMAT NASABAH PENGIRIM PADA BANK PENGIRIM
(Optional)
NAMA & ALAMAT NASABAH PENERIMA PADA BANK
PENERIMA
(Optional)
Account no
REKG. NASABAH PENERIMA DI BANK
PENERIMA
(Optional)
Currency Blank Exchange Rate Blank Interest Rate Blank Period Blank
Deal / Stock Code Optional
177
Lampiran 3.2
Keterangan :
- Member To Member Information baris pertama (1) untuk Transaksi Antar-
Bank, harus diisi (mandatory) dengan /FEAB/R apabila Pengirim adl Residence
atau /FEAB/NR apabila Pengirim adl Non-Residence
- Member To Member Information baris pertama (1) untuk Transaksi Antar-
Bank, juga harus diisi (mandatory) dengan Kode Status Pengirim-Penerima,
dengan pilihan : /PTR/LOCAL-LOCAL (Pengirim : Citizen dan Penerima :
Citizen), /PTR/LOCAL-FOREIGN (Pengirim : Citizen dan Penerima : Non-
Citizen), /PTR/FOREIGN-LOCAL (Pengirim : Non-Citizen dan Penerima :
Citizen) atau /PTR/FOREIGN-FOREIGN (Pengirim : Non-Citizen dan
Penerima : Non-Citizen)
- Member To Member Information baris kedua (2) untuk Transaksi Antar-
Bank, diisi (optional) dengan /BEN/ yang berarti biaya penerusan di Bank
Penerima ditanggung Nasabah Bank Penerima. Apabila dikosongkan diartikan
biaya penerusan di Bank Penerima tetap ditanggung Nasabah Bank Penerima.
- Sender Ref No, pengisiannya bersifat mandatory, jika Originating Party berasal
dari Luar Negeri
- Ultimate Beneficiary – Account No harus diisi dengan Huruf dan/atau Angka ,
tanpa special character ( . , / , atau - )
- Mandatory: Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
178
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Transaksi Penarikan Tunai di Bagian Pengelolaan Uang Keluar
(BPUK) Kantor Pusat Bank Indonesia (KPBI) Jakarta. Transaksi dengan TRN BIRCR521 ini paling lambat
diterima di RCC pukul 11.00 WIB.
Construct Single Credit
From Member
Member Code Bank
Pengirim
(Mandatory)
Member Name Bank Pengirim Source Manual
To Member INDOIDJA930
(Mandatory) BANK INDONESIA KANTOR PUSAT
Value Date Tgl. Efektif Txn.
(Mandatory) Total Amount
Nominal Txn.
(Mandatory)
Rel TRN
Nomor Referensi/Validasi
Internal Bank Pengirim
(Mandatory)
TRN BIRCR521
(Mandatory) To Branch / Sub Branch Optional
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID Optional AID Optional
Account No
No. Rekg. Giro Bank Pengirim di BI-
RTGS Central Computer/RCC
(Optional)
Account No 560411911
(Mandatory)
Name & Address Name & Address
BANK ………. CABANG ………. JAKARTA/kota lain di
Jabotabek
(Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code)
(Mandatory)
REKENING ANTARA SHD TRANSAKSI KAS BAYARAN DI BPUK
(Mandatory)
Payment details Member to Member Information
PENARIKAN TUNAI TGL ..-..-….
(Mandatory)
Optional
Additional Info
Sender Ref No Optional Receiver Ref No Optional
Originating Party Ultimate Beneficiary
Name & Address Name & Address
Optional
Optional (Jika diisi, Isi Data = Isi Data Pada Beneficiary – Name &
Address)
Account no Kosongkan
Currency��Blank��Exchange rate��Blank��Interest rate��Blank��Period�Blank����Deal / Stock Code��Optional��
Deal / Stock Code Optional
Keterangan :
- By Order Of – Account No dapat diisi dengan No Rekening Giro Bank Pengirim
yang ditatausahakan di BI-RTGS Central Computer (RCC), dengan
179
Lampiran 3.2
memasukkan 9 (sembilan) digit “angka” No Rekening Giro bank Pengirim
(tidak ada huruf dan/atau special character spt : . , - , /)
- Beneficiary – Account No, yang harus diisi No Rekening yang akan di-kredit di
Sistem BI-SOSA
- Ultimate Beneficiary – Name & Address dapat diisi data = isi data pada
Beneficiary – Name & Address - Mandatory : Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
- Kosongkan : Tidak Perlu Diisi
180
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Transaksi Penarikan Tunai di Kantor Cabang Bank Indonesia
(Kantor Bank Indonesia/KBI). Transaksi dengan TRN BIRCR520 ini paling lambat diterima di RCC pukul
11.00 WIB.
Construct Single Credit
From Member
Member Code Bank Pengirim
(Mandatory)
Member Name Bank Pengirim Source Manual
To Member
Member Code KBI Tujuan
(Mandatory)
Member Name Kantor Cabang BI (KBI) Tujuan
Value Date Tgl. Efektif Txn.
(Mandatory) Total Amount
Nominal Txn. (Mandatory)
Rel TRN
Nomor
Referensi/Validasi Internal Bank Pengirim
(Mandatory)
TRN BIRCR520
(Mandatory) To Branch / Sub Branch Optional
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID Optional AID Optional
Account No No. Rekg. Giro Bank Pengirim di BI-RTGS Central Computer/RCC
(Optional)
Account No 560000911
(Mandatory)
Name & Address Name & Address
TREASURY DEPARTMENT BANK ……….
JAKARTA/kota lain di Indonesia (atau)
BANK ………. KOTA ……….. (di Indonesia) (Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code)
(Mandatory)
REKENING ANTARA SHD TRANSAKSI KAS BAYARAN
DI KBI ………. (diisi nama Kantor Cabang BI Tujuan)
(Mandatory)
Payment details Member to Member Information
PENARIKAN TUNAI DI KBI ………. TGL ..-..-….
(Mandatory)
Optional
Additional Info
Sender Ref No Optional Receiver Ref No Optional
Originating Party Ultimate Beneficiary
Name & Address Name & Address
Optional
Optional (Jika diisi, Isi Data = Isi Data Pada Beneficiary – Name
& Address)
Account no Kosongkan
Deal / Stock Code Optional
181
Lampiran 3.2
Keterangan :
- By Order Of – Account No dapat diisi dengan No Rekening Giro Bank Pengirim
yang ditatausahakan di BI-RTGS Central Computer (RCC), dengan
memasukkan 9 (sembilan) digit “angka” No Rekening Giro bank Pengirim
(tidak ada huruf dan/atau special character spt : . , - , /)
- Beneficiary – Account No, yang harus diisi No Rekening yang akan di-kredit di
sistem BI-SOSA
- Ultimate Beneficiary – Name & Address dapat diisi data = isi data pada
Beneficiary – Name & Address - Mandatory : Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
- Kosongkan : Tidak Perlu Diisi
182
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Transaksi Pelimpahan/Pembayaran Pajak ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) dengan No Rekg. 501000000, baik yang ditatausahakan di KPBI (INDOIDJA930) atau KBI. Transaksi dengan TRN BIRGO100 ini paling lambat diterima di RCC pukul 16.30 WIB.
Construct Single Credit
From Member Member Code Bank Pengirim (Mandatory)
Member Name Bank Pengirim Source Manual
To Member INDOIDJA930/ INDOIDJA …
(Mandatory)
BANK INDONESIA KANTOR PUSAT/ BANK INDONESIA CABANG ……….
Value Date Tgl. Efektif Txn.
(Mandatory) Total Amount
Nominal Txn. (Mandatory)
Rel TRN
Nomor Referensi/Validasi
Internal Bank Pengirim
(Mandatory)
TRN BIRGO100
(Mandatory) To Branch / Sub Branch Optional
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID Optional AID Optional
Account No No. Rekg. Giro Bank Pengirim di BI-RTGS Central Computer/RCC
(Optional) Account No
501000000 (Mandatory)
Name & Address Name & Address
BANK ………. CABANG ………. JAKARTA (di Jakarta) atau BANK ………. KOTA ………. (di luar Jakarta) (Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code) (Mandatory)
KAS NEGARA A KPPN I JAKARTA atau KPPN/KAS NEGARA A ………. (diisi nama kota di luar Jakarta) (Mandatory)
Payment details Member to Member Information
PEMBAYARAN PAJAK ……….* (Kode MAP/MAK **) PERIODE ………. DARI BANK ………. CABANG ………. / KOTA ………. (Mandatory)
Optional
Additional Info
Sender Ref No Optional Receiver Ref No Optional
Originating Party Ultimate Beneficiary
Name & Address Name & Address
Optional
Optional (Jika diisi, Isi Data = Isi Data Pada Beneficiary – Name & Address)
Account no Kosongkan
Deal / Stock Code Optional
183
Lampiran 3.2
Keterangan :
- By Order Of – Account No dapat diisi dengan No Rekening Giro Bank Pengirim
yang ditatausahakan di BI-RTGS Central Computer (RCC), dengan
memasukkan 9 (sembilan) digit “angka” No Rekening Giro bank Pengirim
(tidak ada huruf dan/atau special character spt : . , - , /)
- Beneficiary – Account No, yang harus diisi No Rekening yang akan di-kredit di
sistem BI-SOSA
- Payment Details :
* : Dapat diisi Nama MAP/MAK sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang
** : Dapat diisi Kode MAP/MAK sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang
- Ultimate Beneficiary – Name & Address dapat diisi data = isi data pada
Beneficiary – Name & Address - Mandatory : Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
- Kosongkan : Tidak Perlu Diisi
184
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Transaksi Pelimpahan/Pembayaran Pajak ke Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN) dengan No Rekg. 501000001, yang ditatausahakan hanya di KBI Medan
(INDOIDJA330). Transaksi dengan TRN BIRGO101 ini paling lambat diterima di RCC pukul 16.30 WIB.
Construct Single Credit
From Member
Member Code
Bank Pengirim (Mandatory)
Member Name Bank Pengirim Source Manual
To Member INDOIDJA330
(Mandatory) BANK INDONESIA CABANG MEDAN
Value Date Tgl. Efektif Txn.
(Mandatory) Total Amount
Nominal Txn.
(Mandatory)
Rel TRN
Nomor Referensi/Validasi
Internal Bank Pengirim
(Mandatory)
TRN BIRGO101
(Mandatory) To Branch / Sub Branch Optional
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID Optional AID Optional
Account No No. Rekg. Giro Bank Pengirim di BI-RTGS Central Computer/RCC
(Optional)
Account No 501000001
(Mandatory)
Name & Address Name & Address
BANK ………. MEDAN
(Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code) (Mandatory)
KPPN MEDAN II
(Mandatory)
Payment details Member to Member Information
PEMBAYARAN PAJAK ……….* (Kode MAP/MAK **)
PERIODE ………. DARI BANK ………. MEDAN
(Mandatory)
Optional
Additional Info
Sender Ref No Optional Receiver Ref No Optional
Originating Party Ultimate Beneficiary
Name & Address Name & Address
Optional
Optional (Jika diisi, Isi Data = Isi Data Pada Beneficiary – Name
& Address)
Account no Kosongkan
Deal / Stock Code Optional
185
Lampiran 3.2
Keterangan :
- By Order Of – Account No dapat diisi dengan No Rekening Giro Bank Pengirim
yang ditatausahakan di BI-RTGS Central Computer (RCC), dengan
memasukkan 9 (sembilan) digit “angka” No Rekening Giro bank Pengirim
(tidak ada huruf dan/atau special character spt : . , - , /)
- Beneficiary – Account No, yang harus diisi No Rekening yang akan di-kredit di
sistem BI-SOSA
- Payment Details :
* : Dapat diisi Nama MAP/MAK sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang
** : Dapat diisi Kode MAP/MAK sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang
- Ultimate Beneficiary – Name & Address dapat diisi data = isi data pada
Beneficiary – Name & Address - Mandatory : Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
- Kosongkan : Tidak Perlu Diisi
186
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Transaksi Pelimpahan/Pembayaran Pajak ke Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN) dengan No Rekg. 501000002, baik yang ditatausahakan di KPBI
(INDOIDJA930) atau KBI. Transaksi dengan TRN BIRGO102 ini paling lambat diterima di RCC pukul 16.30
WIB.
Construct Single Credit
From Member
Member Code
Bank Pengirim (Mandatory)
Member Name Bank Pengirim Source Manual
To Member
INDOIDJA930/
INDOIDJA … (Mandatory)
BANK INDONESIA KANTOR PUSAT/
BANK INDONESIA CABANG ……….
Value Date Tgl. Efektif Txn.
(Mandatory) Total Amount
Nominal Txn. (Mandatory)
Rel TRN
Nomor
Referensi/Validasi Internal Bank Pengirim
(Mandatory)
TRN BIRGO102
(Mandatory) To Branch / Sub Branch Optional
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID Optional AID Optional
Account No
No. Rekg. Giro Bank Pengirim di
BI-RTGS Central Computer/RCC (Optional)
Account No 501000002
(Mandatory)
Name & Address Name & Address
BANK ………. CABANG ………. JAKARTA (di Jakarta)
atau
BANK ………. KOTA ………. (luar Jakarta) (Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code)
(Mandatory)
KAS NEGARA A KPPN II JAKARTA atau
KAS NEGARA QQ PBB ………. (diisi nama kota
BANDUNG, MEDAN, MANADO, PEKANBARU, atau SEMARANG)
(Mandatory)
Payment details Member to Member Information
PEMBAYARAN PAJAK ……….* (Kode MAP/MAK **)
PERIODE ………. DARI BANK ………. CABANG ………. /
KOTA ………. (Mandatory)
Optional
Additional Info
Sender Ref No Optional Receiver Ref No Optional
Originating Party Ultimate Beneficiary
Name & Address Name & Address
Optional
Optional (Jika diisi, Isi Data = Isi Data Pada Beneficiary – Name
& Address)
Account no Kosongkan
Deal / Stock Code Optional
187
Lampiran 3.2
Keterangan :
- By Order Of – Account No dapat diisi dengan No Rekening Giro Bank Pengirim
yang ditatausahakan di BI-RTGS Central Computer (RCC), dengan
memasukkan 9 (sembilan) digit “angka” No Rekening Giro bank Pengirim
(tidak ada huruf dan/atau special character spt : . , - , /)
- Beneficiary – Account No, yang harus diisi No Rekening yang akan di-kredit di
sistem BI-SOSA
- Payment Details :
* : Dapat diisi Nama MAP/MAK sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang
** : Dapat diisi Kode MAP/MAK sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang
- Ultimate Beneficiary – Name & Address dapat diisi data = isi data pada
Beneficiary – Name & Address - Mandatory : Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
- Kosongkan : Tidak Perlu Diisi
188
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Transaksi Pelimpahan/Pembayaran Pajak ke Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN) dengan No Rekg. 501000003, baik yang ditatausahakan di KPBI
(INDOIDJA930) atau KBI. Transaksi dengan TRN BIRGO103 ini paling lambat diterima di RCC pukul 16.30
WIB.
Construct Single Credit
From Member
Member Code
Bank Pengirim (Mandatory)
Member Name Bank Pengirim Source Manual
To Member
INDOIDJA930/
INDOIDJA … (Mandatory)
BANK INDONESIA KANTOR PUSAT/
BANK INDONESIA CABANG ……….
Value Date Tgl. Efektif Txn.
(Mandatory) Total Amount
Nominal Txn. (Mandatory)
Rel TRN
Nomor
Referensi/Validasi Internal Bank Pengirim
(Mandatory)
TRN BIRGO103
(Mandatory) To Branch / Sub Branch Optional
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID Optional AID Optional
Account No
No. Rekg. Giro Bank Pengirim di
BI-RTGS Central Computer/RCC (Optional)
Account No 501000003
(Mandatory)
Name & Address Name & Address
BANK ………. CABANG ………. JAKARTA (di Jakarta)
atau
BANK ………. KOTA ………. (luar Jakarta) (Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code)
(Mandatory)
KAS NEGARA A KPPN III JAKARTA atau
KAS NEGARA KPPN ………. (diisi nama kota BANDUNG,
MAKASSAR, PEKANBARU, SEMARANG, atau SURABAYA)
(Mandatory)
Payment details Member to Member Information
PEMBAYARAN PAJAK ……….* (Kode MAP/MAK **)
PERIODE ………. DARI BANK ………. CABANG ………. /
KOTA ………. (Mandatory)
Optional
Additional Info
Sender Ref No Optional Receiver Ref No Optional
Originating Party Ultimate Beneficiary
Name & Address Name & Address
Optional
Optional (Jika diisi, Isi Data = Isi Data Pada Beneficiary – Name & Address)
Account no Kosongkan
Deal / Stock Code Optional
189
Lampiran 3.2
Keterangan :
- By Order Of – Account No dapat diisi dengan No Rekening Giro Bank Pengirim
yang ditatausahakan di BI-RTGS Central Computer (RCC), dengan
memasukkan 9 (sembilan) digit “angka” No Rekening Giro bank Pengirim
(tidak ada huruf dan/atau special character spt : . , - , /)
- Beneficiary – Account No, yang harus diisi No Rekening yang akan di-kredit di
sistem BI-SOSA
- Payment Details :
* : Dapat diisi Nama MAP/MAK sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang
** : Dapat diisi Kode MAP/MAK sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang
- Ultimate Beneficiary – Name & Address dapat diisi data = isi data pada
Beneficiary – Name & Address - Mandatory : Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
- Kosongkan : Tidak Perlu Diisi
190
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Transaksi Pelimpahan/Pembayaran Pajak ke Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN) dengan No Rekg. 501000004, yang ditatausahakan hanya di KPBI
(INDOIDJA930). Transaksi dengan TRN BIRGO104 ini paling lambat diterima di RCC pukul 16.30 WIB.
Construct Single Credit
From Member
Member Code
Bank Pengirim (Mandatory)
Member Name Bank Pengirim Source Manual
��To
Member
�To
Member
To Member
INDOIDJA930
(Mandatory) BANK INDONESIA KANTOR PUSAT
Value Date Tgl. Efektif Txn.
(Mandatory) Total Amount
Nominal Txn. (Mandatory)
Rel TRN
Nomor
Referensi/Validasi Internal Bank Pengirim
(Mandatory)
TRN BIRGO104
(Mandatory) To Branch / Sub Branch Optional
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID Optional AID Optional
Account No No. Rekg. Giro Bank Pengirim di BI-RTGS Central Computer/RCC
(Optional)
Account No 501000004
(Mandatory)
Name & Address Name & Address
BANK ………. CABANG ………. JAKARTA (di Jakarta)
(Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code)
(Mandatory)
KAS NEGARA A KPPN IV JAKARTA
(Mandatory)
Payment details Member to Member Information
PEMBAYARAN PAJAK ……….* (Kode MAP/MAK **) PERIODE ………. DARI BANK ………. CABANG ……….
(Mandatory)
Optional
Additional Info
Sender Ref No Optional Receiver Ref No Optional
Originating Party Ultimate Beneficiary
Name & Address Name & Address
Optional
Optional (Jika diisi, Isi Data = Isi Data Pada Beneficiary – Name
& Address)
Account no Kosongkan
Deal / Stock Code Optional
191
Lampiran 3.2
Keterangan :
- By Order Of – Account No dapat diisi dengan No Rekening Giro Bank Pengirim
yang ditatausahakan di BI-RTGS Central Computer (RCC), dengan
memasukkan 9 (sembilan) digit “angka” No Rekening Giro bank Pengirim
(tidak ada huruf dan/atau special character spt : . , - , /)
- Beneficiary – Account No, yang harus diisi No Rekening yang akan di-kredit di
sistem BI-SOSA
- Payment Details :
* : Dapat diisi Nama MAP/MAK sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang
** : Dapat diisi Kode MAP/MAK sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang
- Ultimate Beneficiary – Name & Address dapat diisi data = isi data pada
Beneficiary – Name & Address - Mandatory : Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
- Kosongkan : Tidak Perlu Diisi
192
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Transaksi Pelimpahan/Pembayaran Pajak ke Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN) dengan No Rekg. 501000005, yang ditatausahakan hanya di KPBI
(INDOIDJA930). Transaksi dengan TRN BIRGO105 ini paling lambat diterima di RCC pukul 16.30 WIB.
Construct Single Credit
From Member
Member Code Bank Pengirim
(Mandatory)
Member Name Bank Pengirim Source Manual
To Member INDOIDJA930
(Mandatory) BANK INDONESIA KANTOR PUSAT
Value Date Tgl. Efektif Txn.
(Mandatory) Total Amount
Nominal Txn.
(Mandatory)
Rel TRN
Nomor
Referensi/Validasi
Internal Bank Pengirm (Mandatory)
TRN BIRGO105
(Mandatory) To Branch / Sub Branch Optional
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID Optional AID Optional
Account No
No. Rekg. Giro Bank Pengirim di
BI-RTGS Central Computer/RCC (Optional)
Account No 501000005
(Mandatory)
Name & Address Name & Address
BANK ………. CABANG ………. JAKARTA (di Jakarta) (Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code)
(Mandatory)
KAS NEGARA A KPPN V JAKARTA (Mandatory)
Payment details Member to Member Information
PEMBAYARAN PAJAK ……….* (Kode MAP/MAK **)
PERIODE ………. DARI BANK ………. CABANG ……….
(Mandatory)
Optional
Additional Info
Sender Ref No Optional Receiver Ref No Optional
Originating Party Ultimate Beneficiary
Name & Address Name & Address
Optional
Optional (Jika diisi, Isi Data = Isi Data Pada Beneficiary – Name & Address)
Account no Kosongkan
Deal / Stock Code Optional
193
Lampiran 3.2
Keterangan :
- By Order Of – Account No dapat diisi dengan No Rekening Giro Bank Pengirim
yang ditatausahakan di BI-RTGS Central Computer (RCC), dengan
memasukkan 9 (sembilan) digit “angka” No Rekening Giro bank Pengirim
(tidak ada huruf dan/atau special character spt : . , - , /)
- Beneficiary – Account No, yang harus diisi No Rekening yang akan di-kredit di
sistem BI-SOSA
- Payment Details :
* : Dapat diisi Nama MAP/MAK sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang
** : Dapat diisi Kode MAP/MAK sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang
- Ultimate Beneficiary – Name & Address dapat diisi data = isi data pada
Beneficiary – Name & Address - Mandatory : Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
- Kosongkan : Tidak Perlu Diisi
194
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Transaksi ke Rekening Bendahara Umum Negara/BUN (Rekening
502000000), yang hanya ditatausahakan di KPBI Jakarta (INDOIDJA930).
Construct Single Credit
From Member
Member Code
Bank Pengirim
(Mandatory)
Member Name Bank Pengirim Source Manual
To Member INDOIDJA930
(Mandatory) BANK INDONESIA KANTOR PUSAT
Value Date Tgl. Efektif Txn.
(Mandatory) Total Amount
Nominal Txn. (Mandatory)
Rel TRN
Nomor
Referensi/Validasi Internal Bank Pengirim
(Mandatory)
TRN BIRGO200
(Mandatory) To Branch / Sub Branch Optional
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID Optional AID Optional
Account No
No. Rekg. Giro Bank Pengirim di
BI-RTGS Central Computer/RCC (Optional)
Account No 502000000
(Mandatory)
Name & Address Name & Address
BANK ………. CABANG ………. JAKARTA (di Jakarta)
atau
BANK ………. KOTA ………. (luar Jakarta) (Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code)
(Mandatory)
BENDAHARA UMUM NEGARA (BUN)
(Mandatory)
Payment details Member to Member Information
PEMBAYARAN ……….* (Kode MAP/MAK **) A/P DARI
BANK ………. CABANG ………. / KOTA ……… (Mandatory)
Optional
Additional Info
Sender Ref No Optional Receiver Ref No Optional
Originating Party Ultimate Beneficiary
Name & Address Name & Address
Optional
Optional (Jika diisi, Isi Data = Isi Data Pada Beneficiary – Name & Address)
Account no Kosongkan
Deal / Stock Code Optional
195
Lampiran 3.2
Keterangan :
- By Order Of – Account No dapat diisi dengan No Rekening Giro Bank Pengirim
yang ditatausahakan di BI-RTGS Central Computer (RCC), dengan
memasukkan 9 (sembilan) digit “angka” No Rekening Giro bank Pengirim
(tidak ada huruf dan/atau special character spt : . , - , /)
- Beneficiary – Account No, yang harus diisi No Rekening yang akan di-kredit di
sistem BI-SOSA
- Payment Details :
* : Dapat diisi Nama MAP/MAK sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang
** : Dapat diisi Kode MAP/MAK sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang
- Ultimate Beneficiary – Name & Address dapat diisi data = isi data pada
Beneficiary – Name & Address - Mandatory : Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
- Kosongkan : Tidak Perlu Diisi
196
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Transaksi ke Rekening Bendahara Umum Negara/BUN Untuk
Obligasi Dalam Rangka Rekapitalisasi Perbankan (Rekening 502000001), yang hanya ditatausahakan di
KPBI Jakarta (INDOIDJA930).
Construct Single Credit
From Member
Member Code Bank Pengirim
(Mandatory)
Member Name Bank Pengirim Source Manual
To Member INDOIDJA930
(Mandatory) BANK INDONESIA KANTOR PUSAT
Value Date Tgl. Efektif Txn.
(Mandatory) Total Amount
Nominal Txn.
(Mandatory)
Rel TRN
Nomor
Referensi/Validasi
Internal Bank Pengirim (Mandatory)
TRN BIRGO201
(Mandatory) To Branch / Sub Branch Optional
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID Optional AID Optional
Account No
No. Rekg. Giro Bank Pengirim di
BI-RTGS Central Computer/RCC (Optional)
Account No 502000001
(Mandatory)
Name & Address Name & Address
TREASURY DEPARTMENT BANK ……….
JAKARTA/kota lain (Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code)
(Mandatory)
BENDAHARA UMUM NEGARA (BUN) UNTUK OBLIGASI DALAM RANGKA REKAPITALISASI PERBANKAN
(Mandatory)
Payment details Member to Member Information
PEMBAYARAN ……….* (Kode MAP/MAK **) DARI
BANK ……….
(Mandatory)
Optional
Additional Info
Sender Ref No Optional Receiver Ref No Optional
Originating Party Ultimate Beneficiary
Name & Address Name & Address
Optional
Optional (Jika diisi, Isi Data = Isi Data Pada Beneficiary – Name
& Address)
Account no Kosongkan
Deal / Stock Code Optional
197
Lampiran 3.2
Keterangan :
- By Order Of – Account No dapat diisi dengan No Rekening Giro Bank Pengirim
yang ditatausahakan di BI-RTGS Central Computer (RCC), dengan
memasukkan 9 (sembilan) digit “angka” No Rekening Giro bank Pengirim
(tidak ada huruf dan/atau special character spt : . , - , /)
- Beneficiary – Account No, yang harus diisi No Rekening yang akan di-kredit di
sistem BI-SOSA
- Payment Details :
* : Dapat diisi Nama MAP/MAK sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang
** : Dapat diisi Kode MAP/MAK sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang
- Ultimate Beneficiary – Name & Address dapat diisi data = isi data pada
Beneficiary – Name & Address - Mandatory : Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
- Kosongkan : Tidak Perlu Diisi
198
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Transaksi ke Rekening Bendahara Umum Negara/BUN Untuk
Obligasi Dalam Rangka Penjaminan (Rekening 502000002), yang hanya ditatausahakan di KPBI Jakarta
(INDOIDJA930).
Construct Single Credit
From Member
Member Code Bank
Pengirim
(Mandatory)
Member Name Bank Pengirim Source Manual
To Member INDOIDJA930
(Mandatory) BANK INDONESIA KANTOR PUSAT
Value Date Tgl. Efektif Txn.
(Mandatory) Total Amount
Nominal Txn.
(Mandatory)
Rel TRN
Nomor Referensi/Validasi
Internal Bank Pengirim
(Mandatory)
TRN BIRGO202
(Mandatory) To Branch / Sub Branch Optional
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID Optional AID Optional
Account No
No. Rekg. Giro Bank Pengirim di BI-
RTGS Central Computer/RCC
(Optional)
Account No 502000002
(Mandatory)
Name & Address Name & Address
TREASURY DEPARTMENT BANK ………. JAKARTA/kota lain
(Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code)
(Mandatory)
BENDAHARA UMUM NEGARA (BUN) UNTUK OBLIGASI
DALAM RANGKA PENJAMINAN
(Mandatory)
Payment details Member to Member Information
PEMBAYARAN ……….* (Kode MAP/MAK **) DARI BANK
……….
(Mandatory)
Optional
Additional Info
Sender Ref No Optional Receiver Ref No Optional
Originating Party Ultimate Beneficiary
Name & Address Name & Address
Optional
Optional (Jika diisi, Isi Data = Isi Data Pada Beneficiary – Name &
Address)
Account no Kosongkan
Deal / Stock Code Optional
199
Lampiran 3.2
Keterangan :
- By Order Of – Account No dapat diisi dengan No Rekening Giro Bank Pengirim
yang ditatausahakan di BI-RTGS Central Computer (RCC), dengan
memasukkan 9 (sembilan) digit “angka” No Rekening Giro bank Pengirim
(tidak ada huruf dan/atau special character spt : . , - , /)
- Beneficiary – Account No, yang harus diisi No Rekening yang akan di-kredit di
sistem BI-SOSA
- Payment Details :
* : Dapat diisi Nama MAP/MAK sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang
** : Dapat diisi Kode MAP/MAK sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang
- Ultimate Beneficiary – Name & Address dapat diisi data = isi data pada
Beneficiary – Name & Address - Mandatory : Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
- Kosongkan : Tidak Perlu Diisi
200
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Transaksi Pembayaran ke Rekening Dana Investasi/RDI (Rekening
513000000), yang ditatausahakan hanya di KPBI Jakarta (INDOIDJA930).
Construct Single Credit
From Member
Member Code
Bank Pengirim
(Mandatory)
Member Name Bank Pengirim Source Manual
To Member INDOIDJA930
(Mandatory) BANK INDONESIA KANTOR PUSAT
Value Date Tgl. Efektif Txn.
(Mandatory) Total Amount
Nominal Txn. (Mandatory)
Rel TRN
Nomor
Referensi/Validasi Internal Bank Pengirim
(Mandatory)
TRN BIRGO513
(Mandatory) To Branch / Sub Branch Optional
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID Optional AID Optional
Account No
No. Rekg. Giro Bank Pengirim di
BI-RTGS Central Computer/RCC (Optional)
Account No 513000000
(Mandatory)
Name & Address Name & Address
TREASURY DEPARTMENT BANK ……….
JAKARTA/kota lain (Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code) (Mandatory)
REKENING DANA INVESTASI (RDI)
(Mandatory)
Payment details Member to Member Information
Standar yg ditetapkan DepKeu spt jenis loan, rincian pokok,
dan angsuran
(Mandatory)
Optional
Additional Info
Sender Ref No Optional Receiver Ref No Optional
Originating Party Ultimate Beneficiary
Name & Address Name & Address
Optional
Optional (Jika diisi, Isi Data = Isi Data Pada Beneficiary – Name & Address)
Account no Kosongkan
Deal / Stock Code Optional
201
Lampiran 3.2
Keterangan :
- By Order Of – Account No dapat diisi dengan No Rekening Giro Bank Pengirim
yang ditatausahakan di BI-RTGS Central Computer (RCC), dengan
memasukkan 9 (sembilan) digit “angka” No Rekening Giro bank Pengirim
(tidak ada huruf dan/atau special character spt : . , - , /)
- Beneficiary – Account No, yang harus diisi No Rekening yang akan di-kredit di
sistem BI-SOSA
- Ultimate Beneficiary – Name & Address dapat diisi data = isi data pada
Beneficiary – Name & Address - Mandatory : Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
- Kosongkan : Tidak Perlu Diisi
202
Lampiran 3.2
Pengisian Construct Single Credit untuk Transaksi Pembayaran/Penyelesaian Kewajiban Lainnya dari Bank
Ke BI (KPBI atau KBI), Untuk Penerima Rekening di KPBI atau KBI
Construct Single Credit
From Member
Member Code
Bank Pengirim
(Mandatory)
Member Name Bank Pengirim Source Manual
To Member
INDOIDJA930/
INDOIDJA…
(Mandatory)
BANK INDONESIA KANTOR PUSAT/ BANK INDONESIA CABANG ……….
Value Date Tgl. Efektif Txn.
(Mandatory) Total Amount
Nominal Txn.
(Mandatory)
Rel TRN
Nomor Referensi/Validasi
Internal Bank Pengirim
(Mandatory)
TRN
BIRGO…/ BIRBK…/
BIVBK… *
(Mandatory)
To Branch / Sub Branch Optional
Basic Info
By Order Of Beneficiary
AID Optional AID Optional
Account No
No. Rekg. Giro Bank Pengirim di BI-RTGS Central
Computer/RCC **
(Optional)
Account No
NO REKENING PENERIMA DI
KPBI ATAU KBI *** (Mandatory)
Name & Address��Name & Address����TREASURY DEPARTMENT BANK …… JAKARTA/kota lain (PENGIRIM)
TREASURY DEPARTMENT BANK ……
JAKARTA/kota lain (PENGIRIM)
(atau) BANK ……….. CABANG/KOTA ………… (PENGIRIM)
(Dilarang diisi dengan BIC/SWIFT Code)
(Mandatory)
NAMA REKENING PENERIMA DI KPBI ATAU KBI
(Mandatory)
Payment details Member to Member Information
Additional Info
Sender Ref No Optional Receiver Ref No Optional
Originating Party Ultimate Beneficiary
Name & Address Name & Address
Optional
Optional (Jika diisi, Isi Data = Isi Data Pada Beneficiary – Name
& Address)
Account no Kosongkan
Deal / Stock Code Optional
Keterangan :
* : TRN untuk Transaksi BI-RTGS yang Dapat Di-Construct Oleh Bank
- Pengisian 3 (tiga) digit di belakang BIRGO,BIRBK atau BIVBK,
mengacu ke 3 (tiga) digit pertama dari 9 (sembilan) digit Rekening
Penerima di BI-SOSA, yang diisi pada BASIC INFO – BENEFICIARY
– ACCOUNT NO
203
Lampiran 3.2
- Contoh : untuk Rekening Penerima 519000001 (Rekening
Pemerintah/Government Account) di KPBI atau KBI, pilih TRN
BIRGO519 - Contoh : untuk Rekening Penerima 550xxxxxx di di KPBI atau KBI,
pilih TRN BIRBK550
- Contoh : untuk Rekening Penerima 608000411 di KPBI, pilih TRN
BIVBK608
** : Diisi Nomor Rekening Giro Bank Pengirim yang ditatausahakan di RCC-
KPBI Jakarta,
dengan pengisian 9 (sembilan) digit “angka” tanpa “titik” diantaranya
Contoh : BNI, No Rekg. Giro = 520009000 ; BCA, No Rekg. Giro =
523014000
*** : Diisi Nomor Rekening Penerima di KPBI atau KBI
- By Order Of – Account No dapat diisi dengan No Rekening Giro Bank Pengirim
yang ditatausahakan di BI-RTGS Central Computer (RCC), dengan
memasukkan 9 (sembilan) digit “angka” No Rekening Giro bank Pengirim
(tidak ada huruf dan/atau special character spt : . , - , /)
- Beneficiary – Account No, yang harus diisi No Rekening yang akan di-kredit di
Sistem BI-SOSA, diisi 9 (sembilan) digit “angka” No Rekening yang akan
dituju di BI (tidak ada huruf dan/atau special character spt : . , - , /)
- Pengisian Payment Details jika Pembayaran ditujukan kepada Rekening
Pemerintah (501xxxxxx, 502xxxxxx, atau 50xxxxxxx lainnya):
Dapat diisi Nama MAP/MAK dan Kode MAP/MAK sesuai dengan ketentuan
yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang dan Data (Perorangan &
Perusahaan) Yang Memberikan Perintah Pembayaran (A/P : Atas Perintah) - Ultimate Beneficiary – Name & Address dapat diisi data = isi data pada
Beneficiary – Name & Address - Mandatory : Harus diisi
- Optional : Dapat Diisi atau Dikosongkan
- Blank : Dikosongkan (karena memang tidak dapat diisi suatu data)
- Kosongkan : Tidak Perlu Diisi
204
Lampiran 3.3
JAM OPERASIONAL
SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT
No.
KEGIATAN/JENIS TRANSAKSI
WAKTU
1. RCC Open
06.30 WIB
2. Waktu Transfer berdasarkan jenis transaksi :
a. Penarikan Tunai
(1) Construct penarikan tunai 06.30 WIB – 11.00 WIB
(2) Penyerahan warkat untuk penarikan
fisik uang tunai
08.00 WIB – 12.00 WIB
(3) Penarikan fisik uang tunai untuk
transaksi yang settle paling lambat
pukul 12.00 WIB
08.00 WIB – 12.00 WIB
b. Penyetoran Tunai
(1) Penyerahan warkat untuk penyetoran
uang tunai
08.00 WIB – 12.00 WIB
(2) Penyetoran fisik uang tunai
08.00 WIB – 12.00 WIB
c. Pelimpahan Setoran Penerimaan Negara
untuk KPPN
06.30 WIB – 16.30 WIB
d. Transfer Atas Nama Nasabah 06.30 WIB – 16.30 WIB
e. Transfer Antar Peserta 06.30 WIB - 17.00 WIB
f. Transfer Antar Peserta untuk Transaksi
PvP
g. Interface Hasil Kliring
07.30 WIB - 16.30 WIB
11.00 WIB – 17.00 WIB
h. Settlement transaksi OPT:
(1) Hasil lelang SBI 08.00 WIB – 17.00 WIB
(2) Fine Tune Operations (FTO)
(a) Fine Tune Kontraksi (FTK)
- Pagi 12.00 WIB – 13.00 WIB
- Sore 16.00 WIB – 17.00 WIB
205
Lampiran 3.3
No.
KEGIATAN/JENIS TRANSAKSI
WAKTU
(b) Pelunasan Fine Tune Ekspansi 06.30 WIB – 17.00 WIB
(3) Reverse Repo SUN 08.00 WIB – 17.00 WIB
(4) FASBI 17.00 WIB – 18.00 WIB
(5) Transaksi 2nd
leg SBI/SUN Repo 06.30 WIB – 17.00 WIB
i. Interbank Cover Position 17.00 WIB – 18.00 WIB
j. BI Cover Position 18.00 WIB – 18.30 WIB
3. Cut Off Warning 17.00 WIB
4. Pre Cut Off 18.00 WIB
5. Cut Off Time
19.00 WIB
206
Lampiran 3.4
No….............
SURAT PENUNJUKAN
Yang bertandatangan di bawah ini:
(Nama direksi/pejabat pemberi kuasa)1, (jabatan), dalam hal ini bertindak untuk dan
atas nama PT ….......... berdasarkan (Anggaran Dasar/Surat Kuasa)2
nomor……tanggal……….,
dengan ini menunjuk:
(nama petugas bank), (jabatan),
untuk melakukan pengambilan fisik uang berdasarkan Surat Kuasa nomor ….........
tanggal …....... pada (Bagian Pengelolaan Uang Keluar Bank Indonesia
Jakarta/Kantor Bank Indonesia………..)3 sebesar Rp ….......... ( ) pada
tanggal……..yang pendebetannya telah dilakukan melalui Sistem BI-RTGS pada
tanggal……… dengan nomor SAKTI …...........
Sehubungan dengan penunjukan ini, kami menyatakan membebaskan Bank
Indonesia dari segala tuntutan hukum dan akibat hukum yang timbul dari
penyalahgunaan Surat Penunjukan ini.
Demikian Surat Penunjukan ini dibuat dan ditandatangani dengan sebenarnya
untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
…...........,….....
Tandatangan
Nama Pejabat Penunjuk
1Pilih salah satu
2 Pilih salah satu
3 Pilih salah satu
Surat Penunjukan
Pengambilan Fisik Uang
207
Lampiran 3.5
PEDOMAN PENYUSUNAN
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR TERTULIS
PESERTA SISTEM BI-RTGS
DIREKTORAT AKUNTING DAN SISTEM PEMBAYARAN
BANK INDONESIA
208
Lampiran 3.5
BAB I
UMUM
1. Pendahuluan
Sesuai Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 10/6/PBI/2008 tanggal 18 Februari 2008
tentang Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (Sistem BI-RTGS) dan
Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 perihal
Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS, Peserta harus menyusun Kebijakan dan Prosedur
Tertulis (KPT) yang mendukung sistem kontrol internal yang baik dalam pelaksanaan
operasional Sistem BI-RTGS serta menyampaikan KPT dimaksud dan setiap
perubahannya kepada Penyelenggara. Untuk mempermudah Peserta dalam menyusun
KPT, dipandang perlu untuk memberikan Pedoman Penyusunan KPT kepada Peserta.
2. Pengertian
KPT yang terkait dengan pelaksanaan operasional Sistem BI-RTGS adalah aturan
tertulis yang ditetapkan oleh direksi dan/atau pimpinan satuan kerja yang merupakan
pelaksana kebijakan direksi, yang mengatur mengenai :
a. pembagian tugas dan tanggung jawab
b. mekanisme kerja
c. pengendalian (kontrol); dan
d. akuntabilitas dari satuan kerja operasional Sistem BI-RTGS pada Peserta.
Khusus untuk Peserta Langsung yang menyediakan RT untuk digunakan oleh Peserta
Tidak Langsung, KPT tersebut juga harus memuat materi sebagaimana dimaksud pada
huruf a sampai dengan huruf d yang diterapkan pada Peserta Tidak Langsung.
KPT merupakan pedoman pelaksanaan operasional bagi satuan kerja yang menangani
operasional Sistem BI-RTGS pada Peserta serta harus dipahami dan dilaksanakan oleh
satuan kerja tersebut.
3. Tujuan…
209
Lampiran 3.5
3. Tujuan Pelaporan
Penyampaian KPT oleh Peserta dimaksudkan sebagai sarana bagi Penyelenggara untuk
mendapatkan informasi mengenai prosedur operasional Peserta dan sebagai bahan
melakukan pembinaan apabila diperlukan.
BAB …
210
Lampiran 3.5
BAB II
PEDOMAN PENYUSUNAN KPT
KPT yang disusun Peserta sekurang-kurangnya memenuhi sistematika dan materi sebagai
berikut.
1. SISTEMATIKA KPT
Sistematika KPT meliputi :
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Operasional Sistem BI-RTGS
Bab III : Prosedur Pengoperasian dan Pembukuan Transaksi
Bab IV : Prosedur Operasional Transaksi Treasury
Bab V : Pengawasan Operasional
Bab VI : Contingency Plan
Lampiran berupa Flow Chart
2. MATERI KPT
Materi atau isi KPT meliputi :
a. Bab I : Pendahuluan
1) Latar Belakang
Sub bab ini menjelaskan secara singkat latar belakang penyusunan KPT, antara
lain pertimbangan perlunya disusun pedoman operasional Sistem BI-RTGS
secara tertulis, baik pertimbangan karena kewajiban sesuai dengan ketentuan
yang berlaku maupun pertimbangan lainnya.
2) Tujuan Sistem BI-RTGS
Sub bab ini menjelaskan tujuan penggunaan Sistem BI-RTGS, baik secara
umum didasarkan pada ketentuan Bank Indonesia, maupun tujuan khusus
Peserta yang bersangkutan dalam menggunakan sistem tersebut.
3) Pokok-pokok Ketentuan dan Kebijakan Manajemen
Sub bab ini mencantumkan pokok-pokok ketentuan yang ditetapkan
Penyelenggara maupun kebijakan yang ditetapkan oleh manajemen Peserta dan
mencantumkan… 211
Lampiran 3.5
mencantumkan surat keputusan dan atau ketentuan tertulis lainnya yang
dikeluarkan oleh Direksi Peserta, yang menyatakan antara lain :
a) pengiriman transaksi melalui Sistem BI-RTGS, wajib menggunakan
Transaction Reference Number (TRN) sesuai dengan peruntukannya;
b) pelaksanaan koreksi atas transaksi, harus mengikuti standar koreksi yang
telah ditetapkan; dan
c) pengiriman transaksi melalui Sistem BI-RTGS, harus mengikuti
standarisasi pengisian message yang telah ditetapkan.
4) Definisi/Istilah/Pengertian Umum
Sub bab ini menjelaskan definisi/istilah/pengertian umum yang digunakan
dalam materi penyusunan KPT, antara lain seperti RTGS Central Computer
(RCC), RCC Back-up, RTGS Terminal (RT), Aplikasi RTGS Terminal
(Aplikasi RT), Sistem Antrian, dan istilah lain yang khusus digunakan pada
sistem internal Peserta terkait Sistem BI-RTGS.
b. Bab II : Operasional Sistem BI-RTGS
1) Struktur Organisasi Satuan Kerja Pelaksana Sistem BI-RTGS
Sub bab ini menjelaskan dan mencantumkan bagan struktur organisasi, baik
yang mencakup departemen atau satuan/unit kerja yang bertanggung jawab
terhadap kegiatan operasional Sistem BI-RTGS, satuan/unit kerja Peserta yang
terkait dengan Sistem BI-RTGS, serta cakupan wewenang dan tanggung
jawabnya secara umum. Dalam sub bab ini juga dijelaskan mengenai sistem
dan hubungan antara Sistem BI-RTGS dan sistem internal Peserta.
2) Penanggung jawab Sistem BI-RTGS
Sub bab ini menjelaskan dan mencantumkan baik posisi maupun jabatan
penanggung jawab dalam setiap tahapan kegiatan operasional Sistem BI-
RTGS, yang meliputi :
a) Pembuatan dan Pemeliharaan Authenticator Text;
b) Pembuatan dan Pemeliharaan User-ID dan Password;
c) Pemeliharaan RT Server dan RT Client;
d) Pemeliharaan… 212
Lampiran 3.5
d) Pemeliharaan Hardware dan Jaringan Komputer;
e) Pemeliharaan Master File;
f) Pelaksanaan Transaksi;
g) Manajemen Likuiditas; dan
h) Rekonsiliasi.
3) Wewenang Pengoperasian Sistem BI-RTGS
Sub bab ini menjelaskan dan mencantumkan tugas dan wewenang masing-
masing fungsi :
a) Manager/Administrator (jabatan dalam struktur organisasi);
b) Supervisor (jabatan dalam struktur organisasi); dan
c) Operator (jabatan dalam struktur organisasi).
4) Sistem Pengamanan
Sub bab ini menjelaskan sistem pengamanan yang digunakan pada setiap
kegiatan yang berkaitan dengan operasional Sistem BI-RTGS, baik
pengamanan secara fisik maupun non-fisik seperti user-ID, password, dan lain-
lain.
5) Penatausahaan Arsip
Sub bab ini menjelaskan prosedur yang dilakukan dalam penatausahaan arsip,
baik warkat transaksi, back-up data, user-ID, password, dan lain-lain.
c. Bab III : Prosedur Pengoperasian dan Pembukuan Transaksi
1) System start-up dan log on ke RCC
Sub bab ini menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan pada awal kegiatan
(start-up) dan log on ke RCC.
2) Transaksi Kiriman Uang Keluar (Outgoing Transaction)
Sub bab ini menjelaskan alur dan aktivitas pada kegiatan (pembukuan,
pembatalan, koreksi, dan rekonsiliasi) dari transaksi kiriman uang keluar yang
dilakukan oleh masing-masing satuan/unit kerja, baik di kantor pusat maupun
kantor…
213
Lampiran 3.5
kantor cabang. Unit kerja yang terkait dangan transaksi ini antara lain
Customer Service, Teller, Back Office, dan Akunting.
3) Transaksi Penerimaan Kiriman Uang (Incoming Transaction)
Sub bab ini menjelaskan alur dan aktivitas pada kegiatan (pembukuan,
pembatalan, koreksi, dan rekonsiliasi) dari transaksi penerimaan kiriman uang
yang dilakukan oleh masing-masing satuan/unit kerja, baik di kantor pusat
maupun kantor cabang. Unit kerja yang terkait dengan penerimaan kiriman
uang antara lain bagian operasional dan bagian akunting.
4) Penarikan Tunai dari Rekening Giro Peserta di Bank Indonesia
Sub bab ini menjelaskan prosedur penarikan tunai yang dilakukan oleh masing-
masing satuan/unit kerja. Unit kerja di Peserta yang terkait dengan penarikan
uang dari Bank Indonesia antara lain Teller, Back Office, Pre-approval, dan
Final-approval.
5) Penyetoran Tunai ke Rekening Giro Peserta di Bank Indonesia
Sub bab ini menjelaskan prosedur penyetoran tunai yang dilakukan oleh
masing-masing satuan/unit kerja/petugas yang berwenang di Peserta, antara
lain teller.
6) Proses Akhir Hari
Sub bab ini menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam rangka proses
akhir hari, antara lain sistem shut down, print laporan, dan back-up file.
d. Bab IV : Prosedur Operasional Transaksi Treasury
1) Pembelian Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Sub bab ini menjelaskan prosedur pembelian SBI termasuk pembukuannya.
2) Pelunasan SBI Bank dan Nasabah
Sub bab ini menjelaskan prosedur pelunasan SBI, baik atas nama bank maupun
nasabah.
3) Transaksi …
214
Lampiran 3.5
3) Transaksi Money Market
Sub bab ini menjelaskan prosedur/langkah-langkah yang dilakukan oleh
masing-masing satuan/unit kerja dalam hal :
a) penempatan dana;
b) pelunasan penempatan dana;
c) peminjaman dana;
d) pelunasan peminjaman dana.
4) Penyelesaian Transaksi Kliring
Sub bab ini menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam hal
penyelesaian terhadap transaksi kliring.
e. Bab V : Pengawasan Operasional
1) Audit Trail
Sub bab ini menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam rangka
pengawasan transaksi melalui fungsi audit trail. Pengawasan yang dapat
dilakukan antara lain meneliti status transaksi, riwayat transaksi, dan transaksi
yang tidak terselesaikan.
2) Pelaporan kepada Manajemen
Sub bab ini menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam rangka
membuat laporan (bila diperlukan).
f. Bab VI : Contingency Plan
Bab ini menjelaskan prosedur/langkah-langkah/tahapan yang dilakukan dalam hal
sistem utama dan atau sistem back-up tidak dapat berfungsi, termasuk cara
pencegahan dan penanggulangannya terhadap :
1) Pencegahan
a) Pencegahan kerusakan sistem komputer;
b) Pencegahan sabotase;
c) Pencegahan sehubungan dengan gangguan listrik;
d) Pencegahan terhadap kebakaran;
e) Pencegahan…
215
Lampiran 3.5
e) Pencegahan terhadap banjir; dan
f) Pencegahan terhadap huru-hara.
2) Gangguan/Bencana
a) Gangguan pada RCC;
b) Gangguan pada RT Server;
c) Gangguan pada STO/line antara RT dengan RCC;
d) Back-up tidak berfungsi;
e) Business Continuity Plan;
f) Kerusakan pada komunikasi dan perangkat keras (Hardware);dan
g) Uji coba Keadaan Darurat (1 (satu) bulan sekali).
3) Penanggulangan (Recovery)
a) Back-up File Harian; dan
b) Uji Coba Back-up File (1 (satu) bulan sekali).
g. Lampiran
KPT dilengkapi dengan Flow Chart proses kerja sebagai Lampiran KPT.
3. PENYAMPAIAN KPT
Penyampaian KPT oleh Peserta ditujukan kepada Bagian Penyelenggaraan Setelmen,
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Jl. M.H. Thamrin No.
2 Jakarta 10350, dengan surat pengantar yang ditandatangani oleh direktur
kepatuhan Peserta (khusus bagi Bank sebagai Peserta) atau direktur yang
membawahi satuan kerja pengawasan intern (khusus bagi Pihak Selain Bank sebagai
Peserta).
216
Lampiran 3.6
RUANG LINGKUP PELAKSANAAN PEMERIKSAAN INTERNAL
PESERTA SISTEM BI-RTGS
Ruang lingkup pemeriksaan internal Peserta Sistem BI-RTGS paling kurang meliputi :
1. Kebijakan dan prosedur tertulis yang terkait dengan Sistem BI-RTGS
Pemeriksaan terhadap ketersediaan kebijakan dan prosedur tertulis mengenai
pelaksanaan operasional Sistem BI-RTGS dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Sarana dan prasarana Sistem BI-RTGS
Pemeriksaan terdapat hasil pengecekan atas kepatuhan Peserta terhadap pemenuhan
persyaratan/ spesifikasi teknis yang ditentukan mengenai sarana dan prasarana Sistem
BI-RTGS minimal RT Server Utama, RT Server Back-Up, dan RT Workstation.
3. Sumber Daya Manusia
Pemeriksaan terhadap sumber daya manusia yang diperiksa meliputi kecukupan
jumlah sumber daya manusia yang tersedia, aspek uraian jabatan maupun persyaratan
jabatan dibandingkan dengan ketentuan yang ditetapkan.
4. Struktur Organisasi dan Pembagian tugas serta Batas Kewenangan
Pemeriksaan terhadap terdapat ketentuan secara tertulis mengenai penjabaran tugas,
pemisahan tugas, dan penanggung jawab kegiatan dan batas kewenangan dalam
operasional Sistem BI-RTGS, diantaranya fungsi-fungsi penerima warkat, validasi,
construct data, pre-approval, dan final-approval. Disamping itu juga menjelaskan
penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan (apabila ditemukan dalam
pemeriksaan).
5. Kepatuhan Peserta terhadap ketentuan yang terkait dengan operasional Sistem BI-
RTGS
Pemeriksaan terhadap kepatuhan Peserta terhadap ketentuan, antara lain atas
penggunaan standarisasi messages, Transaction Reference Number (TRN), dan
standar koreksi.
6. Perlindungan konsumen
Pemeriksaan terhadap aspek perlindungan terhadap konsumen yang antara lain
meliputi :
a. ketepatan/kecepatan proses pengkreditan dana ke rekening nasabah penerima
dana;
b. besarnya biaya yang dibebankan kepada nasabah;
c. waktu pelaksanaan instruksi transfer dana dari nasabah; dan
d. penanganan pengaduan/permasalahan nasabah beserta pengadministrasiannya.
217
Lampiran 3.7
RUANG LINGKUP PELAKSANAAN SECURITY AUDIT
PESERTA SISTEM BI-RTGS
Ruang lingkup pemeriksaan minimal meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Manajemen
Pemeriksaan terhadap fungsi manajemen dalam kaitannya dengan kepesertaan
Sistem BI-RTGS, meliputi :
a. Sumber Daya Manusia
Aspek sumber daya manusia yang diperiksa meliputi observasi terhadap
kualitas sumber daya manusia di satuan kerja pelaksana Sistem BI-RTGS, baik
dari aspek kompetensi maupun track record dibandingkan dengan persyaratan
yang ditetapkan. Kompetensi sumber daya manusia mencakup pemahaman
teknik operasional Sistem BI-RTGS sesuai dengan tugas dan kewenangannya.
Pemeriksaan terhadap track record dimaksudkan untuk memastikan bahwa
sumber daya manusia yang diberi wewenang untuk melaksanakan fungsi-fungsi
dalam Sistem BI-RTGS memiliki moral yang baik. Selain itu, perlu diketahui
bahwa pelatihan yang diberikan kepada pegawai sebagai sarana untuk
meningkatkan kemampuan pegawai.
b. Hukum
Aspek hukum yang diperiksa meliputi kualitas kontrak/perjanjian dengan
vendor/supplier pemasok sistem dan peralatan pendukung BI-RTGS
dibandingkan dengan peraturan intern Peserta dan ketentuan Bank Indonesia
mengenai Sistem BI-RTGS.
2. Lingkungan
Pemeriksaan terhadap lingkungan dimana Sistem BI-RTGS berada, meliputi :
a. Tenaga Listrik
Aspek ini menjelaskan kondisi tenaga listrik yang digunakan dan memastikan
bahwa Peserta mempunyai Uninterruptible Power Supply (UPS) yang berfungsi
dengan baik.
b. Pendingin Udara
Aspek ini menjelaskan kondisi pendingin udara yang digunakan oleh Peserta.
c. Penanganan Kebakaran
Aspek ini menjelaskan mengenai prosedur pencegahan, pendeteksian, dan
pemadaman kebakaran.
d. Lokasi/penempatan peralatan Teknologi Informasi (TI) secara lengkap (RT
Server, Personal Computer (PC) dan printer) dalam ruangan.
Aspek ini menjelaskan bagaimana penempatan peralatan TI dalam ruangan.
e. Lokasi ruangan dalam gedung
Aspek ini menjelaskan bagaimana lokasi ruangan dalam gedung. Hal ini
berhubungan dengan standar keamanan yang diperlukan.
f. Akses masuk ruangan
Aspek ini menjelaskan apakah Peserta melakukan kontrol terhadap pegawai
yang memasuki ruangan RT Server Utama dan RT Server Back-Up serta RT
Client.
218
Lampiran 3.7
3. Sistem
Pemeriksaan terhadap konfigurasi dan kondisi Sistem BI-RTGS (RT Server Utama
dan RT Server Back-up) dan sistem-sistem lain yang terkait, meliputi :
a. Perangkat Keras
Aspek ini menjelaskan konfigurasi perangkat keras Sistem BI-RTGS antara
lain RT Server, RT Workstation, printer, termasuk ketaatan Peserta untuk
memenuhi persyaratan mininum PC yang digunakan.
b. Perangkat Lunak
Aspek ini menjelaskan mengenai aplikasi-aplikasi yang dipasang di RT Server
dan RT Worksation, kehandalan sistem operasi (termasuk upgrade
perbaikan/patch), enkripsi apabila terhubung dengan sistem internal,
pengontrolan password, serta anti virus yang digunakan.
c. Perangkat Jaringan Komunikasi Data
Aspek ini menjelaskan konfigurasi jaringan komunikasi data Sistem BI-RTGS
di Peserta termasuk koneksi/linkage dengan sistem-sistem lainnya (dilengkapi
gambar jaringan), kondisi pengkabelan jaringan serta perangkat aktif dan pasif
jaringan (hub, router, modem, dll).
4. Back-up
Pemeriksaan terhadap ketersediaan RT Server Back-up, sistem komunikasi, dan
back-up data. Selain itu, perlu juga diperiksa apakah RT Server Back-Up dan sistem
komunikasi berfungsi dengan baik dan telah memenuhi kebutuhan minimum
pengolahan transaksi dalam Keadaan Darurat. Dalam hal dilakukan pengujian back-
up sebagaimana tersebut di atas, perlu diperiksa dokumentasinya.
5. Disaster Recovery Plan (DRP)
Pemeriksaan terhadap ketersediaan DRP yang memadai dan melakukan uji coba
DRP secara berkala serta melakukan up dating DRP sesuai dengan perkembangan.
6. Data dan Dokumentasi
Pemeriksaan terhadap pengelolaan data, pengolahan data, serta dokumentasi yang
diperlukan, meliputi :
a) Integritas data
Pemeriksaan terhadap keakuratan, kehandalan dan kelengkapan data sesuai
dengan kebutuhan.
b) Log book
Pemeriksaan terhadap ketersediaan log book untuk mengetahui kesalahan
pengoperasian Sistem BI-RTGS, dan ditatausahakan dengan baik.
c) Dokumentasi hasil transaksi dan back-up hasil transaksi
Pemeriksaan terhadap pengelolaan hasil dan back-up hasil transaksi dalam
bentuk soft copy maupun hard copy.
d) Pengadministrasian/dokumentasi hasil uji coba sistem dan back-up
Pemeriksanan terhadap penatausahaan dokumentasi hasil uji sistem dan back-
up.
219
Lampiran 3.8.a
SURAT PERMOHONAN PENGGUNAAN FASILITAS GUEST BANK
Kepada
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
cq. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Bank Indonesia
Gedung D Lantai 3
Jl. M.H. Thamrin No.2
Jakarta 10350
Perihal : Permohonan Menggunakan Fasilitas Guest Bank di Bank Indonesia
Dengan ini kami mengajukan permohonan untuk menggunakan Fasilitas Guest Bank di
Bank Indonesia mengingat sarana :
1. RT Server Utama dan/atau RT Server Back-up*),
2. Jaringan komunikasi data*)
tidak berfungsi dengan alasan sebagai berikut :
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
Dengan ini kami membebaskan Bank Indonesia dari segala tanggung jawab sehubungan
dengan penggunaan Fasilitas Guest Bank yang kami lakukan di Bank Indonesia, termasuk namun
tidak terbatas pada kesesuaian dan kebenaran transaksi.
Demikian permohonan kami dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Jakarta, .........................
Nama Perusahaan
Tandatangan Pejabat berwenang
dan Stempel Perusahan
*) Coret yang tidak perlu
Surat Permohonan
Penggunaan Fasilitas Guest Bank
Untuk Peserta Sistem BI-RTGS
220
Lampiran 3.8.b
SURAT PERMOHONAN PENGGUNAAN FASILITAS GUEST BANK
Kepada
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
cq. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Bank Indonesia
Gedung D Lantai 3
Jl. M.H. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
Perihal : Permohonan Menggunakan Fasilitas Guest Bank di Bank Indonesia
Dengan ini kami mengajukan permohonan untuk menggunakan Fasilitas Guest Bank di Bank
Indonesia mengingat sarana :
1. RT Server Utama dan/atau RT Server back-up*),
2. ST Server Utama dan/atau ST Server back-up*),
3. Jaringan komunikasi data*)
tidak berfungsi dengan alasan sebagai berikut :
......................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
Dengan ini kami membebaskan Bank Indonesia dari segala tanggung jawab sehubungan dengan
penggunaan Fasilitas Guest Bank yang kami lakukan di Bank Indonesia, termasuk namun tidak terbatas
pada kesesuaian dan kebenaran transaksi.
Demikian permohonan kami dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Jakarta, .........................
Nama Perusahaan
Tandatangan Pejabat berwenang
dan Stempel Perusahan
*) Coret yang tidak perlu
Surat Permohonan
Penggunaan Fasilitas Guest Bank
Untuk Peserta Sistem BI-RTGS dan BI-SSSS
221
Lampiran 3.9
PEDOMAN TEKNIS
PENGGUNAAN FASILITAS GUEST BANK
UNTUK PESERTA SISTEM BI-RTGS
DAN BI-SSSS
222
Pedoman teknis penggunaan Fasilitas Guest Bank ini digunakan baik untuk Peserta Sistem
BI-RTGS maupun Peserta Sistem BI-RTGS yang juga Peserta BI-SSSS.
Pedoman teknis penggunaan Fasilitas Guest Bank ini dibedakan menjadi 3 kondisi yaitu :
A. Penggunaan Fasilitas Guest Bank sejak awal hari
Peserta belum melakukan operasional transaksi di aplikasi RT dan/atau ST
B. Penggunaan Fasilitas Guest Bank pada tengah hari (kondisi RT/ST Server tidak rusak)
Peserta telah melakukan operasional transaksi pada aplikasi RT dan/atau ST dan Peserta
masih dapat melakukan Adhoc back-up
C. Penggunaan Fasilitas Guest Bank pada tengah hari (kondisi RT/ST Server rusak/crash)
Peserta telah melakukan operasional transaksi pada aplikasi RT dan/atau ST namun pada
tengah hari RT/ST Server rusak sehingga tidak dapat dipergunakan lagi.
A. Prosedur penggunaan Fasilitas Guest Bank sejak awal hari
1. Persiapan Peserta (dilakukan di kantor Peserta) :
a. Membawa hasil back-up data akhir hari (T-1) RTGS dalam dua media
penyimpanan seperti CD atau flash disk.
Back-up data akhir hari RTGS dilakukan dari RT Client menu Batch Backup
Daily Files. Nama file back-up-nya misalnya : ddmmyy_backup (141207_backup)
b. Membawa hasil back-up data akhir hari (T-1) SSSS dalam dua media
penyimpanan seperti CD atau flash disk.
Back-up data akhir hari SSSS dilakukan dari ST Client menu Batch Backup
Daily Files. Nama file back-up-nya misalnya : ddmmyy_backup (ST_141207_BEIIIDJA)
c. Membawa data transaksi yang akan dibukukan atau data transaksi RTGS dari
sistem internal bank (text file) yang akan di-up-load ke aplikasi RTGS
d. Membawa data transaksi yang akan dibukukan atau data transaksi SSSS dari
sistem internal bank (text file) yang akan di-up-load ke aplikasi SSSS
2. Kegiatan Guest Bank (dilakukan di Bank Indonesia) :
a. Petugas Bank melakukan Restore Data RTGS dari aplikasi RT Super
Prosedur Restore data RTGS:
1) Sign-on dari aplikasi RT Super menggunakan user rtadm1 atau rtadm2 dengan
password default untuk restore RTGS
2) Dari menu Utility pilih Restore Tables. Layar Restore Tables akan
ditampilkan.
223
Gambar 1
3) Klik untuk memilih back-up file directory. Layar Directory akan
ditampilkan.
Gambar 2
4) Pilih Drive name dari daftar pada driver list box dan pilih Folder dari daftar
pada folder list box untuk menunjukkan lokasi back-up file.
5) Memilih tabel-tabel untuk di-restore:
Klik Select All untuk memilih semua tabel yang akan di-restore, kecuali tabel
di bawah ini :
a) DEPTPARMT
b) PRTDEV
c) SYSPARMT
d) WSPARMT
karena apabila tabel di atas dipilih maka harus dilakukan setting ulang
database.
6) Klik Proceed untuk mulai proses restore.
7) Setelah proses restore selesai dengan baik, akan terlihat message
„The Restoring Tables are successfully completed'.
224
Gambar 3
8) Setelah restore selesai, klik Exit untuk menutup utilitas ini dan sign off dari
aplikasi RT Super.
b. Petugas Bank melakukan Restore Data SSSS dari aplikasi ST Super
Prosedur Restore data SSSS :
1) Sign-on dari aplikasi ST Super menggunakan user stadm1 atau stadm2 dengan
password default untuk restore SSSS.
2) Dari menu Utility pilih Restore Tables. Layar Restore Tables akan
ditampilkan.
Gambar 4
3) Klik untuk memilih back-up file directory. Layar Directory akan
ditampilkan.
225
Gambar 5
4) Pilih Drive name dari daftar pada driver list box dan pilih Folder dari daftar
pada folder list box untuk menunjukkan lokasi Back-up File.
5) Memilih tabel-tabel untuk di-restore:
Klik Select All untuk memilih semua tabel yang akan di-restore, kecuali tabel
di bawah ini :
a) DEPTPARMT
b) UPLISSUERT
c) PRTDEV
d) SYSPARMT
e) WSPARMT
karena apabila tabel di atas dipilih maka harus dilakukan setting ulang
database.
6) Klik Proceed untuk mulai proses restore.
7) Setelah proses restore selesai dengan baik, akan terlihat message
„The Restoring Tables are successfully completed'.
Gambar 6
226
8) Setelah restore selesai, klik Exit untuk menutup utilitas ini dan sign-off dari
aplikasi ST Super.
c. Petugas Bank melakukan menjalankan Batch Processing
Prosedur :
1) Aktifkan aplikasi RT Server.
2) Aktifkan aplikasi ST Server
3) Dari aplikasi RT Client pilih menu Batch jalankan proses Reset system Files
4) Dari aplikasi ST Client pilih menu Batch jalankan proses Reset system Files
d. Petugas Bank mengaktifkan aplikasi “Guest Bank”, seperti gambar dibawah ini :
Gambar 7
Klik tombol Initialize untuk inisialisasi member Guest Bank
Gambar 8
e. Petugas Bank melakukan kegiatan operasional RT dan ST:
1) Aktifkan RT Server
2) Aktifkan ST Server
3) Lakukan System start-up dan Department start-up dari RT Client
4) Lakukan System start-up dan Department start-up dari ST Client
5) Log-on to RCC dari RT Client
227
6) Input data transaksi atau up-load data transaksi RTGS yang dibawa oleh bank,
dari RT Client
7) Input data transaksi atau up-load data transaksi SSSS yang dibawa oleh bank,
dari ST Client
8) Setelah selesai, lakukan Log-off from RCC dari RT Client
3. Kegiatan Pemulihan setelah penggunaan Fasilitas Guest Bank (dilakukan di
Bank Indonesia) :
a. Apabila kegiatan Guest Bank dilakukan sampai dengan RCC Cut-off, maka
jalankan prosedur di bawah ini :
1) Peserta melakukan kegiatan System shut-down terlebih dahulu tanpa diikuti
kegiatan BATCH dari aplikasi RT Client
Prosedur :
a) Sign-on dari aplikasi RTClient, menggunakan user setingkat manager
b) Dari menu System - System shut-down, pilih End of day shutdown.
2) Peserta melakukan kegiatan System shut-down terlebih dahulu tanpa diikuti
kegiatan BATCH dari aplikasi STClient
Prosedur :
a) Sign-on dari aplikasi STClient, menggunakan user setingkat manager
b) Dari menu System - System shut-down, pilih End of day shutdown.
3) Kemudian maximize aplikasi Guest Bank yang masih aktif
4) Dari aplikasi Guest Bank, klik tombol Print untuk mencetak durasi
penggunaan Guest Bank dan akan tercetak report tersebut, seperti gambar
dibawah ini :
Gambar 9
5) Setelah itu peserta dapat melakukan kegiatan BATCH dari aplikasi RT Client.
Prosedur :
a) Dari menu utama RT Client pilih Batch Print End of day Reports.
b) Dari menu utama pilih Batch Backup Daily Files.
c) Pilihlah Directory.
228
d) Pilih Drive dan Folder, Klik <OK>.
e) Klik <Proceed>.
f) Dari menu utama pilih Batch Reset system Files.
g) Masukkan password.
h) Klik <Proceed>.
6) Setelah itu peserta dapat melakukan kegiatan BATCH dari aplikasi ST Client.
Prosedur :
a) Dari menu utama ST Client pilih Batch Print End of day Reports.
b) Pilih report-report yang akan dicetak :
(1) Incoming Transaction Journal Batch Report
(2) Outgoing Transaction Journal Batch Report
(3) Due Date Reminder for SSSS Transaction Report
(4) Daily Total Report
c) Dari menu utama pilih Batch Backup Daily Files.
d) Pilihlah Directory.
e) Pilih Drive dan Folder, Klik <OK>.
f) Klik <Proceed>.
g) Dari menu utama pilih Batch Reset system Files.
h) Masukkan password.
i) Klik <Proceed>.
7) Jika Peserta sudah melakukan proses BATCH, dari Aplikasi “Guest Bank”
klik tombol Delete data untuk menghapus semua data transaksi RTGS dan
SSSS yang sudah dibuat.
Prosedur :
a) Dari main menu klik tombol Delete data akan muncul pesan seperti
gambar dibawah ini:
Gambar 10
b) Klik tombol Yes untuk menghapus database
c) Apabila proses Delete database telah selesai akan muncul pesan seperti
gambar dibawah ini :
229
Gambar 11
d) Klik tombol OK, kemudian Exit dari aplikasi Guest Bank
b. Apabila kegiatan Guest Bank tidak dilakukan sampai dengan RCC Cut-off,
maka jalankan prosedur di bawah ini :
1) Peserta melakukan kegiatan System shut-down terlebih dahulu tanpa diikuti
kegiatan BATCH dari aplikasi RT Client
Prosedur :
a) Sign-on dari aplikasi RT Client, menggunakan user setingkat manager
b) Dari menu System pilih System shut-down, pilih MidDay Shut-down.
2) Peserta melakukan kegiatan System shut-down terlebih dahulu tanpa diikuti
kegiatan BATCH dari aplikasi ST Client
Prosedur :
a) Sign-on dari aplikasi ST Client, menggunakan user setingkat manager
b) Dari menu System pilih System shut-down, pilih MidDay Shut-down.
3) Kemudian maximize aplikasi Guest Bank yang masih aktif
4) Dari aplikasi Guest Bank, klik tombol Print untuk mencetak durasi
penggunaan Guest Bank dan akan tercetak report tersebut, seperti gambar
dibawah ini :
Gambar 12
5) Setelah itu peserta dapat melakukan kegiatan Adhoc Back-up dari aplikasi RT
Super.
Prosedur :
a) Dari menu utama RT Super pilih Utility Adhoc Backup.
b) Pilihlah Directory.
c) Pilih Drive dan Folder, Klik <OK>.
230
d) Klik <Proceed>.
6) Setelah itu peserta dapat melakukan kegiatan BATCH dari aplikasi ST Client.
Prosedur :
a) Dari menu utama ST Super pilih Utility Adhoc Backup.
b) Pilihlah Directory.
c) Pilih Drive dan Folder, Klik <OK>.
d) Klik <Proceed>.
7) Jika Peserta sudah melakukan proses BATCH, dari Aplikasi “Guest Bank”
klik tombol Delete data untuk menghapus semua data transaksi RTGS dan
SSSS yang sudah dibuat.
Prosedur :
a) Dari main menu klik tombol Delete data akan muncul pesan seperti
gambar dibawah ini:
Gambar 13
b) Klik tombol Yes untuk menghapus database
c) Apabila proses Delete database telah selesai akan muncul pesan seperti
gambar dibawah ini :
Gambar 14
d) Klik tombol Ok, kemudian Exit dari aplikasi Guest Bank
8) Selanjutnya pihak Bank melakukan Restore Data pada Server di lokasi Bank
masing – masing.
Prosedur :
a) Restore Data RTGS dilakukan dari menu RT Super – Utility – Restore
Tables.
231
b) Restore Data SSSS dilakukan dari menu ST Super – Utility – Restore
Tables.
c) Aktifkan RT Server
d) Aktifkan ST Server
e) Lakukan System start-up, Department start-up dari RT Client
f) Lakukan System start-up, Department start-up dari ST Client
g) Log-on to RCC dari RT Client
h) Lakukan kegiatan operasional RTGS dan SSSS seperti biasa, sampai
dengan proses akhir hari.
*** Selesai ***
232
B. Prosedur penggunaan Fasilitas Guest Bank pada tengah hari (kondisi server tidak
rusak)
1. Persiapan oleh Peserta (dilakukan di kantor Peserta) :
a. Membawa hasil back-up data Adhoc (Adhoc Back-up) RTGS dalam dua media
penyimpanan seperti CD atau flash disk.
Adhoc Back-up dilakukan dari aplikasi RT Super menu Utilities Adhoc
Backup. Nama file back-upnya misalnya : ddmmyy_Adbackup (141207_Adbackup)
b. Membawa hasil back-up data Adhoc (Adhoc Back-up) SSSS dalam dua media
penyimpanan seperti CD atau flash disk.
Adhoc Back-up dilakukan dari aplikasi ST Super menu Utilities Adhoc
Backup. Nama file back-upnya misalnya : ddmmyy_Adbackup
(ST_141207_BEIIIDJA_Ad)
c. Membawa data transaksi yang akan dibukukan atau data transaksi RTGS dari
sistem internal bank (text file) yang akan diup-load ke aplikasi RTGS.
d. Membawa data transaksi yang akan dibukukan atau data transaksi SSSS dari
sistem internal bank (text file) yang akan diup-load ke aplikasi SSSS
e. Rekonsiliasi Transaksi RTGS
1) Dari menu Audit trail jalankan List/Print transaction status. Klik Display
berdasarkan kriteria sebagai berikut :
a) Transaction Group = IFTS
b) Transaction Type = Outgoing
2) Bila ada transaksi dengan status akhir AP NA agar dikonfirmasikan ke PTR
dengan memberitahukan nomor ISN terakhir. (Nomor ISN dapat dilihat pada
kolom ISN/OSN).
3) Dari menu Audit trail jalankan Print Summary Report, cetak Summary Report
dan Recap List Report. Teliti untuk Sent Transfer, baik pada jumlah maupun
nominal dan bandingkan dengan warkat yang sudah di-approve.
f. Rekonsiliasi Transaksi SSSS
1) Dari menu Audit trail jalankan List/Print transaction status. Klik Display
berdasarkan kriteria sebagai berikut:
Transaction Group =
a) SSTS
b) ABS
2) Bila ada transaksi dengan status akhir AP NA agar dikonfirmasikan ke Bagian
PTPM dengan memberitahukan nomor ISN terakhir. (Nomor ISN dapat dilihat
pada kolom ISN/OSN).
3) Dari menu Audit trail jalankan Print Summary Report, cetak Summary Report.
Teliti transaksi yang Completed untuk Bidding dan SSTS baik jumlah maupun
nominal dan bandingkan dengan warkat yang sudah di-approve.
233
2. Kegiatan Guest Bank (dilakukan di Bank Indonesia) :
a. Petugas Bank melakukan restore data RTGS dari aplikasi RT Super
Prosedur restore data RTGS:
1) Sign-on dari aplikasi RT Super menggunakan user rtadm1 atau rtadm2 dengan
password default untuk restore RTGS.
2) Dari menu Utility pilih Restore Tables. Layar Restore Tables akan
ditampilkan.
Gambar 1
3) Klik untuk memilih back-up file directory. Layar Directory akan
ditampilkan.
Gambar 2
4) Pilih Drive name dari daftar pada driver list box dan pilih Folder dari daftar
pada folder list box untuk menunjukkan lokasi Back-up File.
5) Memilih tabel-tabel untuk di-restore:
Klik Select All untuk memilih semua tabel yang akan di-restore, kecuali tabel
di bawah ini :
a) DEPTPARMT
b) PRTDEV
c) SYSPARMT
d) WSPARMT
karena apabila tabel diatas dipilih maka harus dilakukan setting ulang
database.
234
6) Klik Proceed untuk mulai proses restore.
7) Setelah proses restore selesai dengan baik, akan terlihat message
„The Restoring Tables are successfully completed'.
Gambar 3
8) Setelah restore selesai, klik Exit untuk menutup utilitas ini.
9) Masih pada layar RT Super pilih menu Status – Reset system Status, ubah
status sistem menjadi MidDay Shut-down – klik Proceed.
10) Sign off dari aplikasi RT Super.
b. Petugas Bank melakukan restore data SSSS dari aplikasi ST Super
Prosedur restore data SSSS :
1) Sign-on dari aplikasi ST Super menggunakan user stadm1 atau stadm2 dengan
password default untuk restore SSSS
2) Dari menu Utility pilih Restore Tables. Layar Restore Tables akan
ditampilkan.
Gambar 4
235
3) Klik untuk memilih back-up file directory. Layar Directory akan
ditampilkan.
Gambar 5
4) Pilih Drive name dari daftar pada driver list box dan pilih Folder dari daftar
pada folder list box untuk menunjukkan lokasi Back-up File.
5) Memilih tabel-tabel untuk di-restore:
Klik Select All untuk memilih semua tabel yang akan di-restore, kecuali tabel
di bawah ini :
a) DEPTPARMT
b) UPLISSUERT
c) PRTDEV
d) SYSPARMT
e) WSPARMT
karena apabila tabel diatas dipilih maka harus dilakukan setting ulang
database.
6) Klik Proceed untuk mulai proses restore.
7) Setelah proses restore selesai dengan baik, akan terlihat message
„The Restoring Tables are successfully completed'.
Gambar 6
236
8) Setelah restore selesai, klik Exit untuk menutup utilitas ini.
9) Masih pada layar ST Super pilih menu Status – Reset system Status, ubah
status sistem menjadi MidDay Shut-down – klik Proceed.
10) Sign-off dari aplikasi ST Super.
c. Petugas Bank mengaktifkan aplikasi “Guest Bank”, seperti gambar dibawah ini :
Gambar 7
Klik tombol Initialize untuk inisialisasi member Guest Bank
Gambar 8
d. Petugas Bank melakukan kegiatan operasional RT dan ST:
1) Aktifkan RT Server
2) Aktifkan ST Server
3) Lakukan System start-up dan Department start-up dari RT Client
4) Lakukan System start-up dan Department start-up dari ST Client
5) Log-on to RCC dari RT Client
6) Input data transaksi atau up-load data transaksi RTGS yang dibawa oleh bank,
dari RT Client
237
7) Input data transaksi atau up-load data transaksi SSSS yang dibawa oleh bank,
dari ST Client
8) Setelah selesai, lakukan Log-off from RCC dari RT Client
3. Kegiatan Pemulihan setelah Guest Bank selesai operasional (dilakukan di Bank
Indonesia) :
a. Apabila kegiatan Guest Bank dilakukan sampai dengan RCC Cut-off, maka
jalankan prosedur di bawah ini :
1) Peserta melakukan kegiatan System shut-down terlebih dahulu tanpa diikuti
kegiatan BATCH dari aplikasi RT Client
Prosedur :
a) Sign-on dari aplikasi RT Client, menggunakan user setingkat manager
b) Dari menu System pilih System shut-down, pilih End of day shut-down.
2) Peserta melakukan kegiatan System shut-down terlebih dahulu tanpa diikuti
kegiatan BATCH dari aplikasi ST Client
Prosedur :
a) Sign-on dari aplikasi STClient, menggunakan user setingkat manager
b) Dari menu System pilih System shut-down, pilih End of day shut-down.
3) Kemudian maximize aplikasi Guest Bank yang masih aktif
4) Dari aplikasi Guest Bank, klik tombol Print untuk mencetak durasi
penggunaan Guest Bank dan akan tercetak report tersebut, seperti gambar
dibawah ini :
Gambar 9
5) Setelah itu peserta dapat melakukan kegiatan BATCH dari aplikasi RT Client.
Prosedur :
a) Dari menu utama RT Client pilih Batch Print End of day Reports.
b) Dari menu utama pilih Batch Backup Daily Files.
c) Pilihlah Directory.
d) Pilih Drive dan Folder, Klik <OK>.
238
e) Klik <Proceed>.
f) Dari menu utama pilih Batch Reset system Files.
g) Masukkan password.
h) Klik <Proceed>.
6) Setelah itu peserta dapat melakukan kegiatan BATCH dari aplikasi ST Client.
Prosedur :
a) Dari menu utama ST Client pilih Batch Print End of day Reports.
b) Pilih report-report yang akan dicetak :
(1) Incoming Transaction Journal Batch Report
(2) Outgoing Transaction Journal Batch Report
(3) Due Date Reminder for SSSS Transaction Report
(4) Daily Total Report
c) Dari menu utama pilih Batch Backup Daily Files.
d) Pilihlah Directory.
e) Pilih Drive dan Folder, Klik <OK>.
f) Klik <Proceed>.
g) Dari menu utama pilih Batch Reset system Files.
h) Masukkan password.
i) Klik <Proceed>.
7) Jika Peserta sudah melakukan proses BATCH, dari Aplikasi “Guest Bank”
klik tombol Delete data untuk menghapus semua data transaksi RTGS dan
SSSS yang sudah dibuat.
Prosedur :
a) Dari main menu klik tombol Delete data akan muncul pesan seperti
gambar dibawah ini:
Gambar 10
b) Klik tombol Yes untuk menghapus database
c) Apabila proses Delete database telah selesai akan muncul pesan seperti
gambar dibawah ini :
239
Gambar 11
d) Klik tombol Ok, kemudian Exit dari aplikasi Guest Bank
b. Apabila kegiatan Guest Bank tidak dilakukan sampai dengan RCC Cut-off,
maka jalankan prosedur di bawah ini :
1) Peserta melakukan kegiatan System shut-down terlebih dahulu tanpa diikuti
kegiatan BATCH dari aplikasi RT Client
Prosedur :
a) Sign-on dari aplikasi RT Client, menggunakan user setingkat manager
b) Dari menu System pilih System shut-down, pilih MidDay Shut-down.
2) Peserta melakukan kegiatan System shut-down terlebih dahulu tanpa diikuti
kegiatan BATCH dari aplikasi ST Client
Prosedur :
a) Sign-on dari aplikasi ST Client, menggunakan user setingkat manager
b) Dari menu System pilih System shut-down, pilih MidDay Shut-down.
3) Kemudian maximize aplikasi Guest Bank yang masih aktif
4) Dari aplikasi Guest Bank, klik tombol Print untuk mencetak durasi
penggunaan Guest Bank dan akan tercetak report tersebut, seperti gambar
dibawah ini :
Gambar 12
5) Setelah itu peserta dapat melakukan kegiatan Adhoc Back-up dari aplikasi RT
Super.
240
Prosedur :
a) Dari menu utama RTSuper pilih Utility Adhoc Backup.
b) Pilihlah Directory.
c) Pilih Drive dan Folder, Klik <OK>.
d) Klik <Proceed>.
6) Setelah itu peserta dapat melakukan kegiatan BATCH dari aplikasi ST Client.
Prosedur :
a) Dari menu utama ST Super pilih Utility Adhoc Backup.
b) Pilihlah Directory.
c) Pilih Drive dan Folder, Klik <OK>.
d) Klik <Proceed>.
7) Jika Peserta sudah melakukan proses BATCH, dari aplikasi “Guest Bank” klik
tombol Delete data untuk menghapus semua data transaksi RTGS dan SSSS
yang sudah dibuat.
Prosedur :
a) Dari main menu klik tombol Delete data akan muncul pesan seperti
gambar dibawah ini:
Gambar 13
b) Klik tombol Yes untuk menghapus database
c) Apabila proses Delete database telah selesai akan muncul pesan seperti
gambar dibawah ini :
Gambar 14
d) Klik tombol Ok, kemudian Exit dari aplikasi Guest Bank
241
8) Selanjutnya pihak Bank melakukan restore data pada Server di lokasi Bank
masing- masing.
Prosedur :
a) Restore data RTGS dilakukan dari menu RT Super – Utility – Restore
Tables.
b) Restore data SSSS dilakukan dari menu RT Super – Utility – Restore
Tables.
c) Aktifkan RT Server
d) Aktifkan ST Server
e) Lakukan System start-up, Department start-up dari RT Client
f) Lakukan System start-up, Department start-up dari ST Client
g) Log-on to RCC dari RT Client
h) Lakukan kegiatan operasional RTGS dan SSSS seperti biasa, sampai
dengan proses akhir hari.
*** Selesai ***
242
C. Prosedur penggunaan Fasilitas Guest Bank pada tengah hari (kondisi RT/ST Server
rusak/crash)
1. Persiapan oleh Peserta (dilakukan di kantor Peserta) :
a. Mencatat nomor BOR terakhir berdasarkan cetakan yang telah diterima pada
aplikasi RTGS.
b. Mencatat nomor MOR terakhir berdasarkan cetakan yang telah diterima pada
aplikasi SSSS.
c. Membawa hasil back-up data akhir hari (T-1) RTGS dalam dua media
penyimpanan seperti CD atau flash disk.
Back-up data akhir hari RTGS dilakukan dari RT Client menu Batch Backup
Daily Files. Nama file back-upnya misalnya : ddmmyy_back-up (141207_backup)
d. Membawa hasil back-up data akhir hari (T-1) SSSS dalam dua media
penyimpanan seperti CD atau flash disk.
Back-up Data akhir hari SSSS dilakukan dari ST Client menu Batch Backup
Daily Files. Nama file back-upnya misalnya : ddmmyy_back-up (ST_141207_BEIIIDJA)
e. Membawa data transaksi yang akan dibukukan atau data transaksi RTGS dari
sistem internal bank (text file) yang akan diup-load ke aplikasi RTGS
f. Membawa data transaksi yang akan dibukukan atau data transaksi SSSS dari
sistem internal bank (text file) yang akan diup-load ke aplikasi SSSS
2. Kegiatan Guest Bank (dilakukan di BI) :
a. Petugas Bank melakukan restore data RTGS dari aplikasi RT Super
Prosedur restore data RTGS:
1) Sign-on dari aplikasi RT Super menggunakan user rtadm1 atau rtadm2 dengan
password default untuk restore RTGS
2) Dari menu Utility pilih Restore Tables. Layar Restore Tables akan
ditampilkan.
Gambar 1
243
3) Klik untuk memilih back-up file directory. Layar Directory akan
ditampilkan.
Gambar 2
4) Pilih Drive name dari daftar pada driver list box dan pilih Folder dari daftar
pada folder list box untuk menunjukkan lokasi Back-up File.
5) Memilih tabel-tabel untuk di-restore:
Klik Select All untuk memilih semua tabel yang akan di-restore, kecuali tabel
di bawah ini :
a) DEPTPARMT
b) PRTDEV
c) SYSPARMT
d) WSPARMT
karena apabila tabel diatas dipilih maka harus dilakukan setting ulang
database.
6) Klik Proceed untuk mulai proses restore.
7) Setelah proses restore selesai dengan baik, akan terlihat message
„The Restoring Tables are successfully completed'.
Gambar 3
244
8) Setelah restore selesai, klik Exit untuk menutup utilitas ini.
9) Masih pada layar aplikasi RT Super, pilih menu Utility – Reset BOR Number,
Gambar 4
Lakukan reset nomor BOR, tambahkan 1000 dari BOR terakhir.
Contoh :
BOR Terakhir : 400
Reset BOR Number menjadi : 400 + 1000 = 1400
klik Update.
10) Klik Exit untuk menutup utilitas ini dan sign-off dari aplikasi RT Super.
b. Petugas Bank melakukan restore data SSSS dari aplikasi ST Super
Prosedur restore data SSSS :
1) Sign-on dari aplikasi ST Super menggunakan user stadm1 atau stadm2 dengan
password default untuk restore SSSS
2) Dari menu Utility pilih Restore Tables. Layar Restore Tables akan
ditampilkan.
Gambar 5
3) Klik untuk memilih back-up file directory. Layar Directory akan
ditampilkan.
245
Gambar 6
4) Pilih Drive name dari daftar pada driver list box dan pilih Folder dari daftar
pada folder list box untuk menunjukkan lokasi Back-up File.
5) Memilih tabel-tabel untuk di-restore:
Klik Select All untuk memilih semua tabel yang akan di-restore, kecuali tabel
dibawah ini :
a) DEPTPARMT
b) UPLISSUERT
c) PRTDEV
d) SYSPARMT
e) WSPARMT
karena apabila tabel diatas dipilih maka harus dilakukan setting ulang
database.
6) Klik Proceed untuk mulai proses restore.
7) Setelah proses restore selesai dengan baik, akan terlihat message
„The Restoring Tables are successfully completed'.
Gambar 7
8) Setelah restore selesai, klik Exit untuk menutup utilitas ini.
246
9) Masih pada layar aplikasi ST Super, pilih menu Utility – Reset MOR
Number.
Gambar 8
Lakukan reset nomor MOR, tambahkan 1000 dari MOR terakhir.
Contoh :
MOR Terakhir : 400
Reset MOR Number menjadi : 400 + 1000 = 1400
klik Update.
10) Klik Exit untuk menutup utilitas ini dan sign-off dari aplikasi ST Super.
c. Petugas Bank melakukan menjalankan Batch Processing
Prosedur :
1) Aktifkan aplikasi RT Server
2) Aktifkan aplikasi ST Server
3) Dari aplikasi RT Client pilih menu Batch jalankan proses Reset system files
4) Dari aplikasi ST Client pilih menu Batch jalankan proses Reset system files
d. Petugas Bank mengaktifkan aplikasi “Guest Bank”, seperti gambar dibawah ini :
Gambar 9
247
Klik tombol Initialize untuk inisialisasi member Guest Bank
Gambar 10
e. Petugas Bank melakukan kegiatan operasional baik RT dan ST :
1) Aktifkan RT Server
2) Aktifkan ST Server
3) Lakukan System start-up dan Department start-up dari RT Client
4) Lakukan System start-up dan Department start-up dari ST Client
5) Log-on to RCC dari RT Client
6) Input data transaksi atau up-load data transaksi RTGS yang dibawa oleh bank,
dari RT Client
7) Input data transaksi atau up-load data transaksi SSSS yang dibawa oleh bank,
dari ST Client
8) Setelah selesai, lakukan Log-off from RCC dari RT Client
3. Kegiatan Pemulihan setelah Guest Bank selesai operasional (dilakukan di Bank
Indonesia) :
a. Apabila kegiatan Guest Bank dilakukan sampai dengan RCC Cut-off, maka
jalankan prosedur di bawah ini :
1) Peserta melakukan kegiatan System shut-down terlebih dahulu tanpa diikuti
kegiatan BATCH dari aplikasi RT Client
Prosedur :
a) Sign-on dari aplikasi RT Client, menggunakan user setingkat manager
b) Dari menu System pilih System shut-down, pilih End of day shut-down.
2) Peserta melakukan kegiatan System shut-down terlebih dahulu tanpa diikuti
kegiatan BATCH dari aplikasi ST Client
Prosedur :
a) Sign-on dari aplikasi ST Client, menggunakan user setingkat manager
b) Dari menu System pilih System shut-down, pilih End of day shut-down.
3) Kemudian maximize aplikasi Guest Bank yang masih aktif
4) Dari aplikasi Guest Bank, klik tombol Print untuk mencetak durasi
penggunaan Guest Bank dan akan tercetak report tersebut, seperti gambar di
bawah ini :
248
Gambar 11
5) Setelah itu peserta dapat melakukan kegiatan BATCH dari aplikasi RT Client
Prosedur :
a) Dari menu utama RT Client pilih Batch Print End of day Reports.
b) Dari menu utama pilih Batch Backup Daily Files.
c) Pilihlah Directory.
d) Pilih Drive dan Folder, Klik <OK>.
e) Klik <Proceed>.
f) Dari menu utama pilih Batch Reset system files.
g) Masukkan password.
h) Klik <Proceed>.
6) Setelah itu peserta dapat melakukan kegiatan BATCH dari aplikasi ST Client.
Prosedur :
a) Dari menu utama ST Client pilih Batch Print End of day Reports.
b) Pilih report-report yang akan dicetak :
(1) Incoming Transaction Journal Batch Report
(2) Outgoing Transaction Journal Batch Report
(3) Due Date Reminder for SSSS Transaction Report
(4) Daily Total Report
c) Dari menu utama pilih Batch Backup Daily Files.
d) Pilihlah Directory.
e) Pilih Drive dan Folder, Klik <OK>.
f) Klik <Proceed>.
g) Dari menu utama pilih Batch Reset system Files.
h) Masukkan password.
i) Klik <Proceed>.
7) Jika Peserta sudah melakukan proses BATCH, dari Aplikasi “Guest Bank” klik
tombol Delete data untuk menghapus semua data transaksi RTGS dan SSSS yang
sudah dibuat.
Prosedur :
a) Dari main menu klik tombol Delete data akan muncul pesan seperti gambar
dibawah ini:
249
Gambar 12
b) Klik tombol Yes untuk menghapus database
c) Apabila proses Delete database telah selesai akan muncul pesan seperti
gambar dibawah ini :
Gambar 13
d) Klik tombol Ok, kemudian Exit dari aplikasi Guest Bank
b. Apabila kegiatan Guest Bank tidak dilakukan sampai dengan RCC Cut-off,
maka jalankan prosedur di bawah ini :
1) Peserta melakukan kegiatan System shut-down terlebih dahulu tanpa diikuti
kegiatan BATCH dari aplikasi RT Client
Prosedur :
a) Sign-on dari aplikasi RT Client, menggunakan user setingkat manager
b) Dari menu System pilih System shut-down, pilih MidDay Shut-down.
2) Peserta melakukan kegiatan System shut-down terlebih dahulu tanpa diikuti
kegiatan BATCH dari aplikasi ST Client
Prosedur :
a) Sign-on dari aplikasi ST Client, menggunakan user setingkat manager
b) Dari menu System pilih System shut-down, pilih MidDay Shut-down.
3) Kemudian maximize aplikasi Guest Bank yang masih aktif
4) Dari aplikasi Guest Bank, klik tombol Print untuk mencetak durasi
penggunaan Guest Bank dan akan tercetak report tersebut, seperti gambar
dibawah ini :
250
Gambar 14
5) Setelah itu peserta dapat melakukan kegiatan Adhoc Back-up dari aplikasi RT
Super.
Prosedur :
a) Dari menu utama RTSuper pilih Utility Adhoc Backup.
b) Pilihlah Directory.
c) Pilih Drive dan Folder, Klik <OK>.
d) Klik <Proceed>.
6) Setelah itu peserta dapat melakukan kegiatan BATCH dari aplikasi STClient.
Prosedur :
a) Dari menu utama ST Super pilih Utility Adhoc Backup.
b) Pilihlah Directory.
c) Pilih Drive dan Folder, Klik <OK>.
d) Klik <Proceed>.
7) Jika Peserta sudah melakukan proses BATCH, dari Aplikasi “Guest Bank” klik
tombol Delete data untuk menghapus semua data transaksi RTGS dan SSSS yang
sudah dibuat.
Prosedur :
a) Dari main menu klik tombol Delete data akan muncul pesan seperti gambar
dibawah ini:
251
Gambar 15
b) Klik tombol Yes untuk menghapus database
c) Apabila proses Delete database telah selesai akan muncul pesan seperti
gambar dibawah ini :
Gambar 16
d) Klik tombol Ok, kemudian Exit dari aplikasi Guest Bank
8) Selanjutnya pihak Bank melakukan Restore Data pada Server di lokasi Bank
masing–masing.
Prosedur :
a) Restore Data RTGS dilakukan dari menu RT Super – Utility – Restore Tables.
b) Restore Data SSSS dilakukan dari menu ST Super – Utility – Restore Tables.
c) Aktifkan RT Server
d) Aktifkan ST Server
e) Lakukan System start-up, Department start-up dari RT Client
f) Lakukan System start-up, Department start-up dari ST Client
g) Log-on to RCC dari RT Client
h) Lakukan kegiatan operasional RTGS dan SSSS seperti biasa, sampai dengan
proses akhir hari.
*** Selesai ***
252
Kepada1:
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
c.q. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Bank Indonesia
Gedung D Lantai 3
Jl. MH.Thamrin No.2
Jakarta 10350
Perihal : Permohonan Penggunaan Cek BI/BGBI Sehubungan Kerusakan pada
Sistem RTGS
Dengan hormat,
Dengan ini kami beritahukan bahwa pada hari ini, …… tanggal ….. Sistem BI-
RTGS kami mengalami kerusakan yang disebabkan oleh adanya gangguan pada ………
Sehubungan dengan hal tersebut, dengan ini kami mohon bantuan Bank Indonesia untuk
melakukan pembukuan atas transaksi kami yang dibebankan pada Rekening Giro kami yang
ada di Bank Indonesia dengan menggunakan Cek BI dan/atau BGBI.
Adapun transaksi yang akan kami laksanakan adalah :
1. Tarik Tunai di KBI ………sebesar Rp.
2. Tarik Tunai di KBI ……. sebesar Rp.
3. Transaksi ke PT. Bank … (PUAB) Rp.
4. Transaksi Pelimpahan Pajak ke KPKN…. Rp.
Total Rp.
Berkenaan dengan pelaksanaan pembukuan transaksi tersebut di atas, dengan ini
kami membebaskan Bank Indonesia dari tanggung jawab atas keterlambatan pelaksanaan
transfer dan segala kerugian yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan construct yang
dilakukan oleh Bank Indonesia.
Demikian, atas kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
(Kota), (Tanggal)
(ditandatangani oleh direksi/pejabat
yang berwenang)
1 surat permohonan ditujukan kepada Kepala Bagian PlS atau Pimpinan Bank Indonesia, tergantung dari lokasi
kantor Peserta yang mengajukan permohonan penggunaan Cek BI/BGBI
Surat Permohonan
Penggunaan Cek BI/ BGBI
Lampiran 3.10
253
Lampiran 3.11
5 CM
3 CM
CONTINGENCY PLAN
BI-RTGS
FROM :
TO :
Contoh Stempel
Contingency Plan BI-RTGS
254
Lampiran SE No.12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 Lampiran 4.1
1 BIRMM050 SURAT UTANG NEGARA (SG.050) 50000001 0:00:00
2 BIR99999 TOLAKAN BANK ATAS "SINGE CREDIT-BI" 561990001 17:00:00
3 BIRBK027 TR. BRIDGE FINANCING BI OLEH BANK 027 0:00:00
4 BIRBK029 TRAN RTGS BK-TGHAN KPD PEM.(SG.029) 029 0:00:00
5 BIRBK202 TRANS.RTGS BK SHD REK.BIASA (SG202) 202 18:00:00
6 BIRBK210 TRAN RTGS BK SHD REKG.BIASA(SG.210) 210 18:00:00
7 BIRBK226 TRANS RTGS BK SHD KEGT ANGR(SG.226) 226 18:00:00
8 BIRBK289 TOLAKAN BANK ATAS "SINGE CREDIT-BI" 561990001 18:00:00
9 BIRBK299 TRAN RTGS BK SHD AKTIVA LAIN(SG299) 299 18:00:00
10 BIRBK346 RTGS O/ BANK SEHUB DG PENR DIVIDEN 304000460 0:00:00
11 BIRBK528 RTGS SHD GIRO BBKU,BBO,BDL O/BANK 528 0:00:00
12 BIRBK530 RTGS SHD GIRO PERWAKILAN NEG ASING 530 0:00:00
13 BIRBK531 RTGS SHD GIRO IMF NO.2 OLEH BANK 531 0:00:00
14 BIRBK532 RTGS SHD GIRO IBRD OLEH BANK 532 0:00:00
15 BIRBK533 RTGS SHD GIRO ADB OLEH BANK 533 0:00:00
16 BIRBK534 RTGS SHD GIRO IDA OLEH BANK 534 0:00:00
17 BIRBK535 RTGS SHD BADAN ASING LAINNYA O/BANK 535 0:00:00
18 BIRBK539 RTGS SHD GIRO BKN PENDUDUK LAINNYA 539 0:00:00
19 BIRBK541 TABUNGAN LAINNYA OLEH BANK 541 18:00:00
20 BIRBK550 RTGS-D/GIRO BUKAN BANK DI BI(SG550) 550 0:00:00
21 BIRBK552 RTGS-D/GIRO BUKAN BANK DI BI(SG552) 552 0:00:00
22 BIRBK560 TR.BI-RTGS BANK SEHUB DGN RA.SG.560 560 0:00:00
23 BIRBK561 RTGS-D/RK.ANTARA BIASA (SG-561) 561 0:00:00
24 BIRBK562 RTGS SHD R/K ANTR KEG.DEVISA O/BANK 562 0:00:00
25 BIRBK564 RTGS D/RK.KONTROL BIASA (SG-564) 564 0:00:00
26 BIRBK565 RTGS-D/RK ANTARA BIASA (SG-565) 565 0:00:00
27 BIRBK566 TRANS.SHD.KEGIATAN ANGGARA/SG.566 566 0:00:00
28 BIRBK567 TRANSAKSI RTGS-BIASA (SUBGRUP567) 567 0:00:00
29 BIRBK568 RTGS O/ BANK SEHUB.DG.PENERM.PEMRTH 568 0:00:00
30 BIRBK569 TRANS BI-RTGS BANK SEHUB.RA SG-569 569 0:00:00
31 BIRBK589 TRANS.SHD.KEWAJIBAN LAIN D/RP SG589 589 0:00:00
32 BIRCR520 TR.KAS PNRK TUNAI BANK U/KTR DI DRH 560000911 11:00:00
33 BIRCR521 TR.KAS-TARIK TUNAI O/ BANK DI KAS-T 560411911 11:00:00
34 BIRGO100 TRANSAKSI KPKN-1 - OLEH BANK 501000000 16:30:00
35 BIRGO102 TRANSAKSI KPKN-2 - OLEH BANK 501000002 16:30:00
36 BIRGO103 TRANSAKSI KPKN-3 - OLEH BANK 501000003 16:30:00
37 BIRGO104 TRANSAKSI KPKN-4 - OLEH BANK 501000004 16:30:00
38 BIRGO105 TRANSAKSI KPKN-5 - OLEH BANK 501000005 16:30:00
39 BIRGO106 TRANSAKSI KPKN-6 - OLEH BANK 501000006 16:30:00
40 BIRGO200 TRANSAKSI BUN - OLEH BANK 502000000 0:00:00
DAFTAR TRANSACTION REFERENCE NUMBER (TRN)
NO. TRN DESCRIPTIONACCOUNT
NUMBER
REJECT TIME
(WIB)
Page 1 of 3
255
Lampiran SE No.12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 Lampiran 4.1
NO. TRN DESCRIPTIONACCOUNT
NUMBER
REJECT TIME
(WIB)
41 BIRGO201 TR.BUN U/OBLI.REKAP.BANK - O/ BANK 502000001 0:00:00
42 BIRGO202 TR.BUN U/OBLI.PENJAMINAN - O/ BANK 502000002 0:00:00
43 BIRGO500 TRANSAKSI DJA - OLEH BANK 500 0:00:00
44 BIRGO501 TRANSAKSI SETORAN SELAIN PAJAK 501000000 16:30:00
45 BIRGO503 BENDHRWAN PROYEK (SG-503) - O/ BANK 503 0:00:00
46 BIRGO505 BENDHRWAN RUTIN (SG-505) - O/ BANK 505 0:00:00
47 BIRGO507 HANKAM (SG-507) O/ BANK 507 0:00:00
48 BIRGO508 BDHRW.PENERIMA/KHUSUS(SG508)-O/BANK 508 0:00:00
49 BIRGO509 BDHRW.HANKAM/ABRI(SG-509)-O/ BANK 509 0:00:00
50 BIRGO510 NON-TREASURY (SG-510) - O/ BANK 510 0:00:00
51 BIRGO511 NON-TREASURY (SG-511) - O/ BANK 511 0:00:00
52 BIRGO512 NON-TREASURY (SG-512) - O/ BANK 512 0:00:00
53 BIRGO513 NON-TREASURY (SG-513) - O/ BANK 513 0:00:00
54 BIRGO514 NON-TREASURY (SG-514) - O/ BANK 514 0:00:00
55 BIRGO519 NON-TREASURY (SG-519) - O/ BANK 519 0:00:00
56 BIRMM051 SERTIFIKAT BANK INDONESIA - REPO 51000000 0:00:00
57 BIRMM069 TRANSAKSI REPO SBI / SUN 069 0:00:00
58 BIRMMFE1 SBI REPO FTE PAGI 1ST LEG (SG.051) 051 13:00:00
59 BIRMMFE2 SBI REPO FTE PAGI 2ND LEG&SORE(051) 051 0:00:00
60 BIRSA501 PELIMP.PJK B.PERSEPSI D/R TSA KE BI 501 16:30:00
61 BIRSA502 PEMIND.KELEB.DANA RPKBUN-P KE BUN 502000000 16:30:00
62 BIVBK561 RTGS-D/RK.ANTARA BIANG (SG-561) 561 0:00:00
63 BIVBK600 TR.BANK DGN PEMERINTAH K/PEN.MINYAK 600 17:00:00
64 BIVBK601 TR.BANK DGN REKSUS PEMRT.K/PINJ.LN 601 17:00:00
65 BIVBK602 TR.BANK DGN PEMERINTAH K/HIBAH 602 17:00:00
66 BIVBK607 TR.BANK D/PEM U/PEMBAYARAN PINJ.LN 607 17:00:00
67 BIVBK608 TR.RTGS-BIANG SEHUB.SET.BPIH O/BPS 608 17:00:00
68 BIVBK609 TR.BANK D/PEMRT.K/PINJ.LN LAINNYA 609 17:00:00
69 BIVBK661 TR.BK D/REK.SET JAMINAN L/C D/VALAS 661 17:00:00
70 IFT00000 ANTAR-BANK U/ KEPENTINGAN NASABAH 16:30:00
71 IFTCCPF1 IFT - PREFUND KREDIT 1 561930221 8:00:00
72 IFTCCTU1 IFT - TOP UP PREFUND KREDIT 1 561000922 12:00:00
73 IFTCCTU2 IFT - TOP UP PREFUND KREDIT 2 561000922 16:00:00
74 IFTDCPF0 IFT - PREFUND DEBET 561930321 8:00:00
75 IFTDCTU0 IFT - TOP UP PREFUND DEBET 561930321 16:00:00
76 IFTFX000 ANTAR-BANK RP-VS-VALAS (DOMESTIK) 17:00:00
77 IFTFX001 ATR-BANK RP-VS-VLS (CROSS BORDER) 17:00:00
78 IFTKOM00 TRANS.RTGS SHD.PEMBAYARN KOMPENSASI 17:00:00
79 IFTMM000 ANTAR-BANK PSR-UANG 1<99 HARI KERJA 18:00:00
80 IFTMM001 ANTAR-BANK PSR-UANG < 1 HARI KERJA 17:00:00
81 IFTNA000 U/NAS YG TD ADA REK P/ULTIMATE BENE 16:30:00
82 IFTPL000 ATR-BANK PSR-UANG/PLACEM'T (>99 HK) 17:00:00
83 IFTRJ000 TRANSAKSI TOLAKAN ANTAR-BANK 17:00:00
Page 2 of 3
256
Lampiran SE No.12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 Lampiran 4.1
NO. TRN DESCRIPTIONACCOUNT
NUMBER
REJECT TIME
(WIB)
84 IFTSA000 PEMIND. DANA RPKBUN-P KE BEND. GAJI 16:30:00
85 IFTSA001 TRANS. ANTAR BANK D/R TSA 16:30:00
86 IFTSA002 TRANS. ANTAR BANK D/R TSA 16:30:00
87 IFTSW001 PEMBAYR KWJB BANK KPD PT.ARTAJASA 12:00:00
88 IFTSW002 KWJB PT.ARTAJASA KPD BANK 0:00:00
89 IFTSX000 ANTAR-BANK SHD PASAR-MODAL 17:00:00
Keterangan:
- Daftar TRN dapat dilakukan penyesuaian (penambahan atau pengurangan) oleh Penyelenggara
- Daftar TRN yang terkini dapat dicetak oleh Peserta melalui aplikasi RT Peserta
Page 3 of 3
257
Lampiran 6.1
LAPORAN SISTEM BI-RTGS PADA PESERTA
Kode
Laporan
Nama Laporan WAJIB/OPTIONAL/
TIDAK PERLU
Waktu
Pencetakan
IFT600WA
IFT610WA
IFT620WA
IFT640WA
IFT630WA
A. IFTS Construct Reports
Single Credit (Construct Copy)
Multiple Credit (Construct Copy)
Credit Notification (Construct Copy)
Single Debit (Construct Copy)
Debit Notification (Construct Copy)
Optional (Tergantung
pada kebutuhan
Peserta)
Saat petugas Peserta
melakukan construct
transaksi
IFT600ED
IFT610ED
IFT620ED
IFT640ED
IFT630ED
B. IFTS Amend Reports
Single Credit (Amend Copy)
Multiple Credit (Amend Copy
Credit Notification (Amend Copy)
Single Debit (Amend Copy)
Debit Notification (Amend Copy)
Optional (Tergantung
pada kebutuhan
Peserta)
Saat petugas Peserta
melakukan amend
transaksi
IFT600AP
IFT610AP
IFT620AP
IFT640AP
IFT630AP
C. IFTS Pre-Approval Reports
Single Credit (Pre-Approval Copy)
Multiple Credit (Pre-Approval
Copy)
Credit Notification (Pre-Approval
Copy)
Single Debit (Pre-Approval Copy)
Debit Notification (Pre-Approval
Copy)
Optional (Tergantung
pada kebutuhan
Peserta)
Saat
Supervisor/Manager
Peserta melakukan
pre approval
IFT600RJ
IFT610RJ
IFT620RJ
IFT640RJ
IFT630RJ
D. IFTS Reject Reports
Single Credit (Reject Copy)
Multiple Credit (Reject Copy)
Credit Notification (Reject Copy)
Single Debit (Reject Copy)
Debit Notification (Reject Copy)
Optional (Tergantung
pada kebutuhan
Peserta)
Saat
Supervisor/Manager
Peserta melakukan
reject transaksi
IFT600TX
IFT610TX
IFT620TX
IFT640TX
E. IFTS Transmit Reports
Single Credit (Transmit Copy)
Multiple Credit (Transmit Copy)
Credit Notification (Transmit Copy)
Single Debit (Transmit Copy)
Optional (Tergantung
pada kebutuhan
Peserta)
Saat Saat
Supervisor/Manager
Peserta melakukan
final approval
258
Lampiran 6.1
Kode
Laporan
Nama Laporan WAJIB/OPTIONAL/
TIDAK PERLU
Waktu
Pencetakan
IFT630TX
Debit Notification (Transmit Copy)
IFT607RV
IFT617RV
IFT627RV
IFT647RV
IFT637RV
F. IFTS Confirmation Advices
(Receiving Bank)
Single Credit (Confirmation Advice)
Multiple Credit (Confirmation
Advice)
Credit Notification (Confirmation
Advice)
Single Debit (Confirmation Advice)
Debit Notification (Confirmation
Advice)
Optional (Tergantung
pada kebutuhan
Peserta)
Advis transaksi
masuk yang diterima
dari RCC dan
diterima oleh RT
yang dalam kondisi
log-on
IFT600CA
IFT610CA
IFT620CA
IFT640CA
IFT630CA
G. IFTS Cancel Reports
Single Credit (Cancel Copy)
Multiple Credit (Cancel Copy)
Credit Notification (Cancel Copy)
Single Debit (Cancel Copy)
Debit Notification (Cancel Copy)
Optional (Tergantung
pada kebutuhan
Peserta)
Saat
Supervisor/Manager
Peserta melakukan
cancel transaksi
IFT603RV
IFT613RV
IFT643RV
H. IFTS Pending Reports
Single Credit (Pending Advice)
Multiple Credit (Pending Advice)
Single Debit (Pending Advice)
Optional (Tergantung
pada kebutuhan
Peserta)
Advis yang diterima
dari RCC atas
transaksi yang masih
pending
IFT608RV
IFT618RV
IFT628RV
IFT648RV
IFT638RV
I. IFTS Completion Reports
Single Credit (Completion Advice)
Multiple Credit (Completion
Advice)
Credit Notification (Completion
Advice)
Single Debit (Completion Advice)
Debit Notification (Completion
Advice)
Optional (Tergantung
pada kebutuhan
Peserta)
Advis transaksi
masuk yang diterima
dari RCC dan
diterima oleh RT
yang dalam kondisi
log-on
J. System Operation Reports Optional (Tergantung
pada kebutuhan
Peserta)
PRTSOPUS
Rollover Unfinished Transaction
Summary Report System Shutdown dan
System Startup
259
Lampiran 6.1
Kode
Laporan
Nama Laporan WAJIB/OPTIONAL/
TIDAK PERLU
Waktu
Pencetakan
PRTSOPCS
Re-Construct Rollover Transaction
Summary Report
PRTSOPRS Rejected Rollover Transaction
Summary Report
PRTADTTS
PRTADTTH
PRTADTUI
**
PRTADTSM
PRTADTRL
PRTADTRT
K. Audit Trail Reports
Print Transaction Status
Print Transaction History
Print Unfinished IFTS
Reprint Transaction
Print Summary Report
Print Transaction Recap List
Print Transaction Recap List By
TRN
Optional (Tergantung
pada kebutuhan
Peserta)
Audit trail function
(dicetak apabila
diminta)
L. Supervisory Functions Optional (Tergantung
pada kebutuhan
Peserta)
Supervisory function.
SUP110TX
SUP120TX
Logon To RCC
Logoff From RCC
Saat log-on/log-off
ke/dari RCC
ADM380SY Daily Billing Charges Details Report Saat log-on ke RCC
SUP230TX
Retrieve Transaction From RCC
(Transmit Copy)
Ketika RT dalam
keadaan sign on
(dicetak apabila
diminta)
SUP240TX
ADM247RV
Recap Transaction From RCC
(Transmit Copy)
Recap Transaction From RCC
(Detail Report)
SUP130TX
SUP160TX
ADM160RV
Send Administrative Message
(Transmit Copy)
Member to Member Admin Message
(Transmit Copy)
Member to Member Admin Message
(Receive Copy)
Optional (Tergantung pada
kebutuhan Peserta) (dicetak saat
mengirim/ menerima
message)
SUP210TC
ADM217RC
Member Own Totals (Transmit
Copy)
Member Own Totals (Detail Report)
(dicetak apabila
diminta)
260
Lampiran 6.1
Kode
Laporan
Nama Laporan WAJIB/OPTIONAL/
TIDAK PERLU
Waktu
Pencetakan
SUP250TB
ADM257RB
Member’s Simulated Settlement
Balance (Transmit Copy)
Member’s Simulated Settlement
Balance (Detail Report)
(dicetak apabila
diminta)
SUP260TX
ADM267RV
Consolidated Bank Position
(Transmit Copy)
Consolidated Bank Position (Detail
Report)
(dicetak apabila
diminta)
SUP140TX
ADM148RV
M. Queue Handling Reports
Outgoing Queue Maintenance
(Transmit Copy)
Outgoing Queue Maintenance
(Completion Advice)
Optional (Tergantung
pada kebutuhan
Peserta)
Queue handling
function.
PRTBATIN
PRTBATOT
N. Batch Reports
Journal Batch Listing – Incoming
Message
Journal Batch Listing – Outgoing
Message
Optional (Tergantung
pada kebutuhan
Peserta)
Saat proses akhir hari
PRTBATDT
PRTBATAT
Daily Total Report
System Audit Trail
Optional (Tergantung
pada kebutuhan
Peserta)
PRTDBUSI
PRTDBUCR
PRTDBUCM
O. Database Maintenance Reports
System Information Report
Member Control File Report
Member Control File Maintenance
Report
Optional (Tergantung
pada kebutuhan
Peserta)
Database
maintenance function.
(saat melakukan
maintenance data
base)
PRTDBUDR
PRTDBUDM
PRTDBUDS
Department Parameter File Report
Department Parameter File
Maintenance Report
Department Parameter File
Maintenance Summary
PRTDBUWR
PRTDBUWM
PRTDBUWS
Workstation Parameter File Report
Workstation Parameter File
Maintenance Report
Workstation Parameter File
Maintenance Summary
261
Lampiran 6.1
Kode
Laporan
Nama Laporan WAJIB/OPTIONAL/
TIDAK PERLU
Waktu
Pencetakan
PRTDBUUR
PRTDBUUM
PRTDBUUS
User Parameter File Report
User Parameter File Maintenance
Report
User Parameter File Maintenance
Summary
PRTDBUMR
Member File Report
PRTDBUAR
PRTDBUAM
PRTDBUAS
AID Parameter File Report
AID Parameter File Maintenance
Report
AID Parameter File Maintenance
Summary
PRTDBUTR Transaction Reference File Report
PRTSECAR
PRTSECAM
Authenticator Text Report
Authenticator Text Maintenance
Report
PRTDBUAL
PRTDBUML
PRTDBUTL
PRTDBUSL
PRTDBUCL
PRTDBUDL
PRTDBUWL
PRTDBUUL
Print AID Summary
Print Member Summary
Print Transaction Reference
Summary
Print System Information
Print Member Control Information
Print Department Parameter
Summary
Print Workstation Parameter
Summary
Print User Parameter Summary
Control/Database
Summary
P. Batch Interface Optional (Tergantung
pada kebutuhan
Peserta)
PRTINTOI Summary of IFTS Outgoing
Interface Constructed Transactions
PRTINTOR Summary of Rejected IFTS
Outgoing Interface
PRTINTII Summary of IFTS Incoming
Interface
262
Lampiran 6.1
Kode
Laporan
Nama Laporan WAJIB/OPTIONAL/
TIDAK PERLU
Waktu
Pencetakan
ADM410RVAD
M420RV
ADM440RV
ADM450RV
ADM480RV
ADM460RV
ADM480RV
Q. RCC / Cutoff Control Reports
RCC Admin Message
Cutoff Warning
Pre-Cutoff Notification
RTGS Cutoff Notification
Member Reconciliation Report (Pre-
Cutoff)
Member Cutoff Position Report
(RTGS Cutoff)
Member Statement Report (RTGS
Cutoff)
Otomatis
Otomatis
Otomatis
Otomatis
Otomatis
Otomatis
Otomatis
Send by RCC
Administrative
messages
263
Lampiran 9.1 Draft Perjanjian untuk Peserta Langsung Bank
PERJANJIAN PENGGUNAAN
SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT
ANTARA BANK INDONESIA DAN [NAMA PESERTA]1
SEBAGAI PESERTA LANGSUNG
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
No. / /DASP2
Pada hari ini, tanggal 3 bulan
4 tahun
5 (
6),
bertempat di Jakarta, yang bertanda tangan di bawah ini:
I. [NAMA PEJABAT BANK
INDONESIA]
: [Jabatan dan Satuan Kerja] Bank Indonesia
bertempat tinggal di [Kota], dalam hal ini bertindak
dalam jabatannya tersebut untuk dan atas nama
Dewan Gubernur Bank Indonesia berdasarkan
Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.
9/8/KEP.GBI/INTERN/2007 tentang Pemberian
Wewenang Dewan Gubernur Bank Indonesia, dan
dengan demikian sah mewakili Bank Indonesia yang
berkedudukan di Jakarta berdasarkan Pasal 39 ayat
(3) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang
Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2004, untuk
selanjutnya disebut PENYELENGGARA;
II. [NAMA PEJABAT PESERTA] : (Pilih salah satu)
* Dalam hal berdasarkan anggaran dasar atau
dokumen pendirian yang bersangkutan diperlukan
surat kuasa, maka komparisi adalah sebagai berikut:
[Jabatan] [Nama Peserta] bertempat tinggal di
[Kota], dalam hal ini bertindak dalam jabatannya
tersebut, selaku demikian sah mewakili Direksi7 dari
dan oleh karena itu untuk dan atas nama serta sah
mewakili [Nama Peserta] berdasarkan Surat Kuasa
Nomor [Nomor Surat Kuasa] tanggal [tanggal-bulan-
tahun (dalam angka)], sesuai dengan Anggaran
Dasarnya yang dimuat dalam Akta Notaris [Nama
Notaris], Nomor [Nomor Akta Notaris] tanggal
1 Diisi sesuai dengan “Nama Peserta” yang tercantum dalam Anggaran Dasar atau dokumen pendirian lainnya
yang terbaru dan telah sah. 2 Diisi dengan “Nomor Perjanjian” oleh Penyelenggara.
3 Diisi dengan “tanggal” dalam huruf.
4 Diisi dengan “Bulan” dalam huruf.
5 Diisi dengan “tahun” dalam huruf.
6 Diisi “tanggal-bulan-tahun” dalam angka.
7 Disesuaikan dengan bentuk badan hukum Peserta.
264
Lampiran 9.1 Draft Perjanjian untuk Peserta Langsung Bank
[tanggal-bulan-tahun (dalam angka)], yang termuat
dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal
[tanggal-bulan-tahun (dalam angka)], Nomor
[Nomor Berita Negara], Tambahan Nomor [Nomor
Tambahan Berita Negara], berikut perubahan-
perubahan terakhir dengan Akta Notaris [Nama
Notaris], Nomor [Nomor Akta Notaris] tanggal
[tanggal-bulan-tahun (dalam angka)], yang termuat
dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal
[tanggal-bulan-tahun (dalam angka)], Nomor
[Nomor Berita Negara], Tambahan Nomor [Nomor
Tambahan Berita Negara], untuk selanjutnya disebut
PESERTA;
* Dalam hal berdasarkan anggaran dasar atau
dokumen pendirian yang bersangkutan tidak
diperlukan surat kuasa, maka komparisi adalah
sebagai berikut:
[Jabatan] [Nama Peserta] bertempat tinggal di
[Kota], dalam hal ini bertindak dalam jabatannya
tersebut, selaku demikian sah mewakili Direksi8 dari
dan oleh karena itu untuk dan atas nama serta sah
mewakili [Nama Peserta] berdasarkan Pasal
Anggaran Dasarnya yang dimuat dalam Akta Notaris
[Nama Notaris], Nomor [Nomor Akta Notaris]
tanggal [tanggal-bulan-tahun (dalam angka)], yang
termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia
tanggal [tanggal-bulan-tahun (dalam angka)], Nomor
[Nomor Berita Negara], Tambahan Nomor [Nomor
Tambahan Berita Negara], berikut perubahan-
perubahan terakhir dengan Akta Notaris [Nama
Notaris], Nomor [Nomor Akta Notaris] tanggal
[tanggal-bulan-tahun (dalam angka)], yang termuat
dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal
[tanggal-bulan-tahun (dalam angka)], Nomor
[Nomor Berita Negara], Tambahan Nomor [Nomor
Tambahan Berita Negara], untuk selanjutnya disebut
PESERTA;
Dalam hal PESERTA adalah Bank Asing, maka
komparisi adalah sebagai berikut:
[Jabatan] [Nama Peserta], bertempat tinggal di
8 Disesuaikan dengan bentuk badan hukum Peserta.
265
Lampiran 9.1 Draft Perjanjian untuk Peserta Langsung Bank
[Kota], dalam hal ini bertindak berdasarkan kekuatan
Akta Power of Attorney tertanggal [tanggal-bulan-
tahun (dalam angka)] Nomor [Nomor Akta Notaris]
dibuat di hadapan [Nama Notaris], Notaris di [Kota]
dengan demikian sah bertindak untuk dan atas nama
[Nama Peserta] cabang Indonesia, suatu bank yang
didirikan berdasarkan hukum [Negara Kantor Pusat
Peserta], dan dalam hal ini bertindak melalui kantor
cabangnya di Indonesia berkedudukan di [Kota]
alamat [Alamat Lengkap Kantor Cabang Peserta di
Indonesia] selanjutnya disebut PESERTA;
dengan terlebih dahulu menerangkan:
a. bahwa PESERTA telah mengajukan permohonan kepada PENYELENGGARA untuk dapat
menggunakan Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (Sistem BI-RTGS) dan
menjadi Peserta Sistem BI-RTGS;
b. bahwa PESERTA telah memenuhi seluruh persyaratan untuk menjadi Peserta Sistem BI-
RTGS dan PENYELENGGARA setuju untuk menyediakan Sistem BI-RTGS kepada
PESERTA;
c. bahwa dalam rangka penyediaan Sistem BI-RTGS tersebut, PENYELENGGARA telah
memberikan pelatihan operasional aplikasi Sistem BI-RTGS kepada PESERTA;
d. bahwa PENYELENGGARA telah melakukan install program pada PESERTA;
maka berhubung dengan itu PENYELENGGARA dan PESERTA menyatakan setuju dan sepakat
untuk mengadakan Perjanjian Penggunaan Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
antara Bank Indonesia dan [Nama Peserta] sebagai Peserta Langsung, yang selanjutnya disebut
Perjanjian, dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut:
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Perjanjian ini yang dimaksud dengan:
1. Sistem BI-RTGS adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar Peserta dalam mata
uang Rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika per transaksi secara
individual.
2. Keadaan Darurat adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kekuasaan PENYELENGGARA
dan/atau PESERTA, termasuk namun tidak terbatas pada kebakaran, kerusuhan massa,
sabotase serta bencana alam seperti gempa bumi dan banjir, yang dibenarkan oleh pihak
penguasa atau pejabat yang berwenang setempat, termasuk Bank Indonesia.
3. RTGS Central Computer, yang selanjutnya disebut RCC, adalah sistem komputer yang
berada di lokasi PENYELENGGARA, yang digunakan untuk memproses Penyelesaian
Akhir (settlement) semua transaksi yang dikirim oleh PESERTA dan terdiri dari RTGS
Central Computer Utama dan RTGS Central Computer Back-up.
4. RTGS Central Computer Utama, yang selanjutnya disebut RCC Utama, adalah RCC yang
dipergunakan dalam kondisi normal.
266
Lampiran 9.1 Draft Perjanjian untuk Peserta Langsung Bank
5. RTGS Central Computer Back-up, yang selanjutnya disebut RCC Back-up, adalah RCC
yang digunakan sebagai pengganti apabila terjadi kondisi gangguan dan/atau Keadaan
Darurat yang menyebabkan PENYELENGGARA tidak dapat menggunakan RCC Utama.
6. RTGS Terminal, yang selanjutnya disebut RT, adalah sistem komputer yang berada di
lokasi PESERTA yang terhubung dengan RCC secara online, yang digunakan PESERTA
untuk melakukan berbagai transaksi Sistem BI-RTGS dan terdiri dari RTGS Terminal
Server, yaitu RTGS Terminal Server Utama, RTGS Terminal Server Back-up dan RTGS
Terminal Workstation.
7. RTGS Terminal Server Utama, yang selanjutnya disebut RT Server Utama, adalah
perangkat komputer yang telah dipasang aplikasi RT dan database Sistem BI-RTGS yang
digunakan PESERTA untuk memproses transaksi dalam kondisi normal.
8. RTGS Terminal Server Back-up, yang selanjutnya disebut RT Server Back-up, adalah
perangkat komputer yang telah dipasang aplikasi RT dan database Sistem BI-RTGS yang
digunakan PESERTA untuk memproses transaksi dalam kondisi gangguan dan/atau
Keadaan Darurat yang menyebabkan PESERTA tidak dapat menggunakan RT Server
Utama.
9. RTGS Terminal Workstation, yang selanjutnya disebut RT Workstation, adalah perangkat
komputer yang telah dipasang aplikasi RT dan terhubung dengan RT Server Utama atau RT
Server Back-up yang digunakan PESERTA untuk melakukan pembukuan transaksi dan
berbagai fungsi Sistem BI-RTGS lainnya.
10. Lokasi Produksi adalah lokasi kantor dimana PESERTA dapat melakukan berbagai
transaksi melalui Sistem BI-RTGS.
11. Aplikasi RTGS Terminal, yang selanjutnya disebut Aplikasi RT, adalah program aplikasi
kepesertaan Sistem BI-RTGS yang disediakan oleh PENYELENGGARA yang dipasang
(installed) pada RT untuk digunakan oleh PESERTA dalam melakukan berbagai transaksi
melalui Sistem BI-RTGS.
12. User ID Administrator adalah suatu identitas diri yang digunakan bagi pengamanan sistem
yang harus digunakan oleh pengguna (user) Sistem BI-RTGS untuk masuk dan
mengoperasikan RT, khususnya untuk menatausahakan sistem dan database.
13. User ID RT Super adalah suatu identitas diri yang digunakan bagi pengamanan sistem yang
harus digunakan oleh pengguna (user) Sistem BI-RTGS untuk masuk dan mengoperasikan
RT, khususnya untuk menatausahakan sistem.
14. User ID RT User adalah suatu identitas diri yang digunakan bagi pengamanan sistem yang
harus digunakan oleh pengguna (user) Sistem BI-RTGS untuk masuk dan mengoperasikan
RT, khususnya untuk mengoperasikan Aplikasi RT.
LANDASAN HUKUM DALAM PENGGUNAAN SISTEM BI-RTGS
Pasal 2
Dalam penggunaan Sistem BI-RTGS, PESERTA setuju dan terikat untuk memperhatikan dan
mematuhi segala aturan dan tata cara yang ditetapkan oleh Bank Indonesia beserta seluruh
267
Lampiran 9.1 Draft Perjanjian untuk Peserta Langsung Bank
perubahannya, termasuk namun tidak terbatas pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur
mengenai:
a. hubungan rekening giro antara Bank Indonesia dengan pemegang rekening giro di Bank
Indonesia;
b. Sistem BI-RTGS;
c. Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System; dan
d. fasilitas likuiditas intrahari dan fasilitas likuiditas intrahari syariah.
Pasal 3
Dengan memperhatikan aturan dan tata cara yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2, dalam menggunakan Sistem BI-RTGS, PESERTA wajib
memperhatikan dan mematuhi kesepakatan antar peserta Sistem BI-RTGS (Bye-Laws).
OBYEK PERJANJIAN
Pasal 4
(1) PENYELENGGARA setuju untuk menyediakan dan PESERTA setuju untuk menggunakan
Sistem BI-RTGS.
(2) Jenis transaksi yang wajib dilakukan oleh PESERTA melalui Sistem BI-RTGS meliputi:
a. transaksi Pasar Uang Antar Bank (PUAB) atau Pasar Uang Antar Bank Syariah
(PUAS);
b. transaksi antara bank dengan Bank Indonesia dalam rangka jual/beli surat berharga
seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Utang Negara (SUN);
c. transaksi antar bank dalam rangka jual/beli surat berharga yang penyelesaiannya
dilakukan dengan mekanisme Delivery Versus Payment (DVP) melalui BI-SSSS;
d. transaksi antar bank, baik untuk kepentingan bank sendiri maupun untuk kepentingan
nasabah bank, dengan nilai nominal sesuai ketentuan batas nominal transfer kredit
yang diatur dalam ketentuan mengenai sistem kliring nasional Bank Indonesia;
e. transaksi-transaksi lain yang harus diselesaikan oleh PESERTA melalui Sistem BI-
RTGS yang akan diberitahukan oleh Bank Indonesia.
(3) Jenis transaksi lain yang dapat dilakukan oleh PESERTA melalui Sistem BI-RTGS
mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai penyelenggaraan
Sistem BI-RTGS.
(4) Jenis transaksi yang dapat dilakukan oleh PESERTA sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dan ayat (3) dari waktu ke waktu dapat diubah oleh PENYELENGGARA.
HAL-HAL YANG HARUS DILAKUKAN DAN TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA
Pasal 5
PENYELENGGARA melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. menyediakan sarana dan prasarana penyelenggaraan Sistem BI-RTGS;
b. menjamin RCC dan jaringan komunikasi data berfungsi dengan baik;
268
Lampiran 9.1 Draft Perjanjian untuk Peserta Langsung Bank
c. memberikan pelayanan kepada PESERTA berkaitan dengan kepesertaan dalam Sistem BI-
RTGS;
d. melakukan konsultasi dengan satuan kerja di Bank Indonesia yang berwenang melakukan
pengawasan terhadap penyelenggaraan sistem pembayaran sesuai dengan ketentuan internal
Bank Indonesia;
e. memiliki pedoman Disaster Recovery Plan (DRP) atau Business Continuity Plan (BCP);
f. menyediakan jaringan komunikasi data yang menghubungkan RT Server Utama atau RT
Server Back-up dengan RCC Utama atau RCC Back-up;
g. menyediakan Aplikasi RT dan perubahannya;
h. melakukan pemantauan terhadap keberhasilan akses komunikasi RT PESERTA dengan
RCC dan kecukupan saldo Rekening Giro PESERTA di Bank Indonesia pada akhir hari;
i. menyediakan help desk untuk menangani masalah operasional Sistem BI-RTGS yang
dihadapi PESERTA;
j. memberikan pelayanan yang berkaitan dengan kepesertaan dalam Sistem BI-RTGS;
k. memberikan pelatihan kepada calon PESERTA dan pelatihan secara berkala kepada
PESERTA;
l. memastikan bahwa penyedia jasa yang terkait dengan penyelenggaraan Sistem BI-RTGS
melaksanakan kewajibannya untuk menjaga kelangsungan operasional Sistem BI-RTGS
sesuai dengan Service Level Agreement (SLA) yang telah ditetapkan dalam kontrak antara
Penyelenggara dengan penyedia jasa,
sesuai dengan rincian sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur
mengenai penyelenggaraan Sistem BI-RTGS.
Pasal 6
PENYELENGGARA tidak bertanggung jawab atas segala kerugian dalam bentuk apapun yang
timbul, baik secara langsung maupun tidak langsung, karena:
a. sistem atau hal lain yang berada di luar kekuasaan PENYELENGGARA, termasuk namun
tidak terbatas pada sistem komputerisasi internal yang terhubung dengan RT PESERTA
dan jaringan komunikasi data;
b. terjadinya pemalsuan (fraud), penyalahgunaan user ID, pembobolan data elektronis
(hacking), serta perusakan sistem antara lain dengan cara membanjiri sistem dengan data
dan pesan pembayaran, baik yang dilakukan oleh PESERTA, pejabat dan/atau pegawai
PESERTA maupun oleh pihak ketiga lainnya;
c. Keadaan Darurat atau keadaan memaksa;
d. pelanggaran aturan dan tata cara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan/atau
kesepakatan antar Peserta Sistem BI-RTGS (Bye-Laws) sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3.
269
Lampiran 9.1 Draft Perjanjian untuk Peserta Langsung Bank
KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB PESERTA
Bagian Pertama
Kewajiban PESERTA Secara Umum
Pasal 7
PESERTA wajib:
a. menggunakan TRN sesuai dengan peruntukannya dan memenuhi tata cara pengisian
informasi TRN yang ditetapkan oleh PENYELENGGARA yang disampaikan kepada
PESERTA;
b. menggunakan Aplikasi RT sesuai dengan Buku Pedoman Teknis Sistem BI-RTGS;
c. mengatur kewenangan penggunaan Aplikasi RT, termasuk menyimpan dan menjaga
kerahasiaan password penggunaan Aplikasi RT;
d. memelihara dan menyimpan dengan baik password administrator Structured Query
Language (SQL) database untuk database SQL pada RT Server Utama dan/atau RT Server
Back-up;
e. melakukan instalasi setiap terjadi perubahan Aplikasi RT yang disampaikan oleh
PENYELENGGARA sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan;
f. menyimpan dengan baik Aplikasi RT yang telah diberikan oleh PENYELENGGARA,
termasuk setiap terdapat versi baru di tempat yang aman dan bebas dari berbagai sumber
yang dapat merusak Aplikasi RT;
g. menjamin integritas database Sistem BI-RTGS yang ada pada RT Server Utama dan RT
Server Back-up termasuk yang disimpan untuk back-up dalam bentuk Compact Disk (CD),
tape, cartridge, disket dan lain-lain;
h. menyimpan seluruh data elektronik transaksi pembayaran sesuai dengan jangka waktu yang
ditetapkan dalam ketentuan yang mengatur dokumen perusahaan;
i. membayar biaya terkait dengan kepesertaan dalam Sistem BI-RTGS;
j. memberikan informasi yang diminta oleh PENYELENGGARA dalam rangka konfirmasi
kepatuhan PESERTA pada ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan Perjanjian
ini,
sesuai dengan rincian sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur
mengenai penyelenggaraan Sistem BI-RTGS dan pemberitahuan yang disampaikan oleh
PENYELENGGARA.
Bagian Kedua
Kewajiban PESERTA Sebagai Peserta Langsung
Pasal 8
PESERTA wajib:
a. menjamin RT Server Utama, RT Server Back-up dan RT Workstation berfungsi dengan
baik;
b. mengoperasikan RT Server Back-up sewaktu-waktu untuk kegiatan operasional dalam
kondisi normal;
270
Lampiran 9.1 Draft Perjanjian untuk Peserta Langsung Bank
c. menyusun dan menyampaikan Kebijakan dan Prosedur Tertulis (KPT) yang mendukung
sistem kontrol internal yang baik dalam pelaksanaan operasional Sistem BI-RTGS;
d. melakukan pemeriksaan internal yang menjamin keamanan operasional Sistem BI-RTGS
sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun dan menyampaikan laporan hasil
pemeriksaan tersebut;
e. melakukan security audit sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam jangka waktu 1 (satu)
tahun sejak menjadi PESERTA dan setiap terjadi perubahan dalam sistem teknologi
informasi internal PESERTA yang terkait dengan Sistem BI-RTGS serta menyampaikan
laporan hasil security audit tersebut;
f. menyusun kebijakan teknologi informasi terkait dengan Sistem BI-RTGS yang di-review
dan di-up date secara reguler;
g. memiliki pedoman Disaster Recovery Plan (DRP) atau Business Continuity Plan (BCP);
h. menyediakan dan menggunakan jaringan komunikasi data back-up dalam hal terdapat
gangguan pada jaringan komunikasi data utama;
i. melakukan langkah-langkah preventif yang diperlukan sehingga perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak aplikasi (system software) yang digunakan dalam Sistem
BI-RTGS dan/atau dalam kaitannya dengan Sistem BI-RTGS bebas dari segala jenis virus;
j. menjamin keamanan jaringan komunikasi data yang digunakan untuk menghubungkan RT
Server Utama dan/atau RT Server Back-up dengan RT Workstation dan/atau RT
Workstation back-up, sehingga bebas dari segala kemungkinan sumber perusak Sistem BI-
RTGS termasuk tetapi tidak terbatas pada kemungkinan pemalsuan (fraud), pembobolan
data elektronis (hacking), serta perusakan sistem dengan cara membanjiri sistem dengan
data dan pesan pembayaran;
k. menjamin bahwa sistem komputerisasi PESERTA aman dan bebas dari segala
kemungkinan sumber perusak Sistem BI-RTGS termasuk tetapi tidak terbatas pada
kemungkinan pemalsuan (fraud), pembobolan data elektronis (hacking), serta perusakan
sistem dengan cara membanjiri sistem dengan data dan pesan pembayaran, dalam hal
PESERTA menghubungkan RT dengan sistem komputerisasi internal lainnya yang telah
atau yang akan ada pada PESERTA;
l. menyampaikan laporan mengenai lokasi RT Server Back-up, termasuk nama dan alamat
penyelenggara RT Server Back-up dalam hal PESERTA menggunakan jasa pihak lain,
lengkap dengan konfigurasi RT Server Back-up dalam hubungannya dengan RT dan
sistem-sistem komputerisasi lainnya yang ada pada PESERTA serta metode pengamanan
(security features) yang digunakan,
sesuai dengan rincian sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur
mengenai penyelenggaraan Sistem BI-RTGS dan pemberitahuan yang disampaikan oleh
PENYELENGGARA.
Pasal 9
Pengurus dan/atau pejabat eksekutif Bank PESERTA sebagaimana dimaksud dalam ketentuan
Bank Indonesia mengenai fit and proper test wajib melaksanakan langkah-langkah yang
diperlukan untuk memastikan ketaatan PESERTA terhadap ketentuan Bank Indonesia yang
271
Lampiran 9.1 Draft Perjanjian untuk Peserta Langsung Bank
mengatur mengenai penyelenggaraan Sistem BI-RTGS dan prinsip-prinsip penyelenggaraan dan
pengawasan Sistem BI-RTGS, dan prinsip perlindungan kepada nasabah Peserta.
Bagian Ketiga
Tanggung Jawab PESERTA
Pasal 10
PESERTA bertanggung jawab atas:
a. kerahasiaan data Sistem BI-RTGS yang ada pada PESERTA;
b. keamanan dan pemeliharaan RT, termasuk seluruh peralatan yang terkait;
c. penyalahgunaan penggunaan password yang meliputi User ID Administrator, User ID RT
Super, dan User ID RT User yang diberikan oleh PENYELENGGARA kepada PESERTA;
d. keamanan Aplikasi RT dari segala gangguan dan/atau kerusakan baik fisik maupun non
fisik yang disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut, termasuk namun tidak terbatas pada:
1. penggunaan Sistem BI-RTGS oleh pihak-pihak yang tidak berwenang, termasuk
pegawai dan manajemen PESERTA yang tidak diberi wewenang untuk menggunakan
fungsi-fungsi yang ada pada Sistem BI-RTGS, dan/atau pihak ketiga yang berada
baik secara sah maupun secara melawan hukum pada Lokasi Produksi, termasuk
pihak ketiga yang dapat melakukan akses ke dalam sistem komputer yang ada pada
PESERTA baik secara sah maupun secara melawan hukum;
2. adanya akses untuk melakukan berbagai transaksi Sistem BI-RTGS, termasuk
transaksi pembayaran, pengiriman pesan administratif, enquiry, dan lain-lain ke
dalam RT PESERTA, baik secara langsung ke RT maupun melalui sistem komputer
PESERTA baik yang mendapatkan otorisasi secara sah dari PESERTA maupun yang
tidak mendapatkan otorisasi secara sah dari PESERTA;
e. seluruh kerugian yang diderita PENYELENGGARA dan/atau pihak yang terkait dengan
PENYELENGGARA sebagai akibat dari penyalahgunaan terhadap Sistem BI-RTGS yang
dilakukan oleh PESERTA dan/atau pihak lainnya yang terkait dengan PESERTA, termasuk
pihak-pihak lain yang secara sah maupun secara melawan hukum berada di Lokasi
Produksi dan/atau berhubungan dengan PESERTA, baik secara langsung atau tidak
langsung.
Pasal 11
(1) Aplikasi RT yang diberikan PENYELENGGARA kepada PESERTA hanya dapat
digunakan untuk kepentingan PESERTA dan seluruh kantornya.
(2) Dalam hal PESERTA menggunakan jasa pihak ketiga untuk penyediaan atau
penyelenggaraan RT Server Back-up maka PESERTA wajib menjamin bahwa pihak ketiga
penyedia jasa RT Server Back-up termasuk seluruh pegawai pihak ketiga dan/atau pihak-
pihak lain yang berhubungan dengan pihak ketiga tersebut tidak mengubah,
menggandakan, memindahtangankan, menghilangkan, dan/atau merusak Aplikasi RT baik
dengan sengaja atau tidak sengaja.
272
Lampiran 9.1 Draft Perjanjian untuk Peserta Langsung Bank
Pasal 12
Untuk keamanan penggunaan Sistem BI-RTGS, PESERTA dilarang menggunakan seluruh
perangkat RT Server dan/atau RT Workstation baik yang berada di Lokasi Produksi maupun
lokasi lainnya untuk aplikasi lain di luar Aplikasi RT.
BIAYA DALAM PENGGUNAAN SISTEM BI-RTGS
Pasal 13
(1) PENYELENGGARA mengenakan biaya penggunaan fasilitas Sistem BI-RTGS kepada
PESERTA yang jenis dan besarnya sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang
mengatur mengenai penyelenggaraan Sistem BI-RTGS.
(2) PESERTA memberikan kuasa kepada PENYELENGGARA untuk melakukan pendebetan
secara langsung Rekening Giro PESERTA dalam rangka pengenaan biaya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), sesuai dengan tata cara sebagaimana dimaksud dalam ketentuan
Bank Indonesia yang mengatur mengenai penyelenggaraan Sistem BI-RTGS, kuasa mana
tetap berlaku dan tidak dapat dicabut kembali dan tidak akan berakhir karena sebab-sebab
yang tercantum dalam Pasal 1813 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata atau sebab-sebab
lain apapun sepanjang PESERTA menggunakan Sistem BI-RTGS.
ALAT BUKTI TRANSAKSI
Pasal 14
(1) PENYELENGGARA dan PESERTA sepakat untuk menggunakan Hasil Olahan Komputer
(HOK) yang dihasilkan oleh Sistem BI-RTGS, termasuk namun tidak terbatas pada HOK
berupa “member statement” sebagai alat bukti transaksi yang sah dan otentik.
(2) Dalam hal terdapat perbedaan antara warkat yang berada pada PESERTA dengan HOK yang
ada pada PENYELENGGARA yang juga tercetak dan ditatausahakan di PESERTA maka
yang digunakan sebagai bukti transaksi adalah HOK.
(3) Dalam hal HOK yang berada pada PENYELENGGARA berbeda dengan HOK yang berada
pada PESERTA, maka yang digunakan sebagai bukti transaksi adalah HOK yang berada
pada PENYELENGGARA.
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 15
(1) Dalam hal timbul perselisihan antara PENYELENGGARA dan PESERTA dalam
pelaksanaan Perjanjian ini maka kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan secara
musyawarah untuk mufakat.
(2) Dalam hal tidak tercapai musyawarah untuk mufakat sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), para pihak sepakat untuk menyerahkan penyelesaian perselisihan dimaksud melalui
Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).
(3) Para pihak dalam Perjanjian ini sepakat bahwa keputusan BANI bersifat final dan mengikat
para pihak.
273
Lampiran 9.1 Draft Perjanjian untuk Peserta Langsung Bank
SANKSI
Pasal 16
Dalam hal PESERTA tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf
a sampai dengan huruf i, Pasal 8 huruf a sampai dengan huruf b dan/atau Pasal 8 huruf f sampai
dengan huruf l, PENYELENGGARA dapat mengenakan sanksi berupa teguran tertulis.
Pasal 17
(1) Dalam hal PESERTA tidak melaksanakan salah satu atau lebih kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 huruf j dan Pasal 8 huruf c sampai dengan huruf e,
PENYELENGGARA dapat mengenakan sanksi berupa teguran tertulis.
(2) Dalam hal PESERTA tidak melaksanakan kewajiban yang dilanggar setelah jangka waktu
tertentu yang diberitahukan oleh PENYELENGGARA dalam teguran tertulis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), maka PENYELENGGARA dapat mengenakan sanksi berupa
kewajiban membayar dan/atau perubahan status kepesertaan PESERTA menjadi suspend.
(3) Dalam hal PESERTA melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan terganggunya
keamanan Sistem BI-RTGS, PENYELENGGARA dapat mengenakan sanksi berupa
perubahan status kepesertaan PESERTA menjadi suspend tanpa didahului teguran tertulis.
LAIN-LAIN
Pasal 18
Para pihak sepakat bahwa hal-hal lain yang belum diatur dalam Perjanjian ini dan segala
perubahan atas kesepakatan dalam Perjanjian ini akan diatur kemudian dalam adendum atau surat
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
Pasal 19
(1) Semua pemberitahuan dan/atau surat menyurat antara PENYELENGGARA dan PESERTA
sehubungan dengan Perjanjian ini dilakukan secara tertulis dan dianggap telah disampaikan
kepada yang bersangkutan jika terdapat tanda terima tertulis dari PENYELENGGARA
dan/atau PESERTA.
(2) Pemberitahuan dan/atau surat menyurat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dialamatkan
kepada:
a. PENYELENGGARA : BANK INDONESIA
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
Up. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Jl. M.H. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
b. PESERTA : [NAMA PESERTA]
[ALAMAT]
[KOTA] [KODE POS]
274
Lampiran 9.1 Draft Perjanjian untuk Peserta Langsung Bank
PENUTUP
Pasal 20
(1) Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) yang masing-masing mempunyai kekuatan
hukum yang sama dan bermeterai cukup untuk kepentingan masing-masing pihak.
(2) Perjanjian ini berlaku mulai tanggal 9
PESERTA PENYELENGGARA
[NAMA PENANDATANGAN]
[NAMA PENANDATANGAN]
9 Diisi oleh Penyelenggara
275
Lampiran 9.2 Draft Perjanjian untuk Peserta Langsung Non Bank
PERJANJIAN PENGGUNAAN
SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT
ANTARA BANK INDONESIA DAN [NAMA PESERTA]1
SEBAGAI PESERTA LANGSUNG
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
No. / /DASP2
Pada hari ini, tanggal 3 bulan
4 tahun
5 (
6),
bertempat di Jakarta, yang bertanda tangan di bawah ini:
I. [NAMA PEJABAT BANK
INDONESIA]
: [Jabatan dan Satuan Kerja] Bank Indonesia
bertempat tinggal di [Kota], dalam hal ini bertindak
dalam jabatannya tersebut untuk dan atas nama
Dewan Gubernur Bank Indonesia berdasarkan
Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.
9/8/KEP.GBI/INTERN/2007 tentang Pemberian
Wewenang Dewan Gubernur Bank Indonesia, dan
dengan demikian sah mewakili Bank Indonesia yang
berkedudukan di Jakarta berdasarkan Pasal 39 ayat
(3) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang
Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2004, untuk
selanjutnya disebut PENYELENGGARA;
II. [NAMA PEJABAT PESERTA] : (Pilih salah satu)
* Dalam hal berdasarkan anggaran dasar atau
dokumen pendirian yang bersangkutan diperlukan
surat kuasa, maka komparisi adalah sebagai berikut:
[Jabatan] [Nama Peserta] bertempat tinggal di
[Kota], dalam hal ini bertindak dalam jabatannya
tersebut, selaku demikian sah mewakili Direksi7 dari
dan oleh karena itu untuk dan atas nama serta sah
mewakili [Nama Peserta] berdasarkan Surat Kuasa
Nomor [Nomor Surat Kuasa] tanggal [tanggal-bulan-
tahun (dalam angka)], sesuai dengan Anggaran
Dasarnya yang dimuat dalam Akta Notaris [Nama
Notaris], Nomor [Nomor Akta Notaris] tanggal
[tanggal-bulan-tahun (dalam angka)], yang termuat
1 Diisi sesuai dengan “Nama Peserta” yang tercantum dalam Anggaran Dasar atau dokumen pendirian lainnya
yang terbaru dan telah sah. 2 Diisi dengan “Nomor Perjanjian” oleh Penyelenggara.
3 Diisi dengan “tanggal” dalam huruf.
4 Diisi dengan “Bulan” dalam huruf.
5 Diisi dengan “tahun” dalam huruf.
6 Diisi “tanggal-bulan-tahun” dalam angka.
7 Disesuaikan dengan bentuk badan hukum Peserta.
276
Lampiran 9.2 Draft Perjanjian untuk Peserta Langsung Non Bank
dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal
[tanggal-bulan-tahun (dalam angka)], Nomor
[Nomor Berita Negara], Tambahan Nomor [Nomor
Tambahan Berita Negara], berikut perubahan-
perubahan terakhir dengan Akta Notaris [Nama
Notaris], Nomor [Nomor Akta Notaris] tanggal
[tanggal-bulan-tahun (dalam angka)], yang termuat
dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal
[tanggal-bulan-tahun (dalam angka)], Nomor
[Nomor Berita Negara], Tambahan Nomor [Nomor
Tambahan Berita Negara], untuk selanjutnya disebut
PESERTA;
* Dalam hal berdasarkan anggaran dasar atau
dokumen pendirian yang bersangkutan tidak
diperlukan surat kuasa, maka komparisi adalah
sebagai berikut:
[Jabatan] [Nama Peserta] bertempat tinggal di
[Kota], dalam hal ini bertindak dalam jabatannya
tersebut, selaku demikian sah mewakili Direksi8 dari
dan oleh karena itu untuk dan atas nama serta sah
mewakili [Nama Peserta] berdasarkan Pasal
Anggaran Dasarnya yang dimuat dalam Akta Notaris
[Nama Notaris], Nomor [Nomor Akta Notaris]
tanggal [tanggal-bulan-tahun (dalam angka)], yang
termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia
tanggal [tanggal-bulan-tahun (dalam angka)], Nomor
[Nomor Berita Negara], Tambahan Nomor [Nomor
Tambahan Berita Negara], berikut perubahan-
perubahan terakhir dengan Akta Notaris [Nama
Notaris], Nomor [Nomor Akta Notaris] tanggal
[tanggal-bulan-tahun (dalam angka)], yang termuat
dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal
[tanggal-bulan-tahun (dalam angka)], Nomor
[Nomor Berita Negara], Tambahan Nomor [Nomor
Tambahan Berita Negara], untuk selanjutnya disebut
PESERTA;
Dalam hal PESERTA adalah Bank Asing, maka
komparisi adalah sebagai berikut:
[Jabatan] [Nama Peserta], bertempat tinggal di
[Kota], dalam hal ini bertindak berdasarkan kekuatan
Akta Power of Attorney tertanggal [tanggal-bulan-
8 Disesuaikan dengan bentuk badan hukum Peserta.
277
Lampiran 9.2 Draft Perjanjian untuk Peserta Langsung Non Bank
tahun (dalam angka)] Nomor [Nomor Akta Notaris]
dibuat di hadapan [Nama Notaris], Notaris di [Kota]
dengan demikian sah bertindak untuk dan atas nama
[Nama Peserta] cabang Indonesia, suatu bank yang
didirikan berdasarkan hukum [Negara Kantor Pusat
Peserta], dan dalam hal ini bertindak melalui kantor
cabangnya di Indonesia berkedudukan di [Kota]
alamat [Alamat Lengkap Kantor Cabang Peserta di
Indonesia] selanjutnya disebut PESERTA;
dengan terlebih dahulu menerangkan:
a. bahwa PESERTA telah mengajukan permohonan kepada PENYELENGGARA untuk dapat
menggunakan Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (Sistem BI-RTGS) dan
menjadi Peserta Sistem BI-RTGS;
b. bahwa PESERTA telah memenuhi seluruh persyaratan untuk menjadi Peserta Sistem BI-
RTGS dan PENYELENGGARA setuju untuk menyediakan Sistem BI-RTGS kepada
PESERTA;
c. bahwa dalam rangka penyediaan Sistem BI-RTGS tersebut, PENYELENGGARA telah
memberikan pelatihan operasional aplikasi Sistem BI-RTGS kepada PESERTA;
d. bahwa PENYELENGGARA telah melakukan install program pada PESERTA,
maka berhubung dengan itu PENYELENGGARA dan PESERTA menyatakan setuju dan sepakat
untuk mengadakan Perjanjian Penggunaan Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
antara Bank Indonesia dan [Nama Peserta] sebagai Peserta Langsung, yang selanjutnya disebut
Perjanjian, dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut:
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Perjanjian ini yang dimaksud dengan:
1. Sistem BI-RTGS adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar Peserta dalam mata
uang Rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika per transaksi secara
individual.
2. Keadaan Darurat adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kekuasaan PENYELENGGARA
dan/atau PESERTA, termasuk namun tidak terbatas pada kebakaran, kerusuhan massa,
sabotase serta bencana alam seperti gempa bumi dan banjir, yang dibenarkan oleh pihak
penguasa atau pejabat yang berwenang setempat, termasuk Bank Indonesia.
3. RTGS Central Computer, yang selanjutnya disebut RCC, adalah sistem komputer yang
berada di lokasi PENYELENGGARA, yang digunakan untuk memproses Penyelesaian
Akhir (settlement) semua transaksi yang dikirim oleh PESERTA dan terdiri dari RTGS
Central Computer Utama dan RTGS Central Computer Back-up.
4. RTGS Central Computer Utama, yang selanjutnya disebut RCC Utama, adalah RCC yang
dipergunakan dalam kondisi normal.
278
Lampiran 9.2 Draft Perjanjian untuk Peserta Langsung Non Bank
5. RTGS Central Computer Back-up, yang selanjutnya disebut RCC Back-up, adalah RCC
yang digunakan sebagai pengganti apabila terjadi kondisi gangguan dan/atau Keadaan
Darurat yang menyebabkan PENYELENGGARA tidak dapat menggunakan RCC Utama.
6. RTGS Terminal, yang selanjutnya disebut RT, adalah sistem komputer yang berada di
lokasi PESERTA yang terhubung dengan RCC secara online, yang digunakan PESERTA
untuk melakukan berbagai transaksi Sistem BI-RTGS dan terdiri dari RTGS Terminal
Server, yaitu RTGS Terminal Server Utama, RTGS Terminal Server Back-up dan RTGS
Terminal Workstation.
7. RTGS Terminal Server Utama, yang selanjutnya disebut RT Server Utama, adalah
perangkat komputer yang telah dipasang aplikasi RT dan database Sistem BI-RTGS yang
digunakan PESERTA untuk memproses transaksi dalam kondisi normal.
8. RTGS Terminal Server Back-up, yang selanjutnya disebut RT Server Back-up, adalah
perangkat komputer yang telah dipasang aplikasi RT dan database Sistem BI-RTGS yang
digunakan PESERTA untuk memproses transaksi dalam kondisi gangguan dan/atau
Keadaan Darurat yang menyebabkan PESERTA tidak dapat menggunakan RT Server
Utama.
9. RTGS Terminal Workstation, yang selanjutnya disebut RT Workstation, adalah perangkat
komputer yang telah dipasang aplikasi RT dan terhubung dengan RT Server Utama atau RT
Server Back-up yang digunakan PESERTA untuk melakukan pembukuan transaksi dan
berbagai fungsi Sistem BI-RTGS lainnya.
10. Lokasi Produksi adalah lokasi kantor dimana PESERTA dapat melakukan berbagai
transaksi melalui Sistem BI-RTGS.
11. Aplikasi RTGS Terminal, yang selanjutnya disebut Aplikasi RT, adalah program aplikasi
kepesertaan Sistem BI-RTGS yang disediakan oleh PENYELENGGARA yang dipasang
(installed) pada RT untuk digunakan oleh PESERTA dalam melakukan berbagai transaksi
melalui Sistem BI-RTGS.
12. User ID Administrator adalah suatu identitas diri yang digunakan bagi pengamanan sistem
yang harus digunakan oleh pengguna (user) Sistem BI-RTGS untuk masuk dan
mengoperasikan RT, khususnya untuk menatausahakan sistem dan database.
13. User ID RT Super adalah suatu identitas diri yang digunakan bagi pengamanan sistem yang
harus digunakan oleh pengguna (user) Sistem BI-RTGS untuk masuk dan mengoperasikan
RT, khususnya untuk menatausahakan sistem.
14. User ID RT User adalah suatu identitas diri yang digunakan bagi pengamanan sistem yang
harus digunakan oleh pengguna (user) Sistem BI-RTGS untuk masuk dan mengoperasikan
RT, khususnya untuk mengoperasikan Aplikasi RT.
LANDASAN HUKUM DALAM PENGGUNAAN SISTEM BI-RTGS
Pasal 2
Dalam penggunaan Sistem BI-RTGS, PESERTA setuju dan terikat untuk memperhatikan dan
mematuhi segala aturan dan tata cara yang ditetapkan oleh Bank Indonesia beserta seluruh
279
Lampiran 9.2 Draft Perjanjian untuk Peserta Langsung Non Bank
perubahannya, termasuk namun tidak terbatas pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur
mengenai:
a. hubungan rekening giro antara Bank Indonesia dengan pemegang rekening giro di Bank
Indonesia;
b. Sistem BI-RTGS;
c. Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System; dan
d. fasilitas likuiditas intrahari dan fasilitas likuiditas intrahari syariah.
Pasal 3
Dengan memperhatikan aturan dan tata cara yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2, dalam menggunakan Sistem BI-RTGS, PESERTA wajib
memperhatikan dan mematuhi kesepakatan antar peserta Sistem BI-RTGS (Bye-Laws).
OBYEK PERJANJIAN
Pasal 4
(1) PENYELENGGARA setuju untuk menyediakan dan PESERTA setuju untuk menggunakan
Sistem BI-RTGS.
(2) Jenis transaksi yang dapat dilakukan oleh PESERTA melalui Sistem BI-RTGS
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi*: (sesuai dengan kebutuhan PESERTA dan
persetujuan PENYELENGGARA)
a. ____________________________________________________________________
b. ____________________________________________________________________
c. ____________________________________________________________________
(3) Jenis transaksi yang dapat dilakukan oleh PESERTA sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dan ayat (3) dari waktu ke waktu dapat diubah oleh PENYELENGGARA.
HAL-HAL YANG HARUS DILAKUKAN DAN TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA
Pasal 5
PENYELENGGARA melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. menyediakan sarana dan prasarana penyelenggaraan Sistem BI-RTGS;
b. menjamin RCC dan jaringan komunikasi data berfungsi dengan baik;
c. memberikan pelayanan kepada PESERTA berkaitan dengan kepesertaan dalam Sistem BI-
RTGS;
d. melakukan konsultasi dengan satuan kerja di Bank Indonesia yang berwenang melakukan
pengawasan terhadap penyelenggaraan sistem pembayaran sesuai dengan ketentuan internal
Bank Indonesia;
e. memiliki pedoman Disaster Recovery Plan (DRP) atau Business Continuity Plan (BCP);
f. menyediakan jaringan komunikasi data yang menghubungkan RT Server Utama atau RT
Server Back-up dengan RCC Utama atau RCC Back-up;
g. menyediakan Aplikasi RT dan perubahannya;
280
Lampiran 9.2 Draft Perjanjian untuk Peserta Langsung Non Bank
h. melakukan pemantauan terhadap keberhasilan akses komunikasi RT PESERTA dengan
RCC dan kecukupan saldo Rekening Giro PESERTA di Bank Indonesia pada akhir hari;
i. menyediakan help desk untuk menangani masalah operasional Sistem BI-RTGS yang
dihadapi PESERTA;
j. memberikan pelayanan yang berkaitan dengan kepesertaan dalam Sistem BI-RTGS;
k. memberikan pelatihan kepada calon PESERTA dan pelatihan secara berkala kepada
PESERTA;
l. memastikan bahwa penyedia jasa yang terkait dengan penyelenggaraan Sistem BI-RTGS
melaksanakan kewajibannya untuk menjaga kelangsungan operasional Sistem BI-RTGS
sesuai dengan Service Level Agreement (SLA) yang telah ditetapkan dalam kontrak antara
Penyelenggara dengan penyedia jasa,
sesuai dengan rincian sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur
mengenai penyelenggaraan Sistem BI-RTGS.
Pasal 6
PENYELENGGARA tidak bertanggung jawab atas segala kerugian dalam bentuk apapun yang
timbul, baik secara langsung maupun tidak langsung, karena:
a. sistem atau hal lain yang berada di luar kekuasaan PENYELENGGARA, termasuk namun
tidak terbatas pada sistem komputerisasi internal yang terhubung dengan RT PESERTA
dan jaringan komunikasi data;
b. terjadinya pemalsuan (fraud), penyalahgunaan user ID, pembobolan data elektronis
(hacking), serta perusakan sistem antara lain dengan cara membanjiri sistem dengan data
dan pesan pembayaran, baik yang dilakukan oleh PESERTA, pejabat dan/atau pegawai
PESERTA maupun oleh pihak ketiga lainnya;
c. Keadaan Darurat atau keadaan memaksa;
d. pelanggaran aturan dan tata cara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan/atau
kesepakatan antar Peserta Sistem BI-RTGS (Bye-Laws) sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3.
KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB PESERTA
Bagian Pertama
Kewajiban PESERTA Secara Umum
Pasal 7
PESERTA wajib:
a. menggunakan TRN sesuai dengan peruntukannya dan memenuhi tata cara pengisian
informasi TRN yang ditetapkan oleh PENYELENGGARA yang disampaikan kepada
PESERTA;
b. menggunakan Aplikasi RT sesuai dengan Buku Pedoman Teknis Sistem BI-RTGS;
c. mengatur kewenangan penggunaan Aplikasi RT, termasuk menyimpan dan menjaga
kerahasiaan password penggunaan Aplikasi RT;
281
Lampiran 9.2 Draft Perjanjian untuk Peserta Langsung Non Bank
d. memelihara dan menyimpan dengan baik password administrator Structured Query
Language (SQL) database untuk database SQL pada RT Server Utama dan/atau RT Server
Back-up;
e. melakukan instalasi setiap terjadi perubahan Aplikasi RT yang disampaikan oleh
PENYELENGGARA sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan;
f. menyimpan dengan baik Aplikasi RT yang telah diberikan oleh PENYELENGGARA,
termasuk setiap terdapat versi baru di tempat yang aman dan bebas dari berbagai sumber
yang dapat merusak Aplikasi RT;
g. menjamin integritas database Sistem BI-RTGS yang ada pada RT Server Utama dan RT
Server Back-up termasuk yang disimpan untuk back-up dalam bentuk Compact Disk (CD),
tape, cartridge, disket dan lain-lain;
h. menyimpan seluruh data elektronik transaksi pembayaran sesuai dengan jangka waktu yang
ditetapkan dalam ketentuan yang mengatur dokumen perusahaan;
i. membayar biaya terkait dengan kepesertaan dalam Sistem BI-RTGS;
j. memberikan informasi yang diminta oleh PENYELENGGARA dalam rangka konfirmasi
kepatuhan PESERTA pada ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan Perjanjian
ini,
sesuai dengan rincian sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur
mengenai penyelenggaraan Sistem BI-RTGS dan pemberitahuan yang disampaikan oleh
PENYELENGGARA.
Bagian Kedua
Kewajiban PESERTA Sebagai Peserta Langsung
Pasal 8
PESERTA wajib:
a. menjamin RT Server Utama, RT Server Back-up dan RT Workstation berfungsi dengan
baik;
b. mengoperasikan RT Server Back-up sewaktu-waktu untuk kegiatan operasional dalam
kondisi normal;
c. menyusun dan menyampaikan Kebijakan dan Prosedur Tertulis (KPT) yang mendukung
sistem kontrol internal yang baik dalam pelaksanaan operasional Sistem BI-RTGS;
d. melakukan pemeriksaan internal yang menjamin keamanan operasional Sistem BI-RTGS
sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun dan menyampaikan laporan hasil
pemeriksaan tersebut;
e. melakukan security audit sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam jangka waktu 1 (satu)
tahun sejak menjadi PESERTA dan setiap terjadi perubahan dalam sistem teknologi
informasi internal PESERTA yang terkait dengan Sistem BI-RTGS serta menyampaikan
laporan hasil security audit tersebut;
f. menyusun kebijakan teknologi informasi terkait dengan Sistem BI-RTGS yang di-review
dan di-up date secara reguler;
g. memiliki pedoman Disaster Recovery Plan (DRP) atau Business Continuity Plan (BCP);
282
Lampiran 9.2 Draft Perjanjian untuk Peserta Langsung Non Bank
h. menyediakan dan menggunakan jaringan komunikasi data back-up dalam hal terdapat
gangguan pada jaringan komunikasi data utama;
i. melakukan langkah-langkah preventif yang diperlukan sehingga perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak aplikasi (system software) yang digunakan dalam Sistem
BI-RTGS dan/atau dalam kaitannya dengan Sistem BI-RTGS bebas dari segala jenis virus;
j. menjamin keamanan jaringan komunikasi data yang digunakan untuk menghubungkan RT
Server Utama dan/atau RT Server Back-up dengan RT Workstation dan/atau RT
Workstation back-up, sehingga bebas dari segala kemungkinan sumber perusak Sistem BI-
RTGS termasuk tetapi tidak terbatas pada kemungkinan pemalsuan (fraud), pembobolan
data elektronis (hacking), serta perusakan sistem dengan cara membanjiri sistem dengan
data dan pesan pembayaran;
k. menjamin bahwa sistem komputerisasi PESERTA aman dan bebas dari segala
kemungkinan sumber perusak Sistem BI-RTGS termasuk tetapi tidak terbatas pada
kemungkinan pemalsuan (fraud), pembobolan data elektronis (hacking), serta perusakan
sistem dengan cara membanjiri sistem dengan data dan pesan pembayaran, dalam hal
PESERTA menghubungkan RT dengan sistem komputerisasi internal lainnya yang telah
atau yang akan ada pada PESERTA;
l. menyampaikan laporan mengenai lokasi RT Server Back-up, termasuk nama dan alamat
penyelenggara RT Server Back-up dalam hal PESERTA menggunakan jasa pihak lain,
lengkap dengan konfigurasi RT Server Back-up dalam hubungannya dengan RT dan
sistem-sistem komputerisasi lainnya yang ada pada PESERTA serta metode pengamanan
(security features) yang digunakan,
sesuai dengan rincian sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur
mengenai penyelenggaraan Sistem BI-RTGS dan pemberitahuan yang disampaikan oleh
PENYELENGGARA.
Bagian Ketiga
Tanggung Jawab PESERTA
Pasal 9
PESERTA bertanggung jawab atas:
a. kerahasiaan data Sistem BI-RTGS yang ada pada PESERTA;
b. keamanan dan pemeliharaan RT, termasuk seluruh peralatan yang terkait;
c. penyalahgunaan penggunaan password yang meliputi User ID Administrator, User ID RT
Super, dan User ID RT User yang diberikan oleh PENYELENGGARA kepada PESERTA;
d. keamanan Aplikasi RT dari segala gangguan dan/atau kerusakan baik fisik maupun non
fisik yang disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut, termasuk namun tidak terbatas pada:
1. penggunaan Sistem BI-RTGS oleh pihak-pihak yang tidak berwenang, termasuk
pegawai dan manajemen PESERTA yang tidak diberi wewenang untuk menggunakan
fungsi-fungsi yang ada pada Sistem BI-RTGS, dan/atau pihak ketiga yang berada
baik secara sah maupun secara melawan hukum pada Lokasi Produksi, termasuk
pihak ketiga yang dapat melakukan akses ke dalam sistem komputer yang ada pada
PESERTA baik secara sah maupun secara melawan hukum;
283
Lampiran 9.2 Draft Perjanjian untuk Peserta Langsung Non Bank
2. adanya akses untuk melakukan berbagai transaksi Sistem BI-RTGS, termasuk
transaksi pembayaran, pengiriman pesan administratif, enquiry, dan lain-lain ke
dalam RT PESERTA, baik secara langsung ke RT maupun melalui sistem komputer
PESERTA baik yang mendapatkan otorisasi secara sah dari PESERTA maupun yang
tidak mendapatkan otorisasi secara sah dari PESERTA;
e. seluruh kerugian yang diderita PENYELENGGARA dan/atau pihak yang terkait dengan
PENYELENGGARA sebagai akibat dari penyalahgunaan terhadap Sistem BI-RTGS yang
dilakukan oleh PESERTA dan/atau pihak lainnya yang terkait dengan PESERTA, termasuk
pihak-pihak lain yang secara sah maupun secara melawan hukum berada di Lokasi
Produksi dan/atau berhubungan dengan PESERTA, baik secara langsung atau tidak
langsung.
Pasal 10
(1) Aplikasi RT yang diberikan PENYELENGGARA kepada PESERTA hanya dapat
digunakan untuk kepentingan PESERTA dan seluruh kantornya.
(2) Dalam hal PESERTA menggunakan jasa pihak ketiga untuk penyediaan atau
penyelenggaraan RT Server Back-up maka PESERTA wajib menjamin bahwa pihak ketiga
penyedia jasa RT Server Back-up termasuk seluruh pegawai pihak ketiga dan/atau pihak-
pihak lain yang berhubungan dengan pihak ketiga tersebut tidak mengubah,
menggandakan, memindahtangankan, menghilangkan, dan/atau merusak Aplikasi RT baik
dengan sengaja atau tidak sengaja.
Pasal 11
Untuk keamanan penggunaan Sistem BI-RTGS, PESERTA dilarang menggunakan seluruh
perangkat RT Server dan/atau RT Workstation baik yang berada di Lokasi Produksi maupun
lokasi lainnya untuk aplikasi lain di luar Aplikasi RT.
BIAYA DALAM PENGGUNAAN SISTEM BI-RTGS
Pasal 12
(1) PENYELENGGARA mengenakan biaya penggunaan fasilitas Sistem BI-RTGS kepada
PESERTA yang jenis dan besarnya sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang
mengatur mengenai penyelenggaraan Sistem BI-RTGS.
(2) PESERTA memberikan kuasa kepada PENYELENGGARA untuk melakukan pendebetan
secara langsung Rekening Giro PESERTA dalam rangka pengenaan biaya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), sesuai dengan tata cara sebagaimana dimaksud dalam ketentuan
Bank Indonesia yang mengatur mengenai penyelenggaraan Sistem BI-RTGS, kuasa mana
tetap berlaku dan tidak dapat dicabut kembali dan tidak akan berakhir karena sebab-sebab
yang tercantum dalam Pasal 1813 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata atau sebab-sebab
lain apapun sepanjang PESERTA menggunakan Sistem BI-RTGS.
284
Lampiran 9.2 Draft Perjanjian untuk Peserta Langsung Non Bank
ALAT BUKTI TRANSAKSI
Pasal 13
(1) PENYELENGGARA dan PESERTA sepakat untuk menggunakan Hasil Olahan Komputer
(HOK) yang dihasilkan oleh Sistem BI-RTGS, termasuk namun tidak terbatas pada HOK
berupa “member statement” sebagai alat bukti transaksi yang sah dan otentik.
(2) Dalam hal terdapat perbedaan antara warkat yang berada pada PESERTA dengan HOK yang
ada pada PENYELENGGARA yang juga tercetak dan ditatausahakan di PESERTA maka
yang digunakan sebagai bukti transaksi adalah HOK.
(3) Dalam hal HOK yang berada pada PENYELENGGARA berbeda dengan HOK yang berada
pada PESERTA, maka yang digunakan sebagai bukti transaksi adalah HOK yang berada
pada PENYELENGGARA.
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 14
(1) Dalam hal timbul perselisihan antara PENYELENGGARA dan PESERTA dalam
pelaksanaan Perjanjian ini maka kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan secara
musyawarah untuk mufakat.
(2) Dalam hal tidak tercapai musyawarah untuk mufakat sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), para pihak sepakat untuk menyerahkan penyelesaian perselisihan dimaksud melalui
Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).
(3) Para pihak dalam Perjanjian ini sepakat bahwa keputusan BANI bersifat final dan mengikat
para pihak.
SANKSI
Pasal 15
Dalam hal PESERTA tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf
a sampai dengan huruf i, Pasal 8 huruf a sampai dengan huruf b dan/atau Pasal 8 huruf f sampai
dengan huruf l, PENYELENGGARA dapat mengenakan sanksi berupa teguran tertulis.
Pasal 16
(1) Dalam hal PESERTA tidak melaksanakan salah satu atau lebih kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 huruf j dan Pasal 8 huruf c sampai dengan huruf e,
PENYELENGGARA dapat mengenakan sanksi berupa teguran tertulis.
(2) Dalam hal PESERTA tidak melaksanakan kewajiban yang dilanggar setelah jangka waktu
tertentu yang diberitahukan oleh PENYELENGGARA dalam teguran tertulis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), maka PENYELENGGARA dapat mengenakan sanksi berupa
kewajiban membayar dan/atau perubahan status kepesertaan PESERTA menjadi suspend.
(3) Dalam hal PESERTA melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan terganggunya
keamanan Sistem BI-RTGS, PENYELENGGARA dapat mengenakan sanksi berupa
perubahan status kepesertaan PESERTA menjadi suspend tanpa didahului teguran tertulis.
285
Lampiran 9.2 Draft Perjanjian untuk Peserta Langsung Non Bank
LAIN-LAIN
Pasal 17
Para pihak sepakat bahwa hal-hal lain yang belum diatur dalam Perjanjian ini dan segala
perubahan atas kesepakatan dalam Perjanjian ini akan diatur kemudian dalam adendum atau surat
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
Pasal 18
(1) Semua pemberitahuan dan/atau surat menyurat antara PENYELENGGARA dan PESERTA
sehubungan dengan Perjanjian ini dilakukan secara tertulis dan dianggap telah disampaikan
kepada yang bersangkutan jika terdapat tanda terima tertulis dari PENYELENGGARA
dan/atau PESERTA.
(2) Pemberitahuan dan/atau surat menyurat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dialamatkan
kepada:
a. PENYELENGGARA : BANK INDONESIA
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
Up. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Jl. M.H. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
b. PESERTA : [NAMA PESERTA]
[ALAMAT]
[KOTA] [KODE POS]
PENUTUP
Pasal 19
(1) Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) yang masing-masing mempunyai kekuatan
hukum yang sama dan bermeterai cukup untuk kepentingan masing-masing pihak.
(2) Perjanjian ini berlaku mulai tanggal 9
PESERTA PENYELENGGARA
[NAMA PENANDATANGAN]
[NAMA PENANDATANGAN]
9 Diisi oleh Penyelenggara
286
Lampiran 9.3 Draft Perjanjian untuk Peserta Tidak Langsung Bank
PERJANJIAN PENGGUNAAN
SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT
ANTARA BANK INDONESIA DAN [NAMA PESERTA]1
SEBAGAI PESERTA TIDAK LANGSUNG
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
No. / /DASP2
Pada hari ini, tanggal 3 bulan
4 tahun
5 (
6),
bertempat di Jakarta, yang bertanda tangan di bawah ini:
I. [NAMA PEJABAT BANK
INDONESIA]
: [Jabatan dan Satuan Kerja] Bank Indonesia
bertempat tinggal di [Kota], dalam hal ini bertindak
dalam jabatannya tersebut untuk dan atas nama
Dewan Gubernur Bank Indonesia berdasarkan
Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.
9/8/KEP.GBI/INTERN/2007 tentang Pemberian
Wewenang Dewan Gubernur Bank Indonesia, dan
dengan demikian sah mewakili Bank Indonesia yang
berkedudukan di Jakarta berdasarkan Pasal 39 ayat
(3) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang
Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2004, untuk
selanjutnya disebut PENYELENGGARA;
II. [NAMA PEJABAT PESERTA] : (Pilih salah satu)
* Dalam hal berdasarkan anggaran dasar atau
dokumen pendirian yang bersangkutan diperlukan
surat kuasa, maka komparisi adalah sebagai berikut:
[Jabatan] [Nama Peserta] bertempat tinggal di
[Kota], dalam hal ini bertindak dalam jabatannya
tersebut, selaku demikian sah mewakili Direksi7 dari
dan oleh karena itu untuk dan atas nama serta sah
mewakili [Nama Peserta] berdasarkan Surat Kuasa
Nomor [Nomor Surat Kuasa] tanggal [tanggal-bulan-
tahun (dalam angka)], sesuai dengan Anggaran
Dasarnya yang dimuat dalam Akta Notaris [Nama
1 Diisi sesuai dengan “Nama Peserta” yang tercantum dalam Anggaran Dasar atau dokumen pendirian lainnya
yang terbaru dan telah sah. 2 Diisi dengan “Nomor Perjanjian” oleh Penyelenggara.
3 Diisi dengan “tanggal” dalam huruf.
4 Diisi dengan “Bulan” dalam huruf.
5 Diisi dengan “tahun” dalam huruf.
6 Diisi “tanggal-bulan-tahun” dalam angka.
7 Disesuaikan dengan bentuk badan hukum Peserta.
287
Lampiran 9.3 Draft Perjanjian untuk Peserta Tidak Langsung Bank
Notaris], Nomor [Nomor Akta Notaris] tanggal
[tanggal-bulan-tahun (dalam angka)], yang termuat
dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal
[tanggal-bulan-tahun (dalam angka)], Nomor
[Nomor Berita Negara], Tambahan Nomor [Nomor
Tambahan Berita Negara], berikut perubahan-
perubahan terakhir dengan Akta Notaris [Nama
Notaris], Nomor [Nomor Akta Notaris] tanggal
[tanggal-bulan-tahun (dalam angka)], yang termuat
dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal
[tanggal-bulan-tahun (dalam angka)], Nomor
[Nomor Berita Negara], Tambahan Nomor [Nomor
Tambahan Berita Negara], untuk selanjutnya disebut
PESERTA;
* Dalam hal berdasarkan anggaran dasar atau
dokumen pendirian yang bersangkutan tidak
diperlukan surat kuasa, maka komparisi adalah
sebagai berikut:
[Jabatan] [Nama Peserta] bertempat tinggal di
[Kota], dalam hal ini bertindak dalam jabatannya
tersebut, selaku demikian sah mewakili Direksi8 dari
dan oleh karena itu untuk dan atas nama serta sah
mewakili [Nama Peserta] berdasarkan Pasal
Anggaran Dasarnya yang dimuat dalam Akta Notaris
[Nama Notaris], Nomor [Nomor Akta Notaris]
tanggal [tanggal-bulan-tahun (dalam angka)], yang
termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia
tanggal [tanggal-bulan-tahun (dalam angka)], Nomor
[Nomor Berita Negara], Tambahan Nomor [Nomor
Tambahan Berita Negara], berikut perubahan-
perubahan terakhir dengan Akta Notaris [Nama
Notaris], Nomor [Nomor Akta Notaris] tanggal
[tanggal-bulan-tahun (dalam angka)], yang termuat
dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal
[tanggal-bulan-tahun (dalam angka)], Nomor
[Nomor Berita Negara], Tambahan Nomor [Nomor
Tambahan Berita Negara], untuk selanjutnya disebut
PESERTA;
Dalam hal PESERTA adalah Bank Asing, maka
komparisi adalah sebagai berikut:
8 Disesuaikan dengan bentuk badan hukum Peserta.
288
Lampiran 9.3 Draft Perjanjian untuk Peserta Tidak Langsung Bank
[Jabatan] [Nama Peserta], bertempat tinggal di
[Kota], dalam hal ini bertindak berdasarkan kekuatan
Akta Power of Attorney tertanggal [tanggal-bulan-
tahun (dalam angka)] Nomor [Nomor Akta Notaris]
dibuat di hadapan [Nama Notaris], Notaris di [Kota]
dengan demikian sah bertindak untuk dan atas nama
[Nama Peserta] cabang Indonesia, suatu bank yang
didirikan berdasarkan hukum [Negara Kantor Pusat
Peserta], dan dalam hal ini bertindak melalui kantor
cabangnya di Indonesia berkedudukan di [Kota]
alamat [Alamat Lengkap Kantor Cabang Peserta di
Indonesia] selanjutnya disebut PESERTA;
dengan terlebih dahulu menerangkan:
a. bahwa PESERTA telah mengajukan permohonan kepada PENYELENGGARA untuk dapat
menggunakan Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (Sistem BI-RTGS) dan
menjadi Peserta Sistem BI-RTGS;
b. bahwa PESERTA telah memenuhi seluruh persyaratan untuk menjadi Peserta Sistem BI-
RTGS dan PENYELENGGARA setuju untuk menyediakan Sistem BI-RTGS kepada
PESERTA;
c. bahwa dalam rangka penyediaan Sistem BI-RTGS tersebut, PENYELENGGARA telah
memberikan pelatihan operasional aplikasi Sistem BI-RTGS kepada PESERTA;
d. bahwa PENYELENGGARA telah melakukan install program pada PESERTA,
maka berhubung dengan itu PENYELENGGARA dan PESERTA menyatakan setuju dan sepakat
untuk mengadakan Perjanjian Penggunaan Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
antara Bank Indonesia dan [Nama Peserta] sebagai Peserta Tidak Langsung, yang selanjutnya
disebut Perjanjian, dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut:
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Perjanjian ini yang dimaksud dengan:
1. Sistem BI-RTGS adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar Peserta dalam mata
uang Rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika per transaksi secara
individual.
2. Keadaan Darurat adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kekuasaan PENYELENGGARA
dan/atau PESERTA, termasuk namun tidak terbatas pada kebakaran, kerusuhan massa,
sabotase serta bencana alam seperti gempa bumi dan banjir, yang dibenarkan oleh pihak
penguasa atau pejabat yang berwenang setempat, termasuk Bank Indonesia.
3. RTGS Central Computer, yang selanjutnya disebut RCC, adalah sistem komputer yang
berada di lokasi PENYELENGGARA, yang digunakan untuk memproses Penyelesaian
Akhir (settlement) semua transaksi yang dikirim oleh PESERTA dan terdiri dari RTGS
Central Computer Utama dan RTGS Central Computer Back-up.
289
Lampiran 9.3 Draft Perjanjian untuk Peserta Tidak Langsung Bank
4. RTGS Central Computer Utama, yang selanjutnya disebut RCC Utama, adalah RCC yang
dipergunakan dalam kondisi normal.
5. RTGS Central Computer Back-up, yang selanjutnya disebut RCC Back-up, adalah RCC
yang digunakan sebagai pengganti apabila terjadi kondisi gangguan dan/atau Keadaan
Darurat yang menyebabkan PENYELENGGARA tidak dapat menggunakan RCC Utama.
6. RTGS Terminal, yang selanjutnya disebut RT, adalah sistem komputer yang berada di
lokasi PESERTA yang terhubung dengan RCC secara online, yang digunakan PESERTA
untuk melakukan berbagai transaksi Sistem BI-RTGS dan terdiri dari RTGS Terminal
Server, yaitu RTGS Terminal Server Utama, RTGS Terminal Server Back-up dan RTGS
Terminal Workstation.
7. RTGS Terminal Server Utama, yang selanjutnya disebut RT Server Utama, adalah
perangkat komputer yang telah dipasang aplikasi RT dan database Sistem BI-RTGS yang
digunakan PESERTA untuk memproses transaksi dalam kondisi normal.
8. RTGS Terminal Server Back-up, yang selanjutnya disebut RT Server Back-up, adalah
perangkat komputer yang telah dipasang aplikasi RT dan database Sistem BI-RTGS yang
digunakan PESERTA untuk memproses transaksi dalam kondisi gangguan dan/atau
Keadaan Darurat yang menyebabkan PESERTA tidak dapat menggunakan RT Server
Utama.
9. RTGS Terminal Workstation, yang selanjutnya disebut RT Workstation, adalah perangkat
komputer yang telah dipasang aplikasi RT dan terhubung dengan RT Server Utama atau RT
Server Back-up yang digunakan PESERTA untuk melakukan pembukuan transaksi dan
berbagai fungsi Sistem BI-RTGS lainnya.
10. Lokasi Produksi adalah lokasi kantor dimana PESERTA dapat melakukan berbagai
transaksi melalui Sistem BI-RTGS.
11. Aplikasi RTGS Terminal, yang selanjutnya disebut Aplikasi RT, adalah program aplikasi
kepesertaan Sistem BI-RTGS yang disediakan oleh PENYELENGGARA yang dipasang
(installed) pada RT untuk digunakan oleh PESERTA dalam melakukan berbagai transaksi
melalui Sistem BI-RTGS.
12. User ID Administrator adalah suatu identitas diri yang digunakan bagi pengamanan sistem
yang harus digunakan oleh pengguna (user) Sistem BI-RTGS untuk masuk dan
mengoperasikan RT, khususnya untuk menatausahakan sistem dan database.
13. User ID RT Super adalah suatu identitas diri yang digunakan bagi pengamanan sistem yang
harus digunakan oleh pengguna (user) Sistem BI-RTGS untuk masuk dan mengoperasikan
RT, khususnya untuk menatausahakan sistem.
14. User ID RT User adalah suatu identitas diri yang digunakan bagi pengamanan sistem yang
harus digunakan oleh pengguna (user) Sistem BI-RTGS untuk masuk dan mengoperasikan
RT, khususnya untuk mengoperasikan Aplikasi RT.
290
Lampiran 9.3 Draft Perjanjian untuk Peserta Tidak Langsung Bank
LANDASAN HUKUM DALAM PENGGUNAAN SISTEM BI-RTGS
Pasal 2
Dalam penggunaan Sistem BI-RTGS, PESERTA setuju dan terikat untuk memperhatikan dan
mematuhi segala aturan dan tata cara yang ditetapkan oleh Bank Indonesia beserta seluruh
perubahannya, termasuk namun tidak terbatas pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur
mengenai:
a. hubungan rekening giro antara Bank Indonesia dengan pemegang rekening giro di Bank
Indonesia;
b. Sistem BI-RTGS;
c. Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System; dan
d. fasilitas likuiditas intrahari dan fasilitas likuiditas intrahari syariah.
Pasal 3
Dengan memperhatikan aturan dan tata cara yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2, dalam menggunakan Sistem BI-RTGS, PESERTA wajib
memperhatikan dan mematuhi kesepakatan antar peserta Sistem BI-RTGS (Bye-Laws).
OBYEK PERJANJIAN
Pasal 4
(1) PENYELENGGARA setuju untuk menyediakan dan PESERTA setuju untuk menggunakan
Sistem BI-RTGS.
(2) Jenis transaksi yang wajib dilakukan oleh PESERTA melalui Sistem BI-RTGS meliputi:
a. transaksi Pasar Uang Antar Bank (PUAB) atau Pasar Uang Antar Bank Syariah
(PUAS);
b. transaksi antara bank dengan Bank Indonesia dalam rangka jual/beli surat berharga
seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Utang Negara (SUN);
c. transaksi antar bank dalam rangka jual/beli surat berharga yang penyelesaiannya
dilakukan dengan mekanisme Delivery Versus Payment (DVP) melalui BI-SSSS;
d. transaksi antar bank, baik untuk kepentingan bank sendiri maupun untuk kepentingan
nasabah bank, dengan nilai nominal sesuai ketentuan batas nominal transfer kredit
yang diatur dalam ketentuan mengenai sistem kliring nasional Bank Indonesia;
e. transaksi-transaksi lain yang harus diselesaikan oleh PESERTA melalui Sistem BI-
RTGS yang akan diberitahukan oleh Bank Indonesia.
(3) Jenis transaksi lain yang dapat dilakukan oleh PESERTA melalui Sistem BI-RTGS
mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai penyelenggaraan
Sistem BI-RTGS.
(4) Jenis transaksi yang dapat dilakukan oleh PESERTA sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dan ayat (3) dari waktu ke waktu dapat diubah oleh PENYELENGGARA.
291
Lampiran 9.3 Draft Perjanjian untuk Peserta Tidak Langsung Bank
HAL-HAL YANG HARUS DILAKUKAN DAN TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA
Pasal 5
PENYELENGGARA melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. menyediakan sarana dan prasarana penyelenggaraan Sistem BI-RTGS;
b. menjamin RCC dan jaringan komunikasi data berfungsi dengan baik;
c. memberikan pelayanan kepada PESERTA berkaitan dengan kepesertaan dalam Sistem BI-
RTGS;
d. melakukan konsultasi dengan satuan kerja di Bank Indonesia yang berwenang melakukan
pengawasan terhadap penyelenggaraan sistem pembayaran sesuai dengan ketentuan internal
Bank Indonesia;
e. memiliki pedoman Disaster Recovery Plan (DRP) atau Business Continuity Plan (BCP);
f. menyediakan jaringan komunikasi data yang menghubungkan RT Server Utama atau RT
Server Back-up dengan RCC Utama atau RCC Back-up;
g. menyediakan Aplikasi RT dan perubahannya;
h. melakukan pemantauan terhadap keberhasilan akses komunikasi RT PESERTA dengan
RCC dan kecukupan saldo Rekening Giro PESERTA di Bank Indonesia pada akhir hari;
i. menyediakan help desk untuk menangani masalah operasional Sistem BI-RTGS yang
dihadapi PESERTA;
j. memberikan pelayanan yang berkaitan dengan kepesertaan dalam Sistem BI-RTGS;
k. memberikan pelatihan kepada calon PESERTA dan pelatihan secara berkala kepada
PESERTA;
l. memastikan bahwa penyedia jasa yang terkait dengan penyelenggaraan Sistem BI-RTGS
melaksanakan kewajibannya untuk menjaga kelangsungan operasional Sistem BI-RTGS
sesuai dengan Service Level Agreement (SLA) yang telah ditetapkan dalam kontrak antara
Penyelenggara dengan penyedia jasa,
sesuai dengan rincian sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur
mengenai penyelenggaraan Sistem BI-RTGS.
Pasal 6
PENYELENGGARA tidak bertanggung jawab atas segala kerugian dalam bentuk apapun yang
timbul, baik secara langsung maupun tidak langsung, karena:
a. sistem atau hal lain yang berada di luar kekuasaan PENYELENGGARA, termasuk namun
tidak terbatas pada sistem komputerisasi internal yang terhubung dengan RT PESERTA
dan jaringan komunikasi data;
b. terjadinya pemalsuan (fraud), penyalahgunaan user ID, pembobolan data elektronis
(hacking), serta perusakan sistem antara lain dengan cara membanjiri sistem dengan data
dan pesan pembayaran, baik yang dilakukan oleh PESERTA, pejabat dan/atau pegawai
PESERTA maupun oleh pihak ketiga lainnya;
c. Keadaan Darurat atau keadaan memaksa;
292
Lampiran 9.3 Draft Perjanjian untuk Peserta Tidak Langsung Bank
d. pelanggaran aturan dan tata cara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan/atau
kesepakatan antar Peserta Sistem BI-RTGS (Bye-Laws) sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3.
KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB PESERTA
Bagian Pertama
Kewajiban PESERTA Secara Umum
Pasal 7
PESERTA wajib:
a. menggunakan TRN sesuai dengan peruntukannya dan memenuhi tata cara pengisian
informasi TRN yang ditetapkan oleh PENYELENGGARA yang disampaikan kepada
PESERTA;
b. menggunakan Aplikasi RT sesuai dengan Buku Pedoman Teknis Sistem BI-RTGS;
c. mengatur kewenangan penggunaan Aplikasi RT, termasuk menyimpan dan menjaga
kerahasiaan password penggunaan Aplikasi RT;
d. memelihara dan menyimpan dengan baik password administrator Structured Query
Language (SQL) database untuk database SQL pada RT Server Utama dan/atau RT Server
Back-up;
e. melakukan instalasi setiap terjadi perubahan Aplikasi RT yang disampaikan oleh
PENYELENGGARA sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan;
f. menyimpan dengan baik Aplikasi RT yang telah diberikan oleh PENYELENGGARA,
termasuk setiap terdapat versi baru di tempat yang aman dan bebas dari berbagai sumber
yang dapat merusak Aplikasi RT;
g. menjamin integritas database Sistem BI-RTGS yang ada pada RT Server Utama dan RT
Server Back-up termasuk yang disimpan untuk back-up dalam bentuk Compact Disk (CD),
tape, cartridge, disket dan lain-lain;
h. menyimpan seluruh data elektronik transaksi pembayaran sesuai dengan jangka waktu yang
ditetapkan dalam ketentuan yang mengatur dokumen perusahaan;
i. membayar biaya terkait dengan kepesertaan dalam Sistem BI-RTGS;
j. memberikan informasi yang diminta oleh PENYELENGGARA dalam rangka konfirmasi
kepatuhan PESERTA pada ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan Perjanjian
ini,
sesuai dengan rincian sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur
mengenai penyelenggaraan Sistem BI-RTGS dan pemberitahuan yang disampaikan oleh
PENYELENGGARA.
Bagian Kedua
Kewajiban PESERTA Sebagai Peserta Tidak Langsung
Pasal 8
Dalam rangka penggunaan RT milik Peserta Langsung, PESERTA wajib melakukan perjanjian
secara bilateral dengan Peserta Langsung, yang paling kurang memuat materi sebagai berikut:
a. pengaturan hak dan kewajiban Peserta Langsung dan Peserta Tidak Langsung;
293
Lampiran 9.3 Draft Perjanjian untuk Peserta Tidak Langsung Bank
b. tanggung jawab atas kerahasiaan dan/atau penyalahgunaan data dan informasi;
c. mekanisme pelaksanaan transaksi baik dalam keadaan normal maupun pada saat terjadi
kondisi gangguan atau Keadaan Darurat di Peserta Langsung;
d. mekanisme penyelesaian perselisihan antara Peserta Langsung dan Peserta Tidak Langsung
serta antara Peserta Tidak Langsung dengan Peserta Langsung/Peserta Tidak Langsung
lawan transaksi;
e. besarnya biaya penggunaan RT Peserta Langsung oleh Peserta Tidak Langsung;
f. pernyataan bahwa perjanjian antara PESERTA dengan Peserta Langsung tidak
bertentangan dengan ketentuan Bank Indonesia dan Perjanjian ini,
sesuai dengan rincian sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur
mengenai penyelenggaraan Sistem BI-RTGS.
Pasal 9
Pengurus dan/atau pejabat eksekutif Bank PESERTA sebagaimana dimaksud dalam ketentuan
Bank Indonesia mengenai fit and proper test wajib melaksanakan langkah-langkah yang
diperlukan untuk memastikan ketaatan PESERTA terhadap ketentuan Bank Indonesia yang
mengatur mengenai penyelenggaraan Sistem BI-RTGS dan prinsip-prinsip penyelenggaraan dan
pengawasan Sistem BI-RTGS, dan prinsip perlindungan kepada nasabah Peserta.
Bagian Ketiga
Tanggung Jawab PESERTA
Pasal 10
PESERTA bertanggung jawab atas:
a. kerahasiaan data Sistem BI-RTGS yang ada pada PESERTA;
b. penyalahgunaan penggunaan password yang meliputi User ID Administrator, User ID RT
Super, dan User ID RT User yang diberikan oleh PENYELENGGARA kepada PESERTA;
c. keamanan Aplikasi RT dari segala gangguan dan/atau kerusakan baik fisik maupun non
fisik yang disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut, termasuk namun tidak terbatas pada:
1. penggunaan Sistem BI-RTGS oleh pihak-pihak yang tidak berwenang, termasuk
pegawai dan manajemen PESERTA yang tidak diberi wewenang untuk menggunakan
fungsi-fungsi yang ada pada Sistem BI-RTGS, dan/atau pihak ketiga yang berada
baik secara sah maupun secara melawan hukum pada Lokasi Produksi, termasuk
pihak ketiga yang dapat melakukan akses ke dalam sistem komputer yang ada pada
PESERTA baik secara sah maupun secara melawan hukum;
2. adanya akses untuk melakukan berbagai transaksi Sistem BI-RTGS, termasuk
transaksi pembayaran, pengiriman pesan administratif, enquiry, dan lain-lain ke
dalam RT PESERTA, baik secara langsung ke RT maupun melalui sistem komputer
PESERTA baik yang mendapatkan otorisasi secara sah dari PESERTA maupun yang
tidak mendapatkan otorisasi secara sah dari PESERTA;
d. seluruh kerugian yang diderita PENYELENGGARA dan/atau pihak yang terkait dengan
PENYELENGGARA sebagai akibat dari penyalahgunaan terhadap Sistem BI-RTGS yang
dilakukan oleh PESERTA dan/atau pihak lainnya yang terkait dengan PESERTA, termasuk
pihak-pihak lain yang secara sah maupun secara melawan hukum berada di Lokasi
294
Lampiran 9.3 Draft Perjanjian untuk Peserta Tidak Langsung Bank
Produksi dan/atau berhubungan dengan PESERTA, baik secara langsung atau tidak
langsung.
Pasal 11
(1) Aplikasi RT yang diberikan PENYELENGGARA kepada PESERTA hanya dapat
digunakan untuk kepentingan PESERTA dan seluruh kantornya.
(2) Untuk keamanan penggunaan Sistem BI-RTGS, PESERTA dilarang menggunakan seluruh
perangkat RT Server dan/atau RT Workstation baik yang berada di Lokasi Produksi
maupun lokasi lainnya untuk aplikasi lain di luar Aplikasi RT.
BIAYA DALAM PENGGUNAAN SISTEM BI-RTGS
Pasal 12
(1) PENYELENGGARA mengenakan biaya penggunaan fasilitas Sistem BI-RTGS kepada
PESERTA yang jenis dan besarnya sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang
mengatur mengenai penyelenggaraan Sistem BI-RTGS.
(2) PESERTA memberikan kuasa kepada PENYELENGGARA untuk melakukan pendebetan
secara langsung Rekening Giro PESERTA dalam rangka pengenaan biaya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), sesuai dengan tata cara sebagaimana dimaksud dalam ketentuan
Bank Indonesia yang mengatur mengenai penyelenggaraan Sistem BI-RTGS, kuasa mana
tetap berlaku dan tidak dapat dicabut kembali dan tidak akan berakhir karena sebab-sebab
yang tercantum dalam Pasal 1813 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata atau sebab-sebab
lain apapun sepanjang PESERTA menggunakan Sistem BI-RTGS.
ALAT BUKTI TRANSAKSI
Pasal 13
(1) PENYELENGGARA dan PESERTA sepakat untuk menggunakan Hasil Olahan Komputer
(HOK) yang dihasilkan oleh Sistem BI-RTGS, termasuk namun tidak terbatas pada HOK
berupa “member statement” sebagai alat bukti transaksi yang sah dan otentik.
(2) Dalam hal terdapat perbedaan antara warkat yang berada pada PESERTA dengan HOK yang
ada pada PENYELENGGARA yang juga tercetak dan ditatausahakan di PESERTA maka
yang digunakan sebagai bukti transaksi adalah HOK.
(3) Dalam hal HOK yang berada pada PENYELENGGARA berbeda dengan HOK yang berada
pada PESERTA, maka yang digunakan sebagai bukti transaksi adalah HOK yang berada
pada PENYELENGGARA.
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 14
(1) Dalam hal timbul perselisihan antara PENYELENGGARA dan PESERTA dalam
pelaksanaan Perjanjian ini maka kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan secara
musyawarah untuk mufakat.
295
Lampiran 9.3 Draft Perjanjian untuk Peserta Tidak Langsung Bank
(2) Dalam hal tidak tercapai musyawarah untuk mufakat sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), para pihak sepakat untuk menyerahkan penyelesaian perselisihan dimaksud melalui
Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).
(3) Para pihak dalam Perjanjian ini sepakat bahwa keputusan BANI bersifat final dan mengikat
para pihak.
SANKSI
Pasal 15
Dalam hal PESERTA tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf
a sampai dengan huruf i, PENYELENGGARA dapat mengenakan sanksi berupa teguran tertulis.
Pasal 16
(1) Dalam hal PESERTA tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
huruf j, PENYELENGGARA dapat mengenakan sanksi berupa teguran tertulis.
(2) Dalam hal PESERTA tidak melaksanakan kewajiban yang dilanggar setelah jangka waktu
tertentu yang diberitahukan oleh PENYELENGGARA dalam teguran tertulis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), maka PENYELENGGARA dapat mengenakan sanksi berupa
kewajiban membayar dan/atau perubahan status kepesertaan PESERTA menjadi suspend.
(3) Dalam hal PESERTA melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan terganggunya
keamanan Sistem BI-RTGS, PENYELENGGARA dapat mengenakan sanksi berupa
perubahan status kepesertaan PESERTA menjadi suspend tanpa didahului teguran tertulis.
LAIN-LAIN
Pasal 17
Para pihak sepakat bahwa hal-hal lain yang belum diatur dalam Perjanjian ini dan segala
perubahan atas kesepakatan dalam Perjanjian ini akan diatur kemudian dalam adendum atau surat
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
Pasal 18
(1) Semua pemberitahuan dan/atau surat menyurat antara PENYELENGGARA dan PESERTA
sehubungan dengan Perjanjian ini dilakukan secara tertulis dan dianggap telah disampaikan
kepada yang bersangkutan jika terdapat tanda terima tertulis dari PENYELENGGARA
dan/atau PESERTA.
296
Lampiran 9.3 Draft Perjanjian untuk Peserta Tidak Langsung Bank
(2) Pemberitahuan dan/atau surat menyurat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dialamatkan
kepada:
a. PENYELENGGARA : BANK INDONESIA
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
Up. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Jl. M.H. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
b. PESERTA : [NAMA PESERTA]
[ALAMAT]
[KOTA] [KODE POS]
PENUTUP
Pasal 19
(1) Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) yang masing-masing mempunyai kekuatan
hukum yang sama dan bermeterai cukup untuk kepentingan masing-masing pihak.
(2) Perjanjian ini berlaku mulai tanggal 9
PESERTA PENYELENGGARA
[NAMA PENANDATANGAN]
[NAMA PENANDATANGAN]
9 Diisi oleh Penyelenggara
297
Lampiran 9.4 Draft Perjanjian untuk Peserta Tidak Langsung Non Bank
PERJANJIAN PENGGUNAAN
SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT
ANTARA BANK INDONESIA DAN [NAMA PESERTA]1
SEBAGAI PESERTA TIDAK LANGSUNG
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
No. / /DASP2
Pada hari ini, tanggal 3 bulan
4 tahun
5 (
6),
bertempat di Jakarta, yang bertanda tangan di bawah ini:
I. [NAMA PEJABAT BANK
INDONESIA]
: [Jabatan dan Satuan Kerja] Bank Indonesia
bertempat tinggal di [Kota], dalam hal ini bertindak
dalam jabatannya tersebut untuk dan atas nama
Dewan Gubernur Bank Indonesia berdasarkan
Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.
9/8/KEP.GBI/INTERN/2007 tentang Pemberian
Wewenang Dewan Gubernur Bank Indonesia, dan
dengan demikian sah mewakili Bank Indonesia yang
berkedudukan di Jakarta berdasarkan Pasal 39 ayat
(3) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang
Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2004, untuk
selanjutnya disebut PENYELENGGARA;
II. [NAMA PEJABAT PESERTA] : (Pilih salah satu)
* Dalam hal berdasarkan anggaran dasar atau
dokumen pendirian yang bersangkutan diperlukan
surat kuasa, maka komparisi adalah sebagai berikut:
[Jabatan] [Nama Peserta] bertempat tinggal di
[Kota], dalam hal ini bertindak dalam jabatannya
tersebut, selaku demikian sah mewakili Direksi7 dari
dan oleh karena itu untuk dan atas nama serta sah
mewakili [Nama Peserta] berdasarkan Surat Kuasa
Nomor [Nomor Surat Kuasa] tanggal [tanggal-bulan-
tahun (dalam angka)], sesuai dengan Anggaran
Dasarnya yang dimuat dalam Akta Notaris [Nama
Notaris], Nomor [Nomor Akta Notaris] tanggal
[tanggal-bulan-tahun (dalam angka)], yang termuat
dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal
1 Diisi sesuai dengan “Nama Peserta” yang tercantum dalam Anggaran Dasar atau dokumen pendirian lainnya
yang terbaru dan telah sah. 2 Diisi dengan “Nomor Perjanjian” oleh Penyelenggara.
3 Diisi dengan “tanggal” dalam huruf.
4 Diisi dengan “Bulan” dalam huruf.
5 Diisi dengan “tahun” dalam huruf.
6 Diisi “tanggal-bulan-tahun” dalam angka.
7 Disesuaikan dengan bentuk badan hukum Peserta.
298
Lampiran 9.4 Draft Perjanjian untuk Peserta Tidak Langsung Non Bank
[tanggal-bulan-tahun (dalam angka)], Nomor
[Nomor Berita Negara], Tambahan Nomor [Nomor
Tambahan Berita Negara], berikut perubahan-
perubahan terakhir dengan Akta Notaris [Nama
Notaris], Nomor [Nomor Akta Notaris] tanggal
[tanggal-bulan-tahun (dalam angka)], yang termuat
dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal
[tanggal-bulan-tahun (dalam angka)], Nomor
[Nomor Berita Negara], Tambahan Nomor [Nomor
Tambahan Berita Negara], untuk selanjutnya disebut
PESERTA;
* Dalam hal berdasarkan anggaran dasar atau
dokumen pendirian yang bersangkutan tidak
diperlukan surat kuasa, maka komparisi adalah
sebagai berikut:
[Jabatan] [Nama Peserta] bertempat tinggal di
[Kota], dalam hal ini bertindak dalam jabatannya
tersebut, selaku demikian sah mewakili Direksi8 dari
dan oleh karena itu untuk dan atas nama serta sah
mewakili [Nama Peserta] berdasarkan Pasal
Anggaran Dasarnya yang dimuat dalam Akta Notaris
[Nama Notaris], Nomor [Nomor Akta Notaris]
tanggal [tanggal-bulan-tahun (dalam angka)], yang
termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia
tanggal [tanggal-bulan-tahun (dalam angka)], Nomor
[Nomor Berita Negara], Tambahan Nomor [Nomor
Tambahan Berita Negara], berikut perubahan-
perubahan terakhir dengan Akta Notaris [Nama
Notaris], Nomor [Nomor Akta Notaris] tanggal
[tanggal-bulan-tahun (dalam angka)], yang termuat
dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal
[tanggal-bulan-tahun (dalam angka)], Nomor
[Nomor Berita Negara], Tambahan Nomor [Nomor
Tambahan Berita Negara], untuk selanjutnya disebut
PESERTA;
Dalam hal PESERTA adalah Bank Asing, maka
komparisi adalah sebagai berikut:
[Jabatan] [Nama Peserta], bertempat tinggal di
[Kota], dalam hal ini bertindak berdasarkan kekuatan
Akta Power of Attorney tertanggal [tanggal-bulan-
tahun (dalam angka)] Nomor [Nomor Akta Notaris]
dibuat di hadapan [Nama Notaris], Notaris di [Kota]
8 Disesuaikan dengan bentuk badan hukum Peserta.
299
Lampiran 9.4 Draft Perjanjian untuk Peserta Tidak Langsung Non Bank
dengan demikian sah bertindak untuk dan atas nama
[Nama Peserta] cabang Indonesia, suatu bank yang
didirikan berdasarkan hukum [Negara Kantor Pusat
Peserta], dan dalam hal ini bertindak melalui kantor
cabangnya di Indonesia berkedudukan di [Kota]
alamat [Alamat Lengkap Kantor Cabang Peserta di
Indonesia] selanjutnya disebut PESERTA;
dengan terlebih dahulu menerangkan:
a. bahwa PESERTA telah mengajukan permohonan kepada PENYELENGGARA untuk dapat
menggunakan Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (Sistem BI-RTGS) dan
menjadi Peserta Sistem BI-RTGS;
b. bahwa PESERTA telah memenuhi seluruh persyaratan untuk menjadi Peserta Sistem BI-
RTGS dan PENYELENGGARA setuju untuk menyediakan Sistem BI-RTGS kepada
PESERTA;
c. bahwa dalam rangka penyediaan Sistem BI-RTGS tersebut, PENYELENGGARA telah
memberikan pelatihan operasional aplikasi Sistem BI-RTGS kepada PESERTA;
d. bahwa PENYELENGGARA telah melakukan install program pada PESERTA;
maka berhubung dengan itu PENYELENGGARA dan PESERTA menyatakan setuju dan sepakat
untuk mengadakan Perjanjian Penggunaan Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
antara Bank Indonesia dan [Nama Peserta] sebagai Peserta Tidak Langsung, yang selanjutnya
disebut Perjanjian, dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut:
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Perjanjian ini yang dimaksud dengan:
1. Sistem BI-RTGS adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar Peserta dalam mata
uang Rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika per transaksi secara
individual.
2. Keadaan Darurat adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kekuasaan PENYELENGGARA
dan/atau PESERTA, termasuk namun tidak terbatas pada kebakaran, kerusuhan massa,
sabotase serta bencana alam seperti gempa bumi dan banjir, yang dibenarkan oleh pihak
penguasa atau pejabat yang berwenang setempat, termasuk Bank Indonesia.
3. RTGS Central Computer, yang selanjutnya disebut RCC, adalah sistem komputer yang
berada di lokasi PENYELENGGARA, yang digunakan untuk memproses Penyelesaian
Akhir (settlement) semua transaksi yang dikirim oleh PESERTA dan terdiri dari RTGS
Central Computer Utama dan RTGS Central Computer Back-up.
4. RTGS Central Computer Utama, yang selanjutnya disebut RCC Utama, adalah RCC yang
dipergunakan dalam kondisi normal.
5. RTGS Central Computer Back-up, yang selanjutnya disebut RCC Back-up, adalah RCC
yang digunakan sebagai pengganti apabila terjadi kondisi gangguan dan/atau Keadaan
Darurat yang menyebabkan PENYELENGGARA tidak dapat menggunakan RCC Utama.
300
Lampiran 9.4 Draft Perjanjian untuk Peserta Tidak Langsung Non Bank
6. RTGS Terminal, yang selanjutnya disebut RT, adalah sistem komputer yang berada di
lokasi PESERTA yang terhubung dengan RCC secara online, yang digunakan PESERTA
untuk melakukan berbagai transaksi Sistem BI-RTGS dan terdiri dari RTGS Terminal
Server, yaitu RTGS Terminal Server Utama, RTGS Terminal Server Back-up dan RTGS
Terminal Workstation.
7. RTGS Terminal Server Utama, yang selanjutnya disebut RT Server Utama, adalah
perangkat komputer yang telah dipasang aplikasi RT dan database Sistem BI-RTGS yang
digunakan PESERTA untuk memproses transaksi dalam kondisi normal.
8. RTGS Terminal Server Back-up, yang selanjutnya disebut RT Server Back-up, adalah
perangkat komputer yang telah dipasang aplikasi RT dan database Sistem BI-RTGS yang
digunakan PESERTA untuk memproses transaksi dalam kondisi gangguan dan/atau
Keadaan Darurat yang menyebabkan PESERTA tidak dapat menggunakan RT Server
Utama.
9. RTGS Terminal Workstation, yang selanjutnya disebut RT Workstation, adalah perangkat
komputer yang telah dipasang aplikasi RT dan terhubung dengan RT Server Utama atau RT
Server Back-up yang digunakan PESERTA untuk melakukan pembukuan transaksi dan
berbagai fungsi Sistem BI-RTGS lainnya.
10. Lokasi Produksi adalah lokasi kantor dimana PESERTA dapat melakukan berbagai
transaksi melalui Sistem BI-RTGS.
11. Aplikasi RTGS Terminal, yang selanjutnya disebut Aplikasi RT, adalah program aplikasi
kepesertaan Sistem BI-RTGS yang disediakan oleh PENYELENGGARA yang dipasang
(installed) pada RT untuk digunakan oleh PESERTA dalam melakukan berbagai transaksi
melalui Sistem BI-RTGS.
12. User ID Administrator adalah suatu identitas diri yang digunakan bagi pengamanan sistem
yang harus digunakan oleh pengguna (user) Sistem BI-RTGS untuk masuk dan
mengoperasikan RT, khususnya untuk menatausahakan sistem dan database.
13. User ID RT Super adalah suatu identitas diri yang digunakan bagi pengamanan sistem yang
harus digunakan oleh pengguna (user) Sistem BI-RTGS untuk masuk dan mengoperasikan
RT, khususnya untuk menatausahakan sistem.
14. User ID RT User adalah suatu identitas diri yang digunakan bagi pengamanan sistem yang
harus digunakan oleh pengguna (user) Sistem BI-RTGS untuk masuk dan mengoperasikan
RT, khususnya untuk mengoperasikan Aplikasi RT.
LANDASAN HUKUM DALAM PENGGUNAAN SISTEM BI-RTGS
Pasal 2
Dalam penggunaan Sistem BI-RTGS, PESERTA setuju dan terikat untuk memperhatikan dan
mematuhi segala aturan dan tata cara yang ditetapkan oleh Bank Indonesia beserta seluruh
perubahannya, termasuk namun tidak terbatas pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur
mengenai:
a. hubungan rekening giro antara Bank Indonesia dengan pemegang rekening giro di Bank
Indonesia;
b. Sistem BI-RTGS;
301
Lampiran 9.4 Draft Perjanjian untuk Peserta Tidak Langsung Non Bank
c. Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System; dan
d. fasilitas likuiditas intrahari dan fasilitas likuiditas intrahari syariah.
Pasal 3
Dengan memperhatikan aturan dan tata cara yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2, dalam menggunakan Sistem BI-RTGS, PESERTA wajib
memperhatikan dan mematuhi kesepakatan antar peserta Sistem BI-RTGS (Bye-Laws).
OBYEK PERJANJIAN
Pasal 4
(1) PENYELENGGARA setuju untuk menyediakan dan PESERTA setuju untuk menggunakan
Sistem BI-RTGS.
(2) Jenis transaksi yang dapat dilakukan oleh PESERTA melalui Sistem BI-RTGS
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi*: (sesuai dengan kebutuhan PESERTA dan
persetujuan PENYELENGGARA)
a. ____________________________________________________________________
b. ____________________________________________________________________
c. ____________________________________________________________________
(3) Jenis transaksi yang dapat dilakukan oleh PESERTA sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dan ayat (3) dari waktu ke waktu dapat diubah oleh PENYELENGGARA.
HAL-HAL YANG HARUS DILAKUKAN DAN TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA
Pasal 5
PENYELENGGARA melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. menyediakan sarana dan prasarana penyelenggaraan Sistem BI-RTGS;
b. menjamin RCC dan jaringan komunikasi data berfungsi dengan baik;
c. memberikan pelayanan kepada PESERTA berkaitan dengan kepesertaan dalam Sistem BI-
RTGS;
d. melakukan konsultasi dengan satuan kerja di Bank Indonesia yang berwenang melakukan
pengawasan terhadap penyelenggaraan sistem pembayaran sesuai dengan ketentuan internal
Bank Indonesia;
e. memiliki pedoman Disaster Recovery Plan (DRP) atau Business Continuity Plan (BCP);
f. menyediakan jaringan komunikasi data yang menghubungkan RT Server Utama atau RT
Server Back-up dengan RCC Utama atau RCC Back-up;
g. menyediakan Aplikasi RT dan perubahannya;
h. melakukan pemantauan terhadap keberhasilan akses komunikasi RT PESERTA dengan
RCC dan kecukupan saldo Rekening Giro PESERTA di Bank Indonesia pada akhir hari;
i. menyediakan help desk untuk menangani masalah operasional Sistem BI-RTGS yang
dihadapi PESERTA;
j. memberikan pelayanan yang berkaitan dengan kepesertaan dalam Sistem BI-RTGS;
302
Lampiran 9.4 Draft Perjanjian untuk Peserta Tidak Langsung Non Bank
k. memberikan pelatihan kepada calon PESERTA dan pelatihan secara berkala kepada
PESERTA;
l. memastikan bahwa penyedia jasa yang terkait dengan penyelenggaraan Sistem BI-RTGS
melaksanakan kewajibannya untuk menjaga kelangsungan operasional Sistem BI-RTGS
sesuai dengan Service Level Agreement (SLA) yang telah ditetapkan dalam kontrak antara
Penyelenggara dengan penyedia jasa,
sesuai dengan rincian sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur
mengenai penyelenggaraan Sistem BI-RTGS.
Pasal 6
PENYELENGGARA tidak bertanggung jawab atas segala kerugian dalam bentuk apapun yang
timbul, baik secara langsung maupun tidak langsung, karena:
a. sistem atau hal lain yang berada di luar kekuasaan PENYELENGGARA, termasuk namun
tidak terbatas pada sistem komputerisasi internal yang terhubung dengan RT PESERTA
dan jaringan komunikasi data;
b. terjadinya pemalsuan (fraud), penyalahgunaan user ID, pembobolan data elektronis
(hacking), serta perusakan sistem antara lain dengan cara membanjiri sistem dengan data
dan pesan pembayaran, baik yang dilakukan oleh PESERTA, pejabat dan/atau pegawai
PESERTA maupun oleh pihak ketiga lainnya;
c. Keadaan Darurat atau keadaan memaksa;
d. pelanggaran aturan dan tata cara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan/atau
kesepakatan antar Peserta Sistem BI-RTGS (Bye-Laws) sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3.
KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB PESERTA
Bagian Pertama
Kewajiban PESERTA Secara Umum
Pasal 7
PESERTA wajib:
a. menggunakan TRN sesuai dengan peruntukannya dan memenuhi tata cara pengisian
informasi TRN yang ditetapkan oleh PENYELENGGARA yang disampaikan kepada
PESERTA;
b. menggunakan Aplikasi RT sesuai dengan Buku Pedoman Teknis Sistem BI-RTGS;
c. mengatur kewenangan penggunaan Aplikasi RT, termasuk menyimpan dan menjaga
kerahasiaan password penggunaan Aplikasi RT;
d. memelihara dan menyimpan dengan baik password administrator Structured Query
Language (SQL) database untuk database SQL pada RT Server Utama dan/atau RT Server
Back-up;
e. melakukan instalasi setiap terjadi perubahan Aplikasi RT yang disampaikan oleh
PENYELENGGARA sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
303
Lampiran 9.4 Draft Perjanjian untuk Peserta Tidak Langsung Non Bank
f. menyimpan dengan baik Aplikasi RT yang telah diberikan oleh PENYELENGGARA,
termasuk setiap terdapat versi baru di tempat yang aman dan bebas dari berbagai sumber
yang dapat merusak Aplikasi RT.
g. menjamin integritas database Sistem BI-RTGS yang ada pada RT Server Utama dan RT
Server Back-up termasuk yang disimpan untuk back-up dalam bentuk Compact Disk (CD),
tape, cartridge, disket dan lain-lain.
h. menyimpan seluruh data elektronik transaksi pembayaran sesuai dengan jangka waktu yang
ditetapkan dalam ketentuan yang mengatur dokumen perusahaan;
i. membayar biaya terkait dengan kepesertaan dalam Sistem BI-RTGS;
j. memberikan informasi yang diminta oleh PENYELENGGARA dalam rangka konfirmasi
kepatuhan PESERTA pada ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan Perjanjian
ini,
sesuai dengan rincian sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur
mengenai penyelenggaraan Sistem BI-RTGS dan pemberitahuan yang disampaikan oleh
PENYELENGGARA.
Bagian Kedua
Kewajiban PESERTA Sebagai Peserta Tidak Langsung
Pasal 8
Dalam rangka penggunaan RT milik Peserta Langsung, PESERTA wajib melakukan perjanjian
secara bilateral dengan Peserta Langsung, yang paling kurang memuat materi sebagai berikut:
a. pengaturan hak dan kewajiban Peserta Langsung dan Peserta Tidak Langsung;
b. tanggung jawab atas kerahasiaan dan/atau penyalahgunaan data dan informasi;
c. mekanisme pelaksanaan transaksi baik dalam keadaan normal maupun pada saat terjadi
kondisi gangguan atau Keadaan Darurat di Peserta Langsung;
d. mekanisme penyelesaian perselisihan antara Peserta Langsung dan Peserta Tidak Langsung
serta antara Peserta Tidak Langsung dengan Peserta Langsung/Peserta Tidak Langsung
lawan transaksi; dan
e. besarnya biaya penggunaan RT Peserta Langsung oleh Peserta Tidak Langsung;
f. pernyataan bahwa perjanjian antara PESERTA dengan Peserta Langsung tidak
bertentangan dengan ketentuan Bank Indonesia dan Perjanjian ini,
sesuai dengan rincian sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur
mengenai penyelenggaraan Sistem BI-RTGS.
Bagian Ketiga
Tanggung Jawab PESERTA
Pasal 9
PESERTA bertanggung jawab atas:
a. kerahasiaan data Sistem BI-RTGS yang ada pada PESERTA;
b. penyalahgunaan penggunaan password yang meliputi User ID Administrator, User ID RT
Super, dan User ID RT User yang diberikan oleh PENYELENGGARA kepada PESERTA;
304
Lampiran 9.4 Draft Perjanjian untuk Peserta Tidak Langsung Non Bank
c. keamanan Aplikasi RT dari segala gangguan dan/atau kerusakan baik fisik maupun non
fisik yang disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut, termasuk namun tidak terbatas pada:
1. penggunaan Sistem BI-RTGS oleh pihak-pihak yang tidak berwenang, termasuk
pegawai dan manajemen PESERTA yang tidak diberi wewenang untuk menggunakan
fungsi-fungsi yang ada pada Sistem BI-RTGS, dan/atau pihak ketiga yang berada
baik secara sah maupun secara melawan hukum pada Lokasi Produksi, termasuk
pihak ketiga yang dapat melakukan akses ke dalam sistem komputer yang ada pada
PESERTA baik secara sah maupun secara melawan hukum;
2. adanya akses untuk melakukan berbagai transaksi Sistem BI-RTGS, termasuk
transaksi pembayaran, pengiriman pesan administratif, enquiry, dan lain-lain ke
dalam RT PESERTA, baik secara langsung ke RT maupun melalui sistem komputer
PESERTA baik yang mendapatkan otorisasi secara sah dari PESERTA maupun yang
tidak mendapatkan otorisasi secara sah dari PESERTA;
d. seluruh kerugian yang diderita PENYELENGGARA dan/atau pihak yang terkait dengan
PENYELENGGARA sebagai akibat dari penyalahgunaan terhadap Sistem BI-RTGS yang
dilakukan oleh PESERTA dan/atau pihak lainnya yang terkait dengan PESERTA, termasuk
pihak-pihak lain yang secara sah maupun secara melawan hukum berada di Lokasi
Produksi dan/atau berhubungan dengan PESERTA, baik secara langsung atau tidak
langsung.
Pasal 10
(1) Aplikasi RT yang diberikan PENYELENGGARA kepada PESERTA hanya dapat
digunakan untuk kepentingan PESERTA dan seluruh kantornya.
(2) Untuk keamanan penggunaan Sistem BI-RTGS, PESERTA dilarang menggunakan seluruh
perangkat RT Server dan/atau RT Workstation baik yang berada di Lokasi Produksi
maupun lokasi lainnya untuk aplikasi lain di luar Aplikasi RT.
BIAYA DALAM PENGGUNAAN SISTEM BI-RTGS
Pasal 11
(1) PENYELENGGARA mengenakan biaya penggunaan fasilitas Sistem BI-RTGS kepada
PESERTA yang jenis dan besarnya sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang
mengatur mengenai penyelenggaraan Sistem BI-RTGS.
(2) PESERTA memberikan kuasa kepada PENYELENGGARA untuk melakukan pendebetan
secara langsung Rekening Giro PESERTA dalam rangka pengenaan biaya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), sesuai dengan tata cara sebagaimana dimaksud dalam ketentuan
Bank Indonesia yang mengatur mengenai penyelenggaraan Sistem BI-RTGS, kuasa mana
tetap berlaku dan tidak dapat dicabut kembali dan tidak akan berakhir karena sebab-sebab
yang tercantum dalam Pasal 1813 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata atau sebab-sebab
lain apapun sepanjang PESERTA menggunakan Sistem BI-RTGS.
ALAT BUKTI TRANSAKSI
Pasal 12
305
Lampiran 9.4 Draft Perjanjian untuk Peserta Tidak Langsung Non Bank
(1) PENYELENGGARA dan PESERTA sepakat untuk menggunakan Hasil Olahan Komputer
(HOK) yang dihasilkan oleh Sistem BI-RTGS, termasuk namun tidak terbatas pada HOK
berupa “member statement”, sebagai alat bukti transaksi yang sah dan otentik.
(2) Dalam hal terdapat perbedaan antara warkat yang berada pada PESERTA dengan HOK yang
ada pada PENYELENGGARA yang juga tercetak dan ditatausahakan di PESERTA maka
yang digunakan sebagai bukti transaksi adalah HOK.
(3) Dalam hal HOK yang berada pada PENYELENGGARA berbeda dengan HOK yang berada
pada PESERTA, maka yang digunakan sebagai bukti transaksi adalah HOK yang berada
pada PENYELENGGARA.
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 13
(1) Dalam hal timbul perselisihan antara PENYELENGGARA dan PESERTA dalam
pelaksanaan Perjanjian ini maka kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan secara
musyawarah untuk mufakat.
(2) Dalam hal tidak tercapai musyawarah untuk mufakat sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), para pihak sepakat untuk menyerahkan penyelesaian perselisihan dimaksud melalui
Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).
(3) Para pihak dalam Perjanjian ini sepakat bahwa keputusan BANI bersifat final dan mengikat
para pihak.
SANKSI
Pasal 14
Dalam hal PESERTA tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf
a sampai dengan huruf i, PENYELENGGARA dapat mengenakan sanksi berupa teguran tertulis.
Pasal 15
(1) Dalam hal PESERTA tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
huruf j, PENYELENGGARA dapat mengenakan sanksi berupa teguran tertulis.
(2) Dalam hal PESERTA tidak melaksanakan kewajiban yang dilanggar setelah jangka waktu
tertentu yang diberitahukan oleh PENYELENGGARA dalam teguran tertulis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), maka PENYELENGGARA dapat mengenakan sanksi berupa
kewajiban membayar dan/atau perubahan status kepesertaan PESERTA menjadi suspend.
(3) Dalam hal PESERTA melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan terganggunya
keamanan Sistem BI-RTGS, PENYELENGGARA dapat mengenakan sanksi berupa
perubahan status kepesertaan PESERTA menjadi suspend tanpa didahului teguran tertulis.
LAIN-LAIN
Pasal 16
306
Lampiran 9.4 Draft Perjanjian untuk Peserta Tidak Langsung Non Bank
Para pihak sepakat bahwa hal-hal lain yang belum diatur dalam Perjanjian ini dan segala
perubahan atas kesepakatan dalam Perjanjian ini akan diatur kemudian dalam adendum atau surat
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
Pasal 17
(1) Semua pemberitahuan dan/atau surat menyurat antara PENYELENGGARA dan PESERTA
sehubungan dengan Perjanjian ini dilakukan secara tertulis dan dianggap telah disampaikan
kepada yang bersangkutan jika terdapat tanda terima tertulis dari PENYELENGGARA
dan/atau PESERTA.
(2) Pemberitahuan dan/atau surat menyurat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dialamatkan
kepada:
a. PENYELENGGARA : BANK INDONESIA
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
Up. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Jl. M.H. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
b. PESERTA : [NAMA PESERTA]
[ALAMAT]
[KOTA] [KODE POS]
PENUTUP
Pasal 18
(1) Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) yang masing-masing mempunyai kekuatan
hukum yang sama dan bermeterai cukup untuk kepentingan masing-masing pihak.
(2) Perjanjian ini berlaku mulai tanggal 9
PESERTA PENYELENGGARA
[NAMA PENANDATANGAN]
[NAMA PENANDATANGAN]
9 Diisi oleh Penyelenggara
307
Lampiran 9.5
No. ……
Kepada Yth.
Kepala Bagian Penyelenggaraan Setelmen/Pemimpin Bank Indonesia1
Bank Indonesia / Kantor Bank Indonesia……. 2
………………3
Perihal: Surat Permohonan Pembukaan Rekening Giro Rupiah dan Kepesertaan
Sistem BI-RTGS
Menunjuk ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Hubungan
Rekening Giro antara Bank Indonesia dengan Pihak Ekstern dan Sistem Bank Indonesia
Real Time Gross Settlement, dengan ini kami mengajukan permohonan untuk:
1. membuka Rekening Giro Rupiah dengan nama rekening …….……….4;dan
2. menjadi Peserta dalam Sistem BI-RTGS sebagai Peserta Langsung.
Sehubungan dengan permohonan pembukaan rekening giro rupiah tersebut di
atas, bersama ini kami sampaikan dokumen-dokumen pendukung sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan sebagai berikut5:
1. …………………….;
2. dst.
Selanjutnya guna melengkapi persyaratan sebagai Peserta Langsung, dapat kami
sampaikan bahwa kami telah menyediakan sarana dan prasarana Sistem BI-RTGS
sebagai berikut:
1. …. buah RT Server Utama;
2. …. buah RT Server Back-up;
3. …. buah RT Workstation
4. …. buah printer;
5. SNA card untuk saluran komunikasi leased line;
1 Pilih salah satu
2 Pilih salah satu
3 Ditulis JAKARTA atau nama Kantor Bank Indonesia
4 Nama rekening
5 Sesuai persyaratan yang diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Hubungan
Rekening Giro antara Bank Indonesia dengan Pihak Ekstern
Permohonan Pembukaan
Rekening Giro Rupiah dan
Peserta Langsung
308
Lampiran 9.5
6. Modem untuk saluran komunikasi dial up;
7. Dua nomor telepon untuk keperluan komunikasi data over voice (DOV) dan dial up
yaitu….. dan …..;
8. Software sistem operasi untuk RT server Utama, RT Server Back-up dan RT
Workstation; serta
9. SNA server software.
Demikian permohonan kami.
(Kota), (Tanggal)
Nama
Jabatan
309
Lampiran 9.6
DATA PESERTA LANGSUNG SISTEM BI-RTGS
A. Nama Bank : …………………………………………………………
B. Status : Kantor Pusat / Kantor Cabang / Unit Usaha Syariah /
Kantor Cabang Bank Syariah*
C. Nomor Rekening: …………………….
D. Member Code : ……………………. (Maksimal 11 Karakter)
E. Lokasi RT Server Utama : Gedung : ………………………………
Lantai : ……………………………...
Jalan : ……………...………………
Telepon : ………………….
Fax : ………………….
F. Contact Person untuk masalah Sistem BI-RTGS :
1. Nama : ………………………………………..
Jabatan : ………………………………………..
Telepon : ………………………………………
Fax : ………………………………………
2. Nama : ………………………………………..
Jabatan : ………………………………………..
Telepon : ………………………………………
Fax : ………………………………………
3. Nama : ………………………………………..
Jabatan : ………………………………………..
Telepon : ………………………………………
Fax : ………………………………………
(Kota), (Tanggal)
(Direksi)
* coret yang tidak perlu
Data Kepesertaan
Peserta Langsung
310
Lampiran 9.7
No……..
SURAT KUASA
Yang bertandatangan di bawah ini1:
1. (Nama),(jabatan), bertempat tinggal di (kota),
2. Dst,
(masing-masing) bertindak dalam jabatannya tersebut mewakili Direksi (PT.
Bank........../Bank Pembangunan Daerah …………./PT...........)2 berdasarkan
...............(pilih sesuai dengan bentuk hukum)3 dan dengan demikian bertindak untuk dan
atas nama, serta sah mewakili (PT. Bank ........../Bank Pembangunan Daerah
…………./PT........)4 nomor rekening….......member code…................(selanjutnya disebut
“Pemberi Kuasa”), dengan ini memberikan kuasa dengan satu kali hak substitusi
kepada:
1. (Nama), (jabatan), bertempat tinggal di (kota),
2. Dst,
selanjutnya disebut “Penerima Kuasa”,
----------------------------------------------- K H U S U S -------------------------------------------
bertindak sendiri atau (berdua atau bertiga.... atau....) dengan Penerima Kuasa lainnya)5
melakukan hal-hal sebagaimana tersebut di bawah ini:
1. menandatangani Cek Bank Indonesia dan/atau Bilyet Giro Bank Indonesia dalam hal
terjadi gangguan RT Server Utama dan/atau RT Server Back-up, keadaan darurat atau
keadaan tertentu sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai
Sistem BI-RTGS;
2. menandatangani surat menyurat dan atau dokumen yang terkait dengan hubungan
Rekening Giro Peserta dengan Bank Indonesia serta terkait dengan kepesertaan dan
operasional dalam Sistem BI-RTGS;
3. melakukan hal-hal tersebut di bawah ini:
a. pengambilan fisik uang yang terlebih dahulu telah dilakukan pendebetan
Rekening Giro Peserta yang bersangkutan melalui Sistem BI-RTGS dan
menandatangani surat menyurat dan atau dokumen yang berkaitan dengan hal
tersebut;
1 Kewenangan pemberian kuasa dilakukan sesuai dengan pengaturan kewenangan pemberian kuasa yang
diatur dalam Anggaran Dasar/Peraturan Daerah 2 Pilih salah satu
3 Diisi berdasarkan bentuk hukum Peserta sebagai berikut:
(Anggaran Dasar nomor........ yang dimuat dalam Akta .......... tanggal ......... sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Akta .......... tanggal ...........)
Khusus untuk BPD yang tidak berbentuk hukum PT diisi sebagai berikut:
(Surat Keputusan Gubernur .............. nomor .........tanggal .......... dan berdasarkan Pasal ..... Peraturan
Daerah Nomor ...... tanggal........yang telah dimuat dalam Lembaran Daerah .......... sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor .......... tanggal ............ yang telah dimuat dalam
Lembaran Daerah.......) 4 Pilih salah satu
5 Dipilih dan diisi salah satu “sendiri” atau “berdua” atau “bertiga” dst dan kebenaran pengisian menjadi
tanggung jawab sepenuhnya Peserta
Surat Kuasa Hak Substitusi
Untuk Peserta Langsung
311
Lampiran 9.7
b. pengambilan laporan dan atau advis-advis yang terkait dengan Rekening Giro
Peserta serta terkait dengan kepesertaan dan operasional dalam Sistem BI-
RTGS;
c. pengambilan buku Cek Bank Indonesia dan Bilyet Giro Bank Indonesia;
d. penyerahan dan pengambilan Authenticator Text (AT); serta
e. penyerahan dan pengambilan surat dan berbagai dokumen, baik berupa
dokumen tertulis maupun dokumen elektronik, yang terkait dengan Rekening
Giro Peserta serta terkait dengan kepesertaan dan operasional dalam Sistem BI-
RTGS;
di Kantor Pusat Bank Indonesia/ Kantor Bank Indonesia ................6
Pemberian Kuasa ini berlaku efektif 5 (lima) hari kerja terhitung sejak dokumen7
sebagaimana dimaksud dalam Pedoman Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS, Bab. IX
Kepesertaan, diterima secara lengkap oleh Bank Indonesia.
(Kota), (tanggal)
Penerima Kuasa Pemberi kuasa
6 Pilih salah satu
7 Dokumen tersebut antara lain adalah foto kopi kartu identitas dan spesimen tanda tangan Penerima Kuasa
Materai
Rp. 6.000,-
312
Lampiran 9.8
No……..
SURAT KUASA
Yang bertandatangan di bawah ini1:
1. (Nama),(jabatan), bertempat tinggal di (kota),
2. Dst,
(masing-masing) bertindak dalam jabatannya tersebut mewakili (PT. Bank ........../Bank
Pembangunan Daerah …………./PT............)2 berdasarkan Surat Kuasa dengan satu kali
hak substitusi Nomor ........ tanggal ............. dan dengan demikian bertindak untuk dan atas
nama, serta sah mewakili (PT. Bank ........../Bank Pembangunan Daerah
…………./PT...........)3 nomor rekening….......member code…................(selanjutnya
disebut “Pemberi Kuasa”), dengan ini memberikan kuasa kepada:
1. (Nama), (jabatan), bertempat tinggal di (kota),
2. Dst,
selanjutnya disebut “Penerima Kuasa”,
----------------------------------------------- K H U S U S -------------------------------------------
bertindak sendiri atau (berdua atau bertiga.... atau....) dengan Penerima Kuasa lainnya)4
melakukan hal-hal sebagaimana tersebut di bawah ini:
1. menandatangani Cek Bank Indonesia dan/atau Bilyet Giro Bank Indonesia dalam hal
terjadi gangguan RT Server Utama dan/atau RT Server Back-up, keadaan darurat atau
keadaan tertentu sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai
Sistem BI-RTGS;
2. menandatangani surat menyurat dan atau dokumen yang terkait dengan hubungan
Rekening Giro Peserta dengan Bank Indonesia serta terkait dengan kepesertaan dan
operasional dalam Sistem BI-RTGS;
3. melakukan hal-hal tersebut di bawah ini:
a. pengambilan fisik uang yang terlebih dahulu telah dilakukan pendebetan
Rekening Giro Peserta yang bersangkutan melalui Sistem BI-RTGS dan
menandatangani surat menyurat dan atau dokumen yang berkaitan dengan hal
tersebut;
b. pengambilan laporan dan atau advis-advis yang terkait dengan Rekening Giro
Peserta serta terkait dengan kepesertaan dan operasional dalam Sistem BI-
RTGS;
c. pengambilan buku Cek Bank Indonesia dan Bilyet Giro Bank Indonesia;
d. penyerahan dan pengambilan Authenticator Text (AT); serta
e. penyerahan dan pengambilan surat dan berbagai dokumen, baik berupa
dokumen tertulis maupun dokumen elektronik, yang terkait dengan Rekening
Giro Peserta serta terkait dengan kepesertaan dan operasional dalam Sistem BI-
RTGS;
1 Kewenangan pemberian kuasa dilakukan sesuai dengan pengaturan kewenangan pemberian kuasa yang
diatur dalam Anggaran Dasar/Peraturan Daerah dan Surat Kuasa dengan hak substitusi. 2 Pilih salah satu
3 Pilih salah satu
4 Dipilih dan diisi salah satu “sendiri” atau “berdua” atau “bertiga” dst dan kebenaran pengisian menjadi
tanggung jawab sepenuhnya Peserta
Surat Kuasa Tanpa Hak Substitusi
untuk Peserta Langsung
313
Lampiran 9.8
di Kantor Pusat Bank Indonesia/ Kantor Bank Indonesia ............5
Pemberian Kuasa ini berlaku efektif 5 (lima) hari kerja terhitung sejak dokumen6
sebagaimana dimaksud dalam Pedoman Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS, Bab. IX
Kepesertaan, diterima secara lengkap oleh Bank Indonesia.
(Kota), (tanggal)
Penerima Kuasa Pemberi kuasa
5 Pilih salah satu
6 Dokumen tersebut antara lain adalah foto kopi kartu identitas dan spesimen tanda tangan Penerima Kuasa
Materai
Rp. 6.000,-
314
Lampiran 9.9
No……..
SURAT KUASA
Yang bertandatangan di bawah ini1:
1. (Nama),(jabatan), bertempat tinggal di (kota),
2. Dst,
(masing-masing) bertindak dalam jabatannya tersebut mewakili (PT. Bank ........../Bank
Pembangunan Daerah …………./PT...........)2 berdasarkan Surat Kuasa dengan satu kali
hak substitusi Nomor ........ tanggal ............. dan dengan demikian bertindak untuk dan atas
nama, serta sah mewakili (PT. Bank ........../Bank Pembangunan Daerah
…………./PT.........)3 nomor rekening….......member code…................(selanjutnya disebut
“Pemberi Kuasa”), dengan ini memberikan kuasa kepada:
1. (Nama), (jabatan), bertempat tinggal di (kota),
2. Dst,
selanjutnya disebut “Penerima Kuasa”,
----------------------------------------------- K H U S U S -------------------------------------------
bertindak sendiri atau (berdua atau bertiga.... atau....) dengan Penerima Kuasa lainnya)4
melakukan pengambilan fisik uang yang terlebih dahulu telah dilakukan pendebetan
Rekening Giro Peserta yang bersangkutan melalui Sistem BI-RTGS dan menandatangani
surat menyurat dan atau dokumen yang berkaitan dengan hal tersebut di Kantor Pusat Bank
Indonesia/ Kantor Bank Indonesia...............5.
Pemberian Kuasa ini berlaku efektif 5 (lima) hari kerja terhitung sejak dokumen6
sebagaimana dimaksud dalam Petunjuk Pelaksanaan Sistem BI-RTGS, Bab. IX
Kepesertaan, diterima secara lengkap oleh Bank Indonesia.
(Kota), (tanggal)
Penerima Kuasa Pemberi kuasa
1 Kewenangan pemberian kuasa dilakukan sesuai dengan pengaturan kewenangan pemberian kuasa yang
diatur dalam Anggaran Dasar/Peraturan Daerah dan Surat Kuasa dengan hak substitusi. 2 Pilih salah satu
3 Pilih salah satu
4 Dipilih dan diisi salah satu “sendiri” atau “berdua” atau “bertiga” dst dan kebenaran pengisian menjadi
tanggung jawab sepenuhnya Peserta 5 Pilih salah satu
6 Dokumen tersebut antara lain adalah foto kopi kartu identitas dan spesimen tanda tangan Penerima Kuasa.
Materai
Rp. 6.000,-
Surat Kuasa Tanpa Hak Substitusi
untuk Peserta Langsung/
Peserta Tidak Langsung
Khusus Pengambilan Fisik Uang
315
Lampiran 9.10
No……..
SURAT KUASA
Yang bertandatangan di bawah ini1:
1. (Nama),(jabatan), bertempat tinggal di (kota),
2. Dst,
(masing-masing) bertindak dalam jabatannya tersebut mewakili (PT. Bank ........../Bank
Pembangunan Daerah …………./PT.............)2 berdasarkan Surat Kuasa dengan satu kali
hak substitusi Nomor ........ tanggal ............. dan dengan demikian bertindak untuk dan atas
nama, serta sah mewakili (PT. Bank ........../Bank Pembangunan Daerah
…………./PT..........)3 nomor rekening….......member code…................(selanjutnya disebut
“Pemberi Kuasa”), dengan ini memberikan kuasa kepada:
1. (Nama), (jabatan), bertempat tinggal di (kota),
2. Dst,
selanjutnya disebut “Penerima Kuasa”,
----------------------------------------------- K H U S U S -------------------------------------------
bertindak sendiri atau (berdua atau bertiga.... atau....) dengan Penerima Kuasa lainnya)4
melakukan hal-hal sebagaimana tersebut di bawah ini :
1. pengambilan laporan dan atau advis-advis yang terkait dengan Rekening Giro Peserta
serta terkait dengan kepesertaan dan operasional dalam Sistem BI-RTGS;
2. pengambilan buku Cek dan Bilyet Giro Bank Indonesia;
3. penyerahan dan pengambilan Authenticator Text (AT); serta
4. penyerahan dan pengambilan surat dan berbagai dokumen, baik berupa dokumen
tertulis maupun dokumen elektronik, yang terkait dengan Rekening Giro Peserta serta
terkait dengan kepesertaan dan operasional dalam Sistem BI-RTGS;
di Kantor Pusat Bank Indonesia/ Kantor Bank Indonesia ...............5
Pemberian Kuasa ini berlaku efektif 5 (lima) hari kerja terhitung sejak dokumen6
sebagaimana dimaksud dalam Pedoman Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS, Bab. IX
Kepesertaan, diterima secara lengkap oleh Bank Indonesia.
(Kota), (tanggal)
Penerima Kuasa Pemberi Kuasa
1 Kewenangan pemberian kuasa dilakukan sesuai dengan pengaturan kewenangan pemberian kuasa yang
diatur dalam Anggaran Dasar/Peraturan Daerah dan Surat Kuasa dengan hak substitusi. 2 Pilih salah satu
3 Pilih salah satu
4 Dipilih dan diisi salah satu “sendiri” atau “berdua” atau “bertiga” dst dan kebenaran pengisian menjadi
tanggung jawab sepenuhnya Peserta 5 Pilih salah satu
6 Dokumen tersebut antara lain adalah foto kopi kartu identitas dan spesimen tanda tangan Penerima Kuasa
Materai
Rp. 6.000,-
Surat Kuasa Tanpa Hak Substitusi
untuk Peserta Langsung /
Peserta Tidak Langsung
Khusus Pengambilan Advis
316
Lampiran 9.11
No…….
Kepada:
Bagian Penyelenggaraan Setelmen1
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
Bank Indonesia
Jl. MH Thamrin No. 2
JAKARTA 10350
Perihal: Pemberitahuan kewenangan Direksi dalam rangka pelaksanaan Sistem BI-
RTGS
Sehubungan dengan adanya perubahan susunan Direksi di Bank kami sebagaimana
tertuang dalam Akta Nomor .......... tanggal ............., dengan ini kami sampaikan bahwa:
1. (Nama),(jabatan), bertempat tinggal di (kota),
2. Dst,
bertindak sendiri atau (berdua atau bertiga.... atau....) dengan Direksi lainnya)2
berwenang untuk bertindak dalam jabatannya tersebut mewakili Direksi (PT.
Bank........../Bank Pembangunan Daerah …………./PT.........)3 berdasarkan ............... (pilih
sesuai dengan bentuk hukum Peserta)4 dan dengan demikian bertindak untuk dan atas
nama, serta sah mewakili (PT. Bank ........../Bank Pembangunan Daerah
…………./PT.......)5 nomor rekening….......member code…................, guna melakukan
hal-hal sebagaimana tersebut di bawah ini:
1. menandatangani Cek Bank Indonesia dan/atau Bilyet Giro Bank Indonesia dalam hal
terjadi gangguan RT Server Utama dan/atau RT Server Back-up, keadaan darurat atau
keadaan tertentu sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai
Sistem BI-RTGS;
2. menandatangani surat menyurat dan atau dokumen yang terkait dengan hubungan
Rekening Giro Peserta dengan Bank Indonesia serta terkait dengan kepesertaan dan
operasional dalam Sistem BI-RTGS;
3. melakukan hal-hal tersebut di bawah ini:
1 Untuk Bank yang Kantor Pusatnya berada di wilayah kerja KBI, pengajuan surat permohonan tetap
ditujukan ke PTR – DASP namun disampaikan melalui KBI yang mewilayahinya 2 Dipilih dan diisi salah satu “sendiri” atau “berdua” atau “bertiga” dst dan kebenaran pengisian menjadi
tanggung jawab sepenuhnya Peserta 3 Pilih salah satu
4 Diisi berdasarkan bentuk hukum Peserta sebagai berikut:
(Anggaran Dasar ....... yang dimuat dalam Akta .......... tanggal ......... sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Akta .......... tanggal ...........)
Khusus untuk BPD yang tidak berbentuk hukum PT diisi sebagai berikut:
(Surat Keputusan Gubernur .............. nomor .........tanggal .......... dan berdasarkan Pasal ..... Peraturan
Daerah Nomor ...... tanggal........yang telah dimuat dalam Lembaran Daerah .......... sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor .......... tanggal ............ yang telah dimuat dalam
Lembaran Daerah.......) 5 Pilih salah satu
Surat Pemberitahuan Perubahan
Direksi untuk PL
317
Lampiran 9.11
a. pengambilan fisik uang yang terlebih dahulu telah dilakukan pendebetan
Rekening Giro Peserta yang bersangkutan melalui Sistem BI-RTGS dan
menandatangani surat menyurat dan atau dokumen yang berkaitan dengan hal
tersebut;
b. pengambilan laporan dan atau advis-advis yang terkait dengan Rekening Giro
Peserta serta terkait dengan kepesertaan dan operasional dalam Sistem BI-
RTGS;
c. pengambilan buku Cek Bank Indonesia dan Bilyet Giro Bank Indonesia;
d. penyerahan dan pengambilan Authenticator Text (AT); serta
e. penyerahan dan pengambilan surat dan berbagai dokumen, baik berupa
dokumen tertulis maupun dokumen elektronik, yang terkait dengan Rekening
Giro Peserta serta terkait dengan kepesertaan dan operasional dalam Sistem BI-
RTGS;
Surat Pemberitahuan ini berlaku efektif 5 (lima) hari kerja terhitung sejak dokumen6
sebagaimana dimaksud dalam Pedoman Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS, Bab. IX
Kepesertaan diterima secara lengkap oleh Bank Indonesia.
(Kota), (tanggal)
Direksi7
6 Dokumen tersebut antara lain adalah foto kopi kartu identitas dan spesimen tanda tangan Direksi baru
7 Direksi yang telah memiliki spesimen tanda tangan untuk menandatangani surat menyurat dengan BI
318
Lampiran 9.12
No….
Kepada:
Kepala Bagian Penyelenggaraan Setelmen1
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
Bank Indonesia
Jl. MH. Thamrin No. 2
JAKARTA 10350
Perihal : Permohonan Pembuatan Spesimen Tanda Tangan
Menunjuk surat kuasa nomor…… tanggal …… (terlampir), dengan ini kami
mengajukan permohonan pembuatan spesimen tanda tangan bagi pejabat kami sebagai
berikut :
1. ….(pejabat yang ditunjuk)….2
2. ….dst
untuk dipergunakan dalam Hubungan Rekening Giro Rupiah dengan Bank Indonesia
serta kepesertaan dan operasional dalam Sistem BI-RTGS.
Apabila sampai dengan 3 (tiga) bulan sejak ditandatanganinya surat ini nama
(-nama) tersebut di atas tidak melakukan pembuatan spesimen tanda tangan, maka
permohonan pembuatan spesimen tanda tangan kami nyatakan batal. Selanjutnya,
untuk keperluan pembuatan spesimen atas nama yang bersangkutan kami akan
mengajukan surat permohonan baru mengenai pembuatan spesimen.
Demikian, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
(Kota), (Tanggal)
(ditandatangani oleh direksi/pejabat yang berwenang)
1 Surat permohonan ditujukan kepada Kepala Bagian PTR atau Pimpinan Bank Indonesia tergantung peruntukan dari
Spesimen Tanda Tangan tersebut 2 Untuk pejabat Peserta yang belum memiliki Spesimen Tanda Tangan di Bagian PTR/KBI tesebut
Surat Permohonan Pembuatan
Spesimen Tanda Tangan Bagi
Pejabat Penerima Kuasa Direksi
319
Lampiran 9.13
No….
Kepada:
Pimpinan Bank Indonesia1
Jl. …….
……….
Perihal : Permohonan Pembuatan Spesimen Tanda Tangan
Menunjuk surat kuasa nomor…… tanggal …… (terlampir), dengan ini kami
mengajukan permohonan pembuatan spesimen tanda tangan bagi petugas kami sebagai
berikut :
1. ….(petugas yang ditunjuk)….2
2. ….dst
untuk dipergunakan dalam kegiatan pengambilan fisik uang.
Apabila sampai dengan 3 (tiga) bulan sejak ditandatanganinya surat ini nama
(-nama) tersebut di atas tidak melakukan pembuatan spesimen tanda tangan, maka
permohonan pembuatan spesimen tanda tangan kami nyatakan batal. Selanjutnya,
untuk keperluan pembuatan spesimen atas nama yang bersangkutan kami akan
mengajukan surat permohonan baru mengenai pembuatan spesimen.
Demikian, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
(Kota), (Tanggal)
(ditandatangani oleh direksi/pejabat yang berwenang)
1 Surat permohonan ditujukan kepada Pimpinan Bank Indonesia tergantung peruntukan dari Spesimen
tanda Tangan tersebut. Untuk bank yang ada di KPBI tidak perlu membuat Spesimen Tanda Tangan
karena telah disesuaikan dengan sistem antrian di BPUK 2 Untuk pejabat Peserta yang belum memiliki Spesimen Tanda Tangan di KBI yang bersangkutan
Surat Permohonan Pembuatan
Spesimen Tanda Tangan Bagi
Penerima Kuasa Substitusi Untuk
Pengambilan Fisik Uang
320
Lampiran 9.14
No………
SURAT PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini1:
1. (Nama),(jabatan), bertempat tinggal di (kota),
2. Dst,
(masing-masing) bertindak dalam jabatannya tersebut mewakili Direksi (PT. Bank
........../Bank Pembangunan Daerah …………./PT...)2 berdasarkan ...............(pilih
sesuai dengan bentuk hukum)3 dan dengan demikian bertindak untuk dan atas
nama, serta sah mewakili (PT. Bank ........../Bank Pembangunan Daerah
…………./PT....)4 nomor rekening….......member code….........., dengan ini
menyatakan bahwa spesimen tanda tangan dari pejabat (PT. Bank ........../Bank
Pembangunan Daerah …………./PT....)5, nomor rekening ……….., member code
…………yang disebutkan dalam surat kuasa nomor….tanggal…., yang telah
ditatausahakan di (Bagian Penyelenggaraan Setelmen/Kantor Bank
Indonesia…..)6, masih berlaku sesuai dengan kewenangan sebagaimana diatur
dalam surat kuasa tersebut.
(Kota), (Tanggal)
1 Kewenangan membuat surat pernyataan dilakukan sesuai dengan pengaturan kewenangan yang
diatur dalam Anggaran Dasar/Peraturan Daerah 2 Pilih salah satu
3 Diisi berdasarkan bentuk hukum Peserta sebagai berikut:
(Anggaran Dasar nomor......... yang dimuat dalam Akta .......... tanggal ......... sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Akta .......... tanggal ...........)
Untuk BPD yang tidak berbentuk hukum PT
(Surat Keputusan Gubernur .............. nomor .........tanggal .......... dan berdasarkan Peraturan Daerah
Nomor ...... tanggal........yang telah dimuat dalam Lembaran Daerah .......... sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor .......... tanggal ............ yang telah dimuat dalam Lembaran
Daerah.......) 4 Pilih salah satu
5 Pilih salah satu
6 Pilih salah satu
Surat Pernyataan Spesimen
Tanda Tangan Bagi Pejabat
Penerima Kuasa Direksi
Materai
Rp. 6.000,-
321
Lampiran 9.15
No………
SURAT PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini1:
1. (Nama),(jabatan), bertempat tinggal di (kota),
2. Dst,
(masing-masing) bertindak dalam jabatannya tersebut mewakili Direksi (PT. Bank
........../Bank Pembangunan Daerah …………./PT..)2 berdasarkan ...............(pilih
sesuai dengan bentuk hukum)3 dan dengan demikian bertindak untuk dan atas
nama, serta sah mewakili (PT. Bank ........../Bank Pembangunan Daerah
…………./PT...)4 nomor rekening….......member code….........., dengan ini
menyatakan bahwa spesimen tanda tangan dari pejabat (PT. Bank ........../Bank
Pembangunan Daerah …………./PT....)5, nomor rekening ……….., member code
…………yang disebutkan dalam surat kuasa nomor….tanggal…., yang telah
ditatausahakan di (Bagian Penyelenggaraan Setelmen/Kantor Bank
Indonesia…..)6, kami nyatakan masih berlaku sesuai dengan kewenangan
sebagaimana diatur dalam surat kuasa tersebut.
(Kota), (Tanggal)
1 Kewenangan membuat surat pernyataan dilakukan sesuai dengan pengaturan kewenangan yang
diatur dalam Anggaran Dasar/Peraturan Daerah 2 Pilih salah satu
3 Diisi berdasarkan bentuk hukum Peserta sebagai berikut:
(Anggaran Dasar nomor....... yang dimuat dalam Akta .......... tanggal ......... sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Akta .......... tanggal ...........)
Untuk BPD yang tidak berbentuk hukum PT
(Surat Keputusan Gubernur .............. nomor .........tanggal .......... dan berdasarkan Peraturan Daerah
Nomor ...... tanggal........yang telah dimuat dalam Lembaran Daerah .......... sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor .......... tanggal ............ yang telah dimuat dalam Lembaran
Daerah.......) 4 Pilih salah satu
5 Pilih salah satu
6 Pilih salah satu
Surat Pernyataan Spesimen Tanda Tangan
Bagi Penerima Kuasa Substitusi
Untuk Pengambilan Fisik Uang
Materai
Rp. 6.000,-
322
Lampiran 9.16
No.
Kepada
Bank Indonesia – Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
Cq. Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Gedung D Lantai 3
Jl. M.H. Thamrin No.2
Jakarta 10350
Perihal: Pemberitahuan Penanda Tangan Perjanjian
---------------------------------------------------
Yang bertandatangan di bawah ini1:
1. (Nama),(jabatan), bertempat tinggal di (kota),
2. Dst,
(masing-masing) bertindak dalam jabatannya tersebut mewakili (PT. Bank ........../Bank
Pembangunan Daerah …………./PT.........)2 berdasarkan ...............(pilih sesuai dengan
bentuk hukum)3 dan dengan demikian bertindak untuk dan atas nama, serta sah mewakili
(PT. Bank ........../Bank Pembangunan Daerah …………./PT............)4 nomor
rekening….......member code............, adalah pejabat yang akan menandatangani Perjanjian
Penggunaan Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement antara (PT. Bank
........../Bank Pembangunan Daerah …………./PT...........)5 dengan Bank Indonesia.
(Kota), (Tanggal)
1. (nama &tanda tangan)
2. (nama &tanda tangan)
1 Kewenangan pemberian kuasa dilakukan sesuai dengan pengaturan kewenangan pemberian kuasa yang diatur
dalam Anggaran Dasar/Peraturan Daerah 2 Pilih salah satu
3 Diisi berdasarkan bentuk hukum Peserta sebagai berikut:
(Anggaran Dasar nomor......... yang dimuat dalam Akta .......... tanggal ......... sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Akta .......... tanggal ...........)
Untuk BPD yang tidak berbentuk hukum PT diisi sebagai berikut:
(Surat Keputusan Gubernur .............. nomor .........tanggal .......... dan berdasarkan Pasal ..... Peraturan Daerah
Nomor ...... tanggal........yang telah dimuat dalam Lembaran Daerah .......... sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Peraturan Daerah Nomor .......... tanggal ............ yang telah dimuat dalam Lembaran Daerah.......) 4 Pilih salah satu
5 Pilih salah satu
Surat Pemberitahuan
Penanda Tangan Perjanjian
323
Lampiran 9.17
No.
SURAT KUASA
Yang bertandatangan di bawah ini1:
1. (Nama),(jabatan), bertempat tinggal di (kota),
2. Dst,
(masing-masing) bertindak dalam jabatannya tersebut mewakili Direksi (PT. Bank
........../Bank Pembangunan Daerah …………./PT....)2 berdasarkan ...............(pilih sesuai
dengan bentuk hukum Bank)3 dan dengan demikian bertindak untuk dan atas nama, serta sah
mewakili (PT. Bank ........../Bank Pembangunan Daerah …………./PT...)4 nomor
rekening….......member code…................(selanjutnya disebut “Pemberi Kuasa”), dengan ini
memberikan kuasa kepada:
1. (Nama), (jabatan), bertempat tinggal di (kota),
2. Dst,
selanjutnya disebut “Penerima Kuasa”,
---------------------------------------------------K H U S U S----------------------------------------------
baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama menandatangani Perjanjian Penggunaan Sistem
Bank Indonesia Real Time Gross Settlement antara (PT. Bank ........../Bank Pembangunan
Daerah …………./PT….)5 dengan Bank Indonesia.
Untuk keperluan tersebut, Penerima Kuasa berhak mengadakan negosiasi, mengeluarkan
pendapat/suara, menandatangani surat-surat/dokumen-dokumen yang diperlukan, atau
melakukan tindakan lain yang diperlukan.
Surat kuasa ini berlaku sejak tanggal ditandatangani.
(Kota), (Tanggal)
PT. ….. Penerima Kuasa, Pemberi Kuasa,
1. (nama &tanda tangan) 1. (nama &tanda tangan)
2. (nama &tanda tangan) 2. (nama &tanda tangan)
1 Pilih salah satu
2 Pilih salah satu
3 Diisi berdasarkan bentuk hukum Peserta sebagai berikut:
(Anggaran Dasar nomor...... yang dimuat dalam Akta .......... tanggal ......... sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Akta .......... tanggal ...........)
Untuk BPD yang tidak berbentuk hukum PT diisi sebagai berikut:
(Surat Keputusan Gubernur .............. nomor .........tanggal .......... dan berdasarkan Pasal ..... Peraturan Daerah
Nomor ...... tanggal........yang telah dimuat dalam Lembaran Daerah .......... sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Peraturan Daerah Nomor .......... tanggal ............ yang telah dimuat dalam Lembaran Daerah.......) 4 Pilih salah satu
5 Pilih salah satu
Surat Kuasa
Penanda Tangan Perjanjian
324
Lampiran 9.18
SANGAT RAHASIA
No. ………
Kepada Yth.
Bagian Penyelenggaraan Setelmen1
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
Bank Indonesia
Jl. M.H. Thamrin No. 2
JAKARTA 10350
Dengan Hormat,
Dalam rangka kebutuhan prosedur pengamanan sistem (security) kami
dalam keanggotaan Sistem BI-RTGS, dengan ini kami sampaikan Authenticator
Text (AT) kami untuk digunakan sesuai ketentuan yang berlaku.
RESERVE Authenticator Text Satu AT-1 …..……………………..
RESERVE Authenticator Text Dua AT-2 …………………………
RESERVE Authenticator Text Tiga AT-3 …………………………
Effective Date : ……………………… (sesuai surat BI)
Expired Date : ……………………… (sesuai surat BI)
Demikian agar maklum.
Jakarta, ……………………..
1 Untuk Bank yang Kantor Pusatnya berkedudukan di wilayah kerja KBI, pengajuan surat
permohonan tetap ditujukan ke PlS – DASP namun disampaikan melalui KBI yang
mewilayahinya
Surat Penyampaian AT
325
Lampiran 9.19
No. ……
Kepada Yth.
Kepala Bagian Penyelenggaraan Setelmen/Pemimpin Bank Indonesia1
Bank Indonesia / Kantor Bank Indonesia……. 2
………………3
Perihal: Surat Permohonan Pembukaan Rekening Giro Rupiah dan Kepesertaan
Sistem BI-RTGS
Menunjuk ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Hubungan
Rekening Giro antara Bank Indonesia dengan Pihak Ekstern dan mengenai Sistem Bank
Indonesia Real Time Gross Settlement, dengan ini kami mengajukan permohonan untuk:
1. membuka Rekening Giro Rupiah dengan nama rekening …….……….4;dan
2. menjadi Peserta dalam Sistem BI-RTGS sebagai Peserta Tidak Langsung.
Sehubungan dengan permohonan pembukaan rekening giro rupiah tersebut di
atas, bersama ini kami sampaikan dokumen-dokumen pendukung sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan sebagai berikut5:
1. …………………….;
2. dst.
Adapun pertimbangan untuk mengajukan kepesertaan Sistem BI-RTGS sebagai
Peserta Tidak Langsung adalah ..........................................................................................
.............................................................................................................................................
Demikian permohonan kami.
(Kota), (Tanggal)
Nama
Jabatan
1 Pilih salah satu
2 Pilih salah satu
3 Ditulis JAKARTA atau nama Kantor Bank Indonesia
4 Nama rekening
5 Sesuai persyaratan yang diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Hubungan
Rekening Giro antara Bank Indonesia dengan Pihak Ekstern
Permohonan Pembukaan
Rekening Giro Rupiah dan
Peserta Tidak Langsung
326
Lampiran 9.20
DATA PESERTA TIDAK LANGSUNG SISTEM BI-RTGS
A. Nama Bank : …………………………………………………………
B. Status : Kantor Pusat / Kantor Cabang / Unit Usaha Syariah /
Kantor Cabang Bank Syariah*
C. Nomor Rekening: …………………….
D. Member Code : ……………………. (Maksimal 11 Karakter)
E. Alamat kantor : Gedung : ………………………………
Lantai : ……………………………...
Jalan : ……………...………………
Telepon : ………………….
Fax : ………………….
F. Contact Person untuk masalah Sistem BI-RTGS :
1. Nama : ………………………………………..
Jabatan : ………………………………………..
Telepon : ………………………………………
Fax : ………………………………………
2. Nama : ………………………………………..
Jabatan : ………………………………………..
Telepon : ………………………………………
Fax : ………………………………………
3. Nama : ………………………………………..
Jabatan : ………………………………………..
Telepon : ………………………………………
Fax : ………………………………………
(Kota), (Tanggal)
*) coret yang tidak perlu
Data Kepesertaan
Peserta Tidak Langsung
327
Lampiran 9.21
No……..
SURAT KUASA
Yang bertandatangan di bawah ini1:
1. (Nama),(jabatan), bertempat tinggal di (kota),
2. Dst,
(masing-masing) bertindak dalam jabatannya tersebut mewakili Direksi (PT.
Bank........../Bank Pembangunan Daerah …………./PT....)2 berdasarkan ...............(pilih
sesuai dengan bentuk hukum )3 dan dengan demikian bertindak untuk dan atas nama, serta
sah mewakili (PT. Bank ........../Bank Pembangunan Daerah …………./PT...)4 nomor
rekening….......member code…................(selanjutnya disebut “Pemberi Kuasa”), dengan
ini memberikan kuasa dengan satu kali hak substitusi kepada:
1. (Nama), (jabatan), bertempat tinggal di (kota),
2. Dst,
selanjutnya disebut “Penerima Kuasa”,
----------------------------------------------- K H U S U S -------------------------------------------
bertindak sendiri atau (berdua atau bertiga.... atau....) dengan Penerima Kuasa lainnya)5
melakukan hal-hal sebagaimana tersebut di bawah ini:
1. menandatangani Cek Bank Indonesia dan/atau Bilyet Giro Bank Indonesia dalam hal
terjadi gangguan RT Server Utama dan/atau RT Server Back-up yang ada pada
Peserta Langsung, keadaan darurat atau keadaan tertentu sesuai dengan ketentuan
Bank Indonesia yang mengatur mengenai Sistem BI-RTGS;
2. menandatangani surat menyurat dan atau dokumen yang terkait dengan hubungan
Rekening Giro Peserta dengan Bank Indonesia serta terkait dengan kepesertaan dan
operasional dalam Sistem BI-RTGS;
3. melakukan hal-hal tersebut di bawah ini:
a. pengambilan fisik uang yang terlebih dahulu telah dilakukan pendebetan
Rekening Giro Peserta yang bersangkutan melalui Sistem BI-RTGS dan
menandatangani surat menyurat dan atau dokumen yang berkaitan dengan hal
tersebut;
1 Kewenangan pemberian kuasa dilakukan sesuai dengan pengaturan kewenangan pemberian kuasa yang
diatur dalam Anggaran Dasar/Peraturan Daerah 2 Pilih salah satu
3 Diisi berdasarkan bentuk hukum Peserta sebagai berikut:
(Anggaran Dasar nomor........ yang dimuat dalam Akta .......... tanggal ......... sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Akta .......... tanggal ...........)
Untuk BPD yang tidak berbentuk hukum PT diisi sebagai berikut:
(Surat Keputusan Gubernur .............. nomor .........tanggal .......... dan berdasarkan Pasal ..... Peraturan
Daerah Nomor ...... tanggal........yang telah dimuat dalam Lembaran Daerah .......... sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor .......... tanggal ............ yang telah dimuat dalam
Lembaran Daerah.......) 4 Pilih salah satu
5 Dipilih dan diisi salah satu “sendiri” atau “berdua” atau “bertiga” dst dan kebenaran pengisian menjadi
tanggung jawab sepenuhnya Peserta
Surat Kuasa Hak Substitusi untuk
Peserta Tidak Langsung
328
Lampiran 9.21
b. pengambilan laporan dan atau advis-advis yang terkait dengan Rekening Giro
Peserta serta terkait dengan kepesertaan dan operasional dalam Sistem BI-
RTGS;
c. pengambilan buku Cek Bank Indonesia dan Bilyet Giro Bank Indonesia;
d. penyerahan dan pengambilan Authenticator Text (AT); dan
e. penyerahan dan pengambilan surat dan berbagai dokumen, baik berupa
dokumen tertulis maupun dokumen elektronik, yang terkait dengan Rekening
Giro Peserta serta terkait dengan kepesertaan dan operasional dalam Sistem BI-
RTGS;
di Kantor Pusat Bank Indonesia/ Kantor Bank Indonesia ................6
Pemberian Kuasa ini berlaku efektif 5 (lima) hari kerja terhitung sejak dokumen7
sebagaimana dimaksud dalam Pedoman Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS, Bab. IX
Kepesertaan, diterima secara lengkap oleh Bank Indonesia.
(Kota), (tanggal)
Penerima Kuasa Pemberi kuasa
6 Pilih salah satu
7 Dokumen tersebut antara lain adalah foto kopi kartu identitas dan spesimen tanda tangan Penerima Kuasa
Materai
Rp. 6.000,-
329
Lampiran 9.22
No……..
SURAT KUASA
Yang bertandatangan di bawah ini1:
1. (Nama),(jabatan), bertempat tinggal di (kota),
2. Dst,
(masing-masing) bertindak dalam jabatannya tersebut mewakili (PT. Bank ........../Bank
Pembangunan Daerah …………./PT....)2 berdasarkan Surat Kuasa dengan satu kali hak
substitusi Nomor ........ tanggal ............. dan dengan demikian bertindak untuk dan atas
nama, serta sah mewakili (PT. Bank ........../Bank Pembangunan Daerah …………./PT....)3
nomor rekening….......member code…................(selanjutnya disebut “Pemberi Kuasa”),
dengan ini memberikan kuasa kepada:
1. (Nama), (jabatan), bertempat tinggal di (kota),
2. Dst,
selanjutnya disebut “Penerima Kuasa”,
----------------------------------------------- K H U S U S -------------------------------------------
bertindak sendiri atau (berdua atau bertiga.... atau....) dengan Penerima Kuasa lainnya)4
melakukan hal-hal sebagaimana tersebut di bawah ini:
1. menandatangani Cek Bank Indonesia dan/atau Bilyet Giro Bank Indonesia dalam hal
terjadi gangguan RT Server Utama dan/atau RT Server Back-up yang ada pada
Peserta Langsung, keadaan darurat atau keadaan tertentu sesuai dengan ketentuan
Bank Indonesia yang mengatur mengenai Sistem BI-RTGS;
2. menandatangani surat menyurat dan atau dokumen yang terkait dengan hubungan
Rekening Giro Peserta dengan Bank Indonesia serta terkait dengan kepesertaan dan
operasional dalam Sistem BI-RTGS;
3. melakukan hal-hal tersebut di bawah ini:
a. pengambilan fisik uang yang terlebih dahulu telah dilakukan pendebetan
Rekening Giro Peserta yang bersangkutan melalui Sistem BI-RTGS dan
menandatangani surat menyurat dan atau dokumen yang berkaitan dengan hal
tersebut;
b. pengambilan laporan dan atau advis-advis yang terkait dengan Rekening Giro
Peserta serta terkait dengan kepesertaan dan operasional dalam Sistem BI-
RTGS;
c. pengambilan buku Cek Bank Indonesia dan Bilyet Giro Bank Indonesia;
d. penyerahan dan pengambilan Authenticator Text (AT); dan
e. penyerahan dan pengambilan surat dan berbagai dokumen, baik berupa
dokumen tertulis maupun dokumen elektronik, yang terkait dengan Rekening
Giro Peserta serta terkait dengan kepesertaan dan operasional dalam Sistem BI-
RTGS;
di Kantor Pusat Bank Indonesia/ Kantor Bank Indonesia ............5
1 Kewenangan pemberian kuasa dilakukan sesuai dengan pengaturan kewenangan pemberian kuasa yang
diatur dalam Anggaran Dasar/Peraturan Daerah dan Surat Kuasa dengan hak substitusi. 2 Pilih salah satu
3 Pilih salah satu
4 Dipilih dan diisi salah satu “sendiri” atau “berdua” atau “bertiga” dst dan kebenaran pengisian menjadi
tanggung jawab sepenuhnya Peserta
Surat Kuasa Tanpa Hak Substitusi
untuk Peserta Tidak Langsung
330
Lampiran 9.22
Pemberian Kuasa ini berlaku efektif 5 (lima) hari kerja terhitung sejak dokumen6
sebagaimana dimaksud dalam Pedoman Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS, Bab. IX
Kepesertaan, diterima secara lengkap oleh Bank Indonesia.
(Kota), (tanggal)
Penerima Kuasa Pemberi kuasa
5 Pilih salah satu
6 Dokumen tersebut antara lain adalah foto kopi kartu identitas dan spesimen tanda tangan Penerima Kuasa
Materai
Rp. 6.000,-
331
Lampiran 9.23
No…….
Kepada:
Bagian Penyelenggaraan Setelmen1
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
Bank Indonesia
Jl. MH Thamrin No. 2
JAKARTA 10110
Perihal: Pemberitahuan kewenangan Direksi dalam rangka pelaksanaan Sistem BI-
RTGS
Sehubungan dengan adanya perubahan susunan Direksi di Bank kami sebagaimana
tertuang dalam Akta Nomor .......... tanggal ............., dengan ini kami sampaikan bahwa:
1. (Nama),(jabatan), bertempat tinggal di (kota),
2. Dst,
(masing-masing) berwenang untuk bertindak dalam jabatannya tersebut mewakili Direksi
(PT. Bank........../Bank Pembangunan Daerah …………./PT...)2 berdasarkan ...............
(pilih sesuai dengan bentuk hukum Bank)3 dan dengan demikian bertindak untuk dan atas
nama, serta sah mewakili (PT. Bank ........../Bank Pembangunan Daerah …………./PT...)4
nomor rekening….......member code…................, guna melakukan hal-hal sebagaimana
tersebut di bawah ini:
1. menandatangani Cek Bank Indonesia dan/atau Bilyet Giro Bank Indonesia dalam hal
terjadi gangguan RT Server Utama dan/atau RT Server Back-up yang ada pada
Peserta Langsung, keadaan darurat atau keadaan tertentu sesuai dengan ketentuan
Bank Indonesia yang mengatur mengenai Sistem BI-RTGS;
2. menandatangani surat menyurat dan atau dokumen yang terkait dengan hubungan
Rekening Giro Peserta dengan Bank Indonesia serta terkait dengan kepesertaan dan
operasional dalam Sistem BI-RTGS;
3. melakukan hal-hal tersebut di bawah ini:
a. pengambilan fisik uang yang terlebih dahulu telah dilakukan pendebetan
Rekening Giro Peserta yang bersangkutan melalui Sistem BI-RTGS dan
menandatangani surat menyurat dan atau dokumen yang berkaitan dengan hal
tersebut;
1 Untuk Bank yang Kantor Pusatnya berada di wilayah kerja KBI, pengajuan surat permohonan tetap
ditujukan ke PlS – DASP namun disampaikan melalui KBI yang mewilayahinya 2 Pilih salah satu
3 Diisi berdasarkan bentuk hukum Peserta sebagai berikut:
(Anggaran Dasar nomor. ...... yang dimuat dalam Akta .......... tanggal ......... sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Akta .......... tanggal ...........)
Untuk BPD yang tidak berbentuk hukum PT diisi sebagai berikut:
(Surat Keputusan Gubernur .............. nomor .........tanggal .......... dan berdasarkan Pasal ..... Peraturan
Daerah Nomor ...... tanggal........yang telah dimuat dalam Lembaran Daerah .......... sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor .......... tanggal ............ yang telah dimuat dalam
Lembaran Daerah.......) 4 Pilih salah satu
Surat Pemberitahuan
Perubahan Direksi
untuk Peserta Tidak Langsung
332
Lampiran 9.23
b. pengambilan laporan dan atau advis-advis yang terkait dengan Rekening Giro
Peserta serta terkait dengan kepesertaan dan operasional dalam Sistem BI-
RTGS;
c. pengambilan buku Cek Bank Indonesia dan Bilyet Giro Bank Indonesia; dan
d. penyerahan dan pengambilan surat dan berbagai dokumen, baik berupa
dokumen tertulis maupun dokumen elektronik, yang terkait dengan Rekening
Giro Peserta serta terkait dengan kepesertaan dan operasional dalam Sistem BI-
RTGS;
Surat Pemberitahuan ini berlaku efektif 5 (lima) hari kerja terhitung sejak dokumen5
sebagaimana dimaksud dalam Pedoman Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS, Bab. IX
Kepesertaan, diterima secara lengkap oleh Bank Indonesia.
(Kota), (tanggal)
Direksi6
5 Dokumen tersebut antara lain adalah foto kopi kartu identitas dan spesimen tanda tangan Direksi baru
6 Direksi yang telah memiliki spesimen tanda tangan untuk menandatangani surat menyurat dengan BI
333
Lampiran 9.24
No. Jakarta,
Kepada
Bagian Penyelenggaraan Setelmen1
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
Bank Indonesia
Jl. M.H. Thamrin No. 2
JAKARTA 10350
Perihal : Pelaksanaan Penggabungan Usaha (Merger)
Sehubungan dengan telah diperolehnya persetujuan untuk merger dari Bank
Indonesia berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia No………. tanggal ……….
perihal ………. sebagaimana terlampir, dengan ini kami sampaikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Penggabungan usaha akan berlaku efektif setelah persetujuan Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia pada tanggal ………... (legal merger).
2. Pemindahan saldo Rekening Giro kami, PT. Bank ……… nomor rekening …….,
ke rekening PT. Bank …………. nomor rekening …………… selaku Bank Peserta
hasil merger akan kami laksanakan pada tanggal operational merger (jadwal
terlampir).
3. Selanjutnya rekening dan kepesertaan kami dalam Sistem BI-RTGS dengan nomor
rekening ……. dan member code …….. agar ditutup pada tanggal operational
merger dimaksud.
4. Dalam hal terdapat hak dan kewajiban kami pada rekening nomor …….. agar
diperhitungkan ke PT. Bank …… nomor rekening …… selaku Bank Peserta hasil
merger.
5. Sejak tanggal legal merger, seluruh spesimen tanda tangan pejabat kami beserta
kewenangannya yang ditatausahakan di Bagian Penyelesaian Transaksi Rupiah dan
Kantor Bank Indonesia .....)2 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
6. Selanjutnya terhitung sejak tanggal legal merger, hal-hal yang terkait dengan
kegiatan Hubungan Rekening Giro dan Kepesertaan Sistem BI-RTGS akan
dilakukan oleh PT. Bank …… selaku Bank Peserta hasil merger.
Demikian agar maklum, atas bantuan dan kerjasama Saudara kami ucapkan terima
kasih.
(ditandatangani oleh Direksi/pejabat)
1 Untuk Bank yang ber-KP di KBI, pengajuan surat permohonan tetap ditujukan ke PlS - DASP namun disampaikan
melalui KBI yang mewilayahinya 2 Diisi alamat Kantor Bank Indonesia
Surat Bank
Peserta merger
334
Lampiran 9.25
No.
Kepada Yth:
Bagian Penyelenggaraan Setelmen
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
Bank Indonesia
Jl. MH. Thamrin No. 2
JAKARTA 10350
Perihal : Pelaksanaan Penggabungan Usaha
-------------------------------------------
Sehubungan dengan Keputusan Gubernur Bank Indonesia No………. tanggal
………. perihal ………. sebagaimana fotokopi terlampir, dengan ini kami sampaikan
bahwa penggabungan usaha bank kami berlaku sejak tanggal persetujuan (legal merger)
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, namun tanggal efektif pelaksanaan
penggabungan/merger bank dilakukan sesuai dengan tanggal operasional merger
(jadwal terlampir). Berkaitan dengan hal tersebut di atas, dapat kami kemukakan hal-
hal sebagai berikut:
1. Berdasarkan Anggaran Dasar No….., tanggal ……. , …(Nama Bank Hasil
Merger)…., dengan nomor rekening............, nama rekening........ adalah Bank
Hasil Merger sebagai berikut :
NO. NOMOR
REKENING
NAMA REKENING
1. ……………….. …………………………
2. dst. dst.
2. Penggabungan usaha sebagaimana dimaksud pada angka 1 berlaku sejak tanggal
persetujuan (legal merger) Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia, sehingga
seluruh hak dan kewajiban Bank Peserta Merger beralih kepada Bank Hasil Merger
sejak tanggal legal merger.
Namun demikian mengingat adanya perbedaan antara tanggal legal merger dan
tanggal efektif pelaksanaan penggabungan/merger bank (operasional merger) maka
teknis pengalihan hak dan kewajiban Bank Peserta Merger dilakukan sesuai dengan
tanggal operasional merger.
3. Pemindahan saldo Rekening Giro Bank Peserta Merger yaitu PT. Bank ………
nomor rekening ……., ke rekening PT. Bank …………. nomor rekening
…………… selaku Bank hasil Merger akan kami laksanakan pada tanggal
operational merger (jadwal terlampir).
Surat dari Bank Hasil Merger
Mengenai Pelaksanaan Merger
335
Lampiran 9.25
4. Selanjutnya rekening dan kepesertaan Bank Peserta Merger dalam Sistem BI-RTGS
dengan nomor rekening ……. dan member code …….. agar ditutup pada tanggal
operational merger dimaksud.
5. Kegiatan operasional berikut hak dan kewajiban Bank Peserta Merger yang
dilakukan sejak tanggal legal merger sampai dengan tanggal operasional merger
menjadi tanggung jawab Bank Hasil Merger dan/atau diperhitungkan ke Rekening
Giro (Bank Hasil Merger)…… dengan nomor rekening …….
6. Dalam hal masih terdapat hak dan kewajiban Bank Peserta Merger terhadap Bank
Indonesia yang timbul sebelum tanggal legal merger namun belum diperhitungkan
ke Rekening Giro (Bank Peserta Merger) dengan nomor rekening........, mohon agar
diperhitungkan ke Rekening Giro (Bank Hasil Merger)…… dengan nomor
rekening ………..
7. Pada tanggal ……. kami telah mengumumkan mengenai merger bank dalam surat
kabar harian yang berskala nasional.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, terlampir kami sampaikan dokumen-
dokumen sebagai berikut1)
:
1. …………………….;
2. dst.
Adapun fotokopi dokumen berupa Surat Keputusan/Persetujuan Menteri Hukum
dan Hak Azasi Manusia mengenai perubahan Anggaran Dasar akan kami sampaikan
pada kesempatan pertama.
Demikian agar maklum, atas bantuan dan kerjasamanya kami ucapkan terima
kasih.
…(Kota)….., …(Tgl, Bln, Thn)….
Ttd
(Direksi)2)
1)
Diisi sesuai persyaratan yang diatur dalam SE perihal perihal Hubungan Rekening Giro antara Bank
Indonesia dengan Pihak Ekstern. 2)
Diisi nama dan jabatan Pimpinan
336
Lampiran 9.26
SURAT PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini:
1. Nama , jabatan ……… , tempat tinggal ……….
2. Nama , jabatan ……… , tempat tinggal ……….
yang dalam hal ini mewakili PT. Bank …….. yang ditunjuk sebagai Bank Peserta Hasil
Merger untuk Bank-bank Peserta merger sebagai berikut:
Nomor Rekening Nama Rekening Member Code
a. PT. Bank…… ……………….. ……………...
b. PT. Bank …… ……………….. ……………...
berdasarkan Akta Penggabungan (merger) PT. Bank ………, PT. Bank ……. ke dalam
PT. Bank ….. No. ……… tanggal …………, yang telah memperoleh persetujuan dari
Bank Indonesia dengan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. ………….
tanggal ……… perihal ……….., dengan ini menyatakan hal-hal sebagai berikut :
1. Terhitung sejak tanggal legal merger, dilakukan pengalihan seluruh hak dan
kewajiban Bank Peserta Merger kepada Bank Peserta hasil Merger.
2. Seluruh kelengkapan administrasi yang terkait dengan Hubungan Rekening Giro
dan Kepesertaan dalam Sistem BI-RTGS yang timbul setelah tanggal legal merger
akan dilaksanakan oleh Bank Peserta Hasil Merger.
3. Seluruh transaksi yang timbul setelah tanggal operational merger atas beban atau
untuk untung rekening Bank Peserta Merger serta segala hak dan kewajiban Bank
Peserta Hasil Merger agar diperhitungkan pada rekening Bank Peserta Hasil
Merger.
4. Sehubungan dengan adanya perbedaan antara tanggal legal merger dengan tanggal
operational merger, maka selama masa transisi yaitu antara tanggal legal merger
sampai dengan tanggal operational merger, seluruh kegiatan operasional Sistem
BI-RTGS dan kegiatan Hubungan Rekening Giro pada Bank Peserta Merger
merupakan tanggung jawab Bank Peserta Hasil Merger.
5. Sehubungan dengan pelaksanaan merger maka surat menyurat dan dokumen atas
nama Bank Peserta hasil merger yang telah ditatausahakan di Bank Indonesia kami
nyatakan masih tetap berlaku
6. Terhitung sejak tanggal legal merger, spesimen tanda tangan beserta kewenangan
dari Direksi dan pajabat penerima kuasa Bank Peserta Hasil Merger yang telah
ditatausahakan di Kantor Pusat Bank Indonesia yang kami nyatakan masih berlaku
adalah sebagai berikut:
a. Direksi
1) ……
2) ……
b. pejabat penerima kuasa Direksi dari Bank Peserta Hasil Merger yang berada di
wilayah Kantor Bank Indonesia ……..,………..,…….. adalah sebagaimana
dalam surat menyurat terlampir.
Adapun spesimen tanda tangan dan kewenangan pejabat yang namanya tidak
tercantum di atas, sejak tanggal legal merger dinyatakan tidak berlaku. Surat
pernyataan untuk masing-masing Kantor Bank Indonesia adalah sebagaimana
terlampir
Surat Pernyataan
Bank Hasil Merger
337
Lampiran 9.26
7. Terhitung sejak tanggal legal merger , spesimen tanda tangan beserta kewenangan
dari pejabat penerima kuasa Bank Peserta Merger kami nyatakan tidak berlaku
kecuali untuk pejabat PT. Bank….., nomor rekening........... di wilayah Kantor
Bank Indonesia ……. (surat pernyataan untuk masing-masing Kantor Bank
Indonesia terlampir.
8. Terlampir informasi mengenai pemberitahuan merger yang dimuat dalam surat
kabar nasional.
(Kota), (Tanggal)
(ditandatangani oleh Direksi/pejabat)
338
Lampiran 9.27
1No. Jakarta,
Kepada
Bagian Penyelenggaraan Setelmen 2
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
Bank Indonesia
Jl. MH. Thamrin No. 2
JAKARTA 10350
Perihal: Pelaksanaan konsolidasi
Menunjuk Keputusan ………. no……….. tanggal ………. perihal ……….
sebagaimana terlampir, dengan ini kami sampaikan bahwa pelaksanaan konsolidasi terhadap:
1. PT. Bank…..;
2. PT. Bank…..; serta
3. PT. Bank…..;
menjadi PT. Bank……akan dilaksanakan pada tanggal ……….. dengan jadwal pelaksanaan
konsolidasi sebagaimana terlampir.
Sehubungan dengan hal tersebut, dengan ini kami yang ditunjuk sebagai koordinator
Bank Peserta konsolidasi, mengajukan permohonan atas nama PT. Bank….. sebagai Bank
hasil konsolidasi untuk:
1. membuka Rekening Giro atas nama PT. Bank ….. dengan kelengkapan dokumen
sebagaimana terlampir;
2. menjadi (Peserta Langsung/Peserta Tidak Langsung)3 Sistem BI-RTGS dengan
kelengkapan dokumen sebagaimana terlampir.
Selanjutnya seluruh transaksi yang timbul atas beban atau untuk untung Rekening Giro
Bank Peserta konsolidasi sebagaimana tersebut di atas, agar diperhitungkan pada Rekening
Giro PT. Bank…., termasuk pula seluruh permasalahan administratif yang timbul.
Demikian atas bantuan Saudara kami ucapkan terima kasih.
(Kota), (Tanggal)
Direksi/Pejabat yang berwenang
1 Kertas surat yang digunakan adalah kertas surat resmi dari kordinator Bank Peserta konsolidasi
2 Untuk Bank yang Kantor Pusatnya berkedudukan di wilayah kerja KBI, pengajuan surat permohonan tetap
ditujukan ke PlS - DASP namun disampaikan melalui KBI yang mewilayahinya 3 Pilih salah satu
Surat Bank Hasil Konsolidasi
339
Lampiran 9.28
No. Jakarta,
Kepada
Bagian Penyelenggaraan Setelmen1
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
Bank Indonesia
Jl. M.H. Thamrin No. 2
JAKARTA 10110
Perihal: Pelaksanaan Konsolidasi
Menunjuk Keputusan ………. No. ……….. tanggal ………. perihal ……….
sebagaimana terlampir, dengan ini kami sampaikan bahwa pelaksanaan konsolidasi akan
dilaksanakan pada tanggal ……….
Sehubungan dengan dilakukannya konsolidasi tersebut, kami mohon bantuan untuk:
a. menghentikan kepesertaan kami dalam Sistem BI-RTGS dengan member code…........;
b. menutup Rekening Giro kami nomor .....…… serta mengalihkan seluruh harta,
kekayaan, serta hak dan kewajiban kami kepada PT. Bank ……...... sebagai Bank hasil
konsolidasi;
c. mencabut spesimen tanda tangan seluruh pejabat kami yang ada di Bank Indonesia;
terhitung sejak tanggal…..........
Demikian agar maklum.
(Kota), (Tanggal)
Direksi/Pejabat yang berwenang
1 Untuk Bank yang Kantor Pusatnya berkedudukan di wilayah kerja KBI, pengajuan surat permohonan tetap
ditujukan ke PlS - DASP namun disampaikan melalui KBI yang mewilayahinya
Surat Bank Peserta konsolidasi
340
Lampiran 9.29
No…….
SURAT PERNYATAAN PENCABUTAN KUASA
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama :
Jabatan :
Alamat :
Nama :
Jabatan :
Alamat :
(masing-masing) bertindak dalam jabatannya tersebut mewakili Direksi (PT. ........../Bank
Pembangunan Daerah …………./PT..)1 berdasarkan ...............(pilih sesuai dengan bentuk
hukum)2 dan dengan demikian bertindak untuk dan atas nama, serta sah mewakili
(PT. ................./Bank Pembangunan Daerah …………./PT...)3 nomor
rekening….......member code…................, dengan ini menyatakan bahwa kuasa atas nama:
Nama :
Jabatan :
yang tertuang dalam surat kuasa nomor……...... tanggal ................... yang ditatausahakan
di (Kantor Pusat Bank Indonesia/Kantor Bank Indonesia….........)4 dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku, terhitung sejak tanggal diterimanya Surat Pernyataan Pencabutan Kuasa ini
oleh Bank Indonesia secara lengkap.
(Kota), (Tanggal)
(direksi/pejabat pemberi kuasa)
1 Pilih salah satu
2 Untuk Bank dan non Bank berbentuk hukum PT diisi sebagai berikut:
(Anggaran Dasar PT. ....... yang dimuat dalam Akta .......... tanggal ......... sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Akta .......... tanggal ...........)
Untuk BPD yang tidak berbentuk hukum PT diisi sebagai berikut:
(Surat Keputusan Gubernur .............. nomor .........tanggal .......... dan berdasarkan Pasal ..... Peraturan
Daerah Nomor ...... tanggal........yang telah dimuat dalam Lembaran Daerah .......... sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor .......... tanggal ............ yang telah dimuat dalam
Lembaran Daerah.......)
3 Pilih salah satu
4 Pilih salah satu
Surat Pernyataan
Pencabutan Kuasa
Diisi identitas direksi atau pejabat pemberi kuasa
Materai
Rp. 6.000,-
341
Lampiran 9.30
No…….
Kepada:
Bagian Penyelenggaraan Setelmen1
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
Bank Indonesia
Jl. MH Thamrin No. 2
JAKARTA 10350
Perihal: Pemberitahuan Pencabutan Wewenang Direksi dalam rangka pelaksanaan
Sistem BI-RTGS
Sehubungan dengan adanya perubahan susunan Direksi di Bank kami sebagaimana
tertuang dalam Akta Nomor .......... tanggal ............., dengan ini kami sampaikan bahwa:
1. (Nama),(jabatan), bertempat tinggal di (kota),
2. Dst,
tidak lagi menduduki jabatan tersebut di atas dan oleh karena itu tidak berwenang untuk
bertindak mewakili Direksi (PT. Bank........../Bank Pembangunan Daerah …………./PT...)2
serta dengan demikian tidak dapat bertindak untuk dan atas nama (PT. Bank ........../Bank
Pembangunan Daerah …………./PT...)3 nomor rekening….......member code…................,
terhitung sejak tanggal diterimanya surat pemberitahuan ini oleh Bank Indonesia secara
lengkap.
(Kota), (tanggal)
Direksi4
1 Untuk Peserta yang Kantor Pusatnya berada di wilayah kerja KBI, pengajuan surat permohonan tetap ditujukan ke PlS
– DASP namun disampaikan melalui KBI yang mewilayahinya 2 Pilih salah satu
3 Pilih salah satu
4 Direksi yang telah memiliki spesimen tanda tangan untuk menandatangani surat menyurat dengan BI
Surat Pemberitahuan
Pencabutan Wewenang Direksi
342
Lampiran SE No. 10/10/DASP tanggal 5 Maret 2008
Halaman 1 dari 4
PERHITUNGAN BUNGA DAN KOMPENSASI
Dalam hal Peserta pengirim dan Peserta penerima tidak dapat memenuhi ketentuan yang berkaitan dengan pelaksanaan instruksi transfer dari nasabah Peserta melalui Sistem BI-RTS, Peserta pengirim dan/atau Peserta penerima bertanggung jawab untuk membayar bunga dan kompensasi kepada nasabahnya sesuai dengan ketentuan dalam Surat Edaran No. 10/10/DASP tanggal 5 Maret 2008 perihal Pelaksanaan Transaksi Melalui Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (Sistem BI-RTGS) dalam rangka Perlindungan kepada Nasabah Peserta Sistem BI-RTGS (SE No. 10/10/DASP). Berkenaan dengan hal tersebut, tata cara perhitungan bunga dan kompensasi adalah sebagai berikut:
A. Pembayaran Bunga atas Keterlambatan Pengiriman Instruksi Transfer
1. Dalam hal Peserta pengirim tidak melaksanakan instruksi transfer nasabahnya sesuai dengan huruf C SE No. 10/10/DASP dan Peserta pengirim telah mendebet rekening nasabahnya, nasabah pengirim berhak atas bunga sesuai dengan jenis rekening nasabah pengirim, terhitung sejak tanggal pendebetan rekening nasabah pengirim sampai tanggal pelaksanaan instruksi transfer.
2. Contoh perhitungan bunga tersebut di atas adalah sebagai berikut:
a. Instruksi transfer dari nasabah diterima Peserta pengirim pada jam pelayanan nasabah untuk transfer melalui Sistem BI-RTGS yang ditetapkan Peserta dan rekening nasabah pengirim telah didebet pada tanggal yang sama dengan diterimanya instruksi transfer, namun instruksi transfer diteruskan pada tanggal yang berbeda.
Contoh:
Instruksi transfer dari nasabah diterima Peserta pengirim pada hari Senin, 25 Februari 2008 pukul 10.00. Selanjutnya Peserta pengirim meneruskan instruksi transfer melalui Sistem BI-RTGS, tetapi sampai dengan akhir hari tidak dapat dilakukan Penyelesaian Akhir. Pada hari kerja berikutnya, hari Selasa 26 Februari 2008, instruksi transfer diteruskan kembali melalui Sistem BI-RTGS dan Penyelesaian Akhir dilakukan pada pukul 08.45. Untuk penerusan instruksi transfer yang dilakukan dengan mekanisme tersebut, maka nasabah pengirim berhak atas bunga sesuai jenis rekening nasabah pengirim selama 1 (satu) hari.
b. Instruksi transfer dari nasabah diterima Peserta pengirim setelah jam pelayanan nasabah untuk transfer melalui Sistem BI-RTGS yang ditetapkan Peserta pengirim, rekening nasabah pengirim didebet pada
343
Lampiran SE No. 10/10/DASP tanggal 5 Maret 2008
Halaman 2 dari 4
tanggal yang sama dengan diterimanya instruksi transfer, dan instruksi transfer diteruskan pada hari kerja berikutnya.
Contoh:
Instruksi transfer dari nasabah diterima Peserta pengirim pada hari Senin, 25 Februari 2008 pukul 15.30, sedangkan berakhirnya jam pelayanan nasabah untuk transaksi Sistem BI-RTGS yang ditetapkan Peserta pengirim adalah pukul 15.00. Pada hari kerja berikutnya, hari Selasa 26 Februari 2008, instruksi transfer diteruskan melalui Sistem BI-RTGS dan Penyelesaian Akhir dilakukan pada pukul 08.45. Apabila dalam meneruskan instruksi transfer tersebut Peserta pengirim tidak dapat menggunakan tanggal valuta yang sama dengan tanggal diterimanya instruksi transfer dari nasabah pengirim, maka nasabah pengirim berhak atas bunga sesuai jenis rekening nasabah pengirim selama 1 (satu) hari.
B. Pembayaran Bunga atas Keterlambatan Penerbitan Instruksi Transfer Baru
1. Dalam hal Peserta pengirim menerbitkan instruksi transfer baru sebagaimana dimaksud pada huruf D SE No. 10/10/DASP karena Peserta pengirim melakukan kesalahan dalam melakukan instruksi transfer, nasabah pengirim berhak atas bunga sesuai dengan bunga yang berlaku untuk jenis rekening nasabah pengirim yang dibebani untuk transfer terkait, terhitung sejak tanggal pendebetan rekening nasabah pengirim sampai tanggal pelaksanaan instruksi transfer yang baru.
2. Contoh perhitungan bunga tersebut adalah sebagai berikut:
a. Kesalahan transfer diketahui paling lambat 30 (tiga puluh) menit sebelum berakhirnya batas waktu (window time) jenis transaksi yang bersangkutan:
Contoh:
Instruksi transfer dari nasabah diterima oleh Peserta pengirim pada hari Senin, 25 Februari 2008 dan pada hari yang sama dilakukan pendebetan rekening nasabah pengirim. Peserta pengirim mengetahui adanya kesalahan transfer pada hari Selasa, 26 Februari 2008 pukul 14.00. Selanjutnya pada hari yang sama, yaitu hari Selasa 26 Februari 2008, Peserta pengirim mengirimkan instruksi transfer baru pada pukul 16.00 dan transaksi tersebut dapat dilakukan Penyelesaian Akhir. Untuk pengiriman instruksi transfer baru tersebut, maka nasabah pengirim berhak atas bunga yang dihitung sejak tanggal pendebetan rekening nasabah pengirim sampai tanggal Penyelesaian Akhir, yaitu 1 (satu) hari.
b. Kesalahan transfer diketahui dalam periode 30 (tiga puluh) menit sebelum berakhirnya batas waktu (window time) jenis transaksi yang bersangkutan atau setelahnya.
344
Lampiran SE No. 10/10/DASP tanggal 5 Maret 2008
Halaman 3 dari 4
Contoh:
Instruksi transfer dari nasabah diterima Peserta pengirim pada hari Senin, 25 Februari 2008 dan pada hari yang sama dilakukan pendebetan rekening nasabah pengirim. Peserta pengirim mengetahui adanya kesalahan transfer pada hari yang sama, yaitu hari Senin 25 Februari 2008, pada pukul 16.15. Selanjutnya pada hari kerja berikutnya, yaitu hari Selasa 26 Februari 2008, Peserta pengirim mengirimkan instruksi transfer baru pada pukul 08.45 dan transaksi tersebut dapat dilakukan Penyelesaian Akhir. Untuk pengiriman instruksi transfer baru tersebut, maka nasabah pengirim berhak atas bunga yang dihitung sejak tanggal pendebetan rekening nasabah pengirim sampai tanggal Penyelesaian Akhir, yaitu 1 (satu) hari.
C. Kompensasi kepada Penerima Dana atas Keterlambatan Pengkreditan Dana oleh Peserta Penerima
1. Transfer yang diterima paling lambat pada saat berakhirnya batas waktu penyelesaian transfer atas nama nasabah dan Peserta penerima tidak dapat mengkredit dana ke rekening nasabah penerima pada tanggal valuta yang sama dengan tanggal pengkreditan Rekening Giro Peserta penerima di Bank Indonesia
a. Peserta melakukan pengkreditan di hari kerja berikutnya namun sistem internal Peserta penerima tidak memungkinkan Peserta untuk menggunakan tanggal valuta yang sama dengan tanggal pengkreditan Rekening Giro Peserta penerima
Contoh:
Rekening Giro Peserta penerima di Bank Indonesia dikredit pada hari Senin 25 Februari 2008 pukul 14.00. Karena sistem teknologi informasi di Peserta penerima belum terintegrasi, Peserta penerima mengkredit rekening nasabah penerima pada hari Selasa 26 Februari 2008. Karena sistem internal Peserta penerima tidak memungkinkan, dalam melakukan pengkreditan tersebut Peserta penerima menggunakan tanggal valuta 26 Februari 2008. Dalam hal ini, nasabah penerima berhak atas bunga sesuai jenis rekening nasabah penerima selama 1 (satu) hari.
b. Pengkreditan ke rekening nasabah penerima dilakukan melebihi 1 (satu) hari kerja sejak tanggal pengkreditan Rekening Giro Peserta penerima di Bank Indonesia dengan alasan apapun
Contoh:
Rekening Giro Peserta penerima di Bank Indonesia dikredit pada hari Senin 25 Februari 2008 pukul 14.00, namun Peserta penerima baru mengkredit rekening nasabah penerima pada hari Rabu 27 Februari
345
Lampiran SE No. 10/10/DASP tanggal 5 Maret 2008
Halaman 4 dari 4
2008. Dalam hal ini, nasabah penerima berhak atas bunga dan kompensasi sebesar:
2 hari x (bunga rekening nasabah + 2)% x 1/365 x jumlah dana yang ditransfer
2. Transfer yang diterima setelah berakhirnya batas waktu penyelesaian transfer atas nama nasabah dan Peserta penerima melakukan pengkreditan melebihi 1 (satu) hari kerja sejak tanggal pengkreditan Rekening Giro Peserta di Bank Indonesia
Contoh:
Rekening Giro Peserta penerima di Bank Indonesia dikredit pada hari Senin 25 Februari 2008 pukul 16.45, namun Peserta penerima baru mengkredit rekening nasabah penerima pada hari Rabu 27 Februari 2008. Dalam hal ini, nasabah penerima berhak atas bunga dan kompensasi sebesar:
1 hari x (bunga rekening nasabah + 2)% x 1/365 x jumlah dana yang ditransfer
346
Lampiran Surat Edaran No. 10/12/DASP tanggal 5 Maret 2008
Hal 1 dari 2
JENIS TRANSAKSI, PENGGUNAAN TRANSACTION REFERENCE NUMBER (TRN) DAN SANDI TRANSAKSI DALAM RANGKA PENERAPAN TSA MELALUI SISTEM BI-RTGS DAN SKNBI
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sistem BI-RTGS SKNBI No. Jenis Transaksi TRN***) Payment Detail*) Sandi
Transaksi Keterangan*)
1. Transaksi pencairan SP2D dari Bank Operasional I ke rekening Pemda, Pihak III, dan bendahara pengeluaran di bank lainnya.
IFTSA001 / IFTSA002
TSA01 Pencairan SP2D ke rekening.....
51 TSA51 Pencairan SP2D ke rekening.....
2. Transaksi pembagian PBB/BPHTB dan upah pungut PBB/BPHTB dari Bank Operasional III ke rekening kas daerah di bank umum lainnya.
IFTSA001 / IFTSA002
TSA02 Pembagian PBB ke……
51 TSA51 Pembagian PBB ke……
3. Transaksi pemindahan dana dari rekening Bank Operasional I ke rekening bank milik Sentral Giro/Kantor Pos yang merupakan penyediaan dana untuk digunakan membayar tagihan-tagihan atas beban APBN.
IFTSA001 / IFTSA002
TSA03 Transfer pemindahan dana ke Kantor Pos
52 TSA52 Transfer pemindahan dana ke Kantor Pos
4. Transaksi penihilan rekening pengeluaran yang ada di Sentral Giro/Kantor Pos melalui rekening bank milik Sentral Giro/Kantor Pos ke rekening Bank Operasional I
IFTSA001 / IFTSA002
TSA04 Penihilan Rekening Kantor Pos
52 TSA52 Penihilan Rekening Kantor Pos
5. Penihilan akhir hari RPK-BUN-P kepada rekening nomor 502.000000 “BUN”
BIRSA502 TSA05 Penihilan RPK-BUN-P
51 TSA51 Penihilan RPK-BUN-P
6. Transaksi pelimpahan penerimaan negara dari rekening gabungan/rekening bank persepsi ke rekening nomor 501.000000 di BI **)
BIRSA501 TSA06 Penerimaan Negara
51 TSA51 Penerimaan Negara
7. Transaksi pelimpahan PBB/BPHTB dan upah pungut PBB/BPHTB dari Bank Operasional III (bagian Pemerintah Pusat) ke rekening nomor 501.000000 di Bank Indonesia **)
BIRSA501 TSA07 Pelimpahan PBB/BPHTB
51 TSA51 Pelimpahan PBB/BPHTB
8. Transaksi pemindahan dana/pelimpahan penerimaan negara yang diterima oleh Kantor Pos dari rekening bank milik Sentral Giro/Kantor Pos ke rekening nomor 501.000000 di Bank Indonesia**)
BIRSA501 TSA08 Penerimaan Negara melalui Kantor Pos
52 TSA52 Penerimaan Negara melalui Kantor Pos
347
Lampiran Surat Edaran No. 10/12/DASP tanggal 5 Maret 2008
Hal 2 dari 2
Sistem BI-RTGS SKNBI No. Jenis Transaksi TRN***) Payment Detail*) Sandi
Transaksi Keterangan*)
9. Pemindahan dana pembayaran gaji dari BO I pelaksana TSA yang menjadi mitra KPPN kepada rekening BO II dan atau Sentral Giro/Kantor Pos
IFTSA000 TSA09 Penyediaan dana untuk pembayaran gaji
51 TSA51 Penyediaan dana untuk pembayaran gaji
10. Transaksi pembayaran gaji dari Bank Operasional II ke rekening bendahara pengeluaran di bank umum lainnya
IFTSA000 TSA10 Pembayaran gaji
51 TSA51 Pembayaran gaji
*) Diisi pada field payment detail dan keterangan pada awal baris pertama. **) Dapat digunakan apabila pelimpahan penerimaan negara dilakukan setiap hari ***) TRN IFTSA002 hanya dapat digunakan untuk nominal transaksi dibawah Rp 100.000.000,00 setelah jadwal pengiriman Data Keuangan
Elektronik (DKE) Kredit pada Kliring Kredit Siklus Kedua berakhir.
348