Top Banner
SISTEM PEMBAYARAN & ALAT PEMBAYARAN Ekonomi Kelas X Kusnul Latifah Education Kusnul Latifah @latifahhk [email protected]
18

Sistem Pembayaran dan Alat Pembayaran

Apr 16, 2017

Download

Education

Sameranti
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Sistem Pembayaran dan Alat Pembayaran

SISTEM

PEMBAYARAN &

ALAT PEMBAYARAN Ekonomi Kelas X

Kusnul Latifah Education

Kusnul Latifah

@latifahhk

[email protected]

Page 2: Sistem Pembayaran dan Alat Pembayaran

A. Pengertian sistem pembayaran dan alat pembayaran

a. Sistem pembayaran

Pengertian

Pengertian dasar sistem pembayaran adalah suatu cara yang

disepakati untuk mentransfer suatu nilai (value) antara pembeli dengan

penjual dalam suatu transaksi.

Menurut UU no. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, sistem

pembayaran adalah suatu sistem yang mencakup seperangkat aturan,

lembaga, dan mekanisme yang digunakan untuk melaksanakan

pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari

suatu kegiatan ekonomi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa , Sistem pembayaran merupakan

sistem yang berkaitan dengan pemindahan sejumlah nilai uang dari satu

pihak ke pihak lain. Hal ini tengah dilakukan dengan media yang

sangat beragam, dari yang paling sederhana sampai pada media yang

paling kompleks.

Komponen-Komponen yang Membentuk Sistem Pembayaran

Alat pembayaran (Payment Instruments)

Alat pembayaran tunai,

Alat pembayaran nontunai.

Sistem pembayaran yang memproses berbagai instrumen pembayaran

(Interbank Fund Transfer System)

Faktor penting yang mempengaruhi adalah penggunaan teknologi

informasi.

Lembaga yang memproses sistem pembayaran (Payment Systems

Operators)

Bank Indonesia, yang menggunakan sistem BI-RTGS dan SKNBI,

PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), yang menggunakan

C-BEST,

Page 3: Sistem Pembayaran dan Alat Pembayaran

Switching atau Penyelenggara Kliring APMK, yang menggunakan

sistem Shared ATM Network, Shared Debit Network dan Shared

Credit Card Network.

Saluran pembayaran (Delivery Channel)

Electronic Data Capturing (EDC)

Teller Input atau petugas teller di bank

Mesin ATM (Automatic Teller Machine)

Internet, mobile banking dan phone banking.

Peran Sistem Pembayaran dalam Perekonomian

Menjamin kelancaran pasar sebagai tempat transaksi,

Memungkinkan terjadinya spesialisasi pada produksi,

Membantu menentukan seberapa efisien transaksi dilakukan dan

diselesaikan,

Mempengaruhi tingkat dan laju pertumbuhan ekonomi serta

efisiensi pasar keuangan,

Elemen penting dalam infrastruktur keuangan untuk mendukung

terciptanya stabilitas sistem keuangan,

Sebagai channel utama transmisi kebijakan moneter untuk

mendukung kebijakan pengendalian moneter yang lebih efektif dan

efisien,

Mendukung efisiensi dan efektivitas fungsi intermediasi lembaga

keuangan,

Mendorong mobilitas aliran dana secara lebih cepat melalui layanan

sistem pembayaran yang lebih beragam.

Risiko dalam Sistem Pembayaran dan Pengendaliannya

o Risiko dalam sistem pembayaran

Risiko ketergantungan

Risiko operasional

Page 4: Sistem Pembayaran dan Alat Pembayaran

Risiko likuiditas

Risiko kredit

Risiko sistemik

o Kewajiban Bank Indonesia dalam mengendalikan sistem

pembayaran

Merumuskan dan menetapkan kebijakan,

Memberikan izin penyelenggaraan ,

Konsultasi dan fasilitasi pada penyelenggara pembayaran,

Pengawasan (oversight) terutama kepada penyelenggara

sistem pembayaran,

Melakukan sosialisasi dan edukasi

Peran Bank Indonesia dalam Sistem Pembayaran

1. Tujuan Bank Indonesia adalah menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Untuk menjaga stabilitas rupiah itu perlu disokong pengaturan dan

pengelolaan akan kelancaran Sistem Pembayaran Nasional (SPN).

Kelancaran SPN ini juga perlu didukung oleh infrastruktur yang handal

(robust).

2. Bank Indonesia adalah lembaga yang mengatur dan menjaga

kelancaran SPN. S elain itu, BI juga memiliki kewenangan

memeberikan persetujuan dan perizinan serta melakukan pengawasan

(oversight) atas SPN. Menyadari kelancaran SPN yang bersifat penting

secara sistem (systemically important), bank sentral memandang perlu

menyelenggarakan sistem settlement antar bank melalui infrastruktur

BI-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS).

3. Bank sentral adalah satu-satunya lembaga yang berhak mengeluarkan

dan mengedarkan alat pembayaran tunai seperti uang rupiah.

4. Bank Indonesia yang mempunyai peran sebagai operator, regulator, dan

pengguna sistem pembayaran mempunyai kewajiban sebagai berikut:

Page 5: Sistem Pembayaran dan Alat Pembayaran

a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan baik yang dituangkan

dalam bentuk regulasi atau bentuk lainnya.

b. Memberikan izin penyelenggaraan sistem pembayaran.

c. Konsultasi dan fasilitasi pada penyelenggara sistem pembayaran

d. Pengawasan (oversight) terutama kepada penyelenggara sistem

pembayaran untuk meniali kesesuaian sistem yang dikelolanya

dengan kebijakan-kebijakan Bank Indonesia di bidang sistem

pembayaran.

e. Sosialisasi dan edukasi

Penyelenggaraan Sistem Pembayaran nontunai oleh Bank Indonesia

1. Transaksi pembayaran nontunai dengan nilai yang besar

diselenggarakan Bank Indonesia melalui sistem BI-RTGS (Real Time

Gross Settlement) dan sistem kliring.

2. Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) adalah sistem

transfer dana elektronik yang setiap transaksinya diselesaikan dalam

waktu seketika.

3. Manfaat sistem BI-RTGS antara lain sebagai berikut:

a. Meningkatkan kepastian penyelesaian akhir (settlement finality)

setiap transaksi pembayaran, yang berarti mengurangi risiko

penyelesaikan akhir (minizing settlement risk)

b. Menjadi sarana transfer dana antarbank yang praktis, cepat, efisien,

aman dan handal.

c. Menigkatkan efektivitas pengelolaan dana (management fund) baik

bagi peserta maupun pihak otoritas moneter dan perbankan.

d. Menjadi informasi pendukung dalam menjalankan kegiatan operasi

moneter dan early warning sistem pengawasan bank.

e. Menjadi sarana penyelesaian akhir bagi transaksi pembayaran ritel,

meliputi pembukuan hasil kliring yang diselenggarakan oleh BI

(SKNBI) dan hasil kliring ATM/ kartu debit/kartu kredit.

f. Menjadi sarana pelimpahan penyelesaian akhir transaksi serah dana

dari perdagangan sekuritas, transaksi perdagangan valas antarbank,

setelmen dana dari operasi moneter/operasi pasar terbuka (OPT),

transaksi pembayaran pemerintah, dan transaksi surat berharga.

Page 6: Sistem Pembayaran dan Alat Pembayaran

4. Fungsi Bank Indonesia sebagai otoritas sistem pembayaran termasuk

berperan sebagai pembuat ketentuan (regulator) dan pengawas

(overseer) BI-RTGS.

Pengendalian Sistem Pembayaran

Bank Indonesia mempunyai peran sebagai operator, regulator, dan

pengguna sistem pembayaran mempunyai kewajiban:

a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan, baik yang dituangkan dalam

bentuk regulasi atau bentuk lainnya.

b. Memberikan izin penyelenggaraan sistem pembayaran.

c. Konsultasi dan fasilitasi penyelenggaraan sistem pembayaran.

d. Pengawasan (oversight) terutama kepada penyelenggara sistem

pembayaran untuk menilai kesesuaian sistem yang dikelolanya dengan

kebijakan-kebijakan Bank Indonesia di bidang sistem pembayaran.

e. Melakukan sosialisasi dan edukasi.

b. Alat Pembayaran

Pengertian

Alat pembayaran adalah salah satu komponen yang membentuk

sistem pembayaran. Sistem pembayaran adalah benda yang menurut

hukum harus diterima sebagai alat untuk membeli barang dan jasa. Alat

pembayaran terdapat dua macam yaitu :

1. Alat Pembayaran Tunai

Alat pembayaran tunai lebih banyak memakai uang kartal

yaitu uang logam dan uang kertas. Uang logam adalah uang yang

terbuat dari logam emas atau perak yang memiliki nilai yang

cenderung tinggi dan stabil, bentuknya mudah dikenal, dan sifatnya

Page 7: Sistem Pembayaran dan Alat Pembayaran

tidak mudah hancur dan tahan lama. Sedangkan uang kertas adalah

uang yang berbentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau

bahan lainnya yang menyerupai kertas (menurut penjelasan UU

No.23 th 1999 Tentang Bank Indonesia)

2. Alat Pembayaran Non – Tunai

Pembayaran nontunai yaitu pembayaran yang dilakukan

tanpa menggunakan uang tunai yang beredar melainkan

menggunakan cek atau bilyet giro (BG) dan alat pembayaran

kartu (ATM, kartu kredit, kertu debit, prabayar). Hal ini terlihat

pada ketersediaan jasa pembayaran nontunai yang dilakukan bank

maupun lembaga selain bank. Transaksi pebayaran nontunai

dengan nilai besar diselenggarakan Bank Indnesia melalui sistem

BI-RTGS (Real Time Gross Settlement) dan sistem kliring.

Contoh Sistem Pembayaran

a. Barter

Barter merupakan sistem pembayaran dengan komoditas barang

tertentu yang mempresentasikan suatu nilai tertentu.

b. Uang Komoditas

Uang komoditas merupakan barang yang diterima secara umum

sebagai alat tukar

Contoh : logam mulia, merica, tembakau, kulit hewan, dan garam.

c. Uang fiat

Uang fiat adalah uang kertas yang dikeluarkan oleh pemerintah

sebagai alat pembayaran yang sah.

d. Cek

Page 8: Sistem Pembayaran dan Alat Pembayaran

Cek adalah perintah dari seseorang ke bank tempat dia memiliki

rekening untuk mengirimkan uang dari rekeningnya ke rekening orang

lain ketika orang tersebut menyetorkan cek yang diterimanya.

e. E-commerce

instrumen yang berbasis warkat (Kertas), seperti cek, bilyet giro,

nota debet, dan nota kredit, atau alat pembayaran menggunakan kartu

(APMK), seperti kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit. Sedangkan

untuk sistem transfer tersedia sistem BI-RTGS dan sistem Kliring

Nasional.

B. Uang

a. Sejarah Uang

1. Masa Sebelum Barter

Pada zaman purba, atau pada masyarakat yang masih sangat sederhana,

orang belum bisa menggunakan uang. Perdagangan dilakukan dilakukan

dengan cara langsung menukarkan barang dengan barang. Cara ini bisa

berlangsung selama tukar menukar masih terbatas pada beberapa jenis barang

saja.

2. Masa Barter

Pada masa ini untuk memenuhi kebutuhan dirinya, seseorang sudah

membutuhkan pihak lain atau yang dihasilkan oleh pihak lain. Karena jumlah

orang sudah semakin meningkat dan bertambah, maka munculah pertukaran

barang, karena pada masa ini orang belum mengenal produksi barang.

Syarat utama terjadinya barter adalah bahwa orang yang akan saling

tukar barang, mereka saling membutuhkan.

Kesulitan yang ditemukan pada masa barter :

1. Sulit menemukan barang untuk kebutuhan yang mendesak.

2. Sulit menentukan perbandingan barang yang ditukarkan.

3. Sulit memenuhi kebutuhan yang bermacam-macam.

Page 9: Sistem Pembayaran dan Alat Pembayaran

3. Masa Uang Barang

Pada masa ini orang sudah mulai berpikir mengenai barang perantara

sebagai alat pertukaran, maka dicarilah jenis barang yang dapat mempermudah

pertukaran, yang memiliki syarat sebagai berikut:

1. Barang tersebut dapat diterima dan dibutuhkan semua orang.

2. Barang tersebut dapat ditukarkan kepada siapa saja.

3. Mempunyai nilai tinggi.

4. Tahan lama.

Kesulitan uang barang :

1. Sukar disimpan.

2. Sulit dibawa kemana-mana.

3. Sukar dibagi menjadi bagian yang lebih kecil.

4. Kebanyakan uang barang tidak tahan lama.

5. Nilai uang barang tidak tetap.

Jenis barang yang pernah digunakan sebagai uang barang antara lain : kulit

hewan, hewan, batu-batuan berharga, kulit pohon, logam.

4 .Masa Uang

Peradaban yang semakin maju, mengakibatkan kebutuhan yang

semakin banyak dan bertambah pula, hal tersebut mendorong manusia untuk

alat perantara pertukaran yang mudah, praktis, dan mempunyai nilai, maka

dikembangkanlah jenis uang.

b. Pengertian Uang

Uang dapat didefinisikan sebagai benda-benda yang disetujui oleh

masyarakat sebagai alat perantaraan untuk mengadakan tukar-menukar/

perdagangan. Yang dimaksud dengan disetujui dalam definisi ini adalah

terdapat kata sepakat di antara anggota-anggota masyarakat untuk

menggunakan satu atau beberapa benda sebagai alat perantaraan dalam

kegiatan tukar-menukar.

Page 10: Sistem Pembayaran dan Alat Pembayaran

c. Fungsi Uang

Fungsi uang lebih jelas dan mudah digambarkan melalui perbandingan

sistem ekonomi barter dan sistem ekonomi yang sudah menggunakan uang.

Kebutuhan akan fungsi-fungsi tertentu hanya dapat dipenuhi oleh uang.

Fungsi uang dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi asli dan fungsi

turunan.

1) Fungsi Asli (Primer)

a) Sebagai Alat Tukar (Medium of Exchange) Uang merupakan alat untuk

mempermudah pertukaran barang dan jasa. Dengan uang semua orang dapat

membeli beragam barang dan jasa.

b) Sebagai Satuan Hitung (Unit of Account) Uang dapat ditukarkan sebagai

alat ukur dengan menentukan harganya. Setiap barang dan jasa memiliki

harga-harga tersendiri, dan harga-harga tersebut dinilai dalam satuan uang.

2) Fungsi Turunan (Sekunder)

a) Sebagai Alat Pembayaran (Mean of Payment) Uang tidak hanya berfungsi

sebagai alat jual beli atau tukar menukar, tetapi dapat digunakan untuk

pembayaran tanpa imbalan atau kontraprestasi, seperti membayar pajak,

melunasi utang, dan memba yar denda.

b) Sebagai Alat Penyimpan Kekayaan (Store of Value) Dengan menyimpan

uang berarti seseorang menyimpan kekayaannya dalam bentuk kas untuk

mempermudah pertukaran dan transaksi lainnya.

c) Sebagai Alat Pemindah Kekayaan Uang sebagai media untuk mengganti

bentuk kekayaan.

Misalnya apabila seseorang ingin memiliki mobil dan ia memiliki tanah, maka

tanah tersebut ia jual untuk kemudian uangnya dibelikan mobil.

d. Jenis-Jenis Uang

1) Berdasarkan Bahannya

Uang terbagi atas uang kertas dan uang logam.

Page 11: Sistem Pembayaran dan Alat Pembayaran

2) Berdasarkan Lembaga yang Mengeluarkannya

a) Uang kartal, yaitu uang yang dicetak atau dibuat dan diedarkan oleh Bank

Sentral (Bank Indonesia). Contoh uang Rp50.000,00.

b) Uang giral, yaitu uang yang dibuat dan diedarkan oleh bank umum atau

bank komersial dalam bentuk cek, bilyet giro atau perintah membayar.

3) Berdasarkan Nilainya

a) Uang bernilai penuh (full bodied money), adalah uang yang nilai

intrinsiknya sama dengan nilai nominalnya. Nilai intrinsik ialah nilai uang

yang ditentukan oleh nilai bahan pembuatannya. Misalnya, uang emas, nilai

intrinsiknya adalah harga emas yang terkandung dalam uang tersebut yang

dijamin sepenuhnya oleh emas. Adapun nilai nominal adalah nilai yang

tercantum pada setiap mata uang, baik uang logam maupun uang kertas.

b) Uang tidak bernilai penuh (representative full bodied money) dikenal

dengan nama uang bertanda (token money) adalah uang yang nilai intrinsiknya

lebih kecil dari nilai nominalnya. Misalnya, nilai kertas yang digunakan untuk

membuat uang Rp10.000,00 nilai bahannya kurang dari Rp10.000,00.

4) Berdasarkan Kawasan atau Daerah Berlakunya

a) Uang domestik, adalah uang yang hanya berlaku di negara tertentu saja.

Misalnya, Rupiah di Indonesia dan Peso di Filipina.

b) Uang internasional, ialah uang yang berlaku tidak hanya dalam suatu

negara, tetapi berlaku juga di seluruh dunia untuk transaksi perdagangan

internasional. Misalnya, Dollar AS, Deutsch Mark Jerman, dan Yen Jepang.

e. Syarat Uang

Agar masyarakat menyetujui penggunaan sesuatu benda sebagai uang.

Haruslah benda itu memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Nilai tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu

2. Mudah dibawa-bawa

3. Mudah disimpan tanpa mengurangi nilainya

Page 12: Sistem Pembayaran dan Alat Pembayaran

4. Tahan lama

5. Jumlahnya terbatas (tidak berlebih-lebihan)

6. Bendanya mempunyai mutu yang sama

f. Unsur Pengamanan Uang Rupiah

Agar uang sulit dipalsukan, perlu ada unsur pengamannya. Unsur

pengamanan pada uang kertas mencakup bahan uang dan teknik cetak. Ada

dua bentuk unsur pengamanan pada uang kertas rupiah, yaitu sebagai berikut:

1. Unsur pengaman yang terbuka (overt security features). Kebanyakan unsur

pengaman adalah yang terbuka dapat dilihat dengan mudah oleh masyrakat.

Pendeteksian unsur pengaman tersebut dapat dilakukan dengan mata

telanjang (kasat mata), perabaan tangan, dan peralatan sederhana, seperti

kaca pembesar dan ultra violet

2. Unsur pengaman yang tidak terbuka (covert security features). Pendeteksian

unsur pengaman yang tidak terbuka hanya dapat dilakukan dengan mesin

yang memiliki sensor yang memiliki tingkat kepastian dan kecepatan yang

cukup tinggi untuk mengetahui unsur pengaman tersebut.

Dalam melakukan pemilihan unsur pengamanan uang kertas, pada

umumnya ada dua hal utama yang dipertimbangkan. Kedua hal itu adalah

sebagai berikut:

a. Semakin besar nominal pecahan, semakin diperlukan unsur

pengaman yang lebih baik, kompleks, dan canggih.

b. Unsur pengaman yang dipilh didasarkan pada hasil penelitian

dan pertimbangan perkembangan teknologi.

g. Pengelolaan Uang Rupiah oleh Bank Indonesia

1. Salah satu tugas Bank Indonesia adalah mengatur dan menjaga kelancaran

sistem pembayaran. Dalam rangka melaksanakan tugas mengatur dan menjaga

kelancaran sistem pembayaran, Bank Indonesia berwenang melakukan

pengelolaan uang rupiah yang meliputi perencanaan, percetakan, pengeluaran,

pengedaran, pencabutan, dan perarikan, serta pemusnahan uang rupiah.

Page 13: Sistem Pembayaran dan Alat Pembayaran

2. Bank Indonesia melakukan perencanaan dan penentuan jumlah uang rupiah

yang dicetak dengan memperhatikan antara lain asumsi tingkat inflasi, asumsi

pertumbuhan ekonomi, rencana macam dan pecahan uang rupiah, serta

perkiraan jumlah uang rupiah yang dimusnahkan.

3. Bank Indonesia melakukan pencetakan uang rupiah di dalam negeri dengan

menunjuk badan usaha milik negara sebagai pelaksana pencetakan uang

rupiah.

4. Bank Indonesia menetapkan tanggal, bulan, dan tahun mulai berlakunya

uang rupiah yang dikeluarkan sebagai alat pembayaran yang sah di wilayah

NKRI.

5. Bank Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang

mengedarkan uang rupiah kepada masyarakat.

6. Bank Indonesia menetapkan uang rupiah tidak sebagai alat pembayaran

yang sah di wilayah NKRI dengan cara mencabut dan menarik uang rupiah

dari peredaran.

h. Jenis-jenis Alat Pembayaran Nontunai

1. Alat pembayaran nontunai sudah berkembang dan semakin lazim dipakai

masyarakat. Alat pembayaran nontunai memerlukan penggunaan satu atau

lebih bank untuk menyelesaikan transaksi.

2. Transaksi pembayaran non tunai memiliki dua arus proses: aliran

instrument fisik dan aliran dana. Kedua arus dapat berbeda dalam waktu dan

arah. Berdasarkan aliran pembayarannya, alat-alat pembayaran tersebut

dapat dikelompokkan alat pembayaran untuk credit transfer dan alat

pembayaran untuk debit transfer.

3. Credit transfer adalah perintah penempatan dana dari pengirim ke penerima

melalui jalur transfer dana dari bank pengirim ke bank penerima dan

dimungkinkan melalui bank lain sebagai intermediary.

4. Debit transfer adalah sistem transfer dana di mana pemerintah debit transfer

dibuat atau diotorisasi oleh pihak yang memiliki dana.

Page 14: Sistem Pembayaran dan Alat Pembayaran

5. Ada tiga bentuk media pembayaran yang digunakan, yaitu sebagai berikut:

a. Media pembayaran berbasis kertas (paper based payment). Misalnya

cek atau perintah pembayaran yang dapat ditulis dengan tangan atau

mesin ketik, seperti nota kredit dan nota debit.

b. Media pembayaran elektronik (electronic payment) adalah instruksi

antara bank tanpa ketergantungan pada pengelolaan atau pengiriman

kertas.

c. Media pembayaran berbasis kartu (card-based payment). Pembayaran

berbasis kartu digunakan untuk pembayaran konsumen pada titik

penjualan. Misalnya, kartu ATM, kartu kredit, dan kartu debit.

C. Teori – teori Uang

a) Teori barang

Uang murni berasal dari barang.

b) Teori nominalis

Nilai uang merupakan nilai yang tertulis pada uang tersebut.

c) Teori perubahan nilai uang

a. Teori kuantitas (David Ricardo)

Jumlah uang yang beredar dan tingkat harga selalu berbanding lurus.

“Artinya perubahan uang yang beredar mempengaruhi harga. Jika jumlah uang

yang beredar berkurang maka harga-harga akan cenderung turun. Sebaliknya,

jika jumlah uang yang beredar bertambah, maka harga-harga akan naik.” Dapat

dirumuskan

Keterangan : M = uang

k = konstanta

P = harga

b. Teori persediaan kas (Alfred Marshall)

Menurut teori ini nilai uang tergantung pada jumlah pendapatan

masyarakat yang dipegang atau ditahan dalam bentuk tunai (cash). Jumlah

M = k.P

Page 15: Sistem Pembayaran dan Alat Pembayaran

pendapatan yang disimpan sebagai persediaan kas tergantung pada jumlah

pendapatan dan tingkat bunga di pasar. Dapat dirumuskan:

Keteranagn : M = jumlah uang yang beredar

K = jumlah uang untuk persediaan kas

P = tingkat harga

Y = pendapatan

D. Permintaan dan Penawaran Uang

a) Permintaan Uang

Permintaan uang adalah jumlah unit moneter (berupa uang kartal

maupun giral) yang ingin dipegang sebagai harta tunai (yang mudah untuk

dibelanjakan segera).

Permintaan uang dipengaruhi oleh :

a. Kebutuhan bertransaksi

b. Kebutuhan berjaga-jaga

c. Kebutuhan berspekulasi

b) Penawaran Uang

Penawaran uang adalah jumlah uang yang tersedia dalam suatu

perekonomian.

Faktor-faktor yang memengaruhi penawaran uang di antaranya sebagai berikut.

1) Kebutuhan pemerintah, untuk memenuhi anggaran, untuk menekan tingkat

inflasi (kenaikan harga) dan untuk menambah jumlah uang yang beredar.

2) Keadaan internasional yang tidak stabil.

M = K.Y.P

Page 16: Sistem Pembayaran dan Alat Pembayaran

3) Perkembangan perdagangan luar negeri (kegiatan ekspor dan impor).

4) Sistem perbankan yang berlaku.

5) Penciptaan uang yang baru untuk menambah jumlah uang yang beredar.

E. Standar Mata Uang

a) Pengertian

Standar mata uang adalah benda yang ditetapkan sebagai objek

pembanding atau nilai dalam jumlah satuan tertentu sebagai alat satuan hitung.

Standar mata uang dapat berupa:

a. Standar logam

Penetapan logam tertentu sebagai standar dalam keuangan.

sistem standar tunggal

sistem standar kembar

sistem standar pincang

b. Standar kertas

Apabila dalam suatu negara beredar uang kertas dalam jumlah yang

tidak terbatas, dan uang itu tidak dijamin atau tidak bisa ditukar dengan emas.

F. Istilah – istilah

a. Kliring : Kliring (dari bahasa Inggris clearing) sebagai suatu istilah

dalam dunia perbankan dan keuangan menunjukkan suatu aktivitas yang

berjalan sejak saat terjadinya kesepakatan untuk suatu transaksi hingga

selesainya pelaksanaan kesepakatan tersebut.

b. SKNBI : SKNBI adalah Sistem Kliring Bank Indonesia yang meliputi

kliring debit dan kliring kredit yang penyelesaian akhirnya dilakukan secara

nasional.

c. EDC :

Page 17: Sistem Pembayaran dan Alat Pembayaran

Electronic Data Capture (EDC) adalah alat transaksi

pembayaran, pembelian dan transfer.

Umumnya dipakai untuk melakukan transaksi kartu kredit dan

kartu atm.

Dalam berkomunikasi, EDC menggunakan teknologi wireless

dengan sistem koneksi via GPRS.

Karena sifatnya yang wireless maka mobilitas penggunaan EDC

tidak terbatas pada satu lokasi.

d. Risiko Likuiditas :

Risiko likuiditas adalah risiko yang muncul jika suatu pihak

tidak dapat membayar kewajibannya yang jatuh tempo secara

tunai.

Meskipun pihak tersebut memiliki aset yang cukup bernilai

untuk melunasi kewajibannya, tapi ketika aset tersebut tidak

bisa dikonversikan segera menjadi uang tunai, maka pihak

tersebut dikatakan tidak likuid.

Hal ini bisa terjadi jika pihak pengutang tidak dapat menjual

hartanya karena tidak adanya pihak lain di pasar yang berminat

membelinya.

e. Risiko Operasional :

Risiko Operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan

dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia,

kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian eksternal yang

mempengaruhi operasional Bank.

Sumber risiko ini antara lain oleh sumber daya manusia,

proses, sistem, dan kejadian eksternal.

f. Risiko Kredit : Risiko kredit (bahasa Inggris: Credit risk) adalah suatu risiko

kerugian yang disebabkan oleh ketidakmampuan (gagal bayar) dari debitur atas

kewajiban pembayaran utangnya baik utang pokok maupun bunganya ataupun

keduanya.

Page 18: Sistem Pembayaran dan Alat Pembayaran

g. Risiko Sistemik :

Risiko sistemik adalah risiko sebuah bank yang memengaruhi

risiko bank lain yang selanjutnya memengaruhi risiko bank lain

yang juga memengaruhi bank lain dan seterusnya.

Risiko sistemik merujuk kepada pergerakan seluruh ekonomi.

☺ DIAMBIL DARI BANYAK SUMBER ☺

THANKS FOR READ

I hope’s That came in useful

Don’t forget comment for perfection this

text.

Kusnul Latifah (XA8)