Top Banner
1 B I Kuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Pengantar Sistem Pembayaran & Instrumen Pembayaran BANK INDONESIA DIREKTORAT HUKUM Jakarta, September 2006
43

Sistem Pembayaran

Feb 01, 2016

Download

Documents

sistem pembayaran
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Sistem Pembayaran

1BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Pengantar Sistem Pembayaran& Instrumen Pembayaran

BANK INDONESIADIREKTORAT HUKUM

Jakarta, September 2006

Page 2: Sistem Pembayaran

2BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Pengantar Sistem

Pembayaran

Page 3: Sistem Pembayaran

3BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Pendahuluan

Pembayaran adalah komponen esensial dalam transaksi perdagangan barang dan jasa (perekonomian). Dalam bahasa yang lebih sederhana dapat dikatakan bahwa tidak akan terdapat perdagangan apabila tidak terdapat pembayaran.

Pembeli (Payor)

Penjual (Payee)

Flow pembayaran

Flow barang/jasa

Page 4: Sistem Pembayaran

4BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Perkembangan Cara Pembayaran

Barter

Uang Giral (Cek, Bilyet Giro,

transfer)

Uang (kerang/

batulempengan logam&logam mulia

UK & UL)

Card Based Payment

(kartu kredit, kartu debit)

Perkembangan Cara Pembayaran

Muncul kebutuhan akan sistem pembayaran yang efisien, cepat aman

dan handal

• Inovasi dalam pembayaran non-tunai berimplikasi terhadap berbagai aspek, seperti : lembaga yang terlibat, aspek hukum pihak2 yang terkait, mekanisme penyelesaian, risiko, dll yang kesemuanya itu dapat memberi dampak kepada sistem keuangan maupun perekonomian.

• Efektivitas dan kelancaran perekonomian sangat dipengaruhi oleh kelancaran sarana pendukung dalam sistem pembayaran.

Mengapa diperlukan Sistem Pembayaran

Page 5: Sistem Pembayaran

5BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Pengertian Sistem

Pembayaran

Page 6: Sistem Pembayaran

6BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

“Sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga dan mekanisme yang digunakan untuk melaksanakan pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi.” (UU No.23 tentang Bank Indonesia)

Pengertian Sistem Pembayaran

Komponen Sistem Pembayaran : Kebijakan Hukum Kelembagaan Instrumen pembayaran Mekanisme operasional Infrastruktur

Page 7: Sistem Pembayaran

7BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Kebijakan :

Merupakan dasar pengembangan Sistem Pembayaran di suatu negara.

Kebijakan di berbagai negara sangat bervariasi, mengingat masing-masing negara mempunyai sejarah, karakteristik dan kebutuhan akan sistem pembayaran yang berbeda-beda.

Hukum :

Mencakup undang-undang, dan peraturan-peraturan yang terkait dengan Sistem Pembayaran. Termasuk juga aturan main berbagai pihak yang terlibat, misalnya antar bank, antar bank dan nasabah, antar bank dan bank sentral dll.

Menjamin adanya aspek legalitas dalam penyelenggaraan Sistem Pembayaran. Ketiadaan perangkat hukum tertentu dapat menghambat pengembangan suatu Sistem Pembayaran.

Kelembagaan :

Meliputi berbagai lembaga yang secara langsung-maupun tidak langsung berperan dalam penyelenggaraan SP a.l : bank sentral, bank, lembaga keuangan, kantor pos, lembaga kliring, pasar modal, penyedia jasa jaringan komunikasi, penerbit kartu kredit, dll.

Instrumen Pembayaran:Tunai : Non-tunai :

Komponen Sistem Pembayaran

Mekanisme Operasional :Sistem dan mekanisme operasional idealnya harus dapat menjamin kelancaran dan keamanan perpindahan dana, serta kepastian penerimaan dana oleh pihak penerima.

Infrastruktur teknis :

Berbagai komponen teknis untuk memproses dan melakukan transfer dana seperti message format, sistem komputer Hw & Sw), jaringan komunikasi, sistem back-up, disaster recovery plan dan lain-lain.

Page 8: Sistem Pembayaran

8BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Settlement dan Risiko dalam

Sistem Pembayaran

Page 9: Sistem Pembayaran

9BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Pros & Cons Net Setelmen

• Kebutuhan likuiditas relatif kecil bagi pihak yang mempunyai kewajiban membayar yi hanya sebesar ‘net’ kewajiban yang harus dipenuhinya di akhir suatu periode tertentu (biasanya akhir hari).

• Tidak di perlukan fasilitas overdraft intra day karena settlement dilakukan pada akhir hari

• Risiko terpusat di akhir hari.• Adanya risiko sistemik dimana kegagalan salah satu

peserta dapat menyebabkan kegagalan peserta lainnya secara berantai.

• Apabila sistem tidak di ‘backup’ dengan suatu mekanisme untuk menjamin pembayaran pihak yang ‘gagal’ maka risiko ini akan menjadi beban penyelenggara settlement (bank sentral).

ProsNet

KonsNet

Page 10: Sistem Pembayaran

10BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Pros & Cons Gross Setelmen

ProsGross

• Mengeliminir risiko-risiko pembayaran khususnya bagi bank sentral, karena setiap transaksi hanya akan dibukukan sepanjang saldo yang memberi perintah pembayaran ada dan mencukupi.

• Agar bisa melakukan pembayaran setiap saat, dibutuhkan likuiditas harian yang relatif besar. Dalam hal ini peserta ‘gross settlement’ harus dapat mengelelola dananya dengan lebih baik.

• Adakalanya dibutuhkan suatu fasilitas overdraft intraday dari penyelenggara (bank sentral) untuk lebih menjamin kelancaran pembayaran.

KonsGross

Page 11: Sistem Pembayaran

11BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Risiko2 dalam Sistem Pembayaran

Risiko Kredit Risiko dimana counterparty tidak dapat memenuhi kewajiban untuk membayar secara penuh baik pada saat jatuh tempo maupun sesudahnya

Risiko Likuiditas Risiko dimana counterparty tidak dapat memenuhi kewajiban untuk membayar secara penuh pada saat jatuh tempo

Risiko Systemic Risiko kegagalan salah satu bank dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo sehingga menyebabkan bank lain juga mengalami kesulitan likuiditas yang pada gilirannya tidak mampu memenuhi kewajiban pada pihak lain, dst.

Settlement lag, yaitu selisih waktu antara transaksi dengan terjadinya settlemen;

Non synchronous settlement, yaitu tidak sinkronnya waktu setelmen antar negara (dalam kaitan dengan transaksi valas)

Kegagalan lembaga perantara untuk menyelesaikan tagihan

Penyebab

Page 12: Sistem Pembayaran

12BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Sistem Pembayaran Nilai Besar dan Ritel

Page 13: Sistem Pembayaran

13BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Sistem Pembayaran biasanya diklasifikasikan atas : Sistem Pembayaran Nilai Besar (High Value Payment

System) Sistem Pembayaran Nilai Kecil/Retail (Small

Value/Retail Payment System).

Tidak ada standard internasional atau batasan untuk mengklasifikasikan transaksi mana yang digolongkan kepada high value atau small value.

Setiap negara mempunyai kriteria sendiri untuk penggolongan ini. Bahkan penggolongan ini kadang kala tidak didasarkan pada besarnya nilai transaksi namun berdasarkan tingkat urgensi atau transaksi yang melatarbelakanginya (underlying transaction).

Sistem Pembayaran Nilai Besar & Ritel

Page 14: Sistem Pembayaran

14BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Peran BI DalamSistem Pembayaran

Page 15: Sistem Pembayaran

15BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran

Sasarannya

Sistem Pembayaran yang efisien, cepat, aman dan andal

Salah satu tugas pokok Bank Indonesia menurut UU No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia adalah :

Tugas BI Dalam Sistem Pembayaran Menurut UU No. 23 Th ‘99

Page 16: Sistem Pembayaran

16BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

1. Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin penyelenggaraan jasa SP

2. Mewajibkan penyelenggara jasa SP menyampaikan laporan kegiatannya

3. Menetapkan penggunaan alat pembayaran

4. Mengatur sistem kliring antar bank

5. Menyelenggarakan penyelesaian akhir (setelmen)

6. Menetapkan macam, harga, ciri dan bahan uang

7. Mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah, serta mencabut, menarik dan memusnahkan uang dari peredaran

Wewenang BI Dalam Rangka Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran

DASP

DPU

Page 17: Sistem Pembayaran

17BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Efektivitas pengendalian moneter memerlukan dukungan Sistem Pembayaran yang efisien, cepat, aman dan andal

Sistem Pembayaran yang efisien, cepat, aman dan andal memerlukan sistem perbankan yang sehat

Sistem perbankan yang sehat akan mendukung pengendalian moneter mengingat pelaksanaan kebijakan moneter terutama dilakukan melalui sistem perbankan sehat

Keterkaitan Sistem Pembayaran dengan Moneter dan Perbankan

Page 18: Sistem Pembayaran

18BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Cakupan Peran BI dalam SP

• Regulator

Menyusun kebijakan, peraturan hukum dan prosedur sistem pembayaran

• Pengawas

Menjamin semua pihak yang terlibat dalam sistem pembayaran mengikuti aturan yang telah dibuat/disepakati

• Operator (RTGS/Kliring)

Menjamin terselenggaranya sistem pembayaran yang dapat dipercaya, efisien, aman dan adil (sesuai dengan BIS Core Principles)

Page 19: Sistem Pembayaran

19BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Gambaran Sistem Pembayaran

Saat Ini

Page 20: Sistem Pembayaran

20BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Penyelenggaraan ATM + 50 bank penyelenggara ATM+ 6158 mesin ATMSwitching Company :

Lokal : ATM Bersama , Alto, Cakra, ATM-BCAInternational : Cirrus (MasterCard) dan Plus (Visa)

+ 30 Bank Penyelenggara ATM bergabung dengan Switching Company.

Bank Setelmen :Bank Indonesia (ATM Bersama ), Bank Bali (ALTO)BCA (Jaringan ATM-BCA)

Belum ada National Switching yang menyatukan semua ATM

Kartu Kredit + 11 bank penerbit Kliring kartu kredit oleh Card Companies (Visa or MasterCard) Bank Settlement :

Standard Chartered (Visa), Chase Manhattan (MasterCard),

Issue : Inefisiensi

Belum adanya National Switching

Sistem Pembayaran Ritel(Card-based Payment)

Page 21: Sistem Pembayaran

21BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

BI-RTGS(Pengertian)

Sifat Transaksi RTGS :• Antar-Bank “Credit

transfer”• Bank – BI “Credit Transfer”

& “Debit Transfer”

• Sistem transfer dana antar-bank bersifat on-line

• Setiap transaksi akan di-settled secara real-time oleh sistem dengan mendebet rekening bank pengirim dan mengkredit rekening bank penerima secara simultan sepanjang saldo bank pengirim mencukupi

Page 22: Sistem Pembayaran

22BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

BI-RTGS(Manfaat dan Implikasi bagi perbankan)

MANFAAT BAGI PERBANKAN :

Transaksi Pembayaran Antar-Bank secara on-line dan paperless

Settlement Transaksi Pembayaran Antar-Bank dilakukan dalam hitungan detik (real-time), sepanjang saldo rekening giro bank pengirim (sending bank) mencukupi

Dapat memonitor posisi “terkini” saldo rekening giro setiap saat sepanjang hari

Membantu pengaturan transmitting Transaksi Pembayaran Antar-Bank dan pengelolaan likuiditas

IMPLIKASI BAGI PERBANKAN : Treasury bank dituntut untuk meningkatkan disiplin dan

profesionalismenya dalam mengelola likuiditas (liquidity management) dan risiko (risk management)

Page 23: Sistem Pembayaran

23BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

BI-RTGS(Manfaat bagi BI)

Mengurangi risiko Bank Sentral akibat adanya ‘time lag’ antara transaksi dan settlement yang terjadi selama ini dalam transaksi pembayaran antar bank melalui kliring dengan multilateral netting. (Sejak diberlakukannya RTGS di Jakarta, nilai perputaran Kliring Jakarta turun dari + 30 triliun rupiah menjadi + 3 triliun rupiah)

Dengan penerapan CSA (Centralised Settlement Account) maka akan tersedia informasi rekening bank secara real time dan menyeluruh.

Page 24: Sistem Pembayaran

24BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Issue2 Sistem Pembayaran

Saat Ini

Page 25: Sistem Pembayaran

25BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

• Desember 1999, BIS (Bank for International Settlement) mempublikasikan “The Core Principles For Sistemically Importance Payment System (Core Principles)”.

• Terdiri dari 10 prinsip yang digunakan sebagai acuan universal dalam penyelenggaraan sistem pembayaran yang dikategorikan ‘sytemically important’ yaitu sistem yang dapat menyebabkan atau memicu terjadinya gangguan atau ‘shock transmitting’ pada sistem keuangan baik domestik atau bahkan internasional.

• BI perlu melakukan assessment terhadap sistem pembayaran yang diselenggarakannya, antara lain : kliring dan RTGS

BIS CORE PRINCIPLES

Page 26: Sistem Pembayaran

26BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

10 CORE PRINCIPLES1. Sistem harus memiliki Dasar Hukum yang kuat pada semua yurisdiksi yang

terkait

2. Ketentuan dan prosedur harus memberikan pemahaman yang jelas kepada peserta terhadap dampak dari setiap risiko yang dihadapi peserta

3. Sistem harus memiliki prosedur yg jelas mengenai manajemen risiko kredit dan risiko likuiditas

4. Sistem harus dapat menjamin terlaksananya settlement dengan segera selambat2nya pada akhir hari

5. Dalam multilateral netting, sistem harus dapat menjamin terlaksananya settlement pada jadwal yang telah ditetapkan meskipun ada peserta kliring terbesar yang mengalami kegagalan untuk memenuhi kewajibannya

6. Asset/dana untuk setelmen dibawah penguasaan Bank Sentral

7. Sistem harus menjamin keamanan dan kehandalan operasional dan mempunyai contingency plan

8. Sistem harus menyediakan sarana pembayaran yang praktis untuk user dan efisien untuk perekonomian

9. Sistem harus mempunyai kriteria dan akses yang terbuka untuk seluruh partisipan

10. Penyelenggaraan sistem harus efektif, Accountable (dapat dipertangungjawabkan) dan transparan

Page 27: Sistem Pembayaran

27BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Intercity Clearing

Kliring Lokal hanya mengakomodir:• Cek/BG yang diterbitkan bank peserta lokal

Bank mengembangkan mekanisme sendiri-sendiri untuk warkat non-lokal (inkaso)

Perbankan

• Operational Cost relatif tinggi

• Kualitas servis yang rendah (lack of information kepastian dana serta tidak ada standard ‘service level agreement’ antar bank)

Masyarakat :

• Ketidakpastian dana (mengganggu cash flow nasabah)

• Biaya yang relatif tinggi

Bank Indonesia :

• Menghambat upaya giralisasi serta pengembangan perekonomian daerah

• In-efisiensi secara nasional

Permasalahan

Kondisi Saat Ini :

Page 28: Sistem Pembayaran

28BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

INSTRUMEN PEMBAYARAN

Page 29: Sistem Pembayaran

29BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

“Alat pembayaran merupakan media yang digunakan dalam pembayaran”

Tunai

Non-Tunai

Uang Kertas

Uang Logam

CardBased

E-Money

Paper Based

Page 30: Sistem Pembayaran

30BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Media tunai dalam transaksi pembayaran banyak dipilih dengan alasan kemudahannya, khususnya untuk transaksi yang bernilai kecil.

Dengan menggunakan uang tunai maka jika seseorang melakukan jual beli barang dan atau jasa, maka pada saat dia menerima barang dan atau jasa yang dibeli, penjual juga menerima uang sebagai pembayarannya (efektivitas dana pada saat itu juga).

Umumnya merupakan wewenang bank sentral untuk mencetak dan mengedarkannya.

Uang Tunai

Page 31: Sistem Pembayaran

31BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Non TunaiInstrumen paper-based di masyarakat

1. Cek : adalah surat perintah membayar tanpa

syarat sebagaimana diatur dalam KUHD. Dasar Hukum : KUHD Psl.178 s/d 229

2. Bilyet Giro : adalah surat perintah dari nasabah

kepada Bank penyimpan dana untuk memindahbukukan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada rekening pemegang yang disebutkan namanya dengan tenggang waktu tertentu.

Dasar Hukum : SK Dir 28/32/KEP/DIR 4 Juli 1995 SE 28/32/UPG 4 Juli 1995 SE 2/10/DASP 8 Juni 2000

Page 32: Sistem Pembayaran

32BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Cek Bilyet Giro Dari tanggal penarikan s/d

tanggal kadaluarsa; Tidak dikenal Cek Mundur

(Post Dated Cheque); Dapat ditarik

tunai/pemindahbukuan Dapat dipindahtangankan Apabila cek tsb kosong,

pemegang dapat melakukan protes non pembayaran thd penarik

Dari tanggal efektif s/d tanggal kadaluarsa

Dikenal BG ‘mundur’. Hanya dapat dilakukan

pemindahbukuan Tidak dapat

dipindahtangankan Apabila BG tsb kosong,

pemegang tdk dpt melakukan protes non pembayaran thd penarik

Perbedaan Pokok Cek dan Bilyet Giro

Page 33: Sistem Pembayaran

33BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Cek Bilyet Giro Nama/tulisan “Cek” Perintah tak bersyarat Nama tertarik Tempat pembayaran Tanggal dan tempat penarikan Tanda tangan penarik

Nama /tulisan “Bilyet Giro” dan nomor BG

Nama tertarik Perintah jelas & tanpa syarat u/

pemindahbukuan Nama & no. rek pemegang Nama bank penerima Jumlah dana yang

dipindahbukukan (angka & huruf)

Tempat dan tgl penarikan Ttd, nama jelas dan atau

dilengkapi cap/stempel sesuai syarat pembukaan rekening.

Syarat Formal Cek dan BG

Page 34: Sistem Pembayaran

34BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Tglpenarikan

AkhirTanggalPenawaran

Daluwarsa

70 hari6 bulan

Tenggang Waktu pengunjukkan/

penawaranTgl Efektif BG

Asumsi : tidak ada penarikan cek/pembatalan BG

•Cek: sejak tanggal penarikan s/d kadaluarsa•BG : sejak tgl efektif s.d kadaluarsa

Kewajiban Penyediaan Dana (Penarik)*

Page 35: Sistem Pembayaran

35BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Selain Cek dan BG yang merupakan instrumen pembayaran antar individu (nasabah) terdapat instrumen lain untuk transaksi antar bank yang dapat diperhitungkan melalui kliring, yaitu : Nota Kredit Nota Debit Wesel Bank Untuk Transfer (WBUT) Surat Bukti Penerimaan Transfer (SBPT)

Warkat-warkat tersebut merupakan sarana perhitungan antar bank (atas perintah nasabah atau atas perintah bank sendiri)

Instrumen paperbased antar-bank (yang diperhitungkan dalam kliring)

Page 36: Sistem Pembayaran

36BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Instrumen paperbased antar-bank (yang diperhitungkan dalam kliring)

Nota Kredit Warkat yang digunakan oleh Bank untuk mengirimkan dana kepada Bank lain untuk untung Bank penerima atau nasabah Bank penerima tersebut.

Nota Debit Yaitu warkat yang digunakan oleh bank untuk menagih dana pada Bank lain

Bank Indonesia membatasi nominal ND antar bank s/d 10 juta rupiah

WBUT & SBPT

Wesel Bank Untuk Transfer, adalah Wesel sebagaimana diatur dalam KUHD yang diterbitkan oleh Bank khusus untuk sarana transfer;

Surat Bukti Penerimaan Transfer, adalah surat bukti penerimaan transfer dari luar kota yang dapat ditagihkan kepada Bank Peserta penerima dana transfer melalui kliring lokal;

Volumenya sangat kecil saat ini (hampir tidak digunakan lagi)

Page 37: Sistem Pembayaran

37BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Kartu Kredit

Karakteristik :

Secara fisik berupa media kartu plastik

Teknologi ‘magnetic stripe’ atau ‘microchip’

Ada logo dan nama penerbit, nomor kartu, masa berlaku, nama pemegang kartu, tanda tangan

Pemegang tidak harus memiliki rekening simpanan di bank penerbit

Penggunaannya memerlukan proses otorisasi secara elektronis dan on-line melalui terminal EDC atau inkprinter

Pembayaran oleh pemegang kartu kepada bank penerbit setelah jangka waktu tertentu (bank penerbit memberikan kredit kepada pemegang kartu)

Card Based instrument

Acquiring BankIssuing Bank

Princple/Card Company(Visa, MasterCard)

Tagihan Kartu Kredit

Merchant/tokoPemegang

Kartu

Page 38: Sistem Pembayaran

38BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Kartu Debit/Kartu ATM

Karakteristik :

Secara fisik berupa media kartu plastik

Teknologi ‘magnetic stripe’ atau ‘microchip’

Ada logo dan nama penerbit, nomor kartu, masa berlaku, nama pemegang kartu, tanda tangan

Pemegang harus memiliki rekening simpanan di bank penerbit

Penggunaannya memerlukan proses otorisasi secara elektronis dan on-line melalui mesin ATM, terminal EDC atau inkprinter

Pada saat transaksi, rekening pemegang kartu di bank langsung di debit (berkurang)

Mekanisme Penggunaan Kartu Debit

Issuing Bank

Merchant/tokoPemegang Kartu

Debet : Card HolderCredit : Merchant

Card Based instrument

Page 39: Sistem Pembayaran

39BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Electronic MoneyKarakteristik :

• Merupakan produk stored-value atau prepaid dimana sejumlah dana disimpan secara elektronis dalam suatu peralatan elektronis.

• ‘Nilai elektronis’ ini dapat dibeli oleh seseorang dan tersimpan dalam peralatan elektronis miliknya dimana nilainya akan berkurang pada saat digunakan untuk melakukan pembayaran.

• Berbeda dengan kebanyakan single-prepaid card yang ada saat ini (seperti kartu telepon), e-money dimaksudkan untuk berbagai keperluan pembayaran (multi purpose).

• E-money juga berbeda dengan instrumen pembayaran elektronis lainnya seperti debit/credit card yang dalam penggunaannya memerlukan otorisasi secara on-line dan dapat mendebit rekening si pemakai begitu transaksi dilakukan.

Page 40: Sistem Pembayaran

40BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Access Product Vs Prepaid Product

• Dana yang tersimpan dalam peralatan e-money sepenuhnya berada dalam penguasaan customer

• Tidak harus memerlukan proses otorisasi

• Dana berada dalam pengelolaan bank, sepanjang belum digunakan untuk pembayaran

• Selalu memerlukan proses otorisasi (via leased line, telepon, atau internet)

(E-Money) (kartu debit, kartu kredit, phone banking, internet

banking)

Prepaid/Stored-Value Product Access Product

Page 41: Sistem Pembayaran

41BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Dilihat dari media yang digunakan, ada dua tipe produk e-money :

a. Prepaid Card (disebut juga electronic purses), dengan karakteristik sebagai berikut :

• ‘Nilai elektronis’ disimpan dalam suatu chip (integrated circuit) yang tertanam pada kartu.

• Mekanisme pemindahan dana dilakukan dengan meng-insert kartu ke suatu card reader.

b.Prepaid software (sering disebut juga digital cash), dengan karakteristik sebagai berikut :

• ‘Nilai elektronis’ disimpan dalam suatu hard disk komputer.

• Mekanisme pemindahan dana dilakukan melalui suatu jaringan komunikasi seperti Internet, pada saat melakukan pembayaran.

Jenis E-Money

Page 42: Sistem Pembayaran

42BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

E-Money merupakan inovasi pembayaran yang relatif baru, namun menimbulkan berbagai issue yang berkaitan dengan bank sentral. Meskipun sejauh ini belum ada produk e-money di Indonesia, namun perlu diantisipasi kebijakan yang perlu diambil Bank Indonesia sehubungan dengan pengembangan e-money. Beberapa issue seputar e-money yang terkait dengan bank sentral adalah :

• Implikasi e-money terhadap efektivitas kebijakan moneter dikaitkan dengan perhitungan M1.

• Implikasi pengembangan e-money terhadap pendapatan seigniorage bank sentral selaku pemegang hak monoply pencetakan dan pengedaran uang kartal

• Implikasi e-money terhadap fungsi pengawasan sistem pembayaran.

Implikasi Pengembangan E-Money terhadap Bank Sentral

Page 43: Sistem Pembayaran

43BIKuliah Umum Sistem Pembayaran – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

S e k I a n D a n

T e r I m a k a s I h