Top Banner
Kami. .
61

Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

Jun 25, 2015

Download

Education

Jean Tambunan

Pengertian dan penerapan sistem koloid dalam kehidupan sehari-hari.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

Kami..

Page 2: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

Dari Kelompok 2

Page 3: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

2 IPA 3

Page 4: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

AORTA COMBED CLASS

Page 5: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

MEMPERSEMBAHKAN..

Page 6: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar
Page 7: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

SISTEM KOLOID

Page 8: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

Sistem KOLOID dan Sistem DISPERSI

Page 9: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

I. DefenisiSISTEM KOLOID

Page 10: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

PENGERTIAN SISTEM KOLOID

Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogeni namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 – 100 nm). Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak

terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak terjadi pengendapan.

Page 11: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

Koloid mudah dijumpai dimana-mana.

Susu, agar-agar, tinta,

shampoo, serta awan merupakan contoh-contoh koloid yang dapat dijumpai sehari-hari.

Sitoplasma dalam sel juga merupakan system koloid. Kimia koloid menjadi kajian tersendiri dalam kimia industri karena kepentingannya.

Page 12: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

DefenisiSISTEM DISPERSI

Page 13: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

Sistem dispersi adalah sistem yangmengalami penyebaran yang merata dari dua buah fase. Kedua fase tersebut meliputi ;

1. Fase zat yang didispersikan (zat terlarut), dikenal juga dengan istilah faseterdispersi atau fase dalam

Page 14: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

2. Fase pendispersi (zat pelarut), dikenal juga dengan istilah medium pendispersi atau fase luar

Terdapat tiga jenis sistem dispersi, yaitu :

Larutan sejati Suspensi Koloid

Page 15: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

A. LARUTAN

Larutan merupakan campuran yang bersifat homogen. Ukuran partikel zat terlarut didalam suatu larutan lebih kecil dari 10 - 7 cm ( < 1 nm ) sehingga sangat sulit untuk diamati, walaupun dengan menggunakan mikroskop. Beberapa contoh larutan adalah larutan garam dapur, larutan urea, dan larutan cuka. Jika larutan ini menggunakan kertas saring, tidak akan ada zat yang tersaring.

Page 16: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

B. Suspensi Suspensi adalah dispersi zat padat dalam air. Zat terdispersi pada suspensi merupakan zat padat berukuran cukup besar. Padatan ini merupakan gabungan dari molekul-molekul zat terdispersi.

Oleh karena zat terdispersi memiliki ukuran yang cukup besar, medium pendispersi (air) tidak mampu menahannya sehingga padatan tersebut dapat mengendap.

Berdasarkan penjelasan ini, berarti campuran antar pasir dan air merupakan suspensi,jika campuran pasir dan air dituangkan kedalam gelas menggunakan penyaring, pasir dan air dapat terpisahkan.

Page 17: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

C. Koloid Untuk memudahkan pembahasan sistem dispersi koloid, digunakan fase terdispersi berupa

padatan dan fase pendispersi umum, berupa air. Partikel koloid dapat disaring dengan suatu kertas saring yang berpori-pori sangat halus

(penyaring ultra). Berdasarkan sistem dispersinya, suatu koloid

tampak seperti suspensi.

Akan tetapi secara fisik tampak seperti larutan sehingga sering juga disebut dengan istilah suspense homogeni. Campuran susu bubuk dan air dinamakan koloid.

Page 18: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

Jenis Sistem

Perbedaan

Larutan(Dispersi

Molekuler )

Koloid( Dispersi Koloid )

Suspensi( Dispersi

Kasar)

Sifat

Homogen, tak dapat dibedakan walaupun menggunakan mikroskop ultra

Secara makroskopis bersifat homogeni, tetapi heterogen jika diamati dengan mikroskop ultra

Heterogen

Ukuran

Semua partikel berdimensi ( panjang, lebar, atau tebal ) kurang dari 1 nm

Partikel berdimensi antara 1 nm sampai 100 nm

Salah satu atau semua dimensi partikelnya lebih besar dari 100 nm

Tahapan Satu fase Dua fase Dua fase

Keadaan Stabil Pada umumnya stabil Tidak stabil

Penyaringan Tidak dapat disaringTidak dapat disaring, kecuali dengan penyaring ultra

Dapat disaring

Contoh

Larutan gula, larutan garam, spritus, alcohol 70 %, larutan cuka, air laut, udara yang bersih, dan bensin

Sabun, susu, santan, jeli, selai, mentega, dan mayones

Air sungai yang keruh, campuran air dengan pasir, campuran kopi dengan air, dan campuran minyak dengan air

Page 19: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

II. PENGELOMPOKAN SISTEM KOLOID

Page 20: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

Sistem koloid terdiri dari dua fase, yaitu fase disfersi dan medium pendispersi. Kedua fase tersebut, dapat berwujud zat cair, zat padat atau berwujud gas. Berdasarkan hubungan antar fase dispersidan medium dispersi, maka koloid dikelompokkan menjadi 8 bagian.

Page 21: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

1.Koloid yang dibentuk oleh fase terdispersinya gas dalam medium pesdirpersinya cair adalah buih atau busa. Contoh untuk koloid ini adalah putih telur yang dikocok dengan kecepatan tinggi.

Page 22: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

2. Buih atau busa padat adalah jenis koloid yang fase terdispersinya gas dan medium terdispersinya padat, jeis koloid ini dapat berupa batu apaung dan karet busa.

Page 23: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

3.Koloid dengan fase terdispersi cair dan medium pendispersinya gas dikenal gas dikenal dengan aerosol cair. Contoh koloid ini adalah kabut, awan, pengeras rambut(hair spray) dan parfum semorot.

Page 24: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

4. Emulsi merupakan jenis koloid yang dibentuk oleh fase terdispersi cair didalam medium pendispersi cair. Emulsi dapat kita temukan seperti susu , santan, mayonaise, dan minyak ikan

Page 25: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

5. Koloid yang disusun oleh fase terdispersi dalam medium pendispersi padat disebut dengan emulsi padat atau gel. Koloid ini sering kita jumpai dalam bentuk keju, mentega, jeli, semir padat ataupun lem padat.

Page 26: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

6. Aerosol padat merupakan yang disusun oleh fase terdispersi padat dengan medium dispersinya berupa gas .contohnya asap dan debu di udara.

Page 27: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

7. Sol merupakan koloid yang fasa terdispersinya berwujud padat dengan medium pendispersinya berwujud cair. Sol paling banyak kita jumpai seperti, agar-agar panas, cat, kanji, putih telur, sol emas, sol belerang, lem dan lumpur

8. Jenis koloid yang terakhir adalah koloid yang memiliki fasa terdispersi dan medium pendispersinya zat padat, jenis koloid ini

disebut dengan sol padat. Contoh sol padat adalah; batuan berwarna, gelas berwarna, tanah, perunggu, kuning an dan lain-lain.

Page 28: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

III. SIFAT-SIFAT KOLOID

Page 29: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

Berdasarkan ukuran parikel dari fase terdispersi yang spesifik dan medium pendispersinya yang beragam, maka koloid memiliki sifat utama yaitu:

Page 30: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

1.Gerak Brown

Gerakan ini terjadi secara terus menerus akibat dari tumbukan yang tidak seimbang antara medium koloid dengan partikel koloid. Gerak Brown dapat menstabilkan sistem koloid atau mencegah terjadinya pengendapan. Gerakan ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop.

Page 31: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

2. Efek Tyndall Merupakan penghamburan cahaya oleh partikel-partikel yang terdapat dalam sistem koloid sehingga berkas cahaya dapat dilihat jelas walaupun partikelnya tidak. Dalam kehidupan sehari-hari efek Tyndal dapat diamati pada langit yang berwarna biru di siang hari karena adanya pantulan cahaya dari partikel koloid diudara. Demikian pula pada saat matahari terbenam pantulan partikel di udara memberikan warna jingga.

Page 32: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

3.Koagulasi Pengumpulan dan penggumpalan partikel-partikel koloid. Peristiwa koagulasi terjadi pada kehidupan sehari-hari seperti pada pembentukan delta. tanah liat atau lumpur terkoagulasi karena adanya elektrolit air laut. Proses koagulasi dari karet juga terjadi karena adanya penambahan asam formiat kadalam lateks. Demikian pula halnya dengan lumpur koloid dapat dikoagulasikan dengan tawas yang bermuatan.

Page 33: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

4. AdsorbsiAdsorbsi adalah penyerapan yang terjadi di permukaan terhadap partikel/ion/senyawa yang lain sehingga partikel koloid bermuatan. Contoh: Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+

Page 34: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

5.ElektroforesisSistem koloid yang bermuatan dapat ditarik oleh elektroda yang dialiri oleh arus listrik searah. Untuk koloid yang bermuatan negatif bergerak menuju anoda yaitu elektroda positif dan koloid yang bermuatan positif bergerak menuju katoda atau elektroda negatif.

Page 35: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

6. DIALISISDialisis adalah proses penghilangan ion ion yang menganggu kestabilan koloid dengan cara penyaringan. Contohnya proses pemisahan hasil metabolisme dari darah oleh ginjal.

+

+++

--

-

Air masuk

Air keluar dengan ion

Page 36: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

IV. Liofil dan Liofob

Page 37: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

Koloid Liofil (suka cairan) : adalah koloid yang memiliki gaya tarik menarik antara partikel-partikel terdispersi dengan medium pendispersi. Medium pendispersi dalam liofil sering disebut juga dengan hidrofil. Partikel koloid juga dapat mengadsorbsi molekul cairan sehingga terbentuk selubung disekeliling partikel koloid. Keberaadan selubung inilah yang menyebabkan koloid liofil lebih stabil.

1. Koloid Liofil

Page 38: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

Adalah koloid yang memiliki gaya tarik menarik yang lemah antara partikel-partikel terdispersi dengan medium pendispersi. Medium pendispersinya sering disebut dengan hidrofob. Pertikel-partikel koloid tidak dapat mengadsorbsi pelarutnya sehingga koloid ini kurang stabil dan dapat dengan mudah terkoagulasikan dengan penambahan elektrolit.

2. Koloid Liofob

Page 39: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

V. Pembuatan Sol

Page 40: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

• Metode Kondensasi : merupakan bergabungnya partikel-partikel kecil larutan sejati yang membentuk partikel berukuran koloid.

• Metode Dispersi : metode dipecahnya partikel-partikel besar sehingga menjadi partikel-partikel berukuran koloid.

Ada 2 metode dasar dalam pembuatan koloid sol, yaitu :

Page 41: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

Larutan, molekul atau ion

KOLOID

Suspensi bahan kasar

DISPERSI

KONDENSASI

Page 42: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

1. Metode Kondensasi

Pembuatan koloid sol dengan metode ini pada umumnya dilakukan dengan cara kimia (dekomposisi rangkap, hidrolisis, dan redoks) atau dengan penggantian pelarut. Cara kimia tersebut bekerja dengan menggabungkan partikel-partikel larutan (atom,ion, atau molekul) menjadi partikel berukuran koloid.

Page 43: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

a.Reaksi RedoksReaksi Redoks merupakan reaksi pembentukan partikel koloid melalui mekanisme perubahan bilangan oksidasi. Perhatikan contoh berikut :1) Pembuatan sol belerang dengan mengalirkan

gas hidrogen sulfida (H2S) kedalam larutan belerang oksida (SO2) :

2H2S(g) + SO2(aq) 3S(s) + 2H2O(l)

2) Pembuatan sol emas dengan cara mereaksikan larutan

AuCl3 dan zat pereproduksi formaldehid atau besi (II) sulfat : AuCl3(aq) + 3FeSO4(aq) Au(s) + Fe2(SO4)3(aq) + FeCl3(aq)

Page 44: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

b. Reaksi HidrolisisReaksi Hidrolisis merupakan reaksi pembentukan koloid dengan menggunakan pereaksi air. Misalnya, pembuatan sol Al(OH)3

dan sol Fe(OH)3 .1) Pembuatan sol Al(OH)3 dari larutan AlCl3, Al2(SO4)3 , PAC atau tawas ;

AlCl3(aq) + 3H2O(aq) Al(OH)3(s) + 3HCl(aq)

2) Pembuatan sol Fe(OH)3 dari larutan FeCl3 dengan air panas.

FeCl3(aq) + 3H2O(l) Fe(OH)3(s) + 3HCl(aq)

Page 45: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

c. Reaksi PenggaramanGaram-garam yang sukar larut dapat dibuat menjadi koloid melalui reaksi pembentukan garam. Untuk menghindari pengendapat bisasanya digunakan suatu zat pemecah.Misalnya pada reaksi :

AgNO3(aq) + NaCl(aq) AgCl(s) + NaNO3(aq)

d. Penjenuhan Larutan

Pembuatan kalsium asetat merupakan contoh pembuatan koloid dengan cara penjenuhan larutan ke dalam larutan jenuh kalsium asetat dalam air. Penjenuhan dilakukan dengan cara menambahkan pelarut alkohol sehingga akan menghasilkan koloid yang berupa gel.Kalsium asetat bersifat mudah larut dalam air, namun sukar larut dalam alkohol.

Page 46: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

2. METODE DISPERSIMetode ini melibatkan pemecahan partikel-partikel kasar menjadi berukuran koloid yang kemudian akan di dispersikan dalam medium pendispersinya. Ada 4 cara ;

Cara MekanikCara mekanik merupakan cara fisik mengubah partikel dasar menjadi partikel halus. Partikel dasar digiling dengan alat colloid mill sehingga diperoleh ukuran partikel yang diinginkan. Selanjutnya, partikel halus ini didispersikan ke dalam suatu medium pendispersi. Biasanya ditemukan dalam pembuatan jus buah, selai, krim, pasta gigi, pelumas, farmasi, tekstil dan sebagainya.

Page 47: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

Sitem kerja alat penggilingan Koloid :Alat ini memiliki 2 pelat baja dengan arah rotasi yang berlawanan. Partikel-partikel yang kasar akan digiling melalui ruang antara kedua pelat baja tersebut. Kemudian, terbentuklah partikel-partikel berukuran koloid yang kemudian didispersikan dalam medium pendispersiannya untuk membuat sistem koloid. Conoth koloid yang dibuat adalah : pelumas, tinta dsb..

NEXT..

Page 48: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

Cara Peptisasi

Cara Peptisasi adalah pembuatan koloid / sistem koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan / proses pendispersi endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat pemecah tersebut dapat berupa elektrolit khususnya yang mengandung ion sejenis ataupun pelarut tertentu.Contoh :

-Agar-agar dipeptisasi oleh air ; karet oleh bensin- Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S- Endapan Al(OH)3 dipeptisasi AlCl3 - Serat selulosa asetat dipeptisasi dengan aseton

Page 49: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

Cara Busur Bredig

Proses pembuatan koloid dengan cara busur bredig digunakan untuk membuat sol logam. Pada proses ini, logam yang akan dibuat sol digunakan sebagai elektrode yang dicelupkan ke dalam medium pendispersi. Kemudian, kedua ujung elektrode dihubungkan dengan arus listrik. Uap logam yang terjadi akan terdispersi kedalam medium pendispersi sehingga membentuk koloid.

Page 50: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

Cara Homogenisasi

Cara ini mirip dengan cara mekanik dan biasanya digunakan untuk membuat emulsi. Dengan cara ini, partikel lemak dihaluskan, kemudia di dispersikan ke dalam medium air dengan penambahan emuglator. Selanjutnya, emulsi yang terbentuk dimasukkan ke dalam alat homogenizer. Caranya dengan melewatkan emulsi pada pori-pori dengan ukuran tertentu sehingga diperoleh emulsi yang homogen.

Page 51: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

VI. PENJERNIHANAIR

Page 52: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

PENJERNIHAN AIR

Sistem pengolahan air minum yang dibangun tergantung dari kualitas sumber air bakunya, dapat berupa :

Pengolahan lengkapPengolahan sebagian

Pengolahan lengkap adalah pengolahan air minum secara fisik, kimia dan biologi.

Page 53: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

Pengaplikasian pengolahan air secara lengkap ini ditetapkan dalam indusrtri pengolahan air bersih (PDAM) dan didasarkan pada sifat-sifat koloid, yaitu :

Adsorpsi Penyerapan ion atau listrik pada permukaan koloid (partikel-partikel koloid bermuatan listrik)

Koagulasi Peristiwa pengendapan atau penggumpalan partikel

koloid

Page 54: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

Bahan-bahan yang diperlukan dalam proses penjernihan air antara lain :

Tawas Al2(SO4)3 Karbon aktifKlorin / KaporitKapur tohosPasir

Page 55: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

Berikut bagan pengolahan air bersih PDAM :

Page 56: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

Berikut uraian mekanisme kerja pengolahan air bersih pada bagan tersebut :1. Air sungai dipompakan ke dalam bak

prasedimentasi. Dalam bak prasedimentasi ini lumpur dibiarkan mengendap karena pengaruh gravitasi

2. Lumpur dibuang dengan pompa, sedangkan air dialirkan ke dalam bak ventury. Pada tahap ini, dicampurkan tawas Al2(SO4)3 dan gas klorin (preklorinasi). Ion Al3+ yang terdapat pada tawas tersebut akan terhidrolisis membentuk partikel koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui reaksi : Al3+ + 3H2O Al(OH)3 + 3H+ . Kemudian, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negative dari partikel koloid tanah liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur

Page 57: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

3. Air baku dari bak ventury yang telah dicampur dengan bahan-bahankimia dialirkan ke dalam accelator. Dalam bak accelator terjadi proses koagulasi, lumpur-lumpur dan kotoran lain menggumpal membentuk flok-flok yang akan mengalami sedimentasi secara gravitasi

4. Air yang setengah bersih dari accelator dialirkan ke dalam bak saringan pasir

5. Air dalam bak pasir dialirkan ke dalam siphon dan ditambahkan kapur untuk menetralkan pHdan gas klorin (post klorinasi) untuk mematikan nama

6. Air yang sudah memenuhi standar bersih dari bak siphon dialirkan ke reservoir

7. Air siap dikonsumsi konsumen

Page 58: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

PROSES PENGOLAHAN

AIR

Page 59: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

Sekian

Page 60: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

Dan..

Page 61: Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar

Terima Kasih..