1.1 Sistem jaringan irigasiSudjarwadi (1990) mendefinisikan
irigasi merupakan salah satu faktor penting dalam produksi bahan
pangan. Sistem irigasi dapat diartikan sebagai satu kesatuan yang
tersusun dari berbagai komponen, menyangkut upaya penyediaan,
pembagian, pengelolaan dan pengaturan air dalam rangka meningkatkan
produksi pertanian. Beberapa komponen dalam sistem irigasi
diantaranya adalah :a) siklus hidrologi (iklim, air atmosferik, air
permukaan, air bawah permukaan),b) kondisi fisik dan kimiawi
(topografi, infrastruktur, sifat fisik dan kimiawi lahan),c)
kondisi biologis tanaman,d) aktivitas manusia (teknologi, sosial,
budaya, ekonomi).Ditinjau dari proses penyediaan, pemberian,
pengelolaan dan pengaturan air, sistem irigasi dapat dikelompokkan
menjadi 4 (Sudjarwadi, 1990), yaitu :a) sistem irigasi permukaan
(surface irrigation system),b) sistem irigasi bawah permukaan (sub
surface irrigation system),c) sistem irigasi dengan pemancaran
(sprinkle irrigation system),d) sistem irigasi dengan tetesan
(trickle irrigation / drip irrigation system).Menurut Bustomi
(2000) representasi sistem irigasi sebagai suatu kesatuan hubungan
masukan (input), proses dan keluaran (output) dapat digambarkan
pada Gambar 1.1
Gambar 1.1 Representasi Sistem Irigasi (Sumber : Bustomi,
2000)1.1 klasifikasi jaringan irigasiBerdasarkan cara pengaturan,
pengukuran aliran air dan lengkapnya fasilitas yang dimiliki,
sistem jaringan dapat dipilahkan menjadi tiga macam, yaitu;a.
Sistem Jaringan Irigasi SederhanaDi dalam jaringan irigasi
sederhana, pembagian air tidak diukur atai diatur sehingga air
lebih akan mengalir ke saluran pembuang. Persediaan air biasanya
berlimpah dan kemiringan berkisar antara sedang dan curam. Oleh
karena itu hampir-hampir tidak diperlukan teknik yang sulit untuk
pembagian air (lihat gambar 1.2.)Jarihgan irigasi ini walaupun
mudah diorganisir namun memiliki kelemahan kelemahan serius yakni
:1. Ada pemborosan air dan karena pada umumnya jaringan ini
terletak di daerah yang tinggi, air yang terbuang tidak selalu
dapat mencapai daerah rendah yang subur.2. Terdapat banyak
pengendapan yang memerlukan lebih banyak biaya dari penduduk karena
tiap desa membuat jaringan dan pengambilansendiri-sendiri.3. Karena
bangunan penangkap air bukan bangunan tetap/permanen, maka umumya
pendek.
Gambar 1.2 Jaringan Irigasi Sederhanab. Sistem Irigasi Semi
TeknisPada jaringan irigasi semi teknis, bangunan bendungnya
terletak di sungai lengkap dengan pintu pengambilan tanpa bangunan
pengukur di bagian hilirnya. Beberapa bangunan permanen biasanya
juga sudah dibangun di. jaringan saluran. Sistim pembagian air
biasanya serupa dengan jaringan sederhana (lihat gambar 1.3.).
Bangunan pengambilan dipakai untuk melayani/mengairi daerah yang
lebih luas dari pada daerah layanan jaringan sederhana.Sistem
irigasi semi teknis ini sudah lebih maju karna fasilitasnya sudah
lengkap serta bangunanya juga permanen kan tetapi sistem jaringan
pembagian airnya masih serupa dengan sistem irigasi sederhana.
Dalam sistem irigasi semi teknis ini pemerintah sudah terlibat
dalam pengelolaannya, seperti dalam melakukan operasi juga
pemeliharan bangunannya.
Gambar 1.3 Jaringan Irigasi Semi Teknis
c. Sistem Irigasi TeknisSalah satu prinsip pada jaringan irigasi
teknis adalah pemisahan antara saluran irigas atau pembawa dan
saluran pembuang atau pemutus. Ini berarti bahwa baik saluran
pembawa maupun saluran pembuang bekerja sesuai dengan fungsinya
masing-masing. Saluran pembawa mengalirkan air irigasi ke
sawah-sawah dan saluran pembuang mengalirkan kelebihan air dari
sawahsawah ke saluran pembuang. (Lihat gambar 1.4). Sistem jaringan
irigasi teknis ini disebut juga manajemen gabungan antara
pemerintah dan petani. Jaringan irigasi teknis yang didasarkan pada
prinsip-prinsi di atas adalah cara pembagian air yang paling
efisien dengan mempertimbangkan waktu merosotnya persediaan air
serta kebutuhan petani. Jaringan irigasi teknis memungkinkan
dilakukannya pengukuran aliran, pembagian air irigasi dan
pembuangan air lebih secara efisien.Jika petak tersier hanya
memperoleh air pada satu tempat saja dari jaringan utama, hal ini
akan
Gambar 1.4. Jaringan irigasi teknis
Secara singkat, k1asifikasi jaringan irigasi dapat dilihat pada
tabeI 1.1. berikut. Tabel 1.1 Klasifikasi J aringan Irigasi
2. Jaringan irigasiDalam suatu jaringan irigasi dapat dibedakan
adanya empat unsur fungsional pokok yakni :a. Bangunan-bangunan
utama (head works) dimana air diambil dari sumbernya, umumnya
sungai atau waduk.b. Jaringan pembawa berupa saluran yang
mengalirkan air ke petak-petak tersier.c. Petak-petak tersier
dengan sistim pembagian air dan sistim pembuangan kolektif; air
irigasi dibagi-bagi dan dialirkan ke sawah-sawah dan kelebihanair
ditampung di dalam suatu sistim pembuangan dalam petak tersier.d.
Sistim pembuangan yang ada diluar daerah irigasi untuk membuang
kelebihan air ke sungai atau saluran-saluran alam
2.1. Petak IkhtisarUntuk menghubungkan bagian-bagian dari suatu
jaringan irigasi dibuat suatu peta yang biasanya disebut peta petak
ikhtisar. Peta petak ini dibuat berdasarkan peta topografi yang
dilengkapi dengan garis-garis kontur dengan skala 1 : 2500. Peta
petak tersebut memperlihatkan : Bangunan-bangunan utama Jaringan
dan trase saluran irigasi Jaringan dan trase saluran pembuang
Petak-petak primer, sekunder dan tersier Lokasi bangunan
Batas-batas daerah irigasi Jaringan dan trase jalan Daerah-daerah
yang tidak diairi (misal : desa-desa) Daerah-daerah yang tidak
dapat diairi (tanah jelek, terlalu tinggi dst.)Umumnya petak
irigasi dibagi atas tiga bagian yaitu :
a. Petak PrimerPetak primer dilayani oleh satu saluran primer
yang mengambil aimya langsung dari sumber air, biasanya sungai.
Petak primer terdiri dari beberapa petak sekunder yang mengambil
air langsung dari saluran primer. Daerah-daerah irigasi tertentu
mempunyai dua saluran primer, ini menghasilkan dua petak primer.b.
Petak SekunderBiasanya petak sekunder menerima air dari bangunan
bagi yang terletak di saluran primer atau sekunder. Petak sekunder
terdiri dari beberapa petak tersier yang kesemuanya dilayani oleh
satu saluran sekunder. Batas-batas petak sekunder pada umumnya
berupa tanda-tanda topografi yang jelas, misal saluran pembuang.
Luas petak sekunder bisa berbedabeda tergantung pada situasi
daerah.
Gambar 2.1. Petak sekunder c. Petak TersierPetak ini menerima
air irigasi yang dialirkan dan diukur pada bangunan sadap (off
take) tersier. Petak tersier harus terletak langsung berbatasan
langsung dengan saluran sekunder atau saluran primer, kecuali
apabila petak-petas tersier tidak secara langsung terletak
disepanjang jaringan saluran irigasi utama. Petak tersier mempunyai
batas-batas yang jelas misalnya : parit, jalan, batas desa dan
sesar medan.2.2. Saluran Jarigan Irigasia. Jaringan Saluran Irigasi
UtamaJaringan saluran irigasi utama terdiri dari saluran primer dan
saluran sekunder membawa air dari jaringan utama ke saluran
sekunder dan ke petak-petak tersier yang diairi. Batas ujung
saluran primer adalah padabangunan bagi yang terakhir (gambar 2.4).
Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petas
tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas saluran
sekunder adalah pada bangunan sadap terakhir.
Gambar 2.2. Skema layout di daerah datar berawa-rawaSaluran
pembawa membawa air irigasi dari sumber air lain (bukan sumber yang
memberi air pada bangunan utama) kejaringan irigasi primer. Saluran
muka tersier membawa air dari bangunan sadap tersier ke petak
tersier yang terletak diseberang petak tersier lainnya.
Gambar 2.3. Saluran sekunder
Gambar 2.4. Saluran-saluran primer dan sekunderb. Jaringan
Saluran Irigasi Tersier.Saluran irigasi tersier membaa air dari
bangunan sadap tersier di jaringan utama ke dalam petak tersier
lalu di saluran kuarter. Batas ujung saluran ini adalah box bagi
kuarter yang terakhir. Saluran kuarter membawa air dari box bagi
kuarter melalui bangunan sadap tersier atau parit sawah ke
sawah.
Gambar 2.5. Saluran irigasi tersierc. Jaringan Saluran Pembuang
UtamaSaluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari saluran
pembuang sekunder keluar daerah irigasi. Saluran pembuang primer
sering berupa saluran pembuang alam yang mengalirkan kelebihan air
ke sungai, anak sungai atau ke laut. Saluran pembuang sekunder
menampung air dari jaringan pembuang tersier dan membuang air
tersebut ke pembuang primer atau langsung ke pembuang alam dan
keluar daerah irigasi.d. Jaringan Saluran Pembuang TersierSaluran
pembuang tersier terletak di dan antara petak-petek tersier yang
termasuk dalam unit irigasi sekunder yang sarna danmenampung air,
baik dari pembuangan kuarter maupun dari sawah-sawah. Air tersebut
dibuang ke dalam jaringan pembuang sekunder. Saluran pembuang
sekunder menerima buangan air dari saluran pembuang kuarter yang
menampung air langsung dari sawah.
Gambar 2.6. Saluran pembuang
2.3. Bangunan IrigasiPada dasarnya bangunan irigasi di
klasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yakni :a. Bangunan
utamaBangunan utama adalah bangunan yang direncanakan di dan di
sepanjang sungai atau aliran air untuk membelokkan air ke dalam
jaringan saluran agar dapat dipakai untuk berbagai keperluan yang
memungkinkan untuk mengukur air yang masuk. Pada dasarnya bangunan
utama di bagi menjadi beberapa bagian yakni :1) Bangunan
pengelakBangunan pengelak adalah bagian dari bangunan utama yang
benar-benar dibangun di dalam air. Bangunan ini diperlukan untuk
memungkinkan dibelokkannya air sungai ke jaringan irigasi, dengan
jalan menaikkan muka air sungai atau dengan memperlebar pengambilan
di dasar sungai seperti pada tipe bendung saringan bawah bottom
rack weir. 2) Bangunan pengambilanBangunan pengambilan adalah
sebuah bangunan berupa pintu air. Air irigasi dibelokkan dari
sungai melalui bangunan ini. Bangunan ini dibangun untuk dapat
mengatur banyaknya air yang masuk saluran sesuai dengan yang
dibutuhkan dan menjaga air banjir tidak masuk saluran. Garnbar 2.3.
Menunjukkan bangunan pengambilan dengan penguras bawah.
3) Bangunan pengurasUntuk mencegah masuknya bahan sedimen kasar
ke dalarn jaringan saluranirigasi, bandung perlu dilengkapi dengn
bangunan penguras yang terletak pada tubuh bendung tepat di hilir
bangunan pengarnbilan. Jika pada kedua sisi dari sungai dibuat
bangunan pengambilan maka bangunan penguras juga dibuat pada kedua
sisinya. Gambar 2.4. Menunjukkan bangunan penguras dengan pintu
penguras.
Gambar 2.7. Denah Bangunan Utama
Gambar 2.8. Potongan bangunan pengambilan dengan bangunan
penguras bawah
Gambar 5.3. Bangunan penguras dengan pintu penguras.
Gambar 2.9. Bangunan penguras dengan pintu penguras.
4 Kantong LumpurBangunan kantong lumpur merupakan pembesaran
potongan melintang saluran sampai panjang tertentu untuk mengurangi
kecepatan aliran dan memberi kesempatan pada sedimen untuk
mengendap. Bangunan ini terletak pada bagian awal dari saluran
primer persis di belakang bangunan pengambilan. Gambar 2.5.
Menunjukkan tipe tata letak kantong lumpur.
Gambar 2.10. Tipe tata letak kantong lumpur.
Gambar 2.11. Kantong lumpur5. Bangunan Pelindung1) Bangunan
krib, matras batu, pasangan batu kosong danlatau dindng pengarah
guna melindungi bangunan terhadap kerusakan akibat penggerusan dan
sedimentasi.2) Bangunan tanggul banjir untuk melindungi lahan yang
berdekatan terhadap genangan akibat banjir.3) Bangunan saringan
bongkah untuk meindungi pengambilanlpembilas bawah agar bongkah
tidak menyumbat bangunan selama terjadi banjir.4) Bangunana tanggul
penutup untuk menutup bagian sungai lama atau, bila bangunan
pengelak dibuat.
b. Bangunan PembawaBangunan pembawa mempunyai fungsi
membawa/mengalirkan air dari surnbernya menuju petak irigasi.
Bangunan pembawa meliputi saluran primer, saluran sekunder, saluran
tersier dan saluran kuarter. Saluran primer biasanya dinamakan
sesuai dengan daerah irigasi yang dilayaninya. Sedangkan saluran
sekunder sering dinamakan sesuai dengan nama desa yang terletak
pada petak sekunder tersebut. Berikut ini penjelasan berbagai
saluran yang ada dalam suatu sistem irigasi. Saluran primer membawa
air dari bangunan sadap menuju saluran sekunderdan
kepetak-petaktersier yang diairi. Batas ujung saluran primer adalah
pada bangunan bagi yang terakhir. Saluran sekunder membawa air dari
bangunan yang menyadap dari saluran primer menujupetak-petaktersier
yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas akhir dari
saluran sekunder adalah bangunan sadap terakhir Saluran tersier
membawa air dari bangunan yang menya dap dari saluran sekunder
menujupetak-petakkuarter yang dilayani oleh saluran sekunder
tersebut. Batas a khir dari saluran sekunder adalah bangun an boks
tersier terakhir.
Gambar 2.12. Saluran pembawac. Bangunan Bagi dan Sadap Bangunan
bagi merupakan bangunan yang terletak pada saluran primer, sekunder
dan tersier yang berfungsi untuk membagi air yang dibawa oleh
saluran yang bersangkutan. Khusus untuk saluran tersier dan kuarter
bangunan bagi inimasing-masingdisebut boks tersier dan boks
kuarter. Bangunan Sadap berfungsi memberikan air dari saluran
sekunder atau primer ke petak- petak tersier. Umumnya kapasitas
pintu ukurnya berkisar antara 50 sampai dengan 250 l/dt.Bangunan
sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder
menuju saluran tersier penerima. Dalam rangka penghematan bangunan
bagi dan sadap dapat digabung menjadi satu rangkaian bangunan.
Gambar 2.13. Bangunan sadap dan pintu bagi
Gambar 2.14. saluran dgn bangunan pengatur sadap ke saluran
sekunderd.Bangunan Pengatur dan PengukurAgar pemberian air irigasi
sesuai dengan yang direncanakan, perlu dilakukan pengaturan dan
pengukuran aliran di bangunan sadap (awal saluran primer), cabang
saluran jaringan primer serta bangunan sadap primer dan sekunder.
Bangunan pengatur muka air dimaksudkan untuk dapat mengatur muka
air sampaibatas-batasyang diperlukan untuk dapat memberi kan debit
yang konstan dan sesuai dengan yang dibutuhkan. Sedangkan bangunan
pengukur dimaksudkan unttuk dapat memberi informasi mengenai besar
aliran yang dialirkan. Kadangkala, bangunan pengukur dapat juga
berfungsi sebagai bangunan pengatur. Bangunan pengatur mempunyai
mempunyai potongan pengontrol aliran yang dapat distel atau tetap.
Untukbangunan-bangunanpengatur yang dapat distel dianjurkan untuk
menggunakan pintu (sorong).
Gambar 2.15. Pintu Sorong e. Bangunan Pembuang dan Penguras
Bangunan PembuangBangunan drainase dimaksudkan untuk membuang
kelebihan air di petak sawah maupun saluran. Kelebihan air di petak
sawah dibuang melalui saluran pembuang, sedangkan kelebihan air di
saluran dibuang melalui bangunan pelimpah. Terdapat beberapa jenis
saluran pembuang, yaitu saluran pembuang kuarter, saluran pembuang
tersier, saluran pembuang sekunder dan saluran pembuang primer.
Jaringan pembuang tersier dimaksudkan untuk:Mengeringkan
sawahMembuang kelebihan air hujanMembuang kelebihan air
irigasiSaluran pembuang kuarter menampung air langsung dari sawah
di daerah atasnya atau dari saluran pembuang di daerah bawah.
Saluran pembuang tersier menampung air buangan dari saluran
pembuang kuarter. Saluran pembuang primer menampung dari saluran
pembuang tersier dan membawanya untuk dialirkan kembali ke
sungai.
Gambar 2.16. Saluran pembuang Bangunan PengurasBangunan
penguras, biasanya dengan pintu yang dioperasikan dengan tangan,
dipakai untuk mengosongkan seluruh ruas saluran bila diperlukan.
Untuk mengurangi tingginya biaya, bangunan ini dapat digabung
dengan bangunan pelimpah.
Gambar 2.17. Bangunan pengurasF. Bangunan PelengkapSebagaimana
namanya, bangunan pelengkap berfungsi sebagai
pelengkapbangunan-bangunanirigasi yang telah disebutkan sebelumnya.
Bangunan pelengkap berfungsi untuk memperlancar para petugas dalam
eksploitasi dan pemeliharaan. Bangunan pelengkap dapat juga
dimanfaatkan untuk pelayanan umum.Jenis-jenisbangunan pelengkap
antara lain jalan inspeksi, tanggul, dan jembatan penyeberangan
Gambar 2.18. Jalan inspeksi