1 SISTEM INFORMASI PROSEDURE PERIJINAN DIKABUPATEN KUDUS Supriyono SISTEM INFORMASI PROSEDUR PERIJINAN DI KABUPATEN KUDUS Supriyono, S.Kom 1 ABSTRAK Pelayanan perijinan yang dilakukan pada masa lalu pada umumnya berkesan kurang baik bagi masyarakat tidak terkecuali ijin mendirikan bangunan. Pelayanan perijinan identik dengan ketidak pastian, biaya yang besar, sesuatu yang sulit dan pasti lama kecuali lewat “jalan tol”. Untuk itu perlu upaya pengelolaan perijinan dalam bentuk penataan ulang prosedur perijianan khususnya prosedur ijin mendirikan bangunan (prosedur IMB). Perbaikan perijinan kearah yang lebih baik akan berdampak pada kepercayaan masyarakat dan akan mendorong masyarakat untuk mengurus perijinan yang diperlukan. Kondisi ini akan mengakibatkan peningkatan volume pengurusan ijin mendirikan bangunan oleh masyarakat. Tujuan Sistem Informasi prosedur perijinan mendirikan bangunan adalah untuk membantu Pemerintah Daerah dalam melakukan pengolahan ijin mendirikan banguunan di Kabupaten Kudus sehingga dalam pengolahan perijinan mendirikan bangunan dapat lebih terkontrol dan tepat sasaran sesuai dengan harapan pemerintah. Dengan adanya Sistem Informasi prosedur perijinan mendirikan bangunan dapat membantu para pengambil kebijaksanaan memantau pelayanan perijinan mendirikan bangunan termasuk kepala daerah agar dapat segera mengetahui posisi suatu perijinan yang sedang dalam proses sehingga dapat segera mengambil keputusan dalam masalah prosedur perijinan mendirikan bangunan. Sistem perijinan ini juga menyediakan informasi yang dibutuhkan masyarakat sebagai bentuk pelayanan informasi. ABSTRACT Licensing services performed in the past generally less impressive both for the community is not exempt building permit. Licensing services identical with uncertainty, a large cost, something that is difficult and certainly longer than through the "road toll". For that we need licensing management efforts in the form of reorganization procedures, especially procedures perijianan building permit (IMB procedure). Repair permits a better direction would have an impact on public trust and will encourage people to take care of the necessary permits. This condition will lead to increased volume of building permits the maintenance of the community. Destination Information System building permit procedure is to assist the Government in establishing a permit to do banguunan processing in the Holy District, so the processing of building permits can be better controlled and targeted in accordance with government expectations. With the Information Systems building licensing procedures can help policy makers monitor the building permitting services including regional heads in order to immediately identify where a permit that is in the process so that it can immediately make a decision on the issue of licensing procedures for building. This licensing system also provides the necessary information society as a form of information services. 1 Dosen Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus ISSN : 1979-6889
19
Embed
SISTEM INFORMASI PROSEDUR PERIJINAN DI KABUPATEN KUDUS · Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin disebut
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1 SISTEM INFORMASI PROSEDURE PERIJINAN DIKABUPATEN KUDUS
Supriyono
SISTEM INFORMASI PROSEDUR PERIJINAN
DI KABUPATEN KUDUS
Supriyono, S.Kom
1
ABSTRAK
Pelayanan perijinan yang dilakukan pada masa lalu pada umumnya berkesan kurang
baik bagi masyarakat tidak terkecuali ijin mendirikan bangunan. Pelayanan perijinan identik
dengan ketidak pastian, biaya yang besar, sesuatu yang sulit dan pasti lama kecuali lewat
“jalan tol”. Untuk itu perlu upaya pengelolaan perijinan dalam bentuk penataan ulang
prosedur perijianan khususnya prosedur ijin mendirikan bangunan (prosedur IMB).
Perbaikan perijinan kearah yang lebih baik akan berdampak pada kepercayaan masyarakat
dan akan mendorong masyarakat untuk mengurus perijinan yang diperlukan. Kondisi ini
akan mengakibatkan peningkatan volume pengurusan ijin mendirikan bangunan oleh
masyarakat. Tujuan Sistem Informasi prosedur perijinan mendirikan bangunan adalah untuk
membantu Pemerintah Daerah dalam melakukan pengolahan ijin mendirikan banguunan di
Kabupaten Kudus sehingga dalam pengolahan perijinan mendirikan bangunan dapat lebih
terkontrol dan tepat sasaran sesuai dengan harapan pemerintah. Dengan adanya Sistem
Informasi prosedur perijinan mendirikan bangunan dapat membantu para pengambil
kebijaksanaan memantau pelayanan perijinan mendirikan bangunan termasuk kepala daerah
agar dapat segera mengetahui posisi suatu perijinan yang sedang dalam proses sehingga
dapat segera mengambil keputusan dalam masalah prosedur perijinan mendirikan bangunan.
Sistem perijinan ini juga menyediakan informasi yang dibutuhkan masyarakat sebagai bentuk
pelayanan informasi.
ABSTRACT
Licensing services performed in the past generally less impressive both for the
community is not exempt building permit. Licensing services identical with uncertainty, a
large cost, something that is difficult and certainly longer than through the "road toll". For
that we need licensing management efforts in the form of reorganization procedures,
especially procedures perijianan building permit (IMB procedure). Repair permits a better
direction would have an impact on public trust and will encourage people to take care of the
necessary permits. This condition will lead to increased volume of building permits the
maintenance of the community. Destination Information System building permit procedure is
to assist the Government in establishing a permit to do banguunan processing in the Holy
District, so the processing of building permits can be better controlled and targeted in
accordance with government expectations. With the Information Systems building licensing
procedures can help policy makers monitor the building permitting services including
regional heads in order to immediately identify where a permit that is in the process so that it
can immediately make a decision on the issue of licensing procedures for building. This
licensing system also provides the necessary information society as a form of information
services.
1 Dosen Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus
ISSN : 1979-6889
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan ijin mendirikan bangunan dukungan
teknologi informasi sangat dibutuhkan. Dengan teknologi informasi pelayanan ijin
mendirikan bangunan dapat dipantau sehingga para pengambil kebijaksanaan terhadap
pelayanan perijinan termasuk Kepala Daerah dapat segera mengetahui posisi suatu
perijinan yang sedang dalam proses.Penerapan teknologi informasi dimaksudkan agar
pelayanan ijin mendirikan bangunan dapat dilakukan dengan cepat, tepat dan akurat
serta dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan masyarakat sebagai bentuk
pelayanan informasi.
Sistem Informasi prosedur perijinan mendirikan bangunan adalah sistem
informasi yang dibuat dan ditujukan untuk membantu Pemerintah Daerah dalam
melakukan pengolahan ijin mendirikan banguunan di Kkabupaten Kudus sehingga
dalam pengolahan perijinan mendirikan bangunan dapat lebih terkontrol dan tepat
sasaran sesuai dengan harapan pemerintah.
1.2. Batasan Masalah
Dari latar belakang dan perumusan masalah diatas agar pembahasan masalah tidak
menyimpang dari pokok permasalahan, maka tim peneliti membatasi pembahasan
masalah ini pada :
a. Analisa dan desain secara konseptual prosedur ijin mendirikan bangunan di
kabupaten Kudus.
Proses analisa dan desain secara konseptual dengan cara pengumpulan data prosedur
perijinan mendirikan bangunan di Kabupaten Kudus, untuk keperluan analisis
kebutuhan dan desain peijinan mendirikan bangunan yang akan diterapkan untuk
keperluan informasi mengenai prosedur ijin mendirikan bangunan.
b. Perancangan prototipe Sistem Informasi Prosedur Perijinan
Proses perancangan sistem informasi prosedur perijinan mendirikan bangunan di
kabupaten Kudus.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Sistem
3 SISTEM INFORMASI PROSEDURE PERIJINAN DIKABUPATEN KUDUS
Supriyono
Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu
yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau
elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur
mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang
saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan
atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Pendekatan sistem yang
merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih menekankan urutan-urutan operasi
di dalam sistem (Jogiyanto, 2001: 1).
2.1.1. Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai karaktiristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu
mempunyai komponen-komponen (components), batas system (boundary),
lingkungan luar system (environments), penghubung (interface), masukan
(input), keluaran (output), pengolah (proces), dan sasaran (objectives) atau
tujuan (goal) ( Jogiyanto, 2001: 3 ).
2.1.2. Klasifikasi Sistem
Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya
adalah sebagai berikut ( Jogiyanto, 2001: 6 ) :
1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak ( abstract system ) yaitu
sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik
dan sistem fisik ( physical system ) yaitu sistem yang ada secara fisik.
2. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah ( natural system ) dan
sistem buatan manusia ( human made system ). Sistem alamiah adalah
sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak di buat oleh manuasia.
Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia yang
melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin disebut dengan
human-machine system atau man-machine system. Sistem informasi
merupakan contoh man-machine system, karena manyangkut penggunaan
komputer yang berinteraksi dengan manusia.
3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system)
yaitu sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat
diprediksi ( contohnya sistem komputer ) dan sistem tak tentu
(probabilistic system ) yaitu sistem yang kondisi masa depannya tidak
dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas .
4. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup ( closed system ) yaitu
sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan
luarnya dan sistem terbuka ( open system ) yaitu sistem yang
berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya.
2.2. Pengertian Informasi
Informasi adalah data yang telah diproses, atau data yag memiliki arti.
Perubahan data menjadi informasi dilakukan oleh pengolah informasi. Pengolah
informasi adalah salah satu elemen kunci dalam sistem konseptual.
( Raymond Macleod. Jr, 1995 )
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan
lebih berarti bagi yang menerimanya. Sumber dari informasi adalah data. Data
adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian – kejadian dan kesatuan
nyata. Kejadian ( event ) adalah sesuatu yang terjadi pada saat yang tertentu. (
Jogiyanto.HM, 2001).
2.3. Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat
manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar
tertentu dengan laporan – laporan yang diperlukan ( Jogiyanto. HM, 2001 ).
2.3.1. Komponen Sistem Informasi
1. Blok Masukan
Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini
termasuk metode – metode dan media untuk menangkap data yang akan
dimasukkan, yang dapat berupa dokumen – dokumen dasar.
2. Blok Model
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang
akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan
cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3. Blok Keluaran
Teknologi merupakan “kotak alat” (tool-box) dalam sistem informasi.
Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan
dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu
pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian
5 SISTEM INFORMASI PROSEDURE PERIJINAN DIKABUPATEN KUDUS
Supriyono
utama, yaitu teknisi ( brainware ), perangkat lunak ( software ), dan perangkat
keras ( hardware ).
4. Blok Basis Data
Basis Data ( database ) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan
satu dengan lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan
perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan di dalam basis
data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut.Data didalam basis data
perlu diorganisasikan sedemikian rupa, supaya informasi yang dihasilkan
berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi
kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi dengan
menggunakan perangkat lunak paket yang di sebut dengan DBMS ( Database
Management Systems ).
5. Blok Kendali
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti misalnya api, air,
debu, kecurangan – kecurangan, kegagalan – kegagalan sistem itu sendiri,
sabotase – sabotsae dan lain sebagainya.beberapa pengendalian perlu dirancang
den diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal –hal yang dapat merusak sistem
dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan – kesalahan dapat
langsung diatasi.
2.4. Metode Pengembangan Sistem
Pada tahun 1980 mulai dikenal teknik pendesainan secara terstruktur dengan
menggunakan konsep paralel dan siklus, misalnya antara uji coba program dan
pemrograman dapat dilakukan kerja paralel dan seandainya ada sesuatu yang salah
ketika implementasi maka dilakukan survey, analisa dan design ulang yang
menggantikan metode pendesainan klasik yang cenderung serial.
2.4.1. Perencanaan Sistem
Untuk mengembangkan sistem informasi, sebelum sistem ini sendiri
dikembangkan, maka perlu direncanakan terlebih dahulu dengan cermat.
Perencanaan sistem ( system plannning ) ini menyangkut estimasi dari kebutuhan
– kebutuhan fisik, tenaga kerja dan dana yang dibutuhkan untuk mendukung
pengembangan sistem ini serta untuk mendukung operasinya setelah diterapkan. (
Jogiyanto. HM, 2001 )
Proses perencanaan sistem :
1. Merencanakan proyek – proyek sistem
2. Menentukan proyek – proyek sistem yang akan dikembangkan yang dilakukan
oleh komite pengarah.
3. Mendefinisikan proyek – proyek sistem yang dikembangkan oleh analis sistem.
2.4.2. Analisa Sistem
Analisis sistem ialah penguraian sistem informasi ke dalam komponen-
komponen untuk mengidentifikasikan masalah atau mengevaluasi permasalahan,
kesempatan-kesempatan, dan hambatan-hambatan untuk dapat diusulkan
perbaikannya. ( Jogiyanto. HM, 2001 )
Analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan
untuk merancang sistem yang baru atau diperbarui. ( Raymond Macleod. Jr,