SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA TOKO SUMBER REJEKI DI TRENGGALEK, JAWA TIMUR Naskah Publikasi diajukan oleh Pipit Dwi Anggraeni 07.12.2148 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011
SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA TOKO SUMBER REJEKI DI TRENGGALEK, JAWA TIMUR
Naskah Publikasi
diajukan oleh
Pipit Dwi Anggraeni 07.12.2148
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA
2011
SALES INFORMATION SYSTEM AT SUMBER REJEKI STORE
IN TRENGGALEK, EAST JAVA
SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA TOKO SUMBER REJEKI DI
TRENGGALEK, JAWA TIMUR
Pipit Dwi Anggraeni
Jurusan Sistem Informasi
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
The development of information technology in Indonesia has undergone
many advances. It is evident that all the needs in the business world already rely
on computers. This can also be evidenced by, followed by business development
sales. Business development sales were a direct impact on improving the flow of
transactions made by company. Starting from the data manual for processing
such data, will now be in a fox into a computerized system to facilitate the
implementation of sales. The speed of the service become one of the main
requirements to achieve company goals.
Application of sales is one option that is expected to help process sales
transactions in cash. Sales application can be used by the grocery store business
Rejeki Source.
The advantage of this application has a view that is user friendly and easy
to use, reliable in handling the transaction and procurement costs are not too
expensive because it does not require specification of the computer that is too
high. Software used to support the making of this application created using
Microsoft SQL Server 2000 for database and Microsoft Visual Basic 6.0 as its
tool.
Keywords : Information System, Sales Transaction, User Friendly
1. Pendahuluan
Perkembangan teknologi informasi di Indonesia telah banyak mengalami
kemajuan. hal ini juga diikuti dengan perkembangan bisnis penjualan.
Perkembangan bisnis penjualan tersebut berdampak langsung pada peningkatan
arus transaksi yang dilakukan perusahaan. Kecepatan dalam pelayanan menjadi
salah satu kebutuhan utama untuk mencapai tujuan perusahaan.
Dalam mengelola perusahaan, timbul berbagai macam masalah baik
intern maupun ekstern yang berkaitan secara langsung atau tidak langsung dengan
aktifitas perusahaan. Semakin besar suatu perusahaan serta semakin rumitnya
kegiatan dan masalah yang dihadapi akan semakin besar pula peranan sistem
pengolahan yang akan menghasilkan informasi yang dapat bermanfaat sebagai
dasar untuk pengambilan keputusan.
Mengingat arus transaksi yang semakin padat, sedangkan kecepatan dalam
pelayanan adalah faktor yang utama, maka pencatatan transaksi secara manual
tentu kurang dapat diandalkan. Kendala yang dihadapi dengan menggunakan
pencatatan transaksi secara manual, yang pertama adalah waktu. Pencatatan
transaksi secara manual membutuhkan waktu yang lama. Sedangkan yang kedua
adalah tingkat akurasi atau ketelitian. Tidak dapat dipungkiri, pencatatan transaksi
secara manual rentan terhadap human error atau kesalahan manusia. Dan untuk
mengatasinya, perusahaan biasanya membuat suatu cara kerja atau model
pencatatan tertentu.
Oleh karena itu, dibutuhkan suatu perangkat lunak yang menggantikan
pencatatan transaksi secara manual. Perangkat lunak tersebut diharapkan dapat
lebih menyingkat waktu dibandingkan pencatatan transaksi secara manual. Di
samping itu, perangkat lunak penjualan ini juga diharapkan meningkatkan
ketelitian dan meminimalisasi human error atau kesalahan manusia.
Pada rancangan tugas akhir ini, mencoba menerapkan ilmu yang telah
diperoleh selama studi yaitu bidang sistem informatika. Salah satu ide rancangan
yaitu sebuah Sistem Informasi Penjualan Pada Toko Sumber Rejeki di
Trenggalek, Jawa Timur yang dalam hal ini menggunakan bahasa
pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0.
2. Landasan Teori
2.1. Konsep Dasar Sistem
Sistem merupakan suatu kumpulan atau himpunan dari unsur atau variabel
– variabel yang saling terorganisasi, saling berinteraksi, dan saling bergantung
satu sama lain. (Murdick dan Ross, 1993) mendefinisikan sistem sebagai
seperangkat elemen yang digabungkan satu dengan lainnya untuk suatu tujuan
bersama. Menurut Scott (1996), sistem terdiri dari unsur – unsur seperti masukan
(input), pengolahan (processing), serta keluaran (output). Ciri pokok sistem
menurut Gapspert ada empat, yaitu sistem-sistem itu beroperasi dalam suatu
lingkungan, terdiri atas unsur – unsur, ditandai dengan saling berhubungan, dan
mempunyai satu fungsi atau tujuan utama.
Dan untuk membedakan unsur – unsur dari sistem yang membentuknya,
terdapat beberapa karakteristik sistem yang dapat membedakan suatu sistem
dengan sistem lainnya (Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, Hanif Al
Fatta) :
1. Batasan (boundary), merupakan pengambaran dari suatu elemen
atau unsur mana yang termasuk didalam sistem dan mana yang
diluar sistem.
2. Lingkungan (environment), merupakan segala sesuatu diluar
sistem , lingkungan yang menyediakan asumsi, kendala, dan input
terhadap suatu sistem.
3. Masukan (input), merupakan sumber daya (data, bahan baku,
peralatan, energy) dari lingkungan yang dikonsumsi dan
dimanipulasi oleh suatu sistem.
4. Keluaran (output), merupakan sumber daya atau produk
(informasi, laporan, dokumen, tampilan layar komputer) yang
disediakan untuk ingkungan sistem oleh kegiatan dalam suatu
sistem.
5. Komponen (component), merupakan kegiatan – kegiatan atau
proses dalam suatu sistem yang mentransformasikan input
menjadi bentuk setengah jadi (output).
6. Penghubung (interface), merupakan tempat dimana komponen
atau sistem dan lingkungan bertemu atau berinteraksi.
Penyimpanan (storage), merupakan area yang dikuasai dan digunakan
untuk penyimpanan sementara dan tetap dari informasi, energy, bahan baku, dan
sebagainya.
Adapun klasifikasi sistem yang terdapat pada sistem telah
dijabarkan sebagai berikut (Analisis dan Perancangan Sistem
Informasi, Hanif Al Fatta) :
a. Sistem Abstrak (abstract system)
adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak
tampak secara fisik. Sedangkan sistem fisik (physical system)
merupakan sistem yang ada secar fisik.
b. Sistem Alamiah (natural system)
adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat
manusi. Sedangkan sistem buatan manusia (human made
system) melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin.
c. Sistem Tertentu (deterministic system)
beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi.
Sedangkan sistem tak tentu (probabilistic system) adalah sistem
yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena
mengandung unsur probabilitas.
d. Sistem Tertutup (closed system)
merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak
terpengaruh dengan lingkungan luar. Sedangkan sistem terbuka
(open system) adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh
dengan lingkungan luar.
2.2. Konsep Dasar Informasi
Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang
berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini
atau saat mendatang (Menurut Davis dalam Abdul Kadir, 2003). Informasi
merupakan kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan
lebih berarti bagi yang menerima (Andri Kristanto, 2003). Informasi adalah data
yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang
menerimanya (Jogiyanto, 1990).
Kualitas dari suatu sistem informasi tergantung dari 3 hal yaitu :
a. Akurat (accurate)
Sebuah informasi tersebut lepas dari kesalahan-kesalahan, hal-
hal yang membingungkan maupun menyesatkan.
b. Tepat Waktu (timeless)
Tepat waktu berarti informasi yang disajikan tidak boleh
terlambat dan harus da pada saat informasi tersebut dibutuhkan
oleh user.
c. Sejalan (relevan)
Informasi harus sesuai dengan kebutuhan dan bidang dari pemakai
sehingga informasi mempunyai nilai manfaat bagi penggunanya.
Nilai dari informasi (value of information) ditentukan dari dua hal, yaitu
manfaat dan biaya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih
efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Sebagian besar informasi
tidak dapat persis ditaksir keuntungannya dengan suatu satuan nilai uang, tetapi
dapat ditaksir nilai efektivitasnya.
2.3. Sistem Informasi Penjualan
Penjualan adalah suatu aktivitas perusahaan yang utama dalam
memperoleh pendapatan, baik untuk perusahaan besar maupun perusahaan kecil.
Penjualan merupakan sasaran akhir dari kegiatan pemasaran, karena pada bagian
ini ada penetapan harga, diadakan perundingan dan perjanjian serah terima
barang, maupun perjanjian cara pembayaran yang disepakati oleh kedua belah
pihak, sehingga tercapai suatu titik kepuasan (Mulyadi, 2001).
Ada beberapa konsep dalam penjualan, yaitu :
1. Konsumen enggan membeli barang yang tidak penting.
2. Agar mau membeli, konsumen perlu dipengaruhi dengan
alat yang dapat menigkatkan minat pembeli.
3. Tugas perusahaan adalah menarik minat dan perhatian dari
pelanggan.
Menurut Philip Kolter, konsep penjualan meyakini bahwa bila konsumen
dan pelaku bisnis dibiarkan saja, maka mereka tidak akan membeli dalam jumlah
yang memadai produk-produk perusahaan. Perusahaan haruslah usaha berjualan
dan promosi yang agresif. (The selling concept holds that consumers and
business, if left alone, will ordinarily not buy enough of the organization’s
products. The organization must, therefore, undertake an aggressive selling and
promotion effort).
Sistem Penjualan adalah sistem yang melibatkan sumberdaya dalam suatu
organisasi, prosedur, data, serta sarana pendukung untuk mengoperasikan sistem
penjualan, sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi pihak
manajemen dalam pengambilan keputusan.
Sistem Informasi Penjualan diartikan sebagai suatu pembuatan pernyataan
penjualan, kegiatan akan dijelaskan melalui prosedur-prosedur yang meliputi
urutan kegiatan sejak diterimanya pesanan dari pembeli, pengecekan barang ada
atau tidak ada dan diteruskan dengan pengiriman barang yang disertai dengan
pembuatan faktur dan mengadakan pencatatan atas penjualan yang berlaku
(Niswonger, 1999).
Pada sebuah perekonomian industri modern, penjualan secara efektif
berjalan selaras dengan produksi secara besar-besaran. Hal tersebut
memungkinkan para produsen menjadi output mereka, mempertahankan dan
memperluas skala produksi mereka dan dengan demikian mencapai keuntungan-
keuntungan dalam bidang produksi.
Disini pembahasan penjualan dibatasi pada penjualan secara tunai.
Transaksi penjualan secara umum melibatkan beberapa komponen seperti tanggal
transaksi, no nota, nama barang, harga per unit, jumlah pembelian dan total harga.
Pencatatan merupakan unsur yang penting, yaitu sebagai bukti tertulis dari
transaksi yang dilakukan. Kendala yang sering ditemui dalam pencatatan transaksi
penjualan secara manual diantaranya :
1. Prosesnya lama dan panjang.
2. Sering terjadi kesalahan pencatatan.
3. Pencatatan adalah bukti tertulis dari transaksi yang dilakukan,
karena itu sebaiknya dibuat dengan rapi. Pencatatan manual
umumnya tidak sebaik cetakan printer.
Pada praktiknya pencatatan manual memungkinkan akan terjadi
kecurangan.
Informasi yang disajikan dalam penjualan adalah sebagai berikut :
1. Data Barang
Menyajikan informasi tentang input barang dari distributor,
pengambilan barang di toko oleh pelanggan atau konsumen
lainnya.
2. Data Retur
Terdiri dari :
a. Retur Penjualan
Retur penjualan ini terjadi bisa disebabkan karena kesalahan
perusahaan/toko seperti mengirim barang yang tidak sesuai
dengan yang diinginkan pelanggan, barangnya rusak,
kualitasnya tidak sesuai dengan yang diinginkan atau
mungkin sudah ada perjanjian, misalnya barang yang dibeli
bisa dikembalikan paling lambat 1 bulan setelah pembelian.
b. Retur Pembelian
Retur pembelian adalah sejumlah barang dagangan yang telah
dibeli oleh perusahaan yang oleh karena sesuatu hal, bisa
karena kerusakan atau tidak sesuai dengan mutu yang
diminta, barang tersebut dikembalikan.
3. Data Pelanggan
Menyajikan informasi yang hanya dibutuhkan oleh pelanggan
saja, seperti hutang pelanggan atau transaksi yang lainnya.
4. Harga Pokok Penjualan
Perusahaan dagang yang usaha utamanya adalah membeli
barang untuk dijual lagi, mempunyai biaya yang utama yakni
harga pokok penjualan. Dalam membentuk harga pokok
penjualan caranya adalah persediaan barang dagangan awal
periode ditambah dengan harga pokok pembelian akan
membentuk harga pokok barang dagangan yang tersedia untuk
dijual, dan dikurangi dengan persediaan barang dagangan akhir
akan membentuk harga pokok penjualan.
4. Data Transaksi Penjualan
Menyajikan informasi tentang semua transaksi yang ada di toko tersebut.
2.4. Pengertian Perangkat Lunak Penjualan
Perangkat lunak penjualan merupakan program yang dibuat khusus untuk
menangani transaksi penjualan, dan disesuaikan dengan kebutuhan internnya..
Maka program ini hanya digunakan untuk penjualan saja, dan tidak dapat
digunakan untuk kebutuhan diluar itu.
Perangkat lunak penjualan ini adalah suatu proses terkomputerisasi atau
berbasis komputer. Proses yang terkomputerisasi memiliki banyak kelebihan
dibandingkan proses manual. Komputerisasi dilakukan oleh suatu instansi jika
alasan-alasan dibawah ini terpenuhi, yaitu :
1. Proses tanpa komputerisasi memerlukan proses lama dan panjang.
2. Proses tanpa komputerisasi membutuhkan sumber daya yang
sebenarnya dapat dihilangkan oleh komputerisasi.
3. Proses tanpa komputerisasi membutuhkan biaya yang besar.
4. Proses tanpa komputerisasi tertinggal dengan pesaing bisnis dalam
segi inovasi teknologi.
5. Proses tanpa komputerisasi terdapat masalah, misalnya
memungkinkan terjadi kecurangan.
Tidak semua proses tanpa komputerisasi buruk, oleh karena itu instansi
yang ingin menerapkan komputerisasi harus merencanakan dan
mempertimbangkan dengan seksama faktor-faktor berikut ini :
a. Biaya investasi awal.
b. Biaya perawatan.
c. Jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan.
d. Kemudahan komputerisasi.
e. Keuntungan yang diraih.
f. Kemudahan pengembangan teknologi.
3. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi
3.1. Sejarah Perusahaan
Toko “SUMBER REJEKI” didirikan pada tanggal 11 September 2004, yang
dimulai oleh bapak Itis Sutrisno bersama istrinya. Operasional, teknis, dan
manajemen di kelola oleh Bapak Itis Sutrisno yang juga sebagai pemegang saham
utama.
Awalnya usaha ini hanya menjual kebutuhan masyarakat seperti lampu,
alat-alat tulis, gula, rokok dengan jumlah yang tidak terlalu banyak. Selang 1
tahun kemudian toko ini mengalami kemajuan dalam penjualannya. Barang yang
dijual semakin lengkap dan melayani penjualan secara grosir dan penjualan
meningkat sampe mencapai angka yang stabil.
Toko “SUMBER REJEKI” buka setiap hari tanpa hari libur dengan
pengaturan jadwal yang sesuai, hal ini bertujuan agar meningkatkan penjualan
pada saat hari libur dan juga untuk memenuhi kebutuhan barang bagi masyarakat
sekitar.
3.2. Definisi Analisis Sistem
Analisis Sistem dapat didefinisikan sebagai berikut :
“Teknik pemecahan masalah yang menguraikan bagian-bagian komponen
dengan mempelajari seberapa bagus bagian-bagian komponen tersebut bekerja
dan berinteraksi untuk mencapai tujuan mereka”.
Definisi lain dari analisis sistem merupakan tahapan paling awal dari
pengembangan sistem yang menjadi fondasi menentukan keberhasilan sistem
informasi yang dihasilkan nantinya. Tahapan ini sangat penting karena
menentukan bentuk sistem yang harus dibangun.
3.3. Langkah-langkah dalam Analisis Sistem
Di dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus
dilakukan oleh analisis sistem, yaitu :
a. Mengidentifikasi masalah.
b. Mengevaluasi masalah, apakah masalah tersebut dapat diatasi
atau tidak.
c. Menentukan hambatan-hambatan.
d. Menentukan kebutuhan-kebutuhan yang digunakan.
Adapun tujuan dari analisis sistem yang dilakukan adalah :
a. Mempelajari kebutuhan dan keinginan user terhadap
informasi.
b. Mengidentifikasi dan mengevaluasi terhadap masalah peluang
maupun pemenuhan kebutuhan dan user.
c. Membuat rancangan sistem yang dikehendaki oleh user
dengan bekerja sama dengan programmer.
d. Menerapkan dan merawat sistem yang sudah jadi.
3.4. Analisis Kelemahan Sistem
Sistem yang baik adalah sistem yang mampu menyesuaikan dengan
perkembangan teknologi dan kebutuhan yang diperlukan.
Sebagai pembanding apakah sistem yang baru layak ataukah tidak dapat
diukur melalui analisis PIECES (Performance, Information, Economic, Control,
Efficiency, Service).
3.5. Analisis Kebutuhan Sistem
Dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak, analisis kebutuhan
atau requirement analysis mencakup pekerjaan - pekerjaan penentuan kebutuhan
atau kondisi yang harus dipenuhi dalam suatu produk baru atau perubahan produk,
yang mempertimbangkan berbagai kebutuhan yang bersinggungan antar berbagai
pemangku kepentingan. Kebutuhan dari hasil analisis ini harus dapat
dilaksanakan, diukur, diuji, terkait dengan kebutuhan bisnis yang teridentifikasi,
serta didefinisikan sampai tingkat detail yang memadai untuk desain sistem.
Tujuan dari fase analisis adalah memahami dengan sebenar - benarnya
kebutuhan dari sistem baru dan mengembangkan sebuah sistem yang mewadahi
kebutuhan tersebut, atau memutuskan bahwa sebenarnya pengembangan sistem
baru tidak dibutuhkan. Penentuan kebutuhan sistem merupakan langkah yang
paling krusial.
4. Implementasi Sistem
4.1. Pengertian Implementasi
Tahap implementasi sistem adalah tahap di mana sistem informasi telah
digunakan oleh pengguna. Sebelum benar-benar bisa digunakan dengan baik oleh
pengguna, sistem harus melalui tahap pengujian terlebih dahulu untuk menjamin
tidak ada kendala fatal yang muncul pada saat pengguna memanfaatkan
sistemnya.
4.2. Rencana Implementasi
Supaya kegiatan implementasi nantinya dapat beroperasi sesuai dengan
yang diharapkan, maka suatu rencana implementasi perlu direncanakan secara
matang. Dengan demikian, rencana implementasi merupakan kegiatan awal dari
tahap implementasi sistem. Rencana implementasi dimaksudkan untuk mengatur
biaya dan waktu yang dibutuhkan. Dalam tahapan ini biaya yang dibutuhkan
dikalkulasi dalam bentuk anggaran biaya. Anggaran biaya inilah yang digunakan
untuk kendali terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan. Waktu yang diperlukan
untuk melaksanakan tahapan-tahapan pekerjaan juga perlu ditentukan disini.
Lebih jauh tentang penjadwalan akan dibahas pada modul tersendiri.
4.3. Kegiatan Implementasi
Kegiatan implementasi dilakukan dengan dasar kegiatan yang sudah
direncanakan dalam rencana implementasi. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap
implementasi adalah :
a) Pemilihan dan pelatihan personel.
b) Pemilihan tempat dan instalasi perangkat lunak dan perangkat
keras.
c) Pemrograman dan pengujian program.
d) Pengujian sistem.
e) Konversi sistem.
f) Pemeliharaan.
4.4. Pemrograman dan Pengetesan Program
Dalam membuat sebuah program ada beberapa langkah-langkah yang
perlu dilakukan, antara lain :
1. Mendefinisikan Masalah
Masalah/problem disini adalah komponen apa saja yang
diperlukan agar program ini dapat jalan, dikenal dengan
masukan /inputnya apa saja, mendefinisikan apa yang nanti
akan dilakukan oleh program dan bagaimana keluaran dari
program yang kita harapkan nantinya. Pada tahap ini juga
dikenal requirement analisis atau analisa kebutuhan.
2. Perencanaan/Planning/Desain
Pada tahap ini adalah mendefinisikan langkah-langkah
apa saja yang dilakukan oleh program dalam menyelesaikan
permasalahan yang ada. Bentuk dari perencanaan itu bisa
berupa flowchart ataupun algoritma dari program, sehingga
kita akan tahu proses apa saja yang ada dalam program
tersebut. Semakin detail flowchart atau algoritma yang dibuat
semakin mudah juga pada tahap implementasi/coding
nantinya.
Flowchart adalah suatu diagram menggunakan simbol-
simbol khusus yang sudah menjadi standard interternasional
yang berisi langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu
masalah. Sedangkan algoritma bukan merupakan simbol tapi
keterangan-keterangan yang sesuai dengan keinginan kita,
tidak ada standarnya. Oleh karena itu flowchart biasa juga
disebut sebagai algoritma dalam bentuk simbol-simbol khusus
yang dihubungkan dengan anak panah.
Membuat flowchart terlebih dahulu akan lebih
menghemat waktu dari pada langsung melakukan coding
sambil mencoba-coba. Kegiatan mencoba-coba akan
menghabiskan waktu ketika implementasi/coding karena harus
merubah coding yang lumayan banyak. Karena itu, harus
membuat flowchart terlebih dahulu untuk memecahkan suatu
masalah.
3. Pembuatan Database
Perancangan database dimaksudkan untuk
mendefinisikan isi atau struktur dari tiap-tiap file yang telah
didefinisikan secara umum. Elemen dari suatu database harus
dapat digunakan untuk pembuatan input yang akan disimpan
dan dijadikan output database. Isi dari database tergantung dari
arus data masuk dan keluar dari suatu file ke file yang lainnya.
Dalam pembuatan database, kita juga membuat suatu
normalisasi dan relasi antar tabel.
5. Penutup
5.1. Kesimpulan
Dengan selesainya seluruh kegiatan penelitian, analisis sistem,
perancangan program hingga tahap implementasi, maka penulis dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Dengan adanya sistem baru, pengolahan data, pencarian data, dan
pembuatan laporan dapat dilakukan secara terkomputerisasi sehingga
informasi yang dihasilkan menjadi lebih berkualitas.
2. Aplikasi Sistem Informasi Penjualan ini dapat digunakan untuk
mengolah data transaksi penjualan dan pembelian dengan komputer,
sehingga akan meminimalkan tingkat kesalahan yang biasanya terjadi
di sistem manual.
3. Penerapan sistem informasi yang baru ini tidak akan merusak sistem
yang selama ini berjalan di Toko tersebut, tetapi dengan sistem ini
diterapkan dapat mendukung kinerja proses pengolahan data pada
Toko tersebut menjadi lebih efisien.
4. Keuntungan yang diperoleh dengan adanya komputerisasi pengolahan
data penjualan dan pembelian ini jika digunakan di Toko “SUMBER
REJEKI” antara lain :
a. Menghemat waktu untuk pencatatan data dan pencarian data.
b. Dapat menyajikan informasi secara cepat, tepat dan akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Al Fatta, Hanif. (2007), Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, Yogyakarta :
Andi Offset
Andi Sunyoto. (2007), Pemrograman Database dengan Visual Basic dan
Microsoft SQL, Yogyakarta : Andi Offset
Arief, M Rudyanto. (2006), Pemrograman Basis Data Menggunakan Transact-
SQL dengan Microsoft SQL Server 2000, Yogyakarta : Andi Offset
Jogiyanto, H M. (2005), Analisis dan Desain Sistem Informasi, Yogyakarta : Andi
Offset
Kusrini, Dr., M.Kom, Perkuliahan mata Kuliah Basis Data