LAPORAN KERJA PRAKTEK SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA REN-GIAT PADA KEPOLISIAN RESORT HALMAHERA SELATAN MENGGUNAKAN RAD STUDIO Disusun Oleh: ABDUL DJALIL DJAYALI 12105 55201 10 202 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALUKU UTARA TERNATE 2015
89
Embed
Sistem informasi pengolahan data ren giat pada kepolisian resort halmahera selatan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN KERJA PRAKTEK
SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA REN-GIAT PADAKEPOLISIAN RESORT HALMAHERA SELATAN
MENGGUNAKAN RAD STUDIO
Disusun Oleh:
ABDUL DJALIL DJAYALI12105 55201 10 202
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKAFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALUKU UTARATERNATE
2015
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN DATA REN-GIAT PADA
KEPOLISIAN RESORT HALMAHERA SELATAN MENGGUNAKAN RAD
Tabel 4.17 Visi (Tabel_Visi)............................................................................. 49
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. Source Code
Lampiran B. Pembimbing Lapangan
Lampiran C. Surat Dosen Pembimbing
Lampiran D. Surat Selesai Kerja Praktek
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi informasi telah membuka mata dunia akan sebuah
dunia baru, interaksi baru, market place baru, dan sebuah jaringan bisnis
dunia yang tanpa batas. Disadari betul bahwa perkembangan teknologi
yang disebut komputerisasi, telah mengubah pola interaksi masyarakat,
yaitu: interaksi bisnis, ekonomi, sosial, dan budaya. Komputerisasi telah
memberikan kontribusi yang demikian besar bagi masyarakat,
perusahaan/industri maupun pemerintahan/lembaga. Tidak
mengherankan bila komputerisasi memiliki perkembangan yang begitu
pesat karena digunakan sebagai alat untuk mempermudah segala
pekerjaan, misalnya data base yaitu pengelolaan perencanaan di
lingkungan Kepolisian Resort (Polres). Disini akan dianalisa prosedur
pengelolaan perencanaan yang ada pada lingkungan Polres Halmahera
Selatan. Dalam pengelolaan perencanaan, Bagian Perencanaan adalah
satuan yang mengambil tugas ini.
Bagian Perencanaan adalah salah satu bagian dari instansi
kepolisian yang bergerak pada rencana-rencana kegiatan di lingkungan
Polri. Dimana beberapa pengolahan data masih bersifat tidak efisien,
artinya sangat diperlukan sistem pengendalian yang baik dan
mempercepat kinerja kerja agar tujuan dari Polri dapat tercapai dan dapat
menghindari kesalahan kinerja kerja di dalam lembaga. Maka dari itu,
penulis mencoba mengembangkan sistem yang ada dengan
2
menggunakan atau berbasis Sistem Informasi. Sistem Informasi penulis
pada kerja praktik berjudul “Sistem Informasi Pengelolaan Data REN-
GIAT Polres Halmahera Selatan Menggunakan Rad Studio”.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana sistem yang telah dikomputerisasi mampu membuat
kinerja kerja dalam lembaga lebih efektif dan efisien, apakah mampu
mengolah data?
1.3 Batasan Masalah
Agar pembuatan sistem informasi pengolahan ini tepat pada
sasarannya, maka hanya dibatasi:
1. Perancangan Sistem Informasi Pengelolaan Perencanaan di
lingkungan Polres Halmahera Selatan.
2. Pengolahan data pada Bagian Perencanaan Kepolisian Republik
Indonesia, dalam hal ini pelaksana tugas dan wewenang Polri di
wilayah kabupaten/kota yang berada di bawah Kapolda, yaitu Polres
Halmahera Selatan.
3. Kode dalam Sistem Informasi Pengelolaan Perencanaan telah diatur
dari dalam lembaga.
1.4 Tujuan Kerja Praktik
Adapun tujuan kerja praktik (KP) ini dilakukan tidak lain yaitu:
3
1. Membuat sebuah “Sistem Informasi Pengelolaan Data REN-GIAT
Polres Halmahera Selatan Menggunakan Rad Studio”
2. Untuk menghasilkan suatu aplikasi data base pengolahan
perencanaan sebagai suatu alternatif baru yang diharapkan, dapat
memberikan dukungan dalam proses pendataan yang dapat
mempermudah pengontrolan data dan sistem informasi yang di
inginkan oleh Bagian Perencanaan Polres Halmahera Selatan.
3. Sebagai upaya penerapan sekaligus pengembangan terhadap bidang
ilmu yang telah dipelajari.
4. Sebagai salah satu kewajiban tahapan yang wajib ditempuh bagi setiap
mahasiswa jurusan Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah
Maluku Utara untuk memperoleh gelar sarjana (Strata satu).
1.5 Manfaat Kerja Praktik
1. Mahasiswa memperoleh pengalaman lapangan mengenai metode
penilitian dengan bentuk penyajiannya.
2. Menghadirkan solusi pengolahan perencanaan kegiatan di Lingkungan
Kepolisian Resort Halmahera Selatan yang efektif dan efisien.
1.6 Teknik Pengumpulan Data
Dalam membuat sebuah Sistem Informasi dibutuhkan data dan
informasi untuk melakukan analisis terhadap perancangan sistem.
Dilakukan teknik pengumpulan data yang ada di lapangan berdasarkan:
4
1.6.1 Teknik Wawancara (interview)
Adalah metode yang dilakukan dengan cara tanya jawab langsung
terhadap pihak yang bersangkutan, dalam hal ini Kepala Kepolisian
Resort (Kapolres) Halmahera Selatan, Kepala Bagian Perencanaan
(Kabagren) Polres Halmahera Selatan serta Staf Ahli pada Bagian
Perencanaan (Bagren) Polres Halmahera Selatan.
1.6.2 Teknik Observasi
Yaitu melakukan pengambilan data pada Bagian Perencanaan
(Bagren) Polres Halmahera Selatan.
1.6.3 Teknik Referensi
1) Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung dari Lingkungan Polres
Halmahera Selatan.
2) Data Sekunder
Data yang diperoleh dari referensi yang ada kaitannya dengan
pokok pembahasan dari judul penelitian.
1.7 Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Bab ini terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Batasan
Masalah, Tujuan Kerja Praktek, Manfaat Kerja Praktek dan
Metodologi Kerja Praktek serta Sistematika Penulisan.
Bab II Gambaran Umum
Bab ini membahas gambaran umum tentang Polres Halmahera
Selatan serta data-data yang diperoleh dari hasil penelitian.
5
Bab III Landasan Teori
Bab ini menjelaskan tentang teori–teori yang berkaitan dengan
sistem yang akan dirancang.
Bab IV Hasil dan Pembahasan
Bab ini Membahas mengenai hasil output dari program yang di
hasilkan dan menampilkan rancangan program.
Bab V Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dari permasalahan serta beberapa
saran pengembangan yang dapat dilakukan terhadap sistem
yang telah dihasilkan.
6
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1 Sejarah Singkat
Di zaman era globaisasi dan perkembangan teknologi saat ini
khususnya di Indonesia, menjadikan komputer dan telepon genggam
sebagai sarana untuk berkomunikasi sehingga sangat dibutuhkan, baik
untuk pribadi, instansi pemerintahan maupun diperusahaan-perusahaan
swasta di Maluku Utara.
Untuk menyiasati masalah ini, Kepolisian Resort Halmahera Selatan
yang diresmikan pada bulan September 2004, yang beralamat di Jalan
Pohon Karet, Desa Labuha, Kabupaten Halmahera Selatan. Kepolisian
Resort Halmahera Selatan berkewajiban menjalankan tugas dan fungsi
Lembaga Kepolisisan Republik Indonesia untuk memelihara keamanan
dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan terhadap masyarakat, serta
melaksanakan tugas-tugas Kepolisisan Republik Indonesia lainnya dalam
daerah hukum Kepolisian Resort sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang tercantum dalam “Peraturan Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia. Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Susunan Organisasi
Dan Tata Kerja Pada Tingkat Kepolisian Resort Dan Kepolisian Sektor”.
7
2.2 Visi dan Misi Kepolisian Republik Indonesia
2.2.1 Visi
Terwujudnya pelayanan KAMTIBMAS prima, tegaknya hukum dan
KAMDAGRI mantap serta terjalinnya sinergi polisional yang proaktif.
2.2.2 Misi
a. Membangun kerjasama yang baik demi terciptanya rasa
kepercayaan akan tanggung jawab yang telah diberikan.
b. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan secara
mudah, responsif, dan tidak diskriminatif.
c. Menjaga keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas untuk
menjamin keselamatan dan kelancaran arus orang dan barang.
d. Menjamin keberhasilan penanggulangan gangguan keamanan
dalam negeri.
e. Mengembangkan Perpolisian masyarakat yang berbasis pada
masyarakat patuh hukum.
f. Menegakkan hukum secara profesional, objektif, proporsional,
transparan dan akuntabel untuk menjamin kepastian hukum dan
rasa keadilan.
g. Mengelola secara profesional, transparan akuntabel dan modern
seluruh sumber daya Polri guna mendukung operasional tugas
Polri.
h. Membangun sistem sinergi polisional interdepartemen dan
lembaga internasional maupun komponen masyarakat dalam
rangka membangun kemitraan dan jejaring kerja (partnership
building).
8
2.3 Struktur Organisasi Polres Halmahera Selatan
KAPOLRESAKBP. Drs. WIDIYANTO WAHYU
NUGROHO
WAKAPOLRESKOMPOL SUPRIADI. M
SIPROPAMAIPTU MA’RUF. I
SIWAS........................
SIKEUAIPTU HI. NURSAID. S
SIUMAIPTU RIDWAN RAJAK
BAGOPSKOMPOL S. AGUS. H
BAGRENAKP Hi. SULOTANG
BAGSUMDAKOMPOL RUSUDI
SUBBAG BINOPS...
SUBBAGDALOPS
...
SUBBAG HUMAS...
SUBBAGPROGAR
...
SUBBAGDALGAR
...
SUBBAG PERS...
SUBBAGSARPRAS
...
SUBBAG KUM...
SENTRA PELAYANAN KEPOLISISAN TERPADU
SAT INTELKAMIPTU IRWANDI. I
SAT RESKRIMAKP. ADAM PURBANTORO,
S.Ik
SAT NARKOBA...
SAT BIMMASAKP KARIM. B
SAT SABHARAIPTU ABD. H. RANGKUTI, SH
SAT LANTASIPTU FEBRI. S
SAT PAMOBVIT...
SAT POLAIR...
SAT TAHTIBRIGPOL LUKMAN. H
SI TIPOL...
POLSEK
UNSUR PIMPINAN
UNSUR PENGAWAS DAN PEMBANTU PIMPINAN
UNSUR PELAKSANA TUGAS POKOK
UNSUR PENDUKUNG
Gambar 2.1 Bagan strukrur Organisasi
1. Kepala Polres yang selanjutnya disingkat Kapolres adalah pimpinan
Polri di daerah dan bertanggung jawab kepada Kapolda.
2. Bagian Operasi yang selanjutnya disingkat Bagops adalah unsur
pengawas dan pembantu pimpinan di bidang operasional pada tingkat
Polres yang berada di bawah Kapolres.
9
3. Bagian Perencanaan yang selanjutnya disingkat Bagren adalah unsur
pengawas dan pembantu pimpinan di bidang perencanaan program
dan anggaran pada tingkat Polres yang berada di bawah Kapolres.
4. Bagian Sumber Daya yang selanjutnya disingkat Bagsumda adalah
unsur pengawas dan pembantu pimpinan di bidang personel, sarana
dan prasarana serta hukum pada tingkat Polres yang berada di
bawah Kapolres.
5. Seksi Pengawasan yang selanjutnya disingkat Siwas adalah unsur
pengawas dan pembantu pimpinan di bidang monitoring dan
pengawasan umum pada tingkat Polres yang berada di bawah
Kapolres.
6. Seksi Profesi dan Pengamanan yang selanjutnya disingkat Sipropam
adalah unsur pengawas dan pembantu pimpinan di bidang provos
dan pengamanan internal pada tingkat Polres yang berada di bawah
Kapolres.
7. Seksi Keuangan yang selanjutnya disingkat Sikeu adalah unsur
pengawas dan pembantu pimpinan di bidang keuangan pada tingkat
Polres yang berada di bawah Kapolres.
8. Seksi Umum yang selanjutnya disingkat Sium adalah unsur pengawas
dan pembantu pimpinan di bidang administrasi umum dan pelayanan
markas pada tingkat Polres yang berada di bawah Kapolres.
9. Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu yang selanjutnya disingkat
SPKT adalah unsur pelaksana tugas pokok di bidang pelayanan
kepolisian pada tingkat Polres yang berada di bawah Kapolres.
10
10. Satuan Intelijen Keamanan yang selanjutnya disingkat Satintelkam
adalah unsur pelaksana tugas pokok fungsi Intelkam pada tingkat
Polres yang berada di bawah Kapolres.
11. Satuan Reserse Kriminal yang selanjutnya disingkat Satreskrim
adalah unsur pelaksana tugas pokok fungsi reserse kriminal pada
tingkat Polres yang berada di bawah Kapolres.
12. Satuan Reserse Narkotika, Psikotropika dan Obat Berbahaya yang
selanjutnya disingkat Satresnarkoba adalah unsur pelaksana tugas
pokok fungsi reserse narkoba pada tingkat Polres yang berada di
bawah Kapolres.
13. Satuan Pembinaan Masyarakat yang selanjutnya disingkat Satbinmas
adalah unsur pelaksana tugas pokok fungsi pembinaan masyarakat
pada tingkat Polres yang berada di bawah Kapolres.
14. Satuan Samapta Bhayangkara yang selanjutnya disingkat Satsabhara
adalah unsur pelaksana tugas pokok fungsi samapta bhayangkara
pada tingkat Polres yang berada di bawah Kapolres.
15. Satuan Lalu Lintas yang selanjutnya disingkat Satlantas adalah unsur
pelaksana tugas pokok fungsi lalu lintas pada tingkat Polres yang
berada di bawah Kapolres.
16. Satuan Pengamanan Objek Vital yang selanjutnya disingkat
Satpamobvit adalah unsur pelaksana tugas pokok fungsi
pengamanan objek vital pada tingkat Polres yang berada di bawah
Kapolres.
11
17. Satuan Kepolisian Perairan yang selanjutnya disingkat Satpolair
adalah unsur pelaksana tugas pokok fungsi kepolisian perairan pada
tingkat Polres yang berada di bawah Kapolres.
18. Satuan Perawatan Tahanan dan Barang Bukti yang selanjutnya
disingkat Sattahti adalah unsur pelaksana tugas pokok fungsi
perawatan tahanan dan pemeliharaan barang bukti pada tingkat
Polres yang berada di bawah Kapolres.
19. Seksi Teknologi Informasi Polri yang selanjutnya disingkat Sitipol
adalah unsur pendukung di bidang pelayanan teknologi dan informasi
Polri pada tingkat Polres yang berada di bawah Kapolres.
20. Kepolisian Sektor yang selanjutnya disingkat Polsek adalah unsur
pelaksana tugas pokok fungsi kepolisian di wilayah kecamatan yang
berada di bawah Kapolres.
12
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Konsep Dasar Sistem
Secara sederhana, suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu
kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen atau variabel yang
terorganisir, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu. Teori sistem
secara umum yang pertama kali diuraikan oleh (Kenneth Boulding, 2012),
terutama menekan pentingnya perhatian terhadap setiap bagian yang
membentuk sebuah sistem.
Konsep lain yang terkandung di dalam defenisi tentang sistem adalah
konsep sinergi. Konsep ini mengandaikan bahwa di dalam suatu sistem,
output dari suatu oraganisasi diharapkan lebih besar dari pada output
individual atau output masing-masing bagian. Kegiatan bersama dari bagian
yang terpisah, tetapi saling berhubungan secara bersama-sama akan
menghasilkan efek total yang lebih besar dari pada jumlah bagian secara
individu dan terpisa. Ini berarti bahwa 2 ditambah 2 sama dengan 4, tertapi
memungkinkan sama dengan 5 atau lebih karena itu, sistem organisasi
mengutamakan pekerjaan-pekerjaan di dalam tim. (Tata Sutabri, 2012 : 10)
Karakteristik Sistem
Model umum sebuah sistem adalah input, proses, dan
output. Hal itu merupakan konsep sebuah sistem yang sangat
sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa
masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem mempunyai
13
karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal
tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik
yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Komponen Sistem (Component)
Suatu sistem terdiri dari jumlah komponen yang saling
berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk suatu
kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa
suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari
sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem
yang lebih besar atau sering disebut “supra sistem”.
2. Batasan Sistem (Boundary)
Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi
antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan
lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu
sistem dipandang sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan.
3. Lingkungan Luar Sistem (Environtment)
Bentuk apapun yang diluar ruang lingkup atau batasan
sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut
lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat
menguntungkan dan dapat bersifat merugikan sistem tersebut.
Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan
dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan.
Kalau tidak, maka akan mengganggu kelangsungan hidup sistem
tersebut.
14
4. Penghubung Sistem (Interface)
Media yang menghubungkan sistem dan subsistem lain
disebut penghubung, sistem atau Interface. Penghubung ini
memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari suatu
subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari suatu
subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui
penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu
integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.
5. Masukan Sistem (Input)
Energi yang dimasukkan ke dalam sistem, yang dapat
berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal
output). Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, “program”
adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan
komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi
informasi.
6. Keluaran Sistem (Output)
Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi
keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi
subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang
dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai
masukan untuk pengembalian keputusan atau hal-hal lain yang
menjadi input bagi subsistem lain.
7. Pengolah Sistem (Proses)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan
mengubah masukan menjadi keluaran.
15
8. Sasaran sistem (Objective)
Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan
bersifat deterministic. Kalau suatu sistem yang tidak memiliki
sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem
dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah
direncanakan.
(Tata Sutabri, 2012 : 20-21)
3.2. Konsep Dasar Informasi
Informasi adalah sebuah istilah yang tepat dalam pemekaian umum.
Informasi dapat mengenai data mentah, data tersusun, kapasitas sebuah
saluran komunikasi, dan lain sebagainya. Informasi ibarat darah yang
mengalir di dalam tubuh suatu organisasi sehingga informasi ini sangat
penting di dalam suatu organisasi. Suatu sistem yang kurang mendapatkan
informasi akan menjadi luruh, kerdil, dan akhirnya mati.
Informasi adalah data yang telah diklasifikasi atau diinterpretasi untuk
digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Sistem pengolahan
informasi mengolah data menjadi informasi atau tepatnya mengolah data
dari bentuk tak berguna menjadi berguna bagi penerimanya. Nilai informasi
berhubungan berhubungan dengan keputusan maka informasi menjadi tidak
diperlukan keputusan dapat berkisar dari keputusan berulang sederhana
sampai keputusan strategis jangka panjang. Nilai informasi dilukiskan paling
berarti dalam konteks sebuah keputusan. (Tata Sutabri, 2012 : 29).
Kualitas suatu informasi dari 3 (tiga) hal, yaitu: informasi harus akurat
(accurate), tepat waktu (timelines), dan relevan (relevance). Penjelasan
tetang kualitas informasi tersebut akan dipaparkan di bawah ini :
16
1. Akurat (accurate)
Informasi harus bebas dari keselahan-keselahan dan tidak
menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan
maksudnya. Informasi harus jelas karena biasanya dari sumber informasi
sampai penerima informasi ada kemungkinan terjadi gangguan (noise)
yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.
2. Tepat Waktu (timelines)
Informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat.
Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena
informasi merupakan landasan dalam pengembalian keputusan. Bila
pengambilan keputusan terlambat maka dapat berakibat fatal bagi
organisasi. Dewasa ini, mahalnya informasi disebabkan karena harus
cepatnya informasi tersebut dikirim atau didapat sehingga diperlukan
teknologi mutakhir untuk mendapat, megolah, dan mengirimkannya.
3. Relevan (relevance)
Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainnya.
Relevansi informasi untuk orang satu dengan yang lain berbeda. (Tata
sutabri, 2012 : 41).
3.3. Konsep Dasar Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung
fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi
dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu
dengan laporan-laporan yang diperlukan. (Tata Sutabri, 2012 : 46)
17
Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok
bangunan (building block), yang terdiri dari blok masukan, blok model, blok
keluaran, blok teknologi, blok basis data dan blok kendali. Sebagai suatu
sistem, keenam blok tersebut masing-masing saling berintreraksi satu
dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran.
1. Blok masukan (input block)
Input mewakili data yang termasuk ke dalam sistem informasi.
Input yang dimaksud adalah metode dan media untuk menangkap data
yang akan dimasukan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
2. Blok model (model block)
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model
matematika yang akan memanipulasi data input dan data yang
tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk
menghasilkan keluaran yang sudah diinginkan.
3. Blok keluaran (output block)
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan
informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua
tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
4. Blok teknologi (technology block)
Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi. Teknologi
digunakan untuk menerima output, menjalankan model, menyimpan dan
mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan
membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi
terdiri dari 3 (tiga) bagian utama, yaitu teknisi (brainware), perangkat
lunak (software), dan perangkat keras (hardware).
18
5. Blok basis data (database block)
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang berkaitan
dan saling berhubungan satu sama lain, tersimpan diperangkat keras
komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasi. Data
perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi
lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian
rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis
data yang baik juga berguna untuk efesiensi kapasitas
penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan
perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management
System).
6. Blok kendali (control block)
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana
alam, api, temperatur, air debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-
kegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisienan, sabotase, dan lain
sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan
utnuk meyakinkan hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah
ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat
diatasi. (Tata Sutabri, 2012 : 47-48).
3.4. Konsep Dasar Sistem Basis Data
Basis adalah markas, gudang, tempat bersarang atau berkumpul,
Sedangkan data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu
objek seperti manusia (dosen, mahasiswa, pembeli, pelanggan), barang,
hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dan sebagainya, yang direkam dalam
bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya.
19
Basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan yang
disimpan/diorganisasi secara bersama, dalam bentuk sedemikian rupa dan
tanpa redudansi (pengulangan) yang tidak perlu supaya dapat dimanfaatkan
kembali dengan cepat dan mudah untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
Sistem basis data dapat terbagi dalam beberapa komponen penting,
yakni:
1. Data
Merupakan informasi yang disimpan dalam suatu struktur tertentu yang
terintegrasi.
2. Hardware
Merupakan perangkat keras berupa komputer dengan media
penyimpanan sekunder yang digunakan untuk menyimpan data karena
pada umumnya basis data memiliki ukuran yang besar.
3. Sistem Operasi
Program yang mengaktifkan/mengfungsikan sistem komputer,
mengendalikan seluruh sumber daya dalam komputer, dan melakukan
operasi-operasi dasar dalam komputer yang meliputi operasi Input
Output (IO), pengelola file, dan sebagainya.
4. Basis Data
Basis data sebagai inti dari sistem basis data. Basis data menyimpan
data serta struktur sistem basis data baik untuk entitas maupun objek-
objeknya secara detail.
5. Database Management System (DBMS)
Merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk melakukan
pengolahan basis data.
20
6. User
Merupakan pengguna yang menggunakan data yang tersimpan dan
terkelolah.
7. Aplikasi lain
Program yang di buat untuk memberikan Interface kepada user
sehingga lebih muda dan terkontrol dalam mengakses basis data.
(Ema Utami dan Anggit Dwi Hartanto, 2012 : 3-5)
3.5. Desain Basis Data Relasional
Menyimpan data dalam bentuk relasional secara sederhana dapat
dikatakan sebagai membawa data tersebut ke dalam suatu bentuk tabel,
Bagaimana agar tabel yang digunakan untuk menyimpan data terbentuk
secara baik dan benar? Diperlukan suatu langkah desain basis data yang
baik dan benar agar tabel yang dibuat dapat memenuhi syarat-syarat model
relasional.
Desain basis data relasional secara umum dapat dibagi dalam empat
langkah, yakni:
1. Menentukan kebutuhan
2. Desain model konseptual
3. Desain model logika
4. Desain model fisik
(Ema Utami dan Anggit Dwi Hartanto, 2012 : 18)
3.5.1. Entity Relational Diagram (ERD)
ERD adalah suatu diagram untuk menggambarkan desain
konseptual dari model konseptual suatu basis data relasional. ERD
21
juga merupakan gambaran yang menghubungkan antara objek satu
dengan objek yang lain dalam dunia nyata. Bisa dikatakan bahwa
bahan yang akan digunakan untuk membuat ERD adalah dari objek
di dunia nyata. Secara umum ERD terdiri dari 3 komponen, yaitu:
1) Entitas (Entity)
Entitas merupakan suatu “objek nyata” yang mampu dibedakan
dengan objek yang lain, onjek tersebut berupa orang, benda atau
ataupun hal yang lainnya.
Gambaran entitas dalam ERD seperti pada gambar 3.2
Nama_Entitas
Gambar 3.2 Entitas
2) Atribut
Atribut merupakan semua informasi yang berkaitan dengan
entitas. Sebagai contoh jika entitas adalah manusia/orang maka
atributnya adalah rambut, mata, hidung, tangan, kaki dan lain-
lain. Atribut digambarkan dengan suatu lingkaran dengan nama
atribut ditulis di tengahnya seperti gambar 3.3
Atribut
Gambar 3.3 Entitas
3) Relasi
Belah ketupat merupakan penggambaran hubungan (relasi) antar
entitas atau sering disebut kerelasian. Ada dua macam
penggambaran relasi, yakni relasi kuat dan relasi lemah. Relasi
kuat biasanya untuk menghubungkan antar entitas kuat,
22
sedangkan relasi lemah untuk menghubungkan antara entitas
kuat dengan entitas lemah. Penggambaran kerelasian seperti
pada gambar 3.4
Relasi_kuat Relasi_Lemah
Gambar 3.4 Kerelasian
A) Derajat Kardinalitas
Derajat Kardinalitas merupakan penjelasan dari tingkat
hubungan antarentitas. Derajat Kardinaliras dibagi menjadi
tiga macam. Yakni :
a) 1-1 (one to one)
Derajat kardinalitas 1-1 terjadi jika satu entitas A hanya
mempunyai hubungan dengan satu entitas B, ataupun
sebaliknya.
Entitas A Relasi Entitas A1 1
Gambar 3.5 Relasi 1-1
b) 1-N (one to many) atau N-1 (many to one)
Derajat Kardinalitas 1-N atau N-1 terjadi jika satu entitas A
pempunyai lebih dari satu hubungan ke entitas B.
Entitas A Relasi Entitas A1 N
Gambar 3.6 Relasi 1-N
23
c) N-N (many to many)
Derajat Kardinalitas N-N terjadi jika satu entitas A
mempunyai lebih dari satu hubungan ke entitas B, dan
sebaliknya satu entitas B mempunyai lebih dari satu
hubungan ke entitas A.
Entitas A Relasi Entitas AN N
Gambar 3.7 Relasi N-N
(Ema Utami dan Anggit Dwi Hartanto, 2012 : 18-25)
3.5.2. Data Flow Diagram (DFD)
DFD (Data Flow Diagram) adalah penggambaran sebuah
sistem secara logika yang menggunkan bentuk-bentuk simbol untuk
menggambarkan aliran data melalui satu proses yang saling terkait.
Pendekatan terstruktur ini mencoba untuk menggambarkan sistem
pertama kali secara garis besarnya dan memecahnya menjadi bagian
yang lebih terperinci.
DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem
yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara
logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik di mana data
tersebut mengalir atau dimana data tersebut akan disimpan.
Notasi dasar yang digunakan dalam pembuatan DFD. Dapat
dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini :
24
Tabel 3.1 Simbol-simbol DFD
No Simbol Descripton
1
Kesatuan Luar (ExternalEntity)
Simbol kesatuan luar (External Entity)memisahkan suatu sistem denganlingkungan luarnnya. Kesatuan luar (ExternalEntity) merupakan kesatuan (External)dilingkungan luar sistem yang dapat berupaorang, organisasi atau sistem luarnya yangakan memberikan input atau menerima ouputdari sistem.
2Arus Data (Data Flow) Aliran data merupakan suatu simbol yang
berupa masukan untuk proses dan keluarandari proses dengan keluaran kususdarisumber ke tujuan.
3
Proses (Process) Kegiatan yang dilakukan oleh orang. Mesinataupun komputer dari hasil suatu arus datayang masuk kedalam proses untukmenghasilkan arus data yang keluar dariproses.
4
Penyimpanan Data(Data Store)
Merupakan simbol untuk prosespenyimpanan data untuk proses ataukeluaran dari proses.
3.5.3. Pengertian Data
Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan
bentuk jamak dari datum, berasal dari bahasa latin yang berarti
"sesuatu yang diberikan". Dalam penggunaan sehari-hari data berarti
suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini
adalah hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang
bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau citra.
25
Dalam keilmuan (ilmiah), fakta dikumpulkan untuk menjadi
data. Data kemudian diolah sehingga dapat diutarakan secara jelas
dan tepat sehingga dapat dimengerti oleh orang lain yang tidak
langsung mengalaminya sendiri, hal ini dinamakan deskripsi.
Pemilahan banyak data sesuai dengan persamaan atau perbedaan
3.13. Pengertian Rencana Kegiatan Tahunan (Ren Giat)
Rencana Kegiatan Tahunan (Ren Giat) Merupakan dokumen
kegiatan untuk periode satu tahun yang di susun berdasarkan pedoman
pada Rencana Kerja (Renja).
Rencana Kegiatan Tahunan adalah penjabaran dari Rencana Kerja
yang meliputi tujuh program kegiatan yang harus dilaksanakan beserta
dengan alokasi anggaran
Rencana Kerja Tahunan disusun sebagai pedoman pelaksanaan
kegiatan dilingkungan instansi/lembaga agar sasaran kegiatan yang
diprogramkan dapat direalisasikan sesuai dengan yang direncanakan.
37
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Sistem yang Berjalan
Dari data yang di peroleh serta hasil wawancara dan pengamatan
secara langsung pada Bagian Perencanaan Kepolisian Resort Halmahera
Selatan, cara pengolahan data perencanaan kegiatan dilakukan dengan
pembuatan laporan dan penyimpanan/arsip berupa data fisik serta dokumen
yang tersimpan secara terpisah, adapun laporan yang di buat oleh Bagian
Perencanaan diberikan kepada Kepala Bagian Perencanaan dan selanjutnya
diserahkan kepada Kepala Kepolisian Resort Halmahera Selatan dan
diteruskan kepada Kepala Kepolisian Daerah Maluku Utara.
Tabel 4.3 Flowchart sistem yang berjalan
Start
Data Rencana KegiatanPolres Halsel
Data Rencana KegiatanPolres Halsel
Pengolahan DataRencana
Kegiatan PolresHalsel
Data Rencana Kegiatanyang disampaikan
Data Rencana Kegiatanyang disampaikan
End
4.2 Analisis Sistem yang Diusulkan
Berdasarkan hasil analisis sistem yang berjalan, penulis mencoba
mengambil gambaran mengenai sistem yang sedang berjalan untuk
merancang sebuah sistem informasi pengolahan dengan tujuan agar dapat
membantu kinerja kerja Bagian Perencanaan Kepolisian Resort Halmahera
38
Selatan lebih efektif dan efisien, sehingga data yang di kelolah tidak tercecer
atau hilang karena pengolahannya dalam satu sistem. Selain itu, sistem
informasi ini tidak hanya membantu dalam pengolahan data recana kegiatan
saja, melainkan didalamnya tersimpan informasi dari Kementerian/Lembaga
Kepolisian Republik Indonesia.
Tabel 4.4 Flowchart sistem yang diusulkan
Start
Data RencanaKegiatan Polres
Halsel
Data RencanaKegiatan Polres
Halsel
Data RencanaKegiatan yangdisampaikan
Data RencanaKegiatan yangdisampaikan
EndDatabase Ren-
Giat Polres Halsel
Proses PengolahanData Rencana
Kegiatan PolresHalsel
4.3 Analisis Kebutuhan Sistem
Dalam pembuatan aplikasi ini, penulis menggunakan spesifikasi
komputer sebagai berikut:
4.3.1 Perangkat Keras (Hardware)
1. Processor, Intel (R) Core (TM) i3-3217U CPU @ 1.80GHz
2. RAM (Random Access Memory) Sebesar 4,00 GB.
3. Media Penyimpanan (Harddisk) 250 GB.
Beberapa perangkat lunak yang di gunakan dalam pengembangan sistem :
4.3.2 Perangkat Lunak (Software)
1. Database : Microsoft Access 2013
2. Sistem operasi : Windows 8.1 Pro 64 bit
3. Design : Adobe Photoshop CC
39
4. IDE : Rad Studio XE3
5. Report : Fast report 4.0
4.4 Perancangan Sistem
Tujuan dari perancangan sistem adalah untuk memberikan gambaran
yang jelas kepada pengguna sistem tentang rancangan yang diusulkan
sehingga sistem yang baru diharapkan mampu meningkatkan efektifitas
dalam penyampaian informasi.
4.4.1 DFD (Data Flow Diagram)
A. Diagram Konteks
Diagram konteks merupakan tahap pertama dari bagian Data
Flow Diagram (DFD) yang berfungsi memetakan model lingkungan
tunggal yang mewakili keseluruhan sistem. Dengan adanya diagram
konteks dapat diketahui hubungan sistem dengan lingkungannya
peran dalam menjalankan sistem.
Diagram konteks berisi gambaran umum (secara garis besar)
sistem yang akan dibuat. Secara kalimat, dapat dikatakan bahwa
diagram konteks ini berisi “siapa saja yang memberi data (dan data
apa saja) ke sistem, serta kepada siapa saja, informasi (dan
informasi apa saja) yang harus dihasilkan sistem.” yang dapat di lihat
pada gambar di bawah ini:
40
Gambar 4.19 Diagram konteks
B. DFD (Data Flow Diagram) Level 1
DFD Level 1 menggambarkan dari tiap-tiap proses level 0
dengan lebih terperinci. Dimana DFD level 1 terdapat 16 proses dan
masing-masing proses terdiri dari: Loading, Login, Pengolahan Data
Rengiat, Data Kegiatan Polres Halsel, Data Program Kerja, Visi, Misi,
Sasaran, Satuan / Bagian, Data Kegiatan, Data Sub Kegiatan, Data
Komponen Kegiatan, Data Sub Komponen Kegiatan, Data Polsek,
Data Pengguna, Data, dan Cetak. Tiap-tiap proses ini dapat di lihat
pada gambar di bawah ini:
AdminIstrator/Pengguna
Kepala KepolisianResort
Form Utama
Hasil Rengiat
Hasil Pengguna
Data Rengiat
Data PenggunaData Bagian/Satuan
Hasil Data Bagian/Satuan
Sistem InformasiPengolahan Data REN-GIAT Kepolisian Resort
Halmahera Selatan
Login
Data Polsek
Hasil Data Polsek
Kepala KepolisianDaerah
Administrator/PenggunaLaporan Data Program Kerja
Laporan Data Rencana Kegiatan
Laporan Data KegiatanLaporan Data Sub Kegiatan
Laporan Data Komponen
Laporan Data Sub KomponenLaporan Data Visi, Misi & Sasaran Strategis
Laporan Data Satuan/BagianLaporan Data Polsek
Laporan Data Rencana Kegiatan
41
Gambar 4.20 DFD Level 1
C. DFD (Data Flow Diagram) Level 2 Proses Pengolahan Data
Rengiat
Pada DFD level 2 Proses pengolahan data rengiat meliputi
Tambah data rengiat, Ubah data rengiat, Hapus data rengiat, dan
Cetak data rengiat. Proses ini ditunjukkan pada gambar berikut:
Administrator/Pengguna
1.9Satuan /Bagian
1.10Data
Kegiatan
1.11Data SubKegiatan
1.12Data
KomponenKegiatan
1.13Data Sub
KomponenKegiatan
1.14Data Polsek
1.15Data
Pengguna
1.16Data
1.1Loading
1.2Login
1.3Pengolahan
DataRengiat
1.4Data
RencanaKegiatan
1.5Data
ProgramKerja
1.6Visi
1.7Misi
1.8Sasaran
1.17Cetak
Data
Loading
Login
Kapolres
Cetak
KonfirmasiInput
KonfirmasiInput
KonfirmasiInput
KonfirmasiInput
InputKonfirmasi
KonfirmasiInput
InputKonfirmasi
InputKonfirmasi
Konfirmasi Input
InputKonfirmasi
InputKonfirmasi
InputKonfirmasi
InputKonfirmasi
KonfirmasiInput
KonfirmasiInput
KonfirmasiInput
KonfirmasiInput
Laporan Data KegiatanLaporan Data Sub Kegiatan
Laporan Data KomponenLaporan Data Visi, Misi dan Sasaran StrategisLaporan Data Visi, Misi dan Sasaran StrategisLaporan Data Visi, Misi dan Sasaran Strategis
Konfirmasi
Konfirmasi
KonfirmasiInput
Laporan
Laporan Data Program Kerja
Laporan Data Sub Komponen
Konfirmasi
Konfirmasi
Konfirmasi
Kapolda Laporan
Konf
irmas
i
TabelUser
Tabel_Polsek
Tabel_Rengiat
Konfirmasi Tabel_Bagian_Satuan
Administrator/Pengguna
42
Administrator/Pengguna
2.3.1TambahInput Data Rengiat
2.3.2Ubah
Tabel_Rengiat
2.3.3Hapus
2.4.4Cetak
Input Data Rengiat
2.3.5Simpan
2.3.6Batal
Data Rengiat
Data Rengiat
Data Rengiat
Data Rengiat
Data Rengiat
Data Rengiat
2.3.7Iya
2.3.8Tidak
Batal Hapus Data Rengiat
Hapus Data Rengiat
Kepala Kepolisian Resort
Kepala Kepolisian Daerah
Laporan Data Rencana Kegiatan Polres Halsel
Laporan Data Rencana Kegiatan Polres Halsel
Gambar 4.21 DFD Level 2 (Proses Pengolahan Data Rengiat)
D. DFD (Data Flow Diagram) Level 2 Proses Input Data Satuan /
Bagian
Administrator/Pengguna
2.9.1TambahInput Data Satuan/Bagian
2.9.2Ubah
Tabel_Bagian_Satuan
2.9.3Hapus
Input Satuan/Bagian
Input Data Satuan/Bagian
2.9.5Simpan
2.9.6Batal
Data Satuan/Bagian
Data Satuan/Bagian
Data Satuan/Bagian
Data Satuan/Bagian
Data Satuan/Bagian
Data Satuan/Bagian
2.9.7Iya
2.9.8Tidak
Data Satuan/Bagian
Batal Hapus Data Satuan/Bagian
Hapus Data Satuan/Bagian
2.9.4Cetak
Cetak Data Satuan/Bagian
Laporan Data Satuan/Bagian
Gambar 4.22 DFD Level 2 (Proses Input Data Satuan / Bagian)
43
E. DFD (Data Flow Diagram) Level 2 Proses Input Data Polsek
Administrator/Pengguna
2.14.1TambahInput Data Polsek
2.14.2Ubah
Tabel_Polsek
2.14.3Hapus
Input Polsek
Input Data Polsek
2.14.5Simpan
2.14.6Batal
Data Polsek
Data Polsek
Data Polsek
Data Polsek
Data Polsek
Hapus Data Polsek
2.14.4Cetak
Cetak Data Polsek
Laporan Data Polsek
Gambar 4.23 DFD Level 2 (Proses Input Data Polsek)
F. DFD (Data Flow Diagram) Level 2 Proses Input Data Pengguna
Administrator/Pengguna
2.15.1TambahInput Data Pengguna
2.15.2Ubah
TabelUser
2.15.3Hapus
Input Data Pengguna
Input Data Pengguna
2.15.4Simpan
2.15.5Batal
Data Pengguna
Data Pengguna
Data Pengguna
Data Pengguna
Data Pengguna
Hapus Data Pengguna
Gambar 4.24 DFD Level 2 (Proses Input Data Pengguna)
44
4.4.2 Rancangan Basis Data
A. ERD (Entity Relation Diagram)
Diagram relasi entitas atau entity relationship diagram (ERD)
adalah suatu bentuk bagan yang terdiri dari simbol-simbol yang
menggambarkan relasi dan entitas suatu sistem informasi. Entitas
adalah objek yang datanya dicatat atau yang direkam yang kemudian
diolah. Adapun diagram relasi antar entitas yang digunakan pada
Sistem Informasi Pengolahan Data Ren-Giat pada Kepolisian Resort
Halmahera Selatan , dapat dilihat pada gambar 4.25.
Gambar 4.25 Entity Relation Diagram
TabelUser
Tabel_Bagian_Satuan
Memasukkan
1
N
Tabel_PolsekN
Tabel_RengiatN
Memiliki
Tabel_Program_Kerja
1
Tabel_Kegiatan
Tabel_Sub_Kegiatan
Tabel_Komponen
Tabel_Komponen_Sub
N
N
N
N
N
N
N
Tabel_Misi
Tabel_Kementerian
Memiliki
N1
Tabel_VisiN
Tabel_Sasaran_Strategis N
Memiliki
1
N
Memiliki
1
N
Memiliki
1
N
45
B. Struktur Tabel
Struktur tabel merupakan analisis setiap informasi yang
terdapat pada tabel yang digunakan dalam sistem, adapun
Jan ShortText 1 Bulan JanuariFeb ShortText 1 Bulan FebruariMar ShortText 1 Bulan MaretApril ShortText 1 Bulan AprilMei ShortText 1 Bulan MeiJuni ShortText 1 Bulan JuniJuli ShortText 1 Bulan JuliAgs ShortText 1 Bulan Agustus