1 SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PERALATAN MEDIK (ANALISIS BIAYA PEMELIHARAAN KOREKTIF TERHADAP NILAI MMEL) Okky Aditya Surya W, Hj. Endang Dian Setyoningsih, ST, MT, H. Torib Hamzah, S.Pd, M.Pd Jurusan Teknik Elektromedik POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA ABSTRACT SIPPM (Medical Equipment Management Information System) is an information system about medical devices in a hospital institution starting from the procurement / purchase of medical devices, receipts, inventory, preventive maintenance, corrective maintenance, calibration and to where the medical devices are proposed for deletion. (Maximum Maintenance Expenditure Limit = MMEL) is a method for calculating acceptable costs for repairing or maintaining a medical equipment in a hospital. In 2017 corrective maintenance in Pariaman Hospital there are 13 cases of medical devices that require MMEL calculations, 11 tools including corrective maintenance costs under the MMEL calculation and 2 tools for maintenance costs above the MMEL calculation. Information system testing is done by distributing questionnaires to respondents and the results of these questionnaires are for corrective maintenance statement items 9.4% of respondents choose neutral, 44.8% of respondents choose to agree and 45.8% of respondents choose strongly agree. For statement items regarding corrective maintenance reports 8.3% of respondents choose neutral, 38.5% of respondents choose to agree and 53.1% of respondents choose strongly agree. For statement items regarding corrective maintenance cost analysis of MMEL values 11.3% of respondents chose neutral, 40.0% of respondents chose to agree and 48.8% of respondents chose strongly agree. Keyword: SIPPM, MMEL Calculation. I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi saat ini yang semakin pesat dimana semua kegiatan pengeloaan data sudah dikerjakan secara komputerais, dalam hal ini salah satunya termasuk pengelolaan peralatan alat di medik di rumah sakit mulai dari perencanaan pengadaan pembelian alat medik, penggunaan, pemeliharaan sampai dengan penghapusan. Pengelolaan peralatan medik memerlukan instrument yang teapat dan akurat. Sebagaimana disebutkan dalam buku American Hospital Association, bahwa Manajemen Pemeliharaan Peralatan Kesehatan atau alat medik merupakan suatu sistem rancangan yang disusun untuk membantu personil biomedic rumah sakit dan atau teknisi rumah sakit dalam mengembangkan, memonitor dan mengatur (manage) pemeliharaan peralatan kesehatan (American Hospital Association, 1996). RSUD Pariaman adalah Rumah Sakit kelas B milik Pemerintah Provinsi Sumatera Barat berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi Sumatera Barat Nomor 445-304-2015 tanggal Maret 2016 tentang izin operasional penyelenggaraan rumah sakit.. Pada tahun 2017 RSUD Pariaman meraih akreditasi dengan peringkat Paripurna dimana Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien merupakan salah satu indikator dalam penilaian tersebut. (Komite Mutu Dan Keselamatan Pasien RSUD Pariaman. Tahun 2017). Namun bila ditinjau dari segi pengelolaan peralatan medik saat ini masih dikerjakan secara manual. Untuk mempertahankan peringkat akreditasi rumah sakit Pariaman yang telah diperoleh pada posisi Paripurna, maka pengelolaan peralatan medik perlu ditingkatkan secara terus menerus. Hal ini untuk menjaga agar mutu pelayanan lebih optimal, mengingat peralatan medik di rumah sakit merupakan alat penunjang pelayanan yang sangat penting. Peralatan medik adalah merupakan investasi yang besar di fasilitas pelayanan kesehatan serta memerlukan biaya pemeliharaan rutin untuk menjaga agar peralatan selalu dalam kondisi siap dan layak pakai. Menurut Pedoman Pengelolaan Peralatan Kesehatan tahun 2015, bahwa Pemeliharaan peralatan medik dibagi menjadi dua kategori utama yaitu: 1. Inspeksi dan pemeliharaan preventif (IPM) 2. Pemeliharaan korektif / Corrective Maintenance (CM) Kenyataan yang terjadi di Rumah Sakit Pariaman selama ini bahwa Perkiraan biaya
11
Embed
SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PERALATAN MEDIK …digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3297... · 1.2.2 Laporan pemeliharaan korektif berbentuk table dan grafik
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PERALATAN MEDIK (ANALISIS
BIAYA PEMELIHARAAN KOREKTIF TERHADAP NILAI MMEL)
Okky Aditya Surya W, Hj. Endang Dian Setyoningsih, ST, MT, H. Torib Hamzah, S.Pd, M.Pd Jurusan Teknik Elektromedik
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
ABSTRACT
SIPPM (Medical Equipment Management Information System) is an information system about
medical devices in a hospital institution starting from the procurement / purchase of medical devices, receipts,
inventory, preventive maintenance, corrective maintenance, calibration and to where the medical devices are
proposed for deletion. (Maximum Maintenance Expenditure Limit = MMEL) is a method for calculating
acceptable costs for repairing or maintaining a medical equipment in a hospital. In 2017 corrective
maintenance in Pariaman Hospital there are 13 cases of medical devices that require MMEL calculations, 11
tools including corrective maintenance costs under the MMEL calculation and 2 tools for maintenance costs
above the MMEL calculation. Information system testing is done by distributing questionnaires to respondents
and the results of these questionnaires are for corrective maintenance statement items 9.4% of respondents
choose neutral, 44.8% of respondents choose to agree and 45.8% of respondents choose strongly agree. For
statement items regarding corrective maintenance reports 8.3% of respondents choose neutral, 38.5% of
respondents choose to agree and 53.1% of respondents choose strongly agree. For statement items regarding
corrective maintenance cost analysis of MMEL values 11.3% of respondents chose neutral, 40.0% of
respondents chose to agree and 48.8% of respondents chose strongly agree.
Keyword: SIPPM, MMEL Calculation.
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi informasi saat ini yang
semakin pesat dimana semua kegiatan pengeloaan data sudah dikerjakan secara komputerais, dalam
hal ini salah satunya termasuk pengelolaan
peralatan alat di medik di rumah sakit mulai dari perencanaan pengadaan pembelian alat medik,
penggunaan, pemeliharaan sampai dengan
penghapusan. Pengelolaan peralatan medik
memerlukan instrument yang teapat dan akurat. Sebagaimana disebutkan dalam buku American
Hospital Association, bahwa Manajemen
Pemeliharaan Peralatan Kesehatan atau alat medik merupakan suatu sistem rancangan yang disusun
untuk membantu personil biomedic rumah sakit dan
atau teknisi rumah sakit dalam mengembangkan, memonitor dan mengatur (manage) pemeliharaan
peralatan kesehatan (American Hospital
Association, 1996).
RSUD Pariaman adalah Rumah Sakit kelas B milik Pemerintah Provinsi Sumatera Barat
berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi
Sumatera Barat Nomor 445-304-2015 tanggal Maret 2016 tentang izin operasional
penyelenggaraan rumah sakit.. Pada tahun 2017
RSUD Pariaman meraih akreditasi dengan
peringkat Paripurna dimana Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien merupakan salah
satu indikator dalam penilaian tersebut. (Komite
Mutu Dan Keselamatan Pasien RSUD Pariaman. Tahun 2017). Namun bila ditinjau dari segi
pengelolaan peralatan medik saat ini masih
dikerjakan secara manual. Untuk mempertahankan peringkat akreditasi rumah sakit Pariaman yang
telah diperoleh pada posisi Paripurna, maka
pengelolaan peralatan medik perlu ditingkatkan
secara terus menerus. Hal ini untuk menjaga agar mutu pelayanan lebih optimal, mengingat peralatan
medik di rumah sakit merupakan alat penunjang
pelayanan yang sangat penting. Peralatan medik adalah merupakan
investasi yang besar di fasilitas pelayanan
kesehatan serta memerlukan biaya pemeliharaan rutin untuk menjaga agar peralatan selalu dalam
kondisi siap dan layak pakai. Menurut Pedoman
Pengelolaan Peralatan Kesehatan tahun 2015,
bahwa Pemeliharaan peralatan medik dibagi menjadi dua kategori utama yaitu:
3.4 Pembahasan Analisis biaya pemeliharaan korektif terhadap nilai MMEL (Maximum Maintenance Expenditure Limit) dengan menggunakan metode distribusi frekuensi
3.4.1 Kondisi I (MEL Factor perlatan khusus
90% dan harga pengganti normal/tidak
ada kenaikkan harga)
Tabel 5.1 Tabel MMEL Kondisi I
MEL FAKTOR 0.9
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid DI
BAWAH MMEL
11 84.6 84.6 84.6
DI
ATAS MMEL
2 15.4 15.4 100.0
Total 13
100.0
100.0
Gambar 5.23 MMEL kondisi I
Pada kondisi I didapatkan hasil distribusi frekuensinya yaitu di bawah MMEL frekuensinya
11 kasus dengan persentasi sebesar 84.6% dan di
atas MMEL frekuensinya 2 kasus dengan persentasi sebesar 15.4%.
3.4.2 Kondisi II (MEL Factor perlatan khusus
80% dan harga pengganti normal/tidak
ada kenaikkan harga)
Tabel 5.2 Tabel MMEL Kondisi II
MEL FAKTOR 0.8
Frequency
Percent
Valid
Percent
Cumulat
ive Percent
Valid DI
BAWAH MMEL
11 84.6 84.6 84.6
DI
ATAS MMEL
2 15.4 15.4 100.0
Total 13
100.0
100.0
Gambar 5.24 MMEL kondisi II
Pada kondisi II didapatkan hasil distribusi frekuensinya yaitu di bawah MMEL frekuensinya
11 kasus dengan persentasi sebesar 84.6% dan di
atas MMEL frekuensinya 2 kasus dengan persentasi sebesar 15.4%.
3.4.3 Kondisi III (MEL Factor perlatan khusus
90% dan harga pengganti naik 10%)
Tabel 5.3 Tabel MMEL Kondisi III
HARGA PENGGANTI +10%
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumu
lative Percent
Valid DI BAWAH MMEL
12 92.3 92.3 92.3
DI ATAS MMEL
1 7.7 7.7 100.0
Total 13
100.0
100.0
9
Gambar 5.25 MMEL kondisi III
Pada kondisi III didapatkan hasil distribusi
frekuensinya yaitu di bawah MMEL frekuensinya
12 kasus dengan persentasi sebesar 92.3% dan di
atas MMEL frekuensinya 1 kasus dengan persentasi sebesar 7.7%.
3.4.4 Kondisi IV (MEL Factor perlatan khusus
90% dan harga pengganti turun 10%)
Tabel 5.4 Tabel MMEL Kondisi IV
HARGA PENGGANTI -10%
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid DI
BAWAH MMEL
11 84.6 84.6 84.6
DI
ATAS MMEL
2 15.4 15.4 100.0
Total 13
100.0
100.0
Gambar 5.26 MMEL kondisi IV
Pada kondisi IV didapatkan hasil distribusi frekuensinya yaitu di bawah MMEL frekuensinya
11 kasus dengan persentasi sebesar 84.6% dan di
atas MMEL frekuensinya 2 kasus dengan persentasi sebesar 15.4%.
3.5 Pembahasan hasil kuisioner
3.5.1 Jawaban item pernyataan mengenai
pemeliharaan korektif
Tabel 5.11 Tabel distribusi frekuensi mengenai
pemeliharaan korektif
Jawaban item pernyataan mengenai laporan
pemeliharaan korektif
Freque
ncy
Perc
ent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Netral 9 9.4 9.4 9.4
Setuju 43 44.8 44.8 54.2
Sangat
setuju 44 45.8 45.8 100.0
Total 96
100.
0 100.0
Gambar 5.32 Gambar persentasi diagram
mengenai pemeliharaan korektif
Pada jawaban item mengenai pemeliharaan
korektif hasil distribusi frekuensinya dari 16 responden 9 diantaranya menyatakan Netral dengan
persentasi sebesar 9.4%, 43 diantaranya
menyatakan Setuju dengan persentasi sebesar 44.8% dan 44 diantaranya menyatakan Sangat
setuju dengan persentasi sebesar 45.8%.
3.5.2 Jawaban item pernyataan mengenai
laporan pemeliharaan korektif
Tabel 5.18 Tabel distribusi frekuensi mengenai laporan
pemeliharaan korektif
Jawaban item pernyataan mengenai laporan
pemeliharaan korektif
10
Freque
ncy
Perc
ent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Netral 8 8.3 8.3 8.3
Setuju 37 38.5 38.5 46.9
Sangat
setuju 51 53.1 53.1 100.0
Total 96
100.
0 100.0
Gambar 5.39 Gambar persentasi diagram distribusi
frekuensi mengenai laporan pemeliharaan korektif
Pada jawaban item mengenai laporan
pemeliharaan korektif didapatkan hasil distribusi frekuensinya dari 16 responden 8 diantaranya
menyatakan Netral dengan persentasi sebesar 8.3%,
37 diantaranya menyatakan setuju dengan persentasi sebesar 38.5% dan 51 diantaranya
menyatakan Sangat setuju dengan persentasi
sebesar 53.1%.
3.5.3 Jawaban item pernyataan mengenai
laporan pemeliharaan korektif
Tabel 5.24 Tabel distribusi frekuensi mengenai Analisa
biaya pemeliharaan korektif terhadap nilai MMEL
Jawaban item pernyataan mengenai Analisis
biaya pemeliharaan korektif terhadap nilai
MMEL
Freque
ncy Percent
Valid Percent
Cumu
lative
Percent
Valid Netral 9 11.3 11.3 11.3
Setuju 32 40.0 40.0 51.3
Sangat
setuju 39 48.8 48.8 100.0
Total 80
100.0
100.0
Gambar 5.45 Gambar persentasi diagram distribusi
frekuensi mengenai Analisa biaya pemeliharaan
korektif terhadap nilai MMEL
Pada jawaban item mengenai Analisis biaya pemeliharaan korektif terhadap nilai MMEL
didapatkan hasil distribusi frekuensinya dari 16
responden 9 diantaranya menyatakan Netral dengan persentasi sebesar 11.3%, 32 diantaranya
menyatakan Setuju dengan persentasi sebesar
40.0% dan 39 diantaranya menyatakan Sangat setuju dengan persentasi sebesar 48.8%.
IV Kesimpulan
Dari penelitian ini penulis dapat
menyimpulkan bahwa penerapan aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Peralatan Medik/SIPPM
khususnya pada proses pemeliharaan korektif dan
analisis biaya pemeliharaan korektif terhadap nilai MMEL yaitu :
4.1.1 Konsep alur laporan kerusakan dari user pada
software SIPPM memuat informasi-informasi yang diperlukan seperti nama alat,
type, no seri, judul kerusakan, dan
keterangan rinci kerusakan.
4.1.2 Konsep alur input kelola Work Order dari admin pada software SIPPM memuat
informasi-informasi seperti no WO, Nama
teknisi, jenis kegiatan pemeliharaan. 4.1.3 Konsep alur pemeliharaan korektif pada
software SIPPM yaitu dari user melakukan
laporan kerusakan kemudian laporan
kerusakan dikelola oleh admin sampai laporan kerusakan itu di tangani oleh teknisi.
4.1.4 Konsep alur input lembar kerja pemeliharaan
korektif pada software SIPPM memuat informasi-informasi seperti hasil
pemeliharaan korektif, informasi
penggunaan suku cadang dan status WO tersebut.
11
4.1.5 Konsep laporan pemeliharaan korektif pada software SIPPM berupa table dan grafik.
4.1.6 Konsep perhitungan MMEL pada software
SIPPM mengacu pada Buku pedoman
pengelolaan peralatan kesehatan oleh Dirjen Bina Upaya Kesehatan Tahun 2015
4.1.7 Dari data pemeliharaan korektif RSUD
Pariaman Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2017 didapatkan 2 alat medis yang
biaya pemeliharaannya diatas perhitungan
nilai MMEL nya. 4.1.8 Alat medis yang biaya pemeliharaannya di
atas perhitungan MMEL nya adalah alat
medis yang usia pakainya mendekati usia
teknis / usia pakai nya sama dengan usia teknisnya.
4.1.9 Hasil dari kuisioner Pada jawaban item
mengenai pemeliharaan korektif hasil distribusi frekuensinya dari 16 responden 9
diantaranya menyatakan Netral dengan
persentasi sebesar 9.4%, 43 diantaranya menyatakan Setuju dengan persentasi
sebesar 44.8% dan 44 diantaranya
menyatakan Sangat setuju dengan persentasi
sebesar 45.8%. 4.1.10 Hasil dari kuisioner Pada jawaban item
mengenai laporan pemeliharaan korektif
didapatkan hasil distribusi frekuensinya dari 16 responden 8 diantaranya menyatakan
Netral dengan persentasi sebesar 8.3%, 37
diantaranya menyatakan setuju dengan
persentasi sebesar 38.5% dan 51 diantaranya menyatakan Sangat setuju dengan persentasi
sebesar 53.1%.
4.1.11 Hasil dari kuisioner Pada jawaban item mengenai Analisis biaya pemeliharaan
korektif terhadap nilai MMEL didapatkan
hasil distribusi frekuensinya dari 16 responden 9 diantaranya menyatakan Netral
dengan persentasi sebesar 11.3%, 32
diantaranya menyatakan Setuju dengan
persentasi sebesar 40.0% dan 39 diantaranya menyatakan Sangat setuju dengan persentasi
sebesar 48.8%.
4.2 Saran
Tentu dari hasil penelitian ini masih sangat
banyak kekurangan yang perlu diperbaiki dan disempurnakan terutama dari rancangan aplikasi
Sistem Informasi Pengelolaan Peralatan
Medik/SIPPM ini, khususnya analisis biaya
pemeliharaan korektif terhadap nilai MMEL untuk itu penulis dapat meberikan saran sebagai berikut :
4.2.1 Biaya pemeliharaan korektif pada satu alat
medis yang mengalami pemeliharaan
korektif lebih dari satu kali dalam setahun bisa terakumulasi secara otomatis pada
software SIPPM khususnya analisis biaya
pemeliharaan korektif terhadap nilai MMEL.
4.2.2 Software SIPPM khususnya analisis biaya pemeliharaan korektif terhadap nilai MMEL
bisa menampilkan Harga pengganti dan
biaya pemeliharaan korektif lebih dari satu harga yang berfungsi sebagai pembanding.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir (2013). Pengertian MySQL. Tersedia dalam : Buku Pintar Programer Pemula PHP.
Yogyakarta. Mediakom.
Adrian, Payne, (2000), Pemasaran Jasa, The Essence of Service Maerketing, Andi