Sistem Informasi Manajemen Category: Uncategorised Published on Tuesday, 25 March 2014 Written by Ronny Loekito Sistem informasi manajemen (SIM) (bahasa Inggris: management information system, MIS) adalah sistem perencanaan bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Sistem informasi manajemen dibedakan dengan sistem informasi biasa karena SIM digunakan untuk menganalisis sistem informasi lain yang diterapkan pada aktivitas operasional organisasi. Secara akademis, istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk pada kelompok metode manajemen informasi yang bertalian dengan otomasi atau dukungan terhadap pengambilan keputusan manusia, misalnya sistem pendukung keputusan, sistem pakar, dan sistem informasi eksekutif. Tujuan Umum Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan. Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya perlu memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mereka mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja (informasi akuntansi dibutuhkan dan dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan). Proses Manajemen Proses manajemen didefinisikan sebagai aktivitas-aktivitas: Perencanaan, formulasi terinci untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu adalah aktivitas manajemen yang disebut perencanaan. Oleh karenanya,
55
Embed
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Abdul Moeloek
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Sistem Informasi Manajemen
Category: Uncategorised
Published on Tuesday, 25 March 2014
Written by Ronny Loekito
Sistem informasi manajemen (SIM) (bahasa Inggris: management information system, MIS)
adalah sistem perencanaan bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi
pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk
memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Sistem informasi
manajemen dibedakan dengan sistem informasi biasa karena SIM digunakan untuk menganalisis sistem
informasi lain yang diterapkan pada aktivitas operasional organisasi. Secara akademis, istilah ini
umumnya digunakan untuk merujuk pada kelompok metode manajemen informasi yang bertalian dengan
otomasi atau dukungan terhadap pengambilan keputusan manusia, misalnya sistem pendukung
keputusan, sistem pakar, dan sistem informasi eksekutif.
Tujuan Umum
Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya perlu memiliki akses ke
informasi akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Informasi
akuntansi manajemen dapat membantu mereka mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan
masalah, dan mengevaluasi kinerja (informasi akuntansi dibutuhkan dan dipergunakan dalam semua
tahap manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan).
Proses Manajemen
Proses manajemen didefinisikan sebagai aktivitas-aktivitas:
Perencanaan, formulasi terinci untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu adalah aktivitas manajemen yang disebut perencanaan. Oleh karenanya, perencanaan mensyaratkan penetapan tujuan dan identifikasi metode untuk mencapai tujuan tersebut.
Pengendalian, perencanaan hanyalah setengah dari peretempuran. Setelah suatu rencana dibuat, rencana tersebut harus diimplementasikan, dan manajer serta pekerja harus memonitor pelaksanaannya untuk memastikan rencana tersebut berjalan
sebagaimana mestinya. Aktivitas manajerial untuk memonitor pelaksanaan rencana dan melakukan tindakan korektif sesuai kebutuhan, disebut kebutuhan.
Pengambilan Keputusan, proses pemilihan di antara berbagai alternative disebut dengan proses pengambilan keputusan. Fungsi manajerial ini merupakan jalinan antara perencanaan dan pengendalian. Manajer harus memilih di antara beberapa tujuan dan metode untuk melaksanakan tujuan yang dipilih. Hanya satu dari beberapa rencana yang dapat dipilih. Komentar serupa dapat dibuat berkenaan dengan fungsi pengendalian.
Menurut Francisco Proses Manajemen adalah suatu proses Penukaran terhadap nilai dan jasa
Bagian
SIM merupakan kumpulan dari sistem informasi:
Sistem informasi akuntansi (accounting information systems), menyediakan informasi dan transaksi keuangan.
Sistem informasi akademik (academic information systems), menyediakan informasi tentang proses pendidikan yang sedang berjalan di suatu akademi/sekolah/perguruan.
Sistem informasi pemasaran (marketing information systems), menyediakan informasi untuk penjualan, promosi penjualan, kegiatan-kegiatan pemasaran, kegiatan-kegiatan penelitian pasar dan lain sebagainya yang berhubungan dengan pemasaran.
Sistem informasi manajemen persediaan (inventory management information systems). Sistem informasi personalia (personal information systems). Sistem informasi distribusi (distribution information systems). Sistem informasi pembelian (purchasing information systems). Sistem informasi kekayaan (treasury information systems). Sistem informasi analisis kredit (credit analysis information systems). Sistem informasi penelitian dan pengembangan (research and development information
systems). Sistem informasi analisis software Sistem informasi teknik (engineering information systems). Sistem informasi Rumah Sakit (Hospital information systems).
NOTA KESEPAHAMAN
ANTARA
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
DENGAN
RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK
NOMOR 445/1817/2.1/IV/2012
NOMOR 41/NK/X-XIII.2/4/2012
TENTANG
PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI DALAM RANGKA
PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA
Pada hari ini, Senin, tanggal tiga puluh, bulan April, tahun dua ribu dua belas,
bertempat di Bandar Lampung, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
I. Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi
Lampung, yang berkedudukan dan berkantor di Jalan Pangeran Emir M. Noor
Nomor 11B, Bandar Lampung, dalam hal ini diwakili oleh Novy G.A. Pelenkahu
selaku Kepala Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
Perwakilan Provinsi Lampung, dengan demikian bertindak untuk dan atas nama
Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan
Provinsi Lampung, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.
II. RSUD Dr. H. Abdul Moeloek, yang berdiri berdasarkan Keputusan Gubernur
Lampung Nomor G/605/B/V/HK/2009 tentang Penetapan RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung sebagai Instansi Pemerintah Daerah Provinsi Lampung
yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah,
berkedudukan di Bandar Lampung dan beralamat di Jalan Dr. Rivai No. 6
Penengahan Bandar Lampung, dalam hal ini diwakili oleh Torry Duet Irianto,
selaku Direktur Utama, dengan demikian bertindak untuk dan atas nama RSUD Dr.
H. Abdul Moeloek, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
Selanjutnya, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut
PARA PIHAK.
PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan dan menyatakan hal-hal sebagai berikut:
bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 10 huruf a dan huruf b Undang-Undang Nomor
15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara dan Pasal 9 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang
Badan Pemeriksa Keuangan, PIHAK PERTAMA memiliki kewenangan untuk meminta
dokumen yang wajib diberikan setiap orang serta mengakses data dalam rangka
pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara;
Selanjutnya, dengan memperhatikan Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan di
bawah ini:
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3674);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 85, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4654);
6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk membuat Nota
Kesepahaman tentang Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Informasi dalam
Rangka Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, dengan
ketentuan sebagai berikut:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu
Pengertian
Pasal 1
Dalam Nota Kesepahaman ini, yang dimaksud dengan:
1. Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang
dilakukan secara independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar
pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan
informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
2. Data PIHAK KEDUA adalah data milik RSUD Dr. H. Abdul Moeloek yang
diperlukan oleh PIHAK PERTAMA dalam rangka pemeriksaan atas pengelolaan
dan tangung jawab keuangan negara.
3. Akses Data PIHAK KEDUA adalah suatu cara atau metode untuk melihat,
mengirim, mengambil, dan menggunakan Data PIHAK KEDUA dalam rangka
pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
4. Sistem Informasi untuk Akses Data PIHAK KEDUA adalah suatu sistem yang terdiri
dari sistem aplikasi komputer, infrastruktur jaringan komunikasi, dan prosedur yang
digunakan untuk mengakses Data PIHAK KEDUA.
Bagian Kedua
Tujuan
Pasal 2
Mewujudkan hubungan kerja sama pengembangan dan pengelolaan Sistem Informasi
dalam rangka pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
BAB II
RUANG LINGKUP DAN PELAKSANAAN
Bagian Kesatu
Ruang Lingkup
Pasal 3
Ruang lingkup Nota Kesepahaman ini meliputi pengembangan dan pengelolaan
Sistem Informasi untuk Akses Data PIHAK KEDUA, yang terdiri dari:
a. sistem aplikasi komputer;
b. infrastruktur jaringan komunikasi; dan
c. prosedur Akses Data.
Pasal 4
Data PIHAK KEDUA yang diperlukan dalam Sistem Informasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 meliputi:
a. sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) RSUD Dr. H. Abdul Moeloek;
b. data selain huruf a yang diperlukan dalam rangka pemeriksaan atas pengelolaan
dan tanggung jawab keuangan negara;
c. peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pengelolaan keuangan negara
di lingkungan PIHAK KEDUA; dan
d. hasil pengawasan internal.
Bagian Kedua
Pelaksanaan
Pasal 5
Dalam rangka pengembangan dan pengelolaan Sistem Informasi untuk Akses Data
PIHAK KEDUA, kewajiban PARA PIHAK diatur sebagai berikut:
a. PIHAK KEDUA menyediakan sistem jaringan komunikasi internal sampai dengan
Gateway PIHAK PERTAMA;
b. PIHAK PERTAMA menyediakan sistem jaringan komunikasi antara Gateway
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA;
c. PIHAK KEDUA menyediakan server untuk menampung Data PIHAK KEDUA
agar dapat diakses oleh PIHAK PERTAMA;
d. PIHAK PERTAMA menyediakan server untuk menampung Data PIHAK KEDUA
yang diakses dari PIHAK KEDUA; dan e. PARA PIHAK memasang/menyediakan aplikasi miliknya atau yang berada di
bawah penguasaannya, yang diperlukan agar bisa terjadi Akses Data antara
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.
Pasal 6
(1) PIHAK PERTAMA melaksanakan Akses Data PIHAK KEDUA secara online
dalam rangka pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
(2) PIHAK KEDUA mengupayakan keberlangsungan aplikasi dan ketersediaan data
dalam Sistem Informasi untuk Akses Data PIHAK KEDUA.
Pasal 7
Dalam rangka pengembangan dan pengelolaan sistem informasi untuk Akses Data
PIHAK KEDUA, PARA PIHAK melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. menyusun rancangan makro sistem Akses Data PIHAK KEDUA;
b. menyiapkan dan mengadakan infrastruktur pendukung Akses Data PIHAK
KEDUA;
c. menyiapkan jenis dan format Data PIHAK KEDUA;
d. membangun aplikasi Akses Data PIHAK KEDUA;
e. melakukan uji coba Akses Data PIHAK KEDUA secara online;
f. menyusun tata cara dan keamanan sarana Akses Data PIHAK KEDUA;
g. melakukan implementasi Akses Data PIHAK KEDUA;
h. melakukan pengawasan;
i. melakukan evaluasi dan penyelesaian masalah; dan
j. melakukan kegiatan lain dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaan Akses
Data PIHAK KEDUA.
Pasal 8
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Nota Kesepahaman ini ditetapkan
dengan Petunjuk Teknis berdasarkan persetujuan PARA PIHAK.
Bagian Ketiga
Tanggung Jawab dan Kerahasiaan
Pasal 9
(1) PIHAK KEDUA menjamin bahwa Data PIHAK KEDUA yang disediakan melalui
Sistem Informasi untuk Akses Data PIHAK KEDUA merupakan data yang
lengkap sesuai permintaan PIHAK PERTAMA dan sesuai dengan kondisi
sebenarnya dalam Sistem Informasi PIHAK KEDUA.
(2) PIHAK PERTAMA menjamin bahwa Sistem Informasi untuk Akses Data PIHAK
KEDUA digunakan hanya untuk kepentingan pemeriksaan pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara.
Pasal 10
(1) Dalam rangka melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7,
PARA PIHAK membentuk Tim Kerja.
(2) Tim Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan
masing-masing PIHAK.
BAB III
RAPAT KOORDINASI
Pasal 11
(1) Dalam rangka evaluasi, pengembangan, dan penyelesaian masalah dalam
melaksanakan Nota Kesepahaman ini, PARA PIHAK dapat melakukan rapat
koordinasi.
(2) PARA PIHAK dapat menunjuk pejabat di lingkungannya masing-masing untuk
melakukan rapat koordinasi.
BAB IV
PEMBIAYAAN
Pasal 12
Biaya yang timbul dari pelaksanaan Nota Kesepahaman ini dibebankan pada
Anggaran Belanja masing-masing PIHAK.
BAB V
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 13
Perselisihan yang mungkin timbul dari Nota Kesepahaman ini akan diselesaikan
dengan cara musyawarah mufakat oleh PARA PIHAK.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 14
(1) Nota Kesepahaman ini mulai berlaku pada hari dan tanggal penandatanganan
oleh PARA PIHAK.
(2) Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam Nota Kesepahaman ini
akan diatur berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK dan dituangkan secara
tertulis dalam suatu perubahan (addendum), yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Nota Kesepahaman ini.
Nota Kesepahaman ini dibuat rangkap 2 (dua) asli dan ditandatangani oleh PARA
PIHAK, rangkap pertama dan rangkap kedua mempunyai kekuatan hukum yang sama
untuk PARA PIHAK.
PIHAK PERTAMA,
PIHAK KEDUA,
NOVY G.A. PELENKAHU TORRY DUET IRIANTO
ODE RS 1801017
TGL REGISTRASI 27/12/2013
RUMAH SAKIT RSU Dr H Abdul Moeloek
JENIS RSU
KLS RS B
DIREKTUR RS dr. Hj. Reihana,M.Kes
PENYELENGGARA Pemprop
ALAMAT LOKASI RS
ALAMAT Jl. Dr. Rivai 6,Penengahan B.Lampung
KAB/KOTA Kota Bandar Lampung
KODE POS 35112
TELEPON 0721 - 703312
FAX 703952
EMAIL -
TELEPON HUMAS -
WEBSITE -
LUAS RUMAH SAKIT
LUAS TANAH 81486 m2
LUAS BANGUNAN 39043 m2
NO SURAT IJIN HK.03.05/1/2603/08
TANGGAL SURAT IJIN 31/07/2008
SURAT IJIN DARI Menkes RI
SIFAT SURAT IJIN Sementara
MASA BERLAKU SURAT IJIN 2015
STATUS PENYELENGGARA Pemda Propinsi
SWASTA
PENTAHAPAN AKREDITASI Pentahapan III (16 Pelayanan)
STATUS AKREDITASI Lulus
TGL AKREDITAS 27/02/2012
TEMPAT TIDUR
VVIP 0 Tempat Tidur
VIP 47 Tempat Tidur
KELAS I 58 Tempat Tidur
KELAS II 115 Tempat Tidur
KELAS III 318 Tempat Tidur
ICU 10 Tempat Tidur
PICU 3 Tempat Tidur
NICU 4 Tempat Tidur
TT Bayi Baru Lahir 29 Tempat Tidur
HCU 0 Tempat Tidur
ICCU 6 Tempat Tidur
TT di Kamar Bersalin 0 Tempat Tidur
TT di Ruang Operasi 10 Tempat Tidur
TT di Ruang Isolasi 3 Tempat Tidur
TENAGA MEDIS
DOKTER UMUM DAN SPESIALISDr Umum 55 Orang Dokter Sp A 5
Dokter Gigi Sp Penyakit Mulut 0 OrangDokter Gigi Sp Periodonsia
0
Dokter Gigi Sp Radiologi 0 OrangDokter Gigi Sp Lainnya
0
PERAWAT DAN SPESIALISNYANers 22 Orang Perawat gigi 11
Perawat Bedah 10 Orang Perawat Anestesi 0
Perawat Maternitas Orang Perawat Anak 0
Perawat Komunitas 0 Orang Perawat Lainnya 0
Bidan
Bidan Pendidik 0 Orang Apoteker 10
Bidan Klinik 42 Orang Analis Farmasi 0
Keteknisian Medis Kesehatan Masyarakat
Radiografer 0 Orang Epidemiologi 0
Radioterapis 12 Orang Promosi Kesehatan 0
Elektromedis 2 Orang Perilaku 0
Teknisi Gigi 0 Orang Kesja 0
Analis Kesehatan 43 OrangAdministrasi Kesehatan
0
Refraksionis 1 Orang Biostatistik 0
Rekam Medik 4 Orang Reproduksi 0
Ortotik 0 Orang Informasi Kesehatan 0
Teknisi Transfusi Darah 0 Orang Kesmas Lainnya 0
Teknisi Kardiovaskular 0 Orang
Tenaga Kesehatan Lainnya
Sanitasi 6 Orang Nutrisionis 0
Entomologi 0 Orang Dietisien 11
Mikrobiologi 0 Orang Fisioterapi 8
Kesehatan Lingkungan 3 Orang Terapi Okupasi 3
Terapi Wicara 2 Orang Akupunturis 0
Tenaga Non Kesehatan
Program Kesehatan 0 Orang Pelaporan 0
Administrasi Keuangan 0 Orang Informasi Teknologi 0
Humas 0 orang Hukum 4
Perencanaan 0 Orang Pekarya 0
Jaminan Kesehatan 0 Orang Perpustakaan 0
Dosen 0 Orang Widyaiswara 0
Psikologi Orang Tenaga Non Kes 0
Data Peralatan di Rumah Sakit Indikator Pelayanan RS Tahun sebelumnya Lain-Lain
Meja Operasi : Ada-Berfungsi Rawat Jalan : 176765 Layanan Unggulan :
Mesin Anestesi : Ada-Berfungsi Rawat Inap : 209131SIMRS : Ada-Berfungsi
Ventilator : Ada-Berfungsi I G D : 31742Ambulan : Ada-Berfungsi
Inkubator : Ada-Berfungsi B O R : 94.5Bank Darah : Ada-Berfungsi
Blue Light : Ada-Berfungsi A L O S : 4.6
U S G : Ada-Berfungsi T O I : 0.25
X-Ray : Ada-Berfungsi N D R : 31
CT Scan : Ada-Berfungsi G D R : 66
M R I :
E E G : Ada-Berfungsi
E K G : Ada-Berfungsi
Defibrilator : Ada-Berfungsi
Autoclav : Ada-Berfungsi
SISTEM INFORMASI PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABDUL MOELOEK
BANDAR LAMPUNG
I. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada saat ini dunia medis memerlukan informasi yang tepat, cepat dan relevan. Untuk mendapatkan informasi yang diinginkan tentunya harus menggunakan sistem informasi. Sistem informasi menjadi faktor penting untuk meningkatkan pelayanan sekaligus penghematan bagi rumah sakit dan kini telah menjadi salah satu standar mutu sebuah rumah sakit. Informasi yang berkualitas sangatlah penting dalam proses pengelolaan rumah sakit. Kegiatan yang menggunakan system informasi pada rumah sakit salah satunya SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT. Yang menyangkut dari pendaftaran pasien,penggunaan bahan habis pakai (obat),data farmasi,pendaftaran rawat inap,kasir 24 jam.Mengingat pentingnya sistem komputerisasi yang canggih dan efisien sangat membantu dan mempercepat dalam penyediaan informasi dan mampu menampilkan informasi secara lengkap,cepat dan akurat yang berguna bagi pengguna informasi pada rumah sakit.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan proposal pengembangan system dengan judulSISTEM INFORMASI PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Pelayanan data pasien yang sudah terkomputerisasi tapi masih belum cukup efektip penggunaannya oleh pegawai pada rumah sakit terutama pendaftaran pasien dengan jaminan jamkesmas yang tidak tepat pemiliknya (Sistem Belum Ada)
2. Perlunya Pengawasan terhadap penggunaan kartu jaminan kesehatan pada semua golongan baik askes ataupun jamkesmas yang termonitoring melalui internet dan rumah sakit bisa mendapatkan data pengguna kartu jaminan kesehatan baik jamkesmas maupun askes atau astek secara sah sebagai pengguna yang terdaftar di lampung (Sistem Belum Ada)
1.3 BATASAN MASALAH
1. Penyediaan laporan pelayanan/data pasien yang datang secara komputerisasi baik yang sudah keluar ataupun masih dirawat .
2. Pendataan untuk kartu jaminan kesehatan seperti jamkesmas,askes pns,astek, secara terkomputerisasi dan berdasarkan realtime system.
1.4 TUJUAN
1. Di bangunnya system informasi pelayanan rumah sakit untuk mempermudah memenegement data pelayanan pasien pada rumah sakit.
2. Mengetahui berapa jumlah penggunaan kartu jaminan kesehatan secara terkomputerisasi yang online
2.1 PROSEDUR PELAYANAN PASIEN UMUM,ASKES,JAMKESMAS PADA IGD1. Pasien datang ke IGD dan pasien/keluarganya melakukan pendaftaran2. Bagian medical record (MR) melakukan input data social pasien. Lalu bagian MR
mencetak dan memberikan joblist pasien serta nomer mr (no regristrasi) ke pada pasien / keluarga pasien.
Rumah sakit pemerintah sebagai organisasi nirlaba telah mengalami dinamisasi perubahan
seiring banyaknya tuntutan dari lingkungan eskternal dan internal. Rumah sakit pemerintah yang
terdapat di tingkat pusat maupun daerah tidak lepas dari pengaruh perkembangan tuntutan tersebut
yang menilai rumah sakit untuk mencapai kinerja yang lebih baik.
Rumah sakit pemerintah perlu diukur kinerjanya karena pengukuran kinerja dapat digunakan
untuk menilai keberhasilan suatu organisasi serta untuk melakukan penyusunan strategi-strategi yang
sesuai. Beberapa peneliti mencoba menilai kelayakan kinerja rumah sakit di Indonesia dengan
menggunakan metodeBalanced Scorecard. Tujuannya adalah agar dapat diketahui dengan pasti apakah
pencapaian kinerja yang tidak sesuai disebabkan oleh faktor input yang kurang mendukung atau
kegagalan pihak manajamen. Penggunaan metode ini dianggap cukup handal karena selain mampu
mengukur aspek internal organisasi juga dapat mengukur aspek hubungan dengan pihak eksternal, serta
dapat menilai kinerja yang ekonomis, efisiensi, dan efektif dari sumber data laporan keuangan rumah
sakit.
Dari hasil penelitian mengindikasikan hasil penilaian kinerja rumah sakit yang bervariasi pada
tiap rumah sakit di Indonesia yaitu masih adanya hasil kinerja yang belum maksimal, sehingga rumah
sakit sebagai organisasi milik pemerintah dinilai kinerjanya kurang baik dari hasil pengukuran masing-
masing perspektif tersebut. Secara umum, pada perspektif keuangan kinerja rumah sakit dapat diukur
dari neraca, laporan realisasi anggaran, laporan arus kas, dan analisis rasio keuangan sebagai tolok ukur
sesuai indikator value for money dalam menguji hasil kinerja keuangan yang ekonomis, efisien, dan
efektif. Untuk perspektif kinerja kepuasan pelanggan digunakan tolok ukur aspek wujud fisik, keandalan,
daya tanggap, jaminan, dan empati terhadap pelanggan (pasien rumah sakit). Untuk kinerja perspektif
bisnis internal, digunakan aspek sarana dan prasarana rumah sakit, proses, dan kepuasan bekerja. Pada
variabel perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, peneliti menggunakan aspek motivasi (reward and
punishment), kesempatan mengembangkan diri, inovasi, dan suasana dalam bekerja.
Berdasarkan hasil dari pengukuran kinerja rumah sakit yang masih memerlukan perhatian dan
aspek perbaikan, rumah sakit pemerintah tampaknya harus didukung oleh birokrasi yang responsif
untuk segera melakukan kebijakan perbaikan dalam mengantisipasi perubahan di lapangan untuk
meningkatkan kinerja internal rumah sakit. Sehingga rumah sakit sebagai organisasi publik dapat
memberikan kepuasan kepada pasiennya; lebih efisien, ekonomis, dan efektif dalam mengelola
keuangan rumah sakit; memiliki proses bisnis internal yang baik untuk mencapai kepuasan dalam
bekerja; serta pegawai rumah sakit berkesempatan dan berani dalam mengembangkan diri, berinovasi,
dan menciptakan budaya organisasi yang baik.
Daftar Pustaka
Atkinson, Anthony A, dkk. 1995. Management Accounting. Second Edition. Prentice Hill. Richard D Irwin, Inc. Pillipines.
Bastian, Indra. 2001. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Bharata, Risma W. 2011. “Penerapan Balance Scorecard dalam Mengukur Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari Tahun 2008-2010”,Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Chen, Xiao Yun., dkk. (2006), “Using the Balanced Scorecard to Measure Chinese and Japanase Hospital Performance”, International Journal of Health Care Quality Assurance, Vol. 19 No. 4. Pp. 339-350.
Dessler, Gary. 1994. Human Resources Management. 6th Edition. Pearson. Upper Saddle River. New Jersey
Griffith, J.R., Alexander, J.A. dan Jelinek, R.C. (2002), “Measuring comparative hospital performance”, Journal of Healthcare Management, Vol. 47 No. 1, pp. 41-57.
Gunawan, Indri. 2010. “Pengaruh Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi dan Pengendalian Intern terhadap Penerepan Good Corporate Governance(GCG) serta Dampaknya pada Kinerja Rumah Sakit”, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman.
Hendrawan, Ronny. 2011. “Analisis Penerapan PSAK No. 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba pada Rumah Sakit Berstatus Badan Layanan Umum”, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Pramadhany, W.E.Y. 2011. “Penerapan Metode Balanced Scorecard sebagai Tolok Ukur Penilaian Kinerja pada Organisasi Nirlaba”, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Prasetyono, Nurul Kompyurini. 2007. “Analisis Kinerja Rumah Sakit Daerah dengan Pendekatan Balanced Scorecard berdasarkan Komitmen Organisasi, Pengendalian Intern, dan Penerapan Prinsip-prinsip Good Corporate Governance”. Simposium Nasional Akuntansi X Makasar.
Rasmini, Ni Luh Supadmi, Ni Luh Putu H.C. 2009. “Penilaian Kinerja Badan Rumah Sakit Umum Tabanan”, Ejournal, Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Maskur. 2004. “Pengukuran Kinerja dengan Pendekatan Balanced Scorecard”,Tesis, Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro.
Mustafa, Anton B.D. 2009. “Model Pengukuran Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dalam Era Otonomi Daerah (Studi pada 6 Kabupaten Eks-Karesidenan Banyumas dan Sekitarnya”, Hibah Kompetitif Penelitian Sesuai Prioritas Nasional, Universitas Jenderal Soedirman.
Mustafa, Icuk R.B. dan Yanuar Nugroho, 2009. “Model Pengukuran Kinerja Rumah Sakit Swasta dan Pemerintah dalam Era Otonomi Daerah”,Penelitian DIPA, Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman.
Nany, Lyna R., Kartika W.H. 2008. “Penerapan Balanced Scorecard sebagai Pengukur Kinerja Manajemen pada Rumah Sakit Umum Daerah Indramayu”, Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, Vol. 4 No 1, Hal. 48-58.
Wirasata, Putu. 2010. “Analisis Pengukuran Kinerja RSUD Tg. Uban Provinsi Kepulauan Riau dengan Metode Balanced Scorecard”, Tesis, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik Universitas Indonesia.
Zelman, W.N., Pink, G.H. dan Mathias, C.B. (2003), “Use of the balance scorecard in health care”, Journal of Health Care Finance, Vol. 29 No. 4, pp. 1-16.
Posted in:
II. Metodologi
SMS Gateway adalah suatu platform yang menyediakan mekanisme untuk
menghantar dan menerima SMS dari peralatan mobile (HP, PDA phone, dan lain-lain) yang
menggunakan keyword tertentu. SMS Gateway adalah komunikasi SMS dua arah. SMS
Gateway merupakan salah satu perkembangan fungsi yang dimiliki SMS.
Pada awalnya, SMS Gateway dibutuhkan untuk menjembatani antar SMSC. Hal ini
dikarenakan SMSC yang dibangun oleh perusahaan yang berbeda memiliki protokol
komunikasi sendiri, dan protokol tersebut bersifat pribadi. SMS Gateway ini kemudian
ditampatkan di antara kedua SMSC yang berbeda protokol tersebut, yang akan
menerjemahkan data dari protokol SMSC satu ke protokol SMSC lainnya yang dituju.
Gambar 1 menunjukkan ilustrasi SMS Gateway:
Gambar 1 Ilustrasi SMS Gateway
Namun seiring perkembangan teknologi komputer dan perkembangan teknologi
komunikasi, SMS Gateway tidak lagi dimaksudkan sebagaimana yang tampak pada gambar
1.Dewasa ini, masyarakat lebih mengartikan SMS Gateway sebagai suatu jembatan
komunikasi yang menghubungkan perangkat komunikasi (dalam hal ini ponsel) dengan
perangkat komputer. Gambar 2 menunjukkan ilustrasi aplikasi SMS Gateway.
Gambar 2 Ilustrasi SMS Gateway
SMS Gateway kemudian lebih mengarah kepada sebuah program yang
mengkomunikasikan sistem operasi komputer dengan perangkat komunikasi yang terpasang
untuk mengirim atau menerima SMS.
Model yang digunakan dalam membangun aplikasi ini adalah Model Waterfall.
Model proses ini sering disebut sebagai Waterfall atau Classic Life Cycle Model. Model
Waterfall ini merupakan model klasik yang bersifat sistematis, berurutan dalam membangun
perangkat lunak. Pada model ini menyarankan pendekatan yang sistematis dan sekuensial
dalam pengembangan perangkat lunak yang dimulai pada level sistem dan bergerak maju
mulai tahap analisis, desain, coding, testing, operation, dan maintenance. Model Waterfall
yang digunakan dalam membuat aplikasi adalah jenis Model Waterfall menurut referensi
Sommerville (Proboyekti, 2008).
Gambar 3 : Model Waterfall Referensi Sommerville
(Sumber : Software Process Model I, Umi Proboyekti)
Rancangan sistem dari Aplikasi Pelayanan Rumah Sakit Berbasis SMS Gateway ini
dapat digambarkan dengan menggunakan Data Flow Diagram (DFD). Hubungan antara
sistem dengan entitas luar pada aplikasi Pelayanan Rumah Sakit Berbasis SMS Gateway ini
dapat digambarkan dengan diagram konteks sebagai berikut.
Gambar 4 : Diagram Konteks Aplikasi Pelayanan Rumah Sakit Berbasis SMS Gateway
Perancangan struktur data perangkat lunak terdiri dari sebelas tabel, yaitu tabel user,
Latar BelakangSistem Informasi Manajemen (SIM) bagi suatu rumah sakit merupakan hal yang sangat penting untuk segera diterapkan. Hal ini mengingat semakin kompleksnya permasalahan yang ada dalam data medik pasien maupun data-data administrasi yang ada di rumah sakit. Namun menyediakan SIM bukanlah hal yang mudah, terutama jika dikaitkan dengan biaya pengadaan SIM yang relatif sangat besar.
Penerapan sistem informasi pada suatu rumah sakit memerlukan suatu perencanaan yang matang. Bila dilakukan secara tergesa-gesa tanpa melakukan perencanaan terlebih dahulu dikhawatirkan akan memakan biaya yang mahal, kemungkinan ada biaya baru baik untuk riset kelayakan dan lain-lain akan menambah biaya selanjutnya. Dalam penerapan sistem informasi maka masalah finansial merupakan faktor yang sangat penting.
AnalisaSistem Informasi Manajemen terdiri dari tiga kata yaitu sistem, informasi dan manajemen. Sistem adalah suatu himpunan dari unsur, komponen atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu. Informasi adalah data yang telah disusun sedemikian rupa, sehingga bermakna dan bermanfaat karena dapat dikomunikasikan kepada seseorang yang akan menggunkannya untuk membuat keputusan. Manajemen adalah tindakan memikirkan dan mencapai
hasil-hasil yang diinginkan melalui usaha kelompok yang terdiri dari tindakan mendayagunakan bakat-bakat manusia dan sumber-sumber daya. Sehingga Sistem Informasi Manajemen berarti suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Jika lebih spesifik lagi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah suatu prosedur pemrosesan data-data baik data-data umum Rumah Sakit maupun data-data medik pasien sehingga dapat mendukung proses pengambilan keputusan manajemen.Sistem Informasi Manajemen yang dimaksudkan adalah suatu sistem yang telah berbasiskan komputer untuk mengolah data-data medik pasien maupun data-data administrasi yang dimiliki rumah sakit. Selama ini jika kita bicara tentang rumah sakit, yang paling mudah diingat adalah pelayanannya yang tidak memuaskan ketika melakukan administrasi atau waktu yang terlalu yang dibutuhkan oleh perawat untuk mencari data-data medik pasien.Beberapa hambatan-hambatan yang sering dialami oleh pihak Rumah Sakit yang disebabkan oleh system informasi yang belum dikelola dengan baik adalah pencatatan yang berulang yang menyebabkan penduplikasian data, data yang belum terintegrasi atau masih tersebar, pencatatan data masih dilakukan secara manual sehingga banyak terdapat kesalahan dan informasi terlambat disebarkan. Oleh karena system informasi manajemen untuk Rumah Sakit sangat perlu dilakukan agar dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, dapat menyajikan laporan akurat sehingga dapat memberikan kemudahan dalam pengambilan keputusan oleh pihak manajemen.Sebelum menerapkan suatu system informasi manajemen untuk Rumah Sakit, kita harus mengetahui kelas dan status dari Rumah Sakit tersebut. Dimana masing-masing Rumah Sakit memiliki kebutuhan system informasi berbeda-beda. Status dan kelas Rumah Sakit dapat dibagi menjadi empat (4), yaitu :• Rumah Sakit Vertikal• Rumah Sakit Umum Daerah• Rumah Sakit Umum Swasta• Rumah Sakit specialistSedangkan untuk melakukan penerapan sistem informasi rumah sakit dibutuhkan biaya yang tidak sedikit jumlahnya. Banyak yang harus benar-benar dipersiapkan agar hasil yang akan diperoleh seperti apa yang diharapkan. Komponen utama untuk menunjang terlaksananya penerapan sistem informasi yang benar dan sesuai kebutuhan :• Software (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit)• Hardware (seperangkat komputer)• Networking (Jaringan LAN, wireless)• SOP (Standar Operasional Prosedur)• SDM (Sumber Daya Manusia)Ketika system informasi telah disiap diimplementasikan ternyata ada beberapa kendala yang terjadi di lapangan, antara lain ketidaksiapan pihak Rumah Sakit dalam menerapkan system informasi yang terintegrasi dan berbasis komputer, sulitnya merubah pola kerja yang telah terbiasa dengan system manual menjadi komputerisasi, dan penyajian data yang belum semuanya dalam bentuk elektronik yang akan memudahkan proses migrasi data.
Kesimpulan1. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) sangat dibutuhkan agar Rumah Sakit dapat meningkatkan pelayanannya baik ke pihak masyarakat umum maupun pihak manajemen.2. Dengan adanya SIMRS, proses bisnis dalam Rumah Sakit dapat tepat waktu dan efektif terutama dalam proses pengambilan keputusan.3. Kelas dan status Rumah Sakit akan mempengaruhi kebutuhan dalam pemilihan system informasi yang akan digunakan.
Daftar Pustaka
AA Hafizh, Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) atau (SIM-RS), http://72.14.235.132/search?q=cache:H3s2EMzm0MIJ:siliwangi.blog.friendster.comEchie, Sekapur Sirih Tentang Sistem Informasi Manajemen, http://72.14.235.132/search?q=cach