Jurnal Mobile and Forensics (MF) Vol. 1, No. 1, Maret 2019, pp. 41-54 P-ISSN: 2656-6257, E-ISSN: XXXX-XXX, DOI: http://dx.doi.org/10.12928/mf.v1i1.645 Received 22 Maret 2019; Revised 13 Agustus 2019; Accepted 17 Agustus 2019 SISTEM INFORMASI FARMASI BERBASIS WEB MOBILE DENGAN FITUR DETEKSI KESALAHAN OBAT DALAM PENJUALAN OBAT PERACIKAN 1 Herman Yuliansyah*, 2 Ica Kurnia Hildayanti 1 Teknik Informatika, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, Indonesia 2 Teknik Informatika, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, Indonesia e-mail: 1 [email protected]. 2 [email protected]*correspondence email Abstrak Salah satu kegiatan di apotek adalah menjual resep atau non-resep. Kesalahan pengobatan dapat terjadi selama penjualan obat. Salah satu penyebab kesalahan pengobatan adalah kesalahan dalam pemberian resep obat. Dengan demikian, Sistem Informasi Farmasi memerlukan fitur yang dapat membantu dalam meminimalkan terjadinya kesalahan pengobatan. Metodologi dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan studi literatur. Sistem informasi memiliki tiga tingkat pengguna: admin, pekerja gudang dan apoteker. Sistem informasi memiliki fitur deteksi kesalahan obat untuk memproses transaksi penjualan obat peracikan. Sistem informasi dapat menentukan dosis maksimum obat-obatan untuk senyawa dan sistem informasi yang dilengkapi dengan fitur pemberitahuan untuk menyesuaikan antara dosis dokter dan dosis maksimum yang harus diberikan kepada pasien. Hasil dari penelitian ini adalah Sistem Informasi Farmasi, yang memiliki fitur deteksi kesalahan obat, dapat mencegah kesalahan pengobatan karena sistem akan memberikan pemberitahuan untuk menyesuaikan antara dosis dokter dan dosis maksimum. Kata Kunci: Sistem Informasi Farmasi, Obat Resep, Kesalahan Obat, aplikasi berbasis web PENDAHULUAN Ketersediaan obat-obatan baik resep maupun non-resep, dan peralatan medis adalah kegiatan utama di bidang farmasi. Kegiatan lain adalah mengelola obat, stok obat, penetapan harga obat, pembelian obat, penjualan obat, dan laporan transaksi di apotek. Namun, penjualan obat resep dapat menyebabkan kesalahan pengobatan. Salah satu penyebabnya adalah kesalahan dalam dosis obat, terutama obat peracikan. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 1027 / Menkes / SK / IX / 2004 layanan farmasi standar, menjelaskan bahwa definisi kesalahan pengobatan adalah terjadinya pasien yang merugikan, akibat dari penggunaan obat selama perawatan, yang seharusnya bisa dicegah [1]. Beberapa penyebab kesalahan pengobatan adalah kesalahan resep, kesalahan dalam dosis penulisan, resep tidak jelas atau tidak lengkap dan administrasi tidak lengkap. Kesalahan pengeluaran dapat terjadi ketika membaca resep Look Alike Sound Alike (LASA), jumlah kesalahan obat, obat tidak sesuai dengan resep, dosis yang diberikan salah dan membentuk kesalahan [2]. Resep yang ditulis oleh Dokter yang memuat ketentuan farmasi dan apoteker tidak dapat mengingat semua istilah ini, terutama apoteker baru. Jadi apoteker akan melayani pasien, harus membuka buku-buku ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia. Jadi, apoteker membutuhkan sistem yang dapat memproses penjualan obat resep, terutama ramuan. Sistem ini akan membantu mengurangi kesalahan pengobatan dan membantu proses penghitungan harga pada penjualan obat secara rinci, sehingga
13
Embed
SISTEM INFORMASI FARMASI BERBASIS WEB MOBILE DENGAN …
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Jurnal Mobile and Forensics (MF) Vol. 1, No. 1, Maret 2019, pp. 41-54 P-ISSN: 2656-6257, E-ISSN: XXXX-XXX, DOI: http://dx.doi.org/10.12928/mf.v1i1.645
Received 22 Maret 2019; Revised 13 Agustus 2019; Accepted 17 Agustus 2019
Salahsatukegiatandiapotekadalahmenjual resepataunon-resep.Kesalahanpengobatandapatterjadiselamapenjualanobat.Salahsatupenyebabkesalahanpengobatanadalahkesalahandalampemberianresepobat.Dengandemikian,SistemInformasiFarmasimemerlukan fituryangdapatmembantudalammeminimalkanterjadinyakesalahanpengobatan.Metodologidalampenelitianiniadalahobservasi,wawancaradanstudiliteratur.Sisteminformasimemilikitigatingkatpengguna:admin,pekerjagudangdanapoteker.Sisteminformasimemilikifiturdeteksikesalahanobatuntukmemproses transaksi penjualan obat peracikan. Sistem informasi dapat menentukan dosismaksimum obat-obatan untuk senyawa dan sistem informasi yang dilengkapi dengan fiturpemberitahuanuntukmenyesuaikanantaradosisdokterdandosismaksimumyangharusdiberikankepadapasien.HasildaripenelitianiniadalahSistemInformasiFarmasi,yangmemilikifiturdeteksikesalahan obat, dapat mencegah kesalahan pengobatan karena sistem akan memberikanpemberitahuanuntukmenyesuaikanantaradosisdokterdandosismaksimum.
Ketersediaan obat-obatan baik resepmaupun non-resep, dan peralatanmedisadalah kegiatan utama di bidang farmasi. Kegiatan lain adalahmengelola obat, stokobat,penetapanhargaobat,pembelianobat,penjualanobat,danlaporantransaksidiapotek.Namun,penjualanobatresepdapatmenyebabkankesalahanpengobatan.Salahsatupenyebabnyaadalahkesalahandalamdosisobat,terutamaobatperacikan.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor1027/Menkes/SK/IX/2004layananfarmasistandar,menjelaskanbahwadefinisikesalahan pengobatan adalah terjadinya pasien yang merugikan, akibat daripenggunaanobatselamaperawatan,yangseharusnyabisadicegah[1].
Beberapa penyebab kesalahan pengobatan adalah kesalahan resep, kesalahandalam dosis penulisan, resep tidak jelas atau tidak lengkap dan administrasi tidaklengkap.KesalahanpengeluarandapatterjadiketikamembacaresepLookAlikeSoundAlike (LASA), jumlah kesalahan obat, obat tidak sesuai dengan resep, dosis yangdiberikansalahdanmembentukkesalahan[2].
Resep yang ditulis oleh Dokter yangmemuat ketentuan farmasi dan apotekertidakdapatmengingatsemua istilah ini, terutamaapotekerbaru. Jadiapotekerakanmelayanipasien,harusmembukabuku-bukuISO(InformasiSpesialiteObat)Indonesia.Jadi, apoteker membutuhkan sistem yang dapat memproses penjualan obat resep,terutamaramuan.Sisteminiakanmembantumengurangikesalahanpengobatandanmembantu proses penghitungan harga pada penjualan obat secara rinci, sehingga
Makalahiniakanfokuspadaperancangansisteminformasifarmasiberbasiswebdenganfiturpendeteksianobatdalampenjualanobatperacikan.Sisteminidiharapkandapatmembantuapotekerdalamprosespenjualanobatdanmemberikanperingatanjika terjadi kesalahan pengobatan, karena kesalahan pengobatan dapat berdampakburukbagipasien.STUDILITERATUR
terintegrasi dengan sistem resep yang dapat memberikan informasi untukadministrator,dokter,apoteker,pegawaifarmasi,dananggotafarmasimelaluibrowserweb,danuntukmembantumanajemendatafarmasi[3].StudilainyangdilakukanolehMuhammadAzharIrwansyah,etalptentangperancangansisteminformasimanajemenfarmasi berdasarkan server klien untuk membantu mengelola data kinerja apotekapotek [4]. Cecelia Lupi Hepyan, dkk melakukan penelitian tentang desain aplikasipenjualan obat di apotek sebagai upaya untuk menghasilkan informasi mengenaipenjualanobat yang akurat, danmemberikan laporanpenjualandenganmudahdantepat waktu [5]. Hanik Mujiati, dkk melakukan penelitian tentang sistem informasipersediaan obat di apotek, untuk membantu apoteker dalammelayani pemrosesantransaksidanmemeriksapersediaanobat[6].Nurdiasyah,dkkmelakukanpenelitiantentangpengembangansisteminformasiberbasiswebuntukmemfasilitasipemrosesandataapotek,sepertidataobat,datapenjualanobat,pembuatankwitansi,pembuatanlaporankepadapimpinan,danuntukmemudahkanprosespencariandata[7].
2. ResepResep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dan dokter hewan
kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat untuk pasien sesuaidenganperaturan[1].
3. MesinPeracikanObat peracikan adalah obat yang dibuat dengan mencampur bahan aktif dan
mengubah bentuk sediaan menjadi bentuk sediaan lainnya. Peracikan adalahserangkaian kegiatan persiapan, penimbangan, pencampuran, pengemasan danpelabelan. Obat diformulasikan dan dicampur untuk memenuhi kebutuhan pasientertentu,dalamhalinipediatridalamrangkamemberikanobatyangtidaktersediaatautidaksesuaidengankriteria[8].
anakadalahanak-anak,tidakhanyamerawatanaktetapijugamencakuphal-halyanglebihluas[9].DM(dosismaksimum)adalahdosismaksimumuntukorangdewasayangmenggunakan oral, subkutan dan dubur. Perhitungan dosis untuk pediatri adalahsebagaiberikut[10]:
Metodologidalampenelitianinimengacupadametodepengembanganperangkatlunak.Tahapanalisisakanmenghasilkananalisiskebutuhanpenggunadanpersyaratansistem, desain sistem dari aktivitas desain, data desain, dan desain antarmukapengguna. Tahap implementasi akan mengembangkan aplikasi berbasis webmenggunakanPHPFrameworkCodeIgniter.PengujiansistemdilakukanolehBlackBoxTestdanPertanyaanTerbuka.
e. Sisteminidapatmenampilkandatastokobat.Kebutuhanfungsionaluntukapotekera. Sistemdapatmelakukanfungsiuntuktransaksipenjualanumum.b. Sisteminidapatmelakukanfungsiuntukpenjualanobat-obatancampuran.c. Sistemdapatmelakukanfungsiuntukmengembalikanobatd. Sistemdapatmelakukanfungsimenambahdanmengeditkamusobat.e. Sistemdapatmelakukanfungsiuntukmemeriksapembeli.1.2.2 KebutuhanNon-Fungsional
Sistem informasi farmasi berbasis web menggunakan css bootstrapuntuk merancang antarmuka pengguna sistem. MenggunakanframeworkCogeIgniter3.0sebagaisisteminti.Sisteminidapatdiaksesmenggunakanbrowserinternetdenganwaktubukakurangdari1menit.PerhitungandosisakanmenggunakanaturanperhitungandosisdenganrumusFriedandClark,Young,DillingdanThermic.
2.2 DataDesignDesaindataadalahtahapdalammentransformasikanmodeldatayangdihasilkandariproses analisis ke dalam struktur basis data yang siap digunakan pada tahappemrograman.Model database digambarkan dalamERD, dan kemudianmemetakanentitasdalambentuktabelpemetaan,danakhirnyamembuatstrukturtabel.
2.3 UserInterfaceDesignDesain antarmuka pengguna dibuat berdasarkan jenis sistem pengguna, sepertiadministrator,petugasgudang,danapoteker.
3. ImplementasiSistem informasi farmasidikembangkanmenggunakanPHPFrameworkCodeIgniter.Berikutiniadalahimplementasisistemberdasarkanjenispengguna:
3.1 HalamanLoginGambar1adalahhalamanloginuntukpengguna,sepertiadmin,apoteker,danpetugas gudang. Halaman login adalah tahap awal yang dilakukan olehpenggunasebelummemasukihalamandashboardsesuaidenganizin.
Gambar1.HalamanLogin
MF ISSN: XXXX-XXXX n
Sistem Informasi Farmasi Berbasis Web Mobile Dengan Fitur Deteksi Kesalahan Obat… Yuliansyah dan Hildayanti
5
3.2 HalamanDashboardHalamandasboradalahhalamanadministrasiuntukmengelolapenggunadanhakakses,sepertimenambah,mengedit,danmenghapuspenggunasepertiyangditunjukkan pada Gambar 2. Halaman ini juga dapatmengakses halaman kepenggunalain.
Gambar2.DashboardAdmin
Manajemenpenggunaadalahsalahsatuhakistimewauntukadmin,sepertiyangditunjukkan pada Gambar 3. Admin dapat menambah, mengedit, danmenghapussetiappenggunadata.
Gambar3.Halamanmanajemenpengguna
3.3 Implementasiantarmukauntukpetugasgudang
Petugasgudangdiberikanaksesuntukmengeloladatadiapotek,sepertistokobat, data obat, tipe data obat, dll. Gambar 4 adalah dasbor untuk petugasgudang.
Gambar4.HalamandashboardpetugasGudang
Gambar5adalahpersediaanhalamanobat-obatanyangdigunakanolehpetugasgudanguntuk mencatat obat-obatan yang dipasok oleh pemasok ke apotek.
n P-ISSN: 2656-6257 | E-ISSN: XXXX-XXXX
MF, Vol. 1, No. 1, Maret 2019, 41-54.
6
Mendokumentasikan obat dalam persediaan adalah salah satu tugas dari petugasgudang, untuk mengisi data barang dalam persediaan, akan membantu dalampengeluarandanpendapatanapotek.
Gambar5.Halamanpasokanobat
3.4 Implementasiantarmukauntukapoteker
Apotekermemiliki akses ke penjualan dan pembelian obat-obatan di apotek.Gambar6adalahhalamanpenjualanobatolehpembelipublikuntukpenjualanobat gratis. Selain dapatmenjual kepadapembeli publik, Gambar 7, 8, dan9adalah serangkaian pandangan untuk penjualan obat resep dalam bentukperacikan. Gambar 7 adalah halaman input data pembeli, formulir diisi olehapoteker sebagai catatanmedis pembeli, selain berfungsi sebagai salah satupenentu untuk menghitung dosis maksimum yang harus diberikan kepadapembeliberdasarkanusiadanberatbadan.
Gambar6.Halamanpenjualanobatumum
Gambar7.Halamaninputdatapembeliobatresep
MF ISSN: XXXX-XXXX n
Sistem Informasi Farmasi Berbasis Web Mobile Dengan Fitur Deteksi Kesalahan Obat… Yuliansyah dan Hildayanti
Black Box Test adalah tes untuk memastikan bahwa fungsi aplikasi telahberjalan sesuai dengan algoritmayangdiinginkan.Tabel 1 berikut ini adalahhasildaripengujianblackboxsisteminformasifarmasiyangdibangun:
Pertanyaan terbuka adalah teknik pengujian sistem dengan mengajukanpertanyaanyangterbuka.Iniuntukmengetahuitentangaplikasiyangdibanguntelahmampumemprosesperhitungandosissesuaidenganaturanperhitunganyangada.Hasilpengujiandiperolehbahwaaplikasiyangtelahdibangunsudahsesuai dengan kebutuhan pengguna dan prosedur peracikan, dan informasidosisyangdiberikansesuaidenganperhitungandosisyangada.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan diskusi, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini telahmengembangkansisteminformasifarmasiberbasiswebdenganmenggunakankonsepMVC yang dapat menangani proses penjualan obat-obatan peracikan dan non-peracikan. Sistem ini memiliki fungsi deteksi kesalahan obat untuk membantuperhitungandosisdalampengobatanperacikan.Berdasarkanpengujiansistem,bahwasemua fungsi dalam sistem ini sudah bekerja dengan baik, dan perhitungan obatperacikansudahsesuaidenganperhitungandosisyangdimaksud.DAFTARPUSTAKA[1] Kementrian Kesehatan RI, “Peraturan Menteri Kesehatan RI No.