SISTEM INFORMASI DAN DOKUMENTASI PENATAAN RUANG WILAYAH TENGAH BUKU PROFIL PENATAAN RUANG PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 2003 DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG DIREKTORAT PENATAAN RUANG WILAYAH TENGAH
62
Embed
SISTEM INFORMASI DAN DOKUMENTASI PENATAAN …tataruangpertanahan.com/file_publikasi/380profil_tr_diy.pdf · Tabel 1.18 Jumlah Rumah Sakit Tahun 2000..... 11 Tabel 1.19 Jumlah Puskesmas
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
SISTEM INFORMASI DAN DOKUMENTASI PENATAAN RUANG WILAYAH TENGAH
BUKU PROFIL PENATAAN RUANGPROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
2003
D E P A R T E M E N P E R M U K I M A N D A N P R A S A R A N A W I L A Y A HD I R E K T O R A T J E N D E R A L P E N A T A A N R U A N GD I R E K T O R A T P E N A T A A N R U A N G W I L A Y A H T E N G A H
i
KATA PENGANTAR
Buku Profil Penataan Ruang Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ini disusun dalam
penyusunan sistem informasi dan dokumentasi yang pada dasarnya merupakan
kegiatan monitoring dan evaluasi penataan ruang daerah. Kegiatan itu sendiri
ditujukan untuk melengkapi Direktorat Jenderal Penataan Ruang, khususnya
Direktorat Penataan Ruang Wilayah Tengah dengan data dan informasi yang
diperlukan dalam menyusun program dan melaksanakan kegiatan Pembinaan Teknis
dan bantuan Teknis kepada daerah, baik di tingkat propinsi maupun kabupaten dan
kota,
Dalam buku profil penataan ruang ini disampaikan informasi mengenai keadaan tata
ruang dan pelaksanaan penataan ruang di daerah. Dimana melalui informasi ini dapat
ditarik kesimpulan mengenai permasalahan tata ruang apa yang dihadapi oleh daerah
dan program tata ruang seperti apa yang sebaiknya diberikan. Melengkapi informasi
ini juga dilampirkan data masukan elementer yang dapat dipergunakan dalam
penyusunan Rencana Tata Ruang oleh daerah terkait. Data tersebut terdiri dari 3
tahun data, yaitu 1995, 2000 dan 2003, dan disusun dalam bentuk basis data spasial
dengan format MapInfo.
Penggunaan software MapInfo didasarkan pada pertimbangan bahwa pada saat
sekarang ini software GIS yang paling banyak digunakan, baik di dalam maupun di
luar lingkungan Departemen Kimpraswil adalah MapInfo. Selain itu data MapInfo
sangat mudah untuk ditransfer ke berbagai sistem Software lainnya.
Buku profil ini memang masih jauh dari sempurna dan diharapkan akan dapat terus
diperbaharui sehingga informasi di dalamnya akan tetap up to date.
Jakarta, Desember 2003
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................... ii
DAFTAR TABEL.................................................................................... iv
DAFTAR PETA ..................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. vi
BAB 1 GAMBARAN UMUM
1.1 Kondisi Geografis .......................................................................1
1.1.1 Luas dan Administrasi ......................................................1
6. Penentuan zoning kawasan yang dapat dikembangkan dan kawasan
yang tetap difungsikan sebagai kawasan penyangga ekologis.
2.4.2 TATA RUANG
A. Sasaran Tata Ruang
Sasaran strategis pengembangan tata ruang Gunungkidul adalah:
1. Konsolidasi sistem tata ruang Gunungkidul dalam konteks wilayah
D.I. Yogyakarta;
2. Konsolidasi tata ruang dalam kaitannya dengan perubahan
pendekatan pengagendaan pembangunan.
B. Strategi Tata Ruang
Untuk mencapai sasaran di atas strategi dan tindakan yang diperlukan:
1. Melakukan Up date terhadap tata ruang yang, berkaitan dengan
pengembangan konteks regional D.I Yogyakarta;
2. Melakukan Up date tata ruang yang ada berkaitan dengan
perubahan pendekatan dari sektorla ke fungsi;
3. Diseminasi dan promosi pengembangan wilayah berdasarkan zoning
yang dimutakhirkan; dan
4. Melakukan pendekatan insentif-disentif dalam penataan ruang.
2.4.3 FASILITAS DAN PELAYANAN PRASARANA
A. Sasaran Fasilitas dan Pelayanan Prasarana
Sasaran pengembangan fasilitas dan pelayanan prasarana di Kabupaten
Gunungkidul, adalah:
1. Konsolidasi pengembangan prasarana dalam rangka mendukung
pengembangan fungsi Kabupaten Gunungkidul
2. Mempertahankan cakupan layanan prasarana dan sarana wilayah
terutama sarana dan prasarana penunjang aksesibilitas pergerakan
barang dan orang, kesejahteraan masyarakat termasuk kualitas
lingkungan yang memadai. Prioritas lokasi yaitu Kecamatan
Wonosari, Semanu, Karangmojo, dan Playen.
B. Strategi Fasilitas dan Pelayanan Prasarana
Strategi dan tindakan per sektor prasarana dalam mencapai sasaran di
atas adalah :
1. Mempertahankan prasarana yang ada khususnya yang menunjang
akomodasi pergerakan orang, barang, dan jasa ditingkat wilayah
dan inter-regional bagi Gunungkidul, serta mendukung
pengembangan sesuai dengan kemampuan pendanaan sebagai
antisipasi perkembangan/proyeksi pengembangan wilayah;
2. Mempertahankan stok rumah yang ada dengan jalan peningkatan
kualitas bangunan yang ada khususnya rumah-rumah non
permanen atau berindikasi kualitas lingkungan kesehatannya
rendah;
26
3. Melestarikan saluran drainage yangada dan meningkatkan cakupan
pelayanan khususnya kawasan-kawasan padat penduduk dan
pusat-pusat pelayanan;
4. Meningkatkan cakupan pelayanan air bersih sistem perpipaan
dengan kualitas pelayanan yang memuaskan serta peningkatan
fasilitas dan kualitas air bersih non perpipaan; dan
5. Meningkatkan cakupan pelayanan persampahan sistem terpusat
serta pengelolaan selaras lingkungan untuk persampahan sistem
setempat.
2.5 PENGEMBANGAN AGLOMERASI PERKOTAAN WONO-
SARI
2.5.1 PENGEMBANGAN FUNGSI-FUNGSI PEMBANGUNAN
A. Sasaran Pengembangan Fungsi-fungsi Pembangunan
Sasaran fungsi-fungsi pembangunan di Aglomerasi Perkotaan Wonosari,
yaitu:
1. Konsolidasi pengembangan fungsi-fungsi pembangunan di Kawasan
Aglomerasi Perkotaan Wonosari; dan
2. Mendorong pengembangan fungsi-fungsi baru yang menumbuhkan
bangkitan kegiatan.
B. Strategi Pengembangan Fungsi-fungsi Pembangunan
Strategi dan tindakan dalam pencapaian sasaran adalah :
1. Penguatan sektor primer terutama pada zona hijau di kawasan
Aglomerasi Perkotaan Wonosari dikembangkan dengan cara
pengembangan komoditas pertanian yang memiliki peluang
dikembangkan untuk bahan baku sektor sekunder, peluang pasar
luas dan mendukung pengembangan sektor perkotaan. Adapun
lokasi yang menjadi prioritas kebijakan tersebut, yaitu Desa
Wukung, Mulo, Selang, Nggari di Wonosari, Desa Banaran di
Playen, Desa Bejiharjo di Karangmojo, Desa Dadap Ayu di Semanu.
2. Penguatan dan pengembangan sektor sekunder sebagai salah satu
generator ekonomi dalam kawasan Aglomerasi Perkotaan Wonosari
yaitu berupa aktivitas industri pengolahan hasil-hasil sumber daya
alam yang ada di Aglomerasi Perkotaan Wonosari dan sekitarnya,
baik industri rumah tangga maupun menengah dan besar. Adapun
penguatan dan pengembangan dilakukan dengan cara zoning
kawasan industri, perbaikan akses permodalan, mendorong
kerjasama antara industri rumah tangga dan kecil dengan industri
menengah dan besar, perbaikan sarana dan prasarana pendukung
produksi termasuk informasi pasar. Untuk penguatan dan
pengembangan zoning kawasan industri tersebut yang menjadi
prioritas adalah pembangunan kawasan industri Mijahan. Adapun
kegiatan yang perlu dilakukan adalah rencana detail dan teknis
ruang kawasan industri, pembebasan lahan, dan pembangunan
fisik.
3. Penguatan dan pengembangan sektor tersier yang banyak
berkumpul di Kawasan Aglomerasi Perkotaan Wonosari. Langkah
penguatan dan pengembangan yang akan dilakukan adalah
penguatan fasilitas simpul-simpul perdagangan jasa wilayah
termasuk simpul pelayanan perdesaan-perkotaan di wilayah
Gunungkidul.
27
2.5.2 TATA RUANG
A. Sasaran Pengembangan Tata Ruang
Sasaran pengembangan tata ruang kawasan Aglomerasi Perkotaan
Wonosari, yaitu:
1. Penerapan sistem pengelolaan tata ruang Aglomerasi Perkotaan
Wonosari yang lebih bertumpu pada kaidah-kaidah fungsional;
2. Penerapan pendekatan perwilayahan dalam peng-agendaan
pembangunan kawasan fungsional;
3. Zoning pengembangan fungsi-fungsi perkotaan termasuk
didalamnya pencadangan lahan untuk pengembangan kegiatan
perkotaan;
4. Pendekatan Insentif-Disentif dalam penataan ruang perkotaan.
B. Strategi Pengembangan Tata Ruang
Adapun program-program yang diperlukan untuk mencapai sasaran
tersebut adalah :
1. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Aglomerasi Perkotaan
Wonosari;
2. Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Industri Mijahan;
3. Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Pendidikan Tinggi; dan
4. Penyusunan Kajian Kawasan Hijau Aglomerasi Perkotaan Wonosari.
Adapun program-program yang diperlukan untuk mencapai sasaran
tersebut adalah :
1. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Aglomerasi Perkotaan
Wonosari;
2. Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Industri Mijahan;
3. Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Pendidikan Tinggi; dan
4. Penyusunan Kajian Kawasan Hijau Aglomerasi Perkotaan Wonosari.
2.5.3 PEMBANGUNAN BERBASIS WILAYAH
A. Sasaran Pembangunan Berbasis Wilayah
Sasaran pengembangan berbasis wilayah di makro blok W-4 adalah:
1. Perbaikan ekonomi melalui partisipasi swasta dengan indikator :
perbaikan ekonomi, pertumbuhan yang berkelanjutan,
kemakmuran, dan investasi sektor swasta dalam pembangunan
fasilitas komersial serta infrastruktur publik.
B. Strategi Pembangunan Berbasis Wilayah
Kebijakan perbaikan ekonomi ini diarahkan pada :
Revitalisasi ekonomi melalui : penyediaan ruang bisnis baru;
penataan ruang bisnis yang telah ada, penyediaan kredit
bergulirdebagai modal usaha dengan bunga rendah, penataan iklim
bisnis yang baik melaluiaturan main yang jelas dan transparan;
Perbaikan kampung dan penguatan masyarakat melalui rehabilitasi
rumah semi permanen, dan pembangunan kembali rumah
temporer, perbaikan fasilitas umum dan fasilitas sosial,
pengembangan kapasitas bisnis skala kecil, penyediaan
infrastruktur dasar mikro.
Penghijauan kota;
Rasionalisasi guna ruang melalui pemgalokasian yang lebih baik
fungsi ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup serta infrastruktur;
Penyediaan sarana dan prasarana umum;
Peningkatan kapasitas pelaku pembangunan
28
2. Perbaikan kampung melalui penguatan masyarakat dengan indikator :
perbaikan fisik jalan, jalur pejalan kaki, pengadaan fasilitas umum yang
sehat, tempat sampah, dan fasilitas komunikasi.
Program yang perlu dilakukan untuk perbaikan kampung dan penguatan
masyakarat, yaitu :
Rehabilitasi rumah semi permanen dan pembangunan kembali
rumah;
Perbaikan fasilitas umum dan fasilitas sosial;
Program penguatan masyakarakat;
Pengembangan kapasitas bisnis skala kecil;
Penyediaan infrstruktur dasar mikro;
Penyediaan hidran umum;
Pemeliharaan saluran drainage sekitar pasar Argosari;
Perbaikan sistem pembuangan limbah rumah tangga;
Peningkatan jalan lingkungan;
Pengadaan tempat sampah rumah tangga.
3. Penghijauan kota melalui penataan ruang terbuka dan lansekap dengan
indikator : taman kota, ruang terbuka hijau, jalur hijau peneduh jalan,
penataan ruang jalan, iklim mikro yang stabil, udara yang bersih.
Program untuk penghijauan kota ini terdiri dari :
Penanaman pohon peneduh di sepanjang jalan;
Pengadaan ruang terbuka publik;
Mendukung pembentukan lembaga pemantauan lingkungan hidup.
2.5.4 PELAYANAN DAN FASILITAS PRASARANA
A. Sasaran Pelayanan dan Fasilitas Prasarana
Sasaran pengembangan fasilitas dan pelayanan prasarana di kawasan
Aglomerasi Perkotaan Wonosari adalah :
1. Konsolidasi pengembangan pelayanan dan fasilitas prasarana dalam
rangka mendukung pengembangan fungsi;
2. Mempertahankan cakupan layanan prasarana dan sarana wilayah
terutama sarana dan prasarana yang menunjang aksesibilitas
pergerakan barang dan orang kesejahteraan masyakarat termasuk
kualitas lingkungan yang memadai.
B. Strategi Pelayanan dan Fasilitas Prasarana
Adapun Strategi dan tindakan dalam pencapaian sasaran di Aglomerasi
Perkotaan Wonosari yaitu :
1. Mempertahankan prasarana yang ada dan meningkatkan sistem
jalan dan transportasi sehingga handal dan berkemampuan tinggi
dalam meningkatkan mobilitas manusia, barang dan jasa,
khususnya yang menunjang peran kawasan Aglomerasi Perkotaan
Wonosari sebagai simpul pengembangan kawasan di Gunungkidul;
2. Mempertahankan stok rumah yang ada dengan jalan peningkatan
kualitas bangunan yang ada, menyerahkan penyediaan perumahan
bagi rumah tangga berpendapatan menengah ke atas pada
mekanisme pasar dan swadaya masyarakat, serta membantu rumah
tangga berpendapatan rendah melalui mekanisme pembangunan
perumahan bertumpu pada masyarakat;
3. Mengoptimalkan fungsi dari sistem drainage yang ada, dengan
meningkatkan operasi dan pemeliharaan, pengembangan saluran
29
drainage terutama di kawasan-kawasan padat penduduk dan pusat-
pusat pelayanan serta meningkatkan peran masyarakat dan swasta.
4. Meningkatkan pelayanan air bersih sistem perpipaan dengan suplai
air yang berkualitas baik, kuantitas cukup serta didukung dengan
pengembangan pengelolaan dan organisasi yang berorientasi pada
pelayanan;
5. Mendorong penggunaan model instalasi pengolah limbah domestik
dan non domestik yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik fisik
kawasan Aglomerasi Perkotaan Wonosari, serta dalam proporsi
tertentu pemerintah memberikan subsidi untuk instalasi air limbah
dan sanitasi bagi masyarakat miskin perkotaan.
Program pengembangan sektor perumahan dan peremajaan
permukiman kota, yaitu :
a. Rehabilitasi perumahan diarahkan untuk perumahan dari hunian
semi permanen meningkat menjadi permanen yang sesuai dengan
prasarat kesehatan;
b. Pembangunan kembali perumahan tidak layak huni diarahkan untuk
pembangunan kembali ruamh temporer tidak layak huni menjadi
hunian semi permanen;
c. Perbaikan lingkungan perumahan dan permukiman melalui program
perbaikan prasarana mikro;
d. Program pengembangan masyarakat pada dasarnya menjadi bagian
tidak terpisahkan dari paket investasi perbaikan lingkungan
perumahan dan permukiman yang kemasannya berupa program
perbaikan kampung komprehensif;
e. Pembangunan unit rumah baru;
f. Penyediaan infrastruktur pendukung perumahan baru tipe
sederhana; dan
g. Pengembangan fasilitas komersial dan residensial.
Program pengembangan sektor jalan dan transportasi diarahkan untuk :
Studi kelayakan terminal angkutan umum penumpang;
Pemeliharaan jalan kabupaten;
Pemeliharaan jalan Propinsi;
Peningkatan dan pengembangan jaringan jalan;
Pembangunan ruas jalan Terusan Lingkar Utara (Kemorosari-
Logandeng);
Pembangunan ruas jalan lingkar selatan Wonosari;
Pembangunan prasarana jalan dan tranpostasi;
Pembangunan ruas jalan baru.
Program Pengembangan Sektor drainage, yaitu :
Pemeliharaan rutin saluran
Perbaikan saluran yang ada;
Peningkatan kapasitas kelembagaan;
Pembangunan saluran drainage tertutup jalan Tentara Pelajar,
Mayang;
Pembangunan saluran drainage terbuka kecamatan Playen;
Pembangunan saluran drainage tertutu jalan gereja;
Pembangunan kolam penampungan air;
Pembangunan saluran drainage terbuka kecamatan Karangmojo.
Program pengembangan sektor air bersih diarahkan untuk :
Pemeliharaan sumber air dan jaringan pipa;
Pengembangan sumber air Seropan;
Pengembangan pipa transmisi;
Pembangunan reservoir;
30
Pengembangan pipa distribusi untuk Aglomerasi Perkotaan
Wonosari;
Pengembangan pipa distribusi untuk Aglomerasi Perkotaan
Wonosari;
Pengembangan pipa distribusi dan pengembangan sambungan
baru;
Progam pengembangan sektor air limbah dan sanitasi diarahkan untuk :
Menyiapkan dan melakukan arahan dan prosedur air limbah, buku
panduan dan alternatif desain sanitasi komunal;
Mengadakan studi geomorfologi, hidrologi dan geohidrologi
Mengembangkan dan melaksanakan sistem pemantauan
lingkungan
Menyiapkan pelaksanaan keterlibatan masyarakat dan identifkasi
serta penanggulangan masalah yang ada.
Peningkatan sarana sanitasi setempat;
Pengembangan sistem pengumpulan dan pengolahan lumpur tinja
terpusat;
Pengolahan air limbah industri; dan
Peningkatan sumber daya manusia.
32
BAB 3 POTENSI PERMASALAHAN DAN ALTERNATIF KEBIJAKAN
otensi Propinsi D.I Yogyakarta dapat ditinjau dari kawasan pengembangan
prioritas yang telah ditetapkan tiga kawasan yaitu kawasan andalan
Yogyakarta dan sekitarnya, kawasan tertinggal Kulon Progo dan Gunung Kidul,
kawasan Kecamatan Pusat Pertumbuhan. Sedangkan untuk melihat permasalahan di
wilayah tersebut bisa dilihat dari kependudukan, keseimbangan lingkungan dan
kelestarian alam, Pengembangan wilayah, prasarana dan saran lingkungan,
permukiman, industri, dan pariwisata.
3.1 POTENSI PROPINSI D.I YOGYAKARTA
3.1.1 Potensi Umum
Ditinjau dari Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional untuk Potensi, Fungsi
dan Hierarki Kota Propinsi D.I Y adalah sebagai berikut :
1. Yogyakarta. Potensi Yogyakarta yaitu sektor pariwisata yang mendukung
ekonomi kota, dan berkembangnya industri kecil/kerajinan yang
menunjang promosi pariwisata.
2. Kabupaten Bantul. Potensi daerah ini adalah sektor unggulan pertanian
mendominasi kegiatan ekonomi kota, sebagai pusat pemasaran hasil
pertanian dan industri kecil dan rumah tangga.
3. Kabupaten Sleman. Potensi Kabupaten Sleman adalah sebagai transito
pemasaran hasil buah-buahan ke kota lain.
P
2
2
.
.
.
.
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
!Prop
. Jaw
a Te
ngah
Samydra Hindia
Prop. Jawa Tengah
110 BT
110 BT
7 3
0' L
S8
LS
110 30' BT
110 30' BT
Nama File
Tema
Peta Dasar
!.
Legenda :
Batas Kabupaten
Sungai
Batas Propinsi
2 Gunung
Kota Kecamatan
Ibukota Propinsi
0
Ibukota Kabupaten
Peta REPPPROT 1:250.000, Bakosurtanal
5
Jalan Arteri
Jalan Kolektor 2
10 Km
Rel KA
Jalan Kolektor 3
Jalan Kolektor 1
DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAHDIRTEKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG
DIREKTORAT PENATAAN RUANG WILAYAH TENGAH
PKW
Peta PKN-PKW-PKL DIY.WOR
PKN
PKL(
2&
Daerah Fungsional Perkotaan
PETASISTEM KOTA-KOTA
PROPINSI DI YOGYAKARTA
(
(
(
2
2
&&Kulon Progo
Bantul
Gunung Kidul
Sleman
Kdy. Yogyakarta
Kali Opak
S. Oyo
S. P
rogo
G. Merapi
G. Gepak
Wonosari
Bantul
Wates
Sleman
Jepitu
Parangtritis
Semanu
Glagah
Sanden
Karangmojo
Beji
Glagah
KalimenurNglipar
Semin
Kenteng
Kaliurang
Yogyakarta
34
4. Kabupaten Wonosari. Potensi kawasan ini adalah kegiatan pertanian
lahan kering yang menunjang perkembangan ekonomi kota, dan pusat
jasa distribusi dari kota-kota kecil disekitarnya
3.1.2 Kawasan Prioritas
Potensi Propinsi D.I Yogyakarta sesuai dengan RTRWN yang telah disepakati
berada di Kawasan Prioritas sebagai berikut.
A. Kawasan Andalan Prioritas
Kawasan andalan prioritas di Propinsi D.I Yogyakarta, meliputi
Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Magelang, Kabupaten
Purworejo, Kabupaten Klaten, dan Kabupaten Temanggung. Adapun
potensi kawasan tersebut, yaitu jasa, pariwisata, industri kecil dan
menengah, pendidikan, dan tanaman pangan.
B. Kawasan Tertinggal Prioritas
Kawasan tertinggal prirotas di Propinsi D.I Yogyakarta, meliputi
Kabupaten Kulonprogo, dan Gunung Kidul. Adapun potensi kawasan
tertinggak prioritas ini terdiri dari tanaman pangan, perikanan,
kehutanan, peternakan, industri kecil, air baku, dan perhubungan.
2
2
.
.
.
.
(
(
(
(
(
(
(
(
((
(
(
(
!Prop
. Jaw
a Te
ngah
Samydra Hindia
Prop. Jawa Tengah
110 BT
110 BT
7 3
0' L
S8
LS
110 30' BT
110 30' BT
Nama File
Tema
Peta Dasar
!.
Legenda :
Batas Kabupaten
Sungai
Batas Propinsi
2 Gunung
Kota Kecamatan
Ibukota Propinsi
0
Ibukota Kabupaten
Peta REPPPROT 1:250.000, Bakosurtanal
5
Jalan Arteri
Jalan Kolektor 2
10 Km
Rel KA
Jalan Kolektor 3
Jalan Kolektor 1
DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAHDIRTEKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG
DIREKTORAT PENATAAN RUANG WILAYAH TENGAH
Kawasan Andalan
Kawasan Lindung
Peta Kadal DIY.WOR
Daerah Fungsional Perkotaan
PETAKAWASAN ANDALAN DAN
KAWASAN LINDUNGPROPINSI DI YOGYAKARTA
Kulon Progo
Bantul
Gunung Kidul
Sleman
Kdy. Yogyakarta
Yogya dsk
Kali Opak
S. Oyo
S. P
rogo
G. Merapi
G. Gepak
Wonosari
Bantul
Wates
Sleman
Jepitu
Parangtritis
Semanu
Glagah
Sanden
Karangmojo
Beji
Glagah
KalimenurNglipar
Semin
Kenteng
Kaliurang
Yogyakarta
36
3.2 PERMASALAHAN
3.2.1 Masalah-masalah Umum
Permasalahan pokok pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta adalah :
1. Kependudukan. Permasalahan kependudukan di daerah Yogyakarta
adalah kepadatan penduduk yang tinggi seperti yang telah dibahas pada
bab sebelumnya sebesar 1044.62 Km2 . Konsentarasi penyebaran
penduduk yang tidak merata yang mana tujuan utama penduduk adalah
Kota Yogyakarta dan kota-kota kabupaten. Disamping itu pertumbuhan
penduduk di daerah ini sangat tinggi sehingga menambah beban yang
tinggi terhadap daerah ini.
2. Lingkungan. Menurunnya luas kawasan lindung dan makin
meningkatnya luas kawasan budidaya, dan pengolahan sumber daya
alam yang kurang memperhatikan azas lingkungan (lebih lanjut peta
Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya dapat diilhat pada peta).
3. Pengembangan Wilayah. Masalah pengembangan wilayah yaitu :
semakin berkembang luasnya wilayah-wilayah perkotaan dipinggiran
Yogyakarta baik karena keluarnya sebagian penduduk Yogyakarta
maupun pendatang; banyaknya penggunaan tanah yang tidak sesuai
dengan fungsinya terutama dengan adanya perubahan penggunaan
lahan dari pertanian ke non-pertanian; dan terdapatnya daerah-daerah
yang rawan terhadap bahaya alami yang disebabkan oleh aktifiatas
gunung merapi, bahaya longsoran lahar, dan erosi.
4. Prasarana dan Sarana Lingkungan. Permasalahan pada bidang ini, yaitu:
kecenderungan penumpukan arus lalu lintas pada ruas-ruas jalan yang
menuju ke dan dari Kotamadya Yogyakarta, antara lain dari arah Bantul,
Godean, Prambanan, dan Gamping; Lintasan yang rawan kemacetan
dan kendala alam Jalur Wonosari – Yogyakarta di pengal Patuk-Piyungan
dan lintasan antara Kulonprogo – Gunungkidul; dan potensi sumber
daya air tanah tidak merata.
5. Permukiman. Permasalahan permukiman di Yogyakarta, yaitu : laju
pertumbuhan penduduk perkotaan tinggi, arus migrasi tinggi terutama di
kota-kota, dan tumbuhnya kawasan permukiman yang tidak teratur dan
semakin berkembangnya kawasan kumuh di kawasan perkotaan.
6. Industri. Permasalahan kawasan industri yaitu konflik pemakaian lahan
industri serta penataannya, dan prasarana dan sarana untuk
pengembangan industri kurang memadai.
7. Pariwisata. Permasalahan pariwasata, yaitu rendahya pelayanan karena
keterbatasan prasarana dan sarana; dan kurangnya minat investor
dalam pengembangan pariwisata.
3.2.2 Permasalahan Kawasan Prioritas
Permasalahan kawasan Yogyakarta dsk, untuk tiap-tiap kabupaten, yaitu :
1. Yogyakarta. Permasalahan Yogyakarta untuk saat ini adalah : tingkat
pelayanan air bersih masih kurang, timbulnya perkampungan kumuh
sepanjang Kali Conde, tingkat pemanfaatan lahan kota relatif tinggi,
sedangkan luas lahan kota relatif terbatas.
2. Bantul. Permasalahan Kabupaten Bantul untuk saat ini adalah
perkembangan kota relatif lambat karena semua kegiatan berorientasi
ke Yogya; dan tingkat pelayanan air bersih masih kurang.
3. Sleman. Permasalahan Sleman yaitu perkembangan kota relatif lambat
karena aktivitas kegiatan ekonomi tertarik ke Yogyakarta; dan tingkat
pelayanan air bersih masih belum memenuhi kebutuhan penduduk kota.
2
2
.
.
.
.
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
!Prop
. Jaw
a Te
ngah
Samydra Hindia
Prop. Jawa Tengah
110 BT
110 BT
7 3
0' L
S8
LS
110 30' BT
110 30' BT
Nama File
Tema
Peta Dasar
!.
Legenda :
Batas Kabupaten
Sungai
Batas Propinsi
2 Gunung
Kota Kecamatan
Ibukota Propinsi
0
Ibukota Kabupaten
Peta REPPPROT 1:250.000, Bakosurtanal
5
Jalan Arteri
Jalan Kolektor 2
10 Km
Rel KA
Jalan Kolektor 3
Jalan Kolektor 1
DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAHDIRTEKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG
DIREKTORAT PENATAAN RUANG WILAYAH TENGAH
Kawasan Budidaya Lainnya
Peta Budidaya DIY.WOR
Kawasan Lindung
PETAKAWASAN BUDIDAYA DAN
KAWASAN LINDUNGPROPINSI DI YOGYAKARTA
Daerah Fungsional Perkotaan
Kulon Progo
Bantul
Gunung Kidul
Sleman
Kdy. Yogyakarta
Kali Opak
S. Oyo
S. P
rogo
G. Merapi
G. Gepak
Wonosari
Bantul
Wates
Sleman
Jepitu
Parangtritis
Semanu
Glagah
Sanden
Karangmojo
Beji
Glagah
KalimenurNglipar
Semin
Kenteng
Kaliurang
Yogyakarta
38
4. Wonosari. Permasalahan Wonosari untuk saat ini adalah pelayanan
prasarana dasar yang belum mendukung; dan keterkaitan kegiatan
ekonomi kota Wonosari dengan kota-kota lainnya lemah.
3.2.3 Permasalahan Penataan Ruang
Permasalahan penataan ruang pada saat ini adalah
1. Ketimpangan tingkat pengembangan Yogya bagian utara dan selatan;
2. Perlu Bantek Penataan Pemanfaatan Ruang Kawasan Perkotaan di
Perbatasan Kab. Sleman dengan Kota Yogyakarta, Kab, Prop, Jateng
Perbatasan; dan
3. Perlu Bantek Penataan dan Pengelolaan Kawasan Pesisir Bantul, Kulon
Progo, Gunung Kidul secara Terpadu.
3.2.4 Permasalahan-permasalahan Hasil Konreg 2003
Adapun permasalahan-permasalahan hasil Konreg 2003, yaitu :
1. Kabupaten Sleman. Permasalahan kabupaten Sleman menurut Konreg
2003 yaitu :
kerancuan pemanfaatan ruang di Kawasan Perbatasan Sleman -
Kota Yogyakarta; dan
perlu Bantek Penataan Pemanfaatan Ruang Kawasan Perkotaan di
Perbatasan Kabupaten Sleman dengan Kabupaten Magelang &
Kabupaten Klaten.
2. Kabupaten Gunung Kidul. Permasalahan Kabupaten Gunung Kidul,
yaitu:
Kawasan tandus dan kemiskinan; dan
Perlu Bantek Penataan dan Pengelolaan Kawasan Pesisir Bantul,
Kulon Progo & Gunung Kidul secara terpadu.
3. Yogyakarta Selatan & Jawa Tengah Selatan, yaitu : ketimpangan tingkat
pengembangan Yogya bagian utara dan selatan.
2
2
.
.
.
.
(
(
(
(
(
(
(
(
((
(
(
(
!Prop
. Jaw
a Te
ngah
Samydra Hindia
Prop. Jawa Tengah
Kab. Kulon Progo merupakan daerah yg relatif tertinggal dibanding dgn 3 kabupaten lain
nya dan dibanding dengan kab.Purworejo di Jateng
Adanya ekspansi fisik daerahperkotaaan Yogyakarta ke kabupaten Sleman yang belumsiap untuk mengelola suatukawasan perkotaan
Adanya perkembangan kegiatanwisata yang cenderung berlangsung kurang terkendali dan dihawatirkan akan menurunkan daya
tarik objek wisata yang ada
Adanya penurunan kualitas lingkungan dan daya tarik wisata
pada kawasan pusat kota Yogyakarta, akibat bertambah
nya PKL
Nama File
Peta REPPPROT 1:250.000, Bakosurtanal
2
Peta Dasar
Tema
10 Km
Ibukota Kabupaten
Kota Kecamatan
Gunung
Sungai Rel KA
Batas Propinsi
Ibukota Propinsi
.
!
Legenda :
Jalan Arteri
Jalan Kolektor 1
Jalan Kolektor 2
50
Jalan Kolektor 3
Batas Kabupaten
DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAHDIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG
DIREKTORAT PENATAAN RUANG WILAYAH TENGAH
PETAMASALAH TATA RUANG DANPENGEMBANGAN WILAYAHPROPINSI D.I. YOGYAKARTA
Peta Masalah DIY.WOR
Permasalahan umum :
1. D.I. Yogyakarta adalah satu-satunya propinsi yang tidak menggunakan RTRW sebagai pedoman pembangunan daerahnya. Sebagai gantinya digunakan konsep "Triple A" yang merupakan kepanjangan dari Atlas, Agenda & Aturan Main.
2. Masalah tata ruang yang ada di DI Yogyakarta umum nya berkaitan dengan masalah pengendalian peman faatan ruang ayng tidak sesuai dengan "Aturan Main" yang telah disepakati bersama.
3. Konsep "Triple A" tampaknya baru mencakup tingkat kabupaten dan kota, aplikasinya untuk kawasan yang lebih kecil tampaknya belum dijabarkan lebih lanjut.
Kulon Progo
Bantul
Gunung Kidul
Sleman
Kdy. Yogyakarta
Kali Opak
S. Oyo
S. P
rogo
G. Merapi
G. Gepak
Wonosari
Bantul
Wates
Sleman
Jepitu
Parangtritis
Semanu
Glagah
SandenKarangmojo
Beji
Glagah
Kalimenur Nglipar Semin
Kenteng
Kaliurang
Yogyakarta
40
3.3 KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PEMERINTAH
Dalam menangani permasalahan di Propinsi D.I Yogyakarta sesuai dengan
kewenangan pemerintah khususnya bidang permukiman dan prasarana
wilayah yang pernah dan akan dilakukan.
3.3.1 Kebijakan Hasil Konreg Tahun 2001
Hasil konreg tahun 2001 mengeluarkan kebijakan untuk kawasan prioritas
sebagai berikut :
1. Bidang Penataan Ruang. Hasil konreg tahun 2001 untuk bidang
penataan ruang adalah perbatasan lintas propinsi, pemanfaatan &
pengendalian ruang, Kerjasama antar daerah. Secara rinci kebijakan
untuk penataan ruang ini adalah :
Pemaduserasian Pemanfaatan ruang dan kerjasama pengendalian
pemanfaatan ruang dan tata kota Yogyakarta dengan Kabupaten
Sleman;
Penjabaran konsep triple A;
Penataan ulang kawasan kawasan pusat kota Yogya; khususnya
kawasan Malioboro (lihat peta).
2. Bidang Prasarana Wilayah. Hasil konreg tahun 2001 untuk bidang
prasarana wilayah, yaitu : peningkatan dan pemeliharaan jalan, dan
jembatan; pembangunan jalan dan jembatan.
3. Bidang Perkotaan dan Perdesaan. Kebijakan yang perlu adalah
rehabilitasi transportasi jalan dan jembatan; peningkatan/pemeliharaan,
pembangunan, transportasi jalan dan jembatan; pembangunan
prasarana & sarana permukiman.
4. Bidang Perumahan dan Permukiman. Kebijakan yang perlu adalah
pengembangan perumahan; perbaikan prasarana dan sarana
perumahan.
5. Bidang Sumberdaya Air. Untuk bidang sumber daya air kebijakan yang
diperlukan adalah : pengelolaan dan pengembangan jaringan irigasi;
pengembangan dan konservasi sumberdaya air; pengelolaan sumber air
dan pengendalian banjir; penyediaan air baku; pengendalian banjir
lahar Gunung Berapi.
3.3.2 Bantek dan Bintek untuk Propinsi D.I Yogyakarta
Bantek dan bintek untuk Propinsi D.I Yogyakarta kegiatan tahun 2003 adalah
sebagai berikut:
LOKASI
(KABUPATEN/ KOTA) Kegiatan 2003
1 2 3
A Kws. Andalan 1 Kws. Andalan Yogyakarta dan
sekitarnya
- Kabupaten Sleman Bantek Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Kabupaten
2 Kws. Andalan Jateng Selatan
- Kabupaten Kebumen Bantek Pengendalian Pemanfaatan Ruang dalam Upaya Mitigasi Banjir Tahunan
- Kabupaten Bantul (terkait dengan Magelang, Purworejo, Klaten, Temanggung)
Bantek Penyusunan Strategi Pembangunan dan Pengelolaan Kawasan Wisata Pantai Parang Tritis
B Kws. Tertinggal - Kabupaten Gunung Kidul
41
LOKASI
(KABUPATEN/ KOTA) Kegiatan 2003
1 2 3
- Kabupaten Kulonprogr (terkait
dengan Purwosari, Pacitan, Wonogiri, Wonosari)
C Kemacetan pusat pertumbuhan 14 Kecamatan di Sleman, Bantul, Gn
Kidul, Kulon Progo
Sedangkan Bantek dan Bintek yang telah dilaksanakan di Propinsi D.I Yogyakarta
adalah :
1. Apresiasi pemanfaatan teknoloogi informasi dalam perencanaan tata
ruang Tahap II (T.A 2003);
2. Bantek Revitalisasi Kawasan Wisata Parangtritis (2003);
3. Sosialisasi pedoman Penyusunan Kembali RTRW Propinsi, Kabupaten,
Kota, Tahap I (2002). Lebih lanjut program pelaksanaan Bantek dan
Bintek dapat dilihat pada peta berikut.
2
2
.
.
.
.
(
(
(
(
(
(
(
(
((
(
(
(
!Prop
. Jaw
a Te
ngah
Samydra Hindia
Prop. Jawa Tengah
Nama File
Peta REPPPROT 1:250.000, Bakosurtanal
2
Peta Dasar
Tema
10 Km
Ibukota Kabupaten
Kota Kecamatan
Gunung
Sungai Rel KA
Batas Propinsi
Ibukota Propinsi
.
!
Legenda :
Jalan Arteri
Jalan Kolektor 1
Jalan Kolektor 2
50
Jalan Kolektor 3
Batas Kabupaten
DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAHDIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG
DIREKTORAT PENATAAN RUANG WILAYAH TENGAH
Peta Program Tata Ruang DIY.WOR
PETAPROGRAM TATA RUANG
YANG DIPERLUKANPROPINSI D.I. YOGYAKARTA
Penataan ulang kawasan PusatKota Yogya, khususnya kawas
an Malioboro
Pemaduserasian PemanfaatanRuang dan kerjasama pengendalian pemanfaatan ruang an
tara DIY dengan Jateng
Pemaduserasian PemanfaatanRuang dan kerjasama pengendalian pemanfaatan ruang an
tara DIY dengan Jateng
Penataan ulang kawasan wisata Parangtritis secara profesional dengan menyertakan para
pakar dan penanam modal
Pemaduserasian PemanfaatanRuang dan kerjasama pengendalian pemanfaatan ruang antara kota Yogyakarta dengan
Kab. Sleman
Penjabaran konsep "Triple A"untuk kawasan yang lebih
kecil dari kabupaten dan kota hingga setingkat dengan
RDTR
Kulon Progo
Bantul
Gunung Kidul
Sleman
Kdy. Yogyakarta
Kali Opak
S. Oyo
S. P
rogo
G. Merapi
G. Gepak
Wonosari
Bantul
Wates
Sleman
Jepitu
Parangtritis
Semanu
Glagah
SandenKarangmojo
Beji
Glagah
Kalimenur Nglipar Semin
Kenteng
Kaliurang
Yogyakarta
2
2
.
.
.
.
(
(
(
(
(
(
(
(
((
(
(
(
!Prop
. Jaw
a Te
ngah
Samydra Hindia
Prop. Jawa Tengah
Nama File
Peta REPPPROT 1:250.000, Bakosurtanal
2
Peta Dasar
Tema
10 Km
Ibukota Kabupaten
Kota Kecamatan
Gunung
Sungai Rel KA
Batas Propinsi
Ibukota Propinsi
.
!
Legenda :
Jalan Arteri
Jalan Kolektor 1
Jalan Kolektor 2
50
Jalan Kolektor 3
Batas Kabupaten
DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAHDIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG
DIREKTORAT PENATAAN RUANG WILAYAH TENGAH
Sosialisasi Pedoman Penyusunan/Peninjauan Kembali RTRW
Propinsi, Kabupaten, Kota Tahap I, berlokasi di kota
Yogyakarta(2002)
Apresiasi Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Perenca
naan Tata Ruang Tahap IIberlokasi di kota Yogyakarta
(2003)
Apresiasi Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Perenca
naan Tata Ruang Tahap Iberlokasi di kota Yogyakarta
(2002)
Bantek Revitalisasi KawasanWisata Parangtritis
(2003)Peta Bintek dan Bantek DIY.WOR
PETAPELAKSANAAN KEGIATAN
BINTEK DAN BANTEK DIPROPINSI D.I. YOGYAKARTA
Kegiatan TA 2003
Kegiatan TA 2002
Kulon Progo
Bantul
Gunung Kidul
Sleman
Kdy. Yogyakarta
Kali Opak
S. Oyo
S. P
rogo
G. Merapi
G. Gepak
Wonosari
Bantul
Wates
Sleman
Jepitu
Parangtritis
Semanu
Glagah
SandenKarangmojo
Beji
Glagah
KalimenurNglipar
Semin
Kenteng
Kaliurang
Yogyakarta
LAMPIRAN I Data Penataan Ruang Tahun 1995
A. Data Umum Kabupaten
No Nama Kabupaten/Kota Luas (Ha)
Jml Penduduk (Jiwa)
Kelahiran (Jiwa)
Kematian (Jiwa)
Jml Rumah (Unit)
Jml Rmh Kumuh (Unit)
1 Kota Yogyakarta 32503 464827 5468 2306 99149 1576 2 Kabupaten Kulon Progo 577415 428630 5777 2468 87171 613 3 Kabupaten Bantul 497522 740536 9240 3515 158507 418 4 Kabupaten Gunung Kidul 1365422 723916 7800 2473 147296 0 5 Kabupaten Sleman 574824 793179 11356 3981 190202 2439
Jumlah 3047686 3151088 39641 14743 682325 5046 B. Struktur Penduduk Menurut Mata Pencaharian
No Nama Kabupaten/Kota Pertanian (Orang)
Pertambangan (Orang)
Industri (Orang)
Listrik (Orang)
Bangunan (Orang)
Perdagangan (Orang)
Angkutan (Orang)
Keuangan (Orang)
Jasa (Orang)
Lain (Orang)
Rmh Tangga (Orang)
1 Kota Yogyakarta 1017 22 5038 210 2309 27121 2207 834 37033 16335 92126 2 Kabupaten Kulon Progo 61085 556 2851 28 1759 5037 761 311 8576 3605 84569 3 Kabupaten Bantul 73212 1459 13934 132 9957 19263 3939 397 29685 6514 158492 4 Kabupaten Gunung Kidul 106696 2258 5155 11 1762 7621 1268 103 14367 2768 142009 5 Kabupaten Sleman 85328 1574 8542 105 9458 22743 1869 1939 36371 10183 178112
Jumlah 327338 5869 35520 486 25245 81785 10044 3584 126032 39405 655308 C. Luas Lahan Sawah
No Nama Kabupaten/Kota Sawah Teknis (Ha)
Sawah Setengah Teknis
(Ha)
Sawah Sederhana PU
(Ha)
Sawah Sederhana Non PU
(Ha)
Sawah Tadah Hujan
(Ha)
Sawah Pasang Surut
(Ha) 1 Kota Yogyakarta 0 2478 0 0 0 0 2 Kabupaten Kulon Progo 50582 28999 4121 4335 24090 1125 3 Kabupaten Bantul 19298 121585 5333 1369 21282 298 4 Kabupaten Gunung Kidul 1890 1980 7094 10528 60217 434 5 Kabupaten Sleman 66565 123843 39553 6776 7446 1858
Jumlah 138335 278885 56101 23008 113035 3715
ketaru 4
Sumber : Biro Pusat Statistik
ketaru 4
Sumber : Biro Pusat Statistik
ketaru 4
Sumber : Biro Pusat Statistik
D. Fasilitas Pendidikan
No Nama Kabupaten/Kota Jumlah TK (Unit)
Jumlah SD (Unit)
Jumlah SMP (Unit)
Jumlah SMA (Unit)
Jumlah PT (Unit)
1 Kota Yogyakarta 227 282 80 93 55 2 Kabupaten Kulon Progo 275 440 84 45 2 3 Kabupaten Bantul 413 553 121 77 8 4 Kabupaten Gunung Kidul 401 642 128 53 1 5 Kabupaten Sleman 400 588 151 115 29
Jumlah 1716 2505 564 383 95 E. Fasilitas Peribadatan
No Nama Kabupaten/Kota Masjid (Unit)
Surau (Unit)
Gereja (Unit)
Kapel (Unit)
Pura (Unit)
Vihara (Unit)
1 Kota Yogyakarta 293 247 55 4 2 2 2 Kabupaten Kulon Progo 808 798 34 38 0 4 3 Kabupaten Bantul 1188 1464 40 15 3 0 4 Kabupaten Gunung Kidul 1235 557 99 18 9 7 5 Kabupaten Sleman 1514 1466 79 29 3 3
Jumlah 5038 4532 307 104 17 16 F. Fasilitas Kesehatan
No
Nama Kabupaten/Kota
Rumah Sakit (Unit)
BKIA (Unit)
RS Bersalin
(Unit) Poliklinik
(Unit) Puskesmas
(Unit) Balai
Pengobatan (Unit)
Praktek Dokter (Buah)
Dokter (Orang)
Paramedis (Orang)
Bidan (Orang)
Dukun (Orang)
1 Kota Yogyakarta 10 13 23 23 19 16 261 421 487 27 78 2 Kabupaten Kulon Progo 2 0 16 4 20 63 43 39 240 31 406 3 Kabupaten Bantul 4 14 21 14 26 63 79 112 460 68 586 4 Kabupaten Gunung Kidul 1 1 32 3 30 125 51 61 307 59 546 5 Kabupaten Sleman 11 15 29 8 30 68 143 301 508 70 516
Jumlah 28 43 121 52 125 335 577 934 2002 255 2132
ketaru 4
Sumber : Biro Pusat Statistik
ketaru 4
Sumber : Biro Pusat Statistik
ketaru 4
Sumber : Biro Pusat Statistik
G. Fasilitas Perekonomian
No
Nama Kabupaten/Kota
Pasar Permanen
(Unit)
Pasar Non Permanen
(Unit) Pasar Hewan
(Unit) TPI
(Unit) Pasar Ikan
(Unit) Restoran
(Unit) Hotel (Unit)
Koperasi Unit Desa
(Unit)
Non Koperasi Unit Desa
(Unit)
1 Kota Yogyakarta 25 9 1 0 0 734 263 1 191 2 Kabupaten Kulon Progo 40 15 6 0 0 325 2 12 110 3 Kabupaten Bantul 43 8 6 0 0 1148 161 17 99 4 Kabupaten Gunung Kidul 81 28 17 3 0 271 18 17 131 5 Kabupaten Sleman 55 14 5 0 0 1181 137 18 194
Jumlah 244 74 35 3 0 3659 581 65 725 H. Indikasi Kesejahteraan Masyarakat
No
Nama Kabupaten/Kota
Pelanggan PLN (Rumah Tangga)
Pelanggan Non PLN (Rumah Tangga)
Jumlah Mobil (Unit)
Jumlah Motor (Unit)
1 Kota Yogyakarta 89504 466 7883 38638 2 Kabupaten Kulon Progo 39673 560 1028 9948 3 Kabupaten Bantul 113547 2 3778 31169 4 Kabupaten Gunung Kidul 57367 224 1522 10116 5 Kabupaten Sleman 155656 0 5551 51694
Jumlah 455747 1252 19762 141565
ketaru 4
Sumber : Biro Pusat Statistik
ketaru 4
Sumber : Biro Pusat Statistik
LAMPIRAN II Data Penataan Ruang Tahun 2000
A. Kependudukan
No Nama Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk (Jiwa)
Jumlah Rumah Tangga Petani (RT)
Jumlah Keluarga Miskin (RT)
1 Kulon Progo 37044 7752 5861 2 Bantul 36914 8512 4332 3 Gunung Kidul 58276 12445 7709 4 Sleman 43591 8778 4720 5 Kota Yogyakarta 71017 0 3170