1 PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020 SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ❖ Pengertian Sistem Sistem adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan (Romney,2015 : 2). Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungan satu dengan yang lainnya, sehingga dengan ada sistem dan prosedur tersebut tujuan perusahaan dapat tercapai (Mulyadi, 2008). Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2005). ❖ Pengertian Informasi Informasi adalah data yang telah dikelola dan diproses untuk memberikan arti dan memperbaiki proses pengambilan keputusan (Romney dan Steinbart , 2015:4). Informasi adalah data yang diproses dan pemakai melakukan suatu tindakan yang dapat ia lakukan atau tidak dilakukan (Hall,2010:14). ❖ Pengertian Akuntansi Menurut American Institute of Certified Public Accounting mendefinisikan akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter transaksi dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya (Lubis,2009: 43). Menurut Accounting Principle Board mendefinisikan akuntansi sebagai suatu kegiatan jasa yang fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif umumnya dalam ukuran uang mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi sebagai dasar memilih alternatif.
69
Embed
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI - WordPress.com · SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Pengertian Sistem Sistem adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
❖ Pengertian Sistem
Sistem adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang saling
terkait dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan (Romney,2015 : 2).
Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungan satu dengan yang
lainnya, sehingga dengan ada sistem dan prosedur tersebut tujuan perusahaan
dapat tercapai (Mulyadi, 2008).
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau
menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2005).
❖ Pengertian Informasi
Informasi adalah data yang telah dikelola dan diproses untuk
memberikan arti dan memperbaiki proses pengambilan keputusan (Romney
dan Steinbart , 2015:4).
Informasi adalah data yang diproses dan pemakai melakukan suatu
tindakan yang dapat ia lakukan atau tidak dilakukan (Hall,2010:14).
❖ Pengertian Akuntansi
Menurut American Institute of Certified Public Accounting
mendefinisikan akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan, dan
pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter transaksi dan
kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk
menafsirkan hasil-hasilnya (Lubis,2009: 43).
Menurut Accounting Principle Board mendefinisikan akuntansi
sebagai suatu kegiatan jasa yang fungsinya adalah memberikan informasi
kuantitatif umumnya dalam ukuran uang mengenai suatu badan ekonomi yang
dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi
sebagai dasar memilih alternatif.
2
PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020
❖ Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Krismiaji (2015:5) sistem informasi akuntansi adalah sebuah
sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang
bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis.
Untuk dapat mengasilkan informasi yang diperlukan oleh para pembuat
keputusan, system informasi akuntansi harus melaksanakan tugas-tugas
sebagai berikut :
1. Mengumpulkan transaksi dan data lain dan memasukkanya ke dalam
system
2. Memproses data transaksi
3. Menyimpan data untuk keperluan dimasa mendatang
4. Menghasilkan informasi yang diperlukan dengan memproduksi laporan,
atau memungkinkan para pemakai untuk melihat sendiri data yang
tersimpan di komputer
5. Mengendalikan seluruh proses sedemikin rupa sehingga informasi yang
dihasilkan akurat dan dapat dipercaya.
3
PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020
KASUS 1
KONSEP SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI PENGAWASAN PRODUKSI
4
PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020
KONSEP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
PRODUKSI
(SISTEM PENGAWASAN PRODUKSI)
Sistem Akuntansi Pengawasan produksi
Sistem akuntansi pengawasan produksi ditujukan untuk mengawasi
pelaksanaan order produksi yang dikeluarkan oleh fungsi produksi. Dalam
perusahaan yang produksinya berdsarkan pesanan dari pembeli, order produksi
erat hubunganya dengan order yang diterima oleh fungsi penjualan dari pembeli.
(Mulyadi: 2016)
Jaringan prosedur yang membentuk sistem pengawasan produksi:
1. Prosedur order produksi.
2. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang.
3. Prosedur produk selesai
4. Prosedur pencatatan produksi
Fungsi yang terkait dalam sistem pengawasan produksi adalah:
1. Fungsi Penjualan
Fungsi penjualan bertanggung jawab atas penerimaan order dari pembeli
dan meneruskan order tersebut ke fungsi produksi
2. Fungsi perencanaan dan pengawasan produksi
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membantu fungsi produksi dalam
merencanakan dan mengawasi kegiatan produksi.
3. Fungsi produksi
Fungsi bertanggung jawab atas pelaksanaan produksi sesuai dengan
perintah yang diberikan guna memenuhi permintaan produksi.
5
PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020
4. Fungsi gudang
Fungsi gudang bertaanggung jawab atas pelayanan permintaan bahan
baku, penolong dan barang lain yang digudangkan. Fungsi ini juga
bertanggung jawab untuk menerima produk jadi.
5. Fungsi akuntansi
Fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk mencatat konsumsi berbagai
sumber daya yang digunakan untuk memproduksi pesanan
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengawasan produksi:
1. Purchase Order (PO)
Dokumen yang diberikan oleh pelanggan dan diterima oleh bagian
penjualan saat proses penerimaan order penjualan dari pelanggan.
2. Surat Order Produksi (SOP)
Dokumen ini dikeluarkan oleh bagian penjualan, yang ditujukan kepada
bagian-bagian yang terkait dengan proses produksi pengolahan produk.
3. Daftar Kegiatan Produksi (DKP)
Dokumen ini merupakan daftar urutan jenis kegiatan dan fasilitas mesin
yang diperlukan untuk kegiatan produksi yang dibuat oleh fungsi
perencanaan dan pengawasan produksi.
6
PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020
4. Surat Perintah Produksi (SPP)
Dokumen ini merupakan surat perintah untuk memproduksi produk
pesanan yang dikeluarkan oleh fungsi perencanaan dan pengawasan
produksi.
5. Daftar Kebutuhan Bahan (DKB)
Dokumen ini berfungsi untuk memint bahan baku dan bahan penolong
untuk memproduksi produk yang tercantum dalam surat order produksi.
6. Tanda Serah Terima Barang Jadi( TSTBJ)
Dokumen ini diserahkan ke fungsi gudang sebagai tanda terima bahwa
barang jadi pesanan telah diterima
7. Bukti Memorial (BM)
Dokumen ini digunakanan sebagai dasar pencatatan depresiasi aktiv tetap
berwujud, amortisasi aktiva tidak berwujud, dan pembebanan biaya
overhead pabrik kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.
8. Checksheet
Dokumen ini digunakan untuk mengumpulkan data pada saat real-
time.Dokumen ini dibuat oleh Bagian Quality Control.
9. Laporan Produk Selesai (LPS)
Dokumen ini dibuat oleh fungsi produksi untuk mengabarkan bahwa
produk pesanan tertentu telah selesai diproduksi.
7
PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020
Catatan yang Digunakn dalam Sistem Pengawasan Produksi :
1. Buku Besar
Catatan ini terdiri dari rekening-rekening ysng digunakan untuk meringkas
data keuangan yang telah dicatat sebelumnya kedalam jurnal.
2. Jurnal Umum
Catatan ini digunakan untuk mencatatat depresiasi aktiva tetap, amortisasi
aktiva tidak berwujud dan terpakainya biaya.
3. Kartu Harga Pokok Produk
Catatan ini merupakan buku pembantu yang merinci biaya produksi (biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik) yang
dikeluarkan untuk pesanan tertentu.
4. Kartu Biaya
Catatan ini digunakan untuk merinci biaya overhead pabrik, biaya
administrasi umum, dan biaaya pemasaran.
5. Kartu Gudang
Digunakan bagian gudang untuk mencatat persediaan barang yang ada
digudang
8
PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020
Flowchart adalah teknik dokumentasi yang digunakan untuk
menggambarkan kegiatan yang terjadi di dalam sistem. Penggunaan flowchart
lebih bermanfaat dibandingkan dengan uraian tertulis dalam menggambarkan
suatu sistem.
Simbol-Simbol Flowchart Manual
1. Flowchart (Bagan Alir Dokumen)
9
PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020
10
PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020
11
PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020
Simbol-Simbol Flowchart Terkomputerisasi
12
PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020
13
PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020
14
PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020
KASUS 1
SISTEM AKUNTANSI PENGAWASAN PRODUKSI
SNSD KONVEKSI yang terletak di Bekasi, Depok merupakan
perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan pakaian. Dalam kegiatan
usahanya, perusahaan ini menggunakan Sistem Produksi. Prosedur-prosedur
yang terjadi dalam proses produksi pada SNSD KONVEKSI adalah sebagai
berikut:
BAGIAN PENJUALAN
Sistem pengawasan produksi diawali dari Bagian Penjualan menerima
Purchase Order dari pelanggan. Kemudian membuat Surat Order Produksi
sebanyak 2 lembar berdasarkan Purchase Order yang diterima. Setelah itu,
SOP 1 dikirim ke Bagian Perencanaan, SOP 2 dikirim ke Bagian
Produksi, dan PO diarsip tetap berdasarkan tanggal.
BAGIAN PERENCANAAN
Bagian Perencanaan menerima SOP dari Bagian Penjualan. Kemudian
merencanakan kegiatan produksi. Lalu menyiapkan jawal produksi.
Selanjutnya membuat Daftar Kegiatan Produksi sebanyak 2 lembar
berdasarkan SOP 1. Kemudian membuat Daftar Kebutuhan Barang sebanyak
3 lembar. Setelah itu, bagian ini membuat Surat Perintah Produksi sebanyak 1
lembar. Lalu, SOP 1, DKP 1 dan DKB 1 diarsip tetap berdasarkan
tanggal, DKB 2 dan DKB 3 dikirim ke Bagian Gudang, dan terakhir
DKP 2 dan SPP dikirim ke Bagian Produksi.
15
PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020
BAGIAN GUDANG
Bagian Gudang menerima DKB 2 dan DKB 3 dari Bagian Perencanaan.
Lalu mengecek ketersediaan bahan baku. Jika tidak tersedia, DKB 2 dan
DKB 3 dikembalikan ke Bagian Perencanaan. Jika tersedia, DKB 2 dan DKB
3 dilanjutkan ke kegiatan selanjutnya yaitu menyiapkan bahan baku yang
dibutuhkan untuk Bagian Produksi.DKB 3 bersama bahan baku dikirim ke
Bagian Produksi, sedangkan DKB 2 diarsip tetap berdasarkan tanggal
dan dicatat dalam kartu gudang.
Bagian Gudang menerima SOP 2, checksheet dan TSTBJ bersama
barang jadi dari Bagian quality control. Lalu mencocokkan SOP 2,
checksheet, TSTBJ beserta barang jadi. Jika tidak cocok, SOP 2, checksheet
dan TSTBJ bersama barang jadi dikembalikan ke Bagian Quality control.
Jika cocok dilanjutkan ke kegiatan mengirim barang jadi ke Bagian
Penjualan. SOP 2, checksheet dan TSTBJ diarsip tetap berdasarkan
tanggal.
BAGIAN PRODUKSI
Bagian Produksi menerima SOP 3 dari Bagian Penjualan, DKP 2 dan
SPP dari Bagian Perencanaan, dan DKB 3 bersama bahan baku dari Bagian
Gudang. Lalu mencocokkan SOP 2, DKP 2, SPP dan DKB 3. Jika tidak
cocok, SOP 2 dikembalikan ke Bagian Penjualan, DKP 2 dan SPP
dikembalikan ke Bagian Perencanaan, dan DKB 3 bersama bahan baku
dikembalikan ke Bagian Gudang. Jika cocok, dilanjutkan ke kegiatan
selanjutnya yaitu menyiapkan alat produksi sesuai pesanan pelanggan.
Kemudian melaksanakan kegiatan produksi. Selanjutnya membuat laporan
produk selesai. DKP 2 dan SPP diarsip tetap, berdasarkan tanggal, SOP
2 bersama barang jadi dikirim ke Bagian Quality control, dan terakhir
DKB 3 dan LPS dikirim ke Bagian Akuntansi.
16
PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020
BAGIAN QUALITY CONTROL
Bagian Quality Control menerima SOP 2 bersama barang jadi dari
Bagian Produksi. Kemudian membuat checksheet quality control. Lalu
mengecek apakah barang jadi sudah sesuai dengan ketentuan, Jika tidak
sesuai, SOP 2 bersama barang jadi dikembalikan ke Bagian Produksi . Jika
sesuai, dilanjutkan dengan membuat tanda serah terima barang jadi (TSTBJ).
SOP 2, checksheet, dan TSTBJ bersama barang jadi dikirim ke Bagian
Gudang.
BAGIAN AKUNTANSI
Bagian Akuntansi menerima DKB 3 dan LPS dari Bagian Produksi. Lalu
membuat kartu HPP berdasarkan DKB 3. Kemudian membuat bukti
memorial berdasarkan LPS. Selanjutnya membuat Jurnal Umum. DKB 3
dicatat di Kartu HPP, setelah itu Kartu HPP dicatat di Kartu Biaya. BM
dicatat di Jurnal Umum, setelah itu Jurnal Umum dicatat secara
periodik di Buku Besar. DKB 3 dan BM diarsip tetap berdasarkan
tanggal. Terakhir, LPS diberikan kepada pimpinan.
Buatlah Flowchatnya!!
17
PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020
KASUS 1
SISTEM AKUNTANSI PENGAWASAN PRODUKSI
TERKOMPUTERISASI
SNSD KONVEKSI yang terletak di Bekasi, Depok merupakan
perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan pakaian. Dalam kegiatan
usahanya, perusahaan ini menggunakan Sistem Produksi. Prosedur-prosedur
yang terjadi dalam proses produksi pada SNSD KONVEKSI adalah sebagai
berikut:
BAGIAN PENJUALAN
Sistem pengawasan produksi diawali dari Bagian Penjualan menerima
Purchase Order dari pelanggan. Lalu membuka Database Pelanggan. Dan
melakukan entry data pelanggan kedalam Database Pelanggan. Selanjutnya
menampilkan Database Pelanggan. Kemudian membuat Surat Order Produksi
sebanyak 2 lembar berdasarkan Purchase Order yang diterima. Kemudian
mencetak SOP sebanyak 2 lembar. Setelah itu, SOP 1 dikirim ke Bagian
Perencanaan, SOP 2 dikirim ke Bagian Produksi, dan PO diarsip
berdasarkan tanggal.
BAGIAN PERENCANAAN
Bagian Perencanaan menerima SOP 1 dari Bagian Penjualan. Kemudian
merencanakan kegiatan produksi. Lalu menyiapkan jadwal produksi.
Selanjutnya membuat Daftar Kegiatan Produksi sebanyak 2 lembar
berdasarkan SOP1. Kemudian membuat Daftar Kebutuhan Barang sebanyak
3 lembar.Setelah itu, bagian ini membuat Surat Perintah Produksi sebanyak 1
lembar untuk Bagian Produksi. Kemudian mencetak DKP sebanyak 2 lembar,
DKB sebanyak 3 lembar dan SPP sebanyak 1 lembar. Lalu, SOP 1, DKP 1
dan DKB 1 diarsip berdasarkan tanggal, DKB 2 dan DKB 3 dikirim ke
Bagian Gudang, dan terakhir DKP 2 dan SPP dikirim ke Bagian
Produksi.
18
PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020
BAGIAN GUDANG
Bagian Gudang menerima DKB 2 dan DKB 3 dari Bagian Perencanaan.
Kemudian membuka Database Bahan Baku, dan menampilkan Database
Bahan Baku. Lalu mengecek ketersediaan bahan baku. Jika tidak tersedia,
DKB 2 dan DKB 3 dikembalikan ke Bagian Perencanaan. Jika tersedia, DKB
2 dan DKB 3 dilanjutkan ke kegiatan selanjutnya yaitu menyiapkan bahan
baku yang dibutuhkan untuk Bagian Produksi.DKB 3 bersama bahan baku
dikirim ke Bagian Produksi, sedangkan DKB 2 diarsip berdasarkan
tanggal dan dicatat dalam kartu gudang.
Bagian Gudang menerima SOP 2, checksheet dan TSTBJ bersama
barang jadi dari Bagian Quality control. Lalu mencocokkan SOP 2,
checksheet, TSTBJ beserta barang jadi. Jika tidak cocok, SOP 2, checksheet
dan TSTBJ bersama barang jadi dikembalikan ke Bagian Quality control.
Jika cocok dilanjutkan ke kegiatan mengirim barang jadi ke Bagian
Penjualan. SOP 2, checksheet dan TSTBJ diarsip berdasarkan tanggal.
BAGIAN PRODUKSI
Bagian Produksi menerima SOP 2 dari Bagian Penjualan, DKP 2 dan
SPP dari Bagian Perencanaan, dan DKB 3 bersama bahan baku dari Bagian
Gudang. Lalu mencocokkan SOP 2, DKP 2, SPP dan DKB 3. Jika tidak
cocok, SOP 2 dikembalikan ke Bagian Penjualan, DKP 2 dan SPP
dikembalikan ke Bagian Perencanaan, dan DKB 3 bersama bahan baku
dikembalikan ke Bagian Gudang. Jika cocok, dilanjutkan ke kegiatan
selanjutnya yaitu menyiapkan alat produksi sesuai pesanan pelanggan.
Kemudian melaksanakan kegiatan produksi. Setelah itu membuka Database
Produksi. Setelah itu melakukan entry data produksi kedalam Database
Produksi. Lalu menampilkan Database Produksi. Selanjutnya membuat
laporan produk selesai. Lalu mencetak Laporan Produk Selesai sebanyak 1
lembar. Setelah itu, DKP 2 dan SPP diarsip berdasarkan tanggal, SOP 2
19
PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020
bersama barang jadi dikirim ke Bagian Quality control, dan terakhir
DKB 3 dan LPS dikirim ke Bagian Akuntansi.
BAGIAN QUALITY CONTROL
Bagian Quality Control menerima SOP 2 bersama barang jadi dari
Bagian Produksi. Kemudian membuat checksheet quality control, lalu
mencetak checksheet sebanyak 1 lembar. Selanjutnya, mengecek apakah
barang jadi sudah sesuai dengan ketentuan, Jika tidak sesuai, SOP 2 bersama
barang jadi dikembalikan ke Bagian Produksi . Jika sesuai, dilanjutkan
dengan membuka Database Barang Jadi. Lalu melakukan entry data barang
jadi kedalam Database Barang Jadi, Kemudian menampilkan Database
Barang Jadi. Setelah itu membuat tanda serah terima barang jadi (TSTBJ),
kemudian mencetak TSTBJ sebanyak 1 lembar. Setelah itu SOP 2,
checksheet dan TSTBJ bersama barang jadi dikirim ke Bagian Gudang.
BAGIAN AKUNTANSI
Bagian Akuntansi menerimaDKB 3 dan LPS dari Bagian Produksi. Lalu
membuat kartu HPP berdasarkan DKB 3. Kemudian membuat bukti memorial
berdasarkan LPS. Lalu mencetak Bukti memorial sebanyak 1 lembar. Selanjutnya
membuat Jurnal Umum. Lalu mencetak Kartu HPP dan Jurnal Umum.
KemudianDKB 3 dicatat di Kartu HPP, setelah itu Kartu HPP dicatat di
Kartu Biaya. BM dicatat di Jurnal Umum, setelah itu Jurnal Umum dicatat
secara periodik di Buku Besar. DKB 3 dan BM diarsip tetap berdasarkan
tanggal. Terakhir, LPS diberikan kepada pimpinan.
Buatlah Flowchatnya!!
20
PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020
DFD (Data Flow Diagram) adalah diagram aliran data untuk
memisahkan secara jelas proses logis dalam analisis sistem dari proses fisik
perancangan sistem.
Menurut Romney Data flow diagram atau yang disingkat dengan DFD
adalah “cara menampilkan sistem dalam bentuk grafik, melalui media berbentuk
simbol yang mengilustrasikan bagaimana data bisa mengalir lewat proses yang
saling berhubungan dalam suatu sistem”. (Romney,2006).
Ada 3 jenis diagram dalam DFD, yaitu :
1. Diagram Konteks : Diagram yang menjelaskan gambaran umum /
garis besar dalam suatu sistem.
2. Diagram Nol : Diagram yang menggambarkan proses dalam
keseluruhan yang ada dalam Diagram Konteks.
3. Diagram Level : Diagram yang menggambarkan proses dalam
keseluruhan yang ada dalam Diagram Nol.
Simbol-Simbol dalam DFD :
Simbol Nama
Simbol
Shape Keterangan
Entity
(External
Entity 1)
Miscellaneous Orang atau organisasi
yang mengirim data ke
atau menerima data dari
sistem yang mewakili
terminal.
Proses
(Devided
Process 2)
Miscellaneous Menggambarkan
pemrosesan data dalam
sistem.
Arus Data Line / Connector
Tool
Menggambarkan arus
data dalam sistem.
2. DFD (Data Flow Diagram)
21
PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020
Data Store Data Flow Diagram
Shapes
Tempat untuk
menyimpan / mengambil
data dalam suatu sistem.
22
PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020
KASUS 1
DFD SISTEM PENGAWASAN PRODUKSI
Sistem Pengawasan Produksi EXO diawali dari Pelanggan memeberikan
Purchase Order (PO) kepada sistem. Lalu sistem menghasilkan Laporan Produk
Selesai (LPS) yang akan diserahkan kepada Pimpinan.
Dalam Sistem Pengawasan Produksi terdapat 6 proses, yaitu Membuat
Surat Order Produksi (SOP), Membuat Rencana Kegiatan Produksi, Mengecek
Ketersediaan Bahan Baku, Membuat Laporan Produk Selesai (LPS), Mengecek
Kualitas Barang, dan Membuat Bukti Memorial & Jurnal Umum. Dalam Proses
Membuat Rencana Kegiatan Produksi terdapat Proses Lanjutan yaitu Membuat
Daftar Kegiatan Produksi (DKP), Membuat Daftar Kebutuhan Bahan (DKB) serta
Membuat Surat Perintah Produksi (SPP). Selain itu dalam proses Mengecek
Kualitas Barang terdapat proses lanjutan yaitu Membuat Checksheet serta
Membuat TSTBJ ( Tanda Serah Terima Barang Jadi).
Dalam Proses Membuat Surat Order Produksi (SOP) sistem menerima
Purchase Order (PO) dari Pelanggan. Lalu sistem membutuhkan DATA
PELANGGAN untuk menginput data pelanggan, kemudian sistem menghasilkan
Surat Order Pelanggan (SOP) yang akan diserahkan kepada Proses Membuat
Rencana Kegiatan Produksi dan Proses Membuat Laporan Produk Selesai (LPS).
Dalam Proses Membuat Rencana Kegiatan Produksi sistem menerima
Surat Order Produksi (SOP) dari proses sebelumnya. Lalu sistem menghasilkan
Daftar Kebutuhan Bahan (DKB) yang akan diserah ke Proses Selanjutnya, serta
menghasilkan Daftar Kegiatan Produksi (DKP) dan Surat Perintah Produksi (SPP)
yang akan diserahkan ke Proses Membuat Laporan Produk Selesai (LPS).
Dalam Proses Mengecek Ketersediaan Bahan Baku, sistem menerima
Daftar Kebutuhan Bahan (DKB) dari proses sebelumnya. Lalu sistem
membutuhkan DATA BAHAN BAKU untuk menginput dan mengupdate data
bahan baku. Kembudian sistem memberikan Daftar Kebutuhan Bahan (DKB) ke
proses selanjutnya.
Dalam Proses Membuat Laporan Produk Selesai (LPS), sistem menerima
Daftar Kebutuhan Bahan (DKB) dari proses sebelumnya, lalu menerima Surat
Order Produksi (SOP) dari Proses Membuat Surat Order Produksi (SOP), serta
menerima Daftar Kegiatan Produksi (DKP) dan Surat Perintah Produksi (SPP)
dari proses Membuat Rencana Kegiatan Produksi. Setelah itu sistem
23
PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020
membutuhkan DATA PRODUKSI untuk menginput data produksi. kemudian
sistem membutuhkan DATA BARANG JADI mengupdate persediaan barang
jadi, lalu sistem menghasilkan Surat Order Produksi (SOP) yang akan diserahkan
ke proses selanjutnya serta menghasilkan Laporan Produk Selesai (LPS) dan
Daftar Kebutuhan Bahan (DKB) yang akan diberikan kepada proses Membuat
Bukti Memorial dan Jurnal Umum.
Dalam Proses Mengecek Kualias Barang, sistem menerima Surat Order
Produksi (SOP) dari proses sebelumnya. Lalu sistem menghasilkan Checksheet,
Surat Order Produksi (SOP) dan Tanda Serah Terima Barang Jadi (TSTBJ) yang
akan diserahkan ke Proses Mengecek Ketersediaan Bahan Baku.
Dalam Proses Membuar Bukti Memorial dan Jurnal Umum, sistem
menerima Laporan Produk Selesai (LPS) dan Daftar Kebutuhan Bahan (DKB)
dari Proses membuat Laporan Produk Selesai (LPS). Lalu sistem menghasilkan
Laporan Produk Selesai (LPS) yang akan diserahkan kepada pimpinan.
Dalam Proses Membuat Rencana Kegiatan Produksi, terdapat proses
lanjutan yaitu Membuat Daftar Kegiatan Produksi (DKP), Membuat Daftar
Kebutuhan Bahan (DKB), dan Membuat Surat Perintah Produksi (SPP). Pada
Kegiatan Membuat Daftar Kegiatan Produksi (DKP), sistem menerima Surat
Order Produksi (SOP) dari proses sebelumnya. Setelah itu sistem menghasilkan
Dafatr Kegiatan Produksi (DKP) yang akan diberikan kepada kegiatan
selanjutnya. Pada kegiatan Membuat Daftar Kebutuhan Bahan (DKB) sistem
menerima Daftar Kegiatan Produksi (DKP) dari kegiatan sebelumnya, lalu sistem
menghasilkan Daftar Kegiatan Produksi (DKP) dan Daftar Kebutuhan Bahan
(DKB) yang akan diberikan kepada kegiatan selanjutnya. Pada Kegiatan Membuat
Surat Permintaan Produksi (SPP) sistem menerima Daftar Kegiatan Produksi
(DKP) dan Daftar Kebutuhan Bahan (DKB) dari kegiatan sebelumnya, lalu sistem
menghasilkan Daftar Kegiatan Produksi (DKP) yang akan diserahkan ke Proses
Selanjutnya, serta Daftar Kebutuhan Bahan (DKB) dan Surat Perintah Produksi
(SPP) diberikan kepada Proses Membuat Laporan Produksi Selesai (LPS).
Dalam Proses Mengecek Kualitas Barang, terdapat proses lanjutan yaitu
Membuat Checksheet, serta Membuat TSTBJ (Tanda Serah Terima Barang Jadi).
Pada Kegiatan Membuat Checksheet, sistem menerima Surat Order Produksi
(SOP) dari proses sebelumnya. Kemudian sistem membutuhkan DATA
BARANG JADI untuk mengupdate data barang jadi yang dihasilkan. Setelah itu,
sistem menghasilkan checksheet dan Surat Order Produksi (SOP) yang diberikan
ke kegiatan selanjutnya. Pada kegiatan Membuat TSTSBJ, sistem menerima
Checksheet dan Surat Order Produksi (SOP) dari kegiatan sebelumnya. Lalu
sistem menghasilkan checksheet, Surat Order Produksi (SOP) dan Tanda Serah
24
PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020
Terima Barang Jadi (TSTBJ) yang diserahlan ke proses Mengecek Ketersediaan
Bahan Baku.
Tugas:
Buatlah DFD sistem penggajian berdasarkan prosedur diatas!
25
PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020
Basis data dapat didefinisikan sebagai himpunan kelompok data yang saling
berhubungan yang diorganisasikan sedimikian rupa agar kelak dapat
dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah. (Priyanto Hidayatullah dan
Jauhari Khairul Kawistara, 2015 : 147).
Prinsip utamanya adalah pengaturan data dan tujuan utamanya adalah
kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan kembali data.
Sebelum kita membuat basis data, terlebih dahulu dilakukan perancangan.
Tujuan perancangan basis data adalah mendapatkan skema basis data yang
meminimalisasi terjadinya redudansi data. Metode perancangan yang digunakan
berbasis pada model basis data relasional. Pada basis data relasional, data diatur
melalui pembuatan tabel-tabel dan terdapat keterkaitan antara tabel yang satu
dengan tabel yang lainnya (relasi).
Entity Relationship Diagram (ERD) adalah suatu teknik pemodelan yang
sering digunakan untuk merancang basis data relasional. (Priyanto Hidayatullah
dan Jauhari Khairul Kawistara, 2015 : 148).
➢ Simbol-simbol Entity Relationship Diagram
Nama Simbol Keterangan
Entity (Entitas)
Segala sesuatu yang informasinya
ingin dikumpulkan dan disimpan
dalam organisasi. Entitas
menggunakan huruf kapital.
Attribute (Atribut)
Suatu informasi yang melengkapi
suatu entitas serta hubungan antar
entitas.
Relation (Hubungan)
Suatu hubungan yang terjadi antara
satu entitas atau lebih.
(Priyanto Hidayatullah dan Jauhari Khairul Kawistara, 2015).
3. ERD (Entity Relationship Diagram)
26
PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020
Tahapan Pembuatan ERD :
1. Mengidentifikasi dan menetapkan seluruh himpunan entitas yang akan
terlibat.
Entitas merupakan sebuah informasi yang dikumpulkan dari suatu sistem
database yang didesain untuk membuat suatu tabel. Entitas dapat digambarkan
dengan simbol persegi panjang seperti yang terdapat pada tabel.
2. Menentukan atribut-atribut key dari masing-masing entitas.
Atribut key adalah atribut yang menjadi identifier (pembeda/identitas) dalam
suatu entitas.
3. Mengidentifikasi dan menetapkan himpunan relasi diantara himpunan
entitas.
Himpunan relasi merupakan informasi yang menghubungkan antar entitas.
Himpunan relasi digambarkan dengan simbol relation (wajik) seperti pada
tabel.
4. Menentukan derajat/kardinalitas relasi untuk setiap himpunan relasi.
Kardinalitas menunjukkan bagaimana perumpamaan dalam suatu entitas dapat
menunjukkan berapa banyak transaksi yang dapat dihubungkan ke setiap
individu dan sebaliknya.
Tiga jenis kardinalitas hubungan antar entitas dalam pembuatan ERD:
• Hubungan satu – ke – satu (One to One) (1:1), ini terjadi saat kardinalitas
maksimum untuk setiap entitas adalah satu (1).
• Hubungan satu-ke- banyak (One to Many) (1:N), ini terjadi saat hubungan
kardinalitas maksimum dari suatu entitas adalah satu dan hubungan
kardinalitas maksimum entitas lainnya adalah lebih dari satu (N).
• Hubungan banyak – ke – banyak (Many To Many) (N:N), ini terjadi saat
hubungan kardinalitas maksimum kedua entitas adalah lebih dari satu (N).
5 Melengkapi entitas dan relasi dengan atribut-atribut deskriptif (non key)
Langkah terakhir adalah menentukan atribut yang akan melengkapi informasi
dari suatu entitas yang ingin disimpan. Atribut disimbolkan dengan bentuk
oval yang dapat dilihat pada tabel(Priyanto Hidayatullah dan Jauhari Khairul
Kawistara, 2015 : 153-154).
27
PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020
KASUS 1
SISTEM INFORMASI PELAYANAN PEMBUATAN SEPATU
RUNNING
DESKRIPSI KEGIATAN
Sistem pengawasan produksi perusahaan jasa pelayanan pembuatan sepatu
running BTS SHOES diawali dari penerimaan order dari customer oleh fungsi
penjualan. Lalu fungsi produksi menerima surat order produksi dari departemen
produksi. Kemudian fungsi produksi meminta bahan baku kepada fungsi gudang
untuk proses produksi. Setelah itu, merencanakan jam tenaga kerja langsung
berdasarkan daftar kegiatan produksi dan yang terakhir mencatat produk selesai
yang telah diproduksi dan diserahkan dari fungsin produksi ke fungsi gudang.
Perusahaan akan merancang database dengan model diagram hubungan
entitas (ERD). Langkah pertama, menetapkan seluruh himpunan entitas yang akan
terlibat yaitu dengan menyusun 5 entitas customer, entitas pegawai, entitas
produksi, entitas bahan baku dan entitas barang jadi. Langkah kedua,
menentukan atribut key dari masing-masing entitas seperti pada tabel dibawah ini:
Entitas Atribut
Customer Id_Customer
Pegawai Id_Pegawai
Produksi Kd_Produksi
Bahan Baku Kd_Bahan_Baku
Barang Jadi Kd_Barang_Jadi
Langkah ketiga, mengidentifikasi dan menetapkan himpunan relasi
diantara himpunan entitas yaitu dengan menyusun 5 entitas yaitu entitas yang
memiliki 4 relasi yaitu menghubungi, melakukan, mengolah, dan menjadi.
Setelah itu, menentukan derajat/kardinalitas relasi untuk setiap himpunan relasi
dimana entitas customer dan entitas pegawai memiliki relasi menghubungi
28
PANDUAN PRAKTIKUM KSIA PTA 2019/2020
dengan kardinalitas one to one, entitas pegawai dan entitas produksi memiliki
relasi melakukan dengan kardinalitas many to many, entitas produksi dan entitas
bahan baku memiliki entitas mengolah dengan kardinalitas many to many,
entitas bahan baku dan entitas barang jadi memiliki relasi menjadi dengan
kardinalitas many to many.
Langkah yang terakhir adalah melengkapi entitas dan relasi dengan atribut-
atribut deksriptif (non key) seperti pada tabel dibawah ini :
Entitas/Relasi Atribut
Customer Id_Customer Alamat_Customer
Nama_Customer No_Telp
Pegawai Id_Pegawai Divisi
Nama_Pegawai No_Telp
Produksi Kd_Produksi Jumlah_Produksi
Tanggal_Produksi
Bahan Baku Kd_Bahan_Baku
Jumlah_Bahan_Baku
Nama_Bahan_Baku
Barang Jadi Kd_Barang_Jadi
Jumlah_Barang_Jadi Nama_ Barang_Jadi
Harga_Barang_Jadi
Melakukan Id_Pegawai Kd_Produksi
Mengolah Kd_Produksi Kd_Bahan_Baku
Menjadi Kd_Bahan_Baku Kd_Barang_Jadi
Dari deskripsi diatas, perusahaan dapat membuat database sistem
informasi pengendalian produksi dengan atribut sebagai berikut :