BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Faham kapitalisme telah mewarnai perekonomian dunia. Dimana sebuah aliran atau teori yang lebih mengedepankan akan adanya keberadaan modal sebagai alat untuk mengapresiakan diri. Keberadaaannya kini juga merambah bukan saja kepada bidang ekonomi namun juga hampir masuk dan berasimilasi dengan bidang lainnya. Kapitalisme juga dapat menjadi suatu budaya di mana interaksi, komunikasi, plus kolaborasi berjalan dengan capital sebagai pusat orbit. Kita berkompetisi untuk mengumpulkan, mengelola, dan menguasai kapital. Kita mengukur keberhasilan- keberhasilan kita dengan indikator-indikator kapitalisme. Kita berteman, bergaul dan saling membantu dengan motivasi-motivasi kapitalisme. Hari ini, kapital ini bukan hanya seonggok keping emas, uang atau harta kekayaan. Dalam makna lebih luas, ada setidaknya 10 kapital yang kita berkompetisi untuk meraihnya! Setidaknya ada 10 kapital yang, yang kita jadikan bahan evaluasi, bagi aktivitas sehari-hari kita baik dalam belajar, sekolah, bekerja, berbisnis, ataupun berpolitik, dan bahkan dalam pergaulan kita sehari-hari. Banyak pihak pihak yang mendukung diberlakukannya paham ini, karena diangap mampu untuk lebih meningkatkan produktifitas dan juga keefektifan serta efisiensi untuk lebih me-manusia-kan manusia secara umum. Namun tidak sedikit juga Hukum Dagang| 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Faham kapitalisme telah mewarnai perekonomian dunia. Dimana sebuah aliran atau
teori yang lebih mengedepankan akan adanya keberadaan modal sebagai alat untuk
mengapresiakan diri. Keberadaaannya kini juga merambah bukan saja kepada bidang
ekonomi namun juga hampir masuk dan berasimilasi dengan bidang lainnya.
Kapitalisme juga dapat menjadi suatu budaya di mana interaksi, komunikasi, plus
kolaborasi berjalan dengan capital sebagai pusat orbit. Kita berkompetisi untuk
mengumpulkan, mengelola, dan menguasai kapital. Kita mengukur keberhasilan-keberhasilan
kita dengan indikator-indikator kapitalisme. Kita berteman, bergaul dan saling membantu
dengan motivasi-motivasi kapitalisme.
Hari ini, kapital ini bukan hanya seonggok keping emas, uang atau harta kekayaan.
Dalam makna lebih luas, ada setidaknya 10 kapital yang kita berkompetisi untuk meraihnya!
Setidaknya ada 10 kapital yang, yang kita jadikan bahan evaluasi, bagi aktivitas sehari-hari
kita baik dalam belajar, sekolah, bekerja, berbisnis, ataupun berpolitik, dan bahkan dalam
pergaulan kita sehari-hari.
Banyak pihak pihak yang mendukung diberlakukannya paham ini, karena diangap
mampu untuk lebih meningkatkan produktifitas dan juga keefektifan serta efisiensi untuk
lebih me-manusia-kan manusia secara umum. Namun tidak sedikit juga yang tidak menerima
penerapan paham ini, bahkan melarang dan mengharamkan adanya paham ini untuk
dilakukan karena dianggap tidak adil dan hanya dapat menimbulkan kesjahteraan didalam
masyarakat.
Perdebatan terus bergulir bahkan juga memanas sehingga menimbulkan adanya
pembagian kelompok antara kaum kapitalis yang menguasai modal dan kaum non-
kapitalis,baik itu sosialis, komunis, dan lainnya yang secara jelas menolak keberadaan dari
kapitalisme. Perbedaan yang timbul jelas karena kehidupan masyarakat yang kapitalis lebih
baik daripada masyarakat non-kapitalis, misalnya; kehidupan masyarakat America secara
ekonomi liberal dan kapitalis lebih baik daripada kehidupan masyarakat di Rusia, yang
cenderung lebih konservatif dan sosialis.
Memang tidak dapat dipungkiri kehidupan masyarakat yang menganut sistem
kapitalis secara umum lebih baik, misalnya; USA, Singapura, UE, dll. Namun tidak
Hukum Dagang| 1
sepenuhnya, walau mereka secara umum lebih baik, harus ditiru dalam segala hal. Beberapa
budaya mereka tidak sesuai dengan kepribadian bangsa lainya. Budaya kaum kapitalis lebih
condong kepada budaya barat yang memiliki banyak perbedaan dengan budaya timur. Kita
bisa mengambil sedikit contoh dimana budaya barat lebih cenderung egoistik atau cuek
dibandingkan dengan budaya timur yang lebih ramah dan kekeluargaan.
Budaya itu juga yang membuat paham ini terkadang sulit untuk diterapkan secara
umum dalam kehidupan bermasyarakat. Kadang kala perbedaan itu banyak didiskusikan
didalam panel kemasyarakatan kita. Isu-isu juga banyak timbul sebagai dampak begitu
banyaknya persepsi yang hadir di dalam measyarakat mengenai hal tersebut.
Hal besar yang mungkin dapat kita lihat adalah bagaimana belakangan ini negara-
negara yang menganut paham kapitalis cenderung untuk lebih lagi menguasai dunia. Mereka
kemudian meluaskan sayap perekonomian mereka hingga beribu mil atau malah hingga
ujung dunia.
Dampak yang dihasilkan ialah adanya persaingan yang tidak seimbang antara negara
kapitalis yang sudah maju dibanding negara non-kapitalis yang kehidupan perekonomiannya
kurang kokoh. Selain itu dengan adanya “globalisasi”, yang kemungkinan besar akan terjadi
ditahun yang akan datang, negara-negara tersebut bukan saja membawa sistem perkonomian
mereka namun juga budaya mereka.
Di kota-kota besar akan berdiri perusahaan multinasional yang kepemilikan sahamnya
lebih besar dimiliki oleh kaum kapitalis dibandingkan oleh pengusaha dalam negeri. Toko-
toko dengan brand terkenal yang selalu mengikuti trend luar negeri juga akan hadir sampai
kepinggiran kota. Dari contoh diatas dapat kita lihat kapitalisme bukan saja akan berdampak
secara luas dalam bidang perkonomian namun juga dalam bidang budaya secara khusus.
B. Identifikasi Masalah
Telah muncul beberapa hal penting dalam judul “Konsep Dasar Hukum Dagang Islam
Dan Kapitalisme” yang mesti kita ketahui bersama dengan identifikasi masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana konsep dasar kapitalisme tentang pemahaman hukum perdagangan?
2. Bagaimana konsep dasar islam tentang pemahaman hukum perdagangan?
3. Bagaimana islam memandang konsep kapitalisme?
4. Apakah selaras antara sistem hukum dagang islam dengan sistem hukum dagang
kapitalisme?
Hukum Dagang| 2
BAB II
TEORI PEMBAHASAN
A. Pemahaman Hukum Dagang
Hukum dagang ialah hukum yang mengatur tingkah laku manusia yang turut
melakukan perdagangan untuk memperoleh keuntungan atau hukum yang mengatur
hubungan hukum antara manusia dan badan-badan hukum satu sama lainnya dalam lapangan
perdagangan. Sistem hukum dagang menurut arti luas dibagi dua yaitu tertulis dan tidak
tertulis tentang aturan perdagangan.
Perdagangan atau perniagaan dalam arti umum ialah pekerjaan membeli barang dari
suatu tempat atau pada suatu waktu dan menjual barang itu di tempat lain atau pada waktu
yang berikut dengan maksud memperoleh keuntungan.
Di zaman yang modern ini perdagangan adalah pemberian perantaraan kepada
produsen dan konsumen untuk membelikan menjual barang-barang yang memudahkan dan
memajukan pembelian dan penjualan.
Perkembangan hukum dagang sebenarnya telah di mulai sejak abad pertengahan
Eropa (1000/ 1500) yang terjadi di Negara dan kota-kota di Eropa dan pada zaman itu di
Italia dan perancis selatan telah lahir kota-kota sebagai pusat perdagangan (Genoa, Florence,
Vennetia, Marseille, Barcelona dan Negara-negara lainnya ) .
Tetapi pada saat itu hukum Romawi (corpus lurus civilis ) tidak dapat menyelsaikan
perkara-perkara dalam perdagangan, maka dibuatlah hukum baru di samping hukum Romawi
yang berdiri sendiri pada abad ke-16 dan ke- 17 yang berlaku bagi golongan yang disebut
hukum pedagang (koopmansrecht) khususnya mengatur perkara di bidang perdagangan
(peradilan perdagangan ) dan hukum pedagang ini bersifat unifikasi.
Karena bertambah pesatnya hubungan dagang maka pada abad ke-17 diadakan
kodifikasi dalam hukum dagang oleh mentri keuangan dari raja Louis XIV (1613-1715) yaitu
Corbert dengan peraturan (ORDONNANCE DU COMMERCE) 1673. Dan pada tahun 1681
disusun ORDONNANCE DE LA MARINE yang mengatur tenteng kedaulatan.
Dan pada tahun 1807 di Perancis di buat hukum dagang tersendiri dari hukum sipil
yang ada yaitu (CODE DE COMMERCE ) yang tersusun dari ordonnance du commerce
(1673) dan ordonnance du la marine(1838). Pada saat itu Nederlands menginginkan adanya
hukum dagang tersendiri yaitu KUHD belanda, dan pada tahun 1819 direncanakan dalam
Hukum Dagang| 3
KUHD ini ada 3 kitab dan tidak mengenal peradilan khusus. Lalu pada tahun 1838 akhirnya
di sahkan.
KUHD Belanda berdasarkan azas konkordansi KUHD belanda 1838 menjadi contoh
bagi pemmbuatan KUHD di Indonesia pada tahun 1848. Dan pada akhir abad ke-19 Prof.
molengraaff merancang UU kepailitan sebagai buku III di KUHD Nederlands menjadi UU
yang berdiri sendiri (1893 berlaku 1896). Dan sampai sekarang KUHD Indonesia memiliki 2
kitab yaitu, tentang dagang umumnya dan tentang hak-hak dan kewajiban yang tertib dari
pelayaran.
Sistematika Hukum dagang di Indonesia terutama bersumber pada :
1. Hukum tertulis yang sudah di kodifikasikan
a. KUHD (kitab undang-undang hukum dagang) atau wetboek van koophandel
Indonesia (W.K)
b. KUHS (kitab undang-undang hukum sipil) atau Burgerlijk wetboek Indonesia
(B.W)
2. Hukum-hukum tertulis yang belum dikoodifikasikan, yakni :
a. Perudang-undangan khusus yang mengatur tentang hal-hal yang berhubungan
dengan perdagangan.
3. Kebiasaan (custom)
4. Yurisprudensi
5. Traktat
6. Doktrin
Hukum dagang di atas terkait dengan hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang terbit
dari pelajaran, dan dagang pada umumnya.
KUHD di Indonesia kira-kira satu abad yang lalu di bawa dari Belanda ke tanah air
kita, dan KUHD ini berlaku di Indonesia pada 1 Mei 1848 yang kitabnya terbagi atas dua,
masing-masing kitab di bagi menjadi beberapa bab tentang hukum dagang itu sendiri. Dan
terbagi dalam bagian-bagian, dan masing-masing bagian itu di bagi dalam bagian-bagian dan
masing menjadi pasal-pasal atau ayat-ayat.
Pada bagian KUHS itu mengatur tentang hukum dagang. Hal-hal yang diatur dalam
KUHS adalah mengenai perikatan umumnya seperti :
1. Persetujuan jual beli (contract of sale)
2. Persetujuan sewa-menyewa (contract of hire)
Hukum Dagang| 4
3. Persetujuan pinjaman uang (contract of loun)
Hukum dagang selain di atur KUHD dan KUHS juga terdapat berbagai peraturan-
peraturan khusus (yang belum di koodifikasikan) seperti :
1. Peraturan tentang koperasi
2. Peraturan pailisemen
3. Undang-undang oktroi
4. Peraturan lalu lintas
5. Peraturan maskapai andil Indonesia
6. Peraturan tentang perusahaan negara
Pendapat Ahmad Ihsan hukum dagang adalah hukum yang mengatur tentang masalah
perdagangan atau perniagaan. Pendapat Purwo Sucipto hukum dagang adalah hukum
perikatan yang timbul dalam lapangan perusahaan. Dan Secara umum hukum dagang adalah
hukum yang mengatur hubungan hukum antara satu orang dengan orang yang lain dalam
bidang perdagangan atau perusahaan.
Hukum dagang itu, tidak hanya membicarakan masalah kegiatan dagang (jual beli)
tetapi juga membicarakan dan membahas hal-hal lain yang langsung maupun tidak langsung
berkaitan dengan organisasi atau badan usaha yang melakukan kegiatan perdagangan/ jual
beli itu. Hukum dagang juga mengatur pelaku perdagangan, (PT, FIRMA).
Akhir-akhir ini istilah hukum bisnis lebih populer. Hukum bisnis berasal dari
BUSSINESS yg artinya kegiatan usaha. Jadi kegiatan bisnis diartikan sebagai kegiatan usaha
yang dijalankan oleh perorangan ataupun oleh suatu perkumpulan (badan usaha, perusahaan)
secara teratur dan terus menerus berupa kegiatan pengadaan barang maupun jasa. Dengan
demikian, hukum bisnis adalah kumpulan peraturan2 yang berkaitan secara langsung
maupun tidak langsung dengan kegiatan-kegiatan perusahaan di dalam menjalankan roda
perekonomian.
B. Sistem Hukum Dagang Islam
Islam memang menghalalkan usaha perdagangan, perniagaan dan atau jual beli.
Namun tentu saja untuk orang yang menjalankan usaha perdagangan secara Islam, dituntut
menggunakan tata cara khusus, ada aturan mainnya yang mengatur bagaimana seharusnya
seorang Muslim berusaha di bidang perdagangan agar mendapatkan berkah dan ridha Allah
SWT di dunia dan akhirat.
Hukum Dagang| 5
Aturan main perdagangan Islam, menjelaskan berbagai etika yang harus dilakukan
oleh para pedagang Muslim dalam melaksanakan jual beli. Dan diharapkan dengan
menggunakan dan mematuhi etika perdagangan Islam tersebut, suatu usaha perdagangan dan
seorang Muslim akan maju dan berkembang pesat lantaran selalu mendapat berkah Allah
SWT di dunia dan di akhirat. Etika perdagangan Islam menjamin, baik pedagang maupun
pembeli, masing-masing akan saling mendapat keuntungan.
Adapun etika perdagangan Islam tersebut antara lain:
1. Shidiq (Jujur)
Seorang pedagang wajib berlaku jujur dalam melakukan usaha jual beli. Jujur dalam
arti luas. Tidak berbohong, tidak menipu, tidak mengada-ngada fakta, tidak bekhianat, serta
tidak pernah ingkar janji dan lain sebagainya. Mengapa harus jujur? Karena berbagai
tindakan tidak jujur selain merupakan perbuatan yang jelas-jelas berdosa, jika biasa dilakukan
dalam berdagang juga akan mewarnal dan berpengaruh negatif kepada kehidupan pribadi dan
keluarga pedagang itu sendiri. Bahkan lebih jauh lagi, sikap dan tindakan yang seperti itu
akan mewarnai dan mempengaruhi kehidupan bermasyarakat.
Dalam Al Qur’an, keharusan bersikap jujur dalam berdagang, berniaga dan atau jual
beli, sudah diterangkan dengan sangat jelas dan tegas yang antara lain kejujuran tersebu –di
beberapa ayat dihuhungkan dengan pelaksanaan timbangan, sebagaimana firman Allah SWT:
Artinya:”Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil”. (Q.S Al
An’aam(6): 152)
Firman Allah SWT:
Artinya:”Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang
merugikan, dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kamu merugikan
manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi ini dengan
membuat kerusakan.” (Q.S AsySyu’araa(26): 181-183)
Dengan hanya menyimak kedua ayat tersebut di atas, maka kita sudah dapat
mengambil kesimpulan bahwa; sesungguhnya Allah SWT telah menganjurkan kepada
seluruh ummat manusia pada umumnya, dan kepada para pedagang khususnya untuk berlaku
Hukum Dagang| 6
jujur dalam menimbang, menakar dan mengukur barang dagangan. Penyimpangan dalam
menimbang, menakar dan mengukur yang merupakan wujud kecurangan dalam perdagangan,
sekalipun tidak begitu nampak kerugian dan kerusakan yang diakibatkannya pada manusia
ketimbang tindak kejahatan yang lebih besar lagi seperti; perampokan, perampasan, pencu
rian, korupsi, manipulasi, pemalsuan dan yang lainnya, nyatanya tetap diharamkan oleh Allah
SWT dan Rasul-Nya. Mengapa? Jawabnya adalah; karena kebiasaan melakukan kecurangan
menimbang, menakar dan mengukur dalam dunia perdagangan, akan menjadi cikal baka! dari
bentuk kejahatan lain yang jauh lebih besar. Sehingga nampak pula bahwa adanya
pengharaman serta larangan dari Islam tersebut, merupakan pencerminan dan sikap dan
tindakan yang begitu bijak yakni, pencegahan sejak dini dari setiap bentuk kejahatan manusia
yang akan merugikan manusia itu sendiri.
2. Amanah (Tanggungjawab)
Setiap pedagang harus bertanggung jawab atas usaha dan pekerjaan dan atau jabatan
sebagai pedagang yang telah dipilihnya tersebut. Tanggung jawab di sini artinya, mau dan
mampu menjaga amanah (kepercayaan) masyarakat yang memang secara otomatis terbeban
di pundaknya.
Sudah kita singgung sebelumnya bahwa –dalam pandangan Islam– setiap pekerjaan
manusia adalah mulia. Berdagang, berniaga dan ataujual beli juga merupakan suatu pekerjaan
mulia, lantaran tugasnya antara lain memenuhi kebutuhan seluruh anggota masyarakat akan
barang dan atau jasa untuk kepentingan hidup dan kehidupannya.
Dengan demikian, kewajiban dan tanggungjawab para pedagang antara lain:
menyediakan barang dan atau jasa kebutuhan masyarakat dengan harga yang wajar, jumlah
yang cukup serta kegunaan dan manfaat yang memadai. Dan oleh sebab itu, tindakan yang
sangat dilarang oleh Islam –sehubungan dengan adanya tugas, kewajiban dan tanggung jawab
dan para pedagang tersebut– adalah menimbun barang dagangan.
3. Tidak Menipu
Dalam suatu hadits dinyatakan, seburuk-buruk tempat adalah pasar. Hal ini lantaran
pasar atau termpat di mana orang jual beli itu dianggap sebagal sebuah tempat yang di
dalamnya penuh dengan penipuan, sumpah palsu, janji palsu, keserakahan, perselisihan dan
keburukan tingkah polah manusia lainnya.
Sabda Rasulullah SAW:
Hukum Dagang| 7
“Sebaik-baik tempat adalah masjid, dan seburk-buruk tempat adalah pasar”. (HR. Thabrani)
“Siapa saja menipu, maka ia tidak termasuk golonganku”. (HR. Bukhari)
Setiap sumpah yang keluar dan mulut manusia harus dengan nama Allah. Dan jika
sudah dengan nama Allah, maka harus benar dan jujur. Jika tidak henar, maka akibatnya
sangatlah fatal. Oleh sehab itu, Rasulululah SAW selalu memperingatkan kepada para
pedagang untuk tidak mengobral janji atau berpromosi secara berlebihan yang cenderung
mengada-ngada, semata-mata agar barang dagangannya laris terjual, lantaran jika seorang
pedagang berani bersumpah palsu, akibat yang akan menimpa dirinya hanyalah kerugian.
4. Menepati Janji
Seorang pedagang juga dituntut untuk selalu menepati janjinya, baik kepada para
pembeli maupun di antara sesama pedagang, terlebih lagi tentu saja, harus dapat menepati
janjinya kepada Allah SWT.
Janji yang harus ditepati oleh para pedagang kepada para pembeli misalnya; tepat
waktu pengiriman, menyerahkan barang yang kwalitasnya, kwantitasnya, warna, ukuran dan
atau spesifikasinya sesuai dengan perjanjian semula, memberi layanan puma jual, garansi dan
lain sebagainya. Sedangkan janji yang harus ditepati kepada sesama para pedagang misalnya;
pembayaran dengan jumlah dan waktu yang tepat.
Sementara janji kepada Allah yang harus ditepati oleh para pedagang Muslim
misalnya adalah shalatnya. Sebagaimana Firman Allah dalam Al Qur’an:
Artinya: “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyaknya supaya kamu beruntung. Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadaNya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhutbah). Katakanlah: ”Apa yang di sisi Allah adalah lebih baik daripada permainan dan perniagaan”, dan Allah sebaik-baik pemberi rezki” (Q.S Al Jumu’ah (62):10-11)
Dengan demikian, sesibuk-sibuknya urusan dagang, urusan bisnis dan atau urusan jual beli yang sedang ditangani –sebagai pedagang Muslim– janganlah pernah sekali-kali meninggalkan shalat. Lantaran Allah SWT masih memberi kesempatan yang sangat luas
Hukum Dagang| 8
kepada kita untuk mencari dan mendapatkan rejeki setelah shalat, yakni yang tercermin melalui perintah-Nya; bertebaran di muka bumi dengan mengingat Allah SWT banyak- banyak supaya beruntung.
5. Murah Hati
Dalam suatu hadits, Rasulullah SAW menganjurkan agar para pedagang selalu
bermurah hati dalam melaksanakan jual beli. Murah hati dalam pengertian; ramah tamah,
sopan santun, murah senyum, suka mengalah, namun tetap penuh tanggungjawab.
Sabda Rasulullah SAW:
“Allah berbelas kasih kepada orang yang murah hati ketika ia menjual, bila membeli dan
atau ketika menuntut hak”. (HR. Bukhari)
“Allah memberkahi penjualan yang mudah, pembelian yang mudah, pembayaran yang
mudah dan penagihan yang mudah”. (HR. Aththahawi)
6. Tidak Melupakan Akhirat
Jual beli adalah perdagangan dunia, sedangkan melaksanakan kewajiban Syariat Islam
adalah perdagangan akhirat. Keuntungan akhirat pasti lebih utama ketimbang keuntungan
dunia. Maka para pedagang Muslim sekali-kali tidak boleh terlalu menyibukkan dirinya
semata-mata untuk mencari keuntungan materi dengan meninggalkan keuntungan akhirat.
Sehingga jika datang waktu shalat, mereka wajib melaksanakannya sebelum habis waktunya.
Alangkah baiknya, jika mereka bergegas bersama-sama melaksanakan shalat berjamaah,
ketika adzan telah dikumandangkan. Begitu pula dengan pelaksanaan kewajiban memenuhi
rukun Islam yang lain. Sekali-kali seorang pedagang Muslim hendaknya tidak melalaikan
kewajiban agamanya dengan alasan kesibukan perdagangan.
Sejarah telah mencatat, bahwa dengan berpedoman kepada etika perdagangan Islam
sebagaimana tersebut di atas, maka para pedagang Arab Islam tempo dulu mampu mengalami
masa kejayaannya, sehinga mereka dapat terkenal di hampir seluruh penjuru dunia.
Perlu kita ketahui bahwa dalam konsep dagang islam ada batasan dengan penerapan
tarif umum atau harga eceran tertinggi (HET) (yang memang wajib diterapkan secara umum,
misalnya tarif bahan-bahan pokok seperti beras, gula, minyak, dan semacamnya, atau produk
apa saja yang menjadi hajat orang banyak). Barang kebutuhan pokok, demi kemaslahatan
umum, tidak bisa tidak, harus diatur dengan menentukan HET, dan yang punya hak
menentukan itu tentu tiada lain adalah pemerintah. Kalau tidak, dikhawatirkan akan terjadi
manipulasi harga, penipuan dan lain-lain. Jadi kalau mau menjual bahan-bahan pokok,
Hukum Dagang| 9
misalnya, ya harus mengikuti aturan resmi pemerintah, atau hendak memproduksi sebuah
produk yang akan beredar luas, maka tentu harus mengikuti aturan (mendapat ijin)
pemerintah.
Mengenai ketentuan HET ini, kalau dirujuk ke hadis Nabi memang tidak bisa
ditemukan. Karena pada masa Nabi sendiri belum pernah terjadi penentuan HET (tas'iir).
Ketika suatu kali pada masa Nabi harga-harga pada naik, lantas para sahabat datang ke Nabi:
"Wahai Rasulullah, tentukanlah harga-harga untuk kita." Jawab Nabi: "Sesungguhnya
Allahlah yang menentukan harga, Maha Penggenggam, Maha Pembentang, Maha Pemberi
rizki..." (Sunan Abu Dawud) Atau jawaban Nabi yang lain yang senada ketika ditanya
mengenai hal yang sama: "Hanya Allahlah yang menaikkan dan menurunkan harga-harga"
(Ibnu al-Qayyim, al-Thuruq al-Hakiimah). Nabi selalu mengembalikannya kepada Allah swt.
Itu karena pada aslinya sebuah transaksi hanya berdasar kerelaan antara pihak-pihak
yang terkait, tidak boleh ada pemaksaan dan penipuan (lihat al-Nisaa' : 29). Setelah saling
rela tidak diperlukan dan tidak diperbolehkan campur tangan orang lain yang sifatnya
memaksa, walaupun itu pemerintah. Karena intervensi seperti itu tentu akan membatasi
kebebasan yang pada gilirannya akan menghilangkan prasyarat saling rela.
Kendati demikian, yang menyamai HET pada zaman sekarang adalah adanya
ketentuan "tsaman al-mitsl" (harga standard) pada masa Nabi. Tsaman al-mitsl ini adalah
harga yang berlaku umum, yang wajar dan hanya mekanisme pasar yang mengontrol. Sampai
Nabi pun mengakui tidak memiliki otoritas untuk menentukan harga-harga. Semuanya
dibiarkan berjalan secara alami menuruti mekanisme pasar. Baru ketika, misalnya, terjadi
praktek penimbunan barang dagangan (ihtikaar), si penimbun harus dipaksa menjual barang-
barangnya sesuai tsaman al-mitsl.
Di dalam Al-Qur'an ketentuan-ketentuan berdagang (Arab = tijaarah) diberikan secara
umum (tidak berupa teori-teori yang terperinci). Itu terdapat dalam beberapa ayat :
1. Prinsip jangan sampai memakan riba, al-Baqarah: 275.
2. Pencatatan transaksi yang rapi dan jujur, al-Baqarah: 282.
3. Perniagaan itu berdasar suka-sama suka, tidak ada pemaksaan, al-Nisaa': 29.
4. Perniagaan tidak boleh melalaikan ibadah, al-Nur :34; al-Jum'ah : 9 - 11.
C. Sistem Hukum Dagang Kapitalisme
Kapitalisme merupakan paham di bidang ekonomi yang berpendapat bahwa
meningkatkan pendapatan perlu didukung dengan jumlah modal atau kapital yang banyak
untuk ditanamkan pada berbagai bidang usaha. Kapitalisme juga bisa disebut sebagai sistem
Hukum Dagang| 10
ekonomi yang individunya secara privat melakukan kegiatan produksi, pertukaran barang,
dan jasa pelayanan melalui sebuah jaringan pasar. Menurut Karl Marx, kapitalisme adalah
sistem ketika pemilik modal menjadi penentu seluruh kebijakan pasar dan harga barang
dengan meminimalisasi kerugian dan memaksimalkan keuntungan.
Kapitalisme kuno berkembang pada abad XIII-XIV di Italia yang ditandai dengan
munculnya kota-kota dagang seperti Venesia dan Genoa. Para pemilik modal (kapitalis)
hanya merupakan pedagang perantara. Kapitalisme modern berkembang setelah Revolusi
Industri pada abad XVIII. Kapitalis merupakan produsen sekaligus pedagang dan distributor.
Mereka menguasai peralatan industri dan mempekerjakan manusia untuk menjalankan mesin.
Tujuan kapitalisme adalah menekan biaya semurah mungkin dan memperoleh keuntungan
setinggi mungkin.
Kapitalisme adalah salah satu pola pandang manusia dalam segala kegiatan
ekonominya. Perkembangannya tidak selalu bergerak ke arah positif seperti yang
dibayangkan banyak orang, tetapi naik turun. Kritik keberadaan kapitalis sebagai suatu
bentuk penindasan terhadap masyarakat kelas bawah adalah salah satu faktor yang
menyebabkan aliran ini banyak dikritik. Akan tetapi, bukan hanya kritik saja yang
mengancam kapitalisme, melainkan juga ideologi lain yang ingin melenyapkannya, seperti
komunisme.
a. Ciri-ciri kapitalisme antara lain sebagai berikut:
1. Modal dan barang-barang yang digunakan dalam proses produksi dimiliki secara pribadi.
2. Aktivitas ekonomi dilakukan secara bebas dan hanya ditentukan penjualan dan pembelian.
3. Kapitalis bebas menggunakan cara untuk meningkatkan keuntungan.
4. Pengawasan negara diupayakan seminimal mungkin.
Para kapitalis sebagai produsen sangat membutuhkan bahan mentah dan bahan baku
untuk menjalankan industri. Selain itu, mereka juga membutuhkan pasar. Mereka kemudian
mendesak pemerintah untuk mencari tanah jajahan guna memenuhinya. Dari sinilah
kemudian muncul imperialisme modern.
Dalam sumber lain dikatakan bahwa Pemikiran Kapitalisme adalah sebuah sistem
ekonomi yang filsafat sosial dan politiknya didasarkan kepada azas pengembangan hak milik
pribadi dan pemeliharaannya serta perluasan faham kebebasan. Sistem ini telah banyak
melahirkan malapetaka terhadap dunia. Tetapi ia terus melakukan tekanan-tekanannya dan
campur tangan politis sosial dan kultural terhadap bangsa-bangsa di dunia
b. Adapun Segi-segi Negatif Kapitalisme :
Hukum Dagang| 11
1. Sitem buatan manusia. Sekelompok kecil pribadi mendominasi pasar untuk mencapai kepentingan sendiri tanpa menghargai kebutuhan masyarakat dan menghormati kepentingan umum.
2. Egoistik. Dalam sistem kapitalisme individu dan sekelompok kecil pribadi mendominasi pasar untuk mencapai kepentingan sendiri tanpa menghargai kebutuhan masyarakat dan menghormati kepentingan umum.
3. Monopolostik. Dalam sistem kapitalisme seorang kapitalis memonopoli komoditas dan menimbunnya. Apabila barang tersebut habis di pasar ia mengeluarkannya untuk dijual dengan harga mahal yang berlipat ganda mencekik konsumen dan orang-orang lemah.
4. Terlalu berpihak kepada hak milik pribadi.
Kapitalisme terlalu mengagungkan hak milik pribadi. Sedangkan komunisme malah menghilangkan hak milik pribadi.
5. Persaingan. Sistem dasar kapitalisme membuat kehidupan menjadi arena perlombaan harga. Semua orang berlomba mencari kemenangan. Sehingga kehidupan dalam sistem kapitalisme berubah menjadi riba di mana yang kuat menerkam yang lemah. Hal ini sering menimbulkan kebangkrutan pabrik atau perusahaan tertentu.
6. Perampasan tenaga produktif. Kapitalisme membuat para tenaga kerja sebagai barang komoditas yang harus tunduk kepada hukum permintaan dan kebutuhan yg menjadikan dia sebagai barang yang dapat ditawarkan tiap saat. Pekerja ini bisa jadi sewaktu-waktu diganti dengan orang lain yang upahnya lebih rendah dan mampu bekerja lebih banyak dan pengabdiannya lebih baik.
7. Pengangguran. Suatu fenomena umum dalam masyarakat kapitalis ialah munculnya pengangguran yang mendorong pemilik perusahaan untuk menambah tenaga yang akan memberatkannya.
8. Kehidupan yg penuh gejolak. Ini adalah akibat logis dari persaingan yang berlangsung antara dua kelas. Yang satu mementingkan pengumpulan uang dengan segala cara. Sedangkan yang satu lagi tidak diberi kesempatan mencari sendiri kebutuhan pokok hidupnya tanpa kenal belas kasihan.
9. Penjajahan. Karena didorong mencari bahan baku dan mencari pasar baru untuk memasarkan hasil produksinya kapitalisme memasuki petualangan penjajahan terhadap semua bangsa. Pada mulanya dalam bentuk penjajahan ekonomi pola pikir politik dan kebudayaan. Kemudian memperbudak semua bangsa dan mengeksploitasi tenaga-tenaga produktif demi kepentingan penjajahan.
10. Peperangan dan malapetaka. Ummat manusia telah menyaksikan berbagai bentuk pembunuhan dan pembantaian luar biasa biadabnya.
Hukum Dagang| 12
Itu terjadi sebagai akibat logis dari sebuah penjajahan yang menimpa ummat manusia di bumi yang melahirkan bencana paling keji dan kejam.
11. Didominasi hawa nafsu. Orang kapitalisme berpegang kepada prinsip demokrasi politik dan pemerintahan. Pada umumnya demokrasi yang mereka gembar-gemborkan dibarengi dengan hawa nafsu yang mendominasi dan jauh dari kebenaran dan keadilan.
12. Riba. Sistem kapitalisme tegak di atas landasan riba. Sedangkan riba merupakan akar penyakit yang membuat seluruh dunia menderita.
13. Tidak bermoral. Kapitalisme memandang manusia sebagai benda materi. Karena itu manusia dijauhkan dari kecenderungan ruhani dan akhlaknya. Bahkan dalam sistem kapitalisme antara ekonomi dan moral dipisahkan jauh-jauh.
14. Kejam. Kapitalisme sering memusnahkan begitu saja komoditas yang lebih dengan cara dibakar atau dibuang ke laut karena khawatir harga akan jatuh disebabkan banyaknya penawaran. Mereka berani melakukan itu padahal masih banyak bangsa-bangsa yang menjerit kelaparean.
15. Boros. Orang-orang kapitalisme memproduksi barang-barang mewah disertai iklan besar-besaran tanpa peduli kebutuhan-kebutuhan pokok masyarakat. Sebab yang mereka cari keuntungan belaka.
16. Tidak berperikemanusiaan. Orang kapitalis sering mengusir begitu saja seorang buruh karena alasan tenaganya kurang produktif. Tetapi kekejaman ini mulai diperingan akhir-akhir ini dengan adanya perbaikan dalam tubuh kapitalisme.
Kita perlu mengenal paham Neoliberalisme yang merupakan Paham Ekonomi yang
mengutamakan sistem Kapitalis Perdagangan Bebas, Ekspansi Pasar, Privatisasi/Penjualan
BUMN, Deregulasi/Penghilangan campur tangan pemerintah, dan pengurangan peran negara
dalam layanan sosial (Public Service) seperti pendidikan, kesehatan, dan sebagainya.
Neoliberalisme dikembangkan tahun 1980 oleh IMF, Bank Dunia, dan Pemerintah AS
(Washington Consensus). Bertujuan untuk menjadikan negara berkembang sebagai sapi
perahan AS dan sekutunya/MNC.
“Pasar Modal” (Pasar Uang, Pasar Saham, dan Pasar Komoditas) adalah prioritas
utama. Neoliberalisme lebih mengutamakan sektor keuangan (Makro) daripada sektor riel. Di
Indonesia sekitar Rp 60 Trilyun/tahun untuk pemilik SBI/SUN.Memberikan “kebijakan”
pinjaman hutang dengan syarat agenda Neoliberalisme bagi dunia. Penghargaan diberikan
bagi negara yang taat dan hukuman bagi yang membangkang. Afghanistan, Iraq, Korea
Hukum Dagang| 13
Utara, dan Iran adalah contoh utama. Sistem Neoliberalisme melarang campur tangan negara
terhadap pengusaha/spekulan. Contohnya negara-negara di seluruh dunia tidak berkuasa
menghentikan spekulasi minyak.
Secara sosiologis paham kapitalisme berawal dari perjuangan terhadap kaum feodal,
salah satu tokoh yang terkenal Max Weber dalam karyanya The Protestan Ethic of Spirit
Capitalism, mengungkapkan bahwa kemunculan kapitalisme erat sekali dengan dengan
semangat religius terutama kaum protestan. Pendapat Weber ini didukung Marthin Luther
King yang mengatakan bahwa lewat perbuatan dan karya yang lebih baik manusia dapat
menyelamatkan diri dari kutukan abadi. Tokoh lain yang mendukung adalah Benjamin
Franklin dengan mottonya yang sangat terkenal yaitu “Time Is Money”, bahwa manusia
hidup untuk bekerja keras dan memupuk kekayaan.
Perkembangan kapitalisme tidak bisa lepas Dari sang maestro, yaitu Adam Smith
dimana ia mengemukakan 5 teori dasar dari kapitalisme :
1. Pengakuan hak milik pribadi tanpa batas – batas tertentu.
2. Pengakuan hak pribadi untuk melakukan kegiatan ekonomi demi meningkatkan status
sosial ekonomi.
3. Pengakuan adanya motivasi ekonomi dalam bentuk semangat meraih keuntungan
semaksimal mungkin.
4. Kebebasan melakukan kompetisi.
5. Mengakui hokum ekonomi pasar bebas/mekanisme pasar.
c. Kelebihan Kapitalisme
Suatu paham tentu mempunyai nilai lebih sehingga dapat diterapkan oleh masyarakat
secara umum. Namun unsur-unsur apakah yang dikandung kapitalisme sehingga ia saat ini
tetap tangguh? Terdapat beberapa kekuatan yang memungkinkan kapitalisme masih bertahan
hingga kini melalui berbagai kritikan tajam dan rintangan.
Hukum Dagang| 14
Pertama, daya adaptasi dan transformasi kapitalisme yang sangat tinggi, sehingga ia
mampu menyerap dan memodifikasi setiap kritik dan rintangan untuk memperkuat
eksistensinya. Sebagai contoh, bagaimana ancaman pemberontakan kaum buruh yang
diramalkan Marx tidak terwujud, karena di satu sisi, kaum buruh mengalami pembekuan
kesadaran kritis (reifikasi), dan di lain sisi, kelas borjuasi kapital melalui negara memberikan
"kebaikan hati" kepada kaum buruh dengan konsep "welfare state". Pada gilirannya, kaum
kapitalis memperoleh persetujuan (consent) untuk mendominasi masyarakat melalui apa yang
disebut Gramsci sebagai hegemoni ekonomi, politik, budaya; atau seperti yang disebutkan
Heilbroner bahwa rezim kapital memiliki kemampuan untuk memperoleh kepatuhan massa
dengan memunculkan "patriotisme" ekonomik.
Kedua, berkaitan dengan yang pertama, tingginya kemampuan adaptasi kapitalisme
dapat dilacak kepada waktu inheren pada hakekat kapitalisme, yaitu dorongan untuk berkuasa
dan perwujudan diri melalui kekayaan. Atas dasar itulah diantaranya, maka Peter Berger
dalam Revolusi Kapitalis (1990) berani bertaruh bahwa masa depan ekonomi dunia berada
dalam genggaman kapitalisme.
Ketiga, kreativitas budaya kapitalisme dan kapasitasnya menyerap ide-ide serta
toleransi terhadap berbagai pemikiran. Menurut Rand, kebebasan dan hak individu memberi
ruang gerak manusia dalam berinovasi dan berkarya demi tercapainya keberlangsungan hidup
dan kebahagiaan. Dengan dasar pemikiran ini, Bernard Murchland dalam Humanisme dan
Kapitalisme (1992) dengan penuh keyakinan menaruh harapan bahwa kapitalisme demokratis
adalah humanisme yang dapat menyelamatkan peradaban manusia di masa depan.
d. Kelemahan Kapitalisme
Setiap hal tentu tidak hanya mempunyai kelebihan saja. Tidak ada gading yang tidak
retak, oleh sebab itu kapitalisme juga mempunyai problematikanya sendiri sehingga kadang
mengalami kendala untuk diterpakan. Mengacu kepada asumsi-asumsi dasar kapitalisme,
klaim-klaim pendukung kapitalisme dan praktek kapitalisme, terdapat beberapa kelemahan
mendasar kapitalisme, antara lain;
Pertama, pandangan epistemologinya yang positivistik mekanistik. Positivisme yang
memisahkan fakta dan nilai, bahkan hanya terpaku pada apa yang disebut fenomena fakta dan
mengabaikan nilai, terbukti sudah ketidakmampuannya menjelaskan perkembangan sains
Hukum Dagang| 15
modern dan kritikan dari fenomenologi hermeneutik (human sciences). Pola pikir positivistik
hanya satu dimensi, yaitu dialektika positif, yang pada gilirannya mereduksi kemampuan
refleksi kritis manusia untuk menari makna-makna tersembunyi di balik fenomena-fenomena.
Herbert Marcuse dalam One Dimensional Man (1991) berkata: "... Kapitalisme, yang didorng
oleh teknologi, telah mengembang untuk mengisi semua ruang sosial kita; telah menjadi
suatu semesta politis selain psikologis. Kekuasaan totalitarian ini mempertahankan
hegemoninya dengan merampas fungsi kritisnya dari semua oposisi, yaitu kemampuannya
berpikir negatif mengenai sistem, dan dengan memaksakan kebutuhan-kebutuhan palsu
melalui iklan, kendali pasar, dan media. Maka, kebebasan itu sendiri menjadi alat dominasi,
dan akal menyembunyikan sisi gelap irasionalitas..."
Kedua, berkaitan dengan yang pertama, asumsi antropologis yang dianut kapitalisme
adalah pandangan reduksionis satu dimensi manusia yang berasal dari rasionalisme
Aufklarung. Temuan alam bawa sadar psikoanalisis menunjukkan bahwa banyak perilaku
manusia tidak didorong oleh kesadaran atau rasionalitas, melainkan oleh ketidaksadaran dan
irasionalitas. Asumsi kapitalisme yang mengandaikan bahwa distribusi kekayaan akan terjadi
dengan sendirinya bila masyarakat telah makmur (contoh: konsep trickle down effect)
melupakan aspek irasionalitas manusia yang serakah dan keji. Dorongan yang tidak pernah
puas menumpukkan kapital sebagai watak khas kapitalisme merupakan bentuk patologis
megalomania dan narsisisme.
Ketiga, keserakahan mengakumulai kapital berakibat pada eksploitasi yang melampau
batas terhadap alam dan sesama manusia, yang pada gilirannya masing-masing menimbulkan
krisis ekonologis dan dehumanisasi. Habermas (1988) menyebutkan kapitalisme lanjut