Top Banner
SIRKULASI THERMOHALINE PADA FENOMENA SELAT GIBRALTAR Aditya Wicaksono, Mahasiswa Jurusan Teknik Kelautan ITS, Surabaya Bismillahirrahmaannirrahiim. “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ?. Dia mengalirkan dua laut yang keduanya bertemu. Di antara keduanya ada batas yang tidak dilampauinya.” (Qs. Ar Rahmaan : 1820) Sebelumnya, bagi pembaca yang belum tahu di mana selat Gibraltar, berikut adalah deskripsi selat Gibraltar dan berbagai peristiwa yang berhubungan dengannya. Selat Gibraltar atau di dunia di kenal dengan sebutan Strait of Gibraltar, adalah suatu selat yang memisahkan Laut Mediteranian atau laut tengah dengan Samudra Atlantik, dan Maroko, sebuah negara di bagian utara benua Afrika dan Spanyol di benua Eropa. Selat Gibraltar merupakan tempat yang sangat strategis sebab selat Gibraltar merupakan satusatunya tempat termudah untuk memasuki wilayah Laut Mediteranian dari Samudra Atlantik, begitu juga sebaliknya. Sehingga, selat ini menjadi rebutan banyak negara di sekitar laut tengah. Figur 1 : Lokasi Selat Gibraltar Salah satu keistimewaan selat Gibraltar adalah perbedaan warna air lautnya. Mengapa selat Gibraltar memiliki warna yang berbeda seakanakan laut tersebut memiliki batas yang tidak akan di lalui oleh keduanya ? berikut adalah penjelasannya.
5

Sirkulasi Thermohaline Pada Fenomena Selat Gibraltar

Nov 07, 2015

Download

Documents

This lecture task explained about how thermohaline cycle works at Gibraltar Strait in very rough ways. Written for Oceanography lecture at Ocean Engineering Department, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • SIRKULASI THERMOHALINE PADA FENOMENA SELAT GIBRALTAR Aditya Wicaksono, Mahasiswa Jurusan Teknik Kelautan ITS, Surabaya Bismillahirrahmaannirrahiim. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ?. Dia mengalirkan dua laut yang keduanya bertemu. Di antara keduanya ada batas yang tidak dilampauinya. (Qs. Ar Rahmaan : 18-20) Sebelumnya, bagi pembaca yang belum tahu di mana selat Gibraltar, berikut adalah deskripsi selat Gibraltar dan berbagai peristiwa yang berhubungan dengannya. Selat Gibraltar atau di dunia di kenal dengan sebutan Strait of Gibraltar, adalah suatu selat yang memisahkan Laut Mediteranian atau laut tengah dengan Samudra Atlantik, dan Maroko, sebuah negara di bagian utara benua Afrika dan Spanyol di benua Eropa. Selat Gibraltar merupakan tempat yang sangat strategis sebab selat Gibraltar merupakan satu-satunya tempat termudah untuk memasuki wilayah Laut Mediteranian dari Samudra Atlantik, begitu juga sebaliknya. Sehingga, selat ini menjadi rebutan banyak negara di sekitar laut tengah.

    Figur 1 : Lokasi Selat Gibraltar Salah satu keistimewaan selat Gibraltar adalah perbedaan warna air lautnya. Mengapa selat Gibraltar memiliki warna yang berbeda seakan-akan laut tersebut memiliki batas yang tidak akan di lalui oleh keduanya ? berikut adalah penjelasannya.

  • Selat Gibraltar adalah selat yang memisahkan Laut Mediteranian dengan Samudra Atlantik. Ternyata, Laut Mediteranian dan Samudra Atlantik memiliki densitas (massa jenis) dan salinitas yang berbeda. Air Laut Mediteranian memiliki salinitas dan densitas lebih besar dari Samudra Atlantik. Sehingga air Laut Mediteranian lebih pekat warnanya daripada air dari Samudra Atlantik. Lalu, bagaimana menjelaskan fenomena ini dalam science ? Sebelum melangkah lebih jauh, mari kita mengetahui terlebih dahulu apa itu thermohaline circulation. Thermohaline Circulation atau sirkulasi thermohaline adalah sirkulasi air laut di bumi di mana yang mengendalikan adalah gradien densitas yang disebabkan oleh perbedaan kadar garam atau salinitas dan suhu atau temperature (berasal dari kata thermo yang berarti panas dan haline yang berarti kadar garam). Nah, sirkulasi thermohaline tersebut membentuk sebuah conveyor belt di bumi seperti pada figur berikut.

    Figur 2 : Great Thermohaline Circulation Conveyor Lalu, bagaimana dengan fenomena di Selat Gibraltar ? apakah fenomena tersebut juga karena sirkulasi thermohaline ? mari kita telusuri jawabannya. Mekanisme sirkulasi termohalin adalah sebagai berikut : air laut hangat menguap mengakibatkan berkurangnya rapat massa air, massa air yang lebih ringan mengapung pada massa air yang lebih rapat, yang dikenal dengan stratifikasi stabil. Massa air rapat yang pertama terbentuk tidak dalam keadaan stratifikasi stabil. Untuk menstabilkan, massa air dari densitas yang berbeda mengalir menghasilkan gaya gerak untuk arus dalam. Sirkulasi Termohalin terutama dipicu oleh pembentukan massa air dalam di Atlantik utara dan samudera selatan serta gaya yang disebabkan oleh perbedaan suhu dan salinitas perairan. Pembentukan dan pergerakan massa air dalam di samudera Atlantik utara menciptakan massa air turun yang mengisi cekungan dan mengalir dengan lambat menuju ke lapisan dalam Atlantik. Pendinginan di lintang tinggi dan pemanasan di lintang rendah mendorong pergerakan air dalam di kutub

  • menuju selatan. Air dalam mengalir melalui cekungan samudera Antartika di sekitar Afrika selatan dan terpisah menjadi dua rute: satu menuju samudera Hindia dan satu melewati Australia menuju Pasifik. Di samudera Hindia, air dingin dari Atlantik yang digambarkan oleh aliran yang lebih hangat di lapisan atas samudera Pasifik tropis, menyebabkan pertukaran vertikal dari air turun yang rapat dengan air yang lebih ringan di atas. ini dikenal dengan penjungkiran (overturn). Di samudera Pasifik, air dingin dari Atlantik mengalami gaya halin dan secara lambat menjadi lebih hangat dan lebih tawar. Air dingin yang keluar dari bawah permukaan laut membuat permukaan laut Atlantik sedikit lebih rendah dibandingkan Pasifik dan salinitas air di Atlantik lebih tinggi dibandingkan di Pasifik. Ini menimbulkan gerak besar namun lambat dari lapisan teratas samudera yang lebih hangat dari Pasifik tropis ke samudera Hindia melalui kepulauan Indonesia untuk menggantikan air dasar Antartika yang dingin. Ini juga dikenal sebagai gaya halin (Air bersih di lintang tinggi bertambah dan di lintang rendah mengalami penguapan). Air lebih tawar dan lebih hangat dari Pasifik mengalir melalui Atlantik selatan menuju Greenland yang sejuk dan mengalami pendinginan evaporatif dan turun ke dasar samudera menyediakan sirkulasi termohalin berkelanjutan. Setelah mengetahui bagaimana sirkulasi termohalin di bumi. Maka mari kita membahas fenomena yang terjadi di Selat Gibraltar. Air Laut Mediteranian yang salinitasnya dan temperaturnya lebih tinggi dari Samudra Atlantik, tenggelam akibat perbedaan tegangan permukaan, sehingga air Laut Mediteranian tidak dapat bercampur dan mendapatkan kesetimbangan salinitas maupun suhu dengan air dari Samudra Atlantik. Tetapi, kondisi ini akan berakhir pada kedalaman sekitar 1.000 m (3.300 ft). Pada kedalaman tersebut, air Laut Mediteranian telah kehilangan salinitas dan suhunya menurun (sesuai dengan kaidah sirkulasi termohalin yang telah di jelaskan sebelumnya). Sehingga, air dari Samudra Atlantik dapat menemukan kesetimbangan suhu dan salinitas kemudian bercampur. Jika dari permukaan air, antara Laut Mediteranian dan Samudra Atlantik seakan-akan memiliki dinding pembatas yang begitu jelas. Ini merupakan salah satu fenomena alam yang indah dan patut di syukuri karena ternyata banyak sekali manfaat yang dapat di ambil. Apa manfaat yang dapat di ambil dari fenomena Selat Gibraltar yang seperti di jelaskan sebelumnya ? Karena adanya perbedaan salinitas dan suhu yang menyebabkan air Laut Mediteranian tenggelam hingga kedalaman sekitar 1.000 m. Maka, potensi energi di Selat Gibraltar sangat besar. Kita dapat menggunakan perbedaan suhu dan sirkulasi termohalin untuk membuat pembangkit listrik tenaga panas air laut (Ocean Thermal Energy Conversion OTEC). Sebab, teknologi OTEC ini tidak akan mengganggu sirkulasi termohalin di Selat Gibraltar. Justru akan membawa Fitoplankton dan Zooplankton yang berada di laut dalam (deep water) menuju ke profile yang lebih dangkal. Sehingga, akan terjadi pertumbuhan ikan yang baik di sekitar laut dekat permukaan. Secara sederhana, cara kerja OTEC adalah sebagai berikut : Air laut di dekat permukaan memiliki suhu yang hangat mengalir melalui mesin kalor. Setelah mesin kalor mengubah panas menjadi energi kinetik, maka air laut yang telah melewati mesin kalor akan turun suhunya dan secara konveksi mengalir ke laut dalam (deep water). Kemudian, air yang berasal dari laut dalam, secara konveksi

  • juga, naik ke dekat permukaan dengan membawa plankton sebagai sumber nutrisi ikan. Dan sirkulasi ini kembali ke posisi awal dan begitu seterusnya. Demikianlah Allah SWT menciptakan segala sesuatu di alam semesta ini pasti memiliki suatu manfaat bagi ummatNya. Dan ini pun merupakan salah satu tanda-tanda kebesaranNya yang harus kita syukuri. REFERENCES Koordinatorat Kelautan Perikanan Universitas Syiah Kuala. 2010. Sirkulasi Termohalin. http://kelautanperikanan.unsyiah.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=175&Itemid=259 (di akses : 15 Mei 2011) Ocean Thermal Energy Conversion. http://en.wikipedia.org/wiki/Ocean_thermal_energy_conversion (di akses : 15 Mei 2011) Strait of Gibraltar. http://en.wikipedia.org/wiki/Strait_of_Gibraltar (di akses : 15 Mei 2011)

  • TUGAS OSEANOGRAFI

    SIRKULASI TERMOHALIN PADA FENOMENA SELAT GIBRALTAR

    Nama : Aditya Wicaksono NRP : 4309100038 Jurusan Teknik Kelautan Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011