Top Banner
SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL PIKOLINAMIDA, 2-HIDROKSI-N-FENIL-BENZAMIDA, 3- HIDROKSI-N-FENILPIKOLINAMIDA, dan 2-HIDROKSI-N- OKTILBENZAMIDA DAN UJI BIOAKTIVITAS SECARA IN VITRO TERHADAP SEL KANKER MURINE LEUKEMIA P-388 Tesis Magister Sains Ilmu Kimia H U S N I A T I 0606001746 Program Sudi Magister Ilmu Kimia Pasca Sarjana Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia 2008 Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008
105

SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

Oct 27, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL

PIKOLINAMIDA, 2-HIDROKSI-N-FENIL-BENZAMIDA, 3-HIDROKSI-N-FENILPIKOLINAMIDA, dan 2-HIDROKSI-N-

OKTILBENZAMIDA DAN UJI BIOAKTIVITAS SECARA IN VITRO TERHADAP SEL KANKER MURINE LEUKEMIA P-388

Tesis Magister Sains Ilmu Kimia

H U S N I A T I

0606001746

Program Sudi Magister Ilmu Kimia

Pasca Sarjana Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Indonesia

2008

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 2: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL

PIKOLINAMIDA, 2-HIDROKSI-N-FENIL-BENZAMIDA, 3-HIDROKSI-N-FENILPIKOLINAMIDA, dan 2-HIDROKSI-N-

OKTILBENZAMIDA DAN UJI BIOAKTIVITAS SECARA IN VITRO TERHADAP SEL KANKER MURINE LEUKEMIA P-388

Tesis ini diajukan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Magister Sains Ilmu KImia

H U S N I A T I

0606001746

Program Sudi Magister Ilmu Kimia

Pasca Sarjana Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Indonesia

2008

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 3: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

ABSTRAK

SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL

PIKOLINAMIDA, 2-HIDROKSI-N-FENIL-BENZAMIDA, 3-HIDROKSI-N-

FENILPIKOLINAMIDA, dan 2-HIDROKSI-N-OKTILBENZAMIDA DAN UJI

BIOAKTIVITAS SECARA IN VITRO TERHADAP SEL KANKER MURINE

LEUKEMIA P-388

Husniati

UK-3A adalah senyawa antibiotika untuk anti kanker dan anti jamur.

UK-3A telah diisolasi sebagai komponen minor dari miselium Streptomyces

sp. 512-02 dan mempunyai gugus aktif hidroksil, amida, dan dilakton cincin

sembilan yang terbukti aktif menghambat pertumbuhan bakteri dan sel

kanker. Untuk mensintesis senyawa tersebut membutuhkan proses sintesis

yang rumit dan waktu yang cukup lama. Telah disintesis senyawa antibiotik

baru, yaitu analog UK-3A berdasarkan modifikasi gugus aktif senyawa UK-

3A. Modifikasi gugus aktif dalam senyawa UK-3A dimungkinkan untuk

mendapatkan senyawa analog yang mempunyai bioaktivitas yang sama atau

lebih aktif dari senyawa UK-3A induk. Senyawa analog pada penelitian ini

adalah 3-hidroksi–N-oktilpikolinamida [S1], 2-hidroksi-N-fenil-benzamida

[S2], 3-hidroksi-N-fenilpikolinamida [S3], dan 2-hidroksi-N-oktilbenzamida

[S4] yang diperoleh melalui reaksi amidasi asam karboksilat dengan amina

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 4: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

primer. Keempat senyawa tersebut diharapkan dapat dikembangkan untuk

mendapatkan senyawa antibiotik baru dengan rendemen hasil yang tinggi,

rute reaksi yang lebih sederhana, dan mempunyai bioaktivitas dalam

menghambat pertumbuhan sel kanker terutama leukemia. Senyawa-

senyawa hasil sintesis tersebut diidentifikasi menggunakan UV, FT-IR, 1H-

NMR, dan 13C-NMR. Hasil uji bioaktivitas secara in vitro terhadap sel kanker

Murine leukemia P-388 memperlihatkan kemampuan penghambatan

terhadap pertumbuhan sel kanker yang lebih tinggi dibandingkan dengan

senyawa UK-3A yaitu IC50 [S1]= 13,2; [S2]=7,75; [S3] =18,5; dan [S4]= 7,5

µg/mL, sementara IC50 UK-3A adalah 38 µg/mL.

Kata kunci : UK-3A, antikanker, Streptomyces sp. 512-02, P-388.

ix + 105 halaman, gambar, tabel, lampiran

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 5: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

ABSTRACT

SYNTHESIS of UK-3A ANALOGS : 3-HYDROXY–N-OCTYL

PICOLINAMIDE, 2-HYDROXY-N-PHENYL-BENZAMIDE, 3-HYDROXY-N-

PHENYLPICOLINAMIDE, and 2-HYDROXY-N-OCTYLBENZAMIDE, and IN

VITRO ACTIVITY TEST AGAINST MURINE LEUKEMIA P388 CANCER

CELL

Husniati

The Synthesis UK-3A analogs i.e 3-hydroxy–N-octylpicolinamide [S1],

2-hydroxy-N-phenyl-benzamide [S2], 3-hydroxy-N-phenylpicolinamide [S3],

and 2-hydroxy-N-octylbenzamide [S4] were obtained by modification of UK-

3A. UK-3A was isolated from the Streptomyces sp. 512-02 mycelium and has

been elucidated as a nine membered ring dilactone derivative possessing

hydroxyl (OH) and amide (CONH) moieties . The compound shows ability to

inhibit bacterial and cancer cell growth. The analogs were synthesized by

amidation of carboxylate. The structure of products were confirmed by 1H-

and 13C-NMR, FT-IR, and also UV spectrophotometer. The result of

bioassay showed that their compound inhibits the growth of cancer cell

Murine leukemia P-388. That’s higher compared to that of UK-3A with IC50

are 13,2 µg/mL for [S1], 7,75 for [S2], 18,5 for [S3], and 7,5 for [S4],

respectively. Whereas IC50 for UK-3A is 38 µg/mL.

Keywords: UK-3A, anticancer, Streptomyces sp. 512-02, P-388.

ix + 105 pages, figure, table, appendix

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 6: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

Tesis ini berjudul “Sintesis Senyawa Analog Uk-3A : 3-Hidroksi–N-

oktilpikolinamida, 2-Hidroksi-N-fenilbenzamida, 3-Hidroksi-N-

fenilpikolinamida, dan 2-Hidroksi-N-oktilbenzamida, dan Uji Bioaktivitas

Secara In Vitro terhadap Sel Kanker Murine Leukemia P-388” sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Pasca

Sarjana Ilmu Kimia Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Endang Saepudin dan

Dr. Muhammad Hanafi selaku pembimbing atas semua bimbingan,

dukungan, saran dan arahannya. Ucapan terimakasih juga ditujukan kepada

Badan Pusdiklat Departemen Perindustrian dan Balai Riset Standarisasi

Industri Bandar Lampung atas pendanan dan izin tugas belajar. Program

Pascasarjana Kimia FMIPA UI tempat penulis menimba ilmu dan

pengetahuan, tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Kimia-LIPI di

kawasan Pusat Penelitian Ilmu dan Teknologi (Puspiptek), Serpong, yang

telah menyediakan fasilitas lab dan bahan penelitian, serta ungkapan terima

kasih yang teramat dalam kepada suami, H.Indra Utama, anak-anak;

Muhammad Putra Hutama, Ilma Puteri Hutami, dan Aisyah Puteri Hutami,

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 7: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

v

keluarga besar H.Syafri Hasan Basri, serta keluarga besar H.Tarimi

Mahmud, atas cinta dan dukungannya selalu setiap saat memberikan

kebahagiaan, restu, doa yang paling mulia, serta kasih sayangnya demi

kelancaran dan semagat untuk menyelesaikan studi. Terakhir, penulis

sampaikan terimakasih kepada rekan-rekan S2 UI, rekan-rekan Lab Kimia

LIPI, rekan-rekan Baristand Bandar Lampung atas support dan bantuannya

yang tak ternilai harganya. Semoga Allah SWT membalas budi kebaikan kita

semua. Amin

Terakhir, penulis sampaikan “Semoga tesis ini bermanfaat”.

Depok, Mei 2008

Husniati

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 8: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR JUDUL ……………………………………………………………

LEMBAR PERSETUJUAN …………………………………………….......

KATA PENGANTAR ………………………………………………………..

DAFTAR ISI …………………………………………………………………

DAFTAR GAMBAR ………………………………………….....................

DAFTAR TABEL …………………………………………………………….

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………….

ABSTRAK …………………………………………………….....................

ABSTRACT ………………………………………………………………….

I. PENDAHULUAN ………………………………………………………….

1.1. Latar Belakang ……………………………………………………...

1.2. Tujuan Penelitian …………………………………………………...

1.3. Manfaat Penelitian ………………………………………………….

1.4. Hipotesis ……………………………………………………………..

II. TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………....................

2.1. Senyawa UK-3A …………………………………….....................

2.2. Sintesis Senyawa Analog UK-3A ………………………………..

2.3. Strategi Perancangan Sintesis Senyawa Analog UK-3A ……...

2.4. Reaksi Amidasi …………………………………………………….

2.5. Perkembangan Senyawa Analog UK-3A ……………………….

i

ii

iv

vi

ix

xi

xiii

xiv

xvi

1

1

5

6

6

7

7

13

14

19

22

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 9: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

vii

2.6. Uji sitotoksisitas ……………………………………......................

2.7. Penyakit Kanker dan Leukemia ………………………………….

III. METODOLOGI PENELITIAN ………………………………………….

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ……………………......................

3.2. Bahan dan Alat …………………………………………………….

3.2.1. Bahan ………………………………………………………..

3.2.2 Alat ……………………………………………......................

3.3. Prosedur Penelitian ………………………………………………..

3.3.1. Sintesis Senyawa Analog UK-3A ………….....................

A. 3-hidroksi-N-oktilpikolinamida [S1] ..............................

B. 2-hidroksi-N-fenil-benzamida [S2] ...............................

C. 3-hidroksi-N-fenilpikolinamida [S3] .............................

D. 2-hidroksi-N-oktilbenzamida [S4] ................................

3.3.2. Prosedur Identifikasi Senyawa ........................................

A. KLT (Kromatografi Lapis Tipis) ...................................

B. Spektrofotometer UV (Ultra Violet) ..............................

C. Spektrofotometer FT-IR ..............................................

D. Spektrometer NMR .....................................................

3.3.3.Uji Sitotoksisitas sel Kanker Murine leukemia P388 …….

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………………..

4.1. Sintesis Senyawa Analog UK-3A ………………………………..

4.1.1. Sintesis 3-hidroksi-N-oktilpikolinamida [S1] ....................

4.1.2. Sintesis 2-hidroksi-N-fenilbenzamida [S2] ......................

24

26

30

30

30

30

31

31

32

32

34

35

36

37

37

38

38

38

39

40

40

40

43

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 10: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

viii

4.1.3. Sintesis 3-hidroksi-N-fenilpikolinamida [S3] ....................

4.1.4. Sintesis 2-hidroksi-N-oktilbenzamida [S4] ......................

4.2. Analisis Senyawa Menggunakan Spektrum UV ………………..

4.2.1. Senyawa 3-hidroksi-N-oktilpikolinamida [S1] ..................

4.2.2. Senyawa 2-hidroksi-N-fenilbenzamida [S2] ....................

4.2.3. Sintesis 3-hidroksi-N-fenilpikolinamida [S3] ....................

4.2.4. Sintesis 2-hidroksi-N-oktilbenzamida [S4] ......................

4.3. Analisis Senyawa Menggunakan Spektrum IR ………………..

4.3.1. Senyawa 3-hidroksi-N-oktilpikolinamida [S1] .............. ..........

4.3.2. Senyawa 2-hidroksi-N-fenilbenzamida [S2] ....................

4.3.3. Sintesis 3-hidroksi-N-fenilpikolinamida [S3] ....................

4.3.4. Sintesis 2-hidroksi-N-oktilbenzamida [S4] ......................

4. 4. Analisis Senyawa Menggunakan Spektrum NMR …………….

4.4.1. Senyawa 3-hidroksi-N-oktilpikolinamida [S1] ..................

4.4.2. Senyawa 2-hidroksi-N-fenilbenzamida [S2] ....................

4.4.3. Sintesis 3-hidroksi-N-fenilpikolinamida [S3] ....................

4.4.4. Sintesis 2-hidroksi-N-oktilbenzamida [S4] ......................

4.5. Uji Sitotoksisitas Sel Kanker Murine leukemia P-388 ..............

V. KESIMPULAN dan SARAN ..............................................................

5.1. Kesimpulan ...............................................................................

5.2. Saran ………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………..

LAMPIRAN …………………………………………………………………..

45

46

49

50

51

53

54

55

55

57

58

59

60

61

64

67

70

73

78

78

79

80

86

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 11: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

Struktur UK-2A, UK-3A, dan Antimisin A3 ............................................. .9

Struktur senyawa UK-2A (OMe), UK-2A (NMe), dan hasil

hidrolisis senyawa UK-2A .................................................................... 12

Struktur molekul hidrolisis UK-3A ......................................................... 17

Retrosintesis senyawa A=pikolinamida (R=C8H17/C6H5) dan

senyawa B=benzamida (R=C8H17/C6H5) ............................................... 19

Tahapan reaksi pembentukan senyawa A=pikolinamida

(R=C8H17/C6H5) dan senyawa B= benzamida (R=C8H17/C6H5) ........... 20

Mekanisme reaksi pengaktifan gugus karboksilat oleh aktivator

DCC ...................................................................................................... 22

Mekanisme katalisis reaksi amidasi yang dikatalisis oleh DMAP

dan diaktivasi oleh DCC ........................................................................ 23

Reaksi reduksi MTT menjadi formazan ................................................ 27

Mekanisme reaksi sintesis 3-hidroksi-N-oktilpikolinamida [S1].....

Mekanisme reaksi sintesis 2-hidroksi-N-fenilbenzamida [S2] …...

Mekanisme reaksi sintesis 3-hidroksi-N-fenilpikolinamida [S3]…..

Mekanisme reaksi sintesis 2-hidroksi-N-oktilbenzamida [S4]........

Spektrum UV senyawa 3-hidroksi-N-oktilpikolinamida [S1]

dengan λmax = 246, 298,5, dan 326 nm ........................................

Spektrum UV senyawa 2-hidroksi-N-fenilbenzamida [S2] dengan

9

11

15

18

18

20

21

25

41

44

46

48

51

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 12: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

x

15.

16.

17.

18.

19.

20.

λmax = 246, 298,5, dan 328,5 nm...................................................

Spektrum UV senyawa 3-hidroksi-N-fenilpikolinamida [S3]

dengan λmax =246, 298,5, dan 354,5 nm…………………………...

Spektrum UV senyawa 2-hidroksi-N-oktilbenzamida [S4] dengan

λmax 246nm, 299,5 dan 324nm ……………………………………...

Struktur senyawa 3-hidroksi-N-oktilpikolinamida [S1] ..................

Struktur senyawa 2-hidroksi-N-fenilbenzamida [S2] ............................. 65

Struktur senyawa 3-hidroksi-N-fenilpikolinamida [S3] ..................

Struktur senyawa 2- hidroksi-N-oktilbenzamida [S4] ……………..

52

54

55

61

64

67

70

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 13: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Nilai IC50 (µg/mL) dari hasil senyawa UK-3A,UK-2A, UK-2

(OMe), UK-2 (NMe), dan AA terhadap uji hambatan

pertumbuhan sel kanker ...............................................................

Sintesis beberapa senyawa analog UK-3A berdasarkan

modifikasi dilakton cincin sembilan ...................................................... 25

Karakteristik dan hasil perhitungan rendemen senyawa analog

hasil sintesis …………………………………………………………..

Daftar daerah spektrum gugus fungsi senyawa [S1] …………......

Daftar daerah spektrum gugus fungsi senyawa [S2] …………......

Daftar daerah spektrum gugus fungsi senyawa [S3] …………......

Daftar daerah spektrum gugus fungsi senyawa [S4] …………......

Data pergeseran kimia (δ, ppm) spektrum 1H-NMR dan 13C-NMR

senyawa [S1] (CDCl3, 500 MHz) …………………………………...

Data pergeseran kimia (δ, ppm) spektrum 1H-NMR dan 13C-NMR

senyawa [S2] (CDCl3, 500 MHz) …………………………..............

Data pergeseran kimia (δ, ppm) spektrum 1H-NMR dan 13C-NMR

senyawa [S3] (CDCl3, 500 MHz) …………………………..............

Data pergeseran kimia (δ, ppm) spektrum 1H-NMR dan 13C-NMR

senyawa [S4] (CDCl3, 500 MHz) …………………………............

Hasil uji sitotoksisitas senyawa analog UK-3A terhadap sel

12

23

43

56

57

58

60

62

65

68

71

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 14: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

xii

12.

13.

kanker Murine leukemia P-388 …………………………………...

Analisis nilai logP dari senyawa analog UK-3A baru, UK-3A,

taxol, dan antimisin A3 ……………………………………………..

74

77

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 15: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14

Perhitungan Rendem……………………………………………….

Spektrum FT-IR senyawa 3-hidroksi-N-oktilpikolinamida [S1]....

Spektrum FT-IR senyawa 2-hidroksi-N-fenilbenzamida [S2]…..

Spektrum FT-IR senyawa 3-hidroksi-N-fenilpikolinamida [S3] ...

Spektrum FT-IR senyawa 2-hidroksi-N-oktilbenzamida [S4] …..

Spektrum 1H-NMR 3-hidroksi-N-oktilpikolinamida [S1] ………...

Spektrum 13C-NMR 3-hidroksi-N-oktilpikolinamida [S1]………...

Spektrum 1H-NMR 2-hidroksi-N-fenilbenzamida [S2]…………...

Spektrum 13C-NMR 2-hidroksi-N-fenilbenzamida [S2]………….

Spektrum 1H-NMR 3-hidroksi-N-fenilpikolinamida[S3]………….

Spektrum 13C-NMR 3-hidroksi-N-fenilpikolinamida [S3] ………..

Spektrum 1H-NMR 2-hidroksi-N-oktilbenzamida [S4]…………...

Spektrum 13C-NMR 2-hidroksi-N-oktilbenzamida [S4]………….

Hasil uji aktivitas secara invitro terhadap Murine leukemia

P-388 ………………………………………………………………

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 16: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berdasarkan catatan Badan Kesehatan Dunia, WHO (World Health

Organization), mengenai jumlah penderita kanker di dunia terjadi

pertambahan setiap tahun sekitar 6,25 juta orang dan diperkirakan dalam 10

tahun mendatang 9 juta orang akan meninggal akibat penyakit yang

menakutkan ini. Jumlah penderita kanker di dunia sebagian besar terdapat di

negara-negara berkembang dan Indonesia sebagai salah satu negara

berkembang, diperkirakan setiap tahunnya memiliki angka prevalensi yang

tinggi yaitu 100 penderita kanker yang baru dari setiap 100.000 jumlah

penduduk (Yayasan Kanker Indonesia, 2006). American Cancer Society

melaporkan pada tahun 2007 telah terjadi kematian di dunia karena penyakit

kanker sebanyak 7,6 juta (Wikipedia, 2008). Hasil Survai Kesehatan Rumah

Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan RI menyatakan bahwa jumlah

kematian yang disebabkan kanker meningkat terhadap jumlah penduduk dari

tahun ke tahun yaitu tahun 1989 terdapat 4,5 % jumlah kematian, 4,7% pada

tahun 1992, dan 4,9 % pada tahun 1995 (Yayasan Kanker Indonesia, 2006).

Fakta yang ada dari pertambahan jumlah penderita kanker yang

terjangkit setiap tahun menandakan bahwa masalah tersebut dipicu oleh

kemajuan peradaban yang semakin pesat dalam berbagai bidang yang ada

hubungannya dengan penyebab kanker yang tidak dapat dihindari. Sebagian

besar timbulnya kanker disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat seperti

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 17: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

2

kebiasaan makan tidak seimbang, kebiasaan merokok dan minum alkohol,

paparan bahan radioaktif atau sinar matahari yang berlebihan, dan

pencemaran lingkungan oleh limbah bahan berbahaya. Hal-hal tersebut

dapat memberi kontribusi dalam memperburuk kondisi kesehatan

masyarakat saat ini dan memberikan akibat munculnya berbagai jenis kanker

sebagai faktor dominan penyebab kematian seseorang (Siswondono, 2004,

Wikipedia, 2008).

Penyakit kanker ditandai oleh kontrol pertumbuhan dan pembagian sel

yang tidak terbatas dan bersifat agresif, invasif dan menyebar ke jaringan

dan bagian tubuh yang lain. Kanker dapat terjadi pada semua orang baik tua

maupun muda pada berbagai organ tubuh manusia (Wikipedia, 2008).

Penyakit kanker darah (leukemia) di Indonesia menduduki peringkat tertinggi

pada usia anak-anak. Penderita kanker darah dapat mencapai 25-30 persen

dari seluruh penderita kanker. dr. Djajadiman Gatot dari sub bagian

hematologi-onkologi, bagian ilmu kesehatan anak Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM),

menjelaskan, terjadinya leukemia disebabkan bertambahnya sel darah putih

abnormal secara berlebihan dan tidak terkendali, menyebar ke seluruh

bagian tubuh mengakibatkan gangguan bahkan merusak fungsi tubuh.

Selain penyakit leukemia banyak terjadi pada usia anak, penyakit lain seperti

tumor otak, kanker mata/ retinoblastoma, dan kanker usus juga banyak

menyerang anak-anak (Siswandono, 2004).

Perkembangan yang pesat dari jumlah penderita kanker yang

mengalami kematian mendorong berbagai upaya dalam melakukan

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 18: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

3

penelitian, penemuan, dan produksi obat untuk diagnosis, pengobatan,

maupun pencegahan yang lebih tepat. Penelitian tentang berbagai obat yang

berpotensi sebagai antikanker telah dilakukan mulai dari isolasi bahan alam

sampai dengan sintesis senyawa obat baru. Senyawa obat yang diperoleh

dari hasil isolasi bahan alam dari berbagai sumber seperti tumbuhan, hewan,

maupun mikroorganisme terdapat dalam jumlah yang terbatas. Kemajuan

teknologi memungkinkan untuk melakukan sintesis senyawa obat baru

berdasarkan modifikasi struktur antibiotika yang sebelumnya telah ditemukan

secara alamiah dari hasil isolasi bahan alam. Penemuan obat baru dengan

cara pengembangan struktur senyawa induk yang telah diketahui

aktivitasnya diyakini lebih ekonomis, efisien, dan sederhana, sehingga

pengembangan sintesis senyawa obat baru tersebut dapat memiliki aktivitas

antikanker mendekati aktivitas senyawa aslinya atau lebih aktif (Siswandono

& Soekardjo, 2000, Patrick, 2001).

UK-3 sebagai komponen minor telah berhasil diisolasi dari miselium

Streptomyces sp. 517-02. Senyawa UK-3 merupakan senyawa kompleks

yang terdiri dari lima komponen yaitu: UK-3A, UK-3B, UK-3C, UK-3D, dan

UK-3E, dan senyawa UK-3A merupakan komponen utamanya. Senyawa UK-

2 sebagai komponen mayor juga telah diisolasi dari isolat tersebut dan

memiliki aktivitas sebagai anti bakteri dan anti jamur (Shimano, et al., 1998)

sedangkan senyawa UK-3A memiliki aktivitas dalam menghambat

pertumbuhan jamur, bakteri, dan sel kanker, sehingga berpotensi untuk

dijadikan sebagai salah satu obat anti jamur, anti bakteri dan anti kanker

(Hanafi, 1995). Ueki, et al., (1997) melaporkan bahwa senyawa UK-3A telah

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 19: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

4

terbukti memiliki daya sitotoksik terhadap pertumbuhan sel kanker Murine

leukemia P-388 dengan nilai IC50 sebesar 1,5 µg/mL (Ueki, et al., 1997a, Ueki,

et al., 1997b ). Sintesis senyawa UK-3A dilakukan melalui beberapa rute reaksi

yang cukup panjang sehingga memerlukan pembiayaan yang cukup besar dan

kurang ekonomis (Hanafi, 1995). Sintesis senyawa baru berdasarkan

modifikasi struktur UK-3A telah dirancang untuk memperoleh senyawa analog

dengan UK-3A induk, sintesis tersebut dilakukan melalui rute reaksi lebih

sederhana dan memerlukan pembiayaan yang cukup ringan namun tetap

memiliki aktivitas biologi relatif sama atau lebih besar dari senyawa UK-3A

induk.

Penelitian ini dilakukan untuk mensintesis empat senyawa baru analog

UK-3A yaitu senyawa 3-hidroksi-N-oktilpikolinamida [S1], 2-hidroksi-N-fenil-

benzamida [S2], 3-hidroksi-N-fenilpikolinamida [S3], dan 2-hidroksi-N-

oktilbenzamida [S4]. Sintesis beberapa senyawa baru tersebut dilakukan

melalui satu tahapan reaksi yaitu reaksi amidasi. Keempat senyawa analog

tersebut diharapkan dapat dikembangkan untuk mendapatkan senyawa obat

dengan rendemen (yield) yang cukup tinggi, mempunyai aktivitas dalam

menghambat pertumbuhan sel kanker terutama leukemia, dan dihasilkan dari

reaksi sederhana. Masing-masing rancangan senyawa analog tersebut

memiliki gugus aktif yang sama dengan UK-3A seperti gugus hidroksil (-OH)

dan amida (-CONH). Gugus aktif tersebut memiliki aktivitas dalam

menghambat pertumbuhan sel kanker maupun mikroba (Hanafi, 1997).

Modifikasi percobaan sintesis senyawa baru dalam penelitian ini dibuat dengan

cara melakukan:

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 20: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

5

a. variasi dalam rantai samping amida struktur UK-3A dengan gugus

aromatik dan gugus alifatik rantai panjang yang bersifat lipofilik.

b. variasi gugus hidroksil dari cincin aromatik yang diikat oleh gugus piridin

(pikolinat) atau gugus fenol (salisilat).

Hasil penelitian yang telah dilaporkan sebelumnya (Wulandari, 2007,

Adinata, 2007) bahwa modifikasi dilakton rantai tertutup yang sulit disintesis

diubah menjadi rantai terbuka yang mengandung rantai panjang dan bersifat

lipofilik dapat memberikan aktivitas terhadap sel kanker leukemia. Hasil sintesis

senyawa analog pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan pula

informasi ilmiah mengenai pengaruh kehilangan dilakton cincin sembilan

menjadi senyawa amida yang terbentuk dari ikatan amida dengan asam

aromatiknya melalui beberapa perlakuan percobaan yang telah disebutkan di

atas dan selanjutnya dilakukan uji aktivitas biologi dalam menghambat

pertumbuhan sel kanker Murine leukemia P-388.

1.2. Tujuan penelitian:

1. Melakukan sintesis senyawa analog UK-3A melalui reaksi amidasi

terhadap senyawa 3-hidroksi-N-oktilpikolinamida [S1], 2-hidroksi-N-

fenil-benzamida [S2], 3-hidroksi-N-fenilpikolinamida [S3], dan 2-

hidroksi-N-oktilbenzamida [S4].

2. Menentukan aktivitas biologi dari masing-masing senyawa hasil

sintesis terhadap sel kanker Murine leukemia P-388 dibandingkan

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 21: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

6

dengan aktivitas biologi senyawa Antimisin A3 (AA) sebagai standar

senyawa yang memiliki sifat antibiotik dan antikanker.

1.3. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kajian dan informasi

ilmiah mengenai hasil síntesis senyawa analog baru yang kemungkinan

mempunyai potensi sebagai obat antikanker seperti UK-3A. Senyawa-

senyawa yang dihasilkan tersebut adalah senyawa sederhana dan dapat

dikembangkan sebagai calon obat antikanker yang bermanfaat untuk

penyembuhan penyakit kanker. Modifikasi gugus fungsi yang telah dirancang

dalam penelitian ini bermanfaat untuk mendapatkan informasi mengenai

hubungan struktur kimia relatif terhadap aktivitas biologi senyawa dalam

menghambat pertumbuhan sel kanker leukemia secara invitro.

1.4. Hipotesis

a. Variasi gugus aktif bersifat non polar atau lipofilik dari senyawa

analog dapat mempengaruhi aktivitas biologi senyawa dalam

menghambat pertumbuhan sel kanker Murine leukemia P-388.

b. Gugus hidroksil yang terikat pada cincin piridin (pikolinat) atau

cincin fenol (gugus salisilat) dapat memberikan perbedaan

bioaktivitas

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 22: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Senyawa UK-3A

Penelitian Ueki et.al telah berhasil mengisolasi senyawa antibiotika

baru UK-1, UK-2, dan UK-3 dari mycelium Streptomyces sp. 517-02 yang

diperoleh dari contoh tanah di sekitar kampus Sugimoto, Universitas Osaka,

Jepang (Ueki,et.al.,1996a; Hanafi,et.al., 1996; Taniguchi, et.al., 1995).

Antibiotika UK-2 diisolasi dari mycelium sebagai komponen mayor

sedangkan UK-1 dan UK-3 sebagai komponen minornya (Ueki,et.al.,1996a).

Senyawa UK-1 mengandung gugus benzoxazol, komponen dalam senyawa

tersebut yang mempunyai sifat anti kanker sedangkan sifat anti jamur telah

dibuktikan pada senyawa UK-2A, UK-2B, UK-2C, dan UK-2D yang

mengandung dilakton cincin sembilan (Ueki, et.al.,1993; Shibata, et.al., 1993;

Hanafi,et.al.,1996; Ueki,et.al.,1996). UK-3 sebagai komponen minor dalam

mycelium ini merupakan senyawa aktif sebagai anti jamur dan anti kanker.

Senyawa UK-3 diperoleh sebagai senyawa kompleks yang terdiri dari lima

komponen A, B, C, D, dan E, dan senyawa UK-3A merupakan komponen

utamanya dan struktur molekulnya telah diketahui namun struktur untuk

komponen lain seperti, UK-3B, UK-3C, UK-3D, dan UK-3E, belum ditetapkan

kemungkinan mempunyai kemiripan dengan struktur UK-3A dengan

perbedaan hanya pada panjang rantai ester yang terikat pada C-3 (Shimano,

et.al.,1998).

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 23: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

8

Senyawa UK-2A mempunyai kemiripan struktur dengan senyawa

antimycin A3 (AA) yang telah dikenal baik sebagai antibiotika anti jamur

(Wikipedia, 2008; Ueki,et.al., 1996; Hanafi, et.al., 1996; Ueki, et.al., 1997b;

Usuki, et.al., 2005; Murray, 2003). AA menginhibisi transfer elektron antara

cyt b dan cyt c1 dalam rantai respirasi dalam mitokondria dengan cara

mengikat kompleks III protein sehingga tidak terjadi konversi energi untuk

kelangsungan hidupnya. Sitokrom oksidase merupakan komponen terakhir

rantai respirasi dalam mitokondria dan bertanggung jawab untuk transfer

elektron dari reaksi oksidasi molekul substrat oleh dehidrogenase ke oksigen

sebagai akseptornya (Murray, 2003). Kemiripan struktur antara kedua

senyawa, UK-2A maupun AA, sama-sama memiliki gugus dilakton cincin

sembilan yang terikat oleh ikatan amida. UK-2A memiliki struktur molekul

yang sebagian terdiri atas 3-hidroksi-4-metoksi pikolinat sedangkan struktur

senyawa AA adalah 3-formamido salisilat. Akivitas anti kanker dari senyawa

UK-2A telah dilaporkan kurang aktif terhadap beberapa sel mamalia seperti

P388, B16, LLC-PK1, KB, dan COLO201 dibandingkan senyawa AA (Usuki,

et.al., 2005). Shimano (1998) memberi batasan bahwa suatu senyawa tidak

memperlihatkan aktivitas biologi dengan IC50 di atas 100 µg/mL untuk

beberapa jenis sel kanker tertentu (Shimano, 1998).

Senyawa UK-3A juga memiliki kemiripan struktur molekul dengan UK-

2A. Senyawa UK-3A tidak memiliki gugus metoksi sebagaimana senyawa

UK-2A namun pada cincin piridinnya terdapat gugus hidroksil OH (Gambar

1). UK-3A merupakan antibiotik alamiah yang mempunyai aktivitas biologi

dalam menghambat pertumbuhan sel kanker sehingga berfungsi sebagai

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 24: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

9

obat anti kanker. Aktivitas tersebut dinyatakan juga sebagai aktivitas

sitotoksik. Hasil uji beberapa sel kanker terhadap UK-3A ditunjukkan bahwa

UK-3A memiliki aktivitas yang tinggi dalam menghambat pertumbuhan sel

kanker. Senyawa UK-3A juga memiliki struktur yang mirip dengan senyawa

AA. Gugus hidroksi pada senyawa tersebut mempunyai kemampuan

meningkatkan aktivitas dalam menghambat pertumbuhan sel kanker (Hanafi

& Thelma, 1998 ; Ueki, et al., 1997a; Ueki, et al., 1997b).

N

OH O

HN

O

O

O

O

O

O

RUK-2A : R = OMeUK-3A : R = H

Antimisin A3OH O

HN

O

O

O

O

O

O

NH

H O

Gambar 1. Struktur UK-2A, UK-3A, dan Antimisin A3

Studi hubungan gugus-gugus aktif yang berperan dalam struktur

molekul terhadap aktivitas biologi memberikan informasi dalam

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 25: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

10

pengembangan sintesis senyawa analog (Patrick, 2001). Gugus-gugus aktif

pada senyawa UK-2A dan UK-3A dapat diketahui melalui reaksi metilasi dan

reaksi pemutusan rantai pada senyawa UK-2A yang memiliki kemiripan

struktur dengan senyawa UK-3A. Metilasi senyawa UK-2A dengan

diazometan dihasilkan senyawa UK-2A termetilasi pada gugus hidroksilnya

(UK-2A OMe) dan senyawa UK-2A termetilasi pada gugus amidanya (UK-2A

NMe) (Gambar 2). Berdasarkan data uji aktivitas anti kanker untuk kedua

senyawa UK-2A yang termetilasi, UK-2A (OMe) dan UK-2A (NMe),

menunjukkan bahwa terjadi kehilangan aktivitas biologi sebagai antikanker.

Hal ini membuktikan bahwa gugus hidroksil dan amida dalam keadaan bebas

merupakan gugus aktifnya. Apabila gugus-gugus aktif tersebut tersubstitusi

oleh molekul tertentu dapat menghilangkan daya sitotoksiknya (Hanafi, et

al.,1996).

Peran gugus aktif dilakton cincin sembilan dapat juga diamati pada

reaksi pemutusan rantai senyawa UK-2A. Hasil reaksi pemutusan rantai atau

hidrolisis dengan menggunakan gas HCl dalam metanol sesuai Gambar 2,

menghasilkan senyawa 4-metoksi-3-hidroksipikolinil-metil-serin-ester

(HPMSE) dan senyawa 2-benzil-3-hidroksi-4-metil-γ-butirolakton. Aktivitas

antijamur untuk kedua senyawa hasil hidrolisis tersebut menjadi hilang jika

dibandingkan dengan senyawa awal, UK-2A, yang memiliki aktivitas biologi

(Hanafi, et al.,1996).

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 26: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

11

N

O O

HN

O

O

O

O

O

O

O

N

OH O

N

O

O

O

O

O

O

O

UK-2A (NMe)UK-2A (OMe)

N

OH O

HN

O

O

O

O

O

O

O

UK-2A

N

OH O

HN

O

OH

O

OHO

O

HCl(g), MeOH O

O

4-metoksi-3-hidroksipikolinil-metil-serin-ester

2-benzil-3-hidroksi-4-metil-γ-butirolakton

asam isobutirat Gambar 2. Struktur senyawa UK-2A (OMe) dan UK-2A (NMe) dan hasil

reaksi hidrolisis senyawa UK-2A (Hanafi, et al.,1995).

Senyawa UK-3A mempunyai aktivitas dalam menghambat

pertumbuhan sel kanker P388, sel kanker B16, sel kanker KB dan sel kanker

COLO-201 seperti ditunjukkan pada Tabel 1. UK-3A memiliki aktivitas yang

tinggi dalam menghambat pertumbuhan sel kanker tertentu dibuktikan dari

nilai IC50 dibawah 100 µg/mL (Shimano, 1998). Hasil uji beberapa senyawa

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 27: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

12

yang ditunjukkan dalam Tabel tersebut disertai oleh senyawa AA sebagai

senyawa standar anti kanker (Ueki,et all, 1997).

Tabel 1. Nilai IC50 (µg/mL) dari hasil uji senyawa UK-3A, UK-2A, UK-2

(OMe), UK-2 (NMe), dan AA terhadap hambatan pertumbuhan sel kanker (Ueki,et all., 1997)

Sel kanker UK-3A UK-2A UK-2 (OMe) UK-2 (NMe) AA

P388 38 100 60 >100 0,015

B16 18 100 50 >100 0,020

KB 20 17 - - 0,063

COLO-201 45 35 - - 0,018

3T3 100 100 - - 15

Keterangan :

• P388 = Mouse Leukemia

• B16 = Mouse Melanoma

• KB = Human Oral Epidermoid Carcinoma KB

• COLO-201 = Human Colon Adenocarcinoma COLO-201

• 3T3 = Mouse Fibroblast 3T3

Senyawa AA digunakan sebagai standar uji untuk senyawa UK-2A

dan UK-3A (Hanafi, et al., 1996) karena kedua senyawa memiliki struktur

yang menyerupai senyawa AA. Senyawa AA dihasilkan dari Streptomyces

sp. K01-0031 (Shiomi, et al., 2005) dan telah diketahui memiliki aktivitas

antikanker yang sangat tinggi. Senyawa AA diketahui mempunyai posisi

yang tepat terhadap pusat aktif protein Bcl-2 yang diperlukan dalam proses

apoptosis melalui jalur intrinsik (Martin, 1999). Bcl-2 adalah kelompok protein

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 28: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

13

yang mempunyai peranan dalam pembawa sinyal apoptosis dalam sel

(Leusault, et.al., 2002; Shi, et al., 2003). Apoptosis adalah gejala fisiologis

secara normal dari kematian terprogram sel bunuh diri. Apoptosis merupakan

mekanisme penting untuk mencegah proliferasi sel yang mengalami

kerusakan DNA, agar sel-sel dengan lesi DNA tersebut tidak dapat

dilipatgandakan. Kelainan pada mekanisme apoptosis dapat meningkatkan

ketahanan hidup sel dan menyebabkan ekspansi sel ganas (Martin, 1996;

Bowolaksono, 2007). Antimisin A3 dapat menginduksi apoptosis sel

leukemia HL-60. Bcl-2 terdapat dalam 90% sel kanker usus, 80% B-sel

limfomas, dan 70% sel kanker payudara (Liu et al. 2003).

2.2. Sintesis Senyawa Analog UK-3A

Senyawa analog adalah senyawa yang dibuat berdasarkan senyawa

induk yang telah ditemukan mempunyai aktivitas biologi. Ada dua alasan

penting disintesisnya senyawa analog ini adalah sebagai studi identifikasi

gugus fungsi yang penting dalam menjelaskan mekanisme pengikatan

senyawa induk dengan targetnya serta mempunyai keuntungan dalam

pengembangan obat bahwa aktivitas senyawa induk dapat diperbaiki dan

mengurangi efek samping. Sintesis senyawa analog mempunyai seminimal

mungkin tahapan reaksi dan menggunakan bermacam-macam reaktan

sehingga sebanyak mungkin senyawa analog berbeda dapat disintesis

(Patrick, 2001).

Sintesis senyawa analog mempunyai tujuan untuk menciptakan suatu

senyawa baru yang serupa dengan senyawa induknya dan diramalkan

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 29: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

14

mempunyai sifat lebih unggul/lebih aktif (Pine, et.al., 1998). Sintesis senyawa

analog dilakukan dengan cara melakukan modifikasi dalam struktur molekul

senyawa induk yang telah diketahui mempunyai aktivitas tertentu.

Keuntungan melakukan modifikasi struktur molekul adalah; (1) senyawa

analog diharapkan mempunyai sifat farmakologis yang serupa atau lebih

unggul, (2) menemukan gugus pharmacophore penting pada bagian molekul

obat yang dapat memberikan aksi farmakologis, (3) produksi senyawa obat

menjadi cepat dan lebih ekonomis (Siswondono & Soekardjo, 2000).

Modifikasi struktur molekul telah dikembangkan pada awal tahun 1974

oleh suatu pendekatan dari model Topliss. Model Topliss dikembangkan

berdasarkan pendekatan hubungan struktur yang akan dirancang serupa

dengan struktur induk yang telah diketahui mempunyai aktivitas. Modifikasi

model Topliss adalah memasukkan gugus-gugus yang mempunyai sifat

lipofilik, elektronik, dan sterik tertentu pada posisi tertentu dari struktur

senyawa induk. Hasil rancangan modifikasi tersebut dihasilkan senyawa

yang memiliki aktivitas relatif lebih tinggi, serupa, atau lebih rendah

dibandingkan dengan aktivitas yang dimiliki oleh senyawa induk, kemudian

jalur sintesis ditetapkan berdasarkan rute sintesis yang paling

menguntungkan (Widodo, 1998). Model Topliss yang telah dilakukan melalui

modifikasi struktur di ataranya adalah modifikasi pada cincin aromatik dan

rantai gugus alkil yang kemungkinan terdapat senyawa ester, keton, amin

dan amida (Siswandono & Soekardjo, 2000).

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 30: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

15

2.3. Strategi Perancangan Sintesis Senyawa Analog UK-3A

Strategi perancangan dalam suatu sintesis senyawa analog dari

struktur senyawa induk dilakukan berdasarkan aktivitas senyawa induk yang

telah diketahui mempunyai aktivitas tertentu. Pada penelitian ini telah

dilakukan modifikasi struktur molekul dalam senyawa analog UK-3A dengan

cara melakukan variasi dalam struktur molekul senyawa induk. Beberapa

variasi yang dilakukan dalam merancang senyawa analog UK-3A di

antaranya adalah (1) mengganti cincin piridin dengan fenol dan gugus

hidroksil (-OH) ada pada cincin aromatik tersebut, (2) mengubah gugus

dilakton cincin sembilan menjadi rantai terbuka. Kedua teknik modifikasi dari

struktur senyawa UK-3A induk tersebut dapat memberikan informasi

mengenai pembentukan senyawa baru dengan bahan dasar yang cukup

murah, tidak menimbulkan efek samping, tetapi memiliki aktivitas menyerupai

atau lebih tinggi dari senyawa induknya (Hanafi,et.al. 1997)

Modifikasi struktur molekul yang telah dikembangkan oleh Hanafi, et.al.

(Hanafi, et.al., 2008) mengenai pengaruh lipofilisitas beberapa senyawa

analog UK-3A terhadap aktivitas antikanker leukemia P388 memberikan hasil

signifikan dengan adanya kenaikan lipofilisitas. Struktur dilakton cincin

sembilan dalam senyawa UK-3A apabila mengalami hidrolisis oleh

asam/basa atau mengalami trans esterifikasi menghasilkan senyawa seperti

ditunjukkan pada Gambar 3 yaitu 3-hidroksipikoliin serin metil ester (HPSME)

dan ester lakton cincin lima. Kedua senyawa hasil reaksi hidrolisis, HPSME

dan lakton cincin lima, masing-masing tidak mempunyai aktivitas anti kanker

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 31: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

16

terutama pada sel Murine leukemia P-388 yang sebelumnya ada aktivitas

anti kanker dalam senyawa UK-3A induk. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa dilakton cincin sembilan mempunyai peranan penting dalam aktivitas

antikanker (Hanafi, et.al.,2008).

N

OH O

HN

O

O

O

O

O

O

H

UK-3A

N

O O

HN

O

OH

O

O

O

OH

H

HPSME

Senyawa dilkton cincin lima Gambar 3. Struktur molekul hidrolisis UK-3A

Beberapa teknik telah dikembangkan untuk meningkatkan aktivitas

dari senyawa hidroksipikolinil serin metil ester (HPSME) melalui reaksi

esterifikasi senyawa ini dengan beberapa senyawa asam karboksilat

sehingga menghasilkan pembentukan senyawa baru yang memiliki struktur

dilakton cincin terbuka dengan gugus ester rantai panjang yang bersifat non

polar (lipofil) (Hanafi, et.al.,2008). Lipofilisitas dari senyawa tersebut

memberikan pengaruh terhadap kemampuannya untuk menembus membran

sel kanker yang sebagian besar penyusunnya adalah senyawa lipid. Makin

lipofil suatu senyawa maka makin tinggi bioaktivitas senyawa tersebut untuk

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 32: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

17

berinteraksi dengan reseptor dalam jaringan target namun bioaktivitas

senyawa tersebut mencapai batas maksimal kemudian akan turun bila sifat

hidrofilik senyawa hilang (Siswandono & Soekardjo, 2000). Membran sel

tersusun oleh lipid, protein dan karbohidrat. Molekul non polar hanya

memerlukan sedikit energi bebas untuk berpindah ke dalam medium

hidrofilik, namun pada ujung yang lain tidak banyak energi yang dikeluarkan

karena sifat hidropobik/lipofilik yang sama (Murray, 2003). Salah satu contoh

hasil penelitian sintesis senyawa lipofilik tersebut adalah PSMOE (3-hidroksi

pikolinil serin metil oktil ester) memberikan nilai IC50 15,4 µg/mLuntuk sel

kanker Murine leukemia P-388 lebih tinggi dari pada aktivitas antikanker

senyawa UK-3A induk (Hanafi, et.al.,2008). Peningkatan aktivitas senyawa

HPSME juga telah dilakukan oleh Wulandari (2007) melalui reaksi esterifikasi

dan diperoleh senyawa PLGP (L-diamilpikolinil glutamat ester) dan PLGH (L-

diheksil-pikolinil glutamat ester) masing-masing memberikan nilai IC50 untuk

sel kanker Murine leukemia P-388 adalah 9 dan 8,4 µg/mL. Sintesis senyawa

lipofil lain juga telah dibuktikan dari penelitian Adinata (2007), diperoleh

senyawa EA1 (3-hidroksi pikolinil dioktil glutamat) dan EA2 (2-hidroksi

nikotinil dioktil glutama) memberikan berturut-turut nilai IC50 9,8 dan 5µg/mL

(Adinata, 2007; Wulandari, 2007).

Pada penelitian ini dilakukan beberapa sintesis senyawa analog UK-

3A melalui reaksi amidasi yaitu 3-hidroksi-N-oktilpikolinamida [S1] dengan

rumus molekul C14H22 O2N2, 2-hidroksi-N-fenil-benzamida [S2] dengan rumus

molekul C13H11NO2, 3-hidroksi-N-fenilpikolinamida [S3] dengan rumus

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 33: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

18

molekul C12H10N2O2, dan 2-hidroksi-N-oktilbenzamida [S4] dengan rumus

molekul C15H23NO2. Sintesis senyawa analog yang dilakukan dalam

penelitian ini dengan cara menghilangkan gugus dilakton rantai terbuka

sehingga senyawa analog baru menjadi lebih sederhana karena

pembentukannya melalui satu tahap reaksi yaitu reaksi amidasi antara suatu

asam karboksilat dengan amina primer. Senyawa analog ini tetap

mempertahankan gugus-gugus aktif seperti hidroksil -OH dan amida –CONH

dan memiliki perbedaan pada sifat lipofilisitas senyawa analog berantai

panjang alifatik atau aromatik untuk posisi pengikatan gugus aktif hidroksil (-

OH) aromatik pada cincin piridin (pikolinat) atau fenol (salisilat). Variasi-variasi

tersebut diharapkan akan memberikan informasi masing-masing prilaku

pembentukan senyawa sehingga dapat dibuktikan peranan suatu gugus aktif

dalam meningkatkan aktivitas penghambatan pertumbuhan sel kanker

Murine leukemia P-388.

Reagen-reagen bahan baku yang dibutuhkan dalam reaksi sintesis

dapat diketahui dengan cara melakukan proses retrosintesis (Gambar 4).

Pembentukan senyawa A (kelompok senyawa pikolinamida) yaitu 3-hidroksi-

N-oktilpikolinamida [S1] dan 3-hidroksi-N-fenilpikolinamida [S3], diperoleh

dari reaksi antara asam 3-hidroksipikolinat dengan amina primer dari

oktilamin dan arilamin. Kelompok senyawa benzamida (senyawa B)

diperoleh dari bahan baku asam salisilat dengan amina primer bila aminanya

dari oktil amin maka dihasilkan senyawa 2-hidroksi-N-oktilbenzamida [S4]

dan anilin untuk senyawa 2-hidroksi-N-fenil-benzamida [S2].

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 34: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

19

OH

HN

O

R

[S2]=2-hidroksi-N-fenilbenzamida, R=aril[S4]=2-hidroksi-N-oktilbenzamida, R=oktil

OH

OH

OAsam salisilat

H2N R

B

N

OH

HN

O

R

[S1]=3-hidroksi-N-oktilpikolinamida, R=oktil[S3]=3-hidroksi-N-fenilpikolinamida, R=aril

N

OH

OH

O

Asam 3-hidroksipikolinat

H2N R

A

R=oktil/aril

R=oktil/aril

Gambar 4. Retrosintesis senyawa A=pikolinamida dan B=benzamida (R=C8H17/C6H5)

Berdasarkan hasil retrosintesis tersebut kemudian disusun tahapan

reaksi dengan menambahkan reagen-reagen yang dibutuhkan. Tahapan

reaksi sintesis senyawa tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.

R=oktil/aril

H2N R

N

OH

OH

O

Asam 3-hidroksipikolinat

DCC/DMAP

24 jam,600C

N

OH

HN

O

R

[S1]=3-hidroksi-N-oktilpikolinamida, R=oktil[S3]=3-hidroksi-N-fenilpikolinamida, R=aril

A

R=aril/oktil

H2N R

OH

HN

O

R

[S2]=2-hidroksi-N-fenilbenzamida, R=aril[S4]=2-hidroksi-N-oktilbenzamida, R=oktil

DCC/DMAP

24 jam,600C

OH

OH

O

Asam salisilat

B

Gambar 5. Tahapan reaksi pembentukan senyawa A=pikolinamida dan B= benzamida (R=C8H17/ C6H5).

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 35: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

20

Secara umum, reaksi sintesis senyawa analog UK-3A pada Gambar 5

adalah reaksi amidasi. Agar reaksi bekerja secara optimal maka diperlukan

suatu katalis. Katalis adalah suatu zat yang mempunyai fungsi dapat

mempercepat reaksi kimia dengan cara menurunkan energi aktivasi. Katalis

yang biasa digunakan dalam reaksi amidasi adalah katalis basa seperti

golongan klorida asam dan 4-dimetil amino piridin (DMAP) (Carey &

Sunberg, 1991).

2.4. Reaksi Amidasi

Senyawa amida adalah senyawa turunan dari asam karboksilat yang

terbentuk dari substitusi gugus hidroksil (-OH) dengan gugus amina (-NH2).

Reaksi amidasi dapat berlangsung secara optimal dengan adanya

penggunaan aktivator dan katalisator. Aktivator yang umum digunakan

adalah karbodiimidazol (CDI) dan N,N-disikloheksilkarbodiimida (DCC).

Katalisator yang sering digunakan dalam reaksi amidasi adalah N,N-4-dimetil

aminopiridin (DMAP), N-hidroksibenzotriazol (HOBt), N-hidroksi suksinamida

(HOSu) dalam berbagai pelarut seperti tetrahidrofuran (THF), diklorolometan,

dimetilformamida (DMF), piridin, dan trietilamin (Carey & Sunberg, 1991).

Senyawa N,N’-disikloheksilkarbodiimida (DCC) adalah senyawa yang

berfungsi mengaktifkan gugus karboksilat menjadi suatu agen pengasilasi

yang reaktif. Gugus aktif senyawa ini adalah gugus imida dari isourea (-

N=C=N-) yang mengandung atom pusat karbon yang kekurangan elektron

setelah bereaksi dengan proton dari asam karboksilat sehingga sangat

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 36: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

21

mudah diserang oleh suatu nukleofilik dan membentuk asil isourea. Gugus

asil isourea ini sangat reaktif karena mampu memecah ikatan asil-oksigen

dan mengubah ikatan rangkap karbon-nitrogen dari isourea menjadi gugus

karbonil yang lebih stabil. Pada akhir reaksi terbentuk disikloheksilurea

(DCU) sebagai hasil samping penggunaan DCC. DCU berupa padatan yang

tak larut dalam sebagian besar pelarut organik (Bailey, 1992; March, 1992).

Mekanisme reaksi pengaktifasi gugus karboksilat dengan menggunakan

aktivator DCC dapat dilihat pada Gambar 6.

R C

O

OHN C N

R C

O

O N C N

H-+

+

R C

O

O C

N

NH R C

O

+O C

NH

NH+

DCU

DCC

Gambar 6. Mekanisme reaksi pengaktifan gugus karboksilat oleh aktivator

DCC (Carey & Sunberg, 1991; Bailey, 1992). Senyawa N,N-4-dimetil amino piridin (DMAP) adalah senyawa yang

mempunyai fungsi sebagai katalis. DMAP memiliki efek katalitik yang kuat

dan digunakan sebagai katalis nukleofilik. Gugus dimetil amino dalam DMAP

berfungsi sebagai substituen donor elektron, memperbesar efek

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 37: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

22

nukleofilisitas dan kebasaan dari nitrogen piridin. Mekanisme reaksi amidasi

yang dikatalisis oleh DMAP dan diaktivasi oleh DCC dapat ditunjukkan pada

Gambar 7. Penggabungan aktivasi karboksil oleh DCC dan katalis DMAP

secara bersamaan merupakan suatu metode untuk mengaktivasi asam

karboksilat ketika akan direaksikan dengan nukleofil seperti alkohol atau

amida pada temperatur kamar (Hanafi, et.al., 1997).

N

N

N

N R

O

O

C

N

N

C6H11

C6H11

R

O

OC

N

NH

C6H11

C6H11

DCC

..

..

R=hidroksi piridin/fenol

R

O

O

N

N

H

C

NH

NH

C6H11

O

C6H11

R

O

H2N R'R

O

NR'

DCU

H

R

O

O

R'=alkil/aril

H

Senyawa amida

DMAP

N

N

H

Gambar 7. Mekanisme katalisis reaksi amidasi yang dikatalisis oleh DMAP

dan diaktivasi oleh DCC

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 38: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

23

2.5. Perkembangan Senyawa Analog UK-3A

Sintesis senyawa analog yang telah dilakukan dan dilaporkan

sebelum ini adalah hasil modifikasi pada gugus dilakton cincin sembilan

menjadi rantai terbuka dan rantai alifatik panjang. Variasi tersebut

memberikan pengaruh terhadap aktivitas biologis/daya sitotoksik senyawa

analog terhadap sel kanker Murine leukemia P-388 (Usuki et al. 2006). Tabel

2 diperlihatkan beberapa senyawa analog UK-3A yang telah disintesis pada

penelitian sebelumnya dan hasil uji aktivitas biologis senyawa terhadap sel

kanker Murine leukemia P-388.

Aktivitas biologis dari senyawa analog berdasarkan modifikasi cincin

terbuka ester berantai panjang memberikan hasil penghambatan

pertumbuhan sel kanker Murine leukemia P-388 meningkat oleh adanya

peningkatan lipofilisitas senyawa. Aktivitas beberapa senyawa analog

ditunjukkan pada Tabel tersebut memberikan nilai IC50 lebih rendah dari IC50

untuk senyawa UK-3A induk artinya daya sitotoksik dari senyawa analog UK-

3A lebih tingi dari senyawa induknya.

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 39: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

24

Tabel 2. Sintesis beberapa senyawa analog UK-3A berdasarkan modifikasi dilakton cincin sembilan

No Nama senyawa Struktur molekul

Aktivitas

IC50

(µg/mL)

Referensi

1

2

3

4

5

6

PLGP (3-

hidroksipikolinil

diamil glutamat)

PLGH (3-

hidroksipikolinil

diheksilglutamat)

NLGH(2-hidroksi

nikotinil diheksil

glutamat)

EA1(3-hidroksi

pikolinil dioktil

glutamat)

EA2 (2-hidroksi

nikotinil dioktil

glutamat)

PSMOE(3-

hidroksipikolinin

serinmetil oktil

ester)

N

OH OOC5H11

COOC5H11

HN

O

N

OH OOC6H13

COOC6H13

HN

O

N

OH OOC6H13

COOC6H13

HN

O

N

OH OOC8H17

COOC8H17

HN

O

N

OH OOC8H17

COOC8H17

HN

O

N

OH O

HN

O

O

O

9

8,4

49

9,8

5

15,4

Wulandari,R

2007

Wulandari,R

2007

Kurnia, A.

2007

Adinata,

E.,2007

Adinata,

E.,2007

Hanafi,2008

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 40: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

25

2.6. Uji Sitotoksisitas

Uji sitotoksisitas merupakan salah satu contoh uji yang digunakan

untuk mengevaluasi daya sitotoksik suatu senyawa yang akan digunakan

sebagai bahan obat menggunakan kultur sel secara in vitro. Salah satu

syarat uji sitotoksisitas adalah sistem uji tersebut harus menghasilkan kurva

dosis respon yang reproduksibel dan dapat menggambarkan efek senyawa

uji yang sama bila diberikan secara in vivo. Sistem uji sitotoksisitas ini

merupakan uji kuantitatif dan kualitatif dengan cara menetapkan kematian sel

(Budi, 2006).

Pengembangan metode in vitro sebagai alternatif pengganti pengujian

hewan uji mempunyai tujuan untuk mendeteksi potensi ketoksikan suatu obat

pada manusia (Klassen, 2001; Rahmawati, 2004). Umumnya, hasil uji secara

in vitro dapat menggambarkan efek senyawa uji yang sama bila diberikan

secara in vivo dan dapat memberi informasi secara langsung potensi efek

obat pada sel target manusia yang secara ilmiah memberi hasil yang lebih

valid (Rahmawati, 2004).

Uji sitotoksisitas secara in vitro menggunakan sel primer maupun sub

kultur sel yang merupakan turunan dari sel primer yang sering disebut cell

line (Rahmawati, 2004). Cell line yang digunakan dalam uji sitotoksisitas bisa

berasal dari sel kanker manusia maupun hewan. Sel kanker hewan yang

digunakan untuk uji sitotoksisitas harus memiliki kesamaan sifat dan

karakteristik dengan sel kanker manusia (Harborne & Dey, 1991).

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 41: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

26

Metode yang digunakan dalam uji sitotoksisitas salah satunya adalah

metode MTT. Metode ini didasarkan atas pengukuran intensitas warna

secara kolorimetri. Intensitas warna sebagai hasil metabolisme suatu

substrat oleh sel hidup menjadi produk berwarna. Garam MTT (3-(4,5-

dimetiltiazol-2-il)-2,5-difenil tetrazolium bromida) yang ditambahkan pada

media akan direduksi oleh sistem reduktase suksinat tetrazolium yang

terdapat di dalam mitokondria aktif menjadi formazan yang merupakan zat

warna ungu. Absorbans dari warna yang terbentuk dikuantifikasi pada

panjang gelombang tertentu dengan kisaran λ= 500-600nm dengan

spektrofotometer UV/VIS (Wikipedia, 2008), seperti terlihat dalam Gambar 8

berikut ini :

 

Gambar 8. Reaksi reduksi MTT menjadi formazan.

Metode lain yang biasa digunakan dalam uji sitotoksisitas adalah

penghitungan jumlah sel langsung di bawah mikroskop dengan bantuan

haemositometer dan metode pewarnaan mengunakan tripan biru (Budi,

2006).

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 42: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

27

2.7. Penyakit Kanker dan Leukemia

Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel

jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker dalam perkembangannya

(Wikipedia, 2008). Dalam jaringan tubuh selalu didapatkan sejumlah sel yang

sedang berada dalam siklus membelah diri (proliferasi). Pada jaringan yang

terkena kanker, jumlah sel yang berada dalam siklus membelah diri jauh

lebih besar. Aktivitas sel yang tengah membelah diri umumnya tertinggi pada

saat kanker tersebut masih kecil dan makin menurun dengan membesarnya

volume jaringan kanker tersebut. Proses terjadinya suatu kanker bukanlah

suatu proses sederhana namun diperlukan beberapa faktor penyebab yang

dapat mempengaruhi suatu sel normal berubah menjadi sel kanker dan

selanjutnya sel-sel kanker ini menyebar dan menyusup ke jaringan sehat

pada alat tubuh lainnya dan merusak fungsi alat tubuh tersebut sehingga

dapat menyebabkan kematian (Wikipedia, 2008).

Sel kanker ditandai oleh tiga ciri khas yaitu (1) proliferasi tidak

terkontrol; (2) invasi pada jaringan setempat; (3) penyebaran atau metastasis

ke bagian tubuh lain. Sel tumor (benigna) juga memperlihatkan penurunan

kontrol pertumbuhan namun tidak menyebar ke bagian tubuh yang lain.

Robert K. Murray (2003) menyatakan bahwa kanker terjadi akibat gen yang

mengkontrol pertumbuhan dan interaksi dengan sel normal lain memiliki

pengaturan yang tidak normal yaitu kegagalan dalam koordinasi fungsi gen

yang diperlukan dalam proses proliferasi dan diferensiasi sel. Kegagalan

dalam fungsi gen memberikan perubahan atau mutasi terhadap material

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 43: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

28

genetik DNA (asam deoksiribonukleat). Penelitian terhadap gen yang

berhubungan dengan fungsi tersebut pada kanker, saat ini telah banyak

dilakukan seperti: gen BRCA1, P53, dan Bcl-2 yang semuanya terdapat di

dalam inti sel.

Suatu sel berubah menjadi kanker, sel tersebut juga dikatakan telah

kehilangan sifat apoptosis, yaitu kemampuan untuk membunuh sel itu

sendiri, sehingga sel terus bertambah. Hal ini terjadi karena mutasi atau

perubahan genetik sel-sel tubuh yang menjadi sel kanker. Banyak hal yang

diduga menjadi bahan pencetus terjadinya mutasi gen antara lain radikal

bebas yang masuk ke dalam tubuh dan adanya virus tertentu yang

menginvasi sel tubuh. Mutasi spontan merupakan predisposisi terhadap

terjadinya sel kanker dengan frekuensi 10-7 -10-6 per sel per generasi.

Kecepatan ini akan meningkat di dalam jaringan yang memiliki laju proliferasi

tinggi sehingga produksi sel dari sel induk menjadi potensial untuk berubah

menjadi sel kanker (Murray, 2003).

Transformasi sel menjadi kanker adalah transformasi sel

menghasilkan sel-sel ganas dengan sifat yang berbeda dari sel normal dan

perilaku progeninya tidak lagi statik. Kejadian tersebut diwujudkan dalam

bentuk kariotipe yang abnormal, laju pertumbuhan semakin bertambah, dan

kecenderungan untuk menginvasi dan bermetastasis. Fenomena

progresivitas tumor mencerminkan ketidakstabilan dari genom sel tumor

sehingga sel dengan laju pertumbuhan yang lebih cepat memiliki keuntungan

selektif. Profil biokimia sel yang sangat ganas mungkin berbeda jauh dari sel

normal. Pada sel tersebut terjadi banyak perubahan pada profil enzim atau

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 44: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

29

ketidakstabilan dalam kromosom. Sel yang tumbuh cepat cenderung

memaksimalkan proses anabolik yang terlibat dalam pertumbuhan (seperti

sintesis DNA dan RNA) dan menurunkan fungsi katabolik (Murray, 2003).

Leukemia merupakan penyakit kanker yang terjadi pada sel-sel darah.

Sel-sel darah pada mulanya berasal dari satu jenis sel yang disebut sel induk

(stem sel). Stem sel akan berkembang menjadi sel darah merah, sel darah

putih dan keping-keping darah (Wikipedia, 2008). Leukemia terjadi jika

proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah putih mengalami

gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah keganasan, karena

proliferasi sel leukemia adalah sel bersifat immortal. Terjadinya proliferasi

seringkali melibatkan penyusunan kembali bagian dari kromosom.

Penyusunan kembali kromosom (translokasi kromosom) mengganggu

pengendalian normal dari pembelahan sel, sehingga sel membelah tak

terkendali dan menjadi ganas, dan akhirnya sel-sel tersebut menguasai

sumsum tulang dan menggantikan tempat dari sel-sel yang menghasilkan

sel-sel darah yang normal. Kanker ini juga bisa menyusup ke dalam organ

lainnya, termasuk hati, limpa, kelenjar getah bening, ginjal, dan otak

(Wikipedia, 2008).

Ada beberapa cara untuk menangani kanker tergantung pada

keadaan/stadium kanker itu sendiri. Beberapa penangan tepat menjadi suatu

alternatif untuk menghambat pertumbuhan kanker berubah menjadi ganas di

ataranya adalah operasi transplantasi sum-sum tulang, radioterapi, atau

kemoterapi dengan pemberian obat yang bersifat sitotoksik.

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 45: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Bahan Alam Pangan

dan Farmasi Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

(LIPI) PUSPIPTEK (Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi)

Serpong, dan Laboratorium Kimia Organik Bahan Alam, Departemen Kimia

FMIPA Institut Teknologi Bandung (ITB) pada bulan Januari 2008 hingga

April 2008

3.2. Bahan dan Alat

3.2.1. Bahan

a. Bahan baku : asam 3-hidroksipikolinat, oktilamina, asam salisilat,

anilin.

b. Pelarut : n-heksan, etil asetat, aseton, kloroform, metanol, CDCl3,

diklorometan, aquades, larutan HCl 1%, larutan NaOH 1%.

c. Katalis dan aktifator : N,N’-disikloheksilkarbodiimida (DCC) dan 4-

dimetil amino piridin (DMAP).

d. Zat pengering : magnesium sulfat anhidrat, pelet KOH.

e. Kolom kromatografi silika gel 60 (Merck) dengan ukuran partikel 70-

230 mesh.

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 46: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

31

f. Plat kromatografi lapis tipis (KLT) Silica gel GF 254 (Merck) dengan

ketebalan 0,25mm.

3.2.2. Alat

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas

yang ada di laboratorium kimia seperti: labu, gelas piala, tabung reaksi, gelas

ukur, corong pisah, dan batang pengaduk, seperangkat alat refluks, alat

destilasi, bejana KLT, kolom kromatografi, timbangan analitik, pengaduk

magnet dan hot plate stirrer, termometer, evaporator vakum, oven,

micropipet, lampu UV dengan panjang gelombang 254 dan 365nm, Fisher

Scientific (USA), spektrofotometer FT-IR Shimadzu 2010A, spektrofotometer

UV U-200 Hitachi, spektrometer Nuclear Magnetic Resonance proton dan

karbon (1H NMR dan 13C NMR) JEOL ECA NMR 500 MHz.

3.3. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui dua tahap pekerjaan yang terdiri dari:

(1) Sintesis, identifikasi, dan karakterisasi senyawa analog UK-3A

(2) Uji aktivitas biologi senyawa analog dalam menghambat pertumbuhan sel

kanker Murine leukemia P-388 secara in-vitro.

Sintesis senyawa analog UK-3A dilakukan dengan cara mereaksikan

bahan baku yang terdiri atas senyawa asam karbosilat aromatik dan

senyawa amina primer dan menambahkan aktivator dan katalisator

DCC/DMAP. Hasil yang diperoleh melalui reaksi tersebut berupa produk

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 47: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

32

amida dan reaksinya disebut reaksi amidasi. Reaksi amidasi berlangsung

pada suhu 60 0C selama 24 jam.

Identifikasi awal untuk produk sintesis diamati mengunakan plat KLT

silika gel Merck GF254. Hasil pengamatan berupa noda (spot) dapat dilihat

secara langsung di bawah lampu ultraviolet (UV) pada λ = 254 dan 360 nm.

Identifikasi kualitatif dari spot yang terbentuk dihitung dengan cara

menentukan nilai retensi Rf dari perbandingan jarak suatu spot dengan jarak

elusi pelarut. Untuk identifikasi seperti penentuan struktur molekul dilakukan

menggunakan alat antara lain : spektrofotometer UV, FT-IR dan

spektrometer NMR (1H-NMR dan 13C-NMR). Karakterisasi senyawa

ditentukan untuk mengetahui spesifikasi senyawa tersebut seperti titik

lelehnya menggunakan alat Fisher scientific.

Uji aktivitas anti kanker Murine leukemia P-388 untuk masing-masing

produk dilakukan dengan mengirimkan sampel ke Laboratorium Kimia

Organik Bahan Alam, Departemen Kimia FMIPA, Institut Teknologi Bandung.

3.3.1. Sintesis Senyawa Analog UK-3A (Anderson dalam Widodo, 1998; Hanafi, 1997).

A. 3-hidroksi-N-oktilpikolinamida [S1]

Sebanyak 0,278 g (2 mmol) asam 3-hidroksipikolinat dan 0,364 mL(2,2

mmol) oktilamina dimasukkan ke dalam labu dan dicampurkan secara

bersamaan dengan katalis dan aktivatornya sebanyak 0,454 g (2,2 mmol)

DCC (disiklo heksil karbodiimida) dan 0,269 g (2,2 mmol) DMAP (dimetil

amino piridin). Seluruh reagen dilarutkan dalam 5 mL kloroform kemudian

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 48: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

33

labu dihubungkan dengan kondensornya untuk proses reaksi selama kurang

lebih 24 jam pada suhu 60 0C sambil dilakukan pengadukan secara terus

menerus menggunakan pengaduk magnet dan hot plate stirrer . Proses

reaksi dihentikan setelah dilakukan identifikasi kuantitatif menggunakan KLT

untuk mengetahui bahwa produk spesifik berupa spot berwarna ungu telah

terbentuk. Air ditambahkan untuk menghilangkan DCC kemudian DCU

(disikloheksil urea) dapat dipisahkan dengan penyaringan. Filtrat yang

dihasilkan diekstraksi dengan 25mL kloroform sebanyak 3 kali. Air yang ada

pada fasa pelarut organik dihilangkan dengan penambahan magnesium

sulfat anhidrat hingga jenuh. Filtrat (sampel dalam pelarut kloroform)

dikeringkan dari pelarutnya dengan cara penguapan menggunakan

evaporator vakum pada suhu 50 0C.

Sampel [S1] dimasukkan ke dalam kolom kromatografi yang berisi

silika gel dan pelarut dibiarkan mengalir sepanjang kolom dengan

konsentrasi gradien mulai dari 100% n-heksan hingga n-heksan : etil asetat

(1:1). Tiap fraksi yang keluar dari kolom ditampung sebanyak 5 mL

kemudian dilakukan analisis kualitatif menggunakan KLT. Fraksi-fraksi yang

menunjukkan spot tunggal dari produk reaksi yang diinginkan, dikumpulkan

dan diuapkan menggunakan evaporator vakum suhu 50 0C. Senyawa [S1]

murni yang dihasilkan kemudian ditimbang untuk ditentukan rendemennya

dan dilakukan identifikasi titik leleh dan penentuan struktur menggunakan

alat spektrofotometer UV, FT-IR dan spektrometer NMR (1H-NMR dan 13C-

NMR).

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 49: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

34

B. 2-hidroksi-N-fenil-benzamida [S2]

Sebanyak 0,276 g (2 mmol) asam salisilat dan 0,2 mL (2,2 mmol)

anilin dimasukkan ke dalam labu dan dicampurkan secara bersamaan

dengan katalis dan aktivatornya sebanyak 0,454 g (2,2 mmol) DCC (disiklo

heksil karbodiimida) dan 0,269 g (2,2 mmol) DMAP (dimetil amino piridin).

Seluruh reagen dilarutkan dalam 5 mL kloroform kemudian labu dihubungkan

dengan alat kondensornya untuk proses reaksi selama kurang lebih 24 jam

pada suhu 60 0C sambil dilakukan pengadukan secara terus menerus

menggunakan pengaduk magnet dan hot plate stirrer . Proses reaksi

dihentikan setelah hasil analisis KLT menunjukkan spot berwarna ungu. Air

ditambahkan untuk menghilangkan sisa DCC kemudian DCU (disikloheksil

urea) dapat dipisahkan dengan penyaringan. Filtrat yang dihasilkan

diekstraksi dengan 25mL kloroform sebanyak 3 kali. Air yang ada pada fasa

pelarut organik dihilangkan dengan penambahan magnesium sulfat anhidrat

hingga jenuh. Filtrat (sampel dalam pelarut kloroform) dikeringkan dari

pelarutnya dengan cara penguapan menggunakan evaporator vakum pada

suhu 50 0C.

Sampel [S2] dimasukkan ke dalam kolom kromatografi yang berisi

silika gel dan pelarut dibiarkan mengalir sepanjang kolom dengan

konsentrasi gradien mulai dari 100% n-heksan hingga n-heksan : etil asetat

(1:1). Tiap fraksi yang keluar dari kolom ditampung sebanyak 5 mL

kemudian dilakukan analisis kualitatif menggunakan KLT. Fraksi-fraksi yang

menunjukkan spot tunggal dari produk reaksi yang diinginkan, dikumpulkan

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 50: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

35

dan diuapkan menggunakan evaporator vakum suhu 50 0C. Senyawa [S2]

murni yang dihasilkan kemudian ditimbang untuk ditentukan rendemennya

dan dilakukan identifikasi titik leleh dan penentuan struktur menggunakan

alat spektrofotometer UV, FT-IR dan spektrometer NMR (1H-NMR dan 13C-

NMR).

C. 3-hidroksi-N-fenilpikolinamida [S3]

Sebanyak 0,278 g (2 mmol) asam 3-hidroksipikolinat dan 0,2 mL (2,2

mmol) anilin dimasukkan ke dalam labu dan dicampurkan secara bersamaan

dengan katalis dan aktivatornya sebanyak 0,454 g (2,2 mmol) DCC (disiklo

heksil karbodiimida) dan 0,269 g (2,2 mmol) DMAP (dimetil amino piridin).

Seluruh reagen dilarutkan dalam 5 mL kloroform kemudian labu dihubungkan

dengan alat kondensornya untuk proses reaksi selama kurang lebih 24 jam

pada suhu 60 0C sambil dilakukan pengadukan secara terus menerus

menggunakan pengaduk magnet dan hot plate stirrer . Proses reaksi

dihentikan setelah hasil analisis KLT menunjukkan spot berwarna ungu. Air

ditambahkan untuk menghilangkan sisa DCC kemudian DCU (disikloheksil

urea) dapat dipisahkan dengan penyaringan. Filtrat yang dihasilkan

diekstraksi dengan 25mL kloroform sebanyak 3 kali. Air yang ada pada fasa

pelarut organik dihilangkan dengan penambahan magnesium sulfat anhidrat

hingga jenuh. Filtrat (sampel dalam pelarut kloroform) dikeringkan dari

pelarutnya dengan cara penguapan menggunakan evaporator vakum pada

suhu 50 0C.

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 51: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

36

Sampel [S3] dimasukkan ke dalam kolom kromatografi yang berisi

silika gel dan pelarut dibiarkan mengalir sepanjang kolom dengan

konsentrasi gradien mulai dari 100% n-heksan hingga n-heksan : etil asetat

(1:1). Tiap fraksi yang keluar dari kolom ditampung sebanyak 5 mL

kemudian dilakukan analisis kualitatif menggunakan KLT. Fraksi-fraksi yang

menunjukkan spot tunggal dari produk reaksi yang diinginkan, dikumpulkan

dan diuapkan menggunakan evaporator vakum suhu 50 0C. Senyawa [S3]

murni yang dihasilkan kemudian ditimbang untuk ditentukan rendemennya

dan dilakukan identifikasi titik leleh dan penentuan struktur menggunakan

alat spektrofotometer UV, FT-IR dan spektrometer NMR (1H-NMR dan 13C-

NMR).

D. 2-hidroksi-N-oktilbenzamida [S4]

Sebanyak 0,276 g (2 mmol) asam salisilat dan 0,364 mL (2,2 mmol)

oktilamina dimasukkan ke dalam labu dan dicampurkan secara bersamaan

dengan katalis dan aktivatornya sebanyak 0,454 g (2,2 mmol) DCC (disiklo

heksil karbodiimida) dan 0,269 g (2,2 mmol) DMAP (dimetil amino piridin).

Seluruh reagen dilarutkan dalam 5 mL kloroform kemudian labu dihubungkan

dengan alat dean-stark dan kondensornya untuk proses reaksi selama

kurang lebih 24 jam pada suhu 60 0C sambil dilakukan pengadukan secara

terus menerus menggunakan pengaduk magnet dan hot plate stirrer . Proses

reaksi dihentikan setelah hasil analisis KLT menunjukkan spot berwarna

ungu. Air ditambahkan untuk menghilangkan sisa DCC kemudian DCU

(disikloheksil urea) dapat dipisahkan dengan penyaringan. Filtrat yang

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 52: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

37

dihasilkan diekstraksi dengan 25mL kloroform sebanyak 3 kali. Air yang ada

pada fasa pelarut organik dihilangkan dengan penambahan magnesium

sulfat anhidrat hingga jenuh. Filtrat (sampel dalam pelarut kloroform)

dikeringkan dari pelarutnya dengan cara penguapan menggunakan

evaporator vakum pada suhu 50 0C.

Sampel [S4] dimasukkan ke dalam kolom kromatografi yang berisi

silika gel dan pelarut dibiarkan mengalir sepanjang kolom dengan

konsentrasi gradien mulai dari 100% n-heksan hingga n-heksan : etil asetat

(1:1). Tiap fraksi yang keluar dari kolom ditampung sebanyak 5 mL

kemudian dilakukan analisis kualitatif menggunakan KLT. Fraksi-fraksi yang

menunjukkan spot tunggal dari produk reaksi yang diinginkan, dikumpulkan

dan diuapkan menggunakan evaporator vakum suhu 50 0C. Senyawa [S4]

murni yang dihasilkan kemudian ditimbang untuk ditentukan rendemennya

dan dilakukan identifikasi titik leleh dan penentuan struktur menggunakan

alat spektrofotometer UV, FT-IR dan spektrometer NMR (1H-NMR dan 13C-

NMR).

3.3.2. Prosedur Identifikasi Senyawa

A. KLT (Kromatografi Lapis Tipis)

Sejumlah sampel diambil menggunakan pipa kapiler lalu ditotolkan ke

atas plat KLT yang sebelumnya telah ditetapkan letak sampel yang akan

dilarikan oleh fase gerak KLT yaitu 0,5 cm dari batas bawah dan 0,2 cm dari

batas atas. Produk yang telah ditotol disertakan bersama pereaksi sebagai

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 53: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

38

pembandingnya. Plat diletakkan dalam bejana kecil yang berisi pelarut yang

tingginya di bawah tempat penotolan pada plat KLT dan bejana ditutup

kemudian pelarut dibiarkan merambat naik sampai batas atas yang telah

ditentukan. Proses pengembangan sampel oleh eluen fasa gerak

menggunakan pelarut n-heksan : etil asetat = 4 : 1.

Hasil analisis KLT diamati menggunakan lampu UV pada panjang

gelombang, λ= 254 dan 360 nm.

B. Spektrofotometer UV (Ultra Violet)

Sampel dilarutkan dalam metanol hingga memberikan konsentrasi

1000 ppm kemudian dianalisis serapannya pada daerah UV dengan kisaran

panjang gelombang, λ= 200-400 nm.

C. Spektrofotometer FT-IR (Fourier Transform Infra Red)

Sampel berupa padatan digerus bersama KBr lalu ditekan menjadi

cakram tipis sedangkan sampel berupa minyak dilarutkan dengan kloroform

absolut kemudian diteteskan pada plat NaCl dan pelarutnya dibiarkan

menguap membentuk film tipis. Sampel padat/cair tersebut diukur

serapannya pada daerah infra merah panjang gelombang, λ= 15,4-2,5 µm

(650-4000 cm-1) menggunakan spektrofotometer FT-IR.

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 54: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

39

D. Spektrometer NMR (Nuclear Magnetic Resonance) Sampel dilarutkan dalam pelarut kloroform (CDCl3) yang mengandung

TMS (tetra metilsilan). Sampel dimasukkan ke dalam tabung NMR sampai

tinggi larutan berada 4 cm dari tinggi tabung 20cm. Tabung dimasukkan ke

dalam alat NMR untuk analisis 1H NMR dan 13C NMR.

3.3.3. Uji Sitotoksisitas Sel Kanker Murine leukemia P 388 (Sahidin, et al. 2005)

Kultur sel kanker Murine leukemia P-388 sejumlah 3 x 103 sel/mL

pada fase logaritma, disuspensikan ke dalam media RPMI 1640 yang telah

mengandung Fetal Bovine Serum (FBS), penisilin dan streptomisin. Sel pada

hari pertama diinokulasikan ke dalam microplate 96 sumuran (well plate)

kemudian diinkubasi selama 24 jam dalam inkubator CO2 . Hari kedua

dilakukan penambahan sampel yang dilarutkan dalam pelarut DMSO (dimetil

sulfoksida). Pengenceran sampel dilakukan dengan menambahkan PBS

(phosphoric buffer solution dengan pH (7,30–7,65). Sampel dengan

konsentrasi beragam (0,1; 0,3; 1; 3; 10; 30; dan 100 µg/mL.) ditambahkan ke

dalam sel dalam microplate lalu dikocok dengan microplate mixer dan

disimpan kembali dalam inkubator CO2. Sebagai kontrol negatif digunakan

DMSO dan kontrol positif digunakan senyawa standar cis-platina.

Proses inkubasi sel dilanjutkan kembali selama 48 jam, kemudian

ditambahkan reagen MTT [3-(4,5-dimetil thiazol-2-il)-2,5-difenil tetrazolium

bromida] dan dikocok menggunakan microplate mixer. Inkubasi dilanjutkan

kembali selama 4 jam, kemudian ditambahkan stop solution dari pelarut

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 55: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

40

deterjen SDS (sodium dodesil sulfat) dan campuran dikocok dengan baik

tanpa meninggalkan busa yang dapat mengganggu dalam pengamatan.

Inkubasi sel dilanjutkan kembali selama 24 jam. Perubahan warna dari MTT

kuning menjadi formazan ungu dikuantifikasi pada panjang gelombang (λ) =

550 nm dengan spektrofotometer UV/VIS. Absorbansi (A) larutan diukur

dengan microplate reader setelah 24 jam dari penambahan stop solution. Uji

aktivitas antikanker ini dilakukan dengan tiga kali ulangan.

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 56: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Sintesis Senyawa Analog UK-3A

4.1.1. Sintesis Senyawa 3-hidroksi-N-oktilpikolinamida [S1]

Sintesis senyawa [S1] pada penelitian ini telah dilakukan pada kondisi

optimal menggunakan bahan baku asam 3-hidroksi pikolinat dan oktilamin.

Sesuai hasil penelitian sebelumnya bahwa sintesis reaksi amidasi

berlangsung optimal menggunakan aktivator DCC (N,N-disiklo heksil

karbodiimida) dan katalis DMAP (N,N-4-dimetil aminopiridin) (Firmansyah,

2003). Penggunaan aktivator DCC dan katalis DMAP secara bersamaan

dapat memberikan rendemen produk lebih tinggi dibandingkan beberapa

aktivator dan katalis jenis lainnya. Penggabungan aktivator DCC dan katalis

DMAP merupakan suatu metode untuk mengaktifasi asam karboksilat untuk

direaksikan dengan amina pada temperatur yang tidak terlalu tinggi untuk

membentuk amida (Rosalina, 1999).

Reaksi sintesis senyawa [S1] mengikuti mekanisme reaksi yang

tertera pada Gambar 9 berikut. Adanya resonansi/penataan ulang dalam

molekul DMAP menyebabkan kebasaan dan efek nukleofilisitas molekul

senyawa tersebut menjadi meningkat, kemudian bereaksi dengan atom

hidrogen dari asam 3-hidroksi pikolinat membentuk ion 3-hidroksi pikolinat.

Ion pikolinat tersebut membentuk senyawa asil isourea dengan adanya DCC.

Senyawa ini bersifat reaktif dan penataan ulang dalam molekul tersebut

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 57: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

42

memecahkan ikatan asil-oksigen membentuk karbokation gugus benzil dan

DCU. DCU terbentuk oleh adanya pengubahan ikatan rangkap karbon-

nitrogen dari isourea menjadi gugus karbonil yang lebih stabil. Karbokation

gugus benzil ini kemudian berikatan dengan amina dari oktilamin membentuk

senyawa amida 3-hidroksi-N-oktilpikolinamida [S1].

N

N

N

N

N

OH O

O

H

C

N

N

C6H11

N

OH O

OC

N

NH

C6H11

C6H11

DCC

..

..

Asam 3-hidroksipikolinat

N

OH O

O

N

OH O

O

N

N

H

C

NH

NH

C6H11

O

C6H11

N

OH O

H2N

N

OH O

HN

3-hidroksi-N-oktilpikolinamida

DCU

oktilamina

N,N-dimetilaminopiridin

N

N

H

C6H11

N

N

N,N-dimetilaminopiridin

Gambar 9. Mekanisme reaksi sintesis senyawa 3-hidroksi-N-oktil pikolinamida [S1]

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 58: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

43

Untuk mendeteksi pembentukan produk reaksi amidasi senyawa [S1]

dilakukan identifikasi awal secara kualitatif dengan KLT menggunakan fase

diam silika gel dan eluen n-heksana dan etil asetat (4:1) sebagai fase gerak.

Pertimbangan penggunaan komposisi eluen tersebut dikarenakan senyawa

produk hasil sintesis cenderung bersifat nonpolar sehingga akan terelusi

dengan baik menggunakan campuran n-heksana dan etil asetat dengan

komposisi sifat nonpolar lebih besar daripada sifat semipolarnya.

Ada empat spot yang teramati untuk produk sintesis senyawa [S1] di

bawah lampu UV pada panjang gelombang, λ= 254 dan 360 nm. Spot yang

terbentuk untuk produk dibandingkan dengan spot yang ada pada reagen

bahan baku oktilamin memberikan nilai Rf sebagai berikut. Rf1=0 adalah spot

yang serupa dengan bahan baku oktilamin, Rf2= 0,23 sebagai produk

samping yang pertama, Rf3 = 0,30 sebagai produk samping yang kedua, dan

Rf4 = 0,70 sebagai produk utama. Spot pada Rf4 terlihat di bawah lampu UV

pada panjang gelombang tersebut berwarna ungu. Senyawa amida mampu

berfluoresensi sendiri jika disinari oleh sinar UV pada panjang gelombang, λ=

254 atau 360nm, sehingga senyawa tersebut tampak dengan mudah (Griffer,

et.al., 1991). Produk utama dengan nilai Rf 0,70 dipisahkan dari produk

lainnya sebagai hasil samping. Produk utama bercampur dengan produk

lainnya maka produk tersebut dikatakan sebagai produk kotor (crude). Untuk

mendapatkan produk utama dilakukan teknik pemurnian dengan kolom

kromatografi. Produk utama ini diperkirakan adalah senyawa 3-hidroksi-N-

oktilpikolinamida [S1]. Nilai Rf senyawa [S1] dapat dilihat pada Tabel 3.

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 59: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

44

Sintesis senyawa [S1] memberikan rendemen hasil sebanyak 76%.

Rendemen dihitung dari perbandingan mol (Lampiran 1). Karakter fisik untuk

senyawa [S1] diperlihatkan pada Tabel 3. Senyawa [S1] berupa minyak (oily)

berwarna kuning jernih.

Tabel 3. Karakteristik dan perhitungan rendemen senyawa-senyawa analog

hasil sintesis

Senyawa

Rendemen

Mr TL 0C

Wujud

Rf Berat hasil

sintesis (g)

Berat teoritis

(g) Persen

S1

S2

S3

S4

0,3805

0,3417

0,4113

0,4638

0,5000

0,4265

0,4285

0,4987

76

80

96

93

250

213

214

249

-

165-167

83-85

43-45

Minyak

Kristal

Kristal

Kristal

0,70

0,82

0,63

0,70

4.1.2. Sintesis Senyawa 2-hidroksi-N-fenilbenzamida [S2]

Produk senyawa [S2] telah tersintesis dari bahan baku asam 2-

hidroksibenzoat (asam salisilat) dan anilin mengikuti mekanisme reaksi yang

tertera pada Gambar 10 berikut. Adanya resonansi/penataan ulang dalam

molekul DMAP menyebabkan kebasaan dan efek nukleofilisitas molekul

senyawa tersebut menjadi meningkat, kemudian bereaksi dengan atom

hidrogen dari 2-hidroksibenzoat (asam salisilat) membentuk ion salisilat. Ion

salisilat tersebut membentuk senyawa asil isourea dengan adanya DCC.

Senyawa ini bersifat reaktif dan penataan ulang dalam molekul tersebut

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 60: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

45

memecahkan ikatan asil-oksigen membentuk karbokation gugus benzil dan

DCU. Karbokation gugus benzil ini kemudian berikatan dengan amina dari

anilin membentuk senyawa amida 2-hidroksi-N-fenilbenzamida [S2] dan

katalis DMAP dihasilkan kembali pada akhir reaksi.

Untuk mendeteksi pembentukan produk reaksi amidasi senyawa [S2]

telah tersintesis dari bahan baku maka dilakukan identifikasi awal secara

kualitatif menggunakan KLT dan bila diperoleh spot spesifik tercampur

dengan dua spot lain sebagai hasil sampingnya yang teramati di bawah

lampu UV pada panjang gelombang, λ= 254 dan 360 nm maka dilakukan

proses pemurnian yaitu memisahkan produk samping melalui kolom

kromatografi. Penentuan spot yang terlihat dari produk hasil sintesis

dibandingkan dengan spot yang ada pada bahan baku anilin memberikan

nilai Rf. Rf1=0 adalah spot yang serupa dengan bahan baku anilin, Rf2=

0,455 sebagai produk samping, dan Rf3 = 0,820 sebagai produk utama.

Produk dengan Rf 0,82 terlihat di bawah lampu UV sebagai spot berwarna

ungu. Produk pada Rf 0,82 disebut produk utama untuk selanjutnya

dipisahkan dari produk lainnya. Rendemen hasil untuk sintesis senyawa [S2]

diperoleh sebanyak 80%. Lampiran 1 ditunjukkan penghitungan rendemen

senyawa ini. Karakter fisik dan nilai Rf produk utama untuk senyawa [S2]

diperlihatkan pada Tabel 3. Senyawa [S2] berupa kristal putih berbentuk

jarum dengan titik leleh 165-167°C.

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 61: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

46

N

N

N

N

OH O

O

H

C

N

N

C6H11

C6H11

OH O

OC

N

NH

C6H11

C6H11

DCC

..

..

asam salisilat

OH O

O

OH O

O

N

N

H

C

NH

NH

C6H11

O

C6H11

OH O

OH O

HN

2-hidroksi-N-fenilbenzamida

DCU

H2N

anilin

N,N-4-dimetilaminopiridin

N

N

H

N

N

N,N-4-dimetilaminopiridin Gambar 10. Mekanisme reaksi sintesis senyawa 2-hidroksi-N-fenil

benzamida [S2]

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 62: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

47

4.1.3. Sintesis 3-hidroksi-N-fenilpikolinamida [S3]

Produk senyawa 3-hidroksi-N-fenilpikolinamida [S3] telah tersintesis

dari bahan baku asam 3-hidroksi pikolinat dan anilin mengikuti mekanisme

reaksi yang tertera pada Gambar 11 berikut. Penataan ulang dalam molekul

DMAP menyebabkan peningkatan efek nukleofilisitas dan kebasaan dari

nitrogen piridin, kemudian bereaksi dengan atom hidrogen dari 3-hidroksi

pikolinat membentuk ion pikolinat. Ion pikolinat tersebut membentuk senyawa

asil isourea dengan adanya DCC. Senyawa ini bersifat reaktif dan cenderung

melakukan penataan ulang elektron dalam molekul tersebut dan terjadi

pemecahan ikatan asil-oksigen untuk membentuk karbokation gugus benzil

serta DCU. DCU terbentuk karena pengubahan ikatan rangkap karbon-

nitrogen dari isourea menjadi gugus karbonil yang lebih stabil. Karbokation

gugus benzil ini kemudian berikatan dengan amina dari anilin membentuk

senyawa amida 3-hidroksi-N-fenilpikolinamida [S3] dan katalis DMAP

dihasilkan kembali pada akhir reaksi.

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 63: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

48

N

N

N

N

N

OH O

O

H

C

N

N

C6H11

C6H11

N

OH O

OC

N

NH

C6H11

C6H11

DCC

..

..

Asam 3-hidroksipikolinat

N

OH O

O

N

OH O

O

N

N

H

C

NH

NH

C6H11

O

C6H11

N

OH O

N

OH O

HN

3-hidroksi-N-fenilpikolinamida

DCU

H2N

anilin

DMAP

N

N

H

N

N

DMAP

Gambar 11. Mekanisme reaksi sintesis senyawa 3-hidroksi-N-fenil pikolinamida [S3]

Untuk mendeteksi pembentukan produk reaksi amidasi senyawa [S3]

telah tersintesis dari bahan baku maka dilakukan identifikasi awal secara

kualitatif dengan KLT dan diperoleh spot spesifik bercampur dengan tiga spot

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 64: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

49

lain sebagai hasil samping yang teramati di bawah lampu UV pada panjang

gelombang, λ= 254 dan 360 nm. Spot yang terlihat dari produk hasil sintesis

dibandingkan dengan spot yang ada pada bahan baku anilin memberikan

nilai Rf. Rf1=0 adalah spot yang serupa dengan bahan baku anilin, Rf2=

0,279 sebagai produk samping yang pertama, Rf3 = 0,630 sebagai produk

utama, dan Rf4= 0,744 sebagai produk samping yang kedua. Produk

dengan Rf 0,63 terlihat di bawah lampu UV sebagai spot berwarna ungu

adalah spesifik senyawa amida yang mempunyai kemampuan berpendar bila

diberi sinar UV pada panjang gelembang tersebut. Produk utama dipisahkan

dari produk lainnya melalui kolom kromatografi. Rendemen hasil untuk

sintesis senyawa ini diperoleh sebanyak 96%. Perhitungan rendemen produk

dihitung berdasarkan perbandingan mol yang ditunjukkan pada Lampiran 1.

Karakter fisik dan nilai Rf untuk senyawa [S3] diperlihatkan pada Tabel 3.

Senyawa [S3] berupa kristal jarum berwarna putih dengan titik leleh 83-85°C.

4.1.4. Sintesis 2-hidroksi-N-oktilbenzamida [S4]

Produk senyawa 2-hidroksi-N-oktilbenzamida [S4] telah tersintesis

dari bahan baku asam salisilat dan oktilamin mengikuti mekanisme reaksi

yang tertera pada Gambar 12 berikut. Gugus dimetil amino dalam molekul

DMAP mempunyai fungsi sebagai substituen donor elektron dan selanjutnya

bereaksi dengan hidrogen dari asam salisilat. Hasil reaksinya memberikan

senyawa ion salisilat. Salisilat ini menyerang atom karbon yang kekurangan

elektron dalam molekul DCC setelah DCC bereaksi dengan proton dari

DMAP. Salisilat menyerang atom karbon adalah untuk membentuk senyawa

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 65: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

50

asil isourea. Senyawa asil isourea adalah relatif tidak stabil dan bersifat

reaktif. Penataan ulang dalam molekul ini memecahkan ikatan asil-oksigen

membentuk karbokation gugus benzil dan DCU. DCU terbentuk oleh adanya

pengubahan ikatan rangkap karbon-nitrogen dari isourea menjadi gugus

karbonil yang lebih stabil. Karbokation gugus benzil ini kemudian berikatan

dengan amina dari oktilamin membentuk senyawa amida 2-hidroksi-N-

oktilbenzamida [S4] dan katalis DMAP dihasilkan kembali pada akhir reaksi.

Untuk mendeteksi pembentukan produk reaksi amidasi senyawa [S4]

telah tersintesis dari bahan baku maka dilakukan identifikasi awal secara

kualitatif dengan KLT dan diperoleh spot spesifik bercampur dengan satu

spot lain sebagai hasil samping yang teramati di bawah lampu UV pada

panjang gelombang, λ= 254 dan 360 nm. Spot yang terlihat dari produk hasil

sintesis dibandingkan dengan spot yang ada pada bahan baku oktilamin dan

memberikan nilai Rf. Rf1=0 adalah pita yang serupa dengan oktilamin dan

Rf2= 0,697 sebagai produk utama. Produk dengan Rf 0,697 terlihat di bawah

lampu UV sebagai pita berwarna ungu. Produk utama dipisahkan dari produk

lainnya melalui kolom kromatografi. Rendemen hasil untuk reaksi sintesis ini

diperoleh sebanyak 93%. Perhitungan rendemen ditunjukkan pada Lampiran

1. Karakter fisik dan nilai Rf untuk senyawa [S4] diperlihatkan pada Tabel 3.

Senyawa [S4] berupa kristal jarum berwarna putih dengan titik leleh Kristal

pada 43-45°C.

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 66: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

51

N

N

N

N

OH O

O

H

C

N

N

C6H11

C6H11

OH O

OC

N

NH

C6H11

C6H11

DCC

....

OH O

O

OH O

O

N

N

H

C

NH

NH

C6H11

O

C6H11

OH O

OH O

HN

2-hidroksi-N-oktil-benzamida

DCU

Asam salisilat

H2N

DMAP

N

N

H

Oktilamin

N

N

DMAP

Gambar 12. Mekanisme reaksi sintesis 2-hidroksi-N-oktilbenzamida [S4]

4.2. Analisis Senyawa Menggunakan Spektrum UV

Spektrum UV dapat digunakan dalam penetapan struktur suatu

senyawa organik. Absorbsi cahaya UV mengakibatkan transisi elektronik

yaitu promosi elektron dari orbital keadaan dasar dan berenergi rendah ke

orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi. Elektron yang bertanggung

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 67: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

52

jawab dalam mengabsorbsi cahaya adalah (1) elektron yang terlibat

langsung dalam pembentukan ikatan antar atom-atom, (2) elektron bebas

atau tak berpasangan (Hendayana, et.al., 1994). Panjang gelombang cahaya

UV bergantung pada promosi elektron. Molekul-molekul memerlukan energi

lebih banyak akan melakukan promosi elektron dan menyerap pada panjang

gelombang lebih pendek sebaliknya molekul-molekul yang memerlukan

energi lebih sedikit akan menyerap pada panjang gelombang lebih panjang.

Senyawa yang menyerap cahaya dalam daerah spektrum panjang

gelombang pada λ= 200-700 nm umumnya mengakibatkan transisi elektron

gugus fungsional tak jenuh atau kromofor (Hendayana, et.al., 1994;

Fessenden, 1991).

4.2.1. Senyawa 3-hidroksi-N-oktilpikolinamida [S1]

Untuk mendeteksi gugus kromofor dari struktur senyawa [S1] maka

dilakukan analisis serapan sinar UV. Pada Gambar 13 diperlihatkan

spektrum UV dari larutan yang mengandung senyawa [S1] discanning sekitar

panjang gelombang UV, λ= 200-400 nm. Hasil absorpsi molekul senyawa

[S1] memberikan serapan maksimal pada titik tertinggi kurva dengan panjang

gelombang 246, 298,5, dan 326 nm. Absorpsi pada panjang gelombang

tersebut diduga akibat transisi dari π π∗ dengan ditandai oleh 3 sinyal/pita

yang berasal dari sistem aromatiknya. Gugus benzen mengabsorbsi dengan

kuat pada puncak pertama λmax 246nm dan selanjutnya menurun pada

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 68: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

53

puncak-puncak berikutnya yaitu puncak E2 pada λmax 298,5 dan puncak B

pada λmax 326 nm.

Gugus –O- pada –OH dan –N- pada piridin memberikan pengaruh

pada kromofor benzen terutama puncak B. Gugus fungsional tersebut

disebut juga gugus auksokrom, tidak mengabsorbsi di daerah UV namun

memberikan pengaruh menggeser puncak-puncak kromofor pada panjang

gelombang yang lebih besar. Substitusi auksokrom –O- dan –N- pada

molekul tersebut memberikan suatu interaksi antara pasangan elektron

bebas dari atom oksigen/nitrogen dengan elektron π dari cincin benzen.

Interaksi tersebut menstabilkan elektron π* dari benzen terutama puncak B

(Hendayana, et.al., 1994).

Gambar 13. Spektrum UV senyawa 3-hidroksi-N-oktilpikolinamida [S1]

mempunyai λmax = 246, 298,5 dan 326 nm

N

OH O

HN

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 69: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

54

4.2.2. Senyawa 2-hidroksi-N-fenilbenzamida [S2]

Gugus kromofor dalam senyawa [S2] dianalisis dari Gambar 14 yang

diperoleh dari absorbsi sinar UV. Hasil absorpsi memberikan serapan

maksimal pada titik tertinggi kurva dengan panjang gelombang maksimum

pada λ max = 246, 298,5 (puncak E2) dan 328,5 (puncak B) nm. Munculnya

tiga panjang gelombang maksimum diduga berasal dari transisi π π∗ dari

sistem aromatik (benzen). Gugus –O- dari -OH dalam molekul tersebut

disebut gugus auksokrom yang tidak memberikan serapan pada daerah UV

namun memberikan pengaruh dengan menggeser puncak-puncak kromofor

terutama puncak B ke panjang gelombang yang lebih besar.

Hasil pengamatan senyawa [S2] diperoleh puncak B pada panjang

gelombang maksimum, λ max = 328,5 nm. Pergeseran ke arah panjang

gelombang lebih besar pada hasil spektrum tersebut kemungkinan

disebabkan oleh delokalisasi elektron π∗ dalam molekul karena adanya

proses konjugasi elektron yang dapat menyebabkan elektron dapat

berpindah tempat dalam molekul yang mengandung dua sistem aromatik.

Delokalisasi elektron memberikan pengaruh terhadap penurunan tingkat

energi orbital π∗ dan membuat kurang bersifat antibonding, akibatnya

absorbsi maksimum bergeser ke arah panjang gelombang yang lebih besar

(Hendayana, et.al., 1994).

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 70: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

55

Gambar 14. Spektrum UV senyawa 2-hidroksi-N-fenilbenzamida [S2] dengan λmax = 246, 298,5 dan 328,5 nm

4.2.3. Sintesis 3-hidroksi-N-fenilpikolinamida [S3]

Gugus kromofor senyawa [S3] dianalisis dari Gambar 15 yang

diperoleh dari absorbsi sinar UV. Hasil absorbsi memberikan serapan

maksimal pada titik tertinggi kurva dengan panjang gelombang maksimum

pada λ max = 246, 298,5 (puncak E2) dan 354,5 (puncak B) nm. Munculnya

tiga panjang gelombang maksimum diduga berasal dari transisi π π∗ dari

sistem aromatik (benzen). Gugus –O-dari -OH dan –N- dari piridin dalam

molekul tersebut merupakan gugus auksokrom yang tidak memberikan

serapan pada daerah UV namun memberikan pengaruh dengan menggeser

puncak-puncak kromofor terutama puncak B ke panjang gelombang yang

lebih besar.

OH O

HN

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 71: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

56

Hasil pengamatan senyawa [S3] diperoleh puncak B bergeser pada

panjang gelombang maksimum, λ max 354,5 nm. Hasil tersebut kemungkinan

disebabkan adanya proses konjugasi dua sistem aromatik dalam molekul.

Proses konjugasi ini diduga dapat menyebabkan stabilisasi resonansi pada

keadaan tereksitasinya. Konjugasi artinya elektron π∗ dapat berpindah

tempat dalam molekul. Stabilisasi resonansi menurunkan tingkat energi

orbital tereksitasi π∗ dan membuat kurang bersifat antibonding, akibatnya

absorbsi maksimum bergeser ke arah panjang gelombang yang lebih besar

(Hendayana, et.al., 1994; Fessenden, 1990).

Gambar 15. Spektrum UV senyawa 3-hidroksi-N-fenilpikolinamida [S3] dengan λmax 246, 298,5 dan 354,5 nm

4.2.4. Sintesis 2-hidroksi-N-oktilbenzamida [S4]

Analisis serapan sinar UV senyawa [S4] pada panjang gelombang,

λmax = 200-400 nm diperlihatkan pada Gambar 16. Hasil absorpsi

memberikan serapan maksimal pada titik tertinggi kurva dengan panjang

N

OH O

HN

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 72: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

57

gelombang, λ max = 246, 298,5 (puncak E2) dan 324 (puncak B) nm. Absorpsi

pada panjang gelombang tersebut diduga akibat transisi dari π π∗

dengan ditandai munculnya tiga puncak panjang gelombang maksimum

berasal dari transisi π π∗ dari sistem aromatik (benzen). Gugus –O- dari

OH dalam molekul adalah sebagai gugus auksokrom tidak memberikan

serapan pada daerah UV namun memberikan pengaruh dengan menggeser

puncak-puncak kromofor terutama puncak B ke panjang gelombang yang

lebih besar. Hasil pengamatan diperoleh puncak B pada panjang gelombang

maksimum, λ max =324 nm.

Gambar 16. Spektrum UV senyawa 2-hidroksi-N-oktilbenzamida [S4] dengan

λmax 246, 298,5 dan 324 nm

OH O

HN

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 73: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

58

4.3. Analisis Senyawa Menggunakan Spektrum IR

Identifikasi gugus-gugus fungsional tertentu pada suatu molekul dapat

ditentukan dengan mengukur serapan radiasi infra merah (IR) menggunakan

instrumen spektrofotometer infra merah pada berbagai frekuensi yang

dinyatakan dalam fungsi bilangan gelombang, υ = 650-4000 cm-1 (λ=15,4-2,5

µm). Letak pita serapan dinyatakan dalam satuan panjang gelombang (λ µm)

atau bilangan gelombang ( υ cm-1) (Sastrohamidjoyo, 1992).

4.3.1. Senyawa 3-hidroksi-N-oktilpikolinamida [S1]

Penafsiran spektrum IR senyawa 3-hidroksi-N-oktilpikolinamida [S1]

(Lampiran 2) dari berbagai bilangan gelombang absorbsi dari masing-masing

gugus fungsi yang spesifik ditunjukkan dalam Tabel 4 yaitu ditemukan pita

serapan pada bilangan gelombang, υ=1651 cm-1 merupakan serapan

spesifik vibrasi ulur dari gugus C=O karbonil yang terkonjugasi dengan ikatan

rangkap dan diperkuat pita serapan tunggal yang ditemukan pada υ = 3344

cm-1 yang merupakan serapan spesifik vibrasi ulur untuk gugus N-H dari

gugus amidanya. Serapan vibrasi ulur O-H ditemukan pita pada υ = 3323

cm-1. Pita serapan pada bilangan gelombang, υ = 2853-2927cm-1 adalah

serapan spesifik vibrasi ulur ikatan antar atom C-H sp3. Informasi adanya

gugus aromatik C=C aril ditunjukkan pada spektrum IR menyerupai deretan

empat pita seperti pita kombinasi/overtone muncul antara, υ = 1450-1600

cm-1. Uluran C-H dalam aril/alkena muncul lemah pada υ = 3323 cm-1.

Vibrasi ulur yang melibatkan jenis ikatan karbon-hidrogen aril/alkena (sp2)

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 74: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

59

relatif lebih kuat dari pada ikatan karbon-hidrogen alkana (C-H sp3). Makin

kuat ikatan cenderung sukar bervibrasi sehingga memerlukan energi lebih

tinggi untuk bervibrasi.

Tabel 4. Daftar daerah spektrum gugus fungsi senyawa [S1]

Ikatan Daerah absorbsi (υ cm-1)

C=O

N-H

C-H alifatik

C-H aril

C=C aril

O-H

1651

3344

2853-2927

3323

1450-1600

3323

Berdasarkan analisis penafsiran spektrum IR maka senyawa 3-

hidroksi-N-oktilpikolinamida [S1] telah terbentuk karena ditemukannya gugus

fungsi C=O dan N-H, C-H alifatik, C-H aromatik, dan gugus fungsi O-H dalam

struktur molekul tersebut .

4.3.2. Senyawa 2-hidroksi-N-fenilbenzamida [S2]

Penafsiran spektrum IR senyawa [S2] memberikan informasi adanya

gugus fungsi seperti ditunjukkan dalam Tabel 5 (dan Lampiran 3). Pita pada

bilangan gelombang, υ= 1689 cm-1 telah ditemukan merupakan serapan

spesifik vibrasi ulur dari gugus karbonil C=O yang terkonjugasi dengan

ikatan rangkap dan diperkuat dengan ditemukannya pita serapan pada υ=

3307 cm-1 yang merupakan serapan spesifik vibrasi ulur untuk gugus O-H

dan kemungkinan serapan vibrasi ulur gugus N-H dari amida ada pada

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 75: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

60

frekuensi tersebut. Pita nampak lebih tajam dan kurang intensif, karena ulur

O-H dalam molekul fenol bebas tidak berikatan hidrogen. Informasi adanya

gugus aromatik C=C aril ditunjukkan pada spektrum IR menyerupai deretan

empat pita seperti pita kombinasi/overtone muncul antara, υ= 1450-1600

cm-1. Uluran C-H dalam aril/alkena muncul lemah pada υ= 3066-3205 cm-1.

Tabel 5. Daftar daerah spektrum gugus fungsi senyawa [S2]

Ikatan Daerah absorbsi (υ cm-1)

C=O

O-H dan N-H

C-H aril

C=C aril

1689

3307

3066-3205

1450-1600

Berdasarkan analisis penafsiran spektrum IR senyawa 2-hidroksi-N-

fenilbenzamida [S2] telah terbentuk karena ditemukannya gugus fungsi C=O

dan N-H, C-H aromatik, dan gugus fungsi O-H dan dalam struktur molekul

tersebut .

4.3.3. Sintesis 3-hidroksi-N-fenilpikolinamida [S3]

Penafsiran spektrum IR senyawa [S3] berdasarkan data spektrum

pada Lampiran 4 dan daftar daerah spektrum tercantum pada Tabel 6, yaitu

ditemukan pita serapan pada bilangan gelombang, υ=1647 cm-1 merupakan

serapan spesifik vibrasi ulur dari gugus C=O yang terkonjugasi dengan

ikatan rangkap dan diperkuat dengan ditemukannya pita serapan pada, υ=

3412 cm-1 yang merupakan serapan spesifik vibrasi ulur untuk gugus N-H

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 76: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

61

dari gugus amidanya. Serapan vibrasi ulur gugus O-H ditemukan pita tajam

pada υ= 3309 cm-1, karena tidak ada ikatan hidrogen intramolekul. Informasi

adanya gugus aromatik C=C aril ditunjukkan pada spektrum IR menyerupai

deretan empat pita seperti pita kombinasi/overton muncul antara υ = 1450-

1600 cm-1. Uluran C-H aromatik muncul pada υ = 3000-3186 cm-1.

Tabel 6. Daftar daerah spektrum gugus fungsi senyawa [S3]

Ikatan Daerah absorbsi (υ cm-1)

C=O

N-H

O-H

C-H aril

C=C aril

1647

3412

3309

3000-3186

1450-1600

Berdasarkan analisis penafsiran spektrum IR maka senyawa 3-

hidroksi-N-fenilpikolinamida [S3] telah terbentuk karena ditemukannya gugus

fungsi C=O dan N-H, C-H aromatik, dan gugus fungsi O-H dan dalam

struktur molekul tersebut .

4.3.4. Sintesis 2-hidroksi-N-oktilbenzamida [S4]

Penafsiran spektrum IR senyawa [S4] (Lampiran 5) dari berbagai

bilangan gelombang absorpsi dari masing-masing gugus fungsi. Daftar

daerah spektrum dari gugus fungsi dijelaskan pada Tabel 7 sebagai berikut

yaitu ditemukan pita serapan pada bilangan gelombang, υ= 1641 cm-1

merupakan serapan spesifik vibrasi ulur dari gugus C=O karbonil yang

terkonjugasi dengan ikatan rangkap dan diperkuat pita serapan tunggal yang

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 77: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

62

ditemukan pada υ = 3344 cm-1 yang merupakan serapan spesifik vibrasi ulur

untuk gugus O-H dan kemungkinan gugus amida N-H saling tumpang tindih

pada bilangan gelombang yang sama. Serapan vibrasi ulur O-H ditemukan

pita jatam pada υ = 3344 cm-1, spektrum demikian karena ulur O-H dalam

molekul fenol bebas tidak ada ikatan hidrogen intramolekul. Pita serapan

pada bilangan gelombang, υ = 2850-2954cm-1 adalah serapan spesifik

vibrasi ulur ikatan antar atom karbon-hidrogen sp3. Informasi adanya gugus

aromatik C=C aril ditunjukkan pada spektrum IR menyerupai deretan empat

pita seperti pita kombinasi/overton muncul antara, υ=1442-1583 cm-1. Uluran

ikatan C-H dalam aril/alkena muncul lemah pada υ = 3223 cm-1.

Tabel 7. Daftar daerah spektrum gugus fungsi senyawa [S4]

Ikatan Daerah absorbsi (υ cm-1)

C=O

N-H dan O-H

C-H alifatik

C-H aril

C=C aril

1641

3344

2850-2954

3223

1442-1583

Berdasarkan analisis penafsiran spektrum IR maka senyawa 3-

hidroksi-N-oktilpikolinamida [S1] telah terbentuk karena ditemukannya gugus

fungsi C=O dan NH amida, C-H alifatik, C-H aromatik, dan gugus fungsi O-H

dalam struktur molekul tersebut .

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 78: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

63

4.4. Analisis Senyawa Menggunakan Spektrum NMR

Spektroskopi NMR berdasarkan pada penyerapan gelombang radio

oleh inti-inti tertentu dalam molekul apabila berada dalam medan magnet

(Fessenden, 1990). Sinyal NMR yang terukur berupa nilai pergeseran kimia

(δ) dalam satuan ppm. Nilai δ merupakan perbedaan resonansi frekuensi

suatu inti relatif terhadap standar (Janie, et al., 2006, Akitt, 1983).

Spektrum pengukuran 1H-NMR dan 13C-NMR menggunakan

tetrametilsilan (TMS) sebagai standar. TMS mempunyai 12 atom H dan 4

atom C yang ekivalen sehingga memberikan nilai pergeseran kimia dalam

bentuk singlet yang muncul pada daerah medan magnet yang tinggi (δ = 0

ppm).

Konfirmasi struktur molekul terhadap keempat senyawa [S1], [S2],

[S3], dan [S4] mengunakan analisis spektrum 1H-NMR dan 13C-NMR dapat

mengatasi problema penentuan struktur suatu senyawa hanya melalui

informasi gugus fungsi saja. Informasi pengukuran dari spektrum 1H-NMR

dapat memberikan indikasi dan deskripsi mengenai bagian hidrokarbon

molekul dari nilai pergeseran kimia yang menunjukkan proton untuk masing-

masing lingkungan kimia, konstanta kopling (J), dan jumlah proton dari hasil

integrasinya. Melalui pengukuran dari spektrum 13C-NMR dapat diketahui

jenis karbon primer, sekunder, tersier dan kuartener (-CH3, -CH2-, CH-, -C-,

O-C, C=O, -CONH-, dan lain-lain) [Akitt, 1983].

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 79: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

64

4.4.1 Senyawa 3-hidroksi-N-oktilpikolinamida [S1]

Analisis penetapan struktur molekul senyawa [S1] menggunakan

spektrometer 1H-NMR (Lampiran 6) dan 13C-NMR (Lampiran 7) dapat

ditunjukkan dalam Tabel 8 dan menggunakan panduan Gambar 17 sebagai

berikut:

N

OH O

HN

1'2

34

5

6

7'

8'1

2'

3'

4'

5'

6'

Gambar 17. Struktur senyawa 3-hidroksi-N-oktilpikolinamida [S1] Tabel 8. Data pergeseran kimia (δ, ppm) spektrum 1H-NMR dan 13C-NMR

senyawa 3-hidroksi-N-oktilpikolinamida [S1] (CDCl3, 500 MHz)

C/H Pergeseran Kimia (δ, ppm)

1H-NMR (m*,J dalam Hz) 13C-NMR 1-CON-

2

3-C-OH

4

5

6

1’

2’

3’-7’

8’

NH

-

-

12,27 (1H,s)

7,30(1H,m)

7,33(1H,m)

8,03(1H, m)

3,43 (2H,q)

1,62 (2H,m)

1,31 (10H, m)

0,87 (3H, t, 7,35)

8,04(1H, d, 4,75)

168,78

139,44

157,85

126,16

128,56

139,44

39,13

31,86

22,71-29,5

14,60

-

m*= multiplisitas, J = konstanta kopling

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 80: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

65

Pergeseran kimia proton dari gugus -OH pikolinat pada δ = 12,27 ppm

(1H,s) sinyal berbentuk singlet, karena -OH terikat pada atom C3’ aromatik

yang tidak mempunyai proton. Nilai pergeseran kimia ini muncul lebih down

field (medan rendah) menjauhi nilai pergeseran kimia TMS karena atom H

dari gugus -OH membentuk ikatan hidrogen intramolekuler dengan gugus

karbonil dari amida (-C=O). sinyal pada δ = 7,30 ppm (1H, m); δ= 7,33 ppm

(1H,m), dan δ= 8,03 ppm (1H,m) masing-masing merupakan proton aromatik

pada C4, C5, dan C6 dari cincin pikolinat. Sinyal berbentuk multiplet (m)

muncul karena interaksi sebuah proton dengan proton-proton tetangganya

yang tidak ekivalen dengan proton tersebut akan memberikan isyarat NMR

dengan sinyal-sinyal yang terbelah (splitting) menjadi sinyal-sinyal rangkap.

Pergeseran kimia pada δ= 0,87 ppm (3H,t) merupakan pergeseran proton

pada gugus metil, C8’. Sinyal berbentuk triplet karena atom H dalam gugus

metil terikat pada atom karbon metilen tetangganya yang mempunyai dua

proton. Gugus proton dari metilen C3’-C7’ ditunjukkan ada pada δ = 1,31

ppm (10H,m) dengan muncul sinyal berbentuk multiplet. Integrasi atom H

gugus metilen sebanyak 10 menunjukkan adanya 5 gugus metilen (-CH2-).

Nilai pergeseran proton dari C1’, δ= 3,43 ppm, mempunyai nilai pergeseran

kimia lebih ke arah down field dari pada proton dari C2’ dengan δ= 1,62 ppm,

karena adanya efek induksi dan berdekatan dengan gugus amida yang lebih

elektronegatif. Demikian juga halnya, pergeseran kimia proton dari C2’ lebih

down field dari pada proton dari C3’-C7’. Sinyal NMR dari proton C1’

berbentuk kuartet karena adanya interaksi dengan satu proton dari -NH

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 81: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

66

amida dan 2 proton metilen dari C2’. Proton dari gugus amida ditunjukkan

oleh δ = 8,04 ppm (1H,d), berupa puncak doublet yang berasal dari interaksi

proton amida dengan 1 proton yang diikat oleh C1’. Pergeseran kimia untuk

proton yang terdapat pada pelarut CDCl3 muncul pada δ = 7,26 ppm.

Data spektrum hasil pengukuran menggunakan 13C-NMR

menghasilkan pergeseran kimia antara lain δ = 14,6 ppm yang merupakan

pergeseran kimia dari gugus metil C8’. Pergeseran pada δ = 22,71-29,5

ppm menunjukan gugus metilen (-CH2-) dari C3’-C7’. Pergeseran kimia

makin ke arah down field bila makin dekat dengan atom nitrogen amida yang

lebih elektronegatif. Karbon gugus karbonil pada amida memberikan

pergeseran kimia C1’ dengan δ= 168,78 ppm lebih down field, karena

pengaruh atom oksigen lebih elektronegatif . Sinyal 1H NMR pada δ =

126,16; 128,56; 139,44; dan 157,85 ppm menunjukkan pergeseran kimia

atom karbon aromatik pada cincin pikolinat, yaitu masing-masing C4, C5, C2,

dan C3. Gugus dari C2 dan C6, saling simetris dan mempunyai nilai

pergeseran kimia sama yaitu δ= 139,44 ppm. Gugus C3 memiliki nilai

pergeseran kimia paling down field di antara karbon-karbon lain pada cincin

pikolinat karena C3’ mengikat gugus oksigen yang bersifat elektronegatif.

Hasil spektrum 13C-NMR juga memberikan nilai δ = 77,19 ppm yang

merupakan pergeseran kimia atom karbon dari pelarut CDCl3.

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 82: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

67

4.4.2 Senyawa 2-hidroksi-N-fenilbenzamida [S2]

Penetapan struktur molekul senyawa [S2] berdasarkan analisis 1H-

NMR (Lampiran 8) dan 13C-NMR (Lampiran 9) dapat ditunjukkan dalam

Tabel 9 dan menggunakan panduan Gambar 18 sebagai berikut:

1

OH O

HN 1'

2'3'

4'5'

6'

65

43

2

7

Gambar 18. Struktur senyawa 2-hidroksi-N-fenilbenzamida [S2]

Tabel 9. Data pergeseran kimia (δ, ppm) spektrum 1H-NMR dan 13C-NMR

senyawa 2-hidroksi-N-fenilbenzamida [S2] (CDCl3, 500 MHz)

C/H Pergeseran Kimia (δ, ppm)

1H-NMR (m*, J dalam Hz) 13C-NMR 1-CON-

2

3-C-OH

4

5

6

7

1’

2’, 6’

3’, 5’

4’

NH

-

-

10,22 (1H,s)

7,03 (1H, m)

7,55 (1H, m)

6,98 (1H, m)

8,09 (1H, m)

-

7,45 (2H, m)

7,60(2H, m)

7,09(1H,m)

7,99 (1H,s)

168,82

118,34

162,50

111,33

128,56

120.17

147,34

14,60

130,32-132,54

123,52-127,29

130,32

-

m*=multiplisitas, J = konstanta kopling

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 83: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

68

Pergeseran kimia proton dari gugus -OH salisilat pada δ = 10,22 ppm

(1H, s) sinyal berbentuk singlet/tunggal karena -OH terikat pada atom C3

yang tidak mempunyai proton. Nilai pergeseran kimia ini muncul lebih down

field karena gugus -OH membentuk ikatan hidrogen intramolekuler dengan

gugus karbonil dari amida. Proton dari gugus amida ditunjukkan oleh sinyal

berbentuk singlet pada δ = 7,99 ppm (1H, s), karena -NH terikat pada

tetangganya yang masing-masing tidak mempunyai proton dari atom C1’

aromatik dan C1 karbonil (C1-CON-). Pergeseran kimia proton aromatik

muncul antara δ= 7-8,5 ppm. Pergeseran kimia δ= 6,98 ppm (1H, m)

merupakan pergeseran proton C6 gugus metin (–CH-) benzen. Pergeseran

kimia pada δ= 7,03 ppm (1H, m) merupakan pergeseran proton pada C4 dan

δ= 7,55 ppm (1H, m) merupakan pergeseran proton pada C5. Sinyal multiplet

muncul karena suatu proton pada posisi C6/C5/C4 memiliki satu proton

dengan tetangga-tetangganya yang tidak ekivalen dan memberikan suatu

isyarat NMR dengan sinyal-sinyal yang terbelah menjadi puncak rangkap

selain itu proton tersebut juga memiliki ekivalensi dengan proton dari

tetangga-tetangganya yang lain. Kerapatan elektron yang rendah pada posisi

meta meyebabkan C5 lebih down field. Pergeseran kimia pada δ= 7,45 ppm

(2H, m) merupakan pergeseran proton metin (-CH-) benzen pada posisi C2’

dan C6’ yang mempunyai nilai sama. Proton dari gugus C3’ dan C5’

mempunyai pergeseran kimia pada δ= 7,60 ppm (2H, m). Proton dari gugus

C3’ dan C5’ lebih down field dari pada proton dari gugus C2’ dan C6’, karena

terletak pada posisi meta dari gugus amida dan kerapatan elektron pada

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 84: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

69

posisi tersebut relatif lebih rendah. Proton dari gugus C4’ mempunyai

pergeseran kimia δ= 7,09 ppm (1H, m), karena lebih up field dibandingkan

proton dari gugus C3’dan C5’. Pergeseran kimia untuk proton yang terdapat

pada pelarut CDCl3 muncul pada δ = 7,26 ppm.

Data spektrum hasil pengukuran menggunakan 13C-NMR

menghasilkan pergeseran kimia antara lain δ = 14,6 ppm yang merupakan

pergeseran kimia karbon dari gugus C1’. Pergeseran pada δ = 123,52-127,29

ppm menunjukkan karbon dari C3’ dan C5’. Pergeseran kimia cenderung

down field bila makin dekat dengan atom nitrogen yang lebih elektronegatif

atau terletak pada posisi meta. C4’ terletak pada posisi para sehingga relatif

mempunyai nilai pergeseran kimia yang sama pada posisi orto, C2’ dan C6’.

Karbon gugus karbonil pada amida memberikan pergeseran kimia C1-CON-

pada δ = 168,62 ppm muncul ke arah lebih down field, karena pengaruh

atom oksigen lebih elektronegatif . Sinyal NMR pada δ = 118,34; 162,50;

111,33; 128,56 ppm menunjukkan pergeseran kimia atom karbon aromatik

pada cincin fenol/salisilat, yaitu masing-masing C2, C3, C4, dan C5. Karbon

dari gugus C3 memiliki nilai pergeseran kimia lebih down field di antara

karbon-karbon lain dalam cincin fenol, karena C3 mengikat inti atom oksigen

elektronegatif. Hasil spektrum 13C-NMR juga memberikan nilai δ = 77,19 ppm

yang merupakan pergeseran kimia atom karbon dari pelarut CDCl3.

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 85: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

70

4.4.3. Sintesis 3-hidroksi-N-fenilpikolinamida [S3]

Hasil analisis senyawa 3-hidroksi-N-fenilpikolinamida [S3]

berdasarkan spektrum 1H-NMR (Lampiran 10) dan 13C-NMR (Lampiran 11)

dapat ditunjukkan dalam Tabel 10 dan menggunakan panduan Gambar 19

sebagai berikut:

1

N

OH O

HN 1'

2'3'

4'5'

6'

65

43

2

Gambar 19. Struktur senyawa 3-hidroksi-N-fenilpikolinamida [S3]

Tabel 10. Data pergeseran kimia (δ, ppm) spektrum 1H-NMR dan 13C-NMR untuk senyawa 3-hidroksi-N-fenilpikolinamida [S3] (CDCl3, 500 MHz)

C/H Pergeseran Kimia (δ, ppm)

1H-NMR (m*, J dalam Hz) 13C-NMR 1-CON-

2

3-C-OH

4

5

6

1’

2’,6’

3’,5’

4’

NH

-

-

11,94 (s,1H)

7,72 (1H, m)

8,13 (1H, m)

7,70 (1H, m)

-

7,42 (2H, m)

7,36 (2H, m)

7,19 (1H, m)

9,92 (1H, s)

167,06

139,13

158,48

126,16

128,56

136,92

131,53

126,00

129,40

129,24

-

m*= multiplisitas, J = konstanta kopling

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 86: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

71

Pergeseran kimia proton dari gugus -OH pikolinat pada δ = 11,94 ppm

(1H, s) sinyal berbentuk singlet/tunggal, karena -OH terikat pada atom C3

yang tidak mempunyai proton. Nilai pergeseran kimia ini muncul lebih down

field, karena gugus -OH membentuk ikatan hidrogen intramolekuler dengan

gugus karbonil dari amida. Proton dari gugus amida ditunjukkan oleh δ = 9,92

(1H, s) berupa sinyal berbentuk singlet, karena NH terikat pada atom yang

tidak mempunyai proton dari C1’ aromatik dan C1 karbonil (C1-CON-).

Pergeseran kimia pada δ= 8,13 ppm (1H, m) merupakan pergeseran proton

C6 dari metin (-CH-) benzen. Pergeseran kimia pada δ= 7,72 ppm (1H, m)

merupakan pergeseran proton C4 dan δ= 7,70 ppm (1H, m) merupakan

pergeseran proton C5. sinyal multiplet muncul karena memiliki satu proton

tetangga yang tidak ekivalen pada posisi orto dan meta dan memberikan

suatu isyarat yang terbelah menjadi sinyal-sinyal rangkap. Posisi sinyal ke

arah lebih down field sesuai tingkat kerapatan elektron yang ada,dengan

urutan kerapatan elektron makin rendah maka makin down field. Urutan

proton dari C5 lebih down field dari proton C6, sementara proton pada gugus

C6 dan C4 hampir memiliki kesamaan dalam kerapatan elektron. Pergeseran

kimia pada δ= 7,42 ppm (2H, m) merupakan pergeseran proton pada posisi

C2’ dan C6’ yang mempunyai nilai sama. C3’ dan C5’ mempunyai

pergeseran kimia pada δ= 7,36 (2H, m). Proton dari gugus C2’ dan C6’ lebih

down field dari pada proton dari C3’ dan C5’, karena kerapatan elektronnya

relatif lebih rendah dan pososinya berdekatan dengan gugus elektronegatif

dari inti atom nitrogen dari amida. Proton dari gugus C4’ mempunyai

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 87: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

72

pergeseran kimia δ= 7,19 (1H, m), karena lebih up field (medan magnet

tinggi) dibandingkan proton dari gugus C3’ dan C5’. Pergeseran kimia untuk

proton yang terdapat pada pelarut CDCl3 muncul pada δ = 7,26 ppm.

Data spektrum hasil pengukuran menggunakan 13C-NMR

menghasilkan pergeseran kimia antara lain δ = 131,53 ppm yang merupakan

pergeseran kimia karbon dari gugus C1’. Pergeseran pada δ = 129,4 ppm

menunjukan karbon dari metin (-CH-) pada C3’ dan C5’. Pergeseran kimia

makin bernilai down field bila makin dekat dengan inti atom nitrogen amida

yang lebih elektronegatif atau terletak pada posisi meta. Karbon dari C4’

terletak pada posisi para sehingga relatif lebih down field dari pada posisi

orto, C2’ dan C6’. Karbon gugus karbonil pada amida memberikan

pergeseran kimia C1’ pada δ= 167,06 ppm muncul ke arah lebih down field,

karena pengaruh inti atom oksigen lebih elektronegatif . Sinyal NMR pada δ =

158,48; 139,13; 128,56; dan 126,16 ppm menunjukkan pergeseran kimia

atom karbon aromatik pada cincin pikolinat, yaitu masing-masing C3, C2, C5,

dan C4. Karbon dari Gugus C3 memiliki nilai pergeseran kimia paling down

field di antara karbon-karbon lain pada cincin pikolinat, karena adanya efek

elektronegatif atom oksigen yang berdekatan dengan karbon pada C3. Hasil

spektrum 13C-NMR juga memberikan nilai δ = 77,19 ppm yang merupakan

pergeseran kimia atom karbon dari pelarut CDCl3.

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 88: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

73

4.4.4. Sintesis 2-hidroksi-N-oktilbenzamida [S4]

Hasil analisis senyawa 2- hidroksi-N-oktilbenzamida [S4] berdasarkan

spektrum 1H-NMR (Lampiran 12) dan 13C-NMR (Lampiran 13) dapat

ditunjukkan dalam Tabel 11 dan menggunakan panduan Gambar 20 sebagai

berikut:

OH O

HN1

23

4

5

6

7

8'

1'

2'

3'

4'

5'

6'

7'

Gambar 20. Struktur senyawa 2- hidroksi-N-oktilbenzamida [S4] Tabel 11. Data pergeseran kimia (δ, ppm) spektrum 1H-NMR dan 13C-NMR

senyawa 2- hidroksi-N-oktilbenzamida [S4] (CDCl3, 500 MHz)

C/H Pergeseran Kimia (δ, ppm)

1H-NMR(m*,J dalam Hz) 13C-NMR 1-CON-

2

3-C-OH

4

5

6

7

1’

2’

3’-7’

8’

NH

-

-

12,43 (1H, s)

6,81(1H, m)

7,36(1H, m)

6,96(1H, m)

7,37(1H, m)

3,42 (2H, q)

1,60 (2H, m)

1,27 (10H, m)

0,87 (3H, t, 7,35)

6,48(1H, d, 4,75)

170,10

114,56

161,00

118,67

134,20

118,75

125,47

39,40

31,90

29,37

14,21

-

m*=multiplisitas, J = konstanta kopling

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 89: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

74

Data spektrum hasil pengukuran spektrometer 1H-NMR untuk

senyawa [S4] dapat dijelaskan bahwa nilai pergeseran kimia pada δ= 0,87

ppm (3H, t) merupakan pergeseran proton dari gugus metil, C8’. Sinyal

berbentuk triplet karena proton dari gugus metil terikat pada dua proton atom

karbon metilen tetangganya. Proton dari gugus metilen C3’-C7’ ditunjukkan

ada pada δ = 1,27 ppm (10H, m) dengan sinyal muncul berbentuk multiplet.

Integrasi atom H gugus metilen sebanyak 10 menunjukkan adanya 5 gugus

metilen. Nilai pergeseran dari proton C1’ pada δ= 3,42 ppm mempunyai nilai

pergeseran kimia lebih down field dari pada C2’ pada δ= 1,60 ppm, karena

berdekatan dengan gugus amida yang lebih elektronegatif. Demikian juga

halnya, pergeseran kimia dari proton C2’ lebih down field dari pada proton

dari C3’-C7’. Sinyal proton dari C1’ berbentuk kuartet, karena interaksi antara

satu proton dari -NH amida dan 2 proton metilen dari C2’. Proton dari gugus

amida muncul pada pergeseran kimia, δ = 6,48 ppm (1H, s) sinyal berupa

singlet, karena -NH terikat pada atom C1-CON- yang tidak mempunyai

proton. Sinyal pada δ = 6,81 ppm (1H, m ); 7,36 ppm (1H, m); 6,96 ppm (1H,

m); dan 7,37 ppm (1H, m) masing-masing menunjukan adanya 1 proton

aromatik pada C4, C5, C6, dan C7. Multiplisitas terjadi karena terjadinya

splitting (pemecahan) yang disebabkan oleh atom H tetangga yang tidak

ekivalen dan memiliki konstanta kopling yang kompleks dalam signal NMR.

Pergeseran kimia lebih down field pada posisi meta dalam cincin fenol,

karena efek elektronegatif dari atom oksigen dapat mengurangi kerapatan

elektron pada posisi meta tersebut. Pergeseran kimia proton dari gugus -OH

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 90: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

75

dari fenol muncul pada δ = 12,43 ppm (1H, s) sinyal berbentuk singlet,

karena -OH terikat pada atom C3 aromatik yang tidak mempunyai proton.

Nilai pergeseran kimia ini muncul lebih down field karena gugus OH

membentuk ikatan hidrogen intramolekuler dengan gugus karbonil pada

amida. Pergeseran kimia untuk proton yang terdapat pada pelarut CDCl3

muncul pada δ = 7,26 ppm.

Data spektrum hasil pengukuran menggunakan 13C-NMR

menghasilkan pergeseran kimia antara lain δ = 14,21 ppm yang merupakan

pergeseran kimia karbon dari gugus metil C8’. Pergeseran kimia pada δ =

22,75-29,60 ppm menunjukan nilai dari karbon C3’-C7’. Pergeseran pada δ =

31,9 dan 39,9 ppm untuk karbon dari C2’ dan C1’. Nilai Pergeseran kimia ke

arah lebih down field bila makin dekat dengan atom nitrogen amida yang

lebih elektronegatif, sehingga urutan down field makin tinggi sesuai deret

berikut C1’>C2’>C3’>C8’. Karbon gugus karbonil pada amida memberikan

pergeseran kimia C1-CON pada δ= 170,10 ppm lebih down field, karena

pengaruh atom oksigen lebih elektronegatif. Sinyal 13C NMR pada δ =

114,56; 161,0; 118,67; 134,20; 118,75; dan 125,47 ppm menunjukkan

pergeseran kimia atom karbon aromatik pada cincin fenol, yaitu masing-

masing C2, C3, C4, C5, C6 dan C7. Karbon dari gugus C3 memiliki nilai

pergeseran kimia paling down field di antara karbon-karbon lain pada cincin

fenol, karena C3 mengikat atom oksigen yang elektronegatif. Hasil spektrum

13C-NMR juga memberikan nilai δ = 77,20 ppm yang merupakan pergeseran

kimia atom karbon dari pelarut CDCl3.

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 91: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

76

4.5. Sitotoksisitas Senyawa Analog terhada Sel Kanker Murine Leukemia P-388

Aktivitas biologi senyawa analog UK-3A, [S1]-[S4], diuji secara in vitro

terhadap sel kanker Murine leukemia P-388. Uji aktivitas sitotoksik ini

dilakukan dengan metode MTT (3-(4,5-dimetiltiazo-2-il-)2,5-difeniltetrazolium

bromide (Alley et.al.1988 diacu dalam Sahidin et.al.,2005) dengan

konsentrasi penambahan senyawa uji dalam ragam konsentrasi 0,1; 0,3; 1;

3; 10; 30; dan 100 µg/mL. Sebagai kontrol positif digunakan senyawa

antikanker cis-platin dengan ragam konsentrasi yang sama.

Pengujian MTT adalah suatu standar pengujian laboratorium secara

kolorimetri (metode pengukuran berdasarkan perubahan warna yang terjadi)

karena mengukur pertumbuhan/perkembangbiakan sel. Metode ini

digunakan untuk menentukan sitotoksisitas zat-zat yang berpotensi sebagai

obat. Sel hidup mempunyai kemampuan untuk mengubah warna MTT

menjadi berwarna ungu, sebaliknya bagi sel mati MTT tetap berwarna

kuning. Sel hidup berbentuk bulat sementara sel mati mempunyai bentuk

tidak teratur (Wikipedia, 2008). Dalam sel hidup, enzim reduktase

mitokondria adalah aktif sehingga pewarna kuning MTT dapat direduksi oleh

enzim tersebut menjadi formazan ungu yang mempunyai panjang

gelombang, λ = 550 nm. Nilai absorbansi (A) merupakan rata-rata untuk tiga

kali ulangan dan selanjutnya diplot suatu grafik sebagai hubungan

persentase penghambatan/inhibisi terhadap konsentrasi senyawa uji.

Kemampuan sitotoksik senyawa uji ditentukan sebagai nilai IC50 yaitu nilai

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 92: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

77

kemampuan mematikan sel kanker sebanyak 50%. Kemampuan mematikan

(IC) diperoleh dari formulasi berikut.

Berdasarkan formulasi tersebut nilai IC adalah selisih absorban oleh sel

kotrol (A0) dengan Absorban oleh sel dengan perlakuan senyawa uji (As) dan

dibandingkan dengan A0-nya dikalikan 100%. Hasil uji sitotoksisitas masing-

masing senyawa analog dapat dilihat pada Tabel 12 dan Lampiran 14.

Tabel 12. Hasil uji sitotoksisitas senyawa analog UK-3A terhadap sel kanker

Murine leukemia P-388

No. Senyawa IC50 (µg/mL)

1

2

3

4

5

6

3-hidroksi-N-oktilpikolinamida [S1]

3-hidroksi-N-fenilpikolinamida [S3]

2-hidroksi-N-fenilbenzamida [S2]

2-hidroksi-N-oktilbenzamida [S4]

cis-platin (control positif)

UK-3A

13,2

18,5

7,75

7,5

12

39

Berdasarkan tabel di atas, ke-empat senyawa analog UK-3A ;[S1],

[S2], [S3], dan [S4], mempunyai aktivitas antikanker Murine leukemia P-388

lebih tinggi, jika dibandingkan dengan senyawa UK-3A induk. Keuntungan

sintesis senyawa analog tersebut adalah disintesis secara sederhana melalui

satu tahap reaksi amida berdasarkan modifikasi struktur molekul senyawa

induk serta diperolehnya hasil uji IC50 senyawa-senyawa analog tersebut

lebih tinggi aktivitas biologinya dari pada senyawa induk.

A0 - As IC = x 100% As

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 93: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

78

Aktivitas tertinggi ditunjukkan pada senyawa yang memiliki struktur

molekul salisilat/fenol jika dibandingkan dengan struktur pikolinatnya.

Aktivitas antikanker senyawa-senyawa analog, [S1]-[S4], ditunjukkan oleh

nilai IC50 yang lebih rendah dari IC50 untuk UK-3A. Gugus fungsi seperti fenol

yang ada pada senyawa-senyawa analog [S2] dan [S4] tersebut diperkirakan

mempunyai peranan penting dalam aktivitas. Gugus OH pada senyawa

diduga mempunyai interaksi pengikatan senyawa pada sisi pengikatan

(binding site) sel target melalui ikatan hidrogen yang terlibat antara dua

molekul yang bekerja sebagai donor dan akseptor. Donor ikatan hidrogen

adalah proton dari fenol yang menempel pada atom oksigen yang bersifat

elektronegatif dan sebagai akseptornya adalah gugus-gugus OH yang ada

pada sel target (Patrick, 2001).

Bila struktur salisilat, [S2] dan [S4], berubah menjadi pikolinat

memberikan senyawa [S1] dan [S3], maka aktivitas antikanker senyawa-

senyawa analog berstruktur pikolinat yang ditunjukkan dalam Tabel 12

memberikan aktivitas biologi senyawa pikolinat lebih rendah dari aktivitas

biologi senyawa yang memiliki struktur salisilat. Perubahan struktur molekul

tersebut memberikan pengaruh pada afinitasnya yaitu terjadi penurunan

terhadap aktivitas biologi senyawa terhadap sel kanker Murine leukemia P-

388.

Pengaruh gugus hidrokarbon netral dari senyawa [S4] yang memiliki

gugus alkil dibandingkan dengan senyawa [S2] yang memiliki gugus aril

pada penelitian ini diperoleh hasil signifikan. Gugus alkil mempunyai

kemampuan untuk cocok/tepat ke dalam kantong hidropobik (hydrophobic

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 94: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

79

pocket) dengan interaksi van der Waals sementara cincin aromatik dapat

berinteraksi dengan daerah planar hidropobik melalui interaksi yang sama

yaitu van der Waals. Kedudukan tempat pengikatan yang berbeda tersebut

diduga mempunyai perbedaan afinitas terhadap sel kanker. Interaksi dari

kedua gugus baik dari alkil maupun cincin aril penting untuk pengikatan

suatu molekul yang berfungsi sebagai obat dengan binding site (Patrick,

2001).

Hasil penelitian aktivitas biologis beberapa senyawa analog UK-3A

dari modifikasi dilakton cincin terbuka (Tabel 2) menunjukkan bahwa aktivitas

sitotoksik makin tinggi bila sifat lipofilik senyawa makin besar. Sifat lipofilik

suatu senyawa berkaitan dengan kemampuan senyawa tersebut untuk

menembus membran sel yang bekerja seperti hidrofobik barier (Patrick,

2001). Kecenderungan sifat lipofilik dari senyawa analog [S1] dibandingkan

[S3] menunjukkan hasil uji aktivitas antikanker lebih tinggi untuk senyawa

[S1], demikian juga halnya untuk sifat lipofilik senyawa [S4] mempunyai

aktivitas antikanker lebih tinggi dari pada senyawa [S2].

Studi sifat fisikokimia dari sejumlah senyawa-senyawa analog UK-3A,

[S1]-[S4], dipelajari menggunakan persamaan matematis secara in-silico

dari software hyperchem 7.0. Salah satu sifat fisikokimia tersebut di

antaranya untuk menentukan karakter hidrofobik/lipofilik suatu senyawa.

Lipofilisitas molekul diukur dari nilai log P dengan P dinyatakan sebagai

koefisien partisi kelarutan dalam lemak/air yang mempunyai rentang nilai -0,4

sampai 5 (optimal pada nilai log P = 3). Tabel 13 diperlihatkan nilai log P dari

senyawa analog UK-3A, [S1]-[S4], hasil penelitian ini dan dibandingkan

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 95: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

80

dengan nilai log P dari obat komersial taxol, UK-3A, dan Antimisin A3. Aturan

lima Lipinski digunakan untuk mengevaluasi suatu senyawa kimia yang

dapat berfungsi sebagai obat (Lipinski, 1997, Patrick, 2001, Wikipedia,

2008).

Tabel 13. Analisis nilai log P dari senyawa analog UK-3A baru, UK-3A, taxol,

dan antimisin A3

No. Nama Senyawa Log P

1

2

3

4

5

6

7

3-hidroksi-N-oktilpikolinamida [S1]

3-hidroksi-N-fenilpikolinamida [S3]

2-hidroksi-N-fenilbenzamida [S2]

2-hidroksi-N-oktilbenzamida [S4]

UK-3A

Antimisin A3

Taxol

0,73

-1,55

-0,17

2,13

1,61

1,30

1,67

Nilai optimum log P dari aturan tersebut adalah 3, sehingga

berdasarkan hasil tersebut, nilai log P dapat memprediksi bahwa senyawa

analog [S4] mempunyai karakter lipofilik yang optimal dan sesuai dengan

hasil penelitian uji aktivitas biologi senyawa analog [S4] secara in- vitro

menunjukkan nilai IC50 = 7,5 µg/mL.

Studi in-silico bagi senyawa-senyawa analog di atas merupakan salah

satu kajian penting untuk analisis pendahuluan sebelum eksperimen in-vitro.

Namun variasi beberapa senyawa dalam sintesis senyawa analog yang telah

dilakukan pada penelitian ini dimungkinkan untuk kajian lain seperti

pembuktian bahwa senyawa [S4] yang mempunyai struktur kimia asam

salisilat yang memiliki gugus alkil yang lipofilik merupakan senyawa yang

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 96: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

81

dapat mempengaruhi respon biologis dibandingkan dengan senyawa lain

dari [S1], [S2], dan [S3]. Hasil uji aktivitas biologi secara in-vitro dari keempat

senyawa analog dinyatakan bahwa keempat senyawa mempunyai potensi

sebagai senyawa antikanker Murine Leukemia P-388. Klarifikasi perbedaan

potensi dari kedua hasil uji aktivitas biologi untuk ketiga senyawa lain selain

[S4] baik secara in-vitro maupun in-silico bahwa pada penelitian ini tidak

diperoleh korelasi positif kemungkinan besar disebabkan adanya modifikasi

kimia dan enzimatis sehingga dapat memberikan aktivitas berbeda dari

respon biologi senyawa terhadap sel target.

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 97: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1 Kesimpulan

1. Hasil sintesis senyawa-senyawa analog UK-3A diperoleh sebagai

berikut :

a. 3-Hidroksi-N-oktilpikolinamida [S1] berbentuk minyak berwarna

kuning jernih dengan rendemen hasil 76%

b. 2-Hidroksi-N-fenilbenzamida [S2] berbentuk kristal jarum

berwarna putih dengan titik leleh 165-1670C dan rendemen

hasil 80%

c. 3-Hidroksi-N-enilpikolinamida [S3] berbentuk kristal jarum

berwarna putih dengan titik leleh 83-850C dan rendemen hasil

96%

d. 2-Hidroksi-N-oktilbenzamida [S4] berbentuk kristal jarum

berwarna putih dengan titik leleh 43-450C dan rendemen hasil

93%

2. Aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker Murine leukemia P-388

memberikan hasil uji IC50 untuk masing-masing senyawa analog

berturut-turut adalah [S1]= 13,2; [S2]= 7,75; [S3]= 18,5; [S4] =7,5

µg/mL.

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 98: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

83

3. Senyawa analog UK-3A dari hasil penelitian mempunyai aktivitas

sitotoksik terhadap sel kanker Murine Leukemia P-388 lebih tinggi

dibandingkan senyawa UK-3A induk. Senyawa tersebut disintesis

melalui rute reaksi lebih sederhana.

4. Senyawa analog yang mempunyai struktur cincin fenol (salisilat)

memiliki daya hambat pertumbuhan sel kanker Murine leukemia

P-388 lebih tinggi jika dibandingkan senyawa analog yang

memiliki struktur cincin piridin (pikolinat).

5. Lipofilisitas senyawa [S4] dengan nilai log P = 2,13 menunjukkan

peningkatan aktivitas sitotoksik sel kanker Murine leukemia P-388

dibandingkan sampel lainnya ([S1], [S2], [S3]).

5. 2 Saran

v Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk menentukan aktivitas

biologi senyawa [S4] terhadap beberapa sel kanker lain seperti

B16, KB, COLO-201, 3T3 sebagai reseptor.

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 99: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

DAFTAR PUSTAKA

Akitt, J.W., 1983. “An Introduction to the Fourier Transform-Multinuclear Era”,

2nd ed., Chapman & Hall Ltd., New York, USA.

Ardinata, E., 2007. “Sintesis Senyawa Analog UK-3A : 3-Hidroksipikolinil-

dioktil Glutamat dan 2-Hidroksinikotinildioktil Glutamat dan Uji

Sitotoksisitas terhadap Sel Kanker Murine Leukemia P-388”, Tesis,

Magister Sains Ilmu Kimia, Program Pascasarjana U.I, Depok.

Budi, G.S., 2006. “Identifikasi Senyawa Bioaktif Ekstrak Kulit Batang

Tanjang (Bruguiera gymnorhiza) dalam Etanol dan Uji

Sitotoksisitasnya terhadap Sel HeLa”, Skripsi, Program Sarjana, MIPA

UNSOED, Purwokerto.

Bailey, P.D., 1992. “An introduction to Peptide Chemistry”, John Wiley & son.

New York.

Bowolaksono, A., 2007. “Apoptosis: Bila sel Berqurban”,

http://www.beritaiptek.com/rss/ diakses tanggal 19 Mei 2008 pukul

17.10 WIB.

Carey, F.A., Sunberg, R.J., 1991. “Advanced Organic Chemistry”, 3rd ed.,

Part 3 : Reaction and Synthesis, Plenum Press, New York.

Fessenden, R. J., Fessenden, J. S., 1990. ”Kimia Organik”, Jilid 2, Edisi

Ketiga, Penterjemah: Pudjaatmaka, A. H., Penerbit Erlangga, Jakarta.

Fessenden, R. J., Fessenden, J. S., 1991. ”Kimia Organik”, Jilid 1, Edisi

Ketiga, Penterjemah : Pudjaatmaka, A. H., Penerbit Erlangga, Jakarta.

Firmansyah, F., 2003. “Optimasi Sintesis Senyawa 2-Hidroksi-N-Fenil

Benzamida”. Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila,

Jakarta.

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 100: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

85

Griffer, R.J., Bobbitt, J.M., Schwarting, A.E., 1991. “Pengantar Kromatografi”,

Edisi kedua, ITB Press, Bandung.

Hanafi, M., 1995. “Studies of Novel Antibiotics Metabolites from

Streptomyces sp. 517-02”, Thesis, Departement of Chemistry

Faculty of Science, Osaka City University, Osaka.

Hanafi, M., Shibata, K., Ueki, M., Taniguchi, M. 1996., “UK-2A, B, C, and D: a

Novel Antifungal Antibiotics from Streptomyces sp. 517-02 : II.

Structural Elucidation”, J. Antibiotics, 49 (12): 1226-1226.

Hanafi, M., Ueki, M., Kusumoto, A., Shibata, K., Tanaka, T., Taniguchi, M.,

1997. “UK-3A, a Novel Antifungal from Streptomyces sp. 517-02 :

Fermentation, Isolation, Structural Elucidation, and Biological

Properties”, J. Antibiotics, 50 (7): 551-555.

Hanafi, M., Trisnamurti, R.H., Saefudin, E., Thelma, A.B., Ngadiman., 1997a.

“Sintesis dan uji aktivitas biologi senyawa analog UK-3, 3-

hidroksipikolinil serin metil ester dan turunannya”, Prosiding Seminar

Nasional Kimia II; Yogyakarta 13 Desember 1997, Jurusan Kimia

Fakultas MIPA UGM. ISSN: 1410-8313, Yogyakarta.

Hanafi, M., Trisnamurti, R.H., Thelma, A.B., Herlina., 1997b. “Optimasi

pembentukan senyawa analog antibiotik UK-3, 3-hidroksipikolinil serin

metil ester”, Prosiding Seminar Nasional 24-27 November 1997,

Himpunan Kimia Indonesia Bandung Cabang Jawa Barat, p. 69-74.

Hanafi, M., Thelma A.B., 1998. ”Sintesis Senyawa Analog Antibiotika UK-3,

Pengaruh Gugus Hidroksi terhadap Aktivitas Biologi”, Prosiding

Seminar Nasional II Kimia dalam Pembangunan Holiday Inn.,

Yogyakarta.

Hanafi, M., 1998. “Sintesis Senyawa Analog dengan Antibiotik UK-3”.

Laporan Riset Unggulan Terpadu V 1997/1998”, Kantor Menteri

Negara Riset dan Teknologi Dewan Riset Nasional.

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 101: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

86

Hanafi, M., Anita,Y., Putra, A.M.J., 2008. ”SintesisPengaruh Lipofilisitas

Pada Analog UK-3A terhadap Aktivitas Antikanker Leukemia P-388”,

Seminar IPT, LIPI, Serpong.

Harbone, J.B., Dey, P.M., 1991. “Method in Plant Biochemistry”, 6, Assay for

Bioactivity, Academic Press, London.

Hendayana, S., Karohman, A., Sumarna, A.A., Supriatna, A., Buchari, 1994.

“Kimia Analitik Instrumen”, IKIP, Semarang Press, Semarang.

http://en.wikipedia.org/wiki/MTT_assay diakses tanggal 19 Mei 2008 pukul

14.50 WIB.

http://en.wikipedia.org/wiki/cancer diakses tanggal 19 Mei 2008 pukul 11.15

WIB.

http://www.labtestsonline.org/understanding/condition/leukemia.html diakses

tanggal 19 Mei 2008 pukul 15.38 WIB.

http/www.oncologychannel.com/leukemias/index.shtml diakses tanggal 19

Mei 2008 pukul 15.38 WIB.

http://en.wikipedia.org/wiki/Electron_transport_chain diakses tanggal 19

Maret 2008 pukul 11.00 WIB.

http://en.wikipedia.org/wiki/apoptosis diakses tanggal 19 Maret 2008 pukul

14.05 WIB.

Lesault, I., Quang, C.T., Frampton, J., Ghusdael, J., 2002. “Direct Regulation

of Bcl-2 by FLI-1 is involved in the survival of FL-1 transformed

erythroblasts”, Embo J., 21(4): 604-703.

Janie, U. A., et al., 2006. “Teknik Modern Spektroskopi NMR : Teori dan

Aplikasi dalam Elusidasi Struktur Molekul Organik dan Biomolekul”,

LIPI Press, Jakarta.

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 102: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

87

Kurnia, A., 2007. “Sintesis dan Uji Aktivitas Biologi Senyawa Analog

Antibiotika UK-3 : Diamilnikotinil Glutamat Ester dan Diheksil nikotinil

Glutamat Ester”, Tesis, Magister Sains Ilmu Kimia, Program

Pascasarjana U.I, Depok.

Klassen, C.D., 2001. “Toxicology : The basic Science of Poisons”, 6th ed.,

McGraw-Hill corp., New York.

Liu, W., et al., 2003. “Medical Chemistry Anticancer Agent”, J. Medicinial, 3:

217-23.

Lipinski, C., et al., 1997. “Advance Drug”, Del.Rev., 23: 3

March, J., 1992. “Advenced Organic Chemistry, reaction, mechanism and

structure”, 4th ed., A Wiley Interscience, New York.

Martin, G.S., 1999. “Normal cell and cancer cells: In Bioshop”, Weinberg,

R.A., Ed., Molecular oncology, Scientific American, New York, p.13-

40.

Murray, R.K., Dearyl, K. G., Mayes, P.A., Rodwell, V.W., 2003. “Biokimia”,

Andry Hartono, Ed., Edisi ke-25, EGC, Jakarta.

Patrick, G., 2001. “Instant notes in medicinal chemistry”, BIOS Scientific

Publisher.

Pine, S.H., Hendrickson, J.B., Crom, D.C., 1998. “Kimia Orgnik 2”,

Peterjemah: Roehyati, J., Susanti, W.B., Penerbit ITB, Bandung.

Rahmawati, N., 2004. “Uji Sitotoksisitas Ekstrak Etanolik Daun Bandotan

(Ageratum conyzoides L) terhadap Sel HeLa dan Profil Kromatografi

Lapis Tipisnya”, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta.

Rosalina, L., 1999. “Sintesis dan Uji Aktivitas Biologi Senyawa Analog

Antibiotika UK-3A : 3-Hidroksipikolinil Dialkil Glutamat Ester dan 2-

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 103: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

88

hidroksinikotinil Dialkil Glutamat Ester”, Tesis, Magister Sains Ilmu

Kimia, Program Pascasarjana UI, Depok.

Sahidin, et al., 2005. “Cytotoxic Properties of Oligostilbenoids from the tree

barks of Hopea dryobalanoides”, J. Naturforsch, 60: 723-727.

Sastrohamidjoyo, H., 1992. “Spektroskopi Infra Merah”. UGM, Yogyakarta.

Shiomi, K., Hatae, K., Hatano, H., Matsumono, A., Takahashi, Y., Lin Jiang,

C., Tomoda, H., Kobayashi, S., Tanaka, H., Omura, S., 2005. “A

New Antibiotic, Antimycin A9, Produced by Streptomyces sp. K01-

0031”, J.Antibiotic, 58(1): 74-78.

Shimano, M., Kamei, N., Shibata, T., Inoguchi, K., Itoh, N., Ikari, T., Senda,

H., 1998. “Total Synthesis of the Antifungal Dilactones UK-2A and

UK3A : The Determination of their Relative and Absolute

Configurations”. Tetrahedron Lett., 39 : 4363-4366.

Siswandono, B., Soekardjo, 2000. “Kimia Medisinal”, Jilid 1, Airlangga,

University Press., Surabaya.

Siswondono, 2004. “Leukemia Peringkat Pertama Penyakit pada Anak.

Sumber”, hhtp://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews, diakses tanggal

15 Februari 2008, pukul 10.15 WIB.

Shi, Y., Cidlowski, J., Scott, D., Wu, J., Shi, Y.B., 2003. “Molecular

Mechanisms of Programmed Cell Death”. Kluwer Academic/Plenum,

New York

Taniguchi, M., Shibata, K., Abe. K., Kodama, R., Uotani, K., 1995. Jpn.

Pattent, 7-233165.

Taniguchi, M., 2005. “Semisynthesis and Biological Evaluation of Analogues

of UK-3A, a Novel Antifungal Antibiotics from Streptomyces sp. 517-

02”, Bioorg. Med. Chem. Lett. 15: 2011-2014.

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 104: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

89

Ueki, M., 1995. “Studies on Novel Bioactive Metabolites from Streptomyces

sp. 517-02”. Thesis, Departement of Chemistry Faculty of Science,

Osaka City University, Osaka.

Ueki, M., Hanafi, M., Shabata K., Taniguchi, M., 1996. “UK-2A, B, C and D

Novel antifungal antibiotics from Streptomyces sp. 517-02: Structure

elucidation”, J. Antibiotic, 49 : 1226-1231.

Ueki, M., et al., 1996a. “UK-3A a novel antifungal antibiotics from

Streptomyces sp. 517-02, fermentation, isolation, and biological

properties”, J. Antibiotic, 49 : 639-644.

Ueki, M., et al., 1997a. “UK-3A a novel antifungal antibiotics from

Streptomyces sp. 517-02, fermentation, isolation, structure elucidation

and biological properties”, J. Antibiotic, 50 (7) : 551-555.

Ueki, M., et al., 1997b. “The mode of action of UK-2A and UK-3A novel

antifungal from Streptomyces sp. 517-02”, J. Antibiotic, 50 (12): 1052-

1057.

Usuki, Y., et al., 2006. “Structure activity relationship studies on UK-2A, a

novel antifungal antiniotic from Streptomyces sp. 517-02. Part 5: Roles

of the 9-membered dilactone-ring moiety in respiratory inhibition”. J.

Biorg. Med. Chem. Lett., 16: 3319-3322.

Widodo, W. S., 1998. “Sintesis senyawa analog antibiotika UK-3 (3-

hidroksipikolinil serin isobutil ester dan turunannya”, Skripsi, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia,

Depok.

Wulandari, R., 2007. “Sintesis dan Uji Aktivitas Biologi Senyawa Analog

Antibiotika UK-3 : L-Diamilpikolinil Glutamat Ester dan L-Diheksil

pikolinil Glutamat Ester”. Tesis. Magister Sains Ilmu Kimia, Program

Pascasarjana U.I, Depok.

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008

Page 105: SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A : 3-HIDROKSI–N-OKTIL ...

90

Yayasan Kanker Indonesia, 2006. “Apa Yang Harus Anda Ketahui Tentang

Kanker. Yayasan Kanker Indonesia”,

http://news.indosiar.com/news_read.htm?id=21479, diakses tanggal

11 Februari 2008, pukul 11.45 WIB.

Sintesis senyawa..., Husniati, FMIPA UI, 2008