SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA TURUNAN TRIFENILTIMAH(IV) HIDROKSIBENZOAT SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA LUNAK DALAM MEDIUM NATRIUM KLORIDA (Tesis) Oleh Hapin Afriyani PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
68
Embed
SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA TURUNAN …digilib.unila.ac.id/21936/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Sintesis senyawa trifeniltimah(IV) 2-hidroksibenzoat, trifeniltimah(IV)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA TURUNANTRIFENILTIMAH(IV) HIDROKSIBENZOAT SEBAGAI INHIBITOR
KOROSI PADA BAJA LUNAK DALAM MEDIUM NATRIUM KLORIDA
(Tesis)
Oleh
Hapin Afriyani
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG
2016
ABSTRACT
THE SYNTHESIS AND CHARACTERIZATION OF TRIPHENYLTIN(IV)HYDROXYBENZOATE DERIVATIVES AS CORROSION INHIBITORS
FOR MILD STEEL IN SODIUM CHLORIDE MEDIUM
By
Hapin Afriyani
Synthese and characterization of triphenyltin(IV) 2-hydroxybenzoate,triphenyltin(IV) 3-hydroxybenzoate, and triphenyltin(IV) 4-hydroxybenzoate havebeen successfully performed by reacting the triphenyltin(IV) hydroxide with 2-, 3-,4-hydroxybenzoic acid and was supported by characterization result using 1H and13C NMR, UV, IR spectrophotometer and microelemental analyzer. Thepercentage yield of the synthesis of triphenyltin(IV) hydroxybenzoate series were79.77; 88.60; dan 89.70%, respectively. The anticorrosion activity for thesecompounds were tested using gravimetry and potentiodynamic method with EA161 potentiostat eDAQ. The result revealed that the triphenyltin(IV)hydroxybenzoate derivative has a good ability in inhibiting corrosion with thehighest efficiency inhibition in the addition of triphenyltin(IV) 4-hydroxybenzoatecompound at concentration of 100 mg/L with the percentage efficiency inhibitionvalue was 80.41% and free energy of adsorption was -34.72 kJ/mole. Based on thevalue of it’s free energy of adsorption, triphenyltin(IV) hydroxybenzoatecompound was able to inhibit corrosion by forming a thin layer on the metalsurface.
SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA TURUNANTRIFENILTIMAH(IV) HIDROKSIBENZOAT SEBAGAI INHIBITOR
KOROSI PADA BAJA LUNAK DALAM MEDIUM NATRIUM KLORIDA
Oleh
Hapin Afriyani
Sintesis senyawa trifeniltimah(IV) 2-hidroksibenzoat, trifeniltimah(IV) 3-hidroksibenzoat dan trifeniltimah(IV) 4-hidroksibenzoat telah berhasil dilakukandengan mereaksikan senyawa trifeniltimah(IV) hidroksida dengan ligan asam 2-,3-, dan 4-hidroksibenzoat dan didukung dengan hasil karakterisasi menggunakanspektrofotometer UV, IR, 1H dan 13C NMR serta analisis mikrounsur. Nilai persenrendemen untuk ketiga senyawa tersebut berturut-turut 79,77; 88,60; dan 89,70%.Pengujian efektivitas penghambatan korosi senyawa hasil sintesis dilakukandengan metode gravimetri dan polarisasi potensiodinamik menggunakan EA 161potensiostat eDAQ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga senyawa yangdiuji memiliki kemampuan menghambat korosi dengan penghambatan tertinggipada penambahan senyawa trifeniltimah(IV) 4-hidroksibenzoat pada konsentrasi100 mg/L dengan nilai persen efisiensi inhibisi 80,41% dan perubahan energibebas adsorbsi sebesar -34,72 kJ/mol. Berdasarkan nilai energi bebas adsorpsinya,maka senyawa trifeniltimah(IV) hidroksibenzoat dapat menghambat korosi padabaja melalui pembentukan lapisan pasif pada permukaan logam.
Kata kunci : antikorosi, baja lunak, trifeniltimah(IV) hidroksibenzoat.
SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA TURUNANTRIFENILTIMAH(IV) HIDROKSIBENZOAT SEBAGAI INHIBITOR
KOROSI PADA BAJA LUNAK DALAM MEDIUM NATRIUM KLORIDA
Oleh
Hapin Afriyani
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh GelarMAGISTER SAINS
Pada
Program Pascasarjana Magister KimiaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Lampung
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG
2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Lampung Selatan, 23 tahun silam tanggal 6 April 1993
sebagai anak pertama dari dua bersaudara, dari Bapak Sugini dan Ibu Suhatni.
Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak di TK Dharma Pertiwi
tahun 1998. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan dasar di SDN 1 Merbau
Mataram dan menyelesaikannya tahun 2004, pendidikan tingkat menengah hingga
tahun 2007 di SMP Negeri 2 Merbau Mataram Lampung Selatan. Kemudian
penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 5 Bandar Lampung dan
menyelesaikannya tahun 2010 sebagai salah satu lulusan terbaik. Penulis diterima
sebagai mahasiswa S1 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung melalui jalur
Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat (PKAB) dan lulus di tahun 2014
sebagai Wisudawati terbaik ke-2 tingkat Universitas. Selama menempuh
pendidikan S1 di kampus, penulis pernah menjadi Finalis Olimpiade Nasional
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Perguruan Tinggi (ONMIPA PT)
Bidang Kimia tahun 2012 dan 2013. Didasari kecintaannya terhadap ilmu kimia,
penulis kemudian melanjutkan pendidikan dengan medaftar sebagai mahasiswa
Program Studi Magister Kimia Universitas Lampung pada tahun 2014.
Aktivitas organisasi penulis dimulai sejak menjadi Brigade BEM FMIPA dan
Kader Muda Himaki tahun 2010–2011. Penulis juga pernah menjadi Sekretaris
Departemen Kewirausahaan BEM FMIPA dan Anggota Bidang Sains dan
Penalaran Ilmu Kimia Himaki FMIPA Unila tahun 2011–2012, Sekretaris Umum
Himaki FMIPA tahun 2012–2013 dan Wakil Gubernur BEM FMIPA Universitas
Lampung tahun 2013–2014.
Atas Rahmat Allah swt.,ku persembahkan karya
sederhana ini teruntuk
Bapak, Ibu, Adek, dan Kakakkuuntuk semua doa dan keikhlasan
dalam membersamaiku, hinggahari ini
Pak Wo M,suatu hari pipin pasti sukses
Wo
Prof. Sutopo Hadi, M. Sc., Ph.D.
serta Bapak dan Ibu DosenJurusan Kimia FMIPA
terima kasih atas seluruhdedikasi dalam membimbing
ananda di kampus
Alamamater tercinta
Setiap orang dari kita pantasuntuk mendapatkan posisibernama keberhasilan. Hanyasaja pengenalan terhadapkonsep kegagalan membuat kitaterlalu mudah menyerah.
Jika bukan, mengapa tidaksejak kecil kita memutuskanuntuk merangkak seumur hidup?
Bukankah saat itu kita selalugagal saat belajar berdiri danberjalan?
(Kak @mahdinasution, Semasa KepanitiaanRakerwil ILMMIPA Wilayah 1,
KBB BEM FMIPA 2011─2012)
i
SANWACANA
Segala Puji bagi Allah, Rabb semesta alam atas nikmat-Nya yang tak terhingga
dan kasih sayang-Nya yang tak terbilang, penulis dapat menyelesaikan tesis yang
berjudul Sintesis dan Karakterisasi Senyawa Turunan Trifeniltimah(IV)
Hidroksibenzoat sebagai Inhibitor Korosi pada Baja Lunak dalam Medium
Natrium Klorida. Shalawat teriring salam semoga tersampaikan kepada
Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat serta umatnya di akhir
zaman, Allahuma aamiin.
Teriring doa jazaakumullahu khairan katsiiran, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Prof. Sutopo Hadi, M. Sc., Ph. D. selaku Pembimbing I dan
Pembimbing Akademik penulis, atas dedikasinya selama penulis menempuh
pendidikan S1 dan S2, serta untuk semua keikhlasan, bimbingan dan nasihat
yang diberikan hingga penelitian dan tesis ini dapat terselesaikan. Semoga
Allah limpahkan barakah kepadanya.
2. Bapak Dr. Hardoko Insan Qudus, M. S selaku Pembimbing II yang telah
membimbing penulis dengan penuh kesabaran, keikhlasan, serta ilmu yang
telah diberikan sehingga tesis penulis dapat terselesaikan dengan baik.
Semoga Allah membalasnya dengan kebaikan.
ii
3. Bapak Prof. Suharso, Ph. D. selaku Pembahas dalam penelitian penulis atas
semua bimbingan, nasihat, dan kesabaran beliau sehingga tesis ini dapat
terselesaikan. Semoga Allah membalasnya dengan kebaikan.
4. Bapak Dr. Eng. Suripto Dwi Yuwono, M. T. selaku Ketua Jurusan Kimia
FMIPA Unila.
5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung atas
seluruh dedikasi dan ilmu yang diberikan selama penulis menempuh
perkuliahan. Semoga Allah melimpahkan baraakah kepada Bapak dan Ibu.
6. Bapak Prof. Warsito, S. Si., D.E.A., Ph. D. selaku dekan Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
7. Alhamdulillahirrobil’alamiin, Allah lahirkan ananda ditengah keluarga kecil
yang begitu bahagia, kagem Bapak Sugini lan Ibu Suhatni tersayang, meski
dunia dan seluruh isinya kelak pipin berikan tapi tak akan pernah cukup untuk
membalas semua kasih sayang Bapak lan Ibu. Terima kasih untuk seluruh
cinta, perjuangan, kesabaran, keikhlasan, doa serta semua dedikasi dalam
mendidik ananda, semoga Allah membalas Surga untuk Bapak dan Ibu.
Allahuma aamiin.
8. Adikku Dwiky Ihwan Ma’ruf, semoga kita menjadi qurata’ayyun untuk
Bapak dan Ibu, bersaudara dan selalu saling mengingatkan dalam kebaikan.
9. Pak Wo M dan Pak Wo A yang belum sempat melihat pipin sukses, tapi pipin
yakin Wo suatu hari atas izin Allah pipin akan sukses, serta untuk Mak Wo
dan Mbok Wo yang selalu sayang pipin.
10. Kak Miftahudin Ramli Thohir, jazaakallahu khairan katsiran untuk semua
doa, motivasi, dan kesabaran akak hingga hari ini, semoga Allah menjadikan
iii
kita pribadi yang lebih baik dan pribadi yang selalu bersyukur. Baarakallah
akak, tetap semangat untuk memantaskan diri.
11. Teruntuk sahabat seperjuanganku Mbak Ariyanti, Hanif Amrulloh ZA, dan
Ridho Nahrowi, semoga persahabatan kita tidak hanya di dunia tapi kekal
hingga Surga-Nya.
12. Magister Kimia 2014 yang hanya selusin: Kak Nawan, Pak Bas, Bu Waty, Bu
13. Prof. Sutopo Hadi’s Research Group Pak Nuris, Pak Bambang, Bu Hastin,
Kamto, Murni, Adi, Jeje, dan adik-adik yang lain terima kasih untuk
kerjasama dan bantuannya.
14. Mb Liza, Mb Nora, dan Pak Gani terima kasih atas seluruh bantuan yang
diberikan kepada penulis.
15. Cici, Shasa, Riza, Yuli terima kasih ya adik-adik untuk keceriaannya di
kosan.
16. Almamater tercinta, Universitas Lampung.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini masih terdapat kekurangan
dan kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan penulisan di masa datang. Semoga bermanfaat.
Bandar Lampung, April 2016Penulis
Hapin Afriyani
iv
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x
I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1B. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4C. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 6
G. Korosi Baja Lunak pada Larutan Garam ............................................ 22H. Metode Penghambatan Korosi ............................................................ 24
I. Metode Analisis Korosi ...................................................................... 271. MetodeKehilangan Berat .............................................................. 272. Metode Polarisasi Potensiodinamik .............................................. 28
III. METODE PENELITIAN ....................................................................... 31
A. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................. 31B. Alat dan Bahan.................................................................................... 31C. Prosedur Penelitian.............................................................................. 32
1. Sintesis Senyawa Trifeniltimah(IV) Hidroksibenzoat .................. 322. Pembuatan Medium Korosif ........................................................ 333. Pembuatan Larutan Inhibitor......................................................... 344. Preparasi Baja Lunak ................................................................... 345. Pengujian Korosi dengan Metode Gravimetri............................... 346. Pengujian Korosi dengan Metode Polarisasi Potensidinamik....... 367. Analisis Data ............................................................................... 368. Analisis Kualitatif Permukaan Baja ............................................. 37
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 38
1. Karakterisasi Menggunakan Spektrofotometer Uv-Vis ................ 432. Karakterisasi Menggunakan Spektrofotometer IR........................ 463. Karakterisasi Menggunakan Spektrometer NMR ......................... 534. Analisis Mikroelementer .............................................................. 59
C. Pengujian Korosi dengan Metode Gravimetri..................................... 60D. Pengujian Korosi dengan Metode Polarisasi Potensidinamik............. 72
1. Nilai pKa untuk beberapa turunan asam benzoat...................................... 10
2. Efisiensi inhibisi korosi beberapa senyawa organotimah(IV) karboksilat100 mg/L pada medium korosif DMSO-HCl ........................................... 12
3. Serapan panjang gelombang spektrum UV dari senyawa trifeniltimah(IV)hidroksibenzoat yang telah disintesis dengan bahan awal berbeda .......... 14
4. Serapan karakteristik spektrum IR dari senyawa trifeniltimah(IV)hidroksibenzoat yang telah disintesis dengan bahan awal berbeda .......... 16
5. Kadar teoritis unsur C dan H pada senyawa organotimah(IV)hidroksibenzoat ......................................................................................... 18
6. Komposisi baja karbon berdasarkan referensi.................. ........................ 22
7. Persen rendemen senyawa hasil sintesis ................................................... 42
8. Serapan karakteristik spektrum IR dari senyawa trifeniltimah(IV)2-hidroksibenzoat yang telah disintesis dan dibandingkandengan referensi ........................................................................................ 48
9. Serapan karakteristik spektrum IR dari senyawa trifeniltimah(IV)3-hidroksibenzoat yang telah disintesis dan dibandingkandengan referensi ........................................................................................ 51
10. Serapan karakteristik spektrum IR dari senyawa trifeniltimah(IV)4-hidroksibenzoat yang telah disintesis dan dibandingkandengan referensi ........................................................................................ 53
11. Data pergeseran kimia 1H dan 13C NMR pada senyawa hasil sintesis.... 58
12. Komposisi persen unsur dalam senyawa hasil sintesis.................. ........... 59
13. Penentuan laju korosi dan efisiensi inhibisi dengan metode gravimetri ... 61
vii
14. Efisiensi inhibisi penambahan senyawa trifeniltimah(IV) hidroksidadibandingkan kontrol NaCl 0,1 M ............................................................ 75
15. Efisiensi inhibisi penambahan senyawa asam hidroksibenzoatdibandingkan kontrol NaCl 0,1 M ............................................................ 78
16. Efisiensi inhibisi penambahan senyawa trifeniltimah(IV) hidroksibenzoatdibandingkan kontrol NaCl 0,1 M ............................................................ 83
17. ∆ dari masing senyawa pada berbagai variasi konsentrasi................. 93
18. Data kerapatan arus korosi dan arus korosi untuk seluruh pemindaian .... 119
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Struktur a. Asam 2-hidroksibenzoat b. Asam 3-hidroksibenzoat danc. Asam 4-hidroksibenzoat .......................................................................... 9
2. Serapan karakteristik spektrum a. 1H dan b. 13C NMR.............................. 17
3. Baja lunak yang digunakan dalam pengujian korosi.... ............................... 22
4. Pengaruh kadar ion Cl- terhadap laju korosi ............................................... 24
5. Kurva polarisasi anodik dan katodik ........................................................... 29
6. Pengaturan pemindaian a. katoda dan b. anoda .......................................... 36
7. Reaksi pembentukan senyawa trifeniltimah(IV) 2-hidroksibenzoat,trifeniltimah(IV) 3-hidroksibenzoat, dan trifeniltimah(IV)4-hidroksibenzoat....................................................................................... 38
16. Spektrum 1 H NMR (a). trifeniltimah(IV) 2-hidroksibenzoat, (b).trifeniltimah(IV) 3-hidroksibenzoat dan (c). trifeniltimah(IV) 4-hidroksibenzoat .......................................................................................... 56
17. Penomoran unsur pada senyawa hasil sintesis ........................................... 58
18. Contoh medium uji pada saat (a). awal perendaman dan (b). setelah5 hari........................................................................................................... 60
19. Efisiensi inhibisi senyawa trifeniltimah(IV) hidroksida dengan variasiwaktu perendaman dan konsentrasi ........................................................... 64
20. Efisiensi inhibisi dengan variasi waktu dan konsentrasi (a) asam 2-hidroksibenzoat (b) asam 3-hidroksibenzoat dan (c). asam4-hidroksibenzoat....................................................................................... 65
21. Efisiensi inhibisi dengan variasi waktu dan konsentrasi (a) trifeniltimah(IV)2-hidroksibenzoat (b) trifeniltimah(IV) 3-hidroksibenzoat dan(c). trifeniltimah(IV) 4-hidroksibenzoat..................................................... 69
22. Medium uji setelah proses elektrolisis ....................................................... 72
23. Grafik pemindaian senyawa trifeniltimah(IV) hidroksida terhadapkontrol medium korosif tanpa inhibitor ..................................................... 74
24. Grafik pemindaian senyawa (a) asam 2-hidroksibenzoat (b) asam 3-hidroksibenzoat dan (c). asam 4-hidroksibenzoat terhadap kontrolmedium korosif tanpa inhibitor.................................................................. 76
25. Grafik perbandingan efisiensi inhibisi asam 2-hidroksibenzoat, asam 3-hidroksibenzoat dan asam 4-hidroksibenzoat ............................................ 79
26. Grafik pemindaian senyawa (a) trifeniltimah(IV) 2-hidroksibenzoat(b) trifeniltimah(IV) 3-hidroksibenzoat dan (c). trifeniltimah(IV)4-hidroksibenzoat terhadap kontrol medium korosif tanpa inhibitor......... 82
27. Grafik perbandingan efisiensi inhibisi trifeniltimah(IV) hidroksida,asam 2-hidroksibenzoat dan trifeniltimah(IV) 2-hidroksibenzoat ............. 84
x
28. Grafik perbandingan efisiensi inhibisi trifeniltimah(IV) hidroksida,asam 3-hidroksibenzoat dan trifeniltimah(IV) 3-hidroksibenzoat ............. 85
29. Grafik perbandingan efisiensi inhibisi trifeniltimah(IV) hidroksida,asam 4-hidroksibenzoat dan trifeniltimah(IV) 4-hidroksibenzoat ............. 87
32. Perbedaan permukaan baja diamati dengan mikroskop (a). tanpapenambahan inhibitor dan (b). dengan penambahan senyawatrifeniltimah(IV) 4-hidroksibenzoat ........................................................... 89
33. Hubungan linier antara Cinh/ dengan konsentrasi inhibitor berdasarkanpersamaan adsorpsi isotermal Langmuir.................................................... 91
2. Perhitungan rendemen hasil sintesis............................................................ 114
3. Penentuan komposisi teoritis unsur C dan H............................................... 115
4. Penentuan luas baja terukur pada metode gravimetri dan potensiostat....... 116
5. Perhitungan nilai laju korosi dan persen efisiensi inhibisi senyawa ujidengan metode gravimetri (kehilangan berat) ............................................. 117
6. Perhitungan efisiensi inhibisi senyawa uji dengan metode polarisasipotensiodinamik .......................................................................................... 118
7. Perhitungan nilai energi bebas adsorpsi ...................................................... 120
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Baja karbon adalah baja yang bukan hanya tersusun atas padanan besi dan karbon,
tetapi juga unsur lain yang tidak mengubah sifat baja. Baja karbon diproduksi
dalam bentuk balok, profil, lembaran dan kawat. Salah satu jenis baja karbon
adalah baja lunak yaitu baja dengan kandungan karbon yang relatif rendah
berkisar antara 0,022 – 0,3 % (Amanto dan Daryanto, 2006). Baja lunak memiliki
sifat yang ringan, harga relatif murah, dan banyak digunakan di berbagai bidang
seperti proses industri (Prabhu et al., 2003; Doner et al., 2011), pembangkit listrik
tenaga nuklir, proses pengolahan bahan bakar fosil, transportasi, proses kimia,
pipa-pipa pertambangan dan pengolahan minyak bumi, dan konstruksi (Wan Nik
et al., 2011; Ketis dkk., 2010). Di sisi lain, penggunaan baja lunak dalam jumlah
besar tersebut tidak sebanding dengan ketahanan baja lunak terhadap korosi. Hal
ini tentu akan menimbulkan masalah terutama di bidang industri sehingga
diperlukan metode yang tepat untuk menanggulangi korosi pada baja lunak (Wan
Nik et al., 2011)
Lingkungan dengan kadar garam yang tinggi seperti air laut memiliki tingkat
korosivitas yang tinggi, sehingga diperlukan suatu metode yang tepat untuk
menanggulangi korosi pada daerah ini (Nugroho, 2011). Pada penelitian ini
2
pengujian korosi tidak dilakukan dalam air laut secara langsung tetapi
menggunakan larutan garam, sebab larutan garam memiliki agresifitas yang lebih
besar dibandingkan air laut alami. Hal ini dikarenakan adanya ion Mg2+ dan Ca2+
dalam air laut dapat memperkecil laju korosi akibat kemampuannya dalam
membentuk lapisan CaCO3 dan Mg(OH)2 di permukaan logam akibat reaksi
katodik oksigen dipermukaan logam (Scumacer, 1999). Menurut Iswahyudi
(2007), laju korosi baja karbon optimum pada larutan dengan konsentrasi NaCl 3-
3,5%, hal ini dikarenakan oksigen dapat terlarut maksimum di dalam air pada
konsentrasi tersebut sehingga pada penelitian ini digunakan medium garam
dengan konsentrasi NaCl 3,5% pada pengujian dengan metode gravimetri dan
NaCl 0,1 M pada metode polarisasi potensiodinamik.
Korosi pada permukaan luar suatu material dapat ditangani dengan berbagai cara
antara lain pengecatan, metode perlindungan katodik dan pelapisan dengan logam
atau dengan membuat padanan logam seperti stainless stell (Ketis dkk., 2010;
Rahmani, 2011) tetapi korosi pada bagian dalam suatu material seperti pipa hanya
dapat dikendalikan oleh suatu inhibitor korosi (Ketis dkk., 2010). Beberapa
contoh inhibitor yang digunakan dalam menangani korosi baja dalam medium
garam antara lain berupa inhibitor seperti ekstrak ubi ungu (Nugroho, 2011), asam
glutamat (Ketis dkk., 2010), dan tanin pada mangrove (Yahya et al., 2011).
Inhibitor tersebut tergolong ke dalam inhibitor organik, inhibitor jenis ini ramah
lingkungan dan dapat teradsorpsi pada permukaan logam tetapi tidak tahan
terhadap perubahan fisik lingkungan seperti perubahan suhu. Inhibitor lain yang
digunakan dalam penghambatan korosi baja antara lain senyawaan kromat, nitrat,
silikat, posfat (Halimatudahliana, 2003; Zuas, 2003). Inhibitor tersebut tergolong
3
dalam inhibitor anorganik yang dapat melindungi permukaan baja dengan
membentuk lapisan tipis pada permukaan logam melalui proses adsorpsi (Zuas,
2003). Senyawa organotimah merupakan senyawa anorganik yang mengikat
gugus-gugus organik sehingga diharapkan mampu memberikan penghambatan
korosi yang baik melalui perpaduan sifat senyawa anorganik dan organiknya.
Senyawa organotimah adalah senyawa yang mengandung sedikitnya satu ikatan
kovalen C-Sn (Pellerito and Nagy, 2002). Ketertarikan terhadap senyawa
organotimah(IV) tidak hanya karena sifat kimia dan strukturnya yang sangat
menarik (Tiekink, 1991), tetapi juga karena penggunaannya yang terus meningkat
diantaranya sebagai biosida pertanian (Pellerito and Nagy, 2002; Gielen, 2003),
antifouling bagi cat kapal dilautan (Blunden and Hill, 1987), pengawet kayu
(Blunden and Hill, 1991), antifungi (Bonire et al., 1998; Hadi et al., 2009),
sebagai katalis (Blunden et al., 1987), antikanker (de Vos et al., 1998; Gielen,
2003; Hadi and Rilyanti, 2010; Hadi et al., 2012) dan penelitian terbaru
menerangkan bahwa senyawa turunan dibutiltimah(IV) di-3-nitrobenzoat (Hadi et
al., 2015), organotimah ditiohidrazodikarbonamida (Rastogi et al., 2005),
organotimah ditiobiurets (Rastogi et al., 2011) dan beberapa senyawa turunan
organotimah baik golongan karboksilat, posfat, ligan donor –N maupun –S,
diketahui memiliki aktivitas yang baik sebagai inhibitor korosi (Singh et al.,
2010).
Pada penelitian ini dilakukan sintesis, karakterisasi dan uji antikorosi dari
senyawa trifeniltimah(IV) hidroksibenzoat yang merupakan turunan organotimah
karboksilat. Pengujian korosi dilakukan dalam medium NaCl dengan 2 metode
4
yaitu metode kehilangan berat dan metode polarisasi potensiodinamik untuk
mengukur laju korosi dan efisiensi inhibisi masing-masing inhibitor. Data arus
korosi hasil ekstrapolasi Tafel dari metode polarisasi potensiodinamik juga
digunakan untuk menentukan kesesuaian adsorpsinya dengan adsorpsi isotermal
Langmuir. Ligan asam hidroksibenzoat memiliki gugus -OH yang terikat pada
gugus fenil merupakan gugus pendonor elektron yang lebih kuat dibanding gugus
-Cl dan -NO2 (McMurry, 2012). Efek dorongan elektron ini berpengaruh
terhadap sifat kebasaan senyawanya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya, nilai efisiensi inhibisi memiliki hubungan dengan nilai pKa ligan.
Semakin tinggi nilai pKa akan meningkatkan kemampuan inhibisi korosinya.
Asam hidroksibenzoat memiliki nilai pKa yang lebih tinggi jika dibandingkan
dengan asam nitrobenzoat dan asam klorobenzoat diharapkan dapat meningkatkan
efisiensi inhibisi dari senyawa yang diuji.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
E. Karakterisasi Senyawa Trifeniltimah(IV) Hidroksibenzoat
Untuk meyakinkan senyawa trifeniltimah(IV) hidroksibenzoat yang disintesis
telah terbentuk dengan baik maka perlu dilakukan pengujian rendemen secara
kuantitatif dan kualitatif. Pengujian secara kuantitatif dilakukan dengan
menghitung besarnya nilai persen rendemen dan analisis mikroelementer untuk
mengetahui tingkat kemurniannya sedangkan pengujian secara kualitatif
dilakukan dengan spektrofotometer UV-Vis, spektrofotometer IR, spektrometer
NMR.
1. Karakterisasi dengan Spektrofotometer UV-Vis
Spektrofotometri UV-Vis adalah salah satu teknik analisis spektroskopi yang
terjadi akibat interaksi radiasi elektromagnetik ultraviolet dekat (200-380 nm) dan
sinar tampak (380-780 nm) dengan suatu materi menggunakan alat
spektrofotometer. Absorbsi cahaya UV-Vis mengakibatkan transisi elektronik,
yaitu promosi elektron-elektron dari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah
ke orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi. Energi yang terserap
kemudian terkuantisasi sebagai cahaya atau tersalurkan dalam reaksi kimia.
Absorbsi cahaya tampak dan radiasi ultraviolet meningkatkan energi elektronik
sebuah molekul, artinya energi yang disumbangkan oleh foton-foton
memungkinkan elektron-elektron itu tereksitasi ke tingkat energi yang lebih
tinggi.
Spektrum UV maupun tampak terdiri dari pita absorbsi, lebar pada daerah panjang
gelombang yang lebar. Hal ini disebabkan terbaginya keadaan dasar dan keadaan
eksitasi sebuah molekul dalam subtingkat-subtingkat rotasi dan vibrasi. Transisi
14
elektronik dapat terjadi dari berbagai tingkat energi keadaan dasar ke tingkat
energi pada keadaan eksitasi. Karena perbedaan energi dari berbagai transisi
elektronik tersebut hanya berbeda sedikit, maka panjang gelombang absorpsinya
juga berbeda sedikit dan menimbulkan pita lebar yang tampak dalam spektrum.
Karakterisasi dengan spektrofotometer UV ditujukan untuk mengetahui
pergeseran serapan panjang gelombang akibat pergantian kromofor yang terikat
pada logam dan ligan. Data pembanding serapan panjang gelombang senyawa
trifeniltimah(IV) 2-hidroksibenzoat, trifeniltimah(IV) 3-hidroksibenzoat, dan
trifeniltimah(IV) 4-hidroksibenzoat yang telah disintesis dari bahan awal yang
berbeda oleh ‘Aini (2010), Sulistriani (2012), dan Elianasari dan Hadi (2012)
dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Serapan panjang gelombang spektrum UV dari senyawatrifeniltimah(IV) hidroksibenzoat yang telah disintesis dengan bahanawal berbeda (‘Aini, 2010; Sulistriani, 2012; Elianasari dan Hadi,2012).
Spektrofotometri IR merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengamati
interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah
15
panjang gelombang 0,75-1000 µm atau pada bilangan gelombang 13000-10cm-1
menggunakan alat spektrometer. Setiap senyawa yang memiliki ikatan kovalen,
baik senyawa organik, anorganik, maupun organologam akan menyerap berbagai
frekuensi radiasi elektromagnetik dalam daerah spektrum inframerah sehingga
atom-atom yang berikatan dalam molekul tidak tinggal diam tetapi bervibrasi
secara kontinyu. Beberapa vibrasi menghasilkan pemindahan periodik atom-
atom sehingga menyebabkan perubahan simultan dalam jarak antar atomnya.
Frekuensi dari vibrasi berada pada kisaran 1013-1014 putaran per detik, dimana
kisaran tersebut sama dengan frekuensi radiasi inframerah (Settle, 1997).
Jika suatu molekul bervibrasi dengan disertai perubahan momen dipol diradiasi
dengan sinar inframerah, maka frekuensi radiasi yang sesuai dengan frekuensi
transisi vibrasi intramolekul akan diserap seluruhnya atau sebagian. Jika
persentase radiasi radiasi terserap diplotkan terhadap (panjang gelombang)
maka frekuensi yang diperoleh menggambarkan vibrasi intramolekulnya. Grafik
tersebut akan memberikan informasi karakteristik untuk setiap material sehingga
dapat diperoleh informasi tentang struktur dan sifat-sifat ikatan dalam molekul.
Vibrasi-vibrasi interatom secara umum diklasifikasikan menjadi dua, yaitu vibrasi
ulur (stretching) dan vibrasi tekuk (bending) (Settle, 1997).
Dalam sintesis suatu senyawa organotimah(IV) karboksilat, monitoring jalannya
reaksi dapat dilihat dari perubahan spektrum IR dari senyawa awal, ligan dan
senyawa akhir. Daerah yang menjadi fokus perhatian dalam spektrumnya adalah
munculnya puncak karbonil dari senyawa akhir yang menunjukkan telah
terjadinya reaksi dari senyawa awal dengan ligan asam karboksilat. Beberapa
16
serapan karakteristik dari senyawa organotimah(IV) karboksilat dan refrensi
serapan dari senyawa trifeniltimah(IV) 2-hidroksibenzoat, trifeniltimah(IV) 3-
hidroksibenzoat, dan trifeniltimah(IV) 4-hidroksibenzoat yang telah disintesis
oleh ‘Aini(2010), Sulistriani(2012), dan Elianasari dan Hadi (2012) dapat dilihat
pada Tabel 4.
Tabel 4. Serapan karakteristik spektrum IR dari senyawa trifeniltimah(IV)hidroksibenzoat yang telah disintesis dengan bahan awal berbeda (‘Aini,2010; Sulistriani, 2012; Elianasari dan Hadi, 2012).
SerapanBilangan gelombang (C6H5)3Sn(OCOC6H4(OH) (cm-1)
Refrensi orto meta paraSn-O 800-600 759,17 760,31 755,41
Sn-O-C 1250-1000 1248,6 1234,59 1298,70
CO2 asimetri 1500-1400 1442,36 1448,47 1562,30O-H 3100-3500 3446,15 3415,02 3413,50C = O 1600-1760 1659,37 1547,77 1548,60
3. Karakterisasi dengan Spektrometer NMR
Karakterisasi dengan spektrometer ini diidasarkan pada interaksi medan magnet
dengan inti suatu molekul dengan jumlah proton ganjil. Apabila suatu materi
dikenakan energi dari medan magnet dengan kuat medan magnet permanen
sebesar 7046-14002 Gauss atau setara dengan 30-60 MHz maka akan terjadi
perubahan orientasi spin menjadi lebih teratur kemudian proton tersebut
diinteraksikan dengan gelombang radio sehingga menyebabkan proton menyerap
energi dan berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi disertai perubahan arah
orientasi spin. Perubahan energi tersebut kemudian dikuantisasi oleh alat dan
dibaca detektor kemudian diperoleh data berupa pergeseran kimia ( ) yang
nilainya telah dibandingkan dengan standar berupa tetrametilsilan (TMS).
17
Masing-masing proton memiliki serapan yang berbeda bergantung lingkungan
kimia disekitar proton (McMurry, 2012).
Senyawa organotimah(IV) yang telah disintesis kemudian dikarakterisasi dengan
spektrometri 1H dan 13C NMR untuk mengetahui lingkungan kimia dari masing-
masing proton sehingga dapat digunakan untuk memastikan senyawa yang
disintesis telah terbentuk dengan membandingkan data spektrum hasil
karakterisasi dengan referensi. Beberapa serapan karakteristik spektrum 1H dan
13C NMR dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Serapan karakteristik spektrum a. 1H dan b. 13C NMR.
a.
b.
18
4. Analisis Mikroelementer
Analisis mikroelementer merupakan salah satu analisis kuantitatif yang dapat
digunakan untuk menentukan kemurnian sampel senyawa organotimah yang
disintesis dengan membandingkan data kadar unsur yang dihasilkan alat dengan
data hasil perhitungan. Unsur-unsur yang umum ditentukan kadarnya adalah
karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N), dan sulfur (S) dengan menggunakan
cenderung mengikuti pola inhibitor anodik dengan cara teradsorpsi ke
permukaan baja melalui interaksi Van der Wals kemudian membentuk lapisan
pasif pada permukaan anoda.
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui aktivitas antikorosi
senyawa trifeniltimah(IV) hidroksibenzoat dengan berbagai variasi pengujian
seperti mengganti medium korosif yang digunakan atau penambahan variasi
waktu dan kondisi pengujian pada pengujian dengan metode gravimetri.
107
DAFTAR PUSTAKA
108
DAFTAR PUSTAKA
‘Aini, N. Q. 2010. Studi Perbandingan Aktivitas Antikanker Beberapa SenyawaOrganotimah(IV) Salisilat Terhadap Sel Leukemia L-1210 (Skripsi).Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Afriyani, H. 2014. Kajian Aktivitas Antikorosi Senyawa TurunanOrganotimah(IV) 3-Nitrobenzoat pada Baja Lunak dalam Medium KorosifDMSO-HCl (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Amanto, H. dan Daryanto. 2006. Ilmu Bahan. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.
Anggraini, W. D. 2014. Kajian Senyawa Turunan Organotimah(IV) 2-Nitrobenzoat sebagai Inhibitor Korosi pada Baja Lunak dalam MediumKorosif. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Arryanto, Y. 2008. Seri Reaksi Anorganik Mekanisme Reaksi Anorganik. JurusanKimia FMIPA UGM dan Gala Ilmu Semesta. Yogyakarta.
Atkins, P. and J. de Paulo. 2006. Physical Chemistry 8th Edition. W. H. FreemanCompany. New York.
Blunden, S. J., P. A. Cusack, and R. Hill. 1987. in The Industrial uses of tinChemicals. The Royal Society of Chemistry. London.
Blunden, S. J. and R. Hill. 1987. in Surface Coating 1. Wilson, A.D., J.WNicholson,. and H.J. Prosser. (Eds). Elsevier Applied Science Publisher,pp. 17 – 167.
Blunden, S. J. and R. Hill. 1991. Bis(tributyltin) Oxide as A Wood Preservative:Its Conversion to Tributyltin Carboxylates in Pinus sylvestris. Appl.Organomet. Chem., 4: 63-68.
Butarbutar, S. L. dan Febrianto. 2009. Pengujian Mesin eDAQ untuk MengukurLaju Korosi. Sigma Epsilon. 13 (2): 54-58.
Butarbutar, S. L. dan G. R. Sunaryo. 2011. Analisis Mekanisme PengaruhInhibitor Siskem pada Material Baja Karbon. Prosiding Seminar Nasional
109
ke-17 Teknologi dan Keselamatan PTLN Serta Fasilitas NuklirYogyakarta. 559-566.
Bonire, J. J., G. A. Ayoko, P. F. Olurinola, J. O. Ehinmidu, N. S. N. Jalil and A.A. Omachi. 1998. Syntheses and Antifungal Activity of SomeOrganotin(IV) Carboxylates. Metal-Based Drugs. 5 (4), 233 - 236.
Caprette, D. R. 2007. Using a Caunting Chamber. Lab Guides. Rice University.
Cotton, F. A. dan G. Wilkinson. 2007. Kimia Anorganik Dasar alih bahasa S.Suharto . Penerbit UI Press. Jakarta.
Dalimunthe, I. S. 2004. Kimia dari Inhibitor Korosi. e-USU Repository. Medan.
Doner, A., R. Solmaz, M. Ozcan, and G. Kardas. 2011. Experimental andTheoretical Studies of Thiazoles as Corrosion Inhibitors for Mild Stell inSulphuric Acid Solution. Corros. Sci. 53:2909-2913.
de Vost, D., R. Willem, M. Gielen, K. E. Van Wingerden, and K. Nooter. 1998.The Development of Novel Organotin Anti-Tumor Drugs: Structure andActivity. Metal-Based Drugs. 5 (4): 179-188.
Elianasari dan S. Hadi. 2012. Aktivitas in Vitro dan Studi Perbandingan BeberapaSenyawa Organotimah(IV) 4-Hidroksibenzoat terhadap Sel KankerLeukemia, L-1210. J. Sains MIPA. 18(1):23-28
Fahrurrozie, A. 2009. Efisiensi Inhibisi Cairan Ionik Turunan Imidazolin sebagaiInhibitor Korosi Baja Karbon dalam Larutan Elektrolit Jenuh KarbonDioksida. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Fessenden, R. J. and J. S. Fessenden. 1986. Kimia Organik Dasar Edisi Ketiga.Jilid 2. Terjemahan oleh A.H. Pudjaatmaka. Erlangga. Jakarta.
Fontana, M. G. 1986. Corrosion Engineering, Third Edition. McGraw HillBook Company. Singapura.
Gielen, M. 2003. An Overview of Forty Years Organotin Chemistry Developed atthe Free Universities of Brussels ULB and VUB. J. Braz. Chem. Soc., 14(6): 870-877.
Greenwood, N. N., and A. Earnshaw, 1990, Chemieder Elemente, Willey-VCHVerlags gesellschaft mbH, Weinheim
Hadi, S., M. Rilyanti, and Nurhasanah. 2009. Comparative Study on theAntifungal Activity of Some Di- and Tributyltin(IV) CarboxylateCompounds. Modern Appl. Sci. 3 (2): 12-17.
110
Hadi, S., and M. Rilyanti. 2010. Synthesis and In Vitro Anticancer Activity ofSome Organotin(IV) Benzoate Compounds. Orient. J. Chem. 26 (3): 775-779.
Hadi, S., M. Rilyanti and Suharso. 2012. In Vitro Activity and ComparativeStudies of Some Organotin(IV) Benzoate Derivatives Against LeukemiaCancer Cell, L-1210. Indo. J. Chem. 12 (1): 172-177.
Hadi, S., H. Afriyani, W. D. Anggraini, H. I. Qudus, and T. Suhartati. 2015. TheSynthesis and Potency Study of Some Dibutyltin(IV) DinitrobenzoateCompounds as Corrosion Inhibitor for Mild Steel HRP in DMSO-HClSolution. Asian J. of Chem. 27 (4), 1509-1512.
Halimatuddahliana. 2003. Pencegahan Korosi dan Scale pada Proses ProduksiMinyak Bumi. USU digital library. Sumatera Utara.
Haryono, G., B. Sugiarto, H. Farid, dan Y. Tanoto. 2010. Ekstrak Bahan sebagaiInhibitor Korosi. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia. FTI IPNVeteran. Yogyakarta. Hlm 1-6.
Kurniasih, H. 2015. Sintesis dan Karakterisasi Senyawa Dibutiltimah(IV)Klorobenzoat Sebagai Antikorosi pada Baja Lunak (Tesis). UniversitasLampung. Bandar Lampung.
Iswahyudi. 2007. Desain Sistem Proteksi Katodik Anoda Karbon Jaringan PipaPertamina Upms V (Skripsi). Institut Teknologi Sepuluh November.Surabaya.
Iswantoro, B. 2015. Sintesis dan Karakterisasi Senyawa Difeniltimah(IV)Klorobenzoat Sebagai Antikorosi pada Baja Lunak (Tesis). UniversitasLampung. Bandar Lampung.
Jain, M. G., K. Agarwal, and R. V. Singh. 2003. Studies on Nematocidal,Fungicidal and Bacterial Activities of Organotin(IV) Complexes withHeterocyclic Sulphonamide Azomethine. Trade Sci. Inc.1: 378-391.
Ketis, N. K., D. Wahyuningrum, S. Achmad, dan B. Bunjali. 2010. EfektivitasAsam Glutamat Sebagai Inhibitor Korosi pada Baja Karbon dalam LarutanNaCl 1%. J. Matematika dan Sains. 15(1): 1-7.
Mahmood, S., S. Ali, M. H. Bhatti, M. Mazhar, and R. Iqbal. 2003. Synthesis,Characterization, and Biological Applications of Organotin(IV) Derivatesof 2-(2-Fluoro-4-biphenyl) Propanoid Acid. Turk. J. Chemistry. 27: 657-666.
McMurry. 2012. Organic Chemistry, Eight Edition. Cengage Learning. USA.
111
Morad, M. S. and M. Kamal El-Dean. 2006. 2,2’-Dithios(3-cyano-4,6-dimetylpiridine) A New Class of Acid Corrosion Inhibitor for Mild Steel.Corros. Sci. 48(11):3398-3412.
Nugroho, A. 2011. Pengaruh Penambahan Inhibitor Organik Ekstrak Ubi Unguterhadap Laju Korosi pada Material Baja Low Carbon di Lingkungan NaCl3,5% (Skipsi). Universitas Indonesia. Depok. 55 hlm.
Nurissalam, M. 2015. Sintesis dan Karakterisasi Senyawa Trifeniltimah(IV)Klorobenzoat Sebagai Antikorosi pada Baja Lunak (Tesis). UniversitasLampung. Bandar Lampung.
Pellerito, L. and L. Nagy. 2002. Organotin(IV)n+ Complexes Formed withBiologically Active Ligands: Equilibrium and Structural Studies, andSome Biological Aspects. Coord. Chem. Rev. 224: 111 – 150.
Petra, E. D. L. 2012. Ikatan yang Terlibat pada Interaksi Obat-Resdaptor .http//www.ocw.usu.ac.id/../fek_310_slide_ikatan_yang_terlibatpada_interaksi. Diakses pada 20 Juni 2015
Prabhu, R. A., T. V. Vankatesha, A. V. Shanbhag, G. M. Kulkarni and R. G.Kalkhambkar. 2008. Inhibition Effect of Some Schiff Bases on theCorrosion of Mild Stell in Hydrocloric Acid Solution. J. Corros. Sci.50(12):3355-3365.
Rahim, A. A. and J. Kassim. 2008. Recent Development of Vegetal Tannin inCorrosion Protection of Iron and Steel. 1. Hlm 223-231.
Rahmani, B. 2011. Kimia Fisika. Analis Kimia. Makassar.
Rastogi, R. B., M. M. Singh, K. Singh and M. Yadav. 2005. OrganotinDithiohydrazodicarbonamides as Corrosion Inhibitors for Mild SteelDimethyl Sulfoxide Containing HCl. Port. Electrochim. Acta. 22: 315–332.
Rastogi, R. B., M. M. Singh, K. Singh and M. Yadav. 2011. OrganotinDithiobiurets as Corrosion Inhibitors for Mild Steel-Dimethyl SulfoxideContaining HCl. Afr. J. of Pure Appl. Chem. 5(2): 19-33.
Scumacher, M., 1999. Seawater Corrosion Handbook. Noyes Data Corp. NewYork.
Settle, F. A. 1997. Handbook of Instrumental Tecniques for Analitycal Chemistry.Prentice-Hall Inc. USA.
Singh, R., P. Chaudary and N.K. Khausik. 2010. A Review: OrganotinCompounds in Corrosion Inhibition. Rev. Inorg. Chem. 30 (4): 275 – 294.
112
Sudjadi. 1985. Penentuan Struktur Senyawa Organik. Ghalia Indonesia. Jakarta.Sulistriani, A. 2012. Sintesis dan Karakterisasi serta Uji Pendahuluan Aktivitas
Antikanker Beberapa Senyawa Organotimah(IV) 3-HidroksibenzoatTerhadap Sel Leukemia L-1210 (Skripsi). Universitas Lampung. BandarLampung.
Sunarya, Y. 2008. Mekanisme dan Efisiensi Inhibisi Sistein Pada Korosi BajaKarbon Dalam Larutan Elektrolit Jenuh Gas Karbondioksida. Desertasi.Insitut Teknologi Bandung. Bandung.
Szorcsik, A., L. Nagy, K. Gadja-Schrantz, L. Pallerito, E. Nagy and E.T.Edelmann. 2002. Structural Studies on Organotin(IV) Complexes Formedwith Ligands Containing {S, N, O} Donor Atoms, J. Radioanal. Nucl.Chem. 252 (3): 523 – 530.
Tayer, J. 1988. Organometallic Chemistry and Overview. VCH Publisher Inc/United State. P 7, 12, 14.
Tiekink, E. R. T. 1991. Structural Chemistry of Organotin Carboxylates: a Reviewof the Crystallographic Literature. App. Organomet. Chem. 5: 1-30.
Trethewey, K. R. and J. Chamberlein. 1991. Korosi, untuk Mahasiswa Sains danRekayasawan. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Van Der Weij, F. W. 1981. Kinetics and Mechanism of Urethane FormationCatalysed by Organotin Compound. J. Pol. Sci.: Pol. Chem. 19 (2): 381-388.
Waard, C. De.,U. Lotz, and D. E. Millams. 1991. Predictive Model For CO2
Corrosion Engineerring In Wet Gas Pipelines. Presented as PaperNo.557. The Netherlands.
Walpole, R. E. 1988. Pengantar Statistika Edisi ke-3 Alih bahasa B. Sumantri.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Wan Nik, W. B., F. Zulkifli, M. Rahman and R. Rosliza. 2011. CorrosionBehavior of Mild Steel in Seawater from Two Different Sites of KualaTerengganu Coastal Area. IJBAS-IJENS. 11(6):75-80.
Wilkinson, G. 1982. Compreherensive Organometalic Chemistry. InternationalTin Research Institude, Publication No.618, Pergamon Press.
Yahya, S. and A. A. Rahim. 2011. Inhibitive Behaviour of Corrosion ofAluminium Alloy in NaCl by Mangrove Tanin. Sains Malaysiana. 40(9):953-957.
113
Yerimadesi. 2001. Pengaruh Penambahan Zn(II), Ni(II), Cu(III), terhadapPembentukan Kompleks Fe-Tanin (Tesis). Universitas Andalas. Padang.
Zuas, O. 2003. Inhibisi Korosi Besi dengan Inhibitor Natrium Nitrat dalam AirLaut: Pengaruh Konsentrasi dan pH. Widyariset. 4: 83-95.