perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS NIKEL(II) DENGAN DIFENILAMIN Disusun oleh : FITA NURDIYAH M 0306033 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Sains Kimia FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli, 2011 i
65
Embed
SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS NIKEL(II) DENGAN ... · Tabel 3. Kadar Nikel dalam Kompleks Nikel(II) dengan Difenilamin dengan Berbagai Komposisi secara Teoritis..... 37 Tabel
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
SINTESIS DAN KARAKTERISASI
KOMPLEKS NIKEL(II) DENGAN DIFENILAMIN
Disusun oleh :
FITA NURDIYAH
M 0306033
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian
persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Sains Kimia
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli, 2011
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HALAMAN PENGESAHAN
Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sebelas Maret telah mengesahkan skripsi mahasiswa:
Fita Nurdiyah NIM M0306033, dengan judul ”Sintesis dan Karakterisasi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dr. Eddy Heraldy, M.Si NIP. 19640305 200003 1002
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul
“SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS NIKEL(II) DENGAN
DIFENILAMIN” adalah benar-benar hasil penelitian sendiri dan tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat kerja atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, Juli 2011
FITA NURDIYAH
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS NIKEL(II) DENGAN
DIFENILAMIN
FITA NURDIYAH
Jurusan Kimia. Fakultas MIPA. Universitas Sebelas Maret
ABSTRAK
Penelitian tentang kompleks nikel(II) dengan difenilamin bertujuan untuk mengetahui cara sintesis, formula dan karakteristik kompleks yang terbentuk. Kompleks nikel(II) dengan difenilamin telah disintesis dengan perbandingan mol logam dan mol ligan 1 : 6 dalam metanol. Terbentuknya kompleks dapat ditandai dengan adanya pergeseran panjang gelombang maksimum kompleks ke arah yang lebih kecil dari panjang gelombang ion logamnya. Formula kompleks yang diperkirakan dari analisis kadar Ni dalam kompleks dengan Spektroskopi Serapan Atom (SSA) adalah [Ni(difenilamin)4(NO3)2.6H2O]. Pengukuran daya hantar listrik (DHL) dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan kation : anion adalah 1:1, hal ini menunjukkan bahwa NO3
- ada yang terkoordinasi pada ion pusat Ni2+ dan juga berkedudukan sebagai anion, sehingga formula kompleks yang mungkin yaitu [Ni(difenilamin)4(NO3)(H2O)](NO3).5H2O.
Data spektra Infra Merah (IR) menunjukkan adanya pergeseran serapan gugus NH sekunder yang mengindikasikan gugus fungsi tersebut terkoordinasi pada ion pusat Ni2+ secara monodentat. Pengukuran momen magnet dengan Magnetic Susceptibility Balance (MSB) menunjukkan bahwa kompleks bersifat paramagnetik dengan µeff = 2,99 ± 0,05 BM. Spektra Ultra Violet-Visibel (UV-Vis) menghasilkan dua puncak serapan pada panjang gelombang 396,00 nm (25.252,53 cm-1) dan 724,50 nm (13.802,62 cm-1) . Hal ini mengindikasikan kompleks berstruktur oktahedral dengan transisi ( )PTA gg 1
32
3 ® (υ3) dan
( )FTA gg 13
23 ® (υ2). Perkiraan harga 10Dq (Δo) kompleks
[Ni(difenilamin)4(NO3)(H2O)](NO3).5H2O sebesar 164,906 KJ mol-1 dan 301,703 KJ mol-1.
Kata kunci : Sintesis, Karakterisasi, Kompleks Ni(II), Difenilamin.
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
SYNTHESIS AND CHARACTERIZATION OF NICKEL(II) COMPLEX
WITH DIPHENYLAMINE
FITA NURDIYAH
Departement of Mathematic and Natural Science Faculty. Sebelas Maret University
ABSTRACT
The purposes of this research are to know the synthesis, formula and
characteristic of complex of nickel(II) with diphenylamine. Complex of nickel(II) with diphenylamine (dpa) has been synthesized in 1 : 6 mole ratio of metal to ligan in methanol. The forming of complex was indicated by the shifting of maximum wavelength to the shorter wavelength than metal ion. The formula of complex which was predicted from analysis of % Ni in the complex by Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) was [Ni(diphenylamine)4(NO3)2.6H2O]. Charge ratio of cation and anion of the complex measured by conductivitymeter correspond to 1 : 1 metal to ligan. It means that NO3
- was coordinated to the center ion and also to be anion, thus possibility formula of the complex was [Ni(difenilamin)4(NO3)(H2O)](NO3).5H2O.
Infra red spectra showed a shift of secondary NH group absorption and indicated that this functional groups coordinated to the Ni2+ center ion monodentately. Magnetic susceptibility measurement showed that this complex was paramagnetic with µeff = 2,99 ± 0,05 BM. The UV-Vis spectra showed two absorptions band at 396,00 nm (25.252,53 cm-1) and 724,50 nm (13.802,62 cm-1). This peak indicated that the complex was octahedral structure with transitions
( )PTA gg 13
23 ® (υ3) and ( )FTA gg 1
32
3 ® (υ2). The estimate value of 10 Dq (Δo) for
[Ni(difenilamin)4(NO3)(H2O)](NO3).5H2O were 164,906 KJ mol-1 and 301,703 KJ mol-1.
Gambar 16. Spektrum Elektronik (a) [Ni(H2O)6]2+ dan (b) [Ni(NH3)6]
2+ (Sharpe, 1992)
Transisi d-d murni adalah eksitasi pada orbital d. Transisi ini terlarang
menurut Laporte karena menghasilkan intensitas yang rendah (absorptivitas molar
(ε) mencapai 50 L.mol-1.cm-1) yang terjadi pada daerah panjang gelombang 500-
600 nm dengan transisi elektroniknya 6A1g → 4T1g (G). Meskipun terlarang,
transisi ini penting untuk menentukan besarnya pembelahan (Δo) orbital d pada
medan oktahedral (Lee, 1994). Besarnya energi transisi (10 Dq) dapat dihitung
dengan persamaan (1) :
( )1.10. -==D molJDqNhc
Ao l .....................................(1)
keterangan : h = tetapan Planck (6,626.10-34 Js)
c = kecepatan cahaya (3.108 ms-1)
λ = panjang gelombang maksimum (m)
NA = bilangan avogadro (6,023.1023 mol-1)
(Szafran, Pie and Singh, 1991)
Transisi yang menghasilkan pita intensitas rendah namun bukan nol tidak
selamanya terlarang. Hal ini disebabkan orbital-orbital yang terlibat sebenarnya
tidak mempunyai sifat 3d murni, artinya ada beberapa vibrasi ligan yang
menyebabkan sedikit bersifat p tercampur dengan orbital-orbital d, sehingga
transisi jenis dp « diperbolehkan dengan ε = 500 L.mol-1.cm-1 (Lee, 1994).
log ε
18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Teori Orbital Molekul
Teori orbital molekul didasarkan asumsi bahwa pada pembentukan
senyawa kompleks terjadi interaksi kombinasi linear antara orbital-orbital dari
atom pusat dengan orbital-orbital dari ligan membentuk orbital molekul. Interaksi
antara atom pusat dengan ligan-ligan merupakan gabungan dari interaksi
elektrostatis (ionik) dan interaksi kovalen (Effendy, 2007). Sifat ikatan kovalen
pada senyawa kompleks dapat dijelaskan dengan teori orbital molekul.
Pada kompleks oktahedral yang digunakan untuk membentuk orbital
molekul adalah enam orbital logam (sebagai s, px, py, pz, dz2 dan dx
2-y
2) dan enam
orbital ligan (Sharpe, 1992). Orbital-orbital yang mempunyai energi sama atau
hampir sama dapat mengadakan tumpang tindih membentuk orbital molekul
bonding dan orbital molekul antibonding. Tiga orbital d logam t2g (dxy, dxz, dyz)
merupakan orbital nonbonding, yang tidak terlibat dalam pembentukan ikatan.
Ketiga orbital p membentuk orbital molekul bonding t1u dan orbital molekul
antibonding t1u*. Orbital dx
2-y
2 dan dz2 membentuk orbital molekul bonding e1g dan
orbital molekul antibonding e1g*. Orbital s membentuk orbital molekul bonding
a1g dan orbital molekul antibonding a1g* (Huheey et. al., 1993). Diagram tingkat
energi orbital molekul pada kompleks oktahedral ditunjukkan oleh gambar 17.
19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
t *1 u
a *1 g
e*
g
t 2 g
e g
t 1 u
a 1 g
( n + 1 ) p
( n + 1 ) s
n d
t 2 g
e g
a 1 g
t 1 u
o r b i t a l a to ml o g a m a ta ui o nl o g a mb e b a s( a )
o r b i t a l a t o ml o g a m a t a ui o n l o g a mp a d a m e d a no k ta h e d r a l( b ) o r b i t a l m o le k u l
k o m p l e k so k t a h e d r a l( d )
o r b i t a l -o r b i t a lk e l o m p o k l ig a n( c )
1 0 D q
Gambar 17. Diagram Tingkat Energi Orbital Molekul Kompleks Oktahedral (Effendy, 2007)
Pada kompleks tetrahedral orbital dz
2 dan dx2
-y2 merupakan orbital
nonbonding yang tidak terlibat pada pembentukan ikatan. Empat orbital ligan
yang simetrinya sama dengan orbital logam akan bertumpang tindih. Setiap
tumpang tindih orbital dapat membentuk orbital molekul bonding dan orbital
molekul nonbonding. Diagram tingkat energi orbital molekul pada kompleks
tetrahedral dapat dilihat pada gambar 18.
σ
20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
t*2
a*1
t*2
t2g
a1
t2
(n+1)p
(n+1)s
nd e
t2
a1
t2
orbital atomlogam atauionlogambebas(a)
orbital atomlogam atauion logampada medantetrahedral(b) orbital molekul
komplekstetrahedral(d)
orbital-orbitalkelompok ligan(c)
10 Dq
Gambar 18. Diagram Tingkat Energi Orbital Molekul Kompleks Tetrahedral (Effendy, 2007)
4. Sifat Magnetik
Sifat magnetik kompleks dibedakan menjadi dua yaitu sifat paramagnetik
dan diamagnetik. Kompleks dengan medan ligan lemah menghasilkan pemisahan
orbital d (Δ) yang tidak terlalu besar, sehingga setelah elektron memenuhi orbital
d energi rendah elektron berikutnya akan mengisi orbital d energi tinggi, sehingga
elektron cenderung tidak berpasangan. Keadaan ini dinamakan spin tinggi.
Kompleks dengan medan ligan kuat menghasilkan pemisahan orbital d yang
cukup besar, sehingga elektron cenderung berpasangan. Keadaan ini dinamakan
spin rendah yang menimbulkan sifat diamagnetik (Lee, 1994).
Adanya elektron yang tidak berpasangan akan menyebabkan sifat
paramagnetik pada senyawa kompleks. Gerakan spin elektron dari orbital d
tersebut menimbulkan momen magnet permanen yang bergerak searah dengan
medan magnet luar dan menghasilkan nilai kerentanan magnet (Jolly, 1991).
Pada pengukuran dengan neraca kerentanan magnetik, diperoleh harga
kerentanan magnetik per gram (Xg), hubungannya dengan kerentanan magnetik
σ
21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
molar (XM) ditunjukkan oleh persamaan (2) (Szafran et. al., 1991). Harga XM
dikoreksi terhadap faktor diamagnetik (XL) dari ion logam dan ligan, sehingga
diperoleh harga kerentanan magnetik terkoreksi (XA), yang ditunjukkan oleh
persamaan (3).
XM = Xg x Berat Molekul (dalam g mol-1)......................................(2)
XA = XM - ∑XL ...............................................................................(3)
Tabel 2. Faktor Koreksi Diamagnetik untuk Beberapa Kation, Anion, Atom Netral
dan Molekul (10-6 cgs) (Huheey et. al., 1993)
No Kation/anion/atom netral/molekul Faktor koreksi (10-6 cgs)
1. Ni2+ -13,00 2. Fe3+ -13,00 3. Cl¯ -23,40 4. NO3¯ -18,90 5. C -6,00 6. H -2,93 7. N (dalam lingkar lima atau enam) -4,61 8. N (amida) -2,11 9. O (aldehid atau keton) -1,73 10. H2O -13,00
Hubungan antara µeff dengan kerentanan magnetik terkoreksi (XA) ditunjukkan
oleh persamaan (4) (Szafran et. al., 1991).
µeff = 2,828 (XA x T)1/2 BM (Bohr Magneton) ................................(4)
keterangan : µeff = momen magnet (BM)
T = suhu (K)
Momen magnet logam transisi merupakan paduan dari momen spin dan
orbital, akan tetapi pada kebanyakan senyawa kompleks kontribusi orbital hampir
dapat diabaikan sehingga momen magnet dapat dihitung berdasarkan momen
magnet spin saja, rumus momen magnet yang ditimbulkan oleh spin (spin-only)
tetraene) dimana terdapat tiga pita serapan yaitu pada 10504 cm-1, 14814 cm-1 dan
27027 cm–1, yang menunjukkan transisi ( ) ( )( )123
23 vFTFA gg ® ,
( ) ( )( )213
23 vFTFA gg ® dan ( ) ( )( )31
32
3 vPTFA gg ® , yang mengindikasikan
geometri oktahedral (Chandra et. al., 2011).
Besarnya energi transisi (10 Dq) kompleks Ni(II)-difenilamin pada puncak
pertama (724,50 nm) sebesar 13.802,62 cm-1 x (1 kJ mol-1/83,7 cm-1) = 164,906 kJ
mol-1 dan pada puncak kedua (396,00 nm) sebesar 25.252,53 cm-1 x (1 kJ mol-
1/83,7 cm-1) = 301,703 kJ mol-1. Menurut Cotton and Wilkinson (1988), salah
satu karakteristik spektrum kompleks Ni(II) oktahedral adalah harga absorptivitas
molar (ε) rendah berkisar 1-100 Lmol-1cm-1. Harga absorptivitas molar (ε)
kompleks Ni(II)-difenilamin berkisar 1,26-15,85 Lmol-1cm-1, sehingga
diperkirakan berstruktur oktahedral juga.
D. Perkiraan Struktur Kompleks
Perkiraan Struktur Kompleks Ni(II)-difenilamin
Data SSA menunjukkan kemungkinan formula kompleks Ni(II)-
difenilamin adalah Ni(difenilamin)4(NO3)2.6H2O. Dari pengukuran DHL
diketahui bahwa NO3¯ dalam larutan berkedudukan sebagai ligan yang
terkoordinasi dengan ion pusat, dan juga berkedudukan sebagai anion, formula
kompleks yang terbentuk yaitu [Ni(difenilamin)4(NO3)(H2O)](NO3).5H2O.
Harga momen magnet kompleks Ni(II)-difenilamin sebesar 2,99 ± 0,05
BM menunjukkan kecenderungannya membentuk geometri oktahedral. Dari harga
absorptivitas molar (ε) sebesar 1,26 L.mol-1cm-1 pada 13.802,62 cm-1 dan 15,85
L.mol-1cm-1 pada 25.252,53 cm-1 yang sesuai untuk transisi ( )FTA gg 13
23 ® (v2)
dan ( )PTA gg 13
23 ® (v3), serta energi transisi (10 Dq) sebesar 164,906 kJ mol-1 dan
301,703 kJ mol-1, mengindikasikan kompleks Ni(II)-difenilamin bergeometri
oktahedral. Pergeseran negatif serapan gugus NH sekunder pada spektrum Infra
Merah, menunjukkan bahwa ligan difenilamin terkoordinasi secara monodentat
43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pada ion pusat Ni(II) melalui atom N. Perkiraan struktur kompleks Ni(II)-
difenilamin adalah [Ni(difenilamin)4(NO3)(H2O)](NO3).5H2O yang ditunjukkan
oleh gambar 25.
NH
HN
HN
NH
Ni2+NO3. 5H2O
NO3
H2O
Gambar 25. Perkiraan Struktur [Ni(difenilamin)4(NO3)(H2O)](NO3).5H2O
44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan :
1. Kompleks nikel(II) dengan difenilamin dapat disintesis dengan
mencampurkan larutan logam dalam metanol dan larutan ligan dalam
metanol dengan perbandingan mol 1:6.
2. Formula kompleks yang terbentuk yaitu
[Ni(difenilamin)4(NO3)(H2O)](NO3).5H2O.
3. Karakteristik kompleks yang terbentuk antara lain :
a. Serapan maksimum kompleks Ni(difenilamin)4(NO3)2. 6H2O pada
724,50 nm (13.802,62 cm-1) dan 396,00 nm (25.252,53 cm-1) dengan
harga 10 Dq sebesar 164,906 kJ mol-1 dan 301,703 kJ mol-1, sesuai
dengan transisi ( )FTA gg 13
23 ® (v2) dan ( )PTA gg 1
32
3 ® (v3).
b. Kompleks bersifat paramagnetik dengan harga momen magnet efektif
(µeff) sebesar 2,99 ± 0,05 BM.
c. Serapan gugus fungsi pada spektrum Infra Merah mengindikasikan
terjadinya ikatan koordinasi antara Ni(II) dengan difenilamin melalui
atom N pada N-H sekunder.
4. Perkiraan struktur kompleks [Ni(difenilamin)4(NO3)(H2O)](NO3).5H2O
adalah oktahedral.
B. Saran
Untuk mendapatkan formula kompleks yang lebih akurat, perlu dilakukan
pengukuran kadar C, H, N, O dan Ni secara bersama dan analisis kristalografi
untuk memperkirakan panjang ikatan dan besar sudut antar atom pada kompleks,
serta pengukuran kestabilan kompleksnya.
45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR PUSTAKA
Agarwal, R. K., D. Sharma, L. Singh, H. Agarwal, 2006, Synthesis, Biological,
Spectral, and Thermal Investigations of Cobalt(II) and Nickel(II) Complexes of N-Isonicotinamido-2’,4’-Dichlorobenzalaldimine, Bioinorganic Chemistry and Applications, Vol. 2006, 1–9.
Angadi, S.D., Vidyavati Reddy, Nirdosh Patil, Tukaram Reddy, 2008, Synthesis, Characterization and Biological Activities of Cu(II), Co(II), Ni(II), Mn(II) and Fe(III) Complexes with Schiff Base Derived from 3-(4-Chlorophenoxymethyl)-4-amino-5-mercapto-1,2,4-triazole, E-Journal of Chemistry, Vol 5. No 3, 529-538.
Belaıd, S., A. Landreau, S. Djebbar, O. Benali-Baıtich, M. A. Khan, G. Bouet, 2008, Synthesis, characterisation and antifungal activity of a series of Cobalt(II) and Nickel(II) complexes with ligands derived from reduced N, N0-o-Phenylenebis(Salicylideneimine), Transition Met Chem, Vol. 33, 511–516.
Carvalho, N. M. F., A. Horn, A. J. Bortoluzzi, V. Drago, O. A. C. Antunes, 2006, Synthesis and Characterization of Three Mononuclear Fe(III) Complexes Containing Bipodal and Tripodal Ligands : X-Ray Molecular Structure of The Dichloro [N-propanamide-N, N-Bis-(2-pyridylmethyl)amine] Iron(III) perchlorate, Inorganica Chimica Acta, Vol. 359, 90-98.
Chandra, S., D. Jain, A. K. Sharma, P. Sharma, 2009, Coordination Modes of a Schiff Base Pentadentate Derivative of 4-Aminoantipyrine with Cobalt(II), Nickel(II) and Copper(II) Metal Ion : Synthesis, Spectroscopic and Antimicrobial Studies, Molecules, Vol. 14, 174-190.
Chandra, S., M. Tyagi, S. K. Choudhary, 2011, Tetraaza Macrocyclic Complexes: Synthesis, Spectral And Antifungal Studies, J. Chem. Pharm. Res., Vol. 3, 56-63.
Cotton, F.A., and G.Wilkonson. 1988. Advanced Inorganic Chemistry. Fifth edition. John Willey and Sons Inc. New York.
Cotton, F. A., G. Wilkinson, and P. L. Gauss. 1995. Inorganic Chemistry, 3rd edition. John Wiley and Sons. New York.
Day, M.C., and J. Selbin, 1985, Theoritical Inorganic Chemistry, Second edition, East-West Press, New Delhi.
Effendy, 2007, Kimia Koordinasi, Jilid Satu, Bayumedia Publishing, Jawa Timur.
46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Efthymiou, C. G., C. P. Raptopoulou, A. Terzis, S. P. Perlepes, A. Escuer, C. Papatriantafyllopoulou, 2010, Triangular Ni(II) complexes from the use of 2-pyridyl oximes, Polyhedron, Vol. 29, 627–633.
García-Santos, Isabel, J. Sanmartín, A. M. García-Deibe, M. Fondo, E. Gómez, 2010, Structural and spectroscopic studies on some metal complexes of an 8-hydroxyquinoline derivative, Inorganica Chimica Acta, Vol. 363, 193–198.
Gibson, D. H., Jianguo Wu, M. S. Mashuta, 2006, Synthesis And Characterization Of Ruthenium(II) Complexes Bearing The Bis(2-Pyridylmethyl)Amine Ligand, Inorganica Chimica Acta, Vol. 359, 309–319.
Hania, M. M., 2009, Synthesis and Antibacterial Activity of Some Transition Metal Complexes of Oxime, Semicarbazone and Phenylhydrazone, E-Journal of Chemistry, Vol. 6, 508-514.
Hartono, A.J dan A. V. Purba, 1986, Penyidikan Spektrometrik Senyawa Organik, Edisi ke-4, Erlangga, Jakarta. Terjemahan: Spectroscopic Identification of Inorganic Compound. Silverstein, Robert M, G. Clayton Bassler and Terrence C Morril, 1981, Fourth edition, John Willey and Sons, New York.
Huheey.J.E., R.L. Keither, 1993, Inorganic Chemistry, Fourth edition, Hamper collies College Publisher, New York.
Jolly, W.L., 1991, Modern Inorganic Chemistry, Second editions, McGraw Hill Inc. New York.
Kang, S.G., Hyunja Kim, Nahee Kim, J. H. Jeong, 2009, Synthesis and Characterization of TetraazaMacrocyclic Nickel(II) and Copper(II) Complexes Bearing Two Tetrazole Pendant Arms, Bull. Korean Chem. Soc., Vol. 30, No. 12, 3101-3104.
Kartohadiprodjo, Irma I., 1999, Kimia Fisika, Jilid 2, Edisi Ke-4, Erlangga, Jakarta, Terjemahan : Physical Chemistry. Atkins, P.W.,1990, Oxford University Press, Oxford.
Kemp, W., 1987, Organic Spectroscopy, Second Edition, Macmillan Publishers, London.
Khopkar, S.M., 2003, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI Press, Jakarta.
Lecourt, C. A., T. H. Bailey, M. Cox, L. M. Gilby, J. Robinson, 1999, Extraction of Heavy Metal from Sediments Using The SERVO Process, Land Contamination and Reclamation, Vol. 7, 265-269.
Miesslar, Gary L. and Donald A. Tarr, 1991, Inorganic Chemistry, Prentice Hall, New Jersey.
Oboh, I., E. Aluyor, T. Audu, 2009, Biosorption of Heavy Metal Ions from Aqueous Solutions Using a Biomaterial, Leonardo Journal of Sciences, Vol. 14, 58-65.
Ozmen, U. O., G. Olgun, 2008, Synthesis, characterization and antibacterial
activity of new sulfonyl hydrazone derivatives and their nickel(II) complexes, Spectrochimica Acta , Vol. 70, 641–645.
Pudjaatmaka, A.H., 1997, Kimia Organik, Jilid 2 edisi Ke-3, Erlangga, Jakarta, Terjemahan : Organic Chemistry. R.J Fessenden and J.S. Fessenden, 1986, Third Edition, Wadsworth Inc. California.
Revanasiddappa, H. D., B. Vijaya, L. S. Kumar, K. S. Prasad, 2010, Synthesis, Characterization and Antimicrobial Activity of Cu(II), Co(II), Ni(II) and Mn(II) Complexes with Desipramine, World Journal of Chemistry, Vol. 5, 18-25.
Sastrohamidjojo, H. 1992. Spektroskopi Inframerah. Liberty. Yogyakarta.
Shaker, S. A., H.A. Mohammed, A. A. Salih, 2010, Preparation, Physico-Chemical and Spectroscopic Investigation of Thiacetazone and Quinalizarin Complexes with Mn(II), Fe(II), Co(II), Ni(II), Cu(II), Zn(II), Cd(II) and Pb(II), Australian Journal of Basic and Applied Sciences, Vol. 4, 5178-5183.
Sharpe A.G., 1992, Inorganic Chemistry, 3th edition, John Willey and Sons Inc, New York.
Siswandono dan Soekardjo, 1995, Kimia Medisinal, Airlangga University Press., Surabaya.
Skoog, A.D, F.J. Holler, T.T. Nieman, 1998, Principles of Instrumental Analysis, Fifth Edition, Thompson Learning Inc., Australia.
Sugiyarto, K.H., H.Sutrisno, A.K. Prodjosantoso, 2001, Kimia Anorganik 2, Cetakan kedua., Universitas Terbuka Jakarta.
Sukardjo, 1992, Kimia Koordinasi, Edisi Revisi, Rineka Cipta, Jakarta.
48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Syariffudin, N., 1994, Ikatan Kimia, Cetakan pertama, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Szafran Z., Pie R.M., Singh M.M., 1991, Microscale Inorganic Chemistry, John Willey and Sons, Canada.
Tabatabaee, M., S. Saheli, 2011, Synthesis, Structural and Thermal Studies of a New Nickel Complex Containing 2-Aminopyrimidine and Thiocyanate Mixed Ligands with a Three-Dimensional Network Structure, J Chem Crystallogr.
Turta, C. I., L. Chapurina, I. G. Donica, V. Voronkova, E. R. Healey, V. C.
Kravtsov, 2008, Synthetic, Spectroscopy and X-Ray Crystallographic Structural Studies on Copper(II) Complexes of The Aminoguanizone of Pyruvic Acid, Inorganica Chimica Acta, Vol. 361, 309-316
Wang, Kefeng, Miao Shen, W. H. Sun, 2010, N-(Pyridin-2-yl)picolinamide tetranickel clusters: Synthesis, structure and ethylene oligomerization, Polyhedron, Vol. 29, 564–568.
Yamamoto, A., 1986, Organotransition Metal Chemistry : Fundamental Concepts and Application, John Willey and Sons, New York.
Zeng, Q. R., S. Sauve, H. E. Allen, W. H. Hendershot, 2005, Recycling EDTA
Solution to Remediate Metal-Polluted Soils, Environ. Pollut., Vol. 133, 225-231.