1 Medan, 5 Juli 2013 Oleh Dr. Ir. Dida H. Salya, MA Staf Ahli Menteri PPN Bidang Hubungan Kelembagaan
1
Medan, 5 Juli 2013
OlehDr. Ir. Dida H. Salya, MA
Staf Ahli Menteri PPN Bidang Hubungan Kelembagaan
KERANGKA PAPARAN
2
PENDAHULUAN1
2
3
4
6
FAKTA KETIDAKSINERGIAN
KEBUTUHAN SINERGI PERENCANAAN & PENGANGGARAN
SINERGI PUSAT – DAERAH
RINGKASAN DAFTAR INVENTARISASI MASALAH (DIM)
5 PERMINTAAN MASUKAN DARI STAKEHOLDER DI DAERAH
PENDAHULUAN1
4
*) Kementerian PPN/Bappenas melakukan kajian Sinergitas Perencanaan dan Anggaran dengan pendekatan Soft System Methodology (SSM)
PERUBAHAN LINGKUNGAN STRATEGIS
Eksternal a.l:•Globalisasi•Regionalisasi, AFTA, ASEAN, APEC
Internal a.l :•Demokratisasi (Pemilu dan Pilkada)•Peraturan perundangan•Otonomi Daerah
Lingkungan a.l:•Perubahan iklim•Daya dukung dan daya tampung
Diperlukan Perencanaan Pembangunan Nasional yang TerintegrasiMenentukan arah pembangunan – Penetapan prioritas program – Optimalisasi sumberdaya
(UU No. 25 Tahun 2004; Pasal 1; Angka 1)
Tujuan Bernegara:•Pembukaan UUD 1945
Sumberdaya:•Kondisi geografis•Keterbatasan SDA
MENJAGA KESINAMBUNGANTUJUAN BERNEGARA
5
RPJMN2004-2009
RPJMN2010-2014
RPJMN2015-2019
RPJMN2020-2024
RKP2006RKP
2006RKP2006RKP
2009
RKP2006RKP
2006RKP2006RKP
2014
RKP2006RKP
2006RKP2006RKP
2019
RKP2006RKP
2006RKP2006RKP
2025
R P J P N (Visi Misi Pembangunan, 2005-2025)
VISIVISINegara Indonesia Yang Merdeka, Bersatu, Berdaulat, Adil dan MakmurNegara Indonesia Yang Merdeka, Bersatu, Berdaulat, Adil dan Makmur
MISI• Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah IndonesiaMelindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia• Memajukan kesejahteraan umumMemajukan kesejahteraan umum• Mencerdaskan kehidupan bangsaMencerdaskan kehidupan bangsa• Ikut melaksanakan perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaanIkut melaksanakan perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaan
Pembukaan UUD 45
RKP2009
RKP2014
RKP2019
RKP2024
6
ManajemenPembangunan
1
2 3
45
Perencanaan
Penganggaran
Pengendalian(Evaluasi dan Pengawasan)
Pelaporan/ Pertanggungjawaban
Pelaksanaan
TUJUANBERNEGARA
Kekuasaan Keuangan Negara
APBN
MelaluiTatakelola
Terintegrasi
Keterangan:APBN merupakan instrumen penting untuk mencapai tujuan bernegara
PENCAPAIAN TUJUAN BERNEGARA MELALUI APBN DAN SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN
FAKTA KETIDAKSINERGIAN PERENCANAAN DAN PENGGARAN2
FAKTA 1:
1992-1997 2005-2011
Pertumbuhan Rata-Rata Belanja Modal
Petumbuhan Rata-rata GDP
Pertumbuhan Rata-Rata Belanja Modal
Petumbuhan Rata-rata GDP
7,6 % 7,8 % 23,40 % 5,8 %
Sumber Data: NOTA KEUANGAN, KEMENKEUCatatan:Data belanja modal 1992-1997 merupakan data Pengeluaran Pembangunan setelah dikurangi 25%Tahun 1992-1997 merupakan data tahun fiskal 8
Alokasi Belanja Modal semakin tidak efektif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
9
Sebelum Penerapan UU 17/2003
Sesudah Penerapan UU 17/2003
FAKTA 2:
Membandingkan Periode 2005-2012 dengan periode 1992 1999, Prosentase Alokasi Belanja Modal makin menurun Porsi Pembangunan Kurang Menonjol
Rentannya perubahan alokasi pendanaan walaupun telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan karena lemahnya kewenangan perencanaan mengawal hingga penganggaran
FAKTA 3:
Sumber:RKP 2012 dan APBN 2012
11
NO. PRIORITAS DALAM RKP 2012 (BUKU I) JUMLAH PROGRAM
JUMLAH KEGIATAN
JUMLAH INDIKATOR
KINERJA
TERPETAKAN% JML. TIDAK
TERPETAKAN %LANGSUNG TIDAK
LANGSUNG JUMLAH
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)1 Prioritas Reformasi Birokrasi dan Tatakelola 17 52 144 55 32 87 60,4 57 39,62 Prioritas Pendidikan 7 22 71 26 37 63 88,7 8 11,33 Prioritas Kesehatan 9 25 66 18 17 35 53,0 31 47,04 Prioritas Penanggulangan Kemiskinan 28 60 153 91 27 118 77,1 35 22,95 Prioritas Ketahanan Pangan 27 80 322 227 22 249 77,3 73 22,76 Prioritas Infrastruktur 16 40 169 51 51 102 60,4 67 39,67 Prioritas Iklim Investasi dan Iklim Usaha 15 35 117 72 16 88 75,2 29 24,88 Prioritas Energi 13 27 80 41 16 57 71,3 23 28,8
9 Prioritas Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana 12 43 134 84 22 106 79,1 28 20,9
10 Prioritas Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar dan Pasca Konflik 25 64 219 121 12 133 60,7 86 39,3
11 Prioritas Kebudayaan, Kreatifitas dan Inovasi Teknologi 7 19 41 24 2 26 63,4 15 36,6
12 Prioritas Lainnya Bidang Perekonomian 23 34 84 45 13 58 69,0 26 31,0
13 Prioritas Lainnya Bidang Kesejahteraan Rakyat 12 17 53 19 13 32 60,4 21 39,6
14 Prioritas Lainnya Bidang Politik, Hukum dan Keamanan 10 36 62 49 7 56 90,3 6 9,7
TOTAL 221 554 1.715 923 287 1.210 70,6 505 29,4
Catatan:-Terpetakan lansung : terkait langsung antara indikator kegiatan yang ada di RKP dengan output kegiatan yang ada di RKA K/L, baik secara nomenklatur, maupun target/ volume kegiatan.-Tidak terpetakan Tidak Langsung: Indikator kinerja yang tidak terkait langsung secara nomenklatur, tetapi secara subtansi terkait dengan output kegiatan yang ada di dokumen RKA K/L-Tidak Terpetakan: Indikator kinerja yang ada di RKP tidak terkait sama sekali/ tidak dapat/sulit iterjemahkan dengan output kegiatan yang ada dalam RKA K/L, baik nomenklatur maupun subtansi.
DEVIASI RKP DAN RKA-KLFAKTA 4:
Data berdasarkan Perda APBD* Data Konsolidasi non reciprocal account
Dalam Jutaan Rupiah
12
Dominasi Belanja Pegawai Dlm Struktur Belanja APBDTA 2007-2012
FAKTA 5:
FAKTA 6:
•Dikarenakan tidak sinergis mekanisme perencanaan dan penganggaran Pusat – Daerah maka seringkali terjadi “lagi” penyerapan anggaran APBD yang ditunjukkan dimulainya penyerapan dari bulan Juni.
•Terjadi peningkatan sampai dengan bulan juni lalu mulai menurun sampai dengan bulan agustus disebabkan mulai dilakukannya proses pembayaran oleh pemda (lihat grafik di atas)
dalam miliar RupiahPosisi dana APBD yang berada di Lembaga Perbankan
FAKTA 7:
Penyampaian pagu indikatif APBD selalu terlambat sehingga pembahasan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Daerah menggunakan pagu anggaran tahun sebelumnya Sinkronisasi Perencanaan Pusat dan Daerah kurang harmonis.
KEBUTUHAN SINERGI PERENCANAAN DENGAN PENGANGGARAN3
16
Alur Kerja yang Tidak Kondusif
Kurang Kesinambungan
Rencana – Anggaran
Mekanisme Penganggaran Pusat- Daerah Belum Sinergi
• Deviasi Indikator (RKP) vs Output (RKA KL)• Pendekatan RKP (Rencana Aksi) vs RAPBN (Akunting)
• Keselarasan Tatawaktu (timing) : Jadwal dan Agenda
MASALAH UTAMA KETIDAKSINKRON PERENCANAAN DENGAN PENGANGGARAN
SOLUSI: HARMONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DALAM SATU SIKLUS
SIKLUS TAHUNAN
PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN
Penetapan arah
kebijakan & prioritas Penyusunan
kapasitas fiskal
Pengusulan inisiatif baru
Penyampaian pagu
indikatif & Rancangan awal RKP
Penyusunan Renja K/L
Peretemuan Trilateral (K/L dan Daerah)
MUSRENBANG (Propinsi &
Nasional)
Pembahasan Nota
Keuangan & RAPBN
Penyusunan &
Penelaahan RKA-KL
Pembahasan RUU APBN + Pemutakhira
n RKP
Penetapan alokasi
belanja & pengesahan
dokumen anggaran
1
5
7
2
3
4
6
8
9
10
11
Sistem Perencanaan dan Penganggaran
Bentuk Negara dan Sistem
Pemerintahan
Sistem Anggaran dan
Tahun Fiskal
Kewenangan Parlemen
Struktur Perencanaan dan Penganggaran di
Pemerintahan
Faktor Kunci yang Mempengaruhi
INDONESIABRAZIL KOREA SELATAN
Studi Komparasi
SINERGI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN(PENGALAMAN NEGARA LAIN)
BEST-FIT untuk INDONESIA“Sinergitas Perencanaan dan Penganggaran”
Deskripsi Korea Selatan Brasil Indonesia
Bentuk Negara dan Sistem Pemerintahan
Negara Kesatuan, Semi-Presidensiil.Perdana Menteri dipilih oleh Presiden dan Parlemen, untuk mengkoordinasikan fungsi kabinet.Presiden dan Parlemen dipilih langsung oleh rakyat
Negara Federal, Presidensiil. Presiden dan parlemen dipilih langsung oleh rakyat
Negara Kesatuan, PresidensiilPresiden dan parlemen dipilih langsung oleh rakyat
Sistem Anggaran Unified Budget, MTEF, Performance Based Budgeting
Program Budgeting, fixed 4-yrs budgeting, direview per tahun (bukan MTEF).
Unified Budget, MTEF, Performance Based Budgeting
Tahun Fiskal 1 Januari - 31 Desember
1 Juli – 30 Juni 1 Januari -31 Desember
19
SISTEM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DI KOREA SELATAN DAN BRAZIL (1)
Deskripsi Korea Selatan Brasil Indonesia
Struktur Perencanaan dan Penganggaran di Pemerintah
Dalam 1 Lembaga: Ministry of Strategy and Finance (MOSF).
MOSF merupakan penggabungan Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan dan Penganggaran (sejak tahun 2008)
Dalam 1 Lembaga: Ministry of Planning, Budgeting, and Management
Terpisah dalam 2 Lembaga:1.Perencanaan: Bappenas2.Penganggaran: Kementerian Keuangan
20
SISTEM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DI KOREA SELATAN DAN BRAZIL (2)
Deskripsi Korea Selatan Brasil Indonesia
Kewenangan Parlemen
Parlemen membahas pagu total, detil program dan proyek.
Parlemen tidak berwenang menaikkan pagu anggaran. Dalam prakteknya Parlemen tidak banyak mengubah usulan Pemerintah.
Parlemen membahas dari asumsi makro sampai detil program sektor. Parlemen berhak mengusulkan perubahan asumsi makro dan usulan penganggaran total dan per sektor.
Pemerintah memiliki hak veto terhadap hasil pembahasan Parlemen
Parlemen membahas dari asumsi makro sampai detil program dan kegiatan sektor.
Parlemen berhak mengusulkan perubahan asumsi makro dan usulan penganggaran per program dan kegiatan, bahkan sampai jenis belanja
21
SISTEM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DI KOREA SELATAN DAN BRAZIL (3)
22
No Indikator Korea Selatan Brazil Indonesia
1.
GDP Per Capita (2011) Interm of constant 2005 international $)
25.493 9.414 3.813
2. HDI(2011) 0,897 0,718 0,617
3. Life expectancy(2011) 80,6 Tahun 73 Tahun 69,4 Tahun
4. Indeks Pendidikan(2011) 0,934 0,663 0,584
CAPAIAN KINERJA PEMBANGUNAN
Sumber : UNDP, 2012
SINERGI PUSAT – DAERAH:PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH4
RELEVANSI PERENCANAAN DENGAN PENGEMBANGAN WILAYAH
KESERASIAN TATA RUANG
INTEGRASI ANTAR WILAYAH
JARINGAN EKONOMI LOKAL-GLOBAL
DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH DI DALAM PENYEDIAAN
LAYANAN PUBLIK
PENGEMBANGAN KEGIATAN EKONOMI BERBASIS INFORMASI,
PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA ALAM
“AS BASIS OF REGIONAL DEVELOPMENT”
“AS BASIS OF WELFARE CREATION”
“AS DRIVER OF REGIONAL ECONOMIC
DEVELOPMENT”
FAKTOR PEREKAT PEMBANGUNAN NASIONALDAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pembangunan Tingkat Pusat
Pembangunan Tingkat Provinsi
Pembangunan Tingkat Kab/Kota
Domain Pemerintah
Pusat
Domain Pemerintah
Provinsi
Domain Pemerintah Kab/Kota
Keterkaitandengan
Kab/Kota
Keterkaitandengan Provinsi
Keterkaitandengan Pusat
Keterkaitandengan
Kab/Kota
Keterkaitandengan Pusat
Keterkaitandengan Provinsi
KETERKAITAN HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH
PERMASALAHAN SINERGI PUSAT DAN DAERAH
27
1. Belum efektifnya implementasi PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
2. Kurangnya koordinasi pelaksanaan kebijakan pemerintah pusat dan daerah.
3. Kurangnya optimalnya kontribusi/dukungan pemerintah pusat dan sebaliknya.
5. Adanya Tumpang Tindih atau duplikasi perencanaan antara Pusat dan Daerah
4. Belum sinkronnya rencana pembangunan baik vertikal (antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah) serta horizontal (antar sektor).
Kegiatan pembangunan tidak efisien (biaya tinggi) dan tidak efektif (manfaat pembangunan tidak optimal)
SINERGI PUSAT DAN DAERAH:PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN
28
LANGKAH YANG PERLU DILAKUKAN PEMDA
• Sinkronisasi RPJMD dengan RPJMN, Renstra SKPD dan Renstra K/L, RKPD dan RKP,
• melakukan penajaman sasaran kegiatan SKPD dengan sesuai prioritas Renja K/L.
LANGKAH YANG PERLU DILAKUKAN K/L
• Mengalihkan kegiatan Dekon dan TP ke daerah dalam DAK
• Mengoptimalkan Musrenbang.
• Mencantumkan lokasi kegiatan dalam Renja K/L dan RKA-K/L .
• Harmonisasi nomenklatur dan kodifikasi kegiatan K/L dan SKPD.
Kegiatan K/L yang dibiayai APBN dan kegiatan SKPD yang dibiayai APBD belum sesuai.
Nomenklatur dan kodifikasi kegiatan K/L (APBN) dan SKPD (APBD) belum seragam.
SINERGI PUSAT DAN DAERAH:PENGENDALIAN DAN EVALUASI
29
LANGKAH YANG PERLU DILAKUKAN PEMDA
• Melakukan penataan dan penguatan SKPD dalam pengendalian dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan.
LANGKAH YANG PERLU DILAKUKAN K/L
• Harmonisasi sistem dan mekanisme pengendalian dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan (KemenPPN/Bappenas, Kemen Keu, KemenDagri, KemenPANRB, BPKP dan BPK).
Belum adanya keterpaduan dalam pengendalian dan evaluasi antara K/L dan SKPD sehingga
terjadi duplikasi pengawasan, dan
keterlambatan laporan
pelaksanaan.
PERMINTAAN MASUKAN DARI STAKEHOLDER DI DAERAH5
31
PEMIKIRAN UNTUK MENDORONG SINERGI PUSAT DAN DAERAH
1. Perencanaan dan Penganggaran menjadi satu kesatuan baik di pusat maupun di daerah
2. Perbedaan tentang tahun anggaran APBN dan APBD. (Misal APBN: Januari s/d Desember, APBD: April s/d Maret)
32
TERIMAKASIHTERIMAKASIH