TUGAS AKHIR SIMULASI CARA KERJA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sanata Dharma TUGAS AKHIR Disusun oleh THERESIA WURI OKTAVIANI NIM : 025114002 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TUGAS AKHIR
SIMULASI CARA KERJA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS)
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik pada
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sanata Dharma
TUGAS AKHIR
Disusun oleh
THERESIA WURI OKTAVIANI NIM : 025114002
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2007
SIMULATION OF MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS)
NETWORK PERFORMANCE
FINAL PROJECT
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements
To Obtain the Sarjana Teknik Degree
In Electrical Engineering
By
THERESIA WURI OKTAVIANI
Student ID Number: 025114002
ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM ELECTRICAL ENGINEERING DEPARTMENT
ENGINEERING FACULTY SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA 2007
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP
The fruits of SILENCE is PRAYERS
The fruits of PRAYERS is FAITH
The fruits of FAITH is LOVE
The fruits of LOVE is SERVICE
The fruits of SERVICE is PEACE
(Mother Teressa)
Aku bersyukur kepadaMu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib.
(mazmur 139:14)
Ku persembahkan Tugas Akhir ini untuk :
1. My spirit : Tuhan Yesus Kristus &Bunda Maria 2. My lovely papa : Antonius Joseph Subari 3. My lovely mama : Pudentiana Murti 4. My lovely sisters&brothers :
Pilihan LSR Rusak Pada Simulasi RSVP-TE dan CR-LDP... ................... ... L24
INTISARI
Sistem komunikasi data menuntut usaha untuk mengembangkan teknologi transmisi data yang dapat menyediakan layanan yang beraneka ragam dan memiliki kapasitas tinggi. Multi Protocol Label Switching (MPLS) adalah suatu teknik untuk mengintegrasikan teknologi Asynchronous Transfer Mode (ATM) dengan Internet Protocol (IP) dalam jaringan backbone yang sama. Teknologi IP yang memiliki sistem connectionless, dibawa ke dalam sebuah teknologi yang memiliki sistem connection-oriented dengan memanfaatkan teknik switching yang ada dalam teknologi ATM. Untuk membantu mempelajari tentang jaringan MPLS maka dibuatlah simulasi jaringan cara kerja jaringan MPLS. Program simulasi dirancang menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic. Program simulasi yang dibuat mencakup aliran paket data secara umum, aliran paket data dengan 4 LSR, traffic engineering berupa RSVP-TE (Resource Reservation Protocol – Traffic Engineering) dan CR-LDP (Constraint-based Routing Label Distribution Path). Simulasi ini dapat berjalan dengan baik dan benar. Simulasi aliran paket data secara umum memvisulisasikan pentransmisian suatu paket data dalam sebuah jaringan MPLS. Simulasi aliran paket data dengan 4 LSR memvisualisasikan pentransmisian suatu paket data dalam sebuah jaringan MPLS yang terdiri atas 4 LSR. Simulasi RSVP-TE dan CR-LDP memvisualisasikan pentransmisian suatu paket data pada saat semua LSR dalam keadaan baik maupun pada saat salah satu LSR rusak. Kata kunci : jaringan MPLS, aliran paket data secara umum, aliran paket data dengan 4 LSR, RSVP-TE, CR-LDP
ABSTRACT
Data communication system requires the continuous improvement of communication technology. Multi Protocol Label Switching (MPLS) is a technology for integrated Asynchronous Transfer Mode (ATM) with Internet Protocol (IP) in the same backbone of network. The procedure is to take the technology with connectionless system into a technology with connection-oriented utilized the switching in the ATM technology. Simulation assist to learn of MPLS performance. The simulation program was design using Visual Basic programing language. This simulation program visualized the data stream in globally, data stream with 4 LSR, traffic engineering consist of RSVP-TE (Resource Reservation Protocol – Traffic Engineering) and CR-LDP (Constraint-based Routing Label Distribution Path). The simulation program can be operated well. Simulation of the data stream in globally visualized the transmission of a data packet in the MPLS network. Simulation of the data stream with 4 LSR visualized the transmission of a data packet in the MPLS network with 4 LSR. RSVP-TE and CR-LDP simulation is well visualized the transmission of a packet data at all LSR altough at one of the LSR is broken. Keyword: MPLS network, the flow of data packet in globally, the flow of data packet with 4 LSR, RSVP-TE, CR-LDP
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Judul
Simulasi Cara Kerja Jaringan Multi Protocol Label Switching (Simulation
of Multi Protocol Label Switching Network Performance)
1.2. Latar Belakang Masalah
Teknologi telekomunikasi saat ini berkembang sangat pesat.
Berbagai teknologi dikembangkan atas dorongan kebutuhan untuk
mewujudkan jaringan informasi yang dapat menyediakan layanan yang
beraneka ragam, memiliki kapasitas tinggi sesuai dengan kebutuhan yang
berkembang, mudah diakses dari mana dan kapan saja serta terjangkau
harganya.
Beberapa teknologi telah dikembangkan untuk mewujudkan
kebutuhan-kebutuhan tersebut. Teknologi ATM (Asynchronous Transfer
Mode) bersifat connection-oriented, yaitu setiap virtual circuit harus
dibangun dengan protokol persinyalan sebelum transmisi data. Teknologi
ini memiliki mekanisme pemeliharaan QoS (Quality of Service) dan
memungkinkan diferensiasi, namun menghadapi masalah pada skalabilitas
yang mengakibatkan perlunya investasi tinggi untuk implementasinya[1].
Di lain pihak, internet dengan protokol IP (Internet Protocol)
berkembang lebih cepat. IP bersifat connectionless, yaitu routing protocol
menentukan arah pengiriman paket dengan bertukar info routing. Namun
IP memiliki kelemahan serius pada implementasi QoS.
MPLS (Multi Protocol Label Switching) merupakan suatu teknik
untuk mengintegrasikan teknologi ATM dengan IP dalam jaringan
backbone yang sama, dengan cara membawa teknologi IP yang memiliki
sistem connectionless ke dalam sebuah teknologi yang memiliki sistem
connection-oriented dengan memanfaatkan teknik switching yang ada
dalam teknologi ATM[2]. Dengan kemampuan tersebut, MPLS
merupakan cara yang efektif untuk menggabungkan kedua teknologi
tersebut.
MPLS ditempatkan di jaringan inti penyedia jasa serta
mengendalikan QoS, traffic engineering dan penggunaan bandwidth.
Sesuai namanya, arsitektur MPLS menggunakan label untuk membedakan
antara klien yang satu dengan yang lain. Di atas jaringan yang sama, titik
yang memiliki label yang sama terhubung dan menjadi satu VPN,
sehingga tidak perlu lagi menciptakan tunnel antar titik.
Dilihat dari sisi penyedia jasa, MPLS merupakan solusi yang baik
karena fleksibel dan skalabel. Fleksibel, karena seluruh clien dapat
menggunakan perangkat dan konfigurasi software yang sejenis untuk
bermacam-macan jenis layanan premium (seperti VoIP, Internet, Intranet,
Extranet, VPN Dial, dan lain-lain). Semua layanan bisa diaktifkan hanya
dengan perubahan parameter pada konfigurasi software. Skalabel, karena
perangkat yang ada di sisi klien hanya perlu melakukan peering ke
perangkat akses di sisi penyedia jasa. Clien tidak perlu melakukan site-to-
site peering meskipun ada penambahan atau pengurangan jumlah site pada
VPN clien tersebut. Semua penambahan dan pengurangan site VPN akan
dideteksi secara otomatis oleh perangkat akses MPLS yang terdekat dan
akan disebarluaskan ke VPN member yang lain[2].
Dengan mengetahui bahwa MPLS menawarkan mekanisme
sederhana untuk rekayasa trafik yang berorientasi paket (packet oriented)
dan fungsi, dengan banyak layanan serta tambahan keuntungan dengan
skalabilitas yang lebih baik, penulis tertarik untuk mensimulasikan unjuk
kerja dari MPLS di dalam penelitian ini.
1.3. Tujuan Penelitian
Secara garis besar tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menghasilkan suatu program bantu untuk memudahkan pemahaman
tentang jaringan MPLS
2. Menghasilkan program simulasi untuk mengetahui kualitas layanan
jaringan MPLS ketika mengirimkan paket dalam jaringannya, yaitu
berupa simulasi aliran paket data pada jaringan MPLS dan traffic
engineering
1.4. Manfaat Penelitian
Diharapkan dengan adanya penelitian ini maka akan :
1. Memperkenalkan dan meningkatkan pemahaman seluruh civitas
akademika dalam pemahaman jaringan MPLS.
2. Menambah referensi tentang MPLS terutama untuk lingkungan
kampus jurusan Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
1.5. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah pada beberapa
hal, yaitu :
1. Simulasi terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut :
- satu buah Customer Edge Router (CER) pengirim
- satu buah Customer Edge Router (CER) penerima
- satu buah Edge Label Switched Router (ELSR) pada sisi pengirim
- satu buah Edge Label Switched Router (ELSR) pada sisi penerima
- empat buah Label Switched Router (LSR) dalam jaringan MPLS
2. Simulasi traffic engineering meliputi RSVP-TE (Resource
Reservation Protocol–Traffic Engineering) dan CR-LDP (Constraint-
based Routing-Label Distribution Path).
3. Simulasi ini menggunakan software Visual Basic.
1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini terdiri atas:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi judul, latar belakang, batasan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II DASAR TEORI
Dasar teori akan menjelaskan konsep dasar, arsitektur protokol dan
penjelasan umum mengenai bagian-bagian pada jaringan MPLS.
Disertakan pula penjelasan tentang program Visual Basic yang digunakan
dalam perancangan program.
BAB III PERANCANGAN PROGRAM
Dalam bab ini dijelaskan tentang diagram alir dan tampilan dari
program simulasi.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi pembahasan program dan hasil simulasi.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran untuk pengembangan aplikasi
lebih lanjut.
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Pengertian
2.1.1. Protokol Jaringan
Agar suatu komputer dapat berkomunikasi dengan komputer lain, kedua
komputer tersebut membutuhkan kesepakatan tentang tata cara berkomunikasi.
Tata cara atau aturan komunikasi ini yang disebut dengan protokol. Salah satu
perbedaan mendasar dari berbagai protokol jaringan adalah dari segi penamaan
suatu entity, seperti komputer milik si A diberi nama xxx dan printer si B diberi
nama yyy.
Ada tiga protokol yang dikenal di jaringan komputer, yaitu :
a. NetBEUI (NetBIOS Extended User Interface) menggunakan aturan penamaan
dengan 16 karakter dengan 15 karakter untuk nama dan satu karakter untuk
tipe dari entity.
b. IPX/SPX (Internet/Sequence Packet eXchane) merupakan pengembangan dari
NetBEUI dengan penambahan kemampuan routing dan remote console.
c. TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) menggunakan
aturan penamaan dengan beberapa angka numerik yang dipisahkan dengan
titik (dotted decimal). TCP/IP merupakan kontrol jaringan yang paling banyak
digunakan karena didorong dari kenyataan bahwa Internet menggunakan
protokol TCP/IP.
Protokol yang terpasang di komputer dapat dilihat pada window Local
Area Connection Properties seperti pada Gambar 2.1. Untuk melihat window ini,
dapat dilihat pada menu Helpdesk Setting Komputer pada sub-menu Intranet[3].
Gambar 2.1. Protokol yang terpasang di komputer pada window Local Area
Connection Properties[3]
2.1.1.1. Layer pada TCP/IP
TCP/IP merupakan 2 buah protokol terpisah. TCP (Transmission Control
Protocol) berfungsi untuk manajemen pengiriman data, yaitu bagaimana caranya
agar data tersebut bisa sampai di tujuan dengan selamat dan IP (Internet Protocol)
berfungsi untuk pengalamatan, yaitu bagaimana caranya membedakan antara
komputer milik si A dengan printer milik si B.
Untuk IP, suatu entity (komputer, printer, server, dan lain-lain) dibedakan
dengan kombinasi beberapa angka yang dipisahkan dengan titik. Pada IP versi 4,
jumlah angka yang digunakan adalah 4. Setiap angka berkisar antara 0 - 255
(berasal dari kombinasi 8 bit). Untuk melihat alamat IP yang terpasang pada
komputer, dapat dilihat pada Command Prompt (Start > All Programs >
Accessories > Command Prompt) dan kemudian mengetikkan command
"ipconfig" seperti ditunjukkan pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2. Command prompt untuk melihat alamat IP yang terpasang pada
komputer[3]
Pada contoh di atas terlihat bahwa alamat IP untuk komputer tersebut
adalah 10.14.201.100. Alamat ini akan berbeda dengan alamat IP di komputer
user biasanya, karena satu alamat hanya boleh dimiliki oleh satu entity[3].
Internet pada mulanya didesain dengan dua kriteria utama. Dua kriteria ini
mempengaruhi dan membentuk hardware dan software yang digunakan sekarang.
Kriteria tersebut meliputi beberapa hal, yaitu jaringan harus melakukan
komunikasi antara para peneliti di belahan dunia yang berbeda dan
memungkinkan mereka dapat berbagi dan berkomunikasi mengenai penelitian
mereka satu sama lain.
Riset memerlukan berbagai komputer dari beragam platform dan arsitektur
jaringan yang berbeda untuk keperluan keilmuan. Untuk itu diperlukan protocol
suite untuk dapat berhubungan dengan berbagai platform hardware yang berbeda
dan bahkan sistem jaringan yang berbeda. Lebih jauh lagi, jaringan harus
merupakan jaringan komunikasi yang kuat yang mempunyai kemampuan dapat
bertahan dari serangan nuklir. Rancangan ini membawa ke arah desentralisasi
jaringan yang terdiri dari jaringan yang terpisah, lebih kecil, jaringan yang
diisolasi yang mempunyai kemampuan otomatis bila diperlukan.
Layer (lapisan pada suatu protokol) dimaksudkan untuk benar-benar
terpisah dari satu sama lain dan juga independen. Layer tidak mengandalkan
informasi detail dari layer yang lain. Arsitektur rancangan ini membuat lebih
mudah untuk melakukan pemeliharaan karena layer dapat didesain ulang atau
dikembangkan tanpa merusak integritas stack protocol.
Seperti halnya protokol komunikasi yang lain, maka TCP/IP juga
mempunyai beberapa layer, yaitu :
a. IP (Internet Protocol) yang berperan dalam pengiriman paket data dari node
ke node. IP mendahului setiap paket data berdasarkan 4 byte (untuk versi
IPv4) alamat tujuan (nomor IP). Internet authorities menciptakan range angka
untuk organisasi yang berbeda. Organisasi menciptakan grup dengan
nomornya untuk departemen. IP bekerja pada mesin gateway yang
memindahkan data dari departemen ke organisasi kemudian ke region dan
kemudian ke seluruh dunia.
b. TCP (Transmission Control Protocol) berperan di dalam memperbaiki
pengiriman data yang benar dari suatu clien ke server. Data dapat hilang di
tengah-tengah jaringan. TCP dapat mendeteksi error atau data yang hilang dan
kemudian melakukan transmisi ulang sampai data diterima dengan benar dan
lengkap.
c. Sockets yaitu merupakan nama yang diberikan kepada subrutin paket yang
menyediakan akses ke TCP/IP pada kebanyakan sistem.
Aplikasi jaringan yang dapat berkomunikasi menggunakan protokol
TCP/IP, aplikasi ini akan mengirimkan data melalui port yang sesuai untuk
kemudian disalurkan melalui tiga layer TCP/IP yang digambarkan pada
Gambar 2.3.
Gambar 2.3. Layer pada protokol TCP/IP[3]
Pada layer transport, terlihat adanya dua jenis protokol transport, yaitu
TCP dan UDP (User Datagram Protocol). Perbedaan utama di antara keduanya
adalah UDP lebih mementingkan kecepatan transmisi sehingga tidak
mempedulikan apakah suatu data sampai dengan selamat atau tidak, sementara
TCP lebih mementingkan reliabilitas, yaitu setiap data harus sampai dengan
selamat[3].
2.1.1.2. Open System Interconnection (OSI)
OSI diperkenalkan dan dikembangkan oleh International Standard
Organization (ISO) dengan maksud untuk memberikan suatu standarisasi bagi
komunikasi data antar piranti (misal: komputer, terminal) yang mungkin
mempunyai karakteristik yang berbeda yang terhubung ke jaringan.
Model OSI membagi fungsi komunikasi menjadi satu set hirarki layer
yang terdiri dari 7 layer. Tiap layer memberi layanan yang spesifik dalam
jaringan. Header-header dan layer protokol OSI, yaitu :
Aplikasi
Presentasi
Sesi
Transport
Jaringan
Hubungan Data
Fisik
PDU Sesi
PDU Presentasi
PDU Hubungan Data
PDU Jaringan
PDU Transport
PDU Aplikasi
Aplikasi
Galat DLH
NH
DLH
PH
TH
Gambar 2.4. Layer protokol OSI [4]
Tiap layer terdiri dari fungsi-fungsi yang hampir sama dan antar layer
mempunyai fungsi yang berbeda. Model OSI mensyaratkan bahwa fungsi setiap
layer harus dijalankan sebelum sebuah pesan dikirimkan.
Layer yang berperan penting dalam MPLS, yaitu :
a. Layer 2 (Lapisan Hubung Data/Data Link Layer)
Tanggungjawab untuk menyediakan fasilitas pengiriman bit data dari satu
titik (node) ke titik lain. Node adalah piranti-piranti yang dapat berkomunikasi
dan terhubung dengan jaringan. Data link layer ini lebih rendah dibanding
layer yang lain dan berfungsi menyediakan mekanisme pengalamatan yang
memungkinkan pesan yang dikirim sampai ke tujuan benar. Selain itu,
menerjemahkan pesan-pesan dari layer yang lebih tinggi menjadi bit-bit yang
dapat ditransmisikan oleh physical layer. Untuk layer yang lebih atas pada
prinsipnya layanan yang diberikan adalah kendali dan deteksi galat, sehingga
layer di atas data link ini menganggap bahwa jalur transmisi yang akan
dilewati bebas dari galat.
Layer ini juga membentuk pesan dari layer yang lebih tinggi menjadi
bingkai data yang akan ditransmisikan melalui physical layer.
Struktur bingkai secara umum pada Gambar 2.5.
Bendera Alamat Kendali Data FCS Bendera
Gambar 2.5. Struktur bingkai secara umum[4]
b. Layer 3 (Lapisan Jaringan/Network Layer)
Pada suatu internetwork tiap jaringan di dalamnya diidentifikasikan secara
unik oleh alamat jaringan. Pada network layer, pesan dari layer yang lebih
tinggi akan mendapatkan penambahan header yang berupa alamat asal dan
tujuan jaringan. Informasi alamat jaringan digunakan untuk mengirim pesan
ke jaringan yang benar. Proses perutean paket ke jaringan yang benar ini
disebut routing. Layer jaringan mengendalikan routing dan penyambungan
(switching) pesan yang tidak bergantung pada jaringan yang sedang
digunakan. Layer jaringan beroperasi secara independen terlepas dari media
fisik.
Pada dasarnya fungsi paling utama dari layer ini adalah melakukan
penyambungan, routing, penomoran, kendali kanal logika, kendali aliran,
pemecahan dan penggabungan pesan. Layer ini tidak mutlak harus digunakan
dalam suatu jaringan. Jika jaringan itu hanya merupakan suatu koneksi data
yang sederhana tidak memerlukan jaringan yang luas maka layer jaringan ini
tidak perlu digunakan dan dapat dihilangkan. Koneksi sederhana ini misalnya
koneksi titik ke titik atau multi titik ke LAN[4].
2.1.2. Konsep Dasar MPLS
Teknologi ATM dan Frame Relay bersifat connection-oriented, yaitu
setiap virtual circuit harus dibentuk dengan protokol persinyalan sebelum
ditransmisikan. IP bersifat connectionless, yaitu protokol routing menentukan
arah pengiriman paket dengan bertukar info routing. MPLS mewakili konvergensi
kedua pendekatan ini.
MPLS adalah arsitektur jaringan yang didefinisikan oleh IETF (Internet
Engineering Task Force) untuk memadukan mekanisme label swapping di layer
dua dengan routing di layer 3 untuk mempercepat pengiriman paket. Arsitektur
MPLS dipaparkan dalam RFC (Request for Comments)-3031.
Gambar 2.6. Arsitektur MPLS menurut RFC 3031 [1]
Jaringan MPLS terdiri atas sirkit yang disebut Label Switched Path (LSP),
yang menghubungkan titik-titik yang disebut Label Switched Router (LSR). LSR
pertama dan terakhir disebut ingress dan egress. Setiap LSP dikaitkan dengan
sebuah Forwarding Equivalence Class (FEC), yang merupakan kumpulan paket
yang menerima perlakuan forwarding yang sama di sebuah LSR. FEC
diidentifikasikan dengan pemasangan label.
Untuk membentuk LSP, diperlukan suatu protokol persinyalan. Protokol
ini menentukan forwarding berdasarkan label pada paket. Label yang pendek dan
berukuran tetap mempercepat proses forwarding dan mempertinggi fleksibilitas
pemilihan path. Hasilnya adalah network datagram yang bersifat lebih
connection-oriented[1].
2.1.2.1. Enkapsulasi Paket
Tidak seperti ATM yang memecah paket-paket IP, MPLS hanya
melakukan enkapsulasi paket IP, dengan memasang header MPLS. Header MPLS
terdiri atas 32 bit data, termasuk 20 bit label, tiga bit eksperimen, satu bit
identifikasi stack, dan delapan bit TTL (Time To Live). Label adalah bagian dari
header yang memiliki panjang bersifat tetap dan merupakan satu-satunya tanda
identifikasi paket. Label digunakan untuk proses forwarding, termasuk proses
traffic engineering.
Gambar 2.7. Gambar label yang merupakan bagian dari header[1]
Sedangkan untuk letak label pada sebuah LSP dapat dilihat pada Gambar 2.8.
Gambar 2.8. Gambar letak label pada sebuah LSP[5]
Setiap LSR memiliki tabel yang disebut label-swiching table. Tabel itu
berisi pemetaan label masuk, label keluar, dan link ke LSR berikutnya. Saat LSR
menerima paket, label paket akan dibaca, kemudian diganti dengan label keluar,
lalu paket dikirimkan ke LSR berikutnya.
Selain paket IP, paket MPLS juga bisa dienkapsulasikan kembali dalam
paket MPLS. Maka sebuah paket bisa memiliki beberapa header. Dan bit stack
pada header menunjukkan apakah suatu header sudah terletak di dasar tumpukan
header MPLS itu[1].
2.1.2.2. Distribusi Label
Untuk menyusun LSP, label-switching table di setiap LSR harus
dilengkapi dengan pemetaan dari setiap label masukan ke setiap label keluaran.
Proses melengkapi tabel ini dilakukan dengan protokol distribusi label. Hal ini
hampir sama dengan protokol persinyalan di ATM, sehingga sering juga disebut
protokol persinyalan MPLS. Salah satu protokol ini adalah LDP (Label
Distribution Protocol).
LDP hanya memiliki feature dasar dalam melakukan forwarding. Untuk
meningkatkan kemampuan mengelola QoS dan traffic engineering, beberapa
protokol distribusi label lain telah dirancang dan dikembangkan juga. Yang paling
banyak disarankan adalah CR-LDP (Constraint-based Routing Label Distribution
Protocol) dan RSVP-TE (Resource Reservation Protocol dengan ekstensi Traffic
Engineering)[1].
2.1.3. Quality of Service (QoS)
QoS adalah kemampuan dalam menjamin pengiriman arus data penting
atau dengan kata lain kumpulan dari berbagai kriteria performansi yang
menentukan tingkat kepuasan penggunaan suatu layanan. Networking manager
membutuhkan QoS, karena berbagai hal di antaranya adalah :
a. bisa menjamin jumlah bandwidth yang pasti untuk beberapa aplikasi,
b. bisa mengontrol latency,
c. bisa menyediakan SLA (Service Level Agreement) yang dapat dikuantifikasi,
d. bisa membuat beberapa level QoS untuk banyak langganan.
Dalam hubungan antara jaringan yang memiliki IP kurang, komitmen QoS
yang benar sangat sulit diberikan[6]. Beberapa skema telah diajukan untuk
mengelola QoS dalam jaringan IP. Dua skema utama adalah Differentiated
Service (DiffServ) dan Integrated Service (IntServ). IntServ bertujuan
menyediakan sumberdaya seperti bandwidth untuk traffic dari ujung ke ujung.
Sementara DifServ bertujuan membagi traffic atas kelas-kelas yang kemudian
diberi perlakuan yang berbeda[1].
DiffServ atau IntServ dengan RSVP sangat terbatas dari segi fleksibilitas
dan skalabilitas dan tidak cukup memadai dalam jaringan yang muatannya berat.
Layanan berorientasi sambungan memiliki kemampuan QoS dan traffic
management yang sangat kuat. MPLS menggunakan kerangka kerja berorientasi
sambungan dan memberikan landasan untuk kontrak-kontrak traffic QoS yang
handal[6].
2.1.3.1. Integrated Service (IntServ)
IntServ (RFC-1633) terutama ditujukan untuk aplikasi yang peka terhadap
tundaan dan keterbatasan bandwidth, seperti video conference dan VoIP.
Arsitekturnya berdasar sistem pencadangan sumberdaya per aliran trafik. Setiap
aplikasi harus mengajukan permintaan bandwidth, baru kemudian melakukan
transmisi data. Model layanan IntServ adalah Guaranteed-service (RFC-2212),
layanan dengan batas bandwidth dan delay yang jelas. Controlled-load service
(RFC-2211), yaitu layanan dengan persentase delay statistik yang terjaga.
Layanan ketiga, yang paling jelek, adalah layanan best-effort, yang hanya
memberikan routing terbaik, tetapi tanpa jaminan sama sekali.
Sistem pemesanan sumberdaya memerlukan protokol tersendiri. Salah satu
protokol yang sering digunakan adalah RSVP (RFC-2205). Penggunaan RSVP
untuk IntServ dijelaskan dalam RFC-2210. Masalah dalam IntServ adalah
skalabilitas (RFC-2998). Setiap node di jaringan harus mengenali dan mengakui
mekanisme ini. Juga protokol RSVP berlipat untuk setiap aliran traffic. Maka
IntServ menjadi baik hanya untuk voice dan video, tetapi sangat tidak tepat untuk
aplikasi semacam web yang mempunyai aliran traffic banyak tapi datanya kecil.
2.1.3.2. Differentiated Service (DiffServ)
DiffServ (RFC-2475) menyediakan diferensiasi layanan dengan membagi
traffic atas kelas-kelas, dan memperlakukan setiap kelas secara berbeda.
Identifikasi kelas dilakukan dengan memasang semacam kode DiffServ, disebut
Differentiated Service Code Point (DSCP), ke dalam paket IP. Ini dilakukan tidak
dengan header baru, tetapi dengan menggantikan field TOS (type of service) di
header IP dengan DS field, seperti yang dispesifikasikan di RFC-2474. Dengan
cara ini, klasifikasi paket melekat pada paket dan bisa diakses tanpa perlu protokol
persinyalan tambahan. Gambar DSCP pada IPv4 dan IPv6 dapat dilihat pada
Gambar 2.9.
Gambar 2.9. Gambar DSCP pada IPv4 dan IPv6[5]
Jumlah kelas tergantung pada provider, dan bukan merupakan standar.
Pada traffic lintas batas provider, diperlukan kontrak traffic yang menyebutkan
pembagian kelas dan perlakuan yang diterima untuk setiap kelas. Jika suatu
provider tidak mampu menangani DiffServ, maka paket ditransferkan apa adanya
sebagai paket IP biasa, namun di provider berikutnya, DS field kembali diakui
oleh provider. Jadi secara keseluruhan, paket-paket DiffServ tetap akan menerima
perlakuan lebih baik. DiffServ tidak memiliki masalah skalabilitas. Informasi
DiffServ hanya sebatas jumlah kelas, tidak tergantung besarnya traffic
(dibandingkan IntServ). Skema ini juga dapat diterapkan bertahap, tidak perlu
sekaligus ke seluruh jaringan[6]. Contoh MPLS dengan DiffServ dapat dilihat
pada Gambar 2.10.
Gambar 2.10. Gambar MPLS dengan DiffServ [5]
Untuk dapat lebih memahami perbedaan dari IntServ dan DiffServ, dapat
dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Tabel perbandingan IntServ dan DiffSer[1]
2.1.3.3. Konsep pengukuran QoS dalam jaringan MPLS
Pengukuran berbasis pada komponen rute dalam hal ini LSP yang dilewati
oleh paket tersebut sehingga traffic paket tersebut dalam jaringan MPLS dapat
ditentukan. Pengukuran QoS dalam jaringan MPLS akan sangat sulit apabila data
jaringan MPLS tidak diketahui. Hal ini dikarenakan jaringan akses dalam MPLS
merupakan jaringan IP dengan sistem connectionless, sedangkan QoS merupakan
bagian dari sistem connection oriented. Pengukuran QoS dalam jaringan MPLS
dilakukan dengan cara menjaga agar setiap paket yang dikirim dalam jaringan
selalu berada dalam jalur rute atau LSP. Untuk itu router dalam MPLS selalu
dilengkapi dengan sistem agar bisa memonitor traffic dari setiap paket. Sistem
monitoring dalam router MPLS berupa feature yang disediakan oleh Cisco IOS
berupa IP Precedence, CAR (Commited Access Rate), WRED (Weighted Random
Early Detection), ataupun WFQ (Weighted fair Queuing).
Proses pengukuran yang terjadi dalam ELSR, dimulai dengan paket masuk
yang diklasifikasikan dengan CAR. Kemudian paket dideteksi kongestinya
dengan WRED, jika melebihi batas WRED maka paket akan dibuang. Lalu
dilakukan perhitungan parameter QoS dengan WFQ. Terakhir dilanjutkan ke
LSR.
Ada tiga parameter utama QoS yang dapat diukur dalam jaringan MPLS.
Ketiga parameter tersebut ialah bandwidth, service rate, dan delay time.
Pengukuran parameter QoS tersebut dapat ditentukan sebelum sebuah paket
dikirim dalam jaringan MPLS. Pengukuran ketiga komponen QoS MPLS tersebut
bertujuan agar sebuah service provider bisa mendistribusikan kemampuan yang
dimiliki oleh jaringan dengan jumlah rute yang ingin dibangun. Adapun tiga
parameter utama QoS dalam jaringan MPLS ialah sebagai berikut .
a. Bandwidth
Dalam jaringan MPLS penentuan besarnya bandwidth untuk setiap rute
bagi sebuah paket sangat diperlukan. Hal ini dikarenakan dalam MPLS setiap
jaringan akses harus memiliki akses bandwidth yang pasti untuk setiap traffic
yang akan dijalankan. Dalam MPLS akses bandwidth ini ditentukan oleh feature
CAR yang akan menandai setiap paket yang datang ke jaringan MPLS dengan
label yang disesuaikan dengan feature IP Precedence yang akan menentukan
prioritas paket tersebut dikirimkan ke dalam jaringan. Hal ini akan sangat
berhubungan dengan alokasi bandwidth bagi setiap rute MPLS atau LSP. Jika
sebuah LSP memiliki bandwidth yang kecil, maka LSP akan memiliki prioritas
pertama untuk mengirimkan paket yang ada dalam LSP, disesuaikan dengan nilai
IP Precedence.
Pengukuran bandwidth dalam setiap LSP MPLS akan sangat
memperhatikan besarnya bandwidth yang ada dalam jaringan akses yang
mengirimkan sebuah paket, dengan jaringan akses yang menerima paket tersebut.
Pengukuran bandwidth dilakukan dalam ELSR, dengan paket tersebut masuk ke
dalam jaringan.
Untuk mengukur bandwidth proporsional dalam jaringan MPLS, harus
diketahui dahulu bandwidth jaringan akses yang merupakan sumber dari paket
yang akan dikirimkan dalam jaringan MPLS dan dimasukkan sebagai bandwidth
ingress ELSR. Harus diketahui pula bandwidth jaringan akses yang merupakan
tujuan dari paket tersebut setelah dilewatkan dalam jaringan MPLS sebagai
sebuah bandwidth egress ELSR.
b. Service Rate
Service rate merupakan rate atau kecepatan pengiriman paket yang masuk
ke dalam jaringan. Service rate juga diukur dalam ELSR sebuah LSP jaringan
MPLS dan dipergunakan untuk mengetahui berapa kecepatan pengiriman paket
dalam sebuah LSP MPLS. Tujuan pengukuran service rate ialah untuk
mendukung feature WRED sehingga apabila kongesti terjadi dalam jaringan
MPLS, service rate dapat diturunkan sampai semua paket yang dikirimkan sampai
di alamat tujuan. Proses pengukuran service rate memperhatikan nilai feature IP
Precedence untuk mengetahui besarnya weighted atau beban paket yang
dikirimkan dalam sebuah LSP berdasar nilai IP Precedence yang dimiliki oleh
setiap paket yang dikirimkan. Besarnya nilai IP Precedence sesuai dengan nilai
feature IP Precedence yang telah ditetapkan dengan model IEEE 8021.
c. Delay Time
Delay time merupakan waktu yang diperlukan sebuah paket yang
dikirimkan melalui jaringan MPLS dari sebuah ingress ELSR ke egress ELSR.
Delay time merupakan bagian dari feature WFQ untuk menentukan waktu
pengiriman paket dalam sebuah LSP. Dengan adanya delay time maka sebuah
paket yang masuk ke dalam sebuah LSP dapat diperkirakan waktu tiba di tujuan.
Pengukuran waktu delay sangat diperlukan agar sebuah service provider dapat
mengatur pengiriman paket disesuaikan dengan delay paket tersebut untuk sampai
ke alamat tujuan, sehingga paket yang dikirimkan dapat disesuaikan dengan
kemampuan service rate yang dimiliki setiap LSP jaringan MPLS. Untuk
mengukur delay time pengiriman sebuah paket, besarya nilai IP Precedence paket
yang dikirimkan sangat diperlukan. Karena dengan mengetahui nilai IP
Precedence akan diketahui pula nilai minimum discard threshold paket yang
dikirimkan tersebut.
Pengukuran delay time pengiriman paket dalam sebuah LSP sangat
ditentukan oleh nilai minimum discard threshold paket dan maksimum discard
threshold serta service rate LSP itu sendiri. Nilai minimum discard threshold
paket ditentukan oleh nilai IP Precedence setiap paket yang dikirimkan
disesuaikan dengan standar WRED yang digunakan.
Dengan mengetahui besarnya bandwidth, service rate, dan delay time
pengiriman paket dalam LSP maka kemampuan QoS jaringan MPLS dalam
mengirimkan suatu paket dapat dianalisa sehingga proses pengiriman paket dapat
diperkirakan terlebih dahulu. Pengukuran parameter QoS dalam jaringan MPLS
diperlukan sehingga paket yang dikirimkan dalam setiap LSP dapat ditentukan
disesuaikan dengan besarnya nilai bandwidth dan service rate setiap LSP yang
sangat menentukan delay time pengiriman sebuah paket dalam LSP. Untuk
mengetahui besarnya bandwidth, service rate, dan delay time pengiriman sebuah
paket dalam LSP jaringan MPLS harus dibuat suatu program simulasi[2].
2.2. Protokol MPLS
Pemilihan path, sebagai bagian dari MPLS traffic engineering, dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu secara manual oleh administrator atau secara
otomatis oleh suatu protokol persinyalan. Dua protokol persinyalan yang umum
digunakan untuk MPLS-TE adalah CR-LDP dan RSVP-TE. RSVP-TE
memperluas protokol RSVP yang sebelumnya telah digunakan untuk IP, untuk
mendukung distribusi label dan routing eksplisit. Sementara itu CR-LDP
memperluas LDP yang sengaja dibuat untuk distribusi label, agar dapat
mendukung persinyalan berdasar QoS dan routing eksplisit.
2.3. Arsitektur Jaringan
MPLS adalah arsitektur jaringan yang didefinisikan oleh IETF untuk
memadukan mekanisme label swapping di layer dua dengan routing di layer tiga
untuk mempercepat pengiriman paket. Arsitektur MPLS dirancang guna
memenuhi karakteristik-karakteristik wajib dari sebuah jaringan kelas carrier
(pembawa) berskala besar. Jaringan MPLS menggunakan protokol routing layer
tiga yang ada serta protokol dan mekanisme transport layer dua yang bisa
diperoleh secara luas. IETF membentuk kelompok kerja MPLS pada tahun 1997
guna mengembangkan metode umum yang telah dibuat standar. Tujuan dari
kelompok kerja MPLS ini adalah untuk membuat standarisasi protokol-protokol
yang menggunakan teknik pengiriman label swapping (pertukaran label).
Penggunaan label swapping memiliki banyak keuntungan, antara lain bisa
memisahkan masalah routing dari masukan forwarding. Routing merupakan
masalah jaringan global yang membutuhkan kerjasama dari semua router sebagai
partisipan. Sedangkan forwarding (pengiriman) merupakan masalah setempat.
Router switch mengambil keputusan sendiri tentang jalur mana yang akan
diambil. MPLS juga memiliki kelebihan yang mampu memperkenalkan kembali
connection stak ke dalam dataflow IP. Arsitektur MPLS dijabarkan dalam RFC-
3031(Gambar 2.11 )[4]
Gambar 2.11. Arsitektur MPLS dalam RFC-3031[1]
2.4. Cara Kerja MPLS
2.4.1. Alur Kerja MPLS
Jaringan MPLS terdiri dari rangkaian beberapa node yang bisa
menjalankan switch dan route berdasarkan label yang dipasang pada setiap paket.
Domain MPLS terdiri dari serangkaian node MPLS yang saling menyambung.
Rangkaian node ini disebut LSR. Label menentukan aliran paket di antara kedua
end point (titik akhir). Jalur khusus melalui jaringan LSR untuk setiap alirannya
yang disebut Forwarding Equivalence Class (FEC) telah ditentukan. Setiap FEC
memiliki karakterisasi traffic yang menentukan persyaratan QoS untuk aliran
tersebut. Karena LSR mengirim paket yang didasarkan pada nilai label, maka
proses pengirimannya lebih sederhana dari pada router IP. Gambar 2.12
menggambarkan cara kerja router yang digerakkan MPLS.
Gambar 2.12. Cara kerja router yang digerakkan MPLS [6]
Sebelum dikirim, untuk paket dalam FEC tertentu harus ditentukan
terlebih dahulu jalur dan parameter QoS melalui jaringan yang disebut LSP.
Parameter QoS menentukan seberapa banyak sumber daya yang diberikan kepada
jalur tersebut dan apa kebijakan queuing (mengantri) dan discard (membuang)
pada setiap LSR untuk FEC tadi. Untuk melakukan hal tersebut dibutuhkan
protokol gateway interior seperti Open Shortest Path First (OSPF) untuk
informasi routing dan reachability. Setiap paket dalam FEC diberikan label yang
hanya berlaku untuk lokal saja. Protokol seperti LDP atau RSVP dengan versi
yang telah ditingkatkan digunakan untuk menentukan route dan nilai (angka)
label. Hal ini bisa juga ditentukan secara manual oleh operator.
Paket masuk ke dalam domain MPLS melalui ingress ELSR. Di sinilah
paket itu diolah untuk menentukan kebutuhannya akan layanan layer jaringan,
yang mendefinisikan QoS. LSR memberikan kepada FEC tertentu dan LSP, lalu
setelah itu paket dikirimkan.
Setiap LSR yang menerima paket berlabel mengambil label yang masuk
dan memasangkan label yang keluar pada paket tersebut, dan kemudian
mengirimkan paket itu ke LSR berikutnya dalam LSP. Jalan ke luar (egress)
ELSR mengambil label tersebut, membaca header paket IP, dan mengirimkan
paket itu ke tujuan akhir. Salah satu fitur MPLS yang paling penting adalah label
stacking (penumpukan label). Paket yang telah diberi label bisa membawa banyak
label yang disusun berdasarkan urutan last-in-first-out (yang terakhir masuk yang
pertama keluar). Pengolahannya menurut label yang paling atas. Dalam setiap
LSR, label bisa ditambahkan pada tumpukannya (stack) atau diambil dari
tumpukan. Jadi dengan cara ini, kumpulan LSP bisa dibuat ke dalam satu LSP
untuk bagian rute yang membentuk tunnel.
FEC untuk sebuah paket bisa ditentukan oleh satu atau lebih parameter,
seperti sumbernya atau alamat tujuan IP, sumber atau point tujuan, IP protokol ID,
code point layanan yang berbeda-beda atau label aliran IPv6. Per-hop behavior
(PHB) bisa ditentukan pada LSR untuk FEC. PHB menentukan prioritas queuing
(antri atau urutan) paket untuk FEC ini serta kebijakan discard. Paket yang
dikirim ke end-point yang sama masuk ke dalam FEC yang lain dan akan diberi
label yang berbeda dengan PHB yang berbeda pula pada setiap LSR dan bergerak
di dalam jalur yang lain melalui jaringan. Esensi dari fungsionalitas MPLS ini
adalah bahwa traffic itu dikelompokkan ke dalam beberapa FEC. Traffic dalam
sebuah FEC membawa domain MPLS sepanjang LSP. Setiap paket di dalam FEC
secara sendiri-sendiri merupakan bagian dari FEC tertentu dengan memiliki label
lokal masing-masing.
Pemilihan rute mengacu kepada pemilihan LSP untuk FEC tertentu.
MPLS mendukung routing hop-by-hop serta routing eksplisit. Dengan routing
hop-by-hop, masing-masing LSP bebas memilih hop berikutnya untuk setiap FEC.
Pilihan ini menggunakan protokol routing biasa seperti OSPF yang memiliki
beberapa kelebihan, tapi karena penggunaan ukuran kinerja yang terbatas, routing
hop-by hop tidak bisa langsung mendukung traffic engineering atau kebijakan
yang berkaitan dengan QoS dan keamanan. Pada routing eksplisit satu LSR bisa
menentukan beberapa atau seluruh LSR di dalam LSP untuk sebuah FEC. Routing
eksplisit memberikan semua keuntungan MPLS, termasuk kemampuan melakukan
traffic engineering dan routing.
Routing eksplisit dinamis memberikan hasil terbaik untuk traffic
engineering. Di dalam mode ini LSR yang menentukan LSP membutuhkan
informasi tentang topologi serta informasi yang berkaitan dengan QoS untuk
domain MPLS. Versi OSPF yang telah ditingkatkan untuk MPLS memiliki
sejumlah ukuran yang lebih baru dan dapat digunakan dalam routing dengan
hambatan termasuk link data rates maksimum, reservasi kapasitas saat itu, packet
loss rate serta link propagation delay (keterlambatan penyebaran hubungan).
Dalam memilih rute ditentukan LSP untuk FEC. Ada sebuah fungsi yang
terpisah, yakni menentukan LSP yang sesungguhnya dan untuk ini masing-masing
LSR pada LSP harus memenuhi syarat-syarat berikut:
a. Memberikan label pada LSP yang akan digunakan untuk mengenali paket-
paket yang masuk termasuk ke dalam FEC yang sesuai.
b. Memberitahukan node-node upstream (aliran hulu) yang potensial dari label
yang diberikan oleh LSR kepada FEC.
c. Mempelajari hop berikut untuk LSP serta label yang telah diberikan node
down stream (aliran hilir) kepada FEC tersebut.[5]
2.4.2. Routing pada MPLS
2.4.2.1. Traditional Routing
Jaringan IP tradisional terdiri dari serangkaian router yang saling
disambungkan oleh media fisik yang terhubung melalui protokol routing standar.
Perlu terciptanya komunikasi yang kuat merupakan salah satu tujuan jaringan IP
di masa awal dikenalkan. Pengiriman paket dengan penundaan atau persyaratan
lebar jalur tertentu bukanlah sebuah masalah. Meskipun IP memiliki konsep jenis
layanann, hal ini jarang sekali digunakan. IP merupakan sebuah teknologi
networking (pembuatan jaringan) yang sangat kuat. Dengan menuruti standar
terbuka serta dengan fleksibilitasnya, IP mampu memindahkan berbagai jenis
data.
Perkembangan internet telah menempatkan IP di jajaran terdepan dari
dunia komunikasi. Internet umumnya dibagi atas beberapa segmen ke dalam
beberapa domain sistem otonom dan menggunakan protokol gateway interior
seperti OSPF (Open Shortest Path First) untuk merutekan paket di dalam AS dan
protokol gateway exterior seperti Border Gateway Protocol (BGP) digunakan
untuk berkomunikasi antara beberapa route AS (Autonomous System) yang
terpisah. Routing tradisional, dikarenakan tanpa sambungan memiliki beberapa
kelebihan dari segi skalabilitas dan resiliensi jaringan. Dalam jaringan penyedia
layanan, sifatnya yang tanpa sambungan ini juga memiliki sejumlah keterbatasan.
Di dalam jaringan itu, OSPF membuat sambungan yang menggunakan
algoritma pertama jalur terpendek terbuka, tetapi terdapat beberapa masalah yang
dihadapi, yaitu kemungkinan terjadinya kongesti (kemacetan/buntu) pada
sejumlah sambungan serta kemampuannya yang sangat terbatas dalam
menyalurkan traffic pada semua sambungan yang tersedia dan ada satu masalah
lagi, yaitu traffic dikirim di antara sambungan secara tak berurutan. Keputusan
routing dibuat pada setiap node. Hal ini dapat menciptakan kemacetan pada
jaringan karena para router melandaskan keputusan mengirimnya berdasarkan
alamat tujuan pada header paket serta biaya jalur yang paling sedikit sehingga
sambungan lain kurang digunakan. Dengan jasa routing tradisional, penyedia
hanya bisa menyediakan jaringan yang paling bagus saja. Semua traffic pada
prinsipnya diperlakukan sama dan paket-paket bisa dibuang saat terjadi
kemacetan/buntu. Hal ini bisa diterima untuk aplikasi seperti e-mail dan aplikasi-
aplikasi lainnya yang tidak memiliki persyaratan khusus buat latency (ketidak
aktifan) atau bandwidth.
Karena sebagian besar kelebihan ATM telah terlingkupi dalam teknologi
MPLS, sebenarnya jaringan IP over ATM dapat digantikan oleh sebuah jaringan
MPLS. MPLS bersifat alami bagi dunia IP. Traffic engineering pada MPLS
memperhitungkan sepenuhnya karakter trafik IP yang melewatinya. Keuntungan
lain adalah tidak diperlukannya kerumitan teknis seperti enkapsulasi ke dalam
ATM Adaptation Layer (AAL) dan pembentukan sel-sel ATM, yang masing-
masing menambah delay, menambah header, dan memperbesar kebutuhan
bandwidth. MPLS tidak memerlukan hal-hal tersebut[6].
Persoalan besar pada MPLS adalah bahwa hingga saat ini belum terbentuk
dukungan untuk trafik non IP. Skema-skema L2 over MPLS (termasuk Ethernet
over MPLS, ATM over MPLS, dan FR over MPLS) sedang dalam riset yang
progresif, tetapi belum masuk ke tahap pengembangan secara komersial.
Jaringan MPLS memungkinkan LSP untuk pertukaran data jaringan.
Sebuah LSP ditemukan melalui suatu urutan label ditujukan untuk titik-titik dalam
bagian paket dari sumber ke tujuan. LSP langsung mengirimkan paket melalui
salah satu dari dua cara yang ada, yaitu hop-by-hop routing atau explicit routing.
2.4.2.2. Hop-by-hop routing
Dalam hop-by-hop routing, setiap MPLS router dapat memilih sendiri hop
berikutnya untuk diberikan FEC. Sebuah FEC menggambarkan sebuah kelompok
paket pada tipe yang sama, semua paket ditujukan untuk sebuah FEC dapat
menerima perlakuan routing yang sama. MPLS mempercayakan persyaratan
pelayanan untuk sebuah paket, seperti low latency.
Pada permasalahan hop-by-hop routing, MPLS menggunakan penyaluran
informasi topologi jaringan melalui Interior Gateway Protocols (IGP) tradisional,
protokol routing OSPF atau Intermediate System to Intermediate System (IS-IS).
Proses ini serupa dengan routing tradisional dalam jaringan IP, dan LSP
mengikuti routes dari IGP[4].
2.4.2.3. Explicit routing
Pada explicit routing, seluruh daftar dari titik-titik garis melintang melalui
LSP spesifik dalam kenaikan. Bagian spesifik dapat optimal atau tidak, tetapi
berdasar keseluruhan pemahaman dari topologi jaringan dan berpotensial dalam
keterbatasan tambahan. Hal ini disebut Constraint-Based Routing[4].
2.5. Traffic Engineering
Traffic engineering adalah kemampuan dalam merencanakan secara
dinamis komitmen-komitmen sumber daya berdasarkan permintaan yang telah
diketahui, menentukan rute-rute secara dinamis serta mengoptimalkan
penggunaan jaringan. Traffic engineering bisa mengatur arus traffic dan sumber
daya jaringan sehingga tujuan yang telah ditentukan dapat dipenuhi. Dengan
routing IP dasar, traffic engineering otomasi bentuknya original. Routing dinamis
bereaksi sangat sederhana terhadap kepadatan dan tidak mendukung QoS. Jika
menggunakan MPLS, maka sirkuit layer dua digantikan oleh LSP dengan
serangkaian prosedur dan alat yang dirancang untuk mengukur traffic di dalam
ISP dan memberikan feedback (umpan balik) sehingga traffic bisa diatur. Ekstensi
OSPF untuk traffic engineering dirancang dengan mempertimbangkan MPLS
LSP.
Traffic engineering merupakan kemampuan untuk mengontrol perputaran
spesifik berseberangan sebuah jaringan untuk mengurangi congestion dan
meningkatkan efisiensi harga untuk membawa rekayasa IP. Dalam traffic
engineering MPLS, sebuah LSP memungkinkan untuk membawa traffic melalui
sebuah bagian traffic engineering, di mana dapat dibedakan dari tujuan normal
berdasar bagian routing[4].
Dalam MPLS, dua skema yang umum digunakan adalah CR-LDP dan RSVP-
TE, seperti telah disebutkan pada subbab 2.2 mengenai protokol MPLS. Ada
banyak kesamaan antara CR-LDP dan RSVP-TE dalam kalkulasi routing yang
bersifat constraint-based. Keduanya menggunakan informasi QoS yang sama
untuk menyusun routing eksplisit yang sama dengan alokasi resource yang sama.
Perbedaan utamanya adalah dalam meletakkan layer tempat protokol persinyalan
bekerja. CR-LDP adalah protokol yang bekerja di atas TCP atau UDP, sedangkan
RSVP-TE bekerja langsung di atas IP[1]. Perbandingan kedua protokol ini
dipaparkan dalam Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Tabel perbandingan CR-LDP dengan RSVP-TE[1]
Karakteristik RSVP-TE mengikuti penyediaan layanan traffic engineering
untuk MPLS. Perangkat penting dalam RSVP-TE yaitu :
- Parameter QoS dan traffic
- Failure Notification (pemberitahuan kesalahan), jika MPLS gagal membuat
sebuah LSP atau sebuah LSP yang sudah ada gagal untuk mengirim pesan
- Loop Detection berfungsi mendukung pembagian ulang
- Multi-Protocol Support berfungsi mendukung beberapa tipe protokol
- Management LSP ID berfungsi mengidentifikasi setiap LSP, dengan demikian
mengikuti pengaturan untuk LSP secara langsung
- Record Route Objects berfungsi menyediakan kemampuan untuk
mengidentifikasikan bagian setup aktual untuk tiap bagian
- Path Preemption adalah kemampuan untuk tidak melanjutkan lagi sebuah
bagian yang sudah ada sehingga sebuah tunnel dengan prioritas tertinggi dapat
distabilkan
CR-LDP berdasar pada LDP dalam MPLS. CR-LDP tidak seperti RSVP,
namun menguntungkan karena tidak membutuhkan protokol tambahan. CR-LDP
mempercayakan pada struktur pesan yang sudah ada dan hanya ditambahkan jika
dibutuhkan dalam traffic engineering. Gambar traffic engineering dengan CR-
LDP dapat dilihat pada Gambar 2.13. Seperti halnya RSCP-TE, CR-LDP
mendukung strict and loose LSP routed eksplisit.
CR-LDP traffic engineering terdiri dari perangkat meliputi :
- Parameter QoS dan traffic, yaitu kemampuan untuk mendefinisikan tepi garis
dan per hop berdasar atas kecepatan data, bandwidth jaringan dan beban yang
diberikan pada parameter
- Path Preemption adalah kemampuan untuk menentukan prioritas untuk
mengikuti ataupun tidak mengikuti preemption melalui LSP lain
- Path Re-optimization yang meliputi kemampuan untuk re-path loosely LSP
berdasar atas perubahan bentuk traffic dan meliputi pilihan untuk
menggunakan rute
- Failure Notification berdasarkan kegagalan membuat sebuah LSP,
menyediakan pemberitahuan pada TCP dengan mendukung kode kegagalan
- Failure Recovery mengelompokkan aturan untuk secara otomatis
memperbaiki kegagalan pada setiap alat yang didukung oleh sebuah LSP
- Loop Detection dibutuhkan hanya untuk loosely routed, LDP sudah didukung
deteksi loop
- Multi-Protocol Support berfungsi mendukung berbagai tipe protokol
- Management, yaitu LSP ID mengidentifikasi setiap LSP, dengan demikian
mengikuti kelebihan dari pengaturan untuk LSP langsung[6]
Gambar 2.13. Gambar traffic engineering dengan CR-LDP[5]
2.6. Penggunaan MPLS
2.6.1 VPN dengan MPLS
Salah satu feature MPLS adalah kemampuan membentuk tunnel atau
virtual circuit yang melintasi jaringan. Kemampuan ini membuat MPLS berfungsi
sebagai platform alami untuk membangun Virtual Private Network (VPN).
VPN yang dibangun dengan MPLS sangat berbeda dengan VPN yang
hanya dibangun berdasarkan teknologi IP, yang hanya memanfaatkan enkripsi
data. VPN pada MPLS lebih mirip dengan virtual circuit dari Frame Relay atau
ATM, yang dibangun dengan membentuk isolasi traffic. Traffic dipisah dan tidak
dapat dibocorkan ke luar lingkup VPN yang didefinisikan.
Jika dibutuhkan, lapisan pengamanan tambahan seperti IPSec dapat
diaplikasikan untuk data security. Namun tanpa metode semacam IPSec pun, VPN
dengan MPLS dapat digunakan dengan baik.
2.6.1.1. Feature bagi Customer
Di dalam VPN, customer dapat membentuk hubungan antar lokasi.
Konektivitas dapat terbentuk dari titik mana pun ke titik mana pun (banyak arah
sekaligus), tanpa harus melewati semacam titik pusat, dan tanpa harus menyusun
serangkaian jaringan dua arah. Ini dapat digunakan sebagai platform intranet yang
secara efisien melandasi jaringan IP sebuah perusahaan. Ini juga dapat digunakan
sebagai extranet yang menghubungkan perusahaan-perusahaan yang terikat
perjanjian.
Mekanisme pembentukan VPN telah tercakup dalam konfigurasi MPLS
sehingga tidak diperlukan perangkat tambahan di site customer. Bahkan jika
diinginkan, konfigurasi VPN sendiri dapat dilakukan dari site provider.
2.6.1.2. Mekanisme VPN
Ada beberapa rancangan yang telah diajukan untuk membentuk VPN
berbasis IP dengan MPLS. Belum ada satu pun yang dijadikan baku. Namun ada
dua rancangan yang secara umum lebih sering dijadikan acuan, yaitu MPLS-VPN
dengan BGP, dan explicitly routed VPN. MPLS-VPN dengan BGP saat ini lebih
didukung karena alternatif lain umumnya bersifat propriertary dan belum
menemukan bentuk akhir.
Panduan implementasi MPLS-VPN dengan BGP adalah RFC-2547. BGP
mendistribusikan informasi tentang VPN hanya ke router dalam VPN yang sama,
sehingga terjadi pemisahan traffic. ELSR dari provider berfungsi sebagai
Provider Edge Router (PE) yang terhubung ke Customer Edge Router (CER). PE
mempelajari alamat IP dan membentuk sesi BGP untuk berbagi informasi ke PE
lain yang terdefinisikan dalam VPN. BGP untuk MPLS berbeda dengan BGP
untuk paket IP biasa karena memiliki ekstensi multi protocol, seperti yang
didefinisikan dalam RFC-2283[1].
2.6.2. Generalized MPLS (GMPLS)
GMPLS (Generalized MPLS) adalah konsep konvergensi vertikal dalam
teknologi transport, yang tetap berbasis pada penggunaan label seperti MPLS.
Setelah MPLS dikembangkan untuk memperbaiki jaringan IP, konsep label
digunakan untuk jaringan optik berbasis Dense Wavelenght Division Multiplexing
(DWDM), dimana panjang gelombang (λ) digunakan sebagai label. Standar yang
digunakan disebut MPλS. Namun, mempertimbangkan bahwa sebagian besar
jaringan optik masih memakai Synchronous Digital Hierarchy (SDH), bukan
hanya DWDM, maka MPλS diperluas untuk meliputi juga Time Division
Multiplexing (TDM), SDH dan Optical Cross Connect (OXC). Konsep yang luas
inilah yang dinamai GMPLS.
GMPLS disebut konvergensi vertikal karena menggunakan metode label
switching pada layer 0 hingga 3. Tujuannya adalah untuk menyediakan jaringan
yang secara keseluruhan mampu menangani bandwidth besar dengan QoS yang
konsisten serta pengendalian penuh. Dengan terintegrasi diharapkan GMPLS akan
menggantikan teknologi SDH dan ATM klasik, yang hingga saat ini masih
menjadi layer yang paling mahal dalam pembangunan jaringan[1].
Gambar 2.14. Gambar perkembangan dari IP ke GMPLS [1]
2.7. Keuntungan MPLS
2.7.1. Dukungan terhadap Berbagai Protokol (Multi Protocol)
MPLS mempunyai kemampuan untuk mendukung berbagai jenis protokol
karena klasifikasi FEC dapat didasarkan pada layer tiga dan informasi protokol
routing yang berkaitan. Meskipun dalam usaha awal dalam pembuatan
standarisasi MPLS hanya difokuskan pada IPv4 dan IPv6, namun kelompok kerja
MPLS bermaksud untuk memperluas dukungan terhadap protokol layer tiga yang
lain seperti IPx, Apple Talk, dan beberapa protokol lainnya.
2.7.2. Independen terhadap Link Layer
MPLS dimaksudkan untuk bekerja dengan berbagai media link layer
seperti ATM, Frame Relay, Packet-over-SONET, Ethernet, Token Ring dan
FDDI. Label untuk klasifikasi FEC pada setiap kasus akan bersifat khusus untuk
setiap link layer.
2.7.3. Peningkatan Kinerja
MPLS memungkinkan tingkat kinerja yang lebih tinggi karena adanya
penyederhanaan proses forwarding dan keputusan dalam switching. Router
berbasis MPLS dapat mengimplementasikan kemampuan pencocokan tabel
routing dan forwarding menggunakan perangkat keras (hardware) sehingga
kecepatan routing dan forwarding menjadi lebih cepat.
2.7.4. Rute Eksplisit
Salah satu kemampuan penting yang dimiliki oleh MPLS adalah dukungan
terhadap rute eksplisit. Sebuah rute eksplisit adalah merupakan suatu rute yang
tidak ditentukan oleh routing IP hop-by-hop, melainkan ditentukan oleh titik
ingress dan egress di mana titik-titik tersebut menentukan semua atau hanya
beberapa titik pada rute yang harus dilalui oleh paket data. Meskipun cara ini
mirip dengan metode source routing pada routing IP, namun metode ini memiliki
keuntungan yaitu dengan penggunaan MPLS tidak perlu menggunakan header
dalam pemrosesan paket. Sebagai tambahan, rute eksplisit pada MPLS juga
menyediakan beberapa fungsi yang diperlukan dalam traffic engineering dan
QoS[5].
2.8. Visual Basic
Visual Basic adalah salah satu bahasa pemrograman komputer. Bahasa
pemrograman adalah perintah-perintah yang dimengerti oleh komputer untuk
melakukan tugas-tugas tertentu. Bahasa pemrograman Visual Basic yang
dikembangkan oleh Microsoft sejak tahun 1991, merupakan pengembangan dari
pendahulunya yaitu bahasa pemrograman BASIC (Beginner’s All-purpose
Symbolic Instruction Code) yang dikembangkan pada era 1950-an. Visual Basic
merupakan salah satu development tool yaitu alat bantu untuk membuat berbagai
macam program komputer, khususnya yang menggunakan sistem operasi
Windows. Visual Basic merupakan salah satu bahasa pemrograman komputer
yang mendukung object (Object Oriented Programming = OOP).
Gambar 2.15. Tampilan Visual Basic[7]
Keterangan Gambar :
Menubar
Toolbar
Toolbox
Bila Toolbox tidak muncul, klik tombol Toolbox ( ) pada bagian Toolbar
atau klik menu View > Toolbox
Jendela Form
Bila Jendela Form tidak muncul, klik tombol View Object ( ) pada
bagian Project Explorer atau klik menu View > Object
Jendela Code
Bila Jendela Code tidak muncul, klik tombol View Code ( ) pada bagian
Project Explorer atau klik menu View > Code
Project Explorer
Bila Project Explorer tidak muncul, klik tombol Project Explore ( )
pada bagian Toolbar atau klik menu View > Project Explorer
Jendela Properties
Bila Jendela Properties tidak muncul, klik Properties Window ( ) pada
bagian Toolbar atau klik menu View > Properties Window[7]
Beberapa window yang terdapat pada tampilan dasar Visual Basic yang
ditunjukkan pada Gambar 2.15, antara lain :
1. Window utama
Pada bagian judul window ini tertulis Microsoft Visual Basic [Design].
Dari window ini, semua kegiatan pembuatan program dilakukan. Menu-menu
yang terdapat pada window ini digunakan selama perancangan program. Di bawah
menu terdapat toolbar yang digunakan sebagai pemercepat (shortcut) dalam
pengaksesan beberapa menu yang sering digunakan [8].
Menu merupakan salah satu bentuk komponen yang dapat digunakan
untuk menjembatani antara form program dengan form lain dalam satu program.
Biasanya bentuk-bentuk menu digunakan untuk menghubungkan
halaman/muka/interface dengan form/halaman program dalam satu aplikasi. Salah
satu jenis menu yaitu menu pop-up. Dengan menggunakan menu pop-up, kita
dapat meminimalkan tempat yang digunakan untuk penghubung antar form
program. Dalam satu group menu kita dapat membuat hyperlink (penghubung)
dengan berbagai form [9].
2. Window toolbox
Window toolbox digunakan untuk memilih control-control yang akan
digunakan oleh program yang akan dirancang. Toolbox adalah kotak alat yang
berisi icon-icon untuk memasukkan objek tertentu ke dalam jendela form. Untuk
memodifilasi toolbox, misalnya menambah komponen icon dengan cara mengklik
kanan pada toolbox, lalu memilih komponen [8].
3. Window properti
Window properti digunakan untuk mengatur sifat (properti) dari form atau
control-control. Isi dari window properti ini berubah-ubah sesuai dengan form
atau control yang dipilih, karena masing-masing form atau control memiliki
properti yang berbeda. Window properti terdiri dari tiga bagian, yaitu :
- Bagian untuk memilih objek
Bagian untuk memilih objek digunakan untuk memilih objek (form atau control)
yang akan diubah propertinya. Bagian ini akan berubah secara otomatis jika
telah dilakukan pemilihan pada control yang terdapat pada form [8].
- Bagian untuk pengaturan nilai-nilai property
Bagian untuk pengaturan nilai-nilai properti digunakan untuk mengubah nilai-
nilai properti objek yang dipilih [8].
- Bagian untuk memilih properti sebuah objek
Bagian untuk memilih properti sebuah objek digunakan untuk menampilkan
daftar properti yang dimiliki sebuah objek. Daftar properti ini tidak sama antara
satu objek dengan objek lainnya. Pemilihan properti pada daftar ini harus
dikerjakan terlebih dahulu sebelum dilakukan pengubahan [8].
4. Window project
Project adalah sekumpulan modul. Window project digunakan untuk
manajemen proyek yang digunakan dalam pembuatan program. Program yang
besar dibagi-bagi dalam beberapa modul, dan daftar modul ini diletakkan pada
window project ini. Project disimpan dalam file berakhiran .VBP [8].
Pada window project terdapat tiga icon yaitu icon VIEW CODE untuk
menampilkan jendela editor kode program, VIEW OBJECT untuk menampilkan
form, dan TOGGLE FOLDERS untuk menampilkan folder (tempat penyimpanan
file) [8].
5. Window kerja (form)
Form adalah suatu objek yang digunakan sebagai tempat bekerja
pembuatan program. Pada form dapat diletakkan control, dan kode yang akan
membuat program [8].
Control merupakan objek untuk interaksi antara program dengan pemakai.
Objek ini dapat berupa suatu tools yang digunakan untuk input maupun output,
atau hanya sebagai pesan yang ditampilkan ke layar (bersifat statis). Control pada
window toolbox yang digunakan pada pembuatan program simulasi cara kerja
jaringan MPLS, yaitu :
1. Control Label
Control Label digunakan untuk menampilkan tulisan pada form. Pemakai
tidak dapat mengubah tulisan tersebut secara langsung [8].
2. Control TextBox
Control TextBox digunakan sebagai tempat input atau juga dapat
digunakan untuk menampilkan teks dan pemakai dapat mengubah-ubah
tulisan yang terdapat pada control ini [8].
3. Control CommandButton (tombol)
Control CommandButton (tombol) digunakan untuk menjalankan suatu
tindakan jika pemakai telah melakukan pilihan, dengan menekan tombol
ini [8].
4. Control Combobox
Control Combobox digunakan untuk membuat pilihan dalam sebuah
kotak, dan pilihan ini berbentuk array[8].
5. Control Image
Control Image digunakan untuk menampilkan gambar/grafik (image) di
form, tetapi tidak bisa sebagai kontainer [9].
6. Control Line
Control Line digunakan untuk menampilkan garis di form [9].
7. Control Timer
Control timer adalah sebuah pengukur waktu tersembunyi yang
memberikan akses ke dalam system waktu dari program yang dibuat.
Control timer ini menggunakan jam internal yang terdapat pada computer
yang digunakan. Selain itu, control timer dapat digunakan seperti
pengukur waktu untuk menghitung mundur dari waktu tertentu yang
menyebabkan penundaan pada program atau mengulangi suatu aksi pada
interval tertentu[9].
BAB III
PERANCANGAN PROGRAM
3.1. Diagram Alir Tampilan Program Keseluruhan
Simulasi yang akan ditampilkan tampak seperti pada Gambar 3.1.
Tampilan simulasi terdiri atas satu buah Customer Edge Router (CER) pengirim,
satu buah Customer Edge Router (CER) penerima, satu buah Edge Label Switched
Router (ELSR) pada sisi pengirim, satu buah Edge Label Switched Router (ELSR)
pada sisi penerima, dan empat buah Label Switched Router (LSR) dalam jaringan
MPLS.
Gambar 3.1. Tampilan program simulasi cara kerja jaringan MPLS dengan empat
buah LSR dalam jaringan[4]
Pada halaman utama disediakan tiga menu, yaitu : MENU UTAMA,
HELP, dan KELUAR. Diagram alir program keseluruhan yang akan
disimulasikan dari jaringan MPLS dapat dilihat pada Gambar 3.2.
MULAI
MENU
MENU UTAMA
?
MENU UTAMA
HELP ?
HELP
KELUAR ?
Y
Y
Y
T
T
T
SELESAI
Gambar 3.2. Diagram alir simulasi cara kerja MPLS secara keseluruhan
MENU UTAMA terdiri atas dua pilihan simulasi, yaitu: SIMULASI
ALIRAN PAKET DATA dan SIMULASI TRAFFIC ENGINEERING. Diagram
alir MENU UTAMA dapat dilihat pada Gambar 3.3.
ALIRAN PAKET DATA
?
ALIRAN PAKET DATA
TRAFFIC ENGINEERING
?
TRAFFIC ENGINEERING
Y
Y
T
T
SELESAI
MULAI
Gambar 3.3. Diagram alir menu utama
ALIRAN PAKET DATA terdiri atas dua pilihan simulasi, yaitu:
SIMULASI SECARA UMUM dan SIMULASI 4 LSR. Diagram alir ALIRAN
PAKET DATA dapat dilihat pada Gambar 3.4.
SECARA UMUM
?
4 LSR ?
Y
Y
T
T
SELESAI
SECARA UMUM
4 LSR
MULAI
Gambar 3.4. Diagram alir aliran paket data
Traffic Engineering terdiri atas dua pilihan simulasi, yaitu: RSVP-TE dan
CR-LDP. Diagram alir Traffic Engineering dapat dilihat pada Gambar 3.5.
RSVP-TE ?
CR-LDP ?
Y
Y
T
T
SELESAI
RSVP-TE
CR-LDP
MULAI
Gambar 3.5. Diagram alir Traffic Engineering
Menu HELP terdiri atas pilihan submenu, yaitu: PENGENALAN
SINGKAT MPLS, PENGENALAN PROGRAM SIMULASI, KOMPONEN
PROGRAM SIMULASI dan TENTANG PEMBUAT PROGRAM SIMULASI.
Diagram alir Menu HELP data dapat dilihat pada Gambar 3.6. PENGENALAN
SINGKAT MPLS berisi penjelasan singkat tentang jaringan MPLS.
PENGENALAN PROGRAM SIMULASI berisi keterangan singkat tentang
program simulasi yang dibuat, terdiri atas dua pilihan, yaitu: MAKSUD
PROGRAM dan CARA JALAN PROGRAM. Diagram alir PENGENALAN
PROGRAM SIMULASI dapat dilihat pada Gambar 3.7.
PENGENALAN PROGRAM
?
PENGENALAN PROGRAM
KOMPONEN PROGRAM
?
Y
Y
T
T
SELESAI
TENTANG PEMBUAT PROGRAM
?
KOMPONEN PROGRAM
TENTANG PEMBUAT PROGRAM
T
Y
MULAI
PENGENALAN SINGKAT
MPLS ?
PENGENALAN SINGKAT MPLS
Gambar 3.6. Diagram alir menu help
MAKSUD PROGRAM
?
CARA JALAN PROGRAM
?
Y
Y
T
T
SELESAI
MAKSUD PROGRAM
CARA JALAN PROGRAM
MULAI
Gambar 3.7. Diagram alir submenu pengenalan program simulasi
3.2. Aliran Data pada Jaringan MPLS
Paket data dikirimkan dari CER ke dalam ingress ELSR, kemudian paket
data tersebut terhubung oleh sirkit yang disebut Label Switched Path (LSP) yang
menghubungkan titik-titik yang disebut LSR. Setiap LSR, yang menerima paket
berlabel, mengambil label yang masuk dan memasangkan label yang keluar paket
tersebut, kemudian mengirimkan paket itu ke LSR berikutnya dalam LSP. Setelah
sampai pada LSR terakhir, paket data masuk ke dalam ELSR egress dan
selanjutnya diteruskan ke CER penerima. Aliran paket data secara umum
digambarkan seperti pada Gambar 3.8.
DATA MASUK KE DALAM
CER PENGIRIM
DATA MASUK KE ELSR INGRESS
LSR-LSR DALAM JARINGAN MPLS
DATA KELUAR LEWAT ELSR
EGRESS
DATA MENUJU
CER PENERIMA
SELESAIMULAI
Gambar 3.8. Diagram alir aliran paket data secara umum
Simulasi dengan empat buah LSR pada jaringan MPLS dengan
menggunakan topologi ring mempunyai 30 pilihan jalur, yang terdiri atas 15
pilihan jalur yang dapat ditempuh dari LSR awal yang terdekat dari ELSR
ingress, yaitu LSR 1 atau LSR 4, sampai dengan LSR akhir yang terdekat dari
ELSR egress, yaitu LSR 2 atau LSR 3, dan pilihan jalur kebalikannya dari LSR 2
atau LSR 3 menuju LSR 1 atau LSR 4. ELSR ingress diberi tanda huruf X dan
ELSR egress diberi tanda huruf Y. Pilihan jalur dari input (X) ke output (Y)
diberi tanda dengan huruf kapital mulai dari A sampai O dan pilihan jalur dari Y
ke X diberi tanda dengan pilihan dari A1 sampai O1. Pilihan jalur yang dapat
dilewati paket data adalah sebagai berikut :
A : X LSR 1 LSR 2 Y
B : X LSR 1 LSR 2 LSR 3 Y
C : X LSR 1 LSR 2 LSR 4 LSR 3 Y
D : X LSR 1 LSR 3 Y
E : X LSR 1 LSR 3 LSR 2 Y
F : X LSR 1 LSR 4 LSR 2 LSR 3 Y
G : X LSR 1 LSR 4 LSR 3 Y
H : X LSR 4 LSR 1 LSR 2 Y
I : X LSR 4 LSR 1 LSR 2 LSR 3 Y
J : X LSR 4 LSR 1 LSR 3 Y
K : X LSR 4 LSR 1 LSR 3 LSR 2 Y
L : X LSR 4 LSR 2 Y
M : X LSR 4 LSR 2 LSR 3 Y
N : X LSR 4 LSR 3 Y
O : X LSR 4 LSR 3 LSR 2 Y
A1 : Y LSR 2 LSR 1 X
B1 : Y LSR 3 LSR 2 LSR 1 X
C1 : Y LSR 3 LSR 4 LSR 2 LSR 1 X
D1 : Y LSR 3 LSR 1 X
E1 : Y LSR 2 LSR 3 LSR 1 X
F1 : Y LSR 3 LSR 2 LSR 4 LSR 1 X
G1 : Y LSR 3 LSR 4 LSR 1 X
H1 : Y LSR 2 LSR 1 LSR 4 X
I1 : Y LSR 3 LSR 2 LSR 1 LSR 4 X
J1 : Y LSR 3 LSR 1 LSR 4 X
K1 : Y LSR 2 LSR 3 LSR 1 LSR 4 X
L1 : Y LSR 2 LSR 4 X
M1 : Y LSR 3 LSR 2 LSR 4 X
N1 : Y LSR 3 LSR 4 X
O1 : Y LSR 2 LSR 3 LSR 4 X
Diagram alir pengiriman paket data dengan empat LSR dan 30 jalur pilihan
dapat dilihat pada Gambar 3.9.
MEMILIH SALAH SATU JALUR : A F K A1 F1 K1 B G L B1 G1 L1 C H M C1 H1 M1 D I N D1 I1 N1 E J O E1 J1 O1
MEMILIH SALAH SATU JALUR
?
TAMPILAN JALUR YANG DIPILIH
Y
T
SELESAI
MULAI
Gambar 3.9. Diagram alir pengiriman paket data dengan 4 LSP dan
30 jalur pilihan
3.3. Traffic Engineering
Tujuan utama dari traffic engineering pada MPLS adalah memungkinkan
operasional jaringan yang handal dan efisien, sekaligus mengoptimalkan
penggunaan sumberdaya. Penempatan path dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu secara protokol persinyalan atau protokol distribusi label yang umum
digunakan dalam MPLS, yaitu RSVP-TE (Resource Reservation Protocol –
Traffic Engineering) dan CR-LDP (Constraint-based Routing Label Distribution
Path). Diagram alir pemilihan path menggunakan protokol persinyalan traffic
engineering dapat dilihat pada Gambar 3.10.
MULAI
DATA MASUK KE CER PENGIRIM
DATA MASUK KE ELSR INGRESS
PROTOKOL RSVP-TE
?
PROTOKOL CR-LDP
?
SELESAI
PROTOCOL RSVP-TE
PROTOCOL CR-LDP
T
T
Y
Y
Gambar 3.10. Diagram alir pemilihan path menggunakan protokol persinyalan
traffic engineering
Pada awalnya, data masuk ke CER pengirim, lalu diteruskan ke ELSR
ingress. Setelah itu, dilakukan pemilihan path menggunakan salah satu protokol
persinyalan. Setelah proses pemilihan path selesai sampai pada ELSR egress, data
masuk lagi ke ELSR ingress dan proses berulang. Diagram alir pemilihan path
menggunakan protokol persinyalan skema RSVP-TE dapat dilihat pada Gambar
3.11. Sedangkan diagram alir pemilihan path menggunakan protokol persinyalan
skema CR-LDP dapat dilihat pada Gambar 3.13. Pada dasarnya kedua simulasi
hampir sama, perbedaan terletak pada cara data dikirim ke tiap-tiap LSR.
SIMULASI TANPA LSR RUSAK
?
PILIHAN SIMULASI DENGAN
LSR RUSAK ?
SIMULASI TANPA LSR RUSAK
Y
T
MEMILIH LSR YANG RUSAK : LSR 1 LSR 3 LSR2 LSR 4
Y
SIMULASI DENGAN LSR RUSAK
MULAI
SELESAI
Gambar 3.11. Diagram alir protokol RSVP-TE
Untuk simulasi tanpa LSR rusak, data masuk ke setiap LSR secara per hop
path refresh sampai pada ELSR egress. Setelah itu data masuk ke setiap LSR
secara per hop RSVP refresh sampai kembali pada ELSR ingress. Proses dari
simulasi tanpa adanya LSR yang rusak dapat dilihat pada diagram alir Gambar
3.12. Sedangkan untuk pilihan simulasi dengan satu buah LSR rusak terdapat
beberapa pilihan, antara lain sebagai berikut :
LSR 1 rusak :
1A : X LSR 1 X LSR 3 Y
1B : X LSR 1 X LSR 3 LSR 2 Y
1C : X LSR 1 X LSR 4 LSR 3 Y
1D : X LSR 1 X LSR 4 LSR 3 LSR 2 Y
1E : X LSR 4 LSR 1 LSR 4 LSR 3 Y
1F : X LSR 4 LSR 1 LSR 4 LSR 3 LSR 2 Y
R 4 X
R 4 X
R 1 LSR 2 LSR 1 LSR 3 Y
R 3 Y
R 3 Y
3 Y
1 X
R 1 LSR 2 LSR 3 LSR 2 Y
R 2 Y
Y
1G : Y LSR 2 LSR1 LSR 2 LSR 3 X
1H : Y LSR 2 LSR1 LSR 2 LSR 3 LS
1I : Y LSR 3 LSR1 LSR 3 X
1J : Y LSR 3 LSR1 LSR 3 LS
LSR 2 rusak :
2A : X LS
2B : X LSR 1 LSR 2 LSR 1 LSR 4 LS
2C : X LSR 1 LSR 3 LSR 2 LSR 3 Y
2D : X LSR 1 LSR 4 LSR 3 LSR 2 LS
2E : X LSR 4 LSR 3 LSR 2 LSR 3 Y
2F : X LSR 4 LSR 1 LSR 2 LSR 1 LSR
2G : X LSR 4 LSR 1 LSR 3 LSR 2 LSR 3 Y
2H : Y LSR 2 Y LSR 3 X
2I : Y LSR 2 Y LSR 3 LSR
2J : Y LSR 2 Y LSR 3 LSR 4 X
LSR 3 rusak :
3A : X LS
3B : X LSR 1 LSR 3 LSR 1 LSR 2 Y
3C : X LSR 3 X LSR 1 LSR 2 Y
3D : X LSR 3 X LSR 4 LSR 1 LS
3E : X LSR 4 LSR 3 LSR 4 LSR 1 LSR 2
3F : Y LSR 2 LSR 3 LSR 2 LSR 1 X
3G : Y LSR 3 Y LSR 2 LSR 1 X
LSR 4 rusak :
4A : X LSR 4 X LSR 1 LSR 2 Y
X
R 1 X
4B : X LSR 4 X LSR 1 LSR 3 Y
4C : Y LSR 2 LSR 1 LSR 4 LSR 1
4D : Y LSR 2 LSR 3 LSR 4 LSR 3 X
4E : Y LSR 3 LSR 4 LSR 3 X
4F : Y LSR 3 LSR 4 LSR 3 LS
Gambar 3.12. Diagram alir simulasi protokol RSVP-TE tanpa LSR rusak
DATA MASUK KE LSR- LSR SECARA PER HOP
RSVP REFRESH
DATA M R-LSR SECARA PER HOP
PATH REFRESH
DATA MENUJU ELSR EGRESS
KEMBALI KE ELSR INGRESS
ASUK KE LS
MULAI
SELESAI
SIMULASI TANPA LSR RUSAK
?
PILIHAN SIMULASI DENGAN
LSR RUSAK ?
SIMULASI TANPA LSR RUSAK
Y
T
MEMILIH LSR YANG RUSAK : LSR 1 LSR 3 LSR2 LSR 4
Y
SIMULASI DENGAN LSR RUSAK
MULAI
SELESAI
Gambar 3.13. Diagram alir protokol CR-LDP
Data masuk ke setiap LSR dengan diberi label request sampai pada ELSR
egress. Setelah itu data masuk ke setiap LSR dengan diberi label mapping sampai
kembali pada ELSR ingress. Proses dari simulasi tanpa adanya LSR yang rusak
dapat dilihat pada diagram alir Gambar 3.14. Sedangkan untuk pilihan simulasi
dengan satu buah LSR rusak terdapat beberapa pilihan, dapat dilihat sama halnya
pada pilihan simulasi dengan satu buah LSR rusak pada RSVP-TE.
DATA MASUK KE LSR-LSR DENGAN DIBERI
LABEL REQUEST
DATA MENUJU ELSR EGRESS
DATA MASUK KE LSR- LSR DENGAN DIBERI
LABEL MAPPING
KEMBALI KE ELSR INGRESS
SELESAI
MULAI
Gambar 3.14. Diagram alir simulasi protokol CR-LDP tanpa LSR rusak
3.4. Layout Program
Layout secara umum Simulasi Cara Kerja Multi Protocol Label Switching
(MPLS) dapat dilihat pada Gambar 3.15. Layout terdiri dari satu project, yaitu
Project1 (MPLS.vbp) dan 10 form pilihan. Ketika pertama kali dijalankan, akan
tampil form SIMULASI CARA KERJA JARINGAN MPLS. Pada jendela form
terdapat tiga menu, yaitu MENU UTAMA, HELP, dan KELUAR. Bila dipilih
MENU UTAMA, maka akan tampil pilihan submenu SIMULASI ALIRAN
PAKET DATA dan SIMULASI TRAFFIC ENGINEERING. Masing-masing
submenu mempunyai dua pilihan simulasi, SIMULASI ALIRAN PAKET DATA
berisi pilihan SIMULASI SECARA UMUM dan SIMULASI 4 LSR, sedangkan
SIMULASI TRAFFIC ENGINEERING berisi pilihan RSVP-TE dan CR-LDP.
Menu HELP terdiri atas submenu PENGENALAN SINGKAT MPLS,
PENGENALAN PROGRAM SIMULASI, KOMPONEN PROGRAM
SIMULASI, dan TENTANG PEMBUAT PROGRAM SIMULASI.
PENGENALAN PROGRAM SIMULASI berisi pilihan MAKSUD PROGRAM
SIMULASI dan CARA JALAN PROGRAM SIMULASI. Sedangkan bila dipilih
KELUAR, maka akan keluar dari program simulasi .
KELUAR BANTUAN MENU UTAMA
SIMULASI CARA KERJA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING
(MPLS)
Gambar 3.15. Layout menu utama program simulasi
Layout aliran paket data secara umum dapat dilihat pada Gambar 3.16.
Pada jendela form, terdapat dua command button, yaitu SIMULASI dan
KEMBALI KE MENU UTAMA. Bila dipilih command button SIMULASI, maka
akan dijalankan simulasi program aliran paket data. Sedangkan bila dipilih
command button KEMBALI KE MENU UTAMA, maka tampilan kembali ke
form SIMULASI CARA KERJA JARINGAN MPLS.
KEMBALI KE MENU UTAMA
SIMULASI
LSR-LSR
ELSR
PENERIMA
CER
PENERIMA
LSP
PAKET DATA
ELSR
PENGIRIM
CER
PENGIRIM
ALIRAN PAKET DATA DALAM JARINGAN MPLS
Gambar 3.16. Layout aliran paket data
Layout aliran paket data dengan empat buah LSR dapat dilihat pada
Gambar 3.17. Pada jendela form, terdapat dua command button, yaitu SIMULASI
dan KEMBALI KE MENU UTAMA. Terdapat pula sebuah combobox yang akan
digunakan untuk memilih jalur yang akan dipakai. Bila dipilih command button
SIMULASI, maka akan dijalankan simulasi program aliran paket data dengan
empat buah LSR sesuai dengan jalur yang dipilih. Sedangkan bila dipilih
command button KEMBALI KE MENU UTAMA, maka tampilan kembali ke
form SIMULASI CARA KERJA JARINGAN MPLS.
LSR 4
LSP
CER
PENGIRIM
ELSR
PENGIRIM
PAKET DATA
CER
LSR 2
LSR 1
PENERIMA
ELSR
PENERIMA
KEMBALI KE MENU UTAMA
LSR 3 SIMULASI
PILIHAN JALUR :
ALIRAN PAKET DATA JARINGAN DENGAN EMPAT BUAH LSR
Gambar 3.17. Layout aliran paket data dengan empat buah LSR
Layout protokol persinyalan skema RSVP-TE pada jaringan MPLS dapat
Lampiran Listing Program L MENU UTAMA Private Sub SECARAUMUM_Click() Form2.Show End Sub Private Sub LSR_Click() Form3.Show End Sub Private Sub RSVPTE_Click() Form4.Show End Sub Private Sub CRLDP_Click() Form5.Show End Sub Private Sub MAKSUD_Click() Form6.Show End Sub Private Sub CARAJALAN_Click() Form7.Show End Sub Private Sub KOMPONEN_Click() Form8.Show End Sub Private Sub PEMBUAT_Click() Form9.Show End Sub Private Sub PENGENALAN_Click() Form10.Show End Sub Private Sub KELUAR_Click() pesan = MsgBox(" Keluar program?", vbYesNo, "Peringatan!")
If pesan = vbYes Then MsgBox "Keluar program", vbOKOnly + vbExclamation, "Keluar" Unload Me Else Unload Me Exit Sub End If End Sub
Lampiran Listing Program L PAKET DATA Private Sub PENJELASANTEORITIS_Click() Form11.Show End Sub Private Sub CARAMENJALANKANPROGRAM_Click() Form12.Show End Sub Private Sub MENUUTAMA_Click() Unload Me Form1.Show End Sub Private Sub KELUAR_Click() pesan = MsgBox(" Keluar program?", vbYesNo, "Peringatan!") If pesan = vbYes Then MsgBox "Keluar program", vbOKOnly + vbExclamation, "Keluar" End
Else Form2.Show Exit Sub End If End Sub Private Sub Command1_Click() Image6.Left = 2640 Image6.Top = 2520 Image7.Left = 2400 Image7.Top = 6000 Image8.Left = 7560 Image8.Top = 6000 Image9.Left = 13200 Image9.Top = 5760 Timer1.Interval = 400 End Sub Private Sub Command2_Click() (image6 s/d image9 sama dengan perintah pada Private Sub Comand1_Click()) Line1.Visible = False Line2.Visible = False Line3.Visible = False Line4.Visible = False Timer1.Interval = 0 End Sub Private Sub Timer1_Timer() Image6.Visible = True Line1.Visible = True Image6.Top = Image6.Top + 120 If Image6.Top > 6000 Then Image6.Visible = False
Lampiran Listing Program L Line2.Visible = True Image7.Visible = True Image7.Left = Image7.Left + 120 If Image7.Left > 7440 Then Image7.Visible = False Line3.Visible = True Image8.Visible = True Image8.Left = Image8.Left + 120 If Image8.Left > 12960 Then Image8.Visible = False Line4.Visible = True Image9.Visible = True Image9.Top = Image9.Top - 120 If Image9.Top < 2640 Then Image9.Visible = False End If End If End If End If End Sub 4 LSR Private Sub PENJELASANTEORITIS_Click() Form13.Show End Sub Private Sub CARAMENJALANKANPROGRAM_Click() Form14.Show End Sub Private Sub MENUUTAMA_Click() Unload Me Form1.Show End Sub Private Sub KELUAR_Click() pesan = MsgBox(" Keluar program?", vbYesNo, "Peringatan!") If pesan = vbYes Then MsgBox "Keluar program", vbOKOnly + vbExclamation, "Keluar" End
Else Form3.Show
Exit Sub End If End Sub Private Sub Command1_Click() Image9.Left = 840 Image9.Top = 1800 Image10.Left = 11880 Image10.Top = 1800
Lampiran Listing Program L If Image9.Top > 7440 Then Image9.Visible = False Line2.Visible = True Image13.Visible = True Image13.Top = Image13.Top - 120 Image13.Left = Image13.Left + 120 If Image13.Left > 3240 Then Image13.Visible = False Line3.Visible = True Image14.Visible = True Image14.Top = Image14.Top - 120 Image14.Left = Image14.Left + 120 If Image14.Left > 6000 Then Image14.Visible = False Line4.Visible = True Image15.Visible = True Image15.Left = Image15.Left + 120 If Image15.Left > 11640 Then Image15.Visible = False Line5.Visible = True Image10.Visible = True Image10.Top = Image10.Top + 120 If Image10.Top > 7560 Then Image10.Visible = False End If End If End If End If End If End If (format perintah pada If Combo1=B s/d O hampir sama dengan A) If Combo1 = "A1" Then Line5.Visible = True Image11.Visible = True Image11.Top = Image11.Top - 120 If Image11.Top < 1800 Then Image11.Visible = False Line4.Visible = True Image24.Visible = True Image24.Left = Image24.Left - 120 If Image24.Left < 6000 Then Image24.Visible = False Line3.Visible = True Image21.Visible = True Image21.Top = Image21.Top + 120 Image21.Left = Image21.Left - 120 If Image21.Left < 3240 Then Image21.Visible = False Line2.Visible = True Image20.Visible = True Image20.Top = Image20.Top + 120 Image20.Left = Image20.Left - 120
Lampiran Listing Program L If Image20.Left < 600 Then Image20.Visible = False Line1.Visible = True Image12.Visible = True Image12.Top = Image12.Top - 120 If Image12.Top < 1800 Then Image12.Visible = False End If End If End If End If End If End If (format perintah pada If Combo1=B s/d O hampir sama dengan A) End Sub RSVP-TE & CR-LDP Private Sub PENJELASANTEORITIS_Click() Form17.Show End Sub Private Sub CARAMENJALANKANPROGRAM_Click() Form16.Show End Sub Private Sub MENUUTAMA_Click() Unload Me Form1.Show End Sub Private Sub KELUAR_Click() pesan = MsgBox("Keluar program?", vbYesNo, "Peringatan!") If pesan = vbYes Then MsgBox "Keluar program", vbOKOnly + Exclamation, "Keluar" End Else Form5.Show Exit Sub End If End Sub Private Sub Command1_Click() Image13.Left = 840 Image13.Top = 5670.422 Image14.Left = 840 Image14.Top = 15877.18 Image15.Left = 15000 Image15.Top = 10584.79 Image16.Left = 15000 Image16.Top = 24194.8 Image17.Left = 600
Lampiran Listing Program L Line13.Visible = False Line14.Visible = False Line15.Visible = False Line16.Visible = False Line17.Visible = False Line18.Visible = False Line19.Visible = False Line20.Visible = False Line21.Visible = False Line22.Visible = False Line23.Visible = False Line24.Visible = False Line25.Visible = False Line26.Visible = False Line27.Visible = False Line28.Visible = False Line29.Visible = False Line30.Visible = False Line31.Visible = False Line32.Visible = False Line33.Visible = False Line34.Visible = False Line35.Visible = False Line36.Visible = False Line37.Visible = False Line38.Visible = False Line39.Visible = False Line40.Visible = False Line41.Visible = False Line42.Visible = False Timer1.Interval = 0 Timer2.Interval = 0 Timer3.Interval = 0 Timer4.Interval = 0 End Sub Private Sub Command4_Click() (image13 s/d image28 sama dengan perintah pada Private Sub Comand1_Click()) Timer3.Interval = 100 End Sub Private Sub Command5_Click() (image13 s/d image28 sama dengan perintah pada Private Sub Comand1_Click()) Timer4.Interval = 100 End Sub Private Sub Timer1_Timer() If Combo1 = "LSR 1:X-Y" Then Line1.Visible = True Image13.Visible = True Image13.Top = Image13.Top + 120 If Image13.Top > 15877.18 Then Image13.Visible = False
Lampiran Listing Program L Line2.Visible = True Image17.Visible = True Image17.Top = Image17.Top - 120 Image17.Left = Image17.Left + 120 If Image17.Left > 5640 Then Image17.Visible = False Image3.Visible = False Image9.Visible = True Line2.Visible = False Line13.Visible = True Image18.Visible = True Image18.Top = Image18.Top + 120 Image18.Left = Image18.Left - 120 If Image18.Left < 600 Then Image18.Visible = False Line9.Visible = True Image23.Visible = True Image23.Left = Image23.Left + 120 If Image23.Left > 9360 Then Image23.Visible = False Line12.Visible = True Image20.Visible = True Image20.Top = Image20.Top - 120 Image20.Left = Image20.Left + 120 If Image20.Left > 15000 Then Image20.Visible = False Line5.Visible = True Image15.Visible = True Image15.Top = Image15.Top + 120 If Image15.Top > 24194.8 Then Image15.Visible = False End If End If End If End If End If End If End If If Combo1 = " Y-X" Then Line5.Visible = True Image16.Visible = True Image16.Top = Image16.Top - 120 If Image16.Top < 10584.79 Then Image16.Visible = False Line4.Visible = True Image22.Visible = True Image22.Left = Image22.Left - 120 If Image22.Left < 9360 Then Image22.Visible = False Line3.Visible = True Image19.Visible = True Image19.Left = Image19.Left - 120
Lampiran Listing Program L If Image19.Left < 5640 Then Image19.Visible = False Image3.Visible = False Image9.Visible = True Line3.Visible = False Line14.Visible = True Image18.Visible = True Image18.Left = Image18.Left + 120 If Image18.Left > 9360 Then Image18.Visible = False Line10.Visible = True Image25.Visible = True Image25.Top = Image25.Top + 120 If Image25.Top > 16633.24 Then Image25.Visible = False Line9.Visible = True Image20.Visible = True Image20.Left = Image20.Left - 120 If Image20.Left < 600 Then Image20.Visible = False Line1.Visible = True Image14.Visible = True Image14.Top = Image14.Top - 120 If Image14.Top < 5670.422 Then Image14.Visible = False End If End If End If End If End If End If End If End If If Combo1 = "LSR2:X-Y" Then Line1.Visible = True Image13.Visible = True Image13.Top = Image13.Top + 120 If Image13.Top > 15877.18 Then Image13.Visible = False Line2.Visible = True Image17.Visible = True Image17.Top = Image17.Top - 120 Image17.Left = Image17.Left + 120 If Image17.Left > 5640 Then Image17.Visible = False Line3.Visible = True Image18.Visible = True Image18.Left = Image18.Left + 120 If Image18.Left > 9360 Then Image18.Visible = False Image4.Visible = False Image10.Visible = True
Lampiran Listing Program L Line3.Visible = False Line14.Visible = True Image19.Visible = True Image19.Left = Image19.Left - 120 If Image19.Left < 5640 Then Image19.Visible = False Line11.Visible = True Image24.Visible = True Image24.Top = Image24.Top + 120 Image24.Left = Image24.Left + 120 If Image24.Left > 9360 Then Image24.Visible = False Line12.Visible = True Image20.Visible = True Image20.Top = Image20.Top - 120 Image20.Left = Image20.Left + 120 If Image20.Left > 15000 Then Image20.Visible = False Line5.Visible = True Image15.Visible = True Image15.Top = Image15.Top + 120 If Image15.Top > 24194.8 Then Image15.Visible = False End If End If End If End If End If End If End If End If If Combo1 = " Y-X" Then Line5.Visible = True Image16.Visible = True Image16.Top = Image16.Top - 120 If Image16.Top < 10584.79 Then Image16.Visible = False Line4.Visible = True Image22.Visible = True Image22.Left = Image22.Left - 120 If Image22.Left < 9360 Then Image22.Visible = False Image4.Visible = False Image10.Visible = True Line4.Visible = False Line15.Visible = True Image19.Visible = True Image19.Left = Image19.Left + 120 If Image19.Left > 15000 Then Image19.Visible = False Line12.Visible = True Image28.Visible = True
Lampiran Listing Program L Image28.Top = Image28.Top + 120 Image28.Left = Image28.Left - 120 If Image28.Left < 9360 Then Image28.Visible = False Line9.Visible = True Image20.Visible = True Image20.Left = Image20.Left - 120 If Image20.Left < 600 Then Image20.Visible = False Line1.Visible = True Image14.Visible = True Image14.Top = Image14.Top - 120 If Image14.Top < 5670.422 Then Image14.Visible = False End If End If End If End If End If End If End If If Combo1 = "LSR3:X-Y" Then Line1.Visible = True Image13.Visible = True Image13.Top = Image13.Top + 120 If Image13.Top > 15877.18 Then Image13.Visible = False Line2.Visible = True Image17.Visible = True Image17.Top = Image17.Top - 120 Image17.Left = Image17.Left + 120 If Image17.Left > 5640 Then Image17.Visible = False Line3.Visible = True Image18.Visible = True Image18.Left = Image18.Left + 120 If Image18.Left > 9360 Then Image18.Visible = False Line10.Visible = True Image19.Visible = True Image19.Top = Image19.Top + 120 If Image19.Top > 16633.24 Then Image19.Visible = False Image5.Visible = False Image11.Visible = True Line20.Visible = True Image20.Visible = True Image20.Top = Image20.Top - 120 If Image20.Top < 11340.84 Then Image20.Visible = False Line4.Visible = True Image25.Visible = True
Lampiran Listing Program L Image25.Left = Image25.Left + 120 If Image25.Left > 15000 Then Image25.Visible = False Line5.Visible = True Image15.Visible = True Image15.Top = Image15.Top + 120 If Image15.Top > 24194.8 Then Image15.Visible = False End If End If End If End If End If End If End If End If If Combo1 = " 3Y-X" Then Line5.Visible = True Image16.Visible = True Image16.Top = Image16.Top - 120 If Image16.Top < 10584.79 Then Image16.Visible = False Line4.Visible = True Image22.Visible = True Image22.Left = Image22.Left - 120 If Image22.Left < 9360 Then Image22.Visible = False Line10.Visible = True Image19.Visible = True Image19.Top = Image19.Top + 120 If Image19.Top > 16633.24 Then Image19.Visible = False Image5.Visible = False Image11.Visible = True Line10.Visible = False Line20.Visible = True Image20.Visible = True Image20.Top = Image20.Top - 120 If Image20.Top < 11340.84 Then Image20.Visible = False Line3.Visible = True Image25.Visible = True Image25.Left = Image25.Left - 120 If Image25.Left < 5640 Then Image25.Visible = False Line2.Visible = True Image18.Visible = True Image18.Top = Image18.Top + 120 Image18.Left = Image18.Left - 120 If Image18.Left < 600 Then Image18.Visible = False
Lampiran Listing Program L Line1.Visible = True Image14.Visible = True Image14.Top = Image14.Top - 120 If Image14.Top < 5670.422 Then Image14.Visible = False End If End If End If End If End If End If End If End If If Combo1 = "LSR4:X-Y" Then Line1.Visible = True Image13.Visible = True Image13.Top = Image13.Top + 120 If Image13.Top > 15877.18 Then Image13.Visible = False Line6.Visible = True Image17.Visible = True Image17.Top = Image17.Top + 120 Image17.Left = Image17.Left + 120 If Image17.Left > 5640 Then Image17.Visible = False Image6.Visible = False Image12.Visible = True Line6.Visible = False Line16.Visible = True Image21.Visible = True Image21.Top = Image21.Top - 120 Image21.Left = Image21.Left - 120 If Image21.Left < 600 Then Image21.Visible = False Line2.Visible = True Image23.Visible = True Image23.Top = Image23.Top - 120 Image23.Left = Image23.Left + 120 If Image23.Left > 5640 Then Image23.Visible = False Line3.Visible = True Image18.Visible = True Image18.Left = Image18.Left + 120 If Image18.Left > 9360 Then Image18.Visible = False Line4.Visible = True Image19.Visible = True Image19.Left = Image19.Left + 120 If Image19.Left > 15000 Then Image19.Visible = False Line5.Visible = True Image15.Visible = True
Lampiran Listing Program L Image15.Top = Image15.Top + 120 If Image15.Top > 24194.8 Then Image15.Visible = False End If End If End If End If End If End If End If End If If Combo1 = " Y-X" Then Line5.Visible = True Image16.Visible = True Image16.Top = Image16.Top - 120 If Image16.Top < 10584.79 Then Image16.Visible = False Line4.Visible = True Image22.Visible = True Image22.Left = Image22.Left - 120 If Image22.Left < 9360 Then Image22.Visible = False Line3.Visible = True Image19.Visible = True Image19.Left = Image19.Left - 120 If Image19.Left < 5640 Then Image19.Visible = False Line7.Visible = True Image18.Visible = True Image18.Top = Image18.Top + 120 If Image18.Top > 21925.63 Then Image18.Visible = False Image6.Visible = False Image12.Visible = True Line7.Visible = False Line17.Visible = True Image21.Visible = True Image21.Top = Image21.Top - 120 If Image21.Top < 11340.84 Then Image21.Visible = False Line2.Visible = True Image24.Visible = True Image24.Top = Image24.Top + 120 Image24.Left = Image24.Left - 120 If Image24.Left < 600 Then Image24.Visible = False Line1.Visible = True Image14.Visible = True Image14.Top = Image14.Top - 120 If Image14.Top < 5670.422 Then Image14.Visible = False End If
Lampiran Listing Program L End If End If End If End If End If End If End If End Sub Private Sub Timer2_Timer() Line1.Visible = True Image13.Visible = True Image13.Top = Image13.Top + 120 If Image13.Top > 15877.18 Then Image13.Visible = False Line2.Visible = True Image17.Visible = True Image17.Top = Image17.Top - 120 Image17.Left = Image17.Left + 120 If Image17.Left > 5640 Then Image17.Visible = False Line3.Visible = True Image18.Visible = True Image18.Left = Image18.Left + 120 If Image18.Left > 9360 Then Image18.Visible = False Line4.Visible = True Image19.Visible = True Image19.Left = Image19.Left + 120 If Image19.Left > 14760 Then Image19.Visible = False Line5.Visible = True Image15.Visible = True Image15.Top = Image15.Top + 120 If Image15.Top > 24193.8 Then Image15.Visible = False Image16.Visible = True Image16.Top = Image16.Top - 120 If Image16.Top < 10584.79 Then Image16.Visible = False Line12.Visible = True Image28.Visible = True Image28.Top = Image28.Top + 120 Image28.Left = Image28.Left - 120 If Image28.Left < 9360 Then Image28.Visible = False Line8.Visible = True Image26.Visible = True Image26.Top = Image26.Top + 120 Image26.Left = Image26.Left - 120 If Image26.Left < 5640 Then Image26.Visible = False Line6.Visible = True
Lampiran Listing Program L Image27.Visible = True Image27.Top = Image27.Top - 120 Image27.Left = Image27.Left - 120 If Image27.Left < 600 Then Image27.Visible = False Line1.Visible = True Image14.Visible = True Image14.Top = Image14.Top - 120 If Image14.Top < 5670.422 Then Image14.Visible = False End If End If End If End If End If End If End If End If End If End If End Sub Private Sub Timer3_Timer() If Combo1 = "LSR 1:X-Y" Then Line1.Visible = True Image13.Visible = True Image13.Top = Image13.Top + 120 If Image13.Top > 15877.18 Then Image13.Visible = False Line23.Visible = True Image17.Visible = True Image17.Top = Image17.Top - 120 Image17.Left = Image17.Left + 120 If Image17.Left > 5640 Then Image17.Visible = False Image3.Visible = False Image9.Visible = True Line23.Visible = False Line13.Visible = True Image18.Visible = True Image18.Top = Image18.Top + 120 Image18.Left = Image18.Left - 120 If Image18.Left < 600 Then Image18.Visible = False Line29.Visible = True Image23.Visible = True Image23.Left = Image23.Left + 120 If Image23.Left > 9360 Then Image23.Visible = False Line32.Visible = True Image20.Visible = True Image20.Top = Image20.Top - 120 Image20.Left = Image20.Left + 120
Lampiran Listing Program L If Image20.Left > 15000 Then Image20.Visible = False Line5.Visible = True Image15.Visible = True Image15.Top = Image15.Top + 120 If Image15.Top > 24194.8 Then Image15.Visible = False End If End If End If End If End If End If End If If Combo1 = " Y-X" Then Line5.Visible = True Image16.Visible = True Image16.Top = Image16.Top - 120 If Image16.Top < 10584.79 Then Image16.Visible = False Line25.Visible = True Image22.Visible = True Image22.Left = Image22.Left - 120 If Image22.Left < 9360 Then Image22.Visible = False Line24.Visible = True Image19.Visible = True Image19.Left = Image19.Left - 120 If Image19.Left < 5640 Then Image19.Visible = False Image3.Visible = False Image9.Visible = True Line24.Visible = False Line14.Visible = True Image18.Visible = True Image18.Left = Image18.Left + 120 If Image18.Left > 9360 Then Image18.Visible = False Line30.Visible = True Image25.Visible = True Image25.Top = Image25.Top + 120 If Image25.Top > 16633.24 Then Image25.Visible = False Line29.Visible = True Image20.Visible = True Image20.Left = Image20.Left - 120 If Image20.Left < 600 Then Image20.Visible = False Line1.Visible = True Image14.Visible = True Image14.Top = Image14.Top - 120 If Image14.Top < 5670.422 Then
Lampiran Listing Program L Image14.Visible = False End If End If End If End If End If End If End If End If If Combo1 = "LSR2:X-Y" Then Line1.Visible = True Image13.Visible = True Image13.Top = Image13.Top + 120 If Image13.Top > 15877.18 Then Image13.Visible = False Line23.Visible = True Image17.Visible = True Image17.Top = Image17.Top - 120 Image17.Left = Image17.Left + 120 If Image17.Left > 5640 Then Image17.Visible = False Line24.Visible = True Image18.Visible = True Image18.Left = Image18.Left + 120 If Image18.Left > 9360 Then Image18.Visible = False Image4.Visible = False Image10.Visible = True Line3.Visible = False Line34.Visible = True Image19.Visible = True Image19.Left = Image19.Left - 120 If Image19.Left < 5640 Then Image19.Visible = False Line31.Visible = True Image24.Visible = True Image24.Top = Image24.Top + 120 Image24.Left = Image24.Left + 120 If Image24.Left > 9360 Then Image24.Visible = False Line32.Visible = True Image20.Visible = True Image20.Top = Image20.Top - 120 Image20.Left = Image20.Left + 120 If Image20.Left > 15000 Then Image20.Visible = False Line5.Visible = True Image15.Visible = True Image15.Top = Image15.Top + 120 If Image15.Top > 24194.8 Then Image15.Visible = False End If
Lampiran Listing Program L End If End If End If End If End If End If End If If Combo1 = " Y-X" Then Line5.Visible = True Image16.Visible = True Image16.Top = Image16.Top - 120 If Image16.Top < 10584.79 Then Image16.Visible = False Line25.Visible = True Image22.Visible = True Image22.Left = Image22.Left - 120 If Image22.Left < 9360 Then Image22.Visible = False Image4.Visible = False Image10.Visible = True Line25.Visible = False Line35.Visible = True Image19.Visible = True Image19.Left = Image19.Left + 120 If Image19.Left > 15000 Then Image19.Visible = False Line32.Visible = True Image28.Visible = True Image28.Top = Image28.Top + 120 Image28.Left = Image28.Left - 120 If Image28.Left < 9360 Then Image28.Visible = False Line29.Visible = True Image20.Visible = True Image20.Left = Image20.Left - 120 If Image20.Left < 600 Then Image20.Visible = False Line1.Visible = True Image14.Visible = True Image14.Top = Image14.Top - 120 If Image14.Top < 5670.422 Then Image14.Visible = False End If End If End If End If End If End If End If If Combo1 = "LSR3:X-Y" Then Line1.Visible = True Image13.Visible = True
Lampiran Listing Program L Image13.Top = Image13.Top + 120 If Image13.Top > 15877.18 Then Image13.Visible = False Line23.Visible = True Image17.Visible = True Image17.Top = Image17.Top - 120 Image17.Left = Image17.Left + 120 If Image17.Left > 5640 Then Image17.Visible = False Line24.Visible = True Image18.Visible = True Image18.Left = Image18.Left + 120 If Image18.Left > 9360 Then Image18.Visible = False Line30.Visible = True Image19.Visible = True Image19.Top = Image19.Top + 120 If Image19.Top > 16633.24 Then Image19.Visible = False Image5.Visible = False Image11.Visible = True Line40.Visible = True Image20.Visible = True Image20.Top = Image20.Top - 120 If Image20.Top < 11340.84 Then Image20.Visible = False Line25.Visible = True Image25.Visible = True Image25.Left = Image25.Left + 120 If Image25.Left > 15000 Then Image25.Visible = False Line5.Visible = True Image15.Visible = True Image15.Top = Image15.Top + 120 If Image15.Top > 24194.8 Then Image15.Visible = False End If End If End If End If End If End If End If End If If Combo1 = " Y-X" Then Line5.Visible = True Image16.Visible = True Image16.Top = Image16.Top - 120 If Image16.Top < 10584.79 Then Image16.Visible = False Line25.Visible = True Image22.Visible = True
Lampiran Listing Program L Image22.Left = Image22.Left - 120 If Image22.Left < 9360 Then Image22.Visible = False Line30.Visible = True Image19.Visible = True Image19.Top = Image19.Top + 120 If Image19.Top > 16633.24 Then Image19.Visible = False Image5.Visible = False Image11.Visible = True Line10.Visible = False Line40.Visible = True Image20.Visible = True Image20.Top = Image20.Top - 120 If Image20.Top < 11340.84 Then Image20.Visible = False Line24.Visible = True Image25.Visible = True Image25.Left = Image25.Left - 120 If Image25.Left < 5640 Then Image25.Visible = False Line23.Visible = True Image18.Visible = True Image18.Top = Image18.Top + 120 Image18.Left = Image18.Left - 120 If Image18.Left < 600 Then Image18.Visible = False Line1.Visible = True Image14.Visible = True Image14.Top = Image14.Top - 120 If Image14.Top < 5670.422 Then Image14.Visible = False End If End If End If End If End If End If End If End If If Combo1 = "LSR4:X-Y" Then Line1.Visible = True Image13.Visible = True Image13.Top = Image13.Top + 120 If Image13.Top > 15877.18 Then Image13.Visible = False Line26.Visible = True Image17.Visible = True Image17.Top = Image17.Top + 120 Image17.Left = Image17.Left + 120 If Image17.Left > 5640 Then Image17.Visible = False
Lampiran Listing Program L Image6.Visible = False Image12.Visible = True Line26.Visible = False Line36.Visible = True Image21.Visible = True Image21.Top = Image21.Top - 120 Image21.Left = Image21.Left - 120 If Image21.Left < 600 Then Image21.Visible = False Line23.Visible = True Image23.Visible = True Image23.Top = Image23.Top - 120 Image23.Left = Image23.Left + 120 If Image23.Left > 5640 Then Image23.Visible = False Line24.Visible = True Image18.Visible = True Image18.Left = Image18.Left + 120 If Image18.Left > 9360 Then Image18.Visible = False Line25.Visible = True Image19.Visible = True Image19.Left = Image19.Left + 120 If Image19.Left > 15000 Then Image19.Visible = False Line5.Visible = True Image15.Visible = True Image15.Top = Image15.Top + 120 If Image15.Top > 24194.8 Then Image15.Visible = False End If End If End If End If End If End If End If End If If Combo1 = " Y-X" Then Line5.Visible = True Image16.Visible = True Image16.Top = Image16.Top - 120 If Image16.Top < 10584.79 Then Image16.Visible = False Line25.Visible = True Image22.Visible = True Image22.Left = Image22.Left - 120 If Image22.Left < 9360 Then Image22.Visible = False Line24.Visible = True Image19.Visible = True Image19.Left = Image19.Left - 120
Lampiran Listing Program L If Image19.Left < 5640 Then Image19.Visible = False Line27.Visible = True Image18.Visible = True Image18.Top = Image18.Top + 120 If Image18.Top > 21925.63 Then Image18.Visible = False Image6.Visible = False Image12.Visible = True Line27.Visible = False Line37.Visible = True Image21.Visible = True Image21.Top = Image21.Top - 120 If Image21.Top < 11340.84 Then Image21.Visible = False Line13.Visible = True Image24.Visible = True Image24.Top = Image24.Top + 120 Image24.Left = Image24.Left - 120 If Image24.Left < 600 Then Image24.Visible = False Line1.Visible = True Image14.Visible = True Image14.Top = Image14.Top - 120 If Image14.Top < 5670.422 Then Image14.Visible = False End If End If End If End If End If End If End If End If End Sub Private Sub Timer4_Timer() Line1.Visible = True Image13.Visible = True Image13.Top = Image13.Top + 120 If Image13.Top > 15877.18 Then Image13.Visible = False Line23.Visible = True Image17.Visible = True Image17.Top = Image17.Top - 120 Image17.Left = Image17.Left + 120 If Image17.Left > 5640 Then Image17.Visible = False Line24.Visible = True Image18.Visible = True Image18.Left = Image18.Left + 120 If Image18.Left > 9360 Then Image18.Visible = False Line25.Visible = True
Lampiran Listing Program L Image19.Visible = True Image19.Left = Image19.Left + 120 If Image19.Left > 14760 Then Image19.Visible = False Line5.Visible = True Image15.Visible = True Image15.Top = Image15.Top + 120 If Image15.Top > 24193.8 Then Image15.Visible = False Image16.Visible = True Image16.Top = Image16.Top - 120 If Image16.Top < 10584.79 Then Image16.Visible = False Line32.Visible = True Image28.Visible = True Image28.Top = Image28.Top + 120 Image28.Left = Image28.Left - 120 If Image28.Left < 9360 Then Image28.Visible = False Line28.Visible = True Image26.Visible = True Image26.Top = Image26.Top + 120 Image26.Left = Image26.Left - 120 If Image26.Left < 5640 Then Image26.Visible = False Line26.Visible = True Image27.Visible = True Image27.Top = Image27.Top - 120 Image27.Left = Image27.Left - 120 If Image27.Left < 600 Then Image27.Visible = False Line1.Visible = True Image14.Visible = True Image14.Top = Image14.Top - 120 If Image14.Top < 5670.422 Then Image14.Visible = False End If End If End If End If End If End If End If End If End If End If End Sub
Lampiran Pilihan LSR Rusak Pada Simulasi RSVP-TE dan CR-LDP L24