Ketel Uap Prepared by: Himsar AMBARITA Sustainable Energy Research Group Mechanical Engineering, USU 9 REVIEW SIKLUS TENAGA UAP Vapor Power Cycles Ketel Uap adalah sebuah peralatan teknik yang fungsinya mengubah fasa fluida kerja dari cair menjadi uap. Ketel Uap (Boiler) merupakan salah satu komponen utama Siklus Tenaga Uap (Vapor Power Cycle). Sebagai catatan, Ketel Uap tidak hanya terdapat pada Siklus Tenaga Uap. Proses perubahan fasa fluida kerja dari fasa cair menjadi uap, dapat dijelaskan dengan pemahaman yang baik dari siklus Rankine. Pada bab ini akan dijelaskan proses-proses termodinamika pada Siklus Tenaga Uap (disingkat STU). Pada STU, selama siklus terjadi perubahan fasa pada fluida kerjanya, mulai dari cair, uap, dan kembali cair. Siklus ini sering juga disebut dengan siklus Rankine. Saat ini, STU sangat banyak dijumpai, sekitar 90% dari listrik yang dihasilkan di dunia ini, dibangkitkan dengan STU. Sebagai seorang engineer adalah wajib hukumnya untuk menguasai analysis Termodinamika STU. Pada bagian awal akan dijelaskan secara ringkas tentang STU, kemudian pembahasan akan dilanjutkan dengan analysis termodinamika pada STU sederhana. Parameter utama sebuah siklus tenaga adalah efisiensi thermal. Pada bagian berikutnya akan dilanjutkan pembahasan modifikasi yang umum dilakukan untuk meningkatkan efisiensi sebuah STU. Pada bagian akhir akan dibahas siklus rankine organik, yang penggunaannya semakin populer karena dapat digunakan sebagai pembangkit tenaga dengan memanfaatkan panas pada temperatur yang relatif rendah. Tujuan utama bab ini adalah memberikan gambaran dan pengetahuan cara kerja STU dan bagaimana meningkatkan efisiensi sebuah STU. I. Defenisi STU Siklus tenaga uap (STU) adalah siklus tertutup termodinamika yang digunakan mengkonversikan energi dalam bentuk panas menjadi energi dalam bentuk kerja dimana fluida kerja yang digunakan berubah fasa selama siklus. 1 Pompa Kondensor 2 3 Turbin p η p W & 4 t η net W & + - Generator Cooling tower Pompa Cerobong Bahan bakar Boiler Gambar 1 Sistem pembangkit tenaga uap Siklus ini, umumnya, dinamai dengan siklus Rankine, sebagai bentuk penghargaan kepada William John Macquorn Rankine, ahli fisika dan matematik dari Skotlandia, yang telah banyak memberi sumbangan pada perkembangan termodinamika. STU sangat populer saat ini, karena 90% energi listrik di dunia ini dihasilkan dengan menggunakan STU [1]. Sumber energi STU ini bisa beragam mulai dari minyak bumi, gas alam, batubara, maupun sumber-sumber energi terbarukan seperti biomassa, panas bumi, energi surya, maupun sumber lainnya seperti reaksi nuklir. Dalam bentuk sederhana aplikasi siklus ini dalam pada sistem pembangkit tenaga, ditampilkan pada Gambar 1. Sistem pembangkit tenaga pada gambar tersebut dapat dibagi atas, 4 bagian utama. Pertama adalah siklus tenaga uap, sistem pembakaran, sistem pendingin, dan sistem konversi energi listrik. Sistem pembakaran adalah semua komponen yang digunakan untuk memasukkan energi dalam bentuk panas ke dalam STU sampai pembuangannya ke udara lingkungan, sementara sistem pendingin digunakan untuk mendiginkan sisa uap yang keluar dari turbin, dan sistem konversi energi adalah alat yang digunakan untuk mengubah putaran yang dihasilkan oleh turbin menjadi energi listrik. Sistem ini menggunakan generator. Siklus tenaga uap akan dijelaskan pada bagian berikut. II. STU Sederhana Siklus tenaga uap sederhana, terdiri dari 4 komponen utama, yaitu: pompa, boiler, turbin, dan kondensor. Rangkaian keempat komponen utama ini ditampilkan pada Gambar 2. Siklus yang ditampilkan pada gambar ini adalah siklus tertutup. Fluida kerja yang umum digunakan pada STU adalah air. Setelah keluar dari kondensor, air akan dipompakan oleh pompa sampai tekanannya sama dengan tekanan boiler. Kemudian air bertekanan ini akan dipanaskan di dalam boiler hingga berubah wujudnya menjadi uap.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Ketel Uap Prepared by:
Himsar AMBARITA
Sustainable Energy Research Group Mechanical Engineering, USU 9
REVIEW
SIKLUS TENAGA UAP
Vapor Power Cycles
Ketel Uap adalah sebuah peralatan teknik yang fungsinya mengubah fasa fluida kerja dari cair menjadi uap. Ketel
Uap (Boiler) merupakan salah satu komponen utama Siklus Tenaga Uap (Vapor Power Cycle). Sebagai catatan, Ketel Uap
tidak hanya terdapat pada Siklus Tenaga Uap. Proses perubahan fasa fluida kerja dari fasa cair menjadi uap, dapat
dijelaskan dengan pemahaman yang baik dari siklus Rankine. Pada bab ini akan dijelaskan proses-proses termodinamika
pada Siklus Tenaga Uap (disingkat STU). Pada STU, selama siklus terjadi perubahan fasa pada fluida kerjanya, mulai dari
cair, uap, dan kembali cair. Siklus ini sering juga disebut dengan siklus Rankine. Saat ini, STU sangat banyak dijumpai,
sekitar 90% dari listrik yang dihasilkan di dunia ini, dibangkitkan dengan STU. Sebagai seorang engineer adalah wajib
hukumnya untuk menguasai analysis Termodinamika STU. Pada bagian awal akan dijelaskan secara ringkas tentang STU,
kemudian pembahasan akan dilanjutkan dengan analysis termodinamika pada STU sederhana. Parameter utama sebuah
siklus tenaga adalah efisiensi thermal. Pada bagian berikutnya akan dilanjutkan pembahasan modifikasi yang umum
dilakukan untuk meningkatkan efisiensi sebuah STU. Pada bagian akhir akan dibahas siklus rankine organik, yang
penggunaannya semakin populer karena dapat digunakan sebagai pembangkit tenaga dengan memanfaatkan panas pada
temperatur yang relatif rendah. Tujuan utama bab ini adalah memberikan gambaran dan pengetahuan cara kerja STU dan
bagaimana meningkatkan efisiensi sebuah STU.
I. Defenisi STU
Siklus tenaga uap (STU) adalah siklus tertutup
termodinamika yang digunakan mengkonversikan energi
dalam bentuk panas menjadi energi dalam bentuk kerja
dimana fluida kerja yang digunakan berubah fasa selama
siklus.
1
Pompa
Kondensor
2 3
TurbinpηpW&
4
tη
netW&
+
-
Generator
Cooling
towerPompa
Cerobong
Bahan bakar
Boiler
Gambar 1 Sistem pembangkit tenaga uap
Siklus ini, umumnya, dinamai dengan siklus Rankine,
sebagai bentuk penghargaan kepada William John
Macquorn Rankine, ahli fisika dan matematik dari
Skotlandia, yang telah banyak memberi sumbangan pada
perkembangan termodinamika. STU sangat populer saat ini,
karena 90% energi listrik di dunia ini dihasilkan dengan
menggunakan STU [1]. Sumber energi STU ini bisa
beragam mulai dari minyak bumi, gas alam, batubara,
maupun sumber-sumber energi terbarukan seperti biomassa,
panas bumi, energi surya, maupun sumber lainnya seperti
reaksi nuklir.
Dalam bentuk sederhana aplikasi siklus ini dalam
pada sistem pembangkit tenaga, ditampilkan pada Gambar
1. Sistem pembangkit tenaga pada gambar tersebut dapat
dibagi atas, 4 bagian utama. Pertama adalah siklus tenaga
uap, sistem pembakaran, sistem pendingin, dan sistem
konversi energi listrik. Sistem pembakaran adalah semua
komponen yang digunakan untuk memasukkan energi
dalam bentuk panas ke dalam STU sampai pembuangannya
ke udara lingkungan, sementara sistem pendingin
digunakan untuk mendiginkan sisa uap yang keluar dari
turbin, dan sistem konversi energi adalah alat yang
digunakan untuk mengubah putaran yang dihasilkan oleh
turbin menjadi energi listrik. Sistem ini menggunakan
generator. Siklus tenaga uap akan dijelaskan pada bagian
berikut.
II. STU Sederhana
Siklus tenaga uap sederhana, terdiri dari 4 komponen
utama, yaitu: pompa, boiler, turbin, dan kondensor.
Rangkaian keempat komponen utama ini ditampilkan pada
Gambar 2. Siklus yang ditampilkan pada gambar ini adalah
siklus tertutup. Fluida kerja yang umum digunakan pada
STU adalah air.
Setelah keluar dari kondensor, air akan dipompakan
oleh pompa sampai tekanannya sama dengan tekanan
boiler. Kemudian air bertekanan ini akan dipanaskan di
dalam boiler hingga berubah wujudnya menjadi uap.
Ketel Uap Prepared by:
Himsar AMBARITA
Sustainable Energy Research Group Mechanical Engineering, USU 10
Akibat perubahan wujud ini, akan terbentuk uap
bertekanan yang dapat ditembakkan ke sudu-sudu turbin,
sehingga membuat turbin berputar. Putaran turbin inilah
yang akan disebut sebagai energi dalam bentuk kerja atau
energi mekanik. Setelah melewati turbin, tekanan dan
temperatur uap akan turun. Kemudian uap ini akan
dikondensasikan di dalam kondensor. Proses ini aken
melepaskan sebagian energi dalam bentuk panas ke luar
dari siklus. Setelah melalui kondensor, uap akan berubah
menjadi air dan kembali masuk ke dalam pompa, dan
siklus akan berulang. Dari penjelasan ini dapat dilihat
bahwa fluida kerja mengalami perubahan fasa dari cair ke
uap dan kembali cair.
netW&
tηpη
inQ&
outQ&
pW&
Gambar 2 Komponen STU sederhana
Entropi konstan
Gambar 3 Diagram P-h dan T-s STU
Proses termodinamika yang dialami fluida pada STU
dapat digambarkan dengan menggunakan diagram T-s dan
diagram P-h. Fluida yang umum digunakna pada STU
adalah air, maka pada gambar berikut digram yang
ditampilkan adalah untuk air.
Secara ideal proses ini dapat dibagi atas, 4 proses,
yaitu:
a. Proses 1-2 : Proses kompresi isentropik oleh pompa
b. Proses 2-3 : Pemanasan fluida kerja secara isobarik
pada boiler
c. Proses 3-4 : Ekspansi isentropik pada Turbin
d. Proses 4-1 : Perpindahan panas dari fluida ke
lingkungan secara isobarik.
Dengan menggunakan proses ideal ini, maka analysis
hukum kekekalan energi pada masing-masing komponen
dapat dijabarkan.
Pompa
Pompa adalah termasuk mesin fluida dimana energi
(dalam bentuk kerja) digunakan untuk menaikkan tekanan
fluida kerja dari tekanan kondensor ( 1p ) ke tekanan boiler
( 2p ). Jika kehilangan panas ke lingkungan diabaikan, pada
kondisi steady, kerja pompa dapat dituliskan dengan
persamaan berikut:
)( 12 hhmWp −= && (1)
Dimana m& [kg/s] adalah laju aliran fluida kerja dan
h [kJ/kg] adalah entalpi dari fluida kerja pada masing-
masing kondisi yang diberikan.
Pada proses ideal (isentropik), kerja pompa ini dapat
dinyatakan dengan persamaan:
( )121 ppvmWps −×≈ && (2)
Proses kompresi pada pompa ini sebenarnya tidak secara
isentropis, tetapi ada penyimpangan yang dinyatakan
dengan efisiensi isentropis pompa dan dirumuskan:
sp
ps
p
WW
η
&& = (3)
Proses penyimpangan dari garis isentropik pada pompa
dapat dilihat pada Gambar 4.
Boiler
Fungsi boiler pada STU adalah mengubah fluida cair
dari pompa (biasa disebut air umpan/feedwater) menjadi
uap. Secara ideal proses ini terjadi secara isobarik, dan
dapat dibagi atas 3 jenis. Pertama pemanasan, yaitu
menaikkan temperatur air umpan (saat ini belum terjadi
perubahan fasa), kedua proses pendidihan (evaporasi),
dimana temperaturnya konstan, dan proses ketiga
pemanasan lanjut, yaitu menaikkan temperatur uap yang
terbentuk. Pada Gambar 3 hanya dua proses yang
ditunjukan, yaitu proses pemanasan dan proses pendidihan.
Karepa pada kondisi akhir di titik 3 kondisi yang terjadi
tepat uap saturasi atau tidak dilanjutkan pada kondisi
pemanasan lanjut. Pada STU, umumnya prosesnya sampai
ke panas lanjut. Jika kehilangan panas ke lingkungan
diabaikan, maka laju perpindahan panas ke fluida kerja
dapat dirumuskan dengan persamaan berikut:
( )23 hhmQi −= && (4)
Turbin
Fluida yang keluar dari boiler dalam fasa uap,
mempunyai tekanan dan temperatur tinggi (entalpinya juga
tinggi), digunakan memutar sudu-sudu turbin. Pada sisi
Ketel Uap Prepared by:
Himsar AMBARITA
Sustainable Energy Research Group Mechanical Engineering, USU 11
keluar, tekanan dan temperatur uap akan turun (demikian
juga entalpinya). Perbedaan entalpi sisi masuk dan sisi
keluar turbin inilah yang berubah menjadi kerja sekaligus
merupakan keluaran turbin. Jika kehilangan panas ke
lingkungan dan perubahan energi kinetik dan potensial
fluida diabaikan, maka kerja yang dihasilkan turbin dapat
dirumuskan dengan persamaan:
( )43 hhmWt −= && (5)
Pada kondisi ideal proses ini terjadi secara isentropik,
tetapi pada kondisi aktual terjadi penyimpangan. Proses
isentropik dan aktual pada turbin ini dapat dilihat pada
Gambar 4. Pada gambar dapat dilihat akibat proses tidak
isentropik, kondidi uap keluar tubin tidak pada titik 4s,
tetapi akan bergeser ke sebelah kanan ke titik 4. Dengan
kata lain entropi akan bertambah dari s4s ke s4. Hal yang
sama juga terjadi pada pompa. Jika pada proses isentropik,
kondisi fluida keluar pompa adalah 2s, tetapi karena
prosesnya tidak isentropik, kondisi fluida keluar pompa
adalah titik 2.
Gambar 4 Proses aktual pada turbin dan pompa
Pada proses isentropik, kerja yang dilakukan turbin
dapat dihitung dengan persamaan:
( )sts hhmW 43 −= && (6)
Kerja turbin secara isentropik (biasa disebut kerja ideal)
akan lebih besar dari kerja aktual. Perbandingan kerja
aktual dan kerja ideal ini disebut efisiensi isentropik turbin.
ts
tst
W
W
&
&
=η (7)
Persamaan (5), (6), dan (7) dapat digabungkan untuk
mendapatkan nilai entalpi aktual uap keluar dari turbin
( 4h ).
( )( )s
thh
hh
43
43
−
−=η (8)
Kondensor
Uap keluar turbin bisa saja langsung dibuang ke
lingkungan, dengan catatan tersedia banyak air untuk
diumpankan lagi oleh pompa ke boiler. Tetapi hal ini akan
membutuhkan air dalam jumlah yang sangat besar. Oleh
karena itu, uap yang keluar dari turbin dapat digunakan
kembali dengan catatan harus dicairkan dulu agar dapat
dipompakan. Karena uap tidak dapat dipompakan. Tugas
mencairkan uap keluar turbin ini adalah tanggung jawab
kondensor. Maka fungsi kondensor adalah sesuai namanya
mengkondensasikan uap keluar turbin menjadi cair. Untuk
melakukan tugas ini, kondensor akan memerlukan media
pendingin. Besarnya panas yang harus dibuang kondensor
untuk mengkondensasikan uap ini dapat dihitung dengan
persamaan:
( )14 hhmQo −= & (9)
Parameter Performansi STU
Sebuah STU dapat diasumsikan sebagai sebuah
volume atur. Jika asumsi-asumsi berikut: kondisi steady,
tidak ada penambahan atau pengurangan energi di dalam
volume atur, kehilangan panas ke lingkungan diabaiakan
(kecuali ada kondensor), maka hukum kekekalan energi
akan memberikan persamaan berikut:
outtpin QWWQ &&&& +=+ (10)
Persamaan ini mempunyai 4 komponen energi yang dapat
digolongkan atas 2 bagian, yaitu energi bertentuk panas
( inQ& dan outQ& ) dan energi berbentuk kerja pW& dan tW& .
Biaya yang harus dibayar dalam mengoperasikan sebuah
STU adalah inQ dan kerja pompa pW& . Kemudian energi
yang dipanen dari STU adalah kerja turbin, sementara
panas dari kondensor adalah terbuang ke lingkungan.
Parameter-parameter yang dapat digunakan untuk
menyatakan performasi dari sebuah STU antara lain
adalah:
� Kerja netto turbin
Adalah kerja bersih yang dihasilkan dari sebuah STU:
ptnet WWW &&& −= (11)
� Efisiensi thermal
Efisiensi ini didefenisikan sebagai perbandingan kerja
netto yang dihasilkan STU dengan energi panas yang
masuk sistem.
in
netth
Q
W&=η (12)
Efisiensi berbeda dengan efisiensi isentropik pada turbin
dan pada pompa. Efisiensi thermal adalah efisiensi siklus
secara keseluruhan, sementara efisiensi isentropis pada
turbin dan pada pompa adalah menyatakan penyimpangan
masing-masing komponen tersebut dari kondisi idealnya.
� Back work ratio (bwr)
Kerja pompa yang digunakan mengalirkan fluida
dibandingkan dengan kerja yang dihasilkan turbin.
t
p
W
Wbwr
&
= (13)
Metode Analysis STU
Analysis suatu STU tidak begitu sulit, langkah awal
yang sangat menentukan adalah proses penentuan entalpi
dan entropi pada masing-masing titik. Yaitu titik 1 sampai
dengan titik 4 pada diagram P-h. Ada beberapa metode
yang dapat digunakan untuk menentukan entalpi di tiap
titik sebuah STU. Urutan metode yang umum digunakan
adalah: (1) menggunakan Tabel, (2) menggunakan diagram
Ketel Uap Prepared by:
Himsar AMBARITA
Sustainable Energy Research Group Mechanical Engineering, USU 12
P-h, dan (3) menggunakan Perangkat lunak. Salah satu dari
metode itu atau gabungannya dapat digunakan. Metode
mencari sifat-sifat ini telah direview pada bab sebelumnya.
Contoh 1 STU Sederhana Ideal
Sebuah STU sederhana ideal menggunakan air sebagai
fluida kerjanya, bekerja pada tekanan kondensor 0,01 MPa
dan tekanan boiler 10 MPa. Kondisi uap masuk turbin
adalah dalam keadaan saturasi, sementara keluar dari
kondensor dan masuk pompa adalah cair saturasi. Untuk
menjalankan STU ini digunakan batubara sebagai bahan
bakar, sesuai hasil perhitungan panas yang masuk ke dalam
fluida kerja adalah 500 MW. Tentukanlah: (a) laju aliran
fluida kerja, (b) Kerja yang dihasilkan turbin, (c) kerja
yang dibutuhkan pompa, (d) panas yang dibuang di
kondensor, (e) kerja netto turbin , (f) Efisiensi thermal
siklus, (g) bwr, dan (h) temperatur fluida masuk dan keluar
turbin
Penyelesaian:
Diketahui =1p 0,01MPa(0,1bar) dan =2p 10MPa(100bar),
kondisi masuk fluida ke turbin adalah uap saturasi, kondisi
keluar kondensor adalah cair saturasi, dan =inQ 500 MW.